Upload
achmad-badaruddin
View
141
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Siswa Madrasah Tsanawiyah ( MTs ) sebagai salah satu unsur sumberdaya manusia
yang potensial sangat diperlukan dalam rangka mencapai kemajuan bangsa. Para siswa
diharapkan mampu mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya demi memenuhi
kebutuhan hidupnya, masyarakat, bangsa dan negara baik masa sekarang maupun masa yang
akan dating.
Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan membutuhkan pelayanan bimbingan
dan konseling dalam penyelenggaraan dan peningkatan kondisi kehidupan di sekolah demi
tercapainya tujuan pendidikan yang berjalan seiring dengan visi profesi konseling, yaitu
“terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan
bantuan dalam memberikan dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar
individu berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia” (Prayitno, 13: 2004).
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan bagian penting dari suatu
pendidikan yang dijalankan di suatu sekolah. Hal ini disebabkan karena permasalahan yang
dialami siswa di sekolah sering kali tidak dapat dihindari meskipun pengajaran yang baik
telah dilaksanakan. Pentingnya kehadiran pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah
akan semakin terasa apabila pelayanan BK tersebut mampu memberikan kontribusi yang
berarti terhadap upaya memperkuat fungsi-fungsi pendidikan. Peranan BK di sekolah untuk
mengembangkan diri dan potensi siswa secara optimal menuntut pelaksanaan BK di sekolah
secara efektif dan efisien serta pembinaan dan pengembangan sesuai dengan ketentuan dan
pedoman yang berlaku.
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah, dilaksanakan dalam rangka
menumbuhkan pribadi siswa, maksudnya di sini adalah untuk membantu siswa mengenal
kelebihan dan kelemahan yang ada pada dirinya dari segala segi. Dalam bidang bimbingan
belajar misalnya, pelayanan bimbingan dan konseling dirasakan penting untuk membantu
siswa mengatasi permasalahan belajarnya yang mengakibatkan ketidakefektifan kegiatan
belajar peserta didik dan tidak optimalnya hasil belajarnya.
Dalam proses belajar tidak selamanya berlangsung secara wajar, ada kalanya kita
temukan peserta didik yang mengalami permasalahan dalam proses belajar: 1) Di ruang
kelas siswa tenang mendengarkan uraian guru, 2) Hampir tidak ada siswa yang mempunyai
inisiatif untuk bertanya kepada guru, 3) Sibuk menyalin apa yang ditulis dan diucapkan
guru, 4) Apabila ditanya oleh guru tidak ada yang mau menjawab tetapi mereka menjawab
secara bersamaan sehingga suara tidak jelas, dan 5) Siswa terkadang sibuk sendiri ketika
guru menerangkan materi.
Proses belajar yang ideal dan sangat baik adalah adanya interaksi yang saling timbal
balik antara guru dan peserta didik, terlebih lagi dituntut keaktifan siswa selama proses
pembelajaran. Namun hal seperti ini tidak mudah dilaksanakan, ada banyak faktor penyebab
mengapa peserta didik menjadi pasif di dalam kelas. Salah satunya adalah guru masih
menggunakan teknik metode ceramah, sementara siswa hanya memperhatikan,
mendengarkan tanpa adanya umpan balik dari siswa. Akibatnya pembelajaran menjadi
monoton, tidak menarik dan tidak bermakna, sehingga siswa menjadi pasif.
Kepasifan siswa dapat dilihat selama proses pembelajaran. Jarang sekali ada
siswa yang merespon dan berani bertanya atau berpendapat mengenai suatu materi
pelajaran kepada guru yang bersangkutan, mereka lebih suka diam dan mendengar. Hal
ini penulis ketahui setelah melaksanakan observasi lapangan di MTsN Sintuk selama
bulan Februari-Maret 2011.
Dalam proses interaksi-komunikasi antara pendidik dan peserta didik selama
kegiatan pembelajaran berlangsung, terlihat adanya suatu aktivitas mental berfikir
(kognitif), mampu menyikapi suatu peristiwa (afektif) serta berupaya menampilkannya
dalam bentuk tingkah laku nyata (psikomotorik) yang dapat diwujudkan melalui
keaktifan siswa dalam hal merespon dan bertanya. Pertanyaan dan respon positif yang
dirumuskan serta digunakan dengan tepat merupakan suatu alat komunikasi yang ampuh
antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Guru seyogyanya menguasai berbagai
teknik bertanya yang dapat mengaktifkan tiga ranah (domain) tersebut serta guru juga
hendaknya mampu mendengarkan dengan sungguh-sungguh apa yang dikemukakan
siswa, kemudian memberikan tanggapan positif terhadapnya. Penguasaan berbagai teknik
bertanya harus disertai dengan keinginan dan kemampuan untuk mendengarkan dengan
baik, dilandasi sikap terbuka dan positif. Penguasaan teknik bertanya dan merespon
positif merupakan suatu wahana penunjang terlaksananya cara belajar siswa aktif.
Sehubungan dengan itu, tingkat pencapaian hasil belajar yang dilakukan siswa
belum sepenuhnya menampakkan hasil yang mengembirakan. Hal ini didasarkan pada
nilai perolehan hasil belajar siswa dalam buku legger nilai kelas VII-A di MTsN Sintuk
yang peneliti peroleh dari wali kelas bersangkutan, serta pengamatan yang dilakukan
peneliti pada saat memberikan sejumlah materi informasi secara klasikal terdapat
sebagian siswa tidak memperhatikan pelajaran dengan sungguh-sungguh. Pada saat guru
memberikan materi pembelajaran melalui pendekatan ceramah di depan kelas, masing-
masing siswa sibuk dengan kegiatannya sendiri sehingga mereka mengabaikan materi
pelajaran yang diberikan oleh guru yang bersangkutan, seperti asyik mengobrol dan
berbincang dengan teman sebangku di sebelahnya. Guru perlu mengadakan perubahan
metoda dan media yang digunakan pada saat memberikan materi pelajaran kepada siswa
yang bersifat inovatif dan fleksibel, serta guru mampu menggunakan komunikasi secara
lebih jelas dan transparan agar konsentrasi dan minat belajar siswa dapat kembali
ditingkatkan selanjutnya hasil belajar siswa dapat ditunjukkan lebih baik.
