36
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 36 - c. massa bahan nuklir. (3) Klasifikasi bahan nuklir sebagaimana dimaksud pada ayat (2)meliputi: a. bahan nuklir golongan I; b. bahan nuklir golongan II; c. bahan nuklir golongan III;dan d. bahan nuklir golongan IV. (4) Rincian mengenai keberadaan un sur uranium, plutonium, atau thorium, uraian mengenai unsur uranium atau plutonium dalam kondisi teriradiasi atau tidak teriradiasi, dan massa bahan nuklir sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sebagaimana tercantum dalam Lampiran VIIyang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini. Pasal58 (1) Pengirim wajib menyusun rencana proteksi fisik untuk pengangkutan Bahan Fisil dan uranium heksafluorida (UF6) yang merupakan bahan nuklir sebelum pelaksanaan pengangku tan. (2) Rencana proteksi fisik untuk pengangkutan Bahan Fisil dan uranium heksafluorida (UF6) yang merupakan bahan nuklir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat: a. pemberitahuan pendahuluan kepada Penerima; b. pemilihan moda pengangkutan; c. rute pengangku tan; d. tempat pemberhentian dan transit; e. ketentuan tentang perpindahtanganan; f. identifikasi personil Pengangkut; g. pemeriksaan kendaraan angkut; h. sistem komunikasi pengamanan; 1. penjaga atau petugas keamanan; J. peralatan ...

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - batan.go.id fileManajemen Keselamatan Radiasi Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif dan Keamanan Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif meliputi: a. kewajiban

  • Upload
    vuhanh

  • View
    222

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - batan.go.id fileManajemen Keselamatan Radiasi Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif dan Keamanan Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif meliputi: a. kewajiban

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 36 -

c. massa bahan nuklir.

(3) Klasifikasi bahan nuklir sebagaimana dimaksud padaayat (2)meliputi:a. bahan nuklir golongan I;

b. bahan nuklir golongan II;

c. bahan nuklir golongan III; dan

d. bahan nuklir golongan IV.

(4) Rincian mengenai keberadaan un sur uranium,plutonium, atau thorium, uraian mengenai unsururanium atau plutonium dalam kondisi teriradiasi atautidak teriradiasi, dan massa bahan nuklir sebagaimanadimaksud pada ayat (2) sebagaimana tercantum dalamLampiran VII yang merupakan bagian tidak terpisahkandari Peraturan Pemerintah ini.

Pasal58

(1) Pengirim wajib menyusun rencana proteksi fisik untukpengangkutan Bahan Fisil dan uranium heksafluorida(UF6) yang merupakan bahan nuklir sebelumpelaksanaan pengangku tan.

(2) Rencana proteksi fisik untuk pengangkutan Bahan Fisildan uranium heksafluorida (UF6) yang merupakanbahan nuklir sebagaimana dimaksud pada ayat (1)paling sedikit memuat:

a. pemberitahuan pendahuluan kepada Penerima;

b. pemilihan moda pengangkutan;

c. ru te pengangku tan;

d. tempat pemberhentian dan transit;

e. ketentuan tentang perpindahtanganan;

f. identifikasi personil Pengangkut;

g. pemeriksaan kendaraan angkut;h. sistem komunikasi pengamanan;1. penjaga atau petugas keamanan;

J. peralatan ...

Page 2: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - batan.go.id fileManajemen Keselamatan Radiasi Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif dan Keamanan Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif meliputi: a. kewajiban

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 37 -

J. peralatan pelacak;k. ketentuan penggunaan kunci dan segel;

1. tindakan setelah pengiriman;

m. rencana kontinjensi pengangkutan;

n. koordinasi dengan Satuan Perespon; darr/ atau

o. prosedur pelaporan baik dalam kondisi rutinmaupun kondisi darurat.

(3) Muatan rencana proteksi fisik untuk pengangkutanBahan Fisil dan uranium heksafluorida (UF6) yangmerupakan bahan nuklir sebagaimana dimaksud padaayat (2) disesuaikan dengan klasifikasi bahan nuklirsebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 ayat (3).

(4) Rencana proteksi fisik untuk pengangkutan Bahan Fisildan uranium heksafluorida (UF6) yang merupakanbahan nuklir sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapatdisusun:

a. menjadi dokumen rencana proteksi fisik untukpengangkutan Bahan Fisil dan uranium heksafluorida(UF6)yang merupakan bahan nuklir tersendiri; atau

b. menjadi satu kesatuan dengan dokumen rencanaproteksi fisik instalasi nuklir dan bahan nuklir untukpemanfaatan instalasi nuklir dan bahan nuklir.

Pasa159

Pengirim wajib melakukan pemutakhiran rencana proteksifisik untuk pengangkutan Bahan Fisil dan uraniumheksafluorida (UF6)yang merupakan bahan nuklir.

Pasa160

Ketentuan lebih lanjut mengenai rmcian muatan dan tatacara penyusunan dan pemutakhiran rencana proteksi fisikuntuk pengangkutan Bahan Fisil dan uranium heksafluorida(UF6)yang merupakan bahan nuklir diatur dengan PeraturanKepala BAPETEN.

BABV ."

Page 3: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - batan.go.id fileManajemen Keselamatan Radiasi Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif dan Keamanan Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif meliputi: a. kewajiban

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 38 -

BABV

MANAJEMENKESELAMATANRADIASIDALAM

PENGANGKUTANZATRADIOAKTIFDANKEAMANANDALAMPENGANGKUTANZATRADIOAKTIF

Bagian Kesatu

Umum

Pasal61

Manajemen Keselamatan Radiasi Dalam Pengangkutan ZatRadioaktif dan Keamanan Dalam Pengangkutan ZatRadioaktif meliputi:

a. kewajiban Pengirim, Penerima, dan Pengangkut; dan

b. sistem manajemen.

Bagian KeduaKewajiban Pengirim, Penerima, dan Pengangkut

Pasal62

(1) Pengirim wajib:

a. memiliki izin pemanfaatan sumber radiasi pengioriatau izin pemanfaatan bahan nuklir sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan;

b. memastikan Pengangkut telah memenuhiketentuan peraturan perundang-undangan di bidangpengangkutan;

c. memastikan Pengangkut memiliki izin pengangkutanbarang berbahaya dari kementerian yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangperhubungan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan dalam hal Pengangkutan ZatRadioaktif dilakukan secara eksklusif;

d. melaksanakan ...

Page 4: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - batan.go.id fileManajemen Keselamatan Radiasi Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif dan Keamanan Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif meliputi: a. kewajiban

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 39 -

d. melaksanakan ketentuan teknis Keselamatan RadiasiDalam Pengangkutan Zat Radioaktif dan ketentuanteknis Keamanan Dalam Pengangkutan ZatRadioaktif;

e. menyusun dokumen pengiriman dan menyerahkansalinannya kepada Pengangkut;

f. memastikan bahwa Pengangkut yang digunakanmemiliki kompetensi dalam Pengangkutan ZatRadioaktif dan 'atau pengangkutan barangberbahaya;

g. melakukan evaluasi, pemantauan, dan audit secaraberkala terhadap hal yang berkaitan denganpelaksanaan Pengangkutan Zat Radioaktif;

h. mengganti semua kerugian yang dialami Pengangkutdarr/ atau pihak lain sebagai akibat dari tidakdipenuhinya persyaratan Keselamatan Radiasi DalamPengangkutan Zat Radioaktif dan Keamanan DalamPengangkutan Zat Radioaktif; darr/ atau

1. mengirim kembali zat radioaktif atau Bungkusanyang tidak memenuhi ketentuan teknis KeselamatanRadiasi Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif danketentuan teknis Keamanan Dalam PengangkutanZat Radioaktif kepada pihak yang mengirimkan dinegara asal Pengangkutan Zat Radioaktif.

