Upload
ksharfina
View
6
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
cemas
Citation preview
PRESENTASI KASUS
RIZKY AMALIA SHARFINA
1102011239
PEMBIMBING: dr. Sonny Chandra, Sp.KJ
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA
PERIODE 25 MEI –27 JUNI 2015RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
STATUS PSIKIATRI
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. SA
Tempat/Tanggal Lahir : Prabumulih, 21 Agustus 1960
Umur : 55 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Perumahan BSI Sawangan Depok
Suku : Palembang
Pendidikan Terakhir : S2
Status Pernikahan : Sudah menikah
Pekerjaan : PNS
Tanggal Masuk RS : 2014
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Data diperoleh dari:
Autoanamnesis: Sabtu, 30 Mei 2015
Alloanamnesis: Tidak dilakukan
A. Keluhan Utama
Menurut autoanamnesis pasien datang dengan perasaan cemas yang diakui
berlangsung sejak pasien masih kecil. Pasien merasa bahwa perasaan cemas yang dia
rasakan dialami semenjak adanya masalah pada keluarga pasien pada saat kecil dan
menyebabkan hubungannya dengan saudara kandung menjadi tidak baik. Pasien
mengaku ayahnya meninggal saat pasien berusia 4 tahun. Pasien datang karena ia
merasa perasaan cemas yang dirasakan itu berlebihan dan muncul jika sedang berada di
kantor. Pasien juga merasa kecewa dengan tindak kecurangan yang terdapat di dalam
kantornya.
1
B. Keluhan Tambahan
Emosi pasien sering meledak - ledak secara berlebihan bila ada sesuatu yang
tidak sesuai dengan keinginannya.
C. Riwayat Gangguan Sekarang
Berdasarkan autoanamnesis yang dilakukan pada hari Sabtu 30 Mei 2014, pasien
mengeluhkan bahwa perasaan cemasnya masih sering muncul saat di kantor dan saat
lupa minum obat. Pemicunya adalah apabila pasien menemukan ada sesuatu yang
menyimpang dan tidak sesuai aturan pada bidang pekerjaannya. Pasien mengaku bahwa
istrinya sedang menderita stroke dan keadaan itu juga mempengaruhi kecemasannya.
Pasien terkadang merasakan emosinya meledak-ledak, alasannya karena terdapat
staffnya yang tidak sopan teradap orang lain. Pasien juga mengatakan emosinya akan
terpancing jika saat pasien pulang kerumah keadaan rumah berantakan. Pasien mengaku
mempunyai dua orang anak dan berkata bahwa hubungannya dengan anak-anaknya
berjalan baik. Saat sedang cemas dan merasa emosinya tidak stabil, pasien melakukan
meditasi dan olahraga.
D. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Pada saat kecil pasien sudah mulai merasakan cemas dan ditambah dengan
keadaan keluarga pasien yang kurang harmonis antar saudara. Ayah pasien sudah
meninggal semenjak pasien berusia 4 tahun. Pasien merasa adalah suatu kewajaran jika
dirinya mempunyai emosi yang berlebihan karena pasien berasal dari suku yang dikenal
berwatak keras. Pasien merasa cemas yang timbul terhadap dirinya adalah karena faktor
pekerjaan. Di kantornya pasien mengaku sering menemukan kecurangan dalam sistem
yang ada di dalamnya, dan merasa bahwa ada beberapa orang yang menentang dirinya
padahal pasien berusaha melakukan sesuatu yang baik.
2. Riwayat Gangguan Medis
Pasien memiliki riwayat hipertensi dan pernah di rawat di rumah sakit karena
batu ginjal.
2
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien tidak pernah mengkonsumsi obat – obat psikoaktif dan tidak merokok.
III. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
A. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien lahir pada usia kehamilan cukup bulan dengan proses persalinan normal.
Pasien berkata bahwa ibu pasien sehat selama masa kehamilan dan tidak mengkonsumsi
obat – obat psikoaktif selama kehamilan.
B. Riwayat Masa Kanak Awal (0-3 tahun)
Pasien diasuh oleh orang tuanya dan diberi ASI. Pasien tergolong anak yang
sehat. Pasien tidak pernah mengalami kejang dan trauma kepala. Pasien tidak pernah
mengalami kesulitan makan dan tidak ada gangguan pada pola tidurnya. Pasien tumbuh
normal seperti anak usianya (belajar berdiri, berjalan, berbicara, dan mengontrol BAB
dan BAK).
C. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (3-7 tahun)
Sejak usia 4 tahun ayah pasien meninggal sehingga pasien hanya diasuh oleh ibunya.
