15
1 PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Gambar 1: Peta Administrasi Provinsi Kalimantan Selatan PROFIL PEMBANGUNAN KALIMANTAN SELATAN A. GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI WILAYAH Secara geografis Provinsi Kalimantan Selatan terletak di antara 114 19" 33" BT - 116 33' 28 BT dan 1 21' 49" LS 1 10" 14" LS, dengan luas wilayah 37.377,53 km² atau hanya 6,98 persen dari luas pulau Kalimantan. Kalimantan Selatan secara geografi terletak di sebelah selatan pulau Kalimantan dengan luas wilayah 37.530,52 km2 atau 3.753.052 ha. Batas daerah Provinsi Kalimantan Selatan sebelah Utara: Provinsi Kalimanta Timur, Sebelah Selatan Laut Jawa, Sebelah Barat: Provinsi Kalimantan Tengah dan Sebelah Timur: Selat Makasar. Provinsi Kalimantan Selatan terdiri dari 11 Kabupaten dan 2 Kota, 151 Kecamatan dan 2000 Desa yang tersebar di Provinsi Kalimantan Selatan. B. SOSIAL EKONOMI DAN KEPENDUDUKAN B1. Kependudukan Jumlah penduduk di wilayah Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2011 sebanyak 3.695.124 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk 98 jiwa per km 2 . Penyebaran penduduk di Provinsi Kalimantan Selatan masih bertumpu di Kota Banjarmasin yakni sebesar 17,2 persen dan Kabupaten Banjar sebesar 14 persen sedangkan kabupaten yang lainnya dibawah 10 persen. Sementara dilihat dari kepadatan penduduk Kabupaten/Kota yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalahKota Banjarmasin yakni sebanyak 8.738 jiwa per Km 2 dan yang paling rendah adalah Kabupaten Kotabaru dengan tingkat kepadatan penduduk sebanyak 32 jiwa per Km 2 . Tabel I: Luas Wilayah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Selatan Kabupaten/Kota Luas (Km 2 ) Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk TanahLaut 3.729,30 303.430 81 Kotabaru 9.422,73 296.987 32 Banjar 4.710,97 516.663 110 BaritoKuala 2.376,22 278.678 117 Tapin 2.174,95 170.468 78 HuluSungaiSelatan 1.804,94 213.747 118 HuluSungaiTengah 1.472,00 244.889 166 HuluSungaiUtara 951,25 209.979 221 Tabalong 3.599,95 223.813 62 TanahBumbu 5.066,96 277.924 55 Balangan 1.819,75 114.009 63 Banjarmasin 72,67 634.990 8.738 Banjarbaru 328,83 209.547 637 Kalimantan Selatan 37.530,52 3.695.124 98 Sumber: Provinsi Dalam Angka tahun 2012

Profil Pembangunan Provinsi 6300KalSel 2013.pdf

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Profil Pembangunan Provinsi 6300KalSel 2013.pdfProfil Pembangunan Provinsi 6300KalSel 2013.pdf

Citation preview

1

PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Gambar 1:

Peta Administrasi Provinsi Kalimantan

Selatan

PROFIL PEMBANGUNAN KALIMANTAN SELATAN

A. GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI WILAYAH

Secara geografis Provinsi Kalimantan Selatan

terletak di antara 114 19" 33" BT - 116 33' 28 BT dan 1 21'

49" LS 1 10" 14" LS, dengan luas wilayah 37.377,53 km²

atau hanya 6,98 persen dari luas pulau Kalimantan.

Kalimantan Selatan secara geografi terletak di sebelah

selatan pulau Kalimantan dengan luas wilayah 37.530,52

km2 atau 3.753.052 ha.

Batas daerah Provinsi Kalimantan Selatan sebelah

Utara: Provinsi Kalimanta Timur, Sebelah Selatan Laut

Jawa, Sebelah Barat: Provinsi Kalimantan Tengah dan

Sebelah Timur: Selat Makasar. Provinsi Kalimantan Selatan

terdiri dari 11 Kabupaten dan 2 Kota, 151 Kecamatan dan

2000 Desa yang tersebar di Provinsi Kalimantan Selatan.

B. SOSIAL EKONOMI DAN KEPENDUDUKAN

B1. Kependudukan

Jumlah penduduk di wilayah Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2011 sebanyak 3.695.124 jiwa dengan

tingkat kepadatan penduduk 98 jiwa per km2. Penyebaran penduduk di Provinsi Kalimantan Selatan masih

bertumpu di Kota Banjarmasin yakni sebesar 17,2 persen dan Kabupaten Banjar sebesar 14 persen sedangkan

kabupaten yang lainnya dibawah 10 persen. Sementara dilihat dari kepadatan penduduk Kabupaten/Kota yang

paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalahKota Banjarmasin yakni sebanyak 8.738 jiwa per Km2 dan

yang paling rendah adalah Kabupaten Kotabaru dengan tingkat kepadatan penduduk sebanyak 32 jiwa per Km2.

Tabel I:

Luas Wilayah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Selatan

Kabupaten/Kota Luas (Km2) Jumlah Penduduk

Kepadatan Penduduk

TanahLaut 3.729,30 303.430 81

Kotabaru 9.422,73 296.987 32

Banjar 4.710,97 516.663 110

BaritoKuala 2.376,22 278.678 117

Tapin 2.174,95 170.468 78

HuluSungaiSelatan 1.804,94 213.747 118

HuluSungaiTengah 1.472,00 244.889 166

HuluSungaiUtara 951,25 209.979 221

Tabalong 3.599,95 223.813 62

TanahBumbu 5.066,96 277.924 55

Balangan 1.819,75 114.009 63

Banjarmasin 72,67 634.990 8.738

Banjarbaru 328,83 209.547 637

Kalimantan Selatan 37.530,52 3.695.124 98

Sumber: Provinsi Dalam Angka tahun 2012

2

PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

B2. Ketenagakerjaan

Perkembangan ketenagakerjaan di Provinsi Kalimantan Selatan dalam 5 tahun terakhir menurut jumlah

penduduk usia kerja, angkatan kerja, penduduk bekerja, dan jumlah pengangguran terbuka. Perkembangan

penduduk usia kerja, penduduk bekerja secara absolute menunjukkan peningkatan. Namun jumlah

pengangguran terbuka cenderung meningkat.

