68
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang hampir dua pertiga wilayahnya terdiri dari lautan dan pulau- pulau besar dan kecil dan memiliki wilayah pantai yang sangat luas. Dengan kondisi geografis yang demikian itu, mengingatkan kedudukan laut dan pesisir juga mempunyai peranan penting, baik ditinjau dari aspek- aspek ekonomis, komnukasi, dan transportasi,perdagangan, pariwisata, perlindungan dan kelestarian alam maupun untuk kepentingan pertahanan dan keamanan. (Natabaya, H.A.S. 2001 : 1 ) Provinsi Sumatera Utara terletak pada pesisir geografis antara 1 0 – 4 0 dan 98 0 – 100 0 BT. Pantai timur Sumatera Utara memiliki garis pantai sepanjang 545 km. Wilayah pesisir timur sumatera utara terdiri dari 7 Kabupaten/Kota, yaitu : Kabupaten Langkat, Kota Medan, Kota Tanjung Balai, Kabupaten Asahan, Kabupaten Labuhan Batu, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Serdang Bedagai. Luas wilayah kecamatan pesisir di bagian timur Sumatera Utara adalah 443.133.44 km 2 yang terdiri dari 35 kecamatan pesisir dengan jumlah desa sebanyak 436 desa. Di pantai timur Sumatera Utara hanya terdapat 6 ( enam ) pulau-pulau kecil. Pantai Barat Sumatera Utara memiliki garis pantai sepanjang 763,47 km ( termasuk pulau Nias ). Wilayah pantai barat Sumatera Utara 1

PROPOSAl Seminar Fisika

Embed Size (px)

DESCRIPTION

proposal

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar belakang masalah

Indonesia merupakan negara kepulauan yang hampir dua pertiga wilayahnya terdiri dari lautan dan pulau-pulau besar dan kecil dan memiliki wilayah pantai yang sangat luas. Dengan kondisi geografis yang demikian itu, mengingatkan kedudukan laut dan pesisir juga mempunyai peranan penting, baik ditinjau dari aspek-aspek ekonomis, komnukasi, dan transportasi,perdagangan, pariwisata, perlindungan dan kelestarian alam maupun untuk kepentingan pertahanan dan keamanan. (Natabaya, H.A.S. 2001 : 1 )

Provinsi Sumatera Utara terletak pada pesisir geografis antara 10 40 dan 980 1000 BT. Pantai timur Sumatera Utara memiliki garis pantai sepanjang 545 km. Wilayah pesisir timur sumatera utara terdiri dari 7 Kabupaten/Kota, yaitu : Kabupaten Langkat, Kota Medan, Kota Tanjung Balai, Kabupaten Asahan, Kabupaten Labuhan Batu, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Serdang Bedagai. Luas wilayah kecamatan pesisir di bagian timur Sumatera Utara adalah 443.133.44 km2 yang terdiri dari 35 kecamatan pesisir dengan jumlah desa sebanyak 436 desa. Di pantai timur Sumatera Utara hanya terdapat 6 ( enam ) pulau-pulau kecil. Pantai Barat Sumatera Utara memiliki garis pantai sepanjang 763,47 km ( termasuk pulau Nias ). Wilayah pantai barat Sumatera Utara terdiri dari 6 ( enam ) Kabupaten/Kota yaitu : Kabupaten Tapanuli Tengah, Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupten Mandailing Natal, Kabupaten Nias dan Kabupaten Nias Selatan. Laut administrasi kawasan pesisir pantai Barat mencapai 25.328 km2 (sekitar 39,93% dari Luas Provinsi Sumatera Utara). Jumlah pulau-pulau kecil yang terdapat di Pantai Barat Sumatera Utara mencapai 156 pulau. (Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara, 2005 2012 : 1)Kota-kota di Indonesia, khususnya di Sumatera Utara kini sedang mengalami pertumbuhan yang pesat. Di beberapa kota besar, kesulitan air bersih sudah umum dirasakan oleh sebahagian penduduknya, seperti misalnya di Sumatera Utara yang secara iklim serta kerangka lingkungan memiliki potensi sumberdaya air sangat besar. (Djuansyah dkk,2009)

Air sangat di butuhkan manusia untuk keperluan hidupnya. Pertumbuhan penduduk dan pembangunan di berbagai bidang akan mendorong kebutuhan akan air, sedangkan ketersediannya secara alami relatif tetap. Sumberdaya air bawah tanah sebagai salah satu sumberdaya air semangkin lama semangkin penting dan strategis, karena jumlahnya relatif banyak dan juga kualitasnya relatif baik. (Wibowo.A,Riyadi.dkk, 2005)Daerah sekitar Sibolga adalah daerah yang dekat dengan pantai, yang secara administrasi pemerintahan termasuk wilayah kotamadya Sibolga. Letak geografis wilayah Sibolga terletak pada posisi 03o 45 03o 46 Lintang Utara dan 98o 40 - 98o 42 Bujur Timur ( Departemen Pertambangan, 1995/1996). Dengan ketinggian berkisar antara 0 3 m dari permukaan laut. Masih terbatasnya sarana PDAM di daerah tersebut untuk kebutuhan rumah tangga, sebagai konsekuensinya penduduk di daerah tersebut membuat sumur sumur bor sebagai sarana pengadaan air bersih untuk kebutuhan rumah tangga karena dengan cara tersebut lebih mudah dan ekonomis.Air merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat vital. Secara langsung air diperlukan untuk minum, memasak, mandi, mencuci dll. Secara tidak langsung air dibutuhkan sebagai bagian ekosistem yang dengannya kehidupan di bumi dapat berlangsung. Namun, air juga bisa menjadi sarana berbagai zat toksik dan organisme patogen yang membahayakan manusia. Di negara-negara sedang berkembang saat ini, hampir 25 juta orang mati setiap tahun karena pencemaran biologis dan kimia dalam air. Ini didukung oleh laporan World Resource Institute 1998-1999, bahwa ada 1,4 juta orang di seluruh dunia yang tidak terjangkau oleh pasokan air minum yang aman.(Indriyati, 2002)Air tanah merupakan salah satu sumberdaya air yang baik untuk air bersih dan air minum, dibandingkan dengan sumber air lainnya. Kebutuhan air tanah selalu meningkat sesuai dengan pertambahan penduduk. Kebutuhan air yang selalu meningkat sering membuat orang lupa bahwa daya dukung alam ada batasnya dalam memenuhi kebutuhan air. Kebutuhan air manusia terutama untuk kebutuhan domestik sehari-hari, industri, irigasi, jasa, penyediaan air perkotaan, dan sebagainya.( Sriyono.dkk.2007)Kondisi sistem akifer di dalam tanah sangat rumit, namun dapat dipelajari dan diprediksi keberadaannya. Pada musim hujan kandungan air pada akifer meningkat sedangkan pada musim kemarau kandungan air menurun atau tidak ada sama sekali. Padahal air sangat dibutuhan dari waktu ke waktu untuk mendukung kehidupan semua makhluk hidup di bumi. Dengan melakukan upaya-upaya konservasi maka kondisi air tanah pada musim kemarau dapat diatasi dengan teknik tindakan dan perlakuan tertentu. Kajian imbangan antara ketersediaan air tanah dan intrusi air laut memberikan gambaran tentang kondisi akifer, dinamika potensi air tanah dan penyebaran intrusi air laut. Secara prinsip air tanah dari darat mengalir ke laut melalui media akifer, sedangkan air laut juga meresap ke darat karena tekanan hidrostatika air laut. (Suriono.2004)

Sebagai negara yang alamnya kaya mineral, air tanah di Indonesia sering mengandung besi dan mangan cukup tinggi. Di dalam air kedua logam ini selalu ada bersama-sama. Bagi manusia kedua logam adalah esensial tetapi juga toksik. Keberadaannya dalam air tidak saja dapat diditeksi secara laboratoris tetapi juga dapat dikenali secara organoleptik. Dengan konsentrasi Fe atau Mn sedikitnya 1 mg/L, air terasa pahit-asam, berbau tidak enak dan berwarna kuning kecoklatan.( Lee, R., 1990 )Keberadaan industri-industri besar yang berlokasi di pelabuhan Belawan hotel berbintang, kawasan permukiman elit, dan kawasan perkantoran di sepanjang pantai Kota Belawan memenuhi kebutuhan air bersih berasal dari sumur bor atau air tanah dalam. Pembuatan sumur bor memang harus berijin dan dikenai pajak, namun banyak para pengusaha dan masyarakat membuat sumur bor tanpa melakukan proses perijinan. Keberadaan jumlah dan lokasi sumur bor semakin banyak. Oleh karena itu air bawah tanah menjadi berkurang, sehingga terjadi penurunan muka tanah di kawasan pantai Kota Belawan. Pengembilan air tanah berlebihan di kawasan pantai Belawan akan menyebabkan terjadi penyusupan air laut ke daratan. Untuk itu perlu dilakukan pemantauan kualitas air tanah dan sejauhmana intrusi air laut sudah menyusup ke dataran pantai Kota Belawan.(Situmorang.2004).Pengaruh pencemaran logam berat dan beracun terhadap lingkungan hidup

bagi kesehatan manusia tidak diragukan lagi. Salah satu lokasi pencemaran air yang sangat rentan terhadap keberadaan logam kadmium adalah Perairan Belawan. Belawan merupakan suatu kawasan industri dan sarana pelabuhan terbesar di kota Medan. Perairan Belawan menjadi tempat bermuaranya Sungai Deli yang telah tercemar oleh logam berat berbahaya yaitu : Cu, Pb, Cd, Zn, Cr, Ni dan Sianida. Hal ini disebabkan karena di daerah aliran sungai ini terdapat beberapa industri yang menggunakan bahan-bahan yang mengandung logam berat dalam proses produksinya seperti industri pembuatan barang dari logam, industri plastik dan industri karet. Kondisi sungai yang tercemar dapat terlihat dari warna fisik sungai yang coklat kehitaman dan mengeluarkan aroma busuk menyengat. Banyak dari tanaman yang tumbuh di sekitar sungai ini menjadi kerdil dan layu, selain itu hewan air seperti ikan akan sulit hidup dan jika hidup ikan tersebut tidak akan aman untuk dikonsumsi oleh manusia akibat pencemaran logamnya yang terakumulasi dalam daging ikan. (Wardhana, 2008).Hasil wawancara dengan beberapa masyarakat kec.Medan Belawan, bahwa masyarakat umumnya menggunakan sumur gali. Keadaan air sumur gali pada daerah tersebut warnanya sudah keruh. Kemudian rasa airnya kalau diminum sudah ada rasa asinnya. Keberadaan sarana PDAM pada daerah tersebut masih terbatas hanya berada pada kelurahan tertentu sedangkan kelurahan lain belum. Masyarakat umumnya tinggal di 100 m dari garis pantai. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan masyarakat Medan Belawan lebih terkonsentrasi pada wilayah yang dekat dengan pinggir pantai. Tentu saja pertumbuhan penduduk ini diikuti oleh meningkatnya kebutuhan akan air. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan akan air, baik untuk minum maupun untuk keperluan lainnya, keadaan tanah di daerah Belawan kurang subur dikarenakan, intrusi air laut, Beberapa tanaman yang hidup di sekitar daerah Belawan lama kelamaan akan mati secara bertahap dikarenakan akar tumbuhan tersebut terkena rembesan air laut, semakin lama daun tumbuhan tersebut akan mulai rontok, gugur dan akan mati. Karena keterbatasan sarana PDAM, masyarakat yang tinggal di pinggir pantai umumnya membuat penggalian sumur bor untuk mendapatkan air tanah beberapa alasan tersebutlah membuat peneliti berminat meneliti intrusi air laut pada daerah kec. Medan Belawan.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Konduktivitas Listrik. Metode Konduktivitas ini dilakukan untuk mengetahui nilai Daya Hantar Listrik (DHL) air yang berasal dari sumur bor yang digunakan oleh penduduk Kecamatan Medan Belawan Kota Madya Medan. Adapun nilai DHL air yang masih dikategorikan sehat adalah bernilai 200mho/cm, 250 C. Jika melebihi dari nilai tersebut maka air (sampel) tersebut terindikasi telah tercemar (terintrusi) air laut.Pada penelitian sebelumnya, bahwa pada jarak 10 km dari garis pantai kec.Medan Belawan, kota Madya Medan sudah terintrusi air laut. Sehingga peneliti ingin melanjutkan penelitian tentang penyusupan air laut tersebut di kec. Medan Belawan, Pada penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Edwar Sitorus. Sampel air sumur diambil sebanyak 26 titik sumur bor dan 20 titik sumur gali masing-masing 600 mL pada 6 (enam) Kelurahan Kecamatan Medan Belawan.Dari hasil pengujian air sumur bor mempunyai Daya Hantar listrik (DHL) 174,24 1300,31 mho/cm, 25 C Konsentrasi klorida (Cl) =0,47 - 301,11 mg/L dinyatakan telah terintrusi air laut sebanyak 22 titik sampel (85%) sedangkan pada sumur gali nilai DHL = 594,31 4824,56 mho/cm, 25 C, konsentrasi klorida (Cl) = 107,4 1248,16 mg/L dinyatakan telah terintrusi tinggi Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin menelitiPendeteksian intrusi air laut pada sumur bor dengan metode konduktivitas listrik di daerah Belawan. Dalam upaya untuk mengetahui sampai sejauh mana intrusi air laut akibat penyedotan air bawah tanah oleh masyarakat Belawan untuk keperluan seharihari dan upaya sedini mungkin dalam pemakaian atau penyedotan air bawah tanah tidak dilakukan secara berlebihan.1.2. Batasan masalah

Untuk memberi ruang lingkup yang jelas penulis membatasi masalah yakni pada pengukuran daya hantar listrik(DHL) sumur bor di sekitar daerah Belawan dengan konduktivitimeter.1.3. Rumusan masalah

Dari latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Berapa besar kadar intrusi air laut pada sumur-sumur bor disekitar Belawan ?

2. Bagaimanakah keadaan nilai Daya Hantar Listrik (DHL) air yang berasal dari sumur bor yang digunakan oleh penduduk di daerah Belawan?

1.4. Tujuan penitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kadar intrusi air laut pada sumur-sumur bor disekitar Belawan 2. Untuk mengetahui keadaan nilai Daya Hantar Listrik (DHL) air yang berasal dari sumur bor yang digunakan oleh penduduk di daerah Belawan 1.5. Manfaat penelitian

Adapun maanfaat dari penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pada masyarakat Belawan, apakah air tanah di daerah Belawan telah terintrusi oleh air laut.2. Sebagai bahan referensi untuk perbandingan dalam penelitian-penelitian selanjutnya.BAB II

TINJAUAN PUSTAKADengan semakin meluasnya kawasan pemukiman penduduk, semakin meningkatnya produk industri rumah tangga, serta semakin berkembangnya Kawasan Industri di kota besar, akan memicu terjadinya peningkatan pencemaran pada perairan pantai dan laut. Hal ini disebabkan karena semua limbah dari daratan, baik yang berasal dari pemukiman perkotaan maupun yang bersumber dari kawasan industri, pada akhirnya bermuara ke pantai. (Wilson, E.M,1993)

Tingkat pencemaran laut di Indonesia masih sangat tinggi. Pencemaran berat terutama terjadi di kawasan laut sekitar dekat muara sungai dan kota-kota besar. Tingkat pencemaran laut ini telah menjadi ancaman serius bagi laut Indonesia dengan segala potensinya. Komponen-komponen yang menyebabkan pencemaran laut seperti partikel kimia, limbah industri, limbah pertambangan, limbah pertanian dan perumahan, kebisingan, atau penyebaran organisme invasif (asing) di dalam laut yang berpotensi memberi efek berbahaya.(Widya,ar.2003) Beberapa contoh pencemaran laut yang terjadi di Indonesia seperti penangkapan ikan dengan cara pengeboman dan trawl, peluruhan potasium yang dilakukan nelayan asal dalam maupun luar negeri yang selalu meninggalkan kerusakan dan pencemaran di lautan Indonesia. Belum lagi pencemaran minyak dan pembuangan limbah berbahaya jenis lainnya.( Sularso, AD 1998)Perembesan air laut menjadi persoalan serius dipemukiman penduduk didekat pantai seperti Jakarta, Semarang dan Medan. Di Jakarta persoalan ini terus berlangsung dan semakin menjadi berat dan harus diusahakan pemecahannya. Pada tahun 1988 perembesan air laut telah merambah kebagian kota sejauh 2-3 km. Pada saat sekarang ini dapat dipastikan perembesan air laut lebih jauh dibandingkan yang terjadi pada tahun 1988. Di daerah pantai Belawan sampai kedaerah KIM (Kawasan Industri Medan) sejauh 14 km dari garis pantai bebas sudah terintrusi yang tidak jauh dari hamparan perak (bagian barat Belawan), (Situmorang, 2004).2.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitan

Bila di tinjau dari kegiatan pelabuhan dunia Belawan memiliki letak yang sangat strategis yaitu berada di jalur perdagangan dunia di selat malaka. Topografi daerah Belawan merupakan daerah pesisir dengan sungai yang bermuara ke laut. Ditemukannya banyak daerah rawa dengan hutan bakau.2.1.1. Letak Geografis dan TopografiLokasi penelitian ini terletak di daerah Belawan yang secara administratif pemerintahan termasuk wilayah kotamadya Medan. Kecamatan Medan Belawan merupakan salah satu Daerah yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis kecamatan Medan Belawan berada pada posisi 03o 45 03o 46 Lintang Utara dan 98o 40 - 98o 42 Bujur Timur.( Departemen Pertambangan, 1995/1996) Kecamatan Medan Belawan menempati areal 226,25 km , yang terdiri dari 6 kelurahan yaitu Bagan Deli, Belawan I, Belawan II Belawan Bahagia,Belawan Bahari dan Sicanang. Kecamatan Medan Belawan di sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka, di sebelah Timur dan Barat berbatasan dengan kabupaten Deli Serdang, dan di sebelah Selatan berbatasan dengan kecamatan medan Marelan dan Medan labuhan (BPS Sumatera Utara, 2005).

Gambar 2.1 : Letak Geografis BelawanKecamatan Medan Belawan terletak di wilayah Utara Kota Medan dengan batas-batas sebagai berikut :

Sebelah Baratberbatasan denganKabupaten Deli Serdang Sebelah Timurberbatasan denganKabupaten Deli Serdang Sebelah Selatanberbatasan dengan Kecamatan Medan MarelandanKecamatan Medan Labuhan Sebelah Utaraberbatasan denganSelat Malaka.2.1.2. Iklim dan Curah HujanDaerah penelitian ini termasuk daerah tropis dengan tempratur udara antara 27 C minimal hingga 35 C maksimal. Seperti umumnya dengan daerah-daerah yang lainnya yang berada di kawasan sumatera utara, kecamatan Medan Belawan memiliki 2 musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Musim kemarau dan musim hujan pada bulan-bulan terjadinya musim. Kalau dilihat dari jumlah hujan yang turun, musim hujan dimulai pada bulan September sampai bulan Desember dimana puncak musim hujan terjadi bulan Februari, sedangkan musim kemarau pada bulan Januari sampai dengan bulan Agustus dan puncaknya terjadi pada bulan Januari.2.2. Geologi Umum Lokasi Penelitian

