47
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 1 TIRTOMOYO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2008/2009 PROPOSAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FRANGKY AGUSTA SETIAWAN NIM : 0550801152 1

Proposal Kym

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PTK

Citation preview

Page 1: Proposal Kym

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI DENGAN

MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA

KELAS III SD NEGERI 1 TIRTOMOYO KABUPATEN WONOGIRI

TAHUN PELAJARAN 2008/2009

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan

guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

FRANGKY AGUSTA SETIAWAN

NIM : 0550801152

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO

2009

1

Page 2: Proposal Kym

PERSETUJUAN

Proposal ini telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk dilaksanakan

sebagaimana mestinya dalam penyusunan skripsi Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo.

Hari :

Tanggal :

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Y. Sugiyanto, M. Pd. Dra. Sri Muryati

Mengetahui

Ketua Program Studi,

Drs. Suparmin, M. Hum.

2

Page 3: Proposal Kym

3

Page 4: Proposal Kym

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI DENGAN

MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA

KELAS III SD NEGERI 1 TIRTOMOYO KABUPATEN WONOGIRI

TAHUN PELAJARAN 2008/2009

A. Latar Belakang Penelitian

Pembelajaran merupakan suatu proses perubahan

pengalaman meliputi perubahan kemampuan berpikir, bertindak

dan mengungkapkan perasaan. Proses belajar melibatkan berbagai

aktivitas baik fisik, mental maupun perasaan yang juga melibatkan berbagai

komponen yang secara langsung maupun tidak langsung ikut mempengaruhi

proses dan hasil belajar. Pembelajaran bahasa Indonesia Kurikulum Tingkat

Satuan Pembelajaran (KTSP) diarahkan untuk meningkatkan kemampuan

mereka untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar,

secara lisan dan tertulis, dan untuk menumbuhkan apresiasi terhadap hasil

karya sastra Indonesia.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas III

SDN 1 Tirtomoyo, menunjukkan bahwa proses pembelajaran bahasa masih

menggunakan metode ceramah sehingga menyebabkan partisipasi siswa

dalam proses pembelajaran kurang efektif. Dominasi guru dalam pembelajaran

ini menyebabkan adanya kecenderungan meminimalkan kegiatan siswa

sehingga siswa menjadi kurang aktif.

1

1

Page 5: Proposal Kym

Dalam pelajaran berbahasa terdapat empat komponen antara lain,

yaitu: keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara

(speaking skills), keterampilan membaca (reading skills), dan keterampilan

menulis (writing skills) yang berhubungan sangat erat. Dalam memperoleh

keterampilan berbahasa, biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang

teratur: mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa kemudian

berbicara, sesudah itu kita belajar membaca dan menulis (Henry Guntur

Tarigan, 1985: 1).

Kemampuan atau keterampilan menulis adalah kemampuan

mengungkapkan gagasan, pendapat dan perasaan kepada pihak lain melalui

bahasa tulis. Keterampilan menulis khususnya menulis narasi kelas III SDN 1

Tirtomoyo telah berjalan sebagaimana mestinya, namun belum maksimal. Hal

ini terlihat pada kualitas pembelajaran menulis narasi yang masih tergolong

rendah. Berdasarkan hasil observasi mengidentifikasikan bahwa keterampilan

menulis narasi siswa memang perlu ditingkatkan. Rendahnya keterampilan

menulis narasi siswa diakibatkan oleh beberapa faktor, misalnya :

pembelajaran yang dilakukan secara konvensional dan terbatasnya

penggunaan /pemanfaatan media. Sebagai akibatnya, siswa kurang antusias,

motivasinya menurun, dan keterampilan menulisnya kurang terasah. Kondisi

tersebut akan berdampak pada pencapaian kualitas keterampilan yang dimiliki

siswa dan hasil pada keterampilan menulis pada umumnya.

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menulis

narasi tersebut dipilih cara pendekatan langsung dengan penelitian tindakan

2

Page 6: Proposal Kym

kelas (class action research). Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan

ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh

guru untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi,

memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran serta menerapkan hal-hal baru

demi peningkatan mutu dan hasil pembelajaran. Melalui penelitian tindakan

masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran dapat dikaji, ditingkatkan, dan

dituntaskan sehingga proses pendidikan dan pembelajaran yang inovatif dan

ketercapaian tujuan pendidikan dapat diaktualisasikan secara sistematis.

Upaya penelitian berbasis tindakan diharapkan dapat menciptakan sebuah

budaya belajar (learning culture) di kalangan dosen di LPTK, dan guru

dengan siswa di sekolah.

Upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi ini

memerlukan suatu media yang dapat menciptakan suasana baru dan menarik

bagi siswa. Salah satunya dengan menggunakan media gambar berseri. Media

gambar berseri merupakan salah satu media visual yang bersifat sederhana

karena mudah dibuat, tidak terlalu memakan biaya, mudah dipahami dan

dimengerti oleh siswa. Guru dapat membuat media ini sebagai sarana untuk

memudahkan mengajar terutama pada pokok bahasan mengarang. Akan tetapi

hal itu masih perlu dibuktikan keefektifannya dalam meningkatkan

kemampuan menulis/mengarang.

Berdasarkan pandangan tersebut, penulis tertarik untuk meneliti

keefektifan penggunaan media gambar berseri untuk meningkatkan

3

Page 7: Proposal Kym

kemampuan menulis narasi pada siswa kelas III SDN 1 Tirtomoyo Kabupaten

Wonogiri.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diidentifikasi

beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Rendahnya kemampuan menulis narasi siswa kelas III SDN 1 Tirtomoyo

Kabupaten Wonogiri.

2. Kurangnya media pengajaran menulis yang menarik yang dapat membantu

siswa dalam meningkatkan kemampuan menulis/mengarang.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak terlalu melebar, maka

masalah yang ada perlu dibatasi sebagai berikut :

1. Subyek penelitian adalah siswa kelas III SDN 1 Tirtomoyo Kabupaten

Wonogiri.

2. Obyek penelitian adalah peningkatan kemampuan menulis narasi siswa

dengan menggunakan media gambar berseri.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah di atas, maka dapat

ditentukan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah kemampuan menulis narasi siswa kelas III SDN 1

Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri sebelum dilakukan tindakan peningkatan

4

Page 8: Proposal Kym

melalui media gambar berseri ?

2. Bagaimanakah kemampuan menulis narasi siswa kelas III SDN 1

Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri setelah dilakukan tindakan peningkatan

melalui media gambar berseri ?

3. Seberapa besar perubahan keterampilan menulis narasi yang terjadi pada

siswa kelas III SDN 1 Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri setelah dilakukan

tindakan peningkatan melalui media gambar berseri ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dilakukannya penelitian

ini adalah untuk :

1. Mendeskripsikan kemampuan menulis narasi siswa kelas III SDN 1

Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri sebelum dilakukan tindakan peningkatan

melalui media gambar berseri.

2. Mendeskripsikan kemampuan menulis narasi siswa kelas III SDN 1

Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri setelah dilakukan tindakan peningkatan

melalui media gambar berseri.

3. Mendeskripsikan seberapa besar perubahan keterampilan menulis narasi

yang terjadi pada siswa kelas III SDN 1 Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri

setelah dilakukan tindakan peningkatan melalui media gambar berseri.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat yang

mencakup aspek praktis maupun teoretis.

5

Page 9: Proposal Kym

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian dapat dijadikan pengembangan salah satu teori belajar

sehingga dapat dipakai sebagai referensi dalam upaya pelaksanaan

penelitian lebih lanjut dalam aspek pengembangan teori yang sama namun

dalam kelas yang berbeda.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru

1) Memberikan masukan terhadap pembelajaran keterampilan

menulis narasi.

2) Memberikan solusi terhadap kesulitan pelaksanaan pembelajaran

menulis narasi.

3) Meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan menulis

khususnya menulis narasi.

b. Bagi siswa

1) Meningkatkan minat dalam belajar bahasa khususnya menulis.

2) Dapat mempermudah siswa dalam belajar bahasa.

3) Melatih dan membiasakan siswa untuk terampil menulis narasi.

G. Kajian Pustaka

1. Hakikat Menulis Narasi

Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan

atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara. Menurut

Tarigan (1993 : 21), menulis adalah menurunkan atau melukiskan

lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang

6

Page 10: Proposal Kym

dipahami seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-

lambang grafik tersebut kalau mereka memahami lambang grafik tersebut.

Jadi, menulis merupakan suatu kegiatan mengungkapkan informasi kepada

pembaca dengan media kertas dan tinta yang menggunakan huruf-huruf

(lambang-lambang grafik) sebagai sistem tanda.

a. Pengertian Narasi

Narasi adalah sebuah cara untuk menuliskan sebuah karangan

dengan cara menceritakan suatu peristiwa atau kejadian kepada

pembacanya. Peristiwa yang dikisahkan dalam karangan narasi dapat

berupa kejadian yang terjadi di kehidupan nyata atau dapat juga

merupakan hasil rekaan dari penulisnya. Keraf (2000 : 136) membatasi

pengertian narasi sebagai suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya

adalah tindak lanjut yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah

peristiwa serta terjadi dalam satu kesatuan waktu. Keraf (2000 :136)

juga merumuskan bahwa narasi adalah suatu bentuk wacana yang

berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya suatu peristiwa

yang telah terjadi. Peristiwa yang diceritakan tidak bersifat statis,

melainkan bersifat dinamis yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu.

