2
PILU Terdesak disudut ruang yang sempit, Ketika cahaya semakin hilang Dilahap oleh kegelapan Aku hanya terdiam seperti manusia yang tak bernyawa Aku duduk sendiri menunggu cahaya datang kembali Cahaya yang membuat diriku ini bernyawa lagi Didalam lamunan ku Terbesit bahwa aku tak ingin melangkah lagi. Karna Betapa pilu hati ini menerima kenyataan Aku tak mampu berjalan dengan kaki yang bergantian Kaki kanan dan kaki kiri seakan seirama, Seperti katak yang melompat Tapi aku tak seperti katak yang pandai melompat Sekali aku melompat pasti aku akan terjatuh dan terbeleset Karna betapa goyahnya diriku Sekarang cahaya itupun sudah pergi meninggalkan ku Hanya gelap yang menemaniku Tak ada lagi yg bsa aku lihat kecuali diriku sendiri Dan hanya suara yg menyakitkan hati yg bsa ku dengar. Cemohan demi cemohan dilontarkan untukku Aku tetap saja diam, menutup mataku Dan menutup telingaku erat-erat Karna betapa sakitnya telinga ini mendengar Hati ini seakan rapuh tak berdaya. aku ingin bertemu dengan Engkau ya Allah hanya kepadamu aku bisa mencurahkan isi hatiku karna tak ada lagi seseorang yang mau membantuku, membelaku,melindungiku, menyanyangiku, aku disini sendiri, sendiri dalam kepiluan dan hinaan. Ya Allah dimana orang yang dulu aku tolong Kenapa orang-orang itu sekarang mencemohkanku. Saat aku minta tolong tak ada satupun uluran tangan dari mereka Hanya kegoisan dan kesombongan yang ada dalam mereka. Apa aku setega itu? Apa aku sejahat itu? Akan kah disini diruang sempit dan gelap ini ada orang baik yang mengulurkan tangannya untukku aku ingin pergi dari sini, walaupun gelap masih menyiksaku dan suara yang menyakitkan masih memilukan hati. Aku ingiin pergii aku sudah tak sanggup lagi hidup seperti ini Tapi kenapa kaki ini enggan untuk melangkah? Aku tau, karna betapa sakit hati ini... Satu cara yang bisa aku lakukan adalah

puisi Pilu (oleh Elfia Najib Kholifiatin)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: puisi Pilu (oleh Elfia Najib Kholifiatin)

PILUTerdesak disudut ruang yang sempit,Ketika cahaya semakin hilangDilahap oleh kegelapanAku hanya terdiam seperti manusia yang tak bernyawaAku duduk sendiri menunggu cahaya datang kembaliCahaya yang membuat diriku ini bernyawa lagiDidalam lamunan kuTerbesit bahwa aku tak ingin melangkah lagi.Karna Betapa pilu hati ini menerima kenyataanAku tak mampu berjalan dengan kaki yang bergantianKaki kanan dan kaki kiri seakan seirama, Seperti katak yang melompat Tapi aku tak seperti katak yang pandai melompatSekali aku melompat pasti aku akan terjatuh dan terbelesetKarna betapa goyahnya dirikuSekarang cahaya itupun sudah pergi meninggalkan kuHanya gelap yang menemanikuTak ada lagi yg bsa aku lihat kecuali diriku sendiri Dan hanya suara yg menyakitkan hati yg bsa ku dengar.Cemohan demi cemohan dilontarkan untukkuAku tetap saja diam, menutup matakuDan menutup telingaku erat-eratKarna betapa sakitnya telinga ini mendengarHati ini seakan rapuh tak berdaya.aku ingin bertemu dengan Engkau ya Allahhanya kepadamu aku bisa mencurahkan isi hatikukarna tak ada lagi seseorang yang mau membantuku, membelaku,melindungiku, menyanyangiku,aku disini sendiri, sendiri dalam kepiluan dan hinaan.Ya Allah dimana orang yang dulu aku tolongKenapa orang-orang itu sekarang mencemohkanku.Saat aku minta tolong tak ada satupun uluran tangan dari merekaHanya kegoisan dan kesombongan yang ada dalam mereka.Apa aku setega itu? Apa aku sejahat itu?Akan kah disini diruang sempit dan gelap ini ada orang baik yang mengulurkan tangannya untukkuaku ingin pergi dari sini, walaupun gelap masih menyiksakudan suara yang menyakitkan masih memilukan hati.Aku ingiin pergii aku sudah tak sanggup lagi hidup seperti iniTapi kenapa kaki ini enggan untuk melangkah?Aku tau, karna betapa sakit hati ini...Satu cara yang bisa aku lakukan adalahmencoba untuk memejamkan mata iniAku ingin tidur lelap dan ketika aku terbangun Cahaya itu kembali lagi dan membantuku untuk pergi dari sini.