108
i EFEKTIVITAS MEDIASI DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA KARAWANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam (S.H) Oleh: Tian Nurmawan NIM: 1112043100034 PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438H/2017M

PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing

i

EFEKTIVITAS MEDIASI DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PERCERAIAN

DI PENGADILAN AGAMA KARAWANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam (SH)

Oleh

Tian Nurmawan NIM 1112043100034

PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438H2017M

EFEKTIVITAS MEDIAS I DALAM PENYDLESAIAN S ENGKETA

PERCARAIAN DI PENGADILAN AGAMA KARAWANG

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Hukum Islam (SH)

Oleh

Tian Nurmawan

NIM 1112043100034

Di bawah bimbingan

Pembimbing I

Dr Umar Al Haddad M Ae

NIP 19680904199401 1001

Ummu Hanna Yusuf MA

NIP I 96 1 0820 1 99603200 1

PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZIIAB

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNTVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438H2017N4

Pembimbing II

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul Efektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Sengketa

Perceraian Di Pengadilan Agama Karawang telah diujikan dalam sidang

skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri OfN Syarif

Hidayatullah Jakarta pada tanggal 12 April 2017 Skripsi ini telah diterima

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata Satu

(S1) Sarjana Hukum (SH) pada Program Studi Perbandingan Mazhab

Jakarta12 Apnl20l7MengesahkanDekan Fakultas Syariah dan Hukum

PANITIA UJIAN SKRIPSI

Ketua Fahmi Muhammad Ahmadi M SiNIP 19741 213 200312 I 002

Hi Siti Hanna S As Lc MANIP 19740216 2A0801 2 013

Dr Umar Al-Haddad MANIP19680904 199401 1 001

Ummu Hanna Yusuf MANrP19610820 t99603 2 001

DrHSuprivadi Ahmad MANrP19581 128 199403 I 001

Sekretaris

Pembimbing I

Pembimbing IItlu-ryitT

Penguji I

Penguji II

ilt

6 199603 1 001

Mustolih SHI MH

)

LEMBAR PERITYATAAII

Vg bertanda tangan di bawah ini

Nama

NIM

Fakultas

Jurusan

TianNurmawan

I 1 12043 100034

Syariah dan Hukum

Perbandingan Mazhab

Dengan ini saya menyatkan bahwa

1 Skripsi ini merupakan hasil asli karya saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam

Negeri ruf$ Syarif Hidayatullah Jakarta

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

3 Jika kemudian hari terbukti karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang laiq maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidatullah Jakarta

2

IV

NIM 1112043100034

v

ABSTRAK

Tian Nurmawan NIM 1112043100034 EFEKTIVITAS MEDIASI DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PERCEREAIAN DI PENGADILAN AGAMA KARAWANG Program Studi Perbandingan Madzhab Konsentrasi Perbandingan Madzhab Fikih Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2012 xiii + 75 halaman + 22 halaman lampiran

Dalam beberapa tahun belakangan ini tingkat perceraian di Indonesia sangat tinggi sehingga banyak pula perkara perceraian yang harus di mediasi Agar mediasi berjalan efektiv dua elemen yang terkait harus bekerja dengan optimal Pihak terkait adalah mediator atau hakim mediator serta para pihak yang berperkara Dua elemen ini harus saling mendukung agar mediasi bekerja sesuai fungsinya bukan hanya sekedar formalitas belaka karena diamanatkan oleh Perma yang dibuat oleh Mahkamah Agung

Skripsi ini ditulis untuk mengidentifikasi tingkat efektivitas mediasi dalam penyelesaian sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015 Untuk menjelaskan faktor-faktor pendukung keberhasilan mediasi dalam penyelesaian sengketa percereian di Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015 Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat keberhasilan mediasi di Pengadilan Agama Karawang Tahu 2015

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif analitis adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data mengorganisasikan data memilah-milahnya menjadi satuan yang datapat dikelolah mensintesiskan mencari dan menemukan pola menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain serta dat dari hasil wawancara dengan para Mediator Hakim di Pengadilan Agama Karawang

Dari penelitian ini disimpulkan bahwa tingkat keefktivitasan mediasi dalam penyelesaian sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang pada Tahun 2015 masih sangat rendah dan sangat jauh dari apa yang diharapkan Faktor-faktor pendukungnya adalah para pihak bersifat kooperatifkecakapan mediator latar belakang pendidikan dan lingkungan dimana para pihak tinggal mengingat anak kondisi ruang mediasi iktikad baik para pihak Faktor-faktor penghambat diantaranya keinginan kuat para pihak untuk bercerai konflik yang sudah meruncing psikologis para pihak

Kata kunci Efektivitas Mediasi Sengketa Perceraian Pengadilan Agama Karawang

Pembimbing I Dr Umar Al-Haddad M Ag

II Ummu Hanna Yusuf MA

Daftar Pustaka Tahun 1934 sd Tahun 2014

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam syukur yang tak

terhingga kupanjatkan pada Mu atas nikmat sehat nikmat rizki dan limpahan

kasih sayang Mu kepada hambamu ini sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini yang berjudul ldquoEFEKTIVITAS MEDIASI DALAM PENYELESAIAN

SENGKETA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA KARAWANGrdquo

Shalawat dan salam selalu terlimpahkan kepada Rasul Mulia Nabi Muhammad

SAW yang telah memberikan cahaya ilmu pengetahuan yang terang benderang di

dalam gelapnya kebodohan

Penulis berbahagia dan mengucap syukur karena telah dapat

menyelesaikan tugas akhir dalam jenjang Strata satu (S-1) yang penulis tempuh

dengan banyak perjuangan Serta menyadari akan kekurangan dan ketidak

sempurnaan dalam penulisan skripsi ini sehingga penulis meminta maaf apabila

dalam penulisan ini skripsi ini jauh dari kata sempurna

Selanjutnya penulis ingin memberikan serpihan kata kepada pihak yang

telah setia membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan penulisan

skripsi ini Dengan rasa hormat penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

1 Prof Dede Rosyada MA Rektor Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

2 Dr H Asep Saepudin Jahar MA Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

vii

3 Bapak Fahmi Muhammad Ahmadi MSi dan Ibu Hj Siti Hana S Ag

Lc MA selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan

Mazhab

4 Pembimbing akademik Ibu Hj Siti Hana S Ag Lc MA dan seluruh

Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

5 Dosen pembimbing skripsi Bapak Dr Umar Al-Haddad MA dan Ibu

Ummu Hanna Yusuf MA yang selalu sabar dan istiqomah dalam

membimbing penulis serta memberikan nasihat-nasihat yang

menyejukan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

6 Terkhusus untuk kepada kedua orangtua penulis yang sangat penulis

cintai dan sayangi Bapak HTandang Permana dan Hj Euis Hapsah

yang selalu memberikan doa bagi penulis serta selalu mendukung

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi ini Penulis

takkan pernah bisa membalas jasa dan pengorbanan kedua orangtua

penulis namun perjuangan ini penulis persembahkan bagi kedua

orangtua penulis

7 Terima kasih pula untuk kakak-kakaku tercinta Fika Siti Rokayah

Ardi Ahmad Wahdiyat yang terus dan selalu memberikan doa serta

dukungan kepada penulis terima kasih dan semoga adik mu menjadi

orang yang sukses dan bermanfaat bagi orang lain

viii

8 Terkhusus kepada kekasih tercinta adinda Neni Anggraeni AmdKeb

yang selalu memberikan doa support motivasi dan dukungannya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik

9 Ucapan terima kasih juga terkhusus kepada Ahmad Rifarsquoi selaku

teman seperjuangan yang sangat banyak berkontribusi sehingga skripsi

ini dapat selesai dengan baik

10 Terima kasih pula kepada Kang Ahmad Fauzi SE Kang Ismail Abdul

Fatah Kang Sugih Waluya Romdon selaku orang yang telah banyak

membantu dan membimbing penulis ketika penulis memasuki awal

perkuliahan

11 Untuk sahabat-sahabat penulis Ahmad Fabi Kriyan Ardani SH (baru

lulus penulis tahu) Rezza Fazriyansyah (Kembaran Chris John)

Abdullah Mahfud Bang Anas (Nasrullah) SKomi selaku teman

kosan dan sahabat seperjuangan Terima kasih kepada pihak yang tak

disebutkan penulis namun tak mengurangi rasa terima kasih dan

hormat penulis kepada kalian semua Semoga Allah SWT membalas

kebaikan hati kalian kepada penulis

Jakarta 12 April 2017

Tian Nurmawan

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA iii

LEMBAR PERNYATAAN iv

ABSTRAK v

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR LAMPIRAN xiii

BAB I PENDAHULUAN 1

A Latar Belakang Masalah 1

B Identifikasi Masalah 6

C Rumusan dan Batasan Masalah 6

D Tujuan dan Manfaat Penelitian 7

E Studi Review Terdahulu 8

F Metode Penelitian 10

G Sistematika Penulisan 12

x

BAB II KONSEP MEDIASI DAN PENERAPANNYA

A Pengertian Mediasi 13

B Dasar Filosofis dan Yuridis Dalam Mediasi 14

C Keuntungan Menggunakan Proses Mediasi 17

D Peran dan Fungsi Mediator 18

E Proses Mediasi 21

F Mediasi Dalam Perspektif Islam 26

BAB III TEORI EFEKTIVITAS HUKUM

A Pengertian Efektivitas 33

B Bekerjanya Hukum Dalam Masyarakat 33

C Teori Efektivitas Hukum 38

BAB IV

A Profil Pengadilan Agama Karawang 42

B Analisis Efektivitas Mediasi 45

1 Tinjauan Yuridis Perma No1 Tahun 2008 dan Perma No1

Tahun 2016 45

2 Kualifikasi Mediator 51

3 Fasilitas dan Sarana 56

4 Kepatuhan Masyarakat 59

ANALISIS TENTANG EFEKTIVITAS MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA KARAWANG

xi

5 Kebudayaan 60

C Tingkat Keberhasilan Mediasi 62

D Faktor Pendukung dan Penghambat Keberhasilan Mediasi 64

BAB V PENUTUP

A Kesimpulan 68

B Saran-saran 70

DAFTAR PUSTAKA 72

LAMPIRAN 76

xii

DAFTAR TABEL

TABEL 1 Daftar Perceraian Pengadilan Agama Karawang 2011-2015 5

TABEL 2 Struktur Organisasi Pengadilan Agama Karawang 44

TABEL 3 Perbedaan PERMA Nomor 1 Tahun 2008 dan Perma Nomor 1 Tahun

2016 50

TABEL 4 Daftar Mediator Pengadilan Agama Karawang 52

TABEL 5 Jadwal Mediator 58

TABEL 6 Diagram Perceraian Pengadilan Agama 4 Tahun Terkahir 61

TABEL 7 Laporan Tahunan Mediasi Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015

62

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Hasil Wawancara Penelitian

LAMPIRAN 2 Foto bersama para Mediator Hakim Pengadilan Agama karawang

LAMPIRAN 3 Surat Keterangan Penelitian di Pengadilan Agama Karawang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Indonesia berada diperingkat tertinggi memiliki angka perceraian paling

banyak dalam setiap tahunnya dibandingkan negara Islam didunia lainnya Hal

tersebut diungkapkan oleh Dirjen Bimas Islam Departemen Agama dalam acara

Pembukaan Pemilihan Keluarga Sakinah dan Pemilihan Kepala KUA Teladan

Tingkat Nasional 2016 Menurutnya gejolak yang mengancam kehidupan struktur

keluarga ini semakin bertambah jumlahnya pada tiga tahun terakhir ini

Tambahnya lagi bahwa setiap tahun ada 2 juta perkawinan tetapi yang

memilukan perceraian bertambah menjadi dua kali lipat setiap 100 orang yang

menikah 10 pasangannya bercerai dan umumnya mereka yang baru berumah

tangga1

Jika di tahun 2013 BKKBN menyatakan tingkat perceraian di Indonesia

sudah menempati urutan tertinggi se Asia Pasifik ternyata di tahun-tahun

berikutnya jumlah perceraian tetap semakin meningkat Melihat data pernikahan

dan perceraian di Indonesia yang dirilis oleh Kementrian Agama RI tampak

pernikahan relatif tetap di angka dua juta dua ratusan ribu setiap tahun sementara

perceraian selalu meningkat hingga tembus di atas tiga ratus ribu kejadian setiap

tahunnya Tahun 2009 jumlah angka pernikahan sebanyak 2162268 kejadian

1Angka Perceraian di Indonesia Tertinggi Dibanding Negara Islam lain

httpwwweramuslimcomberitanasionalangka-perceraian-di-indonesia-tertinggi-dibanding-negara-islam-lainhtm diakses pada 9 Juni 2016 jam 1612 WIB

2

dan perceraian sebanyak 216286 kejadian Lalu pada tahun 2010 jumlah angka

pernikahan sebanyak 2207364 kejadian dan perceraian sebanyak 285184

kejadian Tahun 2011 jumlah angka pernikahan sebanyak 2319821 kejadian dan

perceraian sebanyak 258119 kejadian Tahun 2012 jumlah angka pernikahan

sebanyak 2291265 kejadian dan perceraian sebanyak 372577 kejadian

Selanjutnya pada tahun 2013 jumlah angka perceraian sebanyak 2218130

kejadian dan perceraian sebanyak 324527 kejadian2

Data Kementerian Agama RI disampaikan oleh Kepala Subdit

Kepenghuluan Anwar Saadi Jumat 14 November 2014 Dimuat di Republika

Online 14 September 2014 Sebagai sampel kita ambil data dua tahun terakhir di

2012 dan 2013 saja Jika diambil tengahnya angka perceraian di dua tahun itu

sekitar 350000 kasus Berarti dalam satu hari rata-rata terjadi 959 kasus

perceraian atau 40 perceraian setiap jam

Provinsi Jawa Barat yang juga paling banyak penduduknya menjadi

provinsi yang paling tinggi angka perceraiannya Badan Peradilan Agama MA

pada 2010 mengungkap terdapat 33684 kasus cerai di sana Tempat kedua

adalah Jawa Timur yaitu sebanyak 21324 kasus Posisi ketiga Jawa Tengah

dengan 120193 Indramayu adalah kabupaten di Jawa Barat dengan angka

perceraian tertinggi di Indonesia pada 2015 Jumlah perceraian tahun 2015 pun

meningkat dibandingkan dengan tahun 2014 dan didominasi oleh usia produktif

2Cahyadi Takariawan Di Indonesia 40 Perceraian Setiap Jam

httpwwwkompasianacompakcahdi-indonesiandash40ndashperceraianndashsetiapjam_54f357c07455137a2b6c7115 diakses 9 Juni 2016 jam 2348

3 Cerai Paling Banyak di Jawa barat httpwwwantaranewscomberita270213cerai-paling-banyak-di-jawa-barat diakses pada 9 Juni 2016 jam 2259

3

Ungkap Kepala Pengadilan Agama Indramayu Anis Fuadz di kantornya kamis

14 Januari 2016 lalu Dia menyebutkan Indramayu menempati peringkat pertama

dengan 9444 kasus diikuti Malang sebanyak 8497 kasus Surabaya 8262 kasus

Kabupaten Cirebon 7991 kasus Sementara di Jawa Barat setelah Indramayu dia

memprediksi di peringkat kedua ditempati Kabupaten Tasik atau Kota Cimahi4

Data statistik yang cukup mengejutkan juga dilansir oleh Badilag Badan

Peradilan Agama Mahkamah Agung RI menyebutkan pada tahun 2009 perkara

perceraian yang diputus Pengadilan AgamaMahkamah Syarrsquoiyah mencapai

223371 perkara Perkara cerai gugat berjumlah 150000 Ini berarti 65 dari

perkara perceraian yang diproses di Pengadilan Agama di seluruh Indonesia

adalah cerai gugat5 Dilansir dari sumber yang berbeda data Ditjen Badilag MA

mencatat 285184 perkara berakhir dengan perceraian ke Pengadilan Agama se

Indonesia pada tahun 2010 dimana dalam 5 tahun terakhir peningkatan perkara

yang masuk bisa mencapai 816

Berkaitan dengan hal ini ada badan hukum yang di bentuk oleh Departemen

Agama yang dipercaya untuk menangani hal ini Badan Penasihat Perkawinan dan

Penyelesaian Perkawinan adalah badan yang dibentuk oleh Departemen agama

untuk mendamaikan atau memediasikan para pihak yang beragama Islam yang

4Asep Budiman Kasus Cerai Indramayu tertinggi di Indonesia httpwwwpikiran-

rakyatcomjawa-barat20160315364250kasus-cerai-indramayu-tertinggi-di-indonesia diakses 9 Juni 2016 jam 2330

5 Nurhasanah dan Rozalinda ldquoPersepsi Perempuan Terhadap Perceraianrdquo Kafarsquoah Jurnal Ilmiah kajian Gender Vol 4 No2 Tahun 2014 hal 2

6 Fachrina dan Rinaldi Eka Putra ldquoUpaya Pencegahan Perceraian Berbasis Keluarga Luas dan Institusi lokal dalam Masyarakat Minangkabau di Sumatera Baratrdquo Antropologi Indonesia Vol 34 No2 tahun 2013 h 5

4

ingin bercerai7 Sesuai dengan Peraturan Menteri Agama No 3 Tahun 1975 Pasal

28 ayat (3) menyebutkan bahwa

ldquoPengadilan Agama dalam berusaha mendamaikan kedua belah pihak dapat meminta bantuan kepada Badan Penasihat Perkawinan Perselisihan dan Perceraian (BP4) agar menasehati kedua suami istri tersebut untuk hidup makmur lagi dalam rumah tanggardquo

Biasanya pihak-pihak yang ingin mengajukan perceraian ke Pengadilan

Agama pertama kali mereka mendatangi BP4 ini Namun meskipun para pihak

belum mendatangi atau belum melalui proses BP4 dan langsung mengajukan

perceraian ke Pengadilan Agama Pengadilan Agama tetap menerima perkara

tersebut perkara yang diajukan ke Pengadilan Agama baik yang sudah melalui

proses BP4 maupun yang belum para pihak dalam perkara tersebutwajib

diupayakan perdamaian oleh hakim yang memeriksa dan mengadili perkara

tersebut8

Akan tetapi mediasi yang dilakukan di Pengadilan Agama perlu dilakukan

kajian atau penelitian mengingat tingginya kasus perceraian Berkaitan dengan hal

ini penulis melakukan penelitian di Pengadilan Agama Karawang Berdasarkan

data statistik yang dilansir di situs resmi Pengadilan Agama Karawang Pada

tahun 2011 terdapat 1276 perkara yang didominasi cerai gugat berjumlah 846

perkara dan cerai talak berjumlah 430 perkara Pada tahun 2012 terdapat 1638

perkara yang tetap didominasi oleh cerai gugat bahkan cenderung meningkat

7 Nurnaningsih Amriani Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan

(Jakarta PT RajaGrafindo Persada 2011) h 134 8 Nurnaningsih Amriani Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan

(Jakarta PT RajaGrafindo Persada 2011) h 135

5

dengan jumlah 1131 perkara dan cerai talak sebanyak 507 perkara Lalu pada

tahun 2013 cenderung terus mengalami peningkatan dengan jumlah perkara

sebanyak 1812 perkara dengan perkara cerai gugat sebanyak 1267 dan cerai talak

berjumlah 545 perkara Selanjutnya pada tahun 2014 jumlah perkara perceraian

sebanyak 1761 perkara dengan perkara cerai gugat berjumlah 1294 dan perkara

cerai talak mengalami penurun menjadi 467 kasus9 Lalu pada tahun 2015 jumlah

perkara perceraian sebanyak 1900 perkara dengan perkara cerai gugat sebanyak

1350 perkara dan 550 perkara cerai talak Kesimpulan yang di dapat dari data di

atas adalah selama 4 tahun terakhir perkara perceraian cenderung mengalami

peningkatan yang signifikan dengan didominasi oleh perkara cerai gugat

Tabel 1

DAFTAR PERKARA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA

KARAWANG TAHUN 2011-2015

Tahun Jumlah Perkara Cerai Talak Cerai Gugat

2011 1267 perkara 430 perkara 846 perkara

2012 1638 perkara 507 perkara 1131 perkara

2013 1812 perkara 545 perkara 1267 perkara

2014 1761 perkara 467 perkara 1294 perkara

2015 1900 perkara 550 perkara 1350 perkara

9 httpwwwpa-karawanggoid diakses pada tanggal 12 Juni 2016jam 2109

6

Berangkat dari tujuan awal untuk mengetahui tingkat keefektivan mediasi di

Pengadilan Agama maka penulis beranggapan bahwa masalah ini perlu dijadikan

objek penelitian dalam sebuah skripsi karena akhir-akhir ini perkara perceraian

mengalami peningkatan yang signifikan Tulisan ini ingin mengetahui efektivitas

mediasi di Pengadilan Agama dalam sebuah skripsi yang berjudul ldquoEfektivitas

Mediasi Dalam Penyelesaian Sengketa Perceraian Di Pengadilan Agama

Karawang Tahun 2015rdquo

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut

1 Indonesia adalah negara tertinggi tingkat perceraian

2 Jumlah perceraian di Indonesia semakin meningkat

3 Upaya pemerintah untuk meminimalisir angka perceraian di Indonesia

4 Tingkat keberhasilan mediasi dalam proses penyelesaian sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang tahun 2015

5 Faktor-faktor pendukung dan penghambat terhadap tingkat keberhasilan

mediasi di Pengadilan Agama Karawang tahun 2015

C Batasan dan Rumusan Masalah

1 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah penulis kemukakan agar

permasalahan yang akan penulis bahas tidak meluas maka penulis membatasi

permasalahan sebagai berikut

7

a Efektivitas dibatasi pada keberhasilan dalam mediasi penyelesaian

sengketa perceraian

b Mediasi penyelesaian sengketa perceraian dibatasi pada perkara Tahun

2015

c Data tentang penyelesaian sengketa perceraian dibatasi pada sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang

d Data yang diteliti dibatasi pada data tahun 2015 karena pada tahun

tersebut merupakan angka perceraian tertinggi

2 Rumusan Masalah

Dalam mempermudah penulis menganalisa permasalahan penulis

menyusun rumusan masalah sebagai berikut

a Bagaimana efektivitas mediasi dalam proses penyelesaian sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang

b Apa saja faktor pendukung keberhasilan mediasi penyelesaian sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang

c Apa saja faktor penghambat mediasi penyelesaian sengketa perceraian di

Pengadilan Agama Karawang

3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dalam penulisan ini ada beberapa tujuan yang hendak dicapai oleh penulis

tujuan yang dimaksud adalah

1 Untuk mengidentifikasi tingkat keberhasilan efektivitas mediasi dalam

proses penyelesaian sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang

Tahun 2015

8

2 Untuk menjelaskan faktor-faktor pendukung keberhasilan mediasi dalam

penyelesaian sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang Tahun

2015

3 Untuk menjelaskan faktor-faktor penghambat mediasi dalam penyelesaian

sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015

Adapun manfaat penelitian ini adalah

a Akademis

Secara akademis hasil dari observasi ini diharapkan dapat menjadi

bahan penyuluhan tentang pelaksanaan mediasi di Pengadilan Agama

Karawang

b Praktis

Secara praktis hasil dari observasi ini diharapkan menjadi masukan

bagi pihak Pengadilan Agama guna meningkatkan keefektivitasan mediasi

dalam penyelesaian sengketa perceraian Dan bagi pihak lain diharapkan

dapat membantu untuk mengadakan observasi serupa

4 Studi Review Terdahulu

Untuk mengetahui kajian terdahulu yang telah ditulis oleh penulis lainnya

maka penulis meninjau beberapa skripsi terdahulu yang pembahasannya hampir

sama dengan pembahasan yang penulis kaji Dalam hal ini penulis menemukan

beberapa skripsi yaitu

9

1 Skripsi dengan judul ldquoEfektivitas Mediasi Dalam Perkara Perceraian di

Pengadilan Agama Depokrdquo yang ditulis oleh Hidayatulloh (2011)10 Dalam

Skripsi ini menjelaskan bahwa pada tahun 2009 dari 269 perkara yang

berhasil dimediasi sebanyak 38 perkara (141) Pada tahun 2010 dari 187

perkara yang berhasil dimediasi sebanayak 13 perkara (69) Dapat

disimpulkan tingkat keberhasilan mediasi belum efektif

2 Skripsi dengan judul ldquoEfektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara

Perceraian di Pengadilan Agama Marosrdquo yang ditulis oleh SariM (2014)11

Dalam skripsi ini menjelaskan bahwa pada tahun 2011 dari 74 perkara yang

berhasil dimediasi sebanyak 1 perkara Pada tahun 2012 dari 65 perkara

yang berhasil dimediasi sebanyak 1 perkara Dan pada tahun 2013 dari 63

perkara yang berhasil dimediasi sebanyak 1 perkara Dapat disimpulkan

tingkat keberhasilan mediasi belum efektif

Pembahasan dalam dua skripsi yang telah penulis kemukakan di atas

membahas pokok permasalahan yang sama namun masing-masing meneliti pada

objek atau tempat yang berbeda Pada skripsi pertama yang menjadi objek

penelitian adalah Pengadilan Agama Depok Pembahasan pada skripsi kedua

yang menjadi objek penelitian adalah Pengadilan Agama Maros Selanjutnya

objek penelitian yang penulis teliti adalah Pengadilan Agama Karawang Dengan

demikian objek penelitian yang penulis teliti belum pernah ada yang

membahasnya

10 Hidayatulloh Efektivitas Mediasi Dalam Perkara Perceraian di Pengadilan Agama

Depok Skripsi Fakultas Syarirsquoah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2011 11 Sari M Efektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara Perceraian di Pengadilan

Agama Maros Skripsi Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar 2014

10

5 Metode Penelitian

1 Jenis Penelitian

Menurut Bogdan dan Biglen dalam Moleong kualitatif analitis adalah

upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data mengorganisasikan

data memilah-milahnya menjadi satuan yang datapat dikelolah

mensintesiskan mencari dan menemukan pola menemukan apa yang

penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan

kepada orang lain12

2 Sumber Data

Data yang terhimpun dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian

yaitu

1 Data primer Sumber data ini didapatkan dari hasil observasi langsung

ke Pengadilan Agama Karawang serta hasil wawancara dengan para

Hakim di Pengadilan Agama Karawang

2 Data sekunder Sumber data ini penulis ambil dari teks undang-

undang yang berkaitan dengan hal ini adalah Pasal 130 HIR dan 154

RBg SEMA No1 Tahun 2002 Tentang Pemberdayaan Pengadilan

Tingkat Pertama Menerapkan Lembaga Damai Pasal 130 HIR154

RBg PERMA No2 Tahun 2003 tentang Prosedur Mediasi di

Pengadilan PERMA No1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di

Pengadilan undang-undang No7 Tahun 1989 tentang Peradilan

12 Lexy J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja Rosdakarya

2009) h 248

11

Agama undang-undang No48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan

Kehakiman beberapa buku-buku terkait yang membahas tentang

mediasi di Pengadilan serta beberapa skripsi artikel-artikel terkait

mengenai hal ini yang dapat digunakan untuk mendukung dan

melengkapi data primer

3 Teknik Pengumpulan data

Dalam penelitian kali ini penulis menggunakan teknik pengumpulan

data dengan wawancara langsung terhadap hakim-hakim atau pegawai

terkait di Pengadilan Agama Karawang serta melalui pengamatan langsung

atau observasi

4 Metode Analisis Data

Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis secara tematik

deskriptif yaitu dengan cara pendeskripsian atau penggambaran yang

dituangkan ke dalam bentuk paragraf yang kemudian diklasifikasikan sesuai

dengan jenis jawaban yang diberikan kepada narasumber

5 Tehnis Penulisan Skripsi

Penulisan skripsi ini berpedoman pada ldquoBuku Pedoman Penulisan

Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh FSH UIN Jakarta tahun 2012rdquo

12

6 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam penulisan skripsi ini penulis membuat

sistematika penulisan dengan membagi kepada lima (5) bab tiap-tiap bab terdiri

dari sub-sub bab dengan rincian sebagai berikut

BAB I Dalam bagian pendahuluan ini berisi latar belakang masalah

identifikasi masalah batasan dan rumusan masalah tujuan

penelitian manfaat penelitian review terdahulu kerangka

berpikir metode penelitian dan sistematika penulisan

BAB II Membahas tentang konsep mediasi dan penerapannya berupa

pengertian mediasi asas-asas umum dalam proses medasi

keuntungan menggunakan mediasi peran dan fungsi mediator

proses mediasi dan mediasi dalam islam

BAB III Membahas tentang teori efektivitas berupa pengertian mediasi

bekerjanya hukum dalam masyarakat dan teori efektivitas

hukum

BAB IV Membahas tentang analisis efektivitas mediasi berupa profil

Pengadilan Agama Karawang analisis efektivitas mediasi

tingkat keberhasilan mediasi dan faktor pendukung dan

penghambat keberhasilan mediasi

BAB V Merupakan bab penutup berisi kesimpulan dan saran-saran

13

BAB II

KONSEP MEDIASI DAN PENERAPANNYA

A Pengertian Mediasi

Istilah mediasi berasal dari bahasa Latin ldquomediusrdquo ldquomediumrdquo yang artinya

berada ditengah Mediasi merupakan salah satu bentuk negosiasi antara dua pihak

(ldquodyadic modelrdquo) dengan melibatkan pihak ketiga (ldquotriadic modelrdquo) dengan

tujuan membantu tercapainya penyelesaian yang bersifat kompromis1 Pada

dasarnya mediasi adalah negosiasi yang melibatkan pihak ketiga yang memiliki

keahlian mengenai prosedur mediasi yang efektif dapat membantu dalam situasi

konflik untuk mengordinasi aktivitas mereka sehingga lebih efektif dalam proses

tawar-menawar2

Menurut Priyatna Abdurrasyid mediasi merupakan suatu proses damai

bahwa para pihak yang bersengketa menyerahkan penyelesaiannya kepada

mediator (seseorang yang mengatur pertemuan antara dua pihak atau lebih yang

bersengketa) untuk mencapai hasil akhir yang adil tanpa membuang biaya yang

besar tetapi tetap efektif dan diterima sepenuhnya oleh kedua belah pihak yang

bersengketa secara sukarela3

Pengertian mediasi yang lain menurut Dwi Rezki Sri Astarini adalah proses

penyelesaian sengketa alternatif bahwa para pihak yang bersengketa dengan itikad

1 Valerine JL Kriekhoff Mediasi Sebagai Bentuk Penyelesaian Sengketa Keluarga dalam

buku Bunda Reghena (Pustaka Dunia 2012) h 615 2 Nurnianingsih Amriani Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan

(Jakarta Raja Grafindo 2011) h 28 3 Priyatna Abdurrasyid Arbitase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Suatu Pengantar

(Jakarta Fikahati Anesta 2002) h 34

14

baik berusaha mendamaikan sengketa diantara mereka dengan dibantu oleh

mediator netral untuk mencapai hasil yang adil dan dapat diterima oleh kedua

belah pihak untuk dilaksanakan dengan sukarela4

Demikian pula ketentuan dalam Pasal 1 angka 1 PERMA Nomor 1 Tahun

2016 terdapat rumusan pengertian mediasi sebagai berikut

ldquoMediasi adalah cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk

memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh mediatorrdquo

B Dasar Filosofis dan Yuridis Dalam Mediasi

Pelembagaan dan permberdayaan mediasi di Pengadilan (Court Connected

Mediation) juga tidak terlepas pula dari landasan filosofis yang bersumber pada

dasar negara kita yaitu Pancasila terutama sila keempat yang berbunyi

ldquoKerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan

Perwakilanrdquo Sila keempat dari Pancasila ini diantaranya menghedaki bahwa

upaya penyelesaian sengketa atau konflik atau perkara dilakukan melalui

musyawarah untuk mencapai mufakat yang diliputi oleh semangat kekeluargaan

Hal ini mengadung arti bahwa setiap sengketakonflikperkara hendaknya

diselesaikan melalui proses perundingan atau perdamaian di antara para pihak

yang bersengketa untuk memperoleh kesepakatan bersama5

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa dasar hukum yang mengatur

pengintegrasian mediasi dalam sistem peradilan pada dasarnya bertitik tolak pada

4 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 89 5 Rachmadi Usman Mediasi di Pengadilan Dalam Teori Dan Praktik (Jakarta Sinar

Grafika 2012) h 26

15

ketentuan HIR dan RBg HIR merupakan singkatan dari Herziene Inlandsch

Reglement (Reglemen Indonesia Baru) merupakan salah satu sumber hukum acara

perdata bagi daerah Pulau Jawa dan Madura peninggalan colonial Hindia Belanda

yang masih berlaku di negara kita hingga kini Sedangkan RBg adalah singkatan

dari Rechtsreglementvoor de Buitengewesten (Reglement untuk daerah seberang)

merupakan Hukum Acara Perdata bagi daerah luar pulau Jawa dan Madura

Secara lebih lengkap ketentuan pasal ini adalah6

1 Jika pada hari yang ditentukan kedua belah pihak datang maka pengadilan negeri dengan pertolongan ketua mencoba akan mendamaikan mereka

Selanjutnya pada ayat (2) berbunyi

2 Jika perdamaian yang demikian itu dapat dicapai maka pada waktu bersidang diperbuat sebuah surat akta tentang itu dalam mana kedua belah pihak dihukum akan menempati perjanjian yang diperbuat itu surat akan berkekuatan dan akan dijalankan sebagai keputusan biasa

Selanjutnya dalam Pasal 154 RBg adalah

1 Bila pada hari yang telah ditentukan para pihak dating menghadap maka Pengadilan Negeri dengan perantaraan ketua berusaha mendamaikannya

2 Bila dapat dicapai perdamaian maka di dalam siding itu juga dibuatkan suatu akta dan para pihak dihukum untuk menaati perjanjian yang telah dibuat dan akta itu mempunyai kekuatan serta dilaksanakan seperti suatu surat keputusan biasa

Dapat dikatakan bahwa mediasi di Pengadilan ini merupakan hasil

pengembangan dan pemberdayaan kelembagaan perdamaian sebagaimana diatur

dalam ketentuan Pasal 130 HIR154 RBg yang mengharuskan hakim

menyidangkan suatu perkara dengan sungguh-sungguh mengusahakan

perdamaian diantara para pihak yang berperkara Namun Mahkamah Agung

mensinyalir bahwa hakim tidak menerapkan ketentuan ini hanya sekedar

6 Prof DR Syahrizal Abbas Mediasi Dalam Perspektif Hukum Syariah Hukum Adat dan

Hukum Nasional (Jakarta Kencana 2009)h 287

16

formalitas menganjurkan perdamaian di hadapan para pihak yang bersengketa7

Kenyataan praktik yan dihadapi jarang dijumpai putusan perdamaian Produk

yang dihasilkan peradilan dalam penyelesaian perkara yang diajukan kepadanya

hampir seratus persen berupa putusan konvensional yang bercorak menang atau

kalah (winning or losing) Jarang ditemukan penyelesaian berdasarkan konsep

sama-sama menang (win-win solution)

Pasal 130 HIR154 RBg yang memerintahkan usaha perdamaian oleh

hakim dijadikan modal utama dalam membangun perangkat hukum mediasi

pengadilan yang sudah dirintis sejak tahun 2002 melalui SEMA Nomor 1 Tahun

2002 Tentang Pemberdayaan Pengadian Tingkat Pertama Menerapkan Lembaga

Damai Pasal 130 HIR154 RBg yang kemudianpada tahun 2003 disempurnakan

melalui PERMA Nomor 2 Tahun 2003 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan8

Kemudian merasa PERMA Nomor 2 Tahun 2003 dirasa belum efektif

maka Mahmakah Agung merevisi kembali dengan lahirnya PERMA Nomor 1

Tahun 2008 Kehadiran PERMA Nomor 1 Tahun 2008 dimaksudkan untuk

memberikan kepastian ketertiban kelancaran dalam proses mendamaikan para

pihak untuk menyelesaikan suatu sengketa perdata Hal ini daat dilakukan dengan

menintensifkan dan mengintegrasikan proses mediasi ke dalam prosedur

berperkara di pengadilan Mediasi mendapat kedudukan penting dalam PERMA

Nomor 1 Tahun 2008 karena proses mediasi merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dalam proses berperkara di pengadilan Hakim wajib mengikuti

7 Rachmadi Usman Mediasi di Pengadilan Dalam Teori Dan Praktik (Jakarta Sinar

Grafika 2012) h 27 8 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 124

17

prosedur penyelesaian sengketa melalui mediasi bila hakim melanggar atau

enggan menerpkan prosedur mediasi putusan hakim tersebut batal demi hukum

(Pasal 2 ayat (3) PERMA)9

C Keuntungan Menggunakan Proses Mediasi

Bagi pihak-pihak yang berseteru memecahkan masalah dengan

membawanya ke meja hijau terkadang dirasa kurang begitu efektif Banyak

kelebihan yang ditawarkan oleh mediasi dibandingkan dengan proses litigasi

yaitu10

a Ada dua asas penting dalam mediasi

Pertama menghindari menang ldquokalahrdquo (win loose) melainkan lsquosama-sama

menangrdquo (win-win solution) Sama-sama menang bukan saja dalam arti

ekonomi atau keuangan melainkan termasuk juga kemenangan moril reputasi

(nama baik dan kepercayaan) Kedua putusan tidak mengutamakan

pertimbangan dan alasan hukum melainkan atas dasar kesejajaran kepatutan

dan rasa keadilan

b Telah pula dikemukakan penyelesaian melalui mediasi mempersingkat waktu

penyelesaian sengketa dibandingkan berperkara Waktu yang panjang dalam

berperkara tidak hanya menjadi beban ekonomi keuangan Yang tidak kalah

pentingnya adalah beban psikologis yang akan mempengaruhi berbagai sikap

dan kegiatan pihak yang berperkara

9 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 124-125

10 Bagir Manan Mediasi Sebagai Alternatif Menyelesaikan Sengketa Varia Peradilan No 248 Juli 2006 h 5-16

18

c Bagi masyarakat Indonesia berperkara menimbulkan efek sosial yaitu

putusnya hubungan persaudaraan atau hubungan sosial Bukan saja antar

pihak yang berperkara Efek sosial dapat memperluas sampai kepada

hubungan kekerabatan yang lebih luas Hal ini dapat terjadi karena suatu

perkara bukan saja menjadi kepentingan dan ldquoharga dirirdquo yang berperkara

melainka juga dapat merambat ke kerabat

d Mediasi sangat sesuai dengan dasar pergaulan sosial masyarakat Indonesia

yang mengutamakan dasar kekerabatan paguyuban kekeluargaan dan gotong

royong Dasar-dasar tersebut dapat membentuk tingkah laku toleransi

mudag memaafkan dan mengedepankan sikap mendahulukan kepentingan

bersama (komunal)

D Peran dan Fungsi Mediator

Dalam mediasi ada pihak yang sangat berperan besar demi tercapainya

kesepakatan damai yaitu seorang mediator Biasanya mediator adalah orang yang

ahli dalam bidang yang didiskusikandisengketakan atau ahli dalam bidang hukum

karena pendekatan yang difokuskan adalah pada hak Mediator merupakan pihak

ketiga yang bersifat netral dan tidak memihak yang berfungsi membantu para

pihak dalam mencari kemungkinan penyelesaian sengketa11

Sebagai ldquopenengahrdquo atau pihak ketiga yang netral dalam proses mediasi

mediator ldquomembanturdquo para pihak dalam menyelesaikan sengketa yang

dihadapinya Seorang mediator akan membantu para pihak untuk membingkai

persoalan yang ada perlu diselesaikan secara bersama Secara umum mediator

11 Mariana Sutadi Pendayagunaan Perdamaian Menurut Pasal 130 HIR154 RBg dan Potensinya dalam Mewujudkan Keadilan yang Cepat Sederhana dan Biaya Ringan (Jakarta Pusat Pengkajian Hukum dan Mahkamah Agung RI 2005) h 30

19

tidak membuat keputusan mediator hanya membantu dan memfasilitasi para

pihak yang bersengketa untuk merumuskan berbagai opsi pilihan penyelesaian

sengketa yang dapat diterima oleh kedua belah pihak sehingga untuk mencapai

hasil yang maksimal seorang mediator disamping memiliki kemampuan sebagai

mediator juga harus dapat menguasai teknik-teknik mediasi secara baik12

Ada kalanya mediator akan sering bertemu dengan para pihak secara pribadi

dalam pertemuan yang disebut caucus yaitu pertemuan mediator dengan salah

satu pihak tanpa dihadiri pihak lainnya sehingga mediator akan lebih leluasa

memperoleh informasi dari pihak yang tidak bersedia terbuka membagi

informasi13 Dengan pertemuan terpisah (caucus) ini mediator akan mempunyai

lebih banyak informasi mengenai persoalan-persoalan yang sebenarnya terjadi

Mediator berkewajiban untuk merahasiakan informasi yang diberikan kepadanya

dalam sebuah caucus Oleh karena itu seorang mediator juga harus memiliki

kemampuan mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang nantinya akan

dipergunakan sebagai bahan untuk menyusun dan mengusulkan pelbagai

penyelesaian masalah yang disengketakan sehingga mediator diharapkan akan

mampu menentukan apakah terdapat dasar-dasar bagi terwujudnya suatu

perjanjiankesepakatan14

12 I Made Widyana Alternatif Penyelesaian Sengketa (ADR) (Jakarta Fikahati Anesta

2009) h 114 13 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 93 14 Takdir Rahmadi Mediasi Penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan Mufakat (Jakarta

RajaGrafindo Persada 2010) h 17

20

Fuller dalam Riskin and Westbrook menyebutkan tujuh fungsi mediator

yaitu sebagai catalyst educator translator resourceperson bearer of bad news

agent of reality dan scapegoat

1 Sebagai ldquokatalisatorrdquo mengandung pengertian bahwa kehadiran mediator

dalam proses perundingan mampu mendorong lahirnya suasana yang

konstruktif bagi diskusi

2 Sebagai ldquopendidikrdquo berarti seseorang harus berusaha memahami aspirasi

prosedur kerja keterbatasan politis dan kendala usahan dari para pihak Oleh

sebab itu ia harus berusaha melibatkan diri dalam dinamika perbedaan di

antara para pihak

3 Sebagai ldquopenerjemahrdquo berarti mediator harus mampu menyampaikan dan

merumuskan usulan pihak yang satu kepada pihak yang lainnya melalui

bahasa atau ungkapan yang baik dengan tanpa mengurangi sasaran yang

dicapai oleh pengusul

4 Sebagai ldquonarasumberrdquo berarti seorang mediator harus mendayagunakan

sumber-sumber informasi yang tersedia

5 Sebagai ldquopenyandang berita jelekrdquo berati seorang mediator harus menyadari

bahwa para pihak dalam proses perundingan dapat bersikap emosional Untuk

itu mediator harus mengadakan pertemuan terpisah dengan pihak-pihak

terkait untuk menampung berbagai usulan

6 Sebagai ldquoagen realitasrdquo berarti mediator harus berusah memberi pengertian

secara jelas kepada salah satu pihak bahwa sasarannya tidak mungkin atau

tidak masuk akal tercapai melalui perundingan

21

7 Sebagai ldquokambing hitamrdquo berarti seorang mediator harus siap disalahkan

misalnya dalam membuat kesepakatan hasil perundingan

E Proses Mediasi

Ada beberapa tahap secara garis besar yang harus dijalani oleh para pihak

dalam melakukan proses mediasi Berikut adalah tahapan-tahapan proses mediasi

yang diatur di dalam Perma Nomor 1 Tahun 2016

a Tahapan Pra Mediasi

Pertama penggugat mendaftarkan perkara ke bagian kepaniteraan

Pengadilan Setelah itu Ketua Pengadilan memilih Majelis Hakim untuk

memeriksa perkara tersebut Pada sidang pertama yang dihadiri oleh para

pihak Hakim pemeriksa perkara mewajibkan para pihak untuk menempuh

proses mediasi (Pasal 17 ayat (1) )

Setelah itu Majelis Hakim memberikan hak kepada para pihak untuk

memilih mediator pada hari itu juga atau paling lama 2 hari berikutnya (Pasal

20 ayat (1) ) Apabila setelah hari yang ditentukan tidak ada kesepakatan

untuk memilih mediator maka Hakim pemeriksan perkara segera menunjuk

Mediator Hakim atau pegawai Pengadilan Jika pada Pengadilan yang sama

tidak terdapat Hakim bukan pemeriksa perkara dan Pegawai Pengadilan yang

bersertifikat ketua majelis hakim menunjuk salah satu Hakim Pemeriksan

Perkara untuk menjalankan fungsi mediator dengan mengutamakan yang

bersertifikat (Pasal 20 ayat (3) dan (4) )

22

b Pemanggilan Para Pihak

Mediator menentukan hari dan tanggal pertemuan mediasi setekah

menerima penetapan penunjukan sebagai mediator (Pasal 21 ayat (1) )

Dengan bantuan juru sita Mediator atas kuasa Hakim Pemeriksa Perkara

memanggil para pihak untuk menghadiri pertemuan mediasi

c Akibat Hukum Pihak Tidak beriktikad Baik

Pada Pasal 22 ayat (1) sampai (5) adalah penjelasan mengenai akibat

hukum bagi pihak Penggugat yang tidak beriktikad baik Pada Pasal

selanjutnya yaitu Pasal 23 ayat (1) sampai (8) berisi penjelasan mengenai

akibat hukum bagi pihak Tergugat yang tidak beriktkad baik selama proses

mediasi

d Penyerahan Resume Perkara dan Jangka Waktu Proses Mediasi

Dalam waktu paling lama 5 (lima) hari terhitung sejak penetapan

sebagaimana dimaksud pada Pasal 20 ayat (5) para pihak menyerahkan

resume perkara kepada pihak lain dan Mediator (Pasal 24 ayat (1) ) Jangka

waktu mediasi yang ditetapkan adalah 30 hari terhitung sejak penetapan

perintah melakukan Mediasi Atas dasar kesepakatan para pihak waktu

Mediasi dapat diperpanjang paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak

waktu mediasi pertama berakhir disertai engan alasannya (Pasal 24 ayat (2)

(3) dan (4) )

e Keterlibatan Ahli dan Tokoh Masyarakat

Atas persetujuan para pihak dan atau kuasa hukum Mediator dapat

menghadirkan seorang atau lebih ahli tokoh masyarakat tokoh agama atau

23

tokoh adat (Pasal 26 ayat (1) ) Terkait mengenai mengikat atau tidaknya dari

penjelasan dan atau penilaian ahli dan atau tokoh masyarakat tergantung

berdasarkan kesepakatan para pihak (Pasal 26 ayat (2) )

f Mediasi Mencapai Kesepakatan

Jika Mediasi mencapai kesepakatan dengan bantuan Mediator para

pihak wajib merumuskan kesepakatan secara tertulis yang ditandatangani

oleh para pihak dan Mediator (Pasal 27 ayat (1) ) Mediator wajib

memastikan kesepakatan perdamaian tidak memuat ketentuan yang

a Bertentangan dengan hukum ketertiban umum dan atau kesusilaan

b Merugikan pihak ketiga atau

c Tidak dapat dilaksanakan

Para pihak melalui Mediator dapat mengajukan kesepakatan

perdamaian kepada Hakim Pemeriksa Perkara agar dikuatkan dalam Akta

Perdamaian Jika para pihak tidak menghendaki maka kesepakatan

perdamaian wajib memuat pencabutan gugatan (Pasal 27 ayat (4) dan (5) )

Selanjutnya Mediator wajib menyampaikan hasil kesepakatan kepada Hakim

Pemeriksa Perkara dengan melampirkan kesepakatan perdamaian(Pasal 27

ayat (6) )

Setelah itu Hakim Pemeriksa Perkara mempelajari isi kesepakatan

perdamaian paling lama 2 (dua) hari Apabila ada perbaikan Hakim

Pemeriksa Perkara mengembalikan kepada Mediator dan para pihak agar

segera diperbaiki Setelah mengadakan pertemuan dengan para pihak

Mediator wajib mengajukan kembali kesepakatan perdamaian yang telah di

24

perbaiki kepada Hakim Pemeriksa Perkara paling lama 7 (tujuh) hari sejak

penerimaan petunjuk perbaikan Paling lama 3 (tiga) hari setelah Hakim

menerima kesepakatan perdamaian maka Hakim menerbitkan hari penetepan

sidang untuk membacakan Akta Perdamaian (Pasal 28 ayat (1) sampai (4) )

g Kesepakatan Perdamaian Sebagian

Dalam hal proses Mediasi mencapai kesepakatan sebagian antar

penggugat dan sebagian tergugat penggugat mengubah gugatan dengan tidak

lagi mengajukan pihak tergugat sebagai lawan Kesepakatan tersebut dibuat

dan ditandatangani oleh penggugat dengan sebagian pihak tergugat yang

mencapai kesepakatan dan Mediator (Pasal 29 ayat (1) dan (2) ) Kesepakatan

di atas dapat dikuatkan dengan Akta Perdamaian sepanjang tidak menyangkut

aset harta kekayaan danatau keperntingan pihak yang tidak mencapai

kesepakatan (Pasal 29 ayat (3) ) Kesepakatan ini tidak dapat dilakukan pada

perdamaian sukarela tahap pemeriksaan perkara dan tingkat upaya banding

kasasi atau peninjauan kembali (Pasal 29 ayat (6) )

Untuk Mediasi perkara perceraian di dalam Pengadilan Agama yang

tuntutan perceraian dikumulasikan dengan tuntutan lainnya dan para pihak

tidak ingin rukun kembali maka Mediasi dilanjutkan dengan tuntutan lainnya

(Pasal 31 ayat (1) ) Jika para pihak mencapai kesepakatan sebagaimana pada

ayat (1) kesepakatan dituangkan dalam kesepakatan perdamaian sebagaian

dengan memuat klausula keterkaitannya dengan perceraian Hal ini hanya

dapat dilakukan jika putusan Hakim Pemeriksa Perkara mengabulkan gugatan

perceraian telah berkekuatan hukum tetap

25

h Mediasi Tidak Berhasil atau Tidak Dapat Dilaksanakan

Mediator wajib menyatakan Mediasi tidak berhasil dan

memberitahukan secara tertulis kepada Hakim pemeriksa perkara apabila

tidak mencapai kesepakatan pada hari yang telah tentukan yaitu 30 hari para

tidak beriktikad baik melibatkan aset serta harta kekayaan atau kepentingan

dengan pihak lain dan melibatkan wewenang aparatur negara Setelah Hakim

menerima pemberitahuan hal ini Hakim segera menetapkan untuk

melanjutkan pemeriksaan perkara (Pasal 32 ayat (1) sampai (3) )

i Perdamaian Sukarela Pada Tahap Pemeriksaan Perkara

Pada tiap tahapan pemeriksaan perkara Hakim tetap berupaya

mendorong para pihak untuk berdamai Atas dasar kesepakatan para pihak

dapat memohon melakukan perdamaian kepada Hakim Pemeriksa Perkara

pada tahap ini Setelah itu Hakim segera menunjuk salah seorang Hakim

Pemeriksa Perkara untuk menjalankan fungsi Mediator dan Hakim wajib

menunda persidangan paling lama 14 hari

j Perdamaian Sukarela Pada Tingkat Upaya Hukum Banding Kasasi atau PK

Sepanjang perkara belum diputus pada tingkat upaya hukum banding

kasasi atau peninjauan kembali atas dasara kesepakatan dapat menempuh

upaya perdamaian Jika mencapai kesepakatan maka dibuat akta perdamaian

dan ditandatangani oleh Hakim pemeriksa perkara paling lama 30 hari sejak

diterimanya kesepakatan tersebut (Pasal 34 ayat (1) sampai (4) )

26

F Mediasi Dalam Perspektif Islam

Ash-shulhu disyariatkan oleh Al-qurrsquoan Sunnah dan Ijmarsquo demi

tercapainya kesepakatan sebagai pengganti daripada perpecahan dan agar

permusuhan antara dua pihak yang berselisih dapat dilerai Didalam Al-qurrsquoan

Allah berfirman15

وإن طائفتان من المؤمنين اقتتلوا فأصلحوا بينهما فإن بغت إحداهما على الأخرى فقاتلوا

فإن فاءت فأصلحوا بينهما بالعدل وأقسطوا إ ن الله التي تبغي حتى تفيء إلى أمر الله

يحب المقسطين (الحجرات9)

Artinya ldquoDan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah Kalau dia telah surut damaikanlah antara keduanya menurut keadilan dan hendaklah kamu berlaku adil sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adilrdquo

Dan di dalam sunnah yang diriwayatkan Abu Dawud At-tirmidzi Ibnu Majah

Al-Hakim dan Ibnu Hibban dari Amru bin lsquoAuf bahwa Rasulullah SAW

bersabda

م حلالا أوأحل حراما الصلح جائز بين المسلمين إلا صلحا حر

Artinya ldquoPerdamaian diantara orang-orang muslim itu boleh kecuali perdamaian yang menghalalkan yang haram atau mengharamkan yang halalrdquo

15 Sayyid Sabiq Fiqh Al-sunnah juz 3 (Kairo Al-fath Lil Irsquolam Al-lsquoArobi 1972) h 210

27

Dan At-tirmidzi menambahkan

والمسلمون على شروطهم

Artinya ldquoDan (muamalah) orang-orang muslim itu berdasarkan syarat-syarat merekardquo

Lalu ia berkata bahwa hadits ini Hasan Shahih dan Umar ra berkata ldquoTolaklah

permusuhan sampai mereka berdamai karena pemutusan melalui pengadilan akan

mengembangkan kedengkian di antara merekardquo Kaum muslimin berijmarsquo bahwa

perdamaian di antara yang bermusuhan itu disyariatkan P15F

16

Mediasi dalam konsep islam dikenal dengan istilah Shulhu atau Ishlah Sulh

adalah suatu proses penyelesaian sengketa dimana para pihak bersepakat untuk

mengakhiri perkara mereka secara damai Di dalam kitab Fathul Qariib Al-Mujiib

pengertian Ash-Shulh secara bahasa sebagai berikut (فتح القريب المجيب)

16وهو لغة قطع المنازعة F

17

Artinya ldquoShuluh secara bahasa adalah memutus sengketa atau perselisihanrdquo

Namun pengertian shuluh secara syararsquo atau istilah adalah

وشرعا عقد يصلح به قطعها

Artinya ldquoDan menurut syararsquo adalah akad mendamaikan dengan memutus sengketa atau perselisihanrdquo

16 Sayyid Sabiq Fiqh Al-sunnah juz 3 (Kairo Al-fath Lil Irsquolam Al-lsquoArobi 1972) h 210 17Ahmad bin Al-Husain Fathul Qariib Al-Mujiib (Mesir Thaha Putra Semarang 1934) h

33

28

Metode Ash-shulh menjadi metode yang efektif untuk menyelesaikan

persengketaan atau perselisihan karena berdasarkan asas kedua belah pihak tidak

ada yang merasa menang ataupun kalah Tentunya hal tersebut atas kesepakatan

dan kerelaan masing-masing pihak Hal ini sesuai dengan prinsip mediasi dengan

istilah win-win solution

Sebelum mengarah kepada perceraian biasanya diawali dengan adanya

sikap nusyuz baik dari pihak isteri maupun suami Ketika hal ini terjadi Al-

Qurrsquoan mentebutkan di dalam surat An-Nisa ayat 128

وإن امرأة خافت من بعلها نشوزا أو إعراضا فلا جناح عليهما أن يصلحا بينهما كان بما ح وإن تحسنوا وتتقوا فإن الله لح خير وأحضرت الأنفس الش صلحا والص

تعملون خبير ا

Artinya Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir Dan jika kamu bergaul dengan isterimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak acuh) maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan

Ayat di atas membahas masalah nusyuz Nusyuz identik dengan sikap istri yang

membangkang terhadap suami padahal nusyuz juga dapat terjadi pada suami

Nusyuz suami adalah sikap suami yang telah meninggalkan kewajibannya

bertindak keras kepada istri tidak menggaulinya dengan baik tidak pula

memberikan nafkah dan bersikap acuh tak acuh kepada istri P17F

18P Sebaliknya bentuk

nusyuz yang dilakukan oleh istri di dalam KHI (Kompilasi Hukum Islam)

18 M Abdul Amir dkk Kamus Istilah Islam cet ke-1 (Jakarta Pustaka Firdaus 1994) h

251

29

didefinisikan sebagai sebuah sikap ketika istri tidak mau melaksanakan

kewajibannya yaitu kewajiban utama berbakti lahir dan batin kepada suami dan

kewajiban lainnya adalah menyelenggarakan dan mengatur keperluan rumah

tangga sehari-hari dengan sebaik-baiknya19

At-Tirmidzi meriwayatkan bahwa istri Nabi saw Saudah binti Zamrsquoah

khawatir dicerai oleh Nabi saw maka dia bermohon agar tidak dicerai dengan

menyerahkan haknya bermalam bersama Rasul saw untuk istri Nabi saw lsquoAisyah

(istri Nabi saw yang paling beliau cintai setelah Khadijah)20

Kemudian apabila nusyuz telah terjadi dan tuntunan berdamai dari Al-

Qurrsquoan tidak berhasil dijalankan yang dapat berujung pada syiqaq Al-Qurrsquoan

menyebutkan ayat yang menyatakan tentang langkah perdamaian selanjutnya

antara suami isteri yang sedang berselisih yaitu pada surat An-Nisa ayat 35

وإن خفتم شقاق بينهما فابعثوا حكما من أهله وحكما من أهلها إن يريدا إصلاحا يوف ق

كان عليما خبير ا بينهما إن الله الله

Artinya Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri ituSesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal

Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa salah satu menyelesaikan

perselisihan atau persengketaan antara suami isteri yaitu dengan jelas mengirim

19 Inpres nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam Bab XXI bagian keenam

Pasal 83 ayat (1) dan 84 ayat (1) 20 M Quraish Shihab Tafsir Al-Mishbah (Jakarta Lentera Hati 2007) h 605

30

seorang hakam selaku mediator dari kedua belah pihak untuk membantu

menyelesaikan perselisiah tersebut Hakam yang dimaksud dalam Al-qurrsquoan

terdiri dari dua orang yang diambil atau dipilih masing-masing satu dari keluarga

pihak suami isteri Menurut ayat di atas juga jika terjadi kasus antara suami istri

maka diutus seorang hakam dari pihak suami dan seorang hakam dari pihak istri

yang berfungsi untuk mengadakan penelitian dan penyelidikan tentang sebab-

musabab terjadinya syiqaq serta berusaha mendamaikannya atau mengambil

prakarsa putusnya perkawinan kalau sekiranya jalan inilah yang terbaik21

Dalam ayat di atas terdapat kata hakam Fungsi utama hakam adalah

mendamaikan Tetapi jika mereka gagal apakah mereka harus menetapkan hukum

dan harus dipatuhi oleh suami isteri yang bersengketa itu Ada yang mengiyakan

dengan alasan Allah menamai mereka hakam dan dengan demikian mereka

berhak menetapkan hukum sesuai dengan kemashlahatan baik disetujui oleh

pasangan maupun tidak Pendapat ini dianut oleh sejumlah sahabat Nabi saw juga

kedua Imam mazhab Malik dan Ahmad Ibn Hanbal Sedang Imam Abu Hanifah

dan Imam Syafirsquoi menurut satu riwayat tidak memberi wewenang kepada hakam

itu Untuk menceraikan hanya berada di tangan suami dan tugas mereka hanya

mendamaikan tidak lebih dan tidak kurang22

Selanjutnya di dalam kitab tafsir Ibnu Katsir para Fuqaha juga berkata jika

terjadi persengketaan di antara suami istri maka didamaikan oleh hakim sebagai

pihak penengah meneliti kasus keduanya dan mencegah orang yang berbuat

21 H Abdur Rahman Ghazaly Fiqh Munakahat (Jakarta Kencana Prenada Media Group

2006) h 241 22 M Quraish Shihab Tafsir Al-Mishbah (Jakarta Lentera Hati 2007) h 433-434

31

zhalim dari keduanya dari perbuatan zhalim Jika perkaranya tetap berlanjut dan

persengketaannya semakin panjang maka hakim mengutus seseorang yang

dipercaya dari keluarga wanita dan keluarga laki-laki untuk berembug dan

meneliti masalahnya serta melakukan tindakan yang mengandung maslahat bagi

keduanya berupa perceraian atau berdamai Allah SWT memerintahkan mengutus

seorang laki-laki sholeh dari masing-masing pihak untuk meneliti siapa yang

berlaku buruk Jika sang suami yang melakukan keburukan maka mereka dapat

melindungi sang istri dan membatasi kewajibannya dalam memberi nafkah Jika

seorang istri yang melakukan keburukan maka mereka dapat mengurangi haknya

dari suami dan menahan nafkah yang diberikan kepadanya Jika keduanya sepakat

untuk bercerai atau menyatu kembali maka boleh saja perkara itu ditetapkan23

Kaidah ushul fiqh yang digunakan ke dalam permasalahan ini adalah

Mashlahah Mursalah24 Al-Ghazali menjelaskan bahwa hakikat dari mashlahah

adalah25

ع ر الش ود ص ق ى م ل ع ة ظ ا ف ح الم

Artinya Memelihara tujuan syararsquo (dalam menetapkan hukum)

Sedangkan tujuan syararsquo dalam menetapkan hukum itu ada lima yaitu

memelihara agama jiwa akal keturunan dan harta Secara lengkap Muhammad

Abu Zahrah merumuskan definisi mashlahah sebagai berikut P25F

26P

23 Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Al-Sheikh Lubaabut Tafsiir Min

Ibni Katsir terj MAbdul Ghoffar EM (Juz5 Bogor Pustaka Imam Asy-Syafirsquoi 2003) cet ke-2 h 302

24 Mashlahah Mursalah adalah suatu perbuatan yang mengandung nilai baik (manfaat) dan memelihara tercapainya tujuan-tujuan suararsquo yaitu menolak mudharat dan meraih mashlahah

25 Amir Syarifuddin Ushul Fiqh jilid II (Jakarta Kencana 2011) cet 6 h 346

32

و ا ار ب ت الأع اص ب ل خ ص ا ا ه ل د ه ش ي لا و ى م لا س الأ ع ار الش د ص ا ق م ل ة م ئ لا الم ح ال ص الم ي ه

اء غ الأل ب

Artinya Mashlahah yang selaras dengan tujuan syariat islam dan tidak ada petunjuk tertentu yang membuktikan tentang pengakuannya atau penolakannya

Kesimpulannya bahwa mashlahah mursalah adalah apa yang baik menurut akal

itu juga selaras dan sejalan dengan tujuan syararsquo dalam menetapkan hukum

Kaidah ini dapat digunakan dalam sengketa perceraian Apabila perceraian

mendatangkan kebaikan bagi pasangan suami istri maka itu lebih baik daripada

mempertahankannya Namun apabila perceraian mendatangkan mudharat maka

harus dihindarkan Hal ini tentunya sudah mempertimbangkan baik dan buruknya

sesuai dengan orientasi dari kaidah ushul fiqh ini

26 Amir Syarifuddin Ushul Fiqh jilid II (Jakarta Kencana 2011) cet 6 h 355

33

BAB III

TEORI EFEKTIVITAS HUKUM

A Pengertian Efektivitas

Secara etimologi kata ldquoefektivitasrdquo berasal dari kata ldquoefektifrdquo atau dalam

bahasa Inggris adalah ldquoeffectiverdquo yang berarti berhasil dengan baik Kamus ilmiah

populer mendefinisikan efektivitas sebagai ketepatan penggunaan hasil guna atau

menunjang tujuan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif artinya ldquoada

efeknya akibatnya pengaruhnya kesannyardquo atau ldquodapat membawa hasil berhasil

gunardquo tentang usaha atau tindakan1

Adapun secara terminologi mengutip Ensiklopedia administrasi

menyampaikan pemahaman tentang efektivitas sebagai berikut2

ldquoEfektivitas adalah suatu keadaan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki kalau seseorang melakukan suatu perbuatan dengan maksud tertentu yang memang dikehendaki Maka orang itu dikatakan efektif kalau menimbulkan atau mempunyai maksud sebagaimana yang dikehendakirdquo

Efektivitas dapat diartikan sebagai suatu proses pencapaian suatu tujuan

yang telah ditetapkan sebelumnya Suatu usaha atau kegiatan dapat dikatakan

efektif apabila usaha atau kegiatan tersebut telah mencapai tujuannya

B Bekerjanya Hukum Dalam Masyarakat

Basis bekerjanya hukum adalah masyarakat maka hukum akan dipengaruhi

oleh faktor-faktor atau kekuatan sosial mulai dari tahap pembuatan sampai dengan

1 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia h 284 2 Ray Pratama Siadari Teori Efektivitas diakses dari http raypratamablogspotsg 2014

11 teori-efektifitashtml pada tanggal 13 Oktober 2016 pukul 0033

34

pemberlakuan Kekuatan sosial akan berusaha masuk dalam setiap proses legislasi

secara efektif dan efesien Peraturan dikeluarkan diharapkan sesuai dengan

keinginan tetapi efek dari peraturan tersebut tergantung dari kekuatan sosial

seperti budaya hukumnya baik maka hukum akan bekerja dengan baik pula

tetapi sebaliknya apabila kekuatannya berkurang atau tidak ada maka hukum tidak

akan bisa berjalan karena masyarakat sebagai basis bekerjanya hukum Cara-cara

untuk mempengaruhi masyarakat dengan sistem yang teratur dan direncanakan

terlebih dahulu dinamakan social engineering atau social planning3

Bila membicarakan efektivitas hukum dalam masyarakat berarti

membicarakan daya kerja hukum itu dalam mengatur dan atau memaksa

masyarakat untuk taat terhadap hukum Efektivitas hukum dimaksud berarti

mengkaji kaidah hukum yang harus memnuhi syarat yaitu berlaku secara yuridis

berlaku secara empiris dan berlaku secara filosofis4 Oleh karena itu faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi hukum itu berfungsi dalam masyarakat yaitu (1)

kaidah hukum atau peraturan itu sendiri (2) petugas atau penegak hukum (3)

sarana atau fasilitas yang digunakan oleh penegak hukum (4) kesadaran

masyarakat Hal tersebut akan di uraikan sebagai berikut5

1 Kaidah Hukum

Di dalam teori-teori ilmu hukum dapat dibedakan tiga macam hal

mengenai berlakunya hukum sebagai kaidah Hal itu diungkapkan sebagai

berikut

3 Soerjono Soekanto Pokok-Pokok Sosiologi Hukum Cet V (Jakarta Raja Grafindo

Persada 2014) h 122 4 Zainuddin Ali Sosiologi Hukum (Jakarta Sinar Grafika 2012) h 62 5 Zainuddin Ali Sosiologi Hukum (Jakarta Sinar Grafika 2012) h 62-65

35

1) Kaidah hukum berlaku secara yuridis apabila penentuannya

didasarkan pada kaidah yang lebih tinggi tingkatannya atau terbentuk

atas dasar yang telah ditetapkan

2) Kaidah hukum berlaku secara sosiologis apabila kaidah tersebut

efektif Artinya kaidah dimaksud dapat dipaksakan berlakunya oleh

penguasa walaupun tidak diterima oleh warga masyarakat (teori

kekuasaan) atau kaidah itu berlaku karena adanya pengakuan dari

masyarakat

3) Kaidah hukum berlaku secara filosofis yaitu sesuai dengan cita

hukum sebagai nilai positif tertinggi

Kalau dikaji secara mendalam agar hukum itu berfungsi maka setiap

kaidah hukum harus memenuhi ketiga macam unsur di atas sebab (1) bila

kaidah hukum hanya berlaku secara yuridis ada kemungkinan kaidah itu

merupakan kaidah mati (2) kalau hanya berlaku secara sosiologis dalam arti

teori kekuasaan maka kaidah itu menjadi aturan pemaksa (3) apabila hanya

berlaku secara filosofis kemungkinannya kaidah itu hanya merupakan

hukum yang dicita-citakan (ius constituendum)

2 Penegakan Hukum

Penegakan hukum atau orag yang bertugas menerapkan hukum

mencakup ruang lingkup yang sangat luas sebab menyangkut petugas pada

strata atas menengh dan bawah Artinya di dalam melaksanakan tugas-

tugas penerapan hukum petugas seyogianya harus memiliki suatu pedoman

diantaranya peraturan tertulis tertentu yang mencakup ruang lingkup tugas-

36

tugasnya Di dalam hal penegakan hukum dimaksud kemungkinan petugas

penegak hukum menghadapi hal-hal sebagai berikut

1) Sapai sejauh mana petugas terikat dari peraturan-peraturan yang ada

2) Sampai batas-batas mana petugas berkenan memberikan kebijakan

3) Teladan macam apakah yang sebaiknya diberikan oleh petugas kepada

masyarakat

4) Sampai sejauh manakah derajat sinkronisasi penugasan-penugasan

yang diberikan kepada petugas sehingga memberikan batas-batas yang

tegas pada wewenangnya

3 Sarana atau Fasilitas

Fasilitas atau sarana amat penting untuk mengefektifkan suatu atuan

tertentu Ruang lingkup sarana dimaksud terutama secara fisik yang

berfungsi sebagai faktor pendukung Misalnya bila tidak ada kertas dan

karbon yang cukup serta mesin tik yang cukup baik bagaimana petugas

dapat membuat berita acara mengenai suatu kejahatan Bagaimana polisi

dapat bekerja dengan baik apabila tidak dilengkapi dengan kendaraan dan

alat-alat komunikasi yang proporsional Kalau peralatan dimaksud sudah

ada faktor-faktor pemeliharaannya juga memegang peran amat penting

Memang sering terjadi bahwa suatu peraturan sudah difungsikan padahal

fasilitasnya belum lengkap Peraturan yang semula bertujuan untuk

memperlancar proses malahan mengakibatkan terjadi kemacetan Mungkin

ada baiknya ketika hendak menerapkan suatu peraturan secara resmi

ataupun memberikan tugas kepada petugas dipikirkan mengenai fasilitas-

37

fasilitas yang berpatokan kepada (1) apa yang sudah ada dipelihara terus

agar setiap saat berfungsi (2) apa yang belum ada perlu diadakan dengan

memperhitungkan jangka waktu pengadaannya (3) apa yang kurang perlu

dilengkapi (4) apa yang telah rusak diperbaiki atau diganti (5) apa yang

macet dilancarkan (6) apa yang telah mundur ditingkatkan

4 Warga Masyarakat

Salah satu faktor yang mengefektifkan suatu peraturan adalah warga

masyarakat Yang dimaksud disini adalah kesadarannya untuk mematuhi

suatu peraturan perundang-undangan yang kerap disebut derajat kepatuhan

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa derajat kepatuhan masyarakat

terhadap hukum merupakan salah satu indikator berfungsinya hukum yang

bersangkutan

Namun ada asumsi lain yang mengatakan bahwa semakin besar peran

sarana pengendalian sosial selain hukum (agama dan adat istiadat) semakin

kecil peran hukum Hukum hendaknya dipergunakan pada tingkat yang

terakhir bila sarana lainnya tidak mampu lagi untuk mengatasi masalah

Namun ada hal lain yang perlu diungkapkan berkaitan dengan kesadaran

masyarakat terhadap hukum yaitu (1) penyuluhan hukum yang teratur (2)

pemberian teladan yang baik dari petugas di dalam hal kepatuhan terhadap

hukum dan respek terhadap hukum (3) pelembagaan yang terencana dan

terarah

38

C Teori Efektivitas Hukum

Apabila kita melihat efektivitas dalam bidang hukum Achmad Ali

berpendapat bahwa ketika ingin mengetahui sejauh mana efektivitas dari hukum

maka kita pertama-ama harus dapat mengukur sejauh mana aturan hukum itu

ditaati atau tidak ditaati6 Lebih lanjut Achmad Ali pun mengemukakan bahwa

pada umumnya faktor yang banyak mempengaruhi efektivitas suatu perundang-

undangan adalah profesional dan optimal pelaksanaan peran wewenang dan

fungsi dari penegak hukum baik di dalam menjelaskan tugas yang dibebankan

terhadap diri mereka maupun dalam menegakkan perundang-undangan tersebut

Teori efektivitas hukum menurut Soerjono Soekanto adalah bahwa efektif

atau tidaknya suatu hukum ditentukan oleh 5 (lima) faktor yaitu7

1 Faktor hukumnya sendiri (undang-undang)

2 Faktor penegak hukum yakni pihak-pihak yang membentuk maupun

menerapkan hukum

3 Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum

4 Faktor masyarakat yakni lingkungan dimana hukum tersebut erlaku atau

diterapkan

5 Faktor kebudayaan yakni sebagai hasil karya cipta dan rasa yang

didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup

Kelima faktor di atas saling berkaitan dengan eratnya oleh karena

merupakan esensi dari penegakan hukum juga merupakan tolak ukur daripada

6 Achmad Ali Menguak Teori Hukum dan Teori Peradilan Vol1 (Jakarta Kencana

2010) h 375 7 Soerjono Soekanto Faktor-faktor yang Memprngaruhi Penegakan Hukum (Jakarta PT

Raja Grafindo Persada 2008) h 8

39

efektivitas penegakan hukum Pada elemen pertama yang menentukan dapat

berfungsinya hukum tertulis tersebut dengan baik atau tidak adalah tergantung

dari aturam hukum itu sendiri

Menurut Soerjono Soekanto ukuran efektivitas pada elemen pertama

adalah8

1 Peraturan yang ada mengenai bidang-bidang kehidupan tertentu sudah

cukup sistematis

2 Peraturan yang ada mengenai bidang-bidang kehidupan tertentu sudah

cukup sinkron secara hierarki dan horizontal tidak ada pertentangan

3 Secara kualitatif dan kuantitatif peraturan-peraturan yang mengatur bidang-

bidang tertentu sudah mencukupi

4 Penertiban peraturan-peraturan tertentu sudah sesuai dengan persyaratan

yuridis yang ada

Pada elemen kedua yang menentukan efektif atau tidakya kinerja hukum

tertulis adalah aparat penegak hukum Dalam hubungan ini dikehendaki adanya

aparatur yang handal sehingga aparat tersebut dapat melakukan tugasnya dengan

baik

Menurut Soerjono Soekanto bahwa masalah yang berpengaruh terhadap

efektivitas hukum tertulis ditinjau dari segi aparat akan bergantung pada hal

berikut9

8 Soerjono Soekanto Penegakan Hukum (Bandung Bina Cipta 1983) 80 9 Soerjono Soekanto Penegakan Hukum (Bandung Bina Cipta 1983) 82

40

1 Sampai sejauh mana petugas terikat oleh peraturan-peraturan yang ada

2 Sampai batas mana petugas diperkenankan memberikan kebijaksanaan

3 Teladan macam apa yang sebaiknya diberikan oleh petugas kepada

masyarakat

4 Sampai sejauh mana derajat sinkronisasi penugasan-penugasan yang

diberikan kepada petugas sehingga memberikan batas-batas yang tegas pada

wewenangnya

Pada elemen ketiga tersedianya fasilitas yang berwujud sarana dan

prasarana bagi aparat pelaksana di dalam melakukan tugasnya Sarana dan

prasarana yang dimaksud adalah prasarana atau fasilitas yang digunakan sebagai

alat untuk mencapai efektivitas hukum Sehubungan dengan ini Soerjono

Soekanto memprediksi patokan efektivitas elemen-elemen tertentu dari prasarana

dimana prasarana tersebut harus secara jelas memang menjadi bagian yang

memberikan kontribusi untuk kelancaran tugas-tugas aparat di tempat atau lokasi

kerjanya Adapun elemen-elemen tersebut adalah10

1 Prasarana yang telah ada apakah telah terpelihara dengan baik

2 Prasarana yang belum ada perlu diadakan dengan memperhitungkan angka

waktu pengadaannya

3 Prasarana yang kurang perlu segera dilengkapi

4 Prasarana yang rusak perlu segera diperbaiki

5 Prasarana yang macet perlu segea dilancarkan fungsinya

10 Soerjono Soekanto Penegakan Hukum (Bandung Bina Cipta 1983) 82

41

6 Prasarana yang mengalami kemunduran fungsi perlu ditingktkan lagi

fungsinya

Kemudian pada elemen keempat ada beberapa elemen pengukur efektivitas

yang tergantung dari kondisi masyarakat yaitu

1 Faktor penyebab masyarakat tidak mematuhi aturan walaupun peraturan

yang baik

2 Faktor penyebab masyarakat tidak mematuhi peaturan walaupun peraturan

sangat bak dan aparat sudah sangat berwibawa

3 Faktor penyebab masyarakat tidak mematuhi peraturan baik petugas atau

aparat berwibawa serta fasilitas mencukupi

Elemen di atas memberikan pemahaman bahwa disiplin dan kepatuhan

masyarakat tergantung dari motivasi yang secara internal muncul Internalisasi

faktor ini ada pada setiap individu yang menjadi elemen terkecil dari komunitas

sosial Oleh karena itu pendekatan paling tepat dalam hubungan disiplin ini

melalui motivasi yang ditanamkan secara individual

Elemen kelima adalah faktor kebudayaan Faktor kebudayaan yang

sebenarnya bersatu padu dengan faktor masyarakat sengaja dibedakan karena di

dalam pembahasannya diketengahkan masalah sistem nilai-nilai yang menjadi inti

dari kebudayaan spiritual atau material Kebudayaan (sistem) hukum pada

dasarnya mencakup nilai-nilai yang mendasari hukum yang berlaku nilai-nilai

yang merupakan konsepsi-konsepsi abstrak mengenai apa yang dianggap baik

(sehingga ditaati) dan apa yang dianggap buruk (sehingga dihindari)

42

BAB IV

ANALISIS EFEKTIVITAS MEDIASI

A Profil Pengadilan Agama Karawang

Pengadilan Agama Karawang kelas IA beralamat di Jalan Jendral Ahmad

Yani No 53 Karawang menurut Kepala Pengadilan Agama Karawang saat itu

yaitu Drs Saifuddin MH diresmikan pada hari senin tanggal 11 Februari 2008

secara simbolis oleh Ketua Mahkamah Agung Bagir Manan yang bertempat di

kantor Pengadilan Agama Bandung Dimana saat itu Ketua Mahkamah Agung

telah meresmikan 3 gedung Pengadilan Agama yaitu Bandung Cikarang dan

Karawang

Sebelum memiliki gedung resmi pada tahun 2006 sambil menunggu

rampungnya pembangunan gedung baru yang dibuat Pemerintah Kabupaten

Karawang meminjamkan tempat bekas kantor Depnaker Pada tahun 2006 adalah

tahap dilaksanakannya rehabilitasi gedung Pengadilan Agama Karawang diatas

tanah seluas 1698 M2 dengan luas bangunan 380M2 Pada awalnya status tanah

adalah Hak Guna Pakai dari Pemda Kabupaten Karawang dengan No

102SUTH0211PM01411978 tanggal 09 Juni 1978 dan Sertifikat No

0000621997

Pengadilan Agama Karawang dibentuk berdasarkan Staatsblad 1882 Nomor

152 tentang Pembentukan Pengadilan Agama di Jawa dan Madura tanggal 19

Januari 1882 dengan nama Raad AgamaPenghulu Landraad

43

Daerah hukum Pengadilan Agama Karawang adalah meliputi Pemerintahan

Kabupaten Karawang sesuai dengan Pasal 4 ayat (1) UU Nomor 7 Tahun 1989

Pasal 4 ayat (1) disebutkan bahwa ldquoPengadilan Agama berkedudukan di

kotamadya atau ibu kota kabupaten dan daerah hukumnya meliputi wilayah

kotamadya atau kabupatenrdquo Dari sini dapat kita simpulkan bahwa daerah hukum

Pengadilan Agama Karawang adalah wilayah kota atau Kabupaten Karawang

Pengadilan Agama Karawang yang daerah hukumnya meliputi kabupaten

Karawang terdiri dari 30 kecamatan dan 304 kelurahan atau desa dengan

mayoritas penduduk beragama islam Dalam menjalankan tugasnya dan

fungsinya Pengadilan Agama Karawang didukung oleh pegawai berjumlah 40

orang dan secara formal pelaksanaan tugas Pengadilan Agama Karawang harus

dipertanggung jawabkan dengan membuat laporan ke Pengadilan Tinggi Bandung

sebagai bukti nyata

Sebagai tempat pencari keadilan Pengadilan Agama Karawang sesuai

dengan tugas dan kewenangannya yaitu bertugas dan berwenang memeriksa

memutus dan mengadili perkara diantara orang-orang yang beragama islam

dalam bidang perkawinan warisan dan wasiat wakaf zakat infaq hibah

shodaqoh dan ekonomi syarirsquoah serta kewenangan lainnya yang diatur serta

diamanatkan oleh Undang-Undang

Secara geografis wilayah kabupaten Karawang terletak antara koordinat

107ordm02`ndash107ordm40` Bujur Timur 5ordm56`ndash6ordm34` Lintang Selatan termasuk daerah

dataran yang relative rendah Mempunyai variasi ketinggian wilayah antara 0 -

1279 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan wilayah 0 - 2 2 - 15

44

15 - 40 dan diatas 40 Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten

Bekasi dan Kabupaten Bogor di barat Laut Jawa di utara Kabupaten Subang di

timur Kabupaten Purwakarta di tenggara serta Kabupaten Cianjur di selatan ini

memiliki luas wilayah 173753 km2 dengan jumlah penduduk 2125234 jiwa

(sensus 2010) yang berarti berkepadatan 1223 jiwa per km2

Adapun struktur organisasi dari Pengadilan Agama Karawang adalah

sebagai berikut

Tabel 2

WAKIL KETUA

Drs H Mohamad Yamin SHMH

KETUA

Drs H M Yusuf SHMH HAKIM

1Dra Suherni

2Dra Hj Roniati MH

3Dra Hj Ratna Jumila MH

4Dra Hj Dadah Kolidah MH

5Dra Elfina Fitriani

6Drs H Abid MH

PANITERA

Nanang Patoni SHMH

SEKRETARIS

DrsJajang Janglar

KASUBAG KEPEGAWAIAN

Agustina Rahayu SH

KASUBAG UMUM amp KEUANGAN

Heri Santoso

KASUBAG PERENCANAAN TI amp LAP

Usmaniah

WAKIL PANITERA

Drs Mochamad Jalaludin

STAF

Wiyono SH

STAF

Abd Halim

PANMUD GUGATAN

Asnali SAg

PANMUD PERMOHONAN

Siti Sofia Emalia SAg

PANMUD HUKUM

Yuyu Yuliani SAgMH

HAKIM

7Dra Alia Al Hasna MH

8Drs Candra Triwangga

9Dra Hj Siti Sabihah SHMH

10Drs Humaidi Yusuf

11Drs Jajang Suherman SH

12DrH Farid Ismail SHMH

13DrsH Hasan Basri SHMH

45

B Analisis Efektivitas Mediasi

1 Tinjauan Yuridis Perma Nomor 1 Tahun 2008 dan Perma Nomor 1 Tahun

2016

Beberapa kekuasaan dan kewenangan Mahkamah Agung yang tertera

dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 24A ayat (1) adalah1

Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasimenguji peraturan undang-undang di bawah undang-undang terhadap undang-undangdan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang

Salah satu kewenangan lain yang diberikan oleh Undang-undang kepada

Mahkamah Agung adalah mengeluarkan produk yaitu PERMA Setidaknya

ada lima peran yang dimainkan PERMA RI dalam memenuhi kebutuhan

1 Republik Indonesia Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

PANITERA PENGGANTI

1Ahya Syaripudin

2Khalida SAgMH

3Taqludin SAg

4Ahmad Waskito SEi

5H Uwes

6Wahyu SSy

JURUSITA

1Eny Kurniasih SH

2Solikhin SH

JURUSITA PENGGANTI

1Edy Sutisna

2Samsudin

3ASupandi SAg

4Taufiqoh Bina Aryani SE

5Ratusiska Aries Tiani SE

6Ade Solahudin

7Reza M Sajidin SSy

46

penyelenggaraan negara khususnya di bidang peradilan Salah satunya

yakni PERMA RI sebagai pengisi kekosongan hukum2

Berkaitan dengan hal ini adalah hierarki Perundang-Undangan yang

ada di Indonesia Hal ini diatur dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2011 perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun

2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan berbunyi

sebagai berikut3

Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan adalah sebagai berikut

a Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 b Undang-UndangPerturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang c Peraturan Pemerintah d Peraturan Presiden e Peraturan Daerah Provinsi dan f Peraturan Daerah KabupatenKota

PERMA adalah salah satu ketentuan peraturan perundang-undangan

sebagaimana yang tertera dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011

perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Dalam Pasal 8 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 dalam pasal tersebut disebutkan

bahwa4

(1) Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) mencakup peraturan yang ditetapkan oleh

2 Ronald S Lumbuun Perma RI Wujud Kerancuan Antara Praktik Pembagian dan

Pemisahan Kekuasaan (Jakarta RajaGrafindo Persada 2011) h 14 3 Republik Indonesia Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan 4 Republik Indonesia Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan

47

Majelis Permusyawaratan Rakyat Dewan Perwakilan Rakyat Dewan Perwakilan Daerah Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Badan Pemeriksa Keuangan Komisi Yudisial Bank Indonesia Menteri badan lembaga atau komisi yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-Undang atau Pemerintah atas perintah Undang-Undang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Gubernur Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupatenkota Bupatiwalikota Kepala Desa atau yang setingkat

Kemudian dalam ayat selanjutnya yaitu Pasal 8 ayat (2) disebutkan bahwa

(2) Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan

Atas dasar Pasal 8 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun

2011 ini menyatakan bahwa Peraturan Mahkamah Agung (PERMA)

termasuk ke dalam peraturan perundang-undangan dan diakui

keberadaannya

Apabila melihat menimbang (konsideran) dalam Perma Nomor 1

Tahun 2008 huruf c dinyatakan bahwa dasar daripada dibentuknya Perma

Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan berdasarkan

Pasal 130 HIR (Het Herziene Indonesich Reglement Staatsblad 194144)

atau Pasal 154 RBg (Rechtsreglement Buitengewesten Staatsblad 1927

227) atau Pasal 31 Rv (Reglement op de Rechtsvordering Staarsblad 1874

52)5 disebutkan bahwa hakim atau majelis hakim akan mengusahakan

5 Reglement op de Rechtsvordering (Rv) adalah Reglement Acara Perdata Rechtsreglement

Buitengewesten (RBg) adalah Reglement Acara untuk Daerah Luar Jawa da Madura Het Herziene Indonesich Reglement (HIR) adalah Reglement Indonesia yang diperbaharui

48

perdamaian sebelum perkara mereka diputuskan6 Pasal 130 ayat (1) HIR

berbunyi

Jika pada hari yang ditentukan itu kedua belah pihak datang maka pengadilan negeri mencoba dengan perantaraan ketuanya akan memperdamaikan mereka itu

Selanjutnya Pasal 130 ayat (2)

Jika perdamaian yang demikian itu terjadi maka tentang hal itu pada waktu bersidang diperbuat sebuah akte dengan nama kedua belah pihak diwajibkan untuk mencukupi perjanjian yang diperbuat itu maka surat (akte) itu akan berkekuatan dan akan dilakukan sebagai putusan hakim yang biasa

Pasal 130 HIR dan 154 RBg yang memerintahkan usaha perdamaian

oleh hakim dijadikan sebagai modal utama dalam membangun perangkat

hukum mediasi pengadilan yang sudah dirintis sejak Tahun 2002 melalui

SEMS Nomor 1 Tahun 2002 Tentang Pemberdayaan Pengadilan Tingkat

Pertama Menerapkan Lembaga Damai Pasal 130 HIR 154 RBg yang

kemudian pada Tahun 2003 disempurnakan melaui PERMA Nomor 2

Tahun 2003 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan7

Kehadiran PERMA Nomor 1 Tahun 2008 dimaksudkan untuk

memberikan kepastian ketertiban kelancaran dalam proses mendamaikan

para pihak untuk menyelesaikan suatu sengketa Hal ini dapat dilakukan

dengan mengintensifkan dan mengintegrasikan proses mediasi ke dalam

prosedur berperkara di Pengadilan Mediasi mendapat kedudukan penting

6 Syahrizal Abbas Mediasi Dalam Perspektif Hukum Syariah Hukum Adat dan Hukum

Nasional (Jakarta Kencana 2009)h 287 7 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013) h124

49

dalam PERMA Nomor 1 Tahun 2008 karena proses mediasi merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dalam proses berperkara di Pengadilan8

Setiap orang yang berperkara ke Pengadilan wajib menempuh

mediasi apabila tidak melaksanakannya maka putusannya batal demi

hukum9 PERMA Nomor 1 Tahun 2008 ini mengikat maksudnya adalah

peraturan ini mengikat khusus hanya kepada orang-orang yang berperkara di

Pengadilan tidak mengikat kepada seluruh elemen masyarakat10

Namun akhir-akhir ini pada praktiknya Perma Nomor 1 Tahun 2008

selama ini belum menghasilkan tingkat keberhasilan mediasi yang baik di

Pengadilan Berdasarkan hal tersebut Mahkamah Agung mengeluarkan

Perma Nomor 1 Tahun 2016 untuk mencabut Perma Nomor 1 Tahun 2008

dengan harapan kenaikan tingkat keberhasilan dalam mediasi11 Anggota

Tim Pokja Mediasi MA Diah Sulastri Dewi menambahkan terbitnya Perma

No 1 Tahun 2016 ini bertujuan meningkatkan keberhasilan mediasi di

Pengadilan Umum dan Pengadilan Agama12

Ada beberapa poin pembeda antara Perma Nomor 1 Tahun 2008 dan

Perma Nomor 1 Tahun 2016 Untuk memudahkan memahami

perbedaannya penulis membuat bagan sebagai berikut

8 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013) h125

9 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

10 Wawancara dengan Dra Ratna Jumilah MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

11 httpswwwabnpcoidnewsharapan-optimalisasi-proses-mediasi-pasca-perma-nomor-1-tahun-2016 diakses pada 15 April 2017 jam 2330

12httpwwwhukumonlinecom berita baca lt56bc191569359 perma- mediasi- 2016- tekankan- pada- iktikad- baik diakses pada 15 April 2017 jam 2335

50

Tabel 3

No

Perma Nomor 1 Tahun 2008

Perma Nomor 1 Tahun 2016

1

Lama Proses mediasi selama 40 hari (Pasal 13 ayat(3) ) dapat

diperpanjang 14 hari

Lama Proses mediasi selama 30 hari (Pasal 3 ayat (6) ) dapat diperpanjang

30 hari 2

bull Pasal 12 ayat (1) hanya mewajibkan para pihak untuk beriktikad baik selama proses mediasi

bull Pasal 12 ayat (2) tidak penjelasan bagaimana bentuk pihak yang tidak beriktikad baikhanya menyatakan pihak yang tidak beriktikad baik dapat mengundurkan diri

bull Wajib menempuh iktikad baik selama mediasi (Pasal 7 ayat (1)

bull Pasal 7 ayat 2 huruf a sampai e penjelasan mengenai bentuk iktikad tidak baik Dalam Perma sebelumnya tidak ada penjelasannya

3

Tidak ada pasal yang mengatur mengenai akibat hukum bagi

pihak yang tidak beriktikad baik

bull Pasal 22 ayat 1 sampai 5 mengenai penjelasan akibat hukum bagi penggugat yang tidak beriktikad baik

bull Pasal 23 ayat 1 sampai 8 penjelasan mengenai akibat hukum bagi tergugat yang tidak beriktikad baik

4

Tidak ada pasal yang mengatur para pihak wajib hadir secara

langsung selama proses mediasi

bull Kewajiban menghadiri langsung pertemuan mediasi dengan atau tanpa kuasa hukum (Pasal 6 ayat 1)

bull Komunikasi audio visual dianggap sebagai kehadiran langsung bagi para pihak (Pasal 6 ayat 2)

bull Ketidakhadiran para pihak secara langsung dibolehkan berdasarkan alasan yang sah (Pasal 6 ayat 3) dan penjelasannya pada (Pasal 6 ayat 4 huruf a sampai d)

51

2 Kualifikasi Mediator

Mediator adalah pihak ketiga yang membantu dan mencarikan solusi

terbaik bagi para pihak dalam menyelesaikan perkaranya Salah satu faktor

pendukung keberhasilan dalam proses mediasi adalah peran seorang

mediator Fungsi daripada mediator adalah menjadi penengahmencari

solusi tentang sengketa yang dihadapi Oleh karena itu kecakapan dan

keterampilan seorang mediator mempunyai peran penting agar proses

mediasi dapat berjalan dengan efektif dan semestinya sesuai dengan

PERMA Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan

Pasal 9 dalam PERMA Nomor 1 Tahun 2008 menjelaskan mengenai

daftar mediator Pasal 9 ayat (1) yaitu

(1) Untuk memudahkan para pihak memilih mediator Ketua Pengadilan menyediakan daftar mediator yang memuat sekurang-kurangnya 5 (lima) nama mediator dan disertai dengan latarbelakang pendidikan atau pengalaman para mediator

Peneliti telah melalukan kunjungan dan observasi ke tempat penelitian yang

dituju yaitu Pengadilan Agama Karawang Peneliti telah melihat bahwa

Ketua Pengadilan Agama Karawang telah menyediakan daftar mediator

disertai dengan latar belakang para mediator namun peneliti tidak

mendapati pengalaman masing-masing mediator yang dimaksud dalam

Pasal 9 ayat (1) PERMA Nomor 1 Tahun 2008 Berikut adalah daftar

mediator yang bersumber dari Yuyu Yuliani SAgMH

52

Tabel 4

DAFTAR MEDIATOR PENGADILAN AGAMA KARAWANG

No Nama Lengkap Jabatan Pendidikan

1 Drs H M Yusuf SHMH Hakim Madya Utama Ketua S2

2 Drs H Mohamad Yamin SHMH Hakim Madya UtamaKetua S2

3 Dra Suherni MH Hakim Madya Utama S2

4 Dra Rosniati MH Hakim Madya Utama S2

5 Drs Hasan Basri SHMH Hakim Madya Muda S2

6 DraRatna Jumilah MH Hakim Madya Muda S2

7 Dra Hj Dadah Holidah MH Hakim Madya Muda S2

8 Dra Elfina Fitriani Hakim Madya Muda S1

9 Drs H Abis MH Hakim Madya Muda S2

10 Dra Alia Al Hasnah MH Hakim Madya Pratama S2

11 Drs Candra Triswangga Hakim Madya Pratama S1

12 Dra Hj Siti Sabihah SHMH Hakim Madya Pratama S2

13 Drs Humaidi Yusuf Hakim Madya Pratama S1

14 Drs Jajang Suherman SH Hakim Madya Pratama S1

15 Dr H Farid Ismail SHMH Hakim Utama Muda S3

Sumber diperoleh dari Yuyu Yuliani SAgMH Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat

Di atas adalah daftar-daftar mediator di Pengadilan Agama Karawang

Dari semua mediator yang terdapat pada daftar mediator peneliti telah

melakukan wawancara kepada 4 (empat) mediator diantaranya

53

DraRosniati MH Drs Hasan Basri SHMH Dra Ratna Jumilah MH

Dra Elfina Fitriani Dari semua mediator yang telah peneliti wawancara

terdapat 1 mediator yang tidak bersertifikat dan belum mengikuti pelatihan

mediator yaitu DraRosniati MH Tiga mediator lainnya telah mengikuti

pelatihan mediator di Mega Mendung Bogor13

Peneliti melihat dalam Pasal selanjutnya yaitu Pasal 9 ayat (2) sampai

(6) tentang kualifikasi mediator sebagai berikut

(2) Ketua pengadilan menempatkan nama-nama hakim yang telah memiliki sertifikat dalam daftar mediator

(3) Jika dalam wilayah pengadilan yang bersangkutan tidak ada mediator yang bersertifikat semua hakim pada pengadilan yang bersangkutan dapat ditempatkan dalam daftar mediator

(4) Mediator bukan hakim yang bersertifikat dapat mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan agar namanya ditempatkan dalam daftar mediator pada pengadilan yang bersangkutan

(5) Setelah memeriksa dan memastikan keabsahan sertifikat Ketua Pengadilan menempatkan nama pemohon dalam daftar mediator

(6) Ketua Pengadilan setiap tahun mengevaluasi dan memperbarui daftar mediator

Pengadilan Agama Karawang tidak memiliki mediator di luar hakim

dikarenakan kurangnya mediator yang memiliki sertifikat terlebih apabila

mediator di luar Hakim harus bersertifikat14 Semua Hakim yang ada di

Pengadilan Agama Karawang merangkap juga sebagai mediator15

Walaupun seorang hakim tidak memiliki sertifikasi mediator sesuai dengan

13 Wawancara dengan Dra Ratna Jumilah MH Drs H Hasan Bashri SHMH Dra

Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang pada tanggal 7 dan 9 November 2016

14 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

15 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

54

PERMA ini pada pasal 9 ayat (3) otomatis dapat menjadi mediator16 Para

Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang menjadi mediator

berdasarkan surat keputusan (SK) dari Ketua Pengadilan Agama

Karawang17

Ketua Pengadilan Agama setiap tahun mengevaluasi daftar mediator

Begitu pula setiap tahun daftar mediator dapat berubah-ubah apabila

adanya mutasi tugas berhalangan tetap ketidakaktifan setelah penugasan

dan pelanggaran atas pedoman perilaku Hal ini sesuai dengan Pasal 9 ayat

(7) dalam PERMA ini

Seluruh hakim Pengadilan Agama yang tidak memiliki sertifikat

dikarenakan belum mengikuti pelatihan mediasi yang diadakan oleh

Mahkamah Agung RI18 Pelatihan mediator yang diadakan oleh Mahkamah

Agung jumlahnya terbatas karena berskala nasional sehingga peserta yang

ikutpun sangat terbatas Seharusnya Mahkamah Agung memberikan

pelatihan mediasi kepada seluruh hakim di Pengadilan agar

a Dapat maksimal ketika melakukan mediasi Ketika Hakim telah

diberikan pelatihan mediasi diharapkan dapat menjalankan fungsi

mediator secara maksimal sesuai dengan ketentuan yang telah diatur

16 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 17 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani dan Dra Rosniati MH Haki m Mediator

Pengadilan Agama Karawang pada tanggal 9 November 2016 18 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

55

b Menambah keterampilan hakim saat melakukan mediasi Walaupun

hakim tanpa sertifikat mediator lalu menjadi mediator hal itu dapat

dibenarkan karena hakim dapat merangkap sebagai mediator Akan

tetapi tetap saja untuk memaksimal fungsi dan peran mediator seorang

hakim harus mengikuti pelatihan mediator yang diadakan oleh

Mahkamah Agung RI ketika kekurangan sumber daya mediator

sehingga kesiapan Hakim maksimal ketika Ketua Pengadilan menunjuk

Hakim sebagai mediator Namun pada dasarnya sulit membiasakan

hakim untuk menjadi mediator karena sifat seorang hakim adalah

memutus akan tetapi mediator hanya bersifat sebagai pihak ketiga yang

menengahi Dikhawatirkan sifat hakim yang terbiasa memutus terbawa

saat proses mediasi yang hanya berperan sebagai penengah bukan

memutus19 Karena itu sebisa mungkin seharusnya hakim tidak boleh

menjadi mediator Sangat tipis sekali hakim tersebut membedakan

antara menjadi hakim dan menjadi mediator terkadang terpengaruh20

c Mediasi berjalan efektif Pada dasarnya banyak faktor yang melatar

belakangi efektifnya mediasi Namun Keterampilan dan kemampuan

dari mediator adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat

keberhasilan mediasi terutama yang sudah bersertifikat21

19 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 20 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 21 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan

Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

56

3 Fasilitas dan Sarana

Fasilitas dan sarana adalah salah satu instrumen yang dibutuhkan

dalam melaksanakan proses mediasi Setiap Pengadilan Tingkat Pertama

diharapkan memiliki fasilitas dan sarana dalam proses mediasi yaitu tempat

atau ruangan khusus mediasi Hal ini untuk menunjang keberhasilan dari

pada mediasi Mediasi dapat diselenggarakan di salah satu ruangan

Pengadilan Tingkat Pertama sesuai dengan pasal 20 ayat (1) PERMA ini

Namun dapat juga diselenggarakan di tempat lain apabila disepakati oleh

para pihak

Pengadilan Agama Karawang memiliki fasilitas dan sarana untuk

melakukan proses mediasi yaitu ruangan khusus untuk mediasi Dengan

ruangan berukuran 4 m x 6 m dilengkap dengan beberapa tempat duduk dan

satu meja persegi disertai dengan alat pendingin ruangan atau air

conditioner (AC) Jadi di ruangan tersebut hanya bisa diselenggarakan satu

proses mediasi

Ruangan mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah cukup

memadai namun belum termasuk yang ideal22 Idealnya ruangan mediasi

adalah

a Ruangan yang luas Hal ini agar para pihak nyaman saat proses mediasi

berjalan Ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang masih sempit

artinya ruangan tersebut belum dikategorikan ideal

22 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

57

b Ruangan yang tertata dengan rapi yang dilengkapi dengan kursi-kursi

serta meja bundar agar para pihak dapat saling berhadapan saat proses

mediasi berlangsung23

c Ruangan yang memiliki air conditioner (AC) Ketika ruangan sejuk dan

dingin dapat mencairkan suasana Para pihak yang sebelumnya dalam

keadaan merasa tidak baik ketika masuk ke dalam ruangan tersebut

bisa menjadi merasa sedikit lebih baik yang dapat mempengaruhi

suasana hati dan pikiran para pihak24

d Adanya bingkai pajangan keluarga harmonis Hal ini juga dapat

mempengaruhi suasana hati dan pikiran para pihak25 Namun di

Pengadilan Agama Karawang belum terdapat hal ini Hanya ada

bingkai pajangan dengan simbol saling berjabat tangan Itu hanya

melambangkan simbol perdamaian secara umum26

Untuk kemudahan para pihak dalam menjalani proses mediasi sebelum

memasuki ruang mediasi terpampang jadwal mediator Dalam daftar tersebut

terdapat nama-nama mediator namun tidak disertai dengan keterangan latar

belakang pendidikan masing-masing mediator Setiap harinya terdapat 3 mediator

yang disediakan Semuanya berasal dari hakim yang merangkap sebagai mediator

23 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 24 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 25 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 26 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

58

Hal ini dikarenakan Pengadilan Agama Karawang tidak memiliki mediator di luar

hakim Berikut jadwal hakim mediator Pengadilan Agama Karawang

Tabel 5

NO

HARI

MEDIATOR

KETERANGAN

1 2 3 4

1

SENIN

1DRA ALIA AL HASNA MH

2DRS HUMAIDI YUSUF

3DRS CANDRA TRISWANGGA

2

SELASA

1DRSHMYUSUF SH MH

2DRAHJSITI SABIHAH SH MH

3DRAHJERAWATI SH MH

3

RABU

1DRSHMOHAMAD YAMIN SHMH

2DRARATNA JUMILAH MH

3DRSHABDILLAH SH MH

1DRAHJROSNIATI MH

59

4 KAMIS 2DRAELFINA FITRIANI

3DRAHJDADAH HOLIDAH MH

5

JUMrsquoAT

1DRSHASAN BASRI SH MH

2DRSHABID MH

3DRSJAJANG SUHERMAN SH

Sumber diperoleh dari Yuyu Yuliani SAgMH Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat

4 Kepatuhan Masyarakat

Berkaitan dengan kepatuhan masyarakat peneliti memberikan

beberapa catatan atas sikap para pihak selama melakukan proses mediasi

yang mempengaruhi kepatuhan para pihak dalam menjalani proses mediasi

yaitu sebagai berikut

a Rata-rata orang-orang yang datang berperkara ke Pengadilan Agama

khusus dalam perkara perceraian ini sangat sulit untuk disatukan

kembali terlebih apabila salah satu pihak ada yang melakukan

perselingkuhan27

b Sikap egois para pihak sehingga menyulitkan mediator untuk

mendamaikan dan mendalami permasalah yang dihadapi para pihak

27 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

60

c Sikap para pihak yang terkadang tidak mengikuti peraturan mediasi

yang telah disepakati28 Hal ini mengakibatkan tidak efektifnya proses

mediasi

d Biasanya jauh sebelum para pihak mendaftarkan perkara dan mengikuti

persidangan sering kali mereka sudah bersepakat untuk memutus

ikatan pernikahan29 Akhirnya mediator pun sulit untuk mendamaikan

kembali bahkan gagal

e Sikap para pihak yang kooperatif Namun hal ini mereka lakukan agar

proses mediasi cepat selesai dan berlanjut kepada tahap persidangan30

Mereka melakukan hal ini hanya sebagai formalitas

5 Kebudayaan

Berkaitan dengan kebudayaan dalam skripsi ini adalah mengenai

budaya masyarakat muslim yang berperkara di Pengadilan Agama Hal ini

sesuai dengan Pasal 1 butir (1) Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009

Tentang Peradilan Agama Pasal tersebut berbunyi

1 Peradilan Agama adalah peradilan nagi orang-orang yang beragama

islam

Menurut pasal ini Pengadilan Agama adalah wadah bagi orang-orang yang

ingin berperkara khusus untuk orang-orang atau masyarakat yang beragam

islam

28 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 29 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 30 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

61

Penulis melihat ada kecenderungan kenaikan angka perceraian dalam

empat tahun terakhir Berikut adalah angka perceraian selama 4 tahun

terakhir

Tabel 6

DIAGRAM PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA 4

TAHUN TERAKHIR31

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa angka perceraian dari tahun ke

tahun terus mengalami peningkatan baik pada perkara cerai talak maupun

cerai gugat Namun diantara kedua jenis perkara tersebut angka cerai gugat

jauh mendominasi dibandingkan dengan cerai talak Pada tahun 2012 pada

perkara cerai talak terdapat 89683 perkara yang diputus sedangkan pada

cerai gugat terdapat 206102 perkara Pada tahun 2013 terdapat 94715

perkara cerai gugat dan 221460 pada perkara cerai gugat Selanjutnya pada

tahun 2014 pada cerai talak terdapat 99536 perkara dan 243334 pada

perkara cerai gugat Kemudian pada tahun 2015 terdapat 98602 perkara

31 httpbadilagmahkamahagunggoidrekap-perkara-diterima-dan-diputus

050000

100000

150000

200000

250000

300000

2012 2013 2014 2015

89683 94715 99536 98602

206102 221460 243334 252885

cerai talak

cerai gugat

62

cerai talak dan 252885 pada perkara cerai gugat Dari setiap tahunnya

jumlah perkara cerai gugat lebih dari 2 kali lipat jumlah perkara cerai talak

Perbedaan jumlah angka ini sangat signifikan dan menunjukkan bahwa

betapa tingginya angka perceraian di Indonesia terutama dalam perkara

cerai gugat Bisa disimpulkan bahwa angka perceraian dari tahun ke tahun

terus mengalami peningkatan

C Tingkat Keberhasilan Mediasi

Pada pembahasan ini peneliti membatasi penelitian hanya pada tahun 2015

Data yang diambil bersumber dari laporan bulanan yang kemudian dirangkum

menjadi laporan tahunan Pengadilan Agama Karawang Di dalam laporan

tersebut dapat diketahui berapa jumlah perkara yang dimediasi setiap bulannya

dan berapa jumlah perkara yang berhasil dan gagal untuk dimediasi Berikut

adalah laporan pembukuan mediasi di Pengadilan Agama Karawang tahun 2015

Tabel 7

LAPORAN TAHUNAN MEDIASI PENGADILAN AGAMA

KARAWANG TAHUN 2015

NO

BULAN

JUMLAH PERKARA

KETERANGAN

BERHASIL TIDAK BERHASIL

1 Januari 28 0 28

2 Februari 18 0 18

3 Maret 20 1 19

4 April 25 0 25

5 Mei 21 0 21

63

6 Juni 18 0 18

7 Juli 18 0 18

8 Agustus 23 1 22

9 September 27 2 25

10 Oktober 35 1 34

11 November 31 0 31

12 Desember 25 0 25

TOTAL 289 5 284

Untuk mengetahui prosentase keberhasilan mediasi dalam satu tahun pada

tabel di atas dapat digunakan rumus sebagai berikut 32

119869119906119898119897119886ℎ 119901119890119903119896119886119903119886 119910119886119899119892 119889119894119888119886119887119906119905119869119906119898119897119886ℎ 119901119890119903119896119886119903119886 119910119886119899119892 119889119894119901119906119905119906119904

X 100

Berdasarkan rumus di atas dapat ditentukan prosentasi keberhasilan mediasi

perceraian di Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015 sebagai berikut

5284

X 100 = 176

Maka dapat diketahui prosentase tingkat keberhasilan perkara yang berhasil

dimediasi adalah sebesar 176 Hal ini membuktikan bahwa tingkat

keberhasilan mediasi di Pengadilan Agama Karawang pada tahun 2015 sangatlah

jauh dari apa yang diharapkan Dengan hasil tersebut membuktikan bahwa

32 http wwwbadilagnet data ARTIKEL Mencari 20 tolak 20 ukur 20 hasil

20 Mediasipdf

64

mediasi di Pengadilan Agama Karawang pada tahun 2015 belum efektif Ini

sangat berbanding terbalik dengan prosentase kegagalannya sebesar 9824

D Faktor Pendukung dan Penghambat Keberhasilan Mediasi

Tentunya dalam berjalannya proses mediasi ada faktor pendukung dan

penghambat keberhasilan mediasi Berikut adalah beberapa faktor-faktor

keberhasilan mediasi

a Para Pihak Bersifat Kooperatif

Artinya adalah mereka para pihak dapat mematuhi peraturan dalam

proses mediasi yang telah disepakati sebelumnya33 Hal ini harus dilakukan

karena kebanyakan para pihak yang berperkara ketika suasana hatinya tidak

baik tidak dapat mengontrol emosi sehingga peraturan yang telah disepakati

sebelumnya tidak dipatuhi dan proses mediasi tidak berjalan efektif

b Kecakapan dan Penampilan

Cara penyampaian dan gaya bahasa mediator yang mudah dipahami

sangat mendukung keberhasilan mediasi terutama mediator yang

bersertifikat34 Ketika seorang mediator telah bersertifikat setidaknya dia

telah mengkuti serta mempelajari bagaimana cara berkomunikasi cara

menggali infomasi dan berhadapan dengan para pihak yang berbeda-beda

karakter

33 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 34 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan

Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

65

Begitu juga penampilan mediator yang berwibawa dan meyakinkan

dapat menjadi faktor keberhasilan mediasi karena dapat meyakinkan dan

menimbulkan kepercayaan terhadap para pihak35

c Latar Belakang Pendidikan dan Lingkungan dimana para pihak tinggal

Latar belakang pendidikan mempunyai pengaruh terhadap pola pikir

para pihak ketika menghadapi suatu permasalahan dalam hal ini khususnya

adalah perkara perceraian serta lingkungan dimana para pihak tinggal juga

dapat mempengaruhi pola pikir para pihak Ketika latar belakang

pendidikan dan lingkungan baik maka pola pikir para pihak juga akan baik

dan positif ketika menghadapi suatu perkara36

d Mengingat Anak

Faktor mengingat anak dapat mendukung keberhasilan mediasi karena

para pihak akan berfikir ulang ketika mereka berceraian bagaimana nasib

anak-anak mereka apabila bercerai37 Hal ini bagi mereka yang sudah

memiliki anak dari hasil perkawinan yang mereka laksanakan

e Kondisi Ruang atau Tempat Mediasi

Ketika kondisi tempat atau ruang nyaman hal ini juga dapat

mempengaruhi keberhasilan mediasi karena dapat merubah mindset para

pihak dalam berfikir Contoh ketika berada di ruangan ruangan tersebut

35 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 36 Kedua faktor tersebut hasil wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator

Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 37 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

66

ditata dengan rapih dan menggunakan pendingin ruangan atau AC (Air

Conditioner) yang dapat membuat para pihak nyaman38

f Iktikad Baik Para Pihak

Sehebat dan sekeras apapun usaha seorang mediator untuk

mendamaikan tidak akan berhasil apabila tidak didukung iktikad baik para

pihak terutama dari pihak penggugat agar mau menerima kembali pihak

tergugat untuk hidup bersama39

Berikut adalah beberapa faktor penghambat terhadap keberhasilan mediasi

a Keinginan Kuat Para Pihak Untuk Bercerai

Hal ini terjadi biasanya ketika salah satu atau kedua belah pihak

tidak mau bermusyawarah Misalnya salah satu pihak menuruti pihak

lawan yang ingin bercerai itu sudah dipastikan akan gagal untuk

dimediasi40

b Konflik Yang Sudah Meruncing

Konflik yang sudah meruncing dan berlarut-larut diantara para

pihak akan menghambat keberhasilan mediasi Apabila salah satu pihak

ada yang berkeinginan untuk berdamai masih ada kesempatan untuk

dimediasi Akan tetapi apabila keduanya sudah tidak ingin untuk

berdamai maka akan sangat sulit dimediasi41

38 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan

Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 39 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 40 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 41 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

67

c Psikologis atau kejiwaan para pihak

Kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya

sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang

mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan

perceraian ini42

42 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

68

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan terdapat beberapa

kesimpulan yang dapat dikemukakan

1 Efektivitas mediasi yang dilaksanakan di Pengadilan Agama Karawang belum

efektif karena tingkat keberhasilannya masih sangat rendah

2 Faktor-faktor pendukung keberhasilan mediasi adalah

a Para Pihak Bersifat Kooperatif Artinya adalah mereka para pihak dapat

mematuhi peraturan dalam proses mediasi yang telah disepakati

sebelumnya Hal ini harus dilakukan karena kebanyakan para pihak yang

berperkara ketika suasana hatinya tidak baik tidak dapat mengontrol emosi

sehingga peraturan yang telah disepakati sebelumnya tidak dipatuhi dan

proses mediasi tidak berjalan efektif

b Kecakapan dan Penampilan Cara penyampaian dan gaya bahasa mediator

yang mudah dipahami sangat mendukung keberhasilan mediasi terutama

mediator yang bersertifikat Ketika seorang mediator telah bersertifikat

setidaknya dia telah mengkuti serta mempelajari bagaimana cara

berkomunikasi cara menggali infomasi dan berhadapan dengan para pihak

yang berbeda-beda karakter Begitu juga penampilan mediator yang

berwibawa dan meyakinkan dapat menjadi faktor keberhasilan mediasi

69

karena dapat meyakinkan dan menimbulkan kepercayaan terhadap para

pihak

c Latar Belakang Pendidikan dan Lingkungan dimana para pihak tinggal

Latar belakang pendidikan mempunyai pengaruh terhadap pola pikir para

pihak ketika menghadapi suatu permasalahan dalam hal ini khususnya

adalah perkara perceraian serta lingkungan dimana para pihak tinggal juga

dapat mempengaruhi pola pikir para pihak Ketika latar belakang

pendidikan dan lingkungan baik maka pola pikir para pihak juga akan

baik dan positif ketika menghadapi suatu perkara

d Mengingat Anak Faktor mengingat anak dapat mendukung keberhasilan

mediasi karena para pihak akan berfikir ulang ketika mereka berceraian

bagaimana nasib anak-anak mereka apabila bercerai

e Kondisi Ruang atau Tempat Mediasi Ketika kondisi tempat atau ruang

nyaman hal ini juga dapat mempengaruhi keberhasilan mediasi karena

dapat merubah mindset para pihak dalam berfikir Contoh ketika berada di

ruangan ruangan tersebut ditata dengan rapih dan menggunakan pendingin

ruangan atau AC (Air Conditioner) yang dapat membuat para pihak

nyaman

f Iktikad Baik Para Pihak Sehebat dan sekeras apapun usaha seorang

mediator untuk mendamaikan tidak akan berhasil apabila tidak didukung

iktikad baik para pihak terutama dari pihak penggugat agar mau menerima

kembali pihak tergugat untuk hidup bersama

70

3 Faktor-faktor penghambat mediasi adalah

a Keinginan Kuat Para Pihak Untuk Bercerai Hal ini terjadi biasanya ketika

salah satu atau kedua belah pihak tidak mau bermusyawarah Misalnya

salah satu pihak menuruti pihak lawan yang ingin bercerai itu sudah

dipastikan akan gagal untuk dimediasi

b Konflik Yang Sudah Meruncing Konflik yang sudah meruncing dan

berlarut-larut diantara para pihak akan menghambat keberhasilan mediasi

Apabila salah satu pihak ada yang berkeinginan untuk berdamai masih

ada kesempatan untuk dimediasi Akan tetapi apabila keduanya sudah

tidak ingin untuk berdamai maka akan sangat sulit dimediasi

c Psikologis atau kejiwaan para pihak Kekecewaan yang berat salah satu

pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa

terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri

ikatan dengan jalan perceraian ini

B Saran

Pada bagian akhir skripsi ini penulis ingin memberikan saran-saran kepada

beberapa pihak atau instansi yang terkait yaitu sebagai berikut

1 Kepada Pemerintah dalam hal ini Kementrian Agama yang membawahi

Kantor Urusan Agama atau biasa disebut KUA mewajibkan kepada calon

pasangan suami isteri yang akan menikah untuk mengikuti bimbingan dan

pembinaan tentang pernikahan untuk menciptakan rumah tangga sakinah

mawaddah wa rahmah sesuai dengan tujuan pernikahan Karena sampai

saat ini hal tersebut hanya bersifat anjuran Hal ini dilakukan agar pasangan

71

yang akan menikah memiliki bekal dan pengetahuan yang cukup serta

membentuk mental yang baik bagi para calon pasangan suami isteri Ini

adalah modal utama agar para pasangan suami isteri terhindar dari perkara

perceraian

2 Kepada Mahkamah Agung ada dua saran yang ingin penulis berikan yaitu

sebagai berikut

a Mahkamah Agung agar mengadakan pelatihan lebih intensif kepada

hakim mediator khususnya bagi hakim yang belum bersertifikasi

sehingga seluruh hakim telah mengikuti dan memiliki sertifikat

tersebut karena kecakapan mediator adalah salah satu faktor

pendukung keberhasilan dalam mediasi

b Agar Mahkamah Agung mengeluarkan PERMA yang menjelaskan

tentang kriteria keberhasilan hakim dan insentif bagi hakim yang

berhasil menjalankan fungsinya sebagai mediator karena hal itu adalah

upaya luar biasa sehingga layak dan patut untuk diberikan insentif

Juga untuk memotivasi para hakim agar lebih bersungguh-sungguh

dalam menjalankan fungsinya sebagai mediator yang berdampak

dapat meningkatkan keberhasilan dalam proses mediasi Pada

kenyataanya sampai saat ini Mahkamah Agung belum menjelaskan

regulasi tersebut di dalam PERMA

3 Kepada para hakim yang ditetapkan menjadi mediator agar dengan

sungguh-sungguh menjalankan fungsinya sebagai mediator tidak hanya

sekedar formalitas belaka karena diamanatkan oleh PERMA

72

DAFTAR PUSTAKA

Abbas Syahrizal Mediasi dalam Perspektif Hukum Syariah Hukum Adat dan

Hukum Nasional Jakarta Kencana 2009

Astarini Dwi Rezki SriMediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian

Sengketa Berdasarkan Asas Peradilan Cepat Sederhana Biaya Ringan

BandungPT Alumni 2013

Abdurrasyid Priyatna Arbitase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Suatu

Pengantar Jakarta Fikahati Anesta 2002

Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Al-Sheikh Lubaabut Tafsiir

Min Ibni Katsir terj M Abdul Ghoffar Juz 5 Bogor Pustaka Imam Asy-Syafirsquoi

2003

Amriani Nurnaningsih Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di

Pengadilan Jakarta PT RajaGrafindo Persada 2011

Al-Husain Ahmad Fathul Qariib Al-Mujiib Mesir Thaha Putra Semarang 1934

Ali Zainuddin Sosiologi Hukum Jakarta Sinar Grafika 2012

Ali Achmad Menguak Teori Hukum dan Teori Peradilan Vol 1 Jakarta

Kencana 2010

Amir M Abdul Kamus Istilah Islam Jakarta Pustaka Firdaus 1994

Dawson Roger Seni Negosiasi (Secret of Power Negotiating) Jakarta Gramedia

Pustaka 2010

Emirzon Joni Alternatif Penyelesaian Sengketa diluar Pengadilan (Negosiasi

Mediasi Konsiliasi dan Arbitrase) Jakarta Gramedia Pustaka Utama

2000

73

Hidayatulloh Efektivitas Mediasi Dalam Perkara Perceraian di Pengadilan

Agama Depok Skripsi Fakultas Syarirsquoah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2011

Kriekhoff Valerine Mediasi Sebagai Bentuk Penyelesaian Sengketa keluarga

Pustaka Dunia 2012

Lumbuun Ronald S Perma RI Wujud Kerancuan Antara Praktik Pembagian dan

Pemisahan Kekuasaan Jakarta Raja Grafindo Persada 2011

Manan Bagir Mediasi Sebagai Alternatif Menyelesaikan Sengketa Varia

Peradilan No 24 8 Juli 2008

Rahmadi Takdir Mediasi Penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan Mufakat

Jakarta Raja Grafindo Persada 2010

Rahman Ghazaly Abdur Fiqh Munakahat Jakarta Kencana Prenada Media

Group 2006

Sabiq Sayyid Fiqh Al-sunnah Kairo Al-Fath Lil Irsquolam Al-lsquoArobi 1972

JMoleong Lexy Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2009

Sari M Efektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara Perceraian di

Pengadilan Agama Maros Skripsi Fakultas Hukum Universitas

Hasanuddin Makassar 2014

Shihab M Quraish Tafsir Al-Mishbah Jakarta Lentera Hati 2007

Soekanto Soerjono Pokok-Pokok Sosiologi Hukum Cet V Jakarta Raja Grafindo

Persada 2014

Sutadi Mariana Pendayagunaan Perdamaian Menurut Pasal 130 HIR154 RBg

dan Potensinya dalam Mewujudkan Keadilan yang Cepat Sederhana dan

Biaya Ringan Jakarta Pusat Pengkajian Hukum dan Mahkamah Agung RI

2005

74

Soekanto Soerjono Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum Jakarta

PTRaja Grafindo Persada 2008

Syarifuddin Amir Ushul Fiqh Jilid II cet6 Jakarta Kencana 2011

Soekanto Soerjono Penegakan Hukum Bandung Bina Cipta 1983

Tim Penyusun Pusat Bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta Balai

Pustaka 1990

Usman Rachmadi Mediasi di Pengadilan Dalam Teori Dan Praktik Jakarta

Sinar Grafika 2012

Widyana I Made Alternatif Penyelesaian Sengketa (ADR) Jakarta Fikahati

Anesta 2009

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Perauran Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur

Mediasi di Pengadilan

Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Prosedur

Mediasi di Pengadilan

Inpres Nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam

Rechtsreglement Buitengewesten (RBg)

Het Herziene Indonesich Reglement (HIR)

Jurnal

75

Nurhasanah dan Rozalinda (2014) ldquoPersepsi Perempuan Terhadap Perceraianrdquo

Kafarsquoah Jurnal Ilmiah kajian Gender Vol 4 (No2) hal 2

Fachrina dan Rinaldi Eka Putra (2013) ldquoUpaya Pencegahan Perceraian Berbasis

Keluarga Luas dan Institusi lokal dalam Masyarakat Minangkabau di

Sumatera Baratrdquo Antropologi Indonesia Vol 34 (No2) hal 5

Internet

Angka Perceraian di Indonesia Tertinggi Dibanding Negara Islam lain 2007

http wwweramuslimcom berita nasional angka- perceraian- di- indonesia-

tertinggi- dibanding- negara- islam- lainhtm diakses pada 9 Juni 2016 jam

1612 WIB

Takariawan Cahyadi Di Indonesia 40 Perceraian Setiap Jam 2015 http

wwwkompasianacom pakcah di- indonesia- 40- perceraian- setiap-

jam_54f357c07455137a2b6c7115 diakses 9 Juni 2016 jam 2348

Cerai Paling Banyak di Jawa Barat http wwwantaranewscom berita 270213

cerai- paling- banyak- di- jawa-barat diakses pada 9 Juni 2016 jam 2259

Budiman Asep 2016 Kasus Cerai Indramayu tertinggi di Indonesia http

wwwpikiran-rakyatcom jawa-barat 2016 03 15 364250 kasus- cerai-

indramayu -tertinggi- di- indonesia diakses 9 Juni 2016 jam 2330

Harahap Syahrizal Hadi http wwwmedanbisnisdailycom news read 2015

1230207187kursus-perkawinan-dan-upaya-mencegah-perceraian diakses

11 Juni 2016 jam 0600

httpwwwpa-karawanggoid diakses pada tanggal 12 Juni 2016jam 2109

Ray Pratama Siadari Teori Efektivitas diakses dari http raypratamablogspotsg

201411teori-efektifitashtml diakses pada tanggal 13 Oktober 2016 pukul 0033

httpbadilagmahkamahagunggoidrekap-perkara-diterima-dan-diputus

httpwwwbadilagnetdataARTIKELMencari20tolak20ukur20hasil20

Mediasipdf

Lampiran 1

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Drs H Hasan Bashri SHMH

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Sejak februari 2016

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H Ketua pengadilan agama karawang

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Ya2009 di Mega Mendung Bogor

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Perma ini mengikat hanya bagi orang2 yg berperkarasetiap yg berperkara berdasarkan revisi Perma No1 Tahun 2016 ini Setiap berperkara khusus utk perceraian wajib menempuh mediasi terlebih dahulukalo tdk putusannya batal demi hukum

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Ya sudah Jadi setiap kita warga PA ada perwakilan untuk mengahadiri sosialisasi iniYa cukup berpengaruhada perbedaan dari pada Perma sebelumnya Ada progresnya walaupun tidak signifikan

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Saya belum tau apakah ada upaya peningkatan menjadi UUmungkin nanti akan ada perubahan menuju kesana sebab ini suatu kewajiban juga

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Yaa baguscukup efektif

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Para pihak antusiasrata2 para pihak ingin dimediasiresponnya baik Tingkat keberhasilannya lumayan Terutama pihak tergugat yg merasa keberatan dgn tuntutan

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Mendamaikan kedua belah pihak yg berperkara utk menuju ke arah perdamaian supaya mereka damai Fungsinya mediator

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi

H Di dalam memang selalu diupayakan penasehatan perdamaiankarena di ruang sidang itu waktunya terbatas dan singkat Kita juga dibatasi dgn perkara yg cukup banyak

11 Mengapa mediasi hraus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Sebab ada hal yg terkadang secret apabila menyangkut perceraianmakanya sidangnya tertutup Ini masalah sangat privasi dan khalayak umum tdk boleh taukarena aib juga Sesuai dgn perma diberikan waktu kurang lbh 40 hari kerja Kami melakukan mediasi tidak hanya 1 atau 2 kali bahkan bisa 4 sampai 5 kali apabila kita melihat masih ada celah utk didamaikan Bahkan harinya bisa ditambah tentunya atas seizin ketua mejalis hakim

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Ketika hal ini terjadibiasanya kita melakukan kaukus Biasanya mereka lbh terbukakarena kalo kita hadirkan mereka berduka biasanya cenderung agak tertutup juga Ini adalah jalan terbaik utk mengetahui apa sih yg sebenarnya terjadi

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya H Pengaruhnya cukup besar jugasebab ketika kaukus mereka lebih terbuka dlm persoalan yg sebenarnya terjadi Kadang2 didepan pihak agak malu dll apalgi kalo para pihak nya tempramental Tp begitu lewat kaukus mereka lebih terbuka kadang2 Sering terjadi hal seperti ini Hal ini sangat penting karena utk menggali persoalan yg sebenarnya terjadi

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H Pertama Kemampuan mediator juga berpengaruh terutama mereka yg sudah bersertifikasi Kedua kesungguhan dari mediator Respon dan keinginan kedua belah pihak juga sangat penting Termasuk juga suasana ruangan mediasi mempunyai pengaruh penting terhadap keberhasil Didesain dgn rapiber ACjadi ketika masuk itu orang2 merasa enak dan nyamandapat merubah mindset mereka juga Kalo ruangannya panasga mumpuni Maka demikian kita berharap Pemerintah menyediakan tmpt khusus utk mediasi yg representatif Faktor kegagalan yaa sebaliknyahehe

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan Biasanya seperti itu sepengatahuan saya selama menjadi mediator

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Yaa sangat penting Harus juga dia memiliki bekal itu sebab itu terkait sekali dgn masalah keluarga Ttg pskologi harus dikuasai oleh hakimbaik dia sebagai hakim

maupun sebagai mediatortapi itu hanya bersifat anjuransebab dlm persyaratan blm ada ketentuan sprti itu Namun secara mafhumnya kita harus mengetahui lah

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Pertama adalah tempat pastinya Utk tempat alhamdulillah bisa kita katakan cukup memadai

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Dulu begitu maunya MA tapi sampai hari ini blm jelas juga reward nya apabelum ada aturan mengenai hal iniitu baru wacana aja Harusnya adasebab itu adalah upaya luar biasa Seperti di negara jepang aja itu reward nya luar biasa Mungkin kalo ada dapat memotivasi hakim juga untuk memediasi dgn lbh baik

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Yaa sudah lumaya ideal lah kalo sgtu

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa H Khusus utk di PA karawang tidak menyediakantp di PA yg lain saya tahu menyediakanuntuk masalah knpa nya saya kurang tau juga yaa Yang jelas ketika Pengadilan saya yg sebelumnya di Cibinong ada

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Rata2 responnya baik dan mau dimediasi tapi 1 atau 2 ada kadang yg menolak Memang harus maukalo tdk batal demi hukum

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Terlepas dari dia tau atau tidak yaayg jelas setiap kali kita perintahkan mereka siap Apalagi bagi mereka yg sudah membawa kuasa hukum atau pengacara karena sebelumnya telah dituntun oleh pengacaranya

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Biasanya dari pihak penggugat yg tdk mau melanjutkanyg kedua kadang2 pihak tergugat juga tdk mauketika kedua belah pihak tdk maubanyak disini yg seperti itu Tapi apabila pihak penggugat atau salah pihak msh mauitu msh ada kemungkinan utk bermediasi Kalo dua2nya sudah tdk mauini yg sangat sulit Rata2 faktor ekonomiselingkuh juga adakekerasan juga adatdk tanggung jawab juga adamacam2 lahyg jelas faktor ekonomi menempati urutan teratasterkait masalah nafkah

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang

H Kita mengadakan kunjungan dan kerjasamaserta studi perbandingan dgn negara2 tersebut(Jepang) Kalo mereka berhasilkenapa tidak kita mengadopsi sistem yg sama Memang tingkat keberhasilanya cukup tinggi Saya termasuk yg terbaik jadi mediator Dari segi aturannyapelaksanaannyasistemnya juga kita ikut Kalo di luar negeri berbedasebelum menuju ranah persidanganmereka sebelum itu sudah ada upaya perdamaian Jadi kalo mereka sudah berhasil ga perlu lagi naik ke tahap persidangan Berbeda dgn kitakalo kita di dalamartinya setelah daftar ke persidangan baru dapat dilakukan mediasi Mereka juga ada lembaga swasta yg dibiayai oleh negara tanpa dipingut biaya Utk hal biaya mediasi kita juga sama gratisCuma kita dalam persidangan setelah daftar Faktor kultur sangat berpengaruhutk di indonesia apalagi dgn kemajemukan sukunyakhusus utk karawang saja skrng bukan hanya orang sunda saja tapi sudah dari mana2 Sosialisasi mediasi ini kita suka lakukan namun hanya dalam ranah kelembagaan sajatdk khusus kepada masyarakat

H = Hakim atau Hakim Mediator

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Dra Rosniati MH

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Ya saya sebagai hakim mediatordisini sejak 31 agustus 2013

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H Ketua PA Karawang melalui SK

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Belum memilikinamun kita sebagai hakim dibenarkan untuk merangkap juga sebagai hakim mediator kecuali kalo mediator diluar hakimitu wajib memiliki sertifikat mediator

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Tidakini hanya mengikat kepada orang2 yg berperkara dipengadilan saja Kalo ga dimediasi putusannya batal demi hukum Kalo kedua belah pihak hadir dapat dimediasi tp kalo salah satu tdk hadir tdk dapat dimediasi

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Dari pihak MA sudah melakukan sosialisasi dgn cara perwakilan dari PA karawang ini di undang ke MA Kyk nya ga ada perubahan yg berarti yaa karena biasanya orng yg berperkara kesini ga ada suami nyayg verstek(ga bisa dimediasi)yg hadir dua2nya hanya sedikit Tp dsni juga banyakcontoh penggugat mengajukan gugatan terus suaminya dtng atau suami yg mengajukan lalu termohonnya datang mediasi perdamaiannya itu jarang yg berhasil namun akibat cerainya bnyk yg berhasil seperti nafkah lsquoiddahmutrsquoah nya itu bnyk yg berhasil

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Belum adamungkin tergatung orang-orang yg ada di Mahkamah Agung yaauntuk menerbitkan Undang-Undang itu banyak persyaratannya

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Cukup efektifCuma khusus dlm perkara perceraian efektifnya dalam hal akibat cerainyabukan pada perdamaian dalam perceraiannya Karena orang yang datang berperkara perceraian itu adalah dalam hal perasaanuntuk mendamaikannya itu kan sulit apabila sudah menyangkut perasaan

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Kalo dalam perkara perceraianbanyaknya penyelesaian perkara dengan jalan damai atau mediasi yang berujung pencabutan perkara Dalam penyelesain perkara pun lebih cepat ya

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Mediator itu adalah orang yang ditunjuk ketua majelis hakim dgn sebuah penetapan untuk membantu para pihak menyelesaikan perkara mereka dengan jalan damai Lalu fungsinya menjadi penengahmencari solusi tentang sengketa yg mereka hadapi

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi H Ini sebetulnya mediasi ini adalah non-litigasi tp sudah terintegrasi ke dalam litigasi dan itu membantu Memang dalam setiap awal persidangan sudah memberikan nasihat tapi kan untuk lebih fokus dan optimal waktunya harus dipisahkan secara tersendiri

11 Mengapa mediasi harus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Karena dalam hal perceraian ada rahasia2 rumah tangga yg orang lain tidak boleh mengetahuiyg boleh tau hanya mediator dengan hakim Apabila terbuka untuk umum itu tidak etisbarang kali ada sesuatu yang dapat memalukan salah satu atau kedua belah pihakaib keluarga jugajadi harus benar2 rahasia Dalam Perma terbaru kan jangka waktunya 30 harisampai kapanpun bisa bahkan sampai perkara putuspun apabila para pihak menghendaki untuk mediasi kembali yaa kita mediasi lagi Contoh dia cerai tahap awal mediasi tapi tidak tercapailalu berlanjut rekonpensi dalam tahap ini kita mediasi lagi Tapi apabila yg tidak bisa dimediasi kalo perkaranya sudah lanjut Umpamanya verstek awalnyapihak tergugat tidak hadir Lalu kita sudah dalam tahap pembuktiankemudian pihak istri atau suami datangkita sudah tidak mediasi lagi karena sudah lewat

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Pertama yg dilakukan adalah ditunda mediasinya tergantung kesepakatan

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya H Yaa pernah juga Selama ini kaukus tidak banyak pengaruh menurut saya

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H (Faktor keberhasilan mediasi) (1)hubungan antara keduabelah pihak belum terlalu meruncingsalah satu pihak masih berkeinginan untuk damai itu msh ada kesempatan tapi apabila sudah dua2nya tidak itu sangat sulit dimediasi (2)Faktor mengingat anak2 bagi yg sudah menikah dan sudah memiliki anak2bagaimana nasib anak2 apabila bercerai (3)faktor hakimbagaimana cara hakim berbicara dan memberikan nasihat Apabila nasihat2 dapat diterima oleh para pihak itu juga dapat berpengaruh terhadap keberhasilan mediasi

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan Biasanya seperti itu sepengatahuan saya selama menjadi mediator

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti

dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Yaa itu juga diperlukanbisa juga apabila melibatkan keluarga (hakam) barang kali dengan begitu dpt meluluhkan hati Dalam psikologis juga perlumelihat keadaan atau kondisi kejiwaan seseorang Walaupun kita bukan ahli psokologis tapi karena pengalaman sebagai hakim kita bisa menilai watak kondisi seseorang Lalu kan kita sudah melakukan pelatihan2 mediasitujuannya kan untuk itu Bagaimana cara memediasi orangbagaimana supaya orang itu tertarik dgn kita

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Tempat atau ruang Tentunya ruangan yg apabila orang masuk itu bisa membuat dingin hatinya Ruang mediasi harus dihias sebaik mungkinsejuk juga Kalo disini belum memadai kan apabila memperbaiki sarana dan prasarana harus ada anggaranuntuk tahun ini kita belum dapat anggaran itu dan ruang mediasi yaa seadanya Kalo ditempat lain sudah memadaidihiasada meja khusus (meja bundar)

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Tidak ada reward apapunnamun MA dulu ada wacana tantang hal ituberupa apa juga belum diberitahukalo untuk kenapa nya saya juga tidak tau yaa

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Belum idealmasih kurangnamun ruang khusus nya sudah ada tp belum ideal

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa H Belum ada kita hakim merangkap sebagai mediator juga Kita berbagi waktusiapa yg hari itu tidak sidang berarti itu yg mediasi

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Respon para pihak rata2 bagustapi keberhasilan nya yang kurang Orang2 yg datang ke Pengadilan itu rata2 perasaannya sudah sulit utk disatukanapalagi apabila salah satu pihak ada yg selingkuhitu sulit

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Terlepas dari dia tau atau tidak yaayg jelas setiap kali kita perintahkan mereka siap Apalagi bagi mereka yg sudah membawa kuasa hukum atau pengacara karena sebelumnya telah dituntun oleh pengacaranya

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Kalo di Karawang inikebanyakan karena faktor ekonomi kurang Suami tdk kerja atau suaminya malas2an bekerjajd istri terpaksa bekerjaBanyak jugayg akhirnya

suami mengizinkan istri menjadi TKITKW ke luar Suami dirumah ngurus anak dikirim uanglalu dikumpulkan untuk modal nikah lagi Kedua adalah Selingkuh

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang H Perlu juga kita mencontohnamun kita kan blm tau bagaimana prosesnya disana Kalo memang baik ya kita harus mencontoh Tapi kita juga kn sudah ada payung hukum sendiri Untuk masalah kultur juga menurut saya tidak banyak pengaruh yaakarena kalo perkara peceraian itu sudah masalah hati yaasangat sulitga mungkin memaksakan kehendak Jadi mediasi itu ada beberapapertama (berhasil) dua2nya hadir dan berhasil damaiada juga (gagal) apabila salah satu pihak tidak hadiritu gagal dimediasi Ada juga (tidak berhasil) yaitu dua2nya hadir namun gagal untuk dimediasi H = Hakim atau Hakim Mediator

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Dra Elfina Fitriani

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Sejak 8 februari 2016

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H Ketua PA Karawang dengan SK

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Sudah adasaya mengikut di MegamendungBogor pada tahun 2013 kalo tdk salah

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Hanya mengikat kpd orang2 yg berperkara saja

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Sudah Tidak banyak berpengaruh yaa terhadap keefektivitasan mediasi

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Kalo sementara ini belum ada upaya kesana Karena tahap untuk kesana butuh waktu dan pembahasan yg panjang

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Cukup efektif

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Kalo dalam perkara perceraianbanyaknya penyelesaian perkara dengan jalan damai atau mediasi yang berujung pencabutan perkara Dalam penyelesain perkara pun lebih cepat ya

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Pada intinya adalah orang mencari solusi terhadap permaslahan yg dihadapi orang2 yg berperkara Fungsinya adalah untuk mendamaikan para pihak

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi H Kalo dalam hal ini kita memakai pasal 82 UU No 7 Tahun 1989 ttg Peradilan Agama Karena apabila tdk ada waktu khususmaka proses mediasi tdk akan maksimal dan tdk akan berjalan dengan baik karena saat persidangan terbatas oleh waktu yg berujung pd penumpukan perkara

11 Mengapa mediasi hraus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Karena ini adalah masalah keluargabanyak masalah2 yg sifat nya privasi Dalam agama juga kn apabila ada masalah jgn sampai orng lain atau orang luar taubahkan kalo bisa ketika suami istri bertengkar anak pun jgn sampai tau Apabila orang lain

mengetahui bukannya menyelesaikan masalah tapi malah menambah masalah Karena aib juga yg menyebabkan ini bersifat tertutup

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Saya akan lakukan kaukus Kadang ketika kedua belah pihak saling berhadapankeduanya tidak mau saling terbukatakut menyinggung perasaan Pada saat kaukus masing2 pihak lebih terbuka mengungkapkan masalah yg sebenarnya Pada inti nya apabila masih ada solusi kita cari solusinya tapi tidak bisa mau bagaimana lagi Terkadang kan ada orang yg memilki prinsip

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya H Yang saya alamipada akhirnya kaukus ini tidak berhasil juga terhadap mendamaikan para pihakcuman para pihak lebih terbuka mengungkapkan masalah2nya yg tidak bisa dia ungkapkan ketika di dpn salah satu pihak Mungkin mediator lain berbeda lagikarena itu yg saya alami selama menjadi mediator

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H Kadang2 dari para pihak jugajika salah satu masih ada keinginan untuk rukun masih ada kesempatan untuk berdamai kembaliterutama pihak penggugat yang dapat menerima kembali pihak tergugat untuk kembali hidup bersama Tapi kalo sudah dari kedua belah pihak berkeinginan untuk pisah itu sangat sulit utk didamaikantidak mungkin kita memaksakan Dari mediatornya jugacara membujuk atau cara bicara mediator terhadap para pihak itu enakdapat diterimapenampilan mediator jugahal itu dapat mendukung keberhasilan mediasi

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Tentu perlunamun secara akademik kita sebagai mediator tidak mungkin untuk belajar lagi dalam hal (psikologis) tapi kita belajar dari pengalaman Untuk menarik seseorang itu kita kan harus mengetahui jiwa atau karakteristik seseorang Sebenarnya harus bisa ilmu ttg psikologisharus sebelumnya diarahkan ke dalam bidang psikologis dalam hal akademik Tapi ya kalo skrng berdasarkan nalurialamiberdasarkan pengalaman saja Ketika menghadapi seseorang kita harus memiliki kemampuan itu untuk menunjang keberhasilan Tidak peraturan seperti iniuntuk saat ini hanya bersifat anjuran saja

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Pertama adalah ruang mediasi harus dikhususkanterpisah Ideal ruang mediasi dalam buku panduan adalah ruangannya besartertata dengan rapiterdapat meja bundar sehingga para pihak bisa berhadapandinginada air minum dan perlangkapan lainnyaserta adanya pajangan poto2 keluarga yg harmonis Sehinnga ketika masuk para pihak yg tadinya dala kondisi tdk enak bisa menjadi lbh enak lahstandarnya seperti itu Di PA karawang belum memadai

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Tidak ada reward apapunnamun MA dulu ada wacana tantang hal ituberupa apa juga belum diberitahukalo untuk kenapa nya saya juga tidak tau yaa

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Belum ideal

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa HBelum ada kita hakim merangkap sebagai mediator juga Kita berbagi waktusiapa yg hari itu tidak sidang berarti itu yg mediasi

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Responnya baik terhadap proses mediasi inimau menerima saran2 yg kami sampaikan walaupun pada akhirnya para pihak gagal untuk berdamai Sikap para pihak kooperatif tapi itu dilakukan agar proses mediasi cepat selesai dan dilanjutkan ke tahap persidangan Mereka terkesan melakukan ini hanya sebagai formalitas belaka

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Terlepas dari dia tau atau tidak yaayg jelas setiap kali kita perintahkan mereka siap Apalagi bagi mereka yg sudah membawa kuasa hukum atau pengacara karena sebelumnya telah dituntun oleh pengacaranya

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Faktor ekonomi Banyak yg gugat kalo gugat ka pihak istri yg mengajukan Dalam hal ini banyak suami yg tdk bertanggung jawab memberi nafkah atas istri Faktor selingkuhfaktor KDRT juga ada tapi tidak banyak

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang H Tentu perlu apabila itu patut dan bisa kita contoh terlebih negara2 tersebut memiliki tingkat keberhasilan mediasi yg tinggi H = Hakim atau Hakim Mediator

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Dra Ratna Jumila SH

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Jadi pada dasarnya hakim itu melekat sebagai mediatoritu sesuai dengan Perma No1 Tahun 2008 Namun menjadi mediator bersertifikat skitar 2012 atau 2013 Semenjak jadi hakim disini tahun 2014 merangkap sebagai mediatorada SK dari Ketua PA Karawang

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H ya kalo disini dari SK Ketua PA Karawang

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Ya punyadari Pusdiklat MA MegaMendung skitar tahun 2012 atau 2013

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Perma itu terikatartinya setiap berperkara kita wajib melakukan mediasi kalo kedua belah pihak hadir Artinya Perma ini hanya mengikat kepada orang2 yang berperkara di Pengadilan saja

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Sudahsebetulnya tidak jauh beda dgn Perma sebelumnya No1 Tahun 2008namun penekanan dalam Perma No1 Tahun 2016 ttg perceraian agak diatur lebih rinci kalo Perma sebelumnya msh secara umum Untuk pengaruhnya terhadap efektivitas mediasi sih saya rasa tidak pengaruh atau perubahan yaa

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Kalo dari Perma ke UU belum ada upaya yakarena kalo menuju UU proses nya berat dan agak rumitMungkin nnti suatu saat akan ada Tapi kita terus belajar dari kasus2 yang dihadapiatau ada saranatau diadakannya workshop Kalo menuju UU ada cuman proses butuh proses yang tidak sebentar ya

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Ya cukup efektif

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Kalo dalam perkara perceraianbanyaknya penyelesaian perkara dengan jalan damai atau mediasi yang berujung pencabutan perkara Dalam penyelesain perkara pun lebih cepat ya

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Mediator itu adalah orang yang ditunjuk ketua majelis hakim dgn sebuah penetapan untuk membantu para pihak menyelesaikan perkara mereka dengan jalan

damai Lalu fungsinya menjadi penengahmencari solusi tentang sengketa yg mereka hadapi

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi H Mediasi itu sifatnya wajib Setiap sidang pertama yang dihadiri oleh para pihak lengkapwajib menempuh proses mediasikalaupun dalam setiap sidang ada upaya damai itu adalah amanat Undang-undang Apalagi masalah perceraian itu dalam setiap sidang wajib mendamaikan para pihak Tapi kalo mediasi di awalKalo berhasil ya sudahtapi kalo gagal disetiap awal persidangan wajib mendamaikan para pihak

11 Mengapa mediasi hraus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Karena ada rahasia2 yg tidak boleh didengar oleh orang lainada juga kaukusApabila mediasi gagal mediator pun hraus memusnahkan berkas2 yg berkaitan dengan mediasi karena saking rahasianya Untuk masalah hari tergantung kasusnya tapi rata2 sih 2 minggu atau 3 minggu Ada juga yg lbh tapi harus seizini dari majelis hakim Artinya ketika mediasi gagaltp pada saat sidang para pihak ingin mediasi lagi itu bolehharus pernyataan dari para pihakitupun harus dimusyawarahkan Mereka sepakat kemudian majelis hakim membolehkan maka boleh mediasi lanjutan Tapi ga boleh lama yapaling lama 14 hari kalo ga salah

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Yaa apabila itu terjadi maka dilakukan kaukus

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya HPernahtergantung kita lihat kasusnya seperti apaterutama masalah perceraianterutama istriada yg ga berani mengutarakan pendapatnyakarena ada yg suaminya KDRTkadang salah satu pihak nya nyerocos terus Karena hal itukita ksh gambaran bahwa mediasi itu punya aturan Ketika mediasi para pihak saling seranggamau ikuti aturan maka kita lakukan kaukus Ga sering Ada pengaruh tp tidak signifikan Pernah pengalaman dlm kasus ceraiterutama kalo salah satu pihak tidak mau cerailakuka kaukusberusaha membuka hati para pihak dan akhirnya mau mengutarakan apa yg diinginkanlalu kita sampaikan pd saat kaukus berikutnya kpd pihak lawanpihak lawan menerimaakhirnya damai dan cabut perkaraNamun tdk setiap perkara sprti itu

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H Pertama para pihak kooperatif artinya mereka para pihak mau mengikuti aturan mediasibisa diajak utk berfikir jernih Karena biasanya kalo suami istri udh marah sakit kan udh kyk orang lain yaa Kedua bahasa kita mereka bisa memahami (cara penyampaian mediator) sangat mendukung keberhasilan mediasi Ketiga latar belakang pendidikan para pihak Ketika masuk ruang mediasipas liat muka para pihak bisa ditebaktapi kalo para pihak adem ayemdiajak ngomong enaksaling mengerti Keempat faktor lingkungan dimana para pihak tinggal

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Harus itukarena sulit membedakan job antara mediator dgn hakimhakim harus memutus tp kalo mediator tdksementara itu hakim jadi mediator ditengah mediasi dia lupa bahwa dia sebagai mediator bkn hakim Akhirnya dia memutuskanitu kn tdk bisa karena mediator tdk bisa memutus Makanya sebenarnya kalo bisa hakim itu jgn jd mediatorkarena tipis sekali dia bisa membedakan antara jadi hakimamp mediatorkadang terpengaruh Perlu sekali Belum ada peraturannyahanya sebatas anjuran

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Ruangan mediasi yg memadaiYa beginilah contohnyamestinya kan harusnya ada poto2 keluarga samawa Disini hanya ada gambar tanganitu kn blm menggambarkan perdamaiantp hanya secara umum Tp ketika saya di Jakpus harusnya ada foto2 dan lukisan kelurga samawa (foto suami istri anak) potonya sangat mesrajd kita terbawa suasana Karena suasana ruangan yg sangat damai sangat mempengaruhi kondisi para pihak terutama ketikan para pihak tegang Saya pernah berhasil ketika itu Di PA karawang belum memadai

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Tidak ada penghargaan apa2

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Belum dianggap baik atau belum memadai

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa H Belum adasejauh ini msh hakim yg ada di PA karawang Terkendala msh sulitnya SDM mediatornya Mungkin msh blm banyak yg memiliki sertifikat mediator Karena apabila diluar hakimharus memiliki sertifikat Kalo ga ada sertifikat pun ga masalah karena merangkap Kami belum bahas ttg ituterus di karawang ini msh jarangtdk seperti di Jakarta Kalo di jakarta setelah pensiun merangkap jd mediator

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Pertamaperkenalan Lalu menjelaskan peraturan mediasi sprti matikan hptidak boleh saling menyerangharus mendengarkan pendapat masing2 pihak dll Biasanya kalo sudah dijelaskan kebanyakan mereka taat Tp kalo ada yg melanggar kita kembalikan lgi ke peraturan yg telah disepakati Penjelasan aturan mediasi harus diawal

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Disini rata2 msh jarang yg sarjana Rata2 menikah diusia muda13 atau 14 thn udh nikah Banyak yg mnta dispensasi nikah Dari bisa digambarkan bahwa belum siap dengan proses mediasi

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Faktor ekonomiselingkuhKDRT biasanya kalo udh selingkuh itu sulit utk didamaikan Kalo masalah ekonomi msh ada kemungkinan utk kita damaikan setelah kita jelaskan Campur tangan pihak ketiga yaitu keluargaitu juga biasanya sulit utk kita damaikan Terkadang mereka msh saling cinta tp ketika pihak keluarga sudah intervensi mereka lbh memilih mendengarkan keluargaga berdaya

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang H Perbedaan dgn jepangdisana mediasi bersifat non-litigasikalo di indonesia kn bersifat litigasiitu yg sulit Kalo di jepang mediasi itu 1 tahun atau bahkan 2 tahun Sedangkan dikita hanya diksh waktu 30 haridan MA menuntut kita utk menyelesaikan perkara dlm wktu 5 bln Kita jd dikejar waktusebelum masuk perkara mereka mediasi dulu Kalo berhasil boleh dibawa ke pengadilan ato tidak utk dibuatkan akte perdamaian (one day wakai) Jd mereka dtng ke pengadilan sudah membawa draf2 kesepakatan Mereka mediasi sebelum memasukkan gugatan ke pengadilan Dulu waktu saya ikut pelatihan mediasimenurut Nara sumber bahwa proses mediasi itu tdk dihitung utk menyelesaikan perkara Contoh waktu itu jangka waktu mediasi 40hari itu blm dihitung Dihitung mulai dari waktu awal persidangan ketika ada laporan dari mediator Tapi skrng tidakdari mulai dftar perkara sudah dihitung waktu penyelesaian perkaratdk boleh lbh dari 150 hari dari hari pendaftaran Jd karena faktor itulah yg mempengaruhi kita ukt bekerja keras dikejar waktu dan berdampak tdk maksimal Karena kalo lama2 kita ditegur oleh MA Itulah faktor knpa mediasi disini jarang yg maksimal (1)MEDIASI GRATIS(2)BIAYA PERKARA MAHAL(3)KETERLIBATAN DARI EKSEKUTIF LEGISLATIF amp YUDIKATIF(4)KULTUR MASYARAKAT YG TAAT HUKUM Sulit diterapkan di Indonesiasebenarnya biaya mediasi gratisan apabila dari hakimsedangkan kalo mediasi dari luar hakim butuh biaya yg berasal dari para pihak Menurut pendapat saya (DraRatna Jumila MH) mungkin mediasi ini hanya formalitas belakaudahlah yg pnting kita sudah melaksanakan amanat Permamasalah berhasil atau tidak itu urusan belakangan

Lembaga ADR adatapi kalo ke pengadilan agama khusus nya banyak ga dipakai jarang ikut campurtapi tdk tau kalo Pengadilan Negeriorang yg berperkara ke PA rata2 orang yg menengah ke bawahapalgi di karawang Beda dgn kota2 besar dgn kasus yg besar sehingga dapat mengambil mediator dari luar KULTUR Dikita ituhukum dibuat utk dilanggar yaa heheterkadang kita suruh mediasi malah mengelak dgn alasan bahwa sudah mediasi dgn keluarga Itu kan salah satu bentuk tdk taat hukumtp kemudian kami jelaskan H = Hakim atau Hakim Mediator

Lampiran 2

Gambar 1

Foto bersama Dra Elfina Fitriani Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 2

Foto bersama Dra Hj Rosniati MH Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 3

Foto bersama Drs H Hasan Bashri SHMH Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 4

Foto bersama Dra Ratna Jumila MH Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 5

Pengadilan Agama Karawang Tampak Depan

Gambar 6

Pengadilan Agama Karawang Tampak Depan

Lampiran 3

Page 2: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing

EFEKTIVITAS MEDIAS I DALAM PENYDLESAIAN S ENGKETA

PERCARAIAN DI PENGADILAN AGAMA KARAWANG

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Hukum Islam (SH)

Oleh

Tian Nurmawan

NIM 1112043100034

Di bawah bimbingan

Pembimbing I

Dr Umar Al Haddad M Ae

NIP 19680904199401 1001

Ummu Hanna Yusuf MA

NIP I 96 1 0820 1 99603200 1

PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZIIAB

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNTVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438H2017N4

Pembimbing II

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul Efektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Sengketa

Perceraian Di Pengadilan Agama Karawang telah diujikan dalam sidang

skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri OfN Syarif

Hidayatullah Jakarta pada tanggal 12 April 2017 Skripsi ini telah diterima

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata Satu

(S1) Sarjana Hukum (SH) pada Program Studi Perbandingan Mazhab

Jakarta12 Apnl20l7MengesahkanDekan Fakultas Syariah dan Hukum

PANITIA UJIAN SKRIPSI

Ketua Fahmi Muhammad Ahmadi M SiNIP 19741 213 200312 I 002

Hi Siti Hanna S As Lc MANIP 19740216 2A0801 2 013

Dr Umar Al-Haddad MANIP19680904 199401 1 001

Ummu Hanna Yusuf MANrP19610820 t99603 2 001

DrHSuprivadi Ahmad MANrP19581 128 199403 I 001

Sekretaris

Pembimbing I

Pembimbing IItlu-ryitT

Penguji I

Penguji II

ilt

6 199603 1 001

Mustolih SHI MH

)

LEMBAR PERITYATAAII

Vg bertanda tangan di bawah ini

Nama

NIM

Fakultas

Jurusan

TianNurmawan

I 1 12043 100034

Syariah dan Hukum

Perbandingan Mazhab

Dengan ini saya menyatkan bahwa

1 Skripsi ini merupakan hasil asli karya saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam

Negeri ruf$ Syarif Hidayatullah Jakarta

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

3 Jika kemudian hari terbukti karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang laiq maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidatullah Jakarta

2

IV

NIM 1112043100034

v

ABSTRAK

Tian Nurmawan NIM 1112043100034 EFEKTIVITAS MEDIASI DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PERCEREAIAN DI PENGADILAN AGAMA KARAWANG Program Studi Perbandingan Madzhab Konsentrasi Perbandingan Madzhab Fikih Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2012 xiii + 75 halaman + 22 halaman lampiran

Dalam beberapa tahun belakangan ini tingkat perceraian di Indonesia sangat tinggi sehingga banyak pula perkara perceraian yang harus di mediasi Agar mediasi berjalan efektiv dua elemen yang terkait harus bekerja dengan optimal Pihak terkait adalah mediator atau hakim mediator serta para pihak yang berperkara Dua elemen ini harus saling mendukung agar mediasi bekerja sesuai fungsinya bukan hanya sekedar formalitas belaka karena diamanatkan oleh Perma yang dibuat oleh Mahkamah Agung

Skripsi ini ditulis untuk mengidentifikasi tingkat efektivitas mediasi dalam penyelesaian sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015 Untuk menjelaskan faktor-faktor pendukung keberhasilan mediasi dalam penyelesaian sengketa percereian di Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015 Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat keberhasilan mediasi di Pengadilan Agama Karawang Tahu 2015

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif analitis adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data mengorganisasikan data memilah-milahnya menjadi satuan yang datapat dikelolah mensintesiskan mencari dan menemukan pola menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain serta dat dari hasil wawancara dengan para Mediator Hakim di Pengadilan Agama Karawang

Dari penelitian ini disimpulkan bahwa tingkat keefktivitasan mediasi dalam penyelesaian sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang pada Tahun 2015 masih sangat rendah dan sangat jauh dari apa yang diharapkan Faktor-faktor pendukungnya adalah para pihak bersifat kooperatifkecakapan mediator latar belakang pendidikan dan lingkungan dimana para pihak tinggal mengingat anak kondisi ruang mediasi iktikad baik para pihak Faktor-faktor penghambat diantaranya keinginan kuat para pihak untuk bercerai konflik yang sudah meruncing psikologis para pihak

Kata kunci Efektivitas Mediasi Sengketa Perceraian Pengadilan Agama Karawang

Pembimbing I Dr Umar Al-Haddad M Ag

II Ummu Hanna Yusuf MA

Daftar Pustaka Tahun 1934 sd Tahun 2014

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam syukur yang tak

terhingga kupanjatkan pada Mu atas nikmat sehat nikmat rizki dan limpahan

kasih sayang Mu kepada hambamu ini sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini yang berjudul ldquoEFEKTIVITAS MEDIASI DALAM PENYELESAIAN

SENGKETA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA KARAWANGrdquo

Shalawat dan salam selalu terlimpahkan kepada Rasul Mulia Nabi Muhammad

SAW yang telah memberikan cahaya ilmu pengetahuan yang terang benderang di

dalam gelapnya kebodohan

Penulis berbahagia dan mengucap syukur karena telah dapat

menyelesaikan tugas akhir dalam jenjang Strata satu (S-1) yang penulis tempuh

dengan banyak perjuangan Serta menyadari akan kekurangan dan ketidak

sempurnaan dalam penulisan skripsi ini sehingga penulis meminta maaf apabila

dalam penulisan ini skripsi ini jauh dari kata sempurna

Selanjutnya penulis ingin memberikan serpihan kata kepada pihak yang

telah setia membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan penulisan

skripsi ini Dengan rasa hormat penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

1 Prof Dede Rosyada MA Rektor Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

2 Dr H Asep Saepudin Jahar MA Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

vii

3 Bapak Fahmi Muhammad Ahmadi MSi dan Ibu Hj Siti Hana S Ag

Lc MA selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan

Mazhab

4 Pembimbing akademik Ibu Hj Siti Hana S Ag Lc MA dan seluruh

Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

5 Dosen pembimbing skripsi Bapak Dr Umar Al-Haddad MA dan Ibu

Ummu Hanna Yusuf MA yang selalu sabar dan istiqomah dalam

membimbing penulis serta memberikan nasihat-nasihat yang

menyejukan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

6 Terkhusus untuk kepada kedua orangtua penulis yang sangat penulis

cintai dan sayangi Bapak HTandang Permana dan Hj Euis Hapsah

yang selalu memberikan doa bagi penulis serta selalu mendukung

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi ini Penulis

takkan pernah bisa membalas jasa dan pengorbanan kedua orangtua

penulis namun perjuangan ini penulis persembahkan bagi kedua

orangtua penulis

7 Terima kasih pula untuk kakak-kakaku tercinta Fika Siti Rokayah

Ardi Ahmad Wahdiyat yang terus dan selalu memberikan doa serta

dukungan kepada penulis terima kasih dan semoga adik mu menjadi

orang yang sukses dan bermanfaat bagi orang lain

viii

8 Terkhusus kepada kekasih tercinta adinda Neni Anggraeni AmdKeb

yang selalu memberikan doa support motivasi dan dukungannya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik

9 Ucapan terima kasih juga terkhusus kepada Ahmad Rifarsquoi selaku

teman seperjuangan yang sangat banyak berkontribusi sehingga skripsi

ini dapat selesai dengan baik

10 Terima kasih pula kepada Kang Ahmad Fauzi SE Kang Ismail Abdul

Fatah Kang Sugih Waluya Romdon selaku orang yang telah banyak

membantu dan membimbing penulis ketika penulis memasuki awal

perkuliahan

11 Untuk sahabat-sahabat penulis Ahmad Fabi Kriyan Ardani SH (baru

lulus penulis tahu) Rezza Fazriyansyah (Kembaran Chris John)

Abdullah Mahfud Bang Anas (Nasrullah) SKomi selaku teman

kosan dan sahabat seperjuangan Terima kasih kepada pihak yang tak

disebutkan penulis namun tak mengurangi rasa terima kasih dan

hormat penulis kepada kalian semua Semoga Allah SWT membalas

kebaikan hati kalian kepada penulis

Jakarta 12 April 2017

Tian Nurmawan

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA iii

LEMBAR PERNYATAAN iv

ABSTRAK v

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR LAMPIRAN xiii

BAB I PENDAHULUAN 1

A Latar Belakang Masalah 1

B Identifikasi Masalah 6

C Rumusan dan Batasan Masalah 6

D Tujuan dan Manfaat Penelitian 7

E Studi Review Terdahulu 8

F Metode Penelitian 10

G Sistematika Penulisan 12

x

BAB II KONSEP MEDIASI DAN PENERAPANNYA

A Pengertian Mediasi 13

B Dasar Filosofis dan Yuridis Dalam Mediasi 14

C Keuntungan Menggunakan Proses Mediasi 17

D Peran dan Fungsi Mediator 18

E Proses Mediasi 21

F Mediasi Dalam Perspektif Islam 26

BAB III TEORI EFEKTIVITAS HUKUM

A Pengertian Efektivitas 33

B Bekerjanya Hukum Dalam Masyarakat 33

C Teori Efektivitas Hukum 38

BAB IV

A Profil Pengadilan Agama Karawang 42

B Analisis Efektivitas Mediasi 45

1 Tinjauan Yuridis Perma No1 Tahun 2008 dan Perma No1

Tahun 2016 45

2 Kualifikasi Mediator 51

3 Fasilitas dan Sarana 56

4 Kepatuhan Masyarakat 59

ANALISIS TENTANG EFEKTIVITAS MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA KARAWANG

xi

5 Kebudayaan 60

C Tingkat Keberhasilan Mediasi 62

D Faktor Pendukung dan Penghambat Keberhasilan Mediasi 64

BAB V PENUTUP

A Kesimpulan 68

B Saran-saran 70

DAFTAR PUSTAKA 72

LAMPIRAN 76

xii

DAFTAR TABEL

TABEL 1 Daftar Perceraian Pengadilan Agama Karawang 2011-2015 5

TABEL 2 Struktur Organisasi Pengadilan Agama Karawang 44

TABEL 3 Perbedaan PERMA Nomor 1 Tahun 2008 dan Perma Nomor 1 Tahun

2016 50

TABEL 4 Daftar Mediator Pengadilan Agama Karawang 52

TABEL 5 Jadwal Mediator 58

TABEL 6 Diagram Perceraian Pengadilan Agama 4 Tahun Terkahir 61

TABEL 7 Laporan Tahunan Mediasi Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015

62

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Hasil Wawancara Penelitian

LAMPIRAN 2 Foto bersama para Mediator Hakim Pengadilan Agama karawang

LAMPIRAN 3 Surat Keterangan Penelitian di Pengadilan Agama Karawang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Indonesia berada diperingkat tertinggi memiliki angka perceraian paling

banyak dalam setiap tahunnya dibandingkan negara Islam didunia lainnya Hal

tersebut diungkapkan oleh Dirjen Bimas Islam Departemen Agama dalam acara

Pembukaan Pemilihan Keluarga Sakinah dan Pemilihan Kepala KUA Teladan

Tingkat Nasional 2016 Menurutnya gejolak yang mengancam kehidupan struktur

keluarga ini semakin bertambah jumlahnya pada tiga tahun terakhir ini

Tambahnya lagi bahwa setiap tahun ada 2 juta perkawinan tetapi yang

memilukan perceraian bertambah menjadi dua kali lipat setiap 100 orang yang

menikah 10 pasangannya bercerai dan umumnya mereka yang baru berumah

tangga1

Jika di tahun 2013 BKKBN menyatakan tingkat perceraian di Indonesia

sudah menempati urutan tertinggi se Asia Pasifik ternyata di tahun-tahun

berikutnya jumlah perceraian tetap semakin meningkat Melihat data pernikahan

dan perceraian di Indonesia yang dirilis oleh Kementrian Agama RI tampak

pernikahan relatif tetap di angka dua juta dua ratusan ribu setiap tahun sementara

perceraian selalu meningkat hingga tembus di atas tiga ratus ribu kejadian setiap

tahunnya Tahun 2009 jumlah angka pernikahan sebanyak 2162268 kejadian

1Angka Perceraian di Indonesia Tertinggi Dibanding Negara Islam lain

httpwwweramuslimcomberitanasionalangka-perceraian-di-indonesia-tertinggi-dibanding-negara-islam-lainhtm diakses pada 9 Juni 2016 jam 1612 WIB

2

dan perceraian sebanyak 216286 kejadian Lalu pada tahun 2010 jumlah angka

pernikahan sebanyak 2207364 kejadian dan perceraian sebanyak 285184

kejadian Tahun 2011 jumlah angka pernikahan sebanyak 2319821 kejadian dan

perceraian sebanyak 258119 kejadian Tahun 2012 jumlah angka pernikahan

sebanyak 2291265 kejadian dan perceraian sebanyak 372577 kejadian

Selanjutnya pada tahun 2013 jumlah angka perceraian sebanyak 2218130

kejadian dan perceraian sebanyak 324527 kejadian2

Data Kementerian Agama RI disampaikan oleh Kepala Subdit

Kepenghuluan Anwar Saadi Jumat 14 November 2014 Dimuat di Republika

Online 14 September 2014 Sebagai sampel kita ambil data dua tahun terakhir di

2012 dan 2013 saja Jika diambil tengahnya angka perceraian di dua tahun itu

sekitar 350000 kasus Berarti dalam satu hari rata-rata terjadi 959 kasus

perceraian atau 40 perceraian setiap jam

Provinsi Jawa Barat yang juga paling banyak penduduknya menjadi

provinsi yang paling tinggi angka perceraiannya Badan Peradilan Agama MA

pada 2010 mengungkap terdapat 33684 kasus cerai di sana Tempat kedua

adalah Jawa Timur yaitu sebanyak 21324 kasus Posisi ketiga Jawa Tengah

dengan 120193 Indramayu adalah kabupaten di Jawa Barat dengan angka

perceraian tertinggi di Indonesia pada 2015 Jumlah perceraian tahun 2015 pun

meningkat dibandingkan dengan tahun 2014 dan didominasi oleh usia produktif

2Cahyadi Takariawan Di Indonesia 40 Perceraian Setiap Jam

httpwwwkompasianacompakcahdi-indonesiandash40ndashperceraianndashsetiapjam_54f357c07455137a2b6c7115 diakses 9 Juni 2016 jam 2348

3 Cerai Paling Banyak di Jawa barat httpwwwantaranewscomberita270213cerai-paling-banyak-di-jawa-barat diakses pada 9 Juni 2016 jam 2259

3

Ungkap Kepala Pengadilan Agama Indramayu Anis Fuadz di kantornya kamis

14 Januari 2016 lalu Dia menyebutkan Indramayu menempati peringkat pertama

dengan 9444 kasus diikuti Malang sebanyak 8497 kasus Surabaya 8262 kasus

Kabupaten Cirebon 7991 kasus Sementara di Jawa Barat setelah Indramayu dia

memprediksi di peringkat kedua ditempati Kabupaten Tasik atau Kota Cimahi4

Data statistik yang cukup mengejutkan juga dilansir oleh Badilag Badan

Peradilan Agama Mahkamah Agung RI menyebutkan pada tahun 2009 perkara

perceraian yang diputus Pengadilan AgamaMahkamah Syarrsquoiyah mencapai

223371 perkara Perkara cerai gugat berjumlah 150000 Ini berarti 65 dari

perkara perceraian yang diproses di Pengadilan Agama di seluruh Indonesia

adalah cerai gugat5 Dilansir dari sumber yang berbeda data Ditjen Badilag MA

mencatat 285184 perkara berakhir dengan perceraian ke Pengadilan Agama se

Indonesia pada tahun 2010 dimana dalam 5 tahun terakhir peningkatan perkara

yang masuk bisa mencapai 816

Berkaitan dengan hal ini ada badan hukum yang di bentuk oleh Departemen

Agama yang dipercaya untuk menangani hal ini Badan Penasihat Perkawinan dan

Penyelesaian Perkawinan adalah badan yang dibentuk oleh Departemen agama

untuk mendamaikan atau memediasikan para pihak yang beragama Islam yang

4Asep Budiman Kasus Cerai Indramayu tertinggi di Indonesia httpwwwpikiran-

rakyatcomjawa-barat20160315364250kasus-cerai-indramayu-tertinggi-di-indonesia diakses 9 Juni 2016 jam 2330

5 Nurhasanah dan Rozalinda ldquoPersepsi Perempuan Terhadap Perceraianrdquo Kafarsquoah Jurnal Ilmiah kajian Gender Vol 4 No2 Tahun 2014 hal 2

6 Fachrina dan Rinaldi Eka Putra ldquoUpaya Pencegahan Perceraian Berbasis Keluarga Luas dan Institusi lokal dalam Masyarakat Minangkabau di Sumatera Baratrdquo Antropologi Indonesia Vol 34 No2 tahun 2013 h 5

4

ingin bercerai7 Sesuai dengan Peraturan Menteri Agama No 3 Tahun 1975 Pasal

28 ayat (3) menyebutkan bahwa

ldquoPengadilan Agama dalam berusaha mendamaikan kedua belah pihak dapat meminta bantuan kepada Badan Penasihat Perkawinan Perselisihan dan Perceraian (BP4) agar menasehati kedua suami istri tersebut untuk hidup makmur lagi dalam rumah tanggardquo

Biasanya pihak-pihak yang ingin mengajukan perceraian ke Pengadilan

Agama pertama kali mereka mendatangi BP4 ini Namun meskipun para pihak

belum mendatangi atau belum melalui proses BP4 dan langsung mengajukan

perceraian ke Pengadilan Agama Pengadilan Agama tetap menerima perkara

tersebut perkara yang diajukan ke Pengadilan Agama baik yang sudah melalui

proses BP4 maupun yang belum para pihak dalam perkara tersebutwajib

diupayakan perdamaian oleh hakim yang memeriksa dan mengadili perkara

tersebut8

Akan tetapi mediasi yang dilakukan di Pengadilan Agama perlu dilakukan

kajian atau penelitian mengingat tingginya kasus perceraian Berkaitan dengan hal

ini penulis melakukan penelitian di Pengadilan Agama Karawang Berdasarkan

data statistik yang dilansir di situs resmi Pengadilan Agama Karawang Pada

tahun 2011 terdapat 1276 perkara yang didominasi cerai gugat berjumlah 846

perkara dan cerai talak berjumlah 430 perkara Pada tahun 2012 terdapat 1638

perkara yang tetap didominasi oleh cerai gugat bahkan cenderung meningkat

7 Nurnaningsih Amriani Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan

(Jakarta PT RajaGrafindo Persada 2011) h 134 8 Nurnaningsih Amriani Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan

(Jakarta PT RajaGrafindo Persada 2011) h 135

5

dengan jumlah 1131 perkara dan cerai talak sebanyak 507 perkara Lalu pada

tahun 2013 cenderung terus mengalami peningkatan dengan jumlah perkara

sebanyak 1812 perkara dengan perkara cerai gugat sebanyak 1267 dan cerai talak

berjumlah 545 perkara Selanjutnya pada tahun 2014 jumlah perkara perceraian

sebanyak 1761 perkara dengan perkara cerai gugat berjumlah 1294 dan perkara

cerai talak mengalami penurun menjadi 467 kasus9 Lalu pada tahun 2015 jumlah

perkara perceraian sebanyak 1900 perkara dengan perkara cerai gugat sebanyak

1350 perkara dan 550 perkara cerai talak Kesimpulan yang di dapat dari data di

atas adalah selama 4 tahun terakhir perkara perceraian cenderung mengalami

peningkatan yang signifikan dengan didominasi oleh perkara cerai gugat

Tabel 1

DAFTAR PERKARA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA

KARAWANG TAHUN 2011-2015

Tahun Jumlah Perkara Cerai Talak Cerai Gugat

2011 1267 perkara 430 perkara 846 perkara

2012 1638 perkara 507 perkara 1131 perkara

2013 1812 perkara 545 perkara 1267 perkara

2014 1761 perkara 467 perkara 1294 perkara

2015 1900 perkara 550 perkara 1350 perkara

9 httpwwwpa-karawanggoid diakses pada tanggal 12 Juni 2016jam 2109

6

Berangkat dari tujuan awal untuk mengetahui tingkat keefektivan mediasi di

Pengadilan Agama maka penulis beranggapan bahwa masalah ini perlu dijadikan

objek penelitian dalam sebuah skripsi karena akhir-akhir ini perkara perceraian

mengalami peningkatan yang signifikan Tulisan ini ingin mengetahui efektivitas

mediasi di Pengadilan Agama dalam sebuah skripsi yang berjudul ldquoEfektivitas

Mediasi Dalam Penyelesaian Sengketa Perceraian Di Pengadilan Agama

Karawang Tahun 2015rdquo

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut

1 Indonesia adalah negara tertinggi tingkat perceraian

2 Jumlah perceraian di Indonesia semakin meningkat

3 Upaya pemerintah untuk meminimalisir angka perceraian di Indonesia

4 Tingkat keberhasilan mediasi dalam proses penyelesaian sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang tahun 2015

5 Faktor-faktor pendukung dan penghambat terhadap tingkat keberhasilan

mediasi di Pengadilan Agama Karawang tahun 2015

C Batasan dan Rumusan Masalah

1 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah penulis kemukakan agar

permasalahan yang akan penulis bahas tidak meluas maka penulis membatasi

permasalahan sebagai berikut

7

a Efektivitas dibatasi pada keberhasilan dalam mediasi penyelesaian

sengketa perceraian

b Mediasi penyelesaian sengketa perceraian dibatasi pada perkara Tahun

2015

c Data tentang penyelesaian sengketa perceraian dibatasi pada sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang

d Data yang diteliti dibatasi pada data tahun 2015 karena pada tahun

tersebut merupakan angka perceraian tertinggi

2 Rumusan Masalah

Dalam mempermudah penulis menganalisa permasalahan penulis

menyusun rumusan masalah sebagai berikut

a Bagaimana efektivitas mediasi dalam proses penyelesaian sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang

b Apa saja faktor pendukung keberhasilan mediasi penyelesaian sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang

c Apa saja faktor penghambat mediasi penyelesaian sengketa perceraian di

Pengadilan Agama Karawang

3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dalam penulisan ini ada beberapa tujuan yang hendak dicapai oleh penulis

tujuan yang dimaksud adalah

1 Untuk mengidentifikasi tingkat keberhasilan efektivitas mediasi dalam

proses penyelesaian sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang

Tahun 2015

8

2 Untuk menjelaskan faktor-faktor pendukung keberhasilan mediasi dalam

penyelesaian sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang Tahun

2015

3 Untuk menjelaskan faktor-faktor penghambat mediasi dalam penyelesaian

sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015

Adapun manfaat penelitian ini adalah

a Akademis

Secara akademis hasil dari observasi ini diharapkan dapat menjadi

bahan penyuluhan tentang pelaksanaan mediasi di Pengadilan Agama

Karawang

b Praktis

Secara praktis hasil dari observasi ini diharapkan menjadi masukan

bagi pihak Pengadilan Agama guna meningkatkan keefektivitasan mediasi

dalam penyelesaian sengketa perceraian Dan bagi pihak lain diharapkan

dapat membantu untuk mengadakan observasi serupa

4 Studi Review Terdahulu

Untuk mengetahui kajian terdahulu yang telah ditulis oleh penulis lainnya

maka penulis meninjau beberapa skripsi terdahulu yang pembahasannya hampir

sama dengan pembahasan yang penulis kaji Dalam hal ini penulis menemukan

beberapa skripsi yaitu

9

1 Skripsi dengan judul ldquoEfektivitas Mediasi Dalam Perkara Perceraian di

Pengadilan Agama Depokrdquo yang ditulis oleh Hidayatulloh (2011)10 Dalam

Skripsi ini menjelaskan bahwa pada tahun 2009 dari 269 perkara yang

berhasil dimediasi sebanyak 38 perkara (141) Pada tahun 2010 dari 187

perkara yang berhasil dimediasi sebanayak 13 perkara (69) Dapat

disimpulkan tingkat keberhasilan mediasi belum efektif

2 Skripsi dengan judul ldquoEfektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara

Perceraian di Pengadilan Agama Marosrdquo yang ditulis oleh SariM (2014)11

Dalam skripsi ini menjelaskan bahwa pada tahun 2011 dari 74 perkara yang

berhasil dimediasi sebanyak 1 perkara Pada tahun 2012 dari 65 perkara

yang berhasil dimediasi sebanyak 1 perkara Dan pada tahun 2013 dari 63

perkara yang berhasil dimediasi sebanyak 1 perkara Dapat disimpulkan

tingkat keberhasilan mediasi belum efektif

Pembahasan dalam dua skripsi yang telah penulis kemukakan di atas

membahas pokok permasalahan yang sama namun masing-masing meneliti pada

objek atau tempat yang berbeda Pada skripsi pertama yang menjadi objek

penelitian adalah Pengadilan Agama Depok Pembahasan pada skripsi kedua

yang menjadi objek penelitian adalah Pengadilan Agama Maros Selanjutnya

objek penelitian yang penulis teliti adalah Pengadilan Agama Karawang Dengan

demikian objek penelitian yang penulis teliti belum pernah ada yang

membahasnya

10 Hidayatulloh Efektivitas Mediasi Dalam Perkara Perceraian di Pengadilan Agama

Depok Skripsi Fakultas Syarirsquoah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2011 11 Sari M Efektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara Perceraian di Pengadilan

Agama Maros Skripsi Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar 2014

10

5 Metode Penelitian

1 Jenis Penelitian

Menurut Bogdan dan Biglen dalam Moleong kualitatif analitis adalah

upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data mengorganisasikan

data memilah-milahnya menjadi satuan yang datapat dikelolah

mensintesiskan mencari dan menemukan pola menemukan apa yang

penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan

kepada orang lain12

2 Sumber Data

Data yang terhimpun dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian

yaitu

1 Data primer Sumber data ini didapatkan dari hasil observasi langsung

ke Pengadilan Agama Karawang serta hasil wawancara dengan para

Hakim di Pengadilan Agama Karawang

2 Data sekunder Sumber data ini penulis ambil dari teks undang-

undang yang berkaitan dengan hal ini adalah Pasal 130 HIR dan 154

RBg SEMA No1 Tahun 2002 Tentang Pemberdayaan Pengadilan

Tingkat Pertama Menerapkan Lembaga Damai Pasal 130 HIR154

RBg PERMA No2 Tahun 2003 tentang Prosedur Mediasi di

Pengadilan PERMA No1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di

Pengadilan undang-undang No7 Tahun 1989 tentang Peradilan

12 Lexy J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja Rosdakarya

2009) h 248

11

Agama undang-undang No48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan

Kehakiman beberapa buku-buku terkait yang membahas tentang

mediasi di Pengadilan serta beberapa skripsi artikel-artikel terkait

mengenai hal ini yang dapat digunakan untuk mendukung dan

melengkapi data primer

3 Teknik Pengumpulan data

Dalam penelitian kali ini penulis menggunakan teknik pengumpulan

data dengan wawancara langsung terhadap hakim-hakim atau pegawai

terkait di Pengadilan Agama Karawang serta melalui pengamatan langsung

atau observasi

4 Metode Analisis Data

Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis secara tematik

deskriptif yaitu dengan cara pendeskripsian atau penggambaran yang

dituangkan ke dalam bentuk paragraf yang kemudian diklasifikasikan sesuai

dengan jenis jawaban yang diberikan kepada narasumber

5 Tehnis Penulisan Skripsi

Penulisan skripsi ini berpedoman pada ldquoBuku Pedoman Penulisan

Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh FSH UIN Jakarta tahun 2012rdquo

12

6 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam penulisan skripsi ini penulis membuat

sistematika penulisan dengan membagi kepada lima (5) bab tiap-tiap bab terdiri

dari sub-sub bab dengan rincian sebagai berikut

BAB I Dalam bagian pendahuluan ini berisi latar belakang masalah

identifikasi masalah batasan dan rumusan masalah tujuan

penelitian manfaat penelitian review terdahulu kerangka

berpikir metode penelitian dan sistematika penulisan

BAB II Membahas tentang konsep mediasi dan penerapannya berupa

pengertian mediasi asas-asas umum dalam proses medasi

keuntungan menggunakan mediasi peran dan fungsi mediator

proses mediasi dan mediasi dalam islam

BAB III Membahas tentang teori efektivitas berupa pengertian mediasi

bekerjanya hukum dalam masyarakat dan teori efektivitas

hukum

BAB IV Membahas tentang analisis efektivitas mediasi berupa profil

Pengadilan Agama Karawang analisis efektivitas mediasi

tingkat keberhasilan mediasi dan faktor pendukung dan

penghambat keberhasilan mediasi

BAB V Merupakan bab penutup berisi kesimpulan dan saran-saran

13

BAB II

KONSEP MEDIASI DAN PENERAPANNYA

A Pengertian Mediasi

Istilah mediasi berasal dari bahasa Latin ldquomediusrdquo ldquomediumrdquo yang artinya

berada ditengah Mediasi merupakan salah satu bentuk negosiasi antara dua pihak

(ldquodyadic modelrdquo) dengan melibatkan pihak ketiga (ldquotriadic modelrdquo) dengan

tujuan membantu tercapainya penyelesaian yang bersifat kompromis1 Pada

dasarnya mediasi adalah negosiasi yang melibatkan pihak ketiga yang memiliki

keahlian mengenai prosedur mediasi yang efektif dapat membantu dalam situasi

konflik untuk mengordinasi aktivitas mereka sehingga lebih efektif dalam proses

tawar-menawar2

Menurut Priyatna Abdurrasyid mediasi merupakan suatu proses damai

bahwa para pihak yang bersengketa menyerahkan penyelesaiannya kepada

mediator (seseorang yang mengatur pertemuan antara dua pihak atau lebih yang

bersengketa) untuk mencapai hasil akhir yang adil tanpa membuang biaya yang

besar tetapi tetap efektif dan diterima sepenuhnya oleh kedua belah pihak yang

bersengketa secara sukarela3

Pengertian mediasi yang lain menurut Dwi Rezki Sri Astarini adalah proses

penyelesaian sengketa alternatif bahwa para pihak yang bersengketa dengan itikad

1 Valerine JL Kriekhoff Mediasi Sebagai Bentuk Penyelesaian Sengketa Keluarga dalam

buku Bunda Reghena (Pustaka Dunia 2012) h 615 2 Nurnianingsih Amriani Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan

(Jakarta Raja Grafindo 2011) h 28 3 Priyatna Abdurrasyid Arbitase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Suatu Pengantar

(Jakarta Fikahati Anesta 2002) h 34

14

baik berusaha mendamaikan sengketa diantara mereka dengan dibantu oleh

mediator netral untuk mencapai hasil yang adil dan dapat diterima oleh kedua

belah pihak untuk dilaksanakan dengan sukarela4

Demikian pula ketentuan dalam Pasal 1 angka 1 PERMA Nomor 1 Tahun

2016 terdapat rumusan pengertian mediasi sebagai berikut

ldquoMediasi adalah cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk

memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh mediatorrdquo

B Dasar Filosofis dan Yuridis Dalam Mediasi

Pelembagaan dan permberdayaan mediasi di Pengadilan (Court Connected

Mediation) juga tidak terlepas pula dari landasan filosofis yang bersumber pada

dasar negara kita yaitu Pancasila terutama sila keempat yang berbunyi

ldquoKerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan

Perwakilanrdquo Sila keempat dari Pancasila ini diantaranya menghedaki bahwa

upaya penyelesaian sengketa atau konflik atau perkara dilakukan melalui

musyawarah untuk mencapai mufakat yang diliputi oleh semangat kekeluargaan

Hal ini mengadung arti bahwa setiap sengketakonflikperkara hendaknya

diselesaikan melalui proses perundingan atau perdamaian di antara para pihak

yang bersengketa untuk memperoleh kesepakatan bersama5

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa dasar hukum yang mengatur

pengintegrasian mediasi dalam sistem peradilan pada dasarnya bertitik tolak pada

4 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 89 5 Rachmadi Usman Mediasi di Pengadilan Dalam Teori Dan Praktik (Jakarta Sinar

Grafika 2012) h 26

15

ketentuan HIR dan RBg HIR merupakan singkatan dari Herziene Inlandsch

Reglement (Reglemen Indonesia Baru) merupakan salah satu sumber hukum acara

perdata bagi daerah Pulau Jawa dan Madura peninggalan colonial Hindia Belanda

yang masih berlaku di negara kita hingga kini Sedangkan RBg adalah singkatan

dari Rechtsreglementvoor de Buitengewesten (Reglement untuk daerah seberang)

merupakan Hukum Acara Perdata bagi daerah luar pulau Jawa dan Madura

Secara lebih lengkap ketentuan pasal ini adalah6

1 Jika pada hari yang ditentukan kedua belah pihak datang maka pengadilan negeri dengan pertolongan ketua mencoba akan mendamaikan mereka

Selanjutnya pada ayat (2) berbunyi

2 Jika perdamaian yang demikian itu dapat dicapai maka pada waktu bersidang diperbuat sebuah surat akta tentang itu dalam mana kedua belah pihak dihukum akan menempati perjanjian yang diperbuat itu surat akan berkekuatan dan akan dijalankan sebagai keputusan biasa

Selanjutnya dalam Pasal 154 RBg adalah

1 Bila pada hari yang telah ditentukan para pihak dating menghadap maka Pengadilan Negeri dengan perantaraan ketua berusaha mendamaikannya

2 Bila dapat dicapai perdamaian maka di dalam siding itu juga dibuatkan suatu akta dan para pihak dihukum untuk menaati perjanjian yang telah dibuat dan akta itu mempunyai kekuatan serta dilaksanakan seperti suatu surat keputusan biasa

Dapat dikatakan bahwa mediasi di Pengadilan ini merupakan hasil

pengembangan dan pemberdayaan kelembagaan perdamaian sebagaimana diatur

dalam ketentuan Pasal 130 HIR154 RBg yang mengharuskan hakim

menyidangkan suatu perkara dengan sungguh-sungguh mengusahakan

perdamaian diantara para pihak yang berperkara Namun Mahkamah Agung

mensinyalir bahwa hakim tidak menerapkan ketentuan ini hanya sekedar

6 Prof DR Syahrizal Abbas Mediasi Dalam Perspektif Hukum Syariah Hukum Adat dan

Hukum Nasional (Jakarta Kencana 2009)h 287

16

formalitas menganjurkan perdamaian di hadapan para pihak yang bersengketa7

Kenyataan praktik yan dihadapi jarang dijumpai putusan perdamaian Produk

yang dihasilkan peradilan dalam penyelesaian perkara yang diajukan kepadanya

hampir seratus persen berupa putusan konvensional yang bercorak menang atau

kalah (winning or losing) Jarang ditemukan penyelesaian berdasarkan konsep

sama-sama menang (win-win solution)

Pasal 130 HIR154 RBg yang memerintahkan usaha perdamaian oleh

hakim dijadikan modal utama dalam membangun perangkat hukum mediasi

pengadilan yang sudah dirintis sejak tahun 2002 melalui SEMA Nomor 1 Tahun

2002 Tentang Pemberdayaan Pengadian Tingkat Pertama Menerapkan Lembaga

Damai Pasal 130 HIR154 RBg yang kemudianpada tahun 2003 disempurnakan

melalui PERMA Nomor 2 Tahun 2003 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan8

Kemudian merasa PERMA Nomor 2 Tahun 2003 dirasa belum efektif

maka Mahmakah Agung merevisi kembali dengan lahirnya PERMA Nomor 1

Tahun 2008 Kehadiran PERMA Nomor 1 Tahun 2008 dimaksudkan untuk

memberikan kepastian ketertiban kelancaran dalam proses mendamaikan para

pihak untuk menyelesaikan suatu sengketa perdata Hal ini daat dilakukan dengan

menintensifkan dan mengintegrasikan proses mediasi ke dalam prosedur

berperkara di pengadilan Mediasi mendapat kedudukan penting dalam PERMA

Nomor 1 Tahun 2008 karena proses mediasi merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dalam proses berperkara di pengadilan Hakim wajib mengikuti

7 Rachmadi Usman Mediasi di Pengadilan Dalam Teori Dan Praktik (Jakarta Sinar

Grafika 2012) h 27 8 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 124

17

prosedur penyelesaian sengketa melalui mediasi bila hakim melanggar atau

enggan menerpkan prosedur mediasi putusan hakim tersebut batal demi hukum

(Pasal 2 ayat (3) PERMA)9

C Keuntungan Menggunakan Proses Mediasi

Bagi pihak-pihak yang berseteru memecahkan masalah dengan

membawanya ke meja hijau terkadang dirasa kurang begitu efektif Banyak

kelebihan yang ditawarkan oleh mediasi dibandingkan dengan proses litigasi

yaitu10

a Ada dua asas penting dalam mediasi

Pertama menghindari menang ldquokalahrdquo (win loose) melainkan lsquosama-sama

menangrdquo (win-win solution) Sama-sama menang bukan saja dalam arti

ekonomi atau keuangan melainkan termasuk juga kemenangan moril reputasi

(nama baik dan kepercayaan) Kedua putusan tidak mengutamakan

pertimbangan dan alasan hukum melainkan atas dasar kesejajaran kepatutan

dan rasa keadilan

b Telah pula dikemukakan penyelesaian melalui mediasi mempersingkat waktu

penyelesaian sengketa dibandingkan berperkara Waktu yang panjang dalam

berperkara tidak hanya menjadi beban ekonomi keuangan Yang tidak kalah

pentingnya adalah beban psikologis yang akan mempengaruhi berbagai sikap

dan kegiatan pihak yang berperkara

9 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 124-125

10 Bagir Manan Mediasi Sebagai Alternatif Menyelesaikan Sengketa Varia Peradilan No 248 Juli 2006 h 5-16

18

c Bagi masyarakat Indonesia berperkara menimbulkan efek sosial yaitu

putusnya hubungan persaudaraan atau hubungan sosial Bukan saja antar

pihak yang berperkara Efek sosial dapat memperluas sampai kepada

hubungan kekerabatan yang lebih luas Hal ini dapat terjadi karena suatu

perkara bukan saja menjadi kepentingan dan ldquoharga dirirdquo yang berperkara

melainka juga dapat merambat ke kerabat

d Mediasi sangat sesuai dengan dasar pergaulan sosial masyarakat Indonesia

yang mengutamakan dasar kekerabatan paguyuban kekeluargaan dan gotong

royong Dasar-dasar tersebut dapat membentuk tingkah laku toleransi

mudag memaafkan dan mengedepankan sikap mendahulukan kepentingan

bersama (komunal)

D Peran dan Fungsi Mediator

Dalam mediasi ada pihak yang sangat berperan besar demi tercapainya

kesepakatan damai yaitu seorang mediator Biasanya mediator adalah orang yang

ahli dalam bidang yang didiskusikandisengketakan atau ahli dalam bidang hukum

karena pendekatan yang difokuskan adalah pada hak Mediator merupakan pihak

ketiga yang bersifat netral dan tidak memihak yang berfungsi membantu para

pihak dalam mencari kemungkinan penyelesaian sengketa11

Sebagai ldquopenengahrdquo atau pihak ketiga yang netral dalam proses mediasi

mediator ldquomembanturdquo para pihak dalam menyelesaikan sengketa yang

dihadapinya Seorang mediator akan membantu para pihak untuk membingkai

persoalan yang ada perlu diselesaikan secara bersama Secara umum mediator

11 Mariana Sutadi Pendayagunaan Perdamaian Menurut Pasal 130 HIR154 RBg dan Potensinya dalam Mewujudkan Keadilan yang Cepat Sederhana dan Biaya Ringan (Jakarta Pusat Pengkajian Hukum dan Mahkamah Agung RI 2005) h 30

19

tidak membuat keputusan mediator hanya membantu dan memfasilitasi para

pihak yang bersengketa untuk merumuskan berbagai opsi pilihan penyelesaian

sengketa yang dapat diterima oleh kedua belah pihak sehingga untuk mencapai

hasil yang maksimal seorang mediator disamping memiliki kemampuan sebagai

mediator juga harus dapat menguasai teknik-teknik mediasi secara baik12

Ada kalanya mediator akan sering bertemu dengan para pihak secara pribadi

dalam pertemuan yang disebut caucus yaitu pertemuan mediator dengan salah

satu pihak tanpa dihadiri pihak lainnya sehingga mediator akan lebih leluasa

memperoleh informasi dari pihak yang tidak bersedia terbuka membagi

informasi13 Dengan pertemuan terpisah (caucus) ini mediator akan mempunyai

lebih banyak informasi mengenai persoalan-persoalan yang sebenarnya terjadi

Mediator berkewajiban untuk merahasiakan informasi yang diberikan kepadanya

dalam sebuah caucus Oleh karena itu seorang mediator juga harus memiliki

kemampuan mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang nantinya akan

dipergunakan sebagai bahan untuk menyusun dan mengusulkan pelbagai

penyelesaian masalah yang disengketakan sehingga mediator diharapkan akan

mampu menentukan apakah terdapat dasar-dasar bagi terwujudnya suatu

perjanjiankesepakatan14

12 I Made Widyana Alternatif Penyelesaian Sengketa (ADR) (Jakarta Fikahati Anesta

2009) h 114 13 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 93 14 Takdir Rahmadi Mediasi Penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan Mufakat (Jakarta

RajaGrafindo Persada 2010) h 17

20

Fuller dalam Riskin and Westbrook menyebutkan tujuh fungsi mediator

yaitu sebagai catalyst educator translator resourceperson bearer of bad news

agent of reality dan scapegoat

1 Sebagai ldquokatalisatorrdquo mengandung pengertian bahwa kehadiran mediator

dalam proses perundingan mampu mendorong lahirnya suasana yang

konstruktif bagi diskusi

2 Sebagai ldquopendidikrdquo berarti seseorang harus berusaha memahami aspirasi

prosedur kerja keterbatasan politis dan kendala usahan dari para pihak Oleh

sebab itu ia harus berusaha melibatkan diri dalam dinamika perbedaan di

antara para pihak

3 Sebagai ldquopenerjemahrdquo berarti mediator harus mampu menyampaikan dan

merumuskan usulan pihak yang satu kepada pihak yang lainnya melalui

bahasa atau ungkapan yang baik dengan tanpa mengurangi sasaran yang

dicapai oleh pengusul

4 Sebagai ldquonarasumberrdquo berarti seorang mediator harus mendayagunakan

sumber-sumber informasi yang tersedia

5 Sebagai ldquopenyandang berita jelekrdquo berati seorang mediator harus menyadari

bahwa para pihak dalam proses perundingan dapat bersikap emosional Untuk

itu mediator harus mengadakan pertemuan terpisah dengan pihak-pihak

terkait untuk menampung berbagai usulan

6 Sebagai ldquoagen realitasrdquo berarti mediator harus berusah memberi pengertian

secara jelas kepada salah satu pihak bahwa sasarannya tidak mungkin atau

tidak masuk akal tercapai melalui perundingan

21

7 Sebagai ldquokambing hitamrdquo berarti seorang mediator harus siap disalahkan

misalnya dalam membuat kesepakatan hasil perundingan

E Proses Mediasi

Ada beberapa tahap secara garis besar yang harus dijalani oleh para pihak

dalam melakukan proses mediasi Berikut adalah tahapan-tahapan proses mediasi

yang diatur di dalam Perma Nomor 1 Tahun 2016

a Tahapan Pra Mediasi

Pertama penggugat mendaftarkan perkara ke bagian kepaniteraan

Pengadilan Setelah itu Ketua Pengadilan memilih Majelis Hakim untuk

memeriksa perkara tersebut Pada sidang pertama yang dihadiri oleh para

pihak Hakim pemeriksa perkara mewajibkan para pihak untuk menempuh

proses mediasi (Pasal 17 ayat (1) )

Setelah itu Majelis Hakim memberikan hak kepada para pihak untuk

memilih mediator pada hari itu juga atau paling lama 2 hari berikutnya (Pasal

20 ayat (1) ) Apabila setelah hari yang ditentukan tidak ada kesepakatan

untuk memilih mediator maka Hakim pemeriksan perkara segera menunjuk

Mediator Hakim atau pegawai Pengadilan Jika pada Pengadilan yang sama

tidak terdapat Hakim bukan pemeriksa perkara dan Pegawai Pengadilan yang

bersertifikat ketua majelis hakim menunjuk salah satu Hakim Pemeriksan

Perkara untuk menjalankan fungsi mediator dengan mengutamakan yang

bersertifikat (Pasal 20 ayat (3) dan (4) )

22

b Pemanggilan Para Pihak

Mediator menentukan hari dan tanggal pertemuan mediasi setekah

menerima penetapan penunjukan sebagai mediator (Pasal 21 ayat (1) )

Dengan bantuan juru sita Mediator atas kuasa Hakim Pemeriksa Perkara

memanggil para pihak untuk menghadiri pertemuan mediasi

c Akibat Hukum Pihak Tidak beriktikad Baik

Pada Pasal 22 ayat (1) sampai (5) adalah penjelasan mengenai akibat

hukum bagi pihak Penggugat yang tidak beriktikad baik Pada Pasal

selanjutnya yaitu Pasal 23 ayat (1) sampai (8) berisi penjelasan mengenai

akibat hukum bagi pihak Tergugat yang tidak beriktkad baik selama proses

mediasi

d Penyerahan Resume Perkara dan Jangka Waktu Proses Mediasi

Dalam waktu paling lama 5 (lima) hari terhitung sejak penetapan

sebagaimana dimaksud pada Pasal 20 ayat (5) para pihak menyerahkan

resume perkara kepada pihak lain dan Mediator (Pasal 24 ayat (1) ) Jangka

waktu mediasi yang ditetapkan adalah 30 hari terhitung sejak penetapan

perintah melakukan Mediasi Atas dasar kesepakatan para pihak waktu

Mediasi dapat diperpanjang paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak

waktu mediasi pertama berakhir disertai engan alasannya (Pasal 24 ayat (2)

(3) dan (4) )

e Keterlibatan Ahli dan Tokoh Masyarakat

Atas persetujuan para pihak dan atau kuasa hukum Mediator dapat

menghadirkan seorang atau lebih ahli tokoh masyarakat tokoh agama atau

23

tokoh adat (Pasal 26 ayat (1) ) Terkait mengenai mengikat atau tidaknya dari

penjelasan dan atau penilaian ahli dan atau tokoh masyarakat tergantung

berdasarkan kesepakatan para pihak (Pasal 26 ayat (2) )

f Mediasi Mencapai Kesepakatan

Jika Mediasi mencapai kesepakatan dengan bantuan Mediator para

pihak wajib merumuskan kesepakatan secara tertulis yang ditandatangani

oleh para pihak dan Mediator (Pasal 27 ayat (1) ) Mediator wajib

memastikan kesepakatan perdamaian tidak memuat ketentuan yang

a Bertentangan dengan hukum ketertiban umum dan atau kesusilaan

b Merugikan pihak ketiga atau

c Tidak dapat dilaksanakan

Para pihak melalui Mediator dapat mengajukan kesepakatan

perdamaian kepada Hakim Pemeriksa Perkara agar dikuatkan dalam Akta

Perdamaian Jika para pihak tidak menghendaki maka kesepakatan

perdamaian wajib memuat pencabutan gugatan (Pasal 27 ayat (4) dan (5) )

Selanjutnya Mediator wajib menyampaikan hasil kesepakatan kepada Hakim

Pemeriksa Perkara dengan melampirkan kesepakatan perdamaian(Pasal 27

ayat (6) )

Setelah itu Hakim Pemeriksa Perkara mempelajari isi kesepakatan

perdamaian paling lama 2 (dua) hari Apabila ada perbaikan Hakim

Pemeriksa Perkara mengembalikan kepada Mediator dan para pihak agar

segera diperbaiki Setelah mengadakan pertemuan dengan para pihak

Mediator wajib mengajukan kembali kesepakatan perdamaian yang telah di

24

perbaiki kepada Hakim Pemeriksa Perkara paling lama 7 (tujuh) hari sejak

penerimaan petunjuk perbaikan Paling lama 3 (tiga) hari setelah Hakim

menerima kesepakatan perdamaian maka Hakim menerbitkan hari penetepan

sidang untuk membacakan Akta Perdamaian (Pasal 28 ayat (1) sampai (4) )

g Kesepakatan Perdamaian Sebagian

Dalam hal proses Mediasi mencapai kesepakatan sebagian antar

penggugat dan sebagian tergugat penggugat mengubah gugatan dengan tidak

lagi mengajukan pihak tergugat sebagai lawan Kesepakatan tersebut dibuat

dan ditandatangani oleh penggugat dengan sebagian pihak tergugat yang

mencapai kesepakatan dan Mediator (Pasal 29 ayat (1) dan (2) ) Kesepakatan

di atas dapat dikuatkan dengan Akta Perdamaian sepanjang tidak menyangkut

aset harta kekayaan danatau keperntingan pihak yang tidak mencapai

kesepakatan (Pasal 29 ayat (3) ) Kesepakatan ini tidak dapat dilakukan pada

perdamaian sukarela tahap pemeriksaan perkara dan tingkat upaya banding

kasasi atau peninjauan kembali (Pasal 29 ayat (6) )

Untuk Mediasi perkara perceraian di dalam Pengadilan Agama yang

tuntutan perceraian dikumulasikan dengan tuntutan lainnya dan para pihak

tidak ingin rukun kembali maka Mediasi dilanjutkan dengan tuntutan lainnya

(Pasal 31 ayat (1) ) Jika para pihak mencapai kesepakatan sebagaimana pada

ayat (1) kesepakatan dituangkan dalam kesepakatan perdamaian sebagaian

dengan memuat klausula keterkaitannya dengan perceraian Hal ini hanya

dapat dilakukan jika putusan Hakim Pemeriksa Perkara mengabulkan gugatan

perceraian telah berkekuatan hukum tetap

25

h Mediasi Tidak Berhasil atau Tidak Dapat Dilaksanakan

Mediator wajib menyatakan Mediasi tidak berhasil dan

memberitahukan secara tertulis kepada Hakim pemeriksa perkara apabila

tidak mencapai kesepakatan pada hari yang telah tentukan yaitu 30 hari para

tidak beriktikad baik melibatkan aset serta harta kekayaan atau kepentingan

dengan pihak lain dan melibatkan wewenang aparatur negara Setelah Hakim

menerima pemberitahuan hal ini Hakim segera menetapkan untuk

melanjutkan pemeriksaan perkara (Pasal 32 ayat (1) sampai (3) )

i Perdamaian Sukarela Pada Tahap Pemeriksaan Perkara

Pada tiap tahapan pemeriksaan perkara Hakim tetap berupaya

mendorong para pihak untuk berdamai Atas dasar kesepakatan para pihak

dapat memohon melakukan perdamaian kepada Hakim Pemeriksa Perkara

pada tahap ini Setelah itu Hakim segera menunjuk salah seorang Hakim

Pemeriksa Perkara untuk menjalankan fungsi Mediator dan Hakim wajib

menunda persidangan paling lama 14 hari

j Perdamaian Sukarela Pada Tingkat Upaya Hukum Banding Kasasi atau PK

Sepanjang perkara belum diputus pada tingkat upaya hukum banding

kasasi atau peninjauan kembali atas dasara kesepakatan dapat menempuh

upaya perdamaian Jika mencapai kesepakatan maka dibuat akta perdamaian

dan ditandatangani oleh Hakim pemeriksa perkara paling lama 30 hari sejak

diterimanya kesepakatan tersebut (Pasal 34 ayat (1) sampai (4) )

26

F Mediasi Dalam Perspektif Islam

Ash-shulhu disyariatkan oleh Al-qurrsquoan Sunnah dan Ijmarsquo demi

tercapainya kesepakatan sebagai pengganti daripada perpecahan dan agar

permusuhan antara dua pihak yang berselisih dapat dilerai Didalam Al-qurrsquoan

Allah berfirman15

وإن طائفتان من المؤمنين اقتتلوا فأصلحوا بينهما فإن بغت إحداهما على الأخرى فقاتلوا

فإن فاءت فأصلحوا بينهما بالعدل وأقسطوا إ ن الله التي تبغي حتى تفيء إلى أمر الله

يحب المقسطين (الحجرات9)

Artinya ldquoDan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah Kalau dia telah surut damaikanlah antara keduanya menurut keadilan dan hendaklah kamu berlaku adil sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adilrdquo

Dan di dalam sunnah yang diriwayatkan Abu Dawud At-tirmidzi Ibnu Majah

Al-Hakim dan Ibnu Hibban dari Amru bin lsquoAuf bahwa Rasulullah SAW

bersabda

م حلالا أوأحل حراما الصلح جائز بين المسلمين إلا صلحا حر

Artinya ldquoPerdamaian diantara orang-orang muslim itu boleh kecuali perdamaian yang menghalalkan yang haram atau mengharamkan yang halalrdquo

15 Sayyid Sabiq Fiqh Al-sunnah juz 3 (Kairo Al-fath Lil Irsquolam Al-lsquoArobi 1972) h 210

27

Dan At-tirmidzi menambahkan

والمسلمون على شروطهم

Artinya ldquoDan (muamalah) orang-orang muslim itu berdasarkan syarat-syarat merekardquo

Lalu ia berkata bahwa hadits ini Hasan Shahih dan Umar ra berkata ldquoTolaklah

permusuhan sampai mereka berdamai karena pemutusan melalui pengadilan akan

mengembangkan kedengkian di antara merekardquo Kaum muslimin berijmarsquo bahwa

perdamaian di antara yang bermusuhan itu disyariatkan P15F

16

Mediasi dalam konsep islam dikenal dengan istilah Shulhu atau Ishlah Sulh

adalah suatu proses penyelesaian sengketa dimana para pihak bersepakat untuk

mengakhiri perkara mereka secara damai Di dalam kitab Fathul Qariib Al-Mujiib

pengertian Ash-Shulh secara bahasa sebagai berikut (فتح القريب المجيب)

16وهو لغة قطع المنازعة F

17

Artinya ldquoShuluh secara bahasa adalah memutus sengketa atau perselisihanrdquo

Namun pengertian shuluh secara syararsquo atau istilah adalah

وشرعا عقد يصلح به قطعها

Artinya ldquoDan menurut syararsquo adalah akad mendamaikan dengan memutus sengketa atau perselisihanrdquo

16 Sayyid Sabiq Fiqh Al-sunnah juz 3 (Kairo Al-fath Lil Irsquolam Al-lsquoArobi 1972) h 210 17Ahmad bin Al-Husain Fathul Qariib Al-Mujiib (Mesir Thaha Putra Semarang 1934) h

33

28

Metode Ash-shulh menjadi metode yang efektif untuk menyelesaikan

persengketaan atau perselisihan karena berdasarkan asas kedua belah pihak tidak

ada yang merasa menang ataupun kalah Tentunya hal tersebut atas kesepakatan

dan kerelaan masing-masing pihak Hal ini sesuai dengan prinsip mediasi dengan

istilah win-win solution

Sebelum mengarah kepada perceraian biasanya diawali dengan adanya

sikap nusyuz baik dari pihak isteri maupun suami Ketika hal ini terjadi Al-

Qurrsquoan mentebutkan di dalam surat An-Nisa ayat 128

وإن امرأة خافت من بعلها نشوزا أو إعراضا فلا جناح عليهما أن يصلحا بينهما كان بما ح وإن تحسنوا وتتقوا فإن الله لح خير وأحضرت الأنفس الش صلحا والص

تعملون خبير ا

Artinya Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir Dan jika kamu bergaul dengan isterimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak acuh) maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan

Ayat di atas membahas masalah nusyuz Nusyuz identik dengan sikap istri yang

membangkang terhadap suami padahal nusyuz juga dapat terjadi pada suami

Nusyuz suami adalah sikap suami yang telah meninggalkan kewajibannya

bertindak keras kepada istri tidak menggaulinya dengan baik tidak pula

memberikan nafkah dan bersikap acuh tak acuh kepada istri P17F

18P Sebaliknya bentuk

nusyuz yang dilakukan oleh istri di dalam KHI (Kompilasi Hukum Islam)

18 M Abdul Amir dkk Kamus Istilah Islam cet ke-1 (Jakarta Pustaka Firdaus 1994) h

251

29

didefinisikan sebagai sebuah sikap ketika istri tidak mau melaksanakan

kewajibannya yaitu kewajiban utama berbakti lahir dan batin kepada suami dan

kewajiban lainnya adalah menyelenggarakan dan mengatur keperluan rumah

tangga sehari-hari dengan sebaik-baiknya19

At-Tirmidzi meriwayatkan bahwa istri Nabi saw Saudah binti Zamrsquoah

khawatir dicerai oleh Nabi saw maka dia bermohon agar tidak dicerai dengan

menyerahkan haknya bermalam bersama Rasul saw untuk istri Nabi saw lsquoAisyah

(istri Nabi saw yang paling beliau cintai setelah Khadijah)20

Kemudian apabila nusyuz telah terjadi dan tuntunan berdamai dari Al-

Qurrsquoan tidak berhasil dijalankan yang dapat berujung pada syiqaq Al-Qurrsquoan

menyebutkan ayat yang menyatakan tentang langkah perdamaian selanjutnya

antara suami isteri yang sedang berselisih yaitu pada surat An-Nisa ayat 35

وإن خفتم شقاق بينهما فابعثوا حكما من أهله وحكما من أهلها إن يريدا إصلاحا يوف ق

كان عليما خبير ا بينهما إن الله الله

Artinya Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri ituSesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal

Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa salah satu menyelesaikan

perselisihan atau persengketaan antara suami isteri yaitu dengan jelas mengirim

19 Inpres nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam Bab XXI bagian keenam

Pasal 83 ayat (1) dan 84 ayat (1) 20 M Quraish Shihab Tafsir Al-Mishbah (Jakarta Lentera Hati 2007) h 605

30

seorang hakam selaku mediator dari kedua belah pihak untuk membantu

menyelesaikan perselisiah tersebut Hakam yang dimaksud dalam Al-qurrsquoan

terdiri dari dua orang yang diambil atau dipilih masing-masing satu dari keluarga

pihak suami isteri Menurut ayat di atas juga jika terjadi kasus antara suami istri

maka diutus seorang hakam dari pihak suami dan seorang hakam dari pihak istri

yang berfungsi untuk mengadakan penelitian dan penyelidikan tentang sebab-

musabab terjadinya syiqaq serta berusaha mendamaikannya atau mengambil

prakarsa putusnya perkawinan kalau sekiranya jalan inilah yang terbaik21

Dalam ayat di atas terdapat kata hakam Fungsi utama hakam adalah

mendamaikan Tetapi jika mereka gagal apakah mereka harus menetapkan hukum

dan harus dipatuhi oleh suami isteri yang bersengketa itu Ada yang mengiyakan

dengan alasan Allah menamai mereka hakam dan dengan demikian mereka

berhak menetapkan hukum sesuai dengan kemashlahatan baik disetujui oleh

pasangan maupun tidak Pendapat ini dianut oleh sejumlah sahabat Nabi saw juga

kedua Imam mazhab Malik dan Ahmad Ibn Hanbal Sedang Imam Abu Hanifah

dan Imam Syafirsquoi menurut satu riwayat tidak memberi wewenang kepada hakam

itu Untuk menceraikan hanya berada di tangan suami dan tugas mereka hanya

mendamaikan tidak lebih dan tidak kurang22

Selanjutnya di dalam kitab tafsir Ibnu Katsir para Fuqaha juga berkata jika

terjadi persengketaan di antara suami istri maka didamaikan oleh hakim sebagai

pihak penengah meneliti kasus keduanya dan mencegah orang yang berbuat

21 H Abdur Rahman Ghazaly Fiqh Munakahat (Jakarta Kencana Prenada Media Group

2006) h 241 22 M Quraish Shihab Tafsir Al-Mishbah (Jakarta Lentera Hati 2007) h 433-434

31

zhalim dari keduanya dari perbuatan zhalim Jika perkaranya tetap berlanjut dan

persengketaannya semakin panjang maka hakim mengutus seseorang yang

dipercaya dari keluarga wanita dan keluarga laki-laki untuk berembug dan

meneliti masalahnya serta melakukan tindakan yang mengandung maslahat bagi

keduanya berupa perceraian atau berdamai Allah SWT memerintahkan mengutus

seorang laki-laki sholeh dari masing-masing pihak untuk meneliti siapa yang

berlaku buruk Jika sang suami yang melakukan keburukan maka mereka dapat

melindungi sang istri dan membatasi kewajibannya dalam memberi nafkah Jika

seorang istri yang melakukan keburukan maka mereka dapat mengurangi haknya

dari suami dan menahan nafkah yang diberikan kepadanya Jika keduanya sepakat

untuk bercerai atau menyatu kembali maka boleh saja perkara itu ditetapkan23

Kaidah ushul fiqh yang digunakan ke dalam permasalahan ini adalah

Mashlahah Mursalah24 Al-Ghazali menjelaskan bahwa hakikat dari mashlahah

adalah25

ع ر الش ود ص ق ى م ل ع ة ظ ا ف ح الم

Artinya Memelihara tujuan syararsquo (dalam menetapkan hukum)

Sedangkan tujuan syararsquo dalam menetapkan hukum itu ada lima yaitu

memelihara agama jiwa akal keturunan dan harta Secara lengkap Muhammad

Abu Zahrah merumuskan definisi mashlahah sebagai berikut P25F

26P

23 Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Al-Sheikh Lubaabut Tafsiir Min

Ibni Katsir terj MAbdul Ghoffar EM (Juz5 Bogor Pustaka Imam Asy-Syafirsquoi 2003) cet ke-2 h 302

24 Mashlahah Mursalah adalah suatu perbuatan yang mengandung nilai baik (manfaat) dan memelihara tercapainya tujuan-tujuan suararsquo yaitu menolak mudharat dan meraih mashlahah

25 Amir Syarifuddin Ushul Fiqh jilid II (Jakarta Kencana 2011) cet 6 h 346

32

و ا ار ب ت الأع اص ب ل خ ص ا ا ه ل د ه ش ي لا و ى م لا س الأ ع ار الش د ص ا ق م ل ة م ئ لا الم ح ال ص الم ي ه

اء غ الأل ب

Artinya Mashlahah yang selaras dengan tujuan syariat islam dan tidak ada petunjuk tertentu yang membuktikan tentang pengakuannya atau penolakannya

Kesimpulannya bahwa mashlahah mursalah adalah apa yang baik menurut akal

itu juga selaras dan sejalan dengan tujuan syararsquo dalam menetapkan hukum

Kaidah ini dapat digunakan dalam sengketa perceraian Apabila perceraian

mendatangkan kebaikan bagi pasangan suami istri maka itu lebih baik daripada

mempertahankannya Namun apabila perceraian mendatangkan mudharat maka

harus dihindarkan Hal ini tentunya sudah mempertimbangkan baik dan buruknya

sesuai dengan orientasi dari kaidah ushul fiqh ini

26 Amir Syarifuddin Ushul Fiqh jilid II (Jakarta Kencana 2011) cet 6 h 355

33

BAB III

TEORI EFEKTIVITAS HUKUM

A Pengertian Efektivitas

Secara etimologi kata ldquoefektivitasrdquo berasal dari kata ldquoefektifrdquo atau dalam

bahasa Inggris adalah ldquoeffectiverdquo yang berarti berhasil dengan baik Kamus ilmiah

populer mendefinisikan efektivitas sebagai ketepatan penggunaan hasil guna atau

menunjang tujuan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif artinya ldquoada

efeknya akibatnya pengaruhnya kesannyardquo atau ldquodapat membawa hasil berhasil

gunardquo tentang usaha atau tindakan1

Adapun secara terminologi mengutip Ensiklopedia administrasi

menyampaikan pemahaman tentang efektivitas sebagai berikut2

ldquoEfektivitas adalah suatu keadaan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki kalau seseorang melakukan suatu perbuatan dengan maksud tertentu yang memang dikehendaki Maka orang itu dikatakan efektif kalau menimbulkan atau mempunyai maksud sebagaimana yang dikehendakirdquo

Efektivitas dapat diartikan sebagai suatu proses pencapaian suatu tujuan

yang telah ditetapkan sebelumnya Suatu usaha atau kegiatan dapat dikatakan

efektif apabila usaha atau kegiatan tersebut telah mencapai tujuannya

B Bekerjanya Hukum Dalam Masyarakat

Basis bekerjanya hukum adalah masyarakat maka hukum akan dipengaruhi

oleh faktor-faktor atau kekuatan sosial mulai dari tahap pembuatan sampai dengan

1 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia h 284 2 Ray Pratama Siadari Teori Efektivitas diakses dari http raypratamablogspotsg 2014

11 teori-efektifitashtml pada tanggal 13 Oktober 2016 pukul 0033

34

pemberlakuan Kekuatan sosial akan berusaha masuk dalam setiap proses legislasi

secara efektif dan efesien Peraturan dikeluarkan diharapkan sesuai dengan

keinginan tetapi efek dari peraturan tersebut tergantung dari kekuatan sosial

seperti budaya hukumnya baik maka hukum akan bekerja dengan baik pula

tetapi sebaliknya apabila kekuatannya berkurang atau tidak ada maka hukum tidak

akan bisa berjalan karena masyarakat sebagai basis bekerjanya hukum Cara-cara

untuk mempengaruhi masyarakat dengan sistem yang teratur dan direncanakan

terlebih dahulu dinamakan social engineering atau social planning3

Bila membicarakan efektivitas hukum dalam masyarakat berarti

membicarakan daya kerja hukum itu dalam mengatur dan atau memaksa

masyarakat untuk taat terhadap hukum Efektivitas hukum dimaksud berarti

mengkaji kaidah hukum yang harus memnuhi syarat yaitu berlaku secara yuridis

berlaku secara empiris dan berlaku secara filosofis4 Oleh karena itu faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi hukum itu berfungsi dalam masyarakat yaitu (1)

kaidah hukum atau peraturan itu sendiri (2) petugas atau penegak hukum (3)

sarana atau fasilitas yang digunakan oleh penegak hukum (4) kesadaran

masyarakat Hal tersebut akan di uraikan sebagai berikut5

1 Kaidah Hukum

Di dalam teori-teori ilmu hukum dapat dibedakan tiga macam hal

mengenai berlakunya hukum sebagai kaidah Hal itu diungkapkan sebagai

berikut

3 Soerjono Soekanto Pokok-Pokok Sosiologi Hukum Cet V (Jakarta Raja Grafindo

Persada 2014) h 122 4 Zainuddin Ali Sosiologi Hukum (Jakarta Sinar Grafika 2012) h 62 5 Zainuddin Ali Sosiologi Hukum (Jakarta Sinar Grafika 2012) h 62-65

35

1) Kaidah hukum berlaku secara yuridis apabila penentuannya

didasarkan pada kaidah yang lebih tinggi tingkatannya atau terbentuk

atas dasar yang telah ditetapkan

2) Kaidah hukum berlaku secara sosiologis apabila kaidah tersebut

efektif Artinya kaidah dimaksud dapat dipaksakan berlakunya oleh

penguasa walaupun tidak diterima oleh warga masyarakat (teori

kekuasaan) atau kaidah itu berlaku karena adanya pengakuan dari

masyarakat

3) Kaidah hukum berlaku secara filosofis yaitu sesuai dengan cita

hukum sebagai nilai positif tertinggi

Kalau dikaji secara mendalam agar hukum itu berfungsi maka setiap

kaidah hukum harus memenuhi ketiga macam unsur di atas sebab (1) bila

kaidah hukum hanya berlaku secara yuridis ada kemungkinan kaidah itu

merupakan kaidah mati (2) kalau hanya berlaku secara sosiologis dalam arti

teori kekuasaan maka kaidah itu menjadi aturan pemaksa (3) apabila hanya

berlaku secara filosofis kemungkinannya kaidah itu hanya merupakan

hukum yang dicita-citakan (ius constituendum)

2 Penegakan Hukum

Penegakan hukum atau orag yang bertugas menerapkan hukum

mencakup ruang lingkup yang sangat luas sebab menyangkut petugas pada

strata atas menengh dan bawah Artinya di dalam melaksanakan tugas-

tugas penerapan hukum petugas seyogianya harus memiliki suatu pedoman

diantaranya peraturan tertulis tertentu yang mencakup ruang lingkup tugas-

36

tugasnya Di dalam hal penegakan hukum dimaksud kemungkinan petugas

penegak hukum menghadapi hal-hal sebagai berikut

1) Sapai sejauh mana petugas terikat dari peraturan-peraturan yang ada

2) Sampai batas-batas mana petugas berkenan memberikan kebijakan

3) Teladan macam apakah yang sebaiknya diberikan oleh petugas kepada

masyarakat

4) Sampai sejauh manakah derajat sinkronisasi penugasan-penugasan

yang diberikan kepada petugas sehingga memberikan batas-batas yang

tegas pada wewenangnya

3 Sarana atau Fasilitas

Fasilitas atau sarana amat penting untuk mengefektifkan suatu atuan

tertentu Ruang lingkup sarana dimaksud terutama secara fisik yang

berfungsi sebagai faktor pendukung Misalnya bila tidak ada kertas dan

karbon yang cukup serta mesin tik yang cukup baik bagaimana petugas

dapat membuat berita acara mengenai suatu kejahatan Bagaimana polisi

dapat bekerja dengan baik apabila tidak dilengkapi dengan kendaraan dan

alat-alat komunikasi yang proporsional Kalau peralatan dimaksud sudah

ada faktor-faktor pemeliharaannya juga memegang peran amat penting

Memang sering terjadi bahwa suatu peraturan sudah difungsikan padahal

fasilitasnya belum lengkap Peraturan yang semula bertujuan untuk

memperlancar proses malahan mengakibatkan terjadi kemacetan Mungkin

ada baiknya ketika hendak menerapkan suatu peraturan secara resmi

ataupun memberikan tugas kepada petugas dipikirkan mengenai fasilitas-

37

fasilitas yang berpatokan kepada (1) apa yang sudah ada dipelihara terus

agar setiap saat berfungsi (2) apa yang belum ada perlu diadakan dengan

memperhitungkan jangka waktu pengadaannya (3) apa yang kurang perlu

dilengkapi (4) apa yang telah rusak diperbaiki atau diganti (5) apa yang

macet dilancarkan (6) apa yang telah mundur ditingkatkan

4 Warga Masyarakat

Salah satu faktor yang mengefektifkan suatu peraturan adalah warga

masyarakat Yang dimaksud disini adalah kesadarannya untuk mematuhi

suatu peraturan perundang-undangan yang kerap disebut derajat kepatuhan

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa derajat kepatuhan masyarakat

terhadap hukum merupakan salah satu indikator berfungsinya hukum yang

bersangkutan

Namun ada asumsi lain yang mengatakan bahwa semakin besar peran

sarana pengendalian sosial selain hukum (agama dan adat istiadat) semakin

kecil peran hukum Hukum hendaknya dipergunakan pada tingkat yang

terakhir bila sarana lainnya tidak mampu lagi untuk mengatasi masalah

Namun ada hal lain yang perlu diungkapkan berkaitan dengan kesadaran

masyarakat terhadap hukum yaitu (1) penyuluhan hukum yang teratur (2)

pemberian teladan yang baik dari petugas di dalam hal kepatuhan terhadap

hukum dan respek terhadap hukum (3) pelembagaan yang terencana dan

terarah

38

C Teori Efektivitas Hukum

Apabila kita melihat efektivitas dalam bidang hukum Achmad Ali

berpendapat bahwa ketika ingin mengetahui sejauh mana efektivitas dari hukum

maka kita pertama-ama harus dapat mengukur sejauh mana aturan hukum itu

ditaati atau tidak ditaati6 Lebih lanjut Achmad Ali pun mengemukakan bahwa

pada umumnya faktor yang banyak mempengaruhi efektivitas suatu perundang-

undangan adalah profesional dan optimal pelaksanaan peran wewenang dan

fungsi dari penegak hukum baik di dalam menjelaskan tugas yang dibebankan

terhadap diri mereka maupun dalam menegakkan perundang-undangan tersebut

Teori efektivitas hukum menurut Soerjono Soekanto adalah bahwa efektif

atau tidaknya suatu hukum ditentukan oleh 5 (lima) faktor yaitu7

1 Faktor hukumnya sendiri (undang-undang)

2 Faktor penegak hukum yakni pihak-pihak yang membentuk maupun

menerapkan hukum

3 Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum

4 Faktor masyarakat yakni lingkungan dimana hukum tersebut erlaku atau

diterapkan

5 Faktor kebudayaan yakni sebagai hasil karya cipta dan rasa yang

didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup

Kelima faktor di atas saling berkaitan dengan eratnya oleh karena

merupakan esensi dari penegakan hukum juga merupakan tolak ukur daripada

6 Achmad Ali Menguak Teori Hukum dan Teori Peradilan Vol1 (Jakarta Kencana

2010) h 375 7 Soerjono Soekanto Faktor-faktor yang Memprngaruhi Penegakan Hukum (Jakarta PT

Raja Grafindo Persada 2008) h 8

39

efektivitas penegakan hukum Pada elemen pertama yang menentukan dapat

berfungsinya hukum tertulis tersebut dengan baik atau tidak adalah tergantung

dari aturam hukum itu sendiri

Menurut Soerjono Soekanto ukuran efektivitas pada elemen pertama

adalah8

1 Peraturan yang ada mengenai bidang-bidang kehidupan tertentu sudah

cukup sistematis

2 Peraturan yang ada mengenai bidang-bidang kehidupan tertentu sudah

cukup sinkron secara hierarki dan horizontal tidak ada pertentangan

3 Secara kualitatif dan kuantitatif peraturan-peraturan yang mengatur bidang-

bidang tertentu sudah mencukupi

4 Penertiban peraturan-peraturan tertentu sudah sesuai dengan persyaratan

yuridis yang ada

Pada elemen kedua yang menentukan efektif atau tidakya kinerja hukum

tertulis adalah aparat penegak hukum Dalam hubungan ini dikehendaki adanya

aparatur yang handal sehingga aparat tersebut dapat melakukan tugasnya dengan

baik

Menurut Soerjono Soekanto bahwa masalah yang berpengaruh terhadap

efektivitas hukum tertulis ditinjau dari segi aparat akan bergantung pada hal

berikut9

8 Soerjono Soekanto Penegakan Hukum (Bandung Bina Cipta 1983) 80 9 Soerjono Soekanto Penegakan Hukum (Bandung Bina Cipta 1983) 82

40

1 Sampai sejauh mana petugas terikat oleh peraturan-peraturan yang ada

2 Sampai batas mana petugas diperkenankan memberikan kebijaksanaan

3 Teladan macam apa yang sebaiknya diberikan oleh petugas kepada

masyarakat

4 Sampai sejauh mana derajat sinkronisasi penugasan-penugasan yang

diberikan kepada petugas sehingga memberikan batas-batas yang tegas pada

wewenangnya

Pada elemen ketiga tersedianya fasilitas yang berwujud sarana dan

prasarana bagi aparat pelaksana di dalam melakukan tugasnya Sarana dan

prasarana yang dimaksud adalah prasarana atau fasilitas yang digunakan sebagai

alat untuk mencapai efektivitas hukum Sehubungan dengan ini Soerjono

Soekanto memprediksi patokan efektivitas elemen-elemen tertentu dari prasarana

dimana prasarana tersebut harus secara jelas memang menjadi bagian yang

memberikan kontribusi untuk kelancaran tugas-tugas aparat di tempat atau lokasi

kerjanya Adapun elemen-elemen tersebut adalah10

1 Prasarana yang telah ada apakah telah terpelihara dengan baik

2 Prasarana yang belum ada perlu diadakan dengan memperhitungkan angka

waktu pengadaannya

3 Prasarana yang kurang perlu segera dilengkapi

4 Prasarana yang rusak perlu segera diperbaiki

5 Prasarana yang macet perlu segea dilancarkan fungsinya

10 Soerjono Soekanto Penegakan Hukum (Bandung Bina Cipta 1983) 82

41

6 Prasarana yang mengalami kemunduran fungsi perlu ditingktkan lagi

fungsinya

Kemudian pada elemen keempat ada beberapa elemen pengukur efektivitas

yang tergantung dari kondisi masyarakat yaitu

1 Faktor penyebab masyarakat tidak mematuhi aturan walaupun peraturan

yang baik

2 Faktor penyebab masyarakat tidak mematuhi peaturan walaupun peraturan

sangat bak dan aparat sudah sangat berwibawa

3 Faktor penyebab masyarakat tidak mematuhi peraturan baik petugas atau

aparat berwibawa serta fasilitas mencukupi

Elemen di atas memberikan pemahaman bahwa disiplin dan kepatuhan

masyarakat tergantung dari motivasi yang secara internal muncul Internalisasi

faktor ini ada pada setiap individu yang menjadi elemen terkecil dari komunitas

sosial Oleh karena itu pendekatan paling tepat dalam hubungan disiplin ini

melalui motivasi yang ditanamkan secara individual

Elemen kelima adalah faktor kebudayaan Faktor kebudayaan yang

sebenarnya bersatu padu dengan faktor masyarakat sengaja dibedakan karena di

dalam pembahasannya diketengahkan masalah sistem nilai-nilai yang menjadi inti

dari kebudayaan spiritual atau material Kebudayaan (sistem) hukum pada

dasarnya mencakup nilai-nilai yang mendasari hukum yang berlaku nilai-nilai

yang merupakan konsepsi-konsepsi abstrak mengenai apa yang dianggap baik

(sehingga ditaati) dan apa yang dianggap buruk (sehingga dihindari)

42

BAB IV

ANALISIS EFEKTIVITAS MEDIASI

A Profil Pengadilan Agama Karawang

Pengadilan Agama Karawang kelas IA beralamat di Jalan Jendral Ahmad

Yani No 53 Karawang menurut Kepala Pengadilan Agama Karawang saat itu

yaitu Drs Saifuddin MH diresmikan pada hari senin tanggal 11 Februari 2008

secara simbolis oleh Ketua Mahkamah Agung Bagir Manan yang bertempat di

kantor Pengadilan Agama Bandung Dimana saat itu Ketua Mahkamah Agung

telah meresmikan 3 gedung Pengadilan Agama yaitu Bandung Cikarang dan

Karawang

Sebelum memiliki gedung resmi pada tahun 2006 sambil menunggu

rampungnya pembangunan gedung baru yang dibuat Pemerintah Kabupaten

Karawang meminjamkan tempat bekas kantor Depnaker Pada tahun 2006 adalah

tahap dilaksanakannya rehabilitasi gedung Pengadilan Agama Karawang diatas

tanah seluas 1698 M2 dengan luas bangunan 380M2 Pada awalnya status tanah

adalah Hak Guna Pakai dari Pemda Kabupaten Karawang dengan No

102SUTH0211PM01411978 tanggal 09 Juni 1978 dan Sertifikat No

0000621997

Pengadilan Agama Karawang dibentuk berdasarkan Staatsblad 1882 Nomor

152 tentang Pembentukan Pengadilan Agama di Jawa dan Madura tanggal 19

Januari 1882 dengan nama Raad AgamaPenghulu Landraad

43

Daerah hukum Pengadilan Agama Karawang adalah meliputi Pemerintahan

Kabupaten Karawang sesuai dengan Pasal 4 ayat (1) UU Nomor 7 Tahun 1989

Pasal 4 ayat (1) disebutkan bahwa ldquoPengadilan Agama berkedudukan di

kotamadya atau ibu kota kabupaten dan daerah hukumnya meliputi wilayah

kotamadya atau kabupatenrdquo Dari sini dapat kita simpulkan bahwa daerah hukum

Pengadilan Agama Karawang adalah wilayah kota atau Kabupaten Karawang

Pengadilan Agama Karawang yang daerah hukumnya meliputi kabupaten

Karawang terdiri dari 30 kecamatan dan 304 kelurahan atau desa dengan

mayoritas penduduk beragama islam Dalam menjalankan tugasnya dan

fungsinya Pengadilan Agama Karawang didukung oleh pegawai berjumlah 40

orang dan secara formal pelaksanaan tugas Pengadilan Agama Karawang harus

dipertanggung jawabkan dengan membuat laporan ke Pengadilan Tinggi Bandung

sebagai bukti nyata

Sebagai tempat pencari keadilan Pengadilan Agama Karawang sesuai

dengan tugas dan kewenangannya yaitu bertugas dan berwenang memeriksa

memutus dan mengadili perkara diantara orang-orang yang beragama islam

dalam bidang perkawinan warisan dan wasiat wakaf zakat infaq hibah

shodaqoh dan ekonomi syarirsquoah serta kewenangan lainnya yang diatur serta

diamanatkan oleh Undang-Undang

Secara geografis wilayah kabupaten Karawang terletak antara koordinat

107ordm02`ndash107ordm40` Bujur Timur 5ordm56`ndash6ordm34` Lintang Selatan termasuk daerah

dataran yang relative rendah Mempunyai variasi ketinggian wilayah antara 0 -

1279 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan wilayah 0 - 2 2 - 15

44

15 - 40 dan diatas 40 Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten

Bekasi dan Kabupaten Bogor di barat Laut Jawa di utara Kabupaten Subang di

timur Kabupaten Purwakarta di tenggara serta Kabupaten Cianjur di selatan ini

memiliki luas wilayah 173753 km2 dengan jumlah penduduk 2125234 jiwa

(sensus 2010) yang berarti berkepadatan 1223 jiwa per km2

Adapun struktur organisasi dari Pengadilan Agama Karawang adalah

sebagai berikut

Tabel 2

WAKIL KETUA

Drs H Mohamad Yamin SHMH

KETUA

Drs H M Yusuf SHMH HAKIM

1Dra Suherni

2Dra Hj Roniati MH

3Dra Hj Ratna Jumila MH

4Dra Hj Dadah Kolidah MH

5Dra Elfina Fitriani

6Drs H Abid MH

PANITERA

Nanang Patoni SHMH

SEKRETARIS

DrsJajang Janglar

KASUBAG KEPEGAWAIAN

Agustina Rahayu SH

KASUBAG UMUM amp KEUANGAN

Heri Santoso

KASUBAG PERENCANAAN TI amp LAP

Usmaniah

WAKIL PANITERA

Drs Mochamad Jalaludin

STAF

Wiyono SH

STAF

Abd Halim

PANMUD GUGATAN

Asnali SAg

PANMUD PERMOHONAN

Siti Sofia Emalia SAg

PANMUD HUKUM

Yuyu Yuliani SAgMH

HAKIM

7Dra Alia Al Hasna MH

8Drs Candra Triwangga

9Dra Hj Siti Sabihah SHMH

10Drs Humaidi Yusuf

11Drs Jajang Suherman SH

12DrH Farid Ismail SHMH

13DrsH Hasan Basri SHMH

45

B Analisis Efektivitas Mediasi

1 Tinjauan Yuridis Perma Nomor 1 Tahun 2008 dan Perma Nomor 1 Tahun

2016

Beberapa kekuasaan dan kewenangan Mahkamah Agung yang tertera

dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 24A ayat (1) adalah1

Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasimenguji peraturan undang-undang di bawah undang-undang terhadap undang-undangdan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang

Salah satu kewenangan lain yang diberikan oleh Undang-undang kepada

Mahkamah Agung adalah mengeluarkan produk yaitu PERMA Setidaknya

ada lima peran yang dimainkan PERMA RI dalam memenuhi kebutuhan

1 Republik Indonesia Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

PANITERA PENGGANTI

1Ahya Syaripudin

2Khalida SAgMH

3Taqludin SAg

4Ahmad Waskito SEi

5H Uwes

6Wahyu SSy

JURUSITA

1Eny Kurniasih SH

2Solikhin SH

JURUSITA PENGGANTI

1Edy Sutisna

2Samsudin

3ASupandi SAg

4Taufiqoh Bina Aryani SE

5Ratusiska Aries Tiani SE

6Ade Solahudin

7Reza M Sajidin SSy

46

penyelenggaraan negara khususnya di bidang peradilan Salah satunya

yakni PERMA RI sebagai pengisi kekosongan hukum2

Berkaitan dengan hal ini adalah hierarki Perundang-Undangan yang

ada di Indonesia Hal ini diatur dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2011 perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun

2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan berbunyi

sebagai berikut3

Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan adalah sebagai berikut

a Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 b Undang-UndangPerturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang c Peraturan Pemerintah d Peraturan Presiden e Peraturan Daerah Provinsi dan f Peraturan Daerah KabupatenKota

PERMA adalah salah satu ketentuan peraturan perundang-undangan

sebagaimana yang tertera dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011

perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Dalam Pasal 8 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 dalam pasal tersebut disebutkan

bahwa4

(1) Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) mencakup peraturan yang ditetapkan oleh

2 Ronald S Lumbuun Perma RI Wujud Kerancuan Antara Praktik Pembagian dan

Pemisahan Kekuasaan (Jakarta RajaGrafindo Persada 2011) h 14 3 Republik Indonesia Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan 4 Republik Indonesia Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan

47

Majelis Permusyawaratan Rakyat Dewan Perwakilan Rakyat Dewan Perwakilan Daerah Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Badan Pemeriksa Keuangan Komisi Yudisial Bank Indonesia Menteri badan lembaga atau komisi yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-Undang atau Pemerintah atas perintah Undang-Undang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Gubernur Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupatenkota Bupatiwalikota Kepala Desa atau yang setingkat

Kemudian dalam ayat selanjutnya yaitu Pasal 8 ayat (2) disebutkan bahwa

(2) Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan

Atas dasar Pasal 8 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun

2011 ini menyatakan bahwa Peraturan Mahkamah Agung (PERMA)

termasuk ke dalam peraturan perundang-undangan dan diakui

keberadaannya

Apabila melihat menimbang (konsideran) dalam Perma Nomor 1

Tahun 2008 huruf c dinyatakan bahwa dasar daripada dibentuknya Perma

Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan berdasarkan

Pasal 130 HIR (Het Herziene Indonesich Reglement Staatsblad 194144)

atau Pasal 154 RBg (Rechtsreglement Buitengewesten Staatsblad 1927

227) atau Pasal 31 Rv (Reglement op de Rechtsvordering Staarsblad 1874

52)5 disebutkan bahwa hakim atau majelis hakim akan mengusahakan

5 Reglement op de Rechtsvordering (Rv) adalah Reglement Acara Perdata Rechtsreglement

Buitengewesten (RBg) adalah Reglement Acara untuk Daerah Luar Jawa da Madura Het Herziene Indonesich Reglement (HIR) adalah Reglement Indonesia yang diperbaharui

48

perdamaian sebelum perkara mereka diputuskan6 Pasal 130 ayat (1) HIR

berbunyi

Jika pada hari yang ditentukan itu kedua belah pihak datang maka pengadilan negeri mencoba dengan perantaraan ketuanya akan memperdamaikan mereka itu

Selanjutnya Pasal 130 ayat (2)

Jika perdamaian yang demikian itu terjadi maka tentang hal itu pada waktu bersidang diperbuat sebuah akte dengan nama kedua belah pihak diwajibkan untuk mencukupi perjanjian yang diperbuat itu maka surat (akte) itu akan berkekuatan dan akan dilakukan sebagai putusan hakim yang biasa

Pasal 130 HIR dan 154 RBg yang memerintahkan usaha perdamaian

oleh hakim dijadikan sebagai modal utama dalam membangun perangkat

hukum mediasi pengadilan yang sudah dirintis sejak Tahun 2002 melalui

SEMS Nomor 1 Tahun 2002 Tentang Pemberdayaan Pengadilan Tingkat

Pertama Menerapkan Lembaga Damai Pasal 130 HIR 154 RBg yang

kemudian pada Tahun 2003 disempurnakan melaui PERMA Nomor 2

Tahun 2003 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan7

Kehadiran PERMA Nomor 1 Tahun 2008 dimaksudkan untuk

memberikan kepastian ketertiban kelancaran dalam proses mendamaikan

para pihak untuk menyelesaikan suatu sengketa Hal ini dapat dilakukan

dengan mengintensifkan dan mengintegrasikan proses mediasi ke dalam

prosedur berperkara di Pengadilan Mediasi mendapat kedudukan penting

6 Syahrizal Abbas Mediasi Dalam Perspektif Hukum Syariah Hukum Adat dan Hukum

Nasional (Jakarta Kencana 2009)h 287 7 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013) h124

49

dalam PERMA Nomor 1 Tahun 2008 karena proses mediasi merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dalam proses berperkara di Pengadilan8

