Upload
others
View
11
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Profil RSUD HAJI MAKASSAR
Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2019
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R |
ment
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit seyogyanya mempertimbangkan bahwa asuhan di rumah sakit
merupakan bagian dari suatu pelayanan yang terintegrasi dengan para
professional dibidang Yankes dan tingkat pelayanan yang akan membangun
suatu kontinuitas pelayanan. Maksud dan tujuannya adalah menyelaraskan
kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah
Sakit, mengkoordinasikan pelayanan yang tersedia dirumah sakit,
mengkoordinasikan pelayanan, kemudian merencanakan pemulangan dan
tindakan selanjutnya.Hasilnya adalah peningkatan mutu asuhan pasien dan
efisiensi penggunaan sumber daya yang tersedia di rumah sakit.
Setiap pasien adalah unik, dengan kebutuhan, kekuatan nilai-nilai, dan
kepercayaan masing-masing.Rumah sakit membangun kepercayaan dan
komunikasi terbuka dengan pasien untuk memahami dan melindungi nilai
budaya, psikososial, serta nilai spiritualnya.
Untuk memenuhi hak pasien di RSUD Haji Makassar, dimulai dengan
mendefinisikan hak tersebut, kemudian mendidik pasien dan staf tentang hak
tersebut.Pasien diberitahu hak mereka dan bagaimana harus bersikap.Staf
dididik untuk mengerti dan menghormati kepercayaan dan nilai-nilai pasien dan
memberikan pelayanan dengan penuh perhatian dan hormat guna menjaga
martabat pasien.
RSUD Haji dalam memberikan pelayanan dilakukan dengan pendekatan
komprehensif dari peningkatan mutu dan keselamatan pasien.Peningkatan mutu
secara menyeluruh adalah memperkecil risiko pada pasien dan staf secara
berkesinambungan.Risiko ini ditemukan baik diproses klinik maupun di
lingkungan fisik.
RSUD Haji Makassar dalam kegiatannya menyediakan fasilitas yang aman,
berfungsi dan supportif bagi pasien, keluarga, staf, dan pengunjung.Untuk
mencapai tujuan ini, fasilitas fisik, medis dan peralatan lainnya harus dikelola
secara efektif.Secara khusus manajemen harus berusaha keras untuk
mengurangi dan mengendalikan bahaya dan risiko, mencegah kecelakaan dan
cedera serta memelihara kondisi aman.RSUD Haji Makassar membutuhkan
cukup banyak sumber daya manusia dengan berbagai keterampilan, dan orang
yang kompeten untuk melaksanakan misi rumah sakit dan memenuhi kebutuihan
pasien. Pimpinan rumah sakit bekerja sama untuk mengetahui jumlah dan jenis
staf yang dibutuhkan berdasarkan rekomendasi dari unit kerja dan direktur
pelayanan.
Situasi Rumah Sakit Haji Makassar saat ini memiliki Instalasi Rawat Jalan
sebanyak 15 (lima belas) Poliklinik, sedangkan Instalasi Rawat Inap dengan 7
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 2
(tujuh) ruang keperawatan dan kapasitas 251 (dua ratus lima puluh satu) tempat
tidur. Selain itu terdapat beberapa instalasi diantaranya Instalasi Rawat Darurat,
Instalasi Bedah Central, Intensive Care Unit (ICU), Instalasi Laboratorium,
Instalasi Radiologi, Instalasi Farmasi, Instalasi Fisiotherapy, Instalasi
Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit, Instalasi Gizi, CSSD dan Laundry serta
Instalasi Pemulasaran Jenazah.
Guna merangkum semua data dan informasi program dana kegiatan, perlu untuk
menyusun profil RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan dengan
memuat data semua unsur dan elemen dalam rangka pemberian pelayanan di
RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan.
B. Tujuan
Tujuan diterbitkannya Profil RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2019 adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui data dan informasi terkait program dan pelayanan
kesehatan di RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui data dan informasi terkait jenis pelayanan yang
disediakan di RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2019
b. Untuk mengetahui data dan informasi terkait pengorganisasian di RSUD
Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2019
c. Untuk mengetahui data dan informasi terkait sumber daya manusia di
RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2019
d. Untuk mengetahui data dan informasi terkait jumlah kunjungan
berdasarkan pelayanan yang disediakan di RSUD Haji Makassar Provinsi
Sulawesi Selatan Tahun 2019
e. Untuk mengetahui capaian indikator Rumah Sakit dan indikator mutu di
RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2019
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 3
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Singkat RSUD Haji Makassar
RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu rumah
sakit milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan yang berlokasi di Jln. Daeng
Ngeppe No.14 Kelurahan Jongaya, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar.
Berdiri diatas tanah seluas 1,34 HA milik pemerintah Daerah Sulawesi Selatan
terletak di ujung selatan Kota Makassar yang pembangunannya ditetapkan di
daerah bekas lokasi Rumah Sakit Kusta Jongaya dan diharapkan dapat
mendukung kelancaran kegiatan pelayanan calon Jemaah Haji dan masyarakat
sekitarnya.
Latar belakang berdirinya Rumah Sakit Haji di Indonesia, berawal dari hibah
pemerintah Kerajaan Arab Saudi sebagai kompensasi Musibah Terowongan
Mina yang menyebabkan gugurnya 631 jemaah haji asal Indonesia, termasuk
jemaah yang berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan. Didirikan sebagai
monument hidup dalam mengenang dan mengambil hikmah terjadinya musibah
terowongan Al Muaisim di Mina tanggal 2 Juli 1990
Selain Provinsi Sulawesi Selatan, RSUD Haji juga dibangun di tiga kota lain di
Indonesia yaitu Jakarta, Medan, dan Surabaya. Rumah Sakit Haji Makassar
diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 16 Juli Tahun
1992.Pengelolaan Rumah Sakit oleh Pemerintah Sulawesi Selatan dengan Surat
Keputusan Gubernur Nomor : 802/VII/1992 tentang Susunan Organisasi dan
Tata Kerja Rumah Sakit, serta Surat Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan
Nomor: 1314/IX/1992 tentang tarif pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit Haji
Makassar.
Seiring berjalannya waktu, RSUD Haji Makassar mengalami perkembangan
berturut-turut sebagai berikut:
1. Menjadi Rumah Sakit Umum milik Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan dengan Klasifikasi C berdasarkan Keputusan Departemen Kesehatan
Republik Indonesia Nomor: 762/XII/1993; memiliki surat izin pelayanan rumah
sakit berdasarkan Surat Keputusan Nomor: 07375/Yankes-2/V/2010 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan RSUD Haji Makassar yang berlaku 5 (lima)
tahun dari tanggal 27 Mei 2010 s/d 27 Mei 2015
2. Menjadi rumah sakit kelas B Non Pendidikan berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1226/Menkes/SK/VII/2010
tentang penetapan status rumah sakit Haji Makassar dari kelas C menjadi
kelas B non pendidikan pada tanggal 27 Agustus tahun 2010
3. Menerapkan sistem manajemen ISO 9001 : 2008 tahun 2010
4. Lulus tingkat lanjutan akreditasi kedua (12 pelayanan) dengan sertifikat
nomor : KARS-Sert/31/VII/2011
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 4
5. Menjadi rumah sakit umum daerah yang menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) berdasarkan surat
Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor : 2131/VIII/2012 tentang
penetapan RSUD Haji Makassar sebagai satuan kerja perangkat daerah
untuk menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah secara penuh tanggal 8 Agustus 2012
6. Menerapkan ISO terintegrasi : ISO 9001 : 2008 (Manajemen Mutu), ISO
18001 : 2007 (OHSAS), ISO 14001 : 2004 (Sistem Manajemen Lingkungan)
sejak tahun 2012-2014
7. Lulus dan mendapat Predikat PARIPURNA dengan sertifikat nomor: KARS-
SERT/793/VIII/2017 dalam penilaian Akreditasi
Diresmikan di Makassar pada tanggal 16 Juli 1992 ditandai dengan
Penandatanganan Prasasti Pendirian Rumah Sakit dilakukan oleh Bapak
Presiden Soeharto sebagai kelanjutan surat keputusan bersama tiga menteri
(Menteri Dalam Negeri, Menteri Agama, dan Menteri Kesehatan) tentang
pembentukan panitia pembangunan Rumah Sakit Haji di empat Embarkasi
termasuk Makassar.
RSUD Haji Makassar menawarkan pelayanan kesehatan Islami yang modern,
paripurna dan berkualitas untuk anak-anak, individu, keluarga, maupun
karyawan dari segala kelompok usia. Berbekal tekad untuk menghadapi
tantangan yang ada saat ini serta keinginan untuk memenuhi segala tuntutan
kebutuhan penyediaan pelayanan kesehatan yang lebih baik, RSUD Haji
Makassar senantiasa meningkatkan kualitas sarana dan prasarana, peralatan
medis pendukung serta kualitas sumber daya manusia yang ada dan didukung
oleh dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi, perawat, tenaga penunjang
diagnostic, tenaga administrasi yang senantiasa berupaya memberikan
pelayanan kesehatan sesuai standar
Secara keseluruhan fasilitas pelayanan yang tersedia di RSUD Haji Makassar
meliputi : Pelayanan Rawat Jalan, Rawat Inap, Pelayanan Intensif, Pelayanan
Gawat Darurat, Pelayanan Penunjang Diagnostik, dan Pelayanan Kesehatan
Preventif.
Sejak berdirinya pada tanggal 16 Juli 1992, RSUD Haji Makassar telah
mengalami beberapa kali pergantian direktur berturut-turut sebagai berikut:
1. dr.H.Sofyan Muhammad, M.Si (1992-2001)
2. dr.Hj.Magdaniar Moein, M.Kes. (2001-2007)
3. drg.Abd.Haris Nawawi, MARS (2007-2008)
4. drg.Hj.Nurhasnah Palinrungi, M.Kes. (2008-Okt. 2015)
5. dr. Arman Bausat, Sp.B.,Sp.OT(K) Spine (Okt.2015-Agt 2017) Plt.
6. drg.Abd.Haris Nawawi, MARS (Agt. 2017-sekarang)
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 5
B. Visi, Misi, Identitas, Tujuan, Fungsi, dan Tugas
1. Visi dan Misi
(1) Visi
Menjadi Rumah Sakit Pendidikan Islami, Terpercaya, Terbaik, dan Pilihan
Utama di Sulawesi Selatan Tahun 2020
(2) Misi
Misi RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan adalah:
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna dan rujukan
berkualitas yang terjangkau oleh masyarakat.
b. Menyelenggarakan pendidikan dan riset tenaga kesehatan berkarakter
Islami
c. Menyelenggarakan pola tata kelola pelayanan kesehatan yang baik,
akuntabel, berbasis the ten golden habits
d. Meningkatkan kualitas pelayanan melalui pengembangan sumber
daya manusia serta mengembangkan dan meningkatkan sarana dan
prasarana rumah sakit.
e. Meningkatkan kesejahteraan karyawan sebagai asset berharga bagi
rumah sakit.
2. Tujuan
Tujuan Rumah Sakit Umum Daerah Haji Provinsi Sulawesi Selatan adalah:
(1) Membantu pemerintah daerah untuk meningkatkan pemenuhan
kebutuhan kesehatan masyarakat melalui pemanfaatan sumber daya
yang efektif dan efisieni;
(2) Terciptanya sumber daya manusia handal yang tulus dalam
mengintegrasikan pendidikan, penelitian dan pemeliharaan kesehatan;
(3) Terwujudnya upaya pemeliharaan kesehatan paripurna yang menyeluruh
terintegrasi dan berkesinambungan;
(4) Terciptanya suasana akademik yang mendukung pendidikan, penelitian,
dan pemeliharaan kesehatan yang bermutu dan aman;
(5) Terbinanya tim kerjasama professional yang solid dengan perbaikan mutu
kinerja berkesinambungan;
(6) Terselenggaranya jejaring rumah sakit yang mengemban tugas
pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan kesehatan.
