109
FORMULASI SEDIAAN KRIM EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SEBAGAI OBAT LUKA BAKAR PADA TIKUS PUTIH JANTAN SKRIPSI Oleh : AFRI MANAO 1501196002 PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN 2019

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

FORMULASI SEDIAAN KRIM EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH

MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SEBAGAI OBAT LUKA

BAKAR PADA TIKUS PUTIH JANTAN

SKRIPSI

Oleh :

AFRI MANAO

1501196002

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

MEDAN

2019

Page 2: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

FORMULASI SEDIAAN KRIM EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH

MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SEBAGAI OBAT LUKA

BAKAR PADA TIKUS PUTIH JANTAN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan

Program Studi S1 Farmasi Dan Memperoleh

Gelar Sarjana Farmasi

(S.Farm)

Oleh :

AFRI MANAO

1501196002

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

MEDAN

2019

Page 3: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar
Page 4: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

Telah diuji pada tanggal :

PANITIA PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Tetty Noverita Khairani S, S.Si., M.Si

Anggota : 1. Ruth Mayana Rumanti, S.Farm., M.Si., Apt

2. Hafizhatul Abadi, S.Farm., M.Kes., Apt

Page 5: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

i

ABSTRAK

FORMULASI SEDIAAN KRIM EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH

MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SEBAGAI OBAT LUKA

BAKAR PADA TIKUS PUTIH JANTAN

AFRI MANAO

1501196002

Program Studi S1 Farmasi

Kulit manggis (Garcinia mangostana L.) memiliki kandungan flavonoid

berupa xanton yang memiliki efek anti inflamasi dengan memicu pembentukan

kolagen yang berperan penting dalam pemeliharaan struktur dan penyembuhan

luka. Selain itu, kulit manggis juga mengandung senyawa saponin, fenol dan tanin

yang memiliki efek luka sehingga mampu mempercepat proses luka bakar pada

tikus putih jantan. Tujuan penelitian ini Untuk mengetahui efek daya sembuh

formulasi sediaan krim kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) Sebagai

obat luka bakar pada tikus putih jantan.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan

pengambilan data secara deskriptif dan dilanjutkan pengambilan nilai rata-rata

dengan menggunakan SPSS 17.0 dengan uji homogenitas, uji ONE WAY ANOVA

dan uji LSD (Least Significant Different) dinyatakan signifikan p = (< 0,05) yaitu

p = 0,00. seperti pada hari ke-21 menyatakan signifikan karna p = (< 0,05) yaitu p

= 0,00. terhadap luka bakar pada tikus putih jantan dengan jumlah perlakuan 15

hewan.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, dari 5 kelompok perlakuan

yang terdiri dari F0 (kontrol negatif) memiliki rerata persentase penyembuhan luka

bakar 27%, F1 (konsentrasi 5%) memiliki rerata persentase penyembuhan luka

bakar 55%, F2 (konsentrasi 10%) memiliki rerata persentase penyembuhan luka

bakar 67%, F3 (konsentrasi 15%) memiliki rerata persentase penyembuhan luka

bakar 83%, sebagai pembanding *Burnazin cream

Disimpulkan bahwa proses percepatan penyembuhan luka bakar

pada tikus putih jantan ditunjukkan pada ekstrak etanol 70% kulit buah manggis

dengan F3 (konsentrasi 15%), dengan nilai rerata persentase penyembuhan luka

bakar 83%. Saran untuk penelitian selanjutnya untuk memformula ekstrak etanol

kulit buah manggis dalam bentuk sediaan lain.

Kata kunci : Luka bakar, tikus putih jantan, Garcinia mangostan L. krim

Page 6: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

ii

Page 7: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

iii

RIWAYAT HIDUP PENULIS

1. Identitas

Nama : Afri Manao

Tempat/Tanggal Lahir : Orahili Fau, 11 November 1997

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Kristen Protestan

Anak ke : 6 dari 6 bersaudara

Nama Ayah : Semadi Manao

Nama Ibu : Tasimani wau

2. Pendidikan

Tahun 2003 – 2009 : SD II Negri Santo Paulus Orahili Fau

Tahun 2009 – 2012 : SMPS Bhakti Luhur

Tahun 2012 – 2015 : SMKS Mitra Kasih BKPN Telukdalam

Tahun 2015 – 2019 : Mengikuti Pendidikan S1 Farmasi di

Institut Kesehatan Helvetia Medan

Page 8: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

iv

Page 9: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

v

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan karunia-Nya yang telah memberikan kesehatan kepada penulis,

sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Formulasi Sediaan Krim

Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostanaL.) Sebagai Obat

Luka Bakar Pada Tikus Putih Jantan”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu

syarat untuk menyelesaikan pendidikan progam studi S1 Farmasi di Institut

Kesehatan Helvetia.

Selama proses penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan

dan bimbingan dari berbagai pihak. Sehingga pada kesempatan ini penulis

menyampaikan terimakasih kepada:

1. Ibu Dr.dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes., selaku Ketua Pembina

Yayasan Helvetia Medan.

2. Bapak Iman Muhammad, S.E, S.Kom., M.M., M.Kes., selaku Ketua

Yayasan Helvetia Medan.

3. Bapak Dr. H. Ismail Efendi, M.Si., selaku Rektor Insititut Kesehatan

Helvetia Medan.

4. Bapak H. Darwin Syamsul, S.Si., M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas

Farmasi dan Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia Medan.

5. Ibu Adek Chan, S.Si., M.Si., Apt., selaku Ketua Program Studi S1 Farmasi

Institut Kesehatan Helvetia Medan.

6. Ibu Tetty Noverita Khairani S, S.Si, M.Si sebagai Dosen Pembimbing I

penulis atas segala bimbingan, pengarahan, tenaga, pikiran serta waktu

yang diluangkan sehingga proposal ini dapat terselesaikan.

7. Ibu Ruth Mayana Rumanti S.Farm., M.Si., Apt sebagai Dosen

Pembimbing II penulis atas segala bimbingan, pengarahan, tenaga, pikiran

serta waktu yang diluangkan sehingga proposal ini dapat terselesaikan.

8. Ibu Hafizhatul Abadi S.Farm., M.Kes., Apt sebagai Dosen Penguji III

penulis yang memberikan masukan yang bermanfaat dalam menyelesaikan

Proposal Penelitian ini.

9. Bapak dan Ibu Staf Dosen Fakultas Farmasi dan Kesehatan Institut

Kesehatan Helvetia Medan atas segala ilmu dan pengetahuan serta

bimbingan selama menempuh pendidikan.

10. Teristimewa buat orang tua, Ayahanda Semadi Manao dan Ibunda Tasim.

Wau serta kakak Festin, Siati, Tiani, yustin, dan abang Darman atas segala

doa, motivasi, dukungan dan sumber semangat, baik secara moril dan

materil sehingga proposal ini dapat terselesaikan.

11. Bagi teman-teman penulis: Zending Juniaman Dachi, Neal Veraswantica

Wau dan teman-teman seperjuangan program studi S1 Farmasi angkatan

2015 atas segala dukungan, motivasi, masukan, saran, bantuan, dan

dukungan dalam segala bentuk bagi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Page 10: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

vi

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu dengan segala kerendahan hati penulis berharap skripsi ini dapat

bermanfaat bagi kita semua. Saran, kritik dan pendapat dari pembaca penulis

harapkan sehingga dapat memperbaiki kekurangan yang ada dalam skripsi ini.

Medan , Agustus 2019

Penulis

AFRI MANAO

Page 11: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

vii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ...................................................................................................... i

RIWAYAT HIDUP PENULIS ...................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix

DAFTAR TABEL........................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 4

1.3 Hipotesis ................................................................................. 4

1.4 Tujuan Penelitian .................................................................. 4

1.5 Manfaat Penelitian ................................................................. 5

1.6 Kerangka Pikir Penelitian ...................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 6

2.1 Uraian Tumbuhan Manggis (garcinia mangstona .) .............. 6

2.1.1 Klasifikasi tumbuhan ................................................. 6

2.1.2 Morfologi tumbuhan ................................................. 7

2.1.3 Nama daerah tumbuhan ............................................. 7

2.1.4 Manfaat buah manggis .............................................. 7

2.1.5 Kandungan kimia ...................................................... 8

2.2 Simplisia ................................................................................ 8

2.2.1 Pengertian simplisia .................................................. 8

2.2.2 Tahapan pembuatan simplisia ................................... 9

2.3 Ekstraksi ................................................................................ 12

2.3.1 Pengertian ekstraksi ................................................... 12

2.3.2 Metode ekstraksi ....................................................... 12

2.4 Kulit ....................................................................................... 14

2.4.1 Penegertian kulit ........................................................ 14

2.4.2 Anatomi kulit secara hispatologik ............................. 15

2.4.3 Fungsi kulit ................................................................ 17

2.5 Luka Bakar ............................................................................ 18

2.5.1 Fase luka bakar ........................................................... 18

2.5.2 Mekanisme injurinya .................................................. 19

2.5.3 Penanganan luka bakar .............................................. 20

2.6 Krim ...................................................................................... 21

2.6.1 Pengertian krim ......................................................... 21

2.6.2 Tipe krim ................................................................... 22

2.6.3 Basis krim .................................................................. 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 24

3.1 Metode Penelitian .................................................................. 24

Page 12: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

viii

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................ 24

3.3 Sampel Penelitian .................................................................. 24

3.4 Alat dan Bahan ...................................................................... 24

3.4.1 Alat yang digunakan .................................................. 24

3.4.2 Bahan yang digunakan .............................................. 25

3.5 Penyiapan Sampel ................................................................. 25

3.5.1 Pengumpulan sampel ................................................. 25

3.5.2 Pengolahan sampel .................................................... 25

3.6 Prosedur Kerja ....................................................................... 25

3.6.1 Pembuatan ekstrak ..................................................... 25

3.6.2 Rancangan formulasi dasar krim ............................... 26

3.6.3 Pembuatan sediaan krim ............................................ 27

3.7 Uji Evaluasi Sediaan ............................................................. 28

3.7.1 Pengujian organoleptik dan homogenitas .................. 28

3.7.2 Pengujian pH ............................................................. 28

3.7.3 Pengujian daya sebar ................................................. 29

3.7.4 Pengujian daya lekat .................................................. 29

3.7.5 Uji luka bakar ............................................................ 29

3.8 Pengukuran Luas Area Luka Bakar ...................................... 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................................

4.1 Hasil Penelitian ......................................................................... 31

4.1.1 Determinasi tanaman ................................................... 31

4.1.2 Ekstraksi kulit buah manggis ....................................... 31

4.1.3 Hasil evaluasi sediaan krim ......................................... 34

4.1.4 Penentuan tipe emulsi sediaan krim ............................ 36

4.1.5 Proses penyembuhan sediaan krim ekstrak etanol

kulit buah manggis sebagai obat luka bakar pada

tikus putih .................................................................... 37

4.1.6 Pengamatan visual luka bakar ..................................... 38

4.1.7 Hasil pengukuran diameter luka bakar pada tikus

putih jantan .................................................................. 41

4.2 Pembahasan ............................................................................. 46

4.2.1 Uji organoleptis sediaan .............................................. 46

4.2.2 Uji homogenitas sediaan ............................................. 47

4.2.3 Uji pH sediaan ............................................................. 47

4.2.4 Uji daya sebar sediaan ................................................. 47

4.2.5 Uji daya lekat sediaan ................................................. 48

4.2.6 Uji penyembuhan luka bakar dengan ekstrak

Kulit manggis ............................................................. 48

BAB V PENUTUP ..................................................................................... 53

5.1 Kesimpulan ........................................................................... 53

5.2 Saran ...................................................................................... 53

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. Kerangka pikir penelitian ......................................................... 5

Gambar 2.1. Buah manggis dan pohon manggis (Garcinia mangostana L) . 6

Gambar 2.2. Anatomi kulit ............................................................................ 17

Gambar 4.1. Ekstrak kental kulit buah manggis ............................................. 32

Gambar 4.2. Tahap ekstraksi kulit buah manggis ......................................... 33

Gambar 4.3. Cara mengukur diameter luka bakar pada tikus ....................... 37

Gambar 4.4. Perbandingan luka bakar pada hari 1 dengan hari ke 21 .......... 41

Gambar 4.5. Grafik pengukuran luka bakar .................................................. 43

Gambar 4.6. Grafik persentase penyembuhan luka bakar ............................. 46

Page 14: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Komposisi formulasi sediaan krim .............................................. 27

Tabel 3.2. Kelompok perlakuan hewan uji luka bakar .................................. 29

Tabel 4.1. Hasil maserasi ekstrak etanol 70% kulit buah manggis .............. 32

Tabel 4.2. Data hasil uji organoleptis sediaan .............................................. 34

Tabel 4.3. Data hasil uji homogenitas sediaan ............................................. 35

Tabel 4.4. Data hasil uji pH sediaan ............................................................. 35

Tabel 4.5. Data hasil uji daya sebar sediaan ................................................. 35

Tabel 4.6. Data hasil uji daya lekat sediaan ................................................. 36

Tabel 4.7. Hasil pengujian tipe emulsi sediaan krim .................................... 36

Tabel 4.8. Hasil pengamatan visual luka bakar ............................................. 38

Tabel 4.9. Rerata penurunan diameter luka bakar dan persentase

Penyembuhan luka bakar ............................................................. 42

Tabel 4.10. Uji statistik homogenitas ............................................................. 43

Tabel 4.11. Uji statistik one way ANOVA ..................................................... 44

Tabel 4.12. Rata-rata persentase penyembuhan luka bakar pada hari ke- 21 .. 45

Page 15: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Surat pengajuan judul skripsi ............................................. 57

Lampiran 2 : Lembar konsultasi proposal pembimbing I ........................ 58

Lampiran 3 : Lembar konsultasi proposal pembimbing II ....................... 59

Lampiran 4 : Lembar persetujuan perbaikan (revisi) proposal ................ 60

Lampiran 5 : Lembar konsultasi skripsi pembimbing I ............................ 61

Lampiran 6 : Lembar konsultasi skripsi pembimbing II ........................... 62

Lampiran 7 : Lembar persetujuan perbaikan (revisi) skripsi ................... 63

Lampiran 8 : Surat identifikasi/determinasi tumbuhan ............................ 64

