7

Click here to load reader

Proposal Kegiatan Bermain Origami

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Proposal Kegiatan Bermain Origami

Citation preview

PROPOSAL KEGIATAN BERMAIN PADA ANAK SAKIT(BERMAIN TEMPEL GAMBAR)

A. Latar belakang Bermain merupakan kebutuhan anak seperti halnya kasih sayang, makanan, perawatan, dan lain-lainnya, karena dapat memberi kesenangan dan pengalaman hidup yang nyata. Bermain juga merupakan unsur penting untuk perkembangan anak baik fisik, emosi, mental, sosial, kreativitas serta intelektual. Oleh karEna itu bermain merupakan stimulasi untuk tumbuh kembang anak.Hospitalisasi biasanya memberikan pengalaman yang menakutkan bagi anak. Semakin muda usia anak, semakin kurang kemampuannya beradaptasi, sehingga timbul hal yang menakutkan. Semakin muda usia anak dan semakin lama anak mengalami hospitalisasi maka dampak psikologis yang terjadi salah satunya adalah peningkatan kecemasan yanng berhubungan erat dengan perpisahan dengan saudara atau teman-temannya dan akibat pemindahan dari lingkungan yang sudah akrab dan sesuai dengannya (Whaley and Wong, 1995).Anak-anak dapat merasakan tekanan (stress) pada saat sebelum hospitalisasi, selama hospitalisasi, bahkan setelah hospitalisasi, karena tidak dapat melakukan kebiasaannya bermain bersama teman-temannnya, lingkungan dan orang-orang yang asing baginya serta perawatan dengan berbagai prosedur yang harus dijalaninya terutama bagi anak yang baru pertama kali di rawat menjadi sumber utama stress dan kecemasan / ketakutan (Carson, dkk, 1992: 1139). Hospitalisasi merupakan masalah yang dapat menyebabkan terjadinya kecemasan bagi anak. Dengan demikian berarti menambah permasalahan baru yang bila tidak ditanggulangi akan menghambat pelaksanaan terapi di rumah sakit.Pemberian terapi bermain ini dapat menunjang tumbuh kembang anak dengan baik. Pada kenyataannya tidak semua anak dapat melewati masa kanak-kanaknya dengan baik, ada sebagian yang dalam proses tumbuh kembangnya mengalami gangguan kesehatan. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas, maka perlu adanya program terapi bermain di rumah sakit khususnya di ruang perawatan anak, sehingga diharapkan asuhan keperawatan dapat menunjang proses penyembuhan.

B. Tujuan

1. Tujuan umumSetelah diberikan terapi bermain, diharapkan kreativitas anak-anak berkembang baik dan dapat membantu mengurangi tingkat kecemasan atau ketakutan yang dirasakan oleh anak-anak akibat hospitalisasi.

2. Tujuan khususSetelah mengikuti terapi kreatifitas 90% anak-anak diharapkan mampu :1) Memilih dan menggunting gambar yang telah dipilih2) Mengoleskan lem pada balik gambar yang telah dipotong3) Menentukan dan menempel gambar pada tempat yang telah ditentukan.

C. SasaranSasaran terapi kreativitas ini adalah anak-anak usia pra-sekolah (1-3 thn) yang dirawat di ruang perawatan anak (RSUD. Ryacudu lampung utara) anak dengan kriteria :1. Tidak bedrest total2. Tidak kejang3. Tidak panas/bebas demam4. Bersedia mengikuti permainan/terapi

D. Pokok pembahasan : Bermain pada anak hospitalisasiSub pokok pembahasan: bermain menempelkan gambarTanggal / jam: 25 maret 2014/ 10.00 wibTempat : Ruang bermain anak di RSUD Ryacudu, Lampung utaraSasaran: anak usia toodler (1-3 th)Waktu: 30 menit Deskripsi waktu: persiapan 5 menit Pengenalan 5 menit Permainan 15 menit Terminasi 5 menit

E. Seting tempat

Keterangan : = Leader

= Co Leader

= Anak-anak

= Fasilitator

= Observer

F. Metode

Metode yang digunakan adalah :

a. Ceramahb. Demonstrasic. Tanya jawab

Jenis Permainan :Menggunting dan menempel gambar pada tempat yang telah disediakan.

G. Teknis Permainan

1. Leader membuka dan menutup kegiatan terapi kreativitas.2. Co Leader dibantu oleh fasilitator memberi pengarahan dan mempraktekkan cara bermain di depan anak-anak.3. Cara bermain :Gambar dan peralatan menempel dibagikan kepada masing-masing anak.Lalu anak dibimbing untuk menggunting gambar dan menempelkannya pada gambar yang telah disediakan.Jika gambar telah terbentuk kembali anak disuruh mengacungkan jari tanda selesaiPeserta yang dinyatakan menang adalah peserta yang telah menyelesaikan lebih dulu dari peserta lainnya, dengan hasil yang baik dan benar.

H. Struktur organisasi

1. Leader : citra puspa dewiBertanggung jawab terhadap terlaksananya terapi kreativitas, yaitu membuka dan menutup kegiatan ini.2. co leader : suci veftiana nMenjelaskan pelaksanaan dan mendemonstrasikan terapi kreativitas.3. fasilitator : yuli setiawati, habib syaifudin n, agus sutiadi, robiyansyah.Mempersiapkan alat dan tempat permainan serta mendampingi setiap peserta dalam mengikuti terapi kreativitas.4. observer :Memfasilitasi pelaksanaan terapi bermain; terapi kreativitas dan mengamati, mencatat jalannya terapi kreativitas.

I. Evaluasi 1. Anak dapat menyelesaikan satu bentuk tempelan gambar 2. Anak dapat aktif dan mengikuti kegiatan3. Anak merasa senang dan gembira4. Mengurangi rasa cemas dan takut anak pada perawat

J. Penutup Bermain merupakan aktivitas yang dilakukan tanpa paksaan, tidak dapat dilepaskan dari kehidupan anak dan merupakan salah satu sarana untuk stimulasi tumbuh kembang anak agar dapat bertumbuh dan berkembang secara optimal. Hasil akhir dari bermain yang dilakukan di ruang perawatan anak (R. Ryacudu ) ini diharapkan dapat meningkatkan daya kreativitas anak, menurunkan kecemasan, dan anak mampu beradaptasi lebih efektif terhadap stres karena hospitalisasi, selain itu juga dapat menghilangkan kebosanan dan memberikan kegembiraan pada anak, dengan demikian proses asuhan keperawatan dapat terlaksana dengan baik.