Upload
dinhmien
View
223
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENURUT PENGGUNAAN, 2004-2008 ISBN : 979.472.458.0 Nomor Publikasi : 3403.0903 Nomor Katalog: 9302005.3403 Naskah : Seksi Statistik Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Penulis : Sri Rejeki, S.Si Dedi Cahyono, SE, MSE, MA Diterbitkan oleh : Badan Pusat Statistik Kabupaten Gunungkidul Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2004 - 2008
i
KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN
GUNUNGKIDUL
SAMBUTAN
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, kami menyambut
gembira atas terbitnya buku “ Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Gunungkidul
menurut Penggunaan tahun 2004-2008 “ hasil kerjasama antara Badan Pusat Statistik dengan
Bappeda Kabupaten Gunungkidul.
Publikasi ini merupakan publikasi keempat dan diharapkan penerbitannya dapat
berkelanjutan serta dapat ditingkatkan kualitasnya dimasa yang akan datang. Penerbitan Publikasi
PDRB yang dihitung dari sisi penggunaannya ini adalah untuk dapat mengetahui siapa pengguna
dan sejauh-mana pemanfaatan dari nilai tambah bruto yang dihasilkan di wilayah Kabupaten
Gunungkidul, sehingga dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam perencanaan, perumusan
kebijakan serta dapat pula digunakan sebagai bahan evaluasi bagi pemerintah, khususnya
dibidang ekonomi makro.
Kepada Badan Pusat Statistik Kabupaten Gunungkidul kami ucapkan terima kasih atas
kerjasamanya selama ini. Kepada semua pihak Dinas/Instansi dan swasta agar dapat
memanfaatkan buku ini dan terus membantu kelancaran penyediaan data pada penerbitan tahun-
tahun mendatang. Akhirnya kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
kesempurnaan publikasi ini.
Wonosari, Agustus 2009
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Gunungkidul
Kepala,
Ir.Eddy Siswanto NIP.195704131 98503 1 008
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2004 - 2008
ii
KATA PENGANTAR
Publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut Penggunaan Kabupaten
Gunungkidul tahun 2004-2008 merupakan publikasi tahunan yang diharapkan berkelanjutan
pada tahun berikutnya.
Berbeda dengan PDRB menurut Lapangan Usaha (Sektoral), pada PDRB menurut
Penggunaan ini akan dijelaskan tentang komposisi penggunaan dari nilai tambah bruto yang
dihasilkan oleh PDRB sektoral. Untuk mempermudah pengguna data, pada buku ini juga akan
disajikan konsep, definisi dan metodologi yang digunakan dalam penghitungannya. Selain itu
juga disajikan ulasan sederhana hasil penghitungan pada tahun 2004 – 2008.
Oleh karena adanya keterbatasan data yang tersedia, maka disadari pada penerbitan ini
masih banyak ditemukan kekurangan dan kelemahan yang perlu disempurnakan pada penerbitan
mendatang. Saran dan Kritik perbaikan tetap diharapkan dari para pembaca dan pengguna data
pada umumnya.
Akhirnya kami ucapkan terimakasih kepada Bappeda (Pemerintah Kabupaten)
Gunungkidul yang telah bersedia mendukung penerbitan buku ini, serta terimakasih kami
ucapkan pula kepada pihak terkait yang telah mambantu hingga dapat tersusunnya publikasi ini.
Wonosari, Agustus 2009
Badan Pusat Statistik
Kabupaten Gunungkidul
Kepala,
Drs.Harjana NIP. 19631026 199203 1 003
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2004 - 2008
iii
ABSTRAKSI
Publikasi ini berisi tentang gambaran PDRB yang dilihat dari sisi komponen
penggunaannya. Komponen penggunaan tersebut adalah Komponen untuk konsumsi yaitu
Konsumsi Rumahtangga, Konsumsi Pemerintah dan Konsumsi Lembaga Non Profit (LNP).
Sedangkan komponen lainnya adalah Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), perubahan stok
serta ekspor dan impor.
Selama tahun 2004-2008, Komponen penggunaan PDRB terbesar masih digunakan untuk
konsumsi, diikuti Pembentukan modal Tetap Bruto dan komponen lainnya. Konsumsi terbesar
digunakan untuk konsumsi rumah tangga, diikuti kemudian konsumsi pemerintah dan komponen
penggunaan terkecil adalah untuk konsumsi lembaga non profit.
Pada tahun 2008 pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga mencapai 2,67 trilyun rupiah
(48,50 %) dimana 25,84 persen diantaranya untuk konsumsi makanan dan sisanya 22,66 persen
untuk konsumsi non makanan. Dilain pihak pengeluaran untuk konsumsi pemerintah mencapai
1.346,710 milyar rupiah ( 24,48 %), konsumsi lembaga non profit hanya 52,654 milyar
rupiah (0,96 %), pembentukan modal tetap bruto mencapai 1.534,880 milyar rupiah (27,90 %),
dan sisanya digunakan untuk yang lainnya (- 1,83 %).
Dibandingkan tahun sebelumnya, laju pertumbuhan PDRB pada tahun 2008 mencapai
4,39 persen. Dimana pertumbuhan untuk masing-masing komponen penggunaan adalah sebagai
berikut: pertumbuhan terbesar dicapai oleh Lembaga Non Profit tumbuh mencapai 20,77 persen
diikuti konsumsi pemerintah tumbuh 5,49 persen, pengeluaran konsumsi rumah tangga 4,62
persen dan komponen PMTB tumbuh 4,60 persen.
Selama periode tahun 2004 - 2008 nilai ICOR mencapai 5,38 sehingga dapat
disimpulkan bahwa selama periode tersebut rata-rata dibutuhkan 5,38 unit investasi untuk
meningkatkan 1 unit PDRB. Pada tahun 2008 ICOR tahunan sebesar 4,87 . Nilai ICOR sebesar
ini dikategorikan masih terjadi inefisiensi dalam penggunaan investasi karena menurut Widodo
(1990) angka ICOR yang memiliki produktivitas investasi yang baik berkisar antara 3-4.
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2004 - 2008
iv
DAFTAR ISI
Halaman
SAMBUTAN …………………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR………………………………………………………………..…. ii
ABSTRAKSI …………………………………………………………………………… iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………. iv
DAFTAR TABEL………………………………………………………………………. v
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………… vii
I. PENDAHULUAN………………………………………………………………….. 1
II. KONSEP DAN DEFINISI……………………………………………………….….. 4
2.1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga …………………………………….…… 5
2.2 Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit ………….………………………. 7
2.3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah dan Pertahanan……………………………. 8
2.4 Pembentukan Modal Tetap Bruto………………………………………….….… 9
2.5 Perubahan Stok………………………………………………..……..….…….… 9
2.6 Ekspor dan Impor………………………………………………….……………. 10 III.
TINJAUAN EKONOMI REGIONAL KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENURUT PDRB PENGGUNAAN ………………………………………………………...…. 12
3.1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga…………………………..………..…… 15
3.2 Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit …..…………………………..… 16
3.3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah………………………………………..….. 17
3.4 Pembentukan Modal Tetap Bruto………………………………………….…. 18
3.5 Komponen lainnya..………………………………………………………..…. 20
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2004 - 2008
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan atas dasar Harga Berlaku Tahun 2004- 2008 (Jutaan Rupiah) .…………… 21
Tabel 2 : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaanatas dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004 - 2008(Jutaan Rupiah) .…….. 22
Tabel 3 : Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidulmenurut Penggunaan atas dasar Harga Berlaku Tahun 2004 – 2008 (Persen)..…..……………………………………………………………………… 23
Tabel 4 : Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan atas dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004 – 2008 (Persen) .…………………………………………………………………………. 24
Tabel 5 : Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidulmenurut Penggunaan atas dasar Harga Berlaku Tahun 2004 – 2008 (Persen) ………………………………………………………………………… 25
Tabel 6 : Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidulmenurut Penggunaan atas dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004 – 2008 (Persen)……………………………………………………………………….…. 26
Tabel 7 : Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidulmenurut Penggunaan atas dasar Harga Berlaku Tahun 2004 – 2008 (Persen)…………..… ………………………………………………….………. 27
Tabel 8 : Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan atas dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004 – 2008 (Persen) ..… …………………………………………………………….………. 28
Tabel 9 : Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidulmenurut Penggunaan Tahun 2004 – 2008 (Persen) ……………………………… 29
Tabel 10 : Indeks Implisit Berantai Produk Domestik Regional Bruto KabupatenGunungkidul menurut Penggunaan Tahun 2004 – 2008 (Persen) …………….... 30
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2004 - 2008
vi
Tabel 11 : Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan atas dasar Harga Berlaku Tahun 2004 - 2008 (Persen) ………………………………………………………………………….
