Upload
haminh
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO, UPAH
MINIMUM KOTA, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, JUMLAH PENDUDUK,
DAN BEBAN/TANGGUNGAN PENDUDUK TERHADAP TINGKAT
PENGANGGURAN TERBUKA DI KOTA-KOTA PROVINSI JAWA TIMUR
TAHUN 2010 – 2015
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis
Disusun oleh :
DEWI KARTIKA SARI
B 300 132 021
PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN – S1
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
2
i
3
4
iii
1
ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO, UPAH
MINIMUM KOTA, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, JUMLAH PENDUDUK,
DAN BEBAN/TANGGUNGAN PENDUDUK TERHADAP TINGKAT
PENGANGGURAN TERBUKA DI KOTA-KOTA PROVINSI JAWA TIMUR
TAHUN 2010 – 2015
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB), Upah Minimum Kota, Indeks Pembangunan Manusia,
Jumlah Penduduk dan Beban/Tanggungan Penduduk terhadap Tingkat
Pengangguran Terbuka di Kota-Kota Provinsi Jawa Timur tahun 2010-2015.
Penelitian ini menggunakan data sekunder dan alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi data panel. Data yang digunakan berupa data
time-series (tahun 2010-2015) dan data cross-section/silang tempat (9 Kota di
Provinsi Jawa Timur). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Random Effect Model
(REM) adalah model regresi data panel yang terbaik. Berdasarkan uji F variabel
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Upah Minimum Kota, Indeks
Pembangunan Manusia, Jumlah Penduduk dan Beban/Tanggungan Penduduk
secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap Tingkat Pengangguran
Terbuka di Kota-Kota Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan uji validitas pengaruh
(uji t) menunjukkan bahwa variabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka,
variabel Upah Minimum Kota berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
Tingkat Pengangguran Terbuka, variabel Indeks Pembangunan Manusia
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka,
variabel Jumlah Penduduk berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Tingkat
Pengangguran Terbuka dan variabel Beban/Tanggungan Penduduk berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Kota-Kota
Provinsi Jawa Timur.
Kata kunci : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Upah Minimum Kota,
Indeks Pembangunan Manusia, Jumlah Penduduk,
Beban/Tanggungan Penduduk dan Tingkat Pengangguran Terbuka
ABSTRACT
This study aimed to analyze the effect of the Gross Regional Domestic
Product (GDP), Minimum Wage Cities, Human Development Index, Population
and Expenses / Dependent Population against Unemployment Rate in Cities of
East Java Province 2010-2015. This study uses secondary data and analytical tools
used in this research is the analysis of panel data regression. Data used in the form
of time-series data (2010-2015) and a cross-section / cross-point (9 Cities in East
Java). The results showed that the Random Effect Model (REM) is a panel data
2
regression model the best. Based on F test variables Gross Regional Domestic
Product (GDP), Minimum Wage Cities, Human Development Index, Population
and Expenses / Dependent Population simultaneously or jointly affect the
Unemployment Rate in Cities in East Java province. Based on test validity
influence (t test) showed that the variables of Gross Domestic Product (GDP) has
positive and not significant to the Unemployment Rate, variable Minimum Wage
Cities significant negative effect on the Unemployment Rate, variable Human
Development Index is negative and not significant against Unemployment rate,
the variable Population significant negative effect on the Unemployment rate and
the variable expenses / Dependents Population significant negative effect on the
Unemployment rate in Cities in East Java province.
Keywords: Gross Domestic Product (GDP), Minimum Wage Cities, Human
Development Index, Population, Expenses / Dependent Population
and Unemployment Rate
1. PENDAHULUAN
Pembangunan nasional memiliki hakekat mewujudkan masyarakat aman,
damai dan sejahtera. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang
terus berupaya melakukan pembangunan untuk mencapai tujuan nasional. Salah
satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan
rakyatnya yaitu dengan meningkatkan stabilitas nasional. Salah satu cara menjaga
stabilitas nasional yaitu menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyat.
Sebagai negara berkembang, Negara Indonesia tak lepas dari masalah
pengangguran. Kompleknya masalah pengangguran di Indonesia tak lepas dari
banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pertumbuhan penduduk
Indonesia yang tinggi dan tidak diiringi dengan peningkatan kesempatan kerja
adalah salah satu faktor penyebab masih tingginya tingkat pengangguran di
Indonesia. Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan membuat peningkatan
angkatan kerja. Apabila jumlah kesempatan kerja lebih kecil daripada peningkatan
angkatan kerja maka jumlah pengangguran akan meningkat. Apabila masalah
pengangguran tidak segera diatasi maka akan menimbulkan dampak yang serius
seperti kemiskinan. Salah satu faktor yang menentukan kemakmuran seseorang
adalah tingkat pendapatannya. Dengan seseorang menganggur maka akan
3
mengurangi tingkat pendapatan yang akhirnya akan mengurangi tingkat
kemakmuran yang mereka capai (Sukirno, 2006).
