22
PRODUK TURUNAN IKAN Tugas Kelompok diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Alat Mesin Pertanian Dosen Prngampu: Ibu Puji Rahmawati S.TP, M.Si Disusun oleh: Asri Najmi Fathillah NIM. 1000664 Dea Aisyah Rusmawati NIM. 1005384 Gibran Sapta Wigoena NIM. 1003090 Gita Hardiyanti NIM. 1003106 Rere Garet Rustawan NIM. 1000732 Yatin Dwi Rahayu NIM. 1006578 Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung 2012

PRODUK TURUNAN IKAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Ikan sebagai komoditi utama di sub sektor perikanan merupakan salahsatu bahan pangan yang kaya protein. Namun demikian, ikan merupakan komoditiyang cepat mengalami pembusukan (perishable food). Pembusukan disebabkan oleh enzim, baik dari ikan itu sendiri maupun mikroba dan proses ketengikan (rancidity).

Citation preview

Page 1: PRODUK TURUNAN IKAN

PRODUK TURUNAN IKAN

Tugas Kelompok

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas

mata kuliah Alat Mesin Pertanian

Dosen Prngampu:

Ibu Puji Rahmawati S.TP, M.Si

Disusun oleh:

Asri Najmi Fathillah NIM. 1000664

Dea Aisyah Rusmawati NIM. 1005384

Gibran Sapta Wigoena NIM. 1003090

Gita Hardiyanti NIM. 1003106

Rere Garet Rustawan NIM. 1000732

Yatin Dwi Rahayu NIM. 1006578

Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia Bandung 2012

Page 2: PRODUK TURUNAN IKAN

Pendahuluan

Ikan sebagai komoditi utama di sub sektor perikanan merupakan salahsatu

bahan pangan yang kaya protein. Namun demikian, ikan merupakan komoditi

yang cepat mengalami pembusukan (perishable food). Pembusukan disebabkan

oleh enzim, baik dari ikan itu sendiri maupun mikroba dan proses ketengikan

(rancidity). Kadar air ikan segar yang tinggi mempercepat proses

perkembangbiakan mikroorganisme pembusuk yang terdapat di dalamnya.

Daya tahan ikan segar yang tidak lama, menjadi kendala dalam usaha

perluasan pemasaran hasil perikanan. Bahkan sering menimbulkan kerugian besar

pada saat produksi ikan melimpah. Oleh karena itu, sejak lama masyarakat

berusaha melakukan berbagai macam proses pengolahan pascapanen ikan guna

meminimalkan kendala tersebut. Pada dasarnya proses pengolahan pascapanen

ikan bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam daging ikan. Penurunan kadar

air ini bisa menghambat perkembangbiakan mikroorganisme. dalam daging ikan

sehingga produk olahan ikan akan memiliki daya tahan lebih lama dibandingkan

daging ikan segarnya. Terdapat bermacam-macam cara pengolahan pascapanen

ikan, mulai dari cara tradisional sampai modern. Produk yang kami ambil adalah

ikan sarden, ikan bandeng dan ikan balita goreng.

Penanganan bahan yang harus diperhatikan sebelum ikan diolah adalah

1. Ikan masih terasa segar, khas bau ikan.

2. Sisik Masih utuh, melekat kuat, tidak terkelupas, tertutup lender bening.

3. Mata atau kornea bening & agak menonjol atau cembung.

4. Insang berwarna merah sampai merah tua, cemerlang, tidak berbau.

5. Kulit cemerlang, warnanya kontras & tidak pudar.

6. Daging masih elastis, apabila ditekan segera kembali.

Page 3: PRODUK TURUNAN IKAN

Pembahasan

Ikan Sarden

A. Spesifikasi Produk

Salah satu produk industri ikan yang banyak ditemukan di pasaran adalah

ikan kaleng (Sardines) kemasan. Ikan yang digunakan untuk produk ikan kaleng

(Sardines) kemasan ini ada bermacam-macam antara lain ikan Sarden, ikan Tuna,

ikan Kembung, ikan Kakap dan ikan Salam.

