Upload
lalualfiandzartadi
View
236
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
1/185
PROFIL DINAS KESEHATAN
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2012
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
2/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirrabbil’alamiin. Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan
Yang Maha Esa karena perkenan-Nya maka Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara BaratTahun 2012 dapat diselesaikan.
Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012 merupakan salah satu
sarana yang dapat digunakan untuk menyampaikan kepada publik terkait pemantauan dan
evaluasi terhadap pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari
penyelenggaraan standar pelayanan minimal di bidang kesehatan, sesuai amanat Undang-
undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012 ini diupayakan dapat
menyajikan data terpilah menurut jenis kelamin namun karena keterbatasan teknis belum
semua data dapat disajikan terpilah.
Data yang disajikan dalam Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun
2012 bersumber dari Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat, Dinas Kesehatan
kabupaten/kota se-NTB dan instansi lain yaitu Badan Pusat Statistik provinsi dan
kabupaten/kota dan BKKBN kabupaten/kota.
Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012 ini masih banyak
kekurangan dan belum sempurna. Untuk itu masukan, saran dan koreksi dari berbagai
pihak sangat diharapkan untuk penyempurnaan penyusunan profil di tahun mendatang.
Ucapan terimakasih disampaikan kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012.
Mataram, Juli 2013
Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi Nusa Tenggara Barat
Pembina Utama Muda, IV/c
NIP. 19570618 198710 1 001
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
3/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 ii
DAFTAR ISI
halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR LAMPIRAN v
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Sistematika penyajian 1
BAB II GAMBARAN UMUM 3
A. Keadaan Geografis 3
B. Kependudukan 4
C. Ekonomi 7
D. Pendiidkan 7
E. Kesejahteraan Sosial 9
BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN 11
A. Angka Harapan Hidup (AHH) 11
B. Angka Kematian 12
C. Angka Kesakitan (Morbiditas) 16
D. Status Gizi Masyarakat 33
BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN 36
A. Pelayanan Kesehatan Dasar 36
B. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan 56
C. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 58
D. Pembinaan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar 59
E. Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit 64
F. Pelayanan Kefarmasian 66
BAB V Situasi Sumber Daya kesehatan 67
A. Sarana Kesehatan 67B. Tenaga Kesehatan 72
C. Pembiayaan Kesehatan 74
BAB VI KESIMPULAN 76
DAFTAR PUSTAKA
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
4/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 iii
Lampiran
Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Lampiran Tabel 1 – 79
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
5/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 iv
DAFTAR TABEL
Nomor Nama Tabel Halaman
Tabel II.1 Banyaknya Kecamatan dan Desa/Kelurahan menurut
Kabuppaten/Kota Tahun 20124
Tabel II.2 Penduduk Provinsi NTB menurut Jenis Kelamin dan Kepadatan
Penduduk per Kabupaten/Kota Tahun 20125
Tabel II.3 Struktur Ekonomi Provinsi NTB Tahun 2012 7
Tabel III.1 Prevalensi Status Gizi Balita di Provinsi NTB Tahun 2012 34
Tabel IV.1 Penemuan Kasus Gizi Buruk pada Balita di Provinsi NTB Tahun
2008-201251
Tabel V.1 Rumah Sakit di Provinsi NTB Tahun 2012 68
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
6/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 v
DAFTAR GAMBAR
Nomor Nama Gambar Halaman
Gambar II.1 Peta Provinsi Nusa Tenggara Barat 3
Gambar II.2 Piramida Penduduk NTB Tahun 2012 6
Gambar II.3 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun keatas yang melek
Huruf di Provinsi NTB dan Nasional Tahun 1996-20118
Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun keatas menurut
Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun
2007-2011
9
Gambar II.5 Persentase Penduduk Miskin di Provinsi NTB dan IndonesiaTahun 2007-2012
10
Gambar III.1 Angka Harapan Hidup (AHH) di Provinsi NTB dan Nasional
Tahun 1996-201112
Gambar III.2 Jumlah Kematian Ibu di Provinsi NTB Tahun 2005-2012 13
Gambar III.3 AKB di Provinsi NTB dan Indonesia Tahun 2003-2012 15
Gambar III.4 Kasus Kematian Bayi di Provinsi NTB Tahun 2008-2012 16
Gambar III.5 Penyakit Terbanyak di Puskesmas di Provinsi NTB Tahun 2012 17
Gambar III.6 Tren Penemuan Kasus (CDR) TB Paru di Provinsi NTB Tahun
2005-201218
Gambar III.7 Tren Keberhasilan Pengobatan (Succes Rate) TB Paru di
Provinsi NTB Tahun 2010-201219
Gambar III.8 Perkiraan Kasus dan Tren Penemuan dan Penanganan
Pneumonia di Provinsi NTB Tahun 2008-201220
Gambar III.9 Penemuan Kasus Baru HIV-AIDS dan Kematian AIDS di
Provinsi NTB Tahun 2010-201221
Gambar III.10 Trend Kasus Baru IMS di Provinsi NTB Tahun 2009-2012 22
Gambar III.11 Penemuan Kasus Baru Kusta di Provinsi NTB Tahun 2010-
201223
Gambar III.12 Prevalensi Rate Kusta di Provinsi NTB Tahun 2000-2012 24
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
7/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 vi
Gambar III.13 Cakupan Penderita Kusta Selesai Berobat (RFT) di Provinsi
NTB Tahun 2009-201225
Gambar III.14 Cakupan Penderita Diare ditangani di Provinsi NTB Tahun
2010-201226
Gambar III.15 Trend Kasus dan Kematian Tetanus Neonatorum di Provinsi
NTB Tahun 2007-201227
Gambar III.16 Trend Kasus Campak di Provinsi NTB Tahun 2006-2012 28
Gambar III.17 Trend Kasus Polio di Provinsi NTB Tahun 2006-2012 29
Gambar III.18 Trend Kasus dan AFP Non Polio Rate di Provinsi NTB Tahun
2005-201230
Gambar III.19 Penemuan Kasus Hepatitis B di Provinsi NTB Tahun 2006-
201231
Gambar III.20 Kasus DBD dan Insidence DBD di Provinsi NTB Tahun 2006-
201232
Gambar III.21 Angka Kesakitan Malaria di Provinsi NTB Tahun 2006-2012 33
Gambar III.22 Status Gizi Balita berdasarkan BB/U di Provinsi NTB Tahun
201234
Gambar IV.1 Cakupan Pelayanan K1 dan K4 di Provinsi NTB Tahun 2006-
201237
Gambar IV.2 Cakupan Imunisasi TT 1 dan TT 2 Ibu Hamil di Provinsi NTB
Tahun 201238
Gambar IV.3 Cakupan Pemberian Tablet Fe-1 dan Fe-3 untuk Ibu Hamil di
Provinsi NTB Tahun 201239
Gambar IV.4 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Provinsi NTB
Tahun 2006-201240
Gambar IV.5 Capaian Pelayanan Ibu Nifas dan Ibu Nifas mendapatkan
Vitamin A di Provinsi NTB Ttahun 201241
Gambar IV.6 Cakupan Kunjungan Bayi di Provinsi NTBTahun 2006-2012 43
Gambar IV.7 Cakupan UCI Desa/Kelurahan di Provinsi NTB Tahun 2012 44
Gambar IV.8 Cakupan Imunisasi pada Bayi di Provinsi NTB Tahun 2012 45
Gambar IV.9 Cakupan ASI Ekslusif pada Bayi di Provinsi NTB Tahun 2012 46
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
8/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 vii
Gambar IV.10 Cakupan Bayi (6-11 bulan) mendapat Vitamin A 100.000 UI di
Provinsi NTB Tahun 201247
Gambar IV.11 Cakupan Anak Balita (12-59) Mendapat Pelayanan Kesehatan
di Provinsi NTB Tahun 201248
Gambar IV.12 Cakupan Penimbangan Balita di Provinsi NTB Tahun 2012 49
Gambar IV.13 Cakupan Vitamin A pada Balita di Provinsi NTB Tahun 2012 49
Gambar IV.14 Cakupan Pemakaian Kontrasepsi oleh Peserta KB Baru di
Provinsi NTB Tahun 201250
Gambar IV.15 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD/Setingkat di
provinsi NTB Tahun 201252
Gambar IV.16 Cakupan SD/MI untuk Kegiatan Sakit Gigi Masal di provinsi
NTB Tahun 201253
Gambar IV.17 Cakupan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di provinsi NTB
Tahun 2007-201254
Gambar IV.18 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut di Provinsi NTB
Tahun 2007-201255
Gambar IV.19 Kejadian Luar Biasa di Provinsi NTB Tahun 2011-2012 56
Gambar IV.20 Cakupan Rumah Tangga Ber-perilaku Hidup Bersih dan Sehat
di Provinsi NTB Tahun 201259
Gambar IV.21 Cakupan Rumah Sehat di Provinsi NTB Tahun 2012 60
Gambar IV.22 Cakupan jamban Keluarga di Provinsi NTB Tahun 2012 61
Gambar IV.23 Cakupan Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes di
Provinsi NTB Tahun 201262
Gambar IV.24 Sarana Air Bersih di Provinsi NTB Tahun 2012 63
Gambar IV.25 Sumber Air Minum yang Digunakan Keluarga di Provinsi NTB
Tahun 201264
Gambar IV.26 15 Jenis Obat dengan Tingkat Kecakupan Tertinggi di Provinsi
NTB Tahun 2012 66
Gambar V.1 Jumlah Puskesmas Perawatan dan Non Perawatan di Provinsi
NTB Tahun 201268
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
9/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 viii
Gambar V.2 Persentase Posyandu menurut Strata dan Posyandu Aktif di
Provinsi NTB Tahun 201269
Gambar V.3 Jumlah Posyandu dan Desa/Kelurahan di Provinsi NTB Tahun
2005-201270
Gambar V.4 Jumlah Poskesdes dan Desa/Kelurahan di Kabupaten/Kota se-
Provinsi NTB Tahun 201271
Gambar V.5 Desa/Kelurahan, Desa Siaga dan Desa Siaga Aktif di Provinsi
NTB Tahun 201272
Gambar V.6 Jenis Tenaga Kesehatan di Provinsi NTB Tahun 2012 73
Gambar V.7 Pembiayaan Kesehatan di Provinsi NTB Tahun 2012 74
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
10/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 ix
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Nama Tabel Halaman
Tabel 1 Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, JumlahRumah Tangga dan Kepadatan Penduduk menurutKabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012
84
Tabel 2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur, RasioBeban Tanggungan, Rasio Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota diProvinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012
85
Tabel 3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur diProvinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012
86
Tabel 4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun keatas yang Melek Huruf
menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi NusaTenggara Barat Tahun 2012 87
Tabel 5 Persentase Penduduk Laki-laki dan Perempuan Berusia 10 tahunke atas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkandan Kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012
88
Tabel 6 Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota diProvinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012
90
Tabel 7 Jumlah Kematian Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin danKabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012
91
Tabel 8 Jumlah Kematian Ibu menurut Kelompok Umur dan
Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara barat Tahun 201292
Tabel 9 Jumlah Kasus AFP (Non Polio) dan AFP Rate (Non Polio) menurutKabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012
93
Tabel 10 Jumlah Kasus Baru TB Paru dan Kematian Akibat TB paru MenurutJenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa TenggaraBarat tahun 2012
94
Tabel 11 Jumlah Kasus dan Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA+ menurutJenis kelamin dan Kabupaten/kota di Provinsi Nusa TenggaraBarat Tahun 2012
95
Tabel 12 Jumlah Kasus dan Kesembuhan TB Paru BTA+ Menurut Jenis
Kelamin dan Kabupaten /Kota di Provinsi Nusa Tenggara BaratTahun 2012
96
Tabel 13 Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin danKabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012
97
Tabel 14 Jumlah Kasus HIV-AIDS, Seksual Lainnya menurut Jenis Kelamin 98
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
11/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 x
Nomor Nama Tabel Halaman
dan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012
Tabel 15 Persentase Donor Darah di Skrining terhadap HIV-AIDS menurutJenis Kelamin di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012.
