1
Percepatan Pengomposan Jerami in situ DESKRIPSI Pengomposan merupakan proses humifikasi bahan organik tidak stabil (rasio C/N >25) menjadi bahan organik stabil yang dicirikan oleh pelepasan panas dan gas dari bahan yang dikomposkan. Percepatan pengomposan jerami dapat dilakukan dengan pencacahan bahan jerami, penggunaan mikroba pengompos (dekomposer) unggul dengan dosis maksimum, penggunaan bahan pelemah lignin, dan penambahan bahan starter (pemacu perkembangan mikroba). PROSEDUR PENGOMPOSAN 1. Persiapan bahan - Jerami, dicacah sampai berukuran 1-3 cm (Mesin pencacah jerami APPO, Mektan). - Agen pengompos (dekomposer) unggul dari kelompok fungi perombak lignin dan selulosa dengan dosis ganda, misalnya dosis biasa 1 kg menjadi 2 kg per ton jerami. - Larutan gula (gula pasir atau gula aren) 1/4 kg dilarutkan dalam 5-10 L air per ton jerami sebagai bahan pemacu pekembangan mikroba dekomposer (starter) atau 2,5 kg urea per ton jerami. - Kapur sebagai sebagai bahan pelemah lignin. Diberikan dalam bentuk tepung atau diencerkan dengan air, dosis 5 kg per ton jerami. - Plastik penutup kompos warna gelap (tidak transparan). 2. Tahap Kerja - Cacahan jerami ditumpuk memanjang di pinggir galengan sawah lapis demi lapis (tebal lapisan 20 cm), tinggi dan lebar tumpukan maksimum 100 cm. - Tiap lapisan jerami ditaburi atau dibasahi dengan larutan kapur, kemudian larutan starter gula (atau urea), terkahir agen pengompos. - Tumpukan jerami yang sudah diinokulasi ditutup rapat dengan plastik penutup warna gelap. Penutupan ini untuk memerangkap panas, mengurangi penguapan atau pemanasan langsung terik matahari serta melindungi kompos dari pencucian hara dan pembasahan oleh air hujan. - Pembalikan kompos dilakukan pada hari ke-3 untuk aerasi dan pelembaban bahan dengan air (bila kering), kemudian ditutup kembali dengan plastik gelap sampai hari ke-7 atau kompos matang. Prospektif Teknologi & Produk 36 INDIKASI KOMPOS MATANG ? Terjadi pengurangan volume kompos jerami >1/3 bagian (tinggi semula 100 cm menjadi sekitar 60 cm). ? Kompos berwarna gelap (coklat atau coklat kehitaman) ? Kompos beraroma fermentasi, tidak berbau tengik atau bau menyengat (busuk). MANFAAT: ? ? pertumbuhan tanaman. Panas yang dihasilkan kompos membunuh mikroba patogen dan benih gulma. Pengomposan yang tepat mengurangi peluang terbentuknya senyawa toksik yang dalam banyak kasus menghambat Proses Dekomposisi Bahan organik tidak stabil (C/N tinggi) Bahan organik stabil (C/N rendah) Oksigen Air Panas Gas (CO 2 ) Biomassa mikroba Mikroba Dekomposer Transformasi bahan organik Informasi Lebih Lanjut: Kelompok Peneliti Biologi dan Kesehatan Tanah, Balai Penelitian Tanah Jl. Tentara Pelajar 3A Bogor 16111 Tel. 0251-8342985, 8336757; Fax. 0251-8342985, 321608 [email protected]; www.balittanah.litbang.go.id Input-Output Proses Pengomposan

Prospektif Teknologi & Produk Percepatan Pengomposan ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/unggulan/pengomposan... · - Agen pengompos (dekomposer) unggul dari kelompok

  • Upload
    others

  • View
    18

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Percepatan PengomposanJerami in situ

DESKRIPSIPengomposan merupakan proses humifikasi bahan organik tidak stabil (rasio C/N >25) menjadi bahan organik stabil yang dicirikan oleh pelepasan panas dan gas dari bahan yang dikomposkan. Percepatan pengomposan jerami dapat dilakukan dengan pencacahan bahan jerami, penggunaan mikroba pengompos (dekomposer) unggul dengan dosis maksimum, penggunaan bahan pelemah lignin, dan penambahan bahan starter (pemacu perkembangan mikroba).

PROSEDUR PENGOMPOSAN1. Persiapan bahan

- Jerami, dicacah sampai berukuran 1-3 cm (Mesin pencacah jerami APPO, Mektan).- Agen pengompos (dekomposer) unggul dari kelompok fungi perombak lignin dan selulosa dengan dosis ganda,

misalnya dosis biasa 1 kg menjadi 2 kg per ton jerami. - Larutan gula (gula pasir atau gula aren) 1/4 kg dilarutkan dalam 5-10 L air per ton jerami sebagai bahan pemacu

pekembangan mikroba dekomposer (starter) atau 2,5 kg urea per ton jerami.- Kapur sebagai sebagai bahan pelemah lignin. Diberikan dalam bentuk tepung atau diencerkan dengan air, dosis 5

kg per ton jerami.- Plastik penutup kompos warna gelap (tidak transparan).

2. Tahap Kerja - Cacahan jerami ditumpuk memanjang di pinggir galengan sawah lapis demi lapis (tebal lapisan 20 cm), tinggi dan

lebar tumpukan maksimum 100 cm. - Tiap lapisan jerami ditaburi atau dibasahi dengan larutan kapur, kemudian larutan starter gula (atau urea), terkahir

agen pengompos.- Tumpukan jerami yang sudah diinokulasi ditutup rapat dengan plastik penutup warna gelap. Penutupan ini untuk

memerangkap panas, mengurangi penguapan atau pemanasan langsung terik matahari serta melindungi kompos dari pencucian hara dan pembasahan oleh air hujan.

- Pembalikan kompos dilakukan pada hari ke-3 untuk aerasi dan pelembaban bahan dengan air (bila kering), kemudian ditutup kembali dengan plastik gelap sampai hari ke-7 atau kompos matang.

Prospektif Teknologi & Produk

36

INDIKASI KOMPOS MATANG?Terjadi pengurangan volume kompos jerami >1/3 bagian

(tinggi semula 100 cm menjadi sekitar 60 cm).?Kompos berwarna gelap (coklat atau coklat kehitaman)?Kompos beraroma fermentasi, tidak berbau tengik atau

bau menyengat (busuk).

MANFAAT:?

?

pertumbuhan tanaman.

Panas yang dihasilkan kompos membunuh mikroba patogen dan benih gulma. Pengomposan yang tepat mengurangi peluang terbentuknya senyawa toksik yang dalam banyak kasus menghambat

Proses Dekomposisi

Bahan organiktidak stabil(C/N tinggi)

Bahan organik stabil (C/N rendah)

Oksigen

Air

Panas

Gas (CO2)

Biomassa mikroba

Mikroba Dekomposer

Transformasi bahan organik

Informasi Lebih Lanjut: Kelompok Peneliti Biologi dan Kesehatan Tanah, Balai Penelitian TanahJl. Tentara Pelajar 3A Bogor 16111Tel. 0251-8342985, 8336757; Fax. 0251-8342985, [email protected]; www.balittanah.litbang.go.id

Input-Output Proses Pengomposan