Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PROFESIONALISME APARATUR SIPIL NEGARA DALAM MENINGKATKAN
KINERJA DI KANTOR CAMAT SEKERNAN
KABUPATEN MUARO JAMBI
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Syarat- Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Dalam Ilmu Pemerintahan
Fakultas Syariah
Oleh :
RIKO NANDAR
(SIP.141777)
PEMBIMBING:
Siti Marlina, S.Ag., M.HI
Tri Endah Karya Lestiyani, S.IP., M.IP
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDINJAMBI
2019
ii
iii
iv
v
MOTTO
☺⬧ ☺➔⧫ ⧫⬧ ▪⬧
◼⧫⧫ ⧫◆ ☺➔⧫ ⧫⬧
▪⬧ ❖ ◼⧫⧫
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat
(balasan)nya., dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya
Dia akan melihat (balasan) nya pula. (Q.S.AL- ZALZALAH : 7-8)
vi
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah
Dengan Menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT. Kupersembahkan Skripsi ini kepada :
Ayahanda Amir dan Ibunda Ernawati
Panutan hidup yang akan selalu kubanggakan dan kumuliakan.
Kasih dan sayang keduanya tak akan terungkapkan dengan lisan, dan tak akan
pernah sanggup kubalas dengan perbuatan.
Sebagai bakti dan sembah sujudku, kudo’akan semoga beliau selalu diberikan
kesehatan dan kekuatan, serta umur yang panjang, limpahkanlah rizki yang baik
dan halal menuju jalan yang diridhai Allah swt.
dan adikku tersayang Feri Ardianto dan Padila, yang selalu menjadi motivasi,
memberikanku semangat dan inspirasi. Serta keluarga besarku yang telah
memberikan cinta kasih yang begitu luar biasa.
Kepada teman-temanku IP ’14 yang berkenan meluangkan waktunya untuk
sekedar berbagi dan bertukar pikiran dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga pengorbanan dan motivasi yang kalian berikan membawa berkah dan
rahmat terhadap karya ini dikemudian hari. Dan semoga Allah swt. senantiasa
mencurahkan kasih dan sayangnya kepada kita semua.
Aamiin.
vii
ABSTRAK
Pelayanan yang lambat, kurangnya pemberdayaan masyarakat dan kurangnya informasi
yang di berikan kantor camat sekernan menjadi permasalahan yang menyebabkan
timbulnya indikasi ketidak puasan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan aparat
kecamatan tersebut, berdasarkan permasalahan tersebutlah maka penulis tertarik
mengangkat sebuah penelitian dengan judul Profesionalisme Aparatur Sipil Negara dalam
Meningkatkan Kinerja di Kantor Camat Sekernan kabupaten Muaro Jambi, yang bertujuan untuk
mengetahui bagaimana Profesionalitas aparatur sipil negara dalam meningkatkan kinerja di
kantor camat sekernan, Apa kendala dan upaya dalam Profesionalitas aparatur sipil negara dalam
meningkatkan kinerja di kantor camat sekernan kabupaten muaro jambi. skripsi ini
menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui
observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat diperoleh hasil dan kesimpulan sebagai
berikut, Pertama: Dapat disimpulkan bahwa profesional aparat kecamatan terhadap
pelayanan masyarakat kecamatan sekernan memang belum profesional karena dalam
menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pelayan publik, harus mementingkan
kepentingan masyarakat dari pada urusan pribadinnya. Kemudian seperti yang disebut di
atas dalam menjalankan amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
pemerintah daerah dalam pasal 225 poin b dan g tersebut tentang tugas camat yang di
bantu aparat kecamatan, belum terlaksana dengan baik, yang seharusnya dijalankan
dengan baik oleh aparat kecamatan sehingga pelayanan masyarakat sesuai dengan apa
yang di aspirasikan oleh masyarakat. Kemudian dilihat dari responsivitas aparat
kecamatan terhadap pelayanan masyarakat Kecamatan Sekernan di ditanggapi, namun
terkesan lambat dalam penangannya. Berdasarkan alasan tersebut disimpulkan bahwa
aparat kecamatan sekernana dalam menjalankan tugas dan fungsinya memang belum
profesional. Kedua kendala yang dihadapi adalah masih kurang telitinya aparat
kecamatan tersebut dalam bekerja, kurangnya pemberdayaan masyarakat. dan
pengimpormasian yang diberikan aparat kecamatan kepada desa dan aparat desa tidak
menyampaikan informasi tersebut kepada masyarakat. sedangkan upaya aparat
kecamatan dalam profesional pelayanan masyarakat adalah seperti memperluas wawasan,
maupun perbaikan kedisiplinan, semua itu tidak lain dilakukan demi tercapainya aparatur
kecamatan sekernan yang profesional dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Kata Kunci: Profesionalisme Aparatur Sipil Negara dalam Meningkatkan Kinerja.
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT,
yang telah melimpahkan berkah, rahmat, taufik dan hidayahnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini guna melengkapi syarat untuk mendapatkan gelar
sarjana Strata Satu (S.1) pada Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin jambi. Skripsi ini penulis beri judul “Profesionalisme Aparatur Sipil Negara
dalam Meningkatkan Kinerja di Kantor Camat Sekernan kabupaten Muaro
Jambi.”
Penulis sepenuhnya menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan dan di dalamnya masih banyak kelemahan dan kekurangan, namun penulis
telah berupaya semaksimalmungkin untuk memberikan yang terbaik.dalam penulisan
skripsi ini penulis tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan serta petunjuk dari berbagai
pihak. Atas bantuan serta bimbingan tersebut penulis menyampaikan terima kasih kepada
:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA Rektor Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin jambi.
2. Bapak Dr. A. A. Miftah, M. Ag Dekan Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin jambi.
3. Bapak Dr. H. Hermanto Harun, Lc., M.HI, Wakil Dekan I Ibu Dr. Rahmi Hidayati,
S, Ag., M. HI, Wakil Dekan II, danDr. Yuliatin, S. Ag., M.HI, Wakil Dekan III
Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin jambi.
4. Ibu Mustiah, S.Ag. M.HI, Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Syariah
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin jambi.
ix
x
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................... i
Lembar Pernyataan ........................................................................................ ii
Persetujuan Pembimbing ............................................................................... iii
Pengesahan .................................................................................................... iv
Motto ............................................................................................................. v
Persembahan .................................................................................................. vi
Abstrak .......................................................................................................... vii
Kata Pengantar ............................................................................................... viii
Daftar Isi ........................................................................................................ xi
Dartar Singkatan ............................................................................................ xiv
Daftar Tabel ................................................................................................... xv
Daftar Gambar ............................................................................................... xvi
BAB IPENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5
C. Batasan Penelitian ....................................................................... 5
D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian ................................................ 6
1. Tujuan Penelitian ................................................................... 6
2. Kegunaan Penelitian .............................................................. 6
E. Kerangka teori ............................................................................. 6
F. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 16
BAB II METODE PENELITIAN ................................................................ 21
A. Tempat dan Waktu Penelitia ....................................................... 21
B. Pendekatan Penelitian .................................................................. 21
C. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 22
D. Metode pengumpulan Data .......................................................... 23
E. Teknik Analisis Data ................................................................... 25
F. Sistematika Penulisan .................................................................. 26
G. Jadwal Penelitian ......................................................................... 28
xi
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ............................ 29
A. Letak Geografis/Administrasi Kecamatan Sekernan ................. 29
B. Gambar Struktur Organisasi Kecamatan Sekernan .................... 31
C. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi dari Struktur Organisasi .......... 32
D. Sumber Daya Manusia Kantor Camat Sekernan........................ 39
E. Visi dan Misi Kecamatan Sekernan ........................................... 41
BAB IVPEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ............................... 45
A. Profesionalisme Aparatur Sipil Negara dalam Meningkatkan Kinerja
di Kantor Camat Sekernan ........................................................... 45
B. Kendala dan Upaya dalam Profesionalisme Aparatur Sipil Negara di
Kantor Camat Sekernan dalam Meningkatkan Kinerja .............. 51
BAB VPENUTUP ........................................................................................ 54
A. Kesimpulan .................................................................................. 54
B. Saran-saran .................................................................................. 55
C. Kata Penutup ............................................................................... 56
Daftar pustaka
Lampiran-lampiran
Curiculum Vite
xii
DAFTAR SINGKATAN
BPD : Badan Permusyawaratan Desa
D1 : Diploma 1
D2 : Diploma 2
D3 : Diploma 3
Ha : Hektar
KK : Kepala Keluarga
KM : Kilometer
LK : Laki-Laki
LAD : Lembaga Adat Desa
M : Meter
MTQ : Musabaqoh Tilawatil Qur’an
PAUD : Pendidikan Anak Usia Dini
PPL : Perempuan Peduli Lingkungan
PHBI : Peringatan Hari Besar Islam
PR : Perempuan
PNS : Pegawai Negri Sipil
PEMILU : Pemilihan Umum
BUMDes : Badan Usaha Milik Desa
RT : Rukun Tetangga
SD : Sekolah Dasar
SLTA : Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
SLTP : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
SWT : Subhanahu Wata`alah
SDM : Sumber Daya Manusia
S1 : Strata 1
S2 : Strata 2
TPU : Tempat Pemakaman Umum
TKD : Tanah Kekayaan Desa
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 01 Jadwal Penelitian ............................................................................ 28.
Tabel 02 Nama kelurahan & kades kelurahan/desa se kecamatan sekernan 30.
xiv
Daftar Gambar
Gambar 01 Struktur Organisasi Pemerintah Kecamatan Sekernan ............... 31.
Gambar 02 Absensi Aparatur Sipil Negara dan Honorer/TKS Kantor
Camat Sekernan ......................................................................... 40.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah dijelaskan bahwa Kecamatan adalah perangkat daerah Kabupaten/kota,
sebagaimana dijelaskan Perangkat Daerah kabupaten/kota terdiri atas: sekretariat daerah,
sekretariat DPRD, inspektorat, dinas, badan, Kecamatan.1
Kecamatan dibentuk dalam rangka meningkatkan koordinasi penyelenggaraan
pemrintahan artinya dengan adanya Kecamatan, Camat sebagai pimpinan tertinggi di
Kecamatan harus dapat mengkoordinasikan semua urusan pemerintahan di
Kecamatan, kemudian juga Camat harus memberikan pelayanan publik di Kecamatan dan
juga pemberdayaan masyarakat Desa/Kelurahan.2
Kecamatan dipimpin oleh seorang kepala kecamatan yang disebut camat yang
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada bupati/wali kota melalui sekretaris
Daerah.3 Seorang camat bertugas seperti yang tertulis dalam UU No 23 Tahun 2014
sebagai berikut : Pertama, Camat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 224 ayat 1
mempunyai tugas seperti menyelenggaraan urusan pemerintahan umum sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 25 ayat 6, mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat,
mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum,
mengoordinasikan penerapan dan penegakan Perda dan Perkada, mengoordinasikan
pemeliharaan prasarana dan sarana pelayanan umum, mengoordinasikan
1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pasal 209 ayat 2
huruf f, 2 Muhammad Fadhli Camat dan Kecamatan menurut UU No 23 Tahun 2014, 18 februari 2018
3 Undang-undang 23 tahun 2014, pasal 224, ayat 1. 1
2
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan yang dilakukan oleh Perangkat Daerah di
Kecamatan, membina dan mengawasi penyelenggaraan kegiatan Desa dan/atau
kelurahan, melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah
kabupaten/kota yang tidak dilaksanakan oleh unit kerja Perangkat Daerah
kabupaten/kota yang ada di Kecamatan, dan melaksanakan tugas lain sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Kedua, Pendanaan penyelenggaraan urusan
pemerintahan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dibebankan pada
APBN dan pelaksanaan tugas lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf i
dibebankan kepada yang menugasi. Ketiga, Camat dalam melaksanakan tugasnya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibantu oleh perangkat Kecamatan.4
Tugas-tugas tersebut merupakan bentuk pelayanan yang harus dilaksanakan oleh
pemerintah kecamatan terhadap masyarakat, pelayanan pemerintah adalah Rasa puas
masyarakat terpenuhi bila apa yang diberikan oleh pemerintah kepada mereka sesuai dengan
apa yang mereka harapkan. Ketika masyarakat menghendaki pembuatan kartu tanda penduduk,
izin mengemudi, izin mendirikan bangunan, dan lain-lain dikerjakan dalam waktu yang singkat,
dengan biaya relatif murah serta mutu baik. Jadi, bila yang mereka terima adalah pembuatannya
dikerjakan berlarut-larut, biaya yang dikeluarkan cukup tinggi dan tidak transparan, serta
kemudian mutu surat izin tersebut buruk, tidak bisa dibaca, salah tanggal dananama, atau lokasi
maka masyarakat tidak puas.5
Artinya pelayanan dalam pemerintah terhadap masyarakat adalah diharapkan sama
dengan apa yang diinginkan oleh rakyat dengan apa yang diberikan oleh pemerintah, jadi kalau
4 Undang-Undang 23 tahun 2014, tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 225 5 Inu Kencana Syafiie, Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia (Sanri), (Jakarta:Bumi
Aksara,2003). hlm,116.
3
rakyat menginginkan pelayanan itu dengan biyaya murah dengan waktu pengerjaan cepat dan
dengan mutuh yang bagus maka pemerintah tidak seharusnya mengeluarkan berbagai surat izin
seperti SIM, KTP, IMB akta kelahiran dengan biaya mahal, pengerjaan yang tidak pernah selesai
dan mutu yang buruk.6
Apabila pelayanan tersebut dapat dilaksanakan dengan baik oleh pemerintah
kecamatan, maka terciptalah kepemerintahan yang baik (good governance) dapat menjadi
suatu kenyataan dan sukses apabila didukung oleh aparatur yang memiliki
profesionalisme tinggi dengan mengedepankan terpenuhinya akuntabilitas dan
responsibilitas publik, yakni dengan menekankan sekecil mungkin pemborosan
penggunaan sumber-sumber keuangan pemerintah (negara) dan juga sekaligus
memperkuat peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pondasi untuk
melaksanakan tugas-tugasnya. Akuntabilitas dan respontabilitas publik pada hakikatnya
merupakan standar profesional yang harus dicapai/dilaksanakan aparat pemerintah dalam
memberikan pelayanan dengan daya tanggap yang tinggi sesuai aspirasi masyarakat
secara bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas-tugasnya.7
Persoalan profesionalisme pada dasarnya menjadi persoalan di Indonesia seperti
masih bercirikan berbelit-belit, lambat, mahal, dan melelahkan. Kecenderungan seperti
itu terjadi karena masyarakat masih diposisikan sebagai pihak yang melayani bukan
yang dilayani. Banyaknya pengaduan dan keluhan dari masyarakat kepada
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara seperti menyangkut prosedur dan
6 Inu Kencana Syafiie, Etika Pemerintahan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010).. Hlm, 166. 7 http//profesionalisme-aparatur-pemerintah-studi-kasus-responsifitas-dan-inovasi-di-kecamatan,
akses 19 Desember 2016
4
mekanisme kerja pelayanan yang berbelit-belit, lambat, tidak adil dalam memberikan
pelayanan, kurang informatif, kurang akomodatif, kurang konsisten, terbatasnya
fasilitas, sarana dan prasarana pelayanan, tidak menjamin kepastian (hukum, waktu,
dan biaya) serta masih banyak dijumpai praktek pungutan liar serta tindakan-tindakan
yang berindikasi penyimpangan dan KKN.8
Dari landasan diatas tersebut penulis ingin melakukan penelitian tentang
Profesionalisme Pegawai Aparatur Sipil Negara dalam kinerja studi Kantor Camat
Sekernan Kabupaten Muaro Jambi. karena berdasarkan wawancara sementara penulis
dengan salah satu masyarakat Sekitar Kantor Camat Sekernan.
“Saya pernah membuat surat ke kantor kecamatan sekernan, saya datang jam 9
saya menemukan kantor yang masih kosong, dan saat saya buat surat ada aja salahnya.”9
Dari pernyataan tersebut ada indikasi ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja
aparatur kecamatan yang kurang baik, disebabkan beberapa faktor yang menyebabkan
kesan tersebut terkemukakan, mulai dari keluhan masyarakat terhadap pelayanan,
maupun hasil dari permintaan masyarakat dalam pelayanan yang mereka ajukan, tidak
sesuai dengan hasil yang diberikan
Berdasarkan fenomena di atas penulis tertarik ingin melakukan penelitian
mengenai aparatur Kantor Camat, dengan judul penelitian:
“Profesionalisme Aparatur Sipil Negara dalam Meningkatkan Kinerja di
Kantor Camat Sekernan kabupaten Muaro Jambi.”
B. Rumusan Masalah
8 Margono, dkk, <<e journal administrative reporm,>> http://ISSN 2338-7673/ar. mian. fisip-
unmul. ac. id, akses 3 februari 2014. 9 Wawancara Dengan Bapak Suherman S.Pdi Masyarakat Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro
Jambi, 18 Februari 2018
5
Berdasarkan latar belakang yang telah tuliskan di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana Profesionalisme Aparatur Sipil Negara dalam Meningkatkan kinerja di
Kantor Camat Sekernan Kabupaten Muaro Jambi.?
2. Apa sajakah Kendala dan Upaya dalam Meningkatkan Profesionalisme Aparatur Sipil
Negara dalam Kinerja di kantor camat Sekernan Kabupaten Muaro Jambi?
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak melebar dan memperoleh hasil yang lebih mendalam
peneliti memberikan batasan-batasan. Adapun fokus penelitian ini adalah profesinalitas
pelayanan yang dilakukan Aparatur Sipil Negara di kantor camat sekernan Kabupaten
Muaro Jambi (2017-2018).
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Ingin mengetahui Profesionalisme Aparatur Sipil Negara dalam Meningkatkan Kinerja
di Kantor Camat Sekernan Kabupaten Muaro Jambi
b. Ingin mengetahui Kendala dan upaya dalam Profesionalisme Aparatur Sipil Negara
dalam Meningkatkan Kinerja di kantor camat sekernan Kabupaten Muaro Jambi.
2. Kegunaan penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai bahan masukan kepada
aparatur kecamatan untuk menjalankan pemerintahan kecamatan secara profesional.
Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi pemerintahan kecamatan untuk berperan
aktif dalam menjalankan tugas dan kewajibannya di kecamatan. Dengan adanya
penelitihan ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi khasanah ilmu
6
pengetahuan bagi pembaca dan peminat dalam melakukan penelitian terhadap
permasalahan yang sama di masa yang akan datang. Untuk melengkapi salah satu syarat
guna memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) pada Ilmu Pemerintahan Fakultas Syariah
IAIN STS Jambi.
E. Kerangka Teori
1. Aparatur Sipil Negara (ASN)
Aparatur Sipil Negara yang disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai
negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada
instansi pemerintah, pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian
kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam
suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan
peraturan perundang-undangan, Pegawai Negeri Sipil yang disingkat PNS adalah
warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai
ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan, selain PNS dan ASN ada juga yang namanya Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja yang disingkat PPPK adalah warga negara Indonesia yang memenuhi
syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu
dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan. Manajemen ASN adalah pengelolaan
ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika
profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.10
2. Profesionalisme
Menurut Semana profesionalisme adalah.
10 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara Pasal
1 Ayat 1-5.
7
1. Seorang pekerja yang terampil atau cakap dalam bekerja
2. Seseorang yang dituntut menguasai visi yang mendasari keterampilannya yang menyangkut
wawasan filosofis, pertimbangan nasional, dan memiliki sikap yang positif dalam
melaksanakan serta mengembangkan mutu karyanya.
3. Mempunyai ciri:
a. Memerlukan persiapan atau pendidikan khusus.
b. Memenuhi persyaratan yang telah dibebankan oleh pihak yang berwenang.
c. Mendapat pengakuan masyarakat atau negara.
d. Berkecakapan kerja (berkeahlian) sesuai dengan tugas khusus serta tuntutan dari jenis
jabatannya.
e. Menurut pendidikan yang terprogram secara relevan, sehingga terselenggara secara
efektif dan efisien dan tolak ukur yang berstandar.
f. Berwawasan sosial, bersikap positif terhadap jabatannya dan perannya serta
bermotivasi untuk bekerja dengan sebaik-baiknya.
g. Memiliki kode etik yang harus dipenuhi.
h. Mencintai profesinya dan memiliki etos kerja yang tinggi serta selalu meningkatkan diri
serta karyawannya.11
3. Pelayanan pemerintahan
Menurut Sedarmayanti, pelayanan pemerintah, rasa puas masyarakat terpenuhi bila
apa yang diberikan oleh pemerintah kepada mereka sesuai dengan apa yang mereka harapkan.
Ketika masyarakat menghendaki pembuatan kartu tanda penduduk, izin mengemudi, izin
mendirikan bangunan, dan lain-lain dikerjakan dalam waktu yang singkat, sedang biaya relatif
11 Sedarmayanti, Good Governance ( Kepemimpinan Yang Baik ), ( Bandung: Mandar Maju,
2004). Hlm. 77.
8
murah serta mutu yang baik. Jadi, bila yang mereka terima adalah pembuatannya dikerjakan
berlarut-larut, biaya yang dikeluarkan cukup tinggi dan tidak transparan, serta mutu surat izin
tersebut buruk, tidak bisa dibaca, salah tanggal dan nama, atau keliru lokasi maka masyarakat
tidak puas.
Jadi, yang namanya pelayanan terdiri dari tiga unsur pokok, yaitu sebagai berikutt:
a. Biayanya relatif harus lebih rendah,
b. Waktu untuk mengerjakan relatif cepat, dan
c. Mutu yang diberikan relatif lebih bagus12
2. Kinerja
Menurut Agus Dwiyanto penilaian kinerja merupakan suatu kegiatan yang sangat
penting karena dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam
mencapai misalnya.? Untuk organisasi pelayanan publik, informasi mengenai kinerja
tentu sangat berguna untuk menilai seberapa jauh pelayanan yang diberikan oleh
organisasi itu memenuhi harapan dan memuaskan penggunakan jasa. Dengan melakukan
penilaian terhadap kinerja, maka upaya untuk memperbaiki kinerja bisa dilakukan secara
lebih terarah dan sistematis. Informasi mengenai kinerja juga penting untuk menciptakan
tekanan bagi para pejabat penyelenggaraan pelayanan untuk melakukan perubahan-
perubahan dalam organisasi dengan adanya informasi mengenai kinerja, maka
benchmarking dengan mudah bisa dilakukan dan dorongan untuk memperbaiki kinerja
bisa diciptakan.13
12 Inu Kencana Syafiie, Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara,
2014), hlm.115. 13 Agus Dwiyanto, Reformasi Birokrasi Publik Di Indonesia, (Yogyakarta: Gajah Mada Universi
ty Press, 2006), hal. 47.
