Upload
afidah-risdyana
View
473
Download
71
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemampuan dan
kemauan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya. Masyarakat diharapkan mampu berperan sebagai pelaku
pembangunan kesehatan dalam menjaga, memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatannya sendiri serta berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.
Harapan tersebut dapat terwujud apabila masyarakat diberdayakan sepenuhnya
dengan sumber daya dimilikinya untuk dapat menerapkan PHBS dalam kehidupannya
sehari-hari, baik di rumah, di sekolah, di tempat kerja. Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) yang harus dilakukan oleh setiap individu/keluarga/kelompok sangat
banyak, dimulai dari bangun tidur sampai dengan tidur kembali. Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai
hasil pembelajaran yang menjadikan individu/keluarga/kelompok dapat menolong
dirinya sendiri dalam bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat.
Rumah Tangga merupakan unit terkecil dalam lingkungan. Perilaku hidup yang
bersih dan sehat selayaknya harus diterapkan dan ditanamkan kepada seluruh anggota
keluarga. Peranan keluarga dalam sebuah rumah memegang kunci utama untuk
meningkatkan kualitas kesehatan sejak dini. Karena jika keluarga sehat, akan
membentuk masyarakat yang sehat pula. Untuk itu, Sehat harus diawali dari dalam
rumah sendiri.
Dengan menerapkannya terlebih dahulu di lingkungan rumah tangga, maka
otomatis akan lebih mudah menerapkan ke lingkungan yang lebih luas lagi, yaitu
masyarakat. Karena kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang
tidak sehat menjadi perilaku sehat, dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga
Agar program PHBS dapat berjalan sesuai dengan tujuan dari terbentuknya
maka program yang ada di dalam PHBS dan proses berjalannya program itu dapat
diketahui lebih jelas maka penulis tertarik untuk membahas Pola Hidup Bersih dan
1
Sehat dalam rumah tangga lebih dalam sehingga sebagai calon petugas kesehatan
nantinya dapat memiliki bekal pengetahuan tentang PHBS yang bila berada di
masyarakat, informasi tentang PHBS dapat tertransfer dengan tepat ke masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari PHBS di rumah tangga ?
2. Apa saja tujuan dan manfaat dari PHBS di rumah tangga ?
3. Apa saja metode dan media untuk PHBS di rumah tangga ?
4. Apa saja indikator dari PHBS di rumah tangga ?
5. Apa saja rencana dan evaluasi untuk PHBS di rumah tangga ?
6. Apa saja sasaran dari PHBS di rumah tangga ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari PHBS di rumah tangga.
2. Mengetahui tujuan dan manfaat dari PHBS di rumah tangga.
3. Memahami metode dan media untuk PHBS di rumah tangga
4. Mengetahui indikator dari PHBS di rumah tangga
5. Mengetahui rencana dan evaluasi untuk PHBS di rumah tangga
6. mengetahui sasaran dari PHBS di rumah tangga
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian PHBS
PHBS merupakan salah satu pilar utama dalam Indonesia Sehat dan merupakan
salah satu strategi untuk mengurangi beban negara dan masyarakat terhadap pembiayaan
kesehatan.
PHBS di rumah tangga adalah upaya memperdayakan anggota rumah tangga
agar tahu, mau mampu mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan
aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. (Pusat Promosi Kesehatan Depkes RI
2006)
PHBS di rumah tangga merupakan upaya untuk memberdayakan anggota rumah
tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan hidup bersih dan sehat, serta
berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di rumah tangga di
lakukan untuk mencapai rumah tangga Ber-PHBS.
PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah
tangga agar sadar, mau dan mampu mempraktikkan PHBS untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatannya, mencegah resiko terjadinya penyakit dan melindungi diri
dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Oleh
karena itu tatanan rumah tangga sehat dapat diwujudkan dengan perilaku sehat dan
lingkungan sehat.
2.2 Tujuan dan Manfaat
A. Tujuan
1. Tujuan umum : Meningkatnya rumah tangga sehat di kabupaten/kota
diseluruh Indonesia.
2. Tujuan khusus :
1. Meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan anggota rumah
tangga untuk melaksanakan PHBS.
2. Meningkatkan keikutsertaan seluruh anggota keluarga agar berperan aktif
dalam gerakan PHBS di masyarakat.
3
B. Manfaat
1. Bagi Rumah Tangga
Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit.
Anak tumbuh sehat dan cerdas.
Anggota keluarga giat bekerja.
Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi
keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan
keluarga.
2. Bagi Masyarakat:
Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.
Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah
kesehatan.
Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber
Masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan
jamban, ambulans desa dan lain-lain.
2.3 Metode dan Media untuk PHBS Rumah Tangga
Metode yang digunakan untuk kegiatan promosi kesehatan dalam penerapan
PHBS rumah tangga adalah melalui penyuluhan langsung, kegiatan majelis taklim, dan
penyuluhan tidak langsung menggunakan media/ penyebaran brosur, leaflet, poster,
pemasangan spanduk. Sebagai penyuluh kesehatan banyak sekali faktor-faktor yang
mempengaruhi seperti cara penyampaian pesan, penguasaan materi atau pesan yang
akan disampaikan, wawasan penyuluh, dan inovasi, setelah diperoleh informasi dari
FGD ternyata penyuluh hanya bersifat monoton saja, kurang adanya dinamika kelompok
sehingga masyarakat sudah malas untuk mendengarkan penyuluhan.
Menurut Notoatmodjo (2005), metode dan media yang digunakan dalam promosi
kesehatan disesuaikan dengan kondisi sasaran, tempat dan waktu pelaksanaan sehingga
4
menggugah “awareness” atau kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi yang
diharapkan dapat berpengaruh terhadap perubahan perilaku. Sesuai dengan tujuan dari
promosi kesehatan adalah terjadinya perubahan perilaku kearah budaya hidup bersih dan
sehat maka yang penting adalah memberdayakan masyarakat, biarkan masyarakat yang
menentukan apa permasalahan yang ada didaerahnya, jangan terbiasa menerapkan suatu
kegiatan sehingga akhirnya masyarakat manjadi objek saja, sehingga penyuluh bertindak
sebagai fasilitator sajas dalam mencarikan solusi bersama masyarakat. Untuk itu dalam
pemilihan media perlu dipertimbangkan secara cermat sesuai dengan sosial budaya dan
kebutuhan masyarakat misalnya pesan kesehatan disampaikan melalui kegiatan majelis
taklim, wirid pengajian, randai, saluang, dan lain-lain, sehingga masyarakat mau
melakukan perubahan perilaku kepada yang lebih baik yaitu melalui pemberdayaan
masyarakat.
2.4 Indikator PHBS Rumah Tangga
A. Tujuh indikator PHBS di rumah tangga
1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
Adalah pertolongan persalinan dalam rumah tangga yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para medis lainnya).Tenaga
kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu persalinan,
sehingga keselamatan Ibu dan bayi lebih terjamin. Apabila terdapat kelainan
dapat diketahui dan segera ditolong atau dirujuk ke Puskesmas atau rumah
sakit. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan
peralatan yang aman, bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi
dan bahaya kesehata lainnya.
2. Bayi diberi ASI eksklusif
Adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja sejak lahir sampai
usia 6 bulan. ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan
gizi yar cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan
berkembang dengan baik. Air Susu Ibu pertama berupa cairan bening
berwarna kekuningan (kolostrum), sangat baik untuk bayi karena
mengandung zat kekebalan terhadap penyakit.
5
3. Penimbangan bayi dan balita
Penimbangan bayi dan balita dimaksudkan untuk memantau
pertumbuhan setiap bulan dan mengetahui apakah bayi dan balita berada
pada kondisi gizi kurang atau gizi buruk.
Penimbangan bayi dan balita dilakukan setiap buian mulai umur 1
bulan sampai 5 tahun di Posyandu. Manfaat penimbangan balita setiap bulan
di Posyandu :
Untuk mengetahui apakah balita tumbuh sehat.
Untuk mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan balita.
Untuk mengetahui balita yang sakit, (demam/batuk/pilek/diare), berat
badan dua bulan berturut-turut tidak naik, balita yang berat badannya
BGM (Bawah Garis Merah) dan dicurigai Gizi buruk sehingga dapat
segera dirujuk ke Puskesmas.
Untuk mengetahui kelengkapan Imunitasi.
Untuk mendapatkan penyuluhan gizi.
4. Menggunakan Air Bersih
Menggunakan air bersih adalah rumah tangga yang menggunakan air
bersih untuk kebutuhan sehari-hari yang berasal dari : air kemasan, air
ledeng, air pompa, sumur terlindung, mata air terlindung dan penampungan
air hujan dan memenuhi syarat air bersih yaitu: tidak berasa, tidak berbau
dan tidak berwarna. Sumber air pompa, sumur dan mata air terlindung
berjarak minimal 10 meter dari sumber pencermar seperti tempat
penampungan kotoran atau limbah.
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Air yang bersih tidak banyak mengandung bakteri dan Sabun dapat
membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun kotoran
dan kuman masih tertinggal di tangan.
6. Menggunakan jamban sehat
6
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan
kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan
leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit
penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya.
1. Syarat jamban sehat :
a. Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air
minum dengan lubang penampungan minimal 10 meter)
b. Tidak berbau.
c. Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus.
d. Tidak mencemari tanah disekitarnya.
e. Mudah dibersihkan dan aman digunakan.
f. Dilengkapi dinding dan atap pelindung.
g. Penerangan dan ventilasi cukup.
h. Lantai kedap air dan luas ruangan memadai.
i. Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
2. Cara memelihara jamban sehat :
a. Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan
air.
b. Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam
keadaan bersih.
c. Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat.
d. Tidak ada serangga, (kecoa, lalat) dan tikus yang berkeliaran,
e. Tersedia alat pembersih (sabun, sikat, dan air bersih).
f. Bila ada kerusakan, segera diperbaiki.
7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu
Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan
pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk.
B. Tiga indikator gaya hidup sehat
7
1. Makan buah dan sayur setiap hari
Setiap anggota rumah tangga mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan
2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari.
2. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang
menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan
kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat
dan bugar sepanjang hari. Aktivitas fisik dilakukan secara teratur paling
sedikit 30 menit dalam sehari, sehingga, dapat menyehatkan jantung, paru-
paru serta alat tubuh lainnya.
3. Tidak merokok dalam rumah
Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok di dalam rumah.
Rokok ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang diisap akan
dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya, di antaranya yang paling
berbahaya adalah Nikotin, Tar, dan Carbon Monoksida (CO).
2.5 Perencanaan dan Evaluasi PHBS di Rumah Tangga
2.5.1 Perencanaan
1. Advokasi (Pendekatan pada para pengambil keputusan)
Ditingkat keluarga atau rumah tangga, strategi ini ditujukan
kepada para kepala keluarga/ bapak/suami, ibu, kakek, nenek. Tuiuannya
agar para pengambil keputusan di tingkat keluarga/rumah tangga dapat
meneladani dalam berperilaku sehat, memberikan dukungan, kemudahan,
pengayoman dan bimbingan kepada anggota keluarga dan lingkungan
disekitarnya.
Ditingkat petugas, strategi ini ditujukan kepada para pimpinan
atau pengambil keputusan, seperti Kepala Puskesmas, pejabat di tingkat
kabupaten/kota, yang secara fungsional maupun struktural pembina
program kesehatan di wilayahnya.
8
Tujuannya adalah agar para pimpinan atau pengambil keputusan
mengupayakan kebijakan, program atau peraturan yang berorientasi
sehat, seperti adanya peraturan tertulis, dukungan dana, komitmen,
termasuk memberikan keteladanan.
Langkah-langkah Advokasi :
a. Tentukan sasaran yang akan diadvokasi, baik sasaran primer,
sekunder atau tersier.
b. Siapkan informasi data kesehatan yang menyangkut PHBS di 5
tatanan.
c. Tentukan kesepakatan dimana dan kapan dilakukan advokasi.
d. Lakukan advokasi dengan cara yang menarik dengan menggunakan
teknik dan metoda yang tepat.
e. Simpulan dan sepakati hasil advokasi.
f. Buat ringkasan eksekutif dan sebarluaskan kepada sasaran.
2. Mengembangkan Dukungan Suasana
Di tingkat keluarga/RT, strategi ini ditujukan kepada para
kepala keluarga/suami/bapak ibu, kakek, nenek, dan lain-
lain.Tujuannva adalah agar kelompok ini dapat mengembangkan atau
menciptakan suasana yang mendukung dilaksahakannva PHBS di
lingkungan keluarga. Caranya antara lain melalui anjuran untuk selalu
datang ke Posyandu mengingatkan anggota keluarga untuk tidak merokok
di dekat ibu hamil dan balita. Di tingkat petugas, strategi ini ditujukan
kepada kelompok sasaran sekunder, seperti petugas kesehatan, kader,
lintas sektor, lintas program Lembaga Swadaya Masyarakat, yang peduli
kesehatan, para pembuat op dan media masa. Tujuannya adalah agar
kelompok ini dapat mengembangkan atau menciptakan suasana yang
mendukung dilaksanakannya PHBS. Caranya antara lain melalui
penyuluhan kelompok, lokakarya, seminar, studi banding,pelatihan, dsb.
9
Langkah-langkah Pengembangan Dukungan Suasana :
a. Menganalisis dan mendesain metode dan teknik kegiatan
dukungan suasana, seperti : demonstrasi, pelatihan, sosialisasi,
orientasi.
b. Mengupayakan dukungan pimpinan, program, sektor terkait pada
tiap tatanan dalam bentuk adanya komitmen, dan dukungan
sumber daya.
c. Mengembangkan metoda dan teknik dan media yang telah diuji
coba dan disempurnakan.
d. Membuat format penilaian dan menilai hasil kegiatan.
3. Gerakan Pemberdayaan Masyarakat
Misal dalam pengembangan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) berbasis masjid dan rumah tangga melalui promosi kesehatan
dan pemberdayaan masyarakat PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat)
adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran
sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang, keluarga,
kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di
bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakat.
Untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman serta
memunculkan komitmen pengurus wilayah dan daerah serta
pengurus/takmir masjid tentang pelaksanaan PHBS berbasis masjid dan
Rumah Tangga, akan dilaksanakan Workshop Sosialisasi dan Advokasi
Program Pengembangan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Berbasis Masjid dan Rumah Tangga melalui Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Rumah Tangga.
Langkah-langkah kegiatan gerakan masyarakat :
a. Peningkatan pengetahuan masyarakat melalui berbagai kegiatan
pembinaan.
10
b. Menganalisis dan mendisain metode dan teknik kegiatan
pemberdaya seperti pelatihan, pengembangan media komunikasi
untuk penyuluhan individu, kelompok dan massa, lomba,
sarasehan dan lokakarya.
c. Mengupayakan dukungan pimpinan, program, sektor terkait pada
tiap tatanan dalam bentuk komitmen dan sumber daya.
d. Mengembangkan metoda dan teknik serta media yang telah
diujicoba dan disempurnakan.
e. Membuat format penilaian dan menilai hasil kegiatan bersama-
sama dengan lintas program dan lintas sektor pada tatanan terkait.
f. Menyusun laporan serta menyajikannya dalam bentuk tertulis
(ringkasan, eksekutif).
Berdasarkan uraian tersebut, maka yang perlu dilakukan dalam
penggerak; pelaksanaan adalah menerapkan AIC, yaitu :
1) A (Apreciation) :penghargaan kepada para pelaksana kegiatan.
2) I (Involvement) :keterlibatan para pelaksana dalam tugasnya.
3) C (Commitment) :kesepakatan para pelaksana untuk melaksanakan,
tugasnya.
2.5.2 Evaluasi
Hasil yang dicapai adalah :
1. Pelaksanaan program PHBS sesuai rencana.
2. Dapat mensosialisasikan, menerapkan, dan membina PHBS dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Diharapkan meningkatnya pengetahuan para peserta tentang PHBS
umumnya dan khususnya PHBS di tatanan rumah tangga.
4. Adanya upaya jalan keluar apabila terjadi hambatan.
5. Adanya peningkatan program PHBS.
11
2.6 Sasaran PHBS di Rumah Tangga
Sasaran PHBS di Rumah Tangga adalah seluruh anggota keluarga yaitu :
A. Sasaran primer adalah sasaran yang mempunyai masalah, yang diharapkan mau
berperilaku sesuai harapan dan memeperoleh manfaat paling besar dari perubahan
perilaku tersebut, yakni : Anggota rumah tangga yang memiliki masalah kesehatan,
terutama ibu bayi, balita.
B. Sasaran sekunder adalah individu atau kelompok yang memiliki pengaruh atau
disegani oleh sasaran primer. Sasaran skunder diharapkan mampu mendukung
pesan-pesan yang disampaikan kepada sasaran primer.
Sasaran skunder diantaranya :
KK
Orang tua/ mertua
Kader
Toma/toga
LSM
Petugas kesehatan
C. Sasaran tersier adalah para pengambil kebijakan, penyandang dana, pihak-pihak
yang berpengaruh di berbagai tingkatan (pusat, propinsi, kabupaten, kecamatan dan
desa/kelurahan). Diantaranya :
Ketua RT/RW
Kepala desa
D. Program prioritas adalah program yang dianggap sangat berpengaruh untuk
mendukung terlaksanya PHBS rumah tangga, diantaranya adalah :
KIA
Gizi
Kesehatan Lingkungan
Gaya hidup
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
PHBS di rumah tangga merupakan upaya untuk memberdayakan anggota
rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan hidup bersih dan sehat, serta
berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
PHBS rumah tangga dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan rumah
tangga sehat di kabupaten/kota diseluruh Indonesia. Meningkatkan pengetahuan,
kemauan dan kemampuan anggota rumah tangga untuk melaksanakan PHBS.
Meningkatkan keikutsertaan seluruh anggota keluarga agar berperan aktif dalam
gerakan PHBS di masyarakat. Dengan beberapa sasaran yakni : primer, sekunder,
tersier dan program prioritas. Metode yang digunakan untuk kegiatan promosi
kesehatan dalam penerapan PHBS rumah tangga adalah melalui penyuluhan langsung,
kegiatan majelis taklim, dan penyuluhan tidak langsung menggunakan media/
penyebaran brosur, leaflet, poster, pemasangan spanduk.
Ada tujuh indikator PHBS rumah tangga :
1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.
2. Bayi diberi ASI eksklusi.
3. Penimbangan bayi dan balita
4. Menggunakan Air Bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu
Ada tiga indikator gaya hidup sehat :
1. Makan buah dan sayur setiap hari.
2. Melakukan aktivitas fisik setiap hari.
3. Tidak merokok dalam rumah
Perencanaan dalam PHBS rumah tangga meliputi : advokasi, menggembangkan
dukungan masyarakat dan gerakan pemberdayaan masyarakat.
13
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini banyak sekali terdapat kesalahan dan kelemahan.
Baik isi makalah maupun tata bahasa penulisan yang di buat oleh penulis. Oleh karena
itu, penulisan mengharapkan tanggapan dan koreksi yang membangun dari pembaca
sehingga ke depannya makalah yang di buat akan lebih baik pada masa yang akan
datang.
Bagi mahasiswa diharapkan dapat memahami dan nantinya mampu untuk
melaksanakan PHBS dalam rumah tangga sebagai tenaga kesehatan dan sebagai
individu dalam kelurga sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan di indonesia
dan dalam kelurganya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Heri. D. J. Maulana.2009. Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC
Faridah, Nur. Bad and Good Habit. Jakarta : Grasindo
Anonim : http://febri-yunaldi-chaniago.blogspot.com/2013/02/makalah-perilaku-hidup-bersih-dan-sehat.html (diakses pada 11-11-2014 pukul 19:00)
15