Keraf (2000 : 136) berpendapat bahwa pengertian narasi

mencakup dua unsur dasar, yaitu : perbuatan atau tindakan yang terjadi

dalam suatu rangkaian waktu. Penekanan pada unsur waktu dilakukan

dengan tujuan untuk membedakan pengertian narasi dengan deskripsi

sebab suatu peristiwa atau proses dapat disajikan dengan

7

Page 11: Proposal Kym

mempergunakan metode deskripsi. Selain itu, unsur waktu juga

membedakan antara narasi dan deskripsi dengan menggambarkan

situasi objeknya. Deskripsi menggambarkan suatu objek secara statis,

sedangkan narasi mengisahkan suatu objek dinamis dalam suatu

rangkaian waktu.

Dalam cerita narasi, pengarang berusaha mengisahkan kejadian

atau peristiwa sehingga pembaca seolah-olah melihat atau mengalami

sendiri peristiwa itu. Maka, selain unsur waktu, unsur perbuatan atau

tindakan juga sangat penting dalam sebuah narasi.

b. Jenis Narasi

Keraf (2000 : 136-144) menggolongkan narasi menjadi dua, yaitu :

1) Narasi Ekspositoris

Narasi Ekspositoris adalah narasi yang sasaran utamanya

rasio. Narasi tersebut berisi tentang informasi-informasi dan

bertujuan untuk menyampaikan serta memperluas pengetahuan

pembacanya. Keraf (2000: 136) menyatakan bahwa narasi

ekspositoris pertama-tama bertujuan untuk menggugah pikiran para

pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan. Narasi

ekspositoris merupakan narasi yang mengisahkan kejadian dan

biasanya terjadi di dunia nyata. Jadi, peristiwa yang dikisahkan

bisa merupakan kisah yang benar-benar terjadi dan dapat diterima

akal sehat.

8

Page 12: Proposal Kym

Narasi ekspositoris mempunyai dua sifat, yaitu bersifat

generalisasi dan bersifat khusus/khas. Narasi ekspositoris yang

bersifat generalisasi merupakan narasi yang menyampaikan proses

yang umum, yang dapat dilakukan siapa saja, dan dapat pula

dilakukan secara berulang-ulang. Jadi, narasi ini menceritakan hal-

hal yang sudah biasa terjadi serta semua orang bisa dan pernah

mengalaminya. Sedangkan narasi ekspositoris yang bersifat

khusus/khas merupakan narasi yang menceritakan suatu peristiwa

yang bersifat khas, yang hanya terjadi satu kali. Biasanya berupa

pengalaman, karena pengalaman setiap orang pasti berbeda-beda.

2) Narasi Sugestif

Narasi sugestif merupakan narasi yang menceritakan suatu

cerita sebagai suatu hasil rekaan atau daya imajinasi dari penulis.

Narasi dapat berupa novel, cerpen, dongeng, hikayat, dan roman.

Narasi sugestif selalu melibatkan daya khayal dan imajinasi karena

sasaran yang ingin dicapai adalah kesan terhadap peristiwa itu.

Keraf (2000: 15) juga menyatakan bahwa narasi sugestif

berusaha untuk memberi suatu maksud tertentu, menyampaikan

suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau para

pendengar. Narasi ini dikemas terselubung kepada para pembaca

atau pendengar. Narasi ini dikemas sedemikian rupa dengan daya

khayal (imajinasi) penulisnya untuk memberi makna atas peristiwa

atau kejadian sebagai pengalaman. Narasi sugestif memaparkan

9

Page 13: Proposal Kym

objeknya sebagai satuan gerak yang berubah-ubah sesuai

pergantian waktu.

3) Perbedaaan Pokok antara Narasi Ekspositoris dan Narasi Sugestif

Keraf (2000: 138) mengungkapkan bahwa: narasi

ekspositoris memiliki ciri-ciri seperti: (1) memperluas

pengetahuan, (2) menyampaikan informasi mengenai suatu

kejadian, (3) didasarkan pada penalaran untuk mencapai

kesepakatan rasional, dan (4) bahasanya lebih condong ke bahasa

informatif dengan titik berat pada penggunaan kata denotatif.

Sementara itu, narasi sugestif memiliki ciri-ciri seperti: (1)

menyampaikan suatu makna atau amanat yang tersirat, (2)

menimbulkan daya khayal, (3) penalaran hanya berfungsi sebagai

alat untuk menyampaikan makna, sehingga kalau perlu penalaran

dapat dilanggar, dan (4) bahasanya lebih condong ke bahasa

figuratif dengan menitik beratkan penggunaan kata-kata konotatif.

Antara narasi ekspositoris dan narasi sugestif terkadang

terjadi percampuran, misalnya saja narasi ekspositoris murni

terkadang bisa menjadi tercampur dengan narasi sugestif kemudian

berubah total menjadi narasi sugestif. Hal itu terjadi sesuai dengan

maksud penulis dalam tujuannya menyampaikan pesan tertentu

kepada pembaca atau pendengar.

10

Page 14: Proposal Kym

2. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Secara harfiah kata media berarti perantara atau pengantar.

Nuryani Rustaman dkk (2000: 135) menyimpulkan bahwa media

adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, yang dapat

merangsang pikiran, perasaan dan kemauan siswa sehingga mendorong

terjadinya proses belajar pada dirinya.

Secara umum media pembelajaran selalu terdiri atas dua unsur,

yaitu unsur peralatannya atau perangkat keras (hardware) dan unsur

pesannya (message) atau perangkat lunak (software). Perangkat lunak

adalah informasi atau bahan ajar itu sendiri yang akan disampaikan

kepada siswa, sedangkan perangkat keras adalah sarana/peralatan yang

digunakan untuk menyajikan pesan/bahan ajar tersebut.

b. Fungsi Media Pembelajaran

Penggunaan media secara kreatif dapat memungkinkan siswa

untuk belajar lebih banyak, mencamkan apa yang dipelajarinya lebih

baik dan meningkatkan performan siswa sesuai dengan tujuan yang

ingin dicapai. Fungsi media pembelajaran menurut Nuryani Rustaman

dkk (2003: 141) antara lain:

1) Memperjelas dan memperkaya/ melengkapi informasi yang

diberikan secara verbal.

2) Meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyampaian informasi

3) Meningkatkan motivasi dan perhatian siswa untuk belajar

11

Page 15: Proposal Kym

4) Menambah variasi penyajian materi

5) Pemilihan media yang tepat akan menimbulkan semangat, gairah

dan mencegah kebosanan siswa untuk belajar

6) Memudahkan materi untuk dicerna dan lebih membekas sehingga

tidak mudah untuk dilupakan siswa

7) Memberikan pengalaman yang lebih konkret bagi hal yang

mungkin abstrak

8) Meningkatkan keingintahuan (curiousity) siswa

9) Memberikan stimulus dan mendorong respon siswa.

c. Klasifikasi Media Pembelajaran

Ada beberapa cara untuk mengklasifikasikan media, baik

pengertian media secara umum maupun untuk menjadi pembelajaran.

1) Dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam:

a) Media auditif : radio, telepon, cassette recorder, piringan audio

b) Media visual : film strip (film rangkai), slide (film bingkai), foto,

gambar, lukisan, cetakan, film bisu, film kartun.

c) Media audio visual : film suara (gambar hidup), televise, video

cassette.

2) Dilihat dari daya liputnya, media dibagi atas :

a) Media yang mempunyai daya liput yang luas dan serentak, serta

dapat menjangkau jumlah siswa yang banyak dalam waktu yang

sama, misalnya radio dan televisi.

12

Page 16: Proposal Kym

b) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruangan dan

tempat seperti film, sound slide, film strip.

c) Media untuk pengajaran individual seperti modul berprogram,

pembelajaran melalui komputer.

3) Dilihat dari bentuk, media dibedakan menjadi :

a) Media dua dimensi : poster, bagan, grafik, peta datar, foto, gambar,

lukisan.

b) Media tiga dimensi : peta timbul, globe, model boneka.

4) Dilihat dari bahan pembuatannya, media dibagi atas:

a) Media yang sederhana, yaitu media yang bahan dasarnya mudah

diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah dan

penggunaannya tidak terlalu sulit.

b) Media yang kompleks, yaitu media yang bahan dan alat

pembuatannya sulit diperoleh serta mahal biayanya dan sulit

membuatnya.