(2) Dokumen pengiriman sebagaimana dimaksud ayat (1)huruf e meliputi:

a. persetujuan pengiriman dari Kepala BAPETEN;

b. kelengkapan izin dari instansi terkait;

c. prosedur pemuatan, penempatan, pengangkutan,penanganan, dan pembongkaran Bungkusan;

d. prosedur penanggulangan kedaruratan; dan

e. rencana ...

Page 5: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - batan.go.id fileManajemen Keselamatan Radiasi Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif dan Keamanan Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif meliputi: a. kewajiban

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 40 -

e. rencana keamanan sumber radioaktif untukpengangkutan Zat Radioaktif Bentuk Khusus dan ZatRadioaktif Daya Sebar Rendah jika zat radioaktifyang diangkut merupakan Zat Radioaktif BentukKhusus dan Zat Radioaktif Daya Sebar Rendah ataurencana proteksi fisik jika zat radioaktif yangdiangkut merupakan Bahan Fisil dan uraniumheksafluorida (UF6).

Pasal63

Penerima wajib:

a. memiliki izin pemanfaatan sumber radiasi pengion atauizin pemanfaatan bahan nuklir sesuai dengan ketentuanperaturan perundang- undangan;

b. memastikan dan memeriksa Bungkusan yang diterimadari Pengangkut sesuai dengan dokumen pengiriman;

c. melakukan pemeriksaan Bungkusan dari kemungkinanterjadinya kerusakan atau kebocoran;

d. mengukur tingkat paparan radiasi darr/ ataukontaminasi Bungkusan dalam hal hasil pemeriksaanBungkusan sebagaimana dimaksud pada huruf cmenunjukkan terjadinya kerusakan atau kebocoranpada Bungkusan;

e. melakukan tindakan pengamanan Bungkusan sesuaidengan tata cara yang tercantum dalam dokumenpengiriman dalam hal hasil pengukuran tingkat paparanradiasi darr/ atau kontaminasi sebagaimana dimaksudpada huruf d dapat menyebabkan bahaya radiasidarr/ atau kontaminasi;

f. melaporkan hasil pengukuran tingkat paparan radiasiBungkusan sebagaimana dimaksud pada huruf d dantindakan pengamanan Bungkusan sebagaimanadimaksud pada huruf e kepada Kepala BAPETENdanPengirim paling lama 5 (lima) hari setelah dilakukanpengukuran tingkat paparan radiasi dan tindakanpengamanan Bungkusan; dan

g. mengembalikan ...

Page 6: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - batan.go.id fileManajemen Keselamatan Radiasi Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif dan Keamanan Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif meliputi: a. kewajiban

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

- 41 -

g. mengembalikan zat radioaktif atau Bungkusan yangtidak memenuhi ketentuan teknis Keselamatan Radiasidan teknis Keamanan dalam Pengangkutan ZatRadioaktif kepada Pengirim.

Pasa164

(1) Pengangkut wajib:

a. memenuhi ketentuan peraturanundangan di bidang pengangkutan;

b. memiliki izin pengangkutan barang berbahaya darikementerian yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang perhubungan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan dalamhal Pengangkutan Zat Radioaktif dilakukan secaraeksklusif;

perundang-

c. membawa dokumen pengiriman;

d. memastikan barang kiriman diterima oleh Penerima;

e. melaksanakan petunjuk Pengirim; dan

f. melaksanakan Pengangkutan Zat Radioaktif sesuaidengan prosedur yang terdapat dalam dokumenpengiriman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62ayat (2).

(2) Dalam hal Bungkusan tidak dapat dikirimkan ataudisampaikan kepada Penerima, Pengangkut wajib:

a. menempatkan Bungkusan di lokasi sementara yangdiawasi dan memenuhi ketentuan penempatanBungkusan selama Pengangkutan Zat Radioaktif danpenyimpanan selama transit sebagaimana dimaksuddalam Pasal40 sampai dengan Pasal 42;

b. menginformasikan kepada Pengirim, Penerima, danKepala BAPETENdalam waktu paling singkat 2 (dua)hari sejak diketahui Bungkusan tidak dapatdikirimkan atau disampaikan kepada Penerima.

Bagian ...

Page 7: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - batan.go.id fileManajemen Keselamatan Radiasi Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif dan Keamanan Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif meliputi: a. kewajiban

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 42 -

Bagian KetigaSistem Manajemen

Pasa165

(1) Pengirim wajib menetapkan dan menerapkan sistemmanaj emen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61huruf b dalam Pengangkutan Zat Radioaktif.

(2) Sistem manajemen sebagaimana dimaksud pada ayat (1)meliputi:

a. organisasi yang berkaitanPengangkutan Zat Radioaktif;

b. pemeliharaan dan kendali rekaman yang berkaitandengan Pengangkutan Zat Radioaktif; dan

dengan kegiatan

c. implementasi teknis Keselamatan Radiasi DalamPengangkutan Zat Radioaktif dan teknis KeamananDalam Pengangkutan Zat Radioaktif.

(3) Pengirim wajib melakukan evaluasi terhadap sistemmanajemen sebagaimana dimaksud pada ayat (2) secaraberkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) tahun.

Pasal66

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penerapan sistemmanajemen dalam Pengangkutan Zat Radioaktif diaturdengan Peraturan Kepala BAPETEN.

BABVI ...

Page 8: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - batan.go.id fileManajemen Keselamatan Radiasi Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif dan Keamanan Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif meliputi: a. kewajiban

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

- 43 -

BABVI

SISTEMKESIAPSIAGAANDANPENANGGULANGANKEDARURATAN

DALAMPENGANGKUTANZATRADIOAKTIF

Bagian KesatuUmum

Pasa167

(1) Pengirim wajib memiliki sistem kesiapsiagaan danpenanggulangan kedaruratan dalam Pengangkutan ZatRadioaktif.

(2) Sistem kesiapsiagaan dan penanggulangan kedaruratansebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:a. penyusunan dan penetapan

penanggulangan kedaruratan;b. pelatihan clan geladi kedaruratan; danc. penanggulangan kedaruratan.

prosedur

Bagian KeduaPenyusunan dan Penetapan

Prosedur Penanggulangan Kedaruratan

Pasa168

(1) Pengirim wajib menyusun dan menetapkan prosedurpenanggulangan kedaruratan dalam Pengangkutan ZatRadioaktif.

(2) Prosedur penanggulangan kedaruratan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) paling sedikit meliputi:a. pertolongan pertama dan penyelamatan korban;

b. pemberitahuan kepada Pengirim dan / atau Penerima,Kepala BAPETEN, menteri yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang perhubungan, daninstansi lain yang terkait dengan penanggulangankedaruratan;

c. identifikasi ...

Page 9: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - batan.go.id fileManajemen Keselamatan Radiasi Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif dan Keamanan Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif meliputi: a. kewajiban

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 44 -

c. identifikasi bahaya dari zat radioaktif yang diangkut;

d. penanganan bahaya radiasi danpenyebaran kontaminasi zat radioaktif;

e. dekontaminasi personil,sarana, dan prasarana yang

mencegah

terkontaminasi;

f. pemulihan; dan / atau

g. pelaporan.

(3) Prosedur penanggulangan kedaruratan sebagaimanadimaksud pada ayat (2) wajib dimutakhirkan secaraberkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam 2 (dua) tahun.

(4) Prosedur penanggulangan kedaruratan sebagaimanadimaksud pada ayat (3)dapat disusun:

a. menjadi dokumen prosedur penanggulangankedaruratan untuk Pengangkutan Zat Radioaktiftersendiri; atau

b. menjadi satu kesatuan dengan program proteksi danKeselamatan Radiasi Dalam Pengangkutan ZatRadioaktif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37.

