Upload
vuphuc
View
226
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Oleh :Qurrotu Aini
MPK – Perencanaan PendidikanJurusan Arsitektur ITS - Surabaya
Salah satu upaya mendukung pembangunan potensi daerah adalah melalui peningkatan mutu, relevansi dan daya saing keluaran pendidikan sekolah menengah kejuruan.
Ketersediaan sekolah kejuruan di Kabupaten Sidoarjo cukup signifikan , SMK 52,9 % sedangkan SMU 47,1 % (Dinas Pendidikan Kab. Sidoarjo, 2009)
Rendahnya lulusan sekolah menengah terserap sektor industri di Kabupate Sidoarjo sekitar 44,91% ( Dinas Pendidikan Kab. Sidoarjo, 2006)
Sektor industri di Kabupaten Sidoarjo mempunyai kontribusi terbesar dibandingkan sektor lainnya, yaitu sebesar 50,96% (PDRB,2006)
Jumlah SMK jurusan teknologi yang ada di Kabupaten Sidoarjo terbesar yaitu sebesar 55,17% (Dinas Pendidikan Kab. Sidoarjo, 2009)
Jumlah potensi bidang keahlian jurusan teknologi dan industri yang ada di SMK di Kabupaten Sidoarjo mengalami peningkatan dari semula 26 bidang keahlian menjadi 36 bidang keahlian (Dinas Pendidikan Kab. Sidoarjo, 2009)
Rendahnya lulusan SMK jurusan teknologi industri yang terserap di dunia industri yaitu sekitar 47,74% (Dinas Pendidikan Kab. Sidoarjo, 2006)
Data lapangan (empiri) diketahui bahwa lulusan SMK jurusan teknologi industri kurang mendukung dan memberikan nilai tambah bagi siswa SMK setelah lulus.
Belum berkembangnya SMK berbasis industri di Kabupaten Sidoarjo.
Pertanyaan penelitian : Faktor-faktor apakah yang mendukung
kesesuaian program keahlian SMK jurusan Teknologi Industri di Kabupaten Sidoarjo?
Bagaimana konsep pengembangan SMK jurusan Teknologi Industri untuk meningkatkan potensi Industri di Kabupaten Sidoarjo?
Tujuan penelitian : untuk merumuskan konsep pengembangan pendidikan SMK berbasis Industri di Kabupaten Sidoarjo
Sasaran Penelitian :4. Mencari faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kesesuaian program keahlian SMK jurusan Teknologi Industri di Kabupaten Sidoarjo?
5. Mengidentifikasi kesesuaian program keahlian SMK jurusan Teknologi dan Industri di Kabupaten Sidoarjo
6. Merumuskan konsep pengembangan SMK berbasis Industri untuk meningkatkan potensi Industri di Kabupaten Sidoarjo.
Praktis :2. Sebagai masukan untuk Dinas Pendidikan tentang
kebutuhan sector industri terhadap lulusan SMK di Kabupten Sidoarjo
3. Sebagai rekomendasi pada Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo dalam menentukan kebijakan bidang keahlian sekolah menengah kejuruan
Teoritis :5. Memberikan masukan untuk peningkatan kualitas
pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan.6. Memberikan pengkayaan keilmuan berupa arahan-arahan
yang diperlukan dalam mempersiapkan pengembangan SMK berbasis industri dan dalam rangka pengembangan potensi industri di Kabupaten Sidoarjo
WilayahLingkup wilayah dalam penelitian ini adalah Kabupaten Sidoarjo yang terdiri dari 18 Kecamatan
SubstansiKomponen pengembangan pendidikan SMK berbasis industri di Kabupaten Sidoarjo melalui upaya penyesuaian program keahlian SMK dengan memperhatikan kompetensi industri mengidentifikasi penyebab belum berkembangnya SMK berbasis industri, digunakan faktor-faktor yang menjadi penyebab belum berkembangnya tersebut. Selanjutnya dirumuskan konsep pengembangan program keahlian SMK berbasis industri di Kabupaten Sidoarjo.
Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan khusus yang direncanakan untuk menyiapkan peserta didiknya memasuki dunia kerja (Arikunto,1999)
Program keahlian adalah program pendidikan kejuruan yang mampu membentuk lulusannya menguasai satu jenis profesi keahlian formal yang berjenjang dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja . (Dit.PSMK Depdiknas, 2007)
Pengembangan SDM melalui SMK dapat dilakukan melalui Pendidikan Sistem Ganda(PSG) yaitu pelaksanaan belajar siswa di dua tempat, sekolah dan industri (Kepmen Diknas RI No.323/U/1997)
Untuk peningkatan mutu dan relevansi pendidikan SMK dapat melalui pengembangan kurikulum, pembinaan profesionalisme, dan pengadaan dan pendayagunaan sarana dan prasarana pendidikan (Rochaety dkk, 2005)
Faktor yang mempengaruhi tidak relevannya (ketidaksesuaian) program keahlian dengan potensi industri/diduna kerja :
1. Aspek Fisik Saran pendidikan Prasarana Pendidikan Biaya operasional pendidikan
2. Aspek non fisik Kompetensi tenaga pengajar Hubungan SMK dengan Industri Potensi daerah (program keahlian SMK)
Berdasarkan faktor tersebut upaya pengembangan SMK menurut beberapa ahli diantaranya : Efisiensi dan Efektivitas Manjemen Sekolah Peningkatan Kompentensi Tenaga Pengajar SMK Peningkatan Hubungan Kerjasama dengan Industri Re-enginering SMK
Komponen untuk melihat ketidaksesuaian lulusan SMK program keahlian keahlian Teknologi Industri
Asp
ek R
elev
ansi
Pro
gram
Kea
hlia
n SM
K Sarana
Sekolah
Tenaga Pengajar
Hubungan dg Industri
Biaya Operasional
Prasarana Sekolah
Peningkatan Mutu, Relevansi dan Daya Saing Keluaran SMK
Aspek Non Fisik
Aspek Fisik
Potensi Daerah
Komponen untuk konsep pengembangan SMK berbasis industri di Kabupaten Sidoarjo
Konsep Pengembangan SMK Berbasis Industri
Efisiensi dan Efektivitas Manjemen
Sekolah
Peningkatan Kompentensi
Tenaga Pengajar SMK
Peningkatan Hubungan
Kerjasama dengan Industri
Re-enginering SMK
Asp
ek R
elev
ansi
Pro
gram
Kea
hlia
n SM
K Sarana
Sekolah
Tenaga Pengajar
Hubungan dg Industri
Biaya Operasional
Prasarana Sekolah
Pengembangan SMK Berbasis Industri
Peningkatan Mutu, Relevansi dan Daya Saing Keluaran SMK
Kajian Pustaka/ Kebijakan
Aspek Non Fisik
Aspek Fisik
Potensi Daerah
Konsep Pengembangan SMK Berbasis Industri Kajian Pustaka/ Kebijakan
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah positifistik Jenis penelitiannya adalah desktriptif kualitatif dan kuantitatif Variabel penelitian
Faktor penyebab ketidaksesuaian program keahlian SMK :1. Aspek Fisik
Saran pendidikan Prasarana Pendidikan
2. Aspek non fisik Biaya operasional pendidikan Kompetensi tenaga pengajar Hubungan SMK dengan Industri Potensi daerah (program keahlian SMK
Upaya Pengembangan SMK berbasis Industri : Efisiensi dan Efektivitas Manjemen Sekolah Peningkatan Kompentensi Tenaga Pengajar
SMK Peningkatan Hubungan Kerjasama dengan
Industri Re-enginering SMK
Data Penelitian Data Sekunder
Yaitu berupa data yang di dapat dari beberapa instansi terkait seperti Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan Badan Pusat Statistika (BPS) Kabupaten Sidoarjo.