31
Tabel 12 : Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidulmenurut Penggunaan atas dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004– 2008 (Persen) …………………………………………………………………..……..
32
Tabel 13 : Produk Domestik Regional Bruto Perkapita Kabupaten Gunungkidul menurutPenggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2004 – 2008 (Jutaan Rupiah) …………………………………………………………...........
33
Tabel 14 : Produk Domestik Regional Bruto Perkapita Kabupaten Gunungkidul menurutPenggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004–2008 (Jutaan Rupiah)………………………………………………………………….
34
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2004 - 2008
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 : PDRB menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan 2000tahun 2008 (Jutaan rupiah)………………………………………………….….. 13
Gambar 3.2 : Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Tahun tahun 2004 - 2008 ( Jutaan rupiah)…………………………………………………………………………… 17
Gambar 3.3 : Kontribusi PMTB terhadap PDRB tahun 2004-2008 ( persen )………...……..19
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2004- 2008
1
I. PENDAHULUAN
Salah satu indikator penting untuk
mengetahui kondisi ekonomi suatu daerah
dalam satu periode tertentu adalah dengan
menggunakan data Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB). PDRB
didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah
(value added) yang dihasilkan oleh seluruh
unit usaha atau jumlah nilai barang dan jasa
akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit
kegiatan ekonomi dalam suatu
daerah/wilayah. Secara kuantitatif PDRB
merupakan nilai barang dan jasa, oleh
karena itu PDRB dihitung atas harga berlaku
(at current price) dan PDRB atas dasar
harga konstan (at constant price). PDRB
atas dasar harga berlaku digunakan untuk
melihat perubahan struktur ekonomi,
sedangkan PDRB atas dasar harga konstan
digunakan untuk melihat pertumbuhan
ekonomi riil.
Penghitungan PDRB dapat dilakukan
dengan beberapa Pendekatan yaitu
Pendekatan Produksi (production
approach), pendekatan pendapatan (income
approach), dan pendekatan pengeluaran
(expenditure approach). Secara konsep,
ketiga pendekatan tersebut akan
menghasilkan angka yang sama antara
jumlah pengeluaran dengan jumlah barang
dan jasa akhir yang dihasilkan, dan harus
sama pula dengan jumlah pendapatan (balas
jasa) untuk faktor-faktor produksinya.
PDRB yang dihitung melalui
pendekatan produksi menjelaskan
bagaimana PDRB dihasilkan oleh berbagai
sektor ekonomi yang beroperasi di suatu
wilayah. PDRB yang demikian disebut
sebagai PDRB menurut sektor atau biasa
disebut sebagai PDRB dari sisi penyediaan
(supply side). PDRB yang disusun melalui
pendekatan pengeluaran menjelaskan
bagaimana PDRB suatu wilayah digunakan
atau dimanfaatkan, baik untuk memenuhi
kebutuhan permintaan di dalam wilayah
(region) maupun untuk memenuhi
kebutuhan di luar wilayah. PDRB demikian
itu disebut sebagai PDRB menurut
penggunaan (terminologi yang akan
digunakan dalam publikasi ini) atau disebut
PDRB menurut pengeluaran (Gross
Regional Domestic Product by type of
Expenditure), atau biasa juga disebut
sebagai PDRB yang ditinjau dari sisi
permintaan (demand side)
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2004- 2008
2
Dalam penghitungan PDRB kali ini
mengalami pergeseran tahun dasar dari
tahun 1993 menjadi 2000. Secara umum,
pergeseran tersebut mempunyai beberapa
alasan :
1. Pertumbuhan ekonomi yang
dihitung berdasarkan tahun dasar 1993
menjadi makin tidak realistis, karena
perubahan struktur ekonomi yang relatif
cepat mengakibatkan pertumbuhan
ekonomi berdasarkan PDRB tahun dasar
1993 menjadi kecil.
2. Perkembangan ekonomi tahun 1993
– 2000 dipengaruhi oleh adanya krisis
ekonomi yang berdampak kepada
perubahan perekonomian di suatu
daerah.Atau dengan kata lain struktur
ekonomi tahun 2000 telah berbeda
dengan tahun 1993 sehingga
pemutakhiran tahun dasar penghitungan
PDRB dari tahun 1993 ke tahun 2000
perlu dilakukan agar hasil estimasi
PDRB sektoral maupun penggunaannya
akan menjadi realistik., dalam pengertian
mampu memberikan gambaran yang
jelas terhadap gambaran pergeseran
struktur produksi lintas sektor.
3. Telah selesainya penyusunan Tabel
Input-Output Indonesia 2000.yang secara
baku dipakai sebagai basis bagi
penyusunan series baru penghitungan
PDB/PDRB baik sektoral maupun
penggunaan. Besaran PDB yang
diturunkan dari Tabel Input-Output telah
mengalami uji konsistensi pada tingkat
sektoranya dengan mempertimbangkan
kelayakan struktur permintaan dan
penawarannya. Oleh karena itu Tabel I-O
dapat dijadikan sebagai basis dasar
(bench marking) bagi penyempurnaan
estimasi PDB/PDRB.
4. Menurut rekomendasi Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) sebagimana
tertuang dalam buku panduan yang baru
“Sistem Neraca Nasional” dinyatakan
bahwa estimasi PDB/PDRB atas dasar
harga konstan sebaiknnya dimutakhirkan
secara periodik dengan menggunakan
tahun referensi yang berakhiran 0 dan 5.
Hal ini dimaksudkan agar besaran angka
–angka PDB/PDRB dapat saling
diperbandingkan antar negara dan antar
waktu guna keperluan analisis kinerja
perekonomian dunia atau wilayah.
5. Indeks Harga Perdagangan Besar
(IHPB) maupun Indeks Harga Konsumen
(IHK) menggunakan tahun dasar baru,
yaitu tahun 2000 dan 2002.
Penyempurnaan metodologi berikut
perluasan cakupan komoditinya akan
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2004- 2008
3
menghasilkan suatu series IHPB dan IHK
baru yang akan digunakan sebagai
deflator dalam penghitungan estimasi
PDRB sektoral maupun penggunaan.
6. Ketersediaan data dasar (raw data)
baik harga maupun volume (quantum)
tahun 2000 secara rinci pada masing-
masing sektor ekonomi relatif lebih
lengkap dan berkelanjutan. Dengan
dukungan data-data yang lebih lengkap
dan terinci serta berkesinambungan,
diharapkan estimasi PDRB dengan tahun
dasar 2000 dapat disusun lebih akurat
dan konsisten.
Penyusunan publikasi PDRB
Kabupaten Gunungkidul menurut
penggunaan dilatarbelakangi oleh semakin
meningkatnya kebutuhan terhadap data
PDRB Yang dirinci menurut
penggunaannya, yaitu permintaan domestik
yang berupa pengeluaran konsumsi
rumahtangga baik untuk makanan maupun
non makanan, konsumsi lembaga non profit,
konsumsi pemerintah, dan pembentukan
modal tetap bruto. Sedangkan permintaan
dari luar wilayah adalah berupa ekspor.
