37
PENGARUH SIKAP, GENDER DAN IKLIM KELAS TERHADAP MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS XI SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 TAHUNAN JEPARA TAHUN AJARAN 2011/2012 Disusun guna memenuhi tugas semester VI Mata Kuliah Metode Penelitian Matematika Dosen pengampu: Prof. Dr. Sutama, M.Pd Disusun oleh: HIKMA PRIHATINI A 410 080 066

Proposal Kuantitatif

Embed Size (px)

DESCRIPTION

berisi pengerrian kuantitatif

Citation preview

Page 1: Proposal Kuantitatif

PENGARUH SIKAP, GENDER DAN IKLIM KELAS

TERHADAP MINAT DAN PRESTASI BELAJAR

MATEMATIKA PADA SISWA KELAS XI SEMESTER 1

SMA NEGERI 1 TAHUNAN JEPARA

TAHUN AJARAN 2011/2012

Disusun guna memenuhi tugas semester VI

Mata Kuliah Metode Penelitian Matematika

Dosen pengampu: Prof. Dr. Sutama, M.Pd

Disusun oleh:

HIKMA PRIHATINI

A 410 080 066

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2011

Page 2: Proposal Kuantitatif

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………. i

DAFTAR ISI………………………………………………………………. ii

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Permasalahan……………………………………… 1

2. Identifikasi Masalah………………………………………………... 2

3. Pembatasan Masalah……………………………………………….. 2

4. Perumasan Masalah…………………………………………………2

5. Tujuan Penelitian……………………………………………………4

6. Manfaat Penelitian…………………………………………………. 4

B. LANDASAN TEORI

1. Kajian Teori…………………………………………………………4

2. Kajian Pustaka………………………………………………………7

3. Kerangka Berpikir………………………………………………….. 9

4. Hipotesis…………………………………………………………….10

C. METODE PENELITIAN

1. Jenis dan Desain Penelitian……………………………………….... 11

2. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………………… 11

3. Populasi, Sampel, dan Sampling…………………………………… 12

4. Metode Pengumpulan Data….……………………………………... 13

5. Definisi Operasional Variabel……………………………………… 14

6. Instrument Penelitian………………………………………………..15

7. Teknik Penyajian Data……………………………………………... 17

8. Teknik Analisis Data.......................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA

Page 3: Proposal Kuantitatif

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Permasalahan

Dalam seluruh proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

merupakan kegiatan yang paling pokok. Berhasil tidaknya percapaian tujuan

pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami

oleh siswa sebagai anak didik. Belajar merupakan proses dasar dari

perkembangan hidup manusia. Dengan belajar , manusia melakukan

perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya

berkembang. Semua aktifitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil

dari belajar. Belajar bukan sekadar menurut pengalaman, belajar adalah suatu

proses. Karena itu belajar berlangsung secara aktif dan integrative dengan

menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapi suatu tujuan.

Fenomena yang ada menunjukkan belum optimalnya keberhasilan

pengajaran, khususnya untuk pengajaran matematika. Ketidakoptimalan

tersebut dapat dilihat dari prestasi siswa yang kurang memuaskan. Prestasi

belajar yang dicapai siswa pada hakekatnya merupakan pencerminan dari

usaha belajar. Pada umumnya semakin baik usaha belajar maka semakin baik

pula prestasi yang dicapai. Tentunya hal ini tidak terlepas dari faktor-faktor

yang mempengaruhinya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar banyak jenisnya,

tetapi dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar

dapat berasal dari jasmani, psikologi, dan kelelahan, sebagai contoh yaitu

sikap, gender dan minat belajar siswa pada pelajaran matematika. Sedangkan

faktor ekstern yaitu faktor yang ada pada luar individu, dapat berasal dari

keluarga, sekolah, masyarakat, sebagai contoh yaitu iklim kelas.

Sikap mengandung tiga komponen yaitu kognitif, afektif dan tingkah

laku. Sikap selalu berkenaan dengan suatu objek dan sikap terhadap objek ini

disertai dengan perasaan positif atau negatif. Sikap belajar penting karena

didasarkan atas peranan guru dalam proses belajar mengajar. Gaya mengajar

yang diterapkan guru disekolah berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar

Page 4: Proposal Kuantitatif

siswa. Sikap belajar bukan saja sikap yang ditujukan pada guru , melainkan

juga pada tujuan yang dicapai, materi pelajaran, tugas, dll. Sikap senang atau

tidak senang siswa dalam belajar matematika akan berpengaruh terhadap

proses dan hasil belajar yang dicapainya.

