27
1 PROFIL YAYASAN KUSUMA BONGAS LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL BERBASIS MASYARAKAT UPAYA MENGELIMINASI EKSPLOTASI SEKSUAL ANAK DI KABUPATEN INDRAMAYU OLEH : YEREMIAS WUTUN 2012

PROFIL YAYASAN KUSUMA BONGAS LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL … · masih menempati urutan kedua persentasi terbesar jumlah penduduk miskin setelah kota Tasikmalaya. Bila dibandingkan

  • Upload
    others

  • View
    39

  • Download
    7

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PROFIL YAYASAN KUSUMA BONGAS LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL … · masih menempati urutan kedua persentasi terbesar jumlah penduduk miskin setelah kota Tasikmalaya. Bila dibandingkan

1

PROFIL

YAYASAN KUSUMA BONGAS

LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL BERBASIS MASYARAKAT

UPAYA MENGELIMINASI EKSPLOTASI SEKSUAL ANAK

DI KABUPATEN INDRAMAYU

OLEH :

YEREMIAS WUTUN

2012

Page 2: PROFIL YAYASAN KUSUMA BONGAS LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL … · masih menempati urutan kedua persentasi terbesar jumlah penduduk miskin setelah kota Tasikmalaya. Bila dibandingkan

2

Daftar Isi

Halaman

BAB I. LATAR BELAKANG ……..……………………………………………………………………………………… 3

A. Situasi Kemiskinan di Indramayu ………………………………………………………………….….…… 3 1. Angka Kemiskinan ………..………………………………………………………………… 3 2. Nilai Pendidikan Yang rendah....................................……………………………………. 3

3. Indeks Pembangunan Manusia ..................…………………………………………………. 4

4. Mata Pencaharian ..............………..………………………………………………………………… 4 5. Biar Miskin Asal Kesohor .........................……………………………………………………. 5

6. Nilai Anak Sebagai Aser ..…………………………………………………............................ 5

7. Tenaga Kerja Luar Negeri ……………………………………………………………………… 6

B. Kebijakan Perlindungan Anak dari Tindakan Eksploitasi …………………………….….……...... 7

BAB II. GAMBARAN LEMBAGA DAN PROGRAM PELAYANAN ……………………..……….. 8

A. Gambaran Umum Lembaga ………………………………………………………………….….……....... 8 1. Sejarah Lembaga ………..…………………………………………………….…………… 8 2. Visi dan Misi Lembaga ………………………........................…………………………….. 10

3. Kedudukan dan Jangkauan Pelayanan ......................................................... 10

4. Maksud dan Tujuan ………………………………………………..……………………….... 11

5. Usaha-Usaha ………..……..……………………………….……………………………….. 11 6. Sasaran …...................................……….……………...……………………………………. 11

7. Fasilitas Pelayanan …………………….....…………….…………………………………………. 11

8. Sumber Daya Manusia ……………………………………………………...……………....….. 11

9. Pendanaan ..............……………………………………………………………………….… 12

10. Jaringan Kerjasama ..……………………………………………………………………….… 13

11. Struktur Organisasi ………………………………………………………………………….....…. 13

B. Program Pelayanan …………………………………………………………………………………...... 14

1. Program Pendidikan Fromal dan Informal ……………………………..........….. 14

2. Program Pelatihan dan Ketrampilan …………………………………………………..……. 16

3. Program Pencegahan dan Penangan Korban Trafiking .………………...........….. 16

4. Program Pencegahan dan Penangan HIV/AIDS............ ………………………..……. 19

5. Program Pengembangan Ekonomi ............………………………..……........... 20

6. Pengembangan Media Infromasi ............………………………..……........... 20

Page 3: PROFIL YAYASAN KUSUMA BONGAS LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL … · masih menempati urutan kedua persentasi terbesar jumlah penduduk miskin setelah kota Tasikmalaya. Bila dibandingkan

3

C. Strategi dan Rencana Program ..………………………………………………………………...... 20

BAB III. TINJAUAN KRITIS LEMBAGA ……………………………….……………………………………………….... 21

A. Analisis Pemahaman Visi, Misi,Nilai Lembaga dan Implementasinya .............. 21

B. Identifikasi Kebutuhan dan Pengintegrasian Dalam Masyarakat .................... 21

C. Analisis Aksesbilitas …………………..………………………....................................… 22

D. Analisis Kerahasiaan ……………….…........................................………….…..…... 22

E. Analisis Pimpinan dan Staf ………….……………………………………………………….…... 22

F. Analisis Klien ……………………………............................................…………..…..…. 23

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN …….………………………………………………………..…..…….. 24

A. Kesimpulan ……………………………………………………………..…………………..…………….. 24

B. Rekomendasi …………………………………………………………………………………….…….. 24

Page 4: PROFIL YAYASAN KUSUMA BONGAS LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL … · masih menempati urutan kedua persentasi terbesar jumlah penduduk miskin setelah kota Tasikmalaya. Bila dibandingkan

4

BAB I. LATAR BELAKANG

Kabupaten Indramayu adalah salah satu kabupaten di Propinsi Jawa Barat dengan Ibu kotanya

Indramayu. Jarak dari pusat ibu kota Indramayu ke pusat kota Jakarta tidak kurang dari 207 km.

Jumlah penduduk kabupaten Indramayu yaitu 1.663.737, jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak

856.640 jiwa dan perempuan adalah 807.097 jiwa. Jumlah keluarga adalah 488.546. keluarga, dan

rata-rata anggota dalam keluarga adalah 3,40 jiwa/keluarga (data BPS Indramayu, 2010). Secara

umum persepsi orang luar mengenai Indramayu adalah sebagai daerah penghasil mangga (mangga

Indramayu), penghasil minyak (industri minyak di Balongan), lumbung padi nomor satu di Jawa Barat

dan kabupaten pemasok nomor satu Tenaga Kerja Indonesia seIndonesia. Selain itu streotipe

mengenai Indramayu yaitu identik dengan masyarakat yang permisif dengan pelacuran.

Berikut ini gambaran situasi kemiskinan di Indramayu dan hubungannya dengan kebijakan

perlindungan anak dari tindakan eksploitasi.

A. Situasi Kemiskinan di Indramayu.

1. Angka Kemiskinan.

Jumlah penduduk miskin pada tahun 2010 mencapai 275.847 jiwa atau 16,58 persen. Bila

dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di wilayah propinsi Jawa Barat, kabupaten Indramayu

masih menempati urutan kedua persentasi terbesar jumlah penduduk miskin setelah kota

Tasikmalaya. Bila dibandingkan dengan persentase rata-rata jumlah penduduk miskin di propinsi

Jawa Barat yaitu 11,25 persen dan rata-rata nasional yaitu 13,33 persen, persentase penduduk

miskin di kabupaten Indramayu masih lebih tinggi.

2. Nilai Pendidikan Yang Rendah.

Menurut data Susenas 1999, kabupaten di provinsi Jawa Barat yang memiliki Ideks Pembangunan

Manusia (IPM) paling rendah adalah Kabupaten Indramayu sebesar 56,5 dan penyumbang

terbesarnya adalah indeks pendidikan, yaitu Angka Melek Huruf (AMH) sebesar 66,7 persen dan

Rata-rata Lama Sekolah (RLS) sadalah 3,9 tahun dan bila dibadingkan dengan kondisi rata rata di

Jawa Barat yaitu angka melek huruf rata-rata adalah 92,1 dan lama sekolah adalah 6,8 tahun.

Perkembangan IPM pada tahun 2010 sudah meningkat menjadi 67,75 dengan AMH sebesar 85,65

Page 5: PROFIL YAYASAN KUSUMA BONGAS LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL … · masih menempati urutan kedua persentasi terbesar jumlah penduduk miskin setelah kota Tasikmalaya. Bila dibandingkan

5

dan RLS adalah 5,73 tahun. Walaupun sudah ada perbaikan tetapi kondisi tersebut masih paling

rendah di propinsi Jawa Barat dengan rata-rata IPM sebesar 72,08 dengan AMH besar 95,98 dan RLS

adalah 7,95 tahun (http://www.jabarprov.go.id). Data BPS memperlihatkan bahwa mereka yang

miskin cenderung tidak berpartisipasi dalam meningkatkan SDM melalui sekolah. Data BPS pada

tahun 2010 memperlihatkan bahwa hanya sejumlah 54,53 persen penduduk miskin yang

menamatkan SD dan sejumlah 39,16 persen penduduk miskin yang mampu menamatkan SLTP dan

hanya sejumlah 6,31 persen penduduk miskin yang menamatkan SLTA. Data mengenai peningkatan

jumlah dan kualitas sarana dan prasarana sekolah, tunjangan kesejahteraan guru, serta program

akses keterjangkauan sekolah dengan dana BOS dan kebijakan WAJAR 9 tahun sudah merata

penyebarannya ke berbagai pelosok desa.

3. Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Data di bawah ini menunjukkan bahwa sumbangan terbesar masalah rendahnya IPM di Indramayu

karena rendahnya indeks pendidikan terutama dalam RLS adalah 5,73 tahun, artinya secara rata-rata

usia sekolah atau tingkat pendidikan di Indramayu adalah kelas 6 SD. Dibandingkan dengan kondisi

rata-rata di propinsi Jawa Barat maka IPM Indramayu masih berada di urutan terbawah. Data tabel

juga memperlihatkan kesenjangan yang sangat signifikan pada kelompok rata-rata lama sekolah.

Data BPS menunjukkan bahwa Indramayu pada tahun 2010 merupakan kabupaten dengan kondisi

rata-rata lama sekolah berada pada urutan paling rendah di propinsi Jawa Barat.

Data BPS tahun 2010, IPM di Kabupaten Indramayu dan Jawa Barat

No Uraian Indramayu Jawa Barat

1 IPM 67,75 72,08

2 Angka melek huruf 85,65 persen 96. persen

3 Rata-rata lama sekolah 5,73 tahun 7,95 tahun

4 Angka harapan hidup 67,54 68,20 tahun

5 Kemampuan daya beli 581,440 630,772 rupiah

4. Mata Pencaharian.

Mata pencaharian sebagaian besar penduduk adalah 52 persen petani. Luas lahan persawahan di

Indramayu adalah 119.043 ha. Tahun 2010 luas lahan panen mencapai total 239.698 hektar dengan

produktifitas sebesar 64,98 ton perhektar dan sebagai daerah nomor satu lumbung padi di Jawa

Barat (1.557.552 ton). Namun ketimpangan kepemilikan lahan memperlihatkan dari total 632.458

Page 6: PROFIL YAYASAN KUSUMA BONGAS LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL … · masih menempati urutan kedua persentasi terbesar jumlah penduduk miskin setelah kota Tasikmalaya. Bila dibandingkan

6

orang yang bekerja sebagai petani, hanya 134.647 (21%) orang yang memiliki lahan pertanian dan

sisanya 497.811 (79%) adalah buruh tani. Berdasarkan data BPS, sekitar 42 persen penduduk miskin

di Indramayu adalah petani. Dari beberapa narasumber mengungkapkan sejak wilayah persawahan

mendapat pengairan dari waduk jatiluhur (sekitar tahun 1970), nilai jual lahan sawah sangat tinggi

karena bisa panen 2 kali bahkan 3 kali dalam setahun. Dampaknya banyak petani yang menjual lahan

pertaniannya, bahkan banyak orang luar kabupaten Indramayu yang beramai-ramai menyewa-gadai

lahan sawah karena nilai ekonomis tersebut.

5. “Biar Miskin Asal Kesohor”.

Ungkapan “biar miskin asal kesohor”, adalah ungkapan yang dipahami hampir semua penduduk

desa yang menganggap melalui acara-acara hajatan atau kriyaan dengan menampilkan seni budaya

yang dilakukan atau digelar secara meriah dapat menaikan status mereka ,walaupun kondisi

ekonomi keluarganya miskin. Dampaknya dari acara hajatan atau kriyaan seperti pernikahan,

sunatan yang dirayakan secara megah dan meriah yaitu banyak mengeluarkan biaya diluar

kemampuannya dan ini salah satu faktor penyebab keluarga menjadi miskin. Masyarakat berharap

dari sumbangan tamu akan menutupi hutang, pada kenyataanya secara tidak disadari orang

tersebut sudah berhutang pada tamu atau orang yang diundang,karena kelak dia harus

membalasnya kalau tidak akan dicemooh atau mendapat sanksi sosial. Kondisi ini mirip dengan

situasi modern di perkotaan, dimana pengguna kartu kredit ketika menggunakan kartu kredit berarti

telah berhutang dan berkewajiban untuk membayar tagihan kredit dalam jangka waktu tertentu .

Bila masyarakat kota kartu kredit dikeluarkan karena ada jaminan pembayaran, sementara di

Indramayu cenderung tidak ada jaminan pembayaran sehingga kondisi tersebut dapat membelit

mereka kepada piutang dan berdampak kepada anak-anaknya.

6. Nilai Anak Sebagai Aset

Masyarakat Indramayu memiliki sejarah yang panjang tentang praktek pelacuran sejak dari jaman

raja-raja Jawa yang kemudian diinternalisasi oleh masyarakat menjadi sesuatu yang terbuka dan

permisif terhadap situasi tersebut. Untuk menaikan status sosial di masyarakat ditunjukkan dengan

kepemilikan rumah atau tanah maupun perhiasan, dan diperlukan uang untuk mendapatkannya.

Bagi masyarakat cara yang mudah mendapatkan uang tidak memerlukan pendidikan yang tinggi dan

ketrampilan khusus serta tidak perlu kerja keras maka pelacuran anak perempuan adalah alternatif

yang realistis. Penyebab yang semakin mendorong anak dilacurkan karena nilai masyarakat terhadap

anak khususnya perempuan adalah aset yang dapat meningkatkan status sosial keluarga dihadirkan

dalam cerita-cerita rakyat seperti lakon Nyi Endang Darma Ayu maupun Wiralodra yang selalu

Page 7: PROFIL YAYASAN KUSUMA BONGAS LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL … · masih menempati urutan kedua persentasi terbesar jumlah penduduk miskin setelah kota Tasikmalaya. Bila dibandingkan

7

menjadi cerita utama dari pagelaran seni wayang orang dan hal ini diinternalisasikan oleh keluarga,

masyarakat maupun anak-anak di Indramayu bahwa “anak perempuan dengan segala

keperempuanannya” dapat mengangkat harkat dan martabat orangtua dan keluarganya. Penelitian

pelacuran anak di Indonesia (Irwanto dkk,1998) menunjukkan bahwa Indramayu sebagai pemasok

terbesar anak-anak perempuan yang dilacurkan di Indonesia. Dampaknya baru dirasakan beberapa

tahun kemudian seperti kasus trafiking, HIV/AIDS,ketergantungan narkoba, dan masalah sosial

lainnya. Data kumulatif kasus HIV/AIDS pada bulan Oktober 2012 mencapai 825 kasus dan 29 kasus

diantaranya sudah meninggal. Kondisi Indramayu adalah gambaran salah satu kabupaten dengan

angka kasus HIV/AIDS yang tinggi dan hal ini masih merupakan “fenomena gunung es” dimana

kasusnya kemungkinan jauh lebih tinggi bilamana ketersediaan dan kesadaran masyarakat

mengakses fasilitas kesehatan sudah lebih baik (http://www.aidsindonesia.com).

7. Tenaga Kerja Luar Negeri.

Data dari BNP2TKI mengenai propinsi pengiriman TKI terbesar yaitu dari propinsi Jawa Barat dengan

jumlah 145.012 orang dan Indramayu merupakankabupaten penyumbang terbesar pengirim TKI di

seluruh Indonesia. Data TKI menurut Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Indramayu pada

tahun 2009 adalah 4.676 TKI yang terdaftar, namun diperkirakan adalah 46.760 TKI dari Indramayu,

karena lebih banyak TKI tidak mengurus proses melalui pemerintahan kabupaten Indramayu

sehingga tidak terdata. Data jumlah kiriman uang TKI dari kabupaten Indramayu pada tahun 2008

berjumlah 332 miliar rupiah, sedangkan pada tahun 2009 jumlahnya adalah 398 miliar rupiah belum

termasuk uang yang dibawa TKI (berupa uang tunai) serta kiriman melalui western union. Aliran

dana remittance dari warga Indramayu yang bekerja di luar negeri (TKI) besarnya lima kali

pendapatan asli daerah Indramayu pada tahun 2010 (Rp78,184 miliar), namun angka kemiskinan

masih tetap tinggi karena besarnya dana yang masuk lebih banyak digunakan untuk membiayai

kebutuhan konsumtif, seperti memperbaiki rumah dan membeli perabot rumah tangga, bukan

dipakai untuk kegiatan produktif. Masalah lain yaitu urutan pertama kasus TKI di dominasi oleh TKI

asal Indramayu, menurut data BNP2TKI pada tahun 2010 adalah 1.871 kasus TKI berasal dari

Indramayu dan penyebabnya utamanya yaitu kualitas SDM yang rendah (umumnya SD) dan bekerja

di sektor tenaga PRT. Dampaknya dirasakan paskah menjadi TKI dan pulang kampung.

Kecenderungan mengalami kesulitan hidup dalam penyesuaian diri dengan kehidupan pertanian

atau tidak bekerja. Bagi TKI yang tidak bermasalah namun ketika kembali kesulitan yang sama yaitu

bagaimana mengembangkan modal hasil kerja untuk usaha produktif. Banyak kasus justru karena

sudah terbiasa dengan gaya hidup konsumtif banyak diantaranya terbelit hutang baru sehingga

generasi atau keturunan berikutnya ikut terseret didalam persoalannya.

Page 8: PROFIL YAYASAN KUSUMA BONGAS LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL … · masih menempati urutan kedua persentasi terbesar jumlah penduduk miskin setelah kota Tasikmalaya. Bila dibandingkan

8

B. Kebijakan Perlindungan Anak dari Tindakan Eksploitasi.

Berikut beberapa landasan Undang-Undang yang terkait dengan perlindungan anak yaitu:

1. Undang Undang Nomor: 1 Tahun 2000 tentang Pengesahan Konvensi ILO No. 182 yaitu

Pelarangan dan Tindakan Penghapusan Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak, Undang-

Undang no 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

2. Undang Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,

3. Undang Undang Nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga.

4. Undang Undang Nomor 21 tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan

Orang.

Peraturan pemerintah daerah Indramayu yang terkait dengan perlindungan anak antara lain :

1. Perda No. 5 Tahun 2001 Tentang Prostitusi

2. Perda No. 14 Tahun 2005 Tentang Trafficking

Menjadi sangat jelas bahwa situasi eksploitasi anak khususnya perempuan untuk tujuan pelacuran

dan eksploitasi ekonomi lainnya sangat bertentangan dengan undang-undang baik di tingkat

nasional maupun peraturan daerah kabupaten Indramayu sendiri sehingga diperlukan tindakan

pencegahan dan perlindungan anak melalui kampanye dan sosialisasi penyadaran juga langkah

penindakan untuk para pelaku. Tingginya angka eksploitasi anak untuk tujuan ekonomi di Indonesia

khususnya di wilayah Indramayu merupakan konsen utama dari bagian kemiskinan yang harus

diputus karena bila tidak akan melahirkan generasi miskin berikutnya karena dampak secara

biopsikososial sangatlah merusak kehidupan dan masa depan anak .

Berangkat dari fakta situasi kemiskinan di Indramayu dan landasan kebijakan perlindungan anak dari

tindakan eksploitasi , maka perlu menelusur lebih jauh bagaimana peran masyarakat melalui

Yayasan Kusuma Bongas dalam usaha membantu pemerintah mengatasi masalah kemiskinan

khususnya isu eksploitasi anak di Indramayu. Perlu dilakukan tinjauan kritis terhadap Yayasan

Kusuma Bongas yang diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam memberikan pelayanan sosial

atau agen pembaharu kepada masyarakat di desa Bongas maupun wilayah lainnya di Indramayu

dalam rangka menangani kemiskinan khususnya masalah eksploitasi anak.

Page 9: PROFIL YAYASAN KUSUMA BONGAS LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL … · masih menempati urutan kedua persentasi terbesar jumlah penduduk miskin setelah kota Tasikmalaya. Bila dibandingkan

9

BAB II. GAMBARAN LEMBAGA DAN PROGRAM PELAYANAN

A. Gambaran Umum Lembaga

Dalam rangka pencegahan eksploitasi anak di Indramayu maka diperlukan partisipasi seluruh

komponen masyarakat untuk menyelesaikannya. Partisipasi masyarakat baik secara perseorangan,

kelompok, organisasi sosial termasuk lembaga pelayanan sosial seperti yayasan dapat disalurkan

dalam rangka menangani persoalan tersebut yang dilakukan secara terencanan, terstruktur, terukur

dan dapat dipertanggungjawabkan hasilnya. Sesuai dengan Undang Undang Nomor 16 Tahun 2001

tentang Yayasan Sosial, masyarakat yang semula tergabung dalam unit program kerja Yayasan

Kusuma Buana (dari Jakarta) yang bernama kelompok Kusuma Bongas kemudian melegalkan diri

menjadi Yayasan Kusuma Bongas pada tanggal 30 Maret tahun 2011.

Lembaga ini lahir untuk melanjutkan program pencegahan pelacuran anak melalui pendidikan di

desa Bongas dan meluaskan jangkauan program ke beberapa kecamatan lainnya di Indramayu.

Yayasan Kusuma Bongas lahir dari usaha pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Yayasan

Kusuma Buana dalam mengatasi masalah eksploitasi anak melalui proses yang panjang sejak

dimulainya proyek pada tahun 2003.

1. Sejarah Lembaga

Yayasan Kusuma Bongas (YKB) berdiri pada tanggal 30 Maret tahun 2011, dengan akte notaris

Bambang Haryanto, SH No.96 AHU – 3768. AH.01.04. Tahun 2011. Cikal bakal atau awal berdirinya

kelompok kerja yang bernama Kusuma Bongas pada tahun 2003, yaitu berbentuk kelompok kerja

atau Community Base Organization (CBO) yang dibentuk untuk menjadi motor penggerak program

Yayasan Kusuma Buana (yang berpusat di Jakarta) untuk melaksanakan proyek pencegahan

pelacuran anak di Indramayu. Kelompok Kusuma Bongas terdiri dari kelompok pengajar, tokoh

masyarakat, pemuda dan pemudi yang bersedia berpartisipasi dalam proyek Yayasan Kusuma Buana

dimana semuanya adalah orang lokal desa Bongas. Kelompok Kusuma Bongas semula bergerak

sesuai dengan pembagian tugas dan perannya seperti untuk pengembangan taman bacaan,

pengembangan kader pendidikan (ibu-ibu), kelompok usaha ekonomi, beasiswa dan SMP Terbuka.

Karena kepercayaan yang lebih dan selalu diikutsertakan bahkan terdepan dalam semua proses

Page 10: PROFIL YAYASAN KUSUMA BONGAS LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL … · masih menempati urutan kedua persentasi terbesar jumlah penduduk miskin setelah kota Tasikmalaya. Bila dibandingkan

10

proyek/program maka mereka menganggap bahwa masalah ini adalah milik mereka dan mulai sadar

untuk bertanggung jawab. Tidak ada staff Yayasan Kusuma Buana dari Jakarta yang ditempatkan di

desa tersebut secara penuh waktu, hanya 3 atau 4 kali dalam sebulan mendapat kunjungan kerja

yang bersifat supervisi/monitoring proyek atau dalam kegiatan-kegiatan tertentu.

Kompleksitas persoalan pelacuran anak di desa tersebut (hasil penelitian pelacuran anak di

Indonesia, 1997-1998) yang dilakukan oleh Yayasan Kusuma Buana_PKPM Atmajaya yang didukung

oleh ILO/IPEC menunjukkan semua elemen masyarakat terlibat dalam proses pelacuran. Pada saat

itu menunjukkan roda ekonomi sangat ditopang oleh bisnis pelacuran dimana sebagian besar anak,

saudari bahkan istri kerja di pelacuran. Keterlibatan dan pengaruh germo atau pemilik industri

hiburan sudah masuk pada sendi-sendi kehidupan. Sebagai contoh untuk pemilihan kepala desa,

pembangunan fasilitas umum, termasuk pembangunan rumah orangtua anak yang dilacurkan

ditentukan oleh germo. Persaingan germo untuk meraih simpatik masyarakat agar mempekerjakan

anaknya di tempat bisnis mereka dengan melakukan “tebar pesona” dimana mereka berlomba

lomba menarik simpatik masyarakat melalui pembiayaan acara-acara tertentu seperti

sunatan,pernikahan dan lainnya secara megah. Orangtua menganggap bahwa germo dan industri

pelacuran adalah program yang lebih baik dari pada program IDT pada saat itu, sehingga germo

adalah orang yang berjasa bagi keluarga, padahal itu adalah bentuk pengikatan (menjerat dalam

hutang) yang membuat keluarga tidak dapat membayar dan akhirnya menjaminkan anak untuk

dieksploitasi.

Praktikan yang pada saat itu bertanggungjawab sebagai manager proyek dari Yayasan Kusuma

Buana mengambil sikap untuk melibatkan dan merekrut staf dari masyarakat lokal dengan tidak

melihat kualifikasi sesuai tuntutan proyek, tetapi melihat dari kebersediaan mereka melibatkan diri

dalam proyek. Saat itu sulit untuk mendapatkan tenaga staf berpendidikan sarjana dan hanya

beberapa ada beberapa penduduk desa yang menamatkan pendidikan SLTA.. Umumnya masyarakat

di desa tersebut rata-rata tingkat pendidikannya adalah DO SD. Berbicara tentang nilai atau sikap

dan perilaku anggota Kusuma Bongas terhadap eksplotasi anak, pada saat direkrut mereka pernah

atau masih terlibat dan menikmati hasil dari bisnis eksploitasi anak. Ada diantaranya memiliki

saudari, orangtua, atau bibi merupakan mantan atau masih terlibat di dalam pelacuran. Kesadaran

yang dimunculkan praktikan, yaitu melibatkan mereka dalam program dimana mereka didorong

berinteraksi dengan kegiatan di luar Indramayu seperti mengikuti seminar,pelatihan dan studi

banding yang membuat mereka menyadari sendiri, tergugah untuk melakukan perubahan sikap

positif secara individual ,kelompok dan kemudian dapat menjadi contoh untuk mensosialisasikan

Page 11: PROFIL YAYASAN KUSUMA BONGAS LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL … · masih menempati urutan kedua persentasi terbesar jumlah penduduk miskin setelah kota Tasikmalaya. Bila dibandingkan

11

nilai baru tersebut ke masyarakat bahwa pelacuran anak adalah tindakan yang berdampak sangat

buruk dan merupakan tindakan kriminal.

Proses pematangan kemandirian oleh Yayasan Kusuma Buana kepada kelompok Kusuma Bongas

berupa peningkatan kapasitas administrasi dan managemen pelaksanaann proyek, mengembangkan

proyek menjadi program yang mandiri dan berkelanjutan, juga meningkatnya perasaaan in gorup

sebagai lembaga yang memiliki visi, misi dan tujuan yang sama untuk membantu sesamanya.

Penyadaran bahwa program ini merupakan masalah mereka dan mereka adalah pelaku utama untuk

menyelesaikan masalah tersebut. Keyakinan ini ditumbuhkan oleh Yayasan Kusuma Buana dengan

memberikan tugas dan tanggung jawab yang besar secara bertahap dan selalu diingatkan bahwa

suatu saat akan diterminasi sehingga mereka harus belajar mandiri. Pada tahun 2011, kelompok

Kusuma Bongas kemudian memberanikan diri untuk melegalkan kelompoknya menjadi Yayasan

Kusuma Bongas walaupun dalam pelaksanaannya masih mendapat asistensi dari Yayasan Kusuma

Buana sebagai mitra utama. Yayasan Kusuma Bongas melibatkan beberapa pendiri dari luar

Indramayu yang terlibat di Yayasan Kusuma Buana baik sebagai dewan pembina maupun penasehat

namun sebagian besar pengurus adalah masyarakat desa Bongas khususnya dari kelompok Kusuma

Bongas.

Kantor domisili Yayasan Kusuma Bongas yaitu; Desa Bongas, Blok Penanggul, Rt 06/02, Kecamatan

Bongas, Kabupaten Indramayu. Alamat email yaitu : [email protected] dan nomor

telepon : 085224206988. Saat ini kegiatan sekertariat masih menyewa dan gedung SMP Terbuka

statusnya masih menumpang di SDN Blok Penanggul.

2. Visi dan Misi Lembaga

Visi

Mewujudkan masyarakat madani yang berjiwa wirausaha, cerdas dan agamis dalam rangka suatu

perubahan yang lebih baik. Makna dari visi ini kedepan diharapkan bahwa kemandirian masyarakat

melalui kewirausahaan berlandaskan pendidikan dan nilai-nilai keagamaan mampu membangun

masyarakat yang sejahtera.

Misi

Meningkatkan mutu pendidikan dengan memberikan pelayanan yang terbaik dalam rangka

memberdayakan masyarakat guna mewujudkan masyarakat yang cerdas, sehat, terampil dan

mandiri.

3. Kedudukan dan Jangkauan Pelayanan

Page 12: PROFIL YAYASAN KUSUMA BONGAS LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL … · masih menempati urutan kedua persentasi terbesar jumlah penduduk miskin setelah kota Tasikmalaya. Bila dibandingkan

12

YKB berkedudukan di desa Bongas, kecamatan Bongas_Indramayu dan memiliki wilayah jangkauan

pelayanan di kabupaten Indramayu dan wilayah di luar kabupaten Indramayu.

4. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan berdirinya Yayasan ini adalah membantu pemerintah dan masyarakat dalam

menangani masalah-masalah sosial dibidang dibidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan masalah

sosial lainnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial.

5. Usaha-Usaha :

Untuk mencapai maksud dan tujuannyatersebut , Yayasan Kusuma Bongas mengadakan usaha-

usaha sebagai berikut:

a. Mengembangkan usaha-usaha pendidikan dan pelatihan

b. Mengembangkan usaha-usaha pelayanan sosial.

c. Mengembangkan usaha-usaha kesehatan masyarakat.

d. Mengembangkan usaha-usaha peningkatan ekonomi masyarakat

e. Usaha-usaha lain yang sah yang sesuai dengan undang-undang dan peraturan

pemerintah.

6. Sasaran dan Wilayah Jangkauan

Sejalan dengan visi dan misinya Yayasan Kusuma Bongas melayani seluruh masyarakat yang

membutuhkan bantuan pelayanan khususnya kelompok; rentan eksploitasi, korban eksploitasi,

terdampak masalah kesehatan dan masalah pendidikan di kabupaten Indramayu.

7. Fasilitas pelayanan

Untuk operasional pelayanan sosial Yayasan Kusuma Buana memiliki beberapa fasilitas pelayanan

seperti :

a. Bangunan kantor di depan gedung SMP Terbuka Kusuma Bongas, status masih menyewa.

b. Bangunan gedung SMP Terbuka Kusuma Bongas, status masih menumpang di gedung SDN

Bongas blok Penanggul.

Page 13: PROFIL YAYASAN KUSUMA BONGAS LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL … · masih menempati urutan kedua persentasi terbesar jumlah penduduk miskin setelah kota Tasikmalaya. Bila dibandingkan

13

c. Fasilitas kantor yaitu komputer, lemari arsip, peralatan ketrampilan seperti mesin jahit,

sablon, salon dan peralatan lainnya.

d. 1 unit sepeda motor untuk melakukan kunjungan ke lapangan.

8. Sumber Daya Manusia (SDM)

Dalam pelaksanaan harian yayasan Kusuma Bongas membagi staf berdasarkan kebutuhan yaitu; (1)

Unit program SMP Terbuka yang menangani penyelenggaraan SMP Terbuka. (2) Unit Pusat Kegiatan

Belajar Masyarakat (PKBM) menangani pelatihan ketrampilan, taman bacaan serta kelompok belajar

paket C. (3) Unit program pengembangan yang menangani proyek proyek pendukung kegiatan

Yayasan Kusuma Bongas.

Secara struktural pelaksana harian Yayasan Kusuma Bongas sebagai berikut :

1. Ketua Harian : Syarifudin

2. Koordinator SMP Terbuka : Suhartono, S.Pd

3. Koordinator PKBM : Maman, S.Pd

4. Koordinator Program : Sukim

5. Administrasi keuangan : Nono Taryono

Sementara staf lainnya yang diperbantukan untuk penyelenggaraan SMP Terbuka berjumlah 8 guru

dan staf penunjang sekolah yang bekerja secara tidak penuh waktu (hanya sebagai pengajar).

Beberapa kegiatan program dilakukan dengan membentuk tim kerja proyek untuk efesiensi

mengingat sumber dana dan fasilitas pendukung masih sangat terbatas. Rekrutmen untuk tenaga

proyek biasanya dilakukan melalui pemilihan dari kelompok sebaya atau kader masyarakat yang

terlibat didalam proyek. Startegi ini untuk efisiensi dan efektifitas serta mendorong partisipasi

kelompok dampingan.

9. Pendanaan

Sejak awal berdiri sebagai bagian dari proyek Yayasan Kusuma Buana, kelompok Kusuma Bongas

didukung oleh pendanaan dari TDH Belanda, Indonesia Anti Child Trafficking (IACT), dukungan

Depdiknas, International Organization for Migration (IOM), Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu

dan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Saat ini lembaga mendapat dukungan pendanaan dari Diknas Indramayu dan dana BOS serta IACT.

Sementara pendanaan lain yang sedang dijaring melalui kerjasama program SUM II menjadi mitra

strategis Yayasan Kusuma Buana dalam upaya penanganan ODHA di beberapa kecamatan di

Indramayu yang akan berjalan pada bulan Februari 2013 dan kerjasama dengan UNFPA dalam

Page 14: PROFIL YAYASAN KUSUMA BONGAS LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL … · masih menempati urutan kedua persentasi terbesar jumlah penduduk miskin setelah kota Tasikmalaya. Bila dibandingkan

14

penanganan isu trafiking di Indramayu. Bebera upaya pendanaan lainnya yaitu pembangunan

gedung dan program pembinaan dan pelatihan untuk calon tenaga kerja bekerja sama dengan

lembaga pendidikan dan pelatihan.

Laporan mengenai penggunaan dana masih dilaporkan secara internal kepada dewan pembina dan

penasehat serta staf harian Yayasan Kusuma Bongas.

10. Jaringan Kerjasama

Sejak awal berdiri sebagai kelompok Kusuma Bongas kerjsama yang sudah terjalin yaitu dengan

Diknas dan Dinsosnakertrans, Polsek/Polres dan instansi lain diwilayah Pemda Indramayu serta

Pemda Propinsi Jawa barat. Selain itu secara Nasional dengan Kementrian perempuan dan anak,

Kementrian Luar negeri, BNP2TKI, Kemendiknas. Hubungan dengan lembaga lokal khususnya yang

tergabung dalam konsorsium IACT, jaringan LSM mitra TDH Belanda, SUM II_USAID, UNFPA, IOM

dan ILO/IPEC. Selain itu dengan beberapa lembaga pendidikan pelatihan, perusahaan-perusahaan

maupun individu-individu pemerhati sebagai kapital sosial yang berkontribusi dalam proses

pelayanan sosial. Secara khusus proses asistensi masih dilakukan oleh Yayasan Kusuma Buana.

11. Struktur Organisasi

Sesuai dengan AD dan ART struktur pengurus Yayasan Kusuma Bongas adalah sebagai berikut :

a. Dewan Pembina :

1. Nani Indriyani

2. Dr. Adi Sasongko,MA.

3. Yeremias Wutun,S.Sos

b. Dewan Penasehat :

1. Sukara Dudi Permadi

2. Ridwan,S.Pd.

3. Indra Sapta Guna,S.Pd

4.Tatang S.Pd . M.Pd

5. Dra. Yani Mulyani

c. Dewan Pengurus :

Page 15: PROFIL YAYASAN KUSUMA BONGAS LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL … · masih menempati urutan kedua persentasi terbesar jumlah penduduk miskin setelah kota Tasikmalaya. Bila dibandingkan

15

1. Syarifudin

2. Nono Taryono

3. Sukim

B. Program Pelayanan

Program-program Yayasan Kusuma Bongas disusun berdasarkan lanjutan dan perluasan program

dari Yayasan Kusuma Buana yaitu :

1. Program pendidikan formal dan informal

2. Program pelatihan dan ketrampilan

3. Program pencegahan dan penanganan korban trafiking

4. Program pencegahan dan penanganan HIV/AIDS

5. Program pengembangan ekonomi

6. Program pengembangan media informasi

1.Program Pendidikan formal dan Informal

Program ini terbagi atas dua kegiatan utama yaitu pendidikan fromal dan Informal.

1.a.Pendidikan formal, melalui beasiswa siswa SD dan SMP Terbuka.

Kegiatan beasiswa. Kegiatan ditujukan khusus untuk anak-anak SD kelas 5 dan 6, berlangsung

selama 2 tahun karena saat itu sebesar 40 persen anak-anak sekolah di desa tersebut DO SD

khususnya kelas 5 dan kelas 6. Program saat itu bertujuan untuk mengikat orangtua dengan bantuan

bersyarat yaitu penerima bantuan wajib menjaga anaknya tetap sekolah. Hasilnya 200 anak

mendapatkan program beasiswa yang tersebar di 2 SDN di desa tersebut.

SMP Terbuka Kusuma Bongas. SMPT ini berinduk kepada SMPN Kandang Haur yang letaknya berada

di kecamatan Kandang Haur, karena pada saat itu tidak ada SMPN sebagai induk sekolah terbuka di

kecamatan Bongas. Latarbelakang berdirinya sekolah ini karena banyaknya anak di desa tersebut

yaitu 60 persen lulusan SD tidak dapat melanjutkan ke SLTP dan belum tersedianya SLTP di desa

tersebut. Saat itu jarak SMP terdekat yaitu sekitar 8 KM dari desa tersebut yang terletak di

Kecamatan. Tujuan utamanya yaitu; bagaimana mempertahankan anak tetap sekolah karena bila

mereka putus sekolah maka akan rentan dieksploitasi sebagai penjaja seks. Program ini dianggap

menjadi strategis karena sejalan dengan program wajib belajar 9 tahun dan kurang mendapat

Page 16: PROFIL YAYASAN KUSUMA BONGAS LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL … · masih menempati urutan kedua persentasi terbesar jumlah penduduk miskin setelah kota Tasikmalaya. Bila dibandingkan

16

tentangan dari masyarakat walaupun pada saat itu berdasarkan data minat orangtua

menyekolahkan anaknya sangat rendah.

Dengan tantangan keterbatasan dana, sarana maupun minat sekolah yang rendah, strategi program

yang digunakan yaitu mendorong peranserta masyarakat melalui proses telaah kebutuhan,

perencanaan dan pelaksanaan kegiatan sekolah melibatkan unsur sekolah, orangtua murid dan

tokoh masyarakat. Penyelenggaraan sekolah menjadi efisien dan efektif karena menggunakan

fasilitas gedung SD yang telah ada di desa tersebut, hanya jadwal sekolahnya disesuaikan menjadi

siang hingga sore hari sesudah kegiatan murid-murid SD selesai. Guru-guru serta beberapa tenaga

pendidik direkrut dari desa tersebut yang sebelumnya telah mendapat pelatihan maupun studi

banding ke beberapa SMP Terbuka percontohan di wilayah luar Indramayu. Dalam hal pendanaan,

pada tahun pertama dan kedua menggunakan dana proyek dan selanjutnya pada tahun berikutnya

dikaitkan dengan pendanaan BOS. Para guru juga didorong untuk mendapat tunjangan dana dari

pemda Indramayu melalui pengangkatan menjadi guru bantu. Fasilitas peralatan kantor dan sekolah

termasuk ketrampilan disediakan oleh diknas melalui sekolah induk di Kandang Haur. Peran serta

orangtua dalam perkumpulan orangtua dan guru yang diagendakan pertemuan secara reguler untuk

menjalin komunikasi khususnya dalam mengawasi anak-anak yang absen atau bermasalah dengan

keluarganya. Beberapa kasus orangtua yang berencana mempekerjakan anaknya tercegah karena

pengawasan kader (orangtua murid) maupun peranan sekolah melalui Kusuma Bongas. Setelah dua

tahun berdiri SMP Terbuka Kusuma Bongas dan program lainnya berjalan anak-anak di desa tersebut

tidak ada lagi yang DO SD maupun tidak bersekolah pada usia SLTP.

Sejak berdiri pada tahun 2004 hingga tahun 2012 terjadi peningkatan jumlah siswa dari tahun ke

tahun dan sudah 208 siswa yang diluluskan dari SMP Terbuka Kusuma Bongas. Sasaran utama SMP

Terbuka yaitu anak usia sekolah SMP yang tidak mampu dan rentan dieksploitasi yang tinggal di desa

Bongas maupun dari luar desa Bongas. Sejak tahun 2005 juga berdiri sekolah SMPN di desa Bongas,

namun banyak anak-anak yang lebih meminati sekolah di SMP Terbuka Kusuma Bongas karena

proses dan program pengajaran yang berbeda serta berprestasi karena pernah meraih juara III SMP

Terbuka terbaik di Jawa Barat.

1.b. Pendidikan Informal.

Kegiatan terbagi atas dua kegiatan yaitu taman bacaan dan PKBM Kusuma Bongas.

Taman Bacaan Kusuma Bongas Semula kegiatan ini bertujuan untuk menggugah minat belajar anak

dan masyarakat untuk bersekolah dilakukan dengan membuka 2 taman bacaan yang terletak atau

menjangkau 2 blok desa. Kegiatan ini selain memberikan fasilitas buku-buku juga diasistensi tutor

Page 17: PROFIL YAYASAN KUSUMA BONGAS LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL … · masih menempati urutan kedua persentasi terbesar jumlah penduduk miskin setelah kota Tasikmalaya. Bila dibandingkan

17

yang memfasilitasi kegiatan belajar sambil bermain. Kegiatan ini mampu menarik minat anak dan

orangtua untuk membaca dan belajar. Kegiatan ini dilakukan diawal proyek pada tahun 2003 hingga

2005 dan saat ini diintegrasikan dengan kegiatan sekolah dan PKBM.

Kelompok belajar paket C. Sasaran utama yaitu mereka yang memerlukan pendidikan lanjutan

setamat SLTP namun kesulitan melanjutkan ke SLTA. Paket C diadakan kerena kebutuhan

masyarakat setempat juga dari luar desa Bongas. Tenaga pengajar direkrut dari tenga pendidik dari

desa tersebut sementara sarana gedung menggunakan ruang kelas yang sudah ada. Karena jiwa

kesukarelaan tenaga pendidik mendapat honor tidak besar tetapi memiliki kebanggaan tersendiri

dalam membantu masyarakat. Sejak program paket C dibuka pada tahun 2009 hingga saat ini sudah

ada 138 orang yang lulus paket C.

2. Program Pelatihan dan Ketrampilan.

Kegiatan ini dilakukan dalam wadah PKBM dengan tujuan untuk menyiapkan kualitas sumber daya

manusia yang trampil dan mandiri. Kegiatan tersebut antara lain bersablon, menjahit, tata rias, tata

boga, komputer dan kerjasama on the job training dengan perusahaan yang sekaligus dapat

menyalurkan tenaga kerja seperti indrustri garmen di Cibinong-Bogor (kerjasama dengan ILO/IPEC).

Saat ini juga sedang dijalin kerjasama dengan lembaga pendidikan dan pelatihan dari bali dan

Dinaskertrans kabupaten Indramayu dalam pembinaan dan pelatihan bagi mereka yang berminat

kerja ke luar negeri.