Pasien tumbuh seperti anak seusianya. Pasien mengaku hubungan dalam keluarganya
tidak begitu baik karena komunikasi di dalam keluarga kurang begitu baik. Akademis
pasien tidak bermasalah, pasien mudah mengerti pelajaran yang diajari guru dan pasien
rajin belajar.
D. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja
Pasien cenderung pemalu dan tidak percaya diri, sehingga pasien merasa lebih baik
untuk memendam apa yang dirasakannya sendiri. Pasien merasa pada saat SMA
kehidupannya terbatas dan tidak bisa bergaul denganbebas karena kaka pasien menjadi
guru di tempat pasien sekolah.
3
E. Masa Dewasa
Riwayat Pendidikan
Pasien tidak pernah tinggal kelas selama masa pendidikannya, nilai nilai pasien juga
cenderung baik dan pasien juga merasa bahwa dirinya cukup cerdas. Pasien juga
dapat melanjutkan pendidikan sampai ke jenjang S2
Riwayat Pekerjaan
Pasien saat ini bekerja sebagaai PNS. Dalam lingkungan pekerjaannya pasien
sebenarnya merasa nyaman namun ada beberapa orang yang menurut pasien tidak
sopan dan pasien juga curiga bahwa atasannya tidak bertindak jujur. Paseien juga
merupakan salah satu tenaga pengajar di universitas di Jakarta.
Riwayat Pernikahan
Pasien sudah menikah dan memiliki 2 orang anak.
Riwayat agama
Pasien beragama Islam, dan berusaha sebaik mungkin untuk dapat shalat 5 waktu
walaupun terkadang pasien masih tidak sempurna menjalaninya. Pasien juga
mengaku terkadang mengikuti pengajian dengan keluarganya.
Riwayat Hukum
Pasien tidak pernah terlibat masalah hukum.
Riwayat Aktivitas Sosial
Pasien tidak begitu dekat dengan keluarganya, namun pasien mengaku di sekolah
mempunyai banyak teman karena ia sangat senang berolahraga dan memiliki banyak
teman dari olahraga yang diikutinya. Di lingkungan pekerjaanpun hubungan dengan
karyawan dan staff diakui baik, pada saat istirahat sering melakukan komunikasi dan
makan siang bersama namun ada beberapa orang yang tidak disukai oleh pasien
karena pasien curiga dia melakukan kecurangan.
Riwayat Psikoseksual
Pasien pada awalnya adalah orang yang pemalu dan tidak percaya diri saat SMA, dan
tidak berani untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis. Namun saat pasien pindah
tempat tinggal, pasien merasa terjadi peningkatan percaya diri sehingga pasien tidak
lagi mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan dengan lawan jenis, dan pasien
cenderung untuk berganti-ganti pasangan.
4
= Laki-laki = Perempuan
= Laki- laki meninggal
F. Riwayat Keluarga
Pasien adalah anak ketujuh dari delapan bersaudara. Ayah pasien meninggal saat
pasien berusia 4 tahun, dan pasien dibesarkan dengan asuhan ibunya. Pasien mengaku
hubungan dengan ibunya cenderung baik namun tidak terlalu dekat, pasien juga berkata
bahwa pasien kurang dekat dengan saudara-saudara kandungnya dan merasa kurang
nyaman dengan mereka.
Genogram Keluarga
5
G. Situasi Kehidupan Sekarang
Pasien tinggal di rumah bersama istri dan dua orang anaknya. Istri pasien
menderita stroke. Pasien mengaku sangat khawatir dengan keadaaan istrinya sehingga
terkadang hal tersebut yang membuat perasan cemasnya muncul.
H. Persepsi tentang diri dan Kehidupan
Pasien merasa kecemasan yang dialaminya membuat ia tidak nyaman.
I. Persepsi Keluarga tentang diri pasien
Menurut pasien, pasien merupakan orang yang tegas di dalam keluarga, namun
masih memiliki sifat senang bercanda dengan anak-anaknya.
J. Impian, Fantasi dan nilai-nilai
Pasien ingin tempat pasien bekerja bersih dari tindak-tindak kecurangan.
IV. STATUS MENTAL (Berdasarkan Pemeriksaan Tanggal 30 Mei 2015)
A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan
Pasien seorang laki laki , penampilan fisik sesuai umur. Postur tubuh pendek
berisi, memakai baju kemeja dan jaket rapi serta memakai alas kaki. Potongan rambut
rapih.
2. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Pasien tampak tenang, tidak gelisah. Pasien mau bercerita tentang keluhannya.