Penggunaan komunikasi yang efektif dalam kegiatan pembelajaran memudahkan
terjadinya proses multi-interaksi antara guru ke siswa serta antara sesama siswa yang
lain. Siswa dapat menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru secara baik
serta memudahkan siswa untuk menanggapi, merespon dan bertanya tentang materi
pelajaran yang belum dimengertinya. Penggunaan komunikasi yang efektif bukan hanya
diperlukan guru selama menyampaikan materi pelajaran, namun juga diperlukan siswa
sehingga dapat menciptakan suasana pembelajaran yang efektif serta dapat melatih
kemampuan verbal siswa secara lebih baik lagi sesuai dengan norma-norma yang berlaku
di masyarakat umumnya serta di kalangan akademik khususnya.
Untuk mengatasi masalah di atas, dituntut kemampuan guru terutama bagi guru
pembimbing dalam memberikan layanan BK yaitu layanan informasi yang lebih baik dan
kreatif dalam menciptakan kondisi yang baik dalam proses pembelajaran di kelas, guru harus
mampu merancang aktivitas pembelajaran yang dapat megembangkan kemampuan siswa
dalam merespon dan mampu mengemukakan pendapat dan gagasan yang dimilikinya.
Dengan demikian siswa akan lebih aktif dan mampu mengkomunikasikan ide-ide dan
gagasan dalam proses pembelajaran yang diikuti. Oleh karena itu peneliti tertarik melakukan
penelitian dengan judul
” Meningkatkan Kemampuan Merespon Dan Bertanya Siswa Kelas VII-A Melalui
Pemberian Layanan Informasi di MTsn Sintuk Padang Pariaman”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah
yang akan diteliti adalah:
1. Bagaimana keaktifan siswa merespon mengenai pertanyaan guru selama proses
belajar mengajar berlangsung?
2. Bagaimana keaktifan siswa bertanya mengenai pernyataan yang disampaikan guru
selama proses belajar mengajar berlangsung?
C. Batasan Masalah
Berdasarkan keterbatasan yang peneliti miliki dan agar penelitian ini lebih
terarah, maka peneliti membatasi penelitian ini pada:
1. Keaktifan siswa merespon terhadap setiap pertanyaan yang diberikan oleh guru pada
saat proses belajar mengajar berlangsung.
2. Keaktifan siswa bertanya terhadap setiap pernyataan yang dijelaskan oleh guru pada
saat proses belajar mengajar berlangsung.
D. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Untuk melihat keaktifan siswa merespon terhadap setiap pertanyaan yang diberikan
oleh guru pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
2. Untuk melihat keaktifan siswa bertanya terhadap setiap pernyataan yang diberikan
oleh guru pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
E. Manfaat Penulisan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak sebagai berikut :
1. Seluruh guru bidang studi terutama kelas VII-A MTsN Sintuk, sebagai bahan pertimbangan
dalam melaksanakan metode belajar yang dapat membantu mengaktifkan siswa selama
proses pembelajaran.
2. Guru pembimbing di MTsN Sintuk, sebagai bahan masukan dalam membantu siswa agar
mereka berani merespon dan berpendapat di dalam kelas, sehingga proses pembelajaran
menjadi lebih aktif.
3. Peneliti sendiri sebagai bahan kajian akademik dan menambah pengetahuan lapang
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Merespon dan Bertanya
Salah satu hal yang tidak kalah pentingnya dalam kegiatan pemberian layanan
informasi adalah merespon dengn mengajukan pertanyaan (asking questio). Melalui
pertanyaan-pertanyaan yang relevan, guru dapat melihat berapa jauh siswa dapat
memahami apa yang telah disampaikan dan hal-hal apa saja yang masih belum dikuasai
siswa. Untuk hal ini guru dapat menggunakan kata-kata kunci ”mengapa”, ”bagaimana”,
atau ”dimana” untuk melihat paham atau tidaknya siswa akan sesuatu yang telah
diberikan sebelumnya dan berapa jauh pemahaman akan hal tersebut. Sebuah pertanyaan
yang ditujukan untuk sejumlah siswa, sering kali tidak dapat dijawab oleh semua siswa.
Hal ini dikarenakan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan yang dimiliki siswa
berbeda-beda.
Suherman (dalam Indra Sari, 2005: 188) mengemukakan bahwa ada beberapa
faktor yang perlu diperhatikan dalam penyampaian pertanyaan, adalah :
a. Kejelasan dan kaitan pertanyaan
Diharapkan agar pertanyaan yang dikemukakan itu jelas maksudnya serta nampak
benar kaitannya antara jalan pikiran yang satu dengan yang lainnya.
b. Kecepatan dan selang waktu (pause)
Kecepatan menyampaikan pertanyaan tergantung pada jenis pertanyaan itu
sendiri.
c. Pembagian dan penunjukan
Dalam mengajukan pertanyaan kepada siswa agar diperhatikan sistem
distribusinya, yaitu usahakan agar pertanyaan itu didistribusikan secara merata
keseluruh ruangan kelas.