Bagian Ketiga

Pelatihan dan Geladi Kedaruratan

Pasal69

(1) Pengirim wajib menyelenggarakan pelatihan dan geladikedaruratan dalam Pengangkutan Zat Radioaktif untukmemastikan prosedur penanggulangan kedaruratandapat dilaksanakan.

(2) Pelatihan dan geladi kedaruratan disesuaikan denganpotensi bahaya radiasi dan kontaminasi zat radioaktifyang diangkut.

(3) Pelatihan dan geladi kedaruratan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diselenggarakan paling sedikit 1(satu) kali dalam 4 (empat) tahun.

(4)Ketentuan ...

Page 10: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - batan.go.id fileManajemen Keselamatan Radiasi Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif dan Keamanan Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif meliputi: a. kewajiban

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

- 45 -

(4) Ketentuan mengenai kriteria potensi bahaya radiasi dankontaminasi zat radioaktif yang diangkut sebagaimanadimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan KepalaBAPETEN.

Pasa170

Dalam penyelenggaraan pelatihan dan geladi kedaruratansebagaimana dimaksud dalam Pasal 69, Pengirim dapatmengiku tsertakan:

a. BAPETEN;

b. Badan Tenaga Nuklir Nasional;

c. kementerian yang menyelenggarakanpemerintahan di bidang perhubungan;

d. lembaga yang menyelenggarakan fungsi dan kewenangandi bidang keselamatan transportasi nasional;

urusan

e. otoritas kebandarudaraan dan kepelabuhanan setempat;

f. Penerima;

g. pemerintah daerah; dan / atau

h. Satuan Perespon.

Pasa171

Pelatihan dan geladi kedaruratan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 69 dilaporkan kepada Kepala BAPETENpalinglama 1 (satu) bulan sejak pelaksanaan pelatihan dan geladikedaruratan dalam Pengangkutan Zat Radioaktif.

Pasa172

Ketentuan lebih lanjut mengenai pelatihan dan geladikedaruratan dalam Pengangkutan Zat Radioaktif diaturdengan Peraturan Kepala BAPETEN.

Bagian ...

Page 11: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - batan.go.id fileManajemen Keselamatan Radiasi Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif dan Keamanan Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif meliputi: a. kewajiban

PRESIDENREPUBLIK II'-lDONESIA

- 46 -

Bagian Keempat

Penanggulangan Kedaruratan

Pasal73

Penanggulangan kedaruratan dalam Pengangkutan ZatRadioaktif meliputi kegiatan:

a. pertolongan pertama dan penyelamatan korban;

b. pemberitahuan kepada Pengirim dan/ atau Penerima,Kepala BAPETEN, menteri yang menye1enggarakanurusan pemerintahan di bidang perhubungan, daninstansi lain yang terkait dengan penanggulangankedaruratan.

c. identifikasi keadaan darurat;

d. penanggulangan kebocoran atau kerusakan Bungkusan;

e. penanggulangan dampak radiologi dan nonradiologiakibat pencemaran darr/ atau kontaminasi zat radioaktifdalam pengangkutan terhadap lingkungan hidup;

f. pemulihan Bungkusan; dan 'atau

g. pemulihan fungsi lingkungan hidup.

Pasa174

Penanggulangan kedaruratan sebagaimana dimaksud dalamPasal 73 dilakukan sesuai dengan prosedur penanggulangankedaruratan dalam Pengangkutan Zat Radioaktifsebagaimana dimaksud dalam Pasa168.

Pasa175

(1) Dalam hal terjadi kedaruratan, Pengangkut wajibmemberitahukan sesegera mungkin kepada:

a. Pengirim danl atau Penerima;

b. Kepala Bapeten;

c. menteri ...

Page 12: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - batan.go.id fileManajemen Keselamatan Radiasi Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif dan Keamanan Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif meliputi: a. kewajiban

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 47 -

c. menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahandi bidang perhubungan; dan

d. instansi lain yang terkait.

(2) Berdasarkan pemberitahuan sebagaimana dimaksudpada ayat (1), Pengirim dan zatau Penerima menugaskanPetugas Proteksi Radiasi ke tempat terjadinyakedaruratan.

(3) Petugas Proteksi Radiasi sebagaimana dimaksud padaayat (2) wajib melaksanakan penanggulangankedaruratan dalam Pengangkutan Zat Radioaktifsebagaimana dimaksud dalam Pasal 73.

Pasa176

(1) Pengirim dan zatau Penerima wajib memberitahukanpelaksanaan penanggulangan dan perkembangankedaruratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75kepada Kepala BAPETEN.

(2) Berdasarkan pemberitahuan sebagaimana dimaksudpada ayat (1), Kepala BAPETENmelakukan:

a. identifikasi kedaruratan;

b. penentuan status kedaruratan;

c. tingkat penanggulangan; darr/ atau

d. pengaktifan satuan tanggap darurat BAPETEN.

Pasa177

(1) Pengirim dany atau Penerima wajib menyampaikanlaporan secara tertulis kepada Kepala BAPETENsetelahpenanggulangan kedaruratan selesai dilaksanakan.

(2) Laporan secara tertulis sebagaimana dimaksud ayat (1)paling sedikit memuat:

a. penyebab kedaruratan;

b. kronologi;

c. dampak ...

Page 13: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - batan.go.id fileManajemen Keselamatan Radiasi Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif dan Keamanan Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif meliputi: a. kewajiban

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 48 -

c. dampak radiologi dan nonradiologi yang ditimbulkan;dan

d. hasil pengukuran paparan radiasi dan kontaminasi.

(3) Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat(2) dilakukan paling lama 1 (satu) bulan sejakpenanggulangan kedaruratan selesai dilaksanakan.

Pasal 78

Ketentuan lebih lanjut rnengenaikedaruratan dalam Pengangkutan Zatdengan Peraturan Kepala BAPETEN.

penanggulanganRadioaktif diatur

BABVII

PENATALAKSANAANPENGANGKUTANZATRADIOAKTIF

Bagian Kesatu

Umum

Pasa179

Penatalaksanaan Pengangkutan Zat Radioaktif meliputi:

a. persetujuan pengiriman zat radioaktif;

b. notifikasi pelaksanaan Pengangkutan Zat Radioaktif;

c. validasi terhadap sertifikat persetujuan Desain zatradioaktif;

d. validasi terhadap sertifikat persetujuan DesainBungkusan; dan

e. validasi terhadap persetujuan pengmman zat radioaktifyang diterbitkan oleh otoritas pengawas negara asalPengangkutan Zat Radioaktif.

Bagian '"

Page 14: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - batan.go.id fileManajemen Keselamatan Radiasi Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif dan Keamanan Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif meliputi: a. kewajiban

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

- 49-

Bagian Kedua

Persetujuan Pengiriman Zat Radioaktif

Pasa180

(1) Pengirim wajib memiliki persetujuanradioaktif sebelum Pengangkutandilakukan.

(2) Pengirim untuk memperoleh persetujuan pengiriman zatradioaktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harusmengajukan permohonan secara tertulis kepada KepalaBAPETENdan melampirkan persyaratan yang meliputi:

pengiriman zatZat Radioaktif

a. identitas Pengirim dan Penerima;

b. deskripsi dan spesifikasi teknis zat radioaktif danBungkusan;

c. sertifikat persetujuan Desain zat radioaktif, jika zatradioaktif yang akan diangkut berupa Zat RadioaktifBentuk Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal6 ayat (2) huruf b atau Zat Radioaktif Daya SebarRendah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat(2) huruf c;

d. sertifikat persetujuan Desain Bungkusan, jikaPengangkutan Zat Radioaktif menggunakanBungkusan terten tu sebagaimana dimaksud dalamPasa19 ayat (2);

e. program proteksi dan Keselamatan Radiasi DalamPengangkutan Zat Radioaktif;

f. prosedur penanggulangan kedaruratan, jika disusunmenjadi dokumen tersendiri yang terpisah dariprogram proteksi dan Keselamatan Radiasi DalamPengangkutan Zat Radioaktif; dan

g. rencana ...

