Press Release LKIH 1708 Terkait Tertangkap Tangan Ketua MK Atas Dugaan Gratifikasi Oleh KPK

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/22/2019 Press Release LKIH 1708 Terkait Tertangkap Tangan Ketua MK Atas Dugaan Gratifikasi Oleh KPK

    1/2

    PRESS RELEASE

    KEPRIHATINAN EKSISTENSI MAHKAMAH KONSTITUSIATAS TINDAK PIDANA PENYUAPAN KEPADA KETUA MAHKAMAH KONSTITUSI

    Bahwa Pasal 24 C ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa Mahkamah Konstitusi

    adalah lembaga negara yang memiliki kewenangan untuk mengadili pada tingkat

    pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final dan mengikat. Kewenangan

    putusan Mahkamah Konsitusi, berdasarkan kekuasaan kehakiman Pasal 24 ayat (1)

    UUD 1945 yang menyatakan, kekuasaan untuk menyelenggarakan peradilan guna

    penegakan hukum dan keadilan, serta dasar pertimbangan dalam Undang-Undang

    Nomor 8 tahun 2011 Tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 24 tahun

    2003 Tentang Mahkamah Konstitusi yang menyatakan, Mahkamah Konstitusi adalah

    pelaku kekuasaan kehakiman yang berperan untuk menegakkan konsitusi.

    Bahwa visi Mahkamah Konsitusi yaitu menegakkan konstitusi dalam rangka

    mewujudkan negara hukum dan demokrasi demi kehidupan berbangsa dan

    bernegara yang bermartabat, sehingga Mahkamah Konstitusi hadir untuk menjawab

    krisis hukum yang dialami bangsa Indonesia, hal tersebut dapat dilihat dari berbagai

    pelanggaran hukum, sehingga hak-hak konsitusional warga negara dilanggar. Oleh

    karena itu Mahkamah Konstitusi hadir dan menjadi salah satu lembaga kekuasaan

    negara untuk melindungi hak-hak konstitusional rakyat, berdasarkan prinsip

    kedaulatan rakyat (sovereignity of the people).

    Bahwa Mahkamah Konstitusi berfungsi sebagai lembaga yang memutus sengketa

    antar lembaga negara, membubarkan partai poliik dan memutus sengketa hasilpemilu, terlebih memiliki kekuasaan untuk memberikan keputusan atas pendapat

    DPR yang menyatakan Presiden dan atau wakil Presiden telah melakukan

    pelanggaran hukum, sehingga Presiden dan atau Wakil Presiden dapat di

    berhentikan dalam jabatan dalam memimpin negara. oleh karena itu Mahkamah

    Konstitusi adalah harus lembaga yang harus bersih, kuat dan dipimpin oleh orang-

    orang yang memiliki integritas, jujur dan berwibawa.

  • 7/22/2019 Press Release LKIH 1708 Terkait Tertangkap Tangan Ketua MK Atas Dugaan Gratifikasi Oleh KPK

    2/2

    Bahwa pada tanggal 02 Oktober 2013, sekitar jam 22.00 WIB. Komisi Pemberatasan

    Korupsi (KPK) melakukan penindakan korupsi, dengan operasi tertangkap tangan

    dan menangkap Ketua Mahkamah Konsitusi Dr. Akil Mohtar, SH., MH di rumah

    Dinas Ketua Mahkamah Konsitusi, Jl. Widya Chandra III No. 07, bersama Anggota

    DPR RI dan Bupati Gunung Mas yang sedang berperkara di Mahkamah Konstitusi.

    Menyikapi tragedi hukum yang menimpa lembaga hukum tertinggi di negara

    Indonesia, Maka, kami Lembaga Kajian Ilmu Hukum menyatakan :

    1. Penghargaan setinggi-tingginya kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

    yang melakukan penegakan hukum dengan menangkap Ketua Mahkamah

    Konstitusi Dr. Akil Mochtar, SH., MH beserta anggota DPR RI dan Bupati

    Gunung Mas, dengan memperlakukan semua orang sama di hadapan hukum

    2. Mengecam sangat keras tindakan Ketua Mahkamah Konstitusi Dr. Akil Mohtar

    yang tertangkap tangan, terindikasi menerima penyuapan oleh pihak yang

    berperkara di Mahkamah Konstitusi dengan bukti uang hampir

    Rp3.000.000.000- bersama yang berperkara.

    3. Meminta kepada Dr. Akil Mohtar, SH., MH untuk mengundurkan diri sebagai

    Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.

    4. Mengusulan dan meminta kepada Presiden untuk mengajukan Prof Dr. Jimly

    Ashiddiqqie, SH., MH atau Prof. Dr. Mahfud MD, SH., MH untuk kembali

    menjadi hakim Mahkamah Konsitusi

    5. Mengusulan kepada para Hakim Mahkamah Konsitusi untuk dapat memilih

    kembali Prof Dr. Jimly Asshiddiqqie, SH., MH atau Prof. Dr. Mahfud MD, SH.,

    MH menjadi Ketua Hakim Konstitusi, agar citra dan wibawa Mahkamah

    Konstitusi dapat dikembalikan dan kepercayaan rakyat terhadap Mahkamah

    Konstitusi Republik Indonesia dipulihkan.

    Jakarta, 04 Oktober 2013

    Lembaga Kajian Ilmu Hukum 17 Agustus

    (LKIH 1708)

    Direktur Eksekutif Ketua

    Rocky Marbun., SH., MH Samuel Lengkey