Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
POTENSI DAN PELUANG INVESTASI
SEKTOR PERTANIAN
DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
PROVINSI JAWA TENGAH
2019
PROFIL
PROFIL POTENSI DAN PELUANG INVESTASI SEKTOR PERTANIAN/ PANGAN 1
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas nikmat dan
karunia-NYA serta anugerah sehingga buku Investment Project Ready To Offer (IPRO) dan
Profil Potensi dan Peluang Investasi di sector Pertanian / Pangan telah tersusun.
Penyusunan ini dilatarbelakangi pentingnya sector pertanian dalam pertumbuhan
ekonomi di Jawa Tengah. Dengan meningkatkan pendapatan petani, maka dapat menekan
angka kemiskinan yang ada di Provinsi Jawa Tengah.
Ucapan terimakasih disampaikan kepada para narasumber, khususnya yang berada di
Kabupaten / Kota dan Tim pendamping Universitas Jenderal Soedirman , Purwokerto.
Harapannya informasi dalam buku ini dapat selalu di “up date” sesuai perkembangan terkini.
Demikian beberapa hal yang dapat kami sampaikan, semoga dalam buku ini dapat
membuka wawasan dan berkembangnya ide untuk mendukung pengembangan perekonomian
di Jawa Tengah.
Semarang,
KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DANPELAYANAN TERPADU SATU PINTU
PROVINSI JAWA TENGAH
RATNA KAWURI, SH
PROFIL POTENSI DAN PELUANG INVESTASI SEKTOR PERTANIAN/ PANGAN 2
INVESTMENT PROJECT READY
TO OFFER
( IPRO)
PROFIL POTENSI DAN PELUANG INVESTASI SEKTOR PERTANIAN/ PANGAN 3
Pengembangan Investasi Gula Kelapa
Latar Belakang Proyek. Gula kelapa memiliki nilai strategi yang tinggi karena dimanfaatkan
oleh banyak indutri pangan sebagai bahan baku. Di Jawa Tengah, ada dua Kabupaten penghasil
gula kelapa terbesar yaitu Banyumas dan Purbalingga. Setiap tahunnya, Banyumas
memproduksi 63 ribu ton gula kelapa. Sedangkan Purbalingga mampu memiliki kapasitas
produksi hingga 1.080 ton gula kelapa. Secara nasional, kontribusi gula kelapa dari Banyumas
dan Purbalingga terhadap pasar gula kelapa nasional mencapai 60 persen. Bahkan kualitas gula
kelapa di Banyumas dan Purbalingga telah mendapatkan sertifikat internasional sehingga
produk gula kelapa Banyumas dan Purbalingga dapat menembus pasar internasional. Dengan
demikian, gula kelapa merupakan komoditas perkebunan yang potensial untuk dikembangkan
melalui kerjasama investasi. Apalagi dukungan kebijakan daerah dan sarana prasarana telah
disediakan untuk para investor yang berminat untuk pengolahan produk-produk berbasis gula
kelapa.
Value investment. IDR 240,000,000 (USD 17,142.857).Investment scheme. Private or Partnership.Concession Period. 20 years.Financial Analysis.
Estimasted Annual income : IDR 726,800,000 (USD 51,914.286)Estimated Avarage Profit Income : IDR 143,781,330 (USD 10,270.095)NPV : 583,621,216IRR : 54 %PBP : 1,94
Total Industrial Estate. 493,106 ha (Banyumas), 157 ha (Purbalingga).Project Scope. Food Manufacturing.Current Condition. The biggest exported regions in Central Java Province and InternationallyCertification for product quality.=====
Pengembangan Investasi Kopi Bubuk.
PROFIL POTENSI DAN PELUANG INVESTASI SEKTOR PERTANIAN/ PANGAN 4
Latar Belakang Proyek. Kopi merupakan tanaman yang populer di Jawa Tengah. Hampir
setiap daerah cocok untuk pengembangan tanaman kopi. Statistik di Jawa Tengah
menunjukkan ada 5 (lima) kabupaten yang memproduksi biji kopi dalam jumlah yang besar
yaitu: Wonosobo, Temanggung, Banjarnegara, Purbalingga dan Brebes. Iklim yang cocok
dengan tanaman kopi merupakan daya dukung alam yang menunjang bagi keberlangsungan
produksi kopi. Dengan melimpahnya produksi kopi di Jawa Tengah, investor dapat
memanfaatkan suplai kopi ini untuk pengelolaan produk-produk berbasis kopi. Dalam rangka
menarik minat investasi di sektor kopi ini, lima pemerintahan kabupaten telah menyediakan
kawasan industri dan dukunan sarana prasarana serta kebijakan investasi yang pro-investasi.
Value investment. IDR 2,546,560,000 (USD 175,468.571).Investment scheme. Private or Partnership.Concession Period. 20 years.Financial Analysis.
Estimasted Annual income : IDR 93,398,400,000 (USD 6,671,314.2857)Estimated Avarage Profit Income : IDR 11,936,828,962 (USD 852,630.640)NPV : 36,037,554,009IRR : 92 %PBP : 2.31
Total Industrial Estate. 445,86 ha (Wonosobo), 400 ha (Temanggung), 76,5 ha(Banjarnegara), 157 ha (Purbalingga), 334,54 (Brebes).
Project Scope. Food Manufacturing.
Current Condition. 50-80 persen biji kopi dieksport, namun belum banyak investasi untukpengolahan biji kopi.
=====
Pengembangan Investasi Tepung Cabe
PROFIL POTENSI DAN PELUANG INVESTASI SEKTOR PERTANIAN/ PANGAN 5
Latar Belakang Proyek.
Industri tepung cabe merupakan industri yang potensial di Jawa Tengah. Jawa tengah
sebagai produsen cabe segar kedua di Jawa Tengah. Permasalahan produk cabe diantaranya:
1) harga dan produksi yang berfluktuasi, 2) kebutuhan cabe industri berupa tepung cabe
kebanyakan di-supply dari impor. Industri tepung cabe sangat potensial dikembangkan
terutama pada saat harga cabe segar dibawah Rp 40.000/kg. Industri tepung cabe dapat berupa
tepung cabe murni atau campuran tepung cabe dengan berbagai bumbu dengan tingkat
kepedasan dan rasa yang berbeda. Kegunaan utama sebagai food ingredient baik untuk industri
makanan ataupun masakan yang dikonsumsi oleh masyarakat lokal. Karena ketersediaan cabe
sangat fluktuatif, sebaiknya industri pengeringan cabe dikombinasikan dengan bumbu lainnya
seperti kunyit, ketumbar, merica dan lainnya. Industri tepung cabe dapat dikembangkan di
daerah Brebes dan Temanggung.