3. Fungsi
RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan mempunyai fungsi :
(1) Perumusan kebijakan teknis dibidang pelayanan medik, pelayanan
keperawatan, penunjang medik, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan
pengembangan, perencanaan, etika, umum, serta keuangan dan
akuntansi.
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 6
(2) Penyelenggaraan urusan pelayanan medik, pelayanan keperawatan,
penunjang medik, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan
pengembangan, perencaan, etika, umum, serta keuangan dan akuntansi
(3) Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan Gubernur sesuai dengan
tugas dan fungsinya
4. Tugas
Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan,
mempunyai tugas menyelenggarakan urusan dibidang upaya penyembuhan
dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu, dan
berkesinambungan dengan upaya peningkatan kesehatan dan
pencegahan,serta melaksanakan upaya rujukan dan fasilitasi
penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan penelitian berdasarkan asas
desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan.
5. Falsafah
Sebagai rumah sakit penyelenggara pelayanan kesehatan paripurna yang
professional berlandaskan perikemanusiaan, adil dan merata serta dijiwai
oleh keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
6. Motto
Kesembuhan anda adalah kebahagiaan kami, kebahagiaan anda adalah
kebanggaan kami
7. Logo
Logo resmi RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan merupakan huruf
Nun, bulan sabit, lingkaran kecil dan palang hijau yang di topang dengan dua
tangan, dengan bentuk sebagai berikut:
Adapun makna dari logo RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan
adalah :
a. Lengkungan bulan sabit diartikan sebagai :
1. Terciptanya kehidupan alam semesta; dan
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 7
2. Pelayanan dengan karakter Islami.
b. Lingkaran kecil dengan simbol arah gerak PDSA / PDCA dan palang hijau
bermakna RSUD Haji menerapkan sistem pelayanan kesehatan
berkualitas dan berkesinambungan.
c. Dua tangan menopang bulan sabit adalah pelayanan yang diberikan
penuh tanggung jawab, kerja keras dan ikhlas;
d. Huruf Nun adalah cahaya Arsy Allah yang turun sebagai manifestasi
kecintaan kepada hamba-Nya, hal ini mendorong terciptanya karya
sebagai ibadah dan ibadah dalam karya.
e. Ada 4 (empat) warna yang menyusun logo :
1. Warna kuning melambangkan misi kesejahteraan;
2. Wana biru melambangkan pelayanan yang cepat dan tanggap;
3. Warna hijau melambangkan semangat yang tulus tanpa adanya
diskrimasi terhadap suku, agama, ras dan golongan; dan
4. Warna hitam melambangkan ketegasan melaksanakan kebijakan.
8. Budaya kerja
Budaya kerja Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makassar Provinsi Sulawesi
Selatan adalah MADANI;
M : Mutu tujuanku
A : Amanah tanggungjawab kerjaku
D : Disiplin Spirit kerjaku
A : Amanah janji transaksiku
N : Nyaman suasana kerjaku
I : Ikhlas mengawali baktiku
9. Hymne
Hymne RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan :
Kubersyukur padamu Ya Rabbi
RS tempatku mengabdi
Menabur kasih
Meraih RidhoNya
Dari yang butuhkan pertolongan
Melayani dengan tulus hati
Agar karya tidak ternodai
Hati berkarat
Tak bermanfaat
Kerjamu hanya sia-sia
Ref : Tak ada pelaut ulung
Lahir dari ombak kecil
Rintangan membesarkanmu
Jadi manusia unggul dan tegar
Meski tinggi gunung cita
Jurang dalam nan membentang
Yakin Visi RS akan kuraih
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 8
Karya bersama
10. Mars
Bangkitlah, bangkitlah, bangkitlah
Rumah Sakit Umum Daerah Haji
Dayunglah perahu menuju
Citra layanan prima
Ref : Rakyat menanti
Sentuhan bakti
Pancaran tulus hati
Tak Membedakan
Kaya dan miskin
Janji layananmu
Komitmen jangkarmu di dada
Telah terhunjam dalam jiwa
Meski barubu datang menderu
Pantang biduk berbalik
Ref : Rakyat menanti
Sentuhan bakti
Pancaran tulus hati
Tak Membedakan
Miskin dan kaya
Jayalah Rumah Sakitku
C. Struktur Organisasi
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 9
Struktur organisasi terbaru tahun 2020 RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi
Selatan berdasar pada Pergub Sulsel No.72 Tahun 2011 tentang Tupoksi dan
rincian tugas jabatan struktural RSUD Haji adalah sebagai berikut:
1. Direktur
2. Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan membawahi :
a. Bidang Pelayanan Medik
1) Seksi Pengembangan Pelayanan Medik
2) Seksi Monitoring dan Evaluasi Pelayanan Medik
b. Bidang Pelayanan Keperawatan
1) Seksi Pengembangan Keperawatan
2) Seksi Monitoring dan Evaluasi Keperawatan
Disamping itu juga mengkoordinir beberapa instalasi, yaitu :
1) Instalasi Rawat Inap
2) Instalasi Rawat Jalan
3) Instalasi Gawat Darurat
4) Instalasi Bedah Sentral
5) Instalasi Perawatan Intensif
3. Wakil Direktur Penunjang Medik, Diklat, & Litbang membawahi :
a. Bidang Penunjang Medik
1) Seksi Pengembangan Fasilitas Pelayanan Medik, dan Pelayanan
Keperawatan
2) Seksi Rekam Medik
3) Seksi Asuhan Pelayanan Penunjang Medik
b. Bidang Diklat, Litbang dan Etika
1) Seksi Pendidikan dan Latihan
2) Seksi Penilitian dan Pengembangan
3) Seksi Etika dan Mutu Pelayanan
Disamping itu juga mengkoordinir beberapa intalasi, yaitu :
1) Instalasi Radiologi
2) Instalasi Laboratorium
3) Instalasi Gizi
4) Instalasi Farmasi
5) Instalasi PS-RS
6) Instalasi CSSD/Laundry
7) Instalasi Rehabilitasi Medik
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 10
4. Wakil Direktur Umum dan Keuangan membawahi :
a. Bagian Umum
1) Sub Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga
2) Sub Bagian Kepegawaian
3) Sub Bagian Perlengkapan dan Asset
b. Perencanaan, Program, Hukum, Humas dan Pemasaran
1) Sub Bagian Penyusunan Program dan Anggaran
2) Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan
3) Sub Bagian Hukum, HUMAS, dan Pemasaran
c. Bagian Keuangan dan Akuntansi
1) Sub Bagian Penerimaan Pendapatan
2) Sub Bagian Perbendaharaan
3) Sub Bagian Verifikasi dan Akuntansi
D. Jenis Pelayanan
Dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan yang diberikan di Rumah Sakit,
maka akan dilaksanakan pengembangan sarana dan prasarana termasuk
penataan gedung rumah sakit yang dapat dilihat dibawah ini :
Gambar
Denah RSUD Haji Makassar
Saat ini RSUD Haji Makassar menyediakan layanan kesehatan sebagai berikut:
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 11
1. Instalasi Rawat Jalan (Poliklinik) yang terdiri dari :
a. Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam
b. Poliklinik Spesialis Bedah
c. Poliklinik Spesialis Anak
d. Poliklinik Spesialis Obsetri & Genekologi
e. Poliklinik Spesialis Kebidanan
f. Poliklinik Spesialis Syaraf
g. Poliklinik Spesialis THT
h. Poliklinik Spesialis Mata
i. Poliklinik Spesialis Kulit & Kelamin
j. Poliklinik Spesialis Gigi & Mulut
k. Poliklinik Jiwa
l. Poliklinik Spesialis Paru
m. Poliklinik Konsultan Gizi
n. Poliklinik Khusus Geriatri
o. PoliklinikMedical Check Up
p. Poliklinik Bedah Vasculer & Bedah Digestive
q. Poliklinik Ortopedi
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Rawat Darurat
4. Instalasi Perawatan Intensif (ICU/NICU)
5. Instalasi Bedah Sentral
6. Instalasi Rehabilitasi Medik
7. Instalasi Laboratorium
8. Instalasi Radiologi
9. Instalasi Farmasi
10. Instalasi Gizi
11. Instalasi PS-RS
12. Instalasi Laundry
13. Unit PKRS
14. Unit Rekam Medik
Dalam menunjang pemeriksaan diagnostic di RSUD Haji Makassar telah
disediakan layanan sebagai berikut:
1. CT Scan
2. Panoramic X-Ray
3. Dental X-Ray
4. Brochoscopy
5. Treadmill dan stress test
6. USG 2 dan 4 Dimensi
7. Elektro Ensephalografi
8. Optik Test
9. Spirometri
10. Audiometri
11. Lab Diagnostik
12. Patologi Diagnostik
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 12
Layanan kesehatan di RSUD Haji juga dilengkapi penunjang medis sebagai
berikut :
1. FECO
2. FESS
3. Ventilator
4. Brochoscopy
5. Laparascopy
6. NSK Primado
7. Cutera Aesthetic
8. Mesin HD
9. SWD
10. Ultra Sound
11. Electric Stimulation
Untuk data jumlah tempat tidur pada instalasi rawat inap tahun 2019 dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.1.
Ruang Perawatan
Ruang Perawatan Jumlah Tempat
Tidur Persentase
Laki-Laki Perempuan
V.VIP 11 9 20 9%
VIP 2 2 4 2%
KELAS I 15 15 30 14%
KELAS II 16 21 37 17%
KELAS III 48 59 107 49%
Rawat Khusus ICU 4 4 8 4%
Rawat Khusus
Perinatologi 6 7 13 6%
TOTAL 219 100%
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa jumlah tempat tidur di Instalasi
Rawat Inap RSUD Haji Makassar tahun 2019 adalah 219 tempat tidur.
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 13
BAB III
CAPAIAN PELAYANAN
A. Data Kunjungan Pasien
Data 10 besar penyakit pada pasien rawat inap di RSUD Haji Makassar dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel
Distribusi Penyakit Rawat Inap
RSUD Haji Tahun 2019
No PENYAKIT Jumlah 1 Demam tifoid dan paratifoid 1035
2 Dispepsia 555
3 Diare & gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu (kolitis infeksi)
470
4 Pneumonia 236
5 Tuberkulosis paru lainnya 235
6 Bronchitis,emfisema dan penyakit paru obstruktif kronik lainnya
219
7 Demam Berdarah Dengue 193
8 Migren dan sindrome nyeri kepala lainnya 183
9 Diabetes Melitus tidak bergantung insulin 162
10 Infark Serebral 137
JUMLAH 3463
Data diatas menunjukkan bahwa penyakit Demam tifoid dan
paratifoidmerupakan kasus dengan rawat inap terbanyak yaitu berjumlah
1035kasus.Sedangkan untuk 10 besar penyakit rawat jalan dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel
Distribusi Penyakit Rawat Jalan
RSUD Haji Tahun 2019
NO PENYAKIT JUMLAH
1 Dispepsia 696
2 Infeksi Saluran Napas bagian atas akut lainnya 593
3 Bronchitis,emfisema dan penyakit paru obstruktif kronik lainnya
898
4 Katarak dan gangguan lain lensa 410
5 Diabetes Melitus 1217
6 Hipertensi esensial 710
7 otitis media dan gangguan mastoid dan telinga tengah 547
8 Tuberkulosis paru lainnya 655
9 Infark Serebral 958
10 Nyeri Punggung Bawah 561
JUMLAH 7245
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 14
Data diatas menunjukkan bahwa Diabetes Melitusmerupakan kasus terbanyak
yang ditangani pada instalasi rawat jalan dengan jumlah 1217 kasus.Infark
Serebral juga masuk dalam daftar 10 besar penyakit rawat jalan terbanyak
dengan 958 kasus.