Penduduk Usia Kerja, Perkembangan jumlah penduduk usia kerja dalam lima tahun terakhir

meningkat, jumlah penduduk usia kerja tahun 2012 mencapai 2.672.295 jiwa lebih besar dari tahun 2008,

dengan jumlah angkatan kerja mencapai 1.922.151 jiwa dan bukan angkatan kerja 750.144 jiwa. Penyebaran

penduduk usia kerja paling banyak terdapat di Kota Banjarmasin yaitu sebanyak 466.989 jiwa.

Tabel 2:

Perkembangan Penduduk Usia Kerja Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan BaraTahun 2008 dan 2012

Kabupaten/Kota Penduduk Usia Kerja

2008 2012

Angkatan

Kerja

Bukan

Angkatan

Kerja

Jumlah Angkatan

Kerja

Bukan

Angkatan

Kerja

Jumlah

Kabupaten Tanah Laut 140.083 52.855 192.938 160.807 56.314 217.121

Kabupaten Kota Baru 140.079 63.390 203.469 139.121 67.263 206.384

Kabupaten Banjar 212.562 68.407 280.969 287.572 88.640 376.212

Kabupaten Barito Kuala 165.887 34.503 200.390 164.631 39.468 204.099

Kabupaten Tapin 82.374 38.678 121.052 84.975 41.235 126.210

Kabupaten Hulu Sungai Selatan 119.222 39.991 159.213 108.312 50.201 158.513

Kabupaten Hulu Sungai Tengah 134.879 53.080 187.959 136.497 44.667 181.164

Kabupaten Hulu Sungai Utara 119.224 42.117 161.341 119.619 33.240 152.859

Kabupaten Tabalong 111.507 35.343 146.850 117.600 43.332 160.932

Kabupaten Tanah Bumbu 107.167 58.715 165.882 132.697 59.870 192.567

Kabupaten Balangan 60.240 15.759 75.999 68.355 13.193 81.548

Kota Banjarmasin 311.497 160.974 472.471 311.031 155.958 466.989

Kota Banjar Baru 75.499 51.189 126.688 90.934 56.763 147.697

KALIMANTAN SELATAN 1.780.220 715.001 2.495.221 1.922.151 750.144 2.672.295

Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012

Penduduk usia kerja menurut tingkat pendidikan terakhir yang ditamatkan, meskipun memiliki potensi

penduduk usia produktif yang besar, namun sebagian besar masih merupakan tamatan pendidikan dasar

mencapai 51,62persen, dan menengah (SMP dan SMA) mencapai sekitar 42,19 persen. Sementara untuk

tamatan pendidikan tinggi (universitas dan akademi) tidak sampai 10 persen dari total penduduk usia kerja.

Sementara berdasarkan tipe daerah, sebagian besar penduduk usia kerja terdapat di perdesaan, yaitu sekitar

57,95 persen.

3

PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Gambar 2:

Distribusi Penduduk Usia Kerja menurut Pendidikan dan Tipe Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan

Tahun 2012

Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012

Angkatan kerja. Perkembangan angkatan kerja Provinsi Kalimantan Selatan dalam 5 tahun terakhir

meningkat, jumlah angkatan kerja tahun 2013 (Februari) sebanyak 1.937.448 jiwa yang terdiri dari 1.861.648

jiwa penduduk bekerja dan 75.800 jiwa pengangguran terbuka. Jumlah angkatan kerja terbesar tahun 2012

terdapat di Kota Banjarmasin, yaitu sebanyak 311.031 orang, dan paling rendah di Kabupaten Balangan

sebanyak 68.355 jiwa.

Tabel 3:

Perkembangan Angkatan Kerja Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan SelatanTahun 2008 dan 2012

Kabupaten/Kota Angkatan Kerja

2008 2012

Penduduk Bekerja

Pengangguran Terbuka

Penduduk Bekerja

Pengangguran Terbuka

Kabupaten Tanah Laut 133.255 6.828 154.060 6.747

Kabupaten Kota Baru 132.160 7.919 133.021 6.100

Kabupaten Banjar 202.183 10.379 280.051 7.521

Kabupaten Barito Kuala 159.652 6.235 157.259 7.372

Kabupaten Tapin 76.645 5.729 79.035 5.940

Kabupaten Hulu Sungai Selatan 113.409 5.813 102.037 6.275

Kabupaten Hulu Sungai Tengah 126.349 8.530 129.642 6.855

Kabupaten Hulu Sungai Utara 113.518 5.706 115.207 4.412

Kabupaten Tabalong 107.854 3.653 112.028 5.572

Kabupaten Tanah Bumbu 96.515 10.652 121.185 11.512

Kabupaten Balangan 58.767 1.473 65.653 2.702

Kota Banjarmasin 281.166 30.331 288.995 22.036

Kota Banjar Baru 68.666 6.833 83.154 7.780

KALIMANTAN SELATAN 1.670.139 110.081 1.821.327 100.824

Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012

Penduduk Bekerja. Jumlah penduduk bekerja di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2013

(Februari) sebanyak 1.861.648 jiwa, atau meningkat sebanyak 191.509 jiwa dari tahun 2008. Jumlah

penduduk bekerja antar kabupaten/kota terbesar di Kota Banjarmasin sebanyak 288.995 jiwa. Persebaran

penduduk bekerja sebagian besar tersedia di perdesaan dibandingkan di perkotaan, dan sebagian besar

penduduk bekerja di sektor pertanian (41,43%) dan sektor perdagangan (21,27%). Sementara dilihat dari

pendidikan yang ditamatkan, sebagian besar penduduk bekerja merupakan tamatan sekolah dasar dan

menengah.