Pasien duduk diseberang pemeriksa
3. Sikap terhadap pemeriksa
Pasien berbicara dengan sopan dan teratur. Pasien mau menjawab pertanyaan
yang diberikan pemeriksa. Namun kurang inisiatif untuk bercerita jika tidak diberi
pertanyaan. Kontak mata sewajarnya.
6
B. BICARA
Volume : sedang
Kecepatan berbicara : normal
Irama : teratur
Gangguan bicara : tidak ada
C. MOOD, AFEK DAN KESERASIAN
Mood : eutim
Afek : meluas
Keserasian : serasi
D. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi : Tidak ada
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
E. GANGGUAN PIKIR
Proses : Kohern
Blocking : tidak ada
Asosiasi longgar : tidak ada
Inkoherensi : tidak ada
Flight of idea :tidak ada
Word salad : tidak ada
Neologisme : tidak ada
Isi pikiran :
Gangguan isi piker :tidak ada
Waham bizzare : tidak ada
Waham sistemik : tidak ada
Waham nihilistik : tidak ada
Waham somatik : tidak ada
7
Waham paranoid : tidak ada
Waham kebesaran : tidak ada
Waham rujukan : tidak ada
Waham kejaran : tidak ada
Waham dikendalikan : tidak ada
Thought of withdrawal: tidak ada
Thought of insertion : tidak ada
Thought of broadcasting: tidak ada
Thought of control : tidak ada
Obesesi : tidak ada
Kompulsi :tidak ada
Fobia : tidak ada
F. FUNGSI KOGNISI DAN SENSORIUM
1. Kesadaran : compos mentis
2. Orientasi
Waktu : baik
Tempat : baik
Orang : baik
3. Daya ingat
Jangka panjang: baik
Jangka sedang : baik
Jangka pendek: baik
4. Konsentrasi dan perhatian : baik
5. Kemampuan membaca dan menulis : baik
6. Pikiran abstrak: baik (pasien mampu mengartikan peribahasa ‘ada udang dibalik
batu’)
7. Intelegensi dan Kemampuan Informasi: baik
8. Kemampuan mengendalikan impuls: baik. Tidak membahayakan diri sendiri dan
orang lain disekitarnya.
8
9. Daya nilai dan tilikan
a. Daya dan nilai sosial : baik
b. Uji daya nilai : baik
10. Penilaian Daya Realita : tidak terganggu
11. Tilikan : derajat 6
12. Taraf dapat dipercaya : dapat dipercaya
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
a) Riwayat psikiatri
Pasien merasa cemas jika ada sesuatu yang tidak sesuai menurut diri pasien
Kondisi keluarga saat masih kecil kurang baik, hubungan dengan saudara kandung
tidak dekat
Emosi pasien terkadang meledak jika karyawannya tidak sopan terhadap orang lain
b) Status mental
Mood :Eutimia
Afek :Luas
Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya
VI. FORMULASI DIAGNOSTIK
AKSIS I :
Merupakan gejala cemas menyeluruh yang diakui sudah berlangsung lama semenjak ia
masih anak-anak. Terdapat gejala-gejala seperti munculnya perasaan cemas yang
berlangsung lama.
F0 : Bukan merupakan gangguan mental organik karena tidak didapatkan riwayat
trauma ataupun penyebab organik lainnya.
F1 : Bukan merupakan gangguan yang disebabkan oleh zat psikoaktif.
F2 : Bukan merupakan gangguan skizofrenia karena tidak ditemukan adanya waham
dan halusinasi.
F3: Bukan merupakan gangguan suasana perasaan karena tidak ditemukan adanya
kesedihan yang terus menerus
9
F4: Merupakan gangguan yang terkait dengan stress karena ditemukan adanya stressor
yang memicu pasien merasa cemas.
Aksis II : Ciri kepribadian disosial, karena cenderung menyalahkan orang lain
dan menawarkan rasionalisasi yang masuk akal.
Aksis III : Terdapat riwayat penyakit batu ginjal
Aksis IV : Masalah dengan lingkungan pekerjaan dan riwayat masalah dengan
saudara kandung. Hubungan dengan saudara kandung tidak begitu dekat.
Aksis V : GAF 80-71
VII. EVALUASI MULTI AKSIAL
Aksis I : Gangguan cemas menyeluruh
Aksis II : Ciri kepribadian disosial
Aksis III : Riwayat penyakit batu ginjal
Aksis IV : Masalah dengan lingkungan pekerjaan dan keluarga saat masih anak-
anak
Aksis V : GAF 80-71
VIII. DIAGNOSIS KERJA
Gangguan cemas menyeluruh
IX. DAFTAR MASALAH
1. Organobiologik: Terdapat riwayat batu ginjal
2. Psikologik : Gangguan cemas menyeluruh
3. Lingkungan dan Sosial Ekonomi: Hubungan terhadap orang lain baik kecuali
terhadap orang yang ia tidak senangi. Kurang ada komunikasi yang baik antara pasien
dan saudara-saudara kandungnya.
