27
BAB I PENDAHULUAN Dunia bisnis selalu mengalami ketidakpastian sebagai akibat siklus perekonomian yang terus berubah, selain itu perkembangan ekonomi di Indonesia tiap tahun tidak menentu sehingga menuntut kemampuan untuk melakukan berbagai kebijakan yang diharapkan mampu mendorong perkembangan khususnya di bidang perbankan di Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk mengantisipasi dan meninjau persaingan antara bank satu dengan bank yang lain, maka dana yang dihimpun harus bisa direncanakan dengan baik dan maksimal sehingga dapat disalurkan kepada masyarakat melalui bentuk pinjaman kredit. Bank merupakan lembaga yang berusaha untuk menyalurkan kredit sebanyak-banyaknya, begitu juga dengan BPR. BPR merupakan Lembaga Keuangan Bank yang berfungsi untuk meningkatkan kebutuhan pelayanan akan jasa-jasa perbankan bagi masyarakat menengah. BPR memberikan jasa layanan simpanan dan kredit seperti layaknya bank umum, tetapi BPR tidak memberikan layanan giro ataupun kegiatan valuta asing dan asuransi. Keuntungan yang diperoleh bank dari penyaluran kredit tersebut berasal dari selisih antara bunga kredit dan bunga simpanan yang merupakan sumber pendapatan bank 1

PROSEDUR PERKREDITAN.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PROSEDUR PERKREDITAN.docx

BAB I

PENDAHULUAN

Dunia bisnis selalu mengalami ketidakpastian sebagai akibat siklus perekonomian yang terus

berubah, selain itu perkembangan ekonomi di Indonesia tiap tahun tidak menentu sehingga

menuntut kemampuan untuk melakukan berbagai kebijakan yang diharapkan mampu mendorong

perkembangan khususnya di bidang perbankan di Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

Untuk mengantisipasi dan meninjau persaingan antara bank satu dengan bank yang lain, maka

dana yang dihimpun harus bisa direncanakan dengan baik dan maksimal sehingga dapat

disalurkan kepada masyarakat melalui bentuk pinjaman kredit.

Bank merupakan lembaga yang berusaha untuk menyalurkan kredit sebanyak-banyaknya, begitu

juga dengan BPR. BPR merupakan Lembaga Keuangan Bank yang berfungsi untuk

meningkatkan kebutuhan pelayanan akan jasa-jasa perbankan bagi masyarakat menengah. BPR

memberikan jasa layanan simpanan dan kredit seperti layaknya bank umum, tetapi BPR tidak

memberikan layanan giro ataupun kegiatan valuta asing dan asuransi. Keuntungan yang

diperoleh bank dari penyaluran kredit tersebut berasal dari selisih antara bunga kredit dan bunga

simpanan yang merupakan sumber pendapatan bank yang utama. Akan tetapi BPR memiliki

tingkat suku bunga yang tidak terlalu tinggi. Dalam hal ini kredit BPR wajib melaksanakan

langkah-langkah yang tepat saat melaksanakan mekanisme penyaluran dan pencairan kredit,

yaitu: tahap-tahap permohonan, investigasi, analisis, keputusan persetujuan atau penolakan

permohonan, pencairan kredit, administrasi, pengawasan dan pembinaan, serta pelunasan

kredit. Permasalahan dalam pemberian perkreditan ini adalah permasalahan multikriteria dimana

bank harus tetap memperhatikan prinsip kehati-hatiannya dalam melakukan penyaluran kredit

dan harus memperhatikan azas-azas perkreditan yang sehat agar tidak menimbulkan suatu resiko.

