72
LAPORAN PRAKTIKUM PRINSIP TEKNIK PANGAN Rombongan I Kelompok 4 Anggota : Andriana J. Lestari A1M011001 Setia Hikmatul Maula A1M011015 Siti Haryati Pertiwi A1M011023 FiriaUrwatin Nisa’ A1M011033 Rizqi Amelia A1M011055 Stefanus Mega Prabawa A1M011057 Farha Herzegovina A1M011075

Prinsip Teknik Pangan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan Praktikum PTP

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUMPRINSIP TEKNIK PANGAN

Rombongan IKelompok 4Anggota :

Andriana J. LestariA1M011001Setia Hikmatul MaulaA1M011015Siti Haryati PertiwiA1M011023FiriaUrwatin NisaA1M011033Rizqi AmeliaA1M011055Stefanus Mega PrabawaA1M011057Farha HerzegovinaA1M011075

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIANPURWOKERTO2013

I. PENDAHULUAN

A. Latar BelakangMasalah pangan telah lama menjadi perhatian karena pangan merupakan kebutuhan hidup pokok yang pemenuhannya tidak dapat ditunda, khususnya di Indonesia. Sebagai negara agraris sebagian besar penduduknya bermata pencaharian petani.. Petani-petani di Indonesia masih menggunakan mesin dan peralatan yang sederhana dalam proses pengolahan produk hasil pertanian. Dengan peralatan mesin yang sederhana maka akan didapatkan produk yang kurang optimal dan kurang efisien. Oleh karena itu diperlukan mesin dan peralatan yang menggunakan teknologi yang lebih maju untuk mengolah produk hasil pertanian tersebut.Adanya mesin dan peralatan untuk mengolah hasil pertanian dapat memudahkan petani serta dapat meningkatkan kualitas bahan makanan dalam nilai gizi, aroma, rasa, dan warna, sehingga dapat meningkatkan taraf kehidupan.Di abad teknologi sekarang ini, teknologi hasil pertanian merupakan suatu bidang ilmu pengetahuan yang sangat penting bahkan sangat berpengaruh dalam kehidupan. Ilmu ini sangat penting bagi pengadaan proses-proses produksi pertanian, sadar atau tidak setiap hari kita pasti mengkonsumsi produk olahan hasil dari teknologi hasil pertanian. Mesin dan peralatan ilmu dan teknologi pangan ini merupakan sarana pendukung dalam pelaksanaan proses pengolahan hasil pertanian, yang meliputi: bagian-bagian utama mesin berikut fungsi dari bagian utamanya, mekanisme bekerjanya alat, cara pengoperasiannya, cara-cara pengaturan alat sesuai persyaratan yang ditetapkan, cara perbaikan, dan inovasi (termasuk rekayasa) dan penampilan teknis mesin-mesin ilmu dan teknologi pangan.Oleh karena itu, pada praktikum Mesin dan Peralatan ini akan dibahas beberapa alat mesin pengolahan hasil pertanian misalnya universal tengsile meter, rheometer, pengemas vakum , mesin pengupas kacang, alat sterilisasi basah dan kering.

B. Tujuan1.Mengetahui konstruksi dasar alat atau mesin, bagian bagian utama alat berikut fungsi masing masing bagian utama.2.Mengetahui mekanisme kerja alat mesin.3.Mengetahui cara cara pengoperasian alat atau mesin berikut cara pengaturan alat sesuai yang dikehendaki.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Proses pengolahan pangan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Sejak zaman dahulu kala, manusia mengenal makanan dan mengolahnya menjadi suatu bentuk yang dapat dimakan, seperti dengan cara memasak dengan api, menjemur dibawah terik matahari. Dalam era di mana teknologi pengolahan pangan dan industri pangan telah berkembang begitu pesat, proses pengolahan tidak sesederhana yang dibayangkan. Pengolahan makanan sering bersifat spesifik dan untuk dapat mengolahnya secara benar, diperlukan dasar-dasar keteknikan pangan (food engineering) dan alat-alat yang membantu proses pengolahan. Keteknikan pangan merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip keteknikan dalam aspek penanganan, proses produksi, pengolahan dan distribusi pangan (Imas S. Setiasih, 2010).Disiplin rekayasa dan proses pangan atau teknik pangan merupakan kombinasi dari disiplin teknik pertanian, teknik kimia, serta teknologi pangan dan gizi. Proses pengolahan pangan melibatkan berbagai operasi baik fisik maupun mekanis, seperti pemisahan (sortasi dan ekstraksi), penghancuran, penyaringan, pemompaan, pemanasan, pendinginan, penguapan, pengentalan. Dengan demikian, bahan mentah akan melalui berbagai jenis operasi ini, baru kemudian menjadi produk pangan yang siap untuk dikonsumsi. Kondisi setiap proses atau operasi harus dirancang sedemikian rupa sehingga perubahan yang diinginkan berjalan dengan lancar dan baik, sedangkan perubahan yang tidak diinginkan dapat dihindarkan atau dihambat. Agar proses pengolahan pangan dapat dilakukan secara benar dan efisien, diperlukan pengetahuan tentang prinsip-prinsip keteknikan, baik yang berkaitan dengan prinsip pindah massa dan energi (di antaranya mencakup kesetimbangan massa dan energi, dan termodinamika), unit operasi dalam proses pengolahan (seperti ukuran/dimensi pipa, pompa, penukar panas, retort, refrigerator, freezer, mesin pengering), maupun desain proses (seperti suhu, waktu, tekanan, kecepatan aliran, sifat aliran). Dilihat dari bahan pangan yang akan diolah, sifat-sifat bahan mentah itu sendiri sangat kompleks. Seperti diketahui bahwa hasil-hasil pertanian yang dikonsumsi manusia dapat berasal dari sumber hewani, ikan, dan nabati. Demikian juga bentuk bahan pangan beraneka bentuk, terdapat bentuk padat, cair, dan setengah padat. Di dalam proses pengolahan itu sendiri, terjadi perubahan perubahan baik fisik maupun kimiawi yang dikehendaki ataupun yang tidak dikehendaki. Di samping itu, setelah melalui proses pengolahan, makanan tadi tetap tidak stabil karena akan mengalami perubahan selama penyimpanan. Oleh karena itu, dalam proses pengolahan pangan perlu juga diketahui sifat fisikokimia bahan pangan yang akan diolah, seperti kekentalan, tekstur, densitas, konduktivitas panas, koefisien pindah panas, panas jenis, panas laten.Selain mengetahui prinsip keteknikan, prinsip kerja alat-alat yang berhubungan dengan proses pengolahan tidak kalah penting untuk pelajari, dengan tujuan untuk dapat mengoperasikan alat-alat tersebut guna mempercepat proses kerja dan mengetahui bagian penting dari alat beserta fungsinya, serta menyesuaikan antara bahan yang akan diproses dengan kapasitas alat. Sehingga dengan mengetahui aplikasi penggunaan alat pada proses pengolahan, produk yang akan dihasilkan sesuai dengan karakteristik yang diharapkan, dan proses pengolahan menjadi praktis dan mudah dengan adanya alat-alat dan mesin pengolahan pangan. Penggunaan alat dan mesin pada proses produksi juga dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, produktifitas, kualitas hasil, dan mengurangi beban kerja (Siahaan, 2001). Beberapa alat-alat dan mesin dalam pengolahan pangan antara lain:

A.Alat Sterilisasi Kering dan BasahTerdapat banyak pilihan cara sterilisasi yang berbeda, namun yang terpenting adalah bagaimana menetapkan bahwa produk akhir dinyatakan sudah steril dan aman digunakan. Suatu produk dapat disterilkan melalui cara sterilisasi akhir (terminal sterilization) atau dengan cara aseptic (aseptic processing). Cara sterilisasi yang dapat dilakukan untuk mendapatkan produk steril yaitu:1.Terminal Sterilization (sterilisasi akhir) metode sterilisasi akhir menurut PDA Technical Manograph (2005) dibagi menjadi dua yaitu :a. Overkill Methode adalah metode sterilisasi menggunakan pemanasan dengan uap panas pada 121oC, selama 15 menit yang mampu memberikan minimal reduksi setingkat log 12 dari mikroorganisme-mikroorganisme yang memiliki nilai 0, minimal 1 menit. Penggunaan metode overkill untuk bahan yang tahan panas seperti zat anorganik. Metode ini merupakan pilihan utama karena kelebihannya lebih efisien, cepat dan aman.b.Bioburden Sterilization adalah metode sterilisasi yang memerlukan monitoring ketat dan terkontrol terhadap beban mikroba sekecil mungkin dibeberapa lokasi jalur produksi sebelum menjalani proses sterilisasi lanjutan dengan tingkat sterilisasi yang dipersyaratkan SAL 10-6. Penggunaan metode umumnya untuk bahan yang dapat mengalami degradasi kandungan bila terlalu panas terlalu tinggi seperti za organic (Stefanus, 2006).2.Aseptic ProcessingAseptic Processing adalah metode pembuatan produk steril menggunakan saringan dengan filter khusus untuk bahan obat steril atau bahan baku steril yang diformulasikan dan diisikan kedalam kontainer steril dalam lingkungan terkontrol. Suplai udara, material, peralatan dan petugas telah terkontrol sedemikian rupa sehingga kontaminasi mikroba tetap ada pada level yang dapat diterima (acceptable) dan calane zone (grade A dan B) (Stefanus. 2006).Macam-macam sterilisasi yang dapat digunakan : Sterilisasi panas dengan tekanan atau sterilisasi uap (autoklaf). Pada saat melakukan sterilisasi uap, yaitu memaparkan uap jenuh pada tekanan tertentu selama waktu dan suhu tertentu pada suatu objek, sehingga terjadi pelepasan energi selain uap yang mengakibatkan denaturasi atau koagulasi protein sel. Sterilisasi demikian merupakan sterilisasi paling efektif dan ideal karena : a. Uap merupakan pembawa (carrier) energy tertanal paling efektif dan semua lapisan pelindung luar mikroorganisme dapat dilunakan, sehingga memungkinkan terjadinya koagulasi, b. Bersifat nontosik, mudah diperoleh dan relatif mudah dikontrol. Penggunaan autoklaf ini harus dengan suhu 121C selama 15 menit. Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi uap ada 3 yaitu : waktu, suhu dan kelembaban (Stefanus, 2006). Sterilisasi panas kering (Oven)Proses sterilisasi panas kering terjadi melalui mekanisme konduksi panas. Panas akan diabsorpsi oleh permukaan luar alat yang disterilkan, lalu merambat ke bagian dalam permukaan sampai akhirnya suhu untuk sterilisasi tercapai. Sterilisasi panas kering biasanya digunakan untuk alat-alat atau bahan dengan uap tidak dapat penetrasi secara mudah atau untuk peralatan yang terbuat dari kaca. Pada sterilisasi panas kering, pembunuhan mikroorganisme terjadi melalui mekanisme oksidasi sampai terjadinya koagulasi protein sel. Karena panas dan kering kurang efektif dalam membunuh mikroba dari autoklaf, maka sterilisasi memerlukan temperature yang lebih tinggi dan waktu yang lebih panjang (Stefanus, 2006).3.Sterilisasi, Tyndllisasi.Metode ini berupa mendidihkan medium dengan uap dengan beberapa menit saja. Setelah didiamkan satu hari, selama itu spora-spora sempat tumbuh menjadi bakteri vegetatif. Maka medium tersebut dididihkan lagi selama beberapa menit. Akhirnya pada hari ketiga, medium tersebut dididihkan lagi, sekali lagi. Dengan jalan demikian ini diperoleh medium yang steril dan zat-zat organik yang terkandung didalamnya tidak mengalami banyak perubahan seperti halnya pada cara yang dilakukan oleh Spallanzani (1729-1799) (Dwidjoseputro. 2005).4.Sterilisasi dengan penyaringan (Filtrasi).Medium disaring dengan saringan porselin atau dengan tanah diatom. Dengan jalan ini, maka zat-zat organik tidak akan mengalami penguraian sama sekali. Hanya kelemahannya, virus tak dapat terpisah dengan penyaringan semacam ini. Oleh karena itu, sehabis penyaringan, medium masih perlu dipanaskan dengan autoclave meskipun tidak selama 15 menit dengan temperatur 121oC. Penyaringan dapat dilakukan juga dengan saringan yang dibuat dari asbes. Saringan ini lebih murah dan lebih mudah penggunaannya daripada porselin. Saringan asbes dapat dibuang setelah dipakai, sedangkan saringan porselin terlalu mahal untuk dibuang dan terlalu sulit dibersihkan (Dwidjoseputro, 2005). Terdapat tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas penggunaan bahan kimia dan penyaringan (filtrasi). Bila panas digunakan bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi panas lembab atau sterilisasi basah bila tanpa kelembaban maka disebut sterilisasi panas kering atau sterilisasi kering. Dipihak lain sterilisasi kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan gas atau radiasi (Hadiotomo, 1985).5.Sterilisasi radiasi a.Ultraviolet Ultraviolet merupakan gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang 100-400 mm dengan efek optimal pada 254 nm. Sumbernya adalah lampu uap merkuri dengan daya tembus hanya 0,01-0,2 mm. ultraviolet digunakan untuk sterilisasi ruangan pada penggunaan aseptic.b.Jon Mekanisme mengikuti tori tumbukan yaitu sinar langsung menghantam pusat kehidupan mikroba (kromosom) atau secara tidak langsung dengan sinar terlebih dahulu membentuk molekul dan mengubahnya menjadi bentuk radikatnya yang menyebabkan terjadinya reaksi sekunder pada bagian molekul DNA mikroba.c.Gamma Gamma bersumber dari Cu60 dan Cs137 dengan aktivitas sebesar 50-500 kilo curie serta memiliki daya tembus sangat tinggi. Dosis efektifitasnya adalah 2,5 MRad. Gamma digunakan untuk mensterilkan alat-alat yang terbuat dari logam, kaet serta bahan sintesis seperti pulietilen (Ratna, 1985).

Pensterilan gelas-gelas, botol, pipa pipet yang sudah bersih tidak disterilkan dengan autoklaf, karena barang-barang tersebut akan tetap basah sehabis sterilisasi. Alat-alat dari gelas dimasukkan didalam oven kering selama 2-3 jam pada temperatur 160o-170oC. Hal ini bergantung kepada banyak sedikitnya muatan yang dimasukkan dalam oven. Kapas masih dapat bertahan dalam oven kering selama waktu dan temperature seperti diatas. Alat-alat yang bahan kering tidak boleh dimasukkan dalam oven kering. Pensterilan alat-alat dapat pula dilakukan dengan gas etiken oksida. Hal ini harus dikerjakan dengan hati-hati karena ada bahaya tertentu (Ratna, 1985). Sterilisasi dengan pemanasan merupakan cara yang paling banyak dipakai. Pada prinsipnya sterilisasi dengan pemanasan ada empat macam yaitu sebagai berikut :a.Sterilisasi dengan pemijaranb.Sterilisasi dengan udara panas c.Sterilisasi dengan uap air panas d.Sterilisasi denagan uap air panas bertekanan Sterilisasi dengan pemijaran, cara ini terutama dipakai untuk sterilisasi jarum ose dan sebagainnya terbuat dari platina, caranya dengan membakar alat-alat tersebut diatas api lampu spirtus sampai pijar. Sterilisasi dengan udara panas, untuk keperluan ini dipakai alat yang mempunyai thermostat yang disebut hot air sterilizer(oven). Pada umumnya temperatur yang digunakan pada sterilisasi secara kering 170-180oC, paling sedikit selama 2 jam. Sterilisasi dengan menggunakan uap air panas , bahan-bahan yang mengandung cairan, tidak dapat disterilkan dengan udara panas yang kering. Sterilisasi yang baik adalah dengan mengunakan uap air panas bahan-bahan yang disterilkan dengan cara ini pada umumnya medium kultur yang tidak tahan terhadap panasyang sangat tinggi. Sterilisasi dengan menggunakan uap panas bertekanan, alat yang digunakan untuk sterilisasi dengan uap panas bertekanan ialah autoclave. Alat ini terdiri atas suatu bejana yang tahan terhadap tekanan tinggi yang dilengkapi monometer, thermometer dan kleb. Sterilisasi dengan autoclave merupakan cara sterilisasi yang paling baik, jika dibandingkan dengan cara-cara sterilsasi lainnya. Dan ada pula sterilisasi dengan penyinaran, dimaksudkan disini untuk merusak kemampuan sel mikroba pengkontaminan secara seluler dan genetic yang mengakibatkan mikroba tersebut tidak mampu untuk melakukan reproduksi dan pertumbuhan. Teknik sterilisasi ini biasanya menggunakan radiasi ion dengan dosisi dan waktu pemaparan yang cukup lama (Ratna, 1985).B.Pengemas VakumVacuum Packaging atau pengemas vakum adalah metode untuk menyimpan makanan dan menyajikannya untuk dijual. Tepatnya jenis makanan disimpan dalam lingkungan pengap, biasanya dalam paket udara-ketat atau botol untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme. Lingkungan vakum menghilangkan oksigen atmosfer, melindungi makanan dari kerusakan dengan membatasi pertumbuhan bakteri aerobik atau jamur. ( Anonim, 2011).Kemasan vakum ini biasanya digunakan untuk penyimpanan jangka panjang dari makanan kering seperti sereal, kacang-kacangan, daging, keju, ikan asap, kopi, dan keripik kentang. Hal ini juga untuk penyimpanan makanan segar seperti sayuran, daging, dan cairan seperti sup dalam jangka pendek karena kondisi vakum tidak dapat menghentikan bakteri dari kandungan air yang dapat mendorong pertumbuhan mereka. Makanan yang dikemas vakum dapat dipertahankan umur simpannya hingga 3-5 kali (Anonim ,2011).Kemasan vakum ini juga digunakan sebagian besar pada barang-barang non-makanan. Sebagai contoh, pakaian dan selimut dapat disimpan dalam kantong dievakuasi dengan vacuum cleaner domestik atau vacuum sealer khusus. Teknik ini kadang-kadang digunakan untuk limbah rumah tangga, misalnya mengurangi biaya pengiriman yang akan menghemat biaya. Lingkungan vakum adalah menghilangkan oksigen dari atmosfer, melindungi makanan dari kerusakan dengan membatasi pertumbuhan bakteri aerobik atau jamur, dan mencegah penguapan komponen volatil. Prinsip kerja mesin ini adalah mengemas produk pada disertai dengan penyedotan (pemvakuman) uap air dari produk yang dikemas tersebut sehingga tanpa gas oksigen pada kemasan yang dapat mencegah kecepatan laju respirasi sehingga dapat mencegah kerusakan (Anonim, 2011).Mesin pengemasan vakum (vaccum packaging) adalah mesin yang berfungsi untuk mempermudah proses pengemasan bahan pangan yang sudah diolah. Mesin ini mempunyai kelebihan yaitu dapat menyerap oksigen yang ada di dalam bahan pangan sehingga bahan pangan tersebut memiliki kualitas yang lebih baik dan waktu penyimpanannya juga cukup lama. Kelebihan lainnya adalah pengguna dapat mengatur suhu dari dan tekanan dari mesin ini sehingga lebih praktis digunakan, juga dapat digunakan untuk mengemas bahan pangan yang berukuran cukup besar. Akan tetapi, mesin ini masih perlu dimodifikasi agar funsinya bisa lebih banyak.Vacuum packaging, yaitu merupakan alat pengemas yang juga dapat membuat hasil olahan lebih tahan lama. Hal ini disebabkan karena, pada prinsip kerjanya alat ini menyerap semua oksigen yang ada pada kemasan sehingga tidak ada oksigen yang terkandung dalam kemasan. Dengan demikian tidak ada sumber makanan bagi mikroba untuk hidup dan merusak hasil olahan yang telah dibuat. Hal ini sesuai dengan pendapat Coles (2003) yang menyatakan bahwa pengemasan vakum didasarkan pada prinsip pengeluaran udara dari kemasan sehingga tidak ada udara dalam kemasan yang dapat menyebabkan produk yang dikemas menjadi rusak. Mekanismenya kemasan yang telah berisi bahan dikosongkan udaranya, ditutup dan direkatkan. Dengan ketiadaan udara dalam kemasan, maka kerusakan akibat oksidasi dapat dihilangkan sehingga kesegaran produk yang dikemas akan lebih bertahan 3 5 kali lebih lama daripada produk yang dikemas dengan pengemasan non vakum.

C.RheometerRheometer merupakan alat yang digunakan untuk menentukan viskositas dan rheologi suatu larutan. Rheologi berasal dari bahasa Yunani yaitu rheo dan logos. Rheo berarti mengalir, dan logos berarti ilmu. Rheologi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan aliran cairan dan deformasi dari padatan. Rheologi mempelajari hubungan antara tekanan gesek (shearing stress) dengan kecepatan geser (shearing rate) pada cairan, atau hubungan antara strain dan stress pada benda padat (Hilman, 2012). Prinsip kerja rheometer adalah berdasarkan pengaruh gaya pengadukan. Rheometer mengukur tegangan geser dari cairan yang akan diukur viskositasnya. Cairan ditempatkan kedalam suatu wadah dan spindle (alat untuk mengaduk) berputar pada kecepatan tertentu, hal tersebut menentukan tingkat kemampuan geser dalam wadah. Cairan cenderung menyeret putaran silinder, dan torsi putaran spindle dapat diukur, yang dapat dikonversi menjadi tegangan geser, kekuatan atau kemampuan berputarnya spindle dalam larutan sampel ditampilkan dalam viskositas pada layar rheometer. Cara penggunaan rheometer adalah pertama start up computer lalu rheometer dinyalakan dengan menekan tombol ON di bagian belakang alat. Setelah semua komponen siap untuk digunakan, tekan tombol 1 (yes) yaitu memilih pengukuran dengan menggunakan instrument computer, adapun pilihan lainnya (tombol 2) untuk pengukuran secara manual di alat rheometer itu sendiri. Kemudian aktifkan program rheocalc, di sebelah kiri atas terdapat kolom spindle yangakan digunakan. Karena kita ingin menggunakan spindle nomor 2, maka pilih rv 2. Sebelum spindle dipasang, alat harus dikalibrasi dahulu dengan meng-autozero kan alat. Selama proses zeroing, spindle tidak boleh dipasang. Setelah proses zeroing selesai, spindle yang akan digunakan dipasang dengan memutar spindle ke arah jarum jam pada tempat spindle diletakkan. Kemudian rheometer diturunkan sampai spindle tercelup dalam larutan hingga tanda batas. Selanjutnya tentukan kecepatan putar spindle dengan mengisikan angka pada table dikanan atas layar computer, biasanya digunakan 100-200 rpm. Setelah semua siap, klik tombol hijau (tanda start putaran spindle), tunggu hingga harga viskositas konstan, harga viskositas yang konstan itulah yang merupakan harga kekentalan larutan tersebut (Hilman, 2012). Apabila viskositas telah didapat, klik tombol merah untuk memberhentikan putaran spindle, selanjutnya rheometer dinaikkan dan spindle dilepas dengan memutar berlawanan arah dengan jarum jam. Alat dibersihkan dengan menggunakan tissue agar tidak bergores. Selanjutnya untuk pengukuran viskositas larutan lainnya dilakukan dengan prosedur yang sama. Pemilihan spindle bergantung dari sifat kekentalan larutan tersebut, semakin encer larutannya, spindle yang digunakan adalah yang luas permukaannya semakin besar (rv kecil). Sebenarnya cara yang paling baik untuk menentukan spindle yang akan digunakan yaitu dengan mencoba satu per satu spindle yang ada. Spindel yang terbaik adalah spindle yang memberikan viskositas setengah dari viskositas maksimumnya. Dalam pengukuran viskositas larutan sampel, pengukuran menggunakan rheometer lebih teliti dibandingkan pengukuran menggunakan viscometer. Hal ini disebabkan pada rheometer, hasil pengukuran viskositas berupa angka pasti yang tertera pada monitor, sedangkan pada viscometer hasil pengukuran viskositas dinyatakan dalam suatu nilai yang diestimasi dari banyak nilai sepanjang rentang tertentu yang kurang tepat angkanya. Nilai yang diestimasi tersebut menghasilkan % error lebih besar dibandingkan dengan rheometer. Jika hasil pengukuran dari rheometer dan viscometer dibandingkan, secara keseluruhan nilai yang dihasilkan berbeda. Hal ini dapat terjadi karena : Pengukuran dengan viscometer yang kurang tepat, terjadi kesalahan dalam penggunaan rheometer, sumber energi dari viscometer adalah baterai, jika baterai tersebut sudah lemah maka akan mempengaruhi hasil pengukuran larutan sampel yang digunakan tidak homogen (Hilman, 2012).

D.Mesin Pengupas Kacang TanahTerdapat bermacam tipe mesin pengupas kacang tanah, antara lain :1.Tipe PedalAlat pengupas kacang tanah model pedal, memiliki kelebihan sebagai berikut: Memiliki daya kupas yang banyak : bisa mencapai 4 sampai 5 kuintal dalam waktu sehari. Biaya pembuatanya yang relative murah. Bahan bahan pembuatan yang mudah di dapat. Dapat di buat sendiri Perawatan yang mudah Hasil kupasan , kacang tidak pecah pecahAgar memperoleh hasil yg efektif, pengoperasian alat pengupas kacang tanah ini di lakukan 2 3 orang. Satu orang umumnya pria sebagai sebagai tenaga penggilas atau pengayuh, sedangkan yang lainya sebagai penampi. Cara menggunakan alat ini sebagai berikut:a.Kacang gelondong yang telah kering di tuangkan ke kotak penampungan.b.Pedal mulai di genjot kearah belakang, berlawan arah dengan mengayuh sepeda, bersamaan dengan itu dengan menggunakan serok kacang gelondong di halau ke dalam silinder pengupas.c.Baling-baling penggilas terus berputar sambil menggencetkan kacang ke dinding silinder , karena gilasan ini maka kacang tersebut bisa terkupas, tapi bijinya tetap utuh.d.Kacang yang telah tergencet ahirnya akan lolos jatuh ke bawah melalui celah-celah dinding silinder tersebut.e.Hasil kupasan ini kemudian di tampi untuk memisahkan biji kacang dengan kulitnya.f.Penampian kedua dilakukan, tahap ini menggunakan tampi berlubanglubang serupa dengan saringan, karena besarnya lubang sebesar biji kacang, maka polong kacang yang belum pecah akan tetap tinggal di atas tampi , kemudian di kumpulkan untuk di gilas ulang,Dengan demikian akhirnya akan memperoleh biji kacang tanah yang telah terkupas semuanya dengan keadaan yang baik, artinya tidak pecah-pecah (Anonim, 2013).2.Tipe PiringMekanisme kerja alat pengupas polong kacang tanah yaitu polong dikupas dengan cara ditekan dengan karet yang menempel pada landasan karet dan digesek oleh landasan pengupas yang terbuat dari jeruji behel dalam bentuk sejajar. Landasan pengupas berputar dengan putaran 90, 120, atau 150 rpm. Alat pengupas dengan kapasitas skala menengah dikembangkan alat pengupas tipe piring dengan mekanisme kerja tekanan dan gesekan. Alat ini mempunyai dua piring yaitu piring bagian atas disebut landasan karet dan piring bagian bawah disebut landasan pengupas. Landasan karet terbuat dari kayu yang dilapisi karet dan landasan pengupas terbuat dari jeruji besi behel dengan jarak antar besi 10 mm. Dengan menggunakan jenis landasan tersebut, diharapkan efisiensi pengupasan melebihi 90% (Tamrin, 2010).E.Universal Tensile MeterAlat ini biasa digunakan untuk pengujian tarik dan tegangan geser. Pengujian tarik adalah suatu pengukuran terhadap bahan untuk mengetahui ketangguhan suatu bahan terhadap tegangan tertentu serta pertambahan panjang yang dialami oleh bahan tersebut. Tensile test dimaksudkan untuk mengetahui kekuatan dari suatu bahan yang diberi beban tarik, sehingga dalam proses uji tarik akan terjadi regangan akibat dari tegangan yang terjadi pada bahan tersebut. Pada proses pengujian kita dapat mengetahui tegangan yang diberikan dan berapa panjang hasil regangan yang terjadi pada bahan, sehingga diketahui panjang sebelum dan setelah pengujian. Selain itu, kita juga dapat mengetahui sifat-sifat bahan dan strukturnya.Dalam setiap uji tarik, dengan beban tarik yang diberikan akan menghasilkan regangan tertentu berdasarkan tegangan yang diberikan. Dari beban tarik yang diberikan, selalu terjadi regangan sampai pada perpatahan. Tegangan yang menentukan batas kemampuan suatu logam terhadap beban tarik, disebut tegangan ultimate. Tegangan ini diperoleh dari grafik tegangan regangan yang diperoleh pada pengolahan data pengujian.Gaya geser menyebabkan adanya pergeseran sudut regangan geser, didefinisikan sebagai tangens sudut tersebut dan sama dengan . Regangan geser elastis sebanding dengan tegangan geser : G = / , dimana G adalah modulus geser. Modulus geser kekakuan atau modulus geser berbeda dengan modulus elastisitas E. Namun untuk regangan kecil berlaku hubungan E = 2G (1+v). Pengujian sifat fisis dan mekanik suatu bahan misalnya bahan polimer atau lainnya dapat menggunakan alat pengujian yaitu Universal Testing Machine. Secara umum pengujian yang menggunakan Universal Testing Machine (UTM) adalah uji tarik (tensile test menggunakan universal tensile meter) dan uji tekan (compression test). Pengujian yang setipe dengan uji tarik adalah uji sobek (tear test), uji geser (shear test), uji kelelahan (fatigue test), dan uji kelupas (peal test). Sedangkan pengujian yang sejenis dengan uji tekan adalah uji lentur (bending/flexural test). Universal Testing Machine dapat menguji bahan plastik, logam, kayu, tali, benang, dan kertas. Adapun load cell yang digunakan adalah 5 kgf, 100 kgf, dan 5000 kgf. Pengujian bisa dilakukan pada suhu kamar, 23 derajat Celcius dengan kelembaban 50% sampai pengujian pada suhu tinggi hingga 200 derajat Celcius. Parameter yang dihasilkan Universal Testing Machine baik untuk uji tarik maupun uji tekan adalah modulus elastisitas (modulus Young), kuat luluh (yield strength), kuat maximum tekan/tarik (ultimate strength), kuat putus (break strength), regangan luluh (yield strain), regangan di titik maksimum tekan/tarik (ultimate strain), regangan putus (break strain/ % elongation at break).Data yang langsung diperoleh dari Universal Testing Machine ini adalah perubahan panjang sampel terhadap setiap besar gaya yang diberikan. Hasil ini akan dikonversikan ke dalam bentuk grafik strain-strength. Data awal inilah yang kemudian dianalisa lebih lanjut menggunakan komputer untuk mendapatkan parameter-parameter yang telah disebutkan di atas. Merujuk pada ASTM D638 untuk pengujian kuat tarik menggunakan sampel plastik, sampel harus dikondisikan pada suhu kamar selama 48 jam. Kemudian sampel dipotong dengan bentuk yang telah ditetapkan sesuai ASTM atau JIS menggunakan dumbbell. Selain D638, metode standar pengujian yang umum dipakai antara lain ISO 527 dan JIS K 7113 untuk uji tarik dan ASTM D670 untuk uji lentur. Kecepatan pengujian bisa bervariasi dari 0,2 mm/menit sampai 500 mm/menit.

III. METODE PRAKTIKUM

A. Tempat PelaksanaanPraktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Proses Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Jawa Tengah.

B. Waktu PelaksanaanPraktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 12 Desember 2013 pukul 09.00 12.00 WIB.

C. Alat-AlatAlat-alat yang dipelajari prinsip kerjanya dalam praktikum ini antara lain :1. Alat Tulis2. Kamera3. Alat sterilisasi basah dan kering (Autoklaf dan Oven)4. Pengemas Vakum5. Alat pengupas kacang tanah6. Rheometer7. Universal Tensile Meter

IV. PEMBAHASAN

A. Universal Tengsile Machine

Tensile Testeratau alat uji tarik ini merupakan tools atau alat yang di gunakan untuk mengukur pengujian agar mengetahui sifat-sifat suatu bahan. Dengan menarik suatu bahan kita akan segera mengetahui bagaimana bahan tersebut bereaksi terhadap tenaga tarikan dan mengetahui sejauh mana material itu bertambah panjang. Alat eksperimen untuk uji tarik ini harus memiliki cengkeraman(grip) yang kuat dan kekakuan yang tinggi(highly stiff).Pengujian sifat fisis dan mekanik suatu bahan misalnya bahan polimer atau lainnya dapat menggunakan alat pengujian yaituUniversal Testing Machine. Secara umum pengujian yang menggunakanUniversal Testing Machine(UTM) adalah uji tarik (Testing test) dan uji tekan (compression test). Pengujian yang setipe dengan uji tarik adalah uji sobek (tear test), uji geser (shear test), uji kelelahan (fatigue test), dan uji kelupas (peal test). Sedangkan pengujian yang sejenis dengan uji tekan adalah uji lentur (bending/flexural test). Universal Testing Machineini dapat menguji bahan plastik, logam, kayu, tali, benang, dan kertas. Adapun load cell yang digunakan adalah 5 kgf, 100 kgf, dan 5000 kgf. Pengujian bisa dilakukan pada suhu kamar, 23 derajat Celcius dengan kelembaban 50% sampai pengujian pada suhu tinggi hingga 200 derajat Celcius.Parameter yang dihasilkanUniversal Testing Machinebaik untuk uji tarik maupun uji tekan adalah modulus elastisitas (modulus Young), kuat luluh (yield strength), kuat maximum tekan/tarik (ultimate strength), kuat putus (break strength), regangan luluh (yield strain), regangan di titik maksimum tekan/tarik (ultimate strain), regangan putus (break strain/ % elongation at break). Data yang langsung diperoleh dariUniversal Testing Machineini adalah perubahan panjang sampel terhadap setiap besar gaya yang diberikan. Hasil ini akan dikonversikan ke dalam bentuk grafik strain-strength. Data awal inilah yang kemudian dianalisa lebih lanjut menggunakan komputer untuk mendapatkan parameter-parameter yang telah disebutkan di atas (Anonim, 2011).

Prinsip dan Cara Kerja AlatUniversal Testing Machine terdiri atas beberapa bagian, bagian atas disebut sebagaiCrosshead, atau bagian yang bergerakyang menarik benda uji, Sepasang ulir cylinder akan membawa atau menggerakan bagian crosshead. Sementara itu di bagian bawah di buat static. Dibagian crosshead terdapat sensor load cell yang akan mengukur besarnya gaya tarik, sedangkan untuk mengukur perubahan panjang digunakan strain gages atau extensometer.Dengan menarik suatu bahan kita akan mengetahui bagaimana bahan tersebut bereaksi terhadap tenaga tarikan dan mengetahui sejauh mana material itu bertambah panjang. Prinsip pengujian tarik yaitu sampel atau benda uji dengan ukuran dan bentuk tertentu diberi beban gaya tarik sesumbu yang bertambah besar secara kontinyu pada kedua ujung specimen tarik hingga putus, bersamaan dengan itu dilakukan pengamatan mengenai perpanjangan yang dialami benda uji. Tegangan yang dipergunakan pada kurva adalah tegangan membujur rata-rata dari pengujian tarik. Pada spesimen panjang bagian tengahnya biasanya lebih kecil luas penampangnya dibandingkan kedua ujungnya, agar patahan terjadi pada bagian tengah. Panjang ukur (gauge length) adalah daerah dibagian tengah dimana elongasi diukur atau alat extensometer diletakkan untuk pengukuran. Data yang diukur secara manual, yakni diameter specimen luas penampang A, dan data yang terekam dari mesin tarik, berupa beban F yang diberikan (load cell) dan strain yang terbaca (extensometer), direduksi menjadi kurva tegangan-regangan.

Kapasitas AlatUniversal Testing Machine merk Gothec memiliki kapasitas maksimum 500 kg.

Gambar Bagian Alat dan Fungsinya

1. Load CellLoad cell adalah alat yang mengeluarkan signal listrik proporsional dengan gaya/beban yang diterimanya.2. ExtensometerUntuk mendeteksi besarnya perubahan dimensi jarak yang disebabkan oleh suatu elemen gaya. Extensometer secara umum digunakan dalam pengukuran presisi gaya, berat, tekanan, torsi, perpindahan dan kuantitas mekanis lainnya dan dikonversi menjadi ketegangan dalam anggota mekanis. Extensometer menghasilkan perubahan nilai tahanan yang proporsional dengan perubahan panjang atau jarak (length).

3. Cross HeadMerupakan bagian atas universal testing machine yang biasa disebut sebagaicrosshead, atau bagian yang bergerakdan mempunyai fungsi menarik benda uji.4. ScrewScrew atau ulir pada universal testing machine biasanya terdiri dari sepasang ulir cylinder yang berfungsi membawa atau menggerakan bagian crosshead.5. Base Base pada universal testing machine digunakan sebagai penahan bahan yang akan diujikan.

B. RheometerRheometer adalah perangkat laboratorium yang digunakan untuk mengukur cara di mana cairan, suspensi atau bubur mengalir dalam menanggapi kekuatan diterapkan. Hal ini digunakan untuk cairan tersebut yang tidak dapat didefinisikan oleh nilai tunggal viskositas dan oleh karena itu memerlukan lebih banyak parameter yang harus diatur dan diukur daripada kasus untuk viskometer . Ini mengukur reologi dari cairan.Ada dua jenis khas yang berbeda dari rheometers. Rheometers yang mengontrol diterapkan tegangan geser atau geser regangan disebut rotasi atau rheometers geser , sedangkan rheometers yang berlaku stres ekstensional atau regangan ekstensional adalah rheometers ekstensional . Jenis rheometers rotasi atau geser biasanya dirancang sebagai salah satu instrumen regangan dikontrol asli (kontrol dan menerapkan regangan geser ditetapkan pengguna yang kemudian dapat mengukur tegangan geser yang dihasilkan) atau stres dikendalikan instrumen asli (kontrol dan menerapkan user-defined geser stres dan mengukur regangan geser yang dihasilkan).

Jenis Rheometer Geser 1. Pipa atau kapiler Liquid dipaksa melalui tabung konstan penampang dan dimensi diketahui secara tepat dalam kondisi aliran laminar .Entah aliran-rate atau penurunan tekanan yang tetap dan yang lainnya diukur. Mengetahui dimensi, aliran-rate dapat dikonversi menjadi nilai untuk laju geser dan penurunan tekanan menjadi nilai untuk tegangan geser . Memvariasikan tekanan atau aliran memungkinkan kurva aliran ditentukan.Bila jumlah yang relatif kecil cairan yang tersedia untuk karakterisasi rheometric, Rheometer mikofluida dengan sensor tekanan tertanam dapat digunakan untuk mengukur penurunan tekanan untuk laju aliran terkendali. Untuk cairan Newtonian, penurunan tekanan meningkat secara linear dengan laju alir dan viskositas diukur tidak tergantung pada tingkat deformasi diterapkan atau stres. Di sisi lain, karena cairan non-Newtonian atau cairan kompleks dapat menampilkan penipisan geser atau geser penebalan, penurunan tekanan terhadap laju aliran data yang harus dianalisa dengan menggunakan persamaan Weissenberg-Rabinowitch-Mooney. 2. Silinder Rotasi