Value investment. IDR 4,980 M (USD 355.714).Investment scheme. Private or Partnership.Concession Period. 20 years.Financial Analysis.
Estimasted Annual income : IDR 32,147 M (USD 2,296,216)Estimated Avarage Profit Income : IDR 7,418 M (USD 530,139.3)NPV : Rp. 18,256 MIRR : >60%PBP : 1 tahun 9 bulan
Total industrial estate. 334,54 ha (Brebes), 400 ha (Temanggung).
Project Scope. Food Manufacturing.
Current Condition. Although Central Java is the second largest production of chilli in JavaIsland, the chilli powder/flakes factory is not available making this industry is of the potentialfood ingredient manufacture in Central Java. Nowadays, the demand of chilli powder forindustries was supplied from overseas.
PROFIL POTENSI DAN PELUANG INVESTASI SEKTOR PERTANIAN/ PANGAN 6
Pengembangan Investasi Coklat
Latar Belakang Proyek.
Kakao Indonesia memiliki daya saing di pasar internasional yang ditunjukkan dengan
nilai RCA sebesar 1,17. Nilai RCA yang lebih besar dari satu juga mengartikan bahwa pangsa
kakao di dalam ekspor seluruh komoditas Indonesia lebih besar dari pangsa kakao dalam
ekspor seluruh komoditas semua negara. Lokasi pengembangan industri kakao adalah
Kabupaten Batang dan Kabupaten Wonogiri.
Guna mendukung investasi di bidang tanaman cokelat, pemerintah Kabupaten
Wonogiri telah mempersiapkan lahan bagi kepentingan industri. Untuk mendukung
kepentingan investasi, berbagai infrastruktur juga telah disiapkan seperti akses tenaga listrik,
air, dan jalan. Apalagi secara geografis, lokasi Wonogiri tidak begitu jauh dari Yogyakarta
untuk mencapai Bandara terdekat, maupun akses jalan tol yang terdekat. Aksesibilitas,
infrastruktur dan kondisi tenaga kerja di Kabupaten Batang dan Wonogiro sebagai berikut.
Value investment. IDR 32,147 M (USD 359,071)Investment scheme. Private or Partnership.Concession Period. 20 years.Financial Analysis.
Estimasted Annual income : IDR 7,087 M (USD 506,214)Estimated Avarage Profit Income : IDR 2,3248M (USD 166,057)NPV : Rp. 11,359 MIRR : 40 %PBP : 3,84 tahun
Total industrial estate. 78,864 ha (Batang), 445,86 ha (Wonogiri).
Project Scope Food Manufacturing.
Current Condition An Integrated Cocoa Processing Industry Competency Development Centre
(PPKIPKT), an cocoa industry, is located in Batang regency. The capacity of this industry is
8,000 tons of cocoa per year. The existence of industry can facilitate the procesing of cocoa
beans produced in/outside Central Java.
PROFIL POTENSI DAN PELUANG INVESTASI SEKTOR PERTANIAN/ PANGAN 7
Pengembangan Investasi Jagung
Latar Belakang Proyek. Jagung merupakan salah satu komoditas penting untuk pertumbuhan
ekonomi Indonesia. Jagung masih menjadi kebutuhan pangan utama manusia dan ternak serta nilai
permintaannya cukup tinggi. Selama bertahun-tahun Indonesia terus mengandalkan impor jagung
untuk memenuhi kekurangan produksi jagung dalam negeri. Saat ini pemerintah menjadikan
jagung sebagai salah satu komoditas pangan utama yang diprioritaskan untuk dikembangkanImpor
jagung pada tahun 2018 mencapai 730.918 ton jagung untuk bahan baku industri makanan dan
minuman, gluten dan sweetener. Pada 2018 juga dilakukan import jagung sebanyak sebanyak 73
ribu ton untuk bahan pakan ternak. Pengembangan investasi jagung ditujukan untuk meningkatkan
produksi jagung nasional sehingga volume import dapat dikurangi. Ketersediaan lahan di wilayah
Propinsi Jawa Tengah sangat terbuka untuk investasi jagung khususnya di Kabupaten Wonogiri
dan Grobogan. Pemerintah memberikan dukungan yang signifikan dalam pengembangan investasi
jagung.
Value investment. IDR 1.774.500.000 (USD 131.444).Investment scheme. Private or Partnership.Concession Period. 6 years.Financial Analysis.
Estimasted Average Annual income: IDR 657.483.666,67 (USD 48.702)NPV : IDR 742.866.560,90 (USD 55.027)IRR : 12 %PBP : 2,96 tahun
Total Industrial Estate. 6500 ha (Wonogiri), 3500 ha (Grobogan).Project Scope. Corn ProductionCurrent Condition. Pasar jagung sangat terbuka luas dan di dukung dengan kebijakan pemerintahuntuk mengurangi volume import jagung. Produksi jagung nasional belum mencukupi kebutuhanjagung nasional khususnya untukpakan ternak. Wilayah Kabupaten Grobogan dan Wonogirisangat potensial untuk pengembangan jagung
PROFIL POTENSI DAN PELUANG INVESTASI SEKTOR PERTANIAN/ PANGAN 8
PROFIL POTENSI DAN PELUANG INVESTASI
DI SEKTOR PERTANIAN / PANGAN
DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTUPROVINSI JAWA TENGAH
2019
PROFIL POTENSI DAN PELUANG INVESTASI SEKTOR PERTANIAN/ PANGAN 9
BAB 1. PENDAHULUAN
Sektor pertanian dalam arti luas adalah sektor yang berkaitan dengan pemanfaatan sumber
daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau
sumber energi serta untuk mengelola lingkungan hidupnya, yang meliputi subsektor tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan. Kontribusi sektor
pertanian Indonesia terhadap PDRB selama periode 2015–2018 terus menurun dari tahun ke tahun,
dari 15,60% pada tahun 2015 menjadi 11,98% pada tahun 2018.
Usaha untuk meningkatkan investasi pada suatu daerah bertujuan untuk mencegah
turunnya pendapatan perkapita dengan adanya kenaikan penduduk. Dengan menurunnya
pendapatan perkapita akan dapat menurunkan kesejahteraan masyarakat. Sebab akses masyarakat
terhadap beberapa komponen kesejahteraan, seperti kesehatan dan pendidikan sangat dipengaruhi
oleh tinggi rendahnya pendapatan masyarakat. Investasi yang rendah jika dibiarkan dapat
menyebabkan terjadinya perangkap keseimbangan rendah (low equilibrium trap).
Investasi pada suatu daerah juga sangat membantu tingkat efisiensi industri. Pemenuhan
bahan baku industri yang berasal dari dalam negeri akan membuat biaya yang dikeluarkan untuk
mendapatkan bahan baku tersebut lebih murah dengan syarat industri pengolahan bahan baku
tersebut memproduksi bahan baku yang kualitasnya hampir sama dengan produk bahan baku
impor. Investasi produk olahan bahan baku impor sangat diperlukan untuk meningkatkan
keuntungan perusahaan disamping dalam rangka mengurangi ketergantungan produk impor. Oleh
sebab itu kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi produk pangan substitusi impor apa saja yang
berpotensi untuk dikembangkan di daerah terpilih di Jawa Tengah.
PROFIL POTENSI DAN PELUANG INVESTASI SEKTOR PERTANIAN/ PANGAN 10
BAB II. POTENSI WILAYAH INVESTASI
Provinsi Jawa Tengah memiliki potensi wilayah untuk pengembangan sektor pertanian dan
pangan. Luas wilayah sebesar 3,25 juta hektar dengan area sawah seluas 996 ribu hektar
merupakan potensi wilayah yang cocok untuk pengembangan investasi di sektor pertanian dan
pangan. Apalagi tenaga kerja di pedesaan yang banyak terserap di sektor pertanian, memberikan
peluang ketersediaan tenaga kerja yang melimpah untuk pengembangan investasi pertanian. Data
juga menunjukkan bahwa mata pencaharian paling banyak adalah di sektor pertanian (25,16%),
diikuti dengan perdagangan (24%), industri (20,73%), dan jasa (14,43%). Dengan demikian,
lapangan pekerjaan di sektor pertanian menampung lebih banyak daripada sektor-sektor lainnya.
Dasar pertimbangan dalam memilih komoditas unggulan pertanian didasarkan pada kriteria
ready to offer terhadap supply maupun demand pasar. Dari sisi supply, ketersediaan kopi dan
kakao ditemukan di beberapa daerah penghasil kopi dan kakao. Produksi kopi terbesar di Jawa
Tengah ditemukan di Wonosobo, Temanggung, Banjarnegara, Purbalingga, dan Brebes.
Sedangkan produksi kakao terbesar ditemukan di Wonogiri dan Batang. Sementara itu, komoditas
yang berpotensi sebagai substitusi import adalah cabe, jagung dan gula kelapa. Cabe ditemukan di
Temanggung, Banjarnegara, Kabupaten Magaleng dan Brebes. Sedangkan gula kelapa banyak
dihasilkan oleh Banyumas dan Purbalingga. Berikut ini secara rinci diuraikan potensi pertanian
yang dapat dikembangkan di wilayah Jawa Tengah:
2.1 Komoditas Gula Kelapa:
Kabupaten Banyumas
Sebagai penghasil gula kelapa terbesar di Jawa Tengah, Banyumas setiap tahunnya
menghasilkan 63 ribu ton gula kelapa. Produksi gula kelapa sudah menjadi fenomena di wilayah
Kabupaten Banyumas. Cuaca dan lahan yang subur di Banyumas memungkinkan pertumbuhan
kelapa yang baik. Nira kelapa yang dihasilkan pun menjadi bahan baku yang dibutuhkan dalam
proses pembuatan gula kelapa. Untuk menjaga kualitas gula kelapa yang dihasilkan, Banyumas
telah mendapatkan sertifikat internasional sebagai penghasil gula kelapa terbesar di Jawa Tengah.
Permintaan gula kelapa tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan nasional tetapi juga telah
menembus pasar ekspor. Untuk meningkatkan produksi gula kelapa yang berkualitas ekspor,
Pemerintah Kabupaten Banyumas membuka peluang investasi dari luar untuk membuka usaha di
Kabupaten Banyumas dalam bidang pengelolaan gula kelapa. Zona industri telah ditetapkan untuk
PROFIL POTENSI DAN PELUANG INVESTASI SEKTOR PERTANIAN/ PANGAN 11
memenuhi kebutuhan lahan bagi investor. Berbagai infrastruktur penunjang juga telah
dipersiapkan dengan baik oleh Pemerintah Kabupaten Banyumas.
Kabupaten Purbalingga
Industrialisasi sudah lama berlangsung di Kabupaten Purbalingga. Produk khas industri
dari Purbalingga adalah bulu mata dan rambut palsu. Namun demikian, industri lainnya yang
tengah berkembang adalah industri gula kelapa khususnya gula kelapa organik. Produksi gula
kelapa organik dari Purbalingga telah mencapai 1,8 ton per bulan. Pasar gula kepala organanik ini
telah menjangkau Jepang dan Rusia. Sedangkan secara keseluruhan kapasitas produksi gula
kelapa bisa mencapai rata rata 90 ton per hari. Dengan kapasitas produksi gula kelapa yang
demikian besar, Purbalingga juga menjadi sentra gula kelapa terbesar di Jawa Tengah. Untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi gula kelapa, pemerintah Kabupaten Purbalingga
telah menyediakan lahan dalam zona industri untuk kepentingan para investor. Infrastruktur juga
telah disediakan untuk menunjang kepentingan para investor baik dalam maupun luar negeri.
PRO
FIL
POTE
NSI
DAN
PEL
UAN
G IN
VEST
ASI S
EKTO
R PE
RTAN
IAN
/ PAN
GAN
12
Wil
ayah
Tat
a R
uang
(Lua
s Z
ona
Indu
stri
dlm
ha)
Aks
esib
ilit
asIn
fras
truk
tur
Ten
aga
Ker
ja
Ban
dara
Jala
n T
olA
kses
ke
Pab
rik
Lis
trik
Air
Gas
Jum
lah
Upa
h M
inim
um(U
SD
)
Ban
yum
as49
3,10
618
0,9
kmke Y
ogya
98,1
km
ke
Pej
agan
Bre
bes
Mud
ah7
MW
(Wik
iped
ia)
Sun
gai (
329
L/d
tk)
Mat
a A
ir (
897
L/d
tk)
Sum
urda
lam
(17
9L
/dtk
)
(PD
AM
Bym
s)
Ada
765,
200
109,
62
Pur
bali
ngga
157
161,
3 km
ke Yog
ya
68,9
km
ke
Pem
alan
gM
udah
0M
ata
Air
(728
,5 L
/dtk
)A
da48
7.44
010
5,32
PROFIL POTENSI DAN PELUANG INVESTASI SEKTOR PERTANIAN/ PANGAN 13
2.2 Komoditas Kopi
Kabupaten Wonosobo
Jenis kopi Arabika khas Wonosobo dikembangkan oleh kelompok tani
Wonosobo sebagai salah satu produk unggulan daerah. Data terakhir dari BPS
Wonosobo menyebutkan bahwa pada 2015 produksi kopi arabika mencapai 152 ton,
sedangkan jenis lainnya yaitu kopi robusta rubber jauh lebih tinggi mencapai 670 ton.
