View
20
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
proposal penyuluhan mengenai cara menggosok gigi
Citation preview
PROPOSAL
PROGRAM PENYULUHAN
CARA MENGGOSOK GIGI YANG BENAR
oleh:
Stefanus Septiandra
D0311062
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SOSIOLOGI
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan masyarakat adalah suatu usaha suatu kelompok
masyarakat untuk selalu berada alam keadaan sejahtera baik badan, jiwa,
dan sosial serta hidup produktif dilihat dari segi sosial dan
ekonomis.Usaha kesehatan pokok masyarakat yang dianjurkan oleh
organisasi kesehatan dunia ( WHO ) sebagai dasar pelayanan kesehatan
pada masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
2. Kesehatan ibudan anak
3. Sanitasi lingkungan
4. Pendidikan kesehatan pada masyarakat
5. Pengumpulan data,pencatatan dan pelaporan
6. Perawatan kesehatan masyarakat
7. Pemeriksaan,pengobatan dan perawatan
Namun yang akan dilakukan pada keaempatan ini adalah untuk
melaksanakan anjuran dari WHO dari point yang kedua yaitu kesehatan
pada anak dan point keempat yaitu pendidikan keswhatan pada
masyarakat. Kondisi kualitas pendidikan masyarakat secara umum masih
kurang. Hal ini diperkuat dengan keterangan dari perangkat desa yang
menyatakan bahwa banyak anggota masyarakatnya yang tidak
mengenyam pendidikan hingga tingkatan SMA. Masih banyak warga yang
hanya mengenyam pendidikan hingga setara SLTP, kemudian banyak
yang memilih untuk bekerja.Kualitas pendidikan seseorang akan
mempengaruhi tingkat pemahaman kesehatan, yang juga akan
berpengaruh pada kualitas kesehatan masyarakat.
Salah satu indikator kesehatan yang paling umum adalah kebiasaan
untuk menyikat gigi 2 kali dalam sehari dengan pasta gigi yang
mengandung flouride, dan dirasa di Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres,
Kota Surakarta, kesadaran warga khususnya anak-anak untuk menyikat
gigi masih kurang, sehingga program Sosialisasi Kesehatan Gigi Anak
sangat cocok untuk daerah tersebut.
Untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal, maka
harus dilakukan perawatan secara berkala. Perawatan dapat dimulai dari
memperhatikan diet makanan, jangan terlalu banyak makanan yang
mengandung gula dan makanan yang lengket.
Pembersihan plaks dan sisa makanan yang tersisa dengan menyikat
gigi, teknik dan caranya jangan sampai merusak terhadap struktur gigi dan
gusi. Pembersihan karang gigi dan penambalan gigi yang berlubang oleh
dokter gigi, serta pencabutan gigi yang sudah tidak bisa dipertahankan lagi
dan merupakan fokal infeksi. Kunjungan berkala ke dokter gigi setiap
enam bulan sekali balk ada keluhan ataupun tidak ada keluhan.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, maka akan dicapai suatu
kesehatan gigi dan mulut yang optimal. Dengan demikian akan
meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan dan akan meningkatkan
etos kerja yang lebih baik lagi. Sehingga kesehatan jasmani dan rohani
seperti yang diharapkan akan tercapai. Menurut WHO karies gigi (gigi
berlubang) adalah problem kesehatan utama di mayoritas negara-negara
industri dan dialami oleh 60-90% anak usia sekolah.
Tingginya derajat kerusakan gigi pada anak-anak disebabkan
kurangnya kemampuan menjaga kebersihan gigi dan juga diakibatkan oleh
faktor makanan. Kondisi tersebut tidak lepas dari peranan orang tua, yang
seharusnya mengajarkan anak mereka menjaga kebersihan gigi. Dalam
memberikan pendidikan kesehatan fisik pada anak seringkali orangtua dan
guru hanya membatasi pada kesehatan tubuh saja. Padahal gigi bermasalah
dapat membuat anak kehilangan berbagai momentum perkembangannya.
