18
PROPOSAL TUGAS AKHIR I. LATAR BELAKANG Tugas akhir (skripsi) pada dasarnya merupakan salah satu mata kuliah yang wajib diambil sebagai syarat untuk menyelesaikan studi pada program studi Teknik Pertambangan Universitas Palangkaraya, di mana dalam kegiatan ini kita dituntut untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama dibangku kuliah dengan keadaan di lapangan yang sebenarnya. Penerapan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah tersebut sering mengalami kendala dikarenakan terbatasnya ilmu yang diperoleh di perguruan tinggi yang bersangkutan, baik disebabkan oleh terbatasnya sarana dan prasarana sebagai penunjang kuliah yang disediakan oleh pihak perguruan tinggi maupun kemampuan mahasiswa itu sendiri. Keterbatasan inilah yang diantisipasi dengan dilaksanakannya mata kuliah Tugas Akhir (TA). Adapun pelaksanaan Tugas Akhir (TA) tersebut dilakukan pada perusahaan yang bergerak pada bidang usaha yang sesuai atau relevan dengan bidang ilmu yang dipelajari, dalam hal ini bidang usaha Pertambangan.

Proposal Tugas Akhir

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Proposal Tugas Akhir

PROPOSAL TUGAS AKHIR

I. LATAR BELAKANG

Tugas akhir (skripsi) pada dasarnya merupakan salah satu mata kuliah yang wajib

diambil sebagai syarat untuk menyelesaikan studi pada program studi Teknik

Pertambangan Universitas Palangkaraya, di mana dalam kegiatan ini kita dituntut untuk

dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama dibangku kuliah dengan keadaan di

lapangan yang sebenarnya.

Penerapan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah tersebut sering mengalami

kendala dikarenakan terbatasnya ilmu yang diperoleh di perguruan tinggi yang

bersangkutan, baik disebabkan oleh terbatasnya sarana dan prasarana sebagai penunjang

kuliah yang disediakan oleh pihak perguruan tinggi maupun kemampuan mahasiswa itu

sendiri. Keterbatasan inilah yang diantisipasi dengan dilaksanakannya mata kuliah Tugas

Akhir (TA).

Adapun pelaksanaan Tugas Akhir (TA) tersebut dilakukan pada perusahaan yang

bergerak pada bidang usaha yang sesuai atau relevan dengan bidang ilmu yang dipelajari,

dalam hal ini bidang usaha Pertambangan.

Perusahaan yang ditunjuk untuk kegiatan praktek tersebut adalah perusahaan yang

bersedia membina dan mengarahkan serta bersedia memberikan pengalaman ilmu praktek

secara langsung di lapangan kepada mahasiswa yang melaksanakan kerja praktek. Hal ini

penting diperhatikan, karena melalui kerja praktek diharapkan sumber daya manusia

meningkat hingga mendapatkan pengalaman kerja yang dapat berguna nantinya pada

masa mendatang serta dapat mempunyai pandangan umum mengenai aktifitas kegiatan

penambangan di sebuah perusahaan.

Page 2: Proposal Tugas Akhir

Adapun judul dari Tugas Akhir yang ingin saya ajukan yaitu : Dewatering Monthly

Planning System Catchment Area Sump Pit Biasa pada PT. Kideco Jaya Agung.

Latar belakang dalam pemilihan judul ini adalah keinginan untuk mendapatkan

pengalaman dan mengetahui lebih lanjut tentang proses dewatering.

Jika pihak perusahaan berkehendak merubah judul yang sesuai dengan kebijaksanaan

pihak perusahaan, saya bersedia dan tidak keberatan menerima perubahan tersebut.

II. TUJUAN TUGAS AKHIR

Adapun tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk mengetahui tentang

Dewatering Monthly Planning System Catchment Area Sump Barat Pit Bisa pada PT.

Kideco Jaya Agung.

III. RUANG LINGKUP KEGIATAN

Dalam kegiatan tugas akhir ini masalah yang dipelajari sesuai dengan

judul dan tujuan dari proposal ini, yaitu Dewatering Monthly Planning System

Catchment Area Sump Barat Pit Bisa pada PT. Kideco Jaya Agung.

IV. DASAR TEORI

Aliran Air Permukaan (Air Limpasan)

Air limpasan permukaan adalah air hujan yang mengalir di atas permukaan tanah.

Air limpasan ini secara garis besar dipengaruhi oleh elemen-elemen meteorologi

yang diwakili oleh curah hujan dan elemen-elemen daerah pengaliran yang

menyatakan sifat-sifat fisik dari daerah pengaliran.