Sementara itu pembelajaran matematika sering ditakuti atau dibenci

oleh banyak siswa, sebagai proses pembelajaran matematika tidak bisa berjalan

sebagaimana mestinya. Hal ini dikarenakan siswa kurang menyukai

matematika dan juga kurang atau tidak adanya minat untuk mempelajari

matematika. Minat belajar yang juga merupakan salah satu faktor intern dalam

menentukan prestasi belajar, merupakan landasan yang kuat di dalam belajar

matematika. Karena dengan adanya minat belajar, siswa akan termotivasi

untuk mempelajari matematika dan juga dengan baik dan akan mampu meraih

prestasi yang maksimal.

Faktor gender pada proses pembelajaran matematika dapat berperan

dalam menentukan hasil belajar siswa. Sifat laki-laki dan perempuan memiliki

respon yang berbeda terhadap hal-hal yang dipelajari. Sifat tersebut misalnya

rajin dan ketekunan dalam mempelajari pembelajaran matematika. Hal tersebut

dapat berpengaruh pada hasil prestasi belajar siswa.

Faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah iklim

kelas. Berkaitan dengan iklim kelas, permasalahan yang timbul adalah bahwa

iklim kelas belum dikembangkan, dan juga pada umumnya guru dan kepala

sekolah belum mengenalnya. Sebaliknya, di beberapa negara maju hal itu

merupakan kajian yang selama ini sudah diterapkan dalam kegiatan belajar

mengajar untuk perbaikan pendidikan. Iklim kelas diyakini berkolerasi dengan

prestasi belajar peserta didik dan proses perbaikannya dilakukan di tingkat

sekolah. Dalam belajar matematika haruslah tercipta iklim kelas yang kondusif

karena siswa biasanya sering menemukan berbagai kesulitan dalam

memecahkan masalah matematika dimana kesulitan itu harus dibahas secara

bersama-sama. Apabila demokrasi tidak ada saat pelajaran matematika

berlangsung, maka hasil yang dicapai belum memuaskan. Hal ini disebabkan

karena aspek iklim kelas belum dikembangkan para guru di sekolahnya.

Page 5: Proposal Kuantitatif

Uraian – uraian diatas dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki

sikap positif dan sifat pada perbedaan gender, iklim kelas yang mendukung dan

mempunyai minat belajar yang sangat besar untuk mempelajari matematika.

Maka siswa tersebut dapat mencapai prestasi belajar matematika yang baik.

2. Identifikasi Masalah

a. Prestasi belajar matematika siswa belum sesuai harapan.

b. Sikap siswa saat proses kegiatan belajar mengajar perlu diperhatikan oleh

guru.

c. Memperhatikan pengaruh faktor gender dalam proses pembelajaran.

d. Iklim kelas yang belum dikembangkan dan belum dikenal oleh guru dan

kepala sekolah.

e. Minat belajar siswa pada matematika masih sangat kecil.

3. Pembatasan Masalah

a. Sikap positif maupun negatif siswa dalam belajar matematika.

b. Pengaruh dari gender siswa yaitu laki-laki dan perempuan.

c. Iklim kelas yaitu berupa kekompakan, kepuasan, kecepatan, formalitas,

kesulitan.

d. Minat belajar matematika yaitu berupa perasaan senang dan perhatian

siswa pada matematika, kesadaran dan kemauan siswa dalam mempelajari

matematika.

e. Pencapaian prestasi belajar matematika pada siswa kelas XI SMA Negeri I Tahunan Jepara tahun ajaran 2011/2012 yang diperoleh dari hasil ujian tengah semester ganjil.

4. Perumusan Masalaha. Apakah terdapat pengaruh secara tidak langsung sikap,gender dan iklim

kelas terhadap prestasi belajar matematika melalui minat belajar siswa?

b. Apakah terdapat pengaruh secara langsung sikap,gender dan iklim kelas

terhadap minat belajar siswa?

c. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan minat belajar terhadap prestasi

belajar matematika?

Page 6: Proposal Kuantitatif

5. Tujuan Penelitian

a. Pengaruh secara tidak langsung sikap, gender dan iklim kelas terhadap

prestasi belajar matematika melalui minat belajar siswa.

b. Pengaruh secara langsung sikap, gender dan iklim kelas terhadap minat

belajar siswa.

c. Pengaruh yang signifikan minat belajar terhadap prestasi belajar

matematika.

6. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Secara umum penelitian ini diharapkan dapat memberikan

tambahan pengetahuan pada tingkatan teoritis kepada pembaca maupun

guru dalam upaya menciptakan iklim kelas yang kondusif dan

meningkatkan minat sekaligus prestasi belajar matematika.

b. Manfaat Praktis

Dari hasil-hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat dari segi

praktis, antara lain:

1) Memberikan gambaran pada guru matematika tentang ada atau tidaknya

pengaruh sikap, gender dan iklim kelas terhadap minat dan prestasi

belajar siswa.

