Upload
asih45
View
28
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tugas kelompok matakuliah perencanaan wilayah
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam rangka perencanaan pembangunan disegala bidang,diperlukan informasi mengenai
keadaan penduduk seperti jumlah penduduk,persebaran penduduk,dan susunan penduduk
menurut umur. Informasi yang harus tersedia tidak hanya menyangkut keadaan pada saat
perencanaan disusun,tetapi juga iformasi masa lalu dan masa kini sudah tersedia dari hasil
sensus dan survei survei. Sedangkan untuk masa yang akan datang informasi tersebut perlu
dibuat suatu proyeksi yaitu perkiraan jumlah penduduk dan komposisinya di masa
mendatang.
Hasil proyeksi penduduk sangat bermanfaat untuk penyediaan beras,fasilitas
keseluruhan,fasilitas pendidikan,fasilitas perumahan dan fasilitas kesempatan kerja. Dewasa
ini BPS sedang melakukan proses finansialisasi perhitungan hasil sensus penduduk. Proyeksi
penduduk,karena didasarkan atas berbagai asumsi biasanya dilakukan dengan melihat
berbagai kecendrungan yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Khusus dalam proyeksi
penduduk maka skenario optimisis,moderat dan pesimis.
Sebagaimana diketahui, pertambahan jumlah penduduk tidak hanya desebabkan oleh
pertambahan secara alamiah (selisih kelahiran dengan kematian) melainkan juga disebabkan
oleh pertambahan akibat migrasi (selisih antara jumlah penduduk yang pindah keluar dan
penduduk pendatang). Ternyata pertambahan penduduk pendatang banyak terjadi di kota-
kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandung, Medan, dan Makasar.
PROYEKSI PENDUDUK KEL 2 Page 1
1.2 Rumusan Penulisan
1. Mengetahui definisi dari proyeksi penduduk
2. Mengetahui kegunaan proyeksi penduduk
3. Mengetahui Model Ektrapolasi Trand
1.3 Tujuan penulisan
Tujuan penulisan ini adalah dikhusukan kepada para rekan-rekan mahasiswa agar lebih
mengetahui lebih jauh lagi mengenai proyeksi penduduk dan menjadi suatau ilmu yang
bermanfaat untuk para pembaca
PROYEKSI PENDUDUK KEL 2 Page 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Devinisi Proyeksi Penduduk
Proyeksi penduduk adalah perhitungan jumlah penduduk (menurut komposisis umur
dan jenis kelamin) di masa yang akan datang berdasarkan asumsi arah perkembangan
fertilitas, mortalitas dan migrasi. Proyeksi penduduk bukan merupakan ramalan jumlah
penduduk tetapi suatu perhitungan ilmiah yang didasarkan pada asumsi dari komponen-
komponen laju pertumbuhan penduduk, yaitu kelahiran, kematian, dan perpindahan
(migrasi). Data penduduk Indonesia yang dapat dipakai dan dipercaya untuk keperluan
proyeksi adalah berasal dari sensus penduduk (SP) yang diselenggarakn pada tahun yang
berakhir “0” dan survei antar sensus (SUPAS) pada tahun yang berakhir “5” Sumber data
proyeksi = SENSUS PENDUDUK & SUPAS.
2.2 Kegunaan Proyeksi Penduduk
Dalam menentukan perencanaan wilayah penduduk menjadi faktor penting yang perlu
diperhatikan. Jumlah penduduk misalnya, adalah faktor utama untuk menentukan banyaknya
permintaan bahan konsumsi yang perly disediakan, begitu juga fasilitas umum yang perlu
dibangun disuatu wilayah. Analisis kompisisi penduduk, misalnya dalam bentu umur, jenis
kelamin, jenis pekerjaan/pendapatan, tingkat pendidikan dan jenis perumahan yang dimiliki
aka memberi implikasi yang lebih rinci baik terhadap tingkat kebutuhan maupun terhadap
kegiatan produksi yang dapat disumbangkan. Mislanya, klasifikasi atas umur dapat diapkai
untuk menentukan jumlah fasilitas pendidikan yang dibutuhan untuk tingkat TK, SD, SMP,
SMA, dan universitas.
Klasifikasi tingkat pendidikan dapat mengindikasikan tentang jenis langan kerja yang
dibutuhkan dan jenis pelatihan yang dapat diserap selanjutnya untuk meningkatkan mutu
sumber daya manusia (SDM). Pada dasarnya klasifikasi-klasifika pendudu berdasarkan
berbagai macam kiteria mulai dari umur, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, maupun lokasi
bertujuan untuk memberika gambaran bahwa masalah kependudukan adalah suau aspek yang
penting dalam perencanaan wilayah. Di dalam kontes wilayah, maka perencanaan adalah
PROYEKSI PENDUDUK KEL 2 Page 3
melihat ke depan dalam kurun waktu tertentu, misalnya 1 tahun, 5 tahun, 10 tahun, atau 25
tahun maka perlu memprediksi tentang besarnya jumlah penduduk pada wilayah perencanaan
dimasa yang aan datang.
