20
REFERAT ENDOMETRIOSIS Diajukan untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh : Rizky Maidisya Taqwin NIM J500100007 Pembimbing Klinik dr. Atik Purwitaningrum, Sp. OG RSUD SUKOHARJO FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

Presentation8 ENDOMETRIASIS

Embed Size (px)

DESCRIPTION

uiui

Citation preview

Slide 1

REFERATENDOMETRIOSISDiajukan untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Dokter UmumFakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh :Rizky Maidisya TaqwinNIM J500100007Pembimbing Klinikdr. Atik Purwitaningrum, Sp. OG

RSUD SUKOHARJOFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2015

DefinisiEndometriosis adalah jaringan ektopik (tidak pada permukaan dalam uterus) yang memiliki susunan kelenjar atau stroma endometrium atau kedua-duanya dengan atau tanpa makrofag yang berisi hemosiderin dan fungsinya mirip dengan endometrium karena berhubungan dengan haid dan bersifat jinak, tetapi dapat menyebar ke organ-organ dan susunan lainnya.1 Lokasi yang sering terdapat endometriosis ialah pada ovarium, dan biasanya di dapati pada kedua ovarium.

Endometrioma:Pada ovarium tampak kista-kista biru kecil sampai kista besar berisi darah tua menyerupai coklat (disebut kista coklat atau endometrioma). Darah tua dapat keluar sedikit-sedikit karena luka pada dinding kista, dan dapat menyebabkan perlekatan antara permukaan ovarium dengan uterus, sigmoid dan dinding pelvis. Kista coklat kadang-kadang dapat mengalir dalam jumlah banyak ke dalam rongga peritoneum karena robekan dinding kista, dan menyebabkan acute abdomen. Berdasarkan urutan tersering endometrium ditemukan ditempat-tempat sebagai berikut :Ovarium; Peritoneum dan ligamentum sakrouterinum, kavum Douglasi, dinding belakang uterus, tuba Fallopi, plika vesiko uterina, ligamentum rotundum, dan sigmoid.3. Septum rektovaginal;4. Kanalis inguinalis;5. Apendiks;6. Umbilikus;7. Serviks uteri, vagina, kandung kencing, vulva, perineum;

Lokasi Endometrosis

PatogenesisSampai saat ini belum ada yang dapat menerangkan secara pasti penyebab terjadinya endometriosis. Namun demikian beberapa ahli mencoba menerangkan kejadian endometriosis, antara lain :

2.3.1 Teori implantasi dan regurgitasi (John A. Sampson)Endometriosis terjadi karena darah haid mengalir kembali (regurgitasi) melalui tuba ke dalam rongga pelvis.1,2 Sudah dibuktikan bahwa dalam darah haid ditemukan sel-sel endometrium yang masih hidup. Sel-sel yang masih hidup ini kemudian dapat mengadakan implantasi di pelvis.2 Teori ini paling banyak penganutnya, tetapi teori ini belum dapat menerangkan kasus endometriosis di luar pelvis.Teori imunologikBanyak peneliti berpendapat bahwa endometriosis adalah suatu penyakit autoimun karena memiliki kriteria cenderung lebih banyak pada perempuan, bersifat familiar, menimbulkan gejala klinik, melibatkan multiorgan, dan menunjukkan aktivitas sel B-poliklonal. Di samping itu telah dikemukakan bahwa danazol yang semula dipakai untuk pengobatan endometriosis yang disangka bekerja secara hormonal, sekarang ternyata telah dipakai untuk mengobati penyakit autoimun atas dasar bahwa danazol menurunkan tempat ikatan IgG pada monosit, sehingga mempengaruhi aktivitas fagositik.1Gambaran MikroskopikPada pemeriksaan mikroskopik ditemukan ciri-ciri khas bagi endometriosis yakni kelenjar-kelenjar dan stroma endometriumperdarahan bekas dan baru berupa eritrositpigmen hemosiderin dan sel-sel makrofag berisi hemosiderin. Disekitarnya tampak sel-sel radang dan jaringan ikat, sebagai reaksi dari jaringan endometriosis.2Gambaran KlinisGejala-gejala yang dapat ditemukan pada penyakit endomeriosis berupa :DismenoreaDispareuniaDiskezia atau nyeri waktu defekasi terutama pada waktu haidGangguan miksi dan hematuriaGangguan haid dan siklusnyaInfertilitas2.7.1 Klasifikasi endometriosis menurut Acosta (1973)3

RinganEndometriosis menyebar tanpa perlekatan pada anterior atau posterior kavum Douglasi atau permukaan ovarium atau peritoneum pelvis.