2) Bahan masukan yang penting dalam menciptakan iklim kelas sesuai

yang diinginkan peserta didik.

3) Memberikan informasi kepada siswa untuk menumbuhkan minat

belajar sehingga prestasi belajar meningkat.

B. LANDASAN TEORI

1. Kajian Teori

a. Hakekat matematika

Menurut Johnson dan Myklebust yang diterjemahkan oleh

Mulyono Abdurrohman (2003:252) Matematika adalah bahasa simbolis

yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan

Page 7: Proposal Kuantitatif

kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk

memudahkan fikiran.

Matematika sebagai ilmu tentang struktur yang memerlukan

simbolis , matematika merupakan ilmu tentang bilangan dan hitung

menghitung yang menggunakan cara bernalar deduktif dan logis.

b. Minat belajar

Menurut Slameto (2003:180) minat adalah suatu rasa lebih suka dan

rasa keterkaitan pada suatu hal /aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

Sedangkan menurut Muhibbin Syah (2008:136) minat berarti

kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar

terhadap sesuatu.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa minat adalah

perhatian yang mengandung unsur-unsur perasaan atau kecenderungan

dalam yang tinggi terhadap sesuatu. Minat belajar yang dimaksudkan pada

penelitian ini adalah minat belajar matematika yang meliputi perasaan

senang, perhatian, kosentrasi dan keamanan dari siswa terhadap mata

pelajaran matematika. Namun, tidak dapat dipungkiri lagi jika minat belajar

siswa untuk mempelajari matematika relatif kurang. Hal ini disebabkan

masih banyaknya siswa yang beranggapan bahwa matematika itu sulit dan

menakutkan.

c. Prestasi belajar matematika

Wingkel W. S. (2007:391) menyatakan bahwa prestasi adalah

keberhasilan usaha yang dapat di capai. Dalam hal ini, Winkel memakai

prestasi sebagai suatu hasil usaha yang telah dilaksanakan.

Menurut Slameto (2003:2) prestasi belajar adalah hasil dari

pengukuran serta penilaian usaha belajar.

Dapat disimpulkan bahwa pencapaian prestasi dalam belajar

matematika merupakan pencapaian hasil dengan kemampuan yang dimiliki

dan ditandai dengan perkembangan serta perubahan tingkah laku pada diri

seseorang yang diperoleh dari belajar dengan waktu tertentu. Prestasi belajar

ini dalam bentuk nilai dan hasil tes atau ujian.

Page 8: Proposal Kuantitatif

d. Sikap

Menurut Muhibbin Syah ( 2010: 132) sikap adalah gejala internal

yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau

merespons (response tendence) dengan cara yang relative tetap terhadap

objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif.

Menurut Djaali (2008:114) sikap adalah kecenderungan untuk

bertindak berkenaan dengan objek tertentu. Sikap bukan tindakan nyata

(overt behavior) melainkan masih bersifat tertutup (covert behavior) .

Dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan kecenderungan untuk

bertindak atau kesiapan untuk bereaksi yang dapat bersifat positif dan

negative terhadap suatu objek atau situasi tertentu.

e. Gender

Kata gender berasal dari bahasa Inggris berarti “jenis kelamin”. Ngalim

Purwanto (2002:20) menyatakan bahwa manusia yang mempunyai norma

sejak lahir telah membawa pembawaan jenis kelamin masing-masing yaitu

laki-laki dan perempuan. Tiap- tiap individu bersama dengan jenis

kelaminnya masing-masing mempunyai pembawaaan watak, intelejensi,

sifat-sifat dan sebagainya yang berbeda.

Dalam konsep gender dapat dikatakan bahwa sifat dapat dipertukarkan

antara sifat wanita dan pria, berubah dari waktu ke waktu, berbeda dari

tempat-tempat lain, dan berbeda dari suatu kelas ke kelas lain. Itulah yang

dikenal dengan “gender’ (Sudarma,2008: 188-189).

Dapat disimpulakan bahwa perbedaan gender atau jenis kelamin akan

mempengaruhi cara belajar dan cara berfikir anak yag dapat membedakan

pada prestasi belajar matematika antara anak laki-laki dan perempuan.

f. Iklim kelas

Menurut Bloom dan Tarmidi (2006) mendefinisikan iklim dengan

kondisi , pengaruh dan rangsangan dari luar yang meliputi pengaruh fisik,

social, dan intelektual yang mempengaruhi peserta didik . Hoy dan Forsyth

dalam Tarmidi (2006) mengatakan bahwa iklim kelas adalah organisasi

social informasi dan aktifitas guru kelas yang secara spontan

Page 9: Proposal Kuantitatif

mempengaruhi tingkah laku. Disamping itu Hoy dan Miskell dalam

Tarmidi mengatakan bahwa iklim kelas merupakan kualitas dari

lingkungan (kelas) yang terus menerus dialami oleh guru-guru,

mempengaruhi tingkah laku, dan berdasar pada perspektif kolektif tingkah

laku mereka.