Masalah pengangguran masih menjadi salah satu titik berat dalam
pembangunan di Jawa Timur. Untuk mendukung upaya pemerintah dalam
mengendalikan laju pengangguran, diperlukan indikator-indikator sebagai dasar
perencanaan, monitoring, maupun evaluasi program. Informasi tersebut akan
banyak memberikan manfaat bagi pemerintah daerah dalam membuat
perencanaan atau kebijakan strategis dalam rangka perluasan kesempatan kerja
yang pada akhirnya dapat mengurangi pengangguran serta meningkatkan
kesejahteraan masyarakat (Badan Pusat Statistik, 2015).
Pada Gambar 1 menunjukkan tingkat pengangguran terbuka di Provinsi
Jawa Timur dan Kota-kota di Provinsi Jawa Timur. Penurunan tingkat
pengangguran di Provinsi Jawa Timur tahun 2010-2015 tidak diikuti oleh
beberapa Kota di Provinsi Jawa Timur. Tingkat Pengangguran yang cukup tinggi
dibandingkan dengan Provinsi Jawa Timur pada tahun 2010, terjadi di Kota
Malang dan Kota Madiun, namun pada tahun 2015 tingkat pengangguran tinggi
terjadi hanya di Kota Kediri dan Kota Malang. Dibandingkan dengan tingkat
pengangguran di Indonesia Provinsi Jawa Timur lebih rendah, namun jika
dibandingkan dengan Provinsi Jawa Timur, Kota-kotanya termasuk yang tertinggi
diantaranya Kota Malang, Kota Kediri, Kota Madiun, Kota Mojokerto, dan Kota
Surabaya.
4
Gambar 1 Tingkat Pengangguran Terbuka di Kota-Kota Jawa Timur dan
Provinsi Jawa Timur Tahun 2010-2015 (dalam %)
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur, Sakernas 2010-2015 (data diolah)
Tingkat pengangguran terbuka di objek penelitian mengalami fluktuatif
dari tahun 2010-2015. Tiga Kota (Kediri, Malang, dan Surabaya) dari sembilan
Kota di Provinsi Jawa Timur mengalami peningkatan pada tahun 2015.
Sedangkan Kota Blitar, Kota Probolinggo, Kota Pasuruan, Kota Mojokerto, Kota
Madiun dan Kota Batu cenderung mengalami penurunan. Berdasarkan Gambar 1
diatas, tingkat pengangguran Kota Kediri pada tahun 2015 sebesar 8,46%,
meningkat dari tahun 2013 dengan nilai 7,66%. Pada tahun 2015 tingkat
pengangguran di Kota Malang sebesar 7,28%, padahal tahun 2014 hanya sebesar
7,22%. Peningkatan pengangguran juga terjadi di Kota Surabaya, pada tahun 2014
sebesar 5,82% dan pada tahun 2015 meningkat menjadi 7,01%. Pengangguran
tertinggi pada tahun 2015 di Kota-Kota Provinsi Jawa Timur adalah di Kota
Kediri. Tentu pola ini disebabkan oleh adanya faktor-faktor yang mempengaruhi
pengangguran tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, studi ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh Produk Domestik Regional Bruto, Upah Minimum Kota, Indeks
Pembangunan Manusia, Jumlah Penduduk dan Beban/Tanggungan Penduduk
terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Kota-Kota Provinsi Jawa Timur tahun
2010-2015.
4,2
5
4,1
6
4,1
2
4,3
0
4,1
9
4,4
7
7,3
9
4,9
3
7,8
5
7,2
9
7,6
6 8,4
6
6,6
6
4,2
0
3,5
5
6,1
7
5,7
1
3,8
0
8,6
8
5,1
9
7,6
8
7,7
3
7,2
2
7,2
8
6,8
5
4,6
6
5,1
2
4,4
8
5,1
6
4,0
1
7,2
3
4,9
2
4,3
4 5
,41
6,0
9
5,5
7
7,5
2
5,8
6
7,3
2
5,7
3
4,4
2
4,8
8
9,5
2
5,1
5
6,7
1
6,5
7
6,9
3
5,1
0
6,8
4
5,1
5
5,0
7
5,3
2
5,8
2 7
,01
5,5
5
4,5
7
3,4
1
2,3
0
2,4
3
4,2
9
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00
10,00
2010 2011 2012 2013 2014 2015
TIN
GK
AT
PEN
GA
NG
GU
RA
N
TER
BU
KA
Jawa Timur
Kota Kediri
Kota Blitar
KotaMalangKotaProbolinggoKotaPasuruanKotaMojokertoKotaMadiun
5
2. METODE PENELITIAN
2.1 Jenis dan Sumber data
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder merupakan
data yang diperoleh dari perpustakaan, jurnal atau penelitian sebelumnya dan dari
instansi yang terkait dalam penelitian ini seperti Badan Pusat Statistik (BPS).
Dalam penelitian ini alat analisis yang digunakan adalah regresi data panel. Data
yang digunakan merupakan penggabungan dari data deret waktu (time series)
selama 6 tahun yaitu dari tahun 2010 – 2015 dan silang tempat (cross section)
sejumlah 9 Kota yang ada di Provinsi Jawa Timur yaitu Kota Kediri, Kota Blitar,
Kota Malang, Kota Probolinggo, Kota Pasuruan, Kota Mojokerto, Kota Madiun,
Kota Surabaya, dan Kota Batu sehingga menghasilkan 54 observasi.
2.2 Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel sebagai alat
pengolahan data dengan menggunakan program E-views8. Analisis dengan
menggunakan data panel yaitu gabungan antara data deret waktu (time-series
data) dan data deret lintang (cross-section data). Dengan kata lain, data panel
adalah data yang diperoleh dari data cross section yang di observasi berulang pada
unit individu (objek) yang sama pada waktu yang berbeda. Dengan demikian,
akan diperoleh gambaran tentang perilaku beberapa objek tersebut selama
beberapa periode waktu (Juanda dan Junaidi, 2012).
Analisis data panel merupakan gabungan antara data time-series dan data
cross-section. Objek dalam penelitian ini adalah 9 Kota di Provinsi Jawa Timur
Tahun 2010-2015. Ada 3 model estimasi dalam data panel yaitu, Pooled Least
Square (PLS), Fixed Effect Model (FEM) dan Random Effect Model (REM)
kemudian diuji untuk pemilihan model yang terbaik melalui Uji Chow dan Uji
Hausman. Untuk mengetahui pengaruh Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB), Upah Minimum Kota (UMK), Indeks Pembangunan Manusia (IPM),
Jumlah Populasi (POP), dan Beban/Tanggungan Penduduk (BTP) Terhadap
6
Tingkat Pengangguran Terbuka di Kota-Kota Provinsi Jawa Timur Tahun 2010-
2015 digunakan analisis regresi data panel dengan model sebagai berikut1 :
TPTit = α + β
1 LOG(PDRB)it
+ β2 LOG(UMK)
it + β
3 IPM
it + β
4 LOG(POP)it
+ β5
BTPit
+ uit
Dimana :
TPT : Tingkat Pengangguran Terbuka (Persen)
LOG(PDRB) : Produk Domestik Regional Bruto (Miliar Rupiah)
LOG(UMK) : Upah Minimum Kota (Rupiah)
IPM : Indeks Pembangunan Manusia (Skala Indeks)
LOG(POP) : Jumlah Penduduk (Jiwa)
BTP : Beban/Tanggungan Penduduk (Persen)
i : Menunjukkan data cross-section Kota-Kota di Jawa Timur
t : Menunjukkan data time series tahun 2010-2015
α : Koefisien konstanta
β : Koefisien slope dan intersep
u : Faktor gangguan atau tidak dapat diamati
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil estimasi data panel untuk memilih model yang terbaik
dengan uji Chow dan uji Hausman, maka terpilih model yang terbaik yaitu
Random Effect Model (REM). Hasil estimasi metode Random Effect dapat dilihat
pada Tabel 1 sebagai berikut :
1 Replikasi dari Jurnal Tyas Ayu Prasanti, Triastuti Wuryandari dan Agus Rusgiyono. “Aplikasi
Regresi Data Panel Untuk Permodelan Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten/Kota di
Provinsi Jawa Tengah”. Jurnal Gaussian Universitas Diponegoro Semarang, Vol.4, No.3, Tahun
2015, Hlm: 687-696. ISSN: 2339-2541 dan Jurnal Tengkoe Sarimuda RB dan Soekarnoto.