9
Namun, penilaian kinerja birokrasi publik masih amat jarang dilakukan. Berbeda
dengan organisasi bisnis yang kinerjanya dengan mudah bisa dilihat dari profitabilitas,
yang di antaranya tercermin dari indeks harga saham di bursa, birokrasi publik tidak
memiliki tolak ukur yang jelas dan tidak mudah diperoleh informasinya oleh publik.
Memang beberapa informasi seperti ketidakpuasan masyarakat mengenai pelayanan
birokrasi seperti yang dimuat di berbagai media massa bisa menjadi indikator dari
rendahnya kinerja birokrasi publik. Namun, sejauh ini informasi yang akurat dan bisa
dengan mudah diperoleh oleh publik mengenai kinerja birokrasi publik belum tersedia di
dalam masyarakat.14
Kesulitan lain dalam menilai kinerja birokrasi publik muncul karena tujuan dan
misi birokrasi publik sering kali bukan hanya sangat kabur, tetapi juga bersifat
multidimensional. Kenyataan bahwa birokrasi publik memiliki stakeholders yang banyak
dan memiliki kepentingan yang sering berbenturan satu dengan lainnya membuat
birokrasi publik mengalami kesulitan untuk merumuskan misi yang jelas. Akibatnya,
ukuran kinerja organisasi publik di mata para stakeholders juga berbeda-beda. Namun,
menurut Dwiyanto ada beberapa indikator yang biasanya digunakan untuk mengukur
kinerja birokrasi publik, yaitu sebagai berikut.
a. Produktivitas.
Konsep produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi, tetapi juga efektivitas
pelayanan. Produktivitas pada umumnya dipahami sabagai rasio antara input dengan
output. Konsep produktivitas dirasa terlalu sempit dan kemudian General Accounting
Office (GAO) mencoba mengembangkan suatu ukuran produktivitas yang lebih luas
14 Agus Dwiyanto, Reformasi Birokrasi Publik Di Indonesia. hlm. 48.
10
dengan memasukkan seberapa besar pelayanan publik itu memiliki hasil yang diharapkan
sebagai salah satu indikator kinerja yang penting.15
b. Kualitas layanan
Isu mengenai kualitas layanan cenderung menjadi semakin penting dalam menjelaskan
kinerja organisasi pelayanan publik. Banyak pandangan negatif yang berbentuk mengenai
organisasi publik muncul karena ketidakpuasan masyarakat terhadap kualitas layanan
yang diterima dari organisasi publik. Dengan demikian, kepuasan masyarakat terdapat
layanan dapat dijadikan indikator kinerja organisasi publik. Keuntungan utama
menggunakan kepuasan masyarakat sebagai indikator kinerja adalah informasi mengenai
kepuasan terhadap kualitas pelayanan sering kali dapat diperoleh dari media massa atau
diskusi publik. Akibat akses terhadap informasi mengenai kepuasan masyarakat terhadap
kualitas layanan relatif sangat tinggi, maka bisa menjadi satu ukuran kinerja organisasi
publik yang mudah dan murah dipergunakan. Kepuasan masyarakat bisa menjadi
parameter untuk menilai kinerja organisasi publik.16
c. Responsivitas
Responsivitas adalah kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat,
menyusun agenda dan prioritas pelayanan, dan mengembangkan program-program
pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Secara singkat
responsivitas di sini menunjuk pada keselarasan antara program dan kegiatan pelayanan
dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Responsivitas dimasukkan sebagai salah satu
indikator kinerja karena resposivitas secara langsung menggambarkan kemampuan
15 Ibid., hlm. 50. 16 Ibid.,hlm. 50.
11
organisasi publik dalam menjalankan misi dan tujuannya, terutama untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat. Responsivitas yang rendah ditunjukkan kegagalan organisasi
dalam mewujudkan misi dan tujuan organisasi publik. Organisasi yang memiliki
responsivitas dengan sendirinya memiliki kinerja yang jelek pula
d. Responsibilitas
Responsibilitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan organisasi publik itu dilakukan
sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan
organisasi, baik yang eksplisit maupun implisit (Lenvine, 1990). Oleh sebab itu,
responsibilitas bisa saja pada suatu ketika berbenturan dengan responsivitas.
e. Akuntabilitas
Akuntabilitas publik menunjuk pada seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi
publik tunduk pada para pejabat politik yang dipilih oleh rakyat. Asumsinya adalah bahwa
para pejabat politik tersebut karena dipilih oleh rakyat, dengan sendirinya akan selalu
merepresentasikan kepentingan rakyat. Dalam kontek ini, konsep akuntabilitas publik
dapat digunakan untuk melihat seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik
itu konsisten dengan kehendak masyarakat banyak. Kinerja organisasi publik tidak hanya
bisa dilihat dari ukuran internal yang dikembangkan oleh organisasi publik atau
pemerintah, seperti pencapaian target. Kinerja sebaiknya harus dinilai dari ukuran
eksternal, seperti nilai-nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Suatu kegiatan
organisasi publik memiliki akuntabilitas yang tinggi kalau kegiatan itu dianggap benar dan
sesuai dengan nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat.17
17 Agus Dwiyanto, Reformasi Birokrai Publik Di Indonesia. hlm. 51
12
Salim & Woodward melihat kinerja berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
ekonomi, efisiensi, efektivitass, dan persamaan pelayanan. Aspek ekonomi dalam kinerja
diartikan sebagai strategi untuk menggunakan sumber daya yang seminimal mungkin
dalam proses penyelenggaraan kegiatan pelayanan publik. Efisiensi kenerja pelayanan
publik juga dilihat untuk menunjuk suatu kondisi tercapainya perbandingan terbaik/
proporsional antara input pelayanan dengan output pelayanan. Demikian pula, aspek
efektivitas kinerja pelayanan ialah untuk melihat tercapainya pemenuhan tujuan atau
target pelayanan yang telah ditentukan. Prinsip keadilan dalam pemberian pelayanan
publik juga dilihat sebagai ukuran untuk menilai seberapa jauh suatu bentuk pelayanan
telah memperhatikan aspek-aspek keadilan dan membuat publik memiliki akses yang
sama terdapat sistem pelayanan yang ditawarkan.
Zeithaml, Parasuraman, dan Berry mengemukakan bahwa kinerja pelayanan
publik yang baik dapat dilihat melalui berbagai indikator yang sifatnya fisik.
Penyelenggaraan pelayanan publik yang baik dapat dilihat melalui aspek fisik pelayanan
yang diberikan, seperti tersedianya gedung pelayanan yang repsentatif, fasilitas
pelayanan berupa televisi, ruang tunggu yang nyaman, peralatan pendukung yang
memiliki teknologi canggih, misalnya komputer, penampilan aparat yang menarik di mata
pengguna jasa, seperti seragam dan aksesoris, serta berbagai fasilitas kantor pelayanan
yang memudahkan akses pelayanan bagi masyarakat.18
3. Akuntabilitas
Akuntabilitas dalam penyelenggaraan pelayanan publik adalah suatu ukuran yang
menunjukan seberapa besar tingkat kesesuaian penyelenggaraan pelayanan dengan ukuran
18 Agus Dwiyanto, Reformasi Birokrasi Publik Di Indonesia, hlm. 53
13
nilai-nilai atau norma ekternal yang ada di masyarakat atau yang dimiliki oleh para stakeholders.
Nilai dan norma pelayanan yang berkembang dalam masyarakat tersebut, di antaranya, meliputi
trasparansi pelayanan, prinsip keadilan, jaminan penegakan hukum, hak asasi manusia, dan
orientasi pelayanan yang dikembalikan terhadap masyarakat pengguna jasa.
Akuntabilitas penyelenggaraan pelayanan publik dalam penelitian ini dilihat melalui
indikator-indikator kinerja yang meliputi: (1) acuan penyelenggaraan pelayanan publik. Indikator
tersebut mencerminkan prinsip orientasi pelayanan yang dikembalikan oleh birokrasi terhadap
masyarakat pengguna jasa; (2) tindakan yang dilakukan oleh aparatur birokrasi apabila terdapat
masyarakat pengguna jassa yang tidak memenuhi persyaratan yang telah ditentukan; dan (3)
dalam menjalankan tugas pelayanan, seberapa jauh kepentingan pengguna jasa memperoleh
prioritas dari aparat birokrasi.19
4. Etika Pelayanan
Dalam konteks birokrasi, etika birokrasi digambarkan sebagai suatu panduan
norma bagi aparat birokrasi dalam menjalankan tugas pelayanan kepada masyarakat.
Etika birokrasi harus menempatkan kepentingan publik di atas kepentingan pribadi,
kelompok, dan organisasinya. Etika birokrasi harus diarahkan pada pilihan-pilihan
kebijakan yang benar-benar mengutamakan kepentingan masyarakat luas
Etika dalam penyelenggaraan pelayanan publik dapat dilihat dari sudut apakah
seorang aparat birokrasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat merasa
mempunyai komitmen untuk menghargai hak-hak dari konsumen untuk mendapatkan
pelayanan secara transparan, efisien, dan adanya jaminan kepastian pelayanan. Perilaku
aparat birokrasi yang memiliki etika dapat tercermin pada sikap sopan dan keramahan
19 Ibid., hlm. 57.
14
dalam menghadapi masyarakat pengguna jasa. Etika juga mengandung unsure moral,
sedangkan moral tersebut memiliki ciri rasional, objektif, tanpa pamrih, dan netral.
Aparat birokrasi dalam memberikan pelayanan kepada public sudah sepantasnya untuk
tidak melakukan berbagai bentuk tindakan diskriminatif yang merugikan pengguna jasa
yang lain.20
Di dalam penyelenggarakan pelayanan publik, terhadap dua pihak yang
berhadapan dan saling berbeda kepentingan. Pihak aparat birokrasi sebagai pemberian
layanan yang berhadapan dengan masyarakat sebagai pengguna jasa layanan, antara
keduanya, sering kali terdapat perbedaan kepentingan yang mencolok. Aparat birokrasi
pada dasarnya adalah seorang abdi, bukannya seorang tuan. Persepsi tersebut selama ini
tidak pernah ditanamkan secara sistematis kepada aparat birokrasi. Hal tersebut
membawa konsekuensi pada masih munculnya sikap arogansi birokrasi, seperti merasa
sebagai pihak yang paling dibutuhkan oleh orang banyak, atau bersikap seenaknya kepada
masyarakat. Sikap yang di tunjukan oleh sebagian besar aparat birokrasi tersebut
membuat masyarakat merasa tidak memperoleh pelayanan seperti yang diharapkan,
bahkan masyarakat sering kali merasa disepelehkan dan tidak diorangkan oleh birokrasi.
Kecendrungan yang justru terjadi adalah abdi masyarakat dibalikkan artinya menjadi
masyarakat sebagai abdi birokrat.
Adanya perbedaan sikap pelayanan secara normatif dengan sikap pelayanan
secara faktual yang dilakukan oleh aparat birokrasi terungkap dari banyaknya keluhan
yang dirasakan oleh masyarakat pengguna jasa pada saat menerima pelayanan.