Dengan berdasar pada pengertian iklim kelas di atas, maka dapat

dipahami bahwa iklim kelas adalah situasi yang muncul akibat hubungan

antara guru dan peserta didik atau hubungan antar peserta didik yang

menjadi ciri khusus dari kelas dan mempengaruhi proses belajar mengajar.

Situasi disini dapat dipahami sebagai beberapa skala seperti kekompakan,

kepuasan, kecepatan, formalitas, kesulitan dan demokrasi.

2. Kajian Pustaka

a. Hasil penelitian dari Sri Wasningsih (2006), menyimpulkan bahwa

terdapat pengaruh monitoring orang tua, iklim kelas dan minat belajar

terhadap prestasi belajar matematika.

b. Hasil penelitian dari Lasianah (2004), menyimpulkan bahwa terdapat

perbedaan prestasi belajar yang dipengaruhi oleh kemampuan verbal dan

bimbingan orangtua ditinjau dari jenis kelamin.

c. Hasil penelitian dari Tutik Jaryanti (2004), menyimpulkan bahwa ada

pengaruh yang signifikan antara sikap siswa pada bidang studi matematika

terhadap hasil belajar matematika.

d. Thienhuong N. Hoang (2008) dalam jurnalnya menyimpulkan bahwa

tingkat kelas, gender, dan perbedaan etnis dalam lingkungan belajar dan

sikap berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika.

Dari hasil-hasil penelitian diatas, menunjukkan bahwa prestasi

belajar matematika dipengaruhi oleh beberapa faktor yang

mempengaruhinya. Perbedaan penelitian yang ada dengan penelitian yang

dilakukan terdapat pada variabel-variabel penelitiannya.

Page 10: Proposal Kuantitatif

3. Kerangka Berpikir

Prestasi belajar siswa disekolah ditentukan oleh banyak faktor. Dari

sekian banyak faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar matematika

pada penelitian ini dibatasi pada empat faktor yaitu sikap, gender, iklim kelas

dan minat belajar matematika.

Sikap siswa terhadap bidang studi matematika merupakan faktor penting

yang dapat menentukan prestasi belajar matematika. Belajar matematika akan

dilakukan dengan sungguh-sungguh sehingga proses belajar mengajar terjadi

secara efektif, apabila seseorang mempunyai pikiran dan persepsi yang positif

serta senang terhadap matematika. Adanya sikap positif pada matematika

tersebut membuat seseorang cenderung bersedia mempelajari matematika

dengan adanya perhatian yang besar terhadap matematika dan akan

menimbulkan dorongan untuk mempelajari matematika secara lebih

mendalam. Dengan demikian maka prestasi belajar seseorang akan lebih baik.

Disinilah sikap terhadap matematika berhubungsn positif terhadap

matematika.

Perbedaan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan secara psikologi

mempengaruhi pola pikir,emosi dan tingkah laku. Dari keadaan tersebut akan

dihasilkan suatu prestasi belajar yang berbeda, hal ini disebabkan adanya

perbedaan belajar antara laki-laki dan perempuan.

Iklim kelas diyakini berkolerasi positif dengan pengaruh tingkah laku dan

prestasi belajar matematika siswa. Dengan kata lain, iklim kelas merupakan

salah satu cara untuk meningkatkan efektifitas dan kualitas pembelajaran

matematika di kelas. Namun demikian, pada umumnya guru dan kepala

sekolah belum mengetahui makna dan hakekat serta dampak iklim kelas

terhadap proses belajar mengajar khususnya belajar matematika. Maka dari

itu, iklim kelas yang kondusif dan sesuai dengan keinginan peserta didik dapat

meningkatkan motivasi anak untuk belajar matematika. Disamping itu minat

belajar juga mempunyai peranan yang penting dalam menentukan

keberhasilan siswa dalam mempelajari matematika. Siswa yang yang

mempunyai minat belajar yang tinggi, akan merasa senang dan bersungguh-

Page 11: Proposal Kuantitatif

sungguh dalam belajar khususnya matematika meskipun pelajaran matematika

itu sulit. Dengan adanya minat belajar matematika, siswa akan cenderung

memberikan perhatian yang khusus pada pelajaran matematika sehingga akan

dapat meningkatkan pengertian dan penambahan mengenai matematika yang

berindikasi meningkatkan prestasi belajar matematika.