Rheometer dengan sistem pengukuran silinder (kiri) dan sistem pengukuran cone / plate (kanan) Cairan ditempatkan dalam anulus dari satu silinder di dalam yang lain. Salah satu silinder diputar pada kecepatan yang ditetapkan.Ini menentukan laju geser dalam anulus. Cairan cenderung menyeret putaran silinder lainnya, dan gaya itu diberikannya pada itu silinder ( torsi ) diukur, yang dapat dikonversi ke tegangan geser . Salah satu versi ini adalah Fann VG Viscometer, yang berjalan pada dua kecepatan, (300 dan 600 rpm) dan karena itu hanya memberikan dua titik pada kurva aliran. Hal ini cukup untuk menentukan plastik Bingham.Model yang digunakan secara luas digunakan dalam industri minyak untuk menentukan karakter aliran cairan pengeboran . Dalam beberapa tahun terakhir Rheometers spin yang pada 600, 300, 200, 100, 6 & 3 RPM telah digunakan. Hal ini memungkinkan untuk lebih kompleks cairan model seperti Herschel-Bulkley yang akan digunakan. Beberapa model memungkinkan kecepatan yang akan terus meningkat dan menurun secara terprogram, yang memungkinkan pengukuran tergantung waktu properti. 3. Cone dan plate Cairan ditempatkan di piring horisontal dan kerucut dangkal ditempatkan ke dalamnya.Sudut antara permukaan kerucut dan piring adalah urutan dari 1 derajat-ie itu adalah kerucut sangat dangkal. Biasanya piring diputar dan gaya pada kerucut diukur. Sebuah versi terkenal dari alat ini adalah Weissenberg Rheogoniometer, di mana gerakan kerucut tersebut ditentang oleh sepotong tipis logam yang liku-dikenal sebagai bar torsi . Tanggapan dikenal dari torsion bar dan derajat twist memberikan tegangan geser , sedangkan kecepatan rotasi dan dimensi kerucut memberikan laju geser . Pada prinsipnya Weissenberg Rheogoniometer adalah metode mutlak pengukuran memberikan itu secara akurat diatur. Instrumen lain yang beroperasi pada prinsip ini mungkin lebih mudah untuk digunakan, tetapi memerlukan kalibrasi dengan cairan yang dikenal. Cone dan plat rheometers juga dapat dioperasikan dalam mode osilasi untuk mengukur sifat elastis, atau gabungan mode rotasi dan osilasi.4. Shear Linear Salah satu contoh dari rheometer geser linear adalah Goodyer Linear Skin Rheometer, yang digunakan untuk menguji formulasi krim kosmetik, dan untuk tujuan penelitian medis untuk mengukur sifat elastis dari jaringan. Perangkat ini bekerja dengan melampirkan probe linear ke permukaan jaringan yang diuji, kekuatan siklus dikontrol diterapkan, dan gaya geser yang dihasilkan diukur dengan menggunakan load cell. Pemindahan diukur menggunakan LVDT.Dengan demikian parameter tegangan / regangan dasar ditangkap dan dianalisis untuk memperoleh Dinamis Semi Tingkat jaringan yang diuji.

Jenis Rheometer Ekstensional Perkembangan rheometers ekstensional telah berjalan lebih lambat dari rheometers geser, karena tantangan yang berkaitan dengan menghasilkan aliran ekstensional homogen. Pertama, interaksi fluida uji atau meleleh dengan antarmuka yang solid akan menghasilkan komponen aliran geser, yang akan membahayakan hasil. Kedua, sejarah strain semua unsur materi harus dikontrol dan diketahui.Ketiga, tingkat regangan dan tingkat regangan harus cukup tinggi untuk meregangkan rantai polimer di luar radius normal rotasi, memerlukan instrumentasi dengan berbagai macam tingkat deformasi dan jarak perjalanan yang besar.Rheometers ekstensional tersedia secara komersial telah dipisahkan sesuai dengan penerapan mereka untuk rentang viskositas. Bahan dengan rentang viskositas dari sekitar 0,01-1 Pa.s. (Solusi yang paling polimer) yang terbaik ditandai dengan rheometers kapiler perpisahan, perangkat jet menentang, atau sistem aliran kontraksi.Bahan dengan rentang viskositas dari kira-kira 1 sampai 1000 Pa.s.digunakan dalam filamen peregangan rheometers. Bahan dengan viskositas tinggi> 1000 Pa.s., seperti mencair polimer, yang terbaik ditandai oleh perangkat konstan-panjang. Rheometry ekstensional umumnya dilakukan pada bahan yang mengalami deformasi tarik.Jenis deformasi dapat terjadi selama pengolahan, seperti injection molding, serat berputar, ekstrusi, blow-molding, dan arus coating.Hal ini juga dapat terjadi selama penggunaan, seperti dekohesi perekat, pemompaan sabun tangan, dan penanganan produk makanan cair.Daftar saat ini dan sebelumnya dipasarkan rheometers ekstensional tersedia secara komersial ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

Instrumen NamaViskositas Rentang [Pa.s]Arus TypePabrikan

Saat DipasarkanRheotens> 100Serat berputarGottfert

Caber0,01-10Kapiler perpisahanThermoFisher

Sentmanat Rheometer ekstensional> 10000Panjang konstanInstrumen Xpansion

Fisir1-1000Filament pereganganCambridge Polymer Group

Sebelumnya DipasarkanRFX0,01-1Jet menentangRheometric Ilmiah

RME> 10000Panjang konstanRheometric Ilmiah

MXR2> 10000Panjang konstanProyek Magna

1. Rheotens The Rheotens adalah Rheometer serat berputar, cocok untuk mencair polimer. Materi yang dipompa dari tabung hulu, dan satu set roda memanjang untai. Sebuah gaya transduser terpasang pada salah satu roda mengukur gaya ekstensional resultan. Karena pra-geser diinduksi sebagai fluida diangkut melalui tabung hulu, viskositas ekstensional benar sulit diperoleh. Namun, Rheotens berguna untuk membandingkan sifat aliran ekstensional dari satu set homolog bahan. 2. Caber The Caber adalah kapiler perpisahan rheometer.Sebuah jumlah kecil bahan ditempatkan di antara pelat, yang dengan cepat membentang ke tingkat tetap regangan.Diameter titik tengah dipantau sebagai fungsi waktu sebagai leher filamen cairan dan istirahat di bawah kekuatan gabungan dari tegangan permukaan, gravitasi, dan viscoelasticity.Viskositas ekstensional dapat diekstraksi dari data sebagai fungsi dari regangan dan laju regangan.Sistem ini berguna untuk cairan viskositas rendah, tinta, cat, perekat, dan cairan biologis.3. Fisir

The Fisir didasarkan pada karya-karya Sridhar et al. dan Anna et al. Dalam instrumen ini, satu set motor linear drive filamen cairan terpisah pada kecepatan meningkat secara eksponensial sementara mengukur kekuatan dan diameter sebagai fungsi waktu dan posisi. Dengan deformasi pada tingkat eksponensial meningkat, tingkat regangan konstan dapat dicapai dalam sampel (pembatasan keterbatasan aliran endplate).Sistem ini dapat memantau viskositas ekstensional tergantung regangan, serta stres peluruhan berikut aliran penghentian.Sebuah presentasi rinci tentang berbagai penggunaan filamen peregangan rheometry dapat ditemukan di situs web MIT.4. Sentmanat The Sentmanat Rheometer ekstensional (SER) sebenarnya adalah sebuah perlengkapan yang dapat diinstal pada bidang rheometers geser.Sebuah film polimer luka pada dua drum yang berputar, yang berlaku konstan atau variabel deformasi ekstensional laju regangan pada film polimer. Stres ditentukan dari torsi yang diberikan oleh drum.

Jenis Lain dari Rheometers 1. Rheometer akustik Rheometers akustik menggunakan kristal piezo-listrik yang dapat dengan mudah meluncurkan gelombang berturut-turut ekstensi dan kontraksi menjadi cairan. Metode non-kontak ini berlaku stres ekstensional berosilasi. Rheometers akustik mengukur kecepatan suara dan redaman USG untuk satu set frekuensi dalam kisaran megahertz. Kecepatan suara adalah ukuran elastisitas sistem.Hal ini dapat diubah menjadi kompresibilitas fluida.Attenuation adalah ukuran sifat kental.Hal ini dapat diubah menjadi modulus longitudinal yang kental.Dalam kasus cairan Newtonian, redaman menghasilkan informasi mengenai viskositas volume. Jenis rheometer bekerja pada frekuensi yang jauh lebih tinggi daripada yang lain. Sangat cocok untuk mempelajari efek dengan waktu relaksasi lebih pendek daripada Rheometer lainnya.2. Jatuh Plat Sebuah versi sederhana dari filamen peregangan rheometer, jatuh piring Rheometer sandwich cair antara dua permukaan padat.Pelat atas adalah tetap, dan panel bawah berada di bawah pengaruh gravitasi, menarik keluar string cairan.3. Kapiler / Kontraksi Arus Sistem lain melibatkan cairan melalui sebuah lubang, memperluas dari kapiler, atau disedot dari permukaan ke dalam kolom dengan ruang hampa.

Prinsip Kerja Rheometer Prinsip kerja rheometer adalah berdasarkan pengaruh gaya pengadukan. Rheometer mengukur tegangan geser dari cairan yang akan diukur viskositasnya. Cairan ditempatkan kedalam suatu wadah dan spindle ( alat untuk mengaduk ) berputar pada kecepatan tertentu, haltersebut menentukan tingkat kemampuan geser dalam wadah. Cairan cenderung menyeret putaran silinder, dan torsi putaran spindle dapat diukur, yang dapat dikonversi menjadi tegangan geser, kekuatan atau kemampuan berputarnya spindle dalam larutan sampel ditampilkan dalamviskositas pada layar rheometer. Cara penggunaan rheometer adalah pertama start up computer lalu rheometer dinyalakandengna menekan tombol ON di bagian belakang alat. Setelah semua komponen siap untukdigunakan, tekan tombol 1 (yes) yaitu memilih pengukuran dengan menggunakan instrumentcomputer, adapun pilihan lainnya (tombol 2) untuk pengukuran secara manual di alat rheometer itu sendiri. Kemudian aktifkan program rheocalc, di sebelah kiri atas terdapat kolom spindle yangakan digunakan. Karena kita ingin menggunakan spindle nomor 2, maka plih rv 2. Sebelum spindle dipasang, alat harus dikalibrasi dahulu dengan meng-autozero kan alat. Selama proseszeroing, spindle tidak boleh dipasang. Setelah proses zeroing selesai, spindle yang akan digunakan dipasang dengan memutar spindle ke arah jarum jam pada tempat spindle diletakkan.Kemudian rheometer diturunkan sampai spindle tercelup dalam larutan hingga tanda batas. Selanjutnya tentukan kecepatan putar spindle dengan mengisikan angka pada table dikanan atas layar computer, biasanya digunakan 100-200 rpm. Setelah semua siap, klik tombol hijau (tanda start putaran spindle), tunggu hingga harga viskositas konstan, harga viskositas yangkonstan itulah yang merupakan harga kekentalan larutan tersebut.. Apabila viskositas telahdidapat, klik tombol merah untuk memberhentikan putaran spindle, selanjutnya rheometer dinaikkan dan spindle dilepas dengan memutar berlawanan arah dengan jarum jam. Alat dibersihkan dengan menggunakan tissue agar tidak bergores. Selanjutnya untuk pengukuran viskositas larutan lainnya dilakukan dengan prosedur yang sama. Pemilihan spindle bergantung dari sifat kekentalan larutan tersebut, semakin encer larutannya, spindle yang digunakan adalah yang luas permukaannya semakin besar ( rv kecil ). Sebenarnya cara yang paling baik untuk menentukan spindle yang akan digunakan yaitu dengan mencoba satu per satu spindle yang ada. Spindel yang terbaik adalah spindle yang memberikanviskositas setengah dari viskositas maksimumnya.

