Upload
jesytta-soares
View
845
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
PT FAST FOOD INDONESIAN TBK.
NERACA
31 Maret 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali disebutkan lain)
Catatan 31 Maret 2009 31 Maret 2008
AKTIVA
AKTIVA LANCAR
Kas dan setara kas
Piutang
Persediaan
Aktiva lancar lainnya
2b, 3
4
2c, 5
6
202.498.833.913
9.163.533.264
78.290.191.476
11.098.072.472
168.235.620.022
5.045.501.666
49.753.070.007
11.116.847.530
Jumlah aktiva lancar 301.050.631.125 234.151.039.225
AKTIVA TIDAK LANCAR
Piutang pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
Aktiva tetap
setelah dikurangi akumulasi penyusutan
sebesar Rp. 156.779.858.090)
(2008 : Rp. 135.205.722.632)
Biaya renovasi bangunan sewa - bersih
Sewa jangka panjang dibayar di muka
Biaya yang ditangguhkan - bersih
Aktiva tidak lancar lainnya
26
2e,2f,7,18
2g,8
2h,9
2i,10
11
12.179.267.806
176.713.754.463
143.313.948.797
84.983.647.734
44.418.749.542
15.530.440.111
12.324.184.952
140.592.240.848
113.147.328.485
78.728.830.125
46.065.970.557
16.072.461.060
Jumlah aktiva tidak lancar 477.139.808.453 406.931.016.027
JUMLAH AKTIVA 778.190.439.578 641.082.055.252
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
secara keseluruhan
1
PT FAST FOOD INDONESIAN TBK.
NERACA
31 Maret 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali disebutkan lain)
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
KEWAJIBAN LANCAR
Hutang bank jangka panjang
Hutang usaha
utang lain-lain
Hutang Pajak
Biaya masih harus dibayar
Uang muka diterima
Pinjaman jangka panjang yang jatuh
tempo dalam waktu satu tahun
Kewajiban sewa pembiayaan
Pinjaman lainnya
Jumlah kewajiban lancar
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Pinjaman jangka panjang – setelah
dikurangi bagian yang jatuh tempo
dalam waktu satu tahun
Kewajiban sewa pembiayaan
Pinjaman lainnya
Hutang kepada pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
Kewajiban pajak tangguhan - bersih
Kewajiban imbalan kerja
Jumlah kewajiban tidak lancar
Jumlah kewajiban
EKUITAS
Modal saham – nilai nominal Rp100 per
saham
Modal dasar – 600.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor
penuh – 446.250.000 saham
Saldo laba
Cadangan umum
Belum ditentukan penggunaannya
Jumlah ekuitas
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Catatan
12
13
14
2l, 15a
16
17
18
19
18
19
26
2l, 15f
2n, 20
21
22
31 Maret 2009
3.253.078.759
82.792.893.365
20.565.249.319
32.445.587.906
32.440.500.935
15.382.721.536
1.119.016.111
103.694.400
188.102.742.331
95.024.400
691.043.375
9.113.989.560
27.544.424.270
40.230.606.529
77.675.088.134
265.777.830.465
44.625.000.000
3.969.013.548
463.818.595.565
512.412.609.113
778.190.439.578
31 Maret 2008
2.338.328.967
66.871.993.573
36.652.051.343
24.835.291.911
26.755.294.297
16.373.483.740
977.253.917
21.771.715
174.825.469.463
-
216.304.566
8.971.763.967
24.815.068.671
29.779.638.688
63.782.775.892
238.608.245.355
44.625.000.000
2.943.640.258
354.905.169.639
402.473.809.897
641.082.055.252
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
secara keseluruhan.
2
PT FAST FOOD INDONESIAN TBK.
LAPORAN LABA RUGI
Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali disebutkan lain)
Catatan
PENJUALAN 2k, 23
BEBAN POKOK PENJUALAN 2k, 24
LABA KOTOR
BEBAN USAHA
Penjualan dan pemasaran
Umum dan administrasi
Jumlah beban usaha
LABA USAHA
PENDAPATAN/(BEBAN) LAIN-LAIN
Pendapatan bunga
Beban bunga
Laba (rugi) selisih kurs
Lain-lain - bersih
2j
Pendapatan lain-lain - bersih
LABA SEBELUM TAKSIRAN BEBAN
PAJAK PENGHASILAN
TAKSIRAN BEBAN PAJAK
PENGHASILAN
Pajak kini
Pajak tangguhan
2l,15b
Jumlah taksiran beban pajak penghasilan
LABA BERSIH
LABA BERSIH PER SAHAM DASAR 2m
31 Maret 2009
510.209.244.147
209.294.093.047
300.915.151.100
215.667.845.308
52.735.601.965
268.403.447.273
32.511.703.827
2.774.809.643
(82.733.534)
646.933.812
4.552.708.778
7.891.718.699
40.403.422.526
9.240.934.247
1.295.077.361
10.536.011.608
29.867.410.918
67
31 Maret 2008
431.545.338.706
171.043.548.046
260.501.790.660
194.418.396.168
33.939.974.257
228.358.370.425
32.143.420.235
1.899.311.381
(79.089.358)
(50.629.744)
1.127.067.755
2.896.660.034
35.040.080.269
8.476.872.200
1.447.858.236
9.924.730.436
25.115.349.833
56
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
secara keseluruhan.
3
PT FAST FOOD INDONESIAN TBK.
LAPORAN LABA RUGI
Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali disebutkan lain)
Saldo 1 Januari 2009
Laba bersih periode berjalan
Saldo 31 Maret 2009
Saldo 1 Januari 2008
Laba bersih periode berjalan
Saldo
Modal
Saham
44.625.000.000
-
44.625.000.000
44.625.000.000
44.625.000.000
Cadangan
umum
3.969.013.548
-
3.969.013.548
2.943.640.258
2.943.640.258
Saldo Laba
Belum Ditentukan
Penggunaannya
433.951.184.647
29.867.410.918
463.818.595.565
329.789.819.806
25.115.349.833
354.905.169.639
Jumlah
Ekuitas
482.545.198.195
29.867.410.918
512.412.609.113
377.358.460.064
25.115.349.833
402.473.809.897
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
secara keseluruhan.
4
PT FAST FOOD INDONESIAN TBK.
LAPORAN ARUS KAS
Periode Tiga Bulan yang berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali disebutkan lain)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan dari penjualan tunai
Penerimaan dari pendapatan bunga
Penerimaan dari pendapatan lain-lain
Pembayaran kepada pemasok
Pembayaran kepada karyawan
Pembayaran beban usaha
Pembayaran bunga
Pembayaran pajak penghasilan badan
Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Pembayaran atas penambahan renovasi
bangunan sewa
Pembayaran atas penambahan biaya ditangguhkan
Pembayaran atas penambahan aktiva tetap
Penurunan aktiva tidak lancar lainnya
Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas
pendanaan
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penambahan hutang bank jangka pendek
Pembayaran hutang jangka pendek
Penambahan hutang jangka panjang
Pembayaran hutang jangka panjang
Penambahan kewajiban sewa pembiayaan
Pembayaran kewajiban sewa pembiayaan
Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas
pendanaan
PENURUNAN BERSIH
KAS DAN SETARA KAS
KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE
KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE
31 Maret 2009
510.209.244.147
2.774.809.643
4.552.708.778
517.536.762.568
(223.277.292.844)
(69.889.824.798)
(187.003.667.536)
(82.733.534)
(13.687.028.029)
(493.940.546.741)
23.596.215.827
(21.206.752.889)
(14.972.254.774)
(15.408.265.435)
20.152.568.141
(31.434.704.957)
-
(1.261.749.108)
198.718.800
-
318.661.000
(413.612.251)
(1.157.981.559)
(8.996.470.689)
211.495.304.602
202.498.833.913
31 Maret 2008
431.545.338.706
1.899.311.381
1.127.067.755
434.571.717.842
(172.719.774.179)
(58.762.608.169)
(150.135.077.404)
(79.089.358)
(22.711.246.664)
(404.407.795.774)
30.163.922.068
(15.416.952.167)
(20.369.282.674)
(5.859.681.078)
3.103.545.792
(38.542.370.127)
2.338.328.967
--
(53.297.118)
-
(506.726.365)
1.778.305.484
(6.600.142.575)
174.835.762.597
168.235.620.022
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
secara keseluruhan.