Dari pemikiran tersebut dapat digambarkan pola pemikiran dalam

penelitian ini sebagai berikut :

Gambar 2.1

Pola Pemikiran Dalam Penelitian

Keterangan :

X1 = Sikap X4 = Minat belajar matematika

X2 = Gender X5 = Prestasi belajar matematika (Y)

X3 = Iklim kelas Pij = koefisien jalur

4. Hipotesis

a. Adanya pengaruh secara tidak langsung sikap,gender dan iklim kelas

terhadap prestasi belajar matematika melalui minat belajar siswa.

b. Adanya pengaruh secara langsung sikap,gender dan iklim kelas terhadap

minat belajar siswa.

X1

X2

X3

X4 X5

P43

P42 P54

P41

P51

P53

P321

Page 12: Proposal Kuantitatif

c. Adanya pengaruh yang signifikan minat belajar terhadap prestasi belajar

matematika.

C. METODE PENELITIAN

1. Jenis dan Desain Penelitian

Ditinjau dari jenis masalah yang disediakan, teknik, dan alat yang

digunakan dalam penelitian, serta tempat dan waktu. Penelitian ini berjenis

penelitian deskriptif kuantitatif. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah

untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual mengenai

fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki

(Nazir, 2003:55). Penelitian kuantitaif adalah penelitian yang dituntut

mengenai angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data

tersebut serta penampilan yang dihasilkannya (Arikunto,2002:12)

2. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat penelitian

Penelitian yang dilaksanakan di SMA Negeri I Tahunan Jepara

pada siswa XI sementara gasal tahun ajaran 2011/2012 yang berlokasi di

Jl. Amarta III Tahunan Jepara 59427.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juli 2011 sampai dengan

bulan oktober 2011. Adapun perincian waktu penelitian sebagai berikut:

1) Tahap perencanaan dilaksanakan pada bulan juli-agustus 2011. Pada

tahap ini mencakup pengajuan judul, pembuatan proposal, pembuatan

instrumen, penyusunan instrumen.

2) Tahap pelaksanaan dilaksanakan pada bulan september-oktober 2011.

Pada tahap ini meliputi uji coba instrumen, analisis instrumen,

pengumpulan data.

3) Penyusunan laporan penelitian.

Page 13: Proposal Kuantitatif

3. Populasi, Sampel dan Sampling

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi

Arikunto, 2003: 115). Populasi dari penelitian ini adalah keseluruh siswa

kelas XI SMA Negeri 1 Tahunan Jepara Tahun Pelajaran 2011/2012.

Sebanyak 6 kelas yang berjumlah 237 siswa yang terdiri dari 92 laki-laki

dan 145 perempuan.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

(Suharsimi, Arikunto, 2002: 117). Dalam penelitian ini, peneliti

mengambil sampel dari sebagian siswa kelas XI semester gasal tahun

pelajaran 2011/2012. Sampel dapat dihitung dengan rumus sebagai

berikut:

n = N

1+N e2

dimana: n = sampel

N = populasi

e = eror / tingkat kesalahan

n = 237

1+237(0,17)2

= 30,19 = 30 siswa

Maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan 30 siswa yang

sebagai sampel dari kelas XI semester gasal tahun ajaran 2011/2012.

c. Sampling

Sampling adalah teknik pengambilan populasi

(Budiyono,2000:119). Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini

menggunakan teknik proporsional random sampling.

Dalam penelitian ini, teknik proposional random sampling dengan

cara undian. Langkah-langkah yang penulis lakukan adalah sebagai

berikut:

Page 14: Proposal Kuantitatif

1) Menentukan jumlah sampel dengan cara mengambil 25% dari

populasi siswa.

2) Menentukan jumlah sampel tiap kelas, dimana jumlah sampel tiap

kelas seimbang.

3) Setiap anggota populasi yang diperoleh dari prestasi seluruh kelas

XI dan diberi nomor urut.

4) Nomor tersebut kemudian dimasukkan kedalam kotak sesuai

dengan kelas dan jenis kelamin.

5) Nomor tersebut kemudian dikeluarkan satu persatu sebanyak

sampel yang diperlukan.

6) Membuat daftar nama yang masuk sampel.

4. Metode Pengumpulan data

a. Metode Angket

Metode angket adalah cara pengumpulan data melalui pengajuan

pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada subyek penelitian, responden atau

sumber data dan jawabannya diberikan pula secara tertulis

(Budiyono,2004 : 34). Metode ini digunakan untuk memperoleh data

tentang sikap, gender , iklim kelas dan minat belajar.

Dalam penilitian ini bentuk angket yang digunakan adalah pilihan

ganda, yaitu suatu bentuk angket dimana responden tinggal memilih

alternatif jawaban yang telah disediakan. Masing-masing angket dalam

penelitian ini mempunyai alternatif jawaban.

b. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah cara mengumpulkan data dengan

menyelidiki benda-benda tertulis, seperti buku-buku, majalah, dokumen,

peraturan-peraturan, notule rapat, catatan harian, dan sebagainya

(Suharsimi Arikunto, 2004 : 148). Dalam penelitian ini, metode

dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data-data prestasi matematika

yang berupa nilai ujian tengah semester gasal tahun pelajaran 2011/2012

dan siswa yang digunakan untuk penelitian ini.

Page 15: Proposal Kuantitatif

5. Definisi Operasional Variabel

a. Variabel bebas (Independen variabel)

Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari empat

variabel yaitu sikap, gender, iklim kelas dan minat belajar.

1) Sikap

Sikap siswa terhadap mata pelajaran matematika adalah

kecenderungan siswa untuk bertindak atau kesiapan untuk bereaksi

yang dapat bersifat positif atau negative terhadap suatu objek, dalam

hal ini objeknya adalah matematika. Adapun indikator-indikator sikap

dalam penelitian ini adalah kesiapan dan respon.

2) Gender

Gender yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah jenis

kelamin laki-laki dan jenis kelamin perempuan. Adapun indikator-

indikator gender dalam penelitian ini meliputi watak, sifat, intelijensi.

3) Iklim kelas

Iklim kelas adalah segala situasai yang muncul akibat

hubungan antara guru dan peserta didik atau hubungan antara peserta

didik yang menjadi ciri khusus dari kelas dan mempengaruhi proses

belajar. Adapun indikator-indikator iklim kelas dalam penelitian ini

meliputi kekompakan, kepuasan, kecepatan, formalitas, kesulitan.

4) Minat Belajar

Minat belajar adalah kesadaran dan kemampuan untuk belajar

sesuatu dengan perasaan senang dan sungguh-sungguh penuh

perhatian dan kosentrasi. Adapun indikator-indikator minat belajar

dalam penelitian ini adalah perasaan dan perhatian,

b. Variabel Terikat (Dependent variable)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar matematika.

Prestasi belajar matematika adalah tingkat penguasaan yang dicapai siswa

dalam mengikuti pelajaran matematika yang ditunjukkan oleh nilai hasil

Page 16: Proposal Kuantitatif

tes ujian akhir semester. Data prestasi belajar matematika di ambil dari

nilai ujian tengah semester (UTS) semester gasal siswa kelas XI SMA

Negeri I Tahunan Jepara Tahun ajaran 2011/2012.

6. Instrument Penelitian

a. Penyusunan Instrumen

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan angket yang berupa

pernyataan. Sebelum penyusunan instrumen dilakukan terlebih dahulu

menyusun kisi-kisi angket. Dalam penelitian ini bentuk angket yang

dimana responden tinggal memilih empat alternatif jawaban yang

disediakan.

Pemberian skor pada tiap item angket yaitu tergantung dari

jawaban yang diberikan siswa. Jawaban a memperoleh skor 4, jawaban b

memperoleh skor 3, jawaban c memperoleh skor 2, dan jawaban c

memperoleh skor 1. Langkah-langkah dalam penyusunan angket

monitoring sikap, gender, iklim kelas dan minat belajar adalah sebagai

berikut:

1) Menentukan indikator berdasarkan landasan teori pada bab II, yaitu:

a) Indikator angket sikap

i. Kesiapan

ii. Respon

b) Indikator angket gender

i. Watak

ii. Sifat

iii. Intelijensi

c) Indikator angket iklim kelas

i. Kekompakan

ii. Kepuasan

iii. Kecepatan

iv. Formalitas

v. Kesulitan

Page 17: Proposal Kuantitatif

d) Indikator angket minat

i. Perasaan senang

ii. Perhatian

iii. Konsentrasi

iv. Kesadaran

v. Kemauan

2) Menyusun tabel kisi-kisi pembuatan instrumen angket sikap, gender,

iklim kelas,dan minat.

b. Uji Coba Instrumen

1) Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah instrumen

tersebut valid atau tidak. Instrumen disebut valid apabila instrumen

tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Budiyono,

2003:40). Dalam penelitian ini uji validitas item dikenakan pada angket

sikap, gender, iklim kelas dan minat belajar dengan menggunakan Product

Momen sebagai berikut:

rxy = N∑ xy ¿¿¿

dimana

rxy=Koefisien korelasi suatu item x = skor item

y = skor total N= cacah subyek uji coba

(Suharsimi Arikunto,2001:160)

Setelah diperoleh rxy kemudian dikonsultasikan dengan harga rtab.

Apabila rxy ≥ rtab maka item pertanyaan valid dan apabila rxy < rtab

Maka item pertanyaan tidak valid.

