Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Lukman Hakim,email: [email protected]
Windijarto,
Program Pengembangan Sumberdaya ManusiaSekolah Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya
Abstrak- Suatu proses produksi dapat diketahui sebagai aktifitas yang dapat menghasilkankegunaan (utility atau output), dan dalam menghasilkan aktifitas produksi berguna dibutuhkaninput-input produksi yang tidak hanya digunakan/dinilai berdasarkan input fisik (material)saja, begitu juga dengan output yang dihasilkan dapat berupa barang maupun jasa. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktifitas kerja karyawan antara lain tingkat burnout dan selfefficacy. Populasi penelitian adalah karyawan bagian produksi di PT Semen Indonesia. Jumlahsubjek penelitian adalah 300 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalampenelitian ini adalah purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalahmetode skala, dan analisis data menggunakan analisis regresi berganda. Hipotesis yang diajukanadalah burnout dan self efficacy mempengaruhi produktifitas kerja. Hasil analisis regresiberganda menunjukkan nilai FMtunj sebesar 673.253>0,389 dengan tingkat (sig) 0.000<0,05, dannilai signifikansi untuk uji t adalah 0,000<0,005. hal tersebut membuktikan bahwa terdapatpengaruh yang signifikan baik secara simultan maupun parsial antara self efficacy dan burnoutterhadap produktifitas kerja karyawan PT Semen Indonesia.
Keyword: Produktifitas kerfa, Burnout, Self efficacy
PSIKOISLAMIKA. Jurnal Psikologi Islam (JPI) copyright © 2016 Pusat Penelitan dan LayananPsikologi. Volume 13 Nomor 2 Tahun 2016
PENDAHULUANyang berupaya mengolah input menjadi output.
Proses produksi di sebuah perusahaan meropakanPerusahaan merupakan unit teknis yang mengolahsegala aktivitas yang dapat membuat kegunaankomoditas, dan pengusaha (pemilik dan manajer)(utility) saat ini menjadi kegunaan masa datangyan? menentukan berapa besar komoditas yang akan(Frank, 1997). Selain itu, diketahui bahwa prosesdiproduksi. oieh karenanya, secara matematis fungsiproduksi merupakan aktifitas yang tidak hanyaproduksi merupakan hubungan antara kombinasimembentuk barang secara material (materialinPut VanS digunakan dalam menghasilkan output,goods) (Ferguson, 1975). Dengan demikian, suatuTuJuan utama sekaligus permasalahan yang dikelolaproses produksi dapat diketahui sebagai aktifitaspengusaha (entrepreneur) adalah memaksimalkanyang dapat menghasilkan kegunaan (utility atauProfit Pada kondisi tekonologi yang telah ditentukanoutput), dan dalam menghasilkan aktifitas produksi(given).berguna dibutuhkan input-input produksi yang tidakOutput atau produk yang dihasilkan perusahaanhanya digunakan/dinilai berdasarkan input fisiktentunya tidak lepas dari campur tangan sumber(material) saja, begitu juga dengan output yangdaya manusia di dalamnya. Sumber daya manusiadihasilkan dapat berupa barang maupun jasa.ini akan berperan penting terhadap produk suatu
Pemahaman terhadap proses produksi akan lebihperusahaan dan disebut produktivitas kerja.mudah dipahami pada suatu perusahaan atau industriProduktivitas kerja adalah kemampuan menghasilkan
Jurnal Psikoislamika I Volume 13 Nomor 2 Tahun 201623
PRODUKTIFITAS KERJA DITINJAU DARIBURNOUT DAN SELF EFFICACY
Jurnal Psikoislamika I Volume 13 Nomor 2 Tahun 201624
100%
26%58%16%
Prosentase
300
7717350
F
Total
X> 1511 -15X< 11
IntervalTinggi
SedangRendah
Kategori
Beberapa penelitian mengenai self efficacyterhadap kinerja juga pemah dilakukan oleh beberapapeneliti dan menunjukkan hasil yang berbeda-beda.Penelitian yang dilakukan oleh Purnomo dan Lestari
(2010) menunjukkan hasil bahwa self efficacymemiliki pemgaruh yang signifikan positif terhadapkinerja UKM. Selanjutnya penelitian Engko (2006)dan Chasanah (2008) menunjukkan bahwa adanyapengaruh positif self efficacy terhadap kinerja.Penelitian dengan hasil berbeda dilakukan olehGunawan dan Sutanto (2013) dan Prasetya dkk.
(2013) menunjukkan hasil bahwa se(/ efficacytidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan dankinerja individual.
Berdasarkan uraian maka peneliti tertarikuntuk meneliti pengaruh burnout dan self efficacyterhadap produktifitas kerja karyawan dengancara mencari tahu tingkat masing-masing variabel.Hipotesis yang diajukan adalah terdapat pengaruhburnout dan self efficacy terhadap produktifitaskerja pada karyawan PT Semen Indonesia
METODEVariabel yang digunakan dalam penelitian
ini antara lain burnout dan se(/ efficacy sebagaivariabel bebas, dan produktifitas kerja sebagaivariabel terikat. Subyek penelitian terdiri dari300 responden yang menjadi karyawan bagianproduksi di PT Semen Indonesia. Pengumpulan datamenggunakan instrumen skala likert yang terdiriatas skala produktifitas kerja yang terdiri dari 7aitem dan memiliki koefisien reliabilitas sebesar0,610, kemudian skala burnout yang terdiri dari 13aitem dan memiliki koefisien reliabilitas sebesar0,756, dan skala self efficacy yang terdiri dari 5aitem dan memiliki koefisien reliabilitas sebesar0,560. Teknik analisis data yang digunakan adalahanalisis regresi linear berganda.
HASILHasil analisis data menunjukkan bahwa rata-
rata karyawan PT Semen Indonesia memiliki tingkatburnout, self efficacy dan produktifitas kerjamenengah sebagaimana tabel dibawah ini :
Tabel 1: Kategori Se(/ efficacy
suatu kerja yang lebih banyak daripada ukuranbiasa yang telah umum. (The Liang Gie,1981).Produktivitas kerja merupakan salah satu factoryang sangat diperhatikan oleh perusahaan, bahkanpemecatan karyawan salah satunya karena faktorproduktivitas kerja karyawan.
Produktivitas kerja ini sangat diperhatikanterutama oleh perusahaan-perusahaan besar,
seperti PT. Semen Indonesia. PT. Semen Indonesiayang bergerak dalam produksi semen sangatmemperhatikan kualitas produktivitas kerjakaryawan-karyawannya.
Laporan KPI Transaction Departemen ofCement Production 2016 menunjukkan bahwaterdapat persoalan yang terjadi saat ini jugatentang produktivitas kerja karyawan di PT SemenIndonesia. Karyawan bagian produksi kurangmemenuhi target produksi. Faktor burnout dan selfefficacy diprediksi merupakan salah satu faktor yangmempengaruhi terjadinya penurunan produktifitaskerja karyawan.
Produktivitas kerja adalah kemampuanmenghasilkan barang dan jasa dari berbagaisumberdaya atau faktor produksi yang digunakanuntuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pekerjaanyang dihasilkan dalam suatu perusahaan (Kusnendi,2003., Sinungan 2005., Hasibuan, 2005). Burnoutadalah suatu bentuk kelelahan yang disebabkankarena seseorang bekerja terlalu intens, berdedikasidan berkomitmen, bekerja terlalu banyak dan terlalulama serta memandang kebutuhan dan keinginanmereka sebagai hal kedua (Bernardin dalam Rosyid,1996., Chemiss dalam Sutjipto, 2001., Freudenbergerdalam Farber, 1991., Gehmeyr, 2000). Self efficacyadalah keyakinan khusus yang berkenaan denganpelaksanaan suatu tugas dan melibatkan kepercayaanseseorang bahwa ia mampu untuk melakukan suatutindakan tertentu pada suatu situasi tertentu(Bandura, 1986., Schunk, 1983).
Golembiewsky, dkk (1983) mengatakan bahwaakibat dari burnout dapat muncul dalam bentukberkurangnya kepuasan kerja, memburuknya kinerja,dan produktivitas rendah. Apapun penyebabnya,munculnya burnout berakibat kerugian di pihakkaryawan maupun organisasi. Berdasarkan penelitianMohammad bagher Gorji tahun 2011 tentang StatusKejenuhan Kerja (Burnout) Dengan Kinerja (JobPerformance) Pada Pegawai Bank menunjukkanbahwa 30,75% pegawai rata-rata mengalamikejenuhan kerja, menekankan bahwa kejenuhankerja (Burnout) ini dirasakan oleh pegawai yangsudah bekerja antara 3 - 5 tahun.