Setiap orang yang berperkara ke Pengadilan wajib menempuh

mediasi apabila tidak melaksanakannya maka putusannya batal demi

hukum9 PERMA Nomor 1 Tahun 2008 ini mengikat maksudnya adalah

peraturan ini mengikat khusus hanya kepada orang-orang yang berperkara di

Pengadilan tidak mengikat kepada seluruh elemen masyarakat10

Namun akhir-akhir ini pada praktiknya Perma Nomor 1 Tahun 2008

selama ini belum menghasilkan tingkat keberhasilan mediasi yang baik di

Pengadilan Berdasarkan hal tersebut Mahkamah Agung mengeluarkan

Perma Nomor 1 Tahun 2016 untuk mencabut Perma Nomor 1 Tahun 2008

dengan harapan kenaikan tingkat keberhasilan dalam mediasi11 Anggota

Tim Pokja Mediasi MA Diah Sulastri Dewi menambahkan terbitnya Perma

No 1 Tahun 2016 ini bertujuan meningkatkan keberhasilan mediasi di

Pengadilan Umum dan Pengadilan Agama12

Ada beberapa poin pembeda antara Perma Nomor 1 Tahun 2008 dan

Perma Nomor 1 Tahun 2016 Untuk memudahkan memahami

perbedaannya penulis membuat bagan sebagai berikut

8 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013) h125

9 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

10 Wawancara dengan Dra Ratna Jumilah MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

11 httpswwwabnpcoidnewsharapan-optimalisasi-proses-mediasi-pasca-perma-nomor-1-tahun-2016 diakses pada 15 April 2017 jam 2330

12httpwwwhukumonlinecom berita baca lt56bc191569359 perma- mediasi- 2016- tekankan- pada- iktikad- baik diakses pada 15 April 2017 jam 2335

50

Tabel 3

No

Perma Nomor 1 Tahun 2008

Perma Nomor 1 Tahun 2016

1

Lama Proses mediasi selama 40 hari (Pasal 13 ayat(3) ) dapat

diperpanjang 14 hari

Lama Proses mediasi selama 30 hari (Pasal 3 ayat (6) ) dapat diperpanjang

30 hari 2

bull Pasal 12 ayat (1) hanya mewajibkan para pihak untuk beriktikad baik selama proses mediasi

bull Pasal 12 ayat (2) tidak penjelasan bagaimana bentuk pihak yang tidak beriktikad baikhanya menyatakan pihak yang tidak beriktikad baik dapat mengundurkan diri

bull Wajib menempuh iktikad baik selama mediasi (Pasal 7 ayat (1)

bull Pasal 7 ayat 2 huruf a sampai e penjelasan mengenai bentuk iktikad tidak baik Dalam Perma sebelumnya tidak ada penjelasannya

3

Tidak ada pasal yang mengatur mengenai akibat hukum bagi

pihak yang tidak beriktikad baik

bull Pasal 22 ayat 1 sampai 5 mengenai penjelasan akibat hukum bagi penggugat yang tidak beriktikad baik

bull Pasal 23 ayat 1 sampai 8 penjelasan mengenai akibat hukum bagi tergugat yang tidak beriktikad baik

4

Tidak ada pasal yang mengatur para pihak wajib hadir secara

langsung selama proses mediasi

bull Kewajiban menghadiri langsung pertemuan mediasi dengan atau tanpa kuasa hukum (Pasal 6 ayat 1)

bull Komunikasi audio visual dianggap sebagai kehadiran langsung bagi para pihak (Pasal 6 ayat 2)

bull Ketidakhadiran para pihak secara langsung dibolehkan berdasarkan alasan yang sah (Pasal 6 ayat 3) dan penjelasannya pada (Pasal 6 ayat 4 huruf a sampai d)

51

2 Kualifikasi Mediator

Mediator adalah pihak ketiga yang membantu dan mencarikan solusi

terbaik bagi para pihak dalam menyelesaikan perkaranya Salah satu faktor

pendukung keberhasilan dalam proses mediasi adalah peran seorang

mediator Fungsi daripada mediator adalah menjadi penengahmencari

solusi tentang sengketa yang dihadapi Oleh karena itu kecakapan dan

keterampilan seorang mediator mempunyai peran penting agar proses

mediasi dapat berjalan dengan efektif dan semestinya sesuai dengan

PERMA Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan

Pasal 9 dalam PERMA Nomor 1 Tahun 2008 menjelaskan mengenai

daftar mediator Pasal 9 ayat (1) yaitu

(1) Untuk memudahkan para pihak memilih mediator Ketua Pengadilan menyediakan daftar mediator yang memuat sekurang-kurangnya 5 (lima) nama mediator dan disertai dengan latarbelakang pendidikan atau pengalaman para mediator

Peneliti telah melalukan kunjungan dan observasi ke tempat penelitian yang

dituju yaitu Pengadilan Agama Karawang Peneliti telah melihat bahwa

Ketua Pengadilan Agama Karawang telah menyediakan daftar mediator

disertai dengan latar belakang para mediator namun peneliti tidak

mendapati pengalaman masing-masing mediator yang dimaksud dalam

Pasal 9 ayat (1) PERMA Nomor 1 Tahun 2008 Berikut adalah daftar

mediator yang bersumber dari Yuyu Yuliani SAgMH

52

Tabel 4

DAFTAR MEDIATOR PENGADILAN AGAMA KARAWANG

No Nama Lengkap Jabatan Pendidikan

1 Drs H M Yusuf SHMH Hakim Madya Utama Ketua S2

2 Drs H Mohamad Yamin SHMH Hakim Madya UtamaKetua S2

3 Dra Suherni MH Hakim Madya Utama S2

4 Dra Rosniati MH Hakim Madya Utama S2

5 Drs Hasan Basri SHMH Hakim Madya Muda S2

6 DraRatna Jumilah MH Hakim Madya Muda S2

7 Dra Hj Dadah Holidah MH Hakim Madya Muda S2

8 Dra Elfina Fitriani Hakim Madya Muda S1

9 Drs H Abis MH Hakim Madya Muda S2

10 Dra Alia Al Hasnah MH Hakim Madya Pratama S2

11 Drs Candra Triswangga Hakim Madya Pratama S1

12 Dra Hj Siti Sabihah SHMH Hakim Madya Pratama S2

13 Drs Humaidi Yusuf Hakim Madya Pratama S1

14 Drs Jajang Suherman SH Hakim Madya Pratama S1

15 Dr H Farid Ismail SHMH Hakim Utama Muda S3

Sumber diperoleh dari Yuyu Yuliani SAgMH Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat

Di atas adalah daftar-daftar mediator di Pengadilan Agama Karawang

Dari semua mediator yang terdapat pada daftar mediator peneliti telah

melakukan wawancara kepada 4 (empat) mediator diantaranya

53

DraRosniati MH Drs Hasan Basri SHMH Dra Ratna Jumilah MH

Dra Elfina Fitriani Dari semua mediator yang telah peneliti wawancara

terdapat 1 mediator yang tidak bersertifikat dan belum mengikuti pelatihan

mediator yaitu DraRosniati MH Tiga mediator lainnya telah mengikuti

pelatihan mediator di Mega Mendung Bogor13

Peneliti melihat dalam Pasal selanjutnya yaitu Pasal 9 ayat (2) sampai

(6) tentang kualifikasi mediator sebagai berikut

(2) Ketua pengadilan menempatkan nama-nama hakim yang telah memiliki sertifikat dalam daftar mediator

(3) Jika dalam wilayah pengadilan yang bersangkutan tidak ada mediator yang bersertifikat semua hakim pada pengadilan yang bersangkutan dapat ditempatkan dalam daftar mediator

(4) Mediator bukan hakim yang bersertifikat dapat mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan agar namanya ditempatkan dalam daftar mediator pada pengadilan yang bersangkutan

(5) Setelah memeriksa dan memastikan keabsahan sertifikat Ketua Pengadilan menempatkan nama pemohon dalam daftar mediator

(6) Ketua Pengadilan setiap tahun mengevaluasi dan memperbarui daftar mediator

Pengadilan Agama Karawang tidak memiliki mediator di luar hakim

dikarenakan kurangnya mediator yang memiliki sertifikat terlebih apabila

mediator di luar Hakim harus bersertifikat14 Semua Hakim yang ada di

Pengadilan Agama Karawang merangkap juga sebagai mediator15

Walaupun seorang hakim tidak memiliki sertifikasi mediator sesuai dengan

13 Wawancara dengan Dra Ratna Jumilah MH Drs H Hasan Bashri SHMH Dra

Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang pada tanggal 7 dan 9 November 2016

14 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

15 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

54

PERMA ini pada pasal 9 ayat (3) otomatis dapat menjadi mediator16 Para

Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang menjadi mediator

berdasarkan surat keputusan (SK) dari Ketua Pengadilan Agama

Karawang17

Ketua Pengadilan Agama setiap tahun mengevaluasi daftar mediator

Begitu pula setiap tahun daftar mediator dapat berubah-ubah apabila

adanya mutasi tugas berhalangan tetap ketidakaktifan setelah penugasan

dan pelanggaran atas pedoman perilaku Hal ini sesuai dengan Pasal 9 ayat

(7) dalam PERMA ini

Seluruh hakim Pengadilan Agama yang tidak memiliki sertifikat

dikarenakan belum mengikuti pelatihan mediasi yang diadakan oleh

Mahkamah Agung RI18 Pelatihan mediator yang diadakan oleh Mahkamah

Agung jumlahnya terbatas karena berskala nasional sehingga peserta yang

ikutpun sangat terbatas Seharusnya Mahkamah Agung memberikan

pelatihan mediasi kepada seluruh hakim di Pengadilan agar

a Dapat maksimal ketika melakukan mediasi Ketika Hakim telah

diberikan pelatihan mediasi diharapkan dapat menjalankan fungsi

mediator secara maksimal sesuai dengan ketentuan yang telah diatur

16 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 17 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani dan Dra Rosniati MH Haki m Mediator

Pengadilan Agama Karawang pada tanggal 9 November 2016 18 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

55

b Menambah keterampilan hakim saat melakukan mediasi Walaupun

hakim tanpa sertifikat mediator lalu menjadi mediator hal itu dapat

dibenarkan karena hakim dapat merangkap sebagai mediator Akan

tetapi tetap saja untuk memaksimal fungsi dan peran mediator seorang

hakim harus mengikuti pelatihan mediator yang diadakan oleh

Mahkamah Agung RI ketika kekurangan sumber daya mediator

sehingga kesiapan Hakim maksimal ketika Ketua Pengadilan menunjuk

Hakim sebagai mediator Namun pada dasarnya sulit membiasakan

hakim untuk menjadi mediator karena sifat seorang hakim adalah

memutus akan tetapi mediator hanya bersifat sebagai pihak ketiga yang

menengahi Dikhawatirkan sifat hakim yang terbiasa memutus terbawa

saat proses mediasi yang hanya berperan sebagai penengah bukan

memutus19 Karena itu sebisa mungkin seharusnya hakim tidak boleh

menjadi mediator Sangat tipis sekali hakim tersebut membedakan

antara menjadi hakim dan menjadi mediator terkadang terpengaruh20

c Mediasi berjalan efektif Pada dasarnya banyak faktor yang melatar

belakangi efektifnya mediasi Namun Keterampilan dan kemampuan

dari mediator adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat

keberhasilan mediasi terutama yang sudah bersertifikat21

19 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 20 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 21 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan

Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

56

3 Fasilitas dan Sarana

Fasilitas dan sarana adalah salah satu instrumen yang dibutuhkan

dalam melaksanakan proses mediasi Setiap Pengadilan Tingkat Pertama

diharapkan memiliki fasilitas dan sarana dalam proses mediasi yaitu tempat

atau ruangan khusus mediasi Hal ini untuk menunjang keberhasilan dari

pada mediasi Mediasi dapat diselenggarakan di salah satu ruangan

Pengadilan Tingkat Pertama sesuai dengan pasal 20 ayat (1) PERMA ini

Namun dapat juga diselenggarakan di tempat lain apabila disepakati oleh

para pihak

Pengadilan Agama Karawang memiliki fasilitas dan sarana untuk

melakukan proses mediasi yaitu ruangan khusus untuk mediasi Dengan

ruangan berukuran 4 m x 6 m dilengkap dengan beberapa tempat duduk dan

satu meja persegi disertai dengan alat pendingin ruangan atau air

conditioner (AC) Jadi di ruangan tersebut hanya bisa diselenggarakan satu

proses mediasi

Ruangan mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah cukup

memadai namun belum termasuk yang ideal22 Idealnya ruangan mediasi

adalah

a Ruangan yang luas Hal ini agar para pihak nyaman saat proses mediasi

berjalan Ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang masih sempit

artinya ruangan tersebut belum dikategorikan ideal

22 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

57

b Ruangan yang tertata dengan rapi yang dilengkapi dengan kursi-kursi

serta meja bundar agar para pihak dapat saling berhadapan saat proses

mediasi berlangsung23

c Ruangan yang memiliki air conditioner (AC) Ketika ruangan sejuk dan

dingin dapat mencairkan suasana Para pihak yang sebelumnya dalam

keadaan merasa tidak baik ketika masuk ke dalam ruangan tersebut

bisa menjadi merasa sedikit lebih baik yang dapat mempengaruhi

suasana hati dan pikiran para pihak24

d Adanya bingkai pajangan keluarga harmonis Hal ini juga dapat

mempengaruhi suasana hati dan pikiran para pihak25 Namun di

Pengadilan Agama Karawang belum terdapat hal ini Hanya ada

bingkai pajangan dengan simbol saling berjabat tangan Itu hanya

melambangkan simbol perdamaian secara umum26

Untuk kemudahan para pihak dalam menjalani proses mediasi sebelum

memasuki ruang mediasi terpampang jadwal mediator Dalam daftar tersebut

terdapat nama-nama mediator namun tidak disertai dengan keterangan latar

belakang pendidikan masing-masing mediator Setiap harinya terdapat 3 mediator

yang disediakan Semuanya berasal dari hakim yang merangkap sebagai mediator

23 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 24 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 25 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 26 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

58

Hal ini dikarenakan Pengadilan Agama Karawang tidak memiliki mediator di luar

hakim Berikut jadwal hakim mediator Pengadilan Agama Karawang

Tabel 5

NO

HARI

MEDIATOR

KETERANGAN

1 2 3 4

1

SENIN

1DRA ALIA AL HASNA MH

2DRS HUMAIDI YUSUF

3DRS CANDRA TRISWANGGA

2

SELASA

1DRSHMYUSUF SH MH

2DRAHJSITI SABIHAH SH MH

3DRAHJERAWATI SH MH

3

RABU

1DRSHMOHAMAD YAMIN SHMH

2DRARATNA JUMILAH MH

3DRSHABDILLAH SH MH

1DRAHJROSNIATI MH

59

4 KAMIS 2DRAELFINA FITRIANI

3DRAHJDADAH HOLIDAH MH

5

JUMrsquoAT

1DRSHASAN BASRI SH MH

2DRSHABID MH

3DRSJAJANG SUHERMAN SH

Sumber diperoleh dari Yuyu Yuliani SAgMH Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat

4 Kepatuhan Masyarakat

Berkaitan dengan kepatuhan masyarakat peneliti memberikan

beberapa catatan atas sikap para pihak selama melakukan proses mediasi

yang mempengaruhi kepatuhan para pihak dalam menjalani proses mediasi

yaitu sebagai berikut

a Rata-rata orang-orang yang datang berperkara ke Pengadilan Agama

khusus dalam perkara perceraian ini sangat sulit untuk disatukan

kembali terlebih apabila salah satu pihak ada yang melakukan

perselingkuhan27

b Sikap egois para pihak sehingga menyulitkan mediator untuk

mendamaikan dan mendalami permasalah yang dihadapi para pihak

27 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

60

c Sikap para pihak yang terkadang tidak mengikuti peraturan mediasi

yang telah disepakati28 Hal ini mengakibatkan tidak efektifnya proses

mediasi

d Biasanya jauh sebelum para pihak mendaftarkan perkara dan mengikuti

persidangan sering kali mereka sudah bersepakat untuk memutus

ikatan pernikahan29 Akhirnya mediator pun sulit untuk mendamaikan

kembali bahkan gagal

e Sikap para pihak yang kooperatif Namun hal ini mereka lakukan agar

proses mediasi cepat selesai dan berlanjut kepada tahap persidangan30

Mereka melakukan hal ini hanya sebagai formalitas

5 Kebudayaan

Berkaitan dengan kebudayaan dalam skripsi ini adalah mengenai

budaya masyarakat muslim yang berperkara di Pengadilan Agama Hal ini

sesuai dengan Pasal 1 butir (1) Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009

Tentang Peradilan Agama Pasal tersebut berbunyi

1 Peradilan Agama adalah peradilan nagi orang-orang yang beragama

islam

Menurut pasal ini Pengadilan Agama adalah wadah bagi orang-orang yang

ingin berperkara khusus untuk orang-orang atau masyarakat yang beragam

islam

28 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 29 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 30 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

61

Penulis melihat ada kecenderungan kenaikan angka perceraian dalam

empat tahun terakhir Berikut adalah angka perceraian selama 4 tahun

terakhir

Tabel 6

DIAGRAM PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA 4

TAHUN TERAKHIR31

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa angka perceraian dari tahun ke

tahun terus mengalami peningkatan baik pada perkara cerai talak maupun

cerai gugat Namun diantara kedua jenis perkara tersebut angka cerai gugat

jauh mendominasi dibandingkan dengan cerai talak Pada tahun 2012 pada

perkara cerai talak terdapat 89683 perkara yang diputus sedangkan pada

cerai gugat terdapat 206102 perkara Pada tahun 2013 terdapat 94715

perkara cerai gugat dan 221460 pada perkara cerai gugat Selanjutnya pada

tahun 2014 pada cerai talak terdapat 99536 perkara dan 243334 pada

perkara cerai gugat Kemudian pada tahun 2015 terdapat 98602 perkara

31 httpbadilagmahkamahagunggoidrekap-perkara-diterima-dan-diputus

050000

100000

150000

200000

250000

300000

2012 2013 2014 2015

89683 94715 99536 98602

206102 221460 243334 252885

cerai talak

cerai gugat

62

cerai talak dan 252885 pada perkara cerai gugat Dari setiap tahunnya

jumlah perkara cerai gugat lebih dari 2 kali lipat jumlah perkara cerai talak

Perbedaan jumlah angka ini sangat signifikan dan menunjukkan bahwa

betapa tingginya angka perceraian di Indonesia terutama dalam perkara

cerai gugat Bisa disimpulkan bahwa angka perceraian dari tahun ke tahun

terus mengalami peningkatan

C Tingkat Keberhasilan Mediasi

Pada pembahasan ini peneliti membatasi penelitian hanya pada tahun 2015

Data yang diambil bersumber dari laporan bulanan yang kemudian dirangkum

menjadi laporan tahunan Pengadilan Agama Karawang Di dalam laporan

tersebut dapat diketahui berapa jumlah perkara yang dimediasi setiap bulannya

dan berapa jumlah perkara yang berhasil dan gagal untuk dimediasi Berikut

adalah laporan pembukuan mediasi di Pengadilan Agama Karawang tahun 2015

Tabel 7

LAPORAN TAHUNAN MEDIASI PENGADILAN AGAMA

KARAWANG TAHUN 2015

NO

BULAN

JUMLAH PERKARA

KETERANGAN

BERHASIL TIDAK BERHASIL

1 Januari 28 0 28

2 Februari 18 0 18

3 Maret 20 1 19

4 April 25 0 25

5 Mei 21 0 21

63

6 Juni 18 0 18

7 Juli 18 0 18

8 Agustus 23 1 22

9 September 27 2 25

10 Oktober 35 1 34

11 November 31 0 31

12 Desember 25 0 25

TOTAL 289 5 284

Untuk mengetahui prosentase keberhasilan mediasi dalam satu tahun pada

tabel di atas dapat digunakan rumus sebagai berikut 32

119869119906119898119897119886ℎ 119901119890119903119896119886119903119886 119910119886119899119892 119889119894119888119886119887119906119905119869119906119898119897119886ℎ 119901119890119903119896119886119903119886 119910119886119899119892 119889119894119901119906119905119906119904

X 100

Berdasarkan rumus di atas dapat ditentukan prosentasi keberhasilan mediasi

perceraian di Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015 sebagai berikut

5284

X 100 = 176

Maka dapat diketahui prosentase tingkat keberhasilan perkara yang berhasil

dimediasi adalah sebesar 176 Hal ini membuktikan bahwa tingkat

keberhasilan mediasi di Pengadilan Agama Karawang pada tahun 2015 sangatlah

jauh dari apa yang diharapkan Dengan hasil tersebut membuktikan bahwa

32 http wwwbadilagnet data ARTIKEL Mencari 20 tolak 20 ukur 20 hasil

20 Mediasipdf

64

mediasi di Pengadilan Agama Karawang pada tahun 2015 belum efektif Ini

sangat berbanding terbalik dengan prosentase kegagalannya sebesar 9824

D Faktor Pendukung dan Penghambat Keberhasilan Mediasi

Tentunya dalam berjalannya proses mediasi ada faktor pendukung dan

penghambat keberhasilan mediasi Berikut adalah beberapa faktor-faktor

keberhasilan mediasi

a Para Pihak Bersifat Kooperatif

Artinya adalah mereka para pihak dapat mematuhi peraturan dalam

proses mediasi yang telah disepakati sebelumnya33 Hal ini harus dilakukan

karena kebanyakan para pihak yang berperkara ketika suasana hatinya tidak

baik tidak dapat mengontrol emosi sehingga peraturan yang telah disepakati

sebelumnya tidak dipatuhi dan proses mediasi tidak berjalan efektif

b Kecakapan dan Penampilan

Cara penyampaian dan gaya bahasa mediator yang mudah dipahami

sangat mendukung keberhasilan mediasi terutama mediator yang

bersertifikat34 Ketika seorang mediator telah bersertifikat setidaknya dia

telah mengkuti serta mempelajari bagaimana cara berkomunikasi cara

menggali infomasi dan berhadapan dengan para pihak yang berbeda-beda

karakter

33 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 34 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan

Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

65

Begitu juga penampilan mediator yang berwibawa dan meyakinkan

dapat menjadi faktor keberhasilan mediasi karena dapat meyakinkan dan

menimbulkan kepercayaan terhadap para pihak35

c Latar Belakang Pendidikan dan Lingkungan dimana para pihak tinggal

Latar belakang pendidikan mempunyai pengaruh terhadap pola pikir

para pihak ketika menghadapi suatu permasalahan dalam hal ini khususnya

adalah perkara perceraian serta lingkungan dimana para pihak tinggal juga

dapat mempengaruhi pola pikir para pihak Ketika latar belakang

pendidikan dan lingkungan baik maka pola pikir para pihak juga akan baik

dan positif ketika menghadapi suatu perkara36

d Mengingat Anak

Faktor mengingat anak dapat mendukung keberhasilan mediasi karena

para pihak akan berfikir ulang ketika mereka berceraian bagaimana nasib

anak-anak mereka apabila bercerai37 Hal ini bagi mereka yang sudah

memiliki anak dari hasil perkawinan yang mereka laksanakan

e Kondisi Ruang atau Tempat Mediasi

Ketika kondisi tempat atau ruang nyaman hal ini juga dapat

mempengaruhi keberhasilan mediasi karena dapat merubah mindset para

pihak dalam berfikir Contoh ketika berada di ruangan ruangan tersebut

35 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 36 Kedua faktor tersebut hasil wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator

Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 37 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

66

ditata dengan rapih dan menggunakan pendingin ruangan atau AC (Air

Conditioner) yang dapat membuat para pihak nyaman38

f Iktikad Baik Para Pihak

Sehebat dan sekeras apapun usaha seorang mediator untuk

mendamaikan tidak akan berhasil apabila tidak didukung iktikad baik para

pihak terutama dari pihak penggugat agar mau menerima kembali pihak

tergugat untuk hidup bersama39

Berikut adalah beberapa faktor penghambat terhadap keberhasilan mediasi

a Keinginan Kuat Para Pihak Untuk Bercerai

Hal ini terjadi biasanya ketika salah satu atau kedua belah pihak

tidak mau bermusyawarah Misalnya salah satu pihak menuruti pihak

lawan yang ingin bercerai itu sudah dipastikan akan gagal untuk

dimediasi40

b Konflik Yang Sudah Meruncing

Konflik yang sudah meruncing dan berlarut-larut diantara para

pihak akan menghambat keberhasilan mediasi Apabila salah satu pihak

ada yang berkeinginan untuk berdamai masih ada kesempatan untuk

dimediasi Akan tetapi apabila keduanya sudah tidak ingin untuk

berdamai maka akan sangat sulit dimediasi41

38 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan

Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 39 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 40 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 41 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

67

c Psikologis atau kejiwaan para pihak

Kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya

sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang

mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan

perceraian ini42

42 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

68

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan terdapat beberapa

kesimpulan yang dapat dikemukakan

1 Efektivitas mediasi yang dilaksanakan di Pengadilan Agama Karawang belum

efektif karena tingkat keberhasilannya masih sangat rendah

2 Faktor-faktor pendukung keberhasilan mediasi adalah

a Para Pihak Bersifat Kooperatif Artinya adalah mereka para pihak dapat

mematuhi peraturan dalam proses mediasi yang telah disepakati

sebelumnya Hal ini harus dilakukan karena kebanyakan para pihak yang

berperkara ketika suasana hatinya tidak baik tidak dapat mengontrol emosi

sehingga peraturan yang telah disepakati sebelumnya tidak dipatuhi dan

proses mediasi tidak berjalan efektif

b Kecakapan dan Penampilan Cara penyampaian dan gaya bahasa mediator

yang mudah dipahami sangat mendukung keberhasilan mediasi terutama

mediator yang bersertifikat Ketika seorang mediator telah bersertifikat

setidaknya dia telah mengkuti serta mempelajari bagaimana cara

berkomunikasi cara menggali infomasi dan berhadapan dengan para pihak

yang berbeda-beda karakter Begitu juga penampilan mediator yang

berwibawa dan meyakinkan dapat menjadi faktor keberhasilan mediasi

69

karena dapat meyakinkan dan menimbulkan kepercayaan terhadap para

pihak

c Latar Belakang Pendidikan dan Lingkungan dimana para pihak tinggal

Latar belakang pendidikan mempunyai pengaruh terhadap pola pikir para

pihak ketika menghadapi suatu permasalahan dalam hal ini khususnya

adalah perkara perceraian serta lingkungan dimana para pihak tinggal juga

dapat mempengaruhi pola pikir para pihak Ketika latar belakang

pendidikan dan lingkungan baik maka pola pikir para pihak juga akan

baik dan positif ketika menghadapi suatu perkara

d Mengingat Anak Faktor mengingat anak dapat mendukung keberhasilan

mediasi karena para pihak akan berfikir ulang ketika mereka berceraian

bagaimana nasib anak-anak mereka apabila bercerai

e Kondisi Ruang atau Tempat Mediasi Ketika kondisi tempat atau ruang

nyaman hal ini juga dapat mempengaruhi keberhasilan mediasi karena

dapat merubah mindset para pihak dalam berfikir Contoh ketika berada di

ruangan ruangan tersebut ditata dengan rapih dan menggunakan pendingin

ruangan atau AC (Air Conditioner) yang dapat membuat para pihak

nyaman

f Iktikad Baik Para Pihak Sehebat dan sekeras apapun usaha seorang

mediator untuk mendamaikan tidak akan berhasil apabila tidak didukung

iktikad baik para pihak terutama dari pihak penggugat agar mau menerima

kembali pihak tergugat untuk hidup bersama

70

3 Faktor-faktor penghambat mediasi adalah

a Keinginan Kuat Para Pihak Untuk Bercerai Hal ini terjadi biasanya ketika

salah satu atau kedua belah pihak tidak mau bermusyawarah Misalnya

salah satu pihak menuruti pihak lawan yang ingin bercerai itu sudah

dipastikan akan gagal untuk dimediasi

b Konflik Yang Sudah Meruncing Konflik yang sudah meruncing dan

berlarut-larut diantara para pihak akan menghambat keberhasilan mediasi

Apabila salah satu pihak ada yang berkeinginan untuk berdamai masih

ada kesempatan untuk dimediasi Akan tetapi apabila keduanya sudah

tidak ingin untuk berdamai maka akan sangat sulit dimediasi

c Psikologis atau kejiwaan para pihak Kekecewaan yang berat salah satu

pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa

terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri

ikatan dengan jalan perceraian ini

B Saran

Pada bagian akhir skripsi ini penulis ingin memberikan saran-saran kepada

beberapa pihak atau instansi yang terkait yaitu sebagai berikut

1 Kepada Pemerintah dalam hal ini Kementrian Agama yang membawahi

Kantor Urusan Agama atau biasa disebut KUA mewajibkan kepada calon

pasangan suami isteri yang akan menikah untuk mengikuti bimbingan dan

pembinaan tentang pernikahan untuk menciptakan rumah tangga sakinah

mawaddah wa rahmah sesuai dengan tujuan pernikahan Karena sampai

saat ini hal tersebut hanya bersifat anjuran Hal ini dilakukan agar pasangan

71

yang akan menikah memiliki bekal dan pengetahuan yang cukup serta

membentuk mental yang baik bagi para calon pasangan suami isteri Ini

adalah modal utama agar para pasangan suami isteri terhindar dari perkara

perceraian

2 Kepada Mahkamah Agung ada dua saran yang ingin penulis berikan yaitu

sebagai berikut

a Mahkamah Agung agar mengadakan pelatihan lebih intensif kepada

hakim mediator khususnya bagi hakim yang belum bersertifikasi

sehingga seluruh hakim telah mengikuti dan memiliki sertifikat

tersebut karena kecakapan mediator adalah salah satu faktor

pendukung keberhasilan dalam mediasi

b Agar Mahkamah Agung mengeluarkan PERMA yang menjelaskan

tentang kriteria keberhasilan hakim dan insentif bagi hakim yang

berhasil menjalankan fungsinya sebagai mediator karena hal itu adalah

upaya luar biasa sehingga layak dan patut untuk diberikan insentif

Juga untuk memotivasi para hakim agar lebih bersungguh-sungguh

dalam menjalankan fungsinya sebagai mediator yang berdampak

dapat meningkatkan keberhasilan dalam proses mediasi Pada

kenyataanya sampai saat ini Mahkamah Agung belum menjelaskan

regulasi tersebut di dalam PERMA

3 Kepada para hakim yang ditetapkan menjadi mediator agar dengan

sungguh-sungguh menjalankan fungsinya sebagai mediator tidak hanya

sekedar formalitas belaka karena diamanatkan oleh PERMA

72

DAFTAR PUSTAKA

Abbas Syahrizal Mediasi dalam Perspektif Hukum Syariah Hukum Adat dan

Hukum Nasional Jakarta Kencana 2009

Astarini Dwi Rezki SriMediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian

Sengketa Berdasarkan Asas Peradilan Cepat Sederhana Biaya Ringan

BandungPT Alumni 2013

Abdurrasyid Priyatna Arbitase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Suatu

Pengantar Jakarta Fikahati Anesta 2002

Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Al-Sheikh Lubaabut Tafsiir

Min Ibni Katsir terj M Abdul Ghoffar Juz 5 Bogor Pustaka Imam Asy-Syafirsquoi

2003

Amriani Nurnaningsih Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di

Pengadilan Jakarta PT RajaGrafindo Persada 2011

Al-Husain Ahmad Fathul Qariib Al-Mujiib Mesir Thaha Putra Semarang 1934

Ali Zainuddin Sosiologi Hukum Jakarta Sinar Grafika 2012

Ali Achmad Menguak Teori Hukum dan Teori Peradilan Vol 1 Jakarta

Kencana 2010

Amir M Abdul Kamus Istilah Islam Jakarta Pustaka Firdaus 1994

Dawson Roger Seni Negosiasi (Secret of Power Negotiating) Jakarta Gramedia

Pustaka 2010

Emirzon Joni Alternatif Penyelesaian Sengketa diluar Pengadilan (Negosiasi

Mediasi Konsiliasi dan Arbitrase) Jakarta Gramedia Pustaka Utama

2000

73

Hidayatulloh Efektivitas Mediasi Dalam Perkara Perceraian di Pengadilan

Agama Depok Skripsi Fakultas Syarirsquoah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2011

Kriekhoff Valerine Mediasi Sebagai Bentuk Penyelesaian Sengketa keluarga

Pustaka Dunia 2012

Lumbuun Ronald S Perma RI Wujud Kerancuan Antara Praktik Pembagian dan

Pemisahan Kekuasaan Jakarta Raja Grafindo Persada 2011

Manan Bagir Mediasi Sebagai Alternatif Menyelesaikan Sengketa Varia

Peradilan No 24 8 Juli 2008

Rahmadi Takdir Mediasi Penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan Mufakat

Jakarta Raja Grafindo Persada 2010

Rahman Ghazaly Abdur Fiqh Munakahat Jakarta Kencana Prenada Media

Group 2006

Sabiq Sayyid Fiqh Al-sunnah Kairo Al-Fath Lil Irsquolam Al-lsquoArobi 1972

JMoleong Lexy Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2009

Sari M Efektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara Perceraian di

Pengadilan Agama Maros Skripsi Fakultas Hukum Universitas

Hasanuddin Makassar 2014

Shihab M Quraish Tafsir Al-Mishbah Jakarta Lentera Hati 2007

Soekanto Soerjono Pokok-Pokok Sosiologi Hukum Cet V Jakarta Raja Grafindo

Persada 2014

Sutadi Mariana Pendayagunaan Perdamaian Menurut Pasal 130 HIR154 RBg

dan Potensinya dalam Mewujudkan Keadilan yang Cepat Sederhana dan

Biaya Ringan Jakarta Pusat Pengkajian Hukum dan Mahkamah Agung RI

2005

74

Soekanto Soerjono Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum Jakarta

PTRaja Grafindo Persada 2008

Syarifuddin Amir Ushul Fiqh Jilid II cet6 Jakarta Kencana 2011

Soekanto Soerjono Penegakan Hukum Bandung Bina Cipta 1983

Tim Penyusun Pusat Bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta Balai

Pustaka 1990

Usman Rachmadi Mediasi di Pengadilan Dalam Teori Dan Praktik Jakarta

Sinar Grafika 2012

Widyana I Made Alternatif Penyelesaian Sengketa (ADR) Jakarta Fikahati

Anesta 2009

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Perauran Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur

Mediasi di Pengadilan

Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Prosedur

Mediasi di Pengadilan

Inpres Nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam

Rechtsreglement Buitengewesten (RBg)

Het Herziene Indonesich Reglement (HIR)

Jurnal

75

Nurhasanah dan Rozalinda (2014) ldquoPersepsi Perempuan Terhadap Perceraianrdquo

Kafarsquoah Jurnal Ilmiah kajian Gender Vol 4 (No2) hal 2

Fachrina dan Rinaldi Eka Putra (2013) ldquoUpaya Pencegahan Perceraian Berbasis

Keluarga Luas dan Institusi lokal dalam Masyarakat Minangkabau di

Sumatera Baratrdquo Antropologi Indonesia Vol 34 (No2) hal 5

Internet

Angka Perceraian di Indonesia Tertinggi Dibanding Negara Islam lain 2007

http wwweramuslimcom berita nasional angka- perceraian- di- indonesia-

tertinggi- dibanding- negara- islam- lainhtm diakses pada 9 Juni 2016 jam

1612 WIB

Takariawan Cahyadi Di Indonesia 40 Perceraian Setiap Jam 2015 http

wwwkompasianacom pakcah di- indonesia- 40- perceraian- setiap-

jam_54f357c07455137a2b6c7115 diakses 9 Juni 2016 jam 2348

Cerai Paling Banyak di Jawa Barat http wwwantaranewscom berita 270213

cerai- paling- banyak- di- jawa-barat diakses pada 9 Juni 2016 jam 2259

Budiman Asep 2016 Kasus Cerai Indramayu tertinggi di Indonesia http

wwwpikiran-rakyatcom jawa-barat 2016 03 15 364250 kasus- cerai-

indramayu -tertinggi- di- indonesia diakses 9 Juni 2016 jam 2330

Harahap Syahrizal Hadi http wwwmedanbisnisdailycom news read 2015

1230207187kursus-perkawinan-dan-upaya-mencegah-perceraian diakses

11 Juni 2016 jam 0600

httpwwwpa-karawanggoid diakses pada tanggal 12 Juni 2016jam 2109

Ray Pratama Siadari Teori Efektivitas diakses dari http raypratamablogspotsg

201411teori-efektifitashtml diakses pada tanggal 13 Oktober 2016 pukul 0033

httpbadilagmahkamahagunggoidrekap-perkara-diterima-dan-diputus

httpwwwbadilagnetdataARTIKELMencari20tolak20ukur20hasil20

Mediasipdf

Lampiran 1

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Drs H Hasan Bashri SHMH

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Sejak februari 2016

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H Ketua pengadilan agama karawang

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Ya2009 di Mega Mendung Bogor

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Perma ini mengikat hanya bagi orang2 yg berperkarasetiap yg berperkara berdasarkan revisi Perma No1 Tahun 2016 ini Setiap berperkara khusus utk perceraian wajib menempuh mediasi terlebih dahulukalo tdk putusannya batal demi hukum

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Ya sudah Jadi setiap kita warga PA ada perwakilan untuk mengahadiri sosialisasi iniYa cukup berpengaruhada perbedaan dari pada Perma sebelumnya Ada progresnya walaupun tidak signifikan

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Saya belum tau apakah ada upaya peningkatan menjadi UUmungkin nanti akan ada perubahan menuju kesana sebab ini suatu kewajiban juga

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Yaa baguscukup efektif

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Para pihak antusiasrata2 para pihak ingin dimediasiresponnya baik Tingkat keberhasilannya lumayan Terutama pihak tergugat yg merasa keberatan dgn tuntutan

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Mendamaikan kedua belah pihak yg berperkara utk menuju ke arah perdamaian supaya mereka damai Fungsinya mediator

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi

H Di dalam memang selalu diupayakan penasehatan perdamaiankarena di ruang sidang itu waktunya terbatas dan singkat Kita juga dibatasi dgn perkara yg cukup banyak

11 Mengapa mediasi hraus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Sebab ada hal yg terkadang secret apabila menyangkut perceraianmakanya sidangnya tertutup Ini masalah sangat privasi dan khalayak umum tdk boleh taukarena aib juga Sesuai dgn perma diberikan waktu kurang lbh 40 hari kerja Kami melakukan mediasi tidak hanya 1 atau 2 kali bahkan bisa 4 sampai 5 kali apabila kita melihat masih ada celah utk didamaikan Bahkan harinya bisa ditambah tentunya atas seizin ketua mejalis hakim

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Ketika hal ini terjadibiasanya kita melakukan kaukus Biasanya mereka lbh terbukakarena kalo kita hadirkan mereka berduka biasanya cenderung agak tertutup juga Ini adalah jalan terbaik utk mengetahui apa sih yg sebenarnya terjadi

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya H Pengaruhnya cukup besar jugasebab ketika kaukus mereka lebih terbuka dlm persoalan yg sebenarnya terjadi Kadang2 didepan pihak agak malu dll apalgi kalo para pihak nya tempramental Tp begitu lewat kaukus mereka lebih terbuka kadang2 Sering terjadi hal seperti ini Hal ini sangat penting karena utk menggali persoalan yg sebenarnya terjadi

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H Pertama Kemampuan mediator juga berpengaruh terutama mereka yg sudah bersertifikasi Kedua kesungguhan dari mediator Respon dan keinginan kedua belah pihak juga sangat penting Termasuk juga suasana ruangan mediasi mempunyai pengaruh penting terhadap keberhasil Didesain dgn rapiber ACjadi ketika masuk itu orang2 merasa enak dan nyamandapat merubah mindset mereka juga Kalo ruangannya panasga mumpuni Maka demikian kita berharap Pemerintah menyediakan tmpt khusus utk mediasi yg representatif Faktor kegagalan yaa sebaliknyahehe

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan Biasanya seperti itu sepengatahuan saya selama menjadi mediator

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Yaa sangat penting Harus juga dia memiliki bekal itu sebab itu terkait sekali dgn masalah keluarga Ttg pskologi harus dikuasai oleh hakimbaik dia sebagai hakim

maupun sebagai mediatortapi itu hanya bersifat anjuransebab dlm persyaratan blm ada ketentuan sprti itu Namun secara mafhumnya kita harus mengetahui lah

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Pertama adalah tempat pastinya Utk tempat alhamdulillah bisa kita katakan cukup memadai

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Dulu begitu maunya MA tapi sampai hari ini blm jelas juga reward nya apabelum ada aturan mengenai hal iniitu baru wacana aja Harusnya adasebab itu adalah upaya luar biasa Seperti di negara jepang aja itu reward nya luar biasa Mungkin kalo ada dapat memotivasi hakim juga untuk memediasi dgn lbh baik

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Yaa sudah lumaya ideal lah kalo sgtu

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa H Khusus utk di PA karawang tidak menyediakantp di PA yg lain saya tahu menyediakanuntuk masalah knpa nya saya kurang tau juga yaa Yang jelas ketika Pengadilan saya yg sebelumnya di Cibinong ada

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Rata2 responnya baik dan mau dimediasi tapi 1 atau 2 ada kadang yg menolak Memang harus maukalo tdk batal demi hukum

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Terlepas dari dia tau atau tidak yaayg jelas setiap kali kita perintahkan mereka siap Apalagi bagi mereka yg sudah membawa kuasa hukum atau pengacara karena sebelumnya telah dituntun oleh pengacaranya

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Biasanya dari pihak penggugat yg tdk mau melanjutkanyg kedua kadang2 pihak tergugat juga tdk mauketika kedua belah pihak tdk maubanyak disini yg seperti itu Tapi apabila pihak penggugat atau salah pihak msh mauitu msh ada kemungkinan utk bermediasi Kalo dua2nya sudah tdk mauini yg sangat sulit Rata2 faktor ekonomiselingkuh juga adakekerasan juga adatdk tanggung jawab juga adamacam2 lahyg jelas faktor ekonomi menempati urutan teratasterkait masalah nafkah

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang

H Kita mengadakan kunjungan dan kerjasamaserta studi perbandingan dgn negara2 tersebut(Jepang) Kalo mereka berhasilkenapa tidak kita mengadopsi sistem yg sama Memang tingkat keberhasilanya cukup tinggi Saya termasuk yg terbaik jadi mediator Dari segi aturannyapelaksanaannyasistemnya juga kita ikut Kalo di luar negeri berbedasebelum menuju ranah persidanganmereka sebelum itu sudah ada upaya perdamaian Jadi kalo mereka sudah berhasil ga perlu lagi naik ke tahap persidangan Berbeda dgn kitakalo kita di dalamartinya setelah daftar ke persidangan baru dapat dilakukan mediasi Mereka juga ada lembaga swasta yg dibiayai oleh negara tanpa dipingut biaya Utk hal biaya mediasi kita juga sama gratisCuma kita dalam persidangan setelah daftar Faktor kultur sangat berpengaruhutk di indonesia apalagi dgn kemajemukan sukunyakhusus utk karawang saja skrng bukan hanya orang sunda saja tapi sudah dari mana2 Sosialisasi mediasi ini kita suka lakukan namun hanya dalam ranah kelembagaan sajatdk khusus kepada masyarakat

H = Hakim atau Hakim Mediator

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Dra Rosniati MH

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Ya saya sebagai hakim mediatordisini sejak 31 agustus 2013

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H Ketua PA Karawang melalui SK

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Belum memilikinamun kita sebagai hakim dibenarkan untuk merangkap juga sebagai hakim mediator kecuali kalo mediator diluar hakimitu wajib memiliki sertifikat mediator

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Tidakini hanya mengikat kepada orang2 yg berperkara dipengadilan saja Kalo ga dimediasi putusannya batal demi hukum Kalo kedua belah pihak hadir dapat dimediasi tp kalo salah satu tdk hadir tdk dapat dimediasi

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Dari pihak MA sudah melakukan sosialisasi dgn cara perwakilan dari PA karawang ini di undang ke MA Kyk nya ga ada perubahan yg berarti yaa karena biasanya orng yg berperkara kesini ga ada suami nyayg verstek(ga bisa dimediasi)yg hadir dua2nya hanya sedikit Tp dsni juga banyakcontoh penggugat mengajukan gugatan terus suaminya dtng atau suami yg mengajukan lalu termohonnya datang mediasi perdamaiannya itu jarang yg berhasil namun akibat cerainya bnyk yg berhasil seperti nafkah lsquoiddahmutrsquoah nya itu bnyk yg berhasil

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Belum adamungkin tergatung orang-orang yg ada di Mahkamah Agung yaauntuk menerbitkan Undang-Undang itu banyak persyaratannya

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Cukup efektifCuma khusus dlm perkara perceraian efektifnya dalam hal akibat cerainyabukan pada perdamaian dalam perceraiannya Karena orang yang datang berperkara perceraian itu adalah dalam hal perasaanuntuk mendamaikannya itu kan sulit apabila sudah menyangkut perasaan

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Kalo dalam perkara perceraianbanyaknya penyelesaian perkara dengan jalan damai atau mediasi yang berujung pencabutan perkara Dalam penyelesain perkara pun lebih cepat ya

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Mediator itu adalah orang yang ditunjuk ketua majelis hakim dgn sebuah penetapan untuk membantu para pihak menyelesaikan perkara mereka dengan jalan damai Lalu fungsinya menjadi penengahmencari solusi tentang sengketa yg mereka hadapi

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi H Ini sebetulnya mediasi ini adalah non-litigasi tp sudah terintegrasi ke dalam litigasi dan itu membantu Memang dalam setiap awal persidangan sudah memberikan nasihat tapi kan untuk lebih fokus dan optimal waktunya harus dipisahkan secara tersendiri

11 Mengapa mediasi harus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Karena dalam hal perceraian ada rahasia2 rumah tangga yg orang lain tidak boleh mengetahuiyg boleh tau hanya mediator dengan hakim Apabila terbuka untuk umum itu tidak etisbarang kali ada sesuatu yang dapat memalukan salah satu atau kedua belah pihakaib keluarga jugajadi harus benar2 rahasia Dalam Perma terbaru kan jangka waktunya 30 harisampai kapanpun bisa bahkan sampai perkara putuspun apabila para pihak menghendaki untuk mediasi kembali yaa kita mediasi lagi Contoh dia cerai tahap awal mediasi tapi tidak tercapailalu berlanjut rekonpensi dalam tahap ini kita mediasi lagi Tapi apabila yg tidak bisa dimediasi kalo perkaranya sudah lanjut Umpamanya verstek awalnyapihak tergugat tidak hadir Lalu kita sudah dalam tahap pembuktiankemudian pihak istri atau suami datangkita sudah tidak mediasi lagi karena sudah lewat

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Pertama yg dilakukan adalah ditunda mediasinya tergantung kesepakatan

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya H Yaa pernah juga Selama ini kaukus tidak banyak pengaruh menurut saya

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H (Faktor keberhasilan mediasi) (1)hubungan antara keduabelah pihak belum terlalu meruncingsalah satu pihak masih berkeinginan untuk damai itu msh ada kesempatan tapi apabila sudah dua2nya tidak itu sangat sulit dimediasi (2)Faktor mengingat anak2 bagi yg sudah menikah dan sudah memiliki anak2bagaimana nasib anak2 apabila bercerai (3)faktor hakimbagaimana cara hakim berbicara dan memberikan nasihat Apabila nasihat2 dapat diterima oleh para pihak itu juga dapat berpengaruh terhadap keberhasilan mediasi

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan Biasanya seperti itu sepengatahuan saya selama menjadi mediator

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti

dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Yaa itu juga diperlukanbisa juga apabila melibatkan keluarga (hakam) barang kali dengan begitu dpt meluluhkan hati Dalam psikologis juga perlumelihat keadaan atau kondisi kejiwaan seseorang Walaupun kita bukan ahli psokologis tapi karena pengalaman sebagai hakim kita bisa menilai watak kondisi seseorang Lalu kan kita sudah melakukan pelatihan2 mediasitujuannya kan untuk itu Bagaimana cara memediasi orangbagaimana supaya orang itu tertarik dgn kita

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Tempat atau ruang Tentunya ruangan yg apabila orang masuk itu bisa membuat dingin hatinya Ruang mediasi harus dihias sebaik mungkinsejuk juga Kalo disini belum memadai kan apabila memperbaiki sarana dan prasarana harus ada anggaranuntuk tahun ini kita belum dapat anggaran itu dan ruang mediasi yaa seadanya Kalo ditempat lain sudah memadaidihiasada meja khusus (meja bundar)

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Tidak ada reward apapunnamun MA dulu ada wacana tantang hal ituberupa apa juga belum diberitahukalo untuk kenapa nya saya juga tidak tau yaa

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Belum idealmasih kurangnamun ruang khusus nya sudah ada tp belum ideal

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa H Belum ada kita hakim merangkap sebagai mediator juga Kita berbagi waktusiapa yg hari itu tidak sidang berarti itu yg mediasi

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Respon para pihak rata2 bagustapi keberhasilan nya yang kurang Orang2 yg datang ke Pengadilan itu rata2 perasaannya sudah sulit utk disatukanapalagi apabila salah satu pihak ada yg selingkuhitu sulit

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Terlepas dari dia tau atau tidak yaayg jelas setiap kali kita perintahkan mereka siap Apalagi bagi mereka yg sudah membawa kuasa hukum atau pengacara karena sebelumnya telah dituntun oleh pengacaranya

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Kalo di Karawang inikebanyakan karena faktor ekonomi kurang Suami tdk kerja atau suaminya malas2an bekerjajd istri terpaksa bekerjaBanyak jugayg akhirnya

suami mengizinkan istri menjadi TKITKW ke luar Suami dirumah ngurus anak dikirim uanglalu dikumpulkan untuk modal nikah lagi Kedua adalah Selingkuh

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang H Perlu juga kita mencontohnamun kita kan blm tau bagaimana prosesnya disana Kalo memang baik ya kita harus mencontoh Tapi kita juga kn sudah ada payung hukum sendiri Untuk masalah kultur juga menurut saya tidak banyak pengaruh yaakarena kalo perkara peceraian itu sudah masalah hati yaasangat sulitga mungkin memaksakan kehendak Jadi mediasi itu ada beberapapertama (berhasil) dua2nya hadir dan berhasil damaiada juga (gagal) apabila salah satu pihak tidak hadiritu gagal dimediasi Ada juga (tidak berhasil) yaitu dua2nya hadir namun gagal untuk dimediasi H = Hakim atau Hakim Mediator

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Dra Elfina Fitriani

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Sejak 8 februari 2016

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H Ketua PA Karawang dengan SK

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Sudah adasaya mengikut di MegamendungBogor pada tahun 2013 kalo tdk salah

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Hanya mengikat kpd orang2 yg berperkara saja

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Sudah Tidak banyak berpengaruh yaa terhadap keefektivitasan mediasi

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Kalo sementara ini belum ada upaya kesana Karena tahap untuk kesana butuh waktu dan pembahasan yg panjang

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Cukup efektif

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Kalo dalam perkara perceraianbanyaknya penyelesaian perkara dengan jalan damai atau mediasi yang berujung pencabutan perkara Dalam penyelesain perkara pun lebih cepat ya

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Pada intinya adalah orang mencari solusi terhadap permaslahan yg dihadapi orang2 yg berperkara Fungsinya adalah untuk mendamaikan para pihak

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi H Kalo dalam hal ini kita memakai pasal 82 UU No 7 Tahun 1989 ttg Peradilan Agama Karena apabila tdk ada waktu khususmaka proses mediasi tdk akan maksimal dan tdk akan berjalan dengan baik karena saat persidangan terbatas oleh waktu yg berujung pd penumpukan perkara

11 Mengapa mediasi hraus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Karena ini adalah masalah keluargabanyak masalah2 yg sifat nya privasi Dalam agama juga kn apabila ada masalah jgn sampai orng lain atau orang luar taubahkan kalo bisa ketika suami istri bertengkar anak pun jgn sampai tau Apabila orang lain

mengetahui bukannya menyelesaikan masalah tapi malah menambah masalah Karena aib juga yg menyebabkan ini bersifat tertutup

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Saya akan lakukan kaukus Kadang ketika kedua belah pihak saling berhadapankeduanya tidak mau saling terbukatakut menyinggung perasaan Pada saat kaukus masing2 pihak lebih terbuka mengungkapkan masalah yg sebenarnya Pada inti nya apabila masih ada solusi kita cari solusinya tapi tidak bisa mau bagaimana lagi Terkadang kan ada orang yg memilki prinsip

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya H Yang saya alamipada akhirnya kaukus ini tidak berhasil juga terhadap mendamaikan para pihakcuman para pihak lebih terbuka mengungkapkan masalah2nya yg tidak bisa dia ungkapkan ketika di dpn salah satu pihak Mungkin mediator lain berbeda lagikarena itu yg saya alami selama menjadi mediator

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H Kadang2 dari para pihak jugajika salah satu masih ada keinginan untuk rukun masih ada kesempatan untuk berdamai kembaliterutama pihak penggugat yang dapat menerima kembali pihak tergugat untuk kembali hidup bersama Tapi kalo sudah dari kedua belah pihak berkeinginan untuk pisah itu sangat sulit utk didamaikantidak mungkin kita memaksakan Dari mediatornya jugacara membujuk atau cara bicara mediator terhadap para pihak itu enakdapat diterimapenampilan mediator jugahal itu dapat mendukung keberhasilan mediasi

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Tentu perlunamun secara akademik kita sebagai mediator tidak mungkin untuk belajar lagi dalam hal (psikologis) tapi kita belajar dari pengalaman Untuk menarik seseorang itu kita kan harus mengetahui jiwa atau karakteristik seseorang Sebenarnya harus bisa ilmu ttg psikologisharus sebelumnya diarahkan ke dalam bidang psikologis dalam hal akademik Tapi ya kalo skrng berdasarkan nalurialamiberdasarkan pengalaman saja Ketika menghadapi seseorang kita harus memiliki kemampuan itu untuk menunjang keberhasilan Tidak peraturan seperti iniuntuk saat ini hanya bersifat anjuran saja

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Pertama adalah ruang mediasi harus dikhususkanterpisah Ideal ruang mediasi dalam buku panduan adalah ruangannya besartertata dengan rapiterdapat meja bundar sehingga para pihak bisa berhadapandinginada air minum dan perlangkapan lainnyaserta adanya pajangan poto2 keluarga yg harmonis Sehinnga ketika masuk para pihak yg tadinya dala kondisi tdk enak bisa menjadi lbh enak lahstandarnya seperti itu Di PA karawang belum memadai

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Tidak ada reward apapunnamun MA dulu ada wacana tantang hal ituberupa apa juga belum diberitahukalo untuk kenapa nya saya juga tidak tau yaa

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Belum ideal

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa HBelum ada kita hakim merangkap sebagai mediator juga Kita berbagi waktusiapa yg hari itu tidak sidang berarti itu yg mediasi

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Responnya baik terhadap proses mediasi inimau menerima saran2 yg kami sampaikan walaupun pada akhirnya para pihak gagal untuk berdamai Sikap para pihak kooperatif tapi itu dilakukan agar proses mediasi cepat selesai dan dilanjutkan ke tahap persidangan Mereka terkesan melakukan ini hanya sebagai formalitas belaka

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Terlepas dari dia tau atau tidak yaayg jelas setiap kali kita perintahkan mereka siap Apalagi bagi mereka yg sudah membawa kuasa hukum atau pengacara karena sebelumnya telah dituntun oleh pengacaranya

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Faktor ekonomi Banyak yg gugat kalo gugat ka pihak istri yg mengajukan Dalam hal ini banyak suami yg tdk bertanggung jawab memberi nafkah atas istri Faktor selingkuhfaktor KDRT juga ada tapi tidak banyak

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang H Tentu perlu apabila itu patut dan bisa kita contoh terlebih negara2 tersebut memiliki tingkat keberhasilan mediasi yg tinggi H = Hakim atau Hakim Mediator

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Dra Ratna Jumila SH

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Jadi pada dasarnya hakim itu melekat sebagai mediatoritu sesuai dengan Perma No1 Tahun 2008 Namun menjadi mediator bersertifikat skitar 2012 atau 2013 Semenjak jadi hakim disini tahun 2014 merangkap sebagai mediatorada SK dari Ketua PA Karawang

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H ya kalo disini dari SK Ketua PA Karawang

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Ya punyadari Pusdiklat MA MegaMendung skitar tahun 2012 atau 2013

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Perma itu terikatartinya setiap berperkara kita wajib melakukan mediasi kalo kedua belah pihak hadir Artinya Perma ini hanya mengikat kepada orang2 yang berperkara di Pengadilan saja

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Sudahsebetulnya tidak jauh beda dgn Perma sebelumnya No1 Tahun 2008namun penekanan dalam Perma No1 Tahun 2016 ttg perceraian agak diatur lebih rinci kalo Perma sebelumnya msh secara umum Untuk pengaruhnya terhadap efektivitas mediasi sih saya rasa tidak pengaruh atau perubahan yaa

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Kalo dari Perma ke UU belum ada upaya yakarena kalo menuju UU proses nya berat dan agak rumitMungkin nnti suatu saat akan ada Tapi kita terus belajar dari kasus2 yang dihadapiatau ada saranatau diadakannya workshop Kalo menuju UU ada cuman proses butuh proses yang tidak sebentar ya

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Ya cukup efektif

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Kalo dalam perkara perceraianbanyaknya penyelesaian perkara dengan jalan damai atau mediasi yang berujung pencabutan perkara Dalam penyelesain perkara pun lebih cepat ya

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Mediator itu adalah orang yang ditunjuk ketua majelis hakim dgn sebuah penetapan untuk membantu para pihak menyelesaikan perkara mereka dengan jalan

damai Lalu fungsinya menjadi penengahmencari solusi tentang sengketa yg mereka hadapi

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi H Mediasi itu sifatnya wajib Setiap sidang pertama yang dihadiri oleh para pihak lengkapwajib menempuh proses mediasikalaupun dalam setiap sidang ada upaya damai itu adalah amanat Undang-undang Apalagi masalah perceraian itu dalam setiap sidang wajib mendamaikan para pihak Tapi kalo mediasi di awalKalo berhasil ya sudahtapi kalo gagal disetiap awal persidangan wajib mendamaikan para pihak

11 Mengapa mediasi hraus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Karena ada rahasia2 yg tidak boleh didengar oleh orang lainada juga kaukusApabila mediasi gagal mediator pun hraus memusnahkan berkas2 yg berkaitan dengan mediasi karena saking rahasianya Untuk masalah hari tergantung kasusnya tapi rata2 sih 2 minggu atau 3 minggu Ada juga yg lbh tapi harus seizini dari majelis hakim Artinya ketika mediasi gagaltp pada saat sidang para pihak ingin mediasi lagi itu bolehharus pernyataan dari para pihakitupun harus dimusyawarahkan Mereka sepakat kemudian majelis hakim membolehkan maka boleh mediasi lanjutan Tapi ga boleh lama yapaling lama 14 hari kalo ga salah

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Yaa apabila itu terjadi maka dilakukan kaukus

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya HPernahtergantung kita lihat kasusnya seperti apaterutama masalah perceraianterutama istriada yg ga berani mengutarakan pendapatnyakarena ada yg suaminya KDRTkadang salah satu pihak nya nyerocos terus Karena hal itukita ksh gambaran bahwa mediasi itu punya aturan Ketika mediasi para pihak saling seranggamau ikuti aturan maka kita lakukan kaukus Ga sering Ada pengaruh tp tidak signifikan Pernah pengalaman dlm kasus ceraiterutama kalo salah satu pihak tidak mau cerailakuka kaukusberusaha membuka hati para pihak dan akhirnya mau mengutarakan apa yg diinginkanlalu kita sampaikan pd saat kaukus berikutnya kpd pihak lawanpihak lawan menerimaakhirnya damai dan cabut perkaraNamun tdk setiap perkara sprti itu

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H Pertama para pihak kooperatif artinya mereka para pihak mau mengikuti aturan mediasibisa diajak utk berfikir jernih Karena biasanya kalo suami istri udh marah sakit kan udh kyk orang lain yaa Kedua bahasa kita mereka bisa memahami (cara penyampaian mediator) sangat mendukung keberhasilan mediasi Ketiga latar belakang pendidikan para pihak Ketika masuk ruang mediasipas liat muka para pihak bisa ditebaktapi kalo para pihak adem ayemdiajak ngomong enaksaling mengerti Keempat faktor lingkungan dimana para pihak tinggal

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Harus itukarena sulit membedakan job antara mediator dgn hakimhakim harus memutus tp kalo mediator tdksementara itu hakim jadi mediator ditengah mediasi dia lupa bahwa dia sebagai mediator bkn hakim Akhirnya dia memutuskanitu kn tdk bisa karena mediator tdk bisa memutus Makanya sebenarnya kalo bisa hakim itu jgn jd mediatorkarena tipis sekali dia bisa membedakan antara jadi hakimamp mediatorkadang terpengaruh Perlu sekali Belum ada peraturannyahanya sebatas anjuran

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Ruangan mediasi yg memadaiYa beginilah contohnyamestinya kan harusnya ada poto2 keluarga samawa Disini hanya ada gambar tanganitu kn blm menggambarkan perdamaiantp hanya secara umum Tp ketika saya di Jakpus harusnya ada foto2 dan lukisan kelurga samawa (foto suami istri anak) potonya sangat mesrajd kita terbawa suasana Karena suasana ruangan yg sangat damai sangat mempengaruhi kondisi para pihak terutama ketikan para pihak tegang Saya pernah berhasil ketika itu Di PA karawang belum memadai

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Tidak ada penghargaan apa2

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Belum dianggap baik atau belum memadai

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa H Belum adasejauh ini msh hakim yg ada di PA karawang Terkendala msh sulitnya SDM mediatornya Mungkin msh blm banyak yg memiliki sertifikat mediator Karena apabila diluar hakimharus memiliki sertifikat Kalo ga ada sertifikat pun ga masalah karena merangkap Kami belum bahas ttg ituterus di karawang ini msh jarangtdk seperti di Jakarta Kalo di jakarta setelah pensiun merangkap jd mediator

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Pertamaperkenalan Lalu menjelaskan peraturan mediasi sprti matikan hptidak boleh saling menyerangharus mendengarkan pendapat masing2 pihak dll Biasanya kalo sudah dijelaskan kebanyakan mereka taat Tp kalo ada yg melanggar kita kembalikan lgi ke peraturan yg telah disepakati Penjelasan aturan mediasi harus diawal

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Disini rata2 msh jarang yg sarjana Rata2 menikah diusia muda13 atau 14 thn udh nikah Banyak yg mnta dispensasi nikah Dari bisa digambarkan bahwa belum siap dengan proses mediasi

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Faktor ekonomiselingkuhKDRT biasanya kalo udh selingkuh itu sulit utk didamaikan Kalo masalah ekonomi msh ada kemungkinan utk kita damaikan setelah kita jelaskan Campur tangan pihak ketiga yaitu keluargaitu juga biasanya sulit utk kita damaikan Terkadang mereka msh saling cinta tp ketika pihak keluarga sudah intervensi mereka lbh memilih mendengarkan keluargaga berdaya

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang H Perbedaan dgn jepangdisana mediasi bersifat non-litigasikalo di indonesia kn bersifat litigasiitu yg sulit Kalo di jepang mediasi itu 1 tahun atau bahkan 2 tahun Sedangkan dikita hanya diksh waktu 30 haridan MA menuntut kita utk menyelesaikan perkara dlm wktu 5 bln Kita jd dikejar waktusebelum masuk perkara mereka mediasi dulu Kalo berhasil boleh dibawa ke pengadilan ato tidak utk dibuatkan akte perdamaian (one day wakai) Jd mereka dtng ke pengadilan sudah membawa draf2 kesepakatan Mereka mediasi sebelum memasukkan gugatan ke pengadilan Dulu waktu saya ikut pelatihan mediasimenurut Nara sumber bahwa proses mediasi itu tdk dihitung utk menyelesaikan perkara Contoh waktu itu jangka waktu mediasi 40hari itu blm dihitung Dihitung mulai dari waktu awal persidangan ketika ada laporan dari mediator Tapi skrng tidakdari mulai dftar perkara sudah dihitung waktu penyelesaian perkaratdk boleh lbh dari 150 hari dari hari pendaftaran Jd karena faktor itulah yg mempengaruhi kita ukt bekerja keras dikejar waktu dan berdampak tdk maksimal Karena kalo lama2 kita ditegur oleh MA Itulah faktor knpa mediasi disini jarang yg maksimal (1)MEDIASI GRATIS(2)BIAYA PERKARA MAHAL(3)KETERLIBATAN DARI EKSEKUTIF LEGISLATIF amp YUDIKATIF(4)KULTUR MASYARAKAT YG TAAT HUKUM Sulit diterapkan di Indonesiasebenarnya biaya mediasi gratisan apabila dari hakimsedangkan kalo mediasi dari luar hakim butuh biaya yg berasal dari para pihak Menurut pendapat saya (DraRatna Jumila MH) mungkin mediasi ini hanya formalitas belakaudahlah yg pnting kita sudah melaksanakan amanat Permamasalah berhasil atau tidak itu urusan belakangan

Lembaga ADR adatapi kalo ke pengadilan agama khusus nya banyak ga dipakai jarang ikut campurtapi tdk tau kalo Pengadilan Negeriorang yg berperkara ke PA rata2 orang yg menengah ke bawahapalgi di karawang Beda dgn kota2 besar dgn kasus yg besar sehingga dapat mengambil mediator dari luar KULTUR Dikita ituhukum dibuat utk dilanggar yaa heheterkadang kita suruh mediasi malah mengelak dgn alasan bahwa sudah mediasi dgn keluarga Itu kan salah satu bentuk tdk taat hukumtp kemudian kami jelaskan H = Hakim atau Hakim Mediator

Lampiran 2

Gambar 1

Foto bersama Dra Elfina Fitriani Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 2

Foto bersama Dra Hj Rosniati MH Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 3

Foto bersama Drs H Hasan Bashri SHMH Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 4

Foto bersama Dra Ratna Jumila MH Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 5

Pengadilan Agama Karawang Tampak Depan

Gambar 6

Pengadilan Agama Karawang Tampak Depan

Lampiran 3

Page 3: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul Efektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Sengketa

Perceraian Di Pengadilan Agama Karawang telah diujikan dalam sidang

skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri OfN Syarif

Hidayatullah Jakarta pada tanggal 12 April 2017 Skripsi ini telah diterima

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata Satu

(S1) Sarjana Hukum (SH) pada Program Studi Perbandingan Mazhab

Jakarta12 Apnl20l7MengesahkanDekan Fakultas Syariah dan Hukum

PANITIA UJIAN SKRIPSI

Ketua Fahmi Muhammad Ahmadi M SiNIP 19741 213 200312 I 002

Hi Siti Hanna S As Lc MANIP 19740216 2A0801 2 013

Dr Umar Al-Haddad MANIP19680904 199401 1 001

Ummu Hanna Yusuf MANrP19610820 t99603 2 001

DrHSuprivadi Ahmad MANrP19581 128 199403 I 001

Sekretaris

Pembimbing I

Pembimbing IItlu-ryitT

Penguji I

Penguji II

ilt

6 199603 1 001

Mustolih SHI MH

)

LEMBAR PERITYATAAII

Vg bertanda tangan di bawah ini

Nama

NIM

Fakultas

Jurusan

TianNurmawan

I 1 12043 100034

Syariah dan Hukum

Perbandingan Mazhab

Dengan ini saya menyatkan bahwa

1 Skripsi ini merupakan hasil asli karya saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam

Negeri ruf$ Syarif Hidayatullah Jakarta

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

3 Jika kemudian hari terbukti karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang laiq maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidatullah Jakarta

2

IV

NIM 1112043100034

v

ABSTRAK

Tian Nurmawan NIM 1112043100034 EFEKTIVITAS MEDIASI DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PERCEREAIAN DI PENGADILAN AGAMA KARAWANG Program Studi Perbandingan Madzhab Konsentrasi Perbandingan Madzhab Fikih Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2012 xiii + 75 halaman + 22 halaman lampiran

Dalam beberapa tahun belakangan ini tingkat perceraian di Indonesia sangat tinggi sehingga banyak pula perkara perceraian yang harus di mediasi Agar mediasi berjalan efektiv dua elemen yang terkait harus bekerja dengan optimal Pihak terkait adalah mediator atau hakim mediator serta para pihak yang berperkara Dua elemen ini harus saling mendukung agar mediasi bekerja sesuai fungsinya bukan hanya sekedar formalitas belaka karena diamanatkan oleh Perma yang dibuat oleh Mahkamah Agung

Skripsi ini ditulis untuk mengidentifikasi tingkat efektivitas mediasi dalam penyelesaian sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015 Untuk menjelaskan faktor-faktor pendukung keberhasilan mediasi dalam penyelesaian sengketa percereian di Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015 Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat keberhasilan mediasi di Pengadilan Agama Karawang Tahu 2015

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif analitis adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data mengorganisasikan data memilah-milahnya menjadi satuan yang datapat dikelolah mensintesiskan mencari dan menemukan pola menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain serta dat dari hasil wawancara dengan para Mediator Hakim di Pengadilan Agama Karawang

Dari penelitian ini disimpulkan bahwa tingkat keefktivitasan mediasi dalam penyelesaian sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang pada Tahun 2015 masih sangat rendah dan sangat jauh dari apa yang diharapkan Faktor-faktor pendukungnya adalah para pihak bersifat kooperatifkecakapan mediator latar belakang pendidikan dan lingkungan dimana para pihak tinggal mengingat anak kondisi ruang mediasi iktikad baik para pihak Faktor-faktor penghambat diantaranya keinginan kuat para pihak untuk bercerai konflik yang sudah meruncing psikologis para pihak

Kata kunci Efektivitas Mediasi Sengketa Perceraian Pengadilan Agama Karawang

Pembimbing I Dr Umar Al-Haddad M Ag

II Ummu Hanna Yusuf MA

Daftar Pustaka Tahun 1934 sd Tahun 2014

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam syukur yang tak

terhingga kupanjatkan pada Mu atas nikmat sehat nikmat rizki dan limpahan

kasih sayang Mu kepada hambamu ini sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini yang berjudul ldquoEFEKTIVITAS MEDIASI DALAM PENYELESAIAN

SENGKETA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA KARAWANGrdquo

Shalawat dan salam selalu terlimpahkan kepada Rasul Mulia Nabi Muhammad

SAW yang telah memberikan cahaya ilmu pengetahuan yang terang benderang di

dalam gelapnya kebodohan

Penulis berbahagia dan mengucap syukur karena telah dapat

menyelesaikan tugas akhir dalam jenjang Strata satu (S-1) yang penulis tempuh

dengan banyak perjuangan Serta menyadari akan kekurangan dan ketidak

sempurnaan dalam penulisan skripsi ini sehingga penulis meminta maaf apabila

dalam penulisan ini skripsi ini jauh dari kata sempurna

Selanjutnya penulis ingin memberikan serpihan kata kepada pihak yang

telah setia membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan penulisan

skripsi ini Dengan rasa hormat penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

1 Prof Dede Rosyada MA Rektor Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

2 Dr H Asep Saepudin Jahar MA Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

vii

3 Bapak Fahmi Muhammad Ahmadi MSi dan Ibu Hj Siti Hana S Ag

Lc MA selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan

Mazhab

4 Pembimbing akademik Ibu Hj Siti Hana S Ag Lc MA dan seluruh

Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

5 Dosen pembimbing skripsi Bapak Dr Umar Al-Haddad MA dan Ibu

Ummu Hanna Yusuf MA yang selalu sabar dan istiqomah dalam

membimbing penulis serta memberikan nasihat-nasihat yang

menyejukan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

6 Terkhusus untuk kepada kedua orangtua penulis yang sangat penulis

cintai dan sayangi Bapak HTandang Permana dan Hj Euis Hapsah

yang selalu memberikan doa bagi penulis serta selalu mendukung

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi ini Penulis

takkan pernah bisa membalas jasa dan pengorbanan kedua orangtua

penulis namun perjuangan ini penulis persembahkan bagi kedua

orangtua penulis

7 Terima kasih pula untuk kakak-kakaku tercinta Fika Siti Rokayah

Ardi Ahmad Wahdiyat yang terus dan selalu memberikan doa serta

dukungan kepada penulis terima kasih dan semoga adik mu menjadi

orang yang sukses dan bermanfaat bagi orang lain

viii

8 Terkhusus kepada kekasih tercinta adinda Neni Anggraeni AmdKeb

yang selalu memberikan doa support motivasi dan dukungannya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik

9 Ucapan terima kasih juga terkhusus kepada Ahmad Rifarsquoi selaku

teman seperjuangan yang sangat banyak berkontribusi sehingga skripsi

ini dapat selesai dengan baik

10 Terima kasih pula kepada Kang Ahmad Fauzi SE Kang Ismail Abdul

Fatah Kang Sugih Waluya Romdon selaku orang yang telah banyak

membantu dan membimbing penulis ketika penulis memasuki awal

perkuliahan

11 Untuk sahabat-sahabat penulis Ahmad Fabi Kriyan Ardani SH (baru

lulus penulis tahu) Rezza Fazriyansyah (Kembaran Chris John)

Abdullah Mahfud Bang Anas (Nasrullah) SKomi selaku teman

kosan dan sahabat seperjuangan Terima kasih kepada pihak yang tak

disebutkan penulis namun tak mengurangi rasa terima kasih dan

hormat penulis kepada kalian semua Semoga Allah SWT membalas

kebaikan hati kalian kepada penulis

Jakarta 12 April 2017

Tian Nurmawan

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA iii

LEMBAR PERNYATAAN iv

ABSTRAK v

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR LAMPIRAN xiii

BAB I PENDAHULUAN 1

A Latar Belakang Masalah 1

B Identifikasi Masalah 6

C Rumusan dan Batasan Masalah 6

D Tujuan dan Manfaat Penelitian 7

E Studi Review Terdahulu 8

F Metode Penelitian 10

G Sistematika Penulisan 12

x

BAB II KONSEP MEDIASI DAN PENERAPANNYA

A Pengertian Mediasi 13

B Dasar Filosofis dan Yuridis Dalam Mediasi 14

C Keuntungan Menggunakan Proses Mediasi 17

D Peran dan Fungsi Mediator 18

E Proses Mediasi 21

F Mediasi Dalam Perspektif Islam 26

BAB III TEORI EFEKTIVITAS HUKUM

A Pengertian Efektivitas 33

B Bekerjanya Hukum Dalam Masyarakat 33

C Teori Efektivitas Hukum 38

BAB IV

A Profil Pengadilan Agama Karawang 42

B Analisis Efektivitas Mediasi 45

1 Tinjauan Yuridis Perma No1 Tahun 2008 dan Perma No1

Tahun 2016 45

2 Kualifikasi Mediator 51

3 Fasilitas dan Sarana 56

4 Kepatuhan Masyarakat 59

ANALISIS TENTANG EFEKTIVITAS MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA KARAWANG

xi

5 Kebudayaan 60

C Tingkat Keberhasilan Mediasi 62

D Faktor Pendukung dan Penghambat Keberhasilan Mediasi 64

BAB V PENUTUP

A Kesimpulan 68

B Saran-saran 70

DAFTAR PUSTAKA 72

LAMPIRAN 76

xii

DAFTAR TABEL

TABEL 1 Daftar Perceraian Pengadilan Agama Karawang 2011-2015 5

TABEL 2 Struktur Organisasi Pengadilan Agama Karawang 44

TABEL 3 Perbedaan PERMA Nomor 1 Tahun 2008 dan Perma Nomor 1 Tahun

2016 50

TABEL 4 Daftar Mediator Pengadilan Agama Karawang 52

TABEL 5 Jadwal Mediator 58

TABEL 6 Diagram Perceraian Pengadilan Agama 4 Tahun Terkahir 61

TABEL 7 Laporan Tahunan Mediasi Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015

62

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Hasil Wawancara Penelitian

LAMPIRAN 2 Foto bersama para Mediator Hakim Pengadilan Agama karawang

LAMPIRAN 3 Surat Keterangan Penelitian di Pengadilan Agama Karawang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Indonesia berada diperingkat tertinggi memiliki angka perceraian paling

banyak dalam setiap tahunnya dibandingkan negara Islam didunia lainnya Hal

tersebut diungkapkan oleh Dirjen Bimas Islam Departemen Agama dalam acara

Pembukaan Pemilihan Keluarga Sakinah dan Pemilihan Kepala KUA Teladan

Tingkat Nasional 2016 Menurutnya gejolak yang mengancam kehidupan struktur

keluarga ini semakin bertambah jumlahnya pada tiga tahun terakhir ini

Tambahnya lagi bahwa setiap tahun ada 2 juta perkawinan tetapi yang

memilukan perceraian bertambah menjadi dua kali lipat setiap 100 orang yang

menikah 10 pasangannya bercerai dan umumnya mereka yang baru berumah

tangga1

Jika di tahun 2013 BKKBN menyatakan tingkat perceraian di Indonesia

sudah menempati urutan tertinggi se Asia Pasifik ternyata di tahun-tahun

berikutnya jumlah perceraian tetap semakin meningkat Melihat data pernikahan

dan perceraian di Indonesia yang dirilis oleh Kementrian Agama RI tampak

pernikahan relatif tetap di angka dua juta dua ratusan ribu setiap tahun sementara

perceraian selalu meningkat hingga tembus di atas tiga ratus ribu kejadian setiap

tahunnya Tahun 2009 jumlah angka pernikahan sebanyak 2162268 kejadian

1Angka Perceraian di Indonesia Tertinggi Dibanding Negara Islam lain

httpwwweramuslimcomberitanasionalangka-perceraian-di-indonesia-tertinggi-dibanding-negara-islam-lainhtm diakses pada 9 Juni 2016 jam 1612 WIB

2

dan perceraian sebanyak 216286 kejadian Lalu pada tahun 2010 jumlah angka

pernikahan sebanyak 2207364 kejadian dan perceraian sebanyak 285184

kejadian Tahun 2011 jumlah angka pernikahan sebanyak 2319821 kejadian dan

perceraian sebanyak 258119 kejadian Tahun 2012 jumlah angka pernikahan

sebanyak 2291265 kejadian dan perceraian sebanyak 372577 kejadian

Selanjutnya pada tahun 2013 jumlah angka perceraian sebanyak 2218130

kejadian dan perceraian sebanyak 324527 kejadian2

Data Kementerian Agama RI disampaikan oleh Kepala Subdit

Kepenghuluan Anwar Saadi Jumat 14 November 2014 Dimuat di Republika

Online 14 September 2014 Sebagai sampel kita ambil data dua tahun terakhir di

2012 dan 2013 saja Jika diambil tengahnya angka perceraian di dua tahun itu

sekitar 350000 kasus Berarti dalam satu hari rata-rata terjadi 959 kasus

perceraian atau 40 perceraian setiap jam

Provinsi Jawa Barat yang juga paling banyak penduduknya menjadi

provinsi yang paling tinggi angka perceraiannya Badan Peradilan Agama MA

pada 2010 mengungkap terdapat 33684 kasus cerai di sana Tempat kedua

adalah Jawa Timur yaitu sebanyak 21324 kasus Posisi ketiga Jawa Tengah

dengan 120193 Indramayu adalah kabupaten di Jawa Barat dengan angka

perceraian tertinggi di Indonesia pada 2015 Jumlah perceraian tahun 2015 pun

meningkat dibandingkan dengan tahun 2014 dan didominasi oleh usia produktif

2Cahyadi Takariawan Di Indonesia 40 Perceraian Setiap Jam

httpwwwkompasianacompakcahdi-indonesiandash40ndashperceraianndashsetiapjam_54f357c07455137a2b6c7115 diakses 9 Juni 2016 jam 2348

3 Cerai Paling Banyak di Jawa barat httpwwwantaranewscomberita270213cerai-paling-banyak-di-jawa-barat diakses pada 9 Juni 2016 jam 2259

3

Ungkap Kepala Pengadilan Agama Indramayu Anis Fuadz di kantornya kamis

14 Januari 2016 lalu Dia menyebutkan Indramayu menempati peringkat pertama

dengan 9444 kasus diikuti Malang sebanyak 8497 kasus Surabaya 8262 kasus

Kabupaten Cirebon 7991 kasus Sementara di Jawa Barat setelah Indramayu dia

memprediksi di peringkat kedua ditempati Kabupaten Tasik atau Kota Cimahi4

Data statistik yang cukup mengejutkan juga dilansir oleh Badilag Badan

Peradilan Agama Mahkamah Agung RI menyebutkan pada tahun 2009 perkara

perceraian yang diputus Pengadilan AgamaMahkamah Syarrsquoiyah mencapai

223371 perkara Perkara cerai gugat berjumlah 150000 Ini berarti 65 dari

perkara perceraian yang diproses di Pengadilan Agama di seluruh Indonesia

adalah cerai gugat5 Dilansir dari sumber yang berbeda data Ditjen Badilag MA

mencatat 285184 perkara berakhir dengan perceraian ke Pengadilan Agama se

Indonesia pada tahun 2010 dimana dalam 5 tahun terakhir peningkatan perkara

yang masuk bisa mencapai 816

Berkaitan dengan hal ini ada badan hukum yang di bentuk oleh Departemen

Agama yang dipercaya untuk menangani hal ini Badan Penasihat Perkawinan dan

Penyelesaian Perkawinan adalah badan yang dibentuk oleh Departemen agama

untuk mendamaikan atau memediasikan para pihak yang beragama Islam yang

4Asep Budiman Kasus Cerai Indramayu tertinggi di Indonesia httpwwwpikiran-

rakyatcomjawa-barat20160315364250kasus-cerai-indramayu-tertinggi-di-indonesia diakses 9 Juni 2016 jam 2330

5 Nurhasanah dan Rozalinda ldquoPersepsi Perempuan Terhadap Perceraianrdquo Kafarsquoah Jurnal Ilmiah kajian Gender Vol 4 No2 Tahun 2014 hal 2

6 Fachrina dan Rinaldi Eka Putra ldquoUpaya Pencegahan Perceraian Berbasis Keluarga Luas dan Institusi lokal dalam Masyarakat Minangkabau di Sumatera Baratrdquo Antropologi Indonesia Vol 34 No2 tahun 2013 h 5

4

ingin bercerai7 Sesuai dengan Peraturan Menteri Agama No 3 Tahun 1975 Pasal

28 ayat (3) menyebutkan bahwa

ldquoPengadilan Agama dalam berusaha mendamaikan kedua belah pihak dapat meminta bantuan kepada Badan Penasihat Perkawinan Perselisihan dan Perceraian (BP4) agar menasehati kedua suami istri tersebut untuk hidup makmur lagi dalam rumah tanggardquo

Biasanya pihak-pihak yang ingin mengajukan perceraian ke Pengadilan

Agama pertama kali mereka mendatangi BP4 ini Namun meskipun para pihak

belum mendatangi atau belum melalui proses BP4 dan langsung mengajukan

perceraian ke Pengadilan Agama Pengadilan Agama tetap menerima perkara

tersebut perkara yang diajukan ke Pengadilan Agama baik yang sudah melalui

proses BP4 maupun yang belum para pihak dalam perkara tersebutwajib

diupayakan perdamaian oleh hakim yang memeriksa dan mengadili perkara

tersebut8

Akan tetapi mediasi yang dilakukan di Pengadilan Agama perlu dilakukan

kajian atau penelitian mengingat tingginya kasus perceraian Berkaitan dengan hal

ini penulis melakukan penelitian di Pengadilan Agama Karawang Berdasarkan

data statistik yang dilansir di situs resmi Pengadilan Agama Karawang Pada

tahun 2011 terdapat 1276 perkara yang didominasi cerai gugat berjumlah 846

perkara dan cerai talak berjumlah 430 perkara Pada tahun 2012 terdapat 1638

perkara yang tetap didominasi oleh cerai gugat bahkan cenderung meningkat

7 Nurnaningsih Amriani Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan

(Jakarta PT RajaGrafindo Persada 2011) h 134 8 Nurnaningsih Amriani Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan

(Jakarta PT RajaGrafindo Persada 2011) h 135

5

dengan jumlah 1131 perkara dan cerai talak sebanyak 507 perkara Lalu pada

tahun 2013 cenderung terus mengalami peningkatan dengan jumlah perkara

sebanyak 1812 perkara dengan perkara cerai gugat sebanyak 1267 dan cerai talak

berjumlah 545 perkara Selanjutnya pada tahun 2014 jumlah perkara perceraian

sebanyak 1761 perkara dengan perkara cerai gugat berjumlah 1294 dan perkara

cerai talak mengalami penurun menjadi 467 kasus9 Lalu pada tahun 2015 jumlah

perkara perceraian sebanyak 1900 perkara dengan perkara cerai gugat sebanyak

1350 perkara dan 550 perkara cerai talak Kesimpulan yang di dapat dari data di

atas adalah selama 4 tahun terakhir perkara perceraian cenderung mengalami

peningkatan yang signifikan dengan didominasi oleh perkara cerai gugat

Tabel 1

DAFTAR PERKARA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA

KARAWANG TAHUN 2011-2015

Tahun Jumlah Perkara Cerai Talak Cerai Gugat

2011 1267 perkara 430 perkara 846 perkara

2012 1638 perkara 507 perkara 1131 perkara

2013 1812 perkara 545 perkara 1267 perkara

2014 1761 perkara 467 perkara 1294 perkara

2015 1900 perkara 550 perkara 1350 perkara

9 httpwwwpa-karawanggoid diakses pada tanggal 12 Juni 2016jam 2109

6

Berangkat dari tujuan awal untuk mengetahui tingkat keefektivan mediasi di

Pengadilan Agama maka penulis beranggapan bahwa masalah ini perlu dijadikan

objek penelitian dalam sebuah skripsi karena akhir-akhir ini perkara perceraian

mengalami peningkatan yang signifikan Tulisan ini ingin mengetahui efektivitas

mediasi di Pengadilan Agama dalam sebuah skripsi yang berjudul ldquoEfektivitas

Mediasi Dalam Penyelesaian Sengketa Perceraian Di Pengadilan Agama

Karawang Tahun 2015rdquo

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut

1 Indonesia adalah negara tertinggi tingkat perceraian

2 Jumlah perceraian di Indonesia semakin meningkat

3 Upaya pemerintah untuk meminimalisir angka perceraian di Indonesia

4 Tingkat keberhasilan mediasi dalam proses penyelesaian sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang tahun 2015

5 Faktor-faktor pendukung dan penghambat terhadap tingkat keberhasilan

mediasi di Pengadilan Agama Karawang tahun 2015

C Batasan dan Rumusan Masalah

1 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah penulis kemukakan agar

permasalahan yang akan penulis bahas tidak meluas maka penulis membatasi

permasalahan sebagai berikut

7

a Efektivitas dibatasi pada keberhasilan dalam mediasi penyelesaian

sengketa perceraian

b Mediasi penyelesaian sengketa perceraian dibatasi pada perkara Tahun

2015

c Data tentang penyelesaian sengketa perceraian dibatasi pada sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang

d Data yang diteliti dibatasi pada data tahun 2015 karena pada tahun

tersebut merupakan angka perceraian tertinggi

2 Rumusan Masalah

Dalam mempermudah penulis menganalisa permasalahan penulis

menyusun rumusan masalah sebagai berikut

a Bagaimana efektivitas mediasi dalam proses penyelesaian sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang

b Apa saja faktor pendukung keberhasilan mediasi penyelesaian sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang

c Apa saja faktor penghambat mediasi penyelesaian sengketa perceraian di

Pengadilan Agama Karawang

3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dalam penulisan ini ada beberapa tujuan yang hendak dicapai oleh penulis

tujuan yang dimaksud adalah

1 Untuk mengidentifikasi tingkat keberhasilan efektivitas mediasi dalam

proses penyelesaian sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang

Tahun 2015

8

2 Untuk menjelaskan faktor-faktor pendukung keberhasilan mediasi dalam

penyelesaian sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang Tahun

2015

3 Untuk menjelaskan faktor-faktor penghambat mediasi dalam penyelesaian

sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015

Adapun manfaat penelitian ini adalah

a Akademis

Secara akademis hasil dari observasi ini diharapkan dapat menjadi

bahan penyuluhan tentang pelaksanaan mediasi di Pengadilan Agama

Karawang

b Praktis

Secara praktis hasil dari observasi ini diharapkan menjadi masukan

bagi pihak Pengadilan Agama guna meningkatkan keefektivitasan mediasi

dalam penyelesaian sengketa perceraian Dan bagi pihak lain diharapkan

dapat membantu untuk mengadakan observasi serupa

4 Studi Review Terdahulu

Untuk mengetahui kajian terdahulu yang telah ditulis oleh penulis lainnya

maka penulis meninjau beberapa skripsi terdahulu yang pembahasannya hampir

sama dengan pembahasan yang penulis kaji Dalam hal ini penulis menemukan

beberapa skripsi yaitu

9

1 Skripsi dengan judul ldquoEfektivitas Mediasi Dalam Perkara Perceraian di

Pengadilan Agama Depokrdquo yang ditulis oleh Hidayatulloh (2011)10 Dalam

Skripsi ini menjelaskan bahwa pada tahun 2009 dari 269 perkara yang

berhasil dimediasi sebanyak 38 perkara (141) Pada tahun 2010 dari 187

perkara yang berhasil dimediasi sebanayak 13 perkara (69) Dapat

disimpulkan tingkat keberhasilan mediasi belum efektif

2 Skripsi dengan judul ldquoEfektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara

Perceraian di Pengadilan Agama Marosrdquo yang ditulis oleh SariM (2014)11

Dalam skripsi ini menjelaskan bahwa pada tahun 2011 dari 74 perkara yang

berhasil dimediasi sebanyak 1 perkara Pada tahun 2012 dari 65 perkara

yang berhasil dimediasi sebanyak 1 perkara Dan pada tahun 2013 dari 63

perkara yang berhasil dimediasi sebanyak 1 perkara Dapat disimpulkan

tingkat keberhasilan mediasi belum efektif

Pembahasan dalam dua skripsi yang telah penulis kemukakan di atas

membahas pokok permasalahan yang sama namun masing-masing meneliti pada

objek atau tempat yang berbeda Pada skripsi pertama yang menjadi objek

penelitian adalah Pengadilan Agama Depok Pembahasan pada skripsi kedua

yang menjadi objek penelitian adalah Pengadilan Agama Maros Selanjutnya

objek penelitian yang penulis teliti adalah Pengadilan Agama Karawang Dengan

demikian objek penelitian yang penulis teliti belum pernah ada yang

membahasnya

10 Hidayatulloh Efektivitas Mediasi Dalam Perkara Perceraian di Pengadilan Agama

Depok Skripsi Fakultas Syarirsquoah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2011 11 Sari M Efektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara Perceraian di Pengadilan

Agama Maros Skripsi Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar 2014

10

5 Metode Penelitian

1 Jenis Penelitian

Menurut Bogdan dan Biglen dalam Moleong kualitatif analitis adalah

upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data mengorganisasikan

data memilah-milahnya menjadi satuan yang datapat dikelolah

mensintesiskan mencari dan menemukan pola menemukan apa yang

penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan

kepada orang lain12

2 Sumber Data

Data yang terhimpun dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian

yaitu

1 Data primer Sumber data ini didapatkan dari hasil observasi langsung

ke Pengadilan Agama Karawang serta hasil wawancara dengan para

Hakim di Pengadilan Agama Karawang

2 Data sekunder Sumber data ini penulis ambil dari teks undang-

undang yang berkaitan dengan hal ini adalah Pasal 130 HIR dan 154

RBg SEMA No1 Tahun 2002 Tentang Pemberdayaan Pengadilan

Tingkat Pertama Menerapkan Lembaga Damai Pasal 130 HIR154

RBg PERMA No2 Tahun 2003 tentang Prosedur Mediasi di

Pengadilan PERMA No1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di

Pengadilan undang-undang No7 Tahun 1989 tentang Peradilan

12 Lexy J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja Rosdakarya

2009) h 248

11

Agama undang-undang No48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan

Kehakiman beberapa buku-buku terkait yang membahas tentang

mediasi di Pengadilan serta beberapa skripsi artikel-artikel terkait

mengenai hal ini yang dapat digunakan untuk mendukung dan

melengkapi data primer

3 Teknik Pengumpulan data

Dalam penelitian kali ini penulis menggunakan teknik pengumpulan

data dengan wawancara langsung terhadap hakim-hakim atau pegawai

terkait di Pengadilan Agama Karawang serta melalui pengamatan langsung

atau observasi

4 Metode Analisis Data

Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis secara tematik

deskriptif yaitu dengan cara pendeskripsian atau penggambaran yang

dituangkan ke dalam bentuk paragraf yang kemudian diklasifikasikan sesuai

dengan jenis jawaban yang diberikan kepada narasumber

5 Tehnis Penulisan Skripsi

Penulisan skripsi ini berpedoman pada ldquoBuku Pedoman Penulisan

Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh FSH UIN Jakarta tahun 2012rdquo

12

6 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam penulisan skripsi ini penulis membuat

sistematika penulisan dengan membagi kepada lima (5) bab tiap-tiap bab terdiri

dari sub-sub bab dengan rincian sebagai berikut

BAB I Dalam bagian pendahuluan ini berisi latar belakang masalah

identifikasi masalah batasan dan rumusan masalah tujuan

penelitian manfaat penelitian review terdahulu kerangka

berpikir metode penelitian dan sistematika penulisan

BAB II Membahas tentang konsep mediasi dan penerapannya berupa

pengertian mediasi asas-asas umum dalam proses medasi

keuntungan menggunakan mediasi peran dan fungsi mediator

proses mediasi dan mediasi dalam islam

BAB III Membahas tentang teori efektivitas berupa pengertian mediasi

bekerjanya hukum dalam masyarakat dan teori efektivitas

hukum

BAB IV Membahas tentang analisis efektivitas mediasi berupa profil

Pengadilan Agama Karawang analisis efektivitas mediasi

tingkat keberhasilan mediasi dan faktor pendukung dan

penghambat keberhasilan mediasi

BAB V Merupakan bab penutup berisi kesimpulan dan saran-saran

13

BAB II

KONSEP MEDIASI DAN PENERAPANNYA

A Pengertian Mediasi

Istilah mediasi berasal dari bahasa Latin ldquomediusrdquo ldquomediumrdquo yang artinya

berada ditengah Mediasi merupakan salah satu bentuk negosiasi antara dua pihak

(ldquodyadic modelrdquo) dengan melibatkan pihak ketiga (ldquotriadic modelrdquo) dengan

tujuan membantu tercapainya penyelesaian yang bersifat kompromis1 Pada

dasarnya mediasi adalah negosiasi yang melibatkan pihak ketiga yang memiliki

keahlian mengenai prosedur mediasi yang efektif dapat membantu dalam situasi

konflik untuk mengordinasi aktivitas mereka sehingga lebih efektif dalam proses

tawar-menawar2

Menurut Priyatna Abdurrasyid mediasi merupakan suatu proses damai

bahwa para pihak yang bersengketa menyerahkan penyelesaiannya kepada

mediator (seseorang yang mengatur pertemuan antara dua pihak atau lebih yang

bersengketa) untuk mencapai hasil akhir yang adil tanpa membuang biaya yang

besar tetapi tetap efektif dan diterima sepenuhnya oleh kedua belah pihak yang

bersengketa secara sukarela3

Pengertian mediasi yang lain menurut Dwi Rezki Sri Astarini adalah proses

penyelesaian sengketa alternatif bahwa para pihak yang bersengketa dengan itikad

1 Valerine JL Kriekhoff Mediasi Sebagai Bentuk Penyelesaian Sengketa Keluarga dalam

buku Bunda Reghena (Pustaka Dunia 2012) h 615 2 Nurnianingsih Amriani Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan

(Jakarta Raja Grafindo 2011) h 28 3 Priyatna Abdurrasyid Arbitase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Suatu Pengantar

(Jakarta Fikahati Anesta 2002) h 34

14

baik berusaha mendamaikan sengketa diantara mereka dengan dibantu oleh

mediator netral untuk mencapai hasil yang adil dan dapat diterima oleh kedua

belah pihak untuk dilaksanakan dengan sukarela4

Demikian pula ketentuan dalam Pasal 1 angka 1 PERMA Nomor 1 Tahun

2016 terdapat rumusan pengertian mediasi sebagai berikut

ldquoMediasi adalah cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk

memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh mediatorrdquo

B Dasar Filosofis dan Yuridis Dalam Mediasi

Pelembagaan dan permberdayaan mediasi di Pengadilan (Court Connected

Mediation) juga tidak terlepas pula dari landasan filosofis yang bersumber pada

dasar negara kita yaitu Pancasila terutama sila keempat yang berbunyi

ldquoKerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan

Perwakilanrdquo Sila keempat dari Pancasila ini diantaranya menghedaki bahwa

upaya penyelesaian sengketa atau konflik atau perkara dilakukan melalui

musyawarah untuk mencapai mufakat yang diliputi oleh semangat kekeluargaan

Hal ini mengadung arti bahwa setiap sengketakonflikperkara hendaknya

diselesaikan melalui proses perundingan atau perdamaian di antara para pihak

yang bersengketa untuk memperoleh kesepakatan bersama5

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa dasar hukum yang mengatur

pengintegrasian mediasi dalam sistem peradilan pada dasarnya bertitik tolak pada

4 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 89 5 Rachmadi Usman Mediasi di Pengadilan Dalam Teori Dan Praktik (Jakarta Sinar

Grafika 2012) h 26

15

ketentuan HIR dan RBg HIR merupakan singkatan dari Herziene Inlandsch

Reglement (Reglemen Indonesia Baru) merupakan salah satu sumber hukum acara

perdata bagi daerah Pulau Jawa dan Madura peninggalan colonial Hindia Belanda

yang masih berlaku di negara kita hingga kini Sedangkan RBg adalah singkatan

dari Rechtsreglementvoor de Buitengewesten (Reglement untuk daerah seberang)

merupakan Hukum Acara Perdata bagi daerah luar pulau Jawa dan Madura

Secara lebih lengkap ketentuan pasal ini adalah6

1 Jika pada hari yang ditentukan kedua belah pihak datang maka pengadilan negeri dengan pertolongan ketua mencoba akan mendamaikan mereka

Selanjutnya pada ayat (2) berbunyi

2 Jika perdamaian yang demikian itu dapat dicapai maka pada waktu bersidang diperbuat sebuah surat akta tentang itu dalam mana kedua belah pihak dihukum akan menempati perjanjian yang diperbuat itu surat akan berkekuatan dan akan dijalankan sebagai keputusan biasa

Selanjutnya dalam Pasal 154 RBg adalah

1 Bila pada hari yang telah ditentukan para pihak dating menghadap maka Pengadilan Negeri dengan perantaraan ketua berusaha mendamaikannya

2 Bila dapat dicapai perdamaian maka di dalam siding itu juga dibuatkan suatu akta dan para pihak dihukum untuk menaati perjanjian yang telah dibuat dan akta itu mempunyai kekuatan serta dilaksanakan seperti suatu surat keputusan biasa

Dapat dikatakan bahwa mediasi di Pengadilan ini merupakan hasil

pengembangan dan pemberdayaan kelembagaan perdamaian sebagaimana diatur

dalam ketentuan Pasal 130 HIR154 RBg yang mengharuskan hakim

menyidangkan suatu perkara dengan sungguh-sungguh mengusahakan

perdamaian diantara para pihak yang berperkara Namun Mahkamah Agung

mensinyalir bahwa hakim tidak menerapkan ketentuan ini hanya sekedar

6 Prof DR Syahrizal Abbas Mediasi Dalam Perspektif Hukum Syariah Hukum Adat dan

Hukum Nasional (Jakarta Kencana 2009)h 287

16

formalitas menganjurkan perdamaian di hadapan para pihak yang bersengketa7

Kenyataan praktik yan dihadapi jarang dijumpai putusan perdamaian Produk

yang dihasilkan peradilan dalam penyelesaian perkara yang diajukan kepadanya

hampir seratus persen berupa putusan konvensional yang bercorak menang atau

kalah (winning or losing) Jarang ditemukan penyelesaian berdasarkan konsep

sama-sama menang (win-win solution)

Pasal 130 HIR154 RBg yang memerintahkan usaha perdamaian oleh

hakim dijadikan modal utama dalam membangun perangkat hukum mediasi

pengadilan yang sudah dirintis sejak tahun 2002 melalui SEMA Nomor 1 Tahun

2002 Tentang Pemberdayaan Pengadian Tingkat Pertama Menerapkan Lembaga

Damai Pasal 130 HIR154 RBg yang kemudianpada tahun 2003 disempurnakan

melalui PERMA Nomor 2 Tahun 2003 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan8

Kemudian merasa PERMA Nomor 2 Tahun 2003 dirasa belum efektif

maka Mahmakah Agung merevisi kembali dengan lahirnya PERMA Nomor 1

Tahun 2008 Kehadiran PERMA Nomor 1 Tahun 2008 dimaksudkan untuk

memberikan kepastian ketertiban kelancaran dalam proses mendamaikan para

pihak untuk menyelesaikan suatu sengketa perdata Hal ini daat dilakukan dengan

menintensifkan dan mengintegrasikan proses mediasi ke dalam prosedur

berperkara di pengadilan Mediasi mendapat kedudukan penting dalam PERMA

Nomor 1 Tahun 2008 karena proses mediasi merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dalam proses berperkara di pengadilan Hakim wajib mengikuti

7 Rachmadi Usman Mediasi di Pengadilan Dalam Teori Dan Praktik (Jakarta Sinar

Grafika 2012) h 27 8 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 124

17

prosedur penyelesaian sengketa melalui mediasi bila hakim melanggar atau

enggan menerpkan prosedur mediasi putusan hakim tersebut batal demi hukum

(Pasal 2 ayat (3) PERMA)9

C Keuntungan Menggunakan Proses Mediasi

Bagi pihak-pihak yang berseteru memecahkan masalah dengan

membawanya ke meja hijau terkadang dirasa kurang begitu efektif Banyak

kelebihan yang ditawarkan oleh mediasi dibandingkan dengan proses litigasi

yaitu10

a Ada dua asas penting dalam mediasi

Pertama menghindari menang ldquokalahrdquo (win loose) melainkan lsquosama-sama

menangrdquo (win-win solution) Sama-sama menang bukan saja dalam arti

ekonomi atau keuangan melainkan termasuk juga kemenangan moril reputasi

(nama baik dan kepercayaan) Kedua putusan tidak mengutamakan

pertimbangan dan alasan hukum melainkan atas dasar kesejajaran kepatutan

dan rasa keadilan

b Telah pula dikemukakan penyelesaian melalui mediasi mempersingkat waktu

penyelesaian sengketa dibandingkan berperkara Waktu yang panjang dalam

berperkara tidak hanya menjadi beban ekonomi keuangan Yang tidak kalah

pentingnya adalah beban psikologis yang akan mempengaruhi berbagai sikap

dan kegiatan pihak yang berperkara

9 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 124-125

10 Bagir Manan Mediasi Sebagai Alternatif Menyelesaikan Sengketa Varia Peradilan No 248 Juli 2006 h 5-16

18

c Bagi masyarakat Indonesia berperkara menimbulkan efek sosial yaitu

putusnya hubungan persaudaraan atau hubungan sosial Bukan saja antar

pihak yang berperkara Efek sosial dapat memperluas sampai kepada

hubungan kekerabatan yang lebih luas Hal ini dapat terjadi karena suatu

perkara bukan saja menjadi kepentingan dan ldquoharga dirirdquo yang berperkara

melainka juga dapat merambat ke kerabat

d Mediasi sangat sesuai dengan dasar pergaulan sosial masyarakat Indonesia

yang mengutamakan dasar kekerabatan paguyuban kekeluargaan dan gotong

royong Dasar-dasar tersebut dapat membentuk tingkah laku toleransi

mudag memaafkan dan mengedepankan sikap mendahulukan kepentingan

bersama (komunal)

D Peran dan Fungsi Mediator

Dalam mediasi ada pihak yang sangat berperan besar demi tercapainya

kesepakatan damai yaitu seorang mediator Biasanya mediator adalah orang yang

ahli dalam bidang yang didiskusikandisengketakan atau ahli dalam bidang hukum

karena pendekatan yang difokuskan adalah pada hak Mediator merupakan pihak

ketiga yang bersifat netral dan tidak memihak yang berfungsi membantu para

pihak dalam mencari kemungkinan penyelesaian sengketa11

Sebagai ldquopenengahrdquo atau pihak ketiga yang netral dalam proses mediasi

mediator ldquomembanturdquo para pihak dalam menyelesaikan sengketa yang

dihadapinya Seorang mediator akan membantu para pihak untuk membingkai

persoalan yang ada perlu diselesaikan secara bersama Secara umum mediator

11 Mariana Sutadi Pendayagunaan Perdamaian Menurut Pasal 130 HIR154 RBg dan Potensinya dalam Mewujudkan Keadilan yang Cepat Sederhana dan Biaya Ringan (Jakarta Pusat Pengkajian Hukum dan Mahkamah Agung RI 2005) h 30

19

tidak membuat keputusan mediator hanya membantu dan memfasilitasi para

pihak yang bersengketa untuk merumuskan berbagai opsi pilihan penyelesaian

sengketa yang dapat diterima oleh kedua belah pihak sehingga untuk mencapai

hasil yang maksimal seorang mediator disamping memiliki kemampuan sebagai

mediator juga harus dapat menguasai teknik-teknik mediasi secara baik12

Ada kalanya mediator akan sering bertemu dengan para pihak secara pribadi

dalam pertemuan yang disebut caucus yaitu pertemuan mediator dengan salah

satu pihak tanpa dihadiri pihak lainnya sehingga mediator akan lebih leluasa

memperoleh informasi dari pihak yang tidak bersedia terbuka membagi

informasi13 Dengan pertemuan terpisah (caucus) ini mediator akan mempunyai

lebih banyak informasi mengenai persoalan-persoalan yang sebenarnya terjadi

Mediator berkewajiban untuk merahasiakan informasi yang diberikan kepadanya

dalam sebuah caucus Oleh karena itu seorang mediator juga harus memiliki

kemampuan mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang nantinya akan

dipergunakan sebagai bahan untuk menyusun dan mengusulkan pelbagai

penyelesaian masalah yang disengketakan sehingga mediator diharapkan akan

mampu menentukan apakah terdapat dasar-dasar bagi terwujudnya suatu

perjanjiankesepakatan14

12 I Made Widyana Alternatif Penyelesaian Sengketa (ADR) (Jakarta Fikahati Anesta

2009) h 114 13 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 93 14 Takdir Rahmadi Mediasi Penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan Mufakat (Jakarta

RajaGrafindo Persada 2010) h 17

20

Fuller dalam Riskin and Westbrook menyebutkan tujuh fungsi mediator

yaitu sebagai catalyst educator translator resourceperson bearer of bad news

agent of reality dan scapegoat

1 Sebagai ldquokatalisatorrdquo mengandung pengertian bahwa kehadiran mediator

dalam proses perundingan mampu mendorong lahirnya suasana yang

konstruktif bagi diskusi

2 Sebagai ldquopendidikrdquo berarti seseorang harus berusaha memahami aspirasi

prosedur kerja keterbatasan politis dan kendala usahan dari para pihak Oleh

sebab itu ia harus berusaha melibatkan diri dalam dinamika perbedaan di

antara para pihak

3 Sebagai ldquopenerjemahrdquo berarti mediator harus mampu menyampaikan dan

merumuskan usulan pihak yang satu kepada pihak yang lainnya melalui

bahasa atau ungkapan yang baik dengan tanpa mengurangi sasaran yang

dicapai oleh pengusul

4 Sebagai ldquonarasumberrdquo berarti seorang mediator harus mendayagunakan

sumber-sumber informasi yang tersedia

5 Sebagai ldquopenyandang berita jelekrdquo berati seorang mediator harus menyadari

bahwa para pihak dalam proses perundingan dapat bersikap emosional Untuk

itu mediator harus mengadakan pertemuan terpisah dengan pihak-pihak

terkait untuk menampung berbagai usulan

6 Sebagai ldquoagen realitasrdquo berarti mediator harus berusah memberi pengertian

secara jelas kepada salah satu pihak bahwa sasarannya tidak mungkin atau

tidak masuk akal tercapai melalui perundingan

21

7 Sebagai ldquokambing hitamrdquo berarti seorang mediator harus siap disalahkan

misalnya dalam membuat kesepakatan hasil perundingan

E Proses Mediasi

Ada beberapa tahap secara garis besar yang harus dijalani oleh para pihak

dalam melakukan proses mediasi Berikut adalah tahapan-tahapan proses mediasi

yang diatur di dalam Perma Nomor 1 Tahun 2016

a Tahapan Pra Mediasi

Pertama penggugat mendaftarkan perkara ke bagian kepaniteraan

Pengadilan Setelah itu Ketua Pengadilan memilih Majelis Hakim untuk

memeriksa perkara tersebut Pada sidang pertama yang dihadiri oleh para

pihak Hakim pemeriksa perkara mewajibkan para pihak untuk menempuh

proses mediasi (Pasal 17 ayat (1) )

Setelah itu Majelis Hakim memberikan hak kepada para pihak untuk

memilih mediator pada hari itu juga atau paling lama 2 hari berikutnya (Pasal

20 ayat (1) ) Apabila setelah hari yang ditentukan tidak ada kesepakatan

untuk memilih mediator maka Hakim pemeriksan perkara segera menunjuk

Mediator Hakim atau pegawai Pengadilan Jika pada Pengadilan yang sama

tidak terdapat Hakim bukan pemeriksa perkara dan Pegawai Pengadilan yang

bersertifikat ketua majelis hakim menunjuk salah satu Hakim Pemeriksan

Perkara untuk menjalankan fungsi mediator dengan mengutamakan yang

bersertifikat (Pasal 20 ayat (3) dan (4) )

22

b Pemanggilan Para Pihak

Mediator menentukan hari dan tanggal pertemuan mediasi setekah

menerima penetapan penunjukan sebagai mediator (Pasal 21 ayat (1) )

Dengan bantuan juru sita Mediator atas kuasa Hakim Pemeriksa Perkara

memanggil para pihak untuk menghadiri pertemuan mediasi

c Akibat Hukum Pihak Tidak beriktikad Baik

Pada Pasal 22 ayat (1) sampai (5) adalah penjelasan mengenai akibat

hukum bagi pihak Penggugat yang tidak beriktikad baik Pada Pasal

selanjutnya yaitu Pasal 23 ayat (1) sampai (8) berisi penjelasan mengenai

akibat hukum bagi pihak Tergugat yang tidak beriktkad baik selama proses

mediasi

d Penyerahan Resume Perkara dan Jangka Waktu Proses Mediasi

Dalam waktu paling lama 5 (lima) hari terhitung sejak penetapan

sebagaimana dimaksud pada Pasal 20 ayat (5) para pihak menyerahkan

resume perkara kepada pihak lain dan Mediator (Pasal 24 ayat (1) ) Jangka

waktu mediasi yang ditetapkan adalah 30 hari terhitung sejak penetapan

perintah melakukan Mediasi Atas dasar kesepakatan para pihak waktu

Mediasi dapat diperpanjang paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak

waktu mediasi pertama berakhir disertai engan alasannya (Pasal 24 ayat (2)

(3) dan (4) )

e Keterlibatan Ahli dan Tokoh Masyarakat

Atas persetujuan para pihak dan atau kuasa hukum Mediator dapat

menghadirkan seorang atau lebih ahli tokoh masyarakat tokoh agama atau

23

tokoh adat (Pasal 26 ayat (1) ) Terkait mengenai mengikat atau tidaknya dari

penjelasan dan atau penilaian ahli dan atau tokoh masyarakat tergantung

berdasarkan kesepakatan para pihak (Pasal 26 ayat (2) )

f Mediasi Mencapai Kesepakatan

Jika Mediasi mencapai kesepakatan dengan bantuan Mediator para

pihak wajib merumuskan kesepakatan secara tertulis yang ditandatangani

oleh para pihak dan Mediator (Pasal 27 ayat (1) ) Mediator wajib

memastikan kesepakatan perdamaian tidak memuat ketentuan yang

a Bertentangan dengan hukum ketertiban umum dan atau kesusilaan

b Merugikan pihak ketiga atau

c Tidak dapat dilaksanakan

Para pihak melalui Mediator dapat mengajukan kesepakatan

perdamaian kepada Hakim Pemeriksa Perkara agar dikuatkan dalam Akta

Perdamaian Jika para pihak tidak menghendaki maka kesepakatan

perdamaian wajib memuat pencabutan gugatan (Pasal 27 ayat (4) dan (5) )

Selanjutnya Mediator wajib menyampaikan hasil kesepakatan kepada Hakim

Pemeriksa Perkara dengan melampirkan kesepakatan perdamaian(Pasal 27

ayat (6) )

Setelah itu Hakim Pemeriksa Perkara mempelajari isi kesepakatan

perdamaian paling lama 2 (dua) hari Apabila ada perbaikan Hakim

Pemeriksa Perkara mengembalikan kepada Mediator dan para pihak agar

segera diperbaiki Setelah mengadakan pertemuan dengan para pihak

Mediator wajib mengajukan kembali kesepakatan perdamaian yang telah di

24

perbaiki kepada Hakim Pemeriksa Perkara paling lama 7 (tujuh) hari sejak

penerimaan petunjuk perbaikan Paling lama 3 (tiga) hari setelah Hakim

menerima kesepakatan perdamaian maka Hakim menerbitkan hari penetepan

sidang untuk membacakan Akta Perdamaian (Pasal 28 ayat (1) sampai (4) )

g Kesepakatan Perdamaian Sebagian

Dalam hal proses Mediasi mencapai kesepakatan sebagian antar

penggugat dan sebagian tergugat penggugat mengubah gugatan dengan tidak

lagi mengajukan pihak tergugat sebagai lawan Kesepakatan tersebut dibuat

dan ditandatangani oleh penggugat dengan sebagian pihak tergugat yang

mencapai kesepakatan dan Mediator (Pasal 29 ayat (1) dan (2) ) Kesepakatan

di atas dapat dikuatkan dengan Akta Perdamaian sepanjang tidak menyangkut

aset harta kekayaan danatau keperntingan pihak yang tidak mencapai

kesepakatan (Pasal 29 ayat (3) ) Kesepakatan ini tidak dapat dilakukan pada

perdamaian sukarela tahap pemeriksaan perkara dan tingkat upaya banding

kasasi atau peninjauan kembali (Pasal 29 ayat (6) )

Untuk Mediasi perkara perceraian di dalam Pengadilan Agama yang

tuntutan perceraian dikumulasikan dengan tuntutan lainnya dan para pihak

tidak ingin rukun kembali maka Mediasi dilanjutkan dengan tuntutan lainnya

(Pasal 31 ayat (1) ) Jika para pihak mencapai kesepakatan sebagaimana pada

ayat (1) kesepakatan dituangkan dalam kesepakatan perdamaian sebagaian

dengan memuat klausula keterkaitannya dengan perceraian Hal ini hanya

dapat dilakukan jika putusan Hakim Pemeriksa Perkara mengabulkan gugatan

perceraian telah berkekuatan hukum tetap

25

h Mediasi Tidak Berhasil atau Tidak Dapat Dilaksanakan

Mediator wajib menyatakan Mediasi tidak berhasil dan

memberitahukan secara tertulis kepada Hakim pemeriksa perkara apabila

tidak mencapai kesepakatan pada hari yang telah tentukan yaitu 30 hari para

tidak beriktikad baik melibatkan aset serta harta kekayaan atau kepentingan

dengan pihak lain dan melibatkan wewenang aparatur negara Setelah Hakim

menerima pemberitahuan hal ini Hakim segera menetapkan untuk

melanjutkan pemeriksaan perkara (Pasal 32 ayat (1) sampai (3) )

i Perdamaian Sukarela Pada Tahap Pemeriksaan Perkara

Pada tiap tahapan pemeriksaan perkara Hakim tetap berupaya

mendorong para pihak untuk berdamai Atas dasar kesepakatan para pihak

dapat memohon melakukan perdamaian kepada Hakim Pemeriksa Perkara

pada tahap ini Setelah itu Hakim segera menunjuk salah seorang Hakim

Pemeriksa Perkara untuk menjalankan fungsi Mediator dan Hakim wajib

menunda persidangan paling lama 14 hari

j Perdamaian Sukarela Pada Tingkat Upaya Hukum Banding Kasasi atau PK

Sepanjang perkara belum diputus pada tingkat upaya hukum banding

kasasi atau peninjauan kembali atas dasara kesepakatan dapat menempuh

upaya perdamaian Jika mencapai kesepakatan maka dibuat akta perdamaian

dan ditandatangani oleh Hakim pemeriksa perkara paling lama 30 hari sejak

diterimanya kesepakatan tersebut (Pasal 34 ayat (1) sampai (4) )

26

F Mediasi Dalam Perspektif Islam

Ash-shulhu disyariatkan oleh Al-qurrsquoan Sunnah dan Ijmarsquo demi

tercapainya kesepakatan sebagai pengganti daripada perpecahan dan agar

permusuhan antara dua pihak yang berselisih dapat dilerai Didalam Al-qurrsquoan

Allah berfirman15

وإن طائفتان من المؤمنين اقتتلوا فأصلحوا بينهما فإن بغت إحداهما على الأخرى فقاتلوا

فإن فاءت فأصلحوا بينهما بالعدل وأقسطوا إ ن الله التي تبغي حتى تفيء إلى أمر الله

يحب المقسطين (الحجرات9)

Artinya ldquoDan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah Kalau dia telah surut damaikanlah antara keduanya menurut keadilan dan hendaklah kamu berlaku adil sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adilrdquo

Dan di dalam sunnah yang diriwayatkan Abu Dawud At-tirmidzi Ibnu Majah

Al-Hakim dan Ibnu Hibban dari Amru bin lsquoAuf bahwa Rasulullah SAW

bersabda

م حلالا أوأحل حراما الصلح جائز بين المسلمين إلا صلحا حر

Artinya ldquoPerdamaian diantara orang-orang muslim itu boleh kecuali perdamaian yang menghalalkan yang haram atau mengharamkan yang halalrdquo

15 Sayyid Sabiq Fiqh Al-sunnah juz 3 (Kairo Al-fath Lil Irsquolam Al-lsquoArobi 1972) h 210

27

Dan At-tirmidzi menambahkan

والمسلمون على شروطهم

Artinya ldquoDan (muamalah) orang-orang muslim itu berdasarkan syarat-syarat merekardquo

Lalu ia berkata bahwa hadits ini Hasan Shahih dan Umar ra berkata ldquoTolaklah

permusuhan sampai mereka berdamai karena pemutusan melalui pengadilan akan

mengembangkan kedengkian di antara merekardquo Kaum muslimin berijmarsquo bahwa

perdamaian di antara yang bermusuhan itu disyariatkan P15F

16

Mediasi dalam konsep islam dikenal dengan istilah Shulhu atau Ishlah Sulh

adalah suatu proses penyelesaian sengketa dimana para pihak bersepakat untuk

mengakhiri perkara mereka secara damai Di dalam kitab Fathul Qariib Al-Mujiib

pengertian Ash-Shulh secara bahasa sebagai berikut (فتح القريب المجيب)

16وهو لغة قطع المنازعة F

17

Artinya ldquoShuluh secara bahasa adalah memutus sengketa atau perselisihanrdquo

Namun pengertian shuluh secara syararsquo atau istilah adalah

وشرعا عقد يصلح به قطعها

Artinya ldquoDan menurut syararsquo adalah akad mendamaikan dengan memutus sengketa atau perselisihanrdquo

16 Sayyid Sabiq Fiqh Al-sunnah juz 3 (Kairo Al-fath Lil Irsquolam Al-lsquoArobi 1972) h 210 17Ahmad bin Al-Husain Fathul Qariib Al-Mujiib (Mesir Thaha Putra Semarang 1934) h

33

28

Metode Ash-shulh menjadi metode yang efektif untuk menyelesaikan

persengketaan atau perselisihan karena berdasarkan asas kedua belah pihak tidak

ada yang merasa menang ataupun kalah Tentunya hal tersebut atas kesepakatan

dan kerelaan masing-masing pihak Hal ini sesuai dengan prinsip mediasi dengan

istilah win-win solution

Sebelum mengarah kepada perceraian biasanya diawali dengan adanya

sikap nusyuz baik dari pihak isteri maupun suami Ketika hal ini terjadi Al-

Qurrsquoan mentebutkan di dalam surat An-Nisa ayat 128

وإن امرأة خافت من بعلها نشوزا أو إعراضا فلا جناح عليهما أن يصلحا بينهما كان بما ح وإن تحسنوا وتتقوا فإن الله لح خير وأحضرت الأنفس الش صلحا والص

تعملون خبير ا

Artinya Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir Dan jika kamu bergaul dengan isterimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak acuh) maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan

Ayat di atas membahas masalah nusyuz Nusyuz identik dengan sikap istri yang

membangkang terhadap suami padahal nusyuz juga dapat terjadi pada suami

Nusyuz suami adalah sikap suami yang telah meninggalkan kewajibannya

bertindak keras kepada istri tidak menggaulinya dengan baik tidak pula

memberikan nafkah dan bersikap acuh tak acuh kepada istri P17F

18P Sebaliknya bentuk

nusyuz yang dilakukan oleh istri di dalam KHI (Kompilasi Hukum Islam)

18 M Abdul Amir dkk Kamus Istilah Islam cet ke-1 (Jakarta Pustaka Firdaus 1994) h

251

29

didefinisikan sebagai sebuah sikap ketika istri tidak mau melaksanakan

kewajibannya yaitu kewajiban utama berbakti lahir dan batin kepada suami dan

kewajiban lainnya adalah menyelenggarakan dan mengatur keperluan rumah

tangga sehari-hari dengan sebaik-baiknya19

At-Tirmidzi meriwayatkan bahwa istri Nabi saw Saudah binti Zamrsquoah

khawatir dicerai oleh Nabi saw maka dia bermohon agar tidak dicerai dengan

menyerahkan haknya bermalam bersama Rasul saw untuk istri Nabi saw lsquoAisyah

(istri Nabi saw yang paling beliau cintai setelah Khadijah)20

Kemudian apabila nusyuz telah terjadi dan tuntunan berdamai dari Al-

Qurrsquoan tidak berhasil dijalankan yang dapat berujung pada syiqaq Al-Qurrsquoan

menyebutkan ayat yang menyatakan tentang langkah perdamaian selanjutnya

antara suami isteri yang sedang berselisih yaitu pada surat An-Nisa ayat 35

وإن خفتم شقاق بينهما فابعثوا حكما من أهله وحكما من أهلها إن يريدا إصلاحا يوف ق

كان عليما خبير ا بينهما إن الله الله

Artinya Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri ituSesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal

Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa salah satu menyelesaikan

perselisihan atau persengketaan antara suami isteri yaitu dengan jelas mengirim

19 Inpres nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam Bab XXI bagian keenam

Pasal 83 ayat (1) dan 84 ayat (1) 20 M Quraish Shihab Tafsir Al-Mishbah (Jakarta Lentera Hati 2007) h 605

30

seorang hakam selaku mediator dari kedua belah pihak untuk membantu

menyelesaikan perselisiah tersebut Hakam yang dimaksud dalam Al-qurrsquoan

terdiri dari dua orang yang diambil atau dipilih masing-masing satu dari keluarga

pihak suami isteri Menurut ayat di atas juga jika terjadi kasus antara suami istri

maka diutus seorang hakam dari pihak suami dan seorang hakam dari pihak istri

yang berfungsi untuk mengadakan penelitian dan penyelidikan tentang sebab-

musabab terjadinya syiqaq serta berusaha mendamaikannya atau mengambil

prakarsa putusnya perkawinan kalau sekiranya jalan inilah yang terbaik21

Dalam ayat di atas terdapat kata hakam Fungsi utama hakam adalah

mendamaikan Tetapi jika mereka gagal apakah mereka harus menetapkan hukum

dan harus dipatuhi oleh suami isteri yang bersengketa itu Ada yang mengiyakan

dengan alasan Allah menamai mereka hakam dan dengan demikian mereka

berhak menetapkan hukum sesuai dengan kemashlahatan baik disetujui oleh

pasangan maupun tidak Pendapat ini dianut oleh sejumlah sahabat Nabi saw juga

kedua Imam mazhab Malik dan Ahmad Ibn Hanbal Sedang Imam Abu Hanifah

dan Imam Syafirsquoi menurut satu riwayat tidak memberi wewenang kepada hakam

itu Untuk menceraikan hanya berada di tangan suami dan tugas mereka hanya

mendamaikan tidak lebih dan tidak kurang22

Selanjutnya di dalam kitab tafsir Ibnu Katsir para Fuqaha juga berkata jika

terjadi persengketaan di antara suami istri maka didamaikan oleh hakim sebagai

pihak penengah meneliti kasus keduanya dan mencegah orang yang berbuat

21 H Abdur Rahman Ghazaly Fiqh Munakahat (Jakarta Kencana Prenada Media Group

2006) h 241 22 M Quraish Shihab Tafsir Al-Mishbah (Jakarta Lentera Hati 2007) h 433-434

31

zhalim dari keduanya dari perbuatan zhalim Jika perkaranya tetap berlanjut dan

persengketaannya semakin panjang maka hakim mengutus seseorang yang

dipercaya dari keluarga wanita dan keluarga laki-laki untuk berembug dan

meneliti masalahnya serta melakukan tindakan yang mengandung maslahat bagi

keduanya berupa perceraian atau berdamai Allah SWT memerintahkan mengutus

seorang laki-laki sholeh dari masing-masing pihak untuk meneliti siapa yang

berlaku buruk Jika sang suami yang melakukan keburukan maka mereka dapat

melindungi sang istri dan membatasi kewajibannya dalam memberi nafkah Jika

seorang istri yang melakukan keburukan maka mereka dapat mengurangi haknya

dari suami dan menahan nafkah yang diberikan kepadanya Jika keduanya sepakat

untuk bercerai atau menyatu kembali maka boleh saja perkara itu ditetapkan23

Kaidah ushul fiqh yang digunakan ke dalam permasalahan ini adalah

Mashlahah Mursalah24 Al-Ghazali menjelaskan bahwa hakikat dari mashlahah

adalah25

ع ر الش ود ص ق ى م ل ع ة ظ ا ف ح الم

Artinya Memelihara tujuan syararsquo (dalam menetapkan hukum)

Sedangkan tujuan syararsquo dalam menetapkan hukum itu ada lima yaitu

memelihara agama jiwa akal keturunan dan harta Secara lengkap Muhammad

Abu Zahrah merumuskan definisi mashlahah sebagai berikut P25F

26P

23 Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Al-Sheikh Lubaabut Tafsiir Min

Ibni Katsir terj MAbdul Ghoffar EM (Juz5 Bogor Pustaka Imam Asy-Syafirsquoi 2003) cet ke-2 h 302

24 Mashlahah Mursalah adalah suatu perbuatan yang mengandung nilai baik (manfaat) dan memelihara tercapainya tujuan-tujuan suararsquo yaitu menolak mudharat dan meraih mashlahah

25 Amir Syarifuddin Ushul Fiqh jilid II (Jakarta Kencana 2011) cet 6 h 346

32

و ا ار ب ت الأع اص ب ل خ ص ا ا ه ل د ه ش ي لا و ى م لا س الأ ع ار الش د ص ا ق م ل ة م ئ لا الم ح ال ص الم ي ه

اء غ الأل ب

Artinya Mashlahah yang selaras dengan tujuan syariat islam dan tidak ada petunjuk tertentu yang membuktikan tentang pengakuannya atau penolakannya

Kesimpulannya bahwa mashlahah mursalah adalah apa yang baik menurut akal

itu juga selaras dan sejalan dengan tujuan syararsquo dalam menetapkan hukum

Kaidah ini dapat digunakan dalam sengketa perceraian Apabila perceraian

mendatangkan kebaikan bagi pasangan suami istri maka itu lebih baik daripada

mempertahankannya Namun apabila perceraian mendatangkan mudharat maka

harus dihindarkan Hal ini tentunya sudah mempertimbangkan baik dan buruknya

sesuai dengan orientasi dari kaidah ushul fiqh ini

26 Amir Syarifuddin Ushul Fiqh jilid II (Jakarta Kencana 2011) cet 6 h 355

33

BAB III

TEORI EFEKTIVITAS HUKUM

A Pengertian Efektivitas

Secara etimologi kata ldquoefektivitasrdquo berasal dari kata ldquoefektifrdquo atau dalam

bahasa Inggris adalah ldquoeffectiverdquo yang berarti berhasil dengan baik Kamus ilmiah

populer mendefinisikan efektivitas sebagai ketepatan penggunaan hasil guna atau

menunjang tujuan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif artinya ldquoada

efeknya akibatnya pengaruhnya kesannyardquo atau ldquodapat membawa hasil berhasil

gunardquo tentang usaha atau tindakan1

Adapun secara terminologi mengutip Ensiklopedia administrasi

menyampaikan pemahaman tentang efektivitas sebagai berikut2

ldquoEfektivitas adalah suatu keadaan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki kalau seseorang melakukan suatu perbuatan dengan maksud tertentu yang memang dikehendaki Maka orang itu dikatakan efektif kalau menimbulkan atau mempunyai maksud sebagaimana yang dikehendakirdquo

Efektivitas dapat diartikan sebagai suatu proses pencapaian suatu tujuan

yang telah ditetapkan sebelumnya Suatu usaha atau kegiatan dapat dikatakan

efektif apabila usaha atau kegiatan tersebut telah mencapai tujuannya

B Bekerjanya Hukum Dalam Masyarakat

Basis bekerjanya hukum adalah masyarakat maka hukum akan dipengaruhi

oleh faktor-faktor atau kekuatan sosial mulai dari tahap pembuatan sampai dengan

1 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia h 284 2 Ray Pratama Siadari Teori Efektivitas diakses dari http raypratamablogspotsg 2014

11 teori-efektifitashtml pada tanggal 13 Oktober 2016 pukul 0033

34

pemberlakuan Kekuatan sosial akan berusaha masuk dalam setiap proses legislasi

secara efektif dan efesien Peraturan dikeluarkan diharapkan sesuai dengan

keinginan tetapi efek dari peraturan tersebut tergantung dari kekuatan sosial

seperti budaya hukumnya baik maka hukum akan bekerja dengan baik pula

tetapi sebaliknya apabila kekuatannya berkurang atau tidak ada maka hukum tidak

akan bisa berjalan karena masyarakat sebagai basis bekerjanya hukum Cara-cara

untuk mempengaruhi masyarakat dengan sistem yang teratur dan direncanakan

terlebih dahulu dinamakan social engineering atau social planning3

Bila membicarakan efektivitas hukum dalam masyarakat berarti

membicarakan daya kerja hukum itu dalam mengatur dan atau memaksa

masyarakat untuk taat terhadap hukum Efektivitas hukum dimaksud berarti

mengkaji kaidah hukum yang harus memnuhi syarat yaitu berlaku secara yuridis

berlaku secara empiris dan berlaku secara filosofis4 Oleh karena itu faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi hukum itu berfungsi dalam masyarakat yaitu (1)

kaidah hukum atau peraturan itu sendiri (2) petugas atau penegak hukum (3)

sarana atau fasilitas yang digunakan oleh penegak hukum (4) kesadaran

masyarakat Hal tersebut akan di uraikan sebagai berikut5

1 Kaidah Hukum

Di dalam teori-teori ilmu hukum dapat dibedakan tiga macam hal

mengenai berlakunya hukum sebagai kaidah Hal itu diungkapkan sebagai

berikut

3 Soerjono Soekanto Pokok-Pokok Sosiologi Hukum Cet V (Jakarta Raja Grafindo

Persada 2014) h 122 4 Zainuddin Ali Sosiologi Hukum (Jakarta Sinar Grafika 2012) h 62 5 Zainuddin Ali Sosiologi Hukum (Jakarta Sinar Grafika 2012) h 62-65

35

1) Kaidah hukum berlaku secara yuridis apabila penentuannya

didasarkan pada kaidah yang lebih tinggi tingkatannya atau terbentuk

atas dasar yang telah ditetapkan

2) Kaidah hukum berlaku secara sosiologis apabila kaidah tersebut

efektif Artinya kaidah dimaksud dapat dipaksakan berlakunya oleh

penguasa walaupun tidak diterima oleh warga masyarakat (teori

kekuasaan) atau kaidah itu berlaku karena adanya pengakuan dari

masyarakat

3) Kaidah hukum berlaku secara filosofis yaitu sesuai dengan cita

hukum sebagai nilai positif tertinggi

Kalau dikaji secara mendalam agar hukum itu berfungsi maka setiap

kaidah hukum harus memenuhi ketiga macam unsur di atas sebab (1) bila

kaidah hukum hanya berlaku secara yuridis ada kemungkinan kaidah itu

merupakan kaidah mati (2) kalau hanya berlaku secara sosiologis dalam arti

teori kekuasaan maka kaidah itu menjadi aturan pemaksa (3) apabila hanya

berlaku secara filosofis kemungkinannya kaidah itu hanya merupakan

hukum yang dicita-citakan (ius constituendum)

2 Penegakan Hukum

Penegakan hukum atau orag yang bertugas menerapkan hukum

mencakup ruang lingkup yang sangat luas sebab menyangkut petugas pada

strata atas menengh dan bawah Artinya di dalam melaksanakan tugas-

tugas penerapan hukum petugas seyogianya harus memiliki suatu pedoman

diantaranya peraturan tertulis tertentu yang mencakup ruang lingkup tugas-

36

tugasnya Di dalam hal penegakan hukum dimaksud kemungkinan petugas

penegak hukum menghadapi hal-hal sebagai berikut

1) Sapai sejauh mana petugas terikat dari peraturan-peraturan yang ada

2) Sampai batas-batas mana petugas berkenan memberikan kebijakan

3) Teladan macam apakah yang sebaiknya diberikan oleh petugas kepada

masyarakat

4) Sampai sejauh manakah derajat sinkronisasi penugasan-penugasan

yang diberikan kepada petugas sehingga memberikan batas-batas yang

tegas pada wewenangnya

3 Sarana atau Fasilitas

Fasilitas atau sarana amat penting untuk mengefektifkan suatu atuan

tertentu Ruang lingkup sarana dimaksud terutama secara fisik yang

berfungsi sebagai faktor pendukung Misalnya bila tidak ada kertas dan

karbon yang cukup serta mesin tik yang cukup baik bagaimana petugas

dapat membuat berita acara mengenai suatu kejahatan Bagaimana polisi

dapat bekerja dengan baik apabila tidak dilengkapi dengan kendaraan dan

alat-alat komunikasi yang proporsional Kalau peralatan dimaksud sudah

ada faktor-faktor pemeliharaannya juga memegang peran amat penting

Memang sering terjadi bahwa suatu peraturan sudah difungsikan padahal

fasilitasnya belum lengkap Peraturan yang semula bertujuan untuk

memperlancar proses malahan mengakibatkan terjadi kemacetan Mungkin

ada baiknya ketika hendak menerapkan suatu peraturan secara resmi

ataupun memberikan tugas kepada petugas dipikirkan mengenai fasilitas-

37

fasilitas yang berpatokan kepada (1) apa yang sudah ada dipelihara terus

agar setiap saat berfungsi (2) apa yang belum ada perlu diadakan dengan

memperhitungkan jangka waktu pengadaannya (3) apa yang kurang perlu

dilengkapi (4) apa yang telah rusak diperbaiki atau diganti (5) apa yang

macet dilancarkan (6) apa yang telah mundur ditingkatkan

4 Warga Masyarakat

Salah satu faktor yang mengefektifkan suatu peraturan adalah warga

masyarakat Yang dimaksud disini adalah kesadarannya untuk mematuhi

suatu peraturan perundang-undangan yang kerap disebut derajat kepatuhan

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa derajat kepatuhan masyarakat

terhadap hukum merupakan salah satu indikator berfungsinya hukum yang

bersangkutan

Namun ada asumsi lain yang mengatakan bahwa semakin besar peran

sarana pengendalian sosial selain hukum (agama dan adat istiadat) semakin

kecil peran hukum Hukum hendaknya dipergunakan pada tingkat yang

terakhir bila sarana lainnya tidak mampu lagi untuk mengatasi masalah

Namun ada hal lain yang perlu diungkapkan berkaitan dengan kesadaran

masyarakat terhadap hukum yaitu (1) penyuluhan hukum yang teratur (2)

pemberian teladan yang baik dari petugas di dalam hal kepatuhan terhadap

hukum dan respek terhadap hukum (3) pelembagaan yang terencana dan

terarah

38

C Teori Efektivitas Hukum

Apabila kita melihat efektivitas dalam bidang hukum Achmad Ali

berpendapat bahwa ketika ingin mengetahui sejauh mana efektivitas dari hukum

maka kita pertama-ama harus dapat mengukur sejauh mana aturan hukum itu

ditaati atau tidak ditaati6 Lebih lanjut Achmad Ali pun mengemukakan bahwa

pada umumnya faktor yang banyak mempengaruhi efektivitas suatu perundang-

undangan adalah profesional dan optimal pelaksanaan peran wewenang dan

fungsi dari penegak hukum baik di dalam menjelaskan tugas yang dibebankan

terhadap diri mereka maupun dalam menegakkan perundang-undangan tersebut

Teori efektivitas hukum menurut Soerjono Soekanto adalah bahwa efektif

atau tidaknya suatu hukum ditentukan oleh 5 (lima) faktor yaitu7

1 Faktor hukumnya sendiri (undang-undang)

2 Faktor penegak hukum yakni pihak-pihak yang membentuk maupun

menerapkan hukum

3 Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum

4 Faktor masyarakat yakni lingkungan dimana hukum tersebut erlaku atau

diterapkan

5 Faktor kebudayaan yakni sebagai hasil karya cipta dan rasa yang

didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup

Kelima faktor di atas saling berkaitan dengan eratnya oleh karena

merupakan esensi dari penegakan hukum juga merupakan tolak ukur daripada

6 Achmad Ali Menguak Teori Hukum dan Teori Peradilan Vol1 (Jakarta Kencana

2010) h 375 7 Soerjono Soekanto Faktor-faktor yang Memprngaruhi Penegakan Hukum (Jakarta PT

Raja Grafindo Persada 2008) h 8

39

efektivitas penegakan hukum Pada elemen pertama yang menentukan dapat

berfungsinya hukum tertulis tersebut dengan baik atau tidak adalah tergantung

dari aturam hukum itu sendiri

Menurut Soerjono Soekanto ukuran efektivitas pada elemen pertama

adalah8

1 Peraturan yang ada mengenai bidang-bidang kehidupan tertentu sudah

cukup sistematis

2 Peraturan yang ada mengenai bidang-bidang kehidupan tertentu sudah

cukup sinkron secara hierarki dan horizontal tidak ada pertentangan

3 Secara kualitatif dan kuantitatif peraturan-peraturan yang mengatur bidang-

bidang tertentu sudah mencukupi

4 Penertiban peraturan-peraturan tertentu sudah sesuai dengan persyaratan

yuridis yang ada

Pada elemen kedua yang menentukan efektif atau tidakya kinerja hukum

tertulis adalah aparat penegak hukum Dalam hubungan ini dikehendaki adanya

aparatur yang handal sehingga aparat tersebut dapat melakukan tugasnya dengan

baik

Menurut Soerjono Soekanto bahwa masalah yang berpengaruh terhadap

efektivitas hukum tertulis ditinjau dari segi aparat akan bergantung pada hal

berikut9

8 Soerjono Soekanto Penegakan Hukum (Bandung Bina Cipta 1983) 80 9 Soerjono Soekanto Penegakan Hukum (Bandung Bina Cipta 1983) 82

40

1 Sampai sejauh mana petugas terikat oleh peraturan-peraturan yang ada

2 Sampai batas mana petugas diperkenankan memberikan kebijaksanaan

3 Teladan macam apa yang sebaiknya diberikan oleh petugas kepada

masyarakat

4 Sampai sejauh mana derajat sinkronisasi penugasan-penugasan yang

diberikan kepada petugas sehingga memberikan batas-batas yang tegas pada

wewenangnya

Pada elemen ketiga tersedianya fasilitas yang berwujud sarana dan

prasarana bagi aparat pelaksana di dalam melakukan tugasnya Sarana dan

prasarana yang dimaksud adalah prasarana atau fasilitas yang digunakan sebagai

alat untuk mencapai efektivitas hukum Sehubungan dengan ini Soerjono

Soekanto memprediksi patokan efektivitas elemen-elemen tertentu dari prasarana

dimana prasarana tersebut harus secara jelas memang menjadi bagian yang

memberikan kontribusi untuk kelancaran tugas-tugas aparat di tempat atau lokasi

kerjanya Adapun elemen-elemen tersebut adalah10

1 Prasarana yang telah ada apakah telah terpelihara dengan baik

2 Prasarana yang belum ada perlu diadakan dengan memperhitungkan angka

waktu pengadaannya

3 Prasarana yang kurang perlu segera dilengkapi

4 Prasarana yang rusak perlu segera diperbaiki

5 Prasarana yang macet perlu segea dilancarkan fungsinya

10 Soerjono Soekanto Penegakan Hukum (Bandung Bina Cipta 1983) 82

41

6 Prasarana yang mengalami kemunduran fungsi perlu ditingktkan lagi

fungsinya

Kemudian pada elemen keempat ada beberapa elemen pengukur efektivitas

yang tergantung dari kondisi masyarakat yaitu

1 Faktor penyebab masyarakat tidak mematuhi aturan walaupun peraturan

yang baik

2 Faktor penyebab masyarakat tidak mematuhi peaturan walaupun peraturan

sangat bak dan aparat sudah sangat berwibawa

3 Faktor penyebab masyarakat tidak mematuhi peraturan baik petugas atau

aparat berwibawa serta fasilitas mencukupi

Elemen di atas memberikan pemahaman bahwa disiplin dan kepatuhan

masyarakat tergantung dari motivasi yang secara internal muncul Internalisasi

faktor ini ada pada setiap individu yang menjadi elemen terkecil dari komunitas

sosial Oleh karena itu pendekatan paling tepat dalam hubungan disiplin ini

melalui motivasi yang ditanamkan secara individual

Elemen kelima adalah faktor kebudayaan Faktor kebudayaan yang

sebenarnya bersatu padu dengan faktor masyarakat sengaja dibedakan karena di

dalam pembahasannya diketengahkan masalah sistem nilai-nilai yang menjadi inti

dari kebudayaan spiritual atau material Kebudayaan (sistem) hukum pada

dasarnya mencakup nilai-nilai yang mendasari hukum yang berlaku nilai-nilai

yang merupakan konsepsi-konsepsi abstrak mengenai apa yang dianggap baik

(sehingga ditaati) dan apa yang dianggap buruk (sehingga dihindari)

42

BAB IV

ANALISIS EFEKTIVITAS MEDIASI

A Profil Pengadilan Agama Karawang

Pengadilan Agama Karawang kelas IA beralamat di Jalan Jendral Ahmad

Yani No 53 Karawang menurut Kepala Pengadilan Agama Karawang saat itu

yaitu Drs Saifuddin MH diresmikan pada hari senin tanggal 11 Februari 2008

secara simbolis oleh Ketua Mahkamah Agung Bagir Manan yang bertempat di

kantor Pengadilan Agama Bandung Dimana saat itu Ketua Mahkamah Agung

telah meresmikan 3 gedung Pengadilan Agama yaitu Bandung Cikarang dan

Karawang

Sebelum memiliki gedung resmi pada tahun 2006 sambil menunggu

rampungnya pembangunan gedung baru yang dibuat Pemerintah Kabupaten

Karawang meminjamkan tempat bekas kantor Depnaker Pada tahun 2006 adalah

tahap dilaksanakannya rehabilitasi gedung Pengadilan Agama Karawang diatas

tanah seluas 1698 M2 dengan luas bangunan 380M2 Pada awalnya status tanah

adalah Hak Guna Pakai dari Pemda Kabupaten Karawang dengan No

102SUTH0211PM01411978 tanggal 09 Juni 1978 dan Sertifikat No

0000621997

Pengadilan Agama Karawang dibentuk berdasarkan Staatsblad 1882 Nomor

152 tentang Pembentukan Pengadilan Agama di Jawa dan Madura tanggal 19

Januari 1882 dengan nama Raad AgamaPenghulu Landraad

43

Daerah hukum Pengadilan Agama Karawang adalah meliputi Pemerintahan

Kabupaten Karawang sesuai dengan Pasal 4 ayat (1) UU Nomor 7 Tahun 1989

Pasal 4 ayat (1) disebutkan bahwa ldquoPengadilan Agama berkedudukan di

kotamadya atau ibu kota kabupaten dan daerah hukumnya meliputi wilayah

kotamadya atau kabupatenrdquo Dari sini dapat kita simpulkan bahwa daerah hukum

Pengadilan Agama Karawang adalah wilayah kota atau Kabupaten Karawang

Pengadilan Agama Karawang yang daerah hukumnya meliputi kabupaten

Karawang terdiri dari 30 kecamatan dan 304 kelurahan atau desa dengan

mayoritas penduduk beragama islam Dalam menjalankan tugasnya dan

fungsinya Pengadilan Agama Karawang didukung oleh pegawai berjumlah 40

orang dan secara formal pelaksanaan tugas Pengadilan Agama Karawang harus

dipertanggung jawabkan dengan membuat laporan ke Pengadilan Tinggi Bandung

sebagai bukti nyata

Sebagai tempat pencari keadilan Pengadilan Agama Karawang sesuai

dengan tugas dan kewenangannya yaitu bertugas dan berwenang memeriksa

memutus dan mengadili perkara diantara orang-orang yang beragama islam

dalam bidang perkawinan warisan dan wasiat wakaf zakat infaq hibah

shodaqoh dan ekonomi syarirsquoah serta kewenangan lainnya yang diatur serta

diamanatkan oleh Undang-Undang

Secara geografis wilayah kabupaten Karawang terletak antara koordinat

107ordm02`ndash107ordm40` Bujur Timur 5ordm56`ndash6ordm34` Lintang Selatan termasuk daerah

dataran yang relative rendah Mempunyai variasi ketinggian wilayah antara 0 -

1279 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan wilayah 0 - 2 2 - 15

44

15 - 40 dan diatas 40 Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten

Bekasi dan Kabupaten Bogor di barat Laut Jawa di utara Kabupaten Subang di

timur Kabupaten Purwakarta di tenggara serta Kabupaten Cianjur di selatan ini

memiliki luas wilayah 173753 km2 dengan jumlah penduduk 2125234 jiwa

(sensus 2010) yang berarti berkepadatan 1223 jiwa per km2

Adapun struktur organisasi dari Pengadilan Agama Karawang adalah

sebagai berikut

Tabel 2

WAKIL KETUA

Drs H Mohamad Yamin SHMH

KETUA

Drs H M Yusuf SHMH HAKIM

1Dra Suherni

2Dra Hj Roniati MH

3Dra Hj Ratna Jumila MH

4Dra Hj Dadah Kolidah MH

5Dra Elfina Fitriani

6Drs H Abid MH

PANITERA

Nanang Patoni SHMH

SEKRETARIS

DrsJajang Janglar

KASUBAG KEPEGAWAIAN

Agustina Rahayu SH

KASUBAG UMUM amp KEUANGAN

Heri Santoso

KASUBAG PERENCANAAN TI amp LAP

Usmaniah

WAKIL PANITERA

Drs Mochamad Jalaludin

STAF

Wiyono SH

STAF

Abd Halim

PANMUD GUGATAN

Asnali SAg

PANMUD PERMOHONAN

Siti Sofia Emalia SAg

PANMUD HUKUM

Yuyu Yuliani SAgMH

HAKIM

7Dra Alia Al Hasna MH

8Drs Candra Triwangga

9Dra Hj Siti Sabihah SHMH

10Drs Humaidi Yusuf

11Drs Jajang Suherman SH

12DrH Farid Ismail SHMH

13DrsH Hasan Basri SHMH

45

B Analisis Efektivitas Mediasi

1 Tinjauan Yuridis Perma Nomor 1 Tahun 2008 dan Perma Nomor 1 Tahun

2016

Beberapa kekuasaan dan kewenangan Mahkamah Agung yang tertera

dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 24A ayat (1) adalah1

Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasimenguji peraturan undang-undang di bawah undang-undang terhadap undang-undangdan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang

Salah satu kewenangan lain yang diberikan oleh Undang-undang kepada

Mahkamah Agung adalah mengeluarkan produk yaitu PERMA Setidaknya

ada lima peran yang dimainkan PERMA RI dalam memenuhi kebutuhan

1 Republik Indonesia Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

PANITERA PENGGANTI

1Ahya Syaripudin

2Khalida SAgMH

3Taqludin SAg

4Ahmad Waskito SEi

5H Uwes

6Wahyu SSy

JURUSITA

1Eny Kurniasih SH

2Solikhin SH

JURUSITA PENGGANTI

1Edy Sutisna

2Samsudin

3ASupandi SAg

4Taufiqoh Bina Aryani SE

5Ratusiska Aries Tiani SE

6Ade Solahudin

7Reza M Sajidin SSy

46

penyelenggaraan negara khususnya di bidang peradilan Salah satunya

yakni PERMA RI sebagai pengisi kekosongan hukum2

Berkaitan dengan hal ini adalah hierarki Perundang-Undangan yang

ada di Indonesia Hal ini diatur dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2011 perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun

2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan berbunyi

sebagai berikut3

Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan adalah sebagai berikut

a Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 b Undang-UndangPerturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang c Peraturan Pemerintah d Peraturan Presiden e Peraturan Daerah Provinsi dan f Peraturan Daerah KabupatenKota

PERMA adalah salah satu ketentuan peraturan perundang-undangan

sebagaimana yang tertera dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011

perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Dalam Pasal 8 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 dalam pasal tersebut disebutkan

bahwa4

(1) Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) mencakup peraturan yang ditetapkan oleh

2 Ronald S Lumbuun Perma RI Wujud Kerancuan Antara Praktik Pembagian dan

Pemisahan Kekuasaan (Jakarta RajaGrafindo Persada 2011) h 14 3 Republik Indonesia Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan 4 Republik Indonesia Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan

47

Majelis Permusyawaratan Rakyat Dewan Perwakilan Rakyat Dewan Perwakilan Daerah Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Badan Pemeriksa Keuangan Komisi Yudisial Bank Indonesia Menteri badan lembaga atau komisi yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-Undang atau Pemerintah atas perintah Undang-Undang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Gubernur Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupatenkota Bupatiwalikota Kepala Desa atau yang setingkat

Kemudian dalam ayat selanjutnya yaitu Pasal 8 ayat (2) disebutkan bahwa

(2) Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan

Atas dasar Pasal 8 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun

2011 ini menyatakan bahwa Peraturan Mahkamah Agung (PERMA)

termasuk ke dalam peraturan perundang-undangan dan diakui

keberadaannya

Apabila melihat menimbang (konsideran) dalam Perma Nomor 1

Tahun 2008 huruf c dinyatakan bahwa dasar daripada dibentuknya Perma

Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan berdasarkan

Pasal 130 HIR (Het Herziene Indonesich Reglement Staatsblad 194144)

atau Pasal 154 RBg (Rechtsreglement Buitengewesten Staatsblad 1927

227) atau Pasal 31 Rv (Reglement op de Rechtsvordering Staarsblad 1874

52)5 disebutkan bahwa hakim atau majelis hakim akan mengusahakan

5 Reglement op de Rechtsvordering (Rv) adalah Reglement Acara Perdata Rechtsreglement

Buitengewesten (RBg) adalah Reglement Acara untuk Daerah Luar Jawa da Madura Het Herziene Indonesich Reglement (HIR) adalah Reglement Indonesia yang diperbaharui

48

perdamaian sebelum perkara mereka diputuskan6 Pasal 130 ayat (1) HIR

berbunyi

Jika pada hari yang ditentukan itu kedua belah pihak datang maka pengadilan negeri mencoba dengan perantaraan ketuanya akan memperdamaikan mereka itu

Selanjutnya Pasal 130 ayat (2)

Jika perdamaian yang demikian itu terjadi maka tentang hal itu pada waktu bersidang diperbuat sebuah akte dengan nama kedua belah pihak diwajibkan untuk mencukupi perjanjian yang diperbuat itu maka surat (akte) itu akan berkekuatan dan akan dilakukan sebagai putusan hakim yang biasa

Pasal 130 HIR dan 154 RBg yang memerintahkan usaha perdamaian

oleh hakim dijadikan sebagai modal utama dalam membangun perangkat

hukum mediasi pengadilan yang sudah dirintis sejak Tahun 2002 melalui

SEMS Nomor 1 Tahun 2002 Tentang Pemberdayaan Pengadilan Tingkat

Pertama Menerapkan Lembaga Damai Pasal 130 HIR 154 RBg yang

kemudian pada Tahun 2003 disempurnakan melaui PERMA Nomor 2

Tahun 2003 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan7

Kehadiran PERMA Nomor 1 Tahun 2008 dimaksudkan untuk

memberikan kepastian ketertiban kelancaran dalam proses mendamaikan

para pihak untuk menyelesaikan suatu sengketa Hal ini dapat dilakukan

dengan mengintensifkan dan mengintegrasikan proses mediasi ke dalam

prosedur berperkara di Pengadilan Mediasi mendapat kedudukan penting

6 Syahrizal Abbas Mediasi Dalam Perspektif Hukum Syariah Hukum Adat dan Hukum

Nasional (Jakarta Kencana 2009)h 287 7 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013) h124

49

dalam PERMA Nomor 1 Tahun 2008 karena proses mediasi merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dalam proses berperkara di Pengadilan8

Setiap orang yang berperkara ke Pengadilan wajib menempuh

mediasi apabila tidak melaksanakannya maka putusannya batal demi

hukum9 PERMA Nomor 1 Tahun 2008 ini mengikat maksudnya adalah

peraturan ini mengikat khusus hanya kepada orang-orang yang berperkara di

Pengadilan tidak mengikat kepada seluruh elemen masyarakat10

Namun akhir-akhir ini pada praktiknya Perma Nomor 1 Tahun 2008

selama ini belum menghasilkan tingkat keberhasilan mediasi yang baik di

Pengadilan Berdasarkan hal tersebut Mahkamah Agung mengeluarkan

Perma Nomor 1 Tahun 2016 untuk mencabut Perma Nomor 1 Tahun 2008

dengan harapan kenaikan tingkat keberhasilan dalam mediasi11 Anggota

Tim Pokja Mediasi MA Diah Sulastri Dewi menambahkan terbitnya Perma

No 1 Tahun 2016 ini bertujuan meningkatkan keberhasilan mediasi di

Pengadilan Umum dan Pengadilan Agama12

Ada beberapa poin pembeda antara Perma Nomor 1 Tahun 2008 dan

Perma Nomor 1 Tahun 2016 Untuk memudahkan memahami

perbedaannya penulis membuat bagan sebagai berikut

8 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013) h125

9 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

10 Wawancara dengan Dra Ratna Jumilah MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

11 httpswwwabnpcoidnewsharapan-optimalisasi-proses-mediasi-pasca-perma-nomor-1-tahun-2016 diakses pada 15 April 2017 jam 2330

12httpwwwhukumonlinecom berita baca lt56bc191569359 perma- mediasi- 2016- tekankan- pada- iktikad- baik diakses pada 15 April 2017 jam 2335

50

Tabel 3

No

Perma Nomor 1 Tahun 2008

Perma Nomor 1 Tahun 2016

1

Lama Proses mediasi selama 40 hari (Pasal 13 ayat(3) ) dapat

diperpanjang 14 hari

Lama Proses mediasi selama 30 hari (Pasal 3 ayat (6) ) dapat diperpanjang

30 hari 2

bull Pasal 12 ayat (1) hanya mewajibkan para pihak untuk beriktikad baik selama proses mediasi

bull Pasal 12 ayat (2) tidak penjelasan bagaimana bentuk pihak yang tidak beriktikad baikhanya menyatakan pihak yang tidak beriktikad baik dapat mengundurkan diri

bull Wajib menempuh iktikad baik selama mediasi (Pasal 7 ayat (1)

bull Pasal 7 ayat 2 huruf a sampai e penjelasan mengenai bentuk iktikad tidak baik Dalam Perma sebelumnya tidak ada penjelasannya

3

Tidak ada pasal yang mengatur mengenai akibat hukum bagi

pihak yang tidak beriktikad baik

bull Pasal 22 ayat 1 sampai 5 mengenai penjelasan akibat hukum bagi penggugat yang tidak beriktikad baik

bull Pasal 23 ayat 1 sampai 8 penjelasan mengenai akibat hukum bagi tergugat yang tidak beriktikad baik

4

Tidak ada pasal yang mengatur para pihak wajib hadir secara

langsung selama proses mediasi

bull Kewajiban menghadiri langsung pertemuan mediasi dengan atau tanpa kuasa hukum (Pasal 6 ayat 1)

bull Komunikasi audio visual dianggap sebagai kehadiran langsung bagi para pihak (Pasal 6 ayat 2)

bull Ketidakhadiran para pihak secara langsung dibolehkan berdasarkan alasan yang sah (Pasal 6 ayat 3) dan penjelasannya pada (Pasal 6 ayat 4 huruf a sampai d)

51

2 Kualifikasi Mediator

Mediator adalah pihak ketiga yang membantu dan mencarikan solusi

terbaik bagi para pihak dalam menyelesaikan perkaranya Salah satu faktor

pendukung keberhasilan dalam proses mediasi adalah peran seorang

mediator Fungsi daripada mediator adalah menjadi penengahmencari

solusi tentang sengketa yang dihadapi Oleh karena itu kecakapan dan

keterampilan seorang mediator mempunyai peran penting agar proses

mediasi dapat berjalan dengan efektif dan semestinya sesuai dengan

PERMA Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan

Pasal 9 dalam PERMA Nomor 1 Tahun 2008 menjelaskan mengenai

daftar mediator Pasal 9 ayat (1) yaitu

(1) Untuk memudahkan para pihak memilih mediator Ketua Pengadilan menyediakan daftar mediator yang memuat sekurang-kurangnya 5 (lima) nama mediator dan disertai dengan latarbelakang pendidikan atau pengalaman para mediator

Peneliti telah melalukan kunjungan dan observasi ke tempat penelitian yang

dituju yaitu Pengadilan Agama Karawang Peneliti telah melihat bahwa

Ketua Pengadilan Agama Karawang telah menyediakan daftar mediator

disertai dengan latar belakang para mediator namun peneliti tidak

mendapati pengalaman masing-masing mediator yang dimaksud dalam

Pasal 9 ayat (1) PERMA Nomor 1 Tahun 2008 Berikut adalah daftar

mediator yang bersumber dari Yuyu Yuliani SAgMH

52

Tabel 4

DAFTAR MEDIATOR PENGADILAN AGAMA KARAWANG

No Nama Lengkap Jabatan Pendidikan

1 Drs H M Yusuf SHMH Hakim Madya Utama Ketua S2

2 Drs H Mohamad Yamin SHMH Hakim Madya UtamaKetua S2

3 Dra Suherni MH Hakim Madya Utama S2

4 Dra Rosniati MH Hakim Madya Utama S2

5 Drs Hasan Basri SHMH Hakim Madya Muda S2

6 DraRatna Jumilah MH Hakim Madya Muda S2

7 Dra Hj Dadah Holidah MH Hakim Madya Muda S2

8 Dra Elfina Fitriani Hakim Madya Muda S1

9 Drs H Abis MH Hakim Madya Muda S2

10 Dra Alia Al Hasnah MH Hakim Madya Pratama S2

11 Drs Candra Triswangga Hakim Madya Pratama S1

12 Dra Hj Siti Sabihah SHMH Hakim Madya Pratama S2

13 Drs Humaidi Yusuf Hakim Madya Pratama S1

14 Drs Jajang Suherman SH Hakim Madya Pratama S1

15 Dr H Farid Ismail SHMH Hakim Utama Muda S3

Sumber diperoleh dari Yuyu Yuliani SAgMH Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat

Di atas adalah daftar-daftar mediator di Pengadilan Agama Karawang

Dari semua mediator yang terdapat pada daftar mediator peneliti telah

melakukan wawancara kepada 4 (empat) mediator diantaranya

53

DraRosniati MH Drs Hasan Basri SHMH Dra Ratna Jumilah MH

Dra Elfina Fitriani Dari semua mediator yang telah peneliti wawancara

terdapat 1 mediator yang tidak bersertifikat dan belum mengikuti pelatihan

mediator yaitu DraRosniati MH Tiga mediator lainnya telah mengikuti

pelatihan mediator di Mega Mendung Bogor13

Peneliti melihat dalam Pasal selanjutnya yaitu Pasal 9 ayat (2) sampai

(6) tentang kualifikasi mediator sebagai berikut

(2) Ketua pengadilan menempatkan nama-nama hakim yang telah memiliki sertifikat dalam daftar mediator

(3) Jika dalam wilayah pengadilan yang bersangkutan tidak ada mediator yang bersertifikat semua hakim pada pengadilan yang bersangkutan dapat ditempatkan dalam daftar mediator

(4) Mediator bukan hakim yang bersertifikat dapat mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan agar namanya ditempatkan dalam daftar mediator pada pengadilan yang bersangkutan

(5) Setelah memeriksa dan memastikan keabsahan sertifikat Ketua Pengadilan menempatkan nama pemohon dalam daftar mediator

(6) Ketua Pengadilan setiap tahun mengevaluasi dan memperbarui daftar mediator

Pengadilan Agama Karawang tidak memiliki mediator di luar hakim

dikarenakan kurangnya mediator yang memiliki sertifikat terlebih apabila

mediator di luar Hakim harus bersertifikat14 Semua Hakim yang ada di

Pengadilan Agama Karawang merangkap juga sebagai mediator15

Walaupun seorang hakim tidak memiliki sertifikasi mediator sesuai dengan

13 Wawancara dengan Dra Ratna Jumilah MH Drs H Hasan Bashri SHMH Dra

Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang pada tanggal 7 dan 9 November 2016

14 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

15 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

54

PERMA ini pada pasal 9 ayat (3) otomatis dapat menjadi mediator16 Para

Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang menjadi mediator

berdasarkan surat keputusan (SK) dari Ketua Pengadilan Agama

Karawang17

Ketua Pengadilan Agama setiap tahun mengevaluasi daftar mediator

Begitu pula setiap tahun daftar mediator dapat berubah-ubah apabila

adanya mutasi tugas berhalangan tetap ketidakaktifan setelah penugasan

dan pelanggaran atas pedoman perilaku Hal ini sesuai dengan Pasal 9 ayat

(7) dalam PERMA ini

Seluruh hakim Pengadilan Agama yang tidak memiliki sertifikat

dikarenakan belum mengikuti pelatihan mediasi yang diadakan oleh

Mahkamah Agung RI18 Pelatihan mediator yang diadakan oleh Mahkamah

Agung jumlahnya terbatas karena berskala nasional sehingga peserta yang

ikutpun sangat terbatas Seharusnya Mahkamah Agung memberikan

pelatihan mediasi kepada seluruh hakim di Pengadilan agar

a Dapat maksimal ketika melakukan mediasi Ketika Hakim telah

diberikan pelatihan mediasi diharapkan dapat menjalankan fungsi

mediator secara maksimal sesuai dengan ketentuan yang telah diatur

16 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 17 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani dan Dra Rosniati MH Haki m Mediator

Pengadilan Agama Karawang pada tanggal 9 November 2016 18 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

55

b Menambah keterampilan hakim saat melakukan mediasi Walaupun

hakim tanpa sertifikat mediator lalu menjadi mediator hal itu dapat

dibenarkan karena hakim dapat merangkap sebagai mediator Akan

tetapi tetap saja untuk memaksimal fungsi dan peran mediator seorang

hakim harus mengikuti pelatihan mediator yang diadakan oleh

Mahkamah Agung RI ketika kekurangan sumber daya mediator

sehingga kesiapan Hakim maksimal ketika Ketua Pengadilan menunjuk

Hakim sebagai mediator Namun pada dasarnya sulit membiasakan

hakim untuk menjadi mediator karena sifat seorang hakim adalah

memutus akan tetapi mediator hanya bersifat sebagai pihak ketiga yang

menengahi Dikhawatirkan sifat hakim yang terbiasa memutus terbawa

saat proses mediasi yang hanya berperan sebagai penengah bukan

memutus19 Karena itu sebisa mungkin seharusnya hakim tidak boleh

menjadi mediator Sangat tipis sekali hakim tersebut membedakan

antara menjadi hakim dan menjadi mediator terkadang terpengaruh20

c Mediasi berjalan efektif Pada dasarnya banyak faktor yang melatar

belakangi efektifnya mediasi Namun Keterampilan dan kemampuan

dari mediator adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat

keberhasilan mediasi terutama yang sudah bersertifikat21

19 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 20 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 21 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan

Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

56

3 Fasilitas dan Sarana

Fasilitas dan sarana adalah salah satu instrumen yang dibutuhkan

dalam melaksanakan proses mediasi Setiap Pengadilan Tingkat Pertama

diharapkan memiliki fasilitas dan sarana dalam proses mediasi yaitu tempat

atau ruangan khusus mediasi Hal ini untuk menunjang keberhasilan dari

pada mediasi Mediasi dapat diselenggarakan di salah satu ruangan

Pengadilan Tingkat Pertama sesuai dengan pasal 20 ayat (1) PERMA ini

Namun dapat juga diselenggarakan di tempat lain apabila disepakati oleh

para pihak

Pengadilan Agama Karawang memiliki fasilitas dan sarana untuk

melakukan proses mediasi yaitu ruangan khusus untuk mediasi Dengan

ruangan berukuran 4 m x 6 m dilengkap dengan beberapa tempat duduk dan

satu meja persegi disertai dengan alat pendingin ruangan atau air

conditioner (AC) Jadi di ruangan tersebut hanya bisa diselenggarakan satu

proses mediasi

Ruangan mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah cukup

memadai namun belum termasuk yang ideal22 Idealnya ruangan mediasi

adalah

a Ruangan yang luas Hal ini agar para pihak nyaman saat proses mediasi

berjalan Ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang masih sempit

artinya ruangan tersebut belum dikategorikan ideal

22 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

57

b Ruangan yang tertata dengan rapi yang dilengkapi dengan kursi-kursi

serta meja bundar agar para pihak dapat saling berhadapan saat proses

mediasi berlangsung23

c Ruangan yang memiliki air conditioner (AC) Ketika ruangan sejuk dan

dingin dapat mencairkan suasana Para pihak yang sebelumnya dalam

keadaan merasa tidak baik ketika masuk ke dalam ruangan tersebut

bisa menjadi merasa sedikit lebih baik yang dapat mempengaruhi

suasana hati dan pikiran para pihak24

d Adanya bingkai pajangan keluarga harmonis Hal ini juga dapat

mempengaruhi suasana hati dan pikiran para pihak25 Namun di

Pengadilan Agama Karawang belum terdapat hal ini Hanya ada

bingkai pajangan dengan simbol saling berjabat tangan Itu hanya

melambangkan simbol perdamaian secara umum26

Untuk kemudahan para pihak dalam menjalani proses mediasi sebelum

memasuki ruang mediasi terpampang jadwal mediator Dalam daftar tersebut

terdapat nama-nama mediator namun tidak disertai dengan keterangan latar

belakang pendidikan masing-masing mediator Setiap harinya terdapat 3 mediator

yang disediakan Semuanya berasal dari hakim yang merangkap sebagai mediator

23 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 24 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 25 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 26 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

58

Hal ini dikarenakan Pengadilan Agama Karawang tidak memiliki mediator di luar

hakim Berikut jadwal hakim mediator Pengadilan Agama Karawang

Tabel 5

NO

HARI

MEDIATOR

KETERANGAN

1 2 3 4

1

SENIN

1DRA ALIA AL HASNA MH

2DRS HUMAIDI YUSUF

3DRS CANDRA TRISWANGGA

2

SELASA

1DRSHMYUSUF SH MH

2DRAHJSITI SABIHAH SH MH

3DRAHJERAWATI SH MH

3

RABU

1DRSHMOHAMAD YAMIN SHMH

2DRARATNA JUMILAH MH

3DRSHABDILLAH SH MH

1DRAHJROSNIATI MH

59

4 KAMIS 2DRAELFINA FITRIANI

3DRAHJDADAH HOLIDAH MH

5

JUMrsquoAT

1DRSHASAN BASRI SH MH

2DRSHABID MH

3DRSJAJANG SUHERMAN SH

Sumber diperoleh dari Yuyu Yuliani SAgMH Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat

4 Kepatuhan Masyarakat

Berkaitan dengan kepatuhan masyarakat peneliti memberikan

beberapa catatan atas sikap para pihak selama melakukan proses mediasi

yang mempengaruhi kepatuhan para pihak dalam menjalani proses mediasi

yaitu sebagai berikut

a Rata-rata orang-orang yang datang berperkara ke Pengadilan Agama

khusus dalam perkara perceraian ini sangat sulit untuk disatukan

kembali terlebih apabila salah satu pihak ada yang melakukan

perselingkuhan27

b Sikap egois para pihak sehingga menyulitkan mediator untuk

mendamaikan dan mendalami permasalah yang dihadapi para pihak

27 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

60

c Sikap para pihak yang terkadang tidak mengikuti peraturan mediasi

yang telah disepakati28 Hal ini mengakibatkan tidak efektifnya proses

mediasi

d Biasanya jauh sebelum para pihak mendaftarkan perkara dan mengikuti

persidangan sering kali mereka sudah bersepakat untuk memutus

ikatan pernikahan29 Akhirnya mediator pun sulit untuk mendamaikan

kembali bahkan gagal

e Sikap para pihak yang kooperatif Namun hal ini mereka lakukan agar

proses mediasi cepat selesai dan berlanjut kepada tahap persidangan30

Mereka melakukan hal ini hanya sebagai formalitas

5 Kebudayaan

Berkaitan dengan kebudayaan dalam skripsi ini adalah mengenai

budaya masyarakat muslim yang berperkara di Pengadilan Agama Hal ini

sesuai dengan Pasal 1 butir (1) Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009

Tentang Peradilan Agama Pasal tersebut berbunyi

1 Peradilan Agama adalah peradilan nagi orang-orang yang beragama

islam

Menurut pasal ini Pengadilan Agama adalah wadah bagi orang-orang yang

ingin berperkara khusus untuk orang-orang atau masyarakat yang beragam

islam

28 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 29 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 30 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

61

Penulis melihat ada kecenderungan kenaikan angka perceraian dalam

empat tahun terakhir Berikut adalah angka perceraian selama 4 tahun

terakhir

Tabel 6

DIAGRAM PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA 4

TAHUN TERAKHIR31

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa angka perceraian dari tahun ke

tahun terus mengalami peningkatan baik pada perkara cerai talak maupun

cerai gugat Namun diantara kedua jenis perkara tersebut angka cerai gugat

jauh mendominasi dibandingkan dengan cerai talak Pada tahun 2012 pada

perkara cerai talak terdapat 89683 perkara yang diputus sedangkan pada

cerai gugat terdapat 206102 perkara Pada tahun 2013 terdapat 94715

perkara cerai gugat dan 221460 pada perkara cerai gugat Selanjutnya pada

tahun 2014 pada cerai talak terdapat 99536 perkara dan 243334 pada

perkara cerai gugat Kemudian pada tahun 2015 terdapat 98602 perkara

31 httpbadilagmahkamahagunggoidrekap-perkara-diterima-dan-diputus

050000

100000

150000

200000

250000

300000

2012 2013 2014 2015

89683 94715 99536 98602

206102 221460 243334 252885

cerai talak

cerai gugat

62

cerai talak dan 252885 pada perkara cerai gugat Dari setiap tahunnya

jumlah perkara cerai gugat lebih dari 2 kali lipat jumlah perkara cerai talak

Perbedaan jumlah angka ini sangat signifikan dan menunjukkan bahwa

betapa tingginya angka perceraian di Indonesia terutama dalam perkara

cerai gugat Bisa disimpulkan bahwa angka perceraian dari tahun ke tahun

terus mengalami peningkatan

C Tingkat Keberhasilan Mediasi

Pada pembahasan ini peneliti membatasi penelitian hanya pada tahun 2015

Data yang diambil bersumber dari laporan bulanan yang kemudian dirangkum

menjadi laporan tahunan Pengadilan Agama Karawang Di dalam laporan

tersebut dapat diketahui berapa jumlah perkara yang dimediasi setiap bulannya

dan berapa jumlah perkara yang berhasil dan gagal untuk dimediasi Berikut

adalah laporan pembukuan mediasi di Pengadilan Agama Karawang tahun 2015

Tabel 7

LAPORAN TAHUNAN MEDIASI PENGADILAN AGAMA

KARAWANG TAHUN 2015

NO

BULAN

JUMLAH PERKARA

KETERANGAN

BERHASIL TIDAK BERHASIL

1 Januari 28 0 28

2 Februari 18 0 18

3 Maret 20 1 19

4 April 25 0 25

5 Mei 21 0 21

63

6 Juni 18 0 18

7 Juli 18 0 18

8 Agustus 23 1 22

9 September 27 2 25

10 Oktober 35 1 34

11 November 31 0 31

12 Desember 25 0 25

TOTAL 289 5 284

Untuk mengetahui prosentase keberhasilan mediasi dalam satu tahun pada

tabel di atas dapat digunakan rumus sebagai berikut 32

119869119906119898119897119886ℎ 119901119890119903119896119886119903119886 119910119886119899119892 119889119894119888119886119887119906119905119869119906119898119897119886ℎ 119901119890119903119896119886119903119886 119910119886119899119892 119889119894119901119906119905119906119904

X 100

Berdasarkan rumus di atas dapat ditentukan prosentasi keberhasilan mediasi

perceraian di Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015 sebagai berikut

5284

X 100 = 176

Maka dapat diketahui prosentase tingkat keberhasilan perkara yang berhasil

dimediasi adalah sebesar 176 Hal ini membuktikan bahwa tingkat

keberhasilan mediasi di Pengadilan Agama Karawang pada tahun 2015 sangatlah

jauh dari apa yang diharapkan Dengan hasil tersebut membuktikan bahwa

32 http wwwbadilagnet data ARTIKEL Mencari 20 tolak 20 ukur 20 hasil

20 Mediasipdf

64

mediasi di Pengadilan Agama Karawang pada tahun 2015 belum efektif Ini

sangat berbanding terbalik dengan prosentase kegagalannya sebesar 9824

D Faktor Pendukung dan Penghambat Keberhasilan Mediasi

Tentunya dalam berjalannya proses mediasi ada faktor pendukung dan

penghambat keberhasilan mediasi Berikut adalah beberapa faktor-faktor

keberhasilan mediasi

a Para Pihak Bersifat Kooperatif

Artinya adalah mereka para pihak dapat mematuhi peraturan dalam

proses mediasi yang telah disepakati sebelumnya33 Hal ini harus dilakukan

karena kebanyakan para pihak yang berperkara ketika suasana hatinya tidak

baik tidak dapat mengontrol emosi sehingga peraturan yang telah disepakati

sebelumnya tidak dipatuhi dan proses mediasi tidak berjalan efektif

b Kecakapan dan Penampilan

Cara penyampaian dan gaya bahasa mediator yang mudah dipahami

sangat mendukung keberhasilan mediasi terutama mediator yang

bersertifikat34 Ketika seorang mediator telah bersertifikat setidaknya dia

telah mengkuti serta mempelajari bagaimana cara berkomunikasi cara

menggali infomasi dan berhadapan dengan para pihak yang berbeda-beda

karakter

33 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 34 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan

Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

65

Begitu juga penampilan mediator yang berwibawa dan meyakinkan

dapat menjadi faktor keberhasilan mediasi karena dapat meyakinkan dan

menimbulkan kepercayaan terhadap para pihak35

c Latar Belakang Pendidikan dan Lingkungan dimana para pihak tinggal

Latar belakang pendidikan mempunyai pengaruh terhadap pola pikir

para pihak ketika menghadapi suatu permasalahan dalam hal ini khususnya

adalah perkara perceraian serta lingkungan dimana para pihak tinggal juga

dapat mempengaruhi pola pikir para pihak Ketika latar belakang

pendidikan dan lingkungan baik maka pola pikir para pihak juga akan baik

dan positif ketika menghadapi suatu perkara36

d Mengingat Anak

Faktor mengingat anak dapat mendukung keberhasilan mediasi karena

para pihak akan berfikir ulang ketika mereka berceraian bagaimana nasib

anak-anak mereka apabila bercerai37 Hal ini bagi mereka yang sudah

memiliki anak dari hasil perkawinan yang mereka laksanakan

e Kondisi Ruang atau Tempat Mediasi

Ketika kondisi tempat atau ruang nyaman hal ini juga dapat

mempengaruhi keberhasilan mediasi karena dapat merubah mindset para

pihak dalam berfikir Contoh ketika berada di ruangan ruangan tersebut

35 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 36 Kedua faktor tersebut hasil wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator

Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 37 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

66

ditata dengan rapih dan menggunakan pendingin ruangan atau AC (Air

Conditioner) yang dapat membuat para pihak nyaman38

f Iktikad Baik Para Pihak

Sehebat dan sekeras apapun usaha seorang mediator untuk

mendamaikan tidak akan berhasil apabila tidak didukung iktikad baik para

pihak terutama dari pihak penggugat agar mau menerima kembali pihak

tergugat untuk hidup bersama39

Berikut adalah beberapa faktor penghambat terhadap keberhasilan mediasi

a Keinginan Kuat Para Pihak Untuk Bercerai

Hal ini terjadi biasanya ketika salah satu atau kedua belah pihak

tidak mau bermusyawarah Misalnya salah satu pihak menuruti pihak

lawan yang ingin bercerai itu sudah dipastikan akan gagal untuk

dimediasi40

b Konflik Yang Sudah Meruncing

Konflik yang sudah meruncing dan berlarut-larut diantara para

pihak akan menghambat keberhasilan mediasi Apabila salah satu pihak

ada yang berkeinginan untuk berdamai masih ada kesempatan untuk

dimediasi Akan tetapi apabila keduanya sudah tidak ingin untuk

berdamai maka akan sangat sulit dimediasi41

38 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan

Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 39 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 40 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 41 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

67

c Psikologis atau kejiwaan para pihak

Kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya

sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang

mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan

perceraian ini42

42 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

68

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan terdapat beberapa

kesimpulan yang dapat dikemukakan

1 Efektivitas mediasi yang dilaksanakan di Pengadilan Agama Karawang belum

efektif karena tingkat keberhasilannya masih sangat rendah

2 Faktor-faktor pendukung keberhasilan mediasi adalah

a Para Pihak Bersifat Kooperatif Artinya adalah mereka para pihak dapat

mematuhi peraturan dalam proses mediasi yang telah disepakati

sebelumnya Hal ini harus dilakukan karena kebanyakan para pihak yang

berperkara ketika suasana hatinya tidak baik tidak dapat mengontrol emosi

sehingga peraturan yang telah disepakati sebelumnya tidak dipatuhi dan

proses mediasi tidak berjalan efektif

b Kecakapan dan Penampilan Cara penyampaian dan gaya bahasa mediator

yang mudah dipahami sangat mendukung keberhasilan mediasi terutama

mediator yang bersertifikat Ketika seorang mediator telah bersertifikat

setidaknya dia telah mengkuti serta mempelajari bagaimana cara

berkomunikasi cara menggali infomasi dan berhadapan dengan para pihak

yang berbeda-beda karakter Begitu juga penampilan mediator yang

berwibawa dan meyakinkan dapat menjadi faktor keberhasilan mediasi

69

karena dapat meyakinkan dan menimbulkan kepercayaan terhadap para

pihak

c Latar Belakang Pendidikan dan Lingkungan dimana para pihak tinggal

Latar belakang pendidikan mempunyai pengaruh terhadap pola pikir para

pihak ketika menghadapi suatu permasalahan dalam hal ini khususnya

adalah perkara perceraian serta lingkungan dimana para pihak tinggal juga

dapat mempengaruhi pola pikir para pihak Ketika latar belakang

pendidikan dan lingkungan baik maka pola pikir para pihak juga akan

baik dan positif ketika menghadapi suatu perkara

d Mengingat Anak Faktor mengingat anak dapat mendukung keberhasilan

mediasi karena para pihak akan berfikir ulang ketika mereka berceraian

bagaimana nasib anak-anak mereka apabila bercerai

e Kondisi Ruang atau Tempat Mediasi Ketika kondisi tempat atau ruang

nyaman hal ini juga dapat mempengaruhi keberhasilan mediasi karena

dapat merubah mindset para pihak dalam berfikir Contoh ketika berada di

ruangan ruangan tersebut ditata dengan rapih dan menggunakan pendingin

ruangan atau AC (Air Conditioner) yang dapat membuat para pihak

nyaman

f Iktikad Baik Para Pihak Sehebat dan sekeras apapun usaha seorang

mediator untuk mendamaikan tidak akan berhasil apabila tidak didukung

iktikad baik para pihak terutama dari pihak penggugat agar mau menerima

kembali pihak tergugat untuk hidup bersama

70

3 Faktor-faktor penghambat mediasi adalah

a Keinginan Kuat Para Pihak Untuk Bercerai Hal ini terjadi biasanya ketika

salah satu atau kedua belah pihak tidak mau bermusyawarah Misalnya

salah satu pihak menuruti pihak lawan yang ingin bercerai itu sudah

dipastikan akan gagal untuk dimediasi

b Konflik Yang Sudah Meruncing Konflik yang sudah meruncing dan

berlarut-larut diantara para pihak akan menghambat keberhasilan mediasi

Apabila salah satu pihak ada yang berkeinginan untuk berdamai masih

ada kesempatan untuk dimediasi Akan tetapi apabila keduanya sudah

tidak ingin untuk berdamai maka akan sangat sulit dimediasi

c Psikologis atau kejiwaan para pihak Kekecewaan yang berat salah satu

pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa

terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri

ikatan dengan jalan perceraian ini

B Saran

Pada bagian akhir skripsi ini penulis ingin memberikan saran-saran kepada

beberapa pihak atau instansi yang terkait yaitu sebagai berikut

1 Kepada Pemerintah dalam hal ini Kementrian Agama yang membawahi

Kantor Urusan Agama atau biasa disebut KUA mewajibkan kepada calon

pasangan suami isteri yang akan menikah untuk mengikuti bimbingan dan

pembinaan tentang pernikahan untuk menciptakan rumah tangga sakinah

mawaddah wa rahmah sesuai dengan tujuan pernikahan Karena sampai

saat ini hal tersebut hanya bersifat anjuran Hal ini dilakukan agar pasangan

71

yang akan menikah memiliki bekal dan pengetahuan yang cukup serta

membentuk mental yang baik bagi para calon pasangan suami isteri Ini

adalah modal utama agar para pasangan suami isteri terhindar dari perkara

perceraian

2 Kepada Mahkamah Agung ada dua saran yang ingin penulis berikan yaitu

sebagai berikut

a Mahkamah Agung agar mengadakan pelatihan lebih intensif kepada

hakim mediator khususnya bagi hakim yang belum bersertifikasi

sehingga seluruh hakim telah mengikuti dan memiliki sertifikat

tersebut karena kecakapan mediator adalah salah satu faktor

pendukung keberhasilan dalam mediasi

b Agar Mahkamah Agung mengeluarkan PERMA yang menjelaskan

tentang kriteria keberhasilan hakim dan insentif bagi hakim yang

berhasil menjalankan fungsinya sebagai mediator karena hal itu adalah

upaya luar biasa sehingga layak dan patut untuk diberikan insentif

Juga untuk memotivasi para hakim agar lebih bersungguh-sungguh

dalam menjalankan fungsinya sebagai mediator yang berdampak

dapat meningkatkan keberhasilan dalam proses mediasi Pada

kenyataanya sampai saat ini Mahkamah Agung belum menjelaskan

regulasi tersebut di dalam PERMA

3 Kepada para hakim yang ditetapkan menjadi mediator agar dengan

sungguh-sungguh menjalankan fungsinya sebagai mediator tidak hanya

sekedar formalitas belaka karena diamanatkan oleh PERMA

72

DAFTAR PUSTAKA

Abbas Syahrizal Mediasi dalam Perspektif Hukum Syariah Hukum Adat dan

Hukum Nasional Jakarta Kencana 2009

Astarini Dwi Rezki SriMediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian

Sengketa Berdasarkan Asas Peradilan Cepat Sederhana Biaya Ringan

BandungPT Alumni 2013

Abdurrasyid Priyatna Arbitase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Suatu

Pengantar Jakarta Fikahati Anesta 2002

Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Al-Sheikh Lubaabut Tafsiir

Min Ibni Katsir terj M Abdul Ghoffar Juz 5 Bogor Pustaka Imam Asy-Syafirsquoi

2003

Amriani Nurnaningsih Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di

Pengadilan Jakarta PT RajaGrafindo Persada 2011

Al-Husain Ahmad Fathul Qariib Al-Mujiib Mesir Thaha Putra Semarang 1934

Ali Zainuddin Sosiologi Hukum Jakarta Sinar Grafika 2012

Ali Achmad Menguak Teori Hukum dan Teori Peradilan Vol 1 Jakarta

Kencana 2010

Amir M Abdul Kamus Istilah Islam Jakarta Pustaka Firdaus 1994

Dawson Roger Seni Negosiasi (Secret of Power Negotiating) Jakarta Gramedia

Pustaka 2010

Emirzon Joni Alternatif Penyelesaian Sengketa diluar Pengadilan (Negosiasi

Mediasi Konsiliasi dan Arbitrase) Jakarta Gramedia Pustaka Utama

2000

73

Hidayatulloh Efektivitas Mediasi Dalam Perkara Perceraian di Pengadilan

Agama Depok Skripsi Fakultas Syarirsquoah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2011

Kriekhoff Valerine Mediasi Sebagai Bentuk Penyelesaian Sengketa keluarga

Pustaka Dunia 2012

Lumbuun Ronald S Perma RI Wujud Kerancuan Antara Praktik Pembagian dan

Pemisahan Kekuasaan Jakarta Raja Grafindo Persada 2011

Manan Bagir Mediasi Sebagai Alternatif Menyelesaikan Sengketa Varia

Peradilan No 24 8 Juli 2008

Rahmadi Takdir Mediasi Penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan Mufakat

Jakarta Raja Grafindo Persada 2010

Rahman Ghazaly Abdur Fiqh Munakahat Jakarta Kencana Prenada Media

Group 2006

Sabiq Sayyid Fiqh Al-sunnah Kairo Al-Fath Lil Irsquolam Al-lsquoArobi 1972

JMoleong Lexy Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2009

Sari M Efektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara Perceraian di

Pengadilan Agama Maros Skripsi Fakultas Hukum Universitas

Hasanuddin Makassar 2014

Shihab M Quraish Tafsir Al-Mishbah Jakarta Lentera Hati 2007

Soekanto Soerjono Pokok-Pokok Sosiologi Hukum Cet V Jakarta Raja Grafindo

Persada 2014

Sutadi Mariana Pendayagunaan Perdamaian Menurut Pasal 130 HIR154 RBg

dan Potensinya dalam Mewujudkan Keadilan yang Cepat Sederhana dan

Biaya Ringan Jakarta Pusat Pengkajian Hukum dan Mahkamah Agung RI

2005

74

Soekanto Soerjono Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum Jakarta

PTRaja Grafindo Persada 2008

Syarifuddin Amir Ushul Fiqh Jilid II cet6 Jakarta Kencana 2011

Soekanto Soerjono Penegakan Hukum Bandung Bina Cipta 1983

Tim Penyusun Pusat Bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta Balai

Pustaka 1990

Usman Rachmadi Mediasi di Pengadilan Dalam Teori Dan Praktik Jakarta

Sinar Grafika 2012

Widyana I Made Alternatif Penyelesaian Sengketa (ADR) Jakarta Fikahati

Anesta 2009

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Perauran Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur

Mediasi di Pengadilan

Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Prosedur

Mediasi di Pengadilan

Inpres Nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam

Rechtsreglement Buitengewesten (RBg)

Het Herziene Indonesich Reglement (HIR)

Jurnal

75

Nurhasanah dan Rozalinda (2014) ldquoPersepsi Perempuan Terhadap Perceraianrdquo

Kafarsquoah Jurnal Ilmiah kajian Gender Vol 4 (No2) hal 2

Fachrina dan Rinaldi Eka Putra (2013) ldquoUpaya Pencegahan Perceraian Berbasis

Keluarga Luas dan Institusi lokal dalam Masyarakat Minangkabau di

Sumatera Baratrdquo Antropologi Indonesia Vol 34 (No2) hal 5

Internet

Angka Perceraian di Indonesia Tertinggi Dibanding Negara Islam lain 2007

http wwweramuslimcom berita nasional angka- perceraian- di- indonesia-

tertinggi- dibanding- negara- islam- lainhtm diakses pada 9 Juni 2016 jam

1612 WIB

Takariawan Cahyadi Di Indonesia 40 Perceraian Setiap Jam 2015 http

wwwkompasianacom pakcah di- indonesia- 40- perceraian- setiap-

jam_54f357c07455137a2b6c7115 diakses 9 Juni 2016 jam 2348

Cerai Paling Banyak di Jawa Barat http wwwantaranewscom berita 270213

cerai- paling- banyak- di- jawa-barat diakses pada 9 Juni 2016 jam 2259

Budiman Asep 2016 Kasus Cerai Indramayu tertinggi di Indonesia http

wwwpikiran-rakyatcom jawa-barat 2016 03 15 364250 kasus- cerai-

indramayu -tertinggi- di- indonesia diakses 9 Juni 2016 jam 2330

Harahap Syahrizal Hadi http wwwmedanbisnisdailycom news read 2015

1230207187kursus-perkawinan-dan-upaya-mencegah-perceraian diakses

11 Juni 2016 jam 0600

httpwwwpa-karawanggoid diakses pada tanggal 12 Juni 2016jam 2109

Ray Pratama Siadari Teori Efektivitas diakses dari http raypratamablogspotsg

201411teori-efektifitashtml diakses pada tanggal 13 Oktober 2016 pukul 0033

httpbadilagmahkamahagunggoidrekap-perkara-diterima-dan-diputus

httpwwwbadilagnetdataARTIKELMencari20tolak20ukur20hasil20

Mediasipdf

Lampiran 1

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Drs H Hasan Bashri SHMH

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Sejak februari 2016

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H Ketua pengadilan agama karawang

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Ya2009 di Mega Mendung Bogor

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Perma ini mengikat hanya bagi orang2 yg berperkarasetiap yg berperkara berdasarkan revisi Perma No1 Tahun 2016 ini Setiap berperkara khusus utk perceraian wajib menempuh mediasi terlebih dahulukalo tdk putusannya batal demi hukum

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Ya sudah Jadi setiap kita warga PA ada perwakilan untuk mengahadiri sosialisasi iniYa cukup berpengaruhada perbedaan dari pada Perma sebelumnya Ada progresnya walaupun tidak signifikan

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Saya belum tau apakah ada upaya peningkatan menjadi UUmungkin nanti akan ada perubahan menuju kesana sebab ini suatu kewajiban juga

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Yaa baguscukup efektif

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Para pihak antusiasrata2 para pihak ingin dimediasiresponnya baik Tingkat keberhasilannya lumayan Terutama pihak tergugat yg merasa keberatan dgn tuntutan

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Mendamaikan kedua belah pihak yg berperkara utk menuju ke arah perdamaian supaya mereka damai Fungsinya mediator

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi

H Di dalam memang selalu diupayakan penasehatan perdamaiankarena di ruang sidang itu waktunya terbatas dan singkat Kita juga dibatasi dgn perkara yg cukup banyak

11 Mengapa mediasi hraus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Sebab ada hal yg terkadang secret apabila menyangkut perceraianmakanya sidangnya tertutup Ini masalah sangat privasi dan khalayak umum tdk boleh taukarena aib juga Sesuai dgn perma diberikan waktu kurang lbh 40 hari kerja Kami melakukan mediasi tidak hanya 1 atau 2 kali bahkan bisa 4 sampai 5 kali apabila kita melihat masih ada celah utk didamaikan Bahkan harinya bisa ditambah tentunya atas seizin ketua mejalis hakim

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Ketika hal ini terjadibiasanya kita melakukan kaukus Biasanya mereka lbh terbukakarena kalo kita hadirkan mereka berduka biasanya cenderung agak tertutup juga Ini adalah jalan terbaik utk mengetahui apa sih yg sebenarnya terjadi

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya H Pengaruhnya cukup besar jugasebab ketika kaukus mereka lebih terbuka dlm persoalan yg sebenarnya terjadi Kadang2 didepan pihak agak malu dll apalgi kalo para pihak nya tempramental Tp begitu lewat kaukus mereka lebih terbuka kadang2 Sering terjadi hal seperti ini Hal ini sangat penting karena utk menggali persoalan yg sebenarnya terjadi

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H Pertama Kemampuan mediator juga berpengaruh terutama mereka yg sudah bersertifikasi Kedua kesungguhan dari mediator Respon dan keinginan kedua belah pihak juga sangat penting Termasuk juga suasana ruangan mediasi mempunyai pengaruh penting terhadap keberhasil Didesain dgn rapiber ACjadi ketika masuk itu orang2 merasa enak dan nyamandapat merubah mindset mereka juga Kalo ruangannya panasga mumpuni Maka demikian kita berharap Pemerintah menyediakan tmpt khusus utk mediasi yg representatif Faktor kegagalan yaa sebaliknyahehe

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan Biasanya seperti itu sepengatahuan saya selama menjadi mediator

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Yaa sangat penting Harus juga dia memiliki bekal itu sebab itu terkait sekali dgn masalah keluarga Ttg pskologi harus dikuasai oleh hakimbaik dia sebagai hakim

maupun sebagai mediatortapi itu hanya bersifat anjuransebab dlm persyaratan blm ada ketentuan sprti itu Namun secara mafhumnya kita harus mengetahui lah

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Pertama adalah tempat pastinya Utk tempat alhamdulillah bisa kita katakan cukup memadai

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Dulu begitu maunya MA tapi sampai hari ini blm jelas juga reward nya apabelum ada aturan mengenai hal iniitu baru wacana aja Harusnya adasebab itu adalah upaya luar biasa Seperti di negara jepang aja itu reward nya luar biasa Mungkin kalo ada dapat memotivasi hakim juga untuk memediasi dgn lbh baik

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Yaa sudah lumaya ideal lah kalo sgtu

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa H Khusus utk di PA karawang tidak menyediakantp di PA yg lain saya tahu menyediakanuntuk masalah knpa nya saya kurang tau juga yaa Yang jelas ketika Pengadilan saya yg sebelumnya di Cibinong ada

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Rata2 responnya baik dan mau dimediasi tapi 1 atau 2 ada kadang yg menolak Memang harus maukalo tdk batal demi hukum

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Terlepas dari dia tau atau tidak yaayg jelas setiap kali kita perintahkan mereka siap Apalagi bagi mereka yg sudah membawa kuasa hukum atau pengacara karena sebelumnya telah dituntun oleh pengacaranya

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Biasanya dari pihak penggugat yg tdk mau melanjutkanyg kedua kadang2 pihak tergugat juga tdk mauketika kedua belah pihak tdk maubanyak disini yg seperti itu Tapi apabila pihak penggugat atau salah pihak msh mauitu msh ada kemungkinan utk bermediasi Kalo dua2nya sudah tdk mauini yg sangat sulit Rata2 faktor ekonomiselingkuh juga adakekerasan juga adatdk tanggung jawab juga adamacam2 lahyg jelas faktor ekonomi menempati urutan teratasterkait masalah nafkah

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang

H Kita mengadakan kunjungan dan kerjasamaserta studi perbandingan dgn negara2 tersebut(Jepang) Kalo mereka berhasilkenapa tidak kita mengadopsi sistem yg sama Memang tingkat keberhasilanya cukup tinggi Saya termasuk yg terbaik jadi mediator Dari segi aturannyapelaksanaannyasistemnya juga kita ikut Kalo di luar negeri berbedasebelum menuju ranah persidanganmereka sebelum itu sudah ada upaya perdamaian Jadi kalo mereka sudah berhasil ga perlu lagi naik ke tahap persidangan Berbeda dgn kitakalo kita di dalamartinya setelah daftar ke persidangan baru dapat dilakukan mediasi Mereka juga ada lembaga swasta yg dibiayai oleh negara tanpa dipingut biaya Utk hal biaya mediasi kita juga sama gratisCuma kita dalam persidangan setelah daftar Faktor kultur sangat berpengaruhutk di indonesia apalagi dgn kemajemukan sukunyakhusus utk karawang saja skrng bukan hanya orang sunda saja tapi sudah dari mana2 Sosialisasi mediasi ini kita suka lakukan namun hanya dalam ranah kelembagaan sajatdk khusus kepada masyarakat

H = Hakim atau Hakim Mediator

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Dra Rosniati MH

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Ya saya sebagai hakim mediatordisini sejak 31 agustus 2013

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H Ketua PA Karawang melalui SK

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Belum memilikinamun kita sebagai hakim dibenarkan untuk merangkap juga sebagai hakim mediator kecuali kalo mediator diluar hakimitu wajib memiliki sertifikat mediator

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Tidakini hanya mengikat kepada orang2 yg berperkara dipengadilan saja Kalo ga dimediasi putusannya batal demi hukum Kalo kedua belah pihak hadir dapat dimediasi tp kalo salah satu tdk hadir tdk dapat dimediasi

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Dari pihak MA sudah melakukan sosialisasi dgn cara perwakilan dari PA karawang ini di undang ke MA Kyk nya ga ada perubahan yg berarti yaa karena biasanya orng yg berperkara kesini ga ada suami nyayg verstek(ga bisa dimediasi)yg hadir dua2nya hanya sedikit Tp dsni juga banyakcontoh penggugat mengajukan gugatan terus suaminya dtng atau suami yg mengajukan lalu termohonnya datang mediasi perdamaiannya itu jarang yg berhasil namun akibat cerainya bnyk yg berhasil seperti nafkah lsquoiddahmutrsquoah nya itu bnyk yg berhasil

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Belum adamungkin tergatung orang-orang yg ada di Mahkamah Agung yaauntuk menerbitkan Undang-Undang itu banyak persyaratannya

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Cukup efektifCuma khusus dlm perkara perceraian efektifnya dalam hal akibat cerainyabukan pada perdamaian dalam perceraiannya Karena orang yang datang berperkara perceraian itu adalah dalam hal perasaanuntuk mendamaikannya itu kan sulit apabila sudah menyangkut perasaan

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Kalo dalam perkara perceraianbanyaknya penyelesaian perkara dengan jalan damai atau mediasi yang berujung pencabutan perkara Dalam penyelesain perkara pun lebih cepat ya

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Mediator itu adalah orang yang ditunjuk ketua majelis hakim dgn sebuah penetapan untuk membantu para pihak menyelesaikan perkara mereka dengan jalan damai Lalu fungsinya menjadi penengahmencari solusi tentang sengketa yg mereka hadapi

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi H Ini sebetulnya mediasi ini adalah non-litigasi tp sudah terintegrasi ke dalam litigasi dan itu membantu Memang dalam setiap awal persidangan sudah memberikan nasihat tapi kan untuk lebih fokus dan optimal waktunya harus dipisahkan secara tersendiri

11 Mengapa mediasi harus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Karena dalam hal perceraian ada rahasia2 rumah tangga yg orang lain tidak boleh mengetahuiyg boleh tau hanya mediator dengan hakim Apabila terbuka untuk umum itu tidak etisbarang kali ada sesuatu yang dapat memalukan salah satu atau kedua belah pihakaib keluarga jugajadi harus benar2 rahasia Dalam Perma terbaru kan jangka waktunya 30 harisampai kapanpun bisa bahkan sampai perkara putuspun apabila para pihak menghendaki untuk mediasi kembali yaa kita mediasi lagi Contoh dia cerai tahap awal mediasi tapi tidak tercapailalu berlanjut rekonpensi dalam tahap ini kita mediasi lagi Tapi apabila yg tidak bisa dimediasi kalo perkaranya sudah lanjut Umpamanya verstek awalnyapihak tergugat tidak hadir Lalu kita sudah dalam tahap pembuktiankemudian pihak istri atau suami datangkita sudah tidak mediasi lagi karena sudah lewat

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Pertama yg dilakukan adalah ditunda mediasinya tergantung kesepakatan

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya H Yaa pernah juga Selama ini kaukus tidak banyak pengaruh menurut saya

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H (Faktor keberhasilan mediasi) (1)hubungan antara keduabelah pihak belum terlalu meruncingsalah satu pihak masih berkeinginan untuk damai itu msh ada kesempatan tapi apabila sudah dua2nya tidak itu sangat sulit dimediasi (2)Faktor mengingat anak2 bagi yg sudah menikah dan sudah memiliki anak2bagaimana nasib anak2 apabila bercerai (3)faktor hakimbagaimana cara hakim berbicara dan memberikan nasihat Apabila nasihat2 dapat diterima oleh para pihak itu juga dapat berpengaruh terhadap keberhasilan mediasi

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan Biasanya seperti itu sepengatahuan saya selama menjadi mediator

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti

dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Yaa itu juga diperlukanbisa juga apabila melibatkan keluarga (hakam) barang kali dengan begitu dpt meluluhkan hati Dalam psikologis juga perlumelihat keadaan atau kondisi kejiwaan seseorang Walaupun kita bukan ahli psokologis tapi karena pengalaman sebagai hakim kita bisa menilai watak kondisi seseorang Lalu kan kita sudah melakukan pelatihan2 mediasitujuannya kan untuk itu Bagaimana cara memediasi orangbagaimana supaya orang itu tertarik dgn kita

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Tempat atau ruang Tentunya ruangan yg apabila orang masuk itu bisa membuat dingin hatinya Ruang mediasi harus dihias sebaik mungkinsejuk juga Kalo disini belum memadai kan apabila memperbaiki sarana dan prasarana harus ada anggaranuntuk tahun ini kita belum dapat anggaran itu dan ruang mediasi yaa seadanya Kalo ditempat lain sudah memadaidihiasada meja khusus (meja bundar)

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Tidak ada reward apapunnamun MA dulu ada wacana tantang hal ituberupa apa juga belum diberitahukalo untuk kenapa nya saya juga tidak tau yaa

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Belum idealmasih kurangnamun ruang khusus nya sudah ada tp belum ideal

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa H Belum ada kita hakim merangkap sebagai mediator juga Kita berbagi waktusiapa yg hari itu tidak sidang berarti itu yg mediasi

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Respon para pihak rata2 bagustapi keberhasilan nya yang kurang Orang2 yg datang ke Pengadilan itu rata2 perasaannya sudah sulit utk disatukanapalagi apabila salah satu pihak ada yg selingkuhitu sulit

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Terlepas dari dia tau atau tidak yaayg jelas setiap kali kita perintahkan mereka siap Apalagi bagi mereka yg sudah membawa kuasa hukum atau pengacara karena sebelumnya telah dituntun oleh pengacaranya

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Kalo di Karawang inikebanyakan karena faktor ekonomi kurang Suami tdk kerja atau suaminya malas2an bekerjajd istri terpaksa bekerjaBanyak jugayg akhirnya

suami mengizinkan istri menjadi TKITKW ke luar Suami dirumah ngurus anak dikirim uanglalu dikumpulkan untuk modal nikah lagi Kedua adalah Selingkuh

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang H Perlu juga kita mencontohnamun kita kan blm tau bagaimana prosesnya disana Kalo memang baik ya kita harus mencontoh Tapi kita juga kn sudah ada payung hukum sendiri Untuk masalah kultur juga menurut saya tidak banyak pengaruh yaakarena kalo perkara peceraian itu sudah masalah hati yaasangat sulitga mungkin memaksakan kehendak Jadi mediasi itu ada beberapapertama (berhasil) dua2nya hadir dan berhasil damaiada juga (gagal) apabila salah satu pihak tidak hadiritu gagal dimediasi Ada juga (tidak berhasil) yaitu dua2nya hadir namun gagal untuk dimediasi H = Hakim atau Hakim Mediator

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Dra Elfina Fitriani

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Sejak 8 februari 2016

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H Ketua PA Karawang dengan SK

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Sudah adasaya mengikut di MegamendungBogor pada tahun 2013 kalo tdk salah

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Hanya mengikat kpd orang2 yg berperkara saja

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Sudah Tidak banyak berpengaruh yaa terhadap keefektivitasan mediasi

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Kalo sementara ini belum ada upaya kesana Karena tahap untuk kesana butuh waktu dan pembahasan yg panjang

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Cukup efektif

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Kalo dalam perkara perceraianbanyaknya penyelesaian perkara dengan jalan damai atau mediasi yang berujung pencabutan perkara Dalam penyelesain perkara pun lebih cepat ya

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Pada intinya adalah orang mencari solusi terhadap permaslahan yg dihadapi orang2 yg berperkara Fungsinya adalah untuk mendamaikan para pihak

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi H Kalo dalam hal ini kita memakai pasal 82 UU No 7 Tahun 1989 ttg Peradilan Agama Karena apabila tdk ada waktu khususmaka proses mediasi tdk akan maksimal dan tdk akan berjalan dengan baik karena saat persidangan terbatas oleh waktu yg berujung pd penumpukan perkara

11 Mengapa mediasi hraus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Karena ini adalah masalah keluargabanyak masalah2 yg sifat nya privasi Dalam agama juga kn apabila ada masalah jgn sampai orng lain atau orang luar taubahkan kalo bisa ketika suami istri bertengkar anak pun jgn sampai tau Apabila orang lain

mengetahui bukannya menyelesaikan masalah tapi malah menambah masalah Karena aib juga yg menyebabkan ini bersifat tertutup

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Saya akan lakukan kaukus Kadang ketika kedua belah pihak saling berhadapankeduanya tidak mau saling terbukatakut menyinggung perasaan Pada saat kaukus masing2 pihak lebih terbuka mengungkapkan masalah yg sebenarnya Pada inti nya apabila masih ada solusi kita cari solusinya tapi tidak bisa mau bagaimana lagi Terkadang kan ada orang yg memilki prinsip

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya H Yang saya alamipada akhirnya kaukus ini tidak berhasil juga terhadap mendamaikan para pihakcuman para pihak lebih terbuka mengungkapkan masalah2nya yg tidak bisa dia ungkapkan ketika di dpn salah satu pihak Mungkin mediator lain berbeda lagikarena itu yg saya alami selama menjadi mediator

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H Kadang2 dari para pihak jugajika salah satu masih ada keinginan untuk rukun masih ada kesempatan untuk berdamai kembaliterutama pihak penggugat yang dapat menerima kembali pihak tergugat untuk kembali hidup bersama Tapi kalo sudah dari kedua belah pihak berkeinginan untuk pisah itu sangat sulit utk didamaikantidak mungkin kita memaksakan Dari mediatornya jugacara membujuk atau cara bicara mediator terhadap para pihak itu enakdapat diterimapenampilan mediator jugahal itu dapat mendukung keberhasilan mediasi

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Tentu perlunamun secara akademik kita sebagai mediator tidak mungkin untuk belajar lagi dalam hal (psikologis) tapi kita belajar dari pengalaman Untuk menarik seseorang itu kita kan harus mengetahui jiwa atau karakteristik seseorang Sebenarnya harus bisa ilmu ttg psikologisharus sebelumnya diarahkan ke dalam bidang psikologis dalam hal akademik Tapi ya kalo skrng berdasarkan nalurialamiberdasarkan pengalaman saja Ketika menghadapi seseorang kita harus memiliki kemampuan itu untuk menunjang keberhasilan Tidak peraturan seperti iniuntuk saat ini hanya bersifat anjuran saja

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Pertama adalah ruang mediasi harus dikhususkanterpisah Ideal ruang mediasi dalam buku panduan adalah ruangannya besartertata dengan rapiterdapat meja bundar sehingga para pihak bisa berhadapandinginada air minum dan perlangkapan lainnyaserta adanya pajangan poto2 keluarga yg harmonis Sehinnga ketika masuk para pihak yg tadinya dala kondisi tdk enak bisa menjadi lbh enak lahstandarnya seperti itu Di PA karawang belum memadai

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Tidak ada reward apapunnamun MA dulu ada wacana tantang hal ituberupa apa juga belum diberitahukalo untuk kenapa nya saya juga tidak tau yaa

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Belum ideal

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa HBelum ada kita hakim merangkap sebagai mediator juga Kita berbagi waktusiapa yg hari itu tidak sidang berarti itu yg mediasi

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Responnya baik terhadap proses mediasi inimau menerima saran2 yg kami sampaikan walaupun pada akhirnya para pihak gagal untuk berdamai Sikap para pihak kooperatif tapi itu dilakukan agar proses mediasi cepat selesai dan dilanjutkan ke tahap persidangan Mereka terkesan melakukan ini hanya sebagai formalitas belaka

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Terlepas dari dia tau atau tidak yaayg jelas setiap kali kita perintahkan mereka siap Apalagi bagi mereka yg sudah membawa kuasa hukum atau pengacara karena sebelumnya telah dituntun oleh pengacaranya

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Faktor ekonomi Banyak yg gugat kalo gugat ka pihak istri yg mengajukan Dalam hal ini banyak suami yg tdk bertanggung jawab memberi nafkah atas istri Faktor selingkuhfaktor KDRT juga ada tapi tidak banyak

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang H Tentu perlu apabila itu patut dan bisa kita contoh terlebih negara2 tersebut memiliki tingkat keberhasilan mediasi yg tinggi H = Hakim atau Hakim Mediator

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Dra Ratna Jumila SH

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Jadi pada dasarnya hakim itu melekat sebagai mediatoritu sesuai dengan Perma No1 Tahun 2008 Namun menjadi mediator bersertifikat skitar 2012 atau 2013 Semenjak jadi hakim disini tahun 2014 merangkap sebagai mediatorada SK dari Ketua PA Karawang

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H ya kalo disini dari SK Ketua PA Karawang

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Ya punyadari Pusdiklat MA MegaMendung skitar tahun 2012 atau 2013

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Perma itu terikatartinya setiap berperkara kita wajib melakukan mediasi kalo kedua belah pihak hadir Artinya Perma ini hanya mengikat kepada orang2 yang berperkara di Pengadilan saja

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Sudahsebetulnya tidak jauh beda dgn Perma sebelumnya No1 Tahun 2008namun penekanan dalam Perma No1 Tahun 2016 ttg perceraian agak diatur lebih rinci kalo Perma sebelumnya msh secara umum Untuk pengaruhnya terhadap efektivitas mediasi sih saya rasa tidak pengaruh atau perubahan yaa

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Kalo dari Perma ke UU belum ada upaya yakarena kalo menuju UU proses nya berat dan agak rumitMungkin nnti suatu saat akan ada Tapi kita terus belajar dari kasus2 yang dihadapiatau ada saranatau diadakannya workshop Kalo menuju UU ada cuman proses butuh proses yang tidak sebentar ya

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Ya cukup efektif

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Kalo dalam perkara perceraianbanyaknya penyelesaian perkara dengan jalan damai atau mediasi yang berujung pencabutan perkara Dalam penyelesain perkara pun lebih cepat ya

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Mediator itu adalah orang yang ditunjuk ketua majelis hakim dgn sebuah penetapan untuk membantu para pihak menyelesaikan perkara mereka dengan jalan

damai Lalu fungsinya menjadi penengahmencari solusi tentang sengketa yg mereka hadapi

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi H Mediasi itu sifatnya wajib Setiap sidang pertama yang dihadiri oleh para pihak lengkapwajib menempuh proses mediasikalaupun dalam setiap sidang ada upaya damai itu adalah amanat Undang-undang Apalagi masalah perceraian itu dalam setiap sidang wajib mendamaikan para pihak Tapi kalo mediasi di awalKalo berhasil ya sudahtapi kalo gagal disetiap awal persidangan wajib mendamaikan para pihak

11 Mengapa mediasi hraus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Karena ada rahasia2 yg tidak boleh didengar oleh orang lainada juga kaukusApabila mediasi gagal mediator pun hraus memusnahkan berkas2 yg berkaitan dengan mediasi karena saking rahasianya Untuk masalah hari tergantung kasusnya tapi rata2 sih 2 minggu atau 3 minggu Ada juga yg lbh tapi harus seizini dari majelis hakim Artinya ketika mediasi gagaltp pada saat sidang para pihak ingin mediasi lagi itu bolehharus pernyataan dari para pihakitupun harus dimusyawarahkan Mereka sepakat kemudian majelis hakim membolehkan maka boleh mediasi lanjutan Tapi ga boleh lama yapaling lama 14 hari kalo ga salah

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Yaa apabila itu terjadi maka dilakukan kaukus

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya HPernahtergantung kita lihat kasusnya seperti apaterutama masalah perceraianterutama istriada yg ga berani mengutarakan pendapatnyakarena ada yg suaminya KDRTkadang salah satu pihak nya nyerocos terus Karena hal itukita ksh gambaran bahwa mediasi itu punya aturan Ketika mediasi para pihak saling seranggamau ikuti aturan maka kita lakukan kaukus Ga sering Ada pengaruh tp tidak signifikan Pernah pengalaman dlm kasus ceraiterutama kalo salah satu pihak tidak mau cerailakuka kaukusberusaha membuka hati para pihak dan akhirnya mau mengutarakan apa yg diinginkanlalu kita sampaikan pd saat kaukus berikutnya kpd pihak lawanpihak lawan menerimaakhirnya damai dan cabut perkaraNamun tdk setiap perkara sprti itu

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H Pertama para pihak kooperatif artinya mereka para pihak mau mengikuti aturan mediasibisa diajak utk berfikir jernih Karena biasanya kalo suami istri udh marah sakit kan udh kyk orang lain yaa Kedua bahasa kita mereka bisa memahami (cara penyampaian mediator) sangat mendukung keberhasilan mediasi Ketiga latar belakang pendidikan para pihak Ketika masuk ruang mediasipas liat muka para pihak bisa ditebaktapi kalo para pihak adem ayemdiajak ngomong enaksaling mengerti Keempat faktor lingkungan dimana para pihak tinggal

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Harus itukarena sulit membedakan job antara mediator dgn hakimhakim harus memutus tp kalo mediator tdksementara itu hakim jadi mediator ditengah mediasi dia lupa bahwa dia sebagai mediator bkn hakim Akhirnya dia memutuskanitu kn tdk bisa karena mediator tdk bisa memutus Makanya sebenarnya kalo bisa hakim itu jgn jd mediatorkarena tipis sekali dia bisa membedakan antara jadi hakimamp mediatorkadang terpengaruh Perlu sekali Belum ada peraturannyahanya sebatas anjuran

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Ruangan mediasi yg memadaiYa beginilah contohnyamestinya kan harusnya ada poto2 keluarga samawa Disini hanya ada gambar tanganitu kn blm menggambarkan perdamaiantp hanya secara umum Tp ketika saya di Jakpus harusnya ada foto2 dan lukisan kelurga samawa (foto suami istri anak) potonya sangat mesrajd kita terbawa suasana Karena suasana ruangan yg sangat damai sangat mempengaruhi kondisi para pihak terutama ketikan para pihak tegang Saya pernah berhasil ketika itu Di PA karawang belum memadai

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Tidak ada penghargaan apa2

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Belum dianggap baik atau belum memadai

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa H Belum adasejauh ini msh hakim yg ada di PA karawang Terkendala msh sulitnya SDM mediatornya Mungkin msh blm banyak yg memiliki sertifikat mediator Karena apabila diluar hakimharus memiliki sertifikat Kalo ga ada sertifikat pun ga masalah karena merangkap Kami belum bahas ttg ituterus di karawang ini msh jarangtdk seperti di Jakarta Kalo di jakarta setelah pensiun merangkap jd mediator

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Pertamaperkenalan Lalu menjelaskan peraturan mediasi sprti matikan hptidak boleh saling menyerangharus mendengarkan pendapat masing2 pihak dll Biasanya kalo sudah dijelaskan kebanyakan mereka taat Tp kalo ada yg melanggar kita kembalikan lgi ke peraturan yg telah disepakati Penjelasan aturan mediasi harus diawal

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Disini rata2 msh jarang yg sarjana Rata2 menikah diusia muda13 atau 14 thn udh nikah Banyak yg mnta dispensasi nikah Dari bisa digambarkan bahwa belum siap dengan proses mediasi

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Faktor ekonomiselingkuhKDRT biasanya kalo udh selingkuh itu sulit utk didamaikan Kalo masalah ekonomi msh ada kemungkinan utk kita damaikan setelah kita jelaskan Campur tangan pihak ketiga yaitu keluargaitu juga biasanya sulit utk kita damaikan Terkadang mereka msh saling cinta tp ketika pihak keluarga sudah intervensi mereka lbh memilih mendengarkan keluargaga berdaya

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang H Perbedaan dgn jepangdisana mediasi bersifat non-litigasikalo di indonesia kn bersifat litigasiitu yg sulit Kalo di jepang mediasi itu 1 tahun atau bahkan 2 tahun Sedangkan dikita hanya diksh waktu 30 haridan MA menuntut kita utk menyelesaikan perkara dlm wktu 5 bln Kita jd dikejar waktusebelum masuk perkara mereka mediasi dulu Kalo berhasil boleh dibawa ke pengadilan ato tidak utk dibuatkan akte perdamaian (one day wakai) Jd mereka dtng ke pengadilan sudah membawa draf2 kesepakatan Mereka mediasi sebelum memasukkan gugatan ke pengadilan Dulu waktu saya ikut pelatihan mediasimenurut Nara sumber bahwa proses mediasi itu tdk dihitung utk menyelesaikan perkara Contoh waktu itu jangka waktu mediasi 40hari itu blm dihitung Dihitung mulai dari waktu awal persidangan ketika ada laporan dari mediator Tapi skrng tidakdari mulai dftar perkara sudah dihitung waktu penyelesaian perkaratdk boleh lbh dari 150 hari dari hari pendaftaran Jd karena faktor itulah yg mempengaruhi kita ukt bekerja keras dikejar waktu dan berdampak tdk maksimal Karena kalo lama2 kita ditegur oleh MA Itulah faktor knpa mediasi disini jarang yg maksimal (1)MEDIASI GRATIS(2)BIAYA PERKARA MAHAL(3)KETERLIBATAN DARI EKSEKUTIF LEGISLATIF amp YUDIKATIF(4)KULTUR MASYARAKAT YG TAAT HUKUM Sulit diterapkan di Indonesiasebenarnya biaya mediasi gratisan apabila dari hakimsedangkan kalo mediasi dari luar hakim butuh biaya yg berasal dari para pihak Menurut pendapat saya (DraRatna Jumila MH) mungkin mediasi ini hanya formalitas belakaudahlah yg pnting kita sudah melaksanakan amanat Permamasalah berhasil atau tidak itu urusan belakangan

Lembaga ADR adatapi kalo ke pengadilan agama khusus nya banyak ga dipakai jarang ikut campurtapi tdk tau kalo Pengadilan Negeriorang yg berperkara ke PA rata2 orang yg menengah ke bawahapalgi di karawang Beda dgn kota2 besar dgn kasus yg besar sehingga dapat mengambil mediator dari luar KULTUR Dikita ituhukum dibuat utk dilanggar yaa heheterkadang kita suruh mediasi malah mengelak dgn alasan bahwa sudah mediasi dgn keluarga Itu kan salah satu bentuk tdk taat hukumtp kemudian kami jelaskan H = Hakim atau Hakim Mediator

Lampiran 2

Gambar 1

Foto bersama Dra Elfina Fitriani Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 2

Foto bersama Dra Hj Rosniati MH Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 3

Foto bersama Drs H Hasan Bashri SHMH Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 4

Foto bersama Dra Ratna Jumila MH Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 5

Pengadilan Agama Karawang Tampak Depan

Gambar 6

Pengadilan Agama Karawang Tampak Depan

Lampiran 3

Page 4: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing

LEMBAR PERITYATAAII

Vg bertanda tangan di bawah ini

Nama

NIM

Fakultas

Jurusan

TianNurmawan

I 1 12043 100034

Syariah dan Hukum

Perbandingan Mazhab

Dengan ini saya menyatkan bahwa

1 Skripsi ini merupakan hasil asli karya saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam

Negeri ruf$ Syarif Hidayatullah Jakarta

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

3 Jika kemudian hari terbukti karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang laiq maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidatullah Jakarta

2

IV

NIM 1112043100034

v

ABSTRAK

Tian Nurmawan NIM 1112043100034 EFEKTIVITAS MEDIASI DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PERCEREAIAN DI PENGADILAN AGAMA KARAWANG Program Studi Perbandingan Madzhab Konsentrasi Perbandingan Madzhab Fikih Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2012 xiii + 75 halaman + 22 halaman lampiran

Dalam beberapa tahun belakangan ini tingkat perceraian di Indonesia sangat tinggi sehingga banyak pula perkara perceraian yang harus di mediasi Agar mediasi berjalan efektiv dua elemen yang terkait harus bekerja dengan optimal Pihak terkait adalah mediator atau hakim mediator serta para pihak yang berperkara Dua elemen ini harus saling mendukung agar mediasi bekerja sesuai fungsinya bukan hanya sekedar formalitas belaka karena diamanatkan oleh Perma yang dibuat oleh Mahkamah Agung

Skripsi ini ditulis untuk mengidentifikasi tingkat efektivitas mediasi dalam penyelesaian sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015 Untuk menjelaskan faktor-faktor pendukung keberhasilan mediasi dalam penyelesaian sengketa percereian di Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015 Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat keberhasilan mediasi di Pengadilan Agama Karawang Tahu 2015

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif analitis adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data mengorganisasikan data memilah-milahnya menjadi satuan yang datapat dikelolah mensintesiskan mencari dan menemukan pola menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain serta dat dari hasil wawancara dengan para Mediator Hakim di Pengadilan Agama Karawang

Dari penelitian ini disimpulkan bahwa tingkat keefktivitasan mediasi dalam penyelesaian sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang pada Tahun 2015 masih sangat rendah dan sangat jauh dari apa yang diharapkan Faktor-faktor pendukungnya adalah para pihak bersifat kooperatifkecakapan mediator latar belakang pendidikan dan lingkungan dimana para pihak tinggal mengingat anak kondisi ruang mediasi iktikad baik para pihak Faktor-faktor penghambat diantaranya keinginan kuat para pihak untuk bercerai konflik yang sudah meruncing psikologis para pihak

Kata kunci Efektivitas Mediasi Sengketa Perceraian Pengadilan Agama Karawang

Pembimbing I Dr Umar Al-Haddad M Ag

II Ummu Hanna Yusuf MA

Daftar Pustaka Tahun 1934 sd Tahun 2014

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam syukur yang tak

terhingga kupanjatkan pada Mu atas nikmat sehat nikmat rizki dan limpahan

kasih sayang Mu kepada hambamu ini sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini yang berjudul ldquoEFEKTIVITAS MEDIASI DALAM PENYELESAIAN

SENGKETA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA KARAWANGrdquo

Shalawat dan salam selalu terlimpahkan kepada Rasul Mulia Nabi Muhammad

SAW yang telah memberikan cahaya ilmu pengetahuan yang terang benderang di

dalam gelapnya kebodohan

Penulis berbahagia dan mengucap syukur karena telah dapat

menyelesaikan tugas akhir dalam jenjang Strata satu (S-1) yang penulis tempuh

dengan banyak perjuangan Serta menyadari akan kekurangan dan ketidak

sempurnaan dalam penulisan skripsi ini sehingga penulis meminta maaf apabila

dalam penulisan ini skripsi ini jauh dari kata sempurna

Selanjutnya penulis ingin memberikan serpihan kata kepada pihak yang

telah setia membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan penulisan

skripsi ini Dengan rasa hormat penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

1 Prof Dede Rosyada MA Rektor Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

2 Dr H Asep Saepudin Jahar MA Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

vii

3 Bapak Fahmi Muhammad Ahmadi MSi dan Ibu Hj Siti Hana S Ag

Lc MA selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan

Mazhab

4 Pembimbing akademik Ibu Hj Siti Hana S Ag Lc MA dan seluruh

Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

5 Dosen pembimbing skripsi Bapak Dr Umar Al-Haddad MA dan Ibu

Ummu Hanna Yusuf MA yang selalu sabar dan istiqomah dalam

membimbing penulis serta memberikan nasihat-nasihat yang

menyejukan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

6 Terkhusus untuk kepada kedua orangtua penulis yang sangat penulis

cintai dan sayangi Bapak HTandang Permana dan Hj Euis Hapsah

yang selalu memberikan doa bagi penulis serta selalu mendukung

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi ini Penulis

takkan pernah bisa membalas jasa dan pengorbanan kedua orangtua

penulis namun perjuangan ini penulis persembahkan bagi kedua

orangtua penulis

7 Terima kasih pula untuk kakak-kakaku tercinta Fika Siti Rokayah

Ardi Ahmad Wahdiyat yang terus dan selalu memberikan doa serta

dukungan kepada penulis terima kasih dan semoga adik mu menjadi

orang yang sukses dan bermanfaat bagi orang lain

viii

8 Terkhusus kepada kekasih tercinta adinda Neni Anggraeni AmdKeb

yang selalu memberikan doa support motivasi dan dukungannya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik

9 Ucapan terima kasih juga terkhusus kepada Ahmad Rifarsquoi selaku

teman seperjuangan yang sangat banyak berkontribusi sehingga skripsi

ini dapat selesai dengan baik

10 Terima kasih pula kepada Kang Ahmad Fauzi SE Kang Ismail Abdul

Fatah Kang Sugih Waluya Romdon selaku orang yang telah banyak

membantu dan membimbing penulis ketika penulis memasuki awal

perkuliahan

11 Untuk sahabat-sahabat penulis Ahmad Fabi Kriyan Ardani SH (baru

lulus penulis tahu) Rezza Fazriyansyah (Kembaran Chris John)

Abdullah Mahfud Bang Anas (Nasrullah) SKomi selaku teman

kosan dan sahabat seperjuangan Terima kasih kepada pihak yang tak

disebutkan penulis namun tak mengurangi rasa terima kasih dan

hormat penulis kepada kalian semua Semoga Allah SWT membalas

kebaikan hati kalian kepada penulis

Jakarta 12 April 2017

Tian Nurmawan

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA iii

LEMBAR PERNYATAAN iv

ABSTRAK v

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR LAMPIRAN xiii

BAB I PENDAHULUAN 1

A Latar Belakang Masalah 1

B Identifikasi Masalah 6

C Rumusan dan Batasan Masalah 6

D Tujuan dan Manfaat Penelitian 7

E Studi Review Terdahulu 8

F Metode Penelitian 10

G Sistematika Penulisan 12

x

BAB II KONSEP MEDIASI DAN PENERAPANNYA

A Pengertian Mediasi 13

B Dasar Filosofis dan Yuridis Dalam Mediasi 14

C Keuntungan Menggunakan Proses Mediasi 17

D Peran dan Fungsi Mediator 18

E Proses Mediasi 21

F Mediasi Dalam Perspektif Islam 26

BAB III TEORI EFEKTIVITAS HUKUM

A Pengertian Efektivitas 33

B Bekerjanya Hukum Dalam Masyarakat 33

C Teori Efektivitas Hukum 38

BAB IV

A Profil Pengadilan Agama Karawang 42

B Analisis Efektivitas Mediasi 45

1 Tinjauan Yuridis Perma No1 Tahun 2008 dan Perma No1

Tahun 2016 45

2 Kualifikasi Mediator 51

3 Fasilitas dan Sarana 56

4 Kepatuhan Masyarakat 59

ANALISIS TENTANG EFEKTIVITAS MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA KARAWANG

xi

5 Kebudayaan 60

C Tingkat Keberhasilan Mediasi 62

D Faktor Pendukung dan Penghambat Keberhasilan Mediasi 64

BAB V PENUTUP

A Kesimpulan 68

B Saran-saran 70

DAFTAR PUSTAKA 72

LAMPIRAN 76

xii

DAFTAR TABEL

TABEL 1 Daftar Perceraian Pengadilan Agama Karawang 2011-2015 5

TABEL 2 Struktur Organisasi Pengadilan Agama Karawang 44

TABEL 3 Perbedaan PERMA Nomor 1 Tahun 2008 dan Perma Nomor 1 Tahun

2016 50

TABEL 4 Daftar Mediator Pengadilan Agama Karawang 52

TABEL 5 Jadwal Mediator 58

TABEL 6 Diagram Perceraian Pengadilan Agama 4 Tahun Terkahir 61

TABEL 7 Laporan Tahunan Mediasi Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015

62

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Hasil Wawancara Penelitian

LAMPIRAN 2 Foto bersama para Mediator Hakim Pengadilan Agama karawang

LAMPIRAN 3 Surat Keterangan Penelitian di Pengadilan Agama Karawang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Indonesia berada diperingkat tertinggi memiliki angka perceraian paling

banyak dalam setiap tahunnya dibandingkan negara Islam didunia lainnya Hal

tersebut diungkapkan oleh Dirjen Bimas Islam Departemen Agama dalam acara

Pembukaan Pemilihan Keluarga Sakinah dan Pemilihan Kepala KUA Teladan

Tingkat Nasional 2016 Menurutnya gejolak yang mengancam kehidupan struktur

keluarga ini semakin bertambah jumlahnya pada tiga tahun terakhir ini

Tambahnya lagi bahwa setiap tahun ada 2 juta perkawinan tetapi yang

memilukan perceraian bertambah menjadi dua kali lipat setiap 100 orang yang

menikah 10 pasangannya bercerai dan umumnya mereka yang baru berumah

tangga1

Jika di tahun 2013 BKKBN menyatakan tingkat perceraian di Indonesia

sudah menempati urutan tertinggi se Asia Pasifik ternyata di tahun-tahun

berikutnya jumlah perceraian tetap semakin meningkat Melihat data pernikahan

dan perceraian di Indonesia yang dirilis oleh Kementrian Agama RI tampak

pernikahan relatif tetap di angka dua juta dua ratusan ribu setiap tahun sementara

perceraian selalu meningkat hingga tembus di atas tiga ratus ribu kejadian setiap

tahunnya Tahun 2009 jumlah angka pernikahan sebanyak 2162268 kejadian

1Angka Perceraian di Indonesia Tertinggi Dibanding Negara Islam lain

httpwwweramuslimcomberitanasionalangka-perceraian-di-indonesia-tertinggi-dibanding-negara-islam-lainhtm diakses pada 9 Juni 2016 jam 1612 WIB

2

dan perceraian sebanyak 216286 kejadian Lalu pada tahun 2010 jumlah angka

pernikahan sebanyak 2207364 kejadian dan perceraian sebanyak 285184

kejadian Tahun 2011 jumlah angka pernikahan sebanyak 2319821 kejadian dan

perceraian sebanyak 258119 kejadian Tahun 2012 jumlah angka pernikahan

sebanyak 2291265 kejadian dan perceraian sebanyak 372577 kejadian

Selanjutnya pada tahun 2013 jumlah angka perceraian sebanyak 2218130

kejadian dan perceraian sebanyak 324527 kejadian2

Data Kementerian Agama RI disampaikan oleh Kepala Subdit

Kepenghuluan Anwar Saadi Jumat 14 November 2014 Dimuat di Republika

Online 14 September 2014 Sebagai sampel kita ambil data dua tahun terakhir di

2012 dan 2013 saja Jika diambil tengahnya angka perceraian di dua tahun itu

sekitar 350000 kasus Berarti dalam satu hari rata-rata terjadi 959 kasus

perceraian atau 40 perceraian setiap jam

Provinsi Jawa Barat yang juga paling banyak penduduknya menjadi

provinsi yang paling tinggi angka perceraiannya Badan Peradilan Agama MA

pada 2010 mengungkap terdapat 33684 kasus cerai di sana Tempat kedua

adalah Jawa Timur yaitu sebanyak 21324 kasus Posisi ketiga Jawa Tengah

dengan 120193 Indramayu adalah kabupaten di Jawa Barat dengan angka

perceraian tertinggi di Indonesia pada 2015 Jumlah perceraian tahun 2015 pun

meningkat dibandingkan dengan tahun 2014 dan didominasi oleh usia produktif

2Cahyadi Takariawan Di Indonesia 40 Perceraian Setiap Jam

httpwwwkompasianacompakcahdi-indonesiandash40ndashperceraianndashsetiapjam_54f357c07455137a2b6c7115 diakses 9 Juni 2016 jam 2348

3 Cerai Paling Banyak di Jawa barat httpwwwantaranewscomberita270213cerai-paling-banyak-di-jawa-barat diakses pada 9 Juni 2016 jam 2259

3

Ungkap Kepala Pengadilan Agama Indramayu Anis Fuadz di kantornya kamis

14 Januari 2016 lalu Dia menyebutkan Indramayu menempati peringkat pertama

dengan 9444 kasus diikuti Malang sebanyak 8497 kasus Surabaya 8262 kasus

Kabupaten Cirebon 7991 kasus Sementara di Jawa Barat setelah Indramayu dia

memprediksi di peringkat kedua ditempati Kabupaten Tasik atau Kota Cimahi4

Data statistik yang cukup mengejutkan juga dilansir oleh Badilag Badan

Peradilan Agama Mahkamah Agung RI menyebutkan pada tahun 2009 perkara

perceraian yang diputus Pengadilan AgamaMahkamah Syarrsquoiyah mencapai

223371 perkara Perkara cerai gugat berjumlah 150000 Ini berarti 65 dari

perkara perceraian yang diproses di Pengadilan Agama di seluruh Indonesia

adalah cerai gugat5 Dilansir dari sumber yang berbeda data Ditjen Badilag MA

mencatat 285184 perkara berakhir dengan perceraian ke Pengadilan Agama se

Indonesia pada tahun 2010 dimana dalam 5 tahun terakhir peningkatan perkara

yang masuk bisa mencapai 816

Berkaitan dengan hal ini ada badan hukum yang di bentuk oleh Departemen

Agama yang dipercaya untuk menangani hal ini Badan Penasihat Perkawinan dan

Penyelesaian Perkawinan adalah badan yang dibentuk oleh Departemen agama

untuk mendamaikan atau memediasikan para pihak yang beragama Islam yang

4Asep Budiman Kasus Cerai Indramayu tertinggi di Indonesia httpwwwpikiran-

rakyatcomjawa-barat20160315364250kasus-cerai-indramayu-tertinggi-di-indonesia diakses 9 Juni 2016 jam 2330

5 Nurhasanah dan Rozalinda ldquoPersepsi Perempuan Terhadap Perceraianrdquo Kafarsquoah Jurnal Ilmiah kajian Gender Vol 4 No2 Tahun 2014 hal 2

6 Fachrina dan Rinaldi Eka Putra ldquoUpaya Pencegahan Perceraian Berbasis Keluarga Luas dan Institusi lokal dalam Masyarakat Minangkabau di Sumatera Baratrdquo Antropologi Indonesia Vol 34 No2 tahun 2013 h 5

4

ingin bercerai7 Sesuai dengan Peraturan Menteri Agama No 3 Tahun 1975 Pasal

28 ayat (3) menyebutkan bahwa

ldquoPengadilan Agama dalam berusaha mendamaikan kedua belah pihak dapat meminta bantuan kepada Badan Penasihat Perkawinan Perselisihan dan Perceraian (BP4) agar menasehati kedua suami istri tersebut untuk hidup makmur lagi dalam rumah tanggardquo

Biasanya pihak-pihak yang ingin mengajukan perceraian ke Pengadilan

Agama pertama kali mereka mendatangi BP4 ini Namun meskipun para pihak

belum mendatangi atau belum melalui proses BP4 dan langsung mengajukan

perceraian ke Pengadilan Agama Pengadilan Agama tetap menerima perkara

tersebut perkara yang diajukan ke Pengadilan Agama baik yang sudah melalui

proses BP4 maupun yang belum para pihak dalam perkara tersebutwajib

diupayakan perdamaian oleh hakim yang memeriksa dan mengadili perkara

tersebut8

Akan tetapi mediasi yang dilakukan di Pengadilan Agama perlu dilakukan

kajian atau penelitian mengingat tingginya kasus perceraian Berkaitan dengan hal

ini penulis melakukan penelitian di Pengadilan Agama Karawang Berdasarkan

data statistik yang dilansir di situs resmi Pengadilan Agama Karawang Pada

tahun 2011 terdapat 1276 perkara yang didominasi cerai gugat berjumlah 846

perkara dan cerai talak berjumlah 430 perkara Pada tahun 2012 terdapat 1638

perkara yang tetap didominasi oleh cerai gugat bahkan cenderung meningkat

7 Nurnaningsih Amriani Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan

(Jakarta PT RajaGrafindo Persada 2011) h 134 8 Nurnaningsih Amriani Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan

(Jakarta PT RajaGrafindo Persada 2011) h 135

5

dengan jumlah 1131 perkara dan cerai talak sebanyak 507 perkara Lalu pada

tahun 2013 cenderung terus mengalami peningkatan dengan jumlah perkara

sebanyak 1812 perkara dengan perkara cerai gugat sebanyak 1267 dan cerai talak

berjumlah 545 perkara Selanjutnya pada tahun 2014 jumlah perkara perceraian

sebanyak 1761 perkara dengan perkara cerai gugat berjumlah 1294 dan perkara

cerai talak mengalami penurun menjadi 467 kasus9 Lalu pada tahun 2015 jumlah

perkara perceraian sebanyak 1900 perkara dengan perkara cerai gugat sebanyak

1350 perkara dan 550 perkara cerai talak Kesimpulan yang di dapat dari data di

atas adalah selama 4 tahun terakhir perkara perceraian cenderung mengalami

peningkatan yang signifikan dengan didominasi oleh perkara cerai gugat

Tabel 1

DAFTAR PERKARA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA

KARAWANG TAHUN 2011-2015

Tahun Jumlah Perkara Cerai Talak Cerai Gugat

2011 1267 perkara 430 perkara 846 perkara

2012 1638 perkara 507 perkara 1131 perkara

2013 1812 perkara 545 perkara 1267 perkara

2014 1761 perkara 467 perkara 1294 perkara

2015 1900 perkara 550 perkara 1350 perkara

9 httpwwwpa-karawanggoid diakses pada tanggal 12 Juni 2016jam 2109

6

Berangkat dari tujuan awal untuk mengetahui tingkat keefektivan mediasi di

Pengadilan Agama maka penulis beranggapan bahwa masalah ini perlu dijadikan

objek penelitian dalam sebuah skripsi karena akhir-akhir ini perkara perceraian

mengalami peningkatan yang signifikan Tulisan ini ingin mengetahui efektivitas

mediasi di Pengadilan Agama dalam sebuah skripsi yang berjudul ldquoEfektivitas

Mediasi Dalam Penyelesaian Sengketa Perceraian Di Pengadilan Agama

Karawang Tahun 2015rdquo

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut

1 Indonesia adalah negara tertinggi tingkat perceraian

2 Jumlah perceraian di Indonesia semakin meningkat

3 Upaya pemerintah untuk meminimalisir angka perceraian di Indonesia

4 Tingkat keberhasilan mediasi dalam proses penyelesaian sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang tahun 2015

5 Faktor-faktor pendukung dan penghambat terhadap tingkat keberhasilan

mediasi di Pengadilan Agama Karawang tahun 2015

C Batasan dan Rumusan Masalah

1 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah penulis kemukakan agar

permasalahan yang akan penulis bahas tidak meluas maka penulis membatasi

permasalahan sebagai berikut

7

a Efektivitas dibatasi pada keberhasilan dalam mediasi penyelesaian

sengketa perceraian

b Mediasi penyelesaian sengketa perceraian dibatasi pada perkara Tahun

2015

c Data tentang penyelesaian sengketa perceraian dibatasi pada sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang

d Data yang diteliti dibatasi pada data tahun 2015 karena pada tahun

tersebut merupakan angka perceraian tertinggi

2 Rumusan Masalah

Dalam mempermudah penulis menganalisa permasalahan penulis

menyusun rumusan masalah sebagai berikut

a Bagaimana efektivitas mediasi dalam proses penyelesaian sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang

b Apa saja faktor pendukung keberhasilan mediasi penyelesaian sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang

c Apa saja faktor penghambat mediasi penyelesaian sengketa perceraian di

Pengadilan Agama Karawang

3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dalam penulisan ini ada beberapa tujuan yang hendak dicapai oleh penulis

tujuan yang dimaksud adalah

1 Untuk mengidentifikasi tingkat keberhasilan efektivitas mediasi dalam

proses penyelesaian sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang

Tahun 2015

8

2 Untuk menjelaskan faktor-faktor pendukung keberhasilan mediasi dalam

penyelesaian sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang Tahun

2015

3 Untuk menjelaskan faktor-faktor penghambat mediasi dalam penyelesaian

sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015

Adapun manfaat penelitian ini adalah

a Akademis

Secara akademis hasil dari observasi ini diharapkan dapat menjadi

bahan penyuluhan tentang pelaksanaan mediasi di Pengadilan Agama

Karawang

b Praktis

Secara praktis hasil dari observasi ini diharapkan menjadi masukan

bagi pihak Pengadilan Agama guna meningkatkan keefektivitasan mediasi

dalam penyelesaian sengketa perceraian Dan bagi pihak lain diharapkan

dapat membantu untuk mengadakan observasi serupa

4 Studi Review Terdahulu

Untuk mengetahui kajian terdahulu yang telah ditulis oleh penulis lainnya

maka penulis meninjau beberapa skripsi terdahulu yang pembahasannya hampir

sama dengan pembahasan yang penulis kaji Dalam hal ini penulis menemukan

beberapa skripsi yaitu

9

1 Skripsi dengan judul ldquoEfektivitas Mediasi Dalam Perkara Perceraian di

Pengadilan Agama Depokrdquo yang ditulis oleh Hidayatulloh (2011)10 Dalam

Skripsi ini menjelaskan bahwa pada tahun 2009 dari 269 perkara yang

berhasil dimediasi sebanyak 38 perkara (141) Pada tahun 2010 dari 187

perkara yang berhasil dimediasi sebanayak 13 perkara (69) Dapat

disimpulkan tingkat keberhasilan mediasi belum efektif

2 Skripsi dengan judul ldquoEfektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara

Perceraian di Pengadilan Agama Marosrdquo yang ditulis oleh SariM (2014)11

Dalam skripsi ini menjelaskan bahwa pada tahun 2011 dari 74 perkara yang

berhasil dimediasi sebanyak 1 perkara Pada tahun 2012 dari 65 perkara

yang berhasil dimediasi sebanyak 1 perkara Dan pada tahun 2013 dari 63

perkara yang berhasil dimediasi sebanyak 1 perkara Dapat disimpulkan

tingkat keberhasilan mediasi belum efektif

Pembahasan dalam dua skripsi yang telah penulis kemukakan di atas

membahas pokok permasalahan yang sama namun masing-masing meneliti pada

objek atau tempat yang berbeda Pada skripsi pertama yang menjadi objek

penelitian adalah Pengadilan Agama Depok Pembahasan pada skripsi kedua

yang menjadi objek penelitian adalah Pengadilan Agama Maros Selanjutnya

objek penelitian yang penulis teliti adalah Pengadilan Agama Karawang Dengan

demikian objek penelitian yang penulis teliti belum pernah ada yang

membahasnya

10 Hidayatulloh Efektivitas Mediasi Dalam Perkara Perceraian di Pengadilan Agama

Depok Skripsi Fakultas Syarirsquoah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2011 11 Sari M Efektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara Perceraian di Pengadilan

Agama Maros Skripsi Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar 2014

10

5 Metode Penelitian

1 Jenis Penelitian

Menurut Bogdan dan Biglen dalam Moleong kualitatif analitis adalah

upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data mengorganisasikan

data memilah-milahnya menjadi satuan yang datapat dikelolah

mensintesiskan mencari dan menemukan pola menemukan apa yang

penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan

kepada orang lain12

2 Sumber Data

Data yang terhimpun dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian

yaitu

1 Data primer Sumber data ini didapatkan dari hasil observasi langsung

ke Pengadilan Agama Karawang serta hasil wawancara dengan para

Hakim di Pengadilan Agama Karawang

2 Data sekunder Sumber data ini penulis ambil dari teks undang-

undang yang berkaitan dengan hal ini adalah Pasal 130 HIR dan 154

RBg SEMA No1 Tahun 2002 Tentang Pemberdayaan Pengadilan

Tingkat Pertama Menerapkan Lembaga Damai Pasal 130 HIR154

RBg PERMA No2 Tahun 2003 tentang Prosedur Mediasi di

Pengadilan PERMA No1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di

Pengadilan undang-undang No7 Tahun 1989 tentang Peradilan

12 Lexy J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja Rosdakarya

2009) h 248

11

Agama undang-undang No48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan

Kehakiman beberapa buku-buku terkait yang membahas tentang

mediasi di Pengadilan serta beberapa skripsi artikel-artikel terkait

mengenai hal ini yang dapat digunakan untuk mendukung dan

melengkapi data primer

3 Teknik Pengumpulan data

Dalam penelitian kali ini penulis menggunakan teknik pengumpulan

data dengan wawancara langsung terhadap hakim-hakim atau pegawai

terkait di Pengadilan Agama Karawang serta melalui pengamatan langsung

atau observasi

4 Metode Analisis Data

Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis secara tematik

deskriptif yaitu dengan cara pendeskripsian atau penggambaran yang

dituangkan ke dalam bentuk paragraf yang kemudian diklasifikasikan sesuai

dengan jenis jawaban yang diberikan kepada narasumber

5 Tehnis Penulisan Skripsi

Penulisan skripsi ini berpedoman pada ldquoBuku Pedoman Penulisan

Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh FSH UIN Jakarta tahun 2012rdquo

12

6 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam penulisan skripsi ini penulis membuat

sistematika penulisan dengan membagi kepada lima (5) bab tiap-tiap bab terdiri

dari sub-sub bab dengan rincian sebagai berikut

BAB I Dalam bagian pendahuluan ini berisi latar belakang masalah

identifikasi masalah batasan dan rumusan masalah tujuan

penelitian manfaat penelitian review terdahulu kerangka

berpikir metode penelitian dan sistematika penulisan

BAB II Membahas tentang konsep mediasi dan penerapannya berupa

pengertian mediasi asas-asas umum dalam proses medasi

keuntungan menggunakan mediasi peran dan fungsi mediator

proses mediasi dan mediasi dalam islam

BAB III Membahas tentang teori efektivitas berupa pengertian mediasi

bekerjanya hukum dalam masyarakat dan teori efektivitas

hukum

BAB IV Membahas tentang analisis efektivitas mediasi berupa profil

Pengadilan Agama Karawang analisis efektivitas mediasi

tingkat keberhasilan mediasi dan faktor pendukung dan

penghambat keberhasilan mediasi

BAB V Merupakan bab penutup berisi kesimpulan dan saran-saran

13

BAB II

KONSEP MEDIASI DAN PENERAPANNYA

A Pengertian Mediasi

Istilah mediasi berasal dari bahasa Latin ldquomediusrdquo ldquomediumrdquo yang artinya

berada ditengah Mediasi merupakan salah satu bentuk negosiasi antara dua pihak

(ldquodyadic modelrdquo) dengan melibatkan pihak ketiga (ldquotriadic modelrdquo) dengan

tujuan membantu tercapainya penyelesaian yang bersifat kompromis1 Pada

dasarnya mediasi adalah negosiasi yang melibatkan pihak ketiga yang memiliki

keahlian mengenai prosedur mediasi yang efektif dapat membantu dalam situasi

konflik untuk mengordinasi aktivitas mereka sehingga lebih efektif dalam proses

tawar-menawar2

Menurut Priyatna Abdurrasyid mediasi merupakan suatu proses damai

bahwa para pihak yang bersengketa menyerahkan penyelesaiannya kepada

mediator (seseorang yang mengatur pertemuan antara dua pihak atau lebih yang

bersengketa) untuk mencapai hasil akhir yang adil tanpa membuang biaya yang

besar tetapi tetap efektif dan diterima sepenuhnya oleh kedua belah pihak yang

bersengketa secara sukarela3

Pengertian mediasi yang lain menurut Dwi Rezki Sri Astarini adalah proses

penyelesaian sengketa alternatif bahwa para pihak yang bersengketa dengan itikad

1 Valerine JL Kriekhoff Mediasi Sebagai Bentuk Penyelesaian Sengketa Keluarga dalam

buku Bunda Reghena (Pustaka Dunia 2012) h 615 2 Nurnianingsih Amriani Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan

(Jakarta Raja Grafindo 2011) h 28 3 Priyatna Abdurrasyid Arbitase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Suatu Pengantar

(Jakarta Fikahati Anesta 2002) h 34

14

baik berusaha mendamaikan sengketa diantara mereka dengan dibantu oleh

mediator netral untuk mencapai hasil yang adil dan dapat diterima oleh kedua

belah pihak untuk dilaksanakan dengan sukarela4

Demikian pula ketentuan dalam Pasal 1 angka 1 PERMA Nomor 1 Tahun

2016 terdapat rumusan pengertian mediasi sebagai berikut

ldquoMediasi adalah cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk

memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh mediatorrdquo

B Dasar Filosofis dan Yuridis Dalam Mediasi

Pelembagaan dan permberdayaan mediasi di Pengadilan (Court Connected

Mediation) juga tidak terlepas pula dari landasan filosofis yang bersumber pada

dasar negara kita yaitu Pancasila terutama sila keempat yang berbunyi

ldquoKerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan

Perwakilanrdquo Sila keempat dari Pancasila ini diantaranya menghedaki bahwa

upaya penyelesaian sengketa atau konflik atau perkara dilakukan melalui

musyawarah untuk mencapai mufakat yang diliputi oleh semangat kekeluargaan

Hal ini mengadung arti bahwa setiap sengketakonflikperkara hendaknya

diselesaikan melalui proses perundingan atau perdamaian di antara para pihak

yang bersengketa untuk memperoleh kesepakatan bersama5

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa dasar hukum yang mengatur

pengintegrasian mediasi dalam sistem peradilan pada dasarnya bertitik tolak pada

4 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 89 5 Rachmadi Usman Mediasi di Pengadilan Dalam Teori Dan Praktik (Jakarta Sinar

Grafika 2012) h 26

15

ketentuan HIR dan RBg HIR merupakan singkatan dari Herziene Inlandsch

Reglement (Reglemen Indonesia Baru) merupakan salah satu sumber hukum acara

perdata bagi daerah Pulau Jawa dan Madura peninggalan colonial Hindia Belanda

yang masih berlaku di negara kita hingga kini Sedangkan RBg adalah singkatan

dari Rechtsreglementvoor de Buitengewesten (Reglement untuk daerah seberang)

merupakan Hukum Acara Perdata bagi daerah luar pulau Jawa dan Madura

Secara lebih lengkap ketentuan pasal ini adalah6

1 Jika pada hari yang ditentukan kedua belah pihak datang maka pengadilan negeri dengan pertolongan ketua mencoba akan mendamaikan mereka

Selanjutnya pada ayat (2) berbunyi

2 Jika perdamaian yang demikian itu dapat dicapai maka pada waktu bersidang diperbuat sebuah surat akta tentang itu dalam mana kedua belah pihak dihukum akan menempati perjanjian yang diperbuat itu surat akan berkekuatan dan akan dijalankan sebagai keputusan biasa

Selanjutnya dalam Pasal 154 RBg adalah

1 Bila pada hari yang telah ditentukan para pihak dating menghadap maka Pengadilan Negeri dengan perantaraan ketua berusaha mendamaikannya

2 Bila dapat dicapai perdamaian maka di dalam siding itu juga dibuatkan suatu akta dan para pihak dihukum untuk menaati perjanjian yang telah dibuat dan akta itu mempunyai kekuatan serta dilaksanakan seperti suatu surat keputusan biasa

Dapat dikatakan bahwa mediasi di Pengadilan ini merupakan hasil

pengembangan dan pemberdayaan kelembagaan perdamaian sebagaimana diatur

dalam ketentuan Pasal 130 HIR154 RBg yang mengharuskan hakim

menyidangkan suatu perkara dengan sungguh-sungguh mengusahakan

perdamaian diantara para pihak yang berperkara Namun Mahkamah Agung

mensinyalir bahwa hakim tidak menerapkan ketentuan ini hanya sekedar

6 Prof DR Syahrizal Abbas Mediasi Dalam Perspektif Hukum Syariah Hukum Adat dan

Hukum Nasional (Jakarta Kencana 2009)h 287

16

formalitas menganjurkan perdamaian di hadapan para pihak yang bersengketa7

Kenyataan praktik yan dihadapi jarang dijumpai putusan perdamaian Produk

yang dihasilkan peradilan dalam penyelesaian perkara yang diajukan kepadanya

hampir seratus persen berupa putusan konvensional yang bercorak menang atau

kalah (winning or losing) Jarang ditemukan penyelesaian berdasarkan konsep

sama-sama menang (win-win solution)

Pasal 130 HIR154 RBg yang memerintahkan usaha perdamaian oleh

hakim dijadikan modal utama dalam membangun perangkat hukum mediasi

pengadilan yang sudah dirintis sejak tahun 2002 melalui SEMA Nomor 1 Tahun

2002 Tentang Pemberdayaan Pengadian Tingkat Pertama Menerapkan Lembaga

Damai Pasal 130 HIR154 RBg yang kemudianpada tahun 2003 disempurnakan

melalui PERMA Nomor 2 Tahun 2003 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan8

Kemudian merasa PERMA Nomor 2 Tahun 2003 dirasa belum efektif

maka Mahmakah Agung merevisi kembali dengan lahirnya PERMA Nomor 1

Tahun 2008 Kehadiran PERMA Nomor 1 Tahun 2008 dimaksudkan untuk

memberikan kepastian ketertiban kelancaran dalam proses mendamaikan para

pihak untuk menyelesaikan suatu sengketa perdata Hal ini daat dilakukan dengan

menintensifkan dan mengintegrasikan proses mediasi ke dalam prosedur

berperkara di pengadilan Mediasi mendapat kedudukan penting dalam PERMA

Nomor 1 Tahun 2008 karena proses mediasi merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dalam proses berperkara di pengadilan Hakim wajib mengikuti

7 Rachmadi Usman Mediasi di Pengadilan Dalam Teori Dan Praktik (Jakarta Sinar

Grafika 2012) h 27 8 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 124

17

prosedur penyelesaian sengketa melalui mediasi bila hakim melanggar atau

enggan menerpkan prosedur mediasi putusan hakim tersebut batal demi hukum

(Pasal 2 ayat (3) PERMA)9

C Keuntungan Menggunakan Proses Mediasi

Bagi pihak-pihak yang berseteru memecahkan masalah dengan

membawanya ke meja hijau terkadang dirasa kurang begitu efektif Banyak

kelebihan yang ditawarkan oleh mediasi dibandingkan dengan proses litigasi

yaitu10

a Ada dua asas penting dalam mediasi

Pertama menghindari menang ldquokalahrdquo (win loose) melainkan lsquosama-sama

menangrdquo (win-win solution) Sama-sama menang bukan saja dalam arti

ekonomi atau keuangan melainkan termasuk juga kemenangan moril reputasi

(nama baik dan kepercayaan) Kedua putusan tidak mengutamakan

pertimbangan dan alasan hukum melainkan atas dasar kesejajaran kepatutan

dan rasa keadilan

b Telah pula dikemukakan penyelesaian melalui mediasi mempersingkat waktu

penyelesaian sengketa dibandingkan berperkara Waktu yang panjang dalam

berperkara tidak hanya menjadi beban ekonomi keuangan Yang tidak kalah

pentingnya adalah beban psikologis yang akan mempengaruhi berbagai sikap

dan kegiatan pihak yang berperkara

9 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 124-125

10 Bagir Manan Mediasi Sebagai Alternatif Menyelesaikan Sengketa Varia Peradilan No 248 Juli 2006 h 5-16

18

c Bagi masyarakat Indonesia berperkara menimbulkan efek sosial yaitu

putusnya hubungan persaudaraan atau hubungan sosial Bukan saja antar

pihak yang berperkara Efek sosial dapat memperluas sampai kepada

hubungan kekerabatan yang lebih luas Hal ini dapat terjadi karena suatu

perkara bukan saja menjadi kepentingan dan ldquoharga dirirdquo yang berperkara

melainka juga dapat merambat ke kerabat

d Mediasi sangat sesuai dengan dasar pergaulan sosial masyarakat Indonesia

yang mengutamakan dasar kekerabatan paguyuban kekeluargaan dan gotong

royong Dasar-dasar tersebut dapat membentuk tingkah laku toleransi

mudag memaafkan dan mengedepankan sikap mendahulukan kepentingan

bersama (komunal)

D Peran dan Fungsi Mediator

Dalam mediasi ada pihak yang sangat berperan besar demi tercapainya

kesepakatan damai yaitu seorang mediator Biasanya mediator adalah orang yang

ahli dalam bidang yang didiskusikandisengketakan atau ahli dalam bidang hukum

karena pendekatan yang difokuskan adalah pada hak Mediator merupakan pihak

ketiga yang bersifat netral dan tidak memihak yang berfungsi membantu para

pihak dalam mencari kemungkinan penyelesaian sengketa11

Sebagai ldquopenengahrdquo atau pihak ketiga yang netral dalam proses mediasi

mediator ldquomembanturdquo para pihak dalam menyelesaikan sengketa yang

dihadapinya Seorang mediator akan membantu para pihak untuk membingkai

persoalan yang ada perlu diselesaikan secara bersama Secara umum mediator

11 Mariana Sutadi Pendayagunaan Perdamaian Menurut Pasal 130 HIR154 RBg dan Potensinya dalam Mewujudkan Keadilan yang Cepat Sederhana dan Biaya Ringan (Jakarta Pusat Pengkajian Hukum dan Mahkamah Agung RI 2005) h 30

19

tidak membuat keputusan mediator hanya membantu dan memfasilitasi para

pihak yang bersengketa untuk merumuskan berbagai opsi pilihan penyelesaian

sengketa yang dapat diterima oleh kedua belah pihak sehingga untuk mencapai

hasil yang maksimal seorang mediator disamping memiliki kemampuan sebagai

mediator juga harus dapat menguasai teknik-teknik mediasi secara baik12

Ada kalanya mediator akan sering bertemu dengan para pihak secara pribadi

dalam pertemuan yang disebut caucus yaitu pertemuan mediator dengan salah

satu pihak tanpa dihadiri pihak lainnya sehingga mediator akan lebih leluasa

memperoleh informasi dari pihak yang tidak bersedia terbuka membagi

informasi13 Dengan pertemuan terpisah (caucus) ini mediator akan mempunyai

lebih banyak informasi mengenai persoalan-persoalan yang sebenarnya terjadi

Mediator berkewajiban untuk merahasiakan informasi yang diberikan kepadanya

dalam sebuah caucus Oleh karena itu seorang mediator juga harus memiliki

kemampuan mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang nantinya akan

dipergunakan sebagai bahan untuk menyusun dan mengusulkan pelbagai

penyelesaian masalah yang disengketakan sehingga mediator diharapkan akan

mampu menentukan apakah terdapat dasar-dasar bagi terwujudnya suatu

perjanjiankesepakatan14

12 I Made Widyana Alternatif Penyelesaian Sengketa (ADR) (Jakarta Fikahati Anesta

2009) h 114 13 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 93 14 Takdir Rahmadi Mediasi Penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan Mufakat (Jakarta

RajaGrafindo Persada 2010) h 17

20

Fuller dalam Riskin and Westbrook menyebutkan tujuh fungsi mediator

yaitu sebagai catalyst educator translator resourceperson bearer of bad news

agent of reality dan scapegoat

1 Sebagai ldquokatalisatorrdquo mengandung pengertian bahwa kehadiran mediator

dalam proses perundingan mampu mendorong lahirnya suasana yang

konstruktif bagi diskusi

2 Sebagai ldquopendidikrdquo berarti seseorang harus berusaha memahami aspirasi

prosedur kerja keterbatasan politis dan kendala usahan dari para pihak Oleh

sebab itu ia harus berusaha melibatkan diri dalam dinamika perbedaan di

antara para pihak

3 Sebagai ldquopenerjemahrdquo berarti mediator harus mampu menyampaikan dan

merumuskan usulan pihak yang satu kepada pihak yang lainnya melalui

bahasa atau ungkapan yang baik dengan tanpa mengurangi sasaran yang

dicapai oleh pengusul

4 Sebagai ldquonarasumberrdquo berarti seorang mediator harus mendayagunakan

sumber-sumber informasi yang tersedia

5 Sebagai ldquopenyandang berita jelekrdquo berati seorang mediator harus menyadari

bahwa para pihak dalam proses perundingan dapat bersikap emosional Untuk

itu mediator harus mengadakan pertemuan terpisah dengan pihak-pihak

terkait untuk menampung berbagai usulan

6 Sebagai ldquoagen realitasrdquo berarti mediator harus berusah memberi pengertian

secara jelas kepada salah satu pihak bahwa sasarannya tidak mungkin atau

tidak masuk akal tercapai melalui perundingan

21

7 Sebagai ldquokambing hitamrdquo berarti seorang mediator harus siap disalahkan

misalnya dalam membuat kesepakatan hasil perundingan

E Proses Mediasi

Ada beberapa tahap secara garis besar yang harus dijalani oleh para pihak

dalam melakukan proses mediasi Berikut adalah tahapan-tahapan proses mediasi

yang diatur di dalam Perma Nomor 1 Tahun 2016

a Tahapan Pra Mediasi

Pertama penggugat mendaftarkan perkara ke bagian kepaniteraan

Pengadilan Setelah itu Ketua Pengadilan memilih Majelis Hakim untuk

memeriksa perkara tersebut Pada sidang pertama yang dihadiri oleh para

pihak Hakim pemeriksa perkara mewajibkan para pihak untuk menempuh

proses mediasi (Pasal 17 ayat (1) )

Setelah itu Majelis Hakim memberikan hak kepada para pihak untuk

memilih mediator pada hari itu juga atau paling lama 2 hari berikutnya (Pasal

20 ayat (1) ) Apabila setelah hari yang ditentukan tidak ada kesepakatan

untuk memilih mediator maka Hakim pemeriksan perkara segera menunjuk

Mediator Hakim atau pegawai Pengadilan Jika pada Pengadilan yang sama

tidak terdapat Hakim bukan pemeriksa perkara dan Pegawai Pengadilan yang

bersertifikat ketua majelis hakim menunjuk salah satu Hakim Pemeriksan

Perkara untuk menjalankan fungsi mediator dengan mengutamakan yang

bersertifikat (Pasal 20 ayat (3) dan (4) )

22

b Pemanggilan Para Pihak

Mediator menentukan hari dan tanggal pertemuan mediasi setekah

menerima penetapan penunjukan sebagai mediator (Pasal 21 ayat (1) )

Dengan bantuan juru sita Mediator atas kuasa Hakim Pemeriksa Perkara

memanggil para pihak untuk menghadiri pertemuan mediasi

c Akibat Hukum Pihak Tidak beriktikad Baik

Pada Pasal 22 ayat (1) sampai (5) adalah penjelasan mengenai akibat

hukum bagi pihak Penggugat yang tidak beriktikad baik Pada Pasal

selanjutnya yaitu Pasal 23 ayat (1) sampai (8) berisi penjelasan mengenai

akibat hukum bagi pihak Tergugat yang tidak beriktkad baik selama proses

mediasi

d Penyerahan Resume Perkara dan Jangka Waktu Proses Mediasi

Dalam waktu paling lama 5 (lima) hari terhitung sejak penetapan

sebagaimana dimaksud pada Pasal 20 ayat (5) para pihak menyerahkan

resume perkara kepada pihak lain dan Mediator (Pasal 24 ayat (1) ) Jangka

waktu mediasi yang ditetapkan adalah 30 hari terhitung sejak penetapan

perintah melakukan Mediasi Atas dasar kesepakatan para pihak waktu

Mediasi dapat diperpanjang paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak

waktu mediasi pertama berakhir disertai engan alasannya (Pasal 24 ayat (2)

(3) dan (4) )

e Keterlibatan Ahli dan Tokoh Masyarakat

Atas persetujuan para pihak dan atau kuasa hukum Mediator dapat

menghadirkan seorang atau lebih ahli tokoh masyarakat tokoh agama atau

23

tokoh adat (Pasal 26 ayat (1) ) Terkait mengenai mengikat atau tidaknya dari

penjelasan dan atau penilaian ahli dan atau tokoh masyarakat tergantung

berdasarkan kesepakatan para pihak (Pasal 26 ayat (2) )

f Mediasi Mencapai Kesepakatan

Jika Mediasi mencapai kesepakatan dengan bantuan Mediator para

pihak wajib merumuskan kesepakatan secara tertulis yang ditandatangani

oleh para pihak dan Mediator (Pasal 27 ayat (1) ) Mediator wajib

memastikan kesepakatan perdamaian tidak memuat ketentuan yang

a Bertentangan dengan hukum ketertiban umum dan atau kesusilaan

b Merugikan pihak ketiga atau

c Tidak dapat dilaksanakan

Para pihak melalui Mediator dapat mengajukan kesepakatan

perdamaian kepada Hakim Pemeriksa Perkara agar dikuatkan dalam Akta

Perdamaian Jika para pihak tidak menghendaki maka kesepakatan

perdamaian wajib memuat pencabutan gugatan (Pasal 27 ayat (4) dan (5) )

Selanjutnya Mediator wajib menyampaikan hasil kesepakatan kepada Hakim

Pemeriksa Perkara dengan melampirkan kesepakatan perdamaian(Pasal 27

ayat (6) )

Setelah itu Hakim Pemeriksa Perkara mempelajari isi kesepakatan

perdamaian paling lama 2 (dua) hari Apabila ada perbaikan Hakim

Pemeriksa Perkara mengembalikan kepada Mediator dan para pihak agar

segera diperbaiki Setelah mengadakan pertemuan dengan para pihak

Mediator wajib mengajukan kembali kesepakatan perdamaian yang telah di

24

perbaiki kepada Hakim Pemeriksa Perkara paling lama 7 (tujuh) hari sejak

penerimaan petunjuk perbaikan Paling lama 3 (tiga) hari setelah Hakim

menerima kesepakatan perdamaian maka Hakim menerbitkan hari penetepan

sidang untuk membacakan Akta Perdamaian (Pasal 28 ayat (1) sampai (4) )

g Kesepakatan Perdamaian Sebagian

Dalam hal proses Mediasi mencapai kesepakatan sebagian antar

penggugat dan sebagian tergugat penggugat mengubah gugatan dengan tidak

lagi mengajukan pihak tergugat sebagai lawan Kesepakatan tersebut dibuat

dan ditandatangani oleh penggugat dengan sebagian pihak tergugat yang

mencapai kesepakatan dan Mediator (Pasal 29 ayat (1) dan (2) ) Kesepakatan

di atas dapat dikuatkan dengan Akta Perdamaian sepanjang tidak menyangkut

aset harta kekayaan danatau keperntingan pihak yang tidak mencapai

kesepakatan (Pasal 29 ayat (3) ) Kesepakatan ini tidak dapat dilakukan pada

perdamaian sukarela tahap pemeriksaan perkara dan tingkat upaya banding

kasasi atau peninjauan kembali (Pasal 29 ayat (6) )

Untuk Mediasi perkara perceraian di dalam Pengadilan Agama yang

tuntutan perceraian dikumulasikan dengan tuntutan lainnya dan para pihak

tidak ingin rukun kembali maka Mediasi dilanjutkan dengan tuntutan lainnya

(Pasal 31 ayat (1) ) Jika para pihak mencapai kesepakatan sebagaimana pada

ayat (1) kesepakatan dituangkan dalam kesepakatan perdamaian sebagaian

dengan memuat klausula keterkaitannya dengan perceraian Hal ini hanya

dapat dilakukan jika putusan Hakim Pemeriksa Perkara mengabulkan gugatan

perceraian telah berkekuatan hukum tetap

25

h Mediasi Tidak Berhasil atau Tidak Dapat Dilaksanakan

Mediator wajib menyatakan Mediasi tidak berhasil dan

memberitahukan secara tertulis kepada Hakim pemeriksa perkara apabila

tidak mencapai kesepakatan pada hari yang telah tentukan yaitu 30 hari para

tidak beriktikad baik melibatkan aset serta harta kekayaan atau kepentingan

dengan pihak lain dan melibatkan wewenang aparatur negara Setelah Hakim

menerima pemberitahuan hal ini Hakim segera menetapkan untuk

melanjutkan pemeriksaan perkara (Pasal 32 ayat (1) sampai (3) )

i Perdamaian Sukarela Pada Tahap Pemeriksaan Perkara

Pada tiap tahapan pemeriksaan perkara Hakim tetap berupaya

mendorong para pihak untuk berdamai Atas dasar kesepakatan para pihak

dapat memohon melakukan perdamaian kepada Hakim Pemeriksa Perkara

pada tahap ini Setelah itu Hakim segera menunjuk salah seorang Hakim

Pemeriksa Perkara untuk menjalankan fungsi Mediator dan Hakim wajib

menunda persidangan paling lama 14 hari

j Perdamaian Sukarela Pada Tingkat Upaya Hukum Banding Kasasi atau PK

Sepanjang perkara belum diputus pada tingkat upaya hukum banding

kasasi atau peninjauan kembali atas dasara kesepakatan dapat menempuh

upaya perdamaian Jika mencapai kesepakatan maka dibuat akta perdamaian

dan ditandatangani oleh Hakim pemeriksa perkara paling lama 30 hari sejak

diterimanya kesepakatan tersebut (Pasal 34 ayat (1) sampai (4) )

26

F Mediasi Dalam Perspektif Islam

Ash-shulhu disyariatkan oleh Al-qurrsquoan Sunnah dan Ijmarsquo demi

tercapainya kesepakatan sebagai pengganti daripada perpecahan dan agar

permusuhan antara dua pihak yang berselisih dapat dilerai Didalam Al-qurrsquoan

Allah berfirman15

وإن طائفتان من المؤمنين اقتتلوا فأصلحوا بينهما فإن بغت إحداهما على الأخرى فقاتلوا

فإن فاءت فأصلحوا بينهما بالعدل وأقسطوا إ ن الله التي تبغي حتى تفيء إلى أمر الله

يحب المقسطين (الحجرات9)

Artinya ldquoDan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah Kalau dia telah surut damaikanlah antara keduanya menurut keadilan dan hendaklah kamu berlaku adil sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adilrdquo

Dan di dalam sunnah yang diriwayatkan Abu Dawud At-tirmidzi Ibnu Majah

Al-Hakim dan Ibnu Hibban dari Amru bin lsquoAuf bahwa Rasulullah SAW

bersabda

م حلالا أوأحل حراما الصلح جائز بين المسلمين إلا صلحا حر

Artinya ldquoPerdamaian diantara orang-orang muslim itu boleh kecuali perdamaian yang menghalalkan yang haram atau mengharamkan yang halalrdquo

15 Sayyid Sabiq Fiqh Al-sunnah juz 3 (Kairo Al-fath Lil Irsquolam Al-lsquoArobi 1972) h 210

27

Dan At-tirmidzi menambahkan

والمسلمون على شروطهم

Artinya ldquoDan (muamalah) orang-orang muslim itu berdasarkan syarat-syarat merekardquo

Lalu ia berkata bahwa hadits ini Hasan Shahih dan Umar ra berkata ldquoTolaklah

permusuhan sampai mereka berdamai karena pemutusan melalui pengadilan akan

mengembangkan kedengkian di antara merekardquo Kaum muslimin berijmarsquo bahwa

perdamaian di antara yang bermusuhan itu disyariatkan P15F

16

Mediasi dalam konsep islam dikenal dengan istilah Shulhu atau Ishlah Sulh

adalah suatu proses penyelesaian sengketa dimana para pihak bersepakat untuk

mengakhiri perkara mereka secara damai Di dalam kitab Fathul Qariib Al-Mujiib

pengertian Ash-Shulh secara bahasa sebagai berikut (فتح القريب المجيب)

16وهو لغة قطع المنازعة F

17

Artinya ldquoShuluh secara bahasa adalah memutus sengketa atau perselisihanrdquo

Namun pengertian shuluh secara syararsquo atau istilah adalah

وشرعا عقد يصلح به قطعها

Artinya ldquoDan menurut syararsquo adalah akad mendamaikan dengan memutus sengketa atau perselisihanrdquo

16 Sayyid Sabiq Fiqh Al-sunnah juz 3 (Kairo Al-fath Lil Irsquolam Al-lsquoArobi 1972) h 210 17Ahmad bin Al-Husain Fathul Qariib Al-Mujiib (Mesir Thaha Putra Semarang 1934) h

33

28

Metode Ash-shulh menjadi metode yang efektif untuk menyelesaikan

persengketaan atau perselisihan karena berdasarkan asas kedua belah pihak tidak

ada yang merasa menang ataupun kalah Tentunya hal tersebut atas kesepakatan

dan kerelaan masing-masing pihak Hal ini sesuai dengan prinsip mediasi dengan

istilah win-win solution

Sebelum mengarah kepada perceraian biasanya diawali dengan adanya

sikap nusyuz baik dari pihak isteri maupun suami Ketika hal ini terjadi Al-

Qurrsquoan mentebutkan di dalam surat An-Nisa ayat 128

وإن امرأة خافت من بعلها نشوزا أو إعراضا فلا جناح عليهما أن يصلحا بينهما كان بما ح وإن تحسنوا وتتقوا فإن الله لح خير وأحضرت الأنفس الش صلحا والص

تعملون خبير ا

Artinya Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir Dan jika kamu bergaul dengan isterimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak acuh) maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan

Ayat di atas membahas masalah nusyuz Nusyuz identik dengan sikap istri yang

membangkang terhadap suami padahal nusyuz juga dapat terjadi pada suami

Nusyuz suami adalah sikap suami yang telah meninggalkan kewajibannya

bertindak keras kepada istri tidak menggaulinya dengan baik tidak pula

memberikan nafkah dan bersikap acuh tak acuh kepada istri P17F

18P Sebaliknya bentuk

nusyuz yang dilakukan oleh istri di dalam KHI (Kompilasi Hukum Islam)

18 M Abdul Amir dkk Kamus Istilah Islam cet ke-1 (Jakarta Pustaka Firdaus 1994) h

251

29

didefinisikan sebagai sebuah sikap ketika istri tidak mau melaksanakan

kewajibannya yaitu kewajiban utama berbakti lahir dan batin kepada suami dan

kewajiban lainnya adalah menyelenggarakan dan mengatur keperluan rumah

tangga sehari-hari dengan sebaik-baiknya19

At-Tirmidzi meriwayatkan bahwa istri Nabi saw Saudah binti Zamrsquoah

khawatir dicerai oleh Nabi saw maka dia bermohon agar tidak dicerai dengan

menyerahkan haknya bermalam bersama Rasul saw untuk istri Nabi saw lsquoAisyah

(istri Nabi saw yang paling beliau cintai setelah Khadijah)20

Kemudian apabila nusyuz telah terjadi dan tuntunan berdamai dari Al-

Qurrsquoan tidak berhasil dijalankan yang dapat berujung pada syiqaq Al-Qurrsquoan

menyebutkan ayat yang menyatakan tentang langkah perdamaian selanjutnya

antara suami isteri yang sedang berselisih yaitu pada surat An-Nisa ayat 35

وإن خفتم شقاق بينهما فابعثوا حكما من أهله وحكما من أهلها إن يريدا إصلاحا يوف ق

كان عليما خبير ا بينهما إن الله الله

Artinya Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri ituSesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal

Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa salah satu menyelesaikan

perselisihan atau persengketaan antara suami isteri yaitu dengan jelas mengirim

19 Inpres nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam Bab XXI bagian keenam

Pasal 83 ayat (1) dan 84 ayat (1) 20 M Quraish Shihab Tafsir Al-Mishbah (Jakarta Lentera Hati 2007) h 605

30

seorang hakam selaku mediator dari kedua belah pihak untuk membantu

menyelesaikan perselisiah tersebut Hakam yang dimaksud dalam Al-qurrsquoan

terdiri dari dua orang yang diambil atau dipilih masing-masing satu dari keluarga

pihak suami isteri Menurut ayat di atas juga jika terjadi kasus antara suami istri

maka diutus seorang hakam dari pihak suami dan seorang hakam dari pihak istri

yang berfungsi untuk mengadakan penelitian dan penyelidikan tentang sebab-

musabab terjadinya syiqaq serta berusaha mendamaikannya atau mengambil

prakarsa putusnya perkawinan kalau sekiranya jalan inilah yang terbaik21

Dalam ayat di atas terdapat kata hakam Fungsi utama hakam adalah

mendamaikan Tetapi jika mereka gagal apakah mereka harus menetapkan hukum

dan harus dipatuhi oleh suami isteri yang bersengketa itu Ada yang mengiyakan

dengan alasan Allah menamai mereka hakam dan dengan demikian mereka

berhak menetapkan hukum sesuai dengan kemashlahatan baik disetujui oleh

pasangan maupun tidak Pendapat ini dianut oleh sejumlah sahabat Nabi saw juga

kedua Imam mazhab Malik dan Ahmad Ibn Hanbal Sedang Imam Abu Hanifah

dan Imam Syafirsquoi menurut satu riwayat tidak memberi wewenang kepada hakam

itu Untuk menceraikan hanya berada di tangan suami dan tugas mereka hanya

mendamaikan tidak lebih dan tidak kurang22

Selanjutnya di dalam kitab tafsir Ibnu Katsir para Fuqaha juga berkata jika

terjadi persengketaan di antara suami istri maka didamaikan oleh hakim sebagai

pihak penengah meneliti kasus keduanya dan mencegah orang yang berbuat

21 H Abdur Rahman Ghazaly Fiqh Munakahat (Jakarta Kencana Prenada Media Group

2006) h 241 22 M Quraish Shihab Tafsir Al-Mishbah (Jakarta Lentera Hati 2007) h 433-434

31

zhalim dari keduanya dari perbuatan zhalim Jika perkaranya tetap berlanjut dan

persengketaannya semakin panjang maka hakim mengutus seseorang yang

dipercaya dari keluarga wanita dan keluarga laki-laki untuk berembug dan

meneliti masalahnya serta melakukan tindakan yang mengandung maslahat bagi

keduanya berupa perceraian atau berdamai Allah SWT memerintahkan mengutus

seorang laki-laki sholeh dari masing-masing pihak untuk meneliti siapa yang

berlaku buruk Jika sang suami yang melakukan keburukan maka mereka dapat

melindungi sang istri dan membatasi kewajibannya dalam memberi nafkah Jika

seorang istri yang melakukan keburukan maka mereka dapat mengurangi haknya

dari suami dan menahan nafkah yang diberikan kepadanya Jika keduanya sepakat

untuk bercerai atau menyatu kembali maka boleh saja perkara itu ditetapkan23

Kaidah ushul fiqh yang digunakan ke dalam permasalahan ini adalah

Mashlahah Mursalah24 Al-Ghazali menjelaskan bahwa hakikat dari mashlahah

adalah25

ع ر الش ود ص ق ى م ل ع ة ظ ا ف ح الم

Artinya Memelihara tujuan syararsquo (dalam menetapkan hukum)

Sedangkan tujuan syararsquo dalam menetapkan hukum itu ada lima yaitu

memelihara agama jiwa akal keturunan dan harta Secara lengkap Muhammad

Abu Zahrah merumuskan definisi mashlahah sebagai berikut P25F

26P

23 Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Al-Sheikh Lubaabut Tafsiir Min

Ibni Katsir terj MAbdul Ghoffar EM (Juz5 Bogor Pustaka Imam Asy-Syafirsquoi 2003) cet ke-2 h 302

24 Mashlahah Mursalah adalah suatu perbuatan yang mengandung nilai baik (manfaat) dan memelihara tercapainya tujuan-tujuan suararsquo yaitu menolak mudharat dan meraih mashlahah

25 Amir Syarifuddin Ushul Fiqh jilid II (Jakarta Kencana 2011) cet 6 h 346

32

و ا ار ب ت الأع اص ب ل خ ص ا ا ه ل د ه ش ي لا و ى م لا س الأ ع ار الش د ص ا ق م ل ة م ئ لا الم ح ال ص الم ي ه

اء غ الأل ب

Artinya Mashlahah yang selaras dengan tujuan syariat islam dan tidak ada petunjuk tertentu yang membuktikan tentang pengakuannya atau penolakannya

Kesimpulannya bahwa mashlahah mursalah adalah apa yang baik menurut akal

itu juga selaras dan sejalan dengan tujuan syararsquo dalam menetapkan hukum

Kaidah ini dapat digunakan dalam sengketa perceraian Apabila perceraian

mendatangkan kebaikan bagi pasangan suami istri maka itu lebih baik daripada

mempertahankannya Namun apabila perceraian mendatangkan mudharat maka

harus dihindarkan Hal ini tentunya sudah mempertimbangkan baik dan buruknya

sesuai dengan orientasi dari kaidah ushul fiqh ini

26 Amir Syarifuddin Ushul Fiqh jilid II (Jakarta Kencana 2011) cet 6 h 355

33

BAB III

TEORI EFEKTIVITAS HUKUM

A Pengertian Efektivitas

Secara etimologi kata ldquoefektivitasrdquo berasal dari kata ldquoefektifrdquo atau dalam

bahasa Inggris adalah ldquoeffectiverdquo yang berarti berhasil dengan baik Kamus ilmiah

populer mendefinisikan efektivitas sebagai ketepatan penggunaan hasil guna atau

menunjang tujuan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif artinya ldquoada

efeknya akibatnya pengaruhnya kesannyardquo atau ldquodapat membawa hasil berhasil

gunardquo tentang usaha atau tindakan1

Adapun secara terminologi mengutip Ensiklopedia administrasi

menyampaikan pemahaman tentang efektivitas sebagai berikut2

ldquoEfektivitas adalah suatu keadaan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki kalau seseorang melakukan suatu perbuatan dengan maksud tertentu yang memang dikehendaki Maka orang itu dikatakan efektif kalau menimbulkan atau mempunyai maksud sebagaimana yang dikehendakirdquo

Efektivitas dapat diartikan sebagai suatu proses pencapaian suatu tujuan

yang telah ditetapkan sebelumnya Suatu usaha atau kegiatan dapat dikatakan

efektif apabila usaha atau kegiatan tersebut telah mencapai tujuannya

B Bekerjanya Hukum Dalam Masyarakat

Basis bekerjanya hukum adalah masyarakat maka hukum akan dipengaruhi

oleh faktor-faktor atau kekuatan sosial mulai dari tahap pembuatan sampai dengan

1 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia h 284 2 Ray Pratama Siadari Teori Efektivitas diakses dari http raypratamablogspotsg 2014

11 teori-efektifitashtml pada tanggal 13 Oktober 2016 pukul 0033

34

pemberlakuan Kekuatan sosial akan berusaha masuk dalam setiap proses legislasi

secara efektif dan efesien Peraturan dikeluarkan diharapkan sesuai dengan

keinginan tetapi efek dari peraturan tersebut tergantung dari kekuatan sosial

seperti budaya hukumnya baik maka hukum akan bekerja dengan baik pula

tetapi sebaliknya apabila kekuatannya berkurang atau tidak ada maka hukum tidak

akan bisa berjalan karena masyarakat sebagai basis bekerjanya hukum Cara-cara

untuk mempengaruhi masyarakat dengan sistem yang teratur dan direncanakan

terlebih dahulu dinamakan social engineering atau social planning3

Bila membicarakan efektivitas hukum dalam masyarakat berarti

membicarakan daya kerja hukum itu dalam mengatur dan atau memaksa

masyarakat untuk taat terhadap hukum Efektivitas hukum dimaksud berarti

mengkaji kaidah hukum yang harus memnuhi syarat yaitu berlaku secara yuridis

berlaku secara empiris dan berlaku secara filosofis4 Oleh karena itu faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi hukum itu berfungsi dalam masyarakat yaitu (1)

kaidah hukum atau peraturan itu sendiri (2) petugas atau penegak hukum (3)

sarana atau fasilitas yang digunakan oleh penegak hukum (4) kesadaran

masyarakat Hal tersebut akan di uraikan sebagai berikut5

1 Kaidah Hukum

Di dalam teori-teori ilmu hukum dapat dibedakan tiga macam hal

mengenai berlakunya hukum sebagai kaidah Hal itu diungkapkan sebagai

berikut

3 Soerjono Soekanto Pokok-Pokok Sosiologi Hukum Cet V (Jakarta Raja Grafindo

Persada 2014) h 122 4 Zainuddin Ali Sosiologi Hukum (Jakarta Sinar Grafika 2012) h 62 5 Zainuddin Ali Sosiologi Hukum (Jakarta Sinar Grafika 2012) h 62-65

35

1) Kaidah hukum berlaku secara yuridis apabila penentuannya

didasarkan pada kaidah yang lebih tinggi tingkatannya atau terbentuk

atas dasar yang telah ditetapkan

2) Kaidah hukum berlaku secara sosiologis apabila kaidah tersebut

efektif Artinya kaidah dimaksud dapat dipaksakan berlakunya oleh

penguasa walaupun tidak diterima oleh warga masyarakat (teori

kekuasaan) atau kaidah itu berlaku karena adanya pengakuan dari

masyarakat

3) Kaidah hukum berlaku secara filosofis yaitu sesuai dengan cita

hukum sebagai nilai positif tertinggi

Kalau dikaji secara mendalam agar hukum itu berfungsi maka setiap

kaidah hukum harus memenuhi ketiga macam unsur di atas sebab (1) bila

kaidah hukum hanya berlaku secara yuridis ada kemungkinan kaidah itu

merupakan kaidah mati (2) kalau hanya berlaku secara sosiologis dalam arti

teori kekuasaan maka kaidah itu menjadi aturan pemaksa (3) apabila hanya

berlaku secara filosofis kemungkinannya kaidah itu hanya merupakan

hukum yang dicita-citakan (ius constituendum)

2 Penegakan Hukum

Penegakan hukum atau orag yang bertugas menerapkan hukum

mencakup ruang lingkup yang sangat luas sebab menyangkut petugas pada

strata atas menengh dan bawah Artinya di dalam melaksanakan tugas-

tugas penerapan hukum petugas seyogianya harus memiliki suatu pedoman

diantaranya peraturan tertulis tertentu yang mencakup ruang lingkup tugas-

36

tugasnya Di dalam hal penegakan hukum dimaksud kemungkinan petugas

penegak hukum menghadapi hal-hal sebagai berikut

1) Sapai sejauh mana petugas terikat dari peraturan-peraturan yang ada

2) Sampai batas-batas mana petugas berkenan memberikan kebijakan

3) Teladan macam apakah yang sebaiknya diberikan oleh petugas kepada

masyarakat

4) Sampai sejauh manakah derajat sinkronisasi penugasan-penugasan

yang diberikan kepada petugas sehingga memberikan batas-batas yang

tegas pada wewenangnya

3 Sarana atau Fasilitas

Fasilitas atau sarana amat penting untuk mengefektifkan suatu atuan

tertentu Ruang lingkup sarana dimaksud terutama secara fisik yang

berfungsi sebagai faktor pendukung Misalnya bila tidak ada kertas dan

karbon yang cukup serta mesin tik yang cukup baik bagaimana petugas

dapat membuat berita acara mengenai suatu kejahatan Bagaimana polisi

dapat bekerja dengan baik apabila tidak dilengkapi dengan kendaraan dan

alat-alat komunikasi yang proporsional Kalau peralatan dimaksud sudah

ada faktor-faktor pemeliharaannya juga memegang peran amat penting

Memang sering terjadi bahwa suatu peraturan sudah difungsikan padahal

fasilitasnya belum lengkap Peraturan yang semula bertujuan untuk

memperlancar proses malahan mengakibatkan terjadi kemacetan Mungkin

ada baiknya ketika hendak menerapkan suatu peraturan secara resmi

ataupun memberikan tugas kepada petugas dipikirkan mengenai fasilitas-

37

fasilitas yang berpatokan kepada (1) apa yang sudah ada dipelihara terus

agar setiap saat berfungsi (2) apa yang belum ada perlu diadakan dengan

memperhitungkan jangka waktu pengadaannya (3) apa yang kurang perlu

dilengkapi (4) apa yang telah rusak diperbaiki atau diganti (5) apa yang

macet dilancarkan (6) apa yang telah mundur ditingkatkan

4 Warga Masyarakat

Salah satu faktor yang mengefektifkan suatu peraturan adalah warga

masyarakat Yang dimaksud disini adalah kesadarannya untuk mematuhi

suatu peraturan perundang-undangan yang kerap disebut derajat kepatuhan

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa derajat kepatuhan masyarakat

terhadap hukum merupakan salah satu indikator berfungsinya hukum yang

bersangkutan

Namun ada asumsi lain yang mengatakan bahwa semakin besar peran

sarana pengendalian sosial selain hukum (agama dan adat istiadat) semakin

kecil peran hukum Hukum hendaknya dipergunakan pada tingkat yang

terakhir bila sarana lainnya tidak mampu lagi untuk mengatasi masalah

Namun ada hal lain yang perlu diungkapkan berkaitan dengan kesadaran

masyarakat terhadap hukum yaitu (1) penyuluhan hukum yang teratur (2)

pemberian teladan yang baik dari petugas di dalam hal kepatuhan terhadap

hukum dan respek terhadap hukum (3) pelembagaan yang terencana dan

terarah

38

C Teori Efektivitas Hukum

Apabila kita melihat efektivitas dalam bidang hukum Achmad Ali

berpendapat bahwa ketika ingin mengetahui sejauh mana efektivitas dari hukum

maka kita pertama-ama harus dapat mengukur sejauh mana aturan hukum itu

ditaati atau tidak ditaati6 Lebih lanjut Achmad Ali pun mengemukakan bahwa

pada umumnya faktor yang banyak mempengaruhi efektivitas suatu perundang-

undangan adalah profesional dan optimal pelaksanaan peran wewenang dan

fungsi dari penegak hukum baik di dalam menjelaskan tugas yang dibebankan

terhadap diri mereka maupun dalam menegakkan perundang-undangan tersebut

Teori efektivitas hukum menurut Soerjono Soekanto adalah bahwa efektif

atau tidaknya suatu hukum ditentukan oleh 5 (lima) faktor yaitu7

1 Faktor hukumnya sendiri (undang-undang)

2 Faktor penegak hukum yakni pihak-pihak yang membentuk maupun

menerapkan hukum

3 Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum

4 Faktor masyarakat yakni lingkungan dimana hukum tersebut erlaku atau

diterapkan

5 Faktor kebudayaan yakni sebagai hasil karya cipta dan rasa yang

didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup

Kelima faktor di atas saling berkaitan dengan eratnya oleh karena

merupakan esensi dari penegakan hukum juga merupakan tolak ukur daripada

6 Achmad Ali Menguak Teori Hukum dan Teori Peradilan Vol1 (Jakarta Kencana

2010) h 375 7 Soerjono Soekanto Faktor-faktor yang Memprngaruhi Penegakan Hukum (Jakarta PT

Raja Grafindo Persada 2008) h 8

39

efektivitas penegakan hukum Pada elemen pertama yang menentukan dapat

berfungsinya hukum tertulis tersebut dengan baik atau tidak adalah tergantung

dari aturam hukum itu sendiri

Menurut Soerjono Soekanto ukuran efektivitas pada elemen pertama

adalah8

1 Peraturan yang ada mengenai bidang-bidang kehidupan tertentu sudah

cukup sistematis

2 Peraturan yang ada mengenai bidang-bidang kehidupan tertentu sudah

cukup sinkron secara hierarki dan horizontal tidak ada pertentangan

3 Secara kualitatif dan kuantitatif peraturan-peraturan yang mengatur bidang-

bidang tertentu sudah mencukupi

4 Penertiban peraturan-peraturan tertentu sudah sesuai dengan persyaratan

yuridis yang ada

Pada elemen kedua yang menentukan efektif atau tidakya kinerja hukum

tertulis adalah aparat penegak hukum Dalam hubungan ini dikehendaki adanya

aparatur yang handal sehingga aparat tersebut dapat melakukan tugasnya dengan

baik

Menurut Soerjono Soekanto bahwa masalah yang berpengaruh terhadap

efektivitas hukum tertulis ditinjau dari segi aparat akan bergantung pada hal

berikut9

8 Soerjono Soekanto Penegakan Hukum (Bandung Bina Cipta 1983) 80 9 Soerjono Soekanto Penegakan Hukum (Bandung Bina Cipta 1983) 82

40

1 Sampai sejauh mana petugas terikat oleh peraturan-peraturan yang ada

2 Sampai batas mana petugas diperkenankan memberikan kebijaksanaan

3 Teladan macam apa yang sebaiknya diberikan oleh petugas kepada

masyarakat

4 Sampai sejauh mana derajat sinkronisasi penugasan-penugasan yang

diberikan kepada petugas sehingga memberikan batas-batas yang tegas pada

wewenangnya

Pada elemen ketiga tersedianya fasilitas yang berwujud sarana dan

prasarana bagi aparat pelaksana di dalam melakukan tugasnya Sarana dan

prasarana yang dimaksud adalah prasarana atau fasilitas yang digunakan sebagai

alat untuk mencapai efektivitas hukum Sehubungan dengan ini Soerjono

Soekanto memprediksi patokan efektivitas elemen-elemen tertentu dari prasarana

dimana prasarana tersebut harus secara jelas memang menjadi bagian yang

memberikan kontribusi untuk kelancaran tugas-tugas aparat di tempat atau lokasi

kerjanya Adapun elemen-elemen tersebut adalah10

1 Prasarana yang telah ada apakah telah terpelihara dengan baik

2 Prasarana yang belum ada perlu diadakan dengan memperhitungkan angka

waktu pengadaannya

3 Prasarana yang kurang perlu segera dilengkapi

4 Prasarana yang rusak perlu segera diperbaiki

5 Prasarana yang macet perlu segea dilancarkan fungsinya

10 Soerjono Soekanto Penegakan Hukum (Bandung Bina Cipta 1983) 82

41

6 Prasarana yang mengalami kemunduran fungsi perlu ditingktkan lagi

fungsinya

Kemudian pada elemen keempat ada beberapa elemen pengukur efektivitas

yang tergantung dari kondisi masyarakat yaitu

1 Faktor penyebab masyarakat tidak mematuhi aturan walaupun peraturan

yang baik

2 Faktor penyebab masyarakat tidak mematuhi peaturan walaupun peraturan

sangat bak dan aparat sudah sangat berwibawa

3 Faktor penyebab masyarakat tidak mematuhi peraturan baik petugas atau

aparat berwibawa serta fasilitas mencukupi

Elemen di atas memberikan pemahaman bahwa disiplin dan kepatuhan

masyarakat tergantung dari motivasi yang secara internal muncul Internalisasi

faktor ini ada pada setiap individu yang menjadi elemen terkecil dari komunitas

sosial Oleh karena itu pendekatan paling tepat dalam hubungan disiplin ini

melalui motivasi yang ditanamkan secara individual

Elemen kelima adalah faktor kebudayaan Faktor kebudayaan yang

sebenarnya bersatu padu dengan faktor masyarakat sengaja dibedakan karena di

dalam pembahasannya diketengahkan masalah sistem nilai-nilai yang menjadi inti

dari kebudayaan spiritual atau material Kebudayaan (sistem) hukum pada

dasarnya mencakup nilai-nilai yang mendasari hukum yang berlaku nilai-nilai

yang merupakan konsepsi-konsepsi abstrak mengenai apa yang dianggap baik

(sehingga ditaati) dan apa yang dianggap buruk (sehingga dihindari)

42

BAB IV

ANALISIS EFEKTIVITAS MEDIASI

A Profil Pengadilan Agama Karawang

Pengadilan Agama Karawang kelas IA beralamat di Jalan Jendral Ahmad

Yani No 53 Karawang menurut Kepala Pengadilan Agama Karawang saat itu

yaitu Drs Saifuddin MH diresmikan pada hari senin tanggal 11 Februari 2008

secara simbolis oleh Ketua Mahkamah Agung Bagir Manan yang bertempat di

kantor Pengadilan Agama Bandung Dimana saat itu Ketua Mahkamah Agung

telah meresmikan 3 gedung Pengadilan Agama yaitu Bandung Cikarang dan

Karawang

Sebelum memiliki gedung resmi pada tahun 2006 sambil menunggu

rampungnya pembangunan gedung baru yang dibuat Pemerintah Kabupaten

Karawang meminjamkan tempat bekas kantor Depnaker Pada tahun 2006 adalah

tahap dilaksanakannya rehabilitasi gedung Pengadilan Agama Karawang diatas

tanah seluas 1698 M2 dengan luas bangunan 380M2 Pada awalnya status tanah

adalah Hak Guna Pakai dari Pemda Kabupaten Karawang dengan No

102SUTH0211PM01411978 tanggal 09 Juni 1978 dan Sertifikat No

0000621997

Pengadilan Agama Karawang dibentuk berdasarkan Staatsblad 1882 Nomor

152 tentang Pembentukan Pengadilan Agama di Jawa dan Madura tanggal 19

Januari 1882 dengan nama Raad AgamaPenghulu Landraad

43

Daerah hukum Pengadilan Agama Karawang adalah meliputi Pemerintahan

Kabupaten Karawang sesuai dengan Pasal 4 ayat (1) UU Nomor 7 Tahun 1989

Pasal 4 ayat (1) disebutkan bahwa ldquoPengadilan Agama berkedudukan di

kotamadya atau ibu kota kabupaten dan daerah hukumnya meliputi wilayah

kotamadya atau kabupatenrdquo Dari sini dapat kita simpulkan bahwa daerah hukum

Pengadilan Agama Karawang adalah wilayah kota atau Kabupaten Karawang

Pengadilan Agama Karawang yang daerah hukumnya meliputi kabupaten

Karawang terdiri dari 30 kecamatan dan 304 kelurahan atau desa dengan

mayoritas penduduk beragama islam Dalam menjalankan tugasnya dan

fungsinya Pengadilan Agama Karawang didukung oleh pegawai berjumlah 40

orang dan secara formal pelaksanaan tugas Pengadilan Agama Karawang harus

dipertanggung jawabkan dengan membuat laporan ke Pengadilan Tinggi Bandung

sebagai bukti nyata

Sebagai tempat pencari keadilan Pengadilan Agama Karawang sesuai

dengan tugas dan kewenangannya yaitu bertugas dan berwenang memeriksa

memutus dan mengadili perkara diantara orang-orang yang beragama islam

dalam bidang perkawinan warisan dan wasiat wakaf zakat infaq hibah

shodaqoh dan ekonomi syarirsquoah serta kewenangan lainnya yang diatur serta

diamanatkan oleh Undang-Undang

Secara geografis wilayah kabupaten Karawang terletak antara koordinat

107ordm02`ndash107ordm40` Bujur Timur 5ordm56`ndash6ordm34` Lintang Selatan termasuk daerah

dataran yang relative rendah Mempunyai variasi ketinggian wilayah antara 0 -

1279 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan wilayah 0 - 2 2 - 15

44

15 - 40 dan diatas 40 Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten

Bekasi dan Kabupaten Bogor di barat Laut Jawa di utara Kabupaten Subang di

timur Kabupaten Purwakarta di tenggara serta Kabupaten Cianjur di selatan ini

memiliki luas wilayah 173753 km2 dengan jumlah penduduk 2125234 jiwa

(sensus 2010) yang berarti berkepadatan 1223 jiwa per km2

Adapun struktur organisasi dari Pengadilan Agama Karawang adalah

sebagai berikut

Tabel 2

WAKIL KETUA

Drs H Mohamad Yamin SHMH

KETUA

Drs H M Yusuf SHMH HAKIM

1Dra Suherni

2Dra Hj Roniati MH

3Dra Hj Ratna Jumila MH

4Dra Hj Dadah Kolidah MH

5Dra Elfina Fitriani

6Drs H Abid MH

PANITERA

Nanang Patoni SHMH

SEKRETARIS

DrsJajang Janglar

KASUBAG KEPEGAWAIAN

Agustina Rahayu SH

KASUBAG UMUM amp KEUANGAN

Heri Santoso

KASUBAG PERENCANAAN TI amp LAP

Usmaniah

WAKIL PANITERA

Drs Mochamad Jalaludin

STAF

Wiyono SH

STAF

Abd Halim

PANMUD GUGATAN

Asnali SAg

PANMUD PERMOHONAN

Siti Sofia Emalia SAg

PANMUD HUKUM

Yuyu Yuliani SAgMH

HAKIM

7Dra Alia Al Hasna MH

8Drs Candra Triwangga

9Dra Hj Siti Sabihah SHMH

10Drs Humaidi Yusuf

11Drs Jajang Suherman SH

12DrH Farid Ismail SHMH

13DrsH Hasan Basri SHMH

45

B Analisis Efektivitas Mediasi

1 Tinjauan Yuridis Perma Nomor 1 Tahun 2008 dan Perma Nomor 1 Tahun

2016

Beberapa kekuasaan dan kewenangan Mahkamah Agung yang tertera

dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 24A ayat (1) adalah1

Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasimenguji peraturan undang-undang di bawah undang-undang terhadap undang-undangdan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang

Salah satu kewenangan lain yang diberikan oleh Undang-undang kepada

Mahkamah Agung adalah mengeluarkan produk yaitu PERMA Setidaknya

ada lima peran yang dimainkan PERMA RI dalam memenuhi kebutuhan

1 Republik Indonesia Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

PANITERA PENGGANTI

1Ahya Syaripudin

2Khalida SAgMH

3Taqludin SAg

4Ahmad Waskito SEi

5H Uwes

6Wahyu SSy

JURUSITA

1Eny Kurniasih SH

2Solikhin SH

JURUSITA PENGGANTI

1Edy Sutisna

2Samsudin

3ASupandi SAg

4Taufiqoh Bina Aryani SE

5Ratusiska Aries Tiani SE

6Ade Solahudin

7Reza M Sajidin SSy

46

penyelenggaraan negara khususnya di bidang peradilan Salah satunya

yakni PERMA RI sebagai pengisi kekosongan hukum2

Berkaitan dengan hal ini adalah hierarki Perundang-Undangan yang

ada di Indonesia Hal ini diatur dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2011 perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun

2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan berbunyi

sebagai berikut3

Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan adalah sebagai berikut

a Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 b Undang-UndangPerturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang c Peraturan Pemerintah d Peraturan Presiden e Peraturan Daerah Provinsi dan f Peraturan Daerah KabupatenKota

PERMA adalah salah satu ketentuan peraturan perundang-undangan

sebagaimana yang tertera dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011

perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Dalam Pasal 8 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 dalam pasal tersebut disebutkan

bahwa4

(1) Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) mencakup peraturan yang ditetapkan oleh

2 Ronald S Lumbuun Perma RI Wujud Kerancuan Antara Praktik Pembagian dan

Pemisahan Kekuasaan (Jakarta RajaGrafindo Persada 2011) h 14 3 Republik Indonesia Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan 4 Republik Indonesia Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan

47

Majelis Permusyawaratan Rakyat Dewan Perwakilan Rakyat Dewan Perwakilan Daerah Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Badan Pemeriksa Keuangan Komisi Yudisial Bank Indonesia Menteri badan lembaga atau komisi yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-Undang atau Pemerintah atas perintah Undang-Undang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Gubernur Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupatenkota Bupatiwalikota Kepala Desa atau yang setingkat

Kemudian dalam ayat selanjutnya yaitu Pasal 8 ayat (2) disebutkan bahwa

(2) Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan

Atas dasar Pasal 8 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun

2011 ini menyatakan bahwa Peraturan Mahkamah Agung (PERMA)

termasuk ke dalam peraturan perundang-undangan dan diakui

keberadaannya

Apabila melihat menimbang (konsideran) dalam Perma Nomor 1

Tahun 2008 huruf c dinyatakan bahwa dasar daripada dibentuknya Perma

Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan berdasarkan

Pasal 130 HIR (Het Herziene Indonesich Reglement Staatsblad 194144)

atau Pasal 154 RBg (Rechtsreglement Buitengewesten Staatsblad 1927

227) atau Pasal 31 Rv (Reglement op de Rechtsvordering Staarsblad 1874

52)5 disebutkan bahwa hakim atau majelis hakim akan mengusahakan

5 Reglement op de Rechtsvordering (Rv) adalah Reglement Acara Perdata Rechtsreglement

Buitengewesten (RBg) adalah Reglement Acara untuk Daerah Luar Jawa da Madura Het Herziene Indonesich Reglement (HIR) adalah Reglement Indonesia yang diperbaharui

48

perdamaian sebelum perkara mereka diputuskan6 Pasal 130 ayat (1) HIR

berbunyi

Jika pada hari yang ditentukan itu kedua belah pihak datang maka pengadilan negeri mencoba dengan perantaraan ketuanya akan memperdamaikan mereka itu

Selanjutnya Pasal 130 ayat (2)

Jika perdamaian yang demikian itu terjadi maka tentang hal itu pada waktu bersidang diperbuat sebuah akte dengan nama kedua belah pihak diwajibkan untuk mencukupi perjanjian yang diperbuat itu maka surat (akte) itu akan berkekuatan dan akan dilakukan sebagai putusan hakim yang biasa

Pasal 130 HIR dan 154 RBg yang memerintahkan usaha perdamaian

oleh hakim dijadikan sebagai modal utama dalam membangun perangkat

hukum mediasi pengadilan yang sudah dirintis sejak Tahun 2002 melalui

SEMS Nomor 1 Tahun 2002 Tentang Pemberdayaan Pengadilan Tingkat

Pertama Menerapkan Lembaga Damai Pasal 130 HIR 154 RBg yang

kemudian pada Tahun 2003 disempurnakan melaui PERMA Nomor 2

Tahun 2003 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan7

Kehadiran PERMA Nomor 1 Tahun 2008 dimaksudkan untuk

memberikan kepastian ketertiban kelancaran dalam proses mendamaikan

para pihak untuk menyelesaikan suatu sengketa Hal ini dapat dilakukan

dengan mengintensifkan dan mengintegrasikan proses mediasi ke dalam

prosedur berperkara di Pengadilan Mediasi mendapat kedudukan penting

6 Syahrizal Abbas Mediasi Dalam Perspektif Hukum Syariah Hukum Adat dan Hukum

Nasional (Jakarta Kencana 2009)h 287 7 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013) h124

49

dalam PERMA Nomor 1 Tahun 2008 karena proses mediasi merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dalam proses berperkara di Pengadilan8

Setiap orang yang berperkara ke Pengadilan wajib menempuh

mediasi apabila tidak melaksanakannya maka putusannya batal demi

hukum9 PERMA Nomor 1 Tahun 2008 ini mengikat maksudnya adalah

peraturan ini mengikat khusus hanya kepada orang-orang yang berperkara di

Pengadilan tidak mengikat kepada seluruh elemen masyarakat10

Namun akhir-akhir ini pada praktiknya Perma Nomor 1 Tahun 2008

selama ini belum menghasilkan tingkat keberhasilan mediasi yang baik di

Pengadilan Berdasarkan hal tersebut Mahkamah Agung mengeluarkan

Perma Nomor 1 Tahun 2016 untuk mencabut Perma Nomor 1 Tahun 2008

dengan harapan kenaikan tingkat keberhasilan dalam mediasi11 Anggota

Tim Pokja Mediasi MA Diah Sulastri Dewi menambahkan terbitnya Perma

No 1 Tahun 2016 ini bertujuan meningkatkan keberhasilan mediasi di

Pengadilan Umum dan Pengadilan Agama12

Ada beberapa poin pembeda antara Perma Nomor 1 Tahun 2008 dan

Perma Nomor 1 Tahun 2016 Untuk memudahkan memahami

perbedaannya penulis membuat bagan sebagai berikut

8 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013) h125

9 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

10 Wawancara dengan Dra Ratna Jumilah MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

11 httpswwwabnpcoidnewsharapan-optimalisasi-proses-mediasi-pasca-perma-nomor-1-tahun-2016 diakses pada 15 April 2017 jam 2330

12httpwwwhukumonlinecom berita baca lt56bc191569359 perma- mediasi- 2016- tekankan- pada- iktikad- baik diakses pada 15 April 2017 jam 2335

50

Tabel 3

No

Perma Nomor 1 Tahun 2008

Perma Nomor 1 Tahun 2016

1

Lama Proses mediasi selama 40 hari (Pasal 13 ayat(3) ) dapat

diperpanjang 14 hari

Lama Proses mediasi selama 30 hari (Pasal 3 ayat (6) ) dapat diperpanjang

30 hari 2

bull Pasal 12 ayat (1) hanya mewajibkan para pihak untuk beriktikad baik selama proses mediasi

bull Pasal 12 ayat (2) tidak penjelasan bagaimana bentuk pihak yang tidak beriktikad baikhanya menyatakan pihak yang tidak beriktikad baik dapat mengundurkan diri

bull Wajib menempuh iktikad baik selama mediasi (Pasal 7 ayat (1)

bull Pasal 7 ayat 2 huruf a sampai e penjelasan mengenai bentuk iktikad tidak baik Dalam Perma sebelumnya tidak ada penjelasannya

3

Tidak ada pasal yang mengatur mengenai akibat hukum bagi

pihak yang tidak beriktikad baik

bull Pasal 22 ayat 1 sampai 5 mengenai penjelasan akibat hukum bagi penggugat yang tidak beriktikad baik

bull Pasal 23 ayat 1 sampai 8 penjelasan mengenai akibat hukum bagi tergugat yang tidak beriktikad baik

4

Tidak ada pasal yang mengatur para pihak wajib hadir secara

langsung selama proses mediasi

bull Kewajiban menghadiri langsung pertemuan mediasi dengan atau tanpa kuasa hukum (Pasal 6 ayat 1)

bull Komunikasi audio visual dianggap sebagai kehadiran langsung bagi para pihak (Pasal 6 ayat 2)

bull Ketidakhadiran para pihak secara langsung dibolehkan berdasarkan alasan yang sah (Pasal 6 ayat 3) dan penjelasannya pada (Pasal 6 ayat 4 huruf a sampai d)

51

2 Kualifikasi Mediator

Mediator adalah pihak ketiga yang membantu dan mencarikan solusi

terbaik bagi para pihak dalam menyelesaikan perkaranya Salah satu faktor

pendukung keberhasilan dalam proses mediasi adalah peran seorang

mediator Fungsi daripada mediator adalah menjadi penengahmencari

solusi tentang sengketa yang dihadapi Oleh karena itu kecakapan dan

keterampilan seorang mediator mempunyai peran penting agar proses

mediasi dapat berjalan dengan efektif dan semestinya sesuai dengan

PERMA Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan

Pasal 9 dalam PERMA Nomor 1 Tahun 2008 menjelaskan mengenai

daftar mediator Pasal 9 ayat (1) yaitu

(1) Untuk memudahkan para pihak memilih mediator Ketua Pengadilan menyediakan daftar mediator yang memuat sekurang-kurangnya 5 (lima) nama mediator dan disertai dengan latarbelakang pendidikan atau pengalaman para mediator

Peneliti telah melalukan kunjungan dan observasi ke tempat penelitian yang

dituju yaitu Pengadilan Agama Karawang Peneliti telah melihat bahwa

Ketua Pengadilan Agama Karawang telah menyediakan daftar mediator

disertai dengan latar belakang para mediator namun peneliti tidak

mendapati pengalaman masing-masing mediator yang dimaksud dalam

Pasal 9 ayat (1) PERMA Nomor 1 Tahun 2008 Berikut adalah daftar

mediator yang bersumber dari Yuyu Yuliani SAgMH

52

Tabel 4

DAFTAR MEDIATOR PENGADILAN AGAMA KARAWANG

No Nama Lengkap Jabatan Pendidikan

1 Drs H M Yusuf SHMH Hakim Madya Utama Ketua S2

2 Drs H Mohamad Yamin SHMH Hakim Madya UtamaKetua S2

3 Dra Suherni MH Hakim Madya Utama S2

4 Dra Rosniati MH Hakim Madya Utama S2

5 Drs Hasan Basri SHMH Hakim Madya Muda S2

6 DraRatna Jumilah MH Hakim Madya Muda S2

7 Dra Hj Dadah Holidah MH Hakim Madya Muda S2

8 Dra Elfina Fitriani Hakim Madya Muda S1

9 Drs H Abis MH Hakim Madya Muda S2

10 Dra Alia Al Hasnah MH Hakim Madya Pratama S2

11 Drs Candra Triswangga Hakim Madya Pratama S1

12 Dra Hj Siti Sabihah SHMH Hakim Madya Pratama S2

13 Drs Humaidi Yusuf Hakim Madya Pratama S1

14 Drs Jajang Suherman SH Hakim Madya Pratama S1

15 Dr H Farid Ismail SHMH Hakim Utama Muda S3

Sumber diperoleh dari Yuyu Yuliani SAgMH Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat

Di atas adalah daftar-daftar mediator di Pengadilan Agama Karawang

Dari semua mediator yang terdapat pada daftar mediator peneliti telah

melakukan wawancara kepada 4 (empat) mediator diantaranya

53

DraRosniati MH Drs Hasan Basri SHMH Dra Ratna Jumilah MH

Dra Elfina Fitriani Dari semua mediator yang telah peneliti wawancara

terdapat 1 mediator yang tidak bersertifikat dan belum mengikuti pelatihan

mediator yaitu DraRosniati MH Tiga mediator lainnya telah mengikuti

pelatihan mediator di Mega Mendung Bogor13

Peneliti melihat dalam Pasal selanjutnya yaitu Pasal 9 ayat (2) sampai

(6) tentang kualifikasi mediator sebagai berikut

(2) Ketua pengadilan menempatkan nama-nama hakim yang telah memiliki sertifikat dalam daftar mediator

(3) Jika dalam wilayah pengadilan yang bersangkutan tidak ada mediator yang bersertifikat semua hakim pada pengadilan yang bersangkutan dapat ditempatkan dalam daftar mediator

(4) Mediator bukan hakim yang bersertifikat dapat mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan agar namanya ditempatkan dalam daftar mediator pada pengadilan yang bersangkutan

(5) Setelah memeriksa dan memastikan keabsahan sertifikat Ketua Pengadilan menempatkan nama pemohon dalam daftar mediator

(6) Ketua Pengadilan setiap tahun mengevaluasi dan memperbarui daftar mediator

Pengadilan Agama Karawang tidak memiliki mediator di luar hakim

dikarenakan kurangnya mediator yang memiliki sertifikat terlebih apabila

mediator di luar Hakim harus bersertifikat14 Semua Hakim yang ada di

Pengadilan Agama Karawang merangkap juga sebagai mediator15

Walaupun seorang hakim tidak memiliki sertifikasi mediator sesuai dengan

13 Wawancara dengan Dra Ratna Jumilah MH Drs H Hasan Bashri SHMH Dra

Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang pada tanggal 7 dan 9 November 2016

14 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

15 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

54

PERMA ini pada pasal 9 ayat (3) otomatis dapat menjadi mediator16 Para

Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang menjadi mediator

berdasarkan surat keputusan (SK) dari Ketua Pengadilan Agama

Karawang17

Ketua Pengadilan Agama setiap tahun mengevaluasi daftar mediator

Begitu pula setiap tahun daftar mediator dapat berubah-ubah apabila

adanya mutasi tugas berhalangan tetap ketidakaktifan setelah penugasan

dan pelanggaran atas pedoman perilaku Hal ini sesuai dengan Pasal 9 ayat

(7) dalam PERMA ini

Seluruh hakim Pengadilan Agama yang tidak memiliki sertifikat

dikarenakan belum mengikuti pelatihan mediasi yang diadakan oleh

Mahkamah Agung RI18 Pelatihan mediator yang diadakan oleh Mahkamah

Agung jumlahnya terbatas karena berskala nasional sehingga peserta yang

ikutpun sangat terbatas Seharusnya Mahkamah Agung memberikan

pelatihan mediasi kepada seluruh hakim di Pengadilan agar

a Dapat maksimal ketika melakukan mediasi Ketika Hakim telah

diberikan pelatihan mediasi diharapkan dapat menjalankan fungsi

mediator secara maksimal sesuai dengan ketentuan yang telah diatur

16 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 17 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani dan Dra Rosniati MH Haki m Mediator

Pengadilan Agama Karawang pada tanggal 9 November 2016 18 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

55

b Menambah keterampilan hakim saat melakukan mediasi Walaupun

hakim tanpa sertifikat mediator lalu menjadi mediator hal itu dapat

dibenarkan karena hakim dapat merangkap sebagai mediator Akan

tetapi tetap saja untuk memaksimal fungsi dan peran mediator seorang

hakim harus mengikuti pelatihan mediator yang diadakan oleh

Mahkamah Agung RI ketika kekurangan sumber daya mediator

sehingga kesiapan Hakim maksimal ketika Ketua Pengadilan menunjuk

Hakim sebagai mediator Namun pada dasarnya sulit membiasakan

hakim untuk menjadi mediator karena sifat seorang hakim adalah

memutus akan tetapi mediator hanya bersifat sebagai pihak ketiga yang

menengahi Dikhawatirkan sifat hakim yang terbiasa memutus terbawa

saat proses mediasi yang hanya berperan sebagai penengah bukan

memutus19 Karena itu sebisa mungkin seharusnya hakim tidak boleh

menjadi mediator Sangat tipis sekali hakim tersebut membedakan

antara menjadi hakim dan menjadi mediator terkadang terpengaruh20

c Mediasi berjalan efektif Pada dasarnya banyak faktor yang melatar

belakangi efektifnya mediasi Namun Keterampilan dan kemampuan

dari mediator adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat

keberhasilan mediasi terutama yang sudah bersertifikat21

19 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 20 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 21 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan

Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

56

3 Fasilitas dan Sarana

Fasilitas dan sarana adalah salah satu instrumen yang dibutuhkan

dalam melaksanakan proses mediasi Setiap Pengadilan Tingkat Pertama

diharapkan memiliki fasilitas dan sarana dalam proses mediasi yaitu tempat

atau ruangan khusus mediasi Hal ini untuk menunjang keberhasilan dari

pada mediasi Mediasi dapat diselenggarakan di salah satu ruangan

Pengadilan Tingkat Pertama sesuai dengan pasal 20 ayat (1) PERMA ini

Namun dapat juga diselenggarakan di tempat lain apabila disepakati oleh

para pihak

Pengadilan Agama Karawang memiliki fasilitas dan sarana untuk

melakukan proses mediasi yaitu ruangan khusus untuk mediasi Dengan

ruangan berukuran 4 m x 6 m dilengkap dengan beberapa tempat duduk dan

satu meja persegi disertai dengan alat pendingin ruangan atau air

conditioner (AC) Jadi di ruangan tersebut hanya bisa diselenggarakan satu

proses mediasi

Ruangan mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah cukup

memadai namun belum termasuk yang ideal22 Idealnya ruangan mediasi

adalah

a Ruangan yang luas Hal ini agar para pihak nyaman saat proses mediasi

berjalan Ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang masih sempit

artinya ruangan tersebut belum dikategorikan ideal

22 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

57

b Ruangan yang tertata dengan rapi yang dilengkapi dengan kursi-kursi

serta meja bundar agar para pihak dapat saling berhadapan saat proses

mediasi berlangsung23

c Ruangan yang memiliki air conditioner (AC) Ketika ruangan sejuk dan

dingin dapat mencairkan suasana Para pihak yang sebelumnya dalam

keadaan merasa tidak baik ketika masuk ke dalam ruangan tersebut

bisa menjadi merasa sedikit lebih baik yang dapat mempengaruhi

suasana hati dan pikiran para pihak24

d Adanya bingkai pajangan keluarga harmonis Hal ini juga dapat

mempengaruhi suasana hati dan pikiran para pihak25 Namun di

Pengadilan Agama Karawang belum terdapat hal ini Hanya ada

bingkai pajangan dengan simbol saling berjabat tangan Itu hanya

melambangkan simbol perdamaian secara umum26

Untuk kemudahan para pihak dalam menjalani proses mediasi sebelum

memasuki ruang mediasi terpampang jadwal mediator Dalam daftar tersebut

terdapat nama-nama mediator namun tidak disertai dengan keterangan latar

belakang pendidikan masing-masing mediator Setiap harinya terdapat 3 mediator

yang disediakan Semuanya berasal dari hakim yang merangkap sebagai mediator

23 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 24 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 25 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 26 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

58

Hal ini dikarenakan Pengadilan Agama Karawang tidak memiliki mediator di luar

hakim Berikut jadwal hakim mediator Pengadilan Agama Karawang

Tabel 5

NO

HARI

MEDIATOR

KETERANGAN

1 2 3 4

1

SENIN

1DRA ALIA AL HASNA MH

2DRS HUMAIDI YUSUF

3DRS CANDRA TRISWANGGA

2

SELASA

1DRSHMYUSUF SH MH

2DRAHJSITI SABIHAH SH MH

3DRAHJERAWATI SH MH

3

RABU

1DRSHMOHAMAD YAMIN SHMH

2DRARATNA JUMILAH MH

3DRSHABDILLAH SH MH

1DRAHJROSNIATI MH

59

4 KAMIS 2DRAELFINA FITRIANI

3DRAHJDADAH HOLIDAH MH

5

JUMrsquoAT

1DRSHASAN BASRI SH MH

2DRSHABID MH

3DRSJAJANG SUHERMAN SH

Sumber diperoleh dari Yuyu Yuliani SAgMH Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat

4 Kepatuhan Masyarakat

Berkaitan dengan kepatuhan masyarakat peneliti memberikan

beberapa catatan atas sikap para pihak selama melakukan proses mediasi

yang mempengaruhi kepatuhan para pihak dalam menjalani proses mediasi

yaitu sebagai berikut

a Rata-rata orang-orang yang datang berperkara ke Pengadilan Agama

khusus dalam perkara perceraian ini sangat sulit untuk disatukan

kembali terlebih apabila salah satu pihak ada yang melakukan

perselingkuhan27

b Sikap egois para pihak sehingga menyulitkan mediator untuk

mendamaikan dan mendalami permasalah yang dihadapi para pihak

27 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

60

c Sikap para pihak yang terkadang tidak mengikuti peraturan mediasi

yang telah disepakati28 Hal ini mengakibatkan tidak efektifnya proses

mediasi

d Biasanya jauh sebelum para pihak mendaftarkan perkara dan mengikuti

persidangan sering kali mereka sudah bersepakat untuk memutus

ikatan pernikahan29 Akhirnya mediator pun sulit untuk mendamaikan

kembali bahkan gagal

e Sikap para pihak yang kooperatif Namun hal ini mereka lakukan agar

proses mediasi cepat selesai dan berlanjut kepada tahap persidangan30

Mereka melakukan hal ini hanya sebagai formalitas

5 Kebudayaan

Berkaitan dengan kebudayaan dalam skripsi ini adalah mengenai

budaya masyarakat muslim yang berperkara di Pengadilan Agama Hal ini

sesuai dengan Pasal 1 butir (1) Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009

Tentang Peradilan Agama Pasal tersebut berbunyi

1 Peradilan Agama adalah peradilan nagi orang-orang yang beragama

islam

Menurut pasal ini Pengadilan Agama adalah wadah bagi orang-orang yang

ingin berperkara khusus untuk orang-orang atau masyarakat yang beragam

islam

28 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 29 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 30 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

61

Penulis melihat ada kecenderungan kenaikan angka perceraian dalam

empat tahun terakhir Berikut adalah angka perceraian selama 4 tahun

terakhir

Tabel 6

DIAGRAM PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA 4

TAHUN TERAKHIR31

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa angka perceraian dari tahun ke

tahun terus mengalami peningkatan baik pada perkara cerai talak maupun

cerai gugat Namun diantara kedua jenis perkara tersebut angka cerai gugat

jauh mendominasi dibandingkan dengan cerai talak Pada tahun 2012 pada

perkara cerai talak terdapat 89683 perkara yang diputus sedangkan pada

cerai gugat terdapat 206102 perkara Pada tahun 2013 terdapat 94715

perkara cerai gugat dan 221460 pada perkara cerai gugat Selanjutnya pada

tahun 2014 pada cerai talak terdapat 99536 perkara dan 243334 pada

perkara cerai gugat Kemudian pada tahun 2015 terdapat 98602 perkara

31 httpbadilagmahkamahagunggoidrekap-perkara-diterima-dan-diputus

050000

100000

150000

200000

250000

300000

2012 2013 2014 2015

89683 94715 99536 98602

206102 221460 243334 252885

cerai talak

cerai gugat

62

cerai talak dan 252885 pada perkara cerai gugat Dari setiap tahunnya

jumlah perkara cerai gugat lebih dari 2 kali lipat jumlah perkara cerai talak

Perbedaan jumlah angka ini sangat signifikan dan menunjukkan bahwa

betapa tingginya angka perceraian di Indonesia terutama dalam perkara

cerai gugat Bisa disimpulkan bahwa angka perceraian dari tahun ke tahun

terus mengalami peningkatan

C Tingkat Keberhasilan Mediasi

Pada pembahasan ini peneliti membatasi penelitian hanya pada tahun 2015

Data yang diambil bersumber dari laporan bulanan yang kemudian dirangkum

menjadi laporan tahunan Pengadilan Agama Karawang Di dalam laporan

tersebut dapat diketahui berapa jumlah perkara yang dimediasi setiap bulannya

dan berapa jumlah perkara yang berhasil dan gagal untuk dimediasi Berikut

adalah laporan pembukuan mediasi di Pengadilan Agama Karawang tahun 2015

Tabel 7

LAPORAN TAHUNAN MEDIASI PENGADILAN AGAMA

KARAWANG TAHUN 2015

NO

BULAN

JUMLAH PERKARA

KETERANGAN

BERHASIL TIDAK BERHASIL

1 Januari 28 0 28

2 Februari 18 0 18

3 Maret 20 1 19

4 April 25 0 25

5 Mei 21 0 21

63

6 Juni 18 0 18

7 Juli 18 0 18

8 Agustus 23 1 22

9 September 27 2 25

10 Oktober 35 1 34

11 November 31 0 31

12 Desember 25 0 25

TOTAL 289 5 284

Untuk mengetahui prosentase keberhasilan mediasi dalam satu tahun pada

tabel di atas dapat digunakan rumus sebagai berikut 32

119869119906119898119897119886ℎ 119901119890119903119896119886119903119886 119910119886119899119892 119889119894119888119886119887119906119905119869119906119898119897119886ℎ 119901119890119903119896119886119903119886 119910119886119899119892 119889119894119901119906119905119906119904

X 100

Berdasarkan rumus di atas dapat ditentukan prosentasi keberhasilan mediasi

perceraian di Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015 sebagai berikut

5284

X 100 = 176

Maka dapat diketahui prosentase tingkat keberhasilan perkara yang berhasil

dimediasi adalah sebesar 176 Hal ini membuktikan bahwa tingkat

keberhasilan mediasi di Pengadilan Agama Karawang pada tahun 2015 sangatlah

jauh dari apa yang diharapkan Dengan hasil tersebut membuktikan bahwa

32 http wwwbadilagnet data ARTIKEL Mencari 20 tolak 20 ukur 20 hasil

20 Mediasipdf

64

mediasi di Pengadilan Agama Karawang pada tahun 2015 belum efektif Ini

sangat berbanding terbalik dengan prosentase kegagalannya sebesar 9824

D Faktor Pendukung dan Penghambat Keberhasilan Mediasi

Tentunya dalam berjalannya proses mediasi ada faktor pendukung dan

penghambat keberhasilan mediasi Berikut adalah beberapa faktor-faktor

keberhasilan mediasi

a Para Pihak Bersifat Kooperatif

Artinya adalah mereka para pihak dapat mematuhi peraturan dalam

proses mediasi yang telah disepakati sebelumnya33 Hal ini harus dilakukan

karena kebanyakan para pihak yang berperkara ketika suasana hatinya tidak

baik tidak dapat mengontrol emosi sehingga peraturan yang telah disepakati

sebelumnya tidak dipatuhi dan proses mediasi tidak berjalan efektif

b Kecakapan dan Penampilan

Cara penyampaian dan gaya bahasa mediator yang mudah dipahami

sangat mendukung keberhasilan mediasi terutama mediator yang

bersertifikat34 Ketika seorang mediator telah bersertifikat setidaknya dia

telah mengkuti serta mempelajari bagaimana cara berkomunikasi cara

menggali infomasi dan berhadapan dengan para pihak yang berbeda-beda

karakter

33 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 34 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan

Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

65

Begitu juga penampilan mediator yang berwibawa dan meyakinkan

dapat menjadi faktor keberhasilan mediasi karena dapat meyakinkan dan

menimbulkan kepercayaan terhadap para pihak35

c Latar Belakang Pendidikan dan Lingkungan dimana para pihak tinggal

Latar belakang pendidikan mempunyai pengaruh terhadap pola pikir

para pihak ketika menghadapi suatu permasalahan dalam hal ini khususnya

adalah perkara perceraian serta lingkungan dimana para pihak tinggal juga

dapat mempengaruhi pola pikir para pihak Ketika latar belakang

pendidikan dan lingkungan baik maka pola pikir para pihak juga akan baik

dan positif ketika menghadapi suatu perkara36

d Mengingat Anak

Faktor mengingat anak dapat mendukung keberhasilan mediasi karena

para pihak akan berfikir ulang ketika mereka berceraian bagaimana nasib

anak-anak mereka apabila bercerai37 Hal ini bagi mereka yang sudah

memiliki anak dari hasil perkawinan yang mereka laksanakan

e Kondisi Ruang atau Tempat Mediasi

Ketika kondisi tempat atau ruang nyaman hal ini juga dapat

mempengaruhi keberhasilan mediasi karena dapat merubah mindset para

pihak dalam berfikir Contoh ketika berada di ruangan ruangan tersebut

35 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 36 Kedua faktor tersebut hasil wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator

Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 37 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

66

ditata dengan rapih dan menggunakan pendingin ruangan atau AC (Air

Conditioner) yang dapat membuat para pihak nyaman38

f Iktikad Baik Para Pihak

Sehebat dan sekeras apapun usaha seorang mediator untuk

mendamaikan tidak akan berhasil apabila tidak didukung iktikad baik para

pihak terutama dari pihak penggugat agar mau menerima kembali pihak

tergugat untuk hidup bersama39

Berikut adalah beberapa faktor penghambat terhadap keberhasilan mediasi

a Keinginan Kuat Para Pihak Untuk Bercerai

Hal ini terjadi biasanya ketika salah satu atau kedua belah pihak

tidak mau bermusyawarah Misalnya salah satu pihak menuruti pihak

lawan yang ingin bercerai itu sudah dipastikan akan gagal untuk

dimediasi40

b Konflik Yang Sudah Meruncing

Konflik yang sudah meruncing dan berlarut-larut diantara para

pihak akan menghambat keberhasilan mediasi Apabila salah satu pihak

ada yang berkeinginan untuk berdamai masih ada kesempatan untuk

dimediasi Akan tetapi apabila keduanya sudah tidak ingin untuk

berdamai maka akan sangat sulit dimediasi41

38 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan

Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 39 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 40 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 41 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

67

c Psikologis atau kejiwaan para pihak

Kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya

sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang

mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan

perceraian ini42

42 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

68

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan terdapat beberapa

kesimpulan yang dapat dikemukakan

1 Efektivitas mediasi yang dilaksanakan di Pengadilan Agama Karawang belum

efektif karena tingkat keberhasilannya masih sangat rendah

2 Faktor-faktor pendukung keberhasilan mediasi adalah

a Para Pihak Bersifat Kooperatif Artinya adalah mereka para pihak dapat

mematuhi peraturan dalam proses mediasi yang telah disepakati

sebelumnya Hal ini harus dilakukan karena kebanyakan para pihak yang

berperkara ketika suasana hatinya tidak baik tidak dapat mengontrol emosi

sehingga peraturan yang telah disepakati sebelumnya tidak dipatuhi dan

proses mediasi tidak berjalan efektif

b Kecakapan dan Penampilan Cara penyampaian dan gaya bahasa mediator

yang mudah dipahami sangat mendukung keberhasilan mediasi terutama

mediator yang bersertifikat Ketika seorang mediator telah bersertifikat

setidaknya dia telah mengkuti serta mempelajari bagaimana cara

berkomunikasi cara menggali infomasi dan berhadapan dengan para pihak

yang berbeda-beda karakter Begitu juga penampilan mediator yang

berwibawa dan meyakinkan dapat menjadi faktor keberhasilan mediasi

69

karena dapat meyakinkan dan menimbulkan kepercayaan terhadap para

pihak

c Latar Belakang Pendidikan dan Lingkungan dimana para pihak tinggal

Latar belakang pendidikan mempunyai pengaruh terhadap pola pikir para

pihak ketika menghadapi suatu permasalahan dalam hal ini khususnya

adalah perkara perceraian serta lingkungan dimana para pihak tinggal juga

dapat mempengaruhi pola pikir para pihak Ketika latar belakang

pendidikan dan lingkungan baik maka pola pikir para pihak juga akan

baik dan positif ketika menghadapi suatu perkara

d Mengingat Anak Faktor mengingat anak dapat mendukung keberhasilan

mediasi karena para pihak akan berfikir ulang ketika mereka berceraian

bagaimana nasib anak-anak mereka apabila bercerai

e Kondisi Ruang atau Tempat Mediasi Ketika kondisi tempat atau ruang

nyaman hal ini juga dapat mempengaruhi keberhasilan mediasi karena

dapat merubah mindset para pihak dalam berfikir Contoh ketika berada di

ruangan ruangan tersebut ditata dengan rapih dan menggunakan pendingin

ruangan atau AC (Air Conditioner) yang dapat membuat para pihak

nyaman

f Iktikad Baik Para Pihak Sehebat dan sekeras apapun usaha seorang

mediator untuk mendamaikan tidak akan berhasil apabila tidak didukung

iktikad baik para pihak terutama dari pihak penggugat agar mau menerima

kembali pihak tergugat untuk hidup bersama

70

3 Faktor-faktor penghambat mediasi adalah

a Keinginan Kuat Para Pihak Untuk Bercerai Hal ini terjadi biasanya ketika

salah satu atau kedua belah pihak tidak mau bermusyawarah Misalnya

salah satu pihak menuruti pihak lawan yang ingin bercerai itu sudah

dipastikan akan gagal untuk dimediasi

b Konflik Yang Sudah Meruncing Konflik yang sudah meruncing dan

berlarut-larut diantara para pihak akan menghambat keberhasilan mediasi

Apabila salah satu pihak ada yang berkeinginan untuk berdamai masih

ada kesempatan untuk dimediasi Akan tetapi apabila keduanya sudah

tidak ingin untuk berdamai maka akan sangat sulit dimediasi

c Psikologis atau kejiwaan para pihak Kekecewaan yang berat salah satu

pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa

terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri

ikatan dengan jalan perceraian ini

B Saran

Pada bagian akhir skripsi ini penulis ingin memberikan saran-saran kepada

beberapa pihak atau instansi yang terkait yaitu sebagai berikut

1 Kepada Pemerintah dalam hal ini Kementrian Agama yang membawahi

Kantor Urusan Agama atau biasa disebut KUA mewajibkan kepada calon

pasangan suami isteri yang akan menikah untuk mengikuti bimbingan dan

pembinaan tentang pernikahan untuk menciptakan rumah tangga sakinah

mawaddah wa rahmah sesuai dengan tujuan pernikahan Karena sampai

saat ini hal tersebut hanya bersifat anjuran Hal ini dilakukan agar pasangan

71

yang akan menikah memiliki bekal dan pengetahuan yang cukup serta

membentuk mental yang baik bagi para calon pasangan suami isteri Ini

adalah modal utama agar para pasangan suami isteri terhindar dari perkara

perceraian

2 Kepada Mahkamah Agung ada dua saran yang ingin penulis berikan yaitu

sebagai berikut

a Mahkamah Agung agar mengadakan pelatihan lebih intensif kepada

hakim mediator khususnya bagi hakim yang belum bersertifikasi

sehingga seluruh hakim telah mengikuti dan memiliki sertifikat

tersebut karena kecakapan mediator adalah salah satu faktor

pendukung keberhasilan dalam mediasi

b Agar Mahkamah Agung mengeluarkan PERMA yang menjelaskan

tentang kriteria keberhasilan hakim dan insentif bagi hakim yang

berhasil menjalankan fungsinya sebagai mediator karena hal itu adalah

upaya luar biasa sehingga layak dan patut untuk diberikan insentif

Juga untuk memotivasi para hakim agar lebih bersungguh-sungguh

dalam menjalankan fungsinya sebagai mediator yang berdampak

dapat meningkatkan keberhasilan dalam proses mediasi Pada

kenyataanya sampai saat ini Mahkamah Agung belum menjelaskan

regulasi tersebut di dalam PERMA

3 Kepada para hakim yang ditetapkan menjadi mediator agar dengan

sungguh-sungguh menjalankan fungsinya sebagai mediator tidak hanya

sekedar formalitas belaka karena diamanatkan oleh PERMA

72

DAFTAR PUSTAKA

Abbas Syahrizal Mediasi dalam Perspektif Hukum Syariah Hukum Adat dan

Hukum Nasional Jakarta Kencana 2009

Astarini Dwi Rezki SriMediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian

Sengketa Berdasarkan Asas Peradilan Cepat Sederhana Biaya Ringan

BandungPT Alumni 2013

Abdurrasyid Priyatna Arbitase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Suatu

Pengantar Jakarta Fikahati Anesta 2002

Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Al-Sheikh Lubaabut Tafsiir

Min Ibni Katsir terj M Abdul Ghoffar Juz 5 Bogor Pustaka Imam Asy-Syafirsquoi

2003

Amriani Nurnaningsih Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di

Pengadilan Jakarta PT RajaGrafindo Persada 2011

Al-Husain Ahmad Fathul Qariib Al-Mujiib Mesir Thaha Putra Semarang 1934

Ali Zainuddin Sosiologi Hukum Jakarta Sinar Grafika 2012

Ali Achmad Menguak Teori Hukum dan Teori Peradilan Vol 1 Jakarta

Kencana 2010

Amir M Abdul Kamus Istilah Islam Jakarta Pustaka Firdaus 1994

Dawson Roger Seni Negosiasi (Secret of Power Negotiating) Jakarta Gramedia

Pustaka 2010

Emirzon Joni Alternatif Penyelesaian Sengketa diluar Pengadilan (Negosiasi

Mediasi Konsiliasi dan Arbitrase) Jakarta Gramedia Pustaka Utama

2000

73

Hidayatulloh Efektivitas Mediasi Dalam Perkara Perceraian di Pengadilan

Agama Depok Skripsi Fakultas Syarirsquoah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2011

Kriekhoff Valerine Mediasi Sebagai Bentuk Penyelesaian Sengketa keluarga

Pustaka Dunia 2012

Lumbuun Ronald S Perma RI Wujud Kerancuan Antara Praktik Pembagian dan

Pemisahan Kekuasaan Jakarta Raja Grafindo Persada 2011

Manan Bagir Mediasi Sebagai Alternatif Menyelesaikan Sengketa Varia

Peradilan No 24 8 Juli 2008

Rahmadi Takdir Mediasi Penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan Mufakat

Jakarta Raja Grafindo Persada 2010

Rahman Ghazaly Abdur Fiqh Munakahat Jakarta Kencana Prenada Media

Group 2006

Sabiq Sayyid Fiqh Al-sunnah Kairo Al-Fath Lil Irsquolam Al-lsquoArobi 1972

JMoleong Lexy Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2009

Sari M Efektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara Perceraian di

Pengadilan Agama Maros Skripsi Fakultas Hukum Universitas

Hasanuddin Makassar 2014

Shihab M Quraish Tafsir Al-Mishbah Jakarta Lentera Hati 2007

Soekanto Soerjono Pokok-Pokok Sosiologi Hukum Cet V Jakarta Raja Grafindo

Persada 2014

Sutadi Mariana Pendayagunaan Perdamaian Menurut Pasal 130 HIR154 RBg

dan Potensinya dalam Mewujudkan Keadilan yang Cepat Sederhana dan

Biaya Ringan Jakarta Pusat Pengkajian Hukum dan Mahkamah Agung RI

2005

74

Soekanto Soerjono Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum Jakarta

PTRaja Grafindo Persada 2008

Syarifuddin Amir Ushul Fiqh Jilid II cet6 Jakarta Kencana 2011

Soekanto Soerjono Penegakan Hukum Bandung Bina Cipta 1983

Tim Penyusun Pusat Bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta Balai

Pustaka 1990

Usman Rachmadi Mediasi di Pengadilan Dalam Teori Dan Praktik Jakarta

Sinar Grafika 2012

Widyana I Made Alternatif Penyelesaian Sengketa (ADR) Jakarta Fikahati

Anesta 2009

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Perauran Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur

Mediasi di Pengadilan

Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Prosedur

Mediasi di Pengadilan

Inpres Nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam

Rechtsreglement Buitengewesten (RBg)

Het Herziene Indonesich Reglement (HIR)

Jurnal

75

Nurhasanah dan Rozalinda (2014) ldquoPersepsi Perempuan Terhadap Perceraianrdquo

Kafarsquoah Jurnal Ilmiah kajian Gender Vol 4 (No2) hal 2

Fachrina dan Rinaldi Eka Putra (2013) ldquoUpaya Pencegahan Perceraian Berbasis

Keluarga Luas dan Institusi lokal dalam Masyarakat Minangkabau di

Sumatera Baratrdquo Antropologi Indonesia Vol 34 (No2) hal 5

Internet

Angka Perceraian di Indonesia Tertinggi Dibanding Negara Islam lain 2007

http wwweramuslimcom berita nasional angka- perceraian- di- indonesia-

tertinggi- dibanding- negara- islam- lainhtm diakses pada 9 Juni 2016 jam

1612 WIB

Takariawan Cahyadi Di Indonesia 40 Perceraian Setiap Jam 2015 http

wwwkompasianacom pakcah di- indonesia- 40- perceraian- setiap-

jam_54f357c07455137a2b6c7115 diakses 9 Juni 2016 jam 2348

Cerai Paling Banyak di Jawa Barat http wwwantaranewscom berita 270213

cerai- paling- banyak- di- jawa-barat diakses pada 9 Juni 2016 jam 2259

Budiman Asep 2016 Kasus Cerai Indramayu tertinggi di Indonesia http

wwwpikiran-rakyatcom jawa-barat 2016 03 15 364250 kasus- cerai-

indramayu -tertinggi- di- indonesia diakses 9 Juni 2016 jam 2330

Harahap Syahrizal Hadi http wwwmedanbisnisdailycom news read 2015

1230207187kursus-perkawinan-dan-upaya-mencegah-perceraian diakses

11 Juni 2016 jam 0600

httpwwwpa-karawanggoid diakses pada tanggal 12 Juni 2016jam 2109

Ray Pratama Siadari Teori Efektivitas diakses dari http raypratamablogspotsg

201411teori-efektifitashtml diakses pada tanggal 13 Oktober 2016 pukul 0033

httpbadilagmahkamahagunggoidrekap-perkara-diterima-dan-diputus

httpwwwbadilagnetdataARTIKELMencari20tolak20ukur20hasil20

Mediasipdf

Lampiran 1

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Drs H Hasan Bashri SHMH

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Sejak februari 2016

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H Ketua pengadilan agama karawang

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Ya2009 di Mega Mendung Bogor

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Perma ini mengikat hanya bagi orang2 yg berperkarasetiap yg berperkara berdasarkan revisi Perma No1 Tahun 2016 ini Setiap berperkara khusus utk perceraian wajib menempuh mediasi terlebih dahulukalo tdk putusannya batal demi hukum

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Ya sudah Jadi setiap kita warga PA ada perwakilan untuk mengahadiri sosialisasi iniYa cukup berpengaruhada perbedaan dari pada Perma sebelumnya Ada progresnya walaupun tidak signifikan

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Saya belum tau apakah ada upaya peningkatan menjadi UUmungkin nanti akan ada perubahan menuju kesana sebab ini suatu kewajiban juga

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Yaa baguscukup efektif

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Para pihak antusiasrata2 para pihak ingin dimediasiresponnya baik Tingkat keberhasilannya lumayan Terutama pihak tergugat yg merasa keberatan dgn tuntutan

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Mendamaikan kedua belah pihak yg berperkara utk menuju ke arah perdamaian supaya mereka damai Fungsinya mediator

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi

H Di dalam memang selalu diupayakan penasehatan perdamaiankarena di ruang sidang itu waktunya terbatas dan singkat Kita juga dibatasi dgn perkara yg cukup banyak

11 Mengapa mediasi hraus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Sebab ada hal yg terkadang secret apabila menyangkut perceraianmakanya sidangnya tertutup Ini masalah sangat privasi dan khalayak umum tdk boleh taukarena aib juga Sesuai dgn perma diberikan waktu kurang lbh 40 hari kerja Kami melakukan mediasi tidak hanya 1 atau 2 kali bahkan bisa 4 sampai 5 kali apabila kita melihat masih ada celah utk didamaikan Bahkan harinya bisa ditambah tentunya atas seizin ketua mejalis hakim

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Ketika hal ini terjadibiasanya kita melakukan kaukus Biasanya mereka lbh terbukakarena kalo kita hadirkan mereka berduka biasanya cenderung agak tertutup juga Ini adalah jalan terbaik utk mengetahui apa sih yg sebenarnya terjadi

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya H Pengaruhnya cukup besar jugasebab ketika kaukus mereka lebih terbuka dlm persoalan yg sebenarnya terjadi Kadang2 didepan pihak agak malu dll apalgi kalo para pihak nya tempramental Tp begitu lewat kaukus mereka lebih terbuka kadang2 Sering terjadi hal seperti ini Hal ini sangat penting karena utk menggali persoalan yg sebenarnya terjadi

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H Pertama Kemampuan mediator juga berpengaruh terutama mereka yg sudah bersertifikasi Kedua kesungguhan dari mediator Respon dan keinginan kedua belah pihak juga sangat penting Termasuk juga suasana ruangan mediasi mempunyai pengaruh penting terhadap keberhasil Didesain dgn rapiber ACjadi ketika masuk itu orang2 merasa enak dan nyamandapat merubah mindset mereka juga Kalo ruangannya panasga mumpuni Maka demikian kita berharap Pemerintah menyediakan tmpt khusus utk mediasi yg representatif Faktor kegagalan yaa sebaliknyahehe

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan Biasanya seperti itu sepengatahuan saya selama menjadi mediator

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Yaa sangat penting Harus juga dia memiliki bekal itu sebab itu terkait sekali dgn masalah keluarga Ttg pskologi harus dikuasai oleh hakimbaik dia sebagai hakim

maupun sebagai mediatortapi itu hanya bersifat anjuransebab dlm persyaratan blm ada ketentuan sprti itu Namun secara mafhumnya kita harus mengetahui lah

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Pertama adalah tempat pastinya Utk tempat alhamdulillah bisa kita katakan cukup memadai

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Dulu begitu maunya MA tapi sampai hari ini blm jelas juga reward nya apabelum ada aturan mengenai hal iniitu baru wacana aja Harusnya adasebab itu adalah upaya luar biasa Seperti di negara jepang aja itu reward nya luar biasa Mungkin kalo ada dapat memotivasi hakim juga untuk memediasi dgn lbh baik

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Yaa sudah lumaya ideal lah kalo sgtu

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa H Khusus utk di PA karawang tidak menyediakantp di PA yg lain saya tahu menyediakanuntuk masalah knpa nya saya kurang tau juga yaa Yang jelas ketika Pengadilan saya yg sebelumnya di Cibinong ada

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Rata2 responnya baik dan mau dimediasi tapi 1 atau 2 ada kadang yg menolak Memang harus maukalo tdk batal demi hukum

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Terlepas dari dia tau atau tidak yaayg jelas setiap kali kita perintahkan mereka siap Apalagi bagi mereka yg sudah membawa kuasa hukum atau pengacara karena sebelumnya telah dituntun oleh pengacaranya

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Biasanya dari pihak penggugat yg tdk mau melanjutkanyg kedua kadang2 pihak tergugat juga tdk mauketika kedua belah pihak tdk maubanyak disini yg seperti itu Tapi apabila pihak penggugat atau salah pihak msh mauitu msh ada kemungkinan utk bermediasi Kalo dua2nya sudah tdk mauini yg sangat sulit Rata2 faktor ekonomiselingkuh juga adakekerasan juga adatdk tanggung jawab juga adamacam2 lahyg jelas faktor ekonomi menempati urutan teratasterkait masalah nafkah

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang

H Kita mengadakan kunjungan dan kerjasamaserta studi perbandingan dgn negara2 tersebut(Jepang) Kalo mereka berhasilkenapa tidak kita mengadopsi sistem yg sama Memang tingkat keberhasilanya cukup tinggi Saya termasuk yg terbaik jadi mediator Dari segi aturannyapelaksanaannyasistemnya juga kita ikut Kalo di luar negeri berbedasebelum menuju ranah persidanganmereka sebelum itu sudah ada upaya perdamaian Jadi kalo mereka sudah berhasil ga perlu lagi naik ke tahap persidangan Berbeda dgn kitakalo kita di dalamartinya setelah daftar ke persidangan baru dapat dilakukan mediasi Mereka juga ada lembaga swasta yg dibiayai oleh negara tanpa dipingut biaya Utk hal biaya mediasi kita juga sama gratisCuma kita dalam persidangan setelah daftar Faktor kultur sangat berpengaruhutk di indonesia apalagi dgn kemajemukan sukunyakhusus utk karawang saja skrng bukan hanya orang sunda saja tapi sudah dari mana2 Sosialisasi mediasi ini kita suka lakukan namun hanya dalam ranah kelembagaan sajatdk khusus kepada masyarakat

H = Hakim atau Hakim Mediator

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Dra Rosniati MH

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Ya saya sebagai hakim mediatordisini sejak 31 agustus 2013

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H Ketua PA Karawang melalui SK

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Belum memilikinamun kita sebagai hakim dibenarkan untuk merangkap juga sebagai hakim mediator kecuali kalo mediator diluar hakimitu wajib memiliki sertifikat mediator

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Tidakini hanya mengikat kepada orang2 yg berperkara dipengadilan saja Kalo ga dimediasi putusannya batal demi hukum Kalo kedua belah pihak hadir dapat dimediasi tp kalo salah satu tdk hadir tdk dapat dimediasi

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Dari pihak MA sudah melakukan sosialisasi dgn cara perwakilan dari PA karawang ini di undang ke MA Kyk nya ga ada perubahan yg berarti yaa karena biasanya orng yg berperkara kesini ga ada suami nyayg verstek(ga bisa dimediasi)yg hadir dua2nya hanya sedikit Tp dsni juga banyakcontoh penggugat mengajukan gugatan terus suaminya dtng atau suami yg mengajukan lalu termohonnya datang mediasi perdamaiannya itu jarang yg berhasil namun akibat cerainya bnyk yg berhasil seperti nafkah lsquoiddahmutrsquoah nya itu bnyk yg berhasil

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Belum adamungkin tergatung orang-orang yg ada di Mahkamah Agung yaauntuk menerbitkan Undang-Undang itu banyak persyaratannya

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Cukup efektifCuma khusus dlm perkara perceraian efektifnya dalam hal akibat cerainyabukan pada perdamaian dalam perceraiannya Karena orang yang datang berperkara perceraian itu adalah dalam hal perasaanuntuk mendamaikannya itu kan sulit apabila sudah menyangkut perasaan

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Kalo dalam perkara perceraianbanyaknya penyelesaian perkara dengan jalan damai atau mediasi yang berujung pencabutan perkara Dalam penyelesain perkara pun lebih cepat ya

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Mediator itu adalah orang yang ditunjuk ketua majelis hakim dgn sebuah penetapan untuk membantu para pihak menyelesaikan perkara mereka dengan jalan damai Lalu fungsinya menjadi penengahmencari solusi tentang sengketa yg mereka hadapi

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi H Ini sebetulnya mediasi ini adalah non-litigasi tp sudah terintegrasi ke dalam litigasi dan itu membantu Memang dalam setiap awal persidangan sudah memberikan nasihat tapi kan untuk lebih fokus dan optimal waktunya harus dipisahkan secara tersendiri

11 Mengapa mediasi harus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Karena dalam hal perceraian ada rahasia2 rumah tangga yg orang lain tidak boleh mengetahuiyg boleh tau hanya mediator dengan hakim Apabila terbuka untuk umum itu tidak etisbarang kali ada sesuatu yang dapat memalukan salah satu atau kedua belah pihakaib keluarga jugajadi harus benar2 rahasia Dalam Perma terbaru kan jangka waktunya 30 harisampai kapanpun bisa bahkan sampai perkara putuspun apabila para pihak menghendaki untuk mediasi kembali yaa kita mediasi lagi Contoh dia cerai tahap awal mediasi tapi tidak tercapailalu berlanjut rekonpensi dalam tahap ini kita mediasi lagi Tapi apabila yg tidak bisa dimediasi kalo perkaranya sudah lanjut Umpamanya verstek awalnyapihak tergugat tidak hadir Lalu kita sudah dalam tahap pembuktiankemudian pihak istri atau suami datangkita sudah tidak mediasi lagi karena sudah lewat

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Pertama yg dilakukan adalah ditunda mediasinya tergantung kesepakatan

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya H Yaa pernah juga Selama ini kaukus tidak banyak pengaruh menurut saya

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H (Faktor keberhasilan mediasi) (1)hubungan antara keduabelah pihak belum terlalu meruncingsalah satu pihak masih berkeinginan untuk damai itu msh ada kesempatan tapi apabila sudah dua2nya tidak itu sangat sulit dimediasi (2)Faktor mengingat anak2 bagi yg sudah menikah dan sudah memiliki anak2bagaimana nasib anak2 apabila bercerai (3)faktor hakimbagaimana cara hakim berbicara dan memberikan nasihat Apabila nasihat2 dapat diterima oleh para pihak itu juga dapat berpengaruh terhadap keberhasilan mediasi

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan Biasanya seperti itu sepengatahuan saya selama menjadi mediator

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti

dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Yaa itu juga diperlukanbisa juga apabila melibatkan keluarga (hakam) barang kali dengan begitu dpt meluluhkan hati Dalam psikologis juga perlumelihat keadaan atau kondisi kejiwaan seseorang Walaupun kita bukan ahli psokologis tapi karena pengalaman sebagai hakim kita bisa menilai watak kondisi seseorang Lalu kan kita sudah melakukan pelatihan2 mediasitujuannya kan untuk itu Bagaimana cara memediasi orangbagaimana supaya orang itu tertarik dgn kita

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Tempat atau ruang Tentunya ruangan yg apabila orang masuk itu bisa membuat dingin hatinya Ruang mediasi harus dihias sebaik mungkinsejuk juga Kalo disini belum memadai kan apabila memperbaiki sarana dan prasarana harus ada anggaranuntuk tahun ini kita belum dapat anggaran itu dan ruang mediasi yaa seadanya Kalo ditempat lain sudah memadaidihiasada meja khusus (meja bundar)

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Tidak ada reward apapunnamun MA dulu ada wacana tantang hal ituberupa apa juga belum diberitahukalo untuk kenapa nya saya juga tidak tau yaa

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Belum idealmasih kurangnamun ruang khusus nya sudah ada tp belum ideal

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa H Belum ada kita hakim merangkap sebagai mediator juga Kita berbagi waktusiapa yg hari itu tidak sidang berarti itu yg mediasi

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Respon para pihak rata2 bagustapi keberhasilan nya yang kurang Orang2 yg datang ke Pengadilan itu rata2 perasaannya sudah sulit utk disatukanapalagi apabila salah satu pihak ada yg selingkuhitu sulit

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Terlepas dari dia tau atau tidak yaayg jelas setiap kali kita perintahkan mereka siap Apalagi bagi mereka yg sudah membawa kuasa hukum atau pengacara karena sebelumnya telah dituntun oleh pengacaranya

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Kalo di Karawang inikebanyakan karena faktor ekonomi kurang Suami tdk kerja atau suaminya malas2an bekerjajd istri terpaksa bekerjaBanyak jugayg akhirnya

suami mengizinkan istri menjadi TKITKW ke luar Suami dirumah ngurus anak dikirim uanglalu dikumpulkan untuk modal nikah lagi Kedua adalah Selingkuh

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang H Perlu juga kita mencontohnamun kita kan blm tau bagaimana prosesnya disana Kalo memang baik ya kita harus mencontoh Tapi kita juga kn sudah ada payung hukum sendiri Untuk masalah kultur juga menurut saya tidak banyak pengaruh yaakarena kalo perkara peceraian itu sudah masalah hati yaasangat sulitga mungkin memaksakan kehendak Jadi mediasi itu ada beberapapertama (berhasil) dua2nya hadir dan berhasil damaiada juga (gagal) apabila salah satu pihak tidak hadiritu gagal dimediasi Ada juga (tidak berhasil) yaitu dua2nya hadir namun gagal untuk dimediasi H = Hakim atau Hakim Mediator

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Dra Elfina Fitriani

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Sejak 8 februari 2016

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H Ketua PA Karawang dengan SK

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Sudah adasaya mengikut di MegamendungBogor pada tahun 2013 kalo tdk salah

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Hanya mengikat kpd orang2 yg berperkara saja

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Sudah Tidak banyak berpengaruh yaa terhadap keefektivitasan mediasi

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Kalo sementara ini belum ada upaya kesana Karena tahap untuk kesana butuh waktu dan pembahasan yg panjang

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Cukup efektif

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Kalo dalam perkara perceraianbanyaknya penyelesaian perkara dengan jalan damai atau mediasi yang berujung pencabutan perkara Dalam penyelesain perkara pun lebih cepat ya

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Pada intinya adalah orang mencari solusi terhadap permaslahan yg dihadapi orang2 yg berperkara Fungsinya adalah untuk mendamaikan para pihak

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi H Kalo dalam hal ini kita memakai pasal 82 UU No 7 Tahun 1989 ttg Peradilan Agama Karena apabila tdk ada waktu khususmaka proses mediasi tdk akan maksimal dan tdk akan berjalan dengan baik karena saat persidangan terbatas oleh waktu yg berujung pd penumpukan perkara

11 Mengapa mediasi hraus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Karena ini adalah masalah keluargabanyak masalah2 yg sifat nya privasi Dalam agama juga kn apabila ada masalah jgn sampai orng lain atau orang luar taubahkan kalo bisa ketika suami istri bertengkar anak pun jgn sampai tau Apabila orang lain

mengetahui bukannya menyelesaikan masalah tapi malah menambah masalah Karena aib juga yg menyebabkan ini bersifat tertutup

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Saya akan lakukan kaukus Kadang ketika kedua belah pihak saling berhadapankeduanya tidak mau saling terbukatakut menyinggung perasaan Pada saat kaukus masing2 pihak lebih terbuka mengungkapkan masalah yg sebenarnya Pada inti nya apabila masih ada solusi kita cari solusinya tapi tidak bisa mau bagaimana lagi Terkadang kan ada orang yg memilki prinsip

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya H Yang saya alamipada akhirnya kaukus ini tidak berhasil juga terhadap mendamaikan para pihakcuman para pihak lebih terbuka mengungkapkan masalah2nya yg tidak bisa dia ungkapkan ketika di dpn salah satu pihak Mungkin mediator lain berbeda lagikarena itu yg saya alami selama menjadi mediator

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H Kadang2 dari para pihak jugajika salah satu masih ada keinginan untuk rukun masih ada kesempatan untuk berdamai kembaliterutama pihak penggugat yang dapat menerima kembali pihak tergugat untuk kembali hidup bersama Tapi kalo sudah dari kedua belah pihak berkeinginan untuk pisah itu sangat sulit utk didamaikantidak mungkin kita memaksakan Dari mediatornya jugacara membujuk atau cara bicara mediator terhadap para pihak itu enakdapat diterimapenampilan mediator jugahal itu dapat mendukung keberhasilan mediasi

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Tentu perlunamun secara akademik kita sebagai mediator tidak mungkin untuk belajar lagi dalam hal (psikologis) tapi kita belajar dari pengalaman Untuk menarik seseorang itu kita kan harus mengetahui jiwa atau karakteristik seseorang Sebenarnya harus bisa ilmu ttg psikologisharus sebelumnya diarahkan ke dalam bidang psikologis dalam hal akademik Tapi ya kalo skrng berdasarkan nalurialamiberdasarkan pengalaman saja Ketika menghadapi seseorang kita harus memiliki kemampuan itu untuk menunjang keberhasilan Tidak peraturan seperti iniuntuk saat ini hanya bersifat anjuran saja

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Pertama adalah ruang mediasi harus dikhususkanterpisah Ideal ruang mediasi dalam buku panduan adalah ruangannya besartertata dengan rapiterdapat meja bundar sehingga para pihak bisa berhadapandinginada air minum dan perlangkapan lainnyaserta adanya pajangan poto2 keluarga yg harmonis Sehinnga ketika masuk para pihak yg tadinya dala kondisi tdk enak bisa menjadi lbh enak lahstandarnya seperti itu Di PA karawang belum memadai

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Tidak ada reward apapunnamun MA dulu ada wacana tantang hal ituberupa apa juga belum diberitahukalo untuk kenapa nya saya juga tidak tau yaa

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Belum ideal

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa HBelum ada kita hakim merangkap sebagai mediator juga Kita berbagi waktusiapa yg hari itu tidak sidang berarti itu yg mediasi

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Responnya baik terhadap proses mediasi inimau menerima saran2 yg kami sampaikan walaupun pada akhirnya para pihak gagal untuk berdamai Sikap para pihak kooperatif tapi itu dilakukan agar proses mediasi cepat selesai dan dilanjutkan ke tahap persidangan Mereka terkesan melakukan ini hanya sebagai formalitas belaka

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Terlepas dari dia tau atau tidak yaayg jelas setiap kali kita perintahkan mereka siap Apalagi bagi mereka yg sudah membawa kuasa hukum atau pengacara karena sebelumnya telah dituntun oleh pengacaranya

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Faktor ekonomi Banyak yg gugat kalo gugat ka pihak istri yg mengajukan Dalam hal ini banyak suami yg tdk bertanggung jawab memberi nafkah atas istri Faktor selingkuhfaktor KDRT juga ada tapi tidak banyak

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang H Tentu perlu apabila itu patut dan bisa kita contoh terlebih negara2 tersebut memiliki tingkat keberhasilan mediasi yg tinggi H = Hakim atau Hakim Mediator

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Dra Ratna Jumila SH

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Jadi pada dasarnya hakim itu melekat sebagai mediatoritu sesuai dengan Perma No1 Tahun 2008 Namun menjadi mediator bersertifikat skitar 2012 atau 2013 Semenjak jadi hakim disini tahun 2014 merangkap sebagai mediatorada SK dari Ketua PA Karawang

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H ya kalo disini dari SK Ketua PA Karawang

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Ya punyadari Pusdiklat MA MegaMendung skitar tahun 2012 atau 2013

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Perma itu terikatartinya setiap berperkara kita wajib melakukan mediasi kalo kedua belah pihak hadir Artinya Perma ini hanya mengikat kepada orang2 yang berperkara di Pengadilan saja

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Sudahsebetulnya tidak jauh beda dgn Perma sebelumnya No1 Tahun 2008namun penekanan dalam Perma No1 Tahun 2016 ttg perceraian agak diatur lebih rinci kalo Perma sebelumnya msh secara umum Untuk pengaruhnya terhadap efektivitas mediasi sih saya rasa tidak pengaruh atau perubahan yaa

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Kalo dari Perma ke UU belum ada upaya yakarena kalo menuju UU proses nya berat dan agak rumitMungkin nnti suatu saat akan ada Tapi kita terus belajar dari kasus2 yang dihadapiatau ada saranatau diadakannya workshop Kalo menuju UU ada cuman proses butuh proses yang tidak sebentar ya

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Ya cukup efektif

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Kalo dalam perkara perceraianbanyaknya penyelesaian perkara dengan jalan damai atau mediasi yang berujung pencabutan perkara Dalam penyelesain perkara pun lebih cepat ya

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Mediator itu adalah orang yang ditunjuk ketua majelis hakim dgn sebuah penetapan untuk membantu para pihak menyelesaikan perkara mereka dengan jalan

damai Lalu fungsinya menjadi penengahmencari solusi tentang sengketa yg mereka hadapi

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi H Mediasi itu sifatnya wajib Setiap sidang pertama yang dihadiri oleh para pihak lengkapwajib menempuh proses mediasikalaupun dalam setiap sidang ada upaya damai itu adalah amanat Undang-undang Apalagi masalah perceraian itu dalam setiap sidang wajib mendamaikan para pihak Tapi kalo mediasi di awalKalo berhasil ya sudahtapi kalo gagal disetiap awal persidangan wajib mendamaikan para pihak

11 Mengapa mediasi hraus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Karena ada rahasia2 yg tidak boleh didengar oleh orang lainada juga kaukusApabila mediasi gagal mediator pun hraus memusnahkan berkas2 yg berkaitan dengan mediasi karena saking rahasianya Untuk masalah hari tergantung kasusnya tapi rata2 sih 2 minggu atau 3 minggu Ada juga yg lbh tapi harus seizini dari majelis hakim Artinya ketika mediasi gagaltp pada saat sidang para pihak ingin mediasi lagi itu bolehharus pernyataan dari para pihakitupun harus dimusyawarahkan Mereka sepakat kemudian majelis hakim membolehkan maka boleh mediasi lanjutan Tapi ga boleh lama yapaling lama 14 hari kalo ga salah

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Yaa apabila itu terjadi maka dilakukan kaukus

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya HPernahtergantung kita lihat kasusnya seperti apaterutama masalah perceraianterutama istriada yg ga berani mengutarakan pendapatnyakarena ada yg suaminya KDRTkadang salah satu pihak nya nyerocos terus Karena hal itukita ksh gambaran bahwa mediasi itu punya aturan Ketika mediasi para pihak saling seranggamau ikuti aturan maka kita lakukan kaukus Ga sering Ada pengaruh tp tidak signifikan Pernah pengalaman dlm kasus ceraiterutama kalo salah satu pihak tidak mau cerailakuka kaukusberusaha membuka hati para pihak dan akhirnya mau mengutarakan apa yg diinginkanlalu kita sampaikan pd saat kaukus berikutnya kpd pihak lawanpihak lawan menerimaakhirnya damai dan cabut perkaraNamun tdk setiap perkara sprti itu

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H Pertama para pihak kooperatif artinya mereka para pihak mau mengikuti aturan mediasibisa diajak utk berfikir jernih Karena biasanya kalo suami istri udh marah sakit kan udh kyk orang lain yaa Kedua bahasa kita mereka bisa memahami (cara penyampaian mediator) sangat mendukung keberhasilan mediasi Ketiga latar belakang pendidikan para pihak Ketika masuk ruang mediasipas liat muka para pihak bisa ditebaktapi kalo para pihak adem ayemdiajak ngomong enaksaling mengerti Keempat faktor lingkungan dimana para pihak tinggal

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Harus itukarena sulit membedakan job antara mediator dgn hakimhakim harus memutus tp kalo mediator tdksementara itu hakim jadi mediator ditengah mediasi dia lupa bahwa dia sebagai mediator bkn hakim Akhirnya dia memutuskanitu kn tdk bisa karena mediator tdk bisa memutus Makanya sebenarnya kalo bisa hakim itu jgn jd mediatorkarena tipis sekali dia bisa membedakan antara jadi hakimamp mediatorkadang terpengaruh Perlu sekali Belum ada peraturannyahanya sebatas anjuran

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Ruangan mediasi yg memadaiYa beginilah contohnyamestinya kan harusnya ada poto2 keluarga samawa Disini hanya ada gambar tanganitu kn blm menggambarkan perdamaiantp hanya secara umum Tp ketika saya di Jakpus harusnya ada foto2 dan lukisan kelurga samawa (foto suami istri anak) potonya sangat mesrajd kita terbawa suasana Karena suasana ruangan yg sangat damai sangat mempengaruhi kondisi para pihak terutama ketikan para pihak tegang Saya pernah berhasil ketika itu Di PA karawang belum memadai

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Tidak ada penghargaan apa2

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Belum dianggap baik atau belum memadai

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa H Belum adasejauh ini msh hakim yg ada di PA karawang Terkendala msh sulitnya SDM mediatornya Mungkin msh blm banyak yg memiliki sertifikat mediator Karena apabila diluar hakimharus memiliki sertifikat Kalo ga ada sertifikat pun ga masalah karena merangkap Kami belum bahas ttg ituterus di karawang ini msh jarangtdk seperti di Jakarta Kalo di jakarta setelah pensiun merangkap jd mediator

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Pertamaperkenalan Lalu menjelaskan peraturan mediasi sprti matikan hptidak boleh saling menyerangharus mendengarkan pendapat masing2 pihak dll Biasanya kalo sudah dijelaskan kebanyakan mereka taat Tp kalo ada yg melanggar kita kembalikan lgi ke peraturan yg telah disepakati Penjelasan aturan mediasi harus diawal

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Disini rata2 msh jarang yg sarjana Rata2 menikah diusia muda13 atau 14 thn udh nikah Banyak yg mnta dispensasi nikah Dari bisa digambarkan bahwa belum siap dengan proses mediasi

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Faktor ekonomiselingkuhKDRT biasanya kalo udh selingkuh itu sulit utk didamaikan Kalo masalah ekonomi msh ada kemungkinan utk kita damaikan setelah kita jelaskan Campur tangan pihak ketiga yaitu keluargaitu juga biasanya sulit utk kita damaikan Terkadang mereka msh saling cinta tp ketika pihak keluarga sudah intervensi mereka lbh memilih mendengarkan keluargaga berdaya

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang H Perbedaan dgn jepangdisana mediasi bersifat non-litigasikalo di indonesia kn bersifat litigasiitu yg sulit Kalo di jepang mediasi itu 1 tahun atau bahkan 2 tahun Sedangkan dikita hanya diksh waktu 30 haridan MA menuntut kita utk menyelesaikan perkara dlm wktu 5 bln Kita jd dikejar waktusebelum masuk perkara mereka mediasi dulu Kalo berhasil boleh dibawa ke pengadilan ato tidak utk dibuatkan akte perdamaian (one day wakai) Jd mereka dtng ke pengadilan sudah membawa draf2 kesepakatan Mereka mediasi sebelum memasukkan gugatan ke pengadilan Dulu waktu saya ikut pelatihan mediasimenurut Nara sumber bahwa proses mediasi itu tdk dihitung utk menyelesaikan perkara Contoh waktu itu jangka waktu mediasi 40hari itu blm dihitung Dihitung mulai dari waktu awal persidangan ketika ada laporan dari mediator Tapi skrng tidakdari mulai dftar perkara sudah dihitung waktu penyelesaian perkaratdk boleh lbh dari 150 hari dari hari pendaftaran Jd karena faktor itulah yg mempengaruhi kita ukt bekerja keras dikejar waktu dan berdampak tdk maksimal Karena kalo lama2 kita ditegur oleh MA Itulah faktor knpa mediasi disini jarang yg maksimal (1)MEDIASI GRATIS(2)BIAYA PERKARA MAHAL(3)KETERLIBATAN DARI EKSEKUTIF LEGISLATIF amp YUDIKATIF(4)KULTUR MASYARAKAT YG TAAT HUKUM Sulit diterapkan di Indonesiasebenarnya biaya mediasi gratisan apabila dari hakimsedangkan kalo mediasi dari luar hakim butuh biaya yg berasal dari para pihak Menurut pendapat saya (DraRatna Jumila MH) mungkin mediasi ini hanya formalitas belakaudahlah yg pnting kita sudah melaksanakan amanat Permamasalah berhasil atau tidak itu urusan belakangan

Lembaga ADR adatapi kalo ke pengadilan agama khusus nya banyak ga dipakai jarang ikut campurtapi tdk tau kalo Pengadilan Negeriorang yg berperkara ke PA rata2 orang yg menengah ke bawahapalgi di karawang Beda dgn kota2 besar dgn kasus yg besar sehingga dapat mengambil mediator dari luar KULTUR Dikita ituhukum dibuat utk dilanggar yaa heheterkadang kita suruh mediasi malah mengelak dgn alasan bahwa sudah mediasi dgn keluarga Itu kan salah satu bentuk tdk taat hukumtp kemudian kami jelaskan H = Hakim atau Hakim Mediator

Lampiran 2

Gambar 1

Foto bersama Dra Elfina Fitriani Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 2

Foto bersama Dra Hj Rosniati MH Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 3

Foto bersama Drs H Hasan Bashri SHMH Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 4

Foto bersama Dra Ratna Jumila MH Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 5

Pengadilan Agama Karawang Tampak Depan

Gambar 6

Pengadilan Agama Karawang Tampak Depan

Lampiran 3

Page 5: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing

v

ABSTRAK

Tian Nurmawan NIM 1112043100034 EFEKTIVITAS MEDIASI DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PERCEREAIAN DI PENGADILAN AGAMA KARAWANG Program Studi Perbandingan Madzhab Konsentrasi Perbandingan Madzhab Fikih Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2012 xiii + 75 halaman + 22 halaman lampiran

Dalam beberapa tahun belakangan ini tingkat perceraian di Indonesia sangat tinggi sehingga banyak pula perkara perceraian yang harus di mediasi Agar mediasi berjalan efektiv dua elemen yang terkait harus bekerja dengan optimal Pihak terkait adalah mediator atau hakim mediator serta para pihak yang berperkara Dua elemen ini harus saling mendukung agar mediasi bekerja sesuai fungsinya bukan hanya sekedar formalitas belaka karena diamanatkan oleh Perma yang dibuat oleh Mahkamah Agung

Skripsi ini ditulis untuk mengidentifikasi tingkat efektivitas mediasi dalam penyelesaian sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015 Untuk menjelaskan faktor-faktor pendukung keberhasilan mediasi dalam penyelesaian sengketa percereian di Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015 Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat keberhasilan mediasi di Pengadilan Agama Karawang Tahu 2015

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif analitis adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data mengorganisasikan data memilah-milahnya menjadi satuan yang datapat dikelolah mensintesiskan mencari dan menemukan pola menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain serta dat dari hasil wawancara dengan para Mediator Hakim di Pengadilan Agama Karawang

Dari penelitian ini disimpulkan bahwa tingkat keefktivitasan mediasi dalam penyelesaian sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang pada Tahun 2015 masih sangat rendah dan sangat jauh dari apa yang diharapkan Faktor-faktor pendukungnya adalah para pihak bersifat kooperatifkecakapan mediator latar belakang pendidikan dan lingkungan dimana para pihak tinggal mengingat anak kondisi ruang mediasi iktikad baik para pihak Faktor-faktor penghambat diantaranya keinginan kuat para pihak untuk bercerai konflik yang sudah meruncing psikologis para pihak

Kata kunci Efektivitas Mediasi Sengketa Perceraian Pengadilan Agama Karawang

Pembimbing I Dr Umar Al-Haddad M Ag

II Ummu Hanna Yusuf MA

Daftar Pustaka Tahun 1934 sd Tahun 2014

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam syukur yang tak

terhingga kupanjatkan pada Mu atas nikmat sehat nikmat rizki dan limpahan

kasih sayang Mu kepada hambamu ini sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini yang berjudul ldquoEFEKTIVITAS MEDIASI DALAM PENYELESAIAN

SENGKETA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA KARAWANGrdquo

Shalawat dan salam selalu terlimpahkan kepada Rasul Mulia Nabi Muhammad

SAW yang telah memberikan cahaya ilmu pengetahuan yang terang benderang di

dalam gelapnya kebodohan

Penulis berbahagia dan mengucap syukur karena telah dapat

menyelesaikan tugas akhir dalam jenjang Strata satu (S-1) yang penulis tempuh

dengan banyak perjuangan Serta menyadari akan kekurangan dan ketidak

sempurnaan dalam penulisan skripsi ini sehingga penulis meminta maaf apabila

dalam penulisan ini skripsi ini jauh dari kata sempurna

Selanjutnya penulis ingin memberikan serpihan kata kepada pihak yang

telah setia membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan penulisan

skripsi ini Dengan rasa hormat penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

1 Prof Dede Rosyada MA Rektor Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

2 Dr H Asep Saepudin Jahar MA Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

vii

3 Bapak Fahmi Muhammad Ahmadi MSi dan Ibu Hj Siti Hana S Ag

Lc MA selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan

Mazhab

4 Pembimbing akademik Ibu Hj Siti Hana S Ag Lc MA dan seluruh

Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

5 Dosen pembimbing skripsi Bapak Dr Umar Al-Haddad MA dan Ibu

Ummu Hanna Yusuf MA yang selalu sabar dan istiqomah dalam

membimbing penulis serta memberikan nasihat-nasihat yang

menyejukan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

6 Terkhusus untuk kepada kedua orangtua penulis yang sangat penulis

cintai dan sayangi Bapak HTandang Permana dan Hj Euis Hapsah

yang selalu memberikan doa bagi penulis serta selalu mendukung

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi ini Penulis

takkan pernah bisa membalas jasa dan pengorbanan kedua orangtua

penulis namun perjuangan ini penulis persembahkan bagi kedua

orangtua penulis

7 Terima kasih pula untuk kakak-kakaku tercinta Fika Siti Rokayah

Ardi Ahmad Wahdiyat yang terus dan selalu memberikan doa serta

dukungan kepada penulis terima kasih dan semoga adik mu menjadi

orang yang sukses dan bermanfaat bagi orang lain

viii

8 Terkhusus kepada kekasih tercinta adinda Neni Anggraeni AmdKeb

yang selalu memberikan doa support motivasi dan dukungannya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik

9 Ucapan terima kasih juga terkhusus kepada Ahmad Rifarsquoi selaku

teman seperjuangan yang sangat banyak berkontribusi sehingga skripsi

ini dapat selesai dengan baik

10 Terima kasih pula kepada Kang Ahmad Fauzi SE Kang Ismail Abdul

Fatah Kang Sugih Waluya Romdon selaku orang yang telah banyak

membantu dan membimbing penulis ketika penulis memasuki awal

perkuliahan

11 Untuk sahabat-sahabat penulis Ahmad Fabi Kriyan Ardani SH (baru

lulus penulis tahu) Rezza Fazriyansyah (Kembaran Chris John)

Abdullah Mahfud Bang Anas (Nasrullah) SKomi selaku teman

kosan dan sahabat seperjuangan Terima kasih kepada pihak yang tak

disebutkan penulis namun tak mengurangi rasa terima kasih dan

hormat penulis kepada kalian semua Semoga Allah SWT membalas

kebaikan hati kalian kepada penulis

Jakarta 12 April 2017

Tian Nurmawan

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA iii

LEMBAR PERNYATAAN iv

ABSTRAK v

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR LAMPIRAN xiii

BAB I PENDAHULUAN 1

A Latar Belakang Masalah 1

B Identifikasi Masalah 6

C Rumusan dan Batasan Masalah 6

D Tujuan dan Manfaat Penelitian 7

E Studi Review Terdahulu 8

F Metode Penelitian 10

G Sistematika Penulisan 12

x

BAB II KONSEP MEDIASI DAN PENERAPANNYA

A Pengertian Mediasi 13

B Dasar Filosofis dan Yuridis Dalam Mediasi 14

C Keuntungan Menggunakan Proses Mediasi 17

D Peran dan Fungsi Mediator 18

E Proses Mediasi 21

F Mediasi Dalam Perspektif Islam 26

BAB III TEORI EFEKTIVITAS HUKUM

A Pengertian Efektivitas 33

B Bekerjanya Hukum Dalam Masyarakat 33

C Teori Efektivitas Hukum 38

BAB IV

A Profil Pengadilan Agama Karawang 42

B Analisis Efektivitas Mediasi 45

1 Tinjauan Yuridis Perma No1 Tahun 2008 dan Perma No1

Tahun 2016 45

2 Kualifikasi Mediator 51

3 Fasilitas dan Sarana 56

4 Kepatuhan Masyarakat 59

ANALISIS TENTANG EFEKTIVITAS MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA KARAWANG

xi

5 Kebudayaan 60

C Tingkat Keberhasilan Mediasi 62

D Faktor Pendukung dan Penghambat Keberhasilan Mediasi 64

BAB V PENUTUP

A Kesimpulan 68

B Saran-saran 70

DAFTAR PUSTAKA 72

LAMPIRAN 76

xii

DAFTAR TABEL

TABEL 1 Daftar Perceraian Pengadilan Agama Karawang 2011-2015 5

TABEL 2 Struktur Organisasi Pengadilan Agama Karawang 44

TABEL 3 Perbedaan PERMA Nomor 1 Tahun 2008 dan Perma Nomor 1 Tahun

2016 50

TABEL 4 Daftar Mediator Pengadilan Agama Karawang 52

TABEL 5 Jadwal Mediator 58

TABEL 6 Diagram Perceraian Pengadilan Agama 4 Tahun Terkahir 61

TABEL 7 Laporan Tahunan Mediasi Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015

62

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Hasil Wawancara Penelitian

LAMPIRAN 2 Foto bersama para Mediator Hakim Pengadilan Agama karawang

LAMPIRAN 3 Surat Keterangan Penelitian di Pengadilan Agama Karawang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Indonesia berada diperingkat tertinggi memiliki angka perceraian paling

banyak dalam setiap tahunnya dibandingkan negara Islam didunia lainnya Hal

tersebut diungkapkan oleh Dirjen Bimas Islam Departemen Agama dalam acara

Pembukaan Pemilihan Keluarga Sakinah dan Pemilihan Kepala KUA Teladan

Tingkat Nasional 2016 Menurutnya gejolak yang mengancam kehidupan struktur

keluarga ini semakin bertambah jumlahnya pada tiga tahun terakhir ini

Tambahnya lagi bahwa setiap tahun ada 2 juta perkawinan tetapi yang

memilukan perceraian bertambah menjadi dua kali lipat setiap 100 orang yang

menikah 10 pasangannya bercerai dan umumnya mereka yang baru berumah

tangga1

Jika di tahun 2013 BKKBN menyatakan tingkat perceraian di Indonesia

sudah menempati urutan tertinggi se Asia Pasifik ternyata di tahun-tahun

berikutnya jumlah perceraian tetap semakin meningkat Melihat data pernikahan

dan perceraian di Indonesia yang dirilis oleh Kementrian Agama RI tampak

pernikahan relatif tetap di angka dua juta dua ratusan ribu setiap tahun sementara

perceraian selalu meningkat hingga tembus di atas tiga ratus ribu kejadian setiap

tahunnya Tahun 2009 jumlah angka pernikahan sebanyak 2162268 kejadian

1Angka Perceraian di Indonesia Tertinggi Dibanding Negara Islam lain

httpwwweramuslimcomberitanasionalangka-perceraian-di-indonesia-tertinggi-dibanding-negara-islam-lainhtm diakses pada 9 Juni 2016 jam 1612 WIB

2

dan perceraian sebanyak 216286 kejadian Lalu pada tahun 2010 jumlah angka

pernikahan sebanyak 2207364 kejadian dan perceraian sebanyak 285184

kejadian Tahun 2011 jumlah angka pernikahan sebanyak 2319821 kejadian dan

perceraian sebanyak 258119 kejadian Tahun 2012 jumlah angka pernikahan

sebanyak 2291265 kejadian dan perceraian sebanyak 372577 kejadian

Selanjutnya pada tahun 2013 jumlah angka perceraian sebanyak 2218130

kejadian dan perceraian sebanyak 324527 kejadian2

Data Kementerian Agama RI disampaikan oleh Kepala Subdit

Kepenghuluan Anwar Saadi Jumat 14 November 2014 Dimuat di Republika

Online 14 September 2014 Sebagai sampel kita ambil data dua tahun terakhir di

2012 dan 2013 saja Jika diambil tengahnya angka perceraian di dua tahun itu

sekitar 350000 kasus Berarti dalam satu hari rata-rata terjadi 959 kasus

perceraian atau 40 perceraian setiap jam

Provinsi Jawa Barat yang juga paling banyak penduduknya menjadi

provinsi yang paling tinggi angka perceraiannya Badan Peradilan Agama MA

pada 2010 mengungkap terdapat 33684 kasus cerai di sana Tempat kedua

adalah Jawa Timur yaitu sebanyak 21324 kasus Posisi ketiga Jawa Tengah

dengan 120193 Indramayu adalah kabupaten di Jawa Barat dengan angka

perceraian tertinggi di Indonesia pada 2015 Jumlah perceraian tahun 2015 pun

meningkat dibandingkan dengan tahun 2014 dan didominasi oleh usia produktif

2Cahyadi Takariawan Di Indonesia 40 Perceraian Setiap Jam

httpwwwkompasianacompakcahdi-indonesiandash40ndashperceraianndashsetiapjam_54f357c07455137a2b6c7115 diakses 9 Juni 2016 jam 2348

3 Cerai Paling Banyak di Jawa barat httpwwwantaranewscomberita270213cerai-paling-banyak-di-jawa-barat diakses pada 9 Juni 2016 jam 2259

3

Ungkap Kepala Pengadilan Agama Indramayu Anis Fuadz di kantornya kamis

14 Januari 2016 lalu Dia menyebutkan Indramayu menempati peringkat pertama

dengan 9444 kasus diikuti Malang sebanyak 8497 kasus Surabaya 8262 kasus

Kabupaten Cirebon 7991 kasus Sementara di Jawa Barat setelah Indramayu dia

memprediksi di peringkat kedua ditempati Kabupaten Tasik atau Kota Cimahi4

Data statistik yang cukup mengejutkan juga dilansir oleh Badilag Badan

Peradilan Agama Mahkamah Agung RI menyebutkan pada tahun 2009 perkara

perceraian yang diputus Pengadilan AgamaMahkamah Syarrsquoiyah mencapai

223371 perkara Perkara cerai gugat berjumlah 150000 Ini berarti 65 dari

perkara perceraian yang diproses di Pengadilan Agama di seluruh Indonesia

adalah cerai gugat5 Dilansir dari sumber yang berbeda data Ditjen Badilag MA

mencatat 285184 perkara berakhir dengan perceraian ke Pengadilan Agama se

Indonesia pada tahun 2010 dimana dalam 5 tahun terakhir peningkatan perkara

yang masuk bisa mencapai 816

Berkaitan dengan hal ini ada badan hukum yang di bentuk oleh Departemen

Agama yang dipercaya untuk menangani hal ini Badan Penasihat Perkawinan dan

Penyelesaian Perkawinan adalah badan yang dibentuk oleh Departemen agama

untuk mendamaikan atau memediasikan para pihak yang beragama Islam yang

4Asep Budiman Kasus Cerai Indramayu tertinggi di Indonesia httpwwwpikiran-

rakyatcomjawa-barat20160315364250kasus-cerai-indramayu-tertinggi-di-indonesia diakses 9 Juni 2016 jam 2330

5 Nurhasanah dan Rozalinda ldquoPersepsi Perempuan Terhadap Perceraianrdquo Kafarsquoah Jurnal Ilmiah kajian Gender Vol 4 No2 Tahun 2014 hal 2

6 Fachrina dan Rinaldi Eka Putra ldquoUpaya Pencegahan Perceraian Berbasis Keluarga Luas dan Institusi lokal dalam Masyarakat Minangkabau di Sumatera Baratrdquo Antropologi Indonesia Vol 34 No2 tahun 2013 h 5

4

ingin bercerai7 Sesuai dengan Peraturan Menteri Agama No 3 Tahun 1975 Pasal

28 ayat (3) menyebutkan bahwa

ldquoPengadilan Agama dalam berusaha mendamaikan kedua belah pihak dapat meminta bantuan kepada Badan Penasihat Perkawinan Perselisihan dan Perceraian (BP4) agar menasehati kedua suami istri tersebut untuk hidup makmur lagi dalam rumah tanggardquo

Biasanya pihak-pihak yang ingin mengajukan perceraian ke Pengadilan

Agama pertama kali mereka mendatangi BP4 ini Namun meskipun para pihak

belum mendatangi atau belum melalui proses BP4 dan langsung mengajukan

perceraian ke Pengadilan Agama Pengadilan Agama tetap menerima perkara

tersebut perkara yang diajukan ke Pengadilan Agama baik yang sudah melalui

proses BP4 maupun yang belum para pihak dalam perkara tersebutwajib

diupayakan perdamaian oleh hakim yang memeriksa dan mengadili perkara

tersebut8

Akan tetapi mediasi yang dilakukan di Pengadilan Agama perlu dilakukan

kajian atau penelitian mengingat tingginya kasus perceraian Berkaitan dengan hal

ini penulis melakukan penelitian di Pengadilan Agama Karawang Berdasarkan

data statistik yang dilansir di situs resmi Pengadilan Agama Karawang Pada

tahun 2011 terdapat 1276 perkara yang didominasi cerai gugat berjumlah 846

perkara dan cerai talak berjumlah 430 perkara Pada tahun 2012 terdapat 1638

perkara yang tetap didominasi oleh cerai gugat bahkan cenderung meningkat

7 Nurnaningsih Amriani Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan

(Jakarta PT RajaGrafindo Persada 2011) h 134 8 Nurnaningsih Amriani Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan

(Jakarta PT RajaGrafindo Persada 2011) h 135

5

dengan jumlah 1131 perkara dan cerai talak sebanyak 507 perkara Lalu pada

tahun 2013 cenderung terus mengalami peningkatan dengan jumlah perkara

sebanyak 1812 perkara dengan perkara cerai gugat sebanyak 1267 dan cerai talak

berjumlah 545 perkara Selanjutnya pada tahun 2014 jumlah perkara perceraian

sebanyak 1761 perkara dengan perkara cerai gugat berjumlah 1294 dan perkara

cerai talak mengalami penurun menjadi 467 kasus9 Lalu pada tahun 2015 jumlah

perkara perceraian sebanyak 1900 perkara dengan perkara cerai gugat sebanyak

1350 perkara dan 550 perkara cerai talak Kesimpulan yang di dapat dari data di

atas adalah selama 4 tahun terakhir perkara perceraian cenderung mengalami

peningkatan yang signifikan dengan didominasi oleh perkara cerai gugat

Tabel 1

DAFTAR PERKARA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA

KARAWANG TAHUN 2011-2015

Tahun Jumlah Perkara Cerai Talak Cerai Gugat

2011 1267 perkara 430 perkara 846 perkara

2012 1638 perkara 507 perkara 1131 perkara

2013 1812 perkara 545 perkara 1267 perkara

2014 1761 perkara 467 perkara 1294 perkara

2015 1900 perkara 550 perkara 1350 perkara

9 httpwwwpa-karawanggoid diakses pada tanggal 12 Juni 2016jam 2109

6

Berangkat dari tujuan awal untuk mengetahui tingkat keefektivan mediasi di

Pengadilan Agama maka penulis beranggapan bahwa masalah ini perlu dijadikan

objek penelitian dalam sebuah skripsi karena akhir-akhir ini perkara perceraian

mengalami peningkatan yang signifikan Tulisan ini ingin mengetahui efektivitas

mediasi di Pengadilan Agama dalam sebuah skripsi yang berjudul ldquoEfektivitas

Mediasi Dalam Penyelesaian Sengketa Perceraian Di Pengadilan Agama

Karawang Tahun 2015rdquo

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut

1 Indonesia adalah negara tertinggi tingkat perceraian

2 Jumlah perceraian di Indonesia semakin meningkat

3 Upaya pemerintah untuk meminimalisir angka perceraian di Indonesia

4 Tingkat keberhasilan mediasi dalam proses penyelesaian sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang tahun 2015

5 Faktor-faktor pendukung dan penghambat terhadap tingkat keberhasilan

mediasi di Pengadilan Agama Karawang tahun 2015

C Batasan dan Rumusan Masalah

1 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah penulis kemukakan agar

permasalahan yang akan penulis bahas tidak meluas maka penulis membatasi

permasalahan sebagai berikut

7

a Efektivitas dibatasi pada keberhasilan dalam mediasi penyelesaian

sengketa perceraian

b Mediasi penyelesaian sengketa perceraian dibatasi pada perkara Tahun

2015

c Data tentang penyelesaian sengketa perceraian dibatasi pada sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang

d Data yang diteliti dibatasi pada data tahun 2015 karena pada tahun

tersebut merupakan angka perceraian tertinggi

2 Rumusan Masalah

Dalam mempermudah penulis menganalisa permasalahan penulis

menyusun rumusan masalah sebagai berikut

a Bagaimana efektivitas mediasi dalam proses penyelesaian sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang

b Apa saja faktor pendukung keberhasilan mediasi penyelesaian sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang

c Apa saja faktor penghambat mediasi penyelesaian sengketa perceraian di

Pengadilan Agama Karawang

3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dalam penulisan ini ada beberapa tujuan yang hendak dicapai oleh penulis

tujuan yang dimaksud adalah

1 Untuk mengidentifikasi tingkat keberhasilan efektivitas mediasi dalam

proses penyelesaian sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang

Tahun 2015

8

2 Untuk menjelaskan faktor-faktor pendukung keberhasilan mediasi dalam

penyelesaian sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang Tahun

2015

3 Untuk menjelaskan faktor-faktor penghambat mediasi dalam penyelesaian

sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015

Adapun manfaat penelitian ini adalah

a Akademis

Secara akademis hasil dari observasi ini diharapkan dapat menjadi

bahan penyuluhan tentang pelaksanaan mediasi di Pengadilan Agama

Karawang

b Praktis

Secara praktis hasil dari observasi ini diharapkan menjadi masukan

bagi pihak Pengadilan Agama guna meningkatkan keefektivitasan mediasi

dalam penyelesaian sengketa perceraian Dan bagi pihak lain diharapkan

dapat membantu untuk mengadakan observasi serupa

4 Studi Review Terdahulu

Untuk mengetahui kajian terdahulu yang telah ditulis oleh penulis lainnya

maka penulis meninjau beberapa skripsi terdahulu yang pembahasannya hampir

sama dengan pembahasan yang penulis kaji Dalam hal ini penulis menemukan

beberapa skripsi yaitu

9

1 Skripsi dengan judul ldquoEfektivitas Mediasi Dalam Perkara Perceraian di

Pengadilan Agama Depokrdquo yang ditulis oleh Hidayatulloh (2011)10 Dalam

Skripsi ini menjelaskan bahwa pada tahun 2009 dari 269 perkara yang

berhasil dimediasi sebanyak 38 perkara (141) Pada tahun 2010 dari 187

perkara yang berhasil dimediasi sebanayak 13 perkara (69) Dapat

disimpulkan tingkat keberhasilan mediasi belum efektif

2 Skripsi dengan judul ldquoEfektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara

Perceraian di Pengadilan Agama Marosrdquo yang ditulis oleh SariM (2014)11

Dalam skripsi ini menjelaskan bahwa pada tahun 2011 dari 74 perkara yang

berhasil dimediasi sebanyak 1 perkara Pada tahun 2012 dari 65 perkara

yang berhasil dimediasi sebanyak 1 perkara Dan pada tahun 2013 dari 63

perkara yang berhasil dimediasi sebanyak 1 perkara Dapat disimpulkan

tingkat keberhasilan mediasi belum efektif

Pembahasan dalam dua skripsi yang telah penulis kemukakan di atas

membahas pokok permasalahan yang sama namun masing-masing meneliti pada

objek atau tempat yang berbeda Pada skripsi pertama yang menjadi objek

penelitian adalah Pengadilan Agama Depok Pembahasan pada skripsi kedua

yang menjadi objek penelitian adalah Pengadilan Agama Maros Selanjutnya

objek penelitian yang penulis teliti adalah Pengadilan Agama Karawang Dengan

demikian objek penelitian yang penulis teliti belum pernah ada yang

membahasnya

10 Hidayatulloh Efektivitas Mediasi Dalam Perkara Perceraian di Pengadilan Agama

Depok Skripsi Fakultas Syarirsquoah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2011 11 Sari M Efektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara Perceraian di Pengadilan

Agama Maros Skripsi Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar 2014

10

5 Metode Penelitian

1 Jenis Penelitian

Menurut Bogdan dan Biglen dalam Moleong kualitatif analitis adalah

upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data mengorganisasikan

data memilah-milahnya menjadi satuan yang datapat dikelolah

mensintesiskan mencari dan menemukan pola menemukan apa yang

penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan

kepada orang lain12

2 Sumber Data

Data yang terhimpun dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian

yaitu

1 Data primer Sumber data ini didapatkan dari hasil observasi langsung

ke Pengadilan Agama Karawang serta hasil wawancara dengan para

Hakim di Pengadilan Agama Karawang

2 Data sekunder Sumber data ini penulis ambil dari teks undang-

undang yang berkaitan dengan hal ini adalah Pasal 130 HIR dan 154

RBg SEMA No1 Tahun 2002 Tentang Pemberdayaan Pengadilan

Tingkat Pertama Menerapkan Lembaga Damai Pasal 130 HIR154

RBg PERMA No2 Tahun 2003 tentang Prosedur Mediasi di

Pengadilan PERMA No1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di

Pengadilan undang-undang No7 Tahun 1989 tentang Peradilan

12 Lexy J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja Rosdakarya

2009) h 248

11

Agama undang-undang No48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan

Kehakiman beberapa buku-buku terkait yang membahas tentang

mediasi di Pengadilan serta beberapa skripsi artikel-artikel terkait

mengenai hal ini yang dapat digunakan untuk mendukung dan

melengkapi data primer

3 Teknik Pengumpulan data

Dalam penelitian kali ini penulis menggunakan teknik pengumpulan

data dengan wawancara langsung terhadap hakim-hakim atau pegawai

terkait di Pengadilan Agama Karawang serta melalui pengamatan langsung

atau observasi

4 Metode Analisis Data

Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis secara tematik

deskriptif yaitu dengan cara pendeskripsian atau penggambaran yang

dituangkan ke dalam bentuk paragraf yang kemudian diklasifikasikan sesuai

dengan jenis jawaban yang diberikan kepada narasumber

5 Tehnis Penulisan Skripsi

Penulisan skripsi ini berpedoman pada ldquoBuku Pedoman Penulisan

Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh FSH UIN Jakarta tahun 2012rdquo

12

6 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam penulisan skripsi ini penulis membuat

sistematika penulisan dengan membagi kepada lima (5) bab tiap-tiap bab terdiri

dari sub-sub bab dengan rincian sebagai berikut

BAB I Dalam bagian pendahuluan ini berisi latar belakang masalah

identifikasi masalah batasan dan rumusan masalah tujuan

penelitian manfaat penelitian review terdahulu kerangka

berpikir metode penelitian dan sistematika penulisan

BAB II Membahas tentang konsep mediasi dan penerapannya berupa

pengertian mediasi asas-asas umum dalam proses medasi

keuntungan menggunakan mediasi peran dan fungsi mediator

proses mediasi dan mediasi dalam islam

BAB III Membahas tentang teori efektivitas berupa pengertian mediasi

bekerjanya hukum dalam masyarakat dan teori efektivitas

hukum

BAB IV Membahas tentang analisis efektivitas mediasi berupa profil

Pengadilan Agama Karawang analisis efektivitas mediasi

tingkat keberhasilan mediasi dan faktor pendukung dan

penghambat keberhasilan mediasi

BAB V Merupakan bab penutup berisi kesimpulan dan saran-saran

13

BAB II

KONSEP MEDIASI DAN PENERAPANNYA

A Pengertian Mediasi

Istilah mediasi berasal dari bahasa Latin ldquomediusrdquo ldquomediumrdquo yang artinya

berada ditengah Mediasi merupakan salah satu bentuk negosiasi antara dua pihak

(ldquodyadic modelrdquo) dengan melibatkan pihak ketiga (ldquotriadic modelrdquo) dengan

tujuan membantu tercapainya penyelesaian yang bersifat kompromis1 Pada

dasarnya mediasi adalah negosiasi yang melibatkan pihak ketiga yang memiliki

keahlian mengenai prosedur mediasi yang efektif dapat membantu dalam situasi

konflik untuk mengordinasi aktivitas mereka sehingga lebih efektif dalam proses

tawar-menawar2

Menurut Priyatna Abdurrasyid mediasi merupakan suatu proses damai

bahwa para pihak yang bersengketa menyerahkan penyelesaiannya kepada

mediator (seseorang yang mengatur pertemuan antara dua pihak atau lebih yang

bersengketa) untuk mencapai hasil akhir yang adil tanpa membuang biaya yang

besar tetapi tetap efektif dan diterima sepenuhnya oleh kedua belah pihak yang

bersengketa secara sukarela3

Pengertian mediasi yang lain menurut Dwi Rezki Sri Astarini adalah proses

penyelesaian sengketa alternatif bahwa para pihak yang bersengketa dengan itikad

1 Valerine JL Kriekhoff Mediasi Sebagai Bentuk Penyelesaian Sengketa Keluarga dalam

buku Bunda Reghena (Pustaka Dunia 2012) h 615 2 Nurnianingsih Amriani Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan

(Jakarta Raja Grafindo 2011) h 28 3 Priyatna Abdurrasyid Arbitase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Suatu Pengantar

(Jakarta Fikahati Anesta 2002) h 34

14

baik berusaha mendamaikan sengketa diantara mereka dengan dibantu oleh

mediator netral untuk mencapai hasil yang adil dan dapat diterima oleh kedua

belah pihak untuk dilaksanakan dengan sukarela4

Demikian pula ketentuan dalam Pasal 1 angka 1 PERMA Nomor 1 Tahun

2016 terdapat rumusan pengertian mediasi sebagai berikut

ldquoMediasi adalah cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk

memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh mediatorrdquo

B Dasar Filosofis dan Yuridis Dalam Mediasi

Pelembagaan dan permberdayaan mediasi di Pengadilan (Court Connected

Mediation) juga tidak terlepas pula dari landasan filosofis yang bersumber pada

dasar negara kita yaitu Pancasila terutama sila keempat yang berbunyi

ldquoKerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan

Perwakilanrdquo Sila keempat dari Pancasila ini diantaranya menghedaki bahwa

upaya penyelesaian sengketa atau konflik atau perkara dilakukan melalui

musyawarah untuk mencapai mufakat yang diliputi oleh semangat kekeluargaan

Hal ini mengadung arti bahwa setiap sengketakonflikperkara hendaknya

diselesaikan melalui proses perundingan atau perdamaian di antara para pihak

yang bersengketa untuk memperoleh kesepakatan bersama5

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa dasar hukum yang mengatur

pengintegrasian mediasi dalam sistem peradilan pada dasarnya bertitik tolak pada

4 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 89 5 Rachmadi Usman Mediasi di Pengadilan Dalam Teori Dan Praktik (Jakarta Sinar

Grafika 2012) h 26

15

ketentuan HIR dan RBg HIR merupakan singkatan dari Herziene Inlandsch

Reglement (Reglemen Indonesia Baru) merupakan salah satu sumber hukum acara

perdata bagi daerah Pulau Jawa dan Madura peninggalan colonial Hindia Belanda

yang masih berlaku di negara kita hingga kini Sedangkan RBg adalah singkatan

dari Rechtsreglementvoor de Buitengewesten (Reglement untuk daerah seberang)

merupakan Hukum Acara Perdata bagi daerah luar pulau Jawa dan Madura

Secara lebih lengkap ketentuan pasal ini adalah6

1 Jika pada hari yang ditentukan kedua belah pihak datang maka pengadilan negeri dengan pertolongan ketua mencoba akan mendamaikan mereka

Selanjutnya pada ayat (2) berbunyi

2 Jika perdamaian yang demikian itu dapat dicapai maka pada waktu bersidang diperbuat sebuah surat akta tentang itu dalam mana kedua belah pihak dihukum akan menempati perjanjian yang diperbuat itu surat akan berkekuatan dan akan dijalankan sebagai keputusan biasa

Selanjutnya dalam Pasal 154 RBg adalah

1 Bila pada hari yang telah ditentukan para pihak dating menghadap maka Pengadilan Negeri dengan perantaraan ketua berusaha mendamaikannya

2 Bila dapat dicapai perdamaian maka di dalam siding itu juga dibuatkan suatu akta dan para pihak dihukum untuk menaati perjanjian yang telah dibuat dan akta itu mempunyai kekuatan serta dilaksanakan seperti suatu surat keputusan biasa

Dapat dikatakan bahwa mediasi di Pengadilan ini merupakan hasil

pengembangan dan pemberdayaan kelembagaan perdamaian sebagaimana diatur

dalam ketentuan Pasal 130 HIR154 RBg yang mengharuskan hakim

menyidangkan suatu perkara dengan sungguh-sungguh mengusahakan

perdamaian diantara para pihak yang berperkara Namun Mahkamah Agung

mensinyalir bahwa hakim tidak menerapkan ketentuan ini hanya sekedar

6 Prof DR Syahrizal Abbas Mediasi Dalam Perspektif Hukum Syariah Hukum Adat dan

Hukum Nasional (Jakarta Kencana 2009)h 287

16

formalitas menganjurkan perdamaian di hadapan para pihak yang bersengketa7

Kenyataan praktik yan dihadapi jarang dijumpai putusan perdamaian Produk

yang dihasilkan peradilan dalam penyelesaian perkara yang diajukan kepadanya

hampir seratus persen berupa putusan konvensional yang bercorak menang atau

kalah (winning or losing) Jarang ditemukan penyelesaian berdasarkan konsep

sama-sama menang (win-win solution)

Pasal 130 HIR154 RBg yang memerintahkan usaha perdamaian oleh

hakim dijadikan modal utama dalam membangun perangkat hukum mediasi

pengadilan yang sudah dirintis sejak tahun 2002 melalui SEMA Nomor 1 Tahun

2002 Tentang Pemberdayaan Pengadian Tingkat Pertama Menerapkan Lembaga

Damai Pasal 130 HIR154 RBg yang kemudianpada tahun 2003 disempurnakan

melalui PERMA Nomor 2 Tahun 2003 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan8

Kemudian merasa PERMA Nomor 2 Tahun 2003 dirasa belum efektif

maka Mahmakah Agung merevisi kembali dengan lahirnya PERMA Nomor 1

Tahun 2008 Kehadiran PERMA Nomor 1 Tahun 2008 dimaksudkan untuk

memberikan kepastian ketertiban kelancaran dalam proses mendamaikan para

pihak untuk menyelesaikan suatu sengketa perdata Hal ini daat dilakukan dengan

menintensifkan dan mengintegrasikan proses mediasi ke dalam prosedur

berperkara di pengadilan Mediasi mendapat kedudukan penting dalam PERMA

Nomor 1 Tahun 2008 karena proses mediasi merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dalam proses berperkara di pengadilan Hakim wajib mengikuti

7 Rachmadi Usman Mediasi di Pengadilan Dalam Teori Dan Praktik (Jakarta Sinar

Grafika 2012) h 27 8 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 124

17

prosedur penyelesaian sengketa melalui mediasi bila hakim melanggar atau

enggan menerpkan prosedur mediasi putusan hakim tersebut batal demi hukum

(Pasal 2 ayat (3) PERMA)9

C Keuntungan Menggunakan Proses Mediasi

Bagi pihak-pihak yang berseteru memecahkan masalah dengan

membawanya ke meja hijau terkadang dirasa kurang begitu efektif Banyak

kelebihan yang ditawarkan oleh mediasi dibandingkan dengan proses litigasi

yaitu10

a Ada dua asas penting dalam mediasi

Pertama menghindari menang ldquokalahrdquo (win loose) melainkan lsquosama-sama

menangrdquo (win-win solution) Sama-sama menang bukan saja dalam arti

ekonomi atau keuangan melainkan termasuk juga kemenangan moril reputasi

(nama baik dan kepercayaan) Kedua putusan tidak mengutamakan

pertimbangan dan alasan hukum melainkan atas dasar kesejajaran kepatutan

dan rasa keadilan

b Telah pula dikemukakan penyelesaian melalui mediasi mempersingkat waktu

penyelesaian sengketa dibandingkan berperkara Waktu yang panjang dalam

berperkara tidak hanya menjadi beban ekonomi keuangan Yang tidak kalah

pentingnya adalah beban psikologis yang akan mempengaruhi berbagai sikap

dan kegiatan pihak yang berperkara

9 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 124-125

10 Bagir Manan Mediasi Sebagai Alternatif Menyelesaikan Sengketa Varia Peradilan No 248 Juli 2006 h 5-16

18

c Bagi masyarakat Indonesia berperkara menimbulkan efek sosial yaitu

putusnya hubungan persaudaraan atau hubungan sosial Bukan saja antar

pihak yang berperkara Efek sosial dapat memperluas sampai kepada

hubungan kekerabatan yang lebih luas Hal ini dapat terjadi karena suatu

perkara bukan saja menjadi kepentingan dan ldquoharga dirirdquo yang berperkara

melainka juga dapat merambat ke kerabat

d Mediasi sangat sesuai dengan dasar pergaulan sosial masyarakat Indonesia

yang mengutamakan dasar kekerabatan paguyuban kekeluargaan dan gotong

royong Dasar-dasar tersebut dapat membentuk tingkah laku toleransi

mudag memaafkan dan mengedepankan sikap mendahulukan kepentingan

bersama (komunal)

D Peran dan Fungsi Mediator

Dalam mediasi ada pihak yang sangat berperan besar demi tercapainya

kesepakatan damai yaitu seorang mediator Biasanya mediator adalah orang yang

ahli dalam bidang yang didiskusikandisengketakan atau ahli dalam bidang hukum

karena pendekatan yang difokuskan adalah pada hak Mediator merupakan pihak

ketiga yang bersifat netral dan tidak memihak yang berfungsi membantu para

pihak dalam mencari kemungkinan penyelesaian sengketa11

Sebagai ldquopenengahrdquo atau pihak ketiga yang netral dalam proses mediasi

mediator ldquomembanturdquo para pihak dalam menyelesaikan sengketa yang

dihadapinya Seorang mediator akan membantu para pihak untuk membingkai

persoalan yang ada perlu diselesaikan secara bersama Secara umum mediator

11 Mariana Sutadi Pendayagunaan Perdamaian Menurut Pasal 130 HIR154 RBg dan Potensinya dalam Mewujudkan Keadilan yang Cepat Sederhana dan Biaya Ringan (Jakarta Pusat Pengkajian Hukum dan Mahkamah Agung RI 2005) h 30

19

tidak membuat keputusan mediator hanya membantu dan memfasilitasi para

pihak yang bersengketa untuk merumuskan berbagai opsi pilihan penyelesaian

sengketa yang dapat diterima oleh kedua belah pihak sehingga untuk mencapai

hasil yang maksimal seorang mediator disamping memiliki kemampuan sebagai

mediator juga harus dapat menguasai teknik-teknik mediasi secara baik12

Ada kalanya mediator akan sering bertemu dengan para pihak secara pribadi

dalam pertemuan yang disebut caucus yaitu pertemuan mediator dengan salah

satu pihak tanpa dihadiri pihak lainnya sehingga mediator akan lebih leluasa

memperoleh informasi dari pihak yang tidak bersedia terbuka membagi

informasi13 Dengan pertemuan terpisah (caucus) ini mediator akan mempunyai

lebih banyak informasi mengenai persoalan-persoalan yang sebenarnya terjadi

Mediator berkewajiban untuk merahasiakan informasi yang diberikan kepadanya

dalam sebuah caucus Oleh karena itu seorang mediator juga harus memiliki

kemampuan mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang nantinya akan

dipergunakan sebagai bahan untuk menyusun dan mengusulkan pelbagai

penyelesaian masalah yang disengketakan sehingga mediator diharapkan akan

mampu menentukan apakah terdapat dasar-dasar bagi terwujudnya suatu

perjanjiankesepakatan14

12 I Made Widyana Alternatif Penyelesaian Sengketa (ADR) (Jakarta Fikahati Anesta

2009) h 114 13 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 93 14 Takdir Rahmadi Mediasi Penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan Mufakat (Jakarta

RajaGrafindo Persada 2010) h 17

20

Fuller dalam Riskin and Westbrook menyebutkan tujuh fungsi mediator

yaitu sebagai catalyst educator translator resourceperson bearer of bad news

agent of reality dan scapegoat

1 Sebagai ldquokatalisatorrdquo mengandung pengertian bahwa kehadiran mediator

dalam proses perundingan mampu mendorong lahirnya suasana yang

konstruktif bagi diskusi

2 Sebagai ldquopendidikrdquo berarti seseorang harus berusaha memahami aspirasi

prosedur kerja keterbatasan politis dan kendala usahan dari para pihak Oleh

sebab itu ia harus berusaha melibatkan diri dalam dinamika perbedaan di

antara para pihak

3 Sebagai ldquopenerjemahrdquo berarti mediator harus mampu menyampaikan dan

merumuskan usulan pihak yang satu kepada pihak yang lainnya melalui

bahasa atau ungkapan yang baik dengan tanpa mengurangi sasaran yang

dicapai oleh pengusul

4 Sebagai ldquonarasumberrdquo berarti seorang mediator harus mendayagunakan

sumber-sumber informasi yang tersedia

5 Sebagai ldquopenyandang berita jelekrdquo berati seorang mediator harus menyadari

bahwa para pihak dalam proses perundingan dapat bersikap emosional Untuk

itu mediator harus mengadakan pertemuan terpisah dengan pihak-pihak

terkait untuk menampung berbagai usulan

6 Sebagai ldquoagen realitasrdquo berarti mediator harus berusah memberi pengertian

secara jelas kepada salah satu pihak bahwa sasarannya tidak mungkin atau

tidak masuk akal tercapai melalui perundingan

21

7 Sebagai ldquokambing hitamrdquo berarti seorang mediator harus siap disalahkan

misalnya dalam membuat kesepakatan hasil perundingan

E Proses Mediasi

Ada beberapa tahap secara garis besar yang harus dijalani oleh para pihak

dalam melakukan proses mediasi Berikut adalah tahapan-tahapan proses mediasi

yang diatur di dalam Perma Nomor 1 Tahun 2016

a Tahapan Pra Mediasi

Pertama penggugat mendaftarkan perkara ke bagian kepaniteraan

Pengadilan Setelah itu Ketua Pengadilan memilih Majelis Hakim untuk

memeriksa perkara tersebut Pada sidang pertama yang dihadiri oleh para

pihak Hakim pemeriksa perkara mewajibkan para pihak untuk menempuh

proses mediasi (Pasal 17 ayat (1) )

Setelah itu Majelis Hakim memberikan hak kepada para pihak untuk

memilih mediator pada hari itu juga atau paling lama 2 hari berikutnya (Pasal

20 ayat (1) ) Apabila setelah hari yang ditentukan tidak ada kesepakatan

untuk memilih mediator maka Hakim pemeriksan perkara segera menunjuk

Mediator Hakim atau pegawai Pengadilan Jika pada Pengadilan yang sama

tidak terdapat Hakim bukan pemeriksa perkara dan Pegawai Pengadilan yang

bersertifikat ketua majelis hakim menunjuk salah satu Hakim Pemeriksan

Perkara untuk menjalankan fungsi mediator dengan mengutamakan yang

bersertifikat (Pasal 20 ayat (3) dan (4) )

22

b Pemanggilan Para Pihak

Mediator menentukan hari dan tanggal pertemuan mediasi setekah

menerima penetapan penunjukan sebagai mediator (Pasal 21 ayat (1) )

Dengan bantuan juru sita Mediator atas kuasa Hakim Pemeriksa Perkara

memanggil para pihak untuk menghadiri pertemuan mediasi

c Akibat Hukum Pihak Tidak beriktikad Baik

Pada Pasal 22 ayat (1) sampai (5) adalah penjelasan mengenai akibat

hukum bagi pihak Penggugat yang tidak beriktikad baik Pada Pasal

selanjutnya yaitu Pasal 23 ayat (1) sampai (8) berisi penjelasan mengenai

akibat hukum bagi pihak Tergugat yang tidak beriktkad baik selama proses

mediasi

d Penyerahan Resume Perkara dan Jangka Waktu Proses Mediasi

Dalam waktu paling lama 5 (lima) hari terhitung sejak penetapan

sebagaimana dimaksud pada Pasal 20 ayat (5) para pihak menyerahkan

resume perkara kepada pihak lain dan Mediator (Pasal 24 ayat (1) ) Jangka

waktu mediasi yang ditetapkan adalah 30 hari terhitung sejak penetapan

perintah melakukan Mediasi Atas dasar kesepakatan para pihak waktu

Mediasi dapat diperpanjang paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak

waktu mediasi pertama berakhir disertai engan alasannya (Pasal 24 ayat (2)

(3) dan (4) )

e Keterlibatan Ahli dan Tokoh Masyarakat

Atas persetujuan para pihak dan atau kuasa hukum Mediator dapat

menghadirkan seorang atau lebih ahli tokoh masyarakat tokoh agama atau

23

tokoh adat (Pasal 26 ayat (1) ) Terkait mengenai mengikat atau tidaknya dari

penjelasan dan atau penilaian ahli dan atau tokoh masyarakat tergantung

berdasarkan kesepakatan para pihak (Pasal 26 ayat (2) )

f Mediasi Mencapai Kesepakatan

Jika Mediasi mencapai kesepakatan dengan bantuan Mediator para

pihak wajib merumuskan kesepakatan secara tertulis yang ditandatangani

oleh para pihak dan Mediator (Pasal 27 ayat (1) ) Mediator wajib

memastikan kesepakatan perdamaian tidak memuat ketentuan yang

a Bertentangan dengan hukum ketertiban umum dan atau kesusilaan

b Merugikan pihak ketiga atau

c Tidak dapat dilaksanakan

Para pihak melalui Mediator dapat mengajukan kesepakatan

perdamaian kepada Hakim Pemeriksa Perkara agar dikuatkan dalam Akta

Perdamaian Jika para pihak tidak menghendaki maka kesepakatan

perdamaian wajib memuat pencabutan gugatan (Pasal 27 ayat (4) dan (5) )

Selanjutnya Mediator wajib menyampaikan hasil kesepakatan kepada Hakim

Pemeriksa Perkara dengan melampirkan kesepakatan perdamaian(Pasal 27

ayat (6) )

Setelah itu Hakim Pemeriksa Perkara mempelajari isi kesepakatan

perdamaian paling lama 2 (dua) hari Apabila ada perbaikan Hakim

Pemeriksa Perkara mengembalikan kepada Mediator dan para pihak agar

segera diperbaiki Setelah mengadakan pertemuan dengan para pihak

Mediator wajib mengajukan kembali kesepakatan perdamaian yang telah di

24

perbaiki kepada Hakim Pemeriksa Perkara paling lama 7 (tujuh) hari sejak

penerimaan petunjuk perbaikan Paling lama 3 (tiga) hari setelah Hakim

menerima kesepakatan perdamaian maka Hakim menerbitkan hari penetepan

sidang untuk membacakan Akta Perdamaian (Pasal 28 ayat (1) sampai (4) )

g Kesepakatan Perdamaian Sebagian

Dalam hal proses Mediasi mencapai kesepakatan sebagian antar

penggugat dan sebagian tergugat penggugat mengubah gugatan dengan tidak

lagi mengajukan pihak tergugat sebagai lawan Kesepakatan tersebut dibuat

dan ditandatangani oleh penggugat dengan sebagian pihak tergugat yang

mencapai kesepakatan dan Mediator (Pasal 29 ayat (1) dan (2) ) Kesepakatan

di atas dapat dikuatkan dengan Akta Perdamaian sepanjang tidak menyangkut

aset harta kekayaan danatau keperntingan pihak yang tidak mencapai

kesepakatan (Pasal 29 ayat (3) ) Kesepakatan ini tidak dapat dilakukan pada

perdamaian sukarela tahap pemeriksaan perkara dan tingkat upaya banding

kasasi atau peninjauan kembali (Pasal 29 ayat (6) )

Untuk Mediasi perkara perceraian di dalam Pengadilan Agama yang

tuntutan perceraian dikumulasikan dengan tuntutan lainnya dan para pihak

tidak ingin rukun kembali maka Mediasi dilanjutkan dengan tuntutan lainnya

(Pasal 31 ayat (1) ) Jika para pihak mencapai kesepakatan sebagaimana pada

ayat (1) kesepakatan dituangkan dalam kesepakatan perdamaian sebagaian

dengan memuat klausula keterkaitannya dengan perceraian Hal ini hanya

dapat dilakukan jika putusan Hakim Pemeriksa Perkara mengabulkan gugatan

perceraian telah berkekuatan hukum tetap

25

h Mediasi Tidak Berhasil atau Tidak Dapat Dilaksanakan

Mediator wajib menyatakan Mediasi tidak berhasil dan

memberitahukan secara tertulis kepada Hakim pemeriksa perkara apabila

tidak mencapai kesepakatan pada hari yang telah tentukan yaitu 30 hari para

tidak beriktikad baik melibatkan aset serta harta kekayaan atau kepentingan

dengan pihak lain dan melibatkan wewenang aparatur negara Setelah Hakim

menerima pemberitahuan hal ini Hakim segera menetapkan untuk

melanjutkan pemeriksaan perkara (Pasal 32 ayat (1) sampai (3) )

i Perdamaian Sukarela Pada Tahap Pemeriksaan Perkara

Pada tiap tahapan pemeriksaan perkara Hakim tetap berupaya

mendorong para pihak untuk berdamai Atas dasar kesepakatan para pihak

dapat memohon melakukan perdamaian kepada Hakim Pemeriksa Perkara

pada tahap ini Setelah itu Hakim segera menunjuk salah seorang Hakim

Pemeriksa Perkara untuk menjalankan fungsi Mediator dan Hakim wajib

menunda persidangan paling lama 14 hari

j Perdamaian Sukarela Pada Tingkat Upaya Hukum Banding Kasasi atau PK

Sepanjang perkara belum diputus pada tingkat upaya hukum banding

kasasi atau peninjauan kembali atas dasara kesepakatan dapat menempuh

upaya perdamaian Jika mencapai kesepakatan maka dibuat akta perdamaian

dan ditandatangani oleh Hakim pemeriksa perkara paling lama 30 hari sejak

diterimanya kesepakatan tersebut (Pasal 34 ayat (1) sampai (4) )

26

F Mediasi Dalam Perspektif Islam

Ash-shulhu disyariatkan oleh Al-qurrsquoan Sunnah dan Ijmarsquo demi

tercapainya kesepakatan sebagai pengganti daripada perpecahan dan agar

permusuhan antara dua pihak yang berselisih dapat dilerai Didalam Al-qurrsquoan

Allah berfirman15

وإن طائفتان من المؤمنين اقتتلوا فأصلحوا بينهما فإن بغت إحداهما على الأخرى فقاتلوا

فإن فاءت فأصلحوا بينهما بالعدل وأقسطوا إ ن الله التي تبغي حتى تفيء إلى أمر الله

يحب المقسطين (الحجرات9)

Artinya ldquoDan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah Kalau dia telah surut damaikanlah antara keduanya menurut keadilan dan hendaklah kamu berlaku adil sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adilrdquo

Dan di dalam sunnah yang diriwayatkan Abu Dawud At-tirmidzi Ibnu Majah

Al-Hakim dan Ibnu Hibban dari Amru bin lsquoAuf bahwa Rasulullah SAW

bersabda

م حلالا أوأحل حراما الصلح جائز بين المسلمين إلا صلحا حر

Artinya ldquoPerdamaian diantara orang-orang muslim itu boleh kecuali perdamaian yang menghalalkan yang haram atau mengharamkan yang halalrdquo

15 Sayyid Sabiq Fiqh Al-sunnah juz 3 (Kairo Al-fath Lil Irsquolam Al-lsquoArobi 1972) h 210

27

Dan At-tirmidzi menambahkan

والمسلمون على شروطهم

Artinya ldquoDan (muamalah) orang-orang muslim itu berdasarkan syarat-syarat merekardquo

Lalu ia berkata bahwa hadits ini Hasan Shahih dan Umar ra berkata ldquoTolaklah

permusuhan sampai mereka berdamai karena pemutusan melalui pengadilan akan

mengembangkan kedengkian di antara merekardquo Kaum muslimin berijmarsquo bahwa

perdamaian di antara yang bermusuhan itu disyariatkan P15F

16

Mediasi dalam konsep islam dikenal dengan istilah Shulhu atau Ishlah Sulh

adalah suatu proses penyelesaian sengketa dimana para pihak bersepakat untuk

mengakhiri perkara mereka secara damai Di dalam kitab Fathul Qariib Al-Mujiib

pengertian Ash-Shulh secara bahasa sebagai berikut (فتح القريب المجيب)

16وهو لغة قطع المنازعة F

17

Artinya ldquoShuluh secara bahasa adalah memutus sengketa atau perselisihanrdquo

Namun pengertian shuluh secara syararsquo atau istilah adalah

وشرعا عقد يصلح به قطعها

Artinya ldquoDan menurut syararsquo adalah akad mendamaikan dengan memutus sengketa atau perselisihanrdquo

16 Sayyid Sabiq Fiqh Al-sunnah juz 3 (Kairo Al-fath Lil Irsquolam Al-lsquoArobi 1972) h 210 17Ahmad bin Al-Husain Fathul Qariib Al-Mujiib (Mesir Thaha Putra Semarang 1934) h

33

28

Metode Ash-shulh menjadi metode yang efektif untuk menyelesaikan

persengketaan atau perselisihan karena berdasarkan asas kedua belah pihak tidak

ada yang merasa menang ataupun kalah Tentunya hal tersebut atas kesepakatan

dan kerelaan masing-masing pihak Hal ini sesuai dengan prinsip mediasi dengan

istilah win-win solution

Sebelum mengarah kepada perceraian biasanya diawali dengan adanya

sikap nusyuz baik dari pihak isteri maupun suami Ketika hal ini terjadi Al-

Qurrsquoan mentebutkan di dalam surat An-Nisa ayat 128

وإن امرأة خافت من بعلها نشوزا أو إعراضا فلا جناح عليهما أن يصلحا بينهما كان بما ح وإن تحسنوا وتتقوا فإن الله لح خير وأحضرت الأنفس الش صلحا والص

تعملون خبير ا

Artinya Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir Dan jika kamu bergaul dengan isterimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak acuh) maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan

Ayat di atas membahas masalah nusyuz Nusyuz identik dengan sikap istri yang

membangkang terhadap suami padahal nusyuz juga dapat terjadi pada suami

Nusyuz suami adalah sikap suami yang telah meninggalkan kewajibannya

bertindak keras kepada istri tidak menggaulinya dengan baik tidak pula

memberikan nafkah dan bersikap acuh tak acuh kepada istri P17F

18P Sebaliknya bentuk

nusyuz yang dilakukan oleh istri di dalam KHI (Kompilasi Hukum Islam)

18 M Abdul Amir dkk Kamus Istilah Islam cet ke-1 (Jakarta Pustaka Firdaus 1994) h

251

29

didefinisikan sebagai sebuah sikap ketika istri tidak mau melaksanakan

kewajibannya yaitu kewajiban utama berbakti lahir dan batin kepada suami dan

kewajiban lainnya adalah menyelenggarakan dan mengatur keperluan rumah

tangga sehari-hari dengan sebaik-baiknya19

At-Tirmidzi meriwayatkan bahwa istri Nabi saw Saudah binti Zamrsquoah

khawatir dicerai oleh Nabi saw maka dia bermohon agar tidak dicerai dengan

menyerahkan haknya bermalam bersama Rasul saw untuk istri Nabi saw lsquoAisyah

(istri Nabi saw yang paling beliau cintai setelah Khadijah)20

Kemudian apabila nusyuz telah terjadi dan tuntunan berdamai dari Al-

Qurrsquoan tidak berhasil dijalankan yang dapat berujung pada syiqaq Al-Qurrsquoan

menyebutkan ayat yang menyatakan tentang langkah perdamaian selanjutnya

antara suami isteri yang sedang berselisih yaitu pada surat An-Nisa ayat 35

وإن خفتم شقاق بينهما فابعثوا حكما من أهله وحكما من أهلها إن يريدا إصلاحا يوف ق

كان عليما خبير ا بينهما إن الله الله

Artinya Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri ituSesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal

Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa salah satu menyelesaikan

perselisihan atau persengketaan antara suami isteri yaitu dengan jelas mengirim

19 Inpres nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam Bab XXI bagian keenam

Pasal 83 ayat (1) dan 84 ayat (1) 20 M Quraish Shihab Tafsir Al-Mishbah (Jakarta Lentera Hati 2007) h 605

30

seorang hakam selaku mediator dari kedua belah pihak untuk membantu

menyelesaikan perselisiah tersebut Hakam yang dimaksud dalam Al-qurrsquoan

terdiri dari dua orang yang diambil atau dipilih masing-masing satu dari keluarga

pihak suami isteri Menurut ayat di atas juga jika terjadi kasus antara suami istri

maka diutus seorang hakam dari pihak suami dan seorang hakam dari pihak istri

yang berfungsi untuk mengadakan penelitian dan penyelidikan tentang sebab-

musabab terjadinya syiqaq serta berusaha mendamaikannya atau mengambil

prakarsa putusnya perkawinan kalau sekiranya jalan inilah yang terbaik21

Dalam ayat di atas terdapat kata hakam Fungsi utama hakam adalah

mendamaikan Tetapi jika mereka gagal apakah mereka harus menetapkan hukum

dan harus dipatuhi oleh suami isteri yang bersengketa itu Ada yang mengiyakan

dengan alasan Allah menamai mereka hakam dan dengan demikian mereka

berhak menetapkan hukum sesuai dengan kemashlahatan baik disetujui oleh

pasangan maupun tidak Pendapat ini dianut oleh sejumlah sahabat Nabi saw juga

kedua Imam mazhab Malik dan Ahmad Ibn Hanbal Sedang Imam Abu Hanifah

dan Imam Syafirsquoi menurut satu riwayat tidak memberi wewenang kepada hakam

itu Untuk menceraikan hanya berada di tangan suami dan tugas mereka hanya

mendamaikan tidak lebih dan tidak kurang22

Selanjutnya di dalam kitab tafsir Ibnu Katsir para Fuqaha juga berkata jika

terjadi persengketaan di antara suami istri maka didamaikan oleh hakim sebagai

pihak penengah meneliti kasus keduanya dan mencegah orang yang berbuat

21 H Abdur Rahman Ghazaly Fiqh Munakahat (Jakarta Kencana Prenada Media Group

2006) h 241 22 M Quraish Shihab Tafsir Al-Mishbah (Jakarta Lentera Hati 2007) h 433-434

31

zhalim dari keduanya dari perbuatan zhalim Jika perkaranya tetap berlanjut dan

persengketaannya semakin panjang maka hakim mengutus seseorang yang

dipercaya dari keluarga wanita dan keluarga laki-laki untuk berembug dan

meneliti masalahnya serta melakukan tindakan yang mengandung maslahat bagi

keduanya berupa perceraian atau berdamai Allah SWT memerintahkan mengutus

seorang laki-laki sholeh dari masing-masing pihak untuk meneliti siapa yang

berlaku buruk Jika sang suami yang melakukan keburukan maka mereka dapat

melindungi sang istri dan membatasi kewajibannya dalam memberi nafkah Jika

seorang istri yang melakukan keburukan maka mereka dapat mengurangi haknya

dari suami dan menahan nafkah yang diberikan kepadanya Jika keduanya sepakat

untuk bercerai atau menyatu kembali maka boleh saja perkara itu ditetapkan23

Kaidah ushul fiqh yang digunakan ke dalam permasalahan ini adalah

Mashlahah Mursalah24 Al-Ghazali menjelaskan bahwa hakikat dari mashlahah

adalah25

ع ر الش ود ص ق ى م ل ع ة ظ ا ف ح الم

Artinya Memelihara tujuan syararsquo (dalam menetapkan hukum)

Sedangkan tujuan syararsquo dalam menetapkan hukum itu ada lima yaitu

memelihara agama jiwa akal keturunan dan harta Secara lengkap Muhammad

Abu Zahrah merumuskan definisi mashlahah sebagai berikut P25F

26P

23 Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Al-Sheikh Lubaabut Tafsiir Min

Ibni Katsir terj MAbdul Ghoffar EM (Juz5 Bogor Pustaka Imam Asy-Syafirsquoi 2003) cet ke-2 h 302

24 Mashlahah Mursalah adalah suatu perbuatan yang mengandung nilai baik (manfaat) dan memelihara tercapainya tujuan-tujuan suararsquo yaitu menolak mudharat dan meraih mashlahah

25 Amir Syarifuddin Ushul Fiqh jilid II (Jakarta Kencana 2011) cet 6 h 346

32

و ا ار ب ت الأع اص ب ل خ ص ا ا ه ل د ه ش ي لا و ى م لا س الأ ع ار الش د ص ا ق م ل ة م ئ لا الم ح ال ص الم ي ه

اء غ الأل ب

Artinya Mashlahah yang selaras dengan tujuan syariat islam dan tidak ada petunjuk tertentu yang membuktikan tentang pengakuannya atau penolakannya

Kesimpulannya bahwa mashlahah mursalah adalah apa yang baik menurut akal

itu juga selaras dan sejalan dengan tujuan syararsquo dalam menetapkan hukum

Kaidah ini dapat digunakan dalam sengketa perceraian Apabila perceraian

mendatangkan kebaikan bagi pasangan suami istri maka itu lebih baik daripada

mempertahankannya Namun apabila perceraian mendatangkan mudharat maka

harus dihindarkan Hal ini tentunya sudah mempertimbangkan baik dan buruknya

sesuai dengan orientasi dari kaidah ushul fiqh ini

26 Amir Syarifuddin Ushul Fiqh jilid II (Jakarta Kencana 2011) cet 6 h 355

33

BAB III

TEORI EFEKTIVITAS HUKUM

A Pengertian Efektivitas

Secara etimologi kata ldquoefektivitasrdquo berasal dari kata ldquoefektifrdquo atau dalam

bahasa Inggris adalah ldquoeffectiverdquo yang berarti berhasil dengan baik Kamus ilmiah

populer mendefinisikan efektivitas sebagai ketepatan penggunaan hasil guna atau

menunjang tujuan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif artinya ldquoada

efeknya akibatnya pengaruhnya kesannyardquo atau ldquodapat membawa hasil berhasil

gunardquo tentang usaha atau tindakan1

Adapun secara terminologi mengutip Ensiklopedia administrasi

menyampaikan pemahaman tentang efektivitas sebagai berikut2

ldquoEfektivitas adalah suatu keadaan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki kalau seseorang melakukan suatu perbuatan dengan maksud tertentu yang memang dikehendaki Maka orang itu dikatakan efektif kalau menimbulkan atau mempunyai maksud sebagaimana yang dikehendakirdquo

Efektivitas dapat diartikan sebagai suatu proses pencapaian suatu tujuan

yang telah ditetapkan sebelumnya Suatu usaha atau kegiatan dapat dikatakan

efektif apabila usaha atau kegiatan tersebut telah mencapai tujuannya

B Bekerjanya Hukum Dalam Masyarakat

Basis bekerjanya hukum adalah masyarakat maka hukum akan dipengaruhi

oleh faktor-faktor atau kekuatan sosial mulai dari tahap pembuatan sampai dengan

1 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia h 284 2 Ray Pratama Siadari Teori Efektivitas diakses dari http raypratamablogspotsg 2014

11 teori-efektifitashtml pada tanggal 13 Oktober 2016 pukul 0033

34

pemberlakuan Kekuatan sosial akan berusaha masuk dalam setiap proses legislasi

secara efektif dan efesien Peraturan dikeluarkan diharapkan sesuai dengan

keinginan tetapi efek dari peraturan tersebut tergantung dari kekuatan sosial

seperti budaya hukumnya baik maka hukum akan bekerja dengan baik pula

tetapi sebaliknya apabila kekuatannya berkurang atau tidak ada maka hukum tidak

akan bisa berjalan karena masyarakat sebagai basis bekerjanya hukum Cara-cara

untuk mempengaruhi masyarakat dengan sistem yang teratur dan direncanakan

terlebih dahulu dinamakan social engineering atau social planning3

Bila membicarakan efektivitas hukum dalam masyarakat berarti

membicarakan daya kerja hukum itu dalam mengatur dan atau memaksa

masyarakat untuk taat terhadap hukum Efektivitas hukum dimaksud berarti

mengkaji kaidah hukum yang harus memnuhi syarat yaitu berlaku secara yuridis

berlaku secara empiris dan berlaku secara filosofis4 Oleh karena itu faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi hukum itu berfungsi dalam masyarakat yaitu (1)

kaidah hukum atau peraturan itu sendiri (2) petugas atau penegak hukum (3)

sarana atau fasilitas yang digunakan oleh penegak hukum (4) kesadaran

masyarakat Hal tersebut akan di uraikan sebagai berikut5

1 Kaidah Hukum

Di dalam teori-teori ilmu hukum dapat dibedakan tiga macam hal

mengenai berlakunya hukum sebagai kaidah Hal itu diungkapkan sebagai

berikut

3 Soerjono Soekanto Pokok-Pokok Sosiologi Hukum Cet V (Jakarta Raja Grafindo

Persada 2014) h 122 4 Zainuddin Ali Sosiologi Hukum (Jakarta Sinar Grafika 2012) h 62 5 Zainuddin Ali Sosiologi Hukum (Jakarta Sinar Grafika 2012) h 62-65

35

1) Kaidah hukum berlaku secara yuridis apabila penentuannya

didasarkan pada kaidah yang lebih tinggi tingkatannya atau terbentuk

atas dasar yang telah ditetapkan

2) Kaidah hukum berlaku secara sosiologis apabila kaidah tersebut

efektif Artinya kaidah dimaksud dapat dipaksakan berlakunya oleh

penguasa walaupun tidak diterima oleh warga masyarakat (teori

kekuasaan) atau kaidah itu berlaku karena adanya pengakuan dari

masyarakat

3) Kaidah hukum berlaku secara filosofis yaitu sesuai dengan cita

hukum sebagai nilai positif tertinggi

Kalau dikaji secara mendalam agar hukum itu berfungsi maka setiap

kaidah hukum harus memenuhi ketiga macam unsur di atas sebab (1) bila

kaidah hukum hanya berlaku secara yuridis ada kemungkinan kaidah itu

merupakan kaidah mati (2) kalau hanya berlaku secara sosiologis dalam arti

teori kekuasaan maka kaidah itu menjadi aturan pemaksa (3) apabila hanya

berlaku secara filosofis kemungkinannya kaidah itu hanya merupakan

hukum yang dicita-citakan (ius constituendum)

2 Penegakan Hukum

Penegakan hukum atau orag yang bertugas menerapkan hukum

mencakup ruang lingkup yang sangat luas sebab menyangkut petugas pada

strata atas menengh dan bawah Artinya di dalam melaksanakan tugas-

tugas penerapan hukum petugas seyogianya harus memiliki suatu pedoman

diantaranya peraturan tertulis tertentu yang mencakup ruang lingkup tugas-

36

tugasnya Di dalam hal penegakan hukum dimaksud kemungkinan petugas

penegak hukum menghadapi hal-hal sebagai berikut

1) Sapai sejauh mana petugas terikat dari peraturan-peraturan yang ada

2) Sampai batas-batas mana petugas berkenan memberikan kebijakan

3) Teladan macam apakah yang sebaiknya diberikan oleh petugas kepada

masyarakat

4) Sampai sejauh manakah derajat sinkronisasi penugasan-penugasan

yang diberikan kepada petugas sehingga memberikan batas-batas yang

tegas pada wewenangnya

3 Sarana atau Fasilitas

Fasilitas atau sarana amat penting untuk mengefektifkan suatu atuan

tertentu Ruang lingkup sarana dimaksud terutama secara fisik yang

berfungsi sebagai faktor pendukung Misalnya bila tidak ada kertas dan

karbon yang cukup serta mesin tik yang cukup baik bagaimana petugas

dapat membuat berita acara mengenai suatu kejahatan Bagaimana polisi

dapat bekerja dengan baik apabila tidak dilengkapi dengan kendaraan dan

alat-alat komunikasi yang proporsional Kalau peralatan dimaksud sudah

ada faktor-faktor pemeliharaannya juga memegang peran amat penting

Memang sering terjadi bahwa suatu peraturan sudah difungsikan padahal

fasilitasnya belum lengkap Peraturan yang semula bertujuan untuk

memperlancar proses malahan mengakibatkan terjadi kemacetan Mungkin

ada baiknya ketika hendak menerapkan suatu peraturan secara resmi

ataupun memberikan tugas kepada petugas dipikirkan mengenai fasilitas-

37

fasilitas yang berpatokan kepada (1) apa yang sudah ada dipelihara terus

agar setiap saat berfungsi (2) apa yang belum ada perlu diadakan dengan

memperhitungkan jangka waktu pengadaannya (3) apa yang kurang perlu

dilengkapi (4) apa yang telah rusak diperbaiki atau diganti (5) apa yang

macet dilancarkan (6) apa yang telah mundur ditingkatkan

4 Warga Masyarakat

Salah satu faktor yang mengefektifkan suatu peraturan adalah warga

masyarakat Yang dimaksud disini adalah kesadarannya untuk mematuhi

suatu peraturan perundang-undangan yang kerap disebut derajat kepatuhan

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa derajat kepatuhan masyarakat

terhadap hukum merupakan salah satu indikator berfungsinya hukum yang

bersangkutan

Namun ada asumsi lain yang mengatakan bahwa semakin besar peran

sarana pengendalian sosial selain hukum (agama dan adat istiadat) semakin

kecil peran hukum Hukum hendaknya dipergunakan pada tingkat yang

terakhir bila sarana lainnya tidak mampu lagi untuk mengatasi masalah

Namun ada hal lain yang perlu diungkapkan berkaitan dengan kesadaran

masyarakat terhadap hukum yaitu (1) penyuluhan hukum yang teratur (2)

pemberian teladan yang baik dari petugas di dalam hal kepatuhan terhadap

hukum dan respek terhadap hukum (3) pelembagaan yang terencana dan

terarah

38

C Teori Efektivitas Hukum

Apabila kita melihat efektivitas dalam bidang hukum Achmad Ali

berpendapat bahwa ketika ingin mengetahui sejauh mana efektivitas dari hukum

maka kita pertama-ama harus dapat mengukur sejauh mana aturan hukum itu

ditaati atau tidak ditaati6 Lebih lanjut Achmad Ali pun mengemukakan bahwa

pada umumnya faktor yang banyak mempengaruhi efektivitas suatu perundang-

undangan adalah profesional dan optimal pelaksanaan peran wewenang dan

fungsi dari penegak hukum baik di dalam menjelaskan tugas yang dibebankan

terhadap diri mereka maupun dalam menegakkan perundang-undangan tersebut

Teori efektivitas hukum menurut Soerjono Soekanto adalah bahwa efektif

atau tidaknya suatu hukum ditentukan oleh 5 (lima) faktor yaitu7

1 Faktor hukumnya sendiri (undang-undang)

2 Faktor penegak hukum yakni pihak-pihak yang membentuk maupun

menerapkan hukum

3 Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum

4 Faktor masyarakat yakni lingkungan dimana hukum tersebut erlaku atau

diterapkan

5 Faktor kebudayaan yakni sebagai hasil karya cipta dan rasa yang

didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup

Kelima faktor di atas saling berkaitan dengan eratnya oleh karena

merupakan esensi dari penegakan hukum juga merupakan tolak ukur daripada

6 Achmad Ali Menguak Teori Hukum dan Teori Peradilan Vol1 (Jakarta Kencana

2010) h 375 7 Soerjono Soekanto Faktor-faktor yang Memprngaruhi Penegakan Hukum (Jakarta PT

Raja Grafindo Persada 2008) h 8

39

efektivitas penegakan hukum Pada elemen pertama yang menentukan dapat

berfungsinya hukum tertulis tersebut dengan baik atau tidak adalah tergantung

dari aturam hukum itu sendiri

Menurut Soerjono Soekanto ukuran efektivitas pada elemen pertama

adalah8

1 Peraturan yang ada mengenai bidang-bidang kehidupan tertentu sudah

cukup sistematis

2 Peraturan yang ada mengenai bidang-bidang kehidupan tertentu sudah

cukup sinkron secara hierarki dan horizontal tidak ada pertentangan

3 Secara kualitatif dan kuantitatif peraturan-peraturan yang mengatur bidang-

bidang tertentu sudah mencukupi

4 Penertiban peraturan-peraturan tertentu sudah sesuai dengan persyaratan

yuridis yang ada

Pada elemen kedua yang menentukan efektif atau tidakya kinerja hukum

tertulis adalah aparat penegak hukum Dalam hubungan ini dikehendaki adanya

aparatur yang handal sehingga aparat tersebut dapat melakukan tugasnya dengan

baik

Menurut Soerjono Soekanto bahwa masalah yang berpengaruh terhadap

efektivitas hukum tertulis ditinjau dari segi aparat akan bergantung pada hal

berikut9

8 Soerjono Soekanto Penegakan Hukum (Bandung Bina Cipta 1983) 80 9 Soerjono Soekanto Penegakan Hukum (Bandung Bina Cipta 1983) 82

40

1 Sampai sejauh mana petugas terikat oleh peraturan-peraturan yang ada

2 Sampai batas mana petugas diperkenankan memberikan kebijaksanaan

3 Teladan macam apa yang sebaiknya diberikan oleh petugas kepada

masyarakat

4 Sampai sejauh mana derajat sinkronisasi penugasan-penugasan yang

diberikan kepada petugas sehingga memberikan batas-batas yang tegas pada

wewenangnya

Pada elemen ketiga tersedianya fasilitas yang berwujud sarana dan

prasarana bagi aparat pelaksana di dalam melakukan tugasnya Sarana dan

prasarana yang dimaksud adalah prasarana atau fasilitas yang digunakan sebagai

alat untuk mencapai efektivitas hukum Sehubungan dengan ini Soerjono

Soekanto memprediksi patokan efektivitas elemen-elemen tertentu dari prasarana

dimana prasarana tersebut harus secara jelas memang menjadi bagian yang

memberikan kontribusi untuk kelancaran tugas-tugas aparat di tempat atau lokasi

kerjanya Adapun elemen-elemen tersebut adalah10

1 Prasarana yang telah ada apakah telah terpelihara dengan baik

2 Prasarana yang belum ada perlu diadakan dengan memperhitungkan angka

waktu pengadaannya

3 Prasarana yang kurang perlu segera dilengkapi

4 Prasarana yang rusak perlu segera diperbaiki

5 Prasarana yang macet perlu segea dilancarkan fungsinya

10 Soerjono Soekanto Penegakan Hukum (Bandung Bina Cipta 1983) 82

41

6 Prasarana yang mengalami kemunduran fungsi perlu ditingktkan lagi

fungsinya

Kemudian pada elemen keempat ada beberapa elemen pengukur efektivitas

yang tergantung dari kondisi masyarakat yaitu

1 Faktor penyebab masyarakat tidak mematuhi aturan walaupun peraturan

yang baik

2 Faktor penyebab masyarakat tidak mematuhi peaturan walaupun peraturan

sangat bak dan aparat sudah sangat berwibawa

3 Faktor penyebab masyarakat tidak mematuhi peraturan baik petugas atau

aparat berwibawa serta fasilitas mencukupi

Elemen di atas memberikan pemahaman bahwa disiplin dan kepatuhan

masyarakat tergantung dari motivasi yang secara internal muncul Internalisasi

faktor ini ada pada setiap individu yang menjadi elemen terkecil dari komunitas

sosial Oleh karena itu pendekatan paling tepat dalam hubungan disiplin ini

melalui motivasi yang ditanamkan secara individual

Elemen kelima adalah faktor kebudayaan Faktor kebudayaan yang

sebenarnya bersatu padu dengan faktor masyarakat sengaja dibedakan karena di

dalam pembahasannya diketengahkan masalah sistem nilai-nilai yang menjadi inti

dari kebudayaan spiritual atau material Kebudayaan (sistem) hukum pada

dasarnya mencakup nilai-nilai yang mendasari hukum yang berlaku nilai-nilai

yang merupakan konsepsi-konsepsi abstrak mengenai apa yang dianggap baik

(sehingga ditaati) dan apa yang dianggap buruk (sehingga dihindari)

42

BAB IV

ANALISIS EFEKTIVITAS MEDIASI

A Profil Pengadilan Agama Karawang

Pengadilan Agama Karawang kelas IA beralamat di Jalan Jendral Ahmad

Yani No 53 Karawang menurut Kepala Pengadilan Agama Karawang saat itu

yaitu Drs Saifuddin MH diresmikan pada hari senin tanggal 11 Februari 2008

secara simbolis oleh Ketua Mahkamah Agung Bagir Manan yang bertempat di

kantor Pengadilan Agama Bandung Dimana saat itu Ketua Mahkamah Agung

telah meresmikan 3 gedung Pengadilan Agama yaitu Bandung Cikarang dan

Karawang

Sebelum memiliki gedung resmi pada tahun 2006 sambil menunggu

rampungnya pembangunan gedung baru yang dibuat Pemerintah Kabupaten

Karawang meminjamkan tempat bekas kantor Depnaker Pada tahun 2006 adalah

tahap dilaksanakannya rehabilitasi gedung Pengadilan Agama Karawang diatas

tanah seluas 1698 M2 dengan luas bangunan 380M2 Pada awalnya status tanah

adalah Hak Guna Pakai dari Pemda Kabupaten Karawang dengan No

102SUTH0211PM01411978 tanggal 09 Juni 1978 dan Sertifikat No

0000621997

Pengadilan Agama Karawang dibentuk berdasarkan Staatsblad 1882 Nomor

152 tentang Pembentukan Pengadilan Agama di Jawa dan Madura tanggal 19

Januari 1882 dengan nama Raad AgamaPenghulu Landraad

43

Daerah hukum Pengadilan Agama Karawang adalah meliputi Pemerintahan

Kabupaten Karawang sesuai dengan Pasal 4 ayat (1) UU Nomor 7 Tahun 1989

Pasal 4 ayat (1) disebutkan bahwa ldquoPengadilan Agama berkedudukan di

kotamadya atau ibu kota kabupaten dan daerah hukumnya meliputi wilayah

kotamadya atau kabupatenrdquo Dari sini dapat kita simpulkan bahwa daerah hukum

Pengadilan Agama Karawang adalah wilayah kota atau Kabupaten Karawang

Pengadilan Agama Karawang yang daerah hukumnya meliputi kabupaten

Karawang terdiri dari 30 kecamatan dan 304 kelurahan atau desa dengan

mayoritas penduduk beragama islam Dalam menjalankan tugasnya dan

fungsinya Pengadilan Agama Karawang didukung oleh pegawai berjumlah 40

orang dan secara formal pelaksanaan tugas Pengadilan Agama Karawang harus

dipertanggung jawabkan dengan membuat laporan ke Pengadilan Tinggi Bandung

sebagai bukti nyata

Sebagai tempat pencari keadilan Pengadilan Agama Karawang sesuai

dengan tugas dan kewenangannya yaitu bertugas dan berwenang memeriksa

memutus dan mengadili perkara diantara orang-orang yang beragama islam

dalam bidang perkawinan warisan dan wasiat wakaf zakat infaq hibah

shodaqoh dan ekonomi syarirsquoah serta kewenangan lainnya yang diatur serta

diamanatkan oleh Undang-Undang

Secara geografis wilayah kabupaten Karawang terletak antara koordinat

107ordm02`ndash107ordm40` Bujur Timur 5ordm56`ndash6ordm34` Lintang Selatan termasuk daerah

dataran yang relative rendah Mempunyai variasi ketinggian wilayah antara 0 -

1279 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan wilayah 0 - 2 2 - 15

44

15 - 40 dan diatas 40 Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten

Bekasi dan Kabupaten Bogor di barat Laut Jawa di utara Kabupaten Subang di

timur Kabupaten Purwakarta di tenggara serta Kabupaten Cianjur di selatan ini

memiliki luas wilayah 173753 km2 dengan jumlah penduduk 2125234 jiwa

(sensus 2010) yang berarti berkepadatan 1223 jiwa per km2

Adapun struktur organisasi dari Pengadilan Agama Karawang adalah

sebagai berikut

Tabel 2

WAKIL KETUA

Drs H Mohamad Yamin SHMH

KETUA

Drs H M Yusuf SHMH HAKIM

1Dra Suherni

2Dra Hj Roniati MH

3Dra Hj Ratna Jumila MH

4Dra Hj Dadah Kolidah MH

5Dra Elfina Fitriani

6Drs H Abid MH

PANITERA

Nanang Patoni SHMH

SEKRETARIS

DrsJajang Janglar

KASUBAG KEPEGAWAIAN

Agustina Rahayu SH

KASUBAG UMUM amp KEUANGAN

Heri Santoso

KASUBAG PERENCANAAN TI amp LAP

Usmaniah

WAKIL PANITERA

Drs Mochamad Jalaludin

STAF

Wiyono SH

STAF

Abd Halim

PANMUD GUGATAN

Asnali SAg

PANMUD PERMOHONAN

Siti Sofia Emalia SAg

PANMUD HUKUM

Yuyu Yuliani SAgMH

HAKIM

7Dra Alia Al Hasna MH

8Drs Candra Triwangga

9Dra Hj Siti Sabihah SHMH

10Drs Humaidi Yusuf

11Drs Jajang Suherman SH

12DrH Farid Ismail SHMH

13DrsH Hasan Basri SHMH

45

B Analisis Efektivitas Mediasi

1 Tinjauan Yuridis Perma Nomor 1 Tahun 2008 dan Perma Nomor 1 Tahun

2016

Beberapa kekuasaan dan kewenangan Mahkamah Agung yang tertera

dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 24A ayat (1) adalah1

Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasimenguji peraturan undang-undang di bawah undang-undang terhadap undang-undangdan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang

Salah satu kewenangan lain yang diberikan oleh Undang-undang kepada

Mahkamah Agung adalah mengeluarkan produk yaitu PERMA Setidaknya

ada lima peran yang dimainkan PERMA RI dalam memenuhi kebutuhan

1 Republik Indonesia Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

PANITERA PENGGANTI

1Ahya Syaripudin

2Khalida SAgMH

3Taqludin SAg

4Ahmad Waskito SEi

5H Uwes

6Wahyu SSy

JURUSITA

1Eny Kurniasih SH

2Solikhin SH

JURUSITA PENGGANTI

1Edy Sutisna

2Samsudin

3ASupandi SAg

4Taufiqoh Bina Aryani SE

5Ratusiska Aries Tiani SE

6Ade Solahudin

7Reza M Sajidin SSy

46

penyelenggaraan negara khususnya di bidang peradilan Salah satunya

yakni PERMA RI sebagai pengisi kekosongan hukum2

Berkaitan dengan hal ini adalah hierarki Perundang-Undangan yang

ada di Indonesia Hal ini diatur dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2011 perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun

2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan berbunyi

sebagai berikut3

Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan adalah sebagai berikut

a Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 b Undang-UndangPerturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang c Peraturan Pemerintah d Peraturan Presiden e Peraturan Daerah Provinsi dan f Peraturan Daerah KabupatenKota

PERMA adalah salah satu ketentuan peraturan perundang-undangan

sebagaimana yang tertera dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011

perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Dalam Pasal 8 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 dalam pasal tersebut disebutkan

bahwa4

(1) Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) mencakup peraturan yang ditetapkan oleh

2 Ronald S Lumbuun Perma RI Wujud Kerancuan Antara Praktik Pembagian dan

Pemisahan Kekuasaan (Jakarta RajaGrafindo Persada 2011) h 14 3 Republik Indonesia Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan 4 Republik Indonesia Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan

47

Majelis Permusyawaratan Rakyat Dewan Perwakilan Rakyat Dewan Perwakilan Daerah Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Badan Pemeriksa Keuangan Komisi Yudisial Bank Indonesia Menteri badan lembaga atau komisi yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-Undang atau Pemerintah atas perintah Undang-Undang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Gubernur Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupatenkota Bupatiwalikota Kepala Desa atau yang setingkat

Kemudian dalam ayat selanjutnya yaitu Pasal 8 ayat (2) disebutkan bahwa

(2) Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan

Atas dasar Pasal 8 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun

2011 ini menyatakan bahwa Peraturan Mahkamah Agung (PERMA)

termasuk ke dalam peraturan perundang-undangan dan diakui

keberadaannya

Apabila melihat menimbang (konsideran) dalam Perma Nomor 1

Tahun 2008 huruf c dinyatakan bahwa dasar daripada dibentuknya Perma

Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan berdasarkan

Pasal 130 HIR (Het Herziene Indonesich Reglement Staatsblad 194144)

atau Pasal 154 RBg (Rechtsreglement Buitengewesten Staatsblad 1927

227) atau Pasal 31 Rv (Reglement op de Rechtsvordering Staarsblad 1874

52)5 disebutkan bahwa hakim atau majelis hakim akan mengusahakan

5 Reglement op de Rechtsvordering (Rv) adalah Reglement Acara Perdata Rechtsreglement

Buitengewesten (RBg) adalah Reglement Acara untuk Daerah Luar Jawa da Madura Het Herziene Indonesich Reglement (HIR) adalah Reglement Indonesia yang diperbaharui

48

perdamaian sebelum perkara mereka diputuskan6 Pasal 130 ayat (1) HIR

berbunyi

Jika pada hari yang ditentukan itu kedua belah pihak datang maka pengadilan negeri mencoba dengan perantaraan ketuanya akan memperdamaikan mereka itu

Selanjutnya Pasal 130 ayat (2)

Jika perdamaian yang demikian itu terjadi maka tentang hal itu pada waktu bersidang diperbuat sebuah akte dengan nama kedua belah pihak diwajibkan untuk mencukupi perjanjian yang diperbuat itu maka surat (akte) itu akan berkekuatan dan akan dilakukan sebagai putusan hakim yang biasa

Pasal 130 HIR dan 154 RBg yang memerintahkan usaha perdamaian

oleh hakim dijadikan sebagai modal utama dalam membangun perangkat

hukum mediasi pengadilan yang sudah dirintis sejak Tahun 2002 melalui

SEMS Nomor 1 Tahun 2002 Tentang Pemberdayaan Pengadilan Tingkat

Pertama Menerapkan Lembaga Damai Pasal 130 HIR 154 RBg yang

kemudian pada Tahun 2003 disempurnakan melaui PERMA Nomor 2

Tahun 2003 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan7

Kehadiran PERMA Nomor 1 Tahun 2008 dimaksudkan untuk

memberikan kepastian ketertiban kelancaran dalam proses mendamaikan

para pihak untuk menyelesaikan suatu sengketa Hal ini dapat dilakukan

dengan mengintensifkan dan mengintegrasikan proses mediasi ke dalam

prosedur berperkara di Pengadilan Mediasi mendapat kedudukan penting

6 Syahrizal Abbas Mediasi Dalam Perspektif Hukum Syariah Hukum Adat dan Hukum

Nasional (Jakarta Kencana 2009)h 287 7 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013) h124

49

dalam PERMA Nomor 1 Tahun 2008 karena proses mediasi merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dalam proses berperkara di Pengadilan8

Setiap orang yang berperkara ke Pengadilan wajib menempuh

mediasi apabila tidak melaksanakannya maka putusannya batal demi

hukum9 PERMA Nomor 1 Tahun 2008 ini mengikat maksudnya adalah

peraturan ini mengikat khusus hanya kepada orang-orang yang berperkara di

Pengadilan tidak mengikat kepada seluruh elemen masyarakat10

Namun akhir-akhir ini pada praktiknya Perma Nomor 1 Tahun 2008

selama ini belum menghasilkan tingkat keberhasilan mediasi yang baik di

Pengadilan Berdasarkan hal tersebut Mahkamah Agung mengeluarkan

Perma Nomor 1 Tahun 2016 untuk mencabut Perma Nomor 1 Tahun 2008

dengan harapan kenaikan tingkat keberhasilan dalam mediasi11 Anggota

Tim Pokja Mediasi MA Diah Sulastri Dewi menambahkan terbitnya Perma

No 1 Tahun 2016 ini bertujuan meningkatkan keberhasilan mediasi di

Pengadilan Umum dan Pengadilan Agama12

Ada beberapa poin pembeda antara Perma Nomor 1 Tahun 2008 dan

Perma Nomor 1 Tahun 2016 Untuk memudahkan memahami

perbedaannya penulis membuat bagan sebagai berikut

8 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013) h125

9 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

10 Wawancara dengan Dra Ratna Jumilah MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

11 httpswwwabnpcoidnewsharapan-optimalisasi-proses-mediasi-pasca-perma-nomor-1-tahun-2016 diakses pada 15 April 2017 jam 2330

12httpwwwhukumonlinecom berita baca lt56bc191569359 perma- mediasi- 2016- tekankan- pada- iktikad- baik diakses pada 15 April 2017 jam 2335

50

Tabel 3

No

Perma Nomor 1 Tahun 2008

Perma Nomor 1 Tahun 2016

1

Lama Proses mediasi selama 40 hari (Pasal 13 ayat(3) ) dapat

diperpanjang 14 hari

Lama Proses mediasi selama 30 hari (Pasal 3 ayat (6) ) dapat diperpanjang

30 hari 2

bull Pasal 12 ayat (1) hanya mewajibkan para pihak untuk beriktikad baik selama proses mediasi

bull Pasal 12 ayat (2) tidak penjelasan bagaimana bentuk pihak yang tidak beriktikad baikhanya menyatakan pihak yang tidak beriktikad baik dapat mengundurkan diri

bull Wajib menempuh iktikad baik selama mediasi (Pasal 7 ayat (1)

bull Pasal 7 ayat 2 huruf a sampai e penjelasan mengenai bentuk iktikad tidak baik Dalam Perma sebelumnya tidak ada penjelasannya

3

Tidak ada pasal yang mengatur mengenai akibat hukum bagi

pihak yang tidak beriktikad baik

bull Pasal 22 ayat 1 sampai 5 mengenai penjelasan akibat hukum bagi penggugat yang tidak beriktikad baik

bull Pasal 23 ayat 1 sampai 8 penjelasan mengenai akibat hukum bagi tergugat yang tidak beriktikad baik

4

Tidak ada pasal yang mengatur para pihak wajib hadir secara

langsung selama proses mediasi

bull Kewajiban menghadiri langsung pertemuan mediasi dengan atau tanpa kuasa hukum (Pasal 6 ayat 1)

bull Komunikasi audio visual dianggap sebagai kehadiran langsung bagi para pihak (Pasal 6 ayat 2)

bull Ketidakhadiran para pihak secara langsung dibolehkan berdasarkan alasan yang sah (Pasal 6 ayat 3) dan penjelasannya pada (Pasal 6 ayat 4 huruf a sampai d)

51

2 Kualifikasi Mediator

Mediator adalah pihak ketiga yang membantu dan mencarikan solusi

terbaik bagi para pihak dalam menyelesaikan perkaranya Salah satu faktor

pendukung keberhasilan dalam proses mediasi adalah peran seorang

mediator Fungsi daripada mediator adalah menjadi penengahmencari

solusi tentang sengketa yang dihadapi Oleh karena itu kecakapan dan

keterampilan seorang mediator mempunyai peran penting agar proses

mediasi dapat berjalan dengan efektif dan semestinya sesuai dengan

PERMA Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan

Pasal 9 dalam PERMA Nomor 1 Tahun 2008 menjelaskan mengenai

daftar mediator Pasal 9 ayat (1) yaitu

(1) Untuk memudahkan para pihak memilih mediator Ketua Pengadilan menyediakan daftar mediator yang memuat sekurang-kurangnya 5 (lima) nama mediator dan disertai dengan latarbelakang pendidikan atau pengalaman para mediator

Peneliti telah melalukan kunjungan dan observasi ke tempat penelitian yang

dituju yaitu Pengadilan Agama Karawang Peneliti telah melihat bahwa

Ketua Pengadilan Agama Karawang telah menyediakan daftar mediator

disertai dengan latar belakang para mediator namun peneliti tidak

mendapati pengalaman masing-masing mediator yang dimaksud dalam

Pasal 9 ayat (1) PERMA Nomor 1 Tahun 2008 Berikut adalah daftar

mediator yang bersumber dari Yuyu Yuliani SAgMH

52

Tabel 4

DAFTAR MEDIATOR PENGADILAN AGAMA KARAWANG

No Nama Lengkap Jabatan Pendidikan

1 Drs H M Yusuf SHMH Hakim Madya Utama Ketua S2

2 Drs H Mohamad Yamin SHMH Hakim Madya UtamaKetua S2

3 Dra Suherni MH Hakim Madya Utama S2

4 Dra Rosniati MH Hakim Madya Utama S2

5 Drs Hasan Basri SHMH Hakim Madya Muda S2

6 DraRatna Jumilah MH Hakim Madya Muda S2

7 Dra Hj Dadah Holidah MH Hakim Madya Muda S2

8 Dra Elfina Fitriani Hakim Madya Muda S1

9 Drs H Abis MH Hakim Madya Muda S2

10 Dra Alia Al Hasnah MH Hakim Madya Pratama S2

11 Drs Candra Triswangga Hakim Madya Pratama S1

12 Dra Hj Siti Sabihah SHMH Hakim Madya Pratama S2

13 Drs Humaidi Yusuf Hakim Madya Pratama S1

14 Drs Jajang Suherman SH Hakim Madya Pratama S1

15 Dr H Farid Ismail SHMH Hakim Utama Muda S3

Sumber diperoleh dari Yuyu Yuliani SAgMH Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat

Di atas adalah daftar-daftar mediator di Pengadilan Agama Karawang

Dari semua mediator yang terdapat pada daftar mediator peneliti telah

melakukan wawancara kepada 4 (empat) mediator diantaranya

53

DraRosniati MH Drs Hasan Basri SHMH Dra Ratna Jumilah MH

Dra Elfina Fitriani Dari semua mediator yang telah peneliti wawancara

terdapat 1 mediator yang tidak bersertifikat dan belum mengikuti pelatihan

mediator yaitu DraRosniati MH Tiga mediator lainnya telah mengikuti

pelatihan mediator di Mega Mendung Bogor13

Peneliti melihat dalam Pasal selanjutnya yaitu Pasal 9 ayat (2) sampai

(6) tentang kualifikasi mediator sebagai berikut

(2) Ketua pengadilan menempatkan nama-nama hakim yang telah memiliki sertifikat dalam daftar mediator

(3) Jika dalam wilayah pengadilan yang bersangkutan tidak ada mediator yang bersertifikat semua hakim pada pengadilan yang bersangkutan dapat ditempatkan dalam daftar mediator

(4) Mediator bukan hakim yang bersertifikat dapat mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan agar namanya ditempatkan dalam daftar mediator pada pengadilan yang bersangkutan

(5) Setelah memeriksa dan memastikan keabsahan sertifikat Ketua Pengadilan menempatkan nama pemohon dalam daftar mediator

(6) Ketua Pengadilan setiap tahun mengevaluasi dan memperbarui daftar mediator

Pengadilan Agama Karawang tidak memiliki mediator di luar hakim

dikarenakan kurangnya mediator yang memiliki sertifikat terlebih apabila

mediator di luar Hakim harus bersertifikat14 Semua Hakim yang ada di

Pengadilan Agama Karawang merangkap juga sebagai mediator15

Walaupun seorang hakim tidak memiliki sertifikasi mediator sesuai dengan

13 Wawancara dengan Dra Ratna Jumilah MH Drs H Hasan Bashri SHMH Dra

Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang pada tanggal 7 dan 9 November 2016

14 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

15 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

54

PERMA ini pada pasal 9 ayat (3) otomatis dapat menjadi mediator16 Para

Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang menjadi mediator

berdasarkan surat keputusan (SK) dari Ketua Pengadilan Agama

Karawang17

Ketua Pengadilan Agama setiap tahun mengevaluasi daftar mediator

Begitu pula setiap tahun daftar mediator dapat berubah-ubah apabila

adanya mutasi tugas berhalangan tetap ketidakaktifan setelah penugasan

dan pelanggaran atas pedoman perilaku Hal ini sesuai dengan Pasal 9 ayat

(7) dalam PERMA ini

Seluruh hakim Pengadilan Agama yang tidak memiliki sertifikat

dikarenakan belum mengikuti pelatihan mediasi yang diadakan oleh

Mahkamah Agung RI18 Pelatihan mediator yang diadakan oleh Mahkamah

Agung jumlahnya terbatas karena berskala nasional sehingga peserta yang

ikutpun sangat terbatas Seharusnya Mahkamah Agung memberikan

pelatihan mediasi kepada seluruh hakim di Pengadilan agar

a Dapat maksimal ketika melakukan mediasi Ketika Hakim telah

diberikan pelatihan mediasi diharapkan dapat menjalankan fungsi

mediator secara maksimal sesuai dengan ketentuan yang telah diatur

16 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 17 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani dan Dra Rosniati MH Haki m Mediator

Pengadilan Agama Karawang pada tanggal 9 November 2016 18 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

55

b Menambah keterampilan hakim saat melakukan mediasi Walaupun

hakim tanpa sertifikat mediator lalu menjadi mediator hal itu dapat

dibenarkan karena hakim dapat merangkap sebagai mediator Akan

tetapi tetap saja untuk memaksimal fungsi dan peran mediator seorang

hakim harus mengikuti pelatihan mediator yang diadakan oleh

Mahkamah Agung RI ketika kekurangan sumber daya mediator

sehingga kesiapan Hakim maksimal ketika Ketua Pengadilan menunjuk

Hakim sebagai mediator Namun pada dasarnya sulit membiasakan

hakim untuk menjadi mediator karena sifat seorang hakim adalah

memutus akan tetapi mediator hanya bersifat sebagai pihak ketiga yang

menengahi Dikhawatirkan sifat hakim yang terbiasa memutus terbawa

saat proses mediasi yang hanya berperan sebagai penengah bukan

memutus19 Karena itu sebisa mungkin seharusnya hakim tidak boleh

menjadi mediator Sangat tipis sekali hakim tersebut membedakan

antara menjadi hakim dan menjadi mediator terkadang terpengaruh20

c Mediasi berjalan efektif Pada dasarnya banyak faktor yang melatar

belakangi efektifnya mediasi Namun Keterampilan dan kemampuan

dari mediator adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat

keberhasilan mediasi terutama yang sudah bersertifikat21

19 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 20 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 21 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan

Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

56

3 Fasilitas dan Sarana

Fasilitas dan sarana adalah salah satu instrumen yang dibutuhkan

dalam melaksanakan proses mediasi Setiap Pengadilan Tingkat Pertama

diharapkan memiliki fasilitas dan sarana dalam proses mediasi yaitu tempat

atau ruangan khusus mediasi Hal ini untuk menunjang keberhasilan dari

pada mediasi Mediasi dapat diselenggarakan di salah satu ruangan

Pengadilan Tingkat Pertama sesuai dengan pasal 20 ayat (1) PERMA ini

Namun dapat juga diselenggarakan di tempat lain apabila disepakati oleh

para pihak

Pengadilan Agama Karawang memiliki fasilitas dan sarana untuk

melakukan proses mediasi yaitu ruangan khusus untuk mediasi Dengan

ruangan berukuran 4 m x 6 m dilengkap dengan beberapa tempat duduk dan

satu meja persegi disertai dengan alat pendingin ruangan atau air

conditioner (AC) Jadi di ruangan tersebut hanya bisa diselenggarakan satu

proses mediasi

Ruangan mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah cukup

memadai namun belum termasuk yang ideal22 Idealnya ruangan mediasi

adalah

a Ruangan yang luas Hal ini agar para pihak nyaman saat proses mediasi

berjalan Ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang masih sempit

artinya ruangan tersebut belum dikategorikan ideal

22 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

57

b Ruangan yang tertata dengan rapi yang dilengkapi dengan kursi-kursi

serta meja bundar agar para pihak dapat saling berhadapan saat proses

mediasi berlangsung23

c Ruangan yang memiliki air conditioner (AC) Ketika ruangan sejuk dan

dingin dapat mencairkan suasana Para pihak yang sebelumnya dalam

keadaan merasa tidak baik ketika masuk ke dalam ruangan tersebut

bisa menjadi merasa sedikit lebih baik yang dapat mempengaruhi

suasana hati dan pikiran para pihak24

d Adanya bingkai pajangan keluarga harmonis Hal ini juga dapat

mempengaruhi suasana hati dan pikiran para pihak25 Namun di

Pengadilan Agama Karawang belum terdapat hal ini Hanya ada

bingkai pajangan dengan simbol saling berjabat tangan Itu hanya

melambangkan simbol perdamaian secara umum26

Untuk kemudahan para pihak dalam menjalani proses mediasi sebelum

memasuki ruang mediasi terpampang jadwal mediator Dalam daftar tersebut

terdapat nama-nama mediator namun tidak disertai dengan keterangan latar

belakang pendidikan masing-masing mediator Setiap harinya terdapat 3 mediator

yang disediakan Semuanya berasal dari hakim yang merangkap sebagai mediator

23 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 24 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 25 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 26 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

58

Hal ini dikarenakan Pengadilan Agama Karawang tidak memiliki mediator di luar

hakim Berikut jadwal hakim mediator Pengadilan Agama Karawang

Tabel 5

NO

HARI

MEDIATOR

KETERANGAN

1 2 3 4

1

SENIN

1DRA ALIA AL HASNA MH

2DRS HUMAIDI YUSUF

3DRS CANDRA TRISWANGGA

2

SELASA

1DRSHMYUSUF SH MH

2DRAHJSITI SABIHAH SH MH

3DRAHJERAWATI SH MH

3

RABU

1DRSHMOHAMAD YAMIN SHMH

2DRARATNA JUMILAH MH

3DRSHABDILLAH SH MH

1DRAHJROSNIATI MH

59

4 KAMIS 2DRAELFINA FITRIANI

3DRAHJDADAH HOLIDAH MH

5

JUMrsquoAT

1DRSHASAN BASRI SH MH

2DRSHABID MH

3DRSJAJANG SUHERMAN SH

Sumber diperoleh dari Yuyu Yuliani SAgMH Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat

4 Kepatuhan Masyarakat

Berkaitan dengan kepatuhan masyarakat peneliti memberikan

beberapa catatan atas sikap para pihak selama melakukan proses mediasi

yang mempengaruhi kepatuhan para pihak dalam menjalani proses mediasi

yaitu sebagai berikut

a Rata-rata orang-orang yang datang berperkara ke Pengadilan Agama

khusus dalam perkara perceraian ini sangat sulit untuk disatukan

kembali terlebih apabila salah satu pihak ada yang melakukan

perselingkuhan27

b Sikap egois para pihak sehingga menyulitkan mediator untuk

mendamaikan dan mendalami permasalah yang dihadapi para pihak

27 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

60

c Sikap para pihak yang terkadang tidak mengikuti peraturan mediasi

yang telah disepakati28 Hal ini mengakibatkan tidak efektifnya proses

mediasi

d Biasanya jauh sebelum para pihak mendaftarkan perkara dan mengikuti

persidangan sering kali mereka sudah bersepakat untuk memutus

ikatan pernikahan29 Akhirnya mediator pun sulit untuk mendamaikan

kembali bahkan gagal

e Sikap para pihak yang kooperatif Namun hal ini mereka lakukan agar

proses mediasi cepat selesai dan berlanjut kepada tahap persidangan30

Mereka melakukan hal ini hanya sebagai formalitas

5 Kebudayaan

Berkaitan dengan kebudayaan dalam skripsi ini adalah mengenai

budaya masyarakat muslim yang berperkara di Pengadilan Agama Hal ini

sesuai dengan Pasal 1 butir (1) Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009

Tentang Peradilan Agama Pasal tersebut berbunyi

1 Peradilan Agama adalah peradilan nagi orang-orang yang beragama

islam

Menurut pasal ini Pengadilan Agama adalah wadah bagi orang-orang yang

ingin berperkara khusus untuk orang-orang atau masyarakat yang beragam

islam

28 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 29 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 30 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

61

Penulis melihat ada kecenderungan kenaikan angka perceraian dalam

empat tahun terakhir Berikut adalah angka perceraian selama 4 tahun

terakhir

Tabel 6

DIAGRAM PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA 4

TAHUN TERAKHIR31

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa angka perceraian dari tahun ke

tahun terus mengalami peningkatan baik pada perkara cerai talak maupun

cerai gugat Namun diantara kedua jenis perkara tersebut angka cerai gugat

jauh mendominasi dibandingkan dengan cerai talak Pada tahun 2012 pada

perkara cerai talak terdapat 89683 perkara yang diputus sedangkan pada

cerai gugat terdapat 206102 perkara Pada tahun 2013 terdapat 94715

perkara cerai gugat dan 221460 pada perkara cerai gugat Selanjutnya pada

tahun 2014 pada cerai talak terdapat 99536 perkara dan 243334 pada

perkara cerai gugat Kemudian pada tahun 2015 terdapat 98602 perkara

31 httpbadilagmahkamahagunggoidrekap-perkara-diterima-dan-diputus

050000

100000

150000

200000

250000

300000

2012 2013 2014 2015

89683 94715 99536 98602

206102 221460 243334 252885

cerai talak

cerai gugat

62

cerai talak dan 252885 pada perkara cerai gugat Dari setiap tahunnya

jumlah perkara cerai gugat lebih dari 2 kali lipat jumlah perkara cerai talak

Perbedaan jumlah angka ini sangat signifikan dan menunjukkan bahwa

betapa tingginya angka perceraian di Indonesia terutama dalam perkara

cerai gugat Bisa disimpulkan bahwa angka perceraian dari tahun ke tahun

terus mengalami peningkatan

C Tingkat Keberhasilan Mediasi

Pada pembahasan ini peneliti membatasi penelitian hanya pada tahun 2015

Data yang diambil bersumber dari laporan bulanan yang kemudian dirangkum

menjadi laporan tahunan Pengadilan Agama Karawang Di dalam laporan

tersebut dapat diketahui berapa jumlah perkara yang dimediasi setiap bulannya

dan berapa jumlah perkara yang berhasil dan gagal untuk dimediasi Berikut

adalah laporan pembukuan mediasi di Pengadilan Agama Karawang tahun 2015

Tabel 7

LAPORAN TAHUNAN MEDIASI PENGADILAN AGAMA

KARAWANG TAHUN 2015

NO

BULAN

JUMLAH PERKARA

KETERANGAN

BERHASIL TIDAK BERHASIL

1 Januari 28 0 28

2 Februari 18 0 18

3 Maret 20 1 19

4 April 25 0 25

5 Mei 21 0 21

63

6 Juni 18 0 18

7 Juli 18 0 18

8 Agustus 23 1 22

9 September 27 2 25

10 Oktober 35 1 34

11 November 31 0 31

12 Desember 25 0 25

TOTAL 289 5 284

Untuk mengetahui prosentase keberhasilan mediasi dalam satu tahun pada

tabel di atas dapat digunakan rumus sebagai berikut 32

119869119906119898119897119886ℎ 119901119890119903119896119886119903119886 119910119886119899119892 119889119894119888119886119887119906119905119869119906119898119897119886ℎ 119901119890119903119896119886119903119886 119910119886119899119892 119889119894119901119906119905119906119904

X 100

Berdasarkan rumus di atas dapat ditentukan prosentasi keberhasilan mediasi

perceraian di Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015 sebagai berikut

5284

X 100 = 176

Maka dapat diketahui prosentase tingkat keberhasilan perkara yang berhasil

dimediasi adalah sebesar 176 Hal ini membuktikan bahwa tingkat

keberhasilan mediasi di Pengadilan Agama Karawang pada tahun 2015 sangatlah

jauh dari apa yang diharapkan Dengan hasil tersebut membuktikan bahwa

32 http wwwbadilagnet data ARTIKEL Mencari 20 tolak 20 ukur 20 hasil

20 Mediasipdf

64

mediasi di Pengadilan Agama Karawang pada tahun 2015 belum efektif Ini

sangat berbanding terbalik dengan prosentase kegagalannya sebesar 9824

D Faktor Pendukung dan Penghambat Keberhasilan Mediasi

Tentunya dalam berjalannya proses mediasi ada faktor pendukung dan

penghambat keberhasilan mediasi Berikut adalah beberapa faktor-faktor

keberhasilan mediasi

a Para Pihak Bersifat Kooperatif

Artinya adalah mereka para pihak dapat mematuhi peraturan dalam

proses mediasi yang telah disepakati sebelumnya33 Hal ini harus dilakukan

karena kebanyakan para pihak yang berperkara ketika suasana hatinya tidak

baik tidak dapat mengontrol emosi sehingga peraturan yang telah disepakati

sebelumnya tidak dipatuhi dan proses mediasi tidak berjalan efektif

b Kecakapan dan Penampilan

Cara penyampaian dan gaya bahasa mediator yang mudah dipahami

sangat mendukung keberhasilan mediasi terutama mediator yang

bersertifikat34 Ketika seorang mediator telah bersertifikat setidaknya dia

telah mengkuti serta mempelajari bagaimana cara berkomunikasi cara

menggali infomasi dan berhadapan dengan para pihak yang berbeda-beda

karakter

33 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 34 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan

Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

65

Begitu juga penampilan mediator yang berwibawa dan meyakinkan

dapat menjadi faktor keberhasilan mediasi karena dapat meyakinkan dan

menimbulkan kepercayaan terhadap para pihak35

c Latar Belakang Pendidikan dan Lingkungan dimana para pihak tinggal

Latar belakang pendidikan mempunyai pengaruh terhadap pola pikir

para pihak ketika menghadapi suatu permasalahan dalam hal ini khususnya

adalah perkara perceraian serta lingkungan dimana para pihak tinggal juga

dapat mempengaruhi pola pikir para pihak Ketika latar belakang

pendidikan dan lingkungan baik maka pola pikir para pihak juga akan baik

dan positif ketika menghadapi suatu perkara36

d Mengingat Anak

Faktor mengingat anak dapat mendukung keberhasilan mediasi karena

para pihak akan berfikir ulang ketika mereka berceraian bagaimana nasib

anak-anak mereka apabila bercerai37 Hal ini bagi mereka yang sudah

memiliki anak dari hasil perkawinan yang mereka laksanakan

e Kondisi Ruang atau Tempat Mediasi

Ketika kondisi tempat atau ruang nyaman hal ini juga dapat

mempengaruhi keberhasilan mediasi karena dapat merubah mindset para

pihak dalam berfikir Contoh ketika berada di ruangan ruangan tersebut

35 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 36 Kedua faktor tersebut hasil wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator

Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 37 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

66

ditata dengan rapih dan menggunakan pendingin ruangan atau AC (Air

Conditioner) yang dapat membuat para pihak nyaman38

f Iktikad Baik Para Pihak

Sehebat dan sekeras apapun usaha seorang mediator untuk

mendamaikan tidak akan berhasil apabila tidak didukung iktikad baik para

pihak terutama dari pihak penggugat agar mau menerima kembali pihak

tergugat untuk hidup bersama39

Berikut adalah beberapa faktor penghambat terhadap keberhasilan mediasi

a Keinginan Kuat Para Pihak Untuk Bercerai

Hal ini terjadi biasanya ketika salah satu atau kedua belah pihak

tidak mau bermusyawarah Misalnya salah satu pihak menuruti pihak

lawan yang ingin bercerai itu sudah dipastikan akan gagal untuk

dimediasi40

b Konflik Yang Sudah Meruncing

Konflik yang sudah meruncing dan berlarut-larut diantara para

pihak akan menghambat keberhasilan mediasi Apabila salah satu pihak

ada yang berkeinginan untuk berdamai masih ada kesempatan untuk

dimediasi Akan tetapi apabila keduanya sudah tidak ingin untuk

berdamai maka akan sangat sulit dimediasi41

38 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan

Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 39 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 40 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 41 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

67

c Psikologis atau kejiwaan para pihak

Kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya

sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang

mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan

perceraian ini42

42 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

68

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan terdapat beberapa

kesimpulan yang dapat dikemukakan

1 Efektivitas mediasi yang dilaksanakan di Pengadilan Agama Karawang belum

efektif karena tingkat keberhasilannya masih sangat rendah

2 Faktor-faktor pendukung keberhasilan mediasi adalah

a Para Pihak Bersifat Kooperatif Artinya adalah mereka para pihak dapat

mematuhi peraturan dalam proses mediasi yang telah disepakati

sebelumnya Hal ini harus dilakukan karena kebanyakan para pihak yang

berperkara ketika suasana hatinya tidak baik tidak dapat mengontrol emosi

sehingga peraturan yang telah disepakati sebelumnya tidak dipatuhi dan

proses mediasi tidak berjalan efektif

b Kecakapan dan Penampilan Cara penyampaian dan gaya bahasa mediator

yang mudah dipahami sangat mendukung keberhasilan mediasi terutama

mediator yang bersertifikat Ketika seorang mediator telah bersertifikat

setidaknya dia telah mengkuti serta mempelajari bagaimana cara

berkomunikasi cara menggali infomasi dan berhadapan dengan para pihak

yang berbeda-beda karakter Begitu juga penampilan mediator yang

berwibawa dan meyakinkan dapat menjadi faktor keberhasilan mediasi

69

karena dapat meyakinkan dan menimbulkan kepercayaan terhadap para

pihak

c Latar Belakang Pendidikan dan Lingkungan dimana para pihak tinggal

Latar belakang pendidikan mempunyai pengaruh terhadap pola pikir para

pihak ketika menghadapi suatu permasalahan dalam hal ini khususnya

adalah perkara perceraian serta lingkungan dimana para pihak tinggal juga

dapat mempengaruhi pola pikir para pihak Ketika latar belakang

pendidikan dan lingkungan baik maka pola pikir para pihak juga akan

baik dan positif ketika menghadapi suatu perkara

d Mengingat Anak Faktor mengingat anak dapat mendukung keberhasilan

mediasi karena para pihak akan berfikir ulang ketika mereka berceraian

bagaimana nasib anak-anak mereka apabila bercerai

e Kondisi Ruang atau Tempat Mediasi Ketika kondisi tempat atau ruang

nyaman hal ini juga dapat mempengaruhi keberhasilan mediasi karena

dapat merubah mindset para pihak dalam berfikir Contoh ketika berada di

ruangan ruangan tersebut ditata dengan rapih dan menggunakan pendingin

ruangan atau AC (Air Conditioner) yang dapat membuat para pihak

nyaman

f Iktikad Baik Para Pihak Sehebat dan sekeras apapun usaha seorang

mediator untuk mendamaikan tidak akan berhasil apabila tidak didukung

iktikad baik para pihak terutama dari pihak penggugat agar mau menerima

kembali pihak tergugat untuk hidup bersama

70

3 Faktor-faktor penghambat mediasi adalah

a Keinginan Kuat Para Pihak Untuk Bercerai Hal ini terjadi biasanya ketika

salah satu atau kedua belah pihak tidak mau bermusyawarah Misalnya

salah satu pihak menuruti pihak lawan yang ingin bercerai itu sudah

dipastikan akan gagal untuk dimediasi

b Konflik Yang Sudah Meruncing Konflik yang sudah meruncing dan

berlarut-larut diantara para pihak akan menghambat keberhasilan mediasi

Apabila salah satu pihak ada yang berkeinginan untuk berdamai masih

ada kesempatan untuk dimediasi Akan tetapi apabila keduanya sudah

tidak ingin untuk berdamai maka akan sangat sulit dimediasi

c Psikologis atau kejiwaan para pihak Kekecewaan yang berat salah satu

pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa

terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri

ikatan dengan jalan perceraian ini

B Saran

Pada bagian akhir skripsi ini penulis ingin memberikan saran-saran kepada

beberapa pihak atau instansi yang terkait yaitu sebagai berikut

1 Kepada Pemerintah dalam hal ini Kementrian Agama yang membawahi

Kantor Urusan Agama atau biasa disebut KUA mewajibkan kepada calon

pasangan suami isteri yang akan menikah untuk mengikuti bimbingan dan

pembinaan tentang pernikahan untuk menciptakan rumah tangga sakinah

mawaddah wa rahmah sesuai dengan tujuan pernikahan Karena sampai

saat ini hal tersebut hanya bersifat anjuran Hal ini dilakukan agar pasangan

71

yang akan menikah memiliki bekal dan pengetahuan yang cukup serta

membentuk mental yang baik bagi para calon pasangan suami isteri Ini

adalah modal utama agar para pasangan suami isteri terhindar dari perkara

perceraian

2 Kepada Mahkamah Agung ada dua saran yang ingin penulis berikan yaitu

sebagai berikut

a Mahkamah Agung agar mengadakan pelatihan lebih intensif kepada

hakim mediator khususnya bagi hakim yang belum bersertifikasi

sehingga seluruh hakim telah mengikuti dan memiliki sertifikat

tersebut karena kecakapan mediator adalah salah satu faktor

pendukung keberhasilan dalam mediasi

b Agar Mahkamah Agung mengeluarkan PERMA yang menjelaskan

tentang kriteria keberhasilan hakim dan insentif bagi hakim yang

berhasil menjalankan fungsinya sebagai mediator karena hal itu adalah

upaya luar biasa sehingga layak dan patut untuk diberikan insentif

Juga untuk memotivasi para hakim agar lebih bersungguh-sungguh

dalam menjalankan fungsinya sebagai mediator yang berdampak

dapat meningkatkan keberhasilan dalam proses mediasi Pada

kenyataanya sampai saat ini Mahkamah Agung belum menjelaskan

regulasi tersebut di dalam PERMA

3 Kepada para hakim yang ditetapkan menjadi mediator agar dengan

sungguh-sungguh menjalankan fungsinya sebagai mediator tidak hanya

sekedar formalitas belaka karena diamanatkan oleh PERMA

72

DAFTAR PUSTAKA

Abbas Syahrizal Mediasi dalam Perspektif Hukum Syariah Hukum Adat dan

Hukum Nasional Jakarta Kencana 2009

Astarini Dwi Rezki SriMediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian

Sengketa Berdasarkan Asas Peradilan Cepat Sederhana Biaya Ringan

BandungPT Alumni 2013

Abdurrasyid Priyatna Arbitase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Suatu

Pengantar Jakarta Fikahati Anesta 2002

Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Al-Sheikh Lubaabut Tafsiir

Min Ibni Katsir terj M Abdul Ghoffar Juz 5 Bogor Pustaka Imam Asy-Syafirsquoi

2003

Amriani Nurnaningsih Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di

Pengadilan Jakarta PT RajaGrafindo Persada 2011

Al-Husain Ahmad Fathul Qariib Al-Mujiib Mesir Thaha Putra Semarang 1934

Ali Zainuddin Sosiologi Hukum Jakarta Sinar Grafika 2012

Ali Achmad Menguak Teori Hukum dan Teori Peradilan Vol 1 Jakarta

Kencana 2010

Amir M Abdul Kamus Istilah Islam Jakarta Pustaka Firdaus 1994

Dawson Roger Seni Negosiasi (Secret of Power Negotiating) Jakarta Gramedia

Pustaka 2010

Emirzon Joni Alternatif Penyelesaian Sengketa diluar Pengadilan (Negosiasi

Mediasi Konsiliasi dan Arbitrase) Jakarta Gramedia Pustaka Utama

2000

73

Hidayatulloh Efektivitas Mediasi Dalam Perkara Perceraian di Pengadilan

Agama Depok Skripsi Fakultas Syarirsquoah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2011

Kriekhoff Valerine Mediasi Sebagai Bentuk Penyelesaian Sengketa keluarga

Pustaka Dunia 2012

Lumbuun Ronald S Perma RI Wujud Kerancuan Antara Praktik Pembagian dan

Pemisahan Kekuasaan Jakarta Raja Grafindo Persada 2011

Manan Bagir Mediasi Sebagai Alternatif Menyelesaikan Sengketa Varia

Peradilan No 24 8 Juli 2008

Rahmadi Takdir Mediasi Penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan Mufakat

Jakarta Raja Grafindo Persada 2010

Rahman Ghazaly Abdur Fiqh Munakahat Jakarta Kencana Prenada Media

Group 2006

Sabiq Sayyid Fiqh Al-sunnah Kairo Al-Fath Lil Irsquolam Al-lsquoArobi 1972

JMoleong Lexy Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2009

Sari M Efektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara Perceraian di

Pengadilan Agama Maros Skripsi Fakultas Hukum Universitas

Hasanuddin Makassar 2014

Shihab M Quraish Tafsir Al-Mishbah Jakarta Lentera Hati 2007

Soekanto Soerjono Pokok-Pokok Sosiologi Hukum Cet V Jakarta Raja Grafindo

Persada 2014

Sutadi Mariana Pendayagunaan Perdamaian Menurut Pasal 130 HIR154 RBg

dan Potensinya dalam Mewujudkan Keadilan yang Cepat Sederhana dan

Biaya Ringan Jakarta Pusat Pengkajian Hukum dan Mahkamah Agung RI

2005

74

Soekanto Soerjono Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum Jakarta

PTRaja Grafindo Persada 2008

Syarifuddin Amir Ushul Fiqh Jilid II cet6 Jakarta Kencana 2011

Soekanto Soerjono Penegakan Hukum Bandung Bina Cipta 1983

Tim Penyusun Pusat Bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta Balai

Pustaka 1990

Usman Rachmadi Mediasi di Pengadilan Dalam Teori Dan Praktik Jakarta

Sinar Grafika 2012

Widyana I Made Alternatif Penyelesaian Sengketa (ADR) Jakarta Fikahati

Anesta 2009

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Perauran Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur

Mediasi di Pengadilan

Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Prosedur

Mediasi di Pengadilan

Inpres Nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam

Rechtsreglement Buitengewesten (RBg)

Het Herziene Indonesich Reglement (HIR)

Jurnal

75

Nurhasanah dan Rozalinda (2014) ldquoPersepsi Perempuan Terhadap Perceraianrdquo

Kafarsquoah Jurnal Ilmiah kajian Gender Vol 4 (No2) hal 2

Fachrina dan Rinaldi Eka Putra (2013) ldquoUpaya Pencegahan Perceraian Berbasis

Keluarga Luas dan Institusi lokal dalam Masyarakat Minangkabau di

Sumatera Baratrdquo Antropologi Indonesia Vol 34 (No2) hal 5

Internet

Angka Perceraian di Indonesia Tertinggi Dibanding Negara Islam lain 2007

http wwweramuslimcom berita nasional angka- perceraian- di- indonesia-

tertinggi- dibanding- negara- islam- lainhtm diakses pada 9 Juni 2016 jam

1612 WIB

Takariawan Cahyadi Di Indonesia 40 Perceraian Setiap Jam 2015 http

wwwkompasianacom pakcah di- indonesia- 40- perceraian- setiap-

jam_54f357c07455137a2b6c7115 diakses 9 Juni 2016 jam 2348

Cerai Paling Banyak di Jawa Barat http wwwantaranewscom berita 270213

cerai- paling- banyak- di- jawa-barat diakses pada 9 Juni 2016 jam 2259

Budiman Asep 2016 Kasus Cerai Indramayu tertinggi di Indonesia http

wwwpikiran-rakyatcom jawa-barat 2016 03 15 364250 kasus- cerai-

indramayu -tertinggi- di- indonesia diakses 9 Juni 2016 jam 2330

Harahap Syahrizal Hadi http wwwmedanbisnisdailycom news read 2015

1230207187kursus-perkawinan-dan-upaya-mencegah-perceraian diakses

11 Juni 2016 jam 0600

httpwwwpa-karawanggoid diakses pada tanggal 12 Juni 2016jam 2109

Ray Pratama Siadari Teori Efektivitas diakses dari http raypratamablogspotsg

201411teori-efektifitashtml diakses pada tanggal 13 Oktober 2016 pukul 0033

httpbadilagmahkamahagunggoidrekap-perkara-diterima-dan-diputus

httpwwwbadilagnetdataARTIKELMencari20tolak20ukur20hasil20

Mediasipdf

Lampiran 1

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Drs H Hasan Bashri SHMH

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Sejak februari 2016

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H Ketua pengadilan agama karawang

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Ya2009 di Mega Mendung Bogor

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Perma ini mengikat hanya bagi orang2 yg berperkarasetiap yg berperkara berdasarkan revisi Perma No1 Tahun 2016 ini Setiap berperkara khusus utk perceraian wajib menempuh mediasi terlebih dahulukalo tdk putusannya batal demi hukum

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Ya sudah Jadi setiap kita warga PA ada perwakilan untuk mengahadiri sosialisasi iniYa cukup berpengaruhada perbedaan dari pada Perma sebelumnya Ada progresnya walaupun tidak signifikan

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Saya belum tau apakah ada upaya peningkatan menjadi UUmungkin nanti akan ada perubahan menuju kesana sebab ini suatu kewajiban juga

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Yaa baguscukup efektif

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Para pihak antusiasrata2 para pihak ingin dimediasiresponnya baik Tingkat keberhasilannya lumayan Terutama pihak tergugat yg merasa keberatan dgn tuntutan

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Mendamaikan kedua belah pihak yg berperkara utk menuju ke arah perdamaian supaya mereka damai Fungsinya mediator

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi

H Di dalam memang selalu diupayakan penasehatan perdamaiankarena di ruang sidang itu waktunya terbatas dan singkat Kita juga dibatasi dgn perkara yg cukup banyak

11 Mengapa mediasi hraus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Sebab ada hal yg terkadang secret apabila menyangkut perceraianmakanya sidangnya tertutup Ini masalah sangat privasi dan khalayak umum tdk boleh taukarena aib juga Sesuai dgn perma diberikan waktu kurang lbh 40 hari kerja Kami melakukan mediasi tidak hanya 1 atau 2 kali bahkan bisa 4 sampai 5 kali apabila kita melihat masih ada celah utk didamaikan Bahkan harinya bisa ditambah tentunya atas seizin ketua mejalis hakim

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Ketika hal ini terjadibiasanya kita melakukan kaukus Biasanya mereka lbh terbukakarena kalo kita hadirkan mereka berduka biasanya cenderung agak tertutup juga Ini adalah jalan terbaik utk mengetahui apa sih yg sebenarnya terjadi

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya H Pengaruhnya cukup besar jugasebab ketika kaukus mereka lebih terbuka dlm persoalan yg sebenarnya terjadi Kadang2 didepan pihak agak malu dll apalgi kalo para pihak nya tempramental Tp begitu lewat kaukus mereka lebih terbuka kadang2 Sering terjadi hal seperti ini Hal ini sangat penting karena utk menggali persoalan yg sebenarnya terjadi

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H Pertama Kemampuan mediator juga berpengaruh terutama mereka yg sudah bersertifikasi Kedua kesungguhan dari mediator Respon dan keinginan kedua belah pihak juga sangat penting Termasuk juga suasana ruangan mediasi mempunyai pengaruh penting terhadap keberhasil Didesain dgn rapiber ACjadi ketika masuk itu orang2 merasa enak dan nyamandapat merubah mindset mereka juga Kalo ruangannya panasga mumpuni Maka demikian kita berharap Pemerintah menyediakan tmpt khusus utk mediasi yg representatif Faktor kegagalan yaa sebaliknyahehe

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan Biasanya seperti itu sepengatahuan saya selama menjadi mediator

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Yaa sangat penting Harus juga dia memiliki bekal itu sebab itu terkait sekali dgn masalah keluarga Ttg pskologi harus dikuasai oleh hakimbaik dia sebagai hakim

maupun sebagai mediatortapi itu hanya bersifat anjuransebab dlm persyaratan blm ada ketentuan sprti itu Namun secara mafhumnya kita harus mengetahui lah

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Pertama adalah tempat pastinya Utk tempat alhamdulillah bisa kita katakan cukup memadai

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Dulu begitu maunya MA tapi sampai hari ini blm jelas juga reward nya apabelum ada aturan mengenai hal iniitu baru wacana aja Harusnya adasebab itu adalah upaya luar biasa Seperti di negara jepang aja itu reward nya luar biasa Mungkin kalo ada dapat memotivasi hakim juga untuk memediasi dgn lbh baik

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Yaa sudah lumaya ideal lah kalo sgtu

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa H Khusus utk di PA karawang tidak menyediakantp di PA yg lain saya tahu menyediakanuntuk masalah knpa nya saya kurang tau juga yaa Yang jelas ketika Pengadilan saya yg sebelumnya di Cibinong ada

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Rata2 responnya baik dan mau dimediasi tapi 1 atau 2 ada kadang yg menolak Memang harus maukalo tdk batal demi hukum

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Terlepas dari dia tau atau tidak yaayg jelas setiap kali kita perintahkan mereka siap Apalagi bagi mereka yg sudah membawa kuasa hukum atau pengacara karena sebelumnya telah dituntun oleh pengacaranya

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Biasanya dari pihak penggugat yg tdk mau melanjutkanyg kedua kadang2 pihak tergugat juga tdk mauketika kedua belah pihak tdk maubanyak disini yg seperti itu Tapi apabila pihak penggugat atau salah pihak msh mauitu msh ada kemungkinan utk bermediasi Kalo dua2nya sudah tdk mauini yg sangat sulit Rata2 faktor ekonomiselingkuh juga adakekerasan juga adatdk tanggung jawab juga adamacam2 lahyg jelas faktor ekonomi menempati urutan teratasterkait masalah nafkah

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang

H Kita mengadakan kunjungan dan kerjasamaserta studi perbandingan dgn negara2 tersebut(Jepang) Kalo mereka berhasilkenapa tidak kita mengadopsi sistem yg sama Memang tingkat keberhasilanya cukup tinggi Saya termasuk yg terbaik jadi mediator Dari segi aturannyapelaksanaannyasistemnya juga kita ikut Kalo di luar negeri berbedasebelum menuju ranah persidanganmereka sebelum itu sudah ada upaya perdamaian Jadi kalo mereka sudah berhasil ga perlu lagi naik ke tahap persidangan Berbeda dgn kitakalo kita di dalamartinya setelah daftar ke persidangan baru dapat dilakukan mediasi Mereka juga ada lembaga swasta yg dibiayai oleh negara tanpa dipingut biaya Utk hal biaya mediasi kita juga sama gratisCuma kita dalam persidangan setelah daftar Faktor kultur sangat berpengaruhutk di indonesia apalagi dgn kemajemukan sukunyakhusus utk karawang saja skrng bukan hanya orang sunda saja tapi sudah dari mana2 Sosialisasi mediasi ini kita suka lakukan namun hanya dalam ranah kelembagaan sajatdk khusus kepada masyarakat

H = Hakim atau Hakim Mediator

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Dra Rosniati MH

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Ya saya sebagai hakim mediatordisini sejak 31 agustus 2013

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H Ketua PA Karawang melalui SK

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Belum memilikinamun kita sebagai hakim dibenarkan untuk merangkap juga sebagai hakim mediator kecuali kalo mediator diluar hakimitu wajib memiliki sertifikat mediator

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Tidakini hanya mengikat kepada orang2 yg berperkara dipengadilan saja Kalo ga dimediasi putusannya batal demi hukum Kalo kedua belah pihak hadir dapat dimediasi tp kalo salah satu tdk hadir tdk dapat dimediasi

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Dari pihak MA sudah melakukan sosialisasi dgn cara perwakilan dari PA karawang ini di undang ke MA Kyk nya ga ada perubahan yg berarti yaa karena biasanya orng yg berperkara kesini ga ada suami nyayg verstek(ga bisa dimediasi)yg hadir dua2nya hanya sedikit Tp dsni juga banyakcontoh penggugat mengajukan gugatan terus suaminya dtng atau suami yg mengajukan lalu termohonnya datang mediasi perdamaiannya itu jarang yg berhasil namun akibat cerainya bnyk yg berhasil seperti nafkah lsquoiddahmutrsquoah nya itu bnyk yg berhasil

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Belum adamungkin tergatung orang-orang yg ada di Mahkamah Agung yaauntuk menerbitkan Undang-Undang itu banyak persyaratannya

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Cukup efektifCuma khusus dlm perkara perceraian efektifnya dalam hal akibat cerainyabukan pada perdamaian dalam perceraiannya Karena orang yang datang berperkara perceraian itu adalah dalam hal perasaanuntuk mendamaikannya itu kan sulit apabila sudah menyangkut perasaan

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Kalo dalam perkara perceraianbanyaknya penyelesaian perkara dengan jalan damai atau mediasi yang berujung pencabutan perkara Dalam penyelesain perkara pun lebih cepat ya

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Mediator itu adalah orang yang ditunjuk ketua majelis hakim dgn sebuah penetapan untuk membantu para pihak menyelesaikan perkara mereka dengan jalan damai Lalu fungsinya menjadi penengahmencari solusi tentang sengketa yg mereka hadapi

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi H Ini sebetulnya mediasi ini adalah non-litigasi tp sudah terintegrasi ke dalam litigasi dan itu membantu Memang dalam setiap awal persidangan sudah memberikan nasihat tapi kan untuk lebih fokus dan optimal waktunya harus dipisahkan secara tersendiri

11 Mengapa mediasi harus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Karena dalam hal perceraian ada rahasia2 rumah tangga yg orang lain tidak boleh mengetahuiyg boleh tau hanya mediator dengan hakim Apabila terbuka untuk umum itu tidak etisbarang kali ada sesuatu yang dapat memalukan salah satu atau kedua belah pihakaib keluarga jugajadi harus benar2 rahasia Dalam Perma terbaru kan jangka waktunya 30 harisampai kapanpun bisa bahkan sampai perkara putuspun apabila para pihak menghendaki untuk mediasi kembali yaa kita mediasi lagi Contoh dia cerai tahap awal mediasi tapi tidak tercapailalu berlanjut rekonpensi dalam tahap ini kita mediasi lagi Tapi apabila yg tidak bisa dimediasi kalo perkaranya sudah lanjut Umpamanya verstek awalnyapihak tergugat tidak hadir Lalu kita sudah dalam tahap pembuktiankemudian pihak istri atau suami datangkita sudah tidak mediasi lagi karena sudah lewat

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Pertama yg dilakukan adalah ditunda mediasinya tergantung kesepakatan

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya H Yaa pernah juga Selama ini kaukus tidak banyak pengaruh menurut saya

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H (Faktor keberhasilan mediasi) (1)hubungan antara keduabelah pihak belum terlalu meruncingsalah satu pihak masih berkeinginan untuk damai itu msh ada kesempatan tapi apabila sudah dua2nya tidak itu sangat sulit dimediasi (2)Faktor mengingat anak2 bagi yg sudah menikah dan sudah memiliki anak2bagaimana nasib anak2 apabila bercerai (3)faktor hakimbagaimana cara hakim berbicara dan memberikan nasihat Apabila nasihat2 dapat diterima oleh para pihak itu juga dapat berpengaruh terhadap keberhasilan mediasi

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan Biasanya seperti itu sepengatahuan saya selama menjadi mediator

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti

dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Yaa itu juga diperlukanbisa juga apabila melibatkan keluarga (hakam) barang kali dengan begitu dpt meluluhkan hati Dalam psikologis juga perlumelihat keadaan atau kondisi kejiwaan seseorang Walaupun kita bukan ahli psokologis tapi karena pengalaman sebagai hakim kita bisa menilai watak kondisi seseorang Lalu kan kita sudah melakukan pelatihan2 mediasitujuannya kan untuk itu Bagaimana cara memediasi orangbagaimana supaya orang itu tertarik dgn kita

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Tempat atau ruang Tentunya ruangan yg apabila orang masuk itu bisa membuat dingin hatinya Ruang mediasi harus dihias sebaik mungkinsejuk juga Kalo disini belum memadai kan apabila memperbaiki sarana dan prasarana harus ada anggaranuntuk tahun ini kita belum dapat anggaran itu dan ruang mediasi yaa seadanya Kalo ditempat lain sudah memadaidihiasada meja khusus (meja bundar)

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Tidak ada reward apapunnamun MA dulu ada wacana tantang hal ituberupa apa juga belum diberitahukalo untuk kenapa nya saya juga tidak tau yaa

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Belum idealmasih kurangnamun ruang khusus nya sudah ada tp belum ideal

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa H Belum ada kita hakim merangkap sebagai mediator juga Kita berbagi waktusiapa yg hari itu tidak sidang berarti itu yg mediasi

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Respon para pihak rata2 bagustapi keberhasilan nya yang kurang Orang2 yg datang ke Pengadilan itu rata2 perasaannya sudah sulit utk disatukanapalagi apabila salah satu pihak ada yg selingkuhitu sulit

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Terlepas dari dia tau atau tidak yaayg jelas setiap kali kita perintahkan mereka siap Apalagi bagi mereka yg sudah membawa kuasa hukum atau pengacara karena sebelumnya telah dituntun oleh pengacaranya

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Kalo di Karawang inikebanyakan karena faktor ekonomi kurang Suami tdk kerja atau suaminya malas2an bekerjajd istri terpaksa bekerjaBanyak jugayg akhirnya

suami mengizinkan istri menjadi TKITKW ke luar Suami dirumah ngurus anak dikirim uanglalu dikumpulkan untuk modal nikah lagi Kedua adalah Selingkuh

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang H Perlu juga kita mencontohnamun kita kan blm tau bagaimana prosesnya disana Kalo memang baik ya kita harus mencontoh Tapi kita juga kn sudah ada payung hukum sendiri Untuk masalah kultur juga menurut saya tidak banyak pengaruh yaakarena kalo perkara peceraian itu sudah masalah hati yaasangat sulitga mungkin memaksakan kehendak Jadi mediasi itu ada beberapapertama (berhasil) dua2nya hadir dan berhasil damaiada juga (gagal) apabila salah satu pihak tidak hadiritu gagal dimediasi Ada juga (tidak berhasil) yaitu dua2nya hadir namun gagal untuk dimediasi H = Hakim atau Hakim Mediator

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Dra Elfina Fitriani

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Sejak 8 februari 2016

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H Ketua PA Karawang dengan SK

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Sudah adasaya mengikut di MegamendungBogor pada tahun 2013 kalo tdk salah

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Hanya mengikat kpd orang2 yg berperkara saja

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Sudah Tidak banyak berpengaruh yaa terhadap keefektivitasan mediasi

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Kalo sementara ini belum ada upaya kesana Karena tahap untuk kesana butuh waktu dan pembahasan yg panjang

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Cukup efektif

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Kalo dalam perkara perceraianbanyaknya penyelesaian perkara dengan jalan damai atau mediasi yang berujung pencabutan perkara Dalam penyelesain perkara pun lebih cepat ya

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Pada intinya adalah orang mencari solusi terhadap permaslahan yg dihadapi orang2 yg berperkara Fungsinya adalah untuk mendamaikan para pihak

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi H Kalo dalam hal ini kita memakai pasal 82 UU No 7 Tahun 1989 ttg Peradilan Agama Karena apabila tdk ada waktu khususmaka proses mediasi tdk akan maksimal dan tdk akan berjalan dengan baik karena saat persidangan terbatas oleh waktu yg berujung pd penumpukan perkara

11 Mengapa mediasi hraus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Karena ini adalah masalah keluargabanyak masalah2 yg sifat nya privasi Dalam agama juga kn apabila ada masalah jgn sampai orng lain atau orang luar taubahkan kalo bisa ketika suami istri bertengkar anak pun jgn sampai tau Apabila orang lain

mengetahui bukannya menyelesaikan masalah tapi malah menambah masalah Karena aib juga yg menyebabkan ini bersifat tertutup

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Saya akan lakukan kaukus Kadang ketika kedua belah pihak saling berhadapankeduanya tidak mau saling terbukatakut menyinggung perasaan Pada saat kaukus masing2 pihak lebih terbuka mengungkapkan masalah yg sebenarnya Pada inti nya apabila masih ada solusi kita cari solusinya tapi tidak bisa mau bagaimana lagi Terkadang kan ada orang yg memilki prinsip

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya H Yang saya alamipada akhirnya kaukus ini tidak berhasil juga terhadap mendamaikan para pihakcuman para pihak lebih terbuka mengungkapkan masalah2nya yg tidak bisa dia ungkapkan ketika di dpn salah satu pihak Mungkin mediator lain berbeda lagikarena itu yg saya alami selama menjadi mediator

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H Kadang2 dari para pihak jugajika salah satu masih ada keinginan untuk rukun masih ada kesempatan untuk berdamai kembaliterutama pihak penggugat yang dapat menerima kembali pihak tergugat untuk kembali hidup bersama Tapi kalo sudah dari kedua belah pihak berkeinginan untuk pisah itu sangat sulit utk didamaikantidak mungkin kita memaksakan Dari mediatornya jugacara membujuk atau cara bicara mediator terhadap para pihak itu enakdapat diterimapenampilan mediator jugahal itu dapat mendukung keberhasilan mediasi

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Tentu perlunamun secara akademik kita sebagai mediator tidak mungkin untuk belajar lagi dalam hal (psikologis) tapi kita belajar dari pengalaman Untuk menarik seseorang itu kita kan harus mengetahui jiwa atau karakteristik seseorang Sebenarnya harus bisa ilmu ttg psikologisharus sebelumnya diarahkan ke dalam bidang psikologis dalam hal akademik Tapi ya kalo skrng berdasarkan nalurialamiberdasarkan pengalaman saja Ketika menghadapi seseorang kita harus memiliki kemampuan itu untuk menunjang keberhasilan Tidak peraturan seperti iniuntuk saat ini hanya bersifat anjuran saja

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Pertama adalah ruang mediasi harus dikhususkanterpisah Ideal ruang mediasi dalam buku panduan adalah ruangannya besartertata dengan rapiterdapat meja bundar sehingga para pihak bisa berhadapandinginada air minum dan perlangkapan lainnyaserta adanya pajangan poto2 keluarga yg harmonis Sehinnga ketika masuk para pihak yg tadinya dala kondisi tdk enak bisa menjadi lbh enak lahstandarnya seperti itu Di PA karawang belum memadai

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Tidak ada reward apapunnamun MA dulu ada wacana tantang hal ituberupa apa juga belum diberitahukalo untuk kenapa nya saya juga tidak tau yaa

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Belum ideal

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa HBelum ada kita hakim merangkap sebagai mediator juga Kita berbagi waktusiapa yg hari itu tidak sidang berarti itu yg mediasi

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Responnya baik terhadap proses mediasi inimau menerima saran2 yg kami sampaikan walaupun pada akhirnya para pihak gagal untuk berdamai Sikap para pihak kooperatif tapi itu dilakukan agar proses mediasi cepat selesai dan dilanjutkan ke tahap persidangan Mereka terkesan melakukan ini hanya sebagai formalitas belaka

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Terlepas dari dia tau atau tidak yaayg jelas setiap kali kita perintahkan mereka siap Apalagi bagi mereka yg sudah membawa kuasa hukum atau pengacara karena sebelumnya telah dituntun oleh pengacaranya

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Faktor ekonomi Banyak yg gugat kalo gugat ka pihak istri yg mengajukan Dalam hal ini banyak suami yg tdk bertanggung jawab memberi nafkah atas istri Faktor selingkuhfaktor KDRT juga ada tapi tidak banyak

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang H Tentu perlu apabila itu patut dan bisa kita contoh terlebih negara2 tersebut memiliki tingkat keberhasilan mediasi yg tinggi H = Hakim atau Hakim Mediator

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Dra Ratna Jumila SH

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Jadi pada dasarnya hakim itu melekat sebagai mediatoritu sesuai dengan Perma No1 Tahun 2008 Namun menjadi mediator bersertifikat skitar 2012 atau 2013 Semenjak jadi hakim disini tahun 2014 merangkap sebagai mediatorada SK dari Ketua PA Karawang

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H ya kalo disini dari SK Ketua PA Karawang

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Ya punyadari Pusdiklat MA MegaMendung skitar tahun 2012 atau 2013

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Perma itu terikatartinya setiap berperkara kita wajib melakukan mediasi kalo kedua belah pihak hadir Artinya Perma ini hanya mengikat kepada orang2 yang berperkara di Pengadilan saja

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Sudahsebetulnya tidak jauh beda dgn Perma sebelumnya No1 Tahun 2008namun penekanan dalam Perma No1 Tahun 2016 ttg perceraian agak diatur lebih rinci kalo Perma sebelumnya msh secara umum Untuk pengaruhnya terhadap efektivitas mediasi sih saya rasa tidak pengaruh atau perubahan yaa

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Kalo dari Perma ke UU belum ada upaya yakarena kalo menuju UU proses nya berat dan agak rumitMungkin nnti suatu saat akan ada Tapi kita terus belajar dari kasus2 yang dihadapiatau ada saranatau diadakannya workshop Kalo menuju UU ada cuman proses butuh proses yang tidak sebentar ya

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Ya cukup efektif

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Kalo dalam perkara perceraianbanyaknya penyelesaian perkara dengan jalan damai atau mediasi yang berujung pencabutan perkara Dalam penyelesain perkara pun lebih cepat ya

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Mediator itu adalah orang yang ditunjuk ketua majelis hakim dgn sebuah penetapan untuk membantu para pihak menyelesaikan perkara mereka dengan jalan

damai Lalu fungsinya menjadi penengahmencari solusi tentang sengketa yg mereka hadapi

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi H Mediasi itu sifatnya wajib Setiap sidang pertama yang dihadiri oleh para pihak lengkapwajib menempuh proses mediasikalaupun dalam setiap sidang ada upaya damai itu adalah amanat Undang-undang Apalagi masalah perceraian itu dalam setiap sidang wajib mendamaikan para pihak Tapi kalo mediasi di awalKalo berhasil ya sudahtapi kalo gagal disetiap awal persidangan wajib mendamaikan para pihak

11 Mengapa mediasi hraus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Karena ada rahasia2 yg tidak boleh didengar oleh orang lainada juga kaukusApabila mediasi gagal mediator pun hraus memusnahkan berkas2 yg berkaitan dengan mediasi karena saking rahasianya Untuk masalah hari tergantung kasusnya tapi rata2 sih 2 minggu atau 3 minggu Ada juga yg lbh tapi harus seizini dari majelis hakim Artinya ketika mediasi gagaltp pada saat sidang para pihak ingin mediasi lagi itu bolehharus pernyataan dari para pihakitupun harus dimusyawarahkan Mereka sepakat kemudian majelis hakim membolehkan maka boleh mediasi lanjutan Tapi ga boleh lama yapaling lama 14 hari kalo ga salah

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Yaa apabila itu terjadi maka dilakukan kaukus

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya HPernahtergantung kita lihat kasusnya seperti apaterutama masalah perceraianterutama istriada yg ga berani mengutarakan pendapatnyakarena ada yg suaminya KDRTkadang salah satu pihak nya nyerocos terus Karena hal itukita ksh gambaran bahwa mediasi itu punya aturan Ketika mediasi para pihak saling seranggamau ikuti aturan maka kita lakukan kaukus Ga sering Ada pengaruh tp tidak signifikan Pernah pengalaman dlm kasus ceraiterutama kalo salah satu pihak tidak mau cerailakuka kaukusberusaha membuka hati para pihak dan akhirnya mau mengutarakan apa yg diinginkanlalu kita sampaikan pd saat kaukus berikutnya kpd pihak lawanpihak lawan menerimaakhirnya damai dan cabut perkaraNamun tdk setiap perkara sprti itu

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H Pertama para pihak kooperatif artinya mereka para pihak mau mengikuti aturan mediasibisa diajak utk berfikir jernih Karena biasanya kalo suami istri udh marah sakit kan udh kyk orang lain yaa Kedua bahasa kita mereka bisa memahami (cara penyampaian mediator) sangat mendukung keberhasilan mediasi Ketiga latar belakang pendidikan para pihak Ketika masuk ruang mediasipas liat muka para pihak bisa ditebaktapi kalo para pihak adem ayemdiajak ngomong enaksaling mengerti Keempat faktor lingkungan dimana para pihak tinggal

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Harus itukarena sulit membedakan job antara mediator dgn hakimhakim harus memutus tp kalo mediator tdksementara itu hakim jadi mediator ditengah mediasi dia lupa bahwa dia sebagai mediator bkn hakim Akhirnya dia memutuskanitu kn tdk bisa karena mediator tdk bisa memutus Makanya sebenarnya kalo bisa hakim itu jgn jd mediatorkarena tipis sekali dia bisa membedakan antara jadi hakimamp mediatorkadang terpengaruh Perlu sekali Belum ada peraturannyahanya sebatas anjuran

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Ruangan mediasi yg memadaiYa beginilah contohnyamestinya kan harusnya ada poto2 keluarga samawa Disini hanya ada gambar tanganitu kn blm menggambarkan perdamaiantp hanya secara umum Tp ketika saya di Jakpus harusnya ada foto2 dan lukisan kelurga samawa (foto suami istri anak) potonya sangat mesrajd kita terbawa suasana Karena suasana ruangan yg sangat damai sangat mempengaruhi kondisi para pihak terutama ketikan para pihak tegang Saya pernah berhasil ketika itu Di PA karawang belum memadai

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Tidak ada penghargaan apa2

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Belum dianggap baik atau belum memadai

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa H Belum adasejauh ini msh hakim yg ada di PA karawang Terkendala msh sulitnya SDM mediatornya Mungkin msh blm banyak yg memiliki sertifikat mediator Karena apabila diluar hakimharus memiliki sertifikat Kalo ga ada sertifikat pun ga masalah karena merangkap Kami belum bahas ttg ituterus di karawang ini msh jarangtdk seperti di Jakarta Kalo di jakarta setelah pensiun merangkap jd mediator

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Pertamaperkenalan Lalu menjelaskan peraturan mediasi sprti matikan hptidak boleh saling menyerangharus mendengarkan pendapat masing2 pihak dll Biasanya kalo sudah dijelaskan kebanyakan mereka taat Tp kalo ada yg melanggar kita kembalikan lgi ke peraturan yg telah disepakati Penjelasan aturan mediasi harus diawal

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Disini rata2 msh jarang yg sarjana Rata2 menikah diusia muda13 atau 14 thn udh nikah Banyak yg mnta dispensasi nikah Dari bisa digambarkan bahwa belum siap dengan proses mediasi

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Faktor ekonomiselingkuhKDRT biasanya kalo udh selingkuh itu sulit utk didamaikan Kalo masalah ekonomi msh ada kemungkinan utk kita damaikan setelah kita jelaskan Campur tangan pihak ketiga yaitu keluargaitu juga biasanya sulit utk kita damaikan Terkadang mereka msh saling cinta tp ketika pihak keluarga sudah intervensi mereka lbh memilih mendengarkan keluargaga berdaya

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang H Perbedaan dgn jepangdisana mediasi bersifat non-litigasikalo di indonesia kn bersifat litigasiitu yg sulit Kalo di jepang mediasi itu 1 tahun atau bahkan 2 tahun Sedangkan dikita hanya diksh waktu 30 haridan MA menuntut kita utk menyelesaikan perkara dlm wktu 5 bln Kita jd dikejar waktusebelum masuk perkara mereka mediasi dulu Kalo berhasil boleh dibawa ke pengadilan ato tidak utk dibuatkan akte perdamaian (one day wakai) Jd mereka dtng ke pengadilan sudah membawa draf2 kesepakatan Mereka mediasi sebelum memasukkan gugatan ke pengadilan Dulu waktu saya ikut pelatihan mediasimenurut Nara sumber bahwa proses mediasi itu tdk dihitung utk menyelesaikan perkara Contoh waktu itu jangka waktu mediasi 40hari itu blm dihitung Dihitung mulai dari waktu awal persidangan ketika ada laporan dari mediator Tapi skrng tidakdari mulai dftar perkara sudah dihitung waktu penyelesaian perkaratdk boleh lbh dari 150 hari dari hari pendaftaran Jd karena faktor itulah yg mempengaruhi kita ukt bekerja keras dikejar waktu dan berdampak tdk maksimal Karena kalo lama2 kita ditegur oleh MA Itulah faktor knpa mediasi disini jarang yg maksimal (1)MEDIASI GRATIS(2)BIAYA PERKARA MAHAL(3)KETERLIBATAN DARI EKSEKUTIF LEGISLATIF amp YUDIKATIF(4)KULTUR MASYARAKAT YG TAAT HUKUM Sulit diterapkan di Indonesiasebenarnya biaya mediasi gratisan apabila dari hakimsedangkan kalo mediasi dari luar hakim butuh biaya yg berasal dari para pihak Menurut pendapat saya (DraRatna Jumila MH) mungkin mediasi ini hanya formalitas belakaudahlah yg pnting kita sudah melaksanakan amanat Permamasalah berhasil atau tidak itu urusan belakangan

Lembaga ADR adatapi kalo ke pengadilan agama khusus nya banyak ga dipakai jarang ikut campurtapi tdk tau kalo Pengadilan Negeriorang yg berperkara ke PA rata2 orang yg menengah ke bawahapalgi di karawang Beda dgn kota2 besar dgn kasus yg besar sehingga dapat mengambil mediator dari luar KULTUR Dikita ituhukum dibuat utk dilanggar yaa heheterkadang kita suruh mediasi malah mengelak dgn alasan bahwa sudah mediasi dgn keluarga Itu kan salah satu bentuk tdk taat hukumtp kemudian kami jelaskan H = Hakim atau Hakim Mediator

Lampiran 2

Gambar 1

Foto bersama Dra Elfina Fitriani Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 2

Foto bersama Dra Hj Rosniati MH Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 3

Foto bersama Drs H Hasan Bashri SHMH Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 4

Foto bersama Dra Ratna Jumila MH Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 5

Pengadilan Agama Karawang Tampak Depan

Gambar 6

Pengadilan Agama Karawang Tampak Depan

Lampiran 3

Page 6: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam syukur yang tak

terhingga kupanjatkan pada Mu atas nikmat sehat nikmat rizki dan limpahan

kasih sayang Mu kepada hambamu ini sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini yang berjudul ldquoEFEKTIVITAS MEDIASI DALAM PENYELESAIAN

SENGKETA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA KARAWANGrdquo

Shalawat dan salam selalu terlimpahkan kepada Rasul Mulia Nabi Muhammad

SAW yang telah memberikan cahaya ilmu pengetahuan yang terang benderang di

dalam gelapnya kebodohan

Penulis berbahagia dan mengucap syukur karena telah dapat

menyelesaikan tugas akhir dalam jenjang Strata satu (S-1) yang penulis tempuh

dengan banyak perjuangan Serta menyadari akan kekurangan dan ketidak

sempurnaan dalam penulisan skripsi ini sehingga penulis meminta maaf apabila

dalam penulisan ini skripsi ini jauh dari kata sempurna

Selanjutnya penulis ingin memberikan serpihan kata kepada pihak yang

telah setia membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan penulisan

skripsi ini Dengan rasa hormat penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

1 Prof Dede Rosyada MA Rektor Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

2 Dr H Asep Saepudin Jahar MA Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

vii

3 Bapak Fahmi Muhammad Ahmadi MSi dan Ibu Hj Siti Hana S Ag

Lc MA selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan

Mazhab

4 Pembimbing akademik Ibu Hj Siti Hana S Ag Lc MA dan seluruh

Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

5 Dosen pembimbing skripsi Bapak Dr Umar Al-Haddad MA dan Ibu

Ummu Hanna Yusuf MA yang selalu sabar dan istiqomah dalam

membimbing penulis serta memberikan nasihat-nasihat yang

menyejukan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

6 Terkhusus untuk kepada kedua orangtua penulis yang sangat penulis

cintai dan sayangi Bapak HTandang Permana dan Hj Euis Hapsah

yang selalu memberikan doa bagi penulis serta selalu mendukung

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi ini Penulis

takkan pernah bisa membalas jasa dan pengorbanan kedua orangtua

penulis namun perjuangan ini penulis persembahkan bagi kedua

orangtua penulis

7 Terima kasih pula untuk kakak-kakaku tercinta Fika Siti Rokayah

Ardi Ahmad Wahdiyat yang terus dan selalu memberikan doa serta

dukungan kepada penulis terima kasih dan semoga adik mu menjadi

orang yang sukses dan bermanfaat bagi orang lain

viii

8 Terkhusus kepada kekasih tercinta adinda Neni Anggraeni AmdKeb

yang selalu memberikan doa support motivasi dan dukungannya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik

9 Ucapan terima kasih juga terkhusus kepada Ahmad Rifarsquoi selaku

teman seperjuangan yang sangat banyak berkontribusi sehingga skripsi

ini dapat selesai dengan baik

10 Terima kasih pula kepada Kang Ahmad Fauzi SE Kang Ismail Abdul

Fatah Kang Sugih Waluya Romdon selaku orang yang telah banyak

membantu dan membimbing penulis ketika penulis memasuki awal

perkuliahan

11 Untuk sahabat-sahabat penulis Ahmad Fabi Kriyan Ardani SH (baru

lulus penulis tahu) Rezza Fazriyansyah (Kembaran Chris John)

Abdullah Mahfud Bang Anas (Nasrullah) SKomi selaku teman

kosan dan sahabat seperjuangan Terima kasih kepada pihak yang tak

disebutkan penulis namun tak mengurangi rasa terima kasih dan

hormat penulis kepada kalian semua Semoga Allah SWT membalas

kebaikan hati kalian kepada penulis

Jakarta 12 April 2017

Tian Nurmawan

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA iii

LEMBAR PERNYATAAN iv

ABSTRAK v

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR LAMPIRAN xiii

BAB I PENDAHULUAN 1

A Latar Belakang Masalah 1

B Identifikasi Masalah 6

C Rumusan dan Batasan Masalah 6

D Tujuan dan Manfaat Penelitian 7

E Studi Review Terdahulu 8

F Metode Penelitian 10

G Sistematika Penulisan 12

x

BAB II KONSEP MEDIASI DAN PENERAPANNYA

A Pengertian Mediasi 13

B Dasar Filosofis dan Yuridis Dalam Mediasi 14

C Keuntungan Menggunakan Proses Mediasi 17

D Peran dan Fungsi Mediator 18

E Proses Mediasi 21

F Mediasi Dalam Perspektif Islam 26

BAB III TEORI EFEKTIVITAS HUKUM

A Pengertian Efektivitas 33

B Bekerjanya Hukum Dalam Masyarakat 33

C Teori Efektivitas Hukum 38

BAB IV

A Profil Pengadilan Agama Karawang 42

B Analisis Efektivitas Mediasi 45

1 Tinjauan Yuridis Perma No1 Tahun 2008 dan Perma No1

Tahun 2016 45

2 Kualifikasi Mediator 51

3 Fasilitas dan Sarana 56

4 Kepatuhan Masyarakat 59

ANALISIS TENTANG EFEKTIVITAS MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA KARAWANG

xi

5 Kebudayaan 60

C Tingkat Keberhasilan Mediasi 62

D Faktor Pendukung dan Penghambat Keberhasilan Mediasi 64

BAB V PENUTUP

A Kesimpulan 68

B Saran-saran 70

DAFTAR PUSTAKA 72

LAMPIRAN 76

xii

DAFTAR TABEL

TABEL 1 Daftar Perceraian Pengadilan Agama Karawang 2011-2015 5

TABEL 2 Struktur Organisasi Pengadilan Agama Karawang 44

TABEL 3 Perbedaan PERMA Nomor 1 Tahun 2008 dan Perma Nomor 1 Tahun

2016 50

TABEL 4 Daftar Mediator Pengadilan Agama Karawang 52

TABEL 5 Jadwal Mediator 58

TABEL 6 Diagram Perceraian Pengadilan Agama 4 Tahun Terkahir 61

TABEL 7 Laporan Tahunan Mediasi Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015

62

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Hasil Wawancara Penelitian

LAMPIRAN 2 Foto bersama para Mediator Hakim Pengadilan Agama karawang

LAMPIRAN 3 Surat Keterangan Penelitian di Pengadilan Agama Karawang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Indonesia berada diperingkat tertinggi memiliki angka perceraian paling

banyak dalam setiap tahunnya dibandingkan negara Islam didunia lainnya Hal

tersebut diungkapkan oleh Dirjen Bimas Islam Departemen Agama dalam acara

Pembukaan Pemilihan Keluarga Sakinah dan Pemilihan Kepala KUA Teladan

Tingkat Nasional 2016 Menurutnya gejolak yang mengancam kehidupan struktur

keluarga ini semakin bertambah jumlahnya pada tiga tahun terakhir ini

Tambahnya lagi bahwa setiap tahun ada 2 juta perkawinan tetapi yang

memilukan perceraian bertambah menjadi dua kali lipat setiap 100 orang yang

menikah 10 pasangannya bercerai dan umumnya mereka yang baru berumah

tangga1

Jika di tahun 2013 BKKBN menyatakan tingkat perceraian di Indonesia

sudah menempati urutan tertinggi se Asia Pasifik ternyata di tahun-tahun

berikutnya jumlah perceraian tetap semakin meningkat Melihat data pernikahan

dan perceraian di Indonesia yang dirilis oleh Kementrian Agama RI tampak

pernikahan relatif tetap di angka dua juta dua ratusan ribu setiap tahun sementara

perceraian selalu meningkat hingga tembus di atas tiga ratus ribu kejadian setiap

tahunnya Tahun 2009 jumlah angka pernikahan sebanyak 2162268 kejadian

1Angka Perceraian di Indonesia Tertinggi Dibanding Negara Islam lain

httpwwweramuslimcomberitanasionalangka-perceraian-di-indonesia-tertinggi-dibanding-negara-islam-lainhtm diakses pada 9 Juni 2016 jam 1612 WIB

2

dan perceraian sebanyak 216286 kejadian Lalu pada tahun 2010 jumlah angka

pernikahan sebanyak 2207364 kejadian dan perceraian sebanyak 285184

kejadian Tahun 2011 jumlah angka pernikahan sebanyak 2319821 kejadian dan

perceraian sebanyak 258119 kejadian Tahun 2012 jumlah angka pernikahan

sebanyak 2291265 kejadian dan perceraian sebanyak 372577 kejadian

Selanjutnya pada tahun 2013 jumlah angka perceraian sebanyak 2218130

kejadian dan perceraian sebanyak 324527 kejadian2

Data Kementerian Agama RI disampaikan oleh Kepala Subdit

Kepenghuluan Anwar Saadi Jumat 14 November 2014 Dimuat di Republika

Online 14 September 2014 Sebagai sampel kita ambil data dua tahun terakhir di

2012 dan 2013 saja Jika diambil tengahnya angka perceraian di dua tahun itu

sekitar 350000 kasus Berarti dalam satu hari rata-rata terjadi 959 kasus

perceraian atau 40 perceraian setiap jam

Provinsi Jawa Barat yang juga paling banyak penduduknya menjadi

provinsi yang paling tinggi angka perceraiannya Badan Peradilan Agama MA

pada 2010 mengungkap terdapat 33684 kasus cerai di sana Tempat kedua

adalah Jawa Timur yaitu sebanyak 21324 kasus Posisi ketiga Jawa Tengah

dengan 120193 Indramayu adalah kabupaten di Jawa Barat dengan angka

perceraian tertinggi di Indonesia pada 2015 Jumlah perceraian tahun 2015 pun

meningkat dibandingkan dengan tahun 2014 dan didominasi oleh usia produktif

2Cahyadi Takariawan Di Indonesia 40 Perceraian Setiap Jam

httpwwwkompasianacompakcahdi-indonesiandash40ndashperceraianndashsetiapjam_54f357c07455137a2b6c7115 diakses 9 Juni 2016 jam 2348

3 Cerai Paling Banyak di Jawa barat httpwwwantaranewscomberita270213cerai-paling-banyak-di-jawa-barat diakses pada 9 Juni 2016 jam 2259

3

Ungkap Kepala Pengadilan Agama Indramayu Anis Fuadz di kantornya kamis

14 Januari 2016 lalu Dia menyebutkan Indramayu menempati peringkat pertama

dengan 9444 kasus diikuti Malang sebanyak 8497 kasus Surabaya 8262 kasus

Kabupaten Cirebon 7991 kasus Sementara di Jawa Barat setelah Indramayu dia

memprediksi di peringkat kedua ditempati Kabupaten Tasik atau Kota Cimahi4

Data statistik yang cukup mengejutkan juga dilansir oleh Badilag Badan

Peradilan Agama Mahkamah Agung RI menyebutkan pada tahun 2009 perkara

perceraian yang diputus Pengadilan AgamaMahkamah Syarrsquoiyah mencapai

223371 perkara Perkara cerai gugat berjumlah 150000 Ini berarti 65 dari

perkara perceraian yang diproses di Pengadilan Agama di seluruh Indonesia

adalah cerai gugat5 Dilansir dari sumber yang berbeda data Ditjen Badilag MA

mencatat 285184 perkara berakhir dengan perceraian ke Pengadilan Agama se

Indonesia pada tahun 2010 dimana dalam 5 tahun terakhir peningkatan perkara

yang masuk bisa mencapai 816

Berkaitan dengan hal ini ada badan hukum yang di bentuk oleh Departemen

Agama yang dipercaya untuk menangani hal ini Badan Penasihat Perkawinan dan

Penyelesaian Perkawinan adalah badan yang dibentuk oleh Departemen agama

untuk mendamaikan atau memediasikan para pihak yang beragama Islam yang

4Asep Budiman Kasus Cerai Indramayu tertinggi di Indonesia httpwwwpikiran-

rakyatcomjawa-barat20160315364250kasus-cerai-indramayu-tertinggi-di-indonesia diakses 9 Juni 2016 jam 2330

5 Nurhasanah dan Rozalinda ldquoPersepsi Perempuan Terhadap Perceraianrdquo Kafarsquoah Jurnal Ilmiah kajian Gender Vol 4 No2 Tahun 2014 hal 2

6 Fachrina dan Rinaldi Eka Putra ldquoUpaya Pencegahan Perceraian Berbasis Keluarga Luas dan Institusi lokal dalam Masyarakat Minangkabau di Sumatera Baratrdquo Antropologi Indonesia Vol 34 No2 tahun 2013 h 5

4

ingin bercerai7 Sesuai dengan Peraturan Menteri Agama No 3 Tahun 1975 Pasal

28 ayat (3) menyebutkan bahwa

ldquoPengadilan Agama dalam berusaha mendamaikan kedua belah pihak dapat meminta bantuan kepada Badan Penasihat Perkawinan Perselisihan dan Perceraian (BP4) agar menasehati kedua suami istri tersebut untuk hidup makmur lagi dalam rumah tanggardquo

Biasanya pihak-pihak yang ingin mengajukan perceraian ke Pengadilan

Agama pertama kali mereka mendatangi BP4 ini Namun meskipun para pihak

belum mendatangi atau belum melalui proses BP4 dan langsung mengajukan

perceraian ke Pengadilan Agama Pengadilan Agama tetap menerima perkara

tersebut perkara yang diajukan ke Pengadilan Agama baik yang sudah melalui

proses BP4 maupun yang belum para pihak dalam perkara tersebutwajib

diupayakan perdamaian oleh hakim yang memeriksa dan mengadili perkara

tersebut8

Akan tetapi mediasi yang dilakukan di Pengadilan Agama perlu dilakukan

kajian atau penelitian mengingat tingginya kasus perceraian Berkaitan dengan hal

ini penulis melakukan penelitian di Pengadilan Agama Karawang Berdasarkan

data statistik yang dilansir di situs resmi Pengadilan Agama Karawang Pada

tahun 2011 terdapat 1276 perkara yang didominasi cerai gugat berjumlah 846

perkara dan cerai talak berjumlah 430 perkara Pada tahun 2012 terdapat 1638

perkara yang tetap didominasi oleh cerai gugat bahkan cenderung meningkat

7 Nurnaningsih Amriani Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan

(Jakarta PT RajaGrafindo Persada 2011) h 134 8 Nurnaningsih Amriani Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan

(Jakarta PT RajaGrafindo Persada 2011) h 135

5

dengan jumlah 1131 perkara dan cerai talak sebanyak 507 perkara Lalu pada

tahun 2013 cenderung terus mengalami peningkatan dengan jumlah perkara

sebanyak 1812 perkara dengan perkara cerai gugat sebanyak 1267 dan cerai talak

berjumlah 545 perkara Selanjutnya pada tahun 2014 jumlah perkara perceraian

sebanyak 1761 perkara dengan perkara cerai gugat berjumlah 1294 dan perkara

cerai talak mengalami penurun menjadi 467 kasus9 Lalu pada tahun 2015 jumlah

perkara perceraian sebanyak 1900 perkara dengan perkara cerai gugat sebanyak

1350 perkara dan 550 perkara cerai talak Kesimpulan yang di dapat dari data di

atas adalah selama 4 tahun terakhir perkara perceraian cenderung mengalami

peningkatan yang signifikan dengan didominasi oleh perkara cerai gugat

Tabel 1

DAFTAR PERKARA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA

KARAWANG TAHUN 2011-2015

Tahun Jumlah Perkara Cerai Talak Cerai Gugat

2011 1267 perkara 430 perkara 846 perkara

2012 1638 perkara 507 perkara 1131 perkara

2013 1812 perkara 545 perkara 1267 perkara

2014 1761 perkara 467 perkara 1294 perkara

2015 1900 perkara 550 perkara 1350 perkara

9 httpwwwpa-karawanggoid diakses pada tanggal 12 Juni 2016jam 2109

6

Berangkat dari tujuan awal untuk mengetahui tingkat keefektivan mediasi di

Pengadilan Agama maka penulis beranggapan bahwa masalah ini perlu dijadikan

objek penelitian dalam sebuah skripsi karena akhir-akhir ini perkara perceraian

mengalami peningkatan yang signifikan Tulisan ini ingin mengetahui efektivitas

mediasi di Pengadilan Agama dalam sebuah skripsi yang berjudul ldquoEfektivitas

Mediasi Dalam Penyelesaian Sengketa Perceraian Di Pengadilan Agama

Karawang Tahun 2015rdquo

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut

1 Indonesia adalah negara tertinggi tingkat perceraian

2 Jumlah perceraian di Indonesia semakin meningkat

3 Upaya pemerintah untuk meminimalisir angka perceraian di Indonesia

4 Tingkat keberhasilan mediasi dalam proses penyelesaian sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang tahun 2015

5 Faktor-faktor pendukung dan penghambat terhadap tingkat keberhasilan

mediasi di Pengadilan Agama Karawang tahun 2015

C Batasan dan Rumusan Masalah

1 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah penulis kemukakan agar

permasalahan yang akan penulis bahas tidak meluas maka penulis membatasi

permasalahan sebagai berikut

7

a Efektivitas dibatasi pada keberhasilan dalam mediasi penyelesaian

sengketa perceraian

b Mediasi penyelesaian sengketa perceraian dibatasi pada perkara Tahun

2015

c Data tentang penyelesaian sengketa perceraian dibatasi pada sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang

d Data yang diteliti dibatasi pada data tahun 2015 karena pada tahun

tersebut merupakan angka perceraian tertinggi

2 Rumusan Masalah

Dalam mempermudah penulis menganalisa permasalahan penulis

menyusun rumusan masalah sebagai berikut

a Bagaimana efektivitas mediasi dalam proses penyelesaian sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang

b Apa saja faktor pendukung keberhasilan mediasi penyelesaian sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang

c Apa saja faktor penghambat mediasi penyelesaian sengketa perceraian di

Pengadilan Agama Karawang

3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dalam penulisan ini ada beberapa tujuan yang hendak dicapai oleh penulis

tujuan yang dimaksud adalah

1 Untuk mengidentifikasi tingkat keberhasilan efektivitas mediasi dalam

proses penyelesaian sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang

Tahun 2015

8

2 Untuk menjelaskan faktor-faktor pendukung keberhasilan mediasi dalam

penyelesaian sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang Tahun

2015

3 Untuk menjelaskan faktor-faktor penghambat mediasi dalam penyelesaian

sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015

Adapun manfaat penelitian ini adalah

a Akademis

Secara akademis hasil dari observasi ini diharapkan dapat menjadi

bahan penyuluhan tentang pelaksanaan mediasi di Pengadilan Agama

Karawang

b Praktis

Secara praktis hasil dari observasi ini diharapkan menjadi masukan

bagi pihak Pengadilan Agama guna meningkatkan keefektivitasan mediasi

dalam penyelesaian sengketa perceraian Dan bagi pihak lain diharapkan

dapat membantu untuk mengadakan observasi serupa

4 Studi Review Terdahulu

Untuk mengetahui kajian terdahulu yang telah ditulis oleh penulis lainnya

maka penulis meninjau beberapa skripsi terdahulu yang pembahasannya hampir

sama dengan pembahasan yang penulis kaji Dalam hal ini penulis menemukan

beberapa skripsi yaitu

9

1 Skripsi dengan judul ldquoEfektivitas Mediasi Dalam Perkara Perceraian di

Pengadilan Agama Depokrdquo yang ditulis oleh Hidayatulloh (2011)10 Dalam

Skripsi ini menjelaskan bahwa pada tahun 2009 dari 269 perkara yang

berhasil dimediasi sebanyak 38 perkara (141) Pada tahun 2010 dari 187

perkara yang berhasil dimediasi sebanayak 13 perkara (69) Dapat

disimpulkan tingkat keberhasilan mediasi belum efektif

2 Skripsi dengan judul ldquoEfektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara

Perceraian di Pengadilan Agama Marosrdquo yang ditulis oleh SariM (2014)11

Dalam skripsi ini menjelaskan bahwa pada tahun 2011 dari 74 perkara yang

berhasil dimediasi sebanyak 1 perkara Pada tahun 2012 dari 65 perkara

yang berhasil dimediasi sebanyak 1 perkara Dan pada tahun 2013 dari 63

perkara yang berhasil dimediasi sebanyak 1 perkara Dapat disimpulkan

tingkat keberhasilan mediasi belum efektif

Pembahasan dalam dua skripsi yang telah penulis kemukakan di atas

membahas pokok permasalahan yang sama namun masing-masing meneliti pada

objek atau tempat yang berbeda Pada skripsi pertama yang menjadi objek

penelitian adalah Pengadilan Agama Depok Pembahasan pada skripsi kedua

yang menjadi objek penelitian adalah Pengadilan Agama Maros Selanjutnya

objek penelitian yang penulis teliti adalah Pengadilan Agama Karawang Dengan

demikian objek penelitian yang penulis teliti belum pernah ada yang

membahasnya

10 Hidayatulloh Efektivitas Mediasi Dalam Perkara Perceraian di Pengadilan Agama

Depok Skripsi Fakultas Syarirsquoah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2011 11 Sari M Efektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara Perceraian di Pengadilan

Agama Maros Skripsi Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar 2014

10

5 Metode Penelitian

1 Jenis Penelitian

Menurut Bogdan dan Biglen dalam Moleong kualitatif analitis adalah

upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data mengorganisasikan

data memilah-milahnya menjadi satuan yang datapat dikelolah

mensintesiskan mencari dan menemukan pola menemukan apa yang

penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan

kepada orang lain12

2 Sumber Data

Data yang terhimpun dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian

yaitu

1 Data primer Sumber data ini didapatkan dari hasil observasi langsung

ke Pengadilan Agama Karawang serta hasil wawancara dengan para

Hakim di Pengadilan Agama Karawang

2 Data sekunder Sumber data ini penulis ambil dari teks undang-

undang yang berkaitan dengan hal ini adalah Pasal 130 HIR dan 154

RBg SEMA No1 Tahun 2002 Tentang Pemberdayaan Pengadilan

Tingkat Pertama Menerapkan Lembaga Damai Pasal 130 HIR154

RBg PERMA No2 Tahun 2003 tentang Prosedur Mediasi di

Pengadilan PERMA No1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di

Pengadilan undang-undang No7 Tahun 1989 tentang Peradilan

12 Lexy J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja Rosdakarya

2009) h 248

11

Agama undang-undang No48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan

Kehakiman beberapa buku-buku terkait yang membahas tentang

mediasi di Pengadilan serta beberapa skripsi artikel-artikel terkait

mengenai hal ini yang dapat digunakan untuk mendukung dan

melengkapi data primer

3 Teknik Pengumpulan data

Dalam penelitian kali ini penulis menggunakan teknik pengumpulan

data dengan wawancara langsung terhadap hakim-hakim atau pegawai

terkait di Pengadilan Agama Karawang serta melalui pengamatan langsung

atau observasi

4 Metode Analisis Data

Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis secara tematik

deskriptif yaitu dengan cara pendeskripsian atau penggambaran yang

dituangkan ke dalam bentuk paragraf yang kemudian diklasifikasikan sesuai

dengan jenis jawaban yang diberikan kepada narasumber

5 Tehnis Penulisan Skripsi

Penulisan skripsi ini berpedoman pada ldquoBuku Pedoman Penulisan

Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh FSH UIN Jakarta tahun 2012rdquo

12

6 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam penulisan skripsi ini penulis membuat

sistematika penulisan dengan membagi kepada lima (5) bab tiap-tiap bab terdiri

dari sub-sub bab dengan rincian sebagai berikut

BAB I Dalam bagian pendahuluan ini berisi latar belakang masalah

identifikasi masalah batasan dan rumusan masalah tujuan

penelitian manfaat penelitian review terdahulu kerangka

berpikir metode penelitian dan sistematika penulisan

BAB II Membahas tentang konsep mediasi dan penerapannya berupa

pengertian mediasi asas-asas umum dalam proses medasi

keuntungan menggunakan mediasi peran dan fungsi mediator

proses mediasi dan mediasi dalam islam

BAB III Membahas tentang teori efektivitas berupa pengertian mediasi

bekerjanya hukum dalam masyarakat dan teori efektivitas

hukum

BAB IV Membahas tentang analisis efektivitas mediasi berupa profil

Pengadilan Agama Karawang analisis efektivitas mediasi

tingkat keberhasilan mediasi dan faktor pendukung dan

penghambat keberhasilan mediasi

BAB V Merupakan bab penutup berisi kesimpulan dan saran-saran

13

BAB II

KONSEP MEDIASI DAN PENERAPANNYA

A Pengertian Mediasi

Istilah mediasi berasal dari bahasa Latin ldquomediusrdquo ldquomediumrdquo yang artinya

berada ditengah Mediasi merupakan salah satu bentuk negosiasi antara dua pihak

(ldquodyadic modelrdquo) dengan melibatkan pihak ketiga (ldquotriadic modelrdquo) dengan

tujuan membantu tercapainya penyelesaian yang bersifat kompromis1 Pada

dasarnya mediasi adalah negosiasi yang melibatkan pihak ketiga yang memiliki

keahlian mengenai prosedur mediasi yang efektif dapat membantu dalam situasi

konflik untuk mengordinasi aktivitas mereka sehingga lebih efektif dalam proses

tawar-menawar2

Menurut Priyatna Abdurrasyid mediasi merupakan suatu proses damai

bahwa para pihak yang bersengketa menyerahkan penyelesaiannya kepada

mediator (seseorang yang mengatur pertemuan antara dua pihak atau lebih yang

bersengketa) untuk mencapai hasil akhir yang adil tanpa membuang biaya yang

besar tetapi tetap efektif dan diterima sepenuhnya oleh kedua belah pihak yang

bersengketa secara sukarela3

Pengertian mediasi yang lain menurut Dwi Rezki Sri Astarini adalah proses

penyelesaian sengketa alternatif bahwa para pihak yang bersengketa dengan itikad

1 Valerine JL Kriekhoff Mediasi Sebagai Bentuk Penyelesaian Sengketa Keluarga dalam

buku Bunda Reghena (Pustaka Dunia 2012) h 615 2 Nurnianingsih Amriani Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan

(Jakarta Raja Grafindo 2011) h 28 3 Priyatna Abdurrasyid Arbitase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Suatu Pengantar

(Jakarta Fikahati Anesta 2002) h 34

14

baik berusaha mendamaikan sengketa diantara mereka dengan dibantu oleh

mediator netral untuk mencapai hasil yang adil dan dapat diterima oleh kedua

belah pihak untuk dilaksanakan dengan sukarela4

Demikian pula ketentuan dalam Pasal 1 angka 1 PERMA Nomor 1 Tahun

2016 terdapat rumusan pengertian mediasi sebagai berikut

ldquoMediasi adalah cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk

memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh mediatorrdquo

B Dasar Filosofis dan Yuridis Dalam Mediasi

Pelembagaan dan permberdayaan mediasi di Pengadilan (Court Connected

Mediation) juga tidak terlepas pula dari landasan filosofis yang bersumber pada

dasar negara kita yaitu Pancasila terutama sila keempat yang berbunyi

ldquoKerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan

Perwakilanrdquo Sila keempat dari Pancasila ini diantaranya menghedaki bahwa

upaya penyelesaian sengketa atau konflik atau perkara dilakukan melalui

musyawarah untuk mencapai mufakat yang diliputi oleh semangat kekeluargaan

Hal ini mengadung arti bahwa setiap sengketakonflikperkara hendaknya

diselesaikan melalui proses perundingan atau perdamaian di antara para pihak

yang bersengketa untuk memperoleh kesepakatan bersama5

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa dasar hukum yang mengatur

pengintegrasian mediasi dalam sistem peradilan pada dasarnya bertitik tolak pada

4 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 89 5 Rachmadi Usman Mediasi di Pengadilan Dalam Teori Dan Praktik (Jakarta Sinar

Grafika 2012) h 26

15

ketentuan HIR dan RBg HIR merupakan singkatan dari Herziene Inlandsch

Reglement (Reglemen Indonesia Baru) merupakan salah satu sumber hukum acara

perdata bagi daerah Pulau Jawa dan Madura peninggalan colonial Hindia Belanda

yang masih berlaku di negara kita hingga kini Sedangkan RBg adalah singkatan

dari Rechtsreglementvoor de Buitengewesten (Reglement untuk daerah seberang)

merupakan Hukum Acara Perdata bagi daerah luar pulau Jawa dan Madura

Secara lebih lengkap ketentuan pasal ini adalah6

1 Jika pada hari yang ditentukan kedua belah pihak datang maka pengadilan negeri dengan pertolongan ketua mencoba akan mendamaikan mereka

Selanjutnya pada ayat (2) berbunyi

2 Jika perdamaian yang demikian itu dapat dicapai maka pada waktu bersidang diperbuat sebuah surat akta tentang itu dalam mana kedua belah pihak dihukum akan menempati perjanjian yang diperbuat itu surat akan berkekuatan dan akan dijalankan sebagai keputusan biasa

Selanjutnya dalam Pasal 154 RBg adalah

1 Bila pada hari yang telah ditentukan para pihak dating menghadap maka Pengadilan Negeri dengan perantaraan ketua berusaha mendamaikannya

2 Bila dapat dicapai perdamaian maka di dalam siding itu juga dibuatkan suatu akta dan para pihak dihukum untuk menaati perjanjian yang telah dibuat dan akta itu mempunyai kekuatan serta dilaksanakan seperti suatu surat keputusan biasa

Dapat dikatakan bahwa mediasi di Pengadilan ini merupakan hasil

pengembangan dan pemberdayaan kelembagaan perdamaian sebagaimana diatur

dalam ketentuan Pasal 130 HIR154 RBg yang mengharuskan hakim

menyidangkan suatu perkara dengan sungguh-sungguh mengusahakan

perdamaian diantara para pihak yang berperkara Namun Mahkamah Agung

mensinyalir bahwa hakim tidak menerapkan ketentuan ini hanya sekedar

6 Prof DR Syahrizal Abbas Mediasi Dalam Perspektif Hukum Syariah Hukum Adat dan

Hukum Nasional (Jakarta Kencana 2009)h 287

16

formalitas menganjurkan perdamaian di hadapan para pihak yang bersengketa7

Kenyataan praktik yan dihadapi jarang dijumpai putusan perdamaian Produk

yang dihasilkan peradilan dalam penyelesaian perkara yang diajukan kepadanya

hampir seratus persen berupa putusan konvensional yang bercorak menang atau

kalah (winning or losing) Jarang ditemukan penyelesaian berdasarkan konsep

sama-sama menang (win-win solution)

Pasal 130 HIR154 RBg yang memerintahkan usaha perdamaian oleh

hakim dijadikan modal utama dalam membangun perangkat hukum mediasi

pengadilan yang sudah dirintis sejak tahun 2002 melalui SEMA Nomor 1 Tahun

2002 Tentang Pemberdayaan Pengadian Tingkat Pertama Menerapkan Lembaga

Damai Pasal 130 HIR154 RBg yang kemudianpada tahun 2003 disempurnakan

melalui PERMA Nomor 2 Tahun 2003 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan8

Kemudian merasa PERMA Nomor 2 Tahun 2003 dirasa belum efektif

maka Mahmakah Agung merevisi kembali dengan lahirnya PERMA Nomor 1

Tahun 2008 Kehadiran PERMA Nomor 1 Tahun 2008 dimaksudkan untuk

memberikan kepastian ketertiban kelancaran dalam proses mendamaikan para

pihak untuk menyelesaikan suatu sengketa perdata Hal ini daat dilakukan dengan

menintensifkan dan mengintegrasikan proses mediasi ke dalam prosedur

berperkara di pengadilan Mediasi mendapat kedudukan penting dalam PERMA

Nomor 1 Tahun 2008 karena proses mediasi merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dalam proses berperkara di pengadilan Hakim wajib mengikuti

7 Rachmadi Usman Mediasi di Pengadilan Dalam Teori Dan Praktik (Jakarta Sinar

Grafika 2012) h 27 8 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 124

17

prosedur penyelesaian sengketa melalui mediasi bila hakim melanggar atau

enggan menerpkan prosedur mediasi putusan hakim tersebut batal demi hukum

(Pasal 2 ayat (3) PERMA)9

C Keuntungan Menggunakan Proses Mediasi

Bagi pihak-pihak yang berseteru memecahkan masalah dengan

membawanya ke meja hijau terkadang dirasa kurang begitu efektif Banyak

kelebihan yang ditawarkan oleh mediasi dibandingkan dengan proses litigasi

yaitu10

a Ada dua asas penting dalam mediasi

Pertama menghindari menang ldquokalahrdquo (win loose) melainkan lsquosama-sama

menangrdquo (win-win solution) Sama-sama menang bukan saja dalam arti

ekonomi atau keuangan melainkan termasuk juga kemenangan moril reputasi

(nama baik dan kepercayaan) Kedua putusan tidak mengutamakan

pertimbangan dan alasan hukum melainkan atas dasar kesejajaran kepatutan

dan rasa keadilan

b Telah pula dikemukakan penyelesaian melalui mediasi mempersingkat waktu

penyelesaian sengketa dibandingkan berperkara Waktu yang panjang dalam

berperkara tidak hanya menjadi beban ekonomi keuangan Yang tidak kalah

pentingnya adalah beban psikologis yang akan mempengaruhi berbagai sikap

dan kegiatan pihak yang berperkara

9 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 124-125

10 Bagir Manan Mediasi Sebagai Alternatif Menyelesaikan Sengketa Varia Peradilan No 248 Juli 2006 h 5-16

18

c Bagi masyarakat Indonesia berperkara menimbulkan efek sosial yaitu

putusnya hubungan persaudaraan atau hubungan sosial Bukan saja antar

pihak yang berperkara Efek sosial dapat memperluas sampai kepada

hubungan kekerabatan yang lebih luas Hal ini dapat terjadi karena suatu

perkara bukan saja menjadi kepentingan dan ldquoharga dirirdquo yang berperkara

melainka juga dapat merambat ke kerabat

d Mediasi sangat sesuai dengan dasar pergaulan sosial masyarakat Indonesia

yang mengutamakan dasar kekerabatan paguyuban kekeluargaan dan gotong

royong Dasar-dasar tersebut dapat membentuk tingkah laku toleransi

mudag memaafkan dan mengedepankan sikap mendahulukan kepentingan

bersama (komunal)

D Peran dan Fungsi Mediator

Dalam mediasi ada pihak yang sangat berperan besar demi tercapainya

kesepakatan damai yaitu seorang mediator Biasanya mediator adalah orang yang

ahli dalam bidang yang didiskusikandisengketakan atau ahli dalam bidang hukum

karena pendekatan yang difokuskan adalah pada hak Mediator merupakan pihak

ketiga yang bersifat netral dan tidak memihak yang berfungsi membantu para

pihak dalam mencari kemungkinan penyelesaian sengketa11

Sebagai ldquopenengahrdquo atau pihak ketiga yang netral dalam proses mediasi

mediator ldquomembanturdquo para pihak dalam menyelesaikan sengketa yang

dihadapinya Seorang mediator akan membantu para pihak untuk membingkai

persoalan yang ada perlu diselesaikan secara bersama Secara umum mediator

11 Mariana Sutadi Pendayagunaan Perdamaian Menurut Pasal 130 HIR154 RBg dan Potensinya dalam Mewujudkan Keadilan yang Cepat Sederhana dan Biaya Ringan (Jakarta Pusat Pengkajian Hukum dan Mahkamah Agung RI 2005) h 30

19

tidak membuat keputusan mediator hanya membantu dan memfasilitasi para

pihak yang bersengketa untuk merumuskan berbagai opsi pilihan penyelesaian

sengketa yang dapat diterima oleh kedua belah pihak sehingga untuk mencapai

hasil yang maksimal seorang mediator disamping memiliki kemampuan sebagai

mediator juga harus dapat menguasai teknik-teknik mediasi secara baik12

Ada kalanya mediator akan sering bertemu dengan para pihak secara pribadi

dalam pertemuan yang disebut caucus yaitu pertemuan mediator dengan salah

satu pihak tanpa dihadiri pihak lainnya sehingga mediator akan lebih leluasa

memperoleh informasi dari pihak yang tidak bersedia terbuka membagi

informasi13 Dengan pertemuan terpisah (caucus) ini mediator akan mempunyai

lebih banyak informasi mengenai persoalan-persoalan yang sebenarnya terjadi

Mediator berkewajiban untuk merahasiakan informasi yang diberikan kepadanya

dalam sebuah caucus Oleh karena itu seorang mediator juga harus memiliki

kemampuan mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang nantinya akan

dipergunakan sebagai bahan untuk menyusun dan mengusulkan pelbagai

penyelesaian masalah yang disengketakan sehingga mediator diharapkan akan

mampu menentukan apakah terdapat dasar-dasar bagi terwujudnya suatu

perjanjiankesepakatan14

12 I Made Widyana Alternatif Penyelesaian Sengketa (ADR) (Jakarta Fikahati Anesta

2009) h 114 13 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 93 14 Takdir Rahmadi Mediasi Penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan Mufakat (Jakarta

RajaGrafindo Persada 2010) h 17

20

Fuller dalam Riskin and Westbrook menyebutkan tujuh fungsi mediator

yaitu sebagai catalyst educator translator resourceperson bearer of bad news

agent of reality dan scapegoat

1 Sebagai ldquokatalisatorrdquo mengandung pengertian bahwa kehadiran mediator

dalam proses perundingan mampu mendorong lahirnya suasana yang

konstruktif bagi diskusi

2 Sebagai ldquopendidikrdquo berarti seseorang harus berusaha memahami aspirasi

prosedur kerja keterbatasan politis dan kendala usahan dari para pihak Oleh

sebab itu ia harus berusaha melibatkan diri dalam dinamika perbedaan di

antara para pihak

3 Sebagai ldquopenerjemahrdquo berarti mediator harus mampu menyampaikan dan

merumuskan usulan pihak yang satu kepada pihak yang lainnya melalui

bahasa atau ungkapan yang baik dengan tanpa mengurangi sasaran yang

dicapai oleh pengusul

4 Sebagai ldquonarasumberrdquo berarti seorang mediator harus mendayagunakan

sumber-sumber informasi yang tersedia

5 Sebagai ldquopenyandang berita jelekrdquo berati seorang mediator harus menyadari

bahwa para pihak dalam proses perundingan dapat bersikap emosional Untuk

itu mediator harus mengadakan pertemuan terpisah dengan pihak-pihak

terkait untuk menampung berbagai usulan

6 Sebagai ldquoagen realitasrdquo berarti mediator harus berusah memberi pengertian

secara jelas kepada salah satu pihak bahwa sasarannya tidak mungkin atau

tidak masuk akal tercapai melalui perundingan

21

7 Sebagai ldquokambing hitamrdquo berarti seorang mediator harus siap disalahkan

misalnya dalam membuat kesepakatan hasil perundingan

E Proses Mediasi

Ada beberapa tahap secara garis besar yang harus dijalani oleh para pihak

dalam melakukan proses mediasi Berikut adalah tahapan-tahapan proses mediasi

yang diatur di dalam Perma Nomor 1 Tahun 2016

a Tahapan Pra Mediasi

Pertama penggugat mendaftarkan perkara ke bagian kepaniteraan

Pengadilan Setelah itu Ketua Pengadilan memilih Majelis Hakim untuk

memeriksa perkara tersebut Pada sidang pertama yang dihadiri oleh para

pihak Hakim pemeriksa perkara mewajibkan para pihak untuk menempuh

proses mediasi (Pasal 17 ayat (1) )

Setelah itu Majelis Hakim memberikan hak kepada para pihak untuk

memilih mediator pada hari itu juga atau paling lama 2 hari berikutnya (Pasal

20 ayat (1) ) Apabila setelah hari yang ditentukan tidak ada kesepakatan

untuk memilih mediator maka Hakim pemeriksan perkara segera menunjuk

Mediator Hakim atau pegawai Pengadilan Jika pada Pengadilan yang sama

tidak terdapat Hakim bukan pemeriksa perkara dan Pegawai Pengadilan yang

bersertifikat ketua majelis hakim menunjuk salah satu Hakim Pemeriksan

Perkara untuk menjalankan fungsi mediator dengan mengutamakan yang

bersertifikat (Pasal 20 ayat (3) dan (4) )

22

b Pemanggilan Para Pihak

Mediator menentukan hari dan tanggal pertemuan mediasi setekah

menerima penetapan penunjukan sebagai mediator (Pasal 21 ayat (1) )

Dengan bantuan juru sita Mediator atas kuasa Hakim Pemeriksa Perkara

memanggil para pihak untuk menghadiri pertemuan mediasi

c Akibat Hukum Pihak Tidak beriktikad Baik

Pada Pasal 22 ayat (1) sampai (5) adalah penjelasan mengenai akibat

hukum bagi pihak Penggugat yang tidak beriktikad baik Pada Pasal

selanjutnya yaitu Pasal 23 ayat (1) sampai (8) berisi penjelasan mengenai

akibat hukum bagi pihak Tergugat yang tidak beriktkad baik selama proses

mediasi

d Penyerahan Resume Perkara dan Jangka Waktu Proses Mediasi

Dalam waktu paling lama 5 (lima) hari terhitung sejak penetapan

sebagaimana dimaksud pada Pasal 20 ayat (5) para pihak menyerahkan

resume perkara kepada pihak lain dan Mediator (Pasal 24 ayat (1) ) Jangka

waktu mediasi yang ditetapkan adalah 30 hari terhitung sejak penetapan

perintah melakukan Mediasi Atas dasar kesepakatan para pihak waktu

Mediasi dapat diperpanjang paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak

waktu mediasi pertama berakhir disertai engan alasannya (Pasal 24 ayat (2)

(3) dan (4) )

e Keterlibatan Ahli dan Tokoh Masyarakat

Atas persetujuan para pihak dan atau kuasa hukum Mediator dapat

menghadirkan seorang atau lebih ahli tokoh masyarakat tokoh agama atau

23

tokoh adat (Pasal 26 ayat (1) ) Terkait mengenai mengikat atau tidaknya dari

penjelasan dan atau penilaian ahli dan atau tokoh masyarakat tergantung

berdasarkan kesepakatan para pihak (Pasal 26 ayat (2) )

f Mediasi Mencapai Kesepakatan

Jika Mediasi mencapai kesepakatan dengan bantuan Mediator para

pihak wajib merumuskan kesepakatan secara tertulis yang ditandatangani

oleh para pihak dan Mediator (Pasal 27 ayat (1) ) Mediator wajib

memastikan kesepakatan perdamaian tidak memuat ketentuan yang

a Bertentangan dengan hukum ketertiban umum dan atau kesusilaan

b Merugikan pihak ketiga atau

c Tidak dapat dilaksanakan

Para pihak melalui Mediator dapat mengajukan kesepakatan

perdamaian kepada Hakim Pemeriksa Perkara agar dikuatkan dalam Akta

Perdamaian Jika para pihak tidak menghendaki maka kesepakatan

perdamaian wajib memuat pencabutan gugatan (Pasal 27 ayat (4) dan (5) )

Selanjutnya Mediator wajib menyampaikan hasil kesepakatan kepada Hakim

Pemeriksa Perkara dengan melampirkan kesepakatan perdamaian(Pasal 27

ayat (6) )

Setelah itu Hakim Pemeriksa Perkara mempelajari isi kesepakatan

perdamaian paling lama 2 (dua) hari Apabila ada perbaikan Hakim

Pemeriksa Perkara mengembalikan kepada Mediator dan para pihak agar

segera diperbaiki Setelah mengadakan pertemuan dengan para pihak

Mediator wajib mengajukan kembali kesepakatan perdamaian yang telah di

24

perbaiki kepada Hakim Pemeriksa Perkara paling lama 7 (tujuh) hari sejak

penerimaan petunjuk perbaikan Paling lama 3 (tiga) hari setelah Hakim

menerima kesepakatan perdamaian maka Hakim menerbitkan hari penetepan

sidang untuk membacakan Akta Perdamaian (Pasal 28 ayat (1) sampai (4) )

g Kesepakatan Perdamaian Sebagian

Dalam hal proses Mediasi mencapai kesepakatan sebagian antar

penggugat dan sebagian tergugat penggugat mengubah gugatan dengan tidak

lagi mengajukan pihak tergugat sebagai lawan Kesepakatan tersebut dibuat

dan ditandatangani oleh penggugat dengan sebagian pihak tergugat yang

mencapai kesepakatan dan Mediator (Pasal 29 ayat (1) dan (2) ) Kesepakatan

di atas dapat dikuatkan dengan Akta Perdamaian sepanjang tidak menyangkut

aset harta kekayaan danatau keperntingan pihak yang tidak mencapai

kesepakatan (Pasal 29 ayat (3) ) Kesepakatan ini tidak dapat dilakukan pada

perdamaian sukarela tahap pemeriksaan perkara dan tingkat upaya banding

kasasi atau peninjauan kembali (Pasal 29 ayat (6) )

Untuk Mediasi perkara perceraian di dalam Pengadilan Agama yang

tuntutan perceraian dikumulasikan dengan tuntutan lainnya dan para pihak

tidak ingin rukun kembali maka Mediasi dilanjutkan dengan tuntutan lainnya

(Pasal 31 ayat (1) ) Jika para pihak mencapai kesepakatan sebagaimana pada

ayat (1) kesepakatan dituangkan dalam kesepakatan perdamaian sebagaian

dengan memuat klausula keterkaitannya dengan perceraian Hal ini hanya

dapat dilakukan jika putusan Hakim Pemeriksa Perkara mengabulkan gugatan

perceraian telah berkekuatan hukum tetap

25

h Mediasi Tidak Berhasil atau Tidak Dapat Dilaksanakan

Mediator wajib menyatakan Mediasi tidak berhasil dan

memberitahukan secara tertulis kepada Hakim pemeriksa perkara apabila

tidak mencapai kesepakatan pada hari yang telah tentukan yaitu 30 hari para

tidak beriktikad baik melibatkan aset serta harta kekayaan atau kepentingan

dengan pihak lain dan melibatkan wewenang aparatur negara Setelah Hakim

menerima pemberitahuan hal ini Hakim segera menetapkan untuk

melanjutkan pemeriksaan perkara (Pasal 32 ayat (1) sampai (3) )

i Perdamaian Sukarela Pada Tahap Pemeriksaan Perkara

Pada tiap tahapan pemeriksaan perkara Hakim tetap berupaya

mendorong para pihak untuk berdamai Atas dasar kesepakatan para pihak

dapat memohon melakukan perdamaian kepada Hakim Pemeriksa Perkara

pada tahap ini Setelah itu Hakim segera menunjuk salah seorang Hakim

Pemeriksa Perkara untuk menjalankan fungsi Mediator dan Hakim wajib

menunda persidangan paling lama 14 hari

j Perdamaian Sukarela Pada Tingkat Upaya Hukum Banding Kasasi atau PK

Sepanjang perkara belum diputus pada tingkat upaya hukum banding

kasasi atau peninjauan kembali atas dasara kesepakatan dapat menempuh

upaya perdamaian Jika mencapai kesepakatan maka dibuat akta perdamaian

dan ditandatangani oleh Hakim pemeriksa perkara paling lama 30 hari sejak

diterimanya kesepakatan tersebut (Pasal 34 ayat (1) sampai (4) )

26

F Mediasi Dalam Perspektif Islam

Ash-shulhu disyariatkan oleh Al-qurrsquoan Sunnah dan Ijmarsquo demi

tercapainya kesepakatan sebagai pengganti daripada perpecahan dan agar

permusuhan antara dua pihak yang berselisih dapat dilerai Didalam Al-qurrsquoan

Allah berfirman15

وإن طائفتان من المؤمنين اقتتلوا فأصلحوا بينهما فإن بغت إحداهما على الأخرى فقاتلوا

فإن فاءت فأصلحوا بينهما بالعدل وأقسطوا إ ن الله التي تبغي حتى تفيء إلى أمر الله

يحب المقسطين (الحجرات9)

Artinya ldquoDan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah Kalau dia telah surut damaikanlah antara keduanya menurut keadilan dan hendaklah kamu berlaku adil sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adilrdquo

Dan di dalam sunnah yang diriwayatkan Abu Dawud At-tirmidzi Ibnu Majah

Al-Hakim dan Ibnu Hibban dari Amru bin lsquoAuf bahwa Rasulullah SAW

bersabda

م حلالا أوأحل حراما الصلح جائز بين المسلمين إلا صلحا حر

Artinya ldquoPerdamaian diantara orang-orang muslim itu boleh kecuali perdamaian yang menghalalkan yang haram atau mengharamkan yang halalrdquo

15 Sayyid Sabiq Fiqh Al-sunnah juz 3 (Kairo Al-fath Lil Irsquolam Al-lsquoArobi 1972) h 210

27

Dan At-tirmidzi menambahkan

والمسلمون على شروطهم

Artinya ldquoDan (muamalah) orang-orang muslim itu berdasarkan syarat-syarat merekardquo

Lalu ia berkata bahwa hadits ini Hasan Shahih dan Umar ra berkata ldquoTolaklah

permusuhan sampai mereka berdamai karena pemutusan melalui pengadilan akan

mengembangkan kedengkian di antara merekardquo Kaum muslimin berijmarsquo bahwa

perdamaian di antara yang bermusuhan itu disyariatkan P15F

16

Mediasi dalam konsep islam dikenal dengan istilah Shulhu atau Ishlah Sulh

adalah suatu proses penyelesaian sengketa dimana para pihak bersepakat untuk

mengakhiri perkara mereka secara damai Di dalam kitab Fathul Qariib Al-Mujiib

pengertian Ash-Shulh secara bahasa sebagai berikut (فتح القريب المجيب)

16وهو لغة قطع المنازعة F

17

Artinya ldquoShuluh secara bahasa adalah memutus sengketa atau perselisihanrdquo

Namun pengertian shuluh secara syararsquo atau istilah adalah

وشرعا عقد يصلح به قطعها

Artinya ldquoDan menurut syararsquo adalah akad mendamaikan dengan memutus sengketa atau perselisihanrdquo

16 Sayyid Sabiq Fiqh Al-sunnah juz 3 (Kairo Al-fath Lil Irsquolam Al-lsquoArobi 1972) h 210 17Ahmad bin Al-Husain Fathul Qariib Al-Mujiib (Mesir Thaha Putra Semarang 1934) h

33

28

Metode Ash-shulh menjadi metode yang efektif untuk menyelesaikan

persengketaan atau perselisihan karena berdasarkan asas kedua belah pihak tidak

ada yang merasa menang ataupun kalah Tentunya hal tersebut atas kesepakatan

dan kerelaan masing-masing pihak Hal ini sesuai dengan prinsip mediasi dengan

istilah win-win solution

Sebelum mengarah kepada perceraian biasanya diawali dengan adanya

sikap nusyuz baik dari pihak isteri maupun suami Ketika hal ini terjadi Al-

Qurrsquoan mentebutkan di dalam surat An-Nisa ayat 128

وإن امرأة خافت من بعلها نشوزا أو إعراضا فلا جناح عليهما أن يصلحا بينهما كان بما ح وإن تحسنوا وتتقوا فإن الله لح خير وأحضرت الأنفس الش صلحا والص

تعملون خبير ا

Artinya Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir Dan jika kamu bergaul dengan isterimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak acuh) maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan

Ayat di atas membahas masalah nusyuz Nusyuz identik dengan sikap istri yang

membangkang terhadap suami padahal nusyuz juga dapat terjadi pada suami

Nusyuz suami adalah sikap suami yang telah meninggalkan kewajibannya

bertindak keras kepada istri tidak menggaulinya dengan baik tidak pula

memberikan nafkah dan bersikap acuh tak acuh kepada istri P17F

18P Sebaliknya bentuk

nusyuz yang dilakukan oleh istri di dalam KHI (Kompilasi Hukum Islam)

18 M Abdul Amir dkk Kamus Istilah Islam cet ke-1 (Jakarta Pustaka Firdaus 1994) h

251

29

didefinisikan sebagai sebuah sikap ketika istri tidak mau melaksanakan

kewajibannya yaitu kewajiban utama berbakti lahir dan batin kepada suami dan

kewajiban lainnya adalah menyelenggarakan dan mengatur keperluan rumah

tangga sehari-hari dengan sebaik-baiknya19

At-Tirmidzi meriwayatkan bahwa istri Nabi saw Saudah binti Zamrsquoah

khawatir dicerai oleh Nabi saw maka dia bermohon agar tidak dicerai dengan

menyerahkan haknya bermalam bersama Rasul saw untuk istri Nabi saw lsquoAisyah

(istri Nabi saw yang paling beliau cintai setelah Khadijah)20

Kemudian apabila nusyuz telah terjadi dan tuntunan berdamai dari Al-

Qurrsquoan tidak berhasil dijalankan yang dapat berujung pada syiqaq Al-Qurrsquoan

menyebutkan ayat yang menyatakan tentang langkah perdamaian selanjutnya

antara suami isteri yang sedang berselisih yaitu pada surat An-Nisa ayat 35

وإن خفتم شقاق بينهما فابعثوا حكما من أهله وحكما من أهلها إن يريدا إصلاحا يوف ق

كان عليما خبير ا بينهما إن الله الله

Artinya Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri ituSesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal

Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa salah satu menyelesaikan

perselisihan atau persengketaan antara suami isteri yaitu dengan jelas mengirim

19 Inpres nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam Bab XXI bagian keenam

Pasal 83 ayat (1) dan 84 ayat (1) 20 M Quraish Shihab Tafsir Al-Mishbah (Jakarta Lentera Hati 2007) h 605

30

seorang hakam selaku mediator dari kedua belah pihak untuk membantu

menyelesaikan perselisiah tersebut Hakam yang dimaksud dalam Al-qurrsquoan

terdiri dari dua orang yang diambil atau dipilih masing-masing satu dari keluarga

pihak suami isteri Menurut ayat di atas juga jika terjadi kasus antara suami istri

maka diutus seorang hakam dari pihak suami dan seorang hakam dari pihak istri

yang berfungsi untuk mengadakan penelitian dan penyelidikan tentang sebab-

musabab terjadinya syiqaq serta berusaha mendamaikannya atau mengambil

prakarsa putusnya perkawinan kalau sekiranya jalan inilah yang terbaik21

Dalam ayat di atas terdapat kata hakam Fungsi utama hakam adalah

mendamaikan Tetapi jika mereka gagal apakah mereka harus menetapkan hukum

dan harus dipatuhi oleh suami isteri yang bersengketa itu Ada yang mengiyakan

dengan alasan Allah menamai mereka hakam dan dengan demikian mereka

berhak menetapkan hukum sesuai dengan kemashlahatan baik disetujui oleh

pasangan maupun tidak Pendapat ini dianut oleh sejumlah sahabat Nabi saw juga

kedua Imam mazhab Malik dan Ahmad Ibn Hanbal Sedang Imam Abu Hanifah

dan Imam Syafirsquoi menurut satu riwayat tidak memberi wewenang kepada hakam

itu Untuk menceraikan hanya berada di tangan suami dan tugas mereka hanya

mendamaikan tidak lebih dan tidak kurang22

Selanjutnya di dalam kitab tafsir Ibnu Katsir para Fuqaha juga berkata jika

terjadi persengketaan di antara suami istri maka didamaikan oleh hakim sebagai

pihak penengah meneliti kasus keduanya dan mencegah orang yang berbuat

21 H Abdur Rahman Ghazaly Fiqh Munakahat (Jakarta Kencana Prenada Media Group

2006) h 241 22 M Quraish Shihab Tafsir Al-Mishbah (Jakarta Lentera Hati 2007) h 433-434

31

zhalim dari keduanya dari perbuatan zhalim Jika perkaranya tetap berlanjut dan

persengketaannya semakin panjang maka hakim mengutus seseorang yang

dipercaya dari keluarga wanita dan keluarga laki-laki untuk berembug dan

meneliti masalahnya serta melakukan tindakan yang mengandung maslahat bagi

keduanya berupa perceraian atau berdamai Allah SWT memerintahkan mengutus

seorang laki-laki sholeh dari masing-masing pihak untuk meneliti siapa yang

berlaku buruk Jika sang suami yang melakukan keburukan maka mereka dapat

melindungi sang istri dan membatasi kewajibannya dalam memberi nafkah Jika

seorang istri yang melakukan keburukan maka mereka dapat mengurangi haknya

dari suami dan menahan nafkah yang diberikan kepadanya Jika keduanya sepakat

untuk bercerai atau menyatu kembali maka boleh saja perkara itu ditetapkan23

Kaidah ushul fiqh yang digunakan ke dalam permasalahan ini adalah

Mashlahah Mursalah24 Al-Ghazali menjelaskan bahwa hakikat dari mashlahah

adalah25

ع ر الش ود ص ق ى م ل ع ة ظ ا ف ح الم

Artinya Memelihara tujuan syararsquo (dalam menetapkan hukum)

Sedangkan tujuan syararsquo dalam menetapkan hukum itu ada lima yaitu

memelihara agama jiwa akal keturunan dan harta Secara lengkap Muhammad

Abu Zahrah merumuskan definisi mashlahah sebagai berikut P25F

26P

23 Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Al-Sheikh Lubaabut Tafsiir Min

Ibni Katsir terj MAbdul Ghoffar EM (Juz5 Bogor Pustaka Imam Asy-Syafirsquoi 2003) cet ke-2 h 302

24 Mashlahah Mursalah adalah suatu perbuatan yang mengandung nilai baik (manfaat) dan memelihara tercapainya tujuan-tujuan suararsquo yaitu menolak mudharat dan meraih mashlahah

25 Amir Syarifuddin Ushul Fiqh jilid II (Jakarta Kencana 2011) cet 6 h 346

32

و ا ار ب ت الأع اص ب ل خ ص ا ا ه ل د ه ش ي لا و ى م لا س الأ ع ار الش د ص ا ق م ل ة م ئ لا الم ح ال ص الم ي ه

اء غ الأل ب

Artinya Mashlahah yang selaras dengan tujuan syariat islam dan tidak ada petunjuk tertentu yang membuktikan tentang pengakuannya atau penolakannya

Kesimpulannya bahwa mashlahah mursalah adalah apa yang baik menurut akal

itu juga selaras dan sejalan dengan tujuan syararsquo dalam menetapkan hukum

Kaidah ini dapat digunakan dalam sengketa perceraian Apabila perceraian

mendatangkan kebaikan bagi pasangan suami istri maka itu lebih baik daripada

mempertahankannya Namun apabila perceraian mendatangkan mudharat maka

harus dihindarkan Hal ini tentunya sudah mempertimbangkan baik dan buruknya

sesuai dengan orientasi dari kaidah ushul fiqh ini

26 Amir Syarifuddin Ushul Fiqh jilid II (Jakarta Kencana 2011) cet 6 h 355

33

BAB III

TEORI EFEKTIVITAS HUKUM

A Pengertian Efektivitas

Secara etimologi kata ldquoefektivitasrdquo berasal dari kata ldquoefektifrdquo atau dalam

bahasa Inggris adalah ldquoeffectiverdquo yang berarti berhasil dengan baik Kamus ilmiah

populer mendefinisikan efektivitas sebagai ketepatan penggunaan hasil guna atau

menunjang tujuan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif artinya ldquoada

efeknya akibatnya pengaruhnya kesannyardquo atau ldquodapat membawa hasil berhasil

gunardquo tentang usaha atau tindakan1

Adapun secara terminologi mengutip Ensiklopedia administrasi

menyampaikan pemahaman tentang efektivitas sebagai berikut2

ldquoEfektivitas adalah suatu keadaan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki kalau seseorang melakukan suatu perbuatan dengan maksud tertentu yang memang dikehendaki Maka orang itu dikatakan efektif kalau menimbulkan atau mempunyai maksud sebagaimana yang dikehendakirdquo

Efektivitas dapat diartikan sebagai suatu proses pencapaian suatu tujuan

yang telah ditetapkan sebelumnya Suatu usaha atau kegiatan dapat dikatakan

efektif apabila usaha atau kegiatan tersebut telah mencapai tujuannya

B Bekerjanya Hukum Dalam Masyarakat

Basis bekerjanya hukum adalah masyarakat maka hukum akan dipengaruhi

oleh faktor-faktor atau kekuatan sosial mulai dari tahap pembuatan sampai dengan

1 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia h 284 2 Ray Pratama Siadari Teori Efektivitas diakses dari http raypratamablogspotsg 2014

11 teori-efektifitashtml pada tanggal 13 Oktober 2016 pukul 0033

34

pemberlakuan Kekuatan sosial akan berusaha masuk dalam setiap proses legislasi

secara efektif dan efesien Peraturan dikeluarkan diharapkan sesuai dengan

keinginan tetapi efek dari peraturan tersebut tergantung dari kekuatan sosial

seperti budaya hukumnya baik maka hukum akan bekerja dengan baik pula

tetapi sebaliknya apabila kekuatannya berkurang atau tidak ada maka hukum tidak

akan bisa berjalan karena masyarakat sebagai basis bekerjanya hukum Cara-cara

untuk mempengaruhi masyarakat dengan sistem yang teratur dan direncanakan

terlebih dahulu dinamakan social engineering atau social planning3

Bila membicarakan efektivitas hukum dalam masyarakat berarti

membicarakan daya kerja hukum itu dalam mengatur dan atau memaksa

masyarakat untuk taat terhadap hukum Efektivitas hukum dimaksud berarti

mengkaji kaidah hukum yang harus memnuhi syarat yaitu berlaku secara yuridis

berlaku secara empiris dan berlaku secara filosofis4 Oleh karena itu faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi hukum itu berfungsi dalam masyarakat yaitu (1)

kaidah hukum atau peraturan itu sendiri (2) petugas atau penegak hukum (3)

sarana atau fasilitas yang digunakan oleh penegak hukum (4) kesadaran

masyarakat Hal tersebut akan di uraikan sebagai berikut5

1 Kaidah Hukum

Di dalam teori-teori ilmu hukum dapat dibedakan tiga macam hal

mengenai berlakunya hukum sebagai kaidah Hal itu diungkapkan sebagai

berikut

3 Soerjono Soekanto Pokok-Pokok Sosiologi Hukum Cet V (Jakarta Raja Grafindo

Persada 2014) h 122 4 Zainuddin Ali Sosiologi Hukum (Jakarta Sinar Grafika 2012) h 62 5 Zainuddin Ali Sosiologi Hukum (Jakarta Sinar Grafika 2012) h 62-65

35

1) Kaidah hukum berlaku secara yuridis apabila penentuannya

didasarkan pada kaidah yang lebih tinggi tingkatannya atau terbentuk

atas dasar yang telah ditetapkan

2) Kaidah hukum berlaku secara sosiologis apabila kaidah tersebut

efektif Artinya kaidah dimaksud dapat dipaksakan berlakunya oleh

penguasa walaupun tidak diterima oleh warga masyarakat (teori

kekuasaan) atau kaidah itu berlaku karena adanya pengakuan dari

masyarakat

3) Kaidah hukum berlaku secara filosofis yaitu sesuai dengan cita

hukum sebagai nilai positif tertinggi

Kalau dikaji secara mendalam agar hukum itu berfungsi maka setiap

kaidah hukum harus memenuhi ketiga macam unsur di atas sebab (1) bila

kaidah hukum hanya berlaku secara yuridis ada kemungkinan kaidah itu

merupakan kaidah mati (2) kalau hanya berlaku secara sosiologis dalam arti

teori kekuasaan maka kaidah itu menjadi aturan pemaksa (3) apabila hanya

berlaku secara filosofis kemungkinannya kaidah itu hanya merupakan

hukum yang dicita-citakan (ius constituendum)

2 Penegakan Hukum

Penegakan hukum atau orag yang bertugas menerapkan hukum

mencakup ruang lingkup yang sangat luas sebab menyangkut petugas pada

strata atas menengh dan bawah Artinya di dalam melaksanakan tugas-

tugas penerapan hukum petugas seyogianya harus memiliki suatu pedoman

diantaranya peraturan tertulis tertentu yang mencakup ruang lingkup tugas-

36

tugasnya Di dalam hal penegakan hukum dimaksud kemungkinan petugas

penegak hukum menghadapi hal-hal sebagai berikut

1) Sapai sejauh mana petugas terikat dari peraturan-peraturan yang ada

2) Sampai batas-batas mana petugas berkenan memberikan kebijakan

3) Teladan macam apakah yang sebaiknya diberikan oleh petugas kepada

masyarakat

4) Sampai sejauh manakah derajat sinkronisasi penugasan-penugasan

yang diberikan kepada petugas sehingga memberikan batas-batas yang

tegas pada wewenangnya

3 Sarana atau Fasilitas

Fasilitas atau sarana amat penting untuk mengefektifkan suatu atuan

tertentu Ruang lingkup sarana dimaksud terutama secara fisik yang

berfungsi sebagai faktor pendukung Misalnya bila tidak ada kertas dan

karbon yang cukup serta mesin tik yang cukup baik bagaimana petugas

dapat membuat berita acara mengenai suatu kejahatan Bagaimana polisi

dapat bekerja dengan baik apabila tidak dilengkapi dengan kendaraan dan

alat-alat komunikasi yang proporsional Kalau peralatan dimaksud sudah

ada faktor-faktor pemeliharaannya juga memegang peran amat penting

Memang sering terjadi bahwa suatu peraturan sudah difungsikan padahal

fasilitasnya belum lengkap Peraturan yang semula bertujuan untuk

memperlancar proses malahan mengakibatkan terjadi kemacetan Mungkin

ada baiknya ketika hendak menerapkan suatu peraturan secara resmi

ataupun memberikan tugas kepada petugas dipikirkan mengenai fasilitas-

37

fasilitas yang berpatokan kepada (1) apa yang sudah ada dipelihara terus

agar setiap saat berfungsi (2) apa yang belum ada perlu diadakan dengan

memperhitungkan jangka waktu pengadaannya (3) apa yang kurang perlu

dilengkapi (4) apa yang telah rusak diperbaiki atau diganti (5) apa yang

macet dilancarkan (6) apa yang telah mundur ditingkatkan

4 Warga Masyarakat

Salah satu faktor yang mengefektifkan suatu peraturan adalah warga

masyarakat Yang dimaksud disini adalah kesadarannya untuk mematuhi

suatu peraturan perundang-undangan yang kerap disebut derajat kepatuhan

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa derajat kepatuhan masyarakat

terhadap hukum merupakan salah satu indikator berfungsinya hukum yang

bersangkutan

Namun ada asumsi lain yang mengatakan bahwa semakin besar peran

sarana pengendalian sosial selain hukum (agama dan adat istiadat) semakin

kecil peran hukum Hukum hendaknya dipergunakan pada tingkat yang

terakhir bila sarana lainnya tidak mampu lagi untuk mengatasi masalah

Namun ada hal lain yang perlu diungkapkan berkaitan dengan kesadaran

masyarakat terhadap hukum yaitu (1) penyuluhan hukum yang teratur (2)

pemberian teladan yang baik dari petugas di dalam hal kepatuhan terhadap

hukum dan respek terhadap hukum (3) pelembagaan yang terencana dan

terarah

38

C Teori Efektivitas Hukum

Apabila kita melihat efektivitas dalam bidang hukum Achmad Ali

berpendapat bahwa ketika ingin mengetahui sejauh mana efektivitas dari hukum

maka kita pertama-ama harus dapat mengukur sejauh mana aturan hukum itu

ditaati atau tidak ditaati6 Lebih lanjut Achmad Ali pun mengemukakan bahwa

pada umumnya faktor yang banyak mempengaruhi efektivitas suatu perundang-

undangan adalah profesional dan optimal pelaksanaan peran wewenang dan

fungsi dari penegak hukum baik di dalam menjelaskan tugas yang dibebankan

terhadap diri mereka maupun dalam menegakkan perundang-undangan tersebut

Teori efektivitas hukum menurut Soerjono Soekanto adalah bahwa efektif

atau tidaknya suatu hukum ditentukan oleh 5 (lima) faktor yaitu7

1 Faktor hukumnya sendiri (undang-undang)

2 Faktor penegak hukum yakni pihak-pihak yang membentuk maupun

menerapkan hukum

3 Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum

4 Faktor masyarakat yakni lingkungan dimana hukum tersebut erlaku atau

diterapkan

5 Faktor kebudayaan yakni sebagai hasil karya cipta dan rasa yang

didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup

Kelima faktor di atas saling berkaitan dengan eratnya oleh karena

merupakan esensi dari penegakan hukum juga merupakan tolak ukur daripada

6 Achmad Ali Menguak Teori Hukum dan Teori Peradilan Vol1 (Jakarta Kencana

2010) h 375 7 Soerjono Soekanto Faktor-faktor yang Memprngaruhi Penegakan Hukum (Jakarta PT

Raja Grafindo Persada 2008) h 8

39

efektivitas penegakan hukum Pada elemen pertama yang menentukan dapat

berfungsinya hukum tertulis tersebut dengan baik atau tidak adalah tergantung

dari aturam hukum itu sendiri

Menurut Soerjono Soekanto ukuran efektivitas pada elemen pertama

adalah8

1 Peraturan yang ada mengenai bidang-bidang kehidupan tertentu sudah

cukup sistematis

2 Peraturan yang ada mengenai bidang-bidang kehidupan tertentu sudah

cukup sinkron secara hierarki dan horizontal tidak ada pertentangan

3 Secara kualitatif dan kuantitatif peraturan-peraturan yang mengatur bidang-

bidang tertentu sudah mencukupi

4 Penertiban peraturan-peraturan tertentu sudah sesuai dengan persyaratan

yuridis yang ada

Pada elemen kedua yang menentukan efektif atau tidakya kinerja hukum

tertulis adalah aparat penegak hukum Dalam hubungan ini dikehendaki adanya

aparatur yang handal sehingga aparat tersebut dapat melakukan tugasnya dengan

baik

Menurut Soerjono Soekanto bahwa masalah yang berpengaruh terhadap

efektivitas hukum tertulis ditinjau dari segi aparat akan bergantung pada hal

berikut9

8 Soerjono Soekanto Penegakan Hukum (Bandung Bina Cipta 1983) 80 9 Soerjono Soekanto Penegakan Hukum (Bandung Bina Cipta 1983) 82

40

1 Sampai sejauh mana petugas terikat oleh peraturan-peraturan yang ada

2 Sampai batas mana petugas diperkenankan memberikan kebijaksanaan

3 Teladan macam apa yang sebaiknya diberikan oleh petugas kepada

masyarakat

4 Sampai sejauh mana derajat sinkronisasi penugasan-penugasan yang

diberikan kepada petugas sehingga memberikan batas-batas yang tegas pada

wewenangnya

Pada elemen ketiga tersedianya fasilitas yang berwujud sarana dan

prasarana bagi aparat pelaksana di dalam melakukan tugasnya Sarana dan

prasarana yang dimaksud adalah prasarana atau fasilitas yang digunakan sebagai

alat untuk mencapai efektivitas hukum Sehubungan dengan ini Soerjono

Soekanto memprediksi patokan efektivitas elemen-elemen tertentu dari prasarana

dimana prasarana tersebut harus secara jelas memang menjadi bagian yang

memberikan kontribusi untuk kelancaran tugas-tugas aparat di tempat atau lokasi

kerjanya Adapun elemen-elemen tersebut adalah10

1 Prasarana yang telah ada apakah telah terpelihara dengan baik

2 Prasarana yang belum ada perlu diadakan dengan memperhitungkan angka

waktu pengadaannya

3 Prasarana yang kurang perlu segera dilengkapi

4 Prasarana yang rusak perlu segera diperbaiki

5 Prasarana yang macet perlu segea dilancarkan fungsinya

10 Soerjono Soekanto Penegakan Hukum (Bandung Bina Cipta 1983) 82

41

6 Prasarana yang mengalami kemunduran fungsi perlu ditingktkan lagi

fungsinya

Kemudian pada elemen keempat ada beberapa elemen pengukur efektivitas

yang tergantung dari kondisi masyarakat yaitu

1 Faktor penyebab masyarakat tidak mematuhi aturan walaupun peraturan

yang baik

2 Faktor penyebab masyarakat tidak mematuhi peaturan walaupun peraturan

sangat bak dan aparat sudah sangat berwibawa

3 Faktor penyebab masyarakat tidak mematuhi peraturan baik petugas atau

aparat berwibawa serta fasilitas mencukupi

Elemen di atas memberikan pemahaman bahwa disiplin dan kepatuhan

masyarakat tergantung dari motivasi yang secara internal muncul Internalisasi

faktor ini ada pada setiap individu yang menjadi elemen terkecil dari komunitas

sosial Oleh karena itu pendekatan paling tepat dalam hubungan disiplin ini

melalui motivasi yang ditanamkan secara individual

Elemen kelima adalah faktor kebudayaan Faktor kebudayaan yang

sebenarnya bersatu padu dengan faktor masyarakat sengaja dibedakan karena di

dalam pembahasannya diketengahkan masalah sistem nilai-nilai yang menjadi inti

dari kebudayaan spiritual atau material Kebudayaan (sistem) hukum pada

dasarnya mencakup nilai-nilai yang mendasari hukum yang berlaku nilai-nilai

yang merupakan konsepsi-konsepsi abstrak mengenai apa yang dianggap baik

(sehingga ditaati) dan apa yang dianggap buruk (sehingga dihindari)

42

BAB IV

ANALISIS EFEKTIVITAS MEDIASI

A Profil Pengadilan Agama Karawang

Pengadilan Agama Karawang kelas IA beralamat di Jalan Jendral Ahmad

Yani No 53 Karawang menurut Kepala Pengadilan Agama Karawang saat itu

yaitu Drs Saifuddin MH diresmikan pada hari senin tanggal 11 Februari 2008

secara simbolis oleh Ketua Mahkamah Agung Bagir Manan yang bertempat di

kantor Pengadilan Agama Bandung Dimana saat itu Ketua Mahkamah Agung

telah meresmikan 3 gedung Pengadilan Agama yaitu Bandung Cikarang dan

Karawang

Sebelum memiliki gedung resmi pada tahun 2006 sambil menunggu

rampungnya pembangunan gedung baru yang dibuat Pemerintah Kabupaten

Karawang meminjamkan tempat bekas kantor Depnaker Pada tahun 2006 adalah

tahap dilaksanakannya rehabilitasi gedung Pengadilan Agama Karawang diatas

tanah seluas 1698 M2 dengan luas bangunan 380M2 Pada awalnya status tanah

adalah Hak Guna Pakai dari Pemda Kabupaten Karawang dengan No

102SUTH0211PM01411978 tanggal 09 Juni 1978 dan Sertifikat No

0000621997

Pengadilan Agama Karawang dibentuk berdasarkan Staatsblad 1882 Nomor

152 tentang Pembentukan Pengadilan Agama di Jawa dan Madura tanggal 19

Januari 1882 dengan nama Raad AgamaPenghulu Landraad

43

Daerah hukum Pengadilan Agama Karawang adalah meliputi Pemerintahan

Kabupaten Karawang sesuai dengan Pasal 4 ayat (1) UU Nomor 7 Tahun 1989

Pasal 4 ayat (1) disebutkan bahwa ldquoPengadilan Agama berkedudukan di

kotamadya atau ibu kota kabupaten dan daerah hukumnya meliputi wilayah

kotamadya atau kabupatenrdquo Dari sini dapat kita simpulkan bahwa daerah hukum

Pengadilan Agama Karawang adalah wilayah kota atau Kabupaten Karawang

Pengadilan Agama Karawang yang daerah hukumnya meliputi kabupaten

Karawang terdiri dari 30 kecamatan dan 304 kelurahan atau desa dengan

mayoritas penduduk beragama islam Dalam menjalankan tugasnya dan

fungsinya Pengadilan Agama Karawang didukung oleh pegawai berjumlah 40

orang dan secara formal pelaksanaan tugas Pengadilan Agama Karawang harus

dipertanggung jawabkan dengan membuat laporan ke Pengadilan Tinggi Bandung

sebagai bukti nyata

Sebagai tempat pencari keadilan Pengadilan Agama Karawang sesuai

dengan tugas dan kewenangannya yaitu bertugas dan berwenang memeriksa

memutus dan mengadili perkara diantara orang-orang yang beragama islam

dalam bidang perkawinan warisan dan wasiat wakaf zakat infaq hibah

shodaqoh dan ekonomi syarirsquoah serta kewenangan lainnya yang diatur serta

diamanatkan oleh Undang-Undang

Secara geografis wilayah kabupaten Karawang terletak antara koordinat

107ordm02`ndash107ordm40` Bujur Timur 5ordm56`ndash6ordm34` Lintang Selatan termasuk daerah

dataran yang relative rendah Mempunyai variasi ketinggian wilayah antara 0 -

1279 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan wilayah 0 - 2 2 - 15

44

15 - 40 dan diatas 40 Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten

Bekasi dan Kabupaten Bogor di barat Laut Jawa di utara Kabupaten Subang di

timur Kabupaten Purwakarta di tenggara serta Kabupaten Cianjur di selatan ini

memiliki luas wilayah 173753 km2 dengan jumlah penduduk 2125234 jiwa

(sensus 2010) yang berarti berkepadatan 1223 jiwa per km2

Adapun struktur organisasi dari Pengadilan Agama Karawang adalah

sebagai berikut

Tabel 2

WAKIL KETUA

Drs H Mohamad Yamin SHMH

KETUA

Drs H M Yusuf SHMH HAKIM

1Dra Suherni

2Dra Hj Roniati MH

3Dra Hj Ratna Jumila MH

4Dra Hj Dadah Kolidah MH

5Dra Elfina Fitriani

6Drs H Abid MH

PANITERA

Nanang Patoni SHMH

SEKRETARIS

DrsJajang Janglar

KASUBAG KEPEGAWAIAN

Agustina Rahayu SH

KASUBAG UMUM amp KEUANGAN

Heri Santoso

KASUBAG PERENCANAAN TI amp LAP

Usmaniah

WAKIL PANITERA

Drs Mochamad Jalaludin

STAF

Wiyono SH

STAF

Abd Halim

PANMUD GUGATAN

Asnali SAg

PANMUD PERMOHONAN

Siti Sofia Emalia SAg

PANMUD HUKUM

Yuyu Yuliani SAgMH

HAKIM

7Dra Alia Al Hasna MH

8Drs Candra Triwangga

9Dra Hj Siti Sabihah SHMH

10Drs Humaidi Yusuf

11Drs Jajang Suherman SH

12DrH Farid Ismail SHMH

13DrsH Hasan Basri SHMH

45

B Analisis Efektivitas Mediasi

1 Tinjauan Yuridis Perma Nomor 1 Tahun 2008 dan Perma Nomor 1 Tahun

2016

Beberapa kekuasaan dan kewenangan Mahkamah Agung yang tertera

dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 24A ayat (1) adalah1

Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasimenguji peraturan undang-undang di bawah undang-undang terhadap undang-undangdan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang

Salah satu kewenangan lain yang diberikan oleh Undang-undang kepada

Mahkamah Agung adalah mengeluarkan produk yaitu PERMA Setidaknya

ada lima peran yang dimainkan PERMA RI dalam memenuhi kebutuhan

1 Republik Indonesia Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

PANITERA PENGGANTI

1Ahya Syaripudin

2Khalida SAgMH

3Taqludin SAg

4Ahmad Waskito SEi

5H Uwes

6Wahyu SSy

JURUSITA

1Eny Kurniasih SH

2Solikhin SH

JURUSITA PENGGANTI

1Edy Sutisna

2Samsudin

3ASupandi SAg

4Taufiqoh Bina Aryani SE

5Ratusiska Aries Tiani SE

6Ade Solahudin

7Reza M Sajidin SSy

46

penyelenggaraan negara khususnya di bidang peradilan Salah satunya

yakni PERMA RI sebagai pengisi kekosongan hukum2

Berkaitan dengan hal ini adalah hierarki Perundang-Undangan yang

ada di Indonesia Hal ini diatur dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2011 perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun

2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan berbunyi

sebagai berikut3

Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan adalah sebagai berikut

a Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 b Undang-UndangPerturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang c Peraturan Pemerintah d Peraturan Presiden e Peraturan Daerah Provinsi dan f Peraturan Daerah KabupatenKota

PERMA adalah salah satu ketentuan peraturan perundang-undangan

sebagaimana yang tertera dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011

perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Dalam Pasal 8 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 dalam pasal tersebut disebutkan

bahwa4

(1) Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) mencakup peraturan yang ditetapkan oleh

2 Ronald S Lumbuun Perma RI Wujud Kerancuan Antara Praktik Pembagian dan

Pemisahan Kekuasaan (Jakarta RajaGrafindo Persada 2011) h 14 3 Republik Indonesia Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan 4 Republik Indonesia Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan

47

Majelis Permusyawaratan Rakyat Dewan Perwakilan Rakyat Dewan Perwakilan Daerah Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Badan Pemeriksa Keuangan Komisi Yudisial Bank Indonesia Menteri badan lembaga atau komisi yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-Undang atau Pemerintah atas perintah Undang-Undang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Gubernur Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupatenkota Bupatiwalikota Kepala Desa atau yang setingkat

Kemudian dalam ayat selanjutnya yaitu Pasal 8 ayat (2) disebutkan bahwa

(2) Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan

Atas dasar Pasal 8 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun

2011 ini menyatakan bahwa Peraturan Mahkamah Agung (PERMA)

termasuk ke dalam peraturan perundang-undangan dan diakui

keberadaannya

Apabila melihat menimbang (konsideran) dalam Perma Nomor 1

Tahun 2008 huruf c dinyatakan bahwa dasar daripada dibentuknya Perma

Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan berdasarkan

Pasal 130 HIR (Het Herziene Indonesich Reglement Staatsblad 194144)

atau Pasal 154 RBg (Rechtsreglement Buitengewesten Staatsblad 1927

227) atau Pasal 31 Rv (Reglement op de Rechtsvordering Staarsblad 1874

52)5 disebutkan bahwa hakim atau majelis hakim akan mengusahakan

5 Reglement op de Rechtsvordering (Rv) adalah Reglement Acara Perdata Rechtsreglement

Buitengewesten (RBg) adalah Reglement Acara untuk Daerah Luar Jawa da Madura Het Herziene Indonesich Reglement (HIR) adalah Reglement Indonesia yang diperbaharui

48

perdamaian sebelum perkara mereka diputuskan6 Pasal 130 ayat (1) HIR

berbunyi

Jika pada hari yang ditentukan itu kedua belah pihak datang maka pengadilan negeri mencoba dengan perantaraan ketuanya akan memperdamaikan mereka itu

Selanjutnya Pasal 130 ayat (2)

Jika perdamaian yang demikian itu terjadi maka tentang hal itu pada waktu bersidang diperbuat sebuah akte dengan nama kedua belah pihak diwajibkan untuk mencukupi perjanjian yang diperbuat itu maka surat (akte) itu akan berkekuatan dan akan dilakukan sebagai putusan hakim yang biasa

Pasal 130 HIR dan 154 RBg yang memerintahkan usaha perdamaian

oleh hakim dijadikan sebagai modal utama dalam membangun perangkat

hukum mediasi pengadilan yang sudah dirintis sejak Tahun 2002 melalui

SEMS Nomor 1 Tahun 2002 Tentang Pemberdayaan Pengadilan Tingkat

Pertama Menerapkan Lembaga Damai Pasal 130 HIR 154 RBg yang

kemudian pada Tahun 2003 disempurnakan melaui PERMA Nomor 2

Tahun 2003 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan7

Kehadiran PERMA Nomor 1 Tahun 2008 dimaksudkan untuk

memberikan kepastian ketertiban kelancaran dalam proses mendamaikan

para pihak untuk menyelesaikan suatu sengketa Hal ini dapat dilakukan

dengan mengintensifkan dan mengintegrasikan proses mediasi ke dalam

prosedur berperkara di Pengadilan Mediasi mendapat kedudukan penting

6 Syahrizal Abbas Mediasi Dalam Perspektif Hukum Syariah Hukum Adat dan Hukum

Nasional (Jakarta Kencana 2009)h 287 7 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013) h124

49

dalam PERMA Nomor 1 Tahun 2008 karena proses mediasi merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dalam proses berperkara di Pengadilan8

Setiap orang yang berperkara ke Pengadilan wajib menempuh

mediasi apabila tidak melaksanakannya maka putusannya batal demi

hukum9 PERMA Nomor 1 Tahun 2008 ini mengikat maksudnya adalah

peraturan ini mengikat khusus hanya kepada orang-orang yang berperkara di

Pengadilan tidak mengikat kepada seluruh elemen masyarakat10

Namun akhir-akhir ini pada praktiknya Perma Nomor 1 Tahun 2008

selama ini belum menghasilkan tingkat keberhasilan mediasi yang baik di

Pengadilan Berdasarkan hal tersebut Mahkamah Agung mengeluarkan

Perma Nomor 1 Tahun 2016 untuk mencabut Perma Nomor 1 Tahun 2008

dengan harapan kenaikan tingkat keberhasilan dalam mediasi11 Anggota

Tim Pokja Mediasi MA Diah Sulastri Dewi menambahkan terbitnya Perma

No 1 Tahun 2016 ini bertujuan meningkatkan keberhasilan mediasi di

Pengadilan Umum dan Pengadilan Agama12

Ada beberapa poin pembeda antara Perma Nomor 1 Tahun 2008 dan

Perma Nomor 1 Tahun 2016 Untuk memudahkan memahami

perbedaannya penulis membuat bagan sebagai berikut

8 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013) h125

9 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

10 Wawancara dengan Dra Ratna Jumilah MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

11 httpswwwabnpcoidnewsharapan-optimalisasi-proses-mediasi-pasca-perma-nomor-1-tahun-2016 diakses pada 15 April 2017 jam 2330

12httpwwwhukumonlinecom berita baca lt56bc191569359 perma- mediasi- 2016- tekankan- pada- iktikad- baik diakses pada 15 April 2017 jam 2335

50

Tabel 3

No

Perma Nomor 1 Tahun 2008

Perma Nomor 1 Tahun 2016

1

Lama Proses mediasi selama 40 hari (Pasal 13 ayat(3) ) dapat

diperpanjang 14 hari

Lama Proses mediasi selama 30 hari (Pasal 3 ayat (6) ) dapat diperpanjang

30 hari 2

bull Pasal 12 ayat (1) hanya mewajibkan para pihak untuk beriktikad baik selama proses mediasi

bull Pasal 12 ayat (2) tidak penjelasan bagaimana bentuk pihak yang tidak beriktikad baikhanya menyatakan pihak yang tidak beriktikad baik dapat mengundurkan diri

bull Wajib menempuh iktikad baik selama mediasi (Pasal 7 ayat (1)

bull Pasal 7 ayat 2 huruf a sampai e penjelasan mengenai bentuk iktikad tidak baik Dalam Perma sebelumnya tidak ada penjelasannya

3

Tidak ada pasal yang mengatur mengenai akibat hukum bagi

pihak yang tidak beriktikad baik

bull Pasal 22 ayat 1 sampai 5 mengenai penjelasan akibat hukum bagi penggugat yang tidak beriktikad baik

bull Pasal 23 ayat 1 sampai 8 penjelasan mengenai akibat hukum bagi tergugat yang tidak beriktikad baik

4

Tidak ada pasal yang mengatur para pihak wajib hadir secara

langsung selama proses mediasi

bull Kewajiban menghadiri langsung pertemuan mediasi dengan atau tanpa kuasa hukum (Pasal 6 ayat 1)

bull Komunikasi audio visual dianggap sebagai kehadiran langsung bagi para pihak (Pasal 6 ayat 2)

bull Ketidakhadiran para pihak secara langsung dibolehkan berdasarkan alasan yang sah (Pasal 6 ayat 3) dan penjelasannya pada (Pasal 6 ayat 4 huruf a sampai d)

51

2 Kualifikasi Mediator

Mediator adalah pihak ketiga yang membantu dan mencarikan solusi

terbaik bagi para pihak dalam menyelesaikan perkaranya Salah satu faktor

pendukung keberhasilan dalam proses mediasi adalah peran seorang

mediator Fungsi daripada mediator adalah menjadi penengahmencari

solusi tentang sengketa yang dihadapi Oleh karena itu kecakapan dan

keterampilan seorang mediator mempunyai peran penting agar proses

mediasi dapat berjalan dengan efektif dan semestinya sesuai dengan

PERMA Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan

Pasal 9 dalam PERMA Nomor 1 Tahun 2008 menjelaskan mengenai

daftar mediator Pasal 9 ayat (1) yaitu

(1) Untuk memudahkan para pihak memilih mediator Ketua Pengadilan menyediakan daftar mediator yang memuat sekurang-kurangnya 5 (lima) nama mediator dan disertai dengan latarbelakang pendidikan atau pengalaman para mediator

Peneliti telah melalukan kunjungan dan observasi ke tempat penelitian yang

dituju yaitu Pengadilan Agama Karawang Peneliti telah melihat bahwa

Ketua Pengadilan Agama Karawang telah menyediakan daftar mediator

disertai dengan latar belakang para mediator namun peneliti tidak

mendapati pengalaman masing-masing mediator yang dimaksud dalam

Pasal 9 ayat (1) PERMA Nomor 1 Tahun 2008 Berikut adalah daftar

mediator yang bersumber dari Yuyu Yuliani SAgMH

52

Tabel 4

DAFTAR MEDIATOR PENGADILAN AGAMA KARAWANG

No Nama Lengkap Jabatan Pendidikan

1 Drs H M Yusuf SHMH Hakim Madya Utama Ketua S2

2 Drs H Mohamad Yamin SHMH Hakim Madya UtamaKetua S2

3 Dra Suherni MH Hakim Madya Utama S2

4 Dra Rosniati MH Hakim Madya Utama S2

5 Drs Hasan Basri SHMH Hakim Madya Muda S2

6 DraRatna Jumilah MH Hakim Madya Muda S2

7 Dra Hj Dadah Holidah MH Hakim Madya Muda S2

8 Dra Elfina Fitriani Hakim Madya Muda S1

9 Drs H Abis MH Hakim Madya Muda S2

10 Dra Alia Al Hasnah MH Hakim Madya Pratama S2

11 Drs Candra Triswangga Hakim Madya Pratama S1

12 Dra Hj Siti Sabihah SHMH Hakim Madya Pratama S2

13 Drs Humaidi Yusuf Hakim Madya Pratama S1

14 Drs Jajang Suherman SH Hakim Madya Pratama S1

15 Dr H Farid Ismail SHMH Hakim Utama Muda S3

Sumber diperoleh dari Yuyu Yuliani SAgMH Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat

Di atas adalah daftar-daftar mediator di Pengadilan Agama Karawang

Dari semua mediator yang terdapat pada daftar mediator peneliti telah

melakukan wawancara kepada 4 (empat) mediator diantaranya

53

DraRosniati MH Drs Hasan Basri SHMH Dra Ratna Jumilah MH

Dra Elfina Fitriani Dari semua mediator yang telah peneliti wawancara

terdapat 1 mediator yang tidak bersertifikat dan belum mengikuti pelatihan

mediator yaitu DraRosniati MH Tiga mediator lainnya telah mengikuti

pelatihan mediator di Mega Mendung Bogor13

Peneliti melihat dalam Pasal selanjutnya yaitu Pasal 9 ayat (2) sampai

(6) tentang kualifikasi mediator sebagai berikut

(2) Ketua pengadilan menempatkan nama-nama hakim yang telah memiliki sertifikat dalam daftar mediator

(3) Jika dalam wilayah pengadilan yang bersangkutan tidak ada mediator yang bersertifikat semua hakim pada pengadilan yang bersangkutan dapat ditempatkan dalam daftar mediator

(4) Mediator bukan hakim yang bersertifikat dapat mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan agar namanya ditempatkan dalam daftar mediator pada pengadilan yang bersangkutan

(5) Setelah memeriksa dan memastikan keabsahan sertifikat Ketua Pengadilan menempatkan nama pemohon dalam daftar mediator

(6) Ketua Pengadilan setiap tahun mengevaluasi dan memperbarui daftar mediator

Pengadilan Agama Karawang tidak memiliki mediator di luar hakim

dikarenakan kurangnya mediator yang memiliki sertifikat terlebih apabila

mediator di luar Hakim harus bersertifikat14 Semua Hakim yang ada di

Pengadilan Agama Karawang merangkap juga sebagai mediator15

Walaupun seorang hakim tidak memiliki sertifikasi mediator sesuai dengan

13 Wawancara dengan Dra Ratna Jumilah MH Drs H Hasan Bashri SHMH Dra

Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang pada tanggal 7 dan 9 November 2016

14 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

15 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

54

PERMA ini pada pasal 9 ayat (3) otomatis dapat menjadi mediator16 Para

Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang menjadi mediator

berdasarkan surat keputusan (SK) dari Ketua Pengadilan Agama

Karawang17

Ketua Pengadilan Agama setiap tahun mengevaluasi daftar mediator

Begitu pula setiap tahun daftar mediator dapat berubah-ubah apabila

adanya mutasi tugas berhalangan tetap ketidakaktifan setelah penugasan

dan pelanggaran atas pedoman perilaku Hal ini sesuai dengan Pasal 9 ayat

(7) dalam PERMA ini

Seluruh hakim Pengadilan Agama yang tidak memiliki sertifikat

dikarenakan belum mengikuti pelatihan mediasi yang diadakan oleh

Mahkamah Agung RI18 Pelatihan mediator yang diadakan oleh Mahkamah

Agung jumlahnya terbatas karena berskala nasional sehingga peserta yang

ikutpun sangat terbatas Seharusnya Mahkamah Agung memberikan

pelatihan mediasi kepada seluruh hakim di Pengadilan agar

a Dapat maksimal ketika melakukan mediasi Ketika Hakim telah

diberikan pelatihan mediasi diharapkan dapat menjalankan fungsi

mediator secara maksimal sesuai dengan ketentuan yang telah diatur

16 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 17 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani dan Dra Rosniati MH Haki m Mediator

Pengadilan Agama Karawang pada tanggal 9 November 2016 18 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

55

b Menambah keterampilan hakim saat melakukan mediasi Walaupun

hakim tanpa sertifikat mediator lalu menjadi mediator hal itu dapat

dibenarkan karena hakim dapat merangkap sebagai mediator Akan

tetapi tetap saja untuk memaksimal fungsi dan peran mediator seorang

hakim harus mengikuti pelatihan mediator yang diadakan oleh

Mahkamah Agung RI ketika kekurangan sumber daya mediator

sehingga kesiapan Hakim maksimal ketika Ketua Pengadilan menunjuk

Hakim sebagai mediator Namun pada dasarnya sulit membiasakan

hakim untuk menjadi mediator karena sifat seorang hakim adalah

memutus akan tetapi mediator hanya bersifat sebagai pihak ketiga yang

menengahi Dikhawatirkan sifat hakim yang terbiasa memutus terbawa

saat proses mediasi yang hanya berperan sebagai penengah bukan

memutus19 Karena itu sebisa mungkin seharusnya hakim tidak boleh

menjadi mediator Sangat tipis sekali hakim tersebut membedakan

antara menjadi hakim dan menjadi mediator terkadang terpengaruh20

c Mediasi berjalan efektif Pada dasarnya banyak faktor yang melatar

belakangi efektifnya mediasi Namun Keterampilan dan kemampuan

dari mediator adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat

keberhasilan mediasi terutama yang sudah bersertifikat21

19 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 20 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 21 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan

Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

56

3 Fasilitas dan Sarana

Fasilitas dan sarana adalah salah satu instrumen yang dibutuhkan

dalam melaksanakan proses mediasi Setiap Pengadilan Tingkat Pertama

diharapkan memiliki fasilitas dan sarana dalam proses mediasi yaitu tempat

atau ruangan khusus mediasi Hal ini untuk menunjang keberhasilan dari

pada mediasi Mediasi dapat diselenggarakan di salah satu ruangan

Pengadilan Tingkat Pertama sesuai dengan pasal 20 ayat (1) PERMA ini

Namun dapat juga diselenggarakan di tempat lain apabila disepakati oleh

para pihak

Pengadilan Agama Karawang memiliki fasilitas dan sarana untuk

melakukan proses mediasi yaitu ruangan khusus untuk mediasi Dengan

ruangan berukuran 4 m x 6 m dilengkap dengan beberapa tempat duduk dan

satu meja persegi disertai dengan alat pendingin ruangan atau air

conditioner (AC) Jadi di ruangan tersebut hanya bisa diselenggarakan satu

proses mediasi

Ruangan mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah cukup

memadai namun belum termasuk yang ideal22 Idealnya ruangan mediasi

adalah

a Ruangan yang luas Hal ini agar para pihak nyaman saat proses mediasi

berjalan Ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang masih sempit

artinya ruangan tersebut belum dikategorikan ideal

22 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

57

b Ruangan yang tertata dengan rapi yang dilengkapi dengan kursi-kursi

serta meja bundar agar para pihak dapat saling berhadapan saat proses

mediasi berlangsung23

c Ruangan yang memiliki air conditioner (AC) Ketika ruangan sejuk dan

dingin dapat mencairkan suasana Para pihak yang sebelumnya dalam

keadaan merasa tidak baik ketika masuk ke dalam ruangan tersebut

bisa menjadi merasa sedikit lebih baik yang dapat mempengaruhi

suasana hati dan pikiran para pihak24

d Adanya bingkai pajangan keluarga harmonis Hal ini juga dapat

mempengaruhi suasana hati dan pikiran para pihak25 Namun di

Pengadilan Agama Karawang belum terdapat hal ini Hanya ada

bingkai pajangan dengan simbol saling berjabat tangan Itu hanya

melambangkan simbol perdamaian secara umum26

Untuk kemudahan para pihak dalam menjalani proses mediasi sebelum

memasuki ruang mediasi terpampang jadwal mediator Dalam daftar tersebut

terdapat nama-nama mediator namun tidak disertai dengan keterangan latar

belakang pendidikan masing-masing mediator Setiap harinya terdapat 3 mediator

yang disediakan Semuanya berasal dari hakim yang merangkap sebagai mediator

23 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 24 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 25 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 26 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

58

Hal ini dikarenakan Pengadilan Agama Karawang tidak memiliki mediator di luar

hakim Berikut jadwal hakim mediator Pengadilan Agama Karawang

Tabel 5

NO

HARI

MEDIATOR

KETERANGAN

1 2 3 4

1

SENIN

1DRA ALIA AL HASNA MH

2DRS HUMAIDI YUSUF

3DRS CANDRA TRISWANGGA

2

SELASA

1DRSHMYUSUF SH MH

2DRAHJSITI SABIHAH SH MH

3DRAHJERAWATI SH MH

3

RABU

1DRSHMOHAMAD YAMIN SHMH

2DRARATNA JUMILAH MH

3DRSHABDILLAH SH MH

1DRAHJROSNIATI MH

59

4 KAMIS 2DRAELFINA FITRIANI

3DRAHJDADAH HOLIDAH MH

5

JUMrsquoAT

1DRSHASAN BASRI SH MH

2DRSHABID MH

3DRSJAJANG SUHERMAN SH

Sumber diperoleh dari Yuyu Yuliani SAgMH Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat

4 Kepatuhan Masyarakat

Berkaitan dengan kepatuhan masyarakat peneliti memberikan

beberapa catatan atas sikap para pihak selama melakukan proses mediasi

yang mempengaruhi kepatuhan para pihak dalam menjalani proses mediasi

yaitu sebagai berikut

a Rata-rata orang-orang yang datang berperkara ke Pengadilan Agama

khusus dalam perkara perceraian ini sangat sulit untuk disatukan

kembali terlebih apabila salah satu pihak ada yang melakukan

perselingkuhan27

b Sikap egois para pihak sehingga menyulitkan mediator untuk

mendamaikan dan mendalami permasalah yang dihadapi para pihak

27 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

60

c Sikap para pihak yang terkadang tidak mengikuti peraturan mediasi

yang telah disepakati28 Hal ini mengakibatkan tidak efektifnya proses

mediasi

d Biasanya jauh sebelum para pihak mendaftarkan perkara dan mengikuti

persidangan sering kali mereka sudah bersepakat untuk memutus

ikatan pernikahan29 Akhirnya mediator pun sulit untuk mendamaikan

kembali bahkan gagal

e Sikap para pihak yang kooperatif Namun hal ini mereka lakukan agar

proses mediasi cepat selesai dan berlanjut kepada tahap persidangan30

Mereka melakukan hal ini hanya sebagai formalitas

5 Kebudayaan

Berkaitan dengan kebudayaan dalam skripsi ini adalah mengenai

budaya masyarakat muslim yang berperkara di Pengadilan Agama Hal ini

sesuai dengan Pasal 1 butir (1) Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009

Tentang Peradilan Agama Pasal tersebut berbunyi

1 Peradilan Agama adalah peradilan nagi orang-orang yang beragama

islam

Menurut pasal ini Pengadilan Agama adalah wadah bagi orang-orang yang

ingin berperkara khusus untuk orang-orang atau masyarakat yang beragam

islam

28 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 29 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 30 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

61

Penulis melihat ada kecenderungan kenaikan angka perceraian dalam

empat tahun terakhir Berikut adalah angka perceraian selama 4 tahun

terakhir

Tabel 6

DIAGRAM PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA 4

TAHUN TERAKHIR31

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa angka perceraian dari tahun ke

tahun terus mengalami peningkatan baik pada perkara cerai talak maupun

cerai gugat Namun diantara kedua jenis perkara tersebut angka cerai gugat

jauh mendominasi dibandingkan dengan cerai talak Pada tahun 2012 pada

perkara cerai talak terdapat 89683 perkara yang diputus sedangkan pada

cerai gugat terdapat 206102 perkara Pada tahun 2013 terdapat 94715

perkara cerai gugat dan 221460 pada perkara cerai gugat Selanjutnya pada

tahun 2014 pada cerai talak terdapat 99536 perkara dan 243334 pada

perkara cerai gugat Kemudian pada tahun 2015 terdapat 98602 perkara

31 httpbadilagmahkamahagunggoidrekap-perkara-diterima-dan-diputus

050000

100000

150000

200000

250000

300000

2012 2013 2014 2015

89683 94715 99536 98602

206102 221460 243334 252885

cerai talak

cerai gugat

62

cerai talak dan 252885 pada perkara cerai gugat Dari setiap tahunnya

jumlah perkara cerai gugat lebih dari 2 kali lipat jumlah perkara cerai talak

Perbedaan jumlah angka ini sangat signifikan dan menunjukkan bahwa

betapa tingginya angka perceraian di Indonesia terutama dalam perkara

cerai gugat Bisa disimpulkan bahwa angka perceraian dari tahun ke tahun

terus mengalami peningkatan

C Tingkat Keberhasilan Mediasi

Pada pembahasan ini peneliti membatasi penelitian hanya pada tahun 2015

Data yang diambil bersumber dari laporan bulanan yang kemudian dirangkum

menjadi laporan tahunan Pengadilan Agama Karawang Di dalam laporan

tersebut dapat diketahui berapa jumlah perkara yang dimediasi setiap bulannya

dan berapa jumlah perkara yang berhasil dan gagal untuk dimediasi Berikut

adalah laporan pembukuan mediasi di Pengadilan Agama Karawang tahun 2015

Tabel 7

LAPORAN TAHUNAN MEDIASI PENGADILAN AGAMA

KARAWANG TAHUN 2015

NO

BULAN

JUMLAH PERKARA

KETERANGAN

BERHASIL TIDAK BERHASIL

1 Januari 28 0 28

2 Februari 18 0 18

3 Maret 20 1 19

4 April 25 0 25

5 Mei 21 0 21

63

6 Juni 18 0 18

7 Juli 18 0 18

8 Agustus 23 1 22

9 September 27 2 25

10 Oktober 35 1 34

11 November 31 0 31

12 Desember 25 0 25

TOTAL 289 5 284

Untuk mengetahui prosentase keberhasilan mediasi dalam satu tahun pada

tabel di atas dapat digunakan rumus sebagai berikut 32

119869119906119898119897119886ℎ 119901119890119903119896119886119903119886 119910119886119899119892 119889119894119888119886119887119906119905119869119906119898119897119886ℎ 119901119890119903119896119886119903119886 119910119886119899119892 119889119894119901119906119905119906119904

X 100

Berdasarkan rumus di atas dapat ditentukan prosentasi keberhasilan mediasi

perceraian di Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015 sebagai berikut

5284

X 100 = 176

Maka dapat diketahui prosentase tingkat keberhasilan perkara yang berhasil

dimediasi adalah sebesar 176 Hal ini membuktikan bahwa tingkat

keberhasilan mediasi di Pengadilan Agama Karawang pada tahun 2015 sangatlah

jauh dari apa yang diharapkan Dengan hasil tersebut membuktikan bahwa

32 http wwwbadilagnet data ARTIKEL Mencari 20 tolak 20 ukur 20 hasil

20 Mediasipdf

64

mediasi di Pengadilan Agama Karawang pada tahun 2015 belum efektif Ini

sangat berbanding terbalik dengan prosentase kegagalannya sebesar 9824

D Faktor Pendukung dan Penghambat Keberhasilan Mediasi

Tentunya dalam berjalannya proses mediasi ada faktor pendukung dan

penghambat keberhasilan mediasi Berikut adalah beberapa faktor-faktor

keberhasilan mediasi

a Para Pihak Bersifat Kooperatif

Artinya adalah mereka para pihak dapat mematuhi peraturan dalam

proses mediasi yang telah disepakati sebelumnya33 Hal ini harus dilakukan

karena kebanyakan para pihak yang berperkara ketika suasana hatinya tidak

baik tidak dapat mengontrol emosi sehingga peraturan yang telah disepakati

sebelumnya tidak dipatuhi dan proses mediasi tidak berjalan efektif

b Kecakapan dan Penampilan

Cara penyampaian dan gaya bahasa mediator yang mudah dipahami

sangat mendukung keberhasilan mediasi terutama mediator yang

bersertifikat34 Ketika seorang mediator telah bersertifikat setidaknya dia

telah mengkuti serta mempelajari bagaimana cara berkomunikasi cara

menggali infomasi dan berhadapan dengan para pihak yang berbeda-beda

karakter

33 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 34 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan

Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

65

Begitu juga penampilan mediator yang berwibawa dan meyakinkan

dapat menjadi faktor keberhasilan mediasi karena dapat meyakinkan dan

menimbulkan kepercayaan terhadap para pihak35

c Latar Belakang Pendidikan dan Lingkungan dimana para pihak tinggal

Latar belakang pendidikan mempunyai pengaruh terhadap pola pikir

para pihak ketika menghadapi suatu permasalahan dalam hal ini khususnya

adalah perkara perceraian serta lingkungan dimana para pihak tinggal juga

dapat mempengaruhi pola pikir para pihak Ketika latar belakang

pendidikan dan lingkungan baik maka pola pikir para pihak juga akan baik

dan positif ketika menghadapi suatu perkara36

d Mengingat Anak

Faktor mengingat anak dapat mendukung keberhasilan mediasi karena

para pihak akan berfikir ulang ketika mereka berceraian bagaimana nasib

anak-anak mereka apabila bercerai37 Hal ini bagi mereka yang sudah

memiliki anak dari hasil perkawinan yang mereka laksanakan

e Kondisi Ruang atau Tempat Mediasi

Ketika kondisi tempat atau ruang nyaman hal ini juga dapat

mempengaruhi keberhasilan mediasi karena dapat merubah mindset para

pihak dalam berfikir Contoh ketika berada di ruangan ruangan tersebut

35 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 36 Kedua faktor tersebut hasil wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator

Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 37 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

66

ditata dengan rapih dan menggunakan pendingin ruangan atau AC (Air

Conditioner) yang dapat membuat para pihak nyaman38

f Iktikad Baik Para Pihak

Sehebat dan sekeras apapun usaha seorang mediator untuk

mendamaikan tidak akan berhasil apabila tidak didukung iktikad baik para

pihak terutama dari pihak penggugat agar mau menerima kembali pihak

tergugat untuk hidup bersama39

Berikut adalah beberapa faktor penghambat terhadap keberhasilan mediasi

a Keinginan Kuat Para Pihak Untuk Bercerai

Hal ini terjadi biasanya ketika salah satu atau kedua belah pihak

tidak mau bermusyawarah Misalnya salah satu pihak menuruti pihak

lawan yang ingin bercerai itu sudah dipastikan akan gagal untuk

dimediasi40

b Konflik Yang Sudah Meruncing

Konflik yang sudah meruncing dan berlarut-larut diantara para

pihak akan menghambat keberhasilan mediasi Apabila salah satu pihak

ada yang berkeinginan untuk berdamai masih ada kesempatan untuk

dimediasi Akan tetapi apabila keduanya sudah tidak ingin untuk

berdamai maka akan sangat sulit dimediasi41

38 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan

Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 39 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 40 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 41 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

67

c Psikologis atau kejiwaan para pihak

Kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya

sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang

mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan

perceraian ini42

42 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

68

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan terdapat beberapa

kesimpulan yang dapat dikemukakan

1 Efektivitas mediasi yang dilaksanakan di Pengadilan Agama Karawang belum

efektif karena tingkat keberhasilannya masih sangat rendah

2 Faktor-faktor pendukung keberhasilan mediasi adalah

a Para Pihak Bersifat Kooperatif Artinya adalah mereka para pihak dapat

mematuhi peraturan dalam proses mediasi yang telah disepakati

sebelumnya Hal ini harus dilakukan karena kebanyakan para pihak yang

berperkara ketika suasana hatinya tidak baik tidak dapat mengontrol emosi

sehingga peraturan yang telah disepakati sebelumnya tidak dipatuhi dan

proses mediasi tidak berjalan efektif

b Kecakapan dan Penampilan Cara penyampaian dan gaya bahasa mediator

yang mudah dipahami sangat mendukung keberhasilan mediasi terutama

mediator yang bersertifikat Ketika seorang mediator telah bersertifikat

setidaknya dia telah mengkuti serta mempelajari bagaimana cara

berkomunikasi cara menggali infomasi dan berhadapan dengan para pihak

yang berbeda-beda karakter Begitu juga penampilan mediator yang

berwibawa dan meyakinkan dapat menjadi faktor keberhasilan mediasi

69

karena dapat meyakinkan dan menimbulkan kepercayaan terhadap para

pihak

c Latar Belakang Pendidikan dan Lingkungan dimana para pihak tinggal

Latar belakang pendidikan mempunyai pengaruh terhadap pola pikir para

pihak ketika menghadapi suatu permasalahan dalam hal ini khususnya

adalah perkara perceraian serta lingkungan dimana para pihak tinggal juga

dapat mempengaruhi pola pikir para pihak Ketika latar belakang

pendidikan dan lingkungan baik maka pola pikir para pihak juga akan

baik dan positif ketika menghadapi suatu perkara

d Mengingat Anak Faktor mengingat anak dapat mendukung keberhasilan

mediasi karena para pihak akan berfikir ulang ketika mereka berceraian

bagaimana nasib anak-anak mereka apabila bercerai

e Kondisi Ruang atau Tempat Mediasi Ketika kondisi tempat atau ruang

nyaman hal ini juga dapat mempengaruhi keberhasilan mediasi karena

dapat merubah mindset para pihak dalam berfikir Contoh ketika berada di

ruangan ruangan tersebut ditata dengan rapih dan menggunakan pendingin

ruangan atau AC (Air Conditioner) yang dapat membuat para pihak

nyaman

f Iktikad Baik Para Pihak Sehebat dan sekeras apapun usaha seorang

mediator untuk mendamaikan tidak akan berhasil apabila tidak didukung

iktikad baik para pihak terutama dari pihak penggugat agar mau menerima

kembali pihak tergugat untuk hidup bersama

70

3 Faktor-faktor penghambat mediasi adalah

a Keinginan Kuat Para Pihak Untuk Bercerai Hal ini terjadi biasanya ketika

salah satu atau kedua belah pihak tidak mau bermusyawarah Misalnya

salah satu pihak menuruti pihak lawan yang ingin bercerai itu sudah

dipastikan akan gagal untuk dimediasi

b Konflik Yang Sudah Meruncing Konflik yang sudah meruncing dan

berlarut-larut diantara para pihak akan menghambat keberhasilan mediasi

Apabila salah satu pihak ada yang berkeinginan untuk berdamai masih

ada kesempatan untuk dimediasi Akan tetapi apabila keduanya sudah

tidak ingin untuk berdamai maka akan sangat sulit dimediasi

c Psikologis atau kejiwaan para pihak Kekecewaan yang berat salah satu

pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa

terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri

ikatan dengan jalan perceraian ini

B Saran

Pada bagian akhir skripsi ini penulis ingin memberikan saran-saran kepada

beberapa pihak atau instansi yang terkait yaitu sebagai berikut

1 Kepada Pemerintah dalam hal ini Kementrian Agama yang membawahi

Kantor Urusan Agama atau biasa disebut KUA mewajibkan kepada calon

pasangan suami isteri yang akan menikah untuk mengikuti bimbingan dan

pembinaan tentang pernikahan untuk menciptakan rumah tangga sakinah

mawaddah wa rahmah sesuai dengan tujuan pernikahan Karena sampai

saat ini hal tersebut hanya bersifat anjuran Hal ini dilakukan agar pasangan

71

yang akan menikah memiliki bekal dan pengetahuan yang cukup serta

membentuk mental yang baik bagi para calon pasangan suami isteri Ini

adalah modal utama agar para pasangan suami isteri terhindar dari perkara

perceraian

2 Kepada Mahkamah Agung ada dua saran yang ingin penulis berikan yaitu

sebagai berikut

a Mahkamah Agung agar mengadakan pelatihan lebih intensif kepada

hakim mediator khususnya bagi hakim yang belum bersertifikasi

sehingga seluruh hakim telah mengikuti dan memiliki sertifikat

tersebut karena kecakapan mediator adalah salah satu faktor

pendukung keberhasilan dalam mediasi

b Agar Mahkamah Agung mengeluarkan PERMA yang menjelaskan

tentang kriteria keberhasilan hakim dan insentif bagi hakim yang

berhasil menjalankan fungsinya sebagai mediator karena hal itu adalah

upaya luar biasa sehingga layak dan patut untuk diberikan insentif

Juga untuk memotivasi para hakim agar lebih bersungguh-sungguh

dalam menjalankan fungsinya sebagai mediator yang berdampak

dapat meningkatkan keberhasilan dalam proses mediasi Pada

kenyataanya sampai saat ini Mahkamah Agung belum menjelaskan

regulasi tersebut di dalam PERMA

3 Kepada para hakim yang ditetapkan menjadi mediator agar dengan

sungguh-sungguh menjalankan fungsinya sebagai mediator tidak hanya

sekedar formalitas belaka karena diamanatkan oleh PERMA

72

DAFTAR PUSTAKA

Abbas Syahrizal Mediasi dalam Perspektif Hukum Syariah Hukum Adat dan

Hukum Nasional Jakarta Kencana 2009

Astarini Dwi Rezki SriMediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian

Sengketa Berdasarkan Asas Peradilan Cepat Sederhana Biaya Ringan

BandungPT Alumni 2013

Abdurrasyid Priyatna Arbitase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Suatu

Pengantar Jakarta Fikahati Anesta 2002

Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Al-Sheikh Lubaabut Tafsiir

Min Ibni Katsir terj M Abdul Ghoffar Juz 5 Bogor Pustaka Imam Asy-Syafirsquoi

2003

Amriani Nurnaningsih Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di

Pengadilan Jakarta PT RajaGrafindo Persada 2011

Al-Husain Ahmad Fathul Qariib Al-Mujiib Mesir Thaha Putra Semarang 1934

Ali Zainuddin Sosiologi Hukum Jakarta Sinar Grafika 2012

Ali Achmad Menguak Teori Hukum dan Teori Peradilan Vol 1 Jakarta

Kencana 2010

Amir M Abdul Kamus Istilah Islam Jakarta Pustaka Firdaus 1994

Dawson Roger Seni Negosiasi (Secret of Power Negotiating) Jakarta Gramedia

Pustaka 2010

Emirzon Joni Alternatif Penyelesaian Sengketa diluar Pengadilan (Negosiasi

Mediasi Konsiliasi dan Arbitrase) Jakarta Gramedia Pustaka Utama

2000

73

Hidayatulloh Efektivitas Mediasi Dalam Perkara Perceraian di Pengadilan

Agama Depok Skripsi Fakultas Syarirsquoah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2011

Kriekhoff Valerine Mediasi Sebagai Bentuk Penyelesaian Sengketa keluarga

Pustaka Dunia 2012

Lumbuun Ronald S Perma RI Wujud Kerancuan Antara Praktik Pembagian dan

Pemisahan Kekuasaan Jakarta Raja Grafindo Persada 2011

Manan Bagir Mediasi Sebagai Alternatif Menyelesaikan Sengketa Varia

Peradilan No 24 8 Juli 2008

Rahmadi Takdir Mediasi Penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan Mufakat

Jakarta Raja Grafindo Persada 2010

Rahman Ghazaly Abdur Fiqh Munakahat Jakarta Kencana Prenada Media

Group 2006

Sabiq Sayyid Fiqh Al-sunnah Kairo Al-Fath Lil Irsquolam Al-lsquoArobi 1972

JMoleong Lexy Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2009

Sari M Efektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara Perceraian di

Pengadilan Agama Maros Skripsi Fakultas Hukum Universitas

Hasanuddin Makassar 2014

Shihab M Quraish Tafsir Al-Mishbah Jakarta Lentera Hati 2007

Soekanto Soerjono Pokok-Pokok Sosiologi Hukum Cet V Jakarta Raja Grafindo

Persada 2014

Sutadi Mariana Pendayagunaan Perdamaian Menurut Pasal 130 HIR154 RBg

dan Potensinya dalam Mewujudkan Keadilan yang Cepat Sederhana dan

Biaya Ringan Jakarta Pusat Pengkajian Hukum dan Mahkamah Agung RI

2005

74

Soekanto Soerjono Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum Jakarta

PTRaja Grafindo Persada 2008

Syarifuddin Amir Ushul Fiqh Jilid II cet6 Jakarta Kencana 2011

Soekanto Soerjono Penegakan Hukum Bandung Bina Cipta 1983

Tim Penyusun Pusat Bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta Balai

Pustaka 1990

Usman Rachmadi Mediasi di Pengadilan Dalam Teori Dan Praktik Jakarta

Sinar Grafika 2012

Widyana I Made Alternatif Penyelesaian Sengketa (ADR) Jakarta Fikahati

Anesta 2009

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Perauran Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur

Mediasi di Pengadilan

Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Prosedur

Mediasi di Pengadilan

Inpres Nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam

Rechtsreglement Buitengewesten (RBg)

Het Herziene Indonesich Reglement (HIR)

Jurnal

75

Nurhasanah dan Rozalinda (2014) ldquoPersepsi Perempuan Terhadap Perceraianrdquo

Kafarsquoah Jurnal Ilmiah kajian Gender Vol 4 (No2) hal 2

Fachrina dan Rinaldi Eka Putra (2013) ldquoUpaya Pencegahan Perceraian Berbasis

Keluarga Luas dan Institusi lokal dalam Masyarakat Minangkabau di

Sumatera Baratrdquo Antropologi Indonesia Vol 34 (No2) hal 5

Internet

Angka Perceraian di Indonesia Tertinggi Dibanding Negara Islam lain 2007

http wwweramuslimcom berita nasional angka- perceraian- di- indonesia-

tertinggi- dibanding- negara- islam- lainhtm diakses pada 9 Juni 2016 jam

1612 WIB

Takariawan Cahyadi Di Indonesia 40 Perceraian Setiap Jam 2015 http

wwwkompasianacom pakcah di- indonesia- 40- perceraian- setiap-

jam_54f357c07455137a2b6c7115 diakses 9 Juni 2016 jam 2348

Cerai Paling Banyak di Jawa Barat http wwwantaranewscom berita 270213

cerai- paling- banyak- di- jawa-barat diakses pada 9 Juni 2016 jam 2259

Budiman Asep 2016 Kasus Cerai Indramayu tertinggi di Indonesia http

wwwpikiran-rakyatcom jawa-barat 2016 03 15 364250 kasus- cerai-

indramayu -tertinggi- di- indonesia diakses 9 Juni 2016 jam 2330

Harahap Syahrizal Hadi http wwwmedanbisnisdailycom news read 2015

1230207187kursus-perkawinan-dan-upaya-mencegah-perceraian diakses

11 Juni 2016 jam 0600

httpwwwpa-karawanggoid diakses pada tanggal 12 Juni 2016jam 2109

Ray Pratama Siadari Teori Efektivitas diakses dari http raypratamablogspotsg

201411teori-efektifitashtml diakses pada tanggal 13 Oktober 2016 pukul 0033

httpbadilagmahkamahagunggoidrekap-perkara-diterima-dan-diputus

httpwwwbadilagnetdataARTIKELMencari20tolak20ukur20hasil20

Mediasipdf

Lampiran 1

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Drs H Hasan Bashri SHMH

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Sejak februari 2016

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H Ketua pengadilan agama karawang

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Ya2009 di Mega Mendung Bogor

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Perma ini mengikat hanya bagi orang2 yg berperkarasetiap yg berperkara berdasarkan revisi Perma No1 Tahun 2016 ini Setiap berperkara khusus utk perceraian wajib menempuh mediasi terlebih dahulukalo tdk putusannya batal demi hukum

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Ya sudah Jadi setiap kita warga PA ada perwakilan untuk mengahadiri sosialisasi iniYa cukup berpengaruhada perbedaan dari pada Perma sebelumnya Ada progresnya walaupun tidak signifikan

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Saya belum tau apakah ada upaya peningkatan menjadi UUmungkin nanti akan ada perubahan menuju kesana sebab ini suatu kewajiban juga

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Yaa baguscukup efektif

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Para pihak antusiasrata2 para pihak ingin dimediasiresponnya baik Tingkat keberhasilannya lumayan Terutama pihak tergugat yg merasa keberatan dgn tuntutan

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Mendamaikan kedua belah pihak yg berperkara utk menuju ke arah perdamaian supaya mereka damai Fungsinya mediator

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi

H Di dalam memang selalu diupayakan penasehatan perdamaiankarena di ruang sidang itu waktunya terbatas dan singkat Kita juga dibatasi dgn perkara yg cukup banyak

11 Mengapa mediasi hraus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Sebab ada hal yg terkadang secret apabila menyangkut perceraianmakanya sidangnya tertutup Ini masalah sangat privasi dan khalayak umum tdk boleh taukarena aib juga Sesuai dgn perma diberikan waktu kurang lbh 40 hari kerja Kami melakukan mediasi tidak hanya 1 atau 2 kali bahkan bisa 4 sampai 5 kali apabila kita melihat masih ada celah utk didamaikan Bahkan harinya bisa ditambah tentunya atas seizin ketua mejalis hakim

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Ketika hal ini terjadibiasanya kita melakukan kaukus Biasanya mereka lbh terbukakarena kalo kita hadirkan mereka berduka biasanya cenderung agak tertutup juga Ini adalah jalan terbaik utk mengetahui apa sih yg sebenarnya terjadi

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya H Pengaruhnya cukup besar jugasebab ketika kaukus mereka lebih terbuka dlm persoalan yg sebenarnya terjadi Kadang2 didepan pihak agak malu dll apalgi kalo para pihak nya tempramental Tp begitu lewat kaukus mereka lebih terbuka kadang2 Sering terjadi hal seperti ini Hal ini sangat penting karena utk menggali persoalan yg sebenarnya terjadi

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H Pertama Kemampuan mediator juga berpengaruh terutama mereka yg sudah bersertifikasi Kedua kesungguhan dari mediator Respon dan keinginan kedua belah pihak juga sangat penting Termasuk juga suasana ruangan mediasi mempunyai pengaruh penting terhadap keberhasil Didesain dgn rapiber ACjadi ketika masuk itu orang2 merasa enak dan nyamandapat merubah mindset mereka juga Kalo ruangannya panasga mumpuni Maka demikian kita berharap Pemerintah menyediakan tmpt khusus utk mediasi yg representatif Faktor kegagalan yaa sebaliknyahehe

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan Biasanya seperti itu sepengatahuan saya selama menjadi mediator

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Yaa sangat penting Harus juga dia memiliki bekal itu sebab itu terkait sekali dgn masalah keluarga Ttg pskologi harus dikuasai oleh hakimbaik dia sebagai hakim

maupun sebagai mediatortapi itu hanya bersifat anjuransebab dlm persyaratan blm ada ketentuan sprti itu Namun secara mafhumnya kita harus mengetahui lah

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Pertama adalah tempat pastinya Utk tempat alhamdulillah bisa kita katakan cukup memadai

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Dulu begitu maunya MA tapi sampai hari ini blm jelas juga reward nya apabelum ada aturan mengenai hal iniitu baru wacana aja Harusnya adasebab itu adalah upaya luar biasa Seperti di negara jepang aja itu reward nya luar biasa Mungkin kalo ada dapat memotivasi hakim juga untuk memediasi dgn lbh baik

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Yaa sudah lumaya ideal lah kalo sgtu

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa H Khusus utk di PA karawang tidak menyediakantp di PA yg lain saya tahu menyediakanuntuk masalah knpa nya saya kurang tau juga yaa Yang jelas ketika Pengadilan saya yg sebelumnya di Cibinong ada

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Rata2 responnya baik dan mau dimediasi tapi 1 atau 2 ada kadang yg menolak Memang harus maukalo tdk batal demi hukum

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Terlepas dari dia tau atau tidak yaayg jelas setiap kali kita perintahkan mereka siap Apalagi bagi mereka yg sudah membawa kuasa hukum atau pengacara karena sebelumnya telah dituntun oleh pengacaranya

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Biasanya dari pihak penggugat yg tdk mau melanjutkanyg kedua kadang2 pihak tergugat juga tdk mauketika kedua belah pihak tdk maubanyak disini yg seperti itu Tapi apabila pihak penggugat atau salah pihak msh mauitu msh ada kemungkinan utk bermediasi Kalo dua2nya sudah tdk mauini yg sangat sulit Rata2 faktor ekonomiselingkuh juga adakekerasan juga adatdk tanggung jawab juga adamacam2 lahyg jelas faktor ekonomi menempati urutan teratasterkait masalah nafkah

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang

H Kita mengadakan kunjungan dan kerjasamaserta studi perbandingan dgn negara2 tersebut(Jepang) Kalo mereka berhasilkenapa tidak kita mengadopsi sistem yg sama Memang tingkat keberhasilanya cukup tinggi Saya termasuk yg terbaik jadi mediator Dari segi aturannyapelaksanaannyasistemnya juga kita ikut Kalo di luar negeri berbedasebelum menuju ranah persidanganmereka sebelum itu sudah ada upaya perdamaian Jadi kalo mereka sudah berhasil ga perlu lagi naik ke tahap persidangan Berbeda dgn kitakalo kita di dalamartinya setelah daftar ke persidangan baru dapat dilakukan mediasi Mereka juga ada lembaga swasta yg dibiayai oleh negara tanpa dipingut biaya Utk hal biaya mediasi kita juga sama gratisCuma kita dalam persidangan setelah daftar Faktor kultur sangat berpengaruhutk di indonesia apalagi dgn kemajemukan sukunyakhusus utk karawang saja skrng bukan hanya orang sunda saja tapi sudah dari mana2 Sosialisasi mediasi ini kita suka lakukan namun hanya dalam ranah kelembagaan sajatdk khusus kepada masyarakat

H = Hakim atau Hakim Mediator

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Dra Rosniati MH

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Ya saya sebagai hakim mediatordisini sejak 31 agustus 2013

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H Ketua PA Karawang melalui SK

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Belum memilikinamun kita sebagai hakim dibenarkan untuk merangkap juga sebagai hakim mediator kecuali kalo mediator diluar hakimitu wajib memiliki sertifikat mediator

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Tidakini hanya mengikat kepada orang2 yg berperkara dipengadilan saja Kalo ga dimediasi putusannya batal demi hukum Kalo kedua belah pihak hadir dapat dimediasi tp kalo salah satu tdk hadir tdk dapat dimediasi

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Dari pihak MA sudah melakukan sosialisasi dgn cara perwakilan dari PA karawang ini di undang ke MA Kyk nya ga ada perubahan yg berarti yaa karena biasanya orng yg berperkara kesini ga ada suami nyayg verstek(ga bisa dimediasi)yg hadir dua2nya hanya sedikit Tp dsni juga banyakcontoh penggugat mengajukan gugatan terus suaminya dtng atau suami yg mengajukan lalu termohonnya datang mediasi perdamaiannya itu jarang yg berhasil namun akibat cerainya bnyk yg berhasil seperti nafkah lsquoiddahmutrsquoah nya itu bnyk yg berhasil

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Belum adamungkin tergatung orang-orang yg ada di Mahkamah Agung yaauntuk menerbitkan Undang-Undang itu banyak persyaratannya

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Cukup efektifCuma khusus dlm perkara perceraian efektifnya dalam hal akibat cerainyabukan pada perdamaian dalam perceraiannya Karena orang yang datang berperkara perceraian itu adalah dalam hal perasaanuntuk mendamaikannya itu kan sulit apabila sudah menyangkut perasaan

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Kalo dalam perkara perceraianbanyaknya penyelesaian perkara dengan jalan damai atau mediasi yang berujung pencabutan perkara Dalam penyelesain perkara pun lebih cepat ya

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Mediator itu adalah orang yang ditunjuk ketua majelis hakim dgn sebuah penetapan untuk membantu para pihak menyelesaikan perkara mereka dengan jalan damai Lalu fungsinya menjadi penengahmencari solusi tentang sengketa yg mereka hadapi

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi H Ini sebetulnya mediasi ini adalah non-litigasi tp sudah terintegrasi ke dalam litigasi dan itu membantu Memang dalam setiap awal persidangan sudah memberikan nasihat tapi kan untuk lebih fokus dan optimal waktunya harus dipisahkan secara tersendiri

11 Mengapa mediasi harus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Karena dalam hal perceraian ada rahasia2 rumah tangga yg orang lain tidak boleh mengetahuiyg boleh tau hanya mediator dengan hakim Apabila terbuka untuk umum itu tidak etisbarang kali ada sesuatu yang dapat memalukan salah satu atau kedua belah pihakaib keluarga jugajadi harus benar2 rahasia Dalam Perma terbaru kan jangka waktunya 30 harisampai kapanpun bisa bahkan sampai perkara putuspun apabila para pihak menghendaki untuk mediasi kembali yaa kita mediasi lagi Contoh dia cerai tahap awal mediasi tapi tidak tercapailalu berlanjut rekonpensi dalam tahap ini kita mediasi lagi Tapi apabila yg tidak bisa dimediasi kalo perkaranya sudah lanjut Umpamanya verstek awalnyapihak tergugat tidak hadir Lalu kita sudah dalam tahap pembuktiankemudian pihak istri atau suami datangkita sudah tidak mediasi lagi karena sudah lewat

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Pertama yg dilakukan adalah ditunda mediasinya tergantung kesepakatan

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya H Yaa pernah juga Selama ini kaukus tidak banyak pengaruh menurut saya

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H (Faktor keberhasilan mediasi) (1)hubungan antara keduabelah pihak belum terlalu meruncingsalah satu pihak masih berkeinginan untuk damai itu msh ada kesempatan tapi apabila sudah dua2nya tidak itu sangat sulit dimediasi (2)Faktor mengingat anak2 bagi yg sudah menikah dan sudah memiliki anak2bagaimana nasib anak2 apabila bercerai (3)faktor hakimbagaimana cara hakim berbicara dan memberikan nasihat Apabila nasihat2 dapat diterima oleh para pihak itu juga dapat berpengaruh terhadap keberhasilan mediasi

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan Biasanya seperti itu sepengatahuan saya selama menjadi mediator

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti

dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Yaa itu juga diperlukanbisa juga apabila melibatkan keluarga (hakam) barang kali dengan begitu dpt meluluhkan hati Dalam psikologis juga perlumelihat keadaan atau kondisi kejiwaan seseorang Walaupun kita bukan ahli psokologis tapi karena pengalaman sebagai hakim kita bisa menilai watak kondisi seseorang Lalu kan kita sudah melakukan pelatihan2 mediasitujuannya kan untuk itu Bagaimana cara memediasi orangbagaimana supaya orang itu tertarik dgn kita

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Tempat atau ruang Tentunya ruangan yg apabila orang masuk itu bisa membuat dingin hatinya Ruang mediasi harus dihias sebaik mungkinsejuk juga Kalo disini belum memadai kan apabila memperbaiki sarana dan prasarana harus ada anggaranuntuk tahun ini kita belum dapat anggaran itu dan ruang mediasi yaa seadanya Kalo ditempat lain sudah memadaidihiasada meja khusus (meja bundar)

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Tidak ada reward apapunnamun MA dulu ada wacana tantang hal ituberupa apa juga belum diberitahukalo untuk kenapa nya saya juga tidak tau yaa

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Belum idealmasih kurangnamun ruang khusus nya sudah ada tp belum ideal

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa H Belum ada kita hakim merangkap sebagai mediator juga Kita berbagi waktusiapa yg hari itu tidak sidang berarti itu yg mediasi

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Respon para pihak rata2 bagustapi keberhasilan nya yang kurang Orang2 yg datang ke Pengadilan itu rata2 perasaannya sudah sulit utk disatukanapalagi apabila salah satu pihak ada yg selingkuhitu sulit

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Terlepas dari dia tau atau tidak yaayg jelas setiap kali kita perintahkan mereka siap Apalagi bagi mereka yg sudah membawa kuasa hukum atau pengacara karena sebelumnya telah dituntun oleh pengacaranya

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Kalo di Karawang inikebanyakan karena faktor ekonomi kurang Suami tdk kerja atau suaminya malas2an bekerjajd istri terpaksa bekerjaBanyak jugayg akhirnya

suami mengizinkan istri menjadi TKITKW ke luar Suami dirumah ngurus anak dikirim uanglalu dikumpulkan untuk modal nikah lagi Kedua adalah Selingkuh

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang H Perlu juga kita mencontohnamun kita kan blm tau bagaimana prosesnya disana Kalo memang baik ya kita harus mencontoh Tapi kita juga kn sudah ada payung hukum sendiri Untuk masalah kultur juga menurut saya tidak banyak pengaruh yaakarena kalo perkara peceraian itu sudah masalah hati yaasangat sulitga mungkin memaksakan kehendak Jadi mediasi itu ada beberapapertama (berhasil) dua2nya hadir dan berhasil damaiada juga (gagal) apabila salah satu pihak tidak hadiritu gagal dimediasi Ada juga (tidak berhasil) yaitu dua2nya hadir namun gagal untuk dimediasi H = Hakim atau Hakim Mediator

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Dra Elfina Fitriani

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Sejak 8 februari 2016

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H Ketua PA Karawang dengan SK

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Sudah adasaya mengikut di MegamendungBogor pada tahun 2013 kalo tdk salah

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Hanya mengikat kpd orang2 yg berperkara saja

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Sudah Tidak banyak berpengaruh yaa terhadap keefektivitasan mediasi

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Kalo sementara ini belum ada upaya kesana Karena tahap untuk kesana butuh waktu dan pembahasan yg panjang

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Cukup efektif

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Kalo dalam perkara perceraianbanyaknya penyelesaian perkara dengan jalan damai atau mediasi yang berujung pencabutan perkara Dalam penyelesain perkara pun lebih cepat ya

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Pada intinya adalah orang mencari solusi terhadap permaslahan yg dihadapi orang2 yg berperkara Fungsinya adalah untuk mendamaikan para pihak

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi H Kalo dalam hal ini kita memakai pasal 82 UU No 7 Tahun 1989 ttg Peradilan Agama Karena apabila tdk ada waktu khususmaka proses mediasi tdk akan maksimal dan tdk akan berjalan dengan baik karena saat persidangan terbatas oleh waktu yg berujung pd penumpukan perkara

11 Mengapa mediasi hraus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Karena ini adalah masalah keluargabanyak masalah2 yg sifat nya privasi Dalam agama juga kn apabila ada masalah jgn sampai orng lain atau orang luar taubahkan kalo bisa ketika suami istri bertengkar anak pun jgn sampai tau Apabila orang lain

mengetahui bukannya menyelesaikan masalah tapi malah menambah masalah Karena aib juga yg menyebabkan ini bersifat tertutup

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Saya akan lakukan kaukus Kadang ketika kedua belah pihak saling berhadapankeduanya tidak mau saling terbukatakut menyinggung perasaan Pada saat kaukus masing2 pihak lebih terbuka mengungkapkan masalah yg sebenarnya Pada inti nya apabila masih ada solusi kita cari solusinya tapi tidak bisa mau bagaimana lagi Terkadang kan ada orang yg memilki prinsip

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya H Yang saya alamipada akhirnya kaukus ini tidak berhasil juga terhadap mendamaikan para pihakcuman para pihak lebih terbuka mengungkapkan masalah2nya yg tidak bisa dia ungkapkan ketika di dpn salah satu pihak Mungkin mediator lain berbeda lagikarena itu yg saya alami selama menjadi mediator

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H Kadang2 dari para pihak jugajika salah satu masih ada keinginan untuk rukun masih ada kesempatan untuk berdamai kembaliterutama pihak penggugat yang dapat menerima kembali pihak tergugat untuk kembali hidup bersama Tapi kalo sudah dari kedua belah pihak berkeinginan untuk pisah itu sangat sulit utk didamaikantidak mungkin kita memaksakan Dari mediatornya jugacara membujuk atau cara bicara mediator terhadap para pihak itu enakdapat diterimapenampilan mediator jugahal itu dapat mendukung keberhasilan mediasi

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Tentu perlunamun secara akademik kita sebagai mediator tidak mungkin untuk belajar lagi dalam hal (psikologis) tapi kita belajar dari pengalaman Untuk menarik seseorang itu kita kan harus mengetahui jiwa atau karakteristik seseorang Sebenarnya harus bisa ilmu ttg psikologisharus sebelumnya diarahkan ke dalam bidang psikologis dalam hal akademik Tapi ya kalo skrng berdasarkan nalurialamiberdasarkan pengalaman saja Ketika menghadapi seseorang kita harus memiliki kemampuan itu untuk menunjang keberhasilan Tidak peraturan seperti iniuntuk saat ini hanya bersifat anjuran saja

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Pertama adalah ruang mediasi harus dikhususkanterpisah Ideal ruang mediasi dalam buku panduan adalah ruangannya besartertata dengan rapiterdapat meja bundar sehingga para pihak bisa berhadapandinginada air minum dan perlangkapan lainnyaserta adanya pajangan poto2 keluarga yg harmonis Sehinnga ketika masuk para pihak yg tadinya dala kondisi tdk enak bisa menjadi lbh enak lahstandarnya seperti itu Di PA karawang belum memadai

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Tidak ada reward apapunnamun MA dulu ada wacana tantang hal ituberupa apa juga belum diberitahukalo untuk kenapa nya saya juga tidak tau yaa

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Belum ideal

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa HBelum ada kita hakim merangkap sebagai mediator juga Kita berbagi waktusiapa yg hari itu tidak sidang berarti itu yg mediasi

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Responnya baik terhadap proses mediasi inimau menerima saran2 yg kami sampaikan walaupun pada akhirnya para pihak gagal untuk berdamai Sikap para pihak kooperatif tapi itu dilakukan agar proses mediasi cepat selesai dan dilanjutkan ke tahap persidangan Mereka terkesan melakukan ini hanya sebagai formalitas belaka

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Terlepas dari dia tau atau tidak yaayg jelas setiap kali kita perintahkan mereka siap Apalagi bagi mereka yg sudah membawa kuasa hukum atau pengacara karena sebelumnya telah dituntun oleh pengacaranya

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Faktor ekonomi Banyak yg gugat kalo gugat ka pihak istri yg mengajukan Dalam hal ini banyak suami yg tdk bertanggung jawab memberi nafkah atas istri Faktor selingkuhfaktor KDRT juga ada tapi tidak banyak

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang H Tentu perlu apabila itu patut dan bisa kita contoh terlebih negara2 tersebut memiliki tingkat keberhasilan mediasi yg tinggi H = Hakim atau Hakim Mediator

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Dra Ratna Jumila SH

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Jadi pada dasarnya hakim itu melekat sebagai mediatoritu sesuai dengan Perma No1 Tahun 2008 Namun menjadi mediator bersertifikat skitar 2012 atau 2013 Semenjak jadi hakim disini tahun 2014 merangkap sebagai mediatorada SK dari Ketua PA Karawang

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H ya kalo disini dari SK Ketua PA Karawang

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Ya punyadari Pusdiklat MA MegaMendung skitar tahun 2012 atau 2013

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Perma itu terikatartinya setiap berperkara kita wajib melakukan mediasi kalo kedua belah pihak hadir Artinya Perma ini hanya mengikat kepada orang2 yang berperkara di Pengadilan saja

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Sudahsebetulnya tidak jauh beda dgn Perma sebelumnya No1 Tahun 2008namun penekanan dalam Perma No1 Tahun 2016 ttg perceraian agak diatur lebih rinci kalo Perma sebelumnya msh secara umum Untuk pengaruhnya terhadap efektivitas mediasi sih saya rasa tidak pengaruh atau perubahan yaa

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Kalo dari Perma ke UU belum ada upaya yakarena kalo menuju UU proses nya berat dan agak rumitMungkin nnti suatu saat akan ada Tapi kita terus belajar dari kasus2 yang dihadapiatau ada saranatau diadakannya workshop Kalo menuju UU ada cuman proses butuh proses yang tidak sebentar ya

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Ya cukup efektif

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Kalo dalam perkara perceraianbanyaknya penyelesaian perkara dengan jalan damai atau mediasi yang berujung pencabutan perkara Dalam penyelesain perkara pun lebih cepat ya

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Mediator itu adalah orang yang ditunjuk ketua majelis hakim dgn sebuah penetapan untuk membantu para pihak menyelesaikan perkara mereka dengan jalan

damai Lalu fungsinya menjadi penengahmencari solusi tentang sengketa yg mereka hadapi

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi H Mediasi itu sifatnya wajib Setiap sidang pertama yang dihadiri oleh para pihak lengkapwajib menempuh proses mediasikalaupun dalam setiap sidang ada upaya damai itu adalah amanat Undang-undang Apalagi masalah perceraian itu dalam setiap sidang wajib mendamaikan para pihak Tapi kalo mediasi di awalKalo berhasil ya sudahtapi kalo gagal disetiap awal persidangan wajib mendamaikan para pihak

11 Mengapa mediasi hraus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Karena ada rahasia2 yg tidak boleh didengar oleh orang lainada juga kaukusApabila mediasi gagal mediator pun hraus memusnahkan berkas2 yg berkaitan dengan mediasi karena saking rahasianya Untuk masalah hari tergantung kasusnya tapi rata2 sih 2 minggu atau 3 minggu Ada juga yg lbh tapi harus seizini dari majelis hakim Artinya ketika mediasi gagaltp pada saat sidang para pihak ingin mediasi lagi itu bolehharus pernyataan dari para pihakitupun harus dimusyawarahkan Mereka sepakat kemudian majelis hakim membolehkan maka boleh mediasi lanjutan Tapi ga boleh lama yapaling lama 14 hari kalo ga salah

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Yaa apabila itu terjadi maka dilakukan kaukus

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya HPernahtergantung kita lihat kasusnya seperti apaterutama masalah perceraianterutama istriada yg ga berani mengutarakan pendapatnyakarena ada yg suaminya KDRTkadang salah satu pihak nya nyerocos terus Karena hal itukita ksh gambaran bahwa mediasi itu punya aturan Ketika mediasi para pihak saling seranggamau ikuti aturan maka kita lakukan kaukus Ga sering Ada pengaruh tp tidak signifikan Pernah pengalaman dlm kasus ceraiterutama kalo salah satu pihak tidak mau cerailakuka kaukusberusaha membuka hati para pihak dan akhirnya mau mengutarakan apa yg diinginkanlalu kita sampaikan pd saat kaukus berikutnya kpd pihak lawanpihak lawan menerimaakhirnya damai dan cabut perkaraNamun tdk setiap perkara sprti itu

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H Pertama para pihak kooperatif artinya mereka para pihak mau mengikuti aturan mediasibisa diajak utk berfikir jernih Karena biasanya kalo suami istri udh marah sakit kan udh kyk orang lain yaa Kedua bahasa kita mereka bisa memahami (cara penyampaian mediator) sangat mendukung keberhasilan mediasi Ketiga latar belakang pendidikan para pihak Ketika masuk ruang mediasipas liat muka para pihak bisa ditebaktapi kalo para pihak adem ayemdiajak ngomong enaksaling mengerti Keempat faktor lingkungan dimana para pihak tinggal

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Harus itukarena sulit membedakan job antara mediator dgn hakimhakim harus memutus tp kalo mediator tdksementara itu hakim jadi mediator ditengah mediasi dia lupa bahwa dia sebagai mediator bkn hakim Akhirnya dia memutuskanitu kn tdk bisa karena mediator tdk bisa memutus Makanya sebenarnya kalo bisa hakim itu jgn jd mediatorkarena tipis sekali dia bisa membedakan antara jadi hakimamp mediatorkadang terpengaruh Perlu sekali Belum ada peraturannyahanya sebatas anjuran

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Ruangan mediasi yg memadaiYa beginilah contohnyamestinya kan harusnya ada poto2 keluarga samawa Disini hanya ada gambar tanganitu kn blm menggambarkan perdamaiantp hanya secara umum Tp ketika saya di Jakpus harusnya ada foto2 dan lukisan kelurga samawa (foto suami istri anak) potonya sangat mesrajd kita terbawa suasana Karena suasana ruangan yg sangat damai sangat mempengaruhi kondisi para pihak terutama ketikan para pihak tegang Saya pernah berhasil ketika itu Di PA karawang belum memadai

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Tidak ada penghargaan apa2

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Belum dianggap baik atau belum memadai

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa H Belum adasejauh ini msh hakim yg ada di PA karawang Terkendala msh sulitnya SDM mediatornya Mungkin msh blm banyak yg memiliki sertifikat mediator Karena apabila diluar hakimharus memiliki sertifikat Kalo ga ada sertifikat pun ga masalah karena merangkap Kami belum bahas ttg ituterus di karawang ini msh jarangtdk seperti di Jakarta Kalo di jakarta setelah pensiun merangkap jd mediator

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Pertamaperkenalan Lalu menjelaskan peraturan mediasi sprti matikan hptidak boleh saling menyerangharus mendengarkan pendapat masing2 pihak dll Biasanya kalo sudah dijelaskan kebanyakan mereka taat Tp kalo ada yg melanggar kita kembalikan lgi ke peraturan yg telah disepakati Penjelasan aturan mediasi harus diawal

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Disini rata2 msh jarang yg sarjana Rata2 menikah diusia muda13 atau 14 thn udh nikah Banyak yg mnta dispensasi nikah Dari bisa digambarkan bahwa belum siap dengan proses mediasi

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Faktor ekonomiselingkuhKDRT biasanya kalo udh selingkuh itu sulit utk didamaikan Kalo masalah ekonomi msh ada kemungkinan utk kita damaikan setelah kita jelaskan Campur tangan pihak ketiga yaitu keluargaitu juga biasanya sulit utk kita damaikan Terkadang mereka msh saling cinta tp ketika pihak keluarga sudah intervensi mereka lbh memilih mendengarkan keluargaga berdaya

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang H Perbedaan dgn jepangdisana mediasi bersifat non-litigasikalo di indonesia kn bersifat litigasiitu yg sulit Kalo di jepang mediasi itu 1 tahun atau bahkan 2 tahun Sedangkan dikita hanya diksh waktu 30 haridan MA menuntut kita utk menyelesaikan perkara dlm wktu 5 bln Kita jd dikejar waktusebelum masuk perkara mereka mediasi dulu Kalo berhasil boleh dibawa ke pengadilan ato tidak utk dibuatkan akte perdamaian (one day wakai) Jd mereka dtng ke pengadilan sudah membawa draf2 kesepakatan Mereka mediasi sebelum memasukkan gugatan ke pengadilan Dulu waktu saya ikut pelatihan mediasimenurut Nara sumber bahwa proses mediasi itu tdk dihitung utk menyelesaikan perkara Contoh waktu itu jangka waktu mediasi 40hari itu blm dihitung Dihitung mulai dari waktu awal persidangan ketika ada laporan dari mediator Tapi skrng tidakdari mulai dftar perkara sudah dihitung waktu penyelesaian perkaratdk boleh lbh dari 150 hari dari hari pendaftaran Jd karena faktor itulah yg mempengaruhi kita ukt bekerja keras dikejar waktu dan berdampak tdk maksimal Karena kalo lama2 kita ditegur oleh MA Itulah faktor knpa mediasi disini jarang yg maksimal (1)MEDIASI GRATIS(2)BIAYA PERKARA MAHAL(3)KETERLIBATAN DARI EKSEKUTIF LEGISLATIF amp YUDIKATIF(4)KULTUR MASYARAKAT YG TAAT HUKUM Sulit diterapkan di Indonesiasebenarnya biaya mediasi gratisan apabila dari hakimsedangkan kalo mediasi dari luar hakim butuh biaya yg berasal dari para pihak Menurut pendapat saya (DraRatna Jumila MH) mungkin mediasi ini hanya formalitas belakaudahlah yg pnting kita sudah melaksanakan amanat Permamasalah berhasil atau tidak itu urusan belakangan

Lembaga ADR adatapi kalo ke pengadilan agama khusus nya banyak ga dipakai jarang ikut campurtapi tdk tau kalo Pengadilan Negeriorang yg berperkara ke PA rata2 orang yg menengah ke bawahapalgi di karawang Beda dgn kota2 besar dgn kasus yg besar sehingga dapat mengambil mediator dari luar KULTUR Dikita ituhukum dibuat utk dilanggar yaa heheterkadang kita suruh mediasi malah mengelak dgn alasan bahwa sudah mediasi dgn keluarga Itu kan salah satu bentuk tdk taat hukumtp kemudian kami jelaskan H = Hakim atau Hakim Mediator

Lampiran 2

Gambar 1

Foto bersama Dra Elfina Fitriani Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 2

Foto bersama Dra Hj Rosniati MH Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 3

Foto bersama Drs H Hasan Bashri SHMH Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 4

Foto bersama Dra Ratna Jumila MH Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 5

Pengadilan Agama Karawang Tampak Depan

Gambar 6

Pengadilan Agama Karawang Tampak Depan

Lampiran 3

Page 7: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing

vii

3 Bapak Fahmi Muhammad Ahmadi MSi dan Ibu Hj Siti Hana S Ag

Lc MA selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan

Mazhab

4 Pembimbing akademik Ibu Hj Siti Hana S Ag Lc MA dan seluruh

Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

5 Dosen pembimbing skripsi Bapak Dr Umar Al-Haddad MA dan Ibu

Ummu Hanna Yusuf MA yang selalu sabar dan istiqomah dalam

membimbing penulis serta memberikan nasihat-nasihat yang

menyejukan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

6 Terkhusus untuk kepada kedua orangtua penulis yang sangat penulis

cintai dan sayangi Bapak HTandang Permana dan Hj Euis Hapsah

yang selalu memberikan doa bagi penulis serta selalu mendukung

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi ini Penulis

takkan pernah bisa membalas jasa dan pengorbanan kedua orangtua

penulis namun perjuangan ini penulis persembahkan bagi kedua

orangtua penulis

7 Terima kasih pula untuk kakak-kakaku tercinta Fika Siti Rokayah

Ardi Ahmad Wahdiyat yang terus dan selalu memberikan doa serta

dukungan kepada penulis terima kasih dan semoga adik mu menjadi

orang yang sukses dan bermanfaat bagi orang lain

viii

8 Terkhusus kepada kekasih tercinta adinda Neni Anggraeni AmdKeb

yang selalu memberikan doa support motivasi dan dukungannya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik

9 Ucapan terima kasih juga terkhusus kepada Ahmad Rifarsquoi selaku

teman seperjuangan yang sangat banyak berkontribusi sehingga skripsi

ini dapat selesai dengan baik

10 Terima kasih pula kepada Kang Ahmad Fauzi SE Kang Ismail Abdul

Fatah Kang Sugih Waluya Romdon selaku orang yang telah banyak

membantu dan membimbing penulis ketika penulis memasuki awal

perkuliahan

11 Untuk sahabat-sahabat penulis Ahmad Fabi Kriyan Ardani SH (baru

lulus penulis tahu) Rezza Fazriyansyah (Kembaran Chris John)

Abdullah Mahfud Bang Anas (Nasrullah) SKomi selaku teman

kosan dan sahabat seperjuangan Terima kasih kepada pihak yang tak

disebutkan penulis namun tak mengurangi rasa terima kasih dan

hormat penulis kepada kalian semua Semoga Allah SWT membalas

kebaikan hati kalian kepada penulis

Jakarta 12 April 2017

Tian Nurmawan

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA iii

LEMBAR PERNYATAAN iv

ABSTRAK v

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR LAMPIRAN xiii

BAB I PENDAHULUAN 1

A Latar Belakang Masalah 1

B Identifikasi Masalah 6

C Rumusan dan Batasan Masalah 6

D Tujuan dan Manfaat Penelitian 7

E Studi Review Terdahulu 8

F Metode Penelitian 10

G Sistematika Penulisan 12

x

BAB II KONSEP MEDIASI DAN PENERAPANNYA

A Pengertian Mediasi 13

B Dasar Filosofis dan Yuridis Dalam Mediasi 14

C Keuntungan Menggunakan Proses Mediasi 17

D Peran dan Fungsi Mediator 18

E Proses Mediasi 21

F Mediasi Dalam Perspektif Islam 26

BAB III TEORI EFEKTIVITAS HUKUM

A Pengertian Efektivitas 33

B Bekerjanya Hukum Dalam Masyarakat 33

C Teori Efektivitas Hukum 38

BAB IV

A Profil Pengadilan Agama Karawang 42

B Analisis Efektivitas Mediasi 45

1 Tinjauan Yuridis Perma No1 Tahun 2008 dan Perma No1

Tahun 2016 45

2 Kualifikasi Mediator 51

3 Fasilitas dan Sarana 56

4 Kepatuhan Masyarakat 59

ANALISIS TENTANG EFEKTIVITAS MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA KARAWANG

xi

5 Kebudayaan 60

C Tingkat Keberhasilan Mediasi 62

D Faktor Pendukung dan Penghambat Keberhasilan Mediasi 64

BAB V PENUTUP

A Kesimpulan 68

B Saran-saran 70

DAFTAR PUSTAKA 72

LAMPIRAN 76

xii

DAFTAR TABEL

TABEL 1 Daftar Perceraian Pengadilan Agama Karawang 2011-2015 5

TABEL 2 Struktur Organisasi Pengadilan Agama Karawang 44

TABEL 3 Perbedaan PERMA Nomor 1 Tahun 2008 dan Perma Nomor 1 Tahun

2016 50

TABEL 4 Daftar Mediator Pengadilan Agama Karawang 52

TABEL 5 Jadwal Mediator 58

TABEL 6 Diagram Perceraian Pengadilan Agama 4 Tahun Terkahir 61

TABEL 7 Laporan Tahunan Mediasi Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015

62

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Hasil Wawancara Penelitian

LAMPIRAN 2 Foto bersama para Mediator Hakim Pengadilan Agama karawang

LAMPIRAN 3 Surat Keterangan Penelitian di Pengadilan Agama Karawang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Indonesia berada diperingkat tertinggi memiliki angka perceraian paling

banyak dalam setiap tahunnya dibandingkan negara Islam didunia lainnya Hal

tersebut diungkapkan oleh Dirjen Bimas Islam Departemen Agama dalam acara

Pembukaan Pemilihan Keluarga Sakinah dan Pemilihan Kepala KUA Teladan

Tingkat Nasional 2016 Menurutnya gejolak yang mengancam kehidupan struktur

keluarga ini semakin bertambah jumlahnya pada tiga tahun terakhir ini

Tambahnya lagi bahwa setiap tahun ada 2 juta perkawinan tetapi yang

memilukan perceraian bertambah menjadi dua kali lipat setiap 100 orang yang

menikah 10 pasangannya bercerai dan umumnya mereka yang baru berumah

tangga1

Jika di tahun 2013 BKKBN menyatakan tingkat perceraian di Indonesia

sudah menempati urutan tertinggi se Asia Pasifik ternyata di tahun-tahun

berikutnya jumlah perceraian tetap semakin meningkat Melihat data pernikahan

dan perceraian di Indonesia yang dirilis oleh Kementrian Agama RI tampak

pernikahan relatif tetap di angka dua juta dua ratusan ribu setiap tahun sementara

perceraian selalu meningkat hingga tembus di atas tiga ratus ribu kejadian setiap

tahunnya Tahun 2009 jumlah angka pernikahan sebanyak 2162268 kejadian

1Angka Perceraian di Indonesia Tertinggi Dibanding Negara Islam lain

httpwwweramuslimcomberitanasionalangka-perceraian-di-indonesia-tertinggi-dibanding-negara-islam-lainhtm diakses pada 9 Juni 2016 jam 1612 WIB

2

dan perceraian sebanyak 216286 kejadian Lalu pada tahun 2010 jumlah angka

pernikahan sebanyak 2207364 kejadian dan perceraian sebanyak 285184

kejadian Tahun 2011 jumlah angka pernikahan sebanyak 2319821 kejadian dan

perceraian sebanyak 258119 kejadian Tahun 2012 jumlah angka pernikahan

sebanyak 2291265 kejadian dan perceraian sebanyak 372577 kejadian

Selanjutnya pada tahun 2013 jumlah angka perceraian sebanyak 2218130

kejadian dan perceraian sebanyak 324527 kejadian2

Data Kementerian Agama RI disampaikan oleh Kepala Subdit

Kepenghuluan Anwar Saadi Jumat 14 November 2014 Dimuat di Republika

Online 14 September 2014 Sebagai sampel kita ambil data dua tahun terakhir di

2012 dan 2013 saja Jika diambil tengahnya angka perceraian di dua tahun itu

sekitar 350000 kasus Berarti dalam satu hari rata-rata terjadi 959 kasus

perceraian atau 40 perceraian setiap jam

Provinsi Jawa Barat yang juga paling banyak penduduknya menjadi

provinsi yang paling tinggi angka perceraiannya Badan Peradilan Agama MA

pada 2010 mengungkap terdapat 33684 kasus cerai di sana Tempat kedua

adalah Jawa Timur yaitu sebanyak 21324 kasus Posisi ketiga Jawa Tengah

dengan 120193 Indramayu adalah kabupaten di Jawa Barat dengan angka

perceraian tertinggi di Indonesia pada 2015 Jumlah perceraian tahun 2015 pun

meningkat dibandingkan dengan tahun 2014 dan didominasi oleh usia produktif

2Cahyadi Takariawan Di Indonesia 40 Perceraian Setiap Jam

httpwwwkompasianacompakcahdi-indonesiandash40ndashperceraianndashsetiapjam_54f357c07455137a2b6c7115 diakses 9 Juni 2016 jam 2348

3 Cerai Paling Banyak di Jawa barat httpwwwantaranewscomberita270213cerai-paling-banyak-di-jawa-barat diakses pada 9 Juni 2016 jam 2259

3

Ungkap Kepala Pengadilan Agama Indramayu Anis Fuadz di kantornya kamis

14 Januari 2016 lalu Dia menyebutkan Indramayu menempati peringkat pertama

dengan 9444 kasus diikuti Malang sebanyak 8497 kasus Surabaya 8262 kasus

Kabupaten Cirebon 7991 kasus Sementara di Jawa Barat setelah Indramayu dia

memprediksi di peringkat kedua ditempati Kabupaten Tasik atau Kota Cimahi4

Data statistik yang cukup mengejutkan juga dilansir oleh Badilag Badan

Peradilan Agama Mahkamah Agung RI menyebutkan pada tahun 2009 perkara

perceraian yang diputus Pengadilan AgamaMahkamah Syarrsquoiyah mencapai

223371 perkara Perkara cerai gugat berjumlah 150000 Ini berarti 65 dari

perkara perceraian yang diproses di Pengadilan Agama di seluruh Indonesia

adalah cerai gugat5 Dilansir dari sumber yang berbeda data Ditjen Badilag MA

mencatat 285184 perkara berakhir dengan perceraian ke Pengadilan Agama se

Indonesia pada tahun 2010 dimana dalam 5 tahun terakhir peningkatan perkara

yang masuk bisa mencapai 816

Berkaitan dengan hal ini ada badan hukum yang di bentuk oleh Departemen

Agama yang dipercaya untuk menangani hal ini Badan Penasihat Perkawinan dan

Penyelesaian Perkawinan adalah badan yang dibentuk oleh Departemen agama

untuk mendamaikan atau memediasikan para pihak yang beragama Islam yang

4Asep Budiman Kasus Cerai Indramayu tertinggi di Indonesia httpwwwpikiran-

rakyatcomjawa-barat20160315364250kasus-cerai-indramayu-tertinggi-di-indonesia diakses 9 Juni 2016 jam 2330

5 Nurhasanah dan Rozalinda ldquoPersepsi Perempuan Terhadap Perceraianrdquo Kafarsquoah Jurnal Ilmiah kajian Gender Vol 4 No2 Tahun 2014 hal 2

6 Fachrina dan Rinaldi Eka Putra ldquoUpaya Pencegahan Perceraian Berbasis Keluarga Luas dan Institusi lokal dalam Masyarakat Minangkabau di Sumatera Baratrdquo Antropologi Indonesia Vol 34 No2 tahun 2013 h 5

4

ingin bercerai7 Sesuai dengan Peraturan Menteri Agama No 3 Tahun 1975 Pasal

28 ayat (3) menyebutkan bahwa

ldquoPengadilan Agama dalam berusaha mendamaikan kedua belah pihak dapat meminta bantuan kepada Badan Penasihat Perkawinan Perselisihan dan Perceraian (BP4) agar menasehati kedua suami istri tersebut untuk hidup makmur lagi dalam rumah tanggardquo

Biasanya pihak-pihak yang ingin mengajukan perceraian ke Pengadilan

Agama pertama kali mereka mendatangi BP4 ini Namun meskipun para pihak

belum mendatangi atau belum melalui proses BP4 dan langsung mengajukan

perceraian ke Pengadilan Agama Pengadilan Agama tetap menerima perkara

tersebut perkara yang diajukan ke Pengadilan Agama baik yang sudah melalui

proses BP4 maupun yang belum para pihak dalam perkara tersebutwajib

diupayakan perdamaian oleh hakim yang memeriksa dan mengadili perkara

tersebut8

Akan tetapi mediasi yang dilakukan di Pengadilan Agama perlu dilakukan

kajian atau penelitian mengingat tingginya kasus perceraian Berkaitan dengan hal

ini penulis melakukan penelitian di Pengadilan Agama Karawang Berdasarkan

data statistik yang dilansir di situs resmi Pengadilan Agama Karawang Pada

tahun 2011 terdapat 1276 perkara yang didominasi cerai gugat berjumlah 846

perkara dan cerai talak berjumlah 430 perkara Pada tahun 2012 terdapat 1638

perkara yang tetap didominasi oleh cerai gugat bahkan cenderung meningkat

7 Nurnaningsih Amriani Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan

(Jakarta PT RajaGrafindo Persada 2011) h 134 8 Nurnaningsih Amriani Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan

(Jakarta PT RajaGrafindo Persada 2011) h 135

5

dengan jumlah 1131 perkara dan cerai talak sebanyak 507 perkara Lalu pada

tahun 2013 cenderung terus mengalami peningkatan dengan jumlah perkara

sebanyak 1812 perkara dengan perkara cerai gugat sebanyak 1267 dan cerai talak

berjumlah 545 perkara Selanjutnya pada tahun 2014 jumlah perkara perceraian

sebanyak 1761 perkara dengan perkara cerai gugat berjumlah 1294 dan perkara

cerai talak mengalami penurun menjadi 467 kasus9 Lalu pada tahun 2015 jumlah

perkara perceraian sebanyak 1900 perkara dengan perkara cerai gugat sebanyak

1350 perkara dan 550 perkara cerai talak Kesimpulan yang di dapat dari data di

atas adalah selama 4 tahun terakhir perkara perceraian cenderung mengalami

peningkatan yang signifikan dengan didominasi oleh perkara cerai gugat

Tabel 1

DAFTAR PERKARA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA

KARAWANG TAHUN 2011-2015

Tahun Jumlah Perkara Cerai Talak Cerai Gugat

2011 1267 perkara 430 perkara 846 perkara

2012 1638 perkara 507 perkara 1131 perkara

2013 1812 perkara 545 perkara 1267 perkara

2014 1761 perkara 467 perkara 1294 perkara

2015 1900 perkara 550 perkara 1350 perkara

9 httpwwwpa-karawanggoid diakses pada tanggal 12 Juni 2016jam 2109

6

Berangkat dari tujuan awal untuk mengetahui tingkat keefektivan mediasi di

Pengadilan Agama maka penulis beranggapan bahwa masalah ini perlu dijadikan

objek penelitian dalam sebuah skripsi karena akhir-akhir ini perkara perceraian

mengalami peningkatan yang signifikan Tulisan ini ingin mengetahui efektivitas

mediasi di Pengadilan Agama dalam sebuah skripsi yang berjudul ldquoEfektivitas

Mediasi Dalam Penyelesaian Sengketa Perceraian Di Pengadilan Agama

Karawang Tahun 2015rdquo

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut

1 Indonesia adalah negara tertinggi tingkat perceraian

2 Jumlah perceraian di Indonesia semakin meningkat

3 Upaya pemerintah untuk meminimalisir angka perceraian di Indonesia

4 Tingkat keberhasilan mediasi dalam proses penyelesaian sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang tahun 2015

5 Faktor-faktor pendukung dan penghambat terhadap tingkat keberhasilan

mediasi di Pengadilan Agama Karawang tahun 2015

C Batasan dan Rumusan Masalah

1 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah penulis kemukakan agar

permasalahan yang akan penulis bahas tidak meluas maka penulis membatasi

permasalahan sebagai berikut

7

a Efektivitas dibatasi pada keberhasilan dalam mediasi penyelesaian

sengketa perceraian

b Mediasi penyelesaian sengketa perceraian dibatasi pada perkara Tahun

2015

c Data tentang penyelesaian sengketa perceraian dibatasi pada sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang

d Data yang diteliti dibatasi pada data tahun 2015 karena pada tahun

tersebut merupakan angka perceraian tertinggi

2 Rumusan Masalah

Dalam mempermudah penulis menganalisa permasalahan penulis

menyusun rumusan masalah sebagai berikut

a Bagaimana efektivitas mediasi dalam proses penyelesaian sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang

b Apa saja faktor pendukung keberhasilan mediasi penyelesaian sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang

c Apa saja faktor penghambat mediasi penyelesaian sengketa perceraian di

Pengadilan Agama Karawang

3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dalam penulisan ini ada beberapa tujuan yang hendak dicapai oleh penulis

tujuan yang dimaksud adalah

1 Untuk mengidentifikasi tingkat keberhasilan efektivitas mediasi dalam

proses penyelesaian sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang

Tahun 2015

8

2 Untuk menjelaskan faktor-faktor pendukung keberhasilan mediasi dalam

penyelesaian sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang Tahun

2015

3 Untuk menjelaskan faktor-faktor penghambat mediasi dalam penyelesaian

sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015

Adapun manfaat penelitian ini adalah

a Akademis

Secara akademis hasil dari observasi ini diharapkan dapat menjadi

bahan penyuluhan tentang pelaksanaan mediasi di Pengadilan Agama

Karawang

b Praktis

Secara praktis hasil dari observasi ini diharapkan menjadi masukan

bagi pihak Pengadilan Agama guna meningkatkan keefektivitasan mediasi

dalam penyelesaian sengketa perceraian Dan bagi pihak lain diharapkan

dapat membantu untuk mengadakan observasi serupa

4 Studi Review Terdahulu

Untuk mengetahui kajian terdahulu yang telah ditulis oleh penulis lainnya

maka penulis meninjau beberapa skripsi terdahulu yang pembahasannya hampir

sama dengan pembahasan yang penulis kaji Dalam hal ini penulis menemukan

beberapa skripsi yaitu

9

1 Skripsi dengan judul ldquoEfektivitas Mediasi Dalam Perkara Perceraian di

Pengadilan Agama Depokrdquo yang ditulis oleh Hidayatulloh (2011)10 Dalam

Skripsi ini menjelaskan bahwa pada tahun 2009 dari 269 perkara yang

berhasil dimediasi sebanyak 38 perkara (141) Pada tahun 2010 dari 187

perkara yang berhasil dimediasi sebanayak 13 perkara (69) Dapat

disimpulkan tingkat keberhasilan mediasi belum efektif

2 Skripsi dengan judul ldquoEfektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara

Perceraian di Pengadilan Agama Marosrdquo yang ditulis oleh SariM (2014)11

Dalam skripsi ini menjelaskan bahwa pada tahun 2011 dari 74 perkara yang

berhasil dimediasi sebanyak 1 perkara Pada tahun 2012 dari 65 perkara

yang berhasil dimediasi sebanyak 1 perkara Dan pada tahun 2013 dari 63

perkara yang berhasil dimediasi sebanyak 1 perkara Dapat disimpulkan

tingkat keberhasilan mediasi belum efektif

Pembahasan dalam dua skripsi yang telah penulis kemukakan di atas

membahas pokok permasalahan yang sama namun masing-masing meneliti pada

objek atau tempat yang berbeda Pada skripsi pertama yang menjadi objek

penelitian adalah Pengadilan Agama Depok Pembahasan pada skripsi kedua

yang menjadi objek penelitian adalah Pengadilan Agama Maros Selanjutnya

objek penelitian yang penulis teliti adalah Pengadilan Agama Karawang Dengan

demikian objek penelitian yang penulis teliti belum pernah ada yang

membahasnya

10 Hidayatulloh Efektivitas Mediasi Dalam Perkara Perceraian di Pengadilan Agama

Depok Skripsi Fakultas Syarirsquoah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2011 11 Sari M Efektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara Perceraian di Pengadilan

Agama Maros Skripsi Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar 2014

10

5 Metode Penelitian

1 Jenis Penelitian

Menurut Bogdan dan Biglen dalam Moleong kualitatif analitis adalah

upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data mengorganisasikan

data memilah-milahnya menjadi satuan yang datapat dikelolah

mensintesiskan mencari dan menemukan pola menemukan apa yang

penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan

kepada orang lain12

2 Sumber Data

Data yang terhimpun dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian

yaitu

1 Data primer Sumber data ini didapatkan dari hasil observasi langsung

ke Pengadilan Agama Karawang serta hasil wawancara dengan para

Hakim di Pengadilan Agama Karawang

2 Data sekunder Sumber data ini penulis ambil dari teks undang-

undang yang berkaitan dengan hal ini adalah Pasal 130 HIR dan 154

RBg SEMA No1 Tahun 2002 Tentang Pemberdayaan Pengadilan

Tingkat Pertama Menerapkan Lembaga Damai Pasal 130 HIR154

RBg PERMA No2 Tahun 2003 tentang Prosedur Mediasi di

Pengadilan PERMA No1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di

Pengadilan undang-undang No7 Tahun 1989 tentang Peradilan

12 Lexy J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja Rosdakarya

2009) h 248

11

Agama undang-undang No48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan

Kehakiman beberapa buku-buku terkait yang membahas tentang

mediasi di Pengadilan serta beberapa skripsi artikel-artikel terkait

mengenai hal ini yang dapat digunakan untuk mendukung dan

melengkapi data primer

3 Teknik Pengumpulan data

Dalam penelitian kali ini penulis menggunakan teknik pengumpulan

data dengan wawancara langsung terhadap hakim-hakim atau pegawai

terkait di Pengadilan Agama Karawang serta melalui pengamatan langsung

atau observasi

4 Metode Analisis Data

Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis secara tematik

deskriptif yaitu dengan cara pendeskripsian atau penggambaran yang

dituangkan ke dalam bentuk paragraf yang kemudian diklasifikasikan sesuai

dengan jenis jawaban yang diberikan kepada narasumber

5 Tehnis Penulisan Skripsi

Penulisan skripsi ini berpedoman pada ldquoBuku Pedoman Penulisan

Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh FSH UIN Jakarta tahun 2012rdquo

12

6 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam penulisan skripsi ini penulis membuat

sistematika penulisan dengan membagi kepada lima (5) bab tiap-tiap bab terdiri

dari sub-sub bab dengan rincian sebagai berikut

BAB I Dalam bagian pendahuluan ini berisi latar belakang masalah

identifikasi masalah batasan dan rumusan masalah tujuan

penelitian manfaat penelitian review terdahulu kerangka

berpikir metode penelitian dan sistematika penulisan

BAB II Membahas tentang konsep mediasi dan penerapannya berupa

pengertian mediasi asas-asas umum dalam proses medasi

keuntungan menggunakan mediasi peran dan fungsi mediator

proses mediasi dan mediasi dalam islam

BAB III Membahas tentang teori efektivitas berupa pengertian mediasi

bekerjanya hukum dalam masyarakat dan teori efektivitas

hukum

BAB IV Membahas tentang analisis efektivitas mediasi berupa profil

Pengadilan Agama Karawang analisis efektivitas mediasi

tingkat keberhasilan mediasi dan faktor pendukung dan

penghambat keberhasilan mediasi

BAB V Merupakan bab penutup berisi kesimpulan dan saran-saran

13

BAB II

KONSEP MEDIASI DAN PENERAPANNYA

A Pengertian Mediasi

Istilah mediasi berasal dari bahasa Latin ldquomediusrdquo ldquomediumrdquo yang artinya

berada ditengah Mediasi merupakan salah satu bentuk negosiasi antara dua pihak

(ldquodyadic modelrdquo) dengan melibatkan pihak ketiga (ldquotriadic modelrdquo) dengan

tujuan membantu tercapainya penyelesaian yang bersifat kompromis1 Pada

dasarnya mediasi adalah negosiasi yang melibatkan pihak ketiga yang memiliki

keahlian mengenai prosedur mediasi yang efektif dapat membantu dalam situasi

konflik untuk mengordinasi aktivitas mereka sehingga lebih efektif dalam proses

tawar-menawar2

Menurut Priyatna Abdurrasyid mediasi merupakan suatu proses damai

bahwa para pihak yang bersengketa menyerahkan penyelesaiannya kepada

mediator (seseorang yang mengatur pertemuan antara dua pihak atau lebih yang

bersengketa) untuk mencapai hasil akhir yang adil tanpa membuang biaya yang

besar tetapi tetap efektif dan diterima sepenuhnya oleh kedua belah pihak yang

bersengketa secara sukarela3

Pengertian mediasi yang lain menurut Dwi Rezki Sri Astarini adalah proses

penyelesaian sengketa alternatif bahwa para pihak yang bersengketa dengan itikad

1 Valerine JL Kriekhoff Mediasi Sebagai Bentuk Penyelesaian Sengketa Keluarga dalam

buku Bunda Reghena (Pustaka Dunia 2012) h 615 2 Nurnianingsih Amriani Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan

(Jakarta Raja Grafindo 2011) h 28 3 Priyatna Abdurrasyid Arbitase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Suatu Pengantar

(Jakarta Fikahati Anesta 2002) h 34

14

baik berusaha mendamaikan sengketa diantara mereka dengan dibantu oleh

mediator netral untuk mencapai hasil yang adil dan dapat diterima oleh kedua

belah pihak untuk dilaksanakan dengan sukarela4

Demikian pula ketentuan dalam Pasal 1 angka 1 PERMA Nomor 1 Tahun

2016 terdapat rumusan pengertian mediasi sebagai berikut

ldquoMediasi adalah cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk

memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh mediatorrdquo

B Dasar Filosofis dan Yuridis Dalam Mediasi

Pelembagaan dan permberdayaan mediasi di Pengadilan (Court Connected

Mediation) juga tidak terlepas pula dari landasan filosofis yang bersumber pada

dasar negara kita yaitu Pancasila terutama sila keempat yang berbunyi

ldquoKerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan

Perwakilanrdquo Sila keempat dari Pancasila ini diantaranya menghedaki bahwa

upaya penyelesaian sengketa atau konflik atau perkara dilakukan melalui

musyawarah untuk mencapai mufakat yang diliputi oleh semangat kekeluargaan

Hal ini mengadung arti bahwa setiap sengketakonflikperkara hendaknya

diselesaikan melalui proses perundingan atau perdamaian di antara para pihak

yang bersengketa untuk memperoleh kesepakatan bersama5

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa dasar hukum yang mengatur

pengintegrasian mediasi dalam sistem peradilan pada dasarnya bertitik tolak pada

4 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 89 5 Rachmadi Usman Mediasi di Pengadilan Dalam Teori Dan Praktik (Jakarta Sinar

Grafika 2012) h 26

15

ketentuan HIR dan RBg HIR merupakan singkatan dari Herziene Inlandsch

Reglement (Reglemen Indonesia Baru) merupakan salah satu sumber hukum acara

perdata bagi daerah Pulau Jawa dan Madura peninggalan colonial Hindia Belanda

yang masih berlaku di negara kita hingga kini Sedangkan RBg adalah singkatan

dari Rechtsreglementvoor de Buitengewesten (Reglement untuk daerah seberang)

merupakan Hukum Acara Perdata bagi daerah luar pulau Jawa dan Madura

Secara lebih lengkap ketentuan pasal ini adalah6

1 Jika pada hari yang ditentukan kedua belah pihak datang maka pengadilan negeri dengan pertolongan ketua mencoba akan mendamaikan mereka

Selanjutnya pada ayat (2) berbunyi

2 Jika perdamaian yang demikian itu dapat dicapai maka pada waktu bersidang diperbuat sebuah surat akta tentang itu dalam mana kedua belah pihak dihukum akan menempati perjanjian yang diperbuat itu surat akan berkekuatan dan akan dijalankan sebagai keputusan biasa

Selanjutnya dalam Pasal 154 RBg adalah

1 Bila pada hari yang telah ditentukan para pihak dating menghadap maka Pengadilan Negeri dengan perantaraan ketua berusaha mendamaikannya

2 Bila dapat dicapai perdamaian maka di dalam siding itu juga dibuatkan suatu akta dan para pihak dihukum untuk menaati perjanjian yang telah dibuat dan akta itu mempunyai kekuatan serta dilaksanakan seperti suatu surat keputusan biasa

Dapat dikatakan bahwa mediasi di Pengadilan ini merupakan hasil

pengembangan dan pemberdayaan kelembagaan perdamaian sebagaimana diatur

dalam ketentuan Pasal 130 HIR154 RBg yang mengharuskan hakim

menyidangkan suatu perkara dengan sungguh-sungguh mengusahakan

perdamaian diantara para pihak yang berperkara Namun Mahkamah Agung

mensinyalir bahwa hakim tidak menerapkan ketentuan ini hanya sekedar

6 Prof DR Syahrizal Abbas Mediasi Dalam Perspektif Hukum Syariah Hukum Adat dan

Hukum Nasional (Jakarta Kencana 2009)h 287

16

formalitas menganjurkan perdamaian di hadapan para pihak yang bersengketa7

Kenyataan praktik yan dihadapi jarang dijumpai putusan perdamaian Produk

yang dihasilkan peradilan dalam penyelesaian perkara yang diajukan kepadanya

hampir seratus persen berupa putusan konvensional yang bercorak menang atau

kalah (winning or losing) Jarang ditemukan penyelesaian berdasarkan konsep

sama-sama menang (win-win solution)

Pasal 130 HIR154 RBg yang memerintahkan usaha perdamaian oleh

hakim dijadikan modal utama dalam membangun perangkat hukum mediasi

pengadilan yang sudah dirintis sejak tahun 2002 melalui SEMA Nomor 1 Tahun

2002 Tentang Pemberdayaan Pengadian Tingkat Pertama Menerapkan Lembaga

Damai Pasal 130 HIR154 RBg yang kemudianpada tahun 2003 disempurnakan

melalui PERMA Nomor 2 Tahun 2003 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan8

Kemudian merasa PERMA Nomor 2 Tahun 2003 dirasa belum efektif

maka Mahmakah Agung merevisi kembali dengan lahirnya PERMA Nomor 1

Tahun 2008 Kehadiran PERMA Nomor 1 Tahun 2008 dimaksudkan untuk

memberikan kepastian ketertiban kelancaran dalam proses mendamaikan para

pihak untuk menyelesaikan suatu sengketa perdata Hal ini daat dilakukan dengan

menintensifkan dan mengintegrasikan proses mediasi ke dalam prosedur

berperkara di pengadilan Mediasi mendapat kedudukan penting dalam PERMA

Nomor 1 Tahun 2008 karena proses mediasi merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dalam proses berperkara di pengadilan Hakim wajib mengikuti

7 Rachmadi Usman Mediasi di Pengadilan Dalam Teori Dan Praktik (Jakarta Sinar

Grafika 2012) h 27 8 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 124

17

prosedur penyelesaian sengketa melalui mediasi bila hakim melanggar atau

enggan menerpkan prosedur mediasi putusan hakim tersebut batal demi hukum

(Pasal 2 ayat (3) PERMA)9

C Keuntungan Menggunakan Proses Mediasi

Bagi pihak-pihak yang berseteru memecahkan masalah dengan

membawanya ke meja hijau terkadang dirasa kurang begitu efektif Banyak

kelebihan yang ditawarkan oleh mediasi dibandingkan dengan proses litigasi

yaitu10

a Ada dua asas penting dalam mediasi

Pertama menghindari menang ldquokalahrdquo (win loose) melainkan lsquosama-sama

menangrdquo (win-win solution) Sama-sama menang bukan saja dalam arti

ekonomi atau keuangan melainkan termasuk juga kemenangan moril reputasi

(nama baik dan kepercayaan) Kedua putusan tidak mengutamakan

pertimbangan dan alasan hukum melainkan atas dasar kesejajaran kepatutan

dan rasa keadilan

b Telah pula dikemukakan penyelesaian melalui mediasi mempersingkat waktu

penyelesaian sengketa dibandingkan berperkara Waktu yang panjang dalam

berperkara tidak hanya menjadi beban ekonomi keuangan Yang tidak kalah

pentingnya adalah beban psikologis yang akan mempengaruhi berbagai sikap

dan kegiatan pihak yang berperkara

9 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 124-125

10 Bagir Manan Mediasi Sebagai Alternatif Menyelesaikan Sengketa Varia Peradilan No 248 Juli 2006 h 5-16

18

c Bagi masyarakat Indonesia berperkara menimbulkan efek sosial yaitu

putusnya hubungan persaudaraan atau hubungan sosial Bukan saja antar

pihak yang berperkara Efek sosial dapat memperluas sampai kepada

hubungan kekerabatan yang lebih luas Hal ini dapat terjadi karena suatu

perkara bukan saja menjadi kepentingan dan ldquoharga dirirdquo yang berperkara

melainka juga dapat merambat ke kerabat

d Mediasi sangat sesuai dengan dasar pergaulan sosial masyarakat Indonesia

yang mengutamakan dasar kekerabatan paguyuban kekeluargaan dan gotong

royong Dasar-dasar tersebut dapat membentuk tingkah laku toleransi

mudag memaafkan dan mengedepankan sikap mendahulukan kepentingan

bersama (komunal)

D Peran dan Fungsi Mediator

Dalam mediasi ada pihak yang sangat berperan besar demi tercapainya

kesepakatan damai yaitu seorang mediator Biasanya mediator adalah orang yang

ahli dalam bidang yang didiskusikandisengketakan atau ahli dalam bidang hukum

karena pendekatan yang difokuskan adalah pada hak Mediator merupakan pihak

ketiga yang bersifat netral dan tidak memihak yang berfungsi membantu para

pihak dalam mencari kemungkinan penyelesaian sengketa11

Sebagai ldquopenengahrdquo atau pihak ketiga yang netral dalam proses mediasi

mediator ldquomembanturdquo para pihak dalam menyelesaikan sengketa yang

dihadapinya Seorang mediator akan membantu para pihak untuk membingkai

persoalan yang ada perlu diselesaikan secara bersama Secara umum mediator

11 Mariana Sutadi Pendayagunaan Perdamaian Menurut Pasal 130 HIR154 RBg dan Potensinya dalam Mewujudkan Keadilan yang Cepat Sederhana dan Biaya Ringan (Jakarta Pusat Pengkajian Hukum dan Mahkamah Agung RI 2005) h 30

19

tidak membuat keputusan mediator hanya membantu dan memfasilitasi para

pihak yang bersengketa untuk merumuskan berbagai opsi pilihan penyelesaian

sengketa yang dapat diterima oleh kedua belah pihak sehingga untuk mencapai

hasil yang maksimal seorang mediator disamping memiliki kemampuan sebagai

mediator juga harus dapat menguasai teknik-teknik mediasi secara baik12

Ada kalanya mediator akan sering bertemu dengan para pihak secara pribadi

dalam pertemuan yang disebut caucus yaitu pertemuan mediator dengan salah

satu pihak tanpa dihadiri pihak lainnya sehingga mediator akan lebih leluasa

memperoleh informasi dari pihak yang tidak bersedia terbuka membagi

informasi13 Dengan pertemuan terpisah (caucus) ini mediator akan mempunyai

lebih banyak informasi mengenai persoalan-persoalan yang sebenarnya terjadi

Mediator berkewajiban untuk merahasiakan informasi yang diberikan kepadanya

dalam sebuah caucus Oleh karena itu seorang mediator juga harus memiliki

kemampuan mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang nantinya akan

dipergunakan sebagai bahan untuk menyusun dan mengusulkan pelbagai

penyelesaian masalah yang disengketakan sehingga mediator diharapkan akan

mampu menentukan apakah terdapat dasar-dasar bagi terwujudnya suatu

perjanjiankesepakatan14

12 I Made Widyana Alternatif Penyelesaian Sengketa (ADR) (Jakarta Fikahati Anesta

2009) h 114 13 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 93 14 Takdir Rahmadi Mediasi Penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan Mufakat (Jakarta

RajaGrafindo Persada 2010) h 17

20

Fuller dalam Riskin and Westbrook menyebutkan tujuh fungsi mediator

yaitu sebagai catalyst educator translator resourceperson bearer of bad news

agent of reality dan scapegoat

1 Sebagai ldquokatalisatorrdquo mengandung pengertian bahwa kehadiran mediator

dalam proses perundingan mampu mendorong lahirnya suasana yang

konstruktif bagi diskusi

2 Sebagai ldquopendidikrdquo berarti seseorang harus berusaha memahami aspirasi

prosedur kerja keterbatasan politis dan kendala usahan dari para pihak Oleh

sebab itu ia harus berusaha melibatkan diri dalam dinamika perbedaan di

antara para pihak

3 Sebagai ldquopenerjemahrdquo berarti mediator harus mampu menyampaikan dan

merumuskan usulan pihak yang satu kepada pihak yang lainnya melalui

bahasa atau ungkapan yang baik dengan tanpa mengurangi sasaran yang

dicapai oleh pengusul

4 Sebagai ldquonarasumberrdquo berarti seorang mediator harus mendayagunakan

sumber-sumber informasi yang tersedia

5 Sebagai ldquopenyandang berita jelekrdquo berati seorang mediator harus menyadari

bahwa para pihak dalam proses perundingan dapat bersikap emosional Untuk

itu mediator harus mengadakan pertemuan terpisah dengan pihak-pihak

terkait untuk menampung berbagai usulan

6 Sebagai ldquoagen realitasrdquo berarti mediator harus berusah memberi pengertian

secara jelas kepada salah satu pihak bahwa sasarannya tidak mungkin atau

tidak masuk akal tercapai melalui perundingan

21

7 Sebagai ldquokambing hitamrdquo berarti seorang mediator harus siap disalahkan

misalnya dalam membuat kesepakatan hasil perundingan

E Proses Mediasi

Ada beberapa tahap secara garis besar yang harus dijalani oleh para pihak

dalam melakukan proses mediasi Berikut adalah tahapan-tahapan proses mediasi

yang diatur di dalam Perma Nomor 1 Tahun 2016

a Tahapan Pra Mediasi

Pertama penggugat mendaftarkan perkara ke bagian kepaniteraan

Pengadilan Setelah itu Ketua Pengadilan memilih Majelis Hakim untuk

memeriksa perkara tersebut Pada sidang pertama yang dihadiri oleh para

pihak Hakim pemeriksa perkara mewajibkan para pihak untuk menempuh

proses mediasi (Pasal 17 ayat (1) )

Setelah itu Majelis Hakim memberikan hak kepada para pihak untuk

memilih mediator pada hari itu juga atau paling lama 2 hari berikutnya (Pasal

20 ayat (1) ) Apabila setelah hari yang ditentukan tidak ada kesepakatan

untuk memilih mediator maka Hakim pemeriksan perkara segera menunjuk

Mediator Hakim atau pegawai Pengadilan Jika pada Pengadilan yang sama

tidak terdapat Hakim bukan pemeriksa perkara dan Pegawai Pengadilan yang

bersertifikat ketua majelis hakim menunjuk salah satu Hakim Pemeriksan

Perkara untuk menjalankan fungsi mediator dengan mengutamakan yang

bersertifikat (Pasal 20 ayat (3) dan (4) )

22

b Pemanggilan Para Pihak

Mediator menentukan hari dan tanggal pertemuan mediasi setekah

menerima penetapan penunjukan sebagai mediator (Pasal 21 ayat (1) )

Dengan bantuan juru sita Mediator atas kuasa Hakim Pemeriksa Perkara

memanggil para pihak untuk menghadiri pertemuan mediasi

c Akibat Hukum Pihak Tidak beriktikad Baik

Pada Pasal 22 ayat (1) sampai (5) adalah penjelasan mengenai akibat

hukum bagi pihak Penggugat yang tidak beriktikad baik Pada Pasal

selanjutnya yaitu Pasal 23 ayat (1) sampai (8) berisi penjelasan mengenai

akibat hukum bagi pihak Tergugat yang tidak beriktkad baik selama proses

mediasi

d Penyerahan Resume Perkara dan Jangka Waktu Proses Mediasi

Dalam waktu paling lama 5 (lima) hari terhitung sejak penetapan

sebagaimana dimaksud pada Pasal 20 ayat (5) para pihak menyerahkan

resume perkara kepada pihak lain dan Mediator (Pasal 24 ayat (1) ) Jangka

waktu mediasi yang ditetapkan adalah 30 hari terhitung sejak penetapan

perintah melakukan Mediasi Atas dasar kesepakatan para pihak waktu

Mediasi dapat diperpanjang paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak

waktu mediasi pertama berakhir disertai engan alasannya (Pasal 24 ayat (2)

(3) dan (4) )

e Keterlibatan Ahli dan Tokoh Masyarakat

Atas persetujuan para pihak dan atau kuasa hukum Mediator dapat

menghadirkan seorang atau lebih ahli tokoh masyarakat tokoh agama atau

23

tokoh adat (Pasal 26 ayat (1) ) Terkait mengenai mengikat atau tidaknya dari

penjelasan dan atau penilaian ahli dan atau tokoh masyarakat tergantung

berdasarkan kesepakatan para pihak (Pasal 26 ayat (2) )

f Mediasi Mencapai Kesepakatan

Jika Mediasi mencapai kesepakatan dengan bantuan Mediator para

pihak wajib merumuskan kesepakatan secara tertulis yang ditandatangani

oleh para pihak dan Mediator (Pasal 27 ayat (1) ) Mediator wajib

memastikan kesepakatan perdamaian tidak memuat ketentuan yang

a Bertentangan dengan hukum ketertiban umum dan atau kesusilaan

b Merugikan pihak ketiga atau

c Tidak dapat dilaksanakan

Para pihak melalui Mediator dapat mengajukan kesepakatan

perdamaian kepada Hakim Pemeriksa Perkara agar dikuatkan dalam Akta

Perdamaian Jika para pihak tidak menghendaki maka kesepakatan

perdamaian wajib memuat pencabutan gugatan (Pasal 27 ayat (4) dan (5) )

Selanjutnya Mediator wajib menyampaikan hasil kesepakatan kepada Hakim

Pemeriksa Perkara dengan melampirkan kesepakatan perdamaian(Pasal 27

ayat (6) )

Setelah itu Hakim Pemeriksa Perkara mempelajari isi kesepakatan

perdamaian paling lama 2 (dua) hari Apabila ada perbaikan Hakim

Pemeriksa Perkara mengembalikan kepada Mediator dan para pihak agar

segera diperbaiki Setelah mengadakan pertemuan dengan para pihak

Mediator wajib mengajukan kembali kesepakatan perdamaian yang telah di

24

perbaiki kepada Hakim Pemeriksa Perkara paling lama 7 (tujuh) hari sejak

penerimaan petunjuk perbaikan Paling lama 3 (tiga) hari setelah Hakim

menerima kesepakatan perdamaian maka Hakim menerbitkan hari penetepan

sidang untuk membacakan Akta Perdamaian (Pasal 28 ayat (1) sampai (4) )

g Kesepakatan Perdamaian Sebagian

Dalam hal proses Mediasi mencapai kesepakatan sebagian antar

penggugat dan sebagian tergugat penggugat mengubah gugatan dengan tidak

lagi mengajukan pihak tergugat sebagai lawan Kesepakatan tersebut dibuat

dan ditandatangani oleh penggugat dengan sebagian pihak tergugat yang

mencapai kesepakatan dan Mediator (Pasal 29 ayat (1) dan (2) ) Kesepakatan

di atas dapat dikuatkan dengan Akta Perdamaian sepanjang tidak menyangkut

aset harta kekayaan danatau keperntingan pihak yang tidak mencapai

kesepakatan (Pasal 29 ayat (3) ) Kesepakatan ini tidak dapat dilakukan pada

perdamaian sukarela tahap pemeriksaan perkara dan tingkat upaya banding

kasasi atau peninjauan kembali (Pasal 29 ayat (6) )

Untuk Mediasi perkara perceraian di dalam Pengadilan Agama yang

tuntutan perceraian dikumulasikan dengan tuntutan lainnya dan para pihak

tidak ingin rukun kembali maka Mediasi dilanjutkan dengan tuntutan lainnya

(Pasal 31 ayat (1) ) Jika para pihak mencapai kesepakatan sebagaimana pada

ayat (1) kesepakatan dituangkan dalam kesepakatan perdamaian sebagaian

dengan memuat klausula keterkaitannya dengan perceraian Hal ini hanya

dapat dilakukan jika putusan Hakim Pemeriksa Perkara mengabulkan gugatan

perceraian telah berkekuatan hukum tetap

25

h Mediasi Tidak Berhasil atau Tidak Dapat Dilaksanakan

Mediator wajib menyatakan Mediasi tidak berhasil dan

memberitahukan secara tertulis kepada Hakim pemeriksa perkara apabila

tidak mencapai kesepakatan pada hari yang telah tentukan yaitu 30 hari para

tidak beriktikad baik melibatkan aset serta harta kekayaan atau kepentingan

dengan pihak lain dan melibatkan wewenang aparatur negara Setelah Hakim

menerima pemberitahuan hal ini Hakim segera menetapkan untuk

melanjutkan pemeriksaan perkara (Pasal 32 ayat (1) sampai (3) )

i Perdamaian Sukarela Pada Tahap Pemeriksaan Perkara

Pada tiap tahapan pemeriksaan perkara Hakim tetap berupaya

mendorong para pihak untuk berdamai Atas dasar kesepakatan para pihak

dapat memohon melakukan perdamaian kepada Hakim Pemeriksa Perkara

pada tahap ini Setelah itu Hakim segera menunjuk salah seorang Hakim

Pemeriksa Perkara untuk menjalankan fungsi Mediator dan Hakim wajib

menunda persidangan paling lama 14 hari

j Perdamaian Sukarela Pada Tingkat Upaya Hukum Banding Kasasi atau PK

Sepanjang perkara belum diputus pada tingkat upaya hukum banding

kasasi atau peninjauan kembali atas dasara kesepakatan dapat menempuh

upaya perdamaian Jika mencapai kesepakatan maka dibuat akta perdamaian

dan ditandatangani oleh Hakim pemeriksa perkara paling lama 30 hari sejak

diterimanya kesepakatan tersebut (Pasal 34 ayat (1) sampai (4) )

26

F Mediasi Dalam Perspektif Islam

Ash-shulhu disyariatkan oleh Al-qurrsquoan Sunnah dan Ijmarsquo demi

tercapainya kesepakatan sebagai pengganti daripada perpecahan dan agar

permusuhan antara dua pihak yang berselisih dapat dilerai Didalam Al-qurrsquoan

Allah berfirman15

وإن طائفتان من المؤمنين اقتتلوا فأصلحوا بينهما فإن بغت إحداهما على الأخرى فقاتلوا

فإن فاءت فأصلحوا بينهما بالعدل وأقسطوا إ ن الله التي تبغي حتى تفيء إلى أمر الله

يحب المقسطين (الحجرات9)

Artinya ldquoDan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah Kalau dia telah surut damaikanlah antara keduanya menurut keadilan dan hendaklah kamu berlaku adil sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adilrdquo

Dan di dalam sunnah yang diriwayatkan Abu Dawud At-tirmidzi Ibnu Majah

Al-Hakim dan Ibnu Hibban dari Amru bin lsquoAuf bahwa Rasulullah SAW

bersabda

م حلالا أوأحل حراما الصلح جائز بين المسلمين إلا صلحا حر

Artinya ldquoPerdamaian diantara orang-orang muslim itu boleh kecuali perdamaian yang menghalalkan yang haram atau mengharamkan yang halalrdquo

15 Sayyid Sabiq Fiqh Al-sunnah juz 3 (Kairo Al-fath Lil Irsquolam Al-lsquoArobi 1972) h 210

27

Dan At-tirmidzi menambahkan

والمسلمون على شروطهم

Artinya ldquoDan (muamalah) orang-orang muslim itu berdasarkan syarat-syarat merekardquo

Lalu ia berkata bahwa hadits ini Hasan Shahih dan Umar ra berkata ldquoTolaklah

permusuhan sampai mereka berdamai karena pemutusan melalui pengadilan akan

mengembangkan kedengkian di antara merekardquo Kaum muslimin berijmarsquo bahwa

perdamaian di antara yang bermusuhan itu disyariatkan P15F

16

Mediasi dalam konsep islam dikenal dengan istilah Shulhu atau Ishlah Sulh

adalah suatu proses penyelesaian sengketa dimana para pihak bersepakat untuk

mengakhiri perkara mereka secara damai Di dalam kitab Fathul Qariib Al-Mujiib

pengertian Ash-Shulh secara bahasa sebagai berikut (فتح القريب المجيب)

16وهو لغة قطع المنازعة F

17

Artinya ldquoShuluh secara bahasa adalah memutus sengketa atau perselisihanrdquo

Namun pengertian shuluh secara syararsquo atau istilah adalah

وشرعا عقد يصلح به قطعها

Artinya ldquoDan menurut syararsquo adalah akad mendamaikan dengan memutus sengketa atau perselisihanrdquo

16 Sayyid Sabiq Fiqh Al-sunnah juz 3 (Kairo Al-fath Lil Irsquolam Al-lsquoArobi 1972) h 210 17Ahmad bin Al-Husain Fathul Qariib Al-Mujiib (Mesir Thaha Putra Semarang 1934) h

33

28

Metode Ash-shulh menjadi metode yang efektif untuk menyelesaikan

persengketaan atau perselisihan karena berdasarkan asas kedua belah pihak tidak

ada yang merasa menang ataupun kalah Tentunya hal tersebut atas kesepakatan

dan kerelaan masing-masing pihak Hal ini sesuai dengan prinsip mediasi dengan

istilah win-win solution

Sebelum mengarah kepada perceraian biasanya diawali dengan adanya

sikap nusyuz baik dari pihak isteri maupun suami Ketika hal ini terjadi Al-

Qurrsquoan mentebutkan di dalam surat An-Nisa ayat 128

وإن امرأة خافت من بعلها نشوزا أو إعراضا فلا جناح عليهما أن يصلحا بينهما كان بما ح وإن تحسنوا وتتقوا فإن الله لح خير وأحضرت الأنفس الش صلحا والص

تعملون خبير ا

Artinya Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir Dan jika kamu bergaul dengan isterimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak acuh) maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan

Ayat di atas membahas masalah nusyuz Nusyuz identik dengan sikap istri yang

membangkang terhadap suami padahal nusyuz juga dapat terjadi pada suami

Nusyuz suami adalah sikap suami yang telah meninggalkan kewajibannya

bertindak keras kepada istri tidak menggaulinya dengan baik tidak pula

memberikan nafkah dan bersikap acuh tak acuh kepada istri P17F

18P Sebaliknya bentuk

nusyuz yang dilakukan oleh istri di dalam KHI (Kompilasi Hukum Islam)

18 M Abdul Amir dkk Kamus Istilah Islam cet ke-1 (Jakarta Pustaka Firdaus 1994) h

251

29

didefinisikan sebagai sebuah sikap ketika istri tidak mau melaksanakan

kewajibannya yaitu kewajiban utama berbakti lahir dan batin kepada suami dan

kewajiban lainnya adalah menyelenggarakan dan mengatur keperluan rumah

tangga sehari-hari dengan sebaik-baiknya19

At-Tirmidzi meriwayatkan bahwa istri Nabi saw Saudah binti Zamrsquoah

khawatir dicerai oleh Nabi saw maka dia bermohon agar tidak dicerai dengan

menyerahkan haknya bermalam bersama Rasul saw untuk istri Nabi saw lsquoAisyah

(istri Nabi saw yang paling beliau cintai setelah Khadijah)20

Kemudian apabila nusyuz telah terjadi dan tuntunan berdamai dari Al-

Qurrsquoan tidak berhasil dijalankan yang dapat berujung pada syiqaq Al-Qurrsquoan

menyebutkan ayat yang menyatakan tentang langkah perdamaian selanjutnya

antara suami isteri yang sedang berselisih yaitu pada surat An-Nisa ayat 35

وإن خفتم شقاق بينهما فابعثوا حكما من أهله وحكما من أهلها إن يريدا إصلاحا يوف ق

كان عليما خبير ا بينهما إن الله الله

Artinya Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri ituSesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal

Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa salah satu menyelesaikan

perselisihan atau persengketaan antara suami isteri yaitu dengan jelas mengirim

19 Inpres nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam Bab XXI bagian keenam

Pasal 83 ayat (1) dan 84 ayat (1) 20 M Quraish Shihab Tafsir Al-Mishbah (Jakarta Lentera Hati 2007) h 605

30

seorang hakam selaku mediator dari kedua belah pihak untuk membantu

menyelesaikan perselisiah tersebut Hakam yang dimaksud dalam Al-qurrsquoan

terdiri dari dua orang yang diambil atau dipilih masing-masing satu dari keluarga

pihak suami isteri Menurut ayat di atas juga jika terjadi kasus antara suami istri

maka diutus seorang hakam dari pihak suami dan seorang hakam dari pihak istri

yang berfungsi untuk mengadakan penelitian dan penyelidikan tentang sebab-

musabab terjadinya syiqaq serta berusaha mendamaikannya atau mengambil

prakarsa putusnya perkawinan kalau sekiranya jalan inilah yang terbaik21

Dalam ayat di atas terdapat kata hakam Fungsi utama hakam adalah

mendamaikan Tetapi jika mereka gagal apakah mereka harus menetapkan hukum

dan harus dipatuhi oleh suami isteri yang bersengketa itu Ada yang mengiyakan

dengan alasan Allah menamai mereka hakam dan dengan demikian mereka

berhak menetapkan hukum sesuai dengan kemashlahatan baik disetujui oleh

pasangan maupun tidak Pendapat ini dianut oleh sejumlah sahabat Nabi saw juga

kedua Imam mazhab Malik dan Ahmad Ibn Hanbal Sedang Imam Abu Hanifah

dan Imam Syafirsquoi menurut satu riwayat tidak memberi wewenang kepada hakam

itu Untuk menceraikan hanya berada di tangan suami dan tugas mereka hanya

mendamaikan tidak lebih dan tidak kurang22

Selanjutnya di dalam kitab tafsir Ibnu Katsir para Fuqaha juga berkata jika

terjadi persengketaan di antara suami istri maka didamaikan oleh hakim sebagai

pihak penengah meneliti kasus keduanya dan mencegah orang yang berbuat

21 H Abdur Rahman Ghazaly Fiqh Munakahat (Jakarta Kencana Prenada Media Group

2006) h 241 22 M Quraish Shihab Tafsir Al-Mishbah (Jakarta Lentera Hati 2007) h 433-434

31

zhalim dari keduanya dari perbuatan zhalim Jika perkaranya tetap berlanjut dan

persengketaannya semakin panjang maka hakim mengutus seseorang yang

dipercaya dari keluarga wanita dan keluarga laki-laki untuk berembug dan

meneliti masalahnya serta melakukan tindakan yang mengandung maslahat bagi

keduanya berupa perceraian atau berdamai Allah SWT memerintahkan mengutus

seorang laki-laki sholeh dari masing-masing pihak untuk meneliti siapa yang

berlaku buruk Jika sang suami yang melakukan keburukan maka mereka dapat

melindungi sang istri dan membatasi kewajibannya dalam memberi nafkah Jika

seorang istri yang melakukan keburukan maka mereka dapat mengurangi haknya

dari suami dan menahan nafkah yang diberikan kepadanya Jika keduanya sepakat

untuk bercerai atau menyatu kembali maka boleh saja perkara itu ditetapkan23

Kaidah ushul fiqh yang digunakan ke dalam permasalahan ini adalah

Mashlahah Mursalah24 Al-Ghazali menjelaskan bahwa hakikat dari mashlahah

adalah25

ع ر الش ود ص ق ى م ل ع ة ظ ا ف ح الم

Artinya Memelihara tujuan syararsquo (dalam menetapkan hukum)

Sedangkan tujuan syararsquo dalam menetapkan hukum itu ada lima yaitu

memelihara agama jiwa akal keturunan dan harta Secara lengkap Muhammad

Abu Zahrah merumuskan definisi mashlahah sebagai berikut P25F

26P

23 Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Al-Sheikh Lubaabut Tafsiir Min

Ibni Katsir terj MAbdul Ghoffar EM (Juz5 Bogor Pustaka Imam Asy-Syafirsquoi 2003) cet ke-2 h 302

24 Mashlahah Mursalah adalah suatu perbuatan yang mengandung nilai baik (manfaat) dan memelihara tercapainya tujuan-tujuan suararsquo yaitu menolak mudharat dan meraih mashlahah

25 Amir Syarifuddin Ushul Fiqh jilid II (Jakarta Kencana 2011) cet 6 h 346

32

و ا ار ب ت الأع اص ب ل خ ص ا ا ه ل د ه ش ي لا و ى م لا س الأ ع ار الش د ص ا ق م ل ة م ئ لا الم ح ال ص الم ي ه

اء غ الأل ب

Artinya Mashlahah yang selaras dengan tujuan syariat islam dan tidak ada petunjuk tertentu yang membuktikan tentang pengakuannya atau penolakannya

Kesimpulannya bahwa mashlahah mursalah adalah apa yang baik menurut akal

itu juga selaras dan sejalan dengan tujuan syararsquo dalam menetapkan hukum

Kaidah ini dapat digunakan dalam sengketa perceraian Apabila perceraian

mendatangkan kebaikan bagi pasangan suami istri maka itu lebih baik daripada

mempertahankannya Namun apabila perceraian mendatangkan mudharat maka

harus dihindarkan Hal ini tentunya sudah mempertimbangkan baik dan buruknya

sesuai dengan orientasi dari kaidah ushul fiqh ini

26 Amir Syarifuddin Ushul Fiqh jilid II (Jakarta Kencana 2011) cet 6 h 355

33

BAB III

TEORI EFEKTIVITAS HUKUM

A Pengertian Efektivitas

Secara etimologi kata ldquoefektivitasrdquo berasal dari kata ldquoefektifrdquo atau dalam

bahasa Inggris adalah ldquoeffectiverdquo yang berarti berhasil dengan baik Kamus ilmiah

populer mendefinisikan efektivitas sebagai ketepatan penggunaan hasil guna atau

menunjang tujuan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif artinya ldquoada

efeknya akibatnya pengaruhnya kesannyardquo atau ldquodapat membawa hasil berhasil

gunardquo tentang usaha atau tindakan1

Adapun secara terminologi mengutip Ensiklopedia administrasi

menyampaikan pemahaman tentang efektivitas sebagai berikut2

ldquoEfektivitas adalah suatu keadaan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki kalau seseorang melakukan suatu perbuatan dengan maksud tertentu yang memang dikehendaki Maka orang itu dikatakan efektif kalau menimbulkan atau mempunyai maksud sebagaimana yang dikehendakirdquo

Efektivitas dapat diartikan sebagai suatu proses pencapaian suatu tujuan

yang telah ditetapkan sebelumnya Suatu usaha atau kegiatan dapat dikatakan

efektif apabila usaha atau kegiatan tersebut telah mencapai tujuannya

B Bekerjanya Hukum Dalam Masyarakat

Basis bekerjanya hukum adalah masyarakat maka hukum akan dipengaruhi

oleh faktor-faktor atau kekuatan sosial mulai dari tahap pembuatan sampai dengan

1 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia h 284 2 Ray Pratama Siadari Teori Efektivitas diakses dari http raypratamablogspotsg 2014

11 teori-efektifitashtml pada tanggal 13 Oktober 2016 pukul 0033

34

pemberlakuan Kekuatan sosial akan berusaha masuk dalam setiap proses legislasi

secara efektif dan efesien Peraturan dikeluarkan diharapkan sesuai dengan

keinginan tetapi efek dari peraturan tersebut tergantung dari kekuatan sosial

seperti budaya hukumnya baik maka hukum akan bekerja dengan baik pula

tetapi sebaliknya apabila kekuatannya berkurang atau tidak ada maka hukum tidak

akan bisa berjalan karena masyarakat sebagai basis bekerjanya hukum Cara-cara

untuk mempengaruhi masyarakat dengan sistem yang teratur dan direncanakan

terlebih dahulu dinamakan social engineering atau social planning3

Bila membicarakan efektivitas hukum dalam masyarakat berarti

membicarakan daya kerja hukum itu dalam mengatur dan atau memaksa

masyarakat untuk taat terhadap hukum Efektivitas hukum dimaksud berarti

mengkaji kaidah hukum yang harus memnuhi syarat yaitu berlaku secara yuridis

berlaku secara empiris dan berlaku secara filosofis4 Oleh karena itu faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi hukum itu berfungsi dalam masyarakat yaitu (1)

kaidah hukum atau peraturan itu sendiri (2) petugas atau penegak hukum (3)

sarana atau fasilitas yang digunakan oleh penegak hukum (4) kesadaran

masyarakat Hal tersebut akan di uraikan sebagai berikut5

1 Kaidah Hukum

Di dalam teori-teori ilmu hukum dapat dibedakan tiga macam hal

mengenai berlakunya hukum sebagai kaidah Hal itu diungkapkan sebagai

berikut

3 Soerjono Soekanto Pokok-Pokok Sosiologi Hukum Cet V (Jakarta Raja Grafindo

Persada 2014) h 122 4 Zainuddin Ali Sosiologi Hukum (Jakarta Sinar Grafika 2012) h 62 5 Zainuddin Ali Sosiologi Hukum (Jakarta Sinar Grafika 2012) h 62-65

35

1) Kaidah hukum berlaku secara yuridis apabila penentuannya

didasarkan pada kaidah yang lebih tinggi tingkatannya atau terbentuk

atas dasar yang telah ditetapkan

2) Kaidah hukum berlaku secara sosiologis apabila kaidah tersebut

efektif Artinya kaidah dimaksud dapat dipaksakan berlakunya oleh

penguasa walaupun tidak diterima oleh warga masyarakat (teori

kekuasaan) atau kaidah itu berlaku karena adanya pengakuan dari

masyarakat

3) Kaidah hukum berlaku secara filosofis yaitu sesuai dengan cita

hukum sebagai nilai positif tertinggi

Kalau dikaji secara mendalam agar hukum itu berfungsi maka setiap

kaidah hukum harus memenuhi ketiga macam unsur di atas sebab (1) bila

kaidah hukum hanya berlaku secara yuridis ada kemungkinan kaidah itu

merupakan kaidah mati (2) kalau hanya berlaku secara sosiologis dalam arti

teori kekuasaan maka kaidah itu menjadi aturan pemaksa (3) apabila hanya

berlaku secara filosofis kemungkinannya kaidah itu hanya merupakan

hukum yang dicita-citakan (ius constituendum)

2 Penegakan Hukum

Penegakan hukum atau orag yang bertugas menerapkan hukum

mencakup ruang lingkup yang sangat luas sebab menyangkut petugas pada

strata atas menengh dan bawah Artinya di dalam melaksanakan tugas-

tugas penerapan hukum petugas seyogianya harus memiliki suatu pedoman

diantaranya peraturan tertulis tertentu yang mencakup ruang lingkup tugas-

36

tugasnya Di dalam hal penegakan hukum dimaksud kemungkinan petugas

penegak hukum menghadapi hal-hal sebagai berikut

1) Sapai sejauh mana petugas terikat dari peraturan-peraturan yang ada

2) Sampai batas-batas mana petugas berkenan memberikan kebijakan

3) Teladan macam apakah yang sebaiknya diberikan oleh petugas kepada

masyarakat

4) Sampai sejauh manakah derajat sinkronisasi penugasan-penugasan

yang diberikan kepada petugas sehingga memberikan batas-batas yang

tegas pada wewenangnya

3 Sarana atau Fasilitas

Fasilitas atau sarana amat penting untuk mengefektifkan suatu atuan

tertentu Ruang lingkup sarana dimaksud terutama secara fisik yang

berfungsi sebagai faktor pendukung Misalnya bila tidak ada kertas dan

karbon yang cukup serta mesin tik yang cukup baik bagaimana petugas

dapat membuat berita acara mengenai suatu kejahatan Bagaimana polisi

dapat bekerja dengan baik apabila tidak dilengkapi dengan kendaraan dan

alat-alat komunikasi yang proporsional Kalau peralatan dimaksud sudah

ada faktor-faktor pemeliharaannya juga memegang peran amat penting

Memang sering terjadi bahwa suatu peraturan sudah difungsikan padahal

fasilitasnya belum lengkap Peraturan yang semula bertujuan untuk

memperlancar proses malahan mengakibatkan terjadi kemacetan Mungkin

ada baiknya ketika hendak menerapkan suatu peraturan secara resmi

ataupun memberikan tugas kepada petugas dipikirkan mengenai fasilitas-

37

fasilitas yang berpatokan kepada (1) apa yang sudah ada dipelihara terus

agar setiap saat berfungsi (2) apa yang belum ada perlu diadakan dengan

memperhitungkan jangka waktu pengadaannya (3) apa yang kurang perlu

dilengkapi (4) apa yang telah rusak diperbaiki atau diganti (5) apa yang

macet dilancarkan (6) apa yang telah mundur ditingkatkan

4 Warga Masyarakat

Salah satu faktor yang mengefektifkan suatu peraturan adalah warga

masyarakat Yang dimaksud disini adalah kesadarannya untuk mematuhi

suatu peraturan perundang-undangan yang kerap disebut derajat kepatuhan

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa derajat kepatuhan masyarakat

terhadap hukum merupakan salah satu indikator berfungsinya hukum yang

bersangkutan

Namun ada asumsi lain yang mengatakan bahwa semakin besar peran

sarana pengendalian sosial selain hukum (agama dan adat istiadat) semakin

kecil peran hukum Hukum hendaknya dipergunakan pada tingkat yang

terakhir bila sarana lainnya tidak mampu lagi untuk mengatasi masalah

Namun ada hal lain yang perlu diungkapkan berkaitan dengan kesadaran

masyarakat terhadap hukum yaitu (1) penyuluhan hukum yang teratur (2)

pemberian teladan yang baik dari petugas di dalam hal kepatuhan terhadap

hukum dan respek terhadap hukum (3) pelembagaan yang terencana dan

terarah

38

C Teori Efektivitas Hukum

Apabila kita melihat efektivitas dalam bidang hukum Achmad Ali

berpendapat bahwa ketika ingin mengetahui sejauh mana efektivitas dari hukum

maka kita pertama-ama harus dapat mengukur sejauh mana aturan hukum itu

ditaati atau tidak ditaati6 Lebih lanjut Achmad Ali pun mengemukakan bahwa

pada umumnya faktor yang banyak mempengaruhi efektivitas suatu perundang-

undangan adalah profesional dan optimal pelaksanaan peran wewenang dan

fungsi dari penegak hukum baik di dalam menjelaskan tugas yang dibebankan

terhadap diri mereka maupun dalam menegakkan perundang-undangan tersebut

Teori efektivitas hukum menurut Soerjono Soekanto adalah bahwa efektif

atau tidaknya suatu hukum ditentukan oleh 5 (lima) faktor yaitu7

1 Faktor hukumnya sendiri (undang-undang)

2 Faktor penegak hukum yakni pihak-pihak yang membentuk maupun

menerapkan hukum

3 Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum

4 Faktor masyarakat yakni lingkungan dimana hukum tersebut erlaku atau

diterapkan

5 Faktor kebudayaan yakni sebagai hasil karya cipta dan rasa yang

didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup

Kelima faktor di atas saling berkaitan dengan eratnya oleh karena

merupakan esensi dari penegakan hukum juga merupakan tolak ukur daripada

6 Achmad Ali Menguak Teori Hukum dan Teori Peradilan Vol1 (Jakarta Kencana

2010) h 375 7 Soerjono Soekanto Faktor-faktor yang Memprngaruhi Penegakan Hukum (Jakarta PT

Raja Grafindo Persada 2008) h 8

39

efektivitas penegakan hukum Pada elemen pertama yang menentukan dapat

berfungsinya hukum tertulis tersebut dengan baik atau tidak adalah tergantung

dari aturam hukum itu sendiri

Menurut Soerjono Soekanto ukuran efektivitas pada elemen pertama

adalah8

1 Peraturan yang ada mengenai bidang-bidang kehidupan tertentu sudah

cukup sistematis

2 Peraturan yang ada mengenai bidang-bidang kehidupan tertentu sudah

cukup sinkron secara hierarki dan horizontal tidak ada pertentangan

3 Secara kualitatif dan kuantitatif peraturan-peraturan yang mengatur bidang-

bidang tertentu sudah mencukupi

4 Penertiban peraturan-peraturan tertentu sudah sesuai dengan persyaratan

yuridis yang ada

Pada elemen kedua yang menentukan efektif atau tidakya kinerja hukum

tertulis adalah aparat penegak hukum Dalam hubungan ini dikehendaki adanya

aparatur yang handal sehingga aparat tersebut dapat melakukan tugasnya dengan

baik

Menurut Soerjono Soekanto bahwa masalah yang berpengaruh terhadap

efektivitas hukum tertulis ditinjau dari segi aparat akan bergantung pada hal

berikut9

8 Soerjono Soekanto Penegakan Hukum (Bandung Bina Cipta 1983) 80 9 Soerjono Soekanto Penegakan Hukum (Bandung Bina Cipta 1983) 82

40

1 Sampai sejauh mana petugas terikat oleh peraturan-peraturan yang ada

2 Sampai batas mana petugas diperkenankan memberikan kebijaksanaan

3 Teladan macam apa yang sebaiknya diberikan oleh petugas kepada

masyarakat

4 Sampai sejauh mana derajat sinkronisasi penugasan-penugasan yang

diberikan kepada petugas sehingga memberikan batas-batas yang tegas pada

wewenangnya

Pada elemen ketiga tersedianya fasilitas yang berwujud sarana dan

prasarana bagi aparat pelaksana di dalam melakukan tugasnya Sarana dan

prasarana yang dimaksud adalah prasarana atau fasilitas yang digunakan sebagai

alat untuk mencapai efektivitas hukum Sehubungan dengan ini Soerjono

Soekanto memprediksi patokan efektivitas elemen-elemen tertentu dari prasarana

dimana prasarana tersebut harus secara jelas memang menjadi bagian yang

memberikan kontribusi untuk kelancaran tugas-tugas aparat di tempat atau lokasi

kerjanya Adapun elemen-elemen tersebut adalah10

1 Prasarana yang telah ada apakah telah terpelihara dengan baik

2 Prasarana yang belum ada perlu diadakan dengan memperhitungkan angka

waktu pengadaannya

3 Prasarana yang kurang perlu segera dilengkapi

4 Prasarana yang rusak perlu segera diperbaiki

5 Prasarana yang macet perlu segea dilancarkan fungsinya

10 Soerjono Soekanto Penegakan Hukum (Bandung Bina Cipta 1983) 82

41

6 Prasarana yang mengalami kemunduran fungsi perlu ditingktkan lagi

fungsinya

Kemudian pada elemen keempat ada beberapa elemen pengukur efektivitas

yang tergantung dari kondisi masyarakat yaitu

1 Faktor penyebab masyarakat tidak mematuhi aturan walaupun peraturan

yang baik

2 Faktor penyebab masyarakat tidak mematuhi peaturan walaupun peraturan

sangat bak dan aparat sudah sangat berwibawa

3 Faktor penyebab masyarakat tidak mematuhi peraturan baik petugas atau

aparat berwibawa serta fasilitas mencukupi

Elemen di atas memberikan pemahaman bahwa disiplin dan kepatuhan

masyarakat tergantung dari motivasi yang secara internal muncul Internalisasi

faktor ini ada pada setiap individu yang menjadi elemen terkecil dari komunitas

sosial Oleh karena itu pendekatan paling tepat dalam hubungan disiplin ini

melalui motivasi yang ditanamkan secara individual

Elemen kelima adalah faktor kebudayaan Faktor kebudayaan yang

sebenarnya bersatu padu dengan faktor masyarakat sengaja dibedakan karena di

dalam pembahasannya diketengahkan masalah sistem nilai-nilai yang menjadi inti

dari kebudayaan spiritual atau material Kebudayaan (sistem) hukum pada

dasarnya mencakup nilai-nilai yang mendasari hukum yang berlaku nilai-nilai

yang merupakan konsepsi-konsepsi abstrak mengenai apa yang dianggap baik

(sehingga ditaati) dan apa yang dianggap buruk (sehingga dihindari)

42

BAB IV

ANALISIS EFEKTIVITAS MEDIASI

A Profil Pengadilan Agama Karawang

Pengadilan Agama Karawang kelas IA beralamat di Jalan Jendral Ahmad

Yani No 53 Karawang menurut Kepala Pengadilan Agama Karawang saat itu

yaitu Drs Saifuddin MH diresmikan pada hari senin tanggal 11 Februari 2008

secara simbolis oleh Ketua Mahkamah Agung Bagir Manan yang bertempat di

kantor Pengadilan Agama Bandung Dimana saat itu Ketua Mahkamah Agung

telah meresmikan 3 gedung Pengadilan Agama yaitu Bandung Cikarang dan

Karawang

Sebelum memiliki gedung resmi pada tahun 2006 sambil menunggu

rampungnya pembangunan gedung baru yang dibuat Pemerintah Kabupaten

Karawang meminjamkan tempat bekas kantor Depnaker Pada tahun 2006 adalah

tahap dilaksanakannya rehabilitasi gedung Pengadilan Agama Karawang diatas

tanah seluas 1698 M2 dengan luas bangunan 380M2 Pada awalnya status tanah

adalah Hak Guna Pakai dari Pemda Kabupaten Karawang dengan No

102SUTH0211PM01411978 tanggal 09 Juni 1978 dan Sertifikat No

0000621997

Pengadilan Agama Karawang dibentuk berdasarkan Staatsblad 1882 Nomor

152 tentang Pembentukan Pengadilan Agama di Jawa dan Madura tanggal 19

Januari 1882 dengan nama Raad AgamaPenghulu Landraad

43

Daerah hukum Pengadilan Agama Karawang adalah meliputi Pemerintahan

Kabupaten Karawang sesuai dengan Pasal 4 ayat (1) UU Nomor 7 Tahun 1989

Pasal 4 ayat (1) disebutkan bahwa ldquoPengadilan Agama berkedudukan di

kotamadya atau ibu kota kabupaten dan daerah hukumnya meliputi wilayah

kotamadya atau kabupatenrdquo Dari sini dapat kita simpulkan bahwa daerah hukum

Pengadilan Agama Karawang adalah wilayah kota atau Kabupaten Karawang

Pengadilan Agama Karawang yang daerah hukumnya meliputi kabupaten

Karawang terdiri dari 30 kecamatan dan 304 kelurahan atau desa dengan

mayoritas penduduk beragama islam Dalam menjalankan tugasnya dan

fungsinya Pengadilan Agama Karawang didukung oleh pegawai berjumlah 40

orang dan secara formal pelaksanaan tugas Pengadilan Agama Karawang harus

dipertanggung jawabkan dengan membuat laporan ke Pengadilan Tinggi Bandung

sebagai bukti nyata

Sebagai tempat pencari keadilan Pengadilan Agama Karawang sesuai

dengan tugas dan kewenangannya yaitu bertugas dan berwenang memeriksa

memutus dan mengadili perkara diantara orang-orang yang beragama islam

dalam bidang perkawinan warisan dan wasiat wakaf zakat infaq hibah

shodaqoh dan ekonomi syarirsquoah serta kewenangan lainnya yang diatur serta

diamanatkan oleh Undang-Undang

Secara geografis wilayah kabupaten Karawang terletak antara koordinat

107ordm02`ndash107ordm40` Bujur Timur 5ordm56`ndash6ordm34` Lintang Selatan termasuk daerah

dataran yang relative rendah Mempunyai variasi ketinggian wilayah antara 0 -

1279 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan wilayah 0 - 2 2 - 15

44

15 - 40 dan diatas 40 Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten

Bekasi dan Kabupaten Bogor di barat Laut Jawa di utara Kabupaten Subang di

timur Kabupaten Purwakarta di tenggara serta Kabupaten Cianjur di selatan ini

memiliki luas wilayah 173753 km2 dengan jumlah penduduk 2125234 jiwa

(sensus 2010) yang berarti berkepadatan 1223 jiwa per km2

Adapun struktur organisasi dari Pengadilan Agama Karawang adalah

sebagai berikut

Tabel 2

WAKIL KETUA

Drs H Mohamad Yamin SHMH

KETUA

Drs H M Yusuf SHMH HAKIM

1Dra Suherni

2Dra Hj Roniati MH

3Dra Hj Ratna Jumila MH

4Dra Hj Dadah Kolidah MH

5Dra Elfina Fitriani

6Drs H Abid MH

PANITERA

Nanang Patoni SHMH

SEKRETARIS

DrsJajang Janglar

KASUBAG KEPEGAWAIAN

Agustina Rahayu SH

KASUBAG UMUM amp KEUANGAN

Heri Santoso

KASUBAG PERENCANAAN TI amp LAP

Usmaniah

WAKIL PANITERA

Drs Mochamad Jalaludin

STAF

Wiyono SH

STAF

Abd Halim

PANMUD GUGATAN

Asnali SAg

PANMUD PERMOHONAN

Siti Sofia Emalia SAg

PANMUD HUKUM

Yuyu Yuliani SAgMH

HAKIM

7Dra Alia Al Hasna MH

8Drs Candra Triwangga

9Dra Hj Siti Sabihah SHMH

10Drs Humaidi Yusuf

11Drs Jajang Suherman SH

12DrH Farid Ismail SHMH

13DrsH Hasan Basri SHMH

45

B Analisis Efektivitas Mediasi

1 Tinjauan Yuridis Perma Nomor 1 Tahun 2008 dan Perma Nomor 1 Tahun

2016

Beberapa kekuasaan dan kewenangan Mahkamah Agung yang tertera

dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 24A ayat (1) adalah1

Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasimenguji peraturan undang-undang di bawah undang-undang terhadap undang-undangdan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang

Salah satu kewenangan lain yang diberikan oleh Undang-undang kepada

Mahkamah Agung adalah mengeluarkan produk yaitu PERMA Setidaknya

ada lima peran yang dimainkan PERMA RI dalam memenuhi kebutuhan

1 Republik Indonesia Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

PANITERA PENGGANTI

1Ahya Syaripudin

2Khalida SAgMH

3Taqludin SAg

4Ahmad Waskito SEi

5H Uwes

6Wahyu SSy

JURUSITA

1Eny Kurniasih SH

2Solikhin SH

JURUSITA PENGGANTI

1Edy Sutisna

2Samsudin

3ASupandi SAg

4Taufiqoh Bina Aryani SE

5Ratusiska Aries Tiani SE

6Ade Solahudin

7Reza M Sajidin SSy

46

penyelenggaraan negara khususnya di bidang peradilan Salah satunya

yakni PERMA RI sebagai pengisi kekosongan hukum2

Berkaitan dengan hal ini adalah hierarki Perundang-Undangan yang

ada di Indonesia Hal ini diatur dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2011 perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun

2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan berbunyi

sebagai berikut3

Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan adalah sebagai berikut

a Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 b Undang-UndangPerturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang c Peraturan Pemerintah d Peraturan Presiden e Peraturan Daerah Provinsi dan f Peraturan Daerah KabupatenKota

PERMA adalah salah satu ketentuan peraturan perundang-undangan

sebagaimana yang tertera dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011

perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Dalam Pasal 8 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 dalam pasal tersebut disebutkan

bahwa4

(1) Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) mencakup peraturan yang ditetapkan oleh

2 Ronald S Lumbuun Perma RI Wujud Kerancuan Antara Praktik Pembagian dan

Pemisahan Kekuasaan (Jakarta RajaGrafindo Persada 2011) h 14 3 Republik Indonesia Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan 4 Republik Indonesia Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan

47

Majelis Permusyawaratan Rakyat Dewan Perwakilan Rakyat Dewan Perwakilan Daerah Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Badan Pemeriksa Keuangan Komisi Yudisial Bank Indonesia Menteri badan lembaga atau komisi yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-Undang atau Pemerintah atas perintah Undang-Undang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Gubernur Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupatenkota Bupatiwalikota Kepala Desa atau yang setingkat

Kemudian dalam ayat selanjutnya yaitu Pasal 8 ayat (2) disebutkan bahwa

(2) Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan

Atas dasar Pasal 8 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun

2011 ini menyatakan bahwa Peraturan Mahkamah Agung (PERMA)

termasuk ke dalam peraturan perundang-undangan dan diakui

keberadaannya

Apabila melihat menimbang (konsideran) dalam Perma Nomor 1

Tahun 2008 huruf c dinyatakan bahwa dasar daripada dibentuknya Perma

Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan berdasarkan

Pasal 130 HIR (Het Herziene Indonesich Reglement Staatsblad 194144)

atau Pasal 154 RBg (Rechtsreglement Buitengewesten Staatsblad 1927

227) atau Pasal 31 Rv (Reglement op de Rechtsvordering Staarsblad 1874

52)5 disebutkan bahwa hakim atau majelis hakim akan mengusahakan

5 Reglement op de Rechtsvordering (Rv) adalah Reglement Acara Perdata Rechtsreglement

Buitengewesten (RBg) adalah Reglement Acara untuk Daerah Luar Jawa da Madura Het Herziene Indonesich Reglement (HIR) adalah Reglement Indonesia yang diperbaharui

48

perdamaian sebelum perkara mereka diputuskan6 Pasal 130 ayat (1) HIR

berbunyi

Jika pada hari yang ditentukan itu kedua belah pihak datang maka pengadilan negeri mencoba dengan perantaraan ketuanya akan memperdamaikan mereka itu

Selanjutnya Pasal 130 ayat (2)

Jika perdamaian yang demikian itu terjadi maka tentang hal itu pada waktu bersidang diperbuat sebuah akte dengan nama kedua belah pihak diwajibkan untuk mencukupi perjanjian yang diperbuat itu maka surat (akte) itu akan berkekuatan dan akan dilakukan sebagai putusan hakim yang biasa

Pasal 130 HIR dan 154 RBg yang memerintahkan usaha perdamaian

oleh hakim dijadikan sebagai modal utama dalam membangun perangkat

hukum mediasi pengadilan yang sudah dirintis sejak Tahun 2002 melalui

SEMS Nomor 1 Tahun 2002 Tentang Pemberdayaan Pengadilan Tingkat

Pertama Menerapkan Lembaga Damai Pasal 130 HIR 154 RBg yang

kemudian pada Tahun 2003 disempurnakan melaui PERMA Nomor 2

Tahun 2003 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan7

Kehadiran PERMA Nomor 1 Tahun 2008 dimaksudkan untuk

memberikan kepastian ketertiban kelancaran dalam proses mendamaikan

para pihak untuk menyelesaikan suatu sengketa Hal ini dapat dilakukan

dengan mengintensifkan dan mengintegrasikan proses mediasi ke dalam

prosedur berperkara di Pengadilan Mediasi mendapat kedudukan penting

6 Syahrizal Abbas Mediasi Dalam Perspektif Hukum Syariah Hukum Adat dan Hukum

Nasional (Jakarta Kencana 2009)h 287 7 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013) h124

49

dalam PERMA Nomor 1 Tahun 2008 karena proses mediasi merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dalam proses berperkara di Pengadilan8

Setiap orang yang berperkara ke Pengadilan wajib menempuh

mediasi apabila tidak melaksanakannya maka putusannya batal demi

hukum9 PERMA Nomor 1 Tahun 2008 ini mengikat maksudnya adalah

peraturan ini mengikat khusus hanya kepada orang-orang yang berperkara di

Pengadilan tidak mengikat kepada seluruh elemen masyarakat10

Namun akhir-akhir ini pada praktiknya Perma Nomor 1 Tahun 2008

selama ini belum menghasilkan tingkat keberhasilan mediasi yang baik di

Pengadilan Berdasarkan hal tersebut Mahkamah Agung mengeluarkan

Perma Nomor 1 Tahun 2016 untuk mencabut Perma Nomor 1 Tahun 2008

dengan harapan kenaikan tingkat keberhasilan dalam mediasi11 Anggota

Tim Pokja Mediasi MA Diah Sulastri Dewi menambahkan terbitnya Perma

No 1 Tahun 2016 ini bertujuan meningkatkan keberhasilan mediasi di

Pengadilan Umum dan Pengadilan Agama12

Ada beberapa poin pembeda antara Perma Nomor 1 Tahun 2008 dan

Perma Nomor 1 Tahun 2016 Untuk memudahkan memahami

perbedaannya penulis membuat bagan sebagai berikut

8 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013) h125

9 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

10 Wawancara dengan Dra Ratna Jumilah MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

11 httpswwwabnpcoidnewsharapan-optimalisasi-proses-mediasi-pasca-perma-nomor-1-tahun-2016 diakses pada 15 April 2017 jam 2330

12httpwwwhukumonlinecom berita baca lt56bc191569359 perma- mediasi- 2016- tekankan- pada- iktikad- baik diakses pada 15 April 2017 jam 2335

50

Tabel 3

No

Perma Nomor 1 Tahun 2008

Perma Nomor 1 Tahun 2016

1

Lama Proses mediasi selama 40 hari (Pasal 13 ayat(3) ) dapat

diperpanjang 14 hari

Lama Proses mediasi selama 30 hari (Pasal 3 ayat (6) ) dapat diperpanjang

30 hari 2

bull Pasal 12 ayat (1) hanya mewajibkan para pihak untuk beriktikad baik selama proses mediasi

bull Pasal 12 ayat (2) tidak penjelasan bagaimana bentuk pihak yang tidak beriktikad baikhanya menyatakan pihak yang tidak beriktikad baik dapat mengundurkan diri

bull Wajib menempuh iktikad baik selama mediasi (Pasal 7 ayat (1)

bull Pasal 7 ayat 2 huruf a sampai e penjelasan mengenai bentuk iktikad tidak baik Dalam Perma sebelumnya tidak ada penjelasannya

3

Tidak ada pasal yang mengatur mengenai akibat hukum bagi

pihak yang tidak beriktikad baik

bull Pasal 22 ayat 1 sampai 5 mengenai penjelasan akibat hukum bagi penggugat yang tidak beriktikad baik

bull Pasal 23 ayat 1 sampai 8 penjelasan mengenai akibat hukum bagi tergugat yang tidak beriktikad baik

4

Tidak ada pasal yang mengatur para pihak wajib hadir secara

langsung selama proses mediasi

bull Kewajiban menghadiri langsung pertemuan mediasi dengan atau tanpa kuasa hukum (Pasal 6 ayat 1)

bull Komunikasi audio visual dianggap sebagai kehadiran langsung bagi para pihak (Pasal 6 ayat 2)

bull Ketidakhadiran para pihak secara langsung dibolehkan berdasarkan alasan yang sah (Pasal 6 ayat 3) dan penjelasannya pada (Pasal 6 ayat 4 huruf a sampai d)

51

2 Kualifikasi Mediator

Mediator adalah pihak ketiga yang membantu dan mencarikan solusi

terbaik bagi para pihak dalam menyelesaikan perkaranya Salah satu faktor

pendukung keberhasilan dalam proses mediasi adalah peran seorang

mediator Fungsi daripada mediator adalah menjadi penengahmencari

solusi tentang sengketa yang dihadapi Oleh karena itu kecakapan dan

keterampilan seorang mediator mempunyai peran penting agar proses

mediasi dapat berjalan dengan efektif dan semestinya sesuai dengan

PERMA Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan

Pasal 9 dalam PERMA Nomor 1 Tahun 2008 menjelaskan mengenai

daftar mediator Pasal 9 ayat (1) yaitu

(1) Untuk memudahkan para pihak memilih mediator Ketua Pengadilan menyediakan daftar mediator yang memuat sekurang-kurangnya 5 (lima) nama mediator dan disertai dengan latarbelakang pendidikan atau pengalaman para mediator

Peneliti telah melalukan kunjungan dan observasi ke tempat penelitian yang

dituju yaitu Pengadilan Agama Karawang Peneliti telah melihat bahwa

Ketua Pengadilan Agama Karawang telah menyediakan daftar mediator

disertai dengan latar belakang para mediator namun peneliti tidak

mendapati pengalaman masing-masing mediator yang dimaksud dalam

Pasal 9 ayat (1) PERMA Nomor 1 Tahun 2008 Berikut adalah daftar

mediator yang bersumber dari Yuyu Yuliani SAgMH

52

Tabel 4

DAFTAR MEDIATOR PENGADILAN AGAMA KARAWANG

No Nama Lengkap Jabatan Pendidikan

1 Drs H M Yusuf SHMH Hakim Madya Utama Ketua S2

2 Drs H Mohamad Yamin SHMH Hakim Madya UtamaKetua S2

3 Dra Suherni MH Hakim Madya Utama S2

4 Dra Rosniati MH Hakim Madya Utama S2

5 Drs Hasan Basri SHMH Hakim Madya Muda S2

6 DraRatna Jumilah MH Hakim Madya Muda S2

7 Dra Hj Dadah Holidah MH Hakim Madya Muda S2

8 Dra Elfina Fitriani Hakim Madya Muda S1

9 Drs H Abis MH Hakim Madya Muda S2

10 Dra Alia Al Hasnah MH Hakim Madya Pratama S2

11 Drs Candra Triswangga Hakim Madya Pratama S1

12 Dra Hj Siti Sabihah SHMH Hakim Madya Pratama S2

13 Drs Humaidi Yusuf Hakim Madya Pratama S1

14 Drs Jajang Suherman SH Hakim Madya Pratama S1

15 Dr H Farid Ismail SHMH Hakim Utama Muda S3

Sumber diperoleh dari Yuyu Yuliani SAgMH Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat

Di atas adalah daftar-daftar mediator di Pengadilan Agama Karawang

Dari semua mediator yang terdapat pada daftar mediator peneliti telah

melakukan wawancara kepada 4 (empat) mediator diantaranya

53

DraRosniati MH Drs Hasan Basri SHMH Dra Ratna Jumilah MH

Dra Elfina Fitriani Dari semua mediator yang telah peneliti wawancara

terdapat 1 mediator yang tidak bersertifikat dan belum mengikuti pelatihan

mediator yaitu DraRosniati MH Tiga mediator lainnya telah mengikuti

pelatihan mediator di Mega Mendung Bogor13

Peneliti melihat dalam Pasal selanjutnya yaitu Pasal 9 ayat (2) sampai

(6) tentang kualifikasi mediator sebagai berikut

(2) Ketua pengadilan menempatkan nama-nama hakim yang telah memiliki sertifikat dalam daftar mediator

(3) Jika dalam wilayah pengadilan yang bersangkutan tidak ada mediator yang bersertifikat semua hakim pada pengadilan yang bersangkutan dapat ditempatkan dalam daftar mediator

(4) Mediator bukan hakim yang bersertifikat dapat mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan agar namanya ditempatkan dalam daftar mediator pada pengadilan yang bersangkutan

(5) Setelah memeriksa dan memastikan keabsahan sertifikat Ketua Pengadilan menempatkan nama pemohon dalam daftar mediator

(6) Ketua Pengadilan setiap tahun mengevaluasi dan memperbarui daftar mediator

Pengadilan Agama Karawang tidak memiliki mediator di luar hakim

dikarenakan kurangnya mediator yang memiliki sertifikat terlebih apabila

mediator di luar Hakim harus bersertifikat14 Semua Hakim yang ada di

Pengadilan Agama Karawang merangkap juga sebagai mediator15

Walaupun seorang hakim tidak memiliki sertifikasi mediator sesuai dengan

13 Wawancara dengan Dra Ratna Jumilah MH Drs H Hasan Bashri SHMH Dra

Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang pada tanggal 7 dan 9 November 2016

14 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

15 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

54

PERMA ini pada pasal 9 ayat (3) otomatis dapat menjadi mediator16 Para

Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang menjadi mediator

berdasarkan surat keputusan (SK) dari Ketua Pengadilan Agama

Karawang17

Ketua Pengadilan Agama setiap tahun mengevaluasi daftar mediator

Begitu pula setiap tahun daftar mediator dapat berubah-ubah apabila

adanya mutasi tugas berhalangan tetap ketidakaktifan setelah penugasan

dan pelanggaran atas pedoman perilaku Hal ini sesuai dengan Pasal 9 ayat

(7) dalam PERMA ini

Seluruh hakim Pengadilan Agama yang tidak memiliki sertifikat

dikarenakan belum mengikuti pelatihan mediasi yang diadakan oleh

Mahkamah Agung RI18 Pelatihan mediator yang diadakan oleh Mahkamah

Agung jumlahnya terbatas karena berskala nasional sehingga peserta yang

ikutpun sangat terbatas Seharusnya Mahkamah Agung memberikan

pelatihan mediasi kepada seluruh hakim di Pengadilan agar

a Dapat maksimal ketika melakukan mediasi Ketika Hakim telah

diberikan pelatihan mediasi diharapkan dapat menjalankan fungsi

mediator secara maksimal sesuai dengan ketentuan yang telah diatur

16 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 17 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani dan Dra Rosniati MH Haki m Mediator

Pengadilan Agama Karawang pada tanggal 9 November 2016 18 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

55

b Menambah keterampilan hakim saat melakukan mediasi Walaupun

hakim tanpa sertifikat mediator lalu menjadi mediator hal itu dapat

dibenarkan karena hakim dapat merangkap sebagai mediator Akan

tetapi tetap saja untuk memaksimal fungsi dan peran mediator seorang

hakim harus mengikuti pelatihan mediator yang diadakan oleh

Mahkamah Agung RI ketika kekurangan sumber daya mediator

sehingga kesiapan Hakim maksimal ketika Ketua Pengadilan menunjuk

Hakim sebagai mediator Namun pada dasarnya sulit membiasakan

hakim untuk menjadi mediator karena sifat seorang hakim adalah

memutus akan tetapi mediator hanya bersifat sebagai pihak ketiga yang

menengahi Dikhawatirkan sifat hakim yang terbiasa memutus terbawa

saat proses mediasi yang hanya berperan sebagai penengah bukan

memutus19 Karena itu sebisa mungkin seharusnya hakim tidak boleh

menjadi mediator Sangat tipis sekali hakim tersebut membedakan

antara menjadi hakim dan menjadi mediator terkadang terpengaruh20

c Mediasi berjalan efektif Pada dasarnya banyak faktor yang melatar

belakangi efektifnya mediasi Namun Keterampilan dan kemampuan

dari mediator adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat

keberhasilan mediasi terutama yang sudah bersertifikat21

19 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 20 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 21 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan

Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

56

3 Fasilitas dan Sarana

Fasilitas dan sarana adalah salah satu instrumen yang dibutuhkan

dalam melaksanakan proses mediasi Setiap Pengadilan Tingkat Pertama

diharapkan memiliki fasilitas dan sarana dalam proses mediasi yaitu tempat

atau ruangan khusus mediasi Hal ini untuk menunjang keberhasilan dari

pada mediasi Mediasi dapat diselenggarakan di salah satu ruangan

Pengadilan Tingkat Pertama sesuai dengan pasal 20 ayat (1) PERMA ini

Namun dapat juga diselenggarakan di tempat lain apabila disepakati oleh

para pihak

Pengadilan Agama Karawang memiliki fasilitas dan sarana untuk

melakukan proses mediasi yaitu ruangan khusus untuk mediasi Dengan

ruangan berukuran 4 m x 6 m dilengkap dengan beberapa tempat duduk dan

satu meja persegi disertai dengan alat pendingin ruangan atau air

conditioner (AC) Jadi di ruangan tersebut hanya bisa diselenggarakan satu

proses mediasi

Ruangan mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah cukup

memadai namun belum termasuk yang ideal22 Idealnya ruangan mediasi

adalah

a Ruangan yang luas Hal ini agar para pihak nyaman saat proses mediasi

berjalan Ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang masih sempit

artinya ruangan tersebut belum dikategorikan ideal

22 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

57

b Ruangan yang tertata dengan rapi yang dilengkapi dengan kursi-kursi

serta meja bundar agar para pihak dapat saling berhadapan saat proses

mediasi berlangsung23

c Ruangan yang memiliki air conditioner (AC) Ketika ruangan sejuk dan

dingin dapat mencairkan suasana Para pihak yang sebelumnya dalam

keadaan merasa tidak baik ketika masuk ke dalam ruangan tersebut

bisa menjadi merasa sedikit lebih baik yang dapat mempengaruhi

suasana hati dan pikiran para pihak24

d Adanya bingkai pajangan keluarga harmonis Hal ini juga dapat

mempengaruhi suasana hati dan pikiran para pihak25 Namun di

Pengadilan Agama Karawang belum terdapat hal ini Hanya ada

bingkai pajangan dengan simbol saling berjabat tangan Itu hanya

melambangkan simbol perdamaian secara umum26

Untuk kemudahan para pihak dalam menjalani proses mediasi sebelum

memasuki ruang mediasi terpampang jadwal mediator Dalam daftar tersebut

terdapat nama-nama mediator namun tidak disertai dengan keterangan latar

belakang pendidikan masing-masing mediator Setiap harinya terdapat 3 mediator

yang disediakan Semuanya berasal dari hakim yang merangkap sebagai mediator

23 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 24 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 25 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 26 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

58

Hal ini dikarenakan Pengadilan Agama Karawang tidak memiliki mediator di luar

hakim Berikut jadwal hakim mediator Pengadilan Agama Karawang

Tabel 5

NO

HARI

MEDIATOR

KETERANGAN

1 2 3 4

1

SENIN

1DRA ALIA AL HASNA MH

2DRS HUMAIDI YUSUF

3DRS CANDRA TRISWANGGA

2

SELASA

1DRSHMYUSUF SH MH

2DRAHJSITI SABIHAH SH MH

3DRAHJERAWATI SH MH

3

RABU

1DRSHMOHAMAD YAMIN SHMH

2DRARATNA JUMILAH MH

3DRSHABDILLAH SH MH

1DRAHJROSNIATI MH

59

4 KAMIS 2DRAELFINA FITRIANI

3DRAHJDADAH HOLIDAH MH

5

JUMrsquoAT

1DRSHASAN BASRI SH MH

2DRSHABID MH

3DRSJAJANG SUHERMAN SH

Sumber diperoleh dari Yuyu Yuliani SAgMH Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat

4 Kepatuhan Masyarakat

Berkaitan dengan kepatuhan masyarakat peneliti memberikan

beberapa catatan atas sikap para pihak selama melakukan proses mediasi

yang mempengaruhi kepatuhan para pihak dalam menjalani proses mediasi

yaitu sebagai berikut

a Rata-rata orang-orang yang datang berperkara ke Pengadilan Agama

khusus dalam perkara perceraian ini sangat sulit untuk disatukan

kembali terlebih apabila salah satu pihak ada yang melakukan

perselingkuhan27

b Sikap egois para pihak sehingga menyulitkan mediator untuk

mendamaikan dan mendalami permasalah yang dihadapi para pihak

27 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

60

c Sikap para pihak yang terkadang tidak mengikuti peraturan mediasi

yang telah disepakati28 Hal ini mengakibatkan tidak efektifnya proses

mediasi

d Biasanya jauh sebelum para pihak mendaftarkan perkara dan mengikuti

persidangan sering kali mereka sudah bersepakat untuk memutus

ikatan pernikahan29 Akhirnya mediator pun sulit untuk mendamaikan

kembali bahkan gagal

e Sikap para pihak yang kooperatif Namun hal ini mereka lakukan agar

proses mediasi cepat selesai dan berlanjut kepada tahap persidangan30

Mereka melakukan hal ini hanya sebagai formalitas

5 Kebudayaan

Berkaitan dengan kebudayaan dalam skripsi ini adalah mengenai

budaya masyarakat muslim yang berperkara di Pengadilan Agama Hal ini

sesuai dengan Pasal 1 butir (1) Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009

Tentang Peradilan Agama Pasal tersebut berbunyi

1 Peradilan Agama adalah peradilan nagi orang-orang yang beragama

islam

Menurut pasal ini Pengadilan Agama adalah wadah bagi orang-orang yang

ingin berperkara khusus untuk orang-orang atau masyarakat yang beragam

islam

28 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 29 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 30 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

61

Penulis melihat ada kecenderungan kenaikan angka perceraian dalam

empat tahun terakhir Berikut adalah angka perceraian selama 4 tahun

terakhir

Tabel 6

DIAGRAM PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA 4

TAHUN TERAKHIR31

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa angka perceraian dari tahun ke

tahun terus mengalami peningkatan baik pada perkara cerai talak maupun

cerai gugat Namun diantara kedua jenis perkara tersebut angka cerai gugat

jauh mendominasi dibandingkan dengan cerai talak Pada tahun 2012 pada

perkara cerai talak terdapat 89683 perkara yang diputus sedangkan pada

cerai gugat terdapat 206102 perkara Pada tahun 2013 terdapat 94715

perkara cerai gugat dan 221460 pada perkara cerai gugat Selanjutnya pada

tahun 2014 pada cerai talak terdapat 99536 perkara dan 243334 pada

perkara cerai gugat Kemudian pada tahun 2015 terdapat 98602 perkara

31 httpbadilagmahkamahagunggoidrekap-perkara-diterima-dan-diputus

050000

100000

150000

200000

250000

300000

2012 2013 2014 2015

89683 94715 99536 98602

206102 221460 243334 252885

cerai talak

cerai gugat

62

cerai talak dan 252885 pada perkara cerai gugat Dari setiap tahunnya

jumlah perkara cerai gugat lebih dari 2 kali lipat jumlah perkara cerai talak

Perbedaan jumlah angka ini sangat signifikan dan menunjukkan bahwa

betapa tingginya angka perceraian di Indonesia terutama dalam perkara

cerai gugat Bisa disimpulkan bahwa angka perceraian dari tahun ke tahun

terus mengalami peningkatan

C Tingkat Keberhasilan Mediasi

Pada pembahasan ini peneliti membatasi penelitian hanya pada tahun 2015

Data yang diambil bersumber dari laporan bulanan yang kemudian dirangkum

menjadi laporan tahunan Pengadilan Agama Karawang Di dalam laporan

tersebut dapat diketahui berapa jumlah perkara yang dimediasi setiap bulannya

dan berapa jumlah perkara yang berhasil dan gagal untuk dimediasi Berikut

adalah laporan pembukuan mediasi di Pengadilan Agama Karawang tahun 2015

Tabel 7

LAPORAN TAHUNAN MEDIASI PENGADILAN AGAMA

KARAWANG TAHUN 2015

NO

BULAN

JUMLAH PERKARA

KETERANGAN

BERHASIL TIDAK BERHASIL

1 Januari 28 0 28

2 Februari 18 0 18

3 Maret 20 1 19

4 April 25 0 25

5 Mei 21 0 21

63

6 Juni 18 0 18

7 Juli 18 0 18

8 Agustus 23 1 22

9 September 27 2 25

10 Oktober 35 1 34

11 November 31 0 31

12 Desember 25 0 25

TOTAL 289 5 284

Untuk mengetahui prosentase keberhasilan mediasi dalam satu tahun pada

tabel di atas dapat digunakan rumus sebagai berikut 32

119869119906119898119897119886ℎ 119901119890119903119896119886119903119886 119910119886119899119892 119889119894119888119886119887119906119905119869119906119898119897119886ℎ 119901119890119903119896119886119903119886 119910119886119899119892 119889119894119901119906119905119906119904

X 100

Berdasarkan rumus di atas dapat ditentukan prosentasi keberhasilan mediasi

perceraian di Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015 sebagai berikut

5284

X 100 = 176

Maka dapat diketahui prosentase tingkat keberhasilan perkara yang berhasil

dimediasi adalah sebesar 176 Hal ini membuktikan bahwa tingkat

keberhasilan mediasi di Pengadilan Agama Karawang pada tahun 2015 sangatlah

jauh dari apa yang diharapkan Dengan hasil tersebut membuktikan bahwa

32 http wwwbadilagnet data ARTIKEL Mencari 20 tolak 20 ukur 20 hasil

20 Mediasipdf

64

mediasi di Pengadilan Agama Karawang pada tahun 2015 belum efektif Ini

sangat berbanding terbalik dengan prosentase kegagalannya sebesar 9824

D Faktor Pendukung dan Penghambat Keberhasilan Mediasi

Tentunya dalam berjalannya proses mediasi ada faktor pendukung dan

penghambat keberhasilan mediasi Berikut adalah beberapa faktor-faktor

keberhasilan mediasi

a Para Pihak Bersifat Kooperatif

Artinya adalah mereka para pihak dapat mematuhi peraturan dalam

proses mediasi yang telah disepakati sebelumnya33 Hal ini harus dilakukan

karena kebanyakan para pihak yang berperkara ketika suasana hatinya tidak

baik tidak dapat mengontrol emosi sehingga peraturan yang telah disepakati

sebelumnya tidak dipatuhi dan proses mediasi tidak berjalan efektif

b Kecakapan dan Penampilan

Cara penyampaian dan gaya bahasa mediator yang mudah dipahami

sangat mendukung keberhasilan mediasi terutama mediator yang

bersertifikat34 Ketika seorang mediator telah bersertifikat setidaknya dia

telah mengkuti serta mempelajari bagaimana cara berkomunikasi cara

menggali infomasi dan berhadapan dengan para pihak yang berbeda-beda

karakter

33 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 34 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan

Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

65

Begitu juga penampilan mediator yang berwibawa dan meyakinkan

dapat menjadi faktor keberhasilan mediasi karena dapat meyakinkan dan

menimbulkan kepercayaan terhadap para pihak35

c Latar Belakang Pendidikan dan Lingkungan dimana para pihak tinggal

Latar belakang pendidikan mempunyai pengaruh terhadap pola pikir

para pihak ketika menghadapi suatu permasalahan dalam hal ini khususnya

adalah perkara perceraian serta lingkungan dimana para pihak tinggal juga

dapat mempengaruhi pola pikir para pihak Ketika latar belakang

pendidikan dan lingkungan baik maka pola pikir para pihak juga akan baik

dan positif ketika menghadapi suatu perkara36

d Mengingat Anak

Faktor mengingat anak dapat mendukung keberhasilan mediasi karena

para pihak akan berfikir ulang ketika mereka berceraian bagaimana nasib

anak-anak mereka apabila bercerai37 Hal ini bagi mereka yang sudah

memiliki anak dari hasil perkawinan yang mereka laksanakan

e Kondisi Ruang atau Tempat Mediasi

Ketika kondisi tempat atau ruang nyaman hal ini juga dapat

mempengaruhi keberhasilan mediasi karena dapat merubah mindset para

pihak dalam berfikir Contoh ketika berada di ruangan ruangan tersebut

35 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 36 Kedua faktor tersebut hasil wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator

Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 37 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

66

ditata dengan rapih dan menggunakan pendingin ruangan atau AC (Air

Conditioner) yang dapat membuat para pihak nyaman38

f Iktikad Baik Para Pihak

Sehebat dan sekeras apapun usaha seorang mediator untuk

mendamaikan tidak akan berhasil apabila tidak didukung iktikad baik para

pihak terutama dari pihak penggugat agar mau menerima kembali pihak

tergugat untuk hidup bersama39

Berikut adalah beberapa faktor penghambat terhadap keberhasilan mediasi

a Keinginan Kuat Para Pihak Untuk Bercerai

Hal ini terjadi biasanya ketika salah satu atau kedua belah pihak

tidak mau bermusyawarah Misalnya salah satu pihak menuruti pihak

lawan yang ingin bercerai itu sudah dipastikan akan gagal untuk

dimediasi40

b Konflik Yang Sudah Meruncing

Konflik yang sudah meruncing dan berlarut-larut diantara para

pihak akan menghambat keberhasilan mediasi Apabila salah satu pihak

ada yang berkeinginan untuk berdamai masih ada kesempatan untuk

dimediasi Akan tetapi apabila keduanya sudah tidak ingin untuk

berdamai maka akan sangat sulit dimediasi41

38 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan

Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 39 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 40 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 41 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

67

c Psikologis atau kejiwaan para pihak

Kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya

sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang

mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan

perceraian ini42

42 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

68

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan terdapat beberapa

kesimpulan yang dapat dikemukakan

1 Efektivitas mediasi yang dilaksanakan di Pengadilan Agama Karawang belum

efektif karena tingkat keberhasilannya masih sangat rendah

2 Faktor-faktor pendukung keberhasilan mediasi adalah

a Para Pihak Bersifat Kooperatif Artinya adalah mereka para pihak dapat

mematuhi peraturan dalam proses mediasi yang telah disepakati

sebelumnya Hal ini harus dilakukan karena kebanyakan para pihak yang

berperkara ketika suasana hatinya tidak baik tidak dapat mengontrol emosi

sehingga peraturan yang telah disepakati sebelumnya tidak dipatuhi dan

proses mediasi tidak berjalan efektif

b Kecakapan dan Penampilan Cara penyampaian dan gaya bahasa mediator

yang mudah dipahami sangat mendukung keberhasilan mediasi terutama

mediator yang bersertifikat Ketika seorang mediator telah bersertifikat

setidaknya dia telah mengkuti serta mempelajari bagaimana cara

berkomunikasi cara menggali infomasi dan berhadapan dengan para pihak

yang berbeda-beda karakter Begitu juga penampilan mediator yang

berwibawa dan meyakinkan dapat menjadi faktor keberhasilan mediasi

69

karena dapat meyakinkan dan menimbulkan kepercayaan terhadap para

pihak

c Latar Belakang Pendidikan dan Lingkungan dimana para pihak tinggal

Latar belakang pendidikan mempunyai pengaruh terhadap pola pikir para

pihak ketika menghadapi suatu permasalahan dalam hal ini khususnya

adalah perkara perceraian serta lingkungan dimana para pihak tinggal juga

dapat mempengaruhi pola pikir para pihak Ketika latar belakang

pendidikan dan lingkungan baik maka pola pikir para pihak juga akan

baik dan positif ketika menghadapi suatu perkara

d Mengingat Anak Faktor mengingat anak dapat mendukung keberhasilan

mediasi karena para pihak akan berfikir ulang ketika mereka berceraian

bagaimana nasib anak-anak mereka apabila bercerai

e Kondisi Ruang atau Tempat Mediasi Ketika kondisi tempat atau ruang

nyaman hal ini juga dapat mempengaruhi keberhasilan mediasi karena

dapat merubah mindset para pihak dalam berfikir Contoh ketika berada di

ruangan ruangan tersebut ditata dengan rapih dan menggunakan pendingin

ruangan atau AC (Air Conditioner) yang dapat membuat para pihak

nyaman

f Iktikad Baik Para Pihak Sehebat dan sekeras apapun usaha seorang

mediator untuk mendamaikan tidak akan berhasil apabila tidak didukung

iktikad baik para pihak terutama dari pihak penggugat agar mau menerima

kembali pihak tergugat untuk hidup bersama

70

3 Faktor-faktor penghambat mediasi adalah

a Keinginan Kuat Para Pihak Untuk Bercerai Hal ini terjadi biasanya ketika

salah satu atau kedua belah pihak tidak mau bermusyawarah Misalnya

salah satu pihak menuruti pihak lawan yang ingin bercerai itu sudah

dipastikan akan gagal untuk dimediasi

b Konflik Yang Sudah Meruncing Konflik yang sudah meruncing dan

berlarut-larut diantara para pihak akan menghambat keberhasilan mediasi

Apabila salah satu pihak ada yang berkeinginan untuk berdamai masih

ada kesempatan untuk dimediasi Akan tetapi apabila keduanya sudah

tidak ingin untuk berdamai maka akan sangat sulit dimediasi

c Psikologis atau kejiwaan para pihak Kekecewaan yang berat salah satu

pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa

terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri

ikatan dengan jalan perceraian ini

B Saran

Pada bagian akhir skripsi ini penulis ingin memberikan saran-saran kepada

beberapa pihak atau instansi yang terkait yaitu sebagai berikut

1 Kepada Pemerintah dalam hal ini Kementrian Agama yang membawahi

Kantor Urusan Agama atau biasa disebut KUA mewajibkan kepada calon

pasangan suami isteri yang akan menikah untuk mengikuti bimbingan dan

pembinaan tentang pernikahan untuk menciptakan rumah tangga sakinah

mawaddah wa rahmah sesuai dengan tujuan pernikahan Karena sampai

saat ini hal tersebut hanya bersifat anjuran Hal ini dilakukan agar pasangan

71

yang akan menikah memiliki bekal dan pengetahuan yang cukup serta

membentuk mental yang baik bagi para calon pasangan suami isteri Ini

adalah modal utama agar para pasangan suami isteri terhindar dari perkara

perceraian

2 Kepada Mahkamah Agung ada dua saran yang ingin penulis berikan yaitu

sebagai berikut

a Mahkamah Agung agar mengadakan pelatihan lebih intensif kepada

hakim mediator khususnya bagi hakim yang belum bersertifikasi

sehingga seluruh hakim telah mengikuti dan memiliki sertifikat

tersebut karena kecakapan mediator adalah salah satu faktor

pendukung keberhasilan dalam mediasi

b Agar Mahkamah Agung mengeluarkan PERMA yang menjelaskan

tentang kriteria keberhasilan hakim dan insentif bagi hakim yang

berhasil menjalankan fungsinya sebagai mediator karena hal itu adalah

upaya luar biasa sehingga layak dan patut untuk diberikan insentif

Juga untuk memotivasi para hakim agar lebih bersungguh-sungguh

dalam menjalankan fungsinya sebagai mediator yang berdampak

dapat meningkatkan keberhasilan dalam proses mediasi Pada

kenyataanya sampai saat ini Mahkamah Agung belum menjelaskan

regulasi tersebut di dalam PERMA

3 Kepada para hakim yang ditetapkan menjadi mediator agar dengan

sungguh-sungguh menjalankan fungsinya sebagai mediator tidak hanya

sekedar formalitas belaka karena diamanatkan oleh PERMA

72

DAFTAR PUSTAKA

Abbas Syahrizal Mediasi dalam Perspektif Hukum Syariah Hukum Adat dan

Hukum Nasional Jakarta Kencana 2009

Astarini Dwi Rezki SriMediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian

Sengketa Berdasarkan Asas Peradilan Cepat Sederhana Biaya Ringan

BandungPT Alumni 2013

Abdurrasyid Priyatna Arbitase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Suatu

Pengantar Jakarta Fikahati Anesta 2002

Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Al-Sheikh Lubaabut Tafsiir

Min Ibni Katsir terj M Abdul Ghoffar Juz 5 Bogor Pustaka Imam Asy-Syafirsquoi

2003

Amriani Nurnaningsih Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di

Pengadilan Jakarta PT RajaGrafindo Persada 2011

Al-Husain Ahmad Fathul Qariib Al-Mujiib Mesir Thaha Putra Semarang 1934

Ali Zainuddin Sosiologi Hukum Jakarta Sinar Grafika 2012

Ali Achmad Menguak Teori Hukum dan Teori Peradilan Vol 1 Jakarta

Kencana 2010

Amir M Abdul Kamus Istilah Islam Jakarta Pustaka Firdaus 1994

Dawson Roger Seni Negosiasi (Secret of Power Negotiating) Jakarta Gramedia

Pustaka 2010

Emirzon Joni Alternatif Penyelesaian Sengketa diluar Pengadilan (Negosiasi

Mediasi Konsiliasi dan Arbitrase) Jakarta Gramedia Pustaka Utama

2000

73

Hidayatulloh Efektivitas Mediasi Dalam Perkara Perceraian di Pengadilan

Agama Depok Skripsi Fakultas Syarirsquoah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2011

Kriekhoff Valerine Mediasi Sebagai Bentuk Penyelesaian Sengketa keluarga

Pustaka Dunia 2012

Lumbuun Ronald S Perma RI Wujud Kerancuan Antara Praktik Pembagian dan

Pemisahan Kekuasaan Jakarta Raja Grafindo Persada 2011

Manan Bagir Mediasi Sebagai Alternatif Menyelesaikan Sengketa Varia

Peradilan No 24 8 Juli 2008

Rahmadi Takdir Mediasi Penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan Mufakat

Jakarta Raja Grafindo Persada 2010

Rahman Ghazaly Abdur Fiqh Munakahat Jakarta Kencana Prenada Media

Group 2006

Sabiq Sayyid Fiqh Al-sunnah Kairo Al-Fath Lil Irsquolam Al-lsquoArobi 1972

JMoleong Lexy Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2009

Sari M Efektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara Perceraian di

Pengadilan Agama Maros Skripsi Fakultas Hukum Universitas

Hasanuddin Makassar 2014

Shihab M Quraish Tafsir Al-Mishbah Jakarta Lentera Hati 2007

Soekanto Soerjono Pokok-Pokok Sosiologi Hukum Cet V Jakarta Raja Grafindo

Persada 2014

Sutadi Mariana Pendayagunaan Perdamaian Menurut Pasal 130 HIR154 RBg

dan Potensinya dalam Mewujudkan Keadilan yang Cepat Sederhana dan

Biaya Ringan Jakarta Pusat Pengkajian Hukum dan Mahkamah Agung RI

2005

74

Soekanto Soerjono Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum Jakarta

PTRaja Grafindo Persada 2008

Syarifuddin Amir Ushul Fiqh Jilid II cet6 Jakarta Kencana 2011

Soekanto Soerjono Penegakan Hukum Bandung Bina Cipta 1983

Tim Penyusun Pusat Bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta Balai

Pustaka 1990

Usman Rachmadi Mediasi di Pengadilan Dalam Teori Dan Praktik Jakarta

Sinar Grafika 2012

Widyana I Made Alternatif Penyelesaian Sengketa (ADR) Jakarta Fikahati

Anesta 2009

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Perauran Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur

Mediasi di Pengadilan

Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Prosedur

Mediasi di Pengadilan

Inpres Nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam

Rechtsreglement Buitengewesten (RBg)

Het Herziene Indonesich Reglement (HIR)

Jurnal

75

Nurhasanah dan Rozalinda (2014) ldquoPersepsi Perempuan Terhadap Perceraianrdquo

Kafarsquoah Jurnal Ilmiah kajian Gender Vol 4 (No2) hal 2

Fachrina dan Rinaldi Eka Putra (2013) ldquoUpaya Pencegahan Perceraian Berbasis

Keluarga Luas dan Institusi lokal dalam Masyarakat Minangkabau di

Sumatera Baratrdquo Antropologi Indonesia Vol 34 (No2) hal 5

Internet

Angka Perceraian di Indonesia Tertinggi Dibanding Negara Islam lain 2007

http wwweramuslimcom berita nasional angka- perceraian- di- indonesia-

tertinggi- dibanding- negara- islam- lainhtm diakses pada 9 Juni 2016 jam

1612 WIB

Takariawan Cahyadi Di Indonesia 40 Perceraian Setiap Jam 2015 http

wwwkompasianacom pakcah di- indonesia- 40- perceraian- setiap-

jam_54f357c07455137a2b6c7115 diakses 9 Juni 2016 jam 2348

Cerai Paling Banyak di Jawa Barat http wwwantaranewscom berita 270213

cerai- paling- banyak- di- jawa-barat diakses pada 9 Juni 2016 jam 2259

Budiman Asep 2016 Kasus Cerai Indramayu tertinggi di Indonesia http

wwwpikiran-rakyatcom jawa-barat 2016 03 15 364250 kasus- cerai-

indramayu -tertinggi- di- indonesia diakses 9 Juni 2016 jam 2330

Harahap Syahrizal Hadi http wwwmedanbisnisdailycom news read 2015

1230207187kursus-perkawinan-dan-upaya-mencegah-perceraian diakses

11 Juni 2016 jam 0600

httpwwwpa-karawanggoid diakses pada tanggal 12 Juni 2016jam 2109

Ray Pratama Siadari Teori Efektivitas diakses dari http raypratamablogspotsg

201411teori-efektifitashtml diakses pada tanggal 13 Oktober 2016 pukul 0033

httpbadilagmahkamahagunggoidrekap-perkara-diterima-dan-diputus

httpwwwbadilagnetdataARTIKELMencari20tolak20ukur20hasil20

Mediasipdf

Lampiran 1

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Drs H Hasan Bashri SHMH

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Sejak februari 2016

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H Ketua pengadilan agama karawang

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Ya2009 di Mega Mendung Bogor

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Perma ini mengikat hanya bagi orang2 yg berperkarasetiap yg berperkara berdasarkan revisi Perma No1 Tahun 2016 ini Setiap berperkara khusus utk perceraian wajib menempuh mediasi terlebih dahulukalo tdk putusannya batal demi hukum

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Ya sudah Jadi setiap kita warga PA ada perwakilan untuk mengahadiri sosialisasi iniYa cukup berpengaruhada perbedaan dari pada Perma sebelumnya Ada progresnya walaupun tidak signifikan

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Saya belum tau apakah ada upaya peningkatan menjadi UUmungkin nanti akan ada perubahan menuju kesana sebab ini suatu kewajiban juga

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Yaa baguscukup efektif

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Para pihak antusiasrata2 para pihak ingin dimediasiresponnya baik Tingkat keberhasilannya lumayan Terutama pihak tergugat yg merasa keberatan dgn tuntutan

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Mendamaikan kedua belah pihak yg berperkara utk menuju ke arah perdamaian supaya mereka damai Fungsinya mediator

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi

H Di dalam memang selalu diupayakan penasehatan perdamaiankarena di ruang sidang itu waktunya terbatas dan singkat Kita juga dibatasi dgn perkara yg cukup banyak

11 Mengapa mediasi hraus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Sebab ada hal yg terkadang secret apabila menyangkut perceraianmakanya sidangnya tertutup Ini masalah sangat privasi dan khalayak umum tdk boleh taukarena aib juga Sesuai dgn perma diberikan waktu kurang lbh 40 hari kerja Kami melakukan mediasi tidak hanya 1 atau 2 kali bahkan bisa 4 sampai 5 kali apabila kita melihat masih ada celah utk didamaikan Bahkan harinya bisa ditambah tentunya atas seizin ketua mejalis hakim

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Ketika hal ini terjadibiasanya kita melakukan kaukus Biasanya mereka lbh terbukakarena kalo kita hadirkan mereka berduka biasanya cenderung agak tertutup juga Ini adalah jalan terbaik utk mengetahui apa sih yg sebenarnya terjadi

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya H Pengaruhnya cukup besar jugasebab ketika kaukus mereka lebih terbuka dlm persoalan yg sebenarnya terjadi Kadang2 didepan pihak agak malu dll apalgi kalo para pihak nya tempramental Tp begitu lewat kaukus mereka lebih terbuka kadang2 Sering terjadi hal seperti ini Hal ini sangat penting karena utk menggali persoalan yg sebenarnya terjadi

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H Pertama Kemampuan mediator juga berpengaruh terutama mereka yg sudah bersertifikasi Kedua kesungguhan dari mediator Respon dan keinginan kedua belah pihak juga sangat penting Termasuk juga suasana ruangan mediasi mempunyai pengaruh penting terhadap keberhasil Didesain dgn rapiber ACjadi ketika masuk itu orang2 merasa enak dan nyamandapat merubah mindset mereka juga Kalo ruangannya panasga mumpuni Maka demikian kita berharap Pemerintah menyediakan tmpt khusus utk mediasi yg representatif Faktor kegagalan yaa sebaliknyahehe

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan Biasanya seperti itu sepengatahuan saya selama menjadi mediator

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Yaa sangat penting Harus juga dia memiliki bekal itu sebab itu terkait sekali dgn masalah keluarga Ttg pskologi harus dikuasai oleh hakimbaik dia sebagai hakim

maupun sebagai mediatortapi itu hanya bersifat anjuransebab dlm persyaratan blm ada ketentuan sprti itu Namun secara mafhumnya kita harus mengetahui lah

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Pertama adalah tempat pastinya Utk tempat alhamdulillah bisa kita katakan cukup memadai

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Dulu begitu maunya MA tapi sampai hari ini blm jelas juga reward nya apabelum ada aturan mengenai hal iniitu baru wacana aja Harusnya adasebab itu adalah upaya luar biasa Seperti di negara jepang aja itu reward nya luar biasa Mungkin kalo ada dapat memotivasi hakim juga untuk memediasi dgn lbh baik

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Yaa sudah lumaya ideal lah kalo sgtu

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa H Khusus utk di PA karawang tidak menyediakantp di PA yg lain saya tahu menyediakanuntuk masalah knpa nya saya kurang tau juga yaa Yang jelas ketika Pengadilan saya yg sebelumnya di Cibinong ada

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Rata2 responnya baik dan mau dimediasi tapi 1 atau 2 ada kadang yg menolak Memang harus maukalo tdk batal demi hukum

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Terlepas dari dia tau atau tidak yaayg jelas setiap kali kita perintahkan mereka siap Apalagi bagi mereka yg sudah membawa kuasa hukum atau pengacara karena sebelumnya telah dituntun oleh pengacaranya

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Biasanya dari pihak penggugat yg tdk mau melanjutkanyg kedua kadang2 pihak tergugat juga tdk mauketika kedua belah pihak tdk maubanyak disini yg seperti itu Tapi apabila pihak penggugat atau salah pihak msh mauitu msh ada kemungkinan utk bermediasi Kalo dua2nya sudah tdk mauini yg sangat sulit Rata2 faktor ekonomiselingkuh juga adakekerasan juga adatdk tanggung jawab juga adamacam2 lahyg jelas faktor ekonomi menempati urutan teratasterkait masalah nafkah

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang

H Kita mengadakan kunjungan dan kerjasamaserta studi perbandingan dgn negara2 tersebut(Jepang) Kalo mereka berhasilkenapa tidak kita mengadopsi sistem yg sama Memang tingkat keberhasilanya cukup tinggi Saya termasuk yg terbaik jadi mediator Dari segi aturannyapelaksanaannyasistemnya juga kita ikut Kalo di luar negeri berbedasebelum menuju ranah persidanganmereka sebelum itu sudah ada upaya perdamaian Jadi kalo mereka sudah berhasil ga perlu lagi naik ke tahap persidangan Berbeda dgn kitakalo kita di dalamartinya setelah daftar ke persidangan baru dapat dilakukan mediasi Mereka juga ada lembaga swasta yg dibiayai oleh negara tanpa dipingut biaya Utk hal biaya mediasi kita juga sama gratisCuma kita dalam persidangan setelah daftar Faktor kultur sangat berpengaruhutk di indonesia apalagi dgn kemajemukan sukunyakhusus utk karawang saja skrng bukan hanya orang sunda saja tapi sudah dari mana2 Sosialisasi mediasi ini kita suka lakukan namun hanya dalam ranah kelembagaan sajatdk khusus kepada masyarakat

H = Hakim atau Hakim Mediator

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Dra Rosniati MH

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Ya saya sebagai hakim mediatordisini sejak 31 agustus 2013

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H Ketua PA Karawang melalui SK

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Belum memilikinamun kita sebagai hakim dibenarkan untuk merangkap juga sebagai hakim mediator kecuali kalo mediator diluar hakimitu wajib memiliki sertifikat mediator

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Tidakini hanya mengikat kepada orang2 yg berperkara dipengadilan saja Kalo ga dimediasi putusannya batal demi hukum Kalo kedua belah pihak hadir dapat dimediasi tp kalo salah satu tdk hadir tdk dapat dimediasi

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Dari pihak MA sudah melakukan sosialisasi dgn cara perwakilan dari PA karawang ini di undang ke MA Kyk nya ga ada perubahan yg berarti yaa karena biasanya orng yg berperkara kesini ga ada suami nyayg verstek(ga bisa dimediasi)yg hadir dua2nya hanya sedikit Tp dsni juga banyakcontoh penggugat mengajukan gugatan terus suaminya dtng atau suami yg mengajukan lalu termohonnya datang mediasi perdamaiannya itu jarang yg berhasil namun akibat cerainya bnyk yg berhasil seperti nafkah lsquoiddahmutrsquoah nya itu bnyk yg berhasil

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Belum adamungkin tergatung orang-orang yg ada di Mahkamah Agung yaauntuk menerbitkan Undang-Undang itu banyak persyaratannya

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Cukup efektifCuma khusus dlm perkara perceraian efektifnya dalam hal akibat cerainyabukan pada perdamaian dalam perceraiannya Karena orang yang datang berperkara perceraian itu adalah dalam hal perasaanuntuk mendamaikannya itu kan sulit apabila sudah menyangkut perasaan

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Kalo dalam perkara perceraianbanyaknya penyelesaian perkara dengan jalan damai atau mediasi yang berujung pencabutan perkara Dalam penyelesain perkara pun lebih cepat ya

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Mediator itu adalah orang yang ditunjuk ketua majelis hakim dgn sebuah penetapan untuk membantu para pihak menyelesaikan perkara mereka dengan jalan damai Lalu fungsinya menjadi penengahmencari solusi tentang sengketa yg mereka hadapi

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi H Ini sebetulnya mediasi ini adalah non-litigasi tp sudah terintegrasi ke dalam litigasi dan itu membantu Memang dalam setiap awal persidangan sudah memberikan nasihat tapi kan untuk lebih fokus dan optimal waktunya harus dipisahkan secara tersendiri

11 Mengapa mediasi harus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Karena dalam hal perceraian ada rahasia2 rumah tangga yg orang lain tidak boleh mengetahuiyg boleh tau hanya mediator dengan hakim Apabila terbuka untuk umum itu tidak etisbarang kali ada sesuatu yang dapat memalukan salah satu atau kedua belah pihakaib keluarga jugajadi harus benar2 rahasia Dalam Perma terbaru kan jangka waktunya 30 harisampai kapanpun bisa bahkan sampai perkara putuspun apabila para pihak menghendaki untuk mediasi kembali yaa kita mediasi lagi Contoh dia cerai tahap awal mediasi tapi tidak tercapailalu berlanjut rekonpensi dalam tahap ini kita mediasi lagi Tapi apabila yg tidak bisa dimediasi kalo perkaranya sudah lanjut Umpamanya verstek awalnyapihak tergugat tidak hadir Lalu kita sudah dalam tahap pembuktiankemudian pihak istri atau suami datangkita sudah tidak mediasi lagi karena sudah lewat

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Pertama yg dilakukan adalah ditunda mediasinya tergantung kesepakatan

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya H Yaa pernah juga Selama ini kaukus tidak banyak pengaruh menurut saya

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H (Faktor keberhasilan mediasi) (1)hubungan antara keduabelah pihak belum terlalu meruncingsalah satu pihak masih berkeinginan untuk damai itu msh ada kesempatan tapi apabila sudah dua2nya tidak itu sangat sulit dimediasi (2)Faktor mengingat anak2 bagi yg sudah menikah dan sudah memiliki anak2bagaimana nasib anak2 apabila bercerai (3)faktor hakimbagaimana cara hakim berbicara dan memberikan nasihat Apabila nasihat2 dapat diterima oleh para pihak itu juga dapat berpengaruh terhadap keberhasilan mediasi

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan Biasanya seperti itu sepengatahuan saya selama menjadi mediator

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti

dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Yaa itu juga diperlukanbisa juga apabila melibatkan keluarga (hakam) barang kali dengan begitu dpt meluluhkan hati Dalam psikologis juga perlumelihat keadaan atau kondisi kejiwaan seseorang Walaupun kita bukan ahli psokologis tapi karena pengalaman sebagai hakim kita bisa menilai watak kondisi seseorang Lalu kan kita sudah melakukan pelatihan2 mediasitujuannya kan untuk itu Bagaimana cara memediasi orangbagaimana supaya orang itu tertarik dgn kita

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Tempat atau ruang Tentunya ruangan yg apabila orang masuk itu bisa membuat dingin hatinya Ruang mediasi harus dihias sebaik mungkinsejuk juga Kalo disini belum memadai kan apabila memperbaiki sarana dan prasarana harus ada anggaranuntuk tahun ini kita belum dapat anggaran itu dan ruang mediasi yaa seadanya Kalo ditempat lain sudah memadaidihiasada meja khusus (meja bundar)

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Tidak ada reward apapunnamun MA dulu ada wacana tantang hal ituberupa apa juga belum diberitahukalo untuk kenapa nya saya juga tidak tau yaa

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Belum idealmasih kurangnamun ruang khusus nya sudah ada tp belum ideal

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa H Belum ada kita hakim merangkap sebagai mediator juga Kita berbagi waktusiapa yg hari itu tidak sidang berarti itu yg mediasi

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Respon para pihak rata2 bagustapi keberhasilan nya yang kurang Orang2 yg datang ke Pengadilan itu rata2 perasaannya sudah sulit utk disatukanapalagi apabila salah satu pihak ada yg selingkuhitu sulit

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Terlepas dari dia tau atau tidak yaayg jelas setiap kali kita perintahkan mereka siap Apalagi bagi mereka yg sudah membawa kuasa hukum atau pengacara karena sebelumnya telah dituntun oleh pengacaranya

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Kalo di Karawang inikebanyakan karena faktor ekonomi kurang Suami tdk kerja atau suaminya malas2an bekerjajd istri terpaksa bekerjaBanyak jugayg akhirnya

suami mengizinkan istri menjadi TKITKW ke luar Suami dirumah ngurus anak dikirim uanglalu dikumpulkan untuk modal nikah lagi Kedua adalah Selingkuh

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang H Perlu juga kita mencontohnamun kita kan blm tau bagaimana prosesnya disana Kalo memang baik ya kita harus mencontoh Tapi kita juga kn sudah ada payung hukum sendiri Untuk masalah kultur juga menurut saya tidak banyak pengaruh yaakarena kalo perkara peceraian itu sudah masalah hati yaasangat sulitga mungkin memaksakan kehendak Jadi mediasi itu ada beberapapertama (berhasil) dua2nya hadir dan berhasil damaiada juga (gagal) apabila salah satu pihak tidak hadiritu gagal dimediasi Ada juga (tidak berhasil) yaitu dua2nya hadir namun gagal untuk dimediasi H = Hakim atau Hakim Mediator

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Dra Elfina Fitriani

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Sejak 8 februari 2016

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H Ketua PA Karawang dengan SK

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Sudah adasaya mengikut di MegamendungBogor pada tahun 2013 kalo tdk salah

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Hanya mengikat kpd orang2 yg berperkara saja

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Sudah Tidak banyak berpengaruh yaa terhadap keefektivitasan mediasi

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Kalo sementara ini belum ada upaya kesana Karena tahap untuk kesana butuh waktu dan pembahasan yg panjang

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Cukup efektif

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Kalo dalam perkara perceraianbanyaknya penyelesaian perkara dengan jalan damai atau mediasi yang berujung pencabutan perkara Dalam penyelesain perkara pun lebih cepat ya

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Pada intinya adalah orang mencari solusi terhadap permaslahan yg dihadapi orang2 yg berperkara Fungsinya adalah untuk mendamaikan para pihak

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi H Kalo dalam hal ini kita memakai pasal 82 UU No 7 Tahun 1989 ttg Peradilan Agama Karena apabila tdk ada waktu khususmaka proses mediasi tdk akan maksimal dan tdk akan berjalan dengan baik karena saat persidangan terbatas oleh waktu yg berujung pd penumpukan perkara

11 Mengapa mediasi hraus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Karena ini adalah masalah keluargabanyak masalah2 yg sifat nya privasi Dalam agama juga kn apabila ada masalah jgn sampai orng lain atau orang luar taubahkan kalo bisa ketika suami istri bertengkar anak pun jgn sampai tau Apabila orang lain

mengetahui bukannya menyelesaikan masalah tapi malah menambah masalah Karena aib juga yg menyebabkan ini bersifat tertutup

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Saya akan lakukan kaukus Kadang ketika kedua belah pihak saling berhadapankeduanya tidak mau saling terbukatakut menyinggung perasaan Pada saat kaukus masing2 pihak lebih terbuka mengungkapkan masalah yg sebenarnya Pada inti nya apabila masih ada solusi kita cari solusinya tapi tidak bisa mau bagaimana lagi Terkadang kan ada orang yg memilki prinsip

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya H Yang saya alamipada akhirnya kaukus ini tidak berhasil juga terhadap mendamaikan para pihakcuman para pihak lebih terbuka mengungkapkan masalah2nya yg tidak bisa dia ungkapkan ketika di dpn salah satu pihak Mungkin mediator lain berbeda lagikarena itu yg saya alami selama menjadi mediator

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H Kadang2 dari para pihak jugajika salah satu masih ada keinginan untuk rukun masih ada kesempatan untuk berdamai kembaliterutama pihak penggugat yang dapat menerima kembali pihak tergugat untuk kembali hidup bersama Tapi kalo sudah dari kedua belah pihak berkeinginan untuk pisah itu sangat sulit utk didamaikantidak mungkin kita memaksakan Dari mediatornya jugacara membujuk atau cara bicara mediator terhadap para pihak itu enakdapat diterimapenampilan mediator jugahal itu dapat mendukung keberhasilan mediasi

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Tentu perlunamun secara akademik kita sebagai mediator tidak mungkin untuk belajar lagi dalam hal (psikologis) tapi kita belajar dari pengalaman Untuk menarik seseorang itu kita kan harus mengetahui jiwa atau karakteristik seseorang Sebenarnya harus bisa ilmu ttg psikologisharus sebelumnya diarahkan ke dalam bidang psikologis dalam hal akademik Tapi ya kalo skrng berdasarkan nalurialamiberdasarkan pengalaman saja Ketika menghadapi seseorang kita harus memiliki kemampuan itu untuk menunjang keberhasilan Tidak peraturan seperti iniuntuk saat ini hanya bersifat anjuran saja

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Pertama adalah ruang mediasi harus dikhususkanterpisah Ideal ruang mediasi dalam buku panduan adalah ruangannya besartertata dengan rapiterdapat meja bundar sehingga para pihak bisa berhadapandinginada air minum dan perlangkapan lainnyaserta adanya pajangan poto2 keluarga yg harmonis Sehinnga ketika masuk para pihak yg tadinya dala kondisi tdk enak bisa menjadi lbh enak lahstandarnya seperti itu Di PA karawang belum memadai

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Tidak ada reward apapunnamun MA dulu ada wacana tantang hal ituberupa apa juga belum diberitahukalo untuk kenapa nya saya juga tidak tau yaa

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Belum ideal

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa HBelum ada kita hakim merangkap sebagai mediator juga Kita berbagi waktusiapa yg hari itu tidak sidang berarti itu yg mediasi

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Responnya baik terhadap proses mediasi inimau menerima saran2 yg kami sampaikan walaupun pada akhirnya para pihak gagal untuk berdamai Sikap para pihak kooperatif tapi itu dilakukan agar proses mediasi cepat selesai dan dilanjutkan ke tahap persidangan Mereka terkesan melakukan ini hanya sebagai formalitas belaka

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Terlepas dari dia tau atau tidak yaayg jelas setiap kali kita perintahkan mereka siap Apalagi bagi mereka yg sudah membawa kuasa hukum atau pengacara karena sebelumnya telah dituntun oleh pengacaranya

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Faktor ekonomi Banyak yg gugat kalo gugat ka pihak istri yg mengajukan Dalam hal ini banyak suami yg tdk bertanggung jawab memberi nafkah atas istri Faktor selingkuhfaktor KDRT juga ada tapi tidak banyak

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang H Tentu perlu apabila itu patut dan bisa kita contoh terlebih negara2 tersebut memiliki tingkat keberhasilan mediasi yg tinggi H = Hakim atau Hakim Mediator

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Dra Ratna Jumila SH

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Jadi pada dasarnya hakim itu melekat sebagai mediatoritu sesuai dengan Perma No1 Tahun 2008 Namun menjadi mediator bersertifikat skitar 2012 atau 2013 Semenjak jadi hakim disini tahun 2014 merangkap sebagai mediatorada SK dari Ketua PA Karawang

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H ya kalo disini dari SK Ketua PA Karawang

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Ya punyadari Pusdiklat MA MegaMendung skitar tahun 2012 atau 2013

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Perma itu terikatartinya setiap berperkara kita wajib melakukan mediasi kalo kedua belah pihak hadir Artinya Perma ini hanya mengikat kepada orang2 yang berperkara di Pengadilan saja

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Sudahsebetulnya tidak jauh beda dgn Perma sebelumnya No1 Tahun 2008namun penekanan dalam Perma No1 Tahun 2016 ttg perceraian agak diatur lebih rinci kalo Perma sebelumnya msh secara umum Untuk pengaruhnya terhadap efektivitas mediasi sih saya rasa tidak pengaruh atau perubahan yaa

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Kalo dari Perma ke UU belum ada upaya yakarena kalo menuju UU proses nya berat dan agak rumitMungkin nnti suatu saat akan ada Tapi kita terus belajar dari kasus2 yang dihadapiatau ada saranatau diadakannya workshop Kalo menuju UU ada cuman proses butuh proses yang tidak sebentar ya

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Ya cukup efektif

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Kalo dalam perkara perceraianbanyaknya penyelesaian perkara dengan jalan damai atau mediasi yang berujung pencabutan perkara Dalam penyelesain perkara pun lebih cepat ya

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Mediator itu adalah orang yang ditunjuk ketua majelis hakim dgn sebuah penetapan untuk membantu para pihak menyelesaikan perkara mereka dengan jalan

damai Lalu fungsinya menjadi penengahmencari solusi tentang sengketa yg mereka hadapi

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi H Mediasi itu sifatnya wajib Setiap sidang pertama yang dihadiri oleh para pihak lengkapwajib menempuh proses mediasikalaupun dalam setiap sidang ada upaya damai itu adalah amanat Undang-undang Apalagi masalah perceraian itu dalam setiap sidang wajib mendamaikan para pihak Tapi kalo mediasi di awalKalo berhasil ya sudahtapi kalo gagal disetiap awal persidangan wajib mendamaikan para pihak

11 Mengapa mediasi hraus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Karena ada rahasia2 yg tidak boleh didengar oleh orang lainada juga kaukusApabila mediasi gagal mediator pun hraus memusnahkan berkas2 yg berkaitan dengan mediasi karena saking rahasianya Untuk masalah hari tergantung kasusnya tapi rata2 sih 2 minggu atau 3 minggu Ada juga yg lbh tapi harus seizini dari majelis hakim Artinya ketika mediasi gagaltp pada saat sidang para pihak ingin mediasi lagi itu bolehharus pernyataan dari para pihakitupun harus dimusyawarahkan Mereka sepakat kemudian majelis hakim membolehkan maka boleh mediasi lanjutan Tapi ga boleh lama yapaling lama 14 hari kalo ga salah

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Yaa apabila itu terjadi maka dilakukan kaukus

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya HPernahtergantung kita lihat kasusnya seperti apaterutama masalah perceraianterutama istriada yg ga berani mengutarakan pendapatnyakarena ada yg suaminya KDRTkadang salah satu pihak nya nyerocos terus Karena hal itukita ksh gambaran bahwa mediasi itu punya aturan Ketika mediasi para pihak saling seranggamau ikuti aturan maka kita lakukan kaukus Ga sering Ada pengaruh tp tidak signifikan Pernah pengalaman dlm kasus ceraiterutama kalo salah satu pihak tidak mau cerailakuka kaukusberusaha membuka hati para pihak dan akhirnya mau mengutarakan apa yg diinginkanlalu kita sampaikan pd saat kaukus berikutnya kpd pihak lawanpihak lawan menerimaakhirnya damai dan cabut perkaraNamun tdk setiap perkara sprti itu

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H Pertama para pihak kooperatif artinya mereka para pihak mau mengikuti aturan mediasibisa diajak utk berfikir jernih Karena biasanya kalo suami istri udh marah sakit kan udh kyk orang lain yaa Kedua bahasa kita mereka bisa memahami (cara penyampaian mediator) sangat mendukung keberhasilan mediasi Ketiga latar belakang pendidikan para pihak Ketika masuk ruang mediasipas liat muka para pihak bisa ditebaktapi kalo para pihak adem ayemdiajak ngomong enaksaling mengerti Keempat faktor lingkungan dimana para pihak tinggal

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Harus itukarena sulit membedakan job antara mediator dgn hakimhakim harus memutus tp kalo mediator tdksementara itu hakim jadi mediator ditengah mediasi dia lupa bahwa dia sebagai mediator bkn hakim Akhirnya dia memutuskanitu kn tdk bisa karena mediator tdk bisa memutus Makanya sebenarnya kalo bisa hakim itu jgn jd mediatorkarena tipis sekali dia bisa membedakan antara jadi hakimamp mediatorkadang terpengaruh Perlu sekali Belum ada peraturannyahanya sebatas anjuran

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Ruangan mediasi yg memadaiYa beginilah contohnyamestinya kan harusnya ada poto2 keluarga samawa Disini hanya ada gambar tanganitu kn blm menggambarkan perdamaiantp hanya secara umum Tp ketika saya di Jakpus harusnya ada foto2 dan lukisan kelurga samawa (foto suami istri anak) potonya sangat mesrajd kita terbawa suasana Karena suasana ruangan yg sangat damai sangat mempengaruhi kondisi para pihak terutama ketikan para pihak tegang Saya pernah berhasil ketika itu Di PA karawang belum memadai

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Tidak ada penghargaan apa2

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Belum dianggap baik atau belum memadai

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa H Belum adasejauh ini msh hakim yg ada di PA karawang Terkendala msh sulitnya SDM mediatornya Mungkin msh blm banyak yg memiliki sertifikat mediator Karena apabila diluar hakimharus memiliki sertifikat Kalo ga ada sertifikat pun ga masalah karena merangkap Kami belum bahas ttg ituterus di karawang ini msh jarangtdk seperti di Jakarta Kalo di jakarta setelah pensiun merangkap jd mediator

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Pertamaperkenalan Lalu menjelaskan peraturan mediasi sprti matikan hptidak boleh saling menyerangharus mendengarkan pendapat masing2 pihak dll Biasanya kalo sudah dijelaskan kebanyakan mereka taat Tp kalo ada yg melanggar kita kembalikan lgi ke peraturan yg telah disepakati Penjelasan aturan mediasi harus diawal

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Disini rata2 msh jarang yg sarjana Rata2 menikah diusia muda13 atau 14 thn udh nikah Banyak yg mnta dispensasi nikah Dari bisa digambarkan bahwa belum siap dengan proses mediasi

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Faktor ekonomiselingkuhKDRT biasanya kalo udh selingkuh itu sulit utk didamaikan Kalo masalah ekonomi msh ada kemungkinan utk kita damaikan setelah kita jelaskan Campur tangan pihak ketiga yaitu keluargaitu juga biasanya sulit utk kita damaikan Terkadang mereka msh saling cinta tp ketika pihak keluarga sudah intervensi mereka lbh memilih mendengarkan keluargaga berdaya

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang H Perbedaan dgn jepangdisana mediasi bersifat non-litigasikalo di indonesia kn bersifat litigasiitu yg sulit Kalo di jepang mediasi itu 1 tahun atau bahkan 2 tahun Sedangkan dikita hanya diksh waktu 30 haridan MA menuntut kita utk menyelesaikan perkara dlm wktu 5 bln Kita jd dikejar waktusebelum masuk perkara mereka mediasi dulu Kalo berhasil boleh dibawa ke pengadilan ato tidak utk dibuatkan akte perdamaian (one day wakai) Jd mereka dtng ke pengadilan sudah membawa draf2 kesepakatan Mereka mediasi sebelum memasukkan gugatan ke pengadilan Dulu waktu saya ikut pelatihan mediasimenurut Nara sumber bahwa proses mediasi itu tdk dihitung utk menyelesaikan perkara Contoh waktu itu jangka waktu mediasi 40hari itu blm dihitung Dihitung mulai dari waktu awal persidangan ketika ada laporan dari mediator Tapi skrng tidakdari mulai dftar perkara sudah dihitung waktu penyelesaian perkaratdk boleh lbh dari 150 hari dari hari pendaftaran Jd karena faktor itulah yg mempengaruhi kita ukt bekerja keras dikejar waktu dan berdampak tdk maksimal Karena kalo lama2 kita ditegur oleh MA Itulah faktor knpa mediasi disini jarang yg maksimal (1)MEDIASI GRATIS(2)BIAYA PERKARA MAHAL(3)KETERLIBATAN DARI EKSEKUTIF LEGISLATIF amp YUDIKATIF(4)KULTUR MASYARAKAT YG TAAT HUKUM Sulit diterapkan di Indonesiasebenarnya biaya mediasi gratisan apabila dari hakimsedangkan kalo mediasi dari luar hakim butuh biaya yg berasal dari para pihak Menurut pendapat saya (DraRatna Jumila MH) mungkin mediasi ini hanya formalitas belakaudahlah yg pnting kita sudah melaksanakan amanat Permamasalah berhasil atau tidak itu urusan belakangan

Lembaga ADR adatapi kalo ke pengadilan agama khusus nya banyak ga dipakai jarang ikut campurtapi tdk tau kalo Pengadilan Negeriorang yg berperkara ke PA rata2 orang yg menengah ke bawahapalgi di karawang Beda dgn kota2 besar dgn kasus yg besar sehingga dapat mengambil mediator dari luar KULTUR Dikita ituhukum dibuat utk dilanggar yaa heheterkadang kita suruh mediasi malah mengelak dgn alasan bahwa sudah mediasi dgn keluarga Itu kan salah satu bentuk tdk taat hukumtp kemudian kami jelaskan H = Hakim atau Hakim Mediator

Lampiran 2

Gambar 1

Foto bersama Dra Elfina Fitriani Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 2

Foto bersama Dra Hj Rosniati MH Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 3

Foto bersama Drs H Hasan Bashri SHMH Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 4

Foto bersama Dra Ratna Jumila MH Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 5

Pengadilan Agama Karawang Tampak Depan

Gambar 6

Pengadilan Agama Karawang Tampak Depan

Lampiran 3

Page 8: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing

viii

8 Terkhusus kepada kekasih tercinta adinda Neni Anggraeni AmdKeb

yang selalu memberikan doa support motivasi dan dukungannya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik

9 Ucapan terima kasih juga terkhusus kepada Ahmad Rifarsquoi selaku

teman seperjuangan yang sangat banyak berkontribusi sehingga skripsi

ini dapat selesai dengan baik

10 Terima kasih pula kepada Kang Ahmad Fauzi SE Kang Ismail Abdul

Fatah Kang Sugih Waluya Romdon selaku orang yang telah banyak

membantu dan membimbing penulis ketika penulis memasuki awal

perkuliahan

11 Untuk sahabat-sahabat penulis Ahmad Fabi Kriyan Ardani SH (baru

lulus penulis tahu) Rezza Fazriyansyah (Kembaran Chris John)

Abdullah Mahfud Bang Anas (Nasrullah) SKomi selaku teman

kosan dan sahabat seperjuangan Terima kasih kepada pihak yang tak

disebutkan penulis namun tak mengurangi rasa terima kasih dan

hormat penulis kepada kalian semua Semoga Allah SWT membalas

kebaikan hati kalian kepada penulis

Jakarta 12 April 2017

Tian Nurmawan

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA iii

LEMBAR PERNYATAAN iv

ABSTRAK v

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR LAMPIRAN xiii

BAB I PENDAHULUAN 1

A Latar Belakang Masalah 1

B Identifikasi Masalah 6

C Rumusan dan Batasan Masalah 6

D Tujuan dan Manfaat Penelitian 7

E Studi Review Terdahulu 8

F Metode Penelitian 10

G Sistematika Penulisan 12

x

BAB II KONSEP MEDIASI DAN PENERAPANNYA

A Pengertian Mediasi 13

B Dasar Filosofis dan Yuridis Dalam Mediasi 14

C Keuntungan Menggunakan Proses Mediasi 17

D Peran dan Fungsi Mediator 18

E Proses Mediasi 21

F Mediasi Dalam Perspektif Islam 26

BAB III TEORI EFEKTIVITAS HUKUM

A Pengertian Efektivitas 33

B Bekerjanya Hukum Dalam Masyarakat 33

C Teori Efektivitas Hukum 38

BAB IV

A Profil Pengadilan Agama Karawang 42

B Analisis Efektivitas Mediasi 45

1 Tinjauan Yuridis Perma No1 Tahun 2008 dan Perma No1

Tahun 2016 45

2 Kualifikasi Mediator 51

3 Fasilitas dan Sarana 56

4 Kepatuhan Masyarakat 59

ANALISIS TENTANG EFEKTIVITAS MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA KARAWANG

xi

5 Kebudayaan 60

C Tingkat Keberhasilan Mediasi 62

D Faktor Pendukung dan Penghambat Keberhasilan Mediasi 64

BAB V PENUTUP

A Kesimpulan 68

B Saran-saran 70

DAFTAR PUSTAKA 72

LAMPIRAN 76

xii

DAFTAR TABEL

TABEL 1 Daftar Perceraian Pengadilan Agama Karawang 2011-2015 5

TABEL 2 Struktur Organisasi Pengadilan Agama Karawang 44

TABEL 3 Perbedaan PERMA Nomor 1 Tahun 2008 dan Perma Nomor 1 Tahun

2016 50

TABEL 4 Daftar Mediator Pengadilan Agama Karawang 52

TABEL 5 Jadwal Mediator 58

TABEL 6 Diagram Perceraian Pengadilan Agama 4 Tahun Terkahir 61

TABEL 7 Laporan Tahunan Mediasi Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015

62

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Hasil Wawancara Penelitian

LAMPIRAN 2 Foto bersama para Mediator Hakim Pengadilan Agama karawang

LAMPIRAN 3 Surat Keterangan Penelitian di Pengadilan Agama Karawang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Indonesia berada diperingkat tertinggi memiliki angka perceraian paling

banyak dalam setiap tahunnya dibandingkan negara Islam didunia lainnya Hal

tersebut diungkapkan oleh Dirjen Bimas Islam Departemen Agama dalam acara

Pembukaan Pemilihan Keluarga Sakinah dan Pemilihan Kepala KUA Teladan

Tingkat Nasional 2016 Menurutnya gejolak yang mengancam kehidupan struktur

keluarga ini semakin bertambah jumlahnya pada tiga tahun terakhir ini

Tambahnya lagi bahwa setiap tahun ada 2 juta perkawinan tetapi yang

memilukan perceraian bertambah menjadi dua kali lipat setiap 100 orang yang

menikah 10 pasangannya bercerai dan umumnya mereka yang baru berumah

tangga1

Jika di tahun 2013 BKKBN menyatakan tingkat perceraian di Indonesia

sudah menempati urutan tertinggi se Asia Pasifik ternyata di tahun-tahun

berikutnya jumlah perceraian tetap semakin meningkat Melihat data pernikahan

dan perceraian di Indonesia yang dirilis oleh Kementrian Agama RI tampak

pernikahan relatif tetap di angka dua juta dua ratusan ribu setiap tahun sementara

perceraian selalu meningkat hingga tembus di atas tiga ratus ribu kejadian setiap

tahunnya Tahun 2009 jumlah angka pernikahan sebanyak 2162268 kejadian

1Angka Perceraian di Indonesia Tertinggi Dibanding Negara Islam lain

httpwwweramuslimcomberitanasionalangka-perceraian-di-indonesia-tertinggi-dibanding-negara-islam-lainhtm diakses pada 9 Juni 2016 jam 1612 WIB

2

dan perceraian sebanyak 216286 kejadian Lalu pada tahun 2010 jumlah angka

pernikahan sebanyak 2207364 kejadian dan perceraian sebanyak 285184

kejadian Tahun 2011 jumlah angka pernikahan sebanyak 2319821 kejadian dan

perceraian sebanyak 258119 kejadian Tahun 2012 jumlah angka pernikahan

sebanyak 2291265 kejadian dan perceraian sebanyak 372577 kejadian

Selanjutnya pada tahun 2013 jumlah angka perceraian sebanyak 2218130

kejadian dan perceraian sebanyak 324527 kejadian2

Data Kementerian Agama RI disampaikan oleh Kepala Subdit

Kepenghuluan Anwar Saadi Jumat 14 November 2014 Dimuat di Republika

Online 14 September 2014 Sebagai sampel kita ambil data dua tahun terakhir di

2012 dan 2013 saja Jika diambil tengahnya angka perceraian di dua tahun itu

sekitar 350000 kasus Berarti dalam satu hari rata-rata terjadi 959 kasus

perceraian atau 40 perceraian setiap jam

Provinsi Jawa Barat yang juga paling banyak penduduknya menjadi

provinsi yang paling tinggi angka perceraiannya Badan Peradilan Agama MA

pada 2010 mengungkap terdapat 33684 kasus cerai di sana Tempat kedua

adalah Jawa Timur yaitu sebanyak 21324 kasus Posisi ketiga Jawa Tengah

dengan 120193 Indramayu adalah kabupaten di Jawa Barat dengan angka

perceraian tertinggi di Indonesia pada 2015 Jumlah perceraian tahun 2015 pun

meningkat dibandingkan dengan tahun 2014 dan didominasi oleh usia produktif

2Cahyadi Takariawan Di Indonesia 40 Perceraian Setiap Jam

httpwwwkompasianacompakcahdi-indonesiandash40ndashperceraianndashsetiapjam_54f357c07455137a2b6c7115 diakses 9 Juni 2016 jam 2348

3 Cerai Paling Banyak di Jawa barat httpwwwantaranewscomberita270213cerai-paling-banyak-di-jawa-barat diakses pada 9 Juni 2016 jam 2259

3

Ungkap Kepala Pengadilan Agama Indramayu Anis Fuadz di kantornya kamis

14 Januari 2016 lalu Dia menyebutkan Indramayu menempati peringkat pertama

dengan 9444 kasus diikuti Malang sebanyak 8497 kasus Surabaya 8262 kasus

Kabupaten Cirebon 7991 kasus Sementara di Jawa Barat setelah Indramayu dia

memprediksi di peringkat kedua ditempati Kabupaten Tasik atau Kota Cimahi4

Data statistik yang cukup mengejutkan juga dilansir oleh Badilag Badan

Peradilan Agama Mahkamah Agung RI menyebutkan pada tahun 2009 perkara

perceraian yang diputus Pengadilan AgamaMahkamah Syarrsquoiyah mencapai

223371 perkara Perkara cerai gugat berjumlah 150000 Ini berarti 65 dari

perkara perceraian yang diproses di Pengadilan Agama di seluruh Indonesia

adalah cerai gugat5 Dilansir dari sumber yang berbeda data Ditjen Badilag MA

mencatat 285184 perkara berakhir dengan perceraian ke Pengadilan Agama se

Indonesia pada tahun 2010 dimana dalam 5 tahun terakhir peningkatan perkara

yang masuk bisa mencapai 816

Berkaitan dengan hal ini ada badan hukum yang di bentuk oleh Departemen

Agama yang dipercaya untuk menangani hal ini Badan Penasihat Perkawinan dan

Penyelesaian Perkawinan adalah badan yang dibentuk oleh Departemen agama

untuk mendamaikan atau memediasikan para pihak yang beragama Islam yang

4Asep Budiman Kasus Cerai Indramayu tertinggi di Indonesia httpwwwpikiran-

rakyatcomjawa-barat20160315364250kasus-cerai-indramayu-tertinggi-di-indonesia diakses 9 Juni 2016 jam 2330

5 Nurhasanah dan Rozalinda ldquoPersepsi Perempuan Terhadap Perceraianrdquo Kafarsquoah Jurnal Ilmiah kajian Gender Vol 4 No2 Tahun 2014 hal 2

6 Fachrina dan Rinaldi Eka Putra ldquoUpaya Pencegahan Perceraian Berbasis Keluarga Luas dan Institusi lokal dalam Masyarakat Minangkabau di Sumatera Baratrdquo Antropologi Indonesia Vol 34 No2 tahun 2013 h 5

4

ingin bercerai7 Sesuai dengan Peraturan Menteri Agama No 3 Tahun 1975 Pasal

28 ayat (3) menyebutkan bahwa

ldquoPengadilan Agama dalam berusaha mendamaikan kedua belah pihak dapat meminta bantuan kepada Badan Penasihat Perkawinan Perselisihan dan Perceraian (BP4) agar menasehati kedua suami istri tersebut untuk hidup makmur lagi dalam rumah tanggardquo

Biasanya pihak-pihak yang ingin mengajukan perceraian ke Pengadilan

Agama pertama kali mereka mendatangi BP4 ini Namun meskipun para pihak

belum mendatangi atau belum melalui proses BP4 dan langsung mengajukan

perceraian ke Pengadilan Agama Pengadilan Agama tetap menerima perkara

tersebut perkara yang diajukan ke Pengadilan Agama baik yang sudah melalui

proses BP4 maupun yang belum para pihak dalam perkara tersebutwajib

diupayakan perdamaian oleh hakim yang memeriksa dan mengadili perkara

tersebut8

Akan tetapi mediasi yang dilakukan di Pengadilan Agama perlu dilakukan

kajian atau penelitian mengingat tingginya kasus perceraian Berkaitan dengan hal

ini penulis melakukan penelitian di Pengadilan Agama Karawang Berdasarkan

data statistik yang dilansir di situs resmi Pengadilan Agama Karawang Pada

tahun 2011 terdapat 1276 perkara yang didominasi cerai gugat berjumlah 846

perkara dan cerai talak berjumlah 430 perkara Pada tahun 2012 terdapat 1638

perkara yang tetap didominasi oleh cerai gugat bahkan cenderung meningkat

7 Nurnaningsih Amriani Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan

(Jakarta PT RajaGrafindo Persada 2011) h 134 8 Nurnaningsih Amriani Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan

(Jakarta PT RajaGrafindo Persada 2011) h 135

5

dengan jumlah 1131 perkara dan cerai talak sebanyak 507 perkara Lalu pada

tahun 2013 cenderung terus mengalami peningkatan dengan jumlah perkara

sebanyak 1812 perkara dengan perkara cerai gugat sebanyak 1267 dan cerai talak

berjumlah 545 perkara Selanjutnya pada tahun 2014 jumlah perkara perceraian

sebanyak 1761 perkara dengan perkara cerai gugat berjumlah 1294 dan perkara

cerai talak mengalami penurun menjadi 467 kasus9 Lalu pada tahun 2015 jumlah

perkara perceraian sebanyak 1900 perkara dengan perkara cerai gugat sebanyak

1350 perkara dan 550 perkara cerai talak Kesimpulan yang di dapat dari data di

atas adalah selama 4 tahun terakhir perkara perceraian cenderung mengalami

peningkatan yang signifikan dengan didominasi oleh perkara cerai gugat

Tabel 1

DAFTAR PERKARA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA

KARAWANG TAHUN 2011-2015

Tahun Jumlah Perkara Cerai Talak Cerai Gugat

2011 1267 perkara 430 perkara 846 perkara

2012 1638 perkara 507 perkara 1131 perkara

2013 1812 perkara 545 perkara 1267 perkara

2014 1761 perkara 467 perkara 1294 perkara

2015 1900 perkara 550 perkara 1350 perkara

9 httpwwwpa-karawanggoid diakses pada tanggal 12 Juni 2016jam 2109

6

Berangkat dari tujuan awal untuk mengetahui tingkat keefektivan mediasi di

Pengadilan Agama maka penulis beranggapan bahwa masalah ini perlu dijadikan

objek penelitian dalam sebuah skripsi karena akhir-akhir ini perkara perceraian

mengalami peningkatan yang signifikan Tulisan ini ingin mengetahui efektivitas

mediasi di Pengadilan Agama dalam sebuah skripsi yang berjudul ldquoEfektivitas

Mediasi Dalam Penyelesaian Sengketa Perceraian Di Pengadilan Agama

Karawang Tahun 2015rdquo

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut

1 Indonesia adalah negara tertinggi tingkat perceraian

2 Jumlah perceraian di Indonesia semakin meningkat

3 Upaya pemerintah untuk meminimalisir angka perceraian di Indonesia

4 Tingkat keberhasilan mediasi dalam proses penyelesaian sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang tahun 2015

5 Faktor-faktor pendukung dan penghambat terhadap tingkat keberhasilan

mediasi di Pengadilan Agama Karawang tahun 2015

C Batasan dan Rumusan Masalah

1 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah penulis kemukakan agar

permasalahan yang akan penulis bahas tidak meluas maka penulis membatasi

permasalahan sebagai berikut

7

a Efektivitas dibatasi pada keberhasilan dalam mediasi penyelesaian

sengketa perceraian

b Mediasi penyelesaian sengketa perceraian dibatasi pada perkara Tahun

2015

c Data tentang penyelesaian sengketa perceraian dibatasi pada sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang

d Data yang diteliti dibatasi pada data tahun 2015 karena pada tahun

tersebut merupakan angka perceraian tertinggi

2 Rumusan Masalah

Dalam mempermudah penulis menganalisa permasalahan penulis

menyusun rumusan masalah sebagai berikut

a Bagaimana efektivitas mediasi dalam proses penyelesaian sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang

b Apa saja faktor pendukung keberhasilan mediasi penyelesaian sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang

c Apa saja faktor penghambat mediasi penyelesaian sengketa perceraian di

Pengadilan Agama Karawang

3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dalam penulisan ini ada beberapa tujuan yang hendak dicapai oleh penulis

tujuan yang dimaksud adalah

1 Untuk mengidentifikasi tingkat keberhasilan efektivitas mediasi dalam

proses penyelesaian sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang

Tahun 2015

8

2 Untuk menjelaskan faktor-faktor pendukung keberhasilan mediasi dalam

penyelesaian sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang Tahun

2015

3 Untuk menjelaskan faktor-faktor penghambat mediasi dalam penyelesaian

sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015

Adapun manfaat penelitian ini adalah

a Akademis

Secara akademis hasil dari observasi ini diharapkan dapat menjadi

bahan penyuluhan tentang pelaksanaan mediasi di Pengadilan Agama

Karawang

b Praktis

Secara praktis hasil dari observasi ini diharapkan menjadi masukan

bagi pihak Pengadilan Agama guna meningkatkan keefektivitasan mediasi

dalam penyelesaian sengketa perceraian Dan bagi pihak lain diharapkan

dapat membantu untuk mengadakan observasi serupa

4 Studi Review Terdahulu

Untuk mengetahui kajian terdahulu yang telah ditulis oleh penulis lainnya

maka penulis meninjau beberapa skripsi terdahulu yang pembahasannya hampir

sama dengan pembahasan yang penulis kaji Dalam hal ini penulis menemukan

beberapa skripsi yaitu

9

1 Skripsi dengan judul ldquoEfektivitas Mediasi Dalam Perkara Perceraian di

Pengadilan Agama Depokrdquo yang ditulis oleh Hidayatulloh (2011)10 Dalam

Skripsi ini menjelaskan bahwa pada tahun 2009 dari 269 perkara yang

berhasil dimediasi sebanyak 38 perkara (141) Pada tahun 2010 dari 187

perkara yang berhasil dimediasi sebanayak 13 perkara (69) Dapat

disimpulkan tingkat keberhasilan mediasi belum efektif

2 Skripsi dengan judul ldquoEfektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara

Perceraian di Pengadilan Agama Marosrdquo yang ditulis oleh SariM (2014)11

Dalam skripsi ini menjelaskan bahwa pada tahun 2011 dari 74 perkara yang

berhasil dimediasi sebanyak 1 perkara Pada tahun 2012 dari 65 perkara

yang berhasil dimediasi sebanyak 1 perkara Dan pada tahun 2013 dari 63

perkara yang berhasil dimediasi sebanyak 1 perkara Dapat disimpulkan

tingkat keberhasilan mediasi belum efektif

Pembahasan dalam dua skripsi yang telah penulis kemukakan di atas

membahas pokok permasalahan yang sama namun masing-masing meneliti pada

objek atau tempat yang berbeda Pada skripsi pertama yang menjadi objek

penelitian adalah Pengadilan Agama Depok Pembahasan pada skripsi kedua

yang menjadi objek penelitian adalah Pengadilan Agama Maros Selanjutnya

objek penelitian yang penulis teliti adalah Pengadilan Agama Karawang Dengan

demikian objek penelitian yang penulis teliti belum pernah ada yang

membahasnya

10 Hidayatulloh Efektivitas Mediasi Dalam Perkara Perceraian di Pengadilan Agama

Depok Skripsi Fakultas Syarirsquoah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2011 11 Sari M Efektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara Perceraian di Pengadilan

Agama Maros Skripsi Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar 2014

10

5 Metode Penelitian

1 Jenis Penelitian

Menurut Bogdan dan Biglen dalam Moleong kualitatif analitis adalah

upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data mengorganisasikan

data memilah-milahnya menjadi satuan yang datapat dikelolah

mensintesiskan mencari dan menemukan pola menemukan apa yang

penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan

kepada orang lain12

2 Sumber Data

Data yang terhimpun dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian

yaitu

1 Data primer Sumber data ini didapatkan dari hasil observasi langsung

ke Pengadilan Agama Karawang serta hasil wawancara dengan para

Hakim di Pengadilan Agama Karawang

2 Data sekunder Sumber data ini penulis ambil dari teks undang-

undang yang berkaitan dengan hal ini adalah Pasal 130 HIR dan 154

RBg SEMA No1 Tahun 2002 Tentang Pemberdayaan Pengadilan

Tingkat Pertama Menerapkan Lembaga Damai Pasal 130 HIR154

RBg PERMA No2 Tahun 2003 tentang Prosedur Mediasi di

Pengadilan PERMA No1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di

Pengadilan undang-undang No7 Tahun 1989 tentang Peradilan

12 Lexy J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja Rosdakarya

2009) h 248

11

Agama undang-undang No48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan

Kehakiman beberapa buku-buku terkait yang membahas tentang

mediasi di Pengadilan serta beberapa skripsi artikel-artikel terkait

mengenai hal ini yang dapat digunakan untuk mendukung dan

melengkapi data primer

3 Teknik Pengumpulan data

Dalam penelitian kali ini penulis menggunakan teknik pengumpulan

data dengan wawancara langsung terhadap hakim-hakim atau pegawai

terkait di Pengadilan Agama Karawang serta melalui pengamatan langsung

atau observasi

4 Metode Analisis Data

Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis secara tematik

deskriptif yaitu dengan cara pendeskripsian atau penggambaran yang

dituangkan ke dalam bentuk paragraf yang kemudian diklasifikasikan sesuai

dengan jenis jawaban yang diberikan kepada narasumber

5 Tehnis Penulisan Skripsi

Penulisan skripsi ini berpedoman pada ldquoBuku Pedoman Penulisan

Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh FSH UIN Jakarta tahun 2012rdquo

12

6 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam penulisan skripsi ini penulis membuat

sistematika penulisan dengan membagi kepada lima (5) bab tiap-tiap bab terdiri

dari sub-sub bab dengan rincian sebagai berikut

BAB I Dalam bagian pendahuluan ini berisi latar belakang masalah

identifikasi masalah batasan dan rumusan masalah tujuan

penelitian manfaat penelitian review terdahulu kerangka

berpikir metode penelitian dan sistematika penulisan

BAB II Membahas tentang konsep mediasi dan penerapannya berupa

pengertian mediasi asas-asas umum dalam proses medasi

keuntungan menggunakan mediasi peran dan fungsi mediator

proses mediasi dan mediasi dalam islam

BAB III Membahas tentang teori efektivitas berupa pengertian mediasi

bekerjanya hukum dalam masyarakat dan teori efektivitas

hukum

BAB IV Membahas tentang analisis efektivitas mediasi berupa profil

Pengadilan Agama Karawang analisis efektivitas mediasi

tingkat keberhasilan mediasi dan faktor pendukung dan

penghambat keberhasilan mediasi

BAB V Merupakan bab penutup berisi kesimpulan dan saran-saran

13

BAB II

KONSEP MEDIASI DAN PENERAPANNYA

A Pengertian Mediasi

Istilah mediasi berasal dari bahasa Latin ldquomediusrdquo ldquomediumrdquo yang artinya

berada ditengah Mediasi merupakan salah satu bentuk negosiasi antara dua pihak

(ldquodyadic modelrdquo) dengan melibatkan pihak ketiga (ldquotriadic modelrdquo) dengan

tujuan membantu tercapainya penyelesaian yang bersifat kompromis1 Pada

dasarnya mediasi adalah negosiasi yang melibatkan pihak ketiga yang memiliki

keahlian mengenai prosedur mediasi yang efektif dapat membantu dalam situasi

konflik untuk mengordinasi aktivitas mereka sehingga lebih efektif dalam proses

tawar-menawar2

Menurut Priyatna Abdurrasyid mediasi merupakan suatu proses damai

bahwa para pihak yang bersengketa menyerahkan penyelesaiannya kepada

mediator (seseorang yang mengatur pertemuan antara dua pihak atau lebih yang

bersengketa) untuk mencapai hasil akhir yang adil tanpa membuang biaya yang

besar tetapi tetap efektif dan diterima sepenuhnya oleh kedua belah pihak yang

bersengketa secara sukarela3

Pengertian mediasi yang lain menurut Dwi Rezki Sri Astarini adalah proses

penyelesaian sengketa alternatif bahwa para pihak yang bersengketa dengan itikad

1 Valerine JL Kriekhoff Mediasi Sebagai Bentuk Penyelesaian Sengketa Keluarga dalam

buku Bunda Reghena (Pustaka Dunia 2012) h 615 2 Nurnianingsih Amriani Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan

(Jakarta Raja Grafindo 2011) h 28 3 Priyatna Abdurrasyid Arbitase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Suatu Pengantar

(Jakarta Fikahati Anesta 2002) h 34

14

baik berusaha mendamaikan sengketa diantara mereka dengan dibantu oleh

mediator netral untuk mencapai hasil yang adil dan dapat diterima oleh kedua

belah pihak untuk dilaksanakan dengan sukarela4

Demikian pula ketentuan dalam Pasal 1 angka 1 PERMA Nomor 1 Tahun

2016 terdapat rumusan pengertian mediasi sebagai berikut

ldquoMediasi adalah cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk

memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh mediatorrdquo

B Dasar Filosofis dan Yuridis Dalam Mediasi

Pelembagaan dan permberdayaan mediasi di Pengadilan (Court Connected

Mediation) juga tidak terlepas pula dari landasan filosofis yang bersumber pada

dasar negara kita yaitu Pancasila terutama sila keempat yang berbunyi

ldquoKerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan

Perwakilanrdquo Sila keempat dari Pancasila ini diantaranya menghedaki bahwa

upaya penyelesaian sengketa atau konflik atau perkara dilakukan melalui

musyawarah untuk mencapai mufakat yang diliputi oleh semangat kekeluargaan

Hal ini mengadung arti bahwa setiap sengketakonflikperkara hendaknya

diselesaikan melalui proses perundingan atau perdamaian di antara para pihak

yang bersengketa untuk memperoleh kesepakatan bersama5

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa dasar hukum yang mengatur

pengintegrasian mediasi dalam sistem peradilan pada dasarnya bertitik tolak pada

4 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 89 5 Rachmadi Usman Mediasi di Pengadilan Dalam Teori Dan Praktik (Jakarta Sinar

Grafika 2012) h 26

15

ketentuan HIR dan RBg HIR merupakan singkatan dari Herziene Inlandsch

Reglement (Reglemen Indonesia Baru) merupakan salah satu sumber hukum acara

perdata bagi daerah Pulau Jawa dan Madura peninggalan colonial Hindia Belanda

yang masih berlaku di negara kita hingga kini Sedangkan RBg adalah singkatan

dari Rechtsreglementvoor de Buitengewesten (Reglement untuk daerah seberang)

merupakan Hukum Acara Perdata bagi daerah luar pulau Jawa dan Madura

Secara lebih lengkap ketentuan pasal ini adalah6

1 Jika pada hari yang ditentukan kedua belah pihak datang maka pengadilan negeri dengan pertolongan ketua mencoba akan mendamaikan mereka

Selanjutnya pada ayat (2) berbunyi

2 Jika perdamaian yang demikian itu dapat dicapai maka pada waktu bersidang diperbuat sebuah surat akta tentang itu dalam mana kedua belah pihak dihukum akan menempati perjanjian yang diperbuat itu surat akan berkekuatan dan akan dijalankan sebagai keputusan biasa

Selanjutnya dalam Pasal 154 RBg adalah

1 Bila pada hari yang telah ditentukan para pihak dating menghadap maka Pengadilan Negeri dengan perantaraan ketua berusaha mendamaikannya

2 Bila dapat dicapai perdamaian maka di dalam siding itu juga dibuatkan suatu akta dan para pihak dihukum untuk menaati perjanjian yang telah dibuat dan akta itu mempunyai kekuatan serta dilaksanakan seperti suatu surat keputusan biasa

Dapat dikatakan bahwa mediasi di Pengadilan ini merupakan hasil

pengembangan dan pemberdayaan kelembagaan perdamaian sebagaimana diatur

dalam ketentuan Pasal 130 HIR154 RBg yang mengharuskan hakim

menyidangkan suatu perkara dengan sungguh-sungguh mengusahakan

perdamaian diantara para pihak yang berperkara Namun Mahkamah Agung

mensinyalir bahwa hakim tidak menerapkan ketentuan ini hanya sekedar

6 Prof DR Syahrizal Abbas Mediasi Dalam Perspektif Hukum Syariah Hukum Adat dan

Hukum Nasional (Jakarta Kencana 2009)h 287

16

formalitas menganjurkan perdamaian di hadapan para pihak yang bersengketa7

Kenyataan praktik yan dihadapi jarang dijumpai putusan perdamaian Produk

yang dihasilkan peradilan dalam penyelesaian perkara yang diajukan kepadanya

hampir seratus persen berupa putusan konvensional yang bercorak menang atau

kalah (winning or losing) Jarang ditemukan penyelesaian berdasarkan konsep

sama-sama menang (win-win solution)

Pasal 130 HIR154 RBg yang memerintahkan usaha perdamaian oleh

hakim dijadikan modal utama dalam membangun perangkat hukum mediasi

pengadilan yang sudah dirintis sejak tahun 2002 melalui SEMA Nomor 1 Tahun

2002 Tentang Pemberdayaan Pengadian Tingkat Pertama Menerapkan Lembaga

Damai Pasal 130 HIR154 RBg yang kemudianpada tahun 2003 disempurnakan

melalui PERMA Nomor 2 Tahun 2003 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan8

Kemudian merasa PERMA Nomor 2 Tahun 2003 dirasa belum efektif

maka Mahmakah Agung merevisi kembali dengan lahirnya PERMA Nomor 1

Tahun 2008 Kehadiran PERMA Nomor 1 Tahun 2008 dimaksudkan untuk

memberikan kepastian ketertiban kelancaran dalam proses mendamaikan para

pihak untuk menyelesaikan suatu sengketa perdata Hal ini daat dilakukan dengan

menintensifkan dan mengintegrasikan proses mediasi ke dalam prosedur

berperkara di pengadilan Mediasi mendapat kedudukan penting dalam PERMA

Nomor 1 Tahun 2008 karena proses mediasi merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dalam proses berperkara di pengadilan Hakim wajib mengikuti

7 Rachmadi Usman Mediasi di Pengadilan Dalam Teori Dan Praktik (Jakarta Sinar

Grafika 2012) h 27 8 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 124

17

prosedur penyelesaian sengketa melalui mediasi bila hakim melanggar atau

enggan menerpkan prosedur mediasi putusan hakim tersebut batal demi hukum

(Pasal 2 ayat (3) PERMA)9

C Keuntungan Menggunakan Proses Mediasi

Bagi pihak-pihak yang berseteru memecahkan masalah dengan

membawanya ke meja hijau terkadang dirasa kurang begitu efektif Banyak

kelebihan yang ditawarkan oleh mediasi dibandingkan dengan proses litigasi

yaitu10

a Ada dua asas penting dalam mediasi

Pertama menghindari menang ldquokalahrdquo (win loose) melainkan lsquosama-sama

menangrdquo (win-win solution) Sama-sama menang bukan saja dalam arti

ekonomi atau keuangan melainkan termasuk juga kemenangan moril reputasi

(nama baik dan kepercayaan) Kedua putusan tidak mengutamakan

pertimbangan dan alasan hukum melainkan atas dasar kesejajaran kepatutan

dan rasa keadilan

b Telah pula dikemukakan penyelesaian melalui mediasi mempersingkat waktu

penyelesaian sengketa dibandingkan berperkara Waktu yang panjang dalam

berperkara tidak hanya menjadi beban ekonomi keuangan Yang tidak kalah

pentingnya adalah beban psikologis yang akan mempengaruhi berbagai sikap

dan kegiatan pihak yang berperkara

9 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 124-125

10 Bagir Manan Mediasi Sebagai Alternatif Menyelesaikan Sengketa Varia Peradilan No 248 Juli 2006 h 5-16

18

c Bagi masyarakat Indonesia berperkara menimbulkan efek sosial yaitu

putusnya hubungan persaudaraan atau hubungan sosial Bukan saja antar

pihak yang berperkara Efek sosial dapat memperluas sampai kepada

hubungan kekerabatan yang lebih luas Hal ini dapat terjadi karena suatu

perkara bukan saja menjadi kepentingan dan ldquoharga dirirdquo yang berperkara

melainka juga dapat merambat ke kerabat

d Mediasi sangat sesuai dengan dasar pergaulan sosial masyarakat Indonesia

yang mengutamakan dasar kekerabatan paguyuban kekeluargaan dan gotong

royong Dasar-dasar tersebut dapat membentuk tingkah laku toleransi

mudag memaafkan dan mengedepankan sikap mendahulukan kepentingan

bersama (komunal)

D Peran dan Fungsi Mediator

Dalam mediasi ada pihak yang sangat berperan besar demi tercapainya

kesepakatan damai yaitu seorang mediator Biasanya mediator adalah orang yang

ahli dalam bidang yang didiskusikandisengketakan atau ahli dalam bidang hukum

karena pendekatan yang difokuskan adalah pada hak Mediator merupakan pihak

ketiga yang bersifat netral dan tidak memihak yang berfungsi membantu para

pihak dalam mencari kemungkinan penyelesaian sengketa11

Sebagai ldquopenengahrdquo atau pihak ketiga yang netral dalam proses mediasi

mediator ldquomembanturdquo para pihak dalam menyelesaikan sengketa yang

dihadapinya Seorang mediator akan membantu para pihak untuk membingkai

persoalan yang ada perlu diselesaikan secara bersama Secara umum mediator

11 Mariana Sutadi Pendayagunaan Perdamaian Menurut Pasal 130 HIR154 RBg dan Potensinya dalam Mewujudkan Keadilan yang Cepat Sederhana dan Biaya Ringan (Jakarta Pusat Pengkajian Hukum dan Mahkamah Agung RI 2005) h 30

19

tidak membuat keputusan mediator hanya membantu dan memfasilitasi para

pihak yang bersengketa untuk merumuskan berbagai opsi pilihan penyelesaian

sengketa yang dapat diterima oleh kedua belah pihak sehingga untuk mencapai

hasil yang maksimal seorang mediator disamping memiliki kemampuan sebagai

mediator juga harus dapat menguasai teknik-teknik mediasi secara baik12

Ada kalanya mediator akan sering bertemu dengan para pihak secara pribadi

dalam pertemuan yang disebut caucus yaitu pertemuan mediator dengan salah

satu pihak tanpa dihadiri pihak lainnya sehingga mediator akan lebih leluasa

memperoleh informasi dari pihak yang tidak bersedia terbuka membagi

informasi13 Dengan pertemuan terpisah (caucus) ini mediator akan mempunyai

lebih banyak informasi mengenai persoalan-persoalan yang sebenarnya terjadi

Mediator berkewajiban untuk merahasiakan informasi yang diberikan kepadanya

dalam sebuah caucus Oleh karena itu seorang mediator juga harus memiliki

kemampuan mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang nantinya akan

dipergunakan sebagai bahan untuk menyusun dan mengusulkan pelbagai

penyelesaian masalah yang disengketakan sehingga mediator diharapkan akan

mampu menentukan apakah terdapat dasar-dasar bagi terwujudnya suatu

perjanjiankesepakatan14

12 I Made Widyana Alternatif Penyelesaian Sengketa (ADR) (Jakarta Fikahati Anesta

2009) h 114 13 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 93 14 Takdir Rahmadi Mediasi Penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan Mufakat (Jakarta

RajaGrafindo Persada 2010) h 17

20

Fuller dalam Riskin and Westbrook menyebutkan tujuh fungsi mediator

yaitu sebagai catalyst educator translator resourceperson bearer of bad news

agent of reality dan scapegoat

1 Sebagai ldquokatalisatorrdquo mengandung pengertian bahwa kehadiran mediator

dalam proses perundingan mampu mendorong lahirnya suasana yang

konstruktif bagi diskusi

2 Sebagai ldquopendidikrdquo berarti seseorang harus berusaha memahami aspirasi

prosedur kerja keterbatasan politis dan kendala usahan dari para pihak Oleh

sebab itu ia harus berusaha melibatkan diri dalam dinamika perbedaan di

antara para pihak

3 Sebagai ldquopenerjemahrdquo berarti mediator harus mampu menyampaikan dan

merumuskan usulan pihak yang satu kepada pihak yang lainnya melalui

bahasa atau ungkapan yang baik dengan tanpa mengurangi sasaran yang

dicapai oleh pengusul

4 Sebagai ldquonarasumberrdquo berarti seorang mediator harus mendayagunakan

sumber-sumber informasi yang tersedia

5 Sebagai ldquopenyandang berita jelekrdquo berati seorang mediator harus menyadari

bahwa para pihak dalam proses perundingan dapat bersikap emosional Untuk

itu mediator harus mengadakan pertemuan terpisah dengan pihak-pihak

terkait untuk menampung berbagai usulan

6 Sebagai ldquoagen realitasrdquo berarti mediator harus berusah memberi pengertian

secara jelas kepada salah satu pihak bahwa sasarannya tidak mungkin atau

tidak masuk akal tercapai melalui perundingan

21

7 Sebagai ldquokambing hitamrdquo berarti seorang mediator harus siap disalahkan

misalnya dalam membuat kesepakatan hasil perundingan

E Proses Mediasi

Ada beberapa tahap secara garis besar yang harus dijalani oleh para pihak

dalam melakukan proses mediasi Berikut adalah tahapan-tahapan proses mediasi

yang diatur di dalam Perma Nomor 1 Tahun 2016

a Tahapan Pra Mediasi

Pertama penggugat mendaftarkan perkara ke bagian kepaniteraan

Pengadilan Setelah itu Ketua Pengadilan memilih Majelis Hakim untuk

memeriksa perkara tersebut Pada sidang pertama yang dihadiri oleh para

pihak Hakim pemeriksa perkara mewajibkan para pihak untuk menempuh

proses mediasi (Pasal 17 ayat (1) )

Setelah itu Majelis Hakim memberikan hak kepada para pihak untuk

memilih mediator pada hari itu juga atau paling lama 2 hari berikutnya (Pasal

20 ayat (1) ) Apabila setelah hari yang ditentukan tidak ada kesepakatan

untuk memilih mediator maka Hakim pemeriksan perkara segera menunjuk

Mediator Hakim atau pegawai Pengadilan Jika pada Pengadilan yang sama

tidak terdapat Hakim bukan pemeriksa perkara dan Pegawai Pengadilan yang

bersertifikat ketua majelis hakim menunjuk salah satu Hakim Pemeriksan

Perkara untuk menjalankan fungsi mediator dengan mengutamakan yang

bersertifikat (Pasal 20 ayat (3) dan (4) )

22

b Pemanggilan Para Pihak

Mediator menentukan hari dan tanggal pertemuan mediasi setekah

menerima penetapan penunjukan sebagai mediator (Pasal 21 ayat (1) )

Dengan bantuan juru sita Mediator atas kuasa Hakim Pemeriksa Perkara

memanggil para pihak untuk menghadiri pertemuan mediasi

c Akibat Hukum Pihak Tidak beriktikad Baik

Pada Pasal 22 ayat (1) sampai (5) adalah penjelasan mengenai akibat

hukum bagi pihak Penggugat yang tidak beriktikad baik Pada Pasal

selanjutnya yaitu Pasal 23 ayat (1) sampai (8) berisi penjelasan mengenai

akibat hukum bagi pihak Tergugat yang tidak beriktkad baik selama proses

mediasi

d Penyerahan Resume Perkara dan Jangka Waktu Proses Mediasi

Dalam waktu paling lama 5 (lima) hari terhitung sejak penetapan

sebagaimana dimaksud pada Pasal 20 ayat (5) para pihak menyerahkan

resume perkara kepada pihak lain dan Mediator (Pasal 24 ayat (1) ) Jangka

waktu mediasi yang ditetapkan adalah 30 hari terhitung sejak penetapan

perintah melakukan Mediasi Atas dasar kesepakatan para pihak waktu

Mediasi dapat diperpanjang paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak

waktu mediasi pertama berakhir disertai engan alasannya (Pasal 24 ayat (2)

(3) dan (4) )

e Keterlibatan Ahli dan Tokoh Masyarakat

Atas persetujuan para pihak dan atau kuasa hukum Mediator dapat

menghadirkan seorang atau lebih ahli tokoh masyarakat tokoh agama atau

23

tokoh adat (Pasal 26 ayat (1) ) Terkait mengenai mengikat atau tidaknya dari

penjelasan dan atau penilaian ahli dan atau tokoh masyarakat tergantung

berdasarkan kesepakatan para pihak (Pasal 26 ayat (2) )

f Mediasi Mencapai Kesepakatan

Jika Mediasi mencapai kesepakatan dengan bantuan Mediator para

pihak wajib merumuskan kesepakatan secara tertulis yang ditandatangani

oleh para pihak dan Mediator (Pasal 27 ayat (1) ) Mediator wajib

memastikan kesepakatan perdamaian tidak memuat ketentuan yang

a Bertentangan dengan hukum ketertiban umum dan atau kesusilaan

b Merugikan pihak ketiga atau

c Tidak dapat dilaksanakan

Para pihak melalui Mediator dapat mengajukan kesepakatan

perdamaian kepada Hakim Pemeriksa Perkara agar dikuatkan dalam Akta

Perdamaian Jika para pihak tidak menghendaki maka kesepakatan

perdamaian wajib memuat pencabutan gugatan (Pasal 27 ayat (4) dan (5) )

Selanjutnya Mediator wajib menyampaikan hasil kesepakatan kepada Hakim

Pemeriksa Perkara dengan melampirkan kesepakatan perdamaian(Pasal 27

ayat (6) )

Setelah itu Hakim Pemeriksa Perkara mempelajari isi kesepakatan

perdamaian paling lama 2 (dua) hari Apabila ada perbaikan Hakim

Pemeriksa Perkara mengembalikan kepada Mediator dan para pihak agar

segera diperbaiki Setelah mengadakan pertemuan dengan para pihak

Mediator wajib mengajukan kembali kesepakatan perdamaian yang telah di

24

perbaiki kepada Hakim Pemeriksa Perkara paling lama 7 (tujuh) hari sejak

penerimaan petunjuk perbaikan Paling lama 3 (tiga) hari setelah Hakim

menerima kesepakatan perdamaian maka Hakim menerbitkan hari penetepan

sidang untuk membacakan Akta Perdamaian (Pasal 28 ayat (1) sampai (4) )

g Kesepakatan Perdamaian Sebagian

Dalam hal proses Mediasi mencapai kesepakatan sebagian antar

penggugat dan sebagian tergugat penggugat mengubah gugatan dengan tidak

lagi mengajukan pihak tergugat sebagai lawan Kesepakatan tersebut dibuat

dan ditandatangani oleh penggugat dengan sebagian pihak tergugat yang

mencapai kesepakatan dan Mediator (Pasal 29 ayat (1) dan (2) ) Kesepakatan

di atas dapat dikuatkan dengan Akta Perdamaian sepanjang tidak menyangkut

aset harta kekayaan danatau keperntingan pihak yang tidak mencapai

kesepakatan (Pasal 29 ayat (3) ) Kesepakatan ini tidak dapat dilakukan pada

perdamaian sukarela tahap pemeriksaan perkara dan tingkat upaya banding

kasasi atau peninjauan kembali (Pasal 29 ayat (6) )

Untuk Mediasi perkara perceraian di dalam Pengadilan Agama yang

tuntutan perceraian dikumulasikan dengan tuntutan lainnya dan para pihak

tidak ingin rukun kembali maka Mediasi dilanjutkan dengan tuntutan lainnya

(Pasal 31 ayat (1) ) Jika para pihak mencapai kesepakatan sebagaimana pada

ayat (1) kesepakatan dituangkan dalam kesepakatan perdamaian sebagaian

dengan memuat klausula keterkaitannya dengan perceraian Hal ini hanya

dapat dilakukan jika putusan Hakim Pemeriksa Perkara mengabulkan gugatan

perceraian telah berkekuatan hukum tetap

25

h Mediasi Tidak Berhasil atau Tidak Dapat Dilaksanakan

Mediator wajib menyatakan Mediasi tidak berhasil dan

memberitahukan secara tertulis kepada Hakim pemeriksa perkara apabila

tidak mencapai kesepakatan pada hari yang telah tentukan yaitu 30 hari para

tidak beriktikad baik melibatkan aset serta harta kekayaan atau kepentingan

dengan pihak lain dan melibatkan wewenang aparatur negara Setelah Hakim

menerima pemberitahuan hal ini Hakim segera menetapkan untuk

melanjutkan pemeriksaan perkara (Pasal 32 ayat (1) sampai (3) )

i Perdamaian Sukarela Pada Tahap Pemeriksaan Perkara

Pada tiap tahapan pemeriksaan perkara Hakim tetap berupaya

mendorong para pihak untuk berdamai Atas dasar kesepakatan para pihak

dapat memohon melakukan perdamaian kepada Hakim Pemeriksa Perkara

pada tahap ini Setelah itu Hakim segera menunjuk salah seorang Hakim

Pemeriksa Perkara untuk menjalankan fungsi Mediator dan Hakim wajib

menunda persidangan paling lama 14 hari

j Perdamaian Sukarela Pada Tingkat Upaya Hukum Banding Kasasi atau PK

Sepanjang perkara belum diputus pada tingkat upaya hukum banding

kasasi atau peninjauan kembali atas dasara kesepakatan dapat menempuh

upaya perdamaian Jika mencapai kesepakatan maka dibuat akta perdamaian

dan ditandatangani oleh Hakim pemeriksa perkara paling lama 30 hari sejak

diterimanya kesepakatan tersebut (Pasal 34 ayat (1) sampai (4) )

26

F Mediasi Dalam Perspektif Islam

Ash-shulhu disyariatkan oleh Al-qurrsquoan Sunnah dan Ijmarsquo demi

tercapainya kesepakatan sebagai pengganti daripada perpecahan dan agar

permusuhan antara dua pihak yang berselisih dapat dilerai Didalam Al-qurrsquoan

Allah berfirman15

وإن طائفتان من المؤمنين اقتتلوا فأصلحوا بينهما فإن بغت إحداهما على الأخرى فقاتلوا

فإن فاءت فأصلحوا بينهما بالعدل وأقسطوا إ ن الله التي تبغي حتى تفيء إلى أمر الله

يحب المقسطين (الحجرات9)

Artinya ldquoDan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah Kalau dia telah surut damaikanlah antara keduanya menurut keadilan dan hendaklah kamu berlaku adil sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adilrdquo

Dan di dalam sunnah yang diriwayatkan Abu Dawud At-tirmidzi Ibnu Majah

Al-Hakim dan Ibnu Hibban dari Amru bin lsquoAuf bahwa Rasulullah SAW

bersabda

م حلالا أوأحل حراما الصلح جائز بين المسلمين إلا صلحا حر

Artinya ldquoPerdamaian diantara orang-orang muslim itu boleh kecuali perdamaian yang menghalalkan yang haram atau mengharamkan yang halalrdquo

15 Sayyid Sabiq Fiqh Al-sunnah juz 3 (Kairo Al-fath Lil Irsquolam Al-lsquoArobi 1972) h 210

27

Dan At-tirmidzi menambahkan

والمسلمون على شروطهم

Artinya ldquoDan (muamalah) orang-orang muslim itu berdasarkan syarat-syarat merekardquo

Lalu ia berkata bahwa hadits ini Hasan Shahih dan Umar ra berkata ldquoTolaklah

permusuhan sampai mereka berdamai karena pemutusan melalui pengadilan akan

mengembangkan kedengkian di antara merekardquo Kaum muslimin berijmarsquo bahwa

perdamaian di antara yang bermusuhan itu disyariatkan P15F

16

Mediasi dalam konsep islam dikenal dengan istilah Shulhu atau Ishlah Sulh

adalah suatu proses penyelesaian sengketa dimana para pihak bersepakat untuk

mengakhiri perkara mereka secara damai Di dalam kitab Fathul Qariib Al-Mujiib

pengertian Ash-Shulh secara bahasa sebagai berikut (فتح القريب المجيب)

16وهو لغة قطع المنازعة F

17

Artinya ldquoShuluh secara bahasa adalah memutus sengketa atau perselisihanrdquo

Namun pengertian shuluh secara syararsquo atau istilah adalah

وشرعا عقد يصلح به قطعها

Artinya ldquoDan menurut syararsquo adalah akad mendamaikan dengan memutus sengketa atau perselisihanrdquo

16 Sayyid Sabiq Fiqh Al-sunnah juz 3 (Kairo Al-fath Lil Irsquolam Al-lsquoArobi 1972) h 210 17Ahmad bin Al-Husain Fathul Qariib Al-Mujiib (Mesir Thaha Putra Semarang 1934) h

33

28

Metode Ash-shulh menjadi metode yang efektif untuk menyelesaikan

persengketaan atau perselisihan karena berdasarkan asas kedua belah pihak tidak

ada yang merasa menang ataupun kalah Tentunya hal tersebut atas kesepakatan

dan kerelaan masing-masing pihak Hal ini sesuai dengan prinsip mediasi dengan

istilah win-win solution

Sebelum mengarah kepada perceraian biasanya diawali dengan adanya

sikap nusyuz baik dari pihak isteri maupun suami Ketika hal ini terjadi Al-

Qurrsquoan mentebutkan di dalam surat An-Nisa ayat 128

وإن امرأة خافت من بعلها نشوزا أو إعراضا فلا جناح عليهما أن يصلحا بينهما كان بما ح وإن تحسنوا وتتقوا فإن الله لح خير وأحضرت الأنفس الش صلحا والص

تعملون خبير ا

Artinya Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir Dan jika kamu bergaul dengan isterimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak acuh) maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan

Ayat di atas membahas masalah nusyuz Nusyuz identik dengan sikap istri yang

membangkang terhadap suami padahal nusyuz juga dapat terjadi pada suami

Nusyuz suami adalah sikap suami yang telah meninggalkan kewajibannya

bertindak keras kepada istri tidak menggaulinya dengan baik tidak pula

memberikan nafkah dan bersikap acuh tak acuh kepada istri P17F

18P Sebaliknya bentuk

nusyuz yang dilakukan oleh istri di dalam KHI (Kompilasi Hukum Islam)

18 M Abdul Amir dkk Kamus Istilah Islam cet ke-1 (Jakarta Pustaka Firdaus 1994) h

251

29

didefinisikan sebagai sebuah sikap ketika istri tidak mau melaksanakan

kewajibannya yaitu kewajiban utama berbakti lahir dan batin kepada suami dan

kewajiban lainnya adalah menyelenggarakan dan mengatur keperluan rumah

tangga sehari-hari dengan sebaik-baiknya19

At-Tirmidzi meriwayatkan bahwa istri Nabi saw Saudah binti Zamrsquoah

khawatir dicerai oleh Nabi saw maka dia bermohon agar tidak dicerai dengan

menyerahkan haknya bermalam bersama Rasul saw untuk istri Nabi saw lsquoAisyah

(istri Nabi saw yang paling beliau cintai setelah Khadijah)20

Kemudian apabila nusyuz telah terjadi dan tuntunan berdamai dari Al-

Qurrsquoan tidak berhasil dijalankan yang dapat berujung pada syiqaq Al-Qurrsquoan

menyebutkan ayat yang menyatakan tentang langkah perdamaian selanjutnya

antara suami isteri yang sedang berselisih yaitu pada surat An-Nisa ayat 35

وإن خفتم شقاق بينهما فابعثوا حكما من أهله وحكما من أهلها إن يريدا إصلاحا يوف ق

كان عليما خبير ا بينهما إن الله الله

Artinya Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri ituSesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal

Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa salah satu menyelesaikan

perselisihan atau persengketaan antara suami isteri yaitu dengan jelas mengirim

19 Inpres nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam Bab XXI bagian keenam

Pasal 83 ayat (1) dan 84 ayat (1) 20 M Quraish Shihab Tafsir Al-Mishbah (Jakarta Lentera Hati 2007) h 605

30

seorang hakam selaku mediator dari kedua belah pihak untuk membantu

menyelesaikan perselisiah tersebut Hakam yang dimaksud dalam Al-qurrsquoan

terdiri dari dua orang yang diambil atau dipilih masing-masing satu dari keluarga

pihak suami isteri Menurut ayat di atas juga jika terjadi kasus antara suami istri

maka diutus seorang hakam dari pihak suami dan seorang hakam dari pihak istri

yang berfungsi untuk mengadakan penelitian dan penyelidikan tentang sebab-

musabab terjadinya syiqaq serta berusaha mendamaikannya atau mengambil

prakarsa putusnya perkawinan kalau sekiranya jalan inilah yang terbaik21

Dalam ayat di atas terdapat kata hakam Fungsi utama hakam adalah

mendamaikan Tetapi jika mereka gagal apakah mereka harus menetapkan hukum

dan harus dipatuhi oleh suami isteri yang bersengketa itu Ada yang mengiyakan

dengan alasan Allah menamai mereka hakam dan dengan demikian mereka

berhak menetapkan hukum sesuai dengan kemashlahatan baik disetujui oleh

pasangan maupun tidak Pendapat ini dianut oleh sejumlah sahabat Nabi saw juga

kedua Imam mazhab Malik dan Ahmad Ibn Hanbal Sedang Imam Abu Hanifah

dan Imam Syafirsquoi menurut satu riwayat tidak memberi wewenang kepada hakam

itu Untuk menceraikan hanya berada di tangan suami dan tugas mereka hanya

mendamaikan tidak lebih dan tidak kurang22

Selanjutnya di dalam kitab tafsir Ibnu Katsir para Fuqaha juga berkata jika

terjadi persengketaan di antara suami istri maka didamaikan oleh hakim sebagai

pihak penengah meneliti kasus keduanya dan mencegah orang yang berbuat

21 H Abdur Rahman Ghazaly Fiqh Munakahat (Jakarta Kencana Prenada Media Group

2006) h 241 22 M Quraish Shihab Tafsir Al-Mishbah (Jakarta Lentera Hati 2007) h 433-434

31

zhalim dari keduanya dari perbuatan zhalim Jika perkaranya tetap berlanjut dan

persengketaannya semakin panjang maka hakim mengutus seseorang yang

dipercaya dari keluarga wanita dan keluarga laki-laki untuk berembug dan

meneliti masalahnya serta melakukan tindakan yang mengandung maslahat bagi

keduanya berupa perceraian atau berdamai Allah SWT memerintahkan mengutus

seorang laki-laki sholeh dari masing-masing pihak untuk meneliti siapa yang

berlaku buruk Jika sang suami yang melakukan keburukan maka mereka dapat

melindungi sang istri dan membatasi kewajibannya dalam memberi nafkah Jika

seorang istri yang melakukan keburukan maka mereka dapat mengurangi haknya

dari suami dan menahan nafkah yang diberikan kepadanya Jika keduanya sepakat

untuk bercerai atau menyatu kembali maka boleh saja perkara itu ditetapkan23

Kaidah ushul fiqh yang digunakan ke dalam permasalahan ini adalah

Mashlahah Mursalah24 Al-Ghazali menjelaskan bahwa hakikat dari mashlahah

adalah25

ع ر الش ود ص ق ى م ل ع ة ظ ا ف ح الم

Artinya Memelihara tujuan syararsquo (dalam menetapkan hukum)

Sedangkan tujuan syararsquo dalam menetapkan hukum itu ada lima yaitu

memelihara agama jiwa akal keturunan dan harta Secara lengkap Muhammad

Abu Zahrah merumuskan definisi mashlahah sebagai berikut P25F

26P

23 Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Al-Sheikh Lubaabut Tafsiir Min

Ibni Katsir terj MAbdul Ghoffar EM (Juz5 Bogor Pustaka Imam Asy-Syafirsquoi 2003) cet ke-2 h 302

24 Mashlahah Mursalah adalah suatu perbuatan yang mengandung nilai baik (manfaat) dan memelihara tercapainya tujuan-tujuan suararsquo yaitu menolak mudharat dan meraih mashlahah

25 Amir Syarifuddin Ushul Fiqh jilid II (Jakarta Kencana 2011) cet 6 h 346

32

و ا ار ب ت الأع اص ب ل خ ص ا ا ه ل د ه ش ي لا و ى م لا س الأ ع ار الش د ص ا ق م ل ة م ئ لا الم ح ال ص الم ي ه

اء غ الأل ب

Artinya Mashlahah yang selaras dengan tujuan syariat islam dan tidak ada petunjuk tertentu yang membuktikan tentang pengakuannya atau penolakannya

Kesimpulannya bahwa mashlahah mursalah adalah apa yang baik menurut akal

itu juga selaras dan sejalan dengan tujuan syararsquo dalam menetapkan hukum

Kaidah ini dapat digunakan dalam sengketa perceraian Apabila perceraian

mendatangkan kebaikan bagi pasangan suami istri maka itu lebih baik daripada

mempertahankannya Namun apabila perceraian mendatangkan mudharat maka

harus dihindarkan Hal ini tentunya sudah mempertimbangkan baik dan buruknya

sesuai dengan orientasi dari kaidah ushul fiqh ini

26 Amir Syarifuddin Ushul Fiqh jilid II (Jakarta Kencana 2011) cet 6 h 355

33

BAB III

TEORI EFEKTIVITAS HUKUM

A Pengertian Efektivitas

Secara etimologi kata ldquoefektivitasrdquo berasal dari kata ldquoefektifrdquo atau dalam

bahasa Inggris adalah ldquoeffectiverdquo yang berarti berhasil dengan baik Kamus ilmiah

populer mendefinisikan efektivitas sebagai ketepatan penggunaan hasil guna atau

menunjang tujuan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif artinya ldquoada

efeknya akibatnya pengaruhnya kesannyardquo atau ldquodapat membawa hasil berhasil

gunardquo tentang usaha atau tindakan1

Adapun secara terminologi mengutip Ensiklopedia administrasi

menyampaikan pemahaman tentang efektivitas sebagai berikut2

ldquoEfektivitas adalah suatu keadaan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki kalau seseorang melakukan suatu perbuatan dengan maksud tertentu yang memang dikehendaki Maka orang itu dikatakan efektif kalau menimbulkan atau mempunyai maksud sebagaimana yang dikehendakirdquo

Efektivitas dapat diartikan sebagai suatu proses pencapaian suatu tujuan

yang telah ditetapkan sebelumnya Suatu usaha atau kegiatan dapat dikatakan

efektif apabila usaha atau kegiatan tersebut telah mencapai tujuannya

B Bekerjanya Hukum Dalam Masyarakat

Basis bekerjanya hukum adalah masyarakat maka hukum akan dipengaruhi

oleh faktor-faktor atau kekuatan sosial mulai dari tahap pembuatan sampai dengan

1 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia h 284 2 Ray Pratama Siadari Teori Efektivitas diakses dari http raypratamablogspotsg 2014

11 teori-efektifitashtml pada tanggal 13 Oktober 2016 pukul 0033

34

pemberlakuan Kekuatan sosial akan berusaha masuk dalam setiap proses legislasi

secara efektif dan efesien Peraturan dikeluarkan diharapkan sesuai dengan

keinginan tetapi efek dari peraturan tersebut tergantung dari kekuatan sosial

seperti budaya hukumnya baik maka hukum akan bekerja dengan baik pula

tetapi sebaliknya apabila kekuatannya berkurang atau tidak ada maka hukum tidak

akan bisa berjalan karena masyarakat sebagai basis bekerjanya hukum Cara-cara

untuk mempengaruhi masyarakat dengan sistem yang teratur dan direncanakan

terlebih dahulu dinamakan social engineering atau social planning3

Bila membicarakan efektivitas hukum dalam masyarakat berarti

membicarakan daya kerja hukum itu dalam mengatur dan atau memaksa

masyarakat untuk taat terhadap hukum Efektivitas hukum dimaksud berarti

mengkaji kaidah hukum yang harus memnuhi syarat yaitu berlaku secara yuridis

berlaku secara empiris dan berlaku secara filosofis4 Oleh karena itu faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi hukum itu berfungsi dalam masyarakat yaitu (1)

kaidah hukum atau peraturan itu sendiri (2) petugas atau penegak hukum (3)

sarana atau fasilitas yang digunakan oleh penegak hukum (4) kesadaran

masyarakat Hal tersebut akan di uraikan sebagai berikut5

1 Kaidah Hukum

Di dalam teori-teori ilmu hukum dapat dibedakan tiga macam hal

mengenai berlakunya hukum sebagai kaidah Hal itu diungkapkan sebagai

berikut

3 Soerjono Soekanto Pokok-Pokok Sosiologi Hukum Cet V (Jakarta Raja Grafindo

Persada 2014) h 122 4 Zainuddin Ali Sosiologi Hukum (Jakarta Sinar Grafika 2012) h 62 5 Zainuddin Ali Sosiologi Hukum (Jakarta Sinar Grafika 2012) h 62-65

35

1) Kaidah hukum berlaku secara yuridis apabila penentuannya

didasarkan pada kaidah yang lebih tinggi tingkatannya atau terbentuk

atas dasar yang telah ditetapkan

2) Kaidah hukum berlaku secara sosiologis apabila kaidah tersebut

efektif Artinya kaidah dimaksud dapat dipaksakan berlakunya oleh

penguasa walaupun tidak diterima oleh warga masyarakat (teori

kekuasaan) atau kaidah itu berlaku karena adanya pengakuan dari

masyarakat

3) Kaidah hukum berlaku secara filosofis yaitu sesuai dengan cita

hukum sebagai nilai positif tertinggi

Kalau dikaji secara mendalam agar hukum itu berfungsi maka setiap

kaidah hukum harus memenuhi ketiga macam unsur di atas sebab (1) bila

kaidah hukum hanya berlaku secara yuridis ada kemungkinan kaidah itu

merupakan kaidah mati (2) kalau hanya berlaku secara sosiologis dalam arti

teori kekuasaan maka kaidah itu menjadi aturan pemaksa (3) apabila hanya

berlaku secara filosofis kemungkinannya kaidah itu hanya merupakan

hukum yang dicita-citakan (ius constituendum)

2 Penegakan Hukum

Penegakan hukum atau orag yang bertugas menerapkan hukum

mencakup ruang lingkup yang sangat luas sebab menyangkut petugas pada

strata atas menengh dan bawah Artinya di dalam melaksanakan tugas-

tugas penerapan hukum petugas seyogianya harus memiliki suatu pedoman

diantaranya peraturan tertulis tertentu yang mencakup ruang lingkup tugas-

36

tugasnya Di dalam hal penegakan hukum dimaksud kemungkinan petugas

penegak hukum menghadapi hal-hal sebagai berikut

1) Sapai sejauh mana petugas terikat dari peraturan-peraturan yang ada

2) Sampai batas-batas mana petugas berkenan memberikan kebijakan

3) Teladan macam apakah yang sebaiknya diberikan oleh petugas kepada

masyarakat

4) Sampai sejauh manakah derajat sinkronisasi penugasan-penugasan

yang diberikan kepada petugas sehingga memberikan batas-batas yang

tegas pada wewenangnya

3 Sarana atau Fasilitas

Fasilitas atau sarana amat penting untuk mengefektifkan suatu atuan

tertentu Ruang lingkup sarana dimaksud terutama secara fisik yang

berfungsi sebagai faktor pendukung Misalnya bila tidak ada kertas dan

karbon yang cukup serta mesin tik yang cukup baik bagaimana petugas

dapat membuat berita acara mengenai suatu kejahatan Bagaimana polisi

dapat bekerja dengan baik apabila tidak dilengkapi dengan kendaraan dan

alat-alat komunikasi yang proporsional Kalau peralatan dimaksud sudah

ada faktor-faktor pemeliharaannya juga memegang peran amat penting

Memang sering terjadi bahwa suatu peraturan sudah difungsikan padahal

fasilitasnya belum lengkap Peraturan yang semula bertujuan untuk

memperlancar proses malahan mengakibatkan terjadi kemacetan Mungkin

ada baiknya ketika hendak menerapkan suatu peraturan secara resmi

ataupun memberikan tugas kepada petugas dipikirkan mengenai fasilitas-

37

fasilitas yang berpatokan kepada (1) apa yang sudah ada dipelihara terus

agar setiap saat berfungsi (2) apa yang belum ada perlu diadakan dengan

memperhitungkan jangka waktu pengadaannya (3) apa yang kurang perlu

dilengkapi (4) apa yang telah rusak diperbaiki atau diganti (5) apa yang

macet dilancarkan (6) apa yang telah mundur ditingkatkan

4 Warga Masyarakat

Salah satu faktor yang mengefektifkan suatu peraturan adalah warga

masyarakat Yang dimaksud disini adalah kesadarannya untuk mematuhi

suatu peraturan perundang-undangan yang kerap disebut derajat kepatuhan

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa derajat kepatuhan masyarakat

terhadap hukum merupakan salah satu indikator berfungsinya hukum yang

bersangkutan

Namun ada asumsi lain yang mengatakan bahwa semakin besar peran

sarana pengendalian sosial selain hukum (agama dan adat istiadat) semakin

kecil peran hukum Hukum hendaknya dipergunakan pada tingkat yang

terakhir bila sarana lainnya tidak mampu lagi untuk mengatasi masalah

Namun ada hal lain yang perlu diungkapkan berkaitan dengan kesadaran

masyarakat terhadap hukum yaitu (1) penyuluhan hukum yang teratur (2)

pemberian teladan yang baik dari petugas di dalam hal kepatuhan terhadap

hukum dan respek terhadap hukum (3) pelembagaan yang terencana dan

terarah

38

C Teori Efektivitas Hukum

Apabila kita melihat efektivitas dalam bidang hukum Achmad Ali

berpendapat bahwa ketika ingin mengetahui sejauh mana efektivitas dari hukum

maka kita pertama-ama harus dapat mengukur sejauh mana aturan hukum itu

ditaati atau tidak ditaati6 Lebih lanjut Achmad Ali pun mengemukakan bahwa

pada umumnya faktor yang banyak mempengaruhi efektivitas suatu perundang-

undangan adalah profesional dan optimal pelaksanaan peran wewenang dan

fungsi dari penegak hukum baik di dalam menjelaskan tugas yang dibebankan

terhadap diri mereka maupun dalam menegakkan perundang-undangan tersebut

Teori efektivitas hukum menurut Soerjono Soekanto adalah bahwa efektif

atau tidaknya suatu hukum ditentukan oleh 5 (lima) faktor yaitu7

1 Faktor hukumnya sendiri (undang-undang)

2 Faktor penegak hukum yakni pihak-pihak yang membentuk maupun

menerapkan hukum

3 Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum

4 Faktor masyarakat yakni lingkungan dimana hukum tersebut erlaku atau

diterapkan

5 Faktor kebudayaan yakni sebagai hasil karya cipta dan rasa yang

didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup

Kelima faktor di atas saling berkaitan dengan eratnya oleh karena

merupakan esensi dari penegakan hukum juga merupakan tolak ukur daripada

6 Achmad Ali Menguak Teori Hukum dan Teori Peradilan Vol1 (Jakarta Kencana

2010) h 375 7 Soerjono Soekanto Faktor-faktor yang Memprngaruhi Penegakan Hukum (Jakarta PT

Raja Grafindo Persada 2008) h 8

39

efektivitas penegakan hukum Pada elemen pertama yang menentukan dapat

berfungsinya hukum tertulis tersebut dengan baik atau tidak adalah tergantung

dari aturam hukum itu sendiri

Menurut Soerjono Soekanto ukuran efektivitas pada elemen pertama

adalah8

1 Peraturan yang ada mengenai bidang-bidang kehidupan tertentu sudah

cukup sistematis

2 Peraturan yang ada mengenai bidang-bidang kehidupan tertentu sudah

cukup sinkron secara hierarki dan horizontal tidak ada pertentangan

3 Secara kualitatif dan kuantitatif peraturan-peraturan yang mengatur bidang-

bidang tertentu sudah mencukupi

4 Penertiban peraturan-peraturan tertentu sudah sesuai dengan persyaratan

yuridis yang ada

Pada elemen kedua yang menentukan efektif atau tidakya kinerja hukum

tertulis adalah aparat penegak hukum Dalam hubungan ini dikehendaki adanya

aparatur yang handal sehingga aparat tersebut dapat melakukan tugasnya dengan

baik

Menurut Soerjono Soekanto bahwa masalah yang berpengaruh terhadap

efektivitas hukum tertulis ditinjau dari segi aparat akan bergantung pada hal

berikut9

8 Soerjono Soekanto Penegakan Hukum (Bandung Bina Cipta 1983) 80 9 Soerjono Soekanto Penegakan Hukum (Bandung Bina Cipta 1983) 82

40

1 Sampai sejauh mana petugas terikat oleh peraturan-peraturan yang ada

2 Sampai batas mana petugas diperkenankan memberikan kebijaksanaan

3 Teladan macam apa yang sebaiknya diberikan oleh petugas kepada

masyarakat

4 Sampai sejauh mana derajat sinkronisasi penugasan-penugasan yang

diberikan kepada petugas sehingga memberikan batas-batas yang tegas pada

wewenangnya

Pada elemen ketiga tersedianya fasilitas yang berwujud sarana dan

prasarana bagi aparat pelaksana di dalam melakukan tugasnya Sarana dan

prasarana yang dimaksud adalah prasarana atau fasilitas yang digunakan sebagai

alat untuk mencapai efektivitas hukum Sehubungan dengan ini Soerjono

Soekanto memprediksi patokan efektivitas elemen-elemen tertentu dari prasarana

dimana prasarana tersebut harus secara jelas memang menjadi bagian yang

memberikan kontribusi untuk kelancaran tugas-tugas aparat di tempat atau lokasi

kerjanya Adapun elemen-elemen tersebut adalah10

1 Prasarana yang telah ada apakah telah terpelihara dengan baik

2 Prasarana yang belum ada perlu diadakan dengan memperhitungkan angka

waktu pengadaannya

3 Prasarana yang kurang perlu segera dilengkapi

4 Prasarana yang rusak perlu segera diperbaiki

5 Prasarana yang macet perlu segea dilancarkan fungsinya

10 Soerjono Soekanto Penegakan Hukum (Bandung Bina Cipta 1983) 82

41

6 Prasarana yang mengalami kemunduran fungsi perlu ditingktkan lagi

fungsinya

Kemudian pada elemen keempat ada beberapa elemen pengukur efektivitas

yang tergantung dari kondisi masyarakat yaitu

1 Faktor penyebab masyarakat tidak mematuhi aturan walaupun peraturan

yang baik

2 Faktor penyebab masyarakat tidak mematuhi peaturan walaupun peraturan

sangat bak dan aparat sudah sangat berwibawa

3 Faktor penyebab masyarakat tidak mematuhi peraturan baik petugas atau

aparat berwibawa serta fasilitas mencukupi

Elemen di atas memberikan pemahaman bahwa disiplin dan kepatuhan

masyarakat tergantung dari motivasi yang secara internal muncul Internalisasi

faktor ini ada pada setiap individu yang menjadi elemen terkecil dari komunitas

sosial Oleh karena itu pendekatan paling tepat dalam hubungan disiplin ini

melalui motivasi yang ditanamkan secara individual

Elemen kelima adalah faktor kebudayaan Faktor kebudayaan yang

sebenarnya bersatu padu dengan faktor masyarakat sengaja dibedakan karena di

dalam pembahasannya diketengahkan masalah sistem nilai-nilai yang menjadi inti

dari kebudayaan spiritual atau material Kebudayaan (sistem) hukum pada

dasarnya mencakup nilai-nilai yang mendasari hukum yang berlaku nilai-nilai

yang merupakan konsepsi-konsepsi abstrak mengenai apa yang dianggap baik

(sehingga ditaati) dan apa yang dianggap buruk (sehingga dihindari)

42

BAB IV

ANALISIS EFEKTIVITAS MEDIASI

A Profil Pengadilan Agama Karawang

Pengadilan Agama Karawang kelas IA beralamat di Jalan Jendral Ahmad

Yani No 53 Karawang menurut Kepala Pengadilan Agama Karawang saat itu

yaitu Drs Saifuddin MH diresmikan pada hari senin tanggal 11 Februari 2008

secara simbolis oleh Ketua Mahkamah Agung Bagir Manan yang bertempat di

kantor Pengadilan Agama Bandung Dimana saat itu Ketua Mahkamah Agung

telah meresmikan 3 gedung Pengadilan Agama yaitu Bandung Cikarang dan

Karawang

Sebelum memiliki gedung resmi pada tahun 2006 sambil menunggu

rampungnya pembangunan gedung baru yang dibuat Pemerintah Kabupaten

Karawang meminjamkan tempat bekas kantor Depnaker Pada tahun 2006 adalah

tahap dilaksanakannya rehabilitasi gedung Pengadilan Agama Karawang diatas

tanah seluas 1698 M2 dengan luas bangunan 380M2 Pada awalnya status tanah

adalah Hak Guna Pakai dari Pemda Kabupaten Karawang dengan No

102SUTH0211PM01411978 tanggal 09 Juni 1978 dan Sertifikat No

0000621997

Pengadilan Agama Karawang dibentuk berdasarkan Staatsblad 1882 Nomor

152 tentang Pembentukan Pengadilan Agama di Jawa dan Madura tanggal 19

Januari 1882 dengan nama Raad AgamaPenghulu Landraad

43

Daerah hukum Pengadilan Agama Karawang adalah meliputi Pemerintahan

Kabupaten Karawang sesuai dengan Pasal 4 ayat (1) UU Nomor 7 Tahun 1989

Pasal 4 ayat (1) disebutkan bahwa ldquoPengadilan Agama berkedudukan di

kotamadya atau ibu kota kabupaten dan daerah hukumnya meliputi wilayah

kotamadya atau kabupatenrdquo Dari sini dapat kita simpulkan bahwa daerah hukum

Pengadilan Agama Karawang adalah wilayah kota atau Kabupaten Karawang

Pengadilan Agama Karawang yang daerah hukumnya meliputi kabupaten

Karawang terdiri dari 30 kecamatan dan 304 kelurahan atau desa dengan

mayoritas penduduk beragama islam Dalam menjalankan tugasnya dan

fungsinya Pengadilan Agama Karawang didukung oleh pegawai berjumlah 40

orang dan secara formal pelaksanaan tugas Pengadilan Agama Karawang harus

dipertanggung jawabkan dengan membuat laporan ke Pengadilan Tinggi Bandung

sebagai bukti nyata

Sebagai tempat pencari keadilan Pengadilan Agama Karawang sesuai

dengan tugas dan kewenangannya yaitu bertugas dan berwenang memeriksa

memutus dan mengadili perkara diantara orang-orang yang beragama islam

dalam bidang perkawinan warisan dan wasiat wakaf zakat infaq hibah

shodaqoh dan ekonomi syarirsquoah serta kewenangan lainnya yang diatur serta

diamanatkan oleh Undang-Undang

Secara geografis wilayah kabupaten Karawang terletak antara koordinat

107ordm02`ndash107ordm40` Bujur Timur 5ordm56`ndash6ordm34` Lintang Selatan termasuk daerah

dataran yang relative rendah Mempunyai variasi ketinggian wilayah antara 0 -

1279 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan wilayah 0 - 2 2 - 15

44

15 - 40 dan diatas 40 Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten

Bekasi dan Kabupaten Bogor di barat Laut Jawa di utara Kabupaten Subang di

timur Kabupaten Purwakarta di tenggara serta Kabupaten Cianjur di selatan ini

memiliki luas wilayah 173753 km2 dengan jumlah penduduk 2125234 jiwa

(sensus 2010) yang berarti berkepadatan 1223 jiwa per km2

Adapun struktur organisasi dari Pengadilan Agama Karawang adalah

sebagai berikut

Tabel 2

WAKIL KETUA

Drs H Mohamad Yamin SHMH

KETUA

Drs H M Yusuf SHMH HAKIM

1Dra Suherni

2Dra Hj Roniati MH

3Dra Hj Ratna Jumila MH

4Dra Hj Dadah Kolidah MH

5Dra Elfina Fitriani

6Drs H Abid MH

PANITERA

Nanang Patoni SHMH

SEKRETARIS

DrsJajang Janglar

KASUBAG KEPEGAWAIAN

Agustina Rahayu SH

KASUBAG UMUM amp KEUANGAN

Heri Santoso

KASUBAG PERENCANAAN TI amp LAP

Usmaniah

WAKIL PANITERA

Drs Mochamad Jalaludin

STAF

Wiyono SH

STAF

Abd Halim

PANMUD GUGATAN

Asnali SAg

PANMUD PERMOHONAN

Siti Sofia Emalia SAg

PANMUD HUKUM

Yuyu Yuliani SAgMH

HAKIM

7Dra Alia Al Hasna MH

8Drs Candra Triwangga

9Dra Hj Siti Sabihah SHMH

10Drs Humaidi Yusuf

11Drs Jajang Suherman SH

12DrH Farid Ismail SHMH

13DrsH Hasan Basri SHMH

45

B Analisis Efektivitas Mediasi

1 Tinjauan Yuridis Perma Nomor 1 Tahun 2008 dan Perma Nomor 1 Tahun

2016

Beberapa kekuasaan dan kewenangan Mahkamah Agung yang tertera

dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 24A ayat (1) adalah1

Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasimenguji peraturan undang-undang di bawah undang-undang terhadap undang-undangdan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang

Salah satu kewenangan lain yang diberikan oleh Undang-undang kepada

Mahkamah Agung adalah mengeluarkan produk yaitu PERMA Setidaknya

ada lima peran yang dimainkan PERMA RI dalam memenuhi kebutuhan

1 Republik Indonesia Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

PANITERA PENGGANTI

1Ahya Syaripudin

2Khalida SAgMH

3Taqludin SAg

4Ahmad Waskito SEi

5H Uwes

6Wahyu SSy

JURUSITA

1Eny Kurniasih SH

2Solikhin SH

JURUSITA PENGGANTI

1Edy Sutisna

2Samsudin

3ASupandi SAg

4Taufiqoh Bina Aryani SE

5Ratusiska Aries Tiani SE

6Ade Solahudin

7Reza M Sajidin SSy

46

penyelenggaraan negara khususnya di bidang peradilan Salah satunya

yakni PERMA RI sebagai pengisi kekosongan hukum2

Berkaitan dengan hal ini adalah hierarki Perundang-Undangan yang

ada di Indonesia Hal ini diatur dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2011 perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun

2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan berbunyi

sebagai berikut3

Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan adalah sebagai berikut

a Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 b Undang-UndangPerturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang c Peraturan Pemerintah d Peraturan Presiden e Peraturan Daerah Provinsi dan f Peraturan Daerah KabupatenKota

PERMA adalah salah satu ketentuan peraturan perundang-undangan

sebagaimana yang tertera dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011

perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Dalam Pasal 8 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 dalam pasal tersebut disebutkan

bahwa4

(1) Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) mencakup peraturan yang ditetapkan oleh

2 Ronald S Lumbuun Perma RI Wujud Kerancuan Antara Praktik Pembagian dan

Pemisahan Kekuasaan (Jakarta RajaGrafindo Persada 2011) h 14 3 Republik Indonesia Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan 4 Republik Indonesia Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan

47

Majelis Permusyawaratan Rakyat Dewan Perwakilan Rakyat Dewan Perwakilan Daerah Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Badan Pemeriksa Keuangan Komisi Yudisial Bank Indonesia Menteri badan lembaga atau komisi yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-Undang atau Pemerintah atas perintah Undang-Undang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Gubernur Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupatenkota Bupatiwalikota Kepala Desa atau yang setingkat

Kemudian dalam ayat selanjutnya yaitu Pasal 8 ayat (2) disebutkan bahwa

(2) Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan

Atas dasar Pasal 8 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun

2011 ini menyatakan bahwa Peraturan Mahkamah Agung (PERMA)

termasuk ke dalam peraturan perundang-undangan dan diakui

keberadaannya

Apabila melihat menimbang (konsideran) dalam Perma Nomor 1

Tahun 2008 huruf c dinyatakan bahwa dasar daripada dibentuknya Perma

Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan berdasarkan

Pasal 130 HIR (Het Herziene Indonesich Reglement Staatsblad 194144)

atau Pasal 154 RBg (Rechtsreglement Buitengewesten Staatsblad 1927

227) atau Pasal 31 Rv (Reglement op de Rechtsvordering Staarsblad 1874

52)5 disebutkan bahwa hakim atau majelis hakim akan mengusahakan

5 Reglement op de Rechtsvordering (Rv) adalah Reglement Acara Perdata Rechtsreglement

Buitengewesten (RBg) adalah Reglement Acara untuk Daerah Luar Jawa da Madura Het Herziene Indonesich Reglement (HIR) adalah Reglement Indonesia yang diperbaharui

48

perdamaian sebelum perkara mereka diputuskan6 Pasal 130 ayat (1) HIR

berbunyi

Jika pada hari yang ditentukan itu kedua belah pihak datang maka pengadilan negeri mencoba dengan perantaraan ketuanya akan memperdamaikan mereka itu

Selanjutnya Pasal 130 ayat (2)

Jika perdamaian yang demikian itu terjadi maka tentang hal itu pada waktu bersidang diperbuat sebuah akte dengan nama kedua belah pihak diwajibkan untuk mencukupi perjanjian yang diperbuat itu maka surat (akte) itu akan berkekuatan dan akan dilakukan sebagai putusan hakim yang biasa

Pasal 130 HIR dan 154 RBg yang memerintahkan usaha perdamaian

oleh hakim dijadikan sebagai modal utama dalam membangun perangkat

hukum mediasi pengadilan yang sudah dirintis sejak Tahun 2002 melalui

SEMS Nomor 1 Tahun 2002 Tentang Pemberdayaan Pengadilan Tingkat

Pertama Menerapkan Lembaga Damai Pasal 130 HIR 154 RBg yang

kemudian pada Tahun 2003 disempurnakan melaui PERMA Nomor 2

Tahun 2003 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan7

Kehadiran PERMA Nomor 1 Tahun 2008 dimaksudkan untuk

memberikan kepastian ketertiban kelancaran dalam proses mendamaikan

para pihak untuk menyelesaikan suatu sengketa Hal ini dapat dilakukan

dengan mengintensifkan dan mengintegrasikan proses mediasi ke dalam

prosedur berperkara di Pengadilan Mediasi mendapat kedudukan penting

6 Syahrizal Abbas Mediasi Dalam Perspektif Hukum Syariah Hukum Adat dan Hukum

Nasional (Jakarta Kencana 2009)h 287 7 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013) h124

49

dalam PERMA Nomor 1 Tahun 2008 karena proses mediasi merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dalam proses berperkara di Pengadilan8

Setiap orang yang berperkara ke Pengadilan wajib menempuh

mediasi apabila tidak melaksanakannya maka putusannya batal demi

hukum9 PERMA Nomor 1 Tahun 2008 ini mengikat maksudnya adalah

peraturan ini mengikat khusus hanya kepada orang-orang yang berperkara di

Pengadilan tidak mengikat kepada seluruh elemen masyarakat10

Namun akhir-akhir ini pada praktiknya Perma Nomor 1 Tahun 2008

selama ini belum menghasilkan tingkat keberhasilan mediasi yang baik di

Pengadilan Berdasarkan hal tersebut Mahkamah Agung mengeluarkan

Perma Nomor 1 Tahun 2016 untuk mencabut Perma Nomor 1 Tahun 2008

dengan harapan kenaikan tingkat keberhasilan dalam mediasi11 Anggota

Tim Pokja Mediasi MA Diah Sulastri Dewi menambahkan terbitnya Perma

No 1 Tahun 2016 ini bertujuan meningkatkan keberhasilan mediasi di

Pengadilan Umum dan Pengadilan Agama12

Ada beberapa poin pembeda antara Perma Nomor 1 Tahun 2008 dan

Perma Nomor 1 Tahun 2016 Untuk memudahkan memahami

perbedaannya penulis membuat bagan sebagai berikut

8 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013) h125

9 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

10 Wawancara dengan Dra Ratna Jumilah MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

11 httpswwwabnpcoidnewsharapan-optimalisasi-proses-mediasi-pasca-perma-nomor-1-tahun-2016 diakses pada 15 April 2017 jam 2330

12httpwwwhukumonlinecom berita baca lt56bc191569359 perma- mediasi- 2016- tekankan- pada- iktikad- baik diakses pada 15 April 2017 jam 2335

50

Tabel 3

No

Perma Nomor 1 Tahun 2008

Perma Nomor 1 Tahun 2016

1

Lama Proses mediasi selama 40 hari (Pasal 13 ayat(3) ) dapat

diperpanjang 14 hari

Lama Proses mediasi selama 30 hari (Pasal 3 ayat (6) ) dapat diperpanjang

30 hari 2

bull Pasal 12 ayat (1) hanya mewajibkan para pihak untuk beriktikad baik selama proses mediasi

bull Pasal 12 ayat (2) tidak penjelasan bagaimana bentuk pihak yang tidak beriktikad baikhanya menyatakan pihak yang tidak beriktikad baik dapat mengundurkan diri

bull Wajib menempuh iktikad baik selama mediasi (Pasal 7 ayat (1)

bull Pasal 7 ayat 2 huruf a sampai e penjelasan mengenai bentuk iktikad tidak baik Dalam Perma sebelumnya tidak ada penjelasannya

3

Tidak ada pasal yang mengatur mengenai akibat hukum bagi

pihak yang tidak beriktikad baik

bull Pasal 22 ayat 1 sampai 5 mengenai penjelasan akibat hukum bagi penggugat yang tidak beriktikad baik

bull Pasal 23 ayat 1 sampai 8 penjelasan mengenai akibat hukum bagi tergugat yang tidak beriktikad baik

4

Tidak ada pasal yang mengatur para pihak wajib hadir secara

langsung selama proses mediasi

bull Kewajiban menghadiri langsung pertemuan mediasi dengan atau tanpa kuasa hukum (Pasal 6 ayat 1)

bull Komunikasi audio visual dianggap sebagai kehadiran langsung bagi para pihak (Pasal 6 ayat 2)

bull Ketidakhadiran para pihak secara langsung dibolehkan berdasarkan alasan yang sah (Pasal 6 ayat 3) dan penjelasannya pada (Pasal 6 ayat 4 huruf a sampai d)

51

2 Kualifikasi Mediator

Mediator adalah pihak ketiga yang membantu dan mencarikan solusi

terbaik bagi para pihak dalam menyelesaikan perkaranya Salah satu faktor

pendukung keberhasilan dalam proses mediasi adalah peran seorang

mediator Fungsi daripada mediator adalah menjadi penengahmencari

solusi tentang sengketa yang dihadapi Oleh karena itu kecakapan dan

keterampilan seorang mediator mempunyai peran penting agar proses

mediasi dapat berjalan dengan efektif dan semestinya sesuai dengan

PERMA Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan

Pasal 9 dalam PERMA Nomor 1 Tahun 2008 menjelaskan mengenai

daftar mediator Pasal 9 ayat (1) yaitu

(1) Untuk memudahkan para pihak memilih mediator Ketua Pengadilan menyediakan daftar mediator yang memuat sekurang-kurangnya 5 (lima) nama mediator dan disertai dengan latarbelakang pendidikan atau pengalaman para mediator

Peneliti telah melalukan kunjungan dan observasi ke tempat penelitian yang

dituju yaitu Pengadilan Agama Karawang Peneliti telah melihat bahwa

Ketua Pengadilan Agama Karawang telah menyediakan daftar mediator

disertai dengan latar belakang para mediator namun peneliti tidak

mendapati pengalaman masing-masing mediator yang dimaksud dalam

Pasal 9 ayat (1) PERMA Nomor 1 Tahun 2008 Berikut adalah daftar

mediator yang bersumber dari Yuyu Yuliani SAgMH

52

Tabel 4

DAFTAR MEDIATOR PENGADILAN AGAMA KARAWANG

No Nama Lengkap Jabatan Pendidikan

1 Drs H M Yusuf SHMH Hakim Madya Utama Ketua S2

2 Drs H Mohamad Yamin SHMH Hakim Madya UtamaKetua S2

3 Dra Suherni MH Hakim Madya Utama S2

4 Dra Rosniati MH Hakim Madya Utama S2

5 Drs Hasan Basri SHMH Hakim Madya Muda S2

6 DraRatna Jumilah MH Hakim Madya Muda S2

7 Dra Hj Dadah Holidah MH Hakim Madya Muda S2

8 Dra Elfina Fitriani Hakim Madya Muda S1

9 Drs H Abis MH Hakim Madya Muda S2

10 Dra Alia Al Hasnah MH Hakim Madya Pratama S2

11 Drs Candra Triswangga Hakim Madya Pratama S1

12 Dra Hj Siti Sabihah SHMH Hakim Madya Pratama S2

13 Drs Humaidi Yusuf Hakim Madya Pratama S1

14 Drs Jajang Suherman SH Hakim Madya Pratama S1

15 Dr H Farid Ismail SHMH Hakim Utama Muda S3

Sumber diperoleh dari Yuyu Yuliani SAgMH Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat

Di atas adalah daftar-daftar mediator di Pengadilan Agama Karawang

Dari semua mediator yang terdapat pada daftar mediator peneliti telah

melakukan wawancara kepada 4 (empat) mediator diantaranya

53

DraRosniati MH Drs Hasan Basri SHMH Dra Ratna Jumilah MH

Dra Elfina Fitriani Dari semua mediator yang telah peneliti wawancara

terdapat 1 mediator yang tidak bersertifikat dan belum mengikuti pelatihan

mediator yaitu DraRosniati MH Tiga mediator lainnya telah mengikuti

pelatihan mediator di Mega Mendung Bogor13

Peneliti melihat dalam Pasal selanjutnya yaitu Pasal 9 ayat (2) sampai

(6) tentang kualifikasi mediator sebagai berikut

(2) Ketua pengadilan menempatkan nama-nama hakim yang telah memiliki sertifikat dalam daftar mediator

(3) Jika dalam wilayah pengadilan yang bersangkutan tidak ada mediator yang bersertifikat semua hakim pada pengadilan yang bersangkutan dapat ditempatkan dalam daftar mediator

(4) Mediator bukan hakim yang bersertifikat dapat mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan agar namanya ditempatkan dalam daftar mediator pada pengadilan yang bersangkutan

(5) Setelah memeriksa dan memastikan keabsahan sertifikat Ketua Pengadilan menempatkan nama pemohon dalam daftar mediator

(6) Ketua Pengadilan setiap tahun mengevaluasi dan memperbarui daftar mediator

Pengadilan Agama Karawang tidak memiliki mediator di luar hakim

dikarenakan kurangnya mediator yang memiliki sertifikat terlebih apabila

mediator di luar Hakim harus bersertifikat14 Semua Hakim yang ada di

Pengadilan Agama Karawang merangkap juga sebagai mediator15

Walaupun seorang hakim tidak memiliki sertifikasi mediator sesuai dengan

13 Wawancara dengan Dra Ratna Jumilah MH Drs H Hasan Bashri SHMH Dra

Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang pada tanggal 7 dan 9 November 2016

14 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

15 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

54

PERMA ini pada pasal 9 ayat (3) otomatis dapat menjadi mediator16 Para

Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang menjadi mediator

berdasarkan surat keputusan (SK) dari Ketua Pengadilan Agama

Karawang17

Ketua Pengadilan Agama setiap tahun mengevaluasi daftar mediator

Begitu pula setiap tahun daftar mediator dapat berubah-ubah apabila

adanya mutasi tugas berhalangan tetap ketidakaktifan setelah penugasan

dan pelanggaran atas pedoman perilaku Hal ini sesuai dengan Pasal 9 ayat

(7) dalam PERMA ini

Seluruh hakim Pengadilan Agama yang tidak memiliki sertifikat

dikarenakan belum mengikuti pelatihan mediasi yang diadakan oleh

Mahkamah Agung RI18 Pelatihan mediator yang diadakan oleh Mahkamah

Agung jumlahnya terbatas karena berskala nasional sehingga peserta yang

ikutpun sangat terbatas Seharusnya Mahkamah Agung memberikan

pelatihan mediasi kepada seluruh hakim di Pengadilan agar

a Dapat maksimal ketika melakukan mediasi Ketika Hakim telah

diberikan pelatihan mediasi diharapkan dapat menjalankan fungsi

mediator secara maksimal sesuai dengan ketentuan yang telah diatur

16 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 17 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani dan Dra Rosniati MH Haki m Mediator

Pengadilan Agama Karawang pada tanggal 9 November 2016 18 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

55

b Menambah keterampilan hakim saat melakukan mediasi Walaupun

hakim tanpa sertifikat mediator lalu menjadi mediator hal itu dapat

dibenarkan karena hakim dapat merangkap sebagai mediator Akan

tetapi tetap saja untuk memaksimal fungsi dan peran mediator seorang

hakim harus mengikuti pelatihan mediator yang diadakan oleh

Mahkamah Agung RI ketika kekurangan sumber daya mediator

sehingga kesiapan Hakim maksimal ketika Ketua Pengadilan menunjuk

Hakim sebagai mediator Namun pada dasarnya sulit membiasakan

hakim untuk menjadi mediator karena sifat seorang hakim adalah

memutus akan tetapi mediator hanya bersifat sebagai pihak ketiga yang

menengahi Dikhawatirkan sifat hakim yang terbiasa memutus terbawa

saat proses mediasi yang hanya berperan sebagai penengah bukan

memutus19 Karena itu sebisa mungkin seharusnya hakim tidak boleh

menjadi mediator Sangat tipis sekali hakim tersebut membedakan

antara menjadi hakim dan menjadi mediator terkadang terpengaruh20

c Mediasi berjalan efektif Pada dasarnya banyak faktor yang melatar

belakangi efektifnya mediasi Namun Keterampilan dan kemampuan

dari mediator adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat

keberhasilan mediasi terutama yang sudah bersertifikat21

19 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 20 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 21 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan

Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

56

3 Fasilitas dan Sarana

Fasilitas dan sarana adalah salah satu instrumen yang dibutuhkan

dalam melaksanakan proses mediasi Setiap Pengadilan Tingkat Pertama

diharapkan memiliki fasilitas dan sarana dalam proses mediasi yaitu tempat

atau ruangan khusus mediasi Hal ini untuk menunjang keberhasilan dari

pada mediasi Mediasi dapat diselenggarakan di salah satu ruangan

Pengadilan Tingkat Pertama sesuai dengan pasal 20 ayat (1) PERMA ini

Namun dapat juga diselenggarakan di tempat lain apabila disepakati oleh

para pihak

Pengadilan Agama Karawang memiliki fasilitas dan sarana untuk

melakukan proses mediasi yaitu ruangan khusus untuk mediasi Dengan

ruangan berukuran 4 m x 6 m dilengkap dengan beberapa tempat duduk dan

satu meja persegi disertai dengan alat pendingin ruangan atau air

conditioner (AC) Jadi di ruangan tersebut hanya bisa diselenggarakan satu

proses mediasi

Ruangan mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah cukup

memadai namun belum termasuk yang ideal22 Idealnya ruangan mediasi

adalah

a Ruangan yang luas Hal ini agar para pihak nyaman saat proses mediasi

berjalan Ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang masih sempit

artinya ruangan tersebut belum dikategorikan ideal

22 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

57

b Ruangan yang tertata dengan rapi yang dilengkapi dengan kursi-kursi

serta meja bundar agar para pihak dapat saling berhadapan saat proses

mediasi berlangsung23

c Ruangan yang memiliki air conditioner (AC) Ketika ruangan sejuk dan

dingin dapat mencairkan suasana Para pihak yang sebelumnya dalam

keadaan merasa tidak baik ketika masuk ke dalam ruangan tersebut

bisa menjadi merasa sedikit lebih baik yang dapat mempengaruhi

suasana hati dan pikiran para pihak24

d Adanya bingkai pajangan keluarga harmonis Hal ini juga dapat

mempengaruhi suasana hati dan pikiran para pihak25 Namun di

Pengadilan Agama Karawang belum terdapat hal ini Hanya ada

bingkai pajangan dengan simbol saling berjabat tangan Itu hanya

melambangkan simbol perdamaian secara umum26

Untuk kemudahan para pihak dalam menjalani proses mediasi sebelum

memasuki ruang mediasi terpampang jadwal mediator Dalam daftar tersebut

terdapat nama-nama mediator namun tidak disertai dengan keterangan latar

belakang pendidikan masing-masing mediator Setiap harinya terdapat 3 mediator

yang disediakan Semuanya berasal dari hakim yang merangkap sebagai mediator

23 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 24 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 25 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 26 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

58

Hal ini dikarenakan Pengadilan Agama Karawang tidak memiliki mediator di luar

hakim Berikut jadwal hakim mediator Pengadilan Agama Karawang

Tabel 5

NO

HARI

MEDIATOR

KETERANGAN

1 2 3 4

1

SENIN

1DRA ALIA AL HASNA MH

2DRS HUMAIDI YUSUF

3DRS CANDRA TRISWANGGA

2

SELASA

1DRSHMYUSUF SH MH

2DRAHJSITI SABIHAH SH MH

3DRAHJERAWATI SH MH

3

RABU

1DRSHMOHAMAD YAMIN SHMH

2DRARATNA JUMILAH MH

3DRSHABDILLAH SH MH

1DRAHJROSNIATI MH

59

4 KAMIS 2DRAELFINA FITRIANI

3DRAHJDADAH HOLIDAH MH

5

JUMrsquoAT

1DRSHASAN BASRI SH MH

2DRSHABID MH

3DRSJAJANG SUHERMAN SH

Sumber diperoleh dari Yuyu Yuliani SAgMH Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat

4 Kepatuhan Masyarakat

Berkaitan dengan kepatuhan masyarakat peneliti memberikan

beberapa catatan atas sikap para pihak selama melakukan proses mediasi

yang mempengaruhi kepatuhan para pihak dalam menjalani proses mediasi

yaitu sebagai berikut

a Rata-rata orang-orang yang datang berperkara ke Pengadilan Agama

khusus dalam perkara perceraian ini sangat sulit untuk disatukan

kembali terlebih apabila salah satu pihak ada yang melakukan

perselingkuhan27

b Sikap egois para pihak sehingga menyulitkan mediator untuk

mendamaikan dan mendalami permasalah yang dihadapi para pihak

27 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

60

c Sikap para pihak yang terkadang tidak mengikuti peraturan mediasi

yang telah disepakati28 Hal ini mengakibatkan tidak efektifnya proses

mediasi

d Biasanya jauh sebelum para pihak mendaftarkan perkara dan mengikuti

persidangan sering kali mereka sudah bersepakat untuk memutus

ikatan pernikahan29 Akhirnya mediator pun sulit untuk mendamaikan

kembali bahkan gagal

e Sikap para pihak yang kooperatif Namun hal ini mereka lakukan agar

proses mediasi cepat selesai dan berlanjut kepada tahap persidangan30

Mereka melakukan hal ini hanya sebagai formalitas

5 Kebudayaan

Berkaitan dengan kebudayaan dalam skripsi ini adalah mengenai

budaya masyarakat muslim yang berperkara di Pengadilan Agama Hal ini

sesuai dengan Pasal 1 butir (1) Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009

Tentang Peradilan Agama Pasal tersebut berbunyi

1 Peradilan Agama adalah peradilan nagi orang-orang yang beragama

islam

Menurut pasal ini Pengadilan Agama adalah wadah bagi orang-orang yang

ingin berperkara khusus untuk orang-orang atau masyarakat yang beragam

islam

28 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 29 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 30 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

61

Penulis melihat ada kecenderungan kenaikan angka perceraian dalam

empat tahun terakhir Berikut adalah angka perceraian selama 4 tahun

terakhir

Tabel 6

DIAGRAM PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA 4

TAHUN TERAKHIR31

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa angka perceraian dari tahun ke

tahun terus mengalami peningkatan baik pada perkara cerai talak maupun

cerai gugat Namun diantara kedua jenis perkara tersebut angka cerai gugat

jauh mendominasi dibandingkan dengan cerai talak Pada tahun 2012 pada

perkara cerai talak terdapat 89683 perkara yang diputus sedangkan pada

cerai gugat terdapat 206102 perkara Pada tahun 2013 terdapat 94715

perkara cerai gugat dan 221460 pada perkara cerai gugat Selanjutnya pada

tahun 2014 pada cerai talak terdapat 99536 perkara dan 243334 pada

perkara cerai gugat Kemudian pada tahun 2015 terdapat 98602 perkara

31 httpbadilagmahkamahagunggoidrekap-perkara-diterima-dan-diputus

050000

100000

150000

200000

250000

300000

2012 2013 2014 2015

89683 94715 99536 98602

206102 221460 243334 252885

cerai talak

cerai gugat

62

cerai talak dan 252885 pada perkara cerai gugat Dari setiap tahunnya

jumlah perkara cerai gugat lebih dari 2 kali lipat jumlah perkara cerai talak

Perbedaan jumlah angka ini sangat signifikan dan menunjukkan bahwa

betapa tingginya angka perceraian di Indonesia terutama dalam perkara

cerai gugat Bisa disimpulkan bahwa angka perceraian dari tahun ke tahun

terus mengalami peningkatan

C Tingkat Keberhasilan Mediasi

Pada pembahasan ini peneliti membatasi penelitian hanya pada tahun 2015

Data yang diambil bersumber dari laporan bulanan yang kemudian dirangkum

menjadi laporan tahunan Pengadilan Agama Karawang Di dalam laporan

tersebut dapat diketahui berapa jumlah perkara yang dimediasi setiap bulannya

dan berapa jumlah perkara yang berhasil dan gagal untuk dimediasi Berikut

adalah laporan pembukuan mediasi di Pengadilan Agama Karawang tahun 2015

Tabel 7

LAPORAN TAHUNAN MEDIASI PENGADILAN AGAMA

KARAWANG TAHUN 2015

NO

BULAN

JUMLAH PERKARA

KETERANGAN

BERHASIL TIDAK BERHASIL

1 Januari 28 0 28

2 Februari 18 0 18

3 Maret 20 1 19

4 April 25 0 25

5 Mei 21 0 21

63

6 Juni 18 0 18

7 Juli 18 0 18

8 Agustus 23 1 22

9 September 27 2 25

10 Oktober 35 1 34

11 November 31 0 31

12 Desember 25 0 25

TOTAL 289 5 284

Untuk mengetahui prosentase keberhasilan mediasi dalam satu tahun pada

tabel di atas dapat digunakan rumus sebagai berikut 32

119869119906119898119897119886ℎ 119901119890119903119896119886119903119886 119910119886119899119892 119889119894119888119886119887119906119905119869119906119898119897119886ℎ 119901119890119903119896119886119903119886 119910119886119899119892 119889119894119901119906119905119906119904

X 100

Berdasarkan rumus di atas dapat ditentukan prosentasi keberhasilan mediasi

perceraian di Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015 sebagai berikut

5284

X 100 = 176

Maka dapat diketahui prosentase tingkat keberhasilan perkara yang berhasil

dimediasi adalah sebesar 176 Hal ini membuktikan bahwa tingkat

keberhasilan mediasi di Pengadilan Agama Karawang pada tahun 2015 sangatlah

jauh dari apa yang diharapkan Dengan hasil tersebut membuktikan bahwa

32 http wwwbadilagnet data ARTIKEL Mencari 20 tolak 20 ukur 20 hasil

20 Mediasipdf

64

mediasi di Pengadilan Agama Karawang pada tahun 2015 belum efektif Ini

sangat berbanding terbalik dengan prosentase kegagalannya sebesar 9824

D Faktor Pendukung dan Penghambat Keberhasilan Mediasi

Tentunya dalam berjalannya proses mediasi ada faktor pendukung dan

penghambat keberhasilan mediasi Berikut adalah beberapa faktor-faktor

keberhasilan mediasi

a Para Pihak Bersifat Kooperatif

Artinya adalah mereka para pihak dapat mematuhi peraturan dalam

proses mediasi yang telah disepakati sebelumnya33 Hal ini harus dilakukan

karena kebanyakan para pihak yang berperkara ketika suasana hatinya tidak

baik tidak dapat mengontrol emosi sehingga peraturan yang telah disepakati

sebelumnya tidak dipatuhi dan proses mediasi tidak berjalan efektif

b Kecakapan dan Penampilan

Cara penyampaian dan gaya bahasa mediator yang mudah dipahami

sangat mendukung keberhasilan mediasi terutama mediator yang

bersertifikat34 Ketika seorang mediator telah bersertifikat setidaknya dia

telah mengkuti serta mempelajari bagaimana cara berkomunikasi cara

menggali infomasi dan berhadapan dengan para pihak yang berbeda-beda

karakter

33 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 34 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan

Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

65

Begitu juga penampilan mediator yang berwibawa dan meyakinkan

dapat menjadi faktor keberhasilan mediasi karena dapat meyakinkan dan

menimbulkan kepercayaan terhadap para pihak35

c Latar Belakang Pendidikan dan Lingkungan dimana para pihak tinggal

Latar belakang pendidikan mempunyai pengaruh terhadap pola pikir

para pihak ketika menghadapi suatu permasalahan dalam hal ini khususnya

adalah perkara perceraian serta lingkungan dimana para pihak tinggal juga

dapat mempengaruhi pola pikir para pihak Ketika latar belakang

pendidikan dan lingkungan baik maka pola pikir para pihak juga akan baik

dan positif ketika menghadapi suatu perkara36

d Mengingat Anak

Faktor mengingat anak dapat mendukung keberhasilan mediasi karena

para pihak akan berfikir ulang ketika mereka berceraian bagaimana nasib

anak-anak mereka apabila bercerai37 Hal ini bagi mereka yang sudah

memiliki anak dari hasil perkawinan yang mereka laksanakan

e Kondisi Ruang atau Tempat Mediasi

Ketika kondisi tempat atau ruang nyaman hal ini juga dapat

mempengaruhi keberhasilan mediasi karena dapat merubah mindset para

pihak dalam berfikir Contoh ketika berada di ruangan ruangan tersebut

35 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 36 Kedua faktor tersebut hasil wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator

Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 37 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

66

ditata dengan rapih dan menggunakan pendingin ruangan atau AC (Air

Conditioner) yang dapat membuat para pihak nyaman38

f Iktikad Baik Para Pihak

Sehebat dan sekeras apapun usaha seorang mediator untuk

mendamaikan tidak akan berhasil apabila tidak didukung iktikad baik para

pihak terutama dari pihak penggugat agar mau menerima kembali pihak

tergugat untuk hidup bersama39

Berikut adalah beberapa faktor penghambat terhadap keberhasilan mediasi

a Keinginan Kuat Para Pihak Untuk Bercerai

Hal ini terjadi biasanya ketika salah satu atau kedua belah pihak

tidak mau bermusyawarah Misalnya salah satu pihak menuruti pihak

lawan yang ingin bercerai itu sudah dipastikan akan gagal untuk

dimediasi40

b Konflik Yang Sudah Meruncing

Konflik yang sudah meruncing dan berlarut-larut diantara para

pihak akan menghambat keberhasilan mediasi Apabila salah satu pihak

ada yang berkeinginan untuk berdamai masih ada kesempatan untuk

dimediasi Akan tetapi apabila keduanya sudah tidak ingin untuk

berdamai maka akan sangat sulit dimediasi41

38 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan

Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 39 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 40 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 41 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

67

c Psikologis atau kejiwaan para pihak

Kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya

sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang

mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan

perceraian ini42

42 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

68

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan terdapat beberapa

kesimpulan yang dapat dikemukakan

1 Efektivitas mediasi yang dilaksanakan di Pengadilan Agama Karawang belum

efektif karena tingkat keberhasilannya masih sangat rendah

2 Faktor-faktor pendukung keberhasilan mediasi adalah

a Para Pihak Bersifat Kooperatif Artinya adalah mereka para pihak dapat

mematuhi peraturan dalam proses mediasi yang telah disepakati

sebelumnya Hal ini harus dilakukan karena kebanyakan para pihak yang

berperkara ketika suasana hatinya tidak baik tidak dapat mengontrol emosi

sehingga peraturan yang telah disepakati sebelumnya tidak dipatuhi dan

proses mediasi tidak berjalan efektif

b Kecakapan dan Penampilan Cara penyampaian dan gaya bahasa mediator

yang mudah dipahami sangat mendukung keberhasilan mediasi terutama

mediator yang bersertifikat Ketika seorang mediator telah bersertifikat

setidaknya dia telah mengkuti serta mempelajari bagaimana cara

berkomunikasi cara menggali infomasi dan berhadapan dengan para pihak

yang berbeda-beda karakter Begitu juga penampilan mediator yang

berwibawa dan meyakinkan dapat menjadi faktor keberhasilan mediasi

69

karena dapat meyakinkan dan menimbulkan kepercayaan terhadap para

pihak

c Latar Belakang Pendidikan dan Lingkungan dimana para pihak tinggal

Latar belakang pendidikan mempunyai pengaruh terhadap pola pikir para

pihak ketika menghadapi suatu permasalahan dalam hal ini khususnya

adalah perkara perceraian serta lingkungan dimana para pihak tinggal juga

dapat mempengaruhi pola pikir para pihak Ketika latar belakang

pendidikan dan lingkungan baik maka pola pikir para pihak juga akan

baik dan positif ketika menghadapi suatu perkara

d Mengingat Anak Faktor mengingat anak dapat mendukung keberhasilan

mediasi karena para pihak akan berfikir ulang ketika mereka berceraian

bagaimana nasib anak-anak mereka apabila bercerai

e Kondisi Ruang atau Tempat Mediasi Ketika kondisi tempat atau ruang

nyaman hal ini juga dapat mempengaruhi keberhasilan mediasi karena

dapat merubah mindset para pihak dalam berfikir Contoh ketika berada di

ruangan ruangan tersebut ditata dengan rapih dan menggunakan pendingin

ruangan atau AC (Air Conditioner) yang dapat membuat para pihak

nyaman

f Iktikad Baik Para Pihak Sehebat dan sekeras apapun usaha seorang

mediator untuk mendamaikan tidak akan berhasil apabila tidak didukung

iktikad baik para pihak terutama dari pihak penggugat agar mau menerima

kembali pihak tergugat untuk hidup bersama

70

3 Faktor-faktor penghambat mediasi adalah

a Keinginan Kuat Para Pihak Untuk Bercerai Hal ini terjadi biasanya ketika

salah satu atau kedua belah pihak tidak mau bermusyawarah Misalnya

salah satu pihak menuruti pihak lawan yang ingin bercerai itu sudah

dipastikan akan gagal untuk dimediasi

b Konflik Yang Sudah Meruncing Konflik yang sudah meruncing dan

berlarut-larut diantara para pihak akan menghambat keberhasilan mediasi

Apabila salah satu pihak ada yang berkeinginan untuk berdamai masih

ada kesempatan untuk dimediasi Akan tetapi apabila keduanya sudah

tidak ingin untuk berdamai maka akan sangat sulit dimediasi

c Psikologis atau kejiwaan para pihak Kekecewaan yang berat salah satu

pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa

terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri

ikatan dengan jalan perceraian ini

B Saran

Pada bagian akhir skripsi ini penulis ingin memberikan saran-saran kepada

beberapa pihak atau instansi yang terkait yaitu sebagai berikut

1 Kepada Pemerintah dalam hal ini Kementrian Agama yang membawahi

Kantor Urusan Agama atau biasa disebut KUA mewajibkan kepada calon

pasangan suami isteri yang akan menikah untuk mengikuti bimbingan dan

pembinaan tentang pernikahan untuk menciptakan rumah tangga sakinah

mawaddah wa rahmah sesuai dengan tujuan pernikahan Karena sampai

saat ini hal tersebut hanya bersifat anjuran Hal ini dilakukan agar pasangan

71

yang akan menikah memiliki bekal dan pengetahuan yang cukup serta

membentuk mental yang baik bagi para calon pasangan suami isteri Ini

adalah modal utama agar para pasangan suami isteri terhindar dari perkara

perceraian

2 Kepada Mahkamah Agung ada dua saran yang ingin penulis berikan yaitu

sebagai berikut

a Mahkamah Agung agar mengadakan pelatihan lebih intensif kepada

hakim mediator khususnya bagi hakim yang belum bersertifikasi

sehingga seluruh hakim telah mengikuti dan memiliki sertifikat

tersebut karena kecakapan mediator adalah salah satu faktor

pendukung keberhasilan dalam mediasi

b Agar Mahkamah Agung mengeluarkan PERMA yang menjelaskan

tentang kriteria keberhasilan hakim dan insentif bagi hakim yang

berhasil menjalankan fungsinya sebagai mediator karena hal itu adalah

upaya luar biasa sehingga layak dan patut untuk diberikan insentif

Juga untuk memotivasi para hakim agar lebih bersungguh-sungguh

dalam menjalankan fungsinya sebagai mediator yang berdampak

dapat meningkatkan keberhasilan dalam proses mediasi Pada

kenyataanya sampai saat ini Mahkamah Agung belum menjelaskan

regulasi tersebut di dalam PERMA

3 Kepada para hakim yang ditetapkan menjadi mediator agar dengan

sungguh-sungguh menjalankan fungsinya sebagai mediator tidak hanya

sekedar formalitas belaka karena diamanatkan oleh PERMA

72

DAFTAR PUSTAKA

Abbas Syahrizal Mediasi dalam Perspektif Hukum Syariah Hukum Adat dan

Hukum Nasional Jakarta Kencana 2009

Astarini Dwi Rezki SriMediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian

Sengketa Berdasarkan Asas Peradilan Cepat Sederhana Biaya Ringan

BandungPT Alumni 2013

Abdurrasyid Priyatna Arbitase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Suatu

Pengantar Jakarta Fikahati Anesta 2002

Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Al-Sheikh Lubaabut Tafsiir

Min Ibni Katsir terj M Abdul Ghoffar Juz 5 Bogor Pustaka Imam Asy-Syafirsquoi

2003

Amriani Nurnaningsih Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di

Pengadilan Jakarta PT RajaGrafindo Persada 2011

Al-Husain Ahmad Fathul Qariib Al-Mujiib Mesir Thaha Putra Semarang 1934

Ali Zainuddin Sosiologi Hukum Jakarta Sinar Grafika 2012

Ali Achmad Menguak Teori Hukum dan Teori Peradilan Vol 1 Jakarta

Kencana 2010

Amir M Abdul Kamus Istilah Islam Jakarta Pustaka Firdaus 1994

Dawson Roger Seni Negosiasi (Secret of Power Negotiating) Jakarta Gramedia

Pustaka 2010

Emirzon Joni Alternatif Penyelesaian Sengketa diluar Pengadilan (Negosiasi

Mediasi Konsiliasi dan Arbitrase) Jakarta Gramedia Pustaka Utama

2000

73

Hidayatulloh Efektivitas Mediasi Dalam Perkara Perceraian di Pengadilan

Agama Depok Skripsi Fakultas Syarirsquoah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2011

Kriekhoff Valerine Mediasi Sebagai Bentuk Penyelesaian Sengketa keluarga

Pustaka Dunia 2012

Lumbuun Ronald S Perma RI Wujud Kerancuan Antara Praktik Pembagian dan

Pemisahan Kekuasaan Jakarta Raja Grafindo Persada 2011

Manan Bagir Mediasi Sebagai Alternatif Menyelesaikan Sengketa Varia

Peradilan No 24 8 Juli 2008

Rahmadi Takdir Mediasi Penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan Mufakat

Jakarta Raja Grafindo Persada 2010

Rahman Ghazaly Abdur Fiqh Munakahat Jakarta Kencana Prenada Media

Group 2006

Sabiq Sayyid Fiqh Al-sunnah Kairo Al-Fath Lil Irsquolam Al-lsquoArobi 1972

JMoleong Lexy Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2009

Sari M Efektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara Perceraian di

Pengadilan Agama Maros Skripsi Fakultas Hukum Universitas

Hasanuddin Makassar 2014

Shihab M Quraish Tafsir Al-Mishbah Jakarta Lentera Hati 2007

Soekanto Soerjono Pokok-Pokok Sosiologi Hukum Cet V Jakarta Raja Grafindo

Persada 2014

Sutadi Mariana Pendayagunaan Perdamaian Menurut Pasal 130 HIR154 RBg

dan Potensinya dalam Mewujudkan Keadilan yang Cepat Sederhana dan

Biaya Ringan Jakarta Pusat Pengkajian Hukum dan Mahkamah Agung RI

2005

74

Soekanto Soerjono Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum Jakarta

PTRaja Grafindo Persada 2008

Syarifuddin Amir Ushul Fiqh Jilid II cet6 Jakarta Kencana 2011

Soekanto Soerjono Penegakan Hukum Bandung Bina Cipta 1983

Tim Penyusun Pusat Bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta Balai

Pustaka 1990

Usman Rachmadi Mediasi di Pengadilan Dalam Teori Dan Praktik Jakarta

Sinar Grafika 2012

Widyana I Made Alternatif Penyelesaian Sengketa (ADR) Jakarta Fikahati

Anesta 2009

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Perauran Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur

Mediasi di Pengadilan

Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Prosedur

Mediasi di Pengadilan

Inpres Nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam

Rechtsreglement Buitengewesten (RBg)

Het Herziene Indonesich Reglement (HIR)

Jurnal

75

Nurhasanah dan Rozalinda (2014) ldquoPersepsi Perempuan Terhadap Perceraianrdquo

Kafarsquoah Jurnal Ilmiah kajian Gender Vol 4 (No2) hal 2

Fachrina dan Rinaldi Eka Putra (2013) ldquoUpaya Pencegahan Perceraian Berbasis

Keluarga Luas dan Institusi lokal dalam Masyarakat Minangkabau di

Sumatera Baratrdquo Antropologi Indonesia Vol 34 (No2) hal 5

Internet

Angka Perceraian di Indonesia Tertinggi Dibanding Negara Islam lain 2007

http wwweramuslimcom berita nasional angka- perceraian- di- indonesia-

tertinggi- dibanding- negara- islam- lainhtm diakses pada 9 Juni 2016 jam

1612 WIB

Takariawan Cahyadi Di Indonesia 40 Perceraian Setiap Jam 2015 http

wwwkompasianacom pakcah di- indonesia- 40- perceraian- setiap-

jam_54f357c07455137a2b6c7115 diakses 9 Juni 2016 jam 2348

Cerai Paling Banyak di Jawa Barat http wwwantaranewscom berita 270213

cerai- paling- banyak- di- jawa-barat diakses pada 9 Juni 2016 jam 2259

Budiman Asep 2016 Kasus Cerai Indramayu tertinggi di Indonesia http

wwwpikiran-rakyatcom jawa-barat 2016 03 15 364250 kasus- cerai-

indramayu -tertinggi- di- indonesia diakses 9 Juni 2016 jam 2330

Harahap Syahrizal Hadi http wwwmedanbisnisdailycom news read 2015

1230207187kursus-perkawinan-dan-upaya-mencegah-perceraian diakses

11 Juni 2016 jam 0600

httpwwwpa-karawanggoid diakses pada tanggal 12 Juni 2016jam 2109

Ray Pratama Siadari Teori Efektivitas diakses dari http raypratamablogspotsg

201411teori-efektifitashtml diakses pada tanggal 13 Oktober 2016 pukul 0033

httpbadilagmahkamahagunggoidrekap-perkara-diterima-dan-diputus

httpwwwbadilagnetdataARTIKELMencari20tolak20ukur20hasil20

Mediasipdf

Lampiran 1

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Drs H Hasan Bashri SHMH

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Sejak februari 2016

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H Ketua pengadilan agama karawang

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Ya2009 di Mega Mendung Bogor

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Perma ini mengikat hanya bagi orang2 yg berperkarasetiap yg berperkara berdasarkan revisi Perma No1 Tahun 2016 ini Setiap berperkara khusus utk perceraian wajib menempuh mediasi terlebih dahulukalo tdk putusannya batal demi hukum

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Ya sudah Jadi setiap kita warga PA ada perwakilan untuk mengahadiri sosialisasi iniYa cukup berpengaruhada perbedaan dari pada Perma sebelumnya Ada progresnya walaupun tidak signifikan

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Saya belum tau apakah ada upaya peningkatan menjadi UUmungkin nanti akan ada perubahan menuju kesana sebab ini suatu kewajiban juga

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Yaa baguscukup efektif

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Para pihak antusiasrata2 para pihak ingin dimediasiresponnya baik Tingkat keberhasilannya lumayan Terutama pihak tergugat yg merasa keberatan dgn tuntutan

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Mendamaikan kedua belah pihak yg berperkara utk menuju ke arah perdamaian supaya mereka damai Fungsinya mediator

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi

H Di dalam memang selalu diupayakan penasehatan perdamaiankarena di ruang sidang itu waktunya terbatas dan singkat Kita juga dibatasi dgn perkara yg cukup banyak

11 Mengapa mediasi hraus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Sebab ada hal yg terkadang secret apabila menyangkut perceraianmakanya sidangnya tertutup Ini masalah sangat privasi dan khalayak umum tdk boleh taukarena aib juga Sesuai dgn perma diberikan waktu kurang lbh 40 hari kerja Kami melakukan mediasi tidak hanya 1 atau 2 kali bahkan bisa 4 sampai 5 kali apabila kita melihat masih ada celah utk didamaikan Bahkan harinya bisa ditambah tentunya atas seizin ketua mejalis hakim

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Ketika hal ini terjadibiasanya kita melakukan kaukus Biasanya mereka lbh terbukakarena kalo kita hadirkan mereka berduka biasanya cenderung agak tertutup juga Ini adalah jalan terbaik utk mengetahui apa sih yg sebenarnya terjadi

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya H Pengaruhnya cukup besar jugasebab ketika kaukus mereka lebih terbuka dlm persoalan yg sebenarnya terjadi Kadang2 didepan pihak agak malu dll apalgi kalo para pihak nya tempramental Tp begitu lewat kaukus mereka lebih terbuka kadang2 Sering terjadi hal seperti ini Hal ini sangat penting karena utk menggali persoalan yg sebenarnya terjadi

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H Pertama Kemampuan mediator juga berpengaruh terutama mereka yg sudah bersertifikasi Kedua kesungguhan dari mediator Respon dan keinginan kedua belah pihak juga sangat penting Termasuk juga suasana ruangan mediasi mempunyai pengaruh penting terhadap keberhasil Didesain dgn rapiber ACjadi ketika masuk itu orang2 merasa enak dan nyamandapat merubah mindset mereka juga Kalo ruangannya panasga mumpuni Maka demikian kita berharap Pemerintah menyediakan tmpt khusus utk mediasi yg representatif Faktor kegagalan yaa sebaliknyahehe

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan Biasanya seperti itu sepengatahuan saya selama menjadi mediator

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Yaa sangat penting Harus juga dia memiliki bekal itu sebab itu terkait sekali dgn masalah keluarga Ttg pskologi harus dikuasai oleh hakimbaik dia sebagai hakim

maupun sebagai mediatortapi itu hanya bersifat anjuransebab dlm persyaratan blm ada ketentuan sprti itu Namun secara mafhumnya kita harus mengetahui lah

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Pertama adalah tempat pastinya Utk tempat alhamdulillah bisa kita katakan cukup memadai

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Dulu begitu maunya MA tapi sampai hari ini blm jelas juga reward nya apabelum ada aturan mengenai hal iniitu baru wacana aja Harusnya adasebab itu adalah upaya luar biasa Seperti di negara jepang aja itu reward nya luar biasa Mungkin kalo ada dapat memotivasi hakim juga untuk memediasi dgn lbh baik

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Yaa sudah lumaya ideal lah kalo sgtu

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa H Khusus utk di PA karawang tidak menyediakantp di PA yg lain saya tahu menyediakanuntuk masalah knpa nya saya kurang tau juga yaa Yang jelas ketika Pengadilan saya yg sebelumnya di Cibinong ada

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Rata2 responnya baik dan mau dimediasi tapi 1 atau 2 ada kadang yg menolak Memang harus maukalo tdk batal demi hukum

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Terlepas dari dia tau atau tidak yaayg jelas setiap kali kita perintahkan mereka siap Apalagi bagi mereka yg sudah membawa kuasa hukum atau pengacara karena sebelumnya telah dituntun oleh pengacaranya

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Biasanya dari pihak penggugat yg tdk mau melanjutkanyg kedua kadang2 pihak tergugat juga tdk mauketika kedua belah pihak tdk maubanyak disini yg seperti itu Tapi apabila pihak penggugat atau salah pihak msh mauitu msh ada kemungkinan utk bermediasi Kalo dua2nya sudah tdk mauini yg sangat sulit Rata2 faktor ekonomiselingkuh juga adakekerasan juga adatdk tanggung jawab juga adamacam2 lahyg jelas faktor ekonomi menempati urutan teratasterkait masalah nafkah

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang

H Kita mengadakan kunjungan dan kerjasamaserta studi perbandingan dgn negara2 tersebut(Jepang) Kalo mereka berhasilkenapa tidak kita mengadopsi sistem yg sama Memang tingkat keberhasilanya cukup tinggi Saya termasuk yg terbaik jadi mediator Dari segi aturannyapelaksanaannyasistemnya juga kita ikut Kalo di luar negeri berbedasebelum menuju ranah persidanganmereka sebelum itu sudah ada upaya perdamaian Jadi kalo mereka sudah berhasil ga perlu lagi naik ke tahap persidangan Berbeda dgn kitakalo kita di dalamartinya setelah daftar ke persidangan baru dapat dilakukan mediasi Mereka juga ada lembaga swasta yg dibiayai oleh negara tanpa dipingut biaya Utk hal biaya mediasi kita juga sama gratisCuma kita dalam persidangan setelah daftar Faktor kultur sangat berpengaruhutk di indonesia apalagi dgn kemajemukan sukunyakhusus utk karawang saja skrng bukan hanya orang sunda saja tapi sudah dari mana2 Sosialisasi mediasi ini kita suka lakukan namun hanya dalam ranah kelembagaan sajatdk khusus kepada masyarakat

H = Hakim atau Hakim Mediator

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Dra Rosniati MH

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Ya saya sebagai hakim mediatordisini sejak 31 agustus 2013

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H Ketua PA Karawang melalui SK

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Belum memilikinamun kita sebagai hakim dibenarkan untuk merangkap juga sebagai hakim mediator kecuali kalo mediator diluar hakimitu wajib memiliki sertifikat mediator

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Tidakini hanya mengikat kepada orang2 yg berperkara dipengadilan saja Kalo ga dimediasi putusannya batal demi hukum Kalo kedua belah pihak hadir dapat dimediasi tp kalo salah satu tdk hadir tdk dapat dimediasi

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Dari pihak MA sudah melakukan sosialisasi dgn cara perwakilan dari PA karawang ini di undang ke MA Kyk nya ga ada perubahan yg berarti yaa karena biasanya orng yg berperkara kesini ga ada suami nyayg verstek(ga bisa dimediasi)yg hadir dua2nya hanya sedikit Tp dsni juga banyakcontoh penggugat mengajukan gugatan terus suaminya dtng atau suami yg mengajukan lalu termohonnya datang mediasi perdamaiannya itu jarang yg berhasil namun akibat cerainya bnyk yg berhasil seperti nafkah lsquoiddahmutrsquoah nya itu bnyk yg berhasil

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Belum adamungkin tergatung orang-orang yg ada di Mahkamah Agung yaauntuk menerbitkan Undang-Undang itu banyak persyaratannya

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Cukup efektifCuma khusus dlm perkara perceraian efektifnya dalam hal akibat cerainyabukan pada perdamaian dalam perceraiannya Karena orang yang datang berperkara perceraian itu adalah dalam hal perasaanuntuk mendamaikannya itu kan sulit apabila sudah menyangkut perasaan

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Kalo dalam perkara perceraianbanyaknya penyelesaian perkara dengan jalan damai atau mediasi yang berujung pencabutan perkara Dalam penyelesain perkara pun lebih cepat ya

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Mediator itu adalah orang yang ditunjuk ketua majelis hakim dgn sebuah penetapan untuk membantu para pihak menyelesaikan perkara mereka dengan jalan damai Lalu fungsinya menjadi penengahmencari solusi tentang sengketa yg mereka hadapi

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi H Ini sebetulnya mediasi ini adalah non-litigasi tp sudah terintegrasi ke dalam litigasi dan itu membantu Memang dalam setiap awal persidangan sudah memberikan nasihat tapi kan untuk lebih fokus dan optimal waktunya harus dipisahkan secara tersendiri

11 Mengapa mediasi harus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Karena dalam hal perceraian ada rahasia2 rumah tangga yg orang lain tidak boleh mengetahuiyg boleh tau hanya mediator dengan hakim Apabila terbuka untuk umum itu tidak etisbarang kali ada sesuatu yang dapat memalukan salah satu atau kedua belah pihakaib keluarga jugajadi harus benar2 rahasia Dalam Perma terbaru kan jangka waktunya 30 harisampai kapanpun bisa bahkan sampai perkara putuspun apabila para pihak menghendaki untuk mediasi kembali yaa kita mediasi lagi Contoh dia cerai tahap awal mediasi tapi tidak tercapailalu berlanjut rekonpensi dalam tahap ini kita mediasi lagi Tapi apabila yg tidak bisa dimediasi kalo perkaranya sudah lanjut Umpamanya verstek awalnyapihak tergugat tidak hadir Lalu kita sudah dalam tahap pembuktiankemudian pihak istri atau suami datangkita sudah tidak mediasi lagi karena sudah lewat

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Pertama yg dilakukan adalah ditunda mediasinya tergantung kesepakatan

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya H Yaa pernah juga Selama ini kaukus tidak banyak pengaruh menurut saya

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H (Faktor keberhasilan mediasi) (1)hubungan antara keduabelah pihak belum terlalu meruncingsalah satu pihak masih berkeinginan untuk damai itu msh ada kesempatan tapi apabila sudah dua2nya tidak itu sangat sulit dimediasi (2)Faktor mengingat anak2 bagi yg sudah menikah dan sudah memiliki anak2bagaimana nasib anak2 apabila bercerai (3)faktor hakimbagaimana cara hakim berbicara dan memberikan nasihat Apabila nasihat2 dapat diterima oleh para pihak itu juga dapat berpengaruh terhadap keberhasilan mediasi

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan Biasanya seperti itu sepengatahuan saya selama menjadi mediator

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti

dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Yaa itu juga diperlukanbisa juga apabila melibatkan keluarga (hakam) barang kali dengan begitu dpt meluluhkan hati Dalam psikologis juga perlumelihat keadaan atau kondisi kejiwaan seseorang Walaupun kita bukan ahli psokologis tapi karena pengalaman sebagai hakim kita bisa menilai watak kondisi seseorang Lalu kan kita sudah melakukan pelatihan2 mediasitujuannya kan untuk itu Bagaimana cara memediasi orangbagaimana supaya orang itu tertarik dgn kita

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Tempat atau ruang Tentunya ruangan yg apabila orang masuk itu bisa membuat dingin hatinya Ruang mediasi harus dihias sebaik mungkinsejuk juga Kalo disini belum memadai kan apabila memperbaiki sarana dan prasarana harus ada anggaranuntuk tahun ini kita belum dapat anggaran itu dan ruang mediasi yaa seadanya Kalo ditempat lain sudah memadaidihiasada meja khusus (meja bundar)

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Tidak ada reward apapunnamun MA dulu ada wacana tantang hal ituberupa apa juga belum diberitahukalo untuk kenapa nya saya juga tidak tau yaa

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Belum idealmasih kurangnamun ruang khusus nya sudah ada tp belum ideal

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa H Belum ada kita hakim merangkap sebagai mediator juga Kita berbagi waktusiapa yg hari itu tidak sidang berarti itu yg mediasi

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Respon para pihak rata2 bagustapi keberhasilan nya yang kurang Orang2 yg datang ke Pengadilan itu rata2 perasaannya sudah sulit utk disatukanapalagi apabila salah satu pihak ada yg selingkuhitu sulit

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Terlepas dari dia tau atau tidak yaayg jelas setiap kali kita perintahkan mereka siap Apalagi bagi mereka yg sudah membawa kuasa hukum atau pengacara karena sebelumnya telah dituntun oleh pengacaranya

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Kalo di Karawang inikebanyakan karena faktor ekonomi kurang Suami tdk kerja atau suaminya malas2an bekerjajd istri terpaksa bekerjaBanyak jugayg akhirnya

suami mengizinkan istri menjadi TKITKW ke luar Suami dirumah ngurus anak dikirim uanglalu dikumpulkan untuk modal nikah lagi Kedua adalah Selingkuh

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang H Perlu juga kita mencontohnamun kita kan blm tau bagaimana prosesnya disana Kalo memang baik ya kita harus mencontoh Tapi kita juga kn sudah ada payung hukum sendiri Untuk masalah kultur juga menurut saya tidak banyak pengaruh yaakarena kalo perkara peceraian itu sudah masalah hati yaasangat sulitga mungkin memaksakan kehendak Jadi mediasi itu ada beberapapertama (berhasil) dua2nya hadir dan berhasil damaiada juga (gagal) apabila salah satu pihak tidak hadiritu gagal dimediasi Ada juga (tidak berhasil) yaitu dua2nya hadir namun gagal untuk dimediasi H = Hakim atau Hakim Mediator

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Dra Elfina Fitriani

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Sejak 8 februari 2016

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H Ketua PA Karawang dengan SK

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Sudah adasaya mengikut di MegamendungBogor pada tahun 2013 kalo tdk salah

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Hanya mengikat kpd orang2 yg berperkara saja

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Sudah Tidak banyak berpengaruh yaa terhadap keefektivitasan mediasi

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Kalo sementara ini belum ada upaya kesana Karena tahap untuk kesana butuh waktu dan pembahasan yg panjang

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Cukup efektif

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Kalo dalam perkara perceraianbanyaknya penyelesaian perkara dengan jalan damai atau mediasi yang berujung pencabutan perkara Dalam penyelesain perkara pun lebih cepat ya

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Pada intinya adalah orang mencari solusi terhadap permaslahan yg dihadapi orang2 yg berperkara Fungsinya adalah untuk mendamaikan para pihak

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi H Kalo dalam hal ini kita memakai pasal 82 UU No 7 Tahun 1989 ttg Peradilan Agama Karena apabila tdk ada waktu khususmaka proses mediasi tdk akan maksimal dan tdk akan berjalan dengan baik karena saat persidangan terbatas oleh waktu yg berujung pd penumpukan perkara

11 Mengapa mediasi hraus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Karena ini adalah masalah keluargabanyak masalah2 yg sifat nya privasi Dalam agama juga kn apabila ada masalah jgn sampai orng lain atau orang luar taubahkan kalo bisa ketika suami istri bertengkar anak pun jgn sampai tau Apabila orang lain

mengetahui bukannya menyelesaikan masalah tapi malah menambah masalah Karena aib juga yg menyebabkan ini bersifat tertutup

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Saya akan lakukan kaukus Kadang ketika kedua belah pihak saling berhadapankeduanya tidak mau saling terbukatakut menyinggung perasaan Pada saat kaukus masing2 pihak lebih terbuka mengungkapkan masalah yg sebenarnya Pada inti nya apabila masih ada solusi kita cari solusinya tapi tidak bisa mau bagaimana lagi Terkadang kan ada orang yg memilki prinsip

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya H Yang saya alamipada akhirnya kaukus ini tidak berhasil juga terhadap mendamaikan para pihakcuman para pihak lebih terbuka mengungkapkan masalah2nya yg tidak bisa dia ungkapkan ketika di dpn salah satu pihak Mungkin mediator lain berbeda lagikarena itu yg saya alami selama menjadi mediator

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H Kadang2 dari para pihak jugajika salah satu masih ada keinginan untuk rukun masih ada kesempatan untuk berdamai kembaliterutama pihak penggugat yang dapat menerima kembali pihak tergugat untuk kembali hidup bersama Tapi kalo sudah dari kedua belah pihak berkeinginan untuk pisah itu sangat sulit utk didamaikantidak mungkin kita memaksakan Dari mediatornya jugacara membujuk atau cara bicara mediator terhadap para pihak itu enakdapat diterimapenampilan mediator jugahal itu dapat mendukung keberhasilan mediasi

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Tentu perlunamun secara akademik kita sebagai mediator tidak mungkin untuk belajar lagi dalam hal (psikologis) tapi kita belajar dari pengalaman Untuk menarik seseorang itu kita kan harus mengetahui jiwa atau karakteristik seseorang Sebenarnya harus bisa ilmu ttg psikologisharus sebelumnya diarahkan ke dalam bidang psikologis dalam hal akademik Tapi ya kalo skrng berdasarkan nalurialamiberdasarkan pengalaman saja Ketika menghadapi seseorang kita harus memiliki kemampuan itu untuk menunjang keberhasilan Tidak peraturan seperti iniuntuk saat ini hanya bersifat anjuran saja

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Pertama adalah ruang mediasi harus dikhususkanterpisah Ideal ruang mediasi dalam buku panduan adalah ruangannya besartertata dengan rapiterdapat meja bundar sehingga para pihak bisa berhadapandinginada air minum dan perlangkapan lainnyaserta adanya pajangan poto2 keluarga yg harmonis Sehinnga ketika masuk para pihak yg tadinya dala kondisi tdk enak bisa menjadi lbh enak lahstandarnya seperti itu Di PA karawang belum memadai

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Tidak ada reward apapunnamun MA dulu ada wacana tantang hal ituberupa apa juga belum diberitahukalo untuk kenapa nya saya juga tidak tau yaa

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Belum ideal

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa HBelum ada kita hakim merangkap sebagai mediator juga Kita berbagi waktusiapa yg hari itu tidak sidang berarti itu yg mediasi

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Responnya baik terhadap proses mediasi inimau menerima saran2 yg kami sampaikan walaupun pada akhirnya para pihak gagal untuk berdamai Sikap para pihak kooperatif tapi itu dilakukan agar proses mediasi cepat selesai dan dilanjutkan ke tahap persidangan Mereka terkesan melakukan ini hanya sebagai formalitas belaka

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Terlepas dari dia tau atau tidak yaayg jelas setiap kali kita perintahkan mereka siap Apalagi bagi mereka yg sudah membawa kuasa hukum atau pengacara karena sebelumnya telah dituntun oleh pengacaranya

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Faktor ekonomi Banyak yg gugat kalo gugat ka pihak istri yg mengajukan Dalam hal ini banyak suami yg tdk bertanggung jawab memberi nafkah atas istri Faktor selingkuhfaktor KDRT juga ada tapi tidak banyak

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang H Tentu perlu apabila itu patut dan bisa kita contoh terlebih negara2 tersebut memiliki tingkat keberhasilan mediasi yg tinggi H = Hakim atau Hakim Mediator

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Dra Ratna Jumila SH

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Jadi pada dasarnya hakim itu melekat sebagai mediatoritu sesuai dengan Perma No1 Tahun 2008 Namun menjadi mediator bersertifikat skitar 2012 atau 2013 Semenjak jadi hakim disini tahun 2014 merangkap sebagai mediatorada SK dari Ketua PA Karawang

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H ya kalo disini dari SK Ketua PA Karawang

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Ya punyadari Pusdiklat MA MegaMendung skitar tahun 2012 atau 2013

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Perma itu terikatartinya setiap berperkara kita wajib melakukan mediasi kalo kedua belah pihak hadir Artinya Perma ini hanya mengikat kepada orang2 yang berperkara di Pengadilan saja

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Sudahsebetulnya tidak jauh beda dgn Perma sebelumnya No1 Tahun 2008namun penekanan dalam Perma No1 Tahun 2016 ttg perceraian agak diatur lebih rinci kalo Perma sebelumnya msh secara umum Untuk pengaruhnya terhadap efektivitas mediasi sih saya rasa tidak pengaruh atau perubahan yaa

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Kalo dari Perma ke UU belum ada upaya yakarena kalo menuju UU proses nya berat dan agak rumitMungkin nnti suatu saat akan ada Tapi kita terus belajar dari kasus2 yang dihadapiatau ada saranatau diadakannya workshop Kalo menuju UU ada cuman proses butuh proses yang tidak sebentar ya

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Ya cukup efektif

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Kalo dalam perkara perceraianbanyaknya penyelesaian perkara dengan jalan damai atau mediasi yang berujung pencabutan perkara Dalam penyelesain perkara pun lebih cepat ya

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Mediator itu adalah orang yang ditunjuk ketua majelis hakim dgn sebuah penetapan untuk membantu para pihak menyelesaikan perkara mereka dengan jalan

damai Lalu fungsinya menjadi penengahmencari solusi tentang sengketa yg mereka hadapi

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi H Mediasi itu sifatnya wajib Setiap sidang pertama yang dihadiri oleh para pihak lengkapwajib menempuh proses mediasikalaupun dalam setiap sidang ada upaya damai itu adalah amanat Undang-undang Apalagi masalah perceraian itu dalam setiap sidang wajib mendamaikan para pihak Tapi kalo mediasi di awalKalo berhasil ya sudahtapi kalo gagal disetiap awal persidangan wajib mendamaikan para pihak

11 Mengapa mediasi hraus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Karena ada rahasia2 yg tidak boleh didengar oleh orang lainada juga kaukusApabila mediasi gagal mediator pun hraus memusnahkan berkas2 yg berkaitan dengan mediasi karena saking rahasianya Untuk masalah hari tergantung kasusnya tapi rata2 sih 2 minggu atau 3 minggu Ada juga yg lbh tapi harus seizini dari majelis hakim Artinya ketika mediasi gagaltp pada saat sidang para pihak ingin mediasi lagi itu bolehharus pernyataan dari para pihakitupun harus dimusyawarahkan Mereka sepakat kemudian majelis hakim membolehkan maka boleh mediasi lanjutan Tapi ga boleh lama yapaling lama 14 hari kalo ga salah

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Yaa apabila itu terjadi maka dilakukan kaukus

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya HPernahtergantung kita lihat kasusnya seperti apaterutama masalah perceraianterutama istriada yg ga berani mengutarakan pendapatnyakarena ada yg suaminya KDRTkadang salah satu pihak nya nyerocos terus Karena hal itukita ksh gambaran bahwa mediasi itu punya aturan Ketika mediasi para pihak saling seranggamau ikuti aturan maka kita lakukan kaukus Ga sering Ada pengaruh tp tidak signifikan Pernah pengalaman dlm kasus ceraiterutama kalo salah satu pihak tidak mau cerailakuka kaukusberusaha membuka hati para pihak dan akhirnya mau mengutarakan apa yg diinginkanlalu kita sampaikan pd saat kaukus berikutnya kpd pihak lawanpihak lawan menerimaakhirnya damai dan cabut perkaraNamun tdk setiap perkara sprti itu

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H Pertama para pihak kooperatif artinya mereka para pihak mau mengikuti aturan mediasibisa diajak utk berfikir jernih Karena biasanya kalo suami istri udh marah sakit kan udh kyk orang lain yaa Kedua bahasa kita mereka bisa memahami (cara penyampaian mediator) sangat mendukung keberhasilan mediasi Ketiga latar belakang pendidikan para pihak Ketika masuk ruang mediasipas liat muka para pihak bisa ditebaktapi kalo para pihak adem ayemdiajak ngomong enaksaling mengerti Keempat faktor lingkungan dimana para pihak tinggal

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Harus itukarena sulit membedakan job antara mediator dgn hakimhakim harus memutus tp kalo mediator tdksementara itu hakim jadi mediator ditengah mediasi dia lupa bahwa dia sebagai mediator bkn hakim Akhirnya dia memutuskanitu kn tdk bisa karena mediator tdk bisa memutus Makanya sebenarnya kalo bisa hakim itu jgn jd mediatorkarena tipis sekali dia bisa membedakan antara jadi hakimamp mediatorkadang terpengaruh Perlu sekali Belum ada peraturannyahanya sebatas anjuran

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Ruangan mediasi yg memadaiYa beginilah contohnyamestinya kan harusnya ada poto2 keluarga samawa Disini hanya ada gambar tanganitu kn blm menggambarkan perdamaiantp hanya secara umum Tp ketika saya di Jakpus harusnya ada foto2 dan lukisan kelurga samawa (foto suami istri anak) potonya sangat mesrajd kita terbawa suasana Karena suasana ruangan yg sangat damai sangat mempengaruhi kondisi para pihak terutama ketikan para pihak tegang Saya pernah berhasil ketika itu Di PA karawang belum memadai

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Tidak ada penghargaan apa2

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Belum dianggap baik atau belum memadai

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa H Belum adasejauh ini msh hakim yg ada di PA karawang Terkendala msh sulitnya SDM mediatornya Mungkin msh blm banyak yg memiliki sertifikat mediator Karena apabila diluar hakimharus memiliki sertifikat Kalo ga ada sertifikat pun ga masalah karena merangkap Kami belum bahas ttg ituterus di karawang ini msh jarangtdk seperti di Jakarta Kalo di jakarta setelah pensiun merangkap jd mediator

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Pertamaperkenalan Lalu menjelaskan peraturan mediasi sprti matikan hptidak boleh saling menyerangharus mendengarkan pendapat masing2 pihak dll Biasanya kalo sudah dijelaskan kebanyakan mereka taat Tp kalo ada yg melanggar kita kembalikan lgi ke peraturan yg telah disepakati Penjelasan aturan mediasi harus diawal

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Disini rata2 msh jarang yg sarjana Rata2 menikah diusia muda13 atau 14 thn udh nikah Banyak yg mnta dispensasi nikah Dari bisa digambarkan bahwa belum siap dengan proses mediasi

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Faktor ekonomiselingkuhKDRT biasanya kalo udh selingkuh itu sulit utk didamaikan Kalo masalah ekonomi msh ada kemungkinan utk kita damaikan setelah kita jelaskan Campur tangan pihak ketiga yaitu keluargaitu juga biasanya sulit utk kita damaikan Terkadang mereka msh saling cinta tp ketika pihak keluarga sudah intervensi mereka lbh memilih mendengarkan keluargaga berdaya

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang H Perbedaan dgn jepangdisana mediasi bersifat non-litigasikalo di indonesia kn bersifat litigasiitu yg sulit Kalo di jepang mediasi itu 1 tahun atau bahkan 2 tahun Sedangkan dikita hanya diksh waktu 30 haridan MA menuntut kita utk menyelesaikan perkara dlm wktu 5 bln Kita jd dikejar waktusebelum masuk perkara mereka mediasi dulu Kalo berhasil boleh dibawa ke pengadilan ato tidak utk dibuatkan akte perdamaian (one day wakai) Jd mereka dtng ke pengadilan sudah membawa draf2 kesepakatan Mereka mediasi sebelum memasukkan gugatan ke pengadilan Dulu waktu saya ikut pelatihan mediasimenurut Nara sumber bahwa proses mediasi itu tdk dihitung utk menyelesaikan perkara Contoh waktu itu jangka waktu mediasi 40hari itu blm dihitung Dihitung mulai dari waktu awal persidangan ketika ada laporan dari mediator Tapi skrng tidakdari mulai dftar perkara sudah dihitung waktu penyelesaian perkaratdk boleh lbh dari 150 hari dari hari pendaftaran Jd karena faktor itulah yg mempengaruhi kita ukt bekerja keras dikejar waktu dan berdampak tdk maksimal Karena kalo lama2 kita ditegur oleh MA Itulah faktor knpa mediasi disini jarang yg maksimal (1)MEDIASI GRATIS(2)BIAYA PERKARA MAHAL(3)KETERLIBATAN DARI EKSEKUTIF LEGISLATIF amp YUDIKATIF(4)KULTUR MASYARAKAT YG TAAT HUKUM Sulit diterapkan di Indonesiasebenarnya biaya mediasi gratisan apabila dari hakimsedangkan kalo mediasi dari luar hakim butuh biaya yg berasal dari para pihak Menurut pendapat saya (DraRatna Jumila MH) mungkin mediasi ini hanya formalitas belakaudahlah yg pnting kita sudah melaksanakan amanat Permamasalah berhasil atau tidak itu urusan belakangan

Lembaga ADR adatapi kalo ke pengadilan agama khusus nya banyak ga dipakai jarang ikut campurtapi tdk tau kalo Pengadilan Negeriorang yg berperkara ke PA rata2 orang yg menengah ke bawahapalgi di karawang Beda dgn kota2 besar dgn kasus yg besar sehingga dapat mengambil mediator dari luar KULTUR Dikita ituhukum dibuat utk dilanggar yaa heheterkadang kita suruh mediasi malah mengelak dgn alasan bahwa sudah mediasi dgn keluarga Itu kan salah satu bentuk tdk taat hukumtp kemudian kami jelaskan H = Hakim atau Hakim Mediator

Lampiran 2

Gambar 1

Foto bersama Dra Elfina Fitriani Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 2

Foto bersama Dra Hj Rosniati MH Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 3

Foto bersama Drs H Hasan Bashri SHMH Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 4

Foto bersama Dra Ratna Jumila MH Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 5

Pengadilan Agama Karawang Tampak Depan

Gambar 6

Pengadilan Agama Karawang Tampak Depan

Lampiran 3

Page 9: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA iii

LEMBAR PERNYATAAN iv

ABSTRAK v

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR LAMPIRAN xiii

BAB I PENDAHULUAN 1

A Latar Belakang Masalah 1

B Identifikasi Masalah 6

C Rumusan dan Batasan Masalah 6

D Tujuan dan Manfaat Penelitian 7

E Studi Review Terdahulu 8

F Metode Penelitian 10

G Sistematika Penulisan 12

x

BAB II KONSEP MEDIASI DAN PENERAPANNYA

A Pengertian Mediasi 13

B Dasar Filosofis dan Yuridis Dalam Mediasi 14

C Keuntungan Menggunakan Proses Mediasi 17

D Peran dan Fungsi Mediator 18

E Proses Mediasi 21

F Mediasi Dalam Perspektif Islam 26

BAB III TEORI EFEKTIVITAS HUKUM

A Pengertian Efektivitas 33

B Bekerjanya Hukum Dalam Masyarakat 33

C Teori Efektivitas Hukum 38

BAB IV

A Profil Pengadilan Agama Karawang 42

B Analisis Efektivitas Mediasi 45

1 Tinjauan Yuridis Perma No1 Tahun 2008 dan Perma No1

Tahun 2016 45

2 Kualifikasi Mediator 51

3 Fasilitas dan Sarana 56

4 Kepatuhan Masyarakat 59

ANALISIS TENTANG EFEKTIVITAS MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA KARAWANG

xi

5 Kebudayaan 60

C Tingkat Keberhasilan Mediasi 62

D Faktor Pendukung dan Penghambat Keberhasilan Mediasi 64

BAB V PENUTUP

A Kesimpulan 68

B Saran-saran 70

DAFTAR PUSTAKA 72

LAMPIRAN 76

xii

DAFTAR TABEL

TABEL 1 Daftar Perceraian Pengadilan Agama Karawang 2011-2015 5

TABEL 2 Struktur Organisasi Pengadilan Agama Karawang 44

TABEL 3 Perbedaan PERMA Nomor 1 Tahun 2008 dan Perma Nomor 1 Tahun

2016 50

TABEL 4 Daftar Mediator Pengadilan Agama Karawang 52

TABEL 5 Jadwal Mediator 58

TABEL 6 Diagram Perceraian Pengadilan Agama 4 Tahun Terkahir 61

TABEL 7 Laporan Tahunan Mediasi Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015