Page 15: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - batan.go.id fileManajemen Keselamatan Radiasi Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif dan Keamanan Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif meliputi: a. kewajiban

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 50 -

g. rencana keamanan sumber radioaktif untukPengangkutan Zat Radioaktif Bentuk Khusus danZat Radioaktif Daya Sebar Rendah atau rencanaproteksi fisik untuk pengangkutan Bahan Fisil danuranium heksafluorida (UF6) yang merupakanbahan nuklir.

(3) Dalam hal Pengangkutan Zat Radioaktif akan dilakukansecara eksklusif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10ayat (2), Pasal 16 ayat (1), dan Pasal 31 huruf b,Pengirim harus mengajukan permohonan secara tertuliskepada Kepala BAPETENdan melampirkan persyaratanyang meliputi:

a. persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2);dan

b. salinan izm pengangkutan barang berbahaya yangditerbitkan oleh kementerian yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang perhubungan.

(4) Dalam hal zat radioaktif yang akan diangkut berupaBahan Fisil atau uranium heksafluorida (UF6),Pengirimharus mengajukan permohonan secara tertulis kepadaKepala BAPETENdan melampirkan persyaratan yangmeliputi:

a. persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2);dan

b. dokumen sistem safeguards.

Pasa181

(1) Kepala BAPETEN setelah menerima permohonanpersetujuan pengiriman zat radioaktif sebagaimanadimaksud dalam Pasal 80 melakukan penilaian palinglama 3 (tiga)hari kerja sejak permohonan diterima.

(2) Dalam ...

Page 16: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - batan.go.id fileManajemen Keselamatan Radiasi Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif dan Keamanan Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif meliputi: a. kewajiban

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 51 -

(2) Dalam hal hasil penilaian menunjukkan:

a. permohonan persetujuan pengiriman zat radioaktifmemenuhi persyaratan, Kepala BAPETENmenerbitkan persetujuan pengiriman zat radioaktifpaling lama 1 (satu) hari kerja sejak hasil penilaiandiketahui; atau

b. permohonan persetujuan pengiriman zat radioaktiftidak memenuhi persyaratan, Kepala BAPETENmenolak permohonan persetujuan pengiriman zatradioaktif disertai dengan alas an penolakan.

(3) Persetujuan pengiriman zat radioaktif sebagaimanadimaksud pada ayat (2)huruf a paling sedikit memuat:

a. identitas Pengirim dan Penerima;

b. spesifikasi zat radioaktif dan Bungkusan;

c. rute Pengangkutan Zat Radioaktif;

d. moda pengangkutan;

e. kendaraan angkut;

f. mas a berlaku persetujuan pengiriman; dan

g. identitas petugas yang dapat dihubungi.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai muatan persetujuanpengiriman zat radioaktif diatur dengan PeraturanKepala BAPETEN.

Pasa182

(1) Pengirim setelah memiliki persetujuan pengiriman zatradioaktif wajib:a. melakukan Pengangkutan Zat Radioaktif sesuai

dengan kewajiban yang tercantum dalampersetujuan pengiriman zat radioaktif dan peraturanperundang- undangan; dan

b. menyampaikan laporan secara tertulis kepadaKepala BAPETEN mengenai pelaksanaanPengangkutan Zat Radioaktif.

(2) Penyampaian ...

Page 17: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - batan.go.id fileManajemen Keselamatan Radiasi Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif dan Keamanan Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif meliputi: a. kewajiban

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

- 52 -

(2) Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf b dilaksanakan dalam jangka waktu palinglama 5 (lima) hari kerja setelah Pengangkutan ZatRadioaktif selesai dilakukan.

Pasal83

(1) Persetujuan pengiriman zat radioaktif berlaku palinglama 3 (tiga) bulan sejak diterbitkan dan tidak dapatdiperpanjang.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai rincian masa berlakupersetujuan pengiriman zat radioaktif diatur denganPeraturan Kepala BAPETEN.

Bagian Ketiga

Notifikasi Pelaksanaan Pengangkutan Zat Radioaktif

Pasal84

(1) Setiap orang yang akan memasukkan:

a. Bungkusan tipe B(M);

b. Bungkusan tipe B(M) yang tidak sesuai denganDesain untuk Bungkusan tipe B(M);

c. Bungkusan tipe B(M) yang berisi zat radioaktifdengan aktivitas lebih besar dari 3000 (tiga ribu) AI,3000 (tiga ribu) A2, atau 1000 TBq (seributerabecquerel) ;

d. Bungkusan tipe B(U) yang berisi zat radioaktifdengan aktivitas lebih besar dari 3000 (tiga ribu) AI,3000 (tiga ribu) A2, atau 1000 TBq (seributerabecquerel) ;

e. Bungkusan tipe C yang berisi zat radioaktif denganaktivitas lebih besar dari 3000 (tiga ribu) AI, 3000(tiga ribu) A2, atau 1000 TBq (seribu terabecquerel);atau

f. Bungkusan ...

Page 18: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - batan.go.id fileManajemen Keselamatan Radiasi Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif dan Keamanan Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif meliputi: a. kewajiban

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 53 -

f. Bungkusan yang berisi Bahan Fisil dengan jumlahIndeks Keselamatan Kekritisan pada Peti Kemasatau kendaraan angkut melebihi 50 (lima puluh),

ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesiauntuk tujuan transit melalui dan / atau singgah didaerah pabean Negara Kesatuan Republik Indonesiadengan atau tanpa mengganti sarana pengangkutan,wajib menyampaikan permohonan notifikasipelaksanaan Pengangkutan Zat Radioaktif secaratertulis kepada Kepala BAPETEN.

(2) Permohonan notifikasi pelaksanaan Pengangkutan ZatRadioaktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan sebelum memasuki daerah pabean NegaraKesatuan Republik Indonesia.

Pasa185

(1) Permohonan notifikasi pelaksanaan Pengangkutan ZatRadioaktif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84dilengkapi dengan persyaratan yang meliputi:

a. identitas pemohon dan Pengangkut;

b. rute Pengangkutan Zat Radioaktif;

c. jadwal Pengangkutan Zat Radioaktif;

d. tujuan Pengangkutan Zat Radioaktif;

e. deskripsi zat radioaktif dan Bungkusan yangdiangkut;

f. persetujuan pengmman dari otoritas pengawasnegara asal Pengangkutan Zat Radioaktif;dan

g. persetujuan pengiriman dari otoritas pengawasnegara tujuan.

(2) Kepala ...

Page 19: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - batan.go.id fileManajemen Keselamatan Radiasi Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif dan Keamanan Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif meliputi: a. kewajiban

PRES !DENREPUBLIK INDONESIA

- 54 -

(2) Kepala BAPETEN setelah menerima permohonannotifikasi pelaksanaan Pengangkutan Zat Radioaktifsebagaimana dimaksud pada ayat (1) melakukanpenilaian paling lama 5 (lima) hari kerja sejakpermohonan diterima.