Gambar Alat

Bagian Bagian Alat Penting

Fungsi Alat Mikrokomputer berfungsi menginterkoneksikan antara mikroprosesor (CPU) dengan memori utama (main memory) dan antarmuka input-output (I/O devices) yang dilakukan dengan menggunakan sistim interkoneksi bus Pompa peristaltik biasanya digunakan untuk memompa cairan bersih / steril atau agresif karena kontaminasi silang dengan komponen pompa terkena tidak dapat terjadi. Kepala rheometer pengukuran dapat digunakan untuk otomatisasi atau untuk tujuan pengukuran khusus yang melampaui batas dari rheometer laboratorium. Gas separator berfungsi untuk menangkap dan memisahkan volume besar gas bebas dalam cairan pengeboran. Jika ada "KICK" situasi, kapal ini memisahkan lumpur dan gas dengan memungkinkan untuk mengalir di atas piring baffle. Bioreactor Perangkat atau aparat di mana organisme hidup dan terutama bakteri mensintesis zat yang berguna (seperti interferon) atau memecah yang berbahaya (seperti dalam limbah).C. Pengemas VakumPengemasan disebut juga pembungkusan, pewadahan atau pengepakan, dan merupakan salah satu cara pengawetan bahan hasil pertanian, karena pengemasan dapat memperpanjang umur simpan bahan. Pengemasan adalah wadah atau pembungkus yang dapat membantu mencegah atau mengurangi terjadinya kerusakan-kerusakan pada bahan yang dikemas / dibungkusnya.Hingga saat ini kebutuhan akan kemasan sangat besar, baik itu untuk kemasan pangan maupun industrial. Kemasan diperlukan untuk melindungi produk, memudahkan pendistribusiannya serta menarik konsumen baik karena segi memperindah maupun informasi yang disajikan kemasan tersebut.Fungsi paling mendasar dari kemasan adalah untuk mewadahi dan melindungi produk dari kerusakan-kerusakan, sehingga lebih mudah disimpan, diangkut dan dipasarkan. Secara umum fungsi pengemasan pada bahan pangan adalah :1. Mewadahi produk selama distribusi dari produsen hingga kekonsumen, agar produk tidak tercecer, terutama untuk cairan, pasta atau butiran2. Melindungi dan mengawetkan produk, seperti melindungi dari sinar ultraviolet, panas, kelembaban udara, oksigen, benturan, kontaminasi dari kotoran dan mikroba yang dapat merusak dan menurunkan mutu produk.3. Sebagai identitas produk, dalam hal ini kemasan dapat digunakan sebagai alat komunikasi dan informasi kepada konsumen melalui label yang terdapat pada kemasan.4. Meningkatkan efisiensi, misalnya : memudahkan penghitungan (satu kemasan berisi 10, 1 lusin, 1 gross dan sebagainya), memudahkan pengiriman dan penyimpanan. Hal ini penting dalam dunia perdagangan..5. Melindungi pengaruh buruk dari luar, Melindungi pengaruh buruk dari produk didalamnya, misalnya jika produk yang dikemas berupa produk yang berbau tajam, atau produk berbahaya seperti air keras, gas beracun dan produk yang dapat menularkan warna, maka dengan mengemas produk ini dapat melindungi produk-produk lain di sekitarnya.6. Memperluas pemakaian dan pemasaran produk, misalnya penjualan kecap dan syrup mengalami peningkatan sebagai akibat dari penggunaan kemasan botol plastik.7. Menambah daya tarik calon pembeli.8. Sarana informasi dan iklan.9. Memberi kenyamanan bagi pemakai.Fungsi ke-6, 7 dan 8 merupakan fungsi tambahan dari kemasan, akan tetapi dengan semakin meningkatnya persaingan dalam industri pangan, fungsi tambahan ini justru lebih ditonjolkan, sehingga penampilan kemasan harus betul-betul menarik bagi pembeli.Packing Vacuum adalah metode untuk menyimpan makanan dan menyajikannya untuk dijual. Tepat jenis makanan disimpan dalam lingkungan pengap, biasanya dalam paket udara-ketat atau botol untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme. Lingkungan vakum menghilangkan oksigen atmosfer, melindungi makanan dari merusak dengan membatasi pertumbuhan bakteri aerobik atau jamur, dan mencegah penguapan komponen volatile. Vacuum kemasan ini biasanya digunakan untuk penyimpanan jangka panjang dari makanan kering seperti sereal, kacang-kacangan, sembuh daging, keju, ikan asap, kopi, dan keripik kentang (keripik). Hal ini juga untuk penyimpanan makanan segar seperti sayuran, daging, dan cairan seperti sup dalam jangka pendek karena kondisi vakum tidak dapat menghentikan bakteri dari mendapatkan air yang dapat mendorong pertumbuhan mereka. makanan kemasan Vacuum dapat memperpanjang hidupnya hingga 3-5 kali. Mesin ini berfungsi sebagai pengepak kedap udara. Menggunakan tenaga listrik. Plastik yang digunakan untuk mesin ini menggunakan plastic Nylon yang lentur & kedap udara / plastik vacum. Pengoperasiannya sangat mudah dan cepat. Kekuatan Vaccum dan panas sealnya bisa diatur sesuai kebutuhan dengan penunjuk Digital (Anonimc, 2011). Vacuum packaging atau mesin pengemas hampa udara, mesin ini memiliki fungsi untuk mengemas suatu produk dengan hampa udara, dengan tujuan pengawetan produk (Forwardo, 2007).Mesin pengemas vakum ini adalah semi otomatis atau semi automatic vacuum packager untuk mengemas produk secara vakum (tanpa udara, udaranya dihilangkan). Dengan pengemasan secara vakum, maka produk yang dikemas akan aman dari oksidasi, kerusakan biologis, dan bisa lebih bertahan lama dan tetap fresh. Mesin ini bisa Anda gunanakan untuk produk apa saja. Produk-produk yang cocok dikemas dengan mesin ini antara lain : bakso, ikan, roti, makanan agar lebih awet, dll.Prinsip Kerja Pengemas VakumPrinsip kerja mesin ini adalah mengemas produk pada disertai dengan penyedotan (pemvakuman) uap air dari produk yang dikemas tersebut sehingga tanpa gas oksigen pada kemasan (Anonim, 2011).Prinsip dari pengemasan vakum adalah dengan menghilangkan oksigen pada kemasan agar bakteri tidak dapat tumbuh, namun ada jenis bakteri (botulism) penyebab penyakit yang lebih suka lingkungan oksigen rendah dan tumbuh dengan sangat baik dalam makanan yang telah dikemas vakum. Disamping harga dari mesin ini tidak murah pengemasan vakum bukan proses penyegelan dengan panas (hot seal) sehingga jika pada awalnya dalam kemasan tersebut sudah ada bakteri maka bakteri itu akan tetap ada ketika kemasan dibuka. Mesin pengemas vakum ini adalah peralatan yang bisa digunakan semi otomatis untuk mengemas produk secara vakum (tanpa udara, udaranya dihilangkan). Dengan pengemasan secara vakum, maka produk yang Anda kemas akan aman dari oksidasi, kerusakan biologis, dan bisa lebih bertahan lama dan tetap fresh. Mesin ini bisa Anda gunanakan untuk produk apa saja. Produk-produk yang cocok dikemas dengan mesin ini antara lain : bakso, ikan, roti, makanan agar lebih awet dan lain-lain.

Gambar Alat

Kapasitas alat : 20 m3/h.

BAGIAN PENTING DARI ALAT

Fungsi dari masing-masing bagian alat tersebut antara lain: Ring groovesRing kompresi atau compression ring grooves berfungsi untuk pemampatan volume dalam silinder serta menghapus oli pada dinding silinder.

Pin pistonPin piston berfungsi untuk menghubungkan piston dengan bagian ujung yang kecil (small end) padabatang piston (connecting rod)melalui bushing dan meneruskan tekanan pembakaran yang diterima piston ke batang piston. Head pistonHead piston berfungsi untuk menampung oli yang berfungsi sebagai pendingin. Oli ring groovesRing oli berfungsi untuk menampung dan membawa oli serta melumasi parts dalam ruang silinder. Ring oli hanya ada pada mesin empat tak karena pelumasan mesin dua tak menggunakan oli samping.