2.2.1. Morfologi Dataran.

Berdasarkan topografi daerah sumatera utara dibagi atas 3 (tiga) bagian yaitu bagian Timur dengan keadaan relative datar, bagian tengah bergelombang sampai berbukit dan bagian Barat merupakan dataran bergelombang. Secara regional kecaamatan Medan Belawan termasuk kawasan pantai timur dengan morfologi yang berfariasi mulai dari morfologi landai sampai morfologi bergelombang. Daerah penelitian yang terletak di sepanjang pantai timur kecamatan Medan Belawan merupakan morfologi dataran pantai, dengan ketinggian 0-3 m di atas permukaan laut. Daerah yang diteliti terdapat muara sungai Belawan dan sungai Deli yang hulunya pegunungan selatan Medan. Sungai sungai ini sudah sangat dipengaruhi oleh pasang naik dan pasang surut air laut dan airnya masih terasa air papayu hingga 3-4 km kearah hulu (Pemerintah Daerah Tingkat II Medan, 1999)2.2.2. StatigrafiBerdasarkan data geologi jenis batuan yang terdapat di daerah penelitian terdiri dari sedimen lepas berupa bongkahan,kerikil, pasir, lempung dan batu gamping termasuk di dalam satuan alluvium dan ketebalan antara 10-30 meter ( Departemen Pertambangan 1995/1996)

Berdasarkan hasil pengeboran sumur-sumur bor yang kedalamannya antara 100-200 meter diketahui menembus formasi julurayeu yang terdiri dari batu pasir dan konglomerat. Menurut Cameron, et el (1982) ketebalan lapisan batuan ini. Ketebalan lapisan ini diperkirakan antara 600-1000 meter. Formasi ini tidak tersingkap dipermukaan namun terdapat di bawah permukaan kota Medan.2.2.3. Sifat Batuan Terhadap Air Tanah

Batuan lepas berupa bongkah, kerikil, pasir dan lempung bagian dari satuan Alluvial. Terutama kerikil, pasir dan bongkah berkelulusan sedang hingga tinggi, aliran air tanah melalui ruang antar butir dan endapan ini dapat berfungsi sebagai lapisan pembawa air (Akifer) yang cukup potensial. Penyebaran satuan Alluvial tersebut terbentang sepanjang Pantai Timur mulai dari Pangkalan Susu sampai Pangkalan Brandan, Tapak Kuda Hamparan Perak-Belawan, Percut, Lubuk Pakam dan sebagainya, sedangkan formasi Medan membentang mulai dari Stabat hingga bagian kota Medan selanjutnya ke daerah Batang Kuis (Girsang dan Siddik, 1992).Hasil pemboran pada kedalaman antara 150-200 meter diketahui menembus formasi julurayeu, terdiri dari batu pasir dan konglomerat selang seling dengan batu lempung terutama batu pasir dan konglomerat berkelulusan sedang, tinggi, aliran air tanah melalui ruang antar butir. Dengan melihat kondisi geologi dan kelulusannya, maka lapisan batuan ioni dapat berfungsi sebagai akifer yang potensial, sebaliknya batu lempeng berkelulusan rendah hingga kedap air , sehingga tidak berfungsi sebagai akifer (Girsang dan Siddik, 1992). 2.3. Tata guna lahanDaerah Belawan pada dasarnya lahannya di peruntukkan untuk segala jenis fasilitas yang menunjang jasa kepelabuhanan. Penggunaan lahan pada umumya di Belawan adalah :1. Daerah pemukimanDaerah pemukiman masarakat Belawan dan para tenaga kerja yang beraktifitas di Belawan. Daerah pemukiman ini berada paling jauh dari pelabuhan Belawan itu sendiri.2. Dermaga untuk sandar kapal

Dermaga Belawan peruntukannya terdiri dari :

Terminal penumpang(kapal Pelni dan Fery) sepanjang 215 meter

Terminal peti kemas (internasional) 500 meter

Terminal peti kemas antar pulau (domestic) 350 meter

Terminal curah cair minyak sawit 300 meter

Terminal curah cair BBM 75 meter

Terminal curah kering pupuk 100 meter

Terminal curah kering semen 100 meter

Terminal curah kering bungkil 100 meter

Terminal general cargo 2. 184 meter 2.4. Potensi Perkembangan Kota BelawanSeiring perkembangan pelabuhan dunia dan pelabuhan Belawan, kota Belawan sebagai pendukungnya akan berkembang. Perkembangan pelabuhan Belawan yang saat ini sebagai gateway akan berkembang menjadi hub internasional port sesuai dengan master plan pelabuan Belawan yang mana nantinya pelabuhan Belawan akan sejajar dengan pelabuhan Singapura. Yang paling berkembang nantinya selain fasilitasnya adalah berupa perkembangan kapal yang masuk dan melakukan bongkar muat di Belawan. Pada saat ini kapal yang melakukan aktivitas di Belawan merupakan kapal kecil yang memuat barang dari kapal besar di singapura. Pada perkembangannya sesuai master plan pelabuhan akan menyamai Singapura. Jadi kapal internasional akan langsung menuju Belawan tanpa transit di Singapura (Rizaldy, 2003).Perkembangan jumlah kapal dan ukuran kapal yang masuk ke pelabuhan Belawan juga akan mempengaruhi perkembangan sisi fasilitas dan ekonomi lainnya.Berupa banyaknya kunjungan warga asing ke Belawan yang nantinya akan mengembangkan industry wisata, hotrl, kuliner, dan industrri cendramata. Pengaruh kunjungan kapal juga akan mempengaruhi banyaknya banrang yang masuk sehingga kegiatan perdangan berkembang, ekonomi masyarakat meningkat dan menyebabkan perkembangan gudang-gudang yang lebih besar, pabrik-pabrik yang kebih besar serta kantor-kantor berbagai macam usaha di Belawan. Yang perkembangan tersebut di atas akan menunjang perkembangan fasilitas lain berupa rumah sakit, sekolah, tempat belanja, restoran dan lain sebagainya. Sehingga kebutuhan airpun meningkat dikarenakan air adalah kebutuhan vital bagi semua orang.2.5. Air TanahDalam kehidupan manusia, tidak semua air dapat digunakan sebagai air minum, mengingat betapa besarnya pengaruh air bersih bagi kelangsungan hidup manusia. Sebagai contoh, air laut maupun air tawar tidak dapat langsung dikonsumsi sebagai air minum, karena air tersebut masih mengandung unsur kimia yang melebihi batas tertentu. Dan hal ini sangat dikhawtirkan jika terkonsumsi, karena berbahaya bagi kesehatan. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil) tersedia di bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es.

Air memiliki rumus kimia H2O, dimana dalam satu molekul air terdiri dari dua hidrogen dan satu atom oksigen. Air mengalami siklus melalui serangkaian peristiwa yang berlangsung terus menerus dimana kita tidak tahu kapan dan darimana berawalnya dan kapan pula berakhirnya.

Pada konteks manusia, air mempunyai komposisi 70% tubuh manusia, dan dari hal ini kita dapat kita pastikan bahwa air punya peran besar dalam tubuh manusia. Dan di alam (bumi), air banyak kita temukan dan berlimpah jumlahnya, akan tetapi air yang terdapat di bumi ini, sebagian besar berada di lautan (samudera), berupa air asin. Menurut data yang dihimpun Mestati (2007), bahwa sekitar 1.386 juta km air berada di bumi, sekitar 1.337 km atau sebesar 97,39 % berada di lautan, dan hanya sekitar 35 km atau sebesar 2,53% berupa air tawar di daratan dan sisanya dalam bentuk gas/uap.

Intrusi atau penyusupan air laut ke dalam lapisan pembawa air (akifer) air tawar merupakan fenomena yang terjadi di daerah-daerah sekitar pantai yang padat penduduknya, hal ini hampir terjadi di seluruh dunia. Eksploitasi air tanah yang tidak terkendali menyebabkan kesetimbangan alami terganggu, sehingga interface air tawar-air asin menjadi bergeser ke arah daratan. Air yang digunakan manusia adalah air permukaan tawar dan air tanah murni. (Achmad, 2004).

Dari 0.6% jumlah air yang tersedia sebagai air tawar, separuhnya ada di dalam kedalaman 800m, sehingga boleh dikatakan tidak tersedia dipermukaan. Ini berarti, bahwa cadangan air tawar bumi yang dengan salah satu cara dapat diperoleh untuk digunakan manusia ada sebanyak 4x106 km3 dan terutama terdapat dalam tanah (Wilson, 1993)Tabel 2.1 Taksiran Kekayaan Air Pada Bumi

TempatVolume (10km)Persenan jumlah air

Danau air tawar1250,62

Sungai1,20,008

Kelangsaan tanah 650,001

Danau air asin dan laut pedalaman825097,25

Air tanah1052,1

Atmosfer13

Tudung es, kutub, gletser, salju29200

Lautan1320000

Jumlah1360000100,0

(Wilson, 1993, dalam Tumpak Winmark Hutabarat).Siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Pemanasan air laut (samudera) oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi supaya dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut.

Peranan air tanah sebagai kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia mengakibatkan manusia selalu berusaha mencari sumber-sumber air yang berguna bagi kehidupan sehari-hari. Seiring dengan pertumbuhan penduduk, bertambahnya jumlah manusia, maka kebutuhan air semakin besar, sehingga air bawah permukaan (subsurface water) menjadi sumber air terbesar yang dijadikan sebagai bahan eksploitasi untuk mencukupi kebutuhan manusia akan air dan mencari sumber air tanah.( Tumpak Winmark Hutabarat.2011)

Gambar 2.2. Siklus HidrologiPada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:

1. Evaporasi / transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.2. Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.3. Air Permukaan - Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut.Air tanah adalah air yang bergerak dalam tanah yang terdapat di dalam ruang-ruang antara butir-butir tanah yang membentuk air tanah dan di dalam retak-retak batuan (Asdak, 1995). Sehingga jika terjadi eksploitasi tanah yang tidak terkendali berakibat pada kesetimbangan lingkungan yang terganggu, seperti fenomena yang terjadi didaerah sekitar pantai yang mengalami intrusi (penyusupan air laut), ada interface air tawar, ketika air asin bergeser ke daratan. Berdasarkan lokasi, air tanah dibagi dalam dua bagian yakni air permukaan tanah dan air bawah permukaan tanah.a. Air Permukaan TanahKawasan yang termasuk air permukaan tanah adalah sungai, rawa-rawa, danau, waduk (buatan). Seluruh tempat ini bergantung pada curah hujan, dimana ketika hujan lebat maka air sungai, danau akan pasang.

