29
PRODUKTIVITAS PENYADAPAN GETAH PINUS DENGAN METODE BOR TANPA PIPA RIZKY RAMADHAN PURNAWATI DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

PRODUKTIVITAS PENYADAPAN GETAH PINUS DENGAN … · kegiatan penyadapan getah pinus. ... serta pada saat pembaharuan luka dan pipa ... Berdasarkan data produksi yang didapat maka ditentukan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PRODUKTIVITAS PENYADAPAN GETAH PINUS DENGAN … · kegiatan penyadapan getah pinus. ... serta pada saat pembaharuan luka dan pipa ... Berdasarkan data produksi yang didapat maka ditentukan

PRODUKTIVITAS PENYADAPAN GETAH PINUS

DENGAN METODE BOR TANPA PIPA

RIZKY RAMADHAN PURNAWATI

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: PRODUKTIVITAS PENYADAPAN GETAH PINUS DENGAN … · kegiatan penyadapan getah pinus. ... serta pada saat pembaharuan luka dan pipa ... Berdasarkan data produksi yang didapat maka ditentukan
Page 3: PRODUKTIVITAS PENYADAPAN GETAH PINUS DENGAN … · kegiatan penyadapan getah pinus. ... serta pada saat pembaharuan luka dan pipa ... Berdasarkan data produksi yang didapat maka ditentukan

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Produktivitas

Penyadapan Getah Pinus dengan Metode Bor tanpa Pipa adalah benar karya saya

dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun

kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip

dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2014

Rizky Ramadhan Purnawati

NIM E14090085

Page 4: PRODUKTIVITAS PENYADAPAN GETAH PINUS DENGAN … · kegiatan penyadapan getah pinus. ... serta pada saat pembaharuan luka dan pipa ... Berdasarkan data produksi yang didapat maka ditentukan

ABSTRAK

RIZKY RAMADHAN PURNAWATI. Produktivitas Penyadapan Getah Pinus

dengan Metode Bor tanpa Pipa. Dibawah bimbingan GUNAWAN SANTOSA.

Metode bor merupakan metode penyadapan yang memberikan banyak

keuntungan namun juga masih terdapat kekurangan, salah satunya adalah

penggunaan pipa yang dirasa kurang praktis dan menambah biaya, kesulitan saat

memindahkan getah dari wadah penampung ke dalam drum, serta tidak

tertampungnya getah yang keluar setelah periode penyadapan. Penelitian ini

menggunakan 5 perlakuan yang berbeda yaitu perlakuan A menggunakan metode

quarre tanpa stimulansia sebagai kontrol, perlakuan B menggunakan metode

quarre dengan stimulansia, perlakuan C menggunakan metode bor dengan pipa,

perlakuan D menggunakan metode bor tanpa pipa dan perlakuan E menggunakan

metode bor dengan pipa dan penampung getah tidak pada pipa. Pohon contoh

yang digunakan untuk setiap perlakuan adalah sebanyak 10 pohon. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa metode bor tanpa pipa (perlakuan D) memberikan

produktivitas yang tinggi namun terdapat kadar air dan kadar kotoran yang lebih

tinggi dibandingkan dengan metode bor dengan desain lainnya. Sehingga metode

bor tanpa pipa merupakan solusi penyadapan yang mampu menghasilkan getah

berkualitas dan tidak merusak pohon dibandingkan menggunakan metode quarre

serta mampu menghasilkan getah yang lebih banyak dan lebih ekonomis serta

praktis dibandingkan metode bor menggunakan pipa.

Kata kunci: getah pinus, kualitas, metode bor, produktivitas

ABSTRACT

RIZKY RAMADHAN PURNAWATI. Pine Resin Tapping Productivity with

Drill Method without Pipe . Supervised by GUNAWAN SANTOSA.

Drill method is a method of tapping that gives many advantages but also has

many deficiency, such as the use of pipes is not efficient and add more costs, it

also difficult to move the resin from the receptacle into a drum, and it can’t

accommodate the resin which came after the tapping period. This research uses

five different treatments. Treatment A by using the quarre method without

stimulansia as a control, treatment B by using the quarre method with stimulansia,

treatment C by using the drilling method with a pipe, treatment D by using

drilling method without a pipe, and treatment E by using the drill method with a

pipe and resin shelters not on a pipe. The tree sample used in every treatment is 10.

The research shows that the treatment D by using drill method without a pipe

gives the highest resin productivity however it has more water content and higher

levels of impurities than the other drill method designed. Thus, drill methods

without a pipe, is a tapping solution that capable of producing qualified resin also

has not destructive to trees compared to the quarre method. It also can produce

more resin with an economical and practical surplus than the drill method by

using a pipe.

Key words: drill method, pine resin, productivity, quality

Page 5: PRODUKTIVITAS PENYADAPAN GETAH PINUS DENGAN … · kegiatan penyadapan getah pinus. ... serta pada saat pembaharuan luka dan pipa ... Berdasarkan data produksi yang didapat maka ditentukan
Page 6: PRODUKTIVITAS PENYADAPAN GETAH PINUS DENGAN … · kegiatan penyadapan getah pinus. ... serta pada saat pembaharuan luka dan pipa ... Berdasarkan data produksi yang didapat maka ditentukan

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kehutanan

pada

Departemen Manajemen Hutan

PRODUKTIVITAS PENYADAPAN GETAH PINUS

DENGAN METODE BOR TANPA PIPA

RIZKY RAMADHAN PURNAWATI

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 7: PRODUKTIVITAS PENYADAPAN GETAH PINUS DENGAN … · kegiatan penyadapan getah pinus. ... serta pada saat pembaharuan luka dan pipa ... Berdasarkan data produksi yang didapat maka ditentukan
Page 8: PRODUKTIVITAS PENYADAPAN GETAH PINUS DENGAN … · kegiatan penyadapan getah pinus. ... serta pada saat pembaharuan luka dan pipa ... Berdasarkan data produksi yang didapat maka ditentukan

Judul Skripsi : Produktivitas Penyadapan Getah Pinus dengan Metode Bor tanpa

Pipa

Nama : Rizky Ramadhan Purnawati

NIM : E14090085

Disetujui oleh

Dr Ir Gunawan Santosa, MS

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Ahmad Budiaman, MSc FTrop

Ketua Departemen

Tanggal Lulus :

Page 9: PRODUKTIVITAS PENYADAPAN GETAH PINUS DENGAN … · kegiatan penyadapan getah pinus. ... serta pada saat pembaharuan luka dan pipa ... Berdasarkan data produksi yang didapat maka ditentukan
Page 10: PRODUKTIVITAS PENYADAPAN GETAH PINUS DENGAN … · kegiatan penyadapan getah pinus. ... serta pada saat pembaharuan luka dan pipa ... Berdasarkan data produksi yang didapat maka ditentukan

