15
i 2016

Prosiding Seminar Nasional Keolahragaan Dalam Rangka Dies ...karyailmiah.unipasby.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Prosiding-Semnas... · Terakhir, bagi seluruh peserta seminar, baik

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Prosiding Seminar Nasional Keolahragaan Dalam Rangka Dies ...karyailmiah.unipasby.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Prosiding-Semnas... · Terakhir, bagi seluruh peserta seminar, baik

i

2016

Page 2: Prosiding Seminar Nasional Keolahragaan Dalam Rangka Dies ...karyailmiah.unipasby.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Prosiding-Semnas... · Terakhir, bagi seluruh peserta seminar, baik

Prosiding Seminar Nasional Keolahragaan Dalam Rangka Dies Natalis UNNES ke 51 Tahun 2016 : Konservasi Nilai-Nilai Keolahragaan Melalui Olympic Movement

Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang Gedung F1, Sekaran Kampus Gunung Pati, Kota Semarang, Indonesia 50229 Email: [email protected] Telp./Fax.: +6224 8508007

Publikasi pertama bulan Maret 2016: Editor : Rivan Saghita Pratama, S.Pd., M.Or., Fahmi Abdul Aziz, S.Pd.,M.Pd., Anggit

Wicaksono, S.Pd.,M.Pd., Dwi Tiga Putri,S.Pd.

Diterbitkan oleh: Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Semarang Di Semarang

Alamat Penerbit: Gedung F Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229, Telepon: (024) 8508007, Faks: (024) 8508007 Laman: http://fik.unnes.ac.id, Email: [email protected]

ii

Page 3: Prosiding Seminar Nasional Keolahragaan Dalam Rangka Dies ...karyailmiah.unipasby.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Prosiding-Semnas... · Terakhir, bagi seluruh peserta seminar, baik

SAMBUTAN REKTOR

Tahun 2016, UNNES sampai pada tahun ke 51 perjalanan hidupnya. Pada

tahun ini nilai utama pengembangan universitas adalah akselerasi inovasi.

Akselerasi inovasi hanya bisa dilakukan oleh warga UNNES yang sehat dan kuat

menghadapi tantangan. Oleh karena itu, Seminar Nasional Keolahragaan ini

diadakan tepat pada waktunya. Konservasi nilai-nilai keolahragaan melalui Olympic

Movement, yang menjadi tema seminar nasional kali ini, sungguh berharga untuk

dikemukakan dan dibahas di era generasi muda yang lebih suka duduk memegang

gadget daripada turun ke lapangan berolahraga. Saya selaku Rektor Universitas

Negeri Semarang berharap muncul gagasan-gagasan ilmiah baru dalam Seminar

Keolahragaan ini sehingga semangat olimpisme dapat dikuatkan di jiwa seluruh

generasi bangsa kita.

Terima kasih saya haturkan kepada seluruh pembicara utama yang telah

menyempatkan hadir di kegiatan ini untuk berbagi ilmu. Dr. Hc. Rita Subowo (IOC)

sudah lama membidani bidang keolahragaan dan secara pribadi mengawal

perkembangan keolahragaan di UNNES. Laksamana TNI (Purn) Ahmad Sutjipto

(Kasatlak PRIMA) adalah tokoh penting yang mengawal perjalanan kita menuju

Indonesia Emas. Prof. Dr. Soegiyanto, M.S. adalah pegiat keolahragaan internal di

UNNES dan namanya sudah dikenal di Jawa Tengah dan bahkan di tingkat Nasional

tas keterlibatannya dalam pengembangan keolahragaan. Kepada ketiga pembicara,

sekali lagi saya ucapkan terima kasih.

Terakhir, bagi seluruh peserta seminar, baik yang telah ikut berkontribusi

dalam bentuk naskah prosiding maupun yang hadir secara khusus untuk

berpartisipasi sebegai peserta seminar, semoga peristiwa nasional ini menjadi

bagian yang berarti dalam pengembangan keilmuan bagi pribadi peserta ataupun

organisasi yang diwakili.

Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum

Rektor

iii

Page 4: Prosiding Seminar Nasional Keolahragaan Dalam Rangka Dies ...karyailmiah.unipasby.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Prosiding-Semnas... · Terakhir, bagi seluruh peserta seminar, baik

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kebesaran rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa serta izin-Nya,

maka Buku Prosiding dalam Seminar Nasional Keolahragaan yang bertema:

“Konservasi Nilai-nilai Keolahragaan Melalui Olympic Movement“ kerja sama antara

Fakultas Ilmu Keolahragaan dan program PPs Unnes dalam rangka Dies Natalis

Unnes Ke-51 dapat terselesaikan dengan baik dan semoga hasil karya ini dapat

bermanfaat bagi teman-teman dan sahabat-sahabat di dunia akademisi serta dunia

keolahragaan.

Pada kesempatan kali ini, kami mengucapkan terima kasih yang tak

terhingga kepada:

1. Rektor, Dekan FIK, dan Direktur Program Pascasarjana, Kaprodi Pendidikan

Olahraga PPs Universitas Negeri Semarang, beserta seluruh jajaran pimpinan

dan staf administrasi di Universitas Negeri Semarang.

2. Seluruh teman-teman Panitia Seminar Nasional Keolahragaan Tahun 2016,

untuk segala waktu, dukungan, bantuan serta kerja sama yang baik yang telah

terjalin selama ini.

3. Teman-teman Dosen, Mahasiswa S1, Mahasiswa PPs, Guru serta praktisi

olahraga, baik yang berasal dari dalam Unnes maupun yang dari luar Unnes

yang telah memberikan „warna yang menarik‟ dalam prosiding ini.

4. Serta semua pihak yang telah membantu, yang tentunya tidak bisa penulis

sebutkan satu-persatu, terima kasih untuk segala bantuannya selama proses

penyelesaian prosiding ini.

Akhir kata, “Jika kita adalah orang yang benar-benar menghormati

kebenaran, kemajuan, & perkembangan, maka kita akan selalu mengucapkan terima

kasih kepada siapapun yang telah menunjukkan kesalahan kita”. Disinilah

keangkuhan lenyap dan kerendahan hati muncul.

Semarang, 2 Maret 2016

Ketua Panitia

Tommy Soenyoto

iv

Page 5: Prosiding Seminar Nasional Keolahragaan Dalam Rangka Dies ...karyailmiah.unipasby.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Prosiding-Semnas... · Terakhir, bagi seluruh peserta seminar, baik

PANITIA PENGARAH

Prof. Dr. Tandiyo Rahayu, M.Pd Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan

Prof. Dr. Soegiyanto KS, MS.

Ka.Prodi Pendidkan Olahraga Pascasarjana

Prof. Dr. Ahmad Slamet, M.Si Ass. Direktur Pascasarjana

Prof. Dr. dr. Oktia Woro Kasmini Handayani, M.Kes.

Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan

Dr. Setya Rahayu, MS Wakil Dekan Bidang Akademik

Dr. Sulaiman, M.Pd

Sek. Prodi Pendidikan Olahraga Pascasarjana

Dr. Taufiq Hidayah, M.Kes Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan

v

Page 6: Prosiding Seminar Nasional Keolahragaan Dalam Rangka Dies ...karyailmiah.unipasby.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Prosiding-Semnas... · Terakhir, bagi seluruh peserta seminar, baik

DEWAN PAKAR

Prof. Dr. Sugiharto, MS. Universitas Negeri Semarang

Prof. Dr. Nur Hasan, M.Kes. Universitas Negeri Surabaya

Prof. Dr. M.E. Winarno, M.Pd

Universitas Negeri Malang

Dr. Rumini, M.Pd Universitas Negeri Semarang

Dr. Siti Baitul Mukarromah, S.Si, M.Si. Med

Universitas Negeri Semarang

Dr. Harry Pramono, M.Si Universitas Negeri Semarang

Dr. Nasukha, M.Kes.

Universitas Negeri Semarang

vi

Page 7: Prosiding Seminar Nasional Keolahragaan Dalam Rangka Dies ...karyailmiah.unipasby.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Prosiding-Semnas... · Terakhir, bagi seluruh peserta seminar, baik

HUBUNGAN DAN KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP PRESTASI LOMPAT JAUH SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER PENJASORKESSMP IT AL IKHLAS KOTA PEKANBARU Made Armade, M.Pd. (195-201)

URGENSI DAN TRANSFORMASI NILAI-NILAI LUHUR DALAM OLAHRAGA DAN PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI WUJUD IDENTITAS BANGSA Fathan Nurcahyo (202-212)

KETERAMPILAN SMES BOLAVOLI (Studi Eksperimen Efektivitas Metode Latihan Beban dengan Pemulihan Aktif dan Pasif dan Koordinasi Mata-Tangan- Kaki Terhadap Keterampilan Smes Bolavoli pada Mahasiswa Penjakesrek FKIP UNISMA Bekasi) Dindin Abidin (213-221)

TEACHING GAME FOR UNDERSTANDING SEBUAH PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA BASKET YANG MENYENANGKAN Tri Ani Hastuti (222-231)

PENGARUH KEPRIBADIAN ATLET DALAM OLAHRAGA Riga Mardhika, S.Pd., M.Or. (232-238)

MENGEMBANGKAN KECERDASAN ANAK TK MELALUI AKTIVITAS JASMANI BERBASIS PERSEPTUAL MOTORIK Yudanto (239-254)

Pembelajaran Saintifik dan Keterampilan Bertanya Sebagai Pemicu Kreativitas Pembelajaran PJOK Implementasi Kurikulum 2013 M. Irfan (255-262)

NILAI-NILAI ISLAM DALAM OLIMPISME Anirotul Qoriah (263-270)

PRINSIP BERMAIN UNTUK KETERAMPILAN SOSIAL ANAK TUNAGRAHITA RINGAN Hedi Ardiyanto Hermawan (271-279)

PENGARUH METODE INTERVAL EKSTENSIF DAN METODE KONTINYU TERHADAP KEMAMPUAN DAYATAHAN AEROBIK SISWA SMP N 2 KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA Zulbahri dan Imbang Prabowo (280-288)

Pembelajaran Pencaksilat Di Sekolah Sebagai Usaha Pelestarian Budaya Luhur Bangsa Indonesia Nur Rohmah Muktiani (289-295)

MAKNA BERMAIN DALAM PENDIDIKAN JASMANI BAGI PENANAMAN NILAI- NILAI KARAKTER Slamet Riyadi (296-303)

ix

Page 8: Prosiding Seminar Nasional Keolahragaan Dalam Rangka Dies ...karyailmiah.unipasby.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Prosiding-Semnas... · Terakhir, bagi seluruh peserta seminar, baik

PENGARUH KEPRIBADIAN ATLET DALAM OLAHRAGA

Riga Mardhika, S.Pd., M.Or.

ABSTRAK

Atlet memiliki beberapa kepribadian yang lebih baik dari pada non atlet, karena didalam olahraga memiliki satu lingkungan yang menunjang dan lingkungan yang ideal bagi perkembangan kepribadian. Kepribadian merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kesuksesan seorang atlet dalam olahraga. Tiga hal yang membentuk kepribadian antara lain: Psychological core, Respon tipical, dan role- related behavior. Morgan (1979) melakukan pemodelan kesehatan mental yang menunjukkan bahwa atlet yang sukses menunjukkan kesehatan mental positif yang lebih besar daripada yang tidak. Sport specific measure memprediksi perilaku personal dalam seting olahraga lebih baik dari pada tes kepribadian secara umum.

Kata Kunci : Atlet, Kepribadian, Olahraga.

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Olahraga sebagai sarana pembentuk kepribadian juga sebagai sarana

untuk mengetahui karakteristik kepribadian memiliki satu ilmu pendukung yang

dapat digunakan sebagai cara mengetahui kepribadian seseorang. Psikologi

olahraga adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan

dengan lingkungannya, mulai dari perilaku sederhana sampai kompleks yang

berhubungan dengan olahraga. Psikologi olahraga memiliki peranan untuk

menggambarkan perilaku, menjelaskan dampak perilaku sebagai akibat dari

tindakan, dapat memprediksi perilaku, mengubah perilaku, serta membantu

pencapaian atlet secara optimal, diharapkan dengan psikologi olahraga dapat

mengetahu langkah dalam pengambilan keputusan yang tepat dalam

menyikapi setiap perbedaan kepribadian pada setiap individu.