Pengamatan yang dilakukan di lapangan menunjukan adanya kecendrungan diskriminasi
20 Agus Dwiyanto, Reformasi Birokrasi Publik Di Indonesia, hlm. 192.
15
yang sangat mencolok dalam memberikan pelayanan. Realitas pelayanan menunjukan
bahwa aparat birokrasi dalam kenyataan melakukan pembedaan pelayanan terhadap
masyarakat pengguna jasa. Pembedaan pelayanan tersebut didasarkan atas beberapa hal,
antara lain, karena faktor tinggi rendahnya status sosial ekonomi, kedekatan hubungan
sosial dengan aparat, penampilan fisik pengguna jasa, etnik, afiliasi politik, afiliasi sosial
kemasyarakatan, dan tingkat intelektualitas masyarakat.21
F. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka atau penelusuran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan yang
akan diteliti. Merupakan suatu hal yang terpenting dalam sebuah penelitian.22 Tujuannya adalah
untuk menambah wawasan peneliti sebelum melangkah lebih jauh dalam permasalahan yang
telah ditemukan. Ada beberapa penelitian yang ditinjau dalam penelitian ini di antaranya
sebagai berikut. Yang dilakukan oleh Ananda Amalia Rusfa (2014) dalam penelitiannya yang
berjudul Motivasi Kerja Pegawai Kantor Kecamatan Panakkukang Dalam Pelayanan
Administrasi Kepada Masyarakat, meneliti motivasi kerja pegawai kantor Kecamatan
Panakkukang dalam pelayanan administrasi kepada masyarakat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi pegawai yang sangat
berpengaruh terhadap pegawai dapat dilihat dari faktor intrinsiknya adalah prestasi
yang dimiliki, ini dibuktikan dengan skor rata – rata yang dicapai adalah 4,20(sangat
baik), sedangkan dari faktor ekstrinsiknya adalah hubungan antar pribadi, dengan
skor rata – rata yang dicapai adalah 4,42(sangat baik). Adapun yang menjadi masukan
21 Agus Dwiyanto, Reformasi Birokrasi Publik Di Indonesia, hlm. 193. 22Sayuti Una (ed.), Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), (Jambi: Syariah Press, 2014), hlm.
26.
16
adalah motivasi kerja pegawai harus dipertahankan dan ditingkatkan lagi guna mencapai
hasil yang maksimal sesuai dengan tujuan organisasi itu sendiri.23
Studi lainnya dilakukan oleh Ones Gita Crystalia (2015) dengan judul Kualitas
Pelayanan Publik di Kantor Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo. Dalam upaya
kualitas pelayanan publik di kantor kecamatan pengasih kabupaten kulon progo dengan
metode penelitian kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) Kualitas pelayanan publik di Kantor
Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo sudah diterapkan dimensi Tangibel,
Realiability, Responsiviness, Assurance dan Emphaty beserta indikatornya. Namun ada
beberapa indikator yang belum berjalan sesuai dengan keinginan masyarakat, antara lain
ketidaknyamanan tempat pelayanan termasuk sarana dan prasarana yang belum lengkap,
belum ahlinya pegawai dalam menggunakan alat bantu pelayanan, dan ketidakramahan
pegawai dalam proses pelayanan. (2) Faktor penghambat pelaksanaan pelayanan publik
di Kantor Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo adalah kurangnya sumber daya
pegawai dan masih kurangnya sarana prasarana. Sedangkan faktor pendukungnya adalah
semangat yang diberikan pegawai satu sama lain, mengadakan rapat koordinasi atau
semacam evaluasi setiap tiga bulan kemudian memberikan penanaman kesadaran
melayani masyarakat dengan ikhlas dan sesuai dengan hati nurani. Faktor pendukung lain
adalah adanya fasilitas berupa alat bantu untuk memudahkan proses pelayanan.24
23Ananda Amalia Rusfa ,Motivasi Kerja Pegawai Kantor Kecamatan Panakkukang Dalam
Pelayanan Administrasi Kepada Masyarakat.
24 Ones Gita Crystalia, Kualitas Pelayanan Publik di Kantor Kecamatan Pengasih Kabupaten
Kulon Progo.
17
Studi lain dengan judul studi dampak pemekaran wilayah terhadap kesejahteraan
masyarakat di desa Tafagapi kecamatan Menui Kepulauan kabupaten Morowali yang
dilakukan Hasriani (2016) dalam penelitian ini ingin mengetahui dampak pemekaran desa
terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di desa Tafagapi kecamatan Menui
Kepulauan kabupaten Morowali dengan metode penelitian kualitatif
Hasil penelitian menunjukan bahwa, setelah pemekaran desa cukup memberikan
dampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat di Desa Tafagapi Kecamatan Menui
Kepulauan Kabupaten Morowali hal ini ditunjukan dengan nilai skor keseluruhan rata-rata
3,47. Dampak dari pemekaran desa ini dapat dilihat dari jumlah ketersediaan sarana sosial
dan ekonomi yaitu dari aspek pendidikan, kesehatan dan sarana jalan yang cukup meningkat
dari tahun sebelum pemekaran dan sesudah pemekaran. Sedangkan dilihat dari tingkat jenis
pekerjaan yang ditekuni oleh masyarakat bahwa seluruh responden telah memiliki dua
pekerjaan sehingga dari kedua sumber pendapatan tersebut mereka mampu meningkatkan
perekonomiaanya. Begitu pula pada tingkat pendapatan menunjukan hasil yang meningkat
pula yakni, sebanyak 25 responden memiliki pendapatan tambahan yang meningkat setiap
bulannya jika dibandingkan dengan sebelum adanya pemekaran. Selain itu,pemekaran desa
juga meningkatkan sarana pemerintahan yaitu kantor desa. dimana sarana pemerintahan
tersebut baru dibangun setelah desa Tafagapi mekar dari desa Morompaitonga.25
Dari beberapa penelitian dengan tema kinerja aparatur Kecamatan, penulis
mengangkat tema dengan judul Profesionalisme Aparatur Sipil Negara dalam
Meningkatkan kinerja di Kantor Camat Sekernan kabupaten Muaro Jambi. di suatu sisi
25 Hasriani, Studi Dampak Pemekaran Wilayah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Desa
Tafagapi Kecamatan Menui Kepulauan Kabupaten Morowali.
18
penelitian-penelitian terdahulu, terutama dari tema yang sama, yaitu menyoroti kinerja
aparat kecamatan terhadap pelayanan publik namun disisi lain, dari sisi fokus dan
pendekatan yang dilakukan, cukup berbeda. Bila fokus penelitian yang pertama lebih
pada motivasi kerja pegawai kantor Kecamatan Panakkukang dalam pelayanan
administrasi kepada masyarakat., penelitian pertama ini membahas bagaimana cara aparat
kecamatan tersebut lebih semangat atau memotivasi diri nya untuk lebih giat dalam
bekerja, kemudian penelitian kedua kualitas pelayanan publik di Kantor Kecamatan
Pengasih Kabupaten Kulon Progo, penelitian yang ketiga mengetahui dampak
pemekaran desa terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di desa Tafagapi
Kecamatan Menui Kepulauan Kabupaten Morowali. maka fokus penelitian ini adalah
Bagaimana Profesionalitas aparat kantor camat sekernan terhadap pelayanan yang
dilaksanakan terhadap masyarakat, Apa sajakah kendala Profesionalitas aparatur kantor
camat sekernan ditinjau dari pelayanan yang dilaksanakan terhadap masyarakat
Kecamatan Sekernan Upaya apasajakah yang dilakukan aparatur kantor camat sekernan
dalam profesionalitas pelayana yang dilaksanakan terhadap masyarakat Kecamatan
Sekernan.
19
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Kantor Camat Sekernan Kabupaten Muaro Jambi,
karena sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam latar belakang masalah dengan
keadaan di lapangan. Alasannya karena di Kantor Camat Sekernan ini menjadi tempat timbulnya
permasalahan tersebut.
2. Waktu Penelitian
Penelitian tentang Profesionalisme Aparatur Sipil Negara dalam Meningkatkan kinerja
di Kantor Camat Sekernan kabupaten Muaro Jambi. yang dimulai dari 23 maret s/d 23 april 2018.
B. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini mengunakan metode penelitian kualitatif dengan tehnik analisis
deskriptif. analisis deskriptif. Penelitian deskriftip merupakan metode penelitian yang
berusaha menggambarkan objek dan subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya.26
Dalam hal ini peneliti bermaksud memahami bagaimana Profesionalisme
Aparatur Sipil Negara Kantor Camat Sekernan dalam kinerjanya memberikan Pelayanan
Publik terhadap masyarakat Kecamatan Sekernan secara mendalam, guna mendapatkan
data yang sesuai yang diharapkan dalam penelitian ini.
Sumber untuk memperoleh data melalui observasi wawancara dan dokumentasi,
penelitian berpusat pada profesionalisme aparat kecamatan sekernan terhadap pelayanan
yang diberikan kepada masyarakat kecamatan sekernan, dengan tujuan untuk mengetahui
26 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta : Bumi Aksara, 2003), hal.163.
20
Profesionalisme Aparatur Sipil Negara dalam Meningkatkan kinerja di Kantor Camat
Sekernan kabupaten Muaro Jambi.
C. Jenis dan Sumber Data
A. Data Primer
Data primer adalah data pokok yang diperlukan dalam penelitian yang diperoleh
secara langsung dari sumbernya ataupun dari lokasi objek penelitian, atau keseluruhan
data hasil penelitian yang diperoleh melalui sumber perantara atau pihak kedua dan
seterusnya. 27 Dalam hal ini yang dimaksud dengan data primer adalah data yang
diperoleh secara langsung melalui hasil observasi lapangan dan melalui hasil wawancara
terhadap Aparatur Sipil Negara Kantor Camat Sekernan, yang menjadi subyek penelitian,
karena informan tersebut yang merasakan bagaimana peristiwa pemerintahan yang terjadi
di Kecamatan Sekernan.
B. Data Sekunder
Data sekunder adalah data atau sejumlah keterangan yang diperoleh secara tidak
langsung atau melalui sumber perantara. Data ini diperoleh dengan cara mengutip dari sumber
lain, sehingga tidak bersifat authentik, karena sudah diperoleh dari tangan kedua, ketiga, dan
seterusnya.28 Data sekunder data yang dimaksud adalah dokumen kantor camat Sekernan,
peraturan dan sebagainya serta buku, jurnal, ataupun tulisan lain yang dikeluarkan oleh industri
lain yang berhubungan dengan penelitian ini.
1. Sumber Data
27 Sayuti Una (ed.), Pedoman Penulisan Skripsi, hlm. 34 28 Ibid.
21
Sumber data merupakan subyek dari mana data itu dapat diperoleh. Sumber data dalam
penelitian disesuaikan dengan fokus dan tujuan penelitian.29 Sesuai dengan fokus penelitian,
maka yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah jawaban dari wawancara penulis
dengan informan di lapangan, isi dari dokumen-dokumen Kantor Camat Sekernan dan buku-
buku yang menurut penulis berhubungan dengan penelitian ini.
D. Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan terhadap suatu obyek yang diteliti baik secara langsung
maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian.30
Metode observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi non
partisipan, dimana penulis hanya sebagai pengamat dan selama proses observasi akan dibuat
Catatan-Catatan untuk keperluan analisis dan pengecekan data kembali, dengan demikian
diharapkan bahwa data yang diperoleh oleh penulis dari responden maupun informan yang
berkaitan langsung dengan fokus penelitian. Penulis menggunakan metode observasi untuk
melihat secara langsung dan mengungkap fakta mengenai Profesionalisme Pegawai Aparatur
Sipil Negara dalam Meningkatkan kinerja di Kantor Camat Sekernan Kabupaten Muaro Jambi.
2. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui
tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. 31 Penulis
menggunakan wawancara tidak terstruktur sebagai instrument pelengkap observasi dalam
29Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, cet. ke-10, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 181. 30Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. ke-5, (Bandung:
Alfabeta, 2013), hlm. 105. 31Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, cet. ke-10, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 72
22
mengumpulkan data mengenai Profesionalisme Aparatur Sipil Negara untuk dalam
Meningkatkan kinerja di Kantor Camat Sekernan Kabupaten Muaro Jambi.
Setelah penulis mengadakan pengamatan, penulis mendatangi sumber informasi yang
ada kaitannya dengan objek penelitian serta mengajukan sejumlah pertanyaan secara langsung
sehingga apa yang belum terungkap atau belum lengkap pada saat pengamatan dapat
terungkap.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa penting yang sudah berlalu. Dokumentasi
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dengan teknik
dokumentasi ini, peneliti dapat memperoleh informasi bukan dari orang sebagai narasumber,
tetapi informasi diperoleh dari macam-macam sumber tertulis atau dari dokumen yang ada
pada informan dalam bentuk peninggalan budaya, karya seni, karya pikir.32
Dokumentasi ini diperlukan untuk melengkapi data dari penggunaan metode observasi
dan wawancara. Dokumentasi penulis gunakan sebagai instrument untuk memperoleh data
atau informasi yang berkaitan dengan Kantor Camat Sekernan Kabupaten Muaro Jambi.
E. Teknik Analisis Data
1. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal
yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempemudah penulis untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. 33 Reduksi data merupakan
proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan
32Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 148 33Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, hlm. 92.
23
yang tinggi. Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai.
Tujuan utama dalam penelitian kualitatif adalah pada temuan. Oleh karena itu, kalau penulis
dalam melakukan penelitian menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal,
belum memiliki pola, justru itulah yang harus dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan
reduksi data.34
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data, dalam
penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam berbagai bentuk seperti tabel, grafik
dan sejenisnya. Lebih dari itu, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Adapun
fungsi penyajian data disamping untuk memudahkan dan memahami apa yang terjadi, juga
untuk merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut.35
3. Verifikasi Data
Langkah selanjutnya setelah penyajian data adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi
data. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah apabila
tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada pengumpulan data berikutnya.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang
dirumuskan sejak awal, tetapi juga mungkin tidak, karena masalah dan rumusan masalah dalam
penelitian kualitatifmasih bersifat semetara dan akan berkembang setelah penulis berada
dilapangan.36
34Ibid.,hlm. 93. 35Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 219. 36Ibid.,hlm. 220.
24
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan mengenai garis besar proposal skripsi ini dimaksudkan untuk
mempermudah memahami garis besar skripsi secara keseluruhan. Adapun skripsi ini terbagi
dalam beberapa bagian, yaitu :
1. Bagian awal skripsi berisi halaman judul, persetujuan, lembar pernyataan,persetujuan
pembimbing, pengesahan, motto, persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar
singkatan, dan daftar table.
2. Bagian isi skripsi berisi :
BAB I : Bab ini mengurai mengenai pendahuluan yang mencakup latar belakang
masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teori,
dan tinjauan pustaka.
BAB II : Bab ini mengurai mengenai metode penelitian yang mencakup tempat
dan subyek penelitian, pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, unit analisis data,
metode pengumpulan data, teknik analisis data, dan sistematika penulisan.
BAB III : Bab ini mengurai mengenai gambaran umum lokasi penelitian yang
mencakup aspek historis dan geografis, demografi , struktur organisasi, visi dan misi dan
keadaan sarana dan prasarana.
BAB IV : Bab ini membahas mengenai pembahasan dan hasil penelitian
Bagaimana Profesionalisme pegawai aparatur sipil negara kecamatan sekernan ditinjau
dari pelayanan yang dilaksanakan terhadap masyarakat Desa Berembang Apa sajakah
kendala Profesionalitas aparat kecamatan sekernan ditinjau dari pelayanan yang
dilaksanakan terhadap masyarakat Desa Berembang Upaya apasajakah yang dilakukan
25
aparat kecamatan sekernan dalam profesionalitas pelayanan yang dilaksanakan terhadap
masyarakat Desa Berembang.
BAB V : Bab ini membahas mengenai bab penutup yang di dalamnya mencakup
kesimpulan dari hasil penelitian, saran, dan ucapan terima kasih kepada pihak yang turut
andil dalam penyelesaian skripsi ini. Bagian akhir skripsi berisi: daftar pustaka, dan
lampiran. Pada bagian ini menguraikan tentang daftar buku yang dibaca, dan hal yang
perlu dilampirkan dalam penulisan skripsi ini.
G. Jadwal Penelitian
Untuk mempermudah langkah-langkah dalam penelitian ini, maka penulis menyusun
jadwal penelitian sebagai berikut :
Tabel 01
Jadwal Penelitian
No
Kegiatan
Tahun 2018 Tahun 2019
Ap
ril
Septemb
er
Ok
tob
er
Januari Februari Maret April Mei Juni
28 1 2 3 4 1 2 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 31 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan
judul
x
2 Pembuatan
proposal
x X
3
Perbaikan
proposal
dan seminar
x x
4 Suratizinris
et
x x
5 Pengumpula
n data
x x
6
Pengolahan
dananalisis
data
x x
26
7 Bimbingand
anPerbaikan
x x x x x x x x x x x x
8 Agenda
danUjian
x
9 Perbaikanda
npenjilidan
x
27
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Letak Geografis / Administrasi Kecamatan Sekernana
Kecamatan sekernan terletak diantara 0o Lintang Selatan sampai dengan 50 Lintang
Selatan dan di antara 1000 Bujur Timur dengan ini beriklim Tropis keadaan tanahnya terbagi atas
rawa-rawa dan dataran rendah dengan ketinggian 100 M dari permukaan laut dan memiliki luas
wilayah ± 582,27 Km2, dengan jumlah penduduk sampai dengan maret 2018 : ± 45326 jiwa,
terdiri dari 11358 KK yang sebagian besar bermata pencarian sebagai petani, pekebun, dagang,
pegawai negeri dan pegawai perusahaan swasta. Secara geografis kecamatan sekernan
berbatasan:
a. Sebelah Utara dengan Kabupaten Tanjung Jabung Barat
b. Sebelah Timur dengan Kecamatan Muaro Sebo dan Tanjung Jabung Timur
c. Sebelah Selatan dengan Kecamatan Jambi Luar Kota
d. Sebelah Barat dengan Kabupaten Batanghari.37
Secara administrasi kecamatan sekernan terdiri 15 desa dan 1 kelurahan,
kecamatan sekernan merupakan ibu kota kabupaten muaro jambi yang sebagian besar
wilayah kecamatan sekernan dilalui oleh jalan lintas timur sumatera yang merupakan
jalur utama di pulau sumatera dan juga sebagai wilayah kecamatan sekernan dilalui oleh
sungai Batanghari, Berikut ini table 1 lurah dan 15 desa dan nama lurah dan kadesa
sekecamatan sekernan
37 Dokumentasi Letak Geografis Kantor Camata Sekernan, RENJA Kantor Camat Sekernan
2018, 9 Agustus 2018.
28
Tabel 02
Nama Kelurahan dan Kades Kelurahan/Desa dalam kecamatan sekernan38
No Nama Desa/Kelurahan Nama Kepala Desa/ Kelurahan
1 Sengeti Safe’i, S.Pd
2 Keranggan Tarmizi, AR
3 Kedotan Murtadon Izhar, S.Pd
4 Tantan Patiar
5 Rantau Majo Zukriawin
6 Gerunggung Suadi
7 Suak Putat Santoso, A.Ma
8 Berembang Sarmidi
9 Sekernan Hendri Adam
10 Pulau Kayu Aro Hikmah
11 Pematang Pulai Sahroni
12 Tanjung Lanjut Edi Sugito
13 Tunas Baru Darwisata
14 Bukit Baling Basri,SE
15 Suko Awin Jaya Joniadi Naenggolan
16 Tunas Mudo Ruspan Efendi
38 Dokumentasi Kelurahan dan Desa Sekemata Sekernan, RENJA Kantor Camat Sekernan
2018, 9 Agustus 2018.
29
B. Gambar Struktur Organisasi Kecamatan Sekernan.
Gambar 01
Struktur Organisasi Pemerintah Kecamatan Sekernan.39
39 Dokumentasi struktur organisasi Sekecamatan Sekernan, RENJA Kantor Camat Sekernan
2018, 9 Agustus 2018.
30
C. Kedudukan, Tugas, Fungsi dari Struktur Organisasi
1. Kedudukan
Kantor Camat Sekernan Kabupaten Muaro Jambi berkedudukan sebagai bagian dari
Perangkat Daerah merupakan unsur Kecamatan, dipimpin oleh seorang Kepala yang
berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
2. Tugas
Kantor Camat Sekernan mempunyai tugas mempunyai tugas merumuskan teknis
dan strategis, melaksanakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum, pembinaan dan
pelaksanaan tugas di bidang Pemerintahan Kecamatan.
3. Fungsi
Dalam pelaksanaan tugas pokoknya, Kantor Camat Sekernan Kabupaten Muaro
Jambi berfungsi sebagai;
a. pelaksanaan pelayanan di bidang pemerintahan umum Kecamatan;
b. pelaksanaan pelayanan di bidang ketertiban umum;
c. pelaksanaan pelayanan di bidang pemberdayaan masyarakat desa;
d. pelaksanaan pelayanan umum dan sosial;
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan
fungsinya.40
40 Dokumentasi struktur organisasi Sekecamatan Sekernan, RENJA Kantor Camat Sekernan
2018, 9 Agustus 2018.
31
4. Struktur Organisasi
Susunan organisasi Kantor Camat Sekernan Kabupaten Muaro Jambi terdiri dari
:
a. Camat ;
b. Sekretariat terdiri dari :
1) Sub Bagian Perencanaan dan Kepegawaian; dan
2) Sub Bagian Umum dan Keuangan.
a. Kasi Pemerintahan:
b. Kasi Ketertiban Umum
c. Kasi Pemberdayaan Masyarakat Desa
d. Lurah
1) Sekretaris Lurah
2) Kasi Pelayanan umum dan kesejahtraan sosial
3) Kasi Ketentraman dan ketertiban; dan
4) Kasi Pemerintahan dan Pembangunan.
e. Kelompok Jabatan Fungsional. 41
a) CAMAT
Camat Sekernan mempunyai tugas Memimpin wilayah kecamatan dalam
pelaksanaan kegiatan di bidang sekretariat kecamatan, pemerintahan, ketentraman dan
ketertiban, pelayanan umum dan kesejahteraan sosial dan pemberdayaan masyarakat
desa dan pelayanan teknis dan administratif sesuai dengan peraturan perundang-
41 Dokumentasi struktur organisasi Sekecamatan Sekernan, RENJA Kantor Camat Sekernan
2018, 9 Agustus 2018.
32
undangan yang berlaku untuk mendukung kelancaran dan tugas pokok Pemerintahan
Kabupaten Muaro Jambi.
b) Sekretaris
Memimpin bagian sekretariat dalam pelaksanaan kegiatan dibidang umum,
kepegawaian, keuangan, perencanaan serta pelayanan teknis dan administratif sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku untuk mendukung kelancaran tugas pokok Sekretariat
Kecamatan Sekernan.