Gambar 1. Produk ikan sarden

Sarden adalah ikan laut dari family Clupeidae yang cocok digunakan

sebagai makanan yang dihidangkan dengan saus cabe atau saus tomat. Ikan sarden

merupakan jenis ikan dengan asam lemak omega 3 tertinggi dari semua jenis ikan.

Disini sarden yang digunakan sarden merk maya® dengan berat 425 g dengan isi

ikan sebanyak 4 ekor.

B. Alat dan Bahan

1. Alat Mesin

Alat mesin yang digunakan dalam proses pembuatan ikan sarden yaitu

gunting, mesin pencucian (rotary) mesin penirisan (decanting), mesin penghampa

(Exhaust box), mesin pengisi saus dan minyak sayur (filler), mesin penutup

kaleng (double seamer), mesin sterilisasi (retort) dan ada alat mesin penunjang

yaitu mesin pencetak tanggal kadaluwarsa (jet print) dan conveyor kaleng.

Page 4: PRODUK TURUNAN IKAN

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam pembuatan ik

Adapun bahan penunjang yaitu

C. Diagram Alir Pembuatan Ikan Sarden

Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan Produk Ikan sarden

1. Pengadaaan Bahan Baku Ikan Segar

Ikan yang digunakan sebagai bahan baku umumnya tergolong ikan pelagis

ukuran kecil yang hidup bergerombol seperti ikan Lemuru, ikan Sardin, ikan

Tamban, ikan Balo, dan ikan Layang.

2. Pengguntingan (

Tahapan pertama disebut dengan pengguntingan (

adalah gunting besi. Ikan digunting pada bagian pre dorsal (dekat dengan kepala)

kebawah kemudian sedikit ditarik untuk mengeluarkan isi perut

pengguntingan juga dilakukan sortasi. Bahan baku ikan disortasi dari

ikan yang lain dan dari sampah serta serpihan karang yang ikut terbawa saat

proses penangkapan ikan. Ikan yang sudah digunting ditempatkan dalam

bahan baku

sterilisasi

pendinginan

Bahan yang digunakan dalam pembuatan ikan sarden yaitu

Adapun bahan penunjang yaitu saus tomat, saus cabai dan minyak sayur.

Diagram Alir Pembuatan Ikan Sarden

Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan Produk Ikan sarden

Pengadaaan Bahan Baku Ikan Segar

Ikan yang digunakan sebagai bahan baku umumnya tergolong ikan pelagis

ukuran kecil yang hidup bergerombol seperti ikan Lemuru, ikan Sardin, ikan

Tamban, ikan Balo, dan ikan Layang.

Pengguntingan (cutting)

Tahapan pertama disebut dengan pengguntingan (cutting) alat yang digunakan

adalah gunting besi. Ikan digunting pada bagian pre dorsal (dekat dengan kepala)

kebawah kemudian sedikit ditarik untuk mengeluarkan isi perut.

pengguntingan juga dilakukan sortasi. Bahan baku ikan disortasi dari

ikan yang lain dan dari sampah serta serpihan karang yang ikut terbawa saat

proses penangkapan ikan. Ikan yang sudah digunting ditempatkan dalam

penyiangan Pencucian

pembumbuanPenutupan kaleng

pengepakanproduk

sarden kaleng

an sarden yaitu Ikan sarden.

saus tomat, saus cabai dan minyak sayur.

Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan Produk Ikan sarden

Ikan yang digunakan sebagai bahan baku umumnya tergolong ikan pelagis

ukuran kecil yang hidup bergerombol seperti ikan Lemuru, ikan Sardin, ikan

) alat yang digunakan

adalah gunting besi. Ikan digunting pada bagian pre dorsal (dekat dengan kepala)

. Dalam tahapan

pengguntingan juga dilakukan sortasi. Bahan baku ikan disortasi dari campuran

ikan yang lain dan dari sampah serta serpihan karang yang ikut terbawa saat

proses penangkapan ikan. Ikan yang sudah digunting ditempatkan dalam

Pengisian

Precooking

Page 5: PRODUK TURUNAN IKAN

keranjang plastik kecil. Setelah keranjang penuh, ikan dimasukkan dalam mesin

rotary untuk dilakukan proses pencucian.