Lampiran 9 : Surat hasil identifikasi ........................................................ 65

Lampiran 10 : Surat permohonan ijin penelitian ........................................ 66

Lampiran 11 : Surat balasan permohonan ijin penelitian ........................... 67

Lampiran 12 : Surat permohonan ethical clearance ................................... 68

Lampiran 13 : Surat persetujuan komisi etik .............................................. 69

Lampiran 14 : Surat hasil analisis laboratorium ......................................... 70

Lampiran 15 : Surat keterangan pengembangan hewan ............................. 71

Lampiran 16 : Data gambar proses ekstraksi ............................................. 72

Lampiran 17 : Data gambar proses formulasi sediaan krim ....................... 75

Lampiran 18 : Data gambar proses evaluasi sediaan krim ......................... 76

Lampiran 19 : Data gambar proses uji aktivitas luka bakar ........................ 79

Lampiran 20 : Perhintungan rendemen ekstrak etanol 70% kulit manggis . 81

Lampiran 21 : Perhitungan persentase penyembuhan luka bakar .............. 81

Lampiran 22 : Data gambar Luka Bakar Hari ke – 1 .................................. 84

Lampiran 23 : Data gambar Luka Bakar Hari ke – 7 .................................. 85

Lampiran 24 : Data gambar Luka Bakar Hari ke – 14 ............................... 86

Lampiran 25 : Data gambar Luka Bakar Hari ke – 21 ............................... 87

Lampiran 26 : Data Analisis Statistik Pengukuran Diameter Luka

Bakar Hari ke-7 ................................................................... 88

Lampiran 27 : Data Analisis Statistik Pengukuran Diameter Luka

Bakar Hari ke-14 ................................................................ 91

Lampiran 28 : Data Analisis Statistik Pengukuran Diameter Luka

Bakar Hari ke-21 ................................................................ 93

Page 16: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kulit adalah organ tubuh terluas yang menutupi otot dan memiliki peran

homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh

kulit beratnya sekitar 16% berat tubuh, pada dewasa sekitar 2,7-3,6kg dan luasnya

sekitar 1,5-1,9 m2. Tebal kulit bervariasi mulai 0,5mm hingga 4mm tergantung

letak, umur, dan jenis kelamin (1).

Kulit merupakan organ tubuh pada manusia yang sangat penting karena

terletak pada bagian luar tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsangan

seperti sentuhan, rasa sakit dan pengaruh lainnya dari luar (2).

Luka bakar adalah bentuk kerusakan jaringan yang disebabkan kontak

dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi. Luka

bakar dapat terjadi pada kulit, selaput lendir, saluran pernafasan dan saluran cerna.

Gejalanya berupa sakit, bengkak, merah, melepuh karena permeabilitas pembuluh

darah meningkat (3).

Luas dan dalamnya kulit yang terkena, status kesehatan sebelumnya dan

usia pasien menentukan gangguan pada tubuh dan tingkat kematian yang

disebabkan oleh luka bakar. Kulit yang terkena luka bakar akan mengalami

kerusakan pada epidermis, dermis, maupun jaringan subkutan. Hal ini tergantung

faktor penyebab terjadinya luka bakar dan lamanya kulit kontak dengan sumber

panas(4).Pengobatan pada luka bakar menggunakan sediaan topikal lebih banyak

dipilih karena jaringan yang mengeras akibat luka bakar tidak dapat ditembus

dengan pemberian obat dalam bentuk sediaan oral maupun parenteral (5).

Page 17: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

2

Manggis dengan nama latin (Garcinia mangostana L). Merupakan jenis

buah tropis asli indonesia Buah ini diperkirakan berasal dari kalimatan, lalu

tersebar diseluruh kepulauan Nusantara. Pohon manggis cukup tinggi antara 7-25

meter. Buah berwarna merah keunguan ketika matang, dengan berbagai varian

warna ada yang lebih tua dan ada yang lebih muda (6).Buah manggis (Garcinia

mangostana Linn.) atau biasa disebut “the quenn of fruits” merupakan salah satu

buah anggota famili Guttiferae. Tanaman buah ini banyak dibudidayakan di

negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Sri Lanka, Philippines,

Myanmar dan Thailand (7). Kalangan ilmuwan hortikultura dari Indonesia

mengungkapkan sebuah fakta baru: buah manggis yang lebih ini dikenal sebagai

buah asal Malaysia sebenarnya merupakan buah asli Indonesia. Tentu saja ini

bukan asal klaim, seperti yang selama ini sering dilakukan negeri jiran itu (8).

Manggis mendapat julukan “Queen of tropical fruits” merupakan buah

segar terbanyak diekspor Indonesia, sehingga termasuk komoditas ekspor

unggulan dalam beberapa tahun terakhir (9).Sejarah mencatat bahwa buah

manggis menjadi salah satu jenis buah yang mendapat tempat di hati

penggemarnya terutama di luar negeri (10).

Hasil penelitian Kasma Iswari (2005) dan sejumlah penelitian lainnya

menunjukkan bahwa komponen seluruh buah manggis yang paling besar adalah

kulitnya, yakni 70-75%, sedangkan daging buahnya hanya 10- 15% dan bijinya

15-20 %. Kandungan xanton tertinggi terdapat dalam kulit buah manggis, yakni

107,76 mg per 100 g kulit buah (11).

Penelitian mengenai aktivitas antioksidan kulit buah manggis

menyebutkan bahwa kulit manggis dapat mempercepat proses pemulihan sel

Page 18: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

3

dengan mempercepat proses proliferasi fibroblas (12). Buah manggis dianggap

sangat istimewa, warna kulit manggis merah kehitaman, daging buahnya putih

bersih dan berasa manis, serta senyawa yang menjadi primadona buah itu adalah

xanton, yang merupakan substansi kimia alami yang tergolong polyphenolic, yang

dihasilkan oleh metabolit sekunder (11). Kulit manggis (Garcinia mangostana L.)

memiliki kandungan flavonoid berupa xanton yang memiliki efek anti inflamasi

dengan memicu pembentukan kolagen yang berperan penting dalam pemeliharaan

struktur dan penyembuhan luka (13). Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya

bahwa konsentrasi 2,5%, 5%, dan 10% sudah mempunyai efek penyembuhan luka

bakar dalam sediaan gel (14).

Berdasarkan penelitian sebelumnya, bahwa kulit manggis ternyata banyak

manfaat dan dijadikan sebagai obat tradisional. Berdasarkan literatur dan

pengalaman yang berkembang di masyarakat, kulit buah manggis digunakan

sebagai untuk menyembukan luka bakar. Senyawa utama yang terkandung dalam

kulit buah manggis adaalah xanton. Disamping itu juga terdapat senyawa lainnya

dalam kulit buah manggis yang memiliki aktivitas antiinflamasi, seperti flavonoid,

vitamin B1, B2, C, saponin dan tanin yang terdapat juga dapat penyembuhan luka

(14).

Zat aktif sediaan krim dapat menggunakan bahan kimia maupun bahan

alami (15). Krim adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi yang mengandung

air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. Krim ada dua

tipe yakni krim tipe M/A dan tipe A/M. Krim yang dapat dicuci dengan air

(M/A), ditujukan untuk penggunaan kosmetika dan estetika. Sifat umum sediaan

krim ialah mampu melekat pada permukaan tempat pemakaian dalam waktu yang

Page 19: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

4

cukup lama sebelum sediaan ini dicuci atau dihilangkan.Keuntungan sediaan krim

ialah kemampuan penyebarannya yang baik pada kulit, memberikan efek dingin

karena lambatnya penguapan air pada kulit, mudah dicuci dengan air,serta

pelepasan obat yang baik (16).

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti bertujuan untuk

mengetahui secara ilmiah pengaruh sediaan krim ekstrak etanol kulit buah

manggis terhadap sifat fisik dan aktivitas luka bakar.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah pada

penelitian ini, yaitu :

1. Apakah formulasi sediaan krim ekstrak kulit buah manggis (Garcinia

mangostana L.) dapat digunakan sebagai obat lukar bakar pada tikus

putih jantan?

2. Pada konsentrasi ekstrak berapakah sediaan krim yang paling baik

berdasarkan evaluasi sediaan?

1.3 Hipotesis

Formulasi sediaan krim kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.)

mempunyai efek daya sembuh terhadap luka bakar pada tikus putih jantan.

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui efek daya sembuh formulasi sediaan krim kulit buah

manggis(Garcinia mangostana L.) Sebagai obat luka bakar pada tikus

putih jantan.

Page 20: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

5

2. Untuk mengetahui konsentrasi ekstrak yang tepat dalam pembuatan krim

yang baik digunakan.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk meningkatkan daya dan hasil

guna dari kulit buah manggis. Selain itu dapat memberikan informasi mengenai

manfaat kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) jika ternyata kulit buah

manggis terbukti dapat diformulasikan dalam sediaan krim obat luka bakar, maka

dapat dianjurkan pemakaiannya kepada masyarakat dan dapat diproduksi.

1.6 Kerangka Pikir Penelitian

Variabel Bebas Variabel Terikat Parameter

Gambar 1.1. Kerangka Pikir Penelitian

Sediaan krim dari ekstrak

kulit buah

manggis

1. Uji organoleptik

2. Uji homogenitas

3. Uji pH

4. Uji daya sebar

5. Uji daya lekat

6. Uji luka bakar

Formulasi krim

sediaan kulit buah

manggis (Garcinia

mangostana

L.)dengankonsentrasi

5%, 10%, 15%

Page 21: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Tumbuhan Manggis ( Garcinia mangostanaL.)

Uraian mengenai tumbuhan manggis (Garcinia mangostana L.), meliputi

beberapa aspek seperti klasifikasi tumbuhan, morfologi, nama daerah, manfaat

dan kandungannya.

2.1.1 Klasifikasi tumbuhan

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Kelas :Dicotyledoneae

Ordo : Malpighiaales

Famili : Clusiaceae

Genus : Garcinia

Spesies :Garcinia mangostana L.

Nama lokal : Manggis

Gambar 2.1. Buah manggis (Garcinia mangostana L.),

Page 22: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

7

2.1.2 Morfologi tumbuhan

Manggis (Garcinia mangostana L.) termasuk salah satu jenis tanaman

tahunan yang hidup dihutan tropis teduh dikawasan Asia Tenggara seperti

Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Thailand. secara morfologi, manggis

merupakan tanaman berkayu yang keras dan baru mulai berbuah setelah tanaman

ini berusia 8-10 tahun. Umurnya relatif panjang karena bisa mencapai 150 tahun.

Karena sifat kayunya yang keras, dibeberapa daerah di Indonesia, khususnya

sentra manggis yang tumbuh liar, pohon manggis (Garcinia mangostana L.)

banyak ditebang dan kayunya digunakan untuk bahan bangunan karena memang

sangat kuat (17). Pohon manggis (Garcinia mangostana L.) cukup tinggi, antara

7-25 meter. Buahnya berwarna merah keunguan ketika matang, dengan berbagai

varian warna ada yang lebih tua dan ada yang lebih muda (6).

2.1.3 Nama daerah tumbuhan

Di Indonesia manggis disebut dengan berbagai macam nama lokal seperti

manggoita (Aceh), Manggista (Sumatera Utara), Manggih (Sumatera Barat),

manggu (Jawa Barat), Mangghis (Madura), Kisara (Makasar), Mangustang

(Halmahera) (18).

2.1.4 Manfaat buah manggis

Buah manggis termasuk buah eksotik yang sangat digemari oleh

konsumen karena rasanya lezat, bentuk buah yang indah dan tekstur daging buah

yang putih halus sehingga manggis mendapat julukan Queen of Tropical Fruit.

Secara tradisional buah manggis adalah obat sariawan, wasir, dan luka.

Page 23: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

8

Kulit buah manggis dimanfaatkan sebagai pewarna, termasuk untuk

tekstil, dan air rebusannya dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk mengobati

penyakit disentri. Sedangkan di Thailand, kulit buah manggis sudah menjadi

ramuan tradisional turun menurun untuk mengobati infeksi pada kulit, luka dan

diare (19).

2.1.5 Kandungan kimia

Selain buahnya yang dapat dimakan, kulit manggis berkhasiat untuk

mengobati berbagai macam penyakit ataupun untuk menjaga kesehatan. Kulit

mengandung xanthone yang tinggi yang bermanfaat sebagai anti inflamasi,

antikanker, antioksidan, dan antibodi. Kandungan pada kulit manggis ini dapat

menghambat kerja histamine yang berperan dalam peradangan, mengatasi dan

mengurangi risiko penyakit asam urat. Selain xanthone, terdapat juga kalsium dan

protein. Kasium dapat berkhasiat dalam memperkuat tulang sehingga dengan

tulang yang sehat dapat meminimalkan penumpukan kristal asam urat dan

proteinnya dapat menyembuhkan luka dengan cepat (20). Tanaman yang

mengandung antioksidan banyak dipakai dalam pengobatan tradisional. Salah satu

tanaman yang mengandung antioksidan adalah kulit buah manggis dengan

Ekstrak etanol 70% kulit buah manggis (12).

2.2 Simplisia

2.2.1 Pengertian simplisia

Simplisia adalah herbal dalam bentuk asli berupa daun, batang, bunga,

maupun biji-bijian. Ada juga yang berasal dari hewan maupun mineral lainnya.

Simplisia berasal dari kata “simple” yang artinya “sederhana” (21).Simplisia

Page 24: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

9

adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat tradisional yang belum

mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain merupakan bahan

yang dikeringkan. Simplisia dapat dimanfaatkanterutama untuk pembuatan jamu

serbuk, jamu-jamu gendong atau jamu ramuan pribadi yang dikonsumsi dengan

cara diseduh atau direbus (22).

Simplisia terdiri dari 3 macam yaitu :

1. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian

tanaman atau eksudat tanaman (isi sel yang secara spontan keluar dari

tanaman atau dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya ataupun zat-zat

nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan

belum berupa zat kimia murni).

2. Simplisia hewani adalah simplisia yang merupakan hewan utuh, sebagian

hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa

zat kimia murni.

3. Simplisia pelikan atau mineral adalah simplisia yang berupa bahan pelikan

atau mineral yang belum diolah dengan cara yang sederhana dan belum

berupa zat kimia murni (23).

2.2.2 Tahapan pembuatan simplisia

Pada umumnya pembuatan simplisia meliputi sebagai berikut :

1. Pengumpulan bahan baku

Kadar senyawa aktif dalam suatu simplisia berbeda-beda antara lain

tergantung pada bagian tanaman yang digunakan, umur tanaman atau

bagian tanaman saat panen, lingkungan tempat tumbuh. Waktu panen

Page 25: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

10

sangat erat hubungannya dengan pembentukan senyawa aktif di dalam

bagian tanaman tersebut mengandung senyawa aktif dalam jumlah besar.

2. Sortasi basah

Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-

bahan asing lainnya dari simplisia.

3. Pencucian

Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah pengotoran lainnya yang

melekat pada simplisia. Pencucian dilakukan dengan air bersih, misalnya

air dari mata air atau air sumur.

4. Perajangan

Perajangan bahan simplisia dilakukan untuk memperoleh proses

pengeringan, pengempakan dan penggilingan. Tanaman yang baru diambil

jangan dirajang tetapi dijemur dalam keadaan utuh selama satu hari.

Perajangan dapat dilakukan dengan pisau dan alat perajang khusus

sehingga diperoleh rajangan tipis dan ukuran yang dikehendaki. Semakin

tipis bahan yang dikeringkan semakin cepat penguapan air, sehingga

mempercepat proses pengeringan simplisia. Akan tetapi irisan yang terlalu

tipis juga dapat menyebabkan berkurangnya zak khasiat yang mudah

menguap sehingga mempengaruhi komposisi, bau dan rasa yang

diinginkan.

5. Pengeringan

Pengeringan bertujuan untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah

rusak sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Suhu

Page 26: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

11

pengeringan tergantung dari bahan simplisia dan cara pengeringannya.

Bahan simplisia dapat dikeringkan pada suhu 30-90 ᴼC, tetapi suhu yang

terbaik adalah tidak lebih dari 60 ᴼC. Bahan simplisia yang mengandung

senyawa aktif yang tidak tahan panas atau mudah menguap harus

dikeringkan pada suhu serendah mungkin, misalnya pada suhu 30-45 ᴼC.

Secara umum pengeringan dapat diakukan pada ruang atau ventilasi yang

baik serta terlindung dari sinar matahari langsung. Pengeringan dianggap

cukup dan dapat dihentikan bila simplisia telah kering dan rapuh.

6. Sortasi kering

Sortasi kering untuk memisahkan benda-benda asing seperti bagian

tanaman yang tidak diinginkan dan pengotoran lainnya yang masih

tertinggal pada simplisia kering. Tahap ini dilakukan sebelum simplisia

dibungkus untuk kemudian disimpan.

7. Pengepakan dan penyimpanan

Simplisia dapat rusak, berkurang atau berubah mutunya karena berbagai

faktor luar dan dalam, antara lain cahaya, oksigen, reaksi kimia,

penyerapan air, pengotoran serangga dan kapang. Selama penyimpanan

ada kemungkinan terjadi kerusakan pada simplisia dan tidak memenuhi

syarat yang ditentukan. Penyebab kerusakan pada simplisia yang utama

adalah air dan kelemahan (24).

Page 27: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

12

2.3 Ekstraksi

2.3.1 Pengertian ekstraksi

Ekstrak adalah suatu produk hasil pengambilan zat aktif melalui proses

ekstraksi menggunakan pelarut, dimana pelarut yang digunakan diuapkan kembali

sehingga zat aktif ekstrak menjadi pekat. Bentuk dari ekstrak yang dihasilkan

dapat berupa ekstrak kental atau ekstrak kering tergantung jumlah pelarut yang

digunakan (25).

Ekstraksi adalah suatu proses penyaringan zat aktif dari bagian tanaman

obat yang bertujuan untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam bagian

tanaman obat tersebut. Proses ekstraksi pada dasarnya adalah proses pemindahan

masa dari komponen zat padat yang terdapat pada simplisia kedalam pelarut

organik yang digunakan. Ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai metode dan

cara yang sesuai dengan sifat dan tujuan ekstraksi itu sendiri. Sampel yang akan di

ekstraksi dapat berbentuk sampel segar ataupun yang telah dikeringkan (26).

2.3.2 Metodeekstraksi

Metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut, terdiri dri:

a. Cara dingin

1. Maserasi

Maserasi adalah proses pengekstrakkan simplisia dengan

menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau

pengadukan pada temperatur kamar. Remaserasi berarti dilakukan

pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan

pertama dan seterusnya.

Page 28: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

13

2. Perkolasi

Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru, yang

umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Proses terdiri dari

tahapan pengembangan bahan, tahapan maserasi antara, tahap

perkolasi, sebenarnya (penetesan / penampungan ekstrak). Terus

menerus sampai diperoleh perkolat yang jumlahnya 1-5 kali jumlah

bahan.

b. Cara panas

Refluks

Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur pada titik

didih selama waktu tertentudan jumlah pelarut terbatas yang relatif

konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan

pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga

proses ektraksi sempurna.

Dengan alat soxhlet

Dengan alat soxhlet adalah ekstraksi yang umumnya dilakukan dengan

alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinyu dengan jumlah pelarut

relatif kontan dengan adanya pendingin balik

Digesti

Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinyu) pada

temperatur yang lebih tinggi dari temperatur kamar, secara umum

dilakukan pada temperatur 40-50 ᴼC.

Page 29: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

14

Infus

Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur 96-98 ᴼC

selama waktu 15-20 menit di penangas air, berupa bejana infus

tercelup dalam penangas air (27).

Penggunaan metode ekstraksi melalui teknik-teknik baru tersebut,

tentunya membutuhkan biaya yang sangat mahal untuk melakukannya. Akan

tetapi untuk memudahkan penelitian dengan metode ekstraksi, maka salah satu

alternatif yang diambil adalah menggunakan metode ekstraksi pelarut secara

maserasi. Hal ini dikarenakan teknik pengerjaan dan alat yang digunakan

sederhana dan sesuai untuk mengekstrak senyawa yang bersifat tidak tahan panas

(28).

2.4 Kulit

2.4.1 Pengertian kulit

Kulit merupakan organ yang membatasi antara lingkungan luar dengan

tubuh kita, kulit merupakan organ tubuh paling luar dan membatasi bagian dalam

tubuh dan lingkungan luar. Luas kulit pada orang dewasa sekitar 1.5 m2 dan

beratnya 15% dari berat badan secara keseluruhan. Kulit merupakan organ

terbesar pada tubuh, mencakup 12-15% berat tubuh dan luas permukaannya

mencapai 1-2 meter. Sistem integumen berperan dalam homeostatis, proteksi,

pengaturan suhu,reseptor, sintesis biokimia dan penyerapan zat. Kulit terdiri atas

tiga bagian utama, yaitu epidermis, dermis, dan hipodermis/subdermis (29).

Page 30: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

15

2.4.2 Anatomi kulit secara hispatologik

Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama yaitu:

1. Epidermis

Lapisan epidermis terdiri dari 5 lapisan yang tersusun dari bawah ke atas

permukaan kulit yaitu:

a. Lapisan germinatum. Lapisan ini juga disebut lapisan basal. Disusun

oleh sel basal aktif yang terus menerus membelah diri, sel di bagian ini

mempunyai inti berwarna gelap yang sangat penting dalam proses

pembelahan sel, sehingga bagian inilah yang terus menerus membuat

sel-sel kulit baru untuk mengantikan bagian sel-sel yang tua dan rusak,

oleh karena itu sel basal disebut juga sebagai sel induk.

b. Lapisan stratum soinosum. Lapisan ini biasa juga disebut prickle-cell

layer. Yaitu lapisan di atas sel basal yang tersusun dari sel keratinocyt.

Berfungsi melindungi lapisan sel basal yang aktif membelah agar

terhindar dari substansi yang dapat merusak seperti infeksi mikro

organisme dan mengurangi kehilangan kelembaban sel.

c. Lapisan stratum granulosum. Lapisan ini merupakan lapisan sel kulit

mati dan tidak dapat membelah diri yang tersusun dari sel- sel keratin

atau sel yang sudah berisi bahan protein dan mengeras. Karena letak

lapisan ini makin jauh dari pembuluh darah maka sedikit saja aliran

darah yang mengalir sehingga jika karena suatu hal aliran darah

terhambat, maka sel kulit di lapisan ini akan menjadi semakin pipih dan

mati sebelum waktunya.

Page 31: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

16

d. Lapisan stratum corneum. Lapisan ini juga disebut lapisan horny atau

lapisan tanduk atau lapisan bersisik. Lapisan ini terbanyak berada pada

telapak tangan dan kaki dan jarang dijumpai dilapisan kulit wajah.

Merupakan lapisan paling atas tersusun dari 5 - 20 lapisan sel, diantara

sel-selnya terdapat lemak yang berfungsi sebagai perekat antara sel-

sel(30).

e. Lapan basal (stratum germinativum) merupakan lapisan epidermis

paling bawah dan berbatas dengan dermis. Dalam lapisan basal terdapat

melasonit. Melasonit adalah sel yang membentuk melanin yang

berfungsi melindungi kulit terhadap sinar matahari (31).

2. Dermis

Merupakan lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih tebal. Lapisan ini

elastis dan tahan lama, berisi jaringan kompleks ujung-ujung saraf,

kelenjar sudorifera, kelenjar. Sebasea folikel jaringan rambut dan

pembuluh darah yang juga merupakan penyediaan nutrisi bagi lapisan

dalam dermis. Tersusun atas 2 lapisan:

a. Stratumpapilare : banyak mengandung kapiler dan makrofag,

limfosit,sel mast dan leukosit.

b. Stratumretikulare : merupakan bagian dalam dermis lebih tebal

dibanding stratum papilare, terdapat sel lemak dalam kelompok

besar/kecil.

Page 32: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

17

3. Subdermis

Lapisan ini terutama berupa jaringan adiposa yang memberikan bantalan

antara lapisan kulit dengan struktur internal seperti otot & tulang. Terdapat

pembuluh darah, saraf & limfe dengan jaringan penyambung yang terdiri

dari sel lemak. Jaringan lemak bekerja sebagai penyekat panas &

menyediakan penyangga bagi lapisan kulit diatasnya (32).

Gambar 2.2. Anatomi kulit (1).

2.4.3 Fungsi kulit

a. Pemeliharaan- kulit melindungi stuktur-stuktur dalam yang lembut. Kulit

yang tidak terluka merupakan benteng yang menahan serangan bakteri.

b. Organ indra- ujung saraf di dalam kulit menerima rangsangan sensorik dan

menghantarkan rangsang suhu, sentuhan dan sakit ke otot.

c. Ekskresi- keringat merupakan salah satu limbah dari tubuh; air yang

mengandung natrium karbonat dikeluarkan dari tubuh melalui kulit tubuh.

Keringat juga berperan dalam pengaturan suhu tubuh.

Page 33: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

18

d. Minyak yang dihasilkan oleh kulit membasahi dan melembutkan kulit

serta mencegah rambut menjadi kering dan rapuh

e. Ergosterol yang terdapat di dalam kulit ketika terpapar terhadap sinar uv

matahari diubah menjadi vitamin D. Oleh sebab itu, kulit merupakan

sumber vitamin D bagi tubuh

f. Penyerapan- sedikit bahan berminyak jika digosokkan dapat menyerap

kedalam kulit

g. Kuku dan rambut berasal dari kulit (33).

2.5 Luka bakar

Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan

kontak dengan sumber panas seperti air, api, bahan kimia, listrik, dan radiasi.

Penanganan penyembuhan luka bakar antara lain mencegah infeksi pada luka,

memacu pembentukan kolagen dan mengupayakan agar sisa-sisa sel epitel dapat

berkembang sehingga dapat menutup permukaan luka (34).

2.5.1 Fase luka bakar

Luka bakar terbagi dalam 3 fase, yaitu fase akut, subakut, dan fase lanjut.

Pembagian ketiga fase ini tidaklah tegas, namun pembagian ini akan membantu

dalam penanganan luka bakar yang lebih terintegrasi.

a. Fase akut/syok/awal

Fase ini dimulai saat kejadian hingga penderita mendapatkan perawatan di

IRD/ Unit luka bakar. Seperti penderita trauma lainnya, penderita luka bakar

mengalami ancaman gangguan airway (jalan nafas), breathing (mekanisme

bernafas), dan gangguan circulation (sirkulasi). Gangguan airway dapat terjadi

Page 34: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

19

segera atau beberapa saat setelah trauma, namun obstruksi jalan nafas akibat juga

dapat terjadi dalam 48-72 jam paska trauma. Cedera inhalasi pada luka bakar

adalah penyebab kematian utama di fase akut. Ganguan keseimbangan sirkulasi

cairan dan elektrolit akibat cedera termal berdampak sitemik hingga syok

hipovolemik yang berlanjut hingga keadaan hiperdinamik akibat instabilisasi

sirkulasi.

b. Fase subakut/flow/hipermetabolik

Fase ini berlangsung setelah syok teratasi. Permasalahan pada fase ini

adalah proses inflamasi atau infeksi pada luka bakar, problem penutupan luka, dan

keadaan hipermetabolisme.

c. Fase lanjut

Pada fase ini penderita dinyatakan sembuh, namun memerlukan kontrol

rawat jalan. Permasalahan pada fase ini adalah timbulnya penyulit seperti jaringan

parut yang hipertrofik, keloid, gangguan pigmentasi, deformitas, dan adanya

kontraktur (1).

2.5.2 Mekanisme injurinya

Mekanisme injurinya meliputi :

1. Luka bakar termal

Luka bakar thermal (panas) disebabkan oleh karena terpapar atau

kontak dengan api, cairan panas atau objek-objek panas lainnya.

2. Luka bakar kimia

Luka bakar chemical (kimia) disebabkan oleh kontaknya jaringan kulit

dengan asam atau basa kuat. Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak

Page 35: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

20

dan banyaknya jaringan yang terpapar menentukan luasnya injuri

karena zat kimia ini. Luka bakar kimia dapat terjadi misalnya karena

kontak dengan zat – zat pembersih yang sering dipergunakan untuk

keperluan rumah tangga dan berbagai zat kimia yang digunakan dalam

bidang industri, pertanian dan militer. Lebih dari 25.000 produk zat

kimia diketahui dapat menyebabkan luka bakar kimia.

3. Luka bakar elektrik

Luka bakar electric (listrik) disebabkan oleh panas yang digerakan dari

energi listrik yang dihantarkan melalui tubuh. Berat ringannya luka

dipengaruhi oleh lamanya kontak,tingginya voltage dan cara

gelombang elektrik itu sampai mengenai tubuh.

4. Luka bakar radiasi

Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber radioaktif.

Tipe injuri ini seringkali berhubungan dengan penggunaan radiasi ion

pada industri atau dari sumber radiasi untuk keperluan terapeutik pada

dunia kedokteran. Terbakar oleh sinar matahari akibat terpapar yang

terlalu lama juga merupakan salah satu tipe luka bakar radiasi (35).

2.5.3 Penanganan Lukar Bakar

Penanganan lukar bakar ada 2 yaitu:

1. Penanganan luka bakar ringan

Perawatan klien dengan luka bakar ringan seringkali diberikan dengan

pasien rawat jalan. Dalam membuat keputusan apakah klien dapat

dipulangkan atau tidak adalah dengan memperhatikan antara lain

Page 36: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

21

kemampuan klien untuk dapat menjalankan atau mengikuti intruksi-

instruksi dan kemampuan dalam melakukan perawatan secara mandiri

(self care), lingkungan rumah. Apabila klien mampu mengikuti

instruksi dan perawatan diri serta lingkungan di rumah mendukung

terjadinya pemulihan maka klien dapat dipulangkan.

2. Penanganan luka bakar berat

Untuk klien dengan luka yang luas, maka penanganan pada bagian

emergensi akan meliputi reevaluasi ABC (jalan nafas, kondisi

pernafasan, sirkulasi ) dan trauma lain yang mungkin terjadi; resusitasi

cairan (penggantian cairan yang hilang); pemasangan kateter urine;

pemasangan nasogastric tube (NGT); pemeriksaan vital signs dan

laboratorium; management nyeri; propilaksis tetanus; pengumpulan

data; dan perawatan luka (35).

2.6 Krim

2.6.1 Pengertian krim

Krim merupakan sediaan setengah padat berupa emulsi kental yang

mengandung air tidak kurang 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar

(DepKes RI). Keuntungan penggunaan krim yakni memiliki nilai estetika yang

cukup tinggi dan tingkat kenyamanan dalam penggunaan yang cukup baik.

Disamping itu, sediaan krim ini merupakan sediaan yang mudah dicuci, bersifat

tidak lengket, memberikan efek melembabkan kulit serta memiliki kemampuan

penyebaran yang baik (18).

Page 37: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

22

2.6.2 Tipe Krim

Seperti halnya emulsi, krim terdiri dari dua fase cair dimana salah satu

fase bersifat polar (contoh: air) dan fase lainnya bersifat relatif non polar (contoh:

minyak). Krim dengan sistem emulsi minyak dalam air (m/a) dimana fase minyak

didispersikan sebagai butiran- butiran kedalm fase air yang bertindak sebagai fase

kontinyu. Krim dengan sistem emulsi air dalam minyak (a/m) dimana fase minyak

bertindak sebagai fase kontinyu (36).

2.6.3 Basis krim

Krim mengandung basis atau bahan dasar tertentu. Ada beberapa bahan

dasar yang digunakan dalam pembuatan krim, diantaranya sebagai berikut:

a. Fase minyak, yaitu bahan obat yang larut dalam minyak dan bersifat asam.

Contohnya asam stearat, adepslanae, paraffin liquidum, paraffin solidum,

minyak lemak, cera, cetaceum, vaselin, setil alkohol, dan sebagainya.

b. Fase air, yaitu bahan obat yang larut dalam air dan bersifat basa.

Contohnya, Na tetrabonat (borax, Na biboras), trietanolamin/TEA, NaOH,

KOH, Na2CO3, gliserin, polietilenglikol/PEG, propilenglikol, dan

surfaktan (Na setostearil alcohol, polisorbatum/tween, span, dan

sebagainya).

c. Pengelmulsi. Bahan pengelmulsi yang digunakan dalam sediaan krim

disesuaikan dengan jenis dan sifat krim yang akan dibuat. Misalnya,

emulgide, lemak bulu domba, setaseum, setil alkohol, stearil alkohol,

trietanolamin stearate, polisorbat atau PEG.

Page 38: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

23

d. Pengawet, yaitu bahan yang digunakan untuk meningkatkan stabilitas

sediaan. Bahan pengawet yang sering digunakan umumnya metil paraben

(nipagin) 0,12-0,18% dan propil paraben (nipasol) 0,02-0,05%.

e. Pendapar, yaitu bahan yang digunakan untuk mempertahankan pH

sediaan.

f. Antioksidan, yaitu bahan yang digunakan untuk mencegah ketengikan

akibat oksidasi oleh cahaya pada minyak tak jenuh.

g. Zat berkhasiat (37).

Page 39: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian seacara eksperimental

laboratorium. Pengumpulan sampel dilakukan sebelum pembuatan ekstrak kulit

buah manggis, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan ekstrak kulit manggis

secara maserasi, formulasi krim dari ekstrak kulit manggis. Lalu di lanjutkan

Evaluasi Formulasi.

3.2 Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Formulasi Semi Solid dan

Farmakognosi Program Studi S1 Farmasi Institut Kesehatan Helvetia Medan.

Penelitian ini dilakukan mulai bulan April sampai Juni 2019.

3.3 Sampel penelitian

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman kulit manggis

(Garcinia mangostana L.), yang diperoleh dari Pasar Buah Brastagi.

3.4 Alat dan bahan

3.4.1 Alat yang digunakan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah wadah toples, kertas

saring, kertas kajang, pH meter, lumpang, objek gelas, pot plastik, penangas air,

batang pengaduk, pipet tetes,sudip, gunting, silet, spidol, diameter digital, kaca

arloji, ayakan no. 40 mesh dan blender.

Page 40: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

25

3.4.2 Bahan yang digunakan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah etanol 70%, asam

stearat, trietanolamin, adaps lanae, paraffin liquid, nipagin, nipasol, parfum,

aquadest, 15 tikus putih dan ekstrak etanol kulit buah manggis.

3.5 Penyiapan sampel

3.5.1 Pengumpulan sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara purposif yaitu tanpa

membandingkan dengan tumbuhan yang sama dari daerah lain. Sampel yang

digunakan adalah kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) yang diperoleh

dari Pasar Buah Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatra Utara.

3.5.2 Pengolahan sampel

Kulit buah manggis dipisahkan dari buahnya kemudian dirajang dan

dibersihkan dengan air mengalir. Setelah itu dikeringkan dilemari pengering.

Setelah kering kulit manggis diblender dan diayakkan dengan ayakan no 40 mesh

(12).

3.6 Prosedur kerja

3.6.1 Pembuatan ekstrak

Serbuk kulit buah manggis yang sudah kering diekstraksidengan metode

maserasi, dan pelarut etanol 70% dengan perbandingan 1:10. Simplisia kemudian

direndam dengan etanol 70% dan diaduk selama beberapa menit dan didiamkan

beberapa hari. Filtrat disaring dan ampas selanjutnya diremaserasi sebanyak 1kali.

Page 41: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

26

Filtrat hasil maserasi dijadikan satu kemudian etanol diuapkan dengan rotary

evaporator dan dipekatkan dalam waterbath (12).

3.6.2 Rancangan formulasi dasar krim

Asam stearat 3,6 g

Trietanolamin 0,37 g

Adaps lanae 0,75 g

Paraffin liquid 6,25 g

Nipagin 0,1 g

Nipasol 0,05 g

Parfum 0,1 g

Aquadest ad 25 ml(37).

Dibuat dalam krim sebanyak 100g yang akan digunakan untuk pembuatan

sediaan formulasi krim obat luka bakar. Kulit manggis dengan konsentrasi 5%,

10%, 15%. Masing masing formulasi dibuat sebanyak 25 g

Dengan demikian formula dasar krim yang dibuat sebagai berikut:

Asam stearat 100/25x3,6 g = 14,4 g

Trietanolamin 100/25x0,37 g = 1,48 g

Adaps lanae 100/25x0,75 g = 3 g

Paraffin liquid 100/25x6,25 g = 25 g

Nipagin 100/25x0,1 g = 0,4 g

Nipasol 100/25x0,05 g = 0,2 g

Parfum 100/25x0,1 g = 0,4 g

Aquadest ad 100 ml

Page 42: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

27

3.6.3 Pembuatan sediaan krim

Sediaan dibuat dalam 3 konsentrasi ekstrak yaitu : 5%, 10%, 15% dimana

masing-masing sediaan memiliki bobot 25 gram.

Tabel 3.1. Komposisi formulasi sediaan krim ekstrak etanol kulit manggis

Formula KonsentrasiEkstrak

%

Ekstrak

KulitManggis

(g)

Dasar

krim(g)

Totalkrim

(g)

F0

F1

-

5%

-

1,25 g

25 g

23,75 g

25 g

25 g

F2 10% 2,50 g 22,50 g 25 g

F3 15% 3,75 g 21,25 g 25 g

Keterangan:

F0 : Blanko

F1 : Formulasi krim ekstrak etanol kulit manggis dengan konsentrasi 5%

F2 : Formulasi krim ekstrak etanol kulit manggis dengan konsentrasi 10%

F3 : Formulasi krim ekstrak etanol kulit manggis dengan konsentrasi 15%

Cara pembuatan krim:

Setelah ditimbang bahan-bahan yang terdapat dalam formula dasar krim

dipisahkan dalam dua kelompok, yaitu fase minyak (paraffin, adeps lanae, dan

asam stearat) dan fase air (trietanolamin, nipagin, dan nipasol).

1. Fase minyak (paraffin, adeps lanae dan asam stearat) dimasukkan kedalam

cawan porselen dan dilebur diatas penangas air (massa I).

2. Fase air (trietanolamin, nipagin, nipasol) dilarutkan dengan air panas

didalam beaker gelas diatas penangas air (massa II).

Page 43: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

28

3. Dalam lumpang panas masukkan massa I dan gerus homogen, kemudian

tambahkan sedikit demi sedikit massa II, gerus sampai homogen hingga

terbentuk massa krim,

4. Setelah terbentuk massa krim kemudian tambahkan ekstrak kulit manggis

dan gerus hingga homogen.

5. Selanjutnya masukkan kedalam wadah (37).

3.7 Uji evaluasi sediaan

3.7.1 Uji organoleptis

Uji organoleptis dimaksudkan untuk melihat tampilan fisik sediaan yang

meliputi bentuk, warna dan bau.

3.7.2 Uji homogenitas

Pemeriksaan homogenitas dilakukan dengan menggunakan gelas objek

caranya: sejumlah tertentusediaan jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan

transparan lainnya yang cocok, sediaan harus menunjukan susunan yang homogen

dan tidak terlihat adanya butiran kasar (38).

3.7.3 Uji pH

Penentuan pH dilakukan dengan menggunakan alat pH meter. Caranya :

alat terlebih dahulu dikalibrasi, Kemudian elektroda dicuci dengan air. Dan

keringkan dengan tissue. Di timbang 1 g sediaan dan dilarutkan dalam 100 ml

aquadest. Kemudian elektroda dicelupkan dalam larutan tersebut. Dibiarkan alat

menunjukan harga pH sampai konstan (39).

Page 44: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

29

3.7.4 Uji daya sebar

Timbang 0,5 gram krim, lalu letakan krim tersebut ditengah cawan petri

yang berada dalam posisi terbalik. Beri beban cawan petri yang lain diatas krim

lalu diamkan selama 1 menit. Tambahkan 50 gram dan 100 gram beban lalu ukur

diameternya (38).

3.7.5 Uji daya lekat

Pengujian daya lekat sediaan dilakukan dengan cara krim diletakkan pada

satu sisi kaca objek dengan sisi bawahnya telah dipasangkan tali untuk mengikat

beban. Kemudian ditempelkan pada kaca objek yang lain. Beban yang digunakan

adalah 50 g. Kemudian diamati waktu yang dibutuhkan beban tersebut untuk

memisahkan kedua kaca tersebut (40).

3.7.6 Uji luka bakar

Tikus sebelumnya diadaptasi selama 1 minggu diberi makan dan minum.

Sebanyak 15 ekor tikus putih jantan di bagi menjadi 5 kelompok masing-masing 3

ekor tiap kelompok.

Tabel 3.2. Kelompok perlakuan hewan uji luka bakar

No Kelompok Perlakuan

1. Kelompok I Tikus dicukur, diluka bakarkan, dan dioleskan krim tanpa zat

berkhasiat (blanko)

2. Kelompok II Tikus dicukur, diluka bakarkan dan dioles krim dengan

konsentrasi 5%

3. Kelompok III Tikus dicukur, diluka bakarkan dan dioles krim dengan

konsentrasi 10%

4. Kelompok IV Tikus dicukur, diluka bakarkan dan dioles krim dengan

konsentrasi 15%

5. Kelompok V Tikus dicukur, diluka bakarkan, dioleskan obat Burnazin

cream (sebagai pembanding)

Page 45: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

30

Percobaan dilakukan uji pada tikus putih jantan sebanyak 15 ekor. Uji efek

luka bakar dilakukan dengan menggunakan hewan percobaan masing-masing 3

ekor untuk tiap kelompok formula. Tikus pertama dianastesi dengan obat

lidokain,punggung tikus dicukur dengan memakai silet kemudian logam dibakar

dengan nyala api selama 3 menit, logam tersebut ditempelkan selama 5 detik pada

kulit punggung tikus yang sudah dicukur bulunya. Pada kulit yang melepuh atau

mengalami luka bakar tersebut dioleskan formula krim secara tipis dan merata 3

kali sehari untuk masing-masing formula. Pada pengujian efek ini digunakan

Burnazin cream sebagai pembanding.

3.8 Pengukuran luas area luka bakar

Pengukuran luas area luka dilakukan pada hari 1, hari 7, hari 14 dan 21

hari. Metode pengukuran luas area luka bakar dilakukan dengan menggunakan

diameter digital. Diameter digital ditempatkan diarea luka dan di ukur berapa

diameter luka bakar yang telah dilukai (12)

Page 46: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

31

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya aktivitas ekstrak kulit

buah manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap proses penyembuhan luka

bakar pada tikus putih. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu

preparasi sampel, ekstraksi kulit buah manggis dengan metode maserasi, uji

identifikasi senyawa dan uji aktivitas ekstrak kulit buah manggis (Garcinia

mangostana L.) terhadap proses luka bakar pada tikus putih jantan.

4.1.1 Determinasi Tanaman

Penelitian ini menggunakan sampel yaitu kulit buah manggis. Determinasi

tanaman manggis bertujuan untuk membuktikan bahwa tanaman yang digunakan

dalam penelitian adalah benar tanaman yang dimaksud yaitu Garcinia

mangostana L. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kebenaran spesies tanaman

yang diteliti.

Determinasi tanaman dilakukan di Herbarium Medanense, Pusat Penelitian

Biologi FMIPA USU, Sumatera Utara. Hasil determinasi menyatakan bahwa

tanaman yang digunakan sebagai sampel adalah kulit buah manggis.

4.1.2 Ekstraksi Kulit Buah Manggis

Ekstraksi adalah suatu proses penyaringan zat aktif dari bagian tanaman

obat yang bertujuan untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam bagian

tanaman obat tersebut. Proses ekstraksi pada dasarnya adalah proses pemindahan

masa dari komponen zat padat yang terdapat pada simplisia kedalam pelarut

Page 47: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

32

organik yang digunakan. Ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai metode dan

cara yang sesuai dengan sifat dan tujuan ekstraksi itu sendiri. Sampel yang akan di

ekstraksi dapat berbentuk sampel segar ataupun yang telah dikeringkan (26).

Gambar 4.1. Ekstrak kental kulit buah manggis

Tabel 4.1 Hasil maserasi ekstrak etanol 70% kulit buah manggis

Pelarut Simplisia Pelarut Marna

ekstrak kental

Berat ekstrak

kental (gram)

Rendemen

(%)

Etanol

70%

500 g 5000 g Coklat pekat 53,26 g 10,65%

Sebanyak 500 g serbuk kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.)

dimaserasi dengan pelarut etanol 70% sampai larutan mendekati tidak berwarna.

Filtrat diperoleh kemudian dipekatkan dengan rotary evaporatordan diperoleh

ekstrak kental sejumlah 53,26 gram. Rendemen yang diperoleh sebesar 10,65%.

Page 48: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

33

Gambar 4.2. Tahap ekstraksi kulit buah manggis

Penyiapan Bahan Kulit manggis (Garcinia mangostana L.)

Ekstrak kental kulit buah manggis

Residu Filtrat

Penyaringan

Maserasi etanol 70%

Penguapan dengan

Rotary Evaporator

Filtrat

Residu

Penyaringan

Remaserasi etanol 70%

Page 49: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

34

4.1.3 Hasil evaluasi sediaan krim

Evaluasi sediaan krim ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia

mangostana L.) meliputi uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar,

uji daya lekat. Hasil evaluasi sediaan krim ekstrak etanol kulit buah manggis

dapat dilihat pada tabelberikut:

4.1.3.1 Uji organoleptis

Data hasil pemeriksaan organoleptis sediaan dapat dilihat pada tabel 4.2

berikut ini.

Tabel 4.2. Data hasil uji organoleptis sediaan

Karakteristik

Formula Organoleptik krim

Warna Bentuk sediaan Bau

F0 Putih Semi solid -

F1 Coklat Semi solid Khas kulit manggis

F2 Coklat Semi solid Khas kulit manggis

F3 Coklat tua Semi solid Khas kulit manggis

Berdasarkan hasil data diatas pemeriksaan organoleptis sediaan

menunjukan bahwa sedian F0-F3 memilki tekstur yang cream, dengan warna yang

bervariasi F0 (blanko) berwarna putih, F1 berwarna coklat pucat, F2 berwarna

coklat, F3 berwarna coklat tua serta memiliki aroma khas Garcinia mangostana L.

Secara keseluruhan.

4.1.3.2 Uji homogenitas

Data hasil pemeriksaan homogenitas sediaan krim dapat dilihat pada tabel

4.3 berikut ini.

Page 50: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

35

Tabel 4.3. Data hasil uji homogenitas sediaan

Formula Homogenitas/tidak homegenitas (+/-)

F0 +

F1 +

F2 +

F3 +

Keterangan : + = Homogen

- = Tidak homogen

Berdasarkan data diatas pemeriksaan uji homoenitas sediaan krim

memiliki susunan yang homogen. Hal ini ditandai dengan tidak adanya butir- butir

kasar pada saat sediaan dioleskan pada kaca transparan.

4.1.3.3 Uji pH

Data pengukuran pH sediaan dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 4.4. Data hasil uji pH sediaan

Formula Hasil pH

F0 5,8

F1 6,0

F2 6,3

F3 6,5

Berdasarkan hasil pemeriksaan sedian krim tanpa ekstrak kulit manggis

(F0) memiliki pH 5,8. Sedangkan sediaan yang dibuat dengan menggunakan

ekstrak kulit manggis (F1-F3) memiliki pH 6,0-6,5.

4.1.3.4 Uji daya sebar

Data hasil pemeriksaan daya sebar sediaan dapat dilihat pada tabel 4.5

berikut ini.

Tabel 4.5. Data hasil uji daya sebar sediaan

Formula Hasil daya sebar (cm)

F0 5,8 cm F1 5,6 cm

F2 5,5 cm

F3 5,3 cm

Page 51: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

36

Berdasarkan data diatas pemeriksaan daya sebar sediaan menunjukkan

bahwa sediaan luka bakar yang dibuat dengan F0-F3 memiliki penyebaran

pertambahan luas 5,3-5,8 cm.

4.1.3.5 Uji daya lekat

Data hasil pemeriksaan daya lekat sediaan dapat dilihat pada tabel 4.6

berikut ini.

Tabel 4.6. Data hasil uji daya lekat sediaan

Hasil perlakuan Lama daya lekat (detik)

F0 7,59 detik

F1 6,73 detik

F2 6,42 detik

F3 5,32 detik

Berdasarkan data diatas pemeriksaan daya lekat sediaan menunjukkan

bahwa sediaan luka bakar yang dibuat dengan formula F0-F3 memiliki daya lekat

yang berlangsung selama 5,32-7,59 detik.

4.1.4 Penentuan tipe emulsi sediaan krim

Penentuan tipe emulsi sediaan dilakukan dengan penambahan metilen biru

kedalam sediaan. jika larut atau homogen sediaan diaduk, maka emulsi tersebut

adalah tipe minyak dalam air (m/a) dan jika tidak larut atau tidak homogen, maka

emulsi tersebut adalah tipe air dalam minyak (a/m). Hasil penentuan tipe emulsi

krim dapat dilahat pada tabel4.7

Tabel 4.7 Hasil pengujian tipe emulsi sediaan krim

Formula kelarutan metilen biru dalam sediaan

Tidak Ya

F0

F1

F2

F3

Page 52: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

37

Ket : Krim F0 : Blanko (tanpa ekstrak kulit manggis)

Krim F1 : Krim ekstrak kulit manggis 5%

Krim F2 : Krim ekstrak kulit manggis 10%

Krim F3: Krim ekstrak kulit manggis 15%

Hasil pengujian tipe emulsi tabel 4.7 diatas menunjukan bahwa metilen

biru larut atau terdispersi merata dalam sediaan. Hal ini menunjukkan bahwa tipe

sediaan krim minyak dalam air (m/a). Tipe m/a dapat disebabkan karna jumlah

fase terdispersi (minyak/lemak) yang digunakan dalam krim lebih kecil dari pada

fase pendispersi (fase air) sehingga fase minyak akan terdispersi merata kedalam

fase air dan membentuk emulsi minyak dalam air dengan bantuan emulgator.

4.1.5 Proses penyembuhan sediaan krim ekstrak etanol kulit buah manggis

sebagai obat luka bakar pada tikus putih

Uji aktivitas ekstrak kulit buah manggis terhadap penyembuhan luka bakar

bertujuan untuk mengetahui adanya aktivitas atau efek terhadap penurunan

diameter luka bakar, persentase penyembuhan luka bakar serta penurunan intesitas

warna pada luka bakar. Uji ini dilakukan secara eksperimental terhadap uji pada

tikus putih jantan (Rattus norvegitus galur wistar).

Luka bakar dibuat dengan menggunakan logam besi dengan ukuran

berdiameter 21,8 mm yang di panaskan dalam api dengan alat kompor gas selama

1 menit kemudian ditempelkan selama 5 detik kepunggung tikus. Sebelum luka

bakar dibuat tikus dianastesi dengan menggunakan lidokain.

Page 53: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

38

Gambar 4.3.Cara mengukur diameter luka bakar pada tikus

Pengukuran dilakukan pada hari ke-1, ke-7, ke-14 dan ke-21 hari pada

masing-masing hewan uji. Diameter luka dapat diukur dengan rumus:

Keterangan:

dx = diameter luka hari ke-x

dxa = diameter a

dxb = diameter b

dxc = diameter c

dxd = diameter d

Persentase penyembuhan luka bakar dihitung dengan rumus:

Keterangan :

Px = persentase penyembuhan luka bakar pada hari ke-x

dx1 = diameter luka bakar pada hari pertama

dxn = diameter luka bakar pada hari ke –n (3)

1.1.6 Pengamatan visual luka bakar

Pengamatan luka bakar dilakukan selama 4 dalam rentang waktu 21 hari

yaitu pada hari 1, 7, 14, dan 21, untuk melihat perubahan fisik yang terjadi pada

daerah perlukaan. Tikus uji, diamati perkembangan dalam proses penyembuhan

dalam proses penyembuhan luka bakar secara visualdan dimulai pengamatan dari

hari ke-1 hingga hari ke-21 pada tiap kelompok. Hasil pengamatan visual luka

bakar dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 54: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

39

Tabel 4.8. Hasil pengamatan visual luka bakar

Formula Tikus Keterangan Pengamatan fisiologis hari ke-

1 7 14 21

F

F0

1

Warna MK C M M

Terbentuk scab - √ √ √

Terbentuk kulit baru - - √ √

2

Warna MK C M M

Terbentuk scab - √ √ √

Terbentuk kulit baru - - √ √

3

Warna MK C M M

Terbentuk scab - √ √ √

Terbentuk kulit baru - - - -

F

F1

1

Warna MK C C M

Terbentuk scab - - √ √

Terbentuk kulit baru - - √ √

2

Warna MK C M MM

Terbentuk scab - - √ √

Terbentuk kulit baru - - √ √

3

Warna MK C C M

Terbentuk scab - - √ √

Terbentuk kulit baru - - - √

F

F2

1

Warna MK C MM M

Terebentuk scab - √ √ √

Terbentuk kulit baru - - √ √

2

Warna MK C M M

Terbentuk scab - √ √ √

Terbentuk kulit baru - - √ √

3

Warna MK C M M

Terbentuk scab - √ √ √

Terbentuk kulit baru - - √ √

F

F3

1

Warna MK C M M

Terbentuk scab - √ √ √

Terbentuk kulit baru - - √ √

2

Warna MK C MM MM

Terbentuk scab - √ √ √

Terbentuk kulit baru - - √ √

3

Warna MK C M P

Terbentuk scab - √ √ √

Terbentuk kulit baru - - √ √

3

F4

1

Warna MK P M M

Terbentuk scab - √ √ √

Terbentuk kulit baru - - √ √

2 Warna MK P MM P

Terbentuk scab - √ √ √

Page 55: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

40

Ket: Merah kecoklatan (MK); Coklat (C); Merah Muda (MM); Putih (P);

Ada(√); tidak ada (-)

Pengamatan secara visual yang diamati meliputi keadaan perubahan warna

luka terbentuknya keropeng (scab) hingga terbentuk kulit baru. Terbentuknya

keropeng pada kelompok uji konsentrasi, kontrol negatif dan kontrol positif rata-

rata dimulai dari hari ke-7, terbentuk kulit baru pada kulit baru pada uji kontrol

positif, kontrol negatif dan uji konsentrasi 5%, 10%, dan 15% dimulai dari hari

ke 14.

Perubahan warna pada uji masing-masing kelompok terjadi sering mulai

menunjukan mengeringnya luka dan proses penyembuhan luka(41). Pembentukan

keropeng menunjukan proses penyembuhan luka memasuki fase poliferasi tahap

awal (42). Pengamatan secara visual dapat dijadikan sebagai acuan untuk

menunjukan suatu keadaan luka pada awalnya lembab, terlihat terbentuknya

keropeng atau jaringan granulasi mulai kering. Kecepatan terbentuknya keropeng

menunjukan kecepatan penyembuhan luka (41). Kelompok uji konsentrasi

menunjukkan proses penyembuhan luka lebih cepat faktor ini dapat dipengaruhi

kolaborasi antara basil krim dan ekstrak etanol kulit buah manggis yang memiliki

kandungan senyawa kimia atau metabolit sekunder seperti flavonoid, tanin,

saponin dan lain sebagainya untuk membantu atau mempercepat proses

penyembuhan luka sehingga membentuk jaringan baru (42).

Terbentuk kulit baru - - √ √

3

Warna MK C MM P

Terbentuk scab - √ √ √

Terbentuk kulit baru - - √ √

Page 56: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

41

4.1.7 Hasil pengukuran diameter luka bakar pada tikus putih jantan

Hasil pengukuran penurunan luas luka bakar pada kelompok kontrol

positif, kontrol negatif, kelompok uji konsentrasi 5%, kelompok konsentrasi 10%,

kelompok konsentrasi 15% pada hari ke-1 hingga pada hari ke -21 dapat dilihat

dari gambar berikut berikut:

Luka hari 1

F0

F1

F2

F3

F4

Luka hari 21

F0

F1

F2

F3

F4

Gambar 4.4. Perbandingan luka bakar pada hari pertama dengan hari ke 21

Data hasil rata-rata pengukuran diameter luka bakar ditunjukkan pada

tabel 4.9 dalam bentuk data deskriptif. Hasil yang diperoleh dari pengukuran

Page 57: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

42

dimeter luka bakar yaitu dapat ditunjukan pada gambar 4.5 yang menyatakan

bahwa terdapat penurunan diameter luka bakar pada punggung tikus.

Tabel 4.9. Rerata penurunan diameter luka bakar dan persentase penyembuhan

luka bakar

Reratadiameter luka bakar Hasil Rerata

Perlakuan Tikus pada hari ke-(mm)

Penurunan Persentase

Hari luas luka Penyembuhan

1 7 14 21 Bakar Luka (%)

1 21,8 20,6 17,7 14,6 7,2 33%

F0 2 21,8 20,7 18,4 16,4 5,4 24%

3 21,8 21 17,6 16,4 5,4 24%

Rata -rata = 21,8 20,7 17,9 15,8 6 27%

1 21,8 20,5 14,8 10,3 11,5 50%

F1 2 21,8 19,6 14,1 10,6 11,2 51%

3 21,8 18,9 16,4 7,7 14,1 64%

Rata -rata = 21,8 19,6 15,1 9,5 12,2 55%

1 21,8 20,1 12,1 8 13,8 63%

F2 2 21,8 19,9 14,1 7,6 14,6 66%

3 21,8 19,3 16,7 6 15,8 72%

Rata -rata = 21,8 19,7 14,3 7,2 14,7 67%

1 21,8 19,1 13,4 3,7 18,1 83%

F3 2 21,8 20,3 10,6 5,9 15,9 72%

3 21,8 19,8 10,9 1,2 20,6 94%

Rata -rata = 21,8 19,7 11,3 3,6 18,2 83%

1 21,8 17,3 10 ,3 3,6 18,2 83%

F4 2 21,8 19,1 7,9 1,1 20,7 95%

3 21,8 19,1 7,5 3 18,8 86%

Rata -rata = 21,8 18,5 8,5 2,5 19,2 88%

Keterangan:

F0 = Kontrol Negatif

F1 = Konsentrasi 5%

F2 = Konsentrasi 10%

F3 = Konsentrasi 15%

F4 = Kontrol Positif

Jumlah sampel (n) = 3 ekor tikus tiap kelompok perlakuan

Total sampel = 15 ekor tikus

Page 58: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

43

Gambar 4.5. Grafik pengukuran luka bakar

Dari hasil gambar 4.5. grafik pengukuran luka bakar pada hari ke-1, hari

ke-7, hari ke-14 dan hari ke-21 menunjukan adanya perbedaan yang nyata atau

dengan kata lain merupakan data yang signifikan karna masing-masing formula

mempunyai proses penyembuhan luka bakar yang berbeda-beda.

Data hasil pengukuran diameter luka bakar yang diperoleh kemudian

diolah secara statistik dengan menggunakanSPSS 17.0. Analisis statistik dari data

pengukuran diameter luka bakar yaitu deskriptiv, uji homogenitas, uji one way

ANOVA dan uji LSD (Least Significanse Different).

Tabel 4.10 Uji statistik homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Hari_Ke_7 2.089 4 10 .157

Hari_Ke_14 1.292 4 10 .337

Hari_Ke_21 .676 4 10 .624

0

5

10

15

20

25

1 7 14 21

Dia

mete

r L

uk

a (

mm

)

Hari ke -

Pengukuran Diameter Luka Bakar

Kontrol Positif

Kotrol Negatif

Konsentrasi 5%

Konsentrasi 10%

Konsentrasi 15%

Page 59: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

44

Tabel 4.11.Uji statistik one way ANOVA

ANOVA

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Hari_Ke_7 Between Groups 7.751 4 1.938 4.206 .030

Within Groups 4.607 10 .461

Total 12.357 14

Hari_Ke_14 Between Groups 155.147 4 38.787 15.006 .000

Within Groups 25.847 10 2.585

Total 180.993 14

Hari_Ke_21 Between Groups 337.123 4 84.281 35.185 .000

Within Groups 23.953 10 2.395

Total 361.076 14

Data pengukuran diameter luka bakar hari ke-7 yang diperoleh diuji

homogenitasnya menggunakan uji levenediketahui hasil pengukuran diameter

luka bakar merupakan data yang homogen dengan nilai (P> 0,05) yaitu sebesar

0,157. Hasil analisis data pengukuran diameter luka bakar dengan uji one way

ANOVA menunjukan nilai signifikan p < 0,05 yaitu sebesar p = 0,030.

Data pengukuran diameter luka bakar hari ke-14 yang diperoleh diuji

homogenitasnya menggunakan uji levene diketahui hasil pengukuran diameter

luka bakar merupakan data yang homogen dengan nilai (P> 0,05) yaitu sebesar

0,337. Hasil analisis data pengukuran diameter luka bakar dengan uji one way

ANOVA menunjukan nilai signifikan p < 0,05 yaitu sebesar p = 0,000.

Data pengukuran diameter luka bakar hari ke-21 yang diperoleh diuji

homogenitasnya menggunakan uji levene diketahui hasil pengukuran diameter

luka bakar merupakan data yang homogen dengan nilai (P> 0,05) yaitu sebesar

0,624. Hasil analisis data pengukuran diameter luka bakar dengan uji one way

Page 60: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

45

ANOVA menunjukan nilai signifikan p < 0,05 yaitu sebesar p = 0,000 yang

berarti bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada tiap kelompok perlakuan.

Untuk mengetahui adanya perbedaan bermakna pada tiap masing-masing

kelompok perlakuan dilanjutkan dengan uji LSD (Least Significant Different).

Data hasil pengukuran diameter luka bakar diubah dalam bentuk

persentase untuk melihat besar penyembuhan luka bakar yang dihasilkan oleh

ekstrak etanol 70% kulit manggis. Berdasarkan pada tabel 4.11 hasil rata-rata

persentase pennyembuhan luka bakar menunjukan bahwa kelompok kontrol

positif memiliki persentase lebih tinggi dan diikuti dengan konsentrasi 15%

memiliki persentase penyembuhan lebih tinggi dari pada konsentrasi 10%,

konsentrasi 5% dan juga blanko.

Tabel 4.12. Rata-rata persentase penyembuhan luka bakar pada hari ke- 21

Kelompok Kontrol

positif

Kontrol

negatif

konsentrasi

5%

Konsentrasi

10%

Konsentrasi

15%

Tikus I 83% 33% 50% 63% 83%

Tikus II 95% 24% 51% 66% 72%

Tikus III 86% 24% 64% 72% 94%

Rata-rata 88% 27% 55% 67% 83%

Page 61: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

46

Gambar 4.6. Grafik persentase penyembuhan luka bakar

Data persentase penyembuhan luka bakar pada grafik gambar 4.6 hal ini

menunjukan bahwa kelompok kontrol positif dan konsentrasi 15% memilki

perbedaan yang signifikan terhadap kelompok lainnya dengan nilai persentase

paling tinggi diantara kelompok yang lain. Yang berarti bahwa data persentase

penyembuhan luka bakar pada hari ke- 21 berbeda secara signifikan.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Uji Organoleptis Sediaan

Uji organoleptik. Diamati bentuk krim, warna dan bau krim. Ini dilakukan

untuk mengetahui krim yang dibuat sesuai dengan warna dan bau ekstrak yang

digunakan (16). Berdasarkan hasil pemeriksaan organoleptis sediaan krim luka

bakar, sediaan yang dibuat memiliki bentuk krim dan halus, memiliki warna

bervariasi mulai dari Fo yang berwarna putih, F1 berwarna coklat, F2 berwarna

coklat, F3 berwarna coklat tua serta memiliki aroma khas Garcinia mangostana L

yang lembut. Maka, sediaan ini dinyatakan memenuhi syarat uji organoleptis.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

1 7 14 21

Per

sen

tase

pem

nyem

bu

han

(m

m)

Hari ke-

Persentase Penyembuhan Luka Bakar

Kontrol Negatif

Konsentrasi 5%

Konsentrasi 10%

Konsentrasi 15%

Kontrol Positif

Page 62: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

47

4.2.2 Uji Homogenitas Sediaan

Uji homogenitas. Masing – masing krim yang akan diuji dioleskan pada

kaca objek, kemudian dikatupkan dengan kaca objek yang lainnya untuk diamati

homogenitasnya (43). Apabila tidak terdapat butiran-butiran kasar di atas kaca

objek tersebut maka krim yang diuji homogen. Hasil pemeriksaan homogenitas

sidiaan krim luka bakar menunjukan bahwa sediaan luka bakar yang dibuat

memiliki susunan yang homogen. Hal ini ditandai dengan tidak terdapatnya butir-

butir kasar pada saat sediaan dioleskan pada kaca objek yang transparan.

4.2.3 Uji pH sediaan

Uji pH. pH ini masih masuk pada kisaran pH normal kulit yaitu 4,5-6,5

(Osol, 1975) sehingga diharapkan sediaan krim tersebut tidak mengiritasi (44).

Berdasrkan hasil pemeriksaan pH sediaan krim, formula F0 yang dibuat tanpa

menggunakan ekstrak kulit manggis memiliki pH 5,8. formula F1 yang dibuat

dengan ekstrak kulit manggis 5% memiliki pH 6,0. F2 ekstrak kulit manggis 10%

dengan pH 6,3. F3 ekstrak kulit manggis 15% dengan pH 6,5. pH sediaan krim

luka bakar yang dibuat memilki pH yang berada direntang pH fisiologis kulit. Hal

ini menunjukan bahwa sediaan krim luka bakar yang dibuat aman dan tidak

menyebabkan iritasi pada kulit.

4.2.4 Uji Daya Sebar Sediaan

Evaluasi daya sebar krim dilakukan untuk mengetahui luasnya penyebaran

krim pada saat dioleskan di kulit, sehingga dapat dilihat kemudahan pengolesan

sediaan ke kulit. Permukaan penyebaran yang dihasilkan dengan menaiknya

Page 63: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

48

pembebanan ditujukan untuk menggambarkan karakteristik daya sebar. Daya

SebaSyarat uji daya sebar untuk sediaan topikal sekitar 5-7 cm (45).

Timbang 0,5 gram krim, lalu letakan krim tersebut ditengah cawan petri

yang berada dalam posisi terbalik. Beri beban cawan petri yang lain diatas krim

lalu diamkan selama 1 menit. Tambahkan 50 gram dan 100 gram beban lalu ukur

diameternya. Hasil uji daya sebar F0-F3 sediaan memiliki pertambahan luas 5,2-

5,6, dapat disimpulkan bahwa sediaan krim luka bakar yang dibuat memiliki daya

sebar yang baik.

4.2.5 Uji Daya Lekat

Daya lekat bertujuan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan oleh

sediaan untuk melekat pada kulit, semakin lama waktu yang dibutuhkan maka

semakin lama daya kerja obat. Syarat waktu daya lekat yang baik untuk sediaan

topikal adalah tidak kurang dari 4 detik (45). Dari data hasil uji daya lekat

dikatakan bahwa sediaan krim luka bakar yang dibuat memiliki daya lekat selang

waktu 5,32 –7,59 detik melekat pada kulit. Maka, dapat disimpulkan bahwa

sediaan krim luka bakar yang dibuat memiliki daya lekat yang baik.

4.2.6 Uji penyembuhan luka bakar dengan ekstrak kulit manggis

Luka bakar (combustio) adalah kerusakan atau kehilangan jaringan akibat

kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan

radiasi.Prinsip pengobatan luka bakar adalah mengembalikan fungsi dan bentuk

jaringan kulit kembali normal dengan komplikasi lokal seminimal mungkin (13).

Derajat luka bakar terbagi atas 4 yaitu luka bakar derajat I, IIa, IIb, III.

Luka bakar derajat II merupakan luka bakar yang sering dialami. Kulit yang

Page 64: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

49

terkena luka bakar akan mengalami kerusakan pada epidermis, dermis. Hal ini

tergantung faktor penyebab terjadinya luka bakar dan lamanya kulit kontak

dengan sumber panas. Kedalaman luka bakar dipengaruhi oleh lamanya kulit

kontak dengan sumber panas. Penanganan dalam penyembuhan luka bakar yaitu

mencegah infeksi dan memberikan sisa sel epitel untuk berpoliferasi dan menutup

permukaan luka (4). Derajat IIa memilki kerusakan mengenai bagian dermis .

penyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 10-14 hari. Sedangkan derajat

IIb memiliki kerusakan hampir seluruh bagian dermis. Penyembuhan terjadi lebih

lama, biasanya penyembuhan terjadi dalam waktu lebih dari satu bulan.Dalam

penelitian ini untuk luka bakar tergolong luka bakar derajat IIb karna proses

penyembuhan luka bakar hampir 1 bulan.

Perbedaan sifat antara keempat formula yang telah dibuat dari ekstrak

etanlo 70% kulit buah manggis antara lain F0 sebagai blanko, F1 sebagai

konsentrasi 5%, F2 sebagai konsentrasi 10%, F3 sebagai konsentrasi 15%dapat

menimbulkan perbedaan difusi obat sehingga mempengaruhi efek penyembuhan

luka bakar.

Tanaman yang mengandung antioksidan banyak dipakai dalam

pengobatan tradisional. Salah satu tanaman yang mengandung antioksidan adalah

kulit buah manggis. Penelitian mengenai aktivitas antioksidan kulit buah manggis

menyebutkan bahwa kulit manggis dapat mempercepat proses pemulihan sel

dengan mempercepat proses proliferasi fibroblas (12).

Kulit manggis (Garcinia mangostana L.) memiliki kandungan flavonoid

berupa xanton yang memiliki efek anti inflamasi dengan memicu pembentukan

Page 65: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

50

kolagen yang berperan penting dalam pemeliharaan struktur dan penyembuhan

luka (13). Xanton yang merupakan substansi kimia alami yang juga tergolong

polyphenolic, yang dihasilkan oleh metabolit sekunder. Senyawa gamma

mangostin dalam esktrak kulit manggis memiliki khasiat sebagai anti-inflamasi

dengan penghambatan COX-2 sehingga mempercepat proses penyembuhan luka

pada fase inflamasi. Selain pada fase inflamasi, ekstrak kulit manggis berperan

dalam menyembuhkan luka bakar pada fase proliferasi dimana ekstrak kulit

manggis dapat meningkatkan proses epitelisasi dan mempercepat proliferasi

fibroblas.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya mempunyai efek luka bakar yang

memiliki senyawa Tanin, fenol dan saponin. Tanin berfungsi sebagai adstringen

menyebabkan penciutan pori-pori kulit, memperkeras kulit, menghentikan

pendarahan yang ringan sehingga mampu menutupi luka dan mencegah

pendarahan yang biasa timbul pada luka. Fenol memiliki kemampuan sebagai

antiseptik untuk melindungi kulit agar tidak terjadinya infeksi pada kulit.

Mencegah kerusakan akibat reaksi oksidasi yang terjadi pada kosmetik dan

bermanfaat untuk regenerasi jaringan. Saponin memiliki kemampuan pembersih

dan antiseptik yang berfungsi membunuh kuman atau mencegah pertumbuhan

mikroorganisme yang biasa timbul pada luka sehingga luka tidak mengalami

infeksi yang berat (46). Dari penelitian diatas kulit manggis juga mempunyai efek

penyembuhan luka bakar karna memiliki senyawa flavonoid, tanin, fenol dan

saponin (47). saponin, tannin, flavonoid, dan fenol yang mempunyai kemampuan

untuk membantu proses penyembuhan luka serta nutrisi yang dibutuhkan untuk

Page 66: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

51

penyembuhan luka seperti vitamin A dan vitamin C. Tannin membantu proses

penyembuhan luka melalui peningkatan jumlah pembentukan pembuluh darah

kapiler dan sel-sel fibroblas. Flavonoid dan fenol berperan sebagai antioksidan

yang berfungsi untuk menunda atau menghambat reaksi oksidasi oleh radikal

bebas(48).Penggunaan kulit buah manggis untuk menyembuhkan luka bakar dapat

dipermudah dengan membuat dalam bentuk sediaan krim.

Penentuan tipe emulsi dalam sediaan emulsi yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah dengan metode pewarnaan. Krim yang dibuat perlu

dibuktikan tipe emulsinya, salah satunya dengan metode pewarnaan. Metode

pewarnaan merupakan metode yang cukup mudah dalam pelaksanaan dan

pengamatannya. Metode pewarnaan dilakukan dengan melarutkan Methylene blue

ke dalam krim yang dibuat. Methylene blue hanya larut dalam fase polar (air).

Seluruh formula krim berwarna biru setelah ditambah Methylene blue(49)

Dari uji pewarnaan yang dilakukan didapatkan bahwa emulsi terwarnai

biru homogen setelah ditambahkan Methylene blue. Dari krim sediaan F0, F1, F2, da

F3diperoleh warna biru yang homogen yang menandakan bahwa methylene blue

terlarut di dalam krim.

Keuntungan sediaan krim antara lain lebih mudah diaplikasikan, lebih

nyaman digunakan pada kulit tidak lengket dan mudah dicuci dengan air. Secara

tradisional krim sudah digunakan ke dalam sediaan setengah padat, sehingga krim

memiliki konsistensi relatif cair yang akan dibuat menjadi emulsi air dalam

minyak (w/o) atau minyak dalam air. Dengan demikian, sediaan emulsi dari kulit

buah manggis (Garcinia mangostana L) untuk luka bakar. Bentuk sediaan yang

Page 67: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

52

dipilih adalah emulsi tipe minyak dalam air (m/a), karena zat aktif yang

digunakan berupa minyak dan pelarut yang digunakan adalah air. Selain itu,

emulsi memiliki penyebaran yang baik dan mudah dibilas dengan air.

Page 68: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

53

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan

bahwa:

a. Ekstrak etanol 70% kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) memilki

aktivitas terhadap percepatan penyembuhan luka bakar pada tikus putih jantan

yang ditunjukkan pada kelompok konsentrasi 10% dan kelompok

konsentarasi 15%.

b. Konsentrasi dosis optimal ekstrak etanol 70% kulit buah manggis (Garcinia

mangostana L.) terhadap percepatan penyembuhan luka bakar pada tikus

putih jantan ditunjukkan pada ekstrak etanol 70% kulit buah manggis dengan

konsentrasi 15%.

5.2 Saran

a. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk memformula ekstrak etanol

kulit buah manggis dalam bentuk sediaan lain dan melakukan uji efektifitas

farmakologi yang lain.

b. Dilakukan proses ekstraksi dengan menggunakan metode yang berbeda dan

pelarut yang berbeda agar memperoleh rendemen ekstrak yang lebih banyak.

Page 69: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

54

DAFTAR PUSTAKA

1. Anggowarsito JL. luka bakar sudut pandang dermatologi. Smith Coll Stud

Soc Work. 2014;2(2):115–20.

2. Putri DD, Furqon MT, Perdana RS. Klasifikasi penyakit kulit pada manusia

menggunakan metode binari decision tree support vektor machine

(BDTSVM) (studi kasus: puskesmas dinoyo kota malang). Pengemb

Teknol Inf dan Ilmu Komput [Internet]. 2018;2(5):1912–20. Available

from: http:

3. Waehama A. Formulasi sediaan krim ekstrak etanol daun cocor bebek

(Kalanchoe pinnata L.) sebagai penyembuhan luka bakar pada kelinci.

Jurnal Farmasi dan Farmakologi. 2016.

4. Anggraeni L, Bratadiredja MA. Tanaman obat yang memiliki aktivitas

terhadap luka bakar. Rev Stud Efek Samping Pengguna Isotretionin

Sebagai Obat Jerawat Terhadap Kehamilan. 2018;16(2):51–9.

5. Mardiyanti S, Anwar E, Saputri FC. formulasi serum sebagai penyembuhan

luka bakar berbahan utama serbuk konsentrat ikan gabus (Channa striatus).

JifiFarmasiUnivpancasilaAcId [Internet]. 2016;14(2):181–9. Available

from: http://jifi.farmasi.univpancasila.ac.id/index.php/jifi/article/view/29

6. Suparni I, Wulandari A. Sehat tanpa obat dengan manggis. 2017.

7. Wulan AJ. Buah manggis ( Garcinia mangostana L .) sebagai alternatif

pelindung memori. 2015;58–63.

8. Yunitasari LiS. Gempur 41 penyakit dengan buah manggis. 2011. p. 5.

9. Safrizal. Pengaruh pemberian hara fosfor terhadap status hara fossor

jaringan, produksi dan kualitas buah manggis ( Garcinia mangostana L.).

2014;9:22–8.

10. Alqadri, Tambing Y, Latarang B. Karakteristik morfologi anatomi tanaman

manggis (Garcinia mangostana L.) didesa batusuya dan labean kabupaten

donggala. 2016;4(5):571–8.

11. Yatman E. Kulit buah manggis mengandung xanton yang berkhasiat tinggi.

Widya [Internet]. 2012;29(324):2–9. Available from: http://e-

journal.jurwidyakop3.com/index.php/majalah-ilmiah/article/view/23

12. Maulina L, Sugihartini N. Formulasi gel ekstrak etanol kulit buah manggis

(Garcinia mangostana L.) dengan variasi gelling agent sebagai sediaan luka

bakar. Pharmaciana. 2015;5(1):43–52.

13. Aryati YVP, Setiawan I, Ariani NR, Hastuti DD. Pengaruh Gel Kombinasi

Ekstrak Kulit Semangka ( Citrullus Lanatus( Thunb.)) Dan Ekstrak Kulit

Manggis (Garcinia Mangostana L.) Terhadap Penyembuhan Luka Bakar

Pada Kelinci. JPSCR J Pharm Sci Clin Res. 2018;3(2):117.

14. Mutmainah, Kusmita L, Puspitaningrum I. Uji aktivitas gel ekstrak etanol

kulit buah manggis (Garcinia mangostan L.) sebagai penyembuhan luka

bakar pada kulit punggung kelinci. 2018;9(1):606–15.

15. Natalia, Sari R, Pratiwi L. formulasi krim anti acne dari ekstrak rimpang

temulawak dengan variasi emulgator span 80 dan tween 80. 2015;1(1):59–

75.

16. Juwita AP, Yamlean PVY, Edy HJ. Formulasi krim ekstrak etanol daun

lamun (Syringodium isoetifolium). PHARMACON J Ilm Farm –

Page 70: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

55

UNSRAT. 2013;2(2):8–13.

17. Nurchasanah. Khasiat sakti manggis tumpas berbagai penyakit. 2013. p. 2.

18. Harun D syifa nurmillah. Formulasi dan Uji Aktivitas Antioksidan Krim

Anti- Aging Ekstrak Etanol 50% Kulit Buah Manggis ( Garcinia magostana

L.) dengan Metode DPPH ( 1,1 - Diphenyl-2- Picril Hydrazil ). 2014. 1-93

p.

19. Miryanti, Y.I.P arry Ir. MS, Sapei, Dr. lanny S.T. MS, Budiono K, Stephen

I. Ekstrak antioksidan dari kulit buah manggis ( Garcinia mangostana L .).

2011;1–52.

20. Aminah MS. Khasiat sakti tanaman obat untuk asam urat. 2013. p. 90.

21. Soeryoko H. 20 tanaman obat terpopuler penurun hipertensi. 2010. p. 45.

22. Rukmi I. Keanekaragaman aspergillus pada berbagai simplisia jamu

tradisional. 2009;17(April):82–9.

23. Utami M, Widiawati Y, Hidayah HA. Keragaman dan pemanfaatan

simplisia nabati yang diperdagangkan di purwokerto. 2013;1–10.

24. Hadijanah S. Uji toksisitas ekstrak etanol daun bidara (Ziziphus mauritiana)

terhadap larva udang (Artemia salina leach) dengan metode Brine shrimp

lethality test (BSLT). 2018. p. 25.

25. Siagian O. formulasi sediaan sabun mandi padat dengan ekstrak etanol

bungan kecombrang. 2017. p. 15.

26. Putra A. Formulasi sediaan kumur dari ekstrak daun sirih hijau (Piper betle

L) dan daun ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) dengan pelarut

etanol 96% dan tambahan peppermint. 2018. p. 12.

27. Sitepu JSG. Pengaruh variasi metode ekstraksi secara maserasi dan dengan

alat soxhlet terhadap kandungan kurkuminoid dan minyak atsiri dalam

ekstrak etanolik kunyit (Curcuma domestica Val.). 2010;1–101.

28. Rahmadani N, Ruslan, Satrimafitrah P. Penerapan metode ekstraksi pelarut

dalam pemisahan minyak atsiri jahe merah (Zingiber officinale

Var.Rubrum). 2018;4(April):74–81.

29. Judha M. Rangkuman sederhana anatomi & fisiologi untuk mahasiswa

kesehatan. 2016.

30. Setiawan AF, Sunaryo, Wijono. Sistem cerdas penghitung sel kulit mati

manusia dengan metode improved counting morphology. 2013;7(1):28–34.

31. Meliartha C. Uji efektifitas sediaan lotion anti nyamuk ekstrak etanol daun

sirih (Piper betle L.) kombinasi minyak bunga kenanga (Cananga odorata).

2018. p. 11.

32. Suroyo, dr.Hj. Razia Begum M.Sc. MK, Fitrian, dr.Hj.Arifah Devi MK.

Anatomi fisiologi untuk paramedis. 2015. p. 172.

33. Dwisang, Evi Luvina SS. Anatomi & Fisiologi untuk perawat dan

paramedis. 2014.

34. Ervianingsih, Razak A. Ekstrak buah tomat (Solanum lycopersicum)

terhadap penyembuhan luka bakar pada hewan uji kelinci (Oryctolagus

cuniculus). 2017;1(2):1–9.

35. Rahayuningsih, Tutik, S.Kep. N. Penatalaksanaan luka bakar (combustio).

2012;8(September):1–13.

36. Iswindari D. Formulasi dan uji aktivitas antioksidan krim rice bran oil.

2014;(September):1–40.

37. Alvianti N. Formulasi sediaan krim anti jerawat ekstrak etanol daun kersen

Page 71: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

56

(Muntingia calaburu L.). 2017. p. 19–20.

38. Erawati E, Pratiwi D, Zaky M. Pengembangan formulasi dan evaluasi fisik

sediaan krim ekstrak etanol 70% daun labu siam (Sechium edule

(Jacq.)Swatz). 2015;3(1).

39. Lubis ES, Lubis LS, Reveny J. Pelembab kulit alami dari sari buah jeruk

bali [ Citrus maxima ( Burm .) Osbeck ]. 2012;1(2):104–11.

40. Safitri NA, Puspita OE, Yurina V. Optimasi Formula Sediaan Krim Ekstrak

Stroberi (Fragaria x ananassa) sebagai Krim Anti Penuaan. Maj Kesehat

FKUB. 2014;11(4):29.

41. Fitriani N. Uji aktivitas gel etil p-metoksisinamat terhadap penyembuhan

luka terbuka pada tikus putih (rattus norvegicus) jantan galur sprague

dawley. 2016.

42. Agustina DR. Penagaruh pemberian secara topikal kombinasi rebusan daun

sirih merah (piper cf fragile) dan rebusan herba pegagan (Centella asiatica

L.) Urban) terhadap penyembuhan luka pada tikus putih jantan yang dibuat

diabetes. 2011;

43. Rabima, Marshall. Uji stabilitas formulasi sediaan krim antioksidan ekstrak

etanol 70% dari biji melinjo (Gnetum gnemon L.). 2017;2(1):107–21.

44. Yenti R, Afrianti R, Afriani L. Formulasi krim ekstrak etanol daun kirinyuh

( Euphatorium odoratum . L ) untuk penyembuhan luka. 2011;(1):227–30.

45. Azkiya Z, Ariyani H, Nugraha TS. Evaluasi sifat krim ekstrak jahe merah

(Zingiber officinale rosc : var.rubrum) sebagai anti nyeri. 2017;1(1).

46. Aris RW, Latifah, Pratjojo Iw. Formulasi krim ekstrak lidah buaya (Aloe

vera) sebagai alternatif penyembuhan luka bakar. 2013;2(2252).

47. Puspitasari L, D.A S, C.I.A A. Skrining fitokimia ekstrak etanol 95% kulit

buah manggis (Garcinia mangostana L.). 2013;1–5.

48. Negara RFK, Ratnaati R, Sli D dei. Pengaruh perawatan luka bakar derajat

II menggunakan ekstrak etanol daun sirih ( Piper betle Linn.) terhadap

peningkatan ketebalan jaringan granulasi pada tikus putih ( Rattus

norvegicus ) jantan galur wistar. 2014;1:86–94.