(3) Dalam hal hasil penilaian menunjukkan:

a. permohonan notifikasi pelaksanaan PengangkutanZat Radioaktif memenuhi persyaratan, KepalaBAPETEN menerbitkan notifikasi pelaksanaanPengangkutan Zat Radioaktif paling lama 3 (tiga)hari kerja sejak hasil penilaian diketahui; atau

b. permohonan notifikasi pelaksanaan PengangkutanZat Radioaktif tidak memenuhi persyaratan, KepalaBAPETEN menolak permohonan notifikasipelaksanaan Pengangkutan Zat Radioaktif disertaidengan alasan penolakan.

(4) Notifikasi pelaksanaan Pengangkutan Zat Radioaktifsebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a palingsedikit memuat:

a. identitas pemegang notifikasi dan Pengangkut;

b. rute Pengangkutan Zat Radioaktif;

c. spesifikasi zat radioaktif dan Bungkusan;

d. jadwal Pengangkutan Zat Radioaktif;

e. tujuan Pengangkutan Zat Radioaktif; dan

f. kewajiban pemegang notifikasi pada saat melaluidarr/ atau singgah di daerah pabean NegaraKesatuan Republik Indonesia dengan atau tanpamengganti sarana pengangkutan.

(5) Notifikasi pelaksanaan Pengangkutan Zat Radioaktifsebagaimana dimaksud pada ayat (4) berlaku untuk 1(satu) kali Pengangkutan Zat Radioaktif untuk tujuantransit melalui dan/ atau singgah di daerah pabeanNegara Kesatuan Republik Indonesia dengan atau tanpamengganti sarana pengangkutan dan tidak dapatdiperpanjang.

(6) Notifikasi ...

Page 20: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - batan.go.id fileManajemen Keselamatan Radiasi Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif dan Keamanan Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif meliputi: a. kewajiban

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

- 55 -

(6) Notifikasi pelaksanaan Pengangkutan Zat Radioaktifyang diterbitkan oleh Kepala BAPETEN sebagaimanadimaksud pada ayat (3) huruf a ditembuskan kepadakementerian yang menyelenggarakan urusan di bidangperhubungan.

(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai muatan notifikasipelaksanaan Pengangkutan Zat Radioaktif diaturdengan Peraturan Kepala BAPETEN.

Pasa186

Setiap orang yang telah memiliki notifikasi pelaksanaanPengangkutan Zat Radioaktif sebagaimana dimaksud dalamPasal 85 ayat (3) huruf a wajib mengajukan permohonansecara tertulis kepada Kepala BAPETENuntuk memperolehvalidasi terhadap:

a. sertifikat persetujuan Desain zat radioaktif;b. sertifikat persetujuan Desain Bungkusan; danc. persetujuan pengiriman zat radioaktif yang diterbitkan

oleh otoritas pengawas negara asal Pengangkutan ZatRadioaktif.

Bagian Keempat

Validasi terhadap Sertifikat Persetujuan Desain Zat Radioaktif

Pasa187

(1) Pengirim yang akan memasukkan Zat Radioaktif DayaSebar Rendah ke dalam wilayah Negara KesatuanRepublik Indonesia wajib memiliki validasi terhadapsertifikat persetujuan Desain zat radioaktif.

(2) Pengirim untuk memperoleh validasi terhadap sertifikatpersetujuan Desain zat radioaktif sebagaimanadimaksud pada ayat (1) harus mengajukan permohonansecara tertulis kepada Kepala BAPETEN sebelummemasuki kawasan pabean dan digunakan di wilayahNegara Kesatuan Republik Indonesia.

Pasa188 ...

Page 21: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - batan.go.id fileManajemen Keselamatan Radiasi Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif dan Keamanan Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif meliputi: a. kewajiban

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 56 -

Pasal88

(1) Setiap orang yang akan memasukkan Zat RadioaktifDaya Sebar Rendah ke dalam wilayah Negara KesatuanRepublik Indonesia untuk tujuan transit melaluidan ' atau singgah di daerah pabean Negara KesatuanRepublik Indonesia dengan atau tanpa menggantisarana pengangkutan wajib memiliki validasi terhadapsertifikat persetujuan Desain zat radioaktif.

(2) Setiap orang untuk memperoleh validasi terhadapsertifikat persetujuan Desain zat radioaktif sebagaimanadimaksud pada ayat (1) harus mengajukan permohonansecara tertulis kepada Kepala BAPETEN sebelummemasuki daerah pabean Negara Kesatuan RepublikIndonesia.

Pasal89

(1) Permohonan secara tertulis sebagaimana dimaksuddalam Pasal 87 ayat (2) dan Pasal 88 ayat (2) harusdilengkapi dengan persyaratan yang meliputi:a. identitas pemohon;

b. jadwal kedatangan zat radioaktif;

c. rute Pengangkutan Zat Radioaktif;

d. sertifikat atau salinan sertifikat persetujuan Desainzat radioaktif yang diterbitkan oleh otoritaspengawas negara asal Desain zat radioaktif, negaraasal Pengangkutan Zat Radioaktif, atau negara yangtelah dilalui atau disinggahi dalam PengangkutanZat Radioaktif sebelumnya; dan

e. deskripsi zat radioaktif.

(2) Deskripsi zat radioaktif sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf e paling sedikit memuat informasimengenai:a. gambar teknik;

b. dimensi ...

Page 22: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - batan.go.id fileManajemen Keselamatan Radiasi Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif dan Keamanan Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif meliputi: a. kewajiban

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

- 57 -

b. dimensi, massa, komponen dasar, dan spesifikasibahan;

c. spesifikasi sifat fisika dan kimia; dan

d. aktivitas total atau aktivitas jenis maksimum.

Pasal90

(1) Kepala BAPETEN setelah menenma permohonanvalidasi terhadap sertifikat persetujuan Desain zatradioaktif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89me1akukan penilaian paling lama 5 (lima) hari kerjasejak permohonan diterima.

(2) Dalam hal hasil penilaian menunjukkan:

a. permohonan validasi terhadap sertifikat persetujuanDesain zat radioaktif memenuhi persyaratan, KepalaBAPETEN menerbitkan validasi terhadap sertifikatpersetujuan Desain zat radioaktif paling lama 3 (tiga)hari kerja sejak hasil penilaian diketahui; atau

b. permohonan validasi terhadap sertifikat persetujuanDesain zat radioaktif tidak memenuhi persyaratan,Kepala BAPETEN menolak permohonan validasiterhadap sertifikat persetujuan Desain zat radioaktifdisertai dengan alasan penolakan.

(3) Validasi terhadap sertifikat persetujuan Desain zatradioaktif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf apaling sedikit memuat:

a. identitas pemegang validasi;

b. spesifikasi zat radioaktif;

c. jadwal kedatangan zat radioaktif;

d. rute Pengangkutan Zat Radioaktif;

e. kewajiban pemegang validasi terhadap sertifikatpersetujuan Desain zat radioaktif;

f. mas a berlaku validasi terhadap sertifikat persetujuanDesain zat radioaktif; dan

g. tanda ...

Page 23: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - batan.go.id fileManajemen Keselamatan Radiasi Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif dan Keamanan Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif meliputi: a. kewajiban

PRESIDENREPU8L1K INDONESIA

- 58 -

g. tanda identifikasi.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai muatan validasiterhadap sertifikat persetujuan Desain zat radioaktifdiatur dengan Peraturan Kepala BAPETEN.

Pasal91

(1) Validasi terhadap sertifikat persetujuan Desain zatradioaktif yang diterbitkan oleh Kepala BAPETENsebagaimana dimaksud dalam Pasal 90 ayat (2) huruf auntuk Pengirim sebagaimana dimaksud dalam Pasal 87berlaku paling lama 3 (tiga) tahun sejak diterbitkan dantidak dapat diperpanjang.

