Upload
trinhnhu
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 i
TIM PENYUSUN
Pengarah Rustam, SKM, M.Si
(Kepala Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang)
Pembina dr. Hardianto
(Sekretaris Kota Tanjungpinang)
Ketua dr. Yulferi
(Kasubag. Penyusunan Program)
Sekretaris Nola Novianti, S.Kep
(Staf Penyusunan Program)
Penanggungjawab Kota Tanjungpinang:
Tim Editor: Wirdanaf, SKM, MT (Kabid. Promosi Kesehatan);
Mardiliana (Kabid. Kesehatan Keluarga); Hj. Sri Rosniwati, S.Sos (Kabid. Pelayanan Kesehatan);
dr. Susi Pitriana (Kabid. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit)
Pengumpul Data Kota Tanjungpinang:
R. Leila Mutia, SKM, Robby, AMKL, Syarifah Maznah
Kontributor: Puskesmas se-Kota Tanjungpinang, Rumah Sakit se-Kota
Tanjungpinang, Badan Pusat Statistik, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Dinas Pendidikan dan Badan Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Keluarga Berencana Kota Tanjungpinang.
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 ii
PENGESAHAN
1. Rustam, SKM, M.Si (Kepala Dinas Kesehatan Kota
Tanjungpinang)
(.................................)
2. dr. Hardianto (Sekretaris Kota Tanjungpinang)
(.................................)
3. Wirdanaf, SKM, MT (Kabid. Promosi Kesehatan);
(.................................)
4. Mardiliana (Kabid. Kesehatan Keluarga);
(.................................)
5. Hj. Sri Rosniwati, S.Sos (Kabid. Pelayanan
Kesehatan);
(.................................)
6. dr. Susi Pitriana (Kabid. Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit)
(.................................)
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 iii
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur kita Panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
atas berkat rahmat dan karunia-Nya jualah sehingga Profil Kesehatan
Kota Tanjungpinang Tahun 2013 ini dapat diselesaikan sesuai dengan
yang direncanakan.
Profil Kesehatan ini memuat informasi penting berbagai capaian
program dan kegiatan pada tahun 2013. Sehingga dapat dijadikan
sebagai bahan monitoring dan evaluasi terhadap keberhasilan
pembangunan kesehatan di Kota Tanjungpinang, termasuk kinerja dari
penyelenggaraan pelayanan di sarana kesehatan yang pada akhirnya
Mewujudkan Masyarakat Kota Tanjungpinang yang Sehat dan Mandiri.
Kami menyadari data dan informasi yang disajikan masih terdapat
keterbatasan dan kekurangan. Banyak kendala dan tantangan dalam
penyediaan data dan informasi yang tepat waktu. Untuk itulah kami
membutuhkan saran dan kritik dari semua pihak agar Profil Kesehatan
selanjutnya lebih baik dan berkualitas. Namun dengan segala
keterbatasan dan kekurangan ini, kami berharap Profil Kesehatan Kota
Tanjungpinang tahun 2013 ini dapat dimanfaatkan dalam pengambilan
keputusan yang didasari kepada data dan serta digunakan sebagai salah
satu rujukan data dan informasi yang terkait dengan bidang kesehatan.
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 iv
Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi
tingginya kepada semua pihak, khususnya kepada semua pengelola
program yang ada di Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang, Puskesmas
se-Kota Tanjungpinang dan semua lintas sektor yang ada, yang telah
membantu dan berkontribusi sehingga memungkinkan tersusunnya Profil
Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013.
Tanjungpinang, Juli 2014
KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA TANJUNGPINANG
RUSTAM, SKM, M.Si PEMBINA UTAMA MUDA, NIP. 19670401 199101 1 001
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 v
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR ............................................................................. iii
DAFTAR ISI ........................................................................................... v
DAFTAR TABEL .................................................................................. vii
DAFTAR GRAFIK ............................................................................... viii
DAFTAR TABEL LAMPIRAN ............................................................... x
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................. 4
1.3 Sistematika Penulisan .......................................... 4
BAB II. GAMBARAN UMUM ...................................................... 7
2.1 Sejarah ................................................................. 7
2.2 Geografis ............................................................. 8
2.3 Kependudukan ................................................... 10
2.4 Keadaan Pendidikan .......................................... 14
2.5 Sosial Ekonomi .................................................. 15
2.6 Lingkungan ......................................................... 16
BAB III. SITUASI DERAJAT KESEHATAN ............................... 17
3.1 Mortalitas ............................................................ 17
3.2 Morbiditas ........................................................... 24
BAB IV. SITUASI UPAYA KESEHATAN .................................... 42
4.1 Pelayanan Kesehatan Dasar .............................. 43
4.2 Pelayanan Kesehatan Rujukan .......................... 62
4.3 Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit ...... 65
4.4 Perbaikan Gizi Masyarakat ................................ 74
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 vi
BAB V. SITUASI DUMBER DAYA KESEHATAN ...................... 79
5.1 Sarana, Prasarana dan Tenaga Kesehatan ....... 79
5.2 Keuangan dan Penyusunan Program ................ 81
BAB IV. KESIMPULAN .............................................................. 84
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk per Kelurahan menurut Jenis Kelamin Kota Tanjungpinang Tahun 2013 .................... 12
Tabel 2.2 Data Penduduk Sasaran Program Dinas Kesehatan Per Kecamatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 ........ 13 Tabel 2.3 Data Penduduk Sasaran Program Dinas Kesehatan Per Kecamatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 ........ 14
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 viii
DAFTAR GARFIK
Halaman
Grafik 2.1 Piramida Penduduk Kota Tanjungpinang Tahun 2013 .............................................................. 11 Grafik 3.1 Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Tanjungpinang Tahun 2008-2013 ..................................................... 20 Grafik 3.2 Angka Kematian Balita (AKABA) di Kota Tanjungpinang Tahun 2008-2013 ................ 21 Grafik 3.3 Angka Kematian Ibu (AKI) di Kota Tanjungpinang Tahun 2008-2013 ..................................................... 23 Grafik 3.4 Angka Harapan Hidup di Kota Tanjungpinang Tahun 2009-2013 ..................................................... 24 Grafik 3.5 Pola 10 Besar Penyakit Terbanyak pada Pasien Rawat Jalan di Puskesmas se-Kota Tanjungpinang Tahun 2009-2013 ...................................................... 25
Grafik 3.6 Presentase Kasus Gizi Buruk, Gizi Kurang dan Gizi Lebih di Kota Tanjungpinang Tahun 2009-2013 28
Grafik 3.7 Jumlah Kasus Malaria di Puskesmas se-Kota Tanjungpinang Tahun 2013 ...................................... 31 Grafik 3.8 Jumlah Kasus TB BTA Positif di Puskesmas se- Kota Tanjungpinang Tahun 2013 ........................ 33 Grafik 3.9 Jumlah Kasus Baru HIV, AIDS, dan Infeksi Menular Seksual Lainnya di Kota Tanjungpinang Tahun 2010 - 2013 .................................................... 35 Grafik 3.10 Jumlah Penemuan dan Penanganan Kasus Pneumonia Balita di Kota Tanjungpinang Tahun 2009 - 2013 .................................................... 36 Grafik 3.11 Jumlah Kasus Campak di Kota Tanjungpinang Tahun 2009 - 2013 .................................................... 38 Grafik 3.12 Jumlah Kasus DBD di Kota Tanjungpinang Tahun 2009 - 2013 .................................................... 40
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 ix
Grafik 3.13 Jumlah Kasus Diare di Kota Tanjungpinang Tahun 2008 - 2013 .................................................... 41 Grafik 4.1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 dan K4 di Kota Tanjungpinang Tahun 2009 - 2013 ............... 45 Grafik 4.2 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan yang Memiliki Kompetensi Kebidanan di Kota Tanjungpinang Tahun 2009 - 2013 ............... 47 Grafik 4.3 Cakupan Pelayanan Nifas di Kota Tanjungpinang Tahun 2009 - 2013 .................................................... 48 Grafik 4.4 Cakupan Neonatal Risti/Kompliksi ditangani di Kota Tanjungpinang Tahun 2009 - 2013 ............... 50 Grafik 4.5 Cakupan Kunjungan Bayi di Kota Tanjungpinang Tahun 2009 - 2013 .................................................... 53 Grafik 4.6 Cakupan Pelayanan Anan Balita di Kota Tanjungpinang Tahun 2009 - 2013 .......................... 54 Grafik 4.7 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa dan Setingkat di Kota Tanjungpinang Tahun 2009-2013 55 Grafik 4.8 Cakupan Imunisasi DPT, HB, dan Campak pada Bayi di Kota Kota Tanjungpinang Tahun 2009-2013 55 Grafik 4.9 Presentase Balita Ditimbang di Kota Tanjungpinang Tahun 2009-2013 ..................................................... 55 Grafik 5.1 Jumlah Penerima dari Jasa Pelayanan Medis dan Non Medis Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2009-2013 ..................................................... 83
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 x
DAFTAR TABEL LAMPIRAN
Tabel 1 : Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, Dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 2 : Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur, Rasio Beban Tanggungan, Rasio Jenis Kelamin, Dan Kecamatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 3 : Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 4 : Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Yang Melek Huruf Menurut Jenis Kelamin Dan Kecamatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 5 : Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Dan Kecamatan Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Dan Kecamatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 6 : Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 7 : Jumlah Kematian Bayi Dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 8 : Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 9 : Jumlah Kasus Afp (Non Polio) Dan Afp Rate (Non Polio) Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 10 : Jumlah Kasus Baru Tb Paru Dan Kematian Akibat TB Paru Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 xi
Tabel 11 : Jumlah Kasus Dan Angka Penemuan Kasus Tb Paru Bta+ Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 12 : Jumlah Kasus Dan Kesembuhan Tb Paru Bta+ Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 13 : Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 14 : Jumlah Kasus Baru Hiv, Aids, Dan Infeksi Menular Seksual Lainnya Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 15 : Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap Hiv Menurut Jenis Kelamin Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 16 : Kasus Diare Yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 17 : Jumlah Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 18 : Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun Dan Cacat Tingkat 2 Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 19 : Jumlah Kasus Dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 20 : Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 21 : Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (Pd3i) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 22 : Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (Pd3i) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 xii
Tabel 23 : Jumlah Kasus DBD Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 24 : Kesakitan Dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 25 : Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 26 : Bayi Berat Badan Lahir Rendah Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 27 : Status Gizi Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 28 : Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan, Dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 29 : Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 30 : Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet Fe1 Dan Fe3 Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 31 : Jumlah Dan Persentase Ibu Hamil Dan Neonatus Risiko Tinggi/Komplikasi Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 32 : Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi, Anak Balita, Dan Ibu Nifas Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 33 : Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 34 : Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 xiii
Tabel 35 : Jumlah Peserta KB Baru Dan KB Aktif Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 36 : Cakupan Kunjungan Neonatus Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 37 : Cakupan Kunjungan Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 38 : Cakupan Desa/Kelurahan Uci Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 39 : Cakupan Imunisasi DPT, HB, Dan Campak Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 40 : Cakupan Imunisasi BCG Dan Polio Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 41 : Jumlah Bayi Yang Diberi Asi Eksklusif Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 42 : Pemberian Makanan Pendamping Asi Anak Usia 6-23 Bulan Keluarga Miskin Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 43 : Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 44 : Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 45 : Cakupan Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 46 : Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD & Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 xiv
Tabel 47 : Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD Dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 48 : Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 49 : Persentase Sarana Kesehatan Dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat (Gadar ) Level I Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 50 : Jumlah Penderita Dan Kematian Pada Klb Menurut Jenis KLB Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 51 : Desa/Kelurahan Terkena Klb Yang Ditangani < 24 Jam Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 52 : Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 53 : Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Anak SD Dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 54 : Jumlah Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 55 : Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar Menurut Jenis Jaminan, Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 56 : Cakupan Pelayanan Rawat Jalan Masyarakat Miskin (Dan Hampir Miskin) Menurut Strata Sarana Kesehatan, Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 57 : Cakupan Pelayanan Rawat Inap Masyarakat Miskin (Dan Hampir Miskin) Menurut Strata Sarana Kesehatan, Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 58 : Jumlah Kunjungan Rawat Jalan , Rawat Inap, Dan Kunjungan Gangguan Jiwa Di Sarana Pelayanan Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 xv
Tabel 59 : Angka Kematian Pasien Di Rumah Sakit Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 60 : Indikator Kinerja Pelayanan Di Rumah Sakit Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 61 : Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih Dan Sehat Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 62 : Persentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 63 : Persentase Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 64 : Persentase Keluarga Menurut Jenis Sarana Air Bersih Yang Digunakan, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 65 : Persentase Keluarga Menurut Sumber Air Minum Yang Digunakan, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 66 : Persentase Keluarga Dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 67 : Persentase Tempat Umum Dan Pengelolaan Makanan (Tupm) Sehat Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 68 : Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 69 : Ketersediaan Obat Menurut Jenis Obat Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 70 : Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 71 : Sarana Pelayanan Kesehatan Dengan Kemampuan Labkes Dan Memiliki 4 Spesialis Dasar Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 xvi
Tabel 72 : Jumlah Posyandu Menurut Strata, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 73 : Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (Ukbm) Menurut Kecamatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 74 : Jumlah Tenaga Medis Di Sarana Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 75 : Jumlah Tenaga Keperawatan Di Sarana Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 76 : Jumlah Tenaga Kefarmasian Dan Gizi Di Sarana Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 77 : Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat Dan Sanitasi Di Sarana Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 78 : Jumlah Tenaga Teknisi Medis Dan Fisioterapis Di Sarana Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 79 : Anggaran Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 1
LAMPIRAN TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari
pembangunan nasional. Konsep pembangunan nasional harus
berwawasan kesehatan dan harus diperhitungkan secara seksama
dengan berbagai dampak positif maupun negatif dari setiap kegiatan
terhadap kesehatan masyarakat. Pembangunan kesehatan
diarahkan untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia yang
sehat, cerdas dan produktif, serta mampu memelihara dan
meningkatkan kesehatan masyarakat dengan komitmen yang tinggi
terhadap kemanusiaan dan etika, yang dilaksanakan dengan
semangat pemberdayaan serta kemitraan yang tinggi.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan baik oleh pemerintah
maupun masyarakat termasuk swasta harus diselenggarakan secara
adil dan merata. Sebagaimana diamanatkan dalam amandemen
UUD 1945 pasal 28 ayat 1 bahwa setiap orang berhak hidup
sejahtera lahir dan bathin, bertempat tinggal, dan mendapat
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan. Jaminan pemeliharaan kesehatan
dikembangkan terus untuk menjamin terselenggaranya pemeliharaan
kesehatan yang lebih merata dan bermutu serta dengan harga yang
terkendali.
Pembangunan kesehatan di Indonesia terus ditingkatkan
dengan melaksanakan berbagai upaya dalam rangka meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Reformasi bidang
kesehatan terus digalakkan untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan yang bermutu, efektif, efisien dan terjangkau masyarakat.
Berbagai terobosan baru dilaksanakan pemerintah baik di pusat
maupun daerah dengan mengarahkan pembangunan kesehatan
yang langsung mendidik sasaran yang menjadi permasalahan
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 2
kesehatan. Pelayanan langsung yang menyentuh kebutuhan
masyarakat menjadi perhatian utama. Hal ini dapat kita lihat dengan
program-program pemerintah yang memberi jaminan pelayanan
kesehatan kepada semua lapisan masyarakat, khususnya
masyarakat dengan kemampuan ekonomi kurang mampu dengan
sistem asuransi kesehatan masyarakat miskin yang saat ini namanya
menjadi Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan
Pelayan Persalinan (Jampersal). Begitu juga Pemerintah Kota
Tanjungpinang yang memberikan pelayanan kesehatan gratis yang
dinamakan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) bagi masyarakat
miskin yang tidak dicakup oleh Jamkesmas sebagai bukti kepedulian
pemerintah dalam menyediakan pelayanan kesehatan yang
terjangkau.
Namun demikian, walaupun sudah banyak kemajuan yang
dicapai tetapi bila dibandingkan dengan beberapa negara tetangga,
keadaan kesehatan masyarakat Indonesia masih tertinggal. Angka
kematian ibu dan anak misalnya, Indonesia berada diurutan atas
diantara negara-negara anggota South East Asia Medical Information
Center (SEAMIC).
Indikator yang digunakan dalam menilai pencapaian Indonesia
Sehat 2013 dan juga Kota Tanjungpinang Sehat meliputi (1) Indikator
derajat kesehatan sebagai hasil akhir yang terdiri dari indikator-
indikator untuk mortalitas, morbiditas dan nutrisional gizi; (2) Indikator
hasil yang terdiri atas indikator-indikator untuk keadaan lingkungan,
perilaku hidup, akses dan mutu pelayanan kesehatan; serta (3)
Indikator proses dan masukan yang terdiri atas indikator-indikator
untuk pelayanan kesehatan, sumber daya kesehatan, manajemen
kesehatan dan kontribusi sektor terkait.
Evaluasi pencapaian pelaksanaan untuk mengetahui
perkembangan derajat kesehatan masyarakat perlu dilakukan setiap
tahunnya. Hal ini untuk mengetahui manfaat dan dampak dari
penyelenggaraan program dan kegiatan pembangunan kesehatan
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 3
yang tepat guna dan tepat sasaran. Selain untuk evaluasi hasil, juga
dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi dan menghambat
pencapaian hasil pembangunan kesehatan yang diharapkan.
Peranan data dan informasi dalam bidang kesehatan semakin
memegang peranan penting. Informasi yang tepat waktu akan
memungkinkan untuk dapat mengambil keputusan dan kebijakan
yang tepat waktu dan tepat sasaran. Informasi yang kurang akurat
dan lambat dapat dipastikan akan memperlambat pengambilan
keputusan. Akibatnya permasalahan kesehatan akan semakin
menumpuk dan berbagai penyakit sudah menyebar luas di
masyarakat. Pentingnya data dan informasi ini ditegaskan dalam
strategi utama pembangunan kesehatan, dimana salah satunya
adalah peningkatan sistem surveilans, monitoring dan informasi
kesehatan. Profil kesehatan Kota Tanjungpinang sebagai salah satu
sarana yang dapat digunakan sebagai jendela untuk melihat
pencapaian derajat kesehatan Kota Tanjungpinang dan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan sesuai dengan Standar
Pelayanan Minimum (SPM) bidang kesehatan. Profil Kesehatan Kota
Tanjungpinang disajikan dalam bentuk tabel dan grafik serta
dilengkapi dengan analisis deskriptif. Keterbatasan dalam
menganalisis ini sebagian besar karena kesulitan memperoleh data
yang akurat dan konsisten.
Sistematika penyusunan Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang
ini mengacu pada Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan yang
diterbitkan Kementerian Kesehatan RI Tahun 2011 dan SKN yang
meliputi aspek (1) demografi dan geografi; (2) derajat kesehatan
meliputi angka kematian, kesakitan dan nutrisional gizi masyarakat;
(3) penyelenggaraan sistem kesehatan, meliputi upaya kesehatan,
pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, obat dan
perbekalan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan manajemen
kesehatan.
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 4
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penyusunan Profil Kesehatan Kota
Tanjungpinang Tahun 2013 adalah diperolehnya gambaran derajat
kesehatan masyarakat Kota Tanjungpinang yang merupakan
keluaran dari pelaksanaan pembangunan kesehatan di Kota
Tanjungpinang Tahun 2013.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Diperolehnya gambaran umum keadaan geografis,
kependudukan, tingkat pendidikan dan lingkungan di Kota
Tanjungpinang Tahun 2013.
2. Diketahuinya Visi, Misi, Kebijakan serta program-program
Pembangunan Kesehatan di Kota Tanjungpinang Tahun 2013.
3. Diketahuinya pencapaian pembangunan kesehatan di Kota
Tanjungpinang Tahun 2013.
4. Diketahuinya situasi sumber daya kesehatan di Kota
Tanjungpinang Tahun 2013.
5. Diketahuinya permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Kota
Tanjungpinang Tahun 2013.
6. Terdokumentasikannya data dan informasi derajat kesehatan
masyarakat Kota Tanjungpinang Tahun 2013.
1.3 Sistematika Penulisan
Sistematika penyajian Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang
Tahun 2013 ini mengacu kepada Petunjuk Teknis Penyusunan Profil
Kesehatan Kabupaten/Kota yang diterbitkan oleh Pusat Data dan
Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Adapun
susunan penulisannya adalah sebagai berikut :
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 5
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan Profil Kesehatan
Kota Tanjungpinang Tahun 2013 dan sistematika dari penyajiaannya.
BAB II : GAMBARAN UMUM
Bab ini berisi tentang gambaran umum Kota Tanjungpinang Tahun
2013. Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan
informasi umum lainnya, bab ini juga membahas faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya misalnya
kependudukan, pendidikan, sosial ekonomi dan lingkungan.
BAB III : SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian,
angka kesakitan, dan angka status gizi masyarakat.
BAB IV : SITUASI UPAYA KESEHATAN
Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan
kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular,
pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi
masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan
kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang
diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar
Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan serta upaya pelayanan
kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh Kota Tanjungpinang
Tahun 2013.
BAB V : SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan,
pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya.
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 6
BAB VI : KESIMPULAN
Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak
dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang
Tahun 2013. Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat,
pada bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih
kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
LAMPIRAN
Pada lampiran ini berisi resume / angka pencapaian Kota
Tanjungpinang Tahun 2013 dan 79 tabel data yang merupakan
gabungan tabel indikator Kota Tanjungpinang sehat dan indikator
pencapaian kinerja Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan.
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 7
BAB II GAMBARAN UMUM
2.1 Sejarah
Nama Tanjungpinang, diambil dari posisinya yang menjorok ke
laut (tanjung) yang banyak ditumbuhi sejenis pohon, yaitu pohon
pinang. Pohon yang berada di Tanjung tersebut merupakan petunjuk
bagi pelayar yang akan masuk ke Sungai Bintan, dimana terdapat
kerajaan Bentan yang berpusat di Bukit Batu. Dengan posisi yang
strategis di Pulau Bintan dan pusat kebudayaan melayu serta lalu
lintas perdagangan sehingga Tanjungpinang menjadi sangat terkenal.
Sejarah Tanjungpinang juga tidak terlepas dari Kerajaan Melayu
Johor-Riau.
Pada masa Kerajaan Johor masa Sultan Abdul Jalil Syah yang
memerintahkan Laksemana Tun Abdul Jamil membuka sebuah
Bandar perdagangan yang terletak di Pulau Bintan, tepatnya di Sungai
Carang, Hulu Sungai Riau. Bandar baru tersebut menjadi bandar yang
ramai dan kemudian dikenal dengan bandar Riau. Peranan
Tanjungpinang sangat p[enting sebagai kawasan penyangga dan
pintu masuk Bandar Riau.
Pada masa Perang Riau pada tahun 1782-1784 antara kerajaan
Riau dengan Belanda, Keberadaan Tanjungpinang semakin
diperhitungkan yaitu pada masa pemerintahan yang dipertuan Muda
Raja Haji Fisabillilah. Peperangan selama 2 tahun ini mencapai
puncaknya pada tanggal 6 Januari 1784 dengan kemenangan pada
pihak Kerajaan Melayu Riau yang ditandai dengan hancurnya kapal
komando Belanda “Malaka’s Wal Faren”. Dan mendesak Belanda
untuk mundur dari perairan Riau. Kemudian peristiwa tersebut 6
Januari diabadikan sebagai hari jadi Tanjungpinang.
Sejak Belanda menguasai wilayah Kerjaan Riau dan campur
tangannya dalam kerajaan, membuat kerajaan Riau mengalami
kemunduran, hingga puncaknya terjadi pada saat pemecatan Sultan
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 8
Riau oleh Belanda pada tahun 1912. Sultan kala itu tidak mau
menandatangani Surat pemberhentian tersebut dan lebih memilih
untuk pindah ke Singapura.Dan sejak saat itu berakhirlah Kesultanan
Riau-Lingga dari peta Keresidenan Belanda. Dan Keberadaan
Tanjungpinang tetap menjadi daerah pusat keresidenan Belanda.
Keberadaan Belanda sempat digantikan Jepang dan Tanjungpinang
pada waktu itu dijadikan Pusat Pemerintahan Jepang di Wilayah
Kepulauan Riau. Dan kemudian kembali lagi dipegang oleh belanda.
Kemerdekaan Indonesia tahun 1945 mengakhiri pendudukan Belanda
atas wilayah Kepulauan Riau. Tahun 1950, Belanda menyerahkan
wilayah Kepulauan Riau Kepada pemerintah Indonesia. Berdasarkan
Undang-undang No 19 Tahun 1957 dibentuklah Propinsi Riau dengan
Tanjungpinang sebagai ibukota, namun tahun 1959 ibukota
dipindahkan ke Pekanbaru.
Setelah lama menjadi ibukota Kabupaten Kepulauan Riau,
Kemudian dengan Peraturan Pemerintah Nomor 31 tahun 1983
tanggal 18 Oktober 1983 Tanjungpinang ditetapkan sebagai Kota
Administratif. Selanjutnya pada tahun 2001 sesuai dengan UU nomor
5 tahun 2001 tanggal 21 Juni 2001, Kota Administratif Tanjungpinang
menjadi Kota Tanjungpinang. Dan saat ini Tanjungpinang menjadi
Ibukota Provinsi Kepulauan Riau dengan membawahi 4 kecamatan
yaitu Kecamatan Bukit Bestari, Kecamatan Tanjungpinang Timur,
Kecamatan Tanjungpinang Kota dan Kecamatan Tanjungpinang
Barat.
2.2 Geografis
Secara geografis Kota Tanjungpinang terletak di Pulau Bintan,
dengan posisi koordinat berada pada 0051’ sampai dengan 0059’
Lintang Utara dan 104023’ sampai dengan 104034’ Bujur Timur, dan
berada pada elevasi ± 70 m di atas permukaan air laut (mean sea
level). Adapun batas-batas wilayah Kota Tanjungpinang sebagai
berikut:
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 9
Sebelah Utara : berbatasan dengan Teluk Bintan Kecamatan
Teluk Bintan, Kabupaten Bintan.
Sebelah Selatan : berbatasan dengan Selat Karas Desa
Mantang Baru Kecamatan Bintan Timur,
Kabupaten Bintan.
Sebelah Barat : berbatasan dengan Selat Karas, Kecamatan
Galang Kota Batam dan Desa Pangkil
Kecamatan Teluk Bintan, Kabupaten Bintan.
Sebelah Timur : berbatasan dengan Kecamatan Bintan Timur,
Kabupaten Bintan.
Gambar 2.1 Peta Kota Tanjungpinang
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 10
Kota Tanjungpinang terdiri dari 4 (empat) kecamatan dan 18
(delapan belas) kelurahan diantaranya:
1. Kecamatan Tanjungpinang Barat yang terdiri dari 4 (empat) kelurahan,
yaitu : Kelurahan Tanjungpinang Barat, Kelurahan Kemboja, Kelurahan
Kampung Baru, dan Kelurahan Bukit Cermin
2. Kecamatan Tanjungpinang Timur yang terdiri dari 5 (lima) kelurahan,
yaitu: Kelurahan Melayu Kota Piring, Kelurahan Kampung Bulang,
Kelurahan Air Raja, Kelurahan Batu IX, dan Kelurahan Pinang Kencana
3. Kecamatan Tanjungpinang Kota yang terdiri dari 4 (empat) kelurahan,
yaitu: Kelurahan Tanjungpinang Kota, Kelurahan Kampung Bugis,
Kelurahan Senggarang, dan Kelurahan Penyengat
4. Kecamatan Bukit Bestari yang terdiri dari 5 (lima) kelurahan, yaitu:
Kelurahan Tanjungpinang Timur, Kelurahan Dompak, Kelurahan Tanjung
Ayun Sakti, Kelurahan Sei Jang, dan Kelurahan Tanjung Unggat.
2.3 Kependudukan
Jumlah penduduk Kota Tanjungpinang pada tahun 2013 mengalami
penurunan dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun
sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh pada tahun 2013 Direktorat
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri Jakarta
melakukan Konsolidasi data dengan tujuan untuk menimalisir adanya data
ganda di seluruh wilayah Indonesia termasuk data yang ada di Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tanjungpinang. Data hasil
konsolidasi inilah, tepatnya sejak Agustus 2013 dipakai Kota Tanjungpinang
sebagai dasar untuk menentukan jumlah penduduk yang ada di Kota
Tanjungpinang.
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 11
Jumlah penduduk Kota Tanjungpinang pada tahun 2013
adalah 228.918 jiwa, yang terdiri dari 116.256 jiwa penduduk laki-laki,
dan 112.662 jiwa penduduk perempuan. Sedangkan jumlah kepala
keluarga sebanyak 70.278 rumah tangga, dengan anggota KK rata-
rata 3 orang. Sedangkan kepadatan penduduk Kota Tanjungpinang
adalah 955 jiwa/km2.
LAKI-LAKI PEREMPUAN
Grafik 2.1
Piramida Penduduk Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Sumber : Profil Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 12
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk per Kelurahan Menurut Jenis Kelamin
Kota Tanjungpinang Tahun 2013
NO KECAMATAN /
KELURAHAN
P E N D U D U K Persentase
Jumlah
Penduduk
per
Kecamatan
(%)
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
TANJUNGPINANG BARAT 29.320 28.771 58.091
25,38%
1 TANJUNG PINANG BARAT 9.974 9.778 19.752
2 KEMBOJA 8.250 7.960 16.210
3 KAMPUNG BARU 6.060 5.871 11.931
4 BUKIT CERMIN 5.036 5.162 10.198
TANJUNGPINANG TIMUR 43.229 41.560 84.789
37,04%
1 MELAYU KOTA PIRING 9.516 9.090 18.606
2 KAMPUNG BULANG 4.834 4.848 9.682
3 AIR RAJA 6.156 5.876 12.032
4 BATU IX 10.690 10.082 20.772
5 PINANG KENCANA 12.033 11.664 23.697
TANJUNGPINANG KOTA 12.203 11.211 23.414
10,23%
1 TANJUNG PINANG KOTA 3.707 3.729 7.436
2 KAMPUNG BUGIS 4.902 4.184 9.086
3 SENGGARANG 2.262 2.032 4.294
4 PENYENGAT 1.332 1.266 2.598
BUKIT BESTARI 31.504 31.120 62.624
27,36%
1 TANJUNG PINANG TIMUR 5.666 5.545 11.211
2 DOMPAK 1.601 1.479 3.080
3 TANJUNG AYUN SAKTI 6.471 6.504 12.975
4 SEI JANG 9.763 9.723 19.486
5 TANJUNG UNGGAT 8.003 7.869 15.872
TOTAL 116.256 112.662 228.918 100%
Sumber : Dinas Kependudukan dan Capil Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa wilayah Kecamatan
Tanjungpinang Timur mempunyai jumlah penduduk paling banyak yaitu
84.789 atau sekitar 37,04%. Jika dibandingkan dengan data pada Tahun
2012, penduduk yang berdomisili di wilayah Kecamatan Tanjungpinang Timur
adalah 36,35%, maka pada Tahun 2013 mengalami peningkatan yang cukup
signifikan. Hal ini disebabkan karena wilayah kecamatan Tanjungpinang
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 13
Timur adalah wilayah yang sedang berkembang sampai dengan saat ini.
Pembangunan perumahan baru, perkantoran, perdagangan dan transportasi
berada di wilayah kecamatan Tanjungpinang Timur. Faktor tersebut
menyebabkan penduduk kota Tanjungpinang terutama pendatang lebih
memilih untuk bertempat tinggal di wilayah Kecamatan Tanjungpinang Timur.
Sebaliknya wilayah Kecamatan Tanjungpinang Kota mempunyai jumlah
penduduk paling sedikit yaitu 23.414 jiwa atau 10,23% yang pada Tahun
2012 sebesar 10,24%. Angka tersebut menunjukkan bahwa terjadi
pergeseran jumlah penduduk dari wilayah Kecamatan Tanjungpinang Kota ke
wilayah Kecamatan Tanjungpinang Timur. Wilayah Kecamatan
Tanjungpinang Kota sebagian besar adalah wilayah pesisir pantai. Penduduk
cenderung menghindari wilayah tersebut sebagai tempat untuk menetap.
Tabel 2.2 Data Penduduk Sasaran Program Dinas Kesehatan per Kecamatan Kota Tanjungpinang
Tahun 2013
Sumber : Bidang Program Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Kecamatan Bayi (2,64%) Anak Balita (9,28%) Balita
L P ∑ L P ∑ L P ∑
TPI. BARAT 794 777 1.571 2.793 2.733 5.526 3.587 3.510 7.097
TPI. TIMUR 1.126 1.075 2.201 3.958 3.781 7.739 5.084 4.856 9.940
TPI. KOTA 322 297 619 1.132 1.048 2.180 1.454 1.345 2.799
BKT. BESTARI 839 823 1.662 2.949 2.894 5.843 3.788 3.717 7.505
Total 3.081 2.972 6.053 10.832 10.456 21.288 13.913 13.428 27.341
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 14
Tabel 2.3
Data Penduduk Sasaran Program Dinas Kesehatan per Kecamatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Sumber : Bidang Program Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Sebaran penduduk di Kota Tanjungpinang adalah sebagai
berikut; 58.091 jiwa penduduk Kecamatan Tanjungpinang Barat,
23.414 jiwa penduduk Kecamatan Tanjungpinang Kota, 62.624 jiwa
penduduk Kecamatan Bukit Bestari, dan 84.789 jiwa penduduk
Kecamatan Tanjungpinang Timur.
Prediksi kelompok sasaran utama penduduk pada tahun 2013
adalah; 6.652 ibu hamil, 6.354 ibu bersalin, 6.053 ibu menyusui, 6.053
bayi, 21.288 anak balita usia 1-4 th, dan 27.341 balita.
2.4 Pendidikan
Tingkat pendidikan penduduk di atas usia 10 tahun di Kota
Tanjungpinang adalah sebagai berikut; 3,31% tidak / belum pernah
sekolah; 13.89 % belum/tidak tamat SD; 24,74% berpendidikan SD/MI;
16,31% berpendidikan SMP/MTs; 33,35% berpendidikan
SMA/SMK/MA; 3,14% berpendidikan Akademi/Diploma; dan 5,27%
berpendidikan DIV/S1/S2/S3. Prasarana pendidikan di Kota
Tanjungpinang, terdiri dari; 74 buah SD/MI, 27 SLTP/MTS, 27
SLTA/MA/SMK.
Kecamatan Bufas Bulin Buteki Bumil Lansia Lansia Risti
(2,64%) (2,77%) (2,64%) (2,9%) L P ∑ L P ∑
TPI. BARAT 1.571 1.650 1.571 1.727 1.406 1.586 2.992 828 1.014 1.842
TPI. TIMUR 2.201 2.309 2.201 2.418 1.095 1.042 2.137 514 503 1.017
TPI. KOTA 619 651 619 681 675 670 1.345 428 499 927
BKT. BESTARI 1.662 1.744 1.662 1.826 1.210 1.226 2.436 596 688 1.284
Total 6.053 6.354 6.053 6.652 4.386 4.524 8.910 2.366 2.704 5.070
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 15
2.5 Sosial – Ekonomi
Tiga sektor unggulan Pembangunan ekonomi Kota
Tanjungpinang yaitu perdagangan, industri dan transportasi. Ketiga
sektor tersebut diharapkan akan mampu dan dapat merangsang
perkembangan serta pertumbuhan sektor-sektor ekonomi lainnya.
Angka Pertumbuhan penduduk Kota Tanjungpinang pada
tahun2012 adalah -0,43%. Angka tidak jauh berbeda dengan pada
tahun 2013 yaitu sebesar -0,21%. Pada tahun 2012 pertembuhan
penduduk mengalami penurunan dikarenakan adnya pengelolaaan
data untuk mempersiapkan Data Daftar Penduduk Potensial Pemilih
Pemilu (DP4) pada Pemilihan Walikota Tanjungpinang. Pada
pengelolaan data tersebut, Dinas Kepenudukan dan Pencatatan Sipil
Kota Tanjungpinang melakukan penghapusan terhadap data ganda,
data penduduk yang sudah pindah keluar dari Kota Tanjungpinang,
dan data orang yang telah mati yang belum dilaporan ke Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil.
Pertumbhan penduduk tahun 2013 juga mengalami
penurunan, hal ini dikarenakan tahun 2013 Direktorat Jenderal
Kepundudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri
Jakarta melakukan Konsolidasi data dengan tujuan untuk
meminimalisir adanya data ganda di seluruh wilayah Indonesia
termasuk data yang ada di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kota Tanjungpinang. Berdasarkan Instruksi dari Menteri Dalam Negeri
melalui Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil maka
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tanjungpinang
menggunakan data pelayanan hasil konsolidasi tersebut tepatnya
pada bulan Agustus 2013 yang lalu (Profil Perkembangan
Kependudukan Kota Tanjungpinang Tahun 2013).
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 16
2.6 Lingkungan
Kota Tanjungpinang berbatasan dengan Kota Batam, negara
tetangga Singapura dan Malaysia. Dan merupakan kawasan Segitiga
Pengembangan SIJORI (Singapura, Johor, dan Riau).
Geografis Kota Tanjungpinang merupakan kawasan pesisir,
berbukit-bukit dengan batuan bouksit, beberapa kawasan pantainya
masih terdapat rawa dan hutan bakau.
Saat ini Kota Tanjungpinang dijadikan sebagai ibukota
Provinsi Kepulauan Riau dan masih ada sebagian dinas-dinas
Kabupaten Bintan yang menempati kantor di wilayah Kota
Tanjungpinang.
Selain sebagai pusat kegiatan pemerintahan baik Provinsi
Kepulauan Riau dan Kabupaten Bintan, Kota Tanjungpinang juga
memiliki tiga buah Rumah Sakit (RSUD Kota Tanjungpinang, RSAL,
dan RSUD Provinsi Kepulauan Riau) yang juga sebagai pusat rujukan
dari beberapa Kabupaten dan Kota yang ada di Provinsi Kepulauan
Riau.
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 17
BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor.
Faktor-faktor tersebut tidak hanya berasal dari sektor kesehatan seperti
pelayanan dan ketersedian sarana dan prasarana kesehatan, melainkan
juga dipengaruhi faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial,
keturunan, dan faktor lainnya.
Situasi derajat kesehatan masyarakat di Kota Tanjungpinang
dapat dilihat dari beberapa indikator yang meliputi situasi mortalitas,
morbiditas dan status gizi masyarakat. Pada bab ini situasi derajat
kesehatan Kota Tanjungpinang digambarkan melalui Angka Kematian
Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu(AKI),
dan angka morbiditas beberapa penyakit.
3.1 Mortalitas
Mortalitas atau kematian merupakan
salah satu diantara tiga komponen proses demografi yang
berpengaruh terhadap struktur penduduk selain fertilitas dan migrasi.
Tinggi rendahnya tingkat mortalitas di suatu daerah tidak hanya
mempengaruhi pertumbuhan penduduk, tetapi juga bisa dijadikan
sebagai barometer dari tinggi rendahnya tingkat kesehatan di daerah
tersebut. Kasus kematian terutama dalam jumlah banyak berkaitan
dengan masalah sosial, ekonomi, adat istiadat maupun masalah
kesehatan lingkungan. Indikator kematian berguna untuk memonitor
kinerja pemerintah pusat maupun lokal dalam peningkatan
kesejahteraan masyarakat (Budi Utomo, 1985).
Kematian dewasa umumnya disebabkan karena penyakit
menular, penyakit degeneratif, kecelakaan atau gaya hidup yang
beresiko terhadap kematian. Kematian bayi dan balita sebagian besar
disebabkan oleh BBLR dan Asfiksia. Faktor gizi buruk juga
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 18
menyebabkan anak-anak rentan terhadap penyakit menular, sehingga
mudah terinfeksi dan menyebabkan kematian. Faktor sosial ekonomi
seperti pengetahuan tentang kesehatan, gizi dan kesehatan
lingkungan, kepercayaan dan kemiskinan merupakan faktor individu
dan keluarga yang mempengaruhi mortalitas dalam masyarakat.
Angka kematian dapat digunakan sebagai salah satu indikator
dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan serta
menggambarkan perkembangan derajat kesehatan masyarakat.
Berikut yang akan dijabarkan meliputi Angka Kematian Bayi (AKB),
Angka Kematian Balita (AKABA), dan Angka Kematian Ibu Maternal.
3.1.1 Angka Kematian Bayi (AKB)
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat
setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun.
Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi, dari sisi
penyebabnya kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan
eksogen. Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan
kematian neonatal yaitu kematian bayi yang terjadi pada bulan
pertama setelah dilahirkan. Umumnya disebabkan oleh faktor-faktor
yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada
saat konsepsi atau didapat selama kehamilan. Kematian bayi
eksogen atau kematian post neonatal adalah kematian bayi yang
terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun
yang disebabkan oleh faktor-faktor yang berkaitan dengan pengaruh
lingkungan luar.
Angka kematian bayi merupakan indikator penting untuk
mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat
karena bayi yang baru lahir sangat sensitif dengan keadaan
lingkungan tempat tinggal orang tua si bayi dan sangat erat kaitannya
dengan keadaan sosial ekonomi orang tuanya. Angka kematian bayi
selain berguna untuk memantau dan mengevaluasi keberhasilan
program di bidang kesehatan, juga dapat dimanfaatkan sebagai alat
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 19
ukur situasi demografi dan sebagai masukan dalam melakukan
perhitungan proyeksi penduduk. Juga dapat dimanfaatkan untuk
pengembangan perencanaan program.
Dalam hal kematian, Indonesia mempunyai komitmen untuk
mencapai sasaran Millenium Development Goals (MDGs) untuk
menurunkan Angka Kematian Bayi sebesar dua per tiga dari angka di
tahun 1990 atau menjadi 20 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun
2015. Untuk mencapai tujuan ini diperlukan usaha yang sungguh-
sungguh dari berbagai instansi terkait, mulai dari pemerintah pusat
maupun daerah, LSM dan masyarakat pada umumnya. Pada tahun
2013, jumlah kelahiran di Kota Tanjungpinang sebanyak 6.367
kelahiran. Dari kelahiran tersebut terjadi kelahiran mati sebanyak 41
kasus. Sedangkan dari yang lahir hidup dilaporkan bahwa sebanyak
40 bayi meninggal. Jika dikonversikan secara langsung dengan
perhitungan angka kematian bayi di Kota Tanjungpinang tahun 2013
sebesar 6,32 per 1.000 kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan
keadaan tahun 2012 dapat dilihat bahwa jumlah kematian bayi
secara angka absolut sama yaitu dari 40 bayi pada tahun 2012
menjadi 40 bayi pada tahun 2013, tetapi secara persentase
mengalami penurunan yaitu 6,83 per 1.000 kelahiran hidup pada
tahun 2012 menjadi 6,32 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2013.
Penyebab utama kematian bayi di Kota Tanjungpinang yaitu BBLR
dan Aspiksia.
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 20
8
5,66,14
6,82 6,836,32
0123456789
2008 2009 2010 2011 2012 2013
3.1.2 Angka Kematian Balita (AKABA)
Angka Kematian Balita adalah jumlah kematian anak berusia
0 - 4 tahun selama satu tahun tertentu per 1.000 kelahiran hidup.
Angka Kematian Balita dapat berguna untuk mengembangkan
program imunisasi serta program-program pencegahan penyakit
menular terutama pada anak-anak, program penyuluhan tentang gizi
dan pemberian makanan sehat untuk anak dibawah 5 tahun.
Kejadian kematian anak balita di Kota Tanjungpinang secara
absolut menunjukkan adanya peningkatan yaitu 3 kematian pada
tahun 2012 menjadi 7 kematian pada tahun 2013, namun secara
persentase juga terjadi peningkatan yang signifikan dimana pada
tahun 2012 angka kematian anak balita sebesar 0,51 per 1.000
kelahiran hidup menjadi 1,11 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun
2013. Sedangkan untuk kejadian kematian balita di Kota
Tanjungpinang secara absolut menunjukkan adanya peningkatan
yaitu 43 kematian pada tahun 2012 menjadi 47 kematian pada tahun
2013 dan secara persentase juga mengalami peningkatan.
TAHUN
Per 1
.00
0 p
dd
k
Grafik : 3.1 Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Tanjungpinang
Tahun 2008-2013
Sumber: Bidang Kesga Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 21
9,07
6,176,8
7,58 7,34 7,43
012
34567
89
10
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Pada tahun 2012 angka kematian balita sebesar 7.34 per
1.000 kelahiran hidup menjadi 7.43 per 1.000 kelahiran hidup pada
tahun 2013. Jika dibandingkan dengan SDKI 2012 dimana secara
nasional angka kematian balita sebesar 40 per 1.000 kelahiran hidup,
maka kondisi Angka Kematian Balita di Kota Tanjungpinang sudah
jauh dibawah angka nasional. Kondisi ini perlu dipertahankan dan
ditingkatkan lebih baik lagi mengingat masa balita merupakan masa
pertumbuhan emas (golden age growth) karena pada masa ini
pertumbuhan dan pembentukan organ-organ vital anak mengalami
pertumbuhan yang pesat termasuk pertumbuhan otak. Jika kondisi
kesehatan anak pada masa balita ini dapat terpelihara dengan baik
maka kemungkinan besar generasi yang akan dihasilkan adalah
generasi bangsa yang kuat secara fisik dan intelegensia.
Per 1
.00
0 p
dd
k
Grafik : 3.2 Angka Kematian Anak Balita (AKABA) di Kota Tanjungpinang
Tahun 2008-2013
TAHUN
Sumber: Bidang Kesga Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 22
3.1.3 Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)
Angka Kematian Ibu (AKI) maternal adalah banyaknya
kematian perempuan pada saat hamil atau 42 hari sejak terminasi
kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang
disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan
karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup. Angka
Kematian Ibu Maternal merupakan salah satu indikator yang
digunakan untuk melihat tingkat kesejahteraan suatu daerah atau
negara. Hal ini didasarkan bahwa kondisi kesehatan ibu pada waktu
hamil akan menjadi faktor penentu keselamatan ibu pada proses
persalinan dan masa nifas. Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat
kesehatan ibu hamil antara lain tingkat kesadaran perilaku hidup
sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan,
tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, ibu waktu
melahirkan dan masa nifas.
Penghitungan AKI sulit dilakukan karena untuk menghitung
AKI dibutuhkan sampel yang besar. Angka Kematian Ibu sampai saat
ini baru diperoleh dari survey-survey terbatas seperti penelitian dan
pencatatan. Dari beberapa hasil survey dan penelitian terlihat bahwa
angka kematian ibu maternal secara nasional menunjukkan
penurunan dari waktu ke waktu. Menurut hasil SKRT tahun 1992
angka kematian ibu sebesar 425 per 100.000 kelahiran hidup, hasil
Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1994
menunjukkan angka 390 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan
pada hasil SKRT 1995 angka kematian ibu maternal menurun
menjadi 373 per 100.000 kelahiran hidup. Dari hasil SDKI pada tahun
2002 - 2003 kejadian AKI menurun lagi menjadi 307 per 100.000
kelahiran hidup, tahun 2010 turun lagi 259 per 100.000 kelahiran
hidup dan tahun 2012 naik 359 per 100.000 kelahiran hidup.
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 23
52
82,68
116,09121,29
85,4
126,46
0
20
40
60
80
100
120
140
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Pada tahun 2013 berdasarkan data yang diperoleh diketahui
jumlah kematian ibu maternal di Kota Tanjungpinang sebanyak 8
orang dari 6.326 kelahiran hidup. Angka ini jika dikonversikan
langsung dengan rumus perhitungan AKI maka diperoleh angka
126,46 per 100.000 kelahiran hidup. Secara absolut terjadi kenaikan
jumlah kasus dari tahun 2012 ke tahun 2013, dan setelah dikonversi
dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan yang signifikan yaitu 85,40
per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012 menjadi 126,46 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2013. Penyebab utama
Kematian adalah Pendarahan dan Preeklamsi.
3.1.4 Angka Harapan Hidup
Angka Harapan Hidup (AHH) dapat digunakan untuk menilai
status derajat kesehatan. Selain itu, AHH juga menjadi salah satu
indikator yang diperhitungkan dalam menilai Indeks Pembangunan
Manusia (IPM). Gambaran AHH di Tanjungpinang selama tahun
2006 – 2013 menunjukkan peningkatan.
Per 1
.00
0 p
dd
k
Grafik : 3.3 Angka Kematian Ibu (AKI) di Kota Tanjungpinang
Tahun 2008-2013
TAHUN
Sumber: Bidang Kesga Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 24
Data BPS, menunjukkan bahwa AHH di Tanjungpinang pada
tahun 2006 sebesar 68,5 tahun , 2007 sebesar 68,5 tahun , 2008
sebesar 69,51 tahun, tahun 2009 sebesar 69,56 tahun dan tahun
2010 sebesar 69,62 tahun. Tahun 2011, AHH Kota Tanjungpinang
kembali naik menjadi 69,67 tahun.
Grafik: 3.4 Angka Harapan Hidup di Kota Tanjungpinang
Tahun 2009 -2013
69,56
69,62
69,67
69,72
69,75
69,45
69,5
69,55
69,6
69,65
69,7
69,75
69,8
2009 2010 2011 2012 2013
Sumber : BPS Kota Tanjungpinang
3.2 MORBIDITAS
Morbiditas adalah angka kesakitan, baik insiden maupun
prevalen dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian
penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu. Morbiditas
juga berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan
masyarakat.
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 25
3.2.1 Pola 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas
Pola 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di
Puskesmas tahun 2013 menunjukkan bahwa kasus terbanyak
merupakan penyakit ISPA dengan jumlah kasus 29.185. Rincian
mengenai 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di
puskesmas dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Grafik 3.5 POLA 10 BESAR PENYAKIT TERBANYAK PADA PASIEN
RAWAT JALAN DI PUSKESMAS SE- KOTA TANJUNGPINANG TAHUN 2013
ISPA; 29185
Hipertensi; 9125
Gastritis; 4587
Infeksi pada Pulpa; 3731
Penyakit pada Gaster; 3985
Infeksi pad Kulit; 3362
Diare; 2809
Diabetes Melitus; 2686
Penyakit Ginggivitis; 2255
Anthropaties; 2201
Dari tabel diatas, terlihat bahwa penyakit tertinggi yaitu
ISPA diikuti oleh hipertensi, gastritis, penyakit pulpa dan jaringan
periapikal, penyakit kulit infeksi, diare, penyakit sistem otot dan
jaringan pengikat, , tonsillitis, serta penyakit kulit alergi.
Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2015
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 26
3.2.2. Status Gizi
Salah satu indikator kesehatan yang dinilai keberhasilan
pencapaiannya dalam MDGs adalah status gizi balita. Status gizi
balita diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan tinggi badan
(TB). Variabel BB dan TB ini disajikan dalam bentuk tiga indikator
antropometri, yaitu : berat badan menurut umur (BB/U), tinggi
badan menurut umur (TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan
(BB/TB). Indikator BB/U memberikan indikasi masalah gizi secara
umum. Indikator ini tidak memberikan indikasi tentang masalah gizi
yang sifatnya kronis ataupun akut karena berat badan berkolerasi
positif dengan umur dan tinggi badan. Dengan kata lain, berat
badan yang rendah dapat disebabkan karena anaknya pendek
(kronis) atau diare atau penyakit infeksi lainnya (akut).
Indikator TB/U memberikan indikasi masalah gizi yang
sifatnya kronis sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung
lama, misalnya : kemiskinan, perilaku hidup sehat dan pola
asuh/pemberian makan yang kurang baik dari sejak anak dilahirkan
yang mengakibatkan anak menjadi pendek. Indikator BB/TB dan
IMT/U memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnya akut sebagai
akibat dari peristiwa yang terjadi dalam waktu yang tidak lama
(singkat), misalnya: mengidap penyakit tertentu dan kekurangan
asupan gizi yang mengakibatkan anak menjadi kurus.
Partisipasi masyarakat (D/S) pada tahun 2013 mengalami
peningkatan dimana tahun 2012 48,12 % sedangkan tahun 2013
62,54%, tetapi angkanya masih jauh dari target nasional yaitu 80%.
Hal ini menggambarkan bahwa partisipasi masyarakat masih
kurang dan dipengaruhi oleh pola pikir masyarakat yang lebih
senang membawa balita mereka ke pelayanan kesehatan baik itu
Puskesmas, Rumah Sakit ataupun klinik swasta. Selaian itu ketika
usia anak lebih dari setahun dimana imunisasi dasar sudah
lengkap, masyarakat cenderung malas untuk ke penimbangan. Jika
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 27
balita tidak ditimbang setiap bulan, maka kenaikan berat badan
tidak terpantau.
Jika berat badan yang tidak terpantau tersebut tidak naik
sampai beberapa kali akan menyebabkan timbulnya masalah gizi
kurang. Untuk itu perlu dipelajari kenapa mereka tidak dating ke
posyandu dan perlu dimotivasi. Selain itu dari kader posyandu
sendiri bersama dengan PKK kelurahan juga dihimbau agar lebih
memotivasi warganya untuk membawa balita ke posyandu setiap
bulan dimana selama D/S belum mencapai 100% maka kasus gizi
buruk masih mungkin terjadi.
Berdasarkan Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal
(SPM) Penyelenggaraan Perbaikan Gizi Masyarakat tahun 2005,
yang menargetkan balita Bawah Garis Merah (BGM) atau gizi buruk
berada pada angka 5% untuk tahun 2013, maka prevalensi Gizi
Buruk Kota Tanjungpinang tahun 2013 jauh dibawah target dan
cukup memanggakan. Bila dibandingkan jumlah kasus gizi buruk
pada tahun 2012 sebanyak 33 orang dengan persentase (0.26%),
maka untuk tahun 2013 jumlah kasus gizi buruk sebanyak 25 orang
dengan persentase lebih kecil (0,15%), hal ini disebabkan karena
partisipasi masyarakat (D/S) lebih tinggi pada tahun 2013 yaitu
62,5% dibandingkan tahun 2012 partisipasi masyarakat 47,2%.
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 28
Grafik 3.6 Presentase Kasus Gizi Buruk, Gizi Kurang dan Gizi Lebih
di Kota Tanjungpinang Tahun 2009-2013
0,39
0,75
0,09
2,61
1,621,36 1,09
1,07
0,76
0,30,35 0,2
0,41
0,26
0,15
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
2009 2010 2011 2012 2013
GiziBuruk
GiziKurang
GiziLebih
Upaya yang dilakukan selam tahun 2013 dalam rangka
mengurangi jumlah gizi kurang dan gizi buruk adalah dengan
pelayanan kesehatan, pemberian makanan tambahan bagi balita
keluarga miskin, serta upaya penyuluhan gizi seimbang oleh
petugas gizi puskesmas.
Selain status gizi balita disini juga kami uraikan tentang
status gizi ibu hamil. Status gizi ibu hamil dapat kita ketahui dari
kegiatan pemantauan pertambahan berat badan selama hamil,
mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA) dan mengukur kadar Hb.
Pengukuran LILA dimaksudkan untuk mengetahui apakah
seseorang menderita Kurang Energi Kronis (KEK), sedangkan
pengukuran kadar Hb untuk mengetahui kondisi ibu apakah
menderita anemia gizi.
Sumber: Bidang Kesga Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 29
Anemia adalah suatu kondisi dengan kadar Hb berada di
bawah normal. Di Indonesia Anemia umumnya disebabkan oleh
kekurangan zat besi, sehingga lebih dikenal dengan istilah Anemia
Gizi Besi. Anemia Gizi Besi merupakan salah satu gangguan yang
sering terjadi selama kehamilan.
Anemia gizi besi merupakan suatu kondisi ibu dengan
kadar haemoglobin yang rendah. Anemia gizi besi (AGB) pada ibu
hamil dapat mengakibatkan kematian pada ibu dan bayi. Hal ini
dapat dicegah melalui pemberian tablet penambah darah (Fe)
kepada ibu hamil. Selama kehamilan dianjurkan seorang ibu
mengkonsumsi tablet zat besi minimal 90 butir. Kekurangan zat
besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada
pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi
dapat mengakibatkan kematian janin di dalam kandungan, abortus,
cacat bawaan, BBLR dan anemia pada bayi yang dilahirkan. Hal ini
menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu serta kematian
perinatal secara bermakna lebih tinggi dan kemungkinan
melahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebih besar.
Cakupan pemberian tablet besi (Fe) kepada ibu hamil
selama tahun 2013 tercatat dari 6.652 ibu hamil sebanyak
101,73% mendapat Fe1 dan 95,57% mendapat Fe3. Persentase
menunjukkan adanya peningkatan ibu hamil mendapat Fe1 dan
Fe3 dibandingkan dengan tahun 2012 (95,22% untuk Fe1 dan
91,87% untuk Fe3). Masih kurangnya cakupan ibu hamil yang
mendapat tablet Fe3 bila dibandingkan dengan target nasional
(100%) kemungkinan karena kurangnya kesadaran dan
pengetahuan ibu hamil akan bahaya yang diakibatkan jika ibu hamil
menderita anemia. Data lebih rinci dapat dilihat pada lampiran tabel
30.
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 30
3.2.3. Penyakit Menular
3.2.3.1. Malaria
Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang
upaya pengendaliannya menjadikan komitmen global dalam
Millenium Development Goals (MDGs). Malaria disebabkan oleh
parasit Plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel
darah merah manusia ditularkan oleh nyamuk malaria
(Anopheles) betina, dapat menyerang semua orang baik laki –
laki ataupun perempuan pada semua golongan umur dari bayi,
anak – anak dan dewasa. Sekitar 80% dari kabupaten/kota di
Indonesia termasuk kategori endemis dan lebih dari 45%
penduduknya berdomisili di desa endemis. Wilayah endemis
malaria pada umumnya adalah desa – desa terpencil dengan
kondisi lingkungan yang tidak baik, sarana transportasi dan
komunikasi yang sulit, akses pelayanan kesehatan kurang,
tingkat pendidikan dan sosial ekonomi masyarakat yang rendah
serta buruknya perilaku masyarakat terhadap kebiasaan hidup
sehat.
Ditjen PP&PL Kementerian Kesehatan telah menetapkan
stratifikasi endemisitas malaria suatu wilayah di Indonesia
menjadi 4 strata yaitu :
i. Endemis tinggi bila API > 5 per 1.000 penduduk.
ii. Endemis Sedang bila API berkisar antara 1-5 per 1.000
penduduk
iii. Endemis Rendah bila API 0-1 per 1.000 penduduk
iv. Non Endemis adalah daerah yang tidak terdapat penularan
malaria (daerah pembebasan malaria) atau API = 0.
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 31
Secara nasional kasus malaria selama tahun 2005 – 2010
cenderung menurun dimana pada tahun 2005 sebesar 4,10 per
1.000 penduduk menjadi 1,96 per 1.000 penduduk pada tahun
2010. Penurunan angka ini cukup bermakna karena diikuti
dengan intensifikasi upaya pengendalian malaria yang salah satu
hasilnya adalah peningkatan cakupan pemeriksaan sediaan
darah atau konfirmasi laboratorium. Pada tahun 2011, telah
dilakukan pemeriksaan sediaan darah sebanyak 1.416 preparat
(91,18%) dari 1.553 penderita klinis yang ditemukan. Tingginya
cakupan pemeriksaan sediaan darah di laboratorium tersebut
merupakan pelaksanaan kebijakan nasional pengendalian
malaria dalam mencapai eliminasi malaria, yaitu semua kasus
malaria klinis harus dikonfirmasi laboratorium.
Sejak tahun 2010, Ditjen PP dan PL telah menggunakan
indikator API di seluruh provinsi di Indonesia. Pencapaian angka
API 2013 di Kota Tanjungpinang masih diatas standar nasional
yaitu 0,15 per 1.000 penduduk (standar nasional = 0. karena
Kota Tanjungpinang bukan merupakan wilayah endemis
malaria). Informasi lebih rinci menurut puskesmas tentang
malaria terdapat pada Lampiran table 24.
Grafik 3.7
Jumlah Kasus Malaria di Puskesmas se-Kota Tanjungpinang Tahun 2013
13
7
1
3
3
8
35
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Tanjungpinnag
Batu 10
Melayu Kota Piring
Mekar Baru
Kampung Bugis
Sei Jang
Kota Tanjungpinang
Sumber: Bidang P2P Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 32
3.2.3.2 TB Paru
Tuberkulasis (TB) merupakan penyakit menular yang
disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Penyakit ini dapat menyebar melalui droplet penderita yang
telah terinfeksi basil TB. Bersama dengan Malaria dan HIV/AIDS,
TB menjadi salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi
komitmen global dalam MDGs.
Pada awal tahun 1995 WHO telah merekomendasikan
starategi DOTS (Directly Observed Treatment Short-course)
sebagai strategi dalam penanggulangan TB dan telah terbukti
sebagai strategi penanggulangan yang secara ekonomis paling
efektif (cost-efective), yang terdiri dari 5 komponen kunci : 1)
Komitmen politis; 2) Pemeriksaan dahak mikrokopis yang
terjamin mutunya; 3) Pengobatan jangka pendek yang standar
bagi semua kasus TB dengan tatalaksana kasus yang tepat,
termasuk pengawasan langsung pengobatan; 4) Jaminan
ketersediaan OAT yang bermutu; 5) Sistem pencatatan dan
pelaporan yang mampu memberikan penilaian terhadap hasil
pengobatan pasien dan kinerja program secara keseluruhan.
Pengembangan strategi DOTS sampai dengan tahun 2010 telah
dilaksanakan di seluruh provinsi (33 provinsi) pada 497
kabupaten/kota yang ada. Pada sarana fasilitas kesehatan
secara kuantitatif strategi DOTS telah dilaksanakan di seluruh
puskesmas dan rumah sakit yang ada di Kota Tanjungpinang.
Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian
TB adalah Case Detection Rate (CDR), yaitu proporsi jumlah
pasien baru BTA positif yang ditemukan dan diobati terhadap
jumlah pasien baru BTA positif yang diperkirakan ada dalam
wilayah tersebut. Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang
menetapkan target CDR minimal pada tahun 2013 sebesar 70%.
Pencapaian CDR pada tahun 2013 sebesar 56,95%. Angka ini
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 33
masih dibawah target minimal yang telah ditetapkan yaitu
sebesar 70%. Pada tingkat puskesmas, CDR tertinggi di
Puskesmas Batu 10 dan yang terendah di Puskesmas Kampung
Bugis.
Dalam mengukur keberhasilan pengobatan TB digunakan
indikator persentase sembuh, persentase pengobatan lengkap
dan angka keberhasilan pengobatan (SR = Success Rate). Pada
Tahun 2012, persentase sembuh sebesar 89,40% dan
persentase pengobatan lengkap sebesar 4,15%. Succes Rate
mengindikasikan persentase pasien baru TB paru BTA positif
yang menyelesaikan pengobatan, baik yang sembuh maupun
yang menjalani pengobatan lengkap diantara pasien baru TB
paru BTA positif yang tercatat. Untuk tahun 2013, Succes Rate
untuk Kota Tanjungpinang sebesar 88,04%. Dari hasil tersebut
Success Rate (SR) Kota Tanjungpinang sudah memenuhi target
yang diharapkan yaitu 85
Grafik 3.8
Jumlah Kasus TB BTA Positif di Puskesmas se-Kota Tanjungpinang Tahun 2013
21
28
9
13
5
44
209
0 50 100 150 200 250
TPI
Batu 10
MKP
MB
Kp. Bugis
Sei Jang
Kota TPI
TPI
Batu 10
MKP
MB
Kp. Bugis
Sei Jang
Kota TPI
Sumber: Bidang P2P Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 34
3.2.3.3. HIV & AIDS
HIV & AIDS merupakan penyakit menular yang
disebabkan oleh infeksi virus Human Immunodeficiency Virus
yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi tersebut
menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh
sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam
penyakit lain. HIV/AIDS dapat ditularkan melalui beberapa cara
penularan, yaitu hubungan seksual lawan jenis (heteroseksual),
hubungan sejenis melalui Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL),
penggunaan alat suntik secara bergantian, transfusi darah dan
perinatal.
Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dulu
dinyatakan sebagai HIV positif. Jumlah HIV positif yang ada di
masyarakat dapat diketahui melalui 3 metode, yaitu pada
layanan Voluntary, Counseling, dan Testing (VCT); sero survey;
dan Survey Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP). Pada tahun
2013, terdapat 6.651 orang yang menjalani tes, sebanyak 194
orang dinyatakan HIV positif dan 61 diantaranya AIDS. Selama
tahun 2013, penderita HIV/AIDS yang meninggal sebanyak 31
orang.
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 35
Grafik 3.9 Jumlah Kasus Baru HIV, AIDS, Dan Infeksi Menular Seksual
Lainnya di Kota Tanjungpinang Tahun 2010-2013
143 147 166 194
37 42 58 61
682
1058968
1557
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
2010 2011 2012 2013
HIV
AIDS
IMS
3.2.3.4. Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan
paru (alveoli). Infeksi dapat disebabkan olah bakteri, virus
maupun jamur. Pneumonia juga dapat terjadi akibat kecelakaan
karena menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi yang rentan
terserang Pneumonia adalah anak – anak usia kurang dari 2
tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun, atau orang yang memiliki
masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi).
Penemuan Pneumonia pada balita pada tahun 2013
sebanyak 322 kasus (11,78%) dari target yang telah ditetapkan.
Data cakupan perpuskesmas tertinggi adalah Puskesmas
Tanjungpinang sebanyak 164 kasus secara rinci dapat dilihat
pada lampiran tabel 13.
Sumber: Bidang P2P Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 36
Grafik 3.10 Jumlah Penemuan dan Penanganan Kasus Pneumonia
Balita di Kota Tanjungpinang Tahun 2009-2013
0
100
200
300
400
20092010
20112012
2013
87 87 145
94
322
3.2.3.5. Kusta
Kusta adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
infeksi bakteri Mycobacterium Leprae. Penatalaksanaan kasus
yang buruk menyebabkan kusta menjadi progresif,
menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota
gerak dan mata. Diagnosis kusta dapat ditegakkan melalui
beberapa gejala dan keluhan, seperti :
a. Kelainan pada kulit (bercak) putih atau kemerahan disertai
mati rasa.
b. Penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi saraf
berupa mati rasa dan kelemahan / kelumpuhan otot.
c. Adanya kuman tahan asam di dalam kerokan jaringan kulit
(BTA Positif).
Sumber: Bidang P2P Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 37
Pada tahun 2013, dilaporkan terdapat kasus baru tipe
Multi Basiler (MB) sebanyak 5 kasus dan dengan Newly Case
Detection Rate (NCDR) sebesar 0.35 per 100.000 penduduk.
Informasi menurut puskesmas terkait penyakit kusta terdapat
pada lampiran table 17,18, 19, dan 20.
3.2.4. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
3.2.4.1 Tetanus Neonatorum
Tetanus Neonatrum (TN) disebabkan oleh basil
Clostridium Tetani, yang masuk ke tubuh melalui luka. Penyakit
ini menginfeksi bayi baru lahir yang salah satunya disebabkan
oleh pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak steril. Kasus
TN banyak ditemukan di negara berkembang khususnya dengan
cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan rendah. Pada tahun
2013 di Kota Tanjungpinang tidak ditemukan kasus TN.
3.2.4.2. Campak
Campak merupakan salah satu penyakit PD3I yang
disebabkan oleh virus campak. Sebagian besar kasus campak
menyerang anak – anak. Penularan dapat terjadi melalui udara
yang telah terkontaminasi oleh sekret orang yang telah terinfeksi.
Pada tahun 2013 ditemukan kasus campak sebanyak 6 orang.
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 38
Grafik 3.11
Jumlah Kasus Campak di Kota Tanjungpinang
Tahun 2009-2013
0
50
100
20092010
20112012
2013
37
57
83
06
3.2.4.3. Difteri
Penyakit Difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium
Diphtheriace yang menyerang sistem pernafasan bagian atas.
Penyakit ini memiliki gejala sakit leher, demam ringan, sakit
tekak. Difteri juga kerap ditandai dengan tumbuhnya membran
kelabu yang menutupi tonsil serta bagian saluran pernafasan.
Pada tahun 2013 ditemukan 1 kasus Difteri di Kota
Tanjungpinang.
3.2.4.4. Polio dan AFP (Acute Flaccid Paralysis / Lumpuh Layu Akut)
Polio adalah salah satu penyakit menular yang termasuk
ke dalam PD3I. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus yang
menyerang sistem syaraf hingga penderita mengalami
kelumpuhan. Penyakit yang pada umumnya menyerang anak
berumur 0 – 3 tahun ini ditandai dengan munculnya demam,
lelah, sakit kepala, mual, kaku di leher dan sakit di tungkai dan
lengan.
Sumber: Bidang P2P Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 39
Sedangkan AFP merupakan kondisi abnormal ketika
seseorang mengalami penurunan kekuatan otot tanpa penyebab
yang jelas kemudian berakibat pada kelumpuhan. Ditjen PP&PL
Kementerian Kesehatan telah menetapkan indikator anak usia <
15 tahun. Non Polio AFP Rate pada tahun 2013 sebesar 1,65
per 100.000 anak < 15 tahun. Informasi lebih rinci menurut
puskesmas terdapat pada Lampiran tabel 9.
3.2.5. Penyakit Potensial KLB / Wabah
Terdapat beberapa penyakit yang berpotensi KLB / Wabah
yang sering terjadi di Indonesia, diantaranya adalah Demam
Berdarah Dengue (DBD), Diare dan Chikungunya. Seluruh penyakit
potensial KLB ini banyak mengakibatkan kematian dan kerugian
secara ekonomi.
3.2.5.1. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh vektor
nyamuk Aedes Aegypty. Penyakit ini sebagian besar menyerang
anak berumur < 15 tahun, namun dapat juga menyerang orang
dewasa.
Jumlah kasus DBD pada tahun 2013 sebanyak 168 kasus
dan 1 kematian akibat kasus DBD. Dengan demikian, IR DBD
pada tahun 2013 adalah 73,39 per 100.000 penduduk dan CFR
sebesar 0,60%. IR DBD mengalami penurunan dibandingkan
tahun 2012 sebesar 144,29 per 100.000 penduduk. Sedangkan
CFR yang mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun
2012 sebesar 0,30%. Hal ini disebabkan karena kurangnya
partisipasi masyarakat dalam membantu pemberantasan
penyakit DBD terutama dalam menjaga kebersihan
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 40
lingkungannya. Informasi lebih rinci menurut puskesmas terkait
dengan penyakit DBD dapat dilihat pada Lampiran tabel 23.
Grafik 3.12
Jumlah Kasus DBD di Kota Tanjungpinang
Tahun 2009-2013
312
278
189
331
168
0
50
100
150
200
250
300
350
2009 2010 2011 2012 2013
3.2.5.2. Diare
Diare adalah penyakit yang terjadi ketika perubahan
konsistensi feses selain dari frekuensi buang air besar.
Seseorang dikatakan menderita Diare bila feses lebih berair dari
biasanya atau bila buang air besar tiga kali atau lebih, atau
buang air besar yang berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24
jam.
Sumber: Bidang P2P Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 41
1944
26572505
3646
27862976
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
Grafik : 3.13 Jumlah Kasus Diare di Kota Tanjungpinang Tahun 2008-2013
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Pada tahun 2013 jumlah perkiraan kasus Diare di Kota
Tanjungpinang sebanyak 9.49 kasus, dan jumlah ditemukan dan
ditangani sebanyak 2.976 kasus (31,63%).
Sumber: Bidang P2P Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 42
BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN
Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Upaya
kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya
masalah kesehatan di masyarakat. Upaya kesehatan masyarakat
mencakup upaya – upaya promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan,
pemberantasan penyakit menular, pengendalian penyakit tidak menular,
penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi
masyarakat, kesehatan jiwa, pengamanan sediaan farmasi dan alat
kesehatan, pengamanan penggunaan zat aditif dalam makanan dan
minuman, pengamanan narkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan
berbahaya serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan.
Upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang
dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan. Upaya
kesehatan perorangan mencakup upaya – upaya promosi kesehatan,
pencegahan kesehatan, pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap,
pemberantasan dan pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap
perorangan.
Berikut ini diuraikan upaya yang dilakukan selama beberapa tahun
terakhir, khususnya untuk tahun 2013.
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 43
4.1. PELAYANAN KESEHATAN DASAR
Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah
penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Dengan pelayanan kesehatan dasar secara tepat dan
cepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat
dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang
dilaksanakan adalah sebagai berikut ini.
4.1.1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Kebijakan tentang kesehatan ibu dan bayi baru lahir secara
khusus berhubungan dengan pelayanan antenatal, persalinan, nifas
dan perawatan bayi baru lahir yang diberikan di semua jenis
fasilitas pelayanan kesehatan, dari posyandu sampai rumah sakit
pemerintah maupun fasilitas pelayanan kesehatan swasta.
Kesehatan anak meliputi bayi, balita dan remaja.
Angka kematian merupakan salah satu indikator status
kesehatan masyarakat. Angka kematian yang berhubungan dengan
ibu dan anak adalah Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian
Neonatus (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka
Kematian Balita (AKABA). Dibandingkan dengan negara – negara
ASEAN lainnya, AKI, AKB, dan AKABA di Indonesia termasuk
tinggi. Menurut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2012, AKI sebesar per 100.000 kelahiran hidup, AKB
32 per 1.000 kelahiran hidup, AKN 19 per 1.000 kelahiran hidup,
dan AKABA 40 per 1.000 kelahiran hidup.
Dalam upaya pencapaian MDG’s dan tujuan pembangunan
kesehatan, peningkatan pelayanan kesehatan ibu diprioritaskan
yaitu dengan menurunkan Angka Kematian Ibu menjadi 102 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 dari 425 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 1992 (SKRT). Untuk menurunkan
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 44
Angka Kematian Ibu diperlukan upaya – upaya yang terkait dengan
kehamilan, kelahiran dan nifas.
Upaya untuk mempercepat penurunan AKI telah dimulai
sejak akhir tahun 1980-an melalui program Safe Motherhood
Initiative yang mendapat perhatian besar dan dukungan dari
berbagai pihak baik dalam maupun luar negeri. Pada akhir tahun
1990-an telah diperkenalkan lagi upaya untuk menajamkan strategi
dan intervensi dalam menurunkan AKI melalui Making Pregnancy
Safer (MPS) yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2000.
4.1.1.1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil (K1 dan K4)
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh
tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya,
dilaksanakan sesuai standar pelayanan antenatal yang
ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK).
Sedangkan tenaga kesehatan yang berkompoten memberikan
pelayanan antenatal kepada ibu hamil antara lain dokter
spesialis kebidanan, dokter dan perawat.
Pelayanan antenatal yamg sesuai standar meliputi
timbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, tekanan
darah, nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas), tinggi fundus
uteri, menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
(DJJ), skrining status imunisasi tetanus dan memberikan
imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan, pemberian tablet
zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan, tes laboratorium
(rutin dan khusus), tatalaksana kasus, serta temu wicara
(konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 45
Pelayanan antenal disebut lengkap apabila dilakukan oleh
tenaga kesehatan serta memenuhi standar tersebut. Ditetapkan
pula bahwa distribusi frekuensi pelayanan antenatal adalah
minimal 4 kali selama kehamilan, dengan ketentuan waktu
pemberian pelayanan yang dianjurkan yaitu : minimal 1 kali pada
triwulan pertama, 1 kali pada triwulan kedua dan 2 kali pada
triwulan ketiga. Standar waktu pelayanan antenatal tersebut
dianjurkan untuk menjamin perlindungan kepada ibu hamil,
berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan dan penanganan
komplikasi.
Grafik 4.1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 dan K4
di Kota Tanjungpinang Tahun 2009-2013
103,61
95,94
96,54 97,38
101,73
92,3390,51
90,81
91,8795,57
0
50
100
150
200
250
2009 2010 2011 2012 2013
Hasil pencapaian program pelayanan kesehatan ibu hamil
dapat dinilai dengan menggunakan indikator cakupan K1 dan K4
yang dihitung dengan membagi jumlah ibu hamil yang dilakukan
pemeriksaan antenatal pertama kali oleh tenaga kesehatan
K4
K1
Sumber: Bidang Kesga Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 46
(untuk penghitungan indikator K1) atau jumlah ibu hamil yang
melakukan pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali sesuai standar
oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah pada kurun waktu yang
ada di wilayah kerja dalam 1 tahun. Hasil pencapaian cakupan
K1 tahun 2013 sebesar 101,73% dan K4 sebesar 95,57%. Bila
dibandingkan dengan tahun sebelumnya maka terjadi kenaikan
capaian yang signifikan terhadap K1 (97,38%) begitu juga
dengan K4 (91,87%).
4.1.1.2. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan
Kompetensi Kebidanan (Pn)
Periode persalinan merupakan salah satu periode yang
berkontribusi besar terhadap Angka Kematian Ibu di Indonesia.
Kematian saat bersalin dan 1 minggu pertama diperkirakan 60%
dari seluruh kematian ibu (Maternal Mortality: who, when, where
dan why; Lancet 2006). Sedangkan dalam target MDG’s, salah
satu upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kesehatan
ibu adalah menurunkan angka kematian ibu menjadi 102 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 dari 425 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 1992 (SKRT) serta meningkatkan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan menjadi 90%
pada tahun 2015 dari 40,7% pada tahun 1992 (BPS).
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan
persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
dengan kompetensi kebidanan.
Pada tahun 2013 cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan di Kota Tanjungpinang telah mencapai 99,98%.
Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya terjadi peningkatan
(92,21%). Rincian capaian target perpuskesmas dapat dilihat pada
lampiran table 28.
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 47
Grafik 4.2 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
yang Memiliki Kompetensi Kebidanan di Kota Tanjungpinang
Tahun 2009-2013
94,77
100,6
105,12
92,21
99,98
85
90
95
100
105
110
2009 2010 2011 2012 2013
4.1.1.3. Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas (KF3)
Pelayanan kesehatanan ibu nifas adalah pelayanan
kesehatan sesuai standar pada ibu melahirkan mulai 6 jam
sampai 42 hari paska persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk
deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan
pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan
minimal 3 kali dengan distribusi waktu: 1) Kunjungan Nifas
pertama (KF1) pada 6 jam setelah persalinan sampai 3 hari; 2)
Kunjungan Nifas ke dua (KF2) dilakukan dalam waktu hari ke – 4
sampai dengan hari ke 28 setelah persalinan; dan 3) Kunjungan
Nifas ketiga (KF3) dilakukan dalam waktu hari ke – 29 sampai
dengan hari ke – 42 setelah persalinan. Pelayanan kunjungan
Sumber: Bidang Kesga Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 48
nifas didefinisikan sebagai kontak ibu nifas dengan tenaga
kesehatan baik di dalam maupun di luar gedung fasilitas
kesehatan (termasuk bidan di desa / polindes / poskesdes) dan
kunjungan rumah.
Pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan meliputi: 1)
pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu; 2)
pemeriksaan tinggi fundus uteri; 3) pemeriksaan lokhia dan
pengeluaran per vaginam lainnya; 4) pemeriksaan payudara dan
anjuran ASI ekskusif 6 bulan; 5) pemberian kapsul Vitamin A
200.000 IU sebanyak dua kali dan 6) pelayanan KB pasca
persalinan.
Cakupan pelayanan ibu nifas pada tahun 2013 adalah
104,96%. Bila dibandingkan dengan tahun 2012 terjadi
peningkatan yang sangat signifikan dimana capaian ibu nifas
sebesar 96,86%. Rincian lebih detail tentang cakupan
perpuskesmas dapat dilihat pada lampiran table 28.
Grafik 4.3 Cakupan Pelayanan Nifas di Kota Tanjungpinang
Tahun 2009-2013
94,77
60,51
110,51
96,86104,96
0
20
40
60
80
100
120
2009 2010 2011 2012 2013
Sumber: Bidang Kesga Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 49
Salah satu pelayanan yang diberikan saat pelayanan ibu
nifas adalah pemberian vitamin A. Tahun 2013, ibu nifas yang
mendapatkan kapsul vitamin A sebanyak 6.353 orang (104,96%).
Bila dibandingkan dengan tahun 2012 terjadi penurunan (83,40%).
4.1.1.4. Penanganan Komplikasi Obstetri dan Neonatal
Komplikasi kebidanan adalah keadaan penyimpangan dari
normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan
kematian ibu maupun bayi. Komplikasi kebidanan antara lain
ketuban pecah dini, perdarahan per vaginam, hipertensi dalam
kehamilan (sistole > 140 mmHg, diastole > 90 mmHg) dengan
atau tanpa edema pre tibial, ancaman persalinan prematur, infeksi
berat dalam kehamilan, distosia (persalinan macet, persalinan
tidak maju) dan infeksi nifas.
Cakupan penanganan komplikasi kebidanan tahun 2013 di
Kota Tanjungpinang sebesar 90,87%. Target SPM kesehatan
untuk cakupan penanganan komplikasi kebidanan tahun 2015
adalah 80%. Bila dibandingkan dengan tahun 2012 terjadi
peningkatan, dimana capaian tahun 2012 sebesar 86,14%.
Rincian perpuskesmas dapat dilihat pada lampiran table 31.
Neonatus risti / komplikasi meliputi asfikasia, tetanus
neonatorum, sepsis, trauma lahir, BBLR (Berat Badan Lahir <
2.500 gram), sindroma gangguan pernafasan dan kelainan
neonatal. Neonatus risti / komplikasi yang ditangani adalah
neonatus risti / komplikasi yang mendapat pelayanan oleh tenaga
kesehatan yang terlatih yaitu dokter dan bidan di polindes,
puskesmas, rumah bersalin dan rumah sakit.
Pada tahun 2013 cakupan penanganan neonatal
komplikasi yang dilaporkan sebesar 59,96%. Sementara target
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 50
standar pelayanan minimal bidang kesehatan untuk indikator
tersebut yang harus dicapai pada tahun 2015 adalah 80%.
Artinya, pada tahun 2013 cakupan penanganan neonatal
komplikasi tidak mencapai target. Rincian cakupan penanganan
komplikasi neonatal per puskesmas dapat dilihat pada lampiran
tabel 31.
Grafik 4.4 Cakupan Neonatal Risti/Komplikasi Ditangani
di Kota Tanjungpinang Tahun 2009-2013
0
50
100
20092010
20112012
2013
100
21,77
60,83 68,91
59,96
4.1.1.5. Kunjungan Neonatal
Neonatus atau bayi baru lahir (0 – 28 hari) merupakan
golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling
tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko
tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan dan memberikan
pelayanan kesehatan sesuai standar pada kunjungan bayi baru
lahir.
Sumber: Bidang Kesga Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 51
Berdasarkan Riskesdas tahun 2007, sebagian besar
(78,5%) kematian neonatus terjadi pada minggu pertama
kehidupan (0 – 6 hari). Mengingat besarnya risiko kematian pada
minggu pertama ini, setiap bayi baru lahir harus mendapatkan
pemeriksaan sesuai standar lebih sering dalam minggu pertama
untuk mendeteksi adanya penyakit atau tanda bahaya sehingga
dapat dilakukan intervensi sedini mungkin untuk mencegah
kematian. Terkait hal tersebut, tahun 2008 ditetapkan perubahan
kebijakan dalam pelaksanakan kunjungan neonatus dari semula 2
kali (satu kali pada minggu pertama dan satu kali pada 8 – 28
hari), menjadi 3 kali (dua kali pada minggu pertama). Dengan
perubahan ini, jadwal kunjungan neonatus dilaksanakan pada
umur 6 – 48 jam, umur 3 – 7 hari dan umur 8 – 28 hari.
Pelayanan pada kunjungan neonatus sesuai dengan
standar mengacu pada pedoman Manajemen Terpadu Balita
Muda (MTBM) yang meliputi pemeriksaan tanda vital, konseling
perawatan bayi baru lahir dan ASI eksklusif, injeksi Vit. K1,
Imunisasi (jika belum diberikan saat lahir), penanganan dan
rujukan kasus serta penyuluhan perawatan neonatus di rumah
dengan menggunakan buku KIA.
Pelayanan kesehatan neonatal digambarkan dengan
indikator cakupan kunjungan neonatal. Pencapaian cakupan
kunjungan neonatal pertama (KN1) berdasarkan laporan rutin
tahun 2013 yaitu sebesar 100%. Sedangkan cakupan KN
Lengkap sebesar 95,68%. Rincian capaian KN1 dan KN Lengkap
per puskesmas dapat dilihat pada lampiran table 36.
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 52
4.1.1.6 Pelayanan Kesehatan Pada Bayi
Pelayanan Kesehatan Bayi adalah pelayanan kesehatan
sesuai standar oleh tenaga kesehatan (Dokter, Bidan dan
Perawat) minimal 4 kali dalam setahun, yaitu 1 kali pada umur 29
hari – 3 bulan, 1 kali pada umur 3 – 6 bulan, 1 kali pada umur 6 –
9 bulan, dan 1 kali pada umur 9 – 11 bulan.
Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi pemberian
imunasasi dasar (BCG, DPT HB1-3, Polio 1-4, dan Campak),
stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) bayi,
dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi. Indikator ini
merupakan penilaian terhadap upaya peningkatan akses bayi
memperoleh pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini
mungkin adanya kelainan atau penyakit, pemeliharaan kesehatan
dan pencegahan penyakit serta peningkatan kualitas hidup bayi.
Pada tahun 2013 cakupan pelayanan kesehatan bayi
sebesar 50,26%, bila dibandingkan dengan tahun 2012 maka
terjadi penurunan yaitu sebesar 39,6%, dimana cakupan
kunjungan bayi tahun 2012 sebesar 89,86%. Rincian cakupan
kunjungan bayi perpuskesmas dapat dilihat pada lampiran tabel
37.
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 53
Grafik 4.5 Cakupan Kunjungan Bayi di Kota Tanjungpinang
Tahun 2009-2013
0
20
40
60
80
100
2009 2010 2011 2012 2013
99,81
60
92,27 89,86
50,26
4.1.1.7. Pelayanan Kesehatan pada Balita
Pelayanan kesehatan anak balita adalah pelayanan
kesehatan pada anak umur 12-59 tahun sesuai standar meliputi
pemantauan pertumbuhan minimal 8x setahun, pemantauan
perkembangan minimal 2x setahun dan pemberian vitamin A 2x
setahun (Bulan Februari dan Agustus).
Pemantauan pertumbuhan dilakukan melalui
penimbangan Berat Badan, pengukuran Tinggi Badan di
posyandu, Puskesmas dan Rumah Sakit, Bidan Praktik Swasta
serta sarana / fasilitas kesehatan lainnya. Pemantauan
perkembangan dapat dilakukan melalui SDIDTK (Stimulasi,
Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang) oleh petugas
kesehatan. Pemberian Vitamin A dilaksanakan oleh petugas
kesehatan di sarana kesehatan.
Pada tahun 2013 cakupan pelayanan kesehatan anak
balita (1-4 tahun) sebesar 38,98%. Bila dibandingkan dengan
tahun 2012 maka terjadi penurunan, dimana cakupan pelayanan
kesehatan anak balita (1-4 tahun) tahun 2012 sebesar 48,94%.
Sumber: Bidang Kesga Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 54
Cakupan pelayanan kesehatan anak balita per puskesmas dapat
dilihat pada lampiran table 43.
Indikator lain yang cukup sensitif dalam memotret upaya
pelayanan kesehatan pada balita adalah cakupan D/S yaitu
cakupan balita yang ditimbang terhadap jumlah seluruh balita.
Balita yang ditimbang diasumsikan sudah mendapatkan
pelayanan-pelayanan kesehatan sesuai standar. Cakupan balita
ditimbang tahun 2013 adalah 62,54%, bila dibandingkan dengan
tahun 2012 maka terjadi peningkatan yang signifikan, dimana
cakupan balita ditimbang tahun 2012 sebesar 47,18%. Rincian
cakupan balita yang ditimbang perpuskesmas dapat dilihat pada
lampiran tabel 44.
Grafik 4.6 Cakupan Pelayanan Anak Balita di Kota Tanjungpinang
Tahun 2009-2013
0
10
20
30
40
50
60
2009 2010 2011 2012 2013
58,24
28,8125,52
48,94
38,98
Sumber: Bidang Kesga Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 55
4.1.1.8. Pelayanan Kesehatan Pada Siswa SD dan sederajat
Berbagai data menunjukkan bahwa masalah kesehatan
anak usia sekolah semakin kompleks. Pada anak usia sekolah
dasar biasanya berkaitan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) seperti mengosok gigi dengan baik dan benar, mencuci
tangan menggunakan sabun. Beberapa masalah kesehatan yang
sering dialami anak usia sekolah adalah karies gigi, kecacingan,
kelainan refraksi / penurunan ketajaman penglihatan dan masalah
gizi.
Oleh karena itu, sangat perlu adanya penjaringan
kesehatan terhadap murid SD / MI kelas I dimana sebagai
indikatornya adalah jumlah sekolah dasar yang melaksanakan
penjaringan kesehatan siswa kelas I. Hal ini diharapkan dapat
meningkatkan kualitas kesehatan anak usia sekolah.
Grafik 4.7 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setinggat
di Kota Tanjungpinang Tahun 2009-2013
96,14
94,17
91,47
93,88
90,14
86
88
90
92
94
96
98
2009 2010 2011 2012 2013
Sumber: Bidang Promkes Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 56
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD/MI kelas I
tahun 2013 sebesar 90,14%. Dibandingkan dengan tahun 2012
terjadi penurunan, dimana cakupan penjaringan siswa kelas I
SD/MI tahun 2012 sebesar 93,88%. Rincian cakupan per
puskesmas dapat dilihat pada lampiran tabel 46.
4.1.2. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
Menurut hasil penelitian, usia subur seorang wanita
biasanya antara 15 – 49 tahun. Oleh karena itu untuk mengatur
jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran, wanita / pasangan
ini lebih diprioritaskan untuk menggunakan alat / metode KB.
Tingkat pencapaian pelayanan keluarga berencana dapat
dilihat dari cakupan peserta KB yang sedang menggunakan alat /
metode kontrasepsi (KB aktif), cakupan peserta KB yang baru
menggunakan alat metode kontrasepsi, tempat pelayanan KB, dan
jenis kontrasepsi yang digunakan akseptor. Persentase peserta KB
Aktif tahun 2013 sebesar 71,44%. Target SPM bidang kesehatan
untuk peserta KB Aktif pada tahun 2013 adalah 70%, dengan
demikian target tersebut belum dapat tercapai.
Proporsi peserta KB aktif menurut metode kontrasepsi yang
sedang digunakan tahun 2013 adalah sebagai berikut : kontrasepsi
suntikan (46,46%), Pil KB (34,14%), Kondom (4,63%), Implan
(8,17%), IUD (5,37%), MOW (Metode Operasi Wanita) sebesar
1,16% dan MOP (Metode Operasi Pria) yang paling rendah proporsi
penggunaannya yaitu hanya sebesar 0,07%.
Berdasarkan jenis kelamin, metode kontrasepsi yang
digunakan oleh peserta laki – laki adalah MOP dan kondom
(dengan mengsumsikan bahwa kondom sebagian besar digunakan
oleh laki – laki). Sedang metode kontrasepsi yang digunakan
perempuan adalah suntik, pil, IUD, implan, dan MOW. Dengan
demikian sebagian besar peserta KB aktif adalah perempuan yaitu
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 57
sebesar 95,16% dan 4,84% lainnya adalah laki-laki. Terdapatnya
kesenjangan yang tinggi antara laki -laki dan perempuan dalam
partisipasi terhadap penggunaan metode/alat KB. Untuk itu perlu
adanya suatu upaya untuk meningkatkan partisipasi laki – laki
terhadap penggunaan metode/alat KB. Rincian proporsi peserta KB
Aktif, KB Baru dan jumlah peserta KB aktif dan KB baru per
kecamatan dapat dilihat pada lampiran tabel 33, 34 dan 35.
4.1.3. Pelayanan Imunisasi
Bayi dan anak – anak memiliki risiko yang lebih tinggi
terserang penyakit menular yang dapat mematikan, seperti : Difteri,
Tetanus, Hepatitis B, radang selaput otak, radang paru – paru dan
masih banyak penyakit lainnya. Untuk itu salah satu pencegahan
yang terbaik dan sangat vital agar kelompok berisiko ini terlindungi
adalah melalui imunisasi.
Pada saat pertama kali kuman (antigen) masuk ke dalam
tubuh, maka sebagai reaksinya tubuh akan membuat zat anti yang
disebut dengan antibodi. Pada umumnya, reaksi pertama tubuh
membentuk antibodi tidak terlalu kuat, karena tubuh belum
mempunyai “pengalaman”. Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3 dan
seterusnya, tubuh sudah mempunyai memori untuk mengenali
antigen tersebut sehingga pembentukan antibodi terjadi dalam
waktu yang lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak. Itulah
sebabnya, pada beberapa jenis penyakit yang dianggap berbahaya,
dilakukan tindakan imunisasi atau vaksinasi. Hal ini dimaksudkan
sebagai tindakan pencegahan agar tubuh tidak terjangkit penyakit
tersebut atau seandainya terkena pun, tidak akan menimbulkan
akibat yang fatal.
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 58
4.1.3.1. Imunisasi Dasar pada Bayi
Program imunisasi dasar lengkap (LIL / Lima Imunisasi
dasar Lengkap) pada bayi yang dicanangkan pemerintah meliputi :
1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis Polio, 4 dosis Hepatitis B, dan
1 dosis Campak.
Di antara penyakit pada balita yang dapat dicegah dengan
imunisasi, campak adalah penyebab utama kematian pada balita.
Oleh karena itu pencegahan campak merupakan faktor penting
dalam mengurangi angka kematian balita. Dari beberapa tujuan
yang disepakati dalam pertemuan dunia mengenai anak, salah
satunya adalah mempertahankan cakupan imunisasi campak
sebesar 90%. Diseluruh negara ASEAN dan SEARO, imunisasi
campak diberikan pada bayi umur 9 -11 bulan dan merupakan
imunisasi terakhir yang diberikan kepada bayi diantara imunisasi
wajib lainnya.
Pada tahun 2013, Kota Tanjungpinang telah mencapai
cakupan imunisasi campak sebesar 93,28%. Dengan demikian
Kota Tanjungpinang belum mampu mencapai target imunisasi
campak yang telah ditetapkan oleh WHO. Data mengenai
cakupan imunisasi dasar pada bayi menurut puskesmas tahun
2013 terdapat pada Lampiran table 39.
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 59
Grafik 4.8 Cakupan Imunisasi DPT, HB, dan Campak pada Bayi
di Kota Tanjungpinang Tahun 2009-2013
106,95
97,05
98,28
93,4292,86
103,09
93,29
95,36
92,993,16
99,81
88,31
89,95
89,8693,28
0
50
100
150
200
250
300
350
2009 2010 2011 2012 2013
Campak
DPT2, HB2
DPT1, HB1
Pencapaian Universal Child immunization (UCI) pada
dasarnya merupakan proyeksi terhadap cakupan atas imunisasi
dasar secara lengkap pada bayi (0-11 bulan). Desa UCI
merupakan gambaran desa / kelurahan dengan ≥ 80% jumlah
bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapatkan imunisasi
dasar lengkap dalam waktu satu tahun. Target Standar Pelayanan
Minimal (SPM) menetapkan target 100% desa / kelurahan UCI
pada tahun 2010 untuk setiap kabupaten / kota.
Idealnya, seorang anak mendapatkan seluruh imunisasi
dasar sesuai umurnya, sehingga kekebalan tubuh terhadap
penyakit – penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dapat
optimal. Namun kenyataannya, sebagian anak tidak mendapatkan
imunisasi dasar secara lengkap. Anak – anak inilah yang disebut
dengan drop out imunisasi. Imunisasi DPT-HB1 adalah jenis
imunisasi yang pertama kali diberikan pada bayi. Sebaliknya,
Sumber: Bidang P2P Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 60
imunisasi campak adalah imunisasi dasar yang terakhir diberikan
pada bayi. Diasumsikan bayi yang mendapatkan imunisasi
campak telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Untuk itu
maka drop out rate imunisasi bayi dihitung berdasarkan
persentase penurunan cakupan imunisasi campak terhadap
cakupan imunisasi DPT-HB1. Drop out rate cakupan imunisasi
DPT-HB1-Campak tahun 2013 adalah -0.44%.
4.1.3.2. Imunisasi pada Ibu Hamil
Tetanus disebabkan oleh toksin yang diproduksi oleh
bakteri yang disebut Clostridium Tetani. Tetanus juga bisa
menyerang pada bayi baru lahir (Tetanus Neonatorum) pada saat
persalinan dan perawatan tali pusat. Tetanus merupakan salah
satu penyebab kematian bayi di Indonesia.
Masih banyak calon ibu di masyarakat terutama yang
tinggal di daerah – daerah terpencil berada dalam kondisi yang
masih jauh dari kondisi steril saat persalinan. Hal inilah yang bisa
menimbulkan risiko ibu maupun bayinya terkena tetanus.
Maternal and Neonatal Tetanus Elimination (MNTE)
merupakan program eliminasi tetanus pada neonatal dan wanita
usia subur termasuk ibu hamil. Strategi yang dilakukan untuk
mengeliminasi tetanus neonatorum dan maternal adalah 1)
pertolongan persalinan yang aman dan bersih; 2) cakupan
imunisasi rutin TT yang tinggi dan merata; dan 3)
penyelenggaraan surveilans.
Beberapa permasalahan imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
pada wanita usia subur yaitu pelaksanaan skrining yang belum
optimal, pencatatan yang dimulai dari kohort WUS (baik kohort ibu
maupun WUS tidak hamil) belum seragam dan cakupan iminisasi
TT2 bumil jauh lebih rendah dari cakupan K4.
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 61
Pada tahun 2013, cakupan ibu hamil yang mendapat
imunisasi TT2+ sebesar 167,60%. Bila dibandingkan dengan
tahun 2012 terjadi peningkatan yang sangat signifikan. Cakupan
ibu hamil yang mendapat imunisasi TT2+ pada tahun 2012
sebesar 127,93%.
Beberapa langkah yang perlu segera dilakukan adalah
sosialisasi ke seluruh petugas lapangan agar mengacu pada
kriteria Ante Natal Care (ANC) berkualitas, yang salah satunya
dengan imunisasi TT dan semua sistem pencatatan dalam
pelaksanaan imunisasi TT WUS termasuk ibu hamil memakai
sistem pencatatan yang sama, yaitu T1-T5.
4.1.4. Ketersediaan Obat
Program peningkatan ketersediaan obat dan vaksin
dilaksanakan sebagaimana amanat yang tertuang dalam Instruksi
Presiden (Inpres) Nomor 3 tahun 2010 tentang Program
Pembangunan yang Berkeadilan. Obat adalah salah satu
kebutuhan dasar dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dan merupakan barang publik yang perlu dijamin
ketersediaannya dalam upaya pemenuhan pelayanan kesehatan.
Dalam rangka mendukung program tersebut dilakukan pengadaan
buffer stock obat untuk menjamin ketersediaan obat, pemerataan
pelayanan dan terjaminnya mutu obat dan pembekalan kesehatan
sampai ke masyarakat.
Dalam hal perencanaan dan penyusunan kebutuhan obat
(RKO) buffer stok diperlukan data kebutuhan dari masing – masing
puskesmas. Dalam perhitungan tersebut, tingkat kecukupan obat
harus dapat tersedia untuk kurun waktu minimal selama 18 bulan
dengan asumsi 12 bulan untuk pemenuhan kebutuhan obat selama
1 tahun anggaran dan 6 bulan untuk pemenuhan kebutuhan selama
waktu tunggu proses pengadaan obat di tahun anggaran
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 62
selanjutnya. Daftar obat yang disertakan dalam perhitungan
tersebut terdiri dari 34 jenis obat. Pada lampiran tabel 69 dapat
dilihat tingkat ketersediaannya obat di Kota Tanjungpinang.
4.2. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN
Beberapa kegiatan pokok upaya kesehatan perorangan yang
diuraikan pada bab ini adalah peningkatan pelayanan kesehatan
rujukan, pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin dikelas III di
rumah sakit, cakupan pelayanan gawat darurat dan lain – lain.
4.2.1 Indikator Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit
Penilaian tingkat keberhasilan pelayanan di rumah sakit
biasanya dilihat dari berbagai segi yaitu tingkat pemanfaatan
sarana, mutu dan tingkat efisiensi pelayanan. Beberapa indikator
standar terkait dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit yang
dipantau antara lain pemanfaatan tempat tidur (Bed Occupancy
Rate / BOR), rata – rata lama hari perawatan ( Length of Stay /
LOS), rata – rata tempat tidur dipakai (Bed Turn Over / BTO), rata –
rata selang waktu pemakaian tempat tidur (Turn of Interval / TOI),
persentase pasien keluarga yang meninggal (Gross Death Rate /
GDR) dan persentase pasien keluar yang meninggal > 48 jam
perawatan (Net Death Rate / NDR).
Berdasarkan data dari rumah sakit, tingkat pemanfaatan
tempat tidur (BOR) di RSUD Tanjungpinang, RSAL Dr. Midiyato S.
Tanjungpinang dan RSU Provinsi Kepulaun Riau pada tahun 2013
belum mencapai angka ideal yang diharapkan yaitu 60-85%. BOR
di ketiga rumah sakit tersebut untuk tahun 2013 adalah sebesar
46,24%.
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 63
LOS adalah rata-rata lama rawat (hari) seorang pasien.
Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga
dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan
pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan
yang lebih lanjut. Secara umum nilai LOS yang ideal antara 6-9
hari. LOS di RSUD, RSAL Dr. Midiyato S dan RSU Provinsi
Kepulauan Riau untuk tahun 2013 adalah sebesar 4,01 hari.
Indikator pelayanan rumah sakit yang lain adalah turn over
interval (TOI). TOI saat digunakan kembali (rata-rata lama tempat
tidur kosong antar pasien satu dengan pasien berikutnya). Idealnya
tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari. Selama tahun
2013 TOI di rumah sakit sebesar 4,66 hari.
GDR adalah angka kematian umum untuk setiap 1.000
penderita keluar dari rumah sakit. Pada GDR, tidak melihat berapa
lama pasien berada di rumah sakit dari masuk sampai meninggal.
Nilai ideal GDR adalah < 45 per 1.000 pasien keluar. Pada tahun
2013 angka GDR di Kota Tanjungpinang sebesar 37,52 kematian
per 1.000 pasien keluar rumah sakit.
NDR adalah angka kematian pasien setelah dirawat > 48
jam per 1.000 pasien keluar. Indikator ini memberikan gambaran
mutu pelayanan di rumah sakit. Asumsinya jika pasien meninggal
setelah mendapatkan perawatan 48 jam berarti ada faktor
pelayanan rumah sakit yang telibat dengan kondisi meninggalnya
pasien. Namun jika pasien meninggal kurang dari 48 jam masa
perawatan, dianggap faktor keterlambatan pasien datang rumah
sakit yang menjadi penyebab utama pasien meninggal. Nilai NDR
yang ideal adalah <25 per 1.000 pasien keluar. NDR tahun 2013
sebesar 16,64 per 1.000 pasien keluar. Dengan demikian NDR
telah mencapai angka ideal yaitu <25 per 1.000 pasien keluar.
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 64
4.2.2. Pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat
Tujuan penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas) yaitu untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan
kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan hampir miskin
agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara
efektif dan efisien. Melalui Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu,
menurun angka kematian bayi dan balita serta menurunkan angka
kelahiran di samping terlayaninya kasus – kasus kesehatan bagi
masyarakat miskin umumnya. Program ini telah berjalan enam
tahun, dan telah memberikan banyak manfaat bagi peningkatan
akses pelayanan kesehatan masyarakat miskin dan hampir miskin
di puskesmas dan jaringannya serta pelayanan kesehatan di rumah
sakit.
Pelaksanan program Jamkesmas 2013 merupakan
kelanjutan pelaksanaan tahun 2012 dengan penyempurnaan dan
peningkatan terhadap aspek kepesertaan, pelayanan kesehatan,
penataan dan organisasi manajemen. Penyelenggarannya diatur
dalam Pedoman Pelaksanaan Jamkesmas melalui Peraturan
Menteri Kesehatan RI Nomor 40 Tahun 2012.
Kepesertaan Jamkesmas pada tahun 2013 mengalami
peningkatan dari pada tahun sebelumnya yaitu berjumlah 38.472
sedangkan tahun 2012 jiwa masyarakat sangat miskin, miskin dan
tidak mampu. Pada tahun 2013, terdapat 44.340 kunjungan peserta
Jamkesmas dan Jamkesda ke pelayanan kesehatan rawat jalan,
meliputi 32.766 kunjungan rawat jalan tingkat pertama dan 11.574
kunjungan rawat jalan tingkat lanjut. Sedangkan pemanfaatan rawat
inap pada peserta Jamkesmas dan Jamkesda pada tahun 2013
sebesar 3.917 kunjungan meliputi 92 kunjungan rawat inap tingkat
pertama dan 3.825 kunjungan rawat inap tingkat lanjut.
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 65
4.3. PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT
4.3.1. Pengendalian Penyakit Polio
Pada tahun 1988, sidang ke-14 WHA (World Health
Assembly) telah menetapkan program eradikasi polio secara global
(global polio eradication initiative) yang ditujukan untuk
mengeradikasi penyakit polio pada tahun 2000. Kesepakatan ini
diperkuat oleh sidang World Summit for Children pada tahun 1989,
dimana Indonesia turut menandatangani kesepakatan tersebut.
Eradikasi dalam hal ini bukan sekedar mencegah terjadi penyakit
polio, melainkan mempunyai arti yang lebih luas lagi, yaitu
menghentikan terjadinya transmisi virus polio liar di seluruh dunia.
Pengertian eradikasi Polio adalah apabila tidak ditemukan
virus polio liar indigenous selama 3 tahun berturut – turut disuatu
region yang dibuktikan dengan surveilans AFP yang sesuai standar
sertifikasi. Dasar pemikiran Eradikasi Polio adalah:
1. Manusia satu-satunya reservoir dan tidak ada longterm carrier
pada manusia.
2. Sifat virus polio yang tidak tahan lama hidup di lingkungan.
3. Tersedianya vaksin yang mempunyai efektivitas > 90% dan
mudah dalam pemberian.
4. Layak dilaksanakan secara operasional.
Di Indonesia, selama 10 tahun terakhir tidak ditemukan
kasus AFP yang disebabkan virus polio liar. Surveilans AFP di
Indonesia dilaksanakan sejak pertengahan tahun 1995. Pencapaian
kinerja sampai tahun 2002 berfluktuasi, namun sejak adanya
tenaga khusus (surveillance officer) ditingkat provinsi, pencapaian
kinerja menunjukkan peningkatan yang cukup bermakna.
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 66
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit polio
telah dilakukan melalui gerakan imunisasi polio. Upaya ini juga di
tindaklanjuti dengan kegiatan surveilans epidemiologi secara aktif
terhadap kasus – kasus Acute Flaccid Paralysis (AFP) kelompok
umur < 15 tahun dalam kurun waktu tertentu, untuk mencari
kemungkinan adanya virus polio liar yang berkembang di
masyarakat dengan pemeriksaan spesimen tinja dari kasus AFP
yang dijumpai. Berdasarkan kegiatan surveilans AFP pada
penduduk < 15 tahun tahun 2013, ditemukan 1 kasus AFP Non
Polio yang ditemukan.
Target untuk non Polio AFP rate ditetapkan sebesar > 2 per
100.000 anak umur < 15 tahun. Sedangkan untuk standar
spesimen adekuat adalah > 80%, artinya minimal 80% spesimen
tinja penderita harus sesuai dengan persyaratan yaitu diambil < 14
hari setelah kelumpuhan dan suhu spesimen 0-8”C sampai di
laboratorium.
4.3.2. Pengendalian TB – Paru
Tujuan utama pengendalian TB Paru pada Milllenium
Development Goals (MDG’s) adalah : 1) menurunkan insidens TB
Paru pada tahun 2015; 2) menurunkan prevalensi TB Paru dan
angka kematian akibat TB Paru menjadi setengahnya pada tahun
2015 dibandingkan tahun 1990; 3) sedikitnya 70% kasus TB Paru
BTA (+) terdeteksi dan diobati melalui program DOTS (Directly
Observed Treatment Shortcource Chemotherapy) atau pengobatan
TB Paru dengan pengawasan langsung oleh Pengawasan Menelan
Obat (PMO); dan 4) sedikitnya 85% tercapai succes rate.
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 67
DOTS adalah strategi penyembuhan TB Paru jangka
pendek dengan pengawasan secara langsung. Dengan
menggunakan strategi DOTS, maka proses penyembuhan TB Paru
dapat berlangsung secara cepat. DOTS menekankan pentingnya
pengawasan terhadap penderita TB Paru agar menelan obat
secara teratur sesuai ketentuan sampai dinyatakan sembuh.
Strategi DOTS direkomendasikan oleh WHO secara global untuk
menanggulangi TB Paru. Karena menghasilkan angka kesembuhan
yang tinggi yaitu mencapai 95%.
4.3.2.1. Proporsi Pasien TB Paru BTA Positif diantara Suspek yang
diperiksa
Upaya Pemerintah dalam menanggulangi TB Paru setiap
tahunnya semakin menunjukkan kemajuan. Hal ini dapat terlihat
dari meningkatnya jumlah penderita yang ditemukan dan
disembuhkan setiap tahun.
Menurut standar, persentase BTA (+) diperkirakan 10%
dari suspek yang diperkirakan di masyarakat dengan nilai yang
ditoleransi antara 5-15%. Bila angka ini terlalu besar (>15%)
kemungkinan disebabkan kriteria pada penjaringan suspek terlalu
longgar. Banyak orang yang tidak memenuhi kriteria suspek atau
ada masalah dalam pemeriksaan laboratorium (positif palsu).
Sedangkan bila angka ini terlalu kecil (<5%) kemungkinan
disebabkan kriteria yang digunakan penjaringan terlalu ketat atau
ada masalah dalam pemeriksaan laboratorium (negatif palsu).
Dengan demikian, sejak tahun 2006-2011 persentase BTA (+)
terhadap suspek masih dalam batas yang ditolerir. Berarti, kriteria
yang digunakan dalam penjaringan suspek cukup baik dan
petugas kesehatan mampu mendiagnosis kasus BTA(+) sesuai
standar dan kriteria.
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 68
Pada tahun 2013 sebanyak 1.812 suspek TB Paru
diperiksa dan yang BTA (+) sebanyak 209 penderita.
4.3.2.2. Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA (+) (Case Detection
Rate / CDR) dan Angka Keberhasilan Pengobatan (Success
Rate / SR)
Angka penemuan kasus TB Paru BTA (+) memperlihatkan
penemuan TB Paru BTA (+) terhadap jumlah perkiraan TB Paru.
Standar CDR TB Paru sebesar 70% sedangkan persentase
capaian CDR Kota Tanjungpinang untuk tahun 2013 adalah
sebesar 56,95%. Ini berarti Kota Tanjungpinang untuk CDR TB
Paru belum memenuhi target yang ditetapkan oleh Kementerian
Kesehatan, yaitu sebesar 70%.
Keberhasilan pengobatan TB Paru ditentukan oleh
kepatuhan dan keteraturan dalam berobat, pemeriksaan fisik dan
laboratorium. Angka keberhasilan pengobatan (Succes Rate)
tahun 2013 sebesar 88,04% telah mencapai target keberhasilan
pengobatan yang distandarkan oleh WHO yaitu minimal 85%.
Angka keberhasilan pengobatan penderita pada tahun 2013
(penderita yang diobati tahun 2012) menurut puskesmas dapat
dilihat pada lampiran tabel 12.
4.3.3. Pengendalian Penyakit ISPA
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) merupakan
penyebab kematian terbesar baik pada bayi maupun pada anak
balita. Hal ini dapat dilihat melalui hasil survei mortalitas subdit
ISPA pada tahun 2005 di 10 provinsi, diketahui bahwa pneumonia
merupakan penyebab kematian bayi terbesar di Indonesia, yaitu
sebesar 22,30% dari seluruh kematian bayi. Survei yang sama juga
menunjukkan bahwa pneumonia merupakan penyebab kematian
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 69
terbesar pada anak balita yaitu 23,60%. Studi mortalitas pada
Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa proporsi kematian pada bayi
(post neonatal) karena pneumonia sebesar 23,8% dan pada anak
balita sebesar 15,5%.
Program Pengendalian Penyakit ISPA mengelompokkan
penyakit ISPA dalam 2 golongan yaitu Pneumonia dan bukan
Pneumonia. Pneumonia dibagi atas derajat beratnya penyakit yaitu
Pneumonia berat dan Pneumonia tidak berat. Penyakit Batuk Pilek
seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian
atas lainnya digolongkan sebagai bukan Pneumonia. Etiologi dari
sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini ialah virus dan
tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman
Streptococcus jarang ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus
diobati dengan antibiotik penisilin, semua radang telinga akut harus
mendapat antibiotik.
Program pengendalian ISPA menetapkan bahwa semua
kasus yang ditemukan harus ditatalaksana sesuai standar, dengan
demikian angka penemuan kasus pneumonia juga menggambarkan
penatalaksanaan kasus ISPA.
Cakupan penemuan penderita pneumonia pada tahun 2013
sebesar 11,78%. Hal ini disebabkan oleh pengendalian pneumonia
balita masih berbasis Puskesmas.
4.3.4. Penanggulangan penyakit HIV / AIDS dan PMS
Upaya pelayanan kesehatan dalam rangka
penanggulangan penyakit HIV / AIDS di samping ditujukan pada
penanganan penderita yang ditemukan juga diarahkan pada upaya
pencegahan melalui penemuan penderita secara dini dilanjutkan
dengan kegiatan konseling.
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 70
Upaya penemuan penderita dilakukan melalui skrining HIV /
AIDS terhadap darah donor, pemantauan pada kelompok berisiko
penderita Penyakit Menular Seksual (PMS) seperti Wanita Penjaja
Seks (WPS), penyalahguna obat dengan suntikan (IDUs), penghuni
Lapas (Lembaga Pemasyarakatan) atau melalui penelitian pada
kelompok berisiko rendah seperti ibu rumah tangga dan
sebagainya. Hasil pelaksanaan sero survey terhadap ibu hamil
yang dilakukan terhadap 818 ibu hamil, ditemukan 4 orang HIV (+)
(0,5%).
Dalam perjalanan penyakit HIV dikenal istilah “window
period” (periode jendela) yaitu 12 minggu sejak virus masuk dalam
tubuh sampai terbentuk antibodi. Sering terjadi salah pengertian
dimana dianggap “tidak terinfeksi virus HIV” (pemeriksaan saat ini
tidak/belum mendeteksi adanya antibodi), padahal periode jendela
ini sangat potensial dalam menularkan virus karena saat ini virus
berkembang biak sangat cepat. Pada kelompok demikian,
dianjurkan memeriksa ulang 12 minggu kemudian.
4.3.5. Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan
salah satu penyakit yang perjalanan penyakitnya cepat dan dapat
menyebabkan kematian dalam waktu singkat. Penyakit ini
merupakan penyakit menular yang sering menimbulkan Kejadian
Luar Biasa (KLB) di Indonesia.
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 71
Upaya pemberantasan demam berdarah terdiri dari 3 hal
yaitu: 1) peningkatan kegiatan surveilans penyakit dan surveilans
vektor; 2) diagnosis dini dan pengobatan dini; dan 3) peningkatan
upaya pemberantasan vektor penular penyakit DBD. Upaya
pemberantasan vektor ini yaitu dengan pemberantasan sarang
nyamuk (PSN) dan pemeriksaan jentik berkala. Keberhasilan
kegiatan PSN antara lain dapat diukur dengan Angka Bebas Jentik
(ABJ).
Metode yang tepat guna untuk mencegah DBD adalah
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui 3M plus (Menguras,
Menutup dan Mengubur) plus menabur larvasida, penyebaran ikan
pada tempat penampungan air serta kegiatan-kegiatan lainnya
yang dapat mencegah/memberantas nyamuk Aedes berkembang
biak.
Angka Bebas Jentik (ABJ) sebagai tolak ukur upaya
pemberantasan vektor melalui PSN-3M menunjukkan tingkat
partisipasi masyarakat dalam mencegah DBD. Oleh karena itu
pendekatan pemberantasan DBD yang berwawasan kepedulian
masyarakat merupakan salah satu alternatif pendekatan baru.
Surveilans vektor dilakukan melalui kegiatan pemantauan
jentik oleh petugas kesehatan maupun juru/kader pemantauan
jentik (Jumantik/Kamantik). Pengembangan sistem surveilans
vektor secara berkala perlu terus dilakukan terutama dalam
kaitannya dengan perubahan iklim dan pola penyebaran kasus.
Angka bebas jentik tahun 2013 yang dilaksanakan pemantauan di
Kota Tanjungpinang yang dilakukan oleh Kader Jumantik
menunjukkan angka sebesar 84,97% yang artinya ABJ Kota
Tanjungpinang masih dibawah standar nasional sebesar 95%.
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 72
4.3.6. Pengendalian Penyakit Malaria
Di Indonesia kejadian penyakit malaria dan terjadinya
Kejadian Luar Biasa malaria sangat berkaitan erat dengan
beberapa hal sebagai berikut: 1) Adanya perubahan lingkungan
yang berakibat meluasnya tempat perindukan nyamuk menular
malaria; 2) Mobilitas penduduk yang cukup tinggi; 3) Perubahan
iklim yang menyebabkan musim hujan lebih panjang dari musim
kemarau; 4) krisis ekonomi yang berkepanjangan memberikan
dampak pada daerah-daerah tertentu dengan adanya masyarakat
yang mengalami gizi buruk sehingga lebih rentan untuk terserang
malaria; 5) Tidak efektifnya pengobatan karena terjadi Plasmodium
falciparum resisten klorokuin dan meluasnya daerah resisten, serta
6) Menurunnya perhatian dan kepedulian masyarakat terhadap
upaya penanggulangan malaria secara terpadu.
Penggalakan pemberantasan malaria melalui gerakan
masyarakat yang dikenal dengan Gerakan Berantas kembali
Malaria atau “Gebrak Malaria” telah dicetuskan pada tahun 2000.
Gerakan ini merupakan embrio pengendalian malaria yang berbasis
kemitraan dengan berbagai sektor dengan slogan “Ayo Berantas
Malaria”.
Pengendalian malaria di Indonesia yanng tertuang dalam
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
293/MENKES/SK/IV/2009 tanggal 28 April 2009 tentang Eliminasi
Malaria di Indonesia bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang
hidup sehat, yang terbebas dari penularan malaria secara bertahap
sampai tahun 2030. Sasaran wilayah eliminasi dilaksanakan secara
bertahap sebagai berikut:
a. Kepulauan Seribu (Provinsi DKI Jakarta), Pulau Bali, dan Pulau
Batam pada tahun 2010;
b. Pulau Jawa, Provinsi NAD, dan Provinsi Kepulauan Riau pada
tahun 2015;
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 73
c. Pulau Sumatera (Kecuali Provinsi NAD dan Provinsi Kepulauan
Riau), Provinsi NTB, Pulau Kalimantan, dan Pulau Sulawesi
pada tahun 2020; dan
d. Provinsi Papua, Provinsi Papua Barat, Provinsi Maluku, Provinsi
NTT dan Provinsi Maluku Utara, pada tahun 2030.
4.3.6.1. Persentase Penderita Malaria yang Diobati
Persentase penderita malaria yang diobati merupakan
persentase penderita malaria yang diobati sesuai pengobatan
standar dalam kurun waktu 1 tahun dibandingkan dengan
tersangka malaria dan atau positif malaria yang datang ke sarana
pelayanan kesehatan.
Persentase penderita malaria yang diobati tahun 2013
sebesar 100%, berarti semua penderita tersangka malaria dan
atau positif malaria yang datang ke sarana kesehatan diobati
sesuai pengobatan standar.
4.3.6.2. Pencapaian Pemeriksaan Sediaan Darah (Konfirmasi
Laboratorium)
Berdasarkan cakupan konfirmasi laboratorium semua
penderita klinis malaria dilakukan pemeriksaan sediaan darahnya.
Pemeriksaan sediaan darah pada tahun 2013 sebesar 469 orang
dimana dari yang diperiksa sediaan darah 7,46% positif malaria.
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 74
4.3.7. Pengendalian Penyakit Kusta
Untuk menilai kinerja petugas dalam penemuan kasus
penyakit kusta, digunakan angka proporsi cacat tingkat II (cacat
akibat kerusakan syaraf dan cacat terlihat). Tingginya proporsi
cacat tingkat II menunjukkan keterlambatan dalam penemuan
kasus atau dengan kata lain kinerja petugas yang rendah dalam
menemukan kasus serta pengetahuan masyarakat yang rendah.
Pada tahun 2013 penderita baru cacat tingkat II tidak ada kasus.
4.4. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
Upaya perbaikan gizi masyarakat dimaksudkan untuk
menangani permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat.
Berdasarkan pemantauan yang telah dilakukan ditemukan beberapa
permasalahan gizi yang sering dijumpai pada kelompok masyarakat
antara lain anemia gizi besi, kekurangan vitamin A dan gangguan
akibat kekurangan yodium.
4.4.1. Pemberian Tablet Tambah Darah pada Ibu hamil (Fe)
Anemia gizi adalah kekurangan kadar haemoglobin (Hb)
dalam darah yang disebabkan karena kekurangan gizi yang
diperlukan untuk pembentukan Hb tersebut. Di Indonesia sebagian
besar anemia ini disebabkan karena kekurangan zat besi (Fe)
hingga disebut anemia kekurangan zat besi atau anemia gizi besi.
Wanita hamil merupakan salah satu kelompok yang rentan
masalah gizi terutama anemia gizi besi. Berdasarkan hasil Survey
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001, prevalensi anemia ibu
hamil sebesar 40,1% dan pada tahun 2007 turun menjadi 24,5%
(Riskesdas, 2007). Namun demikian keadaan ini menunjukkan
bahwa anemia gizi besi masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat. Penanggulangan masalah anemia gizi besi saat ini
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 75
terfokus pada pemberian tablet tambah darah (Fe) pada ibu hamil.
Ibu hamil mendapat tablet tambah darah 90 tablet selama
kehamilannya.
Cakupan ibu hamil yang mendapat tablet tambah darah
(Fe1) selama tahun 2013 sebesar 101,73% dan Fe3 sebesar
95,57%.
Cakupan pemberian tablet tambah darah terkait erat dengan
antenatal care (ANC). Pada tahun 2013 cakupan kunjungan K-4
pada ibu hamil sebesar 95,57% sama dengan cakupan ibu hamil
yang mendapat Fe-3 sebesar 95,57%. Salah satu kriteria K-4
adalah ibu hamil tersebut mendapatkan tablet Fe sebanyak 90
tablet yang diindikasikan dengan besarnya cakupan Fe-3. Hal ini
menunjukan bahwa pencatatan dan pelaporan sudah bagus
dikarena cakupan Fe-3 lebih besar atau sama dengan cakupan K-
4.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kepatuhan ibu hamil
menelan tablet Fe. Walaupun dari pelaporan dihasilkan bahwa
cakupan ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe-3 cukup baik
namun jika tidak dikonsumsi oleh ibu hamil maka efek yang
diharapkan tidak akan tercapai sehingga dapat mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan kesehatan dari janin.
4.4.2. Pemberian kapsul Vitamin A
Tujuan pemberian kapsul vitamin A pada balita adalah untuk
menurunkan prevalensi dan pencegahan kekurangan vitamin A
pada balita. Kapsul vitamin A dosis tinggi terbukti efektif untuk
mengatasi masalah kekurangan vitamin A (KVA) pada masyarakat.
Bukti – bukti lain menunjukkan peranan vitamin A dalam
menurunkan secara bermakna angka kematian anak akibat
penyakit menular, mencegah kebutaan. Pentingnya pemberian
vitamin A saat ini lebih dikaitkan dengan kelangsungan hidup,
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 76
kesehatan dan pertumbuhan anak. Vitamin A penting untuk
kesehatan mata dan mencegah kebutaan, serta meningkatkan
daya tahan tubuh. Anak –anak yang mendapat cukup vitamin A,
bila terkena diare, campak atau penyakit infeksi lainnya, maka
penyakit – penyakit tersebut tidak mudah menjadi parah, sehingga
tidak membahayakan jiwa anak.
Sasaran pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi adalah bayi
(6-11 bulan) diberikan kapsul vitamin A 100.000 IU, anak balita
(umur 1-4 tahun) diberikan kapsul vitamin A 200.000 IU, dan ibu
nifas diberikan kapsul vitamin A 200.000 IU, sehingga bayinya akan
memperoleh vitamin A yang cukup melalui ASI. Pada bayi (6-11
bulan) diberikan pada bulan Februari atau bulan Agustus dan untuk
anak balita enam bulan sekali, yang diberikan secara serentak
pada bulan Februari dan Agustus. Sedangkan pemberian kapsul
vitamin A pada ibu nifas, diharapkan dapat dilakukan terintegrasi
dengan pelayanan kesehatan ibu nifas. Namun dapat pula
diberikan diluar pelayanan tersebut selama ibu nifas tersebut belum
mendapatkan kapsul vitamin A. Persentase cakupan pemberian
vitamin A tahun 2013 pada bayi sebesar 83,89%, sedangkan anak
balita sebesar 86,71% dan ibu nifas sebesar 104,96%.
4.4.3. Cakupan Pemberiaan ASI Eksklusif
Cara pemberian makanan pada bayi yang baik dan benar
adalah menyusui bayi secara eksklusif sejak lahir sampai dengan
umur 6 bulan dan meneruskan menyusui anak sampai umur 24
bulan. Mulai umur 6 bulan, bayi mendapat makanan pendamping
ASI yang bergizi sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya.
Cakupan pemberian ASI eksklusif dipengaruhi beberapa hal,
terutama masih sangat terbatasnya tenaga konselor ASI, belum
adanya peraturan perundang-undangan tentang pemberian ASI
serta belum maksimalnya kegiatan edukasi, sosialisasi, advokasi,
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 77
dan kampanye terkait pemberian ASI maupun MP-ASI, masih
kurangnya ketersediaan dan sarana / prasarana KIE ASI dan MP-
ASI dan belum optimalnya pembinaan kelompok pendukung ASI
dan MP-ASI.
Persentase bayi usia 0-6 bulan yang diberi ASI Eksklusif
tahun 2013 di Kota Tanjungpinang sebesar 22,17%. Berdasarkan
jenis kelamin, bayi perempuan 0-6 bulan lebih sedikit yang
mendapatkan ASI eksklusif yaitu sebesar 21,88% dibandingkan
dengan bayi laki-laki 0-6 bulan yang sebesar 22,45%.
Di sisi lain promosi dan pemasaran yang begitu intensif
terkait susu formula yang kadang sulit untuk dikendalikan. Masih
banyak Rumah Sakit (RS) yang belum mendukung peningkatan
pemberian ASI eksklusif, yang dapat ditandai dengan belum
melakukan rawat gabung antara ibu dan bayinya dan belum atau
masih rendahnya melakukan inisiasi menyusui dini (IMD) serta
masih beredarnya susu formula di lingkungan RS.
Upaya terobosan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan
pemberian ASI eksklusif antara lain melalui upaya peningkatan
pengetahuan petugas tentang manfaat ASI eksklusif, penyediaan
fasilitas/ruangan pemberian ASI di tempat kerja, peningkatan
pengetahuan dan keterampilan ibu, peningkatan dukungan
keluarga dan masyarakat serta upaya untuk mengendalikan
pemasaran susu formula. Selain itu perlu juga penerapan 10
(sepuluh) langkah menuju keberhasilan menyusui (LMKM) di RS
dan sarana pelayanan kesehatan lainnya yang melakukan
kegiatan persalinan.
Sepuluh langkah tersebut meliputi : 1) membuat kebijakan
tentang menyusui; 2) melatih staf pelayanan kesehatan; 3) KIE
kepada ibu hamil tentang manfaat dan manajemen menyusui; 4)
membantu ibu untuk IMD dalam 60 menit pertama persalinan; 5)
membantu ibu cara menyusui dan mempertahankan menyusui
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 78
meskipun ibu dipisah dari bayinya; 6) memberikan ASI saja kepada
bayi baru lahir kecuali ada indikasi medis; 7) menerapkan rawat
gabung ibu dengan bayinya sepanjang waktu (24 jam); 8)
menganjurkan menyusui sesuai permintaan bayi; 9) tidak memberi
dot kepada bayi; dan 10) mendorong pembentukan kelompok
pendukung menyusui dan merujuk ibu kepada kelompok tersebut
setelah keluar dari sarana pelayanan kesehatan.
4.4.4. Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu (D/S)
Cakupan penimbangan balita di posyandu (D/S) merupakan
indikator yang berkaitan dengan pelayanan gizi pada balita,
cakupan pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi serta
penanganan prevalensi gizi kurang pada balita. Semakin tinggi
cakupan D/S, seyogyanya semakin tinggi pula cakupan vitamin A,
semakin tinggi cakupan imunisasi dan diharapkan semakin rendah
prevalensi gizi kurang. Berdasarkan laporan dari Puskesmas se-
Kota Tanjungpinang tahun 2013 cakupan penimbangan balita di
posyandu sebesar 62,54 %.
Grafik 4.9 Presentase Balita Ditimbang di Kota Tanjungpinang
Tahun 2009-2013
58,8
51,6
25,6
47,2
62,5
0
10
20
30
40
50
60
70
2009 2010 2011 2012 2013
D/S
Sumber: Bidang Kesga Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 79
BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
5.1. SARANA, PRASARANA DAN TENAGA KESEHATAN
Dalam menjalankan kegiatan program pokok maupun
program pengembangan Dinas Kesehatan ditunjang oleh beberapa
sarana, prasarana dan tenaga kesehatan sebagai berikut:
5.1.1. SARANA:
a. Rumah Sakit : 3 buah
b. Puskesmas : 6 buah
c. Puskesmas Pembantu : 12 buah
d. Pondok bersalin desa : 5 buah
e. Rumah Bersalin : 10 buah
f. Balai Pengobatan/Klinik : 15 buah
g. Laboratorium : 9 buah
h. Optikal : 12 buah
i. Apotik : 38 buah
j. Toko Obat : 52 buah
k. Poskeskel : 18 buah (6 bangunan sendiri)
5.1.2. PRASARANA
Puskesmas Keliling : 5 buah
Ambulance : 12 buah
Puskesmas Keliling Laut : 1 buah
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 80
5.1.3. SUMBER DAYA MANUSIA
Secara umum tenaga medis di Kota Tanjungpinang
sebanyak 229 orang, yang terdiri-dari; 55 orang dokter spesialis
(spesialis : penyakit dalam, anak, kebidanan, bedah umum, bedah
tulang, syaraf, jiwa, anestesi, mata, THT, dokter gigi spesialis,
jantung, kulit kelamin, dan radiologi), 140 orang dokter umum, 34
orang dokter gigi.
Paramedis perawatan sebanyak; 789 orang, yang terdiri
dari 575 orang perawat dan 214 bidan.
Paramedis non-perawatan sebanyak : 302 orang, yang
terdiri dari S2 dan S1 kesehatan masyarakat 47 orang, D3
kesehatan masyarakat 7 orang, Tenaga Sanitasi 30 orang,
Apoteker 49 orang, D3 Farmasi dan Asisten Apoteker 83 orang,
Tenaga Gizi 32 orang, Analis Laboratorium 32 orang, Teknis
Elektro Medis dan P. Rontgen 11 orang, Pranata Anastesi 5 orang
dan Fisioterapis 6 orang
Khusus Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang didukung
oleh 82 orang tenaga, yang terdiri dari; 2 orang S2 kesehatan
masyarakat, 1 orang S2 Umum, 4 orang dokter umum, 1 orang
dokter gigi, 4 orang apoteker, 8 orang S1 kesehatan masyarakat,
11 orang bidan, 16 orang perawat, 3 orang analis kesehatan, 1
orang tenaga gizi, 5 orang sanitarian, 1 orang asisten apoteker, dan
25 orang tenaga umum.
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 81
5.2. KEUANGAN DAN PENYUSUNAN PROGRAM
5.2.1. Belanja:
Pelaksanaan kegiatan Dinas Kesehatan, dibiayai dengan
biaya langsung maupun tidak langsung yang berasal dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Tanjungpinang serta
Pinjaman Luar Negeri dan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara.
Pada Tahun Anggaran 2013, kegiatan Dinas Kesehatan
Kota Tanjungpinang didukung dana sebesar Rp. 28.284.897.759,-
(Dua puluh delapan miliyar dua ratus delapan puluh empat juta
delapan ratus sembilan puluh tujuh ribu tujuh ratus lima puluh
sembilan rupiah) yang terdiri dari :
Dinas Kesehatan :
1) Belanja Langsung Rp. 23.010.405.780,-
2) Belanja Tidak Langsung Rp. 5.274.491.979,-
3) Belanja Kegiatan APBN Rp. 1.297.824.500,-
4)
5)
Belanja Anggaran PHLN
Belanja Sumber Pemerintah Lainnya
Rp. 462.434.231,-
Rp. 14.203.000,-
Perincian penggunaan dana tersebut adalah sebagai berikut :
1) Belanja Kegiatan Langsung bersumber APBD Kota sebesar
Rp. ,- terdiri dari :
a) Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Rp. 2.312.836.890,-
b) Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur
Rp. 513.681.000,-
c) Program Peningkatan Disiplin Aparatur Rp. 79.000.000,-
d) Program Peningkatan Kapasitas
Sumber Daya Aparatur
Rp. 40.000.000,-
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 82
e) Program Obat dan Pembekalan
Kesehatan
Rp. 1.238.770.610,-
f) Program Upaya Kesehatan Masyarakat Rp. 10.714.782.700,-
g) Program Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat
Rp. 1.489.744.200,-
h) Program Perbaikan Gizi Masyarakat Rp. 614.412.400,-
i) Program Pengembangan Lingkungan
Sehat
Rp. 131.712.000,-
j) Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit
Menular
Rp. 1.483.737.440,-
k) Program Pengadaan, Peningkatan dan
Perbaikan Sarana-Prasarana
Puskesmas/Puskesmas Pembantu
Rp. 3.151.361.200,-
l) Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Anak Balita
Rp. 463.735.220,-
m) Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Lansia
Rp. 231.395.000,-
n) Pengawasan dan Pengendalian
Kesehatan
Makanan
Rp. 111.731.920,-
o) Peningkatan Keselamatan Ibu
Melahirkan dan Anak
Rp. 247.320.000,-
p) Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Rp. 186.176.200,-
2) Belanja Proyek bersumber dari PLN/APBN dan Sumber
Pemerintah Lainnya sebesar Rp.1.774.461.731,- terdiri dari:
a) GF ATM (HIV-AIDS) Rp. 440.652.231,-
b) GF ATM (TBC) Rp. 21.782.000,-
c) Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas)
Rp. 182.250.000,-
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 83
d) Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Rp. 577.700.000,-
e) Bantuan Penanggulangan TKI Rp. 60.049.500,-
f)
g)
Jaminan Persalinan (Jampersal)
Badan Penelitian dan Pengmbangan
Kesehatan Pusat Humonaria, Kebijakan
Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat
Rp. 477.825.000,-
Rp. 14.203.000,-
5.2.2. Penerimaan Retribusi Pelayanan Kesehatan
Total penerimaan retribusi pelayanan kesehatan tahun 2013
sebesar 420.453.000,- yang terdiri dari; 1) penerimaan retribusi
Puskesmas Tanjungpinang sebesar Rp. 108.341.000,- 2)
penerimaan retribusi Puskesmas Batu 10 sebesar Rp. 99.752.000,-
3) penerimaan retribusi Puskesmas Sei Jang sebesar Rp.
126.018.000,- 4) penerimaan retribusi Puskesmas Kampung Bugis
sebesar Rp. 48.350.000,- 5) penerimaan retribusi Puskesmas
Melayu Kota Piring sebesar Rp. 24.108.000,- 6) penerimaan
retribusi Puskesmas Mekar Baru Rp. 32.125.000,- dan 7)
penerimaan retribusi pelayanan kesehatan non-medik di Dinas
Kesehatan Kota Tanjungpinang sebesar Rp. 12.600.000,-.
Grafik 5.1 Jumlah Penerimaan Dari Jasa Pelayanan Medis dan Non-medis
Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2009-2013
394.472
564.472
511.236
474.737,5
420.453
0
200.000
400.000
600.000
2009 2010 2011 2012 2013
Sumber: Subbag. Keuangan Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2013 84
BAB VI KESIMPULAN
Secara umum, pencapaian program pembangunan kesehatan di
Kota Tanjungpinang pada tahun 2013 mengalami peningkatan, walaupun
beberapa program/kegiatan ada penurunan dibandingkan pada tahun
sebelumnya. Capaian program/kegiatan Kota Tanjungpinang merupakan
kontribusi positif dan kerja keras dari 6 Puskesmas yang ada di Kota
Tanjungpinang
Indikator-indikator makro pencapaian program kesehatan
telah/hampir mencapai target yang telah ditetapkan, secara nyata telah
dibuktikan melalui Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang telah
dilaksanakan pada tahun 2010 diseluruh Indonesia termasuk Kota
Tanjungpinang.
Selain keberhasilan, masih terdapat hal-hal yang belum maksimal
dalam pembangunan kesehatan seperti peran serta masyarakat dan
peran sektor swasta yang masih rendah dalam pembangunan kesehatan,
peran dan fungsi lintas sektor terkait dalam pembangunan kesehatan.
Pada tahun 2010 sampai dengan 2015, seluruh capaian
program/kegiatan difokuskan pada target dan capaian Milenium
Development Goals (MDG’s). Oleh sebab itu seluruh jajaran dilingkungan
Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang, lintas sektor dan stakeholders
terkait menyatukan gerak dan langkah dalam mencapai target MDGS’s.
L P L + P Satuan
A. GAMBARAN UMUM
1 Luas Wilayah 239,50 Km2
Tabel 1
2 Jumlah Desa/Kelurahan 18,00 Desa/Kel Tabel 1
3 Jumlah Penduduk 116256 112662 228918 Jiwa Tabel 2
4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 3,26 Jiwa Tabel 1
5 Kepadatan Penduduk /Km2
955,82 Jiwa/Km2
Tabel 1
6 Rasio Beban Tanggungan 45,20 Tabel 2
7 Rasio Jenis Kelamin 103,19 Tabel 2
8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf 87,53 86,88 86,28 % Tabel 4
9 Penduduk 10 tahun ke atas dengan pendidikan
tertinggi SMP+60,23 55,90
58,07 % Tabel 5
B. DERAJAT KESEHATAN
B.1 Angka Kematian
10 Jumlah Lahir Hidup 3182 3144 6326 Bayi Tabel 6
11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 8,10 4,75 6,44 Tabel 6
12 Jumlah Bayi Mati 24 16 40 Bayi Tabel 7
13 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 7,54 5,09 6,32 per 1.000 KH Tabel 7
14 Jumlah Balita Mati 30 17 47 Balita Tabel 7
15 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 9,43 5,41 7,43 per 1.000 KH Tabel 7
16 Jumlah Kematian Ibu 8,00 Ibu Tabel 8
17 Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 126,46 per 100.000 KH Tabel 8
B.2 Angka Kesakitan
18 AFP Rate (non polio) < 15 th 1,62 per 100.000 pend <15thn Tabel 9
19 Angka Insidens TB Paru 117,84 63,91 91,30 per 100.000 penduduk Tabel 10
20 Angka Prevalensi TB Paru 117,84 63,91 91,30 per 100.000 penduduk Tabel 10
RESUME PROFIL KESEHATAN
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
L P L + P Satuan
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
21 Angka kematian akibat TB Paru 4,30 1,78 3,06 per 100.000 penduduk Tabel 10
22 Angka Penemuan Kasus TB Paru (CDR) 73,26 40,00 56,95 % Tabel 11
23 Success Rate TB Paru 92,31 80,60 88,04 % Tabel 12
24 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 12,08 11,47 11,78 % Tabel 13
25 Jumlah Kasus Baru HIV 86 108 194 Kasus Tabel 14
26 Jumlah Kasus Baru AIDS 37 24 61 Kasus Tabel 14
27 Jumlah Infeksi Menular Seksual Lainnya 71 1486 1557 Kasus Tabel 14
28 Jumlah Kematian karena AIDS 17 14 31 Jiwa Tabel 14
29 Donor darah diskrining positif HIV 0,06 0,00 0,06 % Tabel 15
30 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 30,64 32,65 31,63 % Tabel 16
31 Jumlah Kasus Baru Kusta (Pausi Basiler) 2,00 0,00 2,00 Kasus Tabel 17
32 Jumlah Kasus Baru Kusta (Multi Basiler) 0,00 0,00 0,00 Kasus Tabel 17
33 Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 1,72 0,00 0,87 per 100.000 penduduk Tabel 17
34 Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 0,00 0,00 0,00 % Tabel 18
35 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0,00 0,00 0,00 % Tabel 18
36 Angka Prevalensi Kusta 0,43 0,27 0,35 per 10.000 Penduduk Tabel 19
37 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 0,00 0,00 0,00 % Tabel 20
38 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 100,00 100,00 100,00 % Tabel 20
39 Jumlah Kasus Difteri 1,00 0,00 1,00 Kasus Tabel 21
40 Case Fatality Rate Difteri - % Tabel 21
41 Jumlah Kasus Pertusis 0,00 0,00 0,00 Kasus Tabel 21
42 Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) 0,00 0,00 0,00 Kasus Tabel 21
43 Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) - % Tabel 21
44 Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0,00 0,00 0,00 Kasus Tabel 21
45 Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum - % Tabel 21
46 Jumlah Kasus Campak 2 4 6 Kasus Tabel 22
47 Case Fatality Rate Campak 0,00 % Tabel 22
48 Jumlah Kasus Polio 0,00 0,00 0,00 Kasus Tabel 22
49 Jumlah Kasus Hepatitis B 0,00 0,00 0,00 Kasus Tabel 22
50 Incidence Rate DBD 84,30 62,13 73,39 per 100.000 penduduk Tabel 23
51 Case Fatality Rate DBD 10,00 0,00 0,60 % Tabel 23
L P L + P Satuan
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
52 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) 0,22 0,09 0,15 per 1.000 penduduk Tabel 24
53 Case Fatality Rate Malaria 0,00 0,00 0,00 % Tabel 24
54 Angka Kesakitan Filariasis 0,00 0,00 0,00 per 100.000 penduduk Tabel 25
B.3 Status Gizi
55 Bayi baru lahir ditimbang 100,00 100,00 100,00 % Tabel 26
56 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 1,89 1,59 1,74 % Tabel 26
57 Balita Gizi Baik 97,90 97,96 97,93 % Tabel 27
58 Balita Gizi Kurang 0,37 0,24 0,30 % Tabel 27
59 Balita Gizi Buruk 0,17 0,12 0,15 % Tabel 27
C. UPAYA KESEHATAN
C.1 Pelayanan Kesehatan
60 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 101,73 % Tabel 28
61 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 95,57 % Tabel 28
62 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 99,98 % Tabel 28
63 Pelayanan Ibu Nifas 104,96 % Tabel 28
64 Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 167,60 % Tabel 29
65 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 95,57 % Tabel 30
66 Bumil Risti/Komplikasi ditangani 90,87 % Tabel 31
67 Neonatal Risti/Komplikasi ditangani 60,55 59,37 59,96 % Tabel 31
68 Bayi Mendapat Vitamin A 83,51 84,29 83,89 % Tabel 32
69 Anak Balita Mendapat Vitamin A 87,19 86,22 86,71 % Tabel 32
70 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 104,96 % Tabel 32
71 Peserta KB Baru 11,77 % Tabel 35
72 Peserta KB Aktif 71,44 % Tabel 35
73 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 100,00 100,00 100,00 % Tabel 36
74 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 95,79 95,58 95,68 % Tabel 36
75 Kunjungan Bayi (minimal 4 kali) 51,15 49,33 50,26 % Tabel 37
76 Desa/Kelurahan UCI 100,00 % Tabel 38
77 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 93,28 % Tabel 39
L P L + P Satuan
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
78 Drop-Out Imunisasi DPT1-Campak -0,44 % Tabel 39
79 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 22,45 21,88 22,17 % Tabel 41
80 Pemberian MP-ASI pada anak 6-23 bulan dari Gakin 100,00 100,00 100,00 % Tabel 42
81 Cakupan Pelayanan Anak Balita (minimal 8 kali) 38,17 39,81 38,98 % Tabel 43
82 Balita ditimbang 62,40 62,68 62,54 % Tabel 44
83 Balita berat badan naik 57,00 56,98 56,99 % Tabel 44
84 Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) 0,52 0,45 0,49 % Tabel 44
85 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100,00 100,00 100,00 % Tabel 45
86 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan
Setingkat
89,50 90,84 90,14 % Tabel 46
87 Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan
Setingkat
15,70 14,67 15,19 % Tabel 47
88 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 79,68 86,49 83,14 % Tabel 48
89 Sarkes dgn kemampuan yan. gadar level 1 100,00 % Tabel 49
90 Desa/Kel. terkena KLB ditangani < 24 jam 100,00 % Tabel 51
91 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 0,13 0,18 0,16 Tabel 52
92 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal 72 sekolah Tabel 53
93 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 72 sekolah Tabel 53
94 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 14,52 13,42 13,98 % Tabel 53
95 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 28,32 45,27 36,47 % Tabel 53
96 Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi
dan mulut
28,32 45,27 36,47 % Tabel 53
C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
97 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kes. Pra Bayar 31,71 32,64 32,17 % Tabel 55
98 Penduduk Miskin (dan hampir miskin) dicakup
Askeskin/Jamkesmas
113,40 110,12 111,78 % Tabel 56
99 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat
Pelayanan Rawat Jalan di Sarana Kes. Strata 1
82,75 107,93 95,20 % Tabel 56
100 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat
Pelayanan Rawat Jalan di Sarana Kes. Strata 2&3
31,46 35,85 33,63 % Tabel 56
L P L + P Satuan
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
101 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat
Pelayanan Rawat Inap di Sarana Kes. Strata 1
0,29 0,25 0,27 % Tabel 57
102 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat
Pelayanan Rawat Inap di Sarana Kes. Strata 2&3
10,88 11,36 11,11 % Tabel 57
103 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 80,31 107,92 93,90 % Tabel 58
104 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 5,54 7,57 6,54 % Tabel 58
105 Gross Death Rate (GDR) di RS 40,28 35,00 37,52 per 100.000 pasien keluar Tabel 59
106 Nett Death Rate (NDR) di RS 18,64 14,82 16,64 per 100.000 pasien keluar Tabel 59
107 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 46,24 % Tabel 60
108 Length of Stay (LOS) di RS 4,01 Hari Tabel 60
109 Turn of Interval (TOI) di RS 4,66 Hari Tabel 60
C.3 Perilaku Hidup Masyarakat
110 Rumah Tangga ber-PHBS 53,37 % Tabel 61
C.4 Keadaan Lingkungan
111 Rumah Sehat 89,20 % Tabel 62
112 Rumah/bangunan bebas jentik nyamuk Aedes 84,97 % Tabel 63
113 Keluarga dengan sumber air minum terlindung 76,67 % Tabel 65
114 Keluarga memiliki Jamban Sehat 98,88 % Tabel 66
115 Keluarga memiliki Tempat Sampah Sehat 94,80 % Tabel 66
116 Keluarga memiliki Pengelolaan Air Limbah Sehat 96,66 % Tabel 66
117 TUPM Sehat 95,75 % Tabel 67
118 Institusi dibina kesehatan lingkungannya 57,00 % Tabel 68
D. SUMBERDAYA KESEHATAN
D.1 Sarana Kesehatan
119 Jumlah Rumah Sakit Umum 3 Tabel 70
120 Jumlah Rumah Sakit Khusus 0 Tabel 70
121 Jumlah Puskesmas Perawatan 1 Tabel 70
122 Jumlah Puskesmas non-Perawatan 5 Tabel 70
L P L + P Satuan
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
123 Jumlah Apotek 38 Tabel 70
124 Sarkes yang memiliki laboratorium kesehatan 100,00 % Tabel 71
125 Sarkes yang memiliki 4 spesialis dasar 100,00 % Tabel 71
126 Jumlah Posyandu 124 Posyandu Tabel 72
127 Posyandu Aktif 61,29 % Tabel 72
128 Rasio posyandu per 100 balita 0,45 per 100 balita Tabel 72
129 Jumlah Desa Siaga 18 Desa Tabel 73
130 Desa Siaga Aktif 100,00 % Tabel 73
131 Jumlah Poskesdes 18 Poskesdes Tabel 73
D.2 Tenaga Kesehatan
132 Jumlah Dokter Spesialis 48 7 55 Orang Tabel 74
133 Rasio Dokter Spesialis 41 6 24,03 per 100.000 penduduk Tabel 74
134 Jumlah Dokter Umum 56 84 140 Orang Tabel 74
135 Rasio Dokter Umum 45 70 57,23 per 100.000 penduduk Tabel 74
136 Jumlah Dokter Gigi 7 27 34 Orang Tabel 74
137 Jumlah Bidan 214 214 Orang Tabel 75
138 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 159 Tabel 75
139 Jumlah Perawat 134 441 575 Orang Tabel 75
140 Jumlah Tenaga Kefarmasian 34 98 132 Orang Tabel 76
141 Jumlah Tenaga Gizi 6 26 32 Orang Tabel 76
142 Jumlah Tenaga Kesmas 20 34 54 Orang Tabel 77
143 Jumlah Tenaga Sanitasi 19 11 30 Orang Tabel 77
144 Jumlah Tenaga Teknisi Medis 16 32 48 Orang Tabel 78
145 Jumlah Fisioterapis 1 5 6 Orang Tabel 78
D.3 Pembiayaan Kesehatan
146 Total Anggaran Kesehatan 110490690090,93 Rp Tabel 79
147 APBD Kesehatan thd APBD Kab/Kota 10,59 % Tabel 79
148 Anggaran Kesehatan Perkapita 482664,93 Rp Tabel 79
TABEL 1
LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,
LUAS JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN
WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
(km2) TANGGA TANGGA per km
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 TANJUNGPINANG BARAT 34,50 0 4 4 58.091 18.367 3,16 1683,80
2 TANJUNGPINANG TIMUR 83,50 0 5 5 84.789 25.801 3,29 1015,44
3 TANJUNGPINANG KOTA 52,50 0 4 4 23.414 7.034 3,33 445,98
4 BUKIT BESTARI 69,00 0 5 5 62.624 19.076 3,28 907,59
JUMLAH (KAB/KOTA) 239,50 0 18 18 228.918 70.278 3,26 955,82
Sumber : - Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tanjungpinang Tahun 2013
DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
JUMLAH
PENDUDUK
JUMLAH
NO KECAMATANDESA KELURAHAN DESA+KEL.
TABEL 2
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR,
RASIO BEBAN TANGGUNGAN, RASIO JENIS KELAMIN, DAN KECAMATAN
JUMLAH PENDUDUK
LAKI-LAKI PEREMPUAN
0-4 5-14 15-44 45-64 >=65 JUMLAH 0-4 5-14 15-44 45-64 >=65 JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 TANJUNGPINANG BARAT 58.091 2.175 5.199 14.970 5.448 1.528 29.320 2.090 4.808 14.664 5.354 1.855 28.771 43,66 101,91
2 TANJUNGPINANG TIMUR 84.789 3.975 9.221 22.310 6.641 1.082 43.229 3.829 8.684 22.414 5.592 1.041 41.560 48,86 104,02
3 TANJUNGPINANG KOTA 23.414 881 1.968 6.178 2.416 760 12.203 757 1.787 5.545 2.298 824 11.211 42,45 108,85
4 BUKIT BESTARI 62.624 2.624 5.790 16.267 5.647 1.176 31.504 2.488 5.421 16.326 5.587 1.298 31.120 42,89 101,23
JUMLAH (KAB/KOTA) 228.918 9.655 22.178 59.725 20.152 4.546 116.256 9.164 20.700 58.949 18.831 5.018 112.662 45,20 103,19
Sumber : - Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Catatan : Jumlah kolom 3 = jumlah kolom 9 + jumlah kolom 15, yaitu sebesar: 228.918
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
RASIO
BEBAN
TANG
GUNGAN
RASIO
JENIS
KELAMIN
NO KECAMATANJUMLAH
PENDUDUK
TABEL 3
JUMLAH PENDUDUK
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN
1 2 3 4 5
1 0 - 4 7.697 7.294 14.991
2 5 - 9 11.400 10.555 21.955
3 10 - 14 11.076 10.433 21.509
4 15 - 19 9.045 8.548 17.593
5 20 - 24 8.803 8.347 17.150
6 25 - 29 9.154 9.376 18.530
7 30 - 34 11.873 12.471 24.344
8 35 - 39 11.302 11.356 22.658
9 40 - 44 9.608 9.050 18.658
10 45 - 49 7.628 6.912 14.540
11 50 - 54 6.133 5.678 11.811
12 55 - 59 4.539 4.144 8.683
13 60 - 64 3.119 3.108 6.227
14 65 - 69 1.954 2.105 4.059
15 70 - 74 1.470 1.496 2.966
16 75+ 1.455 1.789 3.244
Sumber : - Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tanjungpinang Tahun 2013
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
228.918JUMLAH 116.256 112.662
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)
JUMLAHMELEK
HURUF% JUMLAH
MELEK
HURUF% JUMLAH
MELEK
HURUF%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 TANJUNGPINANG BARAT 2.962 2.547 85,99 2.743 2.377 86,66 5.705 4.924 86,31
2 TANJUNGPINANG TIMUR 5.655 4.791 84,72 4.423 3.802 85,96 10.078 8.593 85,26
3 TANJUNGPINANG KOTA 1.310 1.038 79,24 1.264 1.012 80,06 2.574 2.050 79,64
4 BUKIT BESTARI 6.024 5.386 89,41 6.387 5.779 90,48 12.411 11.165 89,96
15.951 13.762 86,28 14.817 12.970 87,53 30.768 26.732 86,88
Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tanjungpinang Tahun 2013
LAKI-LAKI PEREMPUANNO
JUMLAH (KAB/KOTA)
TABEL 4
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KECAMATAN
JUMLAH PENDUDUK USIA 10 KE ATAS
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
TABEL 5
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
TIDAK/
BELUM
PERNAH
SEKOLAH
TIDAK/
BELUM
TAMAT
SD/MI
SD/MI SMP/ MTsSMA/
SMK/ MA
AK/
DIPLOM
A
UNIVERSI
TASJUMLAH
TIDAK/
BELUM
PERNAH
SEKOLAH
TIDAK/
BELUM
TAMAT
SD/MI
SD/MI SMP/ MTsSMA/
SMK/ MA
AK/
DIPLO
MA
UNIVER
SITASJUMLAH
TIDAK/
BELUM
PERNAH
SEKOLA
H
TIDAK/
BELUM
TAMAT
SD/MI
SD/MI SMP/ MTsSMA/
SMK/ MA
AK/
DIPLO
MA
UNIVER
SITASJUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 TANJUNGPINANG BARAT 2,44 10,91 23,30 15,84 39,42 2,41 5,68 100,00 3,06 10,40 28,43 15,22 34,89 3,48 4,52 100,00 2,75 10,66 25,87 15,53 37,16 2,95 5,10 100,00
2 TANJUNGPINANG TIMUR 3,21 14,90 17,26 17,63 37,45 2,86 6,69 100,00 3,58 15,14 20,40 17,43 33,68 4,40 5,37 100,00 3,40 15,02 18,83 17,53 35,57 3,63 6,03 100,00
3 TANJUNGPINANG KOTA 3,76 16,09 39,01 15,50 22,67 0,77 2,20 100,00 5,21 16,62 42,13 13,10 19,96 1,20 1,78 100,00 4,49 16,36 40,57 14,30 21,32 0,99 1,99 100,00
4 BUKIT BESTARI 3,04 14,51 23,38 16,19 33,67 2,87 6,34 100,00 3,51 14,47 27,23 16,23 29,35 4,11 5,10 100,00 3,28 14,49 25,31 16,21 31,51 3,49 5,72 100,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 3,03 13,90 22,84 16,55 35,33 2,52 5,83 100,00 3,59 13,87 26,64 16,07 31,37 3,75 4,71 100,00 3,31 13,89 24,74 16,31 33,35 3,14 5,27 100,00
597 2665 5692 3869 9628 589 1386 24426 739 2513 6873 3680 8433 842 1092 24172 1336 5178 12565 7549 18061 1431 2478 48598
NO KECAMATAN
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tanjungpinang 2013
PERSENTASE PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN KE ATAS
MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN KECAMATAN
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
TABEL 6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 753 5 758 878 2 880 1.631 7 1.638
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 476 5 481 483 3 486 959 8 967
Melayu Kota Piring 376 1 377 377 2 379 753 3 756
Mekar Baru 280 2 282 267 4 271 547 6 553
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 317 10 327 326 1 327 643 11 654
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 980 3 983 813 3 816 1.793 6 1.799
JUMLAH (KAB/KOTA) 3.182 26 3.208 3.144 15 3.159 6.326 41 6.367
ANGKA LAHIR MATI (DILAPORKAN) 8,10 4,75 6,44
Sumber: 1. Bidang Kesehatan Keluaraga Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
KECAMATANNAMA
PUSKESMASHIDUP
PEREMPUAN
HIDUP MATIHIDUP +
MATI
JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS
MATIHIDUP +
MATI
LAKI-LAKI LAKI-LAKI + PEREMPUAN
HIDUP MATIHIDUP +
MATI
JUMLAH KELAHIRAN
NO
TABEL 7
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 4 0 4 2 0 2 6 0 6
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 3 1 4 1 0 1 4 1 5
Melayu Kota Piring 9 2 11 5 0 5 14 2 16
Mekar Baru 2 2 4 3 1 4 5 3 8
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 2 0 2 3 0 3 5 0 5
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 4 1 5 2 0 2 6 1 7
JUMLAH (KAB/KOTA) 24 6 30 16 1 17 40 7 47
7,54 1,89 9,43 5,09 0,32 5,41 6,32 1,11 7,43
Sumber: 1. Bidang Kesehatan Keluaraga Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
Keterangan : Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
JUMLAH KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)
BAYI BALITA
LAKI - LAKI + PEREMPUAN
BAYI ANAK
BALITABALITA
LAKI - LAKINO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH KEMATIAN
PEREMPUAN
BALITA ANAK
BALITABAYI
ANAK
BALITA
TABEL 8
JUMLAH KEMATIAN IBU
< 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn JUMLAH < 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn JUMLAH < 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn JUMLAH < 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 1.631 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 959 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
Melayu Kota Piring 753 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 0 1 1 2
Mekar Baru 547 0 1 0 1 0 0 0 0 0 2 1 3 0 3 1 4
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 643 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 1.793 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6.326 0 2 0 2 0 0 0 0 0 4 2 6 0 6 2 8
ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 126,46
Sumber: 1. Bidang Kesehatan Keluaraga Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
Keterangan:
- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas
- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
JUMLAH (KAB/KOTA)
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH
LAHIR HIDUPKEMATIAN IBU HAMIL
JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
KEMATIAN IBU BERSALIN KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU
TABEL 9
NO KECAMATANJUMLAH PENDUDUK <15
TAHUN
JUMLAH KASUS AFP (NON
POLIO)
AFP RATE
(NON POLIO)
1 2 4 5 6
1 TANJUNGPINANG BARAT 14.272 0 0,00
2 TANJUNGPINANG TIMUR 25.709 1 3,89
3 TANJUNGPINANG KOTA 5.393 0 0,00
4 BUKIT BESTARI 16.323 0 0,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 61.697 1 1,62
Sumber: 1. Bidang P2P Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di di RS
Catatan : Jumlah kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada tabel 3, yaitu sebesar: 58.455
JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) DAN AFP RATE (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
TABEL 10
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 29.320 28.771 58.091 16 5 21 0 0 0 16 5 21 54,57 17,38 36,15 0 0 0
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 18.189 17.540 35.729 20 8 28 0 0 0 20 8 28 109,96 45,61 78,37 0 0 0
Melayu Kota Piring 14.350 13.938 28.288 4 5 9 0 0 0 4 5 9 27,87 35,87 31,82 1 0 1
Mekar Baru 10.690 10.082 20.772 5 8 13 0 0 0 5 8 13 46,77 79,35 62,58 0 0 0
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 12.203 11.211 23.414 2 3 5 0 0 0 2 3 5 16,39 26,76 21,35 0 0 0
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 31.504 31.120 62.624 30 14 44 0 0 0 30 14 44 95,23 44,99 70,26 1 0 1
RSUD Kota TPI 30 10 40 30 10 40 2 1 3
RUMKITAL 16 6 22 16 6 22 1 1 2
RSUD Prov. Kepri 14 13 27 14 13 27 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 116.256 112.662 228.918 137 72 209 0 0 0 137 72 209 117,84 63,91 91,30 5 2 7
ANGKA INSIDENS PER 100.000 PENDUDUK 117,84 63,91 91,30 KEMATIAN PER 100.000 PENDUDUK 4,30 1,78 3,06
Sumber: 1. Bidang P2P Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
Catatan : Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1, yaitu sebesar: 228918
JUMLAH KASUS BARU TB PARU DAN KEMATIAN AKIBAT TB PARU MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
JUMLAH KASUS TB PARUPREVALENSI
(PER 100.000 PENDUDUK)
JUMLAH KEMATIAN
AKIBAT TB PARUNOJUMLAH PENDUDUK
KECAMATAN PUSKESMAS
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
KASUS BARU KASUS LAMA KASUS BARU +
KASUS LAMA
TABEL 11
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 48 47 95 85 75 160 16 5 21 33,33 10,64 22,11
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 29 27 56 69 50 119 20 8 28 68,97 29,63 50,00
Melayu Kota Piring 23 23 46 74 61 135 4 5 9 17,39 21,74 19,57
Mekar Baru 16 15 31 23 27 50 5 8 13 31,25 53,33 41,94
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 20 18 38 27 23 50 2 3 5 10,00 16,67 13,16
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 51 50 101 165 104 269 30 14 44 58,82 28,00 43,56
RSUD Kota TPI 354 212 566 30 10 40
RUMKITAL 140 111 251 16 6 22
RSUD Prov. Kepri 134 78 212 14 13 27
JUMLAH (KAB/KOTA) 187 180 367 1.071 741 1.812 137 72 209 73,26 40,00 56,95
Sumber: 1. Bidang P2P Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH PERKIRAAN
KASUS BARU KLINIS (SUSPEK)
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
TB PARU
ANGKA PENEMUAN
KASUS (CDR)BTA (+)
TABEL 12
JUMLAH KASUS DAN KESEMBUHAN TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
L P L + P
JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 23 17 40 20 86,96 14 82,35 34 85,00 1 4,35 0 0,00 1 2,50 91,30 82,35 87,50
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 22 7 29 22 100 7 100,00 29 100,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 100 100,00 100,00
Melayu Kota Piring 4 6 10 3 75 5 83 8 80 0 0,00 0 0,00 0 0,00 75 83 80
Mekar Baru 10 7 17 10 100 6 86 16 94 0 0,00 1 14,29 1 5,88 100 100 100
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 1 1 2 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 100,00 1 100,00 1 50,00 100 100,00 50,00
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 34 13 47 32 94 13 100 45 96 0 0,00 0 0,00 1 2,13 94 100 98
RSUD Kota TPI 5 6 11 2 40 1 17 3 27 1 20,00 0 0,00 1 9,09 60 17 36
RUMKITAL 15 9 24 15 100 4 44 19 79 0 0,00 2 22,22 2 8,33 100 67 88
RSUD Prov. Kepri 3 1 4 - - - - - - 1 - 0 - 1 - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 117 67 184 104 88,89 50 74,63 154 83,70 4 3,42 4 5,97 8 4,35 92,31 80,60 88,04
Sumber: 1. Bidang P2P Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
PUSKESMAS
TB PARU
BTA (+) DIOBATIANGKA KESUKSESAN
(SUCCESS RATE/SR)P L + P
KESEMBUHAN
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
L L + P
PENGOBATAN LENGKAP
L P
NO KECAMATAN
TABEL 13
PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 3587 3510 7.097 359 351 710 87 24,3 77 21,9 164 23,1
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 2126 2044 4.170 213 204 417 21 9,9 20 9,8 41 9,8
Melayu Kota Piring 1748 1684 3.432 175 168 343 16 9,2 11 6,5 27 7,9
Mekar Baru 1210 1128 2.338 121 113 234 21 17,4 18 16,0 39 16,7
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 1454 1345 2.799 145 135 280 5 3,4 2 1,5 7 2,5
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 3788 3717 7.505 379 372 751 18 4,8 26 7,0 44 5,9
JUMLAH (KAB/KOTA) 13.913 13.428 27.341 1.391 1.343 2.734 168 12,08 154 11,5 322 11,78
Sumber: 1. Bidang P2P Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
PUSKESMAS
PNEUMONIA PADA BALITA
PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI
L P L + P
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
JUMLAH BALITA JUMLAH PERKIRAAN
PENDERITANO KECAMATAN
TABEL 14
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 KOTA TANJUNGPINANG 86 108 194 37 24 61 71 1.486 1.557 17 14 31
JUMLAH (KAB/KOTA) 86 108 194 37 24 61 71 1.486 1.557 17 14 31
Sumber: 1. Bidang P2P Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
Ket: Jumlah kasus baru adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
JUMLAH KEMATIAN AKIBAT
AIDS
JUMLAH KASUS BARU HIV, AIDS, DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL LAINNYA MENURUT JENIS KELAMIN
KABUPATEN/KOTAINFEKSI MENULAR SEKSUAL
LAINNYAA I D S
JUMLAH KASUS BARU
NO H I V
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
TABEL 15
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 UTD 4.652 402 5.054 4.652 100 402 100 5.054 100 3 0,06 0 0,00 3 0,06
JUMLAH 4.652 402 5.054 4.652 100 402 100 5.054 100 3 0,06 0 0,00 3 0,06
Sumber: 1. Bidang P2P Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
L + P L P L + PJUMLAH PENDONOR
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV-AIDS MENURUT JENIS KELAMIN
NOUNIT TRANSFUSI
DARAH
DONOR DARAH
SAMPEL DARAH DIPERIKSA
L P
POSITIF HIV
TABEL 16
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 29.320 28.771 58.091 1.205 1.182 2.388 364 30,21 326 27,57 690 28,90
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 18.189 17.540 35.729 748 721 1.468 200 26,75 203 28,16 403 27,44
Melayu Kota Piring 14.350 13.938 28.288 590 573 1.163 227 38,49 199 34,74 426 36,64
Mekar Baru 10.690 10.082 20.772 439 414 854 197 44,84 189 45,61 386 45,21
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 12.203 11.211 23.414 502 461 962 171 34,09 159 34,51 330 34,29
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 31.504 31.120 62.624 1.295 1.279 2.574 296 22,86 425 33,23 721 28,01
Luar Daerah ( Bintan) 9 11 20
JUMLAH (KAB/KOTA) 483.207 112.662 228.918 4.778 4.630 9.409 1.464 30,64 1.512 32,65 2.976 31,63
Sumber: 1. Bidang P2P Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
DIARE
JUMLAH PERKIRAAAN
KASUS
DIARE DITANGANI
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
P L + PLNO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH PENDUDUK
TABEL 17
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Melayu Kota Piring 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mekar Baru 0 0 0 2 0 2 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 2 0 2 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 1,72 0,00 0,87
Sumber: 1. Bidang P2P Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
PB + MBMulti Basiler (MB)/ Kusta Basah
JUMLAH 0-14 TAHUN ≥ 15 TAHUN JUMLAH
JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
NO KECAMATAN PUSKESMASPausi Basiler (PB)/ Kusta kering
0-14 TAHUN ≥ 15 TAHUN
KASUS BARU
TABEL 18
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Melayu Kota Piring 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mekar Baru 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sumber: 1. Bidang P2P Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PENDERITA KUSTAPENDERITA KUSTA 0-14 TAHUN
L P L+P P L+P
CACAT TINGKAT 2
KASUS BARU
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
LNO KECAMATAN PUSKESMAS
TABEL 19
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 0 0 0 1 0 1 0 1 1
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 0 0 0 1 1 2 1 1 2
Melayu Kota Piring 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mekar Baru 2 0 2 0 0 0 2 0 2
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 0 0 0 1 0 1 1 0 1
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 1 0 1 0 1 1 1 1 2
JUMLAH (KAB/KOTA) 3 0 3 3 2 5 5 3 8
ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 0,43 0,27 0,35
Sumber: 1. Bidang P2P Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
NO KECAMATAN PUSKESMAS
KASUS TERCATAT
PB MB JUMLAH
TABEL 20
KUSTA (PB) KUSTA (MB)
-1 -2
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 1 0 1 100 2 100
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 100 0 0 1 100
Melayu Kota Piring 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mekar Baru 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 1 0 1 1 0 0 0 1 0 2 1 3 2 100 1 100 3 100
Sumber: 1. Bidang P2P Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
Keterangan : Penderita PB tahun X - 1, Penderita MB tahun X - 2
X = tahun data.
PENDERITA MBNO KECAMATAN PUSKESMAS
RFT PB
L + P
PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
L + P
RFT MB
L PL P
PENDERITA PB
TABEL 21
JUMLAH KASUS PD3I
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Melayu Kota Piring 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mekar Baru 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
CASE FATALITY RATE (%) - - -
Sumber: 1. Bidang P2P Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
NO KECAMATAN PUSKESMASDIFTERI
JUMLAH KASUS MENING-
GAL
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
JUMLAH KASUS MENING-
GAL
TETANUS (NON NEONATORUM) TETANUS NEONATORUM
JUMLAH KASUS MENING-
GAL
PERTUSIS
TABEL 22
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 1 2 3 0 0 0 0 0 0 0
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Melayu Kota Piring 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
Mekar Baru 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 2 4 6 0 0 0 0 0 0 0
CASE FATALITY RATE (%) 0
Sumber: 1. Bidang P2P Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
CAMPAK
JUMLAH KASUSMENINGGAL
POLIO HEPATITIS BNO KECAMATAN PUSKESMAS
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
JUMLAH KASUS PD3I
TABEL 23
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 36 15 51 0 0 0 0 0 0
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 20 14 34 0 0 0 0 0 0
Melayu Kota Piring 4 8 12 0 0 0 0 0 0
Mekar Baru 10 10 20 1 0 1 10,00 0 5
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 2 5 7 0 0 0 0 0 0
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 26 18 44 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 98 70 168 1 0 1 10,00 0,00 0,60
INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK 84,30 62,13 73,39
Sumber: 1. Bidang P2P Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
JUMLAH KASUS DBD MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
NO KECAMATAN MENINGGAL CFR (%)JUMLAH KASUSPUSKESMAS
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
TABEL 24
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 64 13 20,31 0 0 0 11 2 13 0 0 0 0,00 0,00 0,00
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 126 7 5,56 0 0 0 4 3 7 0 0 0 0,00 0,00 0,00
Melayu Kota Piring 35 1 2,86 0 0 0 0 1 1 0 0 0 #DIV/0! 0,00 0,00
Mekar Baru 47 3 6,38 0 0 0 3 0 3 0 0 0 0,00 #DIV/0! 0,00
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 31 3 9,68 0 0 0 1 2 3 0 0 0 0,00 0,00 0,00
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 166 8 4,82 0 0 0 6 2 8 0 0 0 0,00 0,00 0,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 469 35 7,46 0 0 0 25 10 35 0 0 0 0,00 0,00 0,00
0,22 0,09 0,15
Sumber: 1. Bidang P2P Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
CFRMENINGGAL
MALARIA
SEDIAAN DARAH
DIPERIKSA POSITIF % POSITIF
ANGKA KESAKITAN (API) PER 1.000 PENDUDUK
KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PENDERITA
DENGAN PEMERIKSAAN
SEDIAAN DARAH POSITIF
TANPA PEMERIKSAAN
SEDIAAN DARAH
NO KECAMATAN
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
PUSKESMAS
TABEL 25
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 0 0 0 0 0 0
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 0 0 0 0 0 0
Melayu Kota Piring 0 0 0 0 0 0
Mekar Baru 0 0 0 0 0 0
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 0 0 0 0 0 0
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0
ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA) 0 0 0
Sumber: 1. Bidang P2P Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
JUMLAH SELURUH KASUSKASUS BARU DITEMUKANNO KECAMATAN PUSKESMAS
PENDERITA FILARIASIS
TABEL 26
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 753 878 1.631 753 100,00 878 100,00 1.631 100,00 10 1,33 9 1,03 19 1,16
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 476 483 959 476 100,00 483 100,00 959 100,00 11 2,31 7 1,45 18 1,88
Melayu Kota Piring 376 377 753 376 100,00 377 100,00 753 100,00 3 0,80 10 2,65 13 1,73
Mekar Baru 280 267 547 280 100,00 267 100,00 547 100,00 10 3,57 7 2,62 17 3,11
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 317 326 643 317 100,00 326 100,00 643 100,00 7 2,21 1 0,31 8 1,24
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 980 813 1.793 980 100,00 813 100,00 1.793 100,00 19 1,94 16 1,97 35 1,95
JUMLAH (KAB/KOTA) 3.182 3.144 6.326 3.182 100,00 3.144 100,00 6.326 100,00 60 1,89 50 1,59 110 1,74
Sumber: 1. Bidang Kesehatan Keluaraga Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
BAYI BARU LAHIR DITIMBANG
PNO KECAMATAN PUSKESMAS
BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
P LL + P L + P
BBLRJUMLAH LAHIR HIDUP
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
L
TABEL 27
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 TANJUNGPINANG BARATTanjungpinang 2.232 2.282 4.514 60 2,69 57 2,50 117 2,59 2.167 97,09 2.222 97,37 4.389 97,23 5 0,22 3 0,13 8 0,18 0 0,00 0 0,00 0 0,00
2 TANJUNGPINANG TIMURBatu 10 1.415 1.189 2.604 14 0,99 24 2,02 38 1,46 1.386 97,95 1.161 97,65 2.547 97,81 10 0,71 4 0,34 14 0,54 5 0,35 0 0,00 5 0,19
Melayu Kota Piring 1.151 1.139 2.290 40 3,48 43 3,78 83 3,62 1.107 96,18 1.088 95,52 2.195 95,85 3 0,26 5 0,44 8 0,35 1 0,09 3 0,26 4 0,17
Mekar Baru 834 812 1.646 16 1,92 12 1,48 28 1,70 816 97,84 797 98,15 1.613 98,00 2 0,24 2 0,25 4 0,24 0 0,00 1 0,12 1 0,06
3 TANJUNGPINANG KOTAKampung Bugis 324 301 625 1 0,31 3 1,00 4 0,64 314 96,91 294 97,67 608 97,28 5 1,54 3 1,00 8 1,28 4 1,23 1 0,33 5 0,80
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 2.726 2.694 5.420 4 0,15 3 0,11 7 0,13 2.710 99,41 2.683 99,59 5.393 99,50 7 0,26 3 0,11 10 0,18 5 0,18 5 0,19 10 0,18
JUMLAH (KAB/KOTA) 8.682 8.417 17.099 135 1,55 142 1,69 277 1,62 8.500 97,90 8.245 97,96 16.745 97,93 32 0,37 20 0,24 52 0,30 15 0,17 10 0,12 25 0,15
Sumber: 1. Bidang Kesehatan Keluaraga Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
PUSKESMAS
P
GIZI KURANG BB/TB
L+PL P L P
BALITA DITIMBANG
BALITA
L+P
GIZI BAIK BB/TB
L L+P
STATUS GIZI BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
GIZI LEBIH BB/TB
P
NOGIZI BURUK BB/TB
L
KECAMATAN
L+P
TABEL 28
JUMLAH K1 % K4 % JUMLAHDITOLONG
NAKES% JUMLAH
MENDAPAT
YANKES%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 1.727 1.718 99,48 1.609 93,17 1.650 1.640 99,39 1.571 1.640 104,39
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 1.014 1.155 113,91 991 97,73 969 963 99,38 923 963 104,33
Melayu Kota Piring 835 831 99,52 792 94,85 797 759 95,23 760 759 99,87
Mekar Baru 569 577 101,41 541 95,08 543 548 100,92 518 548 105,79
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 681 677 99,41 647 95,01 651 644 98,92 619 644 104,04
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 1.826 1.809 99,07 1.777 97,32 1.744 1.799 103,15 1.662 1.799 108,24
JUMLAH (KAB/KOTA) 6.652 6.767 101,73 6.357 95,57 6.354 6.353 99,98 6.053 6.353 104,96
Sumber: 1. Bidang Kesehatan Keluaraga Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
IBU NIFAS
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS
IBU BERSALIN
PUSKESMASNO KECAMATAN
IBU HAMIL
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
TABEL 29
TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 1.727 1.713 99,2 1.713 99,2 1.582 91,6 1.555 90,0 1.586 91,8 6.436 372,7
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 1.014 1.092 107,7 880 86,8 256 25,2 99 9,8 401 39,5 1.636 161,3
Melayu Kota Piring 835 755 90,4 706 84,6 0 0 0 0 0 0 706 84,6
Mekar Baru 569 106 18,6 133 23,4 34 6,0 47 8,3 81 14,2 295 51,8
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 681 96 14,1 77 11,3 0 0 0 0 217 31,9 294 43,2
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 1.826 1.805 98,8 1.153 63,1 208 11,4 205 11,2 216 11,8 1.782 97,6
JUMLAH (KAB/KOTA) 6.652 5.567 83,69 4.662 70,08 2.080 31,27 1.906 28,65 2.501 37,60 11.149 167,60
Sumber: 1. Bidang P2P Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL
JUMLAH IBU
HAMILNO KECAMATAN PUSKESMAS
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
TABEL 30
FE1 (30 TABLET) FE3 (90 TABLET)
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 1727 1718 99,48 1615 93,51
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 1014 1155 113,91 1066 105,13
Melayu Kota Piring 835 831 99,52 830 99,40
Mekar Baru 569 577 101,41 478 84,01
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 681 677 99,41 613 90,01
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 1826 1809 99,07 1755 96,11
JUMLAH (KAB/KOTA) 6652 6767 101,73 6357 95,57
Sumber: 1. Bidang Kesehatan Keluaraga Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
KECAMATANJUMLAH
IBU HAMILNO PUSKESMAS
JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
TABEL 31
S % L P L + P L P L + P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 1727 345 349 101,04 753 878 1631 113 132 245 111 98,27 116 88,08 227 92,79
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 1014 203 112 55,23 476 483 959 71 72 144 23 32,21 16 22,08 39 27,11
Melayu Kota Piring 835 167 184 110,18 376 377 753 56 57 113 20 35,46 12 21,22 32 28,33
Mekar Baru 569 114 63 55,36 280 267 547 42 40 82 9 21,43 12 29,96 21 25,59
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 681 136 71 52,13 317 326 643 48 49 96 11 23,13 12 24,54 23 23,85
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 1826 365 430 117,74 980 813 1793 147 122 269 115 78,23 112 91,84 227 84,40
JUMLAH (KAB/KOTA) 6652 1330 1209 90,87 3.182 3144 6326 477 472 949 289 60,55 280 59 569 59,96
Sumber: 1. Bidang Kesehatan Keluaraga Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
JUMLAH DAN PERSENTASE IBU HAMIL DAN NEONATAL RISIKO TINGGI/KOMPLIKASI DITANGANI
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO PUSKESMASKECAMATANJUMLAH
IBU HAMIL
JUMLAH LAHIR HIDUPBUMIL
RISTI/
KOMPLIKAS
I
PERKIRAAN
NEONATAL
RISTI/KOMPLIKASI
NEONATAL RISTI/KOMPLIKASI DITANGANI
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
L + PL P
BUMIL
RISTI/KOMPLIKASI
DITANGANI
