Upload
ino-da-conceicao
View
21
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
RSK Marianum Halilulik
PROTAP/SOP GLAUCOMA
Kompetensi : 3A Laporan Penyakit: 1001 ICD X : H.40
No. Dok :. Revisi Ke : 1 Halaman : 1
PROSEDUR TETAP
Tgl terbit :Ditetapkan,
Direktris
Sr.Helma Nahak,SSpSPengertian Glaucoma adalah suatu gejala dari kumpulan penyakit yang menyebabkan
suatu resultan yakni meningkatnya tekanan intra okuler yang cukup untuk menyebabkan degenerasi optik disk atau kelainan lapang pandang.
Tujuan Penatalaksaan kasus Glaucoma sesuai standar therapy.Kebijakan Penerapan standar therapy di Rumah SakitPenyebab Menigkatnya tekanan intra okuler
Harus dibedakan dengan hipertensi okuler yaitu suatu keadaan dimana tekanan intraokuler meninggi tanpa kerusakan pada optik disk dan kelainan lapang pandang.
Gambaran Klinis
Glaucoma dapat diklasifikasikan sebagai berikut :1. Glaucoma Primer
a) Glaucoma primer sudut terbuka (simple glaucoma,wide angle glaucoma,chonic simple glaucoma) adalah jenis glaucoma yang sering ditemukan.
b) Glaucoma primer sudut tertutup (narrow angle glaucoma,closed agle glaucoma,acute congestive glaucoma).
2. Glaucoma Kongenitala) Glaucoma kongenital primer atau infantil (Buftalmos)b) Glaucoma yang menyertai kelainan kongenital
3. Glaucoma Sekunder4. Glaucoma Absolut
pada glaucoma akut kongresif (terjadinya serangan) harus diberi perawatan yang secepat-cepatnya karena terlambatnya perawatan dapat mempercepat memburuknya tajam penglihatan dan lapang pandang.
Glaucoma akut kongesif sering diduga / didiagnosa sebai konjungtivitis karena mata terlihat merah.
Pada glaucoma akut akan terlihat adanya injeksi kongjugtiva, injeksi silier, pupil melebar / mid dilatasi, reflek kurang.
Pemeriksaan pengukuran tekanan bola mata dengan tonometri akan didapatkan nilai yang tinggi (normal 10- 20 mmHg).
Diagnosis Mata merah, pupil lebar, reflek kurang, kornea agak keruh, tanpa kotoran mata dengan keluhan nyeri kepala dan visus menurun dan biasanya satu mata adalah glaucoma.
RSK Marianum Halilulik
PROTAP/SOP GLAUCOMA
Kompetensi : 3A Laporan Penyakit: 1001 ICD X : H.40
No. Dok : Revisi Ke : 1 Halaman : 1
PROSEDUR TETAP
Tgl terbit :Ditetapkan,
Direktris
Sr.Helma Nahak,SSpS Kelainan tersebut jangan didiagnosis sebagai konjungtivitis. Tanda
conjungtivitis adalah mata merah (biasanya dua mata), terdapat kotoran mata, tidak nyeri kepala, visus tidak menurun, pupil tidak lebar dan tidak berakibat kebutaan.
Glaucoma akut kongestif sangat berbahaya dan berakibat kebutaan total yang tidak dapat diobati.
Penatalaksanaan Dengan keterbatasan ketenagaan dan peralatan, maka penanggulangan glaucoma yang mungkin dilakukan di Rumah Sakit adalah glaucoma akun kongensif, dengan memberikan :
Timolol 0,5% dengan dosis 2 x sehari Acetazolamide 2-4 % tiap 2 jam Glaucon tab dosis 2 x ½ tab Analgetik sistemik
Pengobatan simptomatik dengan gejala yang ada dan akan dirujuk kespesialis mata untuk tindakan selanjutnya
Output Tata laksana kasus Glaucoma sesuai standar therapy Rumah Sakit
RSK Marianum Halilulik
PROTAB/SOP TRAKOMA
Kompentensi: 4 Laporan Penyaakit: 40 ICD X: H.10No. Dok : Revisi Ke : 1 Halaman : 1
PROSEDUR TETAP
Tgl terbit :
Ditetapkan,Direktris
Sr.Helma Nahak,SSpS
Pengertian Trakoma merupakan infeksi mata yang berlangsung lama yang menyebabkan inflamasi dan jaringan parut pada konjungtiva dan kelopak mata serta kebutaan.