49. Putro A, Prasojo S, Mulyani S. Pengaruh lama penyimpanan terhadap

stabilitas fisik dan kimia lotion penumbuh rambut ekstrak biji kemiri

(aleurites molluccanan L.). 2012;17(1):1–7.

Page 72: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

57

Lampiran 1. Surat pengajuan judul skripsi

Page 73: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

58

Lampiran 2. Lembar konsul proposal dosen pembimbing I

Page 74: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

59

Lampiran 3. Lembar konsulproposal dosen pembimbing II

Page 75: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

60

Lampiran 4. Lembar persetujuan perbaikan (revisi) Proposal

Page 76: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

61

Lampiran 5. Lembar konsul skripsi dosen pembimbing I

Page 77: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

62

Lampiran 6. Lembar konsul skripsi dosen pembimbing II

Page 78: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

63

Lampiran 7. Lembar persetujuan perbaikan (revisi) Skripsi

Page 79: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

64

Lampiran 8. Surat identifikasi/Detrerminasi tumbuhan

Page 80: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

65

Lampiran 9. Surat hasil identifikasi

Page 81: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

66

Lampiran 10. Surat permohonan ijin penelitian

Page 82: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

67

Lampiran 11. Surat balasan permohonan ijin penelitian

Page 83: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

68

Lampiran 12. Surat permohonan ethical clearance

Page 84: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

69

Lampiran 13. Surat persetujuan komisi etik

Page 85: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

70

Lampiran 14. Surat hasil analisis laboratorium

Page 86: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

71

Lampiran 15. Surat keterangan pengembangan hewan

Page 87: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

72

Lampiran 16. Data gambar proses ekstraksi

Pengambilan sampel Penimbangan kulit buah

manggis segar

Sortasi basah Sortasi kering

Page 88: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

73

Lampiran 16. (lanjutan)

Penghalusan simplisia Pengayakkan simplisia

Ekstraksi dengan etanol 70% Penyaringan

Page 89: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

74

Lampiran 16. (lanjutan)

Penguapan pelarut dengan alat Ekstrak kulit buah manggis

(53,26 g)rotary evaporator

Page 90: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

75

Lampiran 17. Data gambar proses formulasi sediaan krim

Bahan pembuatan krim Penimbangan bahan

Penambahan ekstrak basis krim Sediaan krim

Page 91: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

76

Lampiran 18. Data gambar proses evaluasi sediaan krim

Uji organoleptik dan homogenitas Uji pH F0

Uji pH F1 Uji pH F2

F0 F1

F3 F2

Page 92: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

77

Lampiran 18. (lanjutan)

Uji pH F3 Uji daya sebar F0

Uji daya sebar F1 Uji daya sebar F2

Page 93: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

78

Lampiran 18. (lanjutan)

Uji daya sebar F3 Uji daya lekat F0

Uji daya lekat F1 Uji daya lekat F2

Uji daya lekat F3 Uji tipe emulsi

Page 94: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

79

Lampiran 19. Data gambar proses uji aktivitas luka bakar

Adaptasi hewan percobaan Penimbangan hewan

Punggung tikus dicukur Anastesi hewan

Page 95: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

80

Lampiran 19. (lanjutan)

Pemberian luka bakar Tikus yang telah diluka bakarkan

Pengukuran diameter luka bakar

Page 96: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

81

Lampiran 20. Perhintungan rendemen ekstrak etanol 70% kulit manggis

Diketahui : Berat serbuk simplisia kulit manggis = 500 gram

Berat ekstrak kental kulit manggis = 85,25 gram

= 10,65 gram

Lampiran 21. Perhitungan persentase penyembuhan luka bakar

A. Kelompok kontrol positif

Tikus I

Tikus II

Tikus III

Persen rata-rata = 88%

B. Kelompok kontrol negatif

Tikus I

Tikus II

Page 97: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

82

Tikus III

Persen rata-rata = 27%

C. Kelompok konsentrasi 5%

Tikus I

Tikus II

Tikus III

Persen rata-rata = 55%

D. Kelompok konsentrasi 10%

Tikus I

Tikus II

Tikus III

Persen rata-rata = 67%

Page 98: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

83

E. Kelompok konsentrasi 15%

Tikus I

Tikus II

Tikus III

Persen rata-rata = 83%

Page 99: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

84

Lampiran 22. Data gambar Luka Bakar Hari ke – 1

KELOMPOK

PERLAKUAN TIKUS

I TIKUS

II

TIKUS

III

Kontrol

Negatif

Konsentrasi

5%

Konsentrasi

10%

Konsentrasi

15%

Kontrol

Positif

Page 100: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

85

Lampiran 23. Data gambar Luka Bakar Hari ke – 7

KELOMPOK

PERLAKUAN TIKUS

I TIKUS

II

TIKUS

III

Kontrol

Negatif

Konsentrasi

5%

Konsentrasi

10%

Konsentrasi

15%

Kontrol

Positif

Page 101: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

86

Lampiran 24. Data gambar Luka Bakar Hari ke – 14

KELOMPOK

PERLAKUAN TIKUS

I TIKUS

II

TIKUS

III

Kontrol

Negatif

Konsentrasi

5%

Konsentrasi

10%

Konsentrasi

15%

Kontrol

Positif

Page 102: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

87

Lampiran 25. Data gambar Luka Bakar Hari ke – 21

KELOMPOK

PERLAKUAN TIKUS

I TIKUS

II

TIKUS

III

Kontrol

Negatif

Konsentrasi

5%

Konsentrasi

10%

Konsentrasi

15%

Kontrol

Positif

Page 103: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

88

Lampiran 26. Data Analisis Statistik Pengukuran Diameter Luka Bakar Hari ke-7

A. Uji Descriptives

Tujuan : Untuk mengetahui data nilai rata-rata pengukuran diameter luka bakar

Descriptives

Diameter_luka

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum Lower Bo und Upper Bound

kontrol negatif 3 20.7667 .20817 .12019 20.2496 21.2838 20.60 21.00

konsentrasi 5% 3 19.6667 .80208 .46308 17.6742 21.6591 18.90 20.50

konsentrasi 10% 3 19.7667 .41633 .24037 18.7324 20.8009 19.30 20.10

konsentrasi 15% 3 19.7333 .60277 .34801 18.2360 21.2307 19.10 20.30

kontrol positif 3 18.5000 1.03923 .60000 15.9184 21.0816 17.30 19.10

Total 15 19.6867 .93950 .24258 19.1664 20.2069 17.30 21.00

B. Uji Homogenitas

Tujuan : Untuk mengetahui data pengukuran diameter luka bakar

terdistribusi homogen atau tidak

Hipotesis

Ho = Data pengukuran diameter luka bakar terdistribusi homogen

Ha = Data pengukuran diameter luka bakar tidak terdistribusi homogen

Pengambilan Keputusan = Jika nilai signifikansi > 0,05 Ho diterima

= Jika nilai signifikansi < 0,05 Ho ditolak

Test of Homogeneity of Variances

Diameter_luka

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.089 4 10 .157

Page 104: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

89

Keterangan

Ho (Diterima) = Data pengukuran luka bakar pada hari ke – 7 terdistribusi

homogen.

Nilai Signifikansi (p > 0,05) yaitu p = 0,157

C. Uji One-Way Anova

Tujuan : Untuk mengetahui data pengukuran eritema diameter luka bakar

secara signifikan pada masing-masing kelompok

Hipotesis

Ho = Data pengukuran eritema diameter luka bakar berbeda secara signifikan

Ha = Data pengukuran eritema diameter luka bakar tidak berbeda secara

signifikan

Pengambilan Keputusan = Jika nilai signifikansi > 0,05 Ho ditolak

= Jika nilai signifikansi < 0,05 Ho diterima

ANOVA

Diameter_luka

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 7.751 4 1.938 4.206 .030

Within Groups 4.607 10 .461

Total 12.357 14

Keterangan

Ho (Diterima) = Data pengukuran eritema luka bakar pada hari ke – 7 berbeda

secara signifikan

Nilai Signifikansi (p > 0,05) yaitu p = 0,030

Page 105: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

90

D. Uji LSD (Least Significant Different)

Tujuan : Untuk mengetahui adanya perbedaan secara significant data penurunan

eritema luka bakar antar kelompok satu dengan kelompok yang lain.

Multi Comparisons

Diameter_luka

LSD

Page 106: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

91

Lampiran 27.Data Analisis Statistik Pengukuran Diameter Luka Bakar Hari ke-14

A. Uji Descriptives

Descriptives

diameter_luka

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

kontrol negatif 3 17.9000 .43589 .25166 16.8172 18.9828 17.60 18.40

konsentrasi 5% 3 15.1000 1.17898 .68069 12.1712 18.0288 14.10 16.40

konsentrasi 10% 3 14.3000 2.30651 1.33167 8.5703 20.0297 12.10 16.70

konsentrasi 15% 3 11.3000 1.93132 1.11505 6.5023 16.0977 9.60 13.40

kontrol positif 3 8.5667 1.51438 .87433 4.8047 12.3286 7.50 10.30

Total 15 13.4333 3.59557 .92837 11.4422 15.4245 7.50 18.40

B. Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

Diameter_luka

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.292 4 10 .337

C. Uji One-Way Anova

ANOVA

diameter_luka

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 155.147 4 38.787 15.006 .000

Within Groups 25.847 10 2.585

Total 180.993 14

Page 107: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

92

D. Uji LSD (Least Significant Different)

Multiple Comparisons

Diameter_luka

LSD

(I) kelompok (J) kelompok

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

kontrol negatif konsentrasi 5% 2.80000 1.31267 .059 -.1248 5.7248

konsentrasi 10% 3.60000* 1.31267 .021 .6752 6.5248

konsentrasi 15% 6.60000* 1.31267 .001 3.6752 9.5248

kontrol positif 9.33333* 1.31267 .000 6.4085 12.2582

konsentrasi 5% kontrol negatif -2.80000 1.31267 .059 -5.7248 .1248

konsentrasi 10% .80000 1.31267 .556 -2.1248 3.7248

konsentrasi 15% 3.80000* 1.31267 .016 .8752 6.7248

kontrol positif 6.53333* 1.31267 .001 3.6085 9.4582

konsentrasi 10% kontrol negatif -3.60000* 1.31267 .021 -6.5248 -.6752

konsentrasi 5% -.80000 1.31267 .556 -3.7248 2.1248

konsentrasi 15% 3.00000* 1.31267 .045 .0752 5.9248

kontrol positif 5.73333* 1.31267 .001 2.8085 8.6582

konsentrasi 15% kontrol negatif -6.60000* 1.31267 .001 -9.5248 -3.6752

konsentrasi 5% -3.80000* 1.31267 .016 -6.7248 -.8752

konsentrasi 10% -3.00000* 1.31267 .045 -5.9248 -.0752

kontrol positif 2.73333 1.31267 .064 -.1915 5.6582

kontrol positif kontrol negatif -9.33333* 1.31267 .000 -12.2582 -6.4085

konsentrasi 5% -6.53333* 1.31267 .001 -9.4582 -3.6085

konsentrasi 10% -5.73333* 1.31267 .001 -8.6582 -2.8085

konsentrasi 15% -2.73333 1.31267 .064 -5.6582 .1915

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 108: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

93

Lampiran 28. Data Analisis Statistik Pengukuran Diameter Luka Bakar Hari ke-21

A. Uji Descriptives

Descriptives

diameter_luka

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

kontrol negatif 3 15.8000 1.03923 .60000 13.2184 18.3816 14.60 16.40

konsentrasi 5% 3 9.5333 1.59478 .92075 5.5717 13.4950 7.70 10.60

konsentrasi 10% 3 7.2000 1.05830 .61101 4.5710 9.8290 6.00 8.00

konsentrasi 15% 3 3.6000 2.35160 1.35769 -2.2417 9.4417 1.20 5.90

kontrol positif 3 2.5667 1.30512 .75351 -.6754 5.8088 1.10 3.60

Total 15 7.7400 5.07850 1.31126 4.9276 10.5524 1.10 16.40

B. Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

Diameter_luka

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.676 4 10 .624

C. Uji One-Way Anova

ANOVA

diameter_luka

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 337.123 4 84.281 35.185 .000

Within Groups 23.953 10 2.395

Total 361.076 14

Page 109: PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN …repository.helvetia.ac.id/2235/6/SKRIPSI AFRI MANAO.pdf · 2019. 11. 8. · homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar

94

D. Uji LSD (Least Significant Different)

Multiple Comparisons

Diameter_luka

LSD

(I) kelompok (J) kelompok

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

kontrol negatif konsentrasi 5% 6.26667* 1.26368 .001 3.4510 9.0823

konsentrasi 10% 8.60000* 1.26368 .000 5.7843 11.4157

konsentrasi 15% 12.20000* 1.26368 .000 9.3843 15.0157

kontrol positif 13.23333* 1.26368 .000 10.4177 16.0490

konsentrasi 5% kontrol negatif -6.26667* 1.26368 .001 -9.0823 -3.4510

konsentrasi 10% 2.33333 1.26368 .095 -.4823 5.1490

konsentrasi 15% 5.93333* 1.26368 .001 3.1177 8.7490

kontrol positif 6.96667* 1.26368 .000 4.1510 9.7823

konsentrasi 10% kontrol negatif -8.60000* 1.26368 .000 -11.4157 -5.7843

konsentrasi 5% -2.33333 1.26368 .095 -5.1490 .4823

konsentrasi 15% 3.60000* 1.26368 .017 .7843 6.4157

kontrol positif 4.63333* 1.26368 .004 1.8177 7.4490

konsentrasi 15% kontrol negatif -12.20000* 1.26368 .000 -15.0157 -9.3843

konsentrasi 5% -5.93333* 1.26368 .001 -8.7490 -3.1177

konsentrasi 10% -3.60000* 1.26368 .017 -6.4157 -.7843

kontrol positif 1.03333 1.26368 .433 -1.7823 3.8490

kontrol positif kontrol negatif -13.23333* 1.26368 .000 -16.0490 -10.4177

konsentrasi 5% -6.96667* 1.26368 .000 -9.7823 -4.1510

konsentrasi 10% -4.63333* 1.26368 .004 -7.4490 -1.8177

konsentrasi 15% -1.03333 1.26368 .433 -3.8490 1.7823

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.