62

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Hasil Wawancara Penelitian

LAMPIRAN 2 Foto bersama para Mediator Hakim Pengadilan Agama karawang

LAMPIRAN 3 Surat Keterangan Penelitian di Pengadilan Agama Karawang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Indonesia berada diperingkat tertinggi memiliki angka perceraian paling

banyak dalam setiap tahunnya dibandingkan negara Islam didunia lainnya Hal

tersebut diungkapkan oleh Dirjen Bimas Islam Departemen Agama dalam acara

Pembukaan Pemilihan Keluarga Sakinah dan Pemilihan Kepala KUA Teladan

Tingkat Nasional 2016 Menurutnya gejolak yang mengancam kehidupan struktur

keluarga ini semakin bertambah jumlahnya pada tiga tahun terakhir ini

Tambahnya lagi bahwa setiap tahun ada 2 juta perkawinan tetapi yang

memilukan perceraian bertambah menjadi dua kali lipat setiap 100 orang yang

menikah 10 pasangannya bercerai dan umumnya mereka yang baru berumah

tangga1

Jika di tahun 2013 BKKBN menyatakan tingkat perceraian di Indonesia

sudah menempati urutan tertinggi se Asia Pasifik ternyata di tahun-tahun

berikutnya jumlah perceraian tetap semakin meningkat Melihat data pernikahan

dan perceraian di Indonesia yang dirilis oleh Kementrian Agama RI tampak

pernikahan relatif tetap di angka dua juta dua ratusan ribu setiap tahun sementara

perceraian selalu meningkat hingga tembus di atas tiga ratus ribu kejadian setiap

tahunnya Tahun 2009 jumlah angka pernikahan sebanyak 2162268 kejadian

1Angka Perceraian di Indonesia Tertinggi Dibanding Negara Islam lain

httpwwweramuslimcomberitanasionalangka-perceraian-di-indonesia-tertinggi-dibanding-negara-islam-lainhtm diakses pada 9 Juni 2016 jam 1612 WIB

2

dan perceraian sebanyak 216286 kejadian Lalu pada tahun 2010 jumlah angka

pernikahan sebanyak 2207364 kejadian dan perceraian sebanyak 285184

kejadian Tahun 2011 jumlah angka pernikahan sebanyak 2319821 kejadian dan

perceraian sebanyak 258119 kejadian Tahun 2012 jumlah angka pernikahan

sebanyak 2291265 kejadian dan perceraian sebanyak 372577 kejadian

Selanjutnya pada tahun 2013 jumlah angka perceraian sebanyak 2218130

kejadian dan perceraian sebanyak 324527 kejadian2

Data Kementerian Agama RI disampaikan oleh Kepala Subdit

Kepenghuluan Anwar Saadi Jumat 14 November 2014 Dimuat di Republika

Online 14 September 2014 Sebagai sampel kita ambil data dua tahun terakhir di

2012 dan 2013 saja Jika diambil tengahnya angka perceraian di dua tahun itu

sekitar 350000 kasus Berarti dalam satu hari rata-rata terjadi 959 kasus

perceraian atau 40 perceraian setiap jam

Provinsi Jawa Barat yang juga paling banyak penduduknya menjadi

provinsi yang paling tinggi angka perceraiannya Badan Peradilan Agama MA

pada 2010 mengungkap terdapat 33684 kasus cerai di sana Tempat kedua

adalah Jawa Timur yaitu sebanyak 21324 kasus Posisi ketiga Jawa Tengah

dengan 120193 Indramayu adalah kabupaten di Jawa Barat dengan angka

perceraian tertinggi di Indonesia pada 2015 Jumlah perceraian tahun 2015 pun

meningkat dibandingkan dengan tahun 2014 dan didominasi oleh usia produktif

2Cahyadi Takariawan Di Indonesia 40 Perceraian Setiap Jam

httpwwwkompasianacompakcahdi-indonesiandash40ndashperceraianndashsetiapjam_54f357c07455137a2b6c7115 diakses 9 Juni 2016 jam 2348

3 Cerai Paling Banyak di Jawa barat httpwwwantaranewscomberita270213cerai-paling-banyak-di-jawa-barat diakses pada 9 Juni 2016 jam 2259

3

Ungkap Kepala Pengadilan Agama Indramayu Anis Fuadz di kantornya kamis

14 Januari 2016 lalu Dia menyebutkan Indramayu menempati peringkat pertama

dengan 9444 kasus diikuti Malang sebanyak 8497 kasus Surabaya 8262 kasus

Kabupaten Cirebon 7991 kasus Sementara di Jawa Barat setelah Indramayu dia

memprediksi di peringkat kedua ditempati Kabupaten Tasik atau Kota Cimahi4

Data statistik yang cukup mengejutkan juga dilansir oleh Badilag Badan

Peradilan Agama Mahkamah Agung RI menyebutkan pada tahun 2009 perkara

perceraian yang diputus Pengadilan AgamaMahkamah Syarrsquoiyah mencapai

223371 perkara Perkara cerai gugat berjumlah 150000 Ini berarti 65 dari

perkara perceraian yang diproses di Pengadilan Agama di seluruh Indonesia

adalah cerai gugat5 Dilansir dari sumber yang berbeda data Ditjen Badilag MA

mencatat 285184 perkara berakhir dengan perceraian ke Pengadilan Agama se

Indonesia pada tahun 2010 dimana dalam 5 tahun terakhir peningkatan perkara

yang masuk bisa mencapai 816

Berkaitan dengan hal ini ada badan hukum yang di bentuk oleh Departemen

Agama yang dipercaya untuk menangani hal ini Badan Penasihat Perkawinan dan

Penyelesaian Perkawinan adalah badan yang dibentuk oleh Departemen agama

untuk mendamaikan atau memediasikan para pihak yang beragama Islam yang

4Asep Budiman Kasus Cerai Indramayu tertinggi di Indonesia httpwwwpikiran-

rakyatcomjawa-barat20160315364250kasus-cerai-indramayu-tertinggi-di-indonesia diakses 9 Juni 2016 jam 2330

5 Nurhasanah dan Rozalinda ldquoPersepsi Perempuan Terhadap Perceraianrdquo Kafarsquoah Jurnal Ilmiah kajian Gender Vol 4 No2 Tahun 2014 hal 2

6 Fachrina dan Rinaldi Eka Putra ldquoUpaya Pencegahan Perceraian Berbasis Keluarga Luas dan Institusi lokal dalam Masyarakat Minangkabau di Sumatera Baratrdquo Antropologi Indonesia Vol 34 No2 tahun 2013 h 5

4

ingin bercerai7 Sesuai dengan Peraturan Menteri Agama No 3 Tahun 1975 Pasal

28 ayat (3) menyebutkan bahwa

ldquoPengadilan Agama dalam berusaha mendamaikan kedua belah pihak dapat meminta bantuan kepada Badan Penasihat Perkawinan Perselisihan dan Perceraian (BP4) agar menasehati kedua suami istri tersebut untuk hidup makmur lagi dalam rumah tanggardquo

Biasanya pihak-pihak yang ingin mengajukan perceraian ke Pengadilan

Agama pertama kali mereka mendatangi BP4 ini Namun meskipun para pihak

belum mendatangi atau belum melalui proses BP4 dan langsung mengajukan

perceraian ke Pengadilan Agama Pengadilan Agama tetap menerima perkara

tersebut perkara yang diajukan ke Pengadilan Agama baik yang sudah melalui

proses BP4 maupun yang belum para pihak dalam perkara tersebutwajib

diupayakan perdamaian oleh hakim yang memeriksa dan mengadili perkara

tersebut8

Akan tetapi mediasi yang dilakukan di Pengadilan Agama perlu dilakukan

kajian atau penelitian mengingat tingginya kasus perceraian Berkaitan dengan hal

ini penulis melakukan penelitian di Pengadilan Agama Karawang Berdasarkan

data statistik yang dilansir di situs resmi Pengadilan Agama Karawang Pada

tahun 2011 terdapat 1276 perkara yang didominasi cerai gugat berjumlah 846

perkara dan cerai talak berjumlah 430 perkara Pada tahun 2012 terdapat 1638

perkara yang tetap didominasi oleh cerai gugat bahkan cenderung meningkat

7 Nurnaningsih Amriani Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan

(Jakarta PT RajaGrafindo Persada 2011) h 134 8 Nurnaningsih Amriani Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan

(Jakarta PT RajaGrafindo Persada 2011) h 135

5

dengan jumlah 1131 perkara dan cerai talak sebanyak 507 perkara Lalu pada

tahun 2013 cenderung terus mengalami peningkatan dengan jumlah perkara

sebanyak 1812 perkara dengan perkara cerai gugat sebanyak 1267 dan cerai talak

berjumlah 545 perkara Selanjutnya pada tahun 2014 jumlah perkara perceraian

sebanyak 1761 perkara dengan perkara cerai gugat berjumlah 1294 dan perkara

cerai talak mengalami penurun menjadi 467 kasus9 Lalu pada tahun 2015 jumlah

perkara perceraian sebanyak 1900 perkara dengan perkara cerai gugat sebanyak

1350 perkara dan 550 perkara cerai talak Kesimpulan yang di dapat dari data di

atas adalah selama 4 tahun terakhir perkara perceraian cenderung mengalami

peningkatan yang signifikan dengan didominasi oleh perkara cerai gugat

Tabel 1

DAFTAR PERKARA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA

KARAWANG TAHUN 2011-2015

Tahun Jumlah Perkara Cerai Talak Cerai Gugat

2011 1267 perkara 430 perkara 846 perkara

2012 1638 perkara 507 perkara 1131 perkara

2013 1812 perkara 545 perkara 1267 perkara

2014 1761 perkara 467 perkara 1294 perkara

2015 1900 perkara 550 perkara 1350 perkara

9 httpwwwpa-karawanggoid diakses pada tanggal 12 Juni 2016jam 2109

6

Berangkat dari tujuan awal untuk mengetahui tingkat keefektivan mediasi di

Pengadilan Agama maka penulis beranggapan bahwa masalah ini perlu dijadikan

objek penelitian dalam sebuah skripsi karena akhir-akhir ini perkara perceraian

mengalami peningkatan yang signifikan Tulisan ini ingin mengetahui efektivitas

mediasi di Pengadilan Agama dalam sebuah skripsi yang berjudul ldquoEfektivitas

Mediasi Dalam Penyelesaian Sengketa Perceraian Di Pengadilan Agama

Karawang Tahun 2015rdquo

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut

1 Indonesia adalah negara tertinggi tingkat perceraian

2 Jumlah perceraian di Indonesia semakin meningkat

3 Upaya pemerintah untuk meminimalisir angka perceraian di Indonesia

4 Tingkat keberhasilan mediasi dalam proses penyelesaian sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang tahun 2015

5 Faktor-faktor pendukung dan penghambat terhadap tingkat keberhasilan

mediasi di Pengadilan Agama Karawang tahun 2015

C Batasan dan Rumusan Masalah

1 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah penulis kemukakan agar

permasalahan yang akan penulis bahas tidak meluas maka penulis membatasi

permasalahan sebagai berikut

7

a Efektivitas dibatasi pada keberhasilan dalam mediasi penyelesaian

sengketa perceraian

b Mediasi penyelesaian sengketa perceraian dibatasi pada perkara Tahun

2015

c Data tentang penyelesaian sengketa perceraian dibatasi pada sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang

d Data yang diteliti dibatasi pada data tahun 2015 karena pada tahun

tersebut merupakan angka perceraian tertinggi

2 Rumusan Masalah

Dalam mempermudah penulis menganalisa permasalahan penulis

menyusun rumusan masalah sebagai berikut

a Bagaimana efektivitas mediasi dalam proses penyelesaian sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang

b Apa saja faktor pendukung keberhasilan mediasi penyelesaian sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang

c Apa saja faktor penghambat mediasi penyelesaian sengketa perceraian di

Pengadilan Agama Karawang

3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dalam penulisan ini ada beberapa tujuan yang hendak dicapai oleh penulis

tujuan yang dimaksud adalah

1 Untuk mengidentifikasi tingkat keberhasilan efektivitas mediasi dalam

proses penyelesaian sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang

Tahun 2015

8

2 Untuk menjelaskan faktor-faktor pendukung keberhasilan mediasi dalam

penyelesaian sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang Tahun

2015

3 Untuk menjelaskan faktor-faktor penghambat mediasi dalam penyelesaian

sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015

Adapun manfaat penelitian ini adalah

a Akademis

Secara akademis hasil dari observasi ini diharapkan dapat menjadi

bahan penyuluhan tentang pelaksanaan mediasi di Pengadilan Agama

Karawang

b Praktis

Secara praktis hasil dari observasi ini diharapkan menjadi masukan

bagi pihak Pengadilan Agama guna meningkatkan keefektivitasan mediasi

dalam penyelesaian sengketa perceraian Dan bagi pihak lain diharapkan

dapat membantu untuk mengadakan observasi serupa

4 Studi Review Terdahulu

Untuk mengetahui kajian terdahulu yang telah ditulis oleh penulis lainnya

maka penulis meninjau beberapa skripsi terdahulu yang pembahasannya hampir

sama dengan pembahasan yang penulis kaji Dalam hal ini penulis menemukan

beberapa skripsi yaitu

9

1 Skripsi dengan judul ldquoEfektivitas Mediasi Dalam Perkara Perceraian di

Pengadilan Agama Depokrdquo yang ditulis oleh Hidayatulloh (2011)10 Dalam

Skripsi ini menjelaskan bahwa pada tahun 2009 dari 269 perkara yang

berhasil dimediasi sebanyak 38 perkara (141) Pada tahun 2010 dari 187

perkara yang berhasil dimediasi sebanayak 13 perkara (69) Dapat

disimpulkan tingkat keberhasilan mediasi belum efektif

2 Skripsi dengan judul ldquoEfektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara

Perceraian di Pengadilan Agama Marosrdquo yang ditulis oleh SariM (2014)11

Dalam skripsi ini menjelaskan bahwa pada tahun 2011 dari 74 perkara yang

berhasil dimediasi sebanyak 1 perkara Pada tahun 2012 dari 65 perkara

yang berhasil dimediasi sebanyak 1 perkara Dan pada tahun 2013 dari 63

perkara yang berhasil dimediasi sebanyak 1 perkara Dapat disimpulkan

tingkat keberhasilan mediasi belum efektif

Pembahasan dalam dua skripsi yang telah penulis kemukakan di atas

membahas pokok permasalahan yang sama namun masing-masing meneliti pada

objek atau tempat yang berbeda Pada skripsi pertama yang menjadi objek

penelitian adalah Pengadilan Agama Depok Pembahasan pada skripsi kedua

yang menjadi objek penelitian adalah Pengadilan Agama Maros Selanjutnya

objek penelitian yang penulis teliti adalah Pengadilan Agama Karawang Dengan

demikian objek penelitian yang penulis teliti belum pernah ada yang

membahasnya

10 Hidayatulloh Efektivitas Mediasi Dalam Perkara Perceraian di Pengadilan Agama

Depok Skripsi Fakultas Syarirsquoah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2011 11 Sari M Efektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara Perceraian di Pengadilan

Agama Maros Skripsi Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar 2014

10

5 Metode Penelitian

1 Jenis Penelitian

Menurut Bogdan dan Biglen dalam Moleong kualitatif analitis adalah

upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data mengorganisasikan

data memilah-milahnya menjadi satuan yang datapat dikelolah

mensintesiskan mencari dan menemukan pola menemukan apa yang

penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan

kepada orang lain12

2 Sumber Data

Data yang terhimpun dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian

yaitu

1 Data primer Sumber data ini didapatkan dari hasil observasi langsung

ke Pengadilan Agama Karawang serta hasil wawancara dengan para

Hakim di Pengadilan Agama Karawang

2 Data sekunder Sumber data ini penulis ambil dari teks undang-

undang yang berkaitan dengan hal ini adalah Pasal 130 HIR dan 154

RBg SEMA No1 Tahun 2002 Tentang Pemberdayaan Pengadilan

Tingkat Pertama Menerapkan Lembaga Damai Pasal 130 HIR154

RBg PERMA No2 Tahun 2003 tentang Prosedur Mediasi di

Pengadilan PERMA No1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di

Pengadilan undang-undang No7 Tahun 1989 tentang Peradilan

12 Lexy J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja Rosdakarya

2009) h 248

11

Agama undang-undang No48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan

Kehakiman beberapa buku-buku terkait yang membahas tentang

mediasi di Pengadilan serta beberapa skripsi artikel-artikel terkait

mengenai hal ini yang dapat digunakan untuk mendukung dan

melengkapi data primer

3 Teknik Pengumpulan data

Dalam penelitian kali ini penulis menggunakan teknik pengumpulan

data dengan wawancara langsung terhadap hakim-hakim atau pegawai

terkait di Pengadilan Agama Karawang serta melalui pengamatan langsung

atau observasi

4 Metode Analisis Data

Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis secara tematik

deskriptif yaitu dengan cara pendeskripsian atau penggambaran yang

dituangkan ke dalam bentuk paragraf yang kemudian diklasifikasikan sesuai

dengan jenis jawaban yang diberikan kepada narasumber

5 Tehnis Penulisan Skripsi

Penulisan skripsi ini berpedoman pada ldquoBuku Pedoman Penulisan

Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh FSH UIN Jakarta tahun 2012rdquo

12

6 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam penulisan skripsi ini penulis membuat

sistematika penulisan dengan membagi kepada lima (5) bab tiap-tiap bab terdiri

dari sub-sub bab dengan rincian sebagai berikut

BAB I Dalam bagian pendahuluan ini berisi latar belakang masalah

identifikasi masalah batasan dan rumusan masalah tujuan

penelitian manfaat penelitian review terdahulu kerangka

berpikir metode penelitian dan sistematika penulisan

BAB II Membahas tentang konsep mediasi dan penerapannya berupa

pengertian mediasi asas-asas umum dalam proses medasi

keuntungan menggunakan mediasi peran dan fungsi mediator

proses mediasi dan mediasi dalam islam

BAB III Membahas tentang teori efektivitas berupa pengertian mediasi

bekerjanya hukum dalam masyarakat dan teori efektivitas

hukum

BAB IV Membahas tentang analisis efektivitas mediasi berupa profil

Pengadilan Agama Karawang analisis efektivitas mediasi

tingkat keberhasilan mediasi dan faktor pendukung dan

penghambat keberhasilan mediasi

BAB V Merupakan bab penutup berisi kesimpulan dan saran-saran

13

BAB II

KONSEP MEDIASI DAN PENERAPANNYA

A Pengertian Mediasi

Istilah mediasi berasal dari bahasa Latin ldquomediusrdquo ldquomediumrdquo yang artinya

berada ditengah Mediasi merupakan salah satu bentuk negosiasi antara dua pihak

(ldquodyadic modelrdquo) dengan melibatkan pihak ketiga (ldquotriadic modelrdquo) dengan

tujuan membantu tercapainya penyelesaian yang bersifat kompromis1 Pada

dasarnya mediasi adalah negosiasi yang melibatkan pihak ketiga yang memiliki

keahlian mengenai prosedur mediasi yang efektif dapat membantu dalam situasi

konflik untuk mengordinasi aktivitas mereka sehingga lebih efektif dalam proses

tawar-menawar2

Menurut Priyatna Abdurrasyid mediasi merupakan suatu proses damai

bahwa para pihak yang bersengketa menyerahkan penyelesaiannya kepada

mediator (seseorang yang mengatur pertemuan antara dua pihak atau lebih yang

bersengketa) untuk mencapai hasil akhir yang adil tanpa membuang biaya yang

besar tetapi tetap efektif dan diterima sepenuhnya oleh kedua belah pihak yang

bersengketa secara sukarela3

Pengertian mediasi yang lain menurut Dwi Rezki Sri Astarini adalah proses

penyelesaian sengketa alternatif bahwa para pihak yang bersengketa dengan itikad

1 Valerine JL Kriekhoff Mediasi Sebagai Bentuk Penyelesaian Sengketa Keluarga dalam

buku Bunda Reghena (Pustaka Dunia 2012) h 615 2 Nurnianingsih Amriani Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan

(Jakarta Raja Grafindo 2011) h 28 3 Priyatna Abdurrasyid Arbitase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Suatu Pengantar

(Jakarta Fikahati Anesta 2002) h 34

14

baik berusaha mendamaikan sengketa diantara mereka dengan dibantu oleh

mediator netral untuk mencapai hasil yang adil dan dapat diterima oleh kedua

belah pihak untuk dilaksanakan dengan sukarela4

Demikian pula ketentuan dalam Pasal 1 angka 1 PERMA Nomor 1 Tahun

2016 terdapat rumusan pengertian mediasi sebagai berikut

ldquoMediasi adalah cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk

memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh mediatorrdquo

B Dasar Filosofis dan Yuridis Dalam Mediasi

Pelembagaan dan permberdayaan mediasi di Pengadilan (Court Connected

Mediation) juga tidak terlepas pula dari landasan filosofis yang bersumber pada

dasar negara kita yaitu Pancasila terutama sila keempat yang berbunyi

ldquoKerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan

Perwakilanrdquo Sila keempat dari Pancasila ini diantaranya menghedaki bahwa

upaya penyelesaian sengketa atau konflik atau perkara dilakukan melalui

musyawarah untuk mencapai mufakat yang diliputi oleh semangat kekeluargaan

Hal ini mengadung arti bahwa setiap sengketakonflikperkara hendaknya

diselesaikan melalui proses perundingan atau perdamaian di antara para pihak

yang bersengketa untuk memperoleh kesepakatan bersama5

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa dasar hukum yang mengatur

pengintegrasian mediasi dalam sistem peradilan pada dasarnya bertitik tolak pada

4 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 89 5 Rachmadi Usman Mediasi di Pengadilan Dalam Teori Dan Praktik (Jakarta Sinar

Grafika 2012) h 26

15

ketentuan HIR dan RBg HIR merupakan singkatan dari Herziene Inlandsch

Reglement (Reglemen Indonesia Baru) merupakan salah satu sumber hukum acara

perdata bagi daerah Pulau Jawa dan Madura peninggalan colonial Hindia Belanda

yang masih berlaku di negara kita hingga kini Sedangkan RBg adalah singkatan

dari Rechtsreglementvoor de Buitengewesten (Reglement untuk daerah seberang)

merupakan Hukum Acara Perdata bagi daerah luar pulau Jawa dan Madura

Secara lebih lengkap ketentuan pasal ini adalah6

1 Jika pada hari yang ditentukan kedua belah pihak datang maka pengadilan negeri dengan pertolongan ketua mencoba akan mendamaikan mereka

Selanjutnya pada ayat (2) berbunyi

2 Jika perdamaian yang demikian itu dapat dicapai maka pada waktu bersidang diperbuat sebuah surat akta tentang itu dalam mana kedua belah pihak dihukum akan menempati perjanjian yang diperbuat itu surat akan berkekuatan dan akan dijalankan sebagai keputusan biasa

Selanjutnya dalam Pasal 154 RBg adalah

1 Bila pada hari yang telah ditentukan para pihak dating menghadap maka Pengadilan Negeri dengan perantaraan ketua berusaha mendamaikannya

2 Bila dapat dicapai perdamaian maka di dalam siding itu juga dibuatkan suatu akta dan para pihak dihukum untuk menaati perjanjian yang telah dibuat dan akta itu mempunyai kekuatan serta dilaksanakan seperti suatu surat keputusan biasa

Dapat dikatakan bahwa mediasi di Pengadilan ini merupakan hasil

pengembangan dan pemberdayaan kelembagaan perdamaian sebagaimana diatur

dalam ketentuan Pasal 130 HIR154 RBg yang mengharuskan hakim

menyidangkan suatu perkara dengan sungguh-sungguh mengusahakan

perdamaian diantara para pihak yang berperkara Namun Mahkamah Agung

mensinyalir bahwa hakim tidak menerapkan ketentuan ini hanya sekedar

6 Prof DR Syahrizal Abbas Mediasi Dalam Perspektif Hukum Syariah Hukum Adat dan

Hukum Nasional (Jakarta Kencana 2009)h 287

16

formalitas menganjurkan perdamaian di hadapan para pihak yang bersengketa7

Kenyataan praktik yan dihadapi jarang dijumpai putusan perdamaian Produk

yang dihasilkan peradilan dalam penyelesaian perkara yang diajukan kepadanya

hampir seratus persen berupa putusan konvensional yang bercorak menang atau

kalah (winning or losing) Jarang ditemukan penyelesaian berdasarkan konsep

sama-sama menang (win-win solution)

Pasal 130 HIR154 RBg yang memerintahkan usaha perdamaian oleh

hakim dijadikan modal utama dalam membangun perangkat hukum mediasi

pengadilan yang sudah dirintis sejak tahun 2002 melalui SEMA Nomor 1 Tahun

2002 Tentang Pemberdayaan Pengadian Tingkat Pertama Menerapkan Lembaga

Damai Pasal 130 HIR154 RBg yang kemudianpada tahun 2003 disempurnakan

melalui PERMA Nomor 2 Tahun 2003 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan8

Kemudian merasa PERMA Nomor 2 Tahun 2003 dirasa belum efektif

maka Mahmakah Agung merevisi kembali dengan lahirnya PERMA Nomor 1

Tahun 2008 Kehadiran PERMA Nomor 1 Tahun 2008 dimaksudkan untuk

memberikan kepastian ketertiban kelancaran dalam proses mendamaikan para

pihak untuk menyelesaikan suatu sengketa perdata Hal ini daat dilakukan dengan

menintensifkan dan mengintegrasikan proses mediasi ke dalam prosedur

berperkara di pengadilan Mediasi mendapat kedudukan penting dalam PERMA

Nomor 1 Tahun 2008 karena proses mediasi merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dalam proses berperkara di pengadilan Hakim wajib mengikuti

7 Rachmadi Usman Mediasi di Pengadilan Dalam Teori Dan Praktik (Jakarta Sinar

Grafika 2012) h 27 8 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 124

17

prosedur penyelesaian sengketa melalui mediasi bila hakim melanggar atau

enggan menerpkan prosedur mediasi putusan hakim tersebut batal demi hukum

(Pasal 2 ayat (3) PERMA)9

C Keuntungan Menggunakan Proses Mediasi

Bagi pihak-pihak yang berseteru memecahkan masalah dengan

membawanya ke meja hijau terkadang dirasa kurang begitu efektif Banyak

kelebihan yang ditawarkan oleh mediasi dibandingkan dengan proses litigasi

yaitu10

a Ada dua asas penting dalam mediasi

Pertama menghindari menang ldquokalahrdquo (win loose) melainkan lsquosama-sama

menangrdquo (win-win solution) Sama-sama menang bukan saja dalam arti

ekonomi atau keuangan melainkan termasuk juga kemenangan moril reputasi

(nama baik dan kepercayaan) Kedua putusan tidak mengutamakan

pertimbangan dan alasan hukum melainkan atas dasar kesejajaran kepatutan

dan rasa keadilan

b Telah pula dikemukakan penyelesaian melalui mediasi mempersingkat waktu

penyelesaian sengketa dibandingkan berperkara Waktu yang panjang dalam

berperkara tidak hanya menjadi beban ekonomi keuangan Yang tidak kalah

pentingnya adalah beban psikologis yang akan mempengaruhi berbagai sikap

dan kegiatan pihak yang berperkara

9 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 124-125

10 Bagir Manan Mediasi Sebagai Alternatif Menyelesaikan Sengketa Varia Peradilan No 248 Juli 2006 h 5-16

18

c Bagi masyarakat Indonesia berperkara menimbulkan efek sosial yaitu

putusnya hubungan persaudaraan atau hubungan sosial Bukan saja antar

pihak yang berperkara Efek sosial dapat memperluas sampai kepada

hubungan kekerabatan yang lebih luas Hal ini dapat terjadi karena suatu

perkara bukan saja menjadi kepentingan dan ldquoharga dirirdquo yang berperkara

melainka juga dapat merambat ke kerabat

d Mediasi sangat sesuai dengan dasar pergaulan sosial masyarakat Indonesia

yang mengutamakan dasar kekerabatan paguyuban kekeluargaan dan gotong

royong Dasar-dasar tersebut dapat membentuk tingkah laku toleransi

mudag memaafkan dan mengedepankan sikap mendahulukan kepentingan

bersama (komunal)

D Peran dan Fungsi Mediator

Dalam mediasi ada pihak yang sangat berperan besar demi tercapainya

kesepakatan damai yaitu seorang mediator Biasanya mediator adalah orang yang

ahli dalam bidang yang didiskusikandisengketakan atau ahli dalam bidang hukum

karena pendekatan yang difokuskan adalah pada hak Mediator merupakan pihak

ketiga yang bersifat netral dan tidak memihak yang berfungsi membantu para

pihak dalam mencari kemungkinan penyelesaian sengketa11

Sebagai ldquopenengahrdquo atau pihak ketiga yang netral dalam proses mediasi

mediator ldquomembanturdquo para pihak dalam menyelesaikan sengketa yang

dihadapinya Seorang mediator akan membantu para pihak untuk membingkai

persoalan yang ada perlu diselesaikan secara bersama Secara umum mediator

11 Mariana Sutadi Pendayagunaan Perdamaian Menurut Pasal 130 HIR154 RBg dan Potensinya dalam Mewujudkan Keadilan yang Cepat Sederhana dan Biaya Ringan (Jakarta Pusat Pengkajian Hukum dan Mahkamah Agung RI 2005) h 30

19

tidak membuat keputusan mediator hanya membantu dan memfasilitasi para

pihak yang bersengketa untuk merumuskan berbagai opsi pilihan penyelesaian

sengketa yang dapat diterima oleh kedua belah pihak sehingga untuk mencapai

hasil yang maksimal seorang mediator disamping memiliki kemampuan sebagai

mediator juga harus dapat menguasai teknik-teknik mediasi secara baik12

Ada kalanya mediator akan sering bertemu dengan para pihak secara pribadi

dalam pertemuan yang disebut caucus yaitu pertemuan mediator dengan salah

satu pihak tanpa dihadiri pihak lainnya sehingga mediator akan lebih leluasa

memperoleh informasi dari pihak yang tidak bersedia terbuka membagi

informasi13 Dengan pertemuan terpisah (caucus) ini mediator akan mempunyai

lebih banyak informasi mengenai persoalan-persoalan yang sebenarnya terjadi

Mediator berkewajiban untuk merahasiakan informasi yang diberikan kepadanya

dalam sebuah caucus Oleh karena itu seorang mediator juga harus memiliki

kemampuan mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang nantinya akan

dipergunakan sebagai bahan untuk menyusun dan mengusulkan pelbagai

penyelesaian masalah yang disengketakan sehingga mediator diharapkan akan

mampu menentukan apakah terdapat dasar-dasar bagi terwujudnya suatu

perjanjiankesepakatan14

12 I Made Widyana Alternatif Penyelesaian Sengketa (ADR) (Jakarta Fikahati Anesta

2009) h 114 13 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 93 14 Takdir Rahmadi Mediasi Penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan Mufakat (Jakarta

RajaGrafindo Persada 2010) h 17

20

Fuller dalam Riskin and Westbrook menyebutkan tujuh fungsi mediator

yaitu sebagai catalyst educator translator resourceperson bearer of bad news

agent of reality dan scapegoat

1 Sebagai ldquokatalisatorrdquo mengandung pengertian bahwa kehadiran mediator

dalam proses perundingan mampu mendorong lahirnya suasana yang

konstruktif bagi diskusi

2 Sebagai ldquopendidikrdquo berarti seseorang harus berusaha memahami aspirasi

prosedur kerja keterbatasan politis dan kendala usahan dari para pihak Oleh

sebab itu ia harus berusaha melibatkan diri dalam dinamika perbedaan di

antara para pihak

3 Sebagai ldquopenerjemahrdquo berarti mediator harus mampu menyampaikan dan

merumuskan usulan pihak yang satu kepada pihak yang lainnya melalui

bahasa atau ungkapan yang baik dengan tanpa mengurangi sasaran yang

dicapai oleh pengusul

4 Sebagai ldquonarasumberrdquo berarti seorang mediator harus mendayagunakan

sumber-sumber informasi yang tersedia

5 Sebagai ldquopenyandang berita jelekrdquo berati seorang mediator harus menyadari

bahwa para pihak dalam proses perundingan dapat bersikap emosional Untuk

itu mediator harus mengadakan pertemuan terpisah dengan pihak-pihak

terkait untuk menampung berbagai usulan

6 Sebagai ldquoagen realitasrdquo berarti mediator harus berusah memberi pengertian

secara jelas kepada salah satu pihak bahwa sasarannya tidak mungkin atau

tidak masuk akal tercapai melalui perundingan

21

7 Sebagai ldquokambing hitamrdquo berarti seorang mediator harus siap disalahkan

misalnya dalam membuat kesepakatan hasil perundingan

E Proses Mediasi

Ada beberapa tahap secara garis besar yang harus dijalani oleh para pihak

dalam melakukan proses mediasi Berikut adalah tahapan-tahapan proses mediasi

yang diatur di dalam Perma Nomor 1 Tahun 2016

a Tahapan Pra Mediasi

Pertama penggugat mendaftarkan perkara ke bagian kepaniteraan

Pengadilan Setelah itu Ketua Pengadilan memilih Majelis Hakim untuk

memeriksa perkara tersebut Pada sidang pertama yang dihadiri oleh para

pihak Hakim pemeriksa perkara mewajibkan para pihak untuk menempuh

proses mediasi (Pasal 17 ayat (1) )

Setelah itu Majelis Hakim memberikan hak kepada para pihak untuk

memilih mediator pada hari itu juga atau paling lama 2 hari berikutnya (Pasal

20 ayat (1) ) Apabila setelah hari yang ditentukan tidak ada kesepakatan

untuk memilih mediator maka Hakim pemeriksan perkara segera menunjuk

Mediator Hakim atau pegawai Pengadilan Jika pada Pengadilan yang sama

tidak terdapat Hakim bukan pemeriksa perkara dan Pegawai Pengadilan yang

bersertifikat ketua majelis hakim menunjuk salah satu Hakim Pemeriksan

Perkara untuk menjalankan fungsi mediator dengan mengutamakan yang

bersertifikat (Pasal 20 ayat (3) dan (4) )

22

b Pemanggilan Para Pihak

Mediator menentukan hari dan tanggal pertemuan mediasi setekah

menerima penetapan penunjukan sebagai mediator (Pasal 21 ayat (1) )

Dengan bantuan juru sita Mediator atas kuasa Hakim Pemeriksa Perkara

memanggil para pihak untuk menghadiri pertemuan mediasi

c Akibat Hukum Pihak Tidak beriktikad Baik

Pada Pasal 22 ayat (1) sampai (5) adalah penjelasan mengenai akibat

hukum bagi pihak Penggugat yang tidak beriktikad baik Pada Pasal

selanjutnya yaitu Pasal 23 ayat (1) sampai (8) berisi penjelasan mengenai

akibat hukum bagi pihak Tergugat yang tidak beriktkad baik selama proses

mediasi

d Penyerahan Resume Perkara dan Jangka Waktu Proses Mediasi

Dalam waktu paling lama 5 (lima) hari terhitung sejak penetapan

sebagaimana dimaksud pada Pasal 20 ayat (5) para pihak menyerahkan

resume perkara kepada pihak lain dan Mediator (Pasal 24 ayat (1) ) Jangka

waktu mediasi yang ditetapkan adalah 30 hari terhitung sejak penetapan

perintah melakukan Mediasi Atas dasar kesepakatan para pihak waktu

Mediasi dapat diperpanjang paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak

waktu mediasi pertama berakhir disertai engan alasannya (Pasal 24 ayat (2)

(3) dan (4) )

e Keterlibatan Ahli dan Tokoh Masyarakat

Atas persetujuan para pihak dan atau kuasa hukum Mediator dapat

menghadirkan seorang atau lebih ahli tokoh masyarakat tokoh agama atau

23

tokoh adat (Pasal 26 ayat (1) ) Terkait mengenai mengikat atau tidaknya dari

penjelasan dan atau penilaian ahli dan atau tokoh masyarakat tergantung

berdasarkan kesepakatan para pihak (Pasal 26 ayat (2) )

f Mediasi Mencapai Kesepakatan

Jika Mediasi mencapai kesepakatan dengan bantuan Mediator para

pihak wajib merumuskan kesepakatan secara tertulis yang ditandatangani

oleh para pihak dan Mediator (Pasal 27 ayat (1) ) Mediator wajib

memastikan kesepakatan perdamaian tidak memuat ketentuan yang

a Bertentangan dengan hukum ketertiban umum dan atau kesusilaan

b Merugikan pihak ketiga atau

c Tidak dapat dilaksanakan

Para pihak melalui Mediator dapat mengajukan kesepakatan

perdamaian kepada Hakim Pemeriksa Perkara agar dikuatkan dalam Akta

Perdamaian Jika para pihak tidak menghendaki maka kesepakatan

perdamaian wajib memuat pencabutan gugatan (Pasal 27 ayat (4) dan (5) )

Selanjutnya Mediator wajib menyampaikan hasil kesepakatan kepada Hakim

Pemeriksa Perkara dengan melampirkan kesepakatan perdamaian(Pasal 27

ayat (6) )

Setelah itu Hakim Pemeriksa Perkara mempelajari isi kesepakatan

perdamaian paling lama 2 (dua) hari Apabila ada perbaikan Hakim

Pemeriksa Perkara mengembalikan kepada Mediator dan para pihak agar

segera diperbaiki Setelah mengadakan pertemuan dengan para pihak

Mediator wajib mengajukan kembali kesepakatan perdamaian yang telah di

24

perbaiki kepada Hakim Pemeriksa Perkara paling lama 7 (tujuh) hari sejak

penerimaan petunjuk perbaikan Paling lama 3 (tiga) hari setelah Hakim

menerima kesepakatan perdamaian maka Hakim menerbitkan hari penetepan

sidang untuk membacakan Akta Perdamaian (Pasal 28 ayat (1) sampai (4) )

g Kesepakatan Perdamaian Sebagian

Dalam hal proses Mediasi mencapai kesepakatan sebagian antar

penggugat dan sebagian tergugat penggugat mengubah gugatan dengan tidak

lagi mengajukan pihak tergugat sebagai lawan Kesepakatan tersebut dibuat

dan ditandatangani oleh penggugat dengan sebagian pihak tergugat yang

mencapai kesepakatan dan Mediator (Pasal 29 ayat (1) dan (2) ) Kesepakatan

di atas dapat dikuatkan dengan Akta Perdamaian sepanjang tidak menyangkut

aset harta kekayaan danatau keperntingan pihak yang tidak mencapai

kesepakatan (Pasal 29 ayat (3) ) Kesepakatan ini tidak dapat dilakukan pada

perdamaian sukarela tahap pemeriksaan perkara dan tingkat upaya banding

kasasi atau peninjauan kembali (Pasal 29 ayat (6) )

Untuk Mediasi perkara perceraian di dalam Pengadilan Agama yang

tuntutan perceraian dikumulasikan dengan tuntutan lainnya dan para pihak

tidak ingin rukun kembali maka Mediasi dilanjutkan dengan tuntutan lainnya

(Pasal 31 ayat (1) ) Jika para pihak mencapai kesepakatan sebagaimana pada

ayat (1) kesepakatan dituangkan dalam kesepakatan perdamaian sebagaian

dengan memuat klausula keterkaitannya dengan perceraian Hal ini hanya

dapat dilakukan jika putusan Hakim Pemeriksa Perkara mengabulkan gugatan

perceraian telah berkekuatan hukum tetap

25

h Mediasi Tidak Berhasil atau Tidak Dapat Dilaksanakan

Mediator wajib menyatakan Mediasi tidak berhasil dan

memberitahukan secara tertulis kepada Hakim pemeriksa perkara apabila

tidak mencapai kesepakatan pada hari yang telah tentukan yaitu 30 hari para

tidak beriktikad baik melibatkan aset serta harta kekayaan atau kepentingan

dengan pihak lain dan melibatkan wewenang aparatur negara Setelah Hakim

menerima pemberitahuan hal ini Hakim segera menetapkan untuk

melanjutkan pemeriksaan perkara (Pasal 32 ayat (1) sampai (3) )

i Perdamaian Sukarela Pada Tahap Pemeriksaan Perkara

Pada tiap tahapan pemeriksaan perkara Hakim tetap berupaya

mendorong para pihak untuk berdamai Atas dasar kesepakatan para pihak

dapat memohon melakukan perdamaian kepada Hakim Pemeriksa Perkara

pada tahap ini Setelah itu Hakim segera menunjuk salah seorang Hakim

Pemeriksa Perkara untuk menjalankan fungsi Mediator dan Hakim wajib

menunda persidangan paling lama 14 hari

j Perdamaian Sukarela Pada Tingkat Upaya Hukum Banding Kasasi atau PK

Sepanjang perkara belum diputus pada tingkat upaya hukum banding

kasasi atau peninjauan kembali atas dasara kesepakatan dapat menempuh

upaya perdamaian Jika mencapai kesepakatan maka dibuat akta perdamaian

dan ditandatangani oleh Hakim pemeriksa perkara paling lama 30 hari sejak

diterimanya kesepakatan tersebut (Pasal 34 ayat (1) sampai (4) )

26

F Mediasi Dalam Perspektif Islam

Ash-shulhu disyariatkan oleh Al-qurrsquoan Sunnah dan Ijmarsquo demi

tercapainya kesepakatan sebagai pengganti daripada perpecahan dan agar

permusuhan antara dua pihak yang berselisih dapat dilerai Didalam Al-qurrsquoan

Allah berfirman15

وإن طائفتان من المؤمنين اقتتلوا فأصلحوا بينهما فإن بغت إحداهما على الأخرى فقاتلوا

فإن فاءت فأصلحوا بينهما بالعدل وأقسطوا إ ن الله التي تبغي حتى تفيء إلى أمر الله

يحب المقسطين (الحجرات9)

Artinya ldquoDan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah Kalau dia telah surut damaikanlah antara keduanya menurut keadilan dan hendaklah kamu berlaku adil sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adilrdquo

Dan di dalam sunnah yang diriwayatkan Abu Dawud At-tirmidzi Ibnu Majah

Al-Hakim dan Ibnu Hibban dari Amru bin lsquoAuf bahwa Rasulullah SAW

bersabda

م حلالا أوأحل حراما الصلح جائز بين المسلمين إلا صلحا حر

Artinya ldquoPerdamaian diantara orang-orang muslim itu boleh kecuali perdamaian yang menghalalkan yang haram atau mengharamkan yang halalrdquo

15 Sayyid Sabiq Fiqh Al-sunnah juz 3 (Kairo Al-fath Lil Irsquolam Al-lsquoArobi 1972) h 210

27

Dan At-tirmidzi menambahkan

والمسلمون على شروطهم

Artinya ldquoDan (muamalah) orang-orang muslim itu berdasarkan syarat-syarat merekardquo

Lalu ia berkata bahwa hadits ini Hasan Shahih dan Umar ra berkata ldquoTolaklah

permusuhan sampai mereka berdamai karena pemutusan melalui pengadilan akan

mengembangkan kedengkian di antara merekardquo Kaum muslimin berijmarsquo bahwa

perdamaian di antara yang bermusuhan itu disyariatkan P15F

16

Mediasi dalam konsep islam dikenal dengan istilah Shulhu atau Ishlah Sulh

adalah suatu proses penyelesaian sengketa dimana para pihak bersepakat untuk

mengakhiri perkara mereka secara damai Di dalam kitab Fathul Qariib Al-Mujiib

pengertian Ash-Shulh secara bahasa sebagai berikut (فتح القريب المجيب)

16وهو لغة قطع المنازعة F

17

Artinya ldquoShuluh secara bahasa adalah memutus sengketa atau perselisihanrdquo

Namun pengertian shuluh secara syararsquo atau istilah adalah

وشرعا عقد يصلح به قطعها

Artinya ldquoDan menurut syararsquo adalah akad mendamaikan dengan memutus sengketa atau perselisihanrdquo

16 Sayyid Sabiq Fiqh Al-sunnah juz 3 (Kairo Al-fath Lil Irsquolam Al-lsquoArobi 1972) h 210 17Ahmad bin Al-Husain Fathul Qariib Al-Mujiib (Mesir Thaha Putra Semarang 1934) h

33

28

Metode Ash-shulh menjadi metode yang efektif untuk menyelesaikan

persengketaan atau perselisihan karena berdasarkan asas kedua belah pihak tidak

ada yang merasa menang ataupun kalah Tentunya hal tersebut atas kesepakatan

dan kerelaan masing-masing pihak Hal ini sesuai dengan prinsip mediasi dengan

istilah win-win solution

Sebelum mengarah kepada perceraian biasanya diawali dengan adanya

sikap nusyuz baik dari pihak isteri maupun suami Ketika hal ini terjadi Al-

Qurrsquoan mentebutkan di dalam surat An-Nisa ayat 128

وإن امرأة خافت من بعلها نشوزا أو إعراضا فلا جناح عليهما أن يصلحا بينهما كان بما ح وإن تحسنوا وتتقوا فإن الله لح خير وأحضرت الأنفس الش صلحا والص

تعملون خبير ا

Artinya Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir Dan jika kamu bergaul dengan isterimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak acuh) maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan

Ayat di atas membahas masalah nusyuz Nusyuz identik dengan sikap istri yang

membangkang terhadap suami padahal nusyuz juga dapat terjadi pada suami

Nusyuz suami adalah sikap suami yang telah meninggalkan kewajibannya

bertindak keras kepada istri tidak menggaulinya dengan baik tidak pula

memberikan nafkah dan bersikap acuh tak acuh kepada istri P17F

18P Sebaliknya bentuk

nusyuz yang dilakukan oleh istri di dalam KHI (Kompilasi Hukum Islam)

18 M Abdul Amir dkk Kamus Istilah Islam cet ke-1 (Jakarta Pustaka Firdaus 1994) h

251

29

didefinisikan sebagai sebuah sikap ketika istri tidak mau melaksanakan

kewajibannya yaitu kewajiban utama berbakti lahir dan batin kepada suami dan

kewajiban lainnya adalah menyelenggarakan dan mengatur keperluan rumah

tangga sehari-hari dengan sebaik-baiknya19

At-Tirmidzi meriwayatkan bahwa istri Nabi saw Saudah binti Zamrsquoah

khawatir dicerai oleh Nabi saw maka dia bermohon agar tidak dicerai dengan

menyerahkan haknya bermalam bersama Rasul saw untuk istri Nabi saw lsquoAisyah

(istri Nabi saw yang paling beliau cintai setelah Khadijah)20

Kemudian apabila nusyuz telah terjadi dan tuntunan berdamai dari Al-

Qurrsquoan tidak berhasil dijalankan yang dapat berujung pada syiqaq Al-Qurrsquoan

menyebutkan ayat yang menyatakan tentang langkah perdamaian selanjutnya

antara suami isteri yang sedang berselisih yaitu pada surat An-Nisa ayat 35

وإن خفتم شقاق بينهما فابعثوا حكما من أهله وحكما من أهلها إن يريدا إصلاحا يوف ق

كان عليما خبير ا بينهما إن الله الله

Artinya Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri ituSesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal

Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa salah satu menyelesaikan

perselisihan atau persengketaan antara suami isteri yaitu dengan jelas mengirim

19 Inpres nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam Bab XXI bagian keenam

Pasal 83 ayat (1) dan 84 ayat (1) 20 M Quraish Shihab Tafsir Al-Mishbah (Jakarta Lentera Hati 2007) h 605

30

seorang hakam selaku mediator dari kedua belah pihak untuk membantu

menyelesaikan perselisiah tersebut Hakam yang dimaksud dalam Al-qurrsquoan

terdiri dari dua orang yang diambil atau dipilih masing-masing satu dari keluarga

pihak suami isteri Menurut ayat di atas juga jika terjadi kasus antara suami istri

maka diutus seorang hakam dari pihak suami dan seorang hakam dari pihak istri

yang berfungsi untuk mengadakan penelitian dan penyelidikan tentang sebab-

musabab terjadinya syiqaq serta berusaha mendamaikannya atau mengambil

prakarsa putusnya perkawinan kalau sekiranya jalan inilah yang terbaik21

Dalam ayat di atas terdapat kata hakam Fungsi utama hakam adalah

mendamaikan Tetapi jika mereka gagal apakah mereka harus menetapkan hukum

dan harus dipatuhi oleh suami isteri yang bersengketa itu Ada yang mengiyakan

dengan alasan Allah menamai mereka hakam dan dengan demikian mereka

berhak menetapkan hukum sesuai dengan kemashlahatan baik disetujui oleh

pasangan maupun tidak Pendapat ini dianut oleh sejumlah sahabat Nabi saw juga

kedua Imam mazhab Malik dan Ahmad Ibn Hanbal Sedang Imam Abu Hanifah

dan Imam Syafirsquoi menurut satu riwayat tidak memberi wewenang kepada hakam

itu Untuk menceraikan hanya berada di tangan suami dan tugas mereka hanya

mendamaikan tidak lebih dan tidak kurang22

Selanjutnya di dalam kitab tafsir Ibnu Katsir para Fuqaha juga berkata jika

terjadi persengketaan di antara suami istri maka didamaikan oleh hakim sebagai

pihak penengah meneliti kasus keduanya dan mencegah orang yang berbuat

21 H Abdur Rahman Ghazaly Fiqh Munakahat (Jakarta Kencana Prenada Media Group

2006) h 241 22 M Quraish Shihab Tafsir Al-Mishbah (Jakarta Lentera Hati 2007) h 433-434

31

zhalim dari keduanya dari perbuatan zhalim Jika perkaranya tetap berlanjut dan

persengketaannya semakin panjang maka hakim mengutus seseorang yang

dipercaya dari keluarga wanita dan keluarga laki-laki untuk berembug dan

meneliti masalahnya serta melakukan tindakan yang mengandung maslahat bagi

keduanya berupa perceraian atau berdamai Allah SWT memerintahkan mengutus

seorang laki-laki sholeh dari masing-masing pihak untuk meneliti siapa yang

berlaku buruk Jika sang suami yang melakukan keburukan maka mereka dapat

melindungi sang istri dan membatasi kewajibannya dalam memberi nafkah Jika

seorang istri yang melakukan keburukan maka mereka dapat mengurangi haknya

dari suami dan menahan nafkah yang diberikan kepadanya Jika keduanya sepakat

untuk bercerai atau menyatu kembali maka boleh saja perkara itu ditetapkan23

Kaidah ushul fiqh yang digunakan ke dalam permasalahan ini adalah

Mashlahah Mursalah24 Al-Ghazali menjelaskan bahwa hakikat dari mashlahah

adalah25

ع ر الش ود ص ق ى م ل ع ة ظ ا ف ح الم

Artinya Memelihara tujuan syararsquo (dalam menetapkan hukum)

Sedangkan tujuan syararsquo dalam menetapkan hukum itu ada lima yaitu

memelihara agama jiwa akal keturunan dan harta Secara lengkap Muhammad

Abu Zahrah merumuskan definisi mashlahah sebagai berikut P25F

26P

23 Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Al-Sheikh Lubaabut Tafsiir Min

Ibni Katsir terj MAbdul Ghoffar EM (Juz5 Bogor Pustaka Imam Asy-Syafirsquoi 2003) cet ke-2 h 302

24 Mashlahah Mursalah adalah suatu perbuatan yang mengandung nilai baik (manfaat) dan memelihara tercapainya tujuan-tujuan suararsquo yaitu menolak mudharat dan meraih mashlahah

25 Amir Syarifuddin Ushul Fiqh jilid II (Jakarta Kencana 2011) cet 6 h 346

32

و ا ار ب ت الأع اص ب ل خ ص ا ا ه ل د ه ش ي لا و ى م لا س الأ ع ار الش د ص ا ق م ل ة م ئ لا الم ح ال ص الم ي ه

اء غ الأل ب

Artinya Mashlahah yang selaras dengan tujuan syariat islam dan tidak ada petunjuk tertentu yang membuktikan tentang pengakuannya atau penolakannya

Kesimpulannya bahwa mashlahah mursalah adalah apa yang baik menurut akal

itu juga selaras dan sejalan dengan tujuan syararsquo dalam menetapkan hukum

Kaidah ini dapat digunakan dalam sengketa perceraian Apabila perceraian

mendatangkan kebaikan bagi pasangan suami istri maka itu lebih baik daripada

mempertahankannya Namun apabila perceraian mendatangkan mudharat maka

harus dihindarkan Hal ini tentunya sudah mempertimbangkan baik dan buruknya

sesuai dengan orientasi dari kaidah ushul fiqh ini

26 Amir Syarifuddin Ushul Fiqh jilid II (Jakarta Kencana 2011) cet 6 h 355

33

BAB III

TEORI EFEKTIVITAS HUKUM

A Pengertian Efektivitas

Secara etimologi kata ldquoefektivitasrdquo berasal dari kata ldquoefektifrdquo atau dalam

bahasa Inggris adalah ldquoeffectiverdquo yang berarti berhasil dengan baik Kamus ilmiah

populer mendefinisikan efektivitas sebagai ketepatan penggunaan hasil guna atau

menunjang tujuan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif artinya ldquoada

efeknya akibatnya pengaruhnya kesannyardquo atau ldquodapat membawa hasil berhasil

gunardquo tentang usaha atau tindakan1

Adapun secara terminologi mengutip Ensiklopedia administrasi

menyampaikan pemahaman tentang efektivitas sebagai berikut2

ldquoEfektivitas adalah suatu keadaan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki kalau seseorang melakukan suatu perbuatan dengan maksud tertentu yang memang dikehendaki Maka orang itu dikatakan efektif kalau menimbulkan atau mempunyai maksud sebagaimana yang dikehendakirdquo

Efektivitas dapat diartikan sebagai suatu proses pencapaian suatu tujuan

yang telah ditetapkan sebelumnya Suatu usaha atau kegiatan dapat dikatakan

efektif apabila usaha atau kegiatan tersebut telah mencapai tujuannya

B Bekerjanya Hukum Dalam Masyarakat

Basis bekerjanya hukum adalah masyarakat maka hukum akan dipengaruhi

oleh faktor-faktor atau kekuatan sosial mulai dari tahap pembuatan sampai dengan

1 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia h 284 2 Ray Pratama Siadari Teori Efektivitas diakses dari http raypratamablogspotsg 2014

11 teori-efektifitashtml pada tanggal 13 Oktober 2016 pukul 0033

34

pemberlakuan Kekuatan sosial akan berusaha masuk dalam setiap proses legislasi

secara efektif dan efesien Peraturan dikeluarkan diharapkan sesuai dengan

keinginan tetapi efek dari peraturan tersebut tergantung dari kekuatan sosial

seperti budaya hukumnya baik maka hukum akan bekerja dengan baik pula

tetapi sebaliknya apabila kekuatannya berkurang atau tidak ada maka hukum tidak

akan bisa berjalan karena masyarakat sebagai basis bekerjanya hukum Cara-cara

untuk mempengaruhi masyarakat dengan sistem yang teratur dan direncanakan

terlebih dahulu dinamakan social engineering atau social planning3

Bila membicarakan efektivitas hukum dalam masyarakat berarti

membicarakan daya kerja hukum itu dalam mengatur dan atau memaksa

masyarakat untuk taat terhadap hukum Efektivitas hukum dimaksud berarti

mengkaji kaidah hukum yang harus memnuhi syarat yaitu berlaku secara yuridis

berlaku secara empiris dan berlaku secara filosofis4 Oleh karena itu faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi hukum itu berfungsi dalam masyarakat yaitu (1)

kaidah hukum atau peraturan itu sendiri (2) petugas atau penegak hukum (3)

sarana atau fasilitas yang digunakan oleh penegak hukum (4) kesadaran

masyarakat Hal tersebut akan di uraikan sebagai berikut5

1 Kaidah Hukum

Di dalam teori-teori ilmu hukum dapat dibedakan tiga macam hal

mengenai berlakunya hukum sebagai kaidah Hal itu diungkapkan sebagai

berikut

3 Soerjono Soekanto Pokok-Pokok Sosiologi Hukum Cet V (Jakarta Raja Grafindo

Persada 2014) h 122 4 Zainuddin Ali Sosiologi Hukum (Jakarta Sinar Grafika 2012) h 62 5 Zainuddin Ali Sosiologi Hukum (Jakarta Sinar Grafika 2012) h 62-65

35

1) Kaidah hukum berlaku secara yuridis apabila penentuannya

didasarkan pada kaidah yang lebih tinggi tingkatannya atau terbentuk

atas dasar yang telah ditetapkan

2) Kaidah hukum berlaku secara sosiologis apabila kaidah tersebut

efektif Artinya kaidah dimaksud dapat dipaksakan berlakunya oleh

penguasa walaupun tidak diterima oleh warga masyarakat (teori

kekuasaan) atau kaidah itu berlaku karena adanya pengakuan dari

masyarakat

3) Kaidah hukum berlaku secara filosofis yaitu sesuai dengan cita

hukum sebagai nilai positif tertinggi

Kalau dikaji secara mendalam agar hukum itu berfungsi maka setiap

kaidah hukum harus memenuhi ketiga macam unsur di atas sebab (1) bila

kaidah hukum hanya berlaku secara yuridis ada kemungkinan kaidah itu

merupakan kaidah mati (2) kalau hanya berlaku secara sosiologis dalam arti

teori kekuasaan maka kaidah itu menjadi aturan pemaksa (3) apabila hanya

berlaku secara filosofis kemungkinannya kaidah itu hanya merupakan

hukum yang dicita-citakan (ius constituendum)

2 Penegakan Hukum

Penegakan hukum atau orag yang bertugas menerapkan hukum

mencakup ruang lingkup yang sangat luas sebab menyangkut petugas pada

strata atas menengh dan bawah Artinya di dalam melaksanakan tugas-

tugas penerapan hukum petugas seyogianya harus memiliki suatu pedoman

diantaranya peraturan tertulis tertentu yang mencakup ruang lingkup tugas-

36

tugasnya Di dalam hal penegakan hukum dimaksud kemungkinan petugas

penegak hukum menghadapi hal-hal sebagai berikut

1) Sapai sejauh mana petugas terikat dari peraturan-peraturan yang ada

2) Sampai batas-batas mana petugas berkenan memberikan kebijakan

3) Teladan macam apakah yang sebaiknya diberikan oleh petugas kepada

masyarakat

4) Sampai sejauh manakah derajat sinkronisasi penugasan-penugasan

yang diberikan kepada petugas sehingga memberikan batas-batas yang

tegas pada wewenangnya

3 Sarana atau Fasilitas

Fasilitas atau sarana amat penting untuk mengefektifkan suatu atuan

tertentu Ruang lingkup sarana dimaksud terutama secara fisik yang

berfungsi sebagai faktor pendukung Misalnya bila tidak ada kertas dan

karbon yang cukup serta mesin tik yang cukup baik bagaimana petugas

dapat membuat berita acara mengenai suatu kejahatan Bagaimana polisi

dapat bekerja dengan baik apabila tidak dilengkapi dengan kendaraan dan

alat-alat komunikasi yang proporsional Kalau peralatan dimaksud sudah

ada faktor-faktor pemeliharaannya juga memegang peran amat penting

Memang sering terjadi bahwa suatu peraturan sudah difungsikan padahal

fasilitasnya belum lengkap Peraturan yang semula bertujuan untuk

memperlancar proses malahan mengakibatkan terjadi kemacetan Mungkin

ada baiknya ketika hendak menerapkan suatu peraturan secara resmi

ataupun memberikan tugas kepada petugas dipikirkan mengenai fasilitas-

37

fasilitas yang berpatokan kepada (1) apa yang sudah ada dipelihara terus

agar setiap saat berfungsi (2) apa yang belum ada perlu diadakan dengan

memperhitungkan jangka waktu pengadaannya (3) apa yang kurang perlu

dilengkapi (4) apa yang telah rusak diperbaiki atau diganti (5) apa yang

macet dilancarkan (6) apa yang telah mundur ditingkatkan

4 Warga Masyarakat

Salah satu faktor yang mengefektifkan suatu peraturan adalah warga

masyarakat Yang dimaksud disini adalah kesadarannya untuk mematuhi

suatu peraturan perundang-undangan yang kerap disebut derajat kepatuhan

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa derajat kepatuhan masyarakat

terhadap hukum merupakan salah satu indikator berfungsinya hukum yang

bersangkutan

Namun ada asumsi lain yang mengatakan bahwa semakin besar peran

sarana pengendalian sosial selain hukum (agama dan adat istiadat) semakin

kecil peran hukum Hukum hendaknya dipergunakan pada tingkat yang

terakhir bila sarana lainnya tidak mampu lagi untuk mengatasi masalah

Namun ada hal lain yang perlu diungkapkan berkaitan dengan kesadaran

masyarakat terhadap hukum yaitu (1) penyuluhan hukum yang teratur (2)

pemberian teladan yang baik dari petugas di dalam hal kepatuhan terhadap

hukum dan respek terhadap hukum (3) pelembagaan yang terencana dan

terarah

38

C Teori Efektivitas Hukum

Apabila kita melihat efektivitas dalam bidang hukum Achmad Ali

berpendapat bahwa ketika ingin mengetahui sejauh mana efektivitas dari hukum

maka kita pertama-ama harus dapat mengukur sejauh mana aturan hukum itu

ditaati atau tidak ditaati6 Lebih lanjut Achmad Ali pun mengemukakan bahwa

pada umumnya faktor yang banyak mempengaruhi efektivitas suatu perundang-

undangan adalah profesional dan optimal pelaksanaan peran wewenang dan

fungsi dari penegak hukum baik di dalam menjelaskan tugas yang dibebankan

terhadap diri mereka maupun dalam menegakkan perundang-undangan tersebut

Teori efektivitas hukum menurut Soerjono Soekanto adalah bahwa efektif

atau tidaknya suatu hukum ditentukan oleh 5 (lima) faktor yaitu7

1 Faktor hukumnya sendiri (undang-undang)

2 Faktor penegak hukum yakni pihak-pihak yang membentuk maupun

menerapkan hukum

3 Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum

4 Faktor masyarakat yakni lingkungan dimana hukum tersebut erlaku atau

diterapkan

5 Faktor kebudayaan yakni sebagai hasil karya cipta dan rasa yang

didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup

Kelima faktor di atas saling berkaitan dengan eratnya oleh karena

merupakan esensi dari penegakan hukum juga merupakan tolak ukur daripada

6 Achmad Ali Menguak Teori Hukum dan Teori Peradilan Vol1 (Jakarta Kencana

2010) h 375 7 Soerjono Soekanto Faktor-faktor yang Memprngaruhi Penegakan Hukum (Jakarta PT

Raja Grafindo Persada 2008) h 8

39

efektivitas penegakan hukum Pada elemen pertama yang menentukan dapat

berfungsinya hukum tertulis tersebut dengan baik atau tidak adalah tergantung

dari aturam hukum itu sendiri

Menurut Soerjono Soekanto ukuran efektivitas pada elemen pertama

adalah8

1 Peraturan yang ada mengenai bidang-bidang kehidupan tertentu sudah

cukup sistematis

2 Peraturan yang ada mengenai bidang-bidang kehidupan tertentu sudah

cukup sinkron secara hierarki dan horizontal tidak ada pertentangan

3 Secara kualitatif dan kuantitatif peraturan-peraturan yang mengatur bidang-

bidang tertentu sudah mencukupi

4 Penertiban peraturan-peraturan tertentu sudah sesuai dengan persyaratan

yuridis yang ada

Pada elemen kedua yang menentukan efektif atau tidakya kinerja hukum

tertulis adalah aparat penegak hukum Dalam hubungan ini dikehendaki adanya

aparatur yang handal sehingga aparat tersebut dapat melakukan tugasnya dengan

baik

Menurut Soerjono Soekanto bahwa masalah yang berpengaruh terhadap

efektivitas hukum tertulis ditinjau dari segi aparat akan bergantung pada hal

berikut9

8 Soerjono Soekanto Penegakan Hukum (Bandung Bina Cipta 1983) 80 9 Soerjono Soekanto Penegakan Hukum (Bandung Bina Cipta 1983) 82

40

1 Sampai sejauh mana petugas terikat oleh peraturan-peraturan yang ada

2 Sampai batas mana petugas diperkenankan memberikan kebijaksanaan

3 Teladan macam apa yang sebaiknya diberikan oleh petugas kepada

masyarakat

4 Sampai sejauh mana derajat sinkronisasi penugasan-penugasan yang

diberikan kepada petugas sehingga memberikan batas-batas yang tegas pada

wewenangnya

Pada elemen ketiga tersedianya fasilitas yang berwujud sarana dan

prasarana bagi aparat pelaksana di dalam melakukan tugasnya Sarana dan

prasarana yang dimaksud adalah prasarana atau fasilitas yang digunakan sebagai

alat untuk mencapai efektivitas hukum Sehubungan dengan ini Soerjono

Soekanto memprediksi patokan efektivitas elemen-elemen tertentu dari prasarana

dimana prasarana tersebut harus secara jelas memang menjadi bagian yang

memberikan kontribusi untuk kelancaran tugas-tugas aparat di tempat atau lokasi

kerjanya Adapun elemen-elemen tersebut adalah10

1 Prasarana yang telah ada apakah telah terpelihara dengan baik

2 Prasarana yang belum ada perlu diadakan dengan memperhitungkan angka

waktu pengadaannya

3 Prasarana yang kurang perlu segera dilengkapi

4 Prasarana yang rusak perlu segera diperbaiki

5 Prasarana yang macet perlu segea dilancarkan fungsinya

10 Soerjono Soekanto Penegakan Hukum (Bandung Bina Cipta 1983) 82

41

6 Prasarana yang mengalami kemunduran fungsi perlu ditingktkan lagi

fungsinya

Kemudian pada elemen keempat ada beberapa elemen pengukur efektivitas

yang tergantung dari kondisi masyarakat yaitu

1 Faktor penyebab masyarakat tidak mematuhi aturan walaupun peraturan

yang baik

2 Faktor penyebab masyarakat tidak mematuhi peaturan walaupun peraturan

sangat bak dan aparat sudah sangat berwibawa

3 Faktor penyebab masyarakat tidak mematuhi peraturan baik petugas atau

aparat berwibawa serta fasilitas mencukupi

Elemen di atas memberikan pemahaman bahwa disiplin dan kepatuhan

masyarakat tergantung dari motivasi yang secara internal muncul Internalisasi

faktor ini ada pada setiap individu yang menjadi elemen terkecil dari komunitas

sosial Oleh karena itu pendekatan paling tepat dalam hubungan disiplin ini

melalui motivasi yang ditanamkan secara individual

Elemen kelima adalah faktor kebudayaan Faktor kebudayaan yang

sebenarnya bersatu padu dengan faktor masyarakat sengaja dibedakan karena di

dalam pembahasannya diketengahkan masalah sistem nilai-nilai yang menjadi inti

dari kebudayaan spiritual atau material Kebudayaan (sistem) hukum pada

dasarnya mencakup nilai-nilai yang mendasari hukum yang berlaku nilai-nilai

yang merupakan konsepsi-konsepsi abstrak mengenai apa yang dianggap baik

(sehingga ditaati) dan apa yang dianggap buruk (sehingga dihindari)

42

BAB IV

ANALISIS EFEKTIVITAS MEDIASI

A Profil Pengadilan Agama Karawang

Pengadilan Agama Karawang kelas IA beralamat di Jalan Jendral Ahmad

Yani No 53 Karawang menurut Kepala Pengadilan Agama Karawang saat itu

yaitu Drs Saifuddin MH diresmikan pada hari senin tanggal 11 Februari 2008

secara simbolis oleh Ketua Mahkamah Agung Bagir Manan yang bertempat di

kantor Pengadilan Agama Bandung Dimana saat itu Ketua Mahkamah Agung

telah meresmikan 3 gedung Pengadilan Agama yaitu Bandung Cikarang dan

Karawang

Sebelum memiliki gedung resmi pada tahun 2006 sambil menunggu

rampungnya pembangunan gedung baru yang dibuat Pemerintah Kabupaten

Karawang meminjamkan tempat bekas kantor Depnaker Pada tahun 2006 adalah

tahap dilaksanakannya rehabilitasi gedung Pengadilan Agama Karawang diatas

tanah seluas 1698 M2 dengan luas bangunan 380M2 Pada awalnya status tanah

adalah Hak Guna Pakai dari Pemda Kabupaten Karawang dengan No

102SUTH0211PM01411978 tanggal 09 Juni 1978 dan Sertifikat No

0000621997

Pengadilan Agama Karawang dibentuk berdasarkan Staatsblad 1882 Nomor

152 tentang Pembentukan Pengadilan Agama di Jawa dan Madura tanggal 19

Januari 1882 dengan nama Raad AgamaPenghulu Landraad

43

Daerah hukum Pengadilan Agama Karawang adalah meliputi Pemerintahan

Kabupaten Karawang sesuai dengan Pasal 4 ayat (1) UU Nomor 7 Tahun 1989

Pasal 4 ayat (1) disebutkan bahwa ldquoPengadilan Agama berkedudukan di

kotamadya atau ibu kota kabupaten dan daerah hukumnya meliputi wilayah

kotamadya atau kabupatenrdquo Dari sini dapat kita simpulkan bahwa daerah hukum

Pengadilan Agama Karawang adalah wilayah kota atau Kabupaten Karawang

Pengadilan Agama Karawang yang daerah hukumnya meliputi kabupaten

Karawang terdiri dari 30 kecamatan dan 304 kelurahan atau desa dengan

mayoritas penduduk beragama islam Dalam menjalankan tugasnya dan

fungsinya Pengadilan Agama Karawang didukung oleh pegawai berjumlah 40

orang dan secara formal pelaksanaan tugas Pengadilan Agama Karawang harus

dipertanggung jawabkan dengan membuat laporan ke Pengadilan Tinggi Bandung

sebagai bukti nyata

Sebagai tempat pencari keadilan Pengadilan Agama Karawang sesuai

dengan tugas dan kewenangannya yaitu bertugas dan berwenang memeriksa

memutus dan mengadili perkara diantara orang-orang yang beragama islam

dalam bidang perkawinan warisan dan wasiat wakaf zakat infaq hibah

shodaqoh dan ekonomi syarirsquoah serta kewenangan lainnya yang diatur serta

diamanatkan oleh Undang-Undang

Secara geografis wilayah kabupaten Karawang terletak antara koordinat

107ordm02`ndash107ordm40` Bujur Timur 5ordm56`ndash6ordm34` Lintang Selatan termasuk daerah

dataran yang relative rendah Mempunyai variasi ketinggian wilayah antara 0 -

1279 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan wilayah 0 - 2 2 - 15

44

15 - 40 dan diatas 40 Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten

Bekasi dan Kabupaten Bogor di barat Laut Jawa di utara Kabupaten Subang di

timur Kabupaten Purwakarta di tenggara serta Kabupaten Cianjur di selatan ini

memiliki luas wilayah 173753 km2 dengan jumlah penduduk 2125234 jiwa

(sensus 2010) yang berarti berkepadatan 1223 jiwa per km2

Adapun struktur organisasi dari Pengadilan Agama Karawang adalah

sebagai berikut

Tabel 2

WAKIL KETUA

Drs H Mohamad Yamin SHMH

KETUA

Drs H M Yusuf SHMH HAKIM

1Dra Suherni

2Dra Hj Roniati MH

3Dra Hj Ratna Jumila MH

4Dra Hj Dadah Kolidah MH

5Dra Elfina Fitriani

6Drs H Abid MH

PANITERA

Nanang Patoni SHMH

SEKRETARIS

DrsJajang Janglar

KASUBAG KEPEGAWAIAN

Agustina Rahayu SH

KASUBAG UMUM amp KEUANGAN

Heri Santoso

KASUBAG PERENCANAAN TI amp LAP

Usmaniah

WAKIL PANITERA

Drs Mochamad Jalaludin

STAF

Wiyono SH

STAF

Abd Halim

PANMUD GUGATAN

Asnali SAg

PANMUD PERMOHONAN

Siti Sofia Emalia SAg

PANMUD HUKUM

Yuyu Yuliani SAgMH

HAKIM

7Dra Alia Al Hasna MH

8Drs Candra Triwangga

9Dra Hj Siti Sabihah SHMH

10Drs Humaidi Yusuf

11Drs Jajang Suherman SH

12DrH Farid Ismail SHMH

13DrsH Hasan Basri SHMH

45

B Analisis Efektivitas Mediasi

1 Tinjauan Yuridis Perma Nomor 1 Tahun 2008 dan Perma Nomor 1 Tahun

2016

Beberapa kekuasaan dan kewenangan Mahkamah Agung yang tertera

dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 24A ayat (1) adalah1

Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasimenguji peraturan undang-undang di bawah undang-undang terhadap undang-undangdan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang

Salah satu kewenangan lain yang diberikan oleh Undang-undang kepada

Mahkamah Agung adalah mengeluarkan produk yaitu PERMA Setidaknya

ada lima peran yang dimainkan PERMA RI dalam memenuhi kebutuhan

1 Republik Indonesia Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

PANITERA PENGGANTI

1Ahya Syaripudin

2Khalida SAgMH

3Taqludin SAg

4Ahmad Waskito SEi

5H Uwes

6Wahyu SSy

JURUSITA

1Eny Kurniasih SH

2Solikhin SH

JURUSITA PENGGANTI

1Edy Sutisna

2Samsudin

3ASupandi SAg

4Taufiqoh Bina Aryani SE

5Ratusiska Aries Tiani SE

6Ade Solahudin

7Reza M Sajidin SSy

46

penyelenggaraan negara khususnya di bidang peradilan Salah satunya

yakni PERMA RI sebagai pengisi kekosongan hukum2

Berkaitan dengan hal ini adalah hierarki Perundang-Undangan yang

ada di Indonesia Hal ini diatur dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2011 perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun

2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan berbunyi

sebagai berikut3

Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan adalah sebagai berikut

a Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 b Undang-UndangPerturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang c Peraturan Pemerintah d Peraturan Presiden e Peraturan Daerah Provinsi dan f Peraturan Daerah KabupatenKota

PERMA adalah salah satu ketentuan peraturan perundang-undangan

sebagaimana yang tertera dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011

perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Dalam Pasal 8 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 dalam pasal tersebut disebutkan

bahwa4

(1) Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) mencakup peraturan yang ditetapkan oleh

2 Ronald S Lumbuun Perma RI Wujud Kerancuan Antara Praktik Pembagian dan

Pemisahan Kekuasaan (Jakarta RajaGrafindo Persada 2011) h 14 3 Republik Indonesia Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan 4 Republik Indonesia Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan

47

Majelis Permusyawaratan Rakyat Dewan Perwakilan Rakyat Dewan Perwakilan Daerah Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Badan Pemeriksa Keuangan Komisi Yudisial Bank Indonesia Menteri badan lembaga atau komisi yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-Undang atau Pemerintah atas perintah Undang-Undang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Gubernur Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupatenkota Bupatiwalikota Kepala Desa atau yang setingkat

Kemudian dalam ayat selanjutnya yaitu Pasal 8 ayat (2) disebutkan bahwa

(2) Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan

Atas dasar Pasal 8 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun

2011 ini menyatakan bahwa Peraturan Mahkamah Agung (PERMA)

termasuk ke dalam peraturan perundang-undangan dan diakui

keberadaannya

Apabila melihat menimbang (konsideran) dalam Perma Nomor 1

Tahun 2008 huruf c dinyatakan bahwa dasar daripada dibentuknya Perma

Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan berdasarkan

Pasal 130 HIR (Het Herziene Indonesich Reglement Staatsblad 194144)

atau Pasal 154 RBg (Rechtsreglement Buitengewesten Staatsblad 1927

227) atau Pasal 31 Rv (Reglement op de Rechtsvordering Staarsblad 1874

52)5 disebutkan bahwa hakim atau majelis hakim akan mengusahakan

5 Reglement op de Rechtsvordering (Rv) adalah Reglement Acara Perdata Rechtsreglement

Buitengewesten (RBg) adalah Reglement Acara untuk Daerah Luar Jawa da Madura Het Herziene Indonesich Reglement (HIR) adalah Reglement Indonesia yang diperbaharui

48

perdamaian sebelum perkara mereka diputuskan6 Pasal 130 ayat (1) HIR

berbunyi

Jika pada hari yang ditentukan itu kedua belah pihak datang maka pengadilan negeri mencoba dengan perantaraan ketuanya akan memperdamaikan mereka itu

Selanjutnya Pasal 130 ayat (2)

Jika perdamaian yang demikian itu terjadi maka tentang hal itu pada waktu bersidang diperbuat sebuah akte dengan nama kedua belah pihak diwajibkan untuk mencukupi perjanjian yang diperbuat itu maka surat (akte) itu akan berkekuatan dan akan dilakukan sebagai putusan hakim yang biasa

Pasal 130 HIR dan 154 RBg yang memerintahkan usaha perdamaian

oleh hakim dijadikan sebagai modal utama dalam membangun perangkat

hukum mediasi pengadilan yang sudah dirintis sejak Tahun 2002 melalui

SEMS Nomor 1 Tahun 2002 Tentang Pemberdayaan Pengadilan Tingkat

Pertama Menerapkan Lembaga Damai Pasal 130 HIR 154 RBg yang

kemudian pada Tahun 2003 disempurnakan melaui PERMA Nomor 2

Tahun 2003 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan7

Kehadiran PERMA Nomor 1 Tahun 2008 dimaksudkan untuk

memberikan kepastian ketertiban kelancaran dalam proses mendamaikan

para pihak untuk menyelesaikan suatu sengketa Hal ini dapat dilakukan

dengan mengintensifkan dan mengintegrasikan proses mediasi ke dalam

prosedur berperkara di Pengadilan Mediasi mendapat kedudukan penting

6 Syahrizal Abbas Mediasi Dalam Perspektif Hukum Syariah Hukum Adat dan Hukum

Nasional (Jakarta Kencana 2009)h 287 7 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013) h124

49

dalam PERMA Nomor 1 Tahun 2008 karena proses mediasi merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dalam proses berperkara di Pengadilan8

Setiap orang yang berperkara ke Pengadilan wajib menempuh

mediasi apabila tidak melaksanakannya maka putusannya batal demi

hukum9 PERMA Nomor 1 Tahun 2008 ini mengikat maksudnya adalah

peraturan ini mengikat khusus hanya kepada orang-orang yang berperkara di

Pengadilan tidak mengikat kepada seluruh elemen masyarakat10

Namun akhir-akhir ini pada praktiknya Perma Nomor 1 Tahun 2008

selama ini belum menghasilkan tingkat keberhasilan mediasi yang baik di

Pengadilan Berdasarkan hal tersebut Mahkamah Agung mengeluarkan

Perma Nomor 1 Tahun 2016 untuk mencabut Perma Nomor 1 Tahun 2008

dengan harapan kenaikan tingkat keberhasilan dalam mediasi11 Anggota

Tim Pokja Mediasi MA Diah Sulastri Dewi menambahkan terbitnya Perma

No 1 Tahun 2016 ini bertujuan meningkatkan keberhasilan mediasi di

Pengadilan Umum dan Pengadilan Agama12

Ada beberapa poin pembeda antara Perma Nomor 1 Tahun 2008 dan

Perma Nomor 1 Tahun 2016 Untuk memudahkan memahami

perbedaannya penulis membuat bagan sebagai berikut

8 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013) h125

9 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

10 Wawancara dengan Dra Ratna Jumilah MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

11 httpswwwabnpcoidnewsharapan-optimalisasi-proses-mediasi-pasca-perma-nomor-1-tahun-2016 diakses pada 15 April 2017 jam 2330

12httpwwwhukumonlinecom berita baca lt56bc191569359 perma- mediasi- 2016- tekankan- pada- iktikad- baik diakses pada 15 April 2017 jam 2335

50

Tabel 3

No

Perma Nomor 1 Tahun 2008

Perma Nomor 1 Tahun 2016

1

Lama Proses mediasi selama 40 hari (Pasal 13 ayat(3) ) dapat

diperpanjang 14 hari

Lama Proses mediasi selama 30 hari (Pasal 3 ayat (6) ) dapat diperpanjang

30 hari 2

bull Pasal 12 ayat (1) hanya mewajibkan para pihak untuk beriktikad baik selama proses mediasi

bull Pasal 12 ayat (2) tidak penjelasan bagaimana bentuk pihak yang tidak beriktikad baikhanya menyatakan pihak yang tidak beriktikad baik dapat mengundurkan diri

bull Wajib menempuh iktikad baik selama mediasi (Pasal 7 ayat (1)

bull Pasal 7 ayat 2 huruf a sampai e penjelasan mengenai bentuk iktikad tidak baik Dalam Perma sebelumnya tidak ada penjelasannya

3

Tidak ada pasal yang mengatur mengenai akibat hukum bagi

pihak yang tidak beriktikad baik

bull Pasal 22 ayat 1 sampai 5 mengenai penjelasan akibat hukum bagi penggugat yang tidak beriktikad baik

bull Pasal 23 ayat 1 sampai 8 penjelasan mengenai akibat hukum bagi tergugat yang tidak beriktikad baik

4

Tidak ada pasal yang mengatur para pihak wajib hadir secara

langsung selama proses mediasi

bull Kewajiban menghadiri langsung pertemuan mediasi dengan atau tanpa kuasa hukum (Pasal 6 ayat 1)

bull Komunikasi audio visual dianggap sebagai kehadiran langsung bagi para pihak (Pasal 6 ayat 2)

bull Ketidakhadiran para pihak secara langsung dibolehkan berdasarkan alasan yang sah (Pasal 6 ayat 3) dan penjelasannya pada (Pasal 6 ayat 4 huruf a sampai d)

51

2 Kualifikasi Mediator

Mediator adalah pihak ketiga yang membantu dan mencarikan solusi

terbaik bagi para pihak dalam menyelesaikan perkaranya Salah satu faktor

pendukung keberhasilan dalam proses mediasi adalah peran seorang

mediator Fungsi daripada mediator adalah menjadi penengahmencari

solusi tentang sengketa yang dihadapi Oleh karena itu kecakapan dan

keterampilan seorang mediator mempunyai peran penting agar proses

mediasi dapat berjalan dengan efektif dan semestinya sesuai dengan

PERMA Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan

Pasal 9 dalam PERMA Nomor 1 Tahun 2008 menjelaskan mengenai

daftar mediator Pasal 9 ayat (1) yaitu

(1) Untuk memudahkan para pihak memilih mediator Ketua Pengadilan menyediakan daftar mediator yang memuat sekurang-kurangnya 5 (lima) nama mediator dan disertai dengan latarbelakang pendidikan atau pengalaman para mediator

Peneliti telah melalukan kunjungan dan observasi ke tempat penelitian yang

dituju yaitu Pengadilan Agama Karawang Peneliti telah melihat bahwa

Ketua Pengadilan Agama Karawang telah menyediakan daftar mediator

disertai dengan latar belakang para mediator namun peneliti tidak

mendapati pengalaman masing-masing mediator yang dimaksud dalam

Pasal 9 ayat (1) PERMA Nomor 1 Tahun 2008 Berikut adalah daftar

mediator yang bersumber dari Yuyu Yuliani SAgMH

52

Tabel 4

DAFTAR MEDIATOR PENGADILAN AGAMA KARAWANG

No Nama Lengkap Jabatan Pendidikan

1 Drs H M Yusuf SHMH Hakim Madya Utama Ketua S2

2 Drs H Mohamad Yamin SHMH Hakim Madya UtamaKetua S2

3 Dra Suherni MH Hakim Madya Utama S2

4 Dra Rosniati MH Hakim Madya Utama S2

5 Drs Hasan Basri SHMH Hakim Madya Muda S2

6 DraRatna Jumilah MH Hakim Madya Muda S2

7 Dra Hj Dadah Holidah MH Hakim Madya Muda S2

8 Dra Elfina Fitriani Hakim Madya Muda S1

9 Drs H Abis MH Hakim Madya Muda S2

10 Dra Alia Al Hasnah MH Hakim Madya Pratama S2

11 Drs Candra Triswangga Hakim Madya Pratama S1

12 Dra Hj Siti Sabihah SHMH Hakim Madya Pratama S2

13 Drs Humaidi Yusuf Hakim Madya Pratama S1

14 Drs Jajang Suherman SH Hakim Madya Pratama S1

15 Dr H Farid Ismail SHMH Hakim Utama Muda S3

Sumber diperoleh dari Yuyu Yuliani SAgMH Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat

Di atas adalah daftar-daftar mediator di Pengadilan Agama Karawang

Dari semua mediator yang terdapat pada daftar mediator peneliti telah

melakukan wawancara kepada 4 (empat) mediator diantaranya

53

DraRosniati MH Drs Hasan Basri SHMH Dra Ratna Jumilah MH

Dra Elfina Fitriani Dari semua mediator yang telah peneliti wawancara

terdapat 1 mediator yang tidak bersertifikat dan belum mengikuti pelatihan

mediator yaitu DraRosniati MH Tiga mediator lainnya telah mengikuti

pelatihan mediator di Mega Mendung Bogor13

Peneliti melihat dalam Pasal selanjutnya yaitu Pasal 9 ayat (2) sampai

(6) tentang kualifikasi mediator sebagai berikut

(2) Ketua pengadilan menempatkan nama-nama hakim yang telah memiliki sertifikat dalam daftar mediator

(3) Jika dalam wilayah pengadilan yang bersangkutan tidak ada mediator yang bersertifikat semua hakim pada pengadilan yang bersangkutan dapat ditempatkan dalam daftar mediator

(4) Mediator bukan hakim yang bersertifikat dapat mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan agar namanya ditempatkan dalam daftar mediator pada pengadilan yang bersangkutan

(5) Setelah memeriksa dan memastikan keabsahan sertifikat Ketua Pengadilan menempatkan nama pemohon dalam daftar mediator

(6) Ketua Pengadilan setiap tahun mengevaluasi dan memperbarui daftar mediator

Pengadilan Agama Karawang tidak memiliki mediator di luar hakim

dikarenakan kurangnya mediator yang memiliki sertifikat terlebih apabila

mediator di luar Hakim harus bersertifikat14 Semua Hakim yang ada di

Pengadilan Agama Karawang merangkap juga sebagai mediator15

Walaupun seorang hakim tidak memiliki sertifikasi mediator sesuai dengan

13 Wawancara dengan Dra Ratna Jumilah MH Drs H Hasan Bashri SHMH Dra

Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang pada tanggal 7 dan 9 November 2016

14 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

15 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

54

PERMA ini pada pasal 9 ayat (3) otomatis dapat menjadi mediator16 Para

Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang menjadi mediator

berdasarkan surat keputusan (SK) dari Ketua Pengadilan Agama

Karawang17

Ketua Pengadilan Agama setiap tahun mengevaluasi daftar mediator

Begitu pula setiap tahun daftar mediator dapat berubah-ubah apabila

adanya mutasi tugas berhalangan tetap ketidakaktifan setelah penugasan

dan pelanggaran atas pedoman perilaku Hal ini sesuai dengan Pasal 9 ayat

(7) dalam PERMA ini

Seluruh hakim Pengadilan Agama yang tidak memiliki sertifikat

dikarenakan belum mengikuti pelatihan mediasi yang diadakan oleh

Mahkamah Agung RI18 Pelatihan mediator yang diadakan oleh Mahkamah

Agung jumlahnya terbatas karena berskala nasional sehingga peserta yang

ikutpun sangat terbatas Seharusnya Mahkamah Agung memberikan

pelatihan mediasi kepada seluruh hakim di Pengadilan agar

a Dapat maksimal ketika melakukan mediasi Ketika Hakim telah

diberikan pelatihan mediasi diharapkan dapat menjalankan fungsi

mediator secara maksimal sesuai dengan ketentuan yang telah diatur

16 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 17 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani dan Dra Rosniati MH Haki m Mediator

Pengadilan Agama Karawang pada tanggal 9 November 2016 18 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

55

b Menambah keterampilan hakim saat melakukan mediasi Walaupun

hakim tanpa sertifikat mediator lalu menjadi mediator hal itu dapat

dibenarkan karena hakim dapat merangkap sebagai mediator Akan

tetapi tetap saja untuk memaksimal fungsi dan peran mediator seorang

hakim harus mengikuti pelatihan mediator yang diadakan oleh

Mahkamah Agung RI ketika kekurangan sumber daya mediator

sehingga kesiapan Hakim maksimal ketika Ketua Pengadilan menunjuk

Hakim sebagai mediator Namun pada dasarnya sulit membiasakan

hakim untuk menjadi mediator karena sifat seorang hakim adalah

memutus akan tetapi mediator hanya bersifat sebagai pihak ketiga yang

menengahi Dikhawatirkan sifat hakim yang terbiasa memutus terbawa

saat proses mediasi yang hanya berperan sebagai penengah bukan

memutus19 Karena itu sebisa mungkin seharusnya hakim tidak boleh

menjadi mediator Sangat tipis sekali hakim tersebut membedakan

antara menjadi hakim dan menjadi mediator terkadang terpengaruh20

c Mediasi berjalan efektif Pada dasarnya banyak faktor yang melatar

belakangi efektifnya mediasi Namun Keterampilan dan kemampuan

dari mediator adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat

keberhasilan mediasi terutama yang sudah bersertifikat21

19 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 20 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 21 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan

Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

56

3 Fasilitas dan Sarana

Fasilitas dan sarana adalah salah satu instrumen yang dibutuhkan

dalam melaksanakan proses mediasi Setiap Pengadilan Tingkat Pertama

diharapkan memiliki fasilitas dan sarana dalam proses mediasi yaitu tempat

atau ruangan khusus mediasi Hal ini untuk menunjang keberhasilan dari

pada mediasi Mediasi dapat diselenggarakan di salah satu ruangan

Pengadilan Tingkat Pertama sesuai dengan pasal 20 ayat (1) PERMA ini

Namun dapat juga diselenggarakan di tempat lain apabila disepakati oleh

para pihak

Pengadilan Agama Karawang memiliki fasilitas dan sarana untuk

melakukan proses mediasi yaitu ruangan khusus untuk mediasi Dengan

ruangan berukuran 4 m x 6 m dilengkap dengan beberapa tempat duduk dan

satu meja persegi disertai dengan alat pendingin ruangan atau air

conditioner (AC) Jadi di ruangan tersebut hanya bisa diselenggarakan satu

proses mediasi

Ruangan mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah cukup

memadai namun belum termasuk yang ideal22 Idealnya ruangan mediasi

adalah

a Ruangan yang luas Hal ini agar para pihak nyaman saat proses mediasi

berjalan Ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang masih sempit

artinya ruangan tersebut belum dikategorikan ideal

22 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

57

b Ruangan yang tertata dengan rapi yang dilengkapi dengan kursi-kursi

serta meja bundar agar para pihak dapat saling berhadapan saat proses

mediasi berlangsung23

c Ruangan yang memiliki air conditioner (AC) Ketika ruangan sejuk dan

dingin dapat mencairkan suasana Para pihak yang sebelumnya dalam

keadaan merasa tidak baik ketika masuk ke dalam ruangan tersebut

bisa menjadi merasa sedikit lebih baik yang dapat mempengaruhi

suasana hati dan pikiran para pihak24

d Adanya bingkai pajangan keluarga harmonis Hal ini juga dapat

mempengaruhi suasana hati dan pikiran para pihak25 Namun di

Pengadilan Agama Karawang belum terdapat hal ini Hanya ada

bingkai pajangan dengan simbol saling berjabat tangan Itu hanya

melambangkan simbol perdamaian secara umum26

Untuk kemudahan para pihak dalam menjalani proses mediasi sebelum

memasuki ruang mediasi terpampang jadwal mediator Dalam daftar tersebut

terdapat nama-nama mediator namun tidak disertai dengan keterangan latar

belakang pendidikan masing-masing mediator Setiap harinya terdapat 3 mediator

yang disediakan Semuanya berasal dari hakim yang merangkap sebagai mediator

23 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 24 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 25 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 26 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

58

Hal ini dikarenakan Pengadilan Agama Karawang tidak memiliki mediator di luar

hakim Berikut jadwal hakim mediator Pengadilan Agama Karawang

Tabel 5

NO

HARI

MEDIATOR

KETERANGAN

1 2 3 4

1

SENIN

1DRA ALIA AL HASNA MH

2DRS HUMAIDI YUSUF

3DRS CANDRA TRISWANGGA

2

SELASA

1DRSHMYUSUF SH MH

2DRAHJSITI SABIHAH SH MH

3DRAHJERAWATI SH MH

3

RABU

1DRSHMOHAMAD YAMIN SHMH

2DRARATNA JUMILAH MH

3DRSHABDILLAH SH MH

1DRAHJROSNIATI MH

59

4 KAMIS 2DRAELFINA FITRIANI

3DRAHJDADAH HOLIDAH MH

5

JUMrsquoAT

1DRSHASAN BASRI SH MH

2DRSHABID MH

3DRSJAJANG SUHERMAN SH

Sumber diperoleh dari Yuyu Yuliani SAgMH Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat

4 Kepatuhan Masyarakat

Berkaitan dengan kepatuhan masyarakat peneliti memberikan

beberapa catatan atas sikap para pihak selama melakukan proses mediasi

yang mempengaruhi kepatuhan para pihak dalam menjalani proses mediasi

yaitu sebagai berikut

a Rata-rata orang-orang yang datang berperkara ke Pengadilan Agama

khusus dalam perkara perceraian ini sangat sulit untuk disatukan

kembali terlebih apabila salah satu pihak ada yang melakukan

perselingkuhan27

b Sikap egois para pihak sehingga menyulitkan mediator untuk

mendamaikan dan mendalami permasalah yang dihadapi para pihak

27 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

60

c Sikap para pihak yang terkadang tidak mengikuti peraturan mediasi

yang telah disepakati28 Hal ini mengakibatkan tidak efektifnya proses

mediasi

d Biasanya jauh sebelum para pihak mendaftarkan perkara dan mengikuti

persidangan sering kali mereka sudah bersepakat untuk memutus

ikatan pernikahan29 Akhirnya mediator pun sulit untuk mendamaikan

kembali bahkan gagal

e Sikap para pihak yang kooperatif Namun hal ini mereka lakukan agar

proses mediasi cepat selesai dan berlanjut kepada tahap persidangan30

Mereka melakukan hal ini hanya sebagai formalitas

5 Kebudayaan

Berkaitan dengan kebudayaan dalam skripsi ini adalah mengenai

budaya masyarakat muslim yang berperkara di Pengadilan Agama Hal ini

sesuai dengan Pasal 1 butir (1) Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009

Tentang Peradilan Agama Pasal tersebut berbunyi

1 Peradilan Agama adalah peradilan nagi orang-orang yang beragama

islam

Menurut pasal ini Pengadilan Agama adalah wadah bagi orang-orang yang

ingin berperkara khusus untuk orang-orang atau masyarakat yang beragam

islam

28 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 29 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 30 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

61

Penulis melihat ada kecenderungan kenaikan angka perceraian dalam

empat tahun terakhir Berikut adalah angka perceraian selama 4 tahun

terakhir

Tabel 6

DIAGRAM PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA 4

TAHUN TERAKHIR31

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa angka perceraian dari tahun ke

tahun terus mengalami peningkatan baik pada perkara cerai talak maupun

cerai gugat Namun diantara kedua jenis perkara tersebut angka cerai gugat

jauh mendominasi dibandingkan dengan cerai talak Pada tahun 2012 pada

perkara cerai talak terdapat 89683 perkara yang diputus sedangkan pada

cerai gugat terdapat 206102 perkara Pada tahun 2013 terdapat 94715

perkara cerai gugat dan 221460 pada perkara cerai gugat Selanjutnya pada

tahun 2014 pada cerai talak terdapat 99536 perkara dan 243334 pada

perkara cerai gugat Kemudian pada tahun 2015 terdapat 98602 perkara

31 httpbadilagmahkamahagunggoidrekap-perkara-diterima-dan-diputus

050000

100000

150000

200000

250000

300000

2012 2013 2014 2015

89683 94715 99536 98602

206102 221460 243334 252885

cerai talak

cerai gugat

62

cerai talak dan 252885 pada perkara cerai gugat Dari setiap tahunnya

jumlah perkara cerai gugat lebih dari 2 kali lipat jumlah perkara cerai talak

Perbedaan jumlah angka ini sangat signifikan dan menunjukkan bahwa

betapa tingginya angka perceraian di Indonesia terutama dalam perkara

cerai gugat Bisa disimpulkan bahwa angka perceraian dari tahun ke tahun

terus mengalami peningkatan

C Tingkat Keberhasilan Mediasi

Pada pembahasan ini peneliti membatasi penelitian hanya pada tahun 2015

Data yang diambil bersumber dari laporan bulanan yang kemudian dirangkum

menjadi laporan tahunan Pengadilan Agama Karawang Di dalam laporan

tersebut dapat diketahui berapa jumlah perkara yang dimediasi setiap bulannya

dan berapa jumlah perkara yang berhasil dan gagal untuk dimediasi Berikut

adalah laporan pembukuan mediasi di Pengadilan Agama Karawang tahun 2015

Tabel 7

LAPORAN TAHUNAN MEDIASI PENGADILAN AGAMA

KARAWANG TAHUN 2015

NO

BULAN

JUMLAH PERKARA

KETERANGAN

BERHASIL TIDAK BERHASIL

1 Januari 28 0 28

2 Februari 18 0 18

3 Maret 20 1 19

4 April 25 0 25

5 Mei 21 0 21

63

6 Juni 18 0 18

7 Juli 18 0 18

8 Agustus 23 1 22

9 September 27 2 25

10 Oktober 35 1 34

11 November 31 0 31

12 Desember 25 0 25

TOTAL 289 5 284

Untuk mengetahui prosentase keberhasilan mediasi dalam satu tahun pada

tabel di atas dapat digunakan rumus sebagai berikut 32

119869119906119898119897119886ℎ 119901119890119903119896119886119903119886 119910119886119899119892 119889119894119888119886119887119906119905119869119906119898119897119886ℎ 119901119890119903119896119886119903119886 119910119886119899119892 119889119894119901119906119905119906119904

X 100

Berdasarkan rumus di atas dapat ditentukan prosentasi keberhasilan mediasi

perceraian di Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015 sebagai berikut

5284

X 100 = 176

Maka dapat diketahui prosentase tingkat keberhasilan perkara yang berhasil

dimediasi adalah sebesar 176 Hal ini membuktikan bahwa tingkat

keberhasilan mediasi di Pengadilan Agama Karawang pada tahun 2015 sangatlah

jauh dari apa yang diharapkan Dengan hasil tersebut membuktikan bahwa

32 http wwwbadilagnet data ARTIKEL Mencari 20 tolak 20 ukur 20 hasil

20 Mediasipdf

64

mediasi di Pengadilan Agama Karawang pada tahun 2015 belum efektif Ini

sangat berbanding terbalik dengan prosentase kegagalannya sebesar 9824

D Faktor Pendukung dan Penghambat Keberhasilan Mediasi

Tentunya dalam berjalannya proses mediasi ada faktor pendukung dan

penghambat keberhasilan mediasi Berikut adalah beberapa faktor-faktor

keberhasilan mediasi

a Para Pihak Bersifat Kooperatif

Artinya adalah mereka para pihak dapat mematuhi peraturan dalam

proses mediasi yang telah disepakati sebelumnya33 Hal ini harus dilakukan

karena kebanyakan para pihak yang berperkara ketika suasana hatinya tidak

baik tidak dapat mengontrol emosi sehingga peraturan yang telah disepakati

sebelumnya tidak dipatuhi dan proses mediasi tidak berjalan efektif

b Kecakapan dan Penampilan

Cara penyampaian dan gaya bahasa mediator yang mudah dipahami

sangat mendukung keberhasilan mediasi terutama mediator yang

bersertifikat34 Ketika seorang mediator telah bersertifikat setidaknya dia

telah mengkuti serta mempelajari bagaimana cara berkomunikasi cara

menggali infomasi dan berhadapan dengan para pihak yang berbeda-beda

karakter

33 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 34 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan

Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

65

Begitu juga penampilan mediator yang berwibawa dan meyakinkan

dapat menjadi faktor keberhasilan mediasi karena dapat meyakinkan dan

menimbulkan kepercayaan terhadap para pihak35

c Latar Belakang Pendidikan dan Lingkungan dimana para pihak tinggal

Latar belakang pendidikan mempunyai pengaruh terhadap pola pikir

para pihak ketika menghadapi suatu permasalahan dalam hal ini khususnya

adalah perkara perceraian serta lingkungan dimana para pihak tinggal juga

dapat mempengaruhi pola pikir para pihak Ketika latar belakang

pendidikan dan lingkungan baik maka pola pikir para pihak juga akan baik

dan positif ketika menghadapi suatu perkara36

d Mengingat Anak

Faktor mengingat anak dapat mendukung keberhasilan mediasi karena

para pihak akan berfikir ulang ketika mereka berceraian bagaimana nasib

anak-anak mereka apabila bercerai37 Hal ini bagi mereka yang sudah

memiliki anak dari hasil perkawinan yang mereka laksanakan

e Kondisi Ruang atau Tempat Mediasi

Ketika kondisi tempat atau ruang nyaman hal ini juga dapat

mempengaruhi keberhasilan mediasi karena dapat merubah mindset para

pihak dalam berfikir Contoh ketika berada di ruangan ruangan tersebut

35 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 36 Kedua faktor tersebut hasil wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator

Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 37 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

66

ditata dengan rapih dan menggunakan pendingin ruangan atau AC (Air

Conditioner) yang dapat membuat para pihak nyaman38

f Iktikad Baik Para Pihak

Sehebat dan sekeras apapun usaha seorang mediator untuk

mendamaikan tidak akan berhasil apabila tidak didukung iktikad baik para

pihak terutama dari pihak penggugat agar mau menerima kembali pihak

tergugat untuk hidup bersama39

Berikut adalah beberapa faktor penghambat terhadap keberhasilan mediasi

a Keinginan Kuat Para Pihak Untuk Bercerai

Hal ini terjadi biasanya ketika salah satu atau kedua belah pihak

tidak mau bermusyawarah Misalnya salah satu pihak menuruti pihak

lawan yang ingin bercerai itu sudah dipastikan akan gagal untuk

dimediasi40

b Konflik Yang Sudah Meruncing

Konflik yang sudah meruncing dan berlarut-larut diantara para

pihak akan menghambat keberhasilan mediasi Apabila salah satu pihak

ada yang berkeinginan untuk berdamai masih ada kesempatan untuk

dimediasi Akan tetapi apabila keduanya sudah tidak ingin untuk

berdamai maka akan sangat sulit dimediasi41

38 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan

Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 39 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 40 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 41 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

67

c Psikologis atau kejiwaan para pihak

Kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya

sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang

mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan

perceraian ini42

42 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

68

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan terdapat beberapa

kesimpulan yang dapat dikemukakan

1 Efektivitas mediasi yang dilaksanakan di Pengadilan Agama Karawang belum

efektif karena tingkat keberhasilannya masih sangat rendah

2 Faktor-faktor pendukung keberhasilan mediasi adalah

a Para Pihak Bersifat Kooperatif Artinya adalah mereka para pihak dapat

mematuhi peraturan dalam proses mediasi yang telah disepakati

sebelumnya Hal ini harus dilakukan karena kebanyakan para pihak yang

berperkara ketika suasana hatinya tidak baik tidak dapat mengontrol emosi

sehingga peraturan yang telah disepakati sebelumnya tidak dipatuhi dan

proses mediasi tidak berjalan efektif

b Kecakapan dan Penampilan Cara penyampaian dan gaya bahasa mediator

yang mudah dipahami sangat mendukung keberhasilan mediasi terutama

mediator yang bersertifikat Ketika seorang mediator telah bersertifikat

setidaknya dia telah mengkuti serta mempelajari bagaimana cara

berkomunikasi cara menggali infomasi dan berhadapan dengan para pihak

yang berbeda-beda karakter Begitu juga penampilan mediator yang

berwibawa dan meyakinkan dapat menjadi faktor keberhasilan mediasi

69

karena dapat meyakinkan dan menimbulkan kepercayaan terhadap para

pihak

c Latar Belakang Pendidikan dan Lingkungan dimana para pihak tinggal

Latar belakang pendidikan mempunyai pengaruh terhadap pola pikir para

pihak ketika menghadapi suatu permasalahan dalam hal ini khususnya

adalah perkara perceraian serta lingkungan dimana para pihak tinggal juga

dapat mempengaruhi pola pikir para pihak Ketika latar belakang

pendidikan dan lingkungan baik maka pola pikir para pihak juga akan

baik dan positif ketika menghadapi suatu perkara

d Mengingat Anak Faktor mengingat anak dapat mendukung keberhasilan

mediasi karena para pihak akan berfikir ulang ketika mereka berceraian

bagaimana nasib anak-anak mereka apabila bercerai

e Kondisi Ruang atau Tempat Mediasi Ketika kondisi tempat atau ruang

nyaman hal ini juga dapat mempengaruhi keberhasilan mediasi karena

dapat merubah mindset para pihak dalam berfikir Contoh ketika berada di

ruangan ruangan tersebut ditata dengan rapih dan menggunakan pendingin

ruangan atau AC (Air Conditioner) yang dapat membuat para pihak

nyaman

f Iktikad Baik Para Pihak Sehebat dan sekeras apapun usaha seorang

mediator untuk mendamaikan tidak akan berhasil apabila tidak didukung

iktikad baik para pihak terutama dari pihak penggugat agar mau menerima

kembali pihak tergugat untuk hidup bersama

70

3 Faktor-faktor penghambat mediasi adalah

a Keinginan Kuat Para Pihak Untuk Bercerai Hal ini terjadi biasanya ketika

salah satu atau kedua belah pihak tidak mau bermusyawarah Misalnya

salah satu pihak menuruti pihak lawan yang ingin bercerai itu sudah

dipastikan akan gagal untuk dimediasi

b Konflik Yang Sudah Meruncing Konflik yang sudah meruncing dan

berlarut-larut diantara para pihak akan menghambat keberhasilan mediasi

Apabila salah satu pihak ada yang berkeinginan untuk berdamai masih

ada kesempatan untuk dimediasi Akan tetapi apabila keduanya sudah

tidak ingin untuk berdamai maka akan sangat sulit dimediasi

c Psikologis atau kejiwaan para pihak Kekecewaan yang berat salah satu

pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa

terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri

ikatan dengan jalan perceraian ini

B Saran

Pada bagian akhir skripsi ini penulis ingin memberikan saran-saran kepada

beberapa pihak atau instansi yang terkait yaitu sebagai berikut

1 Kepada Pemerintah dalam hal ini Kementrian Agama yang membawahi

Kantor Urusan Agama atau biasa disebut KUA mewajibkan kepada calon

pasangan suami isteri yang akan menikah untuk mengikuti bimbingan dan

pembinaan tentang pernikahan untuk menciptakan rumah tangga sakinah

mawaddah wa rahmah sesuai dengan tujuan pernikahan Karena sampai

saat ini hal tersebut hanya bersifat anjuran Hal ini dilakukan agar pasangan

71

yang akan menikah memiliki bekal dan pengetahuan yang cukup serta

membentuk mental yang baik bagi para calon pasangan suami isteri Ini

adalah modal utama agar para pasangan suami isteri terhindar dari perkara

perceraian

2 Kepada Mahkamah Agung ada dua saran yang ingin penulis berikan yaitu

sebagai berikut

a Mahkamah Agung agar mengadakan pelatihan lebih intensif kepada

hakim mediator khususnya bagi hakim yang belum bersertifikasi

sehingga seluruh hakim telah mengikuti dan memiliki sertifikat

tersebut karena kecakapan mediator adalah salah satu faktor

pendukung keberhasilan dalam mediasi

b Agar Mahkamah Agung mengeluarkan PERMA yang menjelaskan

tentang kriteria keberhasilan hakim dan insentif bagi hakim yang

berhasil menjalankan fungsinya sebagai mediator karena hal itu adalah

upaya luar biasa sehingga layak dan patut untuk diberikan insentif

Juga untuk memotivasi para hakim agar lebih bersungguh-sungguh

dalam menjalankan fungsinya sebagai mediator yang berdampak

dapat meningkatkan keberhasilan dalam proses mediasi Pada

kenyataanya sampai saat ini Mahkamah Agung belum menjelaskan

regulasi tersebut di dalam PERMA

3 Kepada para hakim yang ditetapkan menjadi mediator agar dengan

sungguh-sungguh menjalankan fungsinya sebagai mediator tidak hanya

sekedar formalitas belaka karena diamanatkan oleh PERMA

72

DAFTAR PUSTAKA

Abbas Syahrizal Mediasi dalam Perspektif Hukum Syariah Hukum Adat dan

Hukum Nasional Jakarta Kencana 2009

Astarini Dwi Rezki SriMediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian

Sengketa Berdasarkan Asas Peradilan Cepat Sederhana Biaya Ringan

BandungPT Alumni 2013

Abdurrasyid Priyatna Arbitase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Suatu

Pengantar Jakarta Fikahati Anesta 2002

Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Al-Sheikh Lubaabut Tafsiir

Min Ibni Katsir terj M Abdul Ghoffar Juz 5 Bogor Pustaka Imam Asy-Syafirsquoi

2003

Amriani Nurnaningsih Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di

Pengadilan Jakarta PT RajaGrafindo Persada 2011

Al-Husain Ahmad Fathul Qariib Al-Mujiib Mesir Thaha Putra Semarang 1934

Ali Zainuddin Sosiologi Hukum Jakarta Sinar Grafika 2012

Ali Achmad Menguak Teori Hukum dan Teori Peradilan Vol 1 Jakarta

Kencana 2010

Amir M Abdul Kamus Istilah Islam Jakarta Pustaka Firdaus 1994

Dawson Roger Seni Negosiasi (Secret of Power Negotiating) Jakarta Gramedia

Pustaka 2010

Emirzon Joni Alternatif Penyelesaian Sengketa diluar Pengadilan (Negosiasi

Mediasi Konsiliasi dan Arbitrase) Jakarta Gramedia Pustaka Utama

2000

73

Hidayatulloh Efektivitas Mediasi Dalam Perkara Perceraian di Pengadilan

Agama Depok Skripsi Fakultas Syarirsquoah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2011

Kriekhoff Valerine Mediasi Sebagai Bentuk Penyelesaian Sengketa keluarga

Pustaka Dunia 2012

Lumbuun Ronald S Perma RI Wujud Kerancuan Antara Praktik Pembagian dan

Pemisahan Kekuasaan Jakarta Raja Grafindo Persada 2011

Manan Bagir Mediasi Sebagai Alternatif Menyelesaikan Sengketa Varia

Peradilan No 24 8 Juli 2008

Rahmadi Takdir Mediasi Penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan Mufakat

Jakarta Raja Grafindo Persada 2010

Rahman Ghazaly Abdur Fiqh Munakahat Jakarta Kencana Prenada Media

Group 2006

Sabiq Sayyid Fiqh Al-sunnah Kairo Al-Fath Lil Irsquolam Al-lsquoArobi 1972

JMoleong Lexy Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2009

Sari M Efektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara Perceraian di

Pengadilan Agama Maros Skripsi Fakultas Hukum Universitas

Hasanuddin Makassar 2014

Shihab M Quraish Tafsir Al-Mishbah Jakarta Lentera Hati 2007

Soekanto Soerjono Pokok-Pokok Sosiologi Hukum Cet V Jakarta Raja Grafindo

Persada 2014

Sutadi Mariana Pendayagunaan Perdamaian Menurut Pasal 130 HIR154 RBg

dan Potensinya dalam Mewujudkan Keadilan yang Cepat Sederhana dan

Biaya Ringan Jakarta Pusat Pengkajian Hukum dan Mahkamah Agung RI

2005

74

Soekanto Soerjono Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum Jakarta

PTRaja Grafindo Persada 2008

Syarifuddin Amir Ushul Fiqh Jilid II cet6 Jakarta Kencana 2011

Soekanto Soerjono Penegakan Hukum Bandung Bina Cipta 1983

Tim Penyusun Pusat Bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta Balai

Pustaka 1990

Usman Rachmadi Mediasi di Pengadilan Dalam Teori Dan Praktik Jakarta

Sinar Grafika 2012

Widyana I Made Alternatif Penyelesaian Sengketa (ADR) Jakarta Fikahati

Anesta 2009

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Perauran Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur

Mediasi di Pengadilan

Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Prosedur

Mediasi di Pengadilan

Inpres Nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam

Rechtsreglement Buitengewesten (RBg)

Het Herziene Indonesich Reglement (HIR)

Jurnal

75

Nurhasanah dan Rozalinda (2014) ldquoPersepsi Perempuan Terhadap Perceraianrdquo

Kafarsquoah Jurnal Ilmiah kajian Gender Vol 4 (No2) hal 2

Fachrina dan Rinaldi Eka Putra (2013) ldquoUpaya Pencegahan Perceraian Berbasis

Keluarga Luas dan Institusi lokal dalam Masyarakat Minangkabau di

Sumatera Baratrdquo Antropologi Indonesia Vol 34 (No2) hal 5

Internet

Angka Perceraian di Indonesia Tertinggi Dibanding Negara Islam lain 2007

http wwweramuslimcom berita nasional angka- perceraian- di- indonesia-

tertinggi- dibanding- negara- islam- lainhtm diakses pada 9 Juni 2016 jam

1612 WIB

Takariawan Cahyadi Di Indonesia 40 Perceraian Setiap Jam 2015 http

wwwkompasianacom pakcah di- indonesia- 40- perceraian- setiap-

jam_54f357c07455137a2b6c7115 diakses 9 Juni 2016 jam 2348

Cerai Paling Banyak di Jawa Barat http wwwantaranewscom berita 270213

cerai- paling- banyak- di- jawa-barat diakses pada 9 Juni 2016 jam 2259

Budiman Asep 2016 Kasus Cerai Indramayu tertinggi di Indonesia http

wwwpikiran-rakyatcom jawa-barat 2016 03 15 364250 kasus- cerai-

indramayu -tertinggi- di- indonesia diakses 9 Juni 2016 jam 2330

Harahap Syahrizal Hadi http wwwmedanbisnisdailycom news read 2015

1230207187kursus-perkawinan-dan-upaya-mencegah-perceraian diakses

11 Juni 2016 jam 0600

httpwwwpa-karawanggoid diakses pada tanggal 12 Juni 2016jam 2109

Ray Pratama Siadari Teori Efektivitas diakses dari http raypratamablogspotsg

201411teori-efektifitashtml diakses pada tanggal 13 Oktober 2016 pukul 0033

httpbadilagmahkamahagunggoidrekap-perkara-diterima-dan-diputus

httpwwwbadilagnetdataARTIKELMencari20tolak20ukur20hasil20

Mediasipdf

Lampiran 1

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Drs H Hasan Bashri SHMH

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Sejak februari 2016

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H Ketua pengadilan agama karawang

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Ya2009 di Mega Mendung Bogor

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Perma ini mengikat hanya bagi orang2 yg berperkarasetiap yg berperkara berdasarkan revisi Perma No1 Tahun 2016 ini Setiap berperkara khusus utk perceraian wajib menempuh mediasi terlebih dahulukalo tdk putusannya batal demi hukum

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Ya sudah Jadi setiap kita warga PA ada perwakilan untuk mengahadiri sosialisasi iniYa cukup berpengaruhada perbedaan dari pada Perma sebelumnya Ada progresnya walaupun tidak signifikan

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Saya belum tau apakah ada upaya peningkatan menjadi UUmungkin nanti akan ada perubahan menuju kesana sebab ini suatu kewajiban juga

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Yaa baguscukup efektif

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Para pihak antusiasrata2 para pihak ingin dimediasiresponnya baik Tingkat keberhasilannya lumayan Terutama pihak tergugat yg merasa keberatan dgn tuntutan

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Mendamaikan kedua belah pihak yg berperkara utk menuju ke arah perdamaian supaya mereka damai Fungsinya mediator

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi

H Di dalam memang selalu diupayakan penasehatan perdamaiankarena di ruang sidang itu waktunya terbatas dan singkat Kita juga dibatasi dgn perkara yg cukup banyak

11 Mengapa mediasi hraus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Sebab ada hal yg terkadang secret apabila menyangkut perceraianmakanya sidangnya tertutup Ini masalah sangat privasi dan khalayak umum tdk boleh taukarena aib juga Sesuai dgn perma diberikan waktu kurang lbh 40 hari kerja Kami melakukan mediasi tidak hanya 1 atau 2 kali bahkan bisa 4 sampai 5 kali apabila kita melihat masih ada celah utk didamaikan Bahkan harinya bisa ditambah tentunya atas seizin ketua mejalis hakim

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Ketika hal ini terjadibiasanya kita melakukan kaukus Biasanya mereka lbh terbukakarena kalo kita hadirkan mereka berduka biasanya cenderung agak tertutup juga Ini adalah jalan terbaik utk mengetahui apa sih yg sebenarnya terjadi

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya H Pengaruhnya cukup besar jugasebab ketika kaukus mereka lebih terbuka dlm persoalan yg sebenarnya terjadi Kadang2 didepan pihak agak malu dll apalgi kalo para pihak nya tempramental Tp begitu lewat kaukus mereka lebih terbuka kadang2 Sering terjadi hal seperti ini Hal ini sangat penting karena utk menggali persoalan yg sebenarnya terjadi

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H Pertama Kemampuan mediator juga berpengaruh terutama mereka yg sudah bersertifikasi Kedua kesungguhan dari mediator Respon dan keinginan kedua belah pihak juga sangat penting Termasuk juga suasana ruangan mediasi mempunyai pengaruh penting terhadap keberhasil Didesain dgn rapiber ACjadi ketika masuk itu orang2 merasa enak dan nyamandapat merubah mindset mereka juga Kalo ruangannya panasga mumpuni Maka demikian kita berharap Pemerintah menyediakan tmpt khusus utk mediasi yg representatif Faktor kegagalan yaa sebaliknyahehe

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan Biasanya seperti itu sepengatahuan saya selama menjadi mediator

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Yaa sangat penting Harus juga dia memiliki bekal itu sebab itu terkait sekali dgn masalah keluarga Ttg pskologi harus dikuasai oleh hakimbaik dia sebagai hakim

maupun sebagai mediatortapi itu hanya bersifat anjuransebab dlm persyaratan blm ada ketentuan sprti itu Namun secara mafhumnya kita harus mengetahui lah

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Pertama adalah tempat pastinya Utk tempat alhamdulillah bisa kita katakan cukup memadai

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Dulu begitu maunya MA tapi sampai hari ini blm jelas juga reward nya apabelum ada aturan mengenai hal iniitu baru wacana aja Harusnya adasebab itu adalah upaya luar biasa Seperti di negara jepang aja itu reward nya luar biasa Mungkin kalo ada dapat memotivasi hakim juga untuk memediasi dgn lbh baik

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Yaa sudah lumaya ideal lah kalo sgtu

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa H Khusus utk di PA karawang tidak menyediakantp di PA yg lain saya tahu menyediakanuntuk masalah knpa nya saya kurang tau juga yaa Yang jelas ketika Pengadilan saya yg sebelumnya di Cibinong ada

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Rata2 responnya baik dan mau dimediasi tapi 1 atau 2 ada kadang yg menolak Memang harus maukalo tdk batal demi hukum

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Terlepas dari dia tau atau tidak yaayg jelas setiap kali kita perintahkan mereka siap Apalagi bagi mereka yg sudah membawa kuasa hukum atau pengacara karena sebelumnya telah dituntun oleh pengacaranya

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Biasanya dari pihak penggugat yg tdk mau melanjutkanyg kedua kadang2 pihak tergugat juga tdk mauketika kedua belah pihak tdk maubanyak disini yg seperti itu Tapi apabila pihak penggugat atau salah pihak msh mauitu msh ada kemungkinan utk bermediasi Kalo dua2nya sudah tdk mauini yg sangat sulit Rata2 faktor ekonomiselingkuh juga adakekerasan juga adatdk tanggung jawab juga adamacam2 lahyg jelas faktor ekonomi menempati urutan teratasterkait masalah nafkah

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang

H Kita mengadakan kunjungan dan kerjasamaserta studi perbandingan dgn negara2 tersebut(Jepang) Kalo mereka berhasilkenapa tidak kita mengadopsi sistem yg sama Memang tingkat keberhasilanya cukup tinggi Saya termasuk yg terbaik jadi mediator Dari segi aturannyapelaksanaannyasistemnya juga kita ikut Kalo di luar negeri berbedasebelum menuju ranah persidanganmereka sebelum itu sudah ada upaya perdamaian Jadi kalo mereka sudah berhasil ga perlu lagi naik ke tahap persidangan Berbeda dgn kitakalo kita di dalamartinya setelah daftar ke persidangan baru dapat dilakukan mediasi Mereka juga ada lembaga swasta yg dibiayai oleh negara tanpa dipingut biaya Utk hal biaya mediasi kita juga sama gratisCuma kita dalam persidangan setelah daftar Faktor kultur sangat berpengaruhutk di indonesia apalagi dgn kemajemukan sukunyakhusus utk karawang saja skrng bukan hanya orang sunda saja tapi sudah dari mana2 Sosialisasi mediasi ini kita suka lakukan namun hanya dalam ranah kelembagaan sajatdk khusus kepada masyarakat

H = Hakim atau Hakim Mediator

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Dra Rosniati MH

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Ya saya sebagai hakim mediatordisini sejak 31 agustus 2013

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H Ketua PA Karawang melalui SK

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Belum memilikinamun kita sebagai hakim dibenarkan untuk merangkap juga sebagai hakim mediator kecuali kalo mediator diluar hakimitu wajib memiliki sertifikat mediator

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Tidakini hanya mengikat kepada orang2 yg berperkara dipengadilan saja Kalo ga dimediasi putusannya batal demi hukum Kalo kedua belah pihak hadir dapat dimediasi tp kalo salah satu tdk hadir tdk dapat dimediasi

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Dari pihak MA sudah melakukan sosialisasi dgn cara perwakilan dari PA karawang ini di undang ke MA Kyk nya ga ada perubahan yg berarti yaa karena biasanya orng yg berperkara kesini ga ada suami nyayg verstek(ga bisa dimediasi)yg hadir dua2nya hanya sedikit Tp dsni juga banyakcontoh penggugat mengajukan gugatan terus suaminya dtng atau suami yg mengajukan lalu termohonnya datang mediasi perdamaiannya itu jarang yg berhasil namun akibat cerainya bnyk yg berhasil seperti nafkah lsquoiddahmutrsquoah nya itu bnyk yg berhasil

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Belum adamungkin tergatung orang-orang yg ada di Mahkamah Agung yaauntuk menerbitkan Undang-Undang itu banyak persyaratannya

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Cukup efektifCuma khusus dlm perkara perceraian efektifnya dalam hal akibat cerainyabukan pada perdamaian dalam perceraiannya Karena orang yang datang berperkara perceraian itu adalah dalam hal perasaanuntuk mendamaikannya itu kan sulit apabila sudah menyangkut perasaan

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Kalo dalam perkara perceraianbanyaknya penyelesaian perkara dengan jalan damai atau mediasi yang berujung pencabutan perkara Dalam penyelesain perkara pun lebih cepat ya

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Mediator itu adalah orang yang ditunjuk ketua majelis hakim dgn sebuah penetapan untuk membantu para pihak menyelesaikan perkara mereka dengan jalan damai Lalu fungsinya menjadi penengahmencari solusi tentang sengketa yg mereka hadapi

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi H Ini sebetulnya mediasi ini adalah non-litigasi tp sudah terintegrasi ke dalam litigasi dan itu membantu Memang dalam setiap awal persidangan sudah memberikan nasihat tapi kan untuk lebih fokus dan optimal waktunya harus dipisahkan secara tersendiri

11 Mengapa mediasi harus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Karena dalam hal perceraian ada rahasia2 rumah tangga yg orang lain tidak boleh mengetahuiyg boleh tau hanya mediator dengan hakim Apabila terbuka untuk umum itu tidak etisbarang kali ada sesuatu yang dapat memalukan salah satu atau kedua belah pihakaib keluarga jugajadi harus benar2 rahasia Dalam Perma terbaru kan jangka waktunya 30 harisampai kapanpun bisa bahkan sampai perkara putuspun apabila para pihak menghendaki untuk mediasi kembali yaa kita mediasi lagi Contoh dia cerai tahap awal mediasi tapi tidak tercapailalu berlanjut rekonpensi dalam tahap ini kita mediasi lagi Tapi apabila yg tidak bisa dimediasi kalo perkaranya sudah lanjut Umpamanya verstek awalnyapihak tergugat tidak hadir Lalu kita sudah dalam tahap pembuktiankemudian pihak istri atau suami datangkita sudah tidak mediasi lagi karena sudah lewat

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Pertama yg dilakukan adalah ditunda mediasinya tergantung kesepakatan

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya H Yaa pernah juga Selama ini kaukus tidak banyak pengaruh menurut saya

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H (Faktor keberhasilan mediasi) (1)hubungan antara keduabelah pihak belum terlalu meruncingsalah satu pihak masih berkeinginan untuk damai itu msh ada kesempatan tapi apabila sudah dua2nya tidak itu sangat sulit dimediasi (2)Faktor mengingat anak2 bagi yg sudah menikah dan sudah memiliki anak2bagaimana nasib anak2 apabila bercerai (3)faktor hakimbagaimana cara hakim berbicara dan memberikan nasihat Apabila nasihat2 dapat diterima oleh para pihak itu juga dapat berpengaruh terhadap keberhasilan mediasi

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan Biasanya seperti itu sepengatahuan saya selama menjadi mediator

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti

dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Yaa itu juga diperlukanbisa juga apabila melibatkan keluarga (hakam) barang kali dengan begitu dpt meluluhkan hati Dalam psikologis juga perlumelihat keadaan atau kondisi kejiwaan seseorang Walaupun kita bukan ahli psokologis tapi karena pengalaman sebagai hakim kita bisa menilai watak kondisi seseorang Lalu kan kita sudah melakukan pelatihan2 mediasitujuannya kan untuk itu Bagaimana cara memediasi orangbagaimana supaya orang itu tertarik dgn kita

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Tempat atau ruang Tentunya ruangan yg apabila orang masuk itu bisa membuat dingin hatinya Ruang mediasi harus dihias sebaik mungkinsejuk juga Kalo disini belum memadai kan apabila memperbaiki sarana dan prasarana harus ada anggaranuntuk tahun ini kita belum dapat anggaran itu dan ruang mediasi yaa seadanya Kalo ditempat lain sudah memadaidihiasada meja khusus (meja bundar)

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Tidak ada reward apapunnamun MA dulu ada wacana tantang hal ituberupa apa juga belum diberitahukalo untuk kenapa nya saya juga tidak tau yaa

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Belum idealmasih kurangnamun ruang khusus nya sudah ada tp belum ideal

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa H Belum ada kita hakim merangkap sebagai mediator juga Kita berbagi waktusiapa yg hari itu tidak sidang berarti itu yg mediasi

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Respon para pihak rata2 bagustapi keberhasilan nya yang kurang Orang2 yg datang ke Pengadilan itu rata2 perasaannya sudah sulit utk disatukanapalagi apabila salah satu pihak ada yg selingkuhitu sulit

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Terlepas dari dia tau atau tidak yaayg jelas setiap kali kita perintahkan mereka siap Apalagi bagi mereka yg sudah membawa kuasa hukum atau pengacara karena sebelumnya telah dituntun oleh pengacaranya

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Kalo di Karawang inikebanyakan karena faktor ekonomi kurang Suami tdk kerja atau suaminya malas2an bekerjajd istri terpaksa bekerjaBanyak jugayg akhirnya

suami mengizinkan istri menjadi TKITKW ke luar Suami dirumah ngurus anak dikirim uanglalu dikumpulkan untuk modal nikah lagi Kedua adalah Selingkuh

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang H Perlu juga kita mencontohnamun kita kan blm tau bagaimana prosesnya disana Kalo memang baik ya kita harus mencontoh Tapi kita juga kn sudah ada payung hukum sendiri Untuk masalah kultur juga menurut saya tidak banyak pengaruh yaakarena kalo perkara peceraian itu sudah masalah hati yaasangat sulitga mungkin memaksakan kehendak Jadi mediasi itu ada beberapapertama (berhasil) dua2nya hadir dan berhasil damaiada juga (gagal) apabila salah satu pihak tidak hadiritu gagal dimediasi Ada juga (tidak berhasil) yaitu dua2nya hadir namun gagal untuk dimediasi H = Hakim atau Hakim Mediator

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Dra Elfina Fitriani

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Sejak 8 februari 2016

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H Ketua PA Karawang dengan SK

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Sudah adasaya mengikut di MegamendungBogor pada tahun 2013 kalo tdk salah

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Hanya mengikat kpd orang2 yg berperkara saja

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Sudah Tidak banyak berpengaruh yaa terhadap keefektivitasan mediasi

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Kalo sementara ini belum ada upaya kesana Karena tahap untuk kesana butuh waktu dan pembahasan yg panjang

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Cukup efektif

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Kalo dalam perkara perceraianbanyaknya penyelesaian perkara dengan jalan damai atau mediasi yang berujung pencabutan perkara Dalam penyelesain perkara pun lebih cepat ya

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Pada intinya adalah orang mencari solusi terhadap permaslahan yg dihadapi orang2 yg berperkara Fungsinya adalah untuk mendamaikan para pihak

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi H Kalo dalam hal ini kita memakai pasal 82 UU No 7 Tahun 1989 ttg Peradilan Agama Karena apabila tdk ada waktu khususmaka proses mediasi tdk akan maksimal dan tdk akan berjalan dengan baik karena saat persidangan terbatas oleh waktu yg berujung pd penumpukan perkara

11 Mengapa mediasi hraus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Karena ini adalah masalah keluargabanyak masalah2 yg sifat nya privasi Dalam agama juga kn apabila ada masalah jgn sampai orng lain atau orang luar taubahkan kalo bisa ketika suami istri bertengkar anak pun jgn sampai tau Apabila orang lain

mengetahui bukannya menyelesaikan masalah tapi malah menambah masalah Karena aib juga yg menyebabkan ini bersifat tertutup

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Saya akan lakukan kaukus Kadang ketika kedua belah pihak saling berhadapankeduanya tidak mau saling terbukatakut menyinggung perasaan Pada saat kaukus masing2 pihak lebih terbuka mengungkapkan masalah yg sebenarnya Pada inti nya apabila masih ada solusi kita cari solusinya tapi tidak bisa mau bagaimana lagi Terkadang kan ada orang yg memilki prinsip

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya H Yang saya alamipada akhirnya kaukus ini tidak berhasil juga terhadap mendamaikan para pihakcuman para pihak lebih terbuka mengungkapkan masalah2nya yg tidak bisa dia ungkapkan ketika di dpn salah satu pihak Mungkin mediator lain berbeda lagikarena itu yg saya alami selama menjadi mediator

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H Kadang2 dari para pihak jugajika salah satu masih ada keinginan untuk rukun masih ada kesempatan untuk berdamai kembaliterutama pihak penggugat yang dapat menerima kembali pihak tergugat untuk kembali hidup bersama Tapi kalo sudah dari kedua belah pihak berkeinginan untuk pisah itu sangat sulit utk didamaikantidak mungkin kita memaksakan Dari mediatornya jugacara membujuk atau cara bicara mediator terhadap para pihak itu enakdapat diterimapenampilan mediator jugahal itu dapat mendukung keberhasilan mediasi

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Tentu perlunamun secara akademik kita sebagai mediator tidak mungkin untuk belajar lagi dalam hal (psikologis) tapi kita belajar dari pengalaman Untuk menarik seseorang itu kita kan harus mengetahui jiwa atau karakteristik seseorang Sebenarnya harus bisa ilmu ttg psikologisharus sebelumnya diarahkan ke dalam bidang psikologis dalam hal akademik Tapi ya kalo skrng berdasarkan nalurialamiberdasarkan pengalaman saja Ketika menghadapi seseorang kita harus memiliki kemampuan itu untuk menunjang keberhasilan Tidak peraturan seperti iniuntuk saat ini hanya bersifat anjuran saja

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Pertama adalah ruang mediasi harus dikhususkanterpisah Ideal ruang mediasi dalam buku panduan adalah ruangannya besartertata dengan rapiterdapat meja bundar sehingga para pihak bisa berhadapandinginada air minum dan perlangkapan lainnyaserta adanya pajangan poto2 keluarga yg harmonis Sehinnga ketika masuk para pihak yg tadinya dala kondisi tdk enak bisa menjadi lbh enak lahstandarnya seperti itu Di PA karawang belum memadai

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Tidak ada reward apapunnamun MA dulu ada wacana tantang hal ituberupa apa juga belum diberitahukalo untuk kenapa nya saya juga tidak tau yaa

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Belum ideal

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa HBelum ada kita hakim merangkap sebagai mediator juga Kita berbagi waktusiapa yg hari itu tidak sidang berarti itu yg mediasi

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Responnya baik terhadap proses mediasi inimau menerima saran2 yg kami sampaikan walaupun pada akhirnya para pihak gagal untuk berdamai Sikap para pihak kooperatif tapi itu dilakukan agar proses mediasi cepat selesai dan dilanjutkan ke tahap persidangan Mereka terkesan melakukan ini hanya sebagai formalitas belaka

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Terlepas dari dia tau atau tidak yaayg jelas setiap kali kita perintahkan mereka siap Apalagi bagi mereka yg sudah membawa kuasa hukum atau pengacara karena sebelumnya telah dituntun oleh pengacaranya

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Faktor ekonomi Banyak yg gugat kalo gugat ka pihak istri yg mengajukan Dalam hal ini banyak suami yg tdk bertanggung jawab memberi nafkah atas istri Faktor selingkuhfaktor KDRT juga ada tapi tidak banyak

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang H Tentu perlu apabila itu patut dan bisa kita contoh terlebih negara2 tersebut memiliki tingkat keberhasilan mediasi yg tinggi H = Hakim atau Hakim Mediator

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Dra Ratna Jumila SH

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Jadi pada dasarnya hakim itu melekat sebagai mediatoritu sesuai dengan Perma No1 Tahun 2008 Namun menjadi mediator bersertifikat skitar 2012 atau 2013 Semenjak jadi hakim disini tahun 2014 merangkap sebagai mediatorada SK dari Ketua PA Karawang

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H ya kalo disini dari SK Ketua PA Karawang

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Ya punyadari Pusdiklat MA MegaMendung skitar tahun 2012 atau 2013

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Perma itu terikatartinya setiap berperkara kita wajib melakukan mediasi kalo kedua belah pihak hadir Artinya Perma ini hanya mengikat kepada orang2 yang berperkara di Pengadilan saja

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Sudahsebetulnya tidak jauh beda dgn Perma sebelumnya No1 Tahun 2008namun penekanan dalam Perma No1 Tahun 2016 ttg perceraian agak diatur lebih rinci kalo Perma sebelumnya msh secara umum Untuk pengaruhnya terhadap efektivitas mediasi sih saya rasa tidak pengaruh atau perubahan yaa

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Kalo dari Perma ke UU belum ada upaya yakarena kalo menuju UU proses nya berat dan agak rumitMungkin nnti suatu saat akan ada Tapi kita terus belajar dari kasus2 yang dihadapiatau ada saranatau diadakannya workshop Kalo menuju UU ada cuman proses butuh proses yang tidak sebentar ya

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Ya cukup efektif

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Kalo dalam perkara perceraianbanyaknya penyelesaian perkara dengan jalan damai atau mediasi yang berujung pencabutan perkara Dalam penyelesain perkara pun lebih cepat ya

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Mediator itu adalah orang yang ditunjuk ketua majelis hakim dgn sebuah penetapan untuk membantu para pihak menyelesaikan perkara mereka dengan jalan

damai Lalu fungsinya menjadi penengahmencari solusi tentang sengketa yg mereka hadapi

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi H Mediasi itu sifatnya wajib Setiap sidang pertama yang dihadiri oleh para pihak lengkapwajib menempuh proses mediasikalaupun dalam setiap sidang ada upaya damai itu adalah amanat Undang-undang Apalagi masalah perceraian itu dalam setiap sidang wajib mendamaikan para pihak Tapi kalo mediasi di awalKalo berhasil ya sudahtapi kalo gagal disetiap awal persidangan wajib mendamaikan para pihak

11 Mengapa mediasi hraus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Karena ada rahasia2 yg tidak boleh didengar oleh orang lainada juga kaukusApabila mediasi gagal mediator pun hraus memusnahkan berkas2 yg berkaitan dengan mediasi karena saking rahasianya Untuk masalah hari tergantung kasusnya tapi rata2 sih 2 minggu atau 3 minggu Ada juga yg lbh tapi harus seizini dari majelis hakim Artinya ketika mediasi gagaltp pada saat sidang para pihak ingin mediasi lagi itu bolehharus pernyataan dari para pihakitupun harus dimusyawarahkan Mereka sepakat kemudian majelis hakim membolehkan maka boleh mediasi lanjutan Tapi ga boleh lama yapaling lama 14 hari kalo ga salah

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Yaa apabila itu terjadi maka dilakukan kaukus

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya HPernahtergantung kita lihat kasusnya seperti apaterutama masalah perceraianterutama istriada yg ga berani mengutarakan pendapatnyakarena ada yg suaminya KDRTkadang salah satu pihak nya nyerocos terus Karena hal itukita ksh gambaran bahwa mediasi itu punya aturan Ketika mediasi para pihak saling seranggamau ikuti aturan maka kita lakukan kaukus Ga sering Ada pengaruh tp tidak signifikan Pernah pengalaman dlm kasus ceraiterutama kalo salah satu pihak tidak mau cerailakuka kaukusberusaha membuka hati para pihak dan akhirnya mau mengutarakan apa yg diinginkanlalu kita sampaikan pd saat kaukus berikutnya kpd pihak lawanpihak lawan menerimaakhirnya damai dan cabut perkaraNamun tdk setiap perkara sprti itu

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H Pertama para pihak kooperatif artinya mereka para pihak mau mengikuti aturan mediasibisa diajak utk berfikir jernih Karena biasanya kalo suami istri udh marah sakit kan udh kyk orang lain yaa Kedua bahasa kita mereka bisa memahami (cara penyampaian mediator) sangat mendukung keberhasilan mediasi Ketiga latar belakang pendidikan para pihak Ketika masuk ruang mediasipas liat muka para pihak bisa ditebaktapi kalo para pihak adem ayemdiajak ngomong enaksaling mengerti Keempat faktor lingkungan dimana para pihak tinggal

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Harus itukarena sulit membedakan job antara mediator dgn hakimhakim harus memutus tp kalo mediator tdksementara itu hakim jadi mediator ditengah mediasi dia lupa bahwa dia sebagai mediator bkn hakim Akhirnya dia memutuskanitu kn tdk bisa karena mediator tdk bisa memutus Makanya sebenarnya kalo bisa hakim itu jgn jd mediatorkarena tipis sekali dia bisa membedakan antara jadi hakimamp mediatorkadang terpengaruh Perlu sekali Belum ada peraturannyahanya sebatas anjuran

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Ruangan mediasi yg memadaiYa beginilah contohnyamestinya kan harusnya ada poto2 keluarga samawa Disini hanya ada gambar tanganitu kn blm menggambarkan perdamaiantp hanya secara umum Tp ketika saya di Jakpus harusnya ada foto2 dan lukisan kelurga samawa (foto suami istri anak) potonya sangat mesrajd kita terbawa suasana Karena suasana ruangan yg sangat damai sangat mempengaruhi kondisi para pihak terutama ketikan para pihak tegang Saya pernah berhasil ketika itu Di PA karawang belum memadai

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Tidak ada penghargaan apa2

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Belum dianggap baik atau belum memadai

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa H Belum adasejauh ini msh hakim yg ada di PA karawang Terkendala msh sulitnya SDM mediatornya Mungkin msh blm banyak yg memiliki sertifikat mediator Karena apabila diluar hakimharus memiliki sertifikat Kalo ga ada sertifikat pun ga masalah karena merangkap Kami belum bahas ttg ituterus di karawang ini msh jarangtdk seperti di Jakarta Kalo di jakarta setelah pensiun merangkap jd mediator

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Pertamaperkenalan Lalu menjelaskan peraturan mediasi sprti matikan hptidak boleh saling menyerangharus mendengarkan pendapat masing2 pihak dll Biasanya kalo sudah dijelaskan kebanyakan mereka taat Tp kalo ada yg melanggar kita kembalikan lgi ke peraturan yg telah disepakati Penjelasan aturan mediasi harus diawal

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Disini rata2 msh jarang yg sarjana Rata2 menikah diusia muda13 atau 14 thn udh nikah Banyak yg mnta dispensasi nikah Dari bisa digambarkan bahwa belum siap dengan proses mediasi

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Faktor ekonomiselingkuhKDRT biasanya kalo udh selingkuh itu sulit utk didamaikan Kalo masalah ekonomi msh ada kemungkinan utk kita damaikan setelah kita jelaskan Campur tangan pihak ketiga yaitu keluargaitu juga biasanya sulit utk kita damaikan Terkadang mereka msh saling cinta tp ketika pihak keluarga sudah intervensi mereka lbh memilih mendengarkan keluargaga berdaya

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang H Perbedaan dgn jepangdisana mediasi bersifat non-litigasikalo di indonesia kn bersifat litigasiitu yg sulit Kalo di jepang mediasi itu 1 tahun atau bahkan 2 tahun Sedangkan dikita hanya diksh waktu 30 haridan MA menuntut kita utk menyelesaikan perkara dlm wktu 5 bln Kita jd dikejar waktusebelum masuk perkara mereka mediasi dulu Kalo berhasil boleh dibawa ke pengadilan ato tidak utk dibuatkan akte perdamaian (one day wakai) Jd mereka dtng ke pengadilan sudah membawa draf2 kesepakatan Mereka mediasi sebelum memasukkan gugatan ke pengadilan Dulu waktu saya ikut pelatihan mediasimenurut Nara sumber bahwa proses mediasi itu tdk dihitung utk menyelesaikan perkara Contoh waktu itu jangka waktu mediasi 40hari itu blm dihitung Dihitung mulai dari waktu awal persidangan ketika ada laporan dari mediator Tapi skrng tidakdari mulai dftar perkara sudah dihitung waktu penyelesaian perkaratdk boleh lbh dari 150 hari dari hari pendaftaran Jd karena faktor itulah yg mempengaruhi kita ukt bekerja keras dikejar waktu dan berdampak tdk maksimal Karena kalo lama2 kita ditegur oleh MA Itulah faktor knpa mediasi disini jarang yg maksimal (1)MEDIASI GRATIS(2)BIAYA PERKARA MAHAL(3)KETERLIBATAN DARI EKSEKUTIF LEGISLATIF amp YUDIKATIF(4)KULTUR MASYARAKAT YG TAAT HUKUM Sulit diterapkan di Indonesiasebenarnya biaya mediasi gratisan apabila dari hakimsedangkan kalo mediasi dari luar hakim butuh biaya yg berasal dari para pihak Menurut pendapat saya (DraRatna Jumila MH) mungkin mediasi ini hanya formalitas belakaudahlah yg pnting kita sudah melaksanakan amanat Permamasalah berhasil atau tidak itu urusan belakangan

Lembaga ADR adatapi kalo ke pengadilan agama khusus nya banyak ga dipakai jarang ikut campurtapi tdk tau kalo Pengadilan Negeriorang yg berperkara ke PA rata2 orang yg menengah ke bawahapalgi di karawang Beda dgn kota2 besar dgn kasus yg besar sehingga dapat mengambil mediator dari luar KULTUR Dikita ituhukum dibuat utk dilanggar yaa heheterkadang kita suruh mediasi malah mengelak dgn alasan bahwa sudah mediasi dgn keluarga Itu kan salah satu bentuk tdk taat hukumtp kemudian kami jelaskan H = Hakim atau Hakim Mediator

Lampiran 2

Gambar 1

Foto bersama Dra Elfina Fitriani Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 2

Foto bersama Dra Hj Rosniati MH Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 3

Foto bersama Drs H Hasan Bashri SHMH Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 4

Foto bersama Dra Ratna Jumila MH Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 5

Pengadilan Agama Karawang Tampak Depan

Gambar 6

Pengadilan Agama Karawang Tampak Depan

Lampiran 3

Page 10: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing

x

BAB II KONSEP MEDIASI DAN PENERAPANNYA

A Pengertian Mediasi 13

B Dasar Filosofis dan Yuridis Dalam Mediasi 14

C Keuntungan Menggunakan Proses Mediasi 17

D Peran dan Fungsi Mediator 18

E Proses Mediasi 21

F Mediasi Dalam Perspektif Islam 26

BAB III TEORI EFEKTIVITAS HUKUM

A Pengertian Efektivitas 33

B Bekerjanya Hukum Dalam Masyarakat 33

C Teori Efektivitas Hukum 38

BAB IV

A Profil Pengadilan Agama Karawang 42

B Analisis Efektivitas Mediasi 45

1 Tinjauan Yuridis Perma No1 Tahun 2008 dan Perma No1

Tahun 2016 45

2 Kualifikasi Mediator 51

3 Fasilitas dan Sarana 56

4 Kepatuhan Masyarakat 59

ANALISIS TENTANG EFEKTIVITAS MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA KARAWANG

xi

5 Kebudayaan 60

C Tingkat Keberhasilan Mediasi 62

D Faktor Pendukung dan Penghambat Keberhasilan Mediasi 64

BAB V PENUTUP

A Kesimpulan 68

B Saran-saran 70

DAFTAR PUSTAKA 72

LAMPIRAN 76

xii

DAFTAR TABEL

TABEL 1 Daftar Perceraian Pengadilan Agama Karawang 2011-2015 5

TABEL 2 Struktur Organisasi Pengadilan Agama Karawang 44

TABEL 3 Perbedaan PERMA Nomor 1 Tahun 2008 dan Perma Nomor 1 Tahun

2016 50

TABEL 4 Daftar Mediator Pengadilan Agama Karawang 52

TABEL 5 Jadwal Mediator 58

TABEL 6 Diagram Perceraian Pengadilan Agama 4 Tahun Terkahir 61

TABEL 7 Laporan Tahunan Mediasi Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015

62

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Hasil Wawancara Penelitian

LAMPIRAN 2 Foto bersama para Mediator Hakim Pengadilan Agama karawang

LAMPIRAN 3 Surat Keterangan Penelitian di Pengadilan Agama Karawang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Indonesia berada diperingkat tertinggi memiliki angka perceraian paling

banyak dalam setiap tahunnya dibandingkan negara Islam didunia lainnya Hal

tersebut diungkapkan oleh Dirjen Bimas Islam Departemen Agama dalam acara

Pembukaan Pemilihan Keluarga Sakinah dan Pemilihan Kepala KUA Teladan

Tingkat Nasional 2016 Menurutnya gejolak yang mengancam kehidupan struktur

keluarga ini semakin bertambah jumlahnya pada tiga tahun terakhir ini

Tambahnya lagi bahwa setiap tahun ada 2 juta perkawinan tetapi yang

memilukan perceraian bertambah menjadi dua kali lipat setiap 100 orang yang

menikah 10 pasangannya bercerai dan umumnya mereka yang baru berumah

tangga1

Jika di tahun 2013 BKKBN menyatakan tingkat perceraian di Indonesia

sudah menempati urutan tertinggi se Asia Pasifik ternyata di tahun-tahun

berikutnya jumlah perceraian tetap semakin meningkat Melihat data pernikahan

dan perceraian di Indonesia yang dirilis oleh Kementrian Agama RI tampak

pernikahan relatif tetap di angka dua juta dua ratusan ribu setiap tahun sementara

perceraian selalu meningkat hingga tembus di atas tiga ratus ribu kejadian setiap

tahunnya Tahun 2009 jumlah angka pernikahan sebanyak 2162268 kejadian

1Angka Perceraian di Indonesia Tertinggi Dibanding Negara Islam lain

httpwwweramuslimcomberitanasionalangka-perceraian-di-indonesia-tertinggi-dibanding-negara-islam-lainhtm diakses pada 9 Juni 2016 jam 1612 WIB

2

dan perceraian sebanyak 216286 kejadian Lalu pada tahun 2010 jumlah angka

pernikahan sebanyak 2207364 kejadian dan perceraian sebanyak 285184

kejadian Tahun 2011 jumlah angka pernikahan sebanyak 2319821 kejadian dan

perceraian sebanyak 258119 kejadian Tahun 2012 jumlah angka pernikahan

sebanyak 2291265 kejadian dan perceraian sebanyak 372577 kejadian

Selanjutnya pada tahun 2013 jumlah angka perceraian sebanyak 2218130

kejadian dan perceraian sebanyak 324527 kejadian2

Data Kementerian Agama RI disampaikan oleh Kepala Subdit

Kepenghuluan Anwar Saadi Jumat 14 November 2014 Dimuat di Republika

Online 14 September 2014 Sebagai sampel kita ambil data dua tahun terakhir di

2012 dan 2013 saja Jika diambil tengahnya angka perceraian di dua tahun itu

sekitar 350000 kasus Berarti dalam satu hari rata-rata terjadi 959 kasus

perceraian atau 40 perceraian setiap jam

Provinsi Jawa Barat yang juga paling banyak penduduknya menjadi

provinsi yang paling tinggi angka perceraiannya Badan Peradilan Agama MA

pada 2010 mengungkap terdapat 33684 kasus cerai di sana Tempat kedua

adalah Jawa Timur yaitu sebanyak 21324 kasus Posisi ketiga Jawa Tengah

dengan 120193 Indramayu adalah kabupaten di Jawa Barat dengan angka

perceraian tertinggi di Indonesia pada 2015 Jumlah perceraian tahun 2015 pun

meningkat dibandingkan dengan tahun 2014 dan didominasi oleh usia produktif

2Cahyadi Takariawan Di Indonesia 40 Perceraian Setiap Jam

httpwwwkompasianacompakcahdi-indonesiandash40ndashperceraianndashsetiapjam_54f357c07455137a2b6c7115 diakses 9 Juni 2016 jam 2348

3 Cerai Paling Banyak di Jawa barat httpwwwantaranewscomberita270213cerai-paling-banyak-di-jawa-barat diakses pada 9 Juni 2016 jam 2259

3

Ungkap Kepala Pengadilan Agama Indramayu Anis Fuadz di kantornya kamis

14 Januari 2016 lalu Dia menyebutkan Indramayu menempati peringkat pertama

dengan 9444 kasus diikuti Malang sebanyak 8497 kasus Surabaya 8262 kasus

Kabupaten Cirebon 7991 kasus Sementara di Jawa Barat setelah Indramayu dia

memprediksi di peringkat kedua ditempati Kabupaten Tasik atau Kota Cimahi4

Data statistik yang cukup mengejutkan juga dilansir oleh Badilag Badan

Peradilan Agama Mahkamah Agung RI menyebutkan pada tahun 2009 perkara

perceraian yang diputus Pengadilan AgamaMahkamah Syarrsquoiyah mencapai

223371 perkara Perkara cerai gugat berjumlah 150000 Ini berarti 65 dari

perkara perceraian yang diproses di Pengadilan Agama di seluruh Indonesia

adalah cerai gugat5 Dilansir dari sumber yang berbeda data Ditjen Badilag MA

mencatat 285184 perkara berakhir dengan perceraian ke Pengadilan Agama se

Indonesia pada tahun 2010 dimana dalam 5 tahun terakhir peningkatan perkara

yang masuk bisa mencapai 816

Berkaitan dengan hal ini ada badan hukum yang di bentuk oleh Departemen

Agama yang dipercaya untuk menangani hal ini Badan Penasihat Perkawinan dan

Penyelesaian Perkawinan adalah badan yang dibentuk oleh Departemen agama

untuk mendamaikan atau memediasikan para pihak yang beragama Islam yang

4Asep Budiman Kasus Cerai Indramayu tertinggi di Indonesia httpwwwpikiran-

rakyatcomjawa-barat20160315364250kasus-cerai-indramayu-tertinggi-di-indonesia diakses 9 Juni 2016 jam 2330

5 Nurhasanah dan Rozalinda ldquoPersepsi Perempuan Terhadap Perceraianrdquo Kafarsquoah Jurnal Ilmiah kajian Gender Vol 4 No2 Tahun 2014 hal 2

6 Fachrina dan Rinaldi Eka Putra ldquoUpaya Pencegahan Perceraian Berbasis Keluarga Luas dan Institusi lokal dalam Masyarakat Minangkabau di Sumatera Baratrdquo Antropologi Indonesia Vol 34 No2 tahun 2013 h 5

4

ingin bercerai7 Sesuai dengan Peraturan Menteri Agama No 3 Tahun 1975 Pasal

28 ayat (3) menyebutkan bahwa

ldquoPengadilan Agama dalam berusaha mendamaikan kedua belah pihak dapat meminta bantuan kepada Badan Penasihat Perkawinan Perselisihan dan Perceraian (BP4) agar menasehati kedua suami istri tersebut untuk hidup makmur lagi dalam rumah tanggardquo

Biasanya pihak-pihak yang ingin mengajukan perceraian ke Pengadilan

Agama pertama kali mereka mendatangi BP4 ini Namun meskipun para pihak

belum mendatangi atau belum melalui proses BP4 dan langsung mengajukan

perceraian ke Pengadilan Agama Pengadilan Agama tetap menerima perkara

tersebut perkara yang diajukan ke Pengadilan Agama baik yang sudah melalui

proses BP4 maupun yang belum para pihak dalam perkara tersebutwajib

diupayakan perdamaian oleh hakim yang memeriksa dan mengadili perkara

tersebut8

Akan tetapi mediasi yang dilakukan di Pengadilan Agama perlu dilakukan

kajian atau penelitian mengingat tingginya kasus perceraian Berkaitan dengan hal

ini penulis melakukan penelitian di Pengadilan Agama Karawang Berdasarkan

data statistik yang dilansir di situs resmi Pengadilan Agama Karawang Pada

tahun 2011 terdapat 1276 perkara yang didominasi cerai gugat berjumlah 846

perkara dan cerai talak berjumlah 430 perkara Pada tahun 2012 terdapat 1638

perkara yang tetap didominasi oleh cerai gugat bahkan cenderung meningkat

7 Nurnaningsih Amriani Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan

(Jakarta PT RajaGrafindo Persada 2011) h 134 8 Nurnaningsih Amriani Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan

(Jakarta PT RajaGrafindo Persada 2011) h 135

5

dengan jumlah 1131 perkara dan cerai talak sebanyak 507 perkara Lalu pada

tahun 2013 cenderung terus mengalami peningkatan dengan jumlah perkara

sebanyak 1812 perkara dengan perkara cerai gugat sebanyak 1267 dan cerai talak

berjumlah 545 perkara Selanjutnya pada tahun 2014 jumlah perkara perceraian

sebanyak 1761 perkara dengan perkara cerai gugat berjumlah 1294 dan perkara

cerai talak mengalami penurun menjadi 467 kasus9 Lalu pada tahun 2015 jumlah

perkara perceraian sebanyak 1900 perkara dengan perkara cerai gugat sebanyak

1350 perkara dan 550 perkara cerai talak Kesimpulan yang di dapat dari data di

atas adalah selama 4 tahun terakhir perkara perceraian cenderung mengalami

peningkatan yang signifikan dengan didominasi oleh perkara cerai gugat

Tabel 1

DAFTAR PERKARA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA

KARAWANG TAHUN 2011-2015

Tahun Jumlah Perkara Cerai Talak Cerai Gugat

2011 1267 perkara 430 perkara 846 perkara

2012 1638 perkara 507 perkara 1131 perkara

2013 1812 perkara 545 perkara 1267 perkara

2014 1761 perkara 467 perkara 1294 perkara

2015 1900 perkara 550 perkara 1350 perkara

9 httpwwwpa-karawanggoid diakses pada tanggal 12 Juni 2016jam 2109

6

Berangkat dari tujuan awal untuk mengetahui tingkat keefektivan mediasi di

Pengadilan Agama maka penulis beranggapan bahwa masalah ini perlu dijadikan

objek penelitian dalam sebuah skripsi karena akhir-akhir ini perkara perceraian

mengalami peningkatan yang signifikan Tulisan ini ingin mengetahui efektivitas

mediasi di Pengadilan Agama dalam sebuah skripsi yang berjudul ldquoEfektivitas

Mediasi Dalam Penyelesaian Sengketa Perceraian Di Pengadilan Agama

Karawang Tahun 2015rdquo

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut

1 Indonesia adalah negara tertinggi tingkat perceraian

2 Jumlah perceraian di Indonesia semakin meningkat

3 Upaya pemerintah untuk meminimalisir angka perceraian di Indonesia

4 Tingkat keberhasilan mediasi dalam proses penyelesaian sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang tahun 2015

5 Faktor-faktor pendukung dan penghambat terhadap tingkat keberhasilan

mediasi di Pengadilan Agama Karawang tahun 2015

C Batasan dan Rumusan Masalah

1 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah penulis kemukakan agar

permasalahan yang akan penulis bahas tidak meluas maka penulis membatasi

permasalahan sebagai berikut

7

a Efektivitas dibatasi pada keberhasilan dalam mediasi penyelesaian

sengketa perceraian

b Mediasi penyelesaian sengketa perceraian dibatasi pada perkara Tahun

2015

c Data tentang penyelesaian sengketa perceraian dibatasi pada sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang

d Data yang diteliti dibatasi pada data tahun 2015 karena pada tahun

tersebut merupakan angka perceraian tertinggi

2 Rumusan Masalah

Dalam mempermudah penulis menganalisa permasalahan penulis

menyusun rumusan masalah sebagai berikut

a Bagaimana efektivitas mediasi dalam proses penyelesaian sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang

b Apa saja faktor pendukung keberhasilan mediasi penyelesaian sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang

c Apa saja faktor penghambat mediasi penyelesaian sengketa perceraian di

Pengadilan Agama Karawang

3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dalam penulisan ini ada beberapa tujuan yang hendak dicapai oleh penulis

tujuan yang dimaksud adalah

1 Untuk mengidentifikasi tingkat keberhasilan efektivitas mediasi dalam

proses penyelesaian sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang

Tahun 2015

8

2 Untuk menjelaskan faktor-faktor pendukung keberhasilan mediasi dalam

penyelesaian sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang Tahun

2015

3 Untuk menjelaskan faktor-faktor penghambat mediasi dalam penyelesaian

sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015

Adapun manfaat penelitian ini adalah

a Akademis

Secara akademis hasil dari observasi ini diharapkan dapat menjadi

bahan penyuluhan tentang pelaksanaan mediasi di Pengadilan Agama

Karawang

b Praktis

Secara praktis hasil dari observasi ini diharapkan menjadi masukan

bagi pihak Pengadilan Agama guna meningkatkan keefektivitasan mediasi

dalam penyelesaian sengketa perceraian Dan bagi pihak lain diharapkan

dapat membantu untuk mengadakan observasi serupa

4 Studi Review Terdahulu

Untuk mengetahui kajian terdahulu yang telah ditulis oleh penulis lainnya

maka penulis meninjau beberapa skripsi terdahulu yang pembahasannya hampir

sama dengan pembahasan yang penulis kaji Dalam hal ini penulis menemukan

beberapa skripsi yaitu

9

1 Skripsi dengan judul ldquoEfektivitas Mediasi Dalam Perkara Perceraian di

Pengadilan Agama Depokrdquo yang ditulis oleh Hidayatulloh (2011)10 Dalam

Skripsi ini menjelaskan bahwa pada tahun 2009 dari 269 perkara yang

berhasil dimediasi sebanyak 38 perkara (141) Pada tahun 2010 dari 187

perkara yang berhasil dimediasi sebanayak 13 perkara (69) Dapat

disimpulkan tingkat keberhasilan mediasi belum efektif

2 Skripsi dengan judul ldquoEfektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara

Perceraian di Pengadilan Agama Marosrdquo yang ditulis oleh SariM (2014)11

Dalam skripsi ini menjelaskan bahwa pada tahun 2011 dari 74 perkara yang

berhasil dimediasi sebanyak 1 perkara Pada tahun 2012 dari 65 perkara

yang berhasil dimediasi sebanyak 1 perkara Dan pada tahun 2013 dari 63

perkara yang berhasil dimediasi sebanyak 1 perkara Dapat disimpulkan

tingkat keberhasilan mediasi belum efektif

Pembahasan dalam dua skripsi yang telah penulis kemukakan di atas

membahas pokok permasalahan yang sama namun masing-masing meneliti pada

objek atau tempat yang berbeda Pada skripsi pertama yang menjadi objek

penelitian adalah Pengadilan Agama Depok Pembahasan pada skripsi kedua

yang menjadi objek penelitian adalah Pengadilan Agama Maros Selanjutnya

objek penelitian yang penulis teliti adalah Pengadilan Agama Karawang Dengan

demikian objek penelitian yang penulis teliti belum pernah ada yang

membahasnya

10 Hidayatulloh Efektivitas Mediasi Dalam Perkara Perceraian di Pengadilan Agama

Depok Skripsi Fakultas Syarirsquoah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2011 11 Sari M Efektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara Perceraian di Pengadilan

Agama Maros Skripsi Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar 2014

10

5 Metode Penelitian

1 Jenis Penelitian

Menurut Bogdan dan Biglen dalam Moleong kualitatif analitis adalah

upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data mengorganisasikan

data memilah-milahnya menjadi satuan yang datapat dikelolah

mensintesiskan mencari dan menemukan pola menemukan apa yang

penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan

kepada orang lain12

2 Sumber Data

Data yang terhimpun dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian

yaitu

1 Data primer Sumber data ini didapatkan dari hasil observasi langsung

ke Pengadilan Agama Karawang serta hasil wawancara dengan para

Hakim di Pengadilan Agama Karawang

2 Data sekunder Sumber data ini penulis ambil dari teks undang-

undang yang berkaitan dengan hal ini adalah Pasal 130 HIR dan 154

RBg SEMA No1 Tahun 2002 Tentang Pemberdayaan Pengadilan

Tingkat Pertama Menerapkan Lembaga Damai Pasal 130 HIR154

RBg PERMA No2 Tahun 2003 tentang Prosedur Mediasi di

Pengadilan PERMA No1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di

Pengadilan undang-undang No7 Tahun 1989 tentang Peradilan

12 Lexy J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja Rosdakarya

2009) h 248

11

Agama undang-undang No48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan

Kehakiman beberapa buku-buku terkait yang membahas tentang

mediasi di Pengadilan serta beberapa skripsi artikel-artikel terkait

mengenai hal ini yang dapat digunakan untuk mendukung dan

melengkapi data primer

3 Teknik Pengumpulan data

Dalam penelitian kali ini penulis menggunakan teknik pengumpulan

data dengan wawancara langsung terhadap hakim-hakim atau pegawai

terkait di Pengadilan Agama Karawang serta melalui pengamatan langsung

atau observasi

4 Metode Analisis Data

Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis secara tematik

deskriptif yaitu dengan cara pendeskripsian atau penggambaran yang

dituangkan ke dalam bentuk paragraf yang kemudian diklasifikasikan sesuai

dengan jenis jawaban yang diberikan kepada narasumber

5 Tehnis Penulisan Skripsi

Penulisan skripsi ini berpedoman pada ldquoBuku Pedoman Penulisan

Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh FSH UIN Jakarta tahun 2012rdquo

12

6 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam penulisan skripsi ini penulis membuat

sistematika penulisan dengan membagi kepada lima (5) bab tiap-tiap bab terdiri

dari sub-sub bab dengan rincian sebagai berikut

BAB I Dalam bagian pendahuluan ini berisi latar belakang masalah

identifikasi masalah batasan dan rumusan masalah tujuan

penelitian manfaat penelitian review terdahulu kerangka

berpikir metode penelitian dan sistematika penulisan

BAB II Membahas tentang konsep mediasi dan penerapannya berupa

pengertian mediasi asas-asas umum dalam proses medasi

keuntungan menggunakan mediasi peran dan fungsi mediator

proses mediasi dan mediasi dalam islam

BAB III Membahas tentang teori efektivitas berupa pengertian mediasi

bekerjanya hukum dalam masyarakat dan teori efektivitas

hukum

BAB IV Membahas tentang analisis efektivitas mediasi berupa profil

Pengadilan Agama Karawang analisis efektivitas mediasi

tingkat keberhasilan mediasi dan faktor pendukung dan

penghambat keberhasilan mediasi

BAB V Merupakan bab penutup berisi kesimpulan dan saran-saran

13

BAB II

KONSEP MEDIASI DAN PENERAPANNYA

A Pengertian Mediasi

Istilah mediasi berasal dari bahasa Latin ldquomediusrdquo ldquomediumrdquo yang artinya

berada ditengah Mediasi merupakan salah satu bentuk negosiasi antara dua pihak

(ldquodyadic modelrdquo) dengan melibatkan pihak ketiga (ldquotriadic modelrdquo) dengan

tujuan membantu tercapainya penyelesaian yang bersifat kompromis1 Pada

dasarnya mediasi adalah negosiasi yang melibatkan pihak ketiga yang memiliki

keahlian mengenai prosedur mediasi yang efektif dapat membantu dalam situasi

konflik untuk mengordinasi aktivitas mereka sehingga lebih efektif dalam proses

tawar-menawar2

Menurut Priyatna Abdurrasyid mediasi merupakan suatu proses damai

bahwa para pihak yang bersengketa menyerahkan penyelesaiannya kepada

mediator (seseorang yang mengatur pertemuan antara dua pihak atau lebih yang

bersengketa) untuk mencapai hasil akhir yang adil tanpa membuang biaya yang

besar tetapi tetap efektif dan diterima sepenuhnya oleh kedua belah pihak yang

bersengketa secara sukarela3

Pengertian mediasi yang lain menurut Dwi Rezki Sri Astarini adalah proses

penyelesaian sengketa alternatif bahwa para pihak yang bersengketa dengan itikad

1 Valerine JL Kriekhoff Mediasi Sebagai Bentuk Penyelesaian Sengketa Keluarga dalam

buku Bunda Reghena (Pustaka Dunia 2012) h 615 2 Nurnianingsih Amriani Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan

(Jakarta Raja Grafindo 2011) h 28 3 Priyatna Abdurrasyid Arbitase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Suatu Pengantar

(Jakarta Fikahati Anesta 2002) h 34

14

baik berusaha mendamaikan sengketa diantara mereka dengan dibantu oleh

mediator netral untuk mencapai hasil yang adil dan dapat diterima oleh kedua

belah pihak untuk dilaksanakan dengan sukarela4

Demikian pula ketentuan dalam Pasal 1 angka 1 PERMA Nomor 1 Tahun

2016 terdapat rumusan pengertian mediasi sebagai berikut

ldquoMediasi adalah cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk

memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh mediatorrdquo

B Dasar Filosofis dan Yuridis Dalam Mediasi

Pelembagaan dan permberdayaan mediasi di Pengadilan (Court Connected

Mediation) juga tidak terlepas pula dari landasan filosofis yang bersumber pada

dasar negara kita yaitu Pancasila terutama sila keempat yang berbunyi

ldquoKerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan

Perwakilanrdquo Sila keempat dari Pancasila ini diantaranya menghedaki bahwa

upaya penyelesaian sengketa atau konflik atau perkara dilakukan melalui

musyawarah untuk mencapai mufakat yang diliputi oleh semangat kekeluargaan

Hal ini mengadung arti bahwa setiap sengketakonflikperkara hendaknya

diselesaikan melalui proses perundingan atau perdamaian di antara para pihak

yang bersengketa untuk memperoleh kesepakatan bersama5

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa dasar hukum yang mengatur

pengintegrasian mediasi dalam sistem peradilan pada dasarnya bertitik tolak pada

4 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 89 5 Rachmadi Usman Mediasi di Pengadilan Dalam Teori Dan Praktik (Jakarta Sinar

Grafika 2012) h 26

15

ketentuan HIR dan RBg HIR merupakan singkatan dari Herziene Inlandsch

Reglement (Reglemen Indonesia Baru) merupakan salah satu sumber hukum acara

perdata bagi daerah Pulau Jawa dan Madura peninggalan colonial Hindia Belanda

yang masih berlaku di negara kita hingga kini Sedangkan RBg adalah singkatan

dari Rechtsreglementvoor de Buitengewesten (Reglement untuk daerah seberang)

merupakan Hukum Acara Perdata bagi daerah luar pulau Jawa dan Madura

Secara lebih lengkap ketentuan pasal ini adalah6

1 Jika pada hari yang ditentukan kedua belah pihak datang maka pengadilan negeri dengan pertolongan ketua mencoba akan mendamaikan mereka

Selanjutnya pada ayat (2) berbunyi

2 Jika perdamaian yang demikian itu dapat dicapai maka pada waktu bersidang diperbuat sebuah surat akta tentang itu dalam mana kedua belah pihak dihukum akan menempati perjanjian yang diperbuat itu surat akan berkekuatan dan akan dijalankan sebagai keputusan biasa

Selanjutnya dalam Pasal 154 RBg adalah

1 Bila pada hari yang telah ditentukan para pihak dating menghadap maka Pengadilan Negeri dengan perantaraan ketua berusaha mendamaikannya

2 Bila dapat dicapai perdamaian maka di dalam siding itu juga dibuatkan suatu akta dan para pihak dihukum untuk menaati perjanjian yang telah dibuat dan akta itu mempunyai kekuatan serta dilaksanakan seperti suatu surat keputusan biasa

Dapat dikatakan bahwa mediasi di Pengadilan ini merupakan hasil

pengembangan dan pemberdayaan kelembagaan perdamaian sebagaimana diatur

dalam ketentuan Pasal 130 HIR154 RBg yang mengharuskan hakim

menyidangkan suatu perkara dengan sungguh-sungguh mengusahakan

perdamaian diantara para pihak yang berperkara Namun Mahkamah Agung

mensinyalir bahwa hakim tidak menerapkan ketentuan ini hanya sekedar

6 Prof DR Syahrizal Abbas Mediasi Dalam Perspektif Hukum Syariah Hukum Adat dan

Hukum Nasional (Jakarta Kencana 2009)h 287

16

formalitas menganjurkan perdamaian di hadapan para pihak yang bersengketa7

Kenyataan praktik yan dihadapi jarang dijumpai putusan perdamaian Produk

yang dihasilkan peradilan dalam penyelesaian perkara yang diajukan kepadanya

hampir seratus persen berupa putusan konvensional yang bercorak menang atau

kalah (winning or losing) Jarang ditemukan penyelesaian berdasarkan konsep

sama-sama menang (win-win solution)

Pasal 130 HIR154 RBg yang memerintahkan usaha perdamaian oleh

hakim dijadikan modal utama dalam membangun perangkat hukum mediasi

pengadilan yang sudah dirintis sejak tahun 2002 melalui SEMA Nomor 1 Tahun

2002 Tentang Pemberdayaan Pengadian Tingkat Pertama Menerapkan Lembaga

Damai Pasal 130 HIR154 RBg yang kemudianpada tahun 2003 disempurnakan

melalui PERMA Nomor 2 Tahun 2003 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan8

Kemudian merasa PERMA Nomor 2 Tahun 2003 dirasa belum efektif

maka Mahmakah Agung merevisi kembali dengan lahirnya PERMA Nomor 1

Tahun 2008 Kehadiran PERMA Nomor 1 Tahun 2008 dimaksudkan untuk

memberikan kepastian ketertiban kelancaran dalam proses mendamaikan para

pihak untuk menyelesaikan suatu sengketa perdata Hal ini daat dilakukan dengan

menintensifkan dan mengintegrasikan proses mediasi ke dalam prosedur

berperkara di pengadilan Mediasi mendapat kedudukan penting dalam PERMA

Nomor 1 Tahun 2008 karena proses mediasi merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dalam proses berperkara di pengadilan Hakim wajib mengikuti

7 Rachmadi Usman Mediasi di Pengadilan Dalam Teori Dan Praktik (Jakarta Sinar

Grafika 2012) h 27 8 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 124

17

prosedur penyelesaian sengketa melalui mediasi bila hakim melanggar atau

enggan menerpkan prosedur mediasi putusan hakim tersebut batal demi hukum

(Pasal 2 ayat (3) PERMA)9

C Keuntungan Menggunakan Proses Mediasi

Bagi pihak-pihak yang berseteru memecahkan masalah dengan

membawanya ke meja hijau terkadang dirasa kurang begitu efektif Banyak

kelebihan yang ditawarkan oleh mediasi dibandingkan dengan proses litigasi

yaitu10

a Ada dua asas penting dalam mediasi

Pertama menghindari menang ldquokalahrdquo (win loose) melainkan lsquosama-sama

menangrdquo (win-win solution) Sama-sama menang bukan saja dalam arti

ekonomi atau keuangan melainkan termasuk juga kemenangan moril reputasi

(nama baik dan kepercayaan) Kedua putusan tidak mengutamakan

pertimbangan dan alasan hukum melainkan atas dasar kesejajaran kepatutan

dan rasa keadilan

b Telah pula dikemukakan penyelesaian melalui mediasi mempersingkat waktu

penyelesaian sengketa dibandingkan berperkara Waktu yang panjang dalam

berperkara tidak hanya menjadi beban ekonomi keuangan Yang tidak kalah

pentingnya adalah beban psikologis yang akan mempengaruhi berbagai sikap

dan kegiatan pihak yang berperkara

9 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 124-125

10 Bagir Manan Mediasi Sebagai Alternatif Menyelesaikan Sengketa Varia Peradilan No 248 Juli 2006 h 5-16

18

c Bagi masyarakat Indonesia berperkara menimbulkan efek sosial yaitu

putusnya hubungan persaudaraan atau hubungan sosial Bukan saja antar

pihak yang berperkara Efek sosial dapat memperluas sampai kepada

hubungan kekerabatan yang lebih luas Hal ini dapat terjadi karena suatu

perkara bukan saja menjadi kepentingan dan ldquoharga dirirdquo yang berperkara

melainka juga dapat merambat ke kerabat

d Mediasi sangat sesuai dengan dasar pergaulan sosial masyarakat Indonesia

yang mengutamakan dasar kekerabatan paguyuban kekeluargaan dan gotong

royong Dasar-dasar tersebut dapat membentuk tingkah laku toleransi

mudag memaafkan dan mengedepankan sikap mendahulukan kepentingan

bersama (komunal)

D Peran dan Fungsi Mediator

Dalam mediasi ada pihak yang sangat berperan besar demi tercapainya

kesepakatan damai yaitu seorang mediator Biasanya mediator adalah orang yang

ahli dalam bidang yang didiskusikandisengketakan atau ahli dalam bidang hukum

karena pendekatan yang difokuskan adalah pada hak Mediator merupakan pihak

ketiga yang bersifat netral dan tidak memihak yang berfungsi membantu para

pihak dalam mencari kemungkinan penyelesaian sengketa11

Sebagai ldquopenengahrdquo atau pihak ketiga yang netral dalam proses mediasi

mediator ldquomembanturdquo para pihak dalam menyelesaikan sengketa yang

dihadapinya Seorang mediator akan membantu para pihak untuk membingkai

persoalan yang ada perlu diselesaikan secara bersama Secara umum mediator

11 Mariana Sutadi Pendayagunaan Perdamaian Menurut Pasal 130 HIR154 RBg dan Potensinya dalam Mewujudkan Keadilan yang Cepat Sederhana dan Biaya Ringan (Jakarta Pusat Pengkajian Hukum dan Mahkamah Agung RI 2005) h 30

19

tidak membuat keputusan mediator hanya membantu dan memfasilitasi para

pihak yang bersengketa untuk merumuskan berbagai opsi pilihan penyelesaian

sengketa yang dapat diterima oleh kedua belah pihak sehingga untuk mencapai

hasil yang maksimal seorang mediator disamping memiliki kemampuan sebagai

mediator juga harus dapat menguasai teknik-teknik mediasi secara baik12

Ada kalanya mediator akan sering bertemu dengan para pihak secara pribadi

dalam pertemuan yang disebut caucus yaitu pertemuan mediator dengan salah

satu pihak tanpa dihadiri pihak lainnya sehingga mediator akan lebih leluasa

memperoleh informasi dari pihak yang tidak bersedia terbuka membagi

informasi13 Dengan pertemuan terpisah (caucus) ini mediator akan mempunyai

lebih banyak informasi mengenai persoalan-persoalan yang sebenarnya terjadi

Mediator berkewajiban untuk merahasiakan informasi yang diberikan kepadanya

dalam sebuah caucus Oleh karena itu seorang mediator juga harus memiliki

kemampuan mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang nantinya akan

dipergunakan sebagai bahan untuk menyusun dan mengusulkan pelbagai

penyelesaian masalah yang disengketakan sehingga mediator diharapkan akan

mampu menentukan apakah terdapat dasar-dasar bagi terwujudnya suatu

perjanjiankesepakatan14

12 I Made Widyana Alternatif Penyelesaian Sengketa (ADR) (Jakarta Fikahati Anesta

2009) h 114 13 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 93 14 Takdir Rahmadi Mediasi Penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan Mufakat (Jakarta

RajaGrafindo Persada 2010) h 17

20

Fuller dalam Riskin and Westbrook menyebutkan tujuh fungsi mediator

yaitu sebagai catalyst educator translator resourceperson bearer of bad news

agent of reality dan scapegoat

1 Sebagai ldquokatalisatorrdquo mengandung pengertian bahwa kehadiran mediator

dalam proses perundingan mampu mendorong lahirnya suasana yang

konstruktif bagi diskusi

2 Sebagai ldquopendidikrdquo berarti seseorang harus berusaha memahami aspirasi

prosedur kerja keterbatasan politis dan kendala usahan dari para pihak Oleh

sebab itu ia harus berusaha melibatkan diri dalam dinamika perbedaan di

antara para pihak

3 Sebagai ldquopenerjemahrdquo berarti mediator harus mampu menyampaikan dan

merumuskan usulan pihak yang satu kepada pihak yang lainnya melalui

bahasa atau ungkapan yang baik dengan tanpa mengurangi sasaran yang

dicapai oleh pengusul

4 Sebagai ldquonarasumberrdquo berarti seorang mediator harus mendayagunakan

sumber-sumber informasi yang tersedia

5 Sebagai ldquopenyandang berita jelekrdquo berati seorang mediator harus menyadari

bahwa para pihak dalam proses perundingan dapat bersikap emosional Untuk

itu mediator harus mengadakan pertemuan terpisah dengan pihak-pihak

terkait untuk menampung berbagai usulan

6 Sebagai ldquoagen realitasrdquo berarti mediator harus berusah memberi pengertian

secara jelas kepada salah satu pihak bahwa sasarannya tidak mungkin atau

tidak masuk akal tercapai melalui perundingan

21

7 Sebagai ldquokambing hitamrdquo berarti seorang mediator harus siap disalahkan

misalnya dalam membuat kesepakatan hasil perundingan

E Proses Mediasi

Ada beberapa tahap secara garis besar yang harus dijalani oleh para pihak

dalam melakukan proses mediasi Berikut adalah tahapan-tahapan proses mediasi

yang diatur di dalam Perma Nomor 1 Tahun 2016

a Tahapan Pra Mediasi

Pertama penggugat mendaftarkan perkara ke bagian kepaniteraan

Pengadilan Setelah itu Ketua Pengadilan memilih Majelis Hakim untuk

memeriksa perkara tersebut Pada sidang pertama yang dihadiri oleh para

pihak Hakim pemeriksa perkara mewajibkan para pihak untuk menempuh

proses mediasi (Pasal 17 ayat (1) )

Setelah itu Majelis Hakim memberikan hak kepada para pihak untuk

memilih mediator pada hari itu juga atau paling lama 2 hari berikutnya (Pasal

20 ayat (1) ) Apabila setelah hari yang ditentukan tidak ada kesepakatan

untuk memilih mediator maka Hakim pemeriksan perkara segera menunjuk

Mediator Hakim atau pegawai Pengadilan Jika pada Pengadilan yang sama

tidak terdapat Hakim bukan pemeriksa perkara dan Pegawai Pengadilan yang

bersertifikat ketua majelis hakim menunjuk salah satu Hakim Pemeriksan

Perkara untuk menjalankan fungsi mediator dengan mengutamakan yang

bersertifikat (Pasal 20 ayat (3) dan (4) )

22

b Pemanggilan Para Pihak

Mediator menentukan hari dan tanggal pertemuan mediasi setekah

menerima penetapan penunjukan sebagai mediator (Pasal 21 ayat (1) )

Dengan bantuan juru sita Mediator atas kuasa Hakim Pemeriksa Perkara

memanggil para pihak untuk menghadiri pertemuan mediasi

c Akibat Hukum Pihak Tidak beriktikad Baik

Pada Pasal 22 ayat (1) sampai (5) adalah penjelasan mengenai akibat

hukum bagi pihak Penggugat yang tidak beriktikad baik Pada Pasal

selanjutnya yaitu Pasal 23 ayat (1) sampai (8) berisi penjelasan mengenai

akibat hukum bagi pihak Tergugat yang tidak beriktkad baik selama proses

mediasi

d Penyerahan Resume Perkara dan Jangka Waktu Proses Mediasi

Dalam waktu paling lama 5 (lima) hari terhitung sejak penetapan

sebagaimana dimaksud pada Pasal 20 ayat (5) para pihak menyerahkan

resume perkara kepada pihak lain dan Mediator (Pasal 24 ayat (1) ) Jangka

waktu mediasi yang ditetapkan adalah 30 hari terhitung sejak penetapan

perintah melakukan Mediasi Atas dasar kesepakatan para pihak waktu

Mediasi dapat diperpanjang paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak

waktu mediasi pertama berakhir disertai engan alasannya (Pasal 24 ayat (2)

(3) dan (4) )

e Keterlibatan Ahli dan Tokoh Masyarakat

Atas persetujuan para pihak dan atau kuasa hukum Mediator dapat

menghadirkan seorang atau lebih ahli tokoh masyarakat tokoh agama atau

23

tokoh adat (Pasal 26 ayat (1) ) Terkait mengenai mengikat atau tidaknya dari

penjelasan dan atau penilaian ahli dan atau tokoh masyarakat tergantung

berdasarkan kesepakatan para pihak (Pasal 26 ayat (2) )

f Mediasi Mencapai Kesepakatan

Jika Mediasi mencapai kesepakatan dengan bantuan Mediator para

pihak wajib merumuskan kesepakatan secara tertulis yang ditandatangani

oleh para pihak dan Mediator (Pasal 27 ayat (1) ) Mediator wajib

memastikan kesepakatan perdamaian tidak memuat ketentuan yang

a Bertentangan dengan hukum ketertiban umum dan atau kesusilaan

b Merugikan pihak ketiga atau

c Tidak dapat dilaksanakan

Para pihak melalui Mediator dapat mengajukan kesepakatan

perdamaian kepada Hakim Pemeriksa Perkara agar dikuatkan dalam Akta

Perdamaian Jika para pihak tidak menghendaki maka kesepakatan

perdamaian wajib memuat pencabutan gugatan (Pasal 27 ayat (4) dan (5) )

Selanjutnya Mediator wajib menyampaikan hasil kesepakatan kepada Hakim

Pemeriksa Perkara dengan melampirkan kesepakatan perdamaian(Pasal 27

ayat (6) )

Setelah itu Hakim Pemeriksa Perkara mempelajari isi kesepakatan

perdamaian paling lama 2 (dua) hari Apabila ada perbaikan Hakim

Pemeriksa Perkara mengembalikan kepada Mediator dan para pihak agar

segera diperbaiki Setelah mengadakan pertemuan dengan para pihak

Mediator wajib mengajukan kembali kesepakatan perdamaian yang telah di

24

perbaiki kepada Hakim Pemeriksa Perkara paling lama 7 (tujuh) hari sejak

penerimaan petunjuk perbaikan Paling lama 3 (tiga) hari setelah Hakim

menerima kesepakatan perdamaian maka Hakim menerbitkan hari penetepan

sidang untuk membacakan Akta Perdamaian (Pasal 28 ayat (1) sampai (4) )

g Kesepakatan Perdamaian Sebagian

Dalam hal proses Mediasi mencapai kesepakatan sebagian antar

penggugat dan sebagian tergugat penggugat mengubah gugatan dengan tidak

lagi mengajukan pihak tergugat sebagai lawan Kesepakatan tersebut dibuat

dan ditandatangani oleh penggugat dengan sebagian pihak tergugat yang

mencapai kesepakatan dan Mediator (Pasal 29 ayat (1) dan (2) ) Kesepakatan

di atas dapat dikuatkan dengan Akta Perdamaian sepanjang tidak menyangkut

aset harta kekayaan danatau keperntingan pihak yang tidak mencapai

kesepakatan (Pasal 29 ayat (3) ) Kesepakatan ini tidak dapat dilakukan pada

perdamaian sukarela tahap pemeriksaan perkara dan tingkat upaya banding

kasasi atau peninjauan kembali (Pasal 29 ayat (6) )

Untuk Mediasi perkara perceraian di dalam Pengadilan Agama yang

tuntutan perceraian dikumulasikan dengan tuntutan lainnya dan para pihak

tidak ingin rukun kembali maka Mediasi dilanjutkan dengan tuntutan lainnya

(Pasal 31 ayat (1) ) Jika para pihak mencapai kesepakatan sebagaimana pada

ayat (1) kesepakatan dituangkan dalam kesepakatan perdamaian sebagaian

dengan memuat klausula keterkaitannya dengan perceraian Hal ini hanya

dapat dilakukan jika putusan Hakim Pemeriksa Perkara mengabulkan gugatan

perceraian telah berkekuatan hukum tetap

25

h Mediasi Tidak Berhasil atau Tidak Dapat Dilaksanakan

Mediator wajib menyatakan Mediasi tidak berhasil dan

memberitahukan secara tertulis kepada Hakim pemeriksa perkara apabila

tidak mencapai kesepakatan pada hari yang telah tentukan yaitu 30 hari para

tidak beriktikad baik melibatkan aset serta harta kekayaan atau kepentingan

dengan pihak lain dan melibatkan wewenang aparatur negara Setelah Hakim

menerima pemberitahuan hal ini Hakim segera menetapkan untuk

melanjutkan pemeriksaan perkara (Pasal 32 ayat (1) sampai (3) )

i Perdamaian Sukarela Pada Tahap Pemeriksaan Perkara

Pada tiap tahapan pemeriksaan perkara Hakim tetap berupaya

mendorong para pihak untuk berdamai Atas dasar kesepakatan para pihak

dapat memohon melakukan perdamaian kepada Hakim Pemeriksa Perkara

pada tahap ini Setelah itu Hakim segera menunjuk salah seorang Hakim

Pemeriksa Perkara untuk menjalankan fungsi Mediator dan Hakim wajib

menunda persidangan paling lama 14 hari

j Perdamaian Sukarela Pada Tingkat Upaya Hukum Banding Kasasi atau PK

Sepanjang perkara belum diputus pada tingkat upaya hukum banding

kasasi atau peninjauan kembali atas dasara kesepakatan dapat menempuh

upaya perdamaian Jika mencapai kesepakatan maka dibuat akta perdamaian

dan ditandatangani oleh Hakim pemeriksa perkara paling lama 30 hari sejak

diterimanya kesepakatan tersebut (Pasal 34 ayat (1) sampai (4) )

26

F Mediasi Dalam Perspektif Islam

Ash-shulhu disyariatkan oleh Al-qurrsquoan Sunnah dan Ijmarsquo demi

tercapainya kesepakatan sebagai pengganti daripada perpecahan dan agar

permusuhan antara dua pihak yang berselisih dapat dilerai Didalam Al-qurrsquoan

Allah berfirman15

وإن طائفتان من المؤمنين اقتتلوا فأصلحوا بينهما فإن بغت إحداهما على الأخرى فقاتلوا

فإن فاءت فأصلحوا بينهما بالعدل وأقسطوا إ ن الله التي تبغي حتى تفيء إلى أمر الله

يحب المقسطين (الحجرات9)

Artinya ldquoDan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah Kalau dia telah surut damaikanlah antara keduanya menurut keadilan dan hendaklah kamu berlaku adil sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adilrdquo

Dan di dalam sunnah yang diriwayatkan Abu Dawud At-tirmidzi Ibnu Majah

Al-Hakim dan Ibnu Hibban dari Amru bin lsquoAuf bahwa Rasulullah SAW

bersabda

م حلالا أوأحل حراما الصلح جائز بين المسلمين إلا صلحا حر

Artinya ldquoPerdamaian diantara orang-orang muslim itu boleh kecuali perdamaian yang menghalalkan yang haram atau mengharamkan yang halalrdquo

15 Sayyid Sabiq Fiqh Al-sunnah juz 3 (Kairo Al-fath Lil Irsquolam Al-lsquoArobi 1972) h 210

27

Dan At-tirmidzi menambahkan

والمسلمون على شروطهم

Artinya ldquoDan (muamalah) orang-orang muslim itu berdasarkan syarat-syarat merekardquo

Lalu ia berkata bahwa hadits ini Hasan Shahih dan Umar ra berkata ldquoTolaklah

permusuhan sampai mereka berdamai karena pemutusan melalui pengadilan akan

mengembangkan kedengkian di antara merekardquo Kaum muslimin berijmarsquo bahwa

perdamaian di antara yang bermusuhan itu disyariatkan P15F

16

Mediasi dalam konsep islam dikenal dengan istilah Shulhu atau Ishlah Sulh

adalah suatu proses penyelesaian sengketa dimana para pihak bersepakat untuk

mengakhiri perkara mereka secara damai Di dalam kitab Fathul Qariib Al-Mujiib

pengertian Ash-Shulh secara bahasa sebagai berikut (فتح القريب المجيب)

16وهو لغة قطع المنازعة F

17

Artinya ldquoShuluh secara bahasa adalah memutus sengketa atau perselisihanrdquo

Namun pengertian shuluh secara syararsquo atau istilah adalah

وشرعا عقد يصلح به قطعها

Artinya ldquoDan menurut syararsquo adalah akad mendamaikan dengan memutus sengketa atau perselisihanrdquo

16 Sayyid Sabiq Fiqh Al-sunnah juz 3 (Kairo Al-fath Lil Irsquolam Al-lsquoArobi 1972) h 210 17Ahmad bin Al-Husain Fathul Qariib Al-Mujiib (Mesir Thaha Putra Semarang 1934) h

33

28

Metode Ash-shulh menjadi metode yang efektif untuk menyelesaikan

persengketaan atau perselisihan karena berdasarkan asas kedua belah pihak tidak

ada yang merasa menang ataupun kalah Tentunya hal tersebut atas kesepakatan

dan kerelaan masing-masing pihak Hal ini sesuai dengan prinsip mediasi dengan

istilah win-win solution

Sebelum mengarah kepada perceraian biasanya diawali dengan adanya

sikap nusyuz baik dari pihak isteri maupun suami Ketika hal ini terjadi Al-

Qurrsquoan mentebutkan di dalam surat An-Nisa ayat 128

وإن امرأة خافت من بعلها نشوزا أو إعراضا فلا جناح عليهما أن يصلحا بينهما كان بما ح وإن تحسنوا وتتقوا فإن الله لح خير وأحضرت الأنفس الش صلحا والص

تعملون خبير ا

Artinya Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir Dan jika kamu bergaul dengan isterimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak acuh) maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan

Ayat di atas membahas masalah nusyuz Nusyuz identik dengan sikap istri yang

membangkang terhadap suami padahal nusyuz juga dapat terjadi pada suami

Nusyuz suami adalah sikap suami yang telah meninggalkan kewajibannya

bertindak keras kepada istri tidak menggaulinya dengan baik tidak pula

memberikan nafkah dan bersikap acuh tak acuh kepada istri P17F

18P Sebaliknya bentuk

nusyuz yang dilakukan oleh istri di dalam KHI (Kompilasi Hukum Islam)

18 M Abdul Amir dkk Kamus Istilah Islam cet ke-1 (Jakarta Pustaka Firdaus 1994) h

251

29

didefinisikan sebagai sebuah sikap ketika istri tidak mau melaksanakan

kewajibannya yaitu kewajiban utama berbakti lahir dan batin kepada suami dan

kewajiban lainnya adalah menyelenggarakan dan mengatur keperluan rumah

tangga sehari-hari dengan sebaik-baiknya19

At-Tirmidzi meriwayatkan bahwa istri Nabi saw Saudah binti Zamrsquoah

khawatir dicerai oleh Nabi saw maka dia bermohon agar tidak dicerai dengan

menyerahkan haknya bermalam bersama Rasul saw untuk istri Nabi saw lsquoAisyah

(istri Nabi saw yang paling beliau cintai setelah Khadijah)20

Kemudian apabila nusyuz telah terjadi dan tuntunan berdamai dari Al-

Qurrsquoan tidak berhasil dijalankan yang dapat berujung pada syiqaq Al-Qurrsquoan

menyebutkan ayat yang menyatakan tentang langkah perdamaian selanjutnya

antara suami isteri yang sedang berselisih yaitu pada surat An-Nisa ayat 35

وإن خفتم شقاق بينهما فابعثوا حكما من أهله وحكما من أهلها إن يريدا إصلاحا يوف ق

كان عليما خبير ا بينهما إن الله الله

Artinya Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri ituSesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal

Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa salah satu menyelesaikan

perselisihan atau persengketaan antara suami isteri yaitu dengan jelas mengirim

19 Inpres nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam Bab XXI bagian keenam

Pasal 83 ayat (1) dan 84 ayat (1) 20 M Quraish Shihab Tafsir Al-Mishbah (Jakarta Lentera Hati 2007) h 605

30

seorang hakam selaku mediator dari kedua belah pihak untuk membantu

menyelesaikan perselisiah tersebut Hakam yang dimaksud dalam Al-qurrsquoan

terdiri dari dua orang yang diambil atau dipilih masing-masing satu dari keluarga

pihak suami isteri Menurut ayat di atas juga jika terjadi kasus antara suami istri

maka diutus seorang hakam dari pihak suami dan seorang hakam dari pihak istri

yang berfungsi untuk mengadakan penelitian dan penyelidikan tentang sebab-

musabab terjadinya syiqaq serta berusaha mendamaikannya atau mengambil

prakarsa putusnya perkawinan kalau sekiranya jalan inilah yang terbaik21

Dalam ayat di atas terdapat kata hakam Fungsi utama hakam adalah

mendamaikan Tetapi jika mereka gagal apakah mereka harus menetapkan hukum

dan harus dipatuhi oleh suami isteri yang bersengketa itu Ada yang mengiyakan

dengan alasan Allah menamai mereka hakam dan dengan demikian mereka

berhak menetapkan hukum sesuai dengan kemashlahatan baik disetujui oleh

pasangan maupun tidak Pendapat ini dianut oleh sejumlah sahabat Nabi saw juga

kedua Imam mazhab Malik dan Ahmad Ibn Hanbal Sedang Imam Abu Hanifah

dan Imam Syafirsquoi menurut satu riwayat tidak memberi wewenang kepada hakam

itu Untuk menceraikan hanya berada di tangan suami dan tugas mereka hanya

mendamaikan tidak lebih dan tidak kurang22

Selanjutnya di dalam kitab tafsir Ibnu Katsir para Fuqaha juga berkata jika

terjadi persengketaan di antara suami istri maka didamaikan oleh hakim sebagai

pihak penengah meneliti kasus keduanya dan mencegah orang yang berbuat

21 H Abdur Rahman Ghazaly Fiqh Munakahat (Jakarta Kencana Prenada Media Group

2006) h 241 22 M Quraish Shihab Tafsir Al-Mishbah (Jakarta Lentera Hati 2007) h 433-434

31

zhalim dari keduanya dari perbuatan zhalim Jika perkaranya tetap berlanjut dan

persengketaannya semakin panjang maka hakim mengutus seseorang yang

dipercaya dari keluarga wanita dan keluarga laki-laki untuk berembug dan

meneliti masalahnya serta melakukan tindakan yang mengandung maslahat bagi

keduanya berupa perceraian atau berdamai Allah SWT memerintahkan mengutus

seorang laki-laki sholeh dari masing-masing pihak untuk meneliti siapa yang

berlaku buruk Jika sang suami yang melakukan keburukan maka mereka dapat

melindungi sang istri dan membatasi kewajibannya dalam memberi nafkah Jika

seorang istri yang melakukan keburukan maka mereka dapat mengurangi haknya

dari suami dan menahan nafkah yang diberikan kepadanya Jika keduanya sepakat

untuk bercerai atau menyatu kembali maka boleh saja perkara itu ditetapkan23

Kaidah ushul fiqh yang digunakan ke dalam permasalahan ini adalah

Mashlahah Mursalah24 Al-Ghazali menjelaskan bahwa hakikat dari mashlahah

adalah25

ع ر الش ود ص ق ى م ل ع ة ظ ا ف ح الم

Artinya Memelihara tujuan syararsquo (dalam menetapkan hukum)

Sedangkan tujuan syararsquo dalam menetapkan hukum itu ada lima yaitu

memelihara agama jiwa akal keturunan dan harta Secara lengkap Muhammad

Abu Zahrah merumuskan definisi mashlahah sebagai berikut P25F

26P

23 Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Al-Sheikh Lubaabut Tafsiir Min

Ibni Katsir terj MAbdul Ghoffar EM (Juz5 Bogor Pustaka Imam Asy-Syafirsquoi 2003) cet ke-2 h 302

24 Mashlahah Mursalah adalah suatu perbuatan yang mengandung nilai baik (manfaat) dan memelihara tercapainya tujuan-tujuan suararsquo yaitu menolak mudharat dan meraih mashlahah

25 Amir Syarifuddin Ushul Fiqh jilid II (Jakarta Kencana 2011) cet 6 h 346

32

و ا ار ب ت الأع اص ب ل خ ص ا ا ه ل د ه ش ي لا و ى م لا س الأ ع ار الش د ص ا ق م ل ة م ئ لا الم ح ال ص الم ي ه

اء غ الأل ب

Artinya Mashlahah yang selaras dengan tujuan syariat islam dan tidak ada petunjuk tertentu yang membuktikan tentang pengakuannya atau penolakannya

Kesimpulannya bahwa mashlahah mursalah adalah apa yang baik menurut akal

itu juga selaras dan sejalan dengan tujuan syararsquo dalam menetapkan hukum

Kaidah ini dapat digunakan dalam sengketa perceraian Apabila perceraian

mendatangkan kebaikan bagi pasangan suami istri maka itu lebih baik daripada

mempertahankannya Namun apabila perceraian mendatangkan mudharat maka

harus dihindarkan Hal ini tentunya sudah mempertimbangkan baik dan buruknya

sesuai dengan orientasi dari kaidah ushul fiqh ini

26 Amir Syarifuddin Ushul Fiqh jilid II (Jakarta Kencana 2011) cet 6 h 355

33

BAB III

TEORI EFEKTIVITAS HUKUM

A Pengertian Efektivitas

Secara etimologi kata ldquoefektivitasrdquo berasal dari kata ldquoefektifrdquo atau dalam

bahasa Inggris adalah ldquoeffectiverdquo yang berarti berhasil dengan baik Kamus ilmiah

populer mendefinisikan efektivitas sebagai ketepatan penggunaan hasil guna atau

menunjang tujuan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif artinya ldquoada

efeknya akibatnya pengaruhnya kesannyardquo atau ldquodapat membawa hasil berhasil

gunardquo tentang usaha atau tindakan1

Adapun secara terminologi mengutip Ensiklopedia administrasi

menyampaikan pemahaman tentang efektivitas sebagai berikut2

ldquoEfektivitas adalah suatu keadaan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki kalau seseorang melakukan suatu perbuatan dengan maksud tertentu yang memang dikehendaki Maka orang itu dikatakan efektif kalau menimbulkan atau mempunyai maksud sebagaimana yang dikehendakirdquo

Efektivitas dapat diartikan sebagai suatu proses pencapaian suatu tujuan

yang telah ditetapkan sebelumnya Suatu usaha atau kegiatan dapat dikatakan

efektif apabila usaha atau kegiatan tersebut telah mencapai tujuannya

B Bekerjanya Hukum Dalam Masyarakat

Basis bekerjanya hukum adalah masyarakat maka hukum akan dipengaruhi

oleh faktor-faktor atau kekuatan sosial mulai dari tahap pembuatan sampai dengan

1 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia h 284 2 Ray Pratama Siadari Teori Efektivitas diakses dari http raypratamablogspotsg 2014

11 teori-efektifitashtml pada tanggal 13 Oktober 2016 pukul 0033

34

pemberlakuan Kekuatan sosial akan berusaha masuk dalam setiap proses legislasi

secara efektif dan efesien Peraturan dikeluarkan diharapkan sesuai dengan

keinginan tetapi efek dari peraturan tersebut tergantung dari kekuatan sosial

seperti budaya hukumnya baik maka hukum akan bekerja dengan baik pula

tetapi sebaliknya apabila kekuatannya berkurang atau tidak ada maka hukum tidak

akan bisa berjalan karena masyarakat sebagai basis bekerjanya hukum Cara-cara

untuk mempengaruhi masyarakat dengan sistem yang teratur dan direncanakan

terlebih dahulu dinamakan social engineering atau social planning3

Bila membicarakan efektivitas hukum dalam masyarakat berarti

membicarakan daya kerja hukum itu dalam mengatur dan atau memaksa

masyarakat untuk taat terhadap hukum Efektivitas hukum dimaksud berarti

mengkaji kaidah hukum yang harus memnuhi syarat yaitu berlaku secara yuridis

berlaku secara empiris dan berlaku secara filosofis4 Oleh karena itu faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi hukum itu berfungsi dalam masyarakat yaitu (1)

kaidah hukum atau peraturan itu sendiri (2) petugas atau penegak hukum (3)

sarana atau fasilitas yang digunakan oleh penegak hukum (4) kesadaran

masyarakat Hal tersebut akan di uraikan sebagai berikut5

1 Kaidah Hukum

Di dalam teori-teori ilmu hukum dapat dibedakan tiga macam hal

mengenai berlakunya hukum sebagai kaidah Hal itu diungkapkan sebagai

berikut

3 Soerjono Soekanto Pokok-Pokok Sosiologi Hukum Cet V (Jakarta Raja Grafindo

Persada 2014) h 122 4 Zainuddin Ali Sosiologi Hukum (Jakarta Sinar Grafika 2012) h 62 5 Zainuddin Ali Sosiologi Hukum (Jakarta Sinar Grafika 2012) h 62-65

35

1) Kaidah hukum berlaku secara yuridis apabila penentuannya

didasarkan pada kaidah yang lebih tinggi tingkatannya atau terbentuk

atas dasar yang telah ditetapkan

2) Kaidah hukum berlaku secara sosiologis apabila kaidah tersebut

efektif Artinya kaidah dimaksud dapat dipaksakan berlakunya oleh

penguasa walaupun tidak diterima oleh warga masyarakat (teori

kekuasaan) atau kaidah itu berlaku karena adanya pengakuan dari

masyarakat

3) Kaidah hukum berlaku secara filosofis yaitu sesuai dengan cita

hukum sebagai nilai positif tertinggi

Kalau dikaji secara mendalam agar hukum itu berfungsi maka setiap

kaidah hukum harus memenuhi ketiga macam unsur di atas sebab (1) bila

kaidah hukum hanya berlaku secara yuridis ada kemungkinan kaidah itu

merupakan kaidah mati (2) kalau hanya berlaku secara sosiologis dalam arti

teori kekuasaan maka kaidah itu menjadi aturan pemaksa (3) apabila hanya

berlaku secara filosofis kemungkinannya kaidah itu hanya merupakan

hukum yang dicita-citakan (ius constituendum)

2 Penegakan Hukum

Penegakan hukum atau orag yang bertugas menerapkan hukum

mencakup ruang lingkup yang sangat luas sebab menyangkut petugas pada

strata atas menengh dan bawah Artinya di dalam melaksanakan tugas-

tugas penerapan hukum petugas seyogianya harus memiliki suatu pedoman

diantaranya peraturan tertulis tertentu yang mencakup ruang lingkup tugas-

36

tugasnya Di dalam hal penegakan hukum dimaksud kemungkinan petugas

penegak hukum menghadapi hal-hal sebagai berikut

1) Sapai sejauh mana petugas terikat dari peraturan-peraturan yang ada

2) Sampai batas-batas mana petugas berkenan memberikan kebijakan

3) Teladan macam apakah yang sebaiknya diberikan oleh petugas kepada

masyarakat

4) Sampai sejauh manakah derajat sinkronisasi penugasan-penugasan

yang diberikan kepada petugas sehingga memberikan batas-batas yang

tegas pada wewenangnya

3 Sarana atau Fasilitas

Fasilitas atau sarana amat penting untuk mengefektifkan suatu atuan

tertentu Ruang lingkup sarana dimaksud terutama secara fisik yang

berfungsi sebagai faktor pendukung Misalnya bila tidak ada kertas dan

karbon yang cukup serta mesin tik yang cukup baik bagaimana petugas

dapat membuat berita acara mengenai suatu kejahatan Bagaimana polisi

dapat bekerja dengan baik apabila tidak dilengkapi dengan kendaraan dan

alat-alat komunikasi yang proporsional Kalau peralatan dimaksud sudah

ada faktor-faktor pemeliharaannya juga memegang peran amat penting

Memang sering terjadi bahwa suatu peraturan sudah difungsikan padahal

fasilitasnya belum lengkap Peraturan yang semula bertujuan untuk

memperlancar proses malahan mengakibatkan terjadi kemacetan Mungkin

ada baiknya ketika hendak menerapkan suatu peraturan secara resmi

ataupun memberikan tugas kepada petugas dipikirkan mengenai fasilitas-

37

fasilitas yang berpatokan kepada (1) apa yang sudah ada dipelihara terus

agar setiap saat berfungsi (2) apa yang belum ada perlu diadakan dengan

memperhitungkan jangka waktu pengadaannya (3) apa yang kurang perlu

dilengkapi (4) apa yang telah rusak diperbaiki atau diganti (5) apa yang

macet dilancarkan (6) apa yang telah mundur ditingkatkan

4 Warga Masyarakat

Salah satu faktor yang mengefektifkan suatu peraturan adalah warga

masyarakat Yang dimaksud disini adalah kesadarannya untuk mematuhi

suatu peraturan perundang-undangan yang kerap disebut derajat kepatuhan

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa derajat kepatuhan masyarakat

terhadap hukum merupakan salah satu indikator berfungsinya hukum yang

bersangkutan

Namun ada asumsi lain yang mengatakan bahwa semakin besar peran

sarana pengendalian sosial selain hukum (agama dan adat istiadat) semakin

kecil peran hukum Hukum hendaknya dipergunakan pada tingkat yang

terakhir bila sarana lainnya tidak mampu lagi untuk mengatasi masalah

Namun ada hal lain yang perlu diungkapkan berkaitan dengan kesadaran

masyarakat terhadap hukum yaitu (1) penyuluhan hukum yang teratur (2)

pemberian teladan yang baik dari petugas di dalam hal kepatuhan terhadap

hukum dan respek terhadap hukum (3) pelembagaan yang terencana dan

terarah

38

C Teori Efektivitas Hukum

Apabila kita melihat efektivitas dalam bidang hukum Achmad Ali

berpendapat bahwa ketika ingin mengetahui sejauh mana efektivitas dari hukum

maka kita pertama-ama harus dapat mengukur sejauh mana aturan hukum itu

ditaati atau tidak ditaati6 Lebih lanjut Achmad Ali pun mengemukakan bahwa

pada umumnya faktor yang banyak mempengaruhi efektivitas suatu perundang-

undangan adalah profesional dan optimal pelaksanaan peran wewenang dan

fungsi dari penegak hukum baik di dalam menjelaskan tugas yang dibebankan

terhadap diri mereka maupun dalam menegakkan perundang-undangan tersebut

Teori efektivitas hukum menurut Soerjono Soekanto adalah bahwa efektif

atau tidaknya suatu hukum ditentukan oleh 5 (lima) faktor yaitu7

1 Faktor hukumnya sendiri (undang-undang)

2 Faktor penegak hukum yakni pihak-pihak yang membentuk maupun

menerapkan hukum

3 Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum

4 Faktor masyarakat yakni lingkungan dimana hukum tersebut erlaku atau

diterapkan

5 Faktor kebudayaan yakni sebagai hasil karya cipta dan rasa yang

didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup

Kelima faktor di atas saling berkaitan dengan eratnya oleh karena

merupakan esensi dari penegakan hukum juga merupakan tolak ukur daripada

6 Achmad Ali Menguak Teori Hukum dan Teori Peradilan Vol1 (Jakarta Kencana

2010) h 375 7 Soerjono Soekanto Faktor-faktor yang Memprngaruhi Penegakan Hukum (Jakarta PT

Raja Grafindo Persada 2008) h 8

39

efektivitas penegakan hukum Pada elemen pertama yang menentukan dapat

berfungsinya hukum tertulis tersebut dengan baik atau tidak adalah tergantung

dari aturam hukum itu sendiri

Menurut Soerjono Soekanto ukuran efektivitas pada elemen pertama

adalah8

1 Peraturan yang ada mengenai bidang-bidang kehidupan tertentu sudah

cukup sistematis

2 Peraturan yang ada mengenai bidang-bidang kehidupan tertentu sudah

cukup sinkron secara hierarki dan horizontal tidak ada pertentangan

3 Secara kualitatif dan kuantitatif peraturan-peraturan yang mengatur bidang-

bidang tertentu sudah mencukupi

4 Penertiban peraturan-peraturan tertentu sudah sesuai dengan persyaratan

yuridis yang ada

Pada elemen kedua yang menentukan efektif atau tidakya kinerja hukum

tertulis adalah aparat penegak hukum Dalam hubungan ini dikehendaki adanya

aparatur yang handal sehingga aparat tersebut dapat melakukan tugasnya dengan

baik

Menurut Soerjono Soekanto bahwa masalah yang berpengaruh terhadap

efektivitas hukum tertulis ditinjau dari segi aparat akan bergantung pada hal

berikut9

8 Soerjono Soekanto Penegakan Hukum (Bandung Bina Cipta 1983) 80 9 Soerjono Soekanto Penegakan Hukum (Bandung Bina Cipta 1983) 82

40

1 Sampai sejauh mana petugas terikat oleh peraturan-peraturan yang ada

2 Sampai batas mana petugas diperkenankan memberikan kebijaksanaan

3 Teladan macam apa yang sebaiknya diberikan oleh petugas kepada

masyarakat

4 Sampai sejauh mana derajat sinkronisasi penugasan-penugasan yang

diberikan kepada petugas sehingga memberikan batas-batas yang tegas pada

wewenangnya

Pada elemen ketiga tersedianya fasilitas yang berwujud sarana dan

prasarana bagi aparat pelaksana di dalam melakukan tugasnya Sarana dan

prasarana yang dimaksud adalah prasarana atau fasilitas yang digunakan sebagai

alat untuk mencapai efektivitas hukum Sehubungan dengan ini Soerjono

Soekanto memprediksi patokan efektivitas elemen-elemen tertentu dari prasarana

dimana prasarana tersebut harus secara jelas memang menjadi bagian yang

memberikan kontribusi untuk kelancaran tugas-tugas aparat di tempat atau lokasi

kerjanya Adapun elemen-elemen tersebut adalah10

1 Prasarana yang telah ada apakah telah terpelihara dengan baik

2 Prasarana yang belum ada perlu diadakan dengan memperhitungkan angka

waktu pengadaannya

3 Prasarana yang kurang perlu segera dilengkapi

4 Prasarana yang rusak perlu segera diperbaiki

5 Prasarana yang macet perlu segea dilancarkan fungsinya

10 Soerjono Soekanto Penegakan Hukum (Bandung Bina Cipta 1983) 82

41

6 Prasarana yang mengalami kemunduran fungsi perlu ditingktkan lagi

fungsinya

Kemudian pada elemen keempat ada beberapa elemen pengukur efektivitas

yang tergantung dari kondisi masyarakat yaitu

1 Faktor penyebab masyarakat tidak mematuhi aturan walaupun peraturan

yang baik

2 Faktor penyebab masyarakat tidak mematuhi peaturan walaupun peraturan

sangat bak dan aparat sudah sangat berwibawa

3 Faktor penyebab masyarakat tidak mematuhi peraturan baik petugas atau

aparat berwibawa serta fasilitas mencukupi

Elemen di atas memberikan pemahaman bahwa disiplin dan kepatuhan

masyarakat tergantung dari motivasi yang secara internal muncul Internalisasi

faktor ini ada pada setiap individu yang menjadi elemen terkecil dari komunitas

sosial Oleh karena itu pendekatan paling tepat dalam hubungan disiplin ini

melalui motivasi yang ditanamkan secara individual

Elemen kelima adalah faktor kebudayaan Faktor kebudayaan yang

sebenarnya bersatu padu dengan faktor masyarakat sengaja dibedakan karena di

dalam pembahasannya diketengahkan masalah sistem nilai-nilai yang menjadi inti

dari kebudayaan spiritual atau material Kebudayaan (sistem) hukum pada

dasarnya mencakup nilai-nilai yang mendasari hukum yang berlaku nilai-nilai

yang merupakan konsepsi-konsepsi abstrak mengenai apa yang dianggap baik

(sehingga ditaati) dan apa yang dianggap buruk (sehingga dihindari)

42

BAB IV

ANALISIS EFEKTIVITAS MEDIASI

A Profil Pengadilan Agama Karawang

Pengadilan Agama Karawang kelas IA beralamat di Jalan Jendral Ahmad

Yani No 53 Karawang menurut Kepala Pengadilan Agama Karawang saat itu

yaitu Drs Saifuddin MH diresmikan pada hari senin tanggal 11 Februari 2008

secara simbolis oleh Ketua Mahkamah Agung Bagir Manan yang bertempat di

kantor Pengadilan Agama Bandung Dimana saat itu Ketua Mahkamah Agung

telah meresmikan 3 gedung Pengadilan Agama yaitu Bandung Cikarang dan

Karawang

Sebelum memiliki gedung resmi pada tahun 2006 sambil menunggu

rampungnya pembangunan gedung baru yang dibuat Pemerintah Kabupaten

Karawang meminjamkan tempat bekas kantor Depnaker Pada tahun 2006 adalah

tahap dilaksanakannya rehabilitasi gedung Pengadilan Agama Karawang diatas

tanah seluas 1698 M2 dengan luas bangunan 380M2 Pada awalnya status tanah

adalah Hak Guna Pakai dari Pemda Kabupaten Karawang dengan No

102SUTH0211PM01411978 tanggal 09 Juni 1978 dan Sertifikat No

0000621997

Pengadilan Agama Karawang dibentuk berdasarkan Staatsblad 1882 Nomor

152 tentang Pembentukan Pengadilan Agama di Jawa dan Madura tanggal 19

Januari 1882 dengan nama Raad AgamaPenghulu Landraad

43

Daerah hukum Pengadilan Agama Karawang adalah meliputi Pemerintahan

Kabupaten Karawang sesuai dengan Pasal 4 ayat (1) UU Nomor 7 Tahun 1989

Pasal 4 ayat (1) disebutkan bahwa ldquoPengadilan Agama berkedudukan di

kotamadya atau ibu kota kabupaten dan daerah hukumnya meliputi wilayah

kotamadya atau kabupatenrdquo Dari sini dapat kita simpulkan bahwa daerah hukum

Pengadilan Agama Karawang adalah wilayah kota atau Kabupaten Karawang

Pengadilan Agama Karawang yang daerah hukumnya meliputi kabupaten

Karawang terdiri dari 30 kecamatan dan 304 kelurahan atau desa dengan

mayoritas penduduk beragama islam Dalam menjalankan tugasnya dan

fungsinya Pengadilan Agama Karawang didukung oleh pegawai berjumlah 40

orang dan secara formal pelaksanaan tugas Pengadilan Agama Karawang harus

dipertanggung jawabkan dengan membuat laporan ke Pengadilan Tinggi Bandung

sebagai bukti nyata

Sebagai tempat pencari keadilan Pengadilan Agama Karawang sesuai

dengan tugas dan kewenangannya yaitu bertugas dan berwenang memeriksa

memutus dan mengadili perkara diantara orang-orang yang beragama islam

dalam bidang perkawinan warisan dan wasiat wakaf zakat infaq hibah

shodaqoh dan ekonomi syarirsquoah serta kewenangan lainnya yang diatur serta

diamanatkan oleh Undang-Undang

Secara geografis wilayah kabupaten Karawang terletak antara koordinat

107ordm02`ndash107ordm40` Bujur Timur 5ordm56`ndash6ordm34` Lintang Selatan termasuk daerah

dataran yang relative rendah Mempunyai variasi ketinggian wilayah antara 0 -

1279 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan wilayah 0 - 2 2 - 15

44

15 - 40 dan diatas 40 Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten

Bekasi dan Kabupaten Bogor di barat Laut Jawa di utara Kabupaten Subang di

timur Kabupaten Purwakarta di tenggara serta Kabupaten Cianjur di selatan ini

memiliki luas wilayah 173753 km2 dengan jumlah penduduk 2125234 jiwa

(sensus 2010) yang berarti berkepadatan 1223 jiwa per km2

Adapun struktur organisasi dari Pengadilan Agama Karawang adalah

sebagai berikut

Tabel 2

WAKIL KETUA

Drs H Mohamad Yamin SHMH

KETUA

Drs H M Yusuf SHMH HAKIM

1Dra Suherni

2Dra Hj Roniati MH

3Dra Hj Ratna Jumila MH

4Dra Hj Dadah Kolidah MH

5Dra Elfina Fitriani

6Drs H Abid MH

PANITERA

Nanang Patoni SHMH

SEKRETARIS

DrsJajang Janglar

KASUBAG KEPEGAWAIAN

Agustina Rahayu SH

KASUBAG UMUM amp KEUANGAN

Heri Santoso

KASUBAG PERENCANAAN TI amp LAP

Usmaniah

WAKIL PANITERA

Drs Mochamad Jalaludin

STAF

Wiyono SH

STAF

Abd Halim

PANMUD GUGATAN

Asnali SAg

PANMUD PERMOHONAN

Siti Sofia Emalia SAg

PANMUD HUKUM

Yuyu Yuliani SAgMH

HAKIM

7Dra Alia Al Hasna MH

8Drs Candra Triwangga

9Dra Hj Siti Sabihah SHMH

10Drs Humaidi Yusuf

11Drs Jajang Suherman SH

12DrH Farid Ismail SHMH

13DrsH Hasan Basri SHMH

45

B Analisis Efektivitas Mediasi

1 Tinjauan Yuridis Perma Nomor 1 Tahun 2008 dan Perma Nomor 1 Tahun

2016

Beberapa kekuasaan dan kewenangan Mahkamah Agung yang tertera

dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 24A ayat (1) adalah1

Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasimenguji peraturan undang-undang di bawah undang-undang terhadap undang-undangdan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang

Salah satu kewenangan lain yang diberikan oleh Undang-undang kepada

Mahkamah Agung adalah mengeluarkan produk yaitu PERMA Setidaknya

ada lima peran yang dimainkan PERMA RI dalam memenuhi kebutuhan

1 Republik Indonesia Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

PANITERA PENGGANTI

1Ahya Syaripudin

2Khalida SAgMH

3Taqludin SAg

4Ahmad Waskito SEi

5H Uwes

6Wahyu SSy

JURUSITA

1Eny Kurniasih SH

2Solikhin SH

JURUSITA PENGGANTI

1Edy Sutisna

2Samsudin

3ASupandi SAg

4Taufiqoh Bina Aryani SE

5Ratusiska Aries Tiani SE

6Ade Solahudin

7Reza M Sajidin SSy

46

penyelenggaraan negara khususnya di bidang peradilan Salah satunya

yakni PERMA RI sebagai pengisi kekosongan hukum2

Berkaitan dengan hal ini adalah hierarki Perundang-Undangan yang

ada di Indonesia Hal ini diatur dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2011 perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun

2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan berbunyi

sebagai berikut3

Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan adalah sebagai berikut

a Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 b Undang-UndangPerturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang c Peraturan Pemerintah d Peraturan Presiden e Peraturan Daerah Provinsi dan f Peraturan Daerah KabupatenKota

PERMA adalah salah satu ketentuan peraturan perundang-undangan

sebagaimana yang tertera dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011

perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Dalam Pasal 8 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 dalam pasal tersebut disebutkan

bahwa4

(1) Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) mencakup peraturan yang ditetapkan oleh

2 Ronald S Lumbuun Perma RI Wujud Kerancuan Antara Praktik Pembagian dan

Pemisahan Kekuasaan (Jakarta RajaGrafindo Persada 2011) h 14 3 Republik Indonesia Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan 4 Republik Indonesia Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan

47

Majelis Permusyawaratan Rakyat Dewan Perwakilan Rakyat Dewan Perwakilan Daerah Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Badan Pemeriksa Keuangan Komisi Yudisial Bank Indonesia Menteri badan lembaga atau komisi yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-Undang atau Pemerintah atas perintah Undang-Undang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Gubernur Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupatenkota Bupatiwalikota Kepala Desa atau yang setingkat

Kemudian dalam ayat selanjutnya yaitu Pasal 8 ayat (2) disebutkan bahwa

(2) Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan

Atas dasar Pasal 8 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun

2011 ini menyatakan bahwa Peraturan Mahkamah Agung (PERMA)

termasuk ke dalam peraturan perundang-undangan dan diakui

keberadaannya

Apabila melihat menimbang (konsideran) dalam Perma Nomor 1

Tahun 2008 huruf c dinyatakan bahwa dasar daripada dibentuknya Perma

Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan berdasarkan

Pasal 130 HIR (Het Herziene Indonesich Reglement Staatsblad 194144)

atau Pasal 154 RBg (Rechtsreglement Buitengewesten Staatsblad 1927

227) atau Pasal 31 Rv (Reglement op de Rechtsvordering Staarsblad 1874

52)5 disebutkan bahwa hakim atau majelis hakim akan mengusahakan

5 Reglement op de Rechtsvordering (Rv) adalah Reglement Acara Perdata Rechtsreglement

Buitengewesten (RBg) adalah Reglement Acara untuk Daerah Luar Jawa da Madura Het Herziene Indonesich Reglement (HIR) adalah Reglement Indonesia yang diperbaharui

48

perdamaian sebelum perkara mereka diputuskan6 Pasal 130 ayat (1) HIR

berbunyi

Jika pada hari yang ditentukan itu kedua belah pihak datang maka pengadilan negeri mencoba dengan perantaraan ketuanya akan memperdamaikan mereka itu

Selanjutnya Pasal 130 ayat (2)

Jika perdamaian yang demikian itu terjadi maka tentang hal itu pada waktu bersidang diperbuat sebuah akte dengan nama kedua belah pihak diwajibkan untuk mencukupi perjanjian yang diperbuat itu maka surat (akte) itu akan berkekuatan dan akan dilakukan sebagai putusan hakim yang biasa

Pasal 130 HIR dan 154 RBg yang memerintahkan usaha perdamaian

oleh hakim dijadikan sebagai modal utama dalam membangun perangkat

hukum mediasi pengadilan yang sudah dirintis sejak Tahun 2002 melalui

SEMS Nomor 1 Tahun 2002 Tentang Pemberdayaan Pengadilan Tingkat

Pertama Menerapkan Lembaga Damai Pasal 130 HIR 154 RBg yang

kemudian pada Tahun 2003 disempurnakan melaui PERMA Nomor 2

Tahun 2003 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan7

Kehadiran PERMA Nomor 1 Tahun 2008 dimaksudkan untuk

memberikan kepastian ketertiban kelancaran dalam proses mendamaikan

para pihak untuk menyelesaikan suatu sengketa Hal ini dapat dilakukan

dengan mengintensifkan dan mengintegrasikan proses mediasi ke dalam

prosedur berperkara di Pengadilan Mediasi mendapat kedudukan penting

6 Syahrizal Abbas Mediasi Dalam Perspektif Hukum Syariah Hukum Adat dan Hukum

Nasional (Jakarta Kencana 2009)h 287 7 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013) h124

49

dalam PERMA Nomor 1 Tahun 2008 karena proses mediasi merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dalam proses berperkara di Pengadilan8

Setiap orang yang berperkara ke Pengadilan wajib menempuh

mediasi apabila tidak melaksanakannya maka putusannya batal demi

hukum9 PERMA Nomor 1 Tahun 2008 ini mengikat maksudnya adalah

peraturan ini mengikat khusus hanya kepada orang-orang yang berperkara di

Pengadilan tidak mengikat kepada seluruh elemen masyarakat10

Namun akhir-akhir ini pada praktiknya Perma Nomor 1 Tahun 2008

selama ini belum menghasilkan tingkat keberhasilan mediasi yang baik di

Pengadilan Berdasarkan hal tersebut Mahkamah Agung mengeluarkan

Perma Nomor 1 Tahun 2016 untuk mencabut Perma Nomor 1 Tahun 2008

dengan harapan kenaikan tingkat keberhasilan dalam mediasi11 Anggota

Tim Pokja Mediasi MA Diah Sulastri Dewi menambahkan terbitnya Perma

No 1 Tahun 2016 ini bertujuan meningkatkan keberhasilan mediasi di

Pengadilan Umum dan Pengadilan Agama12

Ada beberapa poin pembeda antara Perma Nomor 1 Tahun 2008 dan

Perma Nomor 1 Tahun 2016 Untuk memudahkan memahami

perbedaannya penulis membuat bagan sebagai berikut

8 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013) h125

9 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

10 Wawancara dengan Dra Ratna Jumilah MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

11 httpswwwabnpcoidnewsharapan-optimalisasi-proses-mediasi-pasca-perma-nomor-1-tahun-2016 diakses pada 15 April 2017 jam 2330

12httpwwwhukumonlinecom berita baca lt56bc191569359 perma- mediasi- 2016- tekankan- pada- iktikad- baik diakses pada 15 April 2017 jam 2335

50

Tabel 3

No

Perma Nomor 1 Tahun 2008

Perma Nomor 1 Tahun 2016

1

Lama Proses mediasi selama 40 hari (Pasal 13 ayat(3) ) dapat

diperpanjang 14 hari

Lama Proses mediasi selama 30 hari (Pasal 3 ayat (6) ) dapat diperpanjang

30 hari 2

bull Pasal 12 ayat (1) hanya mewajibkan para pihak untuk beriktikad baik selama proses mediasi

bull Pasal 12 ayat (2) tidak penjelasan bagaimana bentuk pihak yang tidak beriktikad baikhanya menyatakan pihak yang tidak beriktikad baik dapat mengundurkan diri

bull Wajib menempuh iktikad baik selama mediasi (Pasal 7 ayat (1)

bull Pasal 7 ayat 2 huruf a sampai e penjelasan mengenai bentuk iktikad tidak baik Dalam Perma sebelumnya tidak ada penjelasannya

3

Tidak ada pasal yang mengatur mengenai akibat hukum bagi

pihak yang tidak beriktikad baik

bull Pasal 22 ayat 1 sampai 5 mengenai penjelasan akibat hukum bagi penggugat yang tidak beriktikad baik

bull Pasal 23 ayat 1 sampai 8 penjelasan mengenai akibat hukum bagi tergugat yang tidak beriktikad baik

4

Tidak ada pasal yang mengatur para pihak wajib hadir secara

langsung selama proses mediasi

bull Kewajiban menghadiri langsung pertemuan mediasi dengan atau tanpa kuasa hukum (Pasal 6 ayat 1)

bull Komunikasi audio visual dianggap sebagai kehadiran langsung bagi para pihak (Pasal 6 ayat 2)

bull Ketidakhadiran para pihak secara langsung dibolehkan berdasarkan alasan yang sah (Pasal 6 ayat 3) dan penjelasannya pada (Pasal 6 ayat 4 huruf a sampai d)

51

2 Kualifikasi Mediator

Mediator adalah pihak ketiga yang membantu dan mencarikan solusi

terbaik bagi para pihak dalam menyelesaikan perkaranya Salah satu faktor

pendukung keberhasilan dalam proses mediasi adalah peran seorang

mediator Fungsi daripada mediator adalah menjadi penengahmencari

solusi tentang sengketa yang dihadapi Oleh karena itu kecakapan dan

keterampilan seorang mediator mempunyai peran penting agar proses

mediasi dapat berjalan dengan efektif dan semestinya sesuai dengan

PERMA Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan

Pasal 9 dalam PERMA Nomor 1 Tahun 2008 menjelaskan mengenai

daftar mediator Pasal 9 ayat (1) yaitu

(1) Untuk memudahkan para pihak memilih mediator Ketua Pengadilan menyediakan daftar mediator yang memuat sekurang-kurangnya 5 (lima) nama mediator dan disertai dengan latarbelakang pendidikan atau pengalaman para mediator

Peneliti telah melalukan kunjungan dan observasi ke tempat penelitian yang

dituju yaitu Pengadilan Agama Karawang Peneliti telah melihat bahwa

Ketua Pengadilan Agama Karawang telah menyediakan daftar mediator

disertai dengan latar belakang para mediator namun peneliti tidak

mendapati pengalaman masing-masing mediator yang dimaksud dalam

Pasal 9 ayat (1) PERMA Nomor 1 Tahun 2008 Berikut adalah daftar

mediator yang bersumber dari Yuyu Yuliani SAgMH

52

Tabel 4

DAFTAR MEDIATOR PENGADILAN AGAMA KARAWANG

No Nama Lengkap Jabatan Pendidikan

1 Drs H M Yusuf SHMH Hakim Madya Utama Ketua S2

2 Drs H Mohamad Yamin SHMH Hakim Madya UtamaKetua S2

3 Dra Suherni MH Hakim Madya Utama S2

4 Dra Rosniati MH Hakim Madya Utama S2

5 Drs Hasan Basri SHMH Hakim Madya Muda S2

6 DraRatna Jumilah MH Hakim Madya Muda S2

7 Dra Hj Dadah Holidah MH Hakim Madya Muda S2

8 Dra Elfina Fitriani Hakim Madya Muda S1

9 Drs H Abis MH Hakim Madya Muda S2

10 Dra Alia Al Hasnah MH Hakim Madya Pratama S2

11 Drs Candra Triswangga Hakim Madya Pratama S1

12 Dra Hj Siti Sabihah SHMH Hakim Madya Pratama S2

13 Drs Humaidi Yusuf Hakim Madya Pratama S1

14 Drs Jajang Suherman SH Hakim Madya Pratama S1

15 Dr H Farid Ismail SHMH Hakim Utama Muda S3

Sumber diperoleh dari Yuyu Yuliani SAgMH Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat

Di atas adalah daftar-daftar mediator di Pengadilan Agama Karawang

Dari semua mediator yang terdapat pada daftar mediator peneliti telah

melakukan wawancara kepada 4 (empat) mediator diantaranya

53

DraRosniati MH Drs Hasan Basri SHMH Dra Ratna Jumilah MH

Dra Elfina Fitriani Dari semua mediator yang telah peneliti wawancara

terdapat 1 mediator yang tidak bersertifikat dan belum mengikuti pelatihan

mediator yaitu DraRosniati MH Tiga mediator lainnya telah mengikuti

pelatihan mediator di Mega Mendung Bogor13

Peneliti melihat dalam Pasal selanjutnya yaitu Pasal 9 ayat (2) sampai

(6) tentang kualifikasi mediator sebagai berikut

(2) Ketua pengadilan menempatkan nama-nama hakim yang telah memiliki sertifikat dalam daftar mediator

(3) Jika dalam wilayah pengadilan yang bersangkutan tidak ada mediator yang bersertifikat semua hakim pada pengadilan yang bersangkutan dapat ditempatkan dalam daftar mediator

(4) Mediator bukan hakim yang bersertifikat dapat mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan agar namanya ditempatkan dalam daftar mediator pada pengadilan yang bersangkutan

(5) Setelah memeriksa dan memastikan keabsahan sertifikat Ketua Pengadilan menempatkan nama pemohon dalam daftar mediator

(6) Ketua Pengadilan setiap tahun mengevaluasi dan memperbarui daftar mediator

Pengadilan Agama Karawang tidak memiliki mediator di luar hakim

dikarenakan kurangnya mediator yang memiliki sertifikat terlebih apabila

mediator di luar Hakim harus bersertifikat14 Semua Hakim yang ada di

Pengadilan Agama Karawang merangkap juga sebagai mediator15

Walaupun seorang hakim tidak memiliki sertifikasi mediator sesuai dengan

13 Wawancara dengan Dra Ratna Jumilah MH Drs H Hasan Bashri SHMH Dra

Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang pada tanggal 7 dan 9 November 2016

14 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

15 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

54

PERMA ini pada pasal 9 ayat (3) otomatis dapat menjadi mediator16 Para

Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang menjadi mediator

berdasarkan surat keputusan (SK) dari Ketua Pengadilan Agama

Karawang17

Ketua Pengadilan Agama setiap tahun mengevaluasi daftar mediator

Begitu pula setiap tahun daftar mediator dapat berubah-ubah apabila

adanya mutasi tugas berhalangan tetap ketidakaktifan setelah penugasan

dan pelanggaran atas pedoman perilaku Hal ini sesuai dengan Pasal 9 ayat

(7) dalam PERMA ini

Seluruh hakim Pengadilan Agama yang tidak memiliki sertifikat

dikarenakan belum mengikuti pelatihan mediasi yang diadakan oleh

Mahkamah Agung RI18 Pelatihan mediator yang diadakan oleh Mahkamah

Agung jumlahnya terbatas karena berskala nasional sehingga peserta yang

ikutpun sangat terbatas Seharusnya Mahkamah Agung memberikan

pelatihan mediasi kepada seluruh hakim di Pengadilan agar

a Dapat maksimal ketika melakukan mediasi Ketika Hakim telah

diberikan pelatihan mediasi diharapkan dapat menjalankan fungsi

mediator secara maksimal sesuai dengan ketentuan yang telah diatur

16 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 17 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani dan Dra Rosniati MH Haki m Mediator

Pengadilan Agama Karawang pada tanggal 9 November 2016 18 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

55

b Menambah keterampilan hakim saat melakukan mediasi Walaupun

hakim tanpa sertifikat mediator lalu menjadi mediator hal itu dapat

dibenarkan karena hakim dapat merangkap sebagai mediator Akan

tetapi tetap saja untuk memaksimal fungsi dan peran mediator seorang

hakim harus mengikuti pelatihan mediator yang diadakan oleh

Mahkamah Agung RI ketika kekurangan sumber daya mediator

sehingga kesiapan Hakim maksimal ketika Ketua Pengadilan menunjuk

Hakim sebagai mediator Namun pada dasarnya sulit membiasakan

hakim untuk menjadi mediator karena sifat seorang hakim adalah

memutus akan tetapi mediator hanya bersifat sebagai pihak ketiga yang

menengahi Dikhawatirkan sifat hakim yang terbiasa memutus terbawa

saat proses mediasi yang hanya berperan sebagai penengah bukan

memutus19 Karena itu sebisa mungkin seharusnya hakim tidak boleh

menjadi mediator Sangat tipis sekali hakim tersebut membedakan

antara menjadi hakim dan menjadi mediator terkadang terpengaruh20

c Mediasi berjalan efektif Pada dasarnya banyak faktor yang melatar

belakangi efektifnya mediasi Namun Keterampilan dan kemampuan

dari mediator adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat

keberhasilan mediasi terutama yang sudah bersertifikat21

19 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 20 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 21 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan

Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

56

3 Fasilitas dan Sarana

Fasilitas dan sarana adalah salah satu instrumen yang dibutuhkan

dalam melaksanakan proses mediasi Setiap Pengadilan Tingkat Pertama

diharapkan memiliki fasilitas dan sarana dalam proses mediasi yaitu tempat

atau ruangan khusus mediasi Hal ini untuk menunjang keberhasilan dari

pada mediasi Mediasi dapat diselenggarakan di salah satu ruangan

Pengadilan Tingkat Pertama sesuai dengan pasal 20 ayat (1) PERMA ini

Namun dapat juga diselenggarakan di tempat lain apabila disepakati oleh

para pihak

Pengadilan Agama Karawang memiliki fasilitas dan sarana untuk

melakukan proses mediasi yaitu ruangan khusus untuk mediasi Dengan

ruangan berukuran 4 m x 6 m dilengkap dengan beberapa tempat duduk dan

satu meja persegi disertai dengan alat pendingin ruangan atau air

conditioner (AC) Jadi di ruangan tersebut hanya bisa diselenggarakan satu

proses mediasi

Ruangan mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah cukup

memadai namun belum termasuk yang ideal22 Idealnya ruangan mediasi

adalah

a Ruangan yang luas Hal ini agar para pihak nyaman saat proses mediasi

berjalan Ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang masih sempit

artinya ruangan tersebut belum dikategorikan ideal

22 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

57

b Ruangan yang tertata dengan rapi yang dilengkapi dengan kursi-kursi

serta meja bundar agar para pihak dapat saling berhadapan saat proses

mediasi berlangsung23

c Ruangan yang memiliki air conditioner (AC) Ketika ruangan sejuk dan

dingin dapat mencairkan suasana Para pihak yang sebelumnya dalam

keadaan merasa tidak baik ketika masuk ke dalam ruangan tersebut

bisa menjadi merasa sedikit lebih baik yang dapat mempengaruhi

suasana hati dan pikiran para pihak24

d Adanya bingkai pajangan keluarga harmonis Hal ini juga dapat

mempengaruhi suasana hati dan pikiran para pihak25 Namun di

Pengadilan Agama Karawang belum terdapat hal ini Hanya ada

bingkai pajangan dengan simbol saling berjabat tangan Itu hanya

melambangkan simbol perdamaian secara umum26

Untuk kemudahan para pihak dalam menjalani proses mediasi sebelum

memasuki ruang mediasi terpampang jadwal mediator Dalam daftar tersebut

terdapat nama-nama mediator namun tidak disertai dengan keterangan latar

belakang pendidikan masing-masing mediator Setiap harinya terdapat 3 mediator

yang disediakan Semuanya berasal dari hakim yang merangkap sebagai mediator

23 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 24 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 25 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 26 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

58

Hal ini dikarenakan Pengadilan Agama Karawang tidak memiliki mediator di luar

hakim Berikut jadwal hakim mediator Pengadilan Agama Karawang

Tabel 5

NO

HARI

MEDIATOR

KETERANGAN

1 2 3 4

1

SENIN

1DRA ALIA AL HASNA MH

2DRS HUMAIDI YUSUF

3DRS CANDRA TRISWANGGA

2

SELASA

1DRSHMYUSUF SH MH

2DRAHJSITI SABIHAH SH MH

3DRAHJERAWATI SH MH

3

RABU

1DRSHMOHAMAD YAMIN SHMH

2DRARATNA JUMILAH MH

3DRSHABDILLAH SH MH

1DRAHJROSNIATI MH

59

4 KAMIS 2DRAELFINA FITRIANI

3DRAHJDADAH HOLIDAH MH

5

JUMrsquoAT

1DRSHASAN BASRI SH MH

2DRSHABID MH

3DRSJAJANG SUHERMAN SH

Sumber diperoleh dari Yuyu Yuliani SAgMH Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat

4 Kepatuhan Masyarakat

Berkaitan dengan kepatuhan masyarakat peneliti memberikan

beberapa catatan atas sikap para pihak selama melakukan proses mediasi

yang mempengaruhi kepatuhan para pihak dalam menjalani proses mediasi

yaitu sebagai berikut

a Rata-rata orang-orang yang datang berperkara ke Pengadilan Agama

khusus dalam perkara perceraian ini sangat sulit untuk disatukan

kembali terlebih apabila salah satu pihak ada yang melakukan

perselingkuhan27

b Sikap egois para pihak sehingga menyulitkan mediator untuk

mendamaikan dan mendalami permasalah yang dihadapi para pihak

27 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

60

c Sikap para pihak yang terkadang tidak mengikuti peraturan mediasi

yang telah disepakati28 Hal ini mengakibatkan tidak efektifnya proses

mediasi

d Biasanya jauh sebelum para pihak mendaftarkan perkara dan mengikuti

persidangan sering kali mereka sudah bersepakat untuk memutus

ikatan pernikahan29 Akhirnya mediator pun sulit untuk mendamaikan

kembali bahkan gagal

e Sikap para pihak yang kooperatif Namun hal ini mereka lakukan agar

proses mediasi cepat selesai dan berlanjut kepada tahap persidangan30

Mereka melakukan hal ini hanya sebagai formalitas

5 Kebudayaan

Berkaitan dengan kebudayaan dalam skripsi ini adalah mengenai

budaya masyarakat muslim yang berperkara di Pengadilan Agama Hal ini

sesuai dengan Pasal 1 butir (1) Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009

Tentang Peradilan Agama Pasal tersebut berbunyi

1 Peradilan Agama adalah peradilan nagi orang-orang yang beragama

islam

Menurut pasal ini Pengadilan Agama adalah wadah bagi orang-orang yang

ingin berperkara khusus untuk orang-orang atau masyarakat yang beragam

islam

28 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 29 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 30 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

61

Penulis melihat ada kecenderungan kenaikan angka perceraian dalam

empat tahun terakhir Berikut adalah angka perceraian selama 4 tahun

terakhir

Tabel 6

DIAGRAM PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA 4

TAHUN TERAKHIR31

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa angka perceraian dari tahun ke

tahun terus mengalami peningkatan baik pada perkara cerai talak maupun

cerai gugat Namun diantara kedua jenis perkara tersebut angka cerai gugat

jauh mendominasi dibandingkan dengan cerai talak Pada tahun 2012 pada

perkara cerai talak terdapat 89683 perkara yang diputus sedangkan pada

cerai gugat terdapat 206102 perkara Pada tahun 2013 terdapat 94715

perkara cerai gugat dan 221460 pada perkara cerai gugat Selanjutnya pada

tahun 2014 pada cerai talak terdapat 99536 perkara dan 243334 pada

perkara cerai gugat Kemudian pada tahun 2015 terdapat 98602 perkara

31 httpbadilagmahkamahagunggoidrekap-perkara-diterima-dan-diputus

050000

100000

150000

200000

250000

300000

2012 2013 2014 2015

89683 94715 99536 98602

206102 221460 243334 252885

cerai talak

cerai gugat

62

cerai talak dan 252885 pada perkara cerai gugat Dari setiap tahunnya

jumlah perkara cerai gugat lebih dari 2 kali lipat jumlah perkara cerai talak

Perbedaan jumlah angka ini sangat signifikan dan menunjukkan bahwa

betapa tingginya angka perceraian di Indonesia terutama dalam perkara

cerai gugat Bisa disimpulkan bahwa angka perceraian dari tahun ke tahun

terus mengalami peningkatan

C Tingkat Keberhasilan Mediasi

Pada pembahasan ini peneliti membatasi penelitian hanya pada tahun 2015

Data yang diambil bersumber dari laporan bulanan yang kemudian dirangkum

menjadi laporan tahunan Pengadilan Agama Karawang Di dalam laporan

tersebut dapat diketahui berapa jumlah perkara yang dimediasi setiap bulannya

dan berapa jumlah perkara yang berhasil dan gagal untuk dimediasi Berikut

adalah laporan pembukuan mediasi di Pengadilan Agama Karawang tahun 2015

Tabel 7

LAPORAN TAHUNAN MEDIASI PENGADILAN AGAMA

KARAWANG TAHUN 2015

NO

BULAN

JUMLAH PERKARA

KETERANGAN

BERHASIL TIDAK BERHASIL

1 Januari 28 0 28

2 Februari 18 0 18

3 Maret 20 1 19

4 April 25 0 25

5 Mei 21 0 21

63

6 Juni 18 0 18

7 Juli 18 0 18

8 Agustus 23 1 22

9 September 27 2 25

10 Oktober 35 1 34

11 November 31 0 31

12 Desember 25 0 25

TOTAL 289 5 284

Untuk mengetahui prosentase keberhasilan mediasi dalam satu tahun pada

tabel di atas dapat digunakan rumus sebagai berikut 32

119869119906119898119897119886ℎ 119901119890119903119896119886119903119886 119910119886119899119892 119889119894119888119886119887119906119905119869119906119898119897119886ℎ 119901119890119903119896119886119903119886 119910119886119899119892 119889119894119901119906119905119906119904