1

Page 2: PROSEDUR PERKREDITAN.docx

BAB II

PEMBAHASAN MATERI

PROFIL PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN

Pendirian bank perkreditan rakyat di lingkungan pelayanan Gereja Batak Karo Protestan (GBKP)

digagas oleh Pdt. Borong Tarigan setelah pada tahun 1976 mengikuti kursus Dewan Gereja Asia

yang diadakan di Filipina. Pada pertemuan tersebut muncul kesadaran bahwa Gereja bisa efektif

berpartisipasi dalam pembangunan global jika memiliki lembaga keuangan yang berorientasi

pada jemaat dan masyarakat di sekitarnya. Gagasan tersebut juga disampaikan kepada rekan-

rekan sesama Pendeta GBKP dan mendapat sambutan hangat terhadap tujuan pokoknya, yaitu

untuk memerangi praktek rentenir demi meningkatkan kesejahteraan jemaat dan masyarakat.

Namun terhadap gagasan bahwa sarana yang dipakai untuk mencapai tujuan tersebut adalah bank

perkreditan, banyak yang tidak antusias bahkan menentangnya. Kalangan yang berbeda pendapat

menganggap bahwa Gereja belum siap untuk memiliki bank dan lebih baik memilih sarana

koperasi/CU yang lebih sederhana.

Walaupun kontroversi masih terjadi namun gagasan Pdt. Borong Tarigan tersebut kemudian

didukung penuh oleh rekan-rekannya terutama yaitu Pdt. DR. E. P. Gintings, Pdt. Musa

Sinulingga, Pdt. Selamat Barus, Pdt. Usman S. Meliala, dan Pt. Drs. Jhony Ginting. Pdt. Borong

Tarigan yang kemudian Kepala Biro Padat Karya pada Departemen Partisipasi Pembangunan

GBKP mengakomodasi gagasan untuk mengembangkan CU namun hal tersebut dilaksanakan

tetap dalam rangka mewujudkan gagasan yang lebih besar yaitu pendirian Bank Perkreditan

Rakyat yang mungkin lebih rumit daripada CU tetapi diyakini lebih kokoh secara manajerial dan

lebih mampu meraih kepercayaan masyarakat.

Dalam perkembangannya, walaupun terdapat beberapa pendapat namun secara umum telah

muncul kesadaran di kalangan Pendeta GBKP bahwa praktik rentenir di Tanah Karo sangat

2

Page 3: PROSEDUR PERKREDITAN.docx

merugikan dan menjajah masyarakat luas dan jemaat GBKP khususnya. Manakala perlawanan

terhadap cengkeraman rentenir itu tidak dapat lagi sepenuhnya diharapkan dari pihak-pihak lain

termasuk pemerintah maka Gereja perlu ikut terjun langsung untuk mengatasi permasalahan

tersebut. Gereja perlu membangun lembaga perekonomian mikro sebagai sumbangsih Gereja

terhadap masyarakat dan jemaat dengan melampaui batas-batas suku, agama, ras, dan golongan

(SARA).

Karena tidak ada rohaniawan GBKP yang memiliki pengalaman dan kemampuan teknis untuk

mendirikan bank perkreditan rakyat maka gagasan yang telah ada sejak tahun 1976 tersebut tak

kunjung terwujud. Baru pada tahun 1990 Pdt. Borong Tarigan menemukan orang yang memiliki

kemampuan tersebut, yaitu Mangara Pintor Ambarita, mantan Kepala Cabang BRI Kabanjahe,

yang juga memiliki komitmen untuk memajukan lembaga keuangan mikro. M.P. Ambarita

kemudian diundang dan diminta untuk secara teknis mewujudkan gagasan yang telah ada

tersebut agar menjadi kenyataan. M.P. Ambarita kemudian membuat surat dan dokumen-

dokumen yang diperlukan untuk pengurusan ijin operasional PT. BPR Pijer Podi Kekelengen.

Melalui surat No. 001/BPR-PPK/1991 tanggal 23 Desember 1991 yang ditandatangani oleh Pdt.

Borong Tarigan tentang pengajuan permohonan persetujuan prinsip pendirian PT. Bank

Perkreditan Rakyat Pijer Podi Kekelengen yang diterima oleh Departemen Keuangan Republik

Indonesia pada tanggal 27 Desember 1991 maka akhirnya melalui surat nomor:

S-149/MK.13/1992 tertanggal 28 Januari 1992 Departemen Keuangan RI memberikan

persetujuan prinsip pendirian bank perkreditan rakyat yang harus diikuti dengan pengajuan ijin

operasional.

Persiapan demi persiapan terus dilakukan untuk melengkapi persyaratan pengajuan permohonan

ijin operasional, namun kendala demi kendala terus juga mengiringi yang hampir menimbulkan

keputusasaan. Surat permohonan ijin operasional diajukan kepada Departemen Keuangan dengan

surat bernomor 002/BPR-PPK/1992 dan 003/BPR-PPK/1992 namun masih belum memenuhi

syarat. Kemudian dengan bantuan Ir. Jusman Purba yang melakukan penyempurnaan proposal

permohonan ijin operasional tersebut, maka diajukan kembali permohonan ijin operasional

kepada Departemen Keuangan melalui surat no. 04/BPR-PPK/1992 tertanggal 1 Oktober 1992.

3

Page 4: PROSEDUR PERKREDITAN.docx

Surat tersebut akhirnya direspon oleh Departemen Keuangan RI dengan menerbitkan Surat

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: Kep-081/KM.17.1992 tentang

Pemberian Ijin Usaha/Operasional BPR-Pijer Podi Kekelengen tertanggal 13 Nopember 1992.

Sehubungan dengan persiapan-persiapan operasionalnya maka baru pada tanggal 11 Januari

1993, PT. BPR-Pijer Podi Kekelengen memulai operasionalnya kepada publik.

Pada awal berdirinya perusahaan ini hanya memiliki modal dasar sebesar Rp. 78 juta dimana

hanya Rp. 28 juta dalam bentuk uang tunai. Hingga Mei 2010, modal perusahaan mencapai Rp.

1,5 milyar dengan total aset sebesar Rp. 33,15 milyar.

Wilayah Operasional

Kantor Pusat

Jl. Jamin Ginting Km.45 Sukamakmur

Kecamatan Sibolangit Kab. Deli Serdang

Telp. 0628-97266

Kantor Cabang Berastagi

Jl. Veteran No. 156 Kab. Karo

Telp. 0628-91965

Kantor Cabang Hamparan Perak

Jl. Medan-Tanjung Pura Km. 31,5 Tandem Hilir

Kecamatan Hamparan Perak, Kab. Deli Serdang

Telp. 061-8826075

Kantor Cabang Medan

Jl. Karet Raya No. 19-20 Kel. Pokok Mangga

Kec. Medan Tuntungan, Kota Medan

Telp. 061-8361980

4

Page 5: PROSEDUR PERKREDITAN.docx

SISTEM PROSEDUR PERKREDITAN DI

PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN

Berdasarkan

SURAT EDARAN

Direksi PT. BPR Pijer Podi Kekelengen

Nomor : 36-Pers/BPR-PPK/XII/2011

Tentang : Tata Kelola PT. BPR-Pijer Podi Kekelengen

Ditetapkan di Sukamakmur,

30 Desember 2011

Dewan Komisaris

Pdt. Agustinus Purba, S.Th

(Komisaris Utama)

Direksi

Pdt. B. T. Tarigan, M.M

(Direktur)

PROSEDUR PERKREDITAN

Prosedur Permohonan Kredit

1. Nasabah/Calon Nasabah mengajukan permohonan kredit kepada Account Officer (di

Team Pelayanan) atau petugas di front desk (di kantor) dengan mengisi Formulir

Permohonan Kredit (KTP harus ada).

2. Petugas di front desk meyerahkan Formulir Permohonan Kredit kepada Analisis Kredit.

5

Page 6: PROSEDUR PERKREDITAN.docx

3. Analisis Kredit melakukan interview terhadap Nasabah/Calon Nasabah dan meninjau

lokasi usaha dan tempat tinggal Nasabah/Calon Nasabah serta barang-barang yang

hendak dijadikan agunan oleh yang bersangkuta.