B. Kunjungan Rawat Jalan (Poliklinik)
Data layanan pada Instalasi Rawat Jalan (Poliklinik) dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 3.1.
NO POLIKLINIK KUNJUNGAN
BARU KUNJUNGAN
LAMA JUMLAH
KUNJUNGAN
1 Peny. Dalam 1011 3695 4706
2 Bedah 198 951 1149
3 Anak 276 1108 1384
4 Obsetri & Genekologi 262 459 721
5 Kebidanan 47 18 65
6 Syaraf 648 2242 2890
7 THT 910 926 1836
8 Mata 533 477 1010
9 Kul-Kel 203 267 470
10 Gigi & Mulut 379 516 895
11 Jiwa 369 1674 2043
12 Paru 633 1440 2073
13 Gizi 48 34 82
14 Geriatri 25 173 198
15 Medical Cek up 1762 0 1762
15 Bedah Vasculer & Bedah Digestive 177 363 540
16 Ortopedi 42 207 249
JUMLAH KUNJUNGAN 7523 14550 22073
Berdasarkan data diatas yang diambil dari data rekam medis, menunjukkan
bahwa jumlah kunjungan pasien terbanyak tahun 2019 pada Instalasi Rawat
Jalan adalah pada poliklinik penyakit dalam sebesar 4706 kunjungan. Jika
dibandingkan dengan kunjungan poliklinik penyakit dalam terjadi penurunan.
Jumlah kunjungan terbanyak lainnya adalah pada Poliklinik Syaraf
C. Kunjungan Rawat Inap
Data kunjungan pasien pada Instalasi Rawat Inap pada RSUD Haji Makassar
Tahun 2019 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.2.
D. Instalasi Rawat Darurat (IRD/IGD)
Data kunjungan pasien pada Instalasi Rawat Darurat pada RSUD Haji Makassar
tahun 2019 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.3.
No Kunjungan Jumlah
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 15
1 Kunjungan Baru 9348
2 Kunjungan Ulang 3465
3 Jumlah Kunjungan 12813
Rata-Rata Perhari 35
Data kunjungan pasien pada IGD/IRD berdasarkan rujukan pada RSUD Haji
Makassar tahun 2019 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.4.
No Uraian Rujukan Non Rujukan Jumlah
1 Bedah 29 1296 1325
2 Neuro 56 910 966
3 Interna 278 7675 7953
4 Anak 171 2249 2420
5 THT 0 74 74
6 Mata 0 30 30
7 KulKel 0 43 43
8 Jiwa 0 1 1
Sub TOTAL 534 12278 12812
Total 12812
Data kunjungan pasien pada IGD/IRD berdasarkan tindak lanjut pelayanan di
RSUD Haji Makassar tahun 2019 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.5.
No Uraian Dirawat Dirujuk Pulang Mati Sebelum Dirawat
1 Bedah 357 19 947 2
2 Neuro 633 6 316 11
3 Interna 4332 41 3535 46
4 Anak 1326 3 1082 9
5 THT 18 1 55 0
6 Mata 1 1 28 0
7 KulKel 8 1 34 0
8 Jiwa 0 0 1 0
Sub TOTAL 6675 72 5998 68
Total 12813
E. Kesehatan Gigi dan Mulut
Data layanan kesehatan gigi dan mulut di RSUD Haji Makassar tahun 2019
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel3.6.
No Jenis Tindakan/Layanan Jumlah
1 Tumpatan gigi tetap 105
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 16
2 Tumpatan gigi sulung 29
3 Pengobatan Pulpa 253
4 Pencabutan Gigi Tetap 69
5 Pencabutan Gigi Sulung 49
6 Pengobatan Periodental 49
7 Pengobatan Abses 35
8 Pembersihan karang gigi 64
9 Medikasi 46
10 DHE / Kontrol 101
Total 800
Layanan terbanyak yang diberikan adalah pengobatan pulpa yaitu 253 pasien
dan tindakan tumpatan gigi tetap sebanyak 105 pasien.Sedangkan layanan
disediakan dengan jumlah kunjungan paling sedikit adalah Tumpatan gigi sulung.
F. Rehabilitasi Medik
Data distribusi pelayanan fisioterapi di RSUD Haji Makassar tahun 2019 untuk
jenis rawat inap dan rawat jalan dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Grafik 3.1.
Layanan fisioterapi yang diberikan paling banyak pada pasien Rawat Jalan yaitu
sebanyak 1857 pasien dengan rincian kunjungan lama sebanyak 1502 dan
kunjungan baru 365 pasien. Sedangkan untuk pasien rawat inap jumlah tindakan
fisioterapi yang dilakukan adalah sebanyak 215 pasien. Untuk rincian jenis
pelayanan fisioterapi yang dilakukan di RSUD Haji Makassar dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
Tabel 3.7.
No Rincian Pelayanan Jumlah
1 Fisioterapi 2082
2 Latihan Fisik 1897
3 Aktino Terapi 1903
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
Kunjungan Baru
Kunjungan Lama
365
1502
92123
Rawat Jalan Rawat Inap
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 17
4 Elektro Terapi 1069
5 Terapi Bicara 0
G. Radiologi
Data kunjungan radiologi yang diberikan RSUD Haji Makassar tahun 2019 dapat
dilihat pada grafik berikut ini:
Grafik 3.2.
Berdasarkan data diatas, menunjukkan bahwa pasien radiologi terbanyak
berasal dari rawat inap yang merupakan pasien kunjungan baru dengan jumlah
1656 pasien.Sedangkan kunjungan radiologi terendah adalah kunjungan lama,
dengan jumlah 0 pasien baik itu di Instalasi Rawat Jalan, maupun di Instalasi
Rawat Inap. Rincian pelayanan tersebut, adalah sebagai berikut:
Tabel 3.8.
No Jenis Makanan Jumlah
1 Foto Thorax 1996
2 Foto dengan bahan kontras 3
3 Foto tanpa bahan kontras 313
4 Foto USG (RJ + RI) 1574
H. CT-Scan
Pelayanan CT-Scan di RSUD Haji Makassar mulai disediakan pada tahun 2019
dan jumlah layanan CT-Scan yang diberikan adalah 28 pasien.
I. Laboratorium Klinik
Distribusi pemeriksaan laboratorium di RSUD Haji Makassar pada tahun 2019
dapat dilihat pada grafik berikut ini :
0
500
1000
1500
2000
Kunjungan Baru
Kunjungan Lama
1656
0
1637
0
Rawat Inap Rawat Jalan2
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 18
Grafik 3.3
Data diatas menunjukkan bahwa terdapat 7635 pasien rawat inap dan 3149
pasien rawat jalan yang mendapatkan pemeriksaan Laboratorium di RSUD Haji
Makassar. Sedangkan rincian jenis pemeriksaan laboratorium dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 3.9.
No Jenis Pemeriksaan Pemeriksaan
Sedang Pemeriksaan
Canggih Jumlah
KIMIA
1 Glukosa 6839 0 6839
2 Ureum 2088 0 2088
3 Creatinin 2264 0 2264
4 Asam Urat 953 0 953
5 Kolesterol 1278 0 1278
6 Trigliserida 1056 0 1056
7 Kolesterol HDL 750 0 750
8 Kolesterol LDL 750 0 750
9 Bilirubin Total 283 0 283
10 Bilirubin Direct 21 0 21
11 Bilirubin Indirect 0 0 0
12 SGOT 2123 0 2123
13 SGPT 2130 0 2130
14 Alkali Pospatase 0 0 0
15 Gamma GT 0 0 0
16 Protein Total 38 0 38
17 Albumin 1016 0 1016
18 Globulin 1 0 1
19 Elektrolit 770 0 770
20 HBA1c 216 0 216
HEMATOLOGI
1 Hemoglobin 11669 0 11669
2 Leukosit 1422 0 1422
3 Eritrosit 1422 0 1422
4 Trombosit 129 0 129
5 Hematokrit 130 0 130
6 MCV 21 0 21
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
Kunjungan Baru
Kunjungan Lama
2503
646
3698 3937
Rawat Jalan Rawat Inap
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 19
7 Waktu Perdarahan 1422 0 1422
8 Waktu Pembekuan 1422 0 1422
9 DDR 58 0 58
10 LED 129 0 129
11 Apusan Darah Tepi 47 0 47
IMMUNOLOGI/SEROLOGI
1 Widal 4535 0 4535
2 Tes Kehamilan (Plano tes) 275 0 275
3 HBSAg 697 0 697
4 Golongan Darah 25 0 25
5 Test Narkoba 1037 0 1037
6 HIV 388 0 388
PEMERIKSAAN LAINNYA
1 Sputum BTA 904 0 904
2 URINE RUTIN 1432 0 1432
3 FESES RUTIN 92 0 92
4 PAP SMEAR 0 0 0
Jenis pemeriksaan laboratorium yang diperiksa pada RSUD Haji Makassar
adalah pemeriksaan kimia, hematologi, immunologi, dan pemeriksaan lainnya
seperti Sputum BTA, Urine Rutin, Feses Rutin, Dan Pemeriksaan PAP Smear.
Untuk pemeriksaan kimia jenisa pemeriksaan terbanyak adalah Glukosa, Ureum,
Creatinin, serta pemeriksaan SGOT/SGPT, sedangkan untuk pemeriksaan
immunologi yang terbanyak adalah pemeriksaan widal bagi penderita demam
typoid.
J. Kegiatan Farmasi
Berikut rekapan kegiatan farmasi di RSUD Haji Makassar pada tahun 2019 :
Tabel 3.10.
No Uraian Jumlah
1 Jumlah Kertas Resep 89939
2 Jumlah Resep 405036
3 Jumlah Resep yg dilayani 380762
K. Kegiatan Gizi
Pelayanan gizi di rumah sakit diberikan sesuai dengan keadaan pasien yang
berdasar pada keadaan klinis pasien, status gizi dan status metabolism
tubuhnya.Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan
penyakit, sehingga perlu diperhatikan jenis makanan sesuai dengan
keadaannya. Berikut disajikan distribusi pelayanan Gizi RSUD Haji Tahun 2019 :
Tabel 3.11.
No Jenis Makanan Jumlah
1 Makanan Biasa 3899
2 Makanan Lunak 10088
3 Makanan Saring 556
4 Makanan Cair 296
5 Diit Rendah Garam 1865
6 Diit Rendah Lemak 3271
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 20
7 Diit Rendah Protein 79
8 Diit Rendah Purin 239
9 Diit Rendah Sisa 1470
10 Diit Rendah Energi 39
11 Diit Diabetes Melitus 1427
12 Diit TKTP 8787
13 Diit Tinggi Protein 252
14 Diit Tinggi Serat 41
15 Diit Rendah Serat 1
16 Diit Hati 545
17 Diit Lambung 6327
18 Diit Jantung 463
19 Tes Bersih Diri (Benzidine Tes) 107
20 Diit Buah 0
Total Kegiatan Gizi 39752
L. Jumlah Persalinan
Data kegiatan persalinan di RSUD Haji Makassar tahun 2019 dapat dilihat pada
tabel ini :
Tabel 3.12.
No Uraian Tindakan Jumlah
1 Persalinan Normal 665
2 Persalinan dengan komplikasi 26
3 Sectio Caesaria (≤ 2500) 77
4 Sectio Caesaria (≥ 2500) 280
5 Abortus 117
M. Operasi Bedah
Data pelayanan berdasarkan jenis operasi di RSUD Haji Makassar dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.13.
No Uraian Tindakan Jumlah
1 Operasi Besar 602
2 Operasi Sedang 264
3 Operasi Kecil 0
4 Operasi Khusus 325
Total Operasi 1191
N. Kegiatan Anastesi
Data kegiatan anastesi di RSUD Haji Makassar dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
Tabel 3.14.