SedangEndometriosis pada satu atau kedua ovarium disertai parut dan retraksi atau endometrioma kecil.Perlekatan minimal juga di sekitar ovarium yang mengalami endometriosis.Endometriosis pada anterior atau posterior kavum Douglasi dengan parut dan retraksi atau perlekatan, tanpa implantasi di kolon sigmoid.

BeratEndometriosis pada satu atau dua ovarium, ukuran lebih dari 2 x 2 cm2.Perlekatan satu atau dua ovarium atau tuba atau kavum Douglasi karena endometriosis.Implantasi atau perlekatan usus dan/ atau traktus urinarius yang nyata

Klasifikasi EndometriosisPemeriksaan fisik pada endometriosis dimulai dengan melakukanInspeksi : inspeksi pada vagina menggunakan spekulum, yang dilanjutkan dengan pemeriksaan bimanual dan palpasi rektovagina. Pemeriksaan bimanual dapat menilai ukuran, posisi dan mobilitas dari uterusPalpasi : Pemeriksaan rektovagina diperlukan untuk mempalpasi ligamentum sakrouterina dan septum rektovagina untuk mencari ada atau tidaknya nodul endometriosis. Pemeriksaan saat haid dapat meningkatkan peluang mendeteksi nodul endometriosis dan juga menilai nyeri.15 3.2 Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan PenunjangUSG : Ultrasonografi Ultrasonografi vaginal merupakan pemeriksaan penunjang lini pertama yang mempunyai akurasi cukup baik terutama dalam mendeteksi kista endometriosis.

Pemeriksaan Marka Biokimiawi: Endometriosis merupakan kelainan yang disebabkan oleh inflamasi. Sitokin, interleukin, dan TNF- mempunyai peran dalam pathogenesis endometriosis. Hal ini dilihat dari meningkatnya sitokin dalam cairan peritoneal pada pasien dengan endometriosis.

Dismenorea : dismenorea primer, dismenorea sekunder yang disebabkan antara lain adenomiosis, mioma, infeksi, dan stenosis servikalis.

Dispareunia : kurangnya lubrikasi,kelainan gastrointestinal (irritable bowel syndrome), kongestif vaskular pelvik, dan sebagainya.

Infertilitas : anovulasi, defisiensi fase luteal, infeksi atau penyakit tuba.Diagnosis banding endometriosis berdasarkan gejala, yakni 4:Standar terapi medis pada pasien endometriosis meliputi : Analgesik : (NSAID atau acetaminophen), pil kontrasepsi oralagen androgenik :(danazol [Danocrine])agen progestogen :(medroksiprogesteron asetat [Provera]) hormon pelepas-gonadotropin (GnRH) : leuprolid [Lupron], goserelin [Zoladex], triptorelin [Trelstar Depot], nafarelin [Synarel]),and antiprogestogen : (gestrinone)Terapi MedisPrinsip pertama pengobatan hormonal endometriosis adalah menciptakan lingkungan hormon rendah estrogen dan asiklik, sehingga diharapkan kadar estrogen yang rendah menyebabkan atrofi jaringan endometriosis dan keadaan yang asiklik mencegah terjadinya haid yang berarti tidak terjadinya pelepasan jaringan endometrium yang normal maupun jaringan endometriosis. Kemudian prinsip kedua adalah menciptakan lingkungan hormon tinggi androgen atau tinggi progestogen yang secara langsung menyebabkan atrofi jaringan endometriosis. Di samping itu, prinsip tinggi androgen atau tinggi progestogen juga menyebabkan keadaan rendah estrogen yang asiklik karena gangguan pada pertumbuhan folikel.2Terapi HormonalTerapi Pembedahan

Endometriosis yang cukup berat (stadium III atau IV) dapat menyebabkan kelainan anatomis pelvis, dimana hal tersebut sangat memungkinkan merusak fertilitas (kesuburan) dengan cara mengganggu jangkauan oosit dan transportasi sepanjang tuba fallopi. Keadaan ini umumnya diterapi dengan cara pembedahan.6

Komplikasi tersering pembedahan adalah:pecahnya kistatidak dapat terangkatnya seluruh dinding kista secara baik dan sempurnaKomplikasi Post BedahUntuk mencegah pecahnya kista, dianjurkan pengobatan terapi hormonal praoperatif selama beberapa bulanKehamilan adalah cara pencegahan yang paling baik untuk endometriosis. Gejala-gejala endometriosis memang berkurang atau hilang pada waktu dan sesudah kehamilan karena regresi endometrium dalam sarang-sarang endometriosis. PencegahanTERIMAKASIH