4. Analisis kredit meneliti kebenaran data yang disampaikan oleh Nasabah/Calon Nasabah

dan menggali seluruh informasi yang diperlukan untuk menjadi pertimbangan bagi

pejabat yang berwenang dalam memutus kredit. Penggalian informasi juga dilakukan

dengan meminta Staff Administrasi dan Pelaporan untuk meneliti track record yang

bersangkutan melalui SID.

5. Analisis kredit membuat resume atas point no. 3 dan 4 sebagaimana tersebut di atas dan

mengajukannya kepada komite kredit.

6. Komite kredit meneliti kelayakan permohonan kredit yang diajukan tersebut dan

memberikan rekomendasi dan pertimbangan kepada pemutus kredit.

7. Pemutus kredit (Direktur Kredit di Kantor Pusat atau Pemimpin Cabang di Kantor

Cabang) membuat keputusan atas permohonan kredit paling lambat 24 jam setelah

Komite Kredit menyampaikan rekomendasi/pertimbangannya.

8. Staff Administrasi Kredit membuat Surat Informasi Keputusan Kredit atas Permohnan

yang diajukan Nasabah/Calon Nasabah dan menyampaikannya kepada yang

bersangkutan.

9. Bila Nasabah/Calon Nasabah setuju dengan keputusan sesuia dengan yang tertera dalam

Surat Informasi Keputusan Kredit maka yang bersangkutan diharapkan secepatnya

melapor ke Kantor PT. BPR Pijer Podi Kekelengen untuk melengkapi persyaratan-

persyaratan dan mengisi formulir-formulir yang diperlukan serta voucher realisasi kredit.

10. Staff Administrasi Kredit mengumpulkan seluruh formulir, bukti agunan, dan voucher

realisasi kredit ke dalam satu berkas (map).

11. Berdasarkan berkas yang telah lengkap tersebut, Staff Perkreditan memasukkan data

nasabah yang bersangkutan ke dalam system Microtech.

12. Staff Administrasi Kredit menyerahkan voucher realisasi kredit kepada nasabah untuk

diberikan kepada Teller.

13. Teller melakukan verifikasi kebenaran angka yang tertera dalam voucher realisasi kredit

dan mencatatkan transaksi realisasi kredit tersebut ke dalam program Microtech.

14. Staff Administrasi dan Pelaporan memvalidasi transaksi tersebut.

6

Page 7: PROSEDUR PERKREDITAN.docx

15. Teller memberikan uang dan voucher kepada nasabah.

16. Staff Administrasi Kredit menyimpan berkas kredit nasabah ke dalam ruang khasanah.

Prosedur Penyetoran Angsuran Kredit

1. Nasabah datang ke front desk dan menyatakan niatnya untuk menyetor angsuran kredit.

2. Petugas di front desk (customer service/staff perkreditan) memberikan voucher

penyetoran angsuran kredit kepada nasabah.

3. Nasabah mengisi voucher penyetoran angsuran kredit dengan lengkap.

4. Petugas di front desk memeriksa kelengkapan pengisian voucher angsuran kredit

membandingkannya dengan data rekening nasabah pada program Microtech.

5. Setelah semua lengkap, petugas di front desk mempersilahkan nasabah untuk melakukan

penyetoran angsuran kredit di counter Teller.

6. Teller menerima dan menghitung kesesuaian serta keabsahan uang setoran nasabah dan

mencatatkan transaksi penyetoran angsuran kredit tersebut ke dalam sistem Microtech.

7. Staff Administrasi dan Pelaporan memverifikasi dan memvalidasi transaksi tersebut.

8. Teller memberikan voucher penyetoran kredit kepada nasabah.

Prosedur Penyetoran Angsuran Kredit Antar Kantor

1. Nasabah datang ke front desk atau kepada Collection Officer dan menyatakan niatnya

untuk menyetor angsuran kredit.

2. Petugas di front desk (customer service/staff tabungan) memberikan Voucher penyetoran

angsuran kredit kepada nasabah.

3. Nasabah mengisi voucher penyetoran angsuran kredit dengan lengkap.

4. Petugas memeriksa kelengkapan pengisian voucher dan meminta pengecekan nomor

rekening nasabah di kantor yang dituju melalui komunikasi antar kantor untuk

memastikan pembayaran pokok dan bungan pinjaman yang seharusnya dibayar nasabah.

7

Page 8: PROSEDUR PERKREDITAN.docx

5. Setelah dipastikan kelengkapan dan kebenarannya, petugas di front desk mempersilahkan

nasabah untuk melakukan penyetoran angsuran kredit di counter Teller.

6. Teller menerima dan menghitung kesesuaian serta keabsahan uang nasabah dan

mencatatkan transaksi penyetoran angsuran kredit pada aplikasi Microtech dan

membukukan sebagai Kas Masuk pada Antar Kantor yang dituju.

7. Staff Administrasi pada Pelaporan memverifikasi dan memvalidasi transaksi tersebut.

8. Teller menyerahkan hasil validasi voucher storan angsuran kredit ke nasabah. Teller

melakukan komunikasi Antar Kantor bahwa transaksi tersebut telah dilakukan.

9. Teller membuat fotocopy voucher setoran nasabah yang telah divalidasi dan fotocopy

voucher dikirim ke kantor tujuan.

10. Teller dan Staff Administrasi Kantor yang dituju membuat transaski overbooking setoran

angsuran kredit melalui Anatr Kantor yang dituju dan memvalidasinya.

8

Page 9: PROSEDUR PERKREDITAN.docx

ANALISIS DAN TINJAUAN TEORITIS

Pengertian BPR

BPR adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito

berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersa makan dengan itu dan menyalurkan

dana sebagai usaha BPR.

Pengertian Kredit

Kata kredit adalah berasal dari bahasa latin, yaitu kata “credere” yang artinya

“kepercayaan”sehingga seseorang yang mendapat kredit adalah orang yang menerima

kepercayaan dari pihak yang memberikan kepercayaan tersebut (creditor), tentunya setelah

dilakukan penilaian atas kemampuan dan nilai baiknya.

Kredit adalah sistem keuangan untuk memudahkan pemindahan modal dari pemiliki kepada

pemakai dengan harapan memperoleh keuntungan. Kredit diberikan berdasarkan kepercayaan

orang lain yang memberikannya terhadap kecakapan dan kejujuran si peminjam.

Kredit menurut Undang-undang Perbakan No.10 Tahun 1998 mendefinisikan pengertian kredit

adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan

pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga.

(Thomas Suyatno, dkk, 1999:153)

Fungsi Kredit

Bantuan kredit yang diberikan oleh bank akan dapat mengatasi kekurangmampuan para

pengusaha dibidang permodalan, sehingga para measyarakat bisa mendirikan suatu usaha.

Untuk meningkatkan kegairahan berusaha

9

Page 10: PROSEDUR PERKREDITAN.docx

Sebagai alat untuk meningkatkan hubungan internasional

Meningkatkan utility suatu barang

Sebagai alat stabilitas ekonomi

Sebagai jembatan untuk meningkatkan pendapatan

Tujuan Kredit

Profitability

bahwa didalam menjalankan usaha selalu berpedoman memperoleh laba atau keuntungan

Safety

bahwa keamanan, fasilitas yang diberikan benar-benar terjamin hingga tujuan

profitability tercapai tanpa hambatan yang berarti.

Jenis-Jenis Kredit

Kredit menurut cara penarikannya :

Pinjaman rekening koran (R/K) adalah pinjaman yang diberikan bank kepada nasabah

sesuai dengan kebutuhannya. Dengan pinjaman kredit ini dihitung dari bagian yang

benar-benar telah ditariknya atau sudah diambil.

Pinjaman persekot adalah pinjaman yang penarikannya dilakuakn sekaligus pada saat

realisasi dan pelunasan angsuran dilakukan secara bulanan yang besarnya telah

ditetapkan menurut cara perhitungan tersebut.

Kredit berdasarkan ciri dan tujuannya :

Kredit Modal Kerja

kredit jangka pendek yang diberikan suatu bank kepada perusahaan untuk

membiayai kebutuhan modal kerjanya.

Kredit Investasi

fasilitas kredit yang diberikan untuk membantu pembiayaan pemohon dalam

memperoleh barang modal selain tanah yang tercermin dalam aktiva perusahaan.

Kredit Perdagangan

10

Page 11: PROSEDUR PERKREDITAN.docx

kredit yang diberikan untuk memperlancar kegiatan usaha nasabah dibidang

perdagangan.

Kredit Konsumtif

kredit yang diberikan untuk membiayai kebutuhan konsumtif yang diperlukan

pemohon dan sumber pembayaran kembali kreditnya berasal dari penghasilan

atau gaji pemohon.

Kredit Produktif

kredit yang diberikan untuk tujuan memperlancar jalannya proses produksi.

Kredit Transaksi Khusus

kredit yang hanya sekali pakai yang disetujui untuk suatu tujuan atau beberapa

tujuan tertentu.

Pengelompokan kredit berdasarkan cara pelunasannya :

Kredit dengan angsuran tetap merupakan kredit-kredit yang tergolong bagi konsumtif,

yang dalam angsuran tetap tersebut telah dimsukkan angsuran untuk pokok dan bunga.

Kredit dengan plafon tetap pada umumnya ditujukan untuk kredit modal kerja yang

berjangka waktu pendek, misalnya 1 tahun.

Kredit dengan plafon menurun secara periodik pada umumnya ditujukan untuk kredit-

kredit jangka panjang.

Pengelompokan kredit berdasarkan jangka waktu :

Kredit jangka panjang adalah kredit yang diberikan kepada calon debitur dengan jangka

waktu lebih dari tiga bulan.

Kredit jangka pendek yaitu kredit yang diberikan kepada calon debitur dengan jangka

waktu paling lama satu tahun.

Kredit jangka menengah adalah fasilitas kredit yang diberikan untuk jangka waktu lebih

satu tahun, namun kurang atau sama dengan tiga tahun.

11

Page 12: PROSEDUR PERKREDITAN.docx

Analisis Penyaluran Kredit

Analisis prinsip 5C dalam pemberian kredit sebagai berikut :

1. Character (watak)

Penilaian character nasabah merupakan masalah yang cukup komplek karena

berkaitan dengan watak dan perilaku seseorang baik secara individu maupun

dalam komunitas atau lingkungan usahanya.

2. Capacity (kemampuan)

Kemampuan peminjam dalam mengelola usahanya secara sehat untuk kemudian

memperoleh laba sesuai yang diperkirakan

3. Capital (modal)

Penilaian modal dilakukan untuk melihat apakah debitur memiliki modal yang

memadai untuk menjalankan dan memelihara kelangsungan usahanya.

4. Collateral (jaminan)

Untuk mengetahui sejauh mana nilai barang jaminan dapat menutup resiko

kegagalan pengembalian kewajiban debitur.

5. Condition Of Economic

Faktor kondisi merupakan faktor yang sangat mempengaruhi usaha calon debitur

terutama dalam kondisi persaingan bisnis yang sangat pesat.

