838
PROSIDING 25 – 26 November 2015 PUSPICS Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Prosiding Simposium Nasional Sains Geoinformasi

  • Upload
    lamdung

  • View
    759

  • Download
    28

Embed Size (px)

Citation preview

  • PROSIDING

    25 26 November 2015 PUSPICS Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada

    Yogyakarta

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    ii |

    Prosiding Simposium Nasional

    Sains Geoinformasi ~ IV 2015

    Penguatan Peran Sains Informasi Geografi

    dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    Tim Editor:

    Pramaditya Wicaksono, Muhammad Kamal, Sri Lestari, Ikhsan Wicaksono, Dicky Setiady,

    Angela Belladova Arundina

    PUSPICSFakultas Geografi

    Universitas Gadjah Mada

    YOGYAKARTA

    2015

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    iii |

    Prosiding Simposium Nasional

    Sains Geoinformasi ~ IV 2015

    Penguatan Peran Sains Informasi Geografi

    dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    Tim Editor:

    Pramaditya Wicaksono, Muhammad Kamal,Sri Lestari, Ikhsan Wicaksono, Dicky Setiady, Angela

    Belladova Arundina

    Hak cipta 2015

    PUSPICSFakultas Geografi Universitas Gadjah Mada

    Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi

    buku dalam bentuk apapun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan

    teknik perekaman lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit.

    Simposium Nasional Sains Geoinformasi

    PUSPICS Fakultas Geografi

    Universitas Gadjah Mada

    Sekip Utara, Yogyakarta 55281

    Telp/Fax: 0274-521459

    Website: http://www.simposiumgeoinformasi.tk/

    Email: [email protected], [email protected]

    Diterbitkan Desember 2015

    PUSPICS Fakultas Geografi

    Universitas Gadjah Mada

    Pramaditya Wicaksono, Muhammad Kamal, Sri Lestari, Ikhsan Wicaksono, Dicky Setiady, Belladova

    Prosiding Simposium Nasional Sains Geoinformasi ~ IV 2015

    Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis

    Nasional

    Yogyakarta:

    PUSPICS Fakultas Geografi UGM, 2015

    837hlm.

    ISBN: 978-602-73620-0-0

    1. Prosiding I. Judul

    mailto:[email protected]:[email protected]

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    iv |

    Kata Pengantar

    Drs. Projo Danoedoro, M.Sc., Ph.D.

    Ketua Panitia Simposium Nasional

    Sains Geoinformasi IV 2015

    Salam Sejahtera dan Selamat Datang pada Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015,

    Penggunaan teknologi informasi spasial --termasuk penginderaan jauh dan sistem informasi geografis

    (SIG)-- dalam ekstraksi informasi spasial tematik, penanganan masalah lingkungan, pengembangan

    wilayah serta penyediaan data spasial lain dewasa ini telah semakin intensif dan meluas ke berbagai

    kalangan. Di satu sisi, kecenderungan ini dapat dinilai positif karena popularitas dan arti penting data

    geografis (geospasial) semakin meningkat. Di sisi lain, pemahaman yang tidak sama tentang kualitas

    dan cara pemrosesan data di berbagai kalangan dengan latar belakang disiplin yang berbeda dapat

    membawa konsekuensi pada kekeliruan dalam dukungan pengambilan keputusan.

    Berangkat pada pemikiran tersebut, maka PUSPICS Fakultas Geografi UGM mengangkat tema

    mengenai penguatan peran sains informasi geografi dalam mendukung penanganan isyu-isyu strategis

    nasional dalam forum Simposium Sains Geoinformasi IV. Tema ini diangkat agar berbagai kalangan

    penggiat informasi geospasial (peneliti, praktisi, dosen, mahasiswa) dapat bertukar pengalaman serta

    wawasan dalam upaya-upaya meningkatkan kualitas data geospasial di bidang yang digeluti.

    Simposium Sains Geoinformasi yang akan dilaksanakan untuk keempat kalinya ini dilaksanakan

    setiap dua tahun sejak 2009, disusul 2011, dan 2013, sehingga diharapkan menjadi forum yang

    terbuka luas bagi pemula (mahasiswa), praktisi maupun peneliti yang telah berpengalaman untuk

    berpartisipasi dan membangun jejaring. Kumpulan makalah dalam bentuk prosiding ini merupakan

    ungkapan semangat para akademisi, praktisi dan mahasiswa untuk berkomunikasi dan bertukar

    gagasan dalam simposium tersebut. Mudah-mudahan prosiding ini dapat disebarluaskan dan

    dimanfaatkan oleh kalangan yang lebih luas, demi peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam arti

    luas pula. Untuk itu kami berterima kasih kepada seluruh panitia yang terdiri dari dosen-dosen

    penginderaan jauh dan sistem informasi geografis, staf administrasi PUSPICS dan Jurusan Sains

    Informasi Geografis dan Pengembangan Wilayah (SIGPW), serta para asisten yang terdiri dari

    mahasiswa S1 dan S2 yang telah mengorbankan waktu mereka dan dengan penuh semangat

    menyelenggarakan acara ini. Mudah-mudahan kerja keras ini akan membawa manfaat besar bagi

    lembaga, bangsa dan juga masing-masing pihak yang terlibat di dalamnya.

    Yogyakarta, 25 November 2015

    PROJO DANOEDORO

    Ketua Panitia

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    v |

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL i

    HALAMAN EDITORIAL ii

    HALAMAN ISBN iii

    KATA PENGANTAR iv

    DAFTAR ISI v

    JADWAL ACARA SIMPOSIUM xii

    KUMPULAN PAPER SIMPOSIUM

    PLENARY SESSION-1(Materi) 16

    PAPER KETUA IGI

    PERAN KEAHLIAN GEOGRAFI DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN PROFESI

    TERKAIT INFORMASI GEOSPASIAL (Full Paper)

    Hartono

    64

    R1A RUANG SIDANG 1 PUSPICS, 25 NOVEMBER 2015 (11.00 12.15)

    MANAJEMEN

    BENCANA - 1

    001PEMODELAN HIDROLOGI LIMBURG SOIL EROSION MODEL

    (LISEM) UNTUK PREDIKSI TINGGI GENANGAN BANJIR

    BANDANG(Full Paper) A. U. Rusdimi, P.K Widyaputra, J. Sartohadi, M.A. Setiawan, S. Ritohardoyo

    003 PEMANFAATAN APLIKASI InaSAFE GUNA MENDUKUNG

    PENYUSUNAN PERANGKAT KEBIJAKAN PENANGGULANGAN

    BENCANA(Full Paper)

    Adi Kurniawan, Fredy Chandra, Charlotte Morgan, Agus Wibowo, Dian

    Oktiari

    022 ESTIMASI INDEKS KEBASAHAN BERBASIS SISTEM INFORMASI

    GEOGRAFIS UNTUK MENDUKUNG PERINGATAN DINI

    BAHAYA BANJIR PADA KOTA SEMARANG(Full Paper)

    Putra, D. M. W. K., Cahyaningtyas, W.M.

    73

    82

    92

    NOTULENSI DISKUSI SESI MANAJEMEN BENCANA 1(Notulen) 100

    R1B RUANG SIDANG 2 PUSPICS, 25 NOVEMBER 2015 (11.00 12.15)

    METODE

    ANALISIS DAN

    PEMODELAN

    SPASIAL

    002 PEMODELAN POTENSI EROSI DI DAS SERANG HULU BERBASIS

    LOGIKA FUZZY(Full Paper)

    A.N Khasanah, M.A.Setyawan

    008 PEMODELAN SPASIAL UNTUK ANALISIS WILAYAH POTENSI

    LONGSOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE SINMAP

    (STABILITY INDEX MAPPING) DI KABUPATEN BANDUNG

    (Full Paper)

    Andri Noor Ardiansyah

    012 INTERVAL KONFIDENSI UNTUK ESTIMASI PARAMETER (STUDI

    KASUS : DATA MAGNITUDE GEMPABUMI BULAN JULI TAHUN

    2015 BERDISTRIBUSI NORMAL)(Full Paper)

    Anggara Setyabawana Putra, TheresiaRetnoWulan

    059 PEMODELAN SPASIAL MENGGUNAKAN INVERSE DISTANCE

    WEIGHT (IDW) DAN ORDINARY KRIGING DALAM EVALUASI

    TANAH TERCEMAR LOGAM BERAT DI LAHAN PERTANIAN

    (STUDI KASUS: RANCAEKEK) (Full Paper)

    Jefri Ferliande, Idris Maxdoni Kamil, Akhmad Riqqi

    103

    114

    123

    128

    NOTULENSI DISKUSI SESI METODE ANALISIS DAN PEMODELAN SPASIAL (Notulen) 139

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    vi |

    R1C RUANG KULIAH 1 PUSPICS, 25 NOVEMBER 2015 (11.00 12.15)

    PENGOLAHAN

    CITRA DIGITAL

    PENGINDERAAN

    JAUH

    009 PEMOTRETAN UDARA WILAYAH UNRESOLVED SEGMENT

    PERBATASAN RI-RDTL DALAM RANGKA PENYELESAIAN

    SENGKETA BATAS NEGARA (Full Paper)

    Andriyana Lailissaum

    015 EVALUASI METODE OTOMATISASI CLOUD REMOVAL

    BERDASARKAN NDVI PADA CITRA MULTITEMPORAL

    (Full Paper)

    Atika Cahyawati, Macya Sita Nurdiana, Yosi Nuki Fitra Pratama, Randy

    Aswin

    074 PENAMBANGAN CITRA (IMAGE MINING) PENGINDERAAN

    JAUH UNTUK PEMETAAN KERAWANAN LONGSOR LAHAN DI

    KABUPATEN TEMANGGUNG(Full Paper)

    Nur Mohammad Farda

    118 PENGARUH JUMLAH DAN METODE PENGAMBILAN TITIK

    SAMPEL PENGUJI TERHADAP TINGKAT AKURASI

    KLASIFIKASI CITRA DIGITAL PENGINDERAAN JAUH

    (Full Paper)

    Projo Danoedoro

    142

    150

    154

    162

    NOTULENSI DISKUSI SESI PENGOLAHAN CITRA DIGITAL PENGINDERAAN JAUH

    (Notulen)

    173

    R2A RUANG SIDANG 1 PUSPICS, 25 NOVEMBER 2015 (13.15 14.15)

    MANAJEMEN

    BENCANA - 2

    089 ESTIMASI DEBIT PUNCAK UNTUK IDENTIFIKASI POTENSI

    BANJIR DI DAS JANGKOK MENGGUNAKAN PJ DAN SIG

    (Full Paper)

    Sigit Heru Murti B.S, Ach. Firyal Wijdani, Aisya Jaya D, Andika Putri F*,

    Assyria Fahsya U, Dian Prabantoro, Dzimar A.R.P, Nila Ratnasari

    092 DEAGREGASI BAHAYA GEMPABUMI UNTUK DAERAH

    ISTIMEWA YOGYAKARTA(Full Paper)

    Bambang Sunardi, Sulastri

    111 PEMODELAN ALIRAN ABU VULKANIK GUNUNG BERAPI

    SEBAGAI EARLY WARNING TERHADAP BENCANA NASIONAL

    (STUDI KASUS LETUSAN GUNUNG KELUD TAHUN 2014)

    (Full Paper)

    Ahmad Lubab, Ahmad Hanif Asyhar, Mohammad Hafiyusholeh,

    Dian C. Rini N.

    076 PEMETAAN ZONA RAWAN LONGSOR BERBASIS SISTEM

    INFORMASI GEOGRAFIS DAN ANALISIS KESTABILAN LERENG.