X 100

Berdasarkan rumus di atas dapat ditentukan prosentasi keberhasilan mediasi

perceraian di Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015 sebagai berikut

5284

X 100 = 176

Maka dapat diketahui prosentase tingkat keberhasilan perkara yang berhasil

dimediasi adalah sebesar 176 Hal ini membuktikan bahwa tingkat

keberhasilan mediasi di Pengadilan Agama Karawang pada tahun 2015 sangatlah

jauh dari apa yang diharapkan Dengan hasil tersebut membuktikan bahwa

32 http wwwbadilagnet data ARTIKEL Mencari 20 tolak 20 ukur 20 hasil

20 Mediasipdf

64

mediasi di Pengadilan Agama Karawang pada tahun 2015 belum efektif Ini

sangat berbanding terbalik dengan prosentase kegagalannya sebesar 9824

D Faktor Pendukung dan Penghambat Keberhasilan Mediasi

Tentunya dalam berjalannya proses mediasi ada faktor pendukung dan

penghambat keberhasilan mediasi Berikut adalah beberapa faktor-faktor

keberhasilan mediasi

a Para Pihak Bersifat Kooperatif

Artinya adalah mereka para pihak dapat mematuhi peraturan dalam

proses mediasi yang telah disepakati sebelumnya33 Hal ini harus dilakukan

karena kebanyakan para pihak yang berperkara ketika suasana hatinya tidak

baik tidak dapat mengontrol emosi sehingga peraturan yang telah disepakati

sebelumnya tidak dipatuhi dan proses mediasi tidak berjalan efektif

b Kecakapan dan Penampilan

Cara penyampaian dan gaya bahasa mediator yang mudah dipahami

sangat mendukung keberhasilan mediasi terutama mediator yang

bersertifikat34 Ketika seorang mediator telah bersertifikat setidaknya dia

telah mengkuti serta mempelajari bagaimana cara berkomunikasi cara

menggali infomasi dan berhadapan dengan para pihak yang berbeda-beda

karakter

33 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 34 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan

Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

65

Begitu juga penampilan mediator yang berwibawa dan meyakinkan

dapat menjadi faktor keberhasilan mediasi karena dapat meyakinkan dan

menimbulkan kepercayaan terhadap para pihak35

c Latar Belakang Pendidikan dan Lingkungan dimana para pihak tinggal

Latar belakang pendidikan mempunyai pengaruh terhadap pola pikir

para pihak ketika menghadapi suatu permasalahan dalam hal ini khususnya

adalah perkara perceraian serta lingkungan dimana para pihak tinggal juga

dapat mempengaruhi pola pikir para pihak Ketika latar belakang

pendidikan dan lingkungan baik maka pola pikir para pihak juga akan baik

dan positif ketika menghadapi suatu perkara36

d Mengingat Anak

Faktor mengingat anak dapat mendukung keberhasilan mediasi karena

para pihak akan berfikir ulang ketika mereka berceraian bagaimana nasib

anak-anak mereka apabila bercerai37 Hal ini bagi mereka yang sudah

memiliki anak dari hasil perkawinan yang mereka laksanakan

e Kondisi Ruang atau Tempat Mediasi

Ketika kondisi tempat atau ruang nyaman hal ini juga dapat

mempengaruhi keberhasilan mediasi karena dapat merubah mindset para

pihak dalam berfikir Contoh ketika berada di ruangan ruangan tersebut

35 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 36 Kedua faktor tersebut hasil wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator

Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 37 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

66

ditata dengan rapih dan menggunakan pendingin ruangan atau AC (Air

Conditioner) yang dapat membuat para pihak nyaman38

f Iktikad Baik Para Pihak

Sehebat dan sekeras apapun usaha seorang mediator untuk

mendamaikan tidak akan berhasil apabila tidak didukung iktikad baik para

pihak terutama dari pihak penggugat agar mau menerima kembali pihak

tergugat untuk hidup bersama39

Berikut adalah beberapa faktor penghambat terhadap keberhasilan mediasi

a Keinginan Kuat Para Pihak Untuk Bercerai

Hal ini terjadi biasanya ketika salah satu atau kedua belah pihak

tidak mau bermusyawarah Misalnya salah satu pihak menuruti pihak

lawan yang ingin bercerai itu sudah dipastikan akan gagal untuk

dimediasi40

b Konflik Yang Sudah Meruncing

Konflik yang sudah meruncing dan berlarut-larut diantara para

pihak akan menghambat keberhasilan mediasi Apabila salah satu pihak

ada yang berkeinginan untuk berdamai masih ada kesempatan untuk

dimediasi Akan tetapi apabila keduanya sudah tidak ingin untuk

berdamai maka akan sangat sulit dimediasi41

38 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan

Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 39 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 40 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 41 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

67

c Psikologis atau kejiwaan para pihak

Kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya

sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang

mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan

perceraian ini42

42 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

68

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan terdapat beberapa

kesimpulan yang dapat dikemukakan

1 Efektivitas mediasi yang dilaksanakan di Pengadilan Agama Karawang belum

efektif karena tingkat keberhasilannya masih sangat rendah

2 Faktor-faktor pendukung keberhasilan mediasi adalah

a Para Pihak Bersifat Kooperatif Artinya adalah mereka para pihak dapat

mematuhi peraturan dalam proses mediasi yang telah disepakati

sebelumnya Hal ini harus dilakukan karena kebanyakan para pihak yang

berperkara ketika suasana hatinya tidak baik tidak dapat mengontrol emosi

sehingga peraturan yang telah disepakati sebelumnya tidak dipatuhi dan

proses mediasi tidak berjalan efektif

b Kecakapan dan Penampilan Cara penyampaian dan gaya bahasa mediator

yang mudah dipahami sangat mendukung keberhasilan mediasi terutama

mediator yang bersertifikat Ketika seorang mediator telah bersertifikat

setidaknya dia telah mengkuti serta mempelajari bagaimana cara

berkomunikasi cara menggali infomasi dan berhadapan dengan para pihak

yang berbeda-beda karakter Begitu juga penampilan mediator yang

berwibawa dan meyakinkan dapat menjadi faktor keberhasilan mediasi

69

karena dapat meyakinkan dan menimbulkan kepercayaan terhadap para

pihak

c Latar Belakang Pendidikan dan Lingkungan dimana para pihak tinggal

Latar belakang pendidikan mempunyai pengaruh terhadap pola pikir para

pihak ketika menghadapi suatu permasalahan dalam hal ini khususnya

adalah perkara perceraian serta lingkungan dimana para pihak tinggal juga

dapat mempengaruhi pola pikir para pihak Ketika latar belakang

pendidikan dan lingkungan baik maka pola pikir para pihak juga akan

baik dan positif ketika menghadapi suatu perkara

d Mengingat Anak Faktor mengingat anak dapat mendukung keberhasilan

mediasi karena para pihak akan berfikir ulang ketika mereka berceraian

bagaimana nasib anak-anak mereka apabila bercerai

e Kondisi Ruang atau Tempat Mediasi Ketika kondisi tempat atau ruang

nyaman hal ini juga dapat mempengaruhi keberhasilan mediasi karena

dapat merubah mindset para pihak dalam berfikir Contoh ketika berada di

ruangan ruangan tersebut ditata dengan rapih dan menggunakan pendingin

ruangan atau AC (Air Conditioner) yang dapat membuat para pihak

nyaman

f Iktikad Baik Para Pihak Sehebat dan sekeras apapun usaha seorang

mediator untuk mendamaikan tidak akan berhasil apabila tidak didukung

iktikad baik para pihak terutama dari pihak penggugat agar mau menerima

kembali pihak tergugat untuk hidup bersama

70

3 Faktor-faktor penghambat mediasi adalah

a Keinginan Kuat Para Pihak Untuk Bercerai Hal ini terjadi biasanya ketika

salah satu atau kedua belah pihak tidak mau bermusyawarah Misalnya

salah satu pihak menuruti pihak lawan yang ingin bercerai itu sudah

dipastikan akan gagal untuk dimediasi

b Konflik Yang Sudah Meruncing Konflik yang sudah meruncing dan

berlarut-larut diantara para pihak akan menghambat keberhasilan mediasi

Apabila salah satu pihak ada yang berkeinginan untuk berdamai masih

ada kesempatan untuk dimediasi Akan tetapi apabila keduanya sudah

tidak ingin untuk berdamai maka akan sangat sulit dimediasi

c Psikologis atau kejiwaan para pihak Kekecewaan yang berat salah satu

pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa

terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri

ikatan dengan jalan perceraian ini

B Saran

Pada bagian akhir skripsi ini penulis ingin memberikan saran-saran kepada

beberapa pihak atau instansi yang terkait yaitu sebagai berikut

1 Kepada Pemerintah dalam hal ini Kementrian Agama yang membawahi

Kantor Urusan Agama atau biasa disebut KUA mewajibkan kepada calon

pasangan suami isteri yang akan menikah untuk mengikuti bimbingan dan

pembinaan tentang pernikahan untuk menciptakan rumah tangga sakinah

mawaddah wa rahmah sesuai dengan tujuan pernikahan Karena sampai

saat ini hal tersebut hanya bersifat anjuran Hal ini dilakukan agar pasangan

71

yang akan menikah memiliki bekal dan pengetahuan yang cukup serta

membentuk mental yang baik bagi para calon pasangan suami isteri Ini

adalah modal utama agar para pasangan suami isteri terhindar dari perkara

perceraian

2 Kepada Mahkamah Agung ada dua saran yang ingin penulis berikan yaitu

sebagai berikut

a Mahkamah Agung agar mengadakan pelatihan lebih intensif kepada

hakim mediator khususnya bagi hakim yang belum bersertifikasi

sehingga seluruh hakim telah mengikuti dan memiliki sertifikat

tersebut karena kecakapan mediator adalah salah satu faktor

pendukung keberhasilan dalam mediasi

b Agar Mahkamah Agung mengeluarkan PERMA yang menjelaskan

tentang kriteria keberhasilan hakim dan insentif bagi hakim yang

berhasil menjalankan fungsinya sebagai mediator karena hal itu adalah

upaya luar biasa sehingga layak dan patut untuk diberikan insentif

Juga untuk memotivasi para hakim agar lebih bersungguh-sungguh

dalam menjalankan fungsinya sebagai mediator yang berdampak

dapat meningkatkan keberhasilan dalam proses mediasi Pada

kenyataanya sampai saat ini Mahkamah Agung belum menjelaskan

regulasi tersebut di dalam PERMA

3 Kepada para hakim yang ditetapkan menjadi mediator agar dengan

sungguh-sungguh menjalankan fungsinya sebagai mediator tidak hanya

sekedar formalitas belaka karena diamanatkan oleh PERMA

72

DAFTAR PUSTAKA

Abbas Syahrizal Mediasi dalam Perspektif Hukum Syariah Hukum Adat dan

Hukum Nasional Jakarta Kencana 2009

Astarini Dwi Rezki SriMediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian

Sengketa Berdasarkan Asas Peradilan Cepat Sederhana Biaya Ringan

BandungPT Alumni 2013

Abdurrasyid Priyatna Arbitase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Suatu

Pengantar Jakarta Fikahati Anesta 2002

Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Al-Sheikh Lubaabut Tafsiir

Min Ibni Katsir terj M Abdul Ghoffar Juz 5 Bogor Pustaka Imam Asy-Syafirsquoi

2003

Amriani Nurnaningsih Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di

Pengadilan Jakarta PT RajaGrafindo Persada 2011

Al-Husain Ahmad Fathul Qariib Al-Mujiib Mesir Thaha Putra Semarang 1934

Ali Zainuddin Sosiologi Hukum Jakarta Sinar Grafika 2012

Ali Achmad Menguak Teori Hukum dan Teori Peradilan Vol 1 Jakarta

Kencana 2010

Amir M Abdul Kamus Istilah Islam Jakarta Pustaka Firdaus 1994

Dawson Roger Seni Negosiasi (Secret of Power Negotiating) Jakarta Gramedia

Pustaka 2010

Emirzon Joni Alternatif Penyelesaian Sengketa diluar Pengadilan (Negosiasi

Mediasi Konsiliasi dan Arbitrase) Jakarta Gramedia Pustaka Utama

2000

73

Hidayatulloh Efektivitas Mediasi Dalam Perkara Perceraian di Pengadilan

Agama Depok Skripsi Fakultas Syarirsquoah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2011

Kriekhoff Valerine Mediasi Sebagai Bentuk Penyelesaian Sengketa keluarga

Pustaka Dunia 2012

Lumbuun Ronald S Perma RI Wujud Kerancuan Antara Praktik Pembagian dan

Pemisahan Kekuasaan Jakarta Raja Grafindo Persada 2011

Manan Bagir Mediasi Sebagai Alternatif Menyelesaikan Sengketa Varia

Peradilan No 24 8 Juli 2008

Rahmadi Takdir Mediasi Penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan Mufakat

Jakarta Raja Grafindo Persada 2010

Rahman Ghazaly Abdur Fiqh Munakahat Jakarta Kencana Prenada Media

Group 2006

Sabiq Sayyid Fiqh Al-sunnah Kairo Al-Fath Lil Irsquolam Al-lsquoArobi 1972

JMoleong Lexy Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2009

Sari M Efektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara Perceraian di

Pengadilan Agama Maros Skripsi Fakultas Hukum Universitas

Hasanuddin Makassar 2014

Shihab M Quraish Tafsir Al-Mishbah Jakarta Lentera Hati 2007

Soekanto Soerjono Pokok-Pokok Sosiologi Hukum Cet V Jakarta Raja Grafindo

Persada 2014

Sutadi Mariana Pendayagunaan Perdamaian Menurut Pasal 130 HIR154 RBg

dan Potensinya dalam Mewujudkan Keadilan yang Cepat Sederhana dan

Biaya Ringan Jakarta Pusat Pengkajian Hukum dan Mahkamah Agung RI

2005

74

Soekanto Soerjono Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum Jakarta

PTRaja Grafindo Persada 2008

Syarifuddin Amir Ushul Fiqh Jilid II cet6 Jakarta Kencana 2011

Soekanto Soerjono Penegakan Hukum Bandung Bina Cipta 1983

Tim Penyusun Pusat Bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta Balai

Pustaka 1990

Usman Rachmadi Mediasi di Pengadilan Dalam Teori Dan Praktik Jakarta

Sinar Grafika 2012

Widyana I Made Alternatif Penyelesaian Sengketa (ADR) Jakarta Fikahati

Anesta 2009

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Perauran Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur

Mediasi di Pengadilan

Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Prosedur

Mediasi di Pengadilan

Inpres Nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam

Rechtsreglement Buitengewesten (RBg)

Het Herziene Indonesich Reglement (HIR)

Jurnal

75

Nurhasanah dan Rozalinda (2014) ldquoPersepsi Perempuan Terhadap Perceraianrdquo

Kafarsquoah Jurnal Ilmiah kajian Gender Vol 4 (No2) hal 2

Fachrina dan Rinaldi Eka Putra (2013) ldquoUpaya Pencegahan Perceraian Berbasis

Keluarga Luas dan Institusi lokal dalam Masyarakat Minangkabau di

Sumatera Baratrdquo Antropologi Indonesia Vol 34 (No2) hal 5

Internet

Angka Perceraian di Indonesia Tertinggi Dibanding Negara Islam lain 2007

http wwweramuslimcom berita nasional angka- perceraian- di- indonesia-

tertinggi- dibanding- negara- islam- lainhtm diakses pada 9 Juni 2016 jam

1612 WIB

Takariawan Cahyadi Di Indonesia 40 Perceraian Setiap Jam 2015 http

wwwkompasianacom pakcah di- indonesia- 40- perceraian- setiap-

jam_54f357c07455137a2b6c7115 diakses 9 Juni 2016 jam 2348

Cerai Paling Banyak di Jawa Barat http wwwantaranewscom berita 270213

cerai- paling- banyak- di- jawa-barat diakses pada 9 Juni 2016 jam 2259

Budiman Asep 2016 Kasus Cerai Indramayu tertinggi di Indonesia http

wwwpikiran-rakyatcom jawa-barat 2016 03 15 364250 kasus- cerai-

indramayu -tertinggi- di- indonesia diakses 9 Juni 2016 jam 2330

Harahap Syahrizal Hadi http wwwmedanbisnisdailycom news read 2015

1230207187kursus-perkawinan-dan-upaya-mencegah-perceraian diakses

11 Juni 2016 jam 0600

httpwwwpa-karawanggoid diakses pada tanggal 12 Juni 2016jam 2109

Ray Pratama Siadari Teori Efektivitas diakses dari http raypratamablogspotsg

201411teori-efektifitashtml diakses pada tanggal 13 Oktober 2016 pukul 0033

httpbadilagmahkamahagunggoidrekap-perkara-diterima-dan-diputus

httpwwwbadilagnetdataARTIKELMencari20tolak20ukur20hasil20

Mediasipdf

Lampiran 1

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Drs H Hasan Bashri SHMH

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Sejak februari 2016

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H Ketua pengadilan agama karawang

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Ya2009 di Mega Mendung Bogor

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Perma ini mengikat hanya bagi orang2 yg berperkarasetiap yg berperkara berdasarkan revisi Perma No1 Tahun 2016 ini Setiap berperkara khusus utk perceraian wajib menempuh mediasi terlebih dahulukalo tdk putusannya batal demi hukum

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Ya sudah Jadi setiap kita warga PA ada perwakilan untuk mengahadiri sosialisasi iniYa cukup berpengaruhada perbedaan dari pada Perma sebelumnya Ada progresnya walaupun tidak signifikan

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Saya belum tau apakah ada upaya peningkatan menjadi UUmungkin nanti akan ada perubahan menuju kesana sebab ini suatu kewajiban juga

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Yaa baguscukup efektif

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Para pihak antusiasrata2 para pihak ingin dimediasiresponnya baik Tingkat keberhasilannya lumayan Terutama pihak tergugat yg merasa keberatan dgn tuntutan

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Mendamaikan kedua belah pihak yg berperkara utk menuju ke arah perdamaian supaya mereka damai Fungsinya mediator

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi

H Di dalam memang selalu diupayakan penasehatan perdamaiankarena di ruang sidang itu waktunya terbatas dan singkat Kita juga dibatasi dgn perkara yg cukup banyak

11 Mengapa mediasi hraus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Sebab ada hal yg terkadang secret apabila menyangkut perceraianmakanya sidangnya tertutup Ini masalah sangat privasi dan khalayak umum tdk boleh taukarena aib juga Sesuai dgn perma diberikan waktu kurang lbh 40 hari kerja Kami melakukan mediasi tidak hanya 1 atau 2 kali bahkan bisa 4 sampai 5 kali apabila kita melihat masih ada celah utk didamaikan Bahkan harinya bisa ditambah tentunya atas seizin ketua mejalis hakim

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Ketika hal ini terjadibiasanya kita melakukan kaukus Biasanya mereka lbh terbukakarena kalo kita hadirkan mereka berduka biasanya cenderung agak tertutup juga Ini adalah jalan terbaik utk mengetahui apa sih yg sebenarnya terjadi

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya H Pengaruhnya cukup besar jugasebab ketika kaukus mereka lebih terbuka dlm persoalan yg sebenarnya terjadi Kadang2 didepan pihak agak malu dll apalgi kalo para pihak nya tempramental Tp begitu lewat kaukus mereka lebih terbuka kadang2 Sering terjadi hal seperti ini Hal ini sangat penting karena utk menggali persoalan yg sebenarnya terjadi

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H Pertama Kemampuan mediator juga berpengaruh terutama mereka yg sudah bersertifikasi Kedua kesungguhan dari mediator Respon dan keinginan kedua belah pihak juga sangat penting Termasuk juga suasana ruangan mediasi mempunyai pengaruh penting terhadap keberhasil Didesain dgn rapiber ACjadi ketika masuk itu orang2 merasa enak dan nyamandapat merubah mindset mereka juga Kalo ruangannya panasga mumpuni Maka demikian kita berharap Pemerintah menyediakan tmpt khusus utk mediasi yg representatif Faktor kegagalan yaa sebaliknyahehe

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan Biasanya seperti itu sepengatahuan saya selama menjadi mediator

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Yaa sangat penting Harus juga dia memiliki bekal itu sebab itu terkait sekali dgn masalah keluarga Ttg pskologi harus dikuasai oleh hakimbaik dia sebagai hakim

maupun sebagai mediatortapi itu hanya bersifat anjuransebab dlm persyaratan blm ada ketentuan sprti itu Namun secara mafhumnya kita harus mengetahui lah

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Pertama adalah tempat pastinya Utk tempat alhamdulillah bisa kita katakan cukup memadai

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Dulu begitu maunya MA tapi sampai hari ini blm jelas juga reward nya apabelum ada aturan mengenai hal iniitu baru wacana aja Harusnya adasebab itu adalah upaya luar biasa Seperti di negara jepang aja itu reward nya luar biasa Mungkin kalo ada dapat memotivasi hakim juga untuk memediasi dgn lbh baik

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Yaa sudah lumaya ideal lah kalo sgtu

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa H Khusus utk di PA karawang tidak menyediakantp di PA yg lain saya tahu menyediakanuntuk masalah knpa nya saya kurang tau juga yaa Yang jelas ketika Pengadilan saya yg sebelumnya di Cibinong ada

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Rata2 responnya baik dan mau dimediasi tapi 1 atau 2 ada kadang yg menolak Memang harus maukalo tdk batal demi hukum

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Terlepas dari dia tau atau tidak yaayg jelas setiap kali kita perintahkan mereka siap Apalagi bagi mereka yg sudah membawa kuasa hukum atau pengacara karena sebelumnya telah dituntun oleh pengacaranya

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Biasanya dari pihak penggugat yg tdk mau melanjutkanyg kedua kadang2 pihak tergugat juga tdk mauketika kedua belah pihak tdk maubanyak disini yg seperti itu Tapi apabila pihak penggugat atau salah pihak msh mauitu msh ada kemungkinan utk bermediasi Kalo dua2nya sudah tdk mauini yg sangat sulit Rata2 faktor ekonomiselingkuh juga adakekerasan juga adatdk tanggung jawab juga adamacam2 lahyg jelas faktor ekonomi menempati urutan teratasterkait masalah nafkah

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang

H Kita mengadakan kunjungan dan kerjasamaserta studi perbandingan dgn negara2 tersebut(Jepang) Kalo mereka berhasilkenapa tidak kita mengadopsi sistem yg sama Memang tingkat keberhasilanya cukup tinggi Saya termasuk yg terbaik jadi mediator Dari segi aturannyapelaksanaannyasistemnya juga kita ikut Kalo di luar negeri berbedasebelum menuju ranah persidanganmereka sebelum itu sudah ada upaya perdamaian Jadi kalo mereka sudah berhasil ga perlu lagi naik ke tahap persidangan Berbeda dgn kitakalo kita di dalamartinya setelah daftar ke persidangan baru dapat dilakukan mediasi Mereka juga ada lembaga swasta yg dibiayai oleh negara tanpa dipingut biaya Utk hal biaya mediasi kita juga sama gratisCuma kita dalam persidangan setelah daftar Faktor kultur sangat berpengaruhutk di indonesia apalagi dgn kemajemukan sukunyakhusus utk karawang saja skrng bukan hanya orang sunda saja tapi sudah dari mana2 Sosialisasi mediasi ini kita suka lakukan namun hanya dalam ranah kelembagaan sajatdk khusus kepada masyarakat

H = Hakim atau Hakim Mediator

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Dra Rosniati MH

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Ya saya sebagai hakim mediatordisini sejak 31 agustus 2013

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H Ketua PA Karawang melalui SK

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Belum memilikinamun kita sebagai hakim dibenarkan untuk merangkap juga sebagai hakim mediator kecuali kalo mediator diluar hakimitu wajib memiliki sertifikat mediator

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Tidakini hanya mengikat kepada orang2 yg berperkara dipengadilan saja Kalo ga dimediasi putusannya batal demi hukum Kalo kedua belah pihak hadir dapat dimediasi tp kalo salah satu tdk hadir tdk dapat dimediasi

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Dari pihak MA sudah melakukan sosialisasi dgn cara perwakilan dari PA karawang ini di undang ke MA Kyk nya ga ada perubahan yg berarti yaa karena biasanya orng yg berperkara kesini ga ada suami nyayg verstek(ga bisa dimediasi)yg hadir dua2nya hanya sedikit Tp dsni juga banyakcontoh penggugat mengajukan gugatan terus suaminya dtng atau suami yg mengajukan lalu termohonnya datang mediasi perdamaiannya itu jarang yg berhasil namun akibat cerainya bnyk yg berhasil seperti nafkah lsquoiddahmutrsquoah nya itu bnyk yg berhasil

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Belum adamungkin tergatung orang-orang yg ada di Mahkamah Agung yaauntuk menerbitkan Undang-Undang itu banyak persyaratannya

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Cukup efektifCuma khusus dlm perkara perceraian efektifnya dalam hal akibat cerainyabukan pada perdamaian dalam perceraiannya Karena orang yang datang berperkara perceraian itu adalah dalam hal perasaanuntuk mendamaikannya itu kan sulit apabila sudah menyangkut perasaan

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Kalo dalam perkara perceraianbanyaknya penyelesaian perkara dengan jalan damai atau mediasi yang berujung pencabutan perkara Dalam penyelesain perkara pun lebih cepat ya

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Mediator itu adalah orang yang ditunjuk ketua majelis hakim dgn sebuah penetapan untuk membantu para pihak menyelesaikan perkara mereka dengan jalan damai Lalu fungsinya menjadi penengahmencari solusi tentang sengketa yg mereka hadapi

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi H Ini sebetulnya mediasi ini adalah non-litigasi tp sudah terintegrasi ke dalam litigasi dan itu membantu Memang dalam setiap awal persidangan sudah memberikan nasihat tapi kan untuk lebih fokus dan optimal waktunya harus dipisahkan secara tersendiri

11 Mengapa mediasi harus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Karena dalam hal perceraian ada rahasia2 rumah tangga yg orang lain tidak boleh mengetahuiyg boleh tau hanya mediator dengan hakim Apabila terbuka untuk umum itu tidak etisbarang kali ada sesuatu yang dapat memalukan salah satu atau kedua belah pihakaib keluarga jugajadi harus benar2 rahasia Dalam Perma terbaru kan jangka waktunya 30 harisampai kapanpun bisa bahkan sampai perkara putuspun apabila para pihak menghendaki untuk mediasi kembali yaa kita mediasi lagi Contoh dia cerai tahap awal mediasi tapi tidak tercapailalu berlanjut rekonpensi dalam tahap ini kita mediasi lagi Tapi apabila yg tidak bisa dimediasi kalo perkaranya sudah lanjut Umpamanya verstek awalnyapihak tergugat tidak hadir Lalu kita sudah dalam tahap pembuktiankemudian pihak istri atau suami datangkita sudah tidak mediasi lagi karena sudah lewat

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Pertama yg dilakukan adalah ditunda mediasinya tergantung kesepakatan

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya H Yaa pernah juga Selama ini kaukus tidak banyak pengaruh menurut saya

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H (Faktor keberhasilan mediasi) (1)hubungan antara keduabelah pihak belum terlalu meruncingsalah satu pihak masih berkeinginan untuk damai itu msh ada kesempatan tapi apabila sudah dua2nya tidak itu sangat sulit dimediasi (2)Faktor mengingat anak2 bagi yg sudah menikah dan sudah memiliki anak2bagaimana nasib anak2 apabila bercerai (3)faktor hakimbagaimana cara hakim berbicara dan memberikan nasihat Apabila nasihat2 dapat diterima oleh para pihak itu juga dapat berpengaruh terhadap keberhasilan mediasi

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan Biasanya seperti itu sepengatahuan saya selama menjadi mediator

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti

dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Yaa itu juga diperlukanbisa juga apabila melibatkan keluarga (hakam) barang kali dengan begitu dpt meluluhkan hati Dalam psikologis juga perlumelihat keadaan atau kondisi kejiwaan seseorang Walaupun kita bukan ahli psokologis tapi karena pengalaman sebagai hakim kita bisa menilai watak kondisi seseorang Lalu kan kita sudah melakukan pelatihan2 mediasitujuannya kan untuk itu Bagaimana cara memediasi orangbagaimana supaya orang itu tertarik dgn kita

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Tempat atau ruang Tentunya ruangan yg apabila orang masuk itu bisa membuat dingin hatinya Ruang mediasi harus dihias sebaik mungkinsejuk juga Kalo disini belum memadai kan apabila memperbaiki sarana dan prasarana harus ada anggaranuntuk tahun ini kita belum dapat anggaran itu dan ruang mediasi yaa seadanya Kalo ditempat lain sudah memadaidihiasada meja khusus (meja bundar)

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Tidak ada reward apapunnamun MA dulu ada wacana tantang hal ituberupa apa juga belum diberitahukalo untuk kenapa nya saya juga tidak tau yaa

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Belum idealmasih kurangnamun ruang khusus nya sudah ada tp belum ideal

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa H Belum ada kita hakim merangkap sebagai mediator juga Kita berbagi waktusiapa yg hari itu tidak sidang berarti itu yg mediasi

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Respon para pihak rata2 bagustapi keberhasilan nya yang kurang Orang2 yg datang ke Pengadilan itu rata2 perasaannya sudah sulit utk disatukanapalagi apabila salah satu pihak ada yg selingkuhitu sulit

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Terlepas dari dia tau atau tidak yaayg jelas setiap kali kita perintahkan mereka siap Apalagi bagi mereka yg sudah membawa kuasa hukum atau pengacara karena sebelumnya telah dituntun oleh pengacaranya

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Kalo di Karawang inikebanyakan karena faktor ekonomi kurang Suami tdk kerja atau suaminya malas2an bekerjajd istri terpaksa bekerjaBanyak jugayg akhirnya

suami mengizinkan istri menjadi TKITKW ke luar Suami dirumah ngurus anak dikirim uanglalu dikumpulkan untuk modal nikah lagi Kedua adalah Selingkuh

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang H Perlu juga kita mencontohnamun kita kan blm tau bagaimana prosesnya disana Kalo memang baik ya kita harus mencontoh Tapi kita juga kn sudah ada payung hukum sendiri Untuk masalah kultur juga menurut saya tidak banyak pengaruh yaakarena kalo perkara peceraian itu sudah masalah hati yaasangat sulitga mungkin memaksakan kehendak Jadi mediasi itu ada beberapapertama (berhasil) dua2nya hadir dan berhasil damaiada juga (gagal) apabila salah satu pihak tidak hadiritu gagal dimediasi Ada juga (tidak berhasil) yaitu dua2nya hadir namun gagal untuk dimediasi H = Hakim atau Hakim Mediator

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Dra Elfina Fitriani

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Sejak 8 februari 2016

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H Ketua PA Karawang dengan SK

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Sudah adasaya mengikut di MegamendungBogor pada tahun 2013 kalo tdk salah

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Hanya mengikat kpd orang2 yg berperkara saja

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Sudah Tidak banyak berpengaruh yaa terhadap keefektivitasan mediasi

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Kalo sementara ini belum ada upaya kesana Karena tahap untuk kesana butuh waktu dan pembahasan yg panjang

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Cukup efektif

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Kalo dalam perkara perceraianbanyaknya penyelesaian perkara dengan jalan damai atau mediasi yang berujung pencabutan perkara Dalam penyelesain perkara pun lebih cepat ya

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Pada intinya adalah orang mencari solusi terhadap permaslahan yg dihadapi orang2 yg berperkara Fungsinya adalah untuk mendamaikan para pihak

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi H Kalo dalam hal ini kita memakai pasal 82 UU No 7 Tahun 1989 ttg Peradilan Agama Karena apabila tdk ada waktu khususmaka proses mediasi tdk akan maksimal dan tdk akan berjalan dengan baik karena saat persidangan terbatas oleh waktu yg berujung pd penumpukan perkara

11 Mengapa mediasi hraus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Karena ini adalah masalah keluargabanyak masalah2 yg sifat nya privasi Dalam agama juga kn apabila ada masalah jgn sampai orng lain atau orang luar taubahkan kalo bisa ketika suami istri bertengkar anak pun jgn sampai tau Apabila orang lain

mengetahui bukannya menyelesaikan masalah tapi malah menambah masalah Karena aib juga yg menyebabkan ini bersifat tertutup

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Saya akan lakukan kaukus Kadang ketika kedua belah pihak saling berhadapankeduanya tidak mau saling terbukatakut menyinggung perasaan Pada saat kaukus masing2 pihak lebih terbuka mengungkapkan masalah yg sebenarnya Pada inti nya apabila masih ada solusi kita cari solusinya tapi tidak bisa mau bagaimana lagi Terkadang kan ada orang yg memilki prinsip

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya H Yang saya alamipada akhirnya kaukus ini tidak berhasil juga terhadap mendamaikan para pihakcuman para pihak lebih terbuka mengungkapkan masalah2nya yg tidak bisa dia ungkapkan ketika di dpn salah satu pihak Mungkin mediator lain berbeda lagikarena itu yg saya alami selama menjadi mediator

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H Kadang2 dari para pihak jugajika salah satu masih ada keinginan untuk rukun masih ada kesempatan untuk berdamai kembaliterutama pihak penggugat yang dapat menerima kembali pihak tergugat untuk kembali hidup bersama Tapi kalo sudah dari kedua belah pihak berkeinginan untuk pisah itu sangat sulit utk didamaikantidak mungkin kita memaksakan Dari mediatornya jugacara membujuk atau cara bicara mediator terhadap para pihak itu enakdapat diterimapenampilan mediator jugahal itu dapat mendukung keberhasilan mediasi

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Tentu perlunamun secara akademik kita sebagai mediator tidak mungkin untuk belajar lagi dalam hal (psikologis) tapi kita belajar dari pengalaman Untuk menarik seseorang itu kita kan harus mengetahui jiwa atau karakteristik seseorang Sebenarnya harus bisa ilmu ttg psikologisharus sebelumnya diarahkan ke dalam bidang psikologis dalam hal akademik Tapi ya kalo skrng berdasarkan nalurialamiberdasarkan pengalaman saja Ketika menghadapi seseorang kita harus memiliki kemampuan itu untuk menunjang keberhasilan Tidak peraturan seperti iniuntuk saat ini hanya bersifat anjuran saja

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Pertama adalah ruang mediasi harus dikhususkanterpisah Ideal ruang mediasi dalam buku panduan adalah ruangannya besartertata dengan rapiterdapat meja bundar sehingga para pihak bisa berhadapandinginada air minum dan perlangkapan lainnyaserta adanya pajangan poto2 keluarga yg harmonis Sehinnga ketika masuk para pihak yg tadinya dala kondisi tdk enak bisa menjadi lbh enak lahstandarnya seperti itu Di PA karawang belum memadai

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Tidak ada reward apapunnamun MA dulu ada wacana tantang hal ituberupa apa juga belum diberitahukalo untuk kenapa nya saya juga tidak tau yaa

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Belum ideal

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa HBelum ada kita hakim merangkap sebagai mediator juga Kita berbagi waktusiapa yg hari itu tidak sidang berarti itu yg mediasi

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Responnya baik terhadap proses mediasi inimau menerima saran2 yg kami sampaikan walaupun pada akhirnya para pihak gagal untuk berdamai Sikap para pihak kooperatif tapi itu dilakukan agar proses mediasi cepat selesai dan dilanjutkan ke tahap persidangan Mereka terkesan melakukan ini hanya sebagai formalitas belaka

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Terlepas dari dia tau atau tidak yaayg jelas setiap kali kita perintahkan mereka siap Apalagi bagi mereka yg sudah membawa kuasa hukum atau pengacara karena sebelumnya telah dituntun oleh pengacaranya

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Faktor ekonomi Banyak yg gugat kalo gugat ka pihak istri yg mengajukan Dalam hal ini banyak suami yg tdk bertanggung jawab memberi nafkah atas istri Faktor selingkuhfaktor KDRT juga ada tapi tidak banyak

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang H Tentu perlu apabila itu patut dan bisa kita contoh terlebih negara2 tersebut memiliki tingkat keberhasilan mediasi yg tinggi H = Hakim atau Hakim Mediator

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Dra Ratna Jumila SH

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Jadi pada dasarnya hakim itu melekat sebagai mediatoritu sesuai dengan Perma No1 Tahun 2008 Namun menjadi mediator bersertifikat skitar 2012 atau 2013 Semenjak jadi hakim disini tahun 2014 merangkap sebagai mediatorada SK dari Ketua PA Karawang

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H ya kalo disini dari SK Ketua PA Karawang

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Ya punyadari Pusdiklat MA MegaMendung skitar tahun 2012 atau 2013

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Perma itu terikatartinya setiap berperkara kita wajib melakukan mediasi kalo kedua belah pihak hadir Artinya Perma ini hanya mengikat kepada orang2 yang berperkara di Pengadilan saja

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Sudahsebetulnya tidak jauh beda dgn Perma sebelumnya No1 Tahun 2008namun penekanan dalam Perma No1 Tahun 2016 ttg perceraian agak diatur lebih rinci kalo Perma sebelumnya msh secara umum Untuk pengaruhnya terhadap efektivitas mediasi sih saya rasa tidak pengaruh atau perubahan yaa

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Kalo dari Perma ke UU belum ada upaya yakarena kalo menuju UU proses nya berat dan agak rumitMungkin nnti suatu saat akan ada Tapi kita terus belajar dari kasus2 yang dihadapiatau ada saranatau diadakannya workshop Kalo menuju UU ada cuman proses butuh proses yang tidak sebentar ya

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Ya cukup efektif

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Kalo dalam perkara perceraianbanyaknya penyelesaian perkara dengan jalan damai atau mediasi yang berujung pencabutan perkara Dalam penyelesain perkara pun lebih cepat ya

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Mediator itu adalah orang yang ditunjuk ketua majelis hakim dgn sebuah penetapan untuk membantu para pihak menyelesaikan perkara mereka dengan jalan

damai Lalu fungsinya menjadi penengahmencari solusi tentang sengketa yg mereka hadapi

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi H Mediasi itu sifatnya wajib Setiap sidang pertama yang dihadiri oleh para pihak lengkapwajib menempuh proses mediasikalaupun dalam setiap sidang ada upaya damai itu adalah amanat Undang-undang Apalagi masalah perceraian itu dalam setiap sidang wajib mendamaikan para pihak Tapi kalo mediasi di awalKalo berhasil ya sudahtapi kalo gagal disetiap awal persidangan wajib mendamaikan para pihak

11 Mengapa mediasi hraus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Karena ada rahasia2 yg tidak boleh didengar oleh orang lainada juga kaukusApabila mediasi gagal mediator pun hraus memusnahkan berkas2 yg berkaitan dengan mediasi karena saking rahasianya Untuk masalah hari tergantung kasusnya tapi rata2 sih 2 minggu atau 3 minggu Ada juga yg lbh tapi harus seizini dari majelis hakim Artinya ketika mediasi gagaltp pada saat sidang para pihak ingin mediasi lagi itu bolehharus pernyataan dari para pihakitupun harus dimusyawarahkan Mereka sepakat kemudian majelis hakim membolehkan maka boleh mediasi lanjutan Tapi ga boleh lama yapaling lama 14 hari kalo ga salah

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Yaa apabila itu terjadi maka dilakukan kaukus

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya HPernahtergantung kita lihat kasusnya seperti apaterutama masalah perceraianterutama istriada yg ga berani mengutarakan pendapatnyakarena ada yg suaminya KDRTkadang salah satu pihak nya nyerocos terus Karena hal itukita ksh gambaran bahwa mediasi itu punya aturan Ketika mediasi para pihak saling seranggamau ikuti aturan maka kita lakukan kaukus Ga sering Ada pengaruh tp tidak signifikan Pernah pengalaman dlm kasus ceraiterutama kalo salah satu pihak tidak mau cerailakuka kaukusberusaha membuka hati para pihak dan akhirnya mau mengutarakan apa yg diinginkanlalu kita sampaikan pd saat kaukus berikutnya kpd pihak lawanpihak lawan menerimaakhirnya damai dan cabut perkaraNamun tdk setiap perkara sprti itu

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H Pertama para pihak kooperatif artinya mereka para pihak mau mengikuti aturan mediasibisa diajak utk berfikir jernih Karena biasanya kalo suami istri udh marah sakit kan udh kyk orang lain yaa Kedua bahasa kita mereka bisa memahami (cara penyampaian mediator) sangat mendukung keberhasilan mediasi Ketiga latar belakang pendidikan para pihak Ketika masuk ruang mediasipas liat muka para pihak bisa ditebaktapi kalo para pihak adem ayemdiajak ngomong enaksaling mengerti Keempat faktor lingkungan dimana para pihak tinggal

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Harus itukarena sulit membedakan job antara mediator dgn hakimhakim harus memutus tp kalo mediator tdksementara itu hakim jadi mediator ditengah mediasi dia lupa bahwa dia sebagai mediator bkn hakim Akhirnya dia memutuskanitu kn tdk bisa karena mediator tdk bisa memutus Makanya sebenarnya kalo bisa hakim itu jgn jd mediatorkarena tipis sekali dia bisa membedakan antara jadi hakimamp mediatorkadang terpengaruh Perlu sekali Belum ada peraturannyahanya sebatas anjuran

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Ruangan mediasi yg memadaiYa beginilah contohnyamestinya kan harusnya ada poto2 keluarga samawa Disini hanya ada gambar tanganitu kn blm menggambarkan perdamaiantp hanya secara umum Tp ketika saya di Jakpus harusnya ada foto2 dan lukisan kelurga samawa (foto suami istri anak) potonya sangat mesrajd kita terbawa suasana Karena suasana ruangan yg sangat damai sangat mempengaruhi kondisi para pihak terutama ketikan para pihak tegang Saya pernah berhasil ketika itu Di PA karawang belum memadai

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Tidak ada penghargaan apa2

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Belum dianggap baik atau belum memadai

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa H Belum adasejauh ini msh hakim yg ada di PA karawang Terkendala msh sulitnya SDM mediatornya Mungkin msh blm banyak yg memiliki sertifikat mediator Karena apabila diluar hakimharus memiliki sertifikat Kalo ga ada sertifikat pun ga masalah karena merangkap Kami belum bahas ttg ituterus di karawang ini msh jarangtdk seperti di Jakarta Kalo di jakarta setelah pensiun merangkap jd mediator

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Pertamaperkenalan Lalu menjelaskan peraturan mediasi sprti matikan hptidak boleh saling menyerangharus mendengarkan pendapat masing2 pihak dll Biasanya kalo sudah dijelaskan kebanyakan mereka taat Tp kalo ada yg melanggar kita kembalikan lgi ke peraturan yg telah disepakati Penjelasan aturan mediasi harus diawal

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Disini rata2 msh jarang yg sarjana Rata2 menikah diusia muda13 atau 14 thn udh nikah Banyak yg mnta dispensasi nikah Dari bisa digambarkan bahwa belum siap dengan proses mediasi

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Faktor ekonomiselingkuhKDRT biasanya kalo udh selingkuh itu sulit utk didamaikan Kalo masalah ekonomi msh ada kemungkinan utk kita damaikan setelah kita jelaskan Campur tangan pihak ketiga yaitu keluargaitu juga biasanya sulit utk kita damaikan Terkadang mereka msh saling cinta tp ketika pihak keluarga sudah intervensi mereka lbh memilih mendengarkan keluargaga berdaya

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang H Perbedaan dgn jepangdisana mediasi bersifat non-litigasikalo di indonesia kn bersifat litigasiitu yg sulit Kalo di jepang mediasi itu 1 tahun atau bahkan 2 tahun Sedangkan dikita hanya diksh waktu 30 haridan MA menuntut kita utk menyelesaikan perkara dlm wktu 5 bln Kita jd dikejar waktusebelum masuk perkara mereka mediasi dulu Kalo berhasil boleh dibawa ke pengadilan ato tidak utk dibuatkan akte perdamaian (one day wakai) Jd mereka dtng ke pengadilan sudah membawa draf2 kesepakatan Mereka mediasi sebelum memasukkan gugatan ke pengadilan Dulu waktu saya ikut pelatihan mediasimenurut Nara sumber bahwa proses mediasi itu tdk dihitung utk menyelesaikan perkara Contoh waktu itu jangka waktu mediasi 40hari itu blm dihitung Dihitung mulai dari waktu awal persidangan ketika ada laporan dari mediator Tapi skrng tidakdari mulai dftar perkara sudah dihitung waktu penyelesaian perkaratdk boleh lbh dari 150 hari dari hari pendaftaran Jd karena faktor itulah yg mempengaruhi kita ukt bekerja keras dikejar waktu dan berdampak tdk maksimal Karena kalo lama2 kita ditegur oleh MA Itulah faktor knpa mediasi disini jarang yg maksimal (1)MEDIASI GRATIS(2)BIAYA PERKARA MAHAL(3)KETERLIBATAN DARI EKSEKUTIF LEGISLATIF amp YUDIKATIF(4)KULTUR MASYARAKAT YG TAAT HUKUM Sulit diterapkan di Indonesiasebenarnya biaya mediasi gratisan apabila dari hakimsedangkan kalo mediasi dari luar hakim butuh biaya yg berasal dari para pihak Menurut pendapat saya (DraRatna Jumila MH) mungkin mediasi ini hanya formalitas belakaudahlah yg pnting kita sudah melaksanakan amanat Permamasalah berhasil atau tidak itu urusan belakangan

Lembaga ADR adatapi kalo ke pengadilan agama khusus nya banyak ga dipakai jarang ikut campurtapi tdk tau kalo Pengadilan Negeriorang yg berperkara ke PA rata2 orang yg menengah ke bawahapalgi di karawang Beda dgn kota2 besar dgn kasus yg besar sehingga dapat mengambil mediator dari luar KULTUR Dikita ituhukum dibuat utk dilanggar yaa heheterkadang kita suruh mediasi malah mengelak dgn alasan bahwa sudah mediasi dgn keluarga Itu kan salah satu bentuk tdk taat hukumtp kemudian kami jelaskan H = Hakim atau Hakim Mediator

Lampiran 2

Gambar 1

Foto bersama Dra Elfina Fitriani Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 2

Foto bersama Dra Hj Rosniati MH Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 3

Foto bersama Drs H Hasan Bashri SHMH Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 4

Foto bersama Dra Ratna Jumila MH Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 5

Pengadilan Agama Karawang Tampak Depan

Gambar 6

Pengadilan Agama Karawang Tampak Depan

Lampiran 3

Page 11: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing

xi

5 Kebudayaan 60

C Tingkat Keberhasilan Mediasi 62

D Faktor Pendukung dan Penghambat Keberhasilan Mediasi 64

BAB V PENUTUP

A Kesimpulan 68

B Saran-saran 70

DAFTAR PUSTAKA 72

LAMPIRAN 76

xii

DAFTAR TABEL

TABEL 1 Daftar Perceraian Pengadilan Agama Karawang 2011-2015 5

TABEL 2 Struktur Organisasi Pengadilan Agama Karawang 44

TABEL 3 Perbedaan PERMA Nomor 1 Tahun 2008 dan Perma Nomor 1 Tahun

2016 50

TABEL 4 Daftar Mediator Pengadilan Agama Karawang 52

TABEL 5 Jadwal Mediator 58

TABEL 6 Diagram Perceraian Pengadilan Agama 4 Tahun Terkahir 61

TABEL 7 Laporan Tahunan Mediasi Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015

62

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Hasil Wawancara Penelitian

LAMPIRAN 2 Foto bersama para Mediator Hakim Pengadilan Agama karawang

LAMPIRAN 3 Surat Keterangan Penelitian di Pengadilan Agama Karawang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Indonesia berada diperingkat tertinggi memiliki angka perceraian paling

banyak dalam setiap tahunnya dibandingkan negara Islam didunia lainnya Hal

tersebut diungkapkan oleh Dirjen Bimas Islam Departemen Agama dalam acara

Pembukaan Pemilihan Keluarga Sakinah dan Pemilihan Kepala KUA Teladan

Tingkat Nasional 2016 Menurutnya gejolak yang mengancam kehidupan struktur

keluarga ini semakin bertambah jumlahnya pada tiga tahun terakhir ini

Tambahnya lagi bahwa setiap tahun ada 2 juta perkawinan tetapi yang

memilukan perceraian bertambah menjadi dua kali lipat setiap 100 orang yang

menikah 10 pasangannya bercerai dan umumnya mereka yang baru berumah

tangga1

Jika di tahun 2013 BKKBN menyatakan tingkat perceraian di Indonesia

sudah menempati urutan tertinggi se Asia Pasifik ternyata di tahun-tahun

berikutnya jumlah perceraian tetap semakin meningkat Melihat data pernikahan

dan perceraian di Indonesia yang dirilis oleh Kementrian Agama RI tampak

pernikahan relatif tetap di angka dua juta dua ratusan ribu setiap tahun sementara

perceraian selalu meningkat hingga tembus di atas tiga ratus ribu kejadian setiap

tahunnya Tahun 2009 jumlah angka pernikahan sebanyak 2162268 kejadian

1Angka Perceraian di Indonesia Tertinggi Dibanding Negara Islam lain

httpwwweramuslimcomberitanasionalangka-perceraian-di-indonesia-tertinggi-dibanding-negara-islam-lainhtm diakses pada 9 Juni 2016 jam 1612 WIB

2

dan perceraian sebanyak 216286 kejadian Lalu pada tahun 2010 jumlah angka

pernikahan sebanyak 2207364 kejadian dan perceraian sebanyak 285184

kejadian Tahun 2011 jumlah angka pernikahan sebanyak 2319821 kejadian dan

perceraian sebanyak 258119 kejadian Tahun 2012 jumlah angka pernikahan

sebanyak 2291265 kejadian dan perceraian sebanyak 372577 kejadian

Selanjutnya pada tahun 2013 jumlah angka perceraian sebanyak 2218130

kejadian dan perceraian sebanyak 324527 kejadian2

Data Kementerian Agama RI disampaikan oleh Kepala Subdit

Kepenghuluan Anwar Saadi Jumat 14 November 2014 Dimuat di Republika

Online 14 September 2014 Sebagai sampel kita ambil data dua tahun terakhir di

2012 dan 2013 saja Jika diambil tengahnya angka perceraian di dua tahun itu

sekitar 350000 kasus Berarti dalam satu hari rata-rata terjadi 959 kasus

perceraian atau 40 perceraian setiap jam

Provinsi Jawa Barat yang juga paling banyak penduduknya menjadi

provinsi yang paling tinggi angka perceraiannya Badan Peradilan Agama MA

pada 2010 mengungkap terdapat 33684 kasus cerai di sana Tempat kedua

adalah Jawa Timur yaitu sebanyak 21324 kasus Posisi ketiga Jawa Tengah

dengan 120193 Indramayu adalah kabupaten di Jawa Barat dengan angka

perceraian tertinggi di Indonesia pada 2015 Jumlah perceraian tahun 2015 pun

meningkat dibandingkan dengan tahun 2014 dan didominasi oleh usia produktif

2Cahyadi Takariawan Di Indonesia 40 Perceraian Setiap Jam

httpwwwkompasianacompakcahdi-indonesiandash40ndashperceraianndashsetiapjam_54f357c07455137a2b6c7115 diakses 9 Juni 2016 jam 2348

3 Cerai Paling Banyak di Jawa barat httpwwwantaranewscomberita270213cerai-paling-banyak-di-jawa-barat diakses pada 9 Juni 2016 jam 2259

3

Ungkap Kepala Pengadilan Agama Indramayu Anis Fuadz di kantornya kamis

14 Januari 2016 lalu Dia menyebutkan Indramayu menempati peringkat pertama

dengan 9444 kasus diikuti Malang sebanyak 8497 kasus Surabaya 8262 kasus

Kabupaten Cirebon 7991 kasus Sementara di Jawa Barat setelah Indramayu dia

memprediksi di peringkat kedua ditempati Kabupaten Tasik atau Kota Cimahi4

Data statistik yang cukup mengejutkan juga dilansir oleh Badilag Badan

Peradilan Agama Mahkamah Agung RI menyebutkan pada tahun 2009 perkara

perceraian yang diputus Pengadilan AgamaMahkamah Syarrsquoiyah mencapai

223371 perkara Perkara cerai gugat berjumlah 150000 Ini berarti 65 dari

perkara perceraian yang diproses di Pengadilan Agama di seluruh Indonesia

adalah cerai gugat5 Dilansir dari sumber yang berbeda data Ditjen Badilag MA

mencatat 285184 perkara berakhir dengan perceraian ke Pengadilan Agama se

Indonesia pada tahun 2010 dimana dalam 5 tahun terakhir peningkatan perkara

yang masuk bisa mencapai 816

Berkaitan dengan hal ini ada badan hukum yang di bentuk oleh Departemen

Agama yang dipercaya untuk menangani hal ini Badan Penasihat Perkawinan dan

Penyelesaian Perkawinan adalah badan yang dibentuk oleh Departemen agama

untuk mendamaikan atau memediasikan para pihak yang beragama Islam yang

4Asep Budiman Kasus Cerai Indramayu tertinggi di Indonesia httpwwwpikiran-

rakyatcomjawa-barat20160315364250kasus-cerai-indramayu-tertinggi-di-indonesia diakses 9 Juni 2016 jam 2330

5 Nurhasanah dan Rozalinda ldquoPersepsi Perempuan Terhadap Perceraianrdquo Kafarsquoah Jurnal Ilmiah kajian Gender Vol 4 No2 Tahun 2014 hal 2

6 Fachrina dan Rinaldi Eka Putra ldquoUpaya Pencegahan Perceraian Berbasis Keluarga Luas dan Institusi lokal dalam Masyarakat Minangkabau di Sumatera Baratrdquo Antropologi Indonesia Vol 34 No2 tahun 2013 h 5

4

ingin bercerai7 Sesuai dengan Peraturan Menteri Agama No 3 Tahun 1975 Pasal

28 ayat (3) menyebutkan bahwa

ldquoPengadilan Agama dalam berusaha mendamaikan kedua belah pihak dapat meminta bantuan kepada Badan Penasihat Perkawinan Perselisihan dan Perceraian (BP4) agar menasehati kedua suami istri tersebut untuk hidup makmur lagi dalam rumah tanggardquo

Biasanya pihak-pihak yang ingin mengajukan perceraian ke Pengadilan

Agama pertama kali mereka mendatangi BP4 ini Namun meskipun para pihak

belum mendatangi atau belum melalui proses BP4 dan langsung mengajukan

perceraian ke Pengadilan Agama Pengadilan Agama tetap menerima perkara

tersebut perkara yang diajukan ke Pengadilan Agama baik yang sudah melalui

proses BP4 maupun yang belum para pihak dalam perkara tersebutwajib

diupayakan perdamaian oleh hakim yang memeriksa dan mengadili perkara

tersebut8

Akan tetapi mediasi yang dilakukan di Pengadilan Agama perlu dilakukan

kajian atau penelitian mengingat tingginya kasus perceraian Berkaitan dengan hal

ini penulis melakukan penelitian di Pengadilan Agama Karawang Berdasarkan

data statistik yang dilansir di situs resmi Pengadilan Agama Karawang Pada

tahun 2011 terdapat 1276 perkara yang didominasi cerai gugat berjumlah 846

perkara dan cerai talak berjumlah 430 perkara Pada tahun 2012 terdapat 1638

perkara yang tetap didominasi oleh cerai gugat bahkan cenderung meningkat

7 Nurnaningsih Amriani Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan

(Jakarta PT RajaGrafindo Persada 2011) h 134 8 Nurnaningsih Amriani Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan

(Jakarta PT RajaGrafindo Persada 2011) h 135

5

dengan jumlah 1131 perkara dan cerai talak sebanyak 507 perkara Lalu pada

tahun 2013 cenderung terus mengalami peningkatan dengan jumlah perkara

sebanyak 1812 perkara dengan perkara cerai gugat sebanyak 1267 dan cerai talak

berjumlah 545 perkara Selanjutnya pada tahun 2014 jumlah perkara perceraian

sebanyak 1761 perkara dengan perkara cerai gugat berjumlah 1294 dan perkara

cerai talak mengalami penurun menjadi 467 kasus9 Lalu pada tahun 2015 jumlah

perkara perceraian sebanyak 1900 perkara dengan perkara cerai gugat sebanyak

1350 perkara dan 550 perkara cerai talak Kesimpulan yang di dapat dari data di

atas adalah selama 4 tahun terakhir perkara perceraian cenderung mengalami

peningkatan yang signifikan dengan didominasi oleh perkara cerai gugat

Tabel 1

DAFTAR PERKARA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA

KARAWANG TAHUN 2011-2015

Tahun Jumlah Perkara Cerai Talak Cerai Gugat

2011 1267 perkara 430 perkara 846 perkara

2012 1638 perkara 507 perkara 1131 perkara

2013 1812 perkara 545 perkara 1267 perkara

2014 1761 perkara 467 perkara 1294 perkara

2015 1900 perkara 550 perkara 1350 perkara

9 httpwwwpa-karawanggoid diakses pada tanggal 12 Juni 2016jam 2109

6

Berangkat dari tujuan awal untuk mengetahui tingkat keefektivan mediasi di

Pengadilan Agama maka penulis beranggapan bahwa masalah ini perlu dijadikan

objek penelitian dalam sebuah skripsi karena akhir-akhir ini perkara perceraian

mengalami peningkatan yang signifikan Tulisan ini ingin mengetahui efektivitas

mediasi di Pengadilan Agama dalam sebuah skripsi yang berjudul ldquoEfektivitas

Mediasi Dalam Penyelesaian Sengketa Perceraian Di Pengadilan Agama

Karawang Tahun 2015rdquo

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut

1 Indonesia adalah negara tertinggi tingkat perceraian

2 Jumlah perceraian di Indonesia semakin meningkat

3 Upaya pemerintah untuk meminimalisir angka perceraian di Indonesia

4 Tingkat keberhasilan mediasi dalam proses penyelesaian sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang tahun 2015

5 Faktor-faktor pendukung dan penghambat terhadap tingkat keberhasilan

mediasi di Pengadilan Agama Karawang tahun 2015

C Batasan dan Rumusan Masalah

1 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah penulis kemukakan agar

permasalahan yang akan penulis bahas tidak meluas maka penulis membatasi

permasalahan sebagai berikut

7

a Efektivitas dibatasi pada keberhasilan dalam mediasi penyelesaian

sengketa perceraian

b Mediasi penyelesaian sengketa perceraian dibatasi pada perkara Tahun

2015

c Data tentang penyelesaian sengketa perceraian dibatasi pada sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang

d Data yang diteliti dibatasi pada data tahun 2015 karena pada tahun

tersebut merupakan angka perceraian tertinggi

2 Rumusan Masalah

Dalam mempermudah penulis menganalisa permasalahan penulis

menyusun rumusan masalah sebagai berikut

a Bagaimana efektivitas mediasi dalam proses penyelesaian sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang

b Apa saja faktor pendukung keberhasilan mediasi penyelesaian sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang

c Apa saja faktor penghambat mediasi penyelesaian sengketa perceraian di

Pengadilan Agama Karawang

3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dalam penulisan ini ada beberapa tujuan yang hendak dicapai oleh penulis

tujuan yang dimaksud adalah

1 Untuk mengidentifikasi tingkat keberhasilan efektivitas mediasi dalam

proses penyelesaian sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang

Tahun 2015

8

2 Untuk menjelaskan faktor-faktor pendukung keberhasilan mediasi dalam

penyelesaian sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang Tahun

2015

3 Untuk menjelaskan faktor-faktor penghambat mediasi dalam penyelesaian

sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015

Adapun manfaat penelitian ini adalah

a Akademis

Secara akademis hasil dari observasi ini diharapkan dapat menjadi

bahan penyuluhan tentang pelaksanaan mediasi di Pengadilan Agama

Karawang

b Praktis

Secara praktis hasil dari observasi ini diharapkan menjadi masukan

bagi pihak Pengadilan Agama guna meningkatkan keefektivitasan mediasi

dalam penyelesaian sengketa perceraian Dan bagi pihak lain diharapkan

dapat membantu untuk mengadakan observasi serupa

4 Studi Review Terdahulu

Untuk mengetahui kajian terdahulu yang telah ditulis oleh penulis lainnya

maka penulis meninjau beberapa skripsi terdahulu yang pembahasannya hampir

sama dengan pembahasan yang penulis kaji Dalam hal ini penulis menemukan

beberapa skripsi yaitu

9

1 Skripsi dengan judul ldquoEfektivitas Mediasi Dalam Perkara Perceraian di

Pengadilan Agama Depokrdquo yang ditulis oleh Hidayatulloh (2011)10 Dalam

Skripsi ini menjelaskan bahwa pada tahun 2009 dari 269 perkara yang

berhasil dimediasi sebanyak 38 perkara (141) Pada tahun 2010 dari 187

perkara yang berhasil dimediasi sebanayak 13 perkara (69) Dapat

disimpulkan tingkat keberhasilan mediasi belum efektif

2 Skripsi dengan judul ldquoEfektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara

Perceraian di Pengadilan Agama Marosrdquo yang ditulis oleh SariM (2014)11

Dalam skripsi ini menjelaskan bahwa pada tahun 2011 dari 74 perkara yang

berhasil dimediasi sebanyak 1 perkara Pada tahun 2012 dari 65 perkara

yang berhasil dimediasi sebanyak 1 perkara Dan pada tahun 2013 dari 63

perkara yang berhasil dimediasi sebanyak 1 perkara Dapat disimpulkan

tingkat keberhasilan mediasi belum efektif

Pembahasan dalam dua skripsi yang telah penulis kemukakan di atas

membahas pokok permasalahan yang sama namun masing-masing meneliti pada

objek atau tempat yang berbeda Pada skripsi pertama yang menjadi objek

penelitian adalah Pengadilan Agama Depok Pembahasan pada skripsi kedua

yang menjadi objek penelitian adalah Pengadilan Agama Maros Selanjutnya

objek penelitian yang penulis teliti adalah Pengadilan Agama Karawang Dengan

demikian objek penelitian yang penulis teliti belum pernah ada yang

membahasnya

10 Hidayatulloh Efektivitas Mediasi Dalam Perkara Perceraian di Pengadilan Agama

Depok Skripsi Fakultas Syarirsquoah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2011 11 Sari M Efektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara Perceraian di Pengadilan

Agama Maros Skripsi Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar 2014

10

5 Metode Penelitian

1 Jenis Penelitian

Menurut Bogdan dan Biglen dalam Moleong kualitatif analitis adalah

upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data mengorganisasikan

data memilah-milahnya menjadi satuan yang datapat dikelolah

mensintesiskan mencari dan menemukan pola menemukan apa yang

penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan

kepada orang lain12

2 Sumber Data

Data yang terhimpun dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian

yaitu

1 Data primer Sumber data ini didapatkan dari hasil observasi langsung

ke Pengadilan Agama Karawang serta hasil wawancara dengan para

Hakim di Pengadilan Agama Karawang

2 Data sekunder Sumber data ini penulis ambil dari teks undang-

undang yang berkaitan dengan hal ini adalah Pasal 130 HIR dan 154

RBg SEMA No1 Tahun 2002 Tentang Pemberdayaan Pengadilan

Tingkat Pertama Menerapkan Lembaga Damai Pasal 130 HIR154

RBg PERMA No2 Tahun 2003 tentang Prosedur Mediasi di

Pengadilan PERMA No1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di

Pengadilan undang-undang No7 Tahun 1989 tentang Peradilan

12 Lexy J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja Rosdakarya

2009) h 248

11

Agama undang-undang No48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan

Kehakiman beberapa buku-buku terkait yang membahas tentang

mediasi di Pengadilan serta beberapa skripsi artikel-artikel terkait

mengenai hal ini yang dapat digunakan untuk mendukung dan

melengkapi data primer

3 Teknik Pengumpulan data

Dalam penelitian kali ini penulis menggunakan teknik pengumpulan

data dengan wawancara langsung terhadap hakim-hakim atau pegawai

terkait di Pengadilan Agama Karawang serta melalui pengamatan langsung

atau observasi

4 Metode Analisis Data

Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis secara tematik

deskriptif yaitu dengan cara pendeskripsian atau penggambaran yang

dituangkan ke dalam bentuk paragraf yang kemudian diklasifikasikan sesuai

dengan jenis jawaban yang diberikan kepada narasumber

5 Tehnis Penulisan Skripsi

Penulisan skripsi ini berpedoman pada ldquoBuku Pedoman Penulisan

Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh FSH UIN Jakarta tahun 2012rdquo

12

6 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam penulisan skripsi ini penulis membuat

sistematika penulisan dengan membagi kepada lima (5) bab tiap-tiap bab terdiri

dari sub-sub bab dengan rincian sebagai berikut

BAB I Dalam bagian pendahuluan ini berisi latar belakang masalah

identifikasi masalah batasan dan rumusan masalah tujuan

penelitian manfaat penelitian review terdahulu kerangka

berpikir metode penelitian dan sistematika penulisan

BAB II Membahas tentang konsep mediasi dan penerapannya berupa

pengertian mediasi asas-asas umum dalam proses medasi

keuntungan menggunakan mediasi peran dan fungsi mediator

proses mediasi dan mediasi dalam islam

BAB III Membahas tentang teori efektivitas berupa pengertian mediasi

bekerjanya hukum dalam masyarakat dan teori efektivitas

hukum

BAB IV Membahas tentang analisis efektivitas mediasi berupa profil

Pengadilan Agama Karawang analisis efektivitas mediasi

tingkat keberhasilan mediasi dan faktor pendukung dan

penghambat keberhasilan mediasi

BAB V Merupakan bab penutup berisi kesimpulan dan saran-saran

13

BAB II

KONSEP MEDIASI DAN PENERAPANNYA

A Pengertian Mediasi

Istilah mediasi berasal dari bahasa Latin ldquomediusrdquo ldquomediumrdquo yang artinya

berada ditengah Mediasi merupakan salah satu bentuk negosiasi antara dua pihak

(ldquodyadic modelrdquo) dengan melibatkan pihak ketiga (ldquotriadic modelrdquo) dengan

tujuan membantu tercapainya penyelesaian yang bersifat kompromis1 Pada

dasarnya mediasi adalah negosiasi yang melibatkan pihak ketiga yang memiliki

keahlian mengenai prosedur mediasi yang efektif dapat membantu dalam situasi

konflik untuk mengordinasi aktivitas mereka sehingga lebih efektif dalam proses

tawar-menawar2

Menurut Priyatna Abdurrasyid mediasi merupakan suatu proses damai

bahwa para pihak yang bersengketa menyerahkan penyelesaiannya kepada

mediator (seseorang yang mengatur pertemuan antara dua pihak atau lebih yang

bersengketa) untuk mencapai hasil akhir yang adil tanpa membuang biaya yang

besar tetapi tetap efektif dan diterima sepenuhnya oleh kedua belah pihak yang

bersengketa secara sukarela3

Pengertian mediasi yang lain menurut Dwi Rezki Sri Astarini adalah proses

penyelesaian sengketa alternatif bahwa para pihak yang bersengketa dengan itikad

1 Valerine JL Kriekhoff Mediasi Sebagai Bentuk Penyelesaian Sengketa Keluarga dalam

buku Bunda Reghena (Pustaka Dunia 2012) h 615 2 Nurnianingsih Amriani Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan

(Jakarta Raja Grafindo 2011) h 28 3 Priyatna Abdurrasyid Arbitase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Suatu Pengantar

(Jakarta Fikahati Anesta 2002) h 34

14

baik berusaha mendamaikan sengketa diantara mereka dengan dibantu oleh

mediator netral untuk mencapai hasil yang adil dan dapat diterima oleh kedua

belah pihak untuk dilaksanakan dengan sukarela4

Demikian pula ketentuan dalam Pasal 1 angka 1 PERMA Nomor 1 Tahun

2016 terdapat rumusan pengertian mediasi sebagai berikut

ldquoMediasi adalah cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk

memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh mediatorrdquo

B Dasar Filosofis dan Yuridis Dalam Mediasi

Pelembagaan dan permberdayaan mediasi di Pengadilan (Court Connected

Mediation) juga tidak terlepas pula dari landasan filosofis yang bersumber pada

dasar negara kita yaitu Pancasila terutama sila keempat yang berbunyi

ldquoKerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan

Perwakilanrdquo Sila keempat dari Pancasila ini diantaranya menghedaki bahwa

upaya penyelesaian sengketa atau konflik atau perkara dilakukan melalui

musyawarah untuk mencapai mufakat yang diliputi oleh semangat kekeluargaan

Hal ini mengadung arti bahwa setiap sengketakonflikperkara hendaknya

diselesaikan melalui proses perundingan atau perdamaian di antara para pihak

yang bersengketa untuk memperoleh kesepakatan bersama5

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa dasar hukum yang mengatur

pengintegrasian mediasi dalam sistem peradilan pada dasarnya bertitik tolak pada

4 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 89 5 Rachmadi Usman Mediasi di Pengadilan Dalam Teori Dan Praktik (Jakarta Sinar

Grafika 2012) h 26

15

ketentuan HIR dan RBg HIR merupakan singkatan dari Herziene Inlandsch

Reglement (Reglemen Indonesia Baru) merupakan salah satu sumber hukum acara

perdata bagi daerah Pulau Jawa dan Madura peninggalan colonial Hindia Belanda

yang masih berlaku di negara kita hingga kini Sedangkan RBg adalah singkatan

dari Rechtsreglementvoor de Buitengewesten (Reglement untuk daerah seberang)

merupakan Hukum Acara Perdata bagi daerah luar pulau Jawa dan Madura

Secara lebih lengkap ketentuan pasal ini adalah6

1 Jika pada hari yang ditentukan kedua belah pihak datang maka pengadilan negeri dengan pertolongan ketua mencoba akan mendamaikan mereka

Selanjutnya pada ayat (2) berbunyi

2 Jika perdamaian yang demikian itu dapat dicapai maka pada waktu bersidang diperbuat sebuah surat akta tentang itu dalam mana kedua belah pihak dihukum akan menempati perjanjian yang diperbuat itu surat akan berkekuatan dan akan dijalankan sebagai keputusan biasa

Selanjutnya dalam Pasal 154 RBg adalah

1 Bila pada hari yang telah ditentukan para pihak dating menghadap maka Pengadilan Negeri dengan perantaraan ketua berusaha mendamaikannya

2 Bila dapat dicapai perdamaian maka di dalam siding itu juga dibuatkan suatu akta dan para pihak dihukum untuk menaati perjanjian yang telah dibuat dan akta itu mempunyai kekuatan serta dilaksanakan seperti suatu surat keputusan biasa

Dapat dikatakan bahwa mediasi di Pengadilan ini merupakan hasil

pengembangan dan pemberdayaan kelembagaan perdamaian sebagaimana diatur

dalam ketentuan Pasal 130 HIR154 RBg yang mengharuskan hakim

menyidangkan suatu perkara dengan sungguh-sungguh mengusahakan

perdamaian diantara para pihak yang berperkara Namun Mahkamah Agung

mensinyalir bahwa hakim tidak menerapkan ketentuan ini hanya sekedar

6 Prof DR Syahrizal Abbas Mediasi Dalam Perspektif Hukum Syariah Hukum Adat dan

Hukum Nasional (Jakarta Kencana 2009)h 287

16

formalitas menganjurkan perdamaian di hadapan para pihak yang bersengketa7

Kenyataan praktik yan dihadapi jarang dijumpai putusan perdamaian Produk

yang dihasilkan peradilan dalam penyelesaian perkara yang diajukan kepadanya

hampir seratus persen berupa putusan konvensional yang bercorak menang atau

kalah (winning or losing) Jarang ditemukan penyelesaian berdasarkan konsep

sama-sama menang (win-win solution)

Pasal 130 HIR154 RBg yang memerintahkan usaha perdamaian oleh

hakim dijadikan modal utama dalam membangun perangkat hukum mediasi

pengadilan yang sudah dirintis sejak tahun 2002 melalui SEMA Nomor 1 Tahun

2002 Tentang Pemberdayaan Pengadian Tingkat Pertama Menerapkan Lembaga

Damai Pasal 130 HIR154 RBg yang kemudianpada tahun 2003 disempurnakan

melalui PERMA Nomor 2 Tahun 2003 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan8

Kemudian merasa PERMA Nomor 2 Tahun 2003 dirasa belum efektif

maka Mahmakah Agung merevisi kembali dengan lahirnya PERMA Nomor 1

Tahun 2008 Kehadiran PERMA Nomor 1 Tahun 2008 dimaksudkan untuk

memberikan kepastian ketertiban kelancaran dalam proses mendamaikan para

pihak untuk menyelesaikan suatu sengketa perdata Hal ini daat dilakukan dengan

menintensifkan dan mengintegrasikan proses mediasi ke dalam prosedur

berperkara di pengadilan Mediasi mendapat kedudukan penting dalam PERMA

Nomor 1 Tahun 2008 karena proses mediasi merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dalam proses berperkara di pengadilan Hakim wajib mengikuti

7 Rachmadi Usman Mediasi di Pengadilan Dalam Teori Dan Praktik (Jakarta Sinar

Grafika 2012) h 27 8 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 124

17

prosedur penyelesaian sengketa melalui mediasi bila hakim melanggar atau

enggan menerpkan prosedur mediasi putusan hakim tersebut batal demi hukum

(Pasal 2 ayat (3) PERMA)9

C Keuntungan Menggunakan Proses Mediasi

Bagi pihak-pihak yang berseteru memecahkan masalah dengan

membawanya ke meja hijau terkadang dirasa kurang begitu efektif Banyak

kelebihan yang ditawarkan oleh mediasi dibandingkan dengan proses litigasi

yaitu10

a Ada dua asas penting dalam mediasi

Pertama menghindari menang ldquokalahrdquo (win loose) melainkan lsquosama-sama

menangrdquo (win-win solution) Sama-sama menang bukan saja dalam arti

ekonomi atau keuangan melainkan termasuk juga kemenangan moril reputasi

(nama baik dan kepercayaan) Kedua putusan tidak mengutamakan

pertimbangan dan alasan hukum melainkan atas dasar kesejajaran kepatutan

dan rasa keadilan

b Telah pula dikemukakan penyelesaian melalui mediasi mempersingkat waktu

penyelesaian sengketa dibandingkan berperkara Waktu yang panjang dalam

berperkara tidak hanya menjadi beban ekonomi keuangan Yang tidak kalah

pentingnya adalah beban psikologis yang akan mempengaruhi berbagai sikap

dan kegiatan pihak yang berperkara

9 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 124-125

10 Bagir Manan Mediasi Sebagai Alternatif Menyelesaikan Sengketa Varia Peradilan No 248 Juli 2006 h 5-16

18

c Bagi masyarakat Indonesia berperkara menimbulkan efek sosial yaitu

putusnya hubungan persaudaraan atau hubungan sosial Bukan saja antar

pihak yang berperkara Efek sosial dapat memperluas sampai kepada

hubungan kekerabatan yang lebih luas Hal ini dapat terjadi karena suatu

perkara bukan saja menjadi kepentingan dan ldquoharga dirirdquo yang berperkara

melainka juga dapat merambat ke kerabat

d Mediasi sangat sesuai dengan dasar pergaulan sosial masyarakat Indonesia

yang mengutamakan dasar kekerabatan paguyuban kekeluargaan dan gotong

royong Dasar-dasar tersebut dapat membentuk tingkah laku toleransi

mudag memaafkan dan mengedepankan sikap mendahulukan kepentingan

bersama (komunal)

D Peran dan Fungsi Mediator

Dalam mediasi ada pihak yang sangat berperan besar demi tercapainya

kesepakatan damai yaitu seorang mediator Biasanya mediator adalah orang yang

ahli dalam bidang yang didiskusikandisengketakan atau ahli dalam bidang hukum

karena pendekatan yang difokuskan adalah pada hak Mediator merupakan pihak

ketiga yang bersifat netral dan tidak memihak yang berfungsi membantu para

pihak dalam mencari kemungkinan penyelesaian sengketa11

Sebagai ldquopenengahrdquo atau pihak ketiga yang netral dalam proses mediasi

mediator ldquomembanturdquo para pihak dalam menyelesaikan sengketa yang

dihadapinya Seorang mediator akan membantu para pihak untuk membingkai

persoalan yang ada perlu diselesaikan secara bersama Secara umum mediator

11 Mariana Sutadi Pendayagunaan Perdamaian Menurut Pasal 130 HIR154 RBg dan Potensinya dalam Mewujudkan Keadilan yang Cepat Sederhana dan Biaya Ringan (Jakarta Pusat Pengkajian Hukum dan Mahkamah Agung RI 2005) h 30

19

tidak membuat keputusan mediator hanya membantu dan memfasilitasi para

pihak yang bersengketa untuk merumuskan berbagai opsi pilihan penyelesaian

sengketa yang dapat diterima oleh kedua belah pihak sehingga untuk mencapai

hasil yang maksimal seorang mediator disamping memiliki kemampuan sebagai

mediator juga harus dapat menguasai teknik-teknik mediasi secara baik12

Ada kalanya mediator akan sering bertemu dengan para pihak secara pribadi

dalam pertemuan yang disebut caucus yaitu pertemuan mediator dengan salah

satu pihak tanpa dihadiri pihak lainnya sehingga mediator akan lebih leluasa

memperoleh informasi dari pihak yang tidak bersedia terbuka membagi

informasi13 Dengan pertemuan terpisah (caucus) ini mediator akan mempunyai

lebih banyak informasi mengenai persoalan-persoalan yang sebenarnya terjadi

Mediator berkewajiban untuk merahasiakan informasi yang diberikan kepadanya

dalam sebuah caucus Oleh karena itu seorang mediator juga harus memiliki

kemampuan mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang nantinya akan

dipergunakan sebagai bahan untuk menyusun dan mengusulkan pelbagai

penyelesaian masalah yang disengketakan sehingga mediator diharapkan akan

mampu menentukan apakah terdapat dasar-dasar bagi terwujudnya suatu

perjanjiankesepakatan14

12 I Made Widyana Alternatif Penyelesaian Sengketa (ADR) (Jakarta Fikahati Anesta

2009) h 114 13 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 93 14 Takdir Rahmadi Mediasi Penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan Mufakat (Jakarta

RajaGrafindo Persada 2010) h 17

20

Fuller dalam Riskin and Westbrook menyebutkan tujuh fungsi mediator

yaitu sebagai catalyst educator translator resourceperson bearer of bad news

agent of reality dan scapegoat

1 Sebagai ldquokatalisatorrdquo mengandung pengertian bahwa kehadiran mediator

dalam proses perundingan mampu mendorong lahirnya suasana yang

konstruktif bagi diskusi

2 Sebagai ldquopendidikrdquo berarti seseorang harus berusaha memahami aspirasi

prosedur kerja keterbatasan politis dan kendala usahan dari para pihak Oleh

sebab itu ia harus berusaha melibatkan diri dalam dinamika perbedaan di

antara para pihak

3 Sebagai ldquopenerjemahrdquo berarti mediator harus mampu menyampaikan dan

merumuskan usulan pihak yang satu kepada pihak yang lainnya melalui

bahasa atau ungkapan yang baik dengan tanpa mengurangi sasaran yang

dicapai oleh pengusul

4 Sebagai ldquonarasumberrdquo berarti seorang mediator harus mendayagunakan

sumber-sumber informasi yang tersedia

5 Sebagai ldquopenyandang berita jelekrdquo berati seorang mediator harus menyadari

bahwa para pihak dalam proses perundingan dapat bersikap emosional Untuk

itu mediator harus mengadakan pertemuan terpisah dengan pihak-pihak

terkait untuk menampung berbagai usulan

6 Sebagai ldquoagen realitasrdquo berarti mediator harus berusah memberi pengertian

secara jelas kepada salah satu pihak bahwa sasarannya tidak mungkin atau

tidak masuk akal tercapai melalui perundingan

21

7 Sebagai ldquokambing hitamrdquo berarti seorang mediator harus siap disalahkan

misalnya dalam membuat kesepakatan hasil perundingan

E Proses Mediasi

Ada beberapa tahap secara garis besar yang harus dijalani oleh para pihak

dalam melakukan proses mediasi Berikut adalah tahapan-tahapan proses mediasi

yang diatur di dalam Perma Nomor 1 Tahun 2016

a Tahapan Pra Mediasi

Pertama penggugat mendaftarkan perkara ke bagian kepaniteraan

Pengadilan Setelah itu Ketua Pengadilan memilih Majelis Hakim untuk

memeriksa perkara tersebut Pada sidang pertama yang dihadiri oleh para

pihak Hakim pemeriksa perkara mewajibkan para pihak untuk menempuh

proses mediasi (Pasal 17 ayat (1) )

Setelah itu Majelis Hakim memberikan hak kepada para pihak untuk

memilih mediator pada hari itu juga atau paling lama 2 hari berikutnya (Pasal

20 ayat (1) ) Apabila setelah hari yang ditentukan tidak ada kesepakatan

untuk memilih mediator maka Hakim pemeriksan perkara segera menunjuk

Mediator Hakim atau pegawai Pengadilan Jika pada Pengadilan yang sama

tidak terdapat Hakim bukan pemeriksa perkara dan Pegawai Pengadilan yang

bersertifikat ketua majelis hakim menunjuk salah satu Hakim Pemeriksan

Perkara untuk menjalankan fungsi mediator dengan mengutamakan yang

bersertifikat (Pasal 20 ayat (3) dan (4) )

22

b Pemanggilan Para Pihak

Mediator menentukan hari dan tanggal pertemuan mediasi setekah

menerima penetapan penunjukan sebagai mediator (Pasal 21 ayat (1) )

Dengan bantuan juru sita Mediator atas kuasa Hakim Pemeriksa Perkara

memanggil para pihak untuk menghadiri pertemuan mediasi

c Akibat Hukum Pihak Tidak beriktikad Baik

Pada Pasal 22 ayat (1) sampai (5) adalah penjelasan mengenai akibat

hukum bagi pihak Penggugat yang tidak beriktikad baik Pada Pasal

selanjutnya yaitu Pasal 23 ayat (1) sampai (8) berisi penjelasan mengenai

akibat hukum bagi pihak Tergugat yang tidak beriktkad baik selama proses

mediasi

d Penyerahan Resume Perkara dan Jangka Waktu Proses Mediasi

Dalam waktu paling lama 5 (lima) hari terhitung sejak penetapan

sebagaimana dimaksud pada Pasal 20 ayat (5) para pihak menyerahkan

resume perkara kepada pihak lain dan Mediator (Pasal 24 ayat (1) ) Jangka

waktu mediasi yang ditetapkan adalah 30 hari terhitung sejak penetapan

perintah melakukan Mediasi Atas dasar kesepakatan para pihak waktu

Mediasi dapat diperpanjang paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak

waktu mediasi pertama berakhir disertai engan alasannya (Pasal 24 ayat (2)

(3) dan (4) )

e Keterlibatan Ahli dan Tokoh Masyarakat

Atas persetujuan para pihak dan atau kuasa hukum Mediator dapat

menghadirkan seorang atau lebih ahli tokoh masyarakat tokoh agama atau

23

tokoh adat (Pasal 26 ayat (1) ) Terkait mengenai mengikat atau tidaknya dari

penjelasan dan atau penilaian ahli dan atau tokoh masyarakat tergantung

berdasarkan kesepakatan para pihak (Pasal 26 ayat (2) )

f Mediasi Mencapai Kesepakatan

Jika Mediasi mencapai kesepakatan dengan bantuan Mediator para

pihak wajib merumuskan kesepakatan secara tertulis yang ditandatangani

oleh para pihak dan Mediator (Pasal 27 ayat (1) ) Mediator wajib

memastikan kesepakatan perdamaian tidak memuat ketentuan yang

a Bertentangan dengan hukum ketertiban umum dan atau kesusilaan

b Merugikan pihak ketiga atau

c Tidak dapat dilaksanakan

Para pihak melalui Mediator dapat mengajukan kesepakatan

perdamaian kepada Hakim Pemeriksa Perkara agar dikuatkan dalam Akta

Perdamaian Jika para pihak tidak menghendaki maka kesepakatan

perdamaian wajib memuat pencabutan gugatan (Pasal 27 ayat (4) dan (5) )

Selanjutnya Mediator wajib menyampaikan hasil kesepakatan kepada Hakim

Pemeriksa Perkara dengan melampirkan kesepakatan perdamaian(Pasal 27

ayat (6) )

Setelah itu Hakim Pemeriksa Perkara mempelajari isi kesepakatan

perdamaian paling lama 2 (dua) hari Apabila ada perbaikan Hakim

Pemeriksa Perkara mengembalikan kepada Mediator dan para pihak agar

segera diperbaiki Setelah mengadakan pertemuan dengan para pihak

Mediator wajib mengajukan kembali kesepakatan perdamaian yang telah di

24

perbaiki kepada Hakim Pemeriksa Perkara paling lama 7 (tujuh) hari sejak

penerimaan petunjuk perbaikan Paling lama 3 (tiga) hari setelah Hakim

menerima kesepakatan perdamaian maka Hakim menerbitkan hari penetepan

sidang untuk membacakan Akta Perdamaian (Pasal 28 ayat (1) sampai (4) )

g Kesepakatan Perdamaian Sebagian

Dalam hal proses Mediasi mencapai kesepakatan sebagian antar

penggugat dan sebagian tergugat penggugat mengubah gugatan dengan tidak

lagi mengajukan pihak tergugat sebagai lawan Kesepakatan tersebut dibuat

dan ditandatangani oleh penggugat dengan sebagian pihak tergugat yang

mencapai kesepakatan dan Mediator (Pasal 29 ayat (1) dan (2) ) Kesepakatan

di atas dapat dikuatkan dengan Akta Perdamaian sepanjang tidak menyangkut

aset harta kekayaan danatau keperntingan pihak yang tidak mencapai

kesepakatan (Pasal 29 ayat (3) ) Kesepakatan ini tidak dapat dilakukan pada

perdamaian sukarela tahap pemeriksaan perkara dan tingkat upaya banding

kasasi atau peninjauan kembali (Pasal 29 ayat (6) )

Untuk Mediasi perkara perceraian di dalam Pengadilan Agama yang

tuntutan perceraian dikumulasikan dengan tuntutan lainnya dan para pihak

tidak ingin rukun kembali maka Mediasi dilanjutkan dengan tuntutan lainnya

(Pasal 31 ayat (1) ) Jika para pihak mencapai kesepakatan sebagaimana pada

ayat (1) kesepakatan dituangkan dalam kesepakatan perdamaian sebagaian

dengan memuat klausula keterkaitannya dengan perceraian Hal ini hanya

dapat dilakukan jika putusan Hakim Pemeriksa Perkara mengabulkan gugatan

perceraian telah berkekuatan hukum tetap

25

h Mediasi Tidak Berhasil atau Tidak Dapat Dilaksanakan

Mediator wajib menyatakan Mediasi tidak berhasil dan

memberitahukan secara tertulis kepada Hakim pemeriksa perkara apabila

tidak mencapai kesepakatan pada hari yang telah tentukan yaitu 30 hari para

tidak beriktikad baik melibatkan aset serta harta kekayaan atau kepentingan

dengan pihak lain dan melibatkan wewenang aparatur negara Setelah Hakim

menerima pemberitahuan hal ini Hakim segera menetapkan untuk

melanjutkan pemeriksaan perkara (Pasal 32 ayat (1) sampai (3) )

i Perdamaian Sukarela Pada Tahap Pemeriksaan Perkara

Pada tiap tahapan pemeriksaan perkara Hakim tetap berupaya

mendorong para pihak untuk berdamai Atas dasar kesepakatan para pihak

dapat memohon melakukan perdamaian kepada Hakim Pemeriksa Perkara

pada tahap ini Setelah itu Hakim segera menunjuk salah seorang Hakim

Pemeriksa Perkara untuk menjalankan fungsi Mediator dan Hakim wajib

menunda persidangan paling lama 14 hari

j Perdamaian Sukarela Pada Tingkat Upaya Hukum Banding Kasasi atau PK

Sepanjang perkara belum diputus pada tingkat upaya hukum banding

kasasi atau peninjauan kembali atas dasara kesepakatan dapat menempuh

upaya perdamaian Jika mencapai kesepakatan maka dibuat akta perdamaian

dan ditandatangani oleh Hakim pemeriksa perkara paling lama 30 hari sejak

diterimanya kesepakatan tersebut (Pasal 34 ayat (1) sampai (4) )

26

F Mediasi Dalam Perspektif Islam

Ash-shulhu disyariatkan oleh Al-qurrsquoan Sunnah dan Ijmarsquo demi

tercapainya kesepakatan sebagai pengganti daripada perpecahan dan agar

permusuhan antara dua pihak yang berselisih dapat dilerai Didalam Al-qurrsquoan

Allah berfirman15

وإن طائفتان من المؤمنين اقتتلوا فأصلحوا بينهما فإن بغت إحداهما على الأخرى فقاتلوا

فإن فاءت فأصلحوا بينهما بالعدل وأقسطوا إ ن الله التي تبغي حتى تفيء إلى أمر الله

يحب المقسطين (الحجرات9)

Artinya ldquoDan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah Kalau dia telah surut damaikanlah antara keduanya menurut keadilan dan hendaklah kamu berlaku adil sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adilrdquo

Dan di dalam sunnah yang diriwayatkan Abu Dawud At-tirmidzi Ibnu Majah

Al-Hakim dan Ibnu Hibban dari Amru bin lsquoAuf bahwa Rasulullah SAW

bersabda

م حلالا أوأحل حراما الصلح جائز بين المسلمين إلا صلحا حر

Artinya ldquoPerdamaian diantara orang-orang muslim itu boleh kecuali perdamaian yang menghalalkan yang haram atau mengharamkan yang halalrdquo

15 Sayyid Sabiq Fiqh Al-sunnah juz 3 (Kairo Al-fath Lil Irsquolam Al-lsquoArobi 1972) h 210

27

Dan At-tirmidzi menambahkan

والمسلمون على شروطهم

Artinya ldquoDan (muamalah) orang-orang muslim itu berdasarkan syarat-syarat merekardquo

Lalu ia berkata bahwa hadits ini Hasan Shahih dan Umar ra berkata ldquoTolaklah

permusuhan sampai mereka berdamai karena pemutusan melalui pengadilan akan

mengembangkan kedengkian di antara merekardquo Kaum muslimin berijmarsquo bahwa

perdamaian di antara yang bermusuhan itu disyariatkan P15F

16

Mediasi dalam konsep islam dikenal dengan istilah Shulhu atau Ishlah Sulh

adalah suatu proses penyelesaian sengketa dimana para pihak bersepakat untuk

mengakhiri perkara mereka secara damai Di dalam kitab Fathul Qariib Al-Mujiib

pengertian Ash-Shulh secara bahasa sebagai berikut (فتح القريب المجيب)

16وهو لغة قطع المنازعة F

17

Artinya ldquoShuluh secara bahasa adalah memutus sengketa atau perselisihanrdquo

Namun pengertian shuluh secara syararsquo atau istilah adalah

وشرعا عقد يصلح به قطعها

Artinya ldquoDan menurut syararsquo adalah akad mendamaikan dengan memutus sengketa atau perselisihanrdquo

16 Sayyid Sabiq Fiqh Al-sunnah juz 3 (Kairo Al-fath Lil Irsquolam Al-lsquoArobi 1972) h 210 17Ahmad bin Al-Husain Fathul Qariib Al-Mujiib (Mesir Thaha Putra Semarang 1934) h

33

28

Metode Ash-shulh menjadi metode yang efektif untuk menyelesaikan

persengketaan atau perselisihan karena berdasarkan asas kedua belah pihak tidak

ada yang merasa menang ataupun kalah Tentunya hal tersebut atas kesepakatan

dan kerelaan masing-masing pihak Hal ini sesuai dengan prinsip mediasi dengan

istilah win-win solution

Sebelum mengarah kepada perceraian biasanya diawali dengan adanya

sikap nusyuz baik dari pihak isteri maupun suami Ketika hal ini terjadi Al-

Qurrsquoan mentebutkan di dalam surat An-Nisa ayat 128

وإن امرأة خافت من بعلها نشوزا أو إعراضا فلا جناح عليهما أن يصلحا بينهما كان بما ح وإن تحسنوا وتتقوا فإن الله لح خير وأحضرت الأنفس الش صلحا والص

تعملون خبير ا

Artinya Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir Dan jika kamu bergaul dengan isterimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak acuh) maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan

Ayat di atas membahas masalah nusyuz Nusyuz identik dengan sikap istri yang

membangkang terhadap suami padahal nusyuz juga dapat terjadi pada suami

Nusyuz suami adalah sikap suami yang telah meninggalkan kewajibannya

bertindak keras kepada istri tidak menggaulinya dengan baik tidak pula

memberikan nafkah dan bersikap acuh tak acuh kepada istri P17F

18P Sebaliknya bentuk

nusyuz yang dilakukan oleh istri di dalam KHI (Kompilasi Hukum Islam)

18 M Abdul Amir dkk Kamus Istilah Islam cet ke-1 (Jakarta Pustaka Firdaus 1994) h

251

29

didefinisikan sebagai sebuah sikap ketika istri tidak mau melaksanakan

kewajibannya yaitu kewajiban utama berbakti lahir dan batin kepada suami dan

kewajiban lainnya adalah menyelenggarakan dan mengatur keperluan rumah

tangga sehari-hari dengan sebaik-baiknya19

At-Tirmidzi meriwayatkan bahwa istri Nabi saw Saudah binti Zamrsquoah

khawatir dicerai oleh Nabi saw maka dia bermohon agar tidak dicerai dengan

menyerahkan haknya bermalam bersama Rasul saw untuk istri Nabi saw lsquoAisyah

(istri Nabi saw yang paling beliau cintai setelah Khadijah)20

Kemudian apabila nusyuz telah terjadi dan tuntunan berdamai dari Al-

Qurrsquoan tidak berhasil dijalankan yang dapat berujung pada syiqaq Al-Qurrsquoan

menyebutkan ayat yang menyatakan tentang langkah perdamaian selanjutnya

antara suami isteri yang sedang berselisih yaitu pada surat An-Nisa ayat 35

وإن خفتم شقاق بينهما فابعثوا حكما من أهله وحكما من أهلها إن يريدا إصلاحا يوف ق

كان عليما خبير ا بينهما إن الله الله

Artinya Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri ituSesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal

Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa salah satu menyelesaikan

perselisihan atau persengketaan antara suami isteri yaitu dengan jelas mengirim

19 Inpres nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam Bab XXI bagian keenam

Pasal 83 ayat (1) dan 84 ayat (1) 20 M Quraish Shihab Tafsir Al-Mishbah (Jakarta Lentera Hati 2007) h 605

30

seorang hakam selaku mediator dari kedua belah pihak untuk membantu

menyelesaikan perselisiah tersebut Hakam yang dimaksud dalam Al-qurrsquoan

terdiri dari dua orang yang diambil atau dipilih masing-masing satu dari keluarga

pihak suami isteri Menurut ayat di atas juga jika terjadi kasus antara suami istri

maka diutus seorang hakam dari pihak suami dan seorang hakam dari pihak istri

yang berfungsi untuk mengadakan penelitian dan penyelidikan tentang sebab-

musabab terjadinya syiqaq serta berusaha mendamaikannya atau mengambil

prakarsa putusnya perkawinan kalau sekiranya jalan inilah yang terbaik21

Dalam ayat di atas terdapat kata hakam Fungsi utama hakam adalah

mendamaikan Tetapi jika mereka gagal apakah mereka harus menetapkan hukum

dan harus dipatuhi oleh suami isteri yang bersengketa itu Ada yang mengiyakan

dengan alasan Allah menamai mereka hakam dan dengan demikian mereka

berhak menetapkan hukum sesuai dengan kemashlahatan baik disetujui oleh

pasangan maupun tidak Pendapat ini dianut oleh sejumlah sahabat Nabi saw juga

kedua Imam mazhab Malik dan Ahmad Ibn Hanbal Sedang Imam Abu Hanifah

dan Imam Syafirsquoi menurut satu riwayat tidak memberi wewenang kepada hakam

itu Untuk menceraikan hanya berada di tangan suami dan tugas mereka hanya

mendamaikan tidak lebih dan tidak kurang22

Selanjutnya di dalam kitab tafsir Ibnu Katsir para Fuqaha juga berkata jika

terjadi persengketaan di antara suami istri maka didamaikan oleh hakim sebagai

pihak penengah meneliti kasus keduanya dan mencegah orang yang berbuat

21 H Abdur Rahman Ghazaly Fiqh Munakahat (Jakarta Kencana Prenada Media Group

2006) h 241 22 M Quraish Shihab Tafsir Al-Mishbah (Jakarta Lentera Hati 2007) h 433-434

31

zhalim dari keduanya dari perbuatan zhalim Jika perkaranya tetap berlanjut dan

persengketaannya semakin panjang maka hakim mengutus seseorang yang

dipercaya dari keluarga wanita dan keluarga laki-laki untuk berembug dan

meneliti masalahnya serta melakukan tindakan yang mengandung maslahat bagi

keduanya berupa perceraian atau berdamai Allah SWT memerintahkan mengutus

seorang laki-laki sholeh dari masing-masing pihak untuk meneliti siapa yang

berlaku buruk Jika sang suami yang melakukan keburukan maka mereka dapat

melindungi sang istri dan membatasi kewajibannya dalam memberi nafkah Jika

seorang istri yang melakukan keburukan maka mereka dapat mengurangi haknya

dari suami dan menahan nafkah yang diberikan kepadanya Jika keduanya sepakat

untuk bercerai atau menyatu kembali maka boleh saja perkara itu ditetapkan23

Kaidah ushul fiqh yang digunakan ke dalam permasalahan ini adalah

Mashlahah Mursalah24 Al-Ghazali menjelaskan bahwa hakikat dari mashlahah

adalah25

ع ر الش ود ص ق ى م ل ع ة ظ ا ف ح الم

Artinya Memelihara tujuan syararsquo (dalam menetapkan hukum)

Sedangkan tujuan syararsquo dalam menetapkan hukum itu ada lima yaitu

memelihara agama jiwa akal keturunan dan harta Secara lengkap Muhammad

Abu Zahrah merumuskan definisi mashlahah sebagai berikut P25F

26P

23 Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Al-Sheikh Lubaabut Tafsiir Min

Ibni Katsir terj MAbdul Ghoffar EM (Juz5 Bogor Pustaka Imam Asy-Syafirsquoi 2003) cet ke-2 h 302

24 Mashlahah Mursalah adalah suatu perbuatan yang mengandung nilai baik (manfaat) dan memelihara tercapainya tujuan-tujuan suararsquo yaitu menolak mudharat dan meraih mashlahah

25 Amir Syarifuddin Ushul Fiqh jilid II (Jakarta Kencana 2011) cet 6 h 346

32

و ا ار ب ت الأع اص ب ل خ ص ا ا ه ل د ه ش ي لا و ى م لا س الأ ع ار الش د ص ا ق م ل ة م ئ لا الم ح ال ص الم ي ه

اء غ الأل ب

Artinya Mashlahah yang selaras dengan tujuan syariat islam dan tidak ada petunjuk tertentu yang membuktikan tentang pengakuannya atau penolakannya

Kesimpulannya bahwa mashlahah mursalah adalah apa yang baik menurut akal

itu juga selaras dan sejalan dengan tujuan syararsquo dalam menetapkan hukum

Kaidah ini dapat digunakan dalam sengketa perceraian Apabila perceraian

mendatangkan kebaikan bagi pasangan suami istri maka itu lebih baik daripada

mempertahankannya Namun apabila perceraian mendatangkan mudharat maka

harus dihindarkan Hal ini tentunya sudah mempertimbangkan baik dan buruknya

sesuai dengan orientasi dari kaidah ushul fiqh ini

26 Amir Syarifuddin Ushul Fiqh jilid II (Jakarta Kencana 2011) cet 6 h 355

33

BAB III

TEORI EFEKTIVITAS HUKUM

A Pengertian Efektivitas

Secara etimologi kata ldquoefektivitasrdquo berasal dari kata ldquoefektifrdquo atau dalam

bahasa Inggris adalah ldquoeffectiverdquo yang berarti berhasil dengan baik Kamus ilmiah

populer mendefinisikan efektivitas sebagai ketepatan penggunaan hasil guna atau

menunjang tujuan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif artinya ldquoada

efeknya akibatnya pengaruhnya kesannyardquo atau ldquodapat membawa hasil berhasil

gunardquo tentang usaha atau tindakan1

Adapun secara terminologi mengutip Ensiklopedia administrasi

menyampaikan pemahaman tentang efektivitas sebagai berikut2

ldquoEfektivitas adalah suatu keadaan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki kalau seseorang melakukan suatu perbuatan dengan maksud tertentu yang memang dikehendaki Maka orang itu dikatakan efektif kalau menimbulkan atau mempunyai maksud sebagaimana yang dikehendakirdquo

Efektivitas dapat diartikan sebagai suatu proses pencapaian suatu tujuan

yang telah ditetapkan sebelumnya Suatu usaha atau kegiatan dapat dikatakan

efektif apabila usaha atau kegiatan tersebut telah mencapai tujuannya

B Bekerjanya Hukum Dalam Masyarakat

Basis bekerjanya hukum adalah masyarakat maka hukum akan dipengaruhi

oleh faktor-faktor atau kekuatan sosial mulai dari tahap pembuatan sampai dengan

1 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia h 284 2 Ray Pratama Siadari Teori Efektivitas diakses dari http raypratamablogspotsg 2014

11 teori-efektifitashtml pada tanggal 13 Oktober 2016 pukul 0033

34

pemberlakuan Kekuatan sosial akan berusaha masuk dalam setiap proses legislasi

secara efektif dan efesien Peraturan dikeluarkan diharapkan sesuai dengan

keinginan tetapi efek dari peraturan tersebut tergantung dari kekuatan sosial

seperti budaya hukumnya baik maka hukum akan bekerja dengan baik pula

tetapi sebaliknya apabila kekuatannya berkurang atau tidak ada maka hukum tidak

akan bisa berjalan karena masyarakat sebagai basis bekerjanya hukum Cara-cara

untuk mempengaruhi masyarakat dengan sistem yang teratur dan direncanakan

terlebih dahulu dinamakan social engineering atau social planning3

Bila membicarakan efektivitas hukum dalam masyarakat berarti

membicarakan daya kerja hukum itu dalam mengatur dan atau memaksa

masyarakat untuk taat terhadap hukum Efektivitas hukum dimaksud berarti

mengkaji kaidah hukum yang harus memnuhi syarat yaitu berlaku secara yuridis

berlaku secara empiris dan berlaku secara filosofis4 Oleh karena itu faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi hukum itu berfungsi dalam masyarakat yaitu (1)

kaidah hukum atau peraturan itu sendiri (2) petugas atau penegak hukum (3)

sarana atau fasilitas yang digunakan oleh penegak hukum (4) kesadaran

masyarakat Hal tersebut akan di uraikan sebagai berikut5

1 Kaidah Hukum

Di dalam teori-teori ilmu hukum dapat dibedakan tiga macam hal

mengenai berlakunya hukum sebagai kaidah Hal itu diungkapkan sebagai

berikut

3 Soerjono Soekanto Pokok-Pokok Sosiologi Hukum Cet V (Jakarta Raja Grafindo

Persada 2014) h 122 4 Zainuddin Ali Sosiologi Hukum (Jakarta Sinar Grafika 2012) h 62 5 Zainuddin Ali Sosiologi Hukum (Jakarta Sinar Grafika 2012) h 62-65

35

1) Kaidah hukum berlaku secara yuridis apabila penentuannya

didasarkan pada kaidah yang lebih tinggi tingkatannya atau terbentuk

atas dasar yang telah ditetapkan

2) Kaidah hukum berlaku secara sosiologis apabila kaidah tersebut

efektif Artinya kaidah dimaksud dapat dipaksakan berlakunya oleh

penguasa walaupun tidak diterima oleh warga masyarakat (teori

kekuasaan) atau kaidah itu berlaku karena adanya pengakuan dari

masyarakat

3) Kaidah hukum berlaku secara filosofis yaitu sesuai dengan cita

hukum sebagai nilai positif tertinggi

Kalau dikaji secara mendalam agar hukum itu berfungsi maka setiap

kaidah hukum harus memenuhi ketiga macam unsur di atas sebab (1) bila

kaidah hukum hanya berlaku secara yuridis ada kemungkinan kaidah itu

merupakan kaidah mati (2) kalau hanya berlaku secara sosiologis dalam arti

teori kekuasaan maka kaidah itu menjadi aturan pemaksa (3) apabila hanya

berlaku secara filosofis kemungkinannya kaidah itu hanya merupakan

hukum yang dicita-citakan (ius constituendum)

2 Penegakan Hukum

Penegakan hukum atau orag yang bertugas menerapkan hukum

mencakup ruang lingkup yang sangat luas sebab menyangkut petugas pada

strata atas menengh dan bawah Artinya di dalam melaksanakan tugas-

tugas penerapan hukum petugas seyogianya harus memiliki suatu pedoman

diantaranya peraturan tertulis tertentu yang mencakup ruang lingkup tugas-

36

tugasnya Di dalam hal penegakan hukum dimaksud kemungkinan petugas

penegak hukum menghadapi hal-hal sebagai berikut

1) Sapai sejauh mana petugas terikat dari peraturan-peraturan yang ada

2) Sampai batas-batas mana petugas berkenan memberikan kebijakan

3) Teladan macam apakah yang sebaiknya diberikan oleh petugas kepada

masyarakat

4) Sampai sejauh manakah derajat sinkronisasi penugasan-penugasan

yang diberikan kepada petugas sehingga memberikan batas-batas yang

tegas pada wewenangnya

3 Sarana atau Fasilitas

Fasilitas atau sarana amat penting untuk mengefektifkan suatu atuan

tertentu Ruang lingkup sarana dimaksud terutama secara fisik yang

berfungsi sebagai faktor pendukung Misalnya bila tidak ada kertas dan

karbon yang cukup serta mesin tik yang cukup baik bagaimana petugas

dapat membuat berita acara mengenai suatu kejahatan Bagaimana polisi

dapat bekerja dengan baik apabila tidak dilengkapi dengan kendaraan dan

alat-alat komunikasi yang proporsional Kalau peralatan dimaksud sudah

ada faktor-faktor pemeliharaannya juga memegang peran amat penting

Memang sering terjadi bahwa suatu peraturan sudah difungsikan padahal

fasilitasnya belum lengkap Peraturan yang semula bertujuan untuk

memperlancar proses malahan mengakibatkan terjadi kemacetan Mungkin

ada baiknya ketika hendak menerapkan suatu peraturan secara resmi

ataupun memberikan tugas kepada petugas dipikirkan mengenai fasilitas-

37

fasilitas yang berpatokan kepada (1) apa yang sudah ada dipelihara terus

agar setiap saat berfungsi (2) apa yang belum ada perlu diadakan dengan

memperhitungkan jangka waktu pengadaannya (3) apa yang kurang perlu

dilengkapi (4) apa yang telah rusak diperbaiki atau diganti (5) apa yang

macet dilancarkan (6) apa yang telah mundur ditingkatkan

4 Warga Masyarakat

Salah satu faktor yang mengefektifkan suatu peraturan adalah warga

masyarakat Yang dimaksud disini adalah kesadarannya untuk mematuhi

suatu peraturan perundang-undangan yang kerap disebut derajat kepatuhan

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa derajat kepatuhan masyarakat

terhadap hukum merupakan salah satu indikator berfungsinya hukum yang

bersangkutan

Namun ada asumsi lain yang mengatakan bahwa semakin besar peran

sarana pengendalian sosial selain hukum (agama dan adat istiadat) semakin

kecil peran hukum Hukum hendaknya dipergunakan pada tingkat yang

terakhir bila sarana lainnya tidak mampu lagi untuk mengatasi masalah

Namun ada hal lain yang perlu diungkapkan berkaitan dengan kesadaran

masyarakat terhadap hukum yaitu (1) penyuluhan hukum yang teratur (2)

pemberian teladan yang baik dari petugas di dalam hal kepatuhan terhadap

hukum dan respek terhadap hukum (3) pelembagaan yang terencana dan

terarah

38

C Teori Efektivitas Hukum

Apabila kita melihat efektivitas dalam bidang hukum Achmad Ali

berpendapat bahwa ketika ingin mengetahui sejauh mana efektivitas dari hukum

maka kita pertama-ama harus dapat mengukur sejauh mana aturan hukum itu

ditaati atau tidak ditaati6 Lebih lanjut Achmad Ali pun mengemukakan bahwa

pada umumnya faktor yang banyak mempengaruhi efektivitas suatu perundang-

undangan adalah profesional dan optimal pelaksanaan peran wewenang dan

fungsi dari penegak hukum baik di dalam menjelaskan tugas yang dibebankan

terhadap diri mereka maupun dalam menegakkan perundang-undangan tersebut

Teori efektivitas hukum menurut Soerjono Soekanto adalah bahwa efektif

atau tidaknya suatu hukum ditentukan oleh 5 (lima) faktor yaitu7

1 Faktor hukumnya sendiri (undang-undang)

2 Faktor penegak hukum yakni pihak-pihak yang membentuk maupun

menerapkan hukum

3 Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum

4 Faktor masyarakat yakni lingkungan dimana hukum tersebut erlaku atau

diterapkan

5 Faktor kebudayaan yakni sebagai hasil karya cipta dan rasa yang

didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup

Kelima faktor di atas saling berkaitan dengan eratnya oleh karena

merupakan esensi dari penegakan hukum juga merupakan tolak ukur daripada

6 Achmad Ali Menguak Teori Hukum dan Teori Peradilan Vol1 (Jakarta Kencana

2010) h 375 7 Soerjono Soekanto Faktor-faktor yang Memprngaruhi Penegakan Hukum (Jakarta PT

Raja Grafindo Persada 2008) h 8

39

efektivitas penegakan hukum Pada elemen pertama yang menentukan dapat

berfungsinya hukum tertulis tersebut dengan baik atau tidak adalah tergantung

dari aturam hukum itu sendiri

Menurut Soerjono Soekanto ukuran efektivitas pada elemen pertama

adalah8

1 Peraturan yang ada mengenai bidang-bidang kehidupan tertentu sudah

cukup sistematis

2 Peraturan yang ada mengenai bidang-bidang kehidupan tertentu sudah

cukup sinkron secara hierarki dan horizontal tidak ada pertentangan

3 Secara kualitatif dan kuantitatif peraturan-peraturan yang mengatur bidang-

bidang tertentu sudah mencukupi

4 Penertiban peraturan-peraturan tertentu sudah sesuai dengan persyaratan

yuridis yang ada

Pada elemen kedua yang menentukan efektif atau tidakya kinerja hukum

tertulis adalah aparat penegak hukum Dalam hubungan ini dikehendaki adanya

aparatur yang handal sehingga aparat tersebut dapat melakukan tugasnya dengan

baik

Menurut Soerjono Soekanto bahwa masalah yang berpengaruh terhadap

efektivitas hukum tertulis ditinjau dari segi aparat akan bergantung pada hal

berikut9

8 Soerjono Soekanto Penegakan Hukum (Bandung Bina Cipta 1983) 80 9 Soerjono Soekanto Penegakan Hukum (Bandung Bina Cipta 1983) 82

40

1 Sampai sejauh mana petugas terikat oleh peraturan-peraturan yang ada

2 Sampai batas mana petugas diperkenankan memberikan kebijaksanaan

3 Teladan macam apa yang sebaiknya diberikan oleh petugas kepada

masyarakat

4 Sampai sejauh mana derajat sinkronisasi penugasan-penugasan yang

diberikan kepada petugas sehingga memberikan batas-batas yang tegas pada

wewenangnya

Pada elemen ketiga tersedianya fasilitas yang berwujud sarana dan

prasarana bagi aparat pelaksana di dalam melakukan tugasnya Sarana dan

prasarana yang dimaksud adalah prasarana atau fasilitas yang digunakan sebagai

alat untuk mencapai efektivitas hukum Sehubungan dengan ini Soerjono

Soekanto memprediksi patokan efektivitas elemen-elemen tertentu dari prasarana

dimana prasarana tersebut harus secara jelas memang menjadi bagian yang

memberikan kontribusi untuk kelancaran tugas-tugas aparat di tempat atau lokasi

kerjanya Adapun elemen-elemen tersebut adalah10

1 Prasarana yang telah ada apakah telah terpelihara dengan baik

2 Prasarana yang belum ada perlu diadakan dengan memperhitungkan angka

waktu pengadaannya

3 Prasarana yang kurang perlu segera dilengkapi

4 Prasarana yang rusak perlu segera diperbaiki

5 Prasarana yang macet perlu segea dilancarkan fungsinya

10 Soerjono Soekanto Penegakan Hukum (Bandung Bina Cipta 1983) 82

41

6 Prasarana yang mengalami kemunduran fungsi perlu ditingktkan lagi

fungsinya

Kemudian pada elemen keempat ada beberapa elemen pengukur efektivitas

yang tergantung dari kondisi masyarakat yaitu

1 Faktor penyebab masyarakat tidak mematuhi aturan walaupun peraturan

yang baik

2 Faktor penyebab masyarakat tidak mematuhi peaturan walaupun peraturan

sangat bak dan aparat sudah sangat berwibawa

3 Faktor penyebab masyarakat tidak mematuhi peraturan baik petugas atau

aparat berwibawa serta fasilitas mencukupi

Elemen di atas memberikan pemahaman bahwa disiplin dan kepatuhan

masyarakat tergantung dari motivasi yang secara internal muncul Internalisasi

faktor ini ada pada setiap individu yang menjadi elemen terkecil dari komunitas

sosial Oleh karena itu pendekatan paling tepat dalam hubungan disiplin ini

melalui motivasi yang ditanamkan secara individual

Elemen kelima adalah faktor kebudayaan Faktor kebudayaan yang

sebenarnya bersatu padu dengan faktor masyarakat sengaja dibedakan karena di

dalam pembahasannya diketengahkan masalah sistem nilai-nilai yang menjadi inti

dari kebudayaan spiritual atau material Kebudayaan (sistem) hukum pada

dasarnya mencakup nilai-nilai yang mendasari hukum yang berlaku nilai-nilai

yang merupakan konsepsi-konsepsi abstrak mengenai apa yang dianggap baik

(sehingga ditaati) dan apa yang dianggap buruk (sehingga dihindari)

42

BAB IV

ANALISIS EFEKTIVITAS MEDIASI

A Profil Pengadilan Agama Karawang

Pengadilan Agama Karawang kelas IA beralamat di Jalan Jendral Ahmad

Yani No 53 Karawang menurut Kepala Pengadilan Agama Karawang saat itu

yaitu Drs Saifuddin MH diresmikan pada hari senin tanggal 11 Februari 2008

secara simbolis oleh Ketua Mahkamah Agung Bagir Manan yang bertempat di

kantor Pengadilan Agama Bandung Dimana saat itu Ketua Mahkamah Agung

telah meresmikan 3 gedung Pengadilan Agama yaitu Bandung Cikarang dan

Karawang

Sebelum memiliki gedung resmi pada tahun 2006 sambil menunggu

rampungnya pembangunan gedung baru yang dibuat Pemerintah Kabupaten

Karawang meminjamkan tempat bekas kantor Depnaker Pada tahun 2006 adalah

tahap dilaksanakannya rehabilitasi gedung Pengadilan Agama Karawang diatas

tanah seluas 1698 M2 dengan luas bangunan 380M2 Pada awalnya status tanah

adalah Hak Guna Pakai dari Pemda Kabupaten Karawang dengan No

102SUTH0211PM01411978 tanggal 09 Juni 1978 dan Sertifikat No

0000621997

Pengadilan Agama Karawang dibentuk berdasarkan Staatsblad 1882 Nomor

152 tentang Pembentukan Pengadilan Agama di Jawa dan Madura tanggal 19

Januari 1882 dengan nama Raad AgamaPenghulu Landraad

43

Daerah hukum Pengadilan Agama Karawang adalah meliputi Pemerintahan

Kabupaten Karawang sesuai dengan Pasal 4 ayat (1) UU Nomor 7 Tahun 1989

Pasal 4 ayat (1) disebutkan bahwa ldquoPengadilan Agama berkedudukan di

kotamadya atau ibu kota kabupaten dan daerah hukumnya meliputi wilayah

kotamadya atau kabupatenrdquo Dari sini dapat kita simpulkan bahwa daerah hukum

Pengadilan Agama Karawang adalah wilayah kota atau Kabupaten Karawang

Pengadilan Agama Karawang yang daerah hukumnya meliputi kabupaten

Karawang terdiri dari 30 kecamatan dan 304 kelurahan atau desa dengan

mayoritas penduduk beragama islam Dalam menjalankan tugasnya dan

fungsinya Pengadilan Agama Karawang didukung oleh pegawai berjumlah 40

orang dan secara formal pelaksanaan tugas Pengadilan Agama Karawang harus

dipertanggung jawabkan dengan membuat laporan ke Pengadilan Tinggi Bandung

sebagai bukti nyata

Sebagai tempat pencari keadilan Pengadilan Agama Karawang sesuai

dengan tugas dan kewenangannya yaitu bertugas dan berwenang memeriksa

memutus dan mengadili perkara diantara orang-orang yang beragama islam

dalam bidang perkawinan warisan dan wasiat wakaf zakat infaq hibah

shodaqoh dan ekonomi syarirsquoah serta kewenangan lainnya yang diatur serta

diamanatkan oleh Undang-Undang

Secara geografis wilayah kabupaten Karawang terletak antara koordinat

107ordm02`ndash107ordm40` Bujur Timur 5ordm56`ndash6ordm34` Lintang Selatan termasuk daerah

dataran yang relative rendah Mempunyai variasi ketinggian wilayah antara 0 -

1279 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan wilayah 0 - 2 2 - 15

44

15 - 40 dan diatas 40 Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten

Bekasi dan Kabupaten Bogor di barat Laut Jawa di utara Kabupaten Subang di

timur Kabupaten Purwakarta di tenggara serta Kabupaten Cianjur di selatan ini

memiliki luas wilayah 173753 km2 dengan jumlah penduduk 2125234 jiwa

(sensus 2010) yang berarti berkepadatan 1223 jiwa per km2

Adapun struktur organisasi dari Pengadilan Agama Karawang adalah

sebagai berikut

Tabel 2

WAKIL KETUA

Drs H Mohamad Yamin SHMH

KETUA

Drs H M Yusuf SHMH HAKIM

1Dra Suherni

2Dra Hj Roniati MH

3Dra Hj Ratna Jumila MH

4Dra Hj Dadah Kolidah MH

5Dra Elfina Fitriani

6Drs H Abid MH

PANITERA

Nanang Patoni SHMH

SEKRETARIS

DrsJajang Janglar

KASUBAG KEPEGAWAIAN

Agustina Rahayu SH

KASUBAG UMUM amp KEUANGAN

Heri Santoso

KASUBAG PERENCANAAN TI amp LAP

Usmaniah

WAKIL PANITERA

Drs Mochamad Jalaludin

STAF

Wiyono SH

STAF

Abd Halim

PANMUD GUGATAN

Asnali SAg

PANMUD PERMOHONAN

Siti Sofia Emalia SAg

PANMUD HUKUM

Yuyu Yuliani SAgMH

HAKIM

7Dra Alia Al Hasna MH

8Drs Candra Triwangga

9Dra Hj Siti Sabihah SHMH

10Drs Humaidi Yusuf

11Drs Jajang Suherman SH

12DrH Farid Ismail SHMH

13DrsH Hasan Basri SHMH

45

B Analisis Efektivitas Mediasi

1 Tinjauan Yuridis Perma Nomor 1 Tahun 2008 dan Perma Nomor 1 Tahun

2016

Beberapa kekuasaan dan kewenangan Mahkamah Agung yang tertera

dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 24A ayat (1) adalah1

Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasimenguji peraturan undang-undang di bawah undang-undang terhadap undang-undangdan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang

Salah satu kewenangan lain yang diberikan oleh Undang-undang kepada

Mahkamah Agung adalah mengeluarkan produk yaitu PERMA Setidaknya

ada lima peran yang dimainkan PERMA RI dalam memenuhi kebutuhan

1 Republik Indonesia Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

PANITERA PENGGANTI

1Ahya Syaripudin

2Khalida SAgMH

3Taqludin SAg

4Ahmad Waskito SEi

5H Uwes

6Wahyu SSy

JURUSITA

1Eny Kurniasih SH

2Solikhin SH

JURUSITA PENGGANTI

1Edy Sutisna

2Samsudin

3ASupandi SAg

4Taufiqoh Bina Aryani SE

5Ratusiska Aries Tiani SE

6Ade Solahudin

7Reza M Sajidin SSy

46

penyelenggaraan negara khususnya di bidang peradilan Salah satunya

yakni PERMA RI sebagai pengisi kekosongan hukum2

Berkaitan dengan hal ini adalah hierarki Perundang-Undangan yang

ada di Indonesia Hal ini diatur dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2011 perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun

2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan berbunyi

sebagai berikut3

Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan adalah sebagai berikut

a Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 b Undang-UndangPerturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang c Peraturan Pemerintah d Peraturan Presiden e Peraturan Daerah Provinsi dan f Peraturan Daerah KabupatenKota

PERMA adalah salah satu ketentuan peraturan perundang-undangan

sebagaimana yang tertera dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011

perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Dalam Pasal 8 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 dalam pasal tersebut disebutkan

bahwa4

(1) Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) mencakup peraturan yang ditetapkan oleh

2 Ronald S Lumbuun Perma RI Wujud Kerancuan Antara Praktik Pembagian dan

Pemisahan Kekuasaan (Jakarta RajaGrafindo Persada 2011) h 14 3 Republik Indonesia Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan 4 Republik Indonesia Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan

47

Majelis Permusyawaratan Rakyat Dewan Perwakilan Rakyat Dewan Perwakilan Daerah Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Badan Pemeriksa Keuangan Komisi Yudisial Bank Indonesia Menteri badan lembaga atau komisi yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-Undang atau Pemerintah atas perintah Undang-Undang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Gubernur Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupatenkota Bupatiwalikota Kepala Desa atau yang setingkat

Kemudian dalam ayat selanjutnya yaitu Pasal 8 ayat (2) disebutkan bahwa

(2) Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan

Atas dasar Pasal 8 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun

2011 ini menyatakan bahwa Peraturan Mahkamah Agung (PERMA)

termasuk ke dalam peraturan perundang-undangan dan diakui

keberadaannya

Apabila melihat menimbang (konsideran) dalam Perma Nomor 1

Tahun 2008 huruf c dinyatakan bahwa dasar daripada dibentuknya Perma

Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan berdasarkan

Pasal 130 HIR (Het Herziene Indonesich Reglement Staatsblad 194144)

atau Pasal 154 RBg (Rechtsreglement Buitengewesten Staatsblad 1927

227) atau Pasal 31 Rv (Reglement op de Rechtsvordering Staarsblad 1874

52)5 disebutkan bahwa hakim atau majelis hakim akan mengusahakan

5 Reglement op de Rechtsvordering (Rv) adalah Reglement Acara Perdata Rechtsreglement

Buitengewesten (RBg) adalah Reglement Acara untuk Daerah Luar Jawa da Madura Het Herziene Indonesich Reglement (HIR) adalah Reglement Indonesia yang diperbaharui

48

perdamaian sebelum perkara mereka diputuskan6 Pasal 130 ayat (1) HIR

berbunyi

Jika pada hari yang ditentukan itu kedua belah pihak datang maka pengadilan negeri mencoba dengan perantaraan ketuanya akan memperdamaikan mereka itu

Selanjutnya Pasal 130 ayat (2)

Jika perdamaian yang demikian itu terjadi maka tentang hal itu pada waktu bersidang diperbuat sebuah akte dengan nama kedua belah pihak diwajibkan untuk mencukupi perjanjian yang diperbuat itu maka surat (akte) itu akan berkekuatan dan akan dilakukan sebagai putusan hakim yang biasa

Pasal 130 HIR dan 154 RBg yang memerintahkan usaha perdamaian

oleh hakim dijadikan sebagai modal utama dalam membangun perangkat

hukum mediasi pengadilan yang sudah dirintis sejak Tahun 2002 melalui

SEMS Nomor 1 Tahun 2002 Tentang Pemberdayaan Pengadilan Tingkat

Pertama Menerapkan Lembaga Damai Pasal 130 HIR 154 RBg yang

kemudian pada Tahun 2003 disempurnakan melaui PERMA Nomor 2

Tahun 2003 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan7

Kehadiran PERMA Nomor 1 Tahun 2008 dimaksudkan untuk

memberikan kepastian ketertiban kelancaran dalam proses mendamaikan

para pihak untuk menyelesaikan suatu sengketa Hal ini dapat dilakukan

dengan mengintensifkan dan mengintegrasikan proses mediasi ke dalam

prosedur berperkara di Pengadilan Mediasi mendapat kedudukan penting

6 Syahrizal Abbas Mediasi Dalam Perspektif Hukum Syariah Hukum Adat dan Hukum

Nasional (Jakarta Kencana 2009)h 287 7 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013) h124

49

dalam PERMA Nomor 1 Tahun 2008 karena proses mediasi merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dalam proses berperkara di Pengadilan8

Setiap orang yang berperkara ke Pengadilan wajib menempuh

mediasi apabila tidak melaksanakannya maka putusannya batal demi

hukum9 PERMA Nomor 1 Tahun 2008 ini mengikat maksudnya adalah

peraturan ini mengikat khusus hanya kepada orang-orang yang berperkara di

Pengadilan tidak mengikat kepada seluruh elemen masyarakat10

Namun akhir-akhir ini pada praktiknya Perma Nomor 1 Tahun 2008

selama ini belum menghasilkan tingkat keberhasilan mediasi yang baik di

Pengadilan Berdasarkan hal tersebut Mahkamah Agung mengeluarkan

Perma Nomor 1 Tahun 2016 untuk mencabut Perma Nomor 1 Tahun 2008

dengan harapan kenaikan tingkat keberhasilan dalam mediasi11 Anggota

Tim Pokja Mediasi MA Diah Sulastri Dewi menambahkan terbitnya Perma

No 1 Tahun 2016 ini bertujuan meningkatkan keberhasilan mediasi di

Pengadilan Umum dan Pengadilan Agama12

Ada beberapa poin pembeda antara Perma Nomor 1 Tahun 2008 dan

Perma Nomor 1 Tahun 2016 Untuk memudahkan memahami

perbedaannya penulis membuat bagan sebagai berikut

8 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013) h125

9 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

10 Wawancara dengan Dra Ratna Jumilah MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

11 httpswwwabnpcoidnewsharapan-optimalisasi-proses-mediasi-pasca-perma-nomor-1-tahun-2016 diakses pada 15 April 2017 jam 2330

12httpwwwhukumonlinecom berita baca lt56bc191569359 perma- mediasi- 2016- tekankan- pada- iktikad- baik diakses pada 15 April 2017 jam 2335

50

Tabel 3

No

Perma Nomor 1 Tahun 2008

Perma Nomor 1 Tahun 2016

1

Lama Proses mediasi selama 40 hari (Pasal 13 ayat(3) ) dapat

diperpanjang 14 hari

Lama Proses mediasi selama 30 hari (Pasal 3 ayat (6) ) dapat diperpanjang

30 hari 2

bull Pasal 12 ayat (1) hanya mewajibkan para pihak untuk beriktikad baik selama proses mediasi

bull Pasal 12 ayat (2) tidak penjelasan bagaimana bentuk pihak yang tidak beriktikad baikhanya menyatakan pihak yang tidak beriktikad baik dapat mengundurkan diri

bull Wajib menempuh iktikad baik selama mediasi (Pasal 7 ayat (1)

bull Pasal 7 ayat 2 huruf a sampai e penjelasan mengenai bentuk iktikad tidak baik Dalam Perma sebelumnya tidak ada penjelasannya

3

Tidak ada pasal yang mengatur mengenai akibat hukum bagi

pihak yang tidak beriktikad baik

bull Pasal 22 ayat 1 sampai 5 mengenai penjelasan akibat hukum bagi penggugat yang tidak beriktikad baik

bull Pasal 23 ayat 1 sampai 8 penjelasan mengenai akibat hukum bagi tergugat yang tidak beriktikad baik

4

Tidak ada pasal yang mengatur para pihak wajib hadir secara

langsung selama proses mediasi

bull Kewajiban menghadiri langsung pertemuan mediasi dengan atau tanpa kuasa hukum (Pasal 6 ayat 1)

bull Komunikasi audio visual dianggap sebagai kehadiran langsung bagi para pihak (Pasal 6 ayat 2)

bull Ketidakhadiran para pihak secara langsung dibolehkan berdasarkan alasan yang sah (Pasal 6 ayat 3) dan penjelasannya pada (Pasal 6 ayat 4 huruf a sampai d)

51

2 Kualifikasi Mediator

Mediator adalah pihak ketiga yang membantu dan mencarikan solusi

terbaik bagi para pihak dalam menyelesaikan perkaranya Salah satu faktor

pendukung keberhasilan dalam proses mediasi adalah peran seorang

mediator Fungsi daripada mediator adalah menjadi penengahmencari

solusi tentang sengketa yang dihadapi Oleh karena itu kecakapan dan

keterampilan seorang mediator mempunyai peran penting agar proses

mediasi dapat berjalan dengan efektif dan semestinya sesuai dengan

PERMA Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan

Pasal 9 dalam PERMA Nomor 1 Tahun 2008 menjelaskan mengenai

daftar mediator Pasal 9 ayat (1) yaitu

(1) Untuk memudahkan para pihak memilih mediator Ketua Pengadilan menyediakan daftar mediator yang memuat sekurang-kurangnya 5 (lima) nama mediator dan disertai dengan latarbelakang pendidikan atau pengalaman para mediator

Peneliti telah melalukan kunjungan dan observasi ke tempat penelitian yang

dituju yaitu Pengadilan Agama Karawang Peneliti telah melihat bahwa

Ketua Pengadilan Agama Karawang telah menyediakan daftar mediator

disertai dengan latar belakang para mediator namun peneliti tidak

mendapati pengalaman masing-masing mediator yang dimaksud dalam

Pasal 9 ayat (1) PERMA Nomor 1 Tahun 2008 Berikut adalah daftar

mediator yang bersumber dari Yuyu Yuliani SAgMH

52

Tabel 4

DAFTAR MEDIATOR PENGADILAN AGAMA KARAWANG

No Nama Lengkap Jabatan Pendidikan

1 Drs H M Yusuf SHMH Hakim Madya Utama Ketua S2

2 Drs H Mohamad Yamin SHMH Hakim Madya UtamaKetua S2

3 Dra Suherni MH Hakim Madya Utama S2

4 Dra Rosniati MH Hakim Madya Utama S2

5 Drs Hasan Basri SHMH Hakim Madya Muda S2

6 DraRatna Jumilah MH Hakim Madya Muda S2

7 Dra Hj Dadah Holidah MH Hakim Madya Muda S2

8 Dra Elfina Fitriani Hakim Madya Muda S1

9 Drs H Abis MH Hakim Madya Muda S2

10 Dra Alia Al Hasnah MH Hakim Madya Pratama S2

11 Drs Candra Triswangga Hakim Madya Pratama S1

12 Dra Hj Siti Sabihah SHMH Hakim Madya Pratama S2

13 Drs Humaidi Yusuf Hakim Madya Pratama S1

14 Drs Jajang Suherman SH Hakim Madya Pratama S1

15 Dr H Farid Ismail SHMH Hakim Utama Muda S3

Sumber diperoleh dari Yuyu Yuliani SAgMH Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat

Di atas adalah daftar-daftar mediator di Pengadilan Agama Karawang

Dari semua mediator yang terdapat pada daftar mediator peneliti telah

melakukan wawancara kepada 4 (empat) mediator diantaranya

53

DraRosniati MH Drs Hasan Basri SHMH Dra Ratna Jumilah MH

Dra Elfina Fitriani Dari semua mediator yang telah peneliti wawancara

terdapat 1 mediator yang tidak bersertifikat dan belum mengikuti pelatihan

mediator yaitu DraRosniati MH Tiga mediator lainnya telah mengikuti

pelatihan mediator di Mega Mendung Bogor13

Peneliti melihat dalam Pasal selanjutnya yaitu Pasal 9 ayat (2) sampai

(6) tentang kualifikasi mediator sebagai berikut

(2) Ketua pengadilan menempatkan nama-nama hakim yang telah memiliki sertifikat dalam daftar mediator

(3) Jika dalam wilayah pengadilan yang bersangkutan tidak ada mediator yang bersertifikat semua hakim pada pengadilan yang bersangkutan dapat ditempatkan dalam daftar mediator

(4) Mediator bukan hakim yang bersertifikat dapat mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan agar namanya ditempatkan dalam daftar mediator pada pengadilan yang bersangkutan

(5) Setelah memeriksa dan memastikan keabsahan sertifikat Ketua Pengadilan menempatkan nama pemohon dalam daftar mediator

(6) Ketua Pengadilan setiap tahun mengevaluasi dan memperbarui daftar mediator

Pengadilan Agama Karawang tidak memiliki mediator di luar hakim

dikarenakan kurangnya mediator yang memiliki sertifikat terlebih apabila

mediator di luar Hakim harus bersertifikat14 Semua Hakim yang ada di

Pengadilan Agama Karawang merangkap juga sebagai mediator15

Walaupun seorang hakim tidak memiliki sertifikasi mediator sesuai dengan

13 Wawancara dengan Dra Ratna Jumilah MH Drs H Hasan Bashri SHMH Dra

Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang pada tanggal 7 dan 9 November 2016

14 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

15 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

54

PERMA ini pada pasal 9 ayat (3) otomatis dapat menjadi mediator16 Para

Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang menjadi mediator

berdasarkan surat keputusan (SK) dari Ketua Pengadilan Agama

Karawang17

Ketua Pengadilan Agama setiap tahun mengevaluasi daftar mediator

Begitu pula setiap tahun daftar mediator dapat berubah-ubah apabila

adanya mutasi tugas berhalangan tetap ketidakaktifan setelah penugasan

dan pelanggaran atas pedoman perilaku Hal ini sesuai dengan Pasal 9 ayat

(7) dalam PERMA ini

Seluruh hakim Pengadilan Agama yang tidak memiliki sertifikat

dikarenakan belum mengikuti pelatihan mediasi yang diadakan oleh

Mahkamah Agung RI18 Pelatihan mediator yang diadakan oleh Mahkamah

Agung jumlahnya terbatas karena berskala nasional sehingga peserta yang

ikutpun sangat terbatas Seharusnya Mahkamah Agung memberikan

pelatihan mediasi kepada seluruh hakim di Pengadilan agar

a Dapat maksimal ketika melakukan mediasi Ketika Hakim telah

diberikan pelatihan mediasi diharapkan dapat menjalankan fungsi

mediator secara maksimal sesuai dengan ketentuan yang telah diatur

16 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 17 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani dan Dra Rosniati MH Haki m Mediator

Pengadilan Agama Karawang pada tanggal 9 November 2016 18 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

55

b Menambah keterampilan hakim saat melakukan mediasi Walaupun

hakim tanpa sertifikat mediator lalu menjadi mediator hal itu dapat

dibenarkan karena hakim dapat merangkap sebagai mediator Akan

tetapi tetap saja untuk memaksimal fungsi dan peran mediator seorang

hakim harus mengikuti pelatihan mediator yang diadakan oleh

Mahkamah Agung RI ketika kekurangan sumber daya mediator

sehingga kesiapan Hakim maksimal ketika Ketua Pengadilan menunjuk

Hakim sebagai mediator Namun pada dasarnya sulit membiasakan

hakim untuk menjadi mediator karena sifat seorang hakim adalah

memutus akan tetapi mediator hanya bersifat sebagai pihak ketiga yang

menengahi Dikhawatirkan sifat hakim yang terbiasa memutus terbawa

saat proses mediasi yang hanya berperan sebagai penengah bukan

memutus19 Karena itu sebisa mungkin seharusnya hakim tidak boleh

menjadi mediator Sangat tipis sekali hakim tersebut membedakan

antara menjadi hakim dan menjadi mediator terkadang terpengaruh20

c Mediasi berjalan efektif Pada dasarnya banyak faktor yang melatar

belakangi efektifnya mediasi Namun Keterampilan dan kemampuan

dari mediator adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat

keberhasilan mediasi terutama yang sudah bersertifikat21

19 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 20 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 21 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan

Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

56

3 Fasilitas dan Sarana

Fasilitas dan sarana adalah salah satu instrumen yang dibutuhkan

dalam melaksanakan proses mediasi Setiap Pengadilan Tingkat Pertama

diharapkan memiliki fasilitas dan sarana dalam proses mediasi yaitu tempat

atau ruangan khusus mediasi Hal ini untuk menunjang keberhasilan dari

pada mediasi Mediasi dapat diselenggarakan di salah satu ruangan

Pengadilan Tingkat Pertama sesuai dengan pasal 20 ayat (1) PERMA ini

Namun dapat juga diselenggarakan di tempat lain apabila disepakati oleh

para pihak

Pengadilan Agama Karawang memiliki fasilitas dan sarana untuk

melakukan proses mediasi yaitu ruangan khusus untuk mediasi Dengan

ruangan berukuran 4 m x 6 m dilengkap dengan beberapa tempat duduk dan

satu meja persegi disertai dengan alat pendingin ruangan atau air

conditioner (AC) Jadi di ruangan tersebut hanya bisa diselenggarakan satu

proses mediasi

Ruangan mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah cukup

memadai namun belum termasuk yang ideal22 Idealnya ruangan mediasi

adalah

a Ruangan yang luas Hal ini agar para pihak nyaman saat proses mediasi

berjalan Ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang masih sempit

artinya ruangan tersebut belum dikategorikan ideal

22 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

57

b Ruangan yang tertata dengan rapi yang dilengkapi dengan kursi-kursi

serta meja bundar agar para pihak dapat saling berhadapan saat proses

mediasi berlangsung23

c Ruangan yang memiliki air conditioner (AC) Ketika ruangan sejuk dan

dingin dapat mencairkan suasana Para pihak yang sebelumnya dalam

keadaan merasa tidak baik ketika masuk ke dalam ruangan tersebut

bisa menjadi merasa sedikit lebih baik yang dapat mempengaruhi

suasana hati dan pikiran para pihak24

d Adanya bingkai pajangan keluarga harmonis Hal ini juga dapat

mempengaruhi suasana hati dan pikiran para pihak25 Namun di

Pengadilan Agama Karawang belum terdapat hal ini Hanya ada

bingkai pajangan dengan simbol saling berjabat tangan Itu hanya

melambangkan simbol perdamaian secara umum26

Untuk kemudahan para pihak dalam menjalani proses mediasi sebelum

memasuki ruang mediasi terpampang jadwal mediator Dalam daftar tersebut

terdapat nama-nama mediator namun tidak disertai dengan keterangan latar

belakang pendidikan masing-masing mediator Setiap harinya terdapat 3 mediator

yang disediakan Semuanya berasal dari hakim yang merangkap sebagai mediator

23 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 24 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 25 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 26 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

58

Hal ini dikarenakan Pengadilan Agama Karawang tidak memiliki mediator di luar

hakim Berikut jadwal hakim mediator Pengadilan Agama Karawang

Tabel 5

NO

HARI

MEDIATOR

KETERANGAN

1 2 3 4

1

SENIN

1DRA ALIA AL HASNA MH

2DRS HUMAIDI YUSUF

3DRS CANDRA TRISWANGGA

2

SELASA

1DRSHMYUSUF SH MH

2DRAHJSITI SABIHAH SH MH

3DRAHJERAWATI SH MH

3

RABU

1DRSHMOHAMAD YAMIN SHMH

2DRARATNA JUMILAH MH

3DRSHABDILLAH SH MH

1DRAHJROSNIATI MH

59

4 KAMIS 2DRAELFINA FITRIANI

3DRAHJDADAH HOLIDAH MH

5

JUMrsquoAT

1DRSHASAN BASRI SH MH

2DRSHABID MH

3DRSJAJANG SUHERMAN SH

Sumber diperoleh dari Yuyu Yuliani SAgMH Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat

4 Kepatuhan Masyarakat

Berkaitan dengan kepatuhan masyarakat peneliti memberikan

beberapa catatan atas sikap para pihak selama melakukan proses mediasi

yang mempengaruhi kepatuhan para pihak dalam menjalani proses mediasi

yaitu sebagai berikut

a Rata-rata orang-orang yang datang berperkara ke Pengadilan Agama

khusus dalam perkara perceraian ini sangat sulit untuk disatukan

kembali terlebih apabila salah satu pihak ada yang melakukan

perselingkuhan27

b Sikap egois para pihak sehingga menyulitkan mediator untuk

mendamaikan dan mendalami permasalah yang dihadapi para pihak

27 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

60

c Sikap para pihak yang terkadang tidak mengikuti peraturan mediasi

yang telah disepakati28 Hal ini mengakibatkan tidak efektifnya proses

mediasi

d Biasanya jauh sebelum para pihak mendaftarkan perkara dan mengikuti

persidangan sering kali mereka sudah bersepakat untuk memutus

ikatan pernikahan29 Akhirnya mediator pun sulit untuk mendamaikan

kembali bahkan gagal

e Sikap para pihak yang kooperatif Namun hal ini mereka lakukan agar

proses mediasi cepat selesai dan berlanjut kepada tahap persidangan30

Mereka melakukan hal ini hanya sebagai formalitas

5 Kebudayaan

Berkaitan dengan kebudayaan dalam skripsi ini adalah mengenai

budaya masyarakat muslim yang berperkara di Pengadilan Agama Hal ini

sesuai dengan Pasal 1 butir (1) Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009

Tentang Peradilan Agama Pasal tersebut berbunyi

1 Peradilan Agama adalah peradilan nagi orang-orang yang beragama

islam

Menurut pasal ini Pengadilan Agama adalah wadah bagi orang-orang yang

ingin berperkara khusus untuk orang-orang atau masyarakat yang beragam

islam

28 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 29 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 30 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

61

Penulis melihat ada kecenderungan kenaikan angka perceraian dalam

empat tahun terakhir Berikut adalah angka perceraian selama 4 tahun

terakhir

Tabel 6

DIAGRAM PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA 4

TAHUN TERAKHIR31

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa angka perceraian dari tahun ke

tahun terus mengalami peningkatan baik pada perkara cerai talak maupun

cerai gugat Namun diantara kedua jenis perkara tersebut angka cerai gugat

jauh mendominasi dibandingkan dengan cerai talak Pada tahun 2012 pada

perkara cerai talak terdapat 89683 perkara yang diputus sedangkan pada

cerai gugat terdapat 206102 perkara Pada tahun 2013 terdapat 94715

perkara cerai gugat dan 221460 pada perkara cerai gugat Selanjutnya pada

tahun 2014 pada cerai talak terdapat 99536 perkara dan 243334 pada

perkara cerai gugat Kemudian pada tahun 2015 terdapat 98602 perkara

31 httpbadilagmahkamahagunggoidrekap-perkara-diterima-dan-diputus

050000

100000

150000

200000

250000

300000

2012 2013 2014 2015

89683 94715 99536 98602

206102 221460 243334 252885

cerai talak

cerai gugat

62

cerai talak dan 252885 pada perkara cerai gugat Dari setiap tahunnya

jumlah perkara cerai gugat lebih dari 2 kali lipat jumlah perkara cerai talak

Perbedaan jumlah angka ini sangat signifikan dan menunjukkan bahwa

betapa tingginya angka perceraian di Indonesia terutama dalam perkara

cerai gugat Bisa disimpulkan bahwa angka perceraian dari tahun ke tahun

terus mengalami peningkatan

C Tingkat Keberhasilan Mediasi

Pada pembahasan ini peneliti membatasi penelitian hanya pada tahun 2015

Data yang diambil bersumber dari laporan bulanan yang kemudian dirangkum

menjadi laporan tahunan Pengadilan Agama Karawang Di dalam laporan

tersebut dapat diketahui berapa jumlah perkara yang dimediasi setiap bulannya

dan berapa jumlah perkara yang berhasil dan gagal untuk dimediasi Berikut

adalah laporan pembukuan mediasi di Pengadilan Agama Karawang tahun 2015

Tabel 7

LAPORAN TAHUNAN MEDIASI PENGADILAN AGAMA

KARAWANG TAHUN 2015

NO

BULAN

JUMLAH PERKARA

KETERANGAN

BERHASIL TIDAK BERHASIL

1 Januari 28 0 28

2 Februari 18 0 18

3 Maret 20 1 19

4 April 25 0 25

5 Mei 21 0 21

63

6 Juni 18 0 18

7 Juli 18 0 18

8 Agustus 23 1 22

9 September 27 2 25

10 Oktober 35 1 34

11 November 31 0 31

12 Desember 25 0 25

TOTAL 289 5 284

Untuk mengetahui prosentase keberhasilan mediasi dalam satu tahun pada

tabel di atas dapat digunakan rumus sebagai berikut 32

119869119906119898119897119886ℎ 119901119890119903119896119886119903119886 119910119886119899119892 119889119894119888119886119887119906119905119869119906119898119897119886ℎ 119901119890119903119896119886119903119886 119910119886119899119892 119889119894119901119906119905119906119904

X 100

Berdasarkan rumus di atas dapat ditentukan prosentasi keberhasilan mediasi

perceraian di Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015 sebagai berikut

5284

X 100 = 176

Maka dapat diketahui prosentase tingkat keberhasilan perkara yang berhasil

dimediasi adalah sebesar 176 Hal ini membuktikan bahwa tingkat

keberhasilan mediasi di Pengadilan Agama Karawang pada tahun 2015 sangatlah

jauh dari apa yang diharapkan Dengan hasil tersebut membuktikan bahwa

32 http wwwbadilagnet data ARTIKEL Mencari 20 tolak 20 ukur 20 hasil

20 Mediasipdf

64

mediasi di Pengadilan Agama Karawang pada tahun 2015 belum efektif Ini

sangat berbanding terbalik dengan prosentase kegagalannya sebesar 9824

D Faktor Pendukung dan Penghambat Keberhasilan Mediasi

Tentunya dalam berjalannya proses mediasi ada faktor pendukung dan

penghambat keberhasilan mediasi Berikut adalah beberapa faktor-faktor

keberhasilan mediasi

a Para Pihak Bersifat Kooperatif

Artinya adalah mereka para pihak dapat mematuhi peraturan dalam

proses mediasi yang telah disepakati sebelumnya33 Hal ini harus dilakukan

karena kebanyakan para pihak yang berperkara ketika suasana hatinya tidak

baik tidak dapat mengontrol emosi sehingga peraturan yang telah disepakati

sebelumnya tidak dipatuhi dan proses mediasi tidak berjalan efektif

b Kecakapan dan Penampilan

Cara penyampaian dan gaya bahasa mediator yang mudah dipahami

sangat mendukung keberhasilan mediasi terutama mediator yang

bersertifikat34 Ketika seorang mediator telah bersertifikat setidaknya dia

telah mengkuti serta mempelajari bagaimana cara berkomunikasi cara

menggali infomasi dan berhadapan dengan para pihak yang berbeda-beda

karakter

33 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 34 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan

Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

65

Begitu juga penampilan mediator yang berwibawa dan meyakinkan

dapat menjadi faktor keberhasilan mediasi karena dapat meyakinkan dan

menimbulkan kepercayaan terhadap para pihak35

c Latar Belakang Pendidikan dan Lingkungan dimana para pihak tinggal

Latar belakang pendidikan mempunyai pengaruh terhadap pola pikir

para pihak ketika menghadapi suatu permasalahan dalam hal ini khususnya

adalah perkara perceraian serta lingkungan dimana para pihak tinggal juga

dapat mempengaruhi pola pikir para pihak Ketika latar belakang

pendidikan dan lingkungan baik maka pola pikir para pihak juga akan baik

dan positif ketika menghadapi suatu perkara36

d Mengingat Anak

Faktor mengingat anak dapat mendukung keberhasilan mediasi karena

para pihak akan berfikir ulang ketika mereka berceraian bagaimana nasib

anak-anak mereka apabila bercerai37 Hal ini bagi mereka yang sudah

memiliki anak dari hasil perkawinan yang mereka laksanakan

e Kondisi Ruang atau Tempat Mediasi

Ketika kondisi tempat atau ruang nyaman hal ini juga dapat

mempengaruhi keberhasilan mediasi karena dapat merubah mindset para

pihak dalam berfikir Contoh ketika berada di ruangan ruangan tersebut

35 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 36 Kedua faktor tersebut hasil wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator

Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 37 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

66

ditata dengan rapih dan menggunakan pendingin ruangan atau AC (Air

Conditioner) yang dapat membuat para pihak nyaman38

f Iktikad Baik Para Pihak

Sehebat dan sekeras apapun usaha seorang mediator untuk

mendamaikan tidak akan berhasil apabila tidak didukung iktikad baik para

pihak terutama dari pihak penggugat agar mau menerima kembali pihak

tergugat untuk hidup bersama39

Berikut adalah beberapa faktor penghambat terhadap keberhasilan mediasi

a Keinginan Kuat Para Pihak Untuk Bercerai

Hal ini terjadi biasanya ketika salah satu atau kedua belah pihak

tidak mau bermusyawarah Misalnya salah satu pihak menuruti pihak

lawan yang ingin bercerai itu sudah dipastikan akan gagal untuk

dimediasi40

b Konflik Yang Sudah Meruncing

Konflik yang sudah meruncing dan berlarut-larut diantara para

pihak akan menghambat keberhasilan mediasi Apabila salah satu pihak

ada yang berkeinginan untuk berdamai masih ada kesempatan untuk

dimediasi Akan tetapi apabila keduanya sudah tidak ingin untuk

berdamai maka akan sangat sulit dimediasi41

38 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan

Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 39 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 40 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 41 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

67

c Psikologis atau kejiwaan para pihak

Kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya

sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang

mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan

perceraian ini42

42 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

68

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan terdapat beberapa

kesimpulan yang dapat dikemukakan

1 Efektivitas mediasi yang dilaksanakan di Pengadilan Agama Karawang belum

efektif karena tingkat keberhasilannya masih sangat rendah

2 Faktor-faktor pendukung keberhasilan mediasi adalah

a Para Pihak Bersifat Kooperatif Artinya adalah mereka para pihak dapat

mematuhi peraturan dalam proses mediasi yang telah disepakati

sebelumnya Hal ini harus dilakukan karena kebanyakan para pihak yang

berperkara ketika suasana hatinya tidak baik tidak dapat mengontrol emosi

sehingga peraturan yang telah disepakati sebelumnya tidak dipatuhi dan

proses mediasi tidak berjalan efektif

b Kecakapan dan Penampilan Cara penyampaian dan gaya bahasa mediator

yang mudah dipahami sangat mendukung keberhasilan mediasi terutama

mediator yang bersertifikat Ketika seorang mediator telah bersertifikat

setidaknya dia telah mengkuti serta mempelajari bagaimana cara

berkomunikasi cara menggali infomasi dan berhadapan dengan para pihak

yang berbeda-beda karakter Begitu juga penampilan mediator yang

berwibawa dan meyakinkan dapat menjadi faktor keberhasilan mediasi

69

karena dapat meyakinkan dan menimbulkan kepercayaan terhadap para

pihak

c Latar Belakang Pendidikan dan Lingkungan dimana para pihak tinggal

Latar belakang pendidikan mempunyai pengaruh terhadap pola pikir para

pihak ketika menghadapi suatu permasalahan dalam hal ini khususnya

adalah perkara perceraian serta lingkungan dimana para pihak tinggal juga

dapat mempengaruhi pola pikir para pihak Ketika latar belakang

pendidikan dan lingkungan baik maka pola pikir para pihak juga akan

baik dan positif ketika menghadapi suatu perkara

d Mengingat Anak Faktor mengingat anak dapat mendukung keberhasilan

mediasi karena para pihak akan berfikir ulang ketika mereka berceraian

bagaimana nasib anak-anak mereka apabila bercerai

e Kondisi Ruang atau Tempat Mediasi Ketika kondisi tempat atau ruang

nyaman hal ini juga dapat mempengaruhi keberhasilan mediasi karena

dapat merubah mindset para pihak dalam berfikir Contoh ketika berada di

ruangan ruangan tersebut ditata dengan rapih dan menggunakan pendingin

ruangan atau AC (Air Conditioner) yang dapat membuat para pihak

nyaman

f Iktikad Baik Para Pihak Sehebat dan sekeras apapun usaha seorang

mediator untuk mendamaikan tidak akan berhasil apabila tidak didukung

iktikad baik para pihak terutama dari pihak penggugat agar mau menerima

kembali pihak tergugat untuk hidup bersama

70

3 Faktor-faktor penghambat mediasi adalah

a Keinginan Kuat Para Pihak Untuk Bercerai Hal ini terjadi biasanya ketika

salah satu atau kedua belah pihak tidak mau bermusyawarah Misalnya

salah satu pihak menuruti pihak lawan yang ingin bercerai itu sudah

dipastikan akan gagal untuk dimediasi

b Konflik Yang Sudah Meruncing Konflik yang sudah meruncing dan

berlarut-larut diantara para pihak akan menghambat keberhasilan mediasi

Apabila salah satu pihak ada yang berkeinginan untuk berdamai masih

ada kesempatan untuk dimediasi Akan tetapi apabila keduanya sudah

tidak ingin untuk berdamai maka akan sangat sulit dimediasi

c Psikologis atau kejiwaan para pihak Kekecewaan yang berat salah satu

pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa

terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri

ikatan dengan jalan perceraian ini

B Saran

Pada bagian akhir skripsi ini penulis ingin memberikan saran-saran kepada

beberapa pihak atau instansi yang terkait yaitu sebagai berikut

1 Kepada Pemerintah dalam hal ini Kementrian Agama yang membawahi

Kantor Urusan Agama atau biasa disebut KUA mewajibkan kepada calon

pasangan suami isteri yang akan menikah untuk mengikuti bimbingan dan

pembinaan tentang pernikahan untuk menciptakan rumah tangga sakinah

mawaddah wa rahmah sesuai dengan tujuan pernikahan Karena sampai

saat ini hal tersebut hanya bersifat anjuran Hal ini dilakukan agar pasangan

71

yang akan menikah memiliki bekal dan pengetahuan yang cukup serta

membentuk mental yang baik bagi para calon pasangan suami isteri Ini

adalah modal utama agar para pasangan suami isteri terhindar dari perkara

perceraian

2 Kepada Mahkamah Agung ada dua saran yang ingin penulis berikan yaitu

sebagai berikut

a Mahkamah Agung agar mengadakan pelatihan lebih intensif kepada

hakim mediator khususnya bagi hakim yang belum bersertifikasi

sehingga seluruh hakim telah mengikuti dan memiliki sertifikat

tersebut karena kecakapan mediator adalah salah satu faktor

pendukung keberhasilan dalam mediasi

b Agar Mahkamah Agung mengeluarkan PERMA yang menjelaskan

tentang kriteria keberhasilan hakim dan insentif bagi hakim yang

berhasil menjalankan fungsinya sebagai mediator karena hal itu adalah

upaya luar biasa sehingga layak dan patut untuk diberikan insentif

Juga untuk memotivasi para hakim agar lebih bersungguh-sungguh

dalam menjalankan fungsinya sebagai mediator yang berdampak

dapat meningkatkan keberhasilan dalam proses mediasi Pada

kenyataanya sampai saat ini Mahkamah Agung belum menjelaskan

regulasi tersebut di dalam PERMA

3 Kepada para hakim yang ditetapkan menjadi mediator agar dengan

sungguh-sungguh menjalankan fungsinya sebagai mediator tidak hanya

sekedar formalitas belaka karena diamanatkan oleh PERMA

72

DAFTAR PUSTAKA

Abbas Syahrizal Mediasi dalam Perspektif Hukum Syariah Hukum Adat dan

Hukum Nasional Jakarta Kencana 2009

Astarini Dwi Rezki SriMediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian

Sengketa Berdasarkan Asas Peradilan Cepat Sederhana Biaya Ringan

BandungPT Alumni 2013

Abdurrasyid Priyatna Arbitase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Suatu

Pengantar Jakarta Fikahati Anesta 2002

Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Al-Sheikh Lubaabut Tafsiir

Min Ibni Katsir terj M Abdul Ghoffar Juz 5 Bogor Pustaka Imam Asy-Syafirsquoi

2003

Amriani Nurnaningsih Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di

Pengadilan Jakarta PT RajaGrafindo Persada 2011

Al-Husain Ahmad Fathul Qariib Al-Mujiib Mesir Thaha Putra Semarang 1934

Ali Zainuddin Sosiologi Hukum Jakarta Sinar Grafika 2012

Ali Achmad Menguak Teori Hukum dan Teori Peradilan Vol 1 Jakarta

Kencana 2010

Amir M Abdul Kamus Istilah Islam Jakarta Pustaka Firdaus 1994

Dawson Roger Seni Negosiasi (Secret of Power Negotiating) Jakarta Gramedia

Pustaka 2010

Emirzon Joni Alternatif Penyelesaian Sengketa diluar Pengadilan (Negosiasi

Mediasi Konsiliasi dan Arbitrase) Jakarta Gramedia Pustaka Utama

2000

73

Hidayatulloh Efektivitas Mediasi Dalam Perkara Perceraian di Pengadilan

Agama Depok Skripsi Fakultas Syarirsquoah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2011

Kriekhoff Valerine Mediasi Sebagai Bentuk Penyelesaian Sengketa keluarga

Pustaka Dunia 2012

Lumbuun Ronald S Perma RI Wujud Kerancuan Antara Praktik Pembagian dan

Pemisahan Kekuasaan Jakarta Raja Grafindo Persada 2011

Manan Bagir Mediasi Sebagai Alternatif Menyelesaikan Sengketa Varia

Peradilan No 24 8 Juli 2008

Rahmadi Takdir Mediasi Penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan Mufakat

Jakarta Raja Grafindo Persada 2010

Rahman Ghazaly Abdur Fiqh Munakahat Jakarta Kencana Prenada Media

Group 2006

Sabiq Sayyid Fiqh Al-sunnah Kairo Al-Fath Lil Irsquolam Al-lsquoArobi 1972

JMoleong Lexy Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2009

Sari M Efektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara Perceraian di

Pengadilan Agama Maros Skripsi Fakultas Hukum Universitas

Hasanuddin Makassar 2014

Shihab M Quraish Tafsir Al-Mishbah Jakarta Lentera Hati 2007

Soekanto Soerjono Pokok-Pokok Sosiologi Hukum Cet V Jakarta Raja Grafindo

Persada 2014

Sutadi Mariana Pendayagunaan Perdamaian Menurut Pasal 130 HIR154 RBg

dan Potensinya dalam Mewujudkan Keadilan yang Cepat Sederhana dan

Biaya Ringan Jakarta Pusat Pengkajian Hukum dan Mahkamah Agung RI

2005

74

Soekanto Soerjono Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum Jakarta

PTRaja Grafindo Persada 2008

Syarifuddin Amir Ushul Fiqh Jilid II cet6 Jakarta Kencana 2011

Soekanto Soerjono Penegakan Hukum Bandung Bina Cipta 1983

Tim Penyusun Pusat Bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta Balai

Pustaka 1990

Usman Rachmadi Mediasi di Pengadilan Dalam Teori Dan Praktik Jakarta

Sinar Grafika 2012

Widyana I Made Alternatif Penyelesaian Sengketa (ADR) Jakarta Fikahati

Anesta 2009

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Perauran Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur

Mediasi di Pengadilan

Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Prosedur

Mediasi di Pengadilan

Inpres Nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam

Rechtsreglement Buitengewesten (RBg)

Het Herziene Indonesich Reglement (HIR)

Jurnal

75

Nurhasanah dan Rozalinda (2014) ldquoPersepsi Perempuan Terhadap Perceraianrdquo

Kafarsquoah Jurnal Ilmiah kajian Gender Vol 4 (No2) hal 2

Fachrina dan Rinaldi Eka Putra (2013) ldquoUpaya Pencegahan Perceraian Berbasis

Keluarga Luas dan Institusi lokal dalam Masyarakat Minangkabau di

Sumatera Baratrdquo Antropologi Indonesia Vol 34 (No2) hal 5

Internet

Angka Perceraian di Indonesia Tertinggi Dibanding Negara Islam lain 2007

http wwweramuslimcom berita nasional angka- perceraian- di- indonesia-

tertinggi- dibanding- negara- islam- lainhtm diakses pada 9 Juni 2016 jam

1612 WIB

Takariawan Cahyadi Di Indonesia 40 Perceraian Setiap Jam 2015 http

wwwkompasianacom pakcah di- indonesia- 40- perceraian- setiap-

jam_54f357c07455137a2b6c7115 diakses 9 Juni 2016 jam 2348

Cerai Paling Banyak di Jawa Barat http wwwantaranewscom berita 270213

cerai- paling- banyak- di- jawa-barat diakses pada 9 Juni 2016 jam 2259

Budiman Asep 2016 Kasus Cerai Indramayu tertinggi di Indonesia http

wwwpikiran-rakyatcom jawa-barat 2016 03 15 364250 kasus- cerai-

indramayu -tertinggi- di- indonesia diakses 9 Juni 2016 jam 2330

Harahap Syahrizal Hadi http wwwmedanbisnisdailycom news read 2015

1230207187kursus-perkawinan-dan-upaya-mencegah-perceraian diakses

11 Juni 2016 jam 0600

httpwwwpa-karawanggoid diakses pada tanggal 12 Juni 2016jam 2109

Ray Pratama Siadari Teori Efektivitas diakses dari http raypratamablogspotsg

201411teori-efektifitashtml diakses pada tanggal 13 Oktober 2016 pukul 0033

httpbadilagmahkamahagunggoidrekap-perkara-diterima-dan-diputus

httpwwwbadilagnetdataARTIKELMencari20tolak20ukur20hasil20

Mediasipdf

Lampiran 1

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Drs H Hasan Bashri SHMH

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Sejak februari 2016

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H Ketua pengadilan agama karawang

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Ya2009 di Mega Mendung Bogor

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Perma ini mengikat hanya bagi orang2 yg berperkarasetiap yg berperkara berdasarkan revisi Perma No1 Tahun 2016 ini Setiap berperkara khusus utk perceraian wajib menempuh mediasi terlebih dahulukalo tdk putusannya batal demi hukum

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Ya sudah Jadi setiap kita warga PA ada perwakilan untuk mengahadiri sosialisasi iniYa cukup berpengaruhada perbedaan dari pada Perma sebelumnya Ada progresnya walaupun tidak signifikan

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Saya belum tau apakah ada upaya peningkatan menjadi UUmungkin nanti akan ada perubahan menuju kesana sebab ini suatu kewajiban juga

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Yaa baguscukup efektif

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Para pihak antusiasrata2 para pihak ingin dimediasiresponnya baik Tingkat keberhasilannya lumayan Terutama pihak tergugat yg merasa keberatan dgn tuntutan

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Mendamaikan kedua belah pihak yg berperkara utk menuju ke arah perdamaian supaya mereka damai Fungsinya mediator

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi

H Di dalam memang selalu diupayakan penasehatan perdamaiankarena di ruang sidang itu waktunya terbatas dan singkat Kita juga dibatasi dgn perkara yg cukup banyak

11 Mengapa mediasi hraus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Sebab ada hal yg terkadang secret apabila menyangkut perceraianmakanya sidangnya tertutup Ini masalah sangat privasi dan khalayak umum tdk boleh taukarena aib juga Sesuai dgn perma diberikan waktu kurang lbh 40 hari kerja Kami melakukan mediasi tidak hanya 1 atau 2 kali bahkan bisa 4 sampai 5 kali apabila kita melihat masih ada celah utk didamaikan Bahkan harinya bisa ditambah tentunya atas seizin ketua mejalis hakim

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Ketika hal ini terjadibiasanya kita melakukan kaukus Biasanya mereka lbh terbukakarena kalo kita hadirkan mereka berduka biasanya cenderung agak tertutup juga Ini adalah jalan terbaik utk mengetahui apa sih yg sebenarnya terjadi

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya H Pengaruhnya cukup besar jugasebab ketika kaukus mereka lebih terbuka dlm persoalan yg sebenarnya terjadi Kadang2 didepan pihak agak malu dll apalgi kalo para pihak nya tempramental Tp begitu lewat kaukus mereka lebih terbuka kadang2 Sering terjadi hal seperti ini Hal ini sangat penting karena utk menggali persoalan yg sebenarnya terjadi

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H Pertama Kemampuan mediator juga berpengaruh terutama mereka yg sudah bersertifikasi Kedua kesungguhan dari mediator Respon dan keinginan kedua belah pihak juga sangat penting Termasuk juga suasana ruangan mediasi mempunyai pengaruh penting terhadap keberhasil Didesain dgn rapiber ACjadi ketika masuk itu orang2 merasa enak dan nyamandapat merubah mindset mereka juga Kalo ruangannya panasga mumpuni Maka demikian kita berharap Pemerintah menyediakan tmpt khusus utk mediasi yg representatif Faktor kegagalan yaa sebaliknyahehe

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan Biasanya seperti itu sepengatahuan saya selama menjadi mediator

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Yaa sangat penting Harus juga dia memiliki bekal itu sebab itu terkait sekali dgn masalah keluarga Ttg pskologi harus dikuasai oleh hakimbaik dia sebagai hakim

maupun sebagai mediatortapi itu hanya bersifat anjuransebab dlm persyaratan blm ada ketentuan sprti itu Namun secara mafhumnya kita harus mengetahui lah

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Pertama adalah tempat pastinya Utk tempat alhamdulillah bisa kita katakan cukup memadai

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Dulu begitu maunya MA tapi sampai hari ini blm jelas juga reward nya apabelum ada aturan mengenai hal iniitu baru wacana aja Harusnya adasebab itu adalah upaya luar biasa Seperti di negara jepang aja itu reward nya luar biasa Mungkin kalo ada dapat memotivasi hakim juga untuk memediasi dgn lbh baik

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Yaa sudah lumaya ideal lah kalo sgtu

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa H Khusus utk di PA karawang tidak menyediakantp di PA yg lain saya tahu menyediakanuntuk masalah knpa nya saya kurang tau juga yaa Yang jelas ketika Pengadilan saya yg sebelumnya di Cibinong ada

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Rata2 responnya baik dan mau dimediasi tapi 1 atau 2 ada kadang yg menolak Memang harus maukalo tdk batal demi hukum

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Terlepas dari dia tau atau tidak yaayg jelas setiap kali kita perintahkan mereka siap Apalagi bagi mereka yg sudah membawa kuasa hukum atau pengacara karena sebelumnya telah dituntun oleh pengacaranya

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Biasanya dari pihak penggugat yg tdk mau melanjutkanyg kedua kadang2 pihak tergugat juga tdk mauketika kedua belah pihak tdk maubanyak disini yg seperti itu Tapi apabila pihak penggugat atau salah pihak msh mauitu msh ada kemungkinan utk bermediasi Kalo dua2nya sudah tdk mauini yg sangat sulit Rata2 faktor ekonomiselingkuh juga adakekerasan juga adatdk tanggung jawab juga adamacam2 lahyg jelas faktor ekonomi menempati urutan teratasterkait masalah nafkah

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang

H Kita mengadakan kunjungan dan kerjasamaserta studi perbandingan dgn negara2 tersebut(Jepang) Kalo mereka berhasilkenapa tidak kita mengadopsi sistem yg sama Memang tingkat keberhasilanya cukup tinggi Saya termasuk yg terbaik jadi mediator Dari segi aturannyapelaksanaannyasistemnya juga kita ikut Kalo di luar negeri berbedasebelum menuju ranah persidanganmereka sebelum itu sudah ada upaya perdamaian Jadi kalo mereka sudah berhasil ga perlu lagi naik ke tahap persidangan Berbeda dgn kitakalo kita di dalamartinya setelah daftar ke persidangan baru dapat dilakukan mediasi Mereka juga ada lembaga swasta yg dibiayai oleh negara tanpa dipingut biaya Utk hal biaya mediasi kita juga sama gratisCuma kita dalam persidangan setelah daftar Faktor kultur sangat berpengaruhutk di indonesia apalagi dgn kemajemukan sukunyakhusus utk karawang saja skrng bukan hanya orang sunda saja tapi sudah dari mana2 Sosialisasi mediasi ini kita suka lakukan namun hanya dalam ranah kelembagaan sajatdk khusus kepada masyarakat

H = Hakim atau Hakim Mediator

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Dra Rosniati MH

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Ya saya sebagai hakim mediatordisini sejak 31 agustus 2013

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H Ketua PA Karawang melalui SK

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Belum memilikinamun kita sebagai hakim dibenarkan untuk merangkap juga sebagai hakim mediator kecuali kalo mediator diluar hakimitu wajib memiliki sertifikat mediator

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Tidakini hanya mengikat kepada orang2 yg berperkara dipengadilan saja Kalo ga dimediasi putusannya batal demi hukum Kalo kedua belah pihak hadir dapat dimediasi tp kalo salah satu tdk hadir tdk dapat dimediasi

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Dari pihak MA sudah melakukan sosialisasi dgn cara perwakilan dari PA karawang ini di undang ke MA Kyk nya ga ada perubahan yg berarti yaa karena biasanya orng yg berperkara kesini ga ada suami nyayg verstek(ga bisa dimediasi)yg hadir dua2nya hanya sedikit Tp dsni juga banyakcontoh penggugat mengajukan gugatan terus suaminya dtng atau suami yg mengajukan lalu termohonnya datang mediasi perdamaiannya itu jarang yg berhasil namun akibat cerainya bnyk yg berhasil seperti nafkah lsquoiddahmutrsquoah nya itu bnyk yg berhasil

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Belum adamungkin tergatung orang-orang yg ada di Mahkamah Agung yaauntuk menerbitkan Undang-Undang itu banyak persyaratannya

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Cukup efektifCuma khusus dlm perkara perceraian efektifnya dalam hal akibat cerainyabukan pada perdamaian dalam perceraiannya Karena orang yang datang berperkara perceraian itu adalah dalam hal perasaanuntuk mendamaikannya itu kan sulit apabila sudah menyangkut perasaan

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Kalo dalam perkara perceraianbanyaknya penyelesaian perkara dengan jalan damai atau mediasi yang berujung pencabutan perkara Dalam penyelesain perkara pun lebih cepat ya

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Mediator itu adalah orang yang ditunjuk ketua majelis hakim dgn sebuah penetapan untuk membantu para pihak menyelesaikan perkara mereka dengan jalan damai Lalu fungsinya menjadi penengahmencari solusi tentang sengketa yg mereka hadapi

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi H Ini sebetulnya mediasi ini adalah non-litigasi tp sudah terintegrasi ke dalam litigasi dan itu membantu Memang dalam setiap awal persidangan sudah memberikan nasihat tapi kan untuk lebih fokus dan optimal waktunya harus dipisahkan secara tersendiri

11 Mengapa mediasi harus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Karena dalam hal perceraian ada rahasia2 rumah tangga yg orang lain tidak boleh mengetahuiyg boleh tau hanya mediator dengan hakim Apabila terbuka untuk umum itu tidak etisbarang kali ada sesuatu yang dapat memalukan salah satu atau kedua belah pihakaib keluarga jugajadi harus benar2 rahasia Dalam Perma terbaru kan jangka waktunya 30 harisampai kapanpun bisa bahkan sampai perkara putuspun apabila para pihak menghendaki untuk mediasi kembali yaa kita mediasi lagi Contoh dia cerai tahap awal mediasi tapi tidak tercapailalu berlanjut rekonpensi dalam tahap ini kita mediasi lagi Tapi apabila yg tidak bisa dimediasi kalo perkaranya sudah lanjut Umpamanya verstek awalnyapihak tergugat tidak hadir Lalu kita sudah dalam tahap pembuktiankemudian pihak istri atau suami datangkita sudah tidak mediasi lagi karena sudah lewat

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Pertama yg dilakukan adalah ditunda mediasinya tergantung kesepakatan

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya H Yaa pernah juga Selama ini kaukus tidak banyak pengaruh menurut saya

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H (Faktor keberhasilan mediasi) (1)hubungan antara keduabelah pihak belum terlalu meruncingsalah satu pihak masih berkeinginan untuk damai itu msh ada kesempatan tapi apabila sudah dua2nya tidak itu sangat sulit dimediasi (2)Faktor mengingat anak2 bagi yg sudah menikah dan sudah memiliki anak2bagaimana nasib anak2 apabila bercerai (3)faktor hakimbagaimana cara hakim berbicara dan memberikan nasihat Apabila nasihat2 dapat diterima oleh para pihak itu juga dapat berpengaruh terhadap keberhasilan mediasi

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan Biasanya seperti itu sepengatahuan saya selama menjadi mediator

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti

dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Yaa itu juga diperlukanbisa juga apabila melibatkan keluarga (hakam) barang kali dengan begitu dpt meluluhkan hati Dalam psikologis juga perlumelihat keadaan atau kondisi kejiwaan seseorang Walaupun kita bukan ahli psokologis tapi karena pengalaman sebagai hakim kita bisa menilai watak kondisi seseorang Lalu kan kita sudah melakukan pelatihan2 mediasitujuannya kan untuk itu Bagaimana cara memediasi orangbagaimana supaya orang itu tertarik dgn kita

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Tempat atau ruang Tentunya ruangan yg apabila orang masuk itu bisa membuat dingin hatinya Ruang mediasi harus dihias sebaik mungkinsejuk juga Kalo disini belum memadai kan apabila memperbaiki sarana dan prasarana harus ada anggaranuntuk tahun ini kita belum dapat anggaran itu dan ruang mediasi yaa seadanya Kalo ditempat lain sudah memadaidihiasada meja khusus (meja bundar)

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Tidak ada reward apapunnamun MA dulu ada wacana tantang hal ituberupa apa juga belum diberitahukalo untuk kenapa nya saya juga tidak tau yaa

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Belum idealmasih kurangnamun ruang khusus nya sudah ada tp belum ideal

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa H Belum ada kita hakim merangkap sebagai mediator juga Kita berbagi waktusiapa yg hari itu tidak sidang berarti itu yg mediasi

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Respon para pihak rata2 bagustapi keberhasilan nya yang kurang Orang2 yg datang ke Pengadilan itu rata2 perasaannya sudah sulit utk disatukanapalagi apabila salah satu pihak ada yg selingkuhitu sulit

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Terlepas dari dia tau atau tidak yaayg jelas setiap kali kita perintahkan mereka siap Apalagi bagi mereka yg sudah membawa kuasa hukum atau pengacara karena sebelumnya telah dituntun oleh pengacaranya

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Kalo di Karawang inikebanyakan karena faktor ekonomi kurang Suami tdk kerja atau suaminya malas2an bekerjajd istri terpaksa bekerjaBanyak jugayg akhirnya

suami mengizinkan istri menjadi TKITKW ke luar Suami dirumah ngurus anak dikirim uanglalu dikumpulkan untuk modal nikah lagi Kedua adalah Selingkuh

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang H Perlu juga kita mencontohnamun kita kan blm tau bagaimana prosesnya disana Kalo memang baik ya kita harus mencontoh Tapi kita juga kn sudah ada payung hukum sendiri Untuk masalah kultur juga menurut saya tidak banyak pengaruh yaakarena kalo perkara peceraian itu sudah masalah hati yaasangat sulitga mungkin memaksakan kehendak Jadi mediasi itu ada beberapapertama (berhasil) dua2nya hadir dan berhasil damaiada juga (gagal) apabila salah satu pihak tidak hadiritu gagal dimediasi Ada juga (tidak berhasil) yaitu dua2nya hadir namun gagal untuk dimediasi H = Hakim atau Hakim Mediator

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Dra Elfina Fitriani

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Sejak 8 februari 2016

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H Ketua PA Karawang dengan SK

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Sudah adasaya mengikut di MegamendungBogor pada tahun 2013 kalo tdk salah

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Hanya mengikat kpd orang2 yg berperkara saja

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Sudah Tidak banyak berpengaruh yaa terhadap keefektivitasan mediasi

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Kalo sementara ini belum ada upaya kesana Karena tahap untuk kesana butuh waktu dan pembahasan yg panjang

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Cukup efektif

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Kalo dalam perkara perceraianbanyaknya penyelesaian perkara dengan jalan damai atau mediasi yang berujung pencabutan perkara Dalam penyelesain perkara pun lebih cepat ya

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Pada intinya adalah orang mencari solusi terhadap permaslahan yg dihadapi orang2 yg berperkara Fungsinya adalah untuk mendamaikan para pihak

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi H Kalo dalam hal ini kita memakai pasal 82 UU No 7 Tahun 1989 ttg Peradilan Agama Karena apabila tdk ada waktu khususmaka proses mediasi tdk akan maksimal dan tdk akan berjalan dengan baik karena saat persidangan terbatas oleh waktu yg berujung pd penumpukan perkara

11 Mengapa mediasi hraus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Karena ini adalah masalah keluargabanyak masalah2 yg sifat nya privasi Dalam agama juga kn apabila ada masalah jgn sampai orng lain atau orang luar taubahkan kalo bisa ketika suami istri bertengkar anak pun jgn sampai tau Apabila orang lain

mengetahui bukannya menyelesaikan masalah tapi malah menambah masalah Karena aib juga yg menyebabkan ini bersifat tertutup

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Saya akan lakukan kaukus Kadang ketika kedua belah pihak saling berhadapankeduanya tidak mau saling terbukatakut menyinggung perasaan Pada saat kaukus masing2 pihak lebih terbuka mengungkapkan masalah yg sebenarnya Pada inti nya apabila masih ada solusi kita cari solusinya tapi tidak bisa mau bagaimana lagi Terkadang kan ada orang yg memilki prinsip

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya H Yang saya alamipada akhirnya kaukus ini tidak berhasil juga terhadap mendamaikan para pihakcuman para pihak lebih terbuka mengungkapkan masalah2nya yg tidak bisa dia ungkapkan ketika di dpn salah satu pihak Mungkin mediator lain berbeda lagikarena itu yg saya alami selama menjadi mediator

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H Kadang2 dari para pihak jugajika salah satu masih ada keinginan untuk rukun masih ada kesempatan untuk berdamai kembaliterutama pihak penggugat yang dapat menerima kembali pihak tergugat untuk kembali hidup bersama Tapi kalo sudah dari kedua belah pihak berkeinginan untuk pisah itu sangat sulit utk didamaikantidak mungkin kita memaksakan Dari mediatornya jugacara membujuk atau cara bicara mediator terhadap para pihak itu enakdapat diterimapenampilan mediator jugahal itu dapat mendukung keberhasilan mediasi

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Tentu perlunamun secara akademik kita sebagai mediator tidak mungkin untuk belajar lagi dalam hal (psikologis) tapi kita belajar dari pengalaman Untuk menarik seseorang itu kita kan harus mengetahui jiwa atau karakteristik seseorang Sebenarnya harus bisa ilmu ttg psikologisharus sebelumnya diarahkan ke dalam bidang psikologis dalam hal akademik Tapi ya kalo skrng berdasarkan nalurialamiberdasarkan pengalaman saja Ketika menghadapi seseorang kita harus memiliki kemampuan itu untuk menunjang keberhasilan Tidak peraturan seperti iniuntuk saat ini hanya bersifat anjuran saja

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Pertama adalah ruang mediasi harus dikhususkanterpisah Ideal ruang mediasi dalam buku panduan adalah ruangannya besartertata dengan rapiterdapat meja bundar sehingga para pihak bisa berhadapandinginada air minum dan perlangkapan lainnyaserta adanya pajangan poto2 keluarga yg harmonis Sehinnga ketika masuk para pihak yg tadinya dala kondisi tdk enak bisa menjadi lbh enak lahstandarnya seperti itu Di PA karawang belum memadai

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Tidak ada reward apapunnamun MA dulu ada wacana tantang hal ituberupa apa juga belum diberitahukalo untuk kenapa nya saya juga tidak tau yaa

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Belum ideal

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa HBelum ada kita hakim merangkap sebagai mediator juga Kita berbagi waktusiapa yg hari itu tidak sidang berarti itu yg mediasi

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Responnya baik terhadap proses mediasi inimau menerima saran2 yg kami sampaikan walaupun pada akhirnya para pihak gagal untuk berdamai Sikap para pihak kooperatif tapi itu dilakukan agar proses mediasi cepat selesai dan dilanjutkan ke tahap persidangan Mereka terkesan melakukan ini hanya sebagai formalitas belaka

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Terlepas dari dia tau atau tidak yaayg jelas setiap kali kita perintahkan mereka siap Apalagi bagi mereka yg sudah membawa kuasa hukum atau pengacara karena sebelumnya telah dituntun oleh pengacaranya

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Faktor ekonomi Banyak yg gugat kalo gugat ka pihak istri yg mengajukan Dalam hal ini banyak suami yg tdk bertanggung jawab memberi nafkah atas istri Faktor selingkuhfaktor KDRT juga ada tapi tidak banyak

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang H Tentu perlu apabila itu patut dan bisa kita contoh terlebih negara2 tersebut memiliki tingkat keberhasilan mediasi yg tinggi H = Hakim atau Hakim Mediator

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Dra Ratna Jumila SH

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Jadi pada dasarnya hakim itu melekat sebagai mediatoritu sesuai dengan Perma No1 Tahun 2008 Namun menjadi mediator bersertifikat skitar 2012 atau 2013 Semenjak jadi hakim disini tahun 2014 merangkap sebagai mediatorada SK dari Ketua PA Karawang

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H ya kalo disini dari SK Ketua PA Karawang

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Ya punyadari Pusdiklat MA MegaMendung skitar tahun 2012 atau 2013

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Perma itu terikatartinya setiap berperkara kita wajib melakukan mediasi kalo kedua belah pihak hadir Artinya Perma ini hanya mengikat kepada orang2 yang berperkara di Pengadilan saja

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Sudahsebetulnya tidak jauh beda dgn Perma sebelumnya No1 Tahun 2008namun penekanan dalam Perma No1 Tahun 2016 ttg perceraian agak diatur lebih rinci kalo Perma sebelumnya msh secara umum Untuk pengaruhnya terhadap efektivitas mediasi sih saya rasa tidak pengaruh atau perubahan yaa

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Kalo dari Perma ke UU belum ada upaya yakarena kalo menuju UU proses nya berat dan agak rumitMungkin nnti suatu saat akan ada Tapi kita terus belajar dari kasus2 yang dihadapiatau ada saranatau diadakannya workshop Kalo menuju UU ada cuman proses butuh proses yang tidak sebentar ya

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Ya cukup efektif

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Kalo dalam perkara perceraianbanyaknya penyelesaian perkara dengan jalan damai atau mediasi yang berujung pencabutan perkara Dalam penyelesain perkara pun lebih cepat ya

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Mediator itu adalah orang yang ditunjuk ketua majelis hakim dgn sebuah penetapan untuk membantu para pihak menyelesaikan perkara mereka dengan jalan

damai Lalu fungsinya menjadi penengahmencari solusi tentang sengketa yg mereka hadapi

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi H Mediasi itu sifatnya wajib Setiap sidang pertama yang dihadiri oleh para pihak lengkapwajib menempuh proses mediasikalaupun dalam setiap sidang ada upaya damai itu adalah amanat Undang-undang Apalagi masalah perceraian itu dalam setiap sidang wajib mendamaikan para pihak Tapi kalo mediasi di awalKalo berhasil ya sudahtapi kalo gagal disetiap awal persidangan wajib mendamaikan para pihak

11 Mengapa mediasi hraus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Karena ada rahasia2 yg tidak boleh didengar oleh orang lainada juga kaukusApabila mediasi gagal mediator pun hraus memusnahkan berkas2 yg berkaitan dengan mediasi karena saking rahasianya Untuk masalah hari tergantung kasusnya tapi rata2 sih 2 minggu atau 3 minggu Ada juga yg lbh tapi harus seizini dari majelis hakim Artinya ketika mediasi gagaltp pada saat sidang para pihak ingin mediasi lagi itu bolehharus pernyataan dari para pihakitupun harus dimusyawarahkan Mereka sepakat kemudian majelis hakim membolehkan maka boleh mediasi lanjutan Tapi ga boleh lama yapaling lama 14 hari kalo ga salah

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Yaa apabila itu terjadi maka dilakukan kaukus

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya HPernahtergantung kita lihat kasusnya seperti apaterutama masalah perceraianterutama istriada yg ga berani mengutarakan pendapatnyakarena ada yg suaminya KDRTkadang salah satu pihak nya nyerocos terus Karena hal itukita ksh gambaran bahwa mediasi itu punya aturan Ketika mediasi para pihak saling seranggamau ikuti aturan maka kita lakukan kaukus Ga sering Ada pengaruh tp tidak signifikan Pernah pengalaman dlm kasus ceraiterutama kalo salah satu pihak tidak mau cerailakuka kaukusberusaha membuka hati para pihak dan akhirnya mau mengutarakan apa yg diinginkanlalu kita sampaikan pd saat kaukus berikutnya kpd pihak lawanpihak lawan menerimaakhirnya damai dan cabut perkaraNamun tdk setiap perkara sprti itu

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H Pertama para pihak kooperatif artinya mereka para pihak mau mengikuti aturan mediasibisa diajak utk berfikir jernih Karena biasanya kalo suami istri udh marah sakit kan udh kyk orang lain yaa Kedua bahasa kita mereka bisa memahami (cara penyampaian mediator) sangat mendukung keberhasilan mediasi Ketiga latar belakang pendidikan para pihak Ketika masuk ruang mediasipas liat muka para pihak bisa ditebaktapi kalo para pihak adem ayemdiajak ngomong enaksaling mengerti Keempat faktor lingkungan dimana para pihak tinggal

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Harus itukarena sulit membedakan job antara mediator dgn hakimhakim harus memutus tp kalo mediator tdksementara itu hakim jadi mediator ditengah mediasi dia lupa bahwa dia sebagai mediator bkn hakim Akhirnya dia memutuskanitu kn tdk bisa karena mediator tdk bisa memutus Makanya sebenarnya kalo bisa hakim itu jgn jd mediatorkarena tipis sekali dia bisa membedakan antara jadi hakimamp mediatorkadang terpengaruh Perlu sekali Belum ada peraturannyahanya sebatas anjuran

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Ruangan mediasi yg memadaiYa beginilah contohnyamestinya kan harusnya ada poto2 keluarga samawa Disini hanya ada gambar tanganitu kn blm menggambarkan perdamaiantp hanya secara umum Tp ketika saya di Jakpus harusnya ada foto2 dan lukisan kelurga samawa (foto suami istri anak) potonya sangat mesrajd kita terbawa suasana Karena suasana ruangan yg sangat damai sangat mempengaruhi kondisi para pihak terutama ketikan para pihak tegang Saya pernah berhasil ketika itu Di PA karawang belum memadai

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Tidak ada penghargaan apa2

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Belum dianggap baik atau belum memadai

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa H Belum adasejauh ini msh hakim yg ada di PA karawang Terkendala msh sulitnya SDM mediatornya Mungkin msh blm banyak yg memiliki sertifikat mediator Karena apabila diluar hakimharus memiliki sertifikat Kalo ga ada sertifikat pun ga masalah karena merangkap Kami belum bahas ttg ituterus di karawang ini msh jarangtdk seperti di Jakarta Kalo di jakarta setelah pensiun merangkap jd mediator

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Pertamaperkenalan Lalu menjelaskan peraturan mediasi sprti matikan hptidak boleh saling menyerangharus mendengarkan pendapat masing2 pihak dll Biasanya kalo sudah dijelaskan kebanyakan mereka taat Tp kalo ada yg melanggar kita kembalikan lgi ke peraturan yg telah disepakati Penjelasan aturan mediasi harus diawal

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Disini rata2 msh jarang yg sarjana Rata2 menikah diusia muda13 atau 14 thn udh nikah Banyak yg mnta dispensasi nikah Dari bisa digambarkan bahwa belum siap dengan proses mediasi

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Faktor ekonomiselingkuhKDRT biasanya kalo udh selingkuh itu sulit utk didamaikan Kalo masalah ekonomi msh ada kemungkinan utk kita damaikan setelah kita jelaskan Campur tangan pihak ketiga yaitu keluargaitu juga biasanya sulit utk kita damaikan Terkadang mereka msh saling cinta tp ketika pihak keluarga sudah intervensi mereka lbh memilih mendengarkan keluargaga berdaya

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang H Perbedaan dgn jepangdisana mediasi bersifat non-litigasikalo di indonesia kn bersifat litigasiitu yg sulit Kalo di jepang mediasi itu 1 tahun atau bahkan 2 tahun Sedangkan dikita hanya diksh waktu 30 haridan MA menuntut kita utk menyelesaikan perkara dlm wktu 5 bln Kita jd dikejar waktusebelum masuk perkara mereka mediasi dulu Kalo berhasil boleh dibawa ke pengadilan ato tidak utk dibuatkan akte perdamaian (one day wakai) Jd mereka dtng ke pengadilan sudah membawa draf2 kesepakatan Mereka mediasi sebelum memasukkan gugatan ke pengadilan Dulu waktu saya ikut pelatihan mediasimenurut Nara sumber bahwa proses mediasi itu tdk dihitung utk menyelesaikan perkara Contoh waktu itu jangka waktu mediasi 40hari itu blm dihitung Dihitung mulai dari waktu awal persidangan ketika ada laporan dari mediator Tapi skrng tidakdari mulai dftar perkara sudah dihitung waktu penyelesaian perkaratdk boleh lbh dari 150 hari dari hari pendaftaran Jd karena faktor itulah yg mempengaruhi kita ukt bekerja keras dikejar waktu dan berdampak tdk maksimal Karena kalo lama2 kita ditegur oleh MA Itulah faktor knpa mediasi disini jarang yg maksimal (1)MEDIASI GRATIS(2)BIAYA PERKARA MAHAL(3)KETERLIBATAN DARI EKSEKUTIF LEGISLATIF amp YUDIKATIF(4)KULTUR MASYARAKAT YG TAAT HUKUM Sulit diterapkan di Indonesiasebenarnya biaya mediasi gratisan apabila dari hakimsedangkan kalo mediasi dari luar hakim butuh biaya yg berasal dari para pihak Menurut pendapat saya (DraRatna Jumila MH) mungkin mediasi ini hanya formalitas belakaudahlah yg pnting kita sudah melaksanakan amanat Permamasalah berhasil atau tidak itu urusan belakangan

Lembaga ADR adatapi kalo ke pengadilan agama khusus nya banyak ga dipakai jarang ikut campurtapi tdk tau kalo Pengadilan Negeriorang yg berperkara ke PA rata2 orang yg menengah ke bawahapalgi di karawang Beda dgn kota2 besar dgn kasus yg besar sehingga dapat mengambil mediator dari luar KULTUR Dikita ituhukum dibuat utk dilanggar yaa heheterkadang kita suruh mediasi malah mengelak dgn alasan bahwa sudah mediasi dgn keluarga Itu kan salah satu bentuk tdk taat hukumtp kemudian kami jelaskan H = Hakim atau Hakim Mediator

Lampiran 2

Gambar 1

Foto bersama Dra Elfina Fitriani Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 2

Foto bersama Dra Hj Rosniati MH Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 3

Foto bersama Drs H Hasan Bashri SHMH Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 4

Foto bersama Dra Ratna Jumila MH Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 5

Pengadilan Agama Karawang Tampak Depan

Gambar 6

Pengadilan Agama Karawang Tampak Depan

Lampiran 3

Page 12: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing

xii

DAFTAR TABEL

TABEL 1 Daftar Perceraian Pengadilan Agama Karawang 2011-2015 5

TABEL 2 Struktur Organisasi Pengadilan Agama Karawang 44

TABEL 3 Perbedaan PERMA Nomor 1 Tahun 2008 dan Perma Nomor 1 Tahun

2016 50

TABEL 4 Daftar Mediator Pengadilan Agama Karawang 52

TABEL 5 Jadwal Mediator 58

TABEL 6 Diagram Perceraian Pengadilan Agama 4 Tahun Terkahir 61

TABEL 7 Laporan Tahunan Mediasi Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015

62

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Hasil Wawancara Penelitian

LAMPIRAN 2 Foto bersama para Mediator Hakim Pengadilan Agama karawang

LAMPIRAN 3 Surat Keterangan Penelitian di Pengadilan Agama Karawang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Indonesia berada diperingkat tertinggi memiliki angka perceraian paling

banyak dalam setiap tahunnya dibandingkan negara Islam didunia lainnya Hal

tersebut diungkapkan oleh Dirjen Bimas Islam Departemen Agama dalam acara

Pembukaan Pemilihan Keluarga Sakinah dan Pemilihan Kepala KUA Teladan

Tingkat Nasional 2016 Menurutnya gejolak yang mengancam kehidupan struktur

keluarga ini semakin bertambah jumlahnya pada tiga tahun terakhir ini

Tambahnya lagi bahwa setiap tahun ada 2 juta perkawinan tetapi yang

memilukan perceraian bertambah menjadi dua kali lipat setiap 100 orang yang

menikah 10 pasangannya bercerai dan umumnya mereka yang baru berumah

tangga1

Jika di tahun 2013 BKKBN menyatakan tingkat perceraian di Indonesia

sudah menempati urutan tertinggi se Asia Pasifik ternyata di tahun-tahun

berikutnya jumlah perceraian tetap semakin meningkat Melihat data pernikahan

dan perceraian di Indonesia yang dirilis oleh Kementrian Agama RI tampak

pernikahan relatif tetap di angka dua juta dua ratusan ribu setiap tahun sementara

perceraian selalu meningkat hingga tembus di atas tiga ratus ribu kejadian setiap

tahunnya Tahun 2009 jumlah angka pernikahan sebanyak 2162268 kejadian

1Angka Perceraian di Indonesia Tertinggi Dibanding Negara Islam lain

httpwwweramuslimcomberitanasionalangka-perceraian-di-indonesia-tertinggi-dibanding-negara-islam-lainhtm diakses pada 9 Juni 2016 jam 1612 WIB

2

dan perceraian sebanyak 216286 kejadian Lalu pada tahun 2010 jumlah angka

pernikahan sebanyak 2207364 kejadian dan perceraian sebanyak 285184

kejadian Tahun 2011 jumlah angka pernikahan sebanyak 2319821 kejadian dan

perceraian sebanyak 258119 kejadian Tahun 2012 jumlah angka pernikahan

sebanyak 2291265 kejadian dan perceraian sebanyak 372577 kejadian

Selanjutnya pada tahun 2013 jumlah angka perceraian sebanyak 2218130

kejadian dan perceraian sebanyak 324527 kejadian2

Data Kementerian Agama RI disampaikan oleh Kepala Subdit

Kepenghuluan Anwar Saadi Jumat 14 November 2014 Dimuat di Republika

Online 14 September 2014 Sebagai sampel kita ambil data dua tahun terakhir di

2012 dan 2013 saja Jika diambil tengahnya angka perceraian di dua tahun itu

sekitar 350000 kasus Berarti dalam satu hari rata-rata terjadi 959 kasus

perceraian atau 40 perceraian setiap jam

Provinsi Jawa Barat yang juga paling banyak penduduknya menjadi

provinsi yang paling tinggi angka perceraiannya Badan Peradilan Agama MA

pada 2010 mengungkap terdapat 33684 kasus cerai di sana Tempat kedua

adalah Jawa Timur yaitu sebanyak 21324 kasus Posisi ketiga Jawa Tengah

dengan 120193 Indramayu adalah kabupaten di Jawa Barat dengan angka

perceraian tertinggi di Indonesia pada 2015 Jumlah perceraian tahun 2015 pun

meningkat dibandingkan dengan tahun 2014 dan didominasi oleh usia produktif

2Cahyadi Takariawan Di Indonesia 40 Perceraian Setiap Jam

httpwwwkompasianacompakcahdi-indonesiandash40ndashperceraianndashsetiapjam_54f357c07455137a2b6c7115 diakses 9 Juni 2016 jam 2348

3 Cerai Paling Banyak di Jawa barat httpwwwantaranewscomberita270213cerai-paling-banyak-di-jawa-barat diakses pada 9 Juni 2016 jam 2259

3

Ungkap Kepala Pengadilan Agama Indramayu Anis Fuadz di kantornya kamis

14 Januari 2016 lalu Dia menyebutkan Indramayu menempati peringkat pertama

dengan 9444 kasus diikuti Malang sebanyak 8497 kasus Surabaya 8262 kasus

Kabupaten Cirebon 7991 kasus Sementara di Jawa Barat setelah Indramayu dia

memprediksi di peringkat kedua ditempati Kabupaten Tasik atau Kota Cimahi4

Data statistik yang cukup mengejutkan juga dilansir oleh Badilag Badan

Peradilan Agama Mahkamah Agung RI menyebutkan pada tahun 2009 perkara

perceraian yang diputus Pengadilan AgamaMahkamah Syarrsquoiyah mencapai

223371 perkara Perkara cerai gugat berjumlah 150000 Ini berarti 65 dari

perkara perceraian yang diproses di Pengadilan Agama di seluruh Indonesia

adalah cerai gugat5 Dilansir dari sumber yang berbeda data Ditjen Badilag MA

mencatat 285184 perkara berakhir dengan perceraian ke Pengadilan Agama se

Indonesia pada tahun 2010 dimana dalam 5 tahun terakhir peningkatan perkara

yang masuk bisa mencapai 816

Berkaitan dengan hal ini ada badan hukum yang di bentuk oleh Departemen

Agama yang dipercaya untuk menangani hal ini Badan Penasihat Perkawinan dan

Penyelesaian Perkawinan adalah badan yang dibentuk oleh Departemen agama

untuk mendamaikan atau memediasikan para pihak yang beragama Islam yang

4Asep Budiman Kasus Cerai Indramayu tertinggi di Indonesia httpwwwpikiran-

rakyatcomjawa-barat20160315364250kasus-cerai-indramayu-tertinggi-di-indonesia diakses 9 Juni 2016 jam 2330

5 Nurhasanah dan Rozalinda ldquoPersepsi Perempuan Terhadap Perceraianrdquo Kafarsquoah Jurnal Ilmiah kajian Gender Vol 4 No2 Tahun 2014 hal 2

6 Fachrina dan Rinaldi Eka Putra ldquoUpaya Pencegahan Perceraian Berbasis Keluarga Luas dan Institusi lokal dalam Masyarakat Minangkabau di Sumatera Baratrdquo Antropologi Indonesia Vol 34 No2 tahun 2013 h 5

4

ingin bercerai7 Sesuai dengan Peraturan Menteri Agama No 3 Tahun 1975 Pasal

28 ayat (3) menyebutkan bahwa

ldquoPengadilan Agama dalam berusaha mendamaikan kedua belah pihak dapat meminta bantuan kepada Badan Penasihat Perkawinan Perselisihan dan Perceraian (BP4) agar menasehati kedua suami istri tersebut untuk hidup makmur lagi dalam rumah tanggardquo

Biasanya pihak-pihak yang ingin mengajukan perceraian ke Pengadilan

Agama pertama kali mereka mendatangi BP4 ini Namun meskipun para pihak

belum mendatangi atau belum melalui proses BP4 dan langsung mengajukan

perceraian ke Pengadilan Agama Pengadilan Agama tetap menerima perkara

tersebut perkara yang diajukan ke Pengadilan Agama baik yang sudah melalui

proses BP4 maupun yang belum para pihak dalam perkara tersebutwajib

diupayakan perdamaian oleh hakim yang memeriksa dan mengadili perkara

tersebut8

Akan tetapi mediasi yang dilakukan di Pengadilan Agama perlu dilakukan

kajian atau penelitian mengingat tingginya kasus perceraian Berkaitan dengan hal

ini penulis melakukan penelitian di Pengadilan Agama Karawang Berdasarkan

data statistik yang dilansir di situs resmi Pengadilan Agama Karawang Pada

tahun 2011 terdapat 1276 perkara yang didominasi cerai gugat berjumlah 846

perkara dan cerai talak berjumlah 430 perkara Pada tahun 2012 terdapat 1638

perkara yang tetap didominasi oleh cerai gugat bahkan cenderung meningkat

7 Nurnaningsih Amriani Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan

(Jakarta PT RajaGrafindo Persada 2011) h 134 8 Nurnaningsih Amriani Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan

(Jakarta PT RajaGrafindo Persada 2011) h 135

5

dengan jumlah 1131 perkara dan cerai talak sebanyak 507 perkara Lalu pada

tahun 2013 cenderung terus mengalami peningkatan dengan jumlah perkara

sebanyak 1812 perkara dengan perkara cerai gugat sebanyak 1267 dan cerai talak

berjumlah 545 perkara Selanjutnya pada tahun 2014 jumlah perkara perceraian

sebanyak 1761 perkara dengan perkara cerai gugat berjumlah 1294 dan perkara

cerai talak mengalami penurun menjadi 467 kasus9 Lalu pada tahun 2015 jumlah

perkara perceraian sebanyak 1900 perkara dengan perkara cerai gugat sebanyak

1350 perkara dan 550 perkara cerai talak Kesimpulan yang di dapat dari data di

atas adalah selama 4 tahun terakhir perkara perceraian cenderung mengalami

peningkatan yang signifikan dengan didominasi oleh perkara cerai gugat

Tabel 1

DAFTAR PERKARA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA

KARAWANG TAHUN 2011-2015

Tahun Jumlah Perkara Cerai Talak Cerai Gugat

2011 1267 perkara 430 perkara 846 perkara

2012 1638 perkara 507 perkara 1131 perkara

2013 1812 perkara 545 perkara 1267 perkara

2014 1761 perkara 467 perkara 1294 perkara

2015 1900 perkara 550 perkara 1350 perkara

9 httpwwwpa-karawanggoid diakses pada tanggal 12 Juni 2016jam 2109

6

Berangkat dari tujuan awal untuk mengetahui tingkat keefektivan mediasi di

Pengadilan Agama maka penulis beranggapan bahwa masalah ini perlu dijadikan

objek penelitian dalam sebuah skripsi karena akhir-akhir ini perkara perceraian

mengalami peningkatan yang signifikan Tulisan ini ingin mengetahui efektivitas

mediasi di Pengadilan Agama dalam sebuah skripsi yang berjudul ldquoEfektivitas

Mediasi Dalam Penyelesaian Sengketa Perceraian Di Pengadilan Agama

Karawang Tahun 2015rdquo

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut

1 Indonesia adalah negara tertinggi tingkat perceraian

2 Jumlah perceraian di Indonesia semakin meningkat

3 Upaya pemerintah untuk meminimalisir angka perceraian di Indonesia

4 Tingkat keberhasilan mediasi dalam proses penyelesaian sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang tahun 2015

5 Faktor-faktor pendukung dan penghambat terhadap tingkat keberhasilan

mediasi di Pengadilan Agama Karawang tahun 2015

C Batasan dan Rumusan Masalah

1 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah penulis kemukakan agar

permasalahan yang akan penulis bahas tidak meluas maka penulis membatasi

permasalahan sebagai berikut

7

a Efektivitas dibatasi pada keberhasilan dalam mediasi penyelesaian

sengketa perceraian

b Mediasi penyelesaian sengketa perceraian dibatasi pada perkara Tahun

2015

c Data tentang penyelesaian sengketa perceraian dibatasi pada sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang

d Data yang diteliti dibatasi pada data tahun 2015 karena pada tahun

tersebut merupakan angka perceraian tertinggi

2 Rumusan Masalah

Dalam mempermudah penulis menganalisa permasalahan penulis

menyusun rumusan masalah sebagai berikut

a Bagaimana efektivitas mediasi dalam proses penyelesaian sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang

b Apa saja faktor pendukung keberhasilan mediasi penyelesaian sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang

c Apa saja faktor penghambat mediasi penyelesaian sengketa perceraian di

Pengadilan Agama Karawang

3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dalam penulisan ini ada beberapa tujuan yang hendak dicapai oleh penulis

tujuan yang dimaksud adalah

1 Untuk mengidentifikasi tingkat keberhasilan efektivitas mediasi dalam

proses penyelesaian sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang

Tahun 2015

8

2 Untuk menjelaskan faktor-faktor pendukung keberhasilan mediasi dalam

penyelesaian sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang Tahun

2015

3 Untuk menjelaskan faktor-faktor penghambat mediasi dalam penyelesaian

sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015

Adapun manfaat penelitian ini adalah

a Akademis

Secara akademis hasil dari observasi ini diharapkan dapat menjadi

bahan penyuluhan tentang pelaksanaan mediasi di Pengadilan Agama

Karawang

b Praktis

Secara praktis hasil dari observasi ini diharapkan menjadi masukan

bagi pihak Pengadilan Agama guna meningkatkan keefektivitasan mediasi

dalam penyelesaian sengketa perceraian Dan bagi pihak lain diharapkan

dapat membantu untuk mengadakan observasi serupa

4 Studi Review Terdahulu

Untuk mengetahui kajian terdahulu yang telah ditulis oleh penulis lainnya

maka penulis meninjau beberapa skripsi terdahulu yang pembahasannya hampir

sama dengan pembahasan yang penulis kaji Dalam hal ini penulis menemukan

beberapa skripsi yaitu

9

1 Skripsi dengan judul ldquoEfektivitas Mediasi Dalam Perkara Perceraian di

Pengadilan Agama Depokrdquo yang ditulis oleh Hidayatulloh (2011)10 Dalam

Skripsi ini menjelaskan bahwa pada tahun 2009 dari 269 perkara yang

berhasil dimediasi sebanyak 38 perkara (141) Pada tahun 2010 dari 187

perkara yang berhasil dimediasi sebanayak 13 perkara (69) Dapat

disimpulkan tingkat keberhasilan mediasi belum efektif

2 Skripsi dengan judul ldquoEfektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara

Perceraian di Pengadilan Agama Marosrdquo yang ditulis oleh SariM (2014)11

Dalam skripsi ini menjelaskan bahwa pada tahun 2011 dari 74 perkara yang

berhasil dimediasi sebanyak 1 perkara Pada tahun 2012 dari 65 perkara

yang berhasil dimediasi sebanyak 1 perkara Dan pada tahun 2013 dari 63

perkara yang berhasil dimediasi sebanyak 1 perkara Dapat disimpulkan

tingkat keberhasilan mediasi belum efektif

Pembahasan dalam dua skripsi yang telah penulis kemukakan di atas

membahas pokok permasalahan yang sama namun masing-masing meneliti pada

objek atau tempat yang berbeda Pada skripsi pertama yang menjadi objek

penelitian adalah Pengadilan Agama Depok Pembahasan pada skripsi kedua

yang menjadi objek penelitian adalah Pengadilan Agama Maros Selanjutnya

objek penelitian yang penulis teliti adalah Pengadilan Agama Karawang Dengan

demikian objek penelitian yang penulis teliti belum pernah ada yang

membahasnya

10 Hidayatulloh Efektivitas Mediasi Dalam Perkara Perceraian di Pengadilan Agama

Depok Skripsi Fakultas Syarirsquoah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2011 11 Sari M Efektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara Perceraian di Pengadilan

Agama Maros Skripsi Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar 2014

10

5 Metode Penelitian

1 Jenis Penelitian

Menurut Bogdan dan Biglen dalam Moleong kualitatif analitis adalah

upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data mengorganisasikan

data memilah-milahnya menjadi satuan yang datapat dikelolah

mensintesiskan mencari dan menemukan pola menemukan apa yang

penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan

kepada orang lain12

2 Sumber Data

Data yang terhimpun dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian

yaitu

1 Data primer Sumber data ini didapatkan dari hasil observasi langsung

ke Pengadilan Agama Karawang serta hasil wawancara dengan para

Hakim di Pengadilan Agama Karawang

2 Data sekunder Sumber data ini penulis ambil dari teks undang-

undang yang berkaitan dengan hal ini adalah Pasal 130 HIR dan 154

RBg SEMA No1 Tahun 2002 Tentang Pemberdayaan Pengadilan

Tingkat Pertama Menerapkan Lembaga Damai Pasal 130 HIR154

RBg PERMA No2 Tahun 2003 tentang Prosedur Mediasi di

Pengadilan PERMA No1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di

Pengadilan undang-undang No7 Tahun 1989 tentang Peradilan

12 Lexy J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja Rosdakarya

2009) h 248

11

Agama undang-undang No48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan

Kehakiman beberapa buku-buku terkait yang membahas tentang

mediasi di Pengadilan serta beberapa skripsi artikel-artikel terkait

mengenai hal ini yang dapat digunakan untuk mendukung dan

melengkapi data primer

3 Teknik Pengumpulan data

Dalam penelitian kali ini penulis menggunakan teknik pengumpulan

data dengan wawancara langsung terhadap hakim-hakim atau pegawai

terkait di Pengadilan Agama Karawang serta melalui pengamatan langsung

atau observasi

4 Metode Analisis Data

Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis secara tematik

deskriptif yaitu dengan cara pendeskripsian atau penggambaran yang

dituangkan ke dalam bentuk paragraf yang kemudian diklasifikasikan sesuai

dengan jenis jawaban yang diberikan kepada narasumber

5 Tehnis Penulisan Skripsi

Penulisan skripsi ini berpedoman pada ldquoBuku Pedoman Penulisan

Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh FSH UIN Jakarta tahun 2012rdquo

12

6 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam penulisan skripsi ini penulis membuat

sistematika penulisan dengan membagi kepada lima (5) bab tiap-tiap bab terdiri

dari sub-sub bab dengan rincian sebagai berikut

BAB I Dalam bagian pendahuluan ini berisi latar belakang masalah

identifikasi masalah batasan dan rumusan masalah tujuan

penelitian manfaat penelitian review terdahulu kerangka

berpikir metode penelitian dan sistematika penulisan

BAB II Membahas tentang konsep mediasi dan penerapannya berupa

pengertian mediasi asas-asas umum dalam proses medasi

keuntungan menggunakan mediasi peran dan fungsi mediator

proses mediasi dan mediasi dalam islam

BAB III Membahas tentang teori efektivitas berupa pengertian mediasi

bekerjanya hukum dalam masyarakat dan teori efektivitas

hukum

BAB IV Membahas tentang analisis efektivitas mediasi berupa profil

Pengadilan Agama Karawang analisis efektivitas mediasi

tingkat keberhasilan mediasi dan faktor pendukung dan

penghambat keberhasilan mediasi

BAB V Merupakan bab penutup berisi kesimpulan dan saran-saran

13

BAB II

KONSEP MEDIASI DAN PENERAPANNYA

A Pengertian Mediasi

Istilah mediasi berasal dari bahasa Latin ldquomediusrdquo ldquomediumrdquo yang artinya

berada ditengah Mediasi merupakan salah satu bentuk negosiasi antara dua pihak

(ldquodyadic modelrdquo) dengan melibatkan pihak ketiga (ldquotriadic modelrdquo) dengan

tujuan membantu tercapainya penyelesaian yang bersifat kompromis1 Pada

dasarnya mediasi adalah negosiasi yang melibatkan pihak ketiga yang memiliki

keahlian mengenai prosedur mediasi yang efektif dapat membantu dalam situasi

konflik untuk mengordinasi aktivitas mereka sehingga lebih efektif dalam proses

tawar-menawar2

Menurut Priyatna Abdurrasyid mediasi merupakan suatu proses damai

bahwa para pihak yang bersengketa menyerahkan penyelesaiannya kepada

mediator (seseorang yang mengatur pertemuan antara dua pihak atau lebih yang

bersengketa) untuk mencapai hasil akhir yang adil tanpa membuang biaya yang

besar tetapi tetap efektif dan diterima sepenuhnya oleh kedua belah pihak yang

bersengketa secara sukarela3

Pengertian mediasi yang lain menurut Dwi Rezki Sri Astarini adalah proses

penyelesaian sengketa alternatif bahwa para pihak yang bersengketa dengan itikad

1 Valerine JL Kriekhoff Mediasi Sebagai Bentuk Penyelesaian Sengketa Keluarga dalam

buku Bunda Reghena (Pustaka Dunia 2012) h 615 2 Nurnianingsih Amriani Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan

(Jakarta Raja Grafindo 2011) h 28 3 Priyatna Abdurrasyid Arbitase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Suatu Pengantar

(Jakarta Fikahati Anesta 2002) h 34

14

baik berusaha mendamaikan sengketa diantara mereka dengan dibantu oleh

mediator netral untuk mencapai hasil yang adil dan dapat diterima oleh kedua

belah pihak untuk dilaksanakan dengan sukarela4

Demikian pula ketentuan dalam Pasal 1 angka 1 PERMA Nomor 1 Tahun

2016 terdapat rumusan pengertian mediasi sebagai berikut

ldquoMediasi adalah cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk

memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh mediatorrdquo

B Dasar Filosofis dan Yuridis Dalam Mediasi

Pelembagaan dan permberdayaan mediasi di Pengadilan (Court Connected

Mediation) juga tidak terlepas pula dari landasan filosofis yang bersumber pada

dasar negara kita yaitu Pancasila terutama sila keempat yang berbunyi

ldquoKerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan

Perwakilanrdquo Sila keempat dari Pancasila ini diantaranya menghedaki bahwa

upaya penyelesaian sengketa atau konflik atau perkara dilakukan melalui

musyawarah untuk mencapai mufakat yang diliputi oleh semangat kekeluargaan

Hal ini mengadung arti bahwa setiap sengketakonflikperkara hendaknya

diselesaikan melalui proses perundingan atau perdamaian di antara para pihak

yang bersengketa untuk memperoleh kesepakatan bersama5

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa dasar hukum yang mengatur

pengintegrasian mediasi dalam sistem peradilan pada dasarnya bertitik tolak pada

4 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 89 5 Rachmadi Usman Mediasi di Pengadilan Dalam Teori Dan Praktik (Jakarta Sinar

Grafika 2012) h 26

15

ketentuan HIR dan RBg HIR merupakan singkatan dari Herziene Inlandsch

Reglement (Reglemen Indonesia Baru) merupakan salah satu sumber hukum acara

perdata bagi daerah Pulau Jawa dan Madura peninggalan colonial Hindia Belanda

yang masih berlaku di negara kita hingga kini Sedangkan RBg adalah singkatan

dari Rechtsreglementvoor de Buitengewesten (Reglement untuk daerah seberang)

merupakan Hukum Acara Perdata bagi daerah luar pulau Jawa dan Madura

Secara lebih lengkap ketentuan pasal ini adalah6

1 Jika pada hari yang ditentukan kedua belah pihak datang maka pengadilan negeri dengan pertolongan ketua mencoba akan mendamaikan mereka

Selanjutnya pada ayat (2) berbunyi

2 Jika perdamaian yang demikian itu dapat dicapai maka pada waktu bersidang diperbuat sebuah surat akta tentang itu dalam mana kedua belah pihak dihukum akan menempati perjanjian yang diperbuat itu surat akan berkekuatan dan akan dijalankan sebagai keputusan biasa

Selanjutnya dalam Pasal 154 RBg adalah

1 Bila pada hari yang telah ditentukan para pihak dating menghadap maka Pengadilan Negeri dengan perantaraan ketua berusaha mendamaikannya

2 Bila dapat dicapai perdamaian maka di dalam siding itu juga dibuatkan suatu akta dan para pihak dihukum untuk menaati perjanjian yang telah dibuat dan akta itu mempunyai kekuatan serta dilaksanakan seperti suatu surat keputusan biasa

Dapat dikatakan bahwa mediasi di Pengadilan ini merupakan hasil

pengembangan dan pemberdayaan kelembagaan perdamaian sebagaimana diatur

dalam ketentuan Pasal 130 HIR154 RBg yang mengharuskan hakim

menyidangkan suatu perkara dengan sungguh-sungguh mengusahakan

perdamaian diantara para pihak yang berperkara Namun Mahkamah Agung

mensinyalir bahwa hakim tidak menerapkan ketentuan ini hanya sekedar

6 Prof DR Syahrizal Abbas Mediasi Dalam Perspektif Hukum Syariah Hukum Adat dan

Hukum Nasional (Jakarta Kencana 2009)h 287

16

formalitas menganjurkan perdamaian di hadapan para pihak yang bersengketa7

Kenyataan praktik yan dihadapi jarang dijumpai putusan perdamaian Produk

yang dihasilkan peradilan dalam penyelesaian perkara yang diajukan kepadanya

hampir seratus persen berupa putusan konvensional yang bercorak menang atau

kalah (winning or losing) Jarang ditemukan penyelesaian berdasarkan konsep

sama-sama menang (win-win solution)

Pasal 130 HIR154 RBg yang memerintahkan usaha perdamaian oleh

hakim dijadikan modal utama dalam membangun perangkat hukum mediasi

pengadilan yang sudah dirintis sejak tahun 2002 melalui SEMA Nomor 1 Tahun

2002 Tentang Pemberdayaan Pengadian Tingkat Pertama Menerapkan Lembaga

Damai Pasal 130 HIR154 RBg yang kemudianpada tahun 2003 disempurnakan

melalui PERMA Nomor 2 Tahun 2003 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan8

Kemudian merasa PERMA Nomor 2 Tahun 2003 dirasa belum efektif

maka Mahmakah Agung merevisi kembali dengan lahirnya PERMA Nomor 1

Tahun 2008 Kehadiran PERMA Nomor 1 Tahun 2008 dimaksudkan untuk

memberikan kepastian ketertiban kelancaran dalam proses mendamaikan para

pihak untuk menyelesaikan suatu sengketa perdata Hal ini daat dilakukan dengan

menintensifkan dan mengintegrasikan proses mediasi ke dalam prosedur

berperkara di pengadilan Mediasi mendapat kedudukan penting dalam PERMA

Nomor 1 Tahun 2008 karena proses mediasi merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dalam proses berperkara di pengadilan Hakim wajib mengikuti

7 Rachmadi Usman Mediasi di Pengadilan Dalam Teori Dan Praktik (Jakarta Sinar

Grafika 2012) h 27 8 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 124

17

prosedur penyelesaian sengketa melalui mediasi bila hakim melanggar atau

enggan menerpkan prosedur mediasi putusan hakim tersebut batal demi hukum

(Pasal 2 ayat (3) PERMA)9

C Keuntungan Menggunakan Proses Mediasi

Bagi pihak-pihak yang berseteru memecahkan masalah dengan

membawanya ke meja hijau terkadang dirasa kurang begitu efektif Banyak

kelebihan yang ditawarkan oleh mediasi dibandingkan dengan proses litigasi

yaitu10

a Ada dua asas penting dalam mediasi

Pertama menghindari menang ldquokalahrdquo (win loose) melainkan lsquosama-sama

menangrdquo (win-win solution) Sama-sama menang bukan saja dalam arti

ekonomi atau keuangan melainkan termasuk juga kemenangan moril reputasi

(nama baik dan kepercayaan) Kedua putusan tidak mengutamakan

pertimbangan dan alasan hukum melainkan atas dasar kesejajaran kepatutan

dan rasa keadilan

b Telah pula dikemukakan penyelesaian melalui mediasi mempersingkat waktu

penyelesaian sengketa dibandingkan berperkara Waktu yang panjang dalam

berperkara tidak hanya menjadi beban ekonomi keuangan Yang tidak kalah

pentingnya adalah beban psikologis yang akan mempengaruhi berbagai sikap

dan kegiatan pihak yang berperkara

9 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 124-125

10 Bagir Manan Mediasi Sebagai Alternatif Menyelesaikan Sengketa Varia Peradilan No 248 Juli 2006 h 5-16

18

c Bagi masyarakat Indonesia berperkara menimbulkan efek sosial yaitu

putusnya hubungan persaudaraan atau hubungan sosial Bukan saja antar

pihak yang berperkara Efek sosial dapat memperluas sampai kepada

hubungan kekerabatan yang lebih luas Hal ini dapat terjadi karena suatu

perkara bukan saja menjadi kepentingan dan ldquoharga dirirdquo yang berperkara

melainka juga dapat merambat ke kerabat

d Mediasi sangat sesuai dengan dasar pergaulan sosial masyarakat Indonesia

yang mengutamakan dasar kekerabatan paguyuban kekeluargaan dan gotong

royong Dasar-dasar tersebut dapat membentuk tingkah laku toleransi

mudag memaafkan dan mengedepankan sikap mendahulukan kepentingan

bersama (komunal)

D Peran dan Fungsi Mediator

Dalam mediasi ada pihak yang sangat berperan besar demi tercapainya

kesepakatan damai yaitu seorang mediator Biasanya mediator adalah orang yang

ahli dalam bidang yang didiskusikandisengketakan atau ahli dalam bidang hukum

karena pendekatan yang difokuskan adalah pada hak Mediator merupakan pihak

ketiga yang bersifat netral dan tidak memihak yang berfungsi membantu para

pihak dalam mencari kemungkinan penyelesaian sengketa11

Sebagai ldquopenengahrdquo atau pihak ketiga yang netral dalam proses mediasi

mediator ldquomembanturdquo para pihak dalam menyelesaikan sengketa yang

dihadapinya Seorang mediator akan membantu para pihak untuk membingkai

persoalan yang ada perlu diselesaikan secara bersama Secara umum mediator

11 Mariana Sutadi Pendayagunaan Perdamaian Menurut Pasal 130 HIR154 RBg dan Potensinya dalam Mewujudkan Keadilan yang Cepat Sederhana dan Biaya Ringan (Jakarta Pusat Pengkajian Hukum dan Mahkamah Agung RI 2005) h 30

19

tidak membuat keputusan mediator hanya membantu dan memfasilitasi para

pihak yang bersengketa untuk merumuskan berbagai opsi pilihan penyelesaian

sengketa yang dapat diterima oleh kedua belah pihak sehingga untuk mencapai

hasil yang maksimal seorang mediator disamping memiliki kemampuan sebagai

mediator juga harus dapat menguasai teknik-teknik mediasi secara baik12

Ada kalanya mediator akan sering bertemu dengan para pihak secara pribadi

dalam pertemuan yang disebut caucus yaitu pertemuan mediator dengan salah

satu pihak tanpa dihadiri pihak lainnya sehingga mediator akan lebih leluasa

memperoleh informasi dari pihak yang tidak bersedia terbuka membagi

informasi13 Dengan pertemuan terpisah (caucus) ini mediator akan mempunyai

lebih banyak informasi mengenai persoalan-persoalan yang sebenarnya terjadi

Mediator berkewajiban untuk merahasiakan informasi yang diberikan kepadanya

dalam sebuah caucus Oleh karena itu seorang mediator juga harus memiliki

kemampuan mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang nantinya akan

dipergunakan sebagai bahan untuk menyusun dan mengusulkan pelbagai

penyelesaian masalah yang disengketakan sehingga mediator diharapkan akan

mampu menentukan apakah terdapat dasar-dasar bagi terwujudnya suatu

perjanjiankesepakatan14

12 I Made Widyana Alternatif Penyelesaian Sengketa (ADR) (Jakarta Fikahati Anesta

2009) h 114 13 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 93 14 Takdir Rahmadi Mediasi Penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan Mufakat (Jakarta

RajaGrafindo Persada 2010) h 17

20

Fuller dalam Riskin and Westbrook menyebutkan tujuh fungsi mediator

yaitu sebagai catalyst educator translator resourceperson bearer of bad news

agent of reality dan scapegoat

1 Sebagai ldquokatalisatorrdquo mengandung pengertian bahwa kehadiran mediator

dalam proses perundingan mampu mendorong lahirnya suasana yang

konstruktif bagi diskusi

2 Sebagai ldquopendidikrdquo berarti seseorang harus berusaha memahami aspirasi

prosedur kerja keterbatasan politis dan kendala usahan dari para pihak Oleh

sebab itu ia harus berusaha melibatkan diri dalam dinamika perbedaan di

antara para pihak

3 Sebagai ldquopenerjemahrdquo berarti mediator harus mampu menyampaikan dan

merumuskan usulan pihak yang satu kepada pihak yang lainnya melalui

bahasa atau ungkapan yang baik dengan tanpa mengurangi sasaran yang

dicapai oleh pengusul

4 Sebagai ldquonarasumberrdquo berarti seorang mediator harus mendayagunakan

sumber-sumber informasi yang tersedia

5 Sebagai ldquopenyandang berita jelekrdquo berati seorang mediator harus menyadari

bahwa para pihak dalam proses perundingan dapat bersikap emosional Untuk

itu mediator harus mengadakan pertemuan terpisah dengan pihak-pihak

terkait untuk menampung berbagai usulan

6 Sebagai ldquoagen realitasrdquo berarti mediator harus berusah memberi pengertian

secara jelas kepada salah satu pihak bahwa sasarannya tidak mungkin atau

tidak masuk akal tercapai melalui perundingan

21

7 Sebagai ldquokambing hitamrdquo berarti seorang mediator harus siap disalahkan

misalnya dalam membuat kesepakatan hasil perundingan

E Proses Mediasi

Ada beberapa tahap secara garis besar yang harus dijalani oleh para pihak

dalam melakukan proses mediasi Berikut adalah tahapan-tahapan proses mediasi

yang diatur di dalam Perma Nomor 1 Tahun 2016

a Tahapan Pra Mediasi

Pertama penggugat mendaftarkan perkara ke bagian kepaniteraan

Pengadilan Setelah itu Ketua Pengadilan memilih Majelis Hakim untuk

memeriksa perkara tersebut Pada sidang pertama yang dihadiri oleh para

pihak Hakim pemeriksa perkara mewajibkan para pihak untuk menempuh

proses mediasi (Pasal 17 ayat (1) )

Setelah itu Majelis Hakim memberikan hak kepada para pihak untuk

memilih mediator pada hari itu juga atau paling lama 2 hari berikutnya (Pasal

20 ayat (1) ) Apabila setelah hari yang ditentukan tidak ada kesepakatan

untuk memilih mediator maka Hakim pemeriksan perkara segera menunjuk

Mediator Hakim atau pegawai Pengadilan Jika pada Pengadilan yang sama

tidak terdapat Hakim bukan pemeriksa perkara dan Pegawai Pengadilan yang

bersertifikat ketua majelis hakim menunjuk salah satu Hakim Pemeriksan

Perkara untuk menjalankan fungsi mediator dengan mengutamakan yang

bersertifikat (Pasal 20 ayat (3) dan (4) )

22

b Pemanggilan Para Pihak

Mediator menentukan hari dan tanggal pertemuan mediasi setekah

menerima penetapan penunjukan sebagai mediator (Pasal 21 ayat (1) )

Dengan bantuan juru sita Mediator atas kuasa Hakim Pemeriksa Perkara

memanggil para pihak untuk menghadiri pertemuan mediasi

c Akibat Hukum Pihak Tidak beriktikad Baik

Pada Pasal 22 ayat (1) sampai (5) adalah penjelasan mengenai akibat

hukum bagi pihak Penggugat yang tidak beriktikad baik Pada Pasal

selanjutnya yaitu Pasal 23 ayat (1) sampai (8) berisi penjelasan mengenai

akibat hukum bagi pihak Tergugat yang tidak beriktkad baik selama proses

mediasi

d Penyerahan Resume Perkara dan Jangka Waktu Proses Mediasi

Dalam waktu paling lama 5 (lima) hari terhitung sejak penetapan

sebagaimana dimaksud pada Pasal 20 ayat (5) para pihak menyerahkan

resume perkara kepada pihak lain dan Mediator (Pasal 24 ayat (1) ) Jangka

waktu mediasi yang ditetapkan adalah 30 hari terhitung sejak penetapan

perintah melakukan Mediasi Atas dasar kesepakatan para pihak waktu

Mediasi dapat diperpanjang paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak

waktu mediasi pertama berakhir disertai engan alasannya (Pasal 24 ayat (2)

(3) dan (4) )

e Keterlibatan Ahli dan Tokoh Masyarakat

Atas persetujuan para pihak dan atau kuasa hukum Mediator dapat

menghadirkan seorang atau lebih ahli tokoh masyarakat tokoh agama atau

23

tokoh adat (Pasal 26 ayat (1) ) Terkait mengenai mengikat atau tidaknya dari

penjelasan dan atau penilaian ahli dan atau tokoh masyarakat tergantung

berdasarkan kesepakatan para pihak (Pasal 26 ayat (2) )

f Mediasi Mencapai Kesepakatan

Jika Mediasi mencapai kesepakatan dengan bantuan Mediator para

pihak wajib merumuskan kesepakatan secara tertulis yang ditandatangani

oleh para pihak dan Mediator (Pasal 27 ayat (1) ) Mediator wajib

memastikan kesepakatan perdamaian tidak memuat ketentuan yang

a Bertentangan dengan hukum ketertiban umum dan atau kesusilaan

b Merugikan pihak ketiga atau

c Tidak dapat dilaksanakan

Para pihak melalui Mediator dapat mengajukan kesepakatan

perdamaian kepada Hakim Pemeriksa Perkara agar dikuatkan dalam Akta

Perdamaian Jika para pihak tidak menghendaki maka kesepakatan

perdamaian wajib memuat pencabutan gugatan (Pasal 27 ayat (4) dan (5) )

Selanjutnya Mediator wajib menyampaikan hasil kesepakatan kepada Hakim

Pemeriksa Perkara dengan melampirkan kesepakatan perdamaian(Pasal 27

ayat (6) )

Setelah itu Hakim Pemeriksa Perkara mempelajari isi kesepakatan

perdamaian paling lama 2 (dua) hari Apabila ada perbaikan Hakim

Pemeriksa Perkara mengembalikan kepada Mediator dan para pihak agar

segera diperbaiki Setelah mengadakan pertemuan dengan para pihak

Mediator wajib mengajukan kembali kesepakatan perdamaian yang telah di

24

perbaiki kepada Hakim Pemeriksa Perkara paling lama 7 (tujuh) hari sejak

penerimaan petunjuk perbaikan Paling lama 3 (tiga) hari setelah Hakim

menerima kesepakatan perdamaian maka Hakim menerbitkan hari penetepan

sidang untuk membacakan Akta Perdamaian (Pasal 28 ayat (1) sampai (4) )

g Kesepakatan Perdamaian Sebagian

Dalam hal proses Mediasi mencapai kesepakatan sebagian antar

penggugat dan sebagian tergugat penggugat mengubah gugatan dengan tidak

lagi mengajukan pihak tergugat sebagai lawan Kesepakatan tersebut dibuat

dan ditandatangani oleh penggugat dengan sebagian pihak tergugat yang

mencapai kesepakatan dan Mediator (Pasal 29 ayat (1) dan (2) ) Kesepakatan

di atas dapat dikuatkan dengan Akta Perdamaian sepanjang tidak menyangkut

aset harta kekayaan danatau keperntingan pihak yang tidak mencapai

kesepakatan (Pasal 29 ayat (3) ) Kesepakatan ini tidak dapat dilakukan pada

perdamaian sukarela tahap pemeriksaan perkara dan tingkat upaya banding

kasasi atau peninjauan kembali (Pasal 29 ayat (6) )

Untuk Mediasi perkara perceraian di dalam Pengadilan Agama yang

tuntutan perceraian dikumulasikan dengan tuntutan lainnya dan para pihak

tidak ingin rukun kembali maka Mediasi dilanjutkan dengan tuntutan lainnya

(Pasal 31 ayat (1) ) Jika para pihak mencapai kesepakatan sebagaimana pada

ayat (1) kesepakatan dituangkan dalam kesepakatan perdamaian sebagaian

dengan memuat klausula keterkaitannya dengan perceraian Hal ini hanya

dapat dilakukan jika putusan Hakim Pemeriksa Perkara mengabulkan gugatan

perceraian telah berkekuatan hukum tetap

25

h Mediasi Tidak Berhasil atau Tidak Dapat Dilaksanakan

Mediator wajib menyatakan Mediasi tidak berhasil dan

memberitahukan secara tertulis kepada Hakim pemeriksa perkara apabila

tidak mencapai kesepakatan pada hari yang telah tentukan yaitu 30 hari para

tidak beriktikad baik melibatkan aset serta harta kekayaan atau kepentingan

dengan pihak lain dan melibatkan wewenang aparatur negara Setelah Hakim

menerima pemberitahuan hal ini Hakim segera menetapkan untuk

melanjutkan pemeriksaan perkara (Pasal 32 ayat (1) sampai (3) )

i Perdamaian Sukarela Pada Tahap Pemeriksaan Perkara

Pada tiap tahapan pemeriksaan perkara Hakim tetap berupaya

mendorong para pihak untuk berdamai Atas dasar kesepakatan para pihak

dapat memohon melakukan perdamaian kepada Hakim Pemeriksa Perkara

pada tahap ini Setelah itu Hakim segera menunjuk salah seorang Hakim

Pemeriksa Perkara untuk menjalankan fungsi Mediator dan Hakim wajib

menunda persidangan paling lama 14 hari

j Perdamaian Sukarela Pada Tingkat Upaya Hukum Banding Kasasi atau PK

Sepanjang perkara belum diputus pada tingkat upaya hukum banding

kasasi atau peninjauan kembali atas dasara kesepakatan dapat menempuh

upaya perdamaian Jika mencapai kesepakatan maka dibuat akta perdamaian

dan ditandatangani oleh Hakim pemeriksa perkara paling lama 30 hari sejak

diterimanya kesepakatan tersebut (Pasal 34 ayat (1) sampai (4) )

26

F Mediasi Dalam Perspektif Islam

Ash-shulhu disyariatkan oleh Al-qurrsquoan Sunnah dan Ijmarsquo demi

tercapainya kesepakatan sebagai pengganti daripada perpecahan dan agar

permusuhan antara dua pihak yang berselisih dapat dilerai Didalam Al-qurrsquoan

Allah berfirman15

وإن طائفتان من المؤمنين اقتتلوا فأصلحوا بينهما فإن بغت إحداهما على الأخرى فقاتلوا

فإن فاءت فأصلحوا بينهما بالعدل وأقسطوا إ ن الله التي تبغي حتى تفيء إلى أمر الله

يحب المقسطين (الحجرات9)

Artinya ldquoDan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah Kalau dia telah surut damaikanlah antara keduanya menurut keadilan dan hendaklah kamu berlaku adil sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adilrdquo

Dan di dalam sunnah yang diriwayatkan Abu Dawud At-tirmidzi Ibnu Majah

Al-Hakim dan Ibnu Hibban dari Amru bin lsquoAuf bahwa Rasulullah SAW

bersabda

م حلالا أوأحل حراما الصلح جائز بين المسلمين إلا صلحا حر

Artinya ldquoPerdamaian diantara orang-orang muslim itu boleh kecuali perdamaian yang menghalalkan yang haram atau mengharamkan yang halalrdquo

15 Sayyid Sabiq Fiqh Al-sunnah juz 3 (Kairo Al-fath Lil Irsquolam Al-lsquoArobi 1972) h 210

27

Dan At-tirmidzi menambahkan

والمسلمون على شروطهم

Artinya ldquoDan (muamalah) orang-orang muslim itu berdasarkan syarat-syarat merekardquo

Lalu ia berkata bahwa hadits ini Hasan Shahih dan Umar ra berkata ldquoTolaklah

permusuhan sampai mereka berdamai karena pemutusan melalui pengadilan akan

mengembangkan kedengkian di antara merekardquo Kaum muslimin berijmarsquo bahwa

perdamaian di antara yang bermusuhan itu disyariatkan P15F

16

Mediasi dalam konsep islam dikenal dengan istilah Shulhu atau Ishlah Sulh

adalah suatu proses penyelesaian sengketa dimana para pihak bersepakat untuk

mengakhiri perkara mereka secara damai Di dalam kitab Fathul Qariib Al-Mujiib

pengertian Ash-Shulh secara bahasa sebagai berikut (فتح القريب المجيب)

16وهو لغة قطع المنازعة F

17

Artinya ldquoShuluh secara bahasa adalah memutus sengketa atau perselisihanrdquo

Namun pengertian shuluh secara syararsquo atau istilah adalah

وشرعا عقد يصلح به قطعها

Artinya ldquoDan menurut syararsquo adalah akad mendamaikan dengan memutus sengketa atau perselisihanrdquo

16 Sayyid Sabiq Fiqh Al-sunnah juz 3 (Kairo Al-fath Lil Irsquolam Al-lsquoArobi 1972) h 210 17Ahmad bin Al-Husain Fathul Qariib Al-Mujiib (Mesir Thaha Putra Semarang 1934) h

33

28

Metode Ash-shulh menjadi metode yang efektif untuk menyelesaikan

persengketaan atau perselisihan karena berdasarkan asas kedua belah pihak tidak

ada yang merasa menang ataupun kalah Tentunya hal tersebut atas kesepakatan

dan kerelaan masing-masing pihak Hal ini sesuai dengan prinsip mediasi dengan

istilah win-win solution

Sebelum mengarah kepada perceraian biasanya diawali dengan adanya

sikap nusyuz baik dari pihak isteri maupun suami Ketika hal ini terjadi Al-

Qurrsquoan mentebutkan di dalam surat An-Nisa ayat 128

وإن امرأة خافت من بعلها نشوزا أو إعراضا فلا جناح عليهما أن يصلحا بينهما كان بما ح وإن تحسنوا وتتقوا فإن الله لح خير وأحضرت الأنفس الش صلحا والص

تعملون خبير ا

Artinya Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir Dan jika kamu bergaul dengan isterimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak acuh) maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan

Ayat di atas membahas masalah nusyuz Nusyuz identik dengan sikap istri yang

membangkang terhadap suami padahal nusyuz juga dapat terjadi pada suami

Nusyuz suami adalah sikap suami yang telah meninggalkan kewajibannya

bertindak keras kepada istri tidak menggaulinya dengan baik tidak pula

memberikan nafkah dan bersikap acuh tak acuh kepada istri P17F

18P Sebaliknya bentuk

nusyuz yang dilakukan oleh istri di dalam KHI (Kompilasi Hukum Islam)

18 M Abdul Amir dkk Kamus Istilah Islam cet ke-1 (Jakarta Pustaka Firdaus 1994) h

251

29

didefinisikan sebagai sebuah sikap ketika istri tidak mau melaksanakan

kewajibannya yaitu kewajiban utama berbakti lahir dan batin kepada suami dan

kewajiban lainnya adalah menyelenggarakan dan mengatur keperluan rumah

tangga sehari-hari dengan sebaik-baiknya19

At-Tirmidzi meriwayatkan bahwa istri Nabi saw Saudah binti Zamrsquoah

khawatir dicerai oleh Nabi saw maka dia bermohon agar tidak dicerai dengan

menyerahkan haknya bermalam bersama Rasul saw untuk istri Nabi saw lsquoAisyah

(istri Nabi saw yang paling beliau cintai setelah Khadijah)20

Kemudian apabila nusyuz telah terjadi dan tuntunan berdamai dari Al-

Qurrsquoan tidak berhasil dijalankan yang dapat berujung pada syiqaq Al-Qurrsquoan

menyebutkan ayat yang menyatakan tentang langkah perdamaian selanjutnya

antara suami isteri yang sedang berselisih yaitu pada surat An-Nisa ayat 35

وإن خفتم شقاق بينهما فابعثوا حكما من أهله وحكما من أهلها إن يريدا إصلاحا يوف ق

كان عليما خبير ا بينهما إن الله الله

Artinya Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri ituSesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal

Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa salah satu menyelesaikan

perselisihan atau persengketaan antara suami isteri yaitu dengan jelas mengirim

19 Inpres nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam Bab XXI bagian keenam

Pasal 83 ayat (1) dan 84 ayat (1) 20 M Quraish Shihab Tafsir Al-Mishbah (Jakarta Lentera Hati 2007) h 605

30

seorang hakam selaku mediator dari kedua belah pihak untuk membantu

menyelesaikan perselisiah tersebut Hakam yang dimaksud dalam Al-qurrsquoan

terdiri dari dua orang yang diambil atau dipilih masing-masing satu dari keluarga

pihak suami isteri Menurut ayat di atas juga jika terjadi kasus antara suami istri

maka diutus seorang hakam dari pihak suami dan seorang hakam dari pihak istri

yang berfungsi untuk mengadakan penelitian dan penyelidikan tentang sebab-

musabab terjadinya syiqaq serta berusaha mendamaikannya atau mengambil

prakarsa putusnya perkawinan kalau sekiranya jalan inilah yang terbaik21

Dalam ayat di atas terdapat kata hakam Fungsi utama hakam adalah

mendamaikan Tetapi jika mereka gagal apakah mereka harus menetapkan hukum

dan harus dipatuhi oleh suami isteri yang bersengketa itu Ada yang mengiyakan

dengan alasan Allah menamai mereka hakam dan dengan demikian mereka

berhak menetapkan hukum sesuai dengan kemashlahatan baik disetujui oleh

pasangan maupun tidak Pendapat ini dianut oleh sejumlah sahabat Nabi saw juga

kedua Imam mazhab Malik dan Ahmad Ibn Hanbal Sedang Imam Abu Hanifah

dan Imam Syafirsquoi menurut satu riwayat tidak memberi wewenang kepada hakam

itu Untuk menceraikan hanya berada di tangan suami dan tugas mereka hanya

mendamaikan tidak lebih dan tidak kurang22

Selanjutnya di dalam kitab tafsir Ibnu Katsir para Fuqaha juga berkata jika

terjadi persengketaan di antara suami istri maka didamaikan oleh hakim sebagai

pihak penengah meneliti kasus keduanya dan mencegah orang yang berbuat

21 H Abdur Rahman Ghazaly Fiqh Munakahat (Jakarta Kencana Prenada Media Group

2006) h 241 22 M Quraish Shihab Tafsir Al-Mishbah (Jakarta Lentera Hati 2007) h 433-434

31

zhalim dari keduanya dari perbuatan zhalim Jika perkaranya tetap berlanjut dan

persengketaannya semakin panjang maka hakim mengutus seseorang yang

dipercaya dari keluarga wanita dan keluarga laki-laki untuk berembug dan

meneliti masalahnya serta melakukan tindakan yang mengandung maslahat bagi

keduanya berupa perceraian atau berdamai Allah SWT memerintahkan mengutus

seorang laki-laki sholeh dari masing-masing pihak untuk meneliti siapa yang

berlaku buruk Jika sang suami yang melakukan keburukan maka mereka dapat

melindungi sang istri dan membatasi kewajibannya dalam memberi nafkah Jika

seorang istri yang melakukan keburukan maka mereka dapat mengurangi haknya

dari suami dan menahan nafkah yang diberikan kepadanya Jika keduanya sepakat

untuk bercerai atau menyatu kembali maka boleh saja perkara itu ditetapkan23

Kaidah ushul fiqh yang digunakan ke dalam permasalahan ini adalah

Mashlahah Mursalah24 Al-Ghazali menjelaskan bahwa hakikat dari mashlahah

adalah25

ع ر الش ود ص ق ى م ل ع ة ظ ا ف ح الم

Artinya Memelihara tujuan syararsquo (dalam menetapkan hukum)

Sedangkan tujuan syararsquo dalam menetapkan hukum itu ada lima yaitu

memelihara agama jiwa akal keturunan dan harta Secara lengkap Muhammad

Abu Zahrah merumuskan definisi mashlahah sebagai berikut P25F

26P

23 Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Al-Sheikh Lubaabut Tafsiir Min

Ibni Katsir terj MAbdul Ghoffar EM (Juz5 Bogor Pustaka Imam Asy-Syafirsquoi 2003) cet ke-2 h 302

24 Mashlahah Mursalah adalah suatu perbuatan yang mengandung nilai baik (manfaat) dan memelihara tercapainya tujuan-tujuan suararsquo yaitu menolak mudharat dan meraih mashlahah

25 Amir Syarifuddin Ushul Fiqh jilid II (Jakarta Kencana 2011) cet 6 h 346

32

و ا ار ب ت الأع اص ب ل خ ص ا ا ه ل د ه ش ي لا و ى م لا س الأ ع ار الش د ص ا ق م ل ة م ئ لا الم ح ال ص الم ي ه

اء غ الأل ب

Artinya Mashlahah yang selaras dengan tujuan syariat islam dan tidak ada petunjuk tertentu yang membuktikan tentang pengakuannya atau penolakannya

Kesimpulannya bahwa mashlahah mursalah adalah apa yang baik menurut akal

itu juga selaras dan sejalan dengan tujuan syararsquo dalam menetapkan hukum

Kaidah ini dapat digunakan dalam sengketa perceraian Apabila perceraian

mendatangkan kebaikan bagi pasangan suami istri maka itu lebih baik daripada

mempertahankannya Namun apabila perceraian mendatangkan mudharat maka

harus dihindarkan Hal ini tentunya sudah mempertimbangkan baik dan buruknya

sesuai dengan orientasi dari kaidah ushul fiqh ini

26 Amir Syarifuddin Ushul Fiqh jilid II (Jakarta Kencana 2011) cet 6 h 355

33

BAB III

TEORI EFEKTIVITAS HUKUM

A Pengertian Efektivitas

Secara etimologi kata ldquoefektivitasrdquo berasal dari kata ldquoefektifrdquo atau dalam

bahasa Inggris adalah ldquoeffectiverdquo yang berarti berhasil dengan baik Kamus ilmiah

populer mendefinisikan efektivitas sebagai ketepatan penggunaan hasil guna atau

menunjang tujuan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif artinya ldquoada

efeknya akibatnya pengaruhnya kesannyardquo atau ldquodapat membawa hasil berhasil

gunardquo tentang usaha atau tindakan1

Adapun secara terminologi mengutip Ensiklopedia administrasi

menyampaikan pemahaman tentang efektivitas sebagai berikut2

ldquoEfektivitas adalah suatu keadaan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki kalau seseorang melakukan suatu perbuatan dengan maksud tertentu yang memang dikehendaki Maka orang itu dikatakan efektif kalau menimbulkan atau mempunyai maksud sebagaimana yang dikehendakirdquo

Efektivitas dapat diartikan sebagai suatu proses pencapaian suatu tujuan

yang telah ditetapkan sebelumnya Suatu usaha atau kegiatan dapat dikatakan

efektif apabila usaha atau kegiatan tersebut telah mencapai tujuannya

B Bekerjanya Hukum Dalam Masyarakat

Basis bekerjanya hukum adalah masyarakat maka hukum akan dipengaruhi

oleh faktor-faktor atau kekuatan sosial mulai dari tahap pembuatan sampai dengan

1 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia h 284 2 Ray Pratama Siadari Teori Efektivitas diakses dari http raypratamablogspotsg 2014

11 teori-efektifitashtml pada tanggal 13 Oktober 2016 pukul 0033

34

pemberlakuan Kekuatan sosial akan berusaha masuk dalam setiap proses legislasi

secara efektif dan efesien Peraturan dikeluarkan diharapkan sesuai dengan

keinginan tetapi efek dari peraturan tersebut tergantung dari kekuatan sosial

seperti budaya hukumnya baik maka hukum akan bekerja dengan baik pula

tetapi sebaliknya apabila kekuatannya berkurang atau tidak ada maka hukum tidak

akan bisa berjalan karena masyarakat sebagai basis bekerjanya hukum Cara-cara

untuk mempengaruhi masyarakat dengan sistem yang teratur dan direncanakan

terlebih dahulu dinamakan social engineering atau social planning3

Bila membicarakan efektivitas hukum dalam masyarakat berarti

membicarakan daya kerja hukum itu dalam mengatur dan atau memaksa

masyarakat untuk taat terhadap hukum Efektivitas hukum dimaksud berarti

mengkaji kaidah hukum yang harus memnuhi syarat yaitu berlaku secara yuridis

berlaku secara empiris dan berlaku secara filosofis4 Oleh karena itu faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi hukum itu berfungsi dalam masyarakat yaitu (1)

kaidah hukum atau peraturan itu sendiri (2) petugas atau penegak hukum (3)

sarana atau fasilitas yang digunakan oleh penegak hukum (4) kesadaran

masyarakat Hal tersebut akan di uraikan sebagai berikut5

1 Kaidah Hukum

Di dalam teori-teori ilmu hukum dapat dibedakan tiga macam hal

mengenai berlakunya hukum sebagai kaidah Hal itu diungkapkan sebagai

berikut

3 Soerjono Soekanto Pokok-Pokok Sosiologi Hukum Cet V (Jakarta Raja Grafindo

Persada 2014) h 122 4 Zainuddin Ali Sosiologi Hukum (Jakarta Sinar Grafika 2012) h 62 5 Zainuddin Ali Sosiologi Hukum (Jakarta Sinar Grafika 2012) h 62-65

35

1) Kaidah hukum berlaku secara yuridis apabila penentuannya

didasarkan pada kaidah yang lebih tinggi tingkatannya atau terbentuk

atas dasar yang telah ditetapkan

2) Kaidah hukum berlaku secara sosiologis apabila kaidah tersebut

efektif Artinya kaidah dimaksud dapat dipaksakan berlakunya oleh

penguasa walaupun tidak diterima oleh warga masyarakat (teori

kekuasaan) atau kaidah itu berlaku karena adanya pengakuan dari

masyarakat

3) Kaidah hukum berlaku secara filosofis yaitu sesuai dengan cita

hukum sebagai nilai positif tertinggi

Kalau dikaji secara mendalam agar hukum itu berfungsi maka setiap

kaidah hukum harus memenuhi ketiga macam unsur di atas sebab (1) bila

kaidah hukum hanya berlaku secara yuridis ada kemungkinan kaidah itu

merupakan kaidah mati (2) kalau hanya berlaku secara sosiologis dalam arti

teori kekuasaan maka kaidah itu menjadi aturan pemaksa (3) apabila hanya

berlaku secara filosofis kemungkinannya kaidah itu hanya merupakan

hukum yang dicita-citakan (ius constituendum)

2 Penegakan Hukum

Penegakan hukum atau orag yang bertugas menerapkan hukum

mencakup ruang lingkup yang sangat luas sebab menyangkut petugas pada

strata atas menengh dan bawah Artinya di dalam melaksanakan tugas-

tugas penerapan hukum petugas seyogianya harus memiliki suatu pedoman

diantaranya peraturan tertulis tertentu yang mencakup ruang lingkup tugas-

36

tugasnya Di dalam hal penegakan hukum dimaksud kemungkinan petugas

penegak hukum menghadapi hal-hal sebagai berikut

1) Sapai sejauh mana petugas terikat dari peraturan-peraturan yang ada

2) Sampai batas-batas mana petugas berkenan memberikan kebijakan

3) Teladan macam apakah yang sebaiknya diberikan oleh petugas kepada

masyarakat

4) Sampai sejauh manakah derajat sinkronisasi penugasan-penugasan

yang diberikan kepada petugas sehingga memberikan batas-batas yang

tegas pada wewenangnya

3 Sarana atau Fasilitas

Fasilitas atau sarana amat penting untuk mengefektifkan suatu atuan

tertentu Ruang lingkup sarana dimaksud terutama secara fisik yang

berfungsi sebagai faktor pendukung Misalnya bila tidak ada kertas dan

karbon yang cukup serta mesin tik yang cukup baik bagaimana petugas

dapat membuat berita acara mengenai suatu kejahatan Bagaimana polisi

dapat bekerja dengan baik apabila tidak dilengkapi dengan kendaraan dan

alat-alat komunikasi yang proporsional Kalau peralatan dimaksud sudah

ada faktor-faktor pemeliharaannya juga memegang peran amat penting

Memang sering terjadi bahwa suatu peraturan sudah difungsikan padahal

fasilitasnya belum lengkap Peraturan yang semula bertujuan untuk

memperlancar proses malahan mengakibatkan terjadi kemacetan Mungkin

ada baiknya ketika hendak menerapkan suatu peraturan secara resmi

ataupun memberikan tugas kepada petugas dipikirkan mengenai fasilitas-

37

fasilitas yang berpatokan kepada (1) apa yang sudah ada dipelihara terus

agar setiap saat berfungsi (2) apa yang belum ada perlu diadakan dengan

memperhitungkan jangka waktu pengadaannya (3) apa yang kurang perlu

dilengkapi (4) apa yang telah rusak diperbaiki atau diganti (5) apa yang

macet dilancarkan (6) apa yang telah mundur ditingkatkan

4 Warga Masyarakat

Salah satu faktor yang mengefektifkan suatu peraturan adalah warga

masyarakat Yang dimaksud disini adalah kesadarannya untuk mematuhi

suatu peraturan perundang-undangan yang kerap disebut derajat kepatuhan

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa derajat kepatuhan masyarakat

terhadap hukum merupakan salah satu indikator berfungsinya hukum yang

bersangkutan

Namun ada asumsi lain yang mengatakan bahwa semakin besar peran

sarana pengendalian sosial selain hukum (agama dan adat istiadat) semakin

kecil peran hukum Hukum hendaknya dipergunakan pada tingkat yang

terakhir bila sarana lainnya tidak mampu lagi untuk mengatasi masalah

Namun ada hal lain yang perlu diungkapkan berkaitan dengan kesadaran

masyarakat terhadap hukum yaitu (1) penyuluhan hukum yang teratur (2)

pemberian teladan yang baik dari petugas di dalam hal kepatuhan terhadap

hukum dan respek terhadap hukum (3) pelembagaan yang terencana dan

terarah

38

C Teori Efektivitas Hukum

Apabila kita melihat efektivitas dalam bidang hukum Achmad Ali

berpendapat bahwa ketika ingin mengetahui sejauh mana efektivitas dari hukum

maka kita pertama-ama harus dapat mengukur sejauh mana aturan hukum itu

ditaati atau tidak ditaati6 Lebih lanjut Achmad Ali pun mengemukakan bahwa

pada umumnya faktor yang banyak mempengaruhi efektivitas suatu perundang-

undangan adalah profesional dan optimal pelaksanaan peran wewenang dan

fungsi dari penegak hukum baik di dalam menjelaskan tugas yang dibebankan

terhadap diri mereka maupun dalam menegakkan perundang-undangan tersebut

Teori efektivitas hukum menurut Soerjono Soekanto adalah bahwa efektif

atau tidaknya suatu hukum ditentukan oleh 5 (lima) faktor yaitu7

1 Faktor hukumnya sendiri (undang-undang)

2 Faktor penegak hukum yakni pihak-pihak yang membentuk maupun

menerapkan hukum

3 Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum

4 Faktor masyarakat yakni lingkungan dimana hukum tersebut erlaku atau

diterapkan

5 Faktor kebudayaan yakni sebagai hasil karya cipta dan rasa yang

didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup

Kelima faktor di atas saling berkaitan dengan eratnya oleh karena

merupakan esensi dari penegakan hukum juga merupakan tolak ukur daripada

6 Achmad Ali Menguak Teori Hukum dan Teori Peradilan Vol1 (Jakarta Kencana

2010) h 375 7 Soerjono Soekanto Faktor-faktor yang Memprngaruhi Penegakan Hukum (Jakarta PT

Raja Grafindo Persada 2008) h 8

39

efektivitas penegakan hukum Pada elemen pertama yang menentukan dapat

berfungsinya hukum tertulis tersebut dengan baik atau tidak adalah tergantung

dari aturam hukum itu sendiri

Menurut Soerjono Soekanto ukuran efektivitas pada elemen pertama

adalah8

1 Peraturan yang ada mengenai bidang-bidang kehidupan tertentu sudah

cukup sistematis

2 Peraturan yang ada mengenai bidang-bidang kehidupan tertentu sudah

cukup sinkron secara hierarki dan horizontal tidak ada pertentangan

3 Secara kualitatif dan kuantitatif peraturan-peraturan yang mengatur bidang-

bidang tertentu sudah mencukupi

4 Penertiban peraturan-peraturan tertentu sudah sesuai dengan persyaratan

yuridis yang ada

Pada elemen kedua yang menentukan efektif atau tidakya kinerja hukum

tertulis adalah aparat penegak hukum Dalam hubungan ini dikehendaki adanya

aparatur yang handal sehingga aparat tersebut dapat melakukan tugasnya dengan

baik

Menurut Soerjono Soekanto bahwa masalah yang berpengaruh terhadap

efektivitas hukum tertulis ditinjau dari segi aparat akan bergantung pada hal

berikut9

8 Soerjono Soekanto Penegakan Hukum (Bandung Bina Cipta 1983) 80 9 Soerjono Soekanto Penegakan Hukum (Bandung Bina Cipta 1983) 82

40

1 Sampai sejauh mana petugas terikat oleh peraturan-peraturan yang ada

2 Sampai batas mana petugas diperkenankan memberikan kebijaksanaan

3 Teladan macam apa yang sebaiknya diberikan oleh petugas kepada

masyarakat

4 Sampai sejauh mana derajat sinkronisasi penugasan-penugasan yang

diberikan kepada petugas sehingga memberikan batas-batas yang tegas pada

wewenangnya

Pada elemen ketiga tersedianya fasilitas yang berwujud sarana dan

prasarana bagi aparat pelaksana di dalam melakukan tugasnya Sarana dan

prasarana yang dimaksud adalah prasarana atau fasilitas yang digunakan sebagai

alat untuk mencapai efektivitas hukum Sehubungan dengan ini Soerjono

Soekanto memprediksi patokan efektivitas elemen-elemen tertentu dari prasarana

dimana prasarana tersebut harus secara jelas memang menjadi bagian yang

memberikan kontribusi untuk kelancaran tugas-tugas aparat di tempat atau lokasi

kerjanya Adapun elemen-elemen tersebut adalah10

1 Prasarana yang telah ada apakah telah terpelihara dengan baik

2 Prasarana yang belum ada perlu diadakan dengan memperhitungkan angka

waktu pengadaannya

3 Prasarana yang kurang perlu segera dilengkapi

4 Prasarana yang rusak perlu segera diperbaiki

5 Prasarana yang macet perlu segea dilancarkan fungsinya

10 Soerjono Soekanto Penegakan Hukum (Bandung Bina Cipta 1983) 82

41

6 Prasarana yang mengalami kemunduran fungsi perlu ditingktkan lagi

fungsinya

Kemudian pada elemen keempat ada beberapa elemen pengukur efektivitas

yang tergantung dari kondisi masyarakat yaitu

1 Faktor penyebab masyarakat tidak mematuhi aturan walaupun peraturan

yang baik

2 Faktor penyebab masyarakat tidak mematuhi peaturan walaupun peraturan

sangat bak dan aparat sudah sangat berwibawa

3 Faktor penyebab masyarakat tidak mematuhi peraturan baik petugas atau

aparat berwibawa serta fasilitas mencukupi

Elemen di atas memberikan pemahaman bahwa disiplin dan kepatuhan

masyarakat tergantung dari motivasi yang secara internal muncul Internalisasi

faktor ini ada pada setiap individu yang menjadi elemen terkecil dari komunitas

sosial Oleh karena itu pendekatan paling tepat dalam hubungan disiplin ini

melalui motivasi yang ditanamkan secara individual

Elemen kelima adalah faktor kebudayaan Faktor kebudayaan yang

sebenarnya bersatu padu dengan faktor masyarakat sengaja dibedakan karena di

dalam pembahasannya diketengahkan masalah sistem nilai-nilai yang menjadi inti

dari kebudayaan spiritual atau material Kebudayaan (sistem) hukum pada

dasarnya mencakup nilai-nilai yang mendasari hukum yang berlaku nilai-nilai

yang merupakan konsepsi-konsepsi abstrak mengenai apa yang dianggap baik

(sehingga ditaati) dan apa yang dianggap buruk (sehingga dihindari)

42

BAB IV

ANALISIS EFEKTIVITAS MEDIASI

A Profil Pengadilan Agama Karawang

Pengadilan Agama Karawang kelas IA beralamat di Jalan Jendral Ahmad

Yani No 53 Karawang menurut Kepala Pengadilan Agama Karawang saat itu

yaitu Drs Saifuddin MH diresmikan pada hari senin tanggal 11 Februari 2008

secara simbolis oleh Ketua Mahkamah Agung Bagir Manan yang bertempat di

kantor Pengadilan Agama Bandung Dimana saat itu Ketua Mahkamah Agung

telah meresmikan 3 gedung Pengadilan Agama yaitu Bandung Cikarang dan

Karawang

Sebelum memiliki gedung resmi pada tahun 2006 sambil menunggu

rampungnya pembangunan gedung baru yang dibuat Pemerintah Kabupaten

Karawang meminjamkan tempat bekas kantor Depnaker Pada tahun 2006 adalah

tahap dilaksanakannya rehabilitasi gedung Pengadilan Agama Karawang diatas

tanah seluas 1698 M2 dengan luas bangunan 380M2 Pada awalnya status tanah

adalah Hak Guna Pakai dari Pemda Kabupaten Karawang dengan No

102SUTH0211PM01411978 tanggal 09 Juni 1978 dan Sertifikat No

0000621997

Pengadilan Agama Karawang dibentuk berdasarkan Staatsblad 1882 Nomor

152 tentang Pembentukan Pengadilan Agama di Jawa dan Madura tanggal 19

Januari 1882 dengan nama Raad AgamaPenghulu Landraad

43

Daerah hukum Pengadilan Agama Karawang adalah meliputi Pemerintahan

Kabupaten Karawang sesuai dengan Pasal 4 ayat (1) UU Nomor 7 Tahun 1989

Pasal 4 ayat (1) disebutkan bahwa ldquoPengadilan Agama berkedudukan di

kotamadya atau ibu kota kabupaten dan daerah hukumnya meliputi wilayah

kotamadya atau kabupatenrdquo Dari sini dapat kita simpulkan bahwa daerah hukum

Pengadilan Agama Karawang adalah wilayah kota atau Kabupaten Karawang

Pengadilan Agama Karawang yang daerah hukumnya meliputi kabupaten

Karawang terdiri dari 30 kecamatan dan 304 kelurahan atau desa dengan

mayoritas penduduk beragama islam Dalam menjalankan tugasnya dan

fungsinya Pengadilan Agama Karawang didukung oleh pegawai berjumlah 40

orang dan secara formal pelaksanaan tugas Pengadilan Agama Karawang harus

dipertanggung jawabkan dengan membuat laporan ke Pengadilan Tinggi Bandung

sebagai bukti nyata

Sebagai tempat pencari keadilan Pengadilan Agama Karawang sesuai

dengan tugas dan kewenangannya yaitu bertugas dan berwenang memeriksa

memutus dan mengadili perkara diantara orang-orang yang beragama islam

dalam bidang perkawinan warisan dan wasiat wakaf zakat infaq hibah

shodaqoh dan ekonomi syarirsquoah serta kewenangan lainnya yang diatur serta

diamanatkan oleh Undang-Undang

Secara geografis wilayah kabupaten Karawang terletak antara koordinat

107ordm02`ndash107ordm40` Bujur Timur 5ordm56`ndash6ordm34` Lintang Selatan termasuk daerah

dataran yang relative rendah Mempunyai variasi ketinggian wilayah antara 0 -

1279 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan wilayah 0 - 2 2 - 15

44

15 - 40 dan diatas 40 Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten

Bekasi dan Kabupaten Bogor di barat Laut Jawa di utara Kabupaten Subang di

timur Kabupaten Purwakarta di tenggara serta Kabupaten Cianjur di selatan ini

memiliki luas wilayah 173753 km2 dengan jumlah penduduk 2125234 jiwa

(sensus 2010) yang berarti berkepadatan 1223 jiwa per km2

Adapun struktur organisasi dari Pengadilan Agama Karawang adalah

sebagai berikut

Tabel 2

WAKIL KETUA

Drs H Mohamad Yamin SHMH

KETUA

Drs H M Yusuf SHMH HAKIM

1Dra Suherni

2Dra Hj Roniati MH

3Dra Hj Ratna Jumila MH

4Dra Hj Dadah Kolidah MH

5Dra Elfina Fitriani

6Drs H Abid MH

PANITERA

Nanang Patoni SHMH

SEKRETARIS

DrsJajang Janglar

KASUBAG KEPEGAWAIAN

Agustina Rahayu SH

KASUBAG UMUM amp KEUANGAN

Heri Santoso

KASUBAG PERENCANAAN TI amp LAP

Usmaniah

WAKIL PANITERA

Drs Mochamad Jalaludin

STAF

Wiyono SH

STAF

Abd Halim

PANMUD GUGATAN

Asnali SAg

PANMUD PERMOHONAN

Siti Sofia Emalia SAg

PANMUD HUKUM

Yuyu Yuliani SAgMH

HAKIM

7Dra Alia Al Hasna MH

8Drs Candra Triwangga

9Dra Hj Siti Sabihah SHMH

10Drs Humaidi Yusuf

11Drs Jajang Suherman SH

12DrH Farid Ismail SHMH

13DrsH Hasan Basri SHMH

45

B Analisis Efektivitas Mediasi

1 Tinjauan Yuridis Perma Nomor 1 Tahun 2008 dan Perma Nomor 1 Tahun

2016

Beberapa kekuasaan dan kewenangan Mahkamah Agung yang tertera

dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 24A ayat (1) adalah1

Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasimenguji peraturan undang-undang di bawah undang-undang terhadap undang-undangdan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang

Salah satu kewenangan lain yang diberikan oleh Undang-undang kepada

Mahkamah Agung adalah mengeluarkan produk yaitu PERMA Setidaknya

ada lima peran yang dimainkan PERMA RI dalam memenuhi kebutuhan

1 Republik Indonesia Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

PANITERA PENGGANTI

1Ahya Syaripudin

2Khalida SAgMH

3Taqludin SAg

4Ahmad Waskito SEi

5H Uwes

6Wahyu SSy

JURUSITA

1Eny Kurniasih SH

2Solikhin SH

JURUSITA PENGGANTI

1Edy Sutisna

2Samsudin

3ASupandi SAg

4Taufiqoh Bina Aryani SE

5Ratusiska Aries Tiani SE

6Ade Solahudin

7Reza M Sajidin SSy

46

penyelenggaraan negara khususnya di bidang peradilan Salah satunya

yakni PERMA RI sebagai pengisi kekosongan hukum2

Berkaitan dengan hal ini adalah hierarki Perundang-Undangan yang

ada di Indonesia Hal ini diatur dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2011 perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun

2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan berbunyi

sebagai berikut3

Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan adalah sebagai berikut

a Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 b Undang-UndangPerturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang c Peraturan Pemerintah d Peraturan Presiden e Peraturan Daerah Provinsi dan f Peraturan Daerah KabupatenKota

PERMA adalah salah satu ketentuan peraturan perundang-undangan

sebagaimana yang tertera dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011

perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Dalam Pasal 8 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 dalam pasal tersebut disebutkan

bahwa4

(1) Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) mencakup peraturan yang ditetapkan oleh

2 Ronald S Lumbuun Perma RI Wujud Kerancuan Antara Praktik Pembagian dan

Pemisahan Kekuasaan (Jakarta RajaGrafindo Persada 2011) h 14 3 Republik Indonesia Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan 4 Republik Indonesia Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan

47

Majelis Permusyawaratan Rakyat Dewan Perwakilan Rakyat Dewan Perwakilan Daerah Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Badan Pemeriksa Keuangan Komisi Yudisial Bank Indonesia Menteri badan lembaga atau komisi yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-Undang atau Pemerintah atas perintah Undang-Undang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Gubernur Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupatenkota Bupatiwalikota Kepala Desa atau yang setingkat

Kemudian dalam ayat selanjutnya yaitu Pasal 8 ayat (2) disebutkan bahwa

(2) Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan

Atas dasar Pasal 8 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun

2011 ini menyatakan bahwa Peraturan Mahkamah Agung (PERMA)

termasuk ke dalam peraturan perundang-undangan dan diakui

keberadaannya

Apabila melihat menimbang (konsideran) dalam Perma Nomor 1

Tahun 2008 huruf c dinyatakan bahwa dasar daripada dibentuknya Perma

Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan berdasarkan

Pasal 130 HIR (Het Herziene Indonesich Reglement Staatsblad 194144)

atau Pasal 154 RBg (Rechtsreglement Buitengewesten Staatsblad 1927

227) atau Pasal 31 Rv (Reglement op de Rechtsvordering Staarsblad 1874

52)5 disebutkan bahwa hakim atau majelis hakim akan mengusahakan

5 Reglement op de Rechtsvordering (Rv) adalah Reglement Acara Perdata Rechtsreglement

Buitengewesten (RBg) adalah Reglement Acara untuk Daerah Luar Jawa da Madura Het Herziene Indonesich Reglement (HIR) adalah Reglement Indonesia yang diperbaharui

48

perdamaian sebelum perkara mereka diputuskan6 Pasal 130 ayat (1) HIR

berbunyi

Jika pada hari yang ditentukan itu kedua belah pihak datang maka pengadilan negeri mencoba dengan perantaraan ketuanya akan memperdamaikan mereka itu

Selanjutnya Pasal 130 ayat (2)

Jika perdamaian yang demikian itu terjadi maka tentang hal itu pada waktu bersidang diperbuat sebuah akte dengan nama kedua belah pihak diwajibkan untuk mencukupi perjanjian yang diperbuat itu maka surat (akte) itu akan berkekuatan dan akan dilakukan sebagai putusan hakim yang biasa

Pasal 130 HIR dan 154 RBg yang memerintahkan usaha perdamaian

oleh hakim dijadikan sebagai modal utama dalam membangun perangkat

hukum mediasi pengadilan yang sudah dirintis sejak Tahun 2002 melalui

SEMS Nomor 1 Tahun 2002 Tentang Pemberdayaan Pengadilan Tingkat

Pertama Menerapkan Lembaga Damai Pasal 130 HIR 154 RBg yang

kemudian pada Tahun 2003 disempurnakan melaui PERMA Nomor 2

Tahun 2003 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan7

Kehadiran PERMA Nomor 1 Tahun 2008 dimaksudkan untuk

memberikan kepastian ketertiban kelancaran dalam proses mendamaikan

para pihak untuk menyelesaikan suatu sengketa Hal ini dapat dilakukan

dengan mengintensifkan dan mengintegrasikan proses mediasi ke dalam

prosedur berperkara di Pengadilan Mediasi mendapat kedudukan penting

6 Syahrizal Abbas Mediasi Dalam Perspektif Hukum Syariah Hukum Adat dan Hukum

Nasional (Jakarta Kencana 2009)h 287 7 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013) h124

49

dalam PERMA Nomor 1 Tahun 2008 karena proses mediasi merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dalam proses berperkara di Pengadilan8

Setiap orang yang berperkara ke Pengadilan wajib menempuh

mediasi apabila tidak melaksanakannya maka putusannya batal demi

hukum9 PERMA Nomor 1 Tahun 2008 ini mengikat maksudnya adalah

peraturan ini mengikat khusus hanya kepada orang-orang yang berperkara di

Pengadilan tidak mengikat kepada seluruh elemen masyarakat10

Namun akhir-akhir ini pada praktiknya Perma Nomor 1 Tahun 2008

selama ini belum menghasilkan tingkat keberhasilan mediasi yang baik di

Pengadilan Berdasarkan hal tersebut Mahkamah Agung mengeluarkan

Perma Nomor 1 Tahun 2016 untuk mencabut Perma Nomor 1 Tahun 2008

dengan harapan kenaikan tingkat keberhasilan dalam mediasi11 Anggota

Tim Pokja Mediasi MA Diah Sulastri Dewi menambahkan terbitnya Perma

No 1 Tahun 2016 ini bertujuan meningkatkan keberhasilan mediasi di

Pengadilan Umum dan Pengadilan Agama12

Ada beberapa poin pembeda antara Perma Nomor 1 Tahun 2008 dan

Perma Nomor 1 Tahun 2016 Untuk memudahkan memahami

perbedaannya penulis membuat bagan sebagai berikut

8 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013) h125

9 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

10 Wawancara dengan Dra Ratna Jumilah MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

11 httpswwwabnpcoidnewsharapan-optimalisasi-proses-mediasi-pasca-perma-nomor-1-tahun-2016 diakses pada 15 April 2017 jam 2330

12httpwwwhukumonlinecom berita baca lt56bc191569359 perma- mediasi- 2016- tekankan- pada- iktikad- baik diakses pada 15 April 2017 jam 2335

50

Tabel 3

No

Perma Nomor 1 Tahun 2008

Perma Nomor 1 Tahun 2016

1

Lama Proses mediasi selama 40 hari (Pasal 13 ayat(3) ) dapat

diperpanjang 14 hari

Lama Proses mediasi selama 30 hari (Pasal 3 ayat (6) ) dapat diperpanjang

30 hari 2

bull Pasal 12 ayat (1) hanya mewajibkan para pihak untuk beriktikad baik selama proses mediasi

bull Pasal 12 ayat (2) tidak penjelasan bagaimana bentuk pihak yang tidak beriktikad baikhanya menyatakan pihak yang tidak beriktikad baik dapat mengundurkan diri

bull Wajib menempuh iktikad baik selama mediasi (Pasal 7 ayat (1)

bull Pasal 7 ayat 2 huruf a sampai e penjelasan mengenai bentuk iktikad tidak baik Dalam Perma sebelumnya tidak ada penjelasannya

3

Tidak ada pasal yang mengatur mengenai akibat hukum bagi

pihak yang tidak beriktikad baik

bull Pasal 22 ayat 1 sampai 5 mengenai penjelasan akibat hukum bagi penggugat yang tidak beriktikad baik

bull Pasal 23 ayat 1 sampai 8 penjelasan mengenai akibat hukum bagi tergugat yang tidak beriktikad baik

4

Tidak ada pasal yang mengatur para pihak wajib hadir secara

langsung selama proses mediasi

bull Kewajiban menghadiri langsung pertemuan mediasi dengan atau tanpa kuasa hukum (Pasal 6 ayat 1)

bull Komunikasi audio visual dianggap sebagai kehadiran langsung bagi para pihak (Pasal 6 ayat 2)

bull Ketidakhadiran para pihak secara langsung dibolehkan berdasarkan alasan yang sah (Pasal 6 ayat 3) dan penjelasannya pada (Pasal 6 ayat 4 huruf a sampai d)

51

2 Kualifikasi Mediator

Mediator adalah pihak ketiga yang membantu dan mencarikan solusi

terbaik bagi para pihak dalam menyelesaikan perkaranya Salah satu faktor

pendukung keberhasilan dalam proses mediasi adalah peran seorang

mediator Fungsi daripada mediator adalah menjadi penengahmencari

solusi tentang sengketa yang dihadapi Oleh karena itu kecakapan dan

keterampilan seorang mediator mempunyai peran penting agar proses

mediasi dapat berjalan dengan efektif dan semestinya sesuai dengan

PERMA Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan

Pasal 9 dalam PERMA Nomor 1 Tahun 2008 menjelaskan mengenai

daftar mediator Pasal 9 ayat (1) yaitu

(1) Untuk memudahkan para pihak memilih mediator Ketua Pengadilan menyediakan daftar mediator yang memuat sekurang-kurangnya 5 (lima) nama mediator dan disertai dengan latarbelakang pendidikan atau pengalaman para mediator

Peneliti telah melalukan kunjungan dan observasi ke tempat penelitian yang

dituju yaitu Pengadilan Agama Karawang Peneliti telah melihat bahwa

Ketua Pengadilan Agama Karawang telah menyediakan daftar mediator

disertai dengan latar belakang para mediator namun peneliti tidak

mendapati pengalaman masing-masing mediator yang dimaksud dalam

Pasal 9 ayat (1) PERMA Nomor 1 Tahun 2008 Berikut adalah daftar

mediator yang bersumber dari Yuyu Yuliani SAgMH

52

Tabel 4

DAFTAR MEDIATOR PENGADILAN AGAMA KARAWANG

No Nama Lengkap Jabatan Pendidikan

1 Drs H M Yusuf SHMH Hakim Madya Utama Ketua S2

2 Drs H Mohamad Yamin SHMH Hakim Madya UtamaKetua S2

3 Dra Suherni MH Hakim Madya Utama S2

4 Dra Rosniati MH Hakim Madya Utama S2

5 Drs Hasan Basri SHMH Hakim Madya Muda S2

6 DraRatna Jumilah MH Hakim Madya Muda S2

7 Dra Hj Dadah Holidah MH Hakim Madya Muda S2

8 Dra Elfina Fitriani Hakim Madya Muda S1

9 Drs H Abis MH Hakim Madya Muda S2

10 Dra Alia Al Hasnah MH Hakim Madya Pratama S2

11 Drs Candra Triswangga Hakim Madya Pratama S1

12 Dra Hj Siti Sabihah SHMH Hakim Madya Pratama S2

13 Drs Humaidi Yusuf Hakim Madya Pratama S1

14 Drs Jajang Suherman SH Hakim Madya Pratama S1

15 Dr H Farid Ismail SHMH Hakim Utama Muda S3

Sumber diperoleh dari Yuyu Yuliani SAgMH Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat

Di atas adalah daftar-daftar mediator di Pengadilan Agama Karawang

Dari semua mediator yang terdapat pada daftar mediator peneliti telah

melakukan wawancara kepada 4 (empat) mediator diantaranya

53

DraRosniati MH Drs Hasan Basri SHMH Dra Ratna Jumilah MH

Dra Elfina Fitriani Dari semua mediator yang telah peneliti wawancara

terdapat 1 mediator yang tidak bersertifikat dan belum mengikuti pelatihan

mediator yaitu DraRosniati MH Tiga mediator lainnya telah mengikuti

pelatihan mediator di Mega Mendung Bogor13

Peneliti melihat dalam Pasal selanjutnya yaitu Pasal 9 ayat (2) sampai

(6) tentang kualifikasi mediator sebagai berikut

(2) Ketua pengadilan menempatkan nama-nama hakim yang telah memiliki sertifikat dalam daftar mediator

(3) Jika dalam wilayah pengadilan yang bersangkutan tidak ada mediator yang bersertifikat semua hakim pada pengadilan yang bersangkutan dapat ditempatkan dalam daftar mediator

(4) Mediator bukan hakim yang bersertifikat dapat mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan agar namanya ditempatkan dalam daftar mediator pada pengadilan yang bersangkutan

(5) Setelah memeriksa dan memastikan keabsahan sertifikat Ketua Pengadilan menempatkan nama pemohon dalam daftar mediator

(6) Ketua Pengadilan setiap tahun mengevaluasi dan memperbarui daftar mediator

Pengadilan Agama Karawang tidak memiliki mediator di luar hakim

dikarenakan kurangnya mediator yang memiliki sertifikat terlebih apabila

mediator di luar Hakim harus bersertifikat14 Semua Hakim yang ada di

Pengadilan Agama Karawang merangkap juga sebagai mediator15

Walaupun seorang hakim tidak memiliki sertifikasi mediator sesuai dengan

13 Wawancara dengan Dra Ratna Jumilah MH Drs H Hasan Bashri SHMH Dra

Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang pada tanggal 7 dan 9 November 2016

14 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

15 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

54

PERMA ini pada pasal 9 ayat (3) otomatis dapat menjadi mediator16 Para

Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang menjadi mediator

berdasarkan surat keputusan (SK) dari Ketua Pengadilan Agama

Karawang17

Ketua Pengadilan Agama setiap tahun mengevaluasi daftar mediator

Begitu pula setiap tahun daftar mediator dapat berubah-ubah apabila

adanya mutasi tugas berhalangan tetap ketidakaktifan setelah penugasan

dan pelanggaran atas pedoman perilaku Hal ini sesuai dengan Pasal 9 ayat

(7) dalam PERMA ini

Seluruh hakim Pengadilan Agama yang tidak memiliki sertifikat

dikarenakan belum mengikuti pelatihan mediasi yang diadakan oleh

Mahkamah Agung RI18 Pelatihan mediator yang diadakan oleh Mahkamah

Agung jumlahnya terbatas karena berskala nasional sehingga peserta yang

ikutpun sangat terbatas Seharusnya Mahkamah Agung memberikan

pelatihan mediasi kepada seluruh hakim di Pengadilan agar

a Dapat maksimal ketika melakukan mediasi Ketika Hakim telah

diberikan pelatihan mediasi diharapkan dapat menjalankan fungsi

mediator secara maksimal sesuai dengan ketentuan yang telah diatur

16 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 17 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani dan Dra Rosniati MH Haki m Mediator

Pengadilan Agama Karawang pada tanggal 9 November 2016 18 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

55

b Menambah keterampilan hakim saat melakukan mediasi Walaupun

hakim tanpa sertifikat mediator lalu menjadi mediator hal itu dapat

dibenarkan karena hakim dapat merangkap sebagai mediator Akan

tetapi tetap saja untuk memaksimal fungsi dan peran mediator seorang

hakim harus mengikuti pelatihan mediator yang diadakan oleh

Mahkamah Agung RI ketika kekurangan sumber daya mediator

sehingga kesiapan Hakim maksimal ketika Ketua Pengadilan menunjuk

Hakim sebagai mediator Namun pada dasarnya sulit membiasakan

hakim untuk menjadi mediator karena sifat seorang hakim adalah

memutus akan tetapi mediator hanya bersifat sebagai pihak ketiga yang

menengahi Dikhawatirkan sifat hakim yang terbiasa memutus terbawa

saat proses mediasi yang hanya berperan sebagai penengah bukan

memutus19 Karena itu sebisa mungkin seharusnya hakim tidak boleh

menjadi mediator Sangat tipis sekali hakim tersebut membedakan

antara menjadi hakim dan menjadi mediator terkadang terpengaruh20

c Mediasi berjalan efektif Pada dasarnya banyak faktor yang melatar

belakangi efektifnya mediasi Namun Keterampilan dan kemampuan

dari mediator adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat

keberhasilan mediasi terutama yang sudah bersertifikat21

19 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 20 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 21 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan

Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

56

3 Fasilitas dan Sarana

Fasilitas dan sarana adalah salah satu instrumen yang dibutuhkan

dalam melaksanakan proses mediasi Setiap Pengadilan Tingkat Pertama

diharapkan memiliki fasilitas dan sarana dalam proses mediasi yaitu tempat

atau ruangan khusus mediasi Hal ini untuk menunjang keberhasilan dari

pada mediasi Mediasi dapat diselenggarakan di salah satu ruangan

Pengadilan Tingkat Pertama sesuai dengan pasal 20 ayat (1) PERMA ini

Namun dapat juga diselenggarakan di tempat lain apabila disepakati oleh

para pihak

Pengadilan Agama Karawang memiliki fasilitas dan sarana untuk

melakukan proses mediasi yaitu ruangan khusus untuk mediasi Dengan

ruangan berukuran 4 m x 6 m dilengkap dengan beberapa tempat duduk dan

satu meja persegi disertai dengan alat pendingin ruangan atau air

conditioner (AC) Jadi di ruangan tersebut hanya bisa diselenggarakan satu

proses mediasi

Ruangan mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah cukup

memadai namun belum termasuk yang ideal22 Idealnya ruangan mediasi

adalah

a Ruangan yang luas Hal ini agar para pihak nyaman saat proses mediasi

berjalan Ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang masih sempit

artinya ruangan tersebut belum dikategorikan ideal

22 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

57

b Ruangan yang tertata dengan rapi yang dilengkapi dengan kursi-kursi

serta meja bundar agar para pihak dapat saling berhadapan saat proses

mediasi berlangsung23

c Ruangan yang memiliki air conditioner (AC) Ketika ruangan sejuk dan

dingin dapat mencairkan suasana Para pihak yang sebelumnya dalam

keadaan merasa tidak baik ketika masuk ke dalam ruangan tersebut

bisa menjadi merasa sedikit lebih baik yang dapat mempengaruhi

suasana hati dan pikiran para pihak24

d Adanya bingkai pajangan keluarga harmonis Hal ini juga dapat

mempengaruhi suasana hati dan pikiran para pihak25 Namun di

Pengadilan Agama Karawang belum terdapat hal ini Hanya ada

bingkai pajangan dengan simbol saling berjabat tangan Itu hanya

melambangkan simbol perdamaian secara umum26

Untuk kemudahan para pihak dalam menjalani proses mediasi sebelum

memasuki ruang mediasi terpampang jadwal mediator Dalam daftar tersebut

terdapat nama-nama mediator namun tidak disertai dengan keterangan latar

belakang pendidikan masing-masing mediator Setiap harinya terdapat 3 mediator

yang disediakan Semuanya berasal dari hakim yang merangkap sebagai mediator

23 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 24 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 25 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 26 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

58

Hal ini dikarenakan Pengadilan Agama Karawang tidak memiliki mediator di luar

hakim Berikut jadwal hakim mediator Pengadilan Agama Karawang

Tabel 5

NO

HARI

MEDIATOR

KETERANGAN

1 2 3 4

1

SENIN

1DRA ALIA AL HASNA MH

2DRS HUMAIDI YUSUF

3DRS CANDRA TRISWANGGA

2

SELASA

1DRSHMYUSUF SH MH

2DRAHJSITI SABIHAH SH MH

3DRAHJERAWATI SH MH

3

RABU

1DRSHMOHAMAD YAMIN SHMH

2DRARATNA JUMILAH MH

3DRSHABDILLAH SH MH

1DRAHJROSNIATI MH

59

4 KAMIS 2DRAELFINA FITRIANI

3DRAHJDADAH HOLIDAH MH

5

JUMrsquoAT

1DRSHASAN BASRI SH MH

2DRSHABID MH

3DRSJAJANG SUHERMAN SH

Sumber diperoleh dari Yuyu Yuliani SAgMH Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat

4 Kepatuhan Masyarakat

Berkaitan dengan kepatuhan masyarakat peneliti memberikan

beberapa catatan atas sikap para pihak selama melakukan proses mediasi

yang mempengaruhi kepatuhan para pihak dalam menjalani proses mediasi

yaitu sebagai berikut

a Rata-rata orang-orang yang datang berperkara ke Pengadilan Agama

khusus dalam perkara perceraian ini sangat sulit untuk disatukan

kembali terlebih apabila salah satu pihak ada yang melakukan

perselingkuhan27

b Sikap egois para pihak sehingga menyulitkan mediator untuk

mendamaikan dan mendalami permasalah yang dihadapi para pihak

27 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

60

c Sikap para pihak yang terkadang tidak mengikuti peraturan mediasi

yang telah disepakati28 Hal ini mengakibatkan tidak efektifnya proses

mediasi

d Biasanya jauh sebelum para pihak mendaftarkan perkara dan mengikuti

persidangan sering kali mereka sudah bersepakat untuk memutus

ikatan pernikahan29 Akhirnya mediator pun sulit untuk mendamaikan

kembali bahkan gagal

e Sikap para pihak yang kooperatif Namun hal ini mereka lakukan agar

proses mediasi cepat selesai dan berlanjut kepada tahap persidangan30

Mereka melakukan hal ini hanya sebagai formalitas

5 Kebudayaan

Berkaitan dengan kebudayaan dalam skripsi ini adalah mengenai

budaya masyarakat muslim yang berperkara di Pengadilan Agama Hal ini

sesuai dengan Pasal 1 butir (1) Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009

Tentang Peradilan Agama Pasal tersebut berbunyi

1 Peradilan Agama adalah peradilan nagi orang-orang yang beragama

islam

Menurut pasal ini Pengadilan Agama adalah wadah bagi orang-orang yang

ingin berperkara khusus untuk orang-orang atau masyarakat yang beragam

islam

28 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 29 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 30 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

61

Penulis melihat ada kecenderungan kenaikan angka perceraian dalam

empat tahun terakhir Berikut adalah angka perceraian selama 4 tahun

terakhir

Tabel 6

DIAGRAM PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA 4

TAHUN TERAKHIR31

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa angka perceraian dari tahun ke

tahun terus mengalami peningkatan baik pada perkara cerai talak maupun

cerai gugat Namun diantara kedua jenis perkara tersebut angka cerai gugat

jauh mendominasi dibandingkan dengan cerai talak Pada tahun 2012 pada

perkara cerai talak terdapat 89683 perkara yang diputus sedangkan pada

cerai gugat terdapat 206102 perkara Pada tahun 2013 terdapat 94715

perkara cerai gugat dan 221460 pada perkara cerai gugat Selanjutnya pada

tahun 2014 pada cerai talak terdapat 99536 perkara dan 243334 pada

perkara cerai gugat Kemudian pada tahun 2015 terdapat 98602 perkara

31 httpbadilagmahkamahagunggoidrekap-perkara-diterima-dan-diputus

050000

100000

150000

200000

250000

300000

2012 2013 2014 2015

89683 94715 99536 98602

206102 221460 243334 252885

cerai talak

cerai gugat

62

cerai talak dan 252885 pada perkara cerai gugat Dari setiap tahunnya

jumlah perkara cerai gugat lebih dari 2 kali lipat jumlah perkara cerai talak

Perbedaan jumlah angka ini sangat signifikan dan menunjukkan bahwa

betapa tingginya angka perceraian di Indonesia terutama dalam perkara

cerai gugat Bisa disimpulkan bahwa angka perceraian dari tahun ke tahun

terus mengalami peningkatan

C Tingkat Keberhasilan Mediasi

Pada pembahasan ini peneliti membatasi penelitian hanya pada tahun 2015

Data yang diambil bersumber dari laporan bulanan yang kemudian dirangkum

menjadi laporan tahunan Pengadilan Agama Karawang Di dalam laporan

tersebut dapat diketahui berapa jumlah perkara yang dimediasi setiap bulannya

dan berapa jumlah perkara yang berhasil dan gagal untuk dimediasi Berikut

adalah laporan pembukuan mediasi di Pengadilan Agama Karawang tahun 2015

Tabel 7

LAPORAN TAHUNAN MEDIASI PENGADILAN AGAMA

KARAWANG TAHUN 2015

NO

BULAN

JUMLAH PERKARA

KETERANGAN

BERHASIL TIDAK BERHASIL

1 Januari 28 0 28

2 Februari 18 0 18

3 Maret 20 1 19

4 April 25 0 25

5 Mei 21 0 21

63

6 Juni 18 0 18

7 Juli 18 0 18

8 Agustus 23 1 22

9 September 27 2 25

10 Oktober 35 1 34

11 November 31 0 31

12 Desember 25 0 25

TOTAL 289 5 284

Untuk mengetahui prosentase keberhasilan mediasi dalam satu tahun pada

tabel di atas dapat digunakan rumus sebagai berikut 32

119869119906119898119897119886ℎ 119901119890119903119896119886119903119886 119910119886119899119892 119889119894119888119886119887119906119905119869119906119898119897119886ℎ 119901119890119903119896119886119903119886 119910119886119899119892 119889119894119901119906119905119906119904

X 100

Berdasarkan rumus di atas dapat ditentukan prosentasi keberhasilan mediasi

perceraian di Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015 sebagai berikut

5284

X 100 = 176

Maka dapat diketahui prosentase tingkat keberhasilan perkara yang berhasil

dimediasi adalah sebesar 176 Hal ini membuktikan bahwa tingkat

keberhasilan mediasi di Pengadilan Agama Karawang pada tahun 2015 sangatlah

jauh dari apa yang diharapkan Dengan hasil tersebut membuktikan bahwa

32 http wwwbadilagnet data ARTIKEL Mencari 20 tolak 20 ukur 20 hasil

20 Mediasipdf

64

mediasi di Pengadilan Agama Karawang pada tahun 2015 belum efektif Ini

sangat berbanding terbalik dengan prosentase kegagalannya sebesar 9824

D Faktor Pendukung dan Penghambat Keberhasilan Mediasi

Tentunya dalam berjalannya proses mediasi ada faktor pendukung dan

penghambat keberhasilan mediasi Berikut adalah beberapa faktor-faktor

keberhasilan mediasi

a Para Pihak Bersifat Kooperatif

Artinya adalah mereka para pihak dapat mematuhi peraturan dalam

proses mediasi yang telah disepakati sebelumnya33 Hal ini harus dilakukan

karena kebanyakan para pihak yang berperkara ketika suasana hatinya tidak

baik tidak dapat mengontrol emosi sehingga peraturan yang telah disepakati

sebelumnya tidak dipatuhi dan proses mediasi tidak berjalan efektif

b Kecakapan dan Penampilan

Cara penyampaian dan gaya bahasa mediator yang mudah dipahami

sangat mendukung keberhasilan mediasi terutama mediator yang

bersertifikat34 Ketika seorang mediator telah bersertifikat setidaknya dia

telah mengkuti serta mempelajari bagaimana cara berkomunikasi cara

menggali infomasi dan berhadapan dengan para pihak yang berbeda-beda

karakter

33 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 34 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan

Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

65

Begitu juga penampilan mediator yang berwibawa dan meyakinkan

dapat menjadi faktor keberhasilan mediasi karena dapat meyakinkan dan

menimbulkan kepercayaan terhadap para pihak35

c Latar Belakang Pendidikan dan Lingkungan dimana para pihak tinggal

Latar belakang pendidikan mempunyai pengaruh terhadap pola pikir

para pihak ketika menghadapi suatu permasalahan dalam hal ini khususnya

adalah perkara perceraian serta lingkungan dimana para pihak tinggal juga

dapat mempengaruhi pola pikir para pihak Ketika latar belakang

pendidikan dan lingkungan baik maka pola pikir para pihak juga akan baik

dan positif ketika menghadapi suatu perkara36

d Mengingat Anak

Faktor mengingat anak dapat mendukung keberhasilan mediasi karena

para pihak akan berfikir ulang ketika mereka berceraian bagaimana nasib

anak-anak mereka apabila bercerai37 Hal ini bagi mereka yang sudah

memiliki anak dari hasil perkawinan yang mereka laksanakan

e Kondisi Ruang atau Tempat Mediasi

Ketika kondisi tempat atau ruang nyaman hal ini juga dapat

mempengaruhi keberhasilan mediasi karena dapat merubah mindset para

pihak dalam berfikir Contoh ketika berada di ruangan ruangan tersebut

35 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 36 Kedua faktor tersebut hasil wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator

Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 37 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

66

ditata dengan rapih dan menggunakan pendingin ruangan atau AC (Air

Conditioner) yang dapat membuat para pihak nyaman38

f Iktikad Baik Para Pihak

Sehebat dan sekeras apapun usaha seorang mediator untuk

mendamaikan tidak akan berhasil apabila tidak didukung iktikad baik para

pihak terutama dari pihak penggugat agar mau menerima kembali pihak

tergugat untuk hidup bersama39

Berikut adalah beberapa faktor penghambat terhadap keberhasilan mediasi

a Keinginan Kuat Para Pihak Untuk Bercerai

Hal ini terjadi biasanya ketika salah satu atau kedua belah pihak

tidak mau bermusyawarah Misalnya salah satu pihak menuruti pihak

lawan yang ingin bercerai itu sudah dipastikan akan gagal untuk

dimediasi40

b Konflik Yang Sudah Meruncing

Konflik yang sudah meruncing dan berlarut-larut diantara para

pihak akan menghambat keberhasilan mediasi Apabila salah satu pihak

ada yang berkeinginan untuk berdamai masih ada kesempatan untuk

dimediasi Akan tetapi apabila keduanya sudah tidak ingin untuk

berdamai maka akan sangat sulit dimediasi41

38 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan

Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 39 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 40 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 41 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

67

c Psikologis atau kejiwaan para pihak

Kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya

sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang

mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan

perceraian ini42

42 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

68

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan terdapat beberapa

kesimpulan yang dapat dikemukakan

1 Efektivitas mediasi yang dilaksanakan di Pengadilan Agama Karawang belum

efektif karena tingkat keberhasilannya masih sangat rendah

2 Faktor-faktor pendukung keberhasilan mediasi adalah

a Para Pihak Bersifat Kooperatif Artinya adalah mereka para pihak dapat

mematuhi peraturan dalam proses mediasi yang telah disepakati

sebelumnya Hal ini harus dilakukan karena kebanyakan para pihak yang

berperkara ketika suasana hatinya tidak baik tidak dapat mengontrol emosi

sehingga peraturan yang telah disepakati sebelumnya tidak dipatuhi dan

proses mediasi tidak berjalan efektif

b Kecakapan dan Penampilan Cara penyampaian dan gaya bahasa mediator

yang mudah dipahami sangat mendukung keberhasilan mediasi terutama

mediator yang bersertifikat Ketika seorang mediator telah bersertifikat

setidaknya dia telah mengkuti serta mempelajari bagaimana cara

berkomunikasi cara menggali infomasi dan berhadapan dengan para pihak

yang berbeda-beda karakter Begitu juga penampilan mediator yang

berwibawa dan meyakinkan dapat menjadi faktor keberhasilan mediasi

69

karena dapat meyakinkan dan menimbulkan kepercayaan terhadap para

pihak

c Latar Belakang Pendidikan dan Lingkungan dimana para pihak tinggal

Latar belakang pendidikan mempunyai pengaruh terhadap pola pikir para

pihak ketika menghadapi suatu permasalahan dalam hal ini khususnya

adalah perkara perceraian serta lingkungan dimana para pihak tinggal juga

dapat mempengaruhi pola pikir para pihak Ketika latar belakang

pendidikan dan lingkungan baik maka pola pikir para pihak juga akan

baik dan positif ketika menghadapi suatu perkara

d Mengingat Anak Faktor mengingat anak dapat mendukung keberhasilan

mediasi karena para pihak akan berfikir ulang ketika mereka berceraian

bagaimana nasib anak-anak mereka apabila bercerai

e Kondisi Ruang atau Tempat Mediasi Ketika kondisi tempat atau ruang

nyaman hal ini juga dapat mempengaruhi keberhasilan mediasi karena

dapat merubah mindset para pihak dalam berfikir Contoh ketika berada di

ruangan ruangan tersebut ditata dengan rapih dan menggunakan pendingin

ruangan atau AC (Air Conditioner) yang dapat membuat para pihak

nyaman

f Iktikad Baik Para Pihak Sehebat dan sekeras apapun usaha seorang

mediator untuk mendamaikan tidak akan berhasil apabila tidak didukung

iktikad baik para pihak terutama dari pihak penggugat agar mau menerima

kembali pihak tergugat untuk hidup bersama

70

3 Faktor-faktor penghambat mediasi adalah

a Keinginan Kuat Para Pihak Untuk Bercerai Hal ini terjadi biasanya ketika

salah satu atau kedua belah pihak tidak mau bermusyawarah Misalnya

salah satu pihak menuruti pihak lawan yang ingin bercerai itu sudah

dipastikan akan gagal untuk dimediasi

b Konflik Yang Sudah Meruncing Konflik yang sudah meruncing dan

berlarut-larut diantara para pihak akan menghambat keberhasilan mediasi

Apabila salah satu pihak ada yang berkeinginan untuk berdamai masih

ada kesempatan untuk dimediasi Akan tetapi apabila keduanya sudah

tidak ingin untuk berdamai maka akan sangat sulit dimediasi

c Psikologis atau kejiwaan para pihak Kekecewaan yang berat salah satu

pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa

terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri

ikatan dengan jalan perceraian ini

B Saran

Pada bagian akhir skripsi ini penulis ingin memberikan saran-saran kepada

beberapa pihak atau instansi yang terkait yaitu sebagai berikut

1 Kepada Pemerintah dalam hal ini Kementrian Agama yang membawahi

Kantor Urusan Agama atau biasa disebut KUA mewajibkan kepada calon

pasangan suami isteri yang akan menikah untuk mengikuti bimbingan dan

pembinaan tentang pernikahan untuk menciptakan rumah tangga sakinah

mawaddah wa rahmah sesuai dengan tujuan pernikahan Karena sampai

saat ini hal tersebut hanya bersifat anjuran Hal ini dilakukan agar pasangan

71

yang akan menikah memiliki bekal dan pengetahuan yang cukup serta

membentuk mental yang baik bagi para calon pasangan suami isteri Ini

adalah modal utama agar para pasangan suami isteri terhindar dari perkara

perceraian

2 Kepada Mahkamah Agung ada dua saran yang ingin penulis berikan yaitu

sebagai berikut

a Mahkamah Agung agar mengadakan pelatihan lebih intensif kepada

hakim mediator khususnya bagi hakim yang belum bersertifikasi

sehingga seluruh hakim telah mengikuti dan memiliki sertifikat

tersebut karena kecakapan mediator adalah salah satu faktor

pendukung keberhasilan dalam mediasi

b Agar Mahkamah Agung mengeluarkan PERMA yang menjelaskan

tentang kriteria keberhasilan hakim dan insentif bagi hakim yang

berhasil menjalankan fungsinya sebagai mediator karena hal itu adalah

upaya luar biasa sehingga layak dan patut untuk diberikan insentif

Juga untuk memotivasi para hakim agar lebih bersungguh-sungguh

dalam menjalankan fungsinya sebagai mediator yang berdampak

dapat meningkatkan keberhasilan dalam proses mediasi Pada

kenyataanya sampai saat ini Mahkamah Agung belum menjelaskan

regulasi tersebut di dalam PERMA

3 Kepada para hakim yang ditetapkan menjadi mediator agar dengan

sungguh-sungguh menjalankan fungsinya sebagai mediator tidak hanya

sekedar formalitas belaka karena diamanatkan oleh PERMA

72

DAFTAR PUSTAKA

Abbas Syahrizal Mediasi dalam Perspektif Hukum Syariah Hukum Adat dan

Hukum Nasional Jakarta Kencana 2009

Astarini Dwi Rezki SriMediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian

Sengketa Berdasarkan Asas Peradilan Cepat Sederhana Biaya Ringan

BandungPT Alumni 2013

Abdurrasyid Priyatna Arbitase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Suatu

Pengantar Jakarta Fikahati Anesta 2002

Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Al-Sheikh Lubaabut Tafsiir

Min Ibni Katsir terj M Abdul Ghoffar Juz 5 Bogor Pustaka Imam Asy-Syafirsquoi

2003

Amriani Nurnaningsih Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di

Pengadilan Jakarta PT RajaGrafindo Persada 2011

Al-Husain Ahmad Fathul Qariib Al-Mujiib Mesir Thaha Putra Semarang 1934

Ali Zainuddin Sosiologi Hukum Jakarta Sinar Grafika 2012

Ali Achmad Menguak Teori Hukum dan Teori Peradilan Vol 1 Jakarta

Kencana 2010

Amir M Abdul Kamus Istilah Islam Jakarta Pustaka Firdaus 1994

Dawson Roger Seni Negosiasi (Secret of Power Negotiating) Jakarta Gramedia

Pustaka 2010

Emirzon Joni Alternatif Penyelesaian Sengketa diluar Pengadilan (Negosiasi

Mediasi Konsiliasi dan Arbitrase) Jakarta Gramedia Pustaka Utama

2000

73

Hidayatulloh Efektivitas Mediasi Dalam Perkara Perceraian di Pengadilan

Agama Depok Skripsi Fakultas Syarirsquoah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2011

Kriekhoff Valerine Mediasi Sebagai Bentuk Penyelesaian Sengketa keluarga

Pustaka Dunia 2012

Lumbuun Ronald S Perma RI Wujud Kerancuan Antara Praktik Pembagian dan

Pemisahan Kekuasaan Jakarta Raja Grafindo Persada 2011

Manan Bagir Mediasi Sebagai Alternatif Menyelesaikan Sengketa Varia

Peradilan No 24 8 Juli 2008

Rahmadi Takdir Mediasi Penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan Mufakat

Jakarta Raja Grafindo Persada 2010

Rahman Ghazaly Abdur Fiqh Munakahat Jakarta Kencana Prenada Media

Group 2006

Sabiq Sayyid Fiqh Al-sunnah Kairo Al-Fath Lil Irsquolam Al-lsquoArobi 1972

JMoleong Lexy Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2009

Sari M Efektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara Perceraian di

Pengadilan Agama Maros Skripsi Fakultas Hukum Universitas

Hasanuddin Makassar 2014

Shihab M Quraish Tafsir Al-Mishbah Jakarta Lentera Hati 2007

Soekanto Soerjono Pokok-Pokok Sosiologi Hukum Cet V Jakarta Raja Grafindo

Persada 2014

Sutadi Mariana Pendayagunaan Perdamaian Menurut Pasal 130 HIR154 RBg

dan Potensinya dalam Mewujudkan Keadilan yang Cepat Sederhana dan

Biaya Ringan Jakarta Pusat Pengkajian Hukum dan Mahkamah Agung RI

2005

74

Soekanto Soerjono Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum Jakarta

PTRaja Grafindo Persada 2008

Syarifuddin Amir Ushul Fiqh Jilid II cet6 Jakarta Kencana 2011

Soekanto Soerjono Penegakan Hukum Bandung Bina Cipta 1983

Tim Penyusun Pusat Bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta Balai

Pustaka 1990

Usman Rachmadi Mediasi di Pengadilan Dalam Teori Dan Praktik Jakarta

Sinar Grafika 2012

Widyana I Made Alternatif Penyelesaian Sengketa (ADR) Jakarta Fikahati

Anesta 2009

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Perauran Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur

Mediasi di Pengadilan

Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Prosedur

Mediasi di Pengadilan

Inpres Nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam

Rechtsreglement Buitengewesten (RBg)

Het Herziene Indonesich Reglement (HIR)

Jurnal

75

Nurhasanah dan Rozalinda (2014) ldquoPersepsi Perempuan Terhadap Perceraianrdquo

Kafarsquoah Jurnal Ilmiah kajian Gender Vol 4 (No2) hal 2

Fachrina dan Rinaldi Eka Putra (2013) ldquoUpaya Pencegahan Perceraian Berbasis

Keluarga Luas dan Institusi lokal dalam Masyarakat Minangkabau di

Sumatera Baratrdquo Antropologi Indonesia Vol 34 (No2) hal 5

Internet

Angka Perceraian di Indonesia Tertinggi Dibanding Negara Islam lain 2007

http wwweramuslimcom berita nasional angka- perceraian- di- indonesia-

tertinggi- dibanding- negara- islam- lainhtm diakses pada 9 Juni 2016 jam

1612 WIB

Takariawan Cahyadi Di Indonesia 40 Perceraian Setiap Jam 2015 http

wwwkompasianacom pakcah di- indonesia- 40- perceraian- setiap-

jam_54f357c07455137a2b6c7115 diakses 9 Juni 2016 jam 2348

Cerai Paling Banyak di Jawa Barat http wwwantaranewscom berita 270213

cerai- paling- banyak- di- jawa-barat diakses pada 9 Juni 2016 jam 2259

Budiman Asep 2016 Kasus Cerai Indramayu tertinggi di Indonesia http

wwwpikiran-rakyatcom jawa-barat 2016 03 15 364250 kasus- cerai-

indramayu -tertinggi- di- indonesia diakses 9 Juni 2016 jam 2330

Harahap Syahrizal Hadi http wwwmedanbisnisdailycom news read 2015

1230207187kursus-perkawinan-dan-upaya-mencegah-perceraian diakses

11 Juni 2016 jam 0600

httpwwwpa-karawanggoid diakses pada tanggal 12 Juni 2016jam 2109

Ray Pratama Siadari Teori Efektivitas diakses dari http raypratamablogspotsg

201411teori-efektifitashtml diakses pada tanggal 13 Oktober 2016 pukul 0033

httpbadilagmahkamahagunggoidrekap-perkara-diterima-dan-diputus

httpwwwbadilagnetdataARTIKELMencari20tolak20ukur20hasil20

Mediasipdf

Lampiran 1

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Drs H Hasan Bashri SHMH

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Sejak februari 2016

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H Ketua pengadilan agama karawang

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Ya2009 di Mega Mendung Bogor

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Perma ini mengikat hanya bagi orang2 yg berperkarasetiap yg berperkara berdasarkan revisi Perma No1 Tahun 2016 ini Setiap berperkara khusus utk perceraian wajib menempuh mediasi terlebih dahulukalo tdk putusannya batal demi hukum

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Ya sudah Jadi setiap kita warga PA ada perwakilan untuk mengahadiri sosialisasi iniYa cukup berpengaruhada perbedaan dari pada Perma sebelumnya Ada progresnya walaupun tidak signifikan

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Saya belum tau apakah ada upaya peningkatan menjadi UUmungkin nanti akan ada perubahan menuju kesana sebab ini suatu kewajiban juga

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Yaa baguscukup efektif

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Para pihak antusiasrata2 para pihak ingin dimediasiresponnya baik Tingkat keberhasilannya lumayan Terutama pihak tergugat yg merasa keberatan dgn tuntutan

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Mendamaikan kedua belah pihak yg berperkara utk menuju ke arah perdamaian supaya mereka damai Fungsinya mediator

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi

H Di dalam memang selalu diupayakan penasehatan perdamaiankarena di ruang sidang itu waktunya terbatas dan singkat Kita juga dibatasi dgn perkara yg cukup banyak

11 Mengapa mediasi hraus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Sebab ada hal yg terkadang secret apabila menyangkut perceraianmakanya sidangnya tertutup Ini masalah sangat privasi dan khalayak umum tdk boleh taukarena aib juga Sesuai dgn perma diberikan waktu kurang lbh 40 hari kerja Kami melakukan mediasi tidak hanya 1 atau 2 kali bahkan bisa 4 sampai 5 kali apabila kita melihat masih ada celah utk didamaikan Bahkan harinya bisa ditambah tentunya atas seizin ketua mejalis hakim

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Ketika hal ini terjadibiasanya kita melakukan kaukus Biasanya mereka lbh terbukakarena kalo kita hadirkan mereka berduka biasanya cenderung agak tertutup juga Ini adalah jalan terbaik utk mengetahui apa sih yg sebenarnya terjadi

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya H Pengaruhnya cukup besar jugasebab ketika kaukus mereka lebih terbuka dlm persoalan yg sebenarnya terjadi Kadang2 didepan pihak agak malu dll apalgi kalo para pihak nya tempramental Tp begitu lewat kaukus mereka lebih terbuka kadang2 Sering terjadi hal seperti ini Hal ini sangat penting karena utk menggali persoalan yg sebenarnya terjadi

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H Pertama Kemampuan mediator juga berpengaruh terutama mereka yg sudah bersertifikasi Kedua kesungguhan dari mediator Respon dan keinginan kedua belah pihak juga sangat penting Termasuk juga suasana ruangan mediasi mempunyai pengaruh penting terhadap keberhasil Didesain dgn rapiber ACjadi ketika masuk itu orang2 merasa enak dan nyamandapat merubah mindset mereka juga Kalo ruangannya panasga mumpuni Maka demikian kita berharap Pemerintah menyediakan tmpt khusus utk mediasi yg representatif Faktor kegagalan yaa sebaliknyahehe

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan Biasanya seperti itu sepengatahuan saya selama menjadi mediator

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Yaa sangat penting Harus juga dia memiliki bekal itu sebab itu terkait sekali dgn masalah keluarga Ttg pskologi harus dikuasai oleh hakimbaik dia sebagai hakim

maupun sebagai mediatortapi itu hanya bersifat anjuransebab dlm persyaratan blm ada ketentuan sprti itu Namun secara mafhumnya kita harus mengetahui lah

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Pertama adalah tempat pastinya Utk tempat alhamdulillah bisa kita katakan cukup memadai

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Dulu begitu maunya MA tapi sampai hari ini blm jelas juga reward nya apabelum ada aturan mengenai hal iniitu baru wacana aja Harusnya adasebab itu adalah upaya luar biasa Seperti di negara jepang aja itu reward nya luar biasa Mungkin kalo ada dapat memotivasi hakim juga untuk memediasi dgn lbh baik

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Yaa sudah lumaya ideal lah kalo sgtu

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa H Khusus utk di PA karawang tidak menyediakantp di PA yg lain saya tahu menyediakanuntuk masalah knpa nya saya kurang tau juga yaa Yang jelas ketika Pengadilan saya yg sebelumnya di Cibinong ada

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Rata2 responnya baik dan mau dimediasi tapi 1 atau 2 ada kadang yg menolak Memang harus maukalo tdk batal demi hukum

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Terlepas dari dia tau atau tidak yaayg jelas setiap kali kita perintahkan mereka siap Apalagi bagi mereka yg sudah membawa kuasa hukum atau pengacara karena sebelumnya telah dituntun oleh pengacaranya

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Biasanya dari pihak penggugat yg tdk mau melanjutkanyg kedua kadang2 pihak tergugat juga tdk mauketika kedua belah pihak tdk maubanyak disini yg seperti itu Tapi apabila pihak penggugat atau salah pihak msh mauitu msh ada kemungkinan utk bermediasi Kalo dua2nya sudah tdk mauini yg sangat sulit Rata2 faktor ekonomiselingkuh juga adakekerasan juga adatdk tanggung jawab juga adamacam2 lahyg jelas faktor ekonomi menempati urutan teratasterkait masalah nafkah

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang

H Kita mengadakan kunjungan dan kerjasamaserta studi perbandingan dgn negara2 tersebut(Jepang) Kalo mereka berhasilkenapa tidak kita mengadopsi sistem yg sama Memang tingkat keberhasilanya cukup tinggi Saya termasuk yg terbaik jadi mediator Dari segi aturannyapelaksanaannyasistemnya juga kita ikut Kalo di luar negeri berbedasebelum menuju ranah persidanganmereka sebelum itu sudah ada upaya perdamaian Jadi kalo mereka sudah berhasil ga perlu lagi naik ke tahap persidangan Berbeda dgn kitakalo kita di dalamartinya setelah daftar ke persidangan baru dapat dilakukan mediasi Mereka juga ada lembaga swasta yg dibiayai oleh negara tanpa dipingut biaya Utk hal biaya mediasi kita juga sama gratisCuma kita dalam persidangan setelah daftar Faktor kultur sangat berpengaruhutk di indonesia apalagi dgn kemajemukan sukunyakhusus utk karawang saja skrng bukan hanya orang sunda saja tapi sudah dari mana2 Sosialisasi mediasi ini kita suka lakukan namun hanya dalam ranah kelembagaan sajatdk khusus kepada masyarakat

H = Hakim atau Hakim Mediator

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Dra Rosniati MH

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Ya saya sebagai hakim mediatordisini sejak 31 agustus 2013

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H Ketua PA Karawang melalui SK

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Belum memilikinamun kita sebagai hakim dibenarkan untuk merangkap juga sebagai hakim mediator kecuali kalo mediator diluar hakimitu wajib memiliki sertifikat mediator

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Tidakini hanya mengikat kepada orang2 yg berperkara dipengadilan saja Kalo ga dimediasi putusannya batal demi hukum Kalo kedua belah pihak hadir dapat dimediasi tp kalo salah satu tdk hadir tdk dapat dimediasi

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Dari pihak MA sudah melakukan sosialisasi dgn cara perwakilan dari PA karawang ini di undang ke MA Kyk nya ga ada perubahan yg berarti yaa karena biasanya orng yg berperkara kesini ga ada suami nyayg verstek(ga bisa dimediasi)yg hadir dua2nya hanya sedikit Tp dsni juga banyakcontoh penggugat mengajukan gugatan terus suaminya dtng atau suami yg mengajukan lalu termohonnya datang mediasi perdamaiannya itu jarang yg berhasil namun akibat cerainya bnyk yg berhasil seperti nafkah lsquoiddahmutrsquoah nya itu bnyk yg berhasil

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Belum adamungkin tergatung orang-orang yg ada di Mahkamah Agung yaauntuk menerbitkan Undang-Undang itu banyak persyaratannya

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Cukup efektifCuma khusus dlm perkara perceraian efektifnya dalam hal akibat cerainyabukan pada perdamaian dalam perceraiannya Karena orang yang datang berperkara perceraian itu adalah dalam hal perasaanuntuk mendamaikannya itu kan sulit apabila sudah menyangkut perasaan

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Kalo dalam perkara perceraianbanyaknya penyelesaian perkara dengan jalan damai atau mediasi yang berujung pencabutan perkara Dalam penyelesain perkara pun lebih cepat ya

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Mediator itu adalah orang yang ditunjuk ketua majelis hakim dgn sebuah penetapan untuk membantu para pihak menyelesaikan perkara mereka dengan jalan damai Lalu fungsinya menjadi penengahmencari solusi tentang sengketa yg mereka hadapi

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi H Ini sebetulnya mediasi ini adalah non-litigasi tp sudah terintegrasi ke dalam litigasi dan itu membantu Memang dalam setiap awal persidangan sudah memberikan nasihat tapi kan untuk lebih fokus dan optimal waktunya harus dipisahkan secara tersendiri

11 Mengapa mediasi harus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Karena dalam hal perceraian ada rahasia2 rumah tangga yg orang lain tidak boleh mengetahuiyg boleh tau hanya mediator dengan hakim Apabila terbuka untuk umum itu tidak etisbarang kali ada sesuatu yang dapat memalukan salah satu atau kedua belah pihakaib keluarga jugajadi harus benar2 rahasia Dalam Perma terbaru kan jangka waktunya 30 harisampai kapanpun bisa bahkan sampai perkara putuspun apabila para pihak menghendaki untuk mediasi kembali yaa kita mediasi lagi Contoh dia cerai tahap awal mediasi tapi tidak tercapailalu berlanjut rekonpensi dalam tahap ini kita mediasi lagi Tapi apabila yg tidak bisa dimediasi kalo perkaranya sudah lanjut Umpamanya verstek awalnyapihak tergugat tidak hadir Lalu kita sudah dalam tahap pembuktiankemudian pihak istri atau suami datangkita sudah tidak mediasi lagi karena sudah lewat

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Pertama yg dilakukan adalah ditunda mediasinya tergantung kesepakatan

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya H Yaa pernah juga Selama ini kaukus tidak banyak pengaruh menurut saya

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H (Faktor keberhasilan mediasi) (1)hubungan antara keduabelah pihak belum terlalu meruncingsalah satu pihak masih berkeinginan untuk damai itu msh ada kesempatan tapi apabila sudah dua2nya tidak itu sangat sulit dimediasi (2)Faktor mengingat anak2 bagi yg sudah menikah dan sudah memiliki anak2bagaimana nasib anak2 apabila bercerai (3)faktor hakimbagaimana cara hakim berbicara dan memberikan nasihat Apabila nasihat2 dapat diterima oleh para pihak itu juga dapat berpengaruh terhadap keberhasilan mediasi

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan Biasanya seperti itu sepengatahuan saya selama menjadi mediator

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti

dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Yaa itu juga diperlukanbisa juga apabila melibatkan keluarga (hakam) barang kali dengan begitu dpt meluluhkan hati Dalam psikologis juga perlumelihat keadaan atau kondisi kejiwaan seseorang Walaupun kita bukan ahli psokologis tapi karena pengalaman sebagai hakim kita bisa menilai watak kondisi seseorang Lalu kan kita sudah melakukan pelatihan2 mediasitujuannya kan untuk itu Bagaimana cara memediasi orangbagaimana supaya orang itu tertarik dgn kita

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Tempat atau ruang Tentunya ruangan yg apabila orang masuk itu bisa membuat dingin hatinya Ruang mediasi harus dihias sebaik mungkinsejuk juga Kalo disini belum memadai kan apabila memperbaiki sarana dan prasarana harus ada anggaranuntuk tahun ini kita belum dapat anggaran itu dan ruang mediasi yaa seadanya Kalo ditempat lain sudah memadaidihiasada meja khusus (meja bundar)

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Tidak ada reward apapunnamun MA dulu ada wacana tantang hal ituberupa apa juga belum diberitahukalo untuk kenapa nya saya juga tidak tau yaa

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Belum idealmasih kurangnamun ruang khusus nya sudah ada tp belum ideal

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa H Belum ada kita hakim merangkap sebagai mediator juga Kita berbagi waktusiapa yg hari itu tidak sidang berarti itu yg mediasi

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Respon para pihak rata2 bagustapi keberhasilan nya yang kurang Orang2 yg datang ke Pengadilan itu rata2 perasaannya sudah sulit utk disatukanapalagi apabila salah satu pihak ada yg selingkuhitu sulit

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Terlepas dari dia tau atau tidak yaayg jelas setiap kali kita perintahkan mereka siap Apalagi bagi mereka yg sudah membawa kuasa hukum atau pengacara karena sebelumnya telah dituntun oleh pengacaranya

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Kalo di Karawang inikebanyakan karena faktor ekonomi kurang Suami tdk kerja atau suaminya malas2an bekerjajd istri terpaksa bekerjaBanyak jugayg akhirnya

suami mengizinkan istri menjadi TKITKW ke luar Suami dirumah ngurus anak dikirim uanglalu dikumpulkan untuk modal nikah lagi Kedua adalah Selingkuh

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang H Perlu juga kita mencontohnamun kita kan blm tau bagaimana prosesnya disana Kalo memang baik ya kita harus mencontoh Tapi kita juga kn sudah ada payung hukum sendiri Untuk masalah kultur juga menurut saya tidak banyak pengaruh yaakarena kalo perkara peceraian itu sudah masalah hati yaasangat sulitga mungkin memaksakan kehendak Jadi mediasi itu ada beberapapertama (berhasil) dua2nya hadir dan berhasil damaiada juga (gagal) apabila salah satu pihak tidak hadiritu gagal dimediasi Ada juga (tidak berhasil) yaitu dua2nya hadir namun gagal untuk dimediasi H = Hakim atau Hakim Mediator

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Dra Elfina Fitriani

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Sejak 8 februari 2016

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H Ketua PA Karawang dengan SK

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Sudah adasaya mengikut di MegamendungBogor pada tahun 2013 kalo tdk salah

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Hanya mengikat kpd orang2 yg berperkara saja

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Sudah Tidak banyak berpengaruh yaa terhadap keefektivitasan mediasi

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Kalo sementara ini belum ada upaya kesana Karena tahap untuk kesana butuh waktu dan pembahasan yg panjang

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Cukup efektif

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Kalo dalam perkara perceraianbanyaknya penyelesaian perkara dengan jalan damai atau mediasi yang berujung pencabutan perkara Dalam penyelesain perkara pun lebih cepat ya

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Pada intinya adalah orang mencari solusi terhadap permaslahan yg dihadapi orang2 yg berperkara Fungsinya adalah untuk mendamaikan para pihak

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi H Kalo dalam hal ini kita memakai pasal 82 UU No 7 Tahun 1989 ttg Peradilan Agama Karena apabila tdk ada waktu khususmaka proses mediasi tdk akan maksimal dan tdk akan berjalan dengan baik karena saat persidangan terbatas oleh waktu yg berujung pd penumpukan perkara

11 Mengapa mediasi hraus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Karena ini adalah masalah keluargabanyak masalah2 yg sifat nya privasi Dalam agama juga kn apabila ada masalah jgn sampai orng lain atau orang luar taubahkan kalo bisa ketika suami istri bertengkar anak pun jgn sampai tau Apabila orang lain

mengetahui bukannya menyelesaikan masalah tapi malah menambah masalah Karena aib juga yg menyebabkan ini bersifat tertutup

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Saya akan lakukan kaukus Kadang ketika kedua belah pihak saling berhadapankeduanya tidak mau saling terbukatakut menyinggung perasaan Pada saat kaukus masing2 pihak lebih terbuka mengungkapkan masalah yg sebenarnya Pada inti nya apabila masih ada solusi kita cari solusinya tapi tidak bisa mau bagaimana lagi Terkadang kan ada orang yg memilki prinsip

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya H Yang saya alamipada akhirnya kaukus ini tidak berhasil juga terhadap mendamaikan para pihakcuman para pihak lebih terbuka mengungkapkan masalah2nya yg tidak bisa dia ungkapkan ketika di dpn salah satu pihak Mungkin mediator lain berbeda lagikarena itu yg saya alami selama menjadi mediator

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H Kadang2 dari para pihak jugajika salah satu masih ada keinginan untuk rukun masih ada kesempatan untuk berdamai kembaliterutama pihak penggugat yang dapat menerima kembali pihak tergugat untuk kembali hidup bersama Tapi kalo sudah dari kedua belah pihak berkeinginan untuk pisah itu sangat sulit utk didamaikantidak mungkin kita memaksakan Dari mediatornya jugacara membujuk atau cara bicara mediator terhadap para pihak itu enakdapat diterimapenampilan mediator jugahal itu dapat mendukung keberhasilan mediasi

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Tentu perlunamun secara akademik kita sebagai mediator tidak mungkin untuk belajar lagi dalam hal (psikologis) tapi kita belajar dari pengalaman Untuk menarik seseorang itu kita kan harus mengetahui jiwa atau karakteristik seseorang Sebenarnya harus bisa ilmu ttg psikologisharus sebelumnya diarahkan ke dalam bidang psikologis dalam hal akademik Tapi ya kalo skrng berdasarkan nalurialamiberdasarkan pengalaman saja Ketika menghadapi seseorang kita harus memiliki kemampuan itu untuk menunjang keberhasilan Tidak peraturan seperti iniuntuk saat ini hanya bersifat anjuran saja

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Pertama adalah ruang mediasi harus dikhususkanterpisah Ideal ruang mediasi dalam buku panduan adalah ruangannya besartertata dengan rapiterdapat meja bundar sehingga para pihak bisa berhadapandinginada air minum dan perlangkapan lainnyaserta adanya pajangan poto2 keluarga yg harmonis Sehinnga ketika masuk para pihak yg tadinya dala kondisi tdk enak bisa menjadi lbh enak lahstandarnya seperti itu Di PA karawang belum memadai

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Tidak ada reward apapunnamun MA dulu ada wacana tantang hal ituberupa apa juga belum diberitahukalo untuk kenapa nya saya juga tidak tau yaa

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Belum ideal

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa HBelum ada kita hakim merangkap sebagai mediator juga Kita berbagi waktusiapa yg hari itu tidak sidang berarti itu yg mediasi

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Responnya baik terhadap proses mediasi inimau menerima saran2 yg kami sampaikan walaupun pada akhirnya para pihak gagal untuk berdamai Sikap para pihak kooperatif tapi itu dilakukan agar proses mediasi cepat selesai dan dilanjutkan ke tahap persidangan Mereka terkesan melakukan ini hanya sebagai formalitas belaka

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Terlepas dari dia tau atau tidak yaayg jelas setiap kali kita perintahkan mereka siap Apalagi bagi mereka yg sudah membawa kuasa hukum atau pengacara karena sebelumnya telah dituntun oleh pengacaranya

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Faktor ekonomi Banyak yg gugat kalo gugat ka pihak istri yg mengajukan Dalam hal ini banyak suami yg tdk bertanggung jawab memberi nafkah atas istri Faktor selingkuhfaktor KDRT juga ada tapi tidak banyak

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang H Tentu perlu apabila itu patut dan bisa kita contoh terlebih negara2 tersebut memiliki tingkat keberhasilan mediasi yg tinggi H = Hakim atau Hakim Mediator

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Dra Ratna Jumila SH

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Jadi pada dasarnya hakim itu melekat sebagai mediatoritu sesuai dengan Perma No1 Tahun 2008 Namun menjadi mediator bersertifikat skitar 2012 atau 2013 Semenjak jadi hakim disini tahun 2014 merangkap sebagai mediatorada SK dari Ketua PA Karawang

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H ya kalo disini dari SK Ketua PA Karawang

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Ya punyadari Pusdiklat MA MegaMendung skitar tahun 2012 atau 2013

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Perma itu terikatartinya setiap berperkara kita wajib melakukan mediasi kalo kedua belah pihak hadir Artinya Perma ini hanya mengikat kepada orang2 yang berperkara di Pengadilan saja

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Sudahsebetulnya tidak jauh beda dgn Perma sebelumnya No1 Tahun 2008namun penekanan dalam Perma No1 Tahun 2016 ttg perceraian agak diatur lebih rinci kalo Perma sebelumnya msh secara umum Untuk pengaruhnya terhadap efektivitas mediasi sih saya rasa tidak pengaruh atau perubahan yaa

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Kalo dari Perma ke UU belum ada upaya yakarena kalo menuju UU proses nya berat dan agak rumitMungkin nnti suatu saat akan ada Tapi kita terus belajar dari kasus2 yang dihadapiatau ada saranatau diadakannya workshop Kalo menuju UU ada cuman proses butuh proses yang tidak sebentar ya

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Ya cukup efektif

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Kalo dalam perkara perceraianbanyaknya penyelesaian perkara dengan jalan damai atau mediasi yang berujung pencabutan perkara Dalam penyelesain perkara pun lebih cepat ya

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Mediator itu adalah orang yang ditunjuk ketua majelis hakim dgn sebuah penetapan untuk membantu para pihak menyelesaikan perkara mereka dengan jalan

damai Lalu fungsinya menjadi penengahmencari solusi tentang sengketa yg mereka hadapi

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi H Mediasi itu sifatnya wajib Setiap sidang pertama yang dihadiri oleh para pihak lengkapwajib menempuh proses mediasikalaupun dalam setiap sidang ada upaya damai itu adalah amanat Undang-undang Apalagi masalah perceraian itu dalam setiap sidang wajib mendamaikan para pihak Tapi kalo mediasi di awalKalo berhasil ya sudahtapi kalo gagal disetiap awal persidangan wajib mendamaikan para pihak

11 Mengapa mediasi hraus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Karena ada rahasia2 yg tidak boleh didengar oleh orang lainada juga kaukusApabila mediasi gagal mediator pun hraus memusnahkan berkas2 yg berkaitan dengan mediasi karena saking rahasianya Untuk masalah hari tergantung kasusnya tapi rata2 sih 2 minggu atau 3 minggu Ada juga yg lbh tapi harus seizini dari majelis hakim Artinya ketika mediasi gagaltp pada saat sidang para pihak ingin mediasi lagi itu bolehharus pernyataan dari para pihakitupun harus dimusyawarahkan Mereka sepakat kemudian majelis hakim membolehkan maka boleh mediasi lanjutan Tapi ga boleh lama yapaling lama 14 hari kalo ga salah

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Yaa apabila itu terjadi maka dilakukan kaukus

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya HPernahtergantung kita lihat kasusnya seperti apaterutama masalah perceraianterutama istriada yg ga berani mengutarakan pendapatnyakarena ada yg suaminya KDRTkadang salah satu pihak nya nyerocos terus Karena hal itukita ksh gambaran bahwa mediasi itu punya aturan Ketika mediasi para pihak saling seranggamau ikuti aturan maka kita lakukan kaukus Ga sering Ada pengaruh tp tidak signifikan Pernah pengalaman dlm kasus ceraiterutama kalo salah satu pihak tidak mau cerailakuka kaukusberusaha membuka hati para pihak dan akhirnya mau mengutarakan apa yg diinginkanlalu kita sampaikan pd saat kaukus berikutnya kpd pihak lawanpihak lawan menerimaakhirnya damai dan cabut perkaraNamun tdk setiap perkara sprti itu

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H Pertama para pihak kooperatif artinya mereka para pihak mau mengikuti aturan mediasibisa diajak utk berfikir jernih Karena biasanya kalo suami istri udh marah sakit kan udh kyk orang lain yaa Kedua bahasa kita mereka bisa memahami (cara penyampaian mediator) sangat mendukung keberhasilan mediasi Ketiga latar belakang pendidikan para pihak Ketika masuk ruang mediasipas liat muka para pihak bisa ditebaktapi kalo para pihak adem ayemdiajak ngomong enaksaling mengerti Keempat faktor lingkungan dimana para pihak tinggal

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Harus itukarena sulit membedakan job antara mediator dgn hakimhakim harus memutus tp kalo mediator tdksementara itu hakim jadi mediator ditengah mediasi dia lupa bahwa dia sebagai mediator bkn hakim Akhirnya dia memutuskanitu kn tdk bisa karena mediator tdk bisa memutus Makanya sebenarnya kalo bisa hakim itu jgn jd mediatorkarena tipis sekali dia bisa membedakan antara jadi hakimamp mediatorkadang terpengaruh Perlu sekali Belum ada peraturannyahanya sebatas anjuran

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Ruangan mediasi yg memadaiYa beginilah contohnyamestinya kan harusnya ada poto2 keluarga samawa Disini hanya ada gambar tanganitu kn blm menggambarkan perdamaiantp hanya secara umum Tp ketika saya di Jakpus harusnya ada foto2 dan lukisan kelurga samawa (foto suami istri anak) potonya sangat mesrajd kita terbawa suasana Karena suasana ruangan yg sangat damai sangat mempengaruhi kondisi para pihak terutama ketikan para pihak tegang Saya pernah berhasil ketika itu Di PA karawang belum memadai

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Tidak ada penghargaan apa2

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Belum dianggap baik atau belum memadai

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa H Belum adasejauh ini msh hakim yg ada di PA karawang Terkendala msh sulitnya SDM mediatornya Mungkin msh blm banyak yg memiliki sertifikat mediator Karena apabila diluar hakimharus memiliki sertifikat Kalo ga ada sertifikat pun ga masalah karena merangkap Kami belum bahas ttg ituterus di karawang ini msh jarangtdk seperti di Jakarta Kalo di jakarta setelah pensiun merangkap jd mediator

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Pertamaperkenalan Lalu menjelaskan peraturan mediasi sprti matikan hptidak boleh saling menyerangharus mendengarkan pendapat masing2 pihak dll Biasanya kalo sudah dijelaskan kebanyakan mereka taat Tp kalo ada yg melanggar kita kembalikan lgi ke peraturan yg telah disepakati Penjelasan aturan mediasi harus diawal

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Disini rata2 msh jarang yg sarjana Rata2 menikah diusia muda13 atau 14 thn udh nikah Banyak yg mnta dispensasi nikah Dari bisa digambarkan bahwa belum siap dengan proses mediasi

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Faktor ekonomiselingkuhKDRT biasanya kalo udh selingkuh itu sulit utk didamaikan Kalo masalah ekonomi msh ada kemungkinan utk kita damaikan setelah kita jelaskan Campur tangan pihak ketiga yaitu keluargaitu juga biasanya sulit utk kita damaikan Terkadang mereka msh saling cinta tp ketika pihak keluarga sudah intervensi mereka lbh memilih mendengarkan keluargaga berdaya

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang H Perbedaan dgn jepangdisana mediasi bersifat non-litigasikalo di indonesia kn bersifat litigasiitu yg sulit Kalo di jepang mediasi itu 1 tahun atau bahkan 2 tahun Sedangkan dikita hanya diksh waktu 30 haridan MA menuntut kita utk menyelesaikan perkara dlm wktu 5 bln Kita jd dikejar waktusebelum masuk perkara mereka mediasi dulu Kalo berhasil boleh dibawa ke pengadilan ato tidak utk dibuatkan akte perdamaian (one day wakai) Jd mereka dtng ke pengadilan sudah membawa draf2 kesepakatan Mereka mediasi sebelum memasukkan gugatan ke pengadilan Dulu waktu saya ikut pelatihan mediasimenurut Nara sumber bahwa proses mediasi itu tdk dihitung utk menyelesaikan perkara Contoh waktu itu jangka waktu mediasi 40hari itu blm dihitung Dihitung mulai dari waktu awal persidangan ketika ada laporan dari mediator Tapi skrng tidakdari mulai dftar perkara sudah dihitung waktu penyelesaian perkaratdk boleh lbh dari 150 hari dari hari pendaftaran Jd karena faktor itulah yg mempengaruhi kita ukt bekerja keras dikejar waktu dan berdampak tdk maksimal Karena kalo lama2 kita ditegur oleh MA Itulah faktor knpa mediasi disini jarang yg maksimal (1)MEDIASI GRATIS(2)BIAYA PERKARA MAHAL(3)KETERLIBATAN DARI EKSEKUTIF LEGISLATIF amp YUDIKATIF(4)KULTUR MASYARAKAT YG TAAT HUKUM Sulit diterapkan di Indonesiasebenarnya biaya mediasi gratisan apabila dari hakimsedangkan kalo mediasi dari luar hakim butuh biaya yg berasal dari para pihak Menurut pendapat saya (DraRatna Jumila MH) mungkin mediasi ini hanya formalitas belakaudahlah yg pnting kita sudah melaksanakan amanat Permamasalah berhasil atau tidak itu urusan belakangan

Lembaga ADR adatapi kalo ke pengadilan agama khusus nya banyak ga dipakai jarang ikut campurtapi tdk tau kalo Pengadilan Negeriorang yg berperkara ke PA rata2 orang yg menengah ke bawahapalgi di karawang Beda dgn kota2 besar dgn kasus yg besar sehingga dapat mengambil mediator dari luar KULTUR Dikita ituhukum dibuat utk dilanggar yaa heheterkadang kita suruh mediasi malah mengelak dgn alasan bahwa sudah mediasi dgn keluarga Itu kan salah satu bentuk tdk taat hukumtp kemudian kami jelaskan H = Hakim atau Hakim Mediator

Lampiran 2

Gambar 1

Foto bersama Dra Elfina Fitriani Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 2

Foto bersama Dra Hj Rosniati MH Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 3

Foto bersama Drs H Hasan Bashri SHMH Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 4

Foto bersama Dra Ratna Jumila MH Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 5

Pengadilan Agama Karawang Tampak Depan

Gambar 6

Pengadilan Agama Karawang Tampak Depan

Lampiran 3

Page 13: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Hasil Wawancara Penelitian

LAMPIRAN 2 Foto bersama para Mediator Hakim Pengadilan Agama karawang

LAMPIRAN 3 Surat Keterangan Penelitian di Pengadilan Agama Karawang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Indonesia berada diperingkat tertinggi memiliki angka perceraian paling

banyak dalam setiap tahunnya dibandingkan negara Islam didunia lainnya Hal

tersebut diungkapkan oleh Dirjen Bimas Islam Departemen Agama dalam acara

Pembukaan Pemilihan Keluarga Sakinah dan Pemilihan Kepala KUA Teladan

Tingkat Nasional 2016 Menurutnya gejolak yang mengancam kehidupan struktur

keluarga ini semakin bertambah jumlahnya pada tiga tahun terakhir ini

Tambahnya lagi bahwa setiap tahun ada 2 juta perkawinan tetapi yang

memilukan perceraian bertambah menjadi dua kali lipat setiap 100 orang yang

menikah 10 pasangannya bercerai dan umumnya mereka yang baru berumah

tangga1

Jika di tahun 2013 BKKBN menyatakan tingkat perceraian di Indonesia

sudah menempati urutan tertinggi se Asia Pasifik ternyata di tahun-tahun

berikutnya jumlah perceraian tetap semakin meningkat Melihat data pernikahan

dan perceraian di Indonesia yang dirilis oleh Kementrian Agama RI tampak

pernikahan relatif tetap di angka dua juta dua ratusan ribu setiap tahun sementara

perceraian selalu meningkat hingga tembus di atas tiga ratus ribu kejadian setiap

tahunnya Tahun 2009 jumlah angka pernikahan sebanyak 2162268 kejadian

1Angka Perceraian di Indonesia Tertinggi Dibanding Negara Islam lain

httpwwweramuslimcomberitanasionalangka-perceraian-di-indonesia-tertinggi-dibanding-negara-islam-lainhtm diakses pada 9 Juni 2016 jam 1612 WIB

2

dan perceraian sebanyak 216286 kejadian Lalu pada tahun 2010 jumlah angka

pernikahan sebanyak 2207364 kejadian dan perceraian sebanyak 285184

kejadian Tahun 2011 jumlah angka pernikahan sebanyak 2319821 kejadian dan

perceraian sebanyak 258119 kejadian Tahun 2012 jumlah angka pernikahan

sebanyak 2291265 kejadian dan perceraian sebanyak 372577 kejadian

Selanjutnya pada tahun 2013 jumlah angka perceraian sebanyak 2218130

kejadian dan perceraian sebanyak 324527 kejadian2

Data Kementerian Agama RI disampaikan oleh Kepala Subdit

Kepenghuluan Anwar Saadi Jumat 14 November 2014 Dimuat di Republika

Online 14 September 2014 Sebagai sampel kita ambil data dua tahun terakhir di

2012 dan 2013 saja Jika diambil tengahnya angka perceraian di dua tahun itu

sekitar 350000 kasus Berarti dalam satu hari rata-rata terjadi 959 kasus

perceraian atau 40 perceraian setiap jam

Provinsi Jawa Barat yang juga paling banyak penduduknya menjadi

provinsi yang paling tinggi angka perceraiannya Badan Peradilan Agama MA

pada 2010 mengungkap terdapat 33684 kasus cerai di sana Tempat kedua

adalah Jawa Timur yaitu sebanyak 21324 kasus Posisi ketiga Jawa Tengah

dengan 120193 Indramayu adalah kabupaten di Jawa Barat dengan angka

perceraian tertinggi di Indonesia pada 2015 Jumlah perceraian tahun 2015 pun

meningkat dibandingkan dengan tahun 2014 dan didominasi oleh usia produktif

2Cahyadi Takariawan Di Indonesia 40 Perceraian Setiap Jam

httpwwwkompasianacompakcahdi-indonesiandash40ndashperceraianndashsetiapjam_54f357c07455137a2b6c7115 diakses 9 Juni 2016 jam 2348

3 Cerai Paling Banyak di Jawa barat httpwwwantaranewscomberita270213cerai-paling-banyak-di-jawa-barat diakses pada 9 Juni 2016 jam 2259

3

Ungkap Kepala Pengadilan Agama Indramayu Anis Fuadz di kantornya kamis

14 Januari 2016 lalu Dia menyebutkan Indramayu menempati peringkat pertama

dengan 9444 kasus diikuti Malang sebanyak 8497 kasus Surabaya 8262 kasus

Kabupaten Cirebon 7991 kasus Sementara di Jawa Barat setelah Indramayu dia

memprediksi di peringkat kedua ditempati Kabupaten Tasik atau Kota Cimahi4

Data statistik yang cukup mengejutkan juga dilansir oleh Badilag Badan

Peradilan Agama Mahkamah Agung RI menyebutkan pada tahun 2009 perkara

perceraian yang diputus Pengadilan AgamaMahkamah Syarrsquoiyah mencapai

223371 perkara Perkara cerai gugat berjumlah 150000 Ini berarti 65 dari

perkara perceraian yang diproses di Pengadilan Agama di seluruh Indonesia

adalah cerai gugat5 Dilansir dari sumber yang berbeda data Ditjen Badilag MA

mencatat 285184 perkara berakhir dengan perceraian ke Pengadilan Agama se

Indonesia pada tahun 2010 dimana dalam 5 tahun terakhir peningkatan perkara

yang masuk bisa mencapai 816

Berkaitan dengan hal ini ada badan hukum yang di bentuk oleh Departemen

Agama yang dipercaya untuk menangani hal ini Badan Penasihat Perkawinan dan

Penyelesaian Perkawinan adalah badan yang dibentuk oleh Departemen agama

untuk mendamaikan atau memediasikan para pihak yang beragama Islam yang

4Asep Budiman Kasus Cerai Indramayu tertinggi di Indonesia httpwwwpikiran-

rakyatcomjawa-barat20160315364250kasus-cerai-indramayu-tertinggi-di-indonesia diakses 9 Juni 2016 jam 2330

5 Nurhasanah dan Rozalinda ldquoPersepsi Perempuan Terhadap Perceraianrdquo Kafarsquoah Jurnal Ilmiah kajian Gender Vol 4 No2 Tahun 2014 hal 2

6 Fachrina dan Rinaldi Eka Putra ldquoUpaya Pencegahan Perceraian Berbasis Keluarga Luas dan Institusi lokal dalam Masyarakat Minangkabau di Sumatera Baratrdquo Antropologi Indonesia Vol 34 No2 tahun 2013 h 5

4

ingin bercerai7 Sesuai dengan Peraturan Menteri Agama No 3 Tahun 1975 Pasal

28 ayat (3) menyebutkan bahwa

ldquoPengadilan Agama dalam berusaha mendamaikan kedua belah pihak dapat meminta bantuan kepada Badan Penasihat Perkawinan Perselisihan dan Perceraian (BP4) agar menasehati kedua suami istri tersebut untuk hidup makmur lagi dalam rumah tanggardquo

Biasanya pihak-pihak yang ingin mengajukan perceraian ke Pengadilan

Agama pertama kali mereka mendatangi BP4 ini Namun meskipun para pihak

belum mendatangi atau belum melalui proses BP4 dan langsung mengajukan

perceraian ke Pengadilan Agama Pengadilan Agama tetap menerima perkara

tersebut perkara yang diajukan ke Pengadilan Agama baik yang sudah melalui

proses BP4 maupun yang belum para pihak dalam perkara tersebutwajib

diupayakan perdamaian oleh hakim yang memeriksa dan mengadili perkara

tersebut8

Akan tetapi mediasi yang dilakukan di Pengadilan Agama perlu dilakukan

kajian atau penelitian mengingat tingginya kasus perceraian Berkaitan dengan hal

ini penulis melakukan penelitian di Pengadilan Agama Karawang Berdasarkan

data statistik yang dilansir di situs resmi Pengadilan Agama Karawang Pada

tahun 2011 terdapat 1276 perkara yang didominasi cerai gugat berjumlah 846

perkara dan cerai talak berjumlah 430 perkara Pada tahun 2012 terdapat 1638

perkara yang tetap didominasi oleh cerai gugat bahkan cenderung meningkat

7 Nurnaningsih Amriani Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan

(Jakarta PT RajaGrafindo Persada 2011) h 134 8 Nurnaningsih Amriani Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan

(Jakarta PT RajaGrafindo Persada 2011) h 135

5

dengan jumlah 1131 perkara dan cerai talak sebanyak 507 perkara Lalu pada

tahun 2013 cenderung terus mengalami peningkatan dengan jumlah perkara

sebanyak 1812 perkara dengan perkara cerai gugat sebanyak 1267 dan cerai talak

berjumlah 545 perkara Selanjutnya pada tahun 2014 jumlah perkara perceraian

sebanyak 1761 perkara dengan perkara cerai gugat berjumlah 1294 dan perkara

cerai talak mengalami penurun menjadi 467 kasus9 Lalu pada tahun 2015 jumlah

perkara perceraian sebanyak 1900 perkara dengan perkara cerai gugat sebanyak

1350 perkara dan 550 perkara cerai talak Kesimpulan yang di dapat dari data di

atas adalah selama 4 tahun terakhir perkara perceraian cenderung mengalami

peningkatan yang signifikan dengan didominasi oleh perkara cerai gugat

Tabel 1

DAFTAR PERKARA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA

KARAWANG TAHUN 2011-2015

Tahun Jumlah Perkara Cerai Talak Cerai Gugat

2011 1267 perkara 430 perkara 846 perkara

2012 1638 perkara 507 perkara 1131 perkara

2013 1812 perkara 545 perkara 1267 perkara

2014 1761 perkara 467 perkara 1294 perkara

2015 1900 perkara 550 perkara 1350 perkara

9 httpwwwpa-karawanggoid diakses pada tanggal 12 Juni 2016jam 2109

6

Berangkat dari tujuan awal untuk mengetahui tingkat keefektivan mediasi di

Pengadilan Agama maka penulis beranggapan bahwa masalah ini perlu dijadikan

objek penelitian dalam sebuah skripsi karena akhir-akhir ini perkara perceraian

mengalami peningkatan yang signifikan Tulisan ini ingin mengetahui efektivitas

mediasi di Pengadilan Agama dalam sebuah skripsi yang berjudul ldquoEfektivitas

Mediasi Dalam Penyelesaian Sengketa Perceraian Di Pengadilan Agama

Karawang Tahun 2015rdquo

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut

1 Indonesia adalah negara tertinggi tingkat perceraian

2 Jumlah perceraian di Indonesia semakin meningkat

3 Upaya pemerintah untuk meminimalisir angka perceraian di Indonesia

4 Tingkat keberhasilan mediasi dalam proses penyelesaian sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang tahun 2015

5 Faktor-faktor pendukung dan penghambat terhadap tingkat keberhasilan

mediasi di Pengadilan Agama Karawang tahun 2015

C Batasan dan Rumusan Masalah

1 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah penulis kemukakan agar

permasalahan yang akan penulis bahas tidak meluas maka penulis membatasi

permasalahan sebagai berikut

7

a Efektivitas dibatasi pada keberhasilan dalam mediasi penyelesaian

sengketa perceraian

b Mediasi penyelesaian sengketa perceraian dibatasi pada perkara Tahun

2015

c Data tentang penyelesaian sengketa perceraian dibatasi pada sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang

d Data yang diteliti dibatasi pada data tahun 2015 karena pada tahun

tersebut merupakan angka perceraian tertinggi

2 Rumusan Masalah

Dalam mempermudah penulis menganalisa permasalahan penulis

menyusun rumusan masalah sebagai berikut

a Bagaimana efektivitas mediasi dalam proses penyelesaian sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang

b Apa saja faktor pendukung keberhasilan mediasi penyelesaian sengketa

perceraian di Pengadilan Agama Karawang

c Apa saja faktor penghambat mediasi penyelesaian sengketa perceraian di

Pengadilan Agama Karawang

3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dalam penulisan ini ada beberapa tujuan yang hendak dicapai oleh penulis

tujuan yang dimaksud adalah

1 Untuk mengidentifikasi tingkat keberhasilan efektivitas mediasi dalam

proses penyelesaian sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang

Tahun 2015

8

2 Untuk menjelaskan faktor-faktor pendukung keberhasilan mediasi dalam

penyelesaian sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang Tahun

2015

3 Untuk menjelaskan faktor-faktor penghambat mediasi dalam penyelesaian

sengketa perceraian di Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015

Adapun manfaat penelitian ini adalah

a Akademis

Secara akademis hasil dari observasi ini diharapkan dapat menjadi

bahan penyuluhan tentang pelaksanaan mediasi di Pengadilan Agama

Karawang

b Praktis

Secara praktis hasil dari observasi ini diharapkan menjadi masukan

bagi pihak Pengadilan Agama guna meningkatkan keefektivitasan mediasi

dalam penyelesaian sengketa perceraian Dan bagi pihak lain diharapkan

dapat membantu untuk mengadakan observasi serupa

4 Studi Review Terdahulu

Untuk mengetahui kajian terdahulu yang telah ditulis oleh penulis lainnya

maka penulis meninjau beberapa skripsi terdahulu yang pembahasannya hampir

sama dengan pembahasan yang penulis kaji Dalam hal ini penulis menemukan

beberapa skripsi yaitu

9

1 Skripsi dengan judul ldquoEfektivitas Mediasi Dalam Perkara Perceraian di

Pengadilan Agama Depokrdquo yang ditulis oleh Hidayatulloh (2011)10 Dalam

Skripsi ini menjelaskan bahwa pada tahun 2009 dari 269 perkara yang

berhasil dimediasi sebanyak 38 perkara (141) Pada tahun 2010 dari 187

perkara yang berhasil dimediasi sebanayak 13 perkara (69) Dapat

disimpulkan tingkat keberhasilan mediasi belum efektif

2 Skripsi dengan judul ldquoEfektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara

Perceraian di Pengadilan Agama Marosrdquo yang ditulis oleh SariM (2014)11

Dalam skripsi ini menjelaskan bahwa pada tahun 2011 dari 74 perkara yang

berhasil dimediasi sebanyak 1 perkara Pada tahun 2012 dari 65 perkara

yang berhasil dimediasi sebanyak 1 perkara Dan pada tahun 2013 dari 63

perkara yang berhasil dimediasi sebanyak 1 perkara Dapat disimpulkan

tingkat keberhasilan mediasi belum efektif

Pembahasan dalam dua skripsi yang telah penulis kemukakan di atas

membahas pokok permasalahan yang sama namun masing-masing meneliti pada

objek atau tempat yang berbeda Pada skripsi pertama yang menjadi objek

penelitian adalah Pengadilan Agama Depok Pembahasan pada skripsi kedua

yang menjadi objek penelitian adalah Pengadilan Agama Maros Selanjutnya

objek penelitian yang penulis teliti adalah Pengadilan Agama Karawang Dengan

demikian objek penelitian yang penulis teliti belum pernah ada yang

membahasnya

10 Hidayatulloh Efektivitas Mediasi Dalam Perkara Perceraian di Pengadilan Agama

Depok Skripsi Fakultas Syarirsquoah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2011 11 Sari M Efektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara Perceraian di Pengadilan

Agama Maros Skripsi Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar 2014

10

5 Metode Penelitian

1 Jenis Penelitian

Menurut Bogdan dan Biglen dalam Moleong kualitatif analitis adalah

upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data mengorganisasikan

data memilah-milahnya menjadi satuan yang datapat dikelolah

mensintesiskan mencari dan menemukan pola menemukan apa yang

penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan

kepada orang lain12

2 Sumber Data

Data yang terhimpun dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian

yaitu

1 Data primer Sumber data ini didapatkan dari hasil observasi langsung

ke Pengadilan Agama Karawang serta hasil wawancara dengan para

Hakim di Pengadilan Agama Karawang

2 Data sekunder Sumber data ini penulis ambil dari teks undang-

undang yang berkaitan dengan hal ini adalah Pasal 130 HIR dan 154

RBg SEMA No1 Tahun 2002 Tentang Pemberdayaan Pengadilan

Tingkat Pertama Menerapkan Lembaga Damai Pasal 130 HIR154

RBg PERMA No2 Tahun 2003 tentang Prosedur Mediasi di

Pengadilan PERMA No1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di

Pengadilan undang-undang No7 Tahun 1989 tentang Peradilan

12 Lexy J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja Rosdakarya

2009) h 248

11

Agama undang-undang No48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan

Kehakiman beberapa buku-buku terkait yang membahas tentang

mediasi di Pengadilan serta beberapa skripsi artikel-artikel terkait

mengenai hal ini yang dapat digunakan untuk mendukung dan

melengkapi data primer

3 Teknik Pengumpulan data

Dalam penelitian kali ini penulis menggunakan teknik pengumpulan

data dengan wawancara langsung terhadap hakim-hakim atau pegawai

terkait di Pengadilan Agama Karawang serta melalui pengamatan langsung

atau observasi

4 Metode Analisis Data

Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis secara tematik

deskriptif yaitu dengan cara pendeskripsian atau penggambaran yang

dituangkan ke dalam bentuk paragraf yang kemudian diklasifikasikan sesuai

dengan jenis jawaban yang diberikan kepada narasumber

5 Tehnis Penulisan Skripsi

Penulisan skripsi ini berpedoman pada ldquoBuku Pedoman Penulisan

Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh FSH UIN Jakarta tahun 2012rdquo

12

6 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam penulisan skripsi ini penulis membuat

sistematika penulisan dengan membagi kepada lima (5) bab tiap-tiap bab terdiri

dari sub-sub bab dengan rincian sebagai berikut

BAB I Dalam bagian pendahuluan ini berisi latar belakang masalah

identifikasi masalah batasan dan rumusan masalah tujuan

penelitian manfaat penelitian review terdahulu kerangka

berpikir metode penelitian dan sistematika penulisan

BAB II Membahas tentang konsep mediasi dan penerapannya berupa

pengertian mediasi asas-asas umum dalam proses medasi

keuntungan menggunakan mediasi peran dan fungsi mediator

proses mediasi dan mediasi dalam islam

BAB III Membahas tentang teori efektivitas berupa pengertian mediasi

bekerjanya hukum dalam masyarakat dan teori efektivitas

hukum

BAB IV Membahas tentang analisis efektivitas mediasi berupa profil

Pengadilan Agama Karawang analisis efektivitas mediasi

tingkat keberhasilan mediasi dan faktor pendukung dan

penghambat keberhasilan mediasi

BAB V Merupakan bab penutup berisi kesimpulan dan saran-saran

13

BAB II

KONSEP MEDIASI DAN PENERAPANNYA

A Pengertian Mediasi

Istilah mediasi berasal dari bahasa Latin ldquomediusrdquo ldquomediumrdquo yang artinya

berada ditengah Mediasi merupakan salah satu bentuk negosiasi antara dua pihak

(ldquodyadic modelrdquo) dengan melibatkan pihak ketiga (ldquotriadic modelrdquo) dengan

tujuan membantu tercapainya penyelesaian yang bersifat kompromis1 Pada

dasarnya mediasi adalah negosiasi yang melibatkan pihak ketiga yang memiliki

keahlian mengenai prosedur mediasi yang efektif dapat membantu dalam situasi

konflik untuk mengordinasi aktivitas mereka sehingga lebih efektif dalam proses

tawar-menawar2

Menurut Priyatna Abdurrasyid mediasi merupakan suatu proses damai

bahwa para pihak yang bersengketa menyerahkan penyelesaiannya kepada

mediator (seseorang yang mengatur pertemuan antara dua pihak atau lebih yang

bersengketa) untuk mencapai hasil akhir yang adil tanpa membuang biaya yang

besar tetapi tetap efektif dan diterima sepenuhnya oleh kedua belah pihak yang

bersengketa secara sukarela3

Pengertian mediasi yang lain menurut Dwi Rezki Sri Astarini adalah proses

penyelesaian sengketa alternatif bahwa para pihak yang bersengketa dengan itikad

1 Valerine JL Kriekhoff Mediasi Sebagai Bentuk Penyelesaian Sengketa Keluarga dalam

buku Bunda Reghena (Pustaka Dunia 2012) h 615 2 Nurnianingsih Amriani Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan

(Jakarta Raja Grafindo 2011) h 28 3 Priyatna Abdurrasyid Arbitase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Suatu Pengantar

(Jakarta Fikahati Anesta 2002) h 34

14

baik berusaha mendamaikan sengketa diantara mereka dengan dibantu oleh

mediator netral untuk mencapai hasil yang adil dan dapat diterima oleh kedua

belah pihak untuk dilaksanakan dengan sukarela4

Demikian pula ketentuan dalam Pasal 1 angka 1 PERMA Nomor 1 Tahun

2016 terdapat rumusan pengertian mediasi sebagai berikut

ldquoMediasi adalah cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk

memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh mediatorrdquo

B Dasar Filosofis dan Yuridis Dalam Mediasi

Pelembagaan dan permberdayaan mediasi di Pengadilan (Court Connected

Mediation) juga tidak terlepas pula dari landasan filosofis yang bersumber pada

dasar negara kita yaitu Pancasila terutama sila keempat yang berbunyi

ldquoKerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan

Perwakilanrdquo Sila keempat dari Pancasila ini diantaranya menghedaki bahwa

upaya penyelesaian sengketa atau konflik atau perkara dilakukan melalui

musyawarah untuk mencapai mufakat yang diliputi oleh semangat kekeluargaan

Hal ini mengadung arti bahwa setiap sengketakonflikperkara hendaknya

diselesaikan melalui proses perundingan atau perdamaian di antara para pihak

yang bersengketa untuk memperoleh kesepakatan bersama5

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa dasar hukum yang mengatur

pengintegrasian mediasi dalam sistem peradilan pada dasarnya bertitik tolak pada

4 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 89 5 Rachmadi Usman Mediasi di Pengadilan Dalam Teori Dan Praktik (Jakarta Sinar

Grafika 2012) h 26

15

ketentuan HIR dan RBg HIR merupakan singkatan dari Herziene Inlandsch

Reglement (Reglemen Indonesia Baru) merupakan salah satu sumber hukum acara

perdata bagi daerah Pulau Jawa dan Madura peninggalan colonial Hindia Belanda

yang masih berlaku di negara kita hingga kini Sedangkan RBg adalah singkatan

dari Rechtsreglementvoor de Buitengewesten (Reglement untuk daerah seberang)

merupakan Hukum Acara Perdata bagi daerah luar pulau Jawa dan Madura

Secara lebih lengkap ketentuan pasal ini adalah6

1 Jika pada hari yang ditentukan kedua belah pihak datang maka pengadilan negeri dengan pertolongan ketua mencoba akan mendamaikan mereka

Selanjutnya pada ayat (2) berbunyi

2 Jika perdamaian yang demikian itu dapat dicapai maka pada waktu bersidang diperbuat sebuah surat akta tentang itu dalam mana kedua belah pihak dihukum akan menempati perjanjian yang diperbuat itu surat akan berkekuatan dan akan dijalankan sebagai keputusan biasa

Selanjutnya dalam Pasal 154 RBg adalah

1 Bila pada hari yang telah ditentukan para pihak dating menghadap maka Pengadilan Negeri dengan perantaraan ketua berusaha mendamaikannya

2 Bila dapat dicapai perdamaian maka di dalam siding itu juga dibuatkan suatu akta dan para pihak dihukum untuk menaati perjanjian yang telah dibuat dan akta itu mempunyai kekuatan serta dilaksanakan seperti suatu surat keputusan biasa

Dapat dikatakan bahwa mediasi di Pengadilan ini merupakan hasil

pengembangan dan pemberdayaan kelembagaan perdamaian sebagaimana diatur

dalam ketentuan Pasal 130 HIR154 RBg yang mengharuskan hakim

menyidangkan suatu perkara dengan sungguh-sungguh mengusahakan

perdamaian diantara para pihak yang berperkara Namun Mahkamah Agung

mensinyalir bahwa hakim tidak menerapkan ketentuan ini hanya sekedar

6 Prof DR Syahrizal Abbas Mediasi Dalam Perspektif Hukum Syariah Hukum Adat dan

Hukum Nasional (Jakarta Kencana 2009)h 287

16

formalitas menganjurkan perdamaian di hadapan para pihak yang bersengketa7

Kenyataan praktik yan dihadapi jarang dijumpai putusan perdamaian Produk

yang dihasilkan peradilan dalam penyelesaian perkara yang diajukan kepadanya

hampir seratus persen berupa putusan konvensional yang bercorak menang atau

kalah (winning or losing) Jarang ditemukan penyelesaian berdasarkan konsep

sama-sama menang (win-win solution)

Pasal 130 HIR154 RBg yang memerintahkan usaha perdamaian oleh

hakim dijadikan modal utama dalam membangun perangkat hukum mediasi

pengadilan yang sudah dirintis sejak tahun 2002 melalui SEMA Nomor 1 Tahun

2002 Tentang Pemberdayaan Pengadian Tingkat Pertama Menerapkan Lembaga

Damai Pasal 130 HIR154 RBg yang kemudianpada tahun 2003 disempurnakan

melalui PERMA Nomor 2 Tahun 2003 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan8

Kemudian merasa PERMA Nomor 2 Tahun 2003 dirasa belum efektif

maka Mahmakah Agung merevisi kembali dengan lahirnya PERMA Nomor 1

Tahun 2008 Kehadiran PERMA Nomor 1 Tahun 2008 dimaksudkan untuk

memberikan kepastian ketertiban kelancaran dalam proses mendamaikan para

pihak untuk menyelesaikan suatu sengketa perdata Hal ini daat dilakukan dengan

menintensifkan dan mengintegrasikan proses mediasi ke dalam prosedur

berperkara di pengadilan Mediasi mendapat kedudukan penting dalam PERMA

Nomor 1 Tahun 2008 karena proses mediasi merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dalam proses berperkara di pengadilan Hakim wajib mengikuti

7 Rachmadi Usman Mediasi di Pengadilan Dalam Teori Dan Praktik (Jakarta Sinar

Grafika 2012) h 27 8 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 124

17

prosedur penyelesaian sengketa melalui mediasi bila hakim melanggar atau

enggan menerpkan prosedur mediasi putusan hakim tersebut batal demi hukum

(Pasal 2 ayat (3) PERMA)9

C Keuntungan Menggunakan Proses Mediasi

Bagi pihak-pihak yang berseteru memecahkan masalah dengan

membawanya ke meja hijau terkadang dirasa kurang begitu efektif Banyak

kelebihan yang ditawarkan oleh mediasi dibandingkan dengan proses litigasi

yaitu10

a Ada dua asas penting dalam mediasi

Pertama menghindari menang ldquokalahrdquo (win loose) melainkan lsquosama-sama

menangrdquo (win-win solution) Sama-sama menang bukan saja dalam arti

ekonomi atau keuangan melainkan termasuk juga kemenangan moril reputasi

(nama baik dan kepercayaan) Kedua putusan tidak mengutamakan

pertimbangan dan alasan hukum melainkan atas dasar kesejajaran kepatutan

dan rasa keadilan

b Telah pula dikemukakan penyelesaian melalui mediasi mempersingkat waktu

penyelesaian sengketa dibandingkan berperkara Waktu yang panjang dalam

berperkara tidak hanya menjadi beban ekonomi keuangan Yang tidak kalah

pentingnya adalah beban psikologis yang akan mempengaruhi berbagai sikap

dan kegiatan pihak yang berperkara

9 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 124-125

10 Bagir Manan Mediasi Sebagai Alternatif Menyelesaikan Sengketa Varia Peradilan No 248 Juli 2006 h 5-16

18

c Bagi masyarakat Indonesia berperkara menimbulkan efek sosial yaitu

putusnya hubungan persaudaraan atau hubungan sosial Bukan saja antar

pihak yang berperkara Efek sosial dapat memperluas sampai kepada

hubungan kekerabatan yang lebih luas Hal ini dapat terjadi karena suatu

perkara bukan saja menjadi kepentingan dan ldquoharga dirirdquo yang berperkara

melainka juga dapat merambat ke kerabat

d Mediasi sangat sesuai dengan dasar pergaulan sosial masyarakat Indonesia

yang mengutamakan dasar kekerabatan paguyuban kekeluargaan dan gotong

royong Dasar-dasar tersebut dapat membentuk tingkah laku toleransi

mudag memaafkan dan mengedepankan sikap mendahulukan kepentingan

bersama (komunal)

D Peran dan Fungsi Mediator

Dalam mediasi ada pihak yang sangat berperan besar demi tercapainya

kesepakatan damai yaitu seorang mediator Biasanya mediator adalah orang yang

ahli dalam bidang yang didiskusikandisengketakan atau ahli dalam bidang hukum

karena pendekatan yang difokuskan adalah pada hak Mediator merupakan pihak

ketiga yang bersifat netral dan tidak memihak yang berfungsi membantu para

pihak dalam mencari kemungkinan penyelesaian sengketa11

Sebagai ldquopenengahrdquo atau pihak ketiga yang netral dalam proses mediasi

mediator ldquomembanturdquo para pihak dalam menyelesaikan sengketa yang

dihadapinya Seorang mediator akan membantu para pihak untuk membingkai

persoalan yang ada perlu diselesaikan secara bersama Secara umum mediator

11 Mariana Sutadi Pendayagunaan Perdamaian Menurut Pasal 130 HIR154 RBg dan Potensinya dalam Mewujudkan Keadilan yang Cepat Sederhana dan Biaya Ringan (Jakarta Pusat Pengkajian Hukum dan Mahkamah Agung RI 2005) h 30

19

tidak membuat keputusan mediator hanya membantu dan memfasilitasi para

pihak yang bersengketa untuk merumuskan berbagai opsi pilihan penyelesaian

sengketa yang dapat diterima oleh kedua belah pihak sehingga untuk mencapai

hasil yang maksimal seorang mediator disamping memiliki kemampuan sebagai

mediator juga harus dapat menguasai teknik-teknik mediasi secara baik12

Ada kalanya mediator akan sering bertemu dengan para pihak secara pribadi

dalam pertemuan yang disebut caucus yaitu pertemuan mediator dengan salah

satu pihak tanpa dihadiri pihak lainnya sehingga mediator akan lebih leluasa

memperoleh informasi dari pihak yang tidak bersedia terbuka membagi

informasi13 Dengan pertemuan terpisah (caucus) ini mediator akan mempunyai

lebih banyak informasi mengenai persoalan-persoalan yang sebenarnya terjadi

Mediator berkewajiban untuk merahasiakan informasi yang diberikan kepadanya

dalam sebuah caucus Oleh karena itu seorang mediator juga harus memiliki

kemampuan mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang nantinya akan

dipergunakan sebagai bahan untuk menyusun dan mengusulkan pelbagai

penyelesaian masalah yang disengketakan sehingga mediator diharapkan akan

mampu menentukan apakah terdapat dasar-dasar bagi terwujudnya suatu

perjanjiankesepakatan14

12 I Made Widyana Alternatif Penyelesaian Sengketa (ADR) (Jakarta Fikahati Anesta

2009) h 114 13 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013)h 93 14 Takdir Rahmadi Mediasi Penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan Mufakat (Jakarta

RajaGrafindo Persada 2010) h 17

20

Fuller dalam Riskin and Westbrook menyebutkan tujuh fungsi mediator

yaitu sebagai catalyst educator translator resourceperson bearer of bad news

agent of reality dan scapegoat

1 Sebagai ldquokatalisatorrdquo mengandung pengertian bahwa kehadiran mediator

dalam proses perundingan mampu mendorong lahirnya suasana yang

konstruktif bagi diskusi

2 Sebagai ldquopendidikrdquo berarti seseorang harus berusaha memahami aspirasi

prosedur kerja keterbatasan politis dan kendala usahan dari para pihak Oleh

sebab itu ia harus berusaha melibatkan diri dalam dinamika perbedaan di

antara para pihak

3 Sebagai ldquopenerjemahrdquo berarti mediator harus mampu menyampaikan dan

merumuskan usulan pihak yang satu kepada pihak yang lainnya melalui

bahasa atau ungkapan yang baik dengan tanpa mengurangi sasaran yang

dicapai oleh pengusul

4 Sebagai ldquonarasumberrdquo berarti seorang mediator harus mendayagunakan

sumber-sumber informasi yang tersedia

5 Sebagai ldquopenyandang berita jelekrdquo berati seorang mediator harus menyadari

bahwa para pihak dalam proses perundingan dapat bersikap emosional Untuk

itu mediator harus mengadakan pertemuan terpisah dengan pihak-pihak

terkait untuk menampung berbagai usulan

6 Sebagai ldquoagen realitasrdquo berarti mediator harus berusah memberi pengertian

secara jelas kepada salah satu pihak bahwa sasarannya tidak mungkin atau

tidak masuk akal tercapai melalui perundingan

21

7 Sebagai ldquokambing hitamrdquo berarti seorang mediator harus siap disalahkan

misalnya dalam membuat kesepakatan hasil perundingan

E Proses Mediasi

Ada beberapa tahap secara garis besar yang harus dijalani oleh para pihak

dalam melakukan proses mediasi Berikut adalah tahapan-tahapan proses mediasi

yang diatur di dalam Perma Nomor 1 Tahun 2016

a Tahapan Pra Mediasi

Pertama penggugat mendaftarkan perkara ke bagian kepaniteraan

Pengadilan Setelah itu Ketua Pengadilan memilih Majelis Hakim untuk

memeriksa perkara tersebut Pada sidang pertama yang dihadiri oleh para

pihak Hakim pemeriksa perkara mewajibkan para pihak untuk menempuh

proses mediasi (Pasal 17 ayat (1) )

Setelah itu Majelis Hakim memberikan hak kepada para pihak untuk

memilih mediator pada hari itu juga atau paling lama 2 hari berikutnya (Pasal

20 ayat (1) ) Apabila setelah hari yang ditentukan tidak ada kesepakatan

untuk memilih mediator maka Hakim pemeriksan perkara segera menunjuk

Mediator Hakim atau pegawai Pengadilan Jika pada Pengadilan yang sama

tidak terdapat Hakim bukan pemeriksa perkara dan Pegawai Pengadilan yang

bersertifikat ketua majelis hakim menunjuk salah satu Hakim Pemeriksan

Perkara untuk menjalankan fungsi mediator dengan mengutamakan yang

bersertifikat (Pasal 20 ayat (3) dan (4) )

22

b Pemanggilan Para Pihak

Mediator menentukan hari dan tanggal pertemuan mediasi setekah

menerima penetapan penunjukan sebagai mediator (Pasal 21 ayat (1) )

Dengan bantuan juru sita Mediator atas kuasa Hakim Pemeriksa Perkara

memanggil para pihak untuk menghadiri pertemuan mediasi

c Akibat Hukum Pihak Tidak beriktikad Baik

Pada Pasal 22 ayat (1) sampai (5) adalah penjelasan mengenai akibat

hukum bagi pihak Penggugat yang tidak beriktikad baik Pada Pasal

selanjutnya yaitu Pasal 23 ayat (1) sampai (8) berisi penjelasan mengenai

akibat hukum bagi pihak Tergugat yang tidak beriktkad baik selama proses

mediasi

d Penyerahan Resume Perkara dan Jangka Waktu Proses Mediasi

Dalam waktu paling lama 5 (lima) hari terhitung sejak penetapan

sebagaimana dimaksud pada Pasal 20 ayat (5) para pihak menyerahkan

resume perkara kepada pihak lain dan Mediator (Pasal 24 ayat (1) ) Jangka

waktu mediasi yang ditetapkan adalah 30 hari terhitung sejak penetapan

perintah melakukan Mediasi Atas dasar kesepakatan para pihak waktu

Mediasi dapat diperpanjang paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak

waktu mediasi pertama berakhir disertai engan alasannya (Pasal 24 ayat (2)

(3) dan (4) )

e Keterlibatan Ahli dan Tokoh Masyarakat

Atas persetujuan para pihak dan atau kuasa hukum Mediator dapat

menghadirkan seorang atau lebih ahli tokoh masyarakat tokoh agama atau

23

tokoh adat (Pasal 26 ayat (1) ) Terkait mengenai mengikat atau tidaknya dari

penjelasan dan atau penilaian ahli dan atau tokoh masyarakat tergantung

berdasarkan kesepakatan para pihak (Pasal 26 ayat (2) )

f Mediasi Mencapai Kesepakatan

Jika Mediasi mencapai kesepakatan dengan bantuan Mediator para

pihak wajib merumuskan kesepakatan secara tertulis yang ditandatangani

oleh para pihak dan Mediator (Pasal 27 ayat (1) ) Mediator wajib

memastikan kesepakatan perdamaian tidak memuat ketentuan yang

a Bertentangan dengan hukum ketertiban umum dan atau kesusilaan

b Merugikan pihak ketiga atau

c Tidak dapat dilaksanakan

Para pihak melalui Mediator dapat mengajukan kesepakatan

perdamaian kepada Hakim Pemeriksa Perkara agar dikuatkan dalam Akta

Perdamaian Jika para pihak tidak menghendaki maka kesepakatan

perdamaian wajib memuat pencabutan gugatan (Pasal 27 ayat (4) dan (5) )

Selanjutnya Mediator wajib menyampaikan hasil kesepakatan kepada Hakim

Pemeriksa Perkara dengan melampirkan kesepakatan perdamaian(Pasal 27

ayat (6) )

Setelah itu Hakim Pemeriksa Perkara mempelajari isi kesepakatan

perdamaian paling lama 2 (dua) hari Apabila ada perbaikan Hakim

Pemeriksa Perkara mengembalikan kepada Mediator dan para pihak agar

segera diperbaiki Setelah mengadakan pertemuan dengan para pihak

Mediator wajib mengajukan kembali kesepakatan perdamaian yang telah di

24

perbaiki kepada Hakim Pemeriksa Perkara paling lama 7 (tujuh) hari sejak

penerimaan petunjuk perbaikan Paling lama 3 (tiga) hari setelah Hakim

menerima kesepakatan perdamaian maka Hakim menerbitkan hari penetepan

sidang untuk membacakan Akta Perdamaian (Pasal 28 ayat (1) sampai (4) )

g Kesepakatan Perdamaian Sebagian

Dalam hal proses Mediasi mencapai kesepakatan sebagian antar

penggugat dan sebagian tergugat penggugat mengubah gugatan dengan tidak

lagi mengajukan pihak tergugat sebagai lawan Kesepakatan tersebut dibuat

dan ditandatangani oleh penggugat dengan sebagian pihak tergugat yang

mencapai kesepakatan dan Mediator (Pasal 29 ayat (1) dan (2) ) Kesepakatan

di atas dapat dikuatkan dengan Akta Perdamaian sepanjang tidak menyangkut

aset harta kekayaan danatau keperntingan pihak yang tidak mencapai

kesepakatan (Pasal 29 ayat (3) ) Kesepakatan ini tidak dapat dilakukan pada

perdamaian sukarela tahap pemeriksaan perkara dan tingkat upaya banding

kasasi atau peninjauan kembali (Pasal 29 ayat (6) )

Untuk Mediasi perkara perceraian di dalam Pengadilan Agama yang

tuntutan perceraian dikumulasikan dengan tuntutan lainnya dan para pihak

tidak ingin rukun kembali maka Mediasi dilanjutkan dengan tuntutan lainnya

(Pasal 31 ayat (1) ) Jika para pihak mencapai kesepakatan sebagaimana pada

ayat (1) kesepakatan dituangkan dalam kesepakatan perdamaian sebagaian

dengan memuat klausula keterkaitannya dengan perceraian Hal ini hanya

dapat dilakukan jika putusan Hakim Pemeriksa Perkara mengabulkan gugatan

perceraian telah berkekuatan hukum tetap

25

h Mediasi Tidak Berhasil atau Tidak Dapat Dilaksanakan

Mediator wajib menyatakan Mediasi tidak berhasil dan

memberitahukan secara tertulis kepada Hakim pemeriksa perkara apabila

tidak mencapai kesepakatan pada hari yang telah tentukan yaitu 30 hari para

tidak beriktikad baik melibatkan aset serta harta kekayaan atau kepentingan

dengan pihak lain dan melibatkan wewenang aparatur negara Setelah Hakim

menerima pemberitahuan hal ini Hakim segera menetapkan untuk

melanjutkan pemeriksaan perkara (Pasal 32 ayat (1) sampai (3) )

i Perdamaian Sukarela Pada Tahap Pemeriksaan Perkara

Pada tiap tahapan pemeriksaan perkara Hakim tetap berupaya

mendorong para pihak untuk berdamai Atas dasar kesepakatan para pihak

dapat memohon melakukan perdamaian kepada Hakim Pemeriksa Perkara

pada tahap ini Setelah itu Hakim segera menunjuk salah seorang Hakim

Pemeriksa Perkara untuk menjalankan fungsi Mediator dan Hakim wajib

menunda persidangan paling lama 14 hari

j Perdamaian Sukarela Pada Tingkat Upaya Hukum Banding Kasasi atau PK

Sepanjang perkara belum diputus pada tingkat upaya hukum banding

kasasi atau peninjauan kembali atas dasara kesepakatan dapat menempuh

upaya perdamaian Jika mencapai kesepakatan maka dibuat akta perdamaian

dan ditandatangani oleh Hakim pemeriksa perkara paling lama 30 hari sejak

diterimanya kesepakatan tersebut (Pasal 34 ayat (1) sampai (4) )

26

F Mediasi Dalam Perspektif Islam

Ash-shulhu disyariatkan oleh Al-qurrsquoan Sunnah dan Ijmarsquo demi

tercapainya kesepakatan sebagai pengganti daripada perpecahan dan agar

permusuhan antara dua pihak yang berselisih dapat dilerai Didalam Al-qurrsquoan

Allah berfirman15

وإن طائفتان من المؤمنين اقتتلوا فأصلحوا بينهما فإن بغت إحداهما على الأخرى فقاتلوا

فإن فاءت فأصلحوا بينهما بالعدل وأقسطوا إ ن الله التي تبغي حتى تفيء إلى أمر الله

يحب المقسطين (الحجرات9)

Artinya ldquoDan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah Kalau dia telah surut damaikanlah antara keduanya menurut keadilan dan hendaklah kamu berlaku adil sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adilrdquo

Dan di dalam sunnah yang diriwayatkan Abu Dawud At-tirmidzi Ibnu Majah

Al-Hakim dan Ibnu Hibban dari Amru bin lsquoAuf bahwa Rasulullah SAW

bersabda

م حلالا أوأحل حراما الصلح جائز بين المسلمين إلا صلحا حر

Artinya ldquoPerdamaian diantara orang-orang muslim itu boleh kecuali perdamaian yang menghalalkan yang haram atau mengharamkan yang halalrdquo

15 Sayyid Sabiq Fiqh Al-sunnah juz 3 (Kairo Al-fath Lil Irsquolam Al-lsquoArobi 1972) h 210

27

Dan At-tirmidzi menambahkan

والمسلمون على شروطهم

Artinya ldquoDan (muamalah) orang-orang muslim itu berdasarkan syarat-syarat merekardquo

Lalu ia berkata bahwa hadits ini Hasan Shahih dan Umar ra berkata ldquoTolaklah

permusuhan sampai mereka berdamai karena pemutusan melalui pengadilan akan

mengembangkan kedengkian di antara merekardquo Kaum muslimin berijmarsquo bahwa

perdamaian di antara yang bermusuhan itu disyariatkan P15F

16

Mediasi dalam konsep islam dikenal dengan istilah Shulhu atau Ishlah Sulh

adalah suatu proses penyelesaian sengketa dimana para pihak bersepakat untuk

mengakhiri perkara mereka secara damai Di dalam kitab Fathul Qariib Al-Mujiib

pengertian Ash-Shulh secara bahasa sebagai berikut (فتح القريب المجيب)

16وهو لغة قطع المنازعة F

17

Artinya ldquoShuluh secara bahasa adalah memutus sengketa atau perselisihanrdquo

Namun pengertian shuluh secara syararsquo atau istilah adalah

وشرعا عقد يصلح به قطعها

Artinya ldquoDan menurut syararsquo adalah akad mendamaikan dengan memutus sengketa atau perselisihanrdquo

16 Sayyid Sabiq Fiqh Al-sunnah juz 3 (Kairo Al-fath Lil Irsquolam Al-lsquoArobi 1972) h 210 17Ahmad bin Al-Husain Fathul Qariib Al-Mujiib (Mesir Thaha Putra Semarang 1934) h

33

28

Metode Ash-shulh menjadi metode yang efektif untuk menyelesaikan

persengketaan atau perselisihan karena berdasarkan asas kedua belah pihak tidak

ada yang merasa menang ataupun kalah Tentunya hal tersebut atas kesepakatan

dan kerelaan masing-masing pihak Hal ini sesuai dengan prinsip mediasi dengan

istilah win-win solution

Sebelum mengarah kepada perceraian biasanya diawali dengan adanya

sikap nusyuz baik dari pihak isteri maupun suami Ketika hal ini terjadi Al-

Qurrsquoan mentebutkan di dalam surat An-Nisa ayat 128

وإن امرأة خافت من بعلها نشوزا أو إعراضا فلا جناح عليهما أن يصلحا بينهما كان بما ح وإن تحسنوا وتتقوا فإن الله لح خير وأحضرت الأنفس الش صلحا والص

تعملون خبير ا

Artinya Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir Dan jika kamu bergaul dengan isterimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak acuh) maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan

Ayat di atas membahas masalah nusyuz Nusyuz identik dengan sikap istri yang

membangkang terhadap suami padahal nusyuz juga dapat terjadi pada suami

Nusyuz suami adalah sikap suami yang telah meninggalkan kewajibannya

bertindak keras kepada istri tidak menggaulinya dengan baik tidak pula

memberikan nafkah dan bersikap acuh tak acuh kepada istri P17F

18P Sebaliknya bentuk

nusyuz yang dilakukan oleh istri di dalam KHI (Kompilasi Hukum Islam)

18 M Abdul Amir dkk Kamus Istilah Islam cet ke-1 (Jakarta Pustaka Firdaus 1994) h

251

29

didefinisikan sebagai sebuah sikap ketika istri tidak mau melaksanakan

kewajibannya yaitu kewajiban utama berbakti lahir dan batin kepada suami dan

kewajiban lainnya adalah menyelenggarakan dan mengatur keperluan rumah

tangga sehari-hari dengan sebaik-baiknya19

At-Tirmidzi meriwayatkan bahwa istri Nabi saw Saudah binti Zamrsquoah

khawatir dicerai oleh Nabi saw maka dia bermohon agar tidak dicerai dengan

menyerahkan haknya bermalam bersama Rasul saw untuk istri Nabi saw lsquoAisyah

(istri Nabi saw yang paling beliau cintai setelah Khadijah)20

Kemudian apabila nusyuz telah terjadi dan tuntunan berdamai dari Al-

Qurrsquoan tidak berhasil dijalankan yang dapat berujung pada syiqaq Al-Qurrsquoan

menyebutkan ayat yang menyatakan tentang langkah perdamaian selanjutnya

antara suami isteri yang sedang berselisih yaitu pada surat An-Nisa ayat 35

وإن خفتم شقاق بينهما فابعثوا حكما من أهله وحكما من أهلها إن يريدا إصلاحا يوف ق

كان عليما خبير ا بينهما إن الله الله

Artinya Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri ituSesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal

Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa salah satu menyelesaikan

perselisihan atau persengketaan antara suami isteri yaitu dengan jelas mengirim

19 Inpres nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam Bab XXI bagian keenam

Pasal 83 ayat (1) dan 84 ayat (1) 20 M Quraish Shihab Tafsir Al-Mishbah (Jakarta Lentera Hati 2007) h 605

30

seorang hakam selaku mediator dari kedua belah pihak untuk membantu

menyelesaikan perselisiah tersebut Hakam yang dimaksud dalam Al-qurrsquoan

terdiri dari dua orang yang diambil atau dipilih masing-masing satu dari keluarga

pihak suami isteri Menurut ayat di atas juga jika terjadi kasus antara suami istri

maka diutus seorang hakam dari pihak suami dan seorang hakam dari pihak istri

yang berfungsi untuk mengadakan penelitian dan penyelidikan tentang sebab-

musabab terjadinya syiqaq serta berusaha mendamaikannya atau mengambil

prakarsa putusnya perkawinan kalau sekiranya jalan inilah yang terbaik21

Dalam ayat di atas terdapat kata hakam Fungsi utama hakam adalah

mendamaikan Tetapi jika mereka gagal apakah mereka harus menetapkan hukum

dan harus dipatuhi oleh suami isteri yang bersengketa itu Ada yang mengiyakan

dengan alasan Allah menamai mereka hakam dan dengan demikian mereka

berhak menetapkan hukum sesuai dengan kemashlahatan baik disetujui oleh

pasangan maupun tidak Pendapat ini dianut oleh sejumlah sahabat Nabi saw juga

kedua Imam mazhab Malik dan Ahmad Ibn Hanbal Sedang Imam Abu Hanifah

dan Imam Syafirsquoi menurut satu riwayat tidak memberi wewenang kepada hakam

itu Untuk menceraikan hanya berada di tangan suami dan tugas mereka hanya

mendamaikan tidak lebih dan tidak kurang22

Selanjutnya di dalam kitab tafsir Ibnu Katsir para Fuqaha juga berkata jika

terjadi persengketaan di antara suami istri maka didamaikan oleh hakim sebagai

pihak penengah meneliti kasus keduanya dan mencegah orang yang berbuat

21 H Abdur Rahman Ghazaly Fiqh Munakahat (Jakarta Kencana Prenada Media Group

2006) h 241 22 M Quraish Shihab Tafsir Al-Mishbah (Jakarta Lentera Hati 2007) h 433-434

31

zhalim dari keduanya dari perbuatan zhalim Jika perkaranya tetap berlanjut dan

persengketaannya semakin panjang maka hakim mengutus seseorang yang

dipercaya dari keluarga wanita dan keluarga laki-laki untuk berembug dan

meneliti masalahnya serta melakukan tindakan yang mengandung maslahat bagi

keduanya berupa perceraian atau berdamai Allah SWT memerintahkan mengutus

seorang laki-laki sholeh dari masing-masing pihak untuk meneliti siapa yang

berlaku buruk Jika sang suami yang melakukan keburukan maka mereka dapat

melindungi sang istri dan membatasi kewajibannya dalam memberi nafkah Jika

seorang istri yang melakukan keburukan maka mereka dapat mengurangi haknya

dari suami dan menahan nafkah yang diberikan kepadanya Jika keduanya sepakat

untuk bercerai atau menyatu kembali maka boleh saja perkara itu ditetapkan23

Kaidah ushul fiqh yang digunakan ke dalam permasalahan ini adalah

Mashlahah Mursalah24 Al-Ghazali menjelaskan bahwa hakikat dari mashlahah

adalah25

ع ر الش ود ص ق ى م ل ع ة ظ ا ف ح الم

Artinya Memelihara tujuan syararsquo (dalam menetapkan hukum)

Sedangkan tujuan syararsquo dalam menetapkan hukum itu ada lima yaitu

memelihara agama jiwa akal keturunan dan harta Secara lengkap Muhammad

Abu Zahrah merumuskan definisi mashlahah sebagai berikut P25F

26P

23 Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Al-Sheikh Lubaabut Tafsiir Min

Ibni Katsir terj MAbdul Ghoffar EM (Juz5 Bogor Pustaka Imam Asy-Syafirsquoi 2003) cet ke-2 h 302

24 Mashlahah Mursalah adalah suatu perbuatan yang mengandung nilai baik (manfaat) dan memelihara tercapainya tujuan-tujuan suararsquo yaitu menolak mudharat dan meraih mashlahah

25 Amir Syarifuddin Ushul Fiqh jilid II (Jakarta Kencana 2011) cet 6 h 346

32

و ا ار ب ت الأع اص ب ل خ ص ا ا ه ل د ه ش ي لا و ى م لا س الأ ع ار الش د ص ا ق م ل ة م ئ لا الم ح ال ص الم ي ه

اء غ الأل ب

Artinya Mashlahah yang selaras dengan tujuan syariat islam dan tidak ada petunjuk tertentu yang membuktikan tentang pengakuannya atau penolakannya

Kesimpulannya bahwa mashlahah mursalah adalah apa yang baik menurut akal

itu juga selaras dan sejalan dengan tujuan syararsquo dalam menetapkan hukum

Kaidah ini dapat digunakan dalam sengketa perceraian Apabila perceraian

mendatangkan kebaikan bagi pasangan suami istri maka itu lebih baik daripada

mempertahankannya Namun apabila perceraian mendatangkan mudharat maka

harus dihindarkan Hal ini tentunya sudah mempertimbangkan baik dan buruknya

sesuai dengan orientasi dari kaidah ushul fiqh ini

26 Amir Syarifuddin Ushul Fiqh jilid II (Jakarta Kencana 2011) cet 6 h 355

33

BAB III

TEORI EFEKTIVITAS HUKUM

A Pengertian Efektivitas

Secara etimologi kata ldquoefektivitasrdquo berasal dari kata ldquoefektifrdquo atau dalam

bahasa Inggris adalah ldquoeffectiverdquo yang berarti berhasil dengan baik Kamus ilmiah

populer mendefinisikan efektivitas sebagai ketepatan penggunaan hasil guna atau

menunjang tujuan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif artinya ldquoada

efeknya akibatnya pengaruhnya kesannyardquo atau ldquodapat membawa hasil berhasil

gunardquo tentang usaha atau tindakan1

Adapun secara terminologi mengutip Ensiklopedia administrasi

menyampaikan pemahaman tentang efektivitas sebagai berikut2

ldquoEfektivitas adalah suatu keadaan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki kalau seseorang melakukan suatu perbuatan dengan maksud tertentu yang memang dikehendaki Maka orang itu dikatakan efektif kalau menimbulkan atau mempunyai maksud sebagaimana yang dikehendakirdquo

Efektivitas dapat diartikan sebagai suatu proses pencapaian suatu tujuan

yang telah ditetapkan sebelumnya Suatu usaha atau kegiatan dapat dikatakan

efektif apabila usaha atau kegiatan tersebut telah mencapai tujuannya

B Bekerjanya Hukum Dalam Masyarakat

Basis bekerjanya hukum adalah masyarakat maka hukum akan dipengaruhi

oleh faktor-faktor atau kekuatan sosial mulai dari tahap pembuatan sampai dengan

1 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia h 284 2 Ray Pratama Siadari Teori Efektivitas diakses dari http raypratamablogspotsg 2014

11 teori-efektifitashtml pada tanggal 13 Oktober 2016 pukul 0033

34

pemberlakuan Kekuatan sosial akan berusaha masuk dalam setiap proses legislasi

secara efektif dan efesien Peraturan dikeluarkan diharapkan sesuai dengan

keinginan tetapi efek dari peraturan tersebut tergantung dari kekuatan sosial

seperti budaya hukumnya baik maka hukum akan bekerja dengan baik pula

tetapi sebaliknya apabila kekuatannya berkurang atau tidak ada maka hukum tidak

akan bisa berjalan karena masyarakat sebagai basis bekerjanya hukum Cara-cara

untuk mempengaruhi masyarakat dengan sistem yang teratur dan direncanakan

terlebih dahulu dinamakan social engineering atau social planning3

Bila membicarakan efektivitas hukum dalam masyarakat berarti

membicarakan daya kerja hukum itu dalam mengatur dan atau memaksa

masyarakat untuk taat terhadap hukum Efektivitas hukum dimaksud berarti

mengkaji kaidah hukum yang harus memnuhi syarat yaitu berlaku secara yuridis

berlaku secara empiris dan berlaku secara filosofis4 Oleh karena itu faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi hukum itu berfungsi dalam masyarakat yaitu (1)

kaidah hukum atau peraturan itu sendiri (2) petugas atau penegak hukum (3)

sarana atau fasilitas yang digunakan oleh penegak hukum (4) kesadaran

masyarakat Hal tersebut akan di uraikan sebagai berikut5

1 Kaidah Hukum

Di dalam teori-teori ilmu hukum dapat dibedakan tiga macam hal

mengenai berlakunya hukum sebagai kaidah Hal itu diungkapkan sebagai

berikut

3 Soerjono Soekanto Pokok-Pokok Sosiologi Hukum Cet V (Jakarta Raja Grafindo

Persada 2014) h 122 4 Zainuddin Ali Sosiologi Hukum (Jakarta Sinar Grafika 2012) h 62 5 Zainuddin Ali Sosiologi Hukum (Jakarta Sinar Grafika 2012) h 62-65

35

1) Kaidah hukum berlaku secara yuridis apabila penentuannya

didasarkan pada kaidah yang lebih tinggi tingkatannya atau terbentuk

atas dasar yang telah ditetapkan

2) Kaidah hukum berlaku secara sosiologis apabila kaidah tersebut

efektif Artinya kaidah dimaksud dapat dipaksakan berlakunya oleh

penguasa walaupun tidak diterima oleh warga masyarakat (teori

kekuasaan) atau kaidah itu berlaku karena adanya pengakuan dari

masyarakat

3) Kaidah hukum berlaku secara filosofis yaitu sesuai dengan cita

hukum sebagai nilai positif tertinggi

Kalau dikaji secara mendalam agar hukum itu berfungsi maka setiap

kaidah hukum harus memenuhi ketiga macam unsur di atas sebab (1) bila

kaidah hukum hanya berlaku secara yuridis ada kemungkinan kaidah itu

merupakan kaidah mati (2) kalau hanya berlaku secara sosiologis dalam arti

teori kekuasaan maka kaidah itu menjadi aturan pemaksa (3) apabila hanya

berlaku secara filosofis kemungkinannya kaidah itu hanya merupakan

hukum yang dicita-citakan (ius constituendum)

2 Penegakan Hukum

Penegakan hukum atau orag yang bertugas menerapkan hukum

mencakup ruang lingkup yang sangat luas sebab menyangkut petugas pada

strata atas menengh dan bawah Artinya di dalam melaksanakan tugas-

tugas penerapan hukum petugas seyogianya harus memiliki suatu pedoman

diantaranya peraturan tertulis tertentu yang mencakup ruang lingkup tugas-

36

tugasnya Di dalam hal penegakan hukum dimaksud kemungkinan petugas

penegak hukum menghadapi hal-hal sebagai berikut

1) Sapai sejauh mana petugas terikat dari peraturan-peraturan yang ada

2) Sampai batas-batas mana petugas berkenan memberikan kebijakan

3) Teladan macam apakah yang sebaiknya diberikan oleh petugas kepada

masyarakat

4) Sampai sejauh manakah derajat sinkronisasi penugasan-penugasan

yang diberikan kepada petugas sehingga memberikan batas-batas yang

tegas pada wewenangnya

3 Sarana atau Fasilitas

Fasilitas atau sarana amat penting untuk mengefektifkan suatu atuan

tertentu Ruang lingkup sarana dimaksud terutama secara fisik yang

berfungsi sebagai faktor pendukung Misalnya bila tidak ada kertas dan

karbon yang cukup serta mesin tik yang cukup baik bagaimana petugas

dapat membuat berita acara mengenai suatu kejahatan Bagaimana polisi

dapat bekerja dengan baik apabila tidak dilengkapi dengan kendaraan dan

alat-alat komunikasi yang proporsional Kalau peralatan dimaksud sudah

ada faktor-faktor pemeliharaannya juga memegang peran amat penting

Memang sering terjadi bahwa suatu peraturan sudah difungsikan padahal

fasilitasnya belum lengkap Peraturan yang semula bertujuan untuk

memperlancar proses malahan mengakibatkan terjadi kemacetan Mungkin

ada baiknya ketika hendak menerapkan suatu peraturan secara resmi

ataupun memberikan tugas kepada petugas dipikirkan mengenai fasilitas-

37

fasilitas yang berpatokan kepada (1) apa yang sudah ada dipelihara terus

agar setiap saat berfungsi (2) apa yang belum ada perlu diadakan dengan

memperhitungkan jangka waktu pengadaannya (3) apa yang kurang perlu

dilengkapi (4) apa yang telah rusak diperbaiki atau diganti (5) apa yang

macet dilancarkan (6) apa yang telah mundur ditingkatkan

4 Warga Masyarakat

Salah satu faktor yang mengefektifkan suatu peraturan adalah warga

masyarakat Yang dimaksud disini adalah kesadarannya untuk mematuhi

suatu peraturan perundang-undangan yang kerap disebut derajat kepatuhan

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa derajat kepatuhan masyarakat

terhadap hukum merupakan salah satu indikator berfungsinya hukum yang

bersangkutan

Namun ada asumsi lain yang mengatakan bahwa semakin besar peran

sarana pengendalian sosial selain hukum (agama dan adat istiadat) semakin

kecil peran hukum Hukum hendaknya dipergunakan pada tingkat yang

terakhir bila sarana lainnya tidak mampu lagi untuk mengatasi masalah

Namun ada hal lain yang perlu diungkapkan berkaitan dengan kesadaran

masyarakat terhadap hukum yaitu (1) penyuluhan hukum yang teratur (2)

pemberian teladan yang baik dari petugas di dalam hal kepatuhan terhadap

hukum dan respek terhadap hukum (3) pelembagaan yang terencana dan

terarah

38

C Teori Efektivitas Hukum

Apabila kita melihat efektivitas dalam bidang hukum Achmad Ali

berpendapat bahwa ketika ingin mengetahui sejauh mana efektivitas dari hukum

maka kita pertama-ama harus dapat mengukur sejauh mana aturan hukum itu

ditaati atau tidak ditaati6 Lebih lanjut Achmad Ali pun mengemukakan bahwa

pada umumnya faktor yang banyak mempengaruhi efektivitas suatu perundang-

undangan adalah profesional dan optimal pelaksanaan peran wewenang dan

fungsi dari penegak hukum baik di dalam menjelaskan tugas yang dibebankan

terhadap diri mereka maupun dalam menegakkan perundang-undangan tersebut

Teori efektivitas hukum menurut Soerjono Soekanto adalah bahwa efektif

atau tidaknya suatu hukum ditentukan oleh 5 (lima) faktor yaitu7

1 Faktor hukumnya sendiri (undang-undang)

2 Faktor penegak hukum yakni pihak-pihak yang membentuk maupun

menerapkan hukum

3 Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum

4 Faktor masyarakat yakni lingkungan dimana hukum tersebut erlaku atau

diterapkan

5 Faktor kebudayaan yakni sebagai hasil karya cipta dan rasa yang

didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup

Kelima faktor di atas saling berkaitan dengan eratnya oleh karena

merupakan esensi dari penegakan hukum juga merupakan tolak ukur daripada

6 Achmad Ali Menguak Teori Hukum dan Teori Peradilan Vol1 (Jakarta Kencana

2010) h 375 7 Soerjono Soekanto Faktor-faktor yang Memprngaruhi Penegakan Hukum (Jakarta PT

Raja Grafindo Persada 2008) h 8

39

efektivitas penegakan hukum Pada elemen pertama yang menentukan dapat

berfungsinya hukum tertulis tersebut dengan baik atau tidak adalah tergantung

dari aturam hukum itu sendiri

Menurut Soerjono Soekanto ukuran efektivitas pada elemen pertama

adalah8

1 Peraturan yang ada mengenai bidang-bidang kehidupan tertentu sudah

cukup sistematis

2 Peraturan yang ada mengenai bidang-bidang kehidupan tertentu sudah

cukup sinkron secara hierarki dan horizontal tidak ada pertentangan

3 Secara kualitatif dan kuantitatif peraturan-peraturan yang mengatur bidang-

bidang tertentu sudah mencukupi

4 Penertiban peraturan-peraturan tertentu sudah sesuai dengan persyaratan

yuridis yang ada

Pada elemen kedua yang menentukan efektif atau tidakya kinerja hukum

tertulis adalah aparat penegak hukum Dalam hubungan ini dikehendaki adanya

aparatur yang handal sehingga aparat tersebut dapat melakukan tugasnya dengan

baik

Menurut Soerjono Soekanto bahwa masalah yang berpengaruh terhadap

efektivitas hukum tertulis ditinjau dari segi aparat akan bergantung pada hal

berikut9

8 Soerjono Soekanto Penegakan Hukum (Bandung Bina Cipta 1983) 80 9 Soerjono Soekanto Penegakan Hukum (Bandung Bina Cipta 1983) 82

40

1 Sampai sejauh mana petugas terikat oleh peraturan-peraturan yang ada

2 Sampai batas mana petugas diperkenankan memberikan kebijaksanaan

3 Teladan macam apa yang sebaiknya diberikan oleh petugas kepada

masyarakat

4 Sampai sejauh mana derajat sinkronisasi penugasan-penugasan yang

diberikan kepada petugas sehingga memberikan batas-batas yang tegas pada

wewenangnya

Pada elemen ketiga tersedianya fasilitas yang berwujud sarana dan

prasarana bagi aparat pelaksana di dalam melakukan tugasnya Sarana dan

prasarana yang dimaksud adalah prasarana atau fasilitas yang digunakan sebagai

alat untuk mencapai efektivitas hukum Sehubungan dengan ini Soerjono

Soekanto memprediksi patokan efektivitas elemen-elemen tertentu dari prasarana

dimana prasarana tersebut harus secara jelas memang menjadi bagian yang

memberikan kontribusi untuk kelancaran tugas-tugas aparat di tempat atau lokasi

kerjanya Adapun elemen-elemen tersebut adalah10

1 Prasarana yang telah ada apakah telah terpelihara dengan baik

2 Prasarana yang belum ada perlu diadakan dengan memperhitungkan angka

waktu pengadaannya

3 Prasarana yang kurang perlu segera dilengkapi

4 Prasarana yang rusak perlu segera diperbaiki

5 Prasarana yang macet perlu segea dilancarkan fungsinya

10 Soerjono Soekanto Penegakan Hukum (Bandung Bina Cipta 1983) 82

41

6 Prasarana yang mengalami kemunduran fungsi perlu ditingktkan lagi

fungsinya

Kemudian pada elemen keempat ada beberapa elemen pengukur efektivitas

yang tergantung dari kondisi masyarakat yaitu

1 Faktor penyebab masyarakat tidak mematuhi aturan walaupun peraturan

yang baik

2 Faktor penyebab masyarakat tidak mematuhi peaturan walaupun peraturan

sangat bak dan aparat sudah sangat berwibawa

3 Faktor penyebab masyarakat tidak mematuhi peraturan baik petugas atau

aparat berwibawa serta fasilitas mencukupi

Elemen di atas memberikan pemahaman bahwa disiplin dan kepatuhan

masyarakat tergantung dari motivasi yang secara internal muncul Internalisasi

faktor ini ada pada setiap individu yang menjadi elemen terkecil dari komunitas

sosial Oleh karena itu pendekatan paling tepat dalam hubungan disiplin ini

melalui motivasi yang ditanamkan secara individual

Elemen kelima adalah faktor kebudayaan Faktor kebudayaan yang

sebenarnya bersatu padu dengan faktor masyarakat sengaja dibedakan karena di

dalam pembahasannya diketengahkan masalah sistem nilai-nilai yang menjadi inti

dari kebudayaan spiritual atau material Kebudayaan (sistem) hukum pada

dasarnya mencakup nilai-nilai yang mendasari hukum yang berlaku nilai-nilai

yang merupakan konsepsi-konsepsi abstrak mengenai apa yang dianggap baik

(sehingga ditaati) dan apa yang dianggap buruk (sehingga dihindari)

42

BAB IV

ANALISIS EFEKTIVITAS MEDIASI

A Profil Pengadilan Agama Karawang

Pengadilan Agama Karawang kelas IA beralamat di Jalan Jendral Ahmad

Yani No 53 Karawang menurut Kepala Pengadilan Agama Karawang saat itu

yaitu Drs Saifuddin MH diresmikan pada hari senin tanggal 11 Februari 2008

secara simbolis oleh Ketua Mahkamah Agung Bagir Manan yang bertempat di

kantor Pengadilan Agama Bandung Dimana saat itu Ketua Mahkamah Agung

telah meresmikan 3 gedung Pengadilan Agama yaitu Bandung Cikarang dan

Karawang

Sebelum memiliki gedung resmi pada tahun 2006 sambil menunggu

rampungnya pembangunan gedung baru yang dibuat Pemerintah Kabupaten

Karawang meminjamkan tempat bekas kantor Depnaker Pada tahun 2006 adalah

tahap dilaksanakannya rehabilitasi gedung Pengadilan Agama Karawang diatas

tanah seluas 1698 M2 dengan luas bangunan 380M2 Pada awalnya status tanah

adalah Hak Guna Pakai dari Pemda Kabupaten Karawang dengan No

102SUTH0211PM01411978 tanggal 09 Juni 1978 dan Sertifikat No

0000621997

Pengadilan Agama Karawang dibentuk berdasarkan Staatsblad 1882 Nomor

152 tentang Pembentukan Pengadilan Agama di Jawa dan Madura tanggal 19

Januari 1882 dengan nama Raad AgamaPenghulu Landraad

43

Daerah hukum Pengadilan Agama Karawang adalah meliputi Pemerintahan

Kabupaten Karawang sesuai dengan Pasal 4 ayat (1) UU Nomor 7 Tahun 1989

Pasal 4 ayat (1) disebutkan bahwa ldquoPengadilan Agama berkedudukan di

kotamadya atau ibu kota kabupaten dan daerah hukumnya meliputi wilayah

kotamadya atau kabupatenrdquo Dari sini dapat kita simpulkan bahwa daerah hukum

Pengadilan Agama Karawang adalah wilayah kota atau Kabupaten Karawang

Pengadilan Agama Karawang yang daerah hukumnya meliputi kabupaten

Karawang terdiri dari 30 kecamatan dan 304 kelurahan atau desa dengan

mayoritas penduduk beragama islam Dalam menjalankan tugasnya dan

fungsinya Pengadilan Agama Karawang didukung oleh pegawai berjumlah 40

orang dan secara formal pelaksanaan tugas Pengadilan Agama Karawang harus

dipertanggung jawabkan dengan membuat laporan ke Pengadilan Tinggi Bandung

sebagai bukti nyata

Sebagai tempat pencari keadilan Pengadilan Agama Karawang sesuai

dengan tugas dan kewenangannya yaitu bertugas dan berwenang memeriksa

memutus dan mengadili perkara diantara orang-orang yang beragama islam

dalam bidang perkawinan warisan dan wasiat wakaf zakat infaq hibah

shodaqoh dan ekonomi syarirsquoah serta kewenangan lainnya yang diatur serta

diamanatkan oleh Undang-Undang

Secara geografis wilayah kabupaten Karawang terletak antara koordinat

107ordm02`ndash107ordm40` Bujur Timur 5ordm56`ndash6ordm34` Lintang Selatan termasuk daerah

dataran yang relative rendah Mempunyai variasi ketinggian wilayah antara 0 -

1279 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan wilayah 0 - 2 2 - 15

44

15 - 40 dan diatas 40 Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten

Bekasi dan Kabupaten Bogor di barat Laut Jawa di utara Kabupaten Subang di

timur Kabupaten Purwakarta di tenggara serta Kabupaten Cianjur di selatan ini

memiliki luas wilayah 173753 km2 dengan jumlah penduduk 2125234 jiwa

(sensus 2010) yang berarti berkepadatan 1223 jiwa per km2

Adapun struktur organisasi dari Pengadilan Agama Karawang adalah

sebagai berikut

Tabel 2

WAKIL KETUA

Drs H Mohamad Yamin SHMH

KETUA

Drs H M Yusuf SHMH HAKIM

1Dra Suherni

2Dra Hj Roniati MH

3Dra Hj Ratna Jumila MH

4Dra Hj Dadah Kolidah MH

5Dra Elfina Fitriani

6Drs H Abid MH

PANITERA

Nanang Patoni SHMH

SEKRETARIS

DrsJajang Janglar

KASUBAG KEPEGAWAIAN

Agustina Rahayu SH

KASUBAG UMUM amp KEUANGAN

Heri Santoso

KASUBAG PERENCANAAN TI amp LAP

Usmaniah

WAKIL PANITERA

Drs Mochamad Jalaludin

STAF

Wiyono SH

STAF

Abd Halim

PANMUD GUGATAN

Asnali SAg

PANMUD PERMOHONAN

Siti Sofia Emalia SAg

PANMUD HUKUM

Yuyu Yuliani SAgMH

HAKIM

7Dra Alia Al Hasna MH

8Drs Candra Triwangga

9Dra Hj Siti Sabihah SHMH

10Drs Humaidi Yusuf

11Drs Jajang Suherman SH

12DrH Farid Ismail SHMH

13DrsH Hasan Basri SHMH

45

B Analisis Efektivitas Mediasi

1 Tinjauan Yuridis Perma Nomor 1 Tahun 2008 dan Perma Nomor 1 Tahun

2016

Beberapa kekuasaan dan kewenangan Mahkamah Agung yang tertera

dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 24A ayat (1) adalah1

Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasimenguji peraturan undang-undang di bawah undang-undang terhadap undang-undangdan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang

Salah satu kewenangan lain yang diberikan oleh Undang-undang kepada

Mahkamah Agung adalah mengeluarkan produk yaitu PERMA Setidaknya

ada lima peran yang dimainkan PERMA RI dalam memenuhi kebutuhan

1 Republik Indonesia Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

PANITERA PENGGANTI

1Ahya Syaripudin

2Khalida SAgMH

3Taqludin SAg

4Ahmad Waskito SEi

5H Uwes

6Wahyu SSy

JURUSITA

1Eny Kurniasih SH

2Solikhin SH

JURUSITA PENGGANTI

1Edy Sutisna

2Samsudin

3ASupandi SAg

4Taufiqoh Bina Aryani SE

5Ratusiska Aries Tiani SE

6Ade Solahudin

7Reza M Sajidin SSy

46

penyelenggaraan negara khususnya di bidang peradilan Salah satunya

yakni PERMA RI sebagai pengisi kekosongan hukum2

Berkaitan dengan hal ini adalah hierarki Perundang-Undangan yang

ada di Indonesia Hal ini diatur dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2011 perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun

2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan berbunyi

sebagai berikut3

Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan adalah sebagai berikut

a Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 b Undang-UndangPerturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang c Peraturan Pemerintah d Peraturan Presiden e Peraturan Daerah Provinsi dan f Peraturan Daerah KabupatenKota

PERMA adalah salah satu ketentuan peraturan perundang-undangan

sebagaimana yang tertera dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011

perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Dalam Pasal 8 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 dalam pasal tersebut disebutkan

bahwa4

(1) Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) mencakup peraturan yang ditetapkan oleh

2 Ronald S Lumbuun Perma RI Wujud Kerancuan Antara Praktik Pembagian dan

Pemisahan Kekuasaan (Jakarta RajaGrafindo Persada 2011) h 14 3 Republik Indonesia Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan 4 Republik Indonesia Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan

47

Majelis Permusyawaratan Rakyat Dewan Perwakilan Rakyat Dewan Perwakilan Daerah Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Badan Pemeriksa Keuangan Komisi Yudisial Bank Indonesia Menteri badan lembaga atau komisi yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-Undang atau Pemerintah atas perintah Undang-Undang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Gubernur Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupatenkota Bupatiwalikota Kepala Desa atau yang setingkat

Kemudian dalam ayat selanjutnya yaitu Pasal 8 ayat (2) disebutkan bahwa

(2) Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan

Atas dasar Pasal 8 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun

2011 ini menyatakan bahwa Peraturan Mahkamah Agung (PERMA)

termasuk ke dalam peraturan perundang-undangan dan diakui

keberadaannya

Apabila melihat menimbang (konsideran) dalam Perma Nomor 1

Tahun 2008 huruf c dinyatakan bahwa dasar daripada dibentuknya Perma

Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan berdasarkan

Pasal 130 HIR (Het Herziene Indonesich Reglement Staatsblad 194144)

atau Pasal 154 RBg (Rechtsreglement Buitengewesten Staatsblad 1927

227) atau Pasal 31 Rv (Reglement op de Rechtsvordering Staarsblad 1874

52)5 disebutkan bahwa hakim atau majelis hakim akan mengusahakan

5 Reglement op de Rechtsvordering (Rv) adalah Reglement Acara Perdata Rechtsreglement

Buitengewesten (RBg) adalah Reglement Acara untuk Daerah Luar Jawa da Madura Het Herziene Indonesich Reglement (HIR) adalah Reglement Indonesia yang diperbaharui

48

perdamaian sebelum perkara mereka diputuskan6 Pasal 130 ayat (1) HIR

berbunyi

Jika pada hari yang ditentukan itu kedua belah pihak datang maka pengadilan negeri mencoba dengan perantaraan ketuanya akan memperdamaikan mereka itu

Selanjutnya Pasal 130 ayat (2)

Jika perdamaian yang demikian itu terjadi maka tentang hal itu pada waktu bersidang diperbuat sebuah akte dengan nama kedua belah pihak diwajibkan untuk mencukupi perjanjian yang diperbuat itu maka surat (akte) itu akan berkekuatan dan akan dilakukan sebagai putusan hakim yang biasa

Pasal 130 HIR dan 154 RBg yang memerintahkan usaha perdamaian

oleh hakim dijadikan sebagai modal utama dalam membangun perangkat

hukum mediasi pengadilan yang sudah dirintis sejak Tahun 2002 melalui

SEMS Nomor 1 Tahun 2002 Tentang Pemberdayaan Pengadilan Tingkat

Pertama Menerapkan Lembaga Damai Pasal 130 HIR 154 RBg yang

kemudian pada Tahun 2003 disempurnakan melaui PERMA Nomor 2

Tahun 2003 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan7

Kehadiran PERMA Nomor 1 Tahun 2008 dimaksudkan untuk

memberikan kepastian ketertiban kelancaran dalam proses mendamaikan

para pihak untuk menyelesaikan suatu sengketa Hal ini dapat dilakukan

dengan mengintensifkan dan mengintegrasikan proses mediasi ke dalam

prosedur berperkara di Pengadilan Mediasi mendapat kedudukan penting

6 Syahrizal Abbas Mediasi Dalam Perspektif Hukum Syariah Hukum Adat dan Hukum

Nasional (Jakarta Kencana 2009)h 287 7 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa

Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013) h124

49

dalam PERMA Nomor 1 Tahun 2008 karena proses mediasi merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dalam proses berperkara di Pengadilan8

Setiap orang yang berperkara ke Pengadilan wajib menempuh

mediasi apabila tidak melaksanakannya maka putusannya batal demi

hukum9 PERMA Nomor 1 Tahun 2008 ini mengikat maksudnya adalah

peraturan ini mengikat khusus hanya kepada orang-orang yang berperkara di

Pengadilan tidak mengikat kepada seluruh elemen masyarakat10

Namun akhir-akhir ini pada praktiknya Perma Nomor 1 Tahun 2008

selama ini belum menghasilkan tingkat keberhasilan mediasi yang baik di

Pengadilan Berdasarkan hal tersebut Mahkamah Agung mengeluarkan

Perma Nomor 1 Tahun 2016 untuk mencabut Perma Nomor 1 Tahun 2008

dengan harapan kenaikan tingkat keberhasilan dalam mediasi11 Anggota

Tim Pokja Mediasi MA Diah Sulastri Dewi menambahkan terbitnya Perma

No 1 Tahun 2016 ini bertujuan meningkatkan keberhasilan mediasi di

Pengadilan Umum dan Pengadilan Agama12

Ada beberapa poin pembeda antara Perma Nomor 1 Tahun 2008 dan

Perma Nomor 1 Tahun 2016 Untuk memudahkan memahami

perbedaannya penulis membuat bagan sebagai berikut

8 Dwi Rezki Sri Astarini Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa Berdasarkan Asas Peradilan CepatSederhanaBiaya Ringan (Bandung PT Alumni 2013) h125

9 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

10 Wawancara dengan Dra Ratna Jumilah MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

11 httpswwwabnpcoidnewsharapan-optimalisasi-proses-mediasi-pasca-perma-nomor-1-tahun-2016 diakses pada 15 April 2017 jam 2330

12httpwwwhukumonlinecom berita baca lt56bc191569359 perma- mediasi- 2016- tekankan- pada- iktikad- baik diakses pada 15 April 2017 jam 2335

50

Tabel 3

No

Perma Nomor 1 Tahun 2008

Perma Nomor 1 Tahun 2016

1

Lama Proses mediasi selama 40 hari (Pasal 13 ayat(3) ) dapat

diperpanjang 14 hari

Lama Proses mediasi selama 30 hari (Pasal 3 ayat (6) ) dapat diperpanjang

30 hari 2

bull Pasal 12 ayat (1) hanya mewajibkan para pihak untuk beriktikad baik selama proses mediasi

bull Pasal 12 ayat (2) tidak penjelasan bagaimana bentuk pihak yang tidak beriktikad baikhanya menyatakan pihak yang tidak beriktikad baik dapat mengundurkan diri

bull Wajib menempuh iktikad baik selama mediasi (Pasal 7 ayat (1)

bull Pasal 7 ayat 2 huruf a sampai e penjelasan mengenai bentuk iktikad tidak baik Dalam Perma sebelumnya tidak ada penjelasannya

3

Tidak ada pasal yang mengatur mengenai akibat hukum bagi

pihak yang tidak beriktikad baik

bull Pasal 22 ayat 1 sampai 5 mengenai penjelasan akibat hukum bagi penggugat yang tidak beriktikad baik

bull Pasal 23 ayat 1 sampai 8 penjelasan mengenai akibat hukum bagi tergugat yang tidak beriktikad baik

4

Tidak ada pasal yang mengatur para pihak wajib hadir secara

langsung selama proses mediasi

bull Kewajiban menghadiri langsung pertemuan mediasi dengan atau tanpa kuasa hukum (Pasal 6 ayat 1)

bull Komunikasi audio visual dianggap sebagai kehadiran langsung bagi para pihak (Pasal 6 ayat 2)

bull Ketidakhadiran para pihak secara langsung dibolehkan berdasarkan alasan yang sah (Pasal 6 ayat 3) dan penjelasannya pada (Pasal 6 ayat 4 huruf a sampai d)

51

2 Kualifikasi Mediator

Mediator adalah pihak ketiga yang membantu dan mencarikan solusi

terbaik bagi para pihak dalam menyelesaikan perkaranya Salah satu faktor

pendukung keberhasilan dalam proses mediasi adalah peran seorang

mediator Fungsi daripada mediator adalah menjadi penengahmencari

solusi tentang sengketa yang dihadapi Oleh karena itu kecakapan dan

keterampilan seorang mediator mempunyai peran penting agar proses

mediasi dapat berjalan dengan efektif dan semestinya sesuai dengan

PERMA Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan

Pasal 9 dalam PERMA Nomor 1 Tahun 2008 menjelaskan mengenai

daftar mediator Pasal 9 ayat (1) yaitu

(1) Untuk memudahkan para pihak memilih mediator Ketua Pengadilan menyediakan daftar mediator yang memuat sekurang-kurangnya 5 (lima) nama mediator dan disertai dengan latarbelakang pendidikan atau pengalaman para mediator

Peneliti telah melalukan kunjungan dan observasi ke tempat penelitian yang

dituju yaitu Pengadilan Agama Karawang Peneliti telah melihat bahwa

Ketua Pengadilan Agama Karawang telah menyediakan daftar mediator

disertai dengan latar belakang para mediator namun peneliti tidak

mendapati pengalaman masing-masing mediator yang dimaksud dalam

Pasal 9 ayat (1) PERMA Nomor 1 Tahun 2008 Berikut adalah daftar

mediator yang bersumber dari Yuyu Yuliani SAgMH

52

Tabel 4

DAFTAR MEDIATOR PENGADILAN AGAMA KARAWANG

No Nama Lengkap Jabatan Pendidikan

1 Drs H M Yusuf SHMH Hakim Madya Utama Ketua S2

2 Drs H Mohamad Yamin SHMH Hakim Madya UtamaKetua S2

3 Dra Suherni MH Hakim Madya Utama S2

4 Dra Rosniati MH Hakim Madya Utama S2

5 Drs Hasan Basri SHMH Hakim Madya Muda S2

6 DraRatna Jumilah MH Hakim Madya Muda S2

7 Dra Hj Dadah Holidah MH Hakim Madya Muda S2

8 Dra Elfina Fitriani Hakim Madya Muda S1

9 Drs H Abis MH Hakim Madya Muda S2

10 Dra Alia Al Hasnah MH Hakim Madya Pratama S2

11 Drs Candra Triswangga Hakim Madya Pratama S1

12 Dra Hj Siti Sabihah SHMH Hakim Madya Pratama S2

13 Drs Humaidi Yusuf Hakim Madya Pratama S1

14 Drs Jajang Suherman SH Hakim Madya Pratama S1

15 Dr H Farid Ismail SHMH Hakim Utama Muda S3

Sumber diperoleh dari Yuyu Yuliani SAgMH Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat

Di atas adalah daftar-daftar mediator di Pengadilan Agama Karawang

Dari semua mediator yang terdapat pada daftar mediator peneliti telah

melakukan wawancara kepada 4 (empat) mediator diantaranya

53

DraRosniati MH Drs Hasan Basri SHMH Dra Ratna Jumilah MH

Dra Elfina Fitriani Dari semua mediator yang telah peneliti wawancara

terdapat 1 mediator yang tidak bersertifikat dan belum mengikuti pelatihan

mediator yaitu DraRosniati MH Tiga mediator lainnya telah mengikuti

pelatihan mediator di Mega Mendung Bogor13

Peneliti melihat dalam Pasal selanjutnya yaitu Pasal 9 ayat (2) sampai

(6) tentang kualifikasi mediator sebagai berikut

(2) Ketua pengadilan menempatkan nama-nama hakim yang telah memiliki sertifikat dalam daftar mediator

(3) Jika dalam wilayah pengadilan yang bersangkutan tidak ada mediator yang bersertifikat semua hakim pada pengadilan yang bersangkutan dapat ditempatkan dalam daftar mediator

(4) Mediator bukan hakim yang bersertifikat dapat mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan agar namanya ditempatkan dalam daftar mediator pada pengadilan yang bersangkutan

(5) Setelah memeriksa dan memastikan keabsahan sertifikat Ketua Pengadilan menempatkan nama pemohon dalam daftar mediator

(6) Ketua Pengadilan setiap tahun mengevaluasi dan memperbarui daftar mediator

Pengadilan Agama Karawang tidak memiliki mediator di luar hakim

dikarenakan kurangnya mediator yang memiliki sertifikat terlebih apabila

mediator di luar Hakim harus bersertifikat14 Semua Hakim yang ada di

Pengadilan Agama Karawang merangkap juga sebagai mediator15

Walaupun seorang hakim tidak memiliki sertifikasi mediator sesuai dengan

13 Wawancara dengan Dra Ratna Jumilah MH Drs H Hasan Bashri SHMH Dra

Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang pada tanggal 7 dan 9 November 2016

14 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

15 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

54

PERMA ini pada pasal 9 ayat (3) otomatis dapat menjadi mediator16 Para

Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang menjadi mediator

berdasarkan surat keputusan (SK) dari Ketua Pengadilan Agama

Karawang17

Ketua Pengadilan Agama setiap tahun mengevaluasi daftar mediator

Begitu pula setiap tahun daftar mediator dapat berubah-ubah apabila

adanya mutasi tugas berhalangan tetap ketidakaktifan setelah penugasan

dan pelanggaran atas pedoman perilaku Hal ini sesuai dengan Pasal 9 ayat

(7) dalam PERMA ini

Seluruh hakim Pengadilan Agama yang tidak memiliki sertifikat

dikarenakan belum mengikuti pelatihan mediasi yang diadakan oleh

Mahkamah Agung RI18 Pelatihan mediator yang diadakan oleh Mahkamah

Agung jumlahnya terbatas karena berskala nasional sehingga peserta yang

ikutpun sangat terbatas Seharusnya Mahkamah Agung memberikan

pelatihan mediasi kepada seluruh hakim di Pengadilan agar

a Dapat maksimal ketika melakukan mediasi Ketika Hakim telah

diberikan pelatihan mediasi diharapkan dapat menjalankan fungsi

mediator secara maksimal sesuai dengan ketentuan yang telah diatur

16 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 17 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani dan Dra Rosniati MH Haki m Mediator

Pengadilan Agama Karawang pada tanggal 9 November 2016 18 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

55

b Menambah keterampilan hakim saat melakukan mediasi Walaupun

hakim tanpa sertifikat mediator lalu menjadi mediator hal itu dapat

dibenarkan karena hakim dapat merangkap sebagai mediator Akan

tetapi tetap saja untuk memaksimal fungsi dan peran mediator seorang

hakim harus mengikuti pelatihan mediator yang diadakan oleh

Mahkamah Agung RI ketika kekurangan sumber daya mediator

sehingga kesiapan Hakim maksimal ketika Ketua Pengadilan menunjuk

Hakim sebagai mediator Namun pada dasarnya sulit membiasakan

hakim untuk menjadi mediator karena sifat seorang hakim adalah

memutus akan tetapi mediator hanya bersifat sebagai pihak ketiga yang

menengahi Dikhawatirkan sifat hakim yang terbiasa memutus terbawa

saat proses mediasi yang hanya berperan sebagai penengah bukan

memutus19 Karena itu sebisa mungkin seharusnya hakim tidak boleh

menjadi mediator Sangat tipis sekali hakim tersebut membedakan

antara menjadi hakim dan menjadi mediator terkadang terpengaruh20

c Mediasi berjalan efektif Pada dasarnya banyak faktor yang melatar

belakangi efektifnya mediasi Namun Keterampilan dan kemampuan

dari mediator adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat

keberhasilan mediasi terutama yang sudah bersertifikat21

19 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 20 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 21 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan

Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

56

3 Fasilitas dan Sarana

Fasilitas dan sarana adalah salah satu instrumen yang dibutuhkan

dalam melaksanakan proses mediasi Setiap Pengadilan Tingkat Pertama

diharapkan memiliki fasilitas dan sarana dalam proses mediasi yaitu tempat

atau ruangan khusus mediasi Hal ini untuk menunjang keberhasilan dari

pada mediasi Mediasi dapat diselenggarakan di salah satu ruangan

Pengadilan Tingkat Pertama sesuai dengan pasal 20 ayat (1) PERMA ini

Namun dapat juga diselenggarakan di tempat lain apabila disepakati oleh

para pihak

Pengadilan Agama Karawang memiliki fasilitas dan sarana untuk

melakukan proses mediasi yaitu ruangan khusus untuk mediasi Dengan

ruangan berukuran 4 m x 6 m dilengkap dengan beberapa tempat duduk dan

satu meja persegi disertai dengan alat pendingin ruangan atau air

conditioner (AC) Jadi di ruangan tersebut hanya bisa diselenggarakan satu

proses mediasi

Ruangan mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah cukup

memadai namun belum termasuk yang ideal22 Idealnya ruangan mediasi

adalah

a Ruangan yang luas Hal ini agar para pihak nyaman saat proses mediasi

berjalan Ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang masih sempit

artinya ruangan tersebut belum dikategorikan ideal

22 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

57

b Ruangan yang tertata dengan rapi yang dilengkapi dengan kursi-kursi

serta meja bundar agar para pihak dapat saling berhadapan saat proses

mediasi berlangsung23

c Ruangan yang memiliki air conditioner (AC) Ketika ruangan sejuk dan

dingin dapat mencairkan suasana Para pihak yang sebelumnya dalam

keadaan merasa tidak baik ketika masuk ke dalam ruangan tersebut

bisa menjadi merasa sedikit lebih baik yang dapat mempengaruhi

suasana hati dan pikiran para pihak24

d Adanya bingkai pajangan keluarga harmonis Hal ini juga dapat

mempengaruhi suasana hati dan pikiran para pihak25 Namun di

Pengadilan Agama Karawang belum terdapat hal ini Hanya ada

bingkai pajangan dengan simbol saling berjabat tangan Itu hanya

melambangkan simbol perdamaian secara umum26

Untuk kemudahan para pihak dalam menjalani proses mediasi sebelum

memasuki ruang mediasi terpampang jadwal mediator Dalam daftar tersebut

terdapat nama-nama mediator namun tidak disertai dengan keterangan latar

belakang pendidikan masing-masing mediator Setiap harinya terdapat 3 mediator

yang disediakan Semuanya berasal dari hakim yang merangkap sebagai mediator

23 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 24 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 25 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 26 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

58

Hal ini dikarenakan Pengadilan Agama Karawang tidak memiliki mediator di luar

hakim Berikut jadwal hakim mediator Pengadilan Agama Karawang

Tabel 5

NO

HARI

MEDIATOR

KETERANGAN

1 2 3 4

1

SENIN

1DRA ALIA AL HASNA MH

2DRS HUMAIDI YUSUF

3DRS CANDRA TRISWANGGA

2

SELASA

1DRSHMYUSUF SH MH

2DRAHJSITI SABIHAH SH MH

3DRAHJERAWATI SH MH

3

RABU

1DRSHMOHAMAD YAMIN SHMH

2DRARATNA JUMILAH MH

3DRSHABDILLAH SH MH

1DRAHJROSNIATI MH

59

4 KAMIS 2DRAELFINA FITRIANI

3DRAHJDADAH HOLIDAH MH

5

JUMrsquoAT

1DRSHASAN BASRI SH MH

2DRSHABID MH

3DRSJAJANG SUHERMAN SH

Sumber diperoleh dari Yuyu Yuliani SAgMH Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat

4 Kepatuhan Masyarakat

Berkaitan dengan kepatuhan masyarakat peneliti memberikan

beberapa catatan atas sikap para pihak selama melakukan proses mediasi

yang mempengaruhi kepatuhan para pihak dalam menjalani proses mediasi

yaitu sebagai berikut

a Rata-rata orang-orang yang datang berperkara ke Pengadilan Agama

khusus dalam perkara perceraian ini sangat sulit untuk disatukan

kembali terlebih apabila salah satu pihak ada yang melakukan

perselingkuhan27

b Sikap egois para pihak sehingga menyulitkan mediator untuk

mendamaikan dan mendalami permasalah yang dihadapi para pihak

27 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

60

c Sikap para pihak yang terkadang tidak mengikuti peraturan mediasi

yang telah disepakati28 Hal ini mengakibatkan tidak efektifnya proses

mediasi

d Biasanya jauh sebelum para pihak mendaftarkan perkara dan mengikuti

persidangan sering kali mereka sudah bersepakat untuk memutus

ikatan pernikahan29 Akhirnya mediator pun sulit untuk mendamaikan

kembali bahkan gagal

e Sikap para pihak yang kooperatif Namun hal ini mereka lakukan agar

proses mediasi cepat selesai dan berlanjut kepada tahap persidangan30

Mereka melakukan hal ini hanya sebagai formalitas

5 Kebudayaan

Berkaitan dengan kebudayaan dalam skripsi ini adalah mengenai

budaya masyarakat muslim yang berperkara di Pengadilan Agama Hal ini

sesuai dengan Pasal 1 butir (1) Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009

Tentang Peradilan Agama Pasal tersebut berbunyi

1 Peradilan Agama adalah peradilan nagi orang-orang yang beragama

islam

Menurut pasal ini Pengadilan Agama adalah wadah bagi orang-orang yang

ingin berperkara khusus untuk orang-orang atau masyarakat yang beragam

islam

28 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 29 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 30 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

61

Penulis melihat ada kecenderungan kenaikan angka perceraian dalam

empat tahun terakhir Berikut adalah angka perceraian selama 4 tahun

terakhir

Tabel 6

DIAGRAM PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA 4

TAHUN TERAKHIR31

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa angka perceraian dari tahun ke

tahun terus mengalami peningkatan baik pada perkara cerai talak maupun

cerai gugat Namun diantara kedua jenis perkara tersebut angka cerai gugat

jauh mendominasi dibandingkan dengan cerai talak Pada tahun 2012 pada

perkara cerai talak terdapat 89683 perkara yang diputus sedangkan pada

cerai gugat terdapat 206102 perkara Pada tahun 2013 terdapat 94715

perkara cerai gugat dan 221460 pada perkara cerai gugat Selanjutnya pada

tahun 2014 pada cerai talak terdapat 99536 perkara dan 243334 pada

perkara cerai gugat Kemudian pada tahun 2015 terdapat 98602 perkara

31 httpbadilagmahkamahagunggoidrekap-perkara-diterima-dan-diputus

050000

100000

150000

200000

250000

300000

2012 2013 2014 2015

89683 94715 99536 98602

206102 221460 243334 252885

cerai talak

cerai gugat

62

cerai talak dan 252885 pada perkara cerai gugat Dari setiap tahunnya

jumlah perkara cerai gugat lebih dari 2 kali lipat jumlah perkara cerai talak

Perbedaan jumlah angka ini sangat signifikan dan menunjukkan bahwa

betapa tingginya angka perceraian di Indonesia terutama dalam perkara

cerai gugat Bisa disimpulkan bahwa angka perceraian dari tahun ke tahun

terus mengalami peningkatan

C Tingkat Keberhasilan Mediasi

Pada pembahasan ini peneliti membatasi penelitian hanya pada tahun 2015

Data yang diambil bersumber dari laporan bulanan yang kemudian dirangkum

menjadi laporan tahunan Pengadilan Agama Karawang Di dalam laporan

tersebut dapat diketahui berapa jumlah perkara yang dimediasi setiap bulannya

dan berapa jumlah perkara yang berhasil dan gagal untuk dimediasi Berikut

adalah laporan pembukuan mediasi di Pengadilan Agama Karawang tahun 2015

Tabel 7

LAPORAN TAHUNAN MEDIASI PENGADILAN AGAMA

KARAWANG TAHUN 2015

NO

BULAN

JUMLAH PERKARA

KETERANGAN

BERHASIL TIDAK BERHASIL

1 Januari 28 0 28

2 Februari 18 0 18

3 Maret 20 1 19

4 April 25 0 25

5 Mei 21 0 21

63

6 Juni 18 0 18

7 Juli 18 0 18

8 Agustus 23 1 22

9 September 27 2 25

10 Oktober 35 1 34

11 November 31 0 31

12 Desember 25 0 25

TOTAL 289 5 284

Untuk mengetahui prosentase keberhasilan mediasi dalam satu tahun pada

tabel di atas dapat digunakan rumus sebagai berikut 32

119869119906119898119897119886ℎ 119901119890119903119896119886119903119886 119910119886119899119892 119889119894119888119886119887119906119905119869119906119898119897119886ℎ 119901119890119903119896119886119903119886 119910119886119899119892 119889119894119901119906119905119906119904

X 100

Berdasarkan rumus di atas dapat ditentukan prosentasi keberhasilan mediasi

perceraian di Pengadilan Agama Karawang Tahun 2015 sebagai berikut

5284

X 100 = 176

Maka dapat diketahui prosentase tingkat keberhasilan perkara yang berhasil

dimediasi adalah sebesar 176 Hal ini membuktikan bahwa tingkat

keberhasilan mediasi di Pengadilan Agama Karawang pada tahun 2015 sangatlah

jauh dari apa yang diharapkan Dengan hasil tersebut membuktikan bahwa

32 http wwwbadilagnet data ARTIKEL Mencari 20 tolak 20 ukur 20 hasil

20 Mediasipdf

64

mediasi di Pengadilan Agama Karawang pada tahun 2015 belum efektif Ini

sangat berbanding terbalik dengan prosentase kegagalannya sebesar 9824

D Faktor Pendukung dan Penghambat Keberhasilan Mediasi

Tentunya dalam berjalannya proses mediasi ada faktor pendukung dan

penghambat keberhasilan mediasi Berikut adalah beberapa faktor-faktor

keberhasilan mediasi

a Para Pihak Bersifat Kooperatif

Artinya adalah mereka para pihak dapat mematuhi peraturan dalam

proses mediasi yang telah disepakati sebelumnya33 Hal ini harus dilakukan

karena kebanyakan para pihak yang berperkara ketika suasana hatinya tidak

baik tidak dapat mengontrol emosi sehingga peraturan yang telah disepakati

sebelumnya tidak dipatuhi dan proses mediasi tidak berjalan efektif

b Kecakapan dan Penampilan

Cara penyampaian dan gaya bahasa mediator yang mudah dipahami

sangat mendukung keberhasilan mediasi terutama mediator yang

bersertifikat34 Ketika seorang mediator telah bersertifikat setidaknya dia

telah mengkuti serta mempelajari bagaimana cara berkomunikasi cara

menggali infomasi dan berhadapan dengan para pihak yang berbeda-beda

karakter

33 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 34 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan

Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

65

Begitu juga penampilan mediator yang berwibawa dan meyakinkan

dapat menjadi faktor keberhasilan mediasi karena dapat meyakinkan dan

menimbulkan kepercayaan terhadap para pihak35

c Latar Belakang Pendidikan dan Lingkungan dimana para pihak tinggal

Latar belakang pendidikan mempunyai pengaruh terhadap pola pikir

para pihak ketika menghadapi suatu permasalahan dalam hal ini khususnya

adalah perkara perceraian serta lingkungan dimana para pihak tinggal juga

dapat mempengaruhi pola pikir para pihak Ketika latar belakang

pendidikan dan lingkungan baik maka pola pikir para pihak juga akan baik

dan positif ketika menghadapi suatu perkara36

d Mengingat Anak

Faktor mengingat anak dapat mendukung keberhasilan mediasi karena

para pihak akan berfikir ulang ketika mereka berceraian bagaimana nasib

anak-anak mereka apabila bercerai37 Hal ini bagi mereka yang sudah

memiliki anak dari hasil perkawinan yang mereka laksanakan

e Kondisi Ruang atau Tempat Mediasi

Ketika kondisi tempat atau ruang nyaman hal ini juga dapat

mempengaruhi keberhasilan mediasi karena dapat merubah mindset para

pihak dalam berfikir Contoh ketika berada di ruangan ruangan tersebut

35 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 36 Kedua faktor tersebut hasil wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator

Pengadilan Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 37 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

66

ditata dengan rapih dan menggunakan pendingin ruangan atau AC (Air

Conditioner) yang dapat membuat para pihak nyaman38

f Iktikad Baik Para Pihak

Sehebat dan sekeras apapun usaha seorang mediator untuk

mendamaikan tidak akan berhasil apabila tidak didukung iktikad baik para

pihak terutama dari pihak penggugat agar mau menerima kembali pihak

tergugat untuk hidup bersama39

Berikut adalah beberapa faktor penghambat terhadap keberhasilan mediasi

a Keinginan Kuat Para Pihak Untuk Bercerai

Hal ini terjadi biasanya ketika salah satu atau kedua belah pihak

tidak mau bermusyawarah Misalnya salah satu pihak menuruti pihak

lawan yang ingin bercerai itu sudah dipastikan akan gagal untuk

dimediasi40

b Konflik Yang Sudah Meruncing

Konflik yang sudah meruncing dan berlarut-larut diantara para

pihak akan menghambat keberhasilan mediasi Apabila salah satu pihak

ada yang berkeinginan untuk berdamai masih ada kesempatan untuk

dimediasi Akan tetapi apabila keduanya sudah tidak ingin untuk

berdamai maka akan sangat sulit dimediasi41

38 Wawancara dengan Drs H Hasan Bashri SHMH Hakim Mediator Pengadilan

Agama Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 39 Wawancara dengan Dra Elfina Fitriani Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016 40 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016 41 Wawancara dengan Dra Rosniati MH Hakim Mediator Pengadilan Agama Karawang

Jawa Barat pada tanggal 9 November 2016

67

c Psikologis atau kejiwaan para pihak

Kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya

sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang

mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan

perceraian ini42

42 Wawancara dengan Dra Ratna Jumila MH Hakim Mediator Pengadilan Agama

Karawang Jawa Barat pada tanggal 7 November 2016

68

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan terdapat beberapa

kesimpulan yang dapat dikemukakan

1 Efektivitas mediasi yang dilaksanakan di Pengadilan Agama Karawang belum

efektif karena tingkat keberhasilannya masih sangat rendah

2 Faktor-faktor pendukung keberhasilan mediasi adalah

a Para Pihak Bersifat Kooperatif Artinya adalah mereka para pihak dapat

mematuhi peraturan dalam proses mediasi yang telah disepakati

sebelumnya Hal ini harus dilakukan karena kebanyakan para pihak yang

berperkara ketika suasana hatinya tidak baik tidak dapat mengontrol emosi

sehingga peraturan yang telah disepakati sebelumnya tidak dipatuhi dan

proses mediasi tidak berjalan efektif

b Kecakapan dan Penampilan Cara penyampaian dan gaya bahasa mediator

yang mudah dipahami sangat mendukung keberhasilan mediasi terutama

mediator yang bersertifikat Ketika seorang mediator telah bersertifikat

setidaknya dia telah mengkuti serta mempelajari bagaimana cara

berkomunikasi cara menggali infomasi dan berhadapan dengan para pihak

yang berbeda-beda karakter Begitu juga penampilan mediator yang

berwibawa dan meyakinkan dapat menjadi faktor keberhasilan mediasi

69

karena dapat meyakinkan dan menimbulkan kepercayaan terhadap para

pihak

c Latar Belakang Pendidikan dan Lingkungan dimana para pihak tinggal

Latar belakang pendidikan mempunyai pengaruh terhadap pola pikir para

pihak ketika menghadapi suatu permasalahan dalam hal ini khususnya

adalah perkara perceraian serta lingkungan dimana para pihak tinggal juga

dapat mempengaruhi pola pikir para pihak Ketika latar belakang

pendidikan dan lingkungan baik maka pola pikir para pihak juga akan

baik dan positif ketika menghadapi suatu perkara

d Mengingat Anak Faktor mengingat anak dapat mendukung keberhasilan

mediasi karena para pihak akan berfikir ulang ketika mereka berceraian

bagaimana nasib anak-anak mereka apabila bercerai

e Kondisi Ruang atau Tempat Mediasi Ketika kondisi tempat atau ruang

nyaman hal ini juga dapat mempengaruhi keberhasilan mediasi karena

dapat merubah mindset para pihak dalam berfikir Contoh ketika berada di

ruangan ruangan tersebut ditata dengan rapih dan menggunakan pendingin

ruangan atau AC (Air Conditioner) yang dapat membuat para pihak

nyaman

f Iktikad Baik Para Pihak Sehebat dan sekeras apapun usaha seorang

mediator untuk mendamaikan tidak akan berhasil apabila tidak didukung

iktikad baik para pihak terutama dari pihak penggugat agar mau menerima

kembali pihak tergugat untuk hidup bersama

70

3 Faktor-faktor penghambat mediasi adalah

a Keinginan Kuat Para Pihak Untuk Bercerai Hal ini terjadi biasanya ketika

salah satu atau kedua belah pihak tidak mau bermusyawarah Misalnya

salah satu pihak menuruti pihak lawan yang ingin bercerai itu sudah

dipastikan akan gagal untuk dimediasi

b Konflik Yang Sudah Meruncing Konflik yang sudah meruncing dan

berlarut-larut diantara para pihak akan menghambat keberhasilan mediasi

Apabila salah satu pihak ada yang berkeinginan untuk berdamai masih

ada kesempatan untuk dimediasi Akan tetapi apabila keduanya sudah

tidak ingin untuk berdamai maka akan sangat sulit dimediasi

c Psikologis atau kejiwaan para pihak Kekecewaan yang berat salah satu

pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa

terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri

ikatan dengan jalan perceraian ini

B Saran

Pada bagian akhir skripsi ini penulis ingin memberikan saran-saran kepada

beberapa pihak atau instansi yang terkait yaitu sebagai berikut

1 Kepada Pemerintah dalam hal ini Kementrian Agama yang membawahi

Kantor Urusan Agama atau biasa disebut KUA mewajibkan kepada calon

pasangan suami isteri yang akan menikah untuk mengikuti bimbingan dan

pembinaan tentang pernikahan untuk menciptakan rumah tangga sakinah

mawaddah wa rahmah sesuai dengan tujuan pernikahan Karena sampai

saat ini hal tersebut hanya bersifat anjuran Hal ini dilakukan agar pasangan

71

yang akan menikah memiliki bekal dan pengetahuan yang cukup serta

membentuk mental yang baik bagi para calon pasangan suami isteri Ini

adalah modal utama agar para pasangan suami isteri terhindar dari perkara

perceraian

2 Kepada Mahkamah Agung ada dua saran yang ingin penulis berikan yaitu

sebagai berikut

a Mahkamah Agung agar mengadakan pelatihan lebih intensif kepada

hakim mediator khususnya bagi hakim yang belum bersertifikasi

sehingga seluruh hakim telah mengikuti dan memiliki sertifikat

tersebut karena kecakapan mediator adalah salah satu faktor

pendukung keberhasilan dalam mediasi

b Agar Mahkamah Agung mengeluarkan PERMA yang menjelaskan

tentang kriteria keberhasilan hakim dan insentif bagi hakim yang

berhasil menjalankan fungsinya sebagai mediator karena hal itu adalah

upaya luar biasa sehingga layak dan patut untuk diberikan insentif

Juga untuk memotivasi para hakim agar lebih bersungguh-sungguh

dalam menjalankan fungsinya sebagai mediator yang berdampak

dapat meningkatkan keberhasilan dalam proses mediasi Pada

kenyataanya sampai saat ini Mahkamah Agung belum menjelaskan

regulasi tersebut di dalam PERMA

3 Kepada para hakim yang ditetapkan menjadi mediator agar dengan

sungguh-sungguh menjalankan fungsinya sebagai mediator tidak hanya

sekedar formalitas belaka karena diamanatkan oleh PERMA

72

DAFTAR PUSTAKA

Abbas Syahrizal Mediasi dalam Perspektif Hukum Syariah Hukum Adat dan

Hukum Nasional Jakarta Kencana 2009

Astarini Dwi Rezki SriMediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian

Sengketa Berdasarkan Asas Peradilan Cepat Sederhana Biaya Ringan

BandungPT Alumni 2013

Abdurrasyid Priyatna Arbitase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Suatu

Pengantar Jakarta Fikahati Anesta 2002

Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Al-Sheikh Lubaabut Tafsiir

Min Ibni Katsir terj M Abdul Ghoffar Juz 5 Bogor Pustaka Imam Asy-Syafirsquoi

2003

Amriani Nurnaningsih Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di

Pengadilan Jakarta PT RajaGrafindo Persada 2011

Al-Husain Ahmad Fathul Qariib Al-Mujiib Mesir Thaha Putra Semarang 1934

Ali Zainuddin Sosiologi Hukum Jakarta Sinar Grafika 2012

Ali Achmad Menguak Teori Hukum dan Teori Peradilan Vol 1 Jakarta

Kencana 2010

Amir M Abdul Kamus Istilah Islam Jakarta Pustaka Firdaus 1994

Dawson Roger Seni Negosiasi (Secret of Power Negotiating) Jakarta Gramedia

Pustaka 2010

Emirzon Joni Alternatif Penyelesaian Sengketa diluar Pengadilan (Negosiasi

Mediasi Konsiliasi dan Arbitrase) Jakarta Gramedia Pustaka Utama

2000

73

Hidayatulloh Efektivitas Mediasi Dalam Perkara Perceraian di Pengadilan

Agama Depok Skripsi Fakultas Syarirsquoah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2011

Kriekhoff Valerine Mediasi Sebagai Bentuk Penyelesaian Sengketa keluarga

Pustaka Dunia 2012

Lumbuun Ronald S Perma RI Wujud Kerancuan Antara Praktik Pembagian dan

Pemisahan Kekuasaan Jakarta Raja Grafindo Persada 2011

Manan Bagir Mediasi Sebagai Alternatif Menyelesaikan Sengketa Varia

Peradilan No 24 8 Juli 2008

Rahmadi Takdir Mediasi Penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan Mufakat

Jakarta Raja Grafindo Persada 2010

Rahman Ghazaly Abdur Fiqh Munakahat Jakarta Kencana Prenada Media

Group 2006

Sabiq Sayyid Fiqh Al-sunnah Kairo Al-Fath Lil Irsquolam Al-lsquoArobi 1972

JMoleong Lexy Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2009

Sari M Efektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara Perceraian di

Pengadilan Agama Maros Skripsi Fakultas Hukum Universitas

Hasanuddin Makassar 2014

Shihab M Quraish Tafsir Al-Mishbah Jakarta Lentera Hati 2007

Soekanto Soerjono Pokok-Pokok Sosiologi Hukum Cet V Jakarta Raja Grafindo

Persada 2014

Sutadi Mariana Pendayagunaan Perdamaian Menurut Pasal 130 HIR154 RBg

dan Potensinya dalam Mewujudkan Keadilan yang Cepat Sederhana dan

Biaya Ringan Jakarta Pusat Pengkajian Hukum dan Mahkamah Agung RI

2005

74

Soekanto Soerjono Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum Jakarta

PTRaja Grafindo Persada 2008

Syarifuddin Amir Ushul Fiqh Jilid II cet6 Jakarta Kencana 2011

Soekanto Soerjono Penegakan Hukum Bandung Bina Cipta 1983

Tim Penyusun Pusat Bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta Balai

Pustaka 1990

Usman Rachmadi Mediasi di Pengadilan Dalam Teori Dan Praktik Jakarta

Sinar Grafika 2012

Widyana I Made Alternatif Penyelesaian Sengketa (ADR) Jakarta Fikahati

Anesta 2009

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Perauran Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur

Mediasi di Pengadilan

Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Prosedur

Mediasi di Pengadilan

Inpres Nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam

Rechtsreglement Buitengewesten (RBg)

Het Herziene Indonesich Reglement (HIR)

Jurnal

75

Nurhasanah dan Rozalinda (2014) ldquoPersepsi Perempuan Terhadap Perceraianrdquo

Kafarsquoah Jurnal Ilmiah kajian Gender Vol 4 (No2) hal 2

Fachrina dan Rinaldi Eka Putra (2013) ldquoUpaya Pencegahan Perceraian Berbasis

Keluarga Luas dan Institusi lokal dalam Masyarakat Minangkabau di

Sumatera Baratrdquo Antropologi Indonesia Vol 34 (No2) hal 5

Internet

Angka Perceraian di Indonesia Tertinggi Dibanding Negara Islam lain 2007

http wwweramuslimcom berita nasional angka- perceraian- di- indonesia-

tertinggi- dibanding- negara- islam- lainhtm diakses pada 9 Juni 2016 jam

1612 WIB

Takariawan Cahyadi Di Indonesia 40 Perceraian Setiap Jam 2015 http

wwwkompasianacom pakcah di- indonesia- 40- perceraian- setiap-

jam_54f357c07455137a2b6c7115 diakses 9 Juni 2016 jam 2348

Cerai Paling Banyak di Jawa Barat http wwwantaranewscom berita 270213

cerai- paling- banyak- di- jawa-barat diakses pada 9 Juni 2016 jam 2259

Budiman Asep 2016 Kasus Cerai Indramayu tertinggi di Indonesia http

wwwpikiran-rakyatcom jawa-barat 2016 03 15 364250 kasus- cerai-

indramayu -tertinggi- di- indonesia diakses 9 Juni 2016 jam 2330

Harahap Syahrizal Hadi http wwwmedanbisnisdailycom news read 2015

1230207187kursus-perkawinan-dan-upaya-mencegah-perceraian diakses

11 Juni 2016 jam 0600

httpwwwpa-karawanggoid diakses pada tanggal 12 Juni 2016jam 2109

Ray Pratama Siadari Teori Efektivitas diakses dari http raypratamablogspotsg

201411teori-efektifitashtml diakses pada tanggal 13 Oktober 2016 pukul 0033

httpbadilagmahkamahagunggoidrekap-perkara-diterima-dan-diputus

httpwwwbadilagnetdataARTIKELMencari20tolak20ukur20hasil20

Mediasipdf

Lampiran 1

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Drs H Hasan Bashri SHMH

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Sejak februari 2016

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H Ketua pengadilan agama karawang

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Ya2009 di Mega Mendung Bogor

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Perma ini mengikat hanya bagi orang2 yg berperkarasetiap yg berperkara berdasarkan revisi Perma No1 Tahun 2016 ini Setiap berperkara khusus utk perceraian wajib menempuh mediasi terlebih dahulukalo tdk putusannya batal demi hukum

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Ya sudah Jadi setiap kita warga PA ada perwakilan untuk mengahadiri sosialisasi iniYa cukup berpengaruhada perbedaan dari pada Perma sebelumnya Ada progresnya walaupun tidak signifikan

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Saya belum tau apakah ada upaya peningkatan menjadi UUmungkin nanti akan ada perubahan menuju kesana sebab ini suatu kewajiban juga

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Yaa baguscukup efektif

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Para pihak antusiasrata2 para pihak ingin dimediasiresponnya baik Tingkat keberhasilannya lumayan Terutama pihak tergugat yg merasa keberatan dgn tuntutan

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Mendamaikan kedua belah pihak yg berperkara utk menuju ke arah perdamaian supaya mereka damai Fungsinya mediator

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi

H Di dalam memang selalu diupayakan penasehatan perdamaiankarena di ruang sidang itu waktunya terbatas dan singkat Kita juga dibatasi dgn perkara yg cukup banyak

11 Mengapa mediasi hraus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Sebab ada hal yg terkadang secret apabila menyangkut perceraianmakanya sidangnya tertutup Ini masalah sangat privasi dan khalayak umum tdk boleh taukarena aib juga Sesuai dgn perma diberikan waktu kurang lbh 40 hari kerja Kami melakukan mediasi tidak hanya 1 atau 2 kali bahkan bisa 4 sampai 5 kali apabila kita melihat masih ada celah utk didamaikan Bahkan harinya bisa ditambah tentunya atas seizin ketua mejalis hakim

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Ketika hal ini terjadibiasanya kita melakukan kaukus Biasanya mereka lbh terbukakarena kalo kita hadirkan mereka berduka biasanya cenderung agak tertutup juga Ini adalah jalan terbaik utk mengetahui apa sih yg sebenarnya terjadi

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya H Pengaruhnya cukup besar jugasebab ketika kaukus mereka lebih terbuka dlm persoalan yg sebenarnya terjadi Kadang2 didepan pihak agak malu dll apalgi kalo para pihak nya tempramental Tp begitu lewat kaukus mereka lebih terbuka kadang2 Sering terjadi hal seperti ini Hal ini sangat penting karena utk menggali persoalan yg sebenarnya terjadi

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H Pertama Kemampuan mediator juga berpengaruh terutama mereka yg sudah bersertifikasi Kedua kesungguhan dari mediator Respon dan keinginan kedua belah pihak juga sangat penting Termasuk juga suasana ruangan mediasi mempunyai pengaruh penting terhadap keberhasil Didesain dgn rapiber ACjadi ketika masuk itu orang2 merasa enak dan nyamandapat merubah mindset mereka juga Kalo ruangannya panasga mumpuni Maka demikian kita berharap Pemerintah menyediakan tmpt khusus utk mediasi yg representatif Faktor kegagalan yaa sebaliknyahehe

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan Biasanya seperti itu sepengatahuan saya selama menjadi mediator

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Yaa sangat penting Harus juga dia memiliki bekal itu sebab itu terkait sekali dgn masalah keluarga Ttg pskologi harus dikuasai oleh hakimbaik dia sebagai hakim

maupun sebagai mediatortapi itu hanya bersifat anjuransebab dlm persyaratan blm ada ketentuan sprti itu Namun secara mafhumnya kita harus mengetahui lah

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Pertama adalah tempat pastinya Utk tempat alhamdulillah bisa kita katakan cukup memadai

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Dulu begitu maunya MA tapi sampai hari ini blm jelas juga reward nya apabelum ada aturan mengenai hal iniitu baru wacana aja Harusnya adasebab itu adalah upaya luar biasa Seperti di negara jepang aja itu reward nya luar biasa Mungkin kalo ada dapat memotivasi hakim juga untuk memediasi dgn lbh baik

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Yaa sudah lumaya ideal lah kalo sgtu

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa H Khusus utk di PA karawang tidak menyediakantp di PA yg lain saya tahu menyediakanuntuk masalah knpa nya saya kurang tau juga yaa Yang jelas ketika Pengadilan saya yg sebelumnya di Cibinong ada

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Rata2 responnya baik dan mau dimediasi tapi 1 atau 2 ada kadang yg menolak Memang harus maukalo tdk batal demi hukum

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Terlepas dari dia tau atau tidak yaayg jelas setiap kali kita perintahkan mereka siap Apalagi bagi mereka yg sudah membawa kuasa hukum atau pengacara karena sebelumnya telah dituntun oleh pengacaranya

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Biasanya dari pihak penggugat yg tdk mau melanjutkanyg kedua kadang2 pihak tergugat juga tdk mauketika kedua belah pihak tdk maubanyak disini yg seperti itu Tapi apabila pihak penggugat atau salah pihak msh mauitu msh ada kemungkinan utk bermediasi Kalo dua2nya sudah tdk mauini yg sangat sulit Rata2 faktor ekonomiselingkuh juga adakekerasan juga adatdk tanggung jawab juga adamacam2 lahyg jelas faktor ekonomi menempati urutan teratasterkait masalah nafkah

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang

H Kita mengadakan kunjungan dan kerjasamaserta studi perbandingan dgn negara2 tersebut(Jepang) Kalo mereka berhasilkenapa tidak kita mengadopsi sistem yg sama Memang tingkat keberhasilanya cukup tinggi Saya termasuk yg terbaik jadi mediator Dari segi aturannyapelaksanaannyasistemnya juga kita ikut Kalo di luar negeri berbedasebelum menuju ranah persidanganmereka sebelum itu sudah ada upaya perdamaian Jadi kalo mereka sudah berhasil ga perlu lagi naik ke tahap persidangan Berbeda dgn kitakalo kita di dalamartinya setelah daftar ke persidangan baru dapat dilakukan mediasi Mereka juga ada lembaga swasta yg dibiayai oleh negara tanpa dipingut biaya Utk hal biaya mediasi kita juga sama gratisCuma kita dalam persidangan setelah daftar Faktor kultur sangat berpengaruhutk di indonesia apalagi dgn kemajemukan sukunyakhusus utk karawang saja skrng bukan hanya orang sunda saja tapi sudah dari mana2 Sosialisasi mediasi ini kita suka lakukan namun hanya dalam ranah kelembagaan sajatdk khusus kepada masyarakat

H = Hakim atau Hakim Mediator

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Dra Rosniati MH

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Ya saya sebagai hakim mediatordisini sejak 31 agustus 2013

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H Ketua PA Karawang melalui SK

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Belum memilikinamun kita sebagai hakim dibenarkan untuk merangkap juga sebagai hakim mediator kecuali kalo mediator diluar hakimitu wajib memiliki sertifikat mediator

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Tidakini hanya mengikat kepada orang2 yg berperkara dipengadilan saja Kalo ga dimediasi putusannya batal demi hukum Kalo kedua belah pihak hadir dapat dimediasi tp kalo salah satu tdk hadir tdk dapat dimediasi

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Dari pihak MA sudah melakukan sosialisasi dgn cara perwakilan dari PA karawang ini di undang ke MA Kyk nya ga ada perubahan yg berarti yaa karena biasanya orng yg berperkara kesini ga ada suami nyayg verstek(ga bisa dimediasi)yg hadir dua2nya hanya sedikit Tp dsni juga banyakcontoh penggugat mengajukan gugatan terus suaminya dtng atau suami yg mengajukan lalu termohonnya datang mediasi perdamaiannya itu jarang yg berhasil namun akibat cerainya bnyk yg berhasil seperti nafkah lsquoiddahmutrsquoah nya itu bnyk yg berhasil

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Belum adamungkin tergatung orang-orang yg ada di Mahkamah Agung yaauntuk menerbitkan Undang-Undang itu banyak persyaratannya

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Cukup efektifCuma khusus dlm perkara perceraian efektifnya dalam hal akibat cerainyabukan pada perdamaian dalam perceraiannya Karena orang yang datang berperkara perceraian itu adalah dalam hal perasaanuntuk mendamaikannya itu kan sulit apabila sudah menyangkut perasaan

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Kalo dalam perkara perceraianbanyaknya penyelesaian perkara dengan jalan damai atau mediasi yang berujung pencabutan perkara Dalam penyelesain perkara pun lebih cepat ya

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Mediator itu adalah orang yang ditunjuk ketua majelis hakim dgn sebuah penetapan untuk membantu para pihak menyelesaikan perkara mereka dengan jalan damai Lalu fungsinya menjadi penengahmencari solusi tentang sengketa yg mereka hadapi

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi H Ini sebetulnya mediasi ini adalah non-litigasi tp sudah terintegrasi ke dalam litigasi dan itu membantu Memang dalam setiap awal persidangan sudah memberikan nasihat tapi kan untuk lebih fokus dan optimal waktunya harus dipisahkan secara tersendiri

11 Mengapa mediasi harus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Karena dalam hal perceraian ada rahasia2 rumah tangga yg orang lain tidak boleh mengetahuiyg boleh tau hanya mediator dengan hakim Apabila terbuka untuk umum itu tidak etisbarang kali ada sesuatu yang dapat memalukan salah satu atau kedua belah pihakaib keluarga jugajadi harus benar2 rahasia Dalam Perma terbaru kan jangka waktunya 30 harisampai kapanpun bisa bahkan sampai perkara putuspun apabila para pihak menghendaki untuk mediasi kembali yaa kita mediasi lagi Contoh dia cerai tahap awal mediasi tapi tidak tercapailalu berlanjut rekonpensi dalam tahap ini kita mediasi lagi Tapi apabila yg tidak bisa dimediasi kalo perkaranya sudah lanjut Umpamanya verstek awalnyapihak tergugat tidak hadir Lalu kita sudah dalam tahap pembuktiankemudian pihak istri atau suami datangkita sudah tidak mediasi lagi karena sudah lewat

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Pertama yg dilakukan adalah ditunda mediasinya tergantung kesepakatan

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya H Yaa pernah juga Selama ini kaukus tidak banyak pengaruh menurut saya

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H (Faktor keberhasilan mediasi) (1)hubungan antara keduabelah pihak belum terlalu meruncingsalah satu pihak masih berkeinginan untuk damai itu msh ada kesempatan tapi apabila sudah dua2nya tidak itu sangat sulit dimediasi (2)Faktor mengingat anak2 bagi yg sudah menikah dan sudah memiliki anak2bagaimana nasib anak2 apabila bercerai (3)faktor hakimbagaimana cara hakim berbicara dan memberikan nasihat Apabila nasihat2 dapat diterima oleh para pihak itu juga dapat berpengaruh terhadap keberhasilan mediasi

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan Biasanya seperti itu sepengatahuan saya selama menjadi mediator

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti

dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Yaa itu juga diperlukanbisa juga apabila melibatkan keluarga (hakam) barang kali dengan begitu dpt meluluhkan hati Dalam psikologis juga perlumelihat keadaan atau kondisi kejiwaan seseorang Walaupun kita bukan ahli psokologis tapi karena pengalaman sebagai hakim kita bisa menilai watak kondisi seseorang Lalu kan kita sudah melakukan pelatihan2 mediasitujuannya kan untuk itu Bagaimana cara memediasi orangbagaimana supaya orang itu tertarik dgn kita

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Tempat atau ruang Tentunya ruangan yg apabila orang masuk itu bisa membuat dingin hatinya Ruang mediasi harus dihias sebaik mungkinsejuk juga Kalo disini belum memadai kan apabila memperbaiki sarana dan prasarana harus ada anggaranuntuk tahun ini kita belum dapat anggaran itu dan ruang mediasi yaa seadanya Kalo ditempat lain sudah memadaidihiasada meja khusus (meja bundar)

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Tidak ada reward apapunnamun MA dulu ada wacana tantang hal ituberupa apa juga belum diberitahukalo untuk kenapa nya saya juga tidak tau yaa

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Belum idealmasih kurangnamun ruang khusus nya sudah ada tp belum ideal

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa H Belum ada kita hakim merangkap sebagai mediator juga Kita berbagi waktusiapa yg hari itu tidak sidang berarti itu yg mediasi

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Respon para pihak rata2 bagustapi keberhasilan nya yang kurang Orang2 yg datang ke Pengadilan itu rata2 perasaannya sudah sulit utk disatukanapalagi apabila salah satu pihak ada yg selingkuhitu sulit

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Terlepas dari dia tau atau tidak yaayg jelas setiap kali kita perintahkan mereka siap Apalagi bagi mereka yg sudah membawa kuasa hukum atau pengacara karena sebelumnya telah dituntun oleh pengacaranya

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Kalo di Karawang inikebanyakan karena faktor ekonomi kurang Suami tdk kerja atau suaminya malas2an bekerjajd istri terpaksa bekerjaBanyak jugayg akhirnya

suami mengizinkan istri menjadi TKITKW ke luar Suami dirumah ngurus anak dikirim uanglalu dikumpulkan untuk modal nikah lagi Kedua adalah Selingkuh

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang H Perlu juga kita mencontohnamun kita kan blm tau bagaimana prosesnya disana Kalo memang baik ya kita harus mencontoh Tapi kita juga kn sudah ada payung hukum sendiri Untuk masalah kultur juga menurut saya tidak banyak pengaruh yaakarena kalo perkara peceraian itu sudah masalah hati yaasangat sulitga mungkin memaksakan kehendak Jadi mediasi itu ada beberapapertama (berhasil) dua2nya hadir dan berhasil damaiada juga (gagal) apabila salah satu pihak tidak hadiritu gagal dimediasi Ada juga (tidak berhasil) yaitu dua2nya hadir namun gagal untuk dimediasi H = Hakim atau Hakim Mediator

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Dra Elfina Fitriani

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Sejak 8 februari 2016

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H Ketua PA Karawang dengan SK

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Sudah adasaya mengikut di MegamendungBogor pada tahun 2013 kalo tdk salah

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Hanya mengikat kpd orang2 yg berperkara saja

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Sudah Tidak banyak berpengaruh yaa terhadap keefektivitasan mediasi

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Kalo sementara ini belum ada upaya kesana Karena tahap untuk kesana butuh waktu dan pembahasan yg panjang

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Cukup efektif

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Kalo dalam perkara perceraianbanyaknya penyelesaian perkara dengan jalan damai atau mediasi yang berujung pencabutan perkara Dalam penyelesain perkara pun lebih cepat ya

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Pada intinya adalah orang mencari solusi terhadap permaslahan yg dihadapi orang2 yg berperkara Fungsinya adalah untuk mendamaikan para pihak

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi H Kalo dalam hal ini kita memakai pasal 82 UU No 7 Tahun 1989 ttg Peradilan Agama Karena apabila tdk ada waktu khususmaka proses mediasi tdk akan maksimal dan tdk akan berjalan dengan baik karena saat persidangan terbatas oleh waktu yg berujung pd penumpukan perkara

11 Mengapa mediasi hraus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Karena ini adalah masalah keluargabanyak masalah2 yg sifat nya privasi Dalam agama juga kn apabila ada masalah jgn sampai orng lain atau orang luar taubahkan kalo bisa ketika suami istri bertengkar anak pun jgn sampai tau Apabila orang lain

mengetahui bukannya menyelesaikan masalah tapi malah menambah masalah Karena aib juga yg menyebabkan ini bersifat tertutup

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Saya akan lakukan kaukus Kadang ketika kedua belah pihak saling berhadapankeduanya tidak mau saling terbukatakut menyinggung perasaan Pada saat kaukus masing2 pihak lebih terbuka mengungkapkan masalah yg sebenarnya Pada inti nya apabila masih ada solusi kita cari solusinya tapi tidak bisa mau bagaimana lagi Terkadang kan ada orang yg memilki prinsip

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya H Yang saya alamipada akhirnya kaukus ini tidak berhasil juga terhadap mendamaikan para pihakcuman para pihak lebih terbuka mengungkapkan masalah2nya yg tidak bisa dia ungkapkan ketika di dpn salah satu pihak Mungkin mediator lain berbeda lagikarena itu yg saya alami selama menjadi mediator

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H Kadang2 dari para pihak jugajika salah satu masih ada keinginan untuk rukun masih ada kesempatan untuk berdamai kembaliterutama pihak penggugat yang dapat menerima kembali pihak tergugat untuk kembali hidup bersama Tapi kalo sudah dari kedua belah pihak berkeinginan untuk pisah itu sangat sulit utk didamaikantidak mungkin kita memaksakan Dari mediatornya jugacara membujuk atau cara bicara mediator terhadap para pihak itu enakdapat diterimapenampilan mediator jugahal itu dapat mendukung keberhasilan mediasi

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Tentu perlunamun secara akademik kita sebagai mediator tidak mungkin untuk belajar lagi dalam hal (psikologis) tapi kita belajar dari pengalaman Untuk menarik seseorang itu kita kan harus mengetahui jiwa atau karakteristik seseorang Sebenarnya harus bisa ilmu ttg psikologisharus sebelumnya diarahkan ke dalam bidang psikologis dalam hal akademik Tapi ya kalo skrng berdasarkan nalurialamiberdasarkan pengalaman saja Ketika menghadapi seseorang kita harus memiliki kemampuan itu untuk menunjang keberhasilan Tidak peraturan seperti iniuntuk saat ini hanya bersifat anjuran saja

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Pertama adalah ruang mediasi harus dikhususkanterpisah Ideal ruang mediasi dalam buku panduan adalah ruangannya besartertata dengan rapiterdapat meja bundar sehingga para pihak bisa berhadapandinginada air minum dan perlangkapan lainnyaserta adanya pajangan poto2 keluarga yg harmonis Sehinnga ketika masuk para pihak yg tadinya dala kondisi tdk enak bisa menjadi lbh enak lahstandarnya seperti itu Di PA karawang belum memadai

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Tidak ada reward apapunnamun MA dulu ada wacana tantang hal ituberupa apa juga belum diberitahukalo untuk kenapa nya saya juga tidak tau yaa

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Belum ideal

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa HBelum ada kita hakim merangkap sebagai mediator juga Kita berbagi waktusiapa yg hari itu tidak sidang berarti itu yg mediasi

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Responnya baik terhadap proses mediasi inimau menerima saran2 yg kami sampaikan walaupun pada akhirnya para pihak gagal untuk berdamai Sikap para pihak kooperatif tapi itu dilakukan agar proses mediasi cepat selesai dan dilanjutkan ke tahap persidangan Mereka terkesan melakukan ini hanya sebagai formalitas belaka

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Terlepas dari dia tau atau tidak yaayg jelas setiap kali kita perintahkan mereka siap Apalagi bagi mereka yg sudah membawa kuasa hukum atau pengacara karena sebelumnya telah dituntun oleh pengacaranya

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Faktor ekonomi Banyak yg gugat kalo gugat ka pihak istri yg mengajukan Dalam hal ini banyak suami yg tdk bertanggung jawab memberi nafkah atas istri Faktor selingkuhfaktor KDRT juga ada tapi tidak banyak

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang H Tentu perlu apabila itu patut dan bisa kita contoh terlebih negara2 tersebut memiliki tingkat keberhasilan mediasi yg tinggi H = Hakim atau Hakim Mediator

PERTANYAAN UNTUK HAKIM MEDIATOR

Dra Ratna Jumila SH

1 Apakah Bapa atau Ibu bertugas sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Agama Karawang Sejak kapan H Jadi pada dasarnya hakim itu melekat sebagai mediatoritu sesuai dengan Perma No1 Tahun 2008 Namun menjadi mediator bersertifikat skitar 2012 atau 2013 Semenjak jadi hakim disini tahun 2014 merangkap sebagai mediatorada SK dari Ketua PA Karawang

2 Siapa yang menunjuk atau menetapkan BapaIbu sebagai Hakim Mediator H ya kalo disini dari SK Ketua PA Karawang

3 Apakah Bapa atau Ibu memiliki sertifikat mediator Apabila punya pelatihan dimana Pada tahun berapa Apabila belumkenapa H Ya punyadari Pusdiklat MA MegaMendung skitar tahun 2012 atau 2013

SUBSTANSI

4 Apakah Perma No1 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perma No1 Tahun 2016 mengikat atau punya daya paksa terhadapa masyarakat H Perma itu terikatartinya setiap berperkara kita wajib melakukan mediasi kalo kedua belah pihak hadir Artinya Perma ini hanya mengikat kepada orang2 yang berperkara di Pengadilan saja

5 Apakah Mahkamah Agung telah mensosialisasikan Perma tersebut Menurut BapaIbu cukup berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas mediasi H Sudahsebetulnya tidak jauh beda dgn Perma sebelumnya No1 Tahun 2008namun penekanan dalam Perma No1 Tahun 2016 ttg perceraian agak diatur lebih rinci kalo Perma sebelumnya msh secara umum Untuk pengaruhnya terhadap efektivitas mediasi sih saya rasa tidak pengaruh atau perubahan yaa

6 Sampai sejauh ini apa ada upaya Perma tersebut ditingkatkan menjadi Undang-Undang Apabila tidak adamengapa H Kalo dari Perma ke UU belum ada upaya yakarena kalo menuju UU proses nya berat dan agak rumitMungkin nnti suatu saat akan ada Tapi kita terus belajar dari kasus2 yang dihadapiatau ada saranatau diadakannya workshop Kalo menuju UU ada cuman proses butuh proses yang tidak sebentar ya

7 Apakah Perma tersebur efektif untuk wilayah Kabupaten Karawang H Ya cukup efektif

8 Apabila efektif apa indikatornya Kalau tidakmengapa H Kalo dalam perkara perceraianbanyaknya penyelesaian perkara dengan jalan damai atau mediasi yang berujung pencabutan perkara Dalam penyelesain perkara pun lebih cepat ya

9 Apa pengertian mediator secara teknisa Apa fungsinya H Mediator itu adalah orang yang ditunjuk ketua majelis hakim dgn sebuah penetapan untuk membantu para pihak menyelesaikan perkara mereka dengan jalan

damai Lalu fungsinya menjadi penengahmencari solusi tentang sengketa yg mereka hadapi

10 Hakim di persidangan sudah berupaya mendamaikan para pihak pada saat persidangan secara substansi itu namanya mediasi Lantas mengapa perlu ada mediasi lagi H Mediasi itu sifatnya wajib Setiap sidang pertama yang dihadiri oleh para pihak lengkapwajib menempuh proses mediasikalaupun dalam setiap sidang ada upaya damai itu adalah amanat Undang-undang Apalagi masalah perceraian itu dalam setiap sidang wajib mendamaikan para pihak Tapi kalo mediasi di awalKalo berhasil ya sudahtapi kalo gagal disetiap awal persidangan wajib mendamaikan para pihak

11 Mengapa mediasi hraus dilakukan secara tertutup Berapa hari biasanya berlangsung H Karena ada rahasia2 yg tidak boleh didengar oleh orang lainada juga kaukusApabila mediasi gagal mediator pun hraus memusnahkan berkas2 yg berkaitan dengan mediasi karena saking rahasianya Untuk masalah hari tergantung kasusnya tapi rata2 sih 2 minggu atau 3 minggu Ada juga yg lbh tapi harus seizini dari majelis hakim Artinya ketika mediasi gagaltp pada saat sidang para pihak ingin mediasi lagi itu bolehharus pernyataan dari para pihakitupun harus dimusyawarahkan Mereka sepakat kemudian majelis hakim membolehkan maka boleh mediasi lanjutan Tapi ga boleh lama yapaling lama 14 hari kalo ga salah

12 Apabila mediasi buntu tindakan apa yang diambil oleh BapaIbu H Yaa apabila itu terjadi maka dilakukan kaukus

13 Apa pernah BapaIbu melakukan kaukus Jike pernah apa ada pengaruhnya HPernahtergantung kita lihat kasusnya seperti apaterutama masalah perceraianterutama istriada yg ga berani mengutarakan pendapatnyakarena ada yg suaminya KDRTkadang salah satu pihak nya nyerocos terus Karena hal itukita ksh gambaran bahwa mediasi itu punya aturan Ketika mediasi para pihak saling seranggamau ikuti aturan maka kita lakukan kaukus Ga sering Ada pengaruh tp tidak signifikan Pernah pengalaman dlm kasus ceraiterutama kalo salah satu pihak tidak mau cerailakuka kaukusberusaha membuka hati para pihak dan akhirnya mau mengutarakan apa yg diinginkanlalu kita sampaikan pd saat kaukus berikutnya kpd pihak lawanpihak lawan menerimaakhirnya damai dan cabut perkaraNamun tdk setiap perkara sprti itu

14 Faktor apa yang dapat mendukung keberhasilan dan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Karawang H Pertama para pihak kooperatif artinya mereka para pihak mau mengikuti aturan mediasibisa diajak utk berfikir jernih Karena biasanya kalo suami istri udh marah sakit kan udh kyk orang lain yaa Kedua bahasa kita mereka bisa memahami (cara penyampaian mediator) sangat mendukung keberhasilan mediasi Ketiga latar belakang pendidikan para pihak Ketika masuk ruang mediasipas liat muka para pihak bisa ditebaktapi kalo para pihak adem ayemdiajak ngomong enaksaling mengerti Keempat faktor lingkungan dimana para pihak tinggal

15 Ketika gagal atau berhasil masing-masing faktor apa saja yang lebih dominan H Biasanya kalo pihak lawannya tidak mau berdiskusi (bermusyawarah)salah satu pihak menuruti pihak lawanitu udh pasti gagal (ga keberatan cerai) Juga faktor kekecewaan yang berat salah satu pihak kepada pasangannya sering kali menimbulkan perasaan putus asa terhadap perkawinan yang mereka jalani sehingga ingin segera mengakhiri ikatan dengan jalan perceraian ini Hal ini sangat sulit didamaikan

16 Menurut BapaIbu bagi Hakim mediator perlukah memiliki kemampuan lain seperti dalam bidang Psikologi atau Konsultan Keluarga atau bidang-bidang lain yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para pihak H Harus itukarena sulit membedakan job antara mediator dgn hakimhakim harus memutus tp kalo mediator tdksementara itu hakim jadi mediator ditengah mediasi dia lupa bahwa dia sebagai mediator bkn hakim Akhirnya dia memutuskanitu kn tdk bisa karena mediator tdk bisa memutus Makanya sebenarnya kalo bisa hakim itu jgn jd mediatorkarena tipis sekali dia bisa membedakan antara jadi hakimamp mediatorkadang terpengaruh Perlu sekali Belum ada peraturannyahanya sebatas anjuran

SARANA

17 Sarana apa saja yang dibutuhkan bagi proses mediasi di Pengadilan Agama Karawang Apakah sudah memadai H Ruangan mediasi yg memadaiYa beginilah contohnyamestinya kan harusnya ada poto2 keluarga samawa Disini hanya ada gambar tanganitu kn blm menggambarkan perdamaiantp hanya secara umum Tp ketika saya di Jakpus harusnya ada foto2 dan lukisan kelurga samawa (foto suami istri anak) potonya sangat mesrajd kita terbawa suasana Karena suasana ruangan yg sangat damai sangat mempengaruhi kondisi para pihak terutama ketikan para pihak tegang Saya pernah berhasil ketika itu Di PA karawang belum memadai

18 Apakah Hakim yang berhasil dalam mediasinya diberi penghargaan Apabil ada berupa apa Apabila tidakmengapa H Tidak ada penghargaan apa2

19 Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Karawang sudah dianggap baik atau ideal sebagai tempat mediasi H Belum dianggap baik atau belum memadai

20 Apakah Pengadilan Agama Karwang menyediakan mediator di luar Hakim Jika adaberapaJika tidakmengapa H Belum adasejauh ini msh hakim yg ada di PA karawang Terkendala msh sulitnya SDM mediatornya Mungkin msh blm banyak yg memiliki sertifikat mediator Karena apabila diluar hakimharus memiliki sertifikat Kalo ga ada sertifikat pun ga masalah karena merangkap Kami belum bahas ttg ituterus di karawang ini msh jarangtdk seperti di Jakarta Kalo di jakarta setelah pensiun merangkap jd mediator

21 Selama pengalaman BapaIbu bagaiman respon para pihak selam proses mediasi H Pertamaperkenalan Lalu menjelaskan peraturan mediasi sprti matikan hptidak boleh saling menyerangharus mendengarkan pendapat masing2 pihak dll Biasanya kalo sudah dijelaskan kebanyakan mereka taat Tp kalo ada yg melanggar kita kembalikan lgi ke peraturan yg telah disepakati Penjelasan aturan mediasi harus diawal

22 Apakah masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Karawang sudah siap dengan proses mediasi H Disini rata2 msh jarang yg sarjana Rata2 menikah diusia muda13 atau 14 thn udh nikah Banyak yg mnta dispensasi nikah Dari bisa digambarkan bahwa belum siap dengan proses mediasi

23 Menurut BapaIbu faktor apa yang menyebabkan mediasi gagal begitu tinggi H Faktor ekonomiselingkuhKDRT biasanya kalo udh selingkuh itu sulit utk didamaikan Kalo masalah ekonomi msh ada kemungkinan utk kita damaikan setelah kita jelaskan Campur tangan pihak ketiga yaitu keluargaitu juga biasanya sulit utk kita damaikan Terkadang mereka msh saling cinta tp ketika pihak keluarga sudah intervensi mereka lbh memilih mendengarkan keluargaga berdaya

24 Menurut data yang saya baca Jepang adalah negara yang tingkat keberhasilan mediasinya tinggi menurut BapaIbu perlkah Indonesia menerapkan sistem mediasi seperti di Jepang H Perbedaan dgn jepangdisana mediasi bersifat non-litigasikalo di indonesia kn bersifat litigasiitu yg sulit Kalo di jepang mediasi itu 1 tahun atau bahkan 2 tahun Sedangkan dikita hanya diksh waktu 30 haridan MA menuntut kita utk menyelesaikan perkara dlm wktu 5 bln Kita jd dikejar waktusebelum masuk perkara mereka mediasi dulu Kalo berhasil boleh dibawa ke pengadilan ato tidak utk dibuatkan akte perdamaian (one day wakai) Jd mereka dtng ke pengadilan sudah membawa draf2 kesepakatan Mereka mediasi sebelum memasukkan gugatan ke pengadilan Dulu waktu saya ikut pelatihan mediasimenurut Nara sumber bahwa proses mediasi itu tdk dihitung utk menyelesaikan perkara Contoh waktu itu jangka waktu mediasi 40hari itu blm dihitung Dihitung mulai dari waktu awal persidangan ketika ada laporan dari mediator Tapi skrng tidakdari mulai dftar perkara sudah dihitung waktu penyelesaian perkaratdk boleh lbh dari 150 hari dari hari pendaftaran Jd karena faktor itulah yg mempengaruhi kita ukt bekerja keras dikejar waktu dan berdampak tdk maksimal Karena kalo lama2 kita ditegur oleh MA Itulah faktor knpa mediasi disini jarang yg maksimal (1)MEDIASI GRATIS(2)BIAYA PERKARA MAHAL(3)KETERLIBATAN DARI EKSEKUTIF LEGISLATIF amp YUDIKATIF(4)KULTUR MASYARAKAT YG TAAT HUKUM Sulit diterapkan di Indonesiasebenarnya biaya mediasi gratisan apabila dari hakimsedangkan kalo mediasi dari luar hakim butuh biaya yg berasal dari para pihak Menurut pendapat saya (DraRatna Jumila MH) mungkin mediasi ini hanya formalitas belakaudahlah yg pnting kita sudah melaksanakan amanat Permamasalah berhasil atau tidak itu urusan belakangan

Lembaga ADR adatapi kalo ke pengadilan agama khusus nya banyak ga dipakai jarang ikut campurtapi tdk tau kalo Pengadilan Negeriorang yg berperkara ke PA rata2 orang yg menengah ke bawahapalgi di karawang Beda dgn kota2 besar dgn kasus yg besar sehingga dapat mengambil mediator dari luar KULTUR Dikita ituhukum dibuat utk dilanggar yaa heheterkadang kita suruh mediasi malah mengelak dgn alasan bahwa sudah mediasi dgn keluarga Itu kan salah satu bentuk tdk taat hukumtp kemudian kami jelaskan H = Hakim atau Hakim Mediator

Lampiran 2

Gambar 1

Foto bersama Dra Elfina Fitriani Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 2

Foto bersama Dra Hj Rosniati MH Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 3

Foto bersama Drs H Hasan Bashri SHMH Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 4

Foto bersama Dra Ratna Jumila MH Mediator Hakim Pengadilan Agama Karawang

Gambar 5

Pengadilan Agama Karawang Tampak Depan

Gambar 6

Pengadilan Agama Karawang Tampak Depan

Lampiran 3

Page 14: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 15: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 16: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 17: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 18: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 19: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 20: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 21: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 22: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 23: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 24: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 25: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 26: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 27: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 28: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 29: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 30: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 31: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 32: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 33: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 34: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 35: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 36: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 37: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 38: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 39: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 40: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 41: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 42: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 43: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 44: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 45: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 46: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 47: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 48: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 49: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 50: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 51: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 52: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 53: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 54: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 55: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 56: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 57: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 58: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 59: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 60: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 61: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 62: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 63: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 64: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 65: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 66: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 67: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 68: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 69: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 70: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 71: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 72: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 73: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 74: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 75: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 76: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 77: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 78: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 79: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 80: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 81: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 82: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 83: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 84: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 85: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 86: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 87: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 88: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 89: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 90: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 91: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 92: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 93: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 94: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 95: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 96: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 97: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 98: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 99: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 100: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 101: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 102: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 103: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 104: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 105: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 106: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 107: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing
Page 108: PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41541...Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab 4. Pembimbing