3. Media Gambar Berseri

a. Pengertian Media Gambar

Menurut Andre Rinanto (1982:60), media gambar adalah salah satu

jenis faktor penunjang bahasa yang memungkinkan terjadinya komunikasi

yang diekspresikan lewat tanda dan simbol. Adapun batasan media gambar

yang lebih lengkap adalah seperti yang dinyatakan oleh Imam Supadi

(1987: 25), yaitu: media adalah alat visual yang penting, mudah didapat

dan memberikan penggambaran visual yang konkret. Jenis media gambar

13

Page 17: Proposal Kym

meliputi gambar atau foto, sketsa, grafik, poster, komik, kartu, diagram,

dan peta.

Di antara media pendidikan, gambar adalah media yang paling

umum, yang dapat dimengerti, dan dapat dinikmati semua orang. Salah

satu jenis media gambar adalah media gambar berseri. Menurut Soeparno

(1988: 18), media ini biasa juga disebut flow chart, wujudnya berupa

kertas atau karbon lebar yang berisikan beberapa buah gambar. Gambar-

gambar itu dirangkai penyusunannya secara berurutan berdasarkan

peristiwa yang terjadi sehingga merupakan suatu rangkaian gambar yang

membentuk cerita. Biasanya setiap gambar diberi nomor urut sesuai

dengan urutan jalan cerita.

Dalam buku media pendidikan pengertian media gambar adalah

segala sesuatu yang diwujudkan secara visual ke dalam bentuk 2 dimensi

sebagai curahan ataupun pikiran yang bermacam-macam seperti lukisan,

potret, slide, film, strip, opaque proyektor. Menurut Sadiman (1996: 29),

media gambar adalah adalah media yang paling umum dipakai, yang

merupakan bahasan umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana

saja. Media gambar merupakan peniruan dari benda-benda dan

pemandangan dalam hal bentuk, rupa serta ukurannya relatif terhadap

lingkungan.

b. Fungsi Media Gambar

Pemanfaatan media pembelajaran ada dalam komponen metode

mengajar sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses

14

Page 18: Proposal Kym

interaksi guru-siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya.

Oleh sebab itu fungsi utama dari media pembelajaran adalah sebagai

alat bantu mengajar yang dipergunakan guru. Secara garis besar fungsi

utama penggunaan media gambar adalah :

1) Fungsi edukatif; artinya mendidik dan memberikan pengaruh

positif pada pendidikan.

2) Fungsi sosial; artinya memberikan informasi yang autentik dan

pengalaman berbagai bidang kehidupan dan memberikan konsep

yang sama kepada setiap orang.

3) Fungsi ekonomis; artinya memberikan produksi melalui

pembinaan prestasi kerja secara maksimal.

4) Fungsi politis; berpengaruh pada politik pembangunan.

5) Fungsi seni budaya dan telekomunikasi, yang mendorong dan

menimbulkan ciptaan baru, termasuk pola usaha penciptaan

teknologi kemediaan yang moderen.

Fungsi-fungsi tersebut di atas terkesan masih bersifat

konseptual. Fungsi praktis yang dijalankan oleh media pengajaran

adalah sebagai berikut :

1) Mengatasi perbedaan pengalaman pribadi peserta didik, misalnya

kaset video rekaman kehidupan di luar sangat diperlukan oleh

anak yang tinggal di daerah pegunungan.

2) Mengatasi batas ruang dan kelas, misalnya gambar tokoh

pahlawan yang dipasang diruang kelas.

15

Page 19: Proposal Kym

3) Mengatasi keterbatasan kemampuan indera

4) Mengatasi peristiwa alam, misalnya rekaman peristiwa letusan

gunung berapi untuk menerangkan gejala alam.

5) Menyederhanakan kompleksitas meteri.

6) Memungkinkan siswa mengadakan kontak langsung dengan

masyarakat atau alam sekitar.

c. Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar Berseri

Media gambar berseri sebagai media pengajaran menulis

mempunyai kelebihan antara lain :

1) Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.

2) Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.

3) Memperjelas masalah bidang apa saja.

4) Biayanya murah dan mudah didapat serta digunakan (Sadiman,

1996: 3).

Adapun kelemahan Media Gambar berseri antara lain :

1) Hanya menampilkan persepsi indera mata, ukurannya terbatas

hanya dapat dilihat oleh sekelompok siswa.

2) Gambar diinterpretasikan secara personal dan subyektif.

3) Gambar disajikan dalam ukuran yang sangat kecil, sehingga

kurang efektif dalam pembelajaran.

H. Hipotesis Tindakan

Dari pemaparan di atas, dapat diajukan hipotesis tindakan penelitian

ini yaitu bahwa dengan menggunakan metode gambar berseri dapat

16

Page 20: Proposal Kym

meningkatkan keterampilan menulis narasi siswa.