Tujuan Penatalaksanaan kasus Trakoma sesuai therapy.
Kebijakan Penerapan standar therapy di Rumah Sakit
Penyebab Trakoma terjadi akibat infeksi oleh bakteri Chlamydia trachamatis.Masa inkubasi berlangsung selama 5- 12 hari.
Gambaran Klinis Kedua mata tampak merah dan berair. Penderita sukar melihat cahaya terang
Pada sadium awal, konjungtiva tampak beradang, merah dan mengalami iritasi serta mengeluarkan kotoran (konjungtivitis)
Pada stadium lanjut, conjungtiva dan kornea membentuk jaringan parut sehingga bulu mata melipat kedalam dan terjadi gamgguan penglihatan
Gejala lainnya adalah: Pembengkakan kelopak mata Pembengkakan kelenjar getah bening yang terletak tepat di
depan mata Kornea tampak keruh
Diagnosis Diagnosis ditegakan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.Apusan mata diperiksa untuk mengetahui organisme penyebabnya.
Penatalaksanaan Penatalaksanaan Pengobatan meliputi pembelian salep antibiotik yang berisi
tetrasiklin dan eritromisin selama 4- 6 minggu Selain itu antibiotik tersebut juga bisa diberikandalam bentuk
tablet.Doksisiklin
Sediaan : kaapsul atau tablet 100 mg (HCL) Dosis dewasa 100 mg per oral 2 x sehari selama 7 hari atau
Tetrasiklin Sediaan salap mata 1% (HCL) Dosis dewasa 2 x sehari selama 6 minggu
Output Tatalaksana kasus Trakoma sesuai standar therapy Rumah Sakit
RSK Marianum Halilulik
PROTAP/SOP XEROFTALMIA
Kompentensi : 4 Lapangan Panyakit : 1005 ICD X : H.00-H.01No. Dok : Revisi Ke : 1 Halaman : 1
PROSEDUR TETAP
Tgl terbit :Ditetapkan,
Direktris
Sr.Helma Nahak,SSpS
Pengertian Xeroftalmia adalah kelainan mata akibat kekurangan vitamin A, terutama pada anak balita dan sering ditemukan pada penderita gizi buruk dan gizi kurang.
Tujuan Penatalaksanaan kasus Xeroftalmia sesuai standar theraphy
Kebijakan Penerapan standar therapy di Rumah Sakit
penyebab Faktor yang menjadi penyebab tingginya kasus Xeroftalmia di Indonesia adalah:
Konsumsi makanan yang kurang / tidak mengandung cukup vitamin A atau pro vitamin A untuk jangka waktu lama
Bayi tidak mendapatkan Asi Eksklusif Gangguan penyerapan vitamin A Tingginya angka infeksi pada anak (gastroenteritis / diare)
Gambaran Klinis 1. Gejala Reversible : Buta senja (Hemeraplopia) Xerosis konjungtiva : yaitu konjungtiva yang kering,
menebal, berkeriput dan keruh karena banyak bercak pigmen
Xerosis kornea : konjungtiva kornea yang kering, menebal, berkeriput dan keruh karena banyak bercak pigmen
Bercak Bitot : benjolan berupa endapan kering dan berbusa yang berwarna abu-keperakan berisi sisa-sisa epitel konjungtiva yang rusak
2. Gejala irreversible : ulserasi kornea dan sikatriks (scar)
Diagnosis Diagnosis ditegakan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.