(2) Validasi terhadap sertifikat persetujuan Desain zatradioaktif yang diterbitkan oleh Kepala BAPETENsebagaimana dimaksud dalam Pasal 90 ayat (2) huruf auntuk setiap orang sebagaimana dimaksud dalam Pasal88 berlaku untuk 1 (satu) kali transit melalui danfatausinggah di daerah pabean Negara Kesatuan RepublikIndonesia dengan atau tanpa mengganti saranapengangkutan dan tidak dapat diperpanjang.

Pasa192

(1) Pengirim yang telah memperoleh validasi terhadapsertifikat persetujuan Desain zat radioaktif sebagaimanadimaksud dalam Pasal 90 ayat (2) huruf a wajibmengajukan permohonan secara tertulis kepada KepalaBAPETENuntuk memperoleh persetujuan pengirimanzat radioaktif sebelum zat radioaktif dikeluarkan darikawasan pabean.

(2) Pengajuan permohonan untuk memperoleh persetujuanpengiriman zat radioaktif sebagaimana dimaksud padaayat (1)dapat dilakukan:

a. pada saat yang bersamaan dengan pengajuanpermohonan validasi terhadap sertifikat persetujuanDesain zat radioaktif; atau

b. segera ...

Page 24: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - batan.go.id fileManajemen Keselamatan Radiasi Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif dan Keamanan Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif meliputi: a. kewajiban

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 59 -

b. segera setelah memperoleh validasi terhadapsertifikat persetujuan Desain zat radioaktif.

Bagian Kelima

Validasi terhadap Sertifikat Persetujuan Desain Bungkusan

Pasal93

(1) Pengirim yang akan memasukkan:

a. Bungkusan industri yang berisi Bahan Fisil atauuranium heksafluorida (UF6)lebih dari 0,1 kg (no!koma satu kilogram);

b. Bungkusan tipe A yang berisi Bahan Fisil atauuranium heksafluorida (UF6)lebih dari 0,1 kg (nolkoma satu kilogram);

c. Bungkusan tipe B(U)yang berisi Zat Radioaktif DayaSebar Rendah, Bahan Fisil, atau uraniumheksafluorida (UF6)lebih dari 0,1 kg (nol koma satukilogram);

d. Bungkusan tipe B(M);atau

e. Bungkusan tipe C yang berisi Bahan Fisil atauuranium heksafluorida (UF6)lebih dari 0,1 kg (nolkoma satu kilogram),

ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesiawajib memiliki validasi terhadap sertifikat persetujuanDesain Bungkusan.

(2) Pengirim untuk memperoleh validasi terhadap sertifikatpersetujuan Desain Bungkusan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) harus mengajukan permohonan secaratertulis kepada Kepala BAPETEN sebelum memasukikawasan pabean dan digunakan di wilayah NegaraKesatuan Republik Indonesia.

Pasal94 ...

Page 25: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - batan.go.id fileManajemen Keselamatan Radiasi Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif dan Keamanan Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif meliputi: a. kewajiban

PRES !DENREPUBLIK INDONESIA

- 60 -

Pasa194

(1) Setiap orang yang akan memasukkan;

a. Bungkusan industri yang berisi Bahan Fisil atauuranium heksafluorida (UF6)lebih dari 0,1 kg (nolkoma satu kilogram);

b. Bungkusan tipe A yang berisi Bahan Fisil atauuranium heksafluorida (UF6)lebih dari 0,1 kg (no1koma satu kilogram);

c. Bungkusan tipe B(U)yang berisi Zat Radioaktif DayaSebar Rendah, Bahan Fisil, atau uraniumheksafluorida (UF6)lebih dari 0,1 kg (nol koma satukilogram);

d. Bungkusan tipe B(M);atau

e. Bungkusan tipe C yang berisi Bahan Fisil atauuranium heksafluorida (UF6)lebih dari 0,1 kg (no1koma satu kilogram),

ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesiauntuk tujuan transit melalui dan ' atau singgah didaerah pabean Negara Kesatuan Republik Indonesiadengan atau tanpa mengganti sarana pengangkutanwajib memiliki validasi terhadap sertifikat persetujuanDesain Bungkusan.

(2) Setiap orang untuk memperoleh validasi terhadapsertifikat persetujuan Desain Bungkusan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) harus mengajukan permohonansecara tertulis kepada Kepala BAPETEN sebelummemasuki daerah pabean Negara Kesatuan RepublikIndonesia.

Pasa195

(1) Permohonan secara tertulis sebagaimana dimaksuddalam Pasal 93 ayat (2) dan Pasal 94 ayat (2) harusdilengkapi dengan persyaratan yang meliputi:a. identitas pemohon;

b. jadwal ...

Page 26: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - batan.go.id fileManajemen Keselamatan Radiasi Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif dan Keamanan Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif meliputi: a. kewajiban

PRESIDENREPU8L1K INDONESIA

- 61 -

b. jadwal kedatangan Bungkusan;

c. rute Pengangkutan Zat Radioaktif;

d. sertifikat atau salinan sertifikat persetujuan DesainBungkusan yang diterbitkan oleh otoritas pengawasnegara asal Desain Bungkusan, negara asalPengangkutan Zat Radioaktif, atau negara yang telahdilalui atau disinggahi dalam Pengangkutan ZatRadioaktif sebelumnya; dan

e. deskripsi Bungkusan;

(2) Deskripsi Bungkusan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf e paling sedikit memuat informasi mengenai:a. gambar teknik;

b. dimensi, massa, komponen dasar, dan spesifikasibahan;

c. zat radioaktif yang dimuat dalam Bungkusan;

d. spesifikasi sifat fisika dan kimia; dan

e. aktivitas atau aktivitas jenis total maksimum.

Pasa196

(1) Kepala BAPETEN setelah menerima permohonanvalidasi terhadap sertifikat persetujuan DesainBungkusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95melakukan penilaian paling lama 5 (lima) hari kerjasejak permohonan diterima.

(2) Dalam hal hasil penilaian menunjukkan:

a. permohonan validasi terhadap sertifikat persetujuanDesain Bungkusan memenuhi persyaratan, KepalaBAPETEN menerbitkan validasi terhadap sertifikatpersetujuan Desain Bungkusan paling lama 3 (tiga)hari kerja sejak hasil penilaian diketahui; atau

b. permohonan ...

Page 27: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - batan.go.id fileManajemen Keselamatan Radiasi Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif dan Keamanan Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif meliputi: a. kewajiban

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 62 -

b. permohonan validasi terhadap sertifikat persetujuanDesain Bungkusan tidak memenuhi persyaratan,Kepala BAPETEN menolak permohonan validasiterhadap sertifikat persetujuan desain Bungkusandisertai dengan alas an penolakan.

(3) Validasi terhadap sertifikat persetujuan DesainBungkusan sebagaimana dimaksud pad a ayat (2) hurufa paling sedikit memuat:

a. identitas pemegang validasi;

b. spesifikasi Bungkusan;

c. jadwal kedatangan Bungkusan;

d. rute Pengangkutan Zat Radioaktif;

e. kewajiban pemegang validasi;

f. masa berlaku validasi terhadap sertifikat persetujuanDesain Bungkusan; dan

g. tanda identifikasi.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai muatan validasiterhadap sertifikat persetujuan Desain Bungkusandiatur dengan Peraturan Kepala BAPETEN.

Pasa197

(1) Validasi terhadap sertifikat persetujuan DesainBungkusan yang diterbitkan oleh Kepala BAPETENsebagaimana dimaksud dalam Pasal 96 ayat (2) huruf auntuk Pengirim sebagaimana dimaksud dalam Pasal 93berlaku paling lama 3 (tiga) tahun sejak diterbitkan dantidak dapat diperpanjang.