Gambar 3. Penyiangan atau pengguntingan bahan baku

3. Pengisian (Filling)

Ikan yang keluar dari mesin rotary ditampung dalam keranjang plastik, lalu

dibawa ke meja pengisian untuk diisikan kedalam kaleng. Diatas meja pengisian

terdapat pipa air yang digunakan untuk melakukan pencucian ulang sebelum ikan

diisikan kedalam kaleng. Posisi ikan didalam kaleng diatur, misalnya untuk

membuat produk kaleng kecil setelah penghitungan rendemen ditentukan bahwa

jumlah ikan yang diisikan kedalam kaleng adalah 4 ekor ikan. Ikan-ikan tersebut

diisikan dalam kaleng dengan posisi 2 buah pangkal ekor menghadap kebawah

dan 2 ekor lagi menghadap keatas.

Gambar 4. Pengisian ikan

Page 6: PRODUK TURUNAN IKAN

4. Pemasakan Awal (Pree Cooking)

Dengan bantuan conveyor kaleng yang sudah terisi ikan masuk kedalam

exhaust box yang panjangnya ±12 m, di dalam exhaust box ikan dimasak dengan

menggunakan uap panas yang dihasilkan oleh boiler. Suhu yang digunakan

±800C, proses pree cooking ini berlangsung selama ±10 menit. Setelah proses

pemasakan selesai produk keluar dari exhaust box dilanjutkan dengan tahapan

selanjutnya yaitu penirisan (decanting).

5. Penghampaan (Exhausting).

Penghampaan dilakukan dengan menambahkan medium pengalengan berupa

saus cabai atau saus tomat dan minyak sayur (vegetable oil). Suhu saus dan

minyak sayur yang digunakan adalah ±80 0C. Pengisian saus dilakukan secara

mekanis dengan menggunakan filler. Pada prinsipnya proses penghampaan ini

dapat dilakukan melalui 2 macam cara, biasanya pabrik berskala kecil exhausting

dilakukan dengan cara melakukan pemanasan pendahuluan terhadap produk,

kemudian produk tersebut diisikan kedalam kaleng dalam keadaan panas dan

wadah ditutup, juga dalam keadaan masih panas. Untuk beberapa jenis produk,

exhausting dapat pula dilakukan dengan cara menambahkan medium pengalengan

misalnya air, sirup, saus, minyak, atau larutan garam mendidih. Sedangkan, pabrik

pengalengan berskala besar melakukanexhausting dengan cara mekanis, dan

dinamakan pengepakan vakum (vacuum packed). Cara kerjanya adalah menarik

oksigen dan gas-gas lain dari dalam kaleng dan kemudian segera dilakukan

penutupan wadah.

Page 7: PRODUK TURUNAN IKAN

Gambar 5. Proses penghampaan produk

6. Penutupan Wadah Kaleng (Seaming)

Penutupan wadah kaleng dilakukan dengan menggunakan double seamer

machine. Double seamer untuk kemasan kaleng kotak dioprasikan dengan

kecepatan penutupan 84 kaleng permenit (kecepatan maximum 200 kaleng

permenit), double seamer untuk kaleng kecil dioperasikan dengan kecepatan

penutupan 375 kaleng permenit (kecepatan maximum 500 kaleng permenit)

sedangkan untuk double seamer kaleng besar dioperasikan dengan kecepatan 200

kaleng permenit (kecepatan maximum 500 kaleng permenit). Tutup kaleng yang

dipakai adalah tutup kaleng yang sudah terlebih dahulu diberi kode tanggal

kedaluwarsa diruang jet print.