No Uraian Tindakan Jumlah
1 Anatesi umum (GA) 547
2 Anastesi spinal 518
3 Anastesi lokal 295
4 Epidural 0
5 Spinal + Epidural 0
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 21
6 Umum (GA) + Epidural 0
7 Spinal + Umum (GA) 0
8 General 12
Jumlah Anastesi 1372
O. Kegiatan Imunisasi
Data pelayanan imunisasi yang diberikan di RSUD Haji Makassar Provinsi
Sulawesi Selatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.15.
No Uraian Jumlah
1 BUMIL
TT-1 1
TT-2 1
TT-3 1
TT-4 0
TT-5 0
2 BCG 38
3 PENTABIO 1 46
PENTABIO 2 38
PENTABIO 3 35
PENTABIO 4 (18 bln) 13
4 Hepatitis B
Umur 0-7 hari 607
5 Polio I 38
Polio II 46
Polio III 39
Polio IV 36
6 Ivf 35
7 Campak • 9 Bulan 56
▪ 2 Tahun 7
.
P. Keluarga Berencana
Data program keluarga berencana yang diberikan di RSUD Haji dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.16.
No Program KB Jumlah
1 IUD 109
2 MO Pria 5
3 MO Wanita 96
4 Suntikan 22
5 Implant 24
Q. Kepesertaan Rawat Jalan
Data kepesertaan bagi pasien rawat jalan di RSUD Haji Makassar dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.17.
No Pasien Rawat Jalan Jumlah
1 UMUM 7049
2 PBI 6512
3 NON PBI 11826
4 JAMKESDA 0
5 INHEALTH 1
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 22
Jumlah Anastesi 25388
R. Kepesertaan Rawat Inap
Data kepesertaan bagi pasien rawat inap di RSUD Haji Makassar dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.18.
NO ▪ Pasien Rawat Inap (masuk) Jumlah /sistem
1 a. UMUM 1173
2 b. PBI 4438
3 c. NON PBI 4523
4 d. JAMKESDA 0
Jumlah 10134
▪ Pasien Rawat Inap (keluar)
1 a. UMUM 3701
2 b. PBI 4368
3 c. NON PBI 4533
4 d. JAMKESDA 0
Jumlah 12602
▪ Pasien Rawat Inap (Lama Dirawat)
1 a. UMUM 3298
2 b. PBI 15613
3 c. NON PBI 16240
4 d. JAMKESDA 0
Jumlah 35151
BAB IV
CAPAIAN INDIKATOR RUMAH SAKIT
A. Indikator Pelayanan Rumah Sakit
Indikator pelayanan di RSUD Haji Makassar dapat dilihat pada uraian dibawah
ini :
Tabel 4.1.
KATEGORI JUMLAH
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 23
KUNJUNGAN PASIEN RAWAT JALAN PER TAHUN 25.427
KUNJUNGAN PASIEN RAWAT INAP PER TAHUN 10.134
KUNJUNGAN IGD PER TAHUN 12.813
RATA RATA BOR(%) PERTAHUN 50,57 % (219 TT)
RATA RATA TOI PER TAHUN 3 hari
RATA RATA ALOS PER TAHUN 3 hari
Data diatas menunjukkan beberapa indikator pelayanan yang ada di RSUD Haji
Makassar Tahun 2019.
1. BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka Penggunaan Tempat Tidur)
BOR adalah persentase pemakaian tempat tidur pada semua waktu
tertentu.Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Indikator BOR di RSUD Haji Makassar
pada tahun 2019 adalah 50.57%Untuk melihat perbandingan indikator BOR
untuk 3 tahun terakhir dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Grafik 4.1.
2. LOS (Average Length of Stay = Rata-Rata Lamanya Pasien Dirawat)
LOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien.Indikator ini disamping
memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis
tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan lebih lanjut.Nilai LOS
pada tahun 2019 adalah3 Hari. Sedangkan perbandingan antar tahun dapat
dilihat pada grafik berikut ini :
Grafik 4.2.
BOR
51%
51%
52%
52%
20162017
2018
BOR
BOR
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 24
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa angka LOS pada RSUD Haji
Makassar pada tahun 2016-2017 memiliki nilai yang sama, namun pada
tahun 2019 penurunan rata-rata lamanya pasien dirawat selama 3 hari.
3. BTO (Bed Turn Over = Angka Perputaran Tempat Tidur)
BTO adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode.Berapa kali
tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Angka BTO di RSUD
Haji Makassar pada tahun 2019 adalah 50
4. TOI (Turn Over Inteerval=Tenggang Perputaran)
TOI adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi
ke saat terisi berikutnya.Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi
penggunaan tempat tidur.Angka TOI pada tahun 2019 adalah 3 hari. Berikut
dapat dilihat nilai TOI pada tiga tahun terakhir :
Grafik 4.2.
5. NDR (Net Death Rate)
AvLOS
0
1
2
3
4
20162017
2018
AvLOS
AvLOS
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
2016 2017 2018
Turn Over Interval
Turn Over Interval
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 25
NDR adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000
penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di
rumah sakit. Angka NDR di RSUD Haji Makassar pada tahun 2019 adalah 4
6. GDR (Gross Death Rate)
GDR adalah angka kematian umum setiap 1000 penderita keluar. Angka
GDR pada tahun 2019 di RSUD Haji Makassar adalah 8
B. Monitoring Indikator Mutu Rumah Sakit
Monitoring Indikator mutu rumah sakit, baik indikator area klinis maupun indikator
manajemen dimonitoring mulai bulan januari sampai desember 2017. Monitoring
setiap indikator dilakukan dengan cara sensus harian yang dilaksanakan oleh
penanggung jawab data unit dan rekapitulasi oleh penanggung jawab data sub
komite mutu rumah sakit. Adapun laporan indikator mutu RSUD Haji Makassar
Tahun 2017 baik indikator area klinis maupun indikator manajemen.
1. Indikator Mutu Area Klinis
a. Kelengkapan pengisian form asesmen awal pasien rawat inap dalam 24
jam (IAK-1)
Triwulan I 2019 Triwulan II 2019
Jan Feb Mar April Mei Juni
Capaian 96,78% 97,95% 98,47% 99,80% 99,88% 99,73%
Rata-rata 97,33% 97,33% 97,33% 99,80% 99,80% 99,80%
Standar 100% 100% 100% 100 % 100 % 100 %
Triwulan III 2019 Triwulan IV 2019
Juli Agst Sep Okt Nov Des
99.81% 99.87% 99.89% 99.90% 99.92% 99.97%
99.80% 99.80% 99.80% 99.93% 99.93% 99.93%
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Kelengkapan pengisian form asesmen awal pasien rawat inap dalam 24 adalah
pengisian status pasien dalam waktu 24 jam sejak pasien dirawat oleh perawat.
Pengkajian awal keperawatan yang lengkap adalah pengisian form pengkajian awal
sesuai dengan checklist: alasan dirawat, data kesehatan pasien, riwayat kehamilan
dan kelahiran, riwayat imunisasi, riwayaat penyakit keluarga, riwayat penyakit
sekarang, keadaan umum, penilaian fisik, psikososial, budaya pasien, kebutuhan
belajar / edukasi, hambatan untuk menerima edukasi, skrining nutrisi, penilaian
resiko jatuh, penilaian resiko decubitus, penilaian tingkat nyeri kemudian mengisi
assesmen keperawatan, rencana keperawatan dan perawat yang melakukan kajian.
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 26
Kelengkapan pengisian form asesmen awal keperawatan pasien rawat inap dalam
24 jam pada bulan Januari – Maret 2019 belum mencapai standar 100%, meskipun
sudah mencapai di atas 90% yaitu januari 96,78%, februari 97,95% dan maret
sebesar 98,47% dengan rata-rata capaian indikator sebesar 97,33%. Sedangkan
capaian triwulan dua bulan april sebesar 99,80%, mei sebesar 99,88% dan bulan
juni sebesar 99,73% dengan rata-rata capaian sebesar 99,80%. Sedangkan triwulan
tiga bulan juli 99.81%, agustus 99,87% dan september 99,89% dari target capaian
sebesar 100 %. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran perawat dalam melengkapi
assesemen awal perawat dalam 24 jam sudah menunjukkan tren peningkatan.
Pemberian motivasi dan dan pengingatan kepatuhan dilakukan secara berkelanjutan
pada saat kegiatan tracer/telusur agar capaian dapat terus ditingkatkan.
b. Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium (IAK-2)
Triwulan I 2019 Triwulan II 2019
Jan Feb Mar April Mei Juni
Capaian 40,00 41,00 43,00 37 40 30
Rata-rata 41,30 41,30 41,30 35,66 35,66 35,66
Standar ≤ 140
menit
≤ 140
menit
≤ 140
menit
≤ 140
menit
≤ 140
menit
≤ 140
menit
Triwulan III 2019 Triwulan IV 2019
Juli Agst Sep Okt Nov Des
32.00 39.00 40.00 39.00 41.00 40.00
37.00 37.00 37.00 40.00 40.00 40.00
≤ 140
menit
≤ 140
menit
≤ 140
menit
≤ 140
menit
≤ 140
menit
≤ 140
menit
Indikator ini diukur untuk mengetahui kecepatan pelayanan laboratorium patologi
klinik. Pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik yang dimaksud adalah pelayanan
pemeriksaan Darah Lengkap dan Kimia Klinik. Waktu tunggu hasil pelayanan
laboratorium patologi klinik adalah tenggang waktu yang dibutuhkan mulai pasien
diambil sample oleh petugas sampling sampai dengan hasil pemeriksaan yang
sudah diekspertisi diterima di loket Pengambilan hasil yang diukur dalam satuan
menit, untuk setiap pasien yang diperiksakan laboratorium darah lengkap dan kimia
klinik. Waktu tunggu hasil pemeriksaan darah lengkap dan kimia klinik ini dipantau
untuk pasien rawat jalan dan IGD, dengan standar waktu < 140 menit.
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 27
Data bulan januari – maret 2019 menunjukkan bahwa pencapaian indikator ini sudah
baik yaitu 40 menit pada bulan januari, 41 menit pada bulan pebruari dan 43 menit
pada bulan maret 2019 dengan rata-rata capaian indikator sebesar 41,30 menit.
Sedangkan data triwulan dua 37 menit pada bulan april, 40 menit pada bulan mei
dan 30 menit pada bulan juni dengan rata-rata capaian sebesar 35,66 menit.
Sedangkan triwulan tiga pada bulan juli 32 menit, bulan agustus 39.00 bulan
September 40.00 dan triwulan 4 pada bulan Oktober 39 menit, bulan November 41
menit, Desember 40 menit dengan rata-rata 40 menit. Meskipun rata-rata waktu
tunggu meningkat tetapi masih dalam batas standar.Pemantauan terhadap
pelaksanaan waktu tunggu hasil laboratorium diharapkan dapat terus menerus
dilaksanakan agar capaian yang telah memenuhi standar tersebut dapat terus
dipertahankan.
c. Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto (IAK-3)
Triwulan I 2019 Triwulan II 2019
Jan Feb Mar April Mei Juni
Capaian 228 222 234 228 260 363
Rata-rata 228 228 228 283,66 283,66 283,66
Standar ≤ 180
menit
≤ 180
menit
≤ 180
menit
≤ 180
menit
≤ 180
menit
≤ 180
menit
Triwulan III 2019 Triwulan IV 2019
Juli Agst Sep Okt Nov Des
350 300 250 260 250 253
300.00 300.00 300.00 254.33 254.33 254.33
≤ 180
menit
≤ 180
menit
≤ 180
menit
≤ 180
menit
≤ 180
menit
≤ 180
menit
Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto adalah tenggang waktu mulai pasien di
foto sampai dengan menerima hasil yang sudah diekspertise.Pengumpulan indikator
ini untuk melihat gambaran kecepatan pelayanan radiologi dengan target capaian
indikator sebesar < 180 menit.