99
Tabel 16 Kasus Diare yang Ditangani menurut Jenis Kelamin danKabupaten/ Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012
100
Tabel 17 Jumlah Kasus Baru Kusta menurut Jenis Kelamin danKabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2012
101
Tabel 18 Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun dan Cacat Tingkat 2 menurut JenisKelamin dan Kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara BaratTahun 2012
102
Tabel 19 Jumlah Kasus Dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta Menurut JenisKelamin Dan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara BaratTahun 2012
103
Tabel 20 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat Menurut Jenis KelaminDan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012 104
Tabel 21 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
(PD3I) Menurut Jenis Kelamin Dan Kabupaten/Kota di Provinsi
Nusa Tenggara Barat Tahun 2012 105
Tabel 22 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
(PD3I) Menurut Jenis Kelamin Dan Kabupaten/Kota di Provinsi
Nusa Tenggara Barat Tahun 2012 106
Tabel 23 Jumlah Kasus DBD Menurut Jenis Kelamin Dan Kabupaten/Kota diProvinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012 107
Tabel 24 Kesakitan Dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin dan
Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012 108
Tabel 25 Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin dan
Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012 109
Tabel 26 Bayi Berat Badan Lahir Rendah Menurut Jenis Kelamin dan
Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012 110
Tabel 27 Status Gizi Balita Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di
Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012 111
Tabel 28 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Tenaga
Kesehatan, dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Menurut112
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
12/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 xi
Nomor Nama Tabel Halaman
Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012
Tabel 29 Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil Menurut
Kabupaten/ Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012 113
Tabel 30 Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet Fe1 Dan Fe3
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun
2012 114
Tabel 31 Jumlah Dan Persentase Ibu Hamil dan Neonatal Risiko
Tinggi/Komplikasi Ditangani Menurut Jenis Kelamin dan
Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012 115
Tabel 32 Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi, Anak Balita, dan Ibu
Nifas Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa
Tenggara Barat Tahun 2012
116
Tabel 33 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi dan
Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012 117
Tabel 34 Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi dan
Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012 118
Tabel 35 Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012 119
Tabel 36 Cakupan Kunjungan Neonatus Menurut Jenis Kelamin danKabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012 120
Tabel 37 Cakupan Kunjungan Bayi Menurut Jenis Kelamin dan
Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012 121
Tabel 38 Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi
Nusa Tenggara Barat Tahun 2012 122
Tabel 39 Cakupan Imunisasi DPT, HB, dan Campak Pada Bayi Menurut Jenis
Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat
Tahun 2012
123
Tabel 40 Cakupan Imunisasi BCG dan Polio Pada Bayi Menurut Jenis
Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat
Tahun 2012 124
Tabel 41 Jumlah Bayi yang Diberi ASI Eksklusif Menurut Jenis Kelamin dan 125
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
13/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 xii
Nomor Nama Tabel Halaman
Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012
Tabel 42 Pemberian Makanan Pendamping ASI Anak Usia 6-23 Bulan
Keluarga Miskin Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di
Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012
126
Tabel 43 Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin dan
Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012 127
Tabel 44 Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin dan
Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012 128
Tabel 45 Cakupan Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan Menurut
Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara
Barat Tahun 2012 129
Tabel 46 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Sd & Setingkat Menurut
Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara
Barat Tahun 2012 130
Tabel 47 Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa Sd Dan Setingkat Menurut
Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara
Barat Tahun 2012 131
Tabel 48 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis Kelamin
dan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012 132
Tabel 49 Persentase Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Pelayanan
Gawat Darurat (Gadar ) Level I di Provinsi Nusa Tenggara Barat
Tahun 2012 133
Tabel 50 Jumlah Penderita dan Kematian pada KLB Menurut Jenis KLB di
Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012 134
Tabel 51 Desa/Kelurahan Terkena KLB Yang Ditangani < 24 Jam Menurut
Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012 135
Tabel 52 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Menurut Jenis Kelamin danKabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012 136
Tabel 53 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan Setingkat
Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa
Tenggara Barat Tahun 2012 137
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
14/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 xiii
Nomor Nama Tabel Halaman
Tabel 54 Jumlah Kegiatan Penyuluhan Kesehatan di Provinsi Nusa Tenggara
Barat Tahun 2012 138
Tabel 55 Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar Menurut
Jenis Jaminan, Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi NusaTenggara Barat Tahun 2012
139
Tabel 56 Cakupan Pelayanan Rawat Jalan Masyarakat Miskin (dan Hampir
Miskin) Menurut Strata Sarana Kesehatan, Jenis Kelamin dan
Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012 140
Tabel 57 Cakupan Pelayanan Rawat Inap Masyarakat Miskin (dan Hampir
Miskin) Menurut Strata Sarana Kesehatan, Jenis Kelamin dan
Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012 141
Tabel 58 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan , Rawat Inap dan KunjunganGangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan di Provinsi Nusa
Tenggara Barat Tahun 2012 142
Tabel 59 Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit di Provinsi Nusa Tenggara
Barat Tahun 2012 143
Tabel 60 Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit di Provinsi Nusa
Tenggara Barat Tahun 2012 144
Tabel 61 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun2012
145
Tabel 62 Persentase Rumah Sehat Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi
Nusa Tenggara Barat Tahun 2012 146
Tabel 63 Persentase Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun
2012 147
Tabel 64 Persentase Keluarga Menurut Jenis Sarana Air Bersih yang
Digunakan di Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara BaratTahun 2012
148
Tabel 65 Persentase Keluarga Menurut Sumber Air Minum yang Digunakan
di Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012 149
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
15/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 xiv
Nomor Nama Tabel Halaman
Tabel 66 Persentase Keluarga Dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun
2012 150
Tabel 67 Persentase Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM)Sehat Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat
Tahun 2012151
Tabel 68 Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya Menurut
Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012 152
Tabel 69 Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya Menurut
Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012 153
Tabel 70 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan di
Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012 157
Tabel 71 Sarana Pelayanan Kesehatan dengan Kemampuan Labkes dan
Memiliki 4 Spesialis Dasar di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun
2012 158
Tabel 72 Jumlah Posyandu Menurut Strata Dan Kabupaten/Kota di Provinsi
Nusa Tenggara Barat Tahun 2012 159
Tabel 73 Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Menurut
Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012 160
Tabel 74 Jumlah Tenaga Medis di Sarana Kesehatan di Provinsi Nusa
Tenggara Barat Tahun 2012 161
Tabel 75 Jumlah Tenaga Keperawatan di Sarana Kesehatan di Provinsi Nusa
Tenggara Barat Tahun 2012 162
Tabel 76 Jumlah Tenaga Kefarmasian Dan Gizi di Sarana Kesehatan di
Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012 163
Tabel 77 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Sanitasi di Sarana
Kesehatan di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012
165
Tabel 78 Jumlah Tenaga Teknisi Medis Dan Fisioterapis Di Sarana
Kesehatan di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012 166
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
16/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 xv
Nomor Nama Tabel Halaman
Tabel 79 Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara
Barat Tahun 2012 168
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
17/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan bidang kesehatan diarahkan untuk mencapai komitmen
internasional, yang dituangkan dalam Millenium Development Goals (MDGs) dengan
tujuan yang terkait langsung dengan bidang kesehatan yaitu menurunkan angka
kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV-AIDS, TB dan malaria
serta penyakit lainnya dan yang tidak terkait langsung yaitu menanggulangi kemiskinan
dan kelaparan serta mendorong diarahkan kesetaraan gender dan pemberdayaan
perempuan.
Untuk mendukung keberhasilan pembangunan tersebut dibutuhkan adanya
ketersediaan data dan informasi yang akurat bagi proses pengambilan keputusan dan
perencanaan program. Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yang evidence based
diarahkan untuk penyediaan data dan informasi yang akurat, lengkap, dan tepat waktu.
Profil kesehatan merupakan salah satu produk dari Sistem Informasi
Kesehatan yang penyusunan dan penyajiannya dibuat sesederhana mungkin tetapi
informatif tentang situasi dan hasil pembangunan kesehatan selama satu tahun yang
memuat data derajat kesehatan, sumber daya kesehatan dan capaian indikator hasil
pembangunan kesehatan untuk dipakai sebagai alat tolok ukur kemajuan pembangunan
kesehatan sekaligus juga sebagai bahan evaluasi program-program kesehatan selama
kurun waktu tahun 2012.
B. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Sistematika penyajian Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah
sebagai berikut:
BAB I
:
PENDAHULUAN
Berisi penjelasan tentang maksud, tujuan dan sistematika penyajiannya.
BAB II : GAMBARAN UMUM
Menyajikan tentang gambaran umum Provinsi Nusa Tenggara Barat
meliputi
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
18/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 2
letak geografis, kependudukan, ekonomi dan pendidikan yang erat
kaitannya dengan kesehatan.
BAB III : SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka
kesakitan dan angka status gizi masyarakat.
BAB IV : SITUASI UPAYA KESEHATAN
Menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan
rujukan dan penunjang, pencegahan dan pengendalian penyakit menular
dan tidak menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar,
perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan,
pelayanan kesehatan dalam situasi bencana serta upaya pelayanan
kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh kabupaten/kota.
BAB V : SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
Menguraikan tentang tenaga kesehatan, sarana kesehatan, pembiayaan
kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya.
BAB VI : PENUTUP
Berisi sajian garis besar hasil-hasil cakupan program/kegiatan
berdasarkan indikator-indikator bidang kesehatan untuk dapat ditelaah
lebih jauh dan untuk bahan perencanaan pembangunan kesehatan serta
pengambilan keputusan di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Lampiran : Berisi 79 tabel data/angka pencapaian kabupaten/kota, sebagian
diantaranya merupakan Indikator Pencapaian Kinerja Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
19/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 3
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Keadaan Geografis
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor
64 Tahun 1958 yang mengatur tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Bali, NTB dan NTT.
Secara geografis NTB terletak antara 08010’ -09005 Lintang Selatan dan 115046’ -119005’
Bujur Timur. Di sebelah utara berbatasan langsung dengan Laut Jawa dan Laut Flores, di
sebelah timur terhadang Selat Sape, di sebelah selatan terbentang Samudera Hindia dan di
sebelah barat berhadapan dengan Selat Lombok. NTB merupakan provinsi kepulauan
dengan dua pulau utama: Lombok dan Sumbawa. Terdapat pula sekurangnya 332 pulau-
pulau kecil dengan panjang garis pantai yang terbentang seluas 2.333 kilometer.
Gambar II.1
Peta Provinsi Nusa Tenggara Barat
Luas daratan NTB terbentang sepanjang lebih dari 20 ribu kilometer persegi. Luas
daratan Pulau Lombok hampir mencapai 5 ribu kilometer persegi. Ini sekitar 23,51 persen
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
20/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 4
dari luas total daratan NTB. Daratan Pulau Sumbawa terbentang hingga 15 ribu kilometer
persegi atau hampir mencapai 77 persen dari luas total daratan NTB. Di NTB terdapat
delapan kabupaten dan dua kota, dengan 116 kecamatan dan 1.112 desa dan kelurahan.
Tabel II.1Banyaknya Kecamatan dan Desa/Kelurahan menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012
No Kabupaten/KotaLuas Wilayah
(km2)*) Kecamatan*) Desa/Kelurahan**)
1 Lombok Barat 1,053.92 10 1222 Lombok Tengah 1,208.40 12 1393 Lombok Timur 1,605.55 20 2544 Sumbawa 6,643.98 24 1655 Dompu 2,324.60 8 796 Bima 4,389.40 18 1687 Sumbawa Barat 1,849.02 8 64
8 Lombok Utara 809.53 5 339 Kota Mataram 61.30 6 5010 Kota Bima 207.5 5 38
Jumlah 20,153.20 116 1,112
Sumber: *) Statistik Daerah Provinsi NTB Tahun 2012, BPS Provinsi NTB
**) Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2012
Curah hujan tertinggi sebesar 158,1-130,3 milimeter terjadi pada bulan September-
Mei yang mencakup 50 persen luas wilayah Lombok Selatan, Sumbawa Besar, Dompu dan
Bima. Sementara pada musim kemarau, curah hujan tertinggi sebesar 15,9 milimeter pada
bulan Agustus yang mencakup 50 persen wilayah Lombok Selatan dan Dompu serta hampir
seluruh wilayah Kabupaten Sumbawa, Sumbawa Barat dan Kabupaten Bima. Kondisi ini
perlu mendapat perhatian terutama terkait munculnya penyakit yang biasa muncul di
musim hujan dan musim kemarau.
B. Kependudukan
Penduduk merupakan subyek dan sekaligus obyek dari pembangunan kesehatan.
Berdasarkan Sensus Penduduk 2010 jumlah penduduk NTB mencapai 4.500.212 jiwa.
Kemudian tahun 2012 sesuai hasil proyeksi yang dilakukan oleh Dinas Kesehatankabupaten/kota (berdasarkan jumlah penduduk tahun sebelumnya) dan BPS
kabupaten/kota, jumlah penduduk NTB diperkirakan mencapai 4.636.317 jiwa atau
bertambah sebanyak 136 ribu penduduk. Penduduk Provinsi NTB NTB di setiap
kabupaten/kota tercantum pada tabel II.2 berikut.
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
21/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 5
Tabel II.2Penduduk Provinsi NTB menurut Jenis Kelamin dan Kepadatan Penduduk per
Kabupaten/Kota Tahun 2012
NO Kabupaten/kotaJumlah
Penduduk
Penduduk RasioJenis
Kelamin
KepadatanPendudukper km2 Laki-laki Perempuan
1 Lombok Barat 624,112 305,376 318,736 95.81 592
2 Lombok Tengah 877,406 415,217 462,189 89.84 726
3 Lombok Timur 1,141,094 530,994 610,100 87.03 711
4 Sumbawa 427,681 217,678 210,003 103.65 64
5 Dompu 223,418 113,209 110,209 102.72 96
6 Bima 443,663 220,981 222,682 99.24 101
7 Sumbawa Barat 116,112 58,900 57,212 102.95 63
8 Lombok Utara 205,836 101,510 104,326 97.24 254
9 Kota Mataram 426,040 210,554 215,486 97.71 6.950
10 Kota Bima 150,954 74,032 76,922 96.24 727
JUMLAH PROVINSI 4,636,317 2,248,451 2,387,866 94.16 230
Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2012
Tabel II.2 menunjukkan bahwa persebaran penduduk di NTB tampak tidak merata,
baik antar pulau maupun kabupaten/kota. Penduduk NTB lebih banyak bertempat tinggal di
Pulau Lombok daripada Pulau Sumbawa. Penduduk terbanyak ada di Kabupaten Lombok
Timur yaitu 1.141.094 jiwa dan yang terendah ada di Kabupaten Sumbawa Barat.
Tabel II.2 juga memperlihatkan perbandingan jumlah penduduk laki-laki terhadap
perempuan. Data tahun 2012 memperlihatkan bahwa di Provinsi NTB jumlah penduduk
perempuan lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk laki-laki. Hal ini dapat ditunjukkan
oleh sex ratio yang nilainya lebih kecil dari 100. Untuk setiap 100 penduduk perempuan
berbanding 94 penduduk laki-laki. Kabupaten Lombok Timur mempunyai rasio jenis
kelamin paling rendah yaitu sebesar 87,03. Artinya terdapat 100 perempuan yang
terbandingkan dengan 87 laki-laki. Sementara itu, Kabupaten Sumbawa, Dompu dan
Sumbawa Barat mempunyai rasio jenis kelamin di atas 100.
Luas wilayah NTB sekitar 20.153.20 kilometer persegi, maka kepadatan penduduk
di setiap kilometer perseginya rata-rata sebanyak 230 jiwa pada tahun 2012. Kepadatan
penduduk di kota umumnya lebih tinggi daripada di kabupaten. Kota Mataram merupakan
kota terpadat di NTB yaitu dengan kepadatan sebesar 6.950 orang per km2, diikuti oleh
Kota Bima dengan kepadatan 727 orang per km2.
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
22/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 6
Struktur penduduk NTB didominasi oleh penduduk usia muda. Piramida penduduk
NTB berbentuk limas, semakin ke atas tampak semakin mengecil. Piramida penduduk NTB
tahun 2012 terlihat pada gambar II.2 berikut.
Gambar II.2
Piramida Penduduk NTB Tahun 2012
Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2012
Gambar II.2 memperlihatkan bahwa penduduk laki-laki dan perempuan terbanyak
pada kelompok usia muda (0 – 14 tahun). Dengan karakteristik penduduk muda,
pemerintah NTB perlu memikirkan pembangunan kualitas manusianya. Tidak terhindarkan
bahwa pemerintah NTB menghadapi beban besar dalam investasi sosial. Investasi sosial
adalah kegiatan antara lain pengembangan sumber daya manusia dan untuk pemenuhan
kebutuhan pelayanan dasar bagi anak-anak di bawah 15 tahun.
Berkurangnya penduduk pada usia kelompok umur 0 – 14 tahun disebabkan faktor
meninggal atau migrasi keluar NTB. Pada kelompok umur 25-29 tahun penduduk laki-laki
dan perempuan di NTB bertambah. Hal ini disebabkan terjadinya migrasi masuk terutama
penduduk luar NTB yang bekerja/sekolah di NTB.
Rasio beban tanggungan (dependency ratio ) tahun 2012 tidak berbeda dengan
rasio beban tanggungan penduduk NTB tahun 2011. Pada tahun 2012, rasio beban
tanggungan sebanyak 55 orang per 100 orang. Untuk setiap 100 penduduk usia produktif
(15-64 tahun) menanggung penduduk bukan usia produktif (0-14 tahun dan 65+).
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
23/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 7
C. Ekonomi
Provinsi NTB telah menetapkan indikator kinerja pembangunan tahun 2012, untuk
pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5 persen, dan realisasi sebesar -1,12 persen (dengan
tambang) atau 5,72 persen (tanpa tambang). Struktur ekonomi Provinsi NTB tahun 2012
yang tertuang dalam PDRB terlihat pada tabel II.3 berikut:
Tabel II.3
Struktur Ekonomi Provinsi NTB Tahun 2012
No Sektor/Lapangan Usaha Dengan Tambang Tanpa Tambang
1. Pertanian 25,65 30,68
2. Pertambangan dan penggalian 18,59 2,62
3. Industri pengolahan 3,90 4,67
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,51 0,615. Bangunan 8,28 9,90
6. Perdagangan, hotel dan restoran 16,75 20,047. Pengangkutan dan komunikasi 7,67 9,18
8. Keuangan, persewaan dan jasaperusahaan
5,83 6,97
9. Jasa-jasa 12,82 15,34
Jumlah 100,00 100,00Sumber: Bappeda Provinsi NTB Tahun 2012
Tabel II.3 memperlihatkan bahwa sektor yang berpengaruh dalam pertumbuhan
ekonomi tanpa pertambangan adalah pertanian 30,68 persen, perdagangan 20,04 persen,
bangunan 9,90 persen dan pengangkutan 9,18 persen.
Pertumbuhan ekonomi Provinsi NTB sangat didukung dengan upaya yang terus
menerus dari masyarakat Provinsi NTB. Di bidang kesehatan, seluruh aparat pemberi
pelayanan kesehatan perlu memperhatikan kondisi kesehatan masyarakat yang berada di
sektor-sektor tersebut.
