104
i PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA SRENGSENG KEMBANGAN JAKARTA BARAT Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) Disusun Oleh : MUHAMAD ARIF NIM : 103018227375 JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 / 1432 M

PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

  • Upload
    buitruc

  • View
    228

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

i

PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA SRENGSENG KEMBANGAN JAKARTA BARAT

SkripsiDiajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi

Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Disusun Oleh :MUHAMAD ARIF

NIM : 103018227375

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011 / 1432 M

Page 2: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

ii

Page 3: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

iii

Page 4: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

iv

Page 5: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

v

KATA PENGANTAR

Assalaamu alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillaahirabbil aalamin. Puji serta syukur bagi Allah swt.

Tuhan semesta alam, yang telah memberikan rahmat, taufiq, dan hidayah

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Hanya kepada-Nya kami

memohon pertolongan dan kemudahan dalam segala urusan. Allahumma shalli

a’laa sayyidinaa Muhammad, shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan

kepada junjungan dan suri tauladan kita Nabi Muhammad saw, yang telah

membimbing kita pada jalan yang diridhai Allah swt. Selama penyusunan

skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

Manajemen Pendidikan (MP), penulis banyak mendapatkan dukungan baik

moral maupun material dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA., Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. Rusdy Zakaria, Ketua Jurusan KI-Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Drs. H. Mu’arif SAM, M.Pd, Ketua Program Studi Jurusan KI-Manajemen

Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

5. Nurlena Rifa’i, MA., Ph. Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu

membimbing penulis dengan penuh kebijaksanaan dan memberikan

arahan-arahan.

6. Ibu dan ayah tercinta, Umairoh dan Hamim yang telah memberikan dukungan

moral dan material, doa dan senyuman yang menyemangati penulis untuk

tabah dalam menghadapi kesulitan-kesulitan selama proses pembuatan skripsi.

Page 6: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

vi

7. Kaka Anita Karolina dan adik Andri Setiawan, Noni Karlina, dan Irfan Fauzi

sebagai penambah semangat dalam pembuatan skripsi.

8. Guru mengaji, H. Muhammad Naslih dan Istri yang selalu memberi nasihat dan

motivasi dalam pembuatan skripsi agar tidak mudah putus asa. Terimakasih

atas semuanya.

9. Sahabat-sahabat, Saadi, Herman, Nurjali, Agun, Sufyan dan Tiyas yang

membantu memberikan ide-ide dan memfasilitasi dalam pembuatan skripsi,

terima kasih atas waktunya.

10. Drs. Moh. Soleh, MM, Kepala SMK SATRIA Srengseng Kembangan yang

telah memberikan izin penelitian skripsi.

11. Semua dewan guru dan Karyawan SMK SATRIA Srengseng Kembangan

yang membantu melengkapi data-data penelitian skripsi.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, setiap saran dan kritik konstruktif selalu disambut

dengan tangan terbuka. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat.

Wassalaamualaikum Wr. Wb.

Page 7: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

vii

ABSTRAK

MUHAMAD ARIF, NIM : 103018227375, PROFESIONALISMEGURU DI SMK SATRIA SRENGSENG KEMBANGAN JAKARTABARAT

Profesionalisme guru merupakan keahlian serta pengalaman dalam

mengajar sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya dengan maksimal

serta memiliki kompetensi sesuai dengan kriteria guru profesional, dan profesinya

itu telah menjadi sumber mata pencaharian. Sedangkan pengembangan

profesionalisme guru dimaksudkan untuk merangsang, memelihara, dan

meningkatkan kualitas staf dalam memecahkan masalah-masalah keorganisasian.

Adapun guru profesional itu sendiri adalah guru yang berkualitas, berkompetensi,

dan guru yang dikehendaki untuk mendatangkan prestasi belajar serta mampu

mempengaruhi proses belajar mengajar siswa, yang nantinya akan menghasilkan

prestasi belajar siswa yang lebih baik. Adapun pada skripsi ini profesionalisme

guru yang akan diteliti adalah profesionalisme guru yang memiliki kompetensi,

yang meliputi; kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi

profesional, dan kompetensi sosial.

Penelitian di laksanakan di SMK SATRIA Srengseng Kembangan Jakarta

Barat. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode desktiptif kuantitatif

yaitu penelitian yang menggambarkan keadaan sebenarnya dari fenomena objek

yang di teliti yaitu SMK SATRIA Srengseng Kembangan. Untuk mengumpulkan

data yang diperoleh dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa

instrumen penelitian antara lain; observasi, teknik Dokumentasi, interviu dan

angket. Setelah data-data tersebut diperoleh, penulis menginterpretasikan data

dan menganalisisnya. Selanjutnya penulis menyimpulkan hasil penelitian

tersebut. Setelah penelitian ini dilakukan, penulis memperoleh hasil penelitian

sementara, bahwa guru-guru SMK SATRIA Srengseng Kembangan Jakarta Barat

adalah guru-guru yang profesional hal ini dapat dapat di lihat dari jawaban-

jawaban angket yang telah disebarkan kepada guru.

Page 8: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR SAMPUL................................................................................. i

LEMBAR PERNYATAAN PENULIS..................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ........................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN……………………………. iv

ABSTRAK ................................................................................................ v

KATA PEGANTAR ................................................................................. vi

DAFTAR ISI ........................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ......................................................... 5

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................ 5

D. Metode Penelitian .............................................................. 6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................... 6

BAB II KAJIAN TEORI

A. Profesionalisme Guru

1. Pengertian Profesionalisme Guru……………………... 8

2. Perlunya Guru Profesional ........................................... 11

3. Aspek-aspek Kompetensi Guru Profesional ................. 14

4. Kriteria Guru Sebagai Profesi ...................................... 19

5. Kriteria Guru Profesional ............................................ 21

6. Indikator Guru Profesional .......................................... 22

7. Tantangan Profesional Jabatan Guru ............................ 27

B. Strategi Peningkatan Profesionalisme Guru ...................... 30

Page 9: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

ix

1. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP)…………………………………………………. 30

2. Perkembangan IPTEK ………………………………… 32

3. Persaingan global bagi lulusan pendidikan …………… 33

4. Otonomi Daerah………………………………………. 33

C. Kerangka Berfikir………………………………………... 34

D. Hipotesis…………………………………………………. 36

BAB III METODELOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................... 37

B. Metode Penelitian………………………………………... 37

C. Populasi dan Sampel ........................................................ 38

D. Teknik Pengumpulan Data .............................................. 38

E. Teknik Pengolahan Data………………………...………. 39

F. Teknik Analisis dan Interpretasi Data ……………………. 39

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMK SATRIA Srengseng Kembangan

Jakarta Barat

1. Deskripsi Lokasi Penelitian ......................................... 44

2. Sejarah Singkat Sekolah ............................................... 44

3. Visi dan Misi ............................................................... 47

4. Sarana dan Prasarana.................................................... 48

5. Kegiatan Ekstrakurikuler.............................................. 49

6. Keadaan Tenaga Pengajar dan Karyawan ..................... 49

B. Hasil Pengolahan Data…………………………………… 55

Page 10: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

x

BAB V PENUTUP

Kesimpulan............................................................................. 75

Saran....................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

xi

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1 Indikator guru profesional……………………………………… 22

Tabel 2 Kisi-kisi angket guru profesional ............................................... 40

Tabel 3 Skor jawaban angket guru profesional ....................................... 42

Tabel 4 Klasifikasi skor angket guru profesional .................................... 43

Tabel 5 Sarana dan prasarana ................................................................. 48

Tabel 6 Kegiatan ekstrakulikuler............................................................ 49

Tabel 7 Keadaan tenaga pengajar dan karyawan……………..……...…. 50

Tabel 8 Kebanggaan Guru………………………………...……………. 55

Tabel 9 Tindakan sosial dalam KBM………………………………….... 56

Tabel 10 Kemandirian Guru sebagai pendidik……………...…………… 56

Tabel 11 Etos kerja Guru……………...…………………..……………… 57

Tabel 12 Perilaku positif Guru………………………..………………….. 57

Tabel 13 Wibawa guru………………………...……………...………....... 58

Tabel 14 Norma religius …………………..………………….………...... 58

Tabel 15 Guru yang di teladani siswa…………………………………..… 59

Tabel 16 Pengidentivikasian bahan ajar guru……………………….…… 59

Tabel 17 Prinsip kepribadian guru……………...………………………… 60

Tabel 18 Guru nenbuat RPP..…………………………………………….. 60

Tabel 19 Guru membuat strategi pembelajaran…………………………... 61

Tabel 20 Guru menjalankan pembelajaran kondusif……...…………..….. 62

Tabel 21 Guru mendesain pembelajaran……………………………...…… 62

Tabel 22 Guru merancang dan mengevaluasi pemebelajaran……………... 63

Tabel 23 Pemanfaatan hasil nilai pembelajaran guru ................................ 63

Tabel 24 Peran guru dalam mengembangkan potensi akademik siswa...... 64

Tabel 25 Guru memberikan fasilitas untuk pengembangan potensi

siswa…………………………………………………………...... 64

Tabel 26 Komunikasi antara guru dengan siswa………………………….. 65

Tabel 27 Keefektifan komunikasi antara sesama guru……………………. 66

Page 12: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

xii

Tabel 28 Keefektifan komunikasi antara guru, siswa, orang tua, dan

masyarakat…………………………………………………..…. 66

Tabel 29 Guru memahami materi pembelajaran…………………………. 67

Tabel 30 Guru memahami konsep antarmata pelajaran………………….. 67

Tabel 31 Pemahaman struktur, konsep, dan metode keilmuan dengan materi

ajar guru………………………………………………………… 68

Tabel 32 Guru menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk

memperdalam pengetahuan ....................................................... 68

Tabel 33 Guru mendisain alat bantu belajar sederhana………………….. 64

Tabel 34 Guru mampu menjawab pertanyaan siswa dalam KBM……….. 69

Tabel 35 Guru mengatur kerapian kelas sebelum belajar……………..….. 70

Tabel 36 Guru menyimpulkan materi pelajaran…………………………. 71

Tabel 37 Guru memberikan motivasi dan nasihat ketika mengajar………. 71

Tabel 38 Distribusi frekuensi ................................................................... 73

Page 13: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Minimnya tenaga pengajar di SMK SATRIA Srengseng Kembangan

Jakarta Barat yang dapat memberikan celah seorang guru untuk mengajar

yang tidak sesuai dengan keahliannya. Sehingga yang menjadi imbasnya

adalah siswa sebagai anak didik tidak mendapatkan hasil pembelajaran yang

maksimal. Padahal siswa ini adalah sasaran pendidikan yang dibentuk melalui

bimbingan, keteladanan, bantuan, latihan, pengetahuan yang maksimal,

kecakapan, keterampilan, nilai, sikap yang baik dari seorang guru. Maka

hanya dengan seorang guru profesional hal tersebut dapat terwujud secara

utuh, sehingga akan menciptakan kondisi yang menimbulkan kesadaran dan

keseriusan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian, apa

yang disampaikan seorang guru akan berpengaruh terhadap hasil

pembelajaran. Sebaliknya, jika hal di atas tidak terealisasi dengan baik, maka

akan berakibat siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Tidak kompetennya guru di SMK SATRIA Srengseng Kembangan

Jakarta Barat dalam penyampaian bahan pengajaran secara tidak langsung

akan memepengaruhi terhadap hasil belajar murid. Karena proses

Page 14: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

2

pembelajaran tidak hanya dapat tercapai dengan keberanian, melainkan faktor

utamanya adalah kompetensi yang ada dalam pribadi seorang guru.

Keterbatasan pengetahuan guru dalam penyampaian materi baik dalam hal

metode ataupun penunjang pokok pembelajaran lainnya akan berpengaruh

terhadap pembelajaran.

Adanya sebagian guru yang mengajar tidak sesuai dengan latar

belakang pendidikannya yang nantinya akan memberi dampak terhadap

kualitas pendidikan dan juga terhadap keberhasilan siswa dalam belajar di

SMK SATRIA Srengseng Kembangan Jakarta Barat.

Penetapan standar yang telah diatur diharapkan dapat mempengaruhi

tingkat pencapaian ataupun standar kelulusan. Namun harus ditekankan

bahwa berbagai komponen di luar tidak akan berfungsi dengan baik tanpa

dukungan keberadaan guru yang profesional.1

Sebagaimana telah dikemukakan, bahwa dalam upaya meningkatkan

mutu pendidikan, aspek utama yang ditentukan adalah kualitas guru. Untuk

itu, upaya awal yang dilakukan dalam peningkatan mutu pendidikan adalah

kualitas guru. Kualifikasi pendidikan guru sesuai dengan persyaratan minimal

yang ditentukan oleh syarat-syarat seorang guru yang profesional. Guru

profesional yang dimaksud adalah guru yang berkualitas, berkompetensi, dan

guru yang dikehendaki untuk mendatangkan prestasi belajar serta mampu

mempengaruhi proses belajar mengajar siswa yang nantinya akan

menghasilkan prestasi belajar siswa yang baik.

Martinis Yamin mengemukakan: “bahwa guru adalah seorang figur

yang mulia dan dimuliakan banyak orang, kehadiran guru di tengah-tengah

kehidupan manusia sangat penting,tanpa ada guru atau seseorang yang dapat

ditiru, diteladani, oleh manusia untuk belajar dan berkembang”.2

1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008, (Jakarta: CV. SumberPustaka, 2009), h. 4.

2 Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, (Jakarta: Gaung PersadaPress, 2007), Cet. 2, h. 47.

Page 15: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

3

Adapun pengertian guru menurut Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru yakni sebagaimana tercantum

dalam Pasal 1 sebagai berikut: “Guru adalah pendidik profesional dengan

tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan dasar dan

menengah”.3

Selanjutnya Moh. Uzer Usman mengatakan bahwa: “Guru profesionaladalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidangkeguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai gurudengan kemampuan maksimal”.4 Pendapat lain dikemukakan oleh E.Mulyasa dalam buku yang berjudul Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guruyang dikutip oleh Surya, mengungkapkan bahwa: guru yang profesional akantercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengankeahlian baik dalam materi maupun metode. Selain itu, juga ditunjukkanmelalui tanggung jawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya.Guru yang profesional hendaknya mampu memikul dan melaksanakantanggung jawab sebagai guru kepada peserta didik, orang tua, masyarakat,bangsa, negara, dan agamanya. Guru profesional mempunyai tanggung jawabpribadi, sosial, intelektual, moral, dan spiritual. Tanggung jawab pribadi yangmandiri yang mampu memahami dirinya, mengelola dirinya, mengendalikandirinya, dan menghargai serta mengembangkan dirinya.5

Suatu pekerjaan profesional memerlukan persyaratan khusus, yakni (1)

menuntut adanya keterampilan berdasarkan konsep dan teori ilmu

pengetahuan yang mendalam; (2) menekankan pada suatu kehlian dalam

bidang tertentu sesui dengan bidang profesinya; (3) menuntut adanya tingkat

pendidikan yang memadai; (4) adanya kepekaan terhadap dampak

kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakannya; (5) memungkinkan

perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan.6 Dari penjelasan, dapat

menyimpulkan bahwa profesi mengajar merupakan kewajiban yang hanya

dibebankan kepada orang yang berpengetahuan. Dengan demikian, profesi

3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008, (Jakarta: CV. SumberPustaka, 2009), h. 4.

4 M. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006),Cet. 6, h. 15.

5 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (PT. Remaja Rosda Karya:Bandung, 2008), Cet. 3, h. 47.

6 Mulyasa, Standar Kompetensi………………………………, Cet. 3, h. 47.

Page 16: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

4

mengajar harus didasarkan pada adanya kompetensi dan kualifikasi tertentu

bagi setiap orang yang hendak mengajar.

Menyadari akan pentingnya profesionalisme dalam pendidikan, maka

Buchari Alma mendefinisikan bahwa profesionalisme adalah bukan sekedar

menguasai teknologi dan manajemen tetapi lebih merupakan sikap,

pengembangan profesionalisme lebih dari seorang teknisi, bukan hanya

memiliki keterampilan yang tinggi tetapi memiliki suatu tingkah laku yang

sesuai dengan yang dipersyaratkan.7 Akan tetapi melihat realita yang ada,

keberadaan guru profesional sangat jauh dari apa yang dicita-citakan.