Uraian tugas Sekretaris terdiri dari:
Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dalam melaksanakan tugas
dibantuoleh;
1) Kasubbag Umum dan Keuangan
Kepala Sub Bagian Umum dan Keuangan, mempunyai tugas membantu
Sekretaris Camat dalam merencanakan, merumuskan, melaksanakan,
mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengawasi urusan umum dan Keuangan,
sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku untuk mencapai
tujuan organisasi. 42
2). Kasubbag Perencanaan dan Kepegawaian
Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Kepegawaian, mempunyai tugas
membantu SekretarisDinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dalammerencanakan,
merumuskan, melaksanakan, mengoordinasikan, mengendalikan dan mengawasi
42 Dokumentasi struktur organisasi Sekecamatan Sekernan, RENJA Kantor Camat Sekernan
2018, 9 Agustus 2018.
33
Urusan Perencanaan dan Kepegawaian, sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku untuk mencapai tujuan organisasi.
c) Kepala Bidang Perkembangan Dan Pemberdayaan Lembaga Desa.
Kepala Bidang Perkembangan dan Pemberdayaan Lembaga Desa mempunyai tugas
membantu Kepala Dinas dalam merencanakan, merumuskan, melaksanakan,
mengoordinasikan, mengendalikan dan mengawasi dalam urusan Perkembangan dan
Pemberdayaan Lembaga Desasesuai denganketentuan Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku untuk mencapai tujuan organisasi.
Kepala Bidang Perkembangan dan Pemberdayaan Lembaga Desadibantu oleh:
1). Kepala Seksi Evaluasi Perkembangan Desa
Kepala Seksi Evaluasi Perkembangan Desa mempunyai tugas membantu kepala bidang
dalam merencanakan, merumuskan, melaksanakan, mengoordinasikan, mengendalikan dan
mengawasi urusan evaluasi perkembangan desa sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku untuk mencapai tujuan Organisasi. 43
2). Kepala Seksi Kelembagaan Masyarakat
Kepala Seksi Kelembagaan Masyarakat mempunyai tugas membantu kepala bidang
merencanakan, merumuskan, melaksanakan, mengoordinasikan, mengendalikan dan
mengawasi urusan kelembagaan kemasyarakatan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku untuk mencapai tujuan organisasi.
3). Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat
43 Dokumentasi struktur organisasi Sekecamatan Sekernan, RENJA Kantor Camat Sekernan
2018, 9 Agustus 2018.
34
Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas membantu kepala bidang
dalam merencanakan, merumuskan, melaksanakan, mengoordinasikan, mengendalikan dan
mengawasi urusan Pemberdayaan Masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku untuk mencapai tujuan organisasi.
d) Kepala Bidang Pemberdayaan Ekonomi dan Kawasan Perdesaan
Kepala Bidang Pemberdayaan Ekonomi dan Kawasan Perdesaan mempunyai tugas
membantu Kepala Dinas dalam merencanakan, merumuskan, melaksanakan,
mengoordinasikan, mengendalikan dan mengawasi urusan Pemberdayaan Ekonomi dan
Kawasan Perdesaan. sesuai dengan ketentuan peraturan perundang - undangan yang berlaku
untuk mencapai tujuan organisasi. 44
Kepala Bidang Pemberdayaan Ekonomi dan Kawasan Perdesaan dibantu oleh :
1). Kepala Seksi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat.
Kepala Seksi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat tugas membantu kepala bidang
dalam melaksanakan Fasilitasi dan regulasi dalam urusanPemberdayaan Ekonomi
Masyarakat sesuai dengan Peraturan Perundang undangan yang berlaku untuk mencapai
tujuan organisasi.
2). Kepala Seksi Pendayagunaan Ttg dan Sda
Kepala Seksi Pendayagunaan Teknologi Tepat Gunadan Sumber Daya
Alammempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam melaksanakan Fasilitasi dan
44 Dokumentasi struktur organisasi Sekecamatan Sekernan, RENJA Kantor Camat Sekernan
2018, 9 Agustus 2018.
35
regulasi dalam urusan pendayagunaan Teknologi Tepat Guna dan Sumber Daya Alam sesui
dengan peraturan perundang undangan yang berlaku untuk mencapai tujuan Organisasi.
3.) Kepala Seksi Pengembangan Kawasan Perdesaan
Kepala Seksi Pengembangan Kawasan Perdesaan mempunyai tugas membantu Kepala
Bidang dalam merencanakan, merumuskan, melaksanakan, mengoordinasikan,
mengendalikan dan mengawasi urusan Pengembangan Kawasan Perdesaan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlakuuntuk tujuan Organisasi.
e) Kepala Bidang Bina Pemerintahan dan Keuangan Desa.
Kepala Bidang Bina Pemerintahan dan Keuangan Desa mempunyai tugas membantu
Kepala Dinas dalam bidang merencanakan, merumuskan, melaksanakan, mengoordinasikan,
mengendalikan dan mengawasi urusan Bina Pemerintahan dan Keuangan Desa sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangan-undangan yang berlaku untuk tujuan organisasi.45
Kepala Bidang Bina Pemerintahan dan Keuangan Desa dalam melaksanakan Tugas
dibantu oleh :
1). Kepala Seksi Adm Pemerintahan Desa
Kepala Seksi Administrasi Pemerintahan Desa mempunyai tugas membantu kepala
bidang dalam merencanakan, merumuskan, melaksanakan, mengoordinasikan,
mengendalikan dan mengawasi urusan Administrasi Pemerintahan Desa, sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku untuk mencapai tujuan organisasi.
2). Kepala Seksi Pengelolaan Keuangan dan Aset Desa
45 Dokumentasi Struktur Organisasi Sekecamatan Sekernan, RENJA Kantor Camat Sekernan
2018, 9 Agustus 2018.
36
Kepala Seksi pengelolaan keuangan dan aset desa, mempunyai tugas membantu
kepala bidang dalam merencanakan, merumuskan, melaksanakan, mengoordinasikan,
mengendalikan dan mengawasi urusan Pengelolaan keuangan dan Aset Desa, sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang -undangan yang berlaku untuk mencapai tujuan organisasi.
3). Kepala Seksi Bina Penataan Desa
Kepala Seksi Bina Penataan Desa mempunyai tugas membantu kepala bidang dalam
merencanakan, merumuskan, melaksanakan, mengoordinasikan, mengendalikan dan
mengawasi urusan Bina Penataan Desa,sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan yang beralaku untuk mencapai tujuan organisasi.46
D. Sumber Daya Manusia Kantor Camat Sekernan
Secara keseluruhan jumlah personil kecamatan sekernan adalah seebanyak: 28
orang dengan rincian sebagai berikut:
- PNS : 23 Orang
- TKS/Honorer : 5 Orang
Berdasarkan golongan sebagai berikut:
- Golongan III : 12 Orang
- Golongan II : 10 Orang
- Golongan I : 1 Orang47
46 Dokumentasi Struktur Organisasi Sekecamatan Sekernan, RENJA Kantor Camat Sekernan
2018, 9 Agustus 2018. 47 Dokumentasi Sumber Daya Manusia Kantor Camat Sekernan, RENJA Kantor Camat Sekernan
2018, 9 Agustus 2018.
37
Dibawah ini kami lampirkan absensi aparatu sipil negara dan tenaga honohrer/
tks kantor camat sekernan kabupaten muaro jambi:
Gambar 02
Absensi Aparat Sipil Negara dan Honorer/TKS Kantor Camat Sekernan. 48
48 Dokumentasi Sumber Daya Manusia Kantor Camat Sekernan, RENJA Kantor Camat Sekernan
2018, 9 Agustus 2018
38
E. Visi dan Misi Kecamatan sekernan
1. Visi
“MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN MELALUI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN
PEMERINTAHAN DESA MENUJU MUARO JAMBI TUNTAS 2022”49
2. Misi
a. Meningkatkan tata kelola pemerintahan daerah yang bersih, transparan, akuntabel dan
partisipatif yang berorientasi pada pelayanan publik.
b. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan daya saing daerah.
c. Meningkatkan kehidupan masyarakat yang harmonis, rukun, aman dan demokratis
d. Meningkatkan kehidupan masyarakat yang harmonis, rukun, aman dan demokratis
49 Dokumentasi Visi dan Misi Kantor Camat Sekernan, RENJA Kantor Camat Sekernan 2018, 9
Agustus 2018
39
e. Meningkatkan tata kelola Pemerintahan Daerah yang baik, mengembangkan
infrastruktur wilayah dan utilitas lainnya sesuai dengan tata ruang yang memiliki daya
dukung lingkungan.
f. Meningkatkan ekonomi kerakyatan yang berbasis pada sumber daya daerah, investasi,
pariwisata dan daya saing daerah yang berwawasan lingkungan.
g. Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Berbasis Ekonomi Kerakyatan, Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi50
3. Tujuan
Adapun tujuan stratejik dari Kecamatan Sekernan adalah sebagai berikut:
a. Mengoptimalkan peran pemerintah untuk memberikan pelayanan terhadap
masyarakat melalui penguasaan pelaksanaan tugas yang professional yang
dilakukan secara transparan.
b. Memberdayakan kelembagaan yang ada dalam rangka mempercepat laju
pembangunan pedesaan melalui penyediaan prasarana serta pemanfaatan sumber
daya.
c. Meningkatkan Kualitas SDM aparatur Pemerintah Desa guna mempercepat
pelaksanaan pelayanan masyarakat dalam rangka kemandirian desa.
d. Meningkatkan pendapatan desa melalui pengembangan Tanah Kas Desa (TKD).
e. Menumbuhkan peraan serta masyarakat melalui peningkatan peran dan fungsi
lembaga baik formal maupun informal yang ada didesa.
50 Dokumentasi Visi dan Misi Kantor Camata Sekernan, RENJA Kantor Camat Sekernan 2018, 9
Agustus 2018.
40
f. Meningkatkan fungsi dan efektifitas koordinasi antara kelembagaan dan dinas
instansi.
g. Menumbuhkembangkan peran dan fungsi lembaga baik formal maupun informal
yang ada didesa.
h. Meningkatkan peran serta tokoh masyarakat desa dalam menjaga kelestarian
lingkungan.
4. Sasaran
a. Meningkatnya Peran Dan Lembaga Organisasi Masyarakat Desa/kelurahan
b. Meningkatnya Tata Kelola Pemerintahan Desa/kelurahan
c. Meningkatnya Usaha Lembaga Ekonomi Perdesaan/kelurahaan
d. Meningkatnya Keperdayaan dan Penguatan Masyarakat.51
5. Indikator Sasaran
a. Meningkatnya Peran Dan Lembaga Organisasi Masyarakat Desa,indikator
sasarannya
1) Meningkatnya Prosentase BPD baik
2) Meningkatnya Prosentase LPM baik
3) Meningkatnya Prosentase PKK aktif
4) Meningkatnya Prosentase Posyandu aktif
b. Meningkatnya Tata Kelola Pemerintahan Desa/kelurahan
1) Meningkatnya Prosentase Desa E-GOV
51 Dokumentasi Visi dan Misi Kantor Camat Sekernan, RENJA Kantor Camat Sekernan 2018, 9
Agustus 2018
41
2) Meningkatnya Sistem Keuangan Desa berbasis IT
c. Meningkatnya Usaha Lembaga Ekonomi Perdesaan/kelurahan
1) Meningkatnya Prosentase BUMDes yang terbentuk
2) Meningkatnya Prosentase BUMDes yang Berkembang
3) Meningkatnya Prosentase Pasar Desa yang berkembang
4) Meningkatnya Prosentase kelompok Usaha Ekonomi Produktif
d. Meningkatnya Keperdayaan dan Penguatan Masyarakat
1) Meningkatnya jumlah Pelatihan Ketrampilan Usaha Masyarakat Desa/keluraahan
2) Meningkatnya jumlah Aktivitas Kegiatan Gotong Royong di perdesaan/kelurahan
3) Meningkatnya jumlah Nilai Keswadayaan dalam pembangunan desa/keluraahan
4) Meningkatnya Prosentase Keluarga Miskin Yang terbantu
5) Meningkatnya Prosentase Poros Strategis Desa dalam kondisi Mantap.52
52 Dokumentasi Visi dan Misi Kantor Camat Sekernan, RENJA Kantor Camat Sekernan 2018, 9
Agustus 2018
42
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Profesionalisme Aparatur Sipil Negara di Kantor Camat Sekernan dalam
Meningkatkan kinerja.