Kesehatan gigi dan mulut anak dapat berpengaruh pada proses
perkembangan dan pembelajaran anak. Gigi yangsehat dan terawat sangat
penting untuk membangun rasa percaya diri anak sejak usia dini.
B. Tujuan Penyuluhan
Tujuan kegiatan Sosialisasi Kesehatan Gigi Anak adalah untuk
memberikan Pendidikan dasar mengenai kesehatan gigi kepada anak
khususnya diDesaSidorejo.
Manfaat kegiatan Sosialisasi Kesehatan Gigi Anak ini adalah sebagai
solusi untuk permasalahan mengenai kebiasaan Pola Hidup Bersih dan
Sehat di yang berdasarkan survey masih dirasa kurang di Desa Sidorejo.
C. Sasaran
Sasaran kegiatan Sosialisasi Kesehatan Gigi Anak Adalah anak-anak
usia dibawah 13 tahun yang ada di salah satu Sekolah Dasar di kelurahan
Jebres, jumlah peserta adalah 180 anak.
BAB II
KAJIAN MATERI
A. PENTINGNYA GIGI
1. Gigi merupakan salah satu organ penting pencernaan. Gigi digunakan
untuk mengunyah makanan sebelum masuk ke saluran pencernaan. Jika
gigi mengalami gangguan, akan terganggu pula proses pencernaannya.
2. Gigi yang tidak terawat sehingga terkena infeksi dapat menimbulkan
penyakit yang lainnya, seperti: penyakit jantung dan pembuluh darah,
paru, gula, stroke, kanker.
3. Sisa makanan yang masih ada di gigi menyebabkan aktivitas bakteri
berlebihan sehingga mulut mengeluarkan bau yang kurang sedap.
4. Gigi juga berfungsi sebagai keindahan. Gigi adalah komponen lain dalam
kecantikan selain kulit tubuh, kulit wajah, mata, bibir, dll. Oleh karena itu,
setiap orang ingin punya senyum memikat dengan gigi yang sehat.
B. PERTUMBUHAN GIGI MANUSIA
Selama hidupnya, gigi manusia hanya tumbuh dua kali. Pada awal
pertumbuhan, tumbuh yang namanya gigi susu. Gigi ini tidak permanen,
akan tanggal dan berganti menjadi gigi permanen. Banyak orang bahkan
berpikir bahwa gigi kita akan selalu tumbuh kembali begitu kita mencabut
gigi kita yang telah rusak. Namun tahukah Anda? Bahwa dalam siklus
hidup manusia, gigi kita hanya akan berganti 1 kali saja. Sedih memang,
mengingat mulut kita akan tetap ompong apabila kita terpaksa untuk
mencabut gigi kita yang rusak saat kita dewasa.
C. SAKIT GIGI
Keberadaan bakteri dalam mulut merupakan suatu hal yang
normal. Bakteri dapat mengubah semua makanan, terutama gula, menjadi
asam. Bakteri, asam, sisa makanan, dan ludah akan membentuk lapisan
lengket yang melekat pada permukaan gigi. Lapisan lengket inilah yang
disebut plak.
Plak akan terbentuk 20 menit setelah makan. Zat asam dalam plak
akan menyebabkan jaringan keras gigi larut dan terjadilah karies. Bakteri
yang paling berperan dalam menyebabkan karies adalah Streptococcus
mutans. Karies ditandai dengan adanya lubang pada jaringan keras gigi,
dapat berwarna coklat atau hitam.
Gigi berlubang biasanya tidak terasa sakit sampai lubang tersebut
bertambah besar dan mengenai persyarafan dari gigi tersebut. Pada karies
yang cukup dalam, biasanya keluhan yang sering dirasakan pasien adalah
rasa ngilu bila gigi terkena rangsang panas, dingin, atau manis. Bila
dibiarkan, karies akan bertambah besar dan dapat mencapai kamar pulpa,
yaitu rongga dalam gigi yang berisi jaringan syaraf dan pembuluh darah.
Bila sudah mencapai kamar pulpa, akan terjadi proses peradangan yang
menyebabkan rasa sakit yang berdenyut. Lama kelamaan, infeksi bakteri
dapat menyebabkan kematian jaringan dalam kamar pulpa dan infeksi
dapat menjalar ke jaringan tulang penyangga gigi, sehingga dapat terjadi
abses.
Pencegahan
1. Sikat gigi dengan pasta gigi berfluoride dua kali sehari, pada pagi
hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur.
2. Lakukan flossing sekali dalam sehari untuk mengangkat plak dan
sisa makanan yang tersangkut di antara celah gigi-geligi.
3. Hindari makanan yang terlalu manis dan lengket, juga kurangi
minum minuman yang manis seperti soda.
4. Lakukan kunjungan rutin ke dokter gigi tiap 6 bulan sekali.
5. Perhatikan diet pada ibu hamil dan pastikan kelengkapan asupan
nutrisi, karena pembentukan benih gigi dimulai pada awal trimester
kedua.
6. Penggunaan fluoride baik secara lokal maupun sistemik.
Penatalaksanaan
Biasanya perawatan yang diberikan adalah pembersihan jaringan
gigi yang terkena karies dan penambalan (restorasi). Bahan tambal yang
digunakan dapat bermacam-macam, misalnya resin komposit (penambalan
dengan sinar dan bahannya sewarna gigi), glass ionomer cement,
kompomer, atau amalgam (sudah mulai jarang digunakan).
Pada lubang gigi yang besar dibutuhkan restorasi yang lebih kuat,
biasanya digunakan inlay atau onlay, bahkan mungkin mahkota tiruan.
Pada karies yang sudah mengenai jaringan pulpa, perlu dilakukan
perawatan saluran syaraf. Bila kerusakan sudah terlalu luas dan gigi tidak
dapat diperbaiki lagi, maka harus dilakukan pencabutan.
D. CARA MENGGOSOK GIGI
1. Sikat gigi dan gusi dengan posisi kepala sikat membentuk sudut 45 derajat
di daerah perbatasan antara gigi dengan gusi.
2. Gerakan sikat dengan lembut dan memutar. Sikat bagian luar permukaan
setiap gigi atas dan bawah dengan posisi bulu sikat 45 derajat berlawanan
dengan garis gusi agar sisa makanan yang mungkin masih menyelip dapat
dibersihkan.
3. Gunakan gerakan yang sama untuk menyikat bagian dalam permukaan
gigi.
4. Gosok semua bagian permukaan gigi yang digunakan untuk mengunyah.
5. Gunakan hanya ujung bulu sikat gigi untuk membersihkan gigi dengan
tekanan ringan sehingga bulu sikat tidak membengkok. Biarkan bulu sikat
membersihkan celah-celah gigi. Rubah posisi sikat gigi sesering mungkin.
6. Untuk membersihkan gigi depan bagian dalam, gosok gigi dengan posisi
tegak dan gerakkan perlahan ke atas dan bawah melewati garis gusi.
7. Sikat lidah untuk menyingkirkan bakteri dan agar napas lebih segar.
BAB III
METODE
Proses perubahan tingkah laku menekankan pada pendidikan dengan
mengguna pendekatan sugestif. Pendekatan sugestif dalam proses penyuluhan
kesehatan gigi merupakan salah satu alternatif untuk mencapai hasil yang
memuaskan. Pendekatan sugestif adalah pemberian penjelasan secara logis,
dengan kecenderungan memberi penekanan dan arahan melalui perasaan dan
emosi dengan cara membujuk orang lain secara langsung/tidak langsung dengan
suatu ide atau kepercayaan yang meyakinkan. Penyuluhan secara sugestif relatif
cepat, sangat berhasil pada masyarakat yang pendidikan dan ekonominya kurang
baik, dan cocok dengan peserta penyuluhan yang semuanya adalah anak SD.
Kelemahannya yaitu, mudah melupakan hasil penyuluhan yang telah
dilaksanakan. Agar dapat berhasil dengan baik, perlu dibantu dengan alat
peraga edukatif yang merangsang emosi manusia.
Pendekatan sugestif memerlukan beberapa alat bantu yang disiapkan untuk
membuat peserta penyuluhan mudah mengerti tetantang materi yang akan
disisapkan. Salah satu media yang digunakan adalah media presentasi Power
Point yang berisi slide tentang materi kesehatan gigi dan beberapa gambar dan
video yang menjelaskan mengenai kesehatan gigi. Slain itu diperlukan sikat gigi,
dan replika gigi manusia untuk menjelaskan cara menggosok gigi yang benar
kepada siswa.
Dalam kegiatan penyuluhan, terdapat pula penghargaan yang akan
diberikan penyuluh kepada siswa yang aktif pada saat kegiatan penyuluhan
berlangsung. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan minat siswa dalam
mengikuti kegiatan penyuluhan. Penghargaan yang diberikan berupa bingkisan
yang telah disiapkan penyuluh sebelumnya yang berisi alat tulis atau alat
menggosok gigi lengkap.
Untuk tahap terakhir penyuluhan adalah praktek bersama menggosok gigi
yang benar. Kegiatan ini akan dilakukan seluruh siswa serentak dengan
bimbingan penyuluh untuk melakukan gosok gigi yang benar secara bersama-
sama. Hal ini dilakukan untuk mengevaluasi pasca penerimaan materi mengenai
cara menggosok gigi yang benar.
Berikut adalah daftar perlengkapan yang dibutuhkan selama penyuluhan:
1. Projector
2. Layar untuk dasar projector
3. Laptop
4. Gambar mengenai kesehatan gigi
5. Replika gigi manusia
6. Sikat gigi
7. Pasta gigi
8. Air
9. Baskom/ember
10. Sound system
11. Bingkisan alat tulis / perangkat menggosok gigi
BAB IV
REALISASI KEGIATAN
A. Deskripsi Kegiatan
Salah satu indikator kesehatan di dalam Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat adalah gosok gigi minimal dua kali sehari. Namun gosok gigi
juga tidak dapat dilakukan secara asal-asalan melainkan memerlukan
cara yang benar untuk memperoleh hasil maksimal bagi kesehatan gigi
dan mulut. Maka dari itu diperlukan suatu penyuluhan cara menggosok
gigi yang benar agar dapat diperolehnya suatu pemahaman yang tepat
mengenai cara menggosok gigi yang benar.
Kegiatan Penyuluhan Cara Gosok Gigi yang benar dilaksanakan di
SD Gulon, yang berlokasi di Kp.Gulon, Kel.Jebres, Kec.Jebres, Surakarta
(Sekitaran Belakan Kampus UNS)
Penyuluhan dimulai dengan melakukan penyampaian maksud dan
tujuan dari kegiatan ini Kepada Siswa, dilanjutkan dengan
menginstruksikan siswa untuk mendemonstrasikan bagaimana cara
menggosok gigi yang biasa dilakukan sehari-hari. Setelah itu dilakukan
evaluasi apakah cara yang telah dilakukan benar atau tidak. Selanjutnya
adalah dengan memberikan materi dan video tentang cara menjaga
kesehatan gigi, mencuci tangan dan menggosok gigi dengan baik dan
benar dengan menggunakan poster dan torso peraga gigi untuk
memperjelas informasi yang ingin disampaikan. Setelah itu siswa
diminta untuk mempraktikkan sendiri cara yang benar diluar kelas.
B. Faktor Pendukung dan Penghambat
1. Faktor Pendukung
Beberapa hal yang menjadi faktor pendukung dalam
penyuluhan “Cara Menggosok Gigi yang Benar”, yaitu :
- Partisipasi dari pihak sekolah dalam menyukseskan acara
ini sangat baik.
- Sarana dan prasarana yang disediakan oleh sekolah
sangat memadai
- Kemampuan penyuluh dalam berkomunikasi dan status
penyuluh sebagai mahasiswa dalam memberikan materi
sangat dapat diterima pihak sekolah dan para siswa,
sehingga dapat diterima dengan baik oleh para siswa
- Siswa menunjukkan partisipasi aktif saat penyuluhan
sehingga informasi yang ingin disampaikan dapat
tersampaikan dengan baik.
2. Faktor Penghambat
Sedangkan faktor yang menjadi penghambat dalam penyuluhan
program pemanfaatan internet ini yaitu :
- Para siswa masih belum berani dan ragu-ragu untuk
mengajukan pertanyaan atau pendapat. Perlu dorongan
yang sangat besar untuk membuat siswa berani
mengajukan pendapat atau pertanyaan.
- Pengkondisian siswa saat praktik menggosok gigi diluar
kelas sehingga banyak dari siswa yang melakukan praktik
tanpa menunggu aba-aba dari Penyuluh.
C. Hasil Kegiatan
Hasil dari kegiatan penyuluhan tersebut adalah
diperolehnya suatu pemahaman terkait cara menggosok gigi dan
cuci tangan dengan baik dan benar, sehingga anak-anak dapat
mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Tindak lanjut yang dilaksanakan agar anak-anak tetap rajin
menggosok gigi dan mencuci tangan sehingga mempraktikannya,
selain itu setiap siswa masing-masing mempraktekan cara
menggosok gigi secara langsung diluar kelas dengan pengawasan
penyuluh. Untuk menarik minat dari siswa kedalam proses
penyuluhan, di adakan pembagian DoorPrize yang elah disiapkan
oleh penyuluh. Door prize akan diberikan kepada siswa yang
mengajukan diri maju ke depan kelas sebagai contoh cara
menggosok gigi para siswa sebelum adanya pelatihan. Strategi ini
cukup berhasil, dilihat dari adanya 80% dari siswa dalam kelas
mengajukan diri untuk menjadi contoh dalam kegiatan tersebut.
Kegiatan selanjutnya adalah penyampaian materi dengan
metode diskusi yang interaktif dan diulang kembali dengan
penunjukan gambar vsualisasi dan pemutaran video mengenai Cara
Menggsok Gigi yang Benar. Pada tahap ini dapat dilakukan dengan
lancar walaupun dengan halangan beberapa siswa yag tidak
sepenuhnya memperhatikan proses pemberian materi.
Tahap terakhir adalah, tahap evaluasi, dimana seluruh siswa
diminta untuk keluar ruangan denagn membawa sikat gigi yang
telah diberi pasta gigi dan satu gelas air untuk melakukan praktek
bersama Cara menggosok gigi yang benar. Pada proses ini dapat
dilakukan dengan baik, dilihat dengan banyak dari siswa yang
sudah dapat mempraktekan Cara Menggosok Gigi yang Benar.
Yang menjadi penghambat adalah banyak siswa yang mendahului
proses menggosok gigi sehingga kegiatan tidak dapat dilakukan
secara serempak.
BAB IV
ESTIMASI DANA
Realisasi Anggaran Belanja (RAB) Kegiatan Sosialisasi Kesehatan Gigi Anak
*dalam Rupiah (Rp.)
No. Uraian Satuan Jumlah Harga Satuan Total Biaya
1. Alat dan Bahan
MMT Buah 1 100.000 100.000
LCD Buah 1*2 pertemuan
Laptop Buah 1*2 pertemuan
Sikat Gigi Buah 180 3.000 540.000
Pasta Gigi Buah 10 10.000 100.000
Gelas Kumur Plastik Buah 180 500 90.000
Bingkisan Buah 3x6 kelas 10.000 180.000
Sewa Gigi Tiruan Buah 1 50.000 50.000
Sub Total 1.110.000
2.
Laporan dan
Dokumentasi
Cetak Foto lembar 15 2.000 30.000
Sub Total 30.000
Total 1.140.000