(2) Validasi terhadap sertifikat persetujuan DesainBungkusan yang diterbitkan oleh Kepala BAPETENsebagaimana dimaksud dalam Pasal 96 ayat (2) huruf auntuk setiap orang sebagaimana dimaksud dalam Pasal94 berlaku untuk 1 (satu) kali transit melalui dan 'atausinggah di daerah pabean Negara Kesatuan RepublikIndonesia dengan atau tanpa mengganti saranapengangkutan dan tidak dapat diperpanjang.

Pasa198 ...

Page 28: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - batan.go.id fileManajemen Keselamatan Radiasi Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif dan Keamanan Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif meliputi: a. kewajiban

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 63 -

Pasa198

(1) Pengirim yang telah memperoleh validasi terhadapsertifikat persetujuan Desain Bungkusan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 96 ayat (2) huruf a harusmengajukan permohonan secara tertulis kepada KepalaBAPETENuntuk memperoleh persetujuan pengirimanzat radioaktif sebelum Bungkusan dikeluarkan darikawasan pabean.

(2) Pengajuan permohonan untuk memperoleh persetujuanpengiriman zat radioaktif sebagaimana dimaksud padaayat (1)dapat dilakukan:

a. pada saat yang bersamaan dengan pengajuanpermohonan validasi terhadap sertifikat persetujuanDesain Bungkusan; atau

b. segera setelah memperoleh validasi terhadapsertifikat persetujuan Desain Bungkusan.

Bagian Keenam

Validasi terhadap Persetujuan Pengiriman Zat Radioaktif

yang Diterbitkan oleh Otoritas Pengawas Negara Asal

Pengangkutan Zat Radioaktif

Pasa199

(1) Setiap orang yang akan memasukkan:

a. Bungkusan tipe B(M);

b. Bungkusan tipe B(M) yang tidak sesuai dengandesain untuk Bungkusan tipe B(M);

c. Bungkusan tipe B(M) yang berisi zat radioaktifdengan aktivitas lebih besar dari 3000 (tiga ribu) AI,3000 (tiga ribu) A2, atau 1000TBq (seributerrabecquerel) ;

d. Bungkusan ...

Page 29: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - batan.go.id fileManajemen Keselamatan Radiasi Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif dan Keamanan Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif meliputi: a. kewajiban

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

- 64 -

d. Bungkusan tipe B(U) yang berisi zat radioaktifdengan aktivitas lebih besar dari 3000 (tiga ribu) AI,3000 (tiga ribu) A2, atau 1000TBq (seribu terraBecquerel);

e. Bungkusan tipe C yang berisi zat radioaktif denganaktivitas lebih besar dari 3000 (tiga ribu) AI, 3000(tiga ribu) A2, atau 1000TBq (seribu terrabecquerel);atau

f. Bungkusan yang berisi Bahan Fisil dengan jumlahIndeks Keselamatan Kekritisan pada peti kemasatau kendaraan angkut melebihi 50 (lima puluh),

ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesiauntuk tujuan transit melalui darr/ atau singgah didaerah pabean Negara Kesatuan Republik Indonesiadengan atau tanpa mengganti sarana pengangkutanwajib memiliki validasi terhadap persetujuanpengiriman zat radioaktif yang diterbitkan oleh otoritaspengawas negara asal Pengangkutan Zat Radioaktif.

(2) Setiap orang untuk memperoleh validasi terhadappersetujuan pengiriman zat radioaktif yang diterbitkanoleh otoritas pengawas negara asal Pengangkutan ZatRadioaktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harusmengajukan permohonan secara tertulis kepada KepalaBAPETENsetelah memiliki:a. notifikasi pelaksanaan Pengangkutan Zat Radioaktif

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85 ayat (3)huruf a;

b. validasi terhadap sertifikat persetujuan Desain zatradioaktif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90ayat (2) huruf a; dan

c. validasi terhadap sertifikat persetujuan DesainBungkusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 96ayat (2) huruf a.

Pasal 100 ...

Page 30: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - batan.go.id fileManajemen Keselamatan Radiasi Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif dan Keamanan Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif meliputi: a. kewajiban

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

- 65 -

Pasal 100

(1) Kepala BAPETEN setelah menerima permohonanvalidasi terhadap persetujuan pengiriman zat radioaktifyang diterbitkan oleh otoritas pengawas negara asalPengangkutan Zat Radioaktif sebagaimana dimaksuddalam Pasal 99 melakukan penilaian paling lama 5(lima)hari kerja sejak permohonan diterima.

(2) Dalam hal hasil penilaian menunjukkan:

a. permohonan validasi terhadap persetujuanpengiriman zat radioaktif yang diterbitkan olehotoritas pengawas negara asal Pengangkutan ZatRadioaktif memenuhi persyaratan, KepalaBAPETEN menerbitkan validasi terhadappersetujuan pengiriman zat radioaktif yangditerbitkan oleh otoritas pengawas negara asalPengangkutan Zat Radioaktif paling lama 3 (tiga)hari kerja sejak hasil penilaian diketahui; atau

b. permohonan validasi terhadap persetujuanpengiriman zat radioaktif yang diterbitkan olehotoritas pengawas negara asal Pengangkutan ZatRadioaktif tidak memenuhi persyaratan, KepalaBAPETENmenolak permohonan validasi terhadappersetujuan pengmman zat radioaktif yangditerbitkan oleh otoritas pengawas negara asalPengangkutan Zat Radioaktif disertai dengan alasanpenolakan.

(3) Validasi terhadap persetujuan pengiriman zat radioaktifyang diterbitkan oleh otoritas pengawas negara asalPengangkutan Zat Radioaktif sebagaimana dimaksudpada ayat (2)huruf a paling sedikit memuat:

a. identitas pemegang validasi;

b. spesifikasi zat radioaktif dan Bungkusan;

c. jadwal kedatangan zat radioaktif dan Bungkusan;d. rute Pengangkutan Zat Radioaktif;

e. kewajiban ...

Page 31: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - batan.go.id fileManajemen Keselamatan Radiasi Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif dan Keamanan Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif meliputi: a. kewajiban

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 66 -

e. kewajiban pemegang validasi;f. masa berlaku validasi terhadap persetujuan

pengiriman zat radioaktif yang diterbitkan olehotoritas pengawas negara asal Pengangkutan ZatRadioaktif; dan

g. tanda identifikasi.(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai muatan validasi

terhadap persetujuan pengiriman zat radioaktif yangditerbitkan oleh otoritas pengawas negara asalPengangkutan Zat Radioaktif diatur dengan PeraturanKepala BAPETEN.

Pasal 101

Validasi terhadap persetujuan pengiriman zat radioaktif yangditerbitkan oleh otoritas pengawas negara asal PengangkutanZat Radioaktif yang diterbitkan oleh Kepala BAPETENsebagaimana dimaksud dalam Pasal 100 ayat (2) huruf aberlaku untuk 1 (satu) kali transit melalui dan Z atau singgahdi daerah pabean Negara Kesatuan Republik Indonesiadengan atau tanpa mengganti sarana pengangkutan dantidak dapat diperpanjang.

Pasal 102

Setiap orang yang telah memiliki validasi terhadappersetujuan pengiriman zat radioaktif yang diterbitkan olehotoritas pengawas negara asal Pengangkutan Zat Radioaktifwajib melakukan Pengangkutan Zat Radioaktif yang melaluidarr/ atau singgah di daerah pabean Negara KesatuanRepublik Indonesia dengan atau tanpa mengganti saranapengangkutan sesuai dengan kewajiban yang tercantumdalam validasi terhadap persetujuan pengmman zatradioaktif yang diterbitkan oleh otoritas pengawas negaraasal Pengangkutan Zat Radioaktif dan peraturan perundang-undangan.