Salah satu pembentuk kepribadian adalah faktor lingkungan dan

interaksi individu dengan lingkungan. Atlet sebagai salah satu komponen

pelaku olahraga tentu memiliki kepribadian yang berbeda dengan individu yang

kurang berkecimpung dalam lingkungan olahraga (non atlet). Perbedaan ini

tentu menjadi menarik ketika olahraga yang dianggap sebagai salah satu cara

untuk meningkatkan kualitas manusia justru pada akhir-akhir ini dipertanyakan

tentang manfaat dari segi psikologis. Dalam beberapa kejadian tentu masih

teringat tentang kerusuhan antar pemain dalam satu pertandingan. Olahraga

232

Page 9: Prosiding Seminar Nasional Keolahragaan Dalam Rangka Dies ...karyailmiah.unipasby.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Prosiding-Semnas... · Terakhir, bagi seluruh peserta seminar, baik

sebenarnya memiliki tujuan untuk menjadikan manusia yang sesungguhnya

baik jasmani, rohani, sosial maupun psikologi sesuai dengan Undang-undang

nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional pasal 1 ayat 4.

2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah :

a. Apakah kepribadian itu?

b. Bagaimana teori atau paradigma kepribadian?

c. Apakah ada perbedaan atlet dan non atlet?

B. PEMBAHASAN

1. Kepribadian

Kepribadian menurut Allport (Barrick & Ryan, 2003) “The dynamic

organization within the individual that determines her or his unique adjustments

to her or his environment”. Allport mendefinisikan bahwa kepribadian adalah

suatu organisasi psikodinamik yang unik dalam proses penyesuaian diri

individu dengan lingkungan. Definisi ini lebih menekankan atribut eksternal

seperti peran individu dalam lingkungan sosial, penampilan individu, dan reaksi

individu terhadap orang lain. Pendapat Allport sejalan dengan definisi

kepribadian menurut Hollander (1971) : “ The sum total of an an individual‟s

characteristic which make him unique”. Hollander (1971) menganggap bahwa

kepribadian adalah semua karakter yang melekat pada suatu individu yang

unik. Feist (1998) mendefinisikan kepribadian sebagai suatu pola yang relatif

menetap, trait, disposisi atau karakteristik di dalam individu yang memberikan

beberapa ukuran yang konsisten tentang perilaku.

Menurut Larsen & Buss (2002) kepribadian merupakan sekumpulan ciri

bawaan psikologis dan mekanisme di dalam individu yang diorganisasikan,

relatif bertahan yang mempengaruhi interaksi dan adaptasi di dalam

lingkungan. Kepribadian menurut Eysenck (1960) adalah susunan karakter

seseorang yang kurang lebih stabil dan bertahan dan berhubungan dengan

temperamen, intelektual dan fisik yang menuntut penyesuaian yang unik

terhadap lingkungan. Menurut Adolf Heuken S.J (1989) kepribadian adalah

pola menyeluruh semua kemampuan perbuatan serta kebiasaan seseorang,

baik jasmani, mental, rohani, emosional maupun sosial yang membentuk pola

akibat dari tingkah laku dan usaha menjadi manusia sebagaimana yang

233

Page 10: Prosiding Seminar Nasional Keolahragaan Dalam Rangka Dies ...karyailmiah.unipasby.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Prosiding-Semnas... · Terakhir, bagi seluruh peserta seminar, baik

dikehendaki.

Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepribadian

menurut penulis adalah sebuah karakter di dalam diri suatu individu yang khas,

relatif menetap, dan mempengaruhi proses penyesuaian individu dengan

lingkungan.