D. Pendidikan
Kemampuan baca tulis penduduk merupakan ukuran dasar untuk menilai tingkat
keberhasilan pembangunan pendidikan. Semakin tinggi tingkat melek huruf penduduk,
maka semakin berhasil pembangunan pendidikan di suatu wilayah. Dari hasil Susenas 2011
diketahui bahwa angka melek huruf penduduk usia 10 tahun ke atas di Provinsi NTB
mencapai 85,44 persen. Jika dirinci menurut jenis kelamin terlihat diparitas yang cukup
besar. Kemampuan baca tulis perempuan usia 10 tahun ke atas di Provinsi NTB lebih
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
24/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 8
rendah yaitu mencapai 81 persen berbading 90 persen untuk laki-laki. Dengan kata lain,
perempuan yang buta huruf lebih banyak dibandingkan laki-laki, yaitu 19 persen
berbanding 10 persen.
Gambar II.3Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun keatas yang Melek Huruf di Provinsi NTB dan
Nasional Tahun 1996-2011
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional Provinsi Nusa Tenggara Barat, BPS 1996-2011
Gambar II.3 memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan persentase penduduk
berumur 10 tahun keatas yang melek huruf sejak tahun 1996-2011. Namun, penduduk
yang buta huruf di Provinsi NTB masih lebih tinggi daripada rata-rata nasional.
Indikator pendidikan yang lain adalah tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan
oleh penduduk. Indikator ini dapat menjadi salah satu indikator dari tingkat kemampuan
sumber daya manusia. Berikut disajikan tabel persentase jumlah penduduk usia 10 tahun
ke atas menurut pendidikan terakhir yang ditamatkan di Provinsi NTB tahun 2007 - 2011.
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
25/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 9
Gambar II.4Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun keatas menurut Pendidikan Terakhir yang
Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007 - 2011
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional Provinsi Nusa Tenggara Barat, BPS 1996-2011
Gambar II. 4 memperlihatkan bahwa penduduk 10 tahun ke atas yang tamat SMP
keatas di Provinsi NTB tahun 2011 mencapai sekitar 37,62 persen, dengan komposisi laki-
laki sebesar 41,34 persen dan perempuan sebesar 34,34 persen. Dibandingkan dengan
tahun 2010 telah terjadi peningkatan pendidikan masyarakat.
Tingkat pendidikan berkaitan dengan kemampuan menyerap dan menerima
informasi termasuk informasi kesehatan kesehatan serta kemampuan dalam berperan serta
dalam pembangunan kesehatan. Masyarakat yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi,
pada umumnya mempunyai pengetahuan dan wawasan yang lebih luas sehingga lebih
mudah menyerap dan menerima informasi, serta dapat ikut berperan serta aktif dalam
mengatasi masalah kesehatan dirinya dan keluarganya.
E. Kesejahteraan Sosial
Provinsi NTB termasuk salah satu provinsi di Indonesia dengan jumlah penduduk
miskin yang banyak. Penduduk miskin di Provinsi NTB menurun tapi cenderung mendatar
sejak enam tahun terakhir. Pada tahun 2008 angka kemiskinan penduduk NTB 1.080.613
orang atau 23,81 persen, terakhir melambat periode 2010-2011 menurun menjadi 894.770
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
26/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 10
atau 19,73 persen. Penurunan penduduk miskin di Provinsi NTB tahun 2007 – 2012 terlihat
pada gambar berikut.
Gambar II.5Persentase Penduduk Miskin di Provinsi NTB dan Indonesia Tahun 2007 – 2012
Sumber: BPS Provinsi NTB
Gambar II.5 memperlihatkan jumlah penduduk miskin di Provinsi NTB secara
prosentase mengalami penurunan selama periode Maret 2012 – September 2012. Kalau
semula penduduk miskin pada Maret 2012 sebesar 852,64 ribu orang atau 18,63 persen
dari jumlah seluruh penduduk NTB berkurang 24,3 ribu orang atau 2,85 persen menjadi
mencapai 828,33 ribu atau 18,02 persen.
Pada periode Maret – September 2012, indeks kedalaman kemiskinan dan indeks
keparahan kemiskinan menunjukkan kecenderungan turun. Ini mengindikasikan bahwa
rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin mendekati garis kemiskinan
dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin semakin berkurang.
Peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar
dibandingkan peranan komoditi bukan makanan. Pada September 2012, sumbangan garis
kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan sebesar 73,79 persen untuk perkotaan dan79,12 persen untuk daerah pedesaan.
Kondisi kemiskinan penduduk ini perlu mendapat perhatian karena berdampak pada
status gizi dan kesehatan masyarakat.
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
27/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 11
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat antara lain dari angka kematian, angka
kesakitan dan status gizi. Pada bagian ini, derajat kesehatan di Provinsi Nusa Tenggara
Barat digambarkan melalui Angka Harapan Hidup (AHH), Angka Kematian Bayi (AKB),
Angka kematian Ibu (AKI), angka morbiditas beberapa penyakit dan status gizi.
A. Angka Harapan Hidup (AHH)
Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi pada
umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup penduduk. Meningkatnya
akses terhadap pelayanan kesehatan; meningkatnya daya beli masyarakat akan
meningkatkan kemampuan masyarakat memenuhi kebutuhan gizi; mampu mempunyai
pendidikan yang lebih baik sehingga memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang
memadai, yang pada gilirannya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan
memperpanjang usia harapan hidupnya.
Angka Harapan Hidup (AHH) diperoleh melalui survey yang dilakukan Badan Pusat
Statistik. Angka Harapan Hidup yang terhitung untuk Provinsi NTB tahun 1996 adalah 58,9
tahun, artinya bayi-bayi yang dilahirkan menjelang tahun 1996 (periode 1992-1994) akan
dapat hidup sampai 58 atau 59 tahun. Bayi-bayi yang dilahirkan menjelang tahun 2006
mempunyai usia harapan hidup lebih panjang yaitu 60,90 tahun, dan bayi yang dilahirkan
tahun 2011 usia harapan hidupnya mencapai 62,41 tahun. Peningkatan Angka Harapan
Hidup tersebut sebagaimana terlihat pada gambar berikut.
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
28/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 12
Gambar III.1 Angka Harapan Hidup (AHH) di Provinsi NTB dan Nasional Tahun 1996-2011
Sumber: BPS Provinsi NTB
Gambar III.1 memperlihatkan peningkatan AHH di Provinsi NTB selama lima belas
tahun terakhir dari tahun 1996 sampai 2011 Peningkatan AHH menunjukkan adanya
peningkatan kehidupan dan kesejahteraan masyarakat Provinsi NTB, namun AHH Provinsi
NTB masih dibawah AHH nasional.
B. Angka Kematian
Angka kematian di suatu wilayah dari waktu ke waktu dapat digunakan sebagai
indikator dalam penilaian keberhasilan program pembangunan kesehatan dan
perkembangan derajat kesehatan masyarakat. Angka kematian di komunitas pada
umumnya diperoleh melalui data survey sedangkan data kematian yang ada di fasilitas
kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan.
Angka kematian yang akan disajikan berikut ini adalah Angka Kematian Ibu (AKI)
dan Angka Kematian Bayi (AKB).
B.1 Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat
kesehatan perempuan. Penurunan AKI juga merupakan salah satu target MDGs yaitu
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
29/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 13
tujuan ke 5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu dengan mengurangi sampai ¾ resiko jumlah
kematian ibu.
Kematian ibu yang dimaksud adalah kematian seorang ibu yang disebabkan
gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus
insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah
melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan.
Selama tahun 2012 berdasarkan laporan dari kabupaten/kota di Provinsi NTB terjadi
100 kasus kematian ibu. Trend jumlah kematian ibu tahun 2005-2012 terlihat pada tabel
gambar berikut.
Gambar III.2Jumlah Kematian Ibu di Provinsi NTB Tahun 2005-2012
Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2005-2012
Gambar III.2 memperlihatkan bahwa kasus kematian tahun 2012 menurun
dibandingkan tahun 2011. Dengan penurunan kasus kematian tersebut diharapkan target
RPJMD tahun 2013 yaitu penurunan angka kematian menjadi sebesar 260 dan target MDGs
sebesar 240 dapat tercapai. Upaya percepatan penurunan kasus kematian ibu terus
dilakukan oleh Pemerintah Provinsi NTB dengan adanya Gerakan AKINO (Angka Kematian
Ibu Nol).
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
30/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 14
Kematian ibu tahun 2012 terbanyak terjadi di Kabupaten Lombok Timur sebanyak
25 kasus. Kabupaten Lombok Utara ditetapkan sebagai Kabupaten AKINO karena selama
tahun 2012 tidak ada kasus kematian ibu. Detail jumlah kematian ibu di kabupaten/kota
tertera dalam lampiran.
Kejadian kematian ibu paling banyak pada waktu ibu bersalin sebanyak 43%,
kematian pada waktu nifas sebanyak 38% dan pada saat hamil 19%. Berdasarkan
kelompok umur, kejadian kematian ibu pada usia 20-34 tahun sebanyak 58%, usia ≥35
tahun sebanyak 16% dan usia
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
31/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 15
Gambar III.3 AKB di Provinsi NTB dan Indonesia Tahun 2003-2012
Sumber : BPS Provinsi NTB Tahun 2012
Gambar III.3 memperlihatkan bahwa AKB Provinsi NTB cukup tinggi dan diperlukan
upaya yang sangat keras menurunkan AKB untuk mencapai target. Menurunkan AKB
berpengaruh terhadap terjadinya peningkatan Umur harapan Hidup (UHH) suatu Negara.
Berdasarkan perhitungan target yang ingin dicapai maka Pemerintah Provinsi NTB telah
menetapkan target AKB yang tertuang dalam RPJMD Provinsi NTB tahun 2009-2013 turun
menjadi 42/1000 kelahiran hidup. Disamping itu pemerintah pusat juga telah menetapkan
target yang ingin dicapai sesuai MDGs ke-4 pada tahun 2015 yaitu AKB turun menjadi
23/1000 kelahiran hidup.
Laporan rutin (pencatatan) petugas kesehatan di Provinsi NTB tahun 2012 terjadi
1.432 kematian bayi dari 103.524 kelahiran hidup. Kasus kematian bayi yang dilaporkan di
setiap kabupaten/kota di Provinsi NTB tahun 2008-2012 terlihat pada gambar berikut.
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
32/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 16
Gambar III.4Kasus Kematian Bayi di Provinsi NTB Tahun 2008-2012
Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2012
Gambar III.4 memperlihatkan bahwa jumlah kasus kematian bayi tahun 2012
mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Meningkatnya kematian bayi
antara lain dikarenakan masih adanya persalinan oleh dukun sebesar 9,65% dan masih
adanya ibu hamil resti atau komplikasi yang belum ditangani sebanyak 9,09%.
C. Angka Kesakitan (Morbiditas)
Angka kesakitan pada penduduk berasal dari community based data yang diperoleh
melalui pengamatan terutama yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan melalui
pencatatan dan pelaporan rutin dan insidentil.
Kasus penyakit yang paling banyak diderita masyarakat di Provinsi NTB berdasarkan
Laporan Bulanan (LB1) Kesakitan di Puskesmas dan jaringannya terlihat pada gambar
berikut.
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
33/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 17
Gambar III.510 Penyakit Terbanyak di Puskesmas di Provinsi NTB Tahun 2012
Sumber: Laporan Kesakitan Kabupaten/Kota Tahun 2012
Gambar III.5 memperlihatkan bahwa penyakit yang paling banyak diderita oleh
masyarakat yang berkunjung ke puskesmas adalah infeksi akut lain pada saluran
pernafasan bagian atas. Kondisi ini erat kaitannya dengan kesehatan lingkungan
masyarakat.
Provinsi NTB juga dihadapkan juga pada masalah beban ganda. Di satu sisi kasus
penyakit infeksi masih tinggi, namun disisi lain penyakit degeneratif juga meningkat. Selain
itu perilaku masyarakat yang tidak sehat masih menjadi faktor utama disamping lingkungan
dan pelayanan kesehatan.
Berikut ini akan uraikan kondisi program pemberantasan dan pengendalian penyakit
di Provinsi NTB tahun 2012.
C.1. Penyakit Menular Langsung
C.1.1 Tuberkulosis Paru (TB Paru)
Pada tahun 2012, jumlah penderita penyakit TB Paru ini mencapai 7.025 orang
terdiri dari 2.511 kasus lama dan 4.339 kasus baru (3.816 orang dengan BTA +). Insiden
TB paru cukup tinggi yaitu 93,6 per 100.000 penduduk dan prevalensi TB Paru sebesar 152
per 100.000 penduduk. Angka kematian yang ditimbulkan akibat TB paru cukup tinggi yaitu
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
34/185
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
35/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 19
setiap kabupaten/kota dapat dilihat pada lampiran tabel 12. Tren keberhasilan pengobatan
(SR) di Provinsi NTB tahun 2010-2012 terlihat pada gambar berikut.
Gambar III.7Tren Keberhasilan Pengobatan (Succes Rate) TB Paru di Provinsi NTB Tahun 2010-2012
Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2012
Gambar III.7 memperlihatkan bahwa SR pengobatan TB Paru tahun 2012
cenderung meningkat dibandingkan tahun sebelumnya walaupun jumlah pasien dengan
pengobatan lengkap tahun 2012 menurun dibandingkan tahun 2011.
C.1.2 Pneumonia Balita
Bayi dan balita merupakan populasi yang paling rentan terkena Pneumonia. Kondisi
tersebut umumnya terjadi pada balita dengan gizi kurang dan kondisi lingkungan yang
tidak sehat. Upaya pemberantasan penyakit Pneumonia difokuskan pada upaya penemuan
dini dan tatalaksana kasus yang cepat dan tepat pada penderita.
Perkiraan penderita Pneumonia balita pada tahun 2012 sebanyak 52.397 balita.
Penderita ditemukan dan ditangani sebanyak 27.836 kasus (53,12%). Hasil lengkap per
kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel 13. Berikut ditampilkan perkiraan kasus Pneumonia
balita dan penderita yang ditemukan dan ditangani di Provinsi NTB tahun 2008-2012.
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
36/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 20
Gambar III.8Perkiraan Kasus dan Tren Penemuan dan Penanganan Pneumonia di Provinsi NTB
Tahun 2008-2012
Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2012
Gambar III.8 menunjukkan bahwa tren penderita (balita) ditemukan dan ditangani
tahun 2008-2012 menurun. Walaupun persentase penderita yang ditemukan dan ditangani
pada tahun 2012 meningkat dibandingkan tahun 2011 yang hanya sebesar 51,55 persen,
namun peningkatannya tidak signifikan.
C.1.3 HIV-AIDS dan Infeksi Menular Seksual
HIV-AIDS sebagai salah satu penyakit menular menjadi perhatian serius di Provinsi
NTB. Sebagai dalah satu daerah tujuan wisata, maka Provinsi NTB berpotensi sebagai
tempat terjadinya penularan HIV-AIDS. Demikian juga sebagai salah satu daerah pengirim
tenaga kerja ke luar negeri, kemungkinan terjadinya penularan HIV-AIDS cukup besar.
Kasus HIV-AIDS ditemukan di seluruh kabupaten/kota se-Provinsi NTB. Jumlah kasus di
setiap kabupaten/kota terlihat pada lampiran tabel 14.
Laporan VCT rumah sakit/puskesmas dan laporan rutin AIDS kabupaten/kota
menunjukkan bahwa pada tahun 2012 ditemukan 93 kasus baru HIV dan 117 kasus baru
AIDS. Jumlah kematian karena AIDS di Provinsi NTB sebanyak 43 kasus. Kondisi ini
meningkat dibandingkan tahun 2011. Hal ini perlu mendapatkan perhatian yang serius
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
37/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 21
mengingat kasus HIV-AIDS di masyarakat merupakan fenomena gunung es, karena kasus
yang dilaporkan hanya kasus yang ditemukan oleh petugas kesehatan saja Perkembangan
penemuan kasus baru HIV-AIDS terlihat pada gambar berikut.
Gambar III.9
Penemuan Kasus Baru HIV-AIDS dan Kematian AIDS di Provinsi NTB Tahun 2010-2012
Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2012
Gambar III.9 memperlihatkan bahwa kasus baru HIV positif tahun 2010-2012
cenderung menurun. Kasus baru AIDS yang ditemukan tahun 2011 turun dibandingkan
kasus baru AIDS yang ditemukan tahun 2010, namun penderita HIV positif tersebut
memasuki fase AIDS sehingga jumlah kasus baru AIDS di tahun 2012 mengalami
peningkatan.
Kegiatan pengendalian HIV-AIDS dilakukan juga melalui pengamatan terhadap hasil
skrining/penapisan darah saat donor darah. Pada tahun 2012 dari 30.315 pendonor yang
sampel darahnya diperiksa, ditemukan 2 sampel darah yang positif HIV.
Penyakit lain yang menjadi perhatian di provinsi NTB sebagai daerah wisata adalah
penyakit infeksi menular seksual (IMS) lainnya. Pada tahun 2012 jumlah kasus IMS
sebanyak 862 orang. Penyebaran kasus IMS di kabupaten/kota dapat dilihat pada lampiran
tabel 14. Kasus yang dilaporkan adalah jumlah penderita yang berobat ke sarana
puskesmas dan jaringannya, sehingga jumlah penderita sebenarnya di populasi belum
terdeteksi. Trend kasus baru IMS di Provinsi NTB tahun 2009-2012 terlihat pada gambar
berikut.
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
38/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 22
Gambar III.10Trend Kasus Baru IMS di Provinsi NTB Tahun 2009-2012
Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2009-2012
Gambar III.10 memperlihatkan bahwa dari tahun ke tahun penderita IMS
cenderung semakin meningkat.
C.1.4 Kusta
WHO menetapkan Indonesia berada di urutan ketiga dunia setelah India dan Brazil
dengan penderita kusta terbanyak. Provinsi NTB sebagai salah satu provinsi yang memiliki
prevalensi tinggi terhadap penyakit kusta. Hal ini sangat memprihatinkan. Di era
globalisasi, dimana kesehatan semakin membaik dan teknologi makin maju, namun
ternyata penyakit kusta belum dapat diatasi.
Kusta adalah penyakit yang tidak membahayakan dan tidak mematikan, namun
kusta ini menimbulkan kecacatan jika tidak diketahui sejak dini. Apabila sejak awal sudah
terdeteksi terdapat bakteri penyebab kusta, penyakit ini tidak akan menimbulkan
kecacatan. Penyakit kusta adalah penyakit menular yang sulit menular karena tiap individu
memiliki kekebalan normasl terhadap bakteri tersebut.
Jumlah penderita kusta di Provinsi NTB masih cukup tinggi dan terus mengalamipeningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun 2012 dilaporkan terdapat penderita
kusta sebanyak 408 kasus (tipe Pausi Basiler sebanyak 244 kasus, tipe Multi Basiler
sebanyak 164 kasus), dengan Angka Penemuan Kasus Baru Kusta (NCDR) sebesar 8,80 per
100.000 penduduk. Kasus terbanyak terdapat di Kabupaten Bima, Kabupaten Sumbawa
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
39/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 23
dan Kabupaten Dompu. Data lengkap di setiap kabupaten/kota dapat dilihat pada lampiran
tabel 17. Penemuan kasus baru kusta di Provinsi NTB tahun 2010-2012 terlihat pada
gambar berikut.
Gambar III.11Penemuan Kasus Baru Kusta di Provinsi NTB Tahun 2010-2012
Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2010-2012
Gambar III.11 memperlihatkan bahwa pada tahun 2012 terjadi peningkatan kasus
jika dibandingkan tahun 2011 dengan 390 kasus. Peningkatan terjadi pada penderita kusta
tipe PB, dari 220 kasus di tahun 2011 menjadi 244 pada tahun 2012.
Tingkat penularan penyakit di kusta di masyarakat digunakan indikator proporsi
anak (0-14 tahun) di antara penderita baru. Pada tahun 2012 proporsi anak di antara
penderita baru sebesar 6,62 persen. Keberhasilan dalam mendeteksi kasus baru dapat
diukur dari tinggi rendahnya proporsi cacat tingkat 2. Jumlah kecacatan tingkat 2 di antara
penderita baru tahun 2012 sebanyak 20 orang atau 4,90 persen.
Prevalensi rate penyakit kusta di Provinsi NTB tahun 2012 mengalami penurunan
menjadi 0,80 per 10.000 penduduk. Data prevalensi rate di setiap kabupaten/kota dapat
dilihat di lampiran tabel 19. Tren prevalensi rate kusta di Provinsi NTB tahun 2000-2012
terlihat pada gambar berikut.
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
40/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 24
Gambar III.12Prevalensi Rate Kusta di Provinsi NTB Tahun 2000-2012
Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2000-2012
Gambar III.12 memperlihatkan Prevalensi Rate (PR) Kusta di Provinsi NTB masih
cukup tinggi. Walaupun demikian, cakupannya masih cukup baik yaitu masih di bawah
batas toleransi (1 per 10.000 penduduk).
Indikator lainnya terkait pengendalian dan penanggulangan penyakit kusta adalah
angka penderita kusta tipe PB dan MB selesai berobat (Release From Treatmen /RFT).
Jumlah penderita kusta PB baru tahun 2011 yang selesai berobat sampai dengan tahun
2012 sebesar 49,21 persen. Jumlah penderita kusta MB baru tahun 2011 yang selesai
berobat sampai 2012 sebesar 78,69 persen. Angka penderita kusta selesai berobat terlihat
pada gambar berikut.
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
41/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 25
Gambar III.13Cakupan Penderita Kusta Selesai Berobat (RFT) di Provinsi NTB Tahun 2009-2012
Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2009-2012
Gambar III.13 memperlihatkan cakupan selama 4 tahun terakhir, penderita Kusta
tipe PB dan MB selesai diobati sejak tahun cenderung naik menurun dan tidak mencapai
target nasional.
C.1.5 Diare
Penyakit diare merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan dan masih
sebagai masalah besar di Provinsi NTB dikarenakan masih buruknya kondisi sanitasi dasar,
lingkungan fisik maupun rendahnya perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.
Penyakit diare sebagai penyakit berbahaya karena dapat menyebabkan kematian dan
menimbulkan kejadian luar biasa (KLB).
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
42/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 26
Gambar III.14Cakupan Penderita Diare ditangani di Provinsi NTB Tahun 2010-2012
Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2010-2012
Gambar III.14 memperlihatkan bahwa cakupan penanganan diare di Provinsi NTB
tahun 2012 menurun dibandingkan cakupan tahun 2011. Cakupan penanganan diare di
kabupaten/ kota di Provinsi NTB tahun 2012 terlihat pada lampiran tabel 16.
C.2. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
C.2.1 Tetanus Neonatorum (TN)
Tetanus neonatorum merupakan penyakit tetanus yang terjadi pada bayi berusia di
bawah 28 hari. Penyakit ini merupakan penyakit yang berbahaya dan memiliki tingkat
morbiditas yang tinggi. Untuk mencegah tetanus neonatorum diberikan imunisasi TT pada
semua wanita subur atau wanita hamil trimester III, selain memberikan penyuluhan,
bimbingan dan pendampingan pada dukun beranak dalam perawatan tali pusat.
Pada tahun 2012 terdapat 1 kasus kematian karena Tetanus Neonatorum di
Kabupaten Lombok Timur. Beberapa kabupaten yang selalu ada atau pernah ada kasusnya
selama kurun waktu tahun 2007-2012 adalah Kabupaten Lombok Timur (tahun 2009=1
kasus; tahun 2011=1 kasus ; tahun 2012), Kabupaten Lombok Tengah (tahun 2008=1
kasus; tahun 2009=1 kasus ; tahun 2011=2 kasus), Kabupaten Dompu (tahun 2011=1
kasus) dan Kota Mataram (tahun 2007=1 kasus ; tahun 2008=1 kasus). Penemuan kasus
dan kematian Tetanus neonatorum selama kurun waktu 2007-2012 dapat dilihat pada
gambar berikut.
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
43/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 27
Gambar III.15Trend Kasus dan Kematian Tetanus Neonatorum di Provinsi NTB Tahun 2007-2012
Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2007-2012
Gambar III.15 memperlihatkan adanya kenaikan kasus dari tahun 2010 ke tahun
2012. Jika upaya pencegahan tidak berjalan optimal maka diprediksikan akan terjadi
peningkatan kasus Tetanus Neonatorum.
C.2.2 Campak
Campak atau nama lainnya Measles atau Rubeola merupakan penyakit virus dan
akut yang sangat menular dan mendatangkan komplikasi serius. Umumnya menyerang
anak-anak, anak remaja atau dewasa muda yang tidak terlindungi dengan imunisasi.
Pencegahan campak dilakukan dengan pemberian imunisasi aktif pada bayi berumur 9
bulan atau lebih.
Pada tahun 2012 ditemukan sebanyak 166 kasus dan tidak ada kasus kematian
akaibat campak, menurun dibandingkan dengan kasus pada tahun 2011 dengan 609 kasus.
Kasus terbanyak terdapat di Kabupaten Bima, Kota mataram dan Kabupaten Dompu.
Penyebaran kasus campak di setiap kabupaten/kota dapat dilihat pada lampiran tabel 22.
Kasus campak di Provinsi NTB termasuk tinggi. Tren kasus campak di Provinsi NTB
tahun 2006-2012 dapat dilihat pada gambar berikut.
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
44/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 28
Gambar III.16Trend Kasus Campak di Provinsi NTB Tahun 2006-2012
Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2006-2012
Gambar III.16 memperlihatkan bahwa kasus campak tertinggi pada tahun 2006.
Kasus mulai menurun setalah tahun 2007 dilakukan Kampanye Campak. Kasus menurun
sampai dengan tahun 2009, namun meningkat kembali sejak tahun 2010 dan 2011.
C.3.2 Polio
Penyakit polio atau poliomyelitis adalah penyakit paralisis atau kelumpuhan yang
disebabkan oleh virus. Virus polio sangat menular dan tak bisa disembuhkan. Kasus
terbanyak, penyakit polio menyerang anak-anak, namun bukan berarti orang dewasa bisa
bebas dari penyakit polio. Pencegahan penyakit polio dapat dilakukan dengan pemberian
imunisasi polio pada saat bayi atau anak-anak.
Pada tahun 2012 di Provinsi NTB NTB tidak terdapat kasus polio. Tren kasus polio di
Provinsi NTB tahun 2006-2012 terlihat pada gambar berikut.
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
45/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 29
Gambar III.17Trend Kasus Polio di Provinsi NTB Tahun 2006-2012
Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2006-2012
Gambar III.17 memperlihatkan bahwa sejak tahun 2008 sampai 2012 terjadi
penurunan kasus. Diharapkan kasus polio tidak terjadi di tahun selanjutnya dan cakupan
imunisasi>95% sehingga Eradikasi Polio di Provinsi NTB.
C.3.3 AFP Non Polio
Acute Flaccid Paralysis (AFP) adalah semua anak yg berusia kurang dari 15 tahun
dengan kelumpuhan yg sifatnya flaccid (layuh), terjadi secara akut (mendadak) dan bukan
disebabkan oleh ruda paksa. Untuk anak
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
46/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 30
Gambar III.18Trend Kasus dan AFP Non Polio Rate di Provinsi NTB Tahun 2005-2012
Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2005-2012
Gambar III.18 memperlihatkan bahwa kasus AFP non Polio cenderung meningkat
sejak tahun 2009. Kasus AFP non Polio di tahun 2009 sebanyak 24 kasus dan meningkat
dua kali lipat pada tahun 2012 menjadi 49 kasus.
C.3.4 Hepatitis B
Sejak tahun 1987-1991 Departemen Kesehatan telah melaksanakan pilot project
vaksinasi Hepatitis B di Pulau Lombok, Provinsi NTB, di mana kekerapan HBsAg-emiatertinggi di Indonesia dan kebijaksanaan ini diteruskan ke 27 provinsi lainnya. Bila program
vaksinasi berhasil, diharapkan pada tahun 2015 (satu generasi kemudian) Hepatitis B bisa
diberantas dan bukan merupakan persoalan kesehatan masyarakat lagi. Prioritas program
vaksinasi hepatitis B adalah bayi serta anak-anak, karena jika bayi terkena infeksi misalnya
sewaktu persalinan karena ibunya menderita hepatitis B maka lebih dari 90% akan menjadi
hepatitis kronik. Apabila yang terkena anak-anak yang lebih besar maka keadaan
kronisitas menurun hanya menjadi 20-30% saja. Sedang jika orang dewasa yang terkena
maka keadaan kronik hanya terjadi pada 4-50% saja.
Pada tahun 2012 penyakit Hepatitis B ternyata masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat di Provinsi NTB terutama di Kabupaten Lombok Timur, dimana
ditemukan kasus Hepatitis B. Di Kabupaten Lombok Timur selama tiga tahun terakhir
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
47/185
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
48/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 32
Gambar III.20Kasus DBD dan Insidence DBD di Provinsi NTB Tahun 2006-2012
Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2006-2012
Gambar III.20 memperlihatkan Insidence Rate tahun 2012 mencapai 17.84 per
100.000 penduduk dengan kasus meninggal sebanyak 3 orang atau CFR sebesar 0,36
persen. Angka ini meningkat jika dibandingkan tahun 2011 (=13,9 per 100.000 penduduk),
namun masih sesuai target nasional yaitu
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
49/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 33
Gambar III.21 Angka Kesakitan Malaria di Provinsi NTB Tahun 2006-2012
Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2006-2012
Gambar III.21 memperlihatkan angka kesakitan pada tahun 2012 meningkat
menjadi 2,97 per 1.000 penduduk daripada tahun 2010 (2,1 per 1.000 penduduk) dan
2011 (1,03 per 1.000 penduduk).
D. Status Gizi Masyarakat
Status gizi masyarakat biasanya digambarkan oleh masalah gizi yang dialami oleh
golongan penduduk yang rawan gizi terutama balita. Status gizi balita juga dapat menjadi
salah satu indikator untuk mengetahui kesejahteraan masyarakat, disamping juga
menunjukkan kualitas fisik penduduk.
Status gizi sebagai hasil interaksi asupan makanan dan kebutuhan tubuh. Jika
keseimbangan ini terganggu, maka ada gangguan pada pertumbuhan tubuh. Gangguan ini
tercermin dengan mudah dari perubahan pada berat badan (BB) atau tinggi badan (TB).
Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) KADARZI tahun 2012 dengan menggunakan
indeks berat badan menurut umur (BB/U), berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) dan
tinggi badan menurut umur (TB/U), diketahui status gizi balita di Provinsi NTB tahun 2012
sebagai berikut.
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
50/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 34
Tabel III.1Prevalensi Status Gizi Balita di Provinsi NTB Tahun 2012
Indeks Klasifikasi Status Gizi Persentase (%)
BB/U
Gizi lebih 0,79
Gizi Baik 81,58
Gizi Kurang 14,11
Gizi Buruk 3,52
PB/U atau TB/U
Normal 60,46
Pendek (Stunted) 22,72
Sangat Pendek (Severely Stunted ) 16,82
BB/PB atau BB/TB
Gemuk 8,56
Normal 81,97
Kurus (Wasted) 6,49
Sangat Kurus (Severely Wasted ) 2,98Sumber : Laporan Pemantauan Status Gizi Provinsi NTB tahun 2012
Status gizi balita berdasarkan berat badan dan umur hasil Pemantauan Status Gizi
(PSG) di kabupaten/kota se-Nusa Tenggara Barat tahun 2012 terlihat pada gambar berikut.
Gambar III.22Status Gizi Balita berdasarkan BB/U di Provinsi NTB Tahun 2012
Sumber: Laporan Pemantauan Status Gizi Provinsi NTB 2012
Gambar III.22 memperlihatkan prevalensi gizi buruk di Provinsi NTB tahun 2012
sebesar 3,53%. Kondisi ini lebih baik jika dibandingkan dengan prevalensi gizi buruk tahun
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
51/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 35
2011 sebesar 4,57%. Presentase gizi buruk terbesar ada di Kabupaten Bima dan Kota
Bima.
Namun prevalensi gizi kurang di Provinsi NTB tahun 2012 tidak jauh berbeda
dengan prevalensi gizi kurang tahun 2011. Tahun 2012 prevalensi gizi kurang sebanyak
14,11% dan tahun 2011 sebanyak 14,87%. Balita gizi kurang terbanyak di Kabupaten
Lombok Utara.
Berdasarkan klasifikasi WHO tentang masalah gizi sebagai masalah kesehatan
masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Barat termasuk dalam klasifikasi kurang yaitu
sebesar 17,63% (Berat Kurang/Underweight). 6 kabupaten/kota di Nusa Tenggara Barat
masuk dalam klasifikasi kurang dalam masalah kesehatan masyarakat yaitu Mataram,
Lombok barat, Lombok tengah, Lombok Timur, Sumbawa Barat dan Sumbawa. Sedangkan
4 kabupaten/kota masuk dalam klasifikasi buruk dalam masalah kesehatan masyarakat
yaitu Lombok Utara, Dompu, Bima dan Kota Bima.
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
52/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 36
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN
Tujuan pembangunan kesehatan di Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah untuk
mewujudkan visi dan misi pembangunan kesehatan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai
tujuan pembangunan kesehatan tersebut dilaksanakan melalui program pembangunan
kesehatan yang diupayakan dalam pokok-pokok program.
A. Pelayanan Kesehatan Dasar
A.1 Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Upaya-upaya pelayanan kesehatan ibu dan anak bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan ibu hamil dan janin dalam kandungan hingga kelahiran, masa nifas dan masa
pertumbuhan bayi dan anaknya antara lain melalui peningkatan pelayanan antenatal sesuai
standar bagi seluruh ibu hamil di semua fasilitas kesehatan dan peningkatan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan kompeten yang diarahkan ke fasilitas kesehatan.
A.1.1 Pelayanan Sebelum Melahirkan (Ante Natal Care/ANC)
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan
professional. Pelayanan antenatal ibu hamil dilaksanakan sesuai standar pelayanan
kebidanan. Untuk melihat akses dan kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil dapat
digambarkan melalui cakupan K1 dan K4. Cakupan pelayanan K1 dan K4 di Provinsi NTB
tahun 2006-2012 terlihat pada gambar tersebut.
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
53/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 37
Gambar IV. 1Cakupan Pelayanan K1 dan K4 di Provinsi NTB Tahun 2006-2012
Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2006-2012
Gambar IV.1 memperlihatkan cakupan pelayanan K1 ibu hamil tahun 2012 tidak
mengalami peningkatan dari tahun 2011 namun sudah diatas target nasional. Cakupan K4
tahun 2012 meningkat dari tahun sebelumnya yaitu mencapai 92,13 persen namun masih
di bawah target.
Cakupan pelayanan K1 dan K4 ibu hamil menurut kabupaten/kota pada tahun 2012
dapat dilihat pada lampiran (tabel 28). Cakupan K1 di Mataram tidak mencapai target yaitu
93,86 persen. Cakupan K4 di Provinsi NTB pada tahun belum mencapai target kecuali
Kabupaten Sumbawa Barat.
Ibu hamil mendapatkan pelayanan imunisasi Tetanus Toxoid (TT) pada kunjungan
K1 sampai K4. Cakupan imunisasi TT tahun 2012 terlihat pada gambar berikut ini.
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
54/185
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
55/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 39
Ibu hamil saat ANC diberikan tablet Fe 90 tablet untuk pencegahan dan pengobatan
anemia gizi besi. Cakupan pemberian tablet Fe-1 dan Fe-3 untuk ibu hamil di Provinsi NTB
tahun 2012 terlihat pada gambar berikut.
Gambar IV. 3Cakupan Pemberian Tablet Fe-1 dan Fe-3 untuk Ibu hamil di Provinsi NTB Tahun 2012
Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2006-2012
Gambar IV.3 memperlihatkan bahwa pada tahun 2012 di Provinsi NTB, cakupan
pemberian tablet Fe-1 sebanyak 97,05 persen dan tablet Fe-3 sebanyak 90,05 persen.
Artinya belum semua ibu hamil mendapatkan tablet Fe sebanyak 90 tablet.
A.1.2 Persalinan oleh Tenaga Kesehatan (Linakes)
Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2012 hanya 90,35 persen, berarti
sekitar 9,65 persen persalinan ditolong oleh tenaga non kesehatan (dukun beranak). Data
terinci di setiap kabupaten/kota terlihat pada lampiran (tabel 28).
Komplikasi dan kematian ibu serta bayi baru lahir sebagian besar terjadi di masapersalinan. Disebabkan karena pertolongan persalinan yang tidak dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang professional (memiliki kompetensi kebidanan).
Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Provinsi NTB tahun 2006-2012 dapat
dilihat pada gambar berikut.
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
56/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 40
Gambar IV. 4Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Provinsi NTB Tahun 2006-2012
Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2006-2012
Gambar IV.2 memperlihatkan cakupan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
meningkat sejak tahun 2009-2012 namun masih di bawah target nasional.
Pada tahun 2012, jika cakupan pelayanan K4 pada dibandingkan dengan cakupan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, maka cakupan persalinan ditolong olehtenaga kesehatan lebih rendah daripada cakupan pelayanan K4 ibu hamil sebanyak 1,78
persen atau sekitar 7.173 ibu hamil yang sudah mendapatkan pelayanan K4 saat bersalin
tidak ditolong oleh tenaga kesehatan.
A.1.3 Pelayanan Nifas
Peningkatan kesehatan ibu pasca persalinan antara lain melalui peningkatan
pelayanan kesehatan bagi ibu nifas diberikan minimal tiga kali mulai enam jam sampai 42
hari pasca bersalin oleh tenaga kesehatan untuk mendeteksi dini komplikasi yang mungkin
terjadi pada ibu nifas dan pemberian kapsul vitamin A 200.000 IU. Capaian pelayanan ibu
nifas dan ibu nifas mendapatkan vitamin A terlihat pada gambar berikut.
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
57/185
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
58/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 42
Neonatal ke-3 (KN 3) dilakukan pada kurun waktu hari ke 8 sampai dengan hari ke 28
setelah lahir.
Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap
pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan/masalah
kesehatan pada neonatus. Cakupan kunjungan neonatus (KN1) pada tahun 2012 mencapai
96,81 persen, dan kunjungan neonatus lengkap (KN3) mencapai 93,53 persen. Cakupan KN
dirinci menurut kabupaten/kota dapat dilihat pada lampiran (tabel 36).
Banyak masalah pada bayi baru lahir yang berhubungan dengan gangguan atau
kegagalan penyesuaian biokimia dan faali yang disebabkan oleh prematuritas, kelainan
anatomik, dan lingkungan yang kurang baik dalam kandungan, pada persalinan maupun
sesudah lahir. Yang termasuk neonatus resiko tinggi antara lain yaitu BBLR, asfiksia
neonatorum, ikterus, perdarahan tali pusat, kejang, hypotermi, hypertermi dan tetatus
neonatorum. Risiko terbesar kematian neonatus terjadi pada 24 jam pertama kehidupan,
minggu pertama dan bulan pertama kehidupannya.
Pada tahun 2012 capaian neonatal resiko tinggi atau dengan komplikasi yang
ditangani di Provinsi NTB hanya mencapai sekitar 59,9 persen, berarti sekitar 40 persen
neonatal resiko tinggi atau dengan komplikasi tidak tertangani. Capaian neonatal resiko
tinggi atau dengan komplikasi di setiap kabupaten/kota dapat dilihat pada lampiran (tabel
31).
A.1.5 Pelayanan Kesehatan Bayi
Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang
diberikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari
sampai dengan 11 bulan setelah lahir. Pelaksanaan pelayanan kesehatan bayi: (1)
kunjungan bayi satu kali pada umur 29 hari – 2 bulan; (2) Kunjungan bayi satu kali pada
umur 3 – 5 bulan; (3) Kunjungan bayi satu kali pada umur 6 – 8 bulan; (4) Kunjungan bayi
satu kali pada umur 9 – 11 bulan.
Kunjungan bayi bertujuan untuk meningkatkan akses bayi terhadap pelayanan
kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan pada bayi sehingga
cepat mendapat pertolongan, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit melalui
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
59/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 43
pemantauan pertumbuhan, imunisasi, serta peningkatan kualitas hidup bayi dengan
stimulasi tumbuh kembang.
Cakupan kunjungan bayi (minimal 4 kali) rata-rata di Provinsi NTB tahun 2012 yaitu
96,79 persen. Cakupan kunjungan bayi di setiap kabupaten/kota dapat dilihat pada
lampiran (tabel 37). Perkembangan kunjungan bayi di Provinsi NTB tahun 2006-2012
terlihat pada gambar berikut.
Gambar IV. 6Cakupan Kunjungan Bayi di Provinsi NTB Tahun 2006-2012
Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2006-2012
Gambar IV.6 memperlihatkan bahwa cakupan kunjungan bayi di Provinsi NTB tahun
2006-2012 cenderung meningkat, namun cakupan kunjungan bayi tahun 2012 menurun
dibandingkan cakupan tahun 2010-2011.
Pelayanan kesehatan kepada bayi meliputi : Pemberian imunisasi dasar lengkap
(BCG, Polio 1,2,3,4, DPT/HB 1,2,3, Campak) sebelum bayi berusia 1 tahun, Stimulasi
deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi (SDIDTK), Pemberian vitamin A 100.000 IU
(6-11 bulan), konseling ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI, tanda – tandasakit dan perawatan kesehatan bayi di rumah menggunakan Buku KIA serta penanganan
dan rujukan kasus bila diperlukan.