BABVIII ...

Page 32: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - batan.go.id fileManajemen Keselamatan Radiasi Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif dan Keamanan Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif meliputi: a. kewajiban

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 67 -

BABVIII

SANKSIADMINISTRATIF

Pasal 103

(1) Pengirim yang tidak memenuhi atau melakukanpelanggaran terhadap ketentuan Pasal 8 ayat (1), Pasal14 ayat (2), Pasal 16 ayat (1), Pasal 17 ayat (1), Pasal 20ayat (1), Pasal 21 ayat (2) dan ayat (3), Pasal 26 ayat (1),Pasal 30 ayat (1), Pasal 31, Pasal 33 ayat (1), Pasal 36ayat (2), Pasal 38 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 40 ayat (1)dan ayat (2), Pasal 41 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 45 ayat(1), Pasal 47 ayat (1), Pasal 53 ayat (1), Pasal 54, Pasal 57ayat (1), Pasal 58 ayat (1), Pasal 59, Pasal 62 ayat (1)huruf d, huruf f, huruf g, huruf h, dan huruf i, Pasal 65ayat (1) dan ayat (3), Pasal 68 ayat (1) dan ayat (3), Pasal69 ayat (1), Pasal 76 ayat (1), Pasal 77 ayat (1), Pasal 82ayat (1), Pasal 87 ayat (1), Pasal 92 ayat (1), Pasal 93 ayat(1), dan /utau Pasal 98 ayat (1) dikenai sanksiadministratif berupa peringatan tertulis.

(2) Pengirim wajib menindaklanjuti peringatan tertulis dalamjangka waktu paling lama 10 (sepuluh) kerja terhitungsejak tanggal ditetapkannya peringatan tertulis.

(3) Dalam hal Pengirim tidak mematuhi peringatan tertulissebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala BAPETENmemberikan peringatan tertulis kedua.

(4) Pengirim wajib menindaklanjuti peringatan tertulis keduasebagaimana dimaksud pada ayat (3) dalam jangkawaktu paling lama 10 (sepuluh) hari terhitung sejaktanggal ditetapkannya peringatan tertulis.

(5) Dalam hal Pengirim tidak mematuhi peringatan tertulissebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala BAPETENmenghentikan sementara kegiatan Pengangkutan ZatRadioaktif.

(6) Pengirim wajib menghentikan sementara kegiatanPengangkutan Zat Radioaktif terhitung sejakditetapkannya keputusan penghentian sementarakegiatan Pengangkutan Zat Radioaktif sebagaimanadimaksud pada ayat (5).

(7) Keputusan ...

Page 33: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - batan.go.id fileManajemen Keselamatan Radiasi Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif dan Keamanan Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif meliputi: a. kewajiban

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 68 -

(7) Keputusan penghentian sementara kegiatanPengangkutan Zat Radioaktif berlaku sampai dengandipenuhinya ketentuan teknis Keselamatan RadiasiDalam Pengangkutan Zat Radioaktif danjatau ketentuanteknis Keamanan Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif.

(8) Pengirim yang tetap melakukan kegiatan PengangkutanZat Radioaktif selama penghentian sementara kegiatanPengangkutan Zat Radioaktif sebagaimana dimaksudpada ayat (7) dikenai sanksi administratif berupapembekuan izin pemanfaatan sumber radiasi pengionatau izin pemanfaatan bahan nuklir.

Pasal 104

Pengirim yang tidak memenuhi atau melakukan pelanggaranterhadap ketentuan Pasal 80 ayat (1) dikenai sanksiadministratif berupa pembekuan izin pemanfaatan sumberradiasi pengion atau izin pemanfaatan bahan nuklir.

Pasal 105

(1) Pengirim wajib menghentikan sementara kegiatanpemanfaatan sumber radiasi pengion atau pemanfaatanbahan nuklir terhitung sejak ditetapkannya keputusanpembekuan izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 103ayat (8)dan Pasal 104.

(2) Pembekuan izin berlaku sampai dengan dipenuhinyaketentuan teknis Keselamatan Radiasi DalamPengangkutan Zat Radioaktif danj atau ketentuan teknisKeamanan Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif.

(3) Dalam hal Pengirim telah memenuhi ketentuan teknisKeselamatan Radiasi Dalam Pengangkutan Zat Radioaktifdanjatau ketentuan teknis Keamanan DalamPengangkutan Zat Radioaktif sebagaimana dimaksudpada ayat (2), Pengirim memberitahukan kepada KepalaBAPETEN.

(4) Kepala ...

Page 34: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - batan.go.id fileManajemen Keselamatan Radiasi Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif dan Keamanan Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif meliputi: a. kewajiban

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 69 -

(4) Kepala BAPETENmengirimkan tim inspektur BAPETENuntuk memeriksa pemenuhan ketentuan teknisKeselamatan Radiasi Dalam Pengangkutan Zat Radioaktifdarr/ atau ketentuan teknis Keamanan DalamPengangkutan Zat Radioaktif.

(5) Dalam hal tim inspektur BAPETENmenyatakan Pengirimtelah memenuhi ketentuan teknis Keselamatan RadiasiDalam Pengangkutan Zat Radioaktif darr/ atau ketentuanteknis Keamanan Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif,Kepala BAPETENmenerbitkan keputusan pemberlakuankembali izin pemanfaatan sumber radiasi pengion atauizin pemanfaatan bahan nuklir.

Pasal 106

(1) Pengangkut yang tidak memenuhi atau melakukanpelanggaran terhadap ketentuan Pasal 64 dikenai sanksiadministratif.

(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat(1) diberikan sesuar dengan ketentuan peraturanperundang- undangan.

BABIX

KETENTUANPERALIHAN

Pasal 107

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, seluruhsertifikat persetujuan Desain zat radioaktif, sertifikatpersetujuan Desain Bungkusan, persetujuan pengiriman zatradioaktif, validasi terhadap sertifikat persetujuan Desain zatradioaktif, dan validasi terhadap sertifikat persetujuanDesain Bungkusan, dinyatakan tetap berlaku sampai denganmas a berlakunya berakhir.

Pasal 108 ".

Page 35: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - batan.go.id fileManajemen Keselamatan Radiasi Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif dan Keamanan Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif meliputi: a. kewajiban

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 70-

Pasal 108

Pengangkutan Zat Radioaktif yang akan dilaksanakansebelum berlakunya Peraturan Pemerintah mi wajibdisesuaikan dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintahini paling lama 3 (tiga) bulan sejak Peraturan Pemerintah iniberlaku.

BABX

KETENTUANPENUTUP

Pasal 109

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku:

a. semua Peraturan Perundang-undangan yang merupakanperaturan pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah Nomor26 Tahun 2002 tentang Keselamatan Pengangkutan ZatRadioaktif (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2002 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4201), dinyatakan masih berlakusepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalamPeraturan Pemerintah ini; dan

b. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2002 tentangKeselamatan Pengangkutan Zat Radioaktif (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 51,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4201) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 110

Peraturan Pemerintah mi mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.

Agar ...

Page 36: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - batan.go.id fileManajemen Keselamatan Radiasi Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif dan Keamanan Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif meliputi: a. kewajiban

PRES/DENREF'UBUK INDONESIA

- 71 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Pemerintah mi denganpenempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 10 Agustus 2015

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

JOKO WIDODO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 10 Agustus 2015

MENTERI HUKUM DAN HAKASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

YASONNAH. LAOLY

LEMBARANNEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 185

Salinan sesuai dengan aslinyaKEMENTERIANSEKRETARIATNEGARA

REPUBLIK INDONESIA

Silvanna Djaman