51,62

21,68

14,87

5,64 1,83 4,37

≤ SD

SMTP

SMTA Umum

SMTA Kejuruan

DiplomaI/II/III/Akademi

Universitas

42,05

57,95

Perkotaan Pedesaan

4

PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Gambar 3:

Distribusi Penduduk Bekerja Menurut Pendidikan dan Lapangan Usaha di Provinsi Kalimantan Selatan

Tahun 2012

Pendidikan Lapangan Usaha

Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012

Pengangguran Terbuka. Jumlah pengangguran Terbuka di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun

2013 (Februari) mencapai 75.800 orang, atau menurun sebanyak 34.300 jiwa dari tahun 2008. Sementara untuk

perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dari tahun 2008-2013 cenderung menurun, TPT Provinsi

Kalimantan Selatan tahun 2013 sebesar 3,92 persen atau menurun sebesar 2,12 persen dari tahun 2008 dan

TPT Kalimantanb Selatan relative lebih rendah dibandingkan TPT nasional. Untuk perbandingan TPT tahun

2012 antar kabupaten/kota, TPT terbesar di Kabupaten Tanah Bumbuyaitu sebesar8,68 persen dan TPT

terendah di Kabupaten Banjar (2,62 %).

Gambar 4:

Perkembangan Tingkat Pengangguran

Terbuka Provinsi terhadap Nasional Tahun 2008-2013.

Gambar 5:

Perbandingan Pengangguran Terbuka

Kabupaten/Kota terhadap Provinsi dan Nasional

Tahun 2012.

Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012

53,33

18,80

14,18

5,82 2,16 5,71

≤ SD

SMTP

SMTA Umum

SMTA Kejuruan

Diploma I/II/III/Akademi

Universitas

41,43

4,91

7,14

0,25

5,34

21,27

3,69

2,33

13,63

Pertanian

Pertambangan

Industri

Listik-gas-Air

Bangunan

Perdaggngan

Angkutan

Keuangan

Jasa

6,18 6,36

5,25 5,23 5,25

3,91

8,39 7,87

7,14

6,56 6,14 5,92

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

8,00

9,00

10,00

11,00

12,00

2008 2009 2010 2011 2012 2013(Feb)

Pe

rse

n

Kalimantan Selatan

Indonesia

2,62

8,68

5,25 6,14

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

8,00

9,00

10,00 TPT_Kab/Kota

TPT_Kalimantan Selatan

TPT_Nasional

5

PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

B3. Kondisi Pendidikan

Perkembangan kondisi pendidikan menurut indikator Angka Melek Huruf (AMH), Rata-rata Lama

Sekolah (RLS), dan Angka Partisipasi Sekolah (APS), secara umum kondisi pendidikan di Provinsi Kalimantan

Selatanmenunjukkan perbaikan dalam lima tahun terakhir (2005-2011). Pada tahun 2011 Rata-rata Lama

Sekolah mencapai 7,68 tahun berada di bawah rata-rata nasionaldan Angka Melek Huruf mencapai 96,14%

berada diatas rata-rata nasional. Sementara untuk perbandingan RLS antar kabupaten/kota, RLS tertinggi

terdapat di Kota Banjar Baru (10,06 tahun) dan terendah Kabupaten Balangan (7,00 tahun). Sementara untuk

AMH mencapai 96,14 persen lebih tinggi dari AMH nasional (92,99%), dengan AMH tertinggi di Kota Banjar Baru

(96,14%) dan terendah di Kota Baru (94,05%).

Gambar 6:

Perkembangan Angka Melek Huruf Provinsi

Kalimantan SelatanTahun 2005-2011

Gambar 7:

Perbandingan Angka Melek Huruf Kabupaten/Kota di

Provinsi Kalimantan SelatanTahun 2011

Sumber: BPS 2010

Gambar 8:

Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah Provinsi

Kalimantan SelatanTahun 2005-2011

Gambar 9:

Perbandingan Angka Rata-Rata Lama Sekolah

Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan SelatanTahun

2011

Sumber: BPS, Tahun 2011

95,26 95,26 95,26 95,30 95,41 95,94 96,14

90,90 91,45

91,87 92,19

92,58 92,91 92,99

88

89

90

91

92

93

94

95

96

97

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

%

AMH_KALIMANTAN SELATAN

AMH_NASIONAL

94,050315

98,95089491

96,14

92,99

90919293949596979899

100

Tanah

Laut

Ko

ta Baru

Ban

jar

Barito

Ku

ala

Tapin

Hu

lu Su

ngai Selatan

Hu

lu Su

ngai Ten

gah

Hu

lu Su

ngai U

tara

Tabalo

ng

Tanah

Bu

mb

u

Balan

gan

Ko

ta Ban

jarmasin

Ko

ta Ban

jar Baru

AMH_Kab/Kota

AMH_Kalimantan Selatan

AMH_Nasional

7,33 7,40 7,40 7,44

7,54

7,65 7,68

7,30 7,40

7,47 7,52

7,72

7,92 7,94

6,5

6,7

6,9

7,1

7,3

7,5

7,7

7,9

8,1

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

%

RLS_KALIMANTAN SELATAN

RLS_Nasional

7,68 7,94

0

2

4

6

8

10

12

Tanah

Laut

Ko

ta Baru

Ban

jar

Barito

Ku

ala

Tapin

Hu

lu Su

ngai…

Hu

lu Su

ngai…

Hu

lu Su

ngai…

Tabalo

ng

Tanah

Bu

mb

u

Balan

gan

Ko

ta…

Ko

ta Ban

jar Baru

RLS_Kab/KotaRLS_Kalimantan SelatanRLS_Nasional

6

PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

B4. Kesehatan

Perkembangan derajat kesehatan penduduk antarprovinsi di wilayah Kalimantan Selatan selama

periode terakhir menunjukkan kondisi perbaikan, yang diindikasikan oleh menurunnya Angka Kematian Bayi

(AKB), dan meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH). Kondisi ini sejalan dengan perkembangan perbaikan

kondisi kesehatan secara nasional yang cenderung terus membaik.