5
PT FAST FOOD INDONESIAN TBK.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Periode Tiga Bulan yang berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali disebutkan lain)
1. UMUM
PT Fast Food Indonesia (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan Akta No. 20 tanggal 19 Juni 1978 yang
dibuat di hadapan Sri Rahayu, S.H. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman
melalui Surat Keputusan No. Y.A.5/245/12 tanggal 22 Mei 1979, telah didaftarkan di Kantor Pengadilan
Negeri Jakarta No. 4491 tanggal 1 Oktober 1979, dan dimuat dalam Tambahan No. 682 serta
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 90 tanggal 9 November 1979.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 32
tanggal 8 Agustus 2008, dari Notaris Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., mengenai perubahan Anggaran
Dasar Perusahaan untuk menyesuaikan dengan Undang-undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun
2007. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
melalui Surat Keputusan Np. AHU-76847.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 23 Oktober 2008.
Perusahaan bergerak di bidang makanan dan restoran. Perusahaan memulai usaha komersialnya pada
tahun 1979.
Pada tanggal 31 Maret 1993 Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar
Modal (BAPEPAM) untuk melakukan penawaran umum kepada masyarakat sebanyak 4.462.500 saham
dengan jumlah nilai nominal sebesar Rp. 4.462.500.000. Sejak tanggal 11 Mei 1993, saham Perusahaan
yang telah ditawarkan kepada masyarakat telah di catat di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2000,
Perusahaan melakukan pemecahan nilai nominal saham dari Rp1.000 per saham menjadi Rp100 per
saham. Dengan demikian jumlah dari saham Perusahaan yang ditempatkan dan disetor penuh
bertambah menjadi 446.250.000 saham.
Pemegang saham utama Perusahaan adalah PT Gelael Pratama dan PT Megah Eraraharja.
Berdasarkan catatan Perusahaan, Perusahaan mempunyai 12.322 karyawan pada tanggal 31 Maret
2009 (2008 : 12.207 karyawan). Kantor pusat Perusahaan terletak di Jl. M.T. Haryono, Jakarta,
Indonesia.
Susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2009 dan 2008
adalah sebagai berikut :
Dewan Komisaris
Anthony Salim -Komisaris Utama
Elizabeth Gelael – Wakil Komisaris Utama
Rudy Tanudjaja Saputra – Komisaris
Benny Setiawan Santoso – Komisaris
Ken Leksono – Komisaris Independen
P.L. Gunawan Solaiman – Komisaris Independen
Dewan Direksi
Dick Gelael – Direktur Utama
Ferry Noviar Yosaputra – Wakil Direktur Utama
Ricardo Gelael – Direktur
Leonny Elimin – Direktur
Justinus Dalimin Juwono – Direktur
Adhi Indrawan -Direktur
6
PT FAST FOOD INDONESIAN TBK.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Periode Tiga Bulan yang berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali disebutkan lain)
1. UMUM (lanjutan)
Komite Audit
Ken Leksono – Ketua Komite Audit
Paulus Thio – Komite Audit
Sampai dengan 31 Maret 2009, Perusahaan memiliki 340 gerai restoran, di mana 119 diantaranya
berada di Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi (“Jabodetabek’) dan sisanya berada di luar
Jabodetabek.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
Kebijakan akuntansi dan pelaporan yang diterapkan oleh Perusahaan sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia, yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”)
dan Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang ditetapkan oleh Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK). Ikhtisar kebijakan akuntansi penting yang
diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan untuk periode tiga bulan yang
berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2009 dan 2009 adalah sebagai berikut :
a. Dasar pengukuran dan penyusunan laporan keuangan
Dasar penyusunan laporan keuangan, kecuali untuk laporan arus kas, adalah dasar akrual.
Pengukurannya disusun berdasarkan harga perolehan, kecuali beberapa akun tertentu yang disusun
berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntasi masing-masing akun
tersebut.
Laporan arus kas disajikan dengan metode langsung dengan mengelompokkan penerimaan dan
pengeluaran kas dan setara kas atas aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
b. Setara kas
Deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan
tidak digunakan sebagai jaminan atas kewajiban dan pinjaman lainnya diklasifikasi sebagai “Setara
Kas”
c. Persediaan
Persediaan dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya peroleh dengan nilai realisasi bersih.
Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata dan meliputi seluruh biaya
pembelian, biaya konversi dan biaya lain yang terjadi untuk membawa persediaan ke lpkasi dan
kondisinya yang sekarang.
Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga jual dalam kondisi bisnis yang umum, dikurangi dengan
estimasi biaya penyesuaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk menjual.
Penyisihan persediaan usang ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan fisik
persediaan pada tanggal neraca.
7
PT FAST FOOD INDONESIAN TBK.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Periode Tiga Bulan yang berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali disebutkan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
d. Investasi dalam saham
Penyertaan saham yang dimiliki kurang dari 20% baik langsung maupun tidak langsung disajikan
sebesar biaya perolehan (cost method).
e. Aset tetap
Sebelum tanggal 1 Januari 2008, asset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan (kecuali untuk
aset tetap tertentu yang telah dinilai kembali pada tahun 1987 sesuai dengan Peraturan Pemerintah
No. 45/1986) dikurangi akumulasi penyusutan (kecuali tanah yang tidak disusutkan).
Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap”,
yang menggantikan PSAK No. 16 (1994), “Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain” dan PSAK No. 17
(1994), “Akuntansi Penyusutan”. Penerapan PSAK No. 16 (Revisi 2007) tidak menimbulkan dampak
yang signifikan terhadap laporan keuangan Perusahaan.
Aset tetap awalnya diakui sebesar biaya perolehan, yang terdiri atas harga perolehan dan biayabiaya
yang dapat didistribusikan langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang
diinginkan agar aset siap digunakan sesuai maksud manajemen. Biaya perolehan tersebut juga
estimasi awal atas biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan pemulihan lokasi dan biaya
untuk mengganti komponen dari aset tetap pada saat penggantian, bila kriteria pengakuan
terpenuhi.
Setelah pengakuan awal, aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi
penyusutan dan penyisihan penurunan nilai.
Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah
tercatat (carrying amount) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria
pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan
diakui dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) selama umur
manfaat aset tetap yang diestimasi sebagai berikut:
Bangunan – 20 tahun
Mesin dan peralatan – 10 tahun
Kendaraan bermotor – 5 tahun
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada
manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba dan
rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan dan jumlah tercatat
dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.
Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan ditelaah, dan jika
sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif.
Sesuai dengan PSAK No. 48, “Penurunan Nilai Aktiva”, penilaian aset dilakukan atas penurunan dan
kemungkinan penurunan nilaw wajar aset jika terjadi peristiwa atau perubahan keadaan yang
mengindikasikan bahwa nilai tercatat mungkin tidak dapat seluruhnya direaliasasi.
8
PT FAST FOOD INDONESIAN TBK.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Periode Tiga Bulan yang berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali disebutkan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
f. Sewa
Sebelum tanggal 1 Januari 2008, transaksi sewa dicatat dengan menggunakan metode direct
financing lease jika memenuhi semua kriteria yang dipersyaratkan dalam PSAK No. 30 (1990),
“Akuntansi Sewa Guna Usaha” sedangkan transaksi sewa yang tidak memenuhi criteria dibukukan
dengan menggunakan metode sewa menyewa biasa (operating lease method) dan pembayaran
sewa diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi dengan metode garis lurus.
Efektif tanggal 1 Januari 2008, PSAK No. 30 (Revisi 2007), “Sewa” menggantikan PSAK No. 30
(1990) “Akuntansi Sewa Guna Usaha”. Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), penentuan apakah
suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan
atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung
pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan
aset tersebut. Menurut PSAK revisi ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko
dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan.
Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara
substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.
Sebagai lessee, dalam sewa pembiayaan, Perusahaan mengakui aset dan kewajiban dalam neraca
pada awal masa sewa, sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah
dari nilai wajar. Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan pelunasan kewajiban
sewa. Beban keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa, sehingga
menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban. Kontinjen sewa
dibebankan pada periode terjadinya. Beban keuangan dicatat dalam laporan laba rugi. Aset sewaan
(disajikan sebagai bagian aset tetap) disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara
umur manfaat aset sewaan dan periode masa sewa, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa
Perusahaan akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa. Dalam sewa operasi,
Perusahaan mengakui pembayaran sewa sebagi beban dengan metode garis lurus (straight-line
method) selama masa sewa.
Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan
Perusahaan.
g. Biaya renovasi bangunan sewa
Akun ini merupakan biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan pembuatan interior dan lain-lain
atas bangunan yang disewa serta diamortisasi selama 10 tahun dengan menggunakan metode
garis lurus (straight-line method).
h. Sewa jangka panjang dibayar di muka
Akun ini merupakan biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan Initial fee dan renewal fee gerai
restoran baru dan diperpanjang serta program komputer.
9
PT FAST FOOD INDONESIAN TBK.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Periode Tiga Bulan yang berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali disebutkan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
i. Biaya yang ditangguhkan
Akun ini merupakan biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan initial fee dan renewal fee gerai
restoran baru dan diperpanjang serta program komputer.
Biaya yang ditangguhkan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line
method) sesuai dengan masa manfaat, sebagai berikut :
Initial dan renewal fee – 10 tahun
Program komputer – 5 tahun
Hak guna bangunan (HGB) – 30 tahun
j. Transaksi dalam mata uang asing
Perusahaan melaksanakan pencatatan dan pelaporan akuntansinya dalam mata uang Rupiah.
Semua transaksi dalam mata uang selain Rupiah yang terjadi sepanjang tahun dicatat berdasarkan
kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi tersebut.
Pada tanggal neraca, semua aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang selain Rupiah
dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan mempergunakan nilia kurs tengah Bank Indonesia
yang berlaku pada tanggal tersebut, yaitu masing-masing Rp11.575 dan Rp9.217 untuk US $ 1
pada 31 Maret 2009 dan 2008. Laba dan rugi kurs dibukukan dalam hasil operasi tahun berjalan.
k. Pengakuan pendapatan dan beban
Pendapatan diakui berdasarkan penerimaan tunai yang dicatat oleh cash register, sedangkan beban
diakui pada saat terjadinya (accrual basis).
l. Perpajakan
Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran laba kena pajak tahun berjalan. Aktiva dan
kewajiban pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aktiva dan kewajiban untuk
tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa
mendatang, seperti saldo rugi fiscal yang belum digunakan, diakui sejauh besar kemungkinan
manfaat pajak tersebut dapat direalisasikan.
Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan
pada periode ketika aktiva direalisasikan atau ketika kewajiban dilunasi berdasarkan tarif pajak (dan
peraturan perpajakan) yang berlaku atau secata substansial telah diberlakukan pada tanggal
neraca. Perubahan nilai tercatat aktiva dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh
perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang
sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.
Perubahan terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak (‘SKP”) diterima
atau, jika Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah
ditetapkan.
10
PT FAST FOOD INDONESIAN TBK.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Periode Tiga Bulan yang berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali disebutkan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
m. Laba bersih per saham dasar
Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan rata-rata tertimbang
(weighted average) dari jumlah saham yang beredar (446.250.000 saham) selama tahun 2008 dan
2007.
n. Penyisihan atas imbalan kerja karyawan
Perusahaan menerapkan PSAK No. 24, “Imbalan Kerja”. Pernyataan ini mengharuskan perusahaan
untuk mencatat seluruh imbalan kerja berdasarkan program atau perjanjian formal dan informal,
peraturan perundang-undangan atau melalui peraturan industri, termasuk imbalan pasca kerja,
imbalan kerja jangka pendek dan jangka panjang, pesangon pemutusan kontrak kerja dan imbalan
berbasis ekuitas.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Perusahaan mencatat pencadangan manfaat untuk
pesangon, penghargaan masa kerja dan ganti kerugian karyawan untuk smeua karyawan tetap
sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (Undang-undang Tenaga Kerja).
Pencadangan tersebut diestimasi dengan menggunakan perhitungan aktuaria berdasarkan laporan
yang dipersiapakan oleh aktuaria independen.
Perhitungan estimasi kewajiban imbalan pasca kerja berdasarkan Undang-undang Tenaga Kerja,
ditentukan dengan menggunakan metode penilaian aktuaria projected unit credit. Keuntungan dan
kerugian aktuarual diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan
kerugian actuarial bersih yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi
jumlah 10% dari yang lebih besar antara nilai kini imbalan pasti dan nilai wajar aktiva program
pada tanggal tersebut. Keuntungan dan kerugian actuarial yang melebihi jumlah 10 % dari koridor
diakui secara langsung dalam laporan laba rugi. Biaya jasa lalu diamortisasi dengan menggunakan
metode garis lurus sampai imbalan tersebut menjadi hak karyawan.
o. Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
sebagaimana didefinisikan dalam PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai
Hubungan Istimewa”.
Seluruh saldo dan transaksi yang signifikan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa,
baik yang dilakukan maupun yang tidak dilakukan dengan persyaratan dan kondisi normal
sebagaimana yang dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan.
P. Segmen Usaha
Sesuai dengan PSAK No. 5 (Revisi 2000), “Pelaporan Segmen”, segmen usaha menyajikan
informasi produk dan jasa yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan
imbalan segmen usaha lain. Segmen geografis menyajikan informasi produk atau jasa tertentu
yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang
beroperasi pada wilayah ekonomi lain.
11
PT FAST FOOD INDONESIAN TBK.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Periode Tiga Bulan yang berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali disebutkan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan
penyajian laporan keuangan. Bentuk primer pelaporan segmen adalah wilayah pemasaran,
sedangkan segmen sekunder adalah pengelompokan umum produk.
q. Penggunaan estimasi
Laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia yang mengharuskan manajemen untuk menggunakan estimasi dan asumsi yang
mempengaruhi jumlah aktiva dan kewajiban yang dilaporkan, termasuk pelaporan beban dan
pendapatan pada periode berjalan. Hasil actual mungkin bisa berbeda dari estimasi dan asumsi
yang digunakan.
3. KAS DAN SETARA KAS
Kas
Bank
Rupiah
PT Bank Central Asia Tbk.
PT Bank Mandiri (Perseo) Tbk.
PT CIMB Bank Niaga Tbk.
PT Bank Danamon Indonesia Tbk.
PT Bank Internasional Indonesia Tbk.
PT Bank Bukopin Tbk.
PT Bank Tabungan Negara (Persero)
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
PT Bank Mega Tbk.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Bank Ekonomi
PT Bank Permata Tbk.
Dolar Amerika Serikat
PT CIMB Bank Niaga Tbk.
Sub-jumlah
Deposito berjangka
Rupiah
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
PT Bank Central Asia Tbk.
PT Bank CIMB Niaga Tbk.
PT Bank Mega Tbk.
PT Bank NISP Tbk.
Dolar Amerika Serikat
PT Bank Central Asia Tbk.
Sub-jumlah
Jumlah kas dan setara kas
31 Maret 2009
7.782.461.350
33.954.272.121
13.464.774.750
5.515.052.258
3.138.684.038
2.604.945.546
977.360.460
1.174.342.232
522.230.056
699.517.782
377.873.095
251.299.807
3.926.330
457.094.088
70.923.833.913
51.000.000.000
33.000.000.000
20.000.000.000
16.000.000.000
-
11.575.000.000
131.575.000.000
202.498.833.913
31 Maret 2008
6.703.103.198
21.976.714.831
8.497.483.931
14.290.289.094
1.939.410.060
1.458.641.023
947.880.207
950.046.888
672.325.695
353.223.063
255.873.246
186.330.456
4.298.330
-
58.235.620.022
45.000.000.000
5.000.000.000
18.000.000.000
25.000.000.000
17.000.000.000
-
110.000.000.000
168.235.620.022
12
PT FAST FOOD INDONESIAN TBK.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Periode Tiga Bulan yang berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali disebutkan lain)
3. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan)
31 Maret 2009 31 Maret 2008
Tingkat bunga deposito berjangka per tahun
Rupiah 8–13,25 % 6–8,25 %
Dolar Amerika Serikat 3,25 % -
Perusahaan tidak memiliki hubungan istimewa dengan bank di mana kas dan setara kas ditempatkan.
4. PIUTANG
Piutang merupakan tagihan kepada pengelola foodcourt atas hasil penjualan makanan dan minuman,
serta pinjaman karyawan.