“Pengaruh PDRB, UMK, Inflasi, dan Investasi Terhadap Pengangguran Terbuka di Kab/Kota
Provinsi Jawa Timur Tahun 2007-2011”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga
Surabaya, Tahun XXIV, No.2, Agustus 2014. Hlm: 106-119. Model Data Panel lihat Gujarati,
Damodar N dan Dawn C. Porter. “Dasar-Dasar Ekonometrika”. Edisi 2 Buku 2 (Jakarta: Salemba
Empat. 2015). Hlm: 235-267 dan Model Data Panel dari Juanda, Bambang dan Junaidi.
“Ekonometrika Deret Waktu Teori dan Aplikasi”. Cetakan pertama Juni 2012. (Bogor: IPB Press.
2012). Hlm: 175-195.
7
Tabel 1
Model Estimasi Random Effect Model (REM)
TPTit = 82.40304 + 0.130895PDRBit – 3.218075UMKit – 0.013581IPMit –
(0.6284) (0.0137)** (0.8759)
0.771910POPit – 0.522918BTPit + 51.26946
(0.0745)*** (0.0015)*
R2 = 0.497183; DW-Stat = 1.607882; F-Stat = 9.492448; Prob. F-stat = 0.000002
Keterangan :
*Signifikansi pada α = 0,01; **Signifikansi pada α = 0,05; ***Signifikansi pada α
= 0,10; angka dalam kurung adalah nilai probabilitas t
Dari hasil analisis pada Tabel 1 terlihat bahwa variabel upah minimum
kota berpengaruh negatif terhadap tingkat pengangguran terbuka di Kota-Kota
Provinsi Jawa Timur dengan koefisien regresi sebesar 3.218075. Artinya apabila
variabel upah minimum kota naik sebesar 1 persen maka tingkat pengangguran
terbuka akan mengalami penurunan sebesar 0.03218075 persen. Variabel jumlah
penduduk berpengaruh negatif terhadap tingkat pengangguran terbuka di Kota-
Kota Provinsi Jawa Timur dengan koefisien regresi sebesar 0.771910. Artinya
apabila variabel jumlah penduduk naik sebesar 1 persen maka tingkat
pengangguran terbuka akan mengalami penurunan sebesar 0.0077191 persen.
Variabel beban/tanggungan penduduk berpengaruh negatif terhadap tingkat
pengangguran terbuka di Kota-Kota Provinsi Jawa Timur dengan koefisien regresi
sebesar 0.522918. Artinya apabila variabel beban/tanggungan penduduk naik
sebesar 1 persen maka tingkat pengangguran terbuka akan mengalami penurunan
sebesar 0.522918 persen.
3.1 Produk Domestik Regional Bruto dan Tingkat Pengangguran Terbuka
Berdasarkan hasil estimasi data panel Random Effect Model (Tabel 1)
menunjukkan bahwa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka di Kota-Kota
Provinsi Jawa Timur tahun 2010-2015. Hal ini berarti PDRB tidak akan
mempengaruhi tingkat pengangguran terbuka di Kota-Kota Provinsi Jawa Timur
8
karena pertumbuhan PDRB belum bisa menciptakan lapangan kerja untuk
pengangguran.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Ni Nyoman Setya Ari Wijayanti dan Ni Luh Karmini (2014) yang berjudul
“Pengaruh Tingkat Inflasi, Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Upah Minimum
Terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Bali”, memperoleh hasil
bahwa Laju Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap
tingkat pengangguran terbuka Hal ini diakibatkan oleh tidak semua orang bisa
masuk ke dalam kesempatan kerja yang ada. Variabel pertumbuhan ekonomi
mempunyai koefisien yang positif terhadap tingkat pengangguran di Provinsi Bali
yang artinya tingkat pertumbuhan ekonomi meningkat maka pengangguran juga
akan tinggi.
Hasil penelitian tidak sesuai dengan studi yang dilakukan oleh ekonom
Arthur Okun (Okun’s Law) mengindikasikan adanya hubungan negatif antara
pertumbuhan ekonomi dengan pengangguran. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi
akan menciptakan sebuah skema pengurangan angka pengangguran. Pertumbuhan
ekonomi yang tinggi diharapkan akan menciptakan pertumbuhan output, sehingga
dibutuhkan banyak tenaga kerja untuk mengejar kapasitas output yang meningkat
itu (Arsyad, 2010).