Jumlah produksi kopi ini menyumbang 0,11 persen terhadap produksi kopi nasional
pada 2015.
Kabupaten TemanggungKhusus tanaman Kopi, pengembangannya terpusat di wilayah utara
Temanggung, yaitu Kledung, Bansari, Bulu, Tlogomulyo, Tembarak, Selopampang,
Ngadirejo, Candiroto, Tretep dan Wonoboyo. Ada dua jenis kopi yang dikembangkan
di Temanggung yaitu Robusta dan Arabika. Produksi kopi jenis Arabika mencapai rata-
rata 504,44 ton per tahun, sedangkan kopi jenis robusta mencapai 5.237,19 ton per
tahun.
Kabupaten BanjarnegaraData statistik BPS Banjangera menginformasikan produksi kopi mencapai
505,14 ton untuk kopi robusta dan 147,91 ton untuk kopi arabika pada 2017.
Kabupaten PurbalinggaData BPS mencatat produksi kopi jenis robusta lebih besar daripada arabika. Data
2018 menunjukkan bahwa produksi kopi robusta sebesar 578,60 ton per tahun,
sedangkan kopi arabika hanya 3,60 ton per tahun.
Kabupaten BrebesData dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Brebes mencatat
bahwa setiap tahunnya produksi kopi mencapai 498,54 ton. Sebagian besar kopi
tersebut berasal dari jenis Robusta. Kecamatan Salem, Capar dan Dawuan adalah
daerah penghasil kopi terbesar di Brebes.
PRO
FIL
POTE
NSI
DAN
PEL
UAN
G IN
VEST
ASI S
EKTO
R PE
RTAN
IAN
/ PAN
GAN
14
Wil
ayah
Tat
a R
uang
(Lua
s Z
ona
Indu
stri
dlm
ha)
Aks
esib
ilit
asIn
fras
truk
tur
Ten
aga
Ker
ja
Ban
dara
Jala
n T
olA
kses
ke
Pab
rik
Lis
trik
Air
Gas
Jum
lah
Upa
h M
inim
um(U
SD
)
Won
osob
o44
5,86
92,2
km
ke
Yog
ya12
0 km
ke
sem
aran
gM
udah
26,4
MW
Mat
a A
ir(1
.370
L/d
tk)
(PD
AM
Wns
b)
Ada
573.
300
109,
35
Tem
angg
ung
400
64 k
m k
eY
ogya
77 k
m k
ese
mar
ang
Mud
ah0
Mat
a A
ir (
465
L/d
tk)
ada
10.5
2510
7,42
Ban
jarn
egar
a76
,514
2,9
kmke
Yog
ya16
5 km
ke
Sem
aran
gM
udah
184,
5M
W15
5 L
/dtk
(Sun
gai)
Ada
486.
475
102,
79
Pur
bali
ngga
157
161,
3 km
ke Y
ogya
68,9
km
ke Pem
alan
g
mud
ah0
Mat
a A
ir(7
28,5
L/d
tk)
ada
487.
440
105,
32
Bre
bes
334,
5417
7 km
ke
sem
aran
g16
,6 k
mke
Pin
tuT
olP
ejag
an
Mud
ah0
Sun
gai (
25L
/dtk
), M
ata
Air
(36
0L
/dtk
),
Sum
ur D
alam
(138
L/d
tk)
ada
844.
001
106,
36
PROFIL POTENSI DAN PELUANG INVESTASI SEKTOR PERTANIAN/ PANGAN 15
2.3 Komoditas Coklat
Kabupaten Wonogiri
Kapasitas produksi biji coklat yang dihasilkan dapat mencapai 12-15 ton per bulan. Untuk
mendukung kepentingan investasi, berbagai infrastruktur juga telah disiapkan seperti akses tenaga
listrik, air, dan jalan.
Kabupaten Batang
Potensi coklat yang dapat dihasilkan di wilayah Kabupaten Batang mencapai 8 ribu ton per
tahun. Guna mendukung rencana investasi di bidang produksi kakao, pemerintah kabupaten
Batang menyediakan infrastruktur penunjang yang memadai.
PRO
FIL
POTE
NSI
DAN
PEL
UAN
G IN
VEST
ASI S
EKTO
R PE
RTAN
IAN
/ PAN
GAN
16
Wil
ayah
Tat
a R
uang
(Lua
s Z
ona
Indu
stri
dlm
ha)
Aks
esib
ilit
asIn
fras
truk
tur
Ten
aga
Ker
ja
Ban
dara
Jala
n T
olA
kses
ke
Pab
rik
Lis
trik
Air
Gas
Jum
lah
Upa
h M
inim
um(U
SD
)
Won
ogir
i44
5,86
78,1
km
ke
Yog
yaka
rta
41,9
km
ke
Tol
Kar
anga
nyar
Mud
ah12
,4M
W48
3,26
L/d
tk(s
unga
i,m
ata
air
Ada
573.
300
109,
35
Bat
ang
78.8
64,1
671
,9 k
m k
ese
mar
ang
65,9
km
ke
tol
pem
alan
gM
udah
200
MW
Mat
a A
ir(5
26 L
/dtk
)A
da40
6.67
012
6, 6
66
PROFIL POTENSI DAN PELUANG INVESTASI SEKTOR PERTANIAN/ PANGAN 17
2.4 Komoditas Cabe
Kabupaten Temanggung
Data BPS Temanggung melaporkan bahwa produksi cabe mencapai 46. 678,60 ton pada
2014. Angka ini naik signifikan dibandingkan 2010 yang hanya mencapai 9.108 ton. Dalam rangka
pengembangan investasi di bidang tanaman cabe, Pemerintah Kabupaten Temanggung
menyediakan dukungan dalam bentuk lahan dalam zona industri, dan infrastruktur penunjang
lainnya.
Kabupaten Banjanegara
Data BPS mencapai 493,25 ton pada 2016 dengan rincian sebagai berikut: Cabe Besar
145,103 ton dan Cabe Rawit 348,147 ton. Untuk mempromosikan investasi di bidang pertanian
khususnya tanaman cabe, pemerintah Kabupaten Banjarnegara telah menyiapkan lahan yang
masuk dalam zona industri dan infrastruktur pendukung lainnya.
Kabupaten Magelang
Salah satu sentra pengembangan cabe rawit di Jawa Tengah adalah Kabupaten Magelang.
Produktivitas cabe yang dihasilkan oleh Kabupaten Magelang mencapai 310 ton yang terdiri dari
241,956 ton Cabe Besar, dan 68,208 ton Cabe Rawit.
Kabupaten Brebes
Sebagai wilayah penghasil produk pertanian, Brebes tidak hanya menghasilkan bawang merah.