Secara khusus faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya

kepribadian ada dua yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan (Pervin & John,

2001). Faktor genetik mempunyai peranan penting di dalam menentukan

pribadi khususnya yang terkait dengan aspek yang unik dari individu (Caspi,

2000; Rowe, 1999, dalam Pervin & John, 2001). Pendekatan ini beragumen

bahwa keturunan memainkan suatu bagian yang penting dalam menentukan

kepribadian seseorang (Robbins, 1998). Faktor lingkungan mempunyai

pengaruh yang membuat seseorang sama dengan orang lain karena berbagai

pengalaman yang dialaminya. Faktor lingkungan terdiri dari faktor budaya,

kelas sosial, keluarga, teman sebaya, situasi. Diantara faktor lingkungan yang

mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepribadian adalah pengalaman

individu sebagai hasil dari budaya tertentu. Masing-masing budaya mempunyai

aturan dan pola sanksi sendiri dari perilaku yang dipelajari, ritual dan

kepercayaan. Hal ini berarti masing-masing anggota dari suatu budaya akan

mempunyai karakteristik kepribadian tertentu yang umum (Pervin & John,

2001).

Faktor lain yaitu faktor kelas sosial membantu menentukan status

individu, peran yang individu mainkan, tugas yang diembannya dan hak

istimewa yang dimiliki. Faktor ini mempengaruhi bagaimana individu melihat

dirinya dan bagaimana mereka mempersepsi anggota dari kelas sosial lain

(Pervin & John, 2001). Salah satu faktor lingkungan yang paling penting adalah

pengaruh keluarga (Pervin & John, 2001). Orang tua yang hangat dan

penyayang atau yang kasar dan menolak, akan mempengaruhi perkembangan

kepribadian pada anak. Menurut Pervin & John (2001), lingkungan teman

mempunyai pengaruh dalam perkembangan kepribadian. Pengalaman pada

masa kecil dan remaja dalam suatu kelompok mempunyai pengaruh terhadap

perkembangan kepribadian. Situasi, mempengaruhi dampak keturunan dan

lingkungan terhadap kepribadian. Kepribadian seseorang, walaupun pada

umumnya mantap dan konsisten, berubah dalam situasi yang berbeda.

234

Page 11: Prosiding Seminar Nasional Keolahragaan Dalam Rangka Dies ...karyailmiah.unipasby.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Prosiding-Semnas... · Terakhir, bagi seluruh peserta seminar, baik

Tuntutan yang berbeda dari situasi yang berlainan memunculkan aspek-aspek

yang berlainan dari kepribadian seseorang (Robbins, 1998).

Kepribadian dibagi menjadi tiga tingkatan akan tetapi tingkatan ini

masih merupakan satu kesatuan yang utuh. Tingkatan tersebut yaitu:

a. Physicological Core.

Tingkatan pertama disebut physicological core, tahap ini adalah tahapan

yang paling mendasar pada suatu individu yang melekat erat dan pada

umumnya bersifat konstan. Tahap ini berisi tentang nilai-nilai tentang diri

suatu individu yang sangat mempengaruhi sikap dan perilaku individu.

b. Typical Responses.

Tahap ini merupakan tahap dimana suatu individu berusaha memberikan

respons terhadap apa yang ada disekitarnya.

c. Role-related Behavior.

Merupakan tahapan yang dapat mengubah kepribadian suatu individu,

dimana keadaan social menuntut adanya penyesuaian diri suatu individu

dengan lingkungan sekitarnya.

2. Kepribadian Atlet dan Non Atlet.

Faktor pembentuk kepribadian adalah gen, lingkungan, dan interaksi

individu dengan lingkungan. Olahraga sebagai salah satu sarana untuk

membentuk kepribadian suatu individu mempunyai peranan untuk membantu

kepribadian yang sesuai dengan karakteristik olahraga tertentu. Setiap cabang

olahraga tentu mempunyai karakteristik yang berbeda, demikian pula tipe

kepribadian manusia. Setiap individu pasti memiliki perbedaan karakteristik

pada cabang olahraga, hal ini ditunjukan oleh pemilihan cabang olahraga yang

dianggap cocok dengan kepribadian individu tersebut.

Kajian tentang kepribadian atlet dan non atlet telah dilakukan oleh

beberapa peneliti. Morgan (1979) membuat sebuah pengukuran yang disebut

Profile of Mood States (POMS). Instrumen ini digunakan untuk meneiliti

perbedaan kepribadian antara atlet dan non atlet. Dalam perbandingan ini

Morgan (1979) menemukan perbedaan kepribadian antara atlet dan non atlet.

Penelitian Morgan (1979) mengemukakan bahwa atlet lebih tahan terhadap

tingkat stress, depresi, kelelahan, dan lebih kuat dalam kehidupan sosialnya.

235

Page 12: Prosiding Seminar Nasional Keolahragaan Dalam Rangka Dies ...karyailmiah.unipasby.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Prosiding-Semnas... · Terakhir, bagi seluruh peserta seminar, baik

Grafik 1. Iceberg Profile (Weinberg & Gould, 2007)

Penelitian lain juga dilakukan beberapa peneliti untuk mengetahui efek

dan perbedaan olahraga pada atlet dan non atlet. Beberapa peneliti

menggunakan variasi dan variabel yang berbeda pada setiap penelitian yang

dilakukan. Schurr, Asley, & Joy (1977) menemukan bahwa atlet lebih mandiri,

lebih obyektif dalam memandang sesuatu dan lebih tahan terhadap

kecemasan. Cooper (1969) “Athletes more self-confident, competitive,

dominant, goal oriented, and social outgoing”. Dalam hal ini Cooper

menemukan bahwa atlet lebih percaya diri, mau berkeja keras, dominan,

mempunyai tujuan yang jelas, dan mudah bersosialisasi dengan lingkungan.

Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Mauricio Gattas (2005) dalam

Journal Rev Bras Esporte yang menemukan atlet lebih agresif, lebih bisa

mengkontrol emosi, lebih terbuka, lebih menghargai diri sendiri dan mau

bekerja keras. Beberapa hasil kajian dan penelitian yang sudah dilakukan

peneliti antara lain:

a. Perbandingan Kepribadian Atlet Putri Individu, Beregu, dan Non Atlet

Penelitian tidak hanya dilakukan untuk atlet pria. Fatameh Jaili

(2011) dalam Jurnal Annals of Biological Research menemukan bahwa atlet

perempuan pada kategori olahraga individu lebih tinggi dalam komitmen,

bangga terhadap suatu pencapaian, lebih mempunyai rasa control terhadap

diri sendiri, memiliki empati, jiwa petualang, dan memiliki dominasi yang kuat

terhadap lingkungan sekitar daripada non atlet. Fatameh Jaili (2011) juga

membandingkan atlet putri dalam olahraga individual dan olahraga tim, hasil

yang diperoleh menunjukan bahwa atlet individu lebih bangga atas

pencapaiannya, lebih agresif, dan mempunyai ketegaran mental yang tinggi

daripada atlet dikategori tim.

236

Page 13: Prosiding Seminar Nasional Keolahragaan Dalam Rangka Dies ...karyailmiah.unipasby.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Prosiding-Semnas... · Terakhir, bagi seluruh peserta seminar, baik

b. Perbandingan Kepribadian Pada Olahraga Individu dan Tim.

Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Gasem Ilyasi & Mir Hamid

Salehian (2011) dalam Middle-East Journal of Scientific Research yang

membandingkan atlet individu dan atlet kategori tim mengemukakan bahwa

atlet dalam kategori tim lebih mudah cemas, lebih bergantung kepada orang

lain, lebih terbuka, lebih sensitif dan obyektif terhadap lingkungan sekitar

daripada atlet pada kategori individual.

c. Perbandingan Kepribadian Pada Jenis Olahraga Kontak Fisik dan Non

Kontak Fisik.

Sohrabi (2011) dalam Middle-East Journal of Scientific Research

membandingkan kepribadian antara atlet dengan jenis kontak fisik dengan

non kontak fisik, dari hasil yang diperoleh pada cabang kontak fisik atlet

lebih agresif, lebih mudah cemas, lebih percaya diri, lebih dan lebih enerjik

daripada atlet non kontak fisik. Stuart J (2003) dalam Athletic Insight juga

menjelaskan bahwa atlet pada cabang olah raga kontak fisik lebih sensitif

dan lebih semangat daripada non atlet.

d. Perbandingan Kepribadian Pada Jenis Olahraga dengan Resiko Tinggi dan

Rendah.

Katjna T (2004) dalam Journal of Kinesiology menemukan bahwa

atlet pada jenis olahraga yang mempunyai resiko tinggi (downhill,

motorcross, sky jumpers) memiliki tingkat emosi yang lebih stabil, lebih

berhati-hati akan apa yang akan dilakukan, lebih bertanggungjawab, dan

lebih mempunyai aspek openness.

e. Perbandingan Kepribadian Atlet pada Level Kemampuan yang Berbeda.

Alex Krumer (2011) dalam Judgment and Decision Making

menemukan bahwa atlet yang lebih tinggi kemampuannya atau skill leves

mempunyai self confident, mampu mengurangi kecemasan dengan baik,

lebih competitive, mempunyai visi terhadap tujuan dan pengendalian emosi

yang lebih baik daripada atlet dengan kemampuan yang kurang.

C. PENUTUP

1. Kesimpulan

Kepribadian merupakan sesuatu yang melekat pada individu yang

membuat khas. Olahraga memiliki peran sebagai sarana pembentuk

237

Page 14: Prosiding Seminar Nasional Keolahragaan Dalam Rangka Dies ...karyailmiah.unipasby.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Prosiding-Semnas... · Terakhir, bagi seluruh peserta seminar, baik

kepribadian yang termasuk dalam pola lingkungan dan pola interaksi individu

dengan lingkungan. Beberapa peneliti mengungkapkan kepribadian pada

setiap cabang olahraga berbeda dengan cabang olahraga lain akan tetapi

seorang atlet lebih memiliki beberapa kepribadian yang lebih baik dari pada

non atlet. Hal ini disebabkan olahraga memiliki satu lingkungan yang

menunjang dan dianggap lingkungan yang ideal bagi perkembangan

kepribadian. Slogan vini, vidi, vici yang melekat pada olahraga tentu membuat

olahraga bisa menjadikan sarana untuk menjadikan kualitas manusia yang

baik, ideal secara fisik, psikologis, maupun skill dan mampu berkontribusi untuk

kepentingan diri individu sendiri, lingkungan, maupun kemajuan bangsa dan

negara.

DAFTAR PUSTAKA

Barric, M.R. & Ryan, A.M. (2003) Personality and work : Reconsidering the role of personality in organization. San Fransisco: Jossey-Bass.

Gattas, Mauricio. (2005). Comparison of personality characteristic between high- level Brazilian athletes and non athletes. Rev Bras Esporte, 11: 114-118.

Jalili, fatameh. (2011). Comparison of personality dimensions, mental toughness, and social skills of female students athletes (team-individual) and non- athletes. Journal of Annals Biological Research, 2 (6): 554-560.

Katjna. (2004). Personality in high-risk sports athlete. Journal of Kinesiology, 24-34. Krumer, Alex. (2011). Why do professional athletes have different time preferences

than non-athletes?. Judgement and Decision Making, 542-551. Larsen, R.J., Buss, David M. 2002. Personality Psychology: Domain Of Knowledge

About Human Nature. New York: McGraw Hill. Pervin, L.A & John, O.P. 2001. Personality: Theory and Reasearch. 8 ed. New York:

John Wiley & Sons, Inc. Sohrabi. (2011). Physcological profile of athletes in contact and non-contact sports.

Middle-East Journal of Scientific Research, 9 (5): 638-664.

Stuart, J.M. (2003). Extraversion and neuroticism in contact athletes, no contact athletes and non-athletes: a research note. Athleteic Insight, 19-27.

Weinberg, R.S., Gould, D. (2007). Foundations of sports and exercise physicology. Fourth edition . Michigan: Human Kinetics.

238

Page 15: Prosiding Seminar Nasional Keolahragaan Dalam Rangka Dies ...karyailmiah.unipasby.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Prosiding-Semnas... · Terakhir, bagi seluruh peserta seminar, baik

820