TABEL 32
BAYI ANAK BALITA (1-4 TAHUN) IBU NIFAS
L P L+P S % S % S % L P L+P S % S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 794 777 1.571 610 76,83 616 79,28 1226 78,04 2.793 2.733 5.526 2758 98,75 2583 94,51 5341 96,65 1.571 1.640 104,39
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 471 452 923 383 81,32 354 78,32 737 79,85 1.655 1.592 3247 1395 84,29 1244 78,14 2639 81,28 923 963 104,33
Melayu Kota Piring 387 373 760 344 88,89 342 91,69 686 90,26 1.361 1.311 2672 1235 90,74 1215 92,68 2450 91,69 760 759 99,87
Mekar Baru 268 250 518 268 100,00 250 100,00 518 100,00 942 878 1820 602 63,91 588 66,97 1190 65,38 518 548 105,79
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 322 297 619 227 70,50 221 74,41 448 72,37 1.132 1.048 2180 932 82,33 883 84,26 1815 83,26 619 644 104,04
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 839 823 1.662 741 88,32 722 87,73 1463 88,03 2.949 2.894 5843 2522 85,52 2502 86,45 5024 85,98 1.662 1.799 108,24
JUMLAH (KAB/KOTA) 3.081 2.972 6.053 2573 83,51 2505 84,29 5078 83,89 10.832 10.456 21.288 9444 87,19 9015 86,22 18459 86,71 6.053 6353 104,96
Sumber: 1. Bidang Kesehatan Keluaraga Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
L P L + P
BAYI 6-11 BULAN MENDAPAT VIT A
VIT A
MENDAPAT JUMLAH
L P
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAHL + P
JUMLAH MENDAPAT VIT A 2X
TABEL 33
PESERTA KB AKTIF
MKJP
IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % SUNTIK % PIL %KON
DOM %
OBAT
VAGINA%
LAIN
NYA% JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 TANJUNGPINANG BARAT 311 2,86 22 0,20 114 1,05 490 4,50 937 8,60 5.401 49,60 4.283 39,33 269 2,47 0 0,00 0 0,00 9.953 91,40 10.890 100
2 TANJUNGPINANG TIMUR 375 3,17 1 0,01 126 1,07 518 4,38 1.020 8,62 6.410 54,19 4.250 35,93 149 1,26 0 0,00 0 0,00 10.809 91,38 11.829 100
3 TANJUNGPINANG KOTA 297 7,79 1 0,03 20 0,52 504 13,21 822 21,55 1.684 44,14 1.207 31,64 102 2,67 0 0,00 0 0,00 2.993 78,45 3.815 100
4 BUKIT BESTARI 1.071 9,16 3 0,03 182 1,56 1.610 13,78 2.866 24,52 4.262 36,47 3.309 28,31 1.250 10,70 0 0,00 0 0,00 8.821 75,48 11.687 100
JUMLAH (KAB/KOTA) 2.054 5,37 27 0,07 442 1,16 3.122 8,17 5.645 14,77 17.757 46,46 13.049 34,14 1.770 4,63 0 0,00 0 0,00 32.576 85,23 38.221 100
Sumber: 1. Bidang Kesehatan Keluaraga Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
Keterangan : MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI PER KECAMATAN
MKJP +
NON
MKJP
%
MKJP
+ NON
MKJP
NO KECAMATAN
NON MKJP
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
TABEL 34
PESERTA KB BARU
MKJP
IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % SUNTIK % PIL % KONDOM %OBAT
VAGINA%
LAIN
NYA% JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 TANJUNGPINANG BARAT 34 1,30 0 0,00 0 0,00 64 2,46 98 3,76 1.566 60,09 850 32,62 92 3,53 0 0,00 0 0 2.508 96,24 2.606 100
2 TANJUNGPINANG TIMUR 23 1,30 1 0,06 6 0,34 52 2,94 82 4,64 956 54,04 712 40,25 19 1,07 0 0,00 0 0 1.687 95,36 1.769 100
3 TANJUNGPINANG KOTA 20 1,81 0 0,00 0 0,00 153 13,85 173 15,66 877 79,37 54 4,89 1 0,09 0 0,00 0 0 932 84,34 1.105 100
4 BUKIT BESTARI 96 15,12 0 0,00 3 0,47 53 8,35 152 24 383 60,31 100 15,75 0 0,00 0 0,00 0 0 483 76,06 635 100
JUMLAH (KAB/KOTA) 173 2,83 1 0,02 9 0,15 322 5,27 505 8,26 3.782 61,85 1.716 28,06 112 1,83 0 0,00 0 0 5.610 91,74 6.115 100
Sumber: 1. Bidang Kesehatan Keluaraga Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI PER KECAMATAN
NON MKJPMKJP +
NON
MKJP
%
MKJP +
NON
MKJP
NO KECAMATAN
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
TABEL 35
JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN
PESERTA KB BARU
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8
1 TANJUNGPINANG BARAT 13.268 2.606 19,64 10.890 82,08
2 TANJUNGPINANG TIMUR 19.288 1.769 9,17 11.829 61,33
3 TANJUNGPINANG KOTA 4.950 1.105 22,32 2.703 54,61
4 BUKIT BESTARI 14.440 635 4,40 11.687 80,93
JUMLAH (KAB/KOTA) 51.946 6.115 11,77 37.109 71,44
Sumber: 1. Bidang Kesehatan Keluaraga Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
PESERTA KB AKTIFJUMLAH PUSNO KECAMATAN
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
TABEL 36
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 753 878 1.631 753 100,00 878 100,00 1.631 100,00 708 94,02 847 96,47 1.555 95,34
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 476 483 959 476 100,00 483 100,00 959 100,00 460 96,64 460 95,24 920 95,93
Melayu Kota Piring 376 377 753 376 100,00 377 100,00 753 100,00 353 93,88 353 93,63 706 93,76
Mekar Baru 280 267 547 280 100,00 267 100,00 547 100,00 260 92,86 250 93,63 510 93,24
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 317 326 643 317 100,00 326 100,00 643 100,00 289 91,17 300 92,02 589 91,60
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 980 813 1.793 980 100,00 813 100,00 1.793 100,00 978 99,80 795 97,79 1.773 98,88
JUMLAH (KAB/KOTA) 3.182 3.144 6.326 3.182 100,00 3.144 100,00 6.326 100,00 3.048 95,79 3.005 95,58 6.053 95,68
Sumber: 1. Bidang Kesehatan Keluaraga Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
P L + PL
KUNJUNGAN NEONATUS 1 KALI (KN1)
L
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
JUMLAH BAYI LAHIR HIDUPNO KECAMATAN PUSKESMAS P L + P
KUNJUNGAN NEONATUS 3 KALI (KN LENGKAP)
TABEL 37
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 794 777 1.571 216 27,20 190 24,45 406 25,84
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 471 452 923 420 89,17 372 82,30 792 85,81
Melayu Kota Piring 387 373 760 173 44,70 172 46,11 345 45,39
Mekar Baru 268 250 518 196 73,13 198 79,20 394 76,06
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 322 297 619 243 75,47 211 71,04 454 73,34
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 839 823 1.662 328 39,09 323 39,25 651 39,17
JUMLAH (KAB/KOTA) 3.081 2.972 6.053 1.576 51,15 1.466 49,33 3.042 50,26
Sumber: 1. Bidang Kesehatan Keluaraga Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH BAYI
KUNJUNGAN BAYI (MINIMAL 4 KALI)
CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
P L + PL
TABEL 38
1 2 3 4 5 6
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 4 4 100
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 2 2 100
Melayu Kota Piring 2 2 100
Mekar Baru 1 1 100
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 4 4 100
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 5 5 100
JUMLAH (KAB/KOTA) 18 18 100
Sumber: 1. Bidang P2P Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
% DESA/KEL UCINO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH DESA/KEL DESA/KEL UCI
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
TABEL 39
BAYI DIIMUNISASI
DPT1+HB1 DPT3+HB3 CAMPAK
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 794 777 1.571 714 89,924 700 90,09 1.414 90,01 702 88,413 685 88,16 1.387 88,29 702 88,413 685 88,16 1.387 88 1,68 2,14 1,91
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 471 452 923 424 90,021 408 90,265 832 90,14 424 90,021 408 90,265 832 90,14 422 89,597 407 90,044 829 90 0,47 0,25 0,36
Melayu Kota Piring 387 373 760 351 90,698 334 89,544 685 90,13 349 90,181 341 91,421 690 90,79 328 84,755 327 87,668 655 86 6,55 2,10 4,38
Mekar Baru 268 250 518 277 103,36 266 106,4 543 104,83 283 105,6 267 106,8 550 106,18 302 112,69 273 109,2 575 111 -9,03 -2,63 -5,89
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 322 297 619 262 81,366 274 92,256 536 86,59 246 76,398 295 99,327 541 87,40 257 79,814 278 93,603 535 86 1,91 -1,46 0,19
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 839 823 1.662 916 109,18 695 84,447 1.611 96,93 908 108,22 731 88,821 1.639 98,62 875 104,29 790 95,99 1.665 100 4,48 -13,67 -3,35
JUMLAH (KAB/KOTA) 3081 2972 6053 2.944 95,55 2.677 90,07 5.621 92,86 2.912 94,51 2.727 91,76 5.639 93,16 2.886 93,67 2.760 92,87 5.646 93,28 1,97 -3,10 -0,44
Sumber: 1. Bidang P2P Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
L + P L P L + PNO KECAMATAN
L PPUSKESMAS
JUMLAH BAYI
CAKUPAN IMUNISASI DPT, HB, DAN CAMPAK PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
L P L + P
DO RATE (%)
L P L + P
TABEL 40
BAYI DIIMUNISASI
BCG POLIO3
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 794 777 1.571 729 91,81 746 96,01 1.475 93,89 707 89,04 692 89,06 1.399 89,05
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 471 452 923 450 95,54 433 95,80 883 95,67 424 90,02 406 89,82 830 89,92
Melayu Kota Piring 387 373 760 373 96,38 355 95,17 728 95,79 349 90,18 335 89,81 684 90,00
Mekar Baru 268 250 518 268 100,00 266 106,40 534 103,09 286 106,72 279 111,60 565 109,07
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 322 297 619 260 80,75 259 87,21 519 83,84 257 79,81 294 98,99 551 89,01
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 839 823 1.662 925 110,25 792 96,23 1.717 103,31 925 110,25 747 90,77 1.672 100,60
JUMLAH (KAB/KOTA) 3.081 2.972 6.053 3.005 97,53 2.851 95,93 5.856 96,75 2.948 95,68 2.753 92,63 5.701 94,18
Sumber: 1. Bidang P2P Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
P L + P L
CAKUPAN IMUNISASI BCG DAN POLIO PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH BAYI
P L + PL
TABEL 41
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 TANJUNGPINANG BARATTanjungpinang 765 750 1515 33 4,31 32 4,27 65 4,29
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 423 397 820 263 62,17 249 62,72 512 62,44
Melayu Kota Piring 359 353 712 180 50,14 173 49,01 353 49,58
Mekar Baru 241 219 460 21 8,71 26 11,87 47 10,22
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 213 198 411 46 21,60 29 14,65 75 18,25
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 747 715 1462 74 9,91 67 9,37 141 9,64
JUMLAH (KAB/KOTA) 2748 2632 5380 617 22,45 576 21,88 1193 22,17
Sumber: 1. Bidang Kesehatan Keluaraga Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
JUMLAH BAYIPUSKESMAS L P L + P
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF
NO KECAMATAN
TABEL 42
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 4 3 7 4 3 7 100,00 100,00 100,00
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 10 2 12 10 2 12 100,00 100,00 100,00
Melayu Kota Piring 5 5 10 5 5 10 100,00 100,00 100,00
Mekar Baru 2 1 3 2 1 3 100,00 100,00 100,00
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 5 1 6 5 1 6 100,00 100,00 100,00
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 10 5 15 10 5 15 100,00 100,00 100,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 36 17 53 36 17 53 100,00 100,00 100,00
Sumber: 1. Bidang Kesehatan Keluaraga Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI ANAK USIA 6-23 BULAN KELUARGA MISKIN
%KECAMATAN PUSKESMAS
ANAK 6-23 BULAN
DARI KELUARGA MISKIN MENDAPAT MP-ASI
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
NO
TABEL 43
ANAK BALITA (12-59 BULAN)
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 2.793 2.733 5.526 828 29,65 888 32,49 1.716 31,05
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 1.655 1.592 3.247 1.306 78,91 1.215 76,32 2.521 77,64
Melayu Kota Piring 1.361 1.311 2.672 252 18,52 248 18,92 500 18,71
Mekar Baru 942 878 1.820 663 70,38 716 81,55 1.379 75,77
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 1.132 1.048 2.180 579 51,15 553 52,77 1.132 51,93
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 2.949 2.894 5.843 507 17,19 543 18,76 1.050 17,97
JUMLAH (KAB/KOTA) 10.832 10.456 21.288 4.135 38,17 4.163 39,81 8.298 38,98
Sumber: 1. Bidang Kesehatan Keluaraga Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
P L + P
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)
L
TABEL 44
L P L+P JUMLAH %JUMLA
H%
JUMLA
H%
JUMLA
H%
JUMLA
H%
JUMLA
H%
JUMLA
H%
JUMLA
H%
JUMLA
H%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 3.587 3.510 7.097 2.232 62,22 2.282 65,01 4.514 63,60 890 39,87 978 42,86 1.868 41,38 12 0,54 9 0,39 21 0,47
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 2.126 2.044 4.170 1.415 66,56 1.189 58,17 2.604 62,45 1.079 76,25 865 72,75 1.944 74,65 13 0,92 2 0,17 15 0,58
Melayu Kota Piring 1.748 1.684 3.432 1.151 65,85 1.139 67,64 2.290 66,72 900 78,19 923 81,04 1.823 79,61 2 0,17 8 0,70 10 0,44
Mekar Baru 1.210 1.128 2.338 834 68,93 812 71,99 1.646 70,40 405 48,56 389 47,91 794 48,24 2 0,24 2 0,25 4 0,24
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 1.454 1.345 2.799 324 22,28 301 22,38 625 22,33 178 54,94 158 52,49 336 53,76 5 1,54 8 2,66 13 2,08
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 3.788 3.717 7.505 2.726 71,96 2.694 72,48 5.420 72,22 1.497 54,92 1.483 55,05 2.980 54,98 11 0,40 9 0,33 20 0,37
JUMLAH (KAB/KOTA) 13.913 13.428 27.341 8.682 62,40 8.417 62,68 17.099 62,54 4.949 57,00 4.796 56,98 9.745 56,99 45 0,52 38 0,45 83 0,49
Sumber: 1. Bidang Kesehatan Keluaraga Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
L+P
BALITA
BGM
L+P L P
DITIMBANG BB NAIK
L P
JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
NO KECAMATAN PUSKESMAS P BALITA YANG ADA
LL+P
TABEL 45
BALITA GIZI BURUK
L P L+P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 5 0 5 5 100,00 0 0,00 5 100,00
Melayu Kota Piring 1 3 4 1 100,00 3 100,00 4 100,00
Mekar Baru 0 1 1 0 0,00 1 0,00 1 100,00
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 4 1 5 4 100,00 1 100,00 5 100,00
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 5 5 10 5 100,00 5 100,00 10 100,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 15 10 25 15 100,00 10 100,00 25 100,00
Sumber: 1. Bidang Kesehatan Keluaraga Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
NO KECAMATAN PUSKESMASL
JUMLAH
CAKUPAN BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
P L + P
MENDAPAT PERAWATAN
TABEL 46
MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 442 422 864 394 89,14 382 90,52 776 89,81
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 372 357 729 353 94,89 332 93,00 685 93,96
Melayu Kota Piring 288 261 549 260 90,28 249 95,40 509 92,71
Mekar Baru 243 247 490 222 91,36 224 90,69 446 91,02
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 219 193 412 159 72,60 171 88,60 330 80,10
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 731 627 1.358 666 91,11 556 88,68 1.222 89,99
JUMLAH (KAB/KOTA) 2.295 2.107 4.402 2.054 89,50 1.914 90,84 3.968 90,14
89,50 90,84 90,14
Sumber: 1. Bidang Promosi Kesehatan Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT
L + P
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAHMENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
L P
TABEL 47
MURID SD DAN SETINGKAT
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10,00 11 12
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 2.515 2.356 4.871 394 28,04 382 27,66 776 15,93
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 1.871 1.812 3.683 353 18,87 332 18,32 685 18,60
Melayu Kota Piring 1.629 1.452 3.081 260 15,96 249 17,15 509 16,52
Mekar Baru 1.283 1.206 2.489 222 17,30 224 18,57 446 17,92
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 1.405 1.381 2.786 191 13,59 171 12,38 362 12,99
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 4.584 4.837 9.421 666 14,53 556 11,49 1.222 12,97
JUMLAH (KAB/KOTA) 13.287 13.044 26.331 2.086 15,70 1.914 14,67 4.000 15,19
Sumber: 1. Bidang Promosi Kesehatan Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
KECAMATAN PUSKESMAS
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN SISWA SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
P L + PJUMLAH
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN SESUAI STANDAR
L
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
NO
TABEL 48
L P L+P L % P % L+P %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 2.778 2.249 5.027 2.316 83,37 1.941 86,31 4.257 84,68
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 1.784 1.601 3.385 1.097 61,49 1.517 94,75 2.614 77,22
Melayu Kota Piring 1.224 1.561 2.785 912 74,51 1.284 82,25 2.196 78,85
Mekar Baru 889 1.008 1.897 442 49,72 642 63,69 1.084 57,14
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 2.320 2.731 5.051 1.898 81,81 2.298 84,15 4.196 83,07
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 2.902 3.187 6.089 2.814 96,97 2.988 93,76 5.802 95,29
JUMLAH (KAB/KOTA) 11.897 12.337 24.234 9.479 79,68 10.670 86,49 20.149 83,14
Sumber: 1. Bidang Kesehatan Keluarga Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
USILA (60TAHUN+)
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO KECAMATAN PUSKESMAS
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
TABEL 49
MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I
JUMLAH %
1 2 3 4 5
1 RUMAH SAKIT UMUM 3 3 100
2 RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0
3 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA 0 0 0
4 PUSKESMAS PERAWATAN 1 1 100
5 SARANA YANKES.LAINNYA 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 4 4 100,00
Sumber: Bidang Pelayanan Kesehatan
PERSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
NO SARANA KESEHATAN JUMLAH SARANA
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
TABEL 50
YANG TERSERANG
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Suspect Difteri 1 1 8 8 16 1 0 1 12,5 0 6,25 0 0 0 0 0 0
Sumber: 1. Bidang P2P Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
JENIS KEJADIAN LUAR
BIASA
ATTACK RATE (%)JUMLAH PENDERITA JUMLAH KEMATIANJUMLAH PENDUDUK
TERANCAMJUMLAH
KEC
JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KLB
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
JUMLAH
DESA
CFR (%)NO
TABEL 51
JUMLAH
RATA2 KEJADIAN
DESA/KELURAHAN
KLB PER JUMLAH
DESA/KELURAHAN
DITANGANI <24
JAM%
1 2 3 4 5 6 7 8
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 4 1 0,25 1 0
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 2 0 0,00 0 0
Melayu Kota Piring 2 0 0,00 0 0
Mekar Baru 1 0 0,00 0 0
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 4 0 0,00 0 0
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 5 0 0,00 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 18 1 0,06 1 100
Sumber: 1. Bidang P2P Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
DESA/KELURAHAN TERKENA KLB
NO PUSKESMASJUMLAH
DESA/KELURAHANKECAMATAN
DESA/KELURAHAN TERKENA KLB YANG DITANGANI < 24 JAM MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
TABEL 52
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 30 61 91 184 241 425 0,16 0,25 0,21
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 26 48 74 150 262 412 0,17 0,18 0,18
Melayu Kota Piring 0 10 10 39 53 92 0,00 0,19 0,11
Mekar Baru 36 75 111 128 180 308 0,28 0,42 0,36
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 1 4 5 40 50 90 0,03 0,08 0,06
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 30 39 69 380 541 921 0,08 0,07 0,07
JUMLAH (KAB/ KOTA) 123 237 360 921 1327 2248 0,13 0,18 0,16
Sumber: 1. Bidang Pelayanan Kesehatan Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
PENCABUTAN GIGI TETAPRASIO TUMPATAN/
PENCABUTAN
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO PUSKESMASKECAMATAN TUMPATAN GIGI TETAP
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
TABEL 53
L P L + P L % P % L + P % L P L + P L % P % L + P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 TANJUNGPINANG BARATTanjungpinang 17 17 100 17 100 2515 2356 4871 438 17,42 404 17,15 842 17,29 55 50 105 30 54,55 22 44,00 52 49,52
2 TANJUNGPINANG TIMURBatu 10 8 8 100 8 100 1871 1812 3683 353 18,87 332 18,32 685 18,60 50 44 94 117 234,00 218 495,45 335 356,38
Melayu Kota Piring 7 7 100 7 100 1629 1452 3081 260 15,96 249 17,15 509 16,52 60 27 87 16 26,67 5 18,52 21 24,14
Mekar Baru 8 8 100 8 100 1283 1206 2489 21 1,64 39 3,23 60 2,41 20 30 50 13 65,00 21 70,00 34 68,00
3 TANJUNGPINANG KOTAKampung Bugis 12 12 100 12 100 1405 1381 2786 191 13,59 171 12,38 362 12,99 32 37 69 10 31,25 8 21,62 18 26,09
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 20 20 100 20 100 4584 4837 9421 666 14,53 556 11,49 1222 12,97 468 446 914 8 1,71 13 2,91 21 2,30
JUMLAH (KAB/ KOTA) 72 72 100,00 72 100 13287 13044 26331 1929 14,52 1751 13,42 3680 13,98 685 634 1319 194 28,32 287 45,27 481 36,47
Sumber: 1. Bidang Promosi Kesehatan Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
JUMLAH MURID
SD/MI
UKGS (PROMOTIF DAN PREVENTIF)
JUMLAH
SD/MI
JUMLAH
SD/MI DGN
SIKAT GIGI
MASSAL
JUMLAH
SD/MI
MENDAPAT
YAN. GIGI
%
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
%
MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATANNO PUSKESMASKECAMATAN
TABEL 54
PENYULUHAN KESEHATAN
JUMLAH SELURUH
KEGIATAN PENYULUHAN
KELOMPOK
JUMLAH KEGIATAN
PENYULUHAN MASSA
1 2 3 4 5
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 159 9
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 313 11
Melayu Kota Piring 92 10
Mekar Baru 50 11
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 409 17
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 274 16
SUB JUMLAH I 1297 74
1 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 25 0
2 Rumah Sakit 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 1322 74
Sumber: 1. Bidang Promosi Kesehatan Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
TABEL 55
JUMLAH PESERTA JAMINAN KESEHATAN PRA BAYAR
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 29.320 28.771 58.091 3.463 3.463 6.926 1.353 1.354 2.707 4.306 4.007 8.313 1.133 1.150 2.283 10.255 9.974 20.229 34,98 34,67 34,82
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 18.189 17.540 35.729 3.741 3.863 7.604 0 0 0 3.381 3.204 6.585 302 332 634 7.424 7.399 14.823 40,82 42,18 41,49
Melayu Kota Piring 14.350 13.938 28.288 554 727 1.281 0 0 0 2.291 2.254 4.545 277 292 569 3.122 3.273 6.395 21,76 23,48 22,61
Mekar Baru 10.690 10.082 20.772 478 552 1.030 0 0 0 1.829 1.722 3.551 266 244 510 2.573 2.518 5.091 24,07 24,98 24,51
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 12.203 11.211 23.414 131 160 291 0 0 0 3.465 3.176 6.641 271 250 521 3.867 3.586 7.453 31,69 31,99 31,83
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 31.504 31.120 62.624 3.549 4.165 7.714 248 177 425 4.465 4.372 8.837 1.360 1.309 2.669 9.622 10.023 19.645 30,54 32,21 31,37
JUMLAH (KAB/KOTA) 116.256 112.662 228.918 11.916 12.930 24.846 1.601 1.531 3.132 19.737 18.735 38.472 3.609 3.577 7.186 36.863 36.773 73.636
PERSENTASE (KAB/KOTA) 10,25 11,48 10,85 1,38 1,36 1,37 16,98 16,63 16,81 3,10 3,17 3,14 31,71 32,64 32,17 31,71 32,64 32,17
Sumber: 1. Bidang Pelayanan Kesehatan Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
CAKUPAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PRA BAYAR MENURUT JENIS JAMINAN, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
%JUMLAH PENDUDUK
ASKESNO KECAMATAN PUSKESMAS JAMSOSTEK
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
ASKESKIN/JAMKESMAS JAMKESDA JUMLAH
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 3.793 3.772 7.565 4.306 113,52 4.007 106,23 8.313 109,89 3.500 92,28 3.602 95,49 7.102 93,88 1.245 32,82 1.567 41,54 2.812 37,17
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 2.815 2.811 5.626 3.381 120,11 3.204 113,98 6.585 117,05 2.692 95,63 3.230 114,91 5.922 105,26 465 16,52 548 19,49 1.013 18,01
Melayu Kota Piring 1.798 1.762 3.560 2.291 127,42 2.254 127,92 4.545 127,67 1.541 85,71 2.368 134,39 3.909 109,80 318 17,69 340 19,30 658 18,48
Mekar Baru 1.486 1.407 2.893 1.829 123,08 1.722 122,39 3.551 122,74 1.069 71,94 1.668 118,55 2.737 94,61 203 13,66 260 18,48 463 16,00
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 2.970 2.718 5.688 3.465 116,67 3.176 116,85 6.641 116,75 1.802 60,67 2.299 84,58 4.101 72,10 132 4,44 162 5,96 294 5,17
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 4.543 4.544 9.087 4.465 98,28 4.372 96,21 8.837 97,25 3.798 83,60 5.197 114,37 8.995 98,99 600 13,21 710 15,63 1.310 14,42
2.512 2.512 5.024
17.405 17.014 34.419 19.737 113,40 18.735 110,12 38.472 111,78 14.402 82,75 18.364 107,93 32.766 95,20 5.475 31,46 6.099 35,85 11.574 33,63
Sumber: 1. Bidang Pelayanan Kesehatan Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
L P L + P L + PL P
TABEL 56
P
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
CAKUPAN PELAYANAN RAWAT JALAN MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO
L + P L
JUMLAH YANG ADAPELAYANAN KESEHATAN DASAR
(PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1)
JUMLAH (KAB/KOTA)
KECAMATAN PUSKESMAS
MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN)
MENDAPAT YANKES RAWAT JALAN
PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN
(PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN STRATA 3)
DICAKUP ASKESKIN/JAMKESMAS
TABEL 57
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 3.793 3.772 7.565 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 2.815 2.811 5.626 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
Melayu Kota Piring 1.798 1.762 3.560 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
Mekar Baru 1.486 1.407 2.893 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 2.970 2.718 5.688 50 1,68 42 1,55 92 1,62 25 0,84 63 2,32 88 1,55
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 4.543 4.544 9.087 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
1.868 1.869 3.737
JUMLAH (KAB/KOTA) 17.405 17.014 34.419 50 0,29 42 0,25 92 0,27 1.893 10,88 1.932 11,36 3.825 11,11
Sumber: 1. Bidang Pelayanan Kesehatan Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
CAKUPAN PELAYANAN RAWAT INAP MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PELAYANAN KESEHATAN DASAR
(PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1)
L P L + P
PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN
(PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN STRATA 3)NO KECAMATAN PUSKESMAS
MASYARAKAT MISKIN DAN HAMPIR MISKIN
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
L P L + P
JUMLAH YANG ADA
MENDAPAT YANKES RAWAT INAP
TABEL 58
JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Puskesmas Tanjungpinang 22.222 28.523 50.745 0 228 228 4 0 4
2 Puskesmas Batu 10 10.429 11.184 21.613 0 0 0 0 0 0
3 Puskesmas Melayu Kota Piring 3.780 6.400 10.180 0 0 0 6 1 7
4 Puskesmas Mekar Baru 5.433 6.234 11.667 0 0 0 2 0 2
5 Puskesmas Kampung Bugis 5.656 6.141 11.797 33 91 124 1 1 2
6 Puskesmas Sei Jang 20.989 35.981 56.970 0 0 0 0 0 0
SUB JUMLAH I 68.509 94.463 162.972 33 319 352 13 2 15
1 RSUD Kota Tanjungpinang 14.004 13.968 27.972 2.182 2.428 4.610 0 0 0
2 RUMKITAL Dr. Midiyato Suratani 1.103 986 2.089 2.914 3.712 6.626 713 673 1.386
3 RSUD Prov. Kepri 9.747 12.166 21.913 1.316 2.075 3.391 0 0 0
SUB JUMLAH II 24.854 27.120 51.974 6.412 8.215 14.627 713 673 1.386
JUMLAH (KAB/KOTA) 93.363 121.583 214.946 6.445 8.534 14.979 726 675 1.401
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 116.256 112.662 228.918 116.256 112.662 228.918
CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 80,31 107,92 93,90 5,54 7,57 6,54
Sumber: 1. Bidang Pelayanan Kesehatan Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
Sumber: 3. RS se-Kota Tanjungpinang Tahun 2013.
NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN
JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
TABEL 59
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 RSUD Kota Tanjungpinang Umum 155 3.739 3.738 7.477 168 168 336 69 69 138 44,9 44,9 44,9 18,5 18,5 18,5
2 RUMKITAL Dr. Midiyato Suratani Umum 165 2.973 3.111 6.084 82 62 144 40 36 76 27,6 19,9 23,7 13,5 11,6 12,5
3 RSUD Prov. Kepri Umum 78 1.283 1.922 3.205 72 77 149 40 25 65 56,1 40,1 46,5 31,2 13,0 20,3
398 7.995 8.771 16.766 322 307 629 149 130 279 40,28 35,00 37,52 18,64 14,82 16,64
Sumber: RSUD Kota Tanjungpinang, RUMKITAL dan RSUD Prov. Kepri
Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
b Jenis rumah sakit RS umum atau RS khusus, untuk RS khusus sebutkan jenis kekhususannya (RS Jiwa, RS TB Paru, RS Kusta, dll)
NO NAMA RUMAH SAKITa
JUMLAH
TEMPAT
TIDUR
ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
KABUPATEN/KOTA
GDR NDRJENIS RS
bPASIEN KELUAR MATI
PASIEN KELUAR
(HIDUP + MATI)
PASIEN KELUAR MATI
≥ 48 JAM DIRAWAT
TABEL 60
PASIEN
KELUAR
(HIDUP +
MATI)
PASIEN
KELUAR
MATI
PASIEN
KELUAR
MATI ≥ 48
JAM 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 RSUD Kota Tanjungpinang Umum 155 7.477 336 138 35.399 62,57 4,73 2,83
2 RUMKITAL Dr. Midiyato Suratani Umum 165 6.084 144 76 18.754 31,14 3,08 6,82
3 RSU Prov. Kepri Umum 78 3.205 149 65 13.017 45,72 4,06 4,82
398 16.766 629 279 67.170 46,24 4,01 4,66
Sumber: RSUD dan RSAL Kota Tanjungpinang
Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
b Jenis rumah sakit RS umum atau RS khusus, untuk RS khusus sebutkan jenis kekhususannya (RS Jiwa, RS TB Paru, RS Kusta, dll)
INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT
NO NAMA RUMAH SAKITa
JENIS RSb
JUMLAH
TEMPAT
TIDUR
JUMLAH PASIEN
JUMLAH HARI
PERAWATANBOR
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
LOS TOI
KABUPATEN/KOTA
JUMLAHJUMLAH
DIPANTAU% DIPANTAU BER PHBS * %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 12.967 8.159 62,92 3.640 44,61
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 8.674 8.440 97,30 5.742 68,03
Melayu Kota Piring 6.528 3.374 51,69 1.853 54,92
Mekar Baru 5.056 4.050 80,10 2.938 72,54
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 5.909 5.535 93,67 3.557 64,26
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 14.334 12.587 87,81 4.762 37,83
53.468 42.145 78,82 22.492 53,37
Sumber: 1. Bidang Promosi Kesehatan Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
JUMLAH (KAB/KOTA)
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
RUMAH TANGGA
TABEL 61
NO KECAMATAN PUSKESMAS
PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
JUMLAH YANG
ADA
JUMLAH YANG
DIPERIKSA% DIPERIKSA
JUMLAH YANG
SEHAT
% RUMAH
SEHAT
1 2 3 4 5 6 7 8
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 11.432 2.338 20,45 2.130 91,10
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 9.044 7.638 84,45 6.995 91,58
Melayu Kota Piring 5.753 2.410 41,89 2.410 100,00
Mekar Baru 4.824 1.897 39,32 1.873 98,73
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 3.791 1.363 35,95 796 58,40
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 12.746 1.972 15,47 1.511 76,62
JUMLAH (KAB/KOTA) 47.590 17.618 37,02 15.715 89,20
Sumber: 1. Bidang P2P Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
TABEL 62
PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
NO KECAMATAN PUSKESMAS
RUMAH
KOTA TANJUNGPINANGTAHUN 2013
TABEL 63
RUMAH/BANGUNAN DIPERIKSA*
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 11.419 48.095 421,18 39.955 83,08
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 8.071 24.740 306,53 21.858 88,35
Melayu Kota Piring 5.173 23.971 463,39 21.778 90,85
Mekar Baru 4.824 11.688 242,29 9.711 83,09
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 5.463 40.822 747,25 34.330 84,10
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 15.163 55.454 365,72 46.358 83,60
JUMLAH ( KAB/KOTA) 50.113 204.770 408,62 173.990 84,97
Sumber: 1. Bidang P2P Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
* Jumlah kunjungan pemeriksaan
PERSENTASE RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK NYAMUK AEDES MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIKNO PUSKESMASKECAMATAN
JUMLAH
RUMAH/BANGUNAN
YANG ADA
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
TABEL 64
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 16621 3157 18,99 0 0,00 875 27,72 0 0,00 2248 71,21 0 0,00 0 0,00 34 1,08 3157 100,00
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 6942 1663 23,96 0 0,00 50 3,01 0 0,00 1275 76,67 0 0,00 38 2,29 0 0,00 1363 81,96
Melayu Kota Piring 8339 2410 28,90 0 0,00 801 33,24 0 0,00 1609 66,76 0 0,00 0 0,00 0 0,00 2410 100,00
Mekar Baru 4824 1897 39,32 0 0,00 236 12,44 0 0,00 1661 87,56 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1897 100,00
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 6479 1478 22,81 0 0,00 523 35,39 0 0,00 790 53,45 0 0,00 1 0,07 164 11,10 1478 100,00
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 14319 2331 16,28 0 0,00 190 8,15 0 0,00 1763 75,63 0 0,00 0 0,00 378 16,22 2331 100,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 57524 12936 22,49 0 0,00 2675 20,68 0 0,00 9346 72,25 0 0,00 39 0,30 576 4,45 12636 97,68
Sumber: 1. Bidang P2P Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
PAH LAINNYASGL MATA AIRPUSKESMASJUMLAH
KELUARGA
YANG ADA
JUMLAH
KELUARGA
DIPERIKSA
SUMBER AIR
BERSIHNYA
%
KELUARGA
DIPERIKSA
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
NO KECAMATAN
PERSENTASE KELUARGA MENURUT JENIS SARANA AIR BERSIH YANG DIGUNAKAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KEMASAN JUMLAH
JENIS SARANA AIR BERSIH
LEDENG SPT
TABEL 65
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 3157 98 3,10 1665 52,74 447 14,16 0 0,00 0 0,00 857 27,15 0 0,00 1 0,03 6 0,19 0 0,00 0 0,00 83 2,63 3067 97,15
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 1363 46 3,37 1150 84,37 5 0,37 0 0,00 0 0,00 82 6,02 0 0,00 0 0,00 80 5,87 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1283 94,13
Melayu Kota Piring 2410 20 0,83 1061 44,02 125 5,19 0 0,00 0 0,00 1204 49,96 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 2410 100,00
Mekar Baru 1897 0 0,00 1665 87,77 0 0,00 0 0,00 0 0,00 232 12,23 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1897 100,00
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 3791 0 0,00 220 5,80 0 0,00 0 0,00 0 0,00 261 6,88 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 0,03 481 12,69
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 2331 19 0,82 1894 81,25 0 0,00 0 0,00 0 0,00 403 17,29 7 0,30 2 0,09 6 0,26 0 0,00 0 0,00 0 0,00 2323 99,66
JUMLAH (KAB/KOTA) 14949 183 1,22 7655 51,21 577 3,86 0 0,00 0 0,00 3039 20,33 7 0,05 3 0,02 92 0,62 0 0,00 0 0,00 84 0,56 11461 76,67
Sumber: 1. Bidang P2P Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
PERSENTASE KELUARGA MENURUT SUMBER AIR MINUM YANG DIGUNAKAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH
KELUARG
A
DIPERIKSA
SUMBER
AIR
AIR ISI ULANGSUMUR TAK
TERLINDUNGLAIN-LAIN
SUMUR
TERLINDUNG
KOTA TANJUNGPINANG
SUMBER AIR MINUM KELUARGA
MATA AIR TAK
TERLINDUNG
LEDING
ECERAN
KELUARGA
DENGAN SUMBER
AIR MINUM
TERLINDUNG
MATA AIR
TERLINDUNGPOMPA
TAHUN 2013
AIR KEMASANLEDING
METERANAIR HUJAN AIR SUNGAI
TABEL 66
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %JUMLA
H%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 TANJUNGPINANG BARATTanjungpinang 16.621 3.157 18,99 2.970 94,08 2.969 99,97 3.157 18,99 3.074 97,37 3.072 99,93 3.157 18,99 3.106 98,38 3.104 99,94
2 TANJUNGPINANG TIMURBatu 10 7.159 1.408 19,67 1.405 99,79 1.405 100,00 1.408 19,67 1.375 97,66 1.375 100,00 1.408 19,67 1.385 98,37 1.385 100,00
Melayu Kota Piring 8.339 2.410 28,90 2.410 100,00 2.410 100,00 2.410 28,90 2.410 100,00 2.410 100,00 2.410 28,90 2.410 100,00 2.410 100,00
Mekar Baru 4.824 1.897 39,32 1.885 99,37 1.885 100,00 1.897 39,32 1.897 100,00 1.882 99,21 1.897 39,32 1.853 97,68 1.853 100,00
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 6.479 1.478 22,81 864 58,46 864 100,00 1.478 22,81 186 12,58 186 100,00 1.478 22,81 32 2,17 5 15,63
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 14.319 2.331 16,28 1.854 79,54 1.727 93,15 2.331 16,28 2.029 87,04 1.476 72,75 2.331 16,28 1.707 73,23 1.386 81,20
JUMLAH (KAB/KOTA) 57.741 12.681 21,96 11.388 89,80 11.260 98,88 12.681 21,96 10.971 86,52 10.401 94,80 12.681 21,96 10.493 82,75 10.143 96,66
Sumber: 1. Bidang P2P Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
NO KECAMATAN SEHATKELUARGA
MEMILIKISEHAT
JAMBAN TEMPAT SAMPAH
KELUARGA
DIPERIKSA
KELUARGA
MEMILIKI
PERSENTASE KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
PUSKESMASJUMLAH
KELUARGA
PENGELOLAAN AIR LIMBAH
KELUARGA
MEMILIKISEHAT
KELUARGA
DIPERIKSA
KELUARGA
DIPERIKSA
TABEL 67
JU
ML
AH
YG
AD
A
JU
ML
AH
DIP
ER
IKS
A
JU
ML
AH
SE
HA
T
% S
EH
AT
JU
ML
AH
YG
AD
A
JU
ML
AH
DIP
ER
IKS
A
JU
ML
AH
SE
HA
T
% S
EH
AT
JU
ML
AH
YG
AD
A
JU
ML
AH
DIP
ER
IKS
A
JU
ML
AH
SE
HA
T
% S
EH
AT
JU
ML
AH
YG
AD
A
JU
ML
AH
DIP
ER
IKS
A
JU
ML
AH
SE
HA
T
% S
EH
AT
JU
ML
AH
YG
AD
A
JU
ML
AH
DIP
ER
IKS
A
JU
ML
AH
SE
HA
T
% S
EH
AT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 20 21 22 23 24
1 TANJUNGPINANG BARATTanjungpinang 13 8 8 100,00 116 88 88 100,00 0 0 0 0,00 136 90 90 100,00 265 186 186 100,00
2 TANJUNGPINANG TIMURBatu 10 0 0 0 0 35 35 35 100,00 1 1 1 100,00 40 25 25 100,00 76 61 61 100,00
Melayu Kota Piring 6 4 4 100,00 27 8 8 100,00 0 0 0 0,00 182 182 182 100,00 215 194 194 100,00
Mekar Baru 2 2 2 100,00 17 7 6 85,71 0 0 0 0,00 71 66 45 68,18 90 75 53 70,67
3 TANJUNGPINANG KOTAKampung Bugis 18 3 3 100,00 108 43 40 93,02 1 0 0 0,00 145 0 0 0,00 272 46 43 93,48
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 3 3 1 33,33 54 54 52 96,30 0 0 0 0,00 64 64 64 100,00 121 121 117 96,69
JUMLAH (KAB/KOTA) 42 20 18 90,00 357 235 229 97,45 2 1 1 100,00 638 427 406 95,08 1.039 683 654 95,75
Sumber: 1. Bidang P2P Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
PASAR TUPM LAINNYARESTORAN/R-MAKAN
KECAMATAN
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
PERSENTASE TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
JUMLAH TUPM
NO PUSKESMAS
HOTEL
JUMLA
HDIBINA %
JUMLA
HDIBINA %
JUMLA
HDIBINA %
JUMLA
HDIBINA %
JUMLA
HDIBINA %
JUMLA
HDIBINA %
JUMLA
HDIBINA %
1 2 3 4 5 6 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 44 44 100 20 20 100 27 27 100 17 17 100,00 26 26 100,00 0 0 0,00 134 134 100,00
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 6 6 100 27 27 100 22 12 54,545 44 0 0,00 10 3 30,00 73 30 41,10 182 78 42,86
Melayu Kota Piring 24 0 0 20 20 100 13 8 61,538 25 1 4,00 10 0 0,00 0 0 0,00 92 29 31,52
Mekar Baru 14 0 0 24 24 100 14 0 0 17 0 0,00 7 0 0,00 9 0 0,00 85 24 28,24
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 15 0 0 5 5 100 17 17 100 48 0 0,00 18 0 0,00 0 0 0,00 103 22 21,36
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 42 36 85,71 21 21 100 43 43 100 77 48 62,34 13 7 53,85 22 22 100 218 177 81,19
JUMLAH (KAB/KOTA) 145 86 59,31 117 117 100 136 107 78,68 228 66 28,95 84 36 42,86 104 52 50,00 814 464 57,00
Sumber: 1. Bidang P2P Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
PERKANTORAN
KOTA TANJUNGPINANGTAHUN 2013
PUSKESMASSARANA PENDIDIKAN SARANA IBADAH
INSTALASI
PENGOLAHAN AIR
MINUM
SARANA PELAYANAN
KESEHATAN
TABEL 68
NO KECAMATAN
PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
JUMLAHSARANA LAIN
TABEL 69
NO NAMA OBAT SATUAN STOCK OBAT PEMAKAIAN RATA-
RATA/ BULAN
TINGKAT KECUKUPAN
(BULAN)
PERSENTASE TINGKAT
KECUKUPAN
1 2 3 4 5 6 7
1 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ml Btl 60 ml 24.325 1.422 17,11 95,03
2 Amoksisilin kapsul 500 mg Ktk @ 120 tab 11.143 367 30,36 168,68
3 Antasida DOEN tablet btl @ 1000 tab 595 22 26,66 148,11
4 Antalgin tablet 500 mg Btl @ 1000 tab 100 4 25,00 138,89
5 Deksametason inj 5 mg/ml – 2ml Ktk @ 100 ampul 29 1 29,00 161,11
6 Dekstrometorfan Sirup 10 mg/5ml Btl 60 ml 2.690 133 20,23 112,36
7 Dekstrometorfan Tab 15 mg Btl @ 1000 tab 55 2 27,50 152,78
8 Difenhidramin HCl inj 10 mg/ml-1ml Ktk @ 30 ampul 62 3 18,09 100,49
9 Gliserin Guaiakolat tab 100 mg Btl @ 1000 tab 343 20 17,15 95,28
10 Glukosa Larutan Infus 5 % steril Btl 500 ml 390 17 22,94 127,45
11 Ibuprofen tablet 200 mg Btl @ 100 tab 606 22 27,55 153,03
12 Kloramfenikol kapsul 250 mg Btl @ 250 Kapsul 15 1 30,00 166,67
13 Kotrimoksazol tablet 480 mg Btl @ 100 tab 837 28 29,89 166,07
14 Kotrimoksazol tablet 120 mg Btl @ 100 tab - - - -
15 Kotrimoksazol Sirup Btl 60 ml 7.687 407 18,89 104,93
16 Klorfeniramini Maleat tab 4 mg Tablet 699.800 34.483 20,29 112,74
17 Kloroquin tablet Tablet - - - -
18 Natrium Klorida Infus 0,9 % steril Btl 500 ml 845 42 20,12 111,77
19 Parasetamol Tablet 500 mg Btl @ 1000 tab 1.063 52 20,44 113,57
20 Ringer Laktat Infus steril Btl 500 ml 1.841 72 25,57 142,05
21 Vitamin B Kompleks Kapsul Btl @ 1000 Kapsul 515 30 17,17 95,37
22 Retinol 200.000 IU Btl @ 50 Kapsul 18.950 9.475 2,00 100,00
23 Tablet Tambah darah Bks @ 30 Tablet 12.067 974 12,39 68,83
24 Multivitamin Sirup Botol 1975 164 12,04 66,90
25 Garam Oralit Bungkus 52.700 1.775 29,69 164,95
26 OAT Kat 1 Pkt 818 40 20,45 113,61
27 OAT Kat 2 Pkt 41 4 10,25 56,94
28 OAT Kat 3 Pkt - - - -
29 OAT Kat Sisipan Pkt 17 0,5 34 188,89
30 OAT Kat Anak Pkt 34 2 17,00 94,44
31 Pyrantel Pamoat 125 mg tablet Btl @ 1000 Tablet 15 0,5 30,40 168,89
32 Salep 2-4 Pot 1.824 150 12,16 67,56
33 Infus set dewasa Kantong 575 42 13,69 76,06
34 Infus set anak Kantong 160 3 53,33 296,30
Sumber: Instansi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang
KETERSEDIAAN OBAT MENURUT JENIS OBAT
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
TABEL 70
PEMILIKAN/PENGELOLA
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 RUMAH SAKIT UMUM 0 1 1 1 0 0 3
2 RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0 0 0 0 0
3 RUMAH SAKIT BERSALIN 0 0 0 0 0 0 0
4 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA 0 0 0 0 0 0 0
5 PUSKESMAS PERAWATAN 0 0 1 0 0 0 1
6 PUSKESMAS NON PERAWATAN 0 0 5 0 0 0 5
7 PUSKESMAS KELILING 0 0 5 0 0 0 5
8 PUSKESMAS PEMBANTU 0 0 12 0 0 0 12
9 RUMAH BERSALIN 0 0 0 0 0 10 10
10 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 0 0 0 0 0 15 15
11 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 0 0 0 0 0 51 51
12 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 0 0 0 0 0 38 38
13 PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL 0 0 0 0 0 225 225
14 POSKESKEL 0 0 18 0 0 0 18
15 POSYANDU 0 0 148 0 0 0 148
16 APOTEK 0 0 0 0 0 38 38
17 TOKO OBAT 0 0 0 0 0 52 52
18 GFK 0 0 0 0 0 0 0
19 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 0
20 INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 0
Sumber: Bidang Pelayanan Kesehatan Tahun 2013
NO FASILITAS KESEHATAN
JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
TABEL 71
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7
1 RUMAH SAKIT UMUM 3 3 100,00 3 100
2 RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0,00
3 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 0,00
4 PUSKESMAS 6 6 100,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 9 9 100,00
Sumber: Bidang Pelayanan Kesehatan Tahun 2013
NO SARANA KESEHATAN JUMLAH
SARANA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN LABKES DAN MEMILIKI 4 SPESIALIS DASAR
LABORATORIUM KESEHATAN 4 (EMPAT) SPESIALIS DASAR
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
TABEL 72
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 0 0,00 16 41,03 17 43,59 6 15,38 39 100 23 58,97
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 0 0,00 10 62,50 4 25,00 2 12,50 16 100 6 37,50
Melayu Kota Piring 1 6,25 9 60,00 4 26,67 1 6,67 15 100 5 33,33
Mekar Baru 0 0,00 1 14,29 3 42,86 3 42,86 7 100 6 85,71
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 0 0,00 2 13,33 8 53,33 5 33,33 15 100 13 86,67
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 0 0,00 9 28,13 16 50,00 7 21,88 32 100 23 71,88
1 0,81 47 37,90 52 41,94 24 19,35 124 100 76 61,29
0,45
Sumber: 1. Bidang Promosi Kesehatan Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
NO
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
KECAMATAN PUSKESMAS
RASIO POSYANDU PER 100 BALITA
JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
JUMLAH (KAB/KOTA)
POSYANDU
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH
POSYANDU
AKTIF
TABEL 73
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 4 4 100,00 4 100,00 4 39
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 2 2 100,00 2 100,00 2 16
Melayu Kota Piring 2 2 100,00 2 100,00 2 15
Mekar Baru 1 1 100,00 1 100,00 1 7
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 4 4 100,00 4 100,00 4 15
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 5 5 100,00 5 100,00 5 32
JUMLAH (KAB/KOTA) 18 18 100,00 18 100,00 18 124
Sumber: 1. Bidang Promosi Kesehatan Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
DESA SIAGA AKTIFPOSYANDU
UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN
NO KECAMATAN
JUMLAH
DESA/
KELURAHANPOSKESKEL
PUSKESMAS
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
DESA SIAGA
TABEL 74
DR SPESIALIS a DOKTER UMUM
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 12 13 14 9 10 11
1 Puskesmas Tanjungpinang 0 0 0 1 2 3 1 2 3 1 2 3
2 Puskesmas Batu 10 0 0 0 0 4 4 0 4 4 0 1 1
3 Puskesmas Melayu Kota Piring 0 0 0 1 2 3 1 2 3 0 1 1
4 Puskesmas Mekar Baru 0 0 0 1 2 3 1 2 3 0 1 1
5 Puskesmas Kampung Bugis 0 0 0 2 2 4 2 2 4 0 1 1
6 Puskesmas Sei Jang 0 0 0 0 3 3 0 3 3 0 2 2
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 0 0 0 5 15 20 5 15 20 1 8 9
1 RSUD Kota Tanjungpinang 14 2 16 5 9 14 19 11 30 0 3 3
2 RUMKITAL Dr. Midiyato Suratani 12 1 13 2 3 5 14 4 18 3 1 4
3 RSUD Prov. Kepri 17 3 20 7 7 14 24 10 34 0 2 2
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 43 6 49 14 19 33 57 25 82 3 6 9
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 5 1 6 33 45 78 38 46 84 3 12 15
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 41,29 6,21 24,03 44,73 70,12 57,23 92,90 106,66 81,25 6,02 22,36 14,42
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 2 3 5 2 3 5 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 2 2 4 2 2 4 0 1 1
JUMLAH (KAB/KOTA) 48 7 55 56 84 140 104 91 195 7 27 34
55 131
Keterangan : a termasuk S3
b termasuk Dokter Gigi Spesialis
JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATAN
JUMLAH
Sumber: Bagian Umum dan Kepegawaian
DOKTER GIGI b
NO UNIT KERJA
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
TABEL 75
BIDAN PERAWAT
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Puskesmas Tanjungpinang 7 13 20 0 1 1 1 4 5 1 5 6
2 Puskesmas Batu 10 6 12 18 0 1 1 3 9 12 3 10 13
3 Puskesmas Melayu Kota Piring 1 12 13 0 1 1 1 8 9 1 9 10
4 Puskesmas Mekar Baru 4 6 10 0 1 1 1 10 11 1 11 12
5 Puskesmas Kampung Bugis 3 19 22 0 1 1 7 6 13 7 7 14
6 Puskesmas Sei Jang 3 18 21 0 2 2 3 16 19 3 18 21
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 24 80 104 0 7 7 16 53 69 16 60 76
1 RSUD Kota Tanjungpinang 6 11 17 4 12 16 18 121 139 22 133 155
2 RUMKITAL Dr. Midiyato Suratani 1 12 13 3 17 20 49 124 173 52 141 193
3 RSUD Prov. Kepri 0 21 21 5 8 13 11 44 55 16 52 68
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 7 44 51 12 37 49 78 289 367 90 326 416
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 1 29 30 0 0 0 1 23 24 1 23 24
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 159,13 92,04 363,03 225,41
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 19 19 7 19 26 11 6 17 18 25 43
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 1 9 10 1 3 4 8 4 12 9 7 16
JUMLAH (KAB/KOTA) 33 181 214 20 66 86 114 375 489 134 441 575
Sumber: Bagian Umum dan Kepengawaian 185,00 516
Keterangan : a termasuk S2 dan S3
b termasuk SLTA, D-I, dan D-III
JUMLAH
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN
BIDANDIII/DIV
BIDANJUMLAH
SARJANA KEPERAWATAN a
PERAWAT bNO UNIT KERJA
TABEL 76
TENAGA KEFARMASIAN TENAGA GIZI
APOTEKER DAN
SARJANA FARMASI a
D-III FARMASI DAN
ASS APOTEKERD-IV/SARJANA GIZI
a DI DAN D-III GIZI
L P L + P L P L + P L P L + P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Puskesmas Tanjungpinang 0 1 1 0 1 1 0 2 2 0 0 0 0 2 2 0 2 2
2 Puskesmas Batu 10 0 0 0 1 1 2 1 1 2 0 0 0 0 1 1 0 1 1
3 Puskesmas Melayu Kota Piring 0 0 0 0 2 2 0 2 2 0 0 0 0 1 1 0 1 1
4 Puskesmas Mekar Baru 0 0 0 0 2 2 0 2 2 0 0 0 0 1 1 0 1 1
5 Puskesmas Kampung Bugis 1 0 1 0 1 1 1 1 2 0 0 0 0 3 3 0 3 3
6 Puskesmas Sei Jang 0 1 1 0 2 2 0 3 3 0 0 0 1 2 3 1 2 3
1 2 3 1 9 10 2 11 13 0 0 0 1 10 11 1 10 11
1 RSUD Kota Tanjungpinang 0 1 1 0 14 14 0 15 15 0 0 0 1 8 9 1 8 9
2 RUMKITAL Dr. Midiyato Suratani 1 2 3 2 5 7 3 7 10 0 0 0 2 1 3 2 1 3
3 RSUD Prov. Kepri 0 4 4 2 5 7 2 9 11 0 0 0 0 5 5 0 5 5
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 1 7 8 4 24 28 5 31 36 0 0 0 3 14 17 3 14 17
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 11 20 31 12 28 40 23 48 71 0 0 0 0 0 0 0 0 0
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 25,81 79,88 52,42 3,44 21,30 12,23
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 2 2 1 0 1 1 2 3 0 0 0 1 2 3 1 2 3
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 1 4 5 2 2 4 3 6 9 0 0 0 1 0 1 1 0 1
JUMLAH (KAB/KOTA) 14 35 49 20 63 83 34 98 132 0 0 0 6 26 32 6 26 32
Sumber: Bagian Umum dan Kepengawaian
Keterangan : a termasuk S2 dan S3
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DAN GIZI DI SARANA KESEHATAN
NO UNIT KERJA JUMLAH JUMLAH
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
TABEL 77
TENAGA KESMAS TENAGA
SANITASI
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Puskesmas Tanjungpinang 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 2 2
2 Puskesmas Batu 10 1 1 2 0 0 0 1 1 2 1 0 1
3 Puskesmas Melayu Kota Piring 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1
4 Puskesmas Mekar Baru 1 1 2 0 0 0 1 1 2 0 1 1
5 Puskesmas Kampung Bugis 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1
6 Puskesmas Sei Jang 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1
2 6 8 0 0 0 2 6 8 1 6 7
1 RSUD Kota Tanjungpinang 1 1 2 1 4 5 2 5 7 0 1 1
2 RUMKITAL Dr. Midiyato Suratani 3 0 3 2 0 2 5 0 5 4 0 4
3 RSUD Prov. Kepri 0 6 6 0 0 0 0 6 6 0 0 0
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 4 7 11 3 4 7 7 11 18 4 1 5
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 7,74 15,09 11,36 4,30 6,2 5,2
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 7 12 19 0 0 0 7 12 19 11 1 12
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 4 5 9 0 0 0 4 5 9 3 3 6
JUMLAH (KAB/KOTA) 17 30 47 3 4 7 20 34 54 19 11 30
Sumber: Bagian Umum dan Kepegawaian
Keterangan: a termasuk S2 dan S3
b termasuk D-I
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI SARANA KESEHATAN
NO UNIT KERJA JUMLAH SARJANA KESMAS a
D-III KESMAS b
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
TABEL 78
ANALIS LAB. TEM & P.RONTG P.ANESTESI
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Puskesmas Tanjungpinang 1 1 2 0 0 0 0 0 0 1 1 2 0 0 0
2 Puskesmas Batu 10 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0
3 Puskesmas Melayu Kota Piring 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0
4 Puskesmas Mekar Baru 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
5 Puskesmas Kampung Bugis 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 2 2 0 0 0
6 Puskesmas Sei Jang 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0
2 5 7 0 1 1 0 0 0 2 6 8 0 0 0
1 RSUD Kota Tanjungpinang 1 6 7 1 4 5 1 2 3 3 12 15 0 2 2
2 RUMKITAL Dr. Midiyato Suratani 2 4 6 2 0 2 2 0 2 6 4 10 1 2 3
3 RSUD Prov. Kepri 1 6 7 1 2 3 0 0 0 2 8 10 0 1 1
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 4 16 20 4 6 10 3 2 5 11 24 35 1 5 6
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 11,18 26,63 18,78 0,86 4,44 2,62
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 2 0 2 0 0 0 0 0 0 2 0 2 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 1 2 3 0 0 0 0 0 0 1 2 3 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 9 23 32 4 7 11 3 2 5 16 32 48 1 5 6
Sumber: Bagian Umum dan Kepegawaian
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI SARANA KESEHATAN
TENAGA TEKNISI MEDISFISIOTERAPIS
JUMLAH NO UNIT KERJA
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
TABEL 79
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN
Rupiah %
1 2 3 4
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:
1 APBD Kota Tanjungpinang 108.730.431.360 98,41
a APBD Dinas Kesehatan 28.284.897.759 25,60
a. Belanja Langsung 23.010.405.780
b. Belanja Tidak Langsung 5.274.491.979
b APBD PKM Tanjungpinang 2.990.714.825 2,71
a. Belanja Langsung 337.742.104
b. Belanja Tidak Langsung 2.652.972.721
c APBD PKM Batu 10 3.263.815.581 2,95
a. Belanja Langsung 382.450.000
b. Belanja Tidak Langsung 2.881.365.581
d APBD PKM Melayu Kota Piring 2.538.111.145 2,30
a. Belanja Langsung 365.300.000
b. Belanja Tidak Langsung 2.172.811.145
e APBD PKM Mekar Baru 2.657.092.154 2,40
a. Belanja Langsung 482.400.000
b. Belanja Tidak Langsung 2.174.692.154
f APBD PKM Kampung Bugis 2.879.222.108 2,61
a. Belanja Langsung 407.510.000
b. Belanja Tidak Langsung 2.471.712.108
g APBD PKM Sei Jang 3.814.147.063 3,45
a. Belanja Langsung 466.466.850
b. Belanja Tidak Langsung 3.347.680.213
h RSUD 62.302.430.725 56,39
a. Belanja Langsung 37.227.679.856
b. Belanja Tidak Langsung 25.074.750.869
2 APBN : 1.297.824.500 1,17
- Jamkesmas 182.250.000 0,16
* Pkm Tanjungpiang 37.475.000
* PKM Batu 10 25.960.000
* PKM Melayu Kota Piring 18.763.000
* Pkm MB 17.136.000
* PKM Kampung Bugis 33.854.000
* PKM Sei Jang 49.062.000
- Jampersal 477.825.000
* Pkm Tanjungpiang 130.480.000
* PKM Batu 10 2.140.000
* PKM Melayu Kota Piring 3.760.000
* Pkm MB 3.180.000
* PKM Kampung Bugis 52.005.000
* PKM Sei Jang -
* BPS 286.260.000
- TP (BOK) 577.700.000 0,52
* Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang 127.700.000
* Pkm Tanjungpiang 100.400.000
* PKM Batu 10 72.800.000
* PKM Melayu Kota Piring 53.000.000
* Pkm MB 41.200.000
* PKM Kampung Bugis 67.600.000
* PKM Sei Jang 115.000.000
- Bantuan Penanggulangan TKI 60.049.500
4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) 462.434.231 0,42
- GF ATM TB Paru 21.782.000
- GF ATM HIV 440.652.231
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN 0,00
- Badan Penelitian Kesehatan dan Pengembangan
Kesehatan Pusat Humonaria, Kebijakan Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyrakat
14.203.000
110.490.690.091 100,00
1.027.006.993.733
10,59
482.664,93
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tanjungpinang Tahun 2013
Sumber: 1. Bagian Keuangan Tahun 2013
ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
TOTAL APBD KAB/KOTA
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA
ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA
NO SUMBER BIAYA
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
TABEL 27
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 TANJUNGPINANG BARAT Tanjungpinang 2.232 2.282 4.514 60 2,69 57 2,50 117 2,59 2.053 91,98 2.139 93,73 4.192 92,87 107 4,79 77 3,37 184 4,08 12 0,54 9 0,39 21 0,47
2 TANJUNGPINANG TIMUR Batu 10 1.415 1.189 2.604 14 0,99 24 2,02 38 1,46 1.377 97,31 1.153 96,97 2.530 97,16 11 0,78 10 0,84 21 0,81 13 0,92 2 0,17 15 0,58
Melayu Kota Piring 1.151 1.139 2.290 40 3,48 43 3,78 83 3,62 1.048 91,05 1.027 90,17 2.075 90,61 61 5,30 61 5,36 122 5,33 2 0,17 8 0,70 10 0,44
Mekar Baru 834 812 1.646 16 1,92 12 1,48 28 1,70 768 92,09 749 92,24 1.517 92,16 48 5,76 49 6,03 97 5,89 2 0,24 2 0,25 4 0,24
3 TANJUNGPINANG KOTA Kampung Bugis 324 301 625 1 0,31 3 1,00 4 0,64 311 95,99 272 90,37 583 93,28 7 2,16 18 5,98 25 4,00 5 1,54 8 2,66 13 2,08
4 BUKIT BESTARI Sei Jang 2.726 2.694 5.420 4 0,15 3 0,11 7 0,13 2.696 98,90 2.667 99,00 5.363 98,95 15 0,55 15 0,56 30 0,55 11 0,40 9 0,33 20 0,37
JUMLAH (KAB/KOTA) 8.682 8.417 17.099 135 1,55 142 1,69 277 1,62 8.253 95,06 8.007 95,13 16.260 95,09 249 2,87 230 2,73 479 2,80 45 0,52 38 0,45 83 0,49
Sumber: 1. Bidang Kesehatan Keluaraga Tahun 2013
Sumber: 2. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013
STATUS GIZI BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2013
NO KECAMATAN PUSKESMAS
BALITA
BALITA DITIMBANG GIZI LEBIH BB/U GIZI BAIK BB/U
L P L+P L P L+P L+P L P L+P
GIZI KURANG BB/U GIZI BURUK BB/U
L P