25Jurnal Psikoislamika I Volume 13 Nomor 2 Tahun 2016
terhadap produktifitas kerja secara parsial.
DISKUSIHasil penelitian ini membuktikan bahwa
produktifitas kerja karyawan dapat ditentukan olehburnout karyawan, dan self efficacy karyawan itusendiri. Hal ini menguatkan kembali pada berbagaihasil penelitian terdahulu yang menemukan bahwasemakin tinggi tingkat self efficacy, maka semakintinggi pula produktifitas kerja pada diri seseorang.Produktifitas kerja merupakan motivasi yang terjadipada situasi dan lingkungan kerja yang terdapatpada suatu organisasi atau lembaga. Keberhasilandan kegagalan perusahaan memang sering dikaitkandengan produktifitas kerja karyawan. Pada dasarnyamanusia selalu menginginkan hal yang baik-baiksaja, sehingga daya pendorong atau penggerakyang memotivasi semangat kerjanya tergantungdan harapan yang akan diperoleh mendatang, jikaharapan itu menjadi kenyataan maka seseorang akancenderung meningkatkan produktifitas kerjanya.
Seorang karyawan pada dasarnya memilikiproduktifitas kerja yang dinamis, hal yangmempengaruhi produktifitas kerja ada banyakfaktor, selain faktor burnout dan self efficacysebetulnya masih banyak faktor-faktor lain yangikut mempengaruhi produktifitas kerja seorangkaryawan. Namun, karena keterbatasan dari penulis,penelitian ini hanya mengupas tentang pengaruh duavariabel tersebut tersebut terhadap produktifitaskerja. Burnout yang dirasakan seorang karyawanberpengaruh negatif terhadap produktifitas kerja,hal ini bermakna semakin tinggi tingkat burnoutkaryawan, maka semakin rendah pula produktifitaskerja yang ia miliki. Demikian pula se(/ efficacyyang dimiliki seorang karyawan berpengaruh positifterhadap produktifitas kerja, hal ini bermaknasemakin besar tingkat se(/ efficacy yang dimilikiseorang karyawan, maka semakin besar pulaproduktifitas kerja yang ia miliki. Meyer dan alien(dalam meyer, dkk, 1993 ).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa selfefficacy berpengaruh signifikan terhadap produktifitaskerja karyawan PT Semen Indonesia. Self efficacypada karyawan seperti bekerja menyelesaikanpekerjaannya tepat waktu, dapat mengaturwaktu menyelesaikan pekerjaan yang ditentukan,menetapkan tujuan pekerjaan, mempersiapkan hal-
hal terlebih dahulu dalam bekerja, selalu berusahamenyelesaikan pekerjaan, kreatif dalam berbagaihal, belajar dari masa lalu baik dari pengalamansendiri maupun orang lain, memotivasi dirinya agar
Berdasarkan tabel di atas, diketahui nilaisignifikansi self efficacy 0,0O0< 0,05 dan signifikansiburnout 0,000<0,05. Hal tersebut menunjukkanbahwa terdapat pengaruh self efficacy d^n burnout
.000
.000
.000
t. sig
-27.041
5.55432.138
-.803
.165
Beta
Standardize
.018
.0381.030
S t d .
Error
-.481.20933.113B
Unstandardize
burnoutselfefficacy
1 (Constant)
Nilai F tabel pada penelitian ini adalah 0.389untuk tarafsignifikansi 0,05. Uji F menunjukan bahwanilai FMtuni sebesar 673.253>0,389 dengan tingkat(sig) 0.000<0,05. Berdasarkan tabel diatas bahwaterdapat pengaruh se(/ efficacy dan burnout secarasimultan terhadap produktifitas kerja karyawan.
Peneliti melakukan analisa pengaruh secaraparsial untuk melihat pengaruh variabel bebasberpengaruh nyata atau tidak terhadap variabeldependen. Hasil analisis menunjukkan seperti tabeldi bawah ini :
Tabel 5: Analisis parsial antar variable
.000"
Sig.
673.253
F
2.417
1627.403
Mean
Square
299297
2
Df
3972.720717.915
3254.805
Sum ofSquares
TotalResidual
Regression
Model
Untuk melihat hubungan antar variabel makaditakukan analisis regresi, Hasil analisis regresisebagai berikut,:
Tabel 4: Hasil Analisis Regresi, Pengaruh Burnout,Self efficacy terhadap Produktifitas Kerja
100%
18%68%14%
Prosentase
300
5520441
FX>2115-21X< 15
Interval
Total
TinggiSedangRendah
Kategori
Tabel 3:Kategori Produktifitas Kerja
100%
21%61%18%
Prosentase
300
6318354
FX>4130-41X<30
nterval
Total
TinggiSedangRendah
Kategori 1
Tabel 2: Kategori Burnout
Jurnal Psikoislamika I Volume 13 Nomor 2 Tahun 201626
negatif burnout terhadap produktifitas kerjakaryawan.