D. Mesin Pengupas Kulit Kacang Tanah

Merk : BMI Type : PKTKWK - 4aTenaga Penggerak : Small engine 6 hP atau Elektromotor 1,5 HP - 2 HPKapasitas : 200 - 400 kg/jamPanjang : 1200 mmLebar : 630 mmTinggi : 1500 mmBerat : +150 kgKegunaan : Untuk mengupas dan memisahkan kacang tanah dari kulit luarnya.Analisa Hasil : Dalam keadaan kering kacang yang dihasilkan bisa terkupas dan terpisah dari kulit luarnya. Biji kacang tanah yang dihasilkan dalam keadaan utuh, tidak terbelah ataupun terpecah-pecah, bahkan kulit arinya juga terpisah dari biji. Konstruksi/ bagian alat : Mesin pengupas kacang tanah ini terdiri dari 2 bagian utama, yaitu: Silinder pengupas : Berfungsi untuk merobek dan mengupas kulit kacang tanah. Pada bagian bawah dari silinder pengupas terdapat concave berbentuk seperti saringan yang berfungsi untuk menjepit dan menahan tekanan. Ayakan : Berfungsi untuk memisahkan antara biji yang telah dikupas dan kulit kacang. Cara kerja:Seperti tampak pada gambar, cara menggunakan alat ini sangat mudah. Bahan baku berupa kacang tanah yang telah kering (sudah dijemur) tinggal dimasukkan pada lubang atau corong atas. Pada pengoperasian mesin ini tidak terlalu dibutuhkan keterampilan hanya saja perlu latihan, sehingga akan dapat dilakukan dengan mudah dan jumlah kacang tanah kupas yang dihasilkan pun meningkat. Dengan demikian produktivitas mesin ini juga dipengaruhi oleh faktor keterampilan. Namun jika dioperasikan secara penuh, mesin ini mampu menghasilkan kacang tanah kupas sekitar 5 kg/menit atau 300- 400 kg/jam. Bahan berupa kacang tanah yang sudah dirontok dimasukkan ke dalam bak pemasukan ( hopper ). Bila putaran motor penggerak, silinder pengupas, dan blower telah mencukupi dan stabil maka sekat penutup pada bak pemasukan ( shutter) ditarik (dibuka). Pada saat silinder berputar maka terjadilah teka nan/pukulan dan gerakan serta pengadukan terhadap bahan kacang tanah. Dengan adanya concaye yang berbentuk saringan, maka bahan kacang tanah akan terjepit oleh adanya concave dan kulit akan dirobek. Selanjutnya biji akan dilepas dari polongnya dan kemudian diayak dan dihembus oleh blower untuk dilakukan pemisahan dari kullit beserta kotorannya. Biji yang telah bersih akan keluar melalui lubang pengeluaran biji ( main outlet ) pada saat yang bersamaan kulit dan kotoran keluar melalui lubang pengeluaran kulit ( kernel outlet). Mesin pengupas kacang tanah tersebut mempunyai beberapa keunggulan, antara lain: Kapasitas pengupasan tinggi Bobot relatif ringan Hasil pengupasan lebih bersih Mudah dibuat dan dioperasikan dilapangan. Harga dan biaya operasi lebih murah

E. Alat Sterilisasi Basah dan KeringSterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda. Ketika untuk pertama kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptik, sesungguhnya hal itu telah menggunakan salah satu cara sterilisasi, yaitu pembakaran. Namun, kebanyakan peralatan dan media yang umum dipakai di dalam pekerjaan mikrobiologi akan menjadi rusak bila dibakar. Steril merupakan syarat mutlak keberhasilan kerja dalam laboratorium mikrobiologi. Dalam melakukan sterilisasi, diperlukan teknik-teknik agar sterilisasi dapat dilakukan secara sempurna, dalam arti tidak ada mikroorganisme lain yang mengkontaminasi media. (Hadioetomo,1993). Sterilisasi yang baik dapat mencegah tumbuhnya mikroba lain yang tidak diharapkan dalam bahan yang telah disterilisasi. Teknik sterilisasi yang digunakan berbeda antara satu dengan lainnya, tergantung dari jenis material yang digunakan. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi juga harus dalam keadaan steril atau bebas dari kuman serta bakteri, virus dan jamur. Untuk mensterilkannya diperlukan pula pengetahuan tentang cara-cara dan teknik sterilisasi. Hal ini dilakukan karena alat-alat yang digunakan pada laboratorium mikrobiologi memiliki teknik sterilisasi yang berbeda (Gilang, 2010). Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas baik dengan sterilisasi basah maupun kering, bahan kimia, dan penyaringan atau filtrasi (Siri, 1993).1. Sterilisasi KeringSterilisasi kering merupakan sterilisasi dengan udara panas. Alat yang digunakan adalah oven. Cara ini umum dilakukan untuk mensterilkan peralatan gelas seperti cawan petri, tabung reaksi, pipet, jarum suntik dan alat-alat gelas lainnya juga bahan-bahan yang tidak tembus uap seperti gliserin, minyak, vaselin dan bahan-bahan berupa bubuk. Keuntungan dari pemanasan kering adalah tidak adanya uap air yang membasahi bahan atau alat yang disterilkan. Sterilisasi panas kering dapat diterapkan pada apa saja yang tidak merusak, menyala, hangus dan menguap pada suhu setinggi itu. Bahan bahan yang disterilkan harus dilindungi dengan cara membungkus, menyumbat, atau menaruhnya dalam suatu wadah terututp untuk mencegah kontaminasi setelah dikeluarkan dari oven (Hastuti,2008). Sterilisasi kering digunakan untuk sterilisasi alat-alat gelas dilboratorium, dimana digunakan oven dengan suhu 160-180C selama 1,5-2 jam dengan sistem udara statis. Praktik menggunakan oven yang dilengkapi dengan sirkulasi udara panas diperlukan waktu setengahnhya karena aliran udara panas ke alat-alat gelas akan lebih efisien (Fardiaz,1992).Sterilisasi kering dapat dilakukan dengan cara pemijaran, jilatan api, dan tanur uap panas. Pemijaran diterapkan pada ose ujung-ujung pinset dan sudip logam. Jilatan api diterapkan pada scalpel, jarum, mulut tabung biakan, kaca objek, dan kaca penutup. Tanur uap panas digunakan dengan suhu 160-165 C selama satu jam (Irianto,2010).

Prinsip kerjaPada prinsipnya proses sterilisasi pada sterilisator kering sama dengan proses sterilisasi pada pesawat sterilisator basah. Perbedaannya hanya terletak pada penggunaan air. Pada pesawat sterilisator basah digunakan air untuk dipanaskan, sedang pada pesawat sterilisator tidak digunakan air. Panas yang dihasilkan dari pemanasan filamen tersebutlah yang langsung digunakan untuk proses sterilisasi. Jadi proses sterilisasi disini dengan memanfaatkan udara panas yang dihasilkan dari pemanasan filamen. Adapun beberapa komponen yang harus diperhatikan diantaranya yaitu: Tombol POWER adalah tombol yang digunakan untuk menghidupkan ataupun mematikan ovenTombol untuk menyalakan atau mematikan kipas. Knop berwarna biru berfungsi untuk menaik turunkan kecepatan putaran kipas. Pada bagian depan oven terdapat 2 layar yang menunjukkan suhu. Layar PV menunjukkan suhu alat sedangkan layar SV menunjukkan suhu yang diinginkan. Tombol SET UP (panah keatas) dan DOWN (panah kebawah) digunakan untuk mensetting suhu yang diinginkan. Dapat pula untuk mensetting waktu (Irianto,2010).Sedangkan cara pegoprasian dari alat sterilisasi kering ini sendiri adalah mula-mula alat dihubungkan dengan jala jala listrik kemudian tekan tombol ON/OFF ke posisi ON untuk menyalakan alat. Setelah itu proses sterilisasi akan bekerja sampai dicapainya suhu yang telah ditentukan. Setelah suhu mencapai suhunya maka proses sterilisasi selesai. Setelah selesai menggunakan kemudian matikan alat dengan menekan tombol ON / OFF ke posisi OFF dan lepaskan hubungan alat dari catu daya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pemeliharaan alat, diantaranya : Jaga kebersihan saluran pipa pipa nya Penggunaan pesawat yang sesuai dengan petunjuk Bersihkan pesawat setiap setiap kali setelah digunakan Hubungan perkabelan ke body pesawat dengan arde pada stop kontak harus selalu diperiksa.

Gambar bagian alat

1.Tombol ventilasi2.Skala suhu3.Tombol on / off4.Pintu5.Pegangan6.Rak7.Kabel8.Stecker

2. Sterilisasi basahSterilisasi basah adalah metode sterilisasi dengan uap air bertekanan. Alat yang digunakan ketika sterilisasi dengan metode ini dapat menggunakan autoklaf manual dan autoklaf elektrik. Dalam sterilisasi basah, energy listrik dirubah menjadi energy panas dengan menggunakan filament yang berfungsi memanaskan air sehingga diperoleh uap air. Semua medium/alat/benda yang ingin disterilkan, dimasukkan ke dalam tempat air yang kemudian akan dipanaskan sampai suhu tertentu (Siri,1993).Adapun Jenis peralatan yang dapat disterilkan diantaranya yaitu : Peralatan yang terbuat dari logam, misalnya pinset, gunting, speculum dan lain-lain. Peralatan yang terbuat dari kaca, misalnya semprit (spuit), tabung kimia dan lain-lain. Peralatan yang terbuat dari karet, misalnya, kateter, sarung tangan, pipa penduga lambung, drain dan lain-lain. Peralatan yang terbuat dari ebonit, misalnya kanule rectum, kanule trachea dan lain-lain. Peralatan yang terbuat dari porselin, misalnya mangkok, cangkir, piring dan lain-lain. Peralatan yang terbuat dari plastik, misalnya slang infus dan lain-lain. Peralatan yang terbuat dari tenunan, misalnya kain kasa, tampon, baju, sprei, sarung bantal dan lain-lain.