3.2 Upah Minimum Kota dan Tingkat Pengangguran Terbuka
Berdasarkan hasil estimasi data panel Random Effect Model (Tabel 1)
menunjukkan bahwa upah minimum kota (UMK) mempengaruhi tingkat
pengangguran terbuka. Upah minimum kota (UMK) berpengaruh negatif
signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka di Kota-Kota Provinsi Jawa
Timur tahun 2010-2015. Artinya, semakin tinggi tingkat upah yang ditawarkan,
maka tingkat pengangguran di Kota-Kota Provinsi Jawa Timur cenderung
menurun.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Tengkoe Sarimuda RB dan Soekarnoto (2014) yang berjudul “Pengaruh
PDRB, UMK, Inflasi, dan Investasi Terhadap Pengangguran Terbuka di Kab/Kota
9
Provinsi Jawa Timur Tahun 2007-2011”, memperoleh hasil bahwa UMK
berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka.
Hasil penelitian tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa ada
hubungan positif antara UMK dan tingkat pengangguran. Dalam penelitian ini
pekerja di Kota-Kota Provinsi Jawa Timur merasa upah minimum Kota yang
ditetapkan sudah memenuhi kebutuhan hidup pekerja sehingga dengan
meningkatnya upah minimum akan menarik pengangguran untuk menerima
pekerjaan yang ditawarkan dan pada akhirnya akan mengurangi pengangguran itu
sendiri.
Menurut Tengkoe Sarimuda RB dan Soekarnoto (2014) menyatakan
bahwa kenaikan UMK tersebut lebih mendorong tenaga kerja untuk mendapatkan
pekerjaan dan begitu juga bagi sektor usaha, kenaikan UMK tidak disikapi oleh
manajemen perusahaan untuk mengurangi jumlah pekerja tetapi dijadikan sebagai
strategi penting dalam meningkatkan kinerja pekerja secara nyata, mendorong
terpeliharanya kelangsungan hidup satuan kerja, dan untuk pencapaian sasaran
kerja melalui produktivitas yang tinggi yang pada akhirnya akan mengurangi
tingkat pengangguran yang ada.
3.3 Indeks Pembangunan Manusia dan Tingkat Pengangguran Terbuka
Berdasarkan hasil estimasi data panel Random Effect Model (Tabel 1)
menunjukkan bahwa indeks pembangunan manusia (IPM) berpengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka di Kota-Kota Provinsi
Jawa Timur tahun 2010-2015. Hal ini menunjukkan tidak adanya pengaruh besar
atau kecil nilai komponen IPM yaitu kesehatan, pendidikan dan kemampuan daya
beli terhadap tingkat pengangguran.
Hasil penelitian ini berbeda dari penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Muhamad Burhanudin (2015) yang berjudul “Pengaruh Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB), Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK), dan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) Terhadap Tingkat Pengangguran di Provinsi
Banten Periode 2008-2013”, memperoleh hasil bahwa IPM berpengaruh negatif
signifikan terhadap tingkat pengangguran.
10
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa
dengan teratasinya jumlah pengangguran dan mendapatkan pendapatan yang
tinggi maka akan berpengaruh terhadap peningkatan pembangunan manusia
melalui peningkatan bagian pengeluaran rumah tangga yang dibelanjakan untuk
makanan yang lebih bergizi dan pendidikan yang lebih tinggi. Sehingga
pengurangan pengangguran dapat kita lihat dari jumlah indeks pembangunan
manusia yang mengalami peningkatan (Todaro, 2000).
3.4 Jumlah Penduduk dan Tingkat Pengangguran Terbuka
Berdasarkan hasil estimasi data panel Random Effect Model (Tabel 1)
menunjukkan bahwa jumlah penduduk mempengaruhi tingkat pengangguran
terbuka. Jumlah penduduk berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat
pengangguran terbuka di Kota-Kota Provinsi Jawa Timur tahun 2010-2015.
Artinya apabila jumlah penduduk semakin meningkat maka tingkat pengangguran
terbuka di Kota-Kota Jawa Timur cenderung menurun.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Riko Anggara (2016) yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pengangguran di Provinsi Jawa Timur tahun 2011-2014”,
memperoleh hasil bahwa jumlah penduduk berpengaruh negatif signifikan
terhadap tingkat pengangguran.