2.3 Sumber Data
Di Indonesia sumber data tentang penduduk yang paling dipercaya adalah hadil
sensus penduduk yang dilakuka 10 tahun sekali oleh Badan Pusat Statisti (BPS). Selain itu
juga melakukan perhitugan jumlah penduduk pada pertengahan antara dua sensus, namun
data ini bukan mencakup pencecehan lengkap, melainkan hanya melalui sampel. Data hasil
sensus ini disebarluaskan melalui penerbitan BPS, baik penerbitan khusus maupun penerbitan
yang mencakup berbagai data sekaligus. Angka jumlah penduduk diluar tahun sensus dan
tahun antara sensus diperoleh melalui registrasi. Angka registrasi berdasarkan laporan kepala
desa/kelurahan.
Ketepatan dari laporan kepala dea/kelurahan sangat tergantung kepada keaktifan
aparat desa/kelurahan untuk mendata perubahan penduduk di lingkungan masing-masing dan
melaporkannya secara benar kepada kepala desa/kelurahan. Namun angka yang dilaporkan
kepala desa.kelurahan cenderung lebih rendah dari keadaan yang sebenarnya. Maka dari itu
data kependudukan dari hasil registrasi tidak ada yang menyajikan umur dalam bentuk range
pertahun artinya, apabila kita ingin menggunakan tahun dasar yang bukan tahun sensus,
terebih dahullu diperlukan penyesuaian/estimasi jumlah penduduk pada dasar tersebut.
2.4 Metode Proyeksi Penduduk
Metode proyeksi penduduk dapat dibagi atas proyeksi secara global, proyeksi secara
kategori, dan proyeksi menurut lokasi. Proyeksi secara global tidak membuat kategori atas
penduduk yang diproyeksikan. Jadi semua penduduk dianggap memiliki karakteristik yang
sama. Dalam hal ini yang diproyeksikan hanya jumlahnya saja. Proyeksi secara kategori
adalah membagi penduduk atas berbagai kategori atau cohort atau gabungan dari keduanya.
Ketgori,mislanya berupa jenis kelamin, status perkawinan, suku, tingkat pendapatan dan
lainnya.
PROYEKSI PENDUDUK KEL 2 Page 4
Proyeksi secara global antara lain menggunakan metode ekstrapolasi/trend, metode
rasio, dan metode regresi. Proyeksi secara cohort antar lain menggunakanmetode growth
composition analysis atau ada juga yang menyebutnya cohort survival method. Dalam
analisis cohort ini terkadang dimasukkan pula unsur kategori, sehingga lebih rinci. Proyeksi
menurut lokai antara lain: metode distribusi dengan alokator tertentu, metode kapasitas lahan,
gravitasi.
1. Metode Ekstralpolasi/trend
Metode Ekstralpolasi adalah melihat kecenderungan pertumbuhan penduduk dimasa
lalu dan melanjutkan kecenderunga tersebut untuk masa yang akan dating sebagai
proyeksi. Metode Ekstralpolasi mengasumsikan laju pertumbuhan penduduk masa
lalu akan berlanjut dimasa yang akan dating. Metode ini dapat dibagi dua, yaitu teknik
grafik dan metode trend.
2. Metode regresi
Dalam metode regresi, jumlah penduduk dianggap variabel dependen yang dikaitkan
dengan variabel independen lain berdasarkan pengalaman empiris seperti tahun,
lapangan kerja, dan lainnya.
3. Proyeksi penduduk dengan analisis pertumbuhan komposisi
Dalam analisis pertambahan penduduk berdasarkan pertumbuhan komposisi, semua
faktor perubahan jumlah penduduk harus diperhatikan. Perubahan jumlah penduduk
disebabkan oleh :
Pertambahan dan pengurangan secara alami;
Migrasi masuk dan migrasi keluar;
Perubahan batas administrasi wilayah, yaitu pengurangan (abandonment) di
satu pihak dan penambahan (annexation) di lain pihak.