Menjamurnya sekolah-sekolah yang rendah mutunya memberikan suatu

isyarat bahwa guru profesional hanyalah sebuah wacana yang belum

terealisasi secara merata dalam seluruh pendidikan yang ada di Indonesia. Hal

itu menimbulkan suatu keprihatinan yang tidak hanya datang dari kalangan

akademis, akan tetapi orang awam sekalipun ikut mengomentari buruknya

pendidikan dan tenaga pengajar yang ada.

Kenyataan tersebut menggugah kalangan akademis, sehingga mereka

membuat perumusan untuk meningkatkan kualifikasi guru melalui

pemberdayaan dan peningkatan profesionalisme guru dari pelatihan sampai

dengan intruksi agar guru memiliki kualifikasi pendidikan minimal Strata 1

(S1). Yang menjadi permasalahan baru adalah, guru hanya memahami

intruksi tersebut hanya sebagai formalitas untuk memenuhi tuntutan

kebutuhan yang sifatnya administratif. Sehingga kompetensi guru profesional

dalam hal ini tidak menjadi prioritas utama. Dengan pemahaman tersebut,

kontribusi untuk siswa menjadi kurang terperhatikan bahkan terabaikan.

Sangat terlihat bahwa profesionalisme guru sangat berperan dalam

pendidikan. Atas dasar wacana yang ada di lapangan, maka penulis ingin

membuktikan apakah persepsi yang ada di kalangan masyarakat mengenai

masalah profesionalisme guru itu benar atau sebaliknya, dengan melakukan

7 Buchari Alma, Guru Profesional (Menguasai Metode dan Trampil Mengajar), (Bandung:ALPABETA, 2008), Cet. I, h. 133.

Page 17: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

5

suatu penelitian. Berdasarkan dugaan penulis, pada umumnya kondisi sekolah

yang ada masih terdapat guru yang belum profesional. Kompetensi guru yang

ada di sekolah tersebut belum sepenuhnya memenuhi kriteria sebagaimana

yang diinginkan oleh persyaratan guru profesional. Berdasarkan latar

belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dan membahasnya dalam bentuk skripsi yang berjudul

“PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA Srengseng Kembangan

Jakarta Barat”.

Untuk itu penulis memilih sekolah SMK SATRIA Srengseng

Kembangan Jakarta Barat, sebagai tempat untuk menguji apakah guru-guru di

sekolah tersebut profesional.

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian di atas diidentifikasi 4 masalah pokok tentang berbagai

masalah yang dihadapi oleh guru:

1. Tidak seimbang antara kebutuhan dengan pengadaan guru, dan

penempatan guru yang tidak sesui dengan kebutuhan sekolah

2. Tidak kompetennya guru dalam penyampaian bahan ajar, secara tidak

langsung akan berpengaruh terhadap hasil pembelajaran.

3. Adanya sebagian guru yang melakukan pengajaran tidak sesuai

dengan latar belakang pendidikannya.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar masalah dalam penelitian ini lebih fokus dan tidak menyimpang dari

apa yang akan diteliti, karena kita tahu bahwa permasalahan

profesionalisme guru sangat kompleks sekali maka penulis membatasi

profesionalisme guru pada empat kompetensi yaitu; kompetensi

kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, dan

kompetensi sosial.

Page 18: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

6

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang

akan diteliti adalah:

a. Bagaimanakah tingkat profesionalisme guru di SMK SATRIA

Srengseng Kembangan Jakarta Barat dan

b. Usaha-usaha apa saja yang di lakukan sekolah SMK SATRIA

Srengseng Kembangan Jakarta Barat dalam meningkatkan

profesionalisme guru.

D. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif kuantitatif yaitu

penelitian yang menggambarkan keadaan sebenarnya dari fenomena objek

yang di teliti. Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian

ini, maka penulis menggunakan tekhnik kuesioner atau angket yaitu sejumlah

pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan

profesionalisme guru di sekolah tersebut.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Studi bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang profesionalisme

guru yang mengajar di SMK SATRIA Srengseng Kembangan.

b. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat profesionalisme

guru pada SMK SATRIA Srengseng Kembangan.

2. Manfaat Penelitian

a. Diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi para guru untuk

meningkatkan profesionalisme diri.

b. Dapat memacu akslerasi peningkatan mutu lulusan dan performance

SMK SATRIA Srengseng Kembangan.

Page 19: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

7

c. Dapat memperkaya konsep atau toeri yang menyokong perkembangan

Ilmu Pengetahuan khususnya tentang profesionalisme guru di sekolah

tersebut.

d. Diharapkan juga penelitian ini berguna untuk menambah khasanah

ilmu pengetahuan bagi penulis sebagai calon guru pada khususnya dan

dapat memberi informasi tentang pentingnya keprofesionalan bagi

seorang guru dalam melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

Page 20: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

8

BAB II

KAJIAN TEORI

PROFESIONALISME GURU

A. Profesionalisme Guru

1. Pengertian Profesionalisme Guru

Istilah profesionalisme berarti sifat yang ditampilkan dalam perbuatan,

dan ada komitmen untuk selalu meningkatkan kemampuan dalam melakukan

pekerjaan sesuai dengan profesinya.1 Arifin dalam buku Kapita Selekta

Pendidikan mengemukakan bahwa profession mengandung arti yang sama dengan

kata occupation atau pekerjaan yang memerlukan keahlian yang diperoleh melalui

pendidikan atau latihan khusus.2

Dalam buku yang ditulis oleh Kunandar yang berjudul Guru Profesional

Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disebutkan pula bahwa

profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan

yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang. Profesi juga diartikan sebagai suatu

jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan

khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif. Jadi, profesi

adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian tertentu. Menurut

Buchari Alma istilah profesi bearasal dari bahasa Inggris “profession” yang

1 Buchari Alma, Guru Profesional (Menguasai Metode dan Trampil Mengajar),(Bandung: ALPABETA, 2008), Cet. I, h. 134.

2 Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), (Jakarta: Bumi Aksara, 1995),Cet. 3, h. 105.

Page 21: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

9

berakar dari bahasa latin “profesus” yang berarti mengakui atau menyatakan

mampu atau ahli dalam satu bidang pekerjaan. Pekerjaan ini membutuhkan

pendidikan akademik dan pelatihan panjang.3

Buchari Alma, menuliskan bahwa profesi menuntut keterampilan

tertentu melalui pendidikan dan latihan yang lama dalam lembaga tertentu, dan

dalam disiplin ilmu tertentu, serta memiliki kode etik yang menjadi pedoman

perilaku anggotanya, serta ada sangsi yang jelas terhadap pelanggaran kode etik.4

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

profesi adalah suatu pekerjaan atau keahlian yang mensyaratkan kompetensi

intelektualitas, sikap dan keterampilan tertentu yang diperolah melalui proses

pendidikan secara akademis. Dengan demikian, Kunandar mengemukakan profesi

guru adalah keahlian dan kewenangan khusus dalam bidang pendidikan,

pengajaran, dan pelatihan yang ditekuni untuk menjadi mata pencaharian dalam

memenuhi kebutuhan hidup yang bersangkutan. Guru sebagai profesi berarti guru

sebagai pekerjaan yang mensyaratkan kompetensi (keahlian dan kewenangan)

dalam pendidikan dan pembelajaran agar dapat melaksanakan pekerjaan tersebut

secara efektif dan efisien serta berhasil guna.

Adapun mengenai kata profesional, Moh. Uzer Usman memberikan

suatu kesimpulan bahwa suatu pekerjaan yang bersifat profesional memerlukan

beberapa bidang ilmu yang secara sengaja harus dipelajari dan kemudian

diaplikasikan bagi kepentingan umum. Kata profesional itu sendiri berasal dari

kata sifat yang berarti pencaharian dan sebagai kata benda yang berarti orang yang

mempunyai keahlian seperti guru, dokter, hakim, dan sebagainya. Dengan kata

lain, pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat

dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan

yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain.

3 Buchari Alma, Guru Profesional………………………………, Cet.I, h. 134.4 Buchari Alma, Guru Profesional………………………………, Cet.I, h. 134.25-30

Page 22: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

10

Dengan bertitik tolak pada pengertian ini, maka pengertian guru

profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam

bidang keguruan sehingga mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru

dengan kemampuan yang maksimal.5 Buchari Alma menjelaskan pula bahwa

profesional berarti sifat atau orang. Profesional menunjuk pada dua hal, yaitu

orang yang menyandang suatu profesi, misalnya dia seorang profesional, dan

kedua penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaan. Istilah profesional

dikontraskan dengan non profesional atau amatiran.6

Adapun mengenai pengertian profesionalisme itu sendiri adalah, suatu

pandangan bahwa suatu keahlian tertentu diperlukan dalam pekerjaan tertentu

yang mana keahlian itu hanya diperoleh melalui pendidikan khusus atau latihan

khusus.7

Profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan dan

kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran

yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian.

Sementara itu, guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang

dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran.

Dengan kata lain, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian guru

profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam

bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru

dengan kemampuan maksimal. Guru yang profesional adalah orang yang terdidik

dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya.8

Sedangkan Oemar Hamalik mengemukakan bahwa guru profesional

merupakan orang yang telah menempuh program pendidikan guru dan memiliki

tingkat master serta telah mendapat ijazah negara dan telah berpengalaman dalam

mengajar pada kelas-kelas besar. Guru-guru ini diharapkan dan dikualifikasikan

5 M. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006),Cet. 20, h. 14-15.

6 Buchari Alma, Guru Profesional………………………………, Cet.I, h. 135.7 Arifin, Kapita Selekta Pendidikan………………….……….., Cet. 3, h. 105.8 Kunandar, Guru Profesional Implementasi……………………, Cet. I h. 46-47.

Page 23: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

11

untuk mengajar di kelas yang besar dan bertindak sebagai pemimpin bagi para

anggota staf lainnya dalam membantu persiapan akademis sesuai dengan

minatnya.9

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, profesi adalah suatu

kemampuan atau keahlian dalam memegang suatu jabatan tertantu,

profesionalisme adalah jiwa dari suatu profesi dan profesional. Sedangkan

pengertian guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian

khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan

fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Dengan demikian,

profesionalisme guru dalam penelitian ini adalah profesionalisme seorang guru

yang memiliki kemampuan dan keahlian serta telah berpengalaman dalam

mengajar sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai dengan

kemampuan yang maksimal serta memiliki kompetensi sesuai dengan kriteria

guru profesional, dan profesinya itu telah menjadi sumber mata pencaharian.

2. Perlunya Guru Profesional

Dalam pendidikan, guru adalah seorang pendidik, pembimbing, pelatih,

dan pemimpin yang dapat menciptakan iklim belajar yang menarik, memberi rasa

aman, nyaman dan kondusif dalam kelas. Keberadaannya di tengah-tengah siswa

dapat mencairkan suasana kebekuan, kekakuan, dan kejenuhan belajar yang terasa

berat diterima oleh para siswa. Kondisi seperti itu tentunya memerlukan

keterampilan dari seorang guru, dan tidak semua mampu melakukannya.

Mengomentari mengenai adanya keterpurukan dalam pendidikan saat

ini, penulis sangat menganggap penting akan perlunya keberadaan guru

profesional. Untuk itu, guru diharapkan tidak hanya sebatas menjalankan

profesinya, tetapi guru harus memiliki keterpanggilan untuk melaksanakan

tugasnya dengan melakukan perbaikan kualitas pelayanan terhadap anak didik

baik dari segi intelektual maupun kompetensi lainnya yang akan menunjang

9 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2006), Cet. IV, h. 27.

Page 24: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

12

perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar serta mendatangkan

prestasi belajar yang baik.

Menyadari akan peran guru dalam pendidikan, Muhibbin Syah dalam

bukunya Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru mengemukakan bahwa

guru dalam pendidikan modern seperti sekarang bukan hanya sekedar pengajar

melainkan harus menjadi direktur belajar. Artinya, setiap guru diharapkan untuk

pandai-pandai mengarahkan kegiatan belajar siswa agar mencapai keberhasilan

belajar (kinerja akademik) sebagaimana telah ditetapkan dalam sasaran kegiatan

pelaksanaan belajar mengajar. Sebagai konsekuensinya tugas dan tanggung

jawabnya menjadi lebih kompleks. Perluasan tugas dan tanggung jawab tersebut

membawa konsekuensi timbulnya fungsi-fungsi khusus yang menjadi bagian

integral dalam kompetensi profesionalisme keguruan yang disandang para guru.

Menanggapi kondisi tersebut, Muhibbin Syah mengutip pendapat Gagne bahwa

setiap guru berfungsi sebagai:

a. Designer of intruction (perancang pengajaran); fungsi ini menghendaki guru

untuk senantiasa mampu dan siap merancang kegiatan belajar mengajar yang

berhasilguna dan berdayaguna. Untuk menghasilkan fungsi tersebut, maka

setiap guru memerlukan pengetahuan yang memadai mengenai prinsip-

prinsip belajar sebagai dasar dalam menyusun rancangan kegiatan belajar-

mengajar. Rancangan tersebut sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai

berikut.

1. Memilih dan menentukan bahan ajaran.

2. Merumuskan tujuan penyajian bahan pelajaran.

3. Memilih metode penyajian bahan pelajaran yang tepat.

4. Menyelenggarakan kegiatan evaluasi prestasi belajar .

b. Manager of intruction (pengelola pengajaran); fungsi ini menghendaki

kemampuan guru dalam mengelola (menyelenggarakan dan mengendalikan)

seluruh tahapan proses belajar-mengajar. Di antara kegiatan-kegiatan

pengelolaan proses belajar-mengajar, yang terpenting ialah menciptakan

kondisi dan situasi sebaik-baiknya, sehingga memungkinkan para siswa

belajar secara berdayaguna dan berhasilguna.

Page 25: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

13

Selain itu, kondisi dan situasi tersebut perlu diciptakan sedemikian rupa

agar proses komunikasi baik dua arah maupun multiarah antara guru dan siswa

dalam PBM dapat berjalan secara demokratis. Alhasil, baik guru sebagai pengajar

maupun siswa sebagai pelajar dapat memainkan peranan masing-masing secara

integral dalam konteks komunikasi instruksional yang kondusif (yang

membuahkan hasil).

c. Evaluator of student learning (penilai prestasi belajar siswa); yakni sebagai

penilai hasil pembelajaran siswa. Fungsi ini menghendaki guru untuk

senantiasa mengikuti perkembangan taraf kemajuan prestasi belajar atau

kinerja akademik siswa dalam setiap kurun waktu pembelajaran.

Pada asanya, kegiatan evaluasi prestasi belajar itu seperti kegiatan

belajar itu sendiri, yakni kegiatan akdemik yang memerlukan kesinambungan.

Evaluasi, idealnya berlangsung waktu dan fase kegiatan belajar selanjutnya.

Artinya, apabila hasil evalusi tertentu menunjukkan kekurangan, maka siswa yang

bersangkutan diharapkan merasa terdorong untuk melakukan kegiatan

pembelajaran perbaikan (relearning).10

Dalam sebuah situs yang membahas mengenai profesionalisme dunia

pendidikan, Suciptoardi memaparkan bahwa profesi guru, memang diperlukan

berbagai syarat, dan syarat itu tidak sebegitu sukar dipahami, dan dipenuhi, kalau

saja setiap orang guru memahami dengan benar apa yang harus dilakukan,

mengapa ia harus melakukannya dan menyadari bagaimama ia dapat

melakukannya dengan sebaik-baiknya, kemudian ia melakukannya sesuai dengan

pertimbangan yang terbaik. Dengan berbuat demikian, ia telah berada di dalam

arus proses untuk menjadi seorang profesional, yang menjadi semakin

profesional.11

Menanggapi kembali mengenai perlunya seorang guru yang

profesional, penulis berpendapat bahwa guru profesional dalam suatu lembaga

10 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. XIII, h. 250.

11 http://Suciptoardi.wordpress.com/2007/12/29/profesionalisme-duniapendidikan-oleh-Winarno-Surakhmad/2008/05/12.

Page 26: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

14

pendidikan diharapkan akan memberikan perbaikan kualitas pendidikan yang

akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Dengan perbaikan kualitas

pendidikan dan peningkatan prestasi belajar, maka diharapkan tujuan pendidikan

nasional akan terwujud dengan baik.

Dengan demikian, keberadaan guru profesional selain untuk

mempengaruhi proses belajar mengajar, guru profesional juga diharapkan mampu

memberikan mutu pendidikan yang baik sehingga mampu menghasilkan siswa

yang berprestasi. Untuk mewujudkan itu, perlu dipersiapkan sedini mungkin

melalui lembaga atau sistem pendidikan guru yang memang juga bersifat

profesional dan memeliki kualitas pendidikan dan cara pandang yang maju.