Bertanya merupakan salah satu bentuk dari rasa keingintahuan seseorang
atas suatu hal yang dirasa belum diketahuinya. Pertanyaan yang dirumuskan dan
digunakan dengan tepat merupakan suatu alat komunikasi ampuh yang dapat
digunakan oleh orang lain kepada orang lain (dalam hal ini siswa kepada guru).
Karena itu, siswa seyogyanya menguasai teknik bertanya secara baik dan benar.
Selain itu, guru juga hendaknya mendengarkan dengan sungguh-sungguh apa
yang dikemukakan siswa, kemudian memberikan tanggapan (feedback) yang
positif terhadapnya. Penguasaan berbagai teknik bertanya harus disertai dengan
keinginan dan kemampuan untuk mendengarkan dengan baik, dilandasi sikap
terbuka dan positif. Penguasaan teknik bertanya merupakan suatu wahana
penunjang terlaksananya cara belajar siswa aktif.
Menurut Conny Semiawan, dkk (1992:71), beberapa fungsi pertanyaan
dalam proses belajar mengajar adalah:
1. Memberikan dorongan dan pengarahan kepada siswa dalam berfikir untuk memecahkan suatu masalah.
2. Memberikan latihan kepada siswa untuk menggunakan informasi dan keterampilan memproseskan perolehan dalam menjelaskan atau memecahkan suatu masalah.
3. Memberikan dorongan atau mengajak siswa untuk berpikir dan memecahkan suatu masalah dengan kemampuannya sendiri.
4. Memberikan dorongan atau mengajak siswa untuk berperan secara aktif dalam proses belajar mengajar.
5. Memperoleh umpan balik (feedback) dari siswa mengenai:a) Tingkat keberhasilan penyampaian bahan pelajaranb) Daya serap siswa terhadap bahan pelajaran yang telah
dibahasc) Ketepatan bahan pelajaran yang telah dipilih untuk
mencapai tujuan yang telah dirumuskan (bagian-bagian dari bahan pelajaran yang masih dirasakan sulit atau belum dipahami).
6. Merangsang rasa ingin tahu siswa.7. Merangsang penanaman nilai-nilai tertentu.
Ketika kemampuan bertanya siswa dapat terlatih dengan baik, maka akan
semakin matanglah pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan oleh guru.
Guru pun mendapatkan umpan balik atau feedback dengan cepat dari pertanyaan
siswa tersebut. Akhirnya terjadilah proses yang disebut pembelajaran aktif,
dimana siswa dan guru sama-sama aktif belajar. Masing-masing saling bertanya
dan menjawab sehingga suasana kelas menjadi aktif-interaktif serta
menyenangkan. Di sinilah peran guru sebagai pengarah yang mampu mengatur
kelas dengan baik, memfasilitasi dan melayani kebutuhan siswa dengan sepenuh
hati serta mampu menggali potensi unik yang ada pada siswa dengan optimal.
Oleh karena itu guru harus memiliki kemampuan dan kepedulian yang besar
terhadap pembentukan budaya bertanya kepada siswa.
Seperti yang diungkapkan oleh Eric Steven Raymond (http://Eric Steven
Raymond blogspot.com), adapun cara bertanya yang baik yaitu:
1. Gunakan bahasa yang jelas dan sopan2. Jangan asumsikan bahwa pertanyaan yang telah diberikan
langsung akan mendapatkan jawaban3. Jelaskan pertanyaan berupa masalah secara detil berikut
dengan berbagai data-data yang ada4. Buat pertanyaan secara informatif dan tidak asal panjang lebar5. Tulis pertanyaan dengan bahasa Indonesia yang benar 6. Jangan langsung mengklaim bahwa kesalahan ada pada pihak
yang lain7. Jelaskan dan paparkan masalahnya, bukan berdasarkan
tebakan 8. Buat kesimpulan setelah pertanyaan terjawab
B. Layanan Informasi
1. Pengertian Layanan Informasi
Layanan Informasi merupakan layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik untuk memperoleh pemahaman dan menerima gambaran
tentang suatu permasalahan yang dapat dijadikan dasar dalam pengambilan suatu
keputusan. Melalui layanan informasi peserta didik diberikan pemahaman tentang sesuatu
hal yang berkenaan dengan pemahamannya.
Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Prayitno dan Erman Anti (1999: 266)
mengatakan bahwa:
Layanan informasi bermaksud memberikan pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau untuk menentukan arah suatau tujuan atau rencana yang dikehendaki.
Pendapat yang sama diungkapkan oleh W. S. Winkel (1997: 309)
Layanan informasi diadakan untuk membekali peserta didik dengan
pengetahuan tentang data dan fakta di bidang pendidikan, bidang pekerjaan, bidang
perkembangan pribadi, dan sosial, supaya mereka belajar tentang lingkungan hidupnya
lebih mampu mengatur dan merencanakan kehidupannya sendiri.
Dari kedua pendapat ini dapat disimpulkan bahwa layanan informasi
memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam menentukan dan merencanakan
kehidupannya.
Pemberian layanan informasi bagi individu semakin penting mengingat
kegunaan informasi sebagai acuan untuk bersikap dan bertingkah laku sehari-hari,
sebagai pertimbangan menetapkan arah pengembangan diri dan sebagai dasar
pengambilan keputusan. Layanan informasi berusaha memenuhi kekurangan individu
akan informasi yang mereka perlukan. Dalam layanan ini, kepada peserta didik
disampaikan berbagai informasi, informasi itu diolah dan digunakan oleh individu
untuk kepentingan hidup dan perkembangannya.
2. Tujuan Layanan Informasi
Menurut Prayitno (1997: 74) layanan informasi bertujuan untuk membekali
peserta didik dengan berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan
dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat.
Dengan demikian, tujuan layanan informasi adalah membekali peserta didik dengan
pengetahuan tentang data dan fakta di bidang pendidikan, bidang pekerjaan, bidang
pengembangan pribadi, bidang pengembangan sosial, bidang kehidupan berkeluarga,
dan bidang kehidupan beragama agar peserta didik mampu mengatur dan
merencanakan kehidupannya sehari-hari.
3. Komponen Layanan Informasi
Dalam layanan informasi terlibat tiga komponen pokok. Pertama Guru
BK/Konselor yaitu orang yang ahli dalam bidang pelayanan konseling. Guru
BK/Konseling menguasai sepenuhnya informasi yang menjadi isi layanan, mengenal
dengan baik peserta layanan dan kebutuhannya akan informasi, dan menggunakan cara-
cara yang efektif untuk melaksanakan layanan. Kedua, peserta layanan informasi, di
sekolah peserta layanan informasi adalah peserta didik. Ketiga, informasi itu sendiri.
Jenis, luas, dan kedalaman informasi yang menjadi isi layanan informasi sangatlah
bervariasi, tergantung pada kebutuhan para peserta layanan. (Prayitno, 2004: 4-6)
4. Asas Layanan Informasi
Dalam menyelenggarakan layanan informasi diperlukan asas-asas sebagai
pedoman. Pada umumnya layanan informasi merupakan kegiatan yang diikuti oleh
sejumlah orang dalam suatu forum terbuka. Asas kegiatan muthlak diperlukan,
didasarkan pada kesukarelaan dan keterbukaan baik dari para peserta maupun guru
BK/Konselor.
5. Materi Layanan Informasi
Menurut BNSP (2006: 21), materi yang diberikan dalam layanan informasi
tentang perkembangan potensi, kemampuan, dan kondisi pribadi seperti: kecerdasan,
bakat, dan minat. Sedangkan tentang potensi, kemampuan arah, dan kondisi karir
seperti hubungan anatara minat, pekerjaan, dan pendidikan. Menurut Prayitno (1997:
76) salah satu materi yang diberikan pada siswa SMP adalah
Informasi tentang pengembangan pribadi, informasi tentang kurikulum dan
proses belajar-mengajar, informasi tentang SLTA, informasi tentang jabatan, informasi
tentang kehidupan keluarga, sosial-kemasyarakatan, keberagamaan, sosial-budaya, dan
lingkungan.
Syarat materi layanan informasi dalam bidang pengembangan kehidupan sosial
yang akan diberikan kepadapeserta didik menurut Prayitno (2004: 7) adalah “spesifik,
jelas, rinci, mudah dipahami, sesuai dengan kebutuhan, aktual, dan bermanfaat”
6. Metoda Layanan Informasi
Metoda biasa dikenal dengan sebutan cara penyampaian. Dalam penyampaian
layanan informasi, yang dapat digunakan menurut Heinz Kock (1995: 101) antara lain:
Ceramah yaitu cara penyampaian yang dalam pelaksanaannya guru aktif atau sebagai pengendali sedangkan siswa hanya sebagai pendengar atau pasif.Tanya jawab yaitu cara penyampaian yang interaktif, guru menjadi nara sumber sedangkan siswa diperbolehkan bertanya sampai memahami apa yang disampaikan.Kerja kelompok yaitu cara penyamapaian materi pelajaran dimana kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dan setiap kelompok mendapat tugas.Diskusi kelas yaitu cara penyampaian materi dimana siswa diberikan kebebasan untuk saling bertukar pendapat tentang materi yang akan disampaikan sedangkan guru BK/Konselor hanya berperan sebagai pengarah dan pengawas.Mengerjakan tugas sendiri yaitu cara penyampaian materi dimana peserta didik dimandirikan untuk memecahkan masalah.
Menurut Prayitno dan Erman Anti (1999: 269), cara penyampaian informasi
dapat dilakukan dengan “ceramah, diskusi panel, wawancara, karyawisata, buku
panduan dan konferensi karier”. Cara penyampaian informasi yang paling biasa dipakai
adalah ceramah yang diikuti dengan Tanya jawab.
C. Kerangka Konseptual
Untuk mempermudah pelaksanaan penelitian ini, maka dibuat kerangka
konseptual untuk memperjelas arah dan tujuan dari suatu penelitian. Adapun
kerangka konseptual penelitian ini adalah seperti pada gambar di samping ini:
Gambar 1. Kerangka konseptual
Berdasarkan kerangka konseptual di atas, terlihat bahwa proses layanan
informasi yang diberikan pada siswa sebagai salah satu jenis layanan BK yang
akan membantu siswa dalam upaya meningkatkan kemampuan merespon dan
bertanya mereka di dalam proses belajar mengajar berlangsung.
Layanan
Informasi
Siswa Kemampuan Merespon
dan Bertanya
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian, jenis penelitian yang dilaksanakan ini
adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut
Wiriatmadja (2006:13) penelitian kelas adalah bagaimana guru dapat
mengorganisasikan kondisi praktik pembelajaran mereka, dan belajar pengalaman
mereka sendiri. Mereka dapat mencoba suatu gagasan perbaikan dalam praktik
pembelajaran, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu. Tahapan-tahapan dalam
penelitian tindakan kelas, guru mampu memperbaiki kegiatan pembelajaran
melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif.
Lehmann (dalam A. Muri Yusuf, 2005:83) mengatakan bahwa metode penelitian
deskriptif adalah salah satu jenis metode penelitian yang bertujuan
mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan
sifat populasi tertentu, atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail.
Metode penelitian deskriptif ini digunakan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu
untuk mendeskripsikan kemampuan merespon dan bertanya siswa kelas VII-A
melalui kegiatan bimbingan kelompok di MTsN Sintuk.
B. Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MTsN Sintuk. Adapun yang menjadi objek
penelitian PTK ini adalah seluruh siswa kelas VII-A yang berjumlah 40 orang.
C. Karakteristik Siswa
Siswa yang dijadikan subjek penelitian merupakan kumpulan individu
yang unik, artinya yaitu masing-masing individu memiliki gaya belajar yang
berbeda antara satu dan yang lainnya sesuai dengan kemampuan dan daya
kreatifitasnya dalam belajar. Subjek penelitian dinilai memiliki kemampuan rata-
rata dan dikenal peribut oleh guru-guru lain yang mengajar pada saat proses
belajar mengajar (PBM) berlangsung, namun dalam hal keaktifan siswa merespon
dan bertanya tentang materi pelajaran yang sedang diberikan dapat dikatakan
sudah baik tetapi tidak seluruh siswa yang ikut terlibat merespon dan bertanya.
D. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VII-A MTsN Sintuk
dan waktu pelaksanaannya dilakukan pada semester genap Tahun Ajaran
2010/2011 antara bulan Februari sampai bulan Mei 2011 selama satu jam
pelajaran.
E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan peneliti dengan cara mempersiapkan instrumen
terlebih dahulu sebelum penelitian dimulai (pra penelitian) dengan tujuan agar
peneliti dapat merancang kesesuaian instrumen berdasarkan data-data yang
diperoleh di lapangan secara efektif dan efisien pada saat penelitian berlangsung.
Adapun instrumen yang peneliti gunakan yaitu:
1. Observasi
Observasi peneliti lakukan selama tiga minggu pada saat jam pelajaran BK.
2. Wawancara
Wawancara peneliti lakukan untuk mengetahui bagaimana keaktifan siswa
dalam hal merespon dan bertanya pada saat jam pelajaran BK berlangsung
maupun suasana kegiatan belajar mengajar dengan guru lain. Wawancara
dilakukan kepada sejumlah siswa yang dijadikan subjek penelitian, wali kelas,
guru mata pelajaran lain serta guru pembimbing kelas bersangkutan.
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini
adalah melalui cara membuat lembaran observasi siswa yang akan digunakan
untuk melihat perkembangan keaktifan siswa dalam hal merespon dan bertanya
kepada guru selama proses belajar mengajar berlangsung pada saat jam pelajaran
BK yang diberikan oleh guru pembimbing. Beberapa aspek yang diamati pada
siswa selama siswa mengikuti proses belajar mengajar yaitu:
a. Keaktifan siswa dalam merespon pertanyaan guru, meliputi:
1) Ketepatan merespon
2) Kejelasan penggunaan bahasa yang disampaikan pada saat merespon
3) Sikap dan perilaku pada saat merespon
4) Hal yang disampaikan positif
b. Keaktifan siswa dalam bertanya terhadap pernyataan guru, meliputi:
1) Ketepatan bertanya
2) Kejelasan penggunaan bahasa yang disampaikan pada saat bertanya
3) Sikap dan perilaku pada saat bertanya
4) Hal yang disampaikan positif
F. Rancangan Penelitian
1. Rancangan Penelitian
a. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif,
karena data yang akan dipaparkan adalah berbentuk data deskripsif kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif digunakan dalam analisis data, nantinya dapat dilihat melalui
perkembangan angka baik nilai hasil pembelajaran maupun persentase jumlah siswa yang
telah mencapai poin tertentu.
Penelitian ini dilakukan karena berhubungan dengan praktik pembelajaran, kelas
VII-A merupakan kelas yang diobservasi dan dilakukan dengan cara berkolaborasi
dengan guru bimbingan dan konseling kelas tersebut.
b. Alur Penelitian
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan menggunakan model siklus yang
dikembangkan oleh Kemmis Mc Taggart. Penelitian tindakan kelas model siklus yang
dikembangkan oleh Kemmis Mc Taggart (dalam Ritawati, 2008: 45) pada hakikatmnya
berupa perangkat-perangkat atau untaian dengan satu perangkat yang terdiri dari empat
komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Pedoman observasi kemampuan merespon dan bertanya siswa
A. Kemampuan dalam hal merespon
5. 4. 3. 2. 1.
Ketepatan isi Kejelasan bahasa Sikap dan perilaku positif Pendiam dan pasif
pernyataan yang digunakan yang ditampilkan
B. Kemampuan dalam hal bertanya
5. 4. 3. 2. 1.
Ketepatan isi Kejelasan bahasa Sikap dan perilaku positif Pendiam dan pasif
pertanyaan yang digunakan yang ditampilkan
G. Pelaksanaan Kegiatan
1. Siklus I
Gambar 2. Siklus I
Perencanaan:Mengumpulkan informasi mengenai
keaktifan siswa dalam hal merespon dan bertanya dari guru pembimbing, membuat satlan, melakukan proses belajar mengajar
secara wajar.
Observasi:Melihat keaktifan siswa pada saat
mencermati dan memahami materi yang diberikan oleh guru, melihat keaktifan
siswa dalam hal merespon dan bertanya terhadap materi yang telah disampaikan
oleh guru.
Pelaksanaan:Mendapatkan informasi mengenai keaktifan siswa
dalam hal merespon dan bertanya dari guru pembimbing, membuat satlan, melakukan proses
belajar mengajar secara wajar.
Refleksi:Siswa yang aktif merespon dan bertanya
secara baik dan tepat pada saat proses belajar mengajar berlangsung di kelas sebanyak 10
orang (2,5%). Kegiatan akan dilanjutkan pada siklus kedua dengan memulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan melakukan refleksi kembali melalui pemberian
layanan informasi.
SIKLUS I
Bertitik tolak dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan pada siswa
kelas VII-A MTsN Sintuk secara klasikal, maka penelitian pertama belum
diberikan perlakuan khusus tetapi hanya melalui kegiatan pemberian materi
pelajaran BK dengan menggunakan metode ceramah sebagaimana lazimnya
proses belajar mengajar berlangsung. Dalam penelitian ini, peneliti ingin
mengetahui keaktifan siswa dalam hal merespon dan bertanya mengenai materi
yang telah diberikan oleh guru.
Berdasarkan siklus I yang tertera pada gambar 2, terdapat empat langkah
kegiatan yaitu:
a) Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan pada siklus I yaitu mempersiapkan:
1) Informasi mengenai keaktifan siswa dalam hal merespon dan bertanya
kepada guru pembimbing
2) Satuan layanan
3) Laporan pelaksanaan program layanan
4) Melihat kesiapan siswa untuk menerima pelajaran
5) Merumuskan tujuan instruksional khusus pada siswa
b) Pelaksanaan
1) Mendapatkan informasi mengenai keaktifan siswa dalam hal merespon
dan bertanya dari guru pembimbing
2) Satuan layanan siap untuk digunakan
3) Laporan pelaksanaan program layanan menyusul kemudian
4) Siswa dirasa siap untuk menerima pelajaran
5) Tujuan instruksional khusus telah dijabarkan kepada siswa
c) Observasi
Pada pelaksanaan siklus pertama diperoleh hasil yang terkait dengan
keaktifan siswa dalam hal merespon dan bertanya selama mengikuti kegiatan
pelajaran BK belum terlihat baik, karena sebagian siswa belum menunjukkan
keaktifannya secara langsung dalam hal merespon dan bertanya yaitu hanya
sebanyak sepuluh orang siswa dari 39 orang siswa (25,6%). Pada umumnya
siswa hanya mampu mendengarkan penjelasan materi yang diberikan oleh
guru dengan sikap mendengarkan yang cukup kondusif.
d) Refleksi
Berdasarkan siklus pertama yang telah dilakukan terdapat beberapa
masalah, yaitu:
1) Saat pemberian materi dengan menggunakan metode ceramah, hanya
beberapa orang siswa yang mampu mendengarkan dengan baik sedangkan
yang lainnya melakukan kegiatan lain.
2) Hanya beberapa siswa yang mau merespon dan bertanya secara baik dan
tepat seputar materi yang telah diberikan.
Dari beberapa hasil refleksi tersebut, maka akan masuk pada
perencanaan siklus kedua yaitu:
1) Penggunaan tata bahasa dan kejelasaan intonasi suara peneliti ditingkatkan
sehingga mudah dipahami oleh siswa
2) Akan dilakukan layanan informasi yang sesuai dengan kebutuhan siswa
kepada siswa guna meningkatkan keaktifan mereka dalam hal merespon
dan bertanya pada saat jam pelajaran berlangsung
Peneliti akan melanjutkan kembali penelitian tindakan kelas ini pada
siklus kedua dengan memulai rancangan baru berdasarkan hasil evaluasi dan
refleksi yang didapat sebelumnya. Rancangan penelitian siklus kedua ini
menggunakan metode dan cara pendekatan yang berbeda dari siklus pertama,
namun tetap melalui empat tahap kegiatan yaitu (1) tahap perencanaan, (2) tahap
pelaksanaan, (3) tahap observasi, dan (4) tahap refleksi.
2. Siklus II
Gambar 3. Siklus II
Observasi:Melihat keaktifan siswa pada saat
mencermati dan memahami materi yang diberikan oleh guru, serta melihat
keaktifan siswa dalam hal merespon dan bertanya terhadap materi yang telah
disampaikan oleh guru selama kegiatan PBM berlangsung.
Pelaksanaan:Melaksanakan layanan informasi pada siswa
sebanyak dua kali dengan menggunakan chart menandai lembaran observasi keaktifan siswa dalam hal kemampuan merepon dan bertanya
selama kegiatan PBM berlangsung di dalam kelas.
Refleksi:Setelah diadakan kegiatan layanan informasi pada
siswa dengan menggunakan chart, terjadi peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebanyak
25 orang (64,1%). Kegiatan akan berlanjut pada siklus ketiga dengan mengikuti tahap yang sama
yaitu dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan melakukan refleksi.
SIKLUS II
Perencanaan:Melakukan kegiatan layanan informasi, dengan pemberian chart kepada siswa membuat pedoman observasi kegiatan belajar siswa dalam hal merespon dan
bertanya pada saat PBM.
Setelah didapatkan data mengenai keaktifan siswa dalam hal merespon
dan bertanya pada siklus I belum dirasa memuaskan, peneliti kembali melakukan
penelitian pada siklus II dengan cara diberikan perlakuan khusus yaitu melalui
layanan infomasi dengan menggunakan chart. Tujuan dilakukan kegiatan layanan
informasi dengan menggunakan chart ini adalah untuk meningkatkan keaktifan
siswa dalam hal merespon dan bertanya.
a) Perencanaan
Perencanaan yang akan dilakukan pada siklus kedua ini yaitu:
1. Menjelaskan secara klasikal hasil sosiometri
2. Membuat chart yang menarik bagi siswa sesuai dengan hasil sosio metri
tersebut yaitu “cara membina hubungan baik dengan orang lain”
b) Pelaksanaan
1) Mendapatkan informasi mengenai keaktifan siswa dalam hal merespon
dan bertanya dari guru pembimbing
2) Satuan layanan siap untuk digunakan
3) Laporan pelaksanaan program layanan menyusul kemudian
4) Siswa dirasa siap untuk menerima pelajaran
5) Tujuan instruksional khusus telah dijabarkan kepada siswa
c) Observasi
Pada pelaksanaan siklus kedua diperoleh hasil yang terkait dengan
keaktifan siswa dalam hal merespon dan bertanya selama mengikuti kegiatan
pelajaran BK sudah terlihat baik, karena sebagian siswa sudah menunjukkan
keaktifannya secara langsung dalam hal merespon dan bertanya yaitu hanya
sebanyak 25 orang siswa dari 40 orang siswa (62,5%). Penilaian dilihat dari:
1. Bagaimana keaktifan siswa merespon terhadap materi yang sedang
dibahas oleh guru
2. Bagaimana keaktifan siswa bertanya seputar materi yang telah dibahas
oleh guru
d) Refleksi
Berdasarkan siklus kedua yang telah dilakukan terdapat beberapa
masalah, yaitu:
1) Saat pemberian materi dengan menggunakan metode tanya jawab dan
media pembelajaran berupa chart , sudah lebih dari setengah siswa yang
merespon dan bertanya mengenai materi yang diberikan.sedangkan yang
lainnya masih sibuk dengan kegitan lain.
2) Setengah dari siswa yang mau merespon dan bertanya secara baik dan
tepat seputar materi yang telah diberikan.
Berdasarkan siklus kedua yang telah dilakukan, didapatkan
peningkatan jumlah siswa yang aktif merespon dan bertanya kepada guru pada
saat jam pembelajaran berlangsung, yaitu dari 10 orang siswa (25,6%)
menjadi 25 orang siswa (64,1%). Hal ini merupakan peningkatan yang cukup
berhasil dilakukan kepada sejumlah siswa asuh, kegiatan selanjutnya akan
dilanjutkan pada siklus ketiga dengan dimulai dari sebuah perencaan awal
yang baik demi tercapainya kompetensi dan tujuan yang telah dikehendaki
bersama.
3. Siklus III
Gambar 4. Siklus III
Kegiatan penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siklus ketiga
ini bertujuan untuk menyempurnakan hasil kegiatan sebelumnya pada siklus
kedua, pelaksanaan siklus ketiga berupa pemberian penghargaan (reward) dan
penguatan (reinforcement) kepada masing-masing siswa yang berani untuk
memberikan respon dan bertanya pada saat jam pelajaran berlangsung tanpa
memberikan tindakan hukuman (punishment) bagi siswa yang tidak
menunjukkan keaktifannya dalam hal merespon dan bertanya. Diharapkan
terjadi peningkatan yang cukup signifikan pada siswa setelah diberikan
Observasi:Melihat keaktifan siswa pada saat
mencermati dan memahami materi yang diberikan oleh guru, serta melihat
keaktifan siswa dalam hal merespon dan bertanya terhadap materi dan permainan petak johari yang telah disampaikan oleh guru selama kegiatan PBM berlangsung.
Pelaksanaan:Melaksanakan kegiatan PBM dengan memberikan
materi tentang evaluasi diri pada siswa, menempatkan siswa pada tempat duduk depan,
memberikan petak johari, mengisi lembaran observasi keaktifan siswa dalam hal kemampuan
merepon dan bertanya selama kegiatan PBM berlangsung.
Refleksi:Setelah diberikan reward dan reinforcement pada
siswa selama kegiatan PBM serta pemberian permainan petak johari , terjadi peningkatan yang sangat baik yaitu sebanyak 35 orang (89,7%) dari sebelumnya hanya 25 orang siswa (64,1%) dari 39
orang siswa dalam satu kelas.
SIKLUS III
Perencanaan:Menempatkan siswa yang kurang aktif pada
tempat duduk paling depan, memberikan reward dan reinforcement bagi siswa yang
berani menunjukkan partisipasi untuk merespon dan bertanya, merangsang keaktifan siswa untuk merespon dan
bertanya melalui permainan petak johari pada saat PBM.
reward dan reinforcement, sehingga siswa dapat lebih aktif lagi untuk
merespon dan bertanya pada saat jam pelajaran berlangsung.
a) Perencanaan
Perencanaan yang akan dilakukan pada siklus III ini yaitu:
1. Menempatkan siswa yang kurang aktif pada tempat duduk bagian depan
2. Menyampaikan materi tentang konsep diri
3. Memberikan reward dan reinforcement pada siswa yang berani untuk
merespon dan bertanya saat proses belajar mengajar berlangsung
4. Memberikan permainan petak johari dengan tujuan untuk merangsang
keaktifan merespon dan bertanya siswa
b) Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pada siklus III ini berdasarkan perencanaan yang
telah dibuat sebelumnya yaitu:
1. Menempatkan siswa yang kurang aktif pada tempat duduk bagian depan
2. Menyampaikan materi tentang konsep diri
3. Memberikan reward dan reinforcement pada siswa yang berani untuk
merespon dan bertanya saat proses belajar mengajar berlangsung
4. Memberikan permainan petak johari dengan tujuan untuk merangsang
keaktifan merespon dan bertanya siswa
c) Observasi
Setelah pelaksanaan kegiatan pada siklus ketiga selesai yaitu
pemberian layanan informasi tentang konsep diri, melakukan permainan petak
johari serta pemberian reward dan reinforcement kepada siswa yang mau serta
aktif merespon dan bertanya. Kegiatan selanjutnya yaitu melakukan observasi
serta mengisi lembaran observasi tersebut berdasarkan hasil pelaksanaan yang
telah dilakukan. Dalam hal ini tampak antusias siswa untuk mencermati dan
memahami materi pelajaran, memberikan respon dan pertanyaan kepada guru
mengenai materi yang sedang dibahas, serta ikut terlibat aktif dalam
permainan petak johari. Perolehan dari hasil pelaksanaan kegiatan yang telah
peneliti lakukan pada siswa didapat bahwa dari semula 25 orang siswa
(64,1%) yang aktif merepon dan bertanya selama siklus kedua diadakan,
sekarang meningkat menjadi 35 orang siswa (89,7%) dari 39 orang siswa
dalam satu kelas.
d) Refleksi
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada siklus ketiga
didapatkan perolehan peningkatan dari 25 orang siswa (64,1%) menjadi 35
orang siswa (89,7%) yang aktif merespon dan bertanya kepada guru.
Berdasarkan hasil yang diperoleh terhadap keseluruhan kegiatan yang telah
dilaksanakan pada setiap siklus (siklus I, II dan III) menunjukkan keberhasilan
yang cukup mengembirakan dalam setiap pelaksanaan layanan informasi
terhadap peningkatan kemampuan merespon dan bertanya siswa di dalam
kelas.
H. Analisis Data
Hasil penelitian terhadap kemampuan merespon dan bertanya siswa kelas
VII-A MTsN Sintuk yang berjumlah 39 orang, yaitu:
1. Pada siklus pertama sebelum diberikan perlakuan khusus, jumlah siswa yang
mampu menunjukkan kemampuan merespon dan bertanya sebanyak sepuluh
orang (25,6%) dari 39 siswa
2. Pada siklus kedua dalm pemberian layanan informasi dengan menggunakan
chart jumlah siswa yang aktif merespon dan bertanya meningkat menjadi 25
orang (64,1%) dari sepuluh orang (25,6%).
3. Pada siklus ketiga setelah diberlakukan pemberian reward dan reinforcement
dan permainan petak johari, total siswa yang mampu menunjukkan
kemampuan merespon dan bertanya secara baik dan positif semakin
meningkat menjadi 35 orang (89,7%) yang sebelumnya hanya berjumlah 25
orang (64,1%) dari 39 orang siswa.
Penilaian hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti selama tiga siklus
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4. Gambaran hasil kegiatan siklus I, II dan III (jumlah siswa = 39 orang)
No
.
Siklus Siswa Aktif Siswa tidak Aktif Persentase (%)
1 Siklus I 10 orang 29 orang 25,6 %
2 Siklus II 25 orang 19 orang 64,1 %
3 Siklus III 35 orang 4 orang 89,7 %
Berdasarkan gambaran tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah siswa aktif
yang mampu menunjukkan kemampuan dalam hal merespon dan bertanya sebelum
diberikan perlakuan khusus pada siklus I hanya berjumlah sepuluh orang dari 39
orang siswa (25,6%), pada siklus II setelah diadakan kegiatan bimbingan kelompok
sebanyak dua kali pertemuan pada setiap kelompok nampak terjadi peningkatan
menjadi 25 orang dari 39 orang siswa (64,1 %) dan pada siklus III diperoleh hasil
sebanyak 35 orang dari 39 orang siswa (89,7 %) yang mampu menunjukkan keaktifan
merespon dan bertanya di dalam kelas setelah diberikan reward, reinforcement dan
permainan petak johari
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan peneliti,
maka dapat diberi kesimpulan sebagai berikut:
1. Keterampilan merespon dan bertanya dibutuhkan oleh seluruh siswa untuk
meningkatkan ilmu dan pengetahuan serta merupakan salah satu upaya untuk
melatih kemampuan perbendaharaan verbal mereka.
2. Keterampilan merespon dan bertanya melatih siswa untuk dapat berfikir
secara kritis dan cermat berdasarkan pertanyaan/pernyataan mengenai seputar
materi yang diberikan oleh guru.
3. Melalui penggunaan keterampilan merespon dan bertanya secara baik dan
benar akan meningkatkan pengetahuan siswa dari tidak tahu menjadi tahu dan
lebih memahami dari apa yang telah disampaikan oleh guru.
4. Sebagai seorang pendidik, baik guru mata pelajaran maupun konselor sekolah
selalu berusaha meningkatkan keaktifan siswa dalam hal merespon dan
bertanya karena akan meningkatkan kemampuan kognitif dan afektif siswa.
5. Kemampuan merespon dan bertanya siswa akan meningkat apabila guru
mampu berusaha untuk mengajak siswa berani mengemukakan pendapatnya
secara langsung serta menghargai setiap pernyataan/pertanyaan yang
diberikannya tanpa adanya diskriminasi di dalam kelas.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas terdapat beberapa
saran yang dirasa perlu dipertimbangkan, yaitu:
1. Pendidik khususnya konselor sekolah hendaknya memberikan kesempatan
yang seluas-luasnya kepada siswa/peserta didik untuk dapat menunjukkan
kemampuannya dalam hal merespon dan bertanya secara baik dan positif.
2. Pendidik hendaknya lebih banyak memberikan penguatan (reinforcement)
dan meniadakan pemberian hukuman (punishment) kepada siswa agar siswa
merasa dihargai serta dapat lebih meningkatkan kemampuan belajarnya.
3. Pendidik hendaknya selalu berusaha untuk mengadakan komunikasi multi-
interaksi kepada siswa baik pada saat pemberian materi pelajaran di jam
pelajaran berlangsung maupun di luar jam pelajaran.
4. Instansi sekolah hendaknya dapat memberikan dukungan sepenuhnya
terhadap kegiatan yang dilakukan oleh konselor sekolah.
5. Pentingnya kerjasama yang dilakukan antara pihak sekolah, guru mata
pelajaran dan konselor sekolah guna meningkatkan pengembangan potensi
siswa sehingga siswa memiliki kompetensi yang unggul, cerdas dan
berprestasi.
6. Konselor sekolah untuk dapat memberikan sejumlah layanan yang benar-
benar tepat serta sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan siswa.