Brebes juga berkontribusi terhadap komoditi cabe untuk produksi cabe nasional. Produksi cabe di
Kabupaten Brebes mencapai 345,081 ton per tahun dengan rincian 181,914 ton cabe besar dan
163,167 ton cabe rawit.
PRO
FIL
POTE
NSI
DAN
PEL
UAN
G IN
VEST
ASI S
EKTO
R PE
RTAN
IAN
/ PAN
GAN
18
Wil
ayah
Tat
a R
uang
(Lua
s Z
ona
Indu
stri
dlm
ha)
Aks
esib
ilit
asIn
fras
truk
tur
Ten
aga
Ker
ja
Ban
dara
Jala
n T
olA
kses
keP
abri
kL
istr
ikA
irG
asJu
mla
hU
pah
Min
imum
(US
D)
Tem
angg
ung
400
64 k
m k
eY
ogya
77 k
m k
ese
mar
ang
Mud
ah0
465
L/d
tk(m
ata
air)
ada
10.5
2510
7,42
Ban
jarn
egar
a76
,514
2,9
kmke
Yog
ya16
5 km
ke
Sem
aran
gM
udah
184,
5M
W15
5 L
/dtk
(Sun
gai)
Ada
486.
475
102,
79
Mag
elan
g(k
ab)
40,8
255
,7 k
m k
eY
ogya
47,9
km
ke
Ger
bang
Tol
Baw
en
mud
ah0
931
L/d
tk(M
ata
air)
Ada
722,
295
119,
93
Bre
bes
334,
5417
7 km
ke
sem
aran
g16
,6 k
m k
eP
intu
Tol
Pej
agan
mud
ah0
Sun
gai (
25L
/dtk
), M
ata
Air
(36
0L
/dtk
),
Sum
urD
alam
(13
8L
/dtk
)
ada
844.
001
106,
36
PROFIL POTENSI DAN PELUANG INVESTASI SEKTOR PERTANIAN/ PANGAN 19
2.5. Komoditas Jagung
Jagung merupakan salah satu komoditas penting kebutuhan pangan utama manusia dan
ternak dan nilai permintaannya cukup tinggi. Sehingga saat ini pemerintah menjadikan jagung
sebagai salah satu komoditas pangan utama yang diprioritaskan untuk dikembangkan. Selama
bertahun-tahun Indonesia terus mengandalkan impor jagung untuk memenuhi kekurangan
produksi jagung dalam negeri. Sehingga industri pengolahan jagung tetap menjadi investasi
yang menarik dan potensial di Jawa Tengah. Hal ini juga didorong akibat meningkatnya
kebutuhan jagung untuk pakan ternak. Lokasi terpilih untuk pengembangan jagung adalah
Grobogan dan Wonogiri.
Luas panen jagung pada periode 2005-2015 mengalami perlambatan dengan rata-rata
pertumbuhan sekitar 1,76%. Hal ini menunjukkan semakin terbatasnya lahan untuk perluasan
jagung. Berdasarkan data Kementerian Pertanian disebutkan bahwa penurunan luas panen
terendah terjadi pada tahun 2006, yaitu sebesar 7,72% dan tahun 2011 sebesar 6,46%.
Peningkatan luas panen tertinggi terjadi pada tahun 2008, yaitu sebesar 10,24%. Luas panen
jagung pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 2,40% dibandingkan tahun 2011,
sedangkan pada tahun 2013 luas panen jagung menurun sebesar 3,44% dan pada tahun 2014
meningkat sebesar 0,41%.
Untuk lima tahun terakhir, yaitu dari tahun 2013-2017 produksi jagung nasional terus
mengalami peningkatan. Produksi jagung di Jawa Tengah sebesar 3,51 juta ton. Secara
keseluruhan produksi jagung tahun 2017 meningkat 18,55% dari tahun sebelumnya.
PROFIL POTENSI DAN PELUANG INVESTASI SEKTOR PERTANIAN/ PANGAN 20
BAB III. ANALISA EKONOMI
3.1. INVESTASI GULA KELAPA
Biaya Investasi
Biaya investasi industri gula kelapa meliputi perizinan, pengadaan bangunan/industri,
peralatan, peralatan pendukung dan kendaraan (Tabel 3.1.1).
PRO
FIL
POTE
NSI
DAN
PEL
UAN
G IN
VEST
ASI S
EKTO
R PE
RTAN
IAN
/ PAN
GAN
21
Tab
el 3
.1.1
.B
iaya
inve
stas
i ind
ustr
i gul
a ke
lapa
Jeni
s bi
aya
Satu
anJu
mla
hH
arga
/ sat
uan
Tot
al b
iaya
(R
p)U
mur
(tah
un)
Pen
yusu
tan
/tah
un(R
p)N
ilai s
isa
(Rp)
Per
ijina
n1,
000,
000
Pen
diri
an C
V50
0,00
0
Pen
gada
an ta
nah
m2
108.
2425
0,00
027
,185
,000
--
-
Ban
guna
n
Ban
guna
n pa
brik
asi
m2
26.7
41,
000,
000
26,7
40,0
0010
2,40
6,60
02,
674,
000
Ban
guna
n no
npa
brik
asi
m2
82.0
1,00
0,00
082
,000
,000
107,
380,
000
8,20
0,00
0
Pag
ar te
mbo
km
292
.15
100,
000
9,21
5,00
010
829,
350
921,
500
Per
alat
an p
rodu
ksi
Waj
anun
it6.
0045
0,00
02,
700,
000
548
6,00
027
0,00
0
Tun
gku/
paw
onun
it6.
0050
,000
300,
000
1027
,000
30,0
00
Sari
ngan
/ kal
oun
it6.
008,
000
48,0
003
14,4
004,
800
Ala
t pen
gadu
k/ a
wal
-aw
alun
it6.
0025
,000
150,
000
345
,000
15,0
00
Send
ok m
akan
unit
3.00
1,25
03,
750
31,
125
375
Tim
bang
an d
igita
lun
it1.
0010
0,00
010
0,00
03
30,0
0010
,000
Tim
bang
anbe
sar
non
elek
trik
unit
1.00
2,00
0,00
02,
000,
000
536
0,00
020
0,00
0
Seal
erun
it1.
0015
0,00
015
0,00
05
27,0
0015
,000
Sode
t bes
iun
it3.
0020
,000
60,0
003
18,0
006,
000
Em
ber
besa
r ka
pasi
tas
25 L
unit
2.00
15,0
0030
,000
55,
400
3,00
0
Sode
t kay
uun
it3.
005,
000
15,0
003
4,50
01,
500
Gay
ung
unit
3.00
5,00
015
,000
52,
700
1,50
0
Em
ber
seda
ngun
it6.