3. Aspek-aspek Kompetensi Guru Profesional

Dalam pembahasan profesionalisme guru ini, selain membahas

mengenai pengertian profesionalisme guru, terlebih dahulu penulis akan

menjelaskan mengenai kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru yang

profesional. Karena seorang guru yang profesional tentunya harus memiliki

kompetensi profesional. Dalam buku yang ditulis oleh E. Mulyasa, Kompetensi

yang harus dimiliki seorang guru itu mencakup empat aspek sebagai berikut:

a. Kompetensi Pedagogik

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir a

dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemapuan mengelola

pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,

perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimilikinya.12

b. Kompetensi Kepribadian

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir b,

dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah

12 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (PT. Remaja Rosda Karya:

Bandung, 2008), Cet. III, h.75.

Page 27: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

15

kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,

menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.13

d. Kompetensi Profesioanal

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir c

dikemukakan bahwa yang dimaksud kompetensi profesional adalah

kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang

memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi

yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.14

e. Kompetensi Sosial

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir d

dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah

kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi

dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.15

Hamzah B. Uno dalam bukunya mengemukakan bahwa keefektifan

pengajaran biasanya diukur dengan tingkat pencapaian siswa. Selanjutnya

menurut Reigeluth ada empat aspek penting yang dapat dipakai untuk

memprekripsikan keefektifan pengajaran, yaitu (1) kecermatan penguasaan

perilaku yang dipelajari atau sering disebut dengan “tingkah laku”, (2) kecepatan

untuk kerja, (3) tingkah alih belajar, dan (4) tingkat retensi dari apa yang

dipelajari. Efesiensi pengajaran biasanya diukur dengan rasio antara keefektifan

dan jumlah waktu yang dipakaisiswa dan jumlah biaya pengajaran yang

digunakan.16

13 E. Mulyasa, Standar Kompetensi……………….…., Cet. III, h. 117.14 E. Mulyasa, Standar Kompetensi………………..…., Cet. III, h. 135.15 E. Mulyasa, Standar Kompetensi…………………..., Cet. III, h. 173.16 Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Akasara, 2008), cet. III, h.

156-157.

Page 28: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

16

Kemudian dalam buku yang ditulis oleh Martinis Yamin, secara

konseptual, untuk kerja guru menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

dan Johnson mencakup tiga aspek, yaitu; (a) kemampuan profesional, (b)

kemampuan sosial, dan (c) kemampuan personal (pribadi).Kemudian ketiga aspek

ini dijabarkan menjadi:

a. Kemampuan profesional mencakup:

1. Penguasaan materi pelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan yang harus

diajarkan, dan konsep-konsep dasar keilmuan dari bahan yang diajarkannya

itu.

2. Penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan

kependidikan dan keguruan.

3. Penguasaan proses-proses kependidikan, keguruan dan

pembelajaran siswa.

b. Kemampuan sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada

tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawa tugasnya sebagai

guru.

c. Kemampuan personal (pribadi) mencakup:

1. Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru,

dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya.

2. Pemahaman, penghayatan, dan penampilan nilai-nilai sudah seharusnya

dianut oleh seseorang guru.

3. Penampilan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan

bagi para siswanya.17

Oemar Hamalik dalam bukunya proses belajar mengajar

mengemukakan bahwa untuk mampu melaksanakan tugas mengajar dengan baik,

setiap guru harus menguasai pengetahuan yang mendalam, dalam spesialisasinya.

Penguasaan pengetahuan ini merupakan syarat yang penting di samping

keterampilan-keterampilan lainnya. Oleh sebab itu dia berkewajiban

17 Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, (Jakarta: GaungPersada Press, 2007), Cet. II, h. 4-5.

Page 29: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

17

menyampaikan pengetahuan, pengertian, keterampilan, dan lain-lain kepada

murid-muridnya. Selain dari itu guru harus menguasai tentang hal-hal berikut.

1. Apakah ia memahami tentang bagaimana merumuskan tujuan mengajar?

2. Sejauh manakah ia memahami tentang proses-proses belajar yang dilakukan

oleh siswa?

3. Sejauh manakah ia memahami cara menyampaikan pelajaran kepada murid?

4. Apakah ia mampu memilih dan menggunakan alat-alat bantu pendidikan?

5. Mampukah ia memberikan pelaayanan terhadap perbedaan-perbedaan

individual siswa?

6. Apakah ia mampu memberikan bimbingan dalam membantu siswa mengatasi

kesulitan dan masalah-masalahnya?

7. Apakah ia memiliki kemampuan tentang menyusun dan menggunakan alat-

alat evaluasi kemajuan belajar murid?

8. Apakah ia mampu melakukan kerja sama yang baik dengan orang tua murid?

9. Apakah ia selalu berusaha memperbaiki peranan profesionalnya?

10. Apakah ia selalu berusaha memperbaiki mutu profesionalnya.

Tegasnya, seorang guru di samping menguasai spesialisasi

pengetahuannya, dia harus menguasai dengan baik ilmu-ilmu keguruan pada

umumnya dan didaktik pada khususnya.?18

Dalam lokakarya kurikulum pendidikan guru yang diselenggarakan

oleh Proyek Pengembangan Pendidikan Guru (P3G), telah dirumuskan sejumlah

kemampuan dasar seorang calon guru lulusan sistem multistrata sebagai berikut:

a. Menguasai bahan yakni menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum-

kurikulum sekolah, menguasai bahan pengayaan/penunjang bidang studi.

b. Mengelola program belajar mengajar yakni merumuskan tujuan instruksional,

mengenal dan bisa memakai metode mengajar, memilih materi dan prosedur

instruksional yang tepat, melaksanakan program belajar dan mengajar,

mengenal kemampuan anak didik, menyesuaikan

18 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Bumi Aksara, 2001), Cet. I,h. 119.

Page 30: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

18

rencana dengan situasi kelas, melaksanakan dan merencanakan pengajaran

remedial, serta mengevaluasi hasil belajar.

c. Mengelola kelas yakni mengatur tata ruang kelas dalam rangka CBSA,

dan menciptakan iklim belajar yang efektif.

d. Menggunakan media yakni memilih dan menggunakan media, membuat

alat-alat bantu pelajaran sederhana, menggunakan dan mengelola laboratorium,

mengembangkan laboratorium, serta menggunakan perpustakaan dalam proses

belajar mengajar.

e. Menguasai landasan-landasan kependidikan.

f. Merencanakan program pengajaran.

g. Mengelola interaksi belajar mengajar.

h. Menguasai macam-macam metode mengajar.

i. Menilai kemampuan prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran.

j. Mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah.

k. Mengenal penyelenggaraan administrasi sekolah.

l. Mampu memahami dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan yang

sederhana guna kemajuan pengajaran.19

Kemudian dalam PP No. 19 Tahun. 2005 (Pasal 28) menegaskan

mengenai Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan sebagai berikut:

a. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen

pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memilki kemampuan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

b. Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tingkat

pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik

yang dibuktikan dengan ijazah dan/sertifikat keahlian yang relevan sesuai

ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

c. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar

dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi:

1. Kompetensi pedagogik.

19 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan……………………….., , (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2006), Cet. IV, h. 44-45.

Page 31: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

19

2. Kompetensi kepribadian.

3. Kompetensi profesional.

4. Kompetensi sosial.

d. Seseorang yang tidak memiliki ijazah dan sertifikat keahlian sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) tetapi memiliki keahlian khusus yang diakui dan

diperlukan dapat dianggap menjadi pendidik setelah melewati uji kelayakan

dan kesetaraan.

e. Kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan (4) dikembangkan oleh

BNSP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.20

4. Kriteria Guru Sebagai Profesi

Menurut Glen Langford dalam buku yang ditulis oleh Martinis Yamin

menjelaskan, kriteria profesi mencakup: (1) upah, (2) memiliki pengetahuan dan

keterampilan, (3) memiliki rasa tanggung jawab dan tujuan, (4) mengutamakan

layanan, (5) memiliki kesatuan, (6) mendapat pengakuan dari orang lain atas

pekerjaan yang digelutinya.21

Kemudian Robert W. Richey (Arikunto, 1990:235) mengemukakan

ciri-ciri dan syarat-syarat profesi sebagai berikut:

a. Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal dari pada kepentingan

pribadi.

b. Seorang pekerja profesional secara relatif memerlukan waktu yang panjang

untuk mempelajari konsep-konsep serta prinsip-prinsip pengetahuan khusus

yang mendukung keahliannya.

a. Memiliki kualifikasi tertentu untuk memenuhi profesi tersebut serta

mampu mengikuti perkembangan dalam pertumbuhan jabatan.

b. Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku sikap seorang

anggota yang permanen.

c. Membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi.

20 PERMENDIKNAS 2006 Tentang S1 & SK1, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), h. 184-185.

21 Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, (Jakarta: Putra Grafika,2007), Cet. II, h. 31.

Page 32: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

20

d. Adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar pelayanan disiplin diri

dalam profesi, serta kesejahtraan anggotannya.

e. Memandang profesi sebagai suatu karier hidup (a live carier) dan menjadi

seorang anggota yang permanen.22

Soetjipto dan Raflis Kosasi dalam bukunya Profesi Keguruan

mengemukakan, Khusus untuk jabatan guru, sebenarnya sudah ada yang mencoba

menyusun kriteria profesi keguruan. Misalnya National Education Association

(NEA) 1998 dengan menyarankan kriteria sebagai berikut:

a. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual.

b. Jabatan yang menggeluti satu batang tubuh ilmu yang khusus.

c. Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang lama.

d. Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang bersinambungan.

e. Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanen.

f. Jabatan yang menentukan buku (standarnya) sendiri.

g. Jabatan yang mempunya organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.23

Dalam buku yang ditulis Buchari Alma, dalam kutipan Sanusi

menyatakan bahwa profesi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a. merupakan pekerjaan yang memiliki fungsi sosial.

b. Dituntut memiliki keahlian dan keterampilan tertentu.

c. Menggunakan teori dan metode ilmiah dalam memperoleh keterampilan

pekerjaan.

d. Batang tubuh ilmu suatu profesi didasarkan kepada suatu disiplin ilmu yang

jelas, sistematis dan eksplisit, bukan hanya common sense.

e. Masa pendidikannya lama, dan berkelanjutan, bertahun-tahun, tidak cukup

hanya beberapa bulan, dan dilakukan pada tingkat perguruan tinggi.

f. Berpegang teguh pada kode etik dalam memberikan pelayanan dan

pelaksanaan/pelanggan kode etik ini diawasi oleh organisasi profesinya.

22 Udin S. Saud dan Cicih sutarsih, Pengembangan Profesi Guru SD, (Bandung: UPIPRESS, 2007), Cet. I, h. 12.

23 Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007), Cet.I, h. 18.

Page 33: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

21

g. Mempunyai kebebasan dalam menetapkan judgementnya sendiri dalam

memecahkan permasalahan dalam lingkup pekerjaan.

h. Melayani klien dan masyarakat dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung

jawab, bebas dari campur tangan pihak luar, bersifat otonom.

j. Seseorang profesional mempunyai prestise yang tinggi di mata masyarakat,

dan karenanya juga memperoleh imbalan yang layak.24

5. Kriteria Guru Profesional

Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang gampang, seperti

yang dibayangkan sebagian orang, dengan bermodal penguasaan materi dan

menyampaikannya kepada siswa sudah cukup, hal ini belumlah dapat dikategori

sebagai guru yang memiliki pekerjaan profesional, karena guru yang profesional,

mereka harus memiliki berbagai keterampilan, kemampuan khusus, mencintai

pekerjaannya, menjaga kode etik guru, dan lain sebagainya.

Oemar Hamalik dalam bukunya Proses Belajar Mengajar, guru

profesional harus memiliki persyaratan, yang meliputi;

a. Memiliki bakat sebagai guru.

b. Memiliki keahlian sebagai guru.

c. Memiliki keahlian yang baik dan terintegrasi.

d. Memiliki mental yang sehat.

e. Berbadan sehat.

f. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas.

g. Guru adalah manusia berjiwa pancasila.

h. Guru adalah seorang warga negara yang baik.25

Kunandar mengemukakan bahwa suatu pekerjaan profesional

memerlukan persyaratan khusus, yakni (1) menuntut adanya keterampilan

berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam; (2) menekankan

pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya; (3)

menuntut adanya tingkat pendidikan yang memadai; (4) adanya kepekaan

24 Buchari Alma, Guru Profesional………………………………, Cet.I, h. 136.25 Oemar Hamalik, Proses Belajar……….……………...………., Cet.I, h. 118.

Page 34: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

22

terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakannya; (5)

memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan.

Menurut Surya dalam buku yang ditulis oleh Kunandar, guru yang

profesional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang

ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun dalam metode.

Selain itu, juga ditunjukkan melalui tanggung jawabnya dalam

melaksanakan seluruh pengabdiannya. Guru yang profesional hendaknya mampu

memikul dan melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta didik,

orang tua, masyarakat, bangsa, negara, dan agamanya. Guru profesional

mempunyai tanggung jawab pribadi, sosial, intelektual, moral, dan spiritual.26

6. Indikator Guru Profesional

Dalam penelitian ini, setelah penulis mengemukakan teori mengenai

profesionalisme guru, maka selanjutnya untuk lebih memudahkan proses

penelitian, dibawah ini penulis mencantumkan indikator guru profesional yang

akan diteliti dalam skripsi ini, adalah sebagai berikut:

Tabel 1

Indikator Guru Profesional

N

o.Kompetensi Sub Kompetensi Indikator

1Kompetensi

kepribadian:

kemampuan

personal yang

mencerminkan

kepribadian yang

mantap, stabil,

dewasa, arif dan

1.1 Kepribadian yang

mantap dan stabil.

a. Bangga sebagai guru

b. Memiliki konsisten dalam

bertindak sesuai dengan

norma.

c. Bertindak sesuai dengan

norma hukum.

d. Bertindak sesuai dengan

norma sosial.

26 Kunandar, Guru Profesional…………………………………….., Cet I, h. 47.

Page 35: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

23

1.2 Kepribadian yang

dewasa.

a. Menampilkan kemandirian

dalam bertindak sebagai

pendidik.

b. Memiliki etos kerja sebagai

guru.

1.3 Kepribadian yang

arif.

a. Menampilkan tindakan yang

didasarkan pada kemanfaatan

peserta didik, sekolah, dan

masyarakat.

b. Menunjukkan keterbukaan

dalam berfikir dan betindak.

1.4 Kepribadian yang

berwibawa.

a. Memiliki perilaku yang

berpengaruh positif

terhadap peserta didik.

b. Memiliki perilaku yang

disegani.

berwibawa,

menjadi teladan

bagi peserta

didik, dan

berakhlak mulia.

1.5 Berakhlak mulia

dan dapat

menjadi teladan.

a. Bertindak sesuai dengan

norma religius (iman. Taqwa,

jujur, iklas, dan suka tolong

menolong.

b. Memiliki perilaku yang

diteladani peserta didik.

2Kompetensi

Pedagogik:

meliputi

pemahaman

terhadap peserta

didik,

perancangan dan

pelaksanaan

2.1 Memahami

peserta didik

secara mendalam.

a. Memahami peserta didik

dengan memanfaatkan

prinsip-prinsip kepribadian

b. Mengidentifikasi bekal ajar

awal peserta didik.

c. Memahami peserta didik

dengan memanfaatkan

prinsip-prinsip perkembangan

Page 36: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

24

kognitip.

2.2 Merancang

pembelajaran,

termasuk

memahami

landasan

pendidikan untuk

kepentingan

pembelajaran.

a. Menyusun rancangan

pembelajaran berdasarkan

strategi yang dipilih.

b. Menentukan strategi

pembelajaran berdasarkan

karakteristik peserta didik,

kompetensi yang akan

dicapai dan materi ajar .

c. Memahami landasan

pendidikan menerapkan teori

belajar dan pembelajaran.

d. Menerapkan teori belajar dan

pembelajaran.

2.3 Melaksanakan

pembelajaran.

a. Menata latar (setting)

pembelajaran.

b. Melaksanakan pemebelajaran

yang kondusif.

pembelajaran,

evaluasi hasil

belajar, dan

pengembangan

peserta didik

untuk

mengaktualisasik

an berbagai

potensi yang

dimilikinya.

2.4 Merancang dan

melaksanakan

evaluasi

pembelajaran.

a. Merancang dan melaksakan

evaluasi (assessment) proses

dan hasil belajar secara

berkesinambungan dengan

berbagai metode.

b. Memanfaatkan hasil penilaian

pembelajaran untuk

perbaikan kualitas program.

pembelajaran secara umum.

c. Menganalisis hasil evaluasi

proses dan hasil belajar untuk

Page 37: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

25

menentukan tingkat

petuntasan belajar (Masteri

learning).

2.5 Mengembangkan

peserta didik

untuk

mengaktualisasik

an berbagai

potensinya.

a. Memfasilitasi peserta didik

untuk pengembangan

berbagai potensi akademik

b. Memfasilitasi peserta didik

untuk mengembangkan

berbagai potensi akademik.

c. Memfasilitasi peserta didik

untuk mengembangkan

berbagai potensi non

akademik.

3.1 Menguasai

substansi

keilmuan yang

terkait dengan

bidang studi.

a. Memahami materi ajar yang

ada dalam kurikulum

sekolah.

b. Memahami hubungan konsep

antar mata pelajaran terkait.

c. Memahami struktur, konsep,

dan metode keilmuan yang

menaungi atau koheren

dengan materi ajar.

d. Menerapkan konsep-konsep

keilmuan dalam kehidupan

sehari.

3Kompetensi

Profesional:

merupakan

penguasaan

materi

pembelajaran

secara luas dan

mendalam, yang

mencakup

penguasaan

materi kurikulum

mata pelajaran di

sekolah dan

subtansi

keilmuan yang

menaungi

materinya, serta

3.2 Mampu

berkomunikasi

dan bergaul

secara efektif

dengan peserta

Menguasai langkah-langkah

penelitian dan kajian kritis untuk

memperdalam pengetahuan atau

materi bidang studi.

Page 38: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

26

penguasaan

terhadap struktur

dan metodelogi

keilmuannya.

didik.

4.1 Mampu

berkomunikasi

dan bergaul

secara efektif

dengan peserta

didik.

Berkomunikasi secara efektif

dengan peserta didik.

4.2 Mampu

berkomunikasi

dan bergaul

secara efektif

dengan sesama

pendidik dan

tenaga

kependidikan.

Berkomunikasi dan bergaul

secara efektif dengan sesama

pendidik dan tenaga

kependidikan.

4Kompetensi

Sosial:

merupakan

kemampuan guru

untuk

berkomunikasi

dan bergaul

secara efektif

dengan peserta

didik, sesama

pendidik, tenaga

kependidikan,

orang tua/wali

peserta didik, dan

masyarakat

sekitar. 4.3 Mampu

berkomunikasi

dan bergaul

secara efektif

dengan orang tua

atau wali peserta

didik dan

masyarakat

sekitar.27

Berkomunikasi dan bergaul

secara efektif dengan orang tua

atau wali peserta didik dan

masyarakat sekitar.

27 Kunandar, Guru Profesional Implementasi……………………, Cet. I h. 75-77.

Page 39: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

27

Dalam penelitian ini, yang termasuk kategori guru yang profesional

adalah guru yang memilki ijazah Strata 1 (S1) dengan latar belakang pendidikan

keguruan dan telah berpengalaman dalam mengajar.

7. Tantangan Profesionalisasi Jabatan Guru

Dari pengertian tentang profesi dan profesionalisme sebelumnya,

tersirat tantangan-tantangan yang harus disambut, jika kita ingin

memprofesionalkan jabatan guru. Dengan perkataan lain, hakikat keprofesionalan

jabatan guru tidak akan terwujud hanya dengan mengeluarkan pernyataan bahwa

guru adalah jabatan/pekerjaan profesional, meskipun pernyataan itu dikeluarkan

dalam bentuk peraturan resmi. Sebaliknya, status profesional hanya dapat diraih

melalui perjuangan yang berat dan cukup panjang. T. Rakajoni Joni

mengemukakan ada enam tahap dalam profesionalisme (1989:350-351). Enam

tahap itu adalah sebagai berikut :

a. Bidang layanan ahli “unik” yang diselenggarakan itu harus ditetapkan. Dengan

adanya Surat Keputusan Men-PAN No. 26/1989 berarti untuk bidang ini dapat

dikatakan telah tercapai dan terpenuhi.

b. Kelompok profesi dan penyelenggara pendidikan pra-jabatan yang

mempersiapkan tenaga guru profesional; guna meyakinkan agar para

pendatang baru di lingkungan profesi ini memiliki kompetensi minimal bagi

penyelenggara layanan ahli yang mempersatukan kepentingan pemakai

layanan. Kelompok profesi seharusnya merupakan ”soko guru” penyangga

mutu layanan ahli yang diselenggarakan oleh para anggotanya. Hal ini masih

belum tampak dan terjadi di negara kita.

c. Adanya mekanisme untuk memberikan pengakuan resmi kepada program

pendidikan pra-jabatan yang memenuhi standar yang telah ditetapkan

sebelumnya. Selanjutnya untuk pemberian pengakuan terhadap kelayakan

program pendidikan pra-jabatan penilaian seyogyanya tidak ditujukan terbatas

pada gambaran statistik masukan instrumental yang dimiliki oleh lembaga

penyelenggara pendidikan pra-jabatan (jumlah dosen, ruangan, buku, peralatan

Page 40: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

28

laboratorium, dan sebagainya). Tetapi juga terhadap proses pemanfaatan

masukan instrumental itu dalam menyelenggarakan pendidikan pra-jabatan.

Tahap ini pun masih mengidap kelemahan mendasar di negara kita, sebab

dewasa ini pengakuan lebih banyak didasarkan kepada kepemilikan (program

yang diselenggarakan oelh pemerintah otomatis diakui, sedangkan yang

diselenggarakan oleh swasta tanpa kecuali diwajibkan membuktikan

kelayakannya). Penetapan pengakuan kelayakan program pendidikan pra-

jabatan yang harus dilaksanakan secara berkala inilah yang dinamakan

akreditasi.

d. Adanya mekanisme untuk memberikan pengakuan resmi kepada lulusan

program pendidikan pra-jabatan yang memiliki kemampuan minimal yang

dipersyaratkan (sertifikasi). Sejak awal dekade ini di Indonesi, setidak-tidaknya

untuk guru akta mengajar I sampai dengan IV. Karena besarnya resiko yang

dapat terjadi apabila pekerja profesional melakukan kesalahan dalam bekerja

memberikan layanan ahlinya, maka sertifikasi saja dianggap belum cukup

untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat umumnya, pemakaian

layanan khususnya. Di samping sertifikasi, juga dianggap perlu diberlakukan

mekanisme pemberian izin praktek (licensure). Di Amerika Serikat misalnya,

setiap negara bagian memiliki sistem pemberian izin praktek sendiri-sendiri

bagi guru sekolah dasar dan menengah, sedangkan di negara kita boleh

dikatakan akreditasi, sertifikasi, izin praktek dipertukar pakaikan.

e. Secara perorangan dan secara kelompok, kaum pekerja profesional

bertanggung jawab penuh atas segala aspek pelaksanaan tugasnya. Oleh karena

itu, untuk dapat memanfaatkan segala keahliannya dalam melaksanakan tugas-

tugasnya, seorang pekerja profesional diberi kebebasan untuk mengambil

keputusan secara mandiri. Sedangkan penilaian oleh pihak lain, haruslah

berupa penilaian oleh sejawat yang sederajat tingkat keahliannya (pengawasan

kesejawatan). Tanpa kebebasan ini maka tidak akan ada penilaian independen

(independent judgement) yang didasarkan pada pertimbangan ahli; dan pada

Page 41: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

29

gilirannya tanpa independent judgement mustahil dapat terwujud

profesionalitas.

f. Kelompok profesional memiliki kode etik yang merupakan dasar untuk

melindungi para anggota yang menjunjung tingi nilai-nilai profesional, di

samping merupakan sarana untuk mengambil tindakan penertiban terhadap

anggota yang melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan semangat kode

etik itu.

Dari enam tahap di atas apabila disimpulkan, maka ada dua aspek yang

harus hadir secara baku-tunjang sehingga sesuai bidang layanan, termasuk

keguruan-pendidikan, memenuhi syarat untuk dinyatakan sebagi profesi, yaitu (a)

keterandalan layanan dan (b) layanan yang khas itu, diakui dan dihargai oleh

masyarakat dan pemerintah. Selanjutnya suatu layanan dapat diandalkan apabila:

(a) pemberi layanan menguasi betul apa yang dikerjakan dan (b) penerima layanan

dapat mempercayai bahwa kemaslahatannya didahulukan dalam proses pemberi

layanan itu.

Penguasaan bidang layanan dalam bidang keguruan berarti kemampuan

merancang dan melaksanakan kegiatan belajar-mengajar yang sekaligus mencapai

dua sasaran, pencapaian tujuan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang

diajarkan di satu pihak dan pihak lain, pada saat yang sama penyelenggaraannya

(penyelenggaraan layanan keguruan) juga merupakan tuntutan nyata bagi

pencapaian tujuan utuh pendidikan, mulai dari kebiasaan bekerja sampai dengan

mencintai tanah air. Ini berarti bahwa seorang guru yang profesional memahami

apa yang diajarkannya, menguasai bagaimana mengajarkannya, dan yang tidak

kalah pentingnya menyadari benar mengapa dia menetapkan pilihan terhadap

sesuatu kegiatan belajar mengajar. Dengan perkataan lain, dia telah

memperhitungkan kemungkinan dampak jangka panjang dari setiap keputusan

dan tindakannya. Setiap tindakan dan keputusannya berlandaskan wawasan

kependidikan sebagai perwujudan dari ketanggapan yang berlandaskan kearifan.

Page 42: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

30

B. Strategi Peningkatan Profesionalisme Guru

Pengembangan profesionalisme guru dilakukan berdasarkan kebutuhan

intitusi, kelompok guru, maupun individu guru sendiri. Menurut Danim

(Sukaningtyas. 2005:48) dari perfektif institusi, pengembangan guru dimaksudkan

untuk merangsang, memelihara, dan meningkatkan kualitas staf dalam

memecahkan masalah-masalah keorganisasian. Selanjutnya, dikatakan juga bahwa

pengembangan guru berdasarkan kebutuhan institusi adalah penting, namun hal

yang lebih penting adalah berdasar kebutuhan individu guru untuk menjalani

proses profesionalisme. Karena substansi kajian dan konteks pembelajaran selalu

berkembang dan berubah menurut dimensi ruang dan waktu, guru dituntut untuk

selalu meningkatkan kompetensinya.

Profesi keguruan mempunyai tugas untama melayani masyarakat dalam

dunia pendidikan. Sejalan dengan itu, jelas kiranya proses profesionalisme guru

dalam bidang keguruan mengandung arti peningkatan segala daya dan usaha

dalam rangka pencapaian secara optimal layanan yang akan diberikan kepada

masyarakat. Untuk meningkatkan mutu pendidikan saat ini, maka profesionalisme

guru (pendidik) merupakan suatu keharusan, terlebih lagi apabila kita melihat

kondisi objektif saat ini berkaitan dengan berbagai hal yang ditemui dalam

melaksanakan pendidikan, yaitu: (1) implementasi kurikulum tingkat satuan

pendidikan (KTSP). (2) persaingan global bagi lulusan pendidikan. (3) otonomi

daerah. dan (4) perkembangan IPTEK.

1. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan endidikan (KTSP)

Perencanaan implementasi KTSP menunjukkan bahwa kualifikasi

profesionalisme harus benar-benar dimiliki oleh setiap guru apabila menginginkan

lulusan yang memiliki kompetensi sebagaimana diharapkan.28 Pendapat lain

mengatakan bahwa peningkatan profesi guru di Indonesia sekurang-kurangnya

menghadapi dan memperhitungkan empat faktor, yaitu:

28 Udin S. Saud dan Cicih sutarsih, Pengembangan Profesi Guru SD, (Bandung: UPIPRESS, 2007). Cet. I, h. 99.

Page 43: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

31

a. Ketersediaan dan Mutu Calon Guru

Secara jujur kita akui pada masa lalu (dan masa kini) profesi guru

kurang memberikan rasa bangga diri. Bahkan ada guru yang malu

disebut sebagai guru. Rasa inferior terhadap potensi lain masih

melekat di hati banyak guru. Masih jarang kita mendengar dengan

suara lantang guru mengatakan “Inilah aku”.Kurangnya rasa bangga

itu akan mempengaruhi motivasi kerja dan citra masyarakat terhadap

profesi guru. Banyak guru yang secara sadar atau tidak sadar

mempromosikan kekurang banggaannya kepada masyarakat.

b. Pendidikan Pra-Jabatan

Seperti diatur dalam surat keputusan Men-PAN bahwa bidang

pekerjaan guru hanya pantas memperoleh penghargaan khusus,

apabila jajaran guru memberikan layanan ahli, yang hanya biasa

diberikan melalui pendidikan pra-jabatan. Dalam kata lain, ada dua

langkah yang perlu diambil untuk mencapai keadaan yang

dikehendaki yaitu:

1. Untuk meyakinkan pemilikan kemampuan profesional awal,

saringan calon peserta pendidikan pra-jabatan perlu dilakukan

secara aktif, baik dari segi kemampuan potensial, aspek-aspek

kepribadian yang relevan, maupun motivasi.

2 Pendidikan pra-jabatan harus benar-benar secara sistematis

menyiapkan calon guru untuk menguasai kemampuan

profesional. Selain itu juga memerlukan wawasan kependidikan

serta pengetahuan dan keterampilan keguruan.

c. Mekanisme Pembinaan dalam Jabatan

Ada tiga upaya dalam penyelenggaraan berbagai aspek dan tahap

penanganan pembinaan dalam jabatan profesional guru. Ketiga

upaya itu adalah sebagai berikut:

Page 44: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

32

a. Mekanisme dan prosedur penghargaan aspek layanan ahli

keguruan perlu dikembangkan. Berlainan dengan jenjang

pendidikan tinggi yang telah memberlakukan mekanisme ini

dalam waktu relatif lama, jenjang pendidikan dasar menengah

sama sekali belum berpengalaman dalam hal ini. Dengan

perkataan lain, penilaian ahli secara kesejawatan masih belum

membudaya sedangkan penilaian secara hierarki administrative

yang selama ini berlaku, justru bertentangan dengan hakikat

pengawasan kesejawatan terhadap layanan ahli profesional.

b. Sistem penilikan di jenjang SD dan juga sistem kepengawasan

di jenjang SMTA yang berlaku sekarang jelas memerlukan

penyesuaian-penyesuaian mendasar.

c. Keterbukaan informasi juga mempersyaratkan keluasan

kesempatan untuk meraih kualifikasi formal yang lebih tinggi,

katakanlah S1 dan bahkan S2 dan S3. Apabila 25% saja dari

jaringan guru SD (belum lagi diperhitungkan guru-guru yang

lain jumlahnya cukup banyak S1/guru SMTP DAN SMTA)

berkesempatan untuk menduduki jenjang kepangkatan yang

mempersyaratkan pendidikan S2 dan 3% berkesempatan

menduduki jenjang kepangkatan yang mempersyaratkan jenjang

S3, dapat dibayangkan tambahan pekerjaan yang perlu ditangani

oleh lembaga pendidikan tenaga pendidikan, baik dari segi daya

tampung maupun dari segi pengembangan program yang

diperlukan.

2. Perkembangan IPTEK

Perkembangan IPTEK yang cepat, menuntut setiap guru dihadapkan

pada penguasaan hal-hal baru berkaitan dengan materi pembelajaran atau

pendukung pelaksanaan pembelajaran seperti penggunaan internet untuk

pembelajaran, program multi media, dan lain sebagainya.

Page 45: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

33

3. Persaingan global bagi lulusan pendidikan

Diberlakukannya pasar bebas NAFTA mengindikasikan bahwa

setiap lulusan pendidikan di Indonesia akan dipersaingkan dengan lulusan dari

sekolah-sekolah yang berada di Asia. Kondisi ini semakin memaksa guru untuk

segera dan dengan cepat memiliki kualifikasi dan meningkatkan untuk nantinya

bisa menghasilkan lulusan yang kompeten.

4. Otonomi Daerah

Kebijakan otonomi daerah telah memberikan perubahan yang

mendasar terhadap berbagai sektor pemerintahan, termasuk dalam pendidikan.

Pengelolaan pendidikan secara terdesentralisasi akan semakin mendekatkan

pendidikan kepada stakeholders pendidikan di daerah dan karena itu maka guru

semakin dituntut untuk menjabarkan keinginan dan kebutuhan-kebutuhan

masyarakat terhadap pendidikan melalui kompetensi yang dimilikinya.

5. Peranan Organisasi Profesi

Dalam hal ini pertanyaan yang muncul adalah apakah organisasi

profesi yang diharapkan memainkan pengawasan kesejawatan yang

dimaksud telah siap menunaikan fungsinya. Tentu saja pada kesempatan

ini yang dikejar bukan semata-mata pernyataan formal kesanggupan

mengemban fungsi profesional penting ini, namun lebih terwujudnya

mekanisme pengawasan kesejawatan yang hakiki, baik berkenaan dengan

penyelenggaraan layanan ahli itu sendiri maupun berhubungan dengan

pendidikan pra-jabatan para calon pekerja profesional yang

bersangkutan.29

Dengan diberlakukannya Undang-undang RI No. 2/1989 tentang Sistem

Pendidikan Nasional dan Surat Keputusan Menteri Penertiban Aparatur Negara

No. 26/1989. Langkah awal yang mendasar untuk mengakhiri perlakuan kurang

taat asas terhadap jajaran guru telah diambil. Di samping menawarkan janji yang

29 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007),cet.V, h. 25-30

Page 46: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

34

membangkitkan harapan, langkah mendasar itu juga disertai seperangkat

tantangan berat yang harus dihadapi jika kita ingin memprosionalisasikan jabatan

guru.

Penanganan yang tepat terhadap semua aspek dan tahap system

pengadaan guru, yaitu perekrutan, pendidikan pra-jabatan, pengangkatan-

pengangkatan dan pembinaan dalam jabatan (In service training) akan berdampak

positif dalam profesionalisasi jabatan guru, yang diberi peluang besar oleh

keputusan pemerintah untuk memfungsionalkan jabatan guru.

Sekali lagi, fajar harapan telah menyinsing bagi jajaran keguruan

namun tantangan-tantangan bawaannya tidak dapat disepelekan. Pemberian

imbalan yang kenyataannya tidak didasarkan kepada penghargaan terhadap

layanan ahli, akan menjadi boomerang yaitu dana imbalan yang lebih besar

diberikan kepada pihak yang tidak berhak, kepentingan masa depan bangsa

terabaikan, jajaran profesional keguruan gagal diwujudkan dan digantikan oleh

kelompok yang memperoleh hak khusus karena kesempatan, bukan karena

layanan ahlinya yang terandalkan. Oleh karena itu, kita berharap mudah-mudahan

pengambilan keputusan, organisasi profesi, jajaran keguruan, dan masyarakat luas

diberi kejernihan pikiran dan keteguhan pendirian dalam mengupayakan

segalayang perlu, untuk mewujudkan dan meningkatkan upaya profesionalisasi

jabatan guru melalui fungsionalisasi jabatannya di Indonesia.30

B. Kerangka Berpikir

Profesionalisme berasal dari kata profesion yang mengandung arti

pekerjaan yang memerlukan keahlian yang dapat diperoleh melalui jenjang

pendidikan atau latihan tertentu. Berbicara mengenai profesionalisme, guru

adalah termasuk suatu profesi yang memerlukan keahlian tertentu dan

memiliki tanggung jawab yang harus dikerjakan secara profesional. Karena

guru adalah individu yang memiliki tanggung jawab moral terhadap

kesuksesan anak didik yang berada dibawah pengawasannya, maka

30 Udin. S. Saud dan Cicih Sutarsih, Pengembangan Profesi Guru SD, (Bandung: UPIPERSS, 2007). Cet.I, h. 20-32.

Page 47: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

35

keberhasilan siswa akan sangat dipengaruhi oleh kinerja yang dimiliki seorang

guru. Oleh karena itu, guru professional diharapkan akan memberikan

sesuatu yang positif yang berkenaan dengan keberhasilan pendidikan sekolah.

Dalam pelaksanaannya, tanggung jawab guru tidak hanya terbatas kepada

proses dalam pentransferan ilmu pengetahuan.

Banyak hal yang menjadi tanggung jawab guru, yang salah satunya

adalah memiliki kompetensi idealnya sebagaimana guru profesional.

Kompetensi di sini meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan profesional,

baik yang bersifat pribadi, sosial, maupun akademis. Dengan kata lain, guru

yang profesional ini memiliki keahlian khusus dalam bidang keguruan

sehingga dia mampu melaksanakan tugasnya secara maksimal dan terarah.

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar, seorang guru profesional harus terlebih

dahulu mampu merencanakan program pengajaran. Kemudian melaksanakan

program pengajaran dengan baik dan mengevaluasi hasil pembelajaran

sehingga mampu mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu, seorang guru

profesional akan menghasilkan anak didik yang mampu menguasai

pengetahuan baik dalam aspek kognitif, afektif serta psikomotorik.

Dengan demikian, seorang guru dikatakan profesional apabila mampu

menciptakan proses belajar mengajar yang berkualitas dan mendatangkan

prestasi belajar yang baik. Kehadiran guru profesional tentunya akan

berakibat positif terhadap perkembangan siswa, baik dalam pengetahuan

maupun dalam keterampilan.

Oleh sebab itu, siswa akan antusias dengan apa yang disampaikan oleh

guru yang bertindak sebagai fasilitator dalam proses kegiatan belajar

mengajar. Bila hal itu terlaksana dengan baik, maka apa yang disampaikan

oleh guru akan berpengaruh terhadap kemampuan atau prestasi belajar

anak. Karena, disadari ataupun tidak, bahwa guru adalah faktor eksternal

dalam kegiatan pembelajaran yang sangat besar pengaruhnya terhadap

keberhasilan proses kegiatan pembelajaran itu. Untuk itu, kualitas guru akan

memberikan pengaruh yang sangat berarti terhadap proses pembentukan

Page 48: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

36

prestasi anak didik. Maka oleh karena itu, dengan keberadaan seorang guru

profesional diharapkan akan mampu memberikan pengaruh positif terhadap

kelancaran dan keberhasilan proses belajar mengajar serta mampu

memaksimalkan hasil prestasi belajar siswa dengan sebaik-baiknya.

C. Hipotesis

Untuk Menguji ada atau tidaknya guru profesional di SMK SATRIA

Srengseng Kembangan, maka penulis mengajukan hipotesa sebagai berikut:

Ha: Terdapat guru profesional di SMK SATRIA Srengseng Kembangan

Ho: Tidak terdapat guru profesional di SMK SATRIA Srengseng Kembangan

Dari hipotesis di atas, penulis memiliki dugaan sementara bahwa terdapat guru

profesional di SMK SATRIA Srengseng Kembangan.

Untuk itu, penulis sepakat dengan petanyataan Ha di atas. Adapun

untuk kebenarannya, maka akan dibuktikan melalui hasil penelitian yang

dilakukan di sekolah SMK SATRIA Srengseng Kembangan.

Page 49: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

37

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada SMK SATRIA di Srengseng Kembangan.

Adapun waktu penelitiannya telah dilaksanakan pada tanggal 19 Mei s/d 01

Juni 2010. Dengan tahapan sebagai berikut: Observasi, Penelitian,

Dokumentasi, Pengambilan sampel, dan wawancara.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif kuantitatif yaitu

penelitian yang menggambarkan keadaan sebenarnya dari fenomena objek

yang di teliti. Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian

ini, maka penulis menggunakan tekhnik kuesioner atau angket yaitu sejumlah

pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari guru-

guru SMK SATRIA Srengseng Kembangan Jakarta Barat. Untuk mengetahui

hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan profesionalisme guru di

sekolah tersebut.

Page 50: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

38

C. Populasi dan Sampel

Populasi menurut S. Margono adalah “seluruh data yang menjadi

perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.1

Populasi penelitian ini meliputi seluruh guru di SMK SATRIA Srengseng

Kembangan Jakarta Barat dengan jumlah 65 guru.

Sampel adalah sebagai bagian dari populasi.2 Pengambilan sampel untuk

guru diambil dari seluruh populasi guru kelas I sampai dengan kelas III yang

berjumlah 65 guru.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka

penulis menggunakan beberapa instrumen penelitian antara lain:

1. Observasi

Melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala

profesional guru yang tampak di SMK SATRIA Srengseng Kembangan

Jakarta Barat.

2. Teknik Dokumentasi

Teknik ini digunakan untuk mencari tahu guru yang profesional melalui

arsip-arsip atau data-data tentang latar belakang pendidikan dan

pengalaman mengajar di sekolah SMK SATRIA Srengseng Kembangan

Jakarta Barat.

3. Interviu

Teknik ini digunakan untuk merekam data tentang persepsi atau

pernyataan guru yang profesional di sekolah SMK SATRIA Srengseng

Kembangan Jakarta Barat.

1 S. Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), cet. II. h.118.

2 S. Margono, Metode Penelitia…..………………….…………, cet. II. h. 121.

Page 51: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

39

4. Angket

Digunakan untuk memperoleh infrmasi atau data dari guru-guru dengan

memberikan pertanyaan menyangkut profesionalme guru di sekolah SMK

SATRIA Srengseng Kembangan Jakarta Barat.

E. Teknik Pengolahan Data

Sebelum membuat tabulasi dari data yang diperoleh, maka perlu diketahui

dalam mencari data. Selanjutnya, menggunakan angket untuk guru. Adapun

langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:

1. Editing

Dalam pengolahan data yang pertama kali harus dilakukan adalah

editing. Ini berarti bahwa semua angket harus diteliti satu persatu tentang

kelengkapan dan kebenaran pengisian angket sehingga terhindar dari

kekeliruan dan kesalahan.

2. Koding

Setelah melalui tahapan editing, maka selanjutnya penulis memberikan kode

terhadap jawaban-jawaban angket yang telah disebarkan kepada guru di

sekolah SMK SATRIA Srengseng Kembangan Jakarta Barat.

3. Scoring

Setelah tahapan koding selesai, maka selanjutnya penulis memberikan skor

terhadap jawaban angket guru. Adapun jumlah sampel dari metode angket

yang digunakan adalah 65 angket untuk 65 guru di sekolah SMK SATRIA

Srengseng Kembangan Jakarta Barat.

4. Tabulating

Setelah diberikan skor pada angket maka data tersebut diolah dan diadakan

penganalisaan yang digambarkan ke dalam tabel analisis.

F. Teknik Analisis dan Interprestasi Data

Dalam penelitian ini tidak hanya sampai kepada pengumpulan dan

penyusunan data, akan tetapi data yang diperoleh terkumpul dan tersusun akan

diolah dan dianalisis. Penganalisaan data penelitian ini merupakan penelitian

Page 52: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

40

deskriptif dan bersifat eksploratif bertujuan untuk menggambarkan keadaan yang

sebenarnya terjadi. Bila datanya telah terkumpul, maka lalu dklasifikasikan

menjadi dua kelompok rata yaitu: data kualitatif dan data kuantitatif.

Data kualitatif yaitu yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat

menurut katagori untuk memperoleh kesimpulan. Sedangkan data kuantitatif

menggunakan perhitungan dengan rumus sebagai berikut:

“ P = _ F_ x 100%

N

P= Presentase

F = Frekuensi yang sedang dicari prosentasenya

N = Number of cases (jumlah/banyak individu)”3

Tabel 2

Kisi-kisi Angket Guru Profesional

3 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan,(Jakarta: Rajawali Perss, 1993), cet, V. h.43.

Variable IndikatorNomor Butir

ItemJumlah

2. Kompetensi

kepribadian: kemampuan

personal yang

mencerminkan

kepribadian yang mantap,

stabil, dewasa, arif dan

berwibawa, menjadi

teladan bagi peserta didik,

dan berakhlak mulia.

a. Kepribadian yang mantap

dan stabil.

b. Kepribadian yang dewasa

c. Kepribadian yang arif.

d. Kepribadian yang

berwibawa

e. Berakhlak mulia dan dapat

menjadi teladan.

1,2

3,4

4,5,30

6,7

8,9

2

2

3

2

2

Page 53: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

41

3. Kompetensi

Pedagogik: meliputi

pemahaman terhadap

peserta didik,

perancangan dan

pelaksanaan

pembelajaran, evaluasi

hasil belajar, dan

pengembangan peserta

didik untuk

mengaktualisasikan

berbagai potensi yang

dimilikinya.

4. Kompetensi

Profesional: merupakan

penguasaan materi

pembelajaran secara luas

dan mendalam, yang

mencakup penguasaan

materi kurikulum mata

pelajaran di sekolah dan

subtansi keilmuan yang

menaungi materinya, serta

penguasaan terhadap

struktur dan metodelogi

keilmuannya.

5. Kompetensi Sosial:

a. Memahami peserta didik

secara mendalam.

b. Merancang pembelajaran,

termasuk memahami

landasan pendidikan untuk

kepentingan pembelajaran.

c. Melaksanakan

pembelajaran.

d. Merancang dan

melaksanakan evaluasi

pembelajaran.

e. Mengembangkan peserta

didik untuk

mengaktualisasikan

berbagai potensinya.

a. Menguasai substansi

keilmuan yang terkait

dengan bidang studi.

b. Mampu berkomunikasi dan

bergaul secara efektif

dengan peserta didik.

a. Mampu berkomunikasi dan

10,11

12,13,29,26

14,15,28

16,17

18,19

22,23,24

25

2

4

3

2

2

3

1

Page 54: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

42

Tabel 3

Skor Jawaban Angket Guru Profesional

Positif (+) Negatif (-)

Jawaban Skor Jawaban Skor

Selalu 4 Selalu 1

Sering 3 Sering 2

Kadag-kadang 2 Kadag-kadang 3

Tidak pernah 1 Tidak pernah 4

Kemudian hasil seluruh jawaban guru dengan melihat rata-rata jumlah skor,

dengan klasifikasi sebagai berikut:

merupakan kemampuan

guru untuk berkomunikasi

dan bergaul secara efektif

dengan peserta didik,

sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang

tua/wali peserta didik, dan

masyarakat sekitar.

bergaul secara efektif

dengan peserta didik.

b. Mampu berkomunikasi dan

bergaul secara efektif

dengan sesama pendidik

dan tenaga kependidikan.

c. Mampu berkomunikasi dan

bergaul secara efektif

dengan orang tua atau wali

peserta didik dan

masyarakat sekitar.

19

20

21

1

1

1

Page 55: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

43

Tabel 4

Klasifikasi Skor Angket Guru Profesional

KlasifikasiKeterangan Jumlah Skor

Jawaban

53 – 70 Kurang Baik

69 – 86 Cukup

85 -102 Baik

103 - 120 Sangat Baik

Page 56: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMK SATRIA Srengseng Kembangan

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Sekolah SMK SATRIA Srengseng Kembangan terletak ditepi Jl. Raya

Srengseng No. 26 A, Kelurahan Srengseng, Kecamatan Kembangan,

Kotamadya Jakarta Barat. Di kelurahan srengseng sendiri terdapat SLTP

Negeri dan swasta, Madrasah Tsanawiyah swasta, dan SLTA Negri dan

Swasta. Dari paparan di atas tergambar bahwa SMK SATRIA Srengseng

Kembangan berada diantara kelurahan yang memilki sekolah negeri.

Letak SMK SATRIA Srengseng Kembangan berada pada lokasi yang

strategis, yakni di sekitarnya terdapat lima Sekolah Lanjutan Tingkat

Pertama (SLTP) yaitu:

a. MTS Al-Islamiyah Srengseng Kembangan.

b. SMP YASMIJA Swadarma Raya

c. SMP BINA MANDIRI Komplek Qaryah Thabbiyah

d. SMPN 207 Meruya Utara

e. SMP BAROKAH Manggis Utara

2. Sejarah Singkat Sekolah

Yayasan Satria lahir pada tahun 1951, lahir atas inisiatif toko

masyarakat yang bernama Ust. H. Abdul Hamid bin h. Soleh kelahiran

Page 57: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

45

Jakarta 5 Juli 1938, Putera H. Sholeh bi H. Muhasim, setelah lama merintis

akhirnya pada tahun 1956 di bangun gedung Madrasah diatas tanah 200 m2.

Pada tahun 1972 di wakafkan tanah beliau seluas 1.610 m2 sesuai ikrar

wakaf Nomor: 113/W5/C5 tahun 1991 untuk dibangun gedung sekolah. Dan

pada masa rintisan tahun 1951-1974 dibangun gedung baru 6 lokal untuk

Madrasah Ibtidaiyah bantuan dari pemerintah Provinsi DKI Jakarta, diatas

tanah 2000 m2 dengan surat pelepasan tanah pribadi Nomor:

SPH/119/UM12/I/JB/74 tertanggal 27 Mei 1974.