X. PROGNOSIS
Quo Ad Vitam :Dubia ad Bonam
Quo Ad Fungsional :Dubia ad Bonam
Quo Ad Sanationam : Dubia ad Malam
10
.
XI. RENCANA TERAPI
A. Farmakologi : Alprazolam 0,5mg 1dd1
B. Non Farmakologi: Psikoterapi
11
TINJAUAN PUSTAKA
Anxietas merupakan suatu keadaan yang ditandai oleh rasa khawatir berlebihan disertai
dengan gejala somatic yang menandakan suatu kegiatan berlebihan dari susunan saraf
autonomik. Sensasi cemas sering dialami oleh hampir semua manusia. Perasaan tersebut
ditandai oleh rasa tidak menyenangkan. Kumpulan gejala tertentu yang ditemui selama
kecemasan cenderung bervariasi, pada setiap orang tidak sama.
Dalam praktek sehari-hari, anxietas sering dikenal dengan istilah perasaan cemas, was-
was, bimbang dan sebagainya. Anxietas dapat bersifat akut atau kronik. Pada anxietas
akut serangan datang mendadak dan cepat menghilang. Anxietas kronik biasanya
berlangsung dalam jangka waktu lama walaupun tidak seintensif anxietas akut. Anxietas
masuk ke dalam golongan gangguan neurotic, ganggguan somatofom, dan gangguan
terkait stress.
Adapun bentuk gangguan anxietas, adalah sebagai berikut :
1. Gangguan fobik
2. Gangguan anxietas lainnya
3. Gangguan obsesi kompulsif
4. Reaksi terhadap stress berat dan Gangguan Penyesuaian
5. Gangguan disosiatif
6. Gangguan somatoform
Gangguan cemas menyeluruh termasuk ke dalam gangguan anxietas lainnya.
GANGGUAN CEMAS MENYELURUH
Definisi
Merupakan gangguan dengan gejala yang menonjol berupa kecemasan dan
kekhawatiran. Gejala dialami sepanjang hari, minimal dirasakan selama 6 bulan. Dapat
pula ditemukan gejala sulit tidur dan gelisah.
12
Etiologi
a) Teori biologic
Terdapat neurotransmitter yang diduga dapat mempengaruhi kecemasan diantaranya
adalah serotonin,dan norepinefrin
b) Teori genetic
Terdapat kemungkinan terjadinya suatu pewarisan sifat kecemasan
c) Teori psikoanalitik
Menurut teori ini, gangguan cemas diperkirakan timbul akibat adanya konflik bawah
sadar yang tidak terselesaikan
d) Teori kognitif-perilaku
Cemas timbul karena adanya perhatian terhadap suatu hal negative yang terjadi
disekitarnya
Pedoman Diagnostik
a) Gejala cemas muncul sebagai gejala utama yang berlangsung lama dan hamper
setiap hari
b) Gejala yang timbul umumnya terdiri dari
o Didominasi rasa kecemasan
o Timbul ketegangan motorik
o Over-aktivitas otonom
c) Pada penderita berusia muda perlu ditenangkan secara berlebihan serta timbulnya
keluhan somatic berulang yang menonjol
d) Gejala tambahan lain yang sifatnya sementara untuk membatalkan diagnosis
gangguan ansietas menyeluruh, selama gejala tambahan tersebut tidak dapat
digolongkan dalam gangguan lain.
Tatalaksana
a) Psikofarmaka
Golongan ansietas
b) Psikoterapi
Terapi kognitif perilaku: membantu pasien mengenali distorsi kognitif dan
pendekatan perilaku dan mengenali gejala somatic secara langsung.
13
Terapi Suportif: pasien diberikan kenyamanan dan digali potensi-potensi yang ada
dan belum tampak
Terapi berorientasi tilikan: mengajak pasien untuk mencapai penyingkapan konflik
bawah sadarnya.
Prognosis
Gangguan cemas menyeluruh merupakan suatu keadaan yang dapat berlangsung seumur
hidup. Penderita ini dapat mengalami gangguan depresi.
14
DAFTAR PUSTAKA
Elvira, Sylvia E. dkk. Buku Ajar Psikiatri. 2010. Badan Penerbit Fakultas Kedokteran
UI. Jakarta.
Maslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ –
III.2013. PT Nuh Jaya. Jakarta
Tanto, chris dkk. Kapita Selekta Kedokteran. FKUI: 2014.
15