    STUDI KASUS: KECAMATAN NGALIYAN, KOTA

    SEMARANG(Full Paper)

    Pamungkas, A.A., Putra, D.W.K.P, Wanda, F.S

    176

    187

    196

    205

    NOTULENSI DISKUSI SESI MANAJEMEN BENCANA 2(Notulen) 214

    R2B RUANG SIDANG 2 PUSPICS, 25 NOVEMBER 2015 (13.15 14.15)

    VISUALISASI

    KARTOGRAFI

    026 GENERALISASI KARTOGRAFIS PADA PETA RUPABUMI

    INDONESIA (RBI) SKALA 1:25.000 MENJADI 1:50.000(Full Paper)

    Danang Budi Susetyo

    047PEMBUATAN PETA KECAMATAN PERBATASAN

    INDONESIA - MALAYSIA(Full Paper) Gama Hirawan Utomo, Farid Yuniar dan Lulus Hidayatno

    049 KAJIAN ESTETIKA PETA TEMATIK SECARA VISUAL

    BERDASARKAN DESAIN TATA LETAK PETA(Full Paper)

    217

    226

    233

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    vii |

    Grefie Dwinita, Mayca Sita Nurdiana, Atika Cahyawati, Yosi Nuki Fitra

    Pratama, Indah Octavia Koeswandari, Kusuma Wardani

    Laksitaningrum, Tantri Utami Widaningtyas

    004 VISUALISASI DAN ANALISIS SPATIO TEMPORAL UNTUK

    EVALUASI ZONASI TATA RUANG DENGAN GOOGLE EARTH

    ENGINE (STUDI KASUS: KABUPATEN SLEMAN, DAERAH

    ISTIMEWA YOGYAKARTA)(Full Paper)

    Aditya Sanjaya, Rahmah Devi Hapsari, Trias Aditya

    046 PETA INFOGRAFIS SEBAGAI MEDIA VISUALISASI DALAM

    OPTIMALISASI PENGGUNAAN PETA NASIOANAL(Full Paper)

    Fithrotul Khikmah

    239

    246

    NOTULENSI DISKUSI SESI VISUALISASI KARTOGRAFI(Notulen) 251

    R2C RUANG KULIAH 1 PUSPICS, 25 NOVEMBER 2015 (13.15 14.15)

    KAJIAN

    METEOROLOGI

    DAN

    KLIMATOLOGI

    104 ANALISIS PERUBAHAN AWAL MUSIM HUJAN BERDASARKAN

    PREDIKSI CURAH HUJAN UNTUK PENENTUAN MASA TANAM

    DAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH TADAH HUJAN DI

    KABUPATEN CIANJUR(Full Paper)

    Yosafat Donni Haryanto, Armi Susandi, Edvin Aldrian

    106 ANALISIS HUBUNGAN RUANG TERBUKA HIJAU TERHADAP

    IKLIM MIKRO DI KAWASAN PERKOTAAN KLATEN

    MENGGUNAKAN CITRA ALOS PAN-SHARPENED(Full Paper)

    Eni Susanti, Iswari Nur Hidayati, Anindita Indraputra

    107 PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK

    ANALISIS PENGGUNAAN LAHAN TERHADAP SEBARAN

    SPASIAL SUHU UDARA DI KECAMATAN SEMARANG UTARA.

    (Full Paper)

    Alke Caroline Helena Maru, Iswari Nur Hidayati

    109 MODEL SISTEM INFORMASI KEKERINGAN(Full Paper)

    Sudaryatno

    256

    266

    275

    282

    NOTULENSI DISKUSI SESI KAJIAN METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI(Notulen) 296

    R3A - RUANG SIDANG 1 PUSPICS, 25 NOVEMBER 2015 (15.00 16.15)

    TATA RUANG

    DAN

    PERENCANAAN

    WILAYAH

    093 PEMANFAATAN APLIKASI SIG BERBASIS WEB UNTUK

    PENATAAN SEKTOR PERTAMBANGAN INDONESIA(Full Paper)

    Surya Herjuna, Dimar Wahyu Anggara, Bayu Raharja

    037 IDENTIFIKASI AGIHAN BARKHAN PADA ZONA INTI GUMUK

    PASIR PARANGTRITIS DENGAN MENGGUNAKAN DATA UAV

    (Full Paper)

    Edwin Maulana, Theresia Retno Wulan

    044 PEMETAAN PARTISIPATIF PELACAKAN BATAS DESA DI KOTA

    BLITAR DAN KABUPATEN BLITAR(Full Paper)

    Farid Yuniar, Yogyrema Setyanto Putra, Fahrul Hidayat, Guridno Bintar S

    115 KAJIAN KRITERIA PENENTUAN ZONA INTI TAMAN NASIONAL

    BERBASIS GEOFISIK MENGGUNAKAN TEKNIK

    PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

    (STUDI KASUS DI TAMAN NASIONAL BOGANI NANI

    WARTABONE)(Full Paper)

    Nawir N. Sune

    299

    307

    314

    323

    NOTULENSI DISKUSI SESI TATA RUANG DAN PERENCANAAN WILAYAH(Notulen) 331

    R3B - RUANG SIDANG 2 PUSPICS, 25 NOVEMBER 2015 (15.00 16.15)

    GEOGRAFI 091 KELAYAKAN HUTAN MANGROVE DI PANTAI TIRIS DESA 334

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    viii |

    KESEHATAN

    DAN

    LINGKUNGAN

    PABEAN ILIR KEC. PASEKAN KABUPATEN INDRAMAYU

    SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA MANGROVE YANG

    BERKELANJUTAN(Full Paper)

    Sodikin

    038 POLA SPASIAL PERSEBARAN PENYAKIT TB PARU DI KOTA

    MALANG(Full Paper)

    Endang Surjati

    108 PEMANFAATAN CITRA GEOEYE 1 DAN SISTEM INFORMASI

    GEOGRAFIS UNTUK PEMODELAN SPASIAL RISIKO PENYAKIT

    DIARE AKUT PADA BALITA DI KECAMATAN MOYUDAN,

    KABUPATEN SLEMAN(Full Paper)

    Erika Yuliantari,Prima Widayani

    069 DISTRIBUSI SPATIAL NYAMUK TULAR PENYAKIT

    BERDASARKAN BENTANGLAHAN DI KABUPATEN DONGGALA

    DAN SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH(Full Paper)

    Mujiyanto, Rosmini, Jastal, Triwibowo A.G

    062 APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI

    GEOGRAFIS UNTUK PENENTUAN KUALITAS AIR DI PERAIRAN

    SEKOTONG, LOMBOK BARAT(Full Paper)

    Ade Intan P, Anggun Detrina N, Hafiidh Alfian A, Kusuma Wardani L,

    Widyanissa Rahmayani , Yan Nur Hidayat

    341

    347

    355

    364

    NOTULENSI DISKUSI SESI GEOGRAFI KESEHATAN DAN LINGKUNGAN(Notulen) 374

    R3C - RUANG KULIAH 1 PUSPICS, 25 NOVEMBER 2015 (15.00 16.15)

    EVALUASI

    LAHAN DAN

    AKUISISI DATA

    053 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KEDELAI

    MENGGUNAKAN MULTI-CRITERIA ANALYSIS DI KECAMATAN

    PUJUT, LOMBOK TENGAH, NUSA TENGGARA BARAT

    (Full Paper)

    Ima Rahmawati, Arnellya Fitri, Aziz Wahyu Kuncoro, Desi Ariska Putri, Dian

    Resti Mawarni, Faisal Ashaari, M Radito Pratomo

    102 INTEGRASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DENGAN

    SUMBERDAYA LAHAN UNTUK PENENTUAN TINGKAT

    KEKRITISAN DAERAH ALIRAN SUNGAI NGALANG,

    KABUPATEN GUNUNG KIDUL(Full Paper)

    Yoesep Budianto, Rusma Prima R, Umma Iltizam, Nia Kurniawati, Dwi

    Nofiana G.P, Lailatus Syukriyah

    035 PEMOTRETAN UDARA DENGAN UAV UNTUK MENDUKUNG

    KEGIATAN KONSERVASI KAWASAN GUMUK PASIR

    PARANGTRITIS(Full Paper)

    Edwin Maulana, Theresia Retno Wulan

    018 STUDI PERUBAHAN PENUTUP LAHAN TERHADAP PERUBAHAN

    DEBIT PUNCAK DI DAS WOSEA(Full Paper)

    Bayu Raharja, Muhammad Fauzi, Nur Fathurrahman A

    379

    388

    399

    408

    NOTULENSI DISKUSI SESIEVALUASI LAHAN DAN AKUISISI DATA(Notulen) 420

    POSTER SESSION-1

    048 PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PENYAJIAN HASIL

    PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA(Full Paper)

    Gilang Adinugroho, Nugroho Hartanto

    071 ANALISIS PENGINDERAAN JAUH DAN PEMETAAN SEBAGAI UPAYA MITIGASI

    BENCANA LONGSOR DI DAERAH KECAMATAN GUNUNGPATI, SEMARANG

    (Full Paper)

    Daniel Kristianto Setyawan, David Widyanto, Galang Virgiawan, Nicholas Bastian, Zuhdi Azmi

    424

    433

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    ix |

    Fauzi

    114 ANALISIS SPASIAL ARAH PERKEMBANGAN KOTA GORONTALO MENGGUNAKAN

    CITRA LANDSAT MULTI TEMPORAL(Full Paper)

    Sri Maryati, Nawir Sune, Sutarno

    442

    PLENARY SESSION-2(Materi) 446

    K4B - RUANG SIDANG 2 PUSPICS, 26 NOVEMBER 2015 (08.30 09.45)

    MANAJEMEN

    BENCANA - 3

    025 APLIKASI MODEL PEMBANGKIT DATA IKLIM DALAM

    ANALISIS RISIKO KEKERINGAN PERTANIAN BERBASIS DATA

    SPASIAL MENENGAH: KASUS PADA BUDIDAYA KENTANG DI

    KAWASAN DIENG(Full Paper)

    D. P. Adikarma Mandala, Junun Sartohadi, Danang Sri Hadmoko

    054 PENILAIAN HUBUNGAN BENCANA BANJIR DAN PERUBAHAN

    PENGGUNAAN LAHAN SECARA SPATIAL-TEMPORAL DI

    PANTAI UTARA JAWA(Full Paper)

    Imam Setyo Hartanto, Rini Rachmawati

    084 APLIKASI SIG UNTUK PEMETAAN ZONA KERENTANAN

    GERAKAN TANAH (STUDI KASUS: KABUPATEN DAN KOTA

    MOJOKERTO)(Full Paper)

    Robby Arafad , Yanto Budisusanto

    086 APLIKASI GIS DAN PENGINDERAAN JAUH DALAM

    PENGEMBANGAN RESIKO API (FIRE RISK) DI LANSEKAP

    KELAPA SAWIT: KASUS STUDI KALIMANTAN TENGAH,

    INDONESIA (Full Paper)

    Sakti Anggara, Muhammad Silmi

    036 PEMETAAN MULTI-RAWAN KABUPATEN MALANG BAGIAN

    SELATAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN

    BENTANGALAM(Full Paper)

    Edwin Maulana, Theresia Retno Wulan

    492

    502

    511

    519

    526

    NOTULENSI DISKUSI SESI MANAJEMEN BENCANA 3(Notulen) 535

    K4C - RUANG KULIAH 1 PUSPICS, 26 NOVEMBER 2015 (08.30 09.45)

    TATA RUANG

    DAN

    PERENCANAAN

    WILAYAH DAN

    SURVEI

    KEKOTAAN

    110 KONTRIBUSI CITRA PENGINDERAAN JAUH UNTUK

    PELACAKAN ZONA POTENSIAL PENYUMBANG SEDIMEN

    WADUK MRICA, BANJARNEGARA, JAWA TENGAH(Full Paper)

    Totok Gunawan

    041 PENTINGNYA TINJAUAN ASPEK GEOLOGI DALAM SUATU

    PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA GUNA TERCIPTANYA

    KAWASAN HUNIAN YANG IDEAL(Full Paper)