Gambar 6. Proses Penutupan Kaleng

Page 8: PRODUK TURUNAN IKAN

7. Sterilisasi (Processing)

Sterilisasi dilakukan dengan menggunakan retort. Dalam satu kali proses

sterilisasi dapat mensterilkan 4 keranjang besi produk ikan kalengan atau setara

dengan ±6.800 kaleng kecil atau 3.400 kaleng besar. Suhu yang digunakan antara

115 – 1170C dengan tekanan 0,8 atm, selama 85 menit jika yang disterilisasi

adalah kaleng kecil dan 105 menit untuk kaleng besar. Sterilisasi dilakukan

dengan memasukkan keranjang besi kedalam menggunakan bantuan rel.

Sterilisasi dilakukan tidak hanya bertujuan untuk menghancurkan mikroba

pembusuk dan pathogen, tetapi berguna untuk membuat produk menjadi cukup

masak, yaitu dilihat dari penampilan, tekstur dan cita rasanya sesuai dengan yang

diinginkan.

Gambar 7. Proses sterilisasi

8. Pendinginan dan Pengepakan.

Ikan kalengan yang sudah disterilisasi dikeluarkan dari dalam retort,

kemudian diangkat dengan katrol untuk didinginkan dalam bak pendinginan

bervolume 16.5 m3 yang diisi dengan air yang mengalir. Pendinginan dilakukan

selama 15 menit. Produk setelah didinginkan diistirahatkan terlebih dahulu

ditempat pengistirahatan (Rested area) untuk menunggu giliran pengepakan

(packing). Packing diawali dengan aktivitas pengelapan untuk membersihkan sisa

air proses pendinginan, setelah itu produk dimasukkan kedalam karton.

Page 9: PRODUK TURUNAN IKAN

Gambar 8. Proses pengepakan

D. Limbah

Dari proses pembuatan sarden, limbah yang dihasilkan berupa limbah padat

dan limbah cair. Limbah padat terdiri dari kaleng, kardus, kepala dan isi perut

ikan sedangkan yang termasuk limbah cair yaitu saus dan minyak yang tercecer,

air pencucian, dan air sisa sterilisasi.

E. Perubahan Produk

Perubahan produk ketika proses pembuatan salah satunya tekstur produk

menjadi lunak ini akibat suhu tinggi pada proses sterilisasi. Pemusnahan

mikroorganisme dengan pemanasan pada pengalengan ikan pada prinsipnya

menyebabkan denaturasi protein, serta menonaktifkan enzim yang membantu

proses metabolisme.

Page 10: PRODUK TURUNAN IKAN

Ikan Bandeng Presto Juwana

A. Spesifikasi Produk

Gambar 9. Produk ikan bandeng juwana

Bandeng presto merupakan salah satu produk diversifikasi pengolahan hasil

perikanan terutama sebagai modifikasi pemindangan. Produk ini hampir sama

dengan pindang bandeng, tetapi mempunyai kelebihan yaitu tulang dan duri ekor

sampai kepala terasa lunak dan dapat dimakan tanpa menimbulkan gangguan duri

pada mulut. Teknologi pengolahan bandeng presto mempunyai fungsi sebagai

upaya untuk nendapatkan produk perikanan yang dapat dikonsumsi

keseluruhannya tanpa takut terkena duri dan tulang yang sudah lunak serta

mempunyai nilai rasa yang khas. Tujuan pengolahan bandeng presto adalah untuk

mendapatkan produk akhir yang awet, berduri dan bertulang lunak sehingga

digemari oleh masyarakat.

Bandeng dalam sangkar harga perkilo Rp 60.500 dengan isi 4-5 ekor, bandeng

duri lunak (Rp 42.500-Rp 48.500), Bandeng vacuum (Rp 48.500-Rp 52.500).

Umumnya bandeng bertahan 2-4 hari. Tapi khusus bandeng vacuum bias bertahan

3 bulan.