3. Program Pencegahan dan Penanganan Korban Trafiking

3.a. Program Pencegahan Korban Trafiking

Kegiatan ini dilakukan berupa kampanye melalui pelatihan kader, sosialisasi oleh kader,

pengembangan kelompok kader sebagai sumber informasi penyadaran dan pengawasan bagi

masyarakat di wilayahnya masing-masing di seluruh desa Kecamatan Bongas. Selain itu juga

dilakukan sosialisasi di kalangan aparat pemerintah maupun kepolisian dalam rangka pengawasan

dan penindakan bagi pelaku. Secara keseluruhan sudah dilakukan pelatihan kepada 2.840 orang

yang terdiri dari kelompok sebaya anak, kader orangtua, maupun guru-guru di 4 kecamatan yaitu

Bongas, Patrol, Anjatan dan Kandanghaur. Selain itu dilakukan penyebaran informsi berupa

kampanye melalui kegiatan seni budaya seperti mengisi acara panggung sandiwara atau hiburan

kepada masyarakat melalui momentum perayaan hari kemerdekaan maupun acara pentas

perlombaan antar sekolah dimana isi cerita menceritakan tentang situasi eksploitasi anak dan

penderitaan mereka. Dalam perencanaan lembaga pada tahun 2013 akan dilakukan kampanye dan

penyadaran di tiga kecamatan yaitu Kroya, Patrol dan Bongas yang diangap memiliki jumlah kasus

Page 18: PROFIL YAYASAN KUSUMA BONGAS LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL … · masih menempati urutan kedua persentasi terbesar jumlah penduduk miskin setelah kota Tasikmalaya. Bila dibandingkan

18

trafiking tertinggi di Indramayu,. Kegiatan ini didukung oleh UNFPA bekerjasama dengan Yayasan

Kusuma Buana.

3.b. Program Penanganan Korban Trafiking

Kegiatan dilakukan dengan melakukan kerjasama dengan IOM dan IACT berupa menerima rujukan

kasus dan melakukan pendampingan reintegrasi korban trafiking. Secara umum klien korban

trafiking sudah mendapat pelayanan pemulihan sementara di lembaga pemerintahan dan LSM yang

menyelamatkan mereka dan karena wilayah asalnya dari Indramayu maka mereka dirujuk ke

Kusuma Bongas.

Kegiatan pendampingan yaitu identifikasi awal keluarga dan situasi sosial, sebelum klien

dipulangkan. Pendampingan pemulangan dengan mendampingi langsung korban sampai

dikeluarganya. Kegiatan selanjutnya adalah telaah kebutuhan dan perencanaan kegiatan reintegrasi

yang dilakukan bersama dengan korban, pelaksanaan dan monitoring-evaluasi kegiatan reintegrasi

klien. Program ini pendekatannya sangat bersifat individual dan melibatkan beberapa aparat

pemerintahan baik desa maupun kepolisian baik dalam pemulangan dan pengawasan. Bagi korban

anak-anak yang dieksploitasi orangtua maka orangtua akan dipanggil oleh kepolisian dan

menandatangani kesepakatan agar anak tidak di eksploitasi lagi dan apabila dilanggar akan diberikan

sanksi. Salah satu klausulnya bila anak tidak bersekolah atau mendapatkan hak-haknya sebagai anak

di keluarga maka hak asuhnya sementara sebagai orangtua akan dialihkan ke pemerintah dan anak

akan dirujuk ke Kementrian Sosiak dalam hal ini RPSA Bambu Apus (Jakarta). Ada beberapa kasus

karena orangtua tidak dapat melindungi bahkan mengancam anak dirujuk ke RPSA. Beberapa kasus

korban trafiking dilanjutkan proses hukum ke pengadilan dan mendapatkan keputusan tetap.

Program reintegrasi klien anak-anak umumnya didorong untuk mendapatkan pendidikan baik formal

maupun informal di wilayah Indramayu maupun di luar wilayah Indramayu. Untuk klien yang sudah

dewasa umumnya mendapat bantuan ketrampilan kerja maupun modal usaha seperti berdagang,

mengelola pertanian, perikanan dan usaha lainnya berdasarkan perencanaan masing-masing klien.

Sejak tahun 2006-2008, sudah dilayani 112 korban trafiking dari daerah Indramayu yang tersebar di

15 kecamatan. Korban kasus HIV/AIDS berjumlah 5 orang dan 2 orang diantaranya usia anak dan

sudah meninggal. Sementara 3 lainnya masih mendapat pelayanan reintegrasi dengan mengaitkan

kepada pelayanan kesehatan. Berikut gambaran klien yang sudah memperoleh pelayanan dalam

bentuk grafik.

Grafik 1. Kelompok usia

33

79

0

10

20

30

40

50

60

70

80

11-17thn 18-44thn

Page 19: PROFIL YAYASAN KUSUMA BONGAS LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL … · masih menempati urutan kedua persentasi terbesar jumlah penduduk miskin setelah kota Tasikmalaya. Bila dibandingkan

19

Grafik2. Bentuk eksploitasi

Grafik 3. Lokasi eksploitasi

49 48

15

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

PSK PRT Lainnya

57

15 1512

25 4

0

10

20

30

40

50

60

Malaysia Jepang Jakarta Kepri Surabaya Arab Lainnya

Page 20: PROFIL YAYASAN KUSUMA BONGAS LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL … · masih menempati urutan kedua persentasi terbesar jumlah penduduk miskin setelah kota Tasikmalaya. Bila dibandingkan

20

Grafik 4. Pendidikan terakhir

B.4.Program Pencegahan dan Penanganan HIV/AIDS 4.a. Program Pencegahan HIV/AIDS.

Kegiatan ini terintegrasi dengan program pencegahan pelacuran dimana dampak-dampak kesehatan

reproduksi disosialisasikan melalui kader dan penyuluhan langsung kepada masyarakat termasuk

kepada anak-anak di wilayah desa Bongas maupun di luar desa Bongas. Program ini juga

7

27

45

7

17

53

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

BH DO SD SD Do SMP SMP Do SMA SMA

Page 21: PROFIL YAYASAN KUSUMA BONGAS LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL … · masih menempati urutan kedua persentasi terbesar jumlah penduduk miskin setelah kota Tasikmalaya. Bila dibandingkan

21

disosialisasikan dalam bentuk media bacaan dan film juga disisipkan dalam kegiatan seni budaya.

Dengan semakin maraknya lokasi prostitusi di wilayah Indramayu maka akan dilakukan

penjangkauan dan pendampingan di bebera lokasi prostitusi khususnya di 4 kecamatan yang

dianggap resiko tinggi di kabupaten Indramayu dan kagiatan tersebut didukung oleh pendanaan

kerjasama dengan YKB_SUM II_USAID.

4.b. Program Penanganan Kasus HIV/AIDS.

Program ini terkait dengan penanganan kasus rujukan korban trafiking serta temuan kasus di

wilayah Indramayu. Pengembangan managemen kasus yaitu bagaimana memfasilitasi klien untuk

terhubung dengan sumber bantuan dan pelayanan baik dalam keluarga, lingkungan sosial termasuk

fasilitas kesehatan (puskesmas dan rumah sakit). Yang paling utama adalah pendampingan awal

dimana ODHA dalam situasi kritis sulit menerima situasinya dan belum tahu bagaimana sumber-

sumber pelayanan yang tersedia. Kusuma Bongas sudah menjalin kerjasama dengan pihak-pihak

pelayanan kesehatan khususnya dalam penyediaan obat ARV. Kendala adalah luasnya wilayah ODHA

yang tersebar di berbagai kecamatan. Sudah ada 5 kasus rujukan ODHA serta 2 kasus ODHA lokal

yang ditangani. Saat ini jumlah kasus ODHA di Indramayu semakin meningkat maka Yayasan Kusuma

Bongas berencana untuk mengembangkan kegiatan pendampingan ODHA khusus di daerah

Indramayu.

5. Program Pengembangan Ekonomi Program pengembangan ekonomi menjadi pelengkap program pencegahan eksploitasi anak dimana

orangtua didorong untuk berdaya secara ekonomi dan tidak mengandalkan anak sebagai aset yang

dapat dieksploitasi. Kegiatan ini berupa pengembangan modal bergulir yang dilakukan khususnya

terkait dengan program beasiswa dan orangtua anak yang rentan mengeksploitasi anak

perempuannya. Kegiatan ini banyak menghadapi tantangan dan kurang berkembang (hanya pada 3

tahun pertama). Sementara untuk korban trafiking cenderung hanya 20% yang berhasil mandiri.

Persoalannya yaitu kurangnya asistensi dan monitoring karena luas jangkauan dimana korban

tersebar diberbagai kecamatan di Indramayu. Sudah dilakukan dua kali pertemuan untuk

mengembangkan kelompok usaha bersama tetapi tidak berlanjut karena kendala jarak yang jauh.

6. Pengembangan Media Informasi Kegiatan ini sebagai bagian pendukung dari proses penyebarluasan informasi baik melalui proses

penyuluhan, pelatihan, kampanye dan berbagai media langsung kepada kelompok sasaran seperti

leaflet, booklet, film dan lainnya. Kemasan informasi juga dilakukan melalui media seni dan budaya.

C. Strategi dan Rencana Program

Strategi program Yayasan Kusuma Bongas dalam setiap program menekankan pada konsep

partisipatori dalam rangka efesiensi dan efektifitas serta keberlanjutan atau kemandirian kegiatan

dengan mengoptimalkan tenaga dan sumber-sumber yang tersedia di masyarakat lokal maupun

pemerintahan. Dalam implementasi program menekankan pada pengembangan kader atau

kelompok sebaya di masyarakat sebagai pelaku utama dan dalam pengembangan kegiatan program

dengan entry point atau fokus kegiatan melalui bidang pendidikan.