0010
,000
60,0
003
18,0
006,
000
Per
alat
an p
endu
kung
PRO
FIL
POTE
NSI
DAN
PEL
UAN
G IN
VEST
ASI S
EKTO
R PE
RTAN
IAN
/ PAN
GAN
22
-Ins
tala
si li
stri
kun
it1.
0022
0000
02,
200,
000
539
6,00
022
0,00
0
-Ins
tala
si te
lepo
nun
it1.
0020
0000
200,
000
536
,000
20,0
00
-Ins
tala
si a
irun
it1.
0050
0000
05,
000,
000
54,
499,
995
500,
000
Pem
asan
gan
ikla
nun
it1.
0015
0000
01,
500,
000
31,
349,
997
150,
000
-Per
alat
an la
b.pa
ket
1.00
2500
000
2,50
0,00
05
450,
000
250,
000
-Per
alat
an p
endu
kung
lain
unit
1.00
1000
000
1,00
0,00
05
180,
000
100,
000
Ken
dara
an
Mob
il bo
xun
it1.
0070
,000
,000
70,0
00,0
0010
6,30
0,00
07,
000,
000
Per
alat
an k
anto
r
-Kom
pute
run
it1.
003,
000,
000
3,00
0,00
03
900,
000
300,
000
-Pri
nter
unit
1.00
350,
000
350,
000
310
5,00
035
,000
Mej
a da
n ku
rsi k
anto
run
it3.
001,
300,
000
3,90
0,00
05
702,
000
390,
000
Mej
a da
n ku
rsi t
amu
unit
1.00
1,30
0,00
01,
300,
000
523
4,00
013
0,00
0
Lem
ari a
rsip
unit
1.00
900,
000
900,
000
516
2,00
090
,000
Per
alat
an k
anto
r la
inun
it1.
0030
0,00
030
0,00
03
90,0
0030
,000
Tot
al in
vest
asi
196,
706,
250
Mod
al k
erja
1.00
52,2
93,7
5052
,293
,750
Jum
lah
Tot
al24
0,00
0,00
027
,060
,067
21,5
73,6
75
PROFIL POTENSI DAN PELUANG INVESTASI SEKTOR PERTANIAN/ PANGAN 23
3.2. INVESTASI KOPI BUBUK
Biaya Investasi
Biaya investasi industri kopi bubuk meliputi pengadaan tanah dan bangunan, mesin dan peralatan,
biaya kantor dan utilitas (Tabel 2.9).
Tabel 3.2.1. Biaya investasi kopi bubuk
Deskripsi Jumlah Satuan Harga per Satuan Total BiayaA. Pengadaan Tanah
1 Pembelian Tanah 1350 m2 400,000 540,000,0002 Perizinan (5%) 9,000,000
Total A 549,000,000B. Bangunan
1 Ruang Proses Produksi 180 m2 450,000 81,000,0002 Gudang Bahan Baku 100 m2 400,000 40,000,0003 Gudang Produk Jadi 80 m2 400,000 32,000,0004 Laboratorium Mutu 36 m2 450,000 16,200,0005 Kantor 100 m2 400,000 40,000,0006 Ruang Diesel 24 m2 400,000 9,600,0007 Bengkel 60 m2 400,000 24,000,000
Total B 242,800,000C. Bangunan Penunjang dan Sarana Lain
1 Pengolahan Air 20 m2 550,000 11,000,0002 Mushola 18 m2 500,000 9,000,0003 Toilet 20 m2 500,000 10,000,0004 Pos Satpam 6 m2 500,000 3,000,0005 Instalasi listrik 50 m2 2,000,000 100,000,0006 Loker dan kantin 30 m2 400,000 12,000,0007 Sarana Kebersihan 3 unit 400,000 1,200,0008 Areal Parkir 300 m2 400,000 120,000,0009 Pagar 150 m2 400,000 60,000,00010 Instalasi pengolahan limbah 100 m2 400,000 40,000,000
Total C 366,200,000D. Mesin dan Peralatan
1 Mesin dan Peralatan Proses Produksi1 M. Destoner (Sortasi) 2 unit 54,000,000 108,000,0002 Alat Penyangrai (Silinder) 2 unit 70,000,000 140,000,0003 M. Penggiling (Disk-grind) 2 unit 20,000,000 40,000,0004 M. Diesel 15 Pk 2 unit 43,500,000 87,000,0005 Tungku Pembakaran 2 unit 6,000,000 12,000,0006 Ekstraktor 2 unit 90,000,000 180,000,0007 Rotary Dryers (Pengering) 1 unit 105,000,000 105,000,0008 Evaporator (Penguap) 2 unit 55,000,000 110,000,0009 Sparator (Pemisah) 2 unit 75,000,000 150,000,00010 M. Pendingin 2 unit 60,000,000 120,000,00011 Peralatan Laboratorium 1 unit 10,000,000 10,000,000
Sub total 1 1,062,000,000
PROFIL POTENSI DAN PELUANG INVESTASI SEKTOR PERTANIAN/ PANGAN 24
2 Perlengkapan Utilitas1 Tangki Persediaan Air 4 unit 400,000 1,600,0002 Pompa air 1 unit 500,000 500,000
Sub total 2 2,100,000
3 Peralatan dan Mesin Pengangkutan1 Hand Truck 1 unit 10,000,000 10,000,000
Sub total 3 10,000,0004 Peralatan Gudang
1 Rak Besar 6 unit 500,000 3,000,000Sub total 4 3,000,000
5 Transpotasi1 Colt L300 (Box) 1 unit 80,000,000 80,000,0002 Truck 1 unit 140,000,000 140,000,000
sub total 5 220,000,000Total D 1,297,100,000
E. Alat Kantor1 Komputer 5 unit 4,500,000 22,500,0002 Printer 1 unit 600,000 600,0003 Meja 4 unit 150,000 600,0004 Kursi 8 unit 95,000 760,0005 Telepon 1 unit 2,000,000 2,000,000
Total E 26,460,000F. Biaya Pra-Investasi
1 Legal Perizinan 1 40,000,000 40,000,0002 Studi Kelayakan 1 25,000,000 25,000,000
Total F 65,000,000Total A+B+C+D+E+F 2,546,560,000
Total Investasi 2,546,560,000
PROFIL POTENSI DAN PELUANG INVESTASI SEKTOR PERTANIAN/ PANGAN 25
3.3. INVESTASI KAKAO
Biaya Investasi
Pembiayaan investasi terdiri atas dua sumber yaitu dana pinjaman bank dan modal sendiri
dengan skema pembagian masing-masing sebesar 70%-30%. Total seluruh biaya investasi yang
dibutuhkan oleh industri pengolahan kakao setelah dikaji yaitu Rp 3.960.567.450,00 yang terdiri
atas biaya investasi awal dan modal kerja pada bulan pertama. Modal kerja bulan pertama
diperoleh pada biaya bahan baku berkapasitas produksi 75%. Sumber dan struktur pembiayaan
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
Tabel. 3.3.1 Sumber dan struktur pembiayaan
Sumber DanaInvestasi Awal
(Rp)Modal Kerja
(Rp)Total (Rp)
Kredit bank 3.519.180.000 403.117.313 3.922.297.313
Sendiri 1.508.220.000 172.764.563 1.680.984.563Total 5.027.400.000 575.881.875 5.603.281.875
Analisis Investasi
Kriteria kelayakan investasi yang dipakai adalah Net Present Vakue (NPV), Internal Rate of Return
(IRR), dan Payback Period (PP). Hasil analisis terhadap kelayakan investasi adalah sebagai berikut.