Seiring dengan perkembangan pada tahun 1974 nama Yayasan

Tarbiyatul Athfal diganti menjadi Yayasan Tarbiyatul Islamiyah Al-

Alawiyah di singkat menjadi Yayasan “AL-ALAWIYAH”, dan sesuai

dengan ketentuan peraturan pemerintah tentang yayasan, pada tahun 1974

Akta Pendirian Yayasan, yang dikukuhkan dengan Akta Notaris Bapak

Raden Soerojo Wongso Widjojo SH. No.2 tertanggal 4 Juni 1974, namun

Akta ini ditolak oleh pemerintah, maka dengan Akta Anis Husin Abdat, SH.

Notaris di Jakarta No.21 tertanggal 22 Desember 1990, dibuatkan Akta

Yayasan yang baru sekaligus Anggfaran Dasar dengan nama Yayasan

Tarbiyatul Islamiyah Al-alawiyah disingkat SATRIA, dengan susunan:

Pendiri:

1. H.Abdul Hamid Sholeh

2. H. Makmun HR, Ba

3. Anas Asy’ari

Pengurus:

1. Ketua : H.Makmun HR, Ba

2. Sekretaris : Anas Asy’ari

3. Bendahara : H. Hafani Baihaqi, Lc, SH

Melangkah untuk pengembangan jenjang pendidikan yang lebih tinggi

dan melihat banyak diperlukan tenaga-tenaga yang siap pakai, terampil dan

Page 58: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

46

berjiwa wiraswasta, pihak yayasan yang diketuai oleh Bpk. H. Makmun HR,

Ba (Almarhum), setelah direkomendasikan dengan pendiri yayasan bapak

H. Abdul hamid Sholeh, akhirnya memandang perlu untuk menyiapkan

tenaga-tenaga tersebut. Pada tahun 1986 didirikan Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) dengan jurusan program Akuntansi, Penjualan, Sekretaris,

dengan persyaratan utama didirikan SMK untuk menunjang sekolah agama.

Awal berdirinya SMK dipimpin oleh bapak Drs. Endy Rustandi, MM tahun

2001 sampai dengan 2004 dipimpin oleh Drs. M. Gunawan, Drs. Matali,

MM.

Karena minat masyarakat yang banyak akhirnya di bangun kembali

gedungnya menjadi 2 lantai, berikut ini adalah SMK SATRIA menurut Akta

Notaris Bapak Harianto, SH Notaris di Bekasi Nomor: 26 tertanggal 9

Januari 1999:

1. H. Abdul Hamid Sholeh

2. H. Hafani Baihaqi, LC.SH

3. Ir.Nasruddin

4. Drs.H.Noer Achpas Asy’ari, MM

Sehubungan ketua Yayasan Bapak Makmun HR, Ba meninggal dunia,

maka di kuatkan kepengurusan pada tahun 2001 dengan Undang-Undang

tentang yayasan Nomor : 16 tahun 2001 yang telah mengintroduksir tiga

organ, sebagai berikut:

1. Pembina : H. Abdul Hamid Sholeh

2. Pengawas : Ir.Nasruddin

3. Pengurus

Ketua : Drs.H.Noer Achpas Asy’ari, MM

Sekretaris : Anas Asy’ari

Bendahara 1 : H. Hafani Baihaqi, LC.SH

Page 59: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

47

Bendaraha 2 : Eka Yulisetiawati, S.Kom

Sarana dan Prasarana: Wahtudin Aziz, S.Psi

3. Visi dan Misi

SMK SATRIA Srengseng Kembangan dalam pelaksanaan kegiatan

belajar mengajar mempunyai visi dan misi sebagai berikut :

a. Visi :

Visi SMK SATRIA Srengseng Kembangan yaitu:

Menyiapkan siswa menjadi tamatan yang siap pakai, beriman dan

bertaqwa, terampil, berjiwa, wiraswasta, memiliki sikap profesional

sesuai dengan bidang keahliannya.

b. Misi:

Adapun yang menjadi misi dari SMK SATRIA Srengseng Kembangan

yaitu:

1. Mengembangkan sekolah sebagai pusat budaya yang religius.

2. Pembinaan akhlakul karimah.

3. Peningkatan mutu dan relevansi program pendidikan.

4. Peningkatan profesionalisme dan manajemen sekolah.

Adapun yang mejadi misi khusus dari SMK SATRIA Srengseng

Kembangan yaitu:

1. Program Akutansi:

Mendidik siswa menjadi akuntan junior profesional yang mampu

menerapkan teknologi canggih.

2. Program Pemasaran:

Mendidik siswa menjadi tenaga marketing junior handal yang mampu

mendaya gunakan potensi yang ada.

3. Program Administrasi Perkantoran:

Page 60: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

48

Mendidik siswa menjadi sekretaris junior professional yang mampu

menggunakan teknologi mutakhir.

Kegiatan belajar-mengajar di SMK SATRIA Srengseng Kembangan ini

dilaksanakan di pagi dan siang hari. Sebagian siswa ada yang melaksanakan

kegiatan belajar di pagi hari, dan sebagian lagi melaksanakan kegiatan

belajar di siang hari.

Keseluruhan siswa-siswi SMK SATRIA Srengseng Kembangan

berjumlah 1728 orang, dengan jumlah siswa setiap kelas sebanyak 40 orang.

Tenaga pengajar dan karyawan sekolah SMK SATRIA Srengseng

Kembangan secara keseluruhan berjumlah 97 orang.

Siswa/siswi tingkat lanjutan pertama tersebut antara 50%-70%

meneruskan sekolahnya di SMK SATRIA Srengseng Kembangan dan

menjadi alternatif sekolah lanjutan karena jaraknya yang relatif lebih dekat

dan transportasinya yang lebih mudah didapat. Selain itu sekolah SMK

SATRIA Srengseng Kembangan mempunyai sarana-prasarana yang lebih

lengkap di bandingkan dengan sekolah lainnya.

4. Sarana dan Prasarana

Tabel 5Sarana dan Prasarana

No Sarana dan Prasarana Jumlah Keadaan

1. Ruang Belajar 26 baik

2. Ruang Perpustakaan 1 baik

3. Ruang Kepala Sekolah 1 baik

4. Ruang Guru 2 baik

5. Ruang Tata Usaha 1 baik

6. Ruang BP 1 baik

7. Ruang OSIS 1 baik

8. Ruang Ibadah/Musholah 1 baik

Page 61: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

49

9. Ruang Lab. 7 baik

10. Pos Satpam 1 baik

11. Wc Guru 4 baik

12. Wc Siswa 4 baik

13. Wc Siswi 4 baik

14. Kantin 1 baik

15. Lapangan Olah Raga 1 baik

16. Temapat Parkir Kendaraan 1 baik

5. Kegiatan Ekstrakurikuler Sekolah

Kegiatan ekstrakurikuler yang menjadi rutinitas siswa/siswi SMK

SATRIA Srengseng Kembangan yaitu:

Tabel 6Kegiatan Ekstrakurikuler Sekolah

a. Pramuka f. Basket Ball

b. Marawis g. Paskibra

c. Sepak bola h. Taekwondo

d. Volly Ball i. English Club

a. Futsal

6. Keadaan Tenaga Pengajar dan Karyawan

Gambaran umum Tingkat profesionalisme guru SMK SATRIA

Srengseng Kembangan. Jumlah guru seluruhnya berjumlah 76 orang dengan

klasifikasi sebagai berikut :

a. Jenis Kelamin

Laki-laki : 45 orang

Perempuan : 31 orang

Page 62: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

50

b. Tingkat Pendidikan

S1 : 62 orang

S2 : 8 orang

D3 : 5 orang

SLTA : 1 orang

Tabel 7

Keadaan Tenaga Pengajar dan Tenaga Karyawan SMK SATRIA

Srengseng Kembangan Tahun Pelajaran 2009/2010

Keterangan :

1. GT : Guru Tetap

2. GB : Guru Bantu

3. GTT : Guru Tidak Tetap

4. PTT : Pembantu Tidak Tetap

5. KT : Karyawan Tetap

No Nama Guru / KaryawanL/P

Bidang Keahlian /Jurusan

PendidikanMulaiTugas

StatusKepega-waian

PengalamanMengajar

1 Moh. Soleh, S.Pd.MM L Kepala Sekolah S-2 Manajemen SDM 1987 GB 22

2 Zaini, Dr, MPd L Bhs. Indonesia S2 Manajemen SDM 1986 GT 21

3 Moh. Syamsudar, H.SE L Pelayanan Prima S-2 Manajemen Pendidikan 1994 GT 15

4 Santoso, Drs, MPd L Keuangan S-1 Manajemen 1993 PTT 16

5 A.H. Munanda, H.S.Pd P Kewirausahaan S-2 Teknologi Pembelajar 1989 GT 20

Page 63: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

51

6 Ramdani, S.Pd L KKPI S-1Ekonomi 1993 GB 16

7 Mahfud Fauzi, Drs L PDU S-1 Pend. Komputer 1999 GB 10

8 Matali. HR, Drs.MM L BK/BP S-1 Bahasa Inggris 1987 GT 22

9 Sihono, Dr.MM L Manajemen SDM S-2 Manajemen SDM 1987 GT 22

10 Fatimah, Dra P Agama / BahasaArab

S-2 Manajemen SDM 1987 GT 22

11 Asyik Sudyana, Drs L Adm. Pendidikan S-1 Pendidikan Agama 1988 GTT 21

12 Sudianto, Drs L EkonomiPerusahaan

S-1 1990 GT 19

13 Sakuri, BA L Olah raga S-1 Penjaskes 1990 GTT 19

14 Sriwahyuni, S.Pd P Steno/BP S-1 1993 GB 16

15 Ida Nurkamaliya, S.Pd P Bhs. Indonesia /Berkomunikasimelalui telpon

S-1Adm. Perkantoran 1955 GT 14

16 Abdurohman, Drs L Bhs. Indonesia S-1 Bhs. Indonesia 1995 GT 14

17 A.Sanusi, Drs.MM L Surat keluar &Surat masuk

S-1 Bhs. Indonesia 1995 GT 14

18 Muhsani, BSc L Bhs. Inggris S-2 1996 GTT 13

19 Adjie Gunawan, SE L Ekonomi S-1 Bhs. Inggris 1996 PTT 13

20 R.Dewi Ratna Yulia, SE P Manajemen S-1 Ekonomi 1996 GB 13

21 Romli, S.Pd L Kewirausahaan S-1 1997 PTT 12

22 Hanafi, BA L Agama S-1 Ekonomi 1997 GT 12

23 Tina Sumartina S.Pd P IPS D-3 Pendidikan Agama 1997 GT 12

24 Hukman Fatir. S.Ag L Agama/Bhs. Arab S-1 IPS 1997 GTT 12

25 Mahfud, S.Pd L Bhs.Inggris S-1 Peradilan Agama 1997 GB 12

26 Yasan Hendrawan, Drs.MM L Manajemen SDM S-1 Pendidikan Inggris 1997 GB 12

27 Kasman Urip, Drs L Agama S-2 1998 GT 11

28 Banari, Drs L IPA / MTK S-1 Pendidikan Agama 1998 GB 11

Page 64: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

52

29 Abdillah, BA L Olah Raga S-1 MTK 1999 GT 11

30 Khomariah, Hj. S.Pd P Perjalanan Dinas D-3 Penjaskes 1999 GTT 10

31 Mursidi, Drs L Pelaratan Kantor S-1 1999 GTT 10

32 Tanto Sugianto, S.Ag L Ekonomi S-1 1999 GTT 10

33 Taufik Hidayat, S.Pd.MM L Bhs. Indonesia S-1 Pendidikan Agama 1999 GTT 10

34 Ali. A. Rahman, H.Drs L Bhs. Indonesia S-1 Bhs. Indonesia 1999 GTT 10

35 Suliwinarni, S.Pd P PDU S-1 Bhs. Indonesia 1999 GTT 9

36 Djamila S.Ag P Ekonomi /Kewirausahaan

S-1 Adm. Perkantoran 2000 GTT 9

37 Saiful Anwar, S.Pd L Bhs. Indonesia S-1 Pendidikan Agama 2000 GTT 9

38 Feni Nurfitriani, SE P Akutansi S-1 Bhs. Indonesia 2008 GTT 2

39 Sarjianto, Drs.MM L ManajemenKeuangan

S-1 Ekonomi 2000 GB 9

40 Suryo, S.Ag L Agama S-2 Keuangan 2001 GTT 9

41 Farida R, Dra P Bhs. Indonesia S-1 Pendidikan Agama 2001 GTT 9

42 Hairudin, S.Pd L IPA/MTK S-1 Bahasa Indonesia 2001 GB 8

43 Hefri Dahlan, Drs L Olah Raga S-1 MTK 2001 GB 8

44 Suryani, S.Kom P KKPI S-1 Penjaskes 2001 GTT 8

45 Dian Windiarti, S.Pd P Bhs. Inggris S-1 Pend. Komputer 2001 GTT 8

46 Isyi Payah, S.Ag P Bahasa Arab S-1 Bhs. Inggris 2001 GTT 8

47 Zakiyah, Dra P PPKn S-1 Perbandingan Agama 2001 GB 8

48 Ahmad Fauji, BSc L Bhs. Inggris S-1 Filsafat&Sosiologi Pendidikan

2001 GTT 8

49 Jarim Arsyad, SE L Manajemen D-3 Bhs. Inggris 2001 GTT 8

50 Maysyaroh, S.Pd P PDU S-1 Ekonomi 2001 GTT 8

51 Sri Budiyatni, S.Pd P Bhs. Inggris S-1 2002 GB 7

Page 65: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

53

52 Tahrif Isnaini, N.Ag L Agama S-1 Bhs. Inggris 2002 GTT 7

53 Diah Rahmadani, S.Pd P Bhs. Indonesia S-1 Pendidikan Agama 2003 GTT 6

54 Sri Atiyah, Spd P BP/BK S-1 Bhs. Indonesia 2003 GTT 6

55 Wuri Sati Lestarim S.Pd P Kewirausahaan S-1 2003 GTT 6

56 Dwi Rahayu, S.Pd P Matematika S-1 2004 GTT 5

57 Yatni Oktavia, S.Pd P Ekonomi S-1 Pend. Matematika 2004 GTT 5

58 Hasan, Drs L Matematika S-1 2004 GTT 5

59 Umar Abdul Ajis, S.Pd L PPKn S-1 Pend. Matematika 2005 GTT 4

60 Ummi Kalsum, S.Pd P Akutansi /Matematika

S-1 IPS 2005 GTT 4

61 Yayat Suyatna, S.Pd L Olah Raga S-1 Akutansi 2005 GTT 4

62 Mazda, Eko Sri Tjahjono,S.Pd

L Akutansi S-1 Penjaskes 2006 GTT 3

63 Zakariah, S.S.Pd P Bhs. Indonesia /PKN

S-1 Akutansi 2006 GTT 3

64 Zakiyah Ulfa, S.Pd P Bhs. Inggris / SeniBudaya

S-1 Pendidikan Agama 2006 GTT 3

65 Ani Zabaidah S.Pdi P PPKn S-1 Bhs. Inggris 2006 GTT 3

66 Asmiyanti, S.Kom P KKPI S-1 Pendidikan Agama 2006 GTT 3

67 Liniah, S.Pd P Matematika S-1 Komputer 2007 GTT 2

68 Sunarsih, S.Pd P Seni Budaya S-1 Matematika 2007 GTT 2

69 Ahmad Zakiyaddin, A.md L KKPI S-1Kesenian 2008 GTT 1

70 Sugeng Ryanto L Bhs. Inggris D-3 2008 GTT 1

71 Neneng Hasanah, S.Pd P Matematika SMA 2008 GTT 1

72 Khairuddin, SE L ManajemenKeuangan

S-1 PEndidikan Matematika 2008 GTT 1

73 Dailani, S.Kom L Matematika S-1 Ekonomi 2008 GTT 1

74 Meirina P Man. Keuangan &Perbankan

S-1 Tekhnik Informatika 2008 GTT 1

Page 66: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

54

75 Saiful Bachruddin, S.ST L Komputer D-3 Akutansi 2009 GTT 0

76 Joshep Kristian Sitompul,S.ST

L Oreientasi S-1 Tekhnik Informatika 2009 GTT 0

77 Ratna Sari, BSc P Sekretaris S-1 Tekhnik Informatika 1998 KT 11

78 Siti Suproh, Hj. S.Pd P PDU Bendahara 1993 KT 16

79 Nahrawi, BA L PAI Pengutip SPP 1986 KT 23

80 Diana Jayanti, Hj.S.Pd P Sekretaris Pengutip SPP 2000 KT 9

81 Sumadi Santoso, S.Pdi L Pend. AgamaIslam

Komputerisasi Siang 2000 KT 9

82 Tarmidji L IPS Administrasi Kesiswaan 2001 KT 8

83 Subur, SE L Akutansi Komputerisasi Pagi 2003 KT 6

84 Lutfiyah P PGTK Pengutip SPP 2003 KT 6

85 Silviah Fitriani, SE P Akutansi Administrasi SPP 2005 KT 4

86 Tuti Alawiyah, SE P Ekonomi Administrasi Kepegawaian 2007 KT 2

87 Ahmad Faisal L AP Pengutip SPP/Perputakaan 2006 KT 3

88 Sanwani L Mesin Perpustakaan 1995 KT 14

89 Khusnul Latifah P IPS Administrasi Perpustakaan 2008 KT 1

90 Sarnubi L IPS Keamanan 1998 KT 11

91 Wardi L Tata Niaga Keamanan 1998 KT 11

92 Danat, H. L Pesuruh 1986 KT 23

93 Sarmija L Pesuruh 1996 KT 13

94 Muchlisin L Pesuruh 2003 KT 6

95 Useli L Pesuruh 2001 KT 8

96 Jamilah P Pesuruh 2008 KT 1

97 Taufik L Pesuruh 2009 KT 0

Page 67: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

55

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui jumlah pengalaman guru yang

dapat dikatagorikan sebagai berikut :

1. Pengalaman rendah, dibawah 5 tahun tediri dari 22 orang

2. Pengalaman sedang, antara 5 sampai 10 tahun terdiri dari 26 orang

3. Pengalaman tinggi, diatas 10 tahun 28 orang

Maka disimpulkan bahwa guru dalam mengajar di SMK SATRIA

Srengseng Kembangan dapat dikatakan cukup profesional dilihat dari

pengalaman mengajar antara5-10 tahun.

A. Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan data yang diperoleh maka profesionalisme guru di SMK

SATRIA Srengseng Kembangan dapat di gambarkan dalam tabel di bawah

ini.

Tabel 8

Kebanggaan Guru

Alternatif Jawaban Responden Persentase

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

42

13

1

0

75 %

24 %

1 %

0 %

Dari tabel diatas dapat diungkapkan bahwa, 75% guru menyatakan selalu

bangga terhadap jabatannya, 24% guru menyatakan sering, dan 1% guru

menyatakan kadang-kadang bangga terhadap jabatannya. Ini merupakan hal yang

positif karena dengan kebanggaan tersebut seorang guru akan lebih mengabdikan

dirinya pada profesi yang sangat dibanggakannya, dan akan berdampak

kedalam1kinerja, hingga penuh semangat dan kreatifitas.

Page 68: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

56

Tabel 9

Tindakan sosial Guru dalam KBM

Alternatif Jawaban Responden Persentase

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

35

14

7

0

62,5%

25%

12,5%

0%

Dari table di atas diungkapkan bahwa, 62,5% guru menyatakan selalu

bertindak sesuai dengan norma sosial dalam kegiatan belajar mengajar, 25% guru

menyatakan sering, dan 12,5% guru menyatakan kadang-kadang bertindak sesuai

dengan norma sosial dalam kegiatan belajar mengajar. Ini sangat baik mengingat

betapa pentingnya peranan norma-norma sosial dalam menciptakan

profesionalitas pekerja, terutama seorang guru, baik dalam hubungan antara guru

lainnya maupun dengan para siswa.

Tabel 10

Kemandirian Guru sebagai Pendidik

Alternatif Jawaban Responden Persentase

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

28

20

6

2

50%

35,8%

10,7%3,5%

Dari tabel diatas dapat diungkapkan bahwa, 50% guru menyatakan selalu

menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik, 35,8% guru

menyatakan sering, 10,7% guru menyatakan kadang-kadang, dan 3,5% guru

menyatakan tidak pernah menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai

Page 69: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

57

pendidik. ini berpengaruh pada keputusan dalam menghadapi suatu masalah yang

membutuhkan kecepatan dan ketepatan dalam menyikapinya. Jika seorang guru

mempunyai kemandirian maka persoalan dapat mudah dihadapi tanpa harus

membawanya kedalam rapat para dewan guru, ini termasuk kedalam

keprofesionalan seorang guru.

Tabel 11

Etos kerja Guru

Alternatif Jawaban Responden Persentase

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

36

15

5

0

64,4%

26,7%

8,9%

0%

Dari tabel diatas dapat diungkapkan bahwa, 64,4% guru selalu memiliki

etos kerja, 26,7% guru menyatakan sering, dan 8,9% guru menyatakan kadang-

kadang memiliki etos kerja. Hal ini sangat baik untuk meningkatkan mutualitas

seorang guru agar berdampak baik dalam mengajar juga semangat untuk

mengembangkan metode pengajaran, selain itu sikap tersebut juga memberikan

teladan baik kepada para siswa.

Tabel 12

Prilaku positif Guru

Alternatif Jawaban Responden Persentase

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

31

20

5

0

55,2%

35,8%

9%

0%

Dari tabel diatas dapat diungkapkan bahwa, 55,2% guru menyatakan selalu

memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik, 35,8% guru

Page 70: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

58

menyatakan sering, dan 9% guru menyatakan kadang-kadang memiliki perilaku

yang berpengaruh positif terhadap peserta didik. Dari pengakuan ini para guru

akan lebih hati-hati dalam bertindak, jangan sampai melakukan hal negatif yang

akan menciptakan prilaku negatif peserta didik, sehingga guru lebih

mengutamakan norma-norma agama maupun norma-norma sosial dalam bersikap.

Tabel 13

Wibawa Guru

Alternatif Jawaban Responden Persentase

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

23

22

11

0

41%

39%

20%

0%

Dari tabel diatas dapat diungkapkan bahwa, 41% guru menyatakan selalu

memiliki perilaku yang disegani, 39% guru menyatakan sering, dan 20% guru

menyatakan kadang-kadang memiliki perilaku yang disegani. Dalam artian

mempunyai wibawa, baik di lingkungan sekolah khususnya dan di lingkungan

masyarakat pada umumnya. Saat di kelas, ketika berhadapan pada peserta didik

guru akan mempunyai rasa kepercayaan diri sehingga lebih mudah dalam

memberikan pengarahan kepada peserta didik.

Tabel 14

Norma religius Guru

Alternatif Jawaban Responden Persentase

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

25

18

12

1

44,6%

32,2%

21,4%

1,8%

Dari tabel diatas dapat diungkapkan bahwa, 44,6% guru menyatakan selalu

bertindak sesuai dengan norma religius (iman, taqwa, jujur, ikhlas, dan suka

Page 71: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

59

tolong menolong), 32,2% guru menyatakan sering, 21,4%, guru menyatakan

kadang-kadang, dan 1,8% guru menyatakan tidak pernah bertindak sesuai dengan

norma religius (iman, taqwa, jujur, ikhlas, dan suka tolong menolong). Hali ini

adalah pondasi awal lahirnya sebuah keprofesionalan seseorang, karena dengan

norma religius akan membuat seorang mempunyai tingkat kesadaran tinggi dalam

bertindak, dan mempunyai kejujuran serta keikhlasan dalam menjalankan tugas,

baik yang sudah tertuang dalam daptar tanggung jawab maupun dalam

pengembangan kerja.

Tabel 15

Guru diteladani oleh siswa

Alternatif Jawaban Responden Persentase

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

30

18

7

0

54,5%

32,5%

12,4%

0%

Dari tabel diatas dapat diungkapkan bahwa, 54,5% guru menyatakan selalu

memiliki perilaku yang diteladani oleh peserta didik, 32,5% guru responden

menyatakan sering,dan 12,4% guru menyatakan kadang-kadang memiliki perilaku

yang diteladani oleh peserta didik. Ini sangat baik sekali untuk contoh baik peserta

didik, sehingga peserta didik mempunyai keyakinan pada apa yang telah diajarkan

seorang guru telah diterapkan juga pada diri guru tersebut.

Tabel 16

Guru mengidentifikasian bahan ajar

Alternatif Jawaban Responden Persentase

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

33

14

9

0

59%

25%

16%

0%

Page 72: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

60

Dari tabel diatas dapat diungkapkan bahwa, 59% guru menyatakan selalu

mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik, 25% guru menyatakan sering, dan

16% guru menyatakan kadang-kadang mengidentifikasi bekal ajar awal peserta

didik. Dengan pengidentifikasian bekal awal menunjukan keprofesionalan seorang

guru. Guru yang peduli menjelaskan terlebih dahulu metode dan konsep

pembelajaran yang baik, agar peserta didik lebih mudah kedepannya dalam

melakukan pembelajaran.

Tabel 17

Prinsip kepribadian

Alternatif Jawaban Responden Persentase

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

24

22

10

0

42,9%

39,3%

17,8%

0%

Dari tabel diatas dapat diungkapkan, 42,9% guru menyatakan selalu

memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian,

39,3% guru menyatakan sering, 17,8% guru menyatakan kadang-kadang

memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian. Hal

ini merupakan salah satu sikap dari guru profesional, yang mampu menempatkan

situasi dan kondisi yang sesuai dengan kepribadian peserta didik, agar lebih tepat

sasaran dan lebih efisien.

Tabel 18

Guru membuat RPP

Alternatif Jawaban Responden Persentase

a. Selalu

b. Sering

32

19

57,2%

33,9%

Page 73: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

61

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

5

0

8,9%

0%

Dari tabel diatas dapat diungkapkan bahwa, 57,2% guru menyatakan selalu

menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih, 33,9% guru

menyatakan sering, dan 8,9% guru menyatakan kadang-kadang menyusun

rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih. Setelah mendapatkan

strategi terbaik dalam pembelajaran seorang guru yang profesional sebelumnya

juga harus melakukan perencanaan kegiatannya, agar target yang diharapkan

dapat tercapai sesuai yang diharapkan.

Tabel 19

Guru membuat strategi pembelajaran

Alternatif Jawaban Responden Persentase

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

22

24

10

0

39,3%

42,9%

17,8%

0%

Dari tabel diatas dapat diungkapkan bahwa, 39,3% guru menyatakan selalu

menentukan strategi pembelajran berdasarkan karakteristik peserta didik,

kompetensi yang akan dicapai dan materi ajar, 42,9% guru menyatakan sering,

dan 17,8% guru menyatakan kadang-kadang menentukan strategi pembelajaran

berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang akan dicapai dan materi

ajar. Penyesuaian strategi berdasarkan karakteristik peserta didik mempengaruhi

pada tingkat ketepatan dan keberhasilan seorang guru menerapkan kompetensi

dan materi ajar.

Page 74: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

62

Tabel 20

Guru menjalankan pembelajaran kondusif

Alternatif Jawaban Responden Persentase

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

25

23

7

1

44,6%

41,1%

12,5%

1,8%

Dari tabel diatas dapat diungkapkan bahwa, 44,6% guru menyatakan selalu

melaksanakan pembelajaran yang kondusif, sedangkan 41,1% guru menyatakan

sering melaksanakan pembelajaran yang kondusif, 12,5% guru menyatakan

kadang-kadang dan 1,8% guru menyatakan tidak pernah melaksanakan

pembelajaran yang kondusif. Dengan pembelajaran yang kondusif guru

mengetahui tingkat konsentrasi peserta didik, karena jika kondisi yang tidak

nyaman dikhawatirkan akan merusak pecahnya konsentrasi di kelas.

Tabel 21

Guru mendisain pembelajaran

Alternatif Jawaban Responden Persentase

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

31

18

7

0

55,3%

32,2%

12,5%

0%

Dari tabel diatas dapat diungkapkan bahwa, 55,3% guru menyatakan selalu

menata latar (setting) pembelajaran, 32,2% guru menyatakan sering, dan 12,5%

guru menyatakan kadang-kadang menata latar (setting) pembelajaran. Ini

menunjukan guru ingin menciptakan suasana yang nyaman agar konsentrasi

Page 75: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

63

dalam kegiatan belajar mengajar lebih terjaga, dan peserta didik lebih cepat

menyerap materi yang disampaikan.

Tabel 22

Guru merancang dan mengevaluasi pembelajaran

Alternatif Jawaban Responden Persentase

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

30

17

8

1

53,6%

30,4%

14,2%

1,8%

Dari tabel diatas dapat diungkapkan bahwa, 53,6% guru menyatakan

merancang dan melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar

secara berkesinambungan dengan berbagai metode. 30,4% guru menyatakan

selalu, 14,2% guru menyatakan kadang-kadang, dan 1,8% guru menyatakan tidak

pernah merancang dan melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil

belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode. Dengan kegiatan ini

seorang guru dapat dinyatakan profesional karena mereka dapat membuat metode

berkesinambungan dan pengembangannya serta meneliti lagi mana metode yang

lebih baik untuk dipakai sesuai hasil evaluasi proses dan hasil belajar.

Tabel 23

Pemanfaatan hasil nilai pembelajaran Guru

Alternatif Jawaban Responden Persentase

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

27

16

12

1

48,3%

28,5%

21,4%

1,8%

Page 76: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

64

Untuk lebih menambah semangat pada peserta didik yang mempunyai bakat

lebih, guru yang profesional tahu tindakan apa yang harus dilakukan, salah

satunya adalah dengan memfasilitasinya kegiatan non akademik tersebut. Untuk

lebih menambah semangat pada peserta didik yang mempunyai bakat lebih, guru

yang profesional tahu tindakan apa yang harus dilakukan, salah satunya adalah

dengan memfasilitasinya kegiatan non akademik tersebut.

Tabel 24

Peran Guru dalam pengembangan potensi akademik siswa

Alternatif Jawaban Responden Persentase

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

19

25

10

2

33,9%

44,7%

17,9%

3,5%

Dari tabel diatas terungkap bahwa, 33,9% guru menyatakan selalu

memfasilitasi peserta didik untuk pengembagan berbagai potensi akademik,

terhadap bangga terhadap jabatannya, sedangkan 44,7% responden menyatakan

sering memfasilitasi peserta didik untuk pengembagan berbagai potensi akademik,

17,9% guru menyatakan kadang-kadang memfasilitasi peserta didik untuk

pengembagan berbagai potensi akademik, dan 3,5% guru menyatakan tidak

pernah memfasilitasi peserta didik untuk pengembagan berbagai potensi

akademik. Untuk lebih menambah semangat pada peserta didik yang mempunyai

bakat lebih, guru yang profesional tahu tindakan apa yang harus dilakukan, salah

satunya adalah dengan memfasilitasinya kegiatan non akademik tersebut.

Tabel 25

Guru memberikan fasilitas untuk pengembangan potensi siswa

Alternatif Jawaban Responden Persentase

a. Selalu

b. Sering

26

19

46,4%

33,9%

Page 77: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

65

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

8

3

14,3%

5,4%

Dari tabel diatas dapat diungkapkan bahwa, 46,4% guru menyatakan selalu

memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi non

akademik, 33,9% guru menyatakan sering memfasilitasi peserta didik untuk

mengembangkan berbagai potensi akademik, 14,3% guru menyatakan kadang-

kadang memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi non

akademik, dan 5,4% guru menyatakan tidak pernah memfasilitasi peserta didik

untuk mengembangkan berbagai potensi non akademik. Untuk lebih menambah

semangat pada peserta didik yang mempunyai bakat lebih, guru yang profesional

tahu tindakan apa yang harus dilakukan, salah satunya adalah dengan

memfasilitasinya kegiatan non akademik tersebut.

Tabel 26

Komunikasi antara guru dengan siswa

Alternatif Jawaban Responden Persentase

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

28

23

5

0

50%

41,1%

8,9%

0%

Dari tabel diatas dapat diungkapkan bahwa, 50% guru menyatakan selalu

berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik, 41,1% guru menyatakan sering

berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik, dan 8,9% guru menyatakan

kadang-kadang berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik. Dengan

komunikasi yang terjalin baik, akan menimbulkan keakraban antara guru dengan

peserta didik, sehingga keduanya saling pengertian dan membuat kegiatan belajar

mengajar menjadi tentram dan lebih konsentrasi dalam menerima materi.

Page 78: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

66

Tabel 27

Keefektifan komunikasi antara sesama guru

Alternatif Jawaban Responden Persentase

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

30

18

8

0

53,6%

32,2%

14,2%

0%

Dari tabel diatas dapat diungkapkan bahwa, 53,6% guru menyatakan selalu

berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga

kependidikan, 32,2% guru menyatakan sering berkomunikasi dan bergaul secara

efektif dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan, dan 14,2% guru

menyatakan kadang-kadang berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan

sesama pendidik dan tenaga kependidikan. Dengan adanya hal ini komunikasi

guru akan lebih efektif yang berdampak pada kinerjanya dalam mengajar.

Tabel 28

Keefektifan komunikasi antara guru, siswa, orang tua, dan masyarakat

Alternatif Jawaban Responden Persentase

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

26

17

13

0

46,4%

30,4%

23,2%

0%

Dari tabel diatas dapat diungkapkan bahwa, 46,4% guru menyatakan selalu

berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua atau wali peserta didik

dan masyarakat sekitar. 30,4% guru menyatakan sering berkomunikasi dan

bergaul secara efektif dengan orang tua atau wali peserta didik dan masyarakat

sekitar, dan 23,2% guru menyatakan kadang-kadang berkomunikasi dan bergaul

secara efektif dengan orang tua atau wali peserta didik dan masyarakat sekitar.

Page 79: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

67

Dengan komunikasi ini bisa membuat jalinan kerjasama antara guru dengan wali

peserta didik, terutama dalam hal mengetahui perilaku peserta didik menurut

informasi dari wali peserta didik, dan memahami kondisi sekolah dan pendidikan

dari sudut pandang masyarakat.

Tabel 29

Guru memahami materi pembelajaran

Alternatif Jawaban Responden Persentase

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

30

20

5

1

53,6%

35,8%

8,8%

1,8%

Dari tabel diatas dapat diungkapkan bahwa, 53,6% guru menyatakan selalu

memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah, 35,8% guru

menyatakan sering memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah,

8,8% guru menyatakan kadang-kadang memahami materi ajar yang ada dalam

kurikulum sekolah, dan 1,8% guru menyatakan tidak pernah memahami materi

ajar yang ada dalam kurikulum sekolah. Guru profesional tentu harus memahami

kurikulum sekolah, karena dari kurikulum tersebut dapat dibuat pengembangan

metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi atau karakteristik peserta didik.

Tabel 30

Guru memahami konsep antarmata pelajaran

Alternatif Jawaban Responden Persentase

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

29

22

4

1

51,7%

39,4%

7,1%

1,8%

Page 80: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

68

Dari tabel diatas dapat diungkapkan bahwa, 51,7% guru menyatakan selalu

memahami hubungan konsep antarmata pelajaran terkait, 39,4% guru menyatakan

sering memahami hubungan konsep antarmata pelajaran terkait, 7,1% guru

menyatakan kadang-kadang memahami hubungan konsep antarmata pelajaran

terkait, dan 1,8% guru menyatakan tidak pernah memahami hubungan konsep

antarmata pelajaran terkait. Guru profesional mengerti keterkaitan pelajaran yang

satu dengan yang lainnya agar bisa lebih dipahami oleh peserta didik.

Tabel 31

Pemahaman struktur, konsep, dan metode keilmuan dengan materi ajar

guru

Alternatif Jawaban Responden Persentase

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

33

18

5

0

58,9%

32,2%

8,9%

0%

Dari tabel diatas dapat diungkapkan bahwa, 58,9% guru menyatakan selalu

memahami struktur, konsep, dan metode keilmuan yang menaungi dengan materi

ajar, 32,2% guru menyatakan sering memahami struktur, konsep, dan metode

keilmuan yang menaungi dengan materi, dan 8,9% % guru menyatakan kadang-

kadang memahami struktur, konsep, dan metode keilmuan yang menaungi dengan

materi ajar. Bahwa guru di SMK SATRIA Srengseng Kembangan, memahami hal

diatas, sehingga guru di SMK tersebut mayoritas profesional, karena dengan

memahami hal tersebut guru dapat lebih mudah dalam membuat perkembangan

kualitas peserta didik di sekolah tersebut.

Tabel 32

Guru menguasai langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam

pengetahuan

Alternatif Jawaban Responden Persentase

Page 81: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

69

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

29

21

6

0

51,7%

37.6%

10,7%

0%

Dari tabel diatas dapat diungkapkan bahwa, 51,7% guru menyatakan selalu

menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam

pengetahuan atau materi ajar, 37,6% guru menyatakan sering menguasai langkah-

langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan atau materi

ajar, dan 10,7% guru menyatakan kadang-kadang menguasai langkah-langkah

penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan atau materi ajar. jika

hal ini ada pada guru maka guru tersebut bisa dikatakan profesional sebab dengan

menguasai langkah-langkah penelitian, mereka bisa melakukan penelitian dengan

efisien dan efektif. Dan mempunyai kajian kritis untuk memperdalam

pengetahuan materi ajar, artinya seorang guru meningkatkan mutu dan kualitasnya

untuk perkembangan materi yang akan disampaikan.

Tabel 33

Guru mendisain alat bantu belajar sederhana

Alternatif Jawaban Responden Persentase

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

25

16

13

2

44,7%

28,6%

23,2%

3,5%

Dari tabel diatas dapat diungkapkan bahwa, 44,7% guru menyatakan selalu

merancang dan membuat alat bantu (alat peraga) belajar yang sederhana, 28,6%

guru menyatakan sering merancang dan membuat alat bantu (alat peraga) belajar

yang sederhana, 23,2% guru menyatakan kadang-kadang merancang dan

membuat alat bantu (alat peraga) belajar yang sederhana, dan 3,5% guru

menyatakan tidak pernah merancang dan membuat alat bantu (alat peraga) belajar

Page 82: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

70

yang sederhana. dengan demikian guru dapat mengerti bagaimana cara untuk

mempermudah pemahaman dalam kegiatan belajar.

Tabel 34

Guru mampu menjawab pertanyaan siswa dalam KBM

Alternatif Jawaban Responden Persentase

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

29

16

9

2

51,8%

28,6%

16,2%

3,5%

Dari tabel diatas dapat diungkapkan bahwa, 51,8% guru menyatakan selalu

mampu menjawab dengan jelas pertanyaan yang diberikan siswa dalam proses

kegiatan belajar, 28,6% guru menyatakan sering mampu menjawab dengan jelas

pertanyaan yang diberikan siswa dalam proses kegiatan belajar,16,2% guru

menyatakan kadang-kadang mampu menjawab dengan jelas pertanyaan yang

diberikan siswa dalam proses kegiatan belajar, dan 3,5% guru menyatakan tidak

pernah mampu menjawab dengan jelas pertanyaan yang diberikan siswa dalam

proses kegiatan belajar. Dengan demikian guru tersebut dikatakan menguasai

materi ajar.

Tabel 35

Guru mengatur kerapian kelas sebelum belajar

Alternatif Jawaban Responden Persentase

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

36

16

3

1

64,3%

28,6%

5,3%

1,8%

Dari tabel diatas dapat diungkapkan bahwa, 64,3% guru menyatakan selalu

mengatur kerapian tata ruang kelas terlebih dahulu serta kesiapan siswa untuk

Page 83: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

71

belajar, 28,6% guru menyatakan sering mengatur kerapian tata ruang kelas

terlebih dahulu serta kesiapan siswa untuk belajar,5,3% guru menyatakan kadang-

kadang mengatur kerapian tata ruang kelas terlebih dahulu serta kesiapan siswa

untuk belajar, 1,8% guru menyatakan tidak pernah mengatur kerapian tata ruang

kelas terlebih dahulu serta kesiapan siswa untuk belajar. Hal ini dilakukan untuk

menciptakan suasana yang nyaman dan tenang dalam kegiatan belajar.

Tabel 36

Guru menyimpulkan materi pelajaran

Alternatif Jawaban Responden Persentase

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

28

22

5

1

50%

39,8%

8,9%

1,8%

Dari tabel diatas dapat diungkapkan bahwa, 50% guru menyatakan selalu

menyimpulkan materi pelajaran dengan baik, 39,8% guru menyatakan sering,

8,9% guru menyatakan kadang-kadang dan 1,8% guru menyatakan tidak pernah

menyimpulkan materi pelajaran dengan baik. Dengan penyimpulan diharapkan

lebih memperjelas materi yang telah disampaikan.

Tabel 37

Guru memberikan motivasi dan nasihat ketika mengajar

Alternatif Jawaban Responden Persentase

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

30

24

2

0

53,7%

42,8%

3,5%

0%

Dari tabel diatas dapat diungkapkan bahwa, 53,7% guru menyatakan selalu

memberikan motivasi, nasihat dan ide cemerlang kepada murid ketika mengajar,

Page 84: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

72

42,8% guru menyatakan sering, dan 3,5% guru menyatakan kadang-kadang

memberikan motivasi, nasihat dan ide cemerlang kepada murid ketika mengajar.

Guru profesional selalu memberikan semangat dan motivasi kepada peserta didik,

dan mendorong untuk membuat ide-ide cemerlang.

Distribusi Frekuensi

Perhitungan distribusi frekusensi variabel profesionalisme guru

Range = Nilai tertinggi – Nilai Terendah

= 120 - 77

= 43

Banyaknya Kelas = 1+ 3,3 Log N

= 1 + 3,3 Log 56

= 1+ 3,3 X1, 748188027

= 6,7690204891

= 7

Interval Kelas = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah

Jumlah Kelas

= 120 - 777

= 6,1

Page 85: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

73

Dari perhitungan diatas maka tabel distribusi frekuensinya adalah:

Tabel 38

Distribusi Frekuensi

No. KelasInterval F FKb Fka Xi FXi

1 75 - 81 3 56 3 78 234

2 82 - 88 3 53 6 89 267

3 89 - 95 7 46 13 92 644

4 96 - 102 17 29 30 99 1683

5 103 - 109 17 12 47 106 1802

6 110 - 116 4 8 51 113 452

7 117 - 123 5 3 56 120 600

Total ∑F=56 ∑X=697 ∑FX=5682

Berdasarkan penyajian data dari tabel distribusi dapat dilihat dari 56 orang

responden yang mendapat skor di atas rata-rata sebanyak 43 orang atau 76,78%

dan sedangkan yang mendapat skor di bawah rata-rata 13 orang atau 23,21%.

Berdasarkan data di atas dapat dilihat kemunculan nilai tertinggi dalam batas kelas

103-109 dengan titik tengahnya (x) 106 dan fekuensinya 17, sedangkan nilai

terendah pada batas rendah 75-81 dan 82-88 dengan titik tengahnya (x) 234 dan

267 dan frekuensinya 3 dan 3.

Untuk menentukan tinggi rendahnya rata-rata profesionalisme guru dapat

diperoleh dengan cara :

1. Mencari rentang nilai untuk katagori sedang diperoleh dengna cara rata-rata

skor tentang profesionalisme guru dikurangi simpang baku dengan rata-rata

skor ditambah simpang baku hasilnya :

101,16 – 9,83 = 91,33 = 92

101,16 + 9,83 = 110,99 = 111

Page 86: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

74

jadi untuk katagori sedang rentang nilainya adalah 92 - 111

2. Menentukan nilai rata-rata untuk katagori tinggi yaitu skor yang berada di

atas 111 ≥ 112 sampai dengan skor tertinggi, yaitu 112 - 120

3. Untuk menentukan rata-rata katagori rendah yaitu dengan menentukan skor

yang berada di bawah 77 ≤ 91 Sampai skor terendah yang didapat, dengan

demikian skor untuk katagori rendah berada antara 77 - 91, lebih jelasnya

diinterpretasikan ke dalam :

77-91 adalah rata-rata profesionalisme guru cukup baik

92-111 adalah rata-rata profesionalisme guru baik

112-120 adalah rata-rata profesionalisme guru sangat baik

Berdasarkan ketentuan di atas dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata

tentang profesionalisme guru di SMK SATRIA di katagorikan baik dengan skor

nilai 101,46, yang diambil dari klasifikasi skor angket guru. Artinya bahwa guru-

guru yang mengajar di SMK SATRIA Srengseng Kembangan, rata-rata guru yang

profesional dalam mengajar.

Page 87: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

75

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Dari penelitian di atas maka dapat di simpulkan, bahwa jawaban angket

mengenai profesionalisme guru, terungkap bahwa profesionalisme di SMK

SATRIA Srengseng Kembangan Jakarta Barat berada pada kualifikasi baik

dengan skor nilai 101,46, yang diambil dari klasifikasi skor angket guru.

1. Didalam kompetensi kepribadian, bahwa sebagian besar guru mencerminkan

kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa menjadi teladan

bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

2. Didalam Kompetensi Pedagogik, bahwa sebagian besar guru memahami

peserta didik, tentang perancangan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil

belajar, pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimilikinya.

3. Kompetensi Profesional, bahwa sebagian besar guru menguasai materi

pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi

kurikulum mata pelajaran di sekolah dan subtansi keilmuan yang menaungi

materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodelogi keilmuannya.

4. Kompetensi Sosial, bahwa sebagian besar guru mampu untuk berkomunikasi

dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Page 88: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

76

5. Guru yang bertugas sebagai tenaga fungsional di SMK SATRIA Srengseng

Kembangan dapat dikatagorikan kepada tenaga profesional. Hal ini tersebut

karena, saat rekruitmen sudah di sesuaikan dengan kebutuhan untuk mengapu

suatu materi yang akan dipegang. Di samping latar belakang pendidikan, pada

umumnya menjadi guru karena kemauan dari diri sendiri untuk menjadi

pendidik.

6. Kelengkapan alat peraga, laboratorium dan perpustakaan untuk mendukung

proses kegiatan belajar mengajar menjadi persyaratan pencapaian target di

SMK SATRIA Srengseng Kembangan.

Saran

Saran-saran dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:

a. Saran untuk Kepala Sekolah

Perbanyak program ilmiah, melalui seminar, diklat, dan pelatihan-pelatihan

dan sejenisnya untuk meningkatkan kompetensi guru yang akan berdampak

positif baik bagi guru maupun siswa dalam kegiatan belajar mengajar di

kelas.

b. Saran untuk Guru

1. Sebaiknya guru dalam mengajar jangan hanya menggunakan satu

pegangan buku saja, dengan tujuan agar dapat menambah wawasan

keilmuan dalam mengajar.

2. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam hal ini perpustakaan lebih

di fungsikan kegunaannya dan lebih diperbanyak referensi-referensi

terbaru.

Page 89: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

77

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari Guru Profesional (Menguasai Metode dan Trampil

Mengajar), (Bandung: ALPABETA, 2008), cet. I.

Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), (Jakarta: Bumi

Aksara, 1995), cet. III.

B. Uno, Hamzah Model Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Akasara,

2008), cet. III.

E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (PT. Remaja Rosda

Karya: Bandung, 2008), cet. III.

Hamalik, Oemar Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi,

(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), cet. IV.

http://Suciptoardi.wordpress.com/2007/12/29/profesionalisme-

duniapendidikan-oleh-Winarno-Surakhmad/2008/05/12.

Hamalik, Oemar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Bumi Aksara,

2001), cet. I.

M. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2006), cet. XX.

Sudijono, Anas Pengantar Statistik Pendidikan,(Jakarta: Rajawali Perss,

1993), cet. V.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008, (Jakarta:

CV. Sumber Pustaka, 2009).

PERMENDIKNAS 2006 Tentang S1 & SK1, (Jakarta: Sinar Grafika,

2006).

Syah, Muhibbin Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), cet. XIII.

Usman, M. Uzer Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2006), cet. VI

Soetjipto dan Kosasi, Raflis Profesi Keguruan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,

2007), cet. I.

S. Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,

2005), cet. II.

Page 90: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

78

Saud Udin S. dan sutarsih, Cicih Pengembangan Profesi Guru SD,

(Bandung: UPI PRESS, 2007), cet. I.

Yamin, Martinis Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, (Jakarta:

Gaung Persada Press, 2007), cet. II

Yamin, Martinis Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, (Jakarta: Putra

Grafika, 2007), cet. II.

Page 91: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi
Page 92: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi
Page 93: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi
Page 94: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi
Page 95: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi
Page 96: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi
Page 97: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi
Page 98: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi
Page 99: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi
Page 100: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi
Page 101: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi
Page 102: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi
Page 103: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi
Page 104: PROFESIONALISME GURU DI SMK SATRIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1368/1/100515... · skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi