19
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut UU No 20 Tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara (Muhibbin Syah, 2013: 1). Pendidikan menurut Langeveld juga merupakan setiap usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri (Nurfuadi, 2012: 17) Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses yang mengantisipasi dan membicarakan masa depan. Pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan memikirkan apa yang akan 1

Proposal b.indo (Ana)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

proposal kp

Citation preview

Page 1: Proposal b.indo (Ana)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut UU No 20 Tahun 2003, Pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara

(Muhibbin Syah, 2013: 1).

Pendidikan menurut Langeveld juga merupakan

setiap usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang

diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak

itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap

melaksanakan tugas hidupnya sendiri (Nurfuadi, 2012:

17)

Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah,

idealnya pendidikan tidak hanya berorientasi pada masa

lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan

proses yang mengantisipasi dan membicarakan masa

depan. Pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan

memikirkan apa yang akan dihadapi peserta didik di masa

yang akan datang.

Kita sadari bersama, bahwa tantangan yang dihadapi

bangsa Indonesia pada masa ini bersifat mutlidimensi.

Oleh karena itu, segala upaya tentang visi dan misi

mencerdaskan kehidupan bangsa masih perlu dilakukan

oleh para pendidik dan orangtua. Perlu kita pikirkan

bersama, pendidikan seperti apa yang kiranya mampu

menunjang kebutuhan negara dan bangsa Indonesia

dalam menghadapi tantangan abad ini dan masa depan.

Untuk menjawab semua tantangan tersebut, peran

pendidikan sangatlah penting. Melalui pendidikan,

manusia dibina untuk menjadi individu yang siap

menjalankan tugasnya dimasa yang akan datang. Menurut

Driyarkara, pendidikan ialah pemanusiaan manusia muda

atau pengangkata manusia muda ketaraf insani.

1

Page 2: Proposal b.indo (Ana)

Menurut J.J. Rousseau pendidikan adalah memberi

kita perbekalan yang tidak ada pada masa anak-kanak,

akan tetapi membutuhkannya pada waktu dewasa

((Nurfuadi, 2012: 18).

Hasbullah (2013: 1) pendidikan merupakan suatu

usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai

dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayan.

Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh

beberapa pakar diatas serta menurut UU dapat

disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha manusia

secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran untuk dapat bereksistensi

sesuai dengan martabatnya sebagai manusia dan mampu

merealisasikan hakikatnya secara total.

Pembelajaran bahasa Indonesia, terutama di

sekolah dasar tidak akan terlepas dari empat keterampilan

berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan

menulis. Kemampuan berbahasa bagi manusia sangat

diperlukan. Sebagai makhluk sosial, manusia

berinteraksi, berkomunikasi dengan manusia lain dengan

menggunakan bahasa sebagai media, baik berkomunikasi

menggunakan bahasa lisan, juga berkomunikasi

menggunakan bahasa tulis (Ahmad Susanto, 2013: 242).

Tujuan pelajaran bahasa Indonesia di SD antara

lain bertujuan agar siswa mampu menikmati dan

memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan

kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

Untuk tujuan khusus pengejaran bahasa Indonesia, antara

lain agar siswa memiliki kegemaran membaca,

meningkatkan kepribadian, mempertajam kepekaan,

perasaan, dan memperluas wawasan kehidupannya

(Ahmad Susanto, 2013: 245).

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan

(BSNP, 2006: 81), standar isi bahasa Indonesia sebagai

berikut: “pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk

meningkatkan kemampuan peserta didik untuk

berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

benar, baik secara lisan maupun tulis, serta

2

Page 3: Proposal b.indo (Ana)

menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan

manusia Indonesia.” (Ahmad Susanto, 2013: 245).

Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa

melaluii pembelajaran bahasa di SD, siswa diharapkan

memperolah dasar-dasar kemampuan membaca

disamping kemampuan menulis dan menghitung, serta

kemampuan esensial lainnya. Dengan dasar kemampuan

itu, siswa dapat menyerap berbagai pengetahuan yang

sebagian besar disampaikan melalui tulisan.

Ruang lingkup pembelajaran membaca di sekolah

dasar adalah upaya untuk meningkatkan pencapaian

tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran membaca di

sekolah dasar ialah memberikan bekal pengetahuan dan

kemampuan kepada siswa untuk menguasai teknik-teknik

membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik dan

benar. Membaca perlu dapat perhatian baik dari guru,

sekolah, orang tua, dan pemerintah.

Kenyataan yang terjadi dilapangan, berdasarkan

hasil wawancara yang dilakukan pada guru mata

pelajaran Bahasa Indonesia kelas V, kemampuan siswa

dalam membaca khususnya membaca pemahaman di

kelas V SDN Komet 5 Banjarbaru belum sesuai dengan

yang diharapkan. Selain itu, berdasarkan hasil tes

membaca pemahaman yang dilakukan oleh guru sebelum

peneliti melakukan penelitian didapatkan hasil bahwa

pada pembelajaran 1 tahun yang lalu Tahun Ajaran

2014/2015 hasil belajar siswa pada materi membaca

pemahaman berada di bawah Ketuntasan Minimal

(KKM), dari 25 orang siswa hanya 10 orang siswa yang

berhasil mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

dan sisanya 15 orang siswa berada di bawah indikator

ketuntasan belajar yang diterapkan sekolah yaitu 62.

Sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan membaca

pemahaman siswa kelas V SDN Komet 5 Banjarbaru

masih rendah.

Penyebab dari rendahnya hasil belajar siswa pada

aspek membaca pemahaman ini adalah masih kurangnya

keaktifan siswa dalam pembelajaran. Pada pembelajaran

membaca siswa cenderung pasif, jarang mampu

mengumukakan pendapat atau memberikan tanggapan

3

Page 4: Proposal b.indo (Ana)

terhadap isi bacaan. Siswa cenderung hanya mampu

membaca secara tersurat, tetapi masih belum mampu

menemukan makna yang tersirat dari bacaan tersebut.

Memahami isi bacaan dianggap sulit bagi anak apalagi

jika bacaannya kurang menarik baginya. Anak akan

malas membaca bahkan tidak mau membaca untuk

bacaan yang tidak menarik minatnya. Hal ini

menggambarkan efektifitas proses pembelajaran dalam

kelas masih rendah dan tujuan pembelajaran belum

tercapai. Dan jika kondisi tersebut dibiarkan berlarut-larut

maka secara tidak langsung akan menyebabkan hasil

belajar bidang studi Bahasa Indonesia khususnya materi

membaca pemahaman akan mengalami penurunan yang

berdampak negatif baik siswa itu sendiri maupun sekolah.

Membaca pemahaman merupakan suatu kegiatan

membaca yang tujuan utamanya adalah memahami

bacaan secara tepat dan cepat (Ngalimun, dkk. 2014: 64).

Berdasarkan pertimbangan di atas, untuk

menjadikan pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi

sebuah pembelajaran yang kreatif, produktif, yang

bersifat kooperatif, dan kolaboratif, maka perlu

dikembangkan suatu model pembelajaran yang mampu

merangsang aktivitas dan kreativitas siswa dan mampu

mengungkapkan pendapat secara verbal juga melatih

siswa bertukar pikiran dalam menyelesaikan suatu

permasalahan. Salah satu model pembelajaran yang

melibatkan peran serta siswa adalah model pembelajaran

kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) yang

dikombinasikan dengan model Picture And Picture.

Model pembelajaran kooperatif tipe NHT

(Numbered Head Together) merupakan suatu model

pembelajaran berkelompok yang setiap anggota

kelompoknya bertanggung jawab atas tugas

kelompoknya, sehingga tidak ada pemisahan antara siswa

yang satu dengan siswa yang lain dalam satu kelompok

untuk saling memberi dan menerima antara satu dengan

yang lain (Aris Shoimin : 108).

Pada model ini siswa bekerja dalam tim

pembelajaran kooperatif beranggota 4-5 orang. Mereka

terlibat dalam sebuah rangkaian kegiatan bersama.

4

Page 5: Proposal b.indo (Ana)

Rangkaian kegiatan tersebut berupa membagikan lembar

cerita anak yang sudah disediakan oleh guru kepada

setiap kelompok. Kemudian setiap kelompok menulis

tanggapan terhadap cerita, dan mereka juga bekerja sama

untuk memahami ide pokok dan keterampilan

pemahaman yang lain. Selama proses pembelajaran siswa

dalam kegiatan membaca dan menulis hal-hal yang

berkaitan dengan materi cerita anak yang mereka dapat,

dan mempersiapkan untuk publikasi cerita yang mereka

dapat.

Selain menggunakan model pembelajaran NHT

(Numbered Head Together), pada proses pembelajaran ini

juga menggunakan model pembelajaran Picture And

Picture dimana kedua model tersebut akan

dikombinasikan.

Model pembelajaran kooperatif tipe Picture And

Picture adalah suatu model belajar menggunakan gambar

dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis

(Aris Shoimin : 122). Picture And Picture merupakan

model pembelajaran yang mengandalkan gambar yang

menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Guru

membagikan gambar acak kepada siswa, lalu siswa

mengamati gambar tersebut. Dan kemudian siswa

menyusun gambar tersebut menjadi gambar yang

berurutan secara logis.

Alasan dipilihnya model pembelajaran kooperatif

tipe NHT (Numbered Head Together) yang

dikombinasikan dengan model Picture And Picture ini

karena kedua model ini mengutamakan pembelajaran

kooperatif atau kerjasama kelompok sehingga siswa

dapat saling berbagi ilmu pengetahuan yang dimilikinya.

Selain itu model NHT (Numbered Head Together)

merupakan model pembelajaran yang dapat memotivasi

siswa karena mereka harus bersaing dengan kelompok

lain, ditambah lagi dengan penggunaan model

pembelajaran Picture And Picture membuat suasana

pembelajaran lebih variatif karena menggunakan gambar-

gambar yang relevan dengan pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis

tertarik untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas

5

Page 6: Proposal b.indo (Ana)

yang berjudul ” Peningkatan Keterampilan Membaca

Pemahaman Materi Cerita Pendek Anak Menggunakan

Model Nht (Numbered Head Together) Dan Picture And

Picture Di Kelas V SDN Komet 5 Banjarbaru ”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah

diuraikan di atas, maka permasalahan tersebut dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana aktifitas guru dalam kegiatan

pembelajaran Bahasa Indonesia pada

keterampilan membaca pemahaman materi cerita

anak menggunakan model Nht (Numbered Head

Together) dikombinasikan dengan model Picture

And Picture di kelas V SDN Komet 5 Banjarbaru?

2. Bagaimana aktifitas siswa dalam kegiatan

pembelajaran Bahasa Indonesia pada

keterampilan membaca pemahaman materi cerita

anak menggunakan model Nht (Numbered Head

Together) dikombinasikan dengan model Picture

And Picture di kelas V SDN Komet 5 Banjarbaru?

3. Apakah melalaui model NHT (Numbered Head

Together) yang dikombinasikan dengan model

Picture And Picture dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada keterampilan mendengarkan

materi cerita anak kelas V SDN Komet 5

Banjarbaru?

C. Rencana Pemecahan Masalah

Rendahnya hasil belajar siswa pada materi

keterampilan membaca pemahaman pada kelas V SDN

Komet 5 Banjarbaru disebabkan variasi model

pembelajaran yang digunakan masih kurang, selain itu

pola pembelajaran monoton, siswa kurang aktif dan tidak

terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Sehingga,

perbendaharaan kosa kata yang dimiliki siswa pun minim

dan siswa kurang terlatih dalam mengembangkan ide atau

gagasan.

6

Page 7: Proposal b.indo (Ana)

Berpijak dari asumsi tersebut, maka diperlukan

inovasi pembelajaran agar pembelajaran lebih baik dan

lebih menarik sehingga siswa menjadi lebih aktif dan

terlibat langsung dalam proses pembelajaran dengan

harapan dapat meningkatkan hasil belajar siswa

khususnya aspek keterampilan membaca pemahaman.

Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan hasil belajar

siswa kelas V SDN Komet 5 Banjarbaru pada materi

keterampilan membaca pemahaman tersebut model

pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head

Together) yang dikombinasikan dengan model Picture

And Picture sangat tepat digunakan karena siswa dapat

terlibat dan aktif secara langsung sehingga dapat

berpengaruh positif bagi hasil belajar yang diperolehnya.

Pembelajaran dengan pendekatan kooperatif

bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa

untuk terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan

dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga sebagian besar

aktvitas pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa terlibat

aktif mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk

memecahkan masalah. Pembelajaran dengan pendekatan

kooperatif, dapat mengembangkan kemampuan berpikir

kritis, kreatif, dan reflektif. Hal ini dikarenakan kegiatan

pembelajaran ini lebih banyak berpusat pada siswa,

sehingga siswa diberi kesempatan untuk turut serta dalam

diskusi kelompok. Pemberian motivasi dari teman sebaya

juga mampu mendorong semangat siswa untuk

mengembangkan kemampuan berpikirnya. Terlebih lagi

bila pembahasan materi yang sifatnya problematik atau

yang bersifat kontroversial, mampu merangsang siswa

mengembangkan kemampuan berpikirnya.

NHT (Numbered Head Together) merupakan salah

satu strategi pembelajaran kooperatif. Model

pembelajaran ini dikembangkan oleh Spenser Kagan

(1993) dalam Nurhadi dan Agus (2003: 66). Model NHT

mengacu pada belajar kelompok siswa, masing-masing

anggota memiliki bagian tugas (pertanyaan) dengan

nomor berbeda-beda (Aris Shoimin: 07). Berikut

langkah-langkah yang dikembangkan dalam

melaksanakan model NHT (Numbered Head Together):

7

Page 8: Proposal b.indo (Ana)

1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam

kelompok mendapat nomor.

2. Guru memberikan tugas dan masing-masing

kelompok mengerjakannya.

3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar

dan memastikan tiap anggota kelompok dapat

mengerjakannya/mengetahui jawabannya.

4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan

nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja

sama mereka

5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru

menunjuk nomor yang lain

6. Kesimpulan (Zainal Aqib, 2014: 19)

Model pembelajaran kooperatif tipe Picture And

Picture adalah suatu model belajar menggunakan

gamabar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan

logis. Model pembelajaran ini mengandalkan gambar

yang menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran

(Aris Shoimin: 122). Berikut langkah-langkah yang

dikembangkan dalam melaksanakan model Picture And

Picture:

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin

dicapai

2. Menyajikan materi sebagai pengantar

3. Guru menunjukan/memperlihatkan gambar-

gambar kegiatan berkaitan dengan materi

4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara

bergantian memasang/mengurutkan gambar-

gambar menjadi urutan yang logis

5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran

urutan gambar tersebut

8

Page 9: Proposal b.indo (Ana)

6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru mulai

menanamkan konsep/materi sesuai dengan

kompetensi yang ingin dicapai.

7. Kesimpulan/rangkuman (Zainal Aqib, 2014:

18)

Berikut langkah-langkah gabungan yang

dikembangkan dalam melaksanakan NHT (Numbered

Head Together) dan Picture And Picture:

1. Guru membentuk kelompok yang masing-masing

terdiri dari 4-5 siswa (NHT)

2. Guru membagikan nomor kepada setiap siswa

dalam kelompok (NHT)

3. Guru membagikan lembar cerita anak yang

berbeda kepada masing-masing kelompok. Dan

siswa mendiskusikan dan menulis tanggapan

mereka terhadap cerita, dan mereka juga bekerja

sama untuk memahami ide pokok dan

keterampilan pemahaman yang lain. (NHT)

4. Guru membagikan gambar acak yang sesuai

dengan cerita anak yang sudah mereka dapat

kepada setiap kelompok. (Picture And Picture)

5. Setiap kelompok menyusun gambar acak tersebut

hingga menjadi urutan gambar yang logis.

(Picture And Picture)

6. Guru memanggil salah satu nomor siswa dan

nomor yang dipanggil menjelaska hasil kerja

sama mereka. (NHT)

7. Siswa yang dipanggil juga mengurutkan gambar

menjadi urutan yang logis, dan menjelaskan dasar

pemikiran urutan gambar tersebut. (Picture And

Picture)

8. Guru meminta tanggapan dari siswa yang lain,

kemudian guru menunjuk nomor yang lain.

(NHT)

9. Demikian seterusnya sampai semua kelompok

membacakan hasil diskusi mereka. (NHT)

9

Page 10: Proposal b.indo (Ana)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

peningkatkan hasil belajar siswa mengenai keterampilan

membaca pemahaman materi cerita anak menggunakan

model NHT (Numbered Head Together) yang

dikombinasikan dengan model Picture And Picture siswa

kelas V SDN Komet 5 Banjarbaru.

Adapun beberapa tujuan yang di teliti lebih rinci

adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui aktifitas guru dalam menerapkan

pembelajaran Bahasa Indonesia pada

keterampilan membaca pemahaman materi cerita

anak menggunakan model Nht (Numbered Head

Together) dikombinasikan dengan model Picture

And Picture di kelas V SDN Komet 5 Banjarbaru.

2. Mengetahui aktifitas siswa dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia pada keterampilan membaca

pemahaman materi cerita anak menggunakan

model Nht (Numbered Head Together)

dikombinasikan dengan model Picture And

Picture di kelas V SDN Komet 5 Banjarbaru..

3. Mengetahui tingkat hasil belajar siswa pada

keterampilan membaca pemahaman materi cerita

anak dengan penggunaan model Nht (Numbered

Head Together) dikombinasikan dengan model

Picture And Picture di kelas V SDN Komet 5

Banjarbaru..

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat bagi :

1. Siswa

Siswa dapat meningkatkan pembelajaran bahasa

tentang keterampilan membaca pemahaman materi cerita

anak menggunakan model Nht (Numbered Head

Together) dikombinasikan dengan model Picture And

Picture guna memperoleh nilai bahasa yang lebih baik.

10

Page 11: Proposal b.indo (Ana)

2. Guru

Meningkatkan interaksi dan profesionalisme guru,

memperoleh data tentang hasil pembelajaran siswa.

Sebagai bahan informasi ilmiah tentang metode

pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran

kooperatif tipe Nht (Numbered Head Together) dan

Picture And Picture dapat diterapkan sebagai salah satu

metode yang dapat membantu guru dalam membelajarkan

siswa akan konsep-konsep bahasa Indonesia sehingga

mudah memahami konsep tersebutdengan baik.

3. Sekolah

Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan

strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil

belajar siswa juga menigkatkan kualitas pendidikan di

sekolah.

11

Page 12: Proposal b.indo (Ana)

Daftar Pustaka

Aqib, Zainal. 2013. Model-model Media dan Strategi

Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: YRAMA

WIDYA.

Hasbullah. 2013. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta:

Rajawali Pers.

Ngalimun. 2013. Strategi dan Model Pembelajaran.

Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Ngalimun, dkk. 2014. Pembelajaran Keterampilan

Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Nurfuadi. 2012. Profesionalisme Guru. Purwokerto:

STAIN Press.

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif

Dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: AR-RUZZ

MEDIA.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran

di Sekolah Dasar. Jakarta: KENCANA.

Syah, Muhibbin. 2013. Psikologi Pendidikan. Bandung:

PT REMAJA ROSDAKARYA.

12