Psikonalisa Resistensi

Embed Size (px)

Citation preview

A.

Pengertian Psikoanalisis Psikoanalisa menurut sejarahnya memiliki 3 makna berbeda. Pertama, ia merupakan suatu sistem psikologi dari Sigmund Freud yang secara khusus menekankan peran alam bawah sadar serta kekuatan-kekuatan dinamis dalam pengaturan fungsi psikis. Kedua, ia merupakan bentuk terapi terutama sekali yang menggunakan asosiasi bebas serta berpijak pada analisa transferensi dan resistensi. Ketiga, seringkali ia dipergunakan untuk membedakan antara perdebatan Freudian dari pendekatan neo-Freudian dalam bidang Psikoanalisa yang sesuai.1 aliran Psikoanalisis dipelopori oleh seorang dokter Psikiatri, yaitu Sigmund Freud pada tahun 1896. Freud, sebenarnya bukanlah satu-satunya penemu atau pencetus Psikoanalisis. Ia banyak belajar dari Joseph Breuer. Jean Charcot, juga banyak memberi inspirasi bagi lahirnya Psikoanalisis. Bahkan, I Ching dari belahan dunia timur, menyelami relung-relung ketidaksadaran manusia berabad-abad sebelum Freud dan kawan memualkainya.2

B.

Hakikat Manusia dalam Teori Psikoanalisis Pandangan Freudian tentang sifat manusia pada dasarnya pesimistis, mekanistis, redaksionistik. Menurut Freud, manusia di determinasi oleh kekuatan irasional, motivasimotivasi tak sadar, kebutuhan-kebutuhan dan dorongan biologis dan naluriah dan oleh peristiwa-peristiwa Psikoseksual yang terjadi selama 5 tahun pertama dri kehidupan. Menurut pandangan Freudian yang ortodoks, dinamika kepribadian terdiri dari cara-cara energi psikis dibagikan kepada ia, ego, dan super ego.3 Menurut pandangan Psikoanalitik, struktur kepribadian terdiri dari 3 sistem yaitu, id, ego, dan super ego. Ketiganya adalah nama bagi proses psikologis dan jangan dipikirkan sebagai agen-agen yang secara terpisah mengoperasikan kepribadian. Ia adalah tempat bersemayam naluri-naluri. Ia tidak pernah matang dan selalu menjadi anak manja dari kepribadian, tidak berpikir dan hanya menginginkan atau bertindak. Ia bersifat tak sadar. Ego adalah tempat bersemayam intelegensi dan rasionalitas yang mengawasi dan mengendalikan impuls-impuls buta dari id. Sedangkan superego adalah kode moral individu yang urusan utamanya adalah apakah suatu tindakan baik atau buruk, benar atau salah. Kepribadian manusia dibedakan menjadi dua pribadi, yaitu : 1. Pribadi Sehat a. Berkepribadian utuh, efektif antar id, ego, superego. b. Memilih Jati diri c. Memilih Kompetensi Intelektual, fisik, emosional, sosial. d. Menuju arah menjadi semakin matang 2. Pribadi tak Sehat a. Tidak efektif antara id, ego, dan super ego b. Ketidakmatangan c. Tidak memiliki Jatidiri d. Cacat Fisik e. Berkepribadian tidak Utuh C. 1. 2. Fungsi dan Peran Konselor Membantu klien menemukan kebebasan untuk bercinta, bekerja dan bermain. Membantu klien memperoleh kesadaran diri, kejujuran dan hubungan pribadi yang lebih efektif, dapat menghadapi enxietas dengan cara realistik, dan dapat mengendalikan tingkah laku impulsif dan irasional.4 [2]

3.

Mengajar klien mengenai makna proses-proses konseling, sehingga klien dapat memperoleh tilikan terhadap masalah-masalahnya, peningkatan kesadarannya terhadap caracara mengubah dan mendapatkan kontrol yang lebih irasional terhadap hidupnya.5 [3] 4. Konselor bersikap Anonim, artinya, konselor berusaha tidak dikenal klien dan bertindak sedikit sekali memperlihatkan perasaan dan pengalamannya.6 D. Teknik-Teknik Pendekatan dalam Teori Psikoanalisis Teknik-teknik pada terapi Psikoanalitik disesuaikan untuk meningkatkan kesadaran, memperoleh pemahaman intelektual atas tingkah laku klien, dan untuk memahami makna berbagai gejala. Terdapat 5 teknik dasar terapi Psikoanalitik, yaitu: Asosiasi Bebas Teknik utama terapi Psikoanalitik adalah asosiasi bebas. Cara yang khas dalam teknik ini ialah klien berbaring di atas balai-balai, sementara konselor duduk di belakangnya sehingga tidak mengalihkan perhatian klien pada saat asosiasi nya mengalir bebas. Asosiasi bebas adalah suatu metode pemanggilan kembali pengalaman-pengalaman masa lampau, yang dikenal dengan sebutan Katarsis. Selama proses asosiasi bebas berlangsung, tugas konselor adalah mengenali bahan-bahan yang direpres dan dikurung di dalam ketidaksadaran. Tujuan teknik ini adalah untuk mengungkapkan pengakuan masa lalu dan menghentikan emosi-emosi yang berhubungan dengan pengakuan traumatik masa lampau.7 Penafsiran Penafsiran adalah suatu prosedur dalam menganalisis asosiasi-asosiasi bebas, mimpimimpi, resistensi-resistensi, dan transferensi-transferensi. Prosedurnya terdiri atas tindakantindakan konselor yang menyatakan, menenangkan bahkan mengajari klien makna-makna tingkah laku yang dimanifestasikan oleh mimpi-mimpi, asosiasi bebas, resistensi-resistensi, dan oleh hubungan terapeutik itu sendiri. Fungsi penafsiran- penafsiran itu adalah mendorong ego untuk mengasimilasi bahan-bahan baru dan mempercepat proses penyingkapan bahan tak sadar lebih lanjut. Ada 3 hal yang harus diperhatikan dalam penafsiran sebagai teknik terapi: Penafsiran hendaknya disajikan pada saat gejala yang ditafsirkan berhubungan erat dengan hal-hal yang disadari klien. Penafsiran hendaknya selalu dimulai dari permukaan dan baru menuju ke hal-hal yang dalam yang dapat dialami oleh sinasi emosional klien. Menetapkan resistensi atau pertahanan sebelum menafsirkan emosi atau konflik.8 Analisa Mimpi Analisis mimpi adalah sebuah prosedur yang penting untuk menyingkap bahan yang tak disadari dan memberikan kepada klien pemahaman atas beberapa area masalah yang tak terselesaikan. Freud melihat bahwa mimpi sebagai Royal Road to the Unconscious, di mana di dalam mimpi semua keinginan, kebutuhan, dan ketakutan yang tak disadari diekspresikan. Analisa dan Penafsiran Resistensi Resistensi, sebuah konsep yang fundamental dalam praktek terapi Psikoanalitik, adalah suatu yang melawan kelangsungan terapi dan mencegah klien mengemukakan bahan yang tak disadari. Freud memandang resistensi sebagai suatu dinamika yang tidak disadari yang mendorong seseorang untuk mempertahankan terhadap kecemasan. Hal ini akan timbul bila orang menjadi sadar terhadap dorongan dan perasaan yang tertekan.Resistensi adalah segala usaha yang dilakukan pasien untuk menghambat bahan tak sadar menjadi sadar. Analisis resistensi ditujukan untuk menyadarkan klien terhadap alasan-alasan terjadinya resistensi. Konselor meminta perhatian klien untuk menafsirkan resistensi.9 Analisis dan Penafsiran Transferensi

1.

2.

a. b. c. 3.

4.

5.

Analisis tranasferensi adalah teknik yang utama dalam Psikoanalistik. Sebab mendorong klien untuk menghidupkan kembali masa lampaunya dalam terapi. Konselor mengusahakan agar klien mengembangkan transferensinya agar terungkap neurosis nya, terutama pada usia selama 5 tahun pertama dalam hidupnya. Konselor menggunakan sifatnetral, objektif, anonim, dan pasif agar terungkap transferensi tersebut.10

[1] Raymond Corsini, Psikoterapi Dewasa Ini. (Surabaya : Ikon Teralitera, 2003) hal. 12.Alex Sobur, Psikologi Umum. (Bandung : CV. Pustaka Setia. 2003) hal. 114 3. Gerald Corey, Teori and Praktek konseling dan Psikoterapi. (Bandung : PT. Refika aditama. 2009) hal. 14 4. Jenaette murad Lesmana, Dasar Konseling (Jakarta: UI Press, 2005), hal. 23 5. Mohammad Surya. Teori-teori Konseling. (Jakarta: Pustaka Bani Quraisy, 2003), hal. 35 6. Sofyan. S. Willy. Konseling Individual Teori & Praktek (Semarang: Alfabeta, 2004), hal. 61 7. Ibid. hal. 63

DAFTAR PUSTAKACorey, Gerald. Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi. 2009. Bandung: PT. Refika Aditama Corsini, Raymond. Psikoterapi Dewasa Ini. 2003. Surabaya: Ikon Liratera Lesmana, Jeanette Murad. Dasar-Dasar Konseling. 2005. Jakarta: UI Press Sobur, Alex. Psikologi Umum. 2003. Bandung: CV. Pustaka Setia. Surya, Muhammad. Teori-Teori Konseling. 2003. Jakarta: Pustaka Bani Quraisy Willis, Sofyan. S. Konseling Individual Teori dan Praktek. 2004. Semarang: Alfabeta