Data Triwulan satu, bulan januari – maret 2019 menunjukkan bahwa kecepatan
pelayanan foto thorax di instalasi radiologi belum mencapai target yang telah
ditetapkan.Capaian indikator bulan januari sebesar 228 menit, pebruari sebesar 222
menit dan maret sebesar 234 menit dengan rata-rata sebesar 228 menit. Data
triwulan dua, yaitu bulan april sebesar 228 menit, mei sebesar 260 menit dan bulan
juni sebesar 363 menit dengan rata-rata capaian sebesar 283,66 menit. Sedangkan
july 350 menit agustus 300 menit September 250 menit dengan rat-rata 300,00 menit
Rata-rata capaian di triwulan tiga ini menunjukkan tren yang masih jauh dari target
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 28
sebesar ≤ 180 menit. Kendala utama yang menjadi faktor penyebab adalah tidak
adanya dokter spesialis radiologi yang onsite pada sore dan malam hari sehingga
pasien yang difoto thorax pada sore dan malam hari akan diekspertise hasil pada
keesokan harinya.
d. Infeksi luka operasi ( IAK-4)
Triwulan I 2019 Triwulan II 2019
Jan Feb Mar April Mei Juni
Capaian 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Rata-rata 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Standar 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Triwulan III 2019 Triwulan IV 2019
Juli Agst Sep Okt Nov Des
0% 0% 0% 0% 0% 0%
0% 0% 0% 0% 0% 0%
0% 0% 0% 0% 0% 0%
Infeksi luka operasi adalah adanya infeksi nosokomial pada semua katagori luka
sayatan operasi bersih yang dilaksanakan dirumah sakit ditandai dengan rasa
panas, kemerahan, pengerasan dan keluarnya pus dalam waktu lebih dari 3 x 24
jam. Operasi bersih adalah semua jenis operasi yang tidak mengenai daerah yang
dapat menyebabkan terjadinya infeksi, misalnya daerah pencernaan makanan,
derah ginjal dan saluran kencing, daerah mulut dan tenggorok serta daerah saluran
kelamin perempuan.Operasi bersih yang dimaksud disini adalah operasi yang
dipersiapkan lebih dahulu (bedah elektif).Indikator ini diukur untuk melihat gambaran
mutu pelayanan bedah.Target capaian indikator ini adalah sebesar 0 %.
Data bulan januari – maret 2019 menunjukkan bahwa mutu pelayanan bedah di
RSUD Haji Makassar cudah cukup baik, hal ini tergambar dari capaian indikator
bulan januari sebesar 0 %, pebruari 0 % dan maret 0 %. demikian juga dengan
capaian indikator ILO bulan april – juni 2019 masing-masing sebesar 0 %.
Sedangkan tren di triwulan tiga tetap sma dengan triwulan 2.Hal ini menunjukkan
bahwa dari semua pasien operasi mengalami penyembuhan luka dengan baik dan
tidak terjadi infeksi luka operasi. Proses ini harus terus menerus dipertahankan demi
peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
e. Penulisan resep tidak sesuai formularium (IAK-5)
Triwulan I 2019 Triwulan II 2019
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 29
Jan Feb Mar April Mei Juni
Capaian 8,20% 7,90% 7,80% 9,4% 8,8% 7,8%
Rata-rata 7,96% 7,96% 7,96% 8,6% 8,6% 8,6%
Standar 0% 0% 0% 0 % 0 % 0 %
Triwulan III 2019 Triwulan IV 2019
Juli Agst Sep Okt Nov Des
8.8% 7.5% 7.2% 7.1% 6.9% 6.9%
7.8% 7.8% 7.8% 6.9% 6.9% 6.9%
0% 0% 0% 0.00% 0.00% 0.00%
Formularium Nasional (Fornas) adalah daftar obat yang disusun berdasarkan bukti
ilmiah mutakhir oleh Panitia Farmasi dan Terapi RSUD Haji Makssar. Obat yang
masuk dalam daftar obat formularium adalah obat yang paling berkhasiat, aman, dan
dengan harga terjangkau yang disediakan serta digunakan sebagai acuan untuk
penulisan resep.Adapun tujuan pengukuran indikator ini adalah untuk mengetahui
gambaranpenulisan resep obat tidak sesuai formularium nasional oleh dokter
dengan target capaian indikator sebesar 0 %.
Dari data bulan januari – maret 2019 menunjukkan bahwa masih ada dokter
yang menulis resep tidak sesuai dengan formularium. Hal ini terbukti dari data
capaian indikator bulan januari sebesar 8,20%, pebruari sebesar 7,90% dan maret
sebesar 7,80% dengan rata-rata sebesar 7,96%. Sedangkan triwulan dua capaian
yaitu sebesar 9,4% pada bulan april, 8,8% pada bulan mei, dan 7,8 pada bulan juni
dengan rata-rata capaian 8,6%. Sedangkan triwulan tiga capaian yaitu sebesar juli
8,8% pada bulan agustus 7,5% pada bulan September 7,2% dengan rata-rata
capaian 7,8%.
f. Kesalahan penulisan resep (IAK-6)
Triwulan I 2019 Triwulan II 2019
Jan Feb Mar April Mei Juni
Capaian 0,00% 0,00% 0.01% 0.01% 0,00% 0,00%
Rata-rata 0.003% 0.003% 0.003% 0.003% 0.003% 0.003%
Standar 0% 0% 0% 0 % 0 % 0 %
Triwulan III 2019 Triwulan IV 2019
Juli Agst Sep Okt Nov Des
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 30
0.00% 0.01% 0.00% 7.1% 6.9% 6.9%
0.003% 0.003% 0.003% 6.9% 6.9% 6.9%
0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
Resep merupakan permintaan tertulis dari dokter kepada Apoteker untuk
menyiapkan obat dan alat kesehatan bagi pasien dan ditulis secara lengkap dan
jelas sehingga tidak menimbulkan kesalahan interpretasi.Kesalahan penulisan
resep/Prescription Error adalah kesalahan penulisan resep oleh dokter yang
meliputi ketidak lengkapan dan ketidak jelasan aturan pakai, bentuk sediaan,
dosis dan paraf dokter dengan target capaian indikator sebesar 0 %. Adapun
tujuan dari pengukuran indikator ini adalah :
a) Tergambarnya upaya rumah sakit dalam mencegah kesalahan penulisan
resep, untuk mengantisipasi terjadinya kejadian nyaris cedera dalam
pengobatan
b) Terwujudnya ketepatan penyiapan obat oleh Instalasi Farmasi dn
keselamatan penggunaan obat
Data bulan januari – Sep 2019 menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan
tahun lalu, karena rata-rata capaian indikator kesalahan penulisan resep sudah
hampir mencapi standar yaitu 0.003%.
g. Pengkajian pre anestesi dilaksanakan untuk pasien pra – operasi elektif
dengan anestesi umum (IAK-7)
Triwulan I 2019 Triwulan II 2019
Jan Feb Mar April Mei Juni
Capaian 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Rata-rata 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Standar 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Triwulan III 2019 Triwulan IV 2019
Juli Agst Sep Okt Nov Des
100% 100% 100% 100% 100% 100%
100% 100% 100% 100% 100% 100%
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Pengkajian pra-anesthesi adalah dimana ahli anesthesia melaksanakan
penentuan status medis pasien, membuat rencana pengelolaan anesthesia dan
member informasi tindakan anesthesia kepada pasien dan
keluarganya.Pengkajian pra anesthesia dilaksanakan untuk pasien pra-operasi
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 31
elektif dengan general anesthesia harus menerima penilaian pra-anesthesi
sebelum operasi dengan pengkajian yang lengkap dan benar.Tujuan
pengukuran indikator ini adalah untuk mengetahui kinerja dokter anestesi dalam
melaksanakan prosedur persiapan pra-anesthesi, untuk menghindari insiden
keselamatan pasien dalam hal anesthesia.Target capaian indikator ini adalah
sebesar 100 %.
Dari data bulan januari-maret 2019 menunjukkan bahwa kepatuhan
pelaksanaan assesmen pre-anastesi oleh dokter spesialis anastesi sudah
memenuhi standar 100 % sperti yang diharapkan. Demikan pula dengan
triwulan 2. Pemantauan pelaksanaan assesemen pre-anastesi ini diharapkan
dapat terus dilakukan agar capaian yang memenuhi standar dapat terus
dipertahankan.Dan data triwulan tiga menujukkan angka dapat dipertahankan di
triwulan dua.
h. Kejadian reaksi tranfusi darah (IAK-8)
Triwulan I 2019 Triwulan II 2019
Jan Feb Mar April Mei Juni
Capaian 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Rata-rata 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Standar 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Triwulan III 2019 Triwulan IV 2019
Juli Agst Sep Okt Nov Des
0% 0% 0% 0% 0% 0%
0% 0% 0% 0% 0% 0%
0% 0% 0% 0% 0% 0%
Reaksi transfusi adalah kejadian tidak diharapkan (KTD) yang terjadi akibat
transfusi darah, dalam bentuk reaksi alergi, infeksi akibat transfusi, hemolisi
akibat golongan darah tidak sesuai, atau gangguan sInsem imun sebagai akibat
pemberian transfusi darah.Adapun tujuan dari pengukuran indikator ini adalah
tergambarnya upaya rumah sakit untuk mencegah terjadinya reaksi transfusi
darah.Target capaian indikator ini adalah 0 %.
Data bulan januari – maret 2019 menunjukkan bahwa tidak ada kejadian reaksi
transfusi, hal ini ditunjukkan dengan capaian bulan januari sebesar 0 %,
pebruari 0 % dan maret sebesar 0 %. Demikian juga dengan teriwulan 2, 3 dan
4.Pemantauan terhadap indikator ini harus dilakukan secara terus menerus agar
pencapaian indikatornya dapat dipertahankan.
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 32
i. Ketidak Lengkapan pengisian rekam medis 24 jam sejak setelah pasien
selesai pelayanan rawat inap (IAK-9)
Triwulan I 2019 Triwulan II 2019
Jan Feb Mar april Mei Juni
Capaian 47,82% 45,45% 44% 42,32% 38,46% 35%
Rata-rata 45,75% 45,75% 45,75% 38,59% 38,59% 38,59%
Standar 0% 0% 0% 0 % 0 % 0 %
Triwulan III 2019 Triwulan IV 2019
Juli Agst Sep Okt Nov Des
40.21% 34.00% 32.91% 31.89% 31.70% 31.65%
35.70% 35.70% 35.70% 31.74% 31.74% 31.74%
0% 0% 0% 0% 0% 0%
Rekam Medis yang lengkap adalah rekam medis yang lengkap diisi oleh staf
medis yang meliputi : identitas pasien, riwayat keluar masuk, resume dan
instruksi dokter (dinyatakan lengkap/tidak lengkap oleh petugas IRM). Rekam
Medik harus disetor ke IRM selambat-lambatnya 2 x 24 jam setelah selesai
pelayanan rawat inap. Tujuan pengukuran indikator ini adalah tergambarnya
kepatuhan DPJP dalam melengkapi berkas rekam medis pasien.Target
pencapaiaan indikator ini adalah 0 %.
Dari data triwulan I dan Triwulan II yaitu bulan januari – juni 2019 menunjukkan
bahwa kepatuhan DPJP terhadap pengisian berkas rekam medis sudah
menunjukkan tren perbaikan. Hal ini terlihat dari data capaian indikator bulan
januari – september masing – masing47,82%, 45,45%,44%, 42,33%, 38,46%,
35%, 40,21%, 34,00% dan 32.91 % dari target sebesar 0 %.Komite PMKP (Sub
komite peningkatan mutu) sudah berkoordinasi dengan komite medik dan wadir
pelayanan medik, agar DPJP dapat lebih memperhatikan kelengkapan
pengisian berkas rekam medis sehingga dapat mencapai standar.
j. Angka kejadian infeksi jarum infus (Phlebitis) (IAK-10)
Triwulan I 2019 Triwulan II 2019
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 33
Jan Feb Mar April Mei Juni
Capaian 0,28% 0,57% 0,68% 0,88% 0,99% 1,25%
Rata-rata 0,51% 0,51% 0,51% 1,04% 1,04% 1,04%
Standar 1,5% 1,5% 1,5% 1,5 % 1,5 % 1,5 %
Triwulan III 2019 Triwulan IV 2019
Juli Agst Sep Okt Nov Des
1.22% 1.25% 1.20% 1.20% 1.25% 1.25%
1.31% 1.31% 1.31% 1.33% 1.33% 1.33%
1.50% 1.50% 1.50% 1.50% 1.50% 1.50%
Phlebitis adalah infeksi di daerah lokal tusukan/ inserta IV cateter dengan tanda
sebagai berikut : merah, bengkak, terasa seperti terbakar dan sakit bila ditekan.