Angka Kematian Balita (AKB), Menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI),

kondisi AKB menunjukan perbaikan dalam lima tahun terakhir (2005-2010), AKB tahun 2010 sebesar 31,9 lebih

rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Namun kondisi AKB Provinsi Kalimantan Selatan masih tergolong

tinggi dan berada di atas rata-rata AKB nasional.

Status GiziBalita, Kondisi kesehatan masyarakat berdasarkan indikator status gizi balita, merupakan

gangguan pertumbuhan bayi yang terjadi sejak usia dini (4 bulan) yang ditandai dengan rendahnya berat badan

dan tinggi badan, dan terus berlanjut sampai usia balita. Hal tersebut terutama disebabkan rendahnya status gizi

ibu hamil.Perkembangan status gizi balita untuk persentase balita gizi buruk/kurang menurun pada tahun 2010

dibandingkan tahun 2007, namun masih tinggi dibandingkan nasional.

Gambar 10:

Perkembangan Angka Kematian Bayi Provinsi

Kalimantan Selatan terhadap Nasional 2005-2010

Gambar 11:

Perkembangan Status Gizi Balita Provinsi Kalimantan

Selatan terhadap Nasional 2007 dan 2010

Sumber: BPS, Tahun 2011

Angka Harapan Hidup (AHH), perkembangan AHH Provinsi Kalimantan Selatandan kabupeten/kota

dalam lima tahun terakhir meningkat, sejalan dengan perkembangan AHH secara nasional. AHH Provinsi

Kalimantan Selatan tahun 2011 mencapai 64,17 tahun masih lebih rendah dibandingkan terhadap AHH nasional.

Sementara untuk perbandingan AHH antar kabupaten/kota taun 2011 di Provinsi Kalimantan Selatan, AHH

tertinggi berada di Kabupaten Tanah Laut68,75 tahun lebih tinggi dari AHH provinsi dan namun lebih rendah

dibandingkan nasional, dan terendah di KabupatenBalangan (62,02 tahun).

37,1 36 34,9 33,9 32,9 31,9

28,9 28,2 27,5 26,8 26,2 25,5

5

10

15

20

25

30

35

40

2005 2006 2007 2008 2009 2010

Kalimantan Selatan AKB_INDONESIA

8,4 18,2 26,6 6 16,8 22,8

4,9

13

17,9

0

5

10

15

20

25

30

Gizi Buruk (%) Gizi Kurang (%) Gizi Buruk/ Kurang

2007 2010 Nasional 2010

7

PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Gambar 12:

Perkembangan Angka Harapan Hidup Provinsi

Kalimantan SelatanTahun 2005-2011

Gambar 13:

Perbandingan Angka Harapan Hidup Kabupeten/Kota di

Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011

Sumber: BPS, Tahun 2011

Indikator kesehatan lainnya yang menggambarkan kinerja dari pelayanan kesehatan bagi masyarakat

adalah kondisi kesehatan ibu dan bayi yang berkaitan dengan proses melahirkan. Kondisi ini dapat ditunjukkan

melalui data persentase kelahiran balita menurut penolong kelahiran terakhir.Perkembangan dari persentase

persalinan yang ditolong oleh tenaga medis dalam lima tahun terakhir di Provinsi Kalimantan Selatan terus

meningkat, dandiatasrata-rata nasional.

Gambar 14:

Perkembangan Persentase Kelahiran Balita Ditolong Tenaga Menis terhadap Nasional 2004-2011

Sumber: BPS, Tahun 2011

62,10 62,40 62,60 63,10

63,45 63,81

64,17

68,08 68,47 68,70 69,00 69,21 69,43 69,65

58

60

62

64

66

68

70

72

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

tah

un

AHH_KALIMANTAN SELATAN

AHH_NASIONAL

64,17

69,65

58

60

62

64

66

68

70

72

Tanah

Laut

Ko

ta Baru

Ban

jar

Barito

Ku

ala

Tapin

Hu

lu Su

ngai Selatan

Hu

lu Su

ngai Ten

gah

Hu

lu Su

ngai U

tara

Tabalo

ng

Tanah

Bu

mb

u

Balan

gan

Ko

ta Ban

jarmasin

Ko

ta Ban

jar Baru

AHH_Kab/KotaAHH_Kalimantan SelatanAHH_Nasional

71,49 71,79 71,78 72,10

75,76 76,01 76,96

81,75

71,53 70,47

72,41 72,53

74,87

77,34

79,82

81,25

64

66

68

70

72

74

76

78

80

82

84

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

%

Kalimantan Selatan Indonesia

8

PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

B5. Kondisi Kemiskinan

Perkembangan kemiskinan di Provinsi Kalimantan Selatandalam kurun waktu 2008-2013, secara

absolut menurun sebanyak 37,16 ribu jiwa, dengan jumlah penduduk miskin tahun 2013 (Maret) sebanyak 182

ribu jiwa. Seperti halnya dengan kondisi tingkat kemiskinan dari tahun 2008-2013 mengalami penurunan dan

hingga akhir tahun 2013 (Maret) sebesar 4,77 persen. Kondisi kemiskinan Provinsi Kalimantan Selatan

tergolong rendah jika dibandingkan terhadap rata-rata kemiskinan nasional (11,37%).