Air permukaan tanah adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Secara umum, air permukaan ini mendapat pengotoran selama pengalirannya, seperti pencemaran oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, limbah keluarga, kotoran hewan, dan limbah industri, sehingga perlu hati-hati untuk mengkonsumsi air ini. Dalam air permukaan, banyak elemen yang terkandung, seperti calcium (80 mg/l sebagai CaCO3), magnesium (40 mg/l sebagai CaCO3), sulfat (38 mg/l sebagai SO4), dan elemen senyawa lainnya.b. Air Bawah Permukaan TanahAir bawah permukaan tanah (subsurface water) disebut juga air tertekan, yaitu air yang tersimpan di dalam lapisan tanah. Yang termasuk air bawah permukaan tanah adalah sumur gali, sumur bor.2.5.1 Kondisi Air Tanah

Air tanah merupakan suatu bagian dalam proses sirkulasi ilmiah, jika pemanfaatan air tanah itu memutuskan sistem sirkulasi, misalnya jika air yang dipompa melebihi besarnya pengisian kembali (recharge), maka akan terjadi pengurangan volume air tanah yang ada. Volume air tanah yang berkurang akan kelihatan dalam bentuk penurunan permukaan air tanah atau penurunan tekanan air tanah secara terus menerus, sehingga mengakibatkan penurunan intensitas pemompaan, jika penurunan ini melampaui suatu limit tertentu, maka fungsi pemompaan akan hilang. Sehingga berakibat pada keringnya sumber air tanah, dan untuk menghindari pengurangan volume air tanah tersebut, maka harus dijaga besarnya pemompaan dengan pengisian kembali.

Penurunan permukaan air tanah secara terus menerus (dari tahun ke tahun) dapat mengakibatkan penurunan tanah dan penerobosan air laut (air asin) ke dalam air tanah. Jika penyedapan air tanah melebihi tingkat pemulihan, maka akan meningkatkan biaya pemompaan. Pemompaan yang berlebihan dapat membalikkan arah gradient permukaan air tanah yang secara normal menuju ke laut, akan memungkinkan bergeraknya air laut (air asin) ke arah darat hingga mencemari akifernya.

Penurunan muka air bawah tanah yang mengakibatkan penurunan tanah ataupun penerobosan air asin ke dalam air tanah, mengakibatkan air sumur itu tidak mungkin dapat digunakan karena dapat enimbulkan masalah sosial yang besar (Sosrodarsono dan Takeda, 1993 ) seperti kerusakan ekologi (kesetimbangan lingkungan) yang dapat berpengaruh pada penduduk yang berdomisili di daerah yang turun tersebut.

Penerobosan air asin ke dalam air tanah megakibatkan tingginya salinitas dalam air tanah yang dapat berpengaruh terhadap sistem irigasi, dimana berakibat pada tidak produktifnya lagi lahan untuk proses pertanian. Dan permasalahan air tanah merupakan hal serius yang perlu ditangani.

Air yang berasal dari air hujan, meresap dan tertahan di dalam bumi disebut air tanah. Air tanah dapat dibagi atas air tanah dangkal dan air tanah dalam. Mendapatkan air tanah dapat dilakukan dengan mengebor atau menggali tanah dengan kedalaman beberapa meter. Curah hujan yang masuk ke dalam tanah dan merersap ke lapisan yang dibawahnya disebut air tanah. Banyaknya air yang dapat tertampung dibawah permukaan bergantung pada kesarangan lapisan di bawah tanah. Lapisan pembawa air disebut Akifer atau penghantar, dpaat terdiri dari beberapa bahan lepas seperti pasir dan kerikil atau bahan yang mngeras seperti batu pasir dan batu gamping.

Air di dalam pori akuifer terpengaruh oleh gaya grafitasi sehingga cenderung mengalir ke bawah melalui pori bahan tersebut. Pengaliran bawah tanah berbeda-beda, dimana dengan adanya penghantar pori-pori besar, maka kelulusannya tinggi dan dengan pori-pori kecil, maka kelulusannya rendah. Dengan menelusurnya air ke bawah, maka jenuhlah penghantar itu, permukaan air yang jenuh itu disebut muka air tanah.

Permukaan itu dapat miring curam tergantung juga dengan penyediaan dari atas, dimana permukaan akan menurun selama waktu kering dan naik selama waktu hujan. Dan air dalam penghantar akan bergerak perlahan-lahan menuju permukaan air bebas yang terdekat seperti danau, sungai atau laut. Tetapi jika ada suatu lapisan yang kedap, mengalasi sebuah penghantar dan lapisan itu tersingkap di permukaan, maka air tanah dapat muncul di permukaan pada jalur rembesan atau disebut mata air. Air tanah dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:1. Air Tanah DangkalTerjadi karena proses resapan air permukaan tanah, lumpur akan tertahan dengan sebagian bakteri sehingga air akan tetap jernih akan tetapi mengandung banyak zat kimia (garam-garam terlarut) karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur-unsur kimia tertentu untuk tiap lapisan tanah, dimana fungsi lapisan tanah sebagai saringan.

2. Air Tanah DalamTerdapat setelah lapisan rapat air pertam. Pengambilan air tanah dalam, tak semudah pada air tanah dangkal yang pada umumnya kualitas air tanah dalam lebih baik dari air dangkal, karena penyaringannya lebih sempurna dan bebas dari bakteri.3. Mata AirMata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke perrmukaan tanah, yang berasal dari tanah dalam, yang bisa dikatakan hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitasnya sama dengan keadaan air dalam (Sutrisno, 1975).

Kondisi air tanah pada tiap wilayah berbeda-beda yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor struktur tanah dan pola pengambilan air tanah. Di daerah pantai, kondisi air tanah dapat dikategorikan ke dalam dua jenis yaitu:

1. Air Tanah Bebas di Pantai

Penurunan permukaan air tanah di daerah pantai dapat mengakibatkan intrusi air laut. Pencampuran air asin dan air tawar dalam sebuah sumur, dapat terjadi pada hal berikut:

1. Permukaan air dalam sumur selama pemompaan menjadi lebih rendah dari permukaan air laut, sehingga rendah pengaruhnya mencapai tepi pantai

2. Dasar sumur terletak dibawah perbatasan antara air air asin dan air tawar

3. Keseimbangan perbatasan antara air asin dan air tawar tidak dapat dipertahankan, perbatasan itu dapat naik secara abnormal yang disebabkan oleh penurunan permukaan air di dalam sumur selama pemompaan.Gambar 2.3. Perbatasan antara air asin dan air tawar berada seimbang di pantai

Keterangan Gambar:

s: Permukaan air laut

B: Batas antara air asin dan air laut

f: Permukaan air tanah

W: Sumur

Pada zona akifer air tanah bebas yang terletak di permukaan air laut, air tawar terletak di bagian atas air laut, kedalaman air tawar yang terletak di bagian bawah permukaan laut hampir 42 kali tinggi permukaan air tanah yang terletak di atas permukaan air laut. Pengambilan lebih air tanah di daerah sekitar pantai dapat mengakibatkan melengkungnya tinggi permukaan air tanah di sekitar sumur (Asdak, 1995).

Jika batas antara air asin dan air tawar berada dalam keseimbangan yang statis, maka untuk zona air tanah bebas di pantai dengan permeabilitas yang kira-kira merata, berlaku persamaan :

(2.1)

(2.2)

dengan: = Kerapatan air tawar

= Kerapatan air asin

h = Tinggi dari permukaan air asin ke permukaan air tawar

H = Kedalaman dari permukaan laut ke batas(antara air asin & air tawar)

Untuk = 1.00, = 1.024 didapat H = 42 h

(2.3)

Hubungan di atas disebut hukum Herzberg (Sasrodarsono dan Takeda, 1995).a. Air Tanah Terkekang di Pantai

Perbatasan antara air asin dan air tawar dalam akifer terkekang ditentukan oleh dalamnya akifer, permeabilitas, besar tekanan dan lain-lain. Jadi kadang-kadang meskipun sumur itu dalam dan terletak di tepi pantai, tidak akan terdapat percampuran air asin. Tetapi kadang-kadang percampuran itu terjadi meskipun sumur itu dangkal dan cukup jauh dari tepi pantai. Dapat dilihat pada gambar 2.4.

Gambar 2.4. Penampang Air Bawah Tanah

(Sumber : Hidrologi untuk Pengairan,1987)Faktor lingkungan setempat, terutama sifat kemampuan meneruskan air dari jenis batuan yang menyusunnya serta perbedaan jarak dengan lokasi sumber pencemaran, memegang peranan penting dalam hal terjadinya proses pencemaran air pada banyak sumur.

Perbandingan pengaruh kedalaman serta volume air dalam air sumur dari sumber pencemaran, kondisi lapisan pembawa air (akifer) secara keseluruhan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap proses pencemaran air bawah tanah. Faktor yang mempengaruhinya antara lain arah aliran tanah dalam akifer, macam dan jumlah serta sifat bahan pencemar dalam akifer berikut interaksi antara bahan pencemaran itu sendiri di dalam akifer (Situmorang,2004).

Unsur-unsur kimia yang terkandung di dalam air tanah terdiri dari unsur utama, unsur minor dan unsur jarang.Tabel 2.2. Tabel unsur utama, unsur minor, dan unsur jarangJenisNama (Simbol)

Unsur UtamaBikarbonatSilikon

KalsiumNatrium

KloridaSulfat

MagnesiumAsam karbonat

Unsur MinorBoronNitrat

KarbonatKalium

FluoridaStrontium

Besi

Unsur JarangAluminiumKobalt

AntimonTembaga

ArsenGalium

BariumGermanium

BeryliumEmas

BismuthIndium

BromidaIoudium

KadmiumLantanum

SeriumTimbal

KromiumLitium

SesiumMangan

MolybdenumNikel

NiobiumFosfat

PlatinaRadium

RubidiumRutinium

2.6. Karakteristik Fisik Air

1. Warna

Warna air sangat menentukan kualitas air itu sendiri. Air murni adalah air yang tidak berwarna. Warna dalam air diakibatkan oleh adanya material yang larut dalam suspensi / mineral. 2. Bau dan Rasa

Air murni tidak berbau dan tidak berasa. Bau air disebabkan oleh bahan-bahan kimia, ganggang, plankton, dan tumbuhan atau hewan air. Rasa air biasanya disebabkan oleh adanya bahan kimia yang terlarut.3. Suhu

Suhu air sangat bergantung pada tempat dimana air tersebut berada. Dipegunungan suhu air akan lebih dingin dibanding suhu air di laut (Moersiaik dan Harbojo, 1999). Suhu air sangat penting dalam tujuan pengunaan, pengolahan untuk menghilangkan bahan-bahan pencemar serta pengangkutannya.4. Kekeruhan

Air keruh mengandung material kasat mata. Dalam larutan kekeruhan dalam air terdiri dari lempeng, liat dan bahan organik. Kekeruhan disebabkan oleh adanya erosi tanah di daerah aliran sungai maupun di saluran sungai. Air sungai akan lebih keruh pada saat hujan lebat dibandingkan pada saat kondisi normal. Untuk mengukur kekeruhan dapat digunakan alat Turbidmeter.

5. Konduktivitas

Konduktivitas air bergantung pada jumlah ion-ion terlarut per volumenya dan mobilitas ion-ion tersebut. Satuannya adalah Ms/cm (millli-Siemens per centimeter). Konduktivitas bertambah dengan jumlah yang sama dengan bertambahnya salinitas. Secara umum, faktor yang paling dominan dalam perubahan konduktivitas air adalah temperatur. Untuk mengukur konduktivitas digunakan Konduktivitimeter.(Tumpak Hutabarat.2011).

2.7. Air laut

Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl. Kadar garam NaCl dalam air laut 3%. Dengan keadaan ini maka air laut tak memenuhi syarat air minum.( Satyawan, M.A.,dkk., 2009)2.7.1. Salinitas Air Laut

Salinitas adalah larutan garam yang pada kadar tertentu akan mempengaruhi kualitas air. Ada dua sumber utama salinitas di daerah pantai, yaitu Air laut dan aliran air tanah. Parameter salintas yang terpenting adalah konsentrasi kadar garam dan total larutan benda padat atau Total Dissolved Solids (TDS). Definisi salinitas dalam hubungannya dengan TDS adalah berat total semua larutan substitusi setiap unit berat air dengan semua karbon yang teroksidasi. Air dengan larutan garam yang tinggi adalah sangat tidak bagus untuk sistem irigasi ataupun kebutuhan air bersih masyarakat. Salinitas akan timbul jika jumlah garam yang ada melebihi dari yang diizinkan.Kadar garam di dalam air yang berlebih akan mengakibatkan penurunan kualitas dan petabilitas air yang berdampak pada kesehatan manusia (kodoatie, 1996)

Tabel 2.3. Klasifikasi Air berdasarkan Nilai TDS

No.PenggunaanTDS (mg/l)

1.Air minum (Pemakaian Domestik)< 500

2.Konsumsi Peternakan < 3000

3.Pemakaian Irigasi< 5000

(Sumber : Kodoatie, 1996)Tabel 2.4. Klasifikasi Air Berdasarkan Konsentrasi Garam

No.KlasifikasiKonsentrasi Garam (mg/l)

1.Sangat Bagus< 175

2.Bagus175 525

3.Diijinkan525 -1400

4.Meragukan1400 2100

5.Berbahaya>> 100

(Sumber : Kodoatie,1992)Tabel 2.5. Klasifikasi Intrusi Air Laut Berdasarkan Konduktivitas Listrik

NoBatas Konduktivitas(mho/cm,25C)Klasifikasi Intrusi

1. 200,00Tidak Terintrusi

2.200,01 - 229,24Terintrusi sedikit

3.229,25 - 387,43Terintrusi sedang

4.387,44 534,67Terintrusi agak tinggi

5. 534,67Terintrusi tinggi

(Sumber : Davis dan Wiest, 1996)

Berdasarkan Klasifikasi adanya penyebaran air laut terhadap harga perbandingan kadar klorida dengan jumlah kadar karbonat adalah sbb:

Tabel 2.6. Klasifikasi Air berdasarkan Clorida Bicarbonat Ratio

NoHpKlasifikasi

0,5Air tanah bersifat tawar atau belum terjadi intrusi air laut

1,3Telah terjadi intrusi air laut dengan kategori sedikit

2,8Telah terjadi intrusi air laut dengan kategori sedang

6,6Telah terjadi intrusi air laut dengan kategori agak tinggi

15,5Telah terjadi intrusi air laut dengan kategori tinggi

200Air Laut

(Sumber : Davis & Wiest, 1996)2.8. Batasan Polusi Air2.8.1.Polusi Air

Defenisi pencemaran air menurut Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor : KEP-02/MENKLH/I/1988 Tentang Penetapan Baku Mutu Lingkugan adalah : masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan komponen lain kedalam air atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau sudah tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya (pasal 1).

Dalam pasal 2, air pada sumber air menurut kegunaan/ peruntukannya digolongkan menjadi:

1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.

2. Golongan B,yaitu air yang dapat dipergunakan sebagai air baku untuk diolah sebagai air minum dan keperluan rumah tangga.

3. Golongan C, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.

4. Golongan D, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri dan listrik negara.

Menurut defenisi pencemaran air tersebut di atas bila suatu sumber air yang termasuk dalam kategori golongan A, misalnya sebuah sumur penduduk kemudian mengalami pencemaran dalam bentuk rembesan limbah cair dari suatu industri maka kategori sumur tadi bukan golongan A lagi, tapi sudah turun menjadi golongan B karena air tadi sudah dapat digunakan langsung sebagai air minum tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu. Dengan demikian air sumur tersebut menjadi kurang / tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya (Achmad,2004).2.8.2. Polutan Air

Ciri-ciri air yang mengalami polusi sangat bervariasi tergantung dari jenis air dan polutannya atau komponen yang mengakibatkan polusi. Sebagai contoh air minum yang terpolusi mungkin rasanya akan berubah meskipun perubahan baunya mungkin sukar dideteksi, bau yang menyekat mungkin akan timbul pada pantai laut, sungai dan danau yang terpolusi, kehidupan hewan air akan berkurang pada air sungai yang terpolusi berat, atau minyak yang terlibat terapung pada permukaan air laut menunjukkan adanya polusi. Tanda-tanda polusi air yang berbeda-beda. Untuk memudahkan pembahasan mengenai berbagai jenis polutan, polutan air dapat dikelompokkan atas sembilan grup berdasarkan perbedaan sifat-sifatnya sebagai berikut:1. Padatan

2. Bahan buangan yang membutuhkan oksigen (oxygen-demanding wastes)

3. Mikroorganisme

4. Komponen organik sintetik

5. Nutrien tanaman

6. Minyak

7. Senyawa anorganik dan mineral

8. Bahan radioaktif

9. PanasPengelompokan tersebut di atas bukan merupakan pengelompokan yang baku, karena suatu jenis polutan mungkin dapat dimasukkan ke dalam lebih dari satu kelompok. Sebagai contoh bakteri dapat dimasukkan ke dalam kelompok mikroorganisme maupun kelompok padatan karena bakteri merupakan padatan tersuspensi. Contoh yang lain misalnya logam berat sering dimasukkan kedalam kelompok senyawa anorganik tetapi juga merupakan padatan terlarut. Suatu limbah atau bahan buangan mungkin mengandung lebih dari satu macam polutan. Sebagai contoh sampah organik adalah suatu bahan buangan yang membutuhkan oksigen, tetapi juga mengandung mikroorganisme dan mungkin nutrien tanaman (Hendrayana, H., 2002).2.8.3.Sifat-Sifat Air Terpolusi

Untuk mengetahui apakah suatu air terpolusi atau tidak diperlukan pengujian untuk menentukan sifat-sifat air sehingga dapat diketahui apakah terjadi penyimpangan dari batasan-batasan polusi air. Sifat-sifat yang umumnya di uji dan dapat digunakan untuk menentukan tingkat polusi air misalnya (Fardiaz,1992):

1. Nilai pH, keasaman dan alkalinitas

2. Suhu

3. Warna, bau dan rasaJumlah padatan

4. Nilai BOD/COD

5. Pencemaran mikroorganisme phatogen

6. Kandungan minyak

7. Kandungan logam berat

8. Kandungan bahan radioaktif. 2.9. AKIFER

Secara umum air tanah akan mengalir sangat perlahan melalui suatu celah yang sangat kecil dan atau melalui butiran antar batuan. Batuan yang mampu menyimpan dan mengalirkan air tanah ini kita sebut dengan akifer.Adalah semua air yang terdapat pada lapisan pengandung air (akuifer) di bawah permukaan tanah, termasuk mata air yang muncul di permukaan tanah. Peranan air tanah semakin lama semakin penting karena air tanah menjadi sumber air utama untuk memenuhi kebutuhan pokok hajat hidup orang banyak (common goods), seperti air minum, rumah tangga, industri, irigasi, pertambangan, perkotaan dan lainnya, serta sudah menjadi komoditi ekonomis bahkan dibeberapa tempat sudah menjadi komoditi strategis. Diperkirakan 70% kebutuhan air bersih penduduk dan 90% kebutuhan air industri berasal dari air tanah. Berikut adalah simulasi dari terbentuknya air tanah

Gambar 2.5. Akifer Air Tanah (Sumber: Linsley dan Franzini, 1991)Keterangan: terdapat hubungan lapisan akifer dengan lapisan yang diatas maupun di bawahnya, perbedaan litologi yang membatasi akuifer memiliki penamaan yang berbeda.

Berdasarkan perlakuan batuan/material dalam menyimpan dan mengalirkan air tanah terutama tegantung pada sifat fisik berupa tekstur dari batuan, dapat dibedakan menjadi 4 (empat) jenis, yaitu :.

1. Akifer

Yaitu suatu tubuh batuan yang mempunyai susunan sedemikian rupa, sehingga dapat menyimpan dan mengalirkan air dalam jumlah berarti di bawah kondisi lapangan. Dengan demikian batuan ini berfungsi sebagai lapisan pembawa air yang bersifat permeble. Contoh : pasir, batu pasir, kerikil, batu gamping, lava yang belubang dan lain-lain.2. Akuitar

Yaitu suatu tubuh batuan yang mempunyai susunan sedemikian rupa, sehingga dapat menyimpan air, tetapi hanya dapat mngalirkan air dalam jumlah terbatas. Batuan ini bersifat semi permeble. Contoh : pasir lempungan, batu pasir lempungan, lempung pasiran.3. Akuiklud

Yaitu suatu tubuh batuan yang mempunyai susunan sedemikian rupa, sehingga dapat menyimpan air, tetpi tidak dapat mengalirkan air dalam jumlah yang berarti. Batuan ini bersifat impermebel. Contoh : lempung, lanau, tufa halus dan serpih..4. Akuifug

Yaitu suatu tubuh batuan yang tidak dapat menyimpan dan tidak dapat mngalirkan air. Dengan demikian batuan ini bersifat kebal air. Contoh : Batuan beku yang kompak dan padat.

Gambar 2.6. Model air tanah melewati rekahan dan batuan2.9.1. Jenis-Jenis Akifer

Perbedaan litilogi yang membatasi akuifer akan mempunyai penamaan yang berbeda. Pada dasarnya air tanah mengalir mengisi lubang-lubang pori pada suatu tubuh/lapisan batuan, dimana akifer juga disebut lapisan pembawa air.

Jenis-jenis akifer dijelaskan di bawah ini :1. Akifer Bebas (unconfined aquifer)Akifer bebas (tidak tertekan) ialah suatu akifer dimana bagian bawahnya dibatasi oleh lapisan yang tidak dapat meluluskan air (lapisan impermebel), sedangkan lapisan atasnya dapat kontak langsung dengan udara di atmosfer. Akifer ini juga disebut sebgai phretic aquifer, non artesian atau free aquifer. Ketinggian muka air tanah bebas umumnya sangat dipengaruhi oleh kondisi musim. Pada musim kering (kemarau) ketinggian muka air tanahnya dapat menurun dan pada musim penghujan ketinggian muka air tanahnya naik.2. Akifer Tertekan (confined aquifer)Akifer tertekan adalah akifer yang bagian atas dan bawahnya dibatasi oleh lapisan yang kedap air (permeble). Umumnya terdapat pada kedalaman relatif besar. Pola penyebaran ketebalannya bervariasi dan sangat dipengaruhi oleh kondisi geologi yang berperan pada waktu proses pembentukan daerah bersangkutan. Peda bagian atas akifer inti memiliki sumber daerah tangkapan curah hujan (cacthment area) dan pada bagian bawahnya terpotong oleh suatu perlapisan batuan lainnya. Jika yang memotong merupan batua poros yang tersingkap dipermukaan, maka air tanah tertekan akan keluar dan dapat memancar sampai ketinggian tertentu, yang disebuth juga dengan mata ait artesis. Ketinggian muka air tanah relatif tidak dipengaruhioleh kondisi peubahan musim.

3. Akifer Bocor (Leakage aquifer)

Akifer bocor adalah suatu lapisan akuitar (semi-permeble) diapit oleh lapisan akifer pada bagian atas dan bawah akutar tersebut.4. Akifer Menggantung (Perched aquifer)Akuifer menggantung merupakan akifer yang mempunyai massa air tanah terpisah dari aliran induk oleh suatu laposan yang relatif kedap air yang tidak begiti luas dan terletak di atas zona air jenuh.

5. Akifer Setengah Tertekan (Semi-Confined aquifer)

Akifer setengah tertekan adalah akifer yang bagian atas lapisannya dibatasi oleh lapisan semi-permeble seperti lempungan, sedangkan pada bagian bawah dilapisi oleh lapisan impermeble, seperti lanau, lempung, tufa halus.2.9.2. Porositas dan Permaebilitas

Air dapat masuk ke bawah permukaan (infiltrate) karena solid bedrocks seperti juga tanah(soil), pasir dan gravel yang lepas-lepas memiliki rongga pori. Terdapat empat tipe rongga pori, yaitu:(1) ruang antar butiran mineral, (2) rekahan (fraktures), (3) rongga pelarutan(solution cavities), dan (4)vesicles. (Hamblin dan Christiansen,1995)

A

BGambar 2.7 (A) Porositas dan (B) PermeabilitasGambar 2.8. Berbagai tipe rongga pori di dalam batuan yang mengontrol mengalirnya air bawah tanahPada endapan pasir dan gravel rongga pori dapat mencapai 12-45% dari total volume. Bila diantara butiran kemudian diisi oleh butiran yang lebih kecil dan terisi oleh semen, maka porositas (porosity) menjadi tereduksi. Semua batuan terpotong karena rekahan dan pada batuan yang padat seperti granite dapat memiliki porositas yang signifikan bila dikontrol oleh rekahan. Aktivitas pelarutan terutama di batugamping membawa material terlarut membentuk lubang-lubang (pits dan holes).

Porositas didefenisikan sebagai perebandingan isi ruang antara butiran (voids) dibagi total isi suatu material tanah. Porositas merupakan angka tak berdimensi biasanya diwujudkan dalam bentuk %. Umumnya untuk tanah normal n berkisar antara 25 % sampai 75 % sedangkan batuan yang terkonsolidasi (consolidated rock) berkisar antara 0 sampai 100 %. Melihat dari diameter butiran material dapat simpulkan bahwa untuk material diameter kecil, porositas besar.Beberapa batugamping memiliki porositas yang sangat tinggi karena air dapat berpindah sepanjang rekahan dan bidang perlapisan pada batugamping. Aktivitas pelarutan membesarkan rekahan dan mengembangkannya menjadi gua (caves). Pada basalt dan batuan volkanik, vesicles terbentuk karena terperangkapnya gelembung gas yang sangat mempengaruhi dalam porositas. Umumnya vesicles terkonsentrasi pada bagian permukaan aliran lava dan membentuk zona dengan porositas tinggi. Zona ini dapat terhubungkan oleh columnar joints.

Permaebilitas (permaebility) adalah kapasitas batuan untuk meloloskan fluida sangat beragam dari viskositas fluida, tekanan hidrostatik, ukuran bukaan dan terutama adalah tingkat bukaan yang saling terhubung (porositas efektif). Jika rongga pori sangat kecil, maka batuan dapat mempunyai porositas yang tinggi tetapi permaebilitasnya rendah karena air sukar melewati bukaan yang kecil.

Sedangkan parameter permeabilitas merujuk hanya pada sifat-sifat batuan dan merupakan parameter yang menunjukkan beberapa besar luas area batuan yang dapat dilalui oleh fluida. Parameter ini umumnya dipakai untuk kepentingan geologi perminyakan karena keberadaan gas, minyak dan air didalam sistem aliran yang berdimensi multiphase membuat parameter fluida bebas konduksi (hantaran) lebih atraktif, biasanya dinyatakan dalam darcy (1 darcy adalah 1 cc cairan dengan kecepatan 1 centipoise melalui 1 cm luas bidang sejauh 1 cm dalam 1 detik dengan perbedaan tekanan 1 atm antar ujungnya (Kodoaitie, 1996).

Batuan yang umumnya memilki permaebilitas tinggi adalah konglomerat, batu pasir, basalt dan batu gamping tertentu. Permaebilitas yang tinggi pada batu pasir dan konglomerat dikarenakan rongga porinya berada diantara butiran berukuran besar dan saling terhubung. Basalt dapat permaebel karena sering terekahkan dengan ekstensif yakni columnar jointing dan karena bagian atas dari aliran lavanya adalah vescular. Batu gamping terekahkan juga menjadi permaebel. Batuan dengan permaebilitas rendah adalah shale, granite yang tidak terekahkan, quartzite dan batuan padat dan kristalin lainnya.Tabel 2.7. Nilai Porositas dan Permaebilitas Akifer

No Nama bahan Porositas

(%)Permeabilitas

(m/hari)Permeabilitas hakiki darcys

1Lempung45 0,00040,0005

2Pasir 354150

3Kerikil25 41005000

4Kerikil dan pasir2041o0500

5Batu pasir154,15

6Batu kapur,serpih padat50,4170,05

7Kwarsit, granit10,00040,0005

Sumber : Linsley dan franzini, 19912.9.3. Satuan Batuan Dan Sikapnya Terhadap Air TanahSatuan batuan secara umum dapat dapat diklasifisikasikan menjadi tiga yaitu :

1. Satuan batuan beku

Satuan batuan beku yaitu kelompok jenis batuan yang terjadi karena pembekuan magma, biasanya bersifat padat, kompak dan kedap air (tidak dapat meluluskan air). Meskipun demikian, air tanah terkadang dapat diperoleh pada rekahan-rekahan yang biasanya terjadi pada zona struktur patahan.2. Satuan batuan metamorf

Satuan batuan metamorf yaitu kelompok batuan sedimen atau beku yang terubah dan terpadatkan karena pengaruh temperatur dan tekanan tinggi. Seperti halnya pada batuan beku, satuan batuan ini merupakan lapisan kedap air. Air tanah pada kompleks satuan batuan ini hanya dimungkinkan terdapat pada rekahan-rekahan yang terdapat ada zona struktur patahan.3. Satuan batuan sedimen

Satuan batuan sedimen yaitu kelompok batuan yang terjadi karena proses rombakan dan pengikisan batuan beku atau metamorf, ditransportasi secara gayaberat atau melalui media air untuk kemudian diendapkan kembali di tempat lain sebagai batuan sedimen. Satuan batuan sedimen yang dapat berfungsi sebagai akuifer yang baik hanya satuan batuan sedimen yang dibentuk oleh material kasar seperti pasir, kerikil, bongkah.2.10. Intrusi Air Laut ke Daratan

Kebutuhan akan air untuk pemukiman, pertanian dan irigasi terus meningkat, sehingga untuk mencukupi kebutuhan tersebut , dilakukan pengeboran air tanah atau pembuatan sumur-sumur bor dan sumur-sumur gali. Bila diadakan penyedotan air tanah secara besar-besaran, maka akan terjadi ketidakseimbangan antara pengambilan dan pembentukan air tanah. Ketidak seimbangan ini dapat menyebabkan menurunnya permukaan tanah, yang akan menyebabkan debit air berkurang dan dapat diikuti dengan intrusi air laut kedaratan. Di daerah pesisir, penurunan permukaan air tanah akan mengakibatkan perembesan air laut ke daratan, karena tekanan air tanah menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan air laut.Intrusi air laut adalah naiknya batas antara air tanah dengan air laut ke arah daratan. Intrusi air laut diakibatkan tekanan air tanah yang lebih kecil dibandingkan tekanan air laut pada kedalaman yang sama. Perbedaan tekanan ini menyebabkan batas antara air tanah dan air laut naik ke daratan. Dalam kondisi normal (tidak ada gangguan tekanan), air laut sudah mengintrusi ke daratan karena massa jenis air laut yang lebih besar dibandingkan dengan air tanah. Namun bila tekanan air tanah turun dapat menyebabkan intrusi air laut ke daratan semakin jauh ke arah daratan. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.9. Intrusi Air Laut KedaratanPenyebab turunnya tekanan air tawar (relatif terhadap tekanan air laut) dapat disebabkan oleh: 1. Pengambilan air tanah yang berlebihan. 2. Suplay air tanah dari pegunungan berkurang. 3. Naiknya muka air laut. Untuk menjaga agar tekanan seimbang atau bahkan mendorong agar air laut tidak mengintrusi ke arah daratan dapat dilakukan dengan menaikkan tekanan air tanah misal dengan pemompaan air tanah ke dalam.( Kirsch, Reinhard. (2009)Air laut memiliki berat jenis yang lebih besar dari pada air tawar akibatnya air laut akan mudah mendesak airtanah semakin masuk. Secara alamiah air laut tidak dapat masuk jauh ke daratan sebab airtanah memiliki piezometric yang menekan lebih kuat dari pada air laut, sehingga terbentuklah interface sebagai batas antara airtanah dengan air laut. Keadaan tersebut merupakan keadaan kesetimbangan antara air laut dan air tanah, yang dapat dilihat pada gambar 2.3.

Gambar 2.10. Intrusi Air Laut ke Daratan

Intrusi air laut terjadi melalui tiga cara yaitu :

1. Pergeseran batas air laut dan air tawar (interface) di daerah pantai. Pergeseran ini terjadi karena pengambilan air tanah yang berlebihan sehingga menurunkan muka air tanah.

2. Pemompaan air tanah semi tertekan yang berlebihan di daratan. Akibatnya air yang tersedot bukan lagi air tawar tetapi air asin. Akibatnya air asin yang tersedot akan menyebar dan menyebar dan mencemari air tanah bebas di sekitar pemompaan.

3. Intrusi melalui muara sungai. Intrusi air laut pada air sungai menyebabkan air berkadar garam tinggi ini bergerak dan mengisi air tanah di sekitarnya. Akibatnya air tanah di sekitar sungai berkadar garam tinggi.

Terminologi intrusi pada hakekatnya hanya setelah ada aksi,yaitu pengambilan air bawah tanah yang mengganggu keseimbangan hidrostatik.adanya intrusi air laut ini merupakan permasalahan pada pemanfaatan air bawah tanah di daerah pantai,karena berakibat langsung pada mutu air bawah tanah.2.11. Pengambilan Air Tanah2.11.1. Sumur Bor

Metode yang dilakukan dalam pengambilan air tanah dapat dilakukan dengan pengeboran dan penggalian tanah. Terkait pengeboran tanah, biasanya pengeboran dilakukan apabila air yang diharapkan tidak terdapat pada kedalaman 2 - 6 meter. Pengambilan air tanah dengan pengeboran berupa sumur bor menggunakan mesin penyedot air. Pipa menjadi alat yang digunakan sumur bor untuk distribusi air yang ditanam pada kedalaman 6 meter lebih. Dan sumur bor sering dipakai di daerah yang kering.

2.11.2. Sumur GaliDi daerah pesisir pantai, sumur yang dapat ditemukan tidak hanya sumur bor, tetapi terdapat juga sumur gali. Sumur gali dilakukan proses menggalinya untuk kedalaman antara 0.8 1 meter, umumnya 0.8 meter. Kedalaman sumur gali tergantung lapisan tanah, ketinggian dari permukaan air laut, ada tidaknya air bebas dibawah lapisan tanah. Umumnya : Tanah sawah : sumur gali cukup 3 5 meter telah memperoleh air bebas.

a) Tanah berpasir : sumur gali cukup 6 8 meter telah memperoleh air bebas.

b) Tanah liat : kedalaman sumur meter baru memperoleh air bebas.

c) Tanah kapur : umumnya sumur gali harus 40 meter baru diperoleh air bebas.

Keadaan atau sifat air sumur gali :

a. Ketinggian air bebas umumnya sekitar 1 3 meter dari dasar sumur.

b. Ketinggian air bebas bervariasi, tergantung jumlah air yang diambil, tergantung musim.

c. Rasa dan warna air tergantung jenis tanah yang ada, tanah sawah airnya kuning-kuningan, tanah berpasir airnya jernih da n rasanya sejuk, tanah liat airnya terasa seedikit sepat dan tanah kapur airnya terasa sedikit sepat dan warnanya kehijau-hijauan.

d. Mudah tercemar oleh karena kelainan dalam menutup mulut sumur.

e. Mengandung algae dalam jumlah sedikit.

f. Mengandung bakteri cukup banyak. (Gabriel, 2001).2.12. Konduktifitas Larutan Elektrolit

Pengukuran dasar yang digunakan untuk mempelajari gerak ion adalah pengukuran tahanan listrik larutan. Konduktansi G larutan merupakan kebalikan dari tahanan R, makin rendah tahanan larutan, makin besar konduktansinya. Karena tahanan dinyatakan dalam , maka konduktansi sampel dinyatakan dalam -1. Alat yang dipergunakan untuk mengukur konduktivitas larutan disebut konduktivitimeter dengan satuan mikromho per centimeter (). Kebalikan Ohm biasanya disebut mho, tetapi sekarang satuannya adalah Siemens , S 1S= 1-1 (Atkins, 1999).

Penghantar dalam teknik elektronika adalah zat yang dapat menghantarkan arus listrik, baik berupa zat padat, cair atau gas. Berdasarkan sifat kelistrikannya, bahan diklasifikasikan menjadi tiga golongan, yaitu konduktor, semikonduktor dan isolator.

a. Konduktor adalah bahan yang muatan listrik di dalamnya dapat bergerak dengan leluasa sehingga mudah menghantarkan listrik. Konduktor yang baik adalah yang memiliki tahanan jenis yang kecil. Logam-logam, misalnya tembaga, aluminium, dan emas adalah konduktor yang baik karena mengandung banyak elektron yang bebas bergerak.

b. Isolator adalah bahan yang muatan listrik di dalamnya sukar bergerak sehingga merupakan penghantar listrik yang tidak baik. Beberapa isolator menjadi bermuatan listrik saat digosok. Ini karena elektron-elektron dari atom-atom permukaan dipindahkan dari suatu bahan ke bahan lain, tetapi muatan tetap berada dipermukaan.

c. Semikonduktor adalah bahan yang memiliki sifat antara konduktor dan isolator.

Alat yang dipergunakan untuk mengukur konduktivitas larutan disebut konduktivitimeter dengan satuan mikromho per centimeter ()Manik, N., (2004)

Gambar 2.11. KonduktivitimeterHambatan berbanding terbalik dengan luas penampang dan sebanding dengan panjang, dengan persamaan :

(2.4)

Konstanta perbandingan disebut resistivitas sampel. Konduktivitas (K) merupakan kebalikan dari resistivitas, sehingga:

(2.5)

atau :

(2.6)

Perhitungan konduktivitas secara langsung dari tahanan sampel dan dimensi sel 1 dan A tidak dapat diandalkan karena distribusi arusnya rumit. Dalam prakteknya sel dikalibrasikan dengan sampel yang diketahui konduktivitasnya K*(yang biasanya adalah larutan kalium klorida dalam air) dan konstanta sel C, ditentukan dari :

K*=

(2.7)

Dengan R*=Tahanan Standar

Jika sampel mempunyai tahanan R dalam sel yang sama, maka konduktivitasnya adalah :

K=

(2.8)BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Kecamatan Medan Belawan dengan Koordinat geografisnya adalah 03 45 03 46 Lintang Utara dan 98 40 - 98 42 Bujur Timur. Dan di Laboratorium fisika Universitas Negeri Medan untuk pengukuran daya hantar listrik, dan waktu penelitian direncanakan dimulai pada bulan November 2013 sampai dengan Januari 2014.Kegiatan NovemberDesemberJanuari

I II III IV I II III IV I II III IV

Mengumpulkan data dan referensi

Meninjau lokasi penelitian

Mempersiapkan alat dan bahan

Menentukan titik-titik pengukuran

Mengukur arus yang mengalir pada titik-titik yang telah ditentukan

Menganalisis data yang dihasilkan

Peyusunan draft skripsi

Seminar Hasil(Mempertahankan skripsi)

3.2. Alat dan Bahan Penelitian3.2.1. Alat-alat

Alat-alat yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :1. Gelas beaker

Gelas beaker digunakan untuk tempat air sumur gali yang akan diukur2. GPS (Global Position System)

GPS digunakan untuk mengukur koordinat lokasi pengambilan sampel.3. MeteranMeteran digunakan untuk mengukur kedalaman sumur gali. 4 Konduktiviti meter

Konduktivitimeter digunakan untuk mengukur konduktivitas. 5 Termometer Digital

Termometer Digital digunakan untuk mengukur suhu.

3.2.2. Bahan-bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Air sumur bor2. Air laut

3. Aquades3.3. Prosedur Kerja1. Pengambilan sampel air sumur bor di sekitar kecamatan Medan Belawan.2. Mengukur koordinat lokasi pengambilan sampel

3. Mengukur kedalaman sumur bor4. Mengukur Suhu air sumur bor5. Mengukur Daya Hantar Listrik air sumur bor6. Mengumpulkan data dan menghitung berapa besar kadar intrusi air laut pada sumur bor3.4 Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel diambil dari sumur bor yang berada di lokasi penelitian.3.5. Sampel Penelitian

Sampel yang diambil adalah air sumur bor penduduk kecamatan Medan Belawan. Di enam kelurahan yang ada.3.6. Teknik Analisa Data

Penelitian ini dilakukan dengan metode survey dan mengukur DHL (Daya Hantar Listrik) air tanah (sumur bor), Pengujian ini dilakukan dengan model analisa model regresi berganda dengan persamaan :

= (3.1)Dengan: = daya hantar listrik

= konstanta regresi

= koefisien regresi untuk variable

= variabel yang menyangkut sample.Di dalam penelitian ini variabel terikat adalah (Daya hantar listrik), dan variabel-variabel bebas adalah kedalaman sumur bor dan jarak sumur gali dari garis pantai , maka bentuk persamaan regresinya :

= (3.2)

Koefisien-koefisien ditentukan dengan menggunakan metode kuadrat terkecil dengan persamaan :

(3.3)

Untuk menguji linieritas persamaan (3.1) digunakan uji F dengan persamaan :

(3.4)Dengan :

= jumlah kuadrat regresi

= jumlah kuadrat residu

n = jumlah sampel

k = banyaknya variabel bebasJika,.,danmaka jumlah kuadrat-kuadrat regresi dapat dihitungs dengan persamaan:

(3.5)

Jumlah kuadrat-kuadrat residu dapat dihitung dengan persamaan :

(3.6)

Jika yang diperoleh melalui persamaan (3.4) lebih besar dari maka variabel-variabel secara nyata sama-sama berpengaruh terhadap Y dengan persamaan regresi linier seperti persamaan (3.1).

Untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antara variabel-variabel dan terhadap Y digunakan koefisien korelasi berganda dengan persamaan:

(3.7)

Pada pengolahan data nilai DHL pada sample dilakukan pada suhu yang sama yaitu 250 C. Untuk mendapatkan nilai DHL pada suhu 250 C maka dilakukan interpolasi linier dengan menggunakan persamaan :

(3.8)

Dengan:

= Suhu air (0C)

= DHL pengukuran (mho/cm)

Untuk menentukan tingkat intrusi air laut pada sumur bor, digunakan rumus sebagai berikut:

(3.9)

Dengan:

= Letak kuartil ke i

I= Kuartil ke i

N= Jumlah data

Berdasarkan nilai ppm dan DHL pada suhu tertentu yang dilakukan dilaboratorium dapat dihitung DHL pada suhu 250 C dengan persamaan:

(3.10)

Dengan:

= Daya Hantar Listrik Pada Suhu 250 C

= Daya Hantar Listrik pada suhu sampel t0C

Ppm= Konsentrasi dalam ppm

T= Suhu air (0C)3.7.Diagram Alir Penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Alaerts, G. & Santika, S.S., Metoda Penelitian Air, Penerbit Usaha Nasional, Surabaya, 2004. Andreas Djatmiko Poerwadio dan Ali Masduqi. 2004. Penurunan Kadar Besi Oleh Media Zeolit Alam Ponorogo Secara Kontinyu. Jurusan Teknik Lingkungan FTSP ITS. SemarangArifin, M dan Harsodo. 1990. Zeolit Alam. Direktorat Jendral Pertambangan Umum, Pusat Pengembangan Teknologi Mineral Bandung : Bandung.Asdak, Chay., (2004), Hidrologi dan Pengolahan Daerah Aliran Sungai, Gadjah Mada University Press, Jogjakarta.Atasrina S.B dan Ayu. Penghilang Kesadahan Air yang Menggandung Ion Ca2+ dengan Menggunakan Zeolit Alam Lampung Sebagai Penukar Kation. Jurnal Teknik. Kampus UI Depok; Universitas IndonesiaAtkins, P.W., (1999), Kimia Fisika, Jilid II, Erlangga, Jakarta.Djuansyah, dkk, (2009), Jurnal rised Geologi dan Pertambangan, jilid 19 no 2. Institut tehnologi Bandung. BandungFardiaz, S., (1992), Polusi Air dan Udara, Kanisius, YogyakartaHarto, S., (1993), Analisis Hidrologi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.Hendrayana, H., (2002), Intrusi Air Asin Ke Dalam Akuifer Di Daratan,Indriyati, 2002. Pengaruh Ketebalan Arang Aktif Tempurung Kelapa terhadap Peurunan Tingkat Kekeruhan pada Sumur Gali di Desa Kepuh Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo.Karya Tulis Ilmiah. Universitas Muhammadiyah Surakarta.Kirsch, Reinhard. 2009. Groundwater Geophysics A Tool for Hydrogeology. Springer. Berlin.Lee, R., (1990),Limbah Domestik dan Non Domestik, Penerbit Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.Manik, N., (2004), Analisis Air Sumur Gali Di Kec. Simpang Empat Berdasarkan Daya Hantar Listrik, UNIMED, Medan.Pujiastuti, Peni. 2005. Pemeriksaan Kadar Besi (Fe) dalam Air Sumur, Air PDAM, dan air Instalasi Migas di desa kampong baru Cepu secara Spektrofotometri. (jurnal kimia). Universitas Setia Budi. Surakarta

Rohmatun, Dwina dkk. 2007. Studi Penurunan Kandungan Besi Organik dalam Air Tanah dengan Oksidasi H2O2-UV. PROC. ITB Sains & Tek. BandungSaifudin, Ridwan dan Dwi Astuti.2005. Kombinasi Media Filter Untuk Menurunkan Kadar Besi (Fe). (Jurnal Penelitian Sains & Teknologi). Jakarta Satyawan, M.A.,dkk., (2009), Macam-macam Akuifer Dan Analisis Kondisi

Hidrogeologi Kota Banjarbaru ddan kandisi air Laut, Universitas Lambung Mangkurat, Banjar Baru.Situmorang, R.,(2003).,Pendeteksian Intrusi Air Laut Di Sekitar Kawasan Industri Kimia Medan (KIM) Dengan Metode Konduktivitas Listrik,Tesis,Uprogram Pasca Sarjana USU, Medan.

Sularso, AD. 1998. Penurunan Kadar Fe dan Mn Air sumur dengan Kombinasi Proses Aerasi dan Proses Saringan Pasir Cepat Perumnas II Tangerang Jawa Barat.(Skripsi). Yogyakarta: STTl YLH.Sriyono Nur Qudus, Dewi Liesnoor Setyowati.2000.model spasial ketersediaan air tanah dan instrusi air laut untuk menentukan zona konversi air tanah(sekripsi):Fakultas Teknik Universitas Negeri SemarangSudjana, (2002), Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.Sutrisno, T,dkk., (1975), Tehnologi Penyediaan Air Bersih, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Togatorop, A. (2006), Pendeteksian Intrusi Air Laut 12 km Dari Garis Pantai di Sekitar Batang Kuis Dengan Metode Konduktivitas Listrik. Skripsi, FMIPA,Unimed, M edan.Wibowo.M.Riyadi.A.dkk.2005.JURNAL identifikasi Akuifer Airjurusan teknik lingkungan ;P3TI.

Widya,ar.2003.Polutan Pencemaran air Laut..jur kimia.PTKI.

Wilson, E.M., (1993), Hidrologi Teknik Edisi Keempat, Penerbit ITB.Mulai

Peninjauan Lokasi Penelitian

Penentuan Titik Sampel

Pengambilan Data Lapangan

Pengukuran Jarak dari Garis Pantai.

Pengukuran Suhu

Pengukuran Dhl

Pengukuran koordinat Lokasi Pengambilan Sampel

Pengukuran kedalaman Sumur bor.

pengukuran suhu dan Dhl

3

Terintrusi

Pengolahan Data

Kesimpulan

1

_1422537726.unknown

_1422537742.unknown

_1422537750.unknown

_1422537754.unknown

_1422537756.unknown

_1422537758.unknown

_1422537760.unknown

_1422537761.unknown

_1422537759.unknown

_1422537757.unknown

_1422537755.unknown

_1422537752.unknown

_1422537753.unknown

_1422537751.unknown

_1422537746.unknown

_1422537748.unknown

_1422537749.unknown

_1422537747.unknown

_1422537744.unknown

_1422537745.unknown

_1422537743.unknown

_1422537734.unknown

_1422537738.unknown

_1422537740.unknown

_1422537741.unknown

_1422537739.unknown

_1422537736.unknown

_1422537737.unknown

_1422537735.unknown

_1422537730.unknown

_1422537732.unknown

_1422537733.unknown

_1422537731.unknown

_1422537728.unknown

_1422537729.unknown

_1422537727.unknown

_1422537718.unknown

_1422537722.unknown

_1422537724.unknown

_1422537725.unknown

_1422537723.unknown

_1422537720.unknown

_1422537721.unknown

_1422537719.unknown

_1251006726.unknown

_1251006728.unknown

_1422537711.unknown

_1251006727.unknown

_1251006724.unknown

_1251006725.unknown

_1251006034.unknown