Prinsip kerja Prinsip kerja dari alat ini cukup sederhana. Autoklaf diisi dengan air secukupnya dan semua alat-alat yang akan disterilkan seperti tabung reaksi, spoid, labu erlemeyer, ose, dimasukkan kedalamnya. Sebelum ditutup, semua alat perlu disusun dengan baik untuk menghindari alat-alat gelas pecah sewaktu proses sterilisasi berlangsung yang disebabkan oleh tekanan dari uap air. Proses berikutnya adalah menutup autoklaf dengan memutar setiap sekrup dari arah berlawanan dengan kuat hingga tidak terdapat lagi celah untuk keluarnya uap air yang dihasilkan saat pemanasan berlangsung. Langkah terakhir adalah memanaskan autoklaf tersebut dengan nyala api hingga menghasilkan uap air jenuh bertekanan pada suhu 121C selama 15 menit. Setelah selesai autoklaf didiamkan terlebih dahulu beberapa menit. Apabila autoklaf telah dingin, sekrup dan baut pengunci dapat dibuka dan semua alat-alat yang sudah steril dapat dikeluarkan satu persatu. Adapun untuk sterilisasi menggunakan autoklaf elektrik terlebih dahulu air dengan takaran yang telah ditentukan dimasukkan kedalamnya kemudian alat-alat yang akan disterilkan seperti labu Erlemeyer dan gelas ukur. Suhu, tekanan, dan waktu yang dibutuhkan diseting sesuai kebutuhan. Biasanya proses sterilisasi menggunakan autoklaf elektrik berlangsung sekitar 15 menit dengan suhu 121 C (Sherman,1983). Sterilisasi basah dapat digunakan untuk mensterilkan bahan apa saja yang dapat ditembus uap air dan tidak rusak bila dipanaskan dengan suhu yang berkisar antara 110C dan 121C. (Sherman,1983). Sterilisator basah bisa dibedakan menjadi dua macam berdasarkan kegunaan alat tersebut, yaitu : Sterilisator basah dengan menggunakan elemen basah.Sterilisator tipe ini memiliki elemen basah dimana elemen tersebut harus selalu terkena air, sehingga peletakan komponen elemen tersebut berada di dalam sterilisator. Elemen basah tersebut akan terendam air dan kemudian terjadilah proses pemanasan air yang akan menghasilkan uap air. Sterilisator basah dengan menggunakan elemen kering.Sterilisator tipe ini memiliki elemen kering dimana elemen tersebut tidak boleh terkena air sama sekali, sehingga peletakan komponen elemen tersebut berada di luar sterilisator (tidak berada dalam satu tempat dengan air). Elemen kering tersebut akan menghasilkan panas sehingga terjadilah pemanasan air yang menimbulkan uap air.Ada 4 hal utama yang harus diperhatikan saat melakukan sterilisasi basah : Sterilisasi bergantung pada uap, karena itu udara harus dikosongkan betul-betul dari ruang sterilisator. Semua bagian bahan yang disterilkan harus terkenai uap karena itu tabung dan labu kosong harus diletakan dalam posisi tidur agar udara tidak terperangkap didasarnya. Bahan-bahan yang berpori atau berbetuk cair harus permeable terhadap uap. Suhu sebagaimana yang terukur oleh thermometer harus mencapai 121 C dan dipertahankan selama 15 menit (Siri, 1993).Agar alat sterilisasi tersebut tidak mudah rusak maka perlu dilakukan pemeliharaan terhadap alat-alat tersebut. Hal-hal yang dapat dilakukan diantaranya:1. Perlakuan pada elemen tidak boleh sama. Apabila alat memakai elemen kering, maka elemennya tidak boleh terkena air. Apabila menggunakan elemen basah, maka elemen harus selalu terendam dalam air.2. Apabila bodi alat terbuat dari bahan yang bersifat konduktor maka bodi tidak boleh terkena air, untuk menghindari terjadinya tersengat listrik.3. Menjaga agar elemen basah tidak berkarat.4. Grounding alat juga harus diperhatikan apabila terjadi kebocoran arus.5. Mengganti elemen yang sudah ngefong agar tidak terjadi konsleting (Sherman,1983).

Gambar bagian alat1. Tombol pengatur waktu mundur (timer)2. Katup pengeluaran uap3. pengukur tekanan4. kelep pengaman5. Tombol on-off6. Termometer7. Lempeng sumber panas8. Aquades (H2O)9. Sekrup pengaman10. Batas penambahan air

V. PENUTUP

A. SimpulanPada praktikum kali ini dapat disimpulkan terdapat berbagai jenis alat proses didalam laboratorium rekayasa proses (TPHP) Universitas Gajah Mada seperti: Sterilisasi basah, alat yang digunakan ialah autoklaf. Prinsip alat ini adalah sterilisasi dengan uap air bertekanan. Sedangkan pada sterilisasi kering, alat yang digunakan ialah oven. Pada prinsipnya proses sterilisasi pada sterilisator kering sama dengan proses sterilisasi pada sterilisator basah. Perbedaannya pada sterilisasi kering tidak digunakan air. Pengemas vakum mempunyai prinsip kerja yaitu mengemas produk pada disertai dengan penyedotan uap air dari produk yang dikemas tersebut sehingga tanpa gas oksigen pada kemasan. Bagian penting alat ini yaitu: ring grooves, pin piston, head piston, dan oli ring grooves. Mesin pengupas kulit kacang tanah mempunyai prinsip kerja yaitu merobek dan mengupas kulit kacang dengan menjepitnya dan menahan tekanan.Bagian penting alat ini yaitu: silinder pengupas dan ayakan. Rheometer mempunyai prinsip kerja yaitu berdasarkan pengaruh gaya pengadukan untuk mengukur tegangan geser dari cairan yang akan diukur viskositasnya. Bagian penting alat ini yaitu mikrokomputer, pompa peristaltik, kepala rheometer, gas separator, dan bioreactor. Universal Tengsile Machine mempunyai prinsip kerja dengan pengujian tarik yaitu sampel atau benda uji dengan ukuran dan bentuk tertentu diberi beban gaya tarik sesumbu yang bertambah besar secara kontinyu pada kedua ujung specimen tarik hingga putus. Bagian penting alat ini yaitu load cell, extensometer, cross head, screw, dan base.

B. Saran Jika ingin menggunakan alat-alat tersebut harus memahami terlebih dahulu prinsip kerja dan cara pengoperasiannya agar tidak terjadi kesalahan fatal terhadap produk yang diinginkan. Dalam penggunaan alat-alat tersebut harus sangat hati-hati dan harus mengikuti peraturan atau cara kerja yang sesuai pada masing-masing alat tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Rheologi. Online.http:// en.wikipedia.org/rheologi.htm, diakses pada 26 Desember 2013.

Anonim. 2011. Pengenalan alat dan mesin pertanian. Online. http://docs.google.com/pendidikan/materikejuruan/pertanian/mekanisasipertanian/pengnalan alat dan mesin pertanian, diakses pada 26 Desember 2013.

Anonim. 2011. Tensile Tester. Online.http://www.alatuji.com/kategori/136/tensile-tester, diakses pada 26 Desember 2013.

Anonim. 2011. Universal Testing Machine. Online. http://www.alatuji.com/article/detail/51/universal-testing-machine, diakses pada 26 Desember 2013.Anonim. 2013. Alat Pengupas Kacang Tanah Model Pedal. Online. http://teknikcivil2.blogspot.com/2013/05/alat-pengupas-kacang-tanah-model-pedal.html, diakses pada 26 Desember 2013.

Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet, dan M. Wootton. 1987. Ilmu Pangan. Terjemahan H. Purnomo dan Adiono. Jakarta: UI Press.

Dahliana H, Ismail MD, Akil. 2004. Rheological Properties of Polypropylene/Ethylene-Propylene Diene Terpolymer/Natural Rubber PP/EPDM/NR) Blends By Torque Rheometer. Jurnal Teknologi Proses. Vol. 3:77-86.

Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan: Jakarta.

Fardiaz,S. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Forwardo. 2007. Meraup Untung dengan Usaha Camilan. Jakarta : Trans Media Pustaka.

Gilang. 2010. Sterilisasi. Online. http://www.gandatorus.blogspot.com, diakses pada 20 Desember 2013.

Guo ZP, Miliny E, Wang JZ, Chen J, Liu HK. 2005. Silicon/Disordered Carbon Nanocomposites For Lithium-Ion Battery Anodes. Journal of The Electrochemical Societ. Vol. 152:2211-2216.

Hadieotomo, R.S. 1985. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Gramedia. Jakarta.

Hadioetomo,1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Erlangga. Jakarta.

Hastuti. 2008. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Universitas Negeri Malang, Malang.

Hunsley, R. E. R. L. Vetter, E. A. Kline and W. Borroughs. 1976. Effect of age, sex, on quality, tenderness, and collagens content of bovine longissimum dorsi muscle. J. Anim sci. Vol. 24 (4) : 1469 (Abst).

Irianto,K. 2010. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid I. Yrama Widya, Bandung.

Lukas, S. 2006. Farmasi Steril. Yogyakarta: Andi Offset.

Mulyoto, dkk. 2002. Mesin-Mesin Pertanian. PT Graha Persada. Jakarta.

Pearson, A. M dan R. B. Young. 1971. Muscle and Meat Biochemistry. Academic Press, Inc. San Diego, New York.

Pearson, A. M., Love, J. D., and Shorland, F. B. 1977. Warmed-over flavor in meat, poultry, and fish. Adv. Food Res. 23, 1.

Setiasih, I.S. 2010. Prinsip Keteknikan Pengolahan Pangan. Widya Padjajaran. Bandung.Sherman, N. 1983. Mikrobiology a Laboratory Manual. State University of New York, Roccklagd Community Collage, New York.

Siahaan, S. 2001. DIKLAT Jarak Jauh Penyuluhan Pertanian dan Dampaknya Terhadap Peningkatan Kualitas Hidup Petani di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). IPB Press. Sumatera Selatan.

Siri, Ratna. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Soekarto, S.T., 1990. Peranan Pengemasan dalam Menunjang Pengembangan Industri, Distribusi dan Ekspor Produk Pangan di Indonesia. Di dalam: S.Fardiaz dan D.Fardiaz (ed), Risalah Seminar Pengemasan dan Transportasi dalam Menunjang Pengembangan Industri, Distribusi dalam Negeri dan Ekspor Pangan. Jakarta.

Suhardji, H.W. 2012. Pengenalan Analisis Instrumental Dan Tegangan Permukaan. Jurnal Teknologi Industri. Universitas Parahyangan, Bandung.

Suharto. 1995. Bioteknologi dalam Dunia Industri. Andi Offset. Yogyakarta.

Syarief, R., S. Santausa, St. Ismayana B. 1989. Teknologi Pengemasan Pangan. Laboratorium Rekayasa Proses Pangan, PAU Pangan dan Gizi, IPB.

Syarief, R dan Halid, H. 1993. Teknologi Penyimpanan Pangan. IPB. Bogor.

Tamrin. 2010. Pengembangan Alat Pengupas Kulit Polong Kacang Tanah Tipe Piring. Jurnal Teknologi Pertanian, Universitas Lampung. Lampung.