Hasil penelitian tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa ada
hubungan positif antara jumlah penduduk dan tingkat pengangguran. Menurut
Mulyadi (2003) mengatakan bahwa jumlah penduduk yang makin besar telah
membawa akibat jumlah angkatan kerja yang makin besar pula. Ini berarti makin
besar pula jumlah orang yang mencari pekerjaan atau menganggur. Agar dapat
dicapai keadaan yang seimbang maka seyogyanya mereka semua dapat
tertampung dalam suatu pekerjaan yang cocok dan sesuai dengan keinginan serta
ketrampilan mereka. Ini akan membawa konsekuensi bahwa perekonomian harus
selalu menyediakan lapangan-lapangan pekerjaan bagi angkatan kerja baru.
3.5 Beban/Tanggungan Penduduk dan Tingkat Pengangguran Terbuka
Berdasarkan hasil estimasi data panel Random Effect Model (Tabel 1)
menunjukkan bahwa beban/tanggungan penduduk mempengaruhi tingkat
11
pengangguran terbuka. Beban/tanggungan penduduk berpengaruh negatif
signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka di Kota-Kota Provinsi Jawa
Timur tahun 2010-2015. Artinya, apabila beban/tanggungan penduduk semakin
tinggi maka tingkat pengangguran terbuka di Kota-Kota Provinsi Jawa Timur
akan mengalami penurunan.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Fitra Kincaka Rizka (2007) yang berjudul “Analisis Tingkat Pengangguran
dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya di Indonesia”, memperoleh hasil
bahwa variabel beban/tanggungan penduduk berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap tingkat pengangguran.
Hasil penelitian tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa ada
hubungan positif antara beban/tanggungan penduduk dan tingkat pengangguran.
Menurut teori yang diungkapkan oleh B. Maxwell Stamper (dalam Dewi, 2010)
yang menyebutkan bahwa tingkat beban/tanggungan penduduk yang rendah akan
menyebabkan adanya kecenderungan untuk menabung dan penanaman modal
yang tinggi karena penduduk usia non produktif yang ditanggung oleh penduduk
usia produktif semakin kecil sehingga muncul tingkat investasi yang meningkat
dan peningkatan kesempatan kerja melalui pembukaan lapangan kerja baru.
Akibatnya, akan terjadi penurunan pada tingkat pengangguran.
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil analisis yang sudah dibahas pada bab sebelumnya,
maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Berdasarkan hasil estimasi data panel untuk memilih model yang terbaik
dengan uji Chow dan uji Hausman, maka terpilih model yang terbaik dalam
penelitian ini yaitu Random Effect Model (REM).
b. Model REM mempunyai daya ramal yang cukup tinggi. Berdasarkan uji F,
variabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Upah Minimum Kota
(UMK), Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Jumlah Penduduk (POP), dan
Beban/Tanggungan Penduduk (BTP) yang terdapat dalam persamaan regresi
12
secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) di Kota-Kota Provinsi Jawa Timur tahun 2010-
2015.
c. Hasil uji koefisien determinasi R-Squared (R2) menunjukkan nilai R
2 sebesar
0.497183 atau 49,72 persen. Artinya variasi variabel Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) dapat dijelaskan oleh variabel Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB), Upah Minimum Kota (UMK), Indeks Pembangunan Manusia
(IPM), Jumlah Penduduk (POP), dan Beban/Tanggungan Penduduk (BTP)
sebesar 49,72 persen, sedangkan sisanya yaitu sebesar 50,28 persen variasi
variabel Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak dijelaskan dalam model.
d. Berdasarkan uji validitas pengaruh (uji t) menunjukkan bahwa variabel
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka, variabel Upah Minimum
Kota berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Tingkat Pengangguran
Terbuka, variabel Indeks Pembangunan Manusia berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka, variabel Jumlah
Penduduk berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Tingkat Pengangguran
Terbuka dan variabel Beban/Tanggungan Penduduk berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Kota-Kota Provinsi
Jawa Timur.
4.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Diharapkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dapat memilih kebijakan yang
lebih efektif dalam meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi untuk
kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, dalam strategi pembangunan ekonomi
di masing-masing Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur perlu ditekankan
dengan mengoptimalkan pendekatan ekonomi sektoral, khususnya sektor
yang mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak, seperti; peningkatan pada
Sektor Pertanian, Sektor Industri Pengolahan, dan Sektor Jasa. Serta
13
Pemerintah diharapkan dapat mendirikan industri-industri baru yang bersifat
padat karya terutama di Kota-Kota Provinsi Jawa Timur agar tercipta
lapangan pekerjaan baru yang akan mengurangi pengangguran.
b. Pemerintah Provinsi Jawa Timur diharapkan mampu meningkatkan kualitas
SDM melalui pendidikan, pelatihan dan penyuluhan untuk pencari kerja.