Page 11: PRODUK TURUNAN IKAN

B. Alat dan Bahan

1. Alat mesin

Alat yang digunakan dalam proses pembuatan adalah Autoclave dan kompor gas

Adapun alat penunjang dalam proses pembuatan yaitu timbangan elektrik,

baskom, blender, rak besi, freezer

2. Bahan

Bahan baku bandeng presto yaitu ikan bandeng segar. Bahan pelengkap

bandeng presto terdiri dari

ketumbar, kemiri, air, daun jeruk purut, daun salam , garam dapur , cabai, asam

(tanpa biji) dan penyedap rasa.

C. Diagram Alir Pembuatan Bandeng Presto

Gambar 10. Diagram alir pembuatan bandeng presto

1. Penyiangan

Ikan dibelah dari punggung kemudian diteruskan sampai insang dan kepala

tetapi jangan sampai putus, seperti pembelahan bentuk “butterfly”. Kemudian isi

perut diambil dengan jari tangan. Insang tidak dibuang tetapi cukup dicuci sampai

bersih. Hal ini dilakukan agar kepala tidak kempes setelah direbus. Isi perut dan

kotoran-kotoran lainnya ditampung dalam ember kecil. Penyiangan dilakukan

Bahan Baku

Pemasakan 1-1,5 Jam

Pendinginan

Alat yang digunakan dalam proses pembuatan adalah Autoclave dan kompor gas

Adapun alat penunjang dalam proses pembuatan yaitu timbangan elektrik,

baskom, blender, rak besi, freezer atau ruang pendingin.

baku bandeng presto yaitu ikan bandeng segar. Bahan pelengkap

bandeng presto terdiri dari bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, lengkuas,

ketumbar, kemiri, air, daun jeruk purut, daun salam , garam dapur , cabai, asam

(tanpa biji) dan penyedap rasa.

Diagram Alir Pembuatan Bandeng Presto

Gambar 10. Diagram alir pembuatan bandeng presto

Ikan dibelah dari punggung kemudian diteruskan sampai insang dan kepala

tetapi jangan sampai putus, seperti pembelahan bentuk “butterfly”. Kemudian isi

perut diambil dengan jari tangan. Insang tidak dibuang tetapi cukup dicuci sampai

bersih. Hal ini dilakukan agar kepala tidak kempes setelah direbus. Isi perut dan

kotoran lainnya ditampung dalam ember kecil. Penyiangan dilakukan

Bahan Baku PenyianganPencucian

4-5 X

Pelumuran Bumbu

Penyusunan Ikan

Pemasakan 1,5 Jam

Pendinginan Pengemasan Bandeng Presto

Alat yang digunakan dalam proses pembuatan adalah Autoclave dan kompor gas.

Adapun alat penunjang dalam proses pembuatan yaitu timbangan elektrik,

baku bandeng presto yaitu ikan bandeng segar. Bahan pelengkap

bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, lengkuas,

ketumbar, kemiri, air, daun jeruk purut, daun salam , garam dapur , cabai, asam

Ikan dibelah dari punggung kemudian diteruskan sampai insang dan kepala

tetapi jangan sampai putus, seperti pembelahan bentuk “butterfly”. Kemudian isi

perut diambil dengan jari tangan. Insang tidak dibuang tetapi cukup dicuci sampai

bersih. Hal ini dilakukan agar kepala tidak kempes setelah direbus. Isi perut dan

kotoran lainnya ditampung dalam ember kecil. Penyiangan dilakukan

Pencucian

Pelumuran Bumbu

Bandeng

Page 12: PRODUK TURUNAN IKAN

agar proses pembusukan dapat diperlambat karena isi perut merupakan sumber

kontaminasi bakteri patogen.