2) Uji Reabilitas

Menurut Budiyono (2000:142), reliabilitas menunjuk pada satu

pengetian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah

baik. Instrument yang baik tidak akan bersifat tentensius mengarah pada

responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrument yang

Page 18: Proposal Kuantitatif

reliable akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Rumus yang

digunakan adalah rumus alpha

r11 = [ kk−1 ][1−∑ ∝2b

∝2 1 ]dimana

r11 = reliabilitas instrumen ∑αβ2 = jumlah variabel butir

k = banyaknya butir soal α 21 = varians total

7. Teknik Penyajian Data

Data yang telah terkumpul dengan metode pengumpulan data, disusun

secara sistemtis agar dapat dengan mudah dimengerti. Yang perlu diketahui

pada penyajian data ini yaitu adanya pengaruh atau tidak pada variable

independen terhadap variable dependen.

Dalam penyajian data dapat menggunakan tabel, grafik, distribusi

frekuensi, ogive, dan tabulasi silang.

8. Teknik Analisis Data

a. Uji Prasyarat Analisis

1) Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk menentukan apakah sampel penelitian

ini berasal daripopulasi yang normal atau tidak. Uji normalitas pada

penelitian ini menggunakan metode Lilliefors sebagai berikut :

a) Hipotesis

H 0 : sampel berasal dari populasi normal

H i : sampel tidak berasal dari populasi normal

b) Taraf signifikasi = 5%

c) Statistika uji

L=maks{ [ F ( Z i )−S ( Zi ) ]}

Dimana :

F ( Z i )=P ( Z ≤ Z i ) ;Z N (0,1 )

S ( Zi )=proporsicacah Z ≤ Zi terhadap seluruh Z i

Page 19: Proposal Kuantitatif

Zi=( x1−x )

S;S=√ 1

(n−1)∑ ¿¿¿

S = standar deviasi , x=mean sampel

d) Daerah kritik

Dk = {L|L > Lα dari tabel Lilliefors)

e) Kesimpulan

H 0 ditolak jika L ∈ daerah kritik

H i diterima jika L ∈ daerah kritik (Budiono,2000:169-170)

2) Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk menguji apakah hubungan

antara setip variable bebas dan variable terikat dalam penelitian

bersifat linear atau tidak. Sebelum menggunakan uji linearitas terlebih

dahulu dicari persamaan regresinya. Dalam mencari persamaan regresi

ini digunakan metode kuadrat terkecil

Persamaan regresi : Y = a + bx

Statistika uji

F=S2

TC

S2 e(Sudjana,2002:15-18)

Keputusan uji :

H 0 ditolak jika Fhitung>F tabel dengan α=5% , dk=k−2 , n−k

3) Uji Independensi

Uji independensi digunakan untuk ada atau tidak variable bebas.

t=r √n−2

√1−r2 (Sudjana,2002:380)

Keputusan uji :

H 0 ditolak jika t hitung> ttabel∨t hitung← t tabel dengan

α=5% , dk=k−2 , n−k

b. Uji Hipotesis

1) Model Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan terhadap bentuk

nihil dari hipotesis alternatif yang diajukan berdasarkan model

Page 20: Proposal Kuantitatif

konseptual hubungan antar variabel. Prosedur yang ditempuh dalam uji

hipotesis adalah dengan jalan memeriksa batas penerimaan-penolakan

taraf signifikasi statistik dari jalur yang dihasilkan.

Ada dua cara yang dapat ditempuh untuk menentukan apakah β

termasuk dalam koefisien yang secara ststistik signifikan atau tidak,

yakni dengan memeriksa rasio t dan rasio F. Apabila rasio t yang

dihasilkan lebih kecil dari pada rasio t dalam tabel maka koefisien jalur

pada variabel tersebut tidak signifikan. Demikian juga penggunaan

rasio F telah dikenal kriteria umum, yaitu apabila taraf signifikansi rasio

f pada β > 0,05 maka koefisien jalur yang tidak signifikan. Koefisien

jalur yang tidak signifikansi memiliki konsekuensi antara lain Ho tidak

dapat ditolak dan jalur kuasalitas terhadap variabel endogen tersebut

harus dihapus karena tidak ada hubungan lagsung antara variabel

eksogen dengan variabel endogen Hasil uji analisis penelitian ini

menggunakan SPSS 17.0.

2) Uji t

Untuk menguji apakah secara persial terdapat pengaruh antara

peubah X1, X2,X3, X4 terhadap Y.

Langkah-langkah sebagai berikut :

a) Ho:β = 0, berati dak ada pengaruh antara variabel independen

terhadap variabel dependen.