penatalaksanaan Berikan 200.000 IU Vitamin A secara oral atau 100.000 IU
Vitamin A injeksi Hari berikutnya, berikan 200.000 IU Vitamin A secara oral 1-2 minggu berikutnya, berikan 200.000 IU Vitamin A secara oral Obati penyakit infeksi yang menyertai Obati kelainan mata, bila terjad
RSK Marianum Halilulik
PROTAP/SOP XEROFTALMIA
Kompentensi : 4 Lapangan Panyakit : 1005 ICD X : H.00-H.01No. Dok : Revisi Ke : 1 Halaman : 2
PROSEDUR TETAP
Tgl terbit :Ditetapkan,Direktris
Sr.Helma Nahak,SSpS
Perbaiki status gizi
Output Tata laksaana status sesuai standar theraphy Rumah Sakit
PROTAP/SOP KERATITIS (ULKUS KORNEA)
RSK Marianum Halilulik
Kompentensi : 2 Laporan Penyakit : 1004 ICD X : H.16No. Dok : Revisi Ke : 1 Halaman : 1
PROSEDUR TETAP
Tgl terbit :Ditetapkan,Direktris
Sr.Helma Nahak ,SSpS
Pengertian Keratitis (Ulkus Kornea) adalah suaatu keadaan infeksi pada cornea yang dapat menyebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, virus dan faktor imunologis. Pada umumnya didahului oleh keadaan trauma pada kornea, penggunaan lensa kontak, pemakaian kortikosteroid topikal yang tidak terkontrol dan pemakaian obat tetes mata tradisional.
Tujuan
Kebijakan Petugas UGD harus dapat melayani pasien dengan cepat.
Prosedur 1. Pasien : Mendaftar di bagian pendaftaran dan membayar biaya pemeriksaan. Mengisi kartu berisi nama, alamat, dan umur dari pasien.
2. Perawat UGD melaksanakan anamnesis, mengukur tanda-tanda vital.3. Dokter UGD :
Melakukan pemilihan pasien sesuai problem di ruang Triage. Melakukan pemeriksaan fisik. Menentukan diagnosa dan terapi.
4. Pasien : Menerima resep. Membawa resep ke bagian farmasi. Membayar biaya obat di AP.
Alur Pasien Pendaftaran UGD Dokter UGD Farmasi AP
Unit terkait Pendaftaran. Administrasi Pasien. Farmasi.
RSK Marianum Halilulik
PENANGANAN PASIEN FALSE EMERGENCY
No. Dok : Revisi Ke : 1 Halaman : 1
PROSEDUR TETAPUnit Gawat Darurat
Tgl terbit :Ditetapkan,Direktris
Sr.Angela Salome,SSpS
Pengertian Pasien yang datang di UGD dengan keadaan tidak memerlukan pelayanaan gawat darurat / gawat semu.
Tujuan Pasien False Emergency harus tetap dilayani karena pada dasarnya UGD / Rumah sakit tidak boleh menolak penderita yang memerlukan pertolongan.
Kebijakan 1. Pasien False Emergency adalah pasien dengan kondisi tidak gawat yang datang di UGD.
2. Pasien False Emergency yang datang bersamaan pasien Gawat Darurat, maka penanganan penderita gawat darurat lebih diutamakan / didahulukan.
3. Memberitahukan pada pasien false Emergency kalau ada pasien gawat darurat.
Prosedur 1. Setelah diadakan triage pasien digolongkan sebagai pasien false Emergency.2. Dokter menganjurkan pasien agar menuju ke poliklinik di rawat jalan.3. Petugas UGD pasien mengantarkan pasien ke poliklinik 24 jam.
Alur Pasien TPPGD Polikilnik Umum 24 jam Farmasi Pulang.
Unit terkait Administrasi Pasien. Farmasi.
