Prinsip Kerja Magnetic Levitation

Embed Size (px)

DESCRIPTION

maglev

Citation preview

A. Magnetic LevitationMagnetic leviatation merupakan sebuah metode yang digunakan untuk membuat sebuah objek melayang di udara tanpa bantuan selain medan magnet. Medan ini digunakan untuk menolak atau meniadakan gaya tarik gravitasi.Kereta magnetic levitatation ini melayang sekitar 10 cm -15 cm di atas relnya. Hal ini menyebabkan tidak adanya gaya gesek antara rel dengan kereta yang dapat menghambat pergerakan kereta sehingga kereta dapat melaju dengan cepat mencapai 500 km/jam (310 mph).B. System Kerja Magnetic LevitationSistem Maglev memiliki tiga kompenen utama yaitu:1. Sumber daya listrik2. Kumparan logam 3. GuidewaySystem kerja Magnetic Levitation memanfaatkan 2 prinsip magnet yaitu gaya tarik magnet dan gaya tolak magnet. Ada dua buah system kerja dari maglev ini sehingga ia dapat mengambang atau melayang di atas rel nya yaitu: Electromagnetic Suspension (EMS) dan Electrodinamic Suspension (EDS) Pada saat sekarang ini ada sebuah system baru yang sedang dikembangkan yaitu system Inductrack, yaitu menggunakan magnet tetap, namun cara ini belum diterapkan. Yang banyak dikembangkan dan digunakan saat ini yaitu system EDS karena lebih stabil, sehingga disini system EDS akan dibahas lebih rinci.

1. Electromagnetic Suspension (EMS) System kerja dari Electromagnetic Suspension (EMS) memanfaatkan gaya tarik magnet. Dimana bagian-bagian pada rel kereta yaitu beam (balok rel) dan levitations rails yang merupakan bagian rel penuntun. Bagian-bagian pada gerbong kereta yaitu support magnet (magnet pendukung), guidance magnets (magnet penuntun),dan vehicle ( gerbonh kereta). Antara rel dengan gerbong terdapat air gap vertical dan air gap horizontal. (Hamid.2012)

Gambar 8. Schematic diagram of EMS Maglev systemSumber: Yaghoubi, Hamid.2012. Practical Aplications Of Magnetic Levitation Tecnologi. Iran: IMT.Pada Electromagnetic suspension (EMS) magnet berada pada badan kereta. Electromagnet pada badan kereta berintekasi dan menarik levitation rails pada guideway (jalur pemandu), hal ini mempertahankan posisi kereta secara horizontal. Electromagnet pada bagian bawah kereta dipasang mengarah langsung ke jalur pemandu, yang mengambangkan kereta sekitar 1 cm di atas jalur pemandu dan menjaga kereta agar tetap mengambang bahkan di saat kereta tidak bergerak. Saat bergerak dorongan kedepan didapatkan melalui interaksi antara rel magnetic dengan mesin induksi. Namun cara ini kurang stabil sehingga jarak antara rel dengan gerbong harus selalu di control kerena ketika daya magnet berkurang gerbong dapat turun dan menabrak rel. (Hamid.2012)

Gambar 9. Maglev Train dengan EMS sistemSumber: http://ilmumum.blogspot.comMagnetic Levitation Train dengan system EMS ini dikembangkan di Negara Jerman. 2. Electrodinamic Suspension (EDS)EDS (electrodinamik suspension) memanfaatkan gaya tolak magnet. System ini menggunakan magnet superkonduktor. Superkonduktor memiliki sifat yang menarik yaitu sifat Efek Meissner, yaitu efek pada bahan superkonduktor yang berada dibawah suhu kritisnya(Tc). Bahan superkonduktor menjadi bagian pada badan kereta sedangkan magnet terdapat pada relnya. Sistem EDS ini menggunakan nitrogen cair yang digunakan untuk mendinginkan bahan superkonduktor sehingga bahan superkonduktor mencapai suhu di bawah suhu kritis (Tc). Pada saat suhu bahan superkonduktor berada dibawah suhu kritisnya, maka bahan superkonduktor akan memiliki resistansi nol (0) dan akan menolak medan magnet disekitarnya

Gambar 10. Electrodinamik Suspension Systemhttp://maglevworld.wordpress.comPada gerbong kereta bagian bawah terdapa Levitation Magnets yang berhadapan dengan magnet yang terdapat pada rel, magnet ini saling tolak-menolak sehingga membuat kereta melayang di atas relnya.Hamid (2012) menyatakan: pada bagian rel kereta terdapat beam sebagai dinding pemandu, levitation and guidance coil (kumparan penuntun kereta), propulsion coil (kumparan penggerak kereta) dan wheel support path (bagian rel pendukung).