Kejadian phlebitis adalah jumlah kejadian infeksi jarum infus (phlebitis) pada
pasien yang terpasang IVL dibagi total jumlah hari pemasangan IVL dalam
kurun waktu tertentu dikalikan 1.000 dengan target capaian sebesar < 1,5 %o.
Tujuan pengukuran indikator ini adalah untuk mendapatkan data dasar endemik
angka kejadian phlebitisdan menurunkan angka kejadian phlebitis.
Data surveilens PPI bulan januari – Juni 2019 menunjukkan bahwa angka
kejadian phlebitis di RSUD Haji Makassar masih cukup tinggi. Hal ini
tergambardari data capaian indikator ini bulan januari sebesar 0,28%, pebruari
sebesar 0,57% dan maret sebesar 0,68%, april 0,88%, mei 0,99%, juni 1,25%,
juli 1,22 %, Agustus 1,25% dan September 1,20% Faktor yang menjadi
penyebabnya adalah masih rendahnya tingkat kepatuhan petugas kesehatan
melakukan hand hygiene sebelum kontak dengan pasien. Faktor lain yang
kemungkinan menjadi penyebab adalah kompetensi petugas dalam melakukan
pemasangan infus, kualitas dari abocath yang digunakan dan kondisi spesifik
dari pasien sendiri.
Hal yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi hal tersebut adalah dengan
melakukan sosialisasi yang intensif kepada seluruh petugas kesehatan tentang
pentingnya cuci tangan demi menjaga keselamatan pasien dan diri sendiri dan
memutus rantai infeksi nosokomial.Hal ini dilaksanakan dengan berkoordinasi
dengan semua unit terkait. Hal lain yang juga harus dilakukan adalah
melakukan koordinasi dengan bidang keperawatan dan komite keperawatan
tentang kompetensi perawat dalam pemasangan infus.
2. Indikator Area Manajemen
a. Angka kekosongan stok obat essensial (IAM-1)
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 34
Triwulan I 2019 Triwulan II 2019
Jan Feb Mar April Mei Juni
Capaian 3 2 2 2 2 2
Rata-rata 2,3 2,3 2,3 2 2 2
Standar 0 0 0 0 0 0
Triwulan III 2019 Triwulan IV 2019
Juli Agst Sep Okt Nov Des
2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2
0 0 0 0 0 0
Obat essensial adalah obat terpilih yang paling dibutuhkan untuk pelayanan
kesehatan mencakup upaya diagnosis, profilaksis, terapi dan rehabilitasi yang
diupayakan tersedia pada unit pelayanan sesuai dengan fungsi dan
tingkatnya.Obat-obat essensial sesuai dengan daftar obat essensial yang
dikeluarkan oleh kementerian kesehatan. Adapun tujuan pengukuran indikator
ini adalah tergambarnya mutu manajemen obat dengan ketersediaan stok obat
essensial Rumah Sakit.Target capaian indikator ini adalah 0.
Capaian indikator ini pada bulan januari adalah 3 item, bulan pebruari 2 item
dan bulan maret sebanyak 2 item.Data triwulan 2 menunjukkan bahwa capaian
indikator ini menunjukkan tren perbaikan. Hal ini ditandai dengan terjadinya
penurunan jumlah kekosongan stock obat-obatanan essensial, yaitu 2 item
pada bulan april, 2 item pada bulan mei,2 item pada bulan juni, 2 item pada
bulan juli, 2 item pada bulan agustus dan 2 item pada bulan september
2019.Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata capaian pada
tahun 2017.
b. Laporan Narkotika dan Psikotropika tepat waktu (IAM-2)
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 35
Triwulan I 2019 Triwulan II 2019
Jan Feb Mar April Mei Juni
Capaian 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%
Rata-rata 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%
Standar 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%
Triwulan III 2019 Triwulan IV 2019
Juli Agst Sep Okt Nov Des
100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%
100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%
100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%
Laporan Narkotika dan psikotropika adalah laporan yang memuat daftar obat –
obat narkotika dan psikotropika yang dikelola oleh RSUD Haji Makassar dan
dikirim paling lambat tanggal 10 melalui aplikasi SIPNAP. Tujuan pengukuran
indikator ini adalah tergambarnya kinerja adminInsrasi farmasi menyelesaikan
laporan narkotika dan psikotropika.Target capaian indikator ini adalah sebesar
100 %.
Data capaian indikator ini pada bulan januari sampai dengan september 2019.
Hal ini menunjukkan bahwa pelaporan narkotika dan psikotropika sudah
berjalan dengan baik.Diharapkan capaian ini dapat terus dipertahankan.
c. Insiden tertusuk jarum (IAM-3)
Triwulan I 2019 Triwulan II 2019
Jan Feb Mar April Mei Juni
Capaian 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Rata-rata 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Standar 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Triwulan III 2019 Triwulan IV 2019
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 36
Juli Agst Sep Okt Nov Des
0% 0% 0% 0% 0% 0%
0% 0% 0% 0% 0% 0%
0% 0% 0% 0% 0% 0%
Insiden tertusuk jarum adalah kondisi cidera yang tidak diinginkan yang berisiko
terjadi pada seluruh staf yang berada di RSUD Haji Makassar baik staf medis,
penunjang atau non medis.Penanganan ini sesuai dengan prosedur tindakan
penanganan pajanan ditempat kerja oleh Risk Manajemen.Tujuan pengukuran
indikator ini adalah untuk mengetahui peran manajemen rumah sakit dalam
mengidentifikasi insiden tertusuk jarum serta kualitas manajemen dalam
perlindungan petugas.Target capaian indikator ini adalah 0.
Data bulan januari- maret 2017 menunjukkan bahwa penatalaksanaan
penggunaan jarum sudah baik, demikian juga dengan pengelolaan sampah
medis khusus pengelolaan jarum sudah berjalan dengan baik.Hal ini dibuktikan
dengan hasil capaian indkator bulan januari-maret 2017 sebesar 0 (tdak ada
kejadian).
Data triwulan 2 juga menunjukkan bahwa dari bulan april – juni 2017 tidak ada
kejadian tertusuk jarum. Pemantauan terhadap penatalaksanaan penggunaan
jarum dan pengelolaan sampah medis jarum suntik harus tetap dilakukan agar
capaian indikator ini dapat dipertahankan.
Data pada triwulan 3 masih tetap menunjukkan bahwa penatalaksanaan
penggunaan jarum dan pengelolaan sampah medis tetap terjaga dengan baik,
bulan juli sampai dengan bulan september tidak ada insiden tertusuk jarum,
demikian juga dengan bulan oktober – desember 2017.
d. Pemanfaatan alat CT Scan, untuk CT Scan kepala dalam penegakan
diagnosis pasien yang dilaksanakan di Instalasi Radiologi (IAM-4).
Triwulan I 2019 Triwulan II 2019
Jan Feb Mar April Mei Juni
Capaian 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Rata-rata 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Standar 100% 100% 100% 100 % 100 % 100 %
Triwulan III 2019 Triwulan IV 2019
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 37
Juli Agst Sep Okt Nov Des
0% 0% 0% 0% 0% 0%
0% 0% 0% 0% 0% 0%
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Pemanfaatan alat CT Scan adalah angka yang menunjukkan jumlah pemakaian
alat CT Scan sesuai dengan indikasi dan urgensi keperluan penggunaan alat
CT Scan. Alat CT Scan yang digunakan memang benar-benar sesuai dengan
indikasi perawatan yang dibutuhkan untuk melihat gambaran yang lebih baik
dari foto konvensional. Dalam pengukuran indikator ini akan difokuskan untuk
CT Scan kepala dalam proses penegakan diagnose pasien yang dilaksanakan
di Instalasi Radiologi dengan target capaian indikator sebesar100 %. Tujuan
pengukuran indikator ini adalah untuk mengetahui manajemen utilisasi alat yang
efektif dan efisien.
Capaian indikator bulan januari – september 2019 adalah 0% , itu dikarena alat
Ct-Scan tidak dioperasikan karena adanya perbaikan gedung radiologi.
e. Angka kepuasan pasien rawat inap (IAM-5)
Triwulan I 2019 Triwulan II 2019
Jan Feb Mar April Mei Juni
Capaian 76,10% 78,06% 78,32% 78,43% 82,51% 82,66%
Rata-rata 77,49% 77,49% 77,49% 81,30% 81,30% 81,30%
Standar ≥ 90% ≥ 90% ≥ 90% ≥ 90 % ≥ 90 % ≥ 90 %
Triwulan III 2019 Triwulan IV 2019
Juli Agst Sep Okt Nov Des
82.64% 82.70% 82.72% 82.72% 82.71% 82.74%
82.68% 82.68% 82.68% 82.72% 82.72% 82.72%
≥ 90% ≥ 90% ≥ 90% ≥ 90% ≥ 90% ≥ 90%
Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan terhadap
pelayanan rumah sakit dengan indeks kepuasan > 3 berdasarkan elemen –
elemen tingkat kepuasan pelanggan yang ditetapkan.Pelanggan yang dimaksud
adalah pasien dewasa yang telah dirawat inap minimal 3 hari.Target capaian
indikator ini adalah sebesar > 90 %.Sedangkan tujuan pengukuran indikator ini
adalah tergambarnya persepsi pasien rawat inap terhadap mutu pelayanan
berdasarkan elemen-elemen tingkat kepuasan pelanggan yang ditetapkan.
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 38
Hasil survey kepuasan pelanggan instalasi rawat inap yang dilakukan oleh seksi
humas RSUD Haji Makassar menunjukkan bahwa persepsi pasien terhadap
mutu pelayanan di RSUD Haji Makassar mengalami penurunan dibandingkan
dengan tahun lalu.Hal ini terlihat dari data hasil survey yang menunjukkan tren
di bawah standar.Pada bulan januari data capaian indikator ini sebesar 76,10%,
pebruari sebesar 78,06% dan bulan maret sebesar 78,32%, april sebesar
78,43%, mei sebesar 82,51%, juni sebesar 82,66%, juli sebesar 82.64%,
agustus sebesar 82,70% dan september sebesar 82.72%.