RSK Marianum Halilulik
PENDAMPING PASIEN DITRANSPORTASIKAN DILUAR RUMAH SAKIT
No. Dok : Revisi Ke : 1 Halaman : 1
PROSEDUR TETAPUnit Gawat Darurat
Tgl terbit :Ditetapkan,Direktris
Sr.Angela Salome,SSpS
Pengertian Suatu usaha untuk memindahkan pasien dari suatu tempat ke sarana kesehatan yang lebih memadai.
Tujuan Memindahkan pasien dengan aman tanpa memperberat keadaan pasien.
Kebijakan Sarana transportasi meliputi :1. Kendaraan pengangkut baik darat, laut maupun udara.2. Peralatan medis dan non medis.3. Petugas kesehatan baik medis maupun medis.4. Obat-obat life saving dan support.
Prosedur I. Pasien yang ditransport adalah pasien –pasien yang sudah dalam keadaan cukup stabil untuk ditransport, misalnya : Pada gangguan nafas dan cardiovasculer yang sudah diatasi. Pada pendarahan yang sudah dihentikan. Luka-luka yang telah ditutup atau dibalut. Tulang yang patah telah di imobilisasi.
II. Selama perjalanan pasien harus dimonitor dan diperhatikan : Kesadaran. Pernafasan. Tekanan darah dan denyut nadi. Keadaan luka.
III. Pendampingan pasien diluar Rumah sakit dalam hal ini adalah mendampingi pasien yang diambil dari luar Rumah Sakit ataupun dari dalam Rumah sakit diantarkan ke Rumah Sakit lain.Untuk hal tersebut diatas perlu dipersiapkan : Petugas baik medis, paramedis maupun non medis. Persyaratan administrasi. Sarana komunikasi. Peralatan.
IV. Pendampingan pasien dari UGD ke ruang rawat inap adalah tenaga medis maupun paramedis tergantung dari keadaan pasien.
V. Pasien yang dipindahkan dari UGD adalah pasien yang sudah stabil keadaannya.
VI. Setelah mengantar pasien petugas melaporkan keaadaan pasien saat perjalanan dan sampai di tempat tujuan.
AlurPasien UGD Ambulance RS yg dituju Laporan Keadaan Pasien
Unit terkait Bagian Transportasi Administrasi Pasien.
RSK Marianum Halilulik
JADUAL JAGA HARIAN BAGI DOKTER KONSULEN, DOKTER JAGA, PERAWAT SERTA PETUGAS NON MEDIS
No. Dok : Revisi Ke : 1 Halaman : 1 S/D 2
PROSEDUR TETAP UGD
Tgl terbit :
Ditetapkan,Direktris
Sr.Angela Salome,SSpS
Pengertian Pembuatan pembagian tugas pelayanan UGD sehari/setiap bulan
Tujuan Supaya dokter konsulen, dokter jaga, perawat serta petugas non medis dapat bertugas sesuai dengan jadwal yang ada.
Kebijakan 1. Supaya dokter konsulen, dokter jaga, perawat serta petugas non medis harus siap melayani UGD selama 24 jam.
2. Apabila berhalangan boleh digantikan oleh dokter konsulen lainnya.3. Bagi petugas paramedis, perawat dan non perawatan apabila berhalangan
hadir dapat menghubungi kepala ruang.
Prosedur 1.DOKTER KONSULENa. Dibuat oleh SMF sesuai dengan bidangnya dan bekerjasama dengan kepala
UGD.b. Jadwal jaga harap siap tanggal 20.c. Apabila berhalangan jaga harus ada pengganti dengan mengisi surat
pernyataan.2. DOKTER JAGA
a. Dibuat oleh kepala UGDb. Jadwal dokter harap siap setiap tanggal 25.c. Setiap dokter harap mengisi absensi untuk mengetahui kesesuaian kedatangan
jaga.d. Apabila berhalangnan jaga diharapkan untuk mencari pengganti.