Gambar 15:

Perkembangan Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Provinsi Kalimantan Selatan

Tahun 2008-2013

Sumber: BPS, Tahun 2012

Penyebaran penduduk miskin terbesar tahun 2011 terdapat di Kota Banjarmasinyaitu sebanyak 30,60

ribu jiwa dan Tanah Bumbu sebanyak 16,90 ribu jiwa, dan terendah di Kabupaten Balangan sebesar 8,40 ribu

jiwa. Sementara untuk penyebaran tingkat kemiskinan tertinggi terdapat di KabupatenHulu Sungai Utara dan

Balangansebesar 7,31% dan tingkat kemiskinan terrndah di Kabupaten Banjar sebesar 3,17%.

Tabel4:

Perkembangan Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan SelatanTahun 2006-2011

kabupaten/kota Pendududk Miskin (000) Presentase Kemiskinan (%)

2006 2011 Δ 2006-2011

2006 2011 Δ 2006-2011

Tanah Laut 23,9 14,70 9,20 9,18 4,85 4,33

Kota Baru 26,9 15,40 11,50 10,00 5,18 4,82

Banjar 22,7 16,40 6,30 4,82 3,17 1,65

Barito Kuala 24,1 15,30 8,80 9,07 5,41 3,66

Tapin 15,3 9,10 6,20 10,14 5,29 4,85

Hulu Sungai Selatan 22,6 15,80 6,80 10,97 7,25 3,72

Hulu Sungai Tengah 24,9 14,90 10,00 10,39 5,98 4,41

Hulu Sungai Utara 28,3 15,70 12,60 13,38 7,31 6,07

Tabalong 24,7 13,90 10,80 13,04 6,22 6,82

Tanah Bumbu 22,1 16,90 5,20 10,21 6,17 4,04

Balangan 13,8 8,40 5,40 13,65 7,31 6,34

Kota Banjarmasin 19,3 30,60 -11,30 3,21 4,77 -1,56

Kota Banjar Baru 10,0 11,60 -1,60 6,11 5,68 0,43

KALIMANTAN SELATAN 278,5 198,60 79,90 8,32 5,35 2,97

Keterangan: *) data kemiskinan Kabupaten/Kota 2011 belum tersedia

Sumber : BPS, Tahun 2011

21

8,9

0

17

6

18

2

19

5

19

0

18

2

6,48 5,12 5,21 5,29 5,01 4,77

15,42

14,15 13,33 12,49 11,67 11,37

-

50,00

100,00

150,00

200,00

250,00

-

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

2008 2009 2010 2011 2012 2013

%

Jumlah Penduduk Miskin (000 jiwa) NASIONAL Kalimantan Selatan

9

PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

B6. Perkembangan IPM

Perkembangan IPM Provinsi Kalimantan Selatan dalam kurun waktu 2004-2011 semakin membaik,

IPM Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2011 mencapai 70,44masih rendah dibandingkan rata-rata IPM nasional

(72,77), dengan ranking IPM Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2011 menduduki peringkat ke 26 secara

nasional setelah Sulawesi Tenggara dan peringkat ke 3 di Pulau Kalimantan setelah Provinsi Kalimantan

Tengah. Perbandingan IPM antar kabupaten/kota tahun 2011, IPM tertinggi adalah Kota Banjar Baru(75,43) dan

menduduki peringkat ke-84 secara nasional, dan IPM terendah adalah KabupatenBalanganyaitu 67,35dan

berada diperingkat ke-433 secara nasional.

Gambar 17:

Perkembangan IPM Provinsi dan Nasional Tahun

2004-2011

Gambar 18:

Perbandingan IPM Kabupaten/Kota terhadap dan

Nasional, Tahun 2011

Sumber: BPS Tahun 2011

C. PEREKONOMIAN DAERAH

C1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB Provinsi Kalimantan Selatan menurut lapangan usaha Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)

dengan migas tahun tahun 2012 mencapai 75,923 miliar rupiah meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.

PDRB ADHB dengan migas Provinsi Kalimantan Selatan menyumbang sebesar 1,21 persen terhadap PDB

nasional (33 provinsi). Sementara untuk PDRB ADHK tahun 2000 dengan migas sebesar 34,419 miliar rupiah,

sementara tanpa migas sebesar 33,987 miliar rupiah.

Tabel :

Perkembangan PDRB menurut ADHB dan ADHK Provinsi Kalimantan Selatan, Tahun 2008-2012. Miliar Rupiah

Tahun PDRB ADHB PDRB ADHK

Dengan Migas Tanpa Migas Dengan Migas Tanpa Migas

2008 45,844 45,205 27,593 27,119

2009 51,460 50,814 29,052 28,578

2010 59,823 59,144 30,675 30,206

2011 68,187 67,482 32,553 32,101

2012 75,923 75,217 34,419 33,987

66,74 67,44 67,75 68,01 68,72 69,30 69,92 70,44

68,69 69,57 70,08 70,59 71,17 71,76 72,27 72,77

50,00

55,00

60,00

65,00

70,00

75,00

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

KALIMANTAN SELATAN

Indonesia

67,35051213

75,4252846

70,44

72,77

626466687072747678

Tanah

Laut

Ko

ta Baru

Ban

jar

Barito

Ku

ala

Tapin

Hu

lu Su

ngai…

Hu

lu Su

ngai…

Hu

lu Su

ngai…

Tabalo

ng

Tanah

Bu

mb

u

Balan

gan

Ko

ta…

Ko

ta Ban

jar Baru

IPM_Kab/Kota IPM_KalselIPM_Nasional

10

PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Struktur perekonomian Provinsi Selatan tahun 2011, didominasi bersarnya kontribusi sektor sektor

pertambangan dengan kontribusi sebesar 24,42 %, sektorpertanian(20,10%), dan sektor perdagangan, hotel dan

restoran (15,36 %). Selain ketiga sektor diatas, sektor lainnya yang memiliki kontribusi cukup besar adalah

sektor industri pengolahan (9,19%), dan sektor jasa (10,69%).