Kementerian Kesehatan menetapkan imunisasi sebagai upaya nyata pemerintah
untuk mencapai Millennium Development Goals (MDGs), khususnya untuk menurunkan
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
60/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 44
angka kematian anak. Imunisasi dasar sangat penting diberikan sewaktu bayi (usia 0 – 11
bulan) untuk memberikan kekebalan dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I). Tanpa imunisasi anak-anak mudah terserang berbagai penyakit,
kecacatan dan kematian.
Indikator keberhasilan pelaksanaan imunisasi diukur dengan pencapaian Universal
Child Immunization (UCI) desa/ kelurahan, yaitu minimal 80% bayi didesa/ kelurahan telah
mendapatkan imunisasi dasar lengkap.
Indikator keberhasilan GAIN UCI mengacu pada RPJMN Tahun 2010-2014 dengan
target tahun 2012 mencapai UCI 90% dan 85% bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap
yaitu BCG, Hepatitis B, DPT-HB, Polio dan campak.
Pencapaian UCI desa/kelurahan di Provinsi NTB tahun 2012 terlihat pada gambar
berikut.
Gambar IV. 7Cakupan UCI Desa/Kelurahan di Provinsi NTB Tahun 2012
Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2012
Gambar IV.7 memperlihatkan bahwa pencapaian UCI desa/kelurahan rata-rata di
Provinsi NTB tahun 2012 sebanyak 91,91 persen. Kabupaten/Kota yang belum mencapai
UCI 90% adalah Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Dompu, Kabupaten Sumbawa
Barat, Kota Mataram dan Kota Bima. Hal ini disebabkan antara lain karena kurang
perhatian dan dukungan dari pemerintah daerah terhadap program imunisasi, kurangnya
dana operasional untuk imunisasi baik rutin maupun tambahan, dan tidak tersedianya
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
61/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 45
fasilitas dan infrastruktur yang adekuate. Selain itu juga kurangnya koordinasi lintas sektor
termasuk pelayanan kesehatan swasta, kurang sumber daya yang memadai serta
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang program dan manfaat imunisasi.
Cakupan pemberian imunisasi BCG, DPT1-HB1, DPT3-HB3, Polio 3 dan campak
untuk bayi di Provinsi NTB tahun 2012 terlihat pada gambar berikut.
Gambar IV. 8Cakupan Imunisasi pada Bayi di Provinsi NTB Tahun 2012
Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2012
Gambar IV.8 memperlihatkan cakupan imunisasi BCG pada bayi rata-rata di Provinsi
NTB sebanyak 98,65 persen. Cakupan imunisasi BCG di Kabupaten Sumbawa Barat dan
Kota Bima belum mencapai target 85 persen. Cakupan imunisasi DPT 1+HB 1, DPT 3+HB
3, Polio 3 dan Campak rata-rata di Provinsi NTB sudah diatas 100%. Cakupan imunisasi
dasar pada bayi di Kabupaten Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa dan Bima sudah
di atas 100%.
Kampanye peningkatan ASI ekslusif kepada masyarakat terutama kepada ibu mulai
sejak hamil sampai melahirkan. Konseling ASI ekslusif dilakukan bertujuan peningkatan
pemberian ASI eksklusif pada bayi. Cakupan pemberian ASI ekslusif di Provinsi NTB tahun
2012 terlihat pada gambar di bawah ini.
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
62/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 46
Gambar IV. 9Cakupan ASI Ekslusif pada Bayi di Provinsi NTB Tahun 2012
Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2012
Gambar IV.9 memperlihatkan bahwa cakupan pemberian ASI Ekslusif pada bayi
rata-rata di Provinsi NTB hanya mencapai 57,63 persen. Cakupan pemberian ASI ekslusif di
Kabupaten Lombok Tengah sudah mencapai target yaitu 85,13 persen.
Bayi umur 6-11 bulan mendapatkan kapsul vitamin A 100.000 IU. Pemberian
kapsul vitamin A pada usia ini dikaitkan dengan kelangsungan hidup anak, kesehatan dan
pertumbuhan anak serta menunjang penurunan angka kesakitan dan angka kematian
anak.
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
63/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 47
Gambar IV. 10
Cakupan Bayi (6-11 bulan) mendapat Vitamin A 100.000 UI di Provinsi NTB Tahun 2012
Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2012
Gambar IV.10 memperlihatkan bahwa cakupan bayi (6-11 bulan) rata-rata di
Provinsi NTB tahun 2012 yang mendapat kapsul vitamin A 100.000 UI belum mencapai
target, hanya mencapai 88,77 persen. Kabupaten Lombok Tengah dan Kabupaten
Sumbawa Barat cakupan bayi mendapat vitamin A 100.000 UI sudah di atas target .
A.1.5 Pelayanan Kesehatan Balita
Pelayanan kesehatan anak balita meliputi pelayanan pada anak balita sakit dan
sehat. Pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan sesuai standar antara lain
pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun yang tercatat dalam buku KIA
dan pemberian Vitamin A dosis tinggi (200.000 UI).
Cakupan anak balita (12-59 bulan) yang mendapat pelayanan kesehatan di Provinsi
NTB tahun 2012 terlihat pada gambar berikut ini.
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
64/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 48
Gambar IV. 11Cakupan Anak Balita (12-59 tahun) Mendapat Pelayanan Kesehatan di Provinsi NTB
Tahun 2012
Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2012
Gambar IV.11 memperlihatkan bahwa rata-rata cakupan balita (12-59 bulan) yang
mendapat pelayanan kesehatan di Provinsi NTB tahun 2012 hanya mencapai 74,04 persen.
Kabupaten Dompu saja yang semua balitanya (12-59 bulan) telah mendapatkan pelayanan
kesehatan termasuk pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun.
Pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran berat badan anak balita setiap bulan
yang tercatat pada Buku KIA/KMS. Hasil pemantauan pertumbuhan di Provinsi NTB tahun
2012, balita yang ditimbang hanya sebanyak 68,01 persen, balita yang naik berat
badannya sebanyak 62,20 persen dan balita di bawah garis merah (BGM) sebanyak 2,45
persen. Data cakupan penimbangan balita di setiap kabupaten/kota terlihat pada gambar
berikut.
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
65/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 49
Gambar IV. 12Cakupan Penimbangan Balita di Provinsi NTB Tahun 2012
Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2012
Pemberian Vitamin A dosis tinggi (200.000 UI) pada balita rata-rata di Provinsi NTB
tahun 2012 terlihat pada gambar berikut.
Gambar IV. 13Cakupan Vitamin A pada Balita di Provinsi NTB Tahun 2012
Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2012
Gambar IV.13 memperlihatkan cakupan vitamin A untuk balita hanya mencapai
83,23 persen. 9 kabupaten/kota belum mencapai 100 persen, hanya Kota Bima yang sudah
mencapai 100 persen.
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
66/185
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
67/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 51
A.3 Perbaikan Gizi
Program Perbaikan Gizi Masyarakat Tahun 2012 di Provinsi Nusa Tenggara Barat
diarahkan untuk mendukung percepatan pencapaian target RPJMD yaitu penurunan
prevalensi gizi buruk, melalui kegiatan pendidikan gizi masyarakat, penanggulangan kurang
gizi baik gizi makro maupun gizi mikro, surveilans gizi dengan pendekatan pemberdayaan
masyarakat.
Surveilan gizi melalui laporan rutin penemuan kasus gizi buruk yang sudah
dikonfirmasi ke BB/PB atau BB/TB, perkembangannya dari tahun 2008 - 2012 adalah
sebagai berikut.
Tabel IV. 1Penemuan Kasus Gizi Buruk pada Balita di Provinsi NTB Tahun 2008-2012
2008 2009 2010 2011 2012
Jumlah kumulatif yang ditemukan (casefinding)
1.207 926 750 1.092 767
Jumlah kumulatif kasus yang ditangani(case holding)
1.207 926 750 1.092 767
Jumlah kumulatif kasus membaik 892 521 463 796 587
Jumlah sisa kasus (masih ditangani) 270 361 252 264 146
Jumlah kasus yang meninggal 45 44 35 32 34
Jumlah kasus klinis Marasmus 410 365 373 388 319
Jumah kasus klinis Kwasiorkhor 33 15 18 16 18
Jumlah Kasus klinis Marasmus-Kwasiorkhor
23 21 36 17 15
Jumlah kasus non Klinis 741 481 323 48 12
Sumber: Laporan Tahunan Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi NTB 2012
Tabel IV.1 memperlihatkan bahwa kasus gizi buruk yang ditemukan di Provinsi NTB
selama 5 tahun terakhir masih banyak. Jika diprediksikan berdasarkan hasil PSG tahun
2012, prevalensi gizi buruk sebanyak 3,52 persen dari jumlah balita di Provinsi NTB (sekitar
500 ribu) atau sekitar 19 ribu balita gizi buruk, maka penemuan kasus gizi buruk yang
terlaporkan masih sangat rendah, berarti masih banyak kasus gizi buruk yang tidak
terpantau oleh petugas.
Kematian kasus gizi buruk (CFR) di Provinsi NTB selama 5 tahun terakhir cukuptinggi dan berfluktuatif. Tahun 2009 sebanyak 4,75 persen, tahun 2010 sebanyak 4,66
persen, tahun 2011 sebanyak 2,93 persen dan 4,43 persen pada tahun 2012. Namun
persentase CFR ini masih dibawah target nasional CFR sebesar 5 %.
8/18/2019 Profil Dikes Prov. NTB Tahun 2012
68/185
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2012 52
A.3 Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)
Salah satu upaya yang strategis untuk meningkatkan kualitas manusia di Provinsi
NTB adalah upaya pendidikan dan kesehatan, dan upaya ini paling tepat dilakukan melalui
institusi pendidikan. Sekolah sebagai tempat berlangsungnya proses belajar mengajar
harus menjadi “Health Promoting School ” artinya “sekolah yang dapat meningkatkan
derajat kesehatan warga sekolahnya”. Kesemuanya akan tercapai bila sekolah dan
lingkungannya dibina dan dikembangkan antara lain melalui Upaya Kesehatan Sekolah
(UKS). UKS dilakukan lewat Trias program UKS meliputi aspek pendidikan kesehatan,
pelayanan kesehatan dan pembinaan sekolah lingkungan sehat.
Aspek pelayanan kesehatan pada UKS adalah pemeriksaan kesehatan umum dan
kesehatan gigi dan mulut siswa SD dan setingkat dan melalui penjaringan kesehatan
terhadap murid kelas 1 SD/MI.
Gambar IV. 15Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD/Setingkat di Provinsi NTB Tahun 2012
Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehat