Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
LAPORAN
PENELITIAN KELOMPOK
Model dan Profil Kepemimpinan Kepala Sekolah, Iklim Organisasi Sekolah dan
Kreatifitas Kerja Guru
Di SMA Akreditasi A di Kota Madya Jambi
TIM PENELITI
Hadiyanto, S.Pd., M.Ed., Ph.D/NIP 197203231998031002
Eddy Haryanto, M.ScEd,MPP.,Ph.D/197301102001121001
Dibiayai oleh DIPA Universitas Jambi Tahun Anggaran 2015 Nomor:
042.04.2.400088/2015.tgl. 15 April 2015 sesuai dengan Surat Perjanjian Penelitian
Kelompok Program Magister Pendidikan Manajemen No. 343/UN21/PL/2015, tgl. 03 Juni
2015
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS JAMBI
NOVEMBER, 2015
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Penlitian : Model dan Profil Kepemimpinan Kepala Sekolah, Iklim Organisasi
Sekolah dan Kreatifitas Kerja Guru di SMA Terakreditasi A di Kota
Madya Jambi.
Kode/Nama Rumpun Imu : Manajemen Pendidikan
Ketua Tim Peneliti
a. Nama : HADIYANTO, S.Pd, M.Ed, Ph.D
b. NIDN : 0023037202
c. Jabatan/Golongan : Lektor/III C
d. Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan
e. Fakultas : FKIP
f. Nomor HP : 081363142193
g. Alamat Surel (email) : [email protected],
h. No.Rekening : 0020-01-078960-50-3
i. Nama Bank : Bank Rakyat Indonesia
j. Alamat Rumah Kantor : Ruangan S2 B. Inggris FKIP
Anggota Peneliti I
a. Nama Lengkap : Eddy Haryanto, M.ScEd,MPP.,Ph.D
b. NIDN : 0010017301
Anggota Peneliti dari Mahasiswa
a. Nama Mahasiswa 1 : Umar Fathoni, S.Pd/P2A13002
b. Nama Mahasiswa 2 : Nur Hadi, S.Pd/P2A213033
Lama Peneleitian : 8 Bulan
Lokasi Penelitian : Kota Jambi
Dana yang diusulkan : Rp. 20.000.000 (Dua Puluh Juta Rupiah)
iii
iv
DAFTAR ISI
ISI Halaman
Halaman Judul i
Halaman Pengesahan ii
Daftar Isi iii
Abstrak iv
Prakata v
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Inovasi yang Diharapkan 4
BAB II. STUDI PUSTAKA DAN ROADMAP
2.1 Kinerja Guru 4
2.2 Definisi Kepemimpinan 5
2.3 Kepemimpinan Kepala Sekolah 6
2.4 Iklim Kerja Sekolah 7
2.5. Hubungan Kepemimpinan Kepala sekolah dengan Kinerja guru 7
2.6 Hubungan Iklim Organisasi Dengan Kreatifitas Kerja 8
2.7 Roadmap Penelitian 9
BAB III. TUJUAN PENELITIAN
3.1 Tujuan Khusus 10
3.2 Urgensi Penelitian 10
3.3 Inovasi Penelitian 11
BAB IV. METODE PENELITIAN
4.1 Racangan Penelitian 12
4.2 Lokasi, Populasi dan Sample 13
4.3 Instrumen Penelitian 14
4.4 Teknik Pengumpulan Data 15
4.5 Skema Proses Penelitian 16
BAB V. HASIL PENELITIAN
5.0 Racangan Penelitian 18
5.1 Profil Responden 18
5.2 Tingkat Kepemimpinan kepala sekolah SMA 19
5.3 Tingkat Iklim Organisasi Sekolah 21
5.4 Tingkat Kreatifitas Guru 22
5.5 Model Sumbangan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kreatifitas guru 25
5.6 Sumbangan Iklim Sekolah Secara Langsung Terhadap Kreatifitas Guru 26
5.7 Model Sumbangan kempemimpinan kepala sekolah Kreatifitas guru 27
5.8 Pembahasan 29
BAB IV. KESIMPULAN 32
DAFTAR PUSTAKA 33
LAMPIRAN 34
v
RINGKASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji model kepemimpinan kepala sekolah, Iklim
Sekolah dan Kreatifitas Guru di SMA terkareditasi A di Kota Madya Jambi. Penelitian ini
menggunakan rancangan survei dengan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian ini
berjumlah 127 guru SMA terakreditasi A. Kuesioner model closed-ended telah digunakan
untuk mengumpulkan data. Hasil penelitian menunjukkan bahawa kepemimpinan kepala
sekolah secara keseluruhan adalah baik dengan nilai min rata-rata berda pada tahap tinggi.
Iklim Organisasi menunjukan bahawa Iklim Organisasi ekolah pada pada SMA
terakreditasi A secara keseluruhan memberikan nilai min pada tahap tinggi. Namun hanya
ada satu pernyataan berada pada tingkat nilai min sangat tinggi yaitu nilai penyataan
nomor 1 (hubungan guru dengan Kepala Sekolah baik). Ini berarti bahawa iklim sekolah
dari segi indikator yang lain belum pada tahap yang maksimum. Temuan deskriptif dari
segi kreatifitas guru memberikan nilai min berada pada tahap tinggi. Arti dari temuan ini
adalah secara keseluruhan keratifitas guru adalah baik atau berada pada tingkat tinggi.
Hasil analisis regresi menunjukkan tujuh pola kepemimpinan kepala sekolah
mempengaruhi kreatifitas guru secara positif yaitu memahami kesulitan dan masalah guru,
berkerja berlandaskan hubungan kemanusiaan, memberi motivasi, berkepentingan dengan
staf dan sekolah, mampu mengatasi stress, berkepentingan dengan staf dan sekolah, dan
melakukan kompromi untuk mencapai kesepatan dengan jumlah kontribusi 69%.
Selanjutnya analisisi regresi moderasi menhasilkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah
pada iklim sekolah yang lebih baik akan memberikan efek modrasi yang signifikan dalam
meningkatkan kreatifitas guru.
vi
PRAKATA
Alhamdulillah penelitian dan laporan penelitian yang berjudul Model dan Profil
Kepemimpinan Kepala Sekolah, Iklim Organisasi Sekolah dan Kreatifitas Kerja Guru Di
SMA Akreditasi A di Kota Madya Jambi ini dapat terlaksana dan tersusun. Penelitian ini
merupakan penelitian yang dilaksanakan oleh dosen yang mengajar di program Magister
Manajemen Pendidikan, Pascasarjana Universitas Jambi. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memenuhi standard penelitian baik dari segi metodologi maupun mekanismenya,
sehingga ke depan penelitian ini dapat didanai lagi dan dikembangkan lebih lanjut. Hasil
dari penelitian memberikan rekomendasi kepada kepala sekolah-sekolah menengah atas
khususnya untuk terus meningkatkan gaya kepemimpinan positif, memebangun iklim
sekolah yang baik dan kondusi hingga nantinya dapat meningkatkan kreatifitas guru dari
segala segi. Dengan demikian mutu sekolah akan menjadi lebih baik, input, proses dan
ouput sekolah menjadi lebih bermutu. Tidak lupa terima kasih kepada Universitas Jambi
yang telah mendanai proyek penelitian ini sehingga penelitian ini terlaksana.
Jambi, 30 November 2015
TIM PENELITI
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persoalan kemandirian dan kreativitas pengelolaan pendidikan disekolah sangat tergantung
kepada keandalan seorang kepala sekolah, dimana kepala sekolah memiliki kewenangan
yang lebih besar untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan kebijakan
pengelolaan sekolah dibandingkan dengan sistem manajemen pendidikan yang dikelola
oleh pemerintah pusat. Sedangkan dalam hal keterbukaan, akuntabilitas manajemen
sekolah, maka kepala sekolah selaku manajer dalam mengatur dan mengurus sekolahnya
hendaknya memperhatikan input-input manajemen sekolah.
Kepala Sekolah sebagai seorang pemimpin tentu memiliki peran strategis di dalam
mengembangkan profesionalisme SDM termasuk kreativitas guru. Melalui
kepemimpinannya diharapkan juga dapat menumbuhkan kreativitas warga sekolah
termasuk guru. Hal ini selaras dengan pandangan Handoko (2001) memandang
kepemimpinan sebagai kemampuan yang dimiliki sesorang untuk mempengaruhi dan
menggerakkan orang-orang agar bekerja dalam mencapai tujuan dan sasaran. Demikian
juga Kepala Sekolah diharapkan mampu mempengaruhi, menggerakkan dan memotivasi
guru dalam mengembangkan kreativitas mereka, terutama dalam meningkatkan mutu
pembelajaran.
Kepemimpinan kepala sekolah sangat menentukan mutu, tanpa kepemimpinan yang baik
proses peningkatan mutu tidak dapat dilakukan dan diwujudkan (Edwar Sallis, 2006: 170).
Keutamaan pengaruh (influence) kepemimpinan kepala sekolah bukanlah semata-mata
berbentuk instruksi, melainkan lebih merupakan motivasi atau pemicu (trigger) yang dapat
memberi inspirasi terhadap para guru dan karyawan, sehingga inisiatif dan kreatifitasnya
berkembang secara optimal untuk meningkatkan kinerjanya, (Tjutju Yuniarsih dan
Suwatno, 2008:166).
Secara teoritis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuhnya kreativitas guru
dipengaruhi oleh kepemimpinan Kepala Sekolah, Iklim Sekolah dan Motivasi kerja
(sumber ). Namun Kenyataan di lapangan cenderung tidak sesuai harapan, Kepala Sekolah
2
yang seharusnya mendorong kreativitas guru terkadang justru menghambat. Para manajer
dan pimpinan organisasi lebih banyak melumpuhkan kreativitas daripada mendorongnya
(Michael K. Badhawy dalam Dale Timpe 1994:211). Pimpinan sering mengikat dengan
aturan-aturan organisasi, sehingga kreativitas mereka kurang berkembang.
Rendahnya daya saing lulusan SMA di Jambi diduga disebabkan oleh rendahnya keratifitas
guru. Guru menjadi tidak termotivasi melakukan evaluasi dan inovasi kerja untu
meningkatkan mutu pendidikan disekolah mereka. Hal ini disebabkan oleh lemahnya
kepemimpinan kepala sekolah dalam memberi tempat, peluang, dan motivasi membuat
guru terhambat untuk berkreasi. Secara tegas rendahnya kreativitas guru dipengaruhi oleh
kepemimpinan Kepala Sekolah yang juga termasuk kurang baik. Karna peran Kepala
Sekolah sebagai pemimpin dan manajer belum mampu secara sungguh-sungguh
mempengaruhi dan menggerakkan warga sekolah (guru) untuk mengembangkan kreativitas
mereka demi tujuan sekolah. Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan sebuah
penelitian untuk mengetahui profil kepemimpinan kepala sekolah, iklim organisasi dan
kreatifitas guru di sekolah SMA terakreditasi A di Kota Madya Jambi, agar dapat menjadi
masukan untuk perancangan model kempemimpinan dan iklim organisasi yang dapat
menyumbang pada kreatifitas guru.
1.2 Pertanyaan Penelitian
Secara umum penelitian berkmaksud menjawab perntanyaan penelitian, seperti apakah
profil dan model kepemimpinan kepala sekolah, Iklim Sekolah dan Kreatifitas Guru SMA
di SMA terkareditasi A di Kota Madya Jambi ?. Pertanyaan penelitian secara specifik
dijabarkan dibawah ini:
1. Apakah tingkat kepemimpinan kepala sekolah SMA di Kota madya Jambi secara
keseluruhan.
2. Untuk mengetahui dan mengkaji gaya kepemimpinan yang paling dominan diterapkan
oleh kepala Sekolah.
3. Untuk megetahui dan mengkaji tingkat iklim organisasi sekolah di SMA Kodya Jambi
4. Untuk megetahui dan mengkaji sumbangan kempemimpinan kepala sekolah dan iklim
sekolah terhadap kinerja guru.
3
5. Untuk mengkaji gaya kepemimpinan kepala sekolah yang paling menyumbang
terhadap terhadap kinerja guru.
Untuk mengkaji sumbangam iklim sekolah terhadap peningkatan kinerja guru.
4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kinerja Guru
a. Pengertian Kinerja
Kinerja seseorang merupakan hal yang kompleks dan terpadu yang keberhasilannya
dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Menurut Keith
Davis (1984) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja, yakni adalah
kemampuan (ability = knowledge + skill) dan motivasi (motivation = attitude + situation).
Ada tiga faktor situasional yang mempengaruhi kinerja, yakni abilities and skills, role
perception, dan effort or motivation.Prestasi menekankan pengertian sebagai hasil atau apa
yang keluar dari sebuah pekerjaan dan kontribusi mereka pada organisasi.
Mangkunegara (2005:9) kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan. Nawawi (2005:234) menyatakan kinerja adalah hasil pelaksanaan
suatu pekerjaan, baik bersifat fisik/material maupun non fisik/non material.
Simanjuntak (2005:1) kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas
tertentu. Simanjuntak juga mengartikan kinerja individu sebagai tingkat pencapaian atau
hasil kerja seseorang dari sasaran yang harus dicapai atau tugas yang harus dilaksanakan
dalam kurun waktu tertentu. Prawirosentono (2010:2) mengartikan kinerja sebagai hasil
kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi
sesuai dengan tanggungjawab masing-masing. Bernardin and Joyce (2003:379)
mendefinisikan kinerja sebagai outcome yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan
tertentu atau kegiatan selama periode waktu tertentu. Sedangkan kinerja menurut Hunger
and Wheelen (1996:162) adalah hasil akhir dari suatu kegiatan.
Dalam penelitian ini kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi
kompetensi yang harus dimiliki oleh guru. Indikator penilaian terhadap kinerja guru
dilakukan terhadap tiga kegiatan pembelajaran dikelas yaitu: Perencanaan kegiatan
pembelajaran, Kegiatan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran.
5
2.2 Definisi Kepemimpinan
Yukl (2010) “Leadership is the process of influencing other to understand and agree about
what needs to be done and how it can be done effectively, and the process of facilitating
individual and collective efforts to accomplish the shared objectives” (Kepemimpinan
adalah proses mempengaruhi orang lain untuk memahami dan setuju tentang apa yang
perlu dikerjakan dan bagaimana tugas itu dapat dilakukan secara efektif, dan proses
memfasilitasi usaha individu dan kelompok untuk mencapai tujuan bersama). Posner and
Kauzes (2009) Kepemimpinan adalah suatu proses dimana individu mempengaruhi
kelompok untuk mencapai tujuan organisasi. Disamping itu kepemimpinan adalah
“kepmampuan untuk mempengaruhi orang-orang atau kelompok dengan maksud untuk
mencapai tujuan (Sudjana, 2010). Namun dari semua definisi kepemimpinan yang
dipaparkan dapat di tarik kesimpulan bahawa kepemimpinan adalah proses menggerakkan
seseorang atau sekelompok orang kepada tujuan-tujuan yang umumnya ditempuh dengan
cara-cara yang tidak memaksa.
2.3 Kepemimpinan Kepala Sekolah
Wahyusumidjo (2010) mengartikan bahwa: “Kepala sekolah adalah seorang tenaga
fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan
proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi
pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Sementara Rahman dkk (2006:106)
mengungkapkan bahwa “Kepala sekolah adalah seorang guru (jabatan fungsional ) yang
diangkat untuk menduduki jabatan struktural ( kepala sekolah ) di sekolah”.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah adalah
sorang guru yang mempunyai kemampuan untuk memimpin segala sumber daya yang ada
pada suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan
bersama.
1) Dimensi Kompetensi Kepala Sekolah
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13 Tahun 2007 tanggal 17
April 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah, kepala sekolah harus
6
memiliki kompetensi yakni: Kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial,
kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi, dan kompetensi sosial. Ke lima
standar kompetensi tersebut terintegrasi di dalam kinerja kepala sekolah.
2) Dimensi Peranan Kepala Sekolah
Urgensi dan signifikansi fungsi dan peranan kepala sekolah didasarkan pada
pemahaman bahwa keberhasilan sekolah merupakan keberhasilan kepala sekolah.
Oleh karena itu, kepala sekolah perlu memiliki kompetensi yang disyaratkan agar
dapat merealisasikan visi dan misi yang diemban sekolahnya. Dalam paradigma
baru manajemen pendidikan, kepala sekolah minimal harus mampu berfungsi
sebagai edukator, manager, administrator, supervisor, leader, inovator dan
motivator, (EMASLIM).
3) Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin ( Leader )
Kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu memberikan petunjuk dan
pengawasan, meningkatkan kemauan dan kemampuan tenaga kependidikan,
membuka komunikasi dua arah dan mendelegasikan tugas. Wahyusumidjo (2010)
mengemukakan bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin harus memiliki karakter
khusus yang mencakup kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan
profesional, serta pengetahuan administrasi dan pengawasan.
2.4 Iklim Kerja Sekolah
a. Pengertian Iklim Kerja Organisasi
Iklim organisasi memiliki banyak definisi. Berikut adalah beberapa definisi iklim
organisasi menurut para ahli: (1) Litwin dan Stringer, seperti dikutip Toulson dan Smith
(1994:457) mendefinisikan iklim organisasi sebagai suatu yang dapat diukur pada
lingkungan kerja baik secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh pada karyawan
dan pekerjaannya dimana tempat mereka bekerja dengan asumsi akan berpengaruh pada
motivasi dan perilaku karyawan; (2) Menurut Davis dan Hewstrom (2000), “Iklim
organisasi adalah lingkungan dimana para karyawan suatu organisasi melakukan pekerjaan
mereka. Iklim mengitari dan mempengaruhi segala hal yang bekerja dalam organisasi
7
sehingga iklim dikatakan sebagai suatu konsep yang dinamis.”; dan (3) Menurut Gibson
(2000) “Iklim organisasi adalah serangkaian keadaan lingkungan yang dirasakan secara
langsung dan tidak langsung oleh karyawan.” Berdasarkan definisi iklim kerja di atas,
dapat disimpulkan bahwa iklim kerja organisasi adalah serangkaian keadaan lingkungan
organisasi yang dirasakan langsung atau tidak langsung oleh karyawan dan dapat
mempengaruhi karyawan. Lingkungan organisasi terdiri dari lingkungan fisik dan
psikologis. Lingkungan fisik misalnya sarana-prasarana yang representatif, kebersihan,
keindahan dan lain-lain. Lingkungan psikologis meliputi hubungan antar karyawan dan
kombinasi antara nilai dan tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan.
2.5. Hubungan Kepemimpinan Kepala sekolah dengan Kinerja guru
Gibsons (2000) mengemukakan Kinerja mengajar guru sangat dipengaruhi oleh banyak
faktor yang dapat digolongkan pada tiga variabel yaitu: psikologi yang meliputi (persepsi,
sikap, kepribadian, belajar dan motivasi),Variabel individu yang meliputi ( kemampuan,
ketrampilan dan latar belakang kepala sekolah), Variabel organisasi yang meliputi
(kepemimpinan kepala sekolah, sumber daya yang meliputi fasilitas belajar mengajar,
biaya, tenaga dan manajemen).
Menurut Syafri mangkuprawira dan Aida Vitayala (2007:155) mengatakan faktorfaktor
yang dapat mempengaruhi kinerja guru terdiri atas faktor intrinsik guru
(personal/individual) atau Sumber daya manusia dan Ekstrinsik yaitu Kepemimpinan,
sistem, tim dan situasional. Uraian rincian faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :
a.Faktor personal/individual, meliputi unsure pengetahuan, ketrampilan (skill),
kemampuan, kepercayaan diri, motivasi dan komitmen yang dimiliki oleh setiap individu
guru.
b.Faktor Kepemimpinan, meliputi aspek kualitas manajer dan kepemimpinan dalam
memberikan dorongan, semangat, arahan dan dukungan kerja pada guru.
8
c.Faktor tim, meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan dalam
satu tim, kepercayaan terhadap sesame anggota tim, kekompakkan dan keeratan anggota
tim.
d.Faktor sistem, meliputi sistem kerja, fasilitas kerja yang diberikan oleh pimpinan
sekolah, proses organisasi (sekolah).
e.Faktor Kontekstual (situasional), meliputi tekanan dan perubahan Lingkungan eksternal
dan internal.
2.6 Hubungan Iklim Organisasi Dengan Kreatifitas Kerja
Toulson & Smith, (1994) menyatakan bahwa iklim organisasi adalah serangkaian deskripsi
dari karakteristik organisasi yang bertahan dalam jangka waktu lama. Karakteristik ini
membedakan satu organisasi dari organisasi lain dan mempengaruhi perilaku orang-orang
yang termasuk dalam organisasi tersebut. Tagiuri dan Litwin (Toulson & Smith, 1994)
mengatakan bahwa iklim organisasi merupakan kualitas lingkungan internal organisasi
yang secara relatif terus berlangsung, dialami oleh anggota organisasi dan mempengaruhi
perilaku mereka serta dapat dilukiskan dalam satu set karateristik atau sifat organisasi.
Lebih lanjut Toulson & Smith, (1994) mendefinisikan iklim organisasi sebagai suatu yang
dapat diukur pada lingkungan kerja baik secara langsung maupun tidak langsung
berpengaruh pada karyawan dan pekerjaannya dimana lingkungan kerja diasumsikan akan
berpengaruh pada motivasi dan perilaku karyawan.
Gibson (2000) menyatakan bahwa iklim organisasi adalah sifat lingkungan kerja
atau lingkungan psikologis dalam organisasi yang dirasakan oleh para pekerja atau anggota
organisasi dan dianggap dapat mempengaruhi sikap dan perilaku pekerja terhadap
pekerjaanya. Hampir senada, Davis dan Newstorm (2000) menyatakan bahwa iklim
organisasi merupakan lingkungan manusia dimana para pegawai organisasi melakukan
pekerjaan mereka. Toulson & Smith (1994) menjabarkan lima dimensi dari iklim
organisasi, yaitu responsibility (tanggung jawab), identity (identitas), warmth (kehangatan),
support (dukungan), conflict (konflik).
9
Iklim organisasi akan berdampak positif jika iklim organisasi memenuhi perasaan
dan kebutuhan pegawai. Iklim ditentukan oleh seberapa baik anggota diarahkan, dibangun
dan dihargai oleh organisasi sehingga membentuk pola perilaku positif dan mendorong
kreatifitas kerja. Hal ini didukung oleh Hasil penelitian (Wahyuli, 2007) yang
menunjukkan adanya hubungan yang sangat signifikan antara Iklim Organisasi dengan
kreatifitas kerja karyawan. Hal ini berarti semakin kondusif iklim organisasi dalam suatu
perusahaan akan diikuti dengan tingginya kreatifitas karyawan.
2.7 Roadmap Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian awal yang akan dilanjutkan dengan penelitian-
penelitian yang lebih besar. Pada tahun pertama pembengembangan instrumen realible dan
valid, dan profil kepemimpinan kepala sekolah di SMA Kota Madya Jambi meruapakan
target luaran penelitian yang utama. Pada tahun kedua publikasi hasil penelitian tahun
pertama pada Jurnal Internasional merupakan target awal yang harus dicapai. Seterusnya
diajukan usulan penelitian yang lebih besar dan diusahakan ada kemitraan, kajian
menggunakan mixed mode method akan mengkaji dan menghasilkan model kepemimpinan
effektif dan model kempemimpinan dan iklim kerja yang dapat menyumbang terhadap
kreatifitas kerja. Produk yang akan dihasilkan pada tahun kedua berupa buku teori dan
praktek kempemimpinan yang effektif. Penelitian akan terus dilanjutkan pada tahun
ketiga, pada tahun ketiga, penelitian dengan mengadaptasi model pengembangan yaitu
pengembangan modul training kepemimpinan yang effektif dengan mengadaptasi model
Kirkpatric Training. Tujuannya adalah mengkaji peningkataan gaya kepemimpinan yang
effektif yang diterapkan oleh kepala sekolah melalui training yang dilakukan. Bagan
roadmap penlitian seperti ditampilkan dibawah ini.
10
Bagan 1 Roadmap Penelitian
Tahap 1
Instrument penelitian yang reliable dan valid, Profile Kepemimpinan
Kepala Sekolah
Tahap 2
Model kepemimpinan dan Iklim Sekolah yang dapat
menyumbang ke Kreatifitas Guru Publikasi hasil penelitian
Tahap 3
Pengembangan Modul Training Kepemimpinan
Kepala Sekolah yang effektif
11
BAB III TUJUAN PENELITIAN
3.1 Tujuan khusus
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk membuat profil dan model kepemimpinan
kepala sekolah, Iklim Sekolah dan Kreatifitas Guru SMA di SMA terkareditasi A di Kota
Madya Jambi. Tujuan umum tersebut dijabarkan dalam bentuk tujuan khusus dibawah ini:
6. Untuk megetahui dan mengkaji tingkat kepemimpinan kepala sekolah SMA di Kota
madya Jambi secara keseluruhan.
7. Untuk mengetahui dan mengkaji gaya kepemimpinan yang paling dominan diterapkan
oleh kepala Sekolah.
8. Untuk megetahui dan mengkaji tingkat iklim organisasi sekolah di SMA Kodya Jambi
9. Untuk megetahui dan mengkaji sumbangan kempemimpinan kepala sekolah dan iklim
sekolah terhadap kinerja guru.
10. Untuk mengkaji gaya kepemimpinan kepala sekolah yang paling menyumbang
terhadap terhadap kinerja guru.
11. Untuk mengkaji sumbangam iklim sekolah terhadap peningkatan kinerja guru.
3.2 Urgensi (keutamaan) penelitian
Salah satu permasalahan pokok yang menghambat kemajuan pendidikan di Jawa Tengah
adalah manajemen pendidikan disekolah yang kurang dijalankan secara efektif dan efisien
(Soebagyo Brotosedjati, 2002:11). Bertitik tolak dari uraian tersebut dapat ditarik
kesimpulan, antara lain :1) Belum ada model dan standard kepemimimpinan ideal yang
diterapkan oleh kepala sekolah. 2) Lambannya peningkatan mutu pendidikan di sekolah
karena komitmen guru dalam pembelajaran masih lemah sehingga masih banyak guru yang
bekerja hanya karena takut kepada kepala sekolah, saat kepala sekolah tidak ada di sekolah
/ ada kepentingan lain, mereka tidak bekerja sebagaimana mestinya. 3) Kinerja guru masih
rendah, akibat dari proses kepemimpinan dan manajemen yang masih lemah. 4)
12
Manajemen pendidikan disekolah masih kurang efektif dan efisien karena lemahnya proses
kepemimpinan dan manajemen kepala sekolah.
Permasalahan diatas harus dicari solusinya melalui sebuah penelitian yang dapat
menghasilkan profil kepemimpinan dan iklim organisasi sekolah saat ini, model
kepemimpinan yang efektif dan efisien serta iklim sekolah yang ideal, dan mengkaji secara
mendalam gaya kepemimpinan dan iklim sekolah yang dapat mennyumbang pada motivasi
kerja dan kreatifitas guru. Disamping itu, penelitian ini merupakan upaya dari program
Megister Manejemen Pendidikan untuk membantu mencari akar permasalahan mutu
pendidikan di Kota Madya Jambi.
Penelitian ini juga merupakan sebuah tantangan bagi Dosen dan Mahasiswa S2 manajemen
Pendidikan untuk memperdalam dan mengembangkan keilmuan dan kompetensinya dari
segi rumpun ilmu menejemen pendidikan. Sehingga ada link and match antara apa yang
diajarkan dan dipelajari diperguruan tinggi dengan lingkungan
3.3 Inovasi
Menyadari betapa penting peningkatan mutu sekolah yang dapat dilihat dari indikator;
mutu masukan, mutu proses, mutu SDM, mutu fasilitas, mutu manajemen, dan beaya,
maka perlu mendukung “kemampuan manajerial kepala sekolah guna meningkatkan mutu
pendidikan disekolah tersebut”. Dengan demikian kepala sekolah hendaknya dapat
menjalankan fungsi dan tugas dengan sebaik-baiknya serta memainkan peran yang sesuai,
yakni sebagai pemimpin sekaligus sebagai manajer. Disamping itu sekolah sebagai agen
perubahan, maka kepala sekolah harus memahami dan mengembangkan ketrampilannya
dalam melaksanakan perubahan itu, apabila kepala sekolah ingin sekolah yang
dipimpinnya menjadi lebih efektif,
13
BAB IV. METODE PENELITIAN
4.1 Racangan Penelitian
Rancangan survei digunakan dalam penelitian ini, oleh karena itu kuesioner self-report
digunakan untuk memperoleh informasi dari group responden terhadap gaya
kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah dan kreatifitas kerja guru. Sedangkan
metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, karna dalam penelitian
ini, dihasilkan indikator-indikator variabel yang diturunkan dari beberapa teori tentang
kepemimpinan kepalasekolah, dan teori kinerja guru.
Penelitian ini juga menggunakan rancangan non eksperimen atau ex post facto.
Termasuk non eksperimen karena dalam penelitian ini tidak menggunakan perlakuan
terhadap variabel penelitian melainkan mengkaji fakta-fakta yang telah terjadi dan pernah
dilakukan oleh subjek penelitian. Ex post facto artinya merupakan pencarian empirik yang
sistematik di mana peneliti tidak dapat mengontrol langsung variabel bebas karena
peristiwanya telah terjadi atau menurut sifatnya tidak dapat dimanipulasi.
4.2 Lokasi, Populasi dan Sample
Penelitian ini akan di laksanakan di 9 SMA negeri terakrdeitasi A, yaitu SMA NEGERI 2,
SMA NEGERI 3, SMA 4, SMA 5, SMA 6, SMA 9, SMA Ferdy Ferry Putra, SMA
Xaverius 2 dan SMA Titian Teras. Pemilihan ketiga SMA ini sebagai lokasi penelitian
adalah berdasarkan penilain masyarakat dan pengamatan peneliti bahawa ketiga SMA ini
merupakan SMA negeri favorit dan banyak peminatnya. Jumlah guru yang terdapat di
SMA negeri I sebanyak 223 orang, Dengan demikian teknik sampling yang paling tepat
untuk digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling.
14
4.3 Instrumen dan Pengumpul Data
Instrument yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner akan
dibangun dari kajian literature berkaitan dengan teori, konsep dan praktek kepemimpinan,
iklim sekolah dan kreatifitas guru. Model kuesioner Likert Scale 5 akan digunakan untuk
pelihan jawab responden. Instrumen akan diuji cobakan terlebih dahulu untuk melihat
item-item yang tidak reliable. Dikarenakan salah satu tujan kajian ini untuk membuat alat
ukur gaya kepemimpinan, iklim organisasi dan keratifitas kerja guru yang reliable dan
valid, maka tanggapan dan masukan kan diminta berupa catatan dari responden pada dari
uji coba kuesioner. Open Ended Question juga akan dibuat dalam kuesioner tersebut untuk
melihat dan mengkaji respon tambahan secara kualitatif berkaitan dengan variable
penelitian ini.
Pertanyaandalam instrument dijawab oleh guru karena kepemimpinan Kepala Sekolah dan
iklim organisasi dalam hal ini dipersepsikan oleh guru. Kreativitas guru IPA tentu juga
dijawab oleh guru sendiri. Guru menyatakan persetujuan atau ketidak setujuan persepsinya
tentang kepemimpinan Kepala Sekolah di tempatkerja masing-masing. Iklim organisasi
dan kreativitas guru dinyatakan dengan frekuensi tentang kondisi yang dialam
Tabel 4.1 Kisi-kisi Angket Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan No. Soal
1. Keteladanan 1,2
2. Berkepentingan dengan situasi 3
3. Berkerja berlandaskan hubungan kemanusiaan 4,5
4. Memahami Kesulitan dan Masalah Guru. 6,7,8
5. Berkepentingan dengan staf dan sekolah 9
6. Melakukan kompromi untuk mencapai kesepatan 10
7. Mempertahankan stabilitas 11
8. Mampu mengatasi stress 12, 13
9. Menciptakan struktur dan aturan sekolah 14, 15
15
10. Memberi Motivasi 16
11. Tidak menciptakan konflik pribadi 17
12. Memimpin melalui pendekatan positif 18
13. Tidak menjauhi atau mendahului orangorang yang dipimpinnya 19, 20
14. Mudah dihubungi 21
Tabel 4.2 Kisi-Kisi Angket Iklim Organisas
Iklim Organisasi No. Soal
1. Hubungan yang baik antar warga sekolah 1,2
2. Keterbukaan komunikasi 3,4,5,6
3. Dukungan serta kerja sama yang aktif 7,8
4. Perhatian dan penghargaan kepada karyawan yang sangat kreatif 9,10,11
5. Kebebasan berpendapat dan menghindari kritik-kritik premature 12,13,14
6. Adanya waktu untuk berfikir dan berdiskusi serta berbuat 15,16
7. Gaya manajemen dan kepemimpinan kendali longgar. 17,18,19,20
Tabel 4.3 Kisi-Kisi Angket Kreativitas Guru
Kreatifias Guru No Item
1. Sentivitas/kepekaan terhadap masalah 1,2,3
2. Kelancaran dan Kebebasan berpikir
3. dan bertindak
4,5,6,7
4. Fleksibilitas/keluwesan alternatif
5. pemecahan masalah
8,9,10
6. Originalitas dan Kebaruan 11,12,13,14
7. Penyusunan dan pengembangan 15,16,17,18
16
8. Redefinisi 19,20
4.5 Teknik Analisis Data
Data yang dikumpulkan akan dinalaisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan
statistic inferensi. Statistik deskriptif akan digunakan untuk Untuk megetahui dan mengkaji
tingkat kepemimpinan kepala sekolah, Iklim Organisasi, dan kreatifitas guru di SMA Kota
madya Jambi secara keseluruhan. Analisis deskritif juga dugunakan untuk mengetahui dan
mengkaji gaya kepemimpinan yang paling dominan diterapkan oleh kepala Sekolah.
Analisis data deskriptif untuk kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah dan kreatifitas
guru akan di laprokan dalam bentuk nilai min. Interpretasi nilai min adalah seperti
ditampilkan dalam Tabel 4.4 dibawah:
Tabel 4.4 Interpretasi Nilai Min
Mean Interpretasi
1.00 – 1.80 Sangat Rendah
1.81 – 2.60 Rendah
2.61 – 3.40 Sederhana
3.41 – 4.20 Tinggi
4.21 – 5.00 Sangat Tinggi
Sedangkan analisis inferensi korelasi, simpel regresi dan multi-regresi akan digunakan
untuk untuk megetahui dan mengkaji sumbangan kempemimpinan kepala sekolah dan
iklim sekolah terhadap kinerja guru dan mengkaji gaya kepemimpinan kepala sekolah yang
paling menyumbang terhadap terhadap kinerja guru.
17
4.6 Skema Proses Penelitian
Langkah-langkah secara ringkas diuraikan dalam bagan 2 dibawah ini.
Bagan 2 Tahapan Penelitian
18
BAB V. HASIL PENELITIAN
5.0. Pendahaluan
Laporan penelitian dalam Bab ini akan dilaporkan dalam beberapa bagian yaitu lalatar
belakang responden penelitian, temuan deskripitf kepemimpinan kepalas sekolah, iklim
sekolah dan kreatifitas guru. Seterusnya dilanjutkan dengan temuan kajian dari hasil
analisis regresi sederhana, multi-regresi dan regresi moderasi.(moderated regression
analysis).
5.1 Demographic Background
Tabel 5.1 menunjukkan jumlah responden penelitian ini secara total sebanyak 127
responden. Dilihat berdasakan SMA terkareditasi A di Jambi Kota Jambi, terdapat 17
responden dari SMA 2 atau 13,4% dari responden keseluruhan. Responden dari SMA 3
adalah sebanyak 15 (11,8%), dari SMA 4 sebanyak 21 (16,5%), dari SMA 4 sebanyak
21 (16,5%), dari SMA 5 sebanyak 23 (18,1%), dari SMA 6 sebanyak 18 (14,2%), dari
SMA 9 sebanyak 7 (5,5%), dari SMA Fredy Fery Putra sebanyak 7 (5,5%), dari SMA
Xaverius 2 sebanyak 19 (15%), dari SMA Titian Teras 17 (13,4%).
Tabel 5.1 Profil responden berdasarkan asal sekolah
SMA Frekuensi Persentase
SMA 2 17 13,4
SMA 3 15 11,8
SMA 4 21 16,5
SMA 5 23 18,1
SMA 6 18 14,2
SMA 9 7 5,5
SMA Ferdy Ferry Putra 7 5,5
SMA Xaverius 2 19 15,0
SMA Titian Teras 127 100,0
TOTAL 17 13,4
19
Dilihat dari latar belakang responden dari segi jenis kelamin menunjukkan sebanyak 52
orang (40,9%) adalah lelaki sedangkan 75 orang (59,1%) adalah perempuan. Ini berarti
jumlah responden perempuan lebih banyak daripada responden lelaki. Hasilnya
ditampilkan dalam Tabel 5.2
Tabel 5.2 Profil responden berdasarkan Jenis kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Lelaki 52 40,9
Perempuan 75 59,1
Total 127 100,0
Tabel 5.3 menunjukkan latar belakang responden penelitian dari egi latar belakang
pendidikan. Terdapat sebanyak 116 orang responden (91,3%) adalah berlatar belakang S1
sedangkan 11 orang (8,7%) adalah berlatar belakang S2. Ini berarti mayoritas responden
berlatar pendidikan S1.
Tabel 5.3 Profil responden berdasarkan tingkat pendidikan
Pendidikan Frekuensi Persentase
S1 116 91,3
S2 11 8,7
Total 127 100,0
5.2 Tingkat kepemimpinan kepala sekolah SMA di Kota madya Jambi secara
keseluruhan
Tabel 5.4 Menunjukkan bahawa kepemimpinan kepala sekolah secara keseluruhan adalah
baik dengan nilai min rata-rata berda pada tahap tinggi. Perolehan nilai min untuk masing-
masing komponen kepemimpinan adalah menciptakan struktur dan aturan berpihak pada
kepentingan sekolah 4.17, tidak menjauhi atau mendahului orangorang yang dipimpinnya
4.12, tidak menciptakan konflik pribadi 4.0, berkepentingan dengan staf dan sekolah 4.06,
melakukan kompromi untuk mencapai kesepatan 4.06, mempertahankan stabilitas 4,06,
memberi motivasi 4.01, mudah dihubungi 3.90, berkepentingan dengan staf dan sekolah
20
3,86, memimpin melalui pendekatan positif 3,74, berkepentingan dengan situasi 3,72,
keteladanan 3,71, mentolerir adanya kesalahan 3,67, berkerja berlandaskan hubungan
kemanusiaan 3,57 dan mampu mengatasi stress 3,57. Temuan ini memberikan gambaran
bahawa gaya keapemimpinan di SMA terakreditasi A adalah Baik. Kepala sekolah
menerapkan gaya kepemimpinan yang tinggi di seluruh komponen gaya kepemimpinan.
Tabel 5.4 Pola Kepemimpinan Kepala Sekolah
Komponen Kepemimpinan Kepala Sekolah Mean S. D Tingkat
1. Menciptakan struktur dan aturan berpihak
pada kepentingan sekolah 4,17 ,305 Tinggi
2. Tidak menjauhi atau mendahului orang orang
yang dipimpinnya 4,12 ,217 Tinggi
3. Tidak menciptakan konflik pribadi 4,07 ,557
Tinggi
4. Memahami Kesulitan dan Masalah Guru. 4,06 ,274
Tinggi
5. Melakukan kompromi untuk mencapai
kesepatan 4,06 ,274 Tinggi
6. Mempertahankan stabilitas 4,06 ,278
Tinggi
7. Memberi Motivasi 4,01 ,356
Tinggi
8. Mudah dihubungi 3,90 ,540
Tinggi
9. Berkepentingan dengan staf dan sekolah 3,86 ,389
Tinggi
10. Memimpin melalui pendekatan positif 3,74 ,435
Tinggi
11. Berkepentingan dengan situasi 3,72 ,731
Tinggi
12. Keteladanan 3,71 ,443
Tinggi
13. Berkerja berlandaskan hubungan
kemanusiaan 3,57 ,362 Tinggi
14. Mampu mengatasi stress 3,57 ,842
Tinggi
21
5.3 Tingkat iklim organisasi sekolah di SMA Kodya Jambi
Temuan kajian dari segi Iklim Organisasi menunjukan bahawa Iklim Organisasi ekolah
pada pada SMA terakreditasi A secara keseluruhan memberikan nilai min pada tahap
tinggi (3,86). Dilihat dalam setiap kedalam setiap indikator atau pernyataan dari iklim
sekolah, satu pernyataan beradad pada tingkat nilai min sangat tinggi yaitu nilai penyataan
nomor 1 (hubungan guru dengan Kepala Sekolah baik) dengan nilai min 4, 26). Ini berarti
bahawa guru menyatakan bahwa hubungan mereka dengan kepala sekolah sangat baaik
dan tidak ada masalah.
Sementara itu sebanyak 13 indikator iklim sekolah berada pada tingkat nilai min tinggi
yaitu pernyataan Hubungan antar guru dan karyawan menyenangkan (3,48), Guru tahu
program sekolah yang akan dilaksanakan (4,03) Laporan dari panitia dalam pelaksanaan
kegiatan, tidak hanya diketahui Kepala Sekolah tapi juga para guru (3,34), Sekolah
menanggapi positif masalah yang disampaikan para guru (3,86), Sekolah antusias
mendukung ide atau gagasan para guru (4,01), Dalam melaksanakan kegiatan, tim bekerja
kompak (3,98), Sekolah menyediakan dana atau anggaran bagi guru untuk berkreasi dalam
pembelajaran (3,67), Guru diberi kesempatan memaparkan penemuan baru dalam
pembelajaran,sebagai bahan pengembangan dan tukar pengalaman (3,48), Kami
menyampaikan pendapat berbeda-beda pada saat pertemuan atau rapat (3,95), Kami
berdiskusi untuk kemajuan sekolah atau masalah pembelajaran di kelas (3,73), Kami
diingatkan agar tidak lupa tujuan setiap kegiatan. (3,90), Ada kebebasan guru dalam
menentukan langkah kerja (3,66) dan kami terlibat aktif dalam menentukan tujuan sekolah
(3,57). Temuan iklim sekolah dari pernyataan tersebut menunjukkan bahwa iklim sekolah
adalah baik dan kondusif.
Temuan nilai min tiga pernyataan yang lain berada pada tingkat sederhana yaitu
pernyataan Ide atau gagasan aneh, langsung dikritik teman lain (2.81), saya dan teman-
teman di sekolah mengajar dengan berbagai metode baru (3,32) dan jam mengajar guru
tidak penuh sehari 8 jam pelajaran (3,40). Ini memberarti bahwa iklim sekolah dari segi
ketiga pernyataan tersebut belum cukup baik.
22
Tabel 5.5 Min, Standar Deviasi dan Tingkat Iklim Organisasi
IKLIM ORGANISASI Min S. D Tingkat
1. Hubungan guru dengan Kepala Sekolah baik. 4,26 ,770
S. Tinggi
2. Hubungan antar guru dan karyawan
menyenangkan 3,48 ,501
Tinggi
3. Guru tahu program sekolah yang akan
dilaksanakan. 4,03 ,175
Tinggi
4. Laporan dari panitia dalam pelaksanaan
kegiatan, tidak hanya diketahui Kepala
Sekolah tapi juga para guru. 3,34 ,790
Sederhana
5. Sekolah menanggapi positif masalah yang
disampaikan para guru. 3,86 ,509
Tinggi
6. Sekolah antusias mendukung ide atau gagasan
para guru. 4,01 ,356
Tinggi
7. Dalam melaksanakan kegiatan, tim bekerja
kompak. 3,98 ,281
Tinggi
8. Sekolah menyediakan dana atau anggaran
bagi guru untuk berkreasi dalam
pembelajaran. 3,67 ,486
Tinggi
9. Sekolah memberi penghargaan pada guru
yang memilki gagasan maupun karya kreatif. 3,11 ,715
Sederhana
10. Guru diberi kesempatan memaparkan
penemuan baru dalam pembelajaran,sebagai
bahan pengembangan dan tukar pengalaman 3,48 ,501
Tinggi
11. Kami menyampaikan pendapat berbeda-beda
pada saat pertemuan atau rapat. 3,95 ,213
Tinggi
12. Ide atau gagasan aneh, langsung dikritik
teman lain. 2,81 1,26
Sederhana
13. Saya dan teman-teman di sekolah mengajar
dengan berbagai metode baru. 3,32 1,35
Sederhana
14. Jam mengajar guru tidak penuh sehari 8 jam
pelajaran. 3,40 1,328
Sederhana
15. Kami berdiskusi untuk kemajuan sekolah atau
masalah pembelajaran di kelas. 3,73 ,750
Tinggi
16. Kami diingatkan agar tidak lupa tujuan setiap
kegiatan. 3,90 ,671
Tinggi
17. Ada kebebasan guru dalam menentukan
langkah kerja. 3,66 ,910
Tinggi
18. Kami terlibat aktif dalam menentukan tujuan
sekolah. 3,57 ,672
Tinggi
Iklim Organisasi 3,86 ,699 Tinggi
23
5.4 Tingkat Kreatifitas Guru
Temuan deskriptif dari segi kreatifitas guru menunjukkan nilai min 3.61 berada pada tahap
tinggi. Arti dari temuan ini adalah secara keseluruhan keratifitas guru adalah baik atau
berada pada tingkat tinggi. Dilihat secara terperinci dalam tiap-tiap indikator atau
pernyataan dari keratifitas guru, tiga diantaranya mempunyai nilai min pada tingkat sangat
tinggi yaitu saya membuat alat praktek/Media/bahan alternatif lain, karena belum
disediakan sekolah (4,37), saya senang jika menjelaskan sampai detil atau rinci (4,25) dan
saya merenungkan kembali kemungkinan jawaban masalah yang sedang saya tangani
(4.26).
Lima indikator dari kreatifitas guru berada pada nilai min tinggi yaitu pernyataan Saya
mudah tertarik untuk mengetahui penyebab suatu permasalahan (3,62), saya tidak mudah
percaya pendapat orang lain (3,85), bekerja di laboratorium tidak boleh mencoba di luar
panduan yang sudah ada (3,54), saya sudah mencoba metode mengajar karya sendiri
(4,07), saya terinspirasi, untuk mengubah suatu produk menjadi lebih berguna sebagai
sarana pembelajaran (3,92) dan saya mengulang kembali untuk memastikan maksud suatu
pertanyaan (4,19). Ini memberikan gambaran bahwa guru-guru mempunyai keratifitas pada
tingkat tinggi dari segi pernyataan-pernyataan tersebut.
Responden menganggap kreatifitas mereka dari segi lima pernyataan berikut pada tahap
sederhana. Kelima pernyataan kreatifitas terebut adalah saya akan fokus pada satu
jawaban saja, jika ada masalah (3,33), diam itu lebih baik, dari pada berpendapat tapi
menimbulkan pertentangan (2,67), firasat maupun intuisi adalah petunjuk yang bisa
dijadikan pegangan dalam memecahkan masalah (2,81) dan saya tidak ingin mengubah
sesuatu yang sudah mapan (3,14).
Sedangkan dari segi dua pernyataan negatif terhadap keratifitas guru menyatakan tidak
setuju dengan pernyatan tersebut atau nilai min pada tahap rendah. Pernyataan-pernyataan
tersebut adalah Saya akan fokus pada satu jawaban saja, jika ada masalah (2,27) dan saya
rasa tidak perlu alternatif jawaban lain dalam pemecahan masalah (2,14). Satu pernyataan
yaitu „saya menggunakan metode ceramah saja, jika materi pelajaran belum bisa
24
terselesaikan‟ berada pada tahap sangat rendah (1.68). Ini berarti bahawa guru tidak
melakukan tindakan tersebut.
Tabel 5.6 Min, stardar deviasi dan Tingkat Kreatifitas Guru
Kreatifitas Guru Mean S. D Tingkat
1. Saya mudah tertarik untuk mengetahui penyebab
suatu permasalahan. 3,62 ,614
Tinggi
2. Saya tidak mudah percaya pendapat orang lain. 3,85 ,472 Tinggi
3. Saya senang mengikuti perkembangan terbaru
tentang Bidan/ Mata Pelajaran yang saya ajar. 3,33 1,310
Sederhana
4. Diam itu lebih baik, dari pada berpendapat tapi
menimbulkan pertentangan 2,67 1,362
Sederhana
5. Bekerja di laboratorium tidak boleh mencoba di
luar panduan yang sudah ada. 3,54 ,954
Tinggi
6. Saya menyampaikan kritik saran atau gagasan pada
sekolah dalam setiap kesempatan. 3,03 ,863
Sederhana
7. Saya akan fokus pada satu jawaban saja, jika ada
masalah. 2,27 ,514
Rendah
8. Saya rasa tidak perlu alternatif jawaban lain dalam
pemecahan masalah 2,14 ,573
Rendah
9. Saya menggunakan metode ceramah saja, jika
materi pelajaran belum bisa terselesaikan. 1,68 ,466 Sangat
Rendah
10. Firasat maupun intuisi adalah petunjuk yang bisa
dijadikan pegangan dalam memecahkan masalah. 2,81 ,995
Sederhana
11. Saya membuat alat praktek/Media/bahan alternatif
lain, karena belum disediakan sekolah. 4,37 ,733
S. Tinggi
12. Saya sudah mencoba metode mengajar karya
sendiri. 4,07 ,788
Tinggi
13. Saya tidak akan mencoba sesuatu sekiranya akan
dianggap bodoh atau ditertawakan. 2,46 1,37
Rendah
14. Saya tidak ingin mengubah sesuatu yang sudah
mapan. 3,14 ,891
Sederhana
15. Saya terinspirasi, untuk mengubah suatu produk
menjadi lebih berguna sebagai sarana pembelajaran. 3,92 1,06
Tinggi
16. Saya senang jika menjelaskan sampai detil atau
rinci. 4,25 ,457
S.Tinggi
17. Saya merenungkan kembali kemungkinan jawaban
masalah yang sedang saya tangani. 4,26 ,444
S.Tinggi
18. Saya mengulang kembali untuk memastikan
maksud suatu pertanyaan 4,19 ,399
Tinggi
KREATIFITAS GURU 3,61 ,232
Tinggi
25
5.5 Model Sumbangan kempemimpinan kepala sekolah Kreatifitas guru.
Analisis multi-regresi dengan metod stepwise telah dijalankan terhadap 15 gaya kepemimpinan
sebagai variabel bebas melintasi keratifitas guru sebagai veraibel bersandar. Berdasar tabel
ANOVA terdapat tujuh dari 15 variabel kepemimpinan sekolah yang menyumbang pada
keratifitas guru, dibuktikan dengan nilai siginifikan .000 < .001. ketujuh variabel tersebut
adalah memahami kesulitan dan masalah guru, Berkerja berlandaskan hubungan kemanusiaan,
Memberi Motivasi, Berkepentingan dengan staf dan sekolah, Mampu mengatasi stress,
Berkepentingan dengan staf dan sekolah, dan melakukan kompromi untuk mencapai kesepatan
Selanjutnya jumlah sumbangan dalam bentuk nilai Beta, r dan persentase ditunjukkan dalam
tabel 5.7.
Tabel 5.7 menunjukkan gaya kepemimpinan „memahami kesulitan dan masalah guru‟
Merupakan variabel yang paling banyak menyumbang dengan Beta=,261, t= 4,508,
sig=0.00<0.05 dan R2=.,224, diikuti dengan variable berkerja berlandaskan hubungan
kemanusiaan Beta=,458, t= 8,179, sig=0.00<0.05 dan R2=.,382, memberi motivasi
Beta=,252, t= 4,189, sig=0.00<0.05 dan R2=.,549, berkepentingan dengan staf dan sekolah
Beta=,,214 t= 3,509, sig=0.00<0.05 dan R2=,599, mampu mengatasi stress Beta=,395, t= -
5,677, sig=0.01<0.05 dan R2=.,642, Berkepentingan dengan staf dan sekolah Beta=,251, t=
4,327, sig=0.00<0.05 dan R2=,677 dan melakukan kompromi untuk mencapai kesepatan
Beta=,032, t= 2,500, sig=0.04<0.05 dan R2=,690. Total sumbangan positif dalam bentuk
persentase adalah sebanyak 69% dari ke tujuh gaya kepemimpinan tersebut. Sedangkan 8
variabel lain tidak dianggap memberikan sumbangan yang signifikan.
Tabel 5.7 ANOVA. Varians variabel bebas terhadap variable terikat
Model
Jumlah Kuasa
Dua Df
Min Kuasa
Dua F Sig.
1 Regression 1,597 1 1,597 37,426 ,000b
Residual 5,334 125 ,043
Total 6,931 126
2 Regression 2,716 2 1,358 39,952 ,000c
Residual 4,215 124 ,034
Total 6,931 126
3 Regression 3,879 3 1,293 52,120 ,000d
Residual 3,052 123 ,025
Total 6,931 126
26
4 Regression 4,237 4 1,059 47,979 ,000e
Residual 2,694 122 ,022
Total 6,931 126
5 Regression 4,546 5 ,909 46,142 ,000f
Residual 2,384 121 ,020
Total 6,931 126
6 Regression 4,798 6 ,800 44,987 ,000g
Residual 2,133 120 ,018
Total 6,931 126
7 Regression 4,904 7 ,701 41,140 ,000h
Residual 2,027 119 ,017
Total 6,931 126
Variabel bebas: Kreatifitas
Variabel terikat: Kesulitanmasalah, Hubungankemnusiaan, Motivasi, Berkepentinganstaf,
Mangatasistress, BerkepentinganSituasi, Mencapaikesepakatan
Tabel 5.8 Multiple Regression (stepwise method) dari variabel bebas terhadap kreatifitas
guru.
Peramal B
Ralat
Piawai Beta t Sig.
R2
Sumban
gan
(Constant) 2,92
1 ,218
13,403 ,000
Kesulitanmasalah ,131 ,029 ,261 4,508 ,000 ,224 22,4%
Hubungankemnusiaan ,290 ,035 ,458 8,179 ,000 ,382 15,8%
Motivasi ,123 ,029 ,252 4,189 ,000 ,549 16,7%
Berkepentinganstaf ,102 ,029 ,214 3,509 ,001 ,599 5%
Mangatasistress ,111 ,020 ,395 -5,677 ,000 ,642 4,3%
BerkepentinganSituasi ,088 ,020 ,251 4,327 ,000 ,677 6,35%
Mencapaikesepakatan ,079 ,032 ,145 2,500 ,014 ,690 1,3%
Variabel bebas: Kreatifitas
Variabel terikat: Kesulitanmasalah, Hubungankemnusiaan, Motivasi, Berkepentinganstaf,
Mangatasistress, BerkepentinganSituasi, Mencapaikesepakatan
27
5.6 Sumbangan Iklim Sekolah Secara Langsung Terhadap Kreatifitas Guru
Tabel 5.9 Menunjukkan hasil analisis regresi dengan metod enter terhadap Iklim organisasi
sebagai variabel bebas melintasi kreaatifitas guru sebagai veraibel bersandar. Hasil dari tabel
ANOVA menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan Iklim organisasi terhadap
keratifitas guru, dibuktikan dengan nilai siginifikan .0737 > .001. Untuk analisisi lebih jauh
tidak perlu diteruskan.
Tabel 5.9 ANOVA. Varians pembolehubah tak bersandar ke atas pemboleh bersandar
Model
Jumlah Kuasa
Dua Df
Min Kuasa
Dua F Sig.
1 Regression ,006 1 ,006 ,114 ,737b
Residual 6,925 125 ,055
Total 6,931 126
5.7 Model Sumbangan kempemimpinan kepala sekolah Kreatifitas guru.
Analisis multidan moerated regresi telah dijalankan terhadap 15 gaya kepemimpinan sebagai
variabel bebas, Iklim sekolah sebagai variable Moderation melintasi kreatifitas guru sebagai
veraibel bersandar. Hasil dari tabel ANOVA terdapat tujuh dari 15 variabel kepemimpinan
sekolah yang menyumbang pada keratifitas guru, dibuktikan dengan nilai siginifikan .000 <
.001. Ketujuh variabel tersebut adalah memahami kesulitan dan masalah guru, Berkerja
berlandaskan hubungan kemanusiaan, Memberi Motivasi, Berkepentingan dengan staf dan
sekolah, Mampu mengatasi stress, Berkepentingan dengan staf dan sekolah, dan melakukan
kompromi untuk mencapai kesepatan. Sedangkan iklim organisasi/sekolah sebagai variabel
moderasi juga siginifikan meberikan kontribusi dengan nilai signifikan ,000<,001.
Selanjutnya jumlah sumbangan dalam bentuk nilai Beta, r dan persentase ditunjukkan dalam
tabel 5.10
Tabel 5.10 ANOVA. Varians pembolehubah tak bersandar ke atas pemboleh bersandar
Model
Jumlah Kuasa
Dua Df
Min Kuasa
Dua F Sig.
1 Regression 1,597 1 1,597 37,426 ,000b
Residual 5,334 125 ,043
Total 6,931 126
2 Regression 2,716 2 1,358 39,952 ,000c
28
Residual 4,215 124 ,034
Total 6,931 126
3 Regression 3,879 3 1,293 52,120 ,000d
Residual 3,052 123 ,025
Total 6,931 126
4 Regression 4,237 4 1,059 47,979 ,000e
Residual 2,694 122 ,022
Total 6,931 126
5 Regression 4,546 5 ,909 46,142 ,000f
Residual 2,384 121 ,020
Total 6,931 126
6 Regression 4,798 6 ,800 44,987 ,000g
Residual 2,133 120 ,018
Total 6,931 126
7 Regression 4,904 7 ,701 41,140 ,000h
Residual 2,027 119 ,017
Total 6,931 126
Moderator Variable
8 Regression 4,994 8 ,624 38,033 ,000i
Residual 1,937 118 ,016
Total 6,931 126
Variabel bebas: Kreatifitas
Variabel terikat: Kesulitanmasalah, Hubungankemnusiaan, Motivasi, Berkepentinganstaf,
Mangatasistress, BerkepentinganSituasi, Mencapaikesepakatan
Tabel 5.11 menunjukkan gaya kepemimpinan „memahami kesulitan dan masalah guru‟
Merupakan variabel yang paling banyak menyumbang dengan Beta=,261, t= 4,508,
sig=0.00<0.05 dan R2=.,272, diikuti dengan variable berkerja berlandaskan hubungan
kemanusiaan Beta=,458, t= 8,179, sig=0.00<0.05 dan R2=.,391, memberi motivasi
Beta=,287, t= 4,717, sig=0.00<0.05 dan R2=.,549, berkepentingan dengan staf dan sekolah
Beta=,213 t= 3,555, sig=0.00<0.05 dan R2=,642, mampu mengatasi stress Beta=,418, t=
6,053, sig=0.01<0.05 dan R2=.,642, Berkepentingan dengan staf dan sekolah Beta=,301, t=
4,947, sig=0.00<0.05 dan R2=,677 dan melakukan kompromi untuk mencapai kesepatan
Beta=,147, t= 2,575, sig=0.011<0.05 dan R2=,690. Sedangkan variabel moderator ikut
memberikan nilai moderasi terhadap peningkatan keratiitas guru dengan nilai Beta=,152, t=
2,338, sig=0.021<0.0. Total sumbangan positif dalam bentuk persentase adalah sebanyak
70,2% dari ke tujuh gaya kepemimpinan tersebut dengan moderasi iklim sekolah. Sedangkan
8 variabel lain tidak dianggap memberikan sumbangan yang signifikan.
29
Tabel 5.11 Multiple Regression (stepwise method) dari variabel bebas terhadap kreatifitas
guru.
Peramal B
Ralat
Piawai Beta t Sig.
R2
Sumban
gan
(Constant) 3,312 ,271 12,202 ,000 -
Kesulitanmasalah ,137 ,029 ,272 4,774 ,000 ,224 22,*%
Hubungankemnusiaan ,247 ,039 ,391 6,282 ,000 ,382 15,8%
Motivasi ,141 ,030 ,287 4,717 ,000 ,549 16,7%
Berkepentinganstaf ,101 ,028 ,213 3,555 ,001 ,599 5%
Mangatasistress ,117 ,019 ,418 6,053 ,000 ,642 4,3%
BerkepentinganSituasi ,106 ,021 ,301 4,947 ,000 ,677 3,5%
Mencapaikesepakatan ,080 ,031 ,147 2,575 ,011 ,690 1,3%
IKLIM (Moderator) ,051 ,022 ,152 2,338 ,021 ,702 1,2%
Variabel bebas:
Variabel terikat:
5.8 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah menurut
persepsi guru SMA terakreditasi A sekodya jambi tergolong baik. Temuan ini memberikan
gambaran bahawa gaya keapemimpinan di SMA terakreditasi A adalah Baik. Kepala
sekolah menerapkan gaya kepemimpinan yang tinggi di seluruh komponen gaya
kepemimpinan.
Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi aktivitas seseorang atau
sekelompok orang untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu. Setiap saat seseorang
berusaha mempengaruhi orang lain, maka orang tersebut bisa dikatakan sebagai pemimpin
dan orang yang dipengaruhi adalah pengikut. Berkaitan dengan hasil penelitian ini, karena
kepemimpinan kepala sekolah belum sepenuhnya dirasakan baik oleh guru, berarti pula
belum mampu sepenuhnya mempengaruhi aktivitas guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran secara optimal pula. Kreativitasguru tidak dapat bekermbang secara baik atas
kebijakan-kebijakan kepala sekolah yang belum sepenuhnya mendukung kegiatan
pembelajaran.
30
Temuan kajian dari segi Iklim Organisasi menunjukan bahawa Iklim Organisasi ekolah
pada pada SMA terakreditasi A secara keseluruhan memberikan nilai min pada tahap
tinggi atau Iklim sekolah adalah secara keseluruhan pada tahap yang baik. Namun
demikian iklim sekolah harus ditingkat menjadi lebih baik dengan menjadikan sekolah
lebih trasparan dan terbuka terhadap kritik dan saran, memberi penghargaan kepada guru
yang berprestasi, meningkatkan kualitas pengajaran dan jam penagajaran yang lebi
prporsional. Karena iklim sekolah barkaitan dengan isu tersebut masih pada tahap
sederhana. Secara keseluruhan iklim sekolah masih perlu ditingkatkan karna belum
mencapai tahap sangat baik.
Namun temuan Iklim sekolah secara keseluruhan berarti bahwa hubungan yang
tercipta antara warga sekolah masih cukup baik, cukup terbuka dalam komunikasinya,
cukup adanya dukungan serta kerja sama. Perhatian dan penghargaan untuk karyawan yang
kreatif masih kadang-kadang saja terlaksana, demikian juga dengan kebebasan
berpendapat, waktu berpikir dan berdiskusi juga masih jarang terlaksana. Kualitas iklim
organisasi yang tergolong cukup tersebut memberikan dampak pada kreativitas guru yang
kurang optimal pula. Iklim organisasi yang menyenangkan dibutuhkan oleh semua
organisasi termasuk organisasi sekolah agar anggota organisasi merasa nyaman dan
bersemangat dalam melaksanakan tugas. Temuan dari segi kreatifitas guru berada pada
tingkat tinggi, namun demikian responden menganggap kreatifitas guru dari segi pemcehan
masalah, memberi pendapat, dan pemikiran inovatif masih pada tahap yang sederhana.
Analisis regresi membuktikan tujuh dari 14 komponen kepemimpinan kepala
sekolah memberikan kontirbusi terhadap peningkatan kreatifitas guru yaitu memahami
kesulitan dan masalah guru, berkerja berlandaskan hubungan kemanusiaan, Memberi
Motivasi, Berkepentingan dengan staf dan sekolah dan mampu mengatasi stress. Ini
memberikan implikasi bahwa kepemimpinan yang lebih baik sangat menentukan
kreatifitas guru. Analisis regresi moderasi lebih mempertegas tujuh variabel berikut yaitu
memahami kesulitan dan masalah guru, Berkerja berlandaskan hubungan kemanusiaan,
Memberi Motivasi, Berkepentingan dengan staf dan sekolah, Mampu mengatasi stress,
Berkepentingan dengan staf dan sekolah, dan melakukan kompromi untuk mencapai
kesepakatan. Variabel iklim organisasi/sekolah sebagai variabel moderasi meningkatkan
lagi kreatifitas guru. Artinya kepemimpinan kepala sekolah mempengaruhi iklim sekolah,
31
selanjutnya kepemimpinan kepala sekolah pada iklim sekolah yang lebih baik akan
meningkatkan kreatifitas guru.
Oleh karena itu, untuk upaya mengembangkan kreativitas anggota organisasi
termasuk guru tidak bisa lepas dari faktor kepemimpinan kepala sekolah dan hubungannya
dengan suasana atau iklim organisasi atau iklim kerja. Perkembangan kreativitas dalam
organisasi termasuk kreativitas guru dipengaruhi banyak faktor, gaya kepemimpinan
kepala sekolah merupakan penentu utama dan dibantu oleh faktor lain seperti iklim
organisasi. Iklim organisasi yang kondusif tentu akan merangsang berkembangnya
kreativitas guru. Kepala Sekolah sebagai seorang pemimpin memiliki peran penting dalam
mengupayakan iklim organisasi yang menyenangkan anggota organisasinya.
32
BAB VI. KESIMPULAN
Temuan penelitian ini memberikan menunjukkan bahawa kepala SMA terakreditasi A di
Kota Jambi menerapkan pola kepemimpinan yang baik. Semua pola atau komponen yang
diterapkan berada pada tahap nilai min tinggi. Sedangkan temuan deskriptif
mengungkapkan bahwa Iklim Organisasi menunjukan pada pada SMA terakreditasi A
secara keseluruhan berada pada tingkat yang baik. . Temuan dari segi kreatifitas guru
berada pada tingkat tinggi, namun demikian responden menganggap kreatifitas guru dari
segi pemcehan masalah, memberi pendapat, dan pemikiran inovatif masih pada tahap yang
sederhana.
Pola kepemimpinan memahami kesulitan dan masalah guru, berkerja berlandaskan
hubungan kemanusiaan, Memberi Motivasi, Berkepentingan dengan staf dan sekolah dan
mampu mengatasi stress berrinfak besar secara positif terhadap kreatifitas guru. Analisis
regresi moderasi lebih mempertegas tujuh variabel berikut yaitu memahami kesulitan dan
masalah guru, Berkerja berlandaskan hubungan kemanusiaan, Memberi Motivasi,
Berkepentingan dengan staf dan sekolah, Mampu mengatasi stress, Berkepentingan dengan
staf dan sekolah, dan melakukan kompromi untuk mencapai kesepakatan. Variabel iklim
organisasi/sekolah sebagai variabel moderasi meningkatkan lagi kreatifitas guru. Artinya
kepemimpinan kepala sekolah mempengaruhi iklim sekolah, selanjutnya kepemimpinan
kepala sekolah pada iklim sekolah yang lebih baik akan meningkatkan kreatifitas guru.
33
DAFTAR PUSTAKA
Bernardin, H. John, & Joyce E.A Russel. (2003). Human resource management (An
Experimental Approach International Edition), Singapore : Mc.Graw Hill Inc.
Davis, Keith, & Jhon W. Newstrom, (2000). Perilaku Dalam Organisasi, Edisi Ketujuh,
Alih Bahasa Agus Darma, Jakarta: Erlangga.
Gibson, James L, et.al. (2000). Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses. Edisi Kelima. Alih
Bahasa Djoerban Wahid Jakarta: Erlangga.
Hunger, J.D., & Wheelen, T.L. (2011). Essentials of strategic management. New Jersey,
USA: Prentice Hall.
Posner and Kauzes (2009) The Leadership Challenge. Jakarta: Erlangga Prawiro Sentono
Sutadi (2010) Kebijakan Kinerja karyawan, Yogyakarta:BPFE
Rahman. Dkk (2006). Peran Strategis Kapala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan. Jatinangor: Alqaprint.
Sjafri Mangkuprawira & Aida Vitayala Hubeis. (2007). Manajemen Mutu Sumber Daya
Manusia, Ghalia Indonesia. Bogor.
Sudjana, N., (2010). Metode Penelitian dan Karya Ilmiah. Jakarta: LPP Binamitra
Toulson, P. & Mike, S. (1994). The Relationship Between Organizational Climate and
Employee Perceptions of Personnel Management Practices.
Wahyusumidjo, (2010).Kepemimpinan Kepala sekolah, Jakarta:Rajawali Press.
Yuki, Gary, (2010). Leadership in Organization Saddle River New Jersey: Prentice
Hall,Inc.
Satria, Y. (2005). Hubungan Antara Komitmen Organisasi dan Iklim Organisasi dengan
Kepuasan Kerja Karyawan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Benefit, Vol.9,
No.2, Desember 2005. 120- 128.
Toulson, P. & Mike, S. (1994). The Relationship Between Organizational Climate and
Employee Perceptions of Personnel Management Practices.
Wahyuli, S. (2007). Hubungan Antara Iklim Organisasi dengan Organizational
Citizenship Behavior (OCB) Karyawan. http://digilib.umm.ac.id/
gdl.php?mod=browse&op=read&id=jiptummpp-gdl-s1-2007-sriwahyuli-
1133&PHPSESID =42d6ee65b827a38f44956092d28ba985
34
Lampiran Biodata Ketua Peneliti
BIODATA HADIYANTO
1 Nama lengkap(dengan gelar) HADIYANTO, M.Ed., Ph.D
2 Jenis Kelamin L
3 Jabatan Fungsional Lektor
4 NIP/NIK/Identitas lainya 197203231998031002
5 NIDN 0023037202
6 Tempat dan Tanggal Lahir Kerinci, 23 Maret 1972
7 Alamat e-mail [email protected]
8 Nomor Telepon/HP 07415917080/081363142193
9 Alamat Kantor FKIP UNJA, Kampus Pinang Masak Jl.Raya.Jambi-
Ma.Bulian KM 15 Mendalo Darat Jambi Kode Pos.
36361
10 Lulusan yang Telah dihasilkan S1 = 40 orang.
11 Mata Kuliah yg Diampu Speaking (S1)
Research on ELT (S1)
Research Proposal and Seminar (S1)
Quantitative Research (S2)
Language Testing (S1)
ICT for English Language Teaching (S2)
Lannguage acquisition (S2).
B Riwayat Pendidikan
S1 S2 S3
Nama Perguruan
Tinggi
Universitas Jambi National University of
Malaysia (UKM)
National
University of
Malaysia (UKM)
Bidang Ilmu Pendidikan Bahasa
Inggris
Teaching English as
Second language
Adult &
Professional
Development
Education
(Higher
Education)
Tahun Masuk-Lulus 1997 2006 2011
JudulSkripsi/Thesis/D
isertasi
The Teacher‟s
Performance in
Applying
Communicative
Approach in English
Instruction in SMU
Negeri Kodya Jambi
English Lecturers‟
Readiness Towards
The Internet Usage
In Teaching And
Learning at Selected
Institutions In
Indonesia
The Development
of Core
Competencies
Among Economic
Students In
National
University of
Malaysia (UKM)
and Indonesia
(UI)
Nama
Pembimbing/Promo
Tor
Drs. Yon Adlis, M.Pd
Drs. Saharudin, M.Ed
Prof Madya.Dr.
Momammed Amien
Embi
Dr. Mohammed
Sani Ibrahim
Prof.Madya. Dr.
35
Norzaini Azman
Prof. Madya.Dr.
Ruhizan
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber* Jml( Juta Rp)
1 2011 The Development of Core
Competencies Among Economic
Students In National University of
Malaysia (UKM) and Indonesia (UI)
Beasiswa
DIKTI
RP. 16.000.000
2 2009 A study of Effective Higher Education
Practices in Malaysian Universities
IRPA, Ministry
of HE
Malaysia
RP.
800.000.000
(RM 270.000)
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat/Pelatihan Dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Pengabdian Kepada
Masyarakat/Pelatihan
Pendanaan
Sumber* Jmlh (juta) Rp
1. 2013 Rekonstruksi Matakuliah: From Vision,
Mission into Classroom Action
LP3M Dibayarkan
2. 2013 Rekonstruksi Matakuliah: From Vision,
Mission into Classroom Action
LP3M Dibayarkan
3. 2012 Spiritual Quotient, Life Motivation and
Life Skills (SQMLS). Training for
Under Graduate Students of Islamic
Studies.
Islamic Studies
Center of
UNIZA
Trengganu,
Malaysia
RP
13.000.000
RM 4000.
4. 2012 Spiritual Quotient, Life Motivation and
Life Skills (SQMLS)Training for Post
Graduate Students of FPEND UKM
Swadana
Mahasiswa
Doktor FPEND
Universiti
Kebangsaan
Malaysia
RP. 4000.000
(RM
1.250.000)
5 2012-
2013
PLPG DIKNAS Dibayarkan
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Internsional Dalam 5 Tahun
Terakhir
N
o
Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor/T
ahun
Nama Jurnal
1. The Practices of Students‟
Generic Skills among
Economics Students at
National
University of Indonesia.
Authors: Hadiyanto & Suratno
Vol. 5, No. 2,
April 2015
Higher Education Studies
Journal. Toronto, Canada.
http://www.ccsenet.org/journal/i
ndex.php/hes/article/view/4536
4
36
2. Teaching in a Digital Era:
English Lecturers‟ Readiness
toward the Internet Use in
Teaching and Learning at
Selected Higher Education
Institutions in Indonesia.
Authors: Hadiyanto, Amirul
Mukminin, Makmur, Marzul
Hidayat, Failasofah
Vol. 9, No. 2,
2013, pp. 113-
124
Asia-Pacific Collaborative
Education Journal.
http://apcj.alcob.org/index.php?
mid=Issue&page=6
3. Students‟ generic skills at the
National University of
Malaysia and the National
University of Indonesia.
Authors: Hadiyanto,
Mohammed Sani Ibrahim
Vol 83, Pgs 1-
1126, (4 July,
2013)
Procedia - Social and Behavioral
Sciences
www.sciencedirect.com
4. Beyond the Classroom:
Religious Stressors
and Adjustment Among
Indonesian Muslim
Graduate Students in an
AmericanGraduate School.
Authors: Amirul Mukminin,
Fridi Yanto, Hadiyanto
April 2013, 4(2)
Turkish Online Journal of
Qualitative Inquiry
http://www.tojqi.net
5. The Development of Core
Competencies at Higher
Education: A Suggested
Model for Universities in
Indonesia.
Authors: Hadiyanto
Volume 3, Number
1, August 2010. EDUCARE
International Journal for
Educational Studies
www.educare-ijes.com
F. Pengalaman Penyampaian MakalahSecara Oral Pada Pertemuan/ Seminar Ilmiah
Internasional Dalam 5 Tahun Terakhir
No Nama Pertemuan
Ilmiah/Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1. Seminar International
Conference: World
Association of Lesson
Studies International
Conference 2014
(WALS)
The developing of the Graduates‟
Pprofessionalism at Universities:
The role of Universities in
Bridging Knowledge into
Workplace
25 – 27 November
2014. UPI Bandung
2. First International
Conference On
English Students‟ Practices of
Soft Skills in Teaching and
19 -20 November
2014.
37
Education, Technology
and Sciences
Learning Process
Abadi Suit Hotel,
Jambi
3. 2nd
World Conference
On Educational
Technology Researches
(WCETR--‐2012
Secretariat)
The Students‟ Generic Skills
Practice at National University of
Malaysia and National University
of Indonesia.
27 to 30 June, 2012.
Near East
University, Nicosia
– North Cyprus
4. International Conference
on Education, Teacher
Certification, Bilingual
Policy and The Quality
of Education
Issues of Quality Standard on
Higher Education
Monday, March 19,
2012
SMA Titian Teras
Jambi Indonesia
5. Enhancing Learning
Experiences in Higher
Education: International
Conference
The students‟ Core Competencies
Development at University: a
Comparative Study between
National University of Malaysia
(UKM) and National University
of Indonesia (UI)
2-3 December 2010
Hong Kong.
Run Run Shaw
Building, The
University of Hong
Kong
6. The 7th
World
Conference on Muslim
Education World –
COME 2009
Globalization: Its
Impacts on &
Challenges to
Education in The
Muslim World
The Development of Core
Competencies in Higher
Education Curriculum: A Global
Challenge for Universities in
ASIA
21st – 23
rd December
2009.
Grand Blue Wave
Hotel Shah Alam,
Selangor, Malaysia
7. International Conference
on Quality, Productivity
and Performance
Measurement.
Enhancing Global
Competitiveness
Through Strategic
Measurement
Curriculum Changes in Higher
Education in ASIA: An Issue of
Developing Core Competencies
at Universities
16 to 18 November
2009. Palm Garden
Hotel, Putrajaya,
Malaysia
Semua data yang saya isikan dan tercantun dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.Demikian biodata ini
saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan
penelitian pada Universitas Jambi Tahun Anggaran 2015.
38
Jambi, 25 Maret 2015
Ketua Peneliti,
Hadiyanto, M.Ed., Ph.D
NIP. 197223031998031002
39
Biodata Anggota Tim Peneliti
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Eddy Haryanto, PhD
2 Jabatan Fungsional Lektor IIId
3 Jabatan Struktural Sekretaris Prodi Magister Pendidikan Dasar
4 NIP / NIK / Identitas lainnya 197301102001121001
5 NIDN 0010017301
6 Tempat dan Tanggal Lahir Palembang, 10 Januari 1973
7 Alamat Rumah Jl. Kol. Abunjani No 31 Tugu Juang Kec. Kota baru
Simpang III Sipin Kota Jambi
8 Nomor Telepon / Faks 082179815244
9 Alamat Kantor FKIP Universitas Jambi
Kampus Pinang Masak, Jl. Raya Jambi – Ma. Bulian KM.
15 Mendalo Kab. Ma. Jambi
10 Nomor Telepon / Faks (0741) 583453
11 Alamat e-mail [email protected]
12 Lulusan yang Telah dihasilkan S1= + 100 dan S2= +5
13 Mata Kuliah yang Diampu Metodologi Penelitian, Kebijakan Pendidikan, Language
Testing, TEFL dan Curriculum Development
B. Riwayat Pendidikan
No Nama Perguruan Tinggi Jurusan Jurusan Tempat Gelar
Tgl
Lulus
Tgl
Ijazah
1 FKIP UNJA Bahasa Inggris Sept
1997
Sept
1997
Jambi S.Pd.
2 Central Luzon State
University
Education April
2001
April
2007
Filipina MSc.Ed
3 Australian National
University
Public Policy Dec
2007
Dec
2007
Australia MPP.
4 Central Luzon State
University
Education Nov
2011
Nov
2011
Filipina PhD.
5 Groningen University Education Sept
2012
Juni
2013
Belanda Postdoc
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
40
No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jumlah
1 2014 Pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK) dalam
Pembelajaran Bahasa Inggris Tingkat
Sekolah Menengah Atas Jambi
DIPA
Universitas
Jambi
Rp. 30,000,000
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan
sumber Jumlah (Juta Rp)
1 2014 Pelatihan Penulisan Ilmiah untuk Guru-
Guru Sekolah Menengah Atas di
Kabupaten kerinci, Jambi
Dana
DIPA
PNP
Rp. 20,000,000.
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir
No Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor/
Tahun
Nama Jurnal
1 Global, National, and Local Goals:
English Language Policy
Implementation in an Indonesian
International Standard School
3 (2012): 69-78 Excellence in Higher
Education, University
of Pittsburgh, USA.
F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan / Seminar Ilmiah
Dalam 5 Tahun Terakhir
No Nama
Pertemuan
Ilmiah / Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1 International
conference on
Education
The Achievement Ideology and Top-Down
National Standardized Exam Policy in
Indonesia: Voices from Local English
Teachers
Maret 2014
Universitas Negeri
Jember
2 International
conference on
Education,
Technology and
Cultre
Certification Policy in Indonesia: Students‟
Voices
November 2014
Universitas Jambi
41
KUESIONER
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, IKLIM SEKOLAH
DAN KREATIFITAS GURU
Penelitian ini bertujuan untuk membuat Model Kepemimpinan Kepala SMA, Iklim
Sekolah dan Kreatifitas Guru Terakreditasi A di Kota Madya Jambi. Hasil penelitian
akan bermamfaat bagi sekolah-sekolah yang belum terkreditasi A.
I. Pengantar
1. Angket ini diedarkan kepada Bapak/Ibu guru dengan maksud untuk mendapatkan
informasi sehubungan dengan penelitian.
2. Identitas pengisi anket ini adalah rahasia, oleh kerena itu Bapak dan Ibu tidak boleh
menulis, nama, tanggal lahir, dan alamat tempat tinggal.
3. Aangket harus diisi dengan jujur dan mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
4. Data yang kami dapatkan semata-mata hanya untuk kepentingan penelitian tidak
berhubungan dengan penilaian kondite bapak/ibu, sehingga tidak perlu ragu untuk
mengisi angket ini.
5. Atas kesediaan bapak/ibu mengisi angket ini, saya sampaikan terima kasih.
Jambi, 13 Oktober 2015
Peneliti,
Dr. Hadiyanto
NIP.1972032319980310
02
II. Petunjuk Pengisian.
1. Setiap pernyataan diisi seluruhnya dan dijawab secara individual.
2. Setiap pertanyaan pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan
anda, lalu lingkari/beri tanda V pada jawaban yang paling tepat menurut bapak dan
ibu .
III.DATA RESPONDEN
1. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan
2. Pendidikan Terakhir : (1) S-1 (2) S-2 (3) S-3
3. Golongan ruang : ………………………………………
4. Jabatan :……………………………………….
5. Sekolah : ………………………………………
IV. Daftar Pernyataan
Pilihlah dengan memberi tanda (V) pada jawaban yang paling tepat menurut ibu dan bapak
dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya!
Adapun bobot penilaian :
1. Sangat tidak setuju
2. Tidak Setuju
42
3. Ragu-Ragu
4. Setuju
5. Sangat Setuju
V. Kepemimpinan Kepala Sekolah
No. Pernyataan Interval Jawaban
1. Para guru terkesan dengan penampilan Kepala
Sekolah
1 2 3 4 5
2. Kepala Sekolah hadir paling awal dan pulang
paling akhir.
3. Aturan yang diterapkan tidak kaku (fleksibel)
4. Kepala Sekolah memikirkan kesejahteraan
anggota.
5. Tugas yang diberikan, didasarkan pada
kemampuan seseorang.
6. Para guru ditanya tentang kesulitannya dalam
proses pembelejaran.
7. Kepala Sekolah menjalin silaturahim yang
baik dengan masyarakat sekitar sekolah.
8. Permasalahan yang ditanyakan oleh guru,
mampu dijelaskan dengan baik.
9. Kesehatannya tidak terganggu meskipun
bekerja cukup keras.
10. Kepala Sekolah berdiskusi dengan staf dalam
menentukan langkah yang akan dilakukan.
11. Mengutamakan musyawarah untuk mencapai
kesepakatan.
12. Kepala Sekolah menciptakan suasana
sehingga warga sekolah tidak resah.
13. Terlihat tenang, tidak gugup meskipun
banyak tuntutan tugas yang harus selesai.
14. Kepala Sekolah termasuk bertipe pemarah.
15. Struktur organisasi memungkinkan semua
bekerja sesuai tujuan sekolah.
16. Kepala Sekolah membuat aturan tertulis, yang
dilaksanakan secara konsisten oleh warga
sekolah.
17. Kepala Sekolah tetap memberi motivasi
meskipun tugas yang diberikan kepada guru
tidak berhasil.
18. Kepala Sekolah dalam menegur tidak
menyakiti hati orang lain.
19. Pendekatan kekeluargaan dan keagamaan
ditempuh ketika berdialog dengan para guru.
20. Kepala Sekolah dalam menentukan tujuan
maupun target sekolah membicarakan dengan
warga sekolah.
21. Kepala Sekolah berkeliling ke ruang guru,
43
perpustakaan dan tempat lain untuk berdialog.
22. Selama ini tidak ada yang kesulitan menemui
Kepala Sekolah.
VI. Iklim Organisasi
No. Pernyataan Interval Jawaban
1. Hubungan guru dengan Kepala Sekolah baik. 1 2 3 4 5
2. Hubungan antar guru dan karyawan
menyenangkan
3. Guru tahu program sekolah yang akan
dilaksanakan.
4. Laporan dari panitia dalam pelaksanaan
kegiatan, tidak hanya diketahui Kepala
Sekolah tapi juga para guru.
5. Sekolah menanggapi positif masalah yang
disampaikan para guru.
6. Sekolah antusias mendukung ide atau gagasan
para guru.
7. Dalam melaksanakan kegiatan, tim bekerja
kompak.
8. Sekolah menyediakan dana atau anggaran
bagi guru untuk berkreasi dalam
pembelajaran.
9. Sekolah memberi penghargaan pada guru
yang memilki gagasan maupun karya kreatif.
10. Guru diberi kesempatan memaparkan
penemuan baru dalam pembelajaran,sebagai
bahan pengembangan dan tukar pengalaman
11. Kami menyampaikan pendapat berbeda-beda
pada saat pertemuan atau rapat.
12. Ide atau gagasan aneh, langsung dikritik
teman lain.
13. Saya dan teman-teman di sekolah mengajar
dengan berbagai metode baru.
14. Jam mengajar guru tidak penuh sehari 8 jam
pelajaran.
15. Kami berdiskusi untuk kemajuan sekolah atau
masalah pembelajaran di kelas.
16. Kami diingatkan agar tidak lupa tujuan setiap
kegiatan.
17. Ada kebebasan guru dalam menentukan
langkah kerja.
18. Kami terlibat aktif dalam menentukan tujuan
sekolah.
VII. Kreatifitas Guru
No. Pernyataan Interval Jawaban
44
1. Saya mudah tertarik untuk mengetahui
penyebab suatu permasalahan.
2. Saya tidak mudah percaya pendapat orang
lain.
3. Saya senang mengikuti perkembangan terbaru
tentang Bidan/ Mata Pelajaran yang saya ajar.
4. Diam itu lebih baik, dari pada berpendapat
tapi
menimbulkan pertentangan
5. Bekerja di laboratorium tidak boleh mencoba
di luar panduan yang sudah ada.
6. Saya menyampaikan kritik saran atau gagasan
pada sekolah dalam setiap kesempatan.
7. Saya akan fokus pada satu jawaban saja, jika
ada masalah.
8. Saya rasa tidak perlu alternatif jawaban lain
dalam pemecahan masalah
9. Saya menggunakan metode ceramah saja, jika
materi pelajaran belum bisa terselesaikan.
10. Firasat maupun intuisi adalah petunjuk yang
bisa dijadikan pegangan dalam memecahkan
masalah.
11. Saya membuat alat praktek/Media/bahan
alternatif lain, karena belum disediakan
sekolah.
12. Saya sudah mencoba metode mengajar karya
sendiri.
13. Saya tidak akan mencoba sesuatu sekiranya
akan dianggap bodoh atau ditertawakan.
14. Saya tidak ingin mengubah sesuatu yang
sudah
mapan.
15. Saya terinspirasi, untuk mengubah suatu
produk menjadi lebih berguna sebagai sarana
pembelajaran.
16. Saya senang jika menjelaskan sampai detil
atau
rinci.
17. Saya merenungkan kembali kemungkinan
jawaban masalah yang sedang saya tangani.
18. Saya mengulang kembali untuk memastikan
maksud suatu pertanyaan
45
FOTO KEGIATAN Gambar 1 Diskusi Seputar Dokumen Penelitian Gambar 2. Observasi di SMA
Titain Teras Bersama Dr. Amirul Mukminin (Sekretaris Prodi Magister MP).
Gambar 3. Suasana Belajar di SMA 1 Gambar 4. Peserta uji Angket
Penelitian
46
47