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan

karunia yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

karya tulis yang berjudul “Produktivitas Penyadapan Getah Pinus dengan Metode

Bor tanpa Pipa”.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir Gunawan Santosa, MS selaku

pembimbing skripsi atas arahan, bimbingan, saran, ilmu dan nasihat dalam

membimbing penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini. Terimakasih untuk

seluruh staf Hutan Pendidikan Gunung Walat yang telah banyak memberikan

bantuan selama penulis mengambil data penelitian. Ucapan terimakasih juga

disampaikan kepada ayah, ibu dan kakak-kakak tercinta, kepada Ika Nugraha

Darmastuti, S.Hut, Ayu Alhidayati, Lina Mahrunnisa, Putri Juita, Finitya Arlini,

Susanti Alfriani, Tri Rahmawati Lestari, Tri Sulistyo Saputro, Ika Siregar, Indra

Hari Saputra dan Khamdan Primandaru, S.Hut yang selalu mendukung dan

mendoakan penulis agar dapat menyelesaikan studi dengan baik dan lancar.

Kepada rekan sebimbingan Agustina Pertisia, Indri Febriani, Muhammad Ismail

dan Widhy Satrio terimakasih atas bantuan dan semangat yang telah diberikan

kepada penulis. Serta kepada seluruh civitas Manajemen Hutan dan FAHUTAN

angkatan 46 terimakasih atas kebersamaannya.

Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat kepada

para pembaca.

Bogor, Februari 2014

Rizky Ramadhan Purnawati

Page 11: PRODUKTIVITAS PENYADAPAN GETAH PINUS DENGAN … · kegiatan penyadapan getah pinus. ... serta pada saat pembaharuan luka dan pipa ... Berdasarkan data produksi yang didapat maka ditentukan

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Rumusan Masalah 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

METODE PENELITIAN 2

Waktu dan Tempat Penelitian 2

Alat dan Bahan 2

Pengumpulan Data 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 7

Kondisi Umum Lokasi Penelitian 7

Penentuan Pohon Contoh 8

Produksi Getah pada Berbagai Perlakuan 9

Pengaruh Perlakuan terhadap Produktivitas Getah 12

Kualitas Getah 13

SIMPULAN DAN SARAN 13

Simpulan 13

Saran 14

DAFTAR PUSTAKA 14

LAMPIRAN 15

Page 12: PRODUKTIVITAS PENYADAPAN GETAH PINUS DENGAN … · kegiatan penyadapan getah pinus. ... serta pada saat pembaharuan luka dan pipa ... Berdasarkan data produksi yang didapat maka ditentukan

DAFTAR TABEL

1 Rancangan percobaan 4 2 Syarat mutu getah pinus 5 3 Analysis of Variance (ANOVA) 6 4 Produktvitas rata-rata getah pinus 10 5 Analisis ragam pengaruh berbagai perlakuan terhadap produktivitas

getah pinus 12 6 Hasil Uji Duncan setiap perlakuan terhadap produktivitas penyadapan

getah pinus 12 7 Hasil uji kualitas getah pinus 13

DAFTAR GAMBAR

1 Lokasi penelitian penyadapan getah pinus , batas kawasan hutan camp HPGW 8

2 Kondisi tajuk tegakan pinus 8 3 Perlakuan yang digunakan: (a) Perlakuan A (b) Perlakuan B (c)

Perlakuan C (d) Perlakuan D (e) Perlakuan E 9

4 Produktivitas rata-rata getah pinus. Perlakuan A, Perlakuan

B, Perlakuan C, Perlakuan D, Perlakuan E 10

DAFTAR LAMPIRAN

1 Uji kualitas kadar kotoran 15 2 Uji kualitas kadar air 15 3 Dokumentasi penelitian: (a) Mata bor kipas (b) Stimulansia etrat

(c) Pengeboran pohon pinus (d) Pemasangan pipa dan plastik

(e) Penimbangan getah pinus 15

Page 13: PRODUKTIVITAS PENYADAPAN GETAH PINUS DENGAN … · kegiatan penyadapan getah pinus. ... serta pada saat pembaharuan luka dan pipa ... Berdasarkan data produksi yang didapat maka ditentukan

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) merupakan hasil hutan yang menjadi

harapan setelah era hasil hutan kayu mengalami penurunan akibat luas hutan dan

potensi yang semakin berkurang. Salah satu bentuk pemanfaatan hutan adalah

kegiatan penyadapan getah pinus. Getah pinus dapat menghasilkan manfaat

berupa gondorukem dan terpentin.

Selama ini teknik penyadapan yang umum digunakan untuk menyadap

getah pinus adalah menggunakan metode koakan (quarre) dimana metode ini

memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari metode quarre

adalah alat yang digunakan murah dan mudah untuk diaplikasikan sehingga

pelaksanaan kerja lebih efisien. Sedangkan kekurangan metode quarre antara lain

penutupan luka bekas sadapan yang membutuhkan waktu lama, apabila luka

sadapan banyak dan terlalu dalam dapat merapuhkan pohon sehingga pohon

mudah roboh jika tertiup angin, serta adanya kotoran serta air hujan yang masuk

ke dalam wadah penampungan getah.

Penelitian ini menggunakan metode bor yang merupakan metode

penyempurnaan dari metode quarre yang masih memiliki banyak kekurangan.

Metode bor merupakan salah satu cara penyadapan modern yang digunakan di

Indonesia, namun metode ini tidak merusak pohon dikarenakan luka sadapan yang

dibuat lebih kecil dibandingkan dengan metode quarre, serta hasil getahnya lebih

berkualitas dikarenakan kotoran yang masuk ke dalam tempat penampungan getah

dapat diminimalisir.

Penyadapan dengan menggunakan metode bor juga memiliki beberapa

kekurangan, antara lain tenaga yang diperlukan lebih banyak dari metode quarre,

alat yang digunakan lebih mahal, penggunaan pipa serta plastik yang dianggap

kurang praktis dan membutuhkan biaya yang lebih, kesulitan saat pemindahan

getah dari penampung plastik ke dalam drum sehingga banyak getah yang

tertinggal dalam wadah penampung, serta pada saat pembaharuan luka dan pipa

dipindahkan ke bidang sadap yang baru maka getah yang masih mengalir pada

bidang sadap lama tidak tertampung sehingga getah akan terbuang. Sehubungan

dengan masalah tersebut maka perlu upaya untuk mengantisipasi kekurangan dari

metode bor dengan tetap mempertahankan kelebihannya sehingga dilakukan

penelitian mengenai produktivitas penyadapan getah pinus dengan menggunakan

metode bor tanpa pipa di Hutan Pendidikan Gunung Walat Kabupaten Sukabumi.

Perumusan Masalah

Metode bor merupakan metode yang terbukti dapat meningkatkan kualitas

dan kuantitas getah pinus, penyadapan getah pinus menggunakan metode bor

memiliki beberapa kelebihan yaitu ukuran bidang sadap lebih kecil dengan

diameter lubang 5/8 inch dan kedalaman 2 cm, pemulihan lebih cepat serta

kerusakan pohon dapat diminimalisir.

Page 14: PRODUKTIVITAS PENYADAPAN GETAH PINUS DENGAN … · kegiatan penyadapan getah pinus. ... serta pada saat pembaharuan luka dan pipa ... Berdasarkan data produksi yang didapat maka ditentukan

2

Namun demikian terdapat beberapa kelemahan diantaranya adalah

penggunaan pipa pada metode bor. Solusi untuk mengatasi beberapa kelemahan

pada metode bor tersebut adalah dengan melakukan modifikasi metode

penyadapan getah pinus salah satunya dengan meniadakan penggunaan pipa dan

mengoptimalkan getah yang keluar setelah periode penyadapan.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan produktivitas dan kualitas

sadapan getah pinus menggunakan metode bor dengan meniadakan penggunaan

pipa dan optimalisasi pemanfaatan getah pinus yang keluar setelah periode

penyadapan.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi semua pihak yang

memerlukan informasi mengenai produktivitas penyadapan getah pinus

menggunakan metode bor tanpa pipa. Bagi pengelola Hutan Pendidikan Gunung

Walat (HPGW), hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk

menambah informasi dan bahan pertimbangan dalam menjaga kualitas dan

kuantitas getah pinus. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna

sebagai acuan dan informasi dalam pemecahan masalah dan pembuatan keputusan

suatu kasus nyata yang terkait atau lainnya.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan bulan

September 2013 dan bertempat di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW)

Sukabumi, Jawa Barat.

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah talang sadap,

paku, paku payung, palu, kadukul, tali rafia, plastik mika, spidol permanen, bor,

kantong plastik, sprayer, pipa paralon berukuran 5/8, timbangan, pita ukur, pohon

Pinus (Pinus merkusii), stimulansia Etrat, terpentin, saringan 100mesh, gelas ukur,

kalkulator, kamera digital dan alat tulis.

Page 15: PRODUKTIVITAS PENYADAPAN GETAH PINUS DENGAN … · kegiatan penyadapan getah pinus. ... serta pada saat pembaharuan luka dan pipa ... Berdasarkan data produksi yang didapat maka ditentukan

3

Pengumpulan Data

Pengumpulan data terdiri dari pengumpulan data secara tidak langsung dan

pengumpulan data secara langsung.

1. Pengumpulan data secara tidak langsung

Metode ini merupakan kegiatan mengumpulkan data sekunder yang

dibutuhkan seperti kondisi umum lokasi penelitian.

2. Pengumpulan data secara langsung

Pengumpulan data secara langsung dilakukan di Hutan Pendidikan

Gunung Walat untuk mengetahui dan membandingkan produktivitas getah pinus

antara kontrol (metode quarre tanpa stimulansia) dengan yang diberikan

perlakuan (metode quarre dengan stimulansia, metode bor dengan menggunakan

plastik dan pipa, metode bor tanpa menggunakan pipa, serta metode bor

menggunakan pipa dengan penampung getah tidak pada pipa). Pengumpulan data

secara langsung meliputi kegiatan:

A. Penelitian Pendahuluan

Penelitian pendahuluan bertujuan untuk mendapatkan potensi dasar dari

kemampuan pohon dalam mengeluarkan getah. Jumlah pohon yang digunakan

sebanyak 70 pohon contoh dengan diameter ≥ 30 cm dengan keadaan topografi

pohon pinus seragam (berada pada satu hamparan yang sama) yang diberi

perlakuan yang sama, yaitu penyadapan dengan menggunakan metode bor tanpa

pemberian stimulansia dengan penampung wadah pada pipa. Penelitian

pendahuluan dilaksanakan dengan periode perlukaan tiga hari dan tiga kali panen

getah. Berdasarkan data produksi yang didapat maka ditentukan sebanyak 50

pohon contoh yang layak dengan menghilangkan 20 pohon contoh yang memiliki

produktivitas ektrim (yang terlalu tinggi dan terlalu rendah). Selanjutnya 50

pohon contoh yang akan digunakan tersebut disebar secara sistematis dan merata

ke semua perlakuan sehingga masing-masing perlakuan mewakili setiap kelas

produktivitas getah pinus dari yang terkecil sampai yang terbesar.

B. Penelitian Utama

Pengumpulan data meliputi kegiatan:

1. Menyiapkan alat, bahan dan survey lokasi.

2. Berdasarkan data penelitian pendahuluan, maka diambil pohon contoh

sebanyak 50 pohon. Kemudian mengelompokkan dan menandai 50

pohon tersebut berdasarkan perlakuan yang diberikan dengan masing-

masing 10 pohon/perlakuan.

Rancangan Percobaan

Adapun rancangan percobaan yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah Rancangan Acak Lengkap (Completely Randomize Design) dimana respon

tersebut terdiri dari berbagai macam perlakuan yaitu :

a. Perlakuan A : kontrol, menggunakan metode quarre tanpa pemberian

stimulansia.

b. Perlakuan B : metode quarre dengan pemberian stimulansia.

c. Perlakuan C : metode bor dengan menggunakan pipa dan plastik dan

diberi stimulansia.

Page 16: PRODUKTIVITAS PENYADAPAN GETAH PINUS DENGAN … · kegiatan penyadapan getah pinus. ... serta pada saat pembaharuan luka dan pipa ... Berdasarkan data produksi yang didapat maka ditentukan

4

d. Perlakuan D : metode bor tanpa menggunakan pipa dengan pemberian

stimulansia

e. Perlakuan E : metode bor menggunakan pipa dengan pemberian

stimulansia dan penampung getah tidak pada pipa.

Dengan menggunakan pohon contoh sebanyak 10 pohon untuk setiap

perlakuan sehingga total pohon contoh adalah 50 pohon dan dilakukan

pembaharuan luka serta pemanenan getah setiap 3 hari sekali, dengan

pemanenan sebanyak 10 kali panen. Sehingga pengambilan hasil sadapan untuk

setiap perlakuan bersamaan dengan waktu pemberian stimulansia, dengan total

sadapan akan diperhitungkan dalam satuan gram/pohon/hari.

Yijk = µ + αi + εijk

Keterangan : i = 1, 2, 3, 4, 5

j = 1, 2, 3,... sd 10

Yijk = respon karena pengaruh waktu pemberian stimulansia

perlakuan ke-i pada pohon ke-j yang terdapat pada

ulangan ke-k.

µ = nilai rataan umum

αi = pengaruh perlakuan metode penyadapan getah pinus ke-i

εijk = pengaruh banyaknya ulangan yang dilakukan

i = perlakuan

Dengan tabel rancangan percobaan disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Rancangan percobaan Ulangan Pohon

Contoh

Periode Pembaharuan Luka Sadapan

A B C D E

1 Y11k Y21k Y31k Y41k Y51k

2 Y12k Y22k Y32k Y42k Y52k

... ... ... ... ... ...

10 Y110k Y210k Y310k Y410 Y510k

Rata-rata Y1 Y2 Y3 Y4 Y5

Prosedur Kerja

Prosedur kerja dibagi-bagi kedalam beberapa tahapan utama yaitu :

1. Persiapan lokasi penyadapan, alat dan bahan

a. Persiapan alat-alat sadap yaitu talang, paku, palu, kadukul, bor, botol

plastik, selang, pipa paralon, pita ukur, sprayer, stimulansia, alat tulis.

2. Penyadapan pohon pinus menggunakan metode quarre dan metode bor

a. Pembuatan pelukaan awal dengan metode quarre

a.1. Membersihkan kulit pohon dengan golok sedalam 3 mm dan lebar 20

cm (tinggi untuk sadapan awal adalah 20 cm dari permukaan tanah).

a.2. Membuat koakan pada batang berukuran 6 x 10 cm dan kedalaman 2

cm menggunakan kadukul.

a.3. Memasang talang sadap pada bagian bawah koakan dan memberi paku

agar talang tertancap kuat lalu menyemprotkan cairan stimulansia

sebanyak 0.5 cc ( satu kali semprotan) / koakan

a.4. Memasang plastik berukuran 20x40 cm untuk menghalangi aliran

batang.

a.5. Memasang plastik yang dikaitkan pada paku disesuaikan dengan

talang sadap untuk menampung getah pinus yang keluar.

Page 17: PRODUKTIVITAS PENYADAPAN GETAH PINUS DENGAN … · kegiatan penyadapan getah pinus. ... serta pada saat pembaharuan luka dan pipa ... Berdasarkan data produksi yang didapat maka ditentukan

5

a.6. Memberikan tanda pada plastik menggunakan spidol permanen sesuai

dengan jenis perlakuan yang diberikan (kontrol dan stimulansia).

b. Penyadapan pinus dengan menggunakan metode bor

b.1. Membersihkan kulit pohon dengan golok sedalam 3 mm dan lebar 20

cm (untuk perlakuan D dan E).

b.2. Pengeboran awal pada batang pinus dengan ketinggian 20 cm di atas

permukaan tanah dengan kedalaman pengeboran 2 cm dan kemiringan

30-40°. Setelah itu dilakukan pembersihan serbuk kayu yang berada

dalam lubang sadapan. Kemudian menyemprotkan stimulansia pada

bidang sadap sebanyak 0.5 cc atau satu kali semprotan/bidang sadap.

b.3. Pemasangan pipa paralon untuk perlakuan C dan E, serta pemasangan

plastik pada pipa paralon sebagai wadah hasil sadapan getah pinus

yang keluar.

b.4. Pemasangan talang sadap pada bagian bawah lubang sadapan dan

memasang paku agar talang tertancap kuat, kemudian memasang

plastik untuk menampung getah (untuk perlakuan D dan E).

b.5. Pemasangan plastik berukuran 20x40 cm untuk menghalangi aliran

batang (untuk perlakuan D dan E).

b.6. Pemanenan getah disertai dengan perbaharuan lubang bor dengan

jarak 1 cm ke arah atas dan penyemprotan cairan stimulansia sebanyak

0.5 cc (satu kali semprotan)/lubang.

b.7. Menimbang hasil panen getah dengan timbangan digital kemudian

mencatatnya.

Penentuan Kualitas Getah

1. Penentuan contoh uji

Dengan mengambil dua pohon contoh untuk tiap perlakuan pada

pemanenan pertama, ketiga, keenam dan kesepuluh.

2. Parameter uji

Menggunakan dasar SNI Getah Pinus

a. Kadar kotoran

b. Kadar air

c. Warna

Berdasarkan warna, kadar air dan kadar kotoran, getah pinus

dikelompokkan dalam kelas mutu I atau II seperti yang disajikan pada

Tabel 2.

Tabel 2 Syarat mutu getah pinus

N Karakteristik Satuan Mutu

I II

1 Warna - putih Putih sampai keruh

kecoklat-coklatan

2 Kadar air (KA) % ≤ 7 7 < KA ≤ 9

3 Kadar kotoran (KK) % ≤ 7 7 < KK ≤ 9

4 Kadar air + kadar kotoran % ≤ 14 14 < KA+KK ≤ 18

Page 18: PRODUKTIVITAS PENYADAPAN GETAH PINUS DENGAN … · kegiatan penyadapan getah pinus. ... serta pada saat pembaharuan luka dan pipa ... Berdasarkan data produksi yang didapat maka ditentukan

6

3. Cara Uji

A. Uji Kadar Kotoran

1. Menimbang contoh getah pinus sebanyak ±100 gram (a) dalam

wadah yang telah diketahui beratnya lalu menambahkan terpentin

± 100 ml, kemudian diaduk hingga getah tersebut larut.

2. Menimbang saringan 100 mesh (b)

3. Menyaringan dan menampung cairan filtrasi pada wadah lain.

4. Menimbang saringan dan kotoran (c)

5. Menghitung kadar kotoran menggunakan rumus :

Kadar kotoran (%) =𝑐−𝑏

𝑎 x 100 %

B. Uji Kadar Air

1. Mengendapkan larutan filtrasi pada pengujian kadar kotoran getah

selama ± 30 menit agar terjadi pemisahan antara air dan larutan

getah kemudian menuangkan larutan getah tersebut pada tempat

lain.

2. Menuangkan air ke dalam gelas ukur 250 cc dengan menggunakan

corong plastik, lalu mengendapkan larutan selama ± 5 menit

kemudian mengukur volume larutan air pada gelas ukur (d).

3. Menghitung kadar air menggunakan rumus :

Kadar Air (%) = 𝑑

𝑎 x 100 %

Analisis Data

Pengaruh faktor perlakuan terhadap produktivitas getah pinus dapat

dilakukan dengan analisis ragam atau Analysis of Variance (ANOVA).

Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis ragam untuk

rancangan acak lengkap satu faktor yaitu faktor perlakuan dengan ulangan yang

sama. Perhitungan analisis dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

Faktor Korelasi (FK) =( 𝑌𝑖𝑗𝑖 .𝑗 )2/rt

JKT = 𝑡𝑖=1 𝑌𝑖𝑗𝑟

𝑖=12

– FK

JKR = 𝑟 𝑌𝑖 2 – FK

JKS = JKT-JKR

Hasil perhitungan jumlah kuadrat setiap faktor selanjutnya ditabulasikan

dalam bentuk tabel analisis sidik ragam seperti yang disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 Analisys of Variance (ANOVA)

Sumber Derajat bebas

(dB)

Jumlah kuadrat

(JK)

Kuadrat tengah

(KT) Fhit

Regresi t-1 JKR KTR KTR/KTS

Sisa t(r-1) JKS KTS

Total tr-1 JKT

Page 19: PRODUKTIVITAS PENYADAPAN GETAH PINUS DENGAN … · kegiatan penyadapan getah pinus. ... serta pada saat pembaharuan luka dan pipa ... Berdasarkan data produksi yang didapat maka ditentukan

7

Hipotesis :

Pengujian terhadap pengaruh perlakuan

H0 : τ1 = τ2 = …….τi = 0

H1 : sekurangnya ada satu τi ≠ 0

Terima H0 : perbedaan taraf perlakuan tidak memberikan pengaruh nyata

terhadap respon percobaan pada selang kepercayaan 95% (α=0.05).

Terima H1 : sekurangnya ada taraf perlakuan yang memberikan pengaruh nyata

terhadap respon percobaan pada selang kepercayaan 95% (α=0.05).

Hasil uji F-hitung yang diperoleh dari ANOVA dibandingkan dengan F-tabel

pada selang kepercayaan 95% (α = 0.05) dengan kaidah :

1. Jika F-hitung < F-tabel maka H0 diterima, H1 ditolak sehingga perlakuan

memberikan pengaruh tidak nyata terhadap produktivitas getah pinus pada

selang kepercayaan 95% (α = 0.05).

2. Jika F-hitung > F-tabel, maka H0 ditolak, H1 diterima sehingga perlakuan

memberikan pengaruh nyata terhadap produktivitas getah pinus pada selang

kepercayaan 95% (α = 0.05).

Apabila perlakuan memberikan pengaruh nyata terhadap produktivitas

getah pinus, maka dilakukan pengujian kembali dengan uji Duncan menggunakan

Software SPSS 16 untuk menunjukkan kelompok perlakuan yang saling berbeda

nyata.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Penelitian penyadapan getah pinus dilakukan di Hutan Pendidikan Gunung

Walat (HPGW) Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. HPGW terletak pada

ketinggian 460-715 mdpl dengan topografi yang bervariasi dari landai sampai

bergelombang terutama di bagian selatan, sedangkan ke bagian utara memiliki

topografi yang semakin curam. Klasifikasi iklim HPGW menurut Schmidt dan

Ferguson termasuk tipe B dan banyaknya curah hujan tahunan berkisar antara

1600-4400 mm. Tanah di HPGW adalah kompleks dari podsolik, latosol dan

litosol dari batu endapan dan bekuan daerah bukit, sedangkan di daerah barat daya

terdapat areal peralihan dengan jenis batuan Karst. Tegakan hutan di HPGW

didominasi oleh tanaman damar (Agathis lorantifolia), pinus (Pinus merkusii),

puspa (Schima wallichii), sengon (Paraserianthes falcataria), mahoni (Swietenia

macrophylla) dan jenis lainnya seperti kayu afrika (Maesopsis eminii), rasamala

(Altingia excelsa), Dalbergia latifolia, Gliricidae sp, Shorea sp dan akasia

(Acasia mangium) (FAHUTAN IPB 2009).

Jenis pohon yang dijadikan objek untuk penelitian ini adalah Pinus merkusii

yang terdapat pada lokasi khusus penelitian yang terletak beberapa meter dari

papan selamat datang HPGW seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Keadaan

topografi lokasi penelitian relatif curam dengan lereng menghadap ke arah timur

dan memiliki ketinggian kurang lebih sebesar 652 mdpl. Pohon pinus yang

dipilih memiliki selang diameter antara 33 cm sampai dengan 75 cm dan sehat.

Keadaan tajuk lebat (Gambar 2) dan tumbuhan bawah yang tidak terlalu banyak di

Page 20: PRODUKTIVITAS PENYADAPAN GETAH PINUS DENGAN … · kegiatan penyadapan getah pinus. ... serta pada saat pembaharuan luka dan pipa ... Berdasarkan data produksi yang didapat maka ditentukan

8

sekitar tempat tumbuh pohon pinus. Jenis-jenis tumbuhan bawah tersebut adalah

antara lain paku rane, paku sayur dan harendong bulu (Clidemia hirta).

Gambar 1 Lokasi penelitian penyadapan getah pinus , batas kawasan hutan ,

camp HPGW

Gambar 2 Kondisi tajuk tegakan pinus

Penentuan Pohon Contoh

Penentuan pohon contoh berdasarkan pada kelas diameter yang telah

ditentukan yaitu >30 cm dan memiliki kondisi yang sehat. Dalam penentuan

pohon contoh dilakukan penelitian pendahuluan yang bertujuan untuk

mendapatkan potensi dasar dari kemampuan pohon untuk mengeluarkan getah,

sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pemilihan pohon contoh.

Penelitian pendahuluan dilakukan sebanyak tiga kali panen dengan periode

pelukaan tiga hari sekali dengan perlakuan yang sama yaitu menggunakan metode

bor tanpa diberi stimulansia Etrat dan menggunakan 70 pohon contoh.

Berdasarkan data produksi yang didapat maka dapat terlihat produktivitas getah

pinus masing-masing pohon. Apabila terdapat pohon yang memiliki produkivitas

ekstrim, yaitu produktivitas yang terlalu tinggi ataupun terlalu rendah maka pohon

tersebut tidak akan dipilih menjadi pohon contoh. Jumlah pohon yang digunakan

Page 21: PRODUKTIVITAS PENYADAPAN GETAH PINUS DENGAN … · kegiatan penyadapan getah pinus. ... serta pada saat pembaharuan luka dan pipa ... Berdasarkan data produksi yang didapat maka ditentukan

9

sebanyak 10 pohon contoh untuk masing-masing perlakuan sehingga total pohon

yang digunakan adalah 50 pohon pinus.

Produksi Getah pada Berbagai Perlakuan

Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak lima

perlakuan, yaitu perlakuan A dengan metode quarre tanpa pemberian stimulansia

(kontrol), perlakuan B dengan metode quarre dengan pemberian stimulansia,

perlakuan C dengan metode bor dengan menggunakan pipa dan diberi stimulansia,

perlakuan D dengan metode bor tanpa menggunakan pipa dengan pemberian

stimulansia dan perlakuan E dengan metode bor menggunakan pipa dengan

penampung getah tidak pada pipa dan diberi stimulansia. Kelima perlakuan

tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.

(a) (b) (c)

(d) (e)

Gambar 3 Perlakuan yang digunakan: (a) Perlakuan A, (b) Perlakuan B, (c)

Perlakuan C, (d) Perlakuan D, (e) Perlakuan E

Metode quarre yang digunakan pada perlakuan A dan perlakuan B sebagai

pembanding, dikarenakan teknik penyadapan yang umum digunakan untuk

menyadap getah pinus selama ini adalah menggunakan metode quarre. Namun

metode quarre masih memiliki banyak kekurangan, antara lain penutupan luka

bekas sadapan yang membutuhkan waktu lama sehingga rawan mengakibatkan

kerusakan pohon pinus dan hasil sadapan yang kurang bersih dikarenakan

Page 22: PRODUKTIVITAS PENYADAPAN GETAH PINUS DENGAN … · kegiatan penyadapan getah pinus. ... serta pada saat pembaharuan luka dan pipa ... Berdasarkan data produksi yang didapat maka ditentukan

10

masukya kotoran serta air hujan ke dalam wadah penampungan getah. Untuk

dapat memproduksi getah yang lebih banyak dan berkualitas maka diperlukan

metode penyadapan yang cocok dan merupakan metode penyempurnaan dari

metode quarre yang masih terdapat banyak kekurangan sehingga digunakanlah

teknik penyadapan menggunakan metode bor.

Penyadapan menggunakan metode bor lebih ramah lingkungan

dikarenakan luka sadapan yang terbuka relatif kecil dan dapat menutup lebih cepat

dibandingkan metode quarre sehingga tidak merusak pohon serta meminimalisir

terserangnya bahaya penyakit atau hama, selain itu hasil getah juga lebih bersih

dikarenakan kotoran yang masuk ke dalam getah dapat diminimalisir. Namun

penggunaan pipa serta plastik pada metode bor dianggap kurang praktis dan

membutuhkan biaya yang lebih sehingga dilakukan penelitian menggunakan

perlakuan D yang merupakan metode penyadapan menggunakan prinsip metode

bor yang mengadopsi metode quarre sehingga perubahan metode tidak terlalu

jauh. Selain itu pada saat pembaharuan luka pada metode bor, pipa dipindahkan

dari bidang sadap lama ke bidang sadap yang baru sehingga getah yang masih

mengalir pada bidang sadap lama tidak tertampung dan getah akan terbuang

sehingga dilakukan penelitian menggunakan perlakuan E yaitu dengan memasang

penampung getah untuk menampung sisa-sisa getah yang masih mengalir keluar.

Hasil penelitian menunjukkan produktivitas yang berbeda-beda pada setiap

perlakuannya. Secara umum produktivitas rata-rata penyadapan getah pinus

berdasarkan perlakuan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Produktivitas rata-rata getah pinus (gram/bidang sadap/hari) pada setiap

perlakuan

Periode Perlakuan A Perlakuan B Perlakuan C Perlakuan D Perlakuan E

1 51.1 48.2 25.6 26.8 22.1

2 14.3 26.4 54.8 45.7 46.0

3 26.3 56.6 57.8 70.1 56.8

4 31.2 65.5 53.7 70.6 53.3

5 40.8 90.0 74.4 71.6 63.6

6 43.5 80.5 70.0 48.0 54.1

7 45.4 88.4 59.5 53.5 56.7

8 45.0 94.7 84.9 80.0 70.9

9 46.8 100.6 47.7 69.1 59.6

10 55.3 91.5 47.4 55.0 57.0

Rata-rata 39.97 74.24 57.58 59.04 54.01

Tabel 4 menunjukkan rata-rata produktivitas hasil sadapan getah pinus

yang paling tinggi adalah perlakuan B, hal ini dikarenakan luka sadapan yang

lebih luas dibandingkan dengan menggunakan metode bor sehingga getah yang

mengalir keluar lebih banyak. Sedangkan produktivitas rata-rata terendah adalah

perlakuan A atau kontrol. Penggunaan stimulansia etrat pada perlakuan B, C, D

dan E dimaksudkan untuk mengetahui produktivitas getah pinus dibandingkan

dengan tanpa pemberian stimulansia pada perlakuan A. Stimulansia etrat

merupakan perpaduan dari 100 ppm ethylene dan 150 ppm asam sitrat yang

berfungsi untuk merangsang dan memperlancar keluarnya getah.

Page 23: PRODUKTIVITAS PENYADAPAN GETAH PINUS DENGAN … · kegiatan penyadapan getah pinus. ... serta pada saat pembaharuan luka dan pipa ... Berdasarkan data produksi yang didapat maka ditentukan

11

Sudrajat et al. (2002) mengatakan bahwa produktivitas getah pinus

dipengaruhi oleh faktor diameter pohon, umur, kadar stimulansia, periode

pemungutan getah dan pembagian jalur pengamatan. Berdasarkan penelitian

Doan (2007) ada beberapa faktor yang mempengaruhi produksi getah yaitu

biologi, faktor tempat tumbuh dan faktor perlakuan terhadap pohon pinus.

Sedangkan menurut Kasmudjo (1997) faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

produktivitas adalah kerapatan tegakan, elevasi areal, suhu dan kelembapan udara.

Pengaruh suhu dan kelembapan udara cukup besar terhadap produktivitas getah

pinus. Apabila suhu yang rendah dan kelembapan yang tinggi karena pengaruh

iklim mikro menyebabkan produksi getah rendah. Kecenderungan hasil

produktifitas rata-rata getah pinus ditampilkan pada Gambar 4.

Gambar 4 Produktivitas rata-rata getah pinus. Perlakuan A, Perlakuan

B, Perlakuan C, Perlakuan D, Perlakuan E

Produktivitas rata-rata untuk semua perlakuan setiap kali panen

menunjukkan hasil yang tidak stabil dan memiliki pola kecenderungan

peningkatan dan penurunan. Menurut Santosa (2011), produktivitas yang masih

rendah pada awal periode penyadapan sampai dengan 12 hari disebabkan

pemberian ethylene memerlukan waktu untuk mempengaruhi metabolisme

sekunder. Ethylene membutuhkan waktu untuk mengubah bentuk dari cair

menjadi gas di dalam jaringan tanaman. Setelah itu proses untuk membangkitkan

ethylene di dalam tanaman pun memerlukan waktu hingga tercapainya proses

metabolisme sekunder (pembentukan getah) dapat berjalan dengan stabil. Terlihat

pada grafik dengan penyadapan menggunakan metode quarre terlihat lebih stabil

dbandingkan dengan metode bor. Hal ini dikarenakan pekerja sudah terbiasa

menggunakan alat, selain itu pembaharuan luka sadapan dilakukan di bidang yang

sama sehingga pemotongan saluran getah berlangsung kontinu, sedangkan

pembaharuan luka pada metode bor terdapat jarak, sehingga seolah-olah seperti

membuka saluran getah yang baru. Produktivitas getah pinus juga dipengaruhi

oleh hujan. Menurut Doan (2007), curah hujan yang tinggi akan menyebabkan

kelembaban di sekitar luka sadapan menjadi tinggi dan hal tersebut dapat

menyebabkan getah cepat menggumpal.

0

20

40

60

80

100

120

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Pro

dukti

fita

s ra

ta-r

ata

get

ah p

inus

(gra

m/b

idan

g s

adap

/har

i)

Pemanenan ke-

Page 24: PRODUKTIVITAS PENYADAPAN GETAH PINUS DENGAN … · kegiatan penyadapan getah pinus. ... serta pada saat pembaharuan luka dan pipa ... Berdasarkan data produksi yang didapat maka ditentukan

12

Pengaruh Perlakuan terhadap Produktivitas Getah

Untuk mengetahui pengaruh berbagai perlakuan terhadap produktivitas

hasil sadapan getah pinus maka dilakukan analisis ragam atau Analysis of

Variance (ANOVA). Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

ragam untuk rancangan acak lengkap satu faktor yaitu faktor perlakuan dengan

ulangan yang sama.

Tabel 5 Analisis ragam pengaruh berbagai perlakuan terhadap produktivitas getah

pinus Sumber

keragaman db

Jumlah

kuadrat (JK)

Kuadrat

tengah (KT) Fhit F0.05

Perlakuan 4 6465.645 1616.411 5.372 0.001

Sisa 45 13540.211 300.894

Total 49 20005.856

Hasil pengujian analisis ragam atau Analysis of Variance (ANOVA)

(Tabel 5) menunjukkan bahwa setiap perlakuan mempunyai pengaruh nyata

terhadap rata-rata produktivitas getah pinus yang dihasilkan pada tingkat

kepercayaan 95% (α = 0.05). Hal ini ditunjukkan dengan nilai F hitung untuk

keragaman berbagai perlakuan yang bernilai 5.372 lebih besar daripada F tabel

pada tingkat nyata 0.05 yang bernilai 2.579. Oleh karena itu pengaruh berbagai

perlakuan berpengaruh nyata tehadap produktivitas getah pinus, maka analisis

dilanjutkan dengan uji Duncan untuk mengetahui kelompok setiap perlakuan yang

berbeda nyata.

Tabel 6 Hasil Uji Duncan setiap perlakuan terhadap produktivitas penyadapan

getah pinus Subset for alpha = 0.05

Perlakuan N 1 2 3

A 10 39.9700

E 10 54.0100 54.0100

C 10 57.5800

D 10 59.0400

B 10 75.530

Sig. .077 .546 1.000

Hasil uji Duncan membandingkan pengaruh antar perlakuan dilihat dari

produktivitas rata-rata getah. Hasil uji Duncan (Tabel 6) menunjukkan bahwa

setiap perlakuan memiliki pengaruh nyata terhadap hasil produktivitas getah pinus.

Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa metode quarre tanpa pemberian

stimulansia (perlakuan A) memberian nilai yang berbeda dengan metode quarre

dengan pemberian stimulansia (perlakuan B), kemudian metode bor (perlakuan C,

D dan E) memberikan nilai yang berbeda dengan metode quarre (dengan

stimulansia maupun tanpa stimulansia), selain itu pada ketiga desain metode bor

(perlakuan C, D dan E) memberikan nilai yang sama.

Page 25: PRODUKTIVITAS PENYADAPAN GETAH PINUS DENGAN … · kegiatan penyadapan getah pinus. ... serta pada saat pembaharuan luka dan pipa ... Berdasarkan data produksi yang didapat maka ditentukan

13

Kualitas Getah

Getah pinus digunakan sebagai bahan baku untuk produksi gondorukem

dan terpentin. Sering kali di dalam getah pinus terdapat campuran air dan kotoran

yang tidak sengaja tercampur. Oleh karenanya kualitas getah ditentukan oleh

kadar kotoran, kadar air dan warnanya. Untuk memperoleh gondorukem yang

berkualitas baik maka diperlukan getah dengan kualitas yang baik pula, sehingga

dilakukanlah uji kualitas getah sesuai dengan SNI (2012) pada masing-masing

perlakuan sehingga dapat diketahui perlakuan manakah yang dapat menghasilkan

getah berkualitas baik.

Pengujian kualitas getah pinus dilakukan sebanyak empat kali uji dengan

jumlah sampel getah pinus sebanyak dua pohon contoh tiap perlakuan. Hasil

menunjukkan bahwa semua getah pinus hasil sadapan termasuk ke dalam kelas

Mutu I dikarenakan kadar kotoran dan kadar air masing-masing bernilai kurang

dari 7 %.

Tabel 7 Hasil uji kualitas getah pinus Uji kualitas

Perlakuan Kadar air (KA) (%) Kadar kotoran (KK) (%)

A 3.34 5.50

B 3.32 4.97

C 0 0.92

D 1.85 3.35

E 0 1.12

Tabel 7 menunjukkan bahwa pada metode quarre (perlakuan A dan

perlakuan B) terdapat lebih banyak kotoran dan air dibandingkan dengan metode

bor. Kotoran-kotoran yang terdapat pada getah hasil sadapan menggunakan

metode quarre tersebut berasal dari serpihan kayu, serasah daun pinus, buah pinus,

debu dan pasir. Sedangkan penyadapan pinus dengan menggunakan metode bor

menghasilkan getah yang berkualitas baik berdasarkan penampakan fisik karena

getah yang keluar dari batang pohon langsung disalurkan melalui pipa paralon ke

dalam penampung plastik sehingga kadar kotoran yang tercampur dengan getah

sedikit bahkan tidak ada. Namun pada perlakuan D dimana menggunakan metode

bor tanpa pipa yang memiliki produktivitas tinggi, kandungan kadar kotoran dan

kadar air lebih banyak dibandingkan metode bor pada perlakuan C dan perlakuan

E. Hal ini dikarenakan bidang sadap terbuka dan getah langsung mengalir dari

batang ke plastik penampung tanpa melalui pipa paralon sehingga resiko terdapat

kotoran semakin besar.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Produktivitas penyadapan getah pinus menggunakan metode quarre

dengan pemberian stimulansia memberikan hasil yang paling tinggi daripada

Page 26: PRODUKTIVITAS PENYADAPAN GETAH PINUS DENGAN … · kegiatan penyadapan getah pinus. ... serta pada saat pembaharuan luka dan pipa ... Berdasarkan data produksi yang didapat maka ditentukan

14

penyadapan dengan menggunakan perlakuan lainnya. Diantara ketiga desain

metode bor yang diteliti, metode bor tanpa menggunakan pipa memiliki

produktivitas rata-rata tertinggi yaitu sebesar 59.04 gram/pohon/hari. Dari segi

kualitas, terdapat lebih banyak kadar air dan kadar kotoran yang terkandung

dalam getah hasil sadapan menggunakan metode bor tanpa pipa dibandingkan

dengan desain metode bor lainnya yaitu sebesar 1.85 % untuk kadar air dan

3.345 % untuk kadar kotoran. Sehingga secara keseluruhan penyadapan getah

pinus menggunakan metode bor tanpa pipa merupakan solusi metode penyadapan

yang mampu menghasilkan getah berkualitas dan tidak merusak pohon

dibandingkan menggunakan metode quarre serta mampu menghasilkan getah

yang lebih banyak dan lebih menghemat biaya pengeluaran serta lebih praktis

dibandingkan metode bor menggunakan pipa.

Saran

Dalam menerapkan penyadapan getah pinus menggunakan metode bor di

Hutan Pendidikan Gunung Walat maka perlu adanya pelatihan penggunaan mesin

bor sehingga penyadap dapat lebih terampil menggunakan alat.

DAFTAR PUSTAKA

Doan ANG. 2007. Ciri-ciri Fisik Pinus (Pinus merkusii Jungh et de Vriese)

Banyak Menghasilkan Getah dan Pengaruh Pemberian Stimulansia Serta

Kelas Umur terhadap Produksi Getah Pinus di RPH Sawangan dan RPH

Kemiri, KPH Kedu Selatan Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah [skripsi].

Bogor (ID): Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor

[FAHUTAN IPB] Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. 2009. Rencana

Pembangunan Hutan Pendidikan Gunung Walat 2009-2013. Bogor (ID):

Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor

Kasmudjo. 1997. Upaya Peningkatan Produksi Getah Pinus (Tusam). Duta Rimba

23(207):52-56

Santosa G. 2011. Pengaruh Pemberian ETRAT terhadap Peningkatan

Produktivitas Penyadapan Getah Pinus (Studi Kasus di KPH Sukabumi

Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten) [Laporan Penelitian]. Bogor

(ID): Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

Santosa G, Muhdin. 2012. Peningkatan Produktivitas Penyadapan Getah dengan

Metode Bor pada Tegakan Pinus Jenuh Sadap [Laporan Penelitian]. Bogor

(ID): Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor

[SNI] Standar Nasional Indonesia. 2012. Getah Pinus. SNI 7837:2012. Jakarta

(ID): Badan Standardisasi Nasional

Sudrajat R, Setyawan D, Sumadiwangsa S. 2002. Pengaruh Diameter Pohon,

Umur dan Kadar Stimulan Terhadap Produktivitas Getah Tusam (Pinus

merkusii Jungh et. de. Vries). Buletin Penelitian Hasil Hutan. 20(2):143-158

Page 27: PRODUKTIVITAS PENYADAPAN GETAH PINUS DENGAN … · kegiatan penyadapan getah pinus. ... serta pada saat pembaharuan luka dan pipa ... Berdasarkan data produksi yang didapat maka ditentukan

15

LAMPIRAN

Lampiran 1 Uji kualitas kadar kotoran

Lampiran 2 Uji kualitas kadar air

Perlakuan Uji 1 Uji 2 Uji 3 Uji 4

A 0 0 0 2.50

A 0 0 0 4.17

B 0 0 0 2.12

B 0 0 0 4.52

C 0 0 0 0

C 0 0 0 0

D 0 0 0 3.70

D 0 0 0 0

E 0 0 0 0

E 0 0 0 0

Lampiran 3 Dokumentasi penelitian

a. Mata bor kipas b. Stimulansia etrat c. Pengeboran pohon pinus

Perlakuan Uji 1 Uji 2 Uji 3 Uji 4

A 2.16 2.30 3.10 2.25

A 1.80 5.00 5.00 2.08

B 2.00 1.00 1.00 1.06

B 1.60 2.00 2.98 2.23

C 0.00 0.25 1.00 0.84

C 0.00 0.67 0.60 1.00

D 1.12 1.10 1.10 1.42

D 1.67 1.59 1.47 1.57

E 0.50 0.92 1.08 0.67

E 1.17 0.00 1.30 1.57

Page 28: PRODUKTIVITAS PENYADAPAN GETAH PINUS DENGAN … · kegiatan penyadapan getah pinus. ... serta pada saat pembaharuan luka dan pipa ... Berdasarkan data produksi yang didapat maka ditentukan

16

d. Pemasangan pipa dan plastik e. Penimbangan getah pinus

Page 29: PRODUKTIVITAS PENYADAPAN GETAH PINUS DENGAN … · kegiatan penyadapan getah pinus. ... serta pada saat pembaharuan luka dan pipa ... Berdasarkan data produksi yang didapat maka ditentukan

17

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 23 Maret 1991 sebagai anak keempat dari

empat bersaudara pasangan (Alm) Baryono dan Dra. Rr. Astuti Burama Puteri

Rahayu. Penulis menyelesaikan sekolah menengah atas di SMA Negeri 7

Yogyakarta pada tahun 2009 dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi

masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB dan diterima di

Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan.

Kegiatan praktek yang pernah dilakukan adalah Praktek Pengenalan

Ekosistem Hutan (PPEH) di Kamojang-Sancang Barat pada bulan Juni 2011,

Praktek Pengelolaan Hutan (P2H) di Hutan Pendidikan Gunung Walat pada bulan

Juni-Juli 2012 serta Praktek Kerja Lapang (PKL) di HPH PT. Arfak Indra,

Kabupaten Fakfak, Papua Barat pada bulan Maret-April 2013. Penulis juga

pernah menjadi anggota PASKIBRA IPB angkatan 46, anggota divisi Event

Organizer (EO) Music Agricutural Expression (MAX!!), pengurus Sylva

Indonesia sebagai anggota divisi Pemberdayaan Sumber Daya Masyarakat

(PSDM). Selain itu penulis juga pernah mengikuti kepanitiaan dalam acara

Gebyar Nusantara 2010, Pekan Ilmiah Kehutanan Nasional 2010 sebagai anggota

PDD, Bina Corps Rimbawan (BCR) 2011 sebagai anggota Komisi Disiplin serta

Temu Manajer (TM) 2011 sebagai anggota divisi Medis.

Untuk menyelesaikan gelar Sarjana Kehutanan IPB, penulis menyelesaikan

karya tulis dengan judul “Produktivitas Penyadapan Getah Pinus dengan Metode

Bor tanpa Pipa” dibimbing oleh Dr Ir Gunawan Santosa, MS.