Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
PROPOSAL
STUDI LAPANG TERINTERGRASI (SLT)
TEMA KEGIATAN:
Studi Lapang Terintegrasi (SLT) Wildlife Rescue Center Jogja
sebagai Penunjang Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Sains
Khususnya di Bidang Biologi Modern
Rencana Waktu Kegiatan:
26 – 29 November 2017
Disusun oleh:
Inung Nurnia Rosita
201410070311153
Dosen Pembimbing:
Husamah, S.Pd. M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
DESEMBER 2017
2
HALAMAN PENGESAHAN
Judul:
Studi Lapang Terintegrasi (SLT) Wildlife Rescue Center Jogja
sebagai Penunjang Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Sains
Khususnya di Bidang Biologi Modern
Tempat/Tujuan SLT:
Yogyakarta
Rencana Tanggal Pelaksanaan:
26 – 29 November 2017
Malang, 3 Nopember 2017
Menyetujui,
Dosen Pengampu
Penulis
Husamah, M.Pd
NIDN 0718108501
Inung Nurnia Roita
2014100703111153
Mengetahui,
Ketua Prodi Pendidikan Biologi
Dr. Yuni Pantiwati, MM., M.Pd.
NIP 196406011990112001
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah swt yang telah
memberikan rahmat serta karunia-nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan proposal Studi Lapang Terintergrasi (SLT) dengan tema Studi
Lapang Terintegrasi (SLT) Jogja Green School sebagai Penunjang Kemajuan Ilmu
Pengetahuan dan Sains Khususnya di Bidang Biologi Modern tepat pada
waktunya, Alhamdulillah.
Proposal ini berisikan tentang informasi mengenai kunjungan Studi Lapang
Terintergrasi (SLT) dengan tema Studi Lapang Terintegrasi (SLT) Wildlife
Rescue Center Jogja sebagai Penunjang Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Sains
Khususnya di Bidang Biologi Modern yang akan dilaksanakan pada 26-29
November 2017 di Yogyakarta. Kami menyadari bahwa Proposal ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan Proposal ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan Propasal ini dari awal sampai akhir. Semoga
dengan adanya proposal ini bisa dijadikan literasi bagi para pembacanya. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita dalam menyampaikan ilmu.
Aamiin.
Malang, 3 Nopember 2017
Penyusun
4
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………..i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Kegiatan .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Permasalahan Kegiatan ............................................................ 3
1.3 Tujuan Kegiatan ....................................................................................... 4
BAB II. GAMBARAN UMUM INSTANSI/TEMPAT KUNJUNGAN SLT ... 5
2.1 Wildlife Rescue Center Jogja ........................................................................ 5
2.2 Jogja Green School ........................................................................................ 7
2.3 Museum Biologi UGM .................................................................................. 9
2.4 Desa Sukunan .............................................................................................. 11
2.5 Candi Borobudur ......................................................................................... 12
DAFTAR GAMBAR
Gb. 2.1 Suasana di WRC…………………………………….………………7
Gb. 2.2 Jogja Green School……………………………….…………………9
Gb. Bagian dalam Museum Biologi UGM...…………….………………….10
Gb. Suasana Desa Sukunan………………………………………………….11
Gb. Candi Borobudur………………………………………………………..13
5
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kegiatan
Membahas masalah konservasi, dalam Hudha dan Husamah (2016) maka
konservasi didefinisikan dalam banyak arti, antara lain didefinisikan sebagai
pelestarian atau perlindungan atau Upaya perlindungan dan pengelolaan yang
hati-hati terhadap lingkungan dan sumber daya alam (Wikipedia, 2016), ,dan di
pasal 1 butir 2 UU RI Nomor 5 Tahun 1990 disebutkan, bahwa konservasi adalah
pengelolaan sumberdaya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara
bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap
memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya dan pada
UU Nomor 23 Tahun 1997 pasal 1 butir 15 disebutkan, bahwa konservasi adalah
pengelolaan sumberdaya alam tak terbaharui untuk menjamin pemanfatannya
secara bijaksana dan sumberdaya yang terbaharui untukmenjamin kesinambungan
ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan
keanekaragamannya. Berlandaskan pengertian konservasi, maka tujuan
dilakukanya konservasipun telah diundangkan sebagaimana pasal 5 UU nomor 5
tahun 1990 dinyatakannya tiga tujuankonservasi, yaitu: 1) perlindungan sistem
peyangga kehidupan; 2) pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa
beserta ekosistemnya; 3) pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dn
ekosistemnya.
Berkenaan dengan hal tersebut, berkaitan dengan salah satu tujuan
Mahasiwa Biologi yang saat ini sedang menempuh matakuliah Studi Lapang
Terintegrasi yang mengharuskan adanya suata kegiatan wisata edukasi ke
beberapa tempat yang sudah ditentukan. Tentunya pemilihan tempat disesuaikan
dengan kebutuhan yang berkaitan dengan matakuliah SLT. Adanya SLT ini,
mahasiswa diharapkan dapat menimba ilmu-ilmu yang baru di tempat yang
dikunjungi, artinya tidak hanya terpaku pada pengetahuan secara teoritis saja yang
dinyatakan dalam sebuah informasi melalui buku, internet atau sebagainya
melainkan dapat melihat, dan mempelajari secara langsung.
Disebutkan dalam Hudha (2016) Sumberdaya manusia yang profesional
adalah sumberdaya manusia yang mempunyai mutu tinggi dan memiliki
6
kemampuan komparatif, inovatif, kompetitif, dan mampu berkolaboratif, sehingga
lebih mudah menyerap informasi baru dan mempunyai kemampuan handal dalam
beradaptasi menghadapi perubahan zaman yang semakin cepat. Dalam Pantiwati.
dkk (2016), program Studi Pendidikan Biologi memiliki tugas yang relatif berat,
terutama menghasilkan calon guru yang profesional dimasa depan. Diterangkan
oleh Cintamulya (2013) dalam Pantiwati (2016), ada tanggung jawab besar yang
dibebankan pada jalur pendidikan yang ada di perguruan tinggi, salah satunya
Pendidikan Biologi. Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang adalah salah satu Program
Studi yang mencetak lulusannya menjadi calon guru biologi di jenjang pendidikan
menengah di masa depan. Menurut Minarno, dkk dalam Pantiwati (2016). Masa
depan adalah era global yang salah satu tandanya ditunjukkan oleh kemajuan ilmu
pengetahuan dan sains khususnya di bidang biologi modern atau bioteknologi.
Kemajuan bioteknologi telah menghasilkan berbagai produk yang berusaha
memenuhi kebutuhan hidup manusia. Namun hasil temuan manusia tersebut,
diikuti dengan munculnya masalah etika di bidang biologi.
Menurut Husamah (2015) dalam Pantiwati (2016), mahasiswa (calon guru)
harus memiliki kompetensi yang lengkap, kemampuan berpikir tinggi, kepekaan
yang tinggi, rasa peduli, etika, dan memiliki wawasan yang luas. Mahasiswa harus
disiapkan menjadi sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tinggi, yaitu
manusia yang cerdas, sehat, jujur, beriman, beretika, berakhlak mulia, berkarakter,
berwawasan luas serta memiliki kepedulian sosial dan kepedulian lingkungan
yang tinggi. Jabatan guru dalam implementasinya adalah suatu jabatan profesi
yang menghendaki etika, karakter, wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan
sikap.
Tiga pokok kemampuan dasar yang harus dimiliki mahasiswa, khususnya
calon guru untuk dapat bersaing di dunia global adalah knowledge, skill, dan
attitude. Ketiga kemampuan tersebut, tidak semuanya dapat di peroleh dari
bangku perkuliahan (kegiatan belajar mengajar di kelas), tetapi dapat di peroleh
dari praktek nyata di lapangan (melalui terjun lapang, praktik langsung, dan
pengamatan). Studi Lapang Terintegrasi adalah mata kuliah wajib yang harus
ditempuh oleh mahasiswa, sebagai salah satu prasyarat untuk menyelesaikan
7
studi. Mata kuliah ini berbobot 1 SKS. Studi Lapang Terintegrasi diharapkan
berbasis 2 hal, yaitu keilmuan biologi dan pendidikan/pembelajaran. Studi Lapang
Terintegrasi diharapkan dapat menjadi salah satu sarana untuk melengkapi ketiga
aspek tersebut dengan melakukan wisata ke suatu tempat yang sudah ditentkan
dengan melihat kebutuhan yang harus dipenuhi khususnya oleh mahasiswa
Biologi dalam pencapaian kompetensi.
Perlunya dilakukan kegiatan SLT ini untuk mengulas kembali matakuliah
di semester sebelumnya yang telah dipelajari, intinya dalam kegiatan SLT ini
menggabungkan beberapa matakuliah yang sudah dipelajari oleh Mahasiswa
Biologi dengan mengadakan suatu kunjungan ke daerah yang sudah ditentukan.
Lokasi yang dipilih yaitu daerah Jogjakarta, dimana kita akan mengunjungi
beberapa tempat diantaranya: Jogja green scholl, Museum Biologi UGM, Wildlife
Rescue Center Jogja, Desa Sukunan Jogja, dimana destinasti tersebut
berhubungan dengan materi perkuliahan yang berhubungan dengan pendidikan,
dunia hewan dan konservasi hewan, dan lingkungan (pengelolaan limbah.
Pemilihan bidang peminatan kegiatan SLT berdasarkan kebutuhan mahasiswa
pendidikan biologi secara umum yakni konsentrasi di bidang pendidikan, bidang
tumbuhan dan hewan, lingkungan. Namun pada kesempatan ini, penulis memilih
berfokus pada Wildlife Rescue Center Jogja sebagai destinasi, namun tidak
meluputkan destinasi yang lain sebagai objek yang akan diteliti.
1.2 Rumusan Permasalahan Kegiatan
1. Apa saja yang bisa kita pelajari di Wildlife Rescue Center Jogja dan
berapa banyak koleksi flora dan fauna yang terdapat dalam Wildlife
Rescue Center Jogja?
2. Bagaimana sistem manajemen Wildlife Rescue Center Jogja?
3. Apa saja yang bisa kita pelajari di Museum Biologi UGM, Desa Sukunan,
Museum Biologi UGM, dan Candi Borobudur?
8
1.3. Tujuan Kegiatan
Kegiatan SLT ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Menambah pengetahuan dan wawasan keilmuan (biologi dan pendidikan)
bagi mahasiswa khususnya tentang Wildlife Rescue Center Jogja
2. Mahasiswa mengetahui sistem manajemen Wildlife Rescue Center Jogja
Mengerahui konsep dari pengadaan Desa Sukunan
3. Mengetahui dan bisa belajar tentang destinasi Museum Biologi UGM,
Desa Sukunan, Museum Biologi UGM, dan Candi Borobudur
1.4. Manfaat Kegiatan
1. Mampu memberikan bekal atau kemampuan dasar berupa knowledge,
skill, dan attitude kepada mahasiswa biologi dalam menghadapi
persaingan global.
2. Memberikan pengalaman dan pengetahuan melalui obyek, situasi, dan
kondisi lingkungan yang nyata, yang mana tidak ditemukan dalam
pembelajaran di dalam kelas.
3. Memberikan relaksasi dan sedikit hiburan kepada mahasiswa biologi
semester akhir ditengah menghadapi kegiatan perkuliahan yang sangat
padat.
9
BAB II
A. Gambaran Umum Instansi/Tempat Kunjungan Slt Pilihan
2.1 Wildlife Rescue Center Jogja
a. Profil Instansi, Visi dan Misi
Taman Satwa Wildlife Rescue Centre (WRC Jogja) merupakan nama
sebuah site di bawah manajemen Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta
sebuah lembaga non-profit & non-pemerintah yang bergerak di bidang
konservasi satwa liar. Kegiatan utama di WRC Jogja adalah penyelamatan
satwa, rehabilitasi satwa, pemberdayaan masyarakat dan sosialisasi mengenai
satwa liar. Wildlife Rescue Center (WRC) adalah sebuah project di bawah
Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta (YKAY) yang didirikan pada 2010.
Organisasi non-pemerintah yang dulunya lebih dikenal dengan nama PPSJ
(Pusat Penyelamatan Satwa Jogja) ini memiliki aktivitas utama yakni
merehabilitasi dan merawat satwa-satwa liar hasil sitaan negara.
Wildlife Rescue Center (WRC) atau yang lebih dikenal oleh masyarakat
dengan nama Pusat Penyelamatan Satwa Jogjakarta (PPSJ) merupakan wadah
penyelamatan satwa yang seharusnya berada di alam liar. Mereka
menyelamatkan satwa ini dari rumah warga, atau sirkus dan sejenisnya. WRC
terletak di Jl. Kawijo, Desa Sendangsari, Kecamatan Pengasih, Kabupaten
Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk lebih jelasnya jika kalian
dari jogja berjalan kearah barat menuju Jl.Godean lurus ke Pasar Godean
melewati jembatan sungai Progo ke Pasar Kenteng lalu Nanggulan kemudian
ikutilah papan petunjuk arah ke Wildlife Rescue Center (WRC).
Merambah kawasan Wildlife Rescue Centre (WRC) Jogja, pondokan
bagi 165 ekor satwa yang meliputi 24 sub jenis. Beberapa di antaranya
termasuk dalam daftar satwa langka yang terancam jumlah populasinya
seperti orangutan, owa, elang, kaswari, dan lain-lain. Satwa-satwa tersebut
sebagian merupakan hasil sitaan dari warga masyarakat yang dalam status
kepemilikannya tidak dibenarkan oleh undang-undang. Menempati
areal seluas 13,9 hektar, WRC Jogja terletak di sebuah hutan hujan barat
10
Yogyakarta tepatnya di Desa Sendangsari, Kecamatan Pengasih, Kabupaten
Kulonprogo. Selain berfungsi sebagai hunian satwa-satwa yang dilindungi
dan berfungsi sebagai tempat pemulihan bagi sejumlah satwa yang
mengalami trauma karena perlakuan buruk oleh pemelihara sebelumnya,
WRC Jogja juga berupaya merilis satwa-satwa tersebut ke habitat aslinya.
Capaian lain yang terus dikampanyekan oleh WRC Jogja adalah program
relawan sambil berdonasi. Relawan akan tinggal dan bekerja untuk satwa
minimal sepekan lamanya. Program tersebut diharapkan dapat menciptakan
kesadaran dan menularkannya kepada masyarakat luas tentang pentingnya
melindungi satwa-satwa yang berada dalam bayang-bayang kepunahan.
b. Bentuk layanan Jasa yang Dimiliki
Wildlife Rescue Center Jogja memiliki produk jasa yang ditawarkan bagi
masyarakat luas, yaitu: beberapa program fundraising seperti Program Donasi
Satwa, Program Adopsi Satwa, Program Volunteer, Outbound, dan Program
Pendidikan Konservasi. Selain itu pihak WRC juga mengembangkan divisi
bisnis yang dinamakan Orangutan Outdoor Camp (OOC) seperti paket-paket
pendidikan konservasi, penyewaan meeting room hingga pelaksanaan outbond.
c. Fasilitas Yang Dimiliki
Orangudome,
Orangudome merupakan kubah (dome) untuk orang utan yang dibuat
menyerupai hutan asli layaknya tempat tinggal mereka di alam liar. Dua
orangudome berukuran kecil (14x14x8 meter) dapat menampung 8-12
orang utan. Kubah ini berfungsi sebagai kubah introduksi yang digunakan
untuk mengobservasi orang utan hasil sitaan atau penyerahan sukarela dari
masyarakat. Selain kubah kecil, terdapat pula kubah super besar yang
berdiameter hingga 125 meter dengan ketinggian mencapai 25 meter.
Penginapan/hotel
Meeting room
Outbond center
Sarana camping ground yang memadai
Arena pendidikan lingkungan untuk anak-anak maupun dewasa
11
B. Gambaran Umum Instansi/Tempat Kunjungan SLT Keseluruhan
2.2 Jogja Green School
a. Sejarah
Jogja Green School didirikan atas inisiatif kerjasama antara Bapak
Suhardiono dengan Ibu Eny Krisnawati pada tahun 2009. Tujuan atas
pendirian sekolah ini yaitu pentingnya membangun nilai-nilai universal dalam
masa pendidikan dasar seorang anak, sehingga ke depannya muncul para
generasi bangsa yang berpribadi baik hati, sayang sesama, semangat
berkarya, mandiri dan cinta lingkungan. Atas harapan-harapan itu, pendidikan
dasar mulai diinisiasi pada Juli 2012.
Fasilitas Yang Dimiliki
Rumah pintar (jenjang sekolah dasar)
Daycare - playgroup – kindergarten
Kelas Minat-Potensi
Green school dalam konsep adiwiyata melalui modul
terbaru 2012 adalah sekolah yang mampu mengoptimalkan potensi
sumberdaya alam sebagai solusi pemecahan permasalahan yang di
Gb. 2.1 Suasana di WRC
Sumber: www.keJOGJA.com
12
hadapi oleh warga seputar sekolah. Adapun komponen komponen
lain menjadi pelengkap yang di sesuaikan oleh kondisi lingkungan
sekolah. Green school memiliki sasaran untuk seluruh warga
sekolah. Dengan maksud untuk membangun serta menggali
partisipasi warga sekolah dalam kegiatan kegiatan yang memiliki
muatan pengelolaan dan pelestarian lingkungan.
Indikator dan Kriteria Green School
Dalam muwujudkan program green school telah ditetapkan
berbagai indikator:
a. Pengembangan kebijakan sekolah peduli dan berbudaya
lingkungan
b. Pengembangan kurikulum berbasis lingkungan
c. Pengembangan kegiatan berbasis partisipatif
d. Pengembangan dan pengelolaan sarana
pendukung sekolah
Pengembangan kurikulum berbasis lingkungan
Penyampaian materi lingkungan hidup kepada siswa
dapat dilakukan melalui kurikulum secara terintegrasi atau
monolitik. Pengembangan materi, model pembelajaran dan
metode belajar yang bervariasi dilakukan untuk memberikan
pemahaman kepada siswa tentang lingkungan hidup yang
dikaitkan dengan persoalan lingkungan sehari hari. Tema
lingkungan hidup diharapkan menjadi kerangka utama
dalam pengembangan dan penyusunan kurikulum berbasis
lingkungan hidup. Pengembangan kurikulum berbasis
13
lingkungan hidup untuk mewujudkan sekolah yang peduli
dan berbudaya lingkungan dapat dicapai melalui hal hal
berikut:
1) Pengembangan model pembelajaran lintas mata
pelajaran
2) Pengendalian dan pengembangan materi serta
persoalan lingkungan hidup yang ada di masyarakat
sekitar
3) Pengembangan metode belajar berbasis lingkungan
dan budaya
4) Pengembangan kegiatan extra kurikuler untuk
peningkatan pengetahuan dan kesadaran siswa
tentang lingkungan hidup
2.3 Museum Biologi UGM
Museum Biologi UGM adalah museum khusus atau museum pendidikan
yang memiliki benda-benda hayati dan benda-benda lainnya yang berhubungan
dengan lingkungan hidup.
Fasilitas Yang Dimiliki
Koleksi binatang tak bertulang belakang (invertebrate) dan binatang
bertulang belakang (vertebrata)
Gb. 2.2 Jogja Green School
Sumber: Tribunnews.com
14
Koleksi tumbuh-tumbuhan yang diawetkan dalam bentuk Herbarium
kering dan basah, yaitu : Herbarium kering lebih kurang 1.672 species
dari 180 familia, dan Herbarium basah lebih kurang 350 buah
Koleksi fosil, terdiri dari beberapa fosil hewan dan tumbuh-tumbuhan,
4. Aquaria, diantaranya beberapa jenis ikan dan tumbuh-tumbuhan air
yang masih hidup, dikoleksi dalam beberapa aquarium.
Beragam koleksi kerangka fauna juga akan memperkaya khasanah
pengetahuan pengunjung. Kerangka gajah Nyi Bodro yang berasal dari
Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Badak Jawa, Dugong, Kuda dan
Walabi merupakan sebagian koleksi kerangka unggulan Museum Biologi
UGM.
Koleksi flora ditampilkan dalam bentuk awetan kering dan basah.
Koleksi biji dan tanaman obat yang mewakili tradisi dan budaya juga
dimiliki oleh Museum Biologi UGM. Penelitian ini dilaksanakan di
Museum Biologi UGM. Museum ini terletak di Jl. Sultan Agung 22
Yogyakarta. Museum ini diresmikan pada tanggal 20 September 1969
pada peringatan Dies Natalis Fakultas Biologi UGM, merupakan gabungan
dari Museum Zoologicum dan Herbarium. Museum ini memiliki koleksi
spesimen hewan dan tumbuhan dalam bentuk awetan kering, awetan basah
serta fossil yang berasal dari Indonesia dan beberapa dari luar negri.
Koleksi di museum ini digunakan sebagai sarana studi dosen, mahasiswa,
pelajar dan umum (Fakultas Biologi UGM, 2012).
Gb. Bagian dalam Museum Biologi UGM
Sumber: www.2JogJa.Com
15
2.4 Desa Sukunan
Desa sukunan menawarkan beragam kegiatan yang berbasis
lingkungan, kegiatan yang disebut ecotourism ini sudah dilakukan sejak tahun
2003. Yakni perintisan desa ini untuk menjadi desa berbasis lingkungan.
Dikenal dengan desa berbasis lingkungan karena desa ini telah berhasil
mengolah sampah mandiri secara baik. Mulai dari tingkat rumah tangga,
hingga kelompok yang
Desa Sukunan adalah desa wisata berbasis lingkungan atau disebut
ecotourism, yang memulai hal ini sejak tahun 2003. Sukunan yang berada sekitar
lima kilometer dari Tugu Yogyakarta ke arah barat itu, resmi menjadi Kampung
Wisata Lingkungan sejak 19 Januari 2009. Proses pemberdayaan masyarakat
desa sukunan berlangsung melalui berbagai tahapan dalam sebuah proses
pemberdayaan masyarakat, yakni tahap assessment, tahap perencanaan, tahap
implementasi, tahap evaluasi dan tahap pengembangan (Noorkamillah, 2005).
Sebagai Kampung Wisata Lingkungan, Sukunan menawarkan beragam kegiatan
berbasis lingkungan kepada para wisatawan. Wisatawan yang mampir ke
Sukunan dapat belajar tentang cara mengolah sampah untuk dijadikan barang
kerajinan maupun produk lain yang bermanfaat. Selain itu, wisatawan juga bisa
menikmati pemandangan khas perdesaan yang masih asri.
Desa Sukunan menjadi sebuah kampung wisata berbasis lingkungan
karena masyarakat Sukunan telah menjalankan proses pengolahan sampah
secara mandiri baik di tingkat rumah tangga hingga di tingkat kelompok.
Kegiatan ini pun menghasilkan berbagai produk olahan sampah yang memiliki
nilai lebih seperti aneka produk kerajinan dari sampah plastik, kerajinan dari
kain perca serta pupuk kompos dari sampah organik.
d. Fasilitas Yang Dimiliki
Fasilitas yang di sediakan oleh desa wisata sukunan adalah homestay
yang berupa rumah-rumah penduduk yang dapat disewa sekaligus sebagai
tempat berinteraksi langsung dengan warga sekitar.
16
2.5 Candi Borobudur
Candi Borobudur dipercaya sebagai perwujudan dari kitab suci yang berisi
cerita-cerita tentang dewa, kehidupan manusia, hewan, dan perwujudan
‘Boddhisatva’ yang diarahkan sebagai monumen atas intisari kehidupan dari dasar
hingga puncak bangunan. Kemegahan Candi Borobudur menjadikannya salah satu
tujuan wisata para turis lokal maupun internasional sehingga menjadi aset
kebanggaan Indonesia. Bersama dengan situs manusia purba Sangiran dan Candi
Prambanan, Candi Borobudur menjadi situs warisan dunia UNESCO dari
Indonesia yang dikategorikan dalam World Heritage of Culture yang harus
dilestarikan (Hidayat, 2014).
Berdasarkan Prasasti tanggal 842 AD, seorang sejarawan Casparis
menyatakan bahwa Borobudhur merupakan salah satu tempat untuk berdoa. Di
mana dalam prasasti tersebut mengandung kata “Kawula i Bhumi Sambhara”
yang artinya asal kesucian dan Bhumi Sambara merupakan nama sebuah sudut
di Candi Borobudhur tersebut. Setiap lantai pada Candi Borobudhur ini terdapat
tema-tema yang berbeda karena pada setiap tingkat tersebut melambangkan
tahapan kehidupan manusia. Hal ini sesuai dengan ajaran Buddha Mahayana
bahwa setiap orang yang ingin mencapai tingkat kesempurnaan sebagai Buddha
harus melalui setiap tahapan kehidupan. Pada setiap lantai di Candi Borobudhur
terdapat relief-relief yang bila dibaca dengan runtut akan membawa kita
memutari candi searah jarum jam.
Hal ini menggambarkan filosofi Buddha yaitu semua kehidupan berasal dari
bebatuan. Batu kemudian menjadi pasir, lalu menjadi tumbuhan, lalu menjadi
serangga, kemudian menjadi binatang liar, lalu binatang peliharaan, dan terakhir
menjadi manusia. Proses ini disebut sebagai reinkarnasi. Proses terakhir adalah
Gb. Suasana Desa Sukunan
Sumber: www.klenthing - blogger
17
menjadi jiwa dan akhirnya masuk ke nirwana. Setiap tahapan pencerahan pada
proses kehidupan ini berdasarkan filosofi Buddha digambarkan pada relief dan
patung pada seluruh Candi Borobudur.
e. Fasilitas Yang Dimiliki
Museum Karmawibangga / Borobudur
Museum ini menampilkan beragam informasi mengenai Candi Borobudur
dari sudut pandang sejarah, arkeologi, arsitektur, lingkungan, dll. Beragam
artifak yang ditemukan di sekitar Candi Borobudur juga didisplay secara
aktif di museum ini.
Museum Kapal Samudraraksa
Museum Kapal Samudraraksa merupakan satu dari dua museum yang ada
di kawasan Candi Borobudur. Museum ini menjadi persinggahan terakhir
Kapal Samudraraksa atau Kapal Borobudur yang telah mengarungi
Samudera Hindia hingga ke wilayah Afrika. Museum yang diresmikan
pada tanggal 31 Agustus 2005 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhyono
ini terdiri dari tiga bangunan.
Kereta Mini
Berkeliling Candi dapat juga dilakukan dengan mengendarai kereta taman.
Dapat melihart candi dari seluruh arah dan juga melihat taman serta
museum yang tersedia di taman wisata candi
Gb. Candi Borobudur
Sumber: www.Info Budaya Indonesia.com
18
DAFTAR PUSTAKA
Fakultas Biologi UGM. (2012). Universitas Gadjah Mada » Museum Biologi.
Diakses di http://biologi.ugm.ac.id/?page_id=1886 pada tanggal 3
Nopember 2017.
Hidayat, Ima Kusumawati dkk. (2014). Mengenal Relief, Mudra dan Stupa Candi
Borobudur untuk Anak-Anak Usia 9-12 Tahun melalui Edugame. ITB J.
Vis. Art & Des. 1(6): 58-68.
Hudha, A. M., Amin, M., Bambang, S., & Akbar, S.. (2016). Study Of
Instructional Models and Syntax As an Effort For Developing ‘Oidde’
Instructional Model. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia. 2 (2): 109-
124.
Hudha, A. M., & Husamah. (2016). Etika Wisatawan Domestik Terhadap Upaya
Konservasi Pantai (Studi Kasus Di Pantai Balekambang Kabupaten
Malang) Ethics of Domestic Tourist to Beach Conservation (Case Study
of Balekambang Beach, Malang District). Jurnal Semnas dan Konas
BKPSL. 1 (1): 1-9.
Setyaningrum, Y. & Husamah. (2011). Optimalisasi Penerapan Pendidikan
Karakter Disekolah Menengah Berbasis Keterampilan Proses: Sebuah
Perspektif Guru IPA-Biologi. Jurnal Penelitian dan Pemikiran
Pendidikan, 1(1), 69-81.
Pantiwati, Yuni, Husamah, Hudha, A. M. 2016. Pembelajaran OIDDE melalui
Studi Lapang Terintegrasi Luar Negeri (Slt-Ln) untuk Mengembangkan
Kemampuan Pengambilan Keputusan Etis Calon Guru Biologi. Naskah
Publikasi Penelitian Blockgrant. 1(1): 1-9.