Semua unsur tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi dan keputusan
pemerintah. Dalam kenyataannya, perubahan jumlah penduduk memang disebabkan oleh
berbagai faktor yang kait-mengait secara pelik. Perubahan secara alami sendiri sudah
menyangkut berbagai aspek sosial, ekonomi, dan politik; begitu pula halnya perubahan
PROYEKSI PENDUDUK KEL 2 Page 5
karena migrasi. Di samping itu, faktor kejadian luar biasa yang sukar diramalkan, seperti
bencana alam dan perang, juga berpengaruh atas perkembangan jumlah penduduk.
2.5 Model Ektrapolasi Trend
Model ekstrapolasi trend secara sederhana menggunakan trend penduduk masa yang
lalu untuk memperkirakan jumlah penduduk masa yang akan datang. Metode ini adalah
metode yang mudah digunakan dalam rangka proyeksi penduduk. Selain itu, metode ini juga
digunakan untuk menghitung tingkat dan ratio pada masa yang akan datang berdasarkan
tingkat dan ratio pada masa yang lalu. Model ekstrapolasi trend yang banyak digunakan
adalah model linear, geometric dan parabolic. Asumsi dasar dari model linear, geometric dan
parabolik adalah pertumbuhan atau penurunan akan berlanjut tanpa batas.
Namun demikian, asumsi tersebut tidak mungkin diberlakukan jika proyeksi yang
disusun adalah proyeksi jangka panjang. Misalnya jika populasi di suatu daerah berkurang,
dalam jangka panjang model ini akan memproyeksikan penduduk menjadi nol, dan bahkan
menjadi negative. Demikian juga, jika jumlah penduduk di suatu daerah yang meningkat,
tidak mungkin akan meningkat pada jumlah yang tanpa batas. Dalam kenyataannya,
penduduk hanya akan meningkat sampai suatu tingkat dengan kapasitas yang maksimum dan
kemudian akan kembali turun atau stabil dalam kaitannya dengan kepadatan penduduk, biaya
hidup dan kualitas hidup. Oleh karenanya, penggunaan model ekstrapolasi trend
membutuhkan pemahaman yang baik tentang kecenderungan pertumbuhan masa lalu untuk
membuat estimasi dengan batasan yang masuk akal (reasonable).
a. Model Linear (Aritmethic)
Model linear menurut Klosterman (1990) adalah teknik proyeksi yang paling sederhana
dari seluruh model trend. Model ini menggunakan persamaan derajat pertama (first degree
equation). Berdasarkan hal tersebut, penduduk diproyeksikan sebagai fungsi dari waktu,
dengan persamaan:
Pt =α + βT
Dimana : Pt = penduduk pada tahun proyeksi t
PROYEKSI PENDUDUK KEL 2 Page 6
α = intercept = penduduk pada tahun dasar
β = koefisien = rata-rata pertambahan penduduk
T = periode waktu proyeksi = selisih tahun proyeksi dengan tahun dasar
Hasil proyeksi akan berbentuk suatu garis lurus. Model ini berasumsi bahwa
penduduk akan bertambah/berkurang sebesar jumlah absolute yang sama/tetap (β) pada masa
yang akan datang sesuai dengan kecenderungan yang terjadi pada masa lalu. Ini berarti
bahwa, jika Pt+1 dan Pt adalah jumlah populasi dalam tahun yang berurutan, Pt+1 – Pt yang
adalah perbedaan pertama yang selalu tetap (konstan). Klosterman (1990), mengacu pada
Pittengar (1976), mengemukakan bahwa model ini hanya digunakan jika data yang tersedia
relatif terbatas, sehingga tidak memungkinkan untuk menggunakan model lain. Selanjutnya,
Isserman (1977) mengemukakan bahwa model ini hanya dapat diaplikasikan untuk wilayah
kecil dengan pertumbuhan yang lambat, dan tidak tepat untuk proyeksi pada wilayah-wilayah
yang lebih luas dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi.
b. Model Geometri
Asumsi dalam model ini adalah penduduk akan bertambah/berkurang pada suatu tingkat
pertumbuhan (persentase) yang tetap. Misalnya, jika Pt+1 dan Pt adalah jumlah penduduk
dalam tahun yang berurutan, maka penduduk akan bertambah atau berkurang pada tingkat
pertumbuhan yang tetap (yaitu sebesar Pt+1/Pt ) dari waktu ke waktu
2.6 Model Ratio
Menurut Smith, Tayman dan Swanson (2001), model ratio-sebagaimana model
ekstrapolasi trend- juga didasarkan pada trend masa lalu. Model ratio menggunakan konsep
bahwa penduduk (atau perubahan penduduk) pada suatu wilayah yang lebih kecil (wilayah
studi) merupakan proporsi dari penduduk (perubahan penduduk) dari wilayah yang lebih luas,
atau wilayah basis (base area). Model ini sederhana dan mudah dalam perhitungannya serta
membutuhkan data yang relative lebih sedikit. Meskipun demikian, model ini membutuhkan
proyeksi penduduk dari wilayah basis tersebut. Model ratio mencakup model constant share,
shift share dan model share of growth
PROYEKSI PENDUDUK KEL 2 Page 7
1. Model Constant Share
Model ini berasumsi bahwa share penduduk dari daerah studi merupakan suatu proporsi
yang konstan dari daerah basis dan proyeksi dilakukan berdasarkan proporsi konstan tersebut.
Jika data wilayah studi menunjukkan kecenderungan yang sama seperti wilayah basis,
penggunaan model ini akan menghemat waktu dan lebih sederhana dalam penerapannya.
Namun demikian, jika daerah studi dan daerah basis memiliki trend pertumbuhan yang
berlawanan, artinya jika daerah studi mengalami penurunan penduduk dan daerah basis
mengalami peningkatan penduduk, atau sebaliknya, proyeksi ini tidak dapat diaplikasikan
2. Model Shift Share
Model shift share mencoba mengoreksi kelemahan dari model constant share dengan
memasukkan indeks pergeseran (shift term) untuk menghitung perubahan share penduduk
dari waktu ke waktu. Jika pertumbuhan daerah studi lebih cepat dari daerah basis maka shift
term akan positif. Sebaliknya jika pertumbuhan daerah studi lebih lambat dari daerah basis,
maka shift termnya akan negative. Satu kelemahan utama dari metode ini adalah jika terjadi
pertumbuhan atau pengurangan yang tinggi pada tahun dasar, hal ini dapat menyebabkan
bertambahnya atau berkurangnya penduduk dalam jumlah yang sangat besar pada tahun
proyeksi. Oleh karenanya, penggunaan metode ini untuk proyeksi penduduk jangka panjang
harus dilakukan secara hati-hati
3. Metode “share of growth”
Metode ini menggunakan share dari pertumbuhan penduduk bukannya share dari jumlah
penduduk seperti yang digunakan dua model ratio sebelumnya. Asumsi dasar dari model ini
adalah bahwa share pertumbuhan penduduk daerah studi pada periode observasi akan berlaku
sama dalam periode proyeksi. Metode ini akan lebih tepat diterapkan jika trend pertumbuhan
penduduk pada daerah studi sama dengan trend pertumbuhan pada daerah basis. Misalnya
jika pertumbuhan penduduknya sama-sama meningkat atau sama-sama menurun.
4. Metode Rasio
Metode rasio atau metode alokasi adalah metode untuk mendistribusikan pernduduk ke
berbagai subwilayah (lokasi). Dalam hal ini terlebih dahulu usdah ada proyeksi total untuk
PROYEKSI PENDUDUK KEL 2 Page 8
keseluruhan wilayah dan ingin dilihat proyeksi untuk subwilayah tertentu. Metode rasio
adalah proyeksi penduduk secara tidak langsung melainkan dikaitkan dengan satu variabel
lain, misalnya pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan lapangan kerja, atau pertumbuhan
penduduk dari suatu wilayah yang lebih luas yang wilayah analisisnya merupakan salah satu
subwilayah. Jadi, dalam hal ini dibuat angka banding masa lalu dan apabila variable
independen telah di proyeksikan, maka angka banding tersebut digunakan untuk menaksir
jumlah penduduk pada wilayah analisis.
5. Proyeksi Penduduk Berdasarkan Proyeksi Jumlah Rumah
Metode proyeksi ini masuk dalam kategori proyeksi penduduk menurut lokasi karena
proyeksi langsung terkait dengan potensi (daya tarik) lokasi yang diproyeksikan. Untuk suatu
wilayah perkotaan atau pinggiran kota yang sudah terbangun atau sebgaian besar sudah
terbangun, proyeksi penduduk tidak perlu terikat kepada pertumbuhan
demografis/pertumbuhan masa lalu tetapi terkadang lebih tepat apabila dikaitkan dengan
kapasitas lahan ataupun proyeksi jumlah rumah yang akan tersedia di lokasi tersebut di masa
yang akan datang.
6. Menaksir Migrasi Penduduk
Taksiran migrasi masa lalu diperlukan agar dapat membuat proyeksi untuk masa depan
yang lebih tepat. Namun demikian, metodenya adalah berbeda karena analisisnya
membutuhkan faktor-faktor yang berbeda sehingga pembahasannya dipisahkan.
Taksiran Migrasi Masa Lampau
Ada beberapa cara untuk mengetahui besarnya migrasi masa lalu. Pemilihan cara
akan digunakan tergantung pada jenis data yang digunakan/yang dapat diperoleh.
Metode Sisa
Metode ini menggunakan cara bahwa pada tahap awal kita mengabaikan
migrasi pendudk. Dengan demikian, pertambahan penduduk suatu daerah
dalam kurun waktu tertentu adalah sama dengan selisih antara jumlah
kelahiran dan jumlah kematian di daerah tersebut. Ketepatan metode ini
PROYEKSI PENDUDUK KEL 2 Page 9
tergantung pada ketelitian pencatatan pertambahan secara alamiah selama
kurun waktu analisis.
Sensus
Metode ini adalah dengan menganalisis data kependudukan yang diperoleh
melalui sensus. Dalam sensus berbagai data/karakteristik penduduk turut
ditanyakan seperti Data tangal dan tempat kelahiran untuk
membandingakn tempat lahir dan tempat tinggal sekarang dll.
Pencatatan penduduk (registrasi)
Registrasi adalah pencatatan oenduduk secara berkeseinambungan dan
mencatat setiap perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah yang
lain. Keuntungan pemakaian metode ini adalah data dapat di klasifikasikan
menurut berbagai macam cara misalnya tempat asal, umur pada saat
pindah, alsan pindah dan lain-lain, sehingga lebih berguna dalam
menganalisis terjadinya migrasi karena dapat menjelaskan arah, ciri
migran, dan penyebab migrasi.
Taksiran Migrasi Pada Masa Yang Akan Datang
Perkiraan jumlah penduduk maupun besarnya migrasi pada masa mendatang tidak
mudah di proyeksikan, namun untuk kepentingan perencanaan, pengetahuan akan
arah dan ciri pergerakan penduduk sangat diperlukan. Mengetahui arah dan ciri
pegerakan penduduk di masa lalu merupakan dasar bagi perencana untuk dapat
menduga atau meramalkan tingkat dan arah migrasi pada masa yang akan datang.
Ekstrapolasi
Metode ini merupakan cara yang paing sederhana untuk menentukan
migrasi yang akan datang, Metode ekstrapolasi haruslah dikaitkan dengan
berbagai pertimbangan lain. Untuk memperkirakan migrasi di masa yang
kan datang, banyak sekali faktor penentu (determinant) yang
mempengaruhi pergerakan penduduk, seperti sosial ekonomi, dan
keamanan..
PROYEKSI PENDUDUK KEL 2 Page 10
Proyeksi subjektif
Metode ini memperkirakan berbagai macam perubahan dalam bidang
sosial, ekonomi, dan fisik di wilayah kita dan wilayah tetangga. Dari
berbagai perubahan tersebut dilihat mana yang cukup relevan
mempengaruhi migrasi ke wilayah analisis dan diperkirakan besar
dampaknya.
Metode gravitasi
Dalam model ini dibuat asumsi bahwa migrasi sangat dipengaruhi oleh
daya tarik suatu wilayah. Sejalan dengan itu, migrasi dapat diprediksi
dengan menggunakan merode gravitasi. Logika dasar yang digunakan
ialah bahwa daya tarik suatu daerah, misalnya pembukaan lapangan kerja
baru, dapat menarik sejumlah migrasi dari daerah lain. Tetapi arus
besarnya migrasi dipengaruhi oleh jumlah penduduk pada daerah asal dan
jarak dari daerah asal ke darah tujuan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Proyeksi penduduk adalah perhitungan jumlah penduduk (menurut komposisis umur dan
jenis kelamin) di masa yang akan datang berdasarkan asumsi arah perkembangan fertilitas,
mortalitas dan migrasi. Proyeksi penduduk bukan merupakan ramalan jumlah penduduk
tetapi suatu perhitungan ilmiah yang didasarkan pada asumsi dari komponen-komponen laju
pertumbuhan penduduk, yaitu kelahiran, kematian, dan perpindahan (migrasi). Menurut
Smith, Tayman dan Swanson (2001), model ratio-sebagaimana model ekstrapolasi trend- juga
PROYEKSI PENDUDUK KEL 2 Page 11
didasarkan pada trend masa lalu. Model ratio menggunakan konsep bahwa penduduk (atau
perubahan penduduk) pada suatu wilayah yang lebih kecil (wilayah studi) merupakan
proporsi dari penduduk (perubahan penduduk) dari wilayah yang lebih luas, atau wilayah
basis (base area)
DAFTAR PUSTAKA
Prof.Drs.Robinson Tarigan,M.R.P, Perencanaan Pembangunan Wilayah, Bumi
Aksara.Jakarta 2012
PROYEKSI PENDUDUK KEL 2 Page 12