Kecamatan Sekernan mempunyai 1. Kelurahan 15 Desa yang terletak di
Kecamatan Sekernana Kabupaten Muaro Jambi, Camat dalam melaksanakan tugasnya
dibantu oleh perangkat Kecamatan, Selain melaksanakan tugas camat mendapatkan
pelimpahan sebagian kewenangan bupati/wali kota untuk melaksanakan sebagian urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah kabupaten/kota, Pelimpahan
kewenangan bupati/wali dilakukan berdasarkan pemetaan pelayanan publik yang sesuai
dengan karakteristik Kecamatan dan/atau kebutuhan masyarakat pada Kecamatan yang
bersangkutan, yang ditetapkan dengan keputusan bupati/wali kota berpedoman pada
peraturan pemerintah.53
Kecamatan Sekernan sebagaimana disebutkan dalam gambaran umum
kecamatan sekernana, mempunyai bagian pelayanan umum dan kesejahteraan sosial,
yang berarti pelayanan langsung terhadap masyarakat umum dan masyarakat desa dan
dalam penelitian ini saya akan mengangkat penelitian pelayanan langsung kepada
masyarakat sekecamatan sekernan, dituntutnya untuk melaksanakan tugas dan fungsinya
secara profesional, agar pelayanan yang diberikan memuaskan, Selanjutnya peneliti ingin
mengetahui bagaimana profesionalitas aparatur kecamatan dalam melaksanakan
53 Undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah, pasal 224-225.
45
43
pelayanan publik terhadap masyarakat Kecamatan Sekernan. Menurut Semana
profesionalisme adalah.
1. Seorang pekerja yang terampil atau cakap dalam bekerja
2. Seseorang yang dituntut menguasai visi yang mendasari keterampilannya yang
menyangkut wawasan filosofis, pertimbangan nasional, dan memiliki sikap yang
positif dalam melaksanakan serta mengembangkan mutu karyanya.
3. Mempunyai ciri:
i. Memerlukan persiapan atau pendidikan khusus.
j. Memenuhi persyaratan yang telah dibebankan oleh pihak yang berwenang.
k. Mendapat pengakuan masyarakat atau negara.
l. Berkecakapan kerja (berkeahlian) sesuai dengan tugas khusus serta tuntutan dari
jenis jabatannya.
m. Menurut pendidikan yang terprogram secara relevan, sehingga terselenggara
secara efektif dan efisien dan tolak ukur yang berstandar.
n. Berwawasan sosial, bersikap positif terhadap jabatannya dan perannya serta
bermotivasi untuk bekerja dengan sebaik-baiknya.
o. Memiliki kode etik yang harus dipenuhi.
p. Mencintai profesinya dan memiliki etos kerja yang tinggi serta selalu
meningkatkan diri serta karyawannya.54
Pernyataan di atas tentunya menjadi landasan bahwa profesionalisme tersebut
membutuhkan sumber daya manusia yang baik. Sumber daya manusia adalah
“Kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu. Perilaku dan
54 Sedarmayanti, Good Governance ( Kepemimpinan Yang Baik ). Hlm. 77.
44
sifatnya ditentukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya
dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya.”55
Jika aparat kecamatan mempunyai Sumber daya manusia yang kemampuan baik
dan mempunyai keterampilan seperti yang disebutkan di atas barula bisa mencapai
profesionalisme dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam menjalankan
pemerintahan dan pelayanan terhadap masyarakat.
Menurut Rasyid fungsi pemerintahan ada empat yaitu, “pelayanan (public service),
pembangunan (development), pemberdayaan (empowering) dan pengaturan (regulation ).”56
Namun dalam pembahasan kali ini yang ditekankan adalah dibidang pelayanan. Pelayanan
dalam pemerintahan adalah sama apa yang diinginkan oleh rakyat dengan apa yang diberikan
oleh pemerintah.”57 Barulah masyarakat merasakan pelayanan yang baik dan didukung dengan
sikap dan perlakuan baik yang ditunjukkan aparat kecamatan dalam melaksanakan pelayanan
tersebut, Berlandaskan hal tersebut peneliti ingin mengetahui pelayanan yang diberikan aparat
kecamatan sekernana terhadap masyarakat dengan mewawancarai masyarakat kecamatan
sekernan itu sendiri. Menurut bapak Amran.
“Saat membuat surat membutuhkan waktu yang lama, dan ada saja salahnya, terkadang
salah nama, alamat, tanggal lahir, format yang berbeda, inikan menyulitkan saya apalagi surat
yang saya buat untuk memenuhi syarat untuk kepentingan di bank.”58
Berbeda dengan pendapat di atas Saipul mengatakan “saat saya membuat surat
kekantor camat tidak ada aparat camat yang bertugas karna terlambat datang, dan saat saya
55 Malayu S.P. Hsibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia,( Jakarta: Bumi Aksara, 2000 ), hlm.
244. 56 Muhadam labolo, Memahami Ilmu Pemerintahan, Suatu Kajian, Teori, Konsep, dan
Pengembangannya, (Jakarta: rajawali pers 2011), hlm. 32. 57 Inu Kencana Syafeiie, Etika Pemerintahan, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hlm. 167.
58 Wawancara dengan bapak Amran Masyarakat Kecamatan Sekernan , 11 Agustus 2018.
45
kembali lagi di saat siang orangnya sudah pulang semua”59 kemudian pernyataan bapak Baihaki
mengatakan,
Aparat kecamatan tersebut dalam melaksanakan tugasnya, lebih mementingkan siapa
yang dekat sama dia, seperti keluarga, sahabat, orang-orang dekat dengan dia.
Walaupun yang lain lebih memerlukan hal tersebut, dan juga dalam informasi, yang
mendapat informasi itu duluan hanya mereka yang dekat dengan aparatur kecamatan
itu sendiri, bukan mementingkan keadaan masyarakat mana yang benar-benar
memerlukan dan yang mana yang belum memerlukan, dan juga mana yang dahulu di
dahulukan.60
Dari pernyataan masyarakat tersebut sejauh ini dapat disimpulkan bahwa, pelaksanaan
pelayanan publik yang dilakukan aparat kecamatan kepada masyarakat memang belum
profesional, karena berdasarkan etika pelayanan, “ etika birokrasi harus menempatkan
kepentingan publik di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan organisasinya.”61
Kemudian masih dalam pelayanan terhadap masyarakat dalam Undang-Undang nomor
23 tahun 2014 tentang tugas camat yang dibantu perangkatnya disebutkan, camat yang dibantu
aparat kaecamatan tersebut bertugas mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat,
membina dan mengawasi penyelenggaraan kegiatan Desa dan/atau kelurahan.”62 hal tersebut
belum terlaksana dengan baik terhadap masyarakat seperti pernyataan bapak Suherman.
Kurangnya pembinaan dan pemberdayaan terhadap masyarakat dan aparat desa,
sehingga saya pernah membuat surat izin mendirikan bangunan (IMB) itu seperti di
permainkan, dari desa di suruh ke kantor camat, setelah saya ke kantor camat saya di
suruh ke desa dahulu, padahalkan saya sudah dari desa baru kekecamatan, saya tidak
mengerti letak kesalahannya di mana yang jelas hal seperti ini tentu merugikan
masyarakat baik dari segi moril dan materil, seharusnya dalam hal seperti ini ada
sosialisasi atau di buatkan sebuah petunjuk di papan mading dan sebagainya agar yang
mempunyai kepentingan tidak kebingungan dalam urusan seperti saya.63
59 Wawancara dengan bapak Saipul Masyarakat Kecamatan Sekernan, 11 Agustus 2018. 60 Wawancara dengan bapak Baihaki, Masyarakat Kecamatan Sekernan, 11 Agustus 2018. 61 Agus Dwiyanto, Reformasi Birokrasi Public Di Indonesia, ( Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 2006, ) hal. 192. 62 pasal 255 ayat 1 poin b dan g. 63 Wawancara dengan bapak Susanto, Masyarakat Kecamatan Sekernan, 11 Agustus 2018.
46
Selanjutnya pelayanan terhadap masyarakat yang dilakukan aparat Kecamata
dalam merespon aspirasi masyarakat, seperti dalam responsivitas disebutkan
“kemampuan birokrasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan
prioritas pelayanan, serta mengembangkan program-program pelayanan sesuai dengan
kebutuhan dan aspirasi masyarakat.”64 tetapi di Kecamatan Sekernan menurut Datuk
Darani mengatakan tentang Responsivitas Aparat kecamatan sekernana adalah tidak
sesuai dengan pernyataan tersebut itu di buktikan dengan pernyataan berikut ini yang
menjelaskan.
Lambatnya respon aparat kecamatan terhadap masalah tapal batas desa berembang
dengan kelurahan sengeti ini masalah klasik yang baru terselesaikan sampai 2018. yang
bermula sejak lama, kalau saja para aparatur desa dan kecamatan tersebut bertanya
kepada tokoh masyarakat dan adakan pertemuan kedua belah pihak, kami bisa
membantu menyelesaikan permasalahan tapal batas desa berembang dan sengeti ini
dari dahulu, karena para tetua kampung dan lembaga adat desa tahu sejarah dan
wilayah kecamatan sekernan ini, jika saja tapal batas ini sudah jelas tentu saja baik
pemerintahan desa berembang atau pemerintah kelurahan sengeti bisa memanfaatkan
lahan tersebut untuk kepentingan desa dan kelurahan tersebut seperti
mengembangkan program-program pembangunan sarana prasarana atau BUMDes
sesuai aspirasi masyarakat di daerah konflik tersebut.65
Berdasarkan wawancara di atas tentang pelayanan terhadap masyarakat dapat
disimpulkan bahwa aparat kecamatan harus profesional dalam menjalankan tugas dan
fungsinya sebagai pelayan publik, harus mementingkan kepentingan masyarakat dari
pada urusan pribadinnya. Kemudian seperti yang disebut di atas dalam menjalankan
amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang pemerintah daerah dalam pasal
64 Agus Dwiyanto, Reformasi Birokrasi Publik Di Indonesia, hal. 62 65 Wawancara dengan datuk Darani Tokoh Masyarakat Kecamatan Sekernan,. 11 Agustus 2018.
47
225 poin b dan g tersebut tentang tugas camat yang di bantu aparat kecamatan, belum
terlaksana dengan baik, yang seharusnya dijalankan dengan baik oleh aparat kecamatan
sehingga pelayanan masyarakat sesuai dengan apa yang di aspirasikan oleh masyarakat.