Tabel 3.3.2. Kriteria kelayakan dan sensitivitasnya
Kondisi NPV (Rp) IRR (%) PP (Tahun) Ket.Normal 11.359.059.063 40 3,84 LayakBiaya operasionalnaik 5% 9.042.217.157
35 5,00 Layak
Harga jual turun 3% 9.024.846.402 35 4,99 Layak
3.4. INVESTASI TEPUNG CABE
Biaya investasi yang dibutuhkan
Biaya investasi yang dibutuhkan adalah pendirian pabrik, pengadaan mesin, kendaraan dan
peralatan lainnya. Asumsi modal investasi adalah 70 persen pinjaman bank dan 30 persen dana
sendiri seperti yang terlihat pada Tabel 3.4.1. Total investasi yang dibutuhkan adalah 4,980
milyar.
PROFIL POTENSI DAN PELUANG INVESTASI SEKTOR PERTANIAN/ PANGAN 26
Tabel 3.4.1. Biaya investasi yang dibutuhkan untuk industri tepung cabe
Komponen BiayaSatuan
Jumlah
Fisik
Hargaper Satuan
Rp (jt)
Jumlah
Biaya Rp(jt)
UmurEkono
mis(tahun
)
NilaiPenyusutan Rp(jt/thn)
NilaiSisa
RpPerizinan 1 5 5
Bangunan m2 1000 2 2000 20 501000
Tanah m2 2000 1 2000 20 02000
Pagar keliling m 180 2 360Kendaraan (bekas)a. Mobil Box unit 2 70 140 10 10 40b. Pick Up unit 2 35 70 10 5 20c. Sepeda Motor unit 2 7.5 15 10 1.1 4Alat produksi dan Pengemasa. Mesin grinding unit 5 30 150 5 28 10b.Mesin drying unit 2 45 90 5 15 15c. Mesin mixing unit 2 30 60 5 10 10d. Mesin packaging unit 2 20 40 5 7 5e.Perlengkapanlainnya set 1 10 10 5 1.6 2Peralatan lainnyaa. Perlengkapankantor set 1 30 30 5 5 5b. Perlengkapanadministrasi set 1 10 10 5 1.6 2
Jumlah 4980 134.33113
Sumber dana investasi dari *) :a. Kredit 70% 3486b. Dana sendiri 30% 1494
3.5. INVESTASI JAGUNG
Analisis finansial investasi komoditi jagung dilakukan dengan asumsi produk yang
dijual merupakan jagung pipilan. Usaha corn farm (jagung) dilakukan pada lahan 10 ha
dengan periode investasi 6 tahun. Produksi jagung dilakukan sebanyak 3 kali dalam 1
PROFIL POTENSI DAN PELUANG INVESTASI SEKTOR PERTANIAN/ PANGAN 27
tahun produksi. Investasi yang digunakan sebanyak Rp 1.774.500.000 dan rataan modal
kerja Rp 247.068.333 per tahun.
Tenaga kerja yang dilibatkan menempati tugas sebagai manager, bagian produksi
dan pemasaran, keuangan dan kepegawaian, driver, security. Harga penjualan jagung
pipil Rp 6.000 per kg dengan tingkat produksi sebesar 15 ton/ha/tahun.
Proses produksi dan pemasaran jagung pipilan yang merupakan bagian dari
investasi agribisnis jagung merupakan investasi yang layak secara finansial. Berdasarkan
asumsi asumsi tersebut, investasi usaha komoditi jagung menghasilkan Net Present Value
(NPV) sebesar Rp 742.866.560,90 dengan Internal Rate of Return (IRR) sebesar 12
persen dan B/C ratio sebesar 3,04. Investasi tersebut akan kembali dalam jangka waktu
yang tidak terlalu lama yaitu 2,9 tahun.
Perhitungan secara detail dapat dilihat pada table berikut.
Tabel 3.5.1. Kebutuhan modal investasi dan struktur pembiayaan
Gambaran Biaya Project Rp
Biaya investasi 1.774.500.000Struktur pembiayaana. Sumber dari hutang 1.064.700.000b. Sumber modal sendiri 709.800.000
PRO
FIL
POTE
NSI
DAN
PEL
UAN
G IN
VEST
ASI S
EKTO
R PE
RTAN
IAN
/ PAN
GAN
28
Tab
le3.
5.2.
Cas
h fl
ow d
an a
nalis
is f
inan
sial
inve
stas
i
No
Item
s
Tah
un
01
23
45
6C
ash
Infl
ow1
Pen
erim
aan
900.
000.
000,
0090
0.00
0.00
0,00
1.04
0.00
0.00
0,00
1.04
0.00
0.00
0,00
1.12
0.00
0.00
0,00
1.12
0.00
0.00
0,00
2M
odal
sen
diri
709.
800.
000
3P
inja
man
1.06
4.70
0.00
0T
otal
Cas
h In
flow
1.77
4.50
0.00
090
0.00
0.00
0,00
900.
000.
000,
001.
040.
000.
000,
001.
040.
000.
000,
001.
120.
000.
000,
001.
120.
000.
000,
00
Cas
h O
utfl
ow
1In
vest
asi
1.77
4.50
0.00
0
2M
odal
ker
ja24
5.73
5.00
0,00
246.
735.
000,
0024
6.73
5.00
0,00
247.
735.
000,
0024
7.73
5.00
0,00
247.
735.
000,
003
Pem
baya
ran
penj
aman
78.0
78.0
00,0
078
.078
.000
,00
78.0
78.0
00,0
078
.078
.000
,00
78.0
78.0
00,0
078
.078
.000
,00
Tot
al c
ash
outf
low
323.
813.
000,
0032
4.81
3.00
0,00
324.
813.
000,
0032
5.81
3.00
0,00
325.
813.
000,
0032
5.81
3.00
0,00
Net
cas
h in
flow
bef
ore
tax
576.
187.
000,
0057
5.18
7.00
0,00
715.
187.
000,
0071
4.18
7.00
0,00
794.
187.
000,
0079
4.18
7.00
0,00
4T
ax20
.166
.545
,00
20.1
31.5
45,0
025
.031
.545
,00
24.9
96.5
45,0
027
.796
.545
,00
27.7
96.5
45,0
0N
et c
ash
infl
ow a
fter
tax
556.
020.
455,
0055
5.05
5.45
5,00
690.
155.
455,
0068
9.19
0.45
5,00
766.
390.
455,
0076
6.39
0.45
5,00
Dis
coun
t Fac
tor
(10%
)0,
9091
0,82
640,
7513
0,68
30,
6209
0,56
45T
otal
PV
Ben
efit
3.74
9.03
0.00
0,00
818.
190.
000,
0074
3.76
0.00
0,00
781.
352.
000,
0071
0.32
0.00
0,00
695.
408.
000,
0063
2.24
0.00
0,00
Tot
al P
V C
ost
1.23
1.66
3.43
9,10
294.
378.
398,
3026
8.42
5.46
3,20
244.
032.
006,
9022
2.53
0.27
9,00
202.
297.
291,
7018
3.92
1.43
8,50
PV
of
Net
Cas
h Fl
ow52
3.81
1.60
1,70
475.
334.
536,
8053
7.31
9.99
3,10
487.
789.
721,
0049
3.11
0.70
8,30
448.
318.
561,
50T
otal
PV
of
Prof
it2.
517.
366.
560,
90In
vest
men
t(1
.774
.500
.000
,00)
475.
334.
536,
8053
7.31
9.99
3,10
487.
789.
721,
0049
3.11
0.70
8,30
448.
318.
561,
50N
PV
742.
866.
560,
90IR
R12
%P
ayba
ckP
erio
d2.
96ta
hun
B/C
3,04
PROFIL POTENSI DAN PELUANG INVESTASI SEKTOR PERTANIAN/ PANGAN 29
BAB IV. PENUTUP
Produk potensial dan layak ditawarkan ke investor serta berpotensi mensubsitusi barang
impor untuk dikembangkan di wilayah Jawa Tengah antara lain : industri pengolahan gula
kelapa, kopi bubuk, bubuk cabe (chilli powder), coklat dan industri pengolahan jagung.
Gula saat ini 60 persen pasokan gula kelapa nasional berasal dari Kabupaten Banyumas
dan Purbalingga serta produk gula kelapa dari daerah ini sudah mendapatkan sertifikat
internasional. Investasi pendirian industri gula kelapa adalah Rp 240,000,000 (USD
17,142.857). Industri ini dapat berbentuk swasta (private) atau partnership dengan kelompok
tani pengelelola gula kelapa. Perkiraan penerimaan tahunan Rp 726,800,000 (USD
51,914.286). Perkiraan Keuntungan rata-rata per tahun adalah Rp 143,781,330 (USD
10,270.095). Net Present Value (NPV) industri pengolahan gula kelapa adalah Rp 583,621,216.
Peluang ekspor yang besar karena pada saat ini 50-80 persen biji kopi dieksport, namun
belum banyak investasi untuk pengolahan biji kopi. Peluang dalam negri adalah tingginya
kebutuhan kopi terutama dengan maraknya coffee shop diberbagai kota besar dan menengah.
Nilai investasi industri kopi bubuk adalah 2,546,560,000 (USD 175,468.571). Bentuk
perusahaan dapat berupa Private atau Partnership dengan kelompok petani kopi. Perkiraan
penghasilan tahunan adalah Rp 93,398,400,000 (USD 6,671,314.2857). Perkiraan pendapatan
rata-rata pertahun adalah Rp. 11,936,828,962 (USD 852,630.640). NPV Rp. 36,037,554,009.
IRR 92 %. PBP 2.31 tahun
Industri tepung cabe merupakan industri yang potensial di Jawa Tengah karena provinsi
ini adalah produsen cabe segar kedua di Jawa. Ekspor cabe olahan di Indonesia masih di
dominasi dalam bentuk saos cabe, padahal permintaan chilli powder juga tinggi di tingkat
dunia. Sebaliknya kebutuhan chilli powder untuk industri makanan masih didominasi impor.
Investasi industri pengolahan tepung cabe adalah Rp 4,980 M (USD 355.714). Estimasi
perkiraan penerimaan tahunan Rp 32,147 M (USD 2,296,216). Estimasi rata-rata keuntungan
tahuanan adalah Rp 7,418 M (USD 530,139.3). NPV adalah Rp. 18,256 M. IRR >60% dan
PBP adalah 1 tahun 9 bulan.
Kakao atau coklat Indonesia memiliki daya saing di pasar internasional yang
ditunjukkan dengan nilai RCA sebesar 1,17. Nilai RCA yang lebih besar dari satu juga
mengartikan bahwa pangsa kakao di dalam ekspor seluruh komoditas Indonesia lebih besar
dari pangsa kakao dalam ekspor seluruh komoditas semua negara. Pada saat ini terdapat Pusat
Pengembangan Kompetensi Industri Pengolahan Kakao Terpadu (PPKIPKT) dengan
PROFIL POTENSI DAN PELUANG INVESTASI SEKTOR PERTANIAN/ PANGAN 30
kapasitas 8.000 ton kakao per tahun di kabupaten Batang. Pengembangan industri coklat
menjanjikan baik untuk kebutuhan ekspor dan dalam negri. Nilai investasi industri kakao
adalah Rp. 32,147 M (USD 359,071). Perkiraan penerimaan tahunan Rp 7,087 M (USD
506,214). Perkiraan rata-rata keuntungan tahunan adalah Rp. 2,3248M (USD).
Kebutuhan jagung adalah bahan baku industri makanan dan minuman, gluten dan
sweetener. Selain itu kebutuhan jagung juga cukup tinggi untuk pakan ternak. Pengembangan
investasi jagung ditujukan untuk meningkatkan produksi jagung nasional sehingga volume
import dapat dikurangi. Ketersediaan lahan di wilayah Propinsi Jawa Tengah sangat terbuka
untuk investasi jagung khususnya di Kabupaten Wonogiri dan Grobogan. Investasi pengolahan
jagung adalah Rp 1.774.500.000 (USD 131.444). Estimasi perkiraan penerimaan tahunan Rp
657.483.666,67 (USD 48.702). NPV Rp 742.866.560,90 (USD 55.027), IRR adalah 12 % dan
PBP adalah 2,96 tahun. Parameter analisa ekonomi dari ke lima produk terpilih dan unggulan
di atas menunjukkan industri tersebut layak untuk dikembangan yang dapat dilihat dari nilai
keuntungan rata-rata per tahun, NPV, IRR dan PBPnya.