2. Pencucian

Ikan yang sudah disiangi, langsung dicuci dengan air bersih yang mengalir

sebanyak 4-5 kali sampai kotoran yang menempel pada tubuh ikan hilang. Ikan

yang sudah dicuci bersih ditempatkan dalam ember untuk persiapan proses

pelumuran bumbu. Pencucian pada ikan bandeng bertujuan agar kotoran, darah,

dan lendir yang menempel pada permukaan tubuh ikan hilang.

3. Pelumuran bumbu

Pada pengolahan bandeng duri lunak secara modern dilakukan proses

pelumuran bumbu. Pelumuran bumbu dilakukan apabila ikan sudah dicuci dan

bersih, bumbu–bumbu tersebut dihaluskan dengan menggunakan cobek atau

blender. Penambahan bumbu-bumbu dalam proses pembuatan bandeng duri lunak

bertujuan untuk mempertegas rasa dan aroma dan apabila tidak ditambahkan

kunyit dalam bumbu warna bandeng duri lunak akan terlihat pucat dan kurang

menarik.

Gambar 11. Blender Gambar 12. Pelumuran bumbu

4. Penyusunan ikan

Ikan disusun berlapis-lapis, lapisan pada penyusunan ikan terdiri dari 4-5 lapisan.

Jika lapisan dasar posisi kepala ikan berada dalam satu sisi, maka lapisan

diatasnya harus di sisi yang berlawanan. Perlakuan seperti itu dimaksudkan agar

Page 13: PRODUK TURUNAN IKAN

ikan teratur rapi sehingga autoclave dapat menampung ikan lebih banyak dan

mengurangi kerusakan fisik ikan.

Gambar 13. Penyusunan ikan menyilang

5. Pemasakan

Proses pemasakan dengan autoclave (secara modern) setelah ikan tersusun

rapi, autoclave ditutup rapat. Agar mempercepat proses pemasakan bandeng duri

lunak dapat dilakukan dengan memanfaatkan suhu tinggi untuk meningkatkan

tekanan.

Gambar 14. Pemasakan menggunakan autocalve

6. Pendinginan

Sedangkan proses pendinginan dengan menggunakan autoclave (secara

modern) pada proses pemasakannya dilakukan dengan cara autoclave didiamkan

selama setengah jam sampai tidak mengeluarkan suara mendesis agar uap yang

ada di dalam panci keluar semua dan tekanan dalam panci turun. Setelah dingin

ikan diangkat satu persatu dengan hati-hati kemudian di letakkan berjajar di atas

rak besi untuk diangin-anginkan pada ruangan pendingin.

Page 14: PRODUK TURUNAN IKAN

Gambar 15. Pendinginan ikan bandeng

7. Pengemasan

Daya awet ikan bandeng tergantung dari proses pengemasan bandeng duri

lunak. Ada pengolah yang hanya menggunakan palstik ada juga yang

menggunakan plastik dan juga kertas karton. Bahkan untuk memperlama daya

awet ikan dilakukan dengan cara proses pemvakuman pada kemasan ikan.

Bandeng duri lunak yang dikemas tanpa divakum dapat bertahan selama 2 hari

apabila disimpan di ruangan dan dapat bertahan hingga 5 hari apabila disimpan di

suhu dingin. Tetapi apabila bandeng duri lunak disimpan dengan cara vakum

dapat bertahan hingga 1 bulan. Kantong palstik yang digunakan adalah jenis

kantong plastic polyethylene.

Gambar 16 a. Alat msein vaccum b. Ikan bandneg vaccum

D. Limbah

Limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan bandeng presto adalah

limbah padat yang berupa isi perut bandeng, plastic, dan karton. Limbah cair yang

Page 15: PRODUK TURUNAN IKAN

dihasilkan berupa sisa air pencucian ikan dan air perebusan menggunakan mesin

autoclave.

E. Perubahan Produk

Perubahan yang terjadi selama proses pembuatan bandeng presto yaitu tekstur,

ikan menjadi lunak karena ada proses dalam autoclave. Perubahan warna menjadi

kuning karena adanya penambahan kunyit.

