49
i PENGARUH EKSTRAK BUAH MENGKUDU DALAM PENGAWETAN KAYU SENGON MELALUI RENDAMAN DINGIN DITINJAU TERHADAP SIFAT FISIS DAN SIFAT MEKANIK Skripsi diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Sipil Oleh: Farah Falza Siffah NIM. 5113415005 PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2019

PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

  • Upload
    others

  • View
    18

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

i

PENGARUH EKSTRAK BUAH MENGKUDU DALAM

PENGAWETAN KAYU SENGON MELALUI RENDAMAN

DINGIN DITINJAU TERHADAP SIFAT FISIS DAN

SIFAT MEKANIK

Skripsi

diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar

Sarjana Teknik Program Studi Teknik Sipil

Oleh:

Farah Falza Siffah

NIM. 5113415005

PRODI TEKNIK SIPIL

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019

Page 2: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

ii

Page 3: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

iii

Page 4: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

iv

Page 5: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Salah satu kunci kebahagiaan adalah dengan bersyukur apapun

yang kita punya”

“Kunci kesuksesan adalah apabila kita gagal 900 kali kita

harus bangkit 1000 kali”

“Semakin kau peduli bagaimana dirimu terlihat di hadapan

Allah, semakin kau tak peduli bagaimana dirimu terlihat di

hadapan manusia.” (Yasmin Mogahed)

“Jika kamu benar menginginkan sesuatu, kamu akan

menemukan caranya. Namun jika tak serius, kau hanya akan

menemukan alasan.” (Jim Rohn)

“Betapa bodohnya manusia, Dia menghancurkan masa kini

sambil mengkhawatirkan masa depan, tapi menangis di masa

depan dengan mengingat masa lalunya.” (Ali bin Abi Thalib)

Ter-untuk:

Bapak (Taghfirun), Ibu (Royati), Adik ( Fahmi Reza) dan

seluruh keluarga terima kasih atas dukungan materi maupun

moril sehingga skripsi ini bisa terselesaikan dengan lancer

dan skripsi ini sebagai dharma bakti ananda.

Bapak/ibu dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia

membimbing dari awal hingga akhir penyusunan skripsi

Keluarga Besar Prodi Teknik Sipil khususnya teman-teman

angkatan 2015

Keluarga Besar Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri

Semarang

Page 6: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

vi

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Ekstrak Buah Mengkudu Dalam Pengawetan Kayu Sengon Melalui

Rendaman Dingin Ditinjau Terhadap Sifat Fisis Dan Sifat Mekanik”, Skripsi ini

disusun sebagai salah satu persyaratan meraih gelar Sarjana Teknik pada Program

Studi S1 Teknik Sipil Universitas Negeri Semarang.

Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu

pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Fathurrokhman, M. Hum, selaku Rektor Universitas Negeri

Semarang

2. Dr. Nur Qudus, S.Pd, M.T., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas

Negeri Semarang

3. Aris Widodo, S.Pd, M.T, selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil

4. Dr. Rini Kusumawardani,S.T.,M.T.,M.Sc., selaku Ketua Prodi Teknik

Sipil dan dosen wali yang selalu memberikan masukan dan arah dari awal

kuliah sampai saat ini.

5. Endah Kanti Pangestuti S.T.,M.T., selaku penguji I dan Kepala

Laboratorium Jurusan Teknik Sipil yang telah memberikan masukkan

berupa saran, tanggapan, komentar, perbaikan, sehingga dapat menambah

bobot dan kualitas karya tulis ini.

6. Karuniadi Satrijo Utomo,S.T.,M.T., selaku penguji II yang telah juga

memberikan masukkan berupa saran, tanggapan, komentar, perbaikan,

sehingga dapat menambah bobot dan kualitas karya tulis ini.

7. Arie Taveriyanto,S.T.,M.T.,selaku penguji III dan dosen pembimbing

yang penuh perhatian dan atas perkenaan memberi bimbingan serta

memberikan arahan sehingga penulisan karya ini dapat terselesaikan

dengan cepat.

Page 7: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

vii

8. Semua dosen Jurusan Teknik Sipil UNNES yang telah mengajar dan

memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berharga.

9. Segenap pengurus dan staff administrasi Fakultas Teknik Universitas

Negeri Semarang yang membantu dalam proses administrasi.

10. Orang tua, yang selaku memberikan dukungan baik moril maupun materil

dan teman–teman keluarga besar Teknik Sipil angkatan 2015 yang selalu

memberi semangat untuk menyelesaikan penulisan karya ini. Terima kasih

telah membantu baik berupa do’a, semangat, ataupun bentuk bantuan

lainnya.

Dalam penyusunan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, sehingga

penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi

kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

penulis maupun bagi semua pihak yang berkepentingan pada umumnya.

Semarang, 2019

Penulis

Page 8: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

viii

PENGARUH EKSTRAK BUAH MENGKUDU DALAM PENGAWETAN

KAYU SENGON MELALUI RENDAMAN DINGIN DITINJAU

TERHADAP SIFAT FISIS DAN SIFAT MEKANIK.

Farah Falza Siffah

Prodi Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,

Universitas Negeri Semarang

Semarang, Indonesia

Email: [email protected]

ABSTRAK

Kayu sengon dengan nama latin Paraserianthes Falcataria L Nielsen atau

Albizia Falcataria merupakan jenis kayu dengan kelas awet IV- V. Kayu sengon

dapat digunakan sebagai bahan perabot dan bahan pendukung konstruksi namun

untuk penggunaannya tidak bersentuhan langsung dengan tanah karena mudah

diserang oleh rayap. Oleh karena itu perlu adanya pengawetan kayu untuk

menambah mutu dan kekuatan kayu. Pengawetan kayu dilakukan dengan

menggunakan bahan pengawet alami agar tidak menimbulkan dampak negatif

bagi lingkungan sekitar. Salah satunya dengan menggunakan ekstrak buah

mengkudu. Mengkudu dapat digunakan sebagai insektisida karena memiliki

senyawa bioaktif seperti alkaloid, flavonoid dan terpenoid.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen.

Pengawetan kayu yang dilakukan dengan menggunakan metode rendaman dingin

selama 120 jam atau 5 hari dengan konsentrasi bahan pengawet ekstrak buah

mengkudu sebesar 15%, 20%, 25% dan tanpa diawetkan (kontrol). Respon yang

diamati adalah sifat fisis ( kadar air dan berat jenis) serta sifat mekanik ( kuat

tekan sejajar arah serat dan kuat tarik sejajar arah serat)

Hasil penelitian dari pengujian sifat fisis dan sifat mekanik kayu sengon

menunjukkan bahwa nilai rata-rata kadar air kayu sengon mengalami penurunan

dari kayu tanpa diawetkan (kontrol) sebesar 16,47%, konsentrasi 15% sebesar

15,80%, 20% sebesar 14,65%, dan 25% sebesar 13,94%. Nilai berat jenis kayu

sengon mengalami kenaikkan dari 0,483 gr/cm3

(kontrol), 0,493 gr/cm3

(15%),

0,509 gr/cm3

(20%), serta 0,528 gr/cm3 (25%). Nilai rata-rata kuat tekan kayu

sengon mengalami kenaikkan dari 215,21 kgf/cm2 (kontrol), 219,73 kgf/cm

2

(15%), 237,55 kgf/cm2 (20%), serta 256,94 kgf/cm

2 (25%).nilai rata-rata kuat

tarik kayu sengon juga mengalami kenaikkan dari kayu tanpa diawetkan (kontrol)

sebesar 400,83 kgf/cm2, konsentrasi 15% sebesar 437,53 kgf/cm

2, 20% sebesar

516,15 kgf/cm2, dan 25% sebesar 678,69 kgf/cm

2

Kata Kunci :pengawetan kayu, mengkudu, sifat fisis, sifat mekanik

Page 9: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... ii

PENGESAHAN ................................................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v

PRAKATA ........................................................................................................... vi

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv

BAB I …………………………………………………………………………….1

PENDAHULUAN ……………………………………………………………1

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................ … 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 4

1.4 Batasan Masalah ........................................................................................ 4

1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 5

1.6 Sistematika Penulisan ................................................................................ 6

BAB II .................................................................................................................. 8

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI............................................. 8

2.1 Kayu .......................................................................................................... 8

2.2 Kayu Sengon ............................................................................................. 12

2.3 Tanaman Mengkudu.................................................................................. 14

2.4 Keawetan Kayu ......................................................................................... 16

2.5 Pengawetan Kayu ...................................................................................... 18

2.6 Metode Pengawetan ................................................................................. 19

2.7 Sifat Fisis Kayu ......................................................................................... 20

Page 10: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

x

2.8 Sifat Mekanik Kayu .................................................................................. 22

2.9 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 25

2.10 Kerangka Berpikir .................................................................................... 26

2.11 Hipotesis ................................................................................................... 28

BAB III ............................................................................................................ 29

METODOLOGI PENELITIAN .................................................................... 29

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 29

3.2 Metode Penelitian...................................................................................... 29

3.3 Peralatan Penelitian ................................................................................... 30

3.4 Bahan Penelitian........................................................................................ 35

3.5 Variabel Penelitian .................................................................................... 47

3.6 Prosedur Penelitian.................................................................................... 47

3.7 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 53

3.8 Teknik Analisis Data ................................................................................. 53

3.9 Langkah-langkah dan Alur Penelitian ....................................................... 54

BAB IV............................................................................................................. 57

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................. 57

4.1 Analisis Data ............................................................................................ 57

4.1.1 Hasil Uji Kadar Air .......................................................................... 57

4.1.2 Hasil Uji Berat Jenis......................................................................... 58

4.1.3 Hasil Uji Kuat Tekan Sejajar Serat .................................................. 60

4.1.4 Hasil Uji Kuat Tarik Sejajar Serat ................................................... 61

4.2 Pembahasan ............................................................................................... 63

4.2.1 Hubungan kadar air dan berat jenis kayu sengon ............................ 63

4.2.2 Pengujian Kuat Tekan Sejajar Serat ................................................ 65

4.2.3 Pengujian Kuat Tarik Sejajar Serat .................................................. 68

BAB V .............................................................................................................. 71

PENUTUP ....................................................................................................... 71

5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 71

5.2 Saran .......................................................................................................... 73

Page 11: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

xi

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 75

LAMPIRAN ......................................................................................................... 78

Page 12: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Bagian-bagian kayu ........................................................................................ 9

2.2. Kayu Sengon .................................................................................................. 13

2.3. Buah Mengkudu ............................................................................................. 15

2.4. Bagan Kerangka Berpikir ............................................................................... 28

3.1. Mesin Ketam ................................................................................................. 30

3.2. Gergaji Meja .................................................................................................. 30

3.3. Meteran ......................................................................................................... 31

3.4. Jangka Sorong ............................................................................................... 31

3.5. Penggaris Siku ............................................................................................... 32

3.6. Amplas .......................................................................................................... 32

3.7. Timbangan ..................................................................................................... 33

3.8. Gelas Ukur .................................................................................................... 33

3.9. Oven .............................................................................................................. 34

3.10. Bak Kayu ...................................................................................................... 34

3.11. Mesin Uji Tekan .......................................................................................... 35

3.12. Mesin Uji Tarik ........................................................................................... 35

3.13. Bagan alur Penelitian .................................................................................. 56

4.1.1. Grafik Hasil Uji Kadar Air Kayu Sengon ................................................... 57

4.1.2. Grafik Hasil Uji Berat Jenis Kayu Sengon .................................................. 59

4.1.3. Grafik Hasil Uji Kuat Tekan Kayu Sengon ................................................. 60

4.1.4. Grafik Hasil Uji Kuat Tarik Kayu Sengon ................................................... 62

4.2.1. Grafik Hubungan Kadar Air Dengan Berat Jenis Kayu Sengon .................. 63

4.2.2. Grafik Hubungan Berat Jenis Dengan Kuat Tekan Kayu Sengon ............... 65

4.2.3. Grafik Hubungan Berat Jenis Dengan Kuat Tarik Kayu Sengon ............... 68

Page 13: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Kelas Awet Kayu .......................................................................................... 17

2.2. Kelas Kuat Kayu ........................................................................................... 17

3.1. Kebutuhan Benda Uji Kayu Sengon ............................................................. 36

3.2. Kebutuhan Ekstrak Buah Mengkudu ............................................................ 37

3.3. Kode Benda Uji Kadar Air ............................................................................ 49

3.4. Kode Benda Uji Berat Jenis .......................................................................... 50

3.5. Kode Benda Uji Kuat Tekan ......................................................................... 51

3.3. Kode Benda Uji Kuat Tarik .......................................................................... 52

4.1.1. Hasil Pengujian Kadar Air Kayu Sengon.................................................... 58

4.1.2. Hasil Pengujian Berat Jenis Kayu Sengon .................................................. 59

4.1.3. Hasil Pengujian Kuat Tekan Kayu Sengon ................................................. 61

4.1.4. Hasil Pengujian Kuat Tarik Kayu Sengon .................................................. 62

4.2.1. Hubungan Kadar Air dan Berat Jenis ......................................................... 64

4.2.2. Hubungan Berat Jenis dan Kuat Tekan ...................................................... 65

4.2.3. Hubungan Berat Jenis dan Kuat Tarik ....................................................... 68

Page 14: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Hasil Pengujian Kadar Air Kayu Sengon ....................................................... 78

2. Berat Jenis Kayu Sengon ................................................................................ 81

3. Kuat Tekan Kayu Sengon ............................................................................... 84

4. Kuat Tarik Kayu Sengon ............................................................................... 87

5. Hubungan Berat Jenis dengan Kadar Air, Berat Jenis dengan Kuat Tekan,

Berat Jenis dengan Kuat Tarik ........................................................................ 90

6. Output Hasil Pengujian Kuat Tekan dan Kuat Tarik ...................................... 93

7. Gambar Pola Retakan Hasil Pengujian Kuat Tekan dan Kuat Tarik ............ 106

8. Dokumentasi ................................................................................................. 112

9. Usulan Topik Skripsi .................................................................................... 115

10. Usulan Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi ............................................ 116

11. Surat Tugas Pembimbing Skripsi .................................................................. 117

12. Surat Tugas Seminar Proposal Skripsi .......................................................... 118

13. Berita Acara Seminar Proposal Skripsi ........................................................ 119

14. Daftar Hadir Seminar Proposal ..................................................................... 120

15. Surat Ijin Penelitian ....................................................................................... 121

Page 15: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

alam dan diminati oleh masyarakat di beberapa daerah di Indonesia. Kayu dapat

digunakan untuk bahan struktur seperti struktur kuda – kuda, jembatan, struktur

bangunan komersial, dan struktur lainnya. Penggunaan kayu sebagai bahan

struktur karena berat jenis kayu lebih ringan dibandingkan beton maupun baja.

Kayu juga relatif ekonomis dan mudah dalam proses pengerjaannya. Sebagai

bahan struktur, kayu bersifat renewable yang dapat dibudidayakan selama

pengelolaan sumber daya alamnya dilakukan secara baik.

Menurut Martawijaya (1996) dalam Pratiwa dkk (2015:227) dari 4000

jenis kayu di Indonesia hanya sebagian kecil yang mempunyai keawetan alami

tinggi (14,3% termasuk kelas awet kayu I dan II) sisanya terdiri dari jenis kayu

yang kurang atau tidak awet (85,7% termasuk kelas awet III, IV dan V).

Sedangkan saat ini kebutuhan kayu dengan keawetan tinggi semakin meningkat

dan harga kayu yang memiliki keawetan tinggi semakin mahal. Oleh karena itu

masyarakat banyak menggunakan kayu dengan kelas awet yang rendah sebagai

alternatifnya.

Salah satu jenis kayu dengan kelas awet rendah yaitu kayu sengon. Kayu

sengon banyak ditemukan di daerah Gunungpati Kota Semarang. Kayu sengon

merupakan kayu yang cepat tumbuh di daerah beriklim tropis. Kayu sengon

dengan nama latin Paraserianthes Falcataria L Nielsen atau Albizia Falcataria

Page 16: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

2

termasuk jenis kayu dengan kelas awet IV sampai V dengan berat jenis rata-rata

0,33. Ciri umum kayu sengon dari segi warna kayu teras berwarna hamper putih

atau coklat muda. Warna kayu gubal umumnya tidak berbeda dengan warna kayu

teras. Tekstur kayu agak kasar dan merata. Arah serat lurus, bergelombang lebar

atau berpadu. Permukaan kayu agak licin atau licin. Kayu yang masih segar

berbau petai, yang masih lambat-laun hilang jika kayunya menjadi kering.

(Martawijaya dkk ,2005)

Kayu sengon dapat digunakan sebagai bahan perabot dan bahan

pendukung konstruksi namun untuk penggunaannya tidak bersentuhan langsung

dengan tanah dan harus diawetkan agar tidak diserang rayap. Oleh karena itu,

perlu dilakukannya upaya untuk pengembangkan teknologi pengawetan kayu

sehingga dapat menambah mutu dan kekuatan kayu.

Menurut Hunt dan Garrat (1986) dalam Hidayat (2017) bahan pengawet

kayu adalah bahan – bahan kimia yang apabila digunakan secara baik terhadap

kayu akan membuat kayu tahan terhadap serangan jamur, serangga, dan binatang

laut. Proses pengawetan kayu menggunakan bahan – bahan kimia dapat

mengakibatkan pencemaran lingkungan yang bersifat tidak dapat terdekomposisi

(non-biodegradable). Untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan, maka

perlu adanya pengembangan teknologi pengawetan kayu yang dilakukan secara

alami sehingga tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan sekitar. Salah

satu caranya dengan menggunakan bahan yang berasal dari alam, yaitu buah

mengkudu dengan cara diekstrak.

Page 17: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

3

Mengkudu dengan nama latin Morinda Citrifolia L. memiliki banyak

khasiat dan manfaat, dari kegunaannya sebagai obat herbal, hingga bersifat

sebagai insektisida. Mengkudu memiliki kandungan senyawa bioaktif diantaranya

alkaloid, flavonoid dan terpenoid. (Pratiwa dkk,2015:228). Mengkudu mudah

didapatkan terutama di daerah pedesaan.

Metode pengawetan yang dilakukan dengan merendam kayu kedalam

larutan bahan pengawet selama beberapa waktu. Metode pengawetan yang

digunakan adalah metode rendaman dingin. Karena metode tersebut tidak

memerlukan biaya yang mahal dan prosesnya sederhana. Namun pengembangan

teknologi pengawetan kayu sengon melalui metode rendaman dingin dengan

ekstrak buah mengkudu belum pernah dilakukan khususnya di daerah Semarang,

sehingga seberapa besar pengaruhnya terhadap sifat fisis, dan sifat mekaniknya

belum diketahui.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan diatas, maka peneliti

bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Ekstrak Buah

Mengkudu Dalam Pengawetan Kayu Sengon Melalui Rendaman Dingin

Ditinjau Terhadap Sifat Fisis Dan Sifat Mekanik”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu adanya rumusan masalah

yang akan diteliti. Adapun masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana sifat – sifat fisis kayu sengon yang telah diawetkan dengan

ekstrak mengkudu konsentrasi 15%, 20%, dan 25% dengan kayu sengon

yang tidak diawetkan ?

Page 18: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

4

2. Seberapa besar uji kuat tekan dan uji kuat tarik kayu sengon yang telah

diawetkan dengan ekstrak mengkudu konsentrasi 15%, 20%, dan 25%

dengan kayu sengon yang tidak diawetkan ?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah

1. Mengetahui sifat – sifat fisis kayu sengon yang telah diawetkan dengan

ekstrak mengkudu konsentrasi 15%, 20%, dan 25% dengan kayu sengon

yang tidak diawetkan.

2. Mengetahui seberapa besar uji kuat tekan dan uji kuat tarik kayu sengon

yang telah diawetkan dengan ekstrak mengkudu konsentrasi 15%, 20%, dan

25% dengan kayu sengon yang tidak diawetkan.

1.4. Batasan Masalah

Batasan masalah diterapkan untuk menghindari perkembangan

permasalahan yang terlalu luas. Batasan masalah dalam penelitian ini meliputi:

1. Kayu yang digunakan yaitu kayu sengon dengan nama latin Albizia

falcataria berdasarkan Martawijaya 1989 memiliki kelas kuat IV-V,dengan

keteguhan tekan 215 kg/cm2, serta keteguhan tarik 14,7 kg/cm

2.

2. Bahan pengawet yang digunakan adalah ekstrak buah mengkudu dengan

konsentrasi 15%, 20%, 25%

3. Pengawetan dilakukan menggunakan metode rendaman dingin selama 120

jam atau kurang lebih 5 hari.

Page 19: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

5

4. Pengujian sifat – sifat fisis kayu, meliputi kadar air yang mengacu pada (SNI

03-6850-2002) dan berat jenis yang mengacu pada (SNI 03-6847-2002).

5. Pengujian sifat mekanik yang meliputi pengujian kuat tekan yang mengacu

pada (SNI 03-3958-1995) dan kuat tarik yang mengacu pada (SNI 03-3399-

1994).

6. Kegiatan penelitian dilakukan dengan menggunakan peralatan yang ada di

laboratorium Jurusan Teknik Sipil UNNES.

1.5. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi yang

bermanfaat. Manfaat dari penelitian ini dibagi menjadi manfaat teoritis dan

praktis.

1.5.1. Manfaat Teoritis

1) Sebagai karya ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi

konstribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya dan

masyarakat pada umumnya mengenai pengaruh pengawetan kayu sengon

terhadap sifat fisis, dan sifat mekanik.

2) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk kegiatan

penelitian yang sejenis.

Page 20: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

6

1.5.2. Manfaat Praktis

1) Meningkatkan pengetahuan pembaca tentang sifat fisis, dan sifat mekanik

dari kayu sengon, baik untuk diteliti maupun digunakan masyarakat secara

umum.

2) Meningkatkan nilai tambah dalam pemanfaatan kayu sengon sebagai

bahan kayu bangunan.

1.6. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembaca memahami isi skripsi ini, maka perlu

untuk mengemukakan sistematikannya. Adapun sistematika penyusunan skripsi

ini adalah sebagai berikut. Sistematika skripsi ini terdiri dari tiga bagian yaitu

awal, isi, dan akhir. Adapaun penjelasan bagian – bagiannya adalah sebagai

berikut:

1. Bagian awal

Bagian awal dari skripsi ini berisi sampul, lembar berlogo, judul, lembar

persetujuan pembimbing, lembar pengesahan kelulusan, lembar pernyataan

keasliaan karya ilmiah, motto, abstrak, prakata, daftar isi, daftar table, daftar

gambar, dan daftar lampiran.

2. Bagian isi

Bagian isi terdiri dari 5 bab yaitu:

Bab I Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan

penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

Page 21: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

7

Bab II Kajian Pustaka dan Landasan Teori

Berisi tentang kajian pustaka, landasan toeri dan hipotesis.

Bab III Metode Penelitian

Berisi tentang desain penelitian, waktu dan tempat pelaksanaan, alat dan

bahan penelitian, prosedur penelitian, tekinik pengumpulan data, dan teknik

analisis data dan alur penelitian.

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Berisi tentang analisis data dan Pembahasan penelitian.

Bab V Penutup

Berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran

3. Bagian Akhir

Barisi tentang daftar pustaka dan lampiran-lampiran

Page 22: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1. Kayu

Kayu merupakan sumber kekayaan alam yang tidak akan habis – habisnya

jika dikelola/diusahakan dengan baik. Artinya, bila pohon-pohon ditebang

(dihutan) untuk diambil kayunya, harus segera ditanam kembali pohon-pohon

pengganti, supaya sumber kayu tidak habis. Kayu dikatakan juga sebagai

renewable resources (sumber kekayaan alam yang dapat diperbarui /diadakan

lagi). Berbeda misalnya dengan minyak bumi atau bahan tambang lain yang

setelah beberapa puluh atau beberapa ratus tahun sumbernya akan habis. Kayu

mempunyai sifat-sifat spesifik yang tidak bisa ditiru oleh bahan lain buatan

manusia. Misalnya, kayu mempunyai sifat elastis, ulet, tahan terhadap

pembebanan yang tegak lurus dengan seratnya atau sejajar seratnya, dan berbagai

sifat lain lagi. Sifat-sifat seperti ini tidak dimiliki baja, beton, atau bahan-bahan

lain yang bisa dibuat oleh manusia. (Frick dkk, 2004:1)

Menurut Dumanauw (2001:14) penampang pohon terdapat bagian –

bagian kayu seperti pada gambar 2.1:

Page 23: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

9

Gambar 2.1 Bagian-bagian kayu

(Sumber: Dumanauw, 2001: 14)

A. Kulit

Terdapat pada bagian terluar. Ada dua bagian:

a. Kulit bagian luar yang mati, mempunyai ketebalan yang bervariasi

menurut jenis pohon.

b. Kulit bagian dalam yang bersifat hidup dan tipis.

Kulit berfungsi sebagai pelindung bagian-bagian yang terdalam, terhadap

kemungkinan pengaruh dari luar yang bersifat merusak, misalnya iklim, serangan

serangga, hama, kebakaran serta perusak – perusak kayu lainnya. Selain itu

berfungsi sebagai jalan bahan makanan dari daun ke bagian – bagian tanaman.

B. Kambium

Merupakan jaringan yang lapisannya tipis dan bening, melingkari kayu, ke

arah luar membentuk kulit baru menggantikan kulit lama yang telah rusak dan ke

arah dalam membentuk kayu yang baru. Dengan adanya cambium maka pohon

Page 24: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

10

lambat laun bertambah besar. Pertumbuhan meninggi ditentukan oleh jaringan

meristem. Kambium terletak antara kulit dalam dan kayu gubal.

C. Kayu gubal

Bagian kayu yang masih muda terdiri dari sel-sel yang masih hidup,

terletak di sebelah dalam kambium dan berfungsi sebagai penyalur cairan dan

tempat penimbunan zat- zat makanan. Umumnya jenis yang tumbuh cepat

mempunyai lapisan kayu gubal lebih tebal dibandingkan dengan kayu terasnya.

Kayu gubal biasanya mempunyai warna terang.

D. Kayu teras

Terdiri dari sel-sel yang dibentuk melalui perubahan-perubahan sel hidup

pada lingkungan kayu gubal bagian dalam, disebabkan terhentinya fungsi sebagai

penyalur cairan dan lain-lain proses kehidupan. Ruang dalam kayu teras dapat

mengandung berbagai macam zat yang memberikan warna lebih gelap. Tidak

mutlak semua kayu teras demikian. Hanya pada jenis-jenis yang kayu terasnya

berisi tiloses. Pada beberapa jenis tertentu kayu teras banyak mengandung bahan-

bahan ekstraktif, yang memberi keawetan kepada kayu tersebut, membuat lebih

berat dan lebih awet. Akan tetapi tidak semua jenis kayu yang memiliki zat

ekstratif sudah dapat dipastikan keawetannya. (Misalnya yang mempunyai

kandungan zat gula, zat tepung dan lain sebagainya).

E. Hati

Merupakan bagian kayu yang terletak pada pusat lingkaran tahun (tidak

mutlak pada pusat bontos). Hati berasal dari kayu awal, yaitu bagian kayu yang

Page 25: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

11

pertama kali dibentuk oleh kambium. Oleh karena itu umumnya mempunyai sifat

rapuh atau sifat lunak.

F. Lingkaran tahun

Batas antara kayu yang terbentuk pada permulaan dan pada akhir suatu

musim. Melalui lingkaran – lingkaran tahun ini dapat diketahui umur pohon.

Apabila pertumbuhan diameter (membesar) terganggu oleh musim kering karena

pengguguran daun, ataupun serangan serangga/hama, maka lingkaran tahun dapat

terdiri lebih dari satu lingkaran tahun (lingkaran tumbuh) dalam satu musim yang

sama. Hal ini disebut lingkaran palsu. Lingkaran tahun dapat mudah dilihat pada

beberapa jenis kayu daun lebar. Pada jenis-jenis lain, lingkaran tahun ada kalanya

sulit dibedakan terutama di daerah tropik, karena pertumbuhan praktis

berlangsung sepanjang tahun.

G. Jari-jari

Dari luar ke dalam berpusat pada sumbu batang, berfungsi sebagai tempat

saluran bahan makanan yang mudah diproses di daun guna pertumbuhan pohon.

Komponen kimia utama kayu terdiri dari selulosa, hemiselulosa, lignin, zat

ekstraktif dan abu. Selulosa merupakan bagian terbesar yang terdapat dalam kayu,

yaitu berkisar antara 39-55 persen, kemudian lignin 18-33 persen, pentosan 21-24

persen, zat ekstraktif 2-6 persen dan abu 0,2-2 persen (P3HH, 2008:11).

Menurut Felix (1964:3), Untung rugi pada umumnya dari kayu sebagai bahan

konstruksi dapat dipersingkat sebagai berikut:

Page 26: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

12

a. Kayu mempunyai kekuatan yang tinggi dan berat yang rendah, mempunyai

daya penahan tinggi terhadap pengaruh kimia dan listrik, dapat mudah

dikerjakan, dapat mudah diganti, dan bias didapat dalam waktu singkat.

b. Kerugiannya antara lain ialah sifat kurang homogen dengan cacat-cacat alam

seperti arah serat yang berbentuk menampang, spiral, dan diagonal, mata kayu,

dan sebagainya. Beberapa kayu bersifat kurang awet dalam keadaan-keadaan

tertentu. Kayu dapat memuai dan menyusut dengan perubahan-perubahan

kelembaban dan meskipun tetap elastis, pada pembebanan berjangka lama

sesuai balok, akan terdapat lendutan yang relatif besar.

2.2. Kayu Sengon

Kayu sengon dengan nama latin Paraserianthes falcataria atau Albizia

Falcataria daerah penyebarannya meliputi seluruh Jawa, Maluku, Sulawesi

Selatan, Irian Jaya. Tinggi pohon sampai 40 m dengan panjang batang bebas

cabang 10-30 m, diameter sampai 80 cm. Ciri umum dari segi warna kayu teras

berwarna hampir putih atau coklat muda. Warna kayu gubal umumnya tidak

berbeda dengan warna kayu teras. Tekstur kayu agak kasar dan merata. Arah serat

lurus, bergelombang lebar atau berpadu. Bau kayu yang masih segar berbau petai,

yang lambat-laun hilang jika kayunya menjadi kering. Berat jenis rata-rata kayu

sengon sebesar 0,33 dan termasuk kelas kuat IV-V (Martawijaya dkk, 2005:60).

Bentuk kayu sengon dapat dilihat seperti pada Gambar 2.2

Page 27: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

13

Gambar 2.2. Kayu Sengon

Kayu sengon memiliki nilai modulus elastisitas sebesar 44500 kg/cm2,

untuk nilai keteguhan tekan sejajar arah serat tegangan maksimum sebesar 215-

285 kg/cm2. Nilai keteguhan tarik tegak lurus arah serat radial sebesar 14,7-25,5

kg/cm2 dan untuk nilai keteguhan tarik tegak lurus arah serat tangensial sebesar

17,9-27,5 kg/cm2.

Kayu sengon termasuk kelas awet IV/V. Daya tahannya

terhadap rayap kayu kering termasuk kelas III, sedangkan terhadap jamur pelapuk

kayu termasuk kelas II-IV. Berdasarkan percobaan kuburan jenis kayu ini

termasuk kelas awet IV-V (Martawijaya dkk,2005:63).

Menurut Kasmudjo (1995) dalam Suryawan dkk (2007), kayu sengon

(Paraserianthes falcataria) diperoleh dari pohon sengon yang mudah ditanam,

cepat tumbuh dan relatif cocok pada berbagai tempat tumbuh. Kayu sengon

banyak digunakan penduduk Jawa Barat untuk bahan perumahan (papan, balok,

tiang, kao, dan sebagainya). Selain itu dapat juga digunakan untuk pembuatan

peti, venir pulp, karton, papan mineral, papan serat, papan partikel, korek api

Page 28: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

14

(tangkai dan kotak), kelom dan kayu bakar. Dahulu di Maluku kayu sengon biasa

dipakai untuk perisai, karena ringan dan liat serta sukar ditembus (P3HH,

2008:64)

2.3. Tanaman Mengkudu

Menurut Djauhariya (2003) dalam Sinaga (2014), klasifikasi dari tanaman

mengkudu sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Filum : Angiospermae

Sub filum : Dicotyledoneae

Divisio : Lignosae

Family : Rubiaceae

Genus : Morinda

Spesies : Morinda citrifolia

Ciri umum tanaman mengkudu menurut Sjabana dkk (2002:7), pohon

mencapai tinggi 4-8 m. Batang mengkudu berkayu, bulat, berkulit kasar. Daunnya

berwarna hijau, tunggal, bulat telur, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, panjang

10-40 cm, lebar 5-17 cm, pertulangan menyirip, dan bertangkai pendek.

Mengkudu memilki bunga berwarna putih, majemuk, bentuk bongkol, bertangkai,

diketiak daun, benang sari lima, melekat pada tabung mahkota, tangkai sari

berambut, tangkai bakal buah panjang 3-5 cm, hijau kekuningan, mahkota bentuk

terompet, leher berambut, hijau kekuningan, panjang sekitar1 cm. Buah

mengkudu berbongkol, permukaan tidak teratur, berdaging, panjang 5-10 cm,

buah muda berwarna hijau, semakin tua menjadi kekuningan hingga putih

Page 29: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

15

transparan, daging buah berbau tidak sedap (di Australia dikatakan seperti bau

keju biru) akibat bau agak busuk dari caproic acid dan capric acid, juga akibat

penguraian protein oleh bakteri pembusuk menjadi senyawa aldehida atau keton.

Biji mengkudu berbentuk segitiga keras, berwarna coklat kemerahan. Akar

mengkudu berwarna coklat muda dan berjenis tunggang.

Adapun ciri-ciri buah mengkudu dapat dilihat pada gambar 2.3:

Gambar 2.3 Buah Mengkudu

Mengkudu memilki banyak khasiat dan manfaat, dari kegunaannya

sebagai obat herbal, hingga bersifat sebagai insektisida. Mengkudu memilki

kandungan senyawa bioaktif diantaranya alkaloid, flavonoid dan terpenoid.

Kandungan senyawa ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengawet

alami (Pratiwa dkk,2015:227). Senyawa alkaloid memilki kandungan senyawa

penolak serangga dan anti jamur. Senyawa flavonoid berfungsi sebagai pengatur

pertumbuhan pada tumbuhan juga dapat menjadi senyawa antimikroba dan

Page 30: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

16

antivirus terhadap serangga. Dan senyawa terpenoid dapat bekerja sebagai

insektisida.

Ada beberapa jenis serangga yang dapat dibasmi dengan pestisida alami

dari ektrak buah mengkudu, antara lain: semut merah, belalang, ulat daun, kutu

putih, dan berbagai serangga yang menyerang tanaman. Pestisida ini juga dapat

dimanfaatkan untuk membasmi hama ulat kubis (Plutella xylostella). Kematian

ulat kubis setelah disemprot ekstrak mengkudu mencapai 90-100%. Hasil ini

menunjukkan bahwa mengkudu mempunyai efek insektisida yang sangat baik.

Kematian larva yang mencapai 100% disebabkan adanya kandungan bahan

bioaktif yang beracun bagi ulat serangga tersebut (Sinaga, 2014:5)

2.4. Keawetan Kayu

Keawetan kayu ialah daya tahan suatu jenis kayu terhadap faktor-faktor

perusak yang datang dari luar tubuh kayu itu sendiri. Kayu diselidiki keaetannya

pada bagian kayu terasnya, sedangkan kayu gubalnya kurang diperhatikan.

Pemakaian kayu menentukan pula umur keawetannya. Kayu yang awet dipakai

dalam konstruksi atap, belum pasti dapat bertahan lama jika digunakan di laut,

ataupun tempat lain yang berhubungan langsung dengan tanah.

(Dumanauw,2001:50)

Kelas kayu menurut keawetan dan kuatnya dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan Tabel

2.2

Page 31: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

17

Tabel 2.1. Kelas Awet Kayu

Kelas (tingkat) keawetan kayu I II III IV V

Selalu berhubungan

dengan tanah lembap

8 tahun 5 tahun 3 tahun sangat

pendek

sangat

pendek

Tidak terlindung, tetapi dilindungi

dari masuknya air

20

tahun

15

tahun

10

tahun

beberapa

tahun

sangat

pendek

Tidak berhubungan dengan tanah

lembap, di bawah atap dan

dilindungi terhadap kelemasan

tak

terbatas

tak

terbatas

sangat

lama

beberapa

tahun

pendek

Seperti di atas tetapi selalu

dipelihara

tak

terbatas

tak

terbatas

tak

terbatas

20 tahun 20

tahun

Serangan rayap tidak Jarang agak

cepat

sangat

cepat

sangat

cepat

Serangan bubuk kayu kering dan

sebagainya

tidak Tidak hampir

tidak

tak

seberapa

sangat

cepat

(Sumber : Frick, 2004:3)

Tabel 2.2 Kelas Kuat Kayu

(Sumber :PKKI, 1979)

Menurut Dumanauw (2001:50), Keawetan kayu dikatakan rendah, jika dalam

pemakaian tidak tercapai umur yang diharapkan sesuai dengan ketentuan kelas

awet. Dalam hal ini perlu diketahui apakah faktor penyebabnya. Adapun faktor

penyebab kerusakan digolongkan menjadi dua hal.

1. Penyebab nonmakhluk hidup, terdiri dari :

a. Faktor fisik

Page 32: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

18

b. Faktor mekanik, dan

c. Faktor kimia.

2. Penyebab makhluk hidup, terdiri dari:

a. Jenis jamur (aneka macam),

b. Jenis serangga (aneka macam), dan

c. Jenis binatang laut (aneka macam).

2.5. Pengawetan Kayu

Pada masa sekarang ini, tindakan pengawetan kayu dirasakan sangat

penting oleh setiap pemakainya. Tindakan pengawetan dapat diartikan sebagai

kegiatan untuk memperpanjang umur pakai kayu baik secara kimia maupun fisika

dengan cara meningkatkan ketahanannya terhadap serangga perusak, kembang-

susut akibat perubahan kandungan air, dan sebagainya (Awaludin, 2005:16).

Dumanauw (2001:52) menyebutkan alasan manusia melakukan

pengawetan kayu adalah sebagai berikut:

a. Kayu yang memilki kelas keawetan alami tinggi sangat sedikit dan sulit

didapat dalam jumlah banyak, selain itu harganya cukup mahal.

b. Kayu berkelas keawetan III sampai dengan V cukup banyak dan mudah

didapat dalam jumlah banyak dan cara pengerjaannya pun lebih mudah. Selain

itu, segi keindahannya cukup tinggi. Hanya faktor keawetannya saja yang

kurang, sehingga lebih efisien bila diawetkan terlebih dahulu.

Menurut Dumanauw (2001:52), tujuan pengawetan kayu antara lain:

a. Untuk memperbesar keawetan kayu sehingga kayu yang mulanya memiliki

umur pakai tidak panjang menjadi lebih panjang;

Page 33: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

19

b. Memanfaatkan pemakaian jenis-jenis kayu yang berkelas keawetan rendah

dan sebelumnya belum pernah digunakan dalam pemakaian, mengingat

sumber kayu di Indonesia memiliki potensi hutan yang cukup luas dan banyak

dengan aneka jenis kayunya.

2.6. Metode Pengawetan

Metode pengawetan merupakan cara mengawetkan kayu dengan

memasukkan bahan pengawet ke dalam kayu. Beberapa macam metode

pengawetan kayu yang sudah dikenal luas oleh masyarakat adalah: perendaman,

laburan, rendaman panas dan dingin, dan vacuum tekan (Awaludin, 2005:16).

Metode pengawetan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode rendaman

dingin.

Menurut Hunt dan Garrat (1986) dalam Fadilah (2017), Proses

perendaman disebut sebagai perendaman dingin apabila kayu direndam larutan

pengawet tanpa dipanasi. Kayu diawetkan dengan cara direndamkan ke dalam

larutan bahan pengawet. Kayu yang diawetkan harus dikeringkan terbih dahulu

supaya bahan pengawet dapat teresap dengan baik.

Nandika dkk (2003) dalam Hiskia (2012), Penetrasi bahan pengawet pada

kayu yang tidak mengalami pengeringan terlebih dahulu biasanya sangat kecil.

Menurut Dumanauw (2001), keuntungan dan kerugian metode rendaman dingin

dalam pengawetan adalah:

Page 34: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

20

Keuntungan:

a. Retensi dan penetrasi bahan pengawet lebih banyak disbanding metode

pelaburan, penyemprotan, dan pencelupan.

b. Kayu dalam jumlah banyak dapat diawetkan bersama.

c. Larutan dapat digunakan berulang kali ( dengan menambah konsetrasi bila

berkurang).

Kerugian :

a. Waktu lebih lama disbanding rendaman panas

b. Peralatan mudah terkena karat

c. Pada proses panas, apabila tidak hati-hati kayu dapat terbakar

d. Kayu basah agak sulit diawetkan.

Menurut Hunggurami (2014) dalam Fadilah (2017), kayu yang diawetkan

tidak boleh terapung, tetapi harus tenggelam, bahan kayu harus disusun secara

rapi dengan diberi ganjal setebal 1 cm. Susunan demikian dilakukan dengan

maksud untuk memberi peluang bagi sirkulasi bahan pengawet dan memberi jalan

bagi udara yang keluar dari dalam kayu.

2.7. Sifat Fisis Kayu

Sifat fisik kayu merupakan salah satu sifat dasar kayu yang berguna

sebagai pertimbangan dalam penggunaan suatu jenis kayu (Mahdie, 2010:22).

Dumanauw (2001:22) menyatakan beberapa hal yang tergolong dalam sifat fisik

kayu adalah: (1) berat jenis; (2) keawetan kayu; (3) warna; (4) higroskopik; (5)

tekstur; (6) serat; (7) berat kayu; (8) kekerasan; (9) kesan raba; (10) bau dan rasa;

Page 35: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

21

(11) nilai dekoratif; dan (12) sifat kayu terhadap suara. Menurut Awaludin

(2005:6), Sifat fisik kayu terdiri dari: (1) kandungan air; (2) kepadatan dan berat

jenis; dan (3) cacat kayu.

1.) Kandungan Air atau Kadar Air

Menurut Panshin dkk (1964) dalam Iswanto (2008), mengemukakan

bahwa kayu memilki sifat higroskopis dimana keberadaan sifat ini menyebabkan

kayu dapat menyerap (absorpsi) dan melepaskan (desorpsi) air untuk

menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungannya. Kemampuan absorpsi dan

desorpsi kayu ini berakibat pada besarnya kadar air yang selalu berubah

tergantung pada suhu dan kelembabab lingkungan sekitarnya. Kadar air

merupakan banyaknya air yang dikandung kayu yang dinyatakan dalam persen

terhadap berat kering tanurnya (Brown dkk, 1952)

Ketika batang kayu mulai diolah (ditebang dan dibentuk), kandungan air

pada batang berkisar antara 40% hingga 300%. Kandungan air ini dinamakan

kandungan air segar. Kandungan pada saat titik jenuh serat berkisar antara 25%

sampai 30% (Awaludin, 2005:7)

Menurut Fadilah (2017), Berdasarkan kondisi airnya kayu dibedakan

menjadi tiga golongan, yaitu:

a. Kayu kondisi kering mutlak, didefinisikan bagi kayu yang mendapatkan proses

pengeringan, baik dengan oven maupun sinar matahari, dan memilki kadar air

kurang dari 14%.

Page 36: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

22

b. Kayu kondisi kering udara alami (SSD), yaitu kayu yang tidak mengalami

proses pengeringan ataupun perendaman dan memilki kadar air berkisar antara

14% sampai dengan 20%

c. Kayu kondisi basah adalah kayu yang baru ditebang dan atau kayu yang

mendapatkan proses perendaman.

Fadilah (2017), menyatakan Standar untuk menentukan banyaknya air

adalah dengan mengeringkan kayu dalam tanur pada suhu 100oC - 105

oC, hingga

mencapai berat tetap. Dalam keadaan ini kadar air dianggap nol, walaupun

sebenarnya kayu masih memiliki kadar air sekitar 1%. Berat kayu keadaan kering

tanur disebut kayu kering tanur. Karena itu air yang ada dalam kayu adalah

perbedaan antara berat kayu sebelum dikeringkan (berat basah/berat awal)

dikurangi berat kayu sesudah dikeringkan dengan tanur.

2.) Berat Jenis Kayu

Berat jenis adalah perbandingan antara kepadatan kayu dengan kepadatan

air pada volume yang sama (Awaludin, 2005:8). Faktor-faktor yang

mempengaruhi berat jenis kayu yaitu umur pohon, tempat tumbuh, posisi kayu

dalam batang dan kecepatan tumbuh. Berat jenis kayu merupakan salah satu sifat

fisik kayu yang penting sehubungan dengan penggunaanya (Pandit dan

Hikmat,2002). Berat jenis memiliki korelasi positif terhadap kekuatan kayu.

2.8. Sifat Mekanik Kayu

Sifat-sifat mekanik atau kekuatan kayu ialah kemampuan kayu untuk

menahan muatan dari luar. Yang dimaksudkan dengan muatan dari luar ialah

gaya-gaya di luar benda yang mempunyai kecenderungan untuk untuk mengubah

Page 37: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

23

bentuk dan besarnya benda. Kekuatan kayu memegang peranan penting dalam

penggunaan kayu untuk bangunan, perkakas dan lain penggunaan. Hakekatnya

hamper pada semua penggunaan kayu, dibutuhkan syarat kekuatan (Dumanauw,

2001: 26).

Menurut Iensufrie (2009:13-15) dalam Jihannanda (2013:16), menyatakan

kayu yang digunakan sebagai bahan konstruksi artinya kayu tersebut dibutuhkan

fungsi kekuatannya, karena kayu tersebut akan menjadi barang yang memilki

kegunaan bagi manusia. Misalnya untuk konstruksi jembatan, konstruksi rumah,

furniture, lantai kayu, dan lain-lain.

1.) Keteguhan Tekan

Keteguhan tekan suatu jenis kayu ialah kekuatan kayu untuk menahan

muatan jika kayu itu dipergunakan untuk penggunaan tertentu. Dalam hal ini

dibedakan 2 macam kompresi yaitu kompresi tegak lurus arah serat dan kompresi

sejajar arah serat. Keteguhan kompresi tegak lurus arah serat menentukan

ketahanan kayu terhadap beban. (Dumanauw, 2001:26). Menurut Lensufrie

(2009:14) dalam Jihannanda (2013:17), menyatakan keteguhan tekan atau

kompresi adalah kekuatan kayu untuk menahan kompresi beban atau tekanan pada

suatu titik. Pada semua kayu, keteguhan kompresi yang tegak lurus dengan arah

serat lebih kecil daripada keteguhan kompresi sejajar arah serat.

Berdasarkan SNI 03-3958-1995, kuat tekan sejajar arah serat adalah

kekuatan kayu memikul beban yang bekerja padanya yang arah beban sejajar

dengan arah serat kayu. Kuat tekan tegal lurus arah serat adalah kekuatan kayu

memikul beban yang bekerja padanya yang arah beban tegak lurus dengan arah

Page 38: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

24

serat kayu. Metode pengujian keteguhan tekan sejajar arah serat kayu sesuai

dengan SNI 03-3958-1995 ukuran benda uji 5 x 5 x 20 cm, dengan ketelitian

ukuran benda uji ± 0,25 mm, dan kadar air kayu maksimum 20%.

2.) Keteguhan Tarik

Kekuatan atau keteguhan tarik suatu jenis kayu ialah kekuatan kayu untuk

menahan gaya-gaya yang berusaha menarik kayu itu. Kekuatan tarik terbesar pada

kayu ialah sejajar arah serat. Kekuatan tarik tegak lurus arah serat kecil daripada

kekuatan tarik sejajar arah serat dan keteguhan tarik ini mempunyai hubungan

dengan ketahanan kayu terhadap pembelahan (Dumanauw, 2001:26)

Menurut Bakri (2008:9), menyatakan kekuatan tarik yang tegak lurus

dengan serat, ketahanan kayu terhadap gaya yang bekerja tegak lurus dengan serat

cenderung membelah kayu. Nilai kekuatan ini dinyatakan dalam kekuatan rata-

rata radial dan tangensial. Kekuatan tarik yang sejajar dengan serat. Teganagan

tarik maksimum dipertahankan pada arah sejajar dengan serat. Nilai modulus of

rupture kadang-kadang digantikan untuk kekuatan tarik yang kecil pada kayu.

Berdasarkan SNI 03-3399-1994 ukuran benda uji keteguhan tarik sejajar

serat h= 9,5 mm, b = 4,8 mm, panjang 460 mm, ketelitian ukuran penampang

benda uji ± 0,25 mm, ketelitian ukuran panjang benda uji tidak boleh lebih dari 1

mm, serta kadar air kayu maksimum 20%.

Page 39: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

25

2.9. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian ini

adalah:

1. Pratiwa dkk (2015), tentang bioaktivitas ekstrak etanol buah mengkudu

(Morinda citrifolia L.) terhadap rayap tanah (Coptotermes curvignathus

Holmgren), hasil ekstraksi 500 gram serbuk buah mengkudu dengan

menggunakan pelarut Etanol 96% sebesar 26,98% dengan jumlah total ekstrak

yang didapat sebanyak 134,91 gram. Proses pengujian selama 21 hari,

konsentrasi 8% yang optimal dalam mengendalikan rayap dengan nilai

mortalitas 96%. Konsentrasi 10% memiliki nilai mortalitas tertinggi yaitu

100%. Rerata kehilangan berat kertas uji tertinggi pada kontrol dengan nilai

62,07% dan yang terendah di konsentrasi !0% dengan nilai 9,44%.

2. Endah dkk (2016), tentang pengawetan kayu sengon melalui rendaman dingin

menggunakan bahan pengawet enbor sp ditinjau terhadap sifat mekanik, nilai

retensi rata-rata konsentrasi 3% sebesar 2,57 kg/m3, konsentrasi 6% sebesar

4,89 kg/m3, dan konsentrasi 9% sebesar 6,74 kg/m

3 dengan rendaman dingin

selama 120 jam. Nilai kadar air rata-rata kayu sengon menurun dari 17,89%

konsentrasi 0%, 21,64% konsentrasi 3%, 16,72% konsentrasi 6% dan 13,60%

konsentrasi 9%. Nilai hasil pengujian kadar air dan berat jenis mempengaruhi

kenaikan nilai rata-rata kekuatan tekan sejajar arah serat dengan konsentrasi

3% nilai kekuatan tekan sejajar arah serat sebesar 149,39 kg/cm2, konsentrasi

6% sebesar 187,80 kg/cm2

, konsentrasi 9% sebesar 216,44 kg/cm2

. Kekuatan

lentur mengalami kenaikan dari 175,36 kg/cm2

(0%), 202,55 kg/cm2

(3%),

Page 40: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

26

272,64 kg/cm2

(6%), 362,81 kg/cm2

(9%). Kenaikan terjadi karna larutan

pengawet mengkristal di dalam rongga kayu sengon, sehingga kayu sengon

menjadi lebih padat.

3. Iswanto (2008), tentang sifat fisis kayu: berat jenis dan kadar air pada beberapa

jenis kayu yaitu sengon buto, karet, gmelina, sengon, mangium, sonokeling,

angsana, berat jenis kayu rata-rata tertinggi pada jenis sonokeling sebesar 0,58

dan terendah pada jenis akasia mangium sebesar 0,34. Berat jenis kulit rata-rata

tertinggi pada jenis sonokeling sebesar 0,6 dan terendah jenis angsana sebesar

0,3. Kadar air kayu rata-rata tertinggi pada jenis sengon sebesar 137,21% dan

terendah jenis sonokeling 74,32%.

2.10. Kerangka Berpikir

Dari 4000 jenis kayu di Indonesia hanya sebagaian kecil yang mempunyai

keawetan alami tinggi (14,3% termasuk kelas awet kayu I dan II) sisanya terdiri

dari jenis kayu yang kurang atau tidak awet (85,7% termasuk kelas awet III,IV

dan V) sedangkan kebutuhan kayu dengan keawetan tinggi semakin meningkat

dan harga kayu yang memilki keawetan tinggi semakin mahal. Maka dari itu

banyak masyarakat yang menggunakan kayu kelas awet rendah sebagai

alternatifnya. Salah satu kayu dengan kelas awet rendah adalah kayu sengon.

Kayu sengon dengan nama lain Paraserianthes falcataria atau Albazia

falcatari memilki tingkat keawetan yang rendah yaitu IV-V dengan berat jenis

rata-rata 0,33 dan termasuk kelas kuat IV-V. Dengan adanya permasalahan ini,

maka dilakukan upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan melakukan

pengawetan kayu sengon supaya dapat menambah mutu dan kekuatan kayu.

Page 41: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

27

Pengawetan dilakukan dengan menggunakan ekstrak buah mengkudu.

Mengkudu dengan nama latin Morinda citrifolia L. memilki banyak khasiat dan

manfaat, dari kegunaannya sebagai obat herbal, hingga bersifat sebagai

insektisida. Mengkudu memilki kandungan senyawa bioaktif diantaranya alkaloid,

flavonoid dan terpenoid. Kandungan senyawa ini diharapkan dapat dimanfaatkan

sebagai bahan pengawet alami ( Pratiwa dkk, 2015:228). Dengan bahan pengawet

ekstrak mengkudu penulis membuat gagasan apakah mengkudu dapat

berpengaruh terhadap penurunan nilai kadar air, meningkatnya nilai berat jenis

kayu sehingga menambah kualitas sifat fisis, dan menambah nilai kuat tekan serta

kuat tarik sehingga menambah kualitas sifat mekanik kayu sengon.

Konsentrasi 15%, 20%, dan 25% dalam pengawetan kayu sengon dengan

menggunakan ekstrak buah mengkudu ini diduga dapat meningkatkan kualitas

kayu terhadap sifat fisis (kadar air dan berat jenis) serta sifat mekanik (kuat tekan

dan kuat tarik) kayu sengon tersebut. Hal ini terjadi karena zat ekstrak buah

mengkudu mengisi rongga-rongga sel kayu sehingga dapat meningkatkan nilai

berat jenisnya. Meningkatnya nilai berat jenis dapat meningkatkan nilai kuat tekan

dan kuat tarik kayu sengon tersebut dan menurunkan nilai kadar air. Sehingga

diharapkan kayu sengon dapat digunakan sebagai bahan konstruksi utama.

Adapun bagan kerangka berfikir disajikan seperti yang terlihat pada Gambar 2.4

Page 42: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

28

Gambar 2.4 Kerangka Berpikir

2.11. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Hipotesis pada penelitian

ini adalah:

a. Adanya perbedaan penurunan kadar air dan peningkatan berat jenis kayu

sengon dengan variasi konsentrasi bahan pengawet ekstrak buah mengkudu

15%, 20%, dan 25% serta kayu sengon yang tidak diawetkan (kontrol)

b. Adanya perbedaan peningkatan kuat tekan dan kuat tarik kayu sengon dengan

variasi konsentrasi bahan pengawet ekstrak buah mengkudu 15%, 20%, dan

25% serta kayu sengon yang tidak diawetkan (kontrol)

Jenis Kayu Kelas Awet Tinggi Langka (Kelas I Dan II 14,3% Dan Kelas III-V

85,7%) Dan Mahal

Kebutuhan Kayu Kelas Awet Tinggi Meningkat

Masyarakat Menggunakan Kayu Kelas Awet Rendah Sebagai Alternatif

(Kayu Sengon kelas awet IV/V)

Pengawetan Dengan Ekstrak Buah Mengkudu Konsentrasi 15%, 20%, Dan

25% Melalui Metode Rendaman Dingin

Pengujian Sifat Fisis, Dan Sifat Mekanik

Analisis Hasil Pengujian Sifat Fisis Dan Sifat Mekanik

Page 43: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

71

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil pengujian kadar air kayu sengon yang telah diawetkan dengan

bahan pengawet ekstrak buah mengkudu dengan tingkat konsentrasi yang

berbeda yaitu 15%, 20%, 25% dan tidak diawetkan (kontrol), serta lama

proses perendaman dengan metode perendaman dingin yang diterapkan

selama 120 jam atau 5 hari membuat kayu sengon mampu menyerap

bahan pengawet secara optimal. Nilai rata-rata kadar air kayu sengon yang

tidak diawetkan (kontrol) sebesar 16,47%. Pada konsentrasi 15% sebesar

15,80%, 20% sebesar 14,65%, dan 25% sebesar 13,94%. Sehingga nilai

kadar air kayu sengon yang paling rendah pada konsentrasi 25% sebesar

13,94%. Seiring dengan penambahan konsentrasi bahan pengawet ekstrak

buah mengkudu cenderung akan menurunkan nilai kadar air kayu sengon.

2. Dari hasil pengujian berat jenis kayu sengon yang telah diawetkan dengan

bahan pengawet ekstrak buah mengkudu terdapat kenaikkan nilai berat

jenis kayu sengon seiring dengan penambahan tingkat konsentrasi bahan

pengawet dengan tingkat konsentrasi 15%, 20% dan 25%. Serta proses

perendaman dengan metode perendaman dingin yang diterapkan selama

120 jam atau 5 hari membuat kayu sengon mampu menyerap bahan

Page 44: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

72

pengawet secara optimal. Nilai rata-rata berat jenis kayu sengon yang

tidak diawetkan (kontrol) sebesar 0,483 gr/cm3. Pada konsentrasi 15%

sebesar 0,493 gr/cm3, 20% sebesar 0,509 gr/cm

3, dan 25% sebesar 0,528

gr/cm3. Sehingga nilai berat jenis kayu sengon yang paling tinggi pada

konsentrasi 25% sebesar 0,528 gr/cm3.

3. Hasil dari pengujian kuat tekan kayu sengon yang telah diawetkan dengan

bahan pengawet ekstrak buah mengkudu dengan tingkat konsentrasi yang

berbeda yaitu 15%, 20%, 25% dan tidak diawetkan (kontrol), serta lama

proses perendaman dengan metode perendaman dingin yang diterapkan

selama 120 jam atau 5 hari membuat kayu sengon mampu menyerap

bahan pengawet secara optimal. Nilai rata-rata kuat tekan kayu sengon

yang tidak diawetkan (kontrol) sebesar 215,21 kgf/cm2. Pada konsentrasi

15% sebesar 219,73 kgf/cm2, 20% sebesar 237,55 kgf/cm

2, dan 25%

sebesar 256,94 kgf/cm2. Sehingga nilai kuat tekan kayu sengon yang

paling tinggi pada konsentrasi 25% sebesar 256,94 kgf/cm2 Seiring dengan

penambahan konsentrasi bahan pengawet ekstrak buah mengkudu

cenderung akan menaikkan nilai kuat tekan kayu sengon.

4. Dari hasil pengujian kuat tarik kayu sengon yang telah diawetkan dengan

bahan pengawet ekstrak buah mengkudu dengan tingkat konsentrasi yang

berbeda yaitu 15%, 20%, 25% dan tidak diawetkan (kontrol), serta lama

proses perendaman dengan metode perendaman dingin yang diterapkan

selama 120 jam atau 5 hari membuat kayu sengon mampu menyerap

bahan pengawet secara optimal. Nilai rata-rata kuat tarik kayu sengon

Page 45: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

73

yang tidak diawetkan (kontrol) sebesar 400,83 kgf/cm2. Pada konsentrasi

15% sebesar 437,53 kgf/cm2, 20% sebesar 516,15 kgf/cm

2, dan 25%

sebesar 678,69 kgf/cm2. Sehingga nilai kuat tarik kayu sengon yang paling

tinggi pada konsentrasi 25% sebesar 678,69 kgf/cm2. Seiring dengan

penambahan konsentrasi bahan pengawet ekstrak buah mengkudu

cenderung akan menaikkan nilai kuat tarik kayu sengon.

5. Dari hasil pengujian berat jenis kayu sengon didapat bahwa kelas kuat

kayu meningkat menjadi kelas kuat III. Hal ini dikarenakan kayu sengon

yang diawetkan pada konsentrasi 15%,20% dan 25% memilki nilai berat

jenis antara 0,483 gr/cm3-0,528 gr/cm

3

6. Dari hasil pengujian kuat tekan kayu sengon didapat bahwa kelas kuat

kayu sengon meningkat menjadi kelas kuat IV. Hal ini dikarenakan kayu

sengon yang diawetkan pada konsentrasi 15%,20% dan 25% memilki nilai

kuat tekan antara 215,21 kgf/cm2

- 256,94 kgf/cm2.

7. Dari hasil pengujian kuat tarik kayu sengon didapat bahwa kelas kuat kayu

sengon meningkat menjadi kelas kuat II-III. Hal ini dikarenakan kayu

sengon yang diawetkan pada konsentrasi 15%,20% dan 25% memilki nilai

kuat tarik antara 437,53 kgf/cm2

- 678,69 kgf/cm2.

Page 46: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

74

5.2 Saran

1. Kayu sengon dapat dijadikan sebagai bahan \konstruksi bangunan dan

bahan perabot namun karena kayu sengon termasuk dalam kelas awet IV-

V sebaiknya kayu sengon melalui proses pengawetan dengan ekstrak buah

mengkudu, karena dapat meningkatkan sifat fisis dan sifat mekanik kayu

sengon dan juga dapat meningkatkan umur pakai kayu sengon.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan meningkatkan konsentrasi

ekstrak buah mengkudu lebih dari 25% terhadap kayu sengon atau kayu

lain agar hasil uji sifat fisis dan uji sifat mekaniknya lebih optimal.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan penambahan lama waktu

perendaman terhadap kayu sengon atau kayu lain dengan ekstrak buah

mengkudu.

4. Kayu yang digunakan untuk pembuatan benda uji harus dari satu pohon

kemudian dipilih bagian tertentu dari pohon tersebut, misalnya bagian

pangkal pohon. Sehingga untuk hasil pengujian sifat fisis dan sifat

mekanik kayu tersebut tidak berbeda dari sample satu dengan sample yang

lain.

Page 47: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

75

DAFTAR PUSTAKA

Awaludin, dkk, 2005. Konstruksi Kayu. Jurusan Teknik Sipil. Universitas Gadjah

Mada. Yogyakarta: Biro Penerbit.

Aziz, Argadhira Rizki, 2017. Pengawetan Kayu Durian Melalui Rendaman

Dingin Menggunakan Bahan Pengawet Kecubung Ditinjau

Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik, Fakultas Teknik,

Universitas Negeri Semarang, Semarang

Dumanauw,J.F.2001. Mengenal Kayu. Yogyakarta: PIKA – Kanisius.

Fadilah, 2017. Pengujian Sifat-Sifat Fisis Kayu Durian Dengan Metode

Pengawetan Rendaman Dingin Buah Kecubung, Fakultas Teknik,

Universitas Negeri Semarang, Semarang

Frick, dkk. 2004. Konstruksi Arsitektur 6 Ilmu Konstruksi Bangunan Kayu,

Pengantar Konstruksi Kayu. Yogyakarta: Kanisius

Hidayat, Danang Masrur, 2017. Pengawetan Kayu Durian Melalui Rendaman

Dingin Menggunakan Bahan Pengawet Kecubung Ditinjau

Terhadap Kuat Lentur, Fakultas Teknik, Universitas Negeri

Semarang, Semarang

Iswanto, Apri Heri, 2008. Sifat Fisis Kayu: Berat Jenis dan Kadar Air Pada

Beberapa Jenis Kayu. Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera

Utara, Medan.

Jaya, Fajar Setya, 2017. Uji Rayap Kayu Durian Yang Diawetkan Dengan Metode

Rendaman Dingin Ekstrak Buah Kecubung, Fakultas Teknik,

Universitas Negeri Semarang, Semarang

Jihannanda, Pramudito, 2013. Studi Kuat Lentur Balok Laminasi Kayu Sengon

Dengan Kayu Kelapa Di Daerah Gunung Pati Semarang. Jurusan

Teknik Sipil, Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Page 48: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

76

Mahdie, Muhammad Faisal, 2010. Sifat Fisika Dan Mekanika Kayu Bongin

(Irvingia malayana Oliv) Dari Desa Karali III Kabupaten Murung

Raya Kalimantan Tengah dalam Jurnal Hutan Tropis, Vol. 11, No.

30

Martawijaya, dkk. 2005. Atlas Kayu Indonesia. Pusat Penelitian dan

Pengembangan Hasil Hutan. Miranti : Bogor.

Pangastuti, dkk. 2016. Pengawetan Kayu Sengon melalui Rendaman Dingin

Menggunkan Bahan Pengawet ENBOR SP Ditinjau Terhadap Sifat

Mekanik dalam Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan, No.1 vol.18.

Pratiwa, dkk. 2015. Bioaktivitas Ekstrak Etanol Buah Mengkudu (Morinda

citrifolia L.) Terhadap Rayap Tanah (Coptotermes curvignathus

Holmgren) dalam Jurnal Hutan Lestari, Vol.3 No.2

Sinaga, Lintong Raja Doi, 2014. Sifat Antirayap Ekstrak Biji Mengkudu (Morinda

citrifolia Linn) Terhadap Rayap Tanah (Mocrotermes gilvus

Hagen). Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Sinuhaji, Hiskia Jonathan, 2012. Efektifitas Pengawetan Kayu Dengan Rendaman

Dingin Dan Fumigasi Amonia Pada Sepuluh Jenis Kayu Rakyat

Terhadap Rayap Kayu Kering. Fakultas Kehutanan. Institut

Pertanian Bogor, Bogor.

Sjabana, Dripa, dkk, 2002. Pesona Tradisional dan Ilmiah Mengkudu (Morinda

Citrifolia). Jakarta: Salemba Medika

SNI 03-3233-1998. Tata Cara Pengawetan Kayu Untuk Bangunan Rumah dan

Gedung. PUSLITBANG-Badan Standarisasi Nasional.

SNI 03-3399-1994. Metode Pengujian Kuat Tarik Kayu Di Laboratorium.

PUSLITBANG-Badan Standarisasi Nasional.

SNI 03-3958-1995. Metode Pengujian Kuat Tekan Di Laboratorium.

PUSLITBANG-Badan Standarisasi Nasional.

Page 49: PRODI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK ...lib.unnes.ac.id/36250/1/5113415005_Optimized.pdf · Kayu merupakan salah satu material struktural yang banyak tersedia di

77

SNI 03-6847-2002. Metode Pengujian Berat Jenis Kayu dan Bahan Dari Kayu

Dengan Cara Pencelupan Dalam Air. PUSLITBANG-Badan

Standarisasi Nasional.

SNI 03-6850-2002. Metode Pengujian Pengukuran Kadar Air dan Bahan

Berkayu. PUSLITBANG-Badan Standarisasi Nasional.

Suryawan, dkk, 2007. Sifat-Sifat Dan Mekanika Kayu Keruing – Sengon dalam

Jurnal Teodolita, Vol.8, No,1

Yap, K.H. Felix, 1964. Konstruksi Kayu. Bandung