Gambar 20:

Struktur Perekonomian PDRB ADHB Provinsi Kalimantan SelatanTahun 2011

Sumber: BPS tahun 2011

Jika dilihat perbandingan nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dengan migas 2011

kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Selatan, menunjukan adanya kesenjangan pendapatan yang cukup

tinggi, dimana PDRB tertinggi mencapai 11.218 miliar rupiah (Kota Banjarmasin) dan PDRB terendah sebesar

1.788 miliar rupiah (Kab. Hulu Sungai Utara).

Tabel 5:

Perbandingan Nilai PDRB ADHB Kabupaten/Kota di Kalimantan SelatanTahun 2011. (Rp. miliar)

KABUPATEN/KOTA 2007 2008 2009 2010* 2011**

01 Kab. Tanah Laut 2.893 3.195 3.586 4.144 4.707

02 Kab. Kota Baru 6.653 7.498 8.430 9.664 10.931

03 Kab. Banjar 4.562 5.294 6.149 6.942 7.869

04 Kab. Barito Kuala 2.837 3.033 3.265 3.621 4.001

05 Kab. Tapin 1.532 1.788 2.000 2.221 2.423

06 Kab. Hulu Sungai Selatan 1.492 1.724 1.933 2.167 2.375

07 Kab. Hulu Sungai Tengah 1.410 1.647 1.912 2.148 2.468

08 Kab. Hulu Sungai Utara 1.036 1.169 1.338 1.568 1.788

09 Kab. Tabalong 3.397 3.700 4.437 5.692 7.093

10 Kab. Tanah Bumbu 4.092 4.729 5.605 6.478 7.320

11 Kab. Balangan 1.886 2.085 2.333 2.882 3.506

71 Kota Banjarmasin 6.704 7.510 8.765 9.730 11.218

72 Kota Banjar Baru 1.293 1.497 1.697 1.888 2.101

Sumber: BPS tahun 2011

Perkembangan ekonomi Kalimantan Selatan dalam tiga tahun terakhir mengalami percepatan, namun laju

pertumbuhan ekonomi tahun 2012 mencapai 5,73% lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Seluruh

sektor tumbuh positif pada tahun 2011, dengan laju pertumbuhan tertinggi dan sekaligus pendorong

pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan adalah: Jasa-jasa (8,73%), sektor perdagangan (8,21%), dan sektor

bangunan (7,68%).

20,10

24,42

9,19

0,57

5,85

15,36

8,78

5,04 10,69

1. PERTANIAN

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN

3. INDUSTRI PENGOLAHAN

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH

5. BANGUNAN

6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI

8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH.

9. JASA-JASA

11

PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Gambar 21:

Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatanterhadap Nasional

Tahun 2004-2012, (%)

Sementara untuk pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota, seluruh kabupaten/kota rata-rata tumbuh positif,

dengan laju pertumbuhan ekonomi tertinggi adalah Kota Banjarmasin dengan laju pertumbuhan sebesar 6,78%,

dan pertumbuhan terendah di Kabupaten Barito Kuala dengan laju pertumbuhan sebesar 5,09% dan Kabupaten

Hulu Sungai Selatan dengan laju pertumbuhan ekonomi 5,60%.

Tabel 6:

Laju Pertumbuhan PDRB dengan Migas ADHK 2000 Menurut Kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan

Tahun 2007-2011 (persen)

KABUPATEN/KOTA Tahun

2007 2008 2009 2010* 2011**

Kab. Tanah Laut 5,06 5,40 5,77 6,03 6,20

Kab. Kota Baru 6,60 6,20 5,43 6,60 6,71

Kab. Banjar 6,40 8,94 6,18 4,72 6,20

Kab. Barito Kuala 0,34 0,96 2,92 3,85 5,09

Kab. Tapin 4,88 4,94 4,63 6,19 6,49

Kab. Hulu Sungai Selatan 5,11 5,13 5,04 3,46 5,60

Kab. Hulu Sungai Tengah 5,95 6,99 6,77 4,75 6,35

Kab. Hulu Sungai Utara 5,96 6,51 5,26 4,58 6,39

Kab. Tabalong 4,53 6,13 6,03 5,99 6,10

Kab. Tanah Bumbu 4,20 8,02 5,70 6,55 6,76

Kab. Balangan 5,25 5,07 5,75 6,02 6,27

Kota Banjarmasin 6,40 6,01 7,07 6,58 6,78

Kota Banjar Baru 5,66 5,83 5,91 5,85 5,98

KALIMANTAN SELATAN 6,01 6,45 5,29 5,58 6,12

Sumber: BPS, 2011

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Kalimantan Selatan 5,6 5,06 4,98 6,01 6,45 5,29 5,58 6,12 5,73

Kalimantan 3,1 3,92 3,80 3,50 5,35 3,47 5,32 4,88 5,55

Nasional 5,03 5,38 5,19 5,67 5,74 4,77 6,13 6,32 6,23

0

1

2

3

4

5

6

7P

ers

en

/tah

un

12

PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PDRB perkapita dengan migas ADHB Provinsi Kalimantan Selatan dan kabupaten/kota dari tahun 2005-

2012 meningkat setiap tahunnya, PDRB perkapita tahun 2012 Kalimantan Selatan mencapai sebesar 20.197

ribu/jiwa lebih rendah dari PDRB perkapita nasional (33.748 ribu/jiwa). Sementara untuk perbandingan PDRB

perkapita kabupaten/kota di Kalimantan Selatan kecenderungan adanya kesenjangan yang cukup tinggi, dimana

sebagian besar kabupaten/kota memiliki PDRB perkapita dibawah rata-rata PDRB perkapita provinsi, dengan