Angkatan kerja memerlukan tambahan keterampilan untuk dapat lebih cepat
terserap di pasar kerja. Bentuk keterampilan berupa keahlian yang bersifat
aplikatif yang dibutuhkan di dunia kerja, seperti keahlian komputer, bahasa
asing, perbengkelan dll, sehingga tercipta tenaga kerja yang berkualitas dan
menambah wawasan bagi calon tenaga kerja agar lebih siap dalam
menghadapi persaingan dunia kerja.
c. Diharapkan pihak Perusahaan juga harus bisa berperan aktif dalam menekan
jumlah pengangguran yang ada dengan menciptakan lapangan pekerjaan baru
melalui penerimaan magang, job fair atau bursa kerja terbuka. Hadirnya
perusahaan-perusahaan di tengah masyarakat Kota diharapkan mampu
memberikan kontribusi riil dalam mengatasi permasalahan nasional yaitu
pengangguran.
d. Bagi masyarakat yang belum mendapatkan pekerjaan sektor formal
diharapkan mempunyai motivasi, kemampuan dan usaha untuk berwirausaha
mandiri pada berbagai bidang yang memiliki prospek perkembangan di sektor
informal yaitu dengan mendirikan industri kreatif atau home industry untuk
pengembangan UMKM yang akan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi
sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru.
e. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menganalisis variabel-variabel
lain yang mempengaruhi tingkat pengangguran. Oleh karena itu, perlu
dikembangkan lagi pembahasan dan penelitian lebih lanjut untuk
kesempurnaan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA Ananta, Aris. 1990. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Lembaga
Demografi LPFEUI.
14
Anggara, Riko. 2016. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Pengangguran Di Provinsi Jawa Timur Tahun 2011-2014” Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Diakses tanggal 15
Oktober 2016.
Arsyad, Lincolin. 2000. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi
Daerah. Yogyakarta: BPFE.
______________. 2010. Ekonomi Pembangunan. Edisi 5. Yogyakarta: Unit
Penerbit dan Percetakan STIM YKPN Yogyakarta.
Badan Pusat Statistik. 2010-2015. Laporan Eksekutif Keadaan Angkatan Kerja
Jawa Timur Tahun 2010-2015. Surabaya: Badan Pusat Statistik Provinsi
Jawa Timur.
__________________. 2015. Indeks Pembangunan Manusia 2014 Metode Baru
Jakarta: Badan Pusat Statistik.
__________________. 2015. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2014. Surabaya: Badan Pusat
Statistik Provinsi Jawa Timur.
__________________. 2015. Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Jawa
Timur Tahun 2010-2020, Data Jumlah Penduduk dan Data Rasio
Ketergantungan. Jakarta: Badan Pusat Statistik
.
__________________. 2016. Indeks Pembangunan Manusia 2015 Metode Baru
Jakarta: Badan Pusat Statistik.
__________________. 2016. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011-2015. Surabaya: Badan Pusat
Statistik Provinsi Jawa Timur.
Burhanudin, Muhamad. 2015. “Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB), Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK), dan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) Terhadap Tingkat Pengangguran di Provinsi
Banten Periode 2008-2013”. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Diakses tanggal 8
Oktober 2016.
Ekananda, Mahyus. 2016. Analisis Ekonometrika Data Panel. Jakarta: Mitra
Wacana Media.
Feriyanto, Nur. 2014. Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif
Indonesia. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
15
Firdaus, M. As’ad. 2015. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Pengangguran Terbuka Di Provinsi Jawa Tengah” Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Diakses tanggal 8 Oktober
2016.
Gujarati, Damodar N dan Dawn C. Porter. 2015. Dasar-Dasar Ekonometrika
Edisi 5 Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.
Jamaludin, Adon Nasrullah. 2015. Sosiologi Perkotaan Memahami Masyarakat
Kota dan Problematikanya. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Juanda, Bambang dan Junaidi. 2012. Ekonomi Deret Waktu. Bogor: PT Penerbit
IPB Press.
Kuncoro, Mudrajad. 2001. Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis
dan Ekonomi. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
________________. 2011. Metode Kuantitatif. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN.
________________.2013. Mudah Memahami dan Menganalisis Indikator
Ekonomi. Yogyakarta: UPP STIM YKPN Yogyakarta.
Mankiw, N. Gregory. 2000. Teori Makro Ekonomi Edisi Keempat. Jakarta:
Erlangga.
__________________. 2006. Makro Ekonomi Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
__________________. 2012. Makroekonomi. Jakarta: Erlangga.
Mulyadi. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Pembangunan.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Mustika CD, Agustina. 2010. “Analisis Tingkat Pengangguran dan Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhinya di Kota Semarang”. Skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro Semarang. Diakses tanggal 15 Oktober 2016.
Nanga, Muana. 2005. Makro Ekonomi Teori, Masalah, & Kebijakan. Edisi 2.
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 69 Tahun 2009 Tentang Upah Minimum
Kabupaten/Kota di Jawa Timur Tahun 2010.
__________________________ Nomor 72 Tahun 2012 Tentang Upah Minimum
Kabupaten/Kota di Jawa Timur Tahun 2013.
16
__________________________ Nomor 72 Tahun 2014 Tentang Upah Minimum
Kabupaten/Kota di Jawa Timur Tahun 2015.
__________________________ Nomor 78 Tahun 2013 Tentang Upah Minimum
Kabupaten/Kota di Jawa Timur Tahun 2014.
__________________________ Nomor 81 Tahun 2011 Tentang Upah Minimum
Kabupaten/Kota di Jawa Timur Tahun 2012.
__________________________ Nomor 93 Tahun 2010 Tentang Upah Minimum
Kabupaten/Kota di Jawa Timur Tahun 2011.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. 1 Tahun 2014 Tentang
Pengupahan.
Peraturan Pemerintah RI Nomor. 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan. Diakses
tanggal 1 November 2016.
Pitartono, Ronny dan Banatul Hayati. 2012. “Analisis Tingkat Pengangguran di
Jawa Tengah Tahun 1997-2010”. Diponegoro Journal Of Economics.
Volume 1, Nomor 1 : 1-14.
Prasanti, Tyas Ayu, Triastuti Wuryandari dan Agus Rusgiyono. 2015. “Aplikasi
Regresi Data Panel Untuk Pemodelan Tingkat Pengangguran Terbuka
Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Tengah”. Jurnal Gaussian, Volume 4,
Nomor 3, hlm: 687-696. ISSN: 2339-2541.
Putro, Sis Akbar dan Achma Hendra Setiawan. 2013. “Analisis Pengaruh Produk
Domestik Regional Bruto, Tingkat Upah Minimum Kota, Tingkat Inflasi
Dan Beban/Tanggungan Penduduk Terhadap PengangguranTerbuka Di
Kota Magelang Periode Tahun 1990-2010”. Diponegoro Journal Of
Economics. Volume 2, Nomor 3 : 1-14. ISSN: 2337-3814.
Rizka, Fitra Kincaka. 2007. “Analisis Tingkat Pengangguran dan Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhinya di Indonesia”. Skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro Semarang.
Samuelson A, Paul dan William D Nordhaus. 2004. Ilmu Makro Ekonomi.
Jakarta: PT. Media Global Edukasi.
Sarimuda RB, Tengkoe dan Soekarnoto. 2014. “Pengaruh PDRB, UMK, Inflasi,
Dan Investasi Terhadap Pengangguran Terbuka di Kab/Kota Provinsi Jawa
Timur Tahun 2007-2011”. Jurnal Ekonomi dan Bisinis Universitas
Airlangga Surabaya.
17
Simanjutak, Payaman J. 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia.
Jakarta: LPFE UI.
Sriyana, Jaka. 2014. Metode Regresi Data Panel. Yogyakarta: Penerbit Ekonisia.
Sukirno, Sadono. 2006. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
______________. 2008. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sukirno, Sadono. 2013. Makroekonomi Teori Pengantar. Edisi 3. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.
Todaro, Michael P. 2000. Ekonomi Pembangunan. Jakarta: Erlangga.
______________. 2006. Pembangunan Ekonomi di Dunis Ketiga. Jakarta:
Erlangga.
Utomo, Yuni Prihadi. 2015. Eksplorasi Data dan Analisis Regresi Dengan SPSS.
Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Undang-Undang RI No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Wijayanti, Ni Nyoman Setya Ari dan Ni Luh Karmini. 2014. “Pengaruh Tingkat
Inflasi, Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Upah Minimum Terhadap
Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Bali”. E-Jurnal EP Unud. 3
[10] : 460-466, ISSN: 2303-0178.
Winarno, Wing Wahyu. 2009. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan
Eviews. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.