Gambar 11. Schematic diagram of EDS Maglev systemYaghoubi, Hamid.2012. Practical Aplications Of Magnetic Levitation Tecnologi. Iran: IMT.Pada saat diam kereta magnet ini tidak melayang di atas rel melainkan diam berdiri di atas rel nya. Saat akan bergerak magnet superkonduktor dinyalakan, kemudian kereta mulai mengambang sekitar 100 mm di atas rel. Magnet superkonduktor mengatur posisi kereta agar tepat berada di tengah jalur giudeaway nya kemudian computer pada sisitem control mengunci posisi kereta dan mengstabilkan magnet superkonduktor agar posisi kereta tidak berubah. Kemudian daya listrik diberikan ke kumparan dalam dinding-dinding jalur pemandu yang menciptakan medan magnet yang dapat menarik dan mendorong kereta sepanjang jalur pemandu. Arus listrik yang diberikan ke kumparan pada dinding jalur pemandu secara berganti-ganti mengubah polaritas kumparan magnet. Perubahan polaritas ini menyebabkan medan magnetik di depan kereta menarik kereta ke depan, sementara medan magnet di belakang kereta menambahkan gaya dorong ke depan. Gambar 12.sistem control EDS system http://prinsipkereta.webatu.com/keretamagnet.html

Polaritas kumparan yang berubah menghasilkan gaya megnet yang saling tarik menarik dan saling tolak menolak, seperti pada gambar A di atas interaksi antara magnet pada rel dengan kereta menghasilkan gaya tarik oleh magnet tidak sejenis di bagian depan terhadap gerbong yang menarik kereta ka arah depan (ditunjukkan oleh garis hijau) dan magnet di bagian belakang menghasilkan gaya tolak terhadap megnet sejenis pada gerbong yang menjadi gaya dorong dalam pergerakan kereta (ditunjukkan oleh garis biru). Pada gambar B ditunjukkan system yang membuat kereta tetap melayang di atas rel nya dengan gaya tolak yang dihasikan oleh magnet superkonduktor dari bagian badan kereta terhadap guideway nya, magnet pada sisi jalur pemandu menjaga agar kereta tetap melayang, apabila posisi kereta turun maka magnet berlawan pada sisi dinding pemadu bagian atas dengan magnet pada sisi gerbong akan menarik gerbong ke atas (ditunjukkan oleh garis hijau) dan magnet bagian bawah dinding pemandu yang sejenis dengan magnet pada sisi gerbong akan menolaknya (ditunjukkan oleh garis biru) sehingga posisi gerbong akan tetap terangkat atau melayang di atas rel nya. Selain itu dinding jalur pemandu ini juga berfungsi mempertahankan posisi kereta di jalur guideway nya, saat kereta oleng ke kiri maka dinding pemandu sebelah kiri akan memiliki sifat magnet yang akan menolak kereta dan sifat magnet pada dinding sebelah kanan akan menarik kereta, sehingga posisi kereta selalu dipertahankan. System ini lebih stabil karena daya angkat pada system tidak hanya dihasilkan dari rel atau guideway nya saja tetapi juga dihasilkan dari gerbong kereta itu sendiri.Kecepatan kereta Maglev ini dari awal bergerak hingga akhir memiliki kecepatan yang bervariasi. Variasi kecepatan ini diatur dengan mengatur frekuensi dari arus bolak-balikyang melalui kumparan.Cara penghentian dari kedua system kereta maglev ini sama seperti dengan cara ia bergerak yaitu menggunakan induksi magnetic pada kumparan dengan memberikan tolakan antara kutub yang sama. Pada saat akan berhenti medan magnet dari kumparan ini dirubah atau dibalik, sehingga akan menimbulkan efek pengereman dan kereta akan berhenti. Maglev train memiliki system control (control room) yang terhubung dengan control pusat melalui system transmisi radio yang berfungsi menjaga keselamatan kereta, mengatur perpindahan jalur rel. Kereta maglev ini memiliki system rem dinamis, dengan bantalan rem untuk berhenti, untuk kebutuhan darurat setiap gerbong dilengkapi dengan empat cakram per sebagai rodanya, dan bantalan rem cadangan. Struktur atau bentuk dari bagian depan kereta ini dirancang seperti mulut lumba-lumba yang ramping untuk mengurangi hambatan udara (drag udara), sehingga maglev train dapat meluncur seperti peluru.(Irham. 2013)