Unsur-Unsur Kredit

Beberapa unsur pokok yang terkandung dalam pengertian kredit (Usman, 2001:283), yaitu :

a. Prestasi

Berupa nilai ekonomi atau barang ataupun uang yang diserahkan oleh pihak kepada pihak

lain dan harus dikembalikan atau dilunasi sesuai jangka waktu yang telah disepakati.

b. Kepercayaan

12

Page 13: PROSEDUR PERKREDITAN.docx

Berkaitan dengan kepercayaan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan tersebut

benar-benar akan diterima kembali dimasa yang akan datang sebagaimana yang telah

disepakati atau ditetapkan bersama.

c. Waktu

Antara pemberian kredit dan pengambilan atau pelunasan dibatasi oleh suatu masa atau

jangka waktu tertentu yang disepakati bersama.

d. Resiko

Merupakan akibat-akibat yang mungkin dalam masa kredit digunakan, mulai saat

pemberian kredit sampai saat kredit dilunasi atau dikembalikan.

Dari beberapa referensi di atas, maka dapat dinyatakan bahwa kredit merupakan kegiatan pinjam

meminjam sesuatu baik berupa uang. Kredit merupakan kemampuan untuk menyediakan uang

atau barang untuk dipinjamkan kepada pihak lain yang membutuhkan dana dengan pembayaran

pada masa yang akan datang. Berdasarkan kepastian dan kesepakatan kedua belah pihak dalam

pemberian kredit tentunya bank selaku kreditur tidak luput dari suatu resiko yang tinggi maka

dalam pemberian kredit memerlukan analisis penyaluran kredit sesuai dengan ketentuan yang

ada, lebih berhati-hati, teliti dan selektif serta memerlukan pengawasan yang sedemikian rupa

sehingga kredit bisa berjalan dengan lancar.

Prinsip 7P

1. Personality (kepribadian) adalah sifat dan perilaku dari calon debitur yang akan

digunakan sebagai dasar pemberian kredit.

2. Party adalah mengklarifikasikan nasabah berdasarkan golongan-golongan tertentu

berdasarkan modal, karakter dan loyalitasnya dimana tiap golongan memperoleh fasilitas

yang berbeda dari bank.

3. Purpose adalah tujuan dari penggunaan kredit oleh calon debitur, apakah untuk kegiatan

produkti dan konsumtif.

4. Prospect adalah prospek usaha tersebut dimasa depan, apakah menguntungkan atau

merugikan.

13

Page 14: PROSEDUR PERKREDITAN.docx

5. Payment adalah bagaimana pembayaran kembali akan dilakukan asas ini dilakukan untuk

mengetahui kelancaran pengambilan kredit.

6. Profitability adalah untuk menganalisa bagaimana usaha nasabah dalam memperoleh

laba.

7. Protection bertujuan agar usaha dan jaminan memperoleh perlindungan.

Prinsip 3R

1. Return adalah sebagai penilaian atas hasil yang akan dicapai perusahaan calon debitur

setelah memperoleh kredit.

2. Repayment adalah perhitungan kemampuan, jadwal dan jangka waktu pembayaran kredit

oleh calon debitur, tetapi perusahaannya tetap berjalan.

3. Risk Bearing Ability adalah memperhitungkan besarnya kemampuan perusahaan calon

debitur untuk menghadapi resiko, apakah resikonya besar atau kecil.

Pengelompokan Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi

Pengelompokan kredit berdasarkan sektor ekonomi dilakukan untuk kepentingan perencanaan

ekspansi secara sektoral. Bank Indonesia dalam laporan bulanan mengelompokkan kredit

berdasarkan sektor ekonomi antara lain:

1. Kredit sektor pertanian, perkebunan dan sarana pertanian

2. Kredit sektor pembangunan

3. Kredit perindustrian

4. Kredit sektor ekonomi listrik, gas dan air

5. Kredit sektor ekonomi kontruksi

6. Kredit sektor ekonomi perdagangan, restoran dan hotel

7. Kredit sektor ekonomi pengangkutan, pergudangan dan komunikasi

14

Page 15: PROSEDUR PERKREDITAN.docx

Kendala-kendala yang dihadapi BPR Pijer Podi Kekelengen

Kendala yang sering dihadapi oleh BPR Pijer Podi Kekelengen adalah kredit macet atau nasabah

melanggar perjanjian kredit yang sudah disepakati ketika akad kredit.

Kriteria kredit macet

Pengikaran terhadap isi perjanjian kredit.

Non perfoming loan, kredit tersebut dapat dikategorikan kurang lancar, diraukan,atau

macet.

Penyebab terjadinya kredit macet

Penyebab terjadinya kredit bermasalah dapat muncul dari beberapa factor:

Kesalahan Bank.

Kesalahan Debitur

Faktor Eksternal seperti kondisi perekonomian, dan persaingan perbankan yang cukup

ketat.

Kerugian yang diakibatkan kredit bermasalah.

Solusi penangan kredit macet yang dilakukan oleh BPR Pijer Podi Kekelengen

Setelah dilakukan analisis dan hasil analisis menunjukkan adanya gejala kredit bermasalah, maka

BPR Pijer Podi Kekelengen akan mengambil solusi atau penyelesaian agar kredit tersebut tidak

menjadi kredit yang bermasalah. Solusi yang diambil oleh BPR Pijer Podi Kekelengen adalah:

Memeriksa seluruh file kredit dan memperhatikan yang berkaitan dengan aspek yuridis,

nilai agunan serta kelemahan-kelemahan yang tampak.

Membuat rencana penanganan dan membicarakannya dengan debitur serta menjalin kerja

sama yang baik dengan debitur.

Menyusun pola penanganan dan membicarakannya dengan debitur serta meminta

persetujuan debitur.

15

Page 16: PROSEDUR PERKREDITAN.docx

Jenis penanganan yang dilaksanakan berdasarkan pertimbangan dari berbagai hal.

Jenis-jenis solusi yang diberikan oleh BPR Pijer Podi Kekelengen

Penyelematan

Mengatur kembali jadwal angsuran, merubah jumlah angsuran serta memperpanjang

jangka waktu kredit.

Penyelesaian

Mengakhiri hubungan debitur dengan bank dengan cara menjual asset perusahaan atau

menjual perusahaan. Kegiatan penyelesaian ini dapat dilakukan dengan dua cara, dengan

sukarela atau paksaan secara hukum.

Menghapus Kredit

Apabila kredit menjadi macet dan menurut pertimbangan bank sudah sulit untuk

melakukan proses penagihan maka kredit akan dihapuskan atau dihapus bukukan.

Penghapusan kredit harus disertai keputusan dewan komisaris.

Pengambilalihan Agunan

Ini merupakan upaya bank untuk menyelesaikan kredit, ini bersifat sementara dan bank

wajib segera menjual agunan tersebut untuk membayar kembali kewajiban kreditur.

16

Page 17: PROSEDUR PERKREDITAN.docx

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Koordinasi dalam melengkapi permohonan kredit antara bagian informasi dan petugas lapangan

kadangkala tidak sama, sehingga berpengaruh pada saat nasabah melengkapi berkas-berkas pada

saat proses pengajuan kredit.

Saran

Adanya kesinambungan informasi antara bagian informasi dan petugas lapang, sehingga

informasi yang dberikan kepada nasabah benar dan menghindari kesalahpahaman antara pihak

bank dan pihak nasabah.

17

Page 18: PROSEDUR PERKREDITAN.docx

DAFTAR PUSTAKA

Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi. Jakarta: PT Rajagrafindo

Persada

Pandu, Drs Suharto. 1988. Sejarah Pendirian Bank Perkreditan Rakyat. Jakarta: Lembaga

Pengembangan Perbankan Indonesia

Pandu, Drs Suharto. 1991. Peran Masalah dan Prospek Bank Perkreditan Rakyat. Jakarta:

Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia

Pudjo, Mulyono Teguh. 1987. Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersil. Edisi Kedua.

Yogyakarta: BPFE

Suhardjono. 2003. Manajemen Perkreditan Usaha Kecil dan Menengah. Yogyakarta: UPP

STIE, Perbanas. 1991. Dasar-Dasar Perkreditan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

http://aamkoplak.blogspot.com

http://gbkp.net

18