Page 16: PRODUK TURUNAN IKAN

Fried Baby Fish

(Ikan Balita Goreng)

A. Spesifik Produk

Gambar 17. Produk ikan balita goring UD-SD

Ikan yang digunakan untuk ikan balita goring adalah ikan mas kecil dengan ukuran

panjang 4- 6cm, lebar 1-2cm, usia ikan antara 50-60 hari dari benih (ukuran jari orang

dewasa). Produk ikan balita goring ini di produksi oleg UD-SD Cianjur.

B. Alat dan Bahan

1. Alat Mesin yang Digunakan

Alat mesin yang digunakan adalah pisau, penggorengan, penyaring minyak

(spinner), serok. Alat penunjang proses pembuatan yaitu baskom, tampah,

saringan,

2. Bahan yang Digunakan

Bahan baku yang digunakan adalah ikan mas balita dengan usia ikan antara

50-60 hari. Bahan penunjang lainnya adalah tepung terigu, bumbu-bumbu,

minyak sayur, dan air.

Page 17: PRODUK TURUNAN IKAN

C. Diagram Alir pembuatan Fried Baby Fish

Gambar 18. Diagram alir pembuatan ikan balita

1. Bahan baku

Bahan baku yang digunakan adalah ikan mas balita segar yang berumur 50

hari dengan ukuran panjang 4

2. Penyiangan

Penyiangan dilakukan dengan cara mengeluarkan seluruh isi perut ikan.

Tujuan dari penyianagn agar tidak ada mikroba dan rasa ikan tidak akan pahit

nantinya.

Bahan Baku

Penyaringan Minyak

Penirisan

Diagram Alir pembuatan Fried Baby Fish

Gambar 18. Diagram alir pembuatan ikan balita goring

Bahan baku yang digunakan adalah ikan mas balita segar yang berumur 50

dengan ukuran panjang 4-6cm dan lebar 1-2cm.

Gambar 19. Ikan mas balita

Penyiangan dilakukan dengan cara mengeluarkan seluruh isi perut ikan.

Tujuan dari penyianagn agar tidak ada mikroba dan rasa ikan tidak akan pahit

Penyiangaan Pencucian

Penambahan Bumbu Dan

Tepung TeriguPenggorenganPenyaringan

PengemasanProduk Ikan Mas Balita

Goreng

goring

Bahan baku yang digunakan adalah ikan mas balita segar yang berumur 50-60

Penyiangan dilakukan dengan cara mengeluarkan seluruh isi perut ikan.

Tujuan dari penyianagn agar tidak ada mikroba dan rasa ikan tidak akan pahit

Pencucian

Penambahan Bumbu Dan

Tepung Terigu

Produk Ikan Mas Balita

Goreng

Page 18: PRODUK TURUNAN IKAN

3. Pencucian

Setelah proses penyiangan ikan mengalami proses pencucian sampai bersih

menggunakan air bersih yang mengalir.

4. Penambahan Bahan Penunjang

Penambahan bahan penunjang seperti bumbu dan tepung terigu ini bertujuan

agar ikan memiliki cita rasa yang enak dan tekstur yang renyah.

5. Penggorengan

Penggorengan ikan balita mas sampai warna ikan menjadi emas kecoklatan.

Gambar 20. Alat penggorengan

6. Penyaringan Minyak

Penyaringan minyak menggunakan spinner bertujuan agar kadar minyak

dalam ikan yang sudah digoreng berkurang sehingga ikan tidak beraroma tengik.

Gambar 21. Alat penyaring minyak

Page 19: PRODUK TURUNAN IKAN

7. Pendinginan

Pendinginan dimana ikan didiamkan dalam suhu ruang bertujuan agar ikan

menjadi kering sebelum pengemasan.

8. Pengemasan

Sebelum ikan dikemas, ikan balita goreng ditimbang terlebih dahulu.

Pengemasan ikan balita goreng ada yang menggunakan vaccum ada juga yang

menggunakan bahan karton, plastik, wrapping dan stearofoam.