Namun karena sebagian permintaan
terhadap barang dan jasa dalam suatu
wilayah termasuk barang dan jasa yang
berasal dari luar wilayah (impor), maka
dalam PDRB menurut penggunaan ekspor
barang dan jasa dikurangi dengan impor
barang dan jasa untuk memperoleh ekspor
neto. Dalam PDRB menurut penggunaan,
selisih antara permintaan (demand) dan
penyediaan (supply) yang mencerminkan
perbedaan statistik (statistical descrepancy)
dicakup dalam perubahan stok (change in
stock).
Informasi yang rinci tersebut
diharapkan dapat membantu para pengguna
data terutama para peneliti untuk dapat
memahami kondisi perekonomian
Kabupaten Gunungkidul dari sisi permintaan
(demand side).
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2004- 2008
4
II. KONSEP DAN DEFINISI
PDRB menurut Penggunaan meng-
gambarkan penggunaan barang dan jasa yang
diproduksi oleh berbagai sektor dalam
masyarakat. Penggunaan PDRB tersebut
secara Garis besar ada dua macam yaitu :
Konsumsi Antara yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan dalam proses produksi
dan Konsumsi Akhir untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi masyarakat.
Untuk melihat hubungan antara
pendapatan dan permintaan terhadap barang
dan jasa dapat ditulis sebagai berikut :
PDRB SAMA DENGAN NILAI
SELURUH PENGELUARAN AKHIR
DIKURANGI NILAI TOTAL IMPOR.
Pengeluaran akhir merupakan
pembelian dari semua barang dan jasa
(barang konsumsi, output pemerintah dan
lembaga swasta non profit, barang modal,
perubahan persediaan, semua barang yang di
ekspor) yang disuplai dalam suatu
perekonomian. Nilainya akan melebihi dari
out put akhir yang diproduksi oleh sektor-
sektor produksi domestik sebesar nilai impor
barang dan jasa akhir. Nilai produksi
domestik akan diperoleh dari selisih
pengeluaran akhir dengan total impor, yang
persamaan nya dapat ditulis :
Y = Ch + Cn + Cg + Ii + Is + X – M ….. 1
dimana :
Ch : Konsumsi Rumah Tangga,
Cn : Konsumsi Lembaga Swasta Non
Profit,
Cg : Konsumsi Pemerintah & Pertahanan
Ii : Pembentukan Modal Tetap Bruto,
Is : Perubahan Stok,
X : Ekspor,
M : Impor,
Y : PDRB
Dari persamaan (1) dapat disederhanakan
menjadi
Y = C + I + X – M ………….. ………….2
dimana :
C : Konsumsi RT, Lembaga Non Profit
Rumah tangga, Pemerintah dan
Pertahanan
I : Investasi.
X : Ekspor,
M : Impor,
Y : PDRB
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2004- 2008
5
2.1 Pengeluaran Konsumsi
Rumahtangga
Pengeluaran konsumsi rumah-tangga
mencakup seluruh pengeluaran barang dan
jasa dikurangi penjualan neto barang bekas
atau afkiran. Pengeluaran tersebut termasuk
pembelian aktiva berwujud yang tidak dapat
diproduksi kembali (kecuali tanah) seperti
karya seni, barang-barang koleksi dan barang
antik. Termasuk juga pembelian barang tahan
lama seperti meubeler, sepeda motor, mobil
dan barang elektronik dan imputasi sewa
rumah sendiri. Pengeluaran rumah tangga
juga meliputi nilai barang dan jasa yang
dihasilkan untuk konsumsi sendiri seperti
hasil kebun, peternakan, kayu bakar dan
biaya hidup lainnya.
Disamping itu pengeluaran untuk
pemeliharaan kesehatan, pendidikan, rekreasi,
pengangkutan dan jasa-jasa lainnya termasuk
dalam konsumsi rumah tangga, tetapi
pembelian rumah tidak termasuk pengeluaran
konsumsi dan sebaliknya pengeluaran atas
rumah yang ditempati seperti sewa rumah,
perbaikan ringan, rekeningair, listrik, telepon
dan lain-lain merupakan konsumsi rumah
tangga.
Sumber data utama perkiraan nilai
konsumsi rumah tangga, adalah hasil Survey
Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)
Provinsi D.I.Yogyakarta khususnya untuk
Kabupaten Gunungkidul, hasil pengolahan
Badan Pusat Statistik untuk besarnya
konsumsi. Sedang untuk harga setiap jenis
bahan yang dikonsumsi diperoleh dari hasil
pengolahan statistik harga konsumen yang
dilakukan oleh BPS Kabupaten Gunung
kidul. Disamping itu digunakan data lainnya
seperti PDRB sektoral, Indeks Harga
Konsumen dan Jumlah penduduk per-
tengahan tahun.
Dari hasil SUSENAS, diperoleh rata-
rata konsumsi per kapita per minggu untuk
bahan makanan dan rata-rata nilai konsumsi
per kapita per bulan untuk non makanan.
Pengeluaran untuk konsumsi makanan
terdiri dari pegeluaran untuk bahan makanan,
makanan dan minuman jadi, rokok dan
tembakau. Sedangkan pengeluaran konsumsi
bukan makanan terdiri dari pengeluaran untuk
Perumahan, bahan bakar, air dan penerangan;
Aneka barang dan jasa; Pakaian, alas kaki
dan tutup kepala; Pajak dan asuransi serta
keperluan untuk pesta dan upacara.
Cara memperoleh nilai konsumsi bahan
makanan per bulan dilakukan dengan cara
konsumsi per kapita per minggu dikalikan
tiga puluh dibagi tujuh. Nilai konsumsi bahan
makanan dan bukan bahan makanan setahun
diperoleh dengan cara nilai konsumsi per
kapita per bulan dikali dua belas dikalikan
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2004- 2008
6
pula dengan jumlah penduduk pertengahan
tahun (hasil proyeksi).
Perkiraan nilai konsumsi rumahtangga
untuk tahun yang tidak tersedia data
SUSENAS modul konsumsi dihitung
berdasarkan data susenas dan elastisitas
pendapatan.
a. Konsumsi Rumah Tangga Kelompok
Makanan.
Perkiraan konsumsi kelompok
makanan digunakan model fungsi
eksponensial. Model ini dipilih berdasarkan
asumsi bahwa setiap penambahan pendapatan
akan menyebabkan pertambahan konsumsi,
tetapi pada suatu saat (titik jenuh) konsumsi
tersebut mulai menurun, dengan bentuk kurva
seperti parabola.
Fungsi eksponensial tersebut adalah
Untuk mempermudah perhitungan,
persamaan diatas dapat dimodifikasikan
dalam bentuk persamaan linier logaritma,
yaitu
ln Qi = ln a + b ln Yi
Dimana :
Qi : Rata-rata konsumsi perkapita
sebulan (kuantum)
Yi : Pendapatan Perkapita sebulan
a : Konstanta
b : Koefisien elastisitas
Koefisien elastisitas diperoleh dari suatu
analisis silang antar variabel pendapatan
dengan dengan variabel konsumsi dari data
hasil pengolahan susenas 1999 akan diperoleh
a sebagai konstanta dan b sebagai koefisien
arah. Koefisien arah ini yang dipergunakan
sebagai koefisien ekastisitas, sehingga untuk
tahun-tahun yang tidak ada susenas modul
konsumsi, konsumsi perkapita setiap jenis
barang dapat diperkirakan.
Perhitungan nilai konsumsi makanan
pada tahun-tahun yang tak ada survei, secara
umum diformulasikan sebagai berikut :
C(n+1) = Cn . (1 + b . dp) Dimana :
C(n+1) : Rata-rata konsumsi (kuantum)
perkapita sebulan pada tahun
(n+1)
Cn : Rata-rata konsumsi (kuantum)
perkapita sebulan pada tahun
dasar (n).