    First Ferdian Dheswara Adji Maryadi, Kemala Medika Putri

    005 ANALISIS ARAH DAN FAKTOR PERKEMBANGAN KOTA

    MATARAM DENGAN CITRA MULTITEMPORAL(Full Paper)

    Ajeng Murtisari, Lia Lovianisa, Kuncoro Purba Wasisa, Mayca Sita Nurdiana

    033 IMPLIKASI DEURBANISASI TERHADAP GAYA HIDUP

    PENDUDUK KAMPUNG DI WILAYAH PINGGIRAN PERKOTAAN,

    STUDI KASUS DI PERKAMPUNGAN KARAWACI, KABUPATEN

    TANGERANG, BANTEN(Full Paper)

    Dwiyanti Kusumaningrum

    042 KARAKTERISTIK BATAS WILAYAH ADMINISTRASI DAERAH DI

    INDONESIA BERDASARKAN TIPOLOGI BATAS WILAYAH

    (Full Paper)

    539

    554

    562

    570

    581

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    x |

    Fahrul Hidayat, Yulia Indri Astuty,Suryant, Guridno Bintar Saputro

    NOTULENSI DISKUSI SESI TATA RUANG DAN PERENCANAAN WILAYAH DAN

    SURVEI KEKOTAAN(Notulen)

    591

    K5A - RUANG SIDANG 1 PUSPICS, 26 NOVEMBER 2015 (13.00 14.15)

    KAJIAN

    METEOROLOGI

    DAN

    KLIMATOLOGI

    056 PEMANFAATAN DATA MULTI SATELIT ALTIMETRI UNTUK

    KAJIAN KENAIKAN MUKA AIR LAUT PERAIRAN PULAU JAWA

    DARI TAHUN 1995 s.d 2014(Full Paper)

    Isna Uswatun Khasanah, Leni S. Heliani, Abdul Basith

    100 RELASI FAKTOR REFLEKTIFITAS RADAR DENGAN INTENSITAS

    CURAH HUJAN UNTUK RADAR C-BAND DI SOROAKO,

    SULAWESI SELATAN(Full Paper)

    Vera Arida, Zadrach L. Dupe, Findy Renggono

    039 PENGGUNAAN INDEKS IKLIM GLOBAL DAN CURAH HUJAN

    SEBAGAI EARLY WARNING SYSTEM (EWS) BENCANA LONGSOR

    DI KABUPATEN BANJARNEGARA JAWA TENGAH(Full Paper)

    Eri Nofian, Bayu Dwi Apri Nugroho, Ismail Wahab

    050 PEMANFAATAN CITRA MTSAT-2R, TRMM-2A12, DAN ASTER

    GDEM-2 UNTUK ESTIMASI CURAH HUJAN DI JAWA BAGIAN

    TENGAH(Full Paper)

    Hamim Zaky Hadibasyir, Hartono

    596

    606

    616

    624

    NOTULENSI DISKUSI SESIKAJIAN METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI (Notulen) 633

    K5B - RUANG SIDANG 2 PUSPICS, 26 NOVEMBER 2015 (13.00 14.15)

    KAJIAN

    VEGETASI DAN

    KEHUTANAN

    031 KAJIAN HUBUNGAN ANTARA FRACTIONAL VEGETATION

    COVER (FVC) DENGAN TINGKAT EROSI BERBASIS REVISED

    UNIVERSAL SOIL LOSS EQUATION (RUSLE) DI DAS GESING

    MELALUI ANALISIS CITRA LANDSAT-8 OLI DAN SIG RASTER

    (Full Paper)

    Diwyacitta Dirda Gupita, Sigit Heru Murti B.S.

    051 ESTIMASI STOK KARBON HUTAN MANGROVE KAWASAN

    SEGORO ANAK PADA KAWASAN TAMAN NASIONAL ALAS

    PURWO BANYUWANGI, JAWA TIMUR(Full Paper)

    Hendry Frananda, Nursida Arif

    072 PEMODELAN ALOS PALSAR UNTUK ESTIMASI KANDUNGAN

    BIOMASSA ATAS PERMUKAAN DAN KARBON TEGAKAN

    HUTAN BERDASARKAN HABITAT DI SEBAGIAN TAMAN

    NASIONAL KERINCI SEBLAT PROVINSI SUMATERA BARAT

    (Full Paper)

    Nirmawana Simarmata,Hartono

    099 PEMETAAN KEMAMPUAN LAHAN DAN INDEKS POTENSI

    LAHAN UNTUK ARAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN

    DENGAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM

    INFORMASI GEOGRAFIS(Full Paper)

    Trihatmaja Adi Nugraha, Rukiyya Sri Rayati Harahap, Ainil Mardhiah, M.

    Randy Aswin, ,Anugerah Ramadhian A.P, Prayoga Try Sagita, Azzadiva

    Ravi Sawungrana, Wirastuti Widyatmanti

    119 PENGARUH RESOLUSI SPASIAL CITRA PENGINDERAAN JAUH

    TERHADAP ESTIMASI LEAF AREA INDEX MANGROVE DI

    KEPULAUAN KARIMUNJAWA JAWA TENGAH(Full Paper)

    Muhammad Kamal, Pramaditya Wicaksono, Dimar Wahyu Anggara,

    Muhammad Hafizt

    635

    643

    651

    651

    667

    NOTULENSI DISKUSI SESI KAJIAN VEGETASI DAN KEHUTANAN (Notulen) 675

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    xi |

    K5C - RUANG KULIAH 1 PUSPICS, 26 NOVEMBER 2015 (13.00 14.15)

    TOPIK LAIN

    TERKAIT

    SPASIALISASI

    INFORMASI

    GEOGRAFI - 1

    013 IDENTIFIKASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN

    KOMODITAS PERKEBUNAN DI PROVINSI JAMBI(Full Paper)

    Ari Murdimanto

    024 IDENTIFIKASI POTENSI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DI

    KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT BERDASARKAN

    ANALISIS MARXAN(Full Paper)

    Christian Handayani, Dirga Daniel, Estradivari

    030 ANALISIS PENGARUH FAKTOR PENDORONG PERUBAHAN

    TERHADAP AKURASI MODEL INTEGRASI CELLULAR

    AUTOMATA DAN REGRESI LOGISTIK BINER BERDASARKAN

    PETA PERUBAHAN SAWAH KLATEN DAN SEKITARNYA

    (Full Paper)

    Dicky Setiady, Projo Danoedoro

    055 PEMETAAN POTENSI KEKERINGAN MENGGUNAKAN

    TOPOGRAPHIC WETNESS INDEX (TWI) DAN TASSELED CAP

    LANDSAT 8 DI KECAMATAN PUJUT, KABUPATEN LOMBOK

    TENGAH(Full Paper)

    Intan Khaeruli F , Atika Cahyawati ,Defa Herdianta S, Fajar Dewangga,

    Akbar Cahyadhi Pratama Putra, Basuki Rakhmat, Nur Ramadhan Bayu

    029 REKOMENDASI PENGELOLAAN DAS MENGGUNAKAN CITRA

    ALOS AVNIR (STUDI KASUS: DAS KAYANGAN, KABUPATEN

    KULONPROGO)(Full Paper)

    Dian Prabantoro, Nila Ratnasari, Erika Dwi Candra

    679

    690

    699

    709

    719

    NOTULENSI DISKUSI SESI TOPIK LAIN TERKAIT SPASIALISASI INFORMASI

    GEOGRAFI 1(Notulen)

    728

    K6A - RUANG SIDANG 1 PUSPICS, 26 NOVEMBER 2015 (15.00 16.15)

    ESSTIMASI

    PRODUKSI DAN

    PENGGUNAAN

    LAHAN

    043 ESTIMASI PRODUKSI PADI UNTUK MENGETAHUI TINGKAT

    KEMANDIRIAN PANGAN DI SEBAGIAN KABUPATEN LOMBOK

    BARAT(Full Paper)

    Faiz Fahmi Baihaqi, Erika Dwi Candra, Yogi Prabowo, Iis Sugiarti Ari

    Widayati, Valentian Sidik Wiworo

    732

    NOTULENSI DISKUSI SESI ESSTIMASI PRODUKSI DAN PENGGUNAAN LAHAN

    (Notulen)

    742

    K6B - RUANG SIDANG 2 PUSPICS, 26 NOVEMBER 2015 (15.00 16.15)

    TOPIK LAIN

    TERKAIT

    SPASIALISASI

    INFORMASI

    GEOGRAFI - 2

    064 PENGARUH RESOLUSI SPASIAL DIGITAL ELEVATION MODEL

    TERHADAP KEMIRINGAN LERENG(Full Paper)

    Adi Artanto, M. Syahdan A.S.

    094 APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI

    GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN KERAWANAN LONGSOR

    LAHAN DI KABUPATEN TEMANGGUNG(Full Paper)

    Suryanti, Nur Mohammad Farda

    744

    751

    NOTULENSI DISKUSI SESI TOPIK LAIN TERKAIT SPASIALISASI INFORMASI

    GEOGRAFI 2(Notulen)

    760

    K6C - RUANG KULIAH 1 PUSPICS, 26 NOVEMBER 2015 (15.00 16.15)

    TOPIK LAIN

    TERKAIT

    SPASIALISASI

    INFORMASI

    GEOGRAFI - 3

    023 PENGARUH KONTEKSTUALITAS DATA ATRIBUTTERHADAP

    HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

    (Full Paper)

    Chandra Adiputra

    085 PENILAIAN KUALITAS AIR MENGGUNAKAN CITRA

    PENGINDERAAN JAUH DAN SIG DI SEBAGIAN PESISIR

    762

    770

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    xii |

    KECAMATAN SEKOTONG DAN GERUNG, LOMBOK BARAT

    (Full Paper)

    Ruslisan, Nur Hafizul Kalam, Aglis Cahya Dwininta, Muhammad, Hasnan

    Habibi, Ernawati Tri Rahayu, Nurkhovia Dewi, Eleonora Easter Henny

    K, Wirastuti Widyatmanti,

    082 PEMETAAN LAHAN POTENSIAL MANGROVE MENGGUNAKAN

    CITRA LANDSAT OLI DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI

    DELTA MAHAKAM, KALIMANTAN TIMUR(Full Paper)

    Ratri Marifatun Nisaa, Nurul Khakhim

    120 PERBANDINGAN AKURASI METODE BAND TUNGGAL DAN

    BAND RASIO UNTUK PEMETAAN BATIMETRI PADA LAUT

    DANGKAL OPTIS(Full Paper)

    Pramaditya Wicaksono

    781

    792

    NOTULENSI DISKUSI SESITOPIK LAIN TERKAIT SPASIALISASI INFORMASI

    GEOGRAFI 3 (Notulen)

    801

    POSTER SESSION-2

    010 PEMANTAUAN KONDISI PILAR CBDRF PERBATASAN INDONESIA - TIMOR LESTE

    (Full Paper)

    Andriyana Lailissaum, Muhammad Nurman

    032 KAJIAN PEMANFAATAN CITRA NOAA UNTUK PENDUGAAN POTENSI IKAN DI

    WILAYAH PENGELOLAAN PERIKANAN (WPP) 573(Full Paper)

    Dwi Sri Wahyuningsih, Th. Retno Wulan

    098 PEMODELAN SPASIAL BANJIR ROB DI PESISIR PEKALONGAN DENGAN

    MEMANFAATKAN DEM RESOLUSI 10M DARI ALGORITMA ANUDEM(Full Paper)

    Trida Ridho Fariz, Dwi Fathimah Zahra

    115 KAJIAN KRITERIA PENENTUAN ZONA INTI TAMAN NASIONAL BERBASIS

    GEOFISIK MENGGUNAKAN TEKNIK PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM

    INFORMASI GEOGRAFIS (Studi Kasus di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone)

    (Full Paper)

    Nawir N. Sune

    804

    813

    822

    830

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    xiii |

    JADWAL ACARA SIMPOSIUM NASIONAL SAINS GEOINFORMASI 2015 PUSPICS UGM HARI PERTAMA: RABU, 25 NOVEMBER 2015

    Waktu (WIB) Acara Poster

    07.30-08.30 Persiapan dan Registrasi Peserta Tempat: Teras Selatan Auditorium Merapi

    Persiapan dan pemasangan Poster Session hari ke-1 Tempat: Teras Utara Auditorium Merapi

    08.30-09.00

    Pembukaan dan Sambutan:

    Drs. Projo Danoedoro, M.Sc., Ph.D. (Ketua Panitia Simposium)

    Prof. Dr. Rijanta, M.Sc.(Dekan Fakultas Geografi UGM) Tempat: Auditorium Merapi

    R1P-02 012, R1P-04 048, R1P-05 071, R1P-08 091,R1P-10 114

    09.00-10.30

    Plenary Session 1

    Prof. Dr. Hartono, DEA., DESS. (Ketua Ikatan Geograf Indonesia IGI)

    Dr. Suprajaka, M.T. (Kepala Pusat Standarisasi Kelembagaan Informasi Spasial [PSKIG] mewakili Kepala Badan Informasi Geospasial BIG)

    Tempat: Auditorium Merapi

    10.30-11.00 Coffee break Tempat: Teras Utara Auditorium Merapi

    Poster Session hari ke-1

    11.00-12.15

    Parallel Session 1

    Ruang Sidang 1 PUSPICS (A) (MANAJEMEN BENCANA)

    Ruang Sidang 2 PUSPICS (B) (Metode Analisis & Pemodelan Spasial)

    Ruang Kelas 1 PUSPICS (C) (Akuisisi & Pengolahan Data PJ)

    Moderator Dr. Sudaryatno Dr. Taufik Heri P Dr. Pramaditya W

    11.00-11.15 R1A-01 001 R1B-01 002 R1C-01 009

    11.15-11.30 R1A-02 003 R1B-02 008 R1C-02 015

    11.30-11.45 R1A-04 022 R1B-03 012 R1C-03 074

    11.45-12.00 R1B-04 059 R1C-04118

    12.00-12.15

    12.15-13.15 Ishoma Poster Session hari ke-1

    13.15-14.15

    Parallel Session 2

    Ruang Sidang 1 PUSPICS (A) (MANAJEMEN BENCANA)

    Ruang Sidang 2 PUSPICS (B) (VISUALISASI KARTOGRAFI)

    Ruang Kelas 1 PUSPICS (C) (KAJIAN METKLIM)

    Moderator Dr. Nurul Khakhim Totok WW, MSc NM Farda, MCs

    13.15-13.30 R2A-01 089 R2B-01 026 R2C-01 104

    13.30-13.45 R2A-02 092 R2B-02 047 R2C-02 106

    13.45-14.00 R2A-03111 R2B-03049 R2C-03 107

    14.00-14.15 R2A-04 076 R2B-04 004 R2C-04 109

    14.15-14.30 R2B-05 046

    14.15-15.00 Coffee break Tempat: Teras Utara Auditorium Merapi

    Poster Session hari ke-1

    15.00-16.15

    Parallel Session 3

    Ruang Sidang 1 PUSPICS (A) (TATA RUANG & PERENCANAAN WILAYAH)

    Ruang Sidang 2 PUSPICS (B) (GEOGRAFI KESEHATAN & LINGKUNGAN)

    Ruang Kelas 1 PUSPICS (C) (EVALUASI LAHAN)

    Moderator Dr. Suharyadi Prima W, MSi Karen SH, MSc

    15.00-15.15 R3A-01 037 R3B-01 038 R3C-01 018

    15.15-15.30 R3A-02 044 R3B-02062 R3C-02 035

    15.30-15.45 R3A-03 093 R3B-03 069 R3C-03 053

    15.45-16.00 R3A-05 115 R3B-04 108 R3C-04 102

    16.00-16.15 R3B-05 091

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    xiv |

    HARI KEDUA: KAMIS, 26 NOVEMBER 2015

    Waktu (WIB) Acara Poster

    07.30-08.30 Persiapan dan Registrasi Peserta Tempat: Teras Utara Auditorium Merapi

    Persiapan dan pemasangan Poster Session hari ke-2 Tempat: Teras Utara Auditorium Merapi

    08.30-09.45

    Parallel Session 4 Ruang Sidang 1 PUSPICS (A) (Sesi PSKIG BIG)

    Ruang Sidang 2 PUSPICS (B) (MANAJEMEN BENCANA 2)

    Ruang Kelas 1 PUSPICS (C) (TATA RUANG, PERENCANAAN WILAYAH & SURVEI KEKOTAAN)

    K2P-02 010, K2P-04 029, K2P-05 032, K2P-06 033, K2P-07 036, K2P-09 098, K2P-10 115

    Moderator Projo D., PhD Dr. Sudaryatno Dr. Sigit Heru M

    08.30-08.45 K4A-01 K4B-01 025 K4C-01 110

    08.45-09.00 K4A-02 K4B-02 054 K4C-02 041

    09.00-09.15 K4A-03 K4B-03084 K4C-03 042

    09.15-09.30 K4A-04 K4B-04 086 K4C-04 005

    09.30-09.45 K4A-05 K4B-05 036 K4C-05 033

    09.45-10.30 Coffee break Tempat: Teras Utara Auditorium Merapi

    Poster Session hari ke-2

    10.30-12.00

    Plenary Session 2

    Dr. rer. Nat. Sumaryono, M.Sc. (Kepala Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia dan Industri Informasi Geospasial BIG)

    Drs. Projo Danoedoro, M.Sc., Ph.D. (Ketua PUSPICS UGM / MAPIN Yogya) Tempat: Auditorium Merapi

    12.00-13.00 Ishoma Poster Session hari ke-2

    13.00-14.15

    Parallel Session 5

    Ruang Sidang 1 PUSPICS (A) (KAJIAN METKLIM 2)

    Ruang Sidang 2 PUSPICS (B) (KAJIAN VEGETASI & KEHUTANAN)

    Ruang Kelas 1 PUSPICS (C) (TOPIK LAIN TERKAIT SIG 1)

    Moderator Dr. Sudaryatno Bowo Susilo, MT Like I, MSc

    13.00-13.15 K5A-01 039 K5B-01 031 K5C-01 013

    13.15-13.30 K5A-02 050 K5B-02 051 K5C-02 024

    13.30-13.45 K5A-03056 K5B-03072 K5C-03 030

    13.45-14.00 K5A-04 100 K5B-04 099 K5C-04 055

    14.00-14.15 K5B-04 119 K5C-05 029

    14.15-15.00 Coffee break Tempat: Teras Utara Auditorium Merapi

    Poster Session hari ke-2

    15.00-16.00

    Parallel Session 6

    Ruang Sidang 1 PUSPICS (A) (ESTIMASI PRODUKSI DAN PL)

    Ruang Sidang 2 PUSPICS (B) (TOPIK LAIN TERKAIT SIG 2)

    Ruang Kelas 1 PUSPICS (C) (TOPIK LAIN TERKAIT SIG 3)

    Moderator Dr. Sigit Heru M Ibnu R, MCs Dr. Nurul Khakhim

    15.00-15.15 K6A-01 043 K6B-01 064 K6C-01 023

    15.15-15.30 K6B-03094 K6C-03082

    15.30-15.45 K6C-04 085

    15.45-16.00 K6C-05 120

    16.00-16.30 Penutupan acara simposium Tempat: Auditorium Merapi

    Keterangan:

    Kode presentasi R1A-01 001: hari Rabu, sesi 1, ruang A, urutan presentasi 01, paper ID 001

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    xv |

    KUMPULAN PAPER

    SIMPOSIUM

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    16 |

    PLENARY SESSION 1 24 November 2015

    Auditorium Merapi, Fakultas Geografi

    Prof. Dr. Hartono, DEA., DESS. (Ketua Ikatan Geograf Indonesia IGI)

    Dr. Suprajaka, M.T. (Kepala Pusat Standarisasi Kelembagaan Informasi Spasial [PSKIG]

    mewakili Kepala Badan Informasi Geospasial BIG)

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    17 |

    Materi Pertama Plenary Session - 1

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    18 |

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    19 |

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    20 |

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    21 |

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    22 |

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    23 |

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    24 |

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    25 |

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    26 |

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    27 |

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    28 |

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    29 |

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    30 |

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    31 |

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    32 |

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    33 |

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    34 |

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    35 |

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    36 |

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    37 |

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    38 |

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    39 |

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    40 |

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    41 |

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    42 |

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    43 |

    Materi Kedua Plenary Session - 1

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    44 |

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    45 |

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    46 |

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    47 |

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    48 |

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    49 |

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    50 |

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    51 |

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    52 |

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    53 |

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    54 |

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    55 |

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    56 |

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    57 |

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    58 |

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    59 |

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    60 |

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    61 |

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    62 |

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    63 |

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    64 |

    PERAN KEAHLIAN GEOGRAFI DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN

    PROFESI TERKAIT INFORMASI GEOSPASIAL

    Prof. Dr. Hartono, DEA, DESS

    1

    1Ketua Umum Ikatan Geograf Indonesia (IGI)

    [email protected]; hp. 0811268894

    [email protected]

    *Corresponding author: [email protected]

    ABSTRAK

    Geografi sebagai cabang ilmu yang sudah mapan, memiliki obyek kajian berupa daratan dan lautan, yang

    memiliki peran nyata dalam memberikan solusi isyu-isyu problema bangsa. Obyek kajian bidang geografi

    memperkuat perannya sebagai unsur pembentuk negara, mendukung ketahanan dan kedaulatan nasional.

    Geografi juga mendeskripsi dan mengkaji keberadaan distribusi sumberdaya alam, peradaban manusia dan

    sumberdaya buatan, dalam mendukung perencanaan, implementasi, monitoring dan evaluasi pelaksanaan

    pembangunan nasional serta menumbuhkan rasa cinta tanah air. Dunia telah bergeser dan mengalami globalissi.

    Peradaban manusia telah berganti, yang kini ditandai dengan penerapan teknologi informasi dan komunikasi

    yang memungkinkan manusia untuk berkomunikasi dengan dunia lain dengan cepat, maya dan menarik.

    Penerapan teknologi ini telah menembus batas wiayah dan negara. Dunia informasi geospasial telah terpengaruh

    dengan globalisasi, termasuk profesi geografi yang dituntut untuk memantapkan sertifikasi profesinya di era

    MEA. Terbitnya UU 4/2011, UU 32/2009; UU 27/2007 dan aturan yang mengatur tentang sumberdaya alam dan

    informasi geospasial, semakin menegaskan bahwa informasi geografi semakin penting dalam mendukung

    pelaksanaan kajian bidang geografi. Peran geografi perlu dimantapkan dengan sertifikasi kompetensi geografi

    melalui penyususnan SKKNI Geografi. Kompetensi spasial geografi dapat mengajukan SKKNI melalui BIG,

    yang juga telah menyusun SKKNI Bidang Survei Terestris; Fotogrametri; Penginderaan Jauh; Sistem Informasi

    Geografis (SIG); Kartografi, dan Hidrografi. Draf SKKNI yang mantap, akan makin memantapkan kiprah

    profesi geografi. Pengembangan sertifikasi Geografi dapat memiliki pengaruh positif terhadap kemajuan bidang

    ilmu serumpun.Peran teknologi informasi geografi sebagai penghasil data dan informasi geospasial sangat

    nyata, terutama untuk deteksi, indentifikasi, pemetaan, pengukuran, analisis obyek geografi, sumberdaya dan

    lingkungan, melalui produk-produk turunannya (peta chart, denah, photomap, spasiomap, orthofoto, system

    informasi). Peran tersebut penting bagi pengembangan SDM geografi yang unggul.

    Paper disajikan pada Simposium Nasional SAINS GEOINFORMASI dengan tema PENGUATAN PERAN

    SAINS INFORMASI GEOGRAFI DALAM MENDUKUNG PENANGANAN ISYU-ISYU STRATEGIS

    NASIONAL, diselenggarakan oleh PUSPICS-BIG-IGI di Yogyakarta pada tanggal 25 November 2015

    PENDAHULUAN

    Profesi geografi pada era global, makin penting seiring dengan perkembangan sains dan teknologi di

    bidang geospasial, baik matra darat, laut dan udara. Informasi geografi meliputi informasi lithosfer, hidrosfer,

    atmosfer, biosfer dan antroposfer, yang sangat penting untuk berbagai peruntukan program pembangunan dan

    kajian bencana. Kini bangsa Indonesia, sesuai dengan globalisasi berada pada zaman pengembangan dan

    penerapan teknologi komunikasi dan informasi (information communication technology), setelah kita

    melampaui zaman dengan fokus penekanan pada sendi kehidupan pertanian dan industri. Elon Musk (2015)

    menyatakan bahwa pada zaman ini ada 3 hal penting yang mewarnai kehidupan kita di masa depan yaitu

    internet, perjalanan antariksa dan penggunaan energy yang ramah lingkungan (energy matahari). Akses

    internet, facebook, smart phone (ponsel pintar), twitter, instagram, whatsapp, BBM, dll sangat mudah dan

    menjadi prioritas dalam kehidupan modern. Hal ini dapat membuat hidup makin dipermudah dalam menjalin

    komunikasi dan akses informasi.

    Prof BJ Habibie (2005) berpendapat bahwa barangsiapa menguasai informasi maka mereka akan

    menguasai dunia. Terkait dengan informasi geografi, berbagai isyu-isyu dunia telah menegaskan perlunya

    informasi untuk pengambilan keputusan. Agenda 21 di butir 40

    :Insustainabledevelopment,everyoneisauserandproviderofinformationconsideredinthebroad

    sense.Thatincludesdata,information,appropriatelypackagedexperienceandknowledge.Theneed

    mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    65 |

    forinformationarisesatalllevels,fromthatofseniordecisionmakersatthenationaland

    internationallevelstothegrass-rootsandindividuallevels.Thefollowingtwoprogrammeareasneed

    tobeimplementedtoensurethatdecisionsarebasedincreasinglyonsoundinformation: a. Bridgingthedatagap and

    b. Improvinginformationavailability. Kegunaan informasi geografi, yang antara lain diujutkan dalam

    bentuk data dan informasi geospasial telah makin menunjukan peranannya dalam berbagai peruntukan :

    tataruang, pengelolaan hutan, pengelolaan DAS dan sumberdaya air, pembangunan desa, dll. Agenda

    tersebut relevan dengan kondisi Indonesia dengan perlunya menjembatani gap dan peningkatan

    ketersediaan informasi geospasial, yang kini memang masih dirasakan di berbagai tingkat pembangunan.

    Program Millenium Development Goals (MDGs) tentang keberlanjutan lingkungan hidup, butir 7a,

    b, c, d menyebutkan perlunyaintegratetheprinciplesofsustainabledevelopmentinto countrypolicies

    andprogrammes andreversethelossofenvironmentalresources;

    reducebiodiversityloss,achieving,by2010,asignificantreductionintherateofloss;

    Halve,by2015,theproportionofthe populationwithoutsustainableaccesstosafe drinkingwaterandbasicsanitation;

    By2020,tohaveachievedasignificantimprovementinthelivesofatleast100millionslumdwellers. Informasi

    geospasial sangat diperlukan dalam melestarikan lingkungan hidup dan menjamin kebutuhan dasar

    manusia untuk memenuhi kehidupannya (air, tempat berteduh,).

    Teknologi modern telah memungkinkan terciptanya komunikasi bebas lintas benua, lintas negara,

    menerobos berbagai pelosok perkampungan di pedesaan dan menyelusup di gang-gang sempit di perkotaan,

    melalui media audio (radio) dan audio visual (televisi, internet, dan media social lainnya), dapat dijadikan alat

    yang sangat baik untuk sharing data geospasial dan bahkan interoperability data tersebut diantara sesama

    pengguna data dan informasi geospasial, baik melalui INA-GEOPORTAL pada www.big.go.id, maupun melalui

    portal-portal lainnya. Dengan fakta-fakta tersebut di atas nampak bahwa profesi geografi yang menghasilkan

    data dan informasi geografi, dengan menggunakan teknologi informasi geografi, dan perwujutan data geospasial

    sebagai produk yang mengikuti kaidah geografi oleh pada profesi pendukung ilmu geografi, maka profesi

    geografi sangat penting dalam pembangunan ini. Profesi geografi juga mendorong makin berkembangnya

    profesi lain yang berkembang melalui aplikasi bidang geografi (penginderaan jauh, SIG, GPS, Kartografi,

    Surveying, teknologi satelit hingga para layang dan drone), sesuai dengan sinyalemen Elon Musk tersebut di

    atas. Tulisan ini menguraikan tentang peran ahli geografi dalam mendukung pengembangan profesi yang terkait

    dengan geospasial, yang disesuaikan dengan perkembangan isyu-isyu strategis nasional di era global. Setelah

    pendahuluan kemudian secara berturut turut diikuti dengan uraian tentang profesi geografi, penggunaan data

    geospasial dan peran ahli geografi-geospasial dalam penyelesaian isyu-isyu nasional.

    KOMPETENSI DAN PROFESI GEOGRAFI DALAM ERA GLOBAL

    Geografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi dan hubungannya dengan kehidupan

    manusia. Ilmu pendukung geografi antara lain meliputi hidrologi, geomorfologi, pedologi, geografi kota, desa,

    dan didukung oleh teknologi informasi geografi. Manusia pada mulanya tergantung dan menyesuaikan dengan

    alam (deterministik), sehingga terbentuk pola peradaban manusia yang dicirikan oleh karakteristik fisik alam.

    Lambat laun manusia memegang peranan, terutama dengan dikuasainya teknologi, sehingga manusia mengatur

    alam untuk memenuhi kesejahteraannya (positivism). Daerah yang tidak memiliki sumberdaya air tawar,

    manusia mampu mendestilasi air laut untuk menghasilkan air minum dan kebutuhan domestik lainnya (di pulau-

    pulau terpencil). Penelitian dan pengabdian pada masyarakat bidang geografi berkaitan dengan bidang keilmuan

    di atas, dengan porsi penekanan yang berimbang maupun penekanan pada salah satu bidang keilmuan tertentu.

    Pelibatan unsur alam dan manusia dengan menggunakan teknologi informasi geografi merupakan ciri penting

    penelitian dan pengabdian pada masyarakat bidang geografi.

    Hagget (1978) menyebutkan bahwa geografi memiliki tiga pisau analisis dalam

    pendekatannya untuk mempelajari fenomena bumi, yaitu pendekatan ekologik, spasial dan wilayah. Ketiga

    pendekatan tersebut secara nyata telah diterapkan dalam berbagai penelitian dan pengabdian pada masyarakat

    dan memberikan hasil yang baik. Dalam berbagai fakta, sering pengelola wilayah belum menerapkan hampiran

    geografi tersebut dengan konsekuen, akibatnya banyak dijumpai kerusakan lahan, degradasi lingkungan, dsb.

    Daya dukung wilayah cenderung diabaikan, karena prinsip ekologik belum digunakan dengan baik.

    Kajian dan anlisis geografi menjadi makin menguat antara lain dengan digunakannya anlisis

    kualitatif, kuantitatif, statistik dan SIG. Peran penting penelitian geografi dikuatkan oleh SIG, yang dengan jelas

    dinyatakan oleh Dangermond, (2011) the role of geography is a platform for understanding the world. GIS is

    making geography come alive. It condenses our data, information, and science into a language that we can

    easily understand: maps. Penelitian geografi sebaiknya menggunakan peta, dalam bentuk 2 dan 3 dimensi; static

    dan dinamik. Geodatabase tersusun atas layer-layer peta dasar dan peta tematik. Bidang penelitian yang belum

    memperoleh porsi yang layak adalah geopolitik, status lahan, kewenangan dalam kadaster darat dan laut,

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    66 |

    perubahan iklim global, dan dirgantara. Bidang dirgantara, ekploitasi dan pengaturan udara dan antariksa belum

    banyak disinggung dalam penelitian geografi.

    Daryaka (2014) menguraikan bahwa Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) berguna

    untuk menjamin kualitas sumberdaya manusia (SDM) yang bekerja secara profesional sesuai dengan

    kompetensinya. Perpres No. 8 tahun 2012, tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), SDM

    profesional dikelompokkan menjadi 9 jenjang kualifikasi, dengan kesetaraan lulusan pendidikan SD setara

    dengan jenjang 1, lulusan S1 setara dengan jenjang 6, dan lulusan S3 setara dengan jenjang 9. SKKNI perlu

    diacu oleh penyelenggara pendidikan dalam menyusun kurikulum, agar lulusannya dapat setara kemampuannya

    dengan standar nasional tersebut. Dalam rangka menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), SKKNI

    diharmonisasikan dengan negara tetangga melalui forum Mutual Recognition Arrangement (MRA), sehingga

    kualitas SDM kita juga diakui setara kualitasnya pada jenjang yang sama.

    Di bidang Informasi Geospasial (IG) juga sedang disusun SKKNI, dengan maksud agar SDM yang

    terlibat dalam pembuatan data dan IG dapat terjamin standar kemampuannya, yang pada akhirnya juga dapat

    menjamin kulaitas data yang dihasilkan. Penyusunan SKKNI bidang IG ini merupakan bagian dari

    pembangunan SDM IG secara nasional, agar dapat mendukung kebijakan One Map Solution. SKKNI bidang IG

    disusun berdasarkan amanat UU No 4 tahun 2011 tentang Informasi Geospasial terutama pasal 55 dan 56.

    Penyusunan SKKNI bidang IG sudah mulai dibangun tahun 2012. Kompetensi kerja di Bidang IG

    dikelompokkan menjadi 6 Sub Bidang : Survei Terestris (Surveying); Fotogrametri; Penginderaan Jauh (Remote

    Sensing); Sistem Informasi Geografis (SIG); Kartografi, dan Hidrografi. Unit Kompetensi bidang Informasi

    Geospasial sub Bidang Geografitelah diusulkan dan dalam proses penyelesaian bersama dengan 6 bidang yang

    telah diusulkan sebelumnya. Kompetensi sub bidang Geografi memiliki rumusan kompetensi sebagaimana

    diuraikan dalam tabel 1 berikut.

    Tabel 1. Kompetensi sub bidang Geografi dalam SKKNI

    Fungsi Utama Unit Kompetensi

    Perencanaan 1. Menyusun rencana pekerjaan IG Geografi 2. Mengidentifikasikebutuhan substansi pekerjaan IG Geografi 3. Melakukan perencanaan pekerjaan IG Geografi

    Pengumpulan Data 1. Mengumpulkan data IG Geografi 2. Menderivasi data/ informasi IG Geografi 3. Memvalidasi data IG Geografi 4. Memverifikasi data IG Geografi

    Pemrosesan Data 1. Melakukan proses editing data IG Geografi 2. Menyusun peta tematik IG Geografi 3. Menyusun basisdata IG Geografi

    Pengelolaan Data 1. Mengelola basisdata IG Geografi 2. Menganalisis IG Geografi 3. Mensintesakan IG Geografi 4. Mengevaluasi IG Geografi

    Penyajian Data

    1. Merencanakan produk IG Geografi 2. Menyusun laporan produk IG Geografi 3. Mendiseminasi IG Geografi 4. Mengkomersialisasi IG Geografi

    Terkait data dan informasi Geografi perolehan dan pemrosesannya didukung oleh ilmu dan teknologi

    sub bidang Geografi yang langsung secara teknis mengelolanya. Ilmu dan teknologi tersebut adalah kartografi,

    penginderaan jauh, surveying dan Sistem Informasi Geografi (SIG). Olehkarenanya pada jenjang 1 hingga 6,

    kompetensi pengumpulan dan pemrosesan data langsung menggunakan spesifikasi SKKNI sub bidang

    kartografi, penginderaan jauh, surveying dan SIG yang telah tersedia. Kompetensi Geografi terutama pada

    analisis, sintesis dan evaluasi data dan informasi geospasial untuk menghasilkan produk data dan informasi baru

    yang digunakan untuk pembangunan dan kajian bencana. Produk tersebut antara lain peta tataruang, peta

    kemiskinan, peta jalur pengembangan tol laut, peta pembukaan sawah terkait swasembada pangan, system

    informasi spasial pengelolaan kota, pengelolaan wilayah perbatasan, dll.

    Bidang-bidang ilmu dalam lingkup Geografi meliputi bidang Geografi Fisik (Geomorfologi, Hidrologi,

    Klimatologi, Pedologi); dan Geografi Manusia (Kependudukan, Geografi Politik, Geografi Ekonomi, Geografi

    Regional, Geografi Kesehatan, Geografi Sosial) dan didukung oleh Geografi Teknik (Kartografi, Handasah,

    Penginderaan Jauh, SIG). Kompetensi bidang Geografi Teknik telah berkembang dengan pesat, bahkan kini

    telah diatur dalam ISO, dalam SNI dan memiliki draf SKKNI yang mantap. Bidang keilmuan yang tercakup

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    67 |

    dalam Geografi Fisik dan Geografi Manusia serta Kebencanaan perlu mengembangkan diri dengan memiliki

    SKKNI yang diperlukan dalam era global.

    INFORMASI GEOSPASIAL DALAM KOMPETENSI SUB BIDANG GEOGRAFI

    UU nomor 4 tahun 2011 menjelaskan bahwa Geospasial atau ruang kebumian adalah aspek keruangan

    yang menunjukkan lokasi, letak, dan posisi suatu objek atau kejadian yang berada di bawah, pada, atau di atas

    permukaan bumi yang dinyatakan dalam sistem koordinat tertentu. Informasi Geospasial yang selanjutnya

    disingkat IG adalah data geospasial yang sudah diolah sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam

    perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, dan/atau pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan ruang

    kebumian.

    Dalam era pembangunan dan globalisasi, diperlukan data geospasial yang lengkap, baru, akurat dan

    pengelolaan data dan informasi yang mudah diakses. Dalam hal ini, teknik penginderaan jauh dan SIG dapat

    memberikan solusi tentang data dan informasi obyek geografi, baik lithosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer, dan

    antroposfer. Teknologi penginderaan jauh, melalui produk yang dihasilkan (citra foto, citra satelit) dapat

    dimanfaatkan sebagai sumberdata dalam penelitian geografi. Data dan informasi geospasial dapat berupa peta

    dasar, peta tematik, citra foto udara, citra satelit, chart, denah, maket, sistem informasi spasial, baik yang statik

    maupun dinamik. Teknologi pengelolaan informasi geospasial memanfaatkan teknologi ICT dengan intens,

    sehingga bidang kajian geografi tidak hanya meliputi geografi fisik dan geografi manusia, tetapi juga didukung

    oleh teknologi informasi geografi, yang menjadikan kajian geografi makin bermakna.

    Tatakelola informasi geospasial diatur dalam UU 4/2011, sedang pengelolaan sumberdaya alam diatur

    dalam UU 27/2007, UU 41/1999, UU 32/2009 yang diikuti dengan peraturan implementatif di bawahnya, yang

    memperjelas tahapan operasionalnya. PP 10/2000 mengatur tentang ketelitian peta tematik pendukung tata

    ruang. Keppres 85/2007 mengatur tentang Jaring Data Spasial Nasional, lembaga mana mmemproduksi peta

    apa. Berbagai SNI telah diterbitkan, untuk memberikan panduan tentang kompetensi dan spesifikasi produk

    spasial tertentu (Panduan Penyusunan Peta Rupa Bumi, dll). Penelitian geografi sebaiknya mengikuti ketentuan

    tersebut dalam implementasinya.

    Naskah akademik UU 4 tahun 2011 menyebutkan bahwa InformasiGeospasial, yang lazimdikenal

    dengan peta,adalahinformasi obyekpermukaan bumiyang mencakup aspekwaktu dan keruangan.Pengertian

    geodalamgeospasial,berarti geosfer yang mencakupatmosfer (lapisan udara yang meliputi permukaan

    bumi),litosfer(lapisankulitbumi),pedosfer(tanah beserta pembentukan dan zona-zonanya, sebagai bagian dari

    kulit bumi), hidrosfer(lapisanair yang menutupi permukaanbumi dalamberbagai bentuknya), biosfer(segenap

    unsur di permukaan bumiyang membuatkehidupandan proses biotik berlangsung) danantroposfer(manusia

    dengansegala aktivitasyang dilakukannya di permukaanbumi)

    Informasiterkaitdengangeografi mencakuptigapengertian1) informasi

    tentanglokasidipermukaanbumi;2)informasitentangterdapatnyasuatuobyek di bumiyang bersifat

    fisik(atmosfer,litosfer, pedosfer, hidrosferdanbiosfer) ataupun non-fisikdan budidayahasilkreasi

    manusia(antroposfer); 3)informasi tentang apayang beradapadasuatulokasitertentu.Dengandemikianpengertian

    geografitidakhanya menunjukkanlokasidi permukaan bumi,tetapijugaterkait sumber daya danlingkungan

    hidupmanusia.

    Pengertian Informasi Geospasial amat erat kaitannya dengansalahsatusyaratterbentuknyasebuah

    negara yaituadanyawilayahyang berkonotasi territorial. Wilayahmerupakansalahsatusyaratutamaterbentuknya

    suatu negara,denganlokasidanbatas-batasyangdiakuiberdasarkan peraturan yang berlaku. InformasiGeospasial

    merupakanbagian penting dalammewujudkansistem informasi yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung

    sektor publik dalam melaksanakan prosesperencanaan, pelaksanaan dan evaluasipembangunan,

    baikpadapemerintahantingkatpusat maupuntingkat daerah,danjugapada sektorperorangandankelompok

    orang.InformasiGeospasialmenjadikomponen pentingdalam mendukungpengambilankeputusan.

    PeranInformasiGeospasial, yang dihasilkan oleh kompetensi geografi semakin penting

    dalampembangunan,namun masih banyakpermasalahanyang munculkarena dengan adanyaUU

    tentangInformasiGeospasial, perlu konsistensi dalam pelaksanaan pedoman, skala, produk, dll.

    Keberlangsungan penyelenggaraanInformasiGeospasialmemerlukan dukungandari berbagaipihak,yang sangat

    erat kaitannya dengan ketersediaansumber dayamanusiayangberkualitas,danperkembanganilmu

    pengetahuan,teknologi, dansosial (IPTEKS), antara lain adalah SDM Geografi.

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    68 |

    KOMPETENSI DAN PROFESI GEOGRAFI DALAM SOLUSI PROBLEMA BANGSA

    Program presiden Jokowi-JK termuat dalam tujuh misi (1) Mewujudkan keamanan nasional yang

    mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya

    maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan; (2) Mewujudkan masyarakat

    maju, berkesimbangan dan demokratis berlandaskan hukum; (3) Mewujudkan politik luar negeri bebas aktif dan

    memperkuat jatidiri sebagai negara maritim; (4) Mewujudkan kualitas manusia Indonesia yang tinggi, maju dan

    sejahtera; (5) Mewujudkan bangsa yang berdaya saing; (6) Mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim yang

    mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional; (7) Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian

    dalam kebudayaan. Program pembangunan nasional dalam UU 25 tahn 2000, nampak masih relevan dengan

    program kabinet Kerja. Butir-butir rincian dalam UU tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk menunjukan

    manfaat penelitian geografi dan informasi geospasial. Program tersebut berisi antara lain perlunya : (1)

    inventarisasi dan evaluasi potensi SDA dan lingkungan hidup, yang meliputi darat, laut, udara; (2) valuasi

    potensi sumberdaya hutan, air, laut, udara dan mineral, yang memungkinkan semua sumberdaya memiliki

    harkat; (3) pendataan kawasan ekosistem yang rentan terhadap kerusakan, termasuk wilayah kepulauan;

    (4)peningkatan akses informasi SDA dan LH kepada masyarakat, stake holders.

    Buti-butir tersebut dengan jelas memposisikan semua spasial data provider untuk mengembangkan

    sistem informasi spasial geografis, yang dapat memberikan layanan kepada masyarakat secara real time dan

    menyeluruh. Agar supaya suatu lembaga dapat melaksanakan pengelolaan wilayah untuk pembangunan dan

    menanggulangi bencana, maka sebuah intitusi pengelolaan data amat diperlukan. Penyusunan institusi

    pengelolaan data tersebut memerlukan tersedianya hardware, software, data spasial dan numerik, sumberdaya

    manusia, prosedur kerja standart, dan mekanisme pendukung, termasuk institusi pengelolaan kemaritiman.

    Pengembangan institusi pengelola data kemaritiman memerlukan pemantapan tujuan, dukungan dana,

    sumberdaya manusia (teknisi, analis, pengelola), spasial information expert, application GIS expert dan perlu

    berhubungan dengan para vendor. Manfaat geografi dalam peningkatan pembangunan, antara lain dapat diuraian

    pada butir-butir berikut.

    Penyusunan Basisdata Kemaritiman

    Aplikasi geografi di bidang kemaritiman yang perlu percepatan antara lain adalah kadaster laut,

    toponimie bagi kepulauan nusantara, pengelolaan perbatasan daerah dan negara, penataan tataguna tanah, hak

    atas lahan, rehabilitasi kerusakan lingkungan yang berpengaruh pada laut. Pendataan pulau telah mencapai

    13466, itupun belum sempurna. Hal-hal tersebut adalah contoh persoalan spasial dan wilayah, yang masih

    sangat diperlukan untuk dilakukan akselerasinya di Indonesia. Data dasar nasional kemaritiman sebaiknya berisi

    data dan informasi dasar geografis yang tercakup dalam peta Bathimetri, Topografi, Rupabumi, lingkungan

    Pantai Indonesia, Lingkungan Laut Nasional dan Benua Maritim. Sebesar 70% dari wilayah nasional telah

    terselesaikan. Data tematik yang dibangun di atas data dasar meliputi tematik abiotik (geologi, tanah, air, iklim,

    mineral, laut), biotik (vegetasi) dan data sosial ekonomi penduduk. Perolehan data tersebut oleh instansi

    penghasil data (Dishidros, KKP, P3O LIPI, BIG, BPN, Puslittanak, Dirjen Geologi, Lemigas, Departemen

    Kehutanan, Jawatan Topografi, Kimpraswil, BMG, BPS) menggunakan data hasil survei hidrografi, terestris,

    dan menggunakan data penginderaan jauh dan diolah dengan SIG. PP 10/2000, mengatur tentang penyusunan

    Peta RTRW Nasional minimal 1 : 1.000.000; Peta RTRW Daerah Propinsi, minimal 1 : 250.000.Peta RTRW

    Daerah Kabupaten, minimal 1 : 100.000. Peta RTRW Daerah Kota, minimal 1 : 50.000. Data nasional sebagai

    input terbentuknya basisdata nasional telah tersedia dalam skala 1:1000.000 dan 1:250.000, sedang skala yang

    lebih besar masih perlu dikerjakan dengan cara-cara yang lebih sistematik.

    Untuk kemaritiman, data tentang fisik laut (kedalaman, ombak, pasang surut, gelombang, dan data

    fisik, kimia), pertambangan, industry, pelayaran, perniagaan, pelabuhan dan yang terkait perlu disusun dalam

    basisdata. RUU Kelautan menyebutkan bahwa data kelautan meliputi : karakteristik laut, baku mutu laut,

    bathimetry, hydrography, oceanography, data ttg cuaca, data sumberdaya hayati dan non hayati, data ttg

    lempeng tanah dasar laut, data ttg gempa di laut, tsunami, data ttg pulau-pulau, data ttg peta laut, data ttg

    penduduk pesisir dan data lain yg diperlukan.

    Pemantapan Batas Wilayah

    Saat ini batas wilayah NKRI masih ada yang belum selesai dirundingkan dengan negara tetangga.

    Pulau kecil terluar yang berjumlah 92, dimana yang berpenduduk sebanyak 31 buah, perlu dipetakan agar dapat

    digunakan sebagai penetapan garis pangkal. Pulau terluar perlu diinventarisasi dan ditetapkan nama-nama pulau

    tersebut, karena hingga kini masih banyak pulau yang belum memiliki nama. Konsep Daerah Aliran Sungai

    perlu diterapkan agar terimplementasikan pengelolaan wilayah yang berciri sinergi spasial darat laut dalam satu

    kesatuan yang holistik.

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    69 |

    Kajian Sumberdaya Laut

    Ekosistem laut Indonesia sangat kaya dengan sumberdaya hayati dan non hayati. Ekosistem mangrove,

    terumbu karang, padang lamun mendukung keberadaan ikan pelagis, demersal dan ikan jeluk yang banyak

    jumlahnya. Luas ekosistem terumbu karang sebesar 50.875 Km2 (Burke, dkk, 2002). Sebesar 10-50%

    ekosistem tersebut mengalami peningkatan degradasi karena berbagai sebab alami dan eksploitasi. Jumlah

    spesies adalah 574 buah (Vernon, dkk, 2009), sebesar 22,05% terlindungi (Kementerian Kehutanan). Ekosistem

    ini berada pada 1133 lokasi, dengan kondisi sangat baik 5%; baik 27%; cukup 37% dan buruk 31% (Puslit

    Oceanologi LIPI).

    Green Peace (2011) melaporkan bahwa ekosistem padang lamun mencakup luas sekitar 30.000 km2,

    dengan memiliki jumlah spesies sebanyak 13 buah, dimana sebesar 17,1% terlindungi, sedang sisanya belum.

    Ekosistem mangrove meliputi luas 3.244.018 Ha (Bakosurtanal), jumlah spesies adalah 45 uah (Spalding, dkk,

    2002). Ekosistem mangrove yang terlindungi sebesar 21,97% (Kementerian Kehutanan). Di bidang perikanan

    jumlah tenaga kerja yang terkait langsung dengan perikanan 2.265.213. Tahun 2011 jumlah kapal 581.845

    buah. Tiga provinsi dengan jumlah kapal terbanyak : Sulawesi, Sumatera dan Jawa. Jumlah alat penangkap ikan

    1.001.667 unit. Spesies Penyu 6 buah, 95 tempat kembang biak, 49% tempat kembang biak terlindungi

    (Kementerian Kehutanan). Spesies Dugong : 28 Habitat, 45% habitat terlindungi (Kementerian Kehutanan).

    Kemampuan inventarisasi kekayaan alam laut perlu ditingatkan dengan penerapan teknologi informasi

    geografi, dengan program dan pendanaan yang memadai. Kegiatan riset yang dilengkapi dengan kemampuan

    teknologi yang memadai perlu ditingkatkan. Survei hidrografi, terrestrial, dengan dibantu dengan teknologi

    penginderaan jauh, kartografi dan SIG perlu memperoleh perhatian yang memadai.

    Penyusunan Tata Ruang Laut

    Terkait tataruang laut, saat ini telah dihasilkan RUU Kelautan yang bertujuan agar mampu

    mewujudkan NKRI sbg negara kepulauan yang berciri Nusantara dan menciptakan laut yang lestari, aman, serta

    teridentifikasinya sumberdaya laut dlm yurisdiksi nasional dan diluar yurisdiksi nasional. Aturan tersebut juga

    berisi pemanfaatan sumberdaya kelautan dan kekayaan laut dlm wilayah laut NKRI, laut lepas dan dasar

    samudera dalam, secara berkelanjutan, utk sebesar-besarnya bagi generasi sekarang tanpa mengorbankan

    kepentingan generasi mendatang; mengembangkan budaya dan pengetahuan kelautan bagi masyarakat utk

    menumbuhkan pembangunan yg berorientasikan kelautan, dan menciptakan SDM kelautan yang profesional,

    beretika, berdedikasi, dan mampu mendukung pembangunan kelautan scr optimal dan terpadu.

    Pada pasal 10 ayat 2 RUU tersebut menjelaskan bahwa penataan ruang kelautan meliputi diantaranya

    wilayah perikanan, pertambangan, kenavigasian, pelayaran dan kepelabuhanan, industri kelautan,

    kepariwisataan kelautan, penelitian ilmiah, bangunan diatas air, daerah latihan militer, uji-coba sistem senjata

    militer dan kawasan lindung. Implementasi ketentuan tersebut perlu segera dilakukan untuk seluruh wilayah

    perairan laut kita agar pengelolaannya dapat lebih baik. Implementasi dari RUU tersebut sangat diperlukan guna

    pembangunan kemaritiman di Indonesia.

    Pembangunan Parwisata

    Indonesia diharapkan mampu membangun pariwisata sebagai tulang punggung kesejahteraan rakyat

    yang sangat menjanjikan. Hal ini didukung dengan kekayaan sumberdaya alam dan panoramik yang indah dan

    kaya dengan keanekaragaman hayati. Keindahan pasir dan kondisi pantai, aneka spesies terumbu karang,

    keindahan hutan mangrove, tinggi gelombang, warna laut, dan karakteristik lainnya, mampu sebagai daya tarik

    wisata alamyang luar biasa. Kemasan wisata perlu didukung dengan fasilitas pendukung yang memadai,

    keamanan, kenyamanan, yang mampu meningkatkan daya jual pariwisata.

    Kajian Bencana

    Bencana alam yang terjadi di laut (banjir, gempa bumi, tsunami, badai, siklon) yang terjadi

    mengharuskan lembaga yang kompeten untuk melakukan upaya terkait penanggulangan bencana alam

    (Bakornas PB, SAR, Mawil Hansip). Sistem informasi penanggulangan bencana alam (SIPBI) perlu disusun

    guna mitigasi bencana. Kinerja utamanya adalah penyusunan basisdata wilayah : pemetaan daerah bencana,

    evaluasi bencana, kajian evakuasi, Early warning System. Tumpahan minyak di laut berbahaya bagi lingkungan.

    Polusi terhadap air tanah sangat berbahaya bagi penduduk. Buangan tailing dari eksploitasi pertambangan

    dengan kandungan logam berat (Hg, Cd,...), merupakan bom waktu bagi penduduk.

    Deliveri dalam Pembelajaran Geografi di era Global

    Di bidang pendidikan, aplikasi teknologi Penginderaan Jauh dan SIG serta teknologi informasi geografi

    yang lain dalam pembelajaran telah berkembang dengan pesat. SIG sebagai alat pengelolaan informasi saling

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    70 |

    melengkapi dengan penginderaan jauh dalam pengelolaan data spasial. Dalam kaidah standart internasional,

    informasi geografi telah diatur dalam Geographic Information/ Geomatics, tertuang dalam ISO/TC 211 N 573.

    Dalam ketentuan tersebut, informasi geografi didukung dengan 10 buah teknologi berikut (1) Digital survey

    instruments, (2)Global Positioning System, (3)Remote Sensing, (4)Geographic Information Systems, (5) Spatial

    Systems Engineering Tools, (6) Spatial Database Management, (7)Automated Cartography, (8)Visualisation, (9)

    Modeling, (10) Spatial Analysis.

    Pengelolaan informasi spasial untuk kajian dan deliveri informasi bidang geografi, lingkungan, wilayah

    dan bencana perlu didukung dengan system penyedia data yang berkelanjutan, dalam hal ini adalah teknologi

    penginderaan jauh, SIG dan GPS, maupun teknologi pendukung geographic information yang lain. Untuk

    kepentingan pendidikan, diperlukan basisdata sumberdaya dan lingkungan, yang dapat menghasilkan informasi

    tentang perkembangan desa, kota dan wilayah, juga adanya kejadian bencana, dampak bencana dan data sarana

    prasarana pendukung. Data dan infromasi tersebut antara lain dapat diperoleh dari analisis citra penginderaan

    jauh (foto udara, radar hingga citra satelit), yang dilengkapi dengan survey dan uji medan. Setiap jenis citra

    penginderaan jauh, dicirikan dengan sifat spasial, spektral dan temporal memiliki peran yang khas terhadap

    perolehan data lingkungan, termasuk kejadian bencana alam guna pengelolaannya.

    Untuk keperluan pendidikan, manfaat penginderaan jauh dan SIG sangat nyata, terutama untuk deteksi,

    indentifikasi, pemetaan, pengukuran, analisis obyek geografi, sumberdaya dan lingkungan, melalui produk-

    produk turunannya (peta dasar, peta tematik, chart, denah, photomap, spasiomap, orthofoto, digital terrain

    model, system informasi). Penyajian tersebut dapat dsesuaikan dengan tingkat pendidikannya. Pendidikan SMU

    dapat memanfaatkan modul dengan menggunakan Pengineraan jauh dan SIG dengan pilihan-plihan aplikasi

    yang bervariasi dalam menyusun peraga. Untuk mahasiswa diberi keleluasaan dalam penjelajahan basisdata dan

    penyusunan peta secara mandiri. Penyusunan peta mandiri ini telah difasilitasi oleh BIG dengan program INA

    GEOPORTAL, pada www.big.go.id. Media social yang lain GOOGLE menawarkan citra satelit yang dapat dimanfaatkan secara semantic untuk pendidikan. Deliveri materi pembelajaran geografi sebaiknya difasilitasi

    dengan ICT agar tayangan geografi lebih hidup dan menarik.

    KESIMPULAN

    Dunia telah bergeser dan peradaban manusia telah berganti, dari era pertanian, industry dan memasuki

    era informasi. Era informasi ditandai dengan penerapan teknologi ICT yang memungkinkan umat manusia

    untuk berkomunikasi dengan dunia lain dengan cepat, maya dan menarik. Penerapan teknologi ini telah

    menembus batas wiayah dan negara. Era ini disebut dengan era global, proses yang berlangsung adalah

    globalisasi.

    Geografi sebagai cabang ilmu yang sudah mapan, telah terbukti memiliki kemantapan konsep,

    pengertian, pendekatan, analisis dan aplikasinya bagi pembangunan di Indonesia. Pengembangan kompetensi

    geografi telah mendesak untuk segera diujutkan, agar para geograf dapat mengaktualisasikan profesinya dengan

    di era global dan MEA. Pengembangan SKKNI pada bidang ilmu dalam lingkup Geografi (Geomorfologi,

    Hidrologi, Klimatologi, Pedologi, Kependudukan, Geografi Politik, Geografi Ekonomi, Geografi Regional,

    Geografi Kesehatan, Geografi Sosial, Kartografi, Handasah, Penginderaan Jauh, SIG) perlu diperhatikan,

    mengingat ilmu-ilmu tersebut sangat bermanfaat dalam pengelolaan wilayah dan solusi problema bangsa.

    Kompetensi Sub Bidang Survei Terestris; Fotogrametri; Penginderaan Jauh (Remote Sensing); Sistem Informasi

    Geografis (SIG); Kartografi, dan Hidrografi, yang telah berkembang, telah memiliki draf SKKNI yang mantap,

    yang makin memantapkan kiprah profesi geografi.

    Aplikasi kompetensi geografi penghasil data geospasial dalam pembangunan antara lain berupa

    penyusunan basisdata, unsur pembentuk negara, pemantapan batas wilayah, kajian sumberdaya daya hayati dan

    non hayati, penyusunan tata ruang laut, pariwisata, kajian bencana. Hal ini menunjukan peran nyata geografi

    untuk pembangunan di bidang pengelolaan wilayah. Informasi geografi, penghasil data geospasial semakin

    penting dalam mendukung pengelolaan wilayah.

    DAFTAR PUSTAKA

    Agenda 21, The United Nation Organization

    Agus Siswanto, 2008, Pemetaan Hutan mangrove di kepulauan Karimunjawa, Dengan metode Berlapis, Skripsi,

    di Fakultas Geografi UGM.

    Anonim, 1992, UnitedNationsConferenceonEnvironment&Development, Rio de Janerio,Brazil,3to14

    June1992,AGENDA21

    http://www.big.go.id/

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    71 |

    Anonim, Program Pembangunan Nasional 2000-2004, UU Nomor 25 tahun 2000. Pemerintah Republik

    Indonesia.

    Anonim, Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 2000. Pemerintah Republik Indonesia

    Belward Alan, S dan Carlos R. Valenzuela, 1991, Remote Sensing and GIS for resource Management in

    Developing Countries, Enschede, Kluwer Academic Publishers

    BintartodanSurastopoHadisumarno, 1982, MetodeAnalisisGeografi,LP3ES. Dangermond, Jack, 2011,

    Geography: A Platform for Understanding, ESRI Seminar.

    Daryaka, Sri, Penyususunan SKKNI di BIG, www.big.go.id

    DeMers, Michael N, 1997, Fundamentals of GIS, New York, John WIley and Sons, Inc.

    Derek Osborn,Amy Cutter and Farooq Ullah, 2015, UniversaleSustainable Development Goals, Understanding

    theTransformationalChallenge for Developed Countries, Report of a Study by Stakeholder Forum, May

    2015

    Green Peace, 2011, Laut Indonesia dalam Krisis, Jakarta. Green Peace Southeast Asia, Jakarta.

    Habibie, BJ, 2005, Pidato pada Kongres Kedirgantaraan, Bandung

    Hagget, Peter, 1978,Geography:Modern Synthesis

    Hartono, 2014, Peranan Geografi untuk Pembangunan nasional di era Global, Paper disajikan pada Mega

    Seminar Nasional dan Reuni Akbar, Geografi untukmu Negeri, diselenggarakan oleh Jurusan

    Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta, di Yogyakarta pada tanggal

    5 Mei 2014.

    Hartono, 2010, Penginderaan Jauh dan SIG serta Aplikasinya di Bidang Pendidikan dan Pembangunan, Paper

    disajikan pada Seminar Nasional, dengan temaPemanfaatan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi

    Geografis untuk Pembelajaran Geografi dan Pembangunan Nasional,Fakultas GeografiUniversitas

    Muhammadiyah Surakarta (UMS) pada tanggal 3Juli 2010, diUMS Surakarta.

    Khakim, Nurul, 2015, Peran Strategis Informasi Geospasial Untuk mendukung Pembangunan Kemaritiman di

    Indonesia, pidato ilmiah dalam Dies natalis ke 52 fakultas Geografi UGM Yogyakarta

    Millenium Development Goals Report,

    Nawa Cita, 2010, Pidato Presiden Joko Widodo, Oktober 2010

    Sumarmi, 2010, Upaya peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau, pidato

    gurubesar di Universitas Negeri Malang Kementerian Pendidikan Nasional, Malang, 6 Juli 2010.

    www.um.malang.go.id www.big.go.id

    http://www.um.malang.go.id/

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    72 |

    MANAJEMEN BENCANA-1

    R1A RUANG SIDANG 1 PUSPICS,

    25 NOVEMBER 2015 (11.00 12.15)

    001 PEMODELAN HIDROLOGI LIMBURG SOIL EROSION

    MODEL (LISEM) UNTUK PREDIKSI TINGGI GENANGAN

    BANJIR BANDANG

    A. U. Rusdimi, P.K Widyaputra, J. Sartohadi, M.A. Setiawan, S.

    Ritohardoyo

    003 PEMANFAATAN APLIKASI InaSAFE GUNA MENDUKUNG

    PENYUSUNAN PERANGKAT KEBIJAKAN

    PENANGGULANGAN BENCANA

    Adi Kurniawan, Fredy Chandra, Charlotte Morgan, Agus Wibowo,

    Dian Oktiari

    022 ESTIMASI INDEKS KEBASAHAN BERBASIS SISTEM

    INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK MENDUKUNG

    PERINGATAN DINI BAHAYA BANJIR PADA KOTA

    SEMARANG

    Putra, D. M. W. K., Cahyaningtyas, W.M.

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    73 |

    PEMODELAN HIDROLOGI LIMBURG SOIL EROSION MODEL (LISEM)

    UNTUK PREDIKSI TINGGI GENANGAN BANJIR BANDANG

    A. U. Rusdimi

    1, P.K Widyaputra

    2, J. Sartohadi

    1, M.A. Setiawan

    1 S. Ritohardoyo

    1

    1Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

    Email: [email protected], [email protected] 2Fakultas Teknologi Sumberdaya Alam, Institut Teknologi Yogyakarta

    Email: [email protected]

    *Corresponding author: [email protected]

    ABSTRAK

    Pemanfaatan teknologi sistem informasi geografis (SIG) telah berkembang pesat dan memberikan kontribusi

    yang besar dalam analisis kebencanaan di Indonesia, salah satunya melalui pemodelan. Limburg Soil Erosion

    Model (LISEM) merupakan pemodelan hidrologis yang menggunakan banyak parameter pada skala detail.

    Model ini dikembangkan untuk mensimulasikan kondisi hidrologi permukaan dan keseimbangan sedimen.

    Kelebihan model LISEM adalah mampu mensimulasikan kondisi-kondisi tersebut dalam ruang dan waktu yang

    cukup detil.

    Keberhasilan suatu model dalam menghasilkan hasil prediksi yang paling mendekati kondisi sebenarnya di

    lapangan berkaitan erat dengan kelengkapan data yang dibutuhkan. Oleh karena itu, penelitian ini mengkaji

    hasil penerapan model hidrologi LISEM untuk prediksi banjir bandang dalam rangka mengidentifikasi

    kebutuhan basis data untuk pemodelan tersebut dan mengevaluasi optimalisasi model untuk pemodelan banjir

    bandang di Indonesia. Pemodelan hidrologi menggunakan LISEM dilakukan di DAS Bladak, Jawa Timur dan

    Sub-DAS Kedungwinong, DAS Juwana, Jawa Tengah yang memiliki karakteristik fisik yang berbeda.

    Hasil prosedur pemodelan tinggi genangan banjir bandang dianalisis secara deskriptif. Kelengkapan data yang

    meliputi informasi curah hujan, topografi, penutup lahan, sifat fisik tanah, dimensi dan aliran sungai, kekasaran

    permukaan dan vegetasi menentukan optimalisasi hasil pemodelan aliran permukaan dalam suatu DAS. Hasil

    dari penelitian ini menunjukkan bahwa model LISEM mampu memprediksi tinggi genangan dan lokasi

    genangan; meskipun dalam penelitian ini masih menggunakan banyak asumsi dan keterbatasan data. Untuk itu,

    dibutuhkan basis informasi dalam skala yang detil untuk dapat menghasilkan prediksi respon suatu DAS pada

    suatu kejadian curah hujan yang ekstrem.

    KATA KUNCI:aplikasi SIG, model hidrologi, LISEM, pemodelan banjir bandang

    1. PENDAHULUAN

    Indonesia merupakan negara yang paling rawan akan multi bencana di Asia. Dalam beberapa tahun

    terakhir, besarnya resiko bencana alam di Indonesia kian meningkat, salah satunya adalah risiko akan bencana

    banjir bandang. Banjir bandang terjadi dalam waktu yang relatif singkat dengan kekuatan yang besar dan

    mengakibatkan kerusakan pada kehidupan masyarakat yang tinggal di sekitar sungai. Tidak hanya kerugian

    yang diderita oleh masyarakat secara materi ataupun jiwa, tetapi juga kerugian secara ekonomi yang

    menurunkan kesejahteraan masyarakat juga dirasakan sebagai dampak bencana banjir bandang.Banjir bandang

    tersebut dapat diasebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya (a) kegagalan dalam bangunan penahan air (dam

    break/failure), baik yang disebabkan oleh faktor alam atau kesalahan manusia, (b) faktor curah hujan yang

    tinggi dan dalam durasi yang panjang, (c) serta faktor geometri saluran meliputi gradien sungai dan lembah

    sungai dari bagian hulu (upstream) dan hilir (downstream) (Imran, 2013).

    Sungai Bladak di lereng Gunungapi Kelud di Jawa Timur merupakan salah satu sungai yang paling

    berpotensi dilalui oleh lahar dingin setelah terjadinya erupsi gunungapi. Karakteristik lereng dan lembah sungai

    Bladak di bagian hulu merupakan faktor utama yang membuat alur sungai Bladak dapat membawa aliran lahar

    dingin ketika hujan dengan intensitas tinggi terjadi. Pola aliran sungai Bladak yang merupakan radial sentrifugal

    membuat aliran sungai terkonsentrasi dan terakumulasi pada satu titik pertemuan cabang anak sungai dan sangat

    berpotensi melimpahkan aliran tersebut ke daerah sekitarnya. Di lokasi lain, yaitu di DAS Juwana, Jawa

    Tengah, juga terbukti memiliki catatan bencana yang disebabkan oleh banjir bandang. Banjir bandang mampu

    menyebabkan akibat yang berbahaya karena kecepatan dan kemampuannya untuk membawa air dan material

    yang dapat menyebabkan kerusakan terhadap bangunan dan jembatan. Meskipun banjir bandang biasanya

    mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]

  • Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015: Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

    74 |

    terjadi di daerah yang relatif sempit, upaya mengidentifikasi lokasi yang rawan sangat dibutuhkan dalam

    pengurangan risiko bencana dan tata ruang.

    Memahami hubungan hujan-limpasan bersama dengan parameter-parameter fisik lainnya dalam suatu

    DAS sangat penting dalam membangun model hidrologis untuk prediksi banjir bandang.Arnaud-Fassetta et al.

    (2009)mengemukakan perkembangan kajian hidro-meteorologis menggunakan Geographic Information System

    (GIS) untuk membangun karakter dan dinamika banjir melalui model. Untuk membangun probabilitas kejadian

    dan analisis kerawanan dapat dilakukan dengan menggabungkan aspek geomorfologis, meteorologi-

    klimatologis,dan penggunaan lahan. Informasi yang dihasilkan dari data tersebut berupa informasi potensi

    kejadian bencana, sehingga peran dari aspek geomorfologis, meteorologi-klimatologi, dan penggunaan lahan

    sangat diperlukan dalam membangun model bencana (Dikau, 1990; Parise, 2001; Cardinali et al., 2002; van

    Westen et al., 2008; Leoni et al., 2009).

    Faktor-faktor meteorologis seperti intensitas, distribusi dan besar curah hujan juga merupakan variabel

    input dalam membentuk model. Kajian mendalam terkait parameter-parameter ini dapat digunakan untuk

    memprediksi dan membangun sistem kewaspadaan terhadap bencana banjir bandang. Kelengkapan informasi

    untuk setiap parameter sangat dibutuhkan, terutama dalam skala yang detail mengingat pemodelan banjir

    bandang merupakan pemodelan yang dilakukan pada daerah yang relatif sempit dan dalam durasi waktu yang

    singkat. Oleh karena