5. PERSEDIAAN
31 Maret 2009 31 Maret 2008
Bahan baku 42.917.642.118 30.046.267.166
Makanan dan minuman 5.017.613.076 3.812.194.896
Bahan pembungkus 21.787.006.427 13.398.926.110
Persediaan lain-lain 8.567.929.855 2.495.681.835
Jumlah persediaan 78.290.191.476 49.753.070.007
Persediaan dipergunakan sebagai jaminan atas fasilitas kredit yang diperoleh dari bank (Catatan 12).
Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa semua persediaan di atas akan dapat dijual/digunakan,
sehingga penyisihan untuk persediaan usang tidak diperlukan.
Pada tanggal 31 Desember 2008, persediaan diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya
berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sejumlah Rp. 77.346.035.300
Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut memadai untuk menutupi kemungkinan
kerugiaan yang timbul dari risiko yang dipertanggungkan.
6. AKTIVA TIDAK LANCAR LAINNYA
Aktiva tidak lancar lainnya terdiri dari biaya dibayar di muak (sewa, jasa dan iklan papan reklame) dan
uang muka pemesanan.
13
PT FAST FOOD INDONESIAN TBK.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Periode Tiga Bulan yang berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali disebutkan lain)
7. ASET TETAP
Saldo dan perubahan 2009
Saldo 1 Januari Penambahan
2009
Biaya Perolehan
Kepemilikan langsung
Tanah 14.194.802.500 -
Bangunan 28.653.309.958 -
Mesin dan peralatan 244.663.733.098 14.696.235.435
Kendaraan bermotor 26.232.786.822 256.800.000
Sub-jumlah 313.744.632.378 14.953.035.435
Aset sewa pembiayaan
Kendaraan bermotor 4.488.635.000 455.230.000
Jumlah nilai tercatat 318.233.267.378 15.408.265.435
Akumulasi Penyusutan
Bangunan
Mesin dan peralatan
Kendaraan bermotor
13.495.742.961
115.216.585.450
21.770.393.429
256.494.303
4.273.371.979
615.115.072
Sub-jumlah 150.482.721.840 5.144.981.354
Aset sewa pembiayaan
Kendaraan bermotor 1.060.225.326 239.849.830
Jumlah akumulasi penyusutan 151.542.947.166 5.384.831.184
Jumlah tercatat 166.690.320.212
Pengurangan
-
-
-
147.920.260
147.920.260
-
147.920.260
--
147.920.260
147.920.260
-
-
Saldo 31 Maret
2009
14.194.802.500
28.653.309.958
259.359.968.533
26.341.666.562
328.549.747.553
4.943.865.000
333.493.612.553
13.752.237.264
119.489.957.429
22.237.588.241
155.479.782.934
1.300.075.156
156.779.858.090
176.713.754.463
14
PT FAST FOOD INDONESIAN TBK.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Periode Tiga Bulan yang berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali disebutkan lain)
7. ASET TETAP
Saldo dan perubahan 2008
Saldo 1 Januari Penambahan Pengurangan
2008
Biaya Perolehan
Kepemilikan langsung
Tanah 14.194.802.500 --
Bangunan 28.653.309.958 --
Mesin dan peralatan 199.105.877.122 5.859.681.078 -
Kendaraan bermotor 23.162.232.822 --
-
-
-
---
-
-
Saldo 31 Maret
2008
14.194.802.500
28.653.309.958
204.965.558.200
23.162.232.822
270.975.903.480
4.822.060.000
275.797.963.480
12.574.331.720
101.272.924.978
19.952.203.997
133.799.460.695
1.406.261.937
135.205.722.632
140.592.240.848
Sub-jumlah 265.116.222.402
Aset sewa pembiayaan
Kendaraan bermotor 4.822.060.000
Jumlah nilai tercatat 269.938.282.402
Akumulasi Penyusutan
Bangunan 12.277.303.565
Mesin dan peralatan 97.407.705.201
Kendaraan bermotor 19.231.884.322
Sub-jumlah 128.916.893.088
Aset sewa pembiayaan
Kendaraan bermotor 971.315.433
Jumlah akumulasi penyusutan 129.888.208.521
Jumlah tercatat 140.050.073.881
5.859.681.078
-
5.859.681.078
297.028.155
3.865.219.777
720.319.675
4.882.567.607
434.946.504
5.317.514.111
15
PT FAST FOOD INDONESIAN TBK.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Periode Tiga Bulan yang berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali disebutkan lain)
7. ASET TETAP (lanjutan)
Beban penyusutan disajikan dalam laporan laba rugi sebagai berikut :
31 Maret 2009 31 Maret 2008
Beban penjualan dan pemasaran 3.649.032.934 3.615.631.446
Beban umum dan administrasi 1.735.798.250 1.701.882.665
Jumlah beban penyusutan 5.384.831.184 5.317.514.111
Sebagian tanah dan bangunan Perusahaan dipergunakan sebagai jaminan atas fasilitas kredit (Catatan
12).
Perusahaan memiliki hak atas tanah sampai tahun 2016-2037 beserta bangunan yang berada di
atasnya, yang berlokasi di Jakarta dan Bogor. Perusahaan berkeyakinan bahwa hak atas tanah tersebut
akan dapat diperpanjang.
Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa estimasi jumlah yang dapat diperoleh kembali lebih besar
dari nilai tercatat aset tetap dan tidak ada penurunan nilai aset tetap yang harus dicatat.
Pada tanggal 31 Desember 2008, Perusahaan telah mengasuransikan aset tetapnya dengan nilai
pertanggungan sebesar Rp 461.505.906.000 Manajemen berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan
asuransi tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul dari resiko yang
dipertanggungkan.
8. BIAYA RENOVASI BANGUNAN SEWA
31 Maret 2009 31 Maret 2008
Biaya perolehan 210.980.338.549 163.494.991.620
Akumulasi amortisasi (67.666.389.752) (50.347.663.135)
Bersih 143.313.948.797 113.147.328.485
9. SEWA JANGKA PANJANG DIBAYAR DI MUKA
31 Maret 2009 31 Maret 2008
Biaya perolehan 224.614.669.974 188.625.816.034
Akumulasi amortisasi (139.631.022.240) (109.896.985.909)
Bersih 84.983.647.734 78.728.830.125
16
PT FAST FOOD INDONESIAN TBK.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Periode Tiga Bulan yang berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali disebutkan lain)
10. BIAYA YANG DITANGGUHKAN
31 Maret 2009
Harga Perolehan Akumulasi Nilai Bersih
Amortisasi
Initial dan renewal fee 71.666.516.041 27.772.317.364 43.894.198.677
Program komputer 1.783.964.360 1.734.464.360 49.500.000
Hak guna bangunan 495.705.250 20.654.385 475.050.865
Jumlah 73.946.185.651 29.527.436.109 44.418.749.542
31 Maret 2008
Harga Perolehan Akumulasi Nilai Bersih
Amortisasi
Initial dan renewal fee 66.728.595.880 21.419.094.074 45.349.501.806
Program komputer 1.793.964.360 1.559.069.982 224.894.378
Hak guna bangunan 495.705.250 4.130.877 491.574.373
Jumlah 69.018.265.490 22.982.294.933 46.065.970.577
11. AKTIVA TIDAK LANCAR LAINNYA
Aktiva tidak lancar lainnya terdiri dari mesin dan peralatan yang belum digunakan, uang muka renovasi
bangunan sewa serta uang jaminan.
12. HUTANG BANK JANGKA PENDEK
Akun ini merupakan fasilitas modal kerja yang diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dengan
batas maksimum pinjaman sebesar Rp. 5.000.000.000. Pinjaman ini dijamin dengan persediaan dan
hak atas tanah dan bangunan (SHGB No. 3139) serta dikenakan tingkat bunga sebesar 14,50 % per
tahun (2008 : 13,50 %).
13. HUTANG USAHA
Akun ini terdiri dari kewajiban kepada para pemasok di bawah ini yang timbul terutama dari pembelian
bahan baku:
17
PT FAST FOOD INDONESIAN TBK.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Periode Tiga Bulan yang berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali disebutkan lain)
13. HUTANG USAHA (lanjutan)
31 Maret 2009 31 Maret 2008
Pihak ketiga
PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 4.026.486.845 7.151.615.362
UD Aneka Usaha 9.349.973.685 5.342.463.543
UD Prima Supplier 3.792.681.446 5.069.287.270
UD HyBro Permata 5.437.332.816 3.877.978.396
UD Putra Mandiri 3.817.003.200 3.557.151.485
PT Sukanda Djaya 4.716.444.739 3.487.976.027
PT Detpack Indonesia 1.896.846.100 1.190.734.600
Lain-lain (masing-masing dibawah Rp1milliar) 40.864.260.218 25.353.060.493
Jumlah pihak ketiga 73.901.029.049 55.030.267.176
Pihak yang mempunyai hubungan
Istimewa (Catatan 26) 8.891.864.316 11.841.726.397
Jumlah hutang usaha 82.792.893.365 66.871.993.573
14. HUTANG LAIN-LAIN
Hutang lain-lain merupakan hutang atas pembelian mesin dan peralatan, renovasi bangunan sewa,
sewa gudang, pembelian perlengkapan pemasaran dan promosi.
15. PERPAJAKAN
a. Hutang pajak
31 Maret 2009 31 Maret 2008
Pajak pembangunan 1 (PB 1) 17.725.161.135 14.875.809.559
Pajak penghasilan pasal 21 994.603.414 984.809.810
Pajak penghasilan pasal 23 2.021.625.212 1.892.878.314
Pajak penghasilan pasal 25 8.576.428.233 4.503.711.800
Pajak penghasilan pasal 26 1.844.157.858 1.529.880.068
Pajak pertambahan nilai 1.283.612.054 1.048.202.360
Jumlah hutang pajak 32.445.587.906 24.835.291.911
18
PT FAST FOOD INDONESIAN TBK.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Periode Tiga Bulan yang berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali disebutkan lain)
15. PERPAJAKAN (lanjutan)
b. Taksiran beban pajak penghasilan badan
31 Maret 2009 31 Maret 2008
Pajak kini
Pajak tangguhan
jumlah taksiran pajak penghasilan badan
9.240.934.247
1.295.077.361
10.536.011.608
8.476.872.200
1.447.858.236
9.924.730.436
c.
Rekonsiliasi antara laba sebelum taksiran beban pajak penghasilan badan, sebagimana tercantum dalam
laporan laba rugi dan penghasilan kena pajak.
31 Maret 2009 31 Maret 2008
Laba sebelum taksiran pajak penghasilan badan:
40.403.422.526 35.040.080.269
Koreksi fiskal:
perbedaan tetap
(2.774.809.643) (1.899.311.381)
perbedaan waktu
(4.625.276.288) (4.826.194.120)
Penghasilan kena pajak
33.003.336.595 28.314.574.768
d.
Perhitungan taksiran hutang pajak penghasilan badan adalah sebagai berikut:
31 Maret 2009 31 Maret 2008
Taksiran pajak penghasilan badan
9.240.934.247 8.476.872.200
Dikurangi pajak dibayar di muka
Pajak penghasilan pasal 25
9.048.754.944 6.970.412.048
Fiskal luar negri
-19.000.000
Jumlah pajak dibayar di muka
9.048.754.944 6.989.412.048
Taksiran hutang pajak penghasilan badan
192.179.303 1.487.460.152
Pada September 2008, Undang-undang No. 7 Tahun 1983 mengenai “Pajak Penghasilan” diubah untuk
keempat kalinya dengan Undang-undang No. 36 Tahun 2008. Perubahan tersebut juga mencakup perubahan
tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak bertingkat menjadi tariff tunggak
yaitu 28 % untuk tahun fiskal 2009 dan 25 % untuk tahun fiscal 2010 dan seterusnya.
e.
Kewajiban pajak tangguhan
Kewajiban pajak tangguhan per tanggal 31 Maret 2009 dan 2008 adalah sebesar Rp 27.544.424.270 dan Rp.
24.815.068.671.
Manajemen berkeyakinan bahwa kewajiban pajak tangguhan yang timbul dari perbedaan temporer di
perkirakan dapat direalisasikan pada periode yang akan datang.
19
PT FAST FOOD INDONESIAN TBK.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Periode Tiga Bulan yang berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali disebutkan lain)
15. PERPAJAKAN (lanjutan)
h. Umum
Perusahaan menyampaikan pajak tahunan atas dasar perhitungan sendiri (self-assessment). Berdasarkan
perubahan terakhir atas Undang-undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang berlaku mulai
tanggal 1 Januari 2008. Otoritas Pajak dapat menetapkan atau mengubah besarnya kewajiban pajak dalam
batas waktu lima (5) tahun sejak tanggal terhutangnya pajak, sedang untuk tahun pajak 2007 dan
sebelumnya, Otoritas Pajak dapat menetapkan kewajiban pajak paling lambat pada akhir tahun 2013.
16. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR
Sewa dan service charges
Jasa waralaba
Listrik, air dan telepon
Jumlah biaya yang masih harus dibayar
17. UANG MUKA YANG DITERIMA
31 Maret 2009
11.403.871.465
9.460.750.245
11.575.879.225
32.440.500.935
31 Maret 2008
10.300.091.673
8.076.801.024
8.378.401.600
26.755.294.297
Akun ini merupakan uang muka yang diterima dari calon mitra usaha sebagai lessor atas gerai restoran baru.
18. KEWAJIBAN SEWA PEMBIAYAAN
Perusahaan mengadakan perjanjian sewa pembiayaan kendaraan dengan jangka waktu sewa selama tiga puluh
enam (36) bulan dan dilunasi melalui angsuran bulanan. Fasilitas sewa pembiayaan ini dikenakan suku bunga
tahunan yang berkisar antar 11,00 % -20,00 %
PT Orix Indonesia Finance
Dikurangi : Bagian yang jatuh tempo dalam
waktu satu tahun
Bagian jangka panjang
19. PINJAMAN LAINNYA
31 Maret 2009
1.810.059.486
(1.119.016.111)
691.043.375
31 Maret 2008
1.193.558.483
(977.253.917)
216.304.566
Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman kepemilikan kendaraan bermotor dari PT Toyota Astra Financial Services
dan PT Oto Multiartha dengan jangka waktu 2 tahun dan dikenakan tingkat bunga tahunan masing-masing sebesar
8,5 %dan16 %.
PT Toyota Astra Financial Services
PT Oto Multiartha
Jumlah pinjaman lainnya
Dikurangi : Bagian yang jatuh tempo dalam
waktu satu tahun
Bagian jangka panjang
31 Maret 2009
198.718.800
-
198.718.800
(103.694.400)
95.024.400
31 Maret 2008
-
21.771.715
21.771.715
-
20
PT FAST FOOD INDONESIAN TBK.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Periode Tiga Bulan yang berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali disebutkan lain)
20. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA
Perusahaan mengakui penyisihan atas imbalan kerja sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004) berdasarkan laporan
aktuaria independen dari PT Binaputera Jaga Hikmah, sebagaimana tertuang dalam laporannya tertanggal 25 Maret
2009.
Rincian mutasi saldo atas kewajiban imbalan kerja karyawan adalah sebagai berikut:
31 Maret 2009 31 Maret 2008
Saldo awal tahun 36.882.042.441 28.364.148.598
Beban imbalan kerja 3.348.564.088 1.415.490.090
Saldo akhir periode 40.230.606.529 29.779.638.688
Asumsi-asumsi yang dipergunakan dalam perhitungan aktuarila adalah sebagai berikut :
31 Maret 2009 31 Maret 2008
Tingkat bunga 12,00 % 12,00 %
Kenaikan gaji 10,00 % 10,00 %
Usia pensiun normal 55 55
Usia pensiun direksi 80 80
Tingkat mortalita (TM I-II)-99 (TM I-II)-99
Tingkat pengunduran diri 0-55 = 0,11 0-55 = 0,11
21. MODAL SAHAM
Susunan pemegang saham Perusahaan berdasarkan catatan yang dibuat oleh PT Raya Saham Registra, Biro
Administrasi Efek adalah sebagai berikut :
31 Maret 2009 :
Persentase
Kepemilikan
Jumlah Saham Jumlah Nominal
PT Gelael Pratama 43,84 % 195.636.000 19.563.600.000
PT Megah Erarharja 35,84 % 159.936.000 15.993.600.000
Koperasi 0,32 % 1.428.000 142.800.000
Masyarakat 20,00 % 89.250.000 8.925.000.000
100,00 % 446.250.000 44.625.000.000
21
PT FAST FOOD INDONESIAN TBK.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Periode Tiga Bulan yang berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali disebutkan lain)
21. MODAL SAHAM (lanjutan)
31 Maret 2008 :
Persentase Jumlah Saham Jumlah Nominal
Kepemilikan
PT Gelael Pratama 43,84 % 195.636.000 19.563.600.000
PT Megah Erarharja 35,84 % 159.936.000 15.993.600.000
Koperasi 0,32 % 1.428.000 142.800.000
Masyarakat 20,00 % 89.250.000 8.925.000.000
100,00 % 446.250.000 44.625.000.000
Pada tanggal 31 Maret 2009 dan 2008 rincian kepemilikan saham oleh masyarakat yang melebihi 5% dari jumlah
ditempatkan dan disetor adlah sebagai berikut :
Persentase Jumlah Saham Jumlah Nominal
Kepemilikan
31 Maret 2009 :
Pershing LLC Main Custody 10,31 % 46.000.000 4.600.000.000
31 Maret 2008 :
Pershing LLC Main Custody 10,31 % 46.000.000 4.600.000.000
Pada tanggal 31 Maret 2009 dan 2008, tidak ada Komisaris maupun Direksi yang memiliki saham Perusahaan.
Pada tanggal 8 Januari 2008, Koperasi Karyawan Perguruan “Al-Nur” menjual sahamnya kepada PT Gelael Pratama
dan PT Megah Erarahraja masing-masing sebesar 100.000 saham.
22
PT FAST FOOD INDONESIAN TBK.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Periode Tiga Bulan yang berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali disebutkan lain)
22. SALDO LABA YANG TELAH DITENTUKAN PENGGUNAANNYA
31 Maret 2009
Berdasarkan Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham yang keputusannya tercakup dalam Akta No. 48 tanggal 12
Juni 2008 dari Notaris Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., Perusahaan meningkatkan cadangan umumnya sebesar Rp.
1.025.373.000 sehingga menjadi Rp. 3.969.013.000.
31 Maret 2008
Berdasarkan Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham yang keputusannya tercakup dalam Akya No 22 tanggal 12
Juni 2007 dari Notaris Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., Perusahaan telah meningkatkan cadangan umumnya
sebesar Rp. 689.288.030 sehingga menjadi Rp. 2.943.640.258.
23. PENJUALAN
31 Maret 2009 31 Maret 2008
Makanan 463.155.172.802 392.445.449.170
Minuman 41.521.861.276 36.690.774.256
Lain-lain 5.532.210.069 2.409.115.280
Jumlah penjualan 510.209.244.147 431.545.338.706
24. BEBAN POKOK PENJUALAN
31 Maret 2009 31 Maret 2008
Saldo awal persediaan 85.894.954.713 54.234.660.258
Pembelian 201.689.329.810 166.561.957.795
Barang tersedia untuk dijual 287.584.284.523 220.796.618.053
Saldo akhir persediaan (79.290.191.476) (49.753.070.007)
Beban pokok penjualan 209.294.093.047 171.043.548.046
Selama periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2009 dan 2008, tidak ada pembelian dari
pemasok secara individual yang melebihi 10 % dari jumlah penjualan.
23
PT FAST FOOD INDONESIAN TBK.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Periode Tiga Bulan yang berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali disebutkan lain)
25. BEBAN USAHA
Beban Penjualan dan pemasaran
Gaji
Promosi dan beban penjualan
Administrasi penjualan
Penyusutan aset tetap (Catatan 7)
Amortisasi biaya yang ditangguhkan
Amortisasi beban sewa
Sewa
Listrik, telepon dan air
Jasa waralaba
Perjalanan dinas
Pengangkutan
Asuransi
Perbaikan dan perawatan gedung
Perbaikan mesin dan peralatan
Perbaikan kendaraan
Imbalan kerja karyawan
Lain-lain
Jumlah beban penjualan dan pemasaran
Beban Umum dan Administrasi
Gaji
Administrasi
Penyusutan aset tetap (Catatan 7)
Amortisasi biaya yang ditangguhkan
Amortisasi beban sewa
Sewa
Listrik, telepon dan air
Perjalanan dinas
Pengangkutan
Premi asuransi
Perbaikan dan perawatan gedung
Perbaikan mesin dan peralatan
Perbaikan kendaraan
Imbalan kerja
Lain-lain
Jumlah beban umum dan administrasi
Jumlah beban usaha
31 Maret 2009
44.036.910.862
33.446.091.081
2.695.136.797
3.649.032.934
4.988.330.592
10.763.168.917
35.853.300.955
26.012.394.223
33.670.349.794
3.629.209.560
7.027.376.654
1.958.783.175
2.388.813.575
1.672.168.294
49.846.520
2.109.898.239
1.717.033.136
215.667.845.308
25.852.913.936
2.592.453.033
1.735.798.248
969.628.671
1.547.182.592
1.698.890.829
4.140.196.069
4.593.610.386
4.382.297.203
841.674.235
540.821.573
920.217.609
908.002.029
1.238.665.849
773.249.703
52.735.601.965
268.403.447.273
31 Maret 2008
42.436.507.928
28.368.786.345
1.714.309.488
3.615.631.446
4.152.953.631
10.089.260.616
32.415.955.895
24.117.627.775
28.479.083.691
3.699.794.692
6.158.742.732
1.984.741.209
2.066.316.940
2.359.409.115
68.248.611
1.022.266.943
1.668.759.111
194.418.396.168
16.326.100.241
2.300.942.260
1.701.882.665
593.520.221
--
1.941.366.981
3.285.399.790
3.739.840.426
501.778.007
306.430.031
1.533.775.146
635.993.488
393.223.147
679.721.854
33.939.974.257
228.358.370.425
24
PT FAST FOOD INDONESIAN TBK.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Periode Tiga Bulan yang berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali disebutkan lain)
26. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
Dalam kegiatan usaha normalnya, Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan
istimewa. Perusahaan mempunyai hubungan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa melalui
kesamaan kepemilikan saham dan/atau komisaris.
Transaksi-transaksi tersebut dilaksanakan dengan persyaratan seperti yang dilakukan dengan pihak yang tidak
mempunyai hubungan istimewa terutama menyangkut pembelian bahan baku dan pembebanan biaya, kecuali
untuk piutang tanpa bunga kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
Piutang pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
PT Gelael Indotim
PT Gelael Lampung
PT Aneka Satwitra Sari Food
PT Gelael Supermarket
Direksi
Jumlah piutang dari pihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
31 Maret 2009
6.701.561.315
1.819.722.695
2.440.054.781
-
1.217.929.015
12.179.267.806
31 Maret 2008
6.062.915.572
2.522.464.833
2.711.937.115
200.000.000
826.867.432
12.324.184.952
Persentase dari
Jumlah Aktiva
31 Maret 2009 31 Maret 2008
0,86 %
0,23 %
0,31 %
-
0,16 %
0,94 %
0,39 %
0,42 %
0,03 %
0,13 %
1,56 % 1,91 %
Perusahaan memberikan jasa manajemen kepada PT Gelael Indotim dan PT Gelael Lampung. Sebagai imbalannya,
pendapatan yang diterima Perusahaan dari jasa tersebut selama periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31
maret 2009 dan 2008 adalah sebesar Rp 336.941.839 (2008 : Rp 295.194.482) ,yang disajikan sebagai bagian dari
akun “Penghasilan/(Beban) Lain-lain – Lain-Lain” pada laporan laba rugi. Perusahaan juga melakukan transaksi lain
dengan pihak tersebut, sebagai penggantian biaya dan beban lainnya.
Piutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa tidak dibebani bunga dan tidak memiliki jadwal pelunasan
kembali.
Hutang usaha kepada pihak
yang mempunyai hubungan
istimewa
PT Buana Distrindo
PT Finnindo Food
PT Salim Ivomas Pratama
Jumlah hutang usaha kepada
pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
31 Maret 2009
7.358.787.489
1.533.076.827
-
8.891.864.316
31 Maret 2008
7.239.987.521
1.319.088.470
3.282.650.406
11.841.726.397
Persentase dari
Jumlah Kewajiban
31 Maret 2009 31 Maret 2008
2,77 % 3,03 %
0,58 % 0,55 %
-1,37 %
3,35 % 4,95 %
25
PT FAST FOOD INDONESIAN TBK.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Periode Tiga Bulan yang berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali disebutkan lain)
26. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
Pembelian bahan baku dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa untuk periode tiga bulan yang berakhir
pada tanggal 31 maret 2009 dan 2008 masing-masing sebesar % (2008 : 17 %) dari jumlah pembelian.
Persentase dari
Jumlah Liabilities
31 Maret 2009 31 Maret 2008 31 Maret 2009 31 Maret 2008
Hutang usaha kepada pihak
yang mempunyai hubungan
istimewa
PT Gelson’s Trijaya Utama
PT Music Factory Indonesia
PT Gelael Supermarket
PT Megah Eraraharja
PT Gelael Dewata
4.916.312.141
3.141.468.900
968.878.169
12.500.000.
74.830.350
7.823.802.438
1.060.631.179
-
12.500.000
74.830.350
1,85 %
1,18 %
0,36 %
0,01 %
0,03 %
3,28 %
0,44 %
-
0,01 %
0,03 %
Jumlah hutang usaha kepada
pihak yang mempunyai
hubungan istimewa 9.113.989.560 8.971.763.967 3,43 % 3,76 %
Selama periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2009 dan 2008, pembayaran sehubungan dengan
jasa agensi, kegiatan promosi dan periklanan dengan PT Gelson’s Trijaya Utama dan PT Music Factory Indonesiia
adalah masing-masing sebesar Rp 13.531.708.872 dan Rp 6.463.282.601 ( 2008 : Rp. 13.687.527.299 dan Rp
2.253.145.112)
Gaji dan tunjangan Direksi dan Komisaris selama periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2009 dan
2008 masing-masing sebesar Rp. 7.185.370.210 (2008 : Rp 5.504.904.830).
Pada bulan Desember 2007, Perusahaan membeli sebidang tanah dan bangunan dari PT Gelael Supermarkt (“GS”)
sebesar Rp. 7.659.000.000. Sebagian dari harga pembelian tersebut dikompensasikan dengan saldo piutang
perusahaan kepada GS sebesar Rp. 5.503.173.000. Transaksi ini disetujui oleh para pemegang saham dalam Rapat
Umum Luar Biasa Pemegang Saham yang diadakan pada tanggal 12 Juni 2007, dalam risalahnya diaktakan oleh
Notaris Poerbaningsih Adi Warsito, S.H. dalam akta No. 23 pada tanggal yang sama. Pada tanggal 31 Maret 2009,
sisa saldo kompensasi sebesar Rp 968.878.169.
27. PENYERTAAN SAHAM
Perusahaan mempunyai penyertaan saham pada perusahaan-perusahaan berikut :
Percentase Kepemilikan
%
PT Gelael Indotim 12,50 12,50
PT Gelael Dewata 0,78 0,78
PT Gelael Indotim dan PT Gelael Dewata terutama bergerak di bidang usaha pasar swalayan.
26
PT FAST FOOD INDONESIAN TBK.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Periode Tiga Bulan yang berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali disebutkan lain)
27. PENYERTAAN SAHAM (lanjutan)
Sejak tanggal 11 Agustus 2005, kepemilikan saham Perusahaan pada PT Gelael Indotim turun dari 50,00 %
menjadi 12,50 %. Sehingga sejak tanggal tersebut, penyertaan saham dicatat dengan menggunakan metode biaya.
Sejak tanggal 28 April 2000, kepemilikan saham perusahaan pada PT Gelael Dewara turun dari 20,00 % menjadi
0,78 %. Sehingga sejak tanggal tersebut penyertaan saham dicatat dengan menggunakan metode biaya.
Pada tanggal 31 Maret 2009 dan 2008, nilai tercatat penyertaan saham adalah nihil, yang merupakan nilai pada
saat penyertaan saham tersebut mulai dicatat menggunakan metode biaya.
28. AKTIVA DAN KEWAJIBAN MONETER DALAM MATA UANG ASING
Aktiva dalam mata uang asing pada tanggal 31 Maret 2009 dan 2008 terdiri dari kas dan setara kas dan piutang
lain-lain masing-masing sebesar US $ 39.489 (sama dengan Rp. 457.094.0889) dan US $ 1.010.413 (sama
dengan Rp. 9.312.976.621). Kewajiban dalam mata uang asing pada tanggal 31 Maret 2009 dan 2008 terdiri atas
biaya yang masih yang dibayar masing-masing sebesar US $ 835.047 (sama dengan Rp 9.460.750.245) dan US $
876.389 atau sama dengan Rp. 8.076.801.024.
Perusahaan tidak melakukan lindung nilai atas risiko dari mata uang uang asing.
29. INFORMASI SEGMEN
Segmen Primer
Perusahaan dikelola dan dikelompokkan dalam divisi geografis yang terdiri dari Restaurant Support Center (“RSC”)
Jakarta, Medan, Batam, Makassar, Bandung, Semarang, Bali dan Palembang. Divisi usaha yang disajikan terpisah
dalam pelaporan informasi segmen geografis adalah RSC Jakarta (terdiri dari Jakarta, Bogor, Lampung, Pontianak
dan Cilegon), RSC Medan dan Batam (“Mdn & Btm”) (terdiri dari Medan, Pekanbaru, Batam, Bansa Aceh dan
Tanjung Pinang), dan RSC Makassar (terdiri dari Makassar, Manado, Balikpapan, Banjarmasin, Samarinda, Palu,
Kendari dan Ambon). Pada pertengahan tahun 2008, gerai di wilayah Padang dipindahkan dari RSC Medan ke RSC
Palembang.
Informasi bentuk segmen primer yang berupa segmen geografis Perusahaan adalah sebagai berikut:
27
PT FAST FOOD INDONESIAN TBK.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Periode Tiga Bulan yang berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali disebutkan lain)
29. INFORMASI SEGMEN (lanjutan)
31 Maret 2009 :
RSC Jakarta RSC Mdn & Btm RSC Makassar RSC Lainnya Jumlah
Penjualan
Pihak eksternal 216.355.315.651 62.361.771.788 77.934.648.053 153.557.508.655 510.209.244.147
Hasil segmen 38.405.595.533 12.787.081.790 21.102.280.565 40.746.251.629 113.041.209.517
Beban usaha tidak
dapat dialokasikan (70.509.911.160)
Beban bunga yang
dapat dialokasikan (2.774.809.643)
Laba kurs bersih
tidak dapat
dialokasikan 646.933.812
Laba sebelum beban
pajak penghasilan 40.403.422.526
Beban pajak
penghasilan (10.536.011.608)
Laba bersih 29.867.410.918
Aktiva segmen 428.327.582.513 58.002.434.839 81.452.856.645 191.760.846.154 759.543.720.151
Aktiva tidak dapat
dialokasikan 18.646.719.427
Jumlah aktiva 778.190.439.578
Kewajiban segmen (164.389.958.132) (7.518.858.480) (8.820.141.950) (38.322.461.792) (219.051.420.354)
Kewajiban tidak
dialokasikan (46.726.410.111)
Jumlah Kewajiban (265.777.830.465)
28
PT FAST FOOD INDONESIAN TBK.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Periode Tiga Bulan yang berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali disebutkan lain)
29. INFORMASI SEGMEN (lanjutan)
31 Maret 2008 :
RSC Jakarta RSC Mdn & Btm RSC Makassar RSC Lainnya
Penjualan
Pihak eksternal 187.647.870.661 65.008.482.547 59.866.928.127 119.022.057.371
Hasil segmen 34.556.396.353 14.888.527.582 15.208.883.819 21.066.927.988
Beban usaha tidak
dapat dialokasikan
Beban bunga yang
dapat dialokasikan
Laba kurs bersih
tidak dapat
dialokasikan
Laba sebelum beban
pajak penghasilan
Beban pajak
penghasilan
Laba bersih
Aktiva segmen 366.499.381.398 49.639.023.103 58.962.890.253 146.716.432.676
Aktiva tidak dapat
dialokasikan
Jumlah aktiva
Kewajiban segmen (161.385.939.811) (8.665.405.763) (6.868.680.723) (25.388.135.195)
Kewajiban tidak
dialokasikan
Jumlah Kewajiban
Jumlah
431.545.338.706
85.720.735.742
(50.550.936.371)
(79.089.358)
(50.629.744)
35.040.080.269
(9.924.730.436)
25.115.349.833
621.817.727.430
19.264.327.822
641.082.055.252
(202.308.161.492)
(36.300.083.863)
(238.608.245.355)
29
PT FAST FOOD INDONESIAN TBK.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Periode Tiga Bulan yang berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali disebutkan lain)
29. INFORMASI SEGMEN (lanjutan)
Segmen Sekunder
Bentuk sekunder pelaporan Perusahaan adalah segmen usaha yang ditentukan berdasarkan jenis prduk, informasi
bentuk segmen sekunder adalah sebagai berikut :
31 Maret 2009 31 Maret 2008
Makanan 463.155.172.802 392.445.449.170
Minuman 41.521.861.276 36.690.774.256
Lain-lain 5.532.210.069 2.409.115.280
Jumlah penjualan
510.209.244.147 431.545.338.706
30. KOMITMEN
a.
Perusahaan memperoleh hak untuk mendirikan dan mengoperasikan gerai “Kentucky Fried Chicken (KFC)”
sesuai dengan panduan dan standar yang ditetapkan oleh Kentucky Fried Chicken Intermational Holdings,
Inc., sebagai franchisor, untuk semua franchisee merek KFC. Dalam perjanjian waralaba yang ditandatangani
pada tanggal 10 Januari 2003, semua gerai baru diberikan hak waralaba untuk beroperasi selama periode
sepuluh (10) tahun dan dapar diperpanjang untuk periode sepuluh (10) tahun berikutnya. Namun untuk
gerai yang sudah ada pada saat perjanjian tersebut ditandatangani yang telah atau akan diperpanjang untuk
periode sepuluh (10) tahun berikutnya, dibebaskan dari perpanjangan selanjutnya dan akan diperlakukan
sebagai gerai baru setelah periode sepuluh (10) tahun yang kedua. Sebagai kompensasi, Perusahaan
diwajibkan untuk membayar franchisee fee secara bulanan kepada franchisor sebesar 6 % dari penjualan
(setelah dikurangi pajak). Perusahaan juga diwajibkan untuk membayar initial fee atas setiap gerai restoran
baru dan renewal fee atas setiap gerai restoran yang diperpanjang. Initial Fee dan renewal fee akan ditinjau
kembali berdasarkan US CPI Index efektif setiap tanggal 1 April setiap tahunnya, dan perubahan terakhir
dilakukan pada bulan April 2008 masing-masing dari US $ 41.900 menjadi US $ 43.600 untuk setiap gerai
dan dari US $ 20.900 menjadi US $ 21.800 untuk setiap gerai. Selanjutnya Perusahaan juga diberikan hak
untuk memberikan sub-lisensi kepada gerai KFC yang dimiliki oleh PT Gelael Indotim dan PT Gelael Lampung
yang masing-masing beroperasi di Indonesia Timur dan Lampung.
b.
Perusahaan mempunyai perjanjian eksklusif untuk produk Carbonated Soft Drink (“CSD”) tertanggal 1
Agustus 2002 dengan PepsiCo Beverages International (“PBI”). Berdasarkan perjanjian tersebut, PBI
menyuplai sirup dan kemasan yang digunakan dan dijual oleh Perusahaan. PBI memberikan insentif kepada
Perusahaan dengan tingkat tertentu untuk jumlah pembelian tertentu dan untuk kegiatan promosi tertentu.
Pada tanggal 1 Agustus 2007, Perusahaan dan PBI telah memperpanjang perjanjian tersebut sampai dengan
tanggal 31 Juli 2012. Dalam perjanjian ini, PBI juga memberikan sign on bonus dan one-time bonus
berdasarkan jumlah gerai restoran yang memenuhi syarat.
c.
Perusahaan mempunyai berbagai perjanjian sewa operasi atas gerai restoran dengan komitmen sewa yang
tetap untuk setiap periode atau berdasarkan persentase penjualan pada gerai tersebut.
31. REKLASIFIKASI AKUN
Akun-akun tertentu dalam laporan keuangan tahun 2008 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian akunakun
dalam laporan keuangan tahun 2009.
30
PT FAST FOOD INDONESIAN TBK.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Periode Tiga Bulan yang berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali disebutkan lain)
31. REKLASIFIKASI AKUN (lanjutan)
31 Maret 2008
Dilaporkan
sebelumnya
Reklasifikasi
31 Maret 2008
Setelah
Reklasifikasi
Hutang usaha 67.932.624.752 (1.060.631.179) 66.871.993.573
Kewajiban lancar 175.886.100.642 (1.060.631.179) 174.825.469.463
Hutang kepada pihak yang mempunyai
hubungan istimewa 7.911.132.788 1.060.631.179 8.971.763.967
Kewajiban tidak lancar 62.722.144.713 1.060.631.179 63.782.775.892
32. REVISI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
a.
PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan : “Penyajian dan Pengungkapan”, berisi persyaratan
penyajian dan instrumen keuangan dan pengidentifikasian informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan
penyajian tersebut diterapkan terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset
keuangan, kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas ; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga,
dividen, kerugian dan keuntungan, dan keadaan di mana aset keuangan dan kewajiban keuangan akan
saling hapus. Pernyataan ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai factor yang
mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang yang terkait dengan instrumen
keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrumen tersebut. PSAK No. 50 (Revisi 2006) ini
menggantikan PSAK No. 50 “Akuntansi Investasi Efek Tertentu” dan diterapkan secara prospektif untuk
periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2009 (yang selanjutnya direvisi menjadi pada atau
setelah tanggal 1 Januari 2010). Penerapan lebih dini diperkenankan dan harus diungkapkan.
b.
PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran”, mengatur prinsip-prinsip
dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan, dan kontrak pembelian dan
penjualan item non-keuangan. Pernyataan ini, antara lain, memberikan definisi dan karakteristik terhadap
derivatif, kategori dari instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai
danpenetapan dari hubungan lindung nilai. PSAK No. 55 (Revisi 2006) ini menggantikan PSAK No. 55,
“Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai”, dan diterapkan secara prospektif untuk laporan
keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2009 (yang selanjutnya
direvisi menjadi pada atau setelah tanggal 1 Januari 2010). Penerapan lebih dini diperkenankan dan harus
diungkapkan.
c.
PSAK No. 14 (Revisi 2008), “Persediaan” mengatur perlakuan akuntasni untuk persediaan, dan menggantikan
PSAK No. 14 (1994). PSAK revisi ini menyediakan panduan dalam menentukan biaya persediaan dan
pengakuan selanjutnya sebagai beban, termasuk setiap penurunan menjadi nilai realisasi neto, dan juga
memberikan panduan rumus biaya yang digunakan untuk menentukan biaya persediaan. PSAK revisi ini
berlaku untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2009.
Perusahaan sedang mengevaluasi dampak dari PSAK revisi tersebut di atas dan belum menentukan dampaknya
terhadap laporan keuangannya.
33. PERATURAN BARU DARI PEMERINTAH
Pada tanggal 28 Desember 2007, Presiden Republik Indonesia menetapkan Peraturan Pemerintah No. 81 tahun
2007 (PP No. 81/2007) tentang “Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang
berbentuk Perseroaan Terbuka”.
31
PT FAST FOOD INDONESIAN TBK.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Periode Tiga Bulan yang berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali disebutkan lain)
33. PERATURAN BARU DARI PEMERINTAH (lanjutan)
PP No. 81/2007 ini mengatur perseroaan terbuka dalam negeri di Indonesia dapat memperoleh penurunan tarif
Pajak Penghasilan sebesar 5 % lebih rendah dari tariff tertinggi Pajak Penghasilan sebagaimana diatur dalam Pasal
17 ayat 1b Undang-undang Pajak Penghasilan, dengan memenuhi kriteria yang ditentukan, yaitu perseroan yang
saham atau efek bersifat ekuitas lainnya tercatat di Bursa Efek Indonesia yang jumlah kepemilikan saham publik 20
% atau lebih dari keseluruhan saham yang disetor dan saham tersebut dimiliki paling sedikit oleh 300 pihak,
masing-masing pihak hanya boleh memiliki saham kurang dari 5 % dari keseluruhan saham yang disetor.
Ketentuan sebagaimana dimaksud harus dipenuhi oleh perseroaan terbuka dalam waktu paling singkat 6 bulan
dalam jangka waktu 1 tahun pajak.
PP No. 81/2007 ini mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari 2008. Pada tanggal 30 Maret 2009, Perusahaan belum
memenuhi kriteria yang ditentukan dalam peraturan pemerintah ini.
34. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN
Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan untuk periode tiga bulan yang
berakhir pada tanggal 31 Maret 2009.
32
LAPORAN KEUANGAN
PT FAST FOOD INDONESIA TBK.
Untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal
31 Maret 2009 dan 2008
33