Gambar 21. Pengemasan ikan balita goreng

D. Limbah

Limbah yang dihasilkan dari produk ikan balita goreng adalah limbah padat

dan limbah cair. Limbah padat berupa isi perut ikan dan plastik sedangkan limbah

cair berupa minyak sisa penggorengan dan air sisa pencucian.

E. Perubahan Produk

Perubahan yang terjadi akibat proses pembuatan adalah perubahan warna ikan

menjadi coklat keemasan ini karena ikan mengalami reaksi maillard ketika proses

penggorengan dengan suhu tinggi.

Page 20: PRODUK TURUNAN IKAN

Daftar Pustaka

Shalihah, Umi. 2011. Pengintip Proses Pembuatan Sarden. [online] tersedia :

http://won6ndeso.blogspot.com/2011/04/olahan-ikan-yang-satu-

ini-memang-kerap.html diakses pada tanggal 4 Mei 2012

Buckle. Et al. 1987. Ilmu Pangan.

Page 21: PRODUK TURUNAN IKAN

Lampiran

Diskusi :

1. Yudi Prawita

Pertanyaan:

Terdapat detektor atau tidak ketika pengisian bahan penunjang (saus dan

minyak sayur) pada sarden? Apabila pengisian bahan penunjang melampaui

batas produk direject atau didaur ulang?

Jawaban:

Produk yang kita ambil menggunakan mesin filler yang memiliki sistem

pengisian yang sudah diatur sesuai kapasitas yang diperlukan untuk produk.

Jadi, kecil kemungkinan untuk produk ketika filling berlebihan karena

selanjutnya akan masuk ke proses penghampaan dimana produk akan

dihampakan dan apabila bahan penunjang berlebih secara tidak langsung akan

terbuang tersendiri. Sehingga kecil kemungkinan juga produk yang direject.

(Penjawab: Dea Aisyah Rusmawati)

2. Syerel Nyongkotu:

Pertanyaan:

Apakah ada proses penghampaan atau tidak pada proses pembuatan sarden?

Jawaban:

Dalam proses pembuatan sarden ini ada proses penghampaan atau

(Exhausting). Dalam slide tidak tercatat jadi ada sedikit kesalahan dalam

pengetikan. (Penjawab: Yatin Dwi Rahayu)

3. Rita Aisyatul Dalfah

Pertanyaan:

Limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan sarden perlakuan selanjutnya

seperti apa?

Jawaban:

Limbah padat berupa kepala dan isi perut ikan dijadikan tepung ikan.

Sedangkan untuk limbah cair berupa air, saus dan minyak ditampung terlebih

dahulu untuk di aerasi setelah tidak ada cemaran baru dibuang. Saat ini setiap

Page 22: PRODUK TURUNAN IKAN

perusahaan harus dapat menerapkan limbah yang ramah lingkungan.

(Penjawab: Asri Najmi Fathillah)

4. Tri Winarni

Pertanyaan:

Bagaimana penganganan dan perawatan Alat mesin yang digunakan dalam

proses pembuatan ikan sarden?

Jawaban:

Setiap perusahaan mempunyai penjadwalan produksi, pasti ada jeda waktu

untuk perawatan atau membersihkan alat mesin produksi sehingga tidak

mengkontaminasi produk. (Penjawab: Gita Hadiyanti)

5. Anja Wulan Sari

Pertanyaan:

Bagaimana mekanisme kerja mesin pencucian pada proses pembuatan ikan

sarden sehingga tidak merusak produk?

Jawaban:

Ikan diletakan pada ranjang yang kemudian masuk kedalam mesin pencuci

(rotary), dimana mesin tersebut berputar sehingga ikan tercuci. Ikan yang

dicuci masih segra sehingga bentuknya masih elastic walaupun dicuci secara

manual dan mekanis ikan akan utuh dan kecil kemungkinan untuk rusak.

(Penjawab: Yatin Dwi Rahayu)