I. Metodologi Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

a) Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Tirtomoyo Kecamatan

Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri yang beralamat di Tirtomoyo RT

05/ RW 09 Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri. Adapun

pemilihan kelas III di sekolah tersebut sebagai lokasi penelitian yaitu

terdapat permasalahan pembelajaran menulis narasi yang perlu

dipecahkan. Selain itu, belum adanya peneliti lain yang mengangkat

permasalahan ini.

b) Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan dari awal penyusunan proposal

hingga akhir waktu penelitian akan berlangsung selama empat bulan

yaitu bulan November 2008 sampai dengan Februari tahun 2009.

2. Bentuk dan Strategi Penelitian

Penelitian berbentuk penelitian tindakan kelas (class action

research), yaitu sebuah penelitian yang merupakan kerja sama antara

peneliti, guru, siswa, dan pihak sekolah yang lain untuk menciptakan sebuah

kinerja sekolah yang lebih baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mendeskripsikan kesulitan-kesulitan yang dialami guru dalam pembelajaran

menulis narasi di sekolah. Selain itu, untuk memberikan alternatif

pemecahan guna mengatasi permasalahan tersebut.

17

Page 21: Proposal Kym

Peneliti bersama guru kelas sebagai pemegang otoritas pengajaran

menyusun rencana tindakan bersama dalam penelitian ini. Kemudian

peneliti melaksanakan tindakan berdasarkan rencana yang telah disepakati.

Kegiatan pelaksanaan tersebut diikuti pula dengan kegiatan pemantauan

segala kejadian di kelas. Sebagai kegiatan akhir, peneliti dan guru

melakukan refleksi terhadap segala tindakan yang telah dilakukan. Apabila

dirasa kurang maksimal, peneliti menentukan perencanaan tindakan untuk

siklus selanjutnya.

Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

kualitatif. Maksud deskriptif kualitatif adalah suatu prosedur penelitian yang

menghasilkan data-data berupa data-data tertulis maupun lisan, dan bukan

data yang berupa angka-angka. Data tersebut dideskrepsi dan dianalisis

kemudian disimpulkan.

3. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas III

SDN 1 Tirtomoyo Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri. Adapun

pemilihan kelas III di sekolah tersebut sebagai lokasi penelitian yaitu

terdapat permasalahan pembelajaran menulis narasi yang perlu dipecahkan.

Selain itu, belum adanya peneliti lain yang mengangkat permasalahan ini.

4. Sumber Data Penelitian

Sumber data dalam penelitian ini meliputi:

1. Tempat dan peristiwa yang menjadi sumber data dalam penelitian ini

adalah kegiatan pembelajaran menulis narasi menggunakan media

18

Page 22: Proposal Kym

gambar berseri yang dialami oleh siswa kelas III SDN 1 Tirtomoyo

Kabupaten Wonogiri.

2. Dokumen yang berupa hasil tes siswa, rencana pembelajaran, dan daftar

nilai kelas III SDN 1 Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan diterapkan yaitu teknik tes dan

tugas. Tes digunakan untuk mengetahui kemampuan menulis narasi pada

siswa. Adapun teknik tes atau tugas digunakan untuk mengetahui perubahan

hasil dari proses pembelajaran siswa setelah diadakan pembelajaran menulis

menggunakan media gambar berseri.

6. Uji Validitas Data

Untuk memperoleh data yang valid, perlu teknik-teknik uji validitas

sebagai berikut:

1. Triangulasi teori, teknik dilakukan dengan menggunakan perspektif

lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji.

Triangulasi teori diterapkan jika analisis telah menguraikan pola,

hubungan, dan menyertakan penjelasan yang muncul dari analisis, maka

penting sekali untuk mencari tema atau penjelasan pembanding. Hal itu

dapat dilakukan secara induktif atau secara logika. Secara induktif

dilakukan dengan menyertakan usaha pencarian cara lainnya untuk

mengorganisasikan data yang barangkali mengarahkan pada penemuan

penelitian lainnya. Secara logika dilakukan dengan jalan memikirkan

kemungkinan logis lainnya dan kemudian melihat apakah kemungkinan-

19

Page 23: Proposal Kym

kemungkinan itu dapat ditunjang oleh data. Setelah itu peneliti

melaporkan hasil penelitian disertai penjelasan sebagaimana yang

dikemukakan sehingga akan meningkatkan derajat kepercayaan data

yang diperoleh (Moleong, 2001: 179).

2. Triangulasi sumber data, teknik ini digunakan untuk menguji kebenaran

data yang diperoleh dari data yang satu dengan data yang lain.

Triangulasi sumber data berarti mengecek balik derajat informasi yang

diperoleh dengan menggunakan waktu dan alat yang berbeda dalam

metode kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan jalan: (1)

membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

(2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umumdengan

apa yang dikatakan orang secara pribadi. (3) membandingkan hasil

wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan (Moleong, 2001:

179).

7. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan yaitu model analisis interaksi

(interactive model of analysis) yang dikembangkan oleh Sutopo. Analisis

interaktif tersebut terdiri atas tiga komponen kegiatan yang saling terkait

satu sama lain: reduksi data, beberan (display) data, dan pebarikan

kesimpulan (Suwarsih Madya, 2006: 75-76).

8. Prosedur Penelitian

Proses penelitian tindakan kelas didasarkan atas menyusun rencana

tindakan bersama, bertindak dan mengamati secara individual dan

20

Page 24: Proposal Kym

bersama-sama pula, kemudian mengadakan refleksi atas berbagai kegiatan

yang telah dilakukan (Suwarsih Madya, 2006: 59).

Penelitian ini terdiri dari tiga siklus yang masing-masing terdiri

atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi

dan interpretasi, (4) analisis dan refleksi (Suharsimi Arikunto, 2006: 16).

a. Siklus Pertama

1) Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan, siklus I guru menyiapkan rencana

pembelajaran (RP), yang merupakan skenario pembelajaran yang

akan dilaksanakan di dalam kelas. Rencana pembelajaran ini

meliputi: pokok bahasan, alokasi waktu, tujuan pembelajaran

umum, tujuan pembelajaran khusus, materi yang diajarkan, metode

yang digunakan, alat dan sumber bahan dan sarana pendukung

yang diperlukan misalnya alat peraga, tempat tindakan, instrumen

penilaian, lembar pengamatan dan daftar siswa yang akan

melaksanakan presentasi.

2) Pelaksanaan Tindakan

Bagian waktu Kegiatan guru dan siswa

Pembukaan

(15 menit)

Guru membuka pelajaran dengan memberitahu

materi pelajaran yang akan dipelajari

Inti (40 menit) 1. Guru menjelaskan pengertian narasi

2. Guru menjelaskan tentang menulis karangan

narasi yang baik

21

Page 25: Proposal Kym

3. Siswa diminta untuk membuat karangan

dengan media gambar berseri

Penutup

(15 menit)

1. Sebagian siswa membacakan hasil karangan

mereka.

2. Guru melakukan evaluasi dan memberikan

saran pada siswa.

3. Seluruh siswa mengumpulkan karangannya.

Pada proses pembelajaran berlangsung, peneliti dibantu oleh guru

memberikan tugas menulis/mengarang dengan menggunakan

media gambar berseri dengan tema Lingkungan.

3) Observasi dan Interpretasi

Peneliti mengamati proses belajar mengajar di kelas dengan materi

ketrampilan menulis narasi. Kegiatan di dalam kelas adalah guru

mengajarkan materi keretampilan menulis narasi dengan contoh

gambar berseri yang telah disiapkan guru. Kemudian siswa diberi

tugas untuk membuat tulisan narasi dengan gambar yang berbeda.

4) Analisis dan Refleksi

Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti melakukan analis

secara deskriptif. Selain itu juga dilakukan evaluasi terhadap

proses pembelajaran yang telah dilakukan.

22

Page 26: Proposal Kym

b. Siklus II

1) Perencanaan Tindakan II

Pada prinsipnya perencanaan tindakan pada siklus II sama dengan

perencanaan pada siklus I, hanya materinya saja yang berbeda.

kekurangan yang mungkin ada dalam siklus I dijadikan bahan

refleksi dalam siklus kedua ini.

2) Pelaksanaan Tindakan

Bagian waktu Kegiatan guru dan siswa

Pembukaan

(15 menit)

Guru membuka pelajaran dan sedikit mengulas

hasil karangan siswa pada siklus I.

Inti (40 menit) 1. Guru menjelaskan cara agar siswa dapat

memahami isi gambar, sehingga siswa dapat

menulis karangan mengenai gambar tersebut

dengan baik.

2. Siswa diminta untuk membuat karangan

dengan media gambar berseri

Penutup

(15 menit)

1. Sebagian siswa membacakan hasil karangan

mereka secara bergantian

2. Guru melakukan evaluasi dan memberikan

saran pada siswa.

3. Seluruh siswa mengumpulkan karangannya.

Pada siklus kedua ini, kategori penilaian lebih ditekankan

pada isi karangan siswa yang mengacu pada daya khayal siswa

23

Page 27: Proposal Kym

pada gambar tersebut. Materi gambar pada siklus kedua ini

bertemakan Pendidikan.

3) Observasi dan Interpretasi

Kegiatan observasi ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan

apakah kekurangan-kekurangan teknik pengajaran pada siklus I

sudah bisa teratasi atau belum.

4) Analisis dan Refleksi

Pada siklus II dilakukan refleksi seperti yang dilakukan pada siklus

I. Semua data yang sudah diperoleh selama proses pembelajaran

berlangsung dianalisis secara deskriptif. Berdasarkan analisis data

tersebut, peneliti membandingkan antara siklus II dan siklus I

terdapat peningkatan hasil belajar atau tidak.

c. Siklus Ketiga

1) Perencanaan Tindakan III

Bertolak dari hasil analisis dan refleksi tindakan pada siklus II,

peneliti mengadakan refleksi dan analisis untuk mengatasi

kekurangan yang ada pada siklus sebelumnya untuk diterapkan

pada siklus III. Pada siklus III ini, peneliti dan guru lebih

menekankan pada pemakaian EYD dan tata tulis yang baik dan

benar pada siswa.

24

Page 28: Proposal Kym

2) Pelaksanaan Tindakan

Bagian waktu Kegiatan guru dan siswa

Pembukaan

(10 menit)

Guru membuka pelajaran dan melakukan tanya

jawab dengan siswa mengenai apa kesulitan

yang dihadapi siswa dalam membuat karangan.

Inti (45 menit) 1. Guru menjelaskan bagaimana menulis

karangan dengan menggunakan EYD dan

tata tulis yang baik dan benar

2. Guru memberikan contoh kepada siswa

3. Siswa diminta untuk membuat karangan

dengan media gambar berseri

Penutup

(15 menit)

1. Sebagian siswa membacakan hasil karangan

mereka.

2. Guru melakukan evaluasi dan memberikan

saran pada siswa.

3. Seluruh siswa mengumpulkan karangannya.

3) Observasi dan Interpretasi

Kegiatan observasi ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan

apakah kekurangan-kekurangan teknik pengajaran pada siklus II

sudah bisa teratasi atau belum. Peneliti juga mengawasi keaktifan

siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

25

Page 29: Proposal Kym

4) Analisis dan Refleksi

Pada siklus III dilakukan refleksi seperti yang dilakukan pada

siklus sebelumnya. Semua data yang sudah diperoleh selama

proses pembelajaran berlangsung dianalisis secara deskriptif.

Berdasarkan analisis data tersebut, peneliti membandingkan antara

siklus I, siklus II, dan siklus III terdapat peningkatan hasil belajar

atau tidak. Dan peneliti bisa menarik kesimpulan apakah dengan

metode gambar berseri bisa meningkatkan keterampilan menulis

narasi siswa kelas III atau tidak.

9. Indikator Kinerja

Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah siswa dinyatakan tuntas

atau berhasil apabila mampu menguasai materi minimal 60%. Hal itu sesuai

dengan nilai minimal mata pelajaran Bahasa Indonesia yang nilai

intervalnya 10 – 100. jadi siswa dinyatakan tuntas apabila mampu mencapai

nilai 60 yang berarti menguasai 60%.

J. Personalia Penelitian

Dikarenakan peneliti di sini bukan seorang guru, jadi peneliti menjalin

kerjasama dengan guru yang bersangkutan. Jadi peneliti sebagai kolaborator

dalam penelitian ini.

26

Page 30: Proposal Kym

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, Azhar. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Keraf, Gorys. 2000. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia.

Madya, Suwarsih. 2006. Teori dan Praktik Penelitian Tindakan (Action Research). Bandung: Alfabeta.

Moleong, Lexi J. M.a. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rinanto, Andre. 1982. Peranan Media Visual dalam Pendidikan. Yogyakarta: Yayasan Kanisius.

Rustaman, Nuryani, dkk. 2003. Common teks book Strategi Belajar Mengajar Biologi. Jakarta: FMIPA UPI.

Sadiman, Arief S., dkk. 1996. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Soeparno. 1988. Media Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: Inyan Pariwara.

Supadi, Imam. 1987. Efektifitas Penggunaan Media Pengajaran dalam Hubungan dengan Prestasi Siswa di Sekolah. Yogyakarta: FIP IKIP Yogyakarta.

Tarigan, Henry Guntur. 1993. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

27