Page 3: Proposal Tugas Akhir

Secara sederhana daur hidrologi dapat dimulai dari evaporasi air laut. Uap

yang dihasilkan dibawa oleh udara yang bergerak. Dalam kondisi yang

memungkinkan uap tersebut terkondensasi membentuk awan, yang pada akhirnya

menghasilkan presipitasi. Presipitasi yang jatuh ke bumi menyebar dengan arah

berbeda-beda dalam beberapa cara. Sebagian besar dari presipitasi tersebut untuk

sementara tertahan di tanah dekat tempat jatuhnya dan akhirnya dikembalikan lagi

ke atmosfir oleh evaporasi dan pemeluhan (transpirasi) oleh tanaman. Sebagian

air mengalir di permukaan tanah (run off) menuju sungai dan sebagian lagi

menembus masuk ke tanah menjadi air tanah (groundwater). Dalam daur

hidrologi, perputaran air tidaklah selalu merata karena adanya pengaruh

metereologi (suhu, tekanan, atmosfir, angin, dll) dan kondisi topografi.

Untuk menentukan besar limpasan, data pendukung yang diperlukan yaitu :

1. Intensitas hujan yang didapat dari pengolahan data curah hujan dengan

periode ulang tertentu.

2. Luas cathmentarea (daerah tangkapan hujan).

3. Koefisien Limpasan, angka koefisien limpasan dipengaruhi oleh kondisi

topografi dan rapat tidaknya vegetasi.

Pengukuran Curah Hujan

Curah hujan adalah jumlah air hujan yang jatuh pada satu satuan luas dan

dinyatakan dengan satuan mm. Curah hujan diukur dengan alat penakar hujan

yang terdiri dari alat penakar hujan biasa dan alat penakar hujan otomatis.

Berdasarkan Standard World Meteorogical Organization, jarak meletakan alat

penakar hujan adalah :

Page 4: Proposal Tugas Akhir

D > 4H

Dimana :

H = tinggi pohon/ bangunan (m)

D = jarak dengan alat penakar hujan (m)

Data curah hujan yang diperoleh dari stasiun pengamat hujan merupakan

besarnya curah hujan harian maksimum yang terjadi selama selama satu tahun dan

dinyatakan dengan satuan mm/hari.

Analisis Periode Ulang Hujan

Sistem hidrologi kadang-kadang di pengaruhi oleh peristiwa – peristiwa yang

luar biasa, seperti hujan lebat, banjir dan kekeringan. Besaran peristiwa ekstrim

berbanding terbalik dengan frekuensi kejadiannya, peristiwa yang luar biasa

ekstrim kejadiannya sangat langka.

Periode ulang hujan adalah jangka waktu suatu hujan dengan tinggi intensitas

yang sama atau lebih besar kemungkinan dapat terjadi lagi. Tujuan analisis

periode ulang hujan adalah menentukan besaran peristiwa-peristiwa ekstrim yang

berkaitan dengan frekuensi kejadiannya melalui penerapan distribusi

kemungkinan.. Penentuan periode ulang hujan untuk perencanaan sarana

penyaliran tambang dapat dilakukan berdasarkan harga acuan periode ulang.

Harga acuan ulang hujan adalah 10-25 tahun.

Page 5: Proposal Tugas Akhir

Analisis periode ulang hujan ini didasarkan pada sifat statistik data kejadian

yang telah lalu untuk memperoleh probabilitas besaran hujan dimasa yang akan

datang. Dengan anggapan bahwa sifat statistik kejadian hujan yang akan datang

masih sama dengan sifat statistik kejadian hujan masa lalu.

Uji Chi Kuadrat

Chi Kuadrat adalah suatu teknik statistik yang memungkinkan penyelidik menilai

probabilitas memperoleh perbedaan frekuensi yang nyata (yang diobservasi)

dengan frekuensi yang diharapkan dalam kategori-kategori tertentu sebagai akibat

dari kesalahan sampling.

Uji chi kuadrat dimaksudkan untuk menentukan apakah metode yang

digunakan dapat mewakili distribusi statistik sampel data yang dianalisa.

Pengambilan keputusan ini menggunakan parameter X2 karena itu disebut uji chi

kuadrat (Suripin, 2003 : 57).

Formulasi rumusan dasar untuk uji chi kuadrat, yang juga dipakai sebagai alat

estimasi adalah sebagai berikut :

X 2=∑e=1

k ( f o−f e )2

f e

dimana :

X2 = Chi kuadrat

fo = Frekuensi hasil observasi dari sampel penelitian

fe = Frekuensi yang diharapkan pada populasi penelitian

Page 6: Proposal Tugas Akhir

Analisis Intensitas Hujan

Intensitas hujan adalah banyaknya curah hujan per satuan waktu tertentu dan

dinyatakan dengan satuan mm/jam. Dengan kata lain bahwa intensitas curah hujan

menyatakan besarnya curah hujan dalam jangka pendek yang memberikan

gambaran derasnya hujan perjam. Untuk mengelola data curah hujan menjadi

intensitas hujan di gunakan cara statistik dari data pengamatan curah hujan yang

terjadi.

Panjang waktu di mana hujan turun disebut dengan durasi hujan. Bila tidak

dijumpai data untuk setiap durasi hujan, maka diperlukan pendekatan secara

empiris dengan berpedoman kepada durasi 60 menit (1 jam) dan pada curah hujan

harian maksimum yang terjadi setiap tahun. Cara lain yang lazim digunakan

adalah dengan mengambil pola intensitas hujan untuk kota lain yang mempunyai

kondisi yang hampir sama.

Jika data curah hujan yang digunakan adalah curah hujan harian, maka intensitas

hujan dapat dihitung dengan rumus Mononobe, yaitu :

I=R24

24 (24t )

23

Dimana :

R24 = Curah hujan maksimum harian (mm/hari)

t = Lamanya hujan (jam)

I = Intensitas hujan (mm/jam)

Page 7: Proposal Tugas Akhir

Catchment Area

Catchment area merupakan suatu areal atau daerah tangkapan hujan dimana

batas wilayah tangkapannya ditentukan dari titik-titik elevasi tertinggi sehingga

akhirnya merupakan suatu poligon tertutup yang mana polanya disesuikan dengan

kondisi topografi, dengan mengikuti kecenderungan arah gerak air.

Dengan pembatasan catchmentarea maka diperkirakan setiap debit hujan

yang tertangkap akan terkonsentrasi pada elevasi terendah pada catchment

tersebut. Pembatasan catchment area biasa dilakukan pada peta topografi dan

untuk perencanaan sistem penyaliran dianjurkan dengan menggunakan peta

rencana penambangan dan peta situasi tambang.

Debit Limpasan

Hujan yang terjadi mengakibatkan adanya air hujan yang kemungkinan

sebagian besar menggenang dan mengalir di permukaan tanah (run off) dan

sebagian kecil meresap kedalam lapisan tanah (infiltrasi). Debit aliran maksimum

dianalisis berdasarkan metode Rasional USSCS (1973) berikut ini :

Q = 0,002778 x C x A x I

Dimana :

Q = Debit (m3/detik)

C = Koefisien Limpasan

I = Intensitas curah hujan (mm/jam)

A = Luas daerah aliran (ha)

Page 8: Proposal Tugas Akhir

Permeabilitas Tanah

Permeabilitas tanah merupakan sifat bahan berpori yang memungkinkan

aliran rembesan dari cairan yang berupa air mengalir melewati rongga pori yang

menyebabkan tanah bersifat permeable. Permeabilitas tanah dipengaruhi oleh

beberapa hal, yaitu besar kecilnya ukuran pori-pori tanah, gradasi tanah

(pembagian dan ukuran butir-butir tanah) dan kepadatannya, kadar air yaitu berat

jenis dan kekentalannya dan kadar udara diantara butir-butir padat.

Tanah permeable disebut tanah yang mudah dilalui oleh air, sedangkan tanah

impermeable adalah tanah yang sulit dilalui oleh air. Contoh tanah yang

permeable adalah tanah pasir dan kerikil, oleh karena itu jenis tanah ini sangat

cocok sekali untuk sistem drainase pipa dibawah muka tanah. Contoh tanah

impermeable adalah tanah lempung murni, sehingga dihindari untuk penggunaan

pada sistem drainase pipa.

Total Padatan Tersuspensi (Total Suspended Solid)

TSS (Total Suspended Solid) atau total padatan tersuspensi adalah padatan

yang tersuspensi di dalam air berupa bahan-bahan organik dan inorganik yang

dapat disaring dengan kertas millipore berpori-pori 0,45 μm. Materi yang

tersuspensi mempunyai dampak buruk terhadap kualitas air karena mengurangi

penetrasi matahari ke dalam badan air, kekeruhan air meningkat yang

menyebabkan gangguan pertumbuhan bagi organisme produser.

Semakin ke hilir maka akan semakin besar jumlah angkutan padatan yang

terkandung, hal ini disebabkan karena aliran air dapat menggerus dan membawa

Page 9: Proposal Tugas Akhir

lapisan atas tanah yang dilewatinya. Selain itu kecepatan juga semakin berkurang

yang mana diakibatkan semakin banyak jumlah sedimen yang terangkut.

TSS dapat diukur dengan menggunakan Metode Gravimetri. Caranya adalah

ambil sampel air pada beberapa stasiun pengamatan yang telah ditentukan dengan

menggunakan botol sampel pada lapisan permukaan (0 m). Sampel air diambil

sebanyak 1 liter setiap stasiun dan disaring dengan menggunakan kertas saring.

Kertas saring sebelum digunakan terlebih dahulu dipanaskan dalam oven pada

suhu 80 °C selama 24 jam, kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang

sampai berat konstan. Selanjutnya kertas saring yang telah digunakan dan berisi

residu dipanaskan seperti di atas, dan ditimbang. Selisih antara berat kertas saring

dengan residu terhadap berat kertas saring tanpa residu merupakan kandungan

total zat padat tersuspensi (Anonim, 2009c).

Berdasarkan analisa diatas, ditentukan TSS menggunakan persamaan:

TSS=( A−B )

C

Dimana :

TSS = berat sedimen tersuspensi (mg/L)

A = berat kering akhir saringan dalam (mg)

B = berat kering awal saringan dalam (mg)

C = volume air yang disaring (L)

Page 10: Proposal Tugas Akhir

Manfaat perhitungan total suspensed solid pada kolam penampungan air

adalah menghitung jumlah lumpur yang terangkut dan mengendap di dasar kolam

yang dapat menyebabkan pendangkalan kolam. Untuk selanjutnya dapat

diperkirakan waktu pengerukan untuk kolam tersebut.

Aliran Air Tanah (Ground Water)

Batuan yang mampu menyimpan dan mengalirkan air tanah disebut dengan

akuifer. Cara mendapatkan air tanah secara alami adalah dengan mengambil air

tanah yang muncul di permukaan sebagai mata air atau keluarnya air tanah

sebagai akibat aktivitas buatan manusia.

Semua tanah dan batuan yang bersifat porous memudahkan air mengalir

melalui pori-pori yang saling berhubungan diantara partikel-partikel atau butiran-

butiran tanah tersebut. Suatu akuifer dapat merembes atau bocor melalui sesar

atau kekar batuan kemudian naik ke permukaan tanah.

Volume Air di dalam Pit

Volume air di dalam Pit merupakan total jumlah air limpasan dan air tanah.

Perhitungan yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :

Volume Air Pit = Air Limpasan Permukaan + Air Tanah

Rancangan Desain Sump

Pembuatan sump di daerah penambangan adalah untuk menampung limpasan

air tambang yang terdapat di lokasi penggalian sebelum air itu dipompakan.

Dalam perancangan dimensi sump untuk tambang terbuka ada beberapa faktor

yang berpengaruh, faktor – faktor tersebut antara lain debit air yang akan

ditampung sump, permeabilitas tanah, waktu pengaliran, lebar sump itu sendiri

Page 11: Proposal Tugas Akhir

dan masih banyak faktor-faktor lainnya sehingga untuk memudahkan perhitungan

maka perancangan sump ini menggunakan analisis perbandingan volume air yang

dapat ditampung sump dan debit aliran air yang masuk ke sump.

Sistem kolam terbuka (open sump) diterapkan untuk membuang air dari

lokasi kerja penambangan. Air dipompa keluar dan pemasangan jumlah pompa

tergantung pada kedalaman penggalian. Bisa satu unit, dua unit atau beberapa

unit. Jika beda tinggi melebihi kemampuan tinggi isap pompa maka dapat dibuat

sump tunda. Kapasitas pompa harus disesuaikan dengan debit air yang masuk ke

daerah penambangan tersebut, tetapi resikonya pompa harus dihidupkan secara

terus-menerus. Apabila kapasitas pompa yang digunakan lebih besar dari debit

maka penggunaan pompa bisa secara periodik.

Sistem Pemompaan

Dalam sistem penyaliran tambang, pompa air diperlukan untuk mengeluarkan

air dari sump. Letak pompa air biasanya satu meter di atas dasar galian, sedangkan

lubang sump diperkuat dengan material kayu, semen, batu dan lain-lain agar tidak

mudah longsor. Pada dasar sumur biasanya diberi hamparan batu kerikil setebal +

0,50 meter. Ukuran dari lubang sump tergantung pada perkiraan maksimum

inflow, lamanya waktu pengisian air serta kapasitas pompa yang dipergunakan.

Pada sump semi permanen, pompa air diletakkan pada platform khusus ataupun

diatas ponton.

Page 12: Proposal Tugas Akhir

V. METODE PENGAMBILAN DATA

Cara pengumpulan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi:

a. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data-data dari buku, jurnal, laporan

penelitian dan internet tentang sistem penyaliran tambang.

b. Observasi lapangan, yaitu pengambilan data di lapangan meliputi data dimensi

sump awal, pengambilan sampel untuk pengujian totalsuspendedsolid,

pengukuran debit outlet pompa dan pengukuran head total pompa.

c. Wawancara dengan pembimbing lapangan dan karyawan perusahaan

berkenaan dengan topik penelitian.