PDRB perkapita tertinggi mencapai 36.977 ribu/jiwa terdapat di Kota Baru dan terendah sebesar 8.387 ribu/jiwa

di Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Gambar 22:

PDRB Perkapita ADHB Provinsi Kalimantan

SelatanTahun 2005-2012, (Ribu Rupiah)

Gambar 23:

PDRB Perkapita Kabupaten/Kota di Kalimantan

Selatan,Tahun 2011

D2. Investasi PMA dan PMDN

Perkembangan realisasi investasi PMA Propvinsi Kalimantan Barat dalam tiga tahun terakhir (2010-

2012) meningkat, nilai realisasi PMA tahun 2012 tercatat sebesar 272.29 juta US$ lebih besar dibandingkan

tahun 2010 dengan jumlah proyek sebanyak 54 proyek.Hal serupa ditunjukan diikuti oleh PMDN dalam tiga

tahun terkahir meningkat setiap tahunnya, dengan realisasi PMDN tahun 2012 tercatat sebesar 3.509,79 lebih

besar dibandingkan tahun sebelumnya dengan jumlah proyek sebanyak40 proyek.

Tabel 7:

Perkembangan Realisasi Investasi PMA dan PMDN Provinsi Kalimantan Selatan

Tahun 2010-2012

Tahun PMA PMDN

Juta US$ Proyek Rp. Miliar Proyek

2010 202,17 44 2.014,96 26

2011 272,05 47 2.118,32 39

2012 272,29 54 3.509,79 40

E. PRASARANA WILAYAH

E1. Jaringan Irigasi

Pembangunan jaringan irigasi merupakan langkah strategis dalam mendukung peningkatan produksi

pangan, serta dalam upaya mewujudkan swasembada pangan nasional. Luas Potensial jaringan irigasi

diKalimantan Selatan meliputi 12.863 hektar atau 0,17 persen dari jaringan irigasi potensial di Indonesia.

Sementara menurut kewenangan, sekitar 5 hektar (16%) kewenangan pusat, 26 hektar (31%) kewenangan

provinsi, dan 257 hektar (53%) kewenangan kabupaten/kota.

9.639 10.309 11.502

13.078 14.421

16.422 18.453

20.197 12.558 14.892

17.361

21.365 23.881

27.029

30.795

33.748

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

40000

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

PDRB Perkapita_KalimantanSelatan

05000

10000150002000025000300003500040000

Tanah

Laut

Ko

ta Baru

Ban

jar

Barito

Ku

ala

Tapin

Hu

lu Su

ngai Selatan

Hu

lu Su

ngai Ten

gah

Hu

lu Su

ngai U

tara

Tabalo

ng

Tanah

Bu

mb

u

Balan

gan

Ko

ta Ban

jarmasin

Ko

ta Ban

jar Baru

PDRB Perkapita_Kab/Kota

13

PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

E2. Infrastruktur Jalan

Kondisi panjang jalan berdasarkan status pembinaannya tahun 2011 di Provinsi Kalimantan

Selatanmencapai 15.208,06 km, yang terdiri dari jalan Nasional sepanjang 1.714,83 km, jalan Provinsi

sepanjang 1.623,75 km, dan Jalan Kabupaten/kota sepanjang 11.869,48 km. Untuk kondisi kualitas jalan

menurut kriteria IRI (International Roughness Index), Departemen PU), kualitas jalan nasional tidak mantap di

Provinsi Kalimantan Selatanpada tahun 2011 mencapai 25,53 km yang terdiri dari 2,38persen kondisi jalan rusak

ringan dan 0,57 persen dengan kondisi rusak berat. Sementara untuk kondisi jalan mantap sepanjang840,56 km

atau sekitar 97,05 persen kondisi jalan mantap di Kalimantan Selatan.

Berdasarkan rasio panjang jalan dengan luas wilayah yang mengindikasikan kerapatan jalan (Road

Density), kerapatan jalan di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 0,25 Km/Km² lebih tinggi dari kerapatan jalan

tingkat nasional (0,23 Km/Km²). Sementara panjang jalan menurut kondisi permukaan jalan, jalan beraspal di

Provinsi Kalimantan Selatan meliputi 68 persen dari total panjang jalan, dan sisanya 16 persen jalan kerikil, 17

persen jalan tanah dan lainnya.

Tabel 8.

Panjang Jalan Menurut Provinsi dan Tingkat Kewenangan Pemerintahan (km)

Provinsi Negara Provinsi Kab / Kota Jumlah

Kalimantan Selatan 1714,83 1623,75 11869,48 15208,06

Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi/Kab/Kota

Tabel 9.

Kondisi Kemantapan Jalan Nasional Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011 Berdasarkan Kerataan

Permukaan Jalan (IRI) Status : Awal Agustus 2011 Panjang

Kepmen

PU (km)

Kondisi Permukaan Jalan (km) Kondisi Kemantapan

(km)

Kondisi Permukaan Jalan (%) Kondisi Kemantapan

(%)

Baik Sedang Rusak

Ringan

Rusak

Berat

Mantap Tidak

Mantap

Baik Sedang Rusak

Ringan

Rusak

Berat

Mantap Tidak

Mantap

866,09 711,51 129,05 20,58 4,95 840,56 25,53 82,15 14,90 2,38 0,57 97,05 2,95

Sumber: Subdit Informasi dan Komunikasi, Direktorat Bina Program, Bina Marga, Kementrian PU

E3. Jaringan Listrik

Perkembangan jumlah produksi listrik yang dibangkitkan di Provinsi Kalimantan Selatan dalam lima

tahun terakhir mengalami peningkatan setiap tahunnya. Jumlah produksi energi listrik tahun 2011 mencapai

2063,97 Gwh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya 1779,99 Gwh.