Ha:β ≠ 0, Berarti ada pengaruh antara variabel independen dengan

variabel dependen

b) Menentukan level of signifikan α = 0,05

c) Statistika Uji

t = r √ n−21−r ²

Dimana:

r = koefisien korelasi antara variabel independen dengan

variabel dependen

n = jumlah sampel

Page 21: Proposal Kuantitatif

d) Kesimpulan

Ho diterima apabila ttabel ≤ thitung ≤ ttabel

Ho ditolak apabila ttabel > thitung atau thitung < ttabel

3) Uji F

Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen secara serentak. Dalam hal ini, variabel

yang diteliti antara lain X1, X2,X3, X4 terhadap Y.

a) Apabila Pvalue atau nilai probabilitas ≤ 0,05, terdapat pengaruh

signifikan antara variabel X dan variabel Y secara bersama-sama.

b) Apabila Pvalue atau nilai probabilitas (pada ttes) ≥ 0,05, tidak terdapat

pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen

secara bersama-sama.

Langkah-langkah pengujian :

i. Ho: β1=β2=β3=β4=0, berarti hipotesis yang menyatakan tidak

ada pengaruh antara peubah X1 X2 X3 X4 terhadap Y.

Ha: β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠0, berarti hipotesis yang menyatakan

ada pengaruh antara peubah X1 X2 X3 X4 terhadap Y.

ii. Menentukan level of signifikan (α) = 0,05

iii. Statistik uji

F = R ² /k

(1−R2 ) /(n−k−1) ( Sudjana, 2002; 68)

Dimana:

R2 : koefisien determinasi

k : jumlah variabel independen

n : jumlah sampel

iv. Kesimpulan

Apabila Fhitung ≤ Ftabel maka Ho ditolak

Apabila Fhitung > Ftabel maka Ho diterima

Dihitung menggunakan SPSS 17.0

4) Uji Koefisien determinasi (R2)

Page 22: Proposal Kuantitatif

Jika R2 ini digunakan untuk mengukur yang didefinisikan

proporsi atau prosentase dari variansi variabel dependen mampu

dijelaskan oleh variasi (himpunan) variabel dependent (Kuncoro,2005).

Adapun tingkat ketepatan regresi ditujukkan oleh koefisien R2 yang

besarnya sekitar antara 0-1.

Makin besar nilai R2 berarti makin tepat suatu garis regresi

linier digunakan sebagai pendekatan. Apabila R2 sama dengan 1 maka

pendekatan itu betul-betul sempurna.

Page 23: Proposal Kuantitatif

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono.2003.Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan

Belajar.Jakarta.Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi.2001.Prosedur Penelitian.Jakarta:Rineka Cipta

________________.2003.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktek.Jakarta: Rineka Cipta

Budiyono.2000.Dasar-Dasar Statistik.Surakarta:UNS Press

________.2003. Metodologi Penelitian Pendidikan .Surakarta:UNS

Djaali.Psikologi pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara

Hidayati, Zaenur F.2009.”Iklim Pembelajaran Matematika Bilingual Pada

Sekolah Dasar Berstandar Internasional Kelas IV SDII Al

Abidin”.Skripsi. Surakarta:FKIP, UMS

Jaryanti, Tutik.2004. “Pengaruh Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika

Dan Persepsi Pada Guru Bidang Studi Matematika Terhadap Prestasi

Belajar Matematika”.Skripsi.Surakarta:FKIP,UMS

Kuncoro, Mudrajat. 2005. Modul Materi : Pelatihan Ekonometrika.

Yogyakarta : UPP AMP YKPN

Lasianah.2004.”Pengaruh Kemampuan Verbal Siswa dan Bimbingan Belajar

Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar MatematikaDitinjau Dari Jenis

Kelamin”.Skripsi.Surakarta:FKIP,UMS

Nasir, Moh. 2003. Metode Penelitian.Cetakan V.Jakarta: Ghalia Indonesia

Thienhuong N. Hoang .2008.”The Effects Of Grade Level, Gender, And

Ethnicity On Attitude And Learning Environment In Mathematics In

High School”. Mathematics Education,3(1):47-59.

Page 24: Proposal Kuantitatif

Slameto. 2003. Belajar daan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta :

Rineka Cipta

______.2010. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya.Jakarta :

Rineka Cipta

Soemanto, Wasty.2006.Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin

Pendidikan.Jakarta:Rineka Cipta

Sri Wasningsih.2006.”Pengaruh Monitoring Orang Tua dan Iklim Kelas

Terhadap Minat dan Prestasi Belajar

Matematika”.Skripsi.Surakarta:FKIP,UMS

Sudjana.2002.Teknik Analisis Regresi Dan Korelasi Bagi Para Peneliti.

Bandung:Tarsito

Tarmidi .2006. Iklim Kelas Dan Prestasi Belajar. USU

Wingkel, WS. 2007. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Grasindo

http://chanesta.blogspot.com/2010/03/cara-penyajian-data.html

Page 25: Proposal Kuantitatif