Data Primer Wawancara dilakukan kepada responden/para pakar dan
staekholder untuk memperoleh data komparasi faktor-faktor yang mendukung kesesuaian program keahlian SMK dengan potensi industri di Kabupaten Sidoarjo
Survey dilakukan kepada responden dari pihak SMK dan Industri serta staekholder untuk memperolah data kesesuaian SMK dengan Industri di Kabupaten Sidoarjo
Data Penelitian 2. Metode Kuesioner
Yaitu pengambilan data-data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini melalui kuesioner berupa daftar pertanyaan yang disusun oleh peneliti untuk dimintakan jawaban kepada responden
2. Metode Dokumentasi Yaitu pengumpulan data berupa dokumen-dokumen yang diperoleh dari instansi pemerintah. Metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data-data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini
Konsep Pengembangan SMK berbasis industri di Kabupaten Sidoarjo
Analisa faktor-faktor yang mendukung kesesuaian program keahlian SMK
dengan potensi industri menggunakan Delphi
Data Sekunder (Kajian Pustaka, Kebijakan, dll)
Primer (Interview)
Analisa Stakeholder
Kesesuaian program keahlian SMK dengan Potensi Industri di Kabupaten Sidoarjo
dengan Analisa Komparasi
Menentukan konsep pengembangan SMK berbasi Industri dengan menggunakan
Trianggulasi Analisys
Analisa StakeholderAnalisis stakeholders merupakan alat analisis untuk memahami konteks sosial dan kelembagaan dari sebuah program atau kebijakan
Metode DelphiAnalisis Delphi merupakan suatu metode untuk memperoleh atau menjaring opini dan mengkaji substansi serta konsistensi dari suatu penilaian, kebijakan, program, dan/atau perangkat hukum tertentu yang berkaitan dengan permasalahan yang ada dalam penelitian.
Analisa KomparasiTeknik analisa yang memberikan penilaian dalam memecahkan problem terhadap adanya komponen-komponen yang tak dapat diabaikan
Trianggulasi AnalisysAlat analisis yang bersifat menggabungkan dari berbagai sumber yang ada untuk merumuskan suatu konsensus atau pemecahan terhadap suatu permasalahan
Kondisi Industri Kabupaten Sidoarjo
Sub sektor IndustriIndustri Besar Industri
KecilKerajinan
Rakyat
industri Tenaga Kerja Industri Tenaga
Kerja Industri Tenaga Kerja
Industri makanan dan minuman, temabakau 48 9.318 1.557 23.787 87.902 159.488
Industri Tekstill, Pakaian Jadi dan Kulit 39 6.534 1.135 18.166 32.301 55.998
Industri Kayu dan sejenisnya 50 6.843 89 4.667 352 1.083Industri Kertas, Percetakan, dan Penerbitan 24 2.239 147 1.707 1.558 2.965
Industri Kimia, minyak Bumi, Karet dan Plastik 114 8.011 638 7.646 16.448 44.881
Industri Barang Galian Non Logam, Kecuali Minyak Bumi dan Batubara
- - - - - -
Industri Logam Dasar 9 96 - - - -Industri Barang dari Logam 53 10.248 886 15.699 26.925 43.974Industri Pengolahan Lainnya 101 11.316 643 10.005 3.744 5.065
Program Keahlian SMK Bidang Teknologi & Industri di Kabupaten Sidoarjo
Program Studi Jumlah SMKTeknik Mekanik Otomotif 8Teknik Permesinan 11Multimedia 12Teknik Komputer dan Jaringan 8Rekayasa Perangkat Lunak 2Teknik Gambar Bangunan 1Teknik Konstruksi Perkayuan 1Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik 5Teknik Audio Visual 4Teknik Pendingin & Tata Udara 2Airframe dan Powerplant 1AEI Maintenance dan Repair 1Konstruksi Kapal Baja 1Teknologi Las Kapal 1Instalasi Permesinan Kapal 1Listrik Kapal 1Gambar Rancangan