14

PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Gambar 25:

Tenaga Listrik Yang Dibangkitkan Provinsi Kalimantan Selatan

F. POTENSI SUMBERDAYA ALAM

F1. Sumber Daya Lahan

Luas kawasan hutan dan perairan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan tentang Penunjukan

Kawasan Hutan dan Kawasan Konservasi Perairan tahun 2009 di Wilayah Kalimantan Selatan tercatat sekitar

1.566.697hektar atau 1,15 persen dari total nasional. Proporsi penggunaan kawasan hutan dan perairan terluas

adalah hutan lindung 526.425 hektar atau sekitar 33,60 persen dari total kawasan hutan di Kalimantan Selatan,

Hutan Produksi Terbatas sekitar 126.660 hektar (8,89 %), hutan produksi seluas 762188 hektar (48,65%), dan

hutan produksi yang dapat dikonversi 151424 hektar (9,67%),

Gambar 26:

Proporsi Luas Kawasan Hutan di Provinsi Kalimantan Selatan Berdasarkan

Keputusan Menteri Kehutanan tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan

Kawasan Konservasi Perairan 2009

3,27

6,91

5,53

15,95

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

14,00

16,00

18,00

0,00

500,00

1000,00

1500,00

2000,00

2500,00

2008 2009 2010 2011

Gwh % Produksi (Gwh) Perkembangan (%)

33,60

8,08 48,65

9,67

0 Perairan

Kws. Hutan

Hutan Lindung (ha)

Hutan Produksi Terbatas (ha)

Hutan Produksi (ha)

Hutan Produksi yang dapat dikonversi(ha)

Taman Buru (ha)

15

PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Kondisi lahan tahun 2011 di Kalimantan Selatan didominasi oleh lahan pertanian bukan sawah (kebun,

ladang, lahan sementara dan lainnya) sebesar 1.802.234 Ha, sedangkan lahan sawah yang ditanami padi baik

irigasi dan non irigasi sebesar 456.246 Ha dan lahan bukan pertanian sebesar 1.425.673 Ha.

Jika dilihat dari penggunaanya lahan sawah, sawah non irigasi mendominasi sebesar 456.246 Ha

sedangkan sawah irigasi sebesar 44.471 Ha. Lahan pertanian bukan sawah terbesar oleh lahan lainnya

(perkebunanm hutan rakyat, tambak, kolam, dll) sebesar 1.264.439 Ha dan terkecil oleh lahan ladang/huma

sebesar 111.896 Ha.

F2. Potensi Pertanian Pertanian merupakan sektor yang masih dominan dalam sektor-sektor ekonomi pembentuk PDRB,

karena sektor ini memberikan kontribusi sebesar 24,55% terhadap PDRB yang meliputi subsektor tanaman

pangan, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan. Sektor pertanian merupakan sektor basis/dasar

untuk kemajuan ekonomi wilayah, karena ia mampu menyediakan komoditas-komoditas yang dapat diolah

menjadi barang/produk yang bernilai ekonomi lebih tinggi. Disamping itu, sector pertanian juga merupakan

andalan dalam penyerapan tenaga kerja, dimana sekitar 50 % seluruh angkatan kerja diserap sektor ini

Sub Sektor Tanaman Pangan Subsektor tanaman pangan yang menjadi unggulan Kalimantan Selatan

adalah padi yang dapat dikembangkan diseluruh kabupaten/kota di Kalimantan Selatan kecuali Kota

Banjarmasin. Sejak tahun 2006 Kalimantan Selatan tercatat telah mengalami surplus produksi beras yang pada

tahun 2006 mencapai sebesar 426.094 ton, tahun 2007 sebesar 641.721 ton, dan tahun 2008 mengalami

surplus sebesar 656.573 ton.

Secara keseluruhan produksi, maupun produktvitas padi di Kalimantan Selatan selama 5 tahun dari

2005 – 2009 mengalami kenaikan dengan total pertumbuhan 25,87 % atau sekitar 6,47 % per tahun.

F3. Potensi Perikanan dan Kelautan Potensi di sektor perikanan dan kelautan Kalimantan Selatan (Kalsel) boleh dibilang berlimpah dan

akan menjadi sumber pendapatan yang menggiurkan bila digarap maksimal, apalagi dilengkapi dengan

sentuhan tehnologi canggih. Potensi sektor ini cukup besar, yaitu memiliki Garis Pantai : 1.330 Km, Perairan

Umum : 1 Juta Ha, Kolam : 2.400 Ha, Tambak: 53.382 ha dan Mina Padi : 3.752 Ha, sedangkan dari produksi

dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2005 – 2008) terakhir terjadi peningkatan produksi perikanan. Pada

tahun 2007 menunjukkan total produksi perikanan sebanyak 114.876 Ton meningkat menjadi 178.924 Ton pada

tahun 2008.

F4. Potensi Sumberdaya Mineral

Sektor pertambangan di Kalimantan Selatan menyumbang sekitar 17,56 % dari Produk Domestik Bruto

Propinsi Kalimantan Selatan. Batubara merupakan produk pertambangan andalan yang menarik bagi investor

dan akan berkembang pada tahun-tahun mendatang seiring dengan baiknya harga batubara. Explorasi mineral

bijih besi telah dilakukan di Tanah Laut, Tanah Bumbu, Kotabaru dan Balangan dan akan mulai dieksploitasi

saat kondisinya memungkinkan. Masih banyak jenis mineral lainnya seperti : intan, emas, marmer, lempung,

serpentinit dll yang terbuka bagi eksploitasi. Produk turunan dari mineral tersebut akan memberikan nilai tambah

ekonomi dibanding memasarkan langsung mineral tersebut.