Kemudian dilihat dari responsivitas aparat kecamatan terhadap pelayanan masyarakat di
ditanggapi, namun terkesan lambat dalam penangannya. Berdasarkan alasan tersebut
disimpulkan bahwa aparat kecamatan sekernana dalam menjalankan tugas dan fungsinya
memang belum profesional.
B. Kendala dan Upaya Dalam Profesionalime Aparatur Sipil Negara Kantor Camat Sekernan
dalam Meningkatkan Kinerja.
1. Kendala dalam Profesionalisme Aparatur Sipil Negara Kantor Camat sekernan dalam
Meningkatkan Kinerja.
Setelah mengetahui bentuk pelayanan yang memang belum profesional maka
selanjutnya dalam penelitian ini, ingin mengetahui apakah kendala yang dihadapi aparat
kecamatan tersebut dalam melaksanakan pelayanan yang profesional terhadap
masyarakat Kecamatan Sekernan.
Dalam menjalankan tugas pelayanan publik di kantor camat sekernana, penulis
mewawancarai Sekcam tentang aparat kecamatan yang di tetapkan dan menjalankan
pemerintahan kecamatan sekernana pada tahun 2018. Bapak H. Ihsan mengatakan.
Kantor Camat Sekernan memiliki Aparatur kecamatan sebanyak 28 orang. yang yang
terdiri dari 23 orang pegawai negeri sipir dan 5 orang tenaga kerja suka rela pada tahun
2018.66
66 Wawancara Dengan, H. Ihsan S. Sosi, M.Ag. Sekcam kecanatan sekernana, Kabupaten Muaro
Jambi, 9 Agustus 2018.
48
Menurut Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014, Bupati/wali kota wajib
mengangkat camat dari pegawai negeri sipil yang menguasai pengetahuan teknis
pemerintahan dan memenuhi persyaratan kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan Pengangkatan camat yang tidak sesuai dengan ketentuan
dibatalkan keputusan pengangkatannya oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat.67
Berdasarkan hal tersebut jumlah aparat kecamatan bukanlah menjadi kendala dalam
pelayanan yang diberikan terhadap masyarakat, namun yang menjadi kendala ketidak
profesionalan aparatur kecamatan sekernan tersebut seperti menurut Muhammad Huzairi
mengatakan.
Kalau yang dikatakan warga tentang pembuatan surat yang salah nama, tanggal
lahir, dan lain-lain itu maklumlah memang salah pengetikan karena kami juga
banyak tugas lain yang harus kami jalankan, kalau masalah lain yang disampaikan
masyarakat seperti kurang informasi. Sebenarnya sudah kami upayakan untuk
selalu mengimpormasikan segala sesuatunya kepada desa dan kelurahan tersebut
namum mungkin dari desa atau kelurahan tersebut belum menginformasikan ke
warga desa atau kelurahannya dengan baik. 68
Selanjutnya hampir sama dengan pendapat di atas tetang kendala yang dihadapi oleh
aparat kecamatan sekernana adalah. “Kendala yang kami hadapi dalam profesionalitas aparat
kecamatan terhadap pelayanan masyarakat saat ini kurangnya kegiatan memberdayakan
masyarakat, karena kurangnya sarana prasarana dalam kegiatan kegiatan pemberdayaan itu
sendiri.”69
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa aparat kecamatan sekernana
berdasarkan jumlah sudah mencukupi namun ada kendala lain yang menyebakan tidak
67 Pasal 224 Ayat ( 1 ) dan (2). 68 Wawancara dengan bapak Muhammad Huzairi, SH. Kasi Polumsos Kecamatan Sekernan. 09
Agustus 2018. 69 Wawancara dengan bapak H. Ihsan S. Sosi, M.Ag. Sekcam kecanatan sekernana, Kabupaten
Muaro Jambi, 9 Agustus 2018.
49
profesionalnya aparat kecamatan dalam menjalankan tugas dan fungsinya masih kurang
telitinya aparat kecamatan tersebut dalam bekerja, kurangnya pemberdayaan masyarakat. dan
pengimformasian yang diberikan aparat kecamatan kepada desa dan aparat desa tidak
menyampaikan informasi tersebut kepada masyarakat terjadi komunikasi yang kurang baik.
2. Upaya dalam Profesionalisme Aparatur Sipil Negara Kantor Camat sekernan dalam
Meningkatkan Kinerja.
Setelah mengetahui kendala-kendala ketidak profesionalan aparat Kantor Camat
Sekernan, selanjutnya peneliti ingin mengetahui upaya apasajakah yang dilakukan aparat
kantor camat sekernan dalam memperbaiki kinerja mereka, seperti pernyataan bapak H.
Ihsan yang menyatakan.
Upaya yang terus kami lakukan adalah terus menyaring keritik dan masukan
kepada kami agar kami bisa memperbaiki diri kedepannya, dengan cara terus
mengikuti pelatihan-pelatihan di bidang kami masing-masing agar mendapatkan
pengetahuan dibidangnya, supaya nantinya dapat menjalankan pemerintahan
dengan baik kedepannya, dan kami sudah menerapkan absensi sore dan pagi agar
tidak adalagi aparat kecamatan yang datang telat dan pulang cepat.70
Selanjutnya menurut pernyataan bapak Kemas Ismail Azim mengenai upaya yang
dilakukan pemerintahan kecamatan sekernana desa mengatakan.
Kami berusaha bekerja dengan teliti lagi kedepannya agar tidak adalagi kesalahan
dalam bekerja, dan lebih meningkatkan kedisiplinan kami agar tidak adalagi
aparat kecamatan yang pergi terlambat dan pulang cepat dengan cara mengadakan
absensi pagi dan absensi sore, dan lebih mengawasi setiap informasi dan kegiatan
yang kami koordinasikan kepada desa dan kelurahan yang ada di Kecamatan
Sekernana ini.71
70 Wawancara Dengan, H. Ihsan S. Sosi, M.Ag. Sekcam Kecanatan Sekernana, Kabupaten Muaro
Jambi, 9 Agustus 2018. 71 Wawancara Dengan, Kemas Ismail Azim, SE. Camat Sekernana, Kabupaten Muaro Jambi, 9
Agustus 2018.
50
Dari pernyataan di atas dapat dilihat bahwa sudah ada upaya perbaikan pelayanan
yang dilakukan aparat Kecamatan seperti memperluas wawasan, maupun perbaikan
kedisiplinan, semua itu tidak lain dilakukan demi tercapainya aparatur kecamatan
sekernan yang profesional dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
51
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dapat disimpulkan bahwa profesional aparat kecamatan terhadap pelayanan masyarakat
Kecamatan Sekernan memang belum profesional karena dalam menjalankan tugas dan
fungsinya sebagai pelayan publik, harus mementingkan kepentingan masyarakat dari pada
urusan pribadinnya. Kemudian tentang tugas camat yang di bantu aparat kecamatan, belum
terlaksana dengan baik, yang seharusnya dijalankan dengan baik oleh aparat kecamatan
sehingga pelayanan masyarakat sesuai dengan apa yang di aspirasikan oleh masyarakat.
Kemudian dilihat dari responsivitas aparat kecamatan terhadap pelayanan masyarakat
ditanggapi, namun terkesan lambat dalam penangannya. Berdasarkan alasan tersebut
disimpulkan bahwa aparat kecamatan sekernan dalam menjalankan tugas dan fungsinya
memang belum profesional.
2. Kendala yang dihadapi adalah masih kurang telitinya aparat kecamatan tersebut dalam
bekerja, kurangnya pemberdayaan masyarakat. dan pengimpormasian yang diberikan
aparat kecamatan kepada desa dan aparat desa tidak menyampaikan informasi tersebut
kepada masyarakat.
Sedangkan upaya aparat kecamatan dalam profesional pelayanan masyarakat
adalah seperti memperluas wawasan, maupun perbaikan kedisiplinan, semua itu tidak lain
dilakukan demi tercapainya aparatur kecamatan sekernan yang profesional dalam
menjalankan tugas dan fungsinya.
52
B. Saran – saran
Dengan melihat fenomena yang terjadi di Kantor Camat Sekernan Kabupaten Muaro
Jambi dalam Profesionalitas Aparatur Sipil Negara dalam Meningkatkan Kinerja di Kantor Camat
Sekernan kabupaten muaro jambi, penulis dapat mengetahui bagaimana profesionalitas aparat
kecamatan terhadap pelayanan kepada masyarakat Kecamatan Sekernan, serta kendala dan
upaya yang dihadapi dan dilakukan pemerintahan kecamatan sekernan demi terwujudnya
aparat kecamatan yang profesional. Untuk mencapai profesionalitas aparat kecamatan dalam
kinerja. agar pelayana terhadap masyarakat lebih baik. khususnya pelayanan yang dilakukan
terhadap masyarakat Kecamatan Sekernan lebih baik lagi di masa yang akan datang, maka
penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. kepada aparat kecamatan hendaknya selalu mementingkan kepentingan tugas dan
fungsinya sebagai aparat kecamatan, bukan kepentingan pribadinya, demi tercapainya
profesionalitas aparat kecamatan dalam Kinerja.
2. Kepada masyarakat hendaknya masyarakat selalu mengawasi dan ikut berpartisipasi dalam
pembangunan desa kelurahan serta kecamatan, demi tercapainya pemerintahan
kecamatan yang sesuai dengan apa yang dicita-citakan dan aspirasi masyarakat
C. Penutup
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah swt. karena atas berkat
rahmat taufik, inayah dan keridhaan-Nya lah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini,
walaupun masih jauh dari kesempurnaan serta masih memerlukan perbaikan, namun berkat
keridhaan Allah semuanya dapat terselesaikan.
Selanjutnya skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri maupun pihak-
pihak yang terkait bagi pembaca serta bagi para aparat yang menjalankan pemerintah. di
samping itu, penulis juga menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari
53
54
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur.
Agus Dwiyanto, Reformasi Birokrasi Publik Di Indonesia, (Yogyakarta: Gajah Mada Universi
ty Press, 2006).
Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. ke-5,
(Bandung: Alfabeta, 2013).
Inu Kencana Syafiie, Etika Pemerintahan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010).
Inu Kencana Syafiie, Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia (Sanri),
(Jakarta:Bumi Aksara,2003).
Inu Kencana Syafiie, Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2014).
Malayu S.P. Hsibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia,(Jakarta: Bumi Aksara,
2000).
Muhadam labolo, memahami ilmu pemerintahan, suatu kajian, teori, konsep, dan
pengembangannya, (Jakarta: rajawali pers 2011).
Sayuti Una (ed.), Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), (Jambi: Syariah Press,
2014).
Sedarmayanti, Good Governance (Kepemimpinan Yang Baik), (Bandung: Mandar
Maju, 2004)
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, cet. ke-10, (Bandung: Alfabeta, 2014).
Sukardi, metodologi penelitian pendidikan, (Yogyakarta : bumi aksara, 2003).
55
B. Peraturan perundang-undangan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara Pasal
C. Lain-lainnya.
Muhammad Fadhli Camat dan Kecamatan menurut UU No 23 Tahun 2014.
http//profesionalisme-aparatur-pemerintah-studi-kasus-responsifitas-dan-inovasi-di-
kecamatan, akses 19 desember 2016
Margono, dkk, <<e journal administrative reporm,>> http://ISSN 2338-7673/ar.
mian. fisip-unmul. ac. id, akses 3 februari 2014