Page 22: PROFIL YAYASAN KUSUMA BONGAS LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL … · masih menempati urutan kedua persentasi terbesar jumlah penduduk miskin setelah kota Tasikmalaya. Bila dibandingkan

22

Rencana program jangka pendek dalam tahun 2013 yaitu melanjutkan program program yang sudah

ada serta memperluas jangkauan pelayanan dari jumlah target maupun luas wilayah. Secara khusus

sudah disusun dalam rencana kerja masing-masing proyek namun belum ada rencana strategis

jangka pendek, menengah dan panjang yang disusun dan disahkan menjadi pedoman kerja yayasan

Kusuma Bongas. Dalam rencana jangka pendek juga dilakukan konsolidasi secara internal khususnya

pengembangan kapasitas staf serta target kemandirian pembiayaan maupun fasilitas Yayasan

Kusuma Bongas.

BAB III. TINJAUAN KRITIS LEMBAGA

A. Analisis Pemahaman Visi,Misi, Nilai Lembaga dan Implementasinya

Yayasan Kusuma Bongas adalah lembaga yang baru berdiri namun sejak berdiri sebagai CBO

dibawah asistensi Yayasan Kusuma Buana sudah memiliki roh yang kemudian diwujudkan dalam visi

dan misi lembaga. Melihat pada visi dan misi yang dioperasionalkan dalam program kerja masih

sejalan dengan cikal bakal atau sejarah berdirinya lembaga. Bahkan setelah berdiri resmi sebagai

yayasan penguatan dan perluasan jangkauan program pelayanan sosial khususnya dalam

pencegahan eksploitasi anak melalui pendidikan semakin berkembang.

Visi dan misi lembaga secara jelas ingin membantu masyarakat agar mandiri dan menekankan proses

partisipasi dalam mencapai tujuan secara efisien dan efektif. Nilai-nilai solidaritas,

kegotongroyongan dan kemandirian sudah dipahami oleh semua staf, kader, bahkan komunitas.

Bila ditanya tentang Yayasan Kusuma Bongas sebagian besar masyarakat desa Bongas

mengidentikan dengan lembaga yang peduli pada masalah anak, isu perlindungan korban trafiking

dan pendidikan. Semua aparat desa, kecamatan bahkan di lingkungan Pemkab Indramayu

mengetahui adanya Yayasan Kusuma Bongas yang dicirikan dengan lembaga yang peduli masalah

anak.

Visi dan misi ini tidak akan ada maknanya bila tidak ada bukti program yang mendukung. Hal ini yang

membuat yayasan ini berkembang karena sosialisasi hasil bukan semata dari data literatur tetapi

data hasil atau pengalaman nyata program di lapangan.

Namun bila dilihat secara harapiah maka perlu dirumuskan kembali visi dan misi yang dapat

menggambarkan arah yayasan berdasarkan sejarah berdirinya. Antara visi dan misi serta penjabaran

dalam program kerja yang berjalan masih belum singkron atau searah.

B. Identifikasi Kebutuhan dan Pengintegrasian Dalam Masyarakat

Yayasan ini dalam mengembangkan program sudah memiliki filosofi dasar pelayanan bahwa masalah

atau kebutuhan harus berangkat dari, oleh dan untuk masyarakat sendiri. Jadi sejatinya semua

program atau kegiatan akan berhasil bilamana berangkat dari permasalahan atau kebutuhan

masyarakat yang prosesnyapun dirumuskan baik masalah/kebutuhan, perencanaan dan pelaksanaan

serta monitoring- evaluasi. Peran lembaga ataupun staf bersifat memfasilitasi proses-proses

tersebut berjalan. Bentuk-bentuk identifikasi dilakukan melalui data sekunder, FGD, interviu

mendalam, survey dan hasil pengamatan yang kemudian hasilnya dianalisa dan didiskusikan lagi

dengan masyarakat melalui pertemuan atau workshop. Setelah itu dilakukan kegiatan perencanaan

dan pelaksanaan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan umpan balik atau melibatkan

Page 23: PROFIL YAYASAN KUSUMA BONGAS LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL … · masih menempati urutan kedua persentasi terbesar jumlah penduduk miskin setelah kota Tasikmalaya. Bila dibandingkan

23

masyarakat. Contoh pengintegrasian kebutuhan akan adanya SMP untuk anak-anak di desa

Bongas.Langkah yang dilakukan pertama adalah telaah kebutuhan. Masyarakat yang menjadi

sasaran yaitu anak (calon murid), calon orangtua murid, guru, pihak sekolah SD dan tokoh

masyarakat. Hasilnya disepakati dibukanya SMP Terbuka, menumpang pada fasilitas SD, pengurus

dan tenaga pendidik dari tenaga lokal, pembiayaan sementara dari dana proyek Yayasan kemudian

selanjutnya melalui BOS dan Diknas pemda Indramayu, orangtua akan memotivasi anak untuk

sekolah khususnya dari keluarga tidak mampu, proses mengajar yang diharapkan lebih menarik

minat anak termasuk atribut sekolah yang sama dengan SMP umumnya. Saat dibuka SMPT kelas

pertama diisi siswa 20 orang anak yang mana saat itu baru proses pendirian, sekolah menumpang,

pengurus dan tenaga pendidik baru terbentuk, dan belum jelas keberlanjutannya. Namun karena ini

menyangkut kebutuhan mereka dan mereka terintegrasi terlibat dalam prosesnya maka responnya

sangat baik. Bahkan masyarakat desa Bongas merasakan bahwa sekolah ini adalah milik masyarakat

Bongas bukan pemerintah atau Yayasan.

C. Analisis Aksesibilitas

Program pelayanan didisain berdasarkan bagaimana masyarakat dapat mengakses pelayanan,

seperti halnya kendalam melanjutkan SLTP di luar desa maka diadakan SMP Terbuka tentu dengan

membuat anak-anak tertarik untuk mengakses sekolah tersebut. Terbukti bahwa semua anak usia

SMP khususnya yang rentan eksploitasi di desa tersebut dapat bersekolah. Kendala biaya, fasilitas

dan minat yang rendah untuk bersekolah dapat terpecahkan. Pihak lembaga sangat peduli bahkan

responsif bila ada kasus-kasus yang membuat anak tidak dapat bersekolah dengan mendatangi pihak

keluarga dan melibatkan pihak kader maupun aparat desa bilamana dirasakan perlu. Penjangkauan

juga dilakukan oleh lembaga baik melalui kader, teman sebaya maupun kunjungan langsung.

Interaksi juga dilakukan melalui pertemuan pendidik dan orangtua secara reguler sehingga tidak ada

komunikasi yang terhambat dan orangtua memiliki kepercayaan kepada lembaga untuk pendidikan

anak-anaknya. Umumnya anak-anak merasakan susana yang menyenangkan dan tidak merasa

terstigma walaupun sekolah di SMP Terbuka (dianggap sekolah nomor dua setelah SMP Negeri),

justru terbalik siswa merasa bangga terbukti karena prestasi sekolah, kegiatan sekolah

menyenangkan karena bervariasi banyak kegiatan ekstra diluar sekolah.

D. Analisis Kerahasiaan

Awal berdirinya Yayasan Kusuma Bongas pada mulanya memiliki program berhubungan dengan

pencegahan dan menangani masalah-masalah komunitas baik melalui pendidikan sekolah, ekonomi,

melalui kegiatan sosialisasi penyadaran atau penyuluhan namun kemudian berkembang menangani

kasus-kasus individual. Dalam hal penanganan kasus-kasus korban eksploitasi dan HIV/AIDS maka

diperlukan pengetahuan dan ketrampilan termasuk etika serta nilai berhubungan dengan

penanganan kasus. Salah satu yang tampak bahwa masalah kerahasiaan klien seperti

pendokumentasiaan laporan tidak ditempatkan secara tertutup (sistem file) dan dapat diakses oleh

semua staf, masih ada pembicaraan kasus diantara para staf bukan dalam rangka konferensi kasus.

E. Analisis Pimpinan dan Staf

Karena sistim dan nilai yang ditanamkan dalam interaksi antara staf di lembaga bersifat egaliter dan

kolegial maka dukungan maupun keputusan kepada staf dilakukan secara bersama. Posisi dalam

struktur lembaga sebagai pimpinan atau bawahan hanyalah formalitas dalam struktur lembaga.

Pembagian tugas dan tanggung jawab disupervisi dan monitoring secara bersama melalui rapat atau

Page 24: PROFIL YAYASAN KUSUMA BONGAS LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL … · masih menempati urutan kedua persentasi terbesar jumlah penduduk miskin setelah kota Tasikmalaya. Bila dibandingkan

24

pertemuan reguler. Pimpinan atau koordinator bertugas bagaiamana proses-proses tadi dapat

terfasilitasi. Saat ini pimpinan pengurus Yayasan masih kurang berperan selaku pengontrol tunggal

karena umumnya merasa setara. Belum dikembangkan suatu sistem kontrol yang bersifat self

evaluation baik dalam hal tertib administrasi maupun dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawab

berkaitan dengan kinerja pelayanan (program). Disadari betul bahwa umumnya baik pimpinan dan

staf merupakan orang lokal dengan kemampuan pendidikan dan ketrampilan dalam bidang

pelayanan sosial masih sangat terbatas sehingga fungsi supervisi, monitoring, evaluasi termasuk

penelitian masih kurang. Usaha penggalangan dana di tingkat lokal sudah cukup namun pada tingkat

nasional dan internasional kapasitasnya masih rendah sehingga memerlukan bantuan pihak luar

seperti Yayasan Kusuma Buana dalam hal pembuatan proposal dan berjejaring.

Staf program pendidikan umumnya sarjana pendidikan dan sudah sesuai dengan kompetensi yang

dibutuhkan walaupun umumnya belum bersertifikat. Dalam bidang pendidikan lembaga sudah

memiliki kemampuan dalam pengelolaan dan tenaga pendidik yang handal dan memiliki jiwa sosial

yang cukup baik. Namun dalam hal pengembangan kurikulum sesuai kebutuhan anak belum optimal,

karena saat ini masih mengejar status sebagai sekolah yang berprestasi secara nilai atau kecerdasan

tetapi masih kurang melatih anak kepada kreatifitas dan kemandirian, karena umumnya mereka dari

keluarga tidak mampu maka pengarahan untuk sekolah ke jenjang lebih lanjut akan terkendala.

Motivasi tersebut karena berharap banyak murid yang tertarik dan memilih sekolah SMPT sehingga

kemandirian pembiayaan semakin baik, pada hal ada SMPN yang ada di desa Bongas yang perlu

dioptimalkan bukan sebagai kompetitor. Bila diingat tujuan pendidikan untuk mempertahankan anak

tetap sekolah dan difasilitasi SMPT karena pada saat itu belum berdiri SMP di desa tersebut.

Staf program khususnya dalam pendekatan individu, kelompok dan masyarakat pada umumnya

mereka dari latarbelakang pendidikan SLTA. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa kapasitas staf

belum memadai, sementara tenaga profesional pekerja sosial tidak ada. Praktikan sendiri sebagai

salah satu anggota pembina lembaga memiliki keterbatasan untuk mensupervisi,monitoring dan

evaluasi secara intensif. Walaupun memiliki keterbatasan tetapi upaya meningkatkan kapasitas staf

lembaga baik melalui pelatihan, maupun pendampingan merupakan bagian dari komitment dewan

pembina dan penasihat untuk memajukan lembaga sebagai lembaga lokal yang bermutu dan

akuntabilitasnya kepada masyarakat maupun donor dapat dipercaya. Komunikasi melalui email dan

diskusi langsung dengan pengurus harian atau staf diagendakan rutin dilakukan.

F. Klien

Pendekatan pelayanan lembaga kepada klien semula melalui pendekatan pengembangan

masyarakat, kelompok dan kemudian penanganan kasus bersifat individual. Sasaran isu

perlindungan anak dari upaya pencegahan eksploitasi seksual, pencegahan trafiking serta

penanganan kasus trafiking dan kasus ODHA. Lingkup sasaran awal di wilayah desa Bongas kemudian

berkembang di lingkup kecamatan Bongas dan kecamatan lainnya di Kabupaten Indramayu

termasuk beberapa kegiatan di Kabupaten Subang.

Page 25: PROFIL YAYASAN KUSUMA BONGAS LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL … · masih menempati urutan kedua persentasi terbesar jumlah penduduk miskin setelah kota Tasikmalaya. Bila dibandingkan

25

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada tanggal 30 Maret 2011 berdiri Yayasan Kusuma Bongas yang lahir dari sebuah CBO kelompok

kerja Yayasan Kusuma Buana yang semula bernama Kelompok Kusuma Bongas dibentuk pada tahun

2003 dalam rangkaian proyek pencegahan pelacuran anak di Desa Bongas, Kecamatan Bongas

kabupaten Indramayu-Jawa Barat.

Yayasan Kusuma Bongas lahir dari konsep, metode, nilai-nilai dan prinsip dasar relasi bantuan

pekerjaan sosial yaitu bagaimana membantu individu, kelompok dan masyarakat untuk

memampukan merumuskan masalahnya, merencanakan,melaksanakan dan mengevaluasi dengan

melibatkan atau memposisikan masyarakat sebagai pelaku utama dalam rangka efisiensi dan

efektifitas serta kemandirian yang diwariskan oleh Yayasan Kusuma Buana.

Visi,misi dan program Yayasan Kusuma Bongas yaitu melanjutkan program yang sudah dilakukan

sebelumnya oleh Yayasan Kusuma Buana dan perluasan sasaran maupun luasnya wilayah jangkauan.

Program utama yang sudah cukup mandiri yaitu unit program pendidikan SMP Terbuka dan PKBM

sementara program lainnya masih bergantung pada lembaga donor.

Sumber Daya Manusia khususnya dalam penyediaan tenga profesional baik secara administrasi

kelembagaan maupun untuk tenaga pelaksana program belum dimiliki, hanya unit pendidikan sudah

memiliki tenaga profesional pendidik.

Yayasan Kusuma Bongas merupakan lembaga yang baru berusia satu tahun sepuluh bulan, pada

situasi tahapan dasar yaitu tahap konsolidasi secara internal kelembagaan dan upaya kemandirian

untuk melepaskan ketergantungan kepada Yayasan Kusuma Buana.

Yayasan Kusuma Bongas belum memiliki Anggaran Rumah Tangga, rencana strategis jangka pendek

dan panjang yang dapat menjadi pedoman kerja. Sarana dan fasilitas kantor termasuk gedung

sekolah statusnya belum menjadi milik sendiri. Sistem kepengurusan dan staf masih rangkap

jabatan, sistem administrasi pendokumentasian data belum tertata dengan baik.

Struktur dan hubungan kerja antara pimpinan dan staf belum memenuhi kaidah administrasi

lembaga yang terstandar, sehingga monitoring dan supervisi serta evaluasi kinerja masing-masing

staf belum terukur dengan baik.

Page 26: PROFIL YAYASAN KUSUMA BONGAS LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL … · masih menempati urutan kedua persentasi terbesar jumlah penduduk miskin setelah kota Tasikmalaya. Bila dibandingkan

26

Masyarakat dapat mengakses, turut terlibat bahkan merasakan sebagai bagian dari program yaitu

subyek sehingga dirasakan bermanfaat dan yayasan menjadi milik masyarakat dan ini menjadi modal

dasar lembaga dalam membangun kemandirian lembaga.

B. Rekomendasi

Diperlukan pekerja sosial yang memiliki keahliankhusus baik dalam pendekatan CO/CD , pendekatan

Kelompok dan Individu. Diharapkan dengan adanya pekerja sosial di Yayasan Kusuma Bongas

pelayanansosial akan lebih dirasakan manfaatnya masyarakat atau klien karena dilakukan secara

sistematis, terencana dan terukur berlandaskan pengetahuan,ketrampilan dan nilai-nilai pekerjaan

sosial.

Dua perubahan yang diinginkan untuk menjawab masalah yaitu ;

Isu Program Kerja Lembaga.

Persoalan yang mendasar dari isu eksploitasi anak adalah masalah kemiskinan, upaya jangka pendek

untuk mengurangi eksploitasi dengan mempertahankan anak tetap sekolah. Namun dampak

pendidikan bagi perekonomian keluarga tidak dapat dirasakan langsung secara cepat dan untuk itu

keberdayaan orangtua dalam pembiayaan pendidikan anak sangatlah penting. Program

pemberdayaan ekonomi keluarga diharapkan berkontribusi bagi kemandirian masyarakat sehingga

anak-anak dapat mengakses pendidikan hingga SLTA dan Perguruan Tinggi.

Isu SDM Lembaga.

Peningkatan kemampuan sumber daya manusia khususnya tenaga yang profesional dalam

pelayanan sosial maupun dalam proses penyelenggaraan kelembagaan yang bersifat tehnis

administrasi. Penanganan korban trafiking maupun ODHA, diperlukan tenaga profesional yang tidak

saja mengetahui dan memahami masalah tetapi memiliki landasan pengetahuan, ketrampilan dan

etika dalam memberikan bantuan bersifat perseorangan dengan situasi yang kompleks. Sikap

profesional selain dalam pemecahan masalah juga dalam etika pelayanan. Secara administrasi

sistem pendokumentasian pelayanan baik catatan kasus, sistem data base, pembuatan laporan hasil

dan statistik dilakukan secara sistematis, terkomputerisasi. Isu SDM terkait dengan kapasitas

membangun jaringan dan kemandirian pendanaan dari masyarakat maupun pemerintah perlu

diperkuat melalui pelatihan dan asistensi.

Page 27: PROFIL YAYASAN KUSUMA BONGAS LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL … · masih menempati urutan kedua persentasi terbesar jumlah penduduk miskin setelah kota Tasikmalaya. Bila dibandingkan

27