Capaian indikator kepuasan pasien rawat inap dari bulan januari sampai dengan
juni 2019 terus mengalami tren perbaikan meskipun masih belum mencapai
standar, ini disebabkan karena danya renovasi gedung perawatan pada RSUD
Haji Makassar sehingga sedikit menganggu pelayanan. Pada bulan berikutnya
diharapkan dapat kembali mencapai standar yaitu 90% dengan terselesainya
perbaikan gedung perawatan tersebut.
f. Kepuasan Pegawai (IAM-6)
Kepuasan pegawai adalah pernyataan puas oleh pegawai terhadap
kepemimpinan, motivasi dan kesejahteraan yang ditetapkan Rumah Sakit.Tujuan
pengukuran indikator ini adalah untuk mengetahui gambaran persepsi pegawai
terhadap elemen “Kepemimpinan, motivasi dan kesejahteraan.Target capaian
indikator ini adalah sebesar > 80 %.Frekuensi pengumpulan dan pengolahan
data indikator ini adalah setiap tahun. Data capaian indikator tahun 2019 adalah
sebesar 86,71%.
g. Demografi pasien dengan diagnosis TB (IAM-7)
Data demografi yang dimaksud adalah data demografi pasien yang didiagnosa
TB yang meliputi: alamat, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan. Tujuan
pengukuran indikator ini adalah tergambarnya distribusi penyakit potensial
wabah berdasarkan alamat tempat tinggal untuk dapat dilaksanakan pelaporan
dengan cepat dan tindak lanjut.Target capaian indikator ini adalah data
demografi pasien TB lengkap dan tersedia.
h. Cost Recovery Rate (IAM-8)
Triwulan I 2019 Triwulan II 2019
Jan Feb Mar April Mei Juni
Capaian 120% 167% 123% 113,10% 113,58% 105,67%
Rata-rata 137% 137% 137% 110,78% 110,78% 110,78%
Standar 40% 40% 40% 40 % 40 % 40 %
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 39
Triwulan III 2019 Triwulan IV 2019
Juli Agst Sep Okt Nov Des
104.35% 104.22% 104.19% 104.00% 102.43% 98.48%
104% 104% 104% 100.63% 100.63% 100.63%
40% 40% 40% 40% 40% 40%
Cost recovery adalah jumlah pendapatan fungsional dalam periode waktu
tertentu dibagi dengan jumlah pembelanjaan operasional dalam periode waktu
tertentu. Tujuan pengukuran indikator ini adalah tergambarnya tingkat
kesehatan keuangan rumah sakit.Target capaian indikator yang diharapkan
adalah sebesar > 40 %.
Data bulan januari – juni 2019 CRR RSUD Haji Makassar yaitu 120 % pada
bulan januari, 167 % pada bulan februari dan 123 % pada bulan maret,
113,10% pada bulan april, 113,58 pada bulan mei, 105,67% pada bulan Juni,
104.35% pada bulan juli, 104.22% pada bulan agustus 104.22 % dan pada
bulan september 104.19.
i. Peralatan ukur medis yang terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan
ketentuan kalibrasi BPFK (IAM-9)
Triwulan I 2019 Triwulan II 2019
Jan Feb Mar April Mei Juni
Capaian 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Rata-rata 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Standar >80% >80% >80% >80% >80% >80%
Triwulan III 2019 Triwulan IV 2019
Juli Agst Sep Okt Nov Des
0% 0% 0% 0.00% 0.00% 30.13%
0% 0% 0% 10.04% 10.04% 10.04%
>80% >80% >80% >80% >80% >80%
Kalibrasi adalah pengujian kembali terhadap kelayakan peralatan ukur oleh
Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) sesuai standar waktu yang
ditentukan dengan target indikator sebesar > 80 %. Adapun tujuan pengukuran
indikator ini adalah untuk melihat gambaran pemeliharaan akurasi alat medis
untuk keselamatan pasien.
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 40
Pada bulan januari sampai dengan juni 2019 capaian kalibrasi alat medis
adalah 0% atau dengan kata lain tidak ada alat yang dikalibrasi. Jadwal kalibrasi alat
kesehatan medis pada RSUD Haji Makassar ditentukan oleh Balai Pengamanan
Fasilitas Kesehatan, yakni dijadwalan pada pertengahan bulan November 2019.
3. Indikator Sasaran Keselamatan Pasien
a. Angka penggunaan gelang sebagai indentitas pasien (ISKP-1)
Triwulan I 2019 Triwulan II 2019
Jan Feb Mar April Mei Juni
Capaian 99,83% 98,08% 100% 99,92% 100% 100%
Rata-rata 99,27% 99,27% 99,27% 99,97% 99,97% 99,97%
Standar 100% 100% 100% 100 % 100 % 100 %
Triwulan III 2019 Triwulan IV 2019
Juli Agst Sep Okt Nov Des
100% 100% 100% 99.90% 100.00% 100.00%
100% 100% 100% 99.96% 99.96% 99.96%
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Pelaksanaan standar identifikasi pasien pada pemberian identitas pasien untuk
pasien rawat inap merupakan kegiatan untuk memastikan identitas pasien
dengan menggunakan gelang identifikasi sebagai berikut:
- Identitas pada gelang minimal 3 (tiga) informasi yaitu nama, tanggal lahir
dan nomor rekam medik.
- Warna gelang untuk identifikasi yaitu:
• Biru : untuk pasien laki-laki
• Pink : untuk pasien perempuan
Semua standar identitas pasien harus dilakukan dengan tepat dan benar, apabila
ada salah satu atau lebih elemen yang tidak dilaksanakan maka dinyatakan
kejadian nyaris cedera.Target capaian indikator ini adalah sebesar 100 %.Tujuan
pengukuran indikator adalah Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga
keselamatan pasien.
Dari grafik data bulan januari – september 2019 diatas menunjukkan bahwa
angka penggunaan gelang pasien sebagai identitas sudah menunjukkan tren
yang cukup baik meskipun belum maksimal dibulan januari pebruari, dan
maret.Hal ini terlihat dari data bulan januari sebesar 99,83%, pebruari 98,08%,
danapril 99,92%.
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 41
b. Verifikasi pelaporan hasil kritis pemeriksaan Laboratorium dengan teknik
TBaKdari petugas rawat inap kepada DPJP dan ditanda tangani dalam 24
jam.
Triwulan I 2019 Triwulan II 2019
Jan Feb Mar April Mei Juni
Capaian 100% 100% 100% 100 % 97,73
%
100 %
Rata-rata 100% 100% 100% 99,24
%
99,24
%
99,24
%
Standar 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Triwulan III 2019 Triwulan IV 2019
Juli Agst Sep Okt Nov Des
100% 100% 100% 100% 100% 100%
100% 100% 100% 100% 100% 100%
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Hasil kritis pemeriksaan laboratorium adalah hasil harus segera disampaikan
oleh dokter laboratorium pada jam kerja atau analis penanggung jawab diluar
jam kerja pada DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pasien) karena hasil tersebut
menggambarkan nilai yang harus segera ditangani. Yang dimaksud dengan hasil
kritis (critical value) adalah :
a) CK-MB mass ( Tinggi >2 x batas atas Nilai Normal)
b) Troponin – T ( jika positip )
c) Myoglobin ( jika positip)
d) Glukosa darah ( < 45 mg/dl atau > 400 mg/dl )
e) Elektrolit Abnormal :
- Na < 125 mmol/l atau > 160 mmol/L
- K < 2,5 mmol/l atau > 6,0 mmol/L
f) Calcium < 7 g/dl atau > 12 g/dl
g) HB < 8 gr/dl atau > 18 g/dl
h) Thrombocit < 100.000/ul atau > 800.000/ul (khusus untuk pasien yang bukan
dengan diagnose DHF)
i) WBC < 1000/ul atau > 50.000/ul
j) APTT > 100 detik atau APTT khusus pasien yang sedang diheparinisasi
k) INR > 5
l) Analisa LCS (Cairan Otak) harus segera dikerjakan dan dilaporkan (khusus
jumlah Sel)
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 42
Prosedur Readback adalah kegiatan untuk memastikan setiap instruksi verbal
dilakukan dengan benar dan sesuai instruksi, dengan cara membacakan kembali
instruksi: dan mengkonfirmasi apa yang sudah dituliskan dengan dibaca ulang.
Target capaian indikator ini adalah sebesar 100 % dengan tujuan pengukuran
indikator adalah Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga keselamatan
pasien dengan prosedur pelaporan hasil kritis pemeriksaan laboratorium dengan
teknik SBAR dan READBACK.
Grafik diatas menunjukkan bahwa prosedur pelaporan hasil kritis
pemeriksaan laboratorium dengan teknih SBAR dan READBACK sudah berjalan
dengan baik dan sudah diverifikasi oleh DPJP dan ditandatangani dalam 24
jam.Terlihat dari capaian indikator bulan januari – maret 2019 sebesar 100 %.
Data triwulan 2 menunjukkan bahwa terjadi penurunan rata-rata capaian
indikator ini. Hal ini disebabkan karena pada bulan mei terdapat satu pelaporan
hasil kritis pemeriksaan Laboratorium dengan teknik TBaKdari petugas rawat inap
kepada DPJP yang ditanda tangani lebih dari 24 jam. Hal ini disebabkan karena
DPJP tersebut terlambat melakukan visite. Sedangkan data triwulan 3 sudah
menujukkan angka tren yang baik sehingga sudah memenuhi standar.
c. Pemasangan label high alert pada semua obat-obat high alert (ISKP-3)
Triwulan I 2019 Triwulan II 2019
Jan Feb Mar April Mei Juni
Capaian 100% 100% 100% 100% 100% 91,84%
Rata-rata 100% 100% 100% 97,28% 97,28% 97,28%
Standar 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Triwulan III 2019 Triwulan IV 2019
Juli Agst Sep Okt Nov Des
100% 100% 100% 100% 100% 100%
100% 100% 100% 100% 100% 100%
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Obat high alert adalah obat-obatan yang memiliki risiko tinggi menyebabkan
bahaya yang besar pada pasien jika tidak digunakan secara tepat. Obat high
alert yang ada di RSUD haji adalah:
- Fentanil injeksi
- Petidin injeksi
- KCl injeksi
- MgSO4 INJEKSI
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 43
- NaCl 3 % INFUS
- Oksitosin injeksi
- Efinefrin injeksi
- Apidra insulin pen
- Lantus insulin pen
- Novomix insulin pen
- Presefol injeksi
Target capaian indikator ini sebesar 100 %, dengan tujuan pengukuran indikator
adalah tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga keselamatan pasien
dengan memberikan label pada semua obat-obat high alert.
Data grafik diatas menunjukkan bahwa pemasangan label pada obat – obat yang
termasuk kategori high-alert sudah berjalan dengan baik. Hal ini ditunjukkan oleh
data capaian indikator bulan januari – maret 2019 sebesar 100 %.Padatriwulan 2,
capaian indikator untuk bulan april dan mei sebesar 100 %, juni sebesar 91,84%
pada bulan juli 100% pada bulan agustus 100 % dan pada bulan september 100
%
Monitoring terhadap pemberian label pada obat-obat high-alert harus terus
dilakukan agar capaian indikator ini dapat dipertahankan dan keselamatan pasien
dapat terus terjaga.
d. Kelengkapan pengisian format check lIns keselamatan pasien operasi
(ISKP-4)
Triwulan I 2019 Triwulan II 2019
Jan Feb Mar April Mei Juni
Capaian 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Rata-rata 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Standar 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Triwulan III 2019 Triwulan IV 2019
Juli Agst Sep Okt Nov Des
100% 100% 100% 100% 100% 100%
100% 100% 100% 100% 100% 100%
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Check lIns keselamatan pasien operasi terdiri dari
• Pelaksanaan SIGN IN dilakukan sebelum tindakan induksi.
- Diruang persiapan dipimpin oleh ketua tim identifikasi
- Dikamar operasi dipimpin oleh dokter anesthesia dan perawat. tim
dinyatakan siap
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 44
- Pelaksanaan TIME OUT dilakukan sebelum incisi area operasi,
dipimpin oleh dokter operator, dilakukan di kamar operasi, dihadiri
oleh tim bedah.
• Pelaksanaan SIGN OUT dilakukan sebelum dilakukan tindakan penutupan
luka operasi, dipimpin oleh dokter operator, dihadiri oleh tim bedah.
- Komponen yang harus dilengkapi pada check lIns tersebut adalah :
• Kolom identitas ( nama, umur, No. RM dan jenis kelamin)
• Waktu pelaksanaan tindakan SIGN IN, TIME OUT dan SIGN
OUT (tanggal, jam awal dan jam akhir)
• Check lIns masing masing tindakan SIGN IN, TIME OUT,
dan SIGN OUT.
• Nama dan tanda tangan petugas disetiap tindakan SIGN IN,
TIME OUT dan SIGN OUT.