Schultz (1994) mengemukakan, seringkali burnoutdiderita oleh karyawan yang mempunyai dedikasidan komitmen yang tinggi terhadap pekerjaannya.Schaufelli dan Buunk (1996) mengatakan bahwaburnout berkembang ketika individu sangat percayabayangan ideal mereka, bahwa mereka adalahorang yang kharismatik, dinamis, tidak bisa lelahdan sangat kompeten. Hal itu mengakibatkanmereka berusaha mempertahankan kesan idealnyadengan menggunakan cara-cara yang suatu saatakan menghabiskan cadangan energinya sehinggaterjadilah burnout.
Teori di atas menjelaskan secara tidak langsungbahwa saat karyawan mengalami burnout (kelelahankerja) maka motivasi berprestasi dalam rangkaoptimalisasi produktivitas kerja dirinya akanmengalami penurunan.
Golembiewsky, dkk (1983) mengatakan bahwaakibat dari burnout dapat muncul dalam bentukberkurangnya kepuasan kerja, memburuknya kinerja,dan produktivitas rendah. Apapun penyebabnya,munculnya burnout berakibat kerugian di pihakkaryawan maupun organisasi.
Akibat burnout bagi organisasi menurut Jackson(dalam Jewell dan Siegall, 1998) adalah pemberianpelayanan yang berkualitas rendah bagi pelanggan(klien, pasien), merendahnya keterlibatan kerjapada bagian yang terkena dan meningkatnya orangyang pindah kerja. Orang-orang yang menderitaburnout boleh jadi mencari peran administratifdi mana mereka dapat berlindung pada pekerjaandiantara tumpukan surat-surat dan dokumen (Rosyid,1996). Selain itu menurut Maslach dan Jackson(1981) burnout dapat menimbulkan kemerosotankualitas ketelitian terhadap .tugas yang diberikanoleh staff.
Terdapat suatu kenyataan yang mengejutkan,bahwa penderita burn out adalah orang-orang yangbersemangat, energik, ambisius, dan memiliki prinsipyang kuat untuk tidak menjadi gagal dan merupakanfigur pekerja keras (Freudenberger & Richelson,dalam Feri Farhati a Haryanto FR, 1996).
KESIMPULANBerdasarka n hasil analisa data yang telah
dilakukan pada penelitian ini, dapat disimpulkanbahwa terdapat pengaruh antara self efficacydan burnout terhadap produktifitas kerja. Secarasimultan maupun secara parsial self efficacydan burnout memiliki pengaruh yang signifikan
selalu lebih baik dan tidak mudah diserang stress.Perilaku tersebut mempunyai dampak positf dapatmeningkatkan kinerja karyawan. Tanpa adanyaself efficacy yang baik maka kinerja yang dimilikikaryawan kurang optimal dan akan menurun. Halini ditunjang oleh pernyataan Bandura (2000),bahwa pentingnya self efficacy akan berpengaruhterhadap usaha yang diperlukan dan pada akhirnyaterlihat dari kinerja. Penelitian ini juga mendukungpenelitian yang dilakukan oleh Nurchasanah (2008)yang menemukan bahwa se(/ efficacy, berpengaruhterhadap kinerja karyawan.
Kepercayaan terhadap kemampuan diri,keyakinan terhadap keberhasilan yang selalu dicapaimembuat seseorang bekerja lebih giat dan selalumenghasilkan yang terbaik. Menurut Philip dan
Gully (1997) dalam Sapariyah (2011), self efficacydapat dikatakan sebagai factor personal yangmembedakan setiap individu dan perubahan se(/efficacy dapat menyebabkan terjadinya perubahanperilaku terutama dalam penyelesaian tugas dantujuan. Penelitiannya menemukan self efficacyberhubungan positif dengan tingkat penetapantujuan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwase(/ efficacy dapat berpengaruh terhadap kinerjakaryawan.
Meta analisis yang dilakukan oleh Judge danBono (2001) dalam Engko (2006) menemukan adahubungan positif antara self efficacy dan kinerjaindividual. Penelitian yang dilakukan oleh Erez danJudge (2001) dalam Engko (2006) juga menyatakanada hubungan yang positif dan signif ikan antara selfefficacy dan kinerja individual. Hasil penelitianyang dilakukan Sapariyah (2011) menunjukkan se(/efficacy memiliki pengaruh yang signifikan terhadapkinerja karyawan. Pada penelitian yang dilakukanEngko (2006) menunjukkan adanya hubungan positifantara self efficacy dengan kinerja individual.
Pada penelitian ini menunjukkan hasil bahwa adapengaruh self efficacy terhadap produktifitas kerjakaryawan secara signifikan. Artinya bahwa semakintinggi tingkat se(/ efficacy karyawan maka semakintinggi pula tingkat produktifitas kerjanya.
Penelitian ini juga memperkuat apa yangtelah disampaikan oleh beberapa ahli dan hasilpenelitian sebelumnya, diantaranya Sahak (2014)serta Maulidia & Dhania (2011) yang menyebutkanadanya hubungan positif antara self efficacy danproduktifitas kerja.
Lain halnya dengan pengaruh burnout terhadapproduktifitas kerja karyawan pada penelitian ini.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh
Jurnal Psikoislamika I Volume 13 Nomor 2Tahun 2016
Creswell, John W. 2010. Research Design PendekatanKualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Dale Timple. 2011. Memotivasi Pegawai, SeriManajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:Elex Media Komputindo
Engko, Cecilia. 2006. Pengaruh Kepuasan KerjaTerhadap Kinerja Individual Dengan SelfEsteem dan Self efficacy Sebagai VariabelIntervening, Vol.10 No.1,hal 1-12
Farber, B. A. 1991. Crisis in education ; Stressmanagement (7th.ed). New York :America.
Ferguson C. E., and J. P. Gould. 1975. Microeconomic
Theory, 4th Edition
Firdaus, H. 2005. Pengaruh Shift Kerja TerhadapKejadian Stres Kerja Pada Tenaga Kerja diBagian Produksi Pabrik Kelapa Sawit PTPN4 Kebun Pabatu Tebing Tinggi Tahun 2005.Skripsi, FKM-USU. Medan
Frank, Robert H. 1997. Microeconomic Behavior,3th Edition, McGraw-Hill Comp
Furnham, Adrian. 2002. The Psychology of Behaviourat Work. Hove: Psychologist Press
Gehmeyr, Andreas, 2000. The Word Wide Web http: /www.fmi.uni passu.de/worter klaerungen/
6urnout.html, Worterklaerungen-Burnout
Greenberg, Jerald dan Robert A. Baron. 1999.Behaviour in Organizations, Understanding
pihak-pihak yang berkesempatan menggunakan
penelitian ini.Saran untuk peneliti selanjutnya agar
menyempurnakan beberapa bagian yang belumsempurna dalam penelitian ini, diantaranyapengambilan indikator dan penulisan aitem dari teoriutama. Selain itu juga diperlukan teori yang sesuaidan mungkin bukan teori yang penulis gunakan.
Sedangkan saran untuk perusahaan agar pihakperusahaan mengetahui bahwa produktifitas kerja,burnout dan self efficacy merupakan hal pokokyang harus diperhatikan bagi karyawan, untuk itudiperlukan peran serta baik dari pihak perusahaanmaupun pihak karyawan sendiri agarselalu melakukanevaluasi terhadap kinerja karyawan dan selalumemberikan masukan-masukan dan motivasi agarse!/ efficacy karyawan semakin meningkat danburnout karyawan semakin rendah.
terhadap produktifitas kerja karyawan PT SemenIndonesia.
Pengaruh self efficacy terhadap produktifitaskerja bernilai positif atau searah, yang berarti bahwasemakin besar self efficacy seorang karyawan makasemakin besar pula keyakinan akan kemampuanproduktifitas kerjanya. Pengaruh burnout terhadapproduktifitas kerja bernilai negatif, yang berartibahwa semakin besar burnout seseorang karyawanmaka semakin rendah produktifitas kerjanya.Selanjutnya, self efficacy dan burnout secarabersama-sama juga memiliki pengaruh yangsignifikan terhadap produktifitas kerja karyawanPT Semen Indonesia.
SARANBerdasarkan hasil penelitian, peneliti ingin
memberikan saran kepada beberapa pihak agarpenelitian dapat memberikan manfaat kepada
DAFTAR PUSTAKAArikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian (Satu
Pendekatan Praktek) Edisi Revisi II. Jakarta:Rineka Cipta
Arnita. Nurjayanti. 2011. Hubungan antara selfefficacy dengan produktivitas kerja pegawaibatik. Tidak diterbitkan. Skripsi. Surakarta.Universitas Muhammadiyah Surakarta
Azwar, S. 2005. Sikc^Manusia. Teoridanpengukurannya.Edisi ke-2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Bandura, A. 1977. Self-efficacy: Toward a unifyingtheory of behavioral change. PsychologicalReview, 84, 191-215
Bandura, A. 1986. The explanatory and predictivescope of self-efficacy theory. Journal ofClinical and Social Psychology, 4, 359-373
Bandura, A. 1997. Self-efficacy and health behaviour.In A. Baum, S. Newman, J. Wienman, R. West,
a C. McManus (Eds.), Cambridge handbook ofpsychology, health and medicine (pp. 160-162).Cambridge: Cambridge University Press.
Caputo, J. S. 1991. Stress and Burnout in LibraryService. Canada : The Oryx Press
Chasanah, Nur. 2008. Analisis PengaruhEmpowerment, Self efficacydan BudayaOrganisasi terhadapKepuasan Kerja datam
Meningkatkan Kinerja Karyawan (Studi Empirispada Karyawan PT. Mayora Tbk RegionalJateng dan DIY). Tesis Program Pasca SarjanaMagister Manajamen Universitas DiponegoroSemarang (tidak dipublikasikan)
Jumal Psikoislamika I Volume 13 Nomor 2 Tahun 201628
Schaufelli, B, Wilmar. 19%. Work and Stress: Burnoutand reciprocity, toward a dual-level socialexchange model. Vol 10, no 3: 225-237
Schaufelli, B, Wilmar. 2001. Professional Burnout:Recent Developments in Theory and research.Washington DC: Taylor & Francis. 52:397-
422Schultz, D., a Schultz, S.E. 1994. Theories of
Personality 5th Edition. California : Brooks/Cole
Schunk,D. H. 1983. Ability versus effort attributionalfeedback: Differential effects on self-efficacyand achievement. Journal of EducationalPsychology, 75, 848 -856
Sinungan, Anogara. 2000. Manajemen Sumber DayaManusia. Jakarta: Bumi Aksara
The Liang Gie, 1981. Efisiensi Kerja Bagi PembangunanNegara, Jakarta: PT. Gunung Agung
Wibowo. 2013. perilaku dalam Organisasi. Jakarta:PT Raja Grafindo persada
Yeti Indrawati. 2014. Pengaruh Self Esteem, Selfefficacy Dan Kepuasan Kerja TerhadapKinerja Karyawan. Tidak diterbitkan. Thesis.Universitas Sam Ratulangi
Zimmerman, Barry, J. 1989. A Social CognitiveView of Self-Regulated Academic Learning.Journal of Educational Psychology. Vol. 81,No. 3, 329-339.
and Managing The Human Side of Work.Third Edition. Allin and Bacon. A Division ofSchuster. Massachuscets
Hadi, S. 2002. Aietode/ogi Research. Yogyakarta:
Andi OffsetHasibuan, Malayu. 2005. Manajemen Sumber Daya
Manusia Edisi Revisi. Jakarta : PT. BumiAksara.
Hawaii, Dadang. 1997. Alquran llmu KedokteranJiwa dan Kesehatan Mental. Jakarta: DanaBhakti Yasa
Judiari, Josina. 2003. Kumpuian Handout. TidakDiterbitkan
Kusnendi. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia.Jakarta: PPUT
Muchdarsyah Sinungan. 2005. ProduktMtas: ApaDan Bagaimana. Jakarta. Bumi Aksara.
Nazir. 1999. Metode Penelitian, Cetakan Ketiga,Jakarta, Ghalia Indonesia
Rosyid, H.F. 19%. Burnout: PenghambatProduktMtas
yang Perlu Dicermati. Buletin Psikologi, IV
(1): 19-24Sapariyah, Rina Ani.2011. Pengaruh Self Esteem,
Self efficacy Dan Locus Of Control TerhadapKinerja Karyawan Dalam Perspektif BalanceScorecard Pada Perum Pegadaian Boyolali.Vol.19 No.18. STIEAUB.