3.PERAWAT UGD a. Dibuat oleh kepala ruang UGDb. Jadwal jaga harus siap setiap tanggal 24.c. Setiap perawat harus mengisi absensi untuk mengetahui kesesuaian
kedatanganga.d. Apabila berhalangan hadir dapat menghubungi kepala ruangan.
4. RM UGDa. Dibuat oleh kepala Rekam Merdisb. Jadwal jaga siap setiap tanggal 29.c. Setiap petugas RM UGD diharapkan mengisi absensi untuk mengetahui
kesesuaian kedatangan jaga.d. Apabila berhalangan dinas diharapkan menghubungi kepala RM.
5. LABORATORIMa. Jadwal dibuat oleh ruang laboratoriumb. Jadwal jaga siap setiap tanggal 28.c. Setiap petugas laboratorium diharapkan mengisi absensi untuk mengetahui
kesesuaian kedatanngan jaga.d. Apabila berhalangan dinas diharapkan menghubungi kepala ruangan
laboratorium.
7. CLEANING SERVICEa. Jadwal dibuat oleh kepala sanitasi.b. Jadwal jaga siap setiap tanggal 23.c. Setiap petugas CS diharapkan mengisi absensi untuk mengetahui kesesuaian
kedatangan jaga.d. Apabila berhalangan dinas diharapkan menghubungi kepala Sanitasi.
Alur -KA Perawatan UGD ---- KA UGD ---- Petugas UGD
Unit terkait 1. Medis UGD2. Dokter Konsulen3. Paramedis UGD4. Penunjang Ra - Laborat5. Cleaning Service
RSK Marianum Halilulik
DISASTER PLAN
No. Dok : Revisi Ke : 1 Halaman : 4
PROSEDUR TETAPUnit Gawat Darurat
Tgl terbit :Ditetapkan,Direktris
Sr.Angela Salome,SSpS
Pengertian Suatu pokok rencana terpadu bagi setiap orang suatu instansi pelayanan kesehatan untuk melakukan tindakan dan cara-cara menghadapi rencana baik sebelum, sedang, atau sesudah bencana.
Tujuan Untuk penyelamatan jiwa, pencegahan cacat dan menangulangi bencana.
Kebijakan 1. Semua tim Disaster plan mampu menangani kegawatan.2. Tim yang terkait baik medis, paramedis, keamanan, humas siap bila sewaktu
ada kejadian nyata
Prosedur Untuk memudahkan penanganan korban musibah dapat dikaitkan dengan jumlah tenaga operasional yang ada serta estimasi, jumlah korban dkelompokkan sebagai berikut :
- Siaga I : Korban 20 – 50 orang. Pelaksana Tim yang ada 24 jam di UGD.- Siaga II : Korban 51 – 100 orang. Siaga I di bantu oleh konsulen on duty.- Siaga III : Korban 101 – 300 orang. Pelaksana seluruh staf di RS baik on duty maupun off duty.- Siaga IV : Korban > 300 orang. Pelaksana perlu melibatkan Rumah Sakit luar / sarana medis yang lain termasuk Puskesmas.
FASE – FASE PENANGGULANGAN KORBAN MASSAL.A. FASE INFORMASI
1. Bencana korban massal yang terjadi di luar RS, informasi dapat datang dari
Polisi / ABRI, PMI atau Dinas Kesehatan.2. Bencana korban massal terjadi di dalam RS, informasi dapat datang
dari dokter,perawat, awam.3. Informasi bencana masuk ke sentral yelp. RSK Marianum dibagian
informasi dengan nomor , maka petugas yang menerima informasi harus meneruskan kepada kepala UGD apabila musibah terjadi pada jam dians, apabila musibah terjadi di luar jam dinas, maka petugas penerima informasi meneruskan kepada kepala Petugas Jaga di UGD.
4. Kepala Jaga petugas UGD meneruskan informasi kepada kepala UGD dan
selanjutnya kepla UGD meneruskan kepada Direktur RSK Marianum.5. Komunikasi yang dipergunakan :
-Di dalam RS ( intern ) : telepon / aiphone.- Di luar RS ( ekstern ) : telepon.
Prosedur B. FASE SIAGA.Tim Pengumpul dijabat oleh :1.1 Kepala Petugas Jaga:
Tugas :a. Melakukan uji kebenaran informasi adanya musibah massal.b. Melakukan kordinasi dengan matrik Satpam guna
mengamankan lokasi lokasi penanganan di UGD dan Rs dan IBS, mengatur lalu lintas kendaraan masuk dan keluar.
c. Mengarahkan anggota untuk mengambil brankas yang akan dipergunakan menuju lokasi penanganan bencana.
1.2 Kasie Perawatan / Perawat supervisi.Tugas :a. Menyiapkan lokasi penampungan pertama.b. Merekut perawat off duty untuk membantu :- Resusitasi- Evalusi / tansportasi.c. Melakukan kordinasi dengan kepla ruang ICU, Bedah, untuk
mempersiapkan ruangan untuk menerima korban termasuk mempersiapkan lokasi cadangan.
1.3 Kepala PerawatanTugas :a. Menyiapkan ruangan masing – masing.b. Menyiapkan relokasi ruangan.
1.4 Kepala UGD.Tugas :a. Melakukan koordinasi dan merekrut dokter jaga off duty, dokter konsulen.b. Menentukan tingkat bencana yang terjadi ( Brncana tingkat I, II, III, IV ).c. Melaporkan kepada Direktur RSK marianum mengenai tingkat bencana
yang terjadi dan jenis bencana serta lokasi.
C. FASE TRIASE DAN PELAYANAN.1. Triase, Dilakukan oleh dokter jaga dan dokter bedah.
Tugas :a. Bertanggung jawab atas pemeriksaan pertama.b. Mengelompokkan korban sesuai dengan berat ringannya perlukaan.c. Menentukan prioritas pertolongan dengan pemberian label.
Label Hijau Penderita tidak luka.Ruang tunggu untuk di pulangkan.
Label Kuning Penderita hanya luka ringan kamar bedah Minor.
Label Merah Penderita dengan cidera berat. resusitasi dan kamar opeasri. Label Putih penderita dalam keadaan berat / shock. resusitasi observasi. Label Hitam Penderita yang sudah meninggal kamar Jenasah.
2. Tim Medis.Terdiri dari : Tim Medis Inti dan Tim Penunjang, antara lain : Laboratorium, Bank Darah Radiologi.
Tugas :a. Bertanggung jawab atas terselenggaranya pelayanan kesehatan dan
tindakan yang diberikan kepada korban.b. Merawat korban yang memrlukan perawatn, dapat dimasukkan ke :
- Ruang perawatan biasa.- Ruang perawatan ICU.
1. Logistik.Dijabat oleh Kepala farmasi.Tugas :a. Menyiapkan kebutuhan obat – obat Askes.b. Mengadakan koordinsi dengan kepala Instalsi Gizi guna menyiapkan
makanan untukmpesonil dan korban.
2. Administrasi.a. Rekam Medis
Tugasnya :- Melaksanakan admisnitrasi psien, antara lain : Identifikasi,
Registrasi, Status korban.- Mencatat jumlah pasien dan tempat perawatannya.
b. Keuangan.Tugasnya :
- Melaksanakan administrasi keuangan korban ( Askes , Umum ).
3. Penerangan / Informasi.Tugasnya : Kordinasi dengan kepala jaga untuk :
a. Mengetahui / mencatat administrasi psien global dengan baik.b. Mencatat kondisi pasien yang meninggal.
Alur
Unit terkait FARMASI SATPAM TRANSPORTASI LABORATORIUM RAWAT INAP
INFORMASI
SENTRAL KOMUNIKASI
TIM PENGUMPUL
PELAKSANAAN PELAYANAN MEDIS
TIM MEDIS
RUANG PERAWATAN
BIASA
ICU IBS KAMAR JENASAH
ICU KAMAR JENASAH.