• Seluruh komponen diatas harus terisi lengkap, apabila salah satu/lebih
komponen yang tidak terisi maka dinyatakan tidak lengkap.
Target capaian indkator ini sebesar 100 % dengan tujuan pengukuran
indikatornya adalah untuk mengetahui gambaran kepedulian dan ketelitian staf
terhadap keselamatan pasien tindakan operasi.
Data pada grafik di atas menunjukkan bahwa pelaksanaan pengisian format
checklist keselamatan pasien operrasi sudah berjalan dengan baik.Hal ini terlihat
dari data capaian indikator bulan januari – maret 2019 sebesar 100 %.Hal dapat
dicapai dengan menugaskan satu orang petugas yang bertanggungjawab
terhadap pengisian format checklist setiap pasien operasi.Hal tersebut harus
terus di monitoring agar capaian indikatornya dapt dipertahankan.
e. Persentase kepatuhan petugas kesehatan dalam melakukan kebersihan
tangan dengan metode enam langkah dan lima momen (ISKP-6)
1) Perawat
Triwulan I 2019 Triwulan II 2019
Jan Feb Mar April Mei Juni
Capaian 73,12% 75,00% 76,87% 78,75% 78,12% 79,37%
Rata-rata 74,99% 74,99% 74,99% 78,74% 78,74% 78,74%
Standar 80% 80% 80% 80 % 80 % 80 %
Triwulan III 2019 Triwulan IV 2019
Juli Agst Sep Okt Nov Des
79.37% 79.40% 79.42% 79.39% 79.41% 79.41%
79.39% 79.39% 79.39% 79.40% 79.40% 79.40%
80.00% 80.00% 80.00% 80.00% 80.00% 80.00%
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 45
2) Dokter
Triwulan I 2019 Triwulan II 2019
Jan Feb Mar April Mei Juni
Capaian 66,25% 68,75% 68,75% 70,00% 70,00% 71,25%
Rata-rata 67,91% 67,91% 67,91% 70,41% 70,41% 70,41%
Standar 80% 80% 80% 80 % 80 % 80 %
Triwulan III 2019 Triwulan IV 2019
Juli Agst Sep Okt Nov Des
71.25% 71.23% 71.25% 71.26% 71.25% 71.26%
71.24% 71.24% 71.24% 71.25% 71.25% 71.25%
80% 80% 80% 80% 80% 80%
Kepatuhan cuci tangan adalah ketaatan petugas dalam melakukan prosedur cuci
tangan dengan menggunakan metode 6 langkah dan lima momen. Lima momen
yang dimaksud adalah:
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sebelum melakukan tindakan aseptik
3. Setelah kontak dengan pasien
4. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
5. Setelah kontak dengan alat dan lingkungan sekitar pasien
Target capaian indikator ini adalah sebesar > 80 %, adapun tujuan pengukuran
indikatornya adalah tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga
keselamatan pasien khususnya infeksi nosokomial.
Data grafik di atas menunjukkan bahwa tren tingkat kepatuhan perawat sebelum
kontak dengan pasien sudah meningkat meskipun belum mencapai target tang
ditetapkan, yaitu 73,12% pada bulan januari, 75% pada bulan pebruari, 75% pada
bulan maret, 76,87 pada bulan april, 78,12 pada bulan mei dan 79,37 pada bulan
juni 2019. Sedangkan tingkat kepatuhan dokter melakukan handhygiene masih
rendah dibandingkan dengan perawat meskipun terdapat tren meningkat yaitu
66,25% pada bulan januari, 68,75% pada bulan pebruari, 68,75% pada bulan
maret, 70% pada bulan april, 70% pada bulan mei dan 71,25% pada bulan juni.
Momen yang paling sering tidak dilakukan oleh petugas adalah sebelum kontak
dengan pasien.Edukasi serta monitoring dan supervisi terhadap kepatuhan cuci
tangan terhadap five moment terus dilakukan dalam upaya meningkatkan
kepatuhan terhadap standar.
Hal yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi hal tersebut adalah dengan
melakukan sosialisasi yang intensif kepada seluruh petugas kesehatan tentang
pentingnya cuci tangan demi menjaga keselamatan pasien dan diri sendiri dan
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 46
memutus rantai infeksi nosokomial.Hal ini dilaksanakan dengan berkoordinasi
dengan semua unit terkait.
f. Insiden pasien jatuh dalam perawatan rawat inap
Triwulan I 2019 Triwulan II 2019
Jan Feb Mar April Mei Juni
Capaian 0.00% 0.00% 0.00 % 0.00% 0.00% 0.00 %
Rata-rata 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
Standar 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
Triwulan III 2019 Triwulan IV 2019
Juli Agst Sep Okt Nov Des
0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0,00% 0.00%
0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0,00% 0.00%
0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
Pasien jatuh adalah pasien yang mengalami insiden secara cepat dan tiba tiba
berpindah posisi dari tempat tidur ke lantai sampai setengah atau lebih bagian
tubuh berada di lantai, sehingga memungkinkan pasien mengalami cedera ringan
sampai berat atau tidak menimbulkan cedera.Target capaian indikator ini adalah 0
(tidak ada kejadian).Tujuan dari pengukuran indikator ini adalah untuk mencegah
kejadian pasien jatuh yang terjadi selama dirawat di rumah sakit dapat
menyebabkan konsekuensi yang serius dan bahkan mengancam keselamatan
banyak pasien.
Data bulan januari – juni 2019 menunjukkan bahwa tindakan pencegahan
terhadap pasien yang beresiko jatuh masih sudah berjalan seperti yang
diharapkan. Hal ini terlihat dari data bulan januari – juni 2019 tidak ada kejadian
pasien jatuh pada ruang rawat inap.sebanyak 2 kejadian yaitu :
• kejadian pasien jatuh dari tempat tidur karena pegangan tempat tidur patah
dengan kategori insiden adalah KTC dan sudah dilakukan investigasi
sederhana oleh penanggung jawab mutu Ruang Perawatan Ad-dhuha.
• Kejadian pasien jatuh karena ke kamar mandi tanpa pendamping dengan
kategori insiden KTC dan sudah dilakukan investigasi sederhana oleh
penanggung jawab mutu Ruang Perawatan Ar-Raudah Lt.2.
Investigasi sedehana telah dilakukan oleh sub komite keselamatan pasien
dengan melibatkan unit tempat kejadian sebagai bentuk feed back terhadap
kejadian. Usaha perbaikan diharapkan saling koordinasi dengan pihak lain,
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 47
kepedulian petugas dalam mengamati kondisi pasien, serta meningkatkan
komunikasi dengan keluarga pasien dalam asuhan keperawatan pasien.
Sedangkan pada triwulan 2, insiden pasien jatuh terjadi di bulan juni 2019 yaitu
insiden jatuh di kamar mandi karena kamar mandi licin, kategori insiden KTC dan
sudah dilakukan investigasi sederhana.
Tindakan antisipatif yang dapat dilakukan adalah melakukan sosialisasi intensif
kepada perawat tentang pentingnya prosedur penatalaksanaan pencegahan
pasien dengan resiko jatuh.
BAB V
SUMBER DAYA MANUSIA
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 48
Sumber daya manusia merupakan salah satu elemen penting dalam pelaksanaan
pelayanan kesehatan di RSUD Haji Makassar, Berikut disajikan data tentang sumber
daya manusia yang ada di RSUD Haji Makassar.
Tabel 5.1.
Daftar Tenaga Berdasarkan Status Kepegawaian di RSUD Haji Makassar Tahun
2019 sampai Bulan Mei 2019
No Golongan Jumlah
1 PNS 385
2 CPNS 35
3 NON PNS 226
4 PARU WAKTU 21
TOTAL KESELURUHAN 667
Tabel 5.2.
Total Tenaga berdasarkan Jenis Ketenagakerjaan di RSUD Haji Makassar
Tahun 2019 sampai Bulan Mei 2019
NO Uraian JUMLAH
1 TENAGA MEDIS 74
2 TENAGA NON MEDIS 593
TOTAL KESELURUHAN TENAGA 667
Data uraian dan jumlah tenaga Dokter dan Spesialis yang ada di RSUD Haji Makassar
tahun 2019 sampai bulan Mei 2019, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 5.3.
No Uraian Jumlah
1 Dokter Umum 21
2 Dokter Gigi 6
3 Dokter Gigi Spesialis Konservasi/Endodonsi 1
4 Dokter Gigi Spesialis Prostodonsi 1
4 Dokter Subspesialis Bedah Digestif 1
5 Dokter Subspesialis Bedah Vaskular 1
6 Dokter Subspesialis Fertilitas dan Endokrinologi Reproduksi 1
7 Dokter Spesialis Bedah Umum 2
8 Dokter Spesialis Bedah Saraf 1
9 Dokter Spesialis Obgyn 4
10 Dokter Spesialis THT 4
11 Dokter Spesialis Anak 3
12 Dokter Spesialis Syaraf/Neuro 2
13 Dokter Spesialis Penyakit Dalam 3
14 Dokter Spesialis Mata 3
15 Dokter Spesialis Orthopedy 2
16 Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin 1
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 49
17 Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah 1
18 Dokter Spesialis Pathology Klinik 3
19 Dokter Spesialis Radiologi 3
20 Dokter Spesialis Pathology Anatomi 2
21 Dokter Spesialis Anastesi 2
22 Dokter Spesialis Jiwa/Psikiatri 1
23 Dokter Spesialis Paru 2
24 Dokter Spesialis Gizi Klinik 2
25 Dokter Spesialis Rehabilitasi Klinik 1
TOTAL 74
Berikut merupakan data uraian dan jumlah tenaga penunjang dan Non medik Lainnya:
Tabel 5.4.
No Uraian Jumlah
1 Pejabat Struktural 26
2 Ners 48
3 S2 Keperawatan 3
4 D3 Keperawatan 157
5 D3 Kebidanan 35
6 Apoteker 14
7 Asisten Apoteker 7
8 Nutrisionis 18
9 Penyuluh Kesehatan Masyarakat 3
10 Fisioteraphy 10
11 Ahli Teknologi Laboratorium Medik 2
12 Radiographer 13
13 Sanitasi Lingkungan 5
14 Elektromedik 4
15 Epidemiologi Kesehatan 22
16 Perawat Gigi 6
17 Rekam Medis 9
18 S1 Analis Kesehatan 1
19 D3 Analis Kesehatan 8
22 D3 Umum/SLTA/STM 32
23 SDM Administrasi 21
24 Gizi Klinik 2
25 Tenaga Non Kesehatan Lainnya 17
26 SDM Manajemen 6
27 SDM Akuntansi 10
28 Sarjana Hukum 2
29 Teknologi Informasi 2
30 Petugas IPSRS/Teknisi Pemeliharaan Fasilitas 1
31 Arsiparis 2
32 Non Fungsional/Staf 107
TOTAL 593
BAB VI
PENUTUP
P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 50
Demikian profil RSUD Haji Makassar Tahun 2019 yang memuat data tahun 2019,
diharapkan dapat memberikan gambaran secara garis besar dan menyeluruh tentang
pelaksanaan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.Profil RSUD Haji Makassar
merupakan salah satu publikasi data dan informasi yang meliputi capaian pelayanan
pada semua unit layanan yang ada di RSUD Haji Makassar, Profil ini masih memiliki
banyak kekurangan dalam hal penyajian. Oleh karena itu untuk meningkatkan kualitas
profil, saat ini RSUD Haji telah membuat terobosan dan mekanisme baru dalam hal
pengumpulan data dan informasi secara cepat dan akurat agar dapat menyajikan data
dan informasi yang lebih berkualitas sebagai masukan dalam proses pengambilan
keputusan.
Diharapkan Profil RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan ini dapat bermanfaat
dalam rangka pemberian layanan kesehatan kepada masyarakat yang bermutu, sesuai
standar, efektif dan efisien di masa yang akan datang.