Qi = a . Yi b
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2004- 2008
7
Dp : Perubahan pendapatan perkapita
harga konstan tahun ke-n dengan
tahun ke (n+1)
Untuk kelompok makanan nilai konsumsi
atas dasar harga berlaku diperoleh dengan
cara mengalikan nilai konsumsi dalam satuan
kuantum dengan harga konsumen atau harga
eceran pada tahun yang bersangkutan. Sedang
nilai konsumsi atas dasar harga konstan
diperoleh dengan metode revaluasi, artinya
konsumsi dalam satuan kuantum dikalikan
dengan harga tahun dasar PDRB.
a. Konsumsi Rumah Tangga
Kelompok Bukan makanan
Perkiraan Konsumsi rumah tangga untuk
kelompok bukan makanan menggunakan
model regresi linier, artinya setiap kenaikan
pendapatan akan selalu diikuti oleh
penambahan permintaan konsumsi kelompok
bukan makanan misalnya permintaan akan
pakaian dan sebagainya. Model yang
digunakan sebagai berikut :
Qi = a + b.Yi
Dimana :
Qi : Rata-rata konsumsi perkapita sebulan
(kuantum)
Yi : Pendapatan perkapita sebulan
a : Konstanta
b : Koefisien elastisitas.
Nilai konsumsi rumahtangga untuk
bukan makanan atas dasar harga konstan
diperoleh dengan cara mendeflasi, yaitu
membagi konsumsi harga berlaku dengan
Indeks Harga Konsumen (IHK) yang sesuai.
Pengeluaran konsumsi rumahtangga ini
telah dilengkapi dengan perkiraan besarnya
konsumsi makanan/minuman yang
dikonsumsi di luar rumah.
2.2 Pengeluaran Konsumsi Lembaga
Non Profit (LNP)
Lembaga Non Profit yang melayani
rumah tangga adalah lembaga formal maupun
informal yang dibentuk atau dibiayai oleh
perorangan atau kelompok masyarakat dalam
rangka menyediakan jasa pelayanan yang
bersifat non komersial khususnya bagi
anggota masyarakat umum tanpa adanya
motivasi untuk meraih keuntungan.
Bentuk LNP yang melayani rumah
tangga adalah sebagai berikut : Organisasi
Kemasyarakatan (ORMAS), Organisasi
Sosial (Orsos), Organisasi Profesi,
Perkumpulan Sosial / Kebudayaan / Olahraga
dan Hobi, Lembaga swadaya masyarkat
(LSM), Lembaga Keagamaan, dan Organisasi
Bantuan kemanusiaan/Beasiswa.
Pengeluaran Konsumsi LNP tersebut
meliputi pembelian barang dan jasa dan
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2004- 2008
8
penerimaan transfer dalam bentuk natura,
pembayaran upah dan gaji, penyusutan
barang modal dan pajak tak langsung neto
yang dibayarkan lembaga ini, dikurangi
dengan penjualan barang dan jasa yang
dihasilkan.
Perkiraan besarnya nilai konsumsi
LNP sampai saat ini diperolah dari hasil
penghitungan survei khusus yaitu diperoleh
dari penjumlahan output sub sektor jasa sosial
dan kemasyrakatan, dimana lembaga LNP
banyak berperan seperti kegiatan panti
asuhan, tempat ibadat dan sebagainya
dikurangi surplus usahanya.
Dari hasil penghitungan Nilai Produk
Domestik Bruto menurut lapangan usaha,
diperoleh perkiraan nilai konsumsi lembaga
swasta yang tidak mencari untung, baik atas
dasar harga yang berlaku maupun atas dasar
harga konstan 1993.
2.3 Pengeluaran Konsumsi
Pemerintahan dan Pertahanan
Pengeluaran konsumsi pemerintah
mencakup pengeluaran untuk belanja
pegawai, penyusutan barang modal dan
belanja barang (termasuk belanja perjalanan
dinas, pemeliharaan, dan pengeluaran lain
yang bersifat rutin) dikurangi penerimaan
dari produksi barang dan jasa yang
dihasilkan. Pengeluaran konsumsi pemerintah
tersebut meliputi pemerintah pusat dan
daerah.
Data mengenai belanja pegawai,
belanja barang dan belanja rutin lainnya serta
perkiraan belanja pembangunan yang
merupakan belanja rutin diperolah dari
realisasi pengeluaran pemerintah pusat dan
pemerintah daerah. Pengeluaran pemerintah
pusat diperoleh dari Kantor Perbendaharaan
Negara sedangkan untuk pengeluaran
pemerintah daerah dalam hal ini daerah
otonom tingkat I, tingkat II dan tingkat desa
diperoleh dari daftar K.1; K.2 dan K.3.
Kalau diteliti dari pengeluaran
pemerintah, terdiri dari dua kelompok, yaitu
pengeluaran rutin dan pengeluaran
pembangunan. Pengeluaran rutin terdiri dari
belanja pegawai, belanja barang, subsidi dan
pengeluaran lainnya. Dari kelompok
pengeluaran rutin yang dihitung sebagai
pengeluaran konsumsi pemerintah adalah
belanja pegawai, belanja barang dan
pengeluaran rutin lainnya. Sedang yang
lainnya tidak dimasukkan karena pengeluaran
disini merupakan transfer.
Dari kelompok pengeluaran
pembangunan yang tujuan utamanya untuk
peningkatan fisik di segala bidang merupakan
investasi pemerintah. Tetapi pembiayaan
yang bersifat rutin, seperti pengeluaran untuk
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2004- 2008
9
riset dan pengeluaran pengembangan ilmu
pengetahuan, dimasukkan sebagai konsumsi
pemerintah.
2.4 Pembentukan Modal Tetap Bruto
Pembentukan modal tetap domestik
bruto mencakup pengadaan, pembuatan dan
pembelian barang-barang modal baru dari
dalam negeri ataupun barang bekas dari luar
negeri. Pengertian dalam/luar negeri dalam
hal ini termasuk luar wilayah.
Barang modal adalah peralatan yang
digunakan untuk berproduksi dan biasanya
mempunyai umur pamakaian satu tahun atau
lebih. Pembentukan modal tetap domestik
bruto dapat dibedakan menjadi :
a. Pembentukan modal dalam bentuk.
bangunan/konstruksi terdiri dari
bangunan tempat tinggal dan bukan
tempat tinggal, bangunan /konstruksi
lainnya seperti : jalan, jembatan,
irigasi, pembangkit tenaga listrik,
instalasi, komunikasi dan sebagainya.
b. Pembentukan modal dalam bentuk
mesin-mesin dan alat-alat perleng-
kapan baik yang berasal dari impor
maupun produksi dalam negeri.
c. Penanaman baru untuk tanaman
keras/pembukaan lahan.
d. Penambahan ternak yang khusus
dipelihara untuk diambil susunya,
bulunya, atau dipakai tenaganya dan
lain-lain terkecuali ternak yang untuk
dipotong.
Pembentukan modal tetap bruto atas
dasar harga yang berlaku, diperolah dengan
cara menghitung nilai barang-barang modal
yang masuk ke region dan barang modal yang
masuk antar region atau antar pulau,
ditambah dengan persentase tertentu terhadap
nilai produksi bruto sektor
konstruksi/bangunan.
Perkiraan pembentukan modal tetap
bruto atas dasar harga konstan tahun 1993,
diperoleh dengan cara mendeflate nilai
pembentukan modal tetap bruto (nilai barang
impor) atas dasar harga yang berlaku dengan
Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB)
barang-barang impor, dan dengan IHPB
barang-barang industri untuk barang modal
antar pulau.
2.5 Perubahan Stok
Stok disini mencakup persediaan
barang-barang pada akhir tahun baik berasal
dari pembelian yang akan dipakai sebagai
input pada suatu kegiatan ekonomi atau untuk
dijual lagi, maupun barang yang dihasilkan
oleh unit-unit produksi yang belum dijual,
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2004- 2008
10
baik barang yang sudah jadi maupun yang
sedang dalam proses.
Pemegang stok salah satunya adalah
pemerintah yang berupa stok barang
keperluan strategis seperti bahan pangan yang
kan dikeluarkan ke pasaran pada waktu krisis.
Produsen dan pedagang juga merupakan
pemegang stok. Stok pada produsen pada
umumnya berupa bahan mentah, barang-
barang atau alat-alat yang diproduksi tetapi
masih dalam proses atau barang-barang yang
belum dipasarkan.
Perubahan stok pada suatu tahun
diperoleh dari seluruh nilai stok pada akhir
tahun dikurangi dengan seluruh nilai stok
pada awal tahun yang bersangkutan (pada
awal tahun yang bersangkutan ). Dalam
menghitung perubahan stok dapat dilakukan
dengan dua metode yakni :
1. Metode Langsung
Nilai stok diperoleh dari setiap
kegiatan dan jenis barang yang
dikumpulkan melalui sensus dan
survei. Berdasarkan laporan neraca
keuangan perusahaan dari hasil survei
tahunan diperoleh nilai stok pada awal
tahun dan akhir tahun, yang kemudian
dinilai dengan rata-rata harga pasar
pada periode tahun perhitungan
tersebut.
2 Metode Tidak Langsung
(MetodeArus Barang)
Yaitu dengan menghitung stok
awal dan stok akhir dari tiap jenis
barang. Data seperti ini mungkin
tersedia hanya untuk beberapa jenis
barang. Oleh karena itu maka
komponen perubahan stok diestimasi
berdasarkan residual dari PDRB yang
dihitung secara sektoral dikurangi
dengan komponen-komponen yang
sudah dihitung dengan data yang
tersedia.
Perubahan stok penghitungannya
ditaksir sebagai residual karena tidak
tersedianya data yang diperlukan untuk
membuat perkiraan prubahan stok. Dengan
demikian stok merupakan sisa, yaitu PDRB
dikurangi konsumsi rumah tangga, konsumsi
lembaga swasta yang tidak mencari untung,
konsumsi pemerintah, pembentukan modal
tetap bruto dan ekspor neto (ekspor – impor)
baik atas dasar harga berlaku maupun atas
dasar harga konstan.
2.6 Ekspor dan Impor
Ekspor dan impor merupakan kegiatan
transaksi barang dan jasa antara penduduk
suatu daerah dengan daerah lain atau dengan
luar negeri. Kegiatan ekspor impor di tingkat
kabupaten meliputi :
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2004- 2008
11
a. Ekspor dan impor dengan luar negeri.
b. Ekspor dan impor antar daerah
(propinsi/kabupaten/kota)
Dari nilai ekspor dan impor luar negeri
dan antar daerah masing-masing tahun
diperoleh nilai ekspor dan impor atas dasar
harga berlaku.
Nilai ekspor atas dasar harga konstan
2000 diperoleh dengan mendeflate nilai
ekspor atas dasar harga berlaku, dengan
deflator indeks harga perdagangan besar
umum ekspor tanpa minyak. Sedang nilai
impor dideflate dengan indeks harga
perdagangan besar umum kelompok barang-
barang impor.
Nilai barang yang keluar antar daerah
atas dasar harga konstan 2000 diperoleh
dengan cara mendeflate masing-masing
komoditas dengan IHPB umum.
Data mengenai ekspor dan impor luar
negeri diperoleh dari Dinas Perekonomian
Kabupaten. Sedang untuk barang yang keluar
dan masuk antar daerah diperoleh dengan
cara menghitung selisih produksi domestik
dengan konsumsi domestik. Konsumsi
domestik terdiri dari konsumsi rumah tangga
dan konsumsi rumah tangga industri.
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2004 – 2008
12
BAB III
TINJAUAN EKONOMI REGIONAL KABUPATEN GUNUNGKIDUL
MENURUT PDRB PENGGUNAAN
2004 - 2008
Di dalam ekonomi, sebagai suatu kesatuan, pelaku ekonomi dapat diklasifikasikan
menjadi lima kelompok yakni
( Nellis dan Parker,2002) :
1. Rumah Tangga (termasuk lembaga nirlaba)
2. Pemerintah (goverment)
3. Korporasi (firm)
4. Jasa keuangan (financial services)
5. Kelompok luar daerah/luar negeri (foreign)
Masing-masing institusi tersebut berperan sebagai pelaku ekonomi, dimana antar
daerah satu institusi dengan yang lainnya dapat dibedakan berdasarkan fungsi dan
perilakunya dalam sistem perekonmian.
Pada tingkat paling dasar, rumah tangga menyediakan sumber daya berupa faktor-faktor
produksi yang dibutuhkan oleh korporasi untuk memproduksi barang dan jasa. Faktor
produksi tersebut dapat berupa tenaga kerja, tanah dan modal. Sebagai balas jasanya
rumah tangga menerima pemabayaran dari korporasi berupa upah dan gaji, sewa dan
bunga serta keuntungan (profit dan deviden).
Berkebalikan dengan peran rumah tangga, korporasi mempekerjakan dan
memberikan balas jasa atas faktor yang disediakan rumah tangga. Tugas korporasi adalah
memproduksi barang dan jasa yang kemudian dikonsumsi oleh rumah tangga,
pemerintah, korporasi lain dan pasar luar daerah/luar negeri. Korporasi juga memainkan
peran vital dalam pembentukan investasi dalam pengadaan mesin dan peralatan, tanah
dan bangunan serta kapasitas produk lainnya.
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2004 – 2008
13
Gambar 3.1 PDRB menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku & Konstan 2000 Tahun 2008
(Jutaan Rupiah)
-500000
0
500000
1000000
1500000
2000000
2500000
3000000
Berlaku Konstan
Konsumsi RT LNP Pemerrintah PMTB Lainnya
Seperti halnya korporasi, Pemerintah memainkan berbagai peran dalam
perekonomian seperti penyediaan layanan kesehatan, pendidikan, pertahanan dan
keamanan, penegakan hukum dan kegiatan lainnya. Kemudian Pemerintah memberikan
balas jasa berupa upah dan gaji kepada pegawainya yang juga merupakan bagian dari
kelompok rumah tangga. Untuk memenuhi konsumsinya, Pemerintah memerlukan barang
dan jasa konsumsi akhir dari perusahaan. Di bidang pembentukan modal Pemerintah juga
mengeluarkan dana melalui pembangunan jalan baru, bangunan untuk sarana umum
seperti rumah sakit, sekolah yang pada akhirnya pemerintah memungut pajak dari
individu dan perusahaan untuk mendanai konsumsi pemerintah termasuk pembayaran
transfer kepada penduduk yang memerlukan berupa subsidi baik langsung maupun tidak
langsung.
Kelompok jasa keuangan berperan menjalankan fungsi intermediasi keuangan
seperti bank, perusahaan asuransi, dana pensiun dan lain-lain. Institusi ini tidak
memproduksi output secara fisik sehingga mereka biasanya dikelompokkan terpisah dari
korporasi. Peran kelompok ini adalah menyediakan layanan untuk menjembatani antara
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2004 – 2008
14
penabung dan peminjam. Penabung bisa berasal dari rumah tangga, korporasi, pihak
asing dan badan-badan lainnya yang melayanai publik.
Adapun kelompok luar daerah/negeri memberikan sumbangan langsung dalam hal
transaksi ekspor dan impor baik untuk transaksi dengan daerah lain maupun dengan luar
negeri. Selanjutnya, meningkatnya ketergantungan antar daerah/negara karena dampak
globalisasi, perlunya arus investasi dari luar cenderung meningkat. Arus modal ini
berperan menutup kekurangan tabungan domestic untuk pembiayaan investasi dan
belanja konsumsi yang diperlukan penduduk.
Besaran PDRB tahun 2008 meningkat menjadi 5,50 trilyun rupiah dibandingkan
tahun sebelumnya yang mencapai 4,87 trilyun rupiah. Apabila PDRB tahun 2008 dilihat
dari sisi penggunaannya, terlihat bahwa konsumsi yang meliputi konsumsi rumah
tangga, konsumsi pemerintah dan konsumsi lembaga non profit tercatat sebesar 73,94
persen sehingga masih mendominasi, bahkan meningkat dari tahun sebelumnya yang
sedikit labih kecil yaitu 72,29 persen. Sementara sisanya adalah untuk komponen lainnya
seperti pembentukan modal, ekspor dan impor luar daerah.
Pertumbuhan PDRB pada tahun 2008 mencapai 4,39 persen sedikit lebih besar
dari tahun sebelumnya ynag tercatat sebesar 3,91 persen. Menurut jenis penggunaan,
pertumbuhan PDRB tertinggi adalah pengeluaran konsumsi lembaga nirlaba sebesar
20,77 persen diikuti oleh pengeluaran konsumsi Rumah Tangga non makanan dan
pengeluaran konsumsi pemerintah yang masing-masing tercatat sebesar 8,21 persen dan
5,49 persen.
3.1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
Pola konsumsi masyarakat Gunungkidul akan menentukan pemanfaatan
sumber daya daerahnya. Pemanfaatan tersebut akan menjadi optimal apabila kebutuhan
masyarakatnya memperoleh prioritas. Dalam kondisi ekonomi yang masih serba terbatas,
pola konsumsi seharusnya diarahkan agar tidak menjurus pada pola hidup konsumtif dan
berlebihan. Pola konsumsi sebaiknya diarahkan untuk menunjang kegiatan produktif
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2004 – 2008
15
dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia dan mengembangkan potensi yang ada
secara efisien, sehingga tercipta ekonomi yang sehat.
Pada kenyataannya pengeluaran konsumsi masyarakat Gunungkidul terus
meningkat. Hal tersebut ditunjukkan oleh kenaikan riil konsumsi rumah tangga tahun
2008 sekitar 4,62 persen terhadap tahun sebelumnya. Meningkatnya nilai ini disebabkan
karena pendapatan masyarakat yang bergerak naik.
Pengeluaran konsumsi rumah tangga merupakan komponen yang dominan dalam
perekonomian Gunungkidul. Hal ini tercermin dari kontribusi pengeluaran konsumsi
rumah tangga terhadap nilai PDRB. Dari tahun 2004 hingga 2008 sebagian besar PDRB
Gunungkidul digunakan untuk konsumsi rumah tangga dan peranannya cenderung
mengalami kenaikan, yaitu menjadi 48,50 persen dari tahun 2007 sebesar 47,93 persen.
Pada tahun 2008 nilai PDRB digunakan untuk membiayai konsumsi rumah tangga
sebesar 2,67 trilyun rupiah. Pengeluaran konsumsi rumah tangga umumnya didominasi
untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi makanan yang selalu meningkat dari tahun ke
tahun. Pada tahun 2008 pengeluaran untuk konsumsi makanan secara riil meningkat
sebesar 1,84 persen dari tahun 2007, sementara pengeluaran konsumsi non makanan naik
sebesar 8,21 persen.
Dilihat dari harga berlaku, perkembangan konsumsi rumah tangga pada tahun
2004 hingga tahun 2008 selalu bertambah, tahun 2004 sebesar 51,21 persen, tahun 2005
sebesar 68,45 persen, tahun 2006 sebesar 98,25 persen dan pada tahun 2007 sebesar
116,35 dan pada tahun 2008 sebsesar 147,25.
Secara garis besar memang pengeluaran konsumsi rumah tangga masyarakat
Gunungkidul terus meningkat, namun jika dilihat lebih teliti, tampak bahwa secara riil
pada tahun 2004 hingga tahun 2006 selalu mengalami peningkatan setiap tahun dengan
persentase yang menurun, namun pada tahun 2007-2008, persentase peningkatannya
mengalami kenaikan. Pada tahun 2004 untuk pengeluaran konsumsi rumah tangga
meningkat sebesar 1,01 persen dari tahun sebelumnya, sedangkan pada tahun 2005
hanya meningkat sebesar 0,99 persen, hingga pada tahun 2006 meningkat sebesar 0,67
persen. Pada tahun 2007 mengalami kenaikan sebesar 1.87 persen. Sementara pada tahun
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2004 – 2008
16
2008 persentase peningkatan konsumsi rumah tangga secara riil mengalami peningkatan
cukup dratis yaitu sebesar 4,62 persen.
3.2 Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit.
Pengeluaran konsumsi Lembaga Non Profit merupakan pengguna PDRB terkecil
baik dalam kelompok konsumsi maupun pada komponen penggunaan PDRB secara
keseluruhan. Konsumsi Lembaga non profit adalah nilai penggunaan barang dan jasa
oleh lembaga swasta formal ataupun non formal dalam rangka menyediakan jasa sosial
kemasyarakatan bagi anggotanya.
Komponen ini seperti halnya dengan konsumsi rumah tangga peranannya
meningkat dalam perekonomian Gunungkidul., tetapi dari tahun ke tahun kontribusi
pengeluaran konsumsi lembaga non profit adalah sangat kecil berkisar antara 0,40 persen
hingga 1,00 persen terhadap perekonomian secara makro.
3.3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
Anggaran Pembangunan harus diarahkan untuk menunjang kegiatan masyarakat
dengan menyediakan prasarana dan sarana yang dibutuhkan masyarakat terutama yang
memiliki potensi untuk segera berkembang lebih diprioritaskan.
Pada tahun 2008, pengeluaran konsumsi pemerintah mempunyai peranan sekitar
24,48 persen dari besaran PDRB yang tercipta di Kabupaten Gunungkidul. Besar
kecilnya pengeluaran konsumsi pemerintah dipengaruhi oleh belanja pegawai, belanja
barang dan belanja pemerintah lainnya. Dari ketiga komponen tersebut yang paling
dominan dalam menentukan besarnya pengeluaran konsumsi pemerintah adalah belanja
pegawai.
Di Kabupaten Gunungkidul persentase belanja pegawai terhadap konsumsi
pemerintah pada tahun 2008 mencapai sekitar 58,15 persen. Sedangkan belanja barang
merupakan komponen kedua yang menentukan besarnya pengeluaran konsumsi
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2004 – 2008
17
pemerintah. Persentase belanja barang dan jasa terhadap pengeluaran konsumsi ini
selama periode yang sama sekitar 12,07 persen.
0
200.000
400.000
600.000
800.000
1.000.000
1.200.000
1.400.000
2004 2005 2006r 2007* 2008**
Gambar 3.2 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Tahun 2004-2008 (Jutaan Rupiah)
Seperti halnya konsumsi rumah tangga dan lembaga non profit, konsumsi
pemerintah atas dasar harga berlaku pada tahun 2008 juga mengalami kenaikan yaitu
menjadi 1.346,71 milyar rupiah atau meningkat 17,33 persen terhadap tahun sebelumnya.
Sedangkan bila berdasarkan harga konstan meningkat 5,49 persen menjadi 532,192
milyar dibanding tahun sebelumnya.
Pengeluaran untuk konsumsi pemerintah dari tahun 2004 sampai dengan tahun
2008 selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya.
3.4 Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)
Salah satu faktor yang sangat penting dalam rangka untuk mengem-bangkan
perekonomian suatu daerah/ wilayah adalah investasi. Investasi merupakan salah satu
komponen PDRB. Menurut teori “Harold Domar” adalah semakin tinggi investasi yang
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2004 – 2008
18
ditanamkan, maka semakin besar output/PDRB yang dapat dihasilkan dan akan
mengakibatkan tingginya pertumbuhan ekonomi suatu daerah/wilayah.
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dan Perubahan stok dapat juga
dikatakan investasi, meskipun ada sebagian komponen perubahan stok yang bukan
investasi. Investasi yang dimaksud disini adalah investasi dalam bentuk barang modal
berupa bangunan/konstruksi, mesin-mesin dan perlengkapannya. Barang modal tersebut
merupakan peralatan yang digunakan untuk berproduksi berupa barang maupun jasa.
Rata-rata kontribusi PMTB terhadap PDRB atas dasar harga berlaku selama tahun 2004-
2008 adalah sebesar 24,55 persen per tahun. Pada tahun 2004 kontribusinya 20,18 persen
kemudian pada tahun 2005 menjadi 21,43 persen, pada tahun 2006 naik menjadi 25,07
persen dan tahun 2007 naik memjadi 26,64 persen, serta pada tahun 2008 kembali
mengalami kenaikan menjadi 27,90 persen.
Gambar 3.3 Kontribusi PMTB Terhadap PDRB Tahun 2004-2008 (Persen)
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
2004 2005 2006r 2007* 2008**
Berlaku Konstan
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2004 – 2008
19
PMTB memang cenderung meningkat setiap tahun. Pada tahun 2005 tejadi
peningkatan dari 683,987 milyar menjadi 826,299 milyar. Sedangkan pada tahun 2006
meningkat cukup tinggi yaitu sebesar 33,87 persen menjadi 1.106,148 milyar
dibandingkan pada tahun 2005. Pada tahun 2007 naik lagi menjadi 1.298,028 milyar dan
pada tahun 2008 kembali mengalami kenaikan sebesar 18,25 persen menjadi 1.534,880
milyar dibanding tahun 2007.
Salah satu keterkaitan (korelasi) antara PDRB dengan investasi yang dalam
kaitan ini disebut PMTB dikenal dengan Incremental Capital Output Ratio (ICOR).
ICOR menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi relatif akibat adanya investasi. Semakin
tinggi ICOR memberikan indikasi terjadinya inefisiensi dalam penggunaan investasi.
Ukuran ini merupakan rasio (perbandingan) antara nilai PMTB dengan tambahan PDRB
pada satu tahun atau periode waktu tertentu di suatu wilayah yang dihitung dengan harga
konstan 2000
Pada tahun 2008 ICOR tahunan turun dari 5,43 pada tahun 2007 menjadi 4,87.
Selama periode tahun 2004 - 2008 ICOR tahunan nilainya antara 4,71 – 5,80. Selama
2004-2008 besaran ICOR mengalami fluktuasi, yakni 5,80 pada tahun 2004, turun
menjadi 4,71 pada tahun 2005, kemudian naik menjadi 5,63 pada tahun 2006, kemudian
pada tahun 2007 turun kembali menjadi 5,43 dan terakhir turun lagi di tahun 2008
menjadi 4,87. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2008 ini untuk meningkatkan satu
unit PDRB dibutuhkan investasi yang sedikit lebih kecil dari tahun 2007. Sedangkan
ICOR periode 2004-2008 mencapai 5,29 sehingga dapat disimpulkan bahwa selama
periode tersebut rata-rata dibutuhkan 5,38 unit investasi untuk meningkatkan 1 unit
PDRB.
3.5 Komponen Lainnya
Khusus untuk komponen perubahan stok, ekspor dan impor baik luar negri
maupun antar wilayah kontribusi dan pertumbuhannya tidak diperhitungkan karena masih
belum tersedianya data yang cukup memadai untuk diestimasi. Komponen-komponen
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2004 – 2008
20
tersebut diatas estimasinya merupakan sisa / residual dari total PDRB (baik atas dasar
harga berlaku maupun konstan 2000), sehingga belum bisa dijadikan bahan analisis.
21
2004 2005 2006r 2007* 2008**(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Konsumsi 2,282,589 2,596,537 3,106,023 3,521,891 4,067,909
I.1. Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 1,631,992 1,818,063 2,139,654 2,335,030 2,668,545
a. Makanan 891,620 992,078 1,155,410 1,266,439 1,421,876
b. Bukan Makanan 740,372 825,985 984,244 1,068,591 1,246,669
I.2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 635,617 755,636 935,839 1,147,809 1,346,710
I.3. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 14,980 22,838 30,530 39,052 52,654
II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 683,987 826,299 1,106,148 1,298,028 1,534,880
III. Lainnya 423,233 432,256 200,673 52,204 -100,581
Produk Domestik Regional Bruto 3,389,809 3,855,092 4,412,844 4,872,123 5,502,208
r) angka diperbaiki*) angka sementara**) angka sangat sementara
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2004 -2008
Jenis PenggunaanTahun
Tabel 1.Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul
menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2004 - 2008(Jutaan Rupiah)
22
2004 2005 2006r 2007* 2008**(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Konsumsi 1,599,010 1,635,723 1,674,588 1,743,466 1,831,586
I.1. Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 1,177,042 1,188,720 1,196,725 1,219,156 1,275,462
a. Makanan 676,074 680,983 682,226 688,001 700,683
b. Bukan Makanan 500,968 507,737 514,499 531,155 574,779
I.2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 411,290 432,237 460,647 504,494 532,192
I.3. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 10,678 14,766 17,216 19,816 23,932
II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 502,633 533,460 586,252 600,988 628,653
III. Lainnya 511,595 557,206 569,743 596,834 610,059
Produk Domestik Regional Bruto 2,613,238 2,726,389 2,830,583 2,941,288 3,070,298
r) angka diperbaiki*) angka sementara**) angka sangat sementara
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2004 -2008
Tabel 2.Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul
Jenis PenggunaanTahun
menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004 - 2008(Jutaan Rupiah)
23
2004 2005 2006r 2007* 2008**(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Konsumsi 67.34 67.35 70.39 72.29 73.93
I.1. Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 48.14 47.16 48.49 47.93 48.50
a. Makanan 26.30 25.73 26.18 25.99 25.84
b. Bukan Makanan 21.84 21.43 22.30 21.93 22.66
I.2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 18.75 19.60 21.21 23.56 24.48
I.3. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 0.44 0.59 0.69 0.80 0.96
II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 20.18 21.43 25.07 26.64 27.90
III. Lainnya 12.49 11.21 4.55 1.07 -1.83
Produk Domestik Regional Bruto 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
r) angka diperbaiki*) angka sementara**) angka sangat sementara
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2004 -2008
Tabel 3.Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul
menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2004 - 2008 (Persen)
Jenis PenggunaanTahun
24
2004 2005 2006r 2007* 2008**(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Konsumsi 61.19 60.00 59.16 59.28 59.65
I.1. Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 45.04 43.60 42.28 41.45 41.54
a. Makanan 25.87 24.98 24.10 23.39 22.82
b. Bukan Makanan 19.17 18.62 18.18 18.06 18.72
I.2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 15.74 15.85 16.27 17.15 17.33
I.3. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 0.41 0.54 0.61 0.67 0.78
II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 19.23 19.57 20.71 20.43 20.48
III. Lainnya 19.58 20.44 20.13 20.29 19.87
Produk Domestik Regional Bruto 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
r) angka diperbaiki*) angka sementara**) angka sangat sementara
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2004 -2008
Tabel 4.Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004 - 2008 (Persen)
Jenis PenggunaanTahun
25
2004 2005 2006r 2007* 2008**(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Konsumsi 162.17 184.47 220.67 250.22 289.01
I.1. Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 151.21 168.45 198.25 216.35 247.25
a. Makanan 142.45 158.50 184.59 202.33 227.16
b. Bukan Makanan 163.31 182.19 217.10 235.71 274.99
I.2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 196.04 233.05 288.63 354.00 415.35
I.3. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 372.20 567.44 758.56 970.31 1308.27
II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 185.96 224.66 300.74 352.91 417.31
III. Lainnya 82.27 84.02 39.01 10.15 -19.55
Produk Domestik Regional Bruto 148.04 168.36 192.72 212.78 240.29
r) angka diperbaiki*) angka sementara**) angka sangat sementara
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2004 -2008
Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten GunungkidulTabel 5.
menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2004-2008(Persen)
Jenis PenggunaanTahun
26
2004 2005 2006r 2007* 2008**(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Konsumsi 113.59 116.20 118.96 123.86 130.12
I.1. Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 109.06 110.14 110.88 112.96 118.18
a. Makanan 108.01 108.80 108.99 109.92 111.94
b. Bukan Makanan 110.50 112.00 113.49 117.16 126.78
I.2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 126.85 133.31 142.07 155.59 164.14
I.3. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 265.31 366.88 427.76 492.36 594.63
II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 136.66 145.04 159.39 163.40 170.92
III. Lainnya 99.47 108.34 110.77 116.04 118.61
Produk Domestik Regional Bruto 114.13 119.07 123.62 128.45 134.09
r) angka diperbaiki*) angka sementara**) angka sangat sementara
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2004 -2008
Tabel 6.Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul
menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004 - 2008(Persen)
Jenis PenggunaanTahun
29
2004 2005 2006r 2007* 2008**(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Konsumsi 142.75 158.74 185.48 202.01 222.10
I.1. Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 138.65 152.94 178.79 191.53 209.22
a. Makanan 131.88 145.68 169.36 184.08 202.93
b. Bukan Makanan 147.79 162.68 191.30 201.18 216.90
I.2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 154.54 174.82 203.16 227.52 253.05
I.3. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 140.29 154.67 177.34 197.07 220.02
II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 136.08 154.89 188.68 215.98 244.15
III. Lainnya 82.73 77.58 35.22 8.75 -16.49
Produk Domestik Regional Bruto 129.72 141.40 155.90 165.65 179.21
r) angka diperbaiki*) angka sementara**) angka sangat sementara
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2004 -2008
Tabel 9.Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul
menurut Penggunaan Tahun 2004 - 2008 (Persen)
Jenis PenggunaanTahun
30
2004 2005 2006r 2007* 2008**(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Konsumsi 126.62 111.20 116.85 108.91 109.95
I.1. Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 126.09 110.31 116.90 107.12 109.24
a. Makanan 120.81 110.46 116.25 108.69 110.24
b. Bukan Makanan 133.03 110.08 117.59 105.17 107.81
I.2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 126.83 113.12 116.21 111.99 111.22
I.3. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 127.38 110.25 114.66 111.13 111.64
II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 122.25 113.83 121.81 114.47 113.04
III. Lainnya 90.02 93.77 45.40 24.83 (188.49)
Produk Domestik Regional Bruto 120.41 109.01 110.25 106.25 108.19
r) angka diperbaiki*) angka sementara**) angka sangat sementara
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2004 -2008
Jenis PenggunaanTahun
Tabel 10.Indeks Implisit Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul
menurut Penggunaan Tahun 2004 - 2008(Persen)
27
2004 2005 2006r 2007* 2008**(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Konsumsi 110.57 113.75 119.62 113.39 115.50
I.1. Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 106.99 111.40 117.69 109.13 114.28
a. Makanan 106.24 111.27 116.46 109.61 112.27
b. Bukan Makanan 107.91 111.56 119.16 108.57 116.66
I.2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 120.75 118.88 123.85 122.65 117.33
I.3. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 119.10 152.46 133.68 127.91 134.83
II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 124.62 120.81 133.87 117.35 118.25
III. Lainnya 89.02 102.13 46.42 26.01 -192.67
Produk Domestik Regional Bruto 109.75 113.73 114.47 110.41 112.93
r) angka diperbaiki*) angka sementara**) angka sangat sementara
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2004 -2008
Tabel 7.Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul
menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2004 - 2008 (Persen)
Jenis PenggunaanTahun
28
2004 2005 2006r 2007* 2008**(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Konsumsi 102.52 102.30 102.38 104.11 105.05
I.1. Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 101.01 100.99 100.67 101.87 104.62
a. Makanan 100.68 100.73 100.18 100.85 101.84
b. Bukan Makanan 101.45 101.35 101.33 103.24 108.21
I.2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 106.86 105.09 106.57 109.52 105.49
I.3. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 112.33 138.28 116.59 115.10 120.77
II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 115.10 106.13 109.90 102.51 104.60
III. Lainnya 96.50 108.92 102.25 104.75 102.22
Produk Domestik Regional Bruto 103.43 104.33 103.82 103.91 104.39
r) angka diperbaiki*) angka sementara**) angka sangat sementara
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2004 -2008
Tabel 8.Indek Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004 - 2008
(Persen)
Jenis PenggunaanTahun
31
2004 2005 2006r 2007* 2008**(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Konsumsi 10.57 13.75 19.62 13.39 15.50
I.1. Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 6.99 11.40 17.69 9.13 14.28
a. Makanan 6.24 11.27 16.46 9.61 12.27
b. Bukan Makanan 7.91 11.56 19.16 8.57 16.66
I.2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 20.75 18.88 23.85 22.65 17.33
I.3. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 19.10 52.46 33.68 27.91 34.83
II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 24.62 20.81 33.87 17.35 18.25
III. Lainnya -10.98 2.13 -53.58 -73.99 -292.67
Produk Domestik Regional Bruto 9.75 13.73 14.47 10.41 12.93
r) angka diperbaiki*) angka sementara**) angka sangat sementara
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2004 -2008
Tabel 11.Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul
menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2004 - 2008( Persen )
Jenis PenggunaanTahun
32
2004 2005 2006r 2007* 2008**(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Konsumsi 2.52 2.30 2.38 4.11 5.05
I.1. Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 1.01 0.99 0.67 1.87 4.62
a. Makanan 0.68 0.73 0.18 0.85 1.84
b. Bukan Makanan 1.45 1.35 1.33 3.24 8.21
I.2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 6.86 5.09 6.57 9.52 5.49
I.3. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 12.33 38.28 16.59 15.10 20.77
II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 15.10 6.13 9.90 2.51 4.60
III. Lainnya -3.50 8.92 2.25 4.75 2.22
Produk Domestik Regional Bruto 3.43 4.33 3.82 3.91 4.39
r) angka diperbaiki*) angka sementara**) angka sangat sementara
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2004 -2008
Tabel 12.Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul
menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004 - 2008( Persen )
Jenis PenggunaanTahun
33
2004 2005 2006r 2007* 2008**(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Konsumsi 3.360 3.810 4.545 5.140 5.923
I.1. Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 2.402 2.668 3.131 3.408 3.886
a. Makanan 1.312 1.456 1.691 1.848 2.070
b. Bukan Makanan 1.090 1.212 1.440 1.560 1.815
I.2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 0.936 1.109 1.369 1.675 1.961
I.3. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 0.022 0.034 0.045 0.057 0.077
II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 1.007 1.212 1.618 1.894 2.235
III. Lainnya 0.623 0.634 0.294 0.076 -0.146
Produk Domestik Regional Bruto 4.989 5.656 6.457 7.110 8.012
r) angka diperbaiki*) angka sementara**) angka sangat sementara
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2004 -2008
Produk Domestik Regional Bruto Perkapita Kabupaten Gunungkidulmenurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2004 - 2008
(Jutaan Rupiah)
Jenis PenggunaanTahun
Tabel 13.
34
2004 2005 2006r 2007* 2008**(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Konsumsi 2.353 2.400 2.450 2.544 2.667
I.1. Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 1.732 1.744 1.751 1.779 1.857
a. Makanan 0.995 0.999 0.998 1.004 1.020
b. Bukan Makanan 0.737 0.745 0.753 0.775 0.837
I.2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 0.605 0.634 0.674 0.736 0.775
I.3. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 0.016 0.022 0.025 0.029 0.035
II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 0.740 0.783 0.858 0.877 0.915
III. Lainnya 0.753 0.818 0.834 0.871 0.888
Produk Domestik Regional Bruto 3.846 4.000 4.142 4.293 4.471
r) angka diperbaiki*) angka sementara**) angka sangat sementara
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2004 -2008
Jenis PenggunaanTahun
(Jutaan Rupiah)
Tabel 14.Produk Domestik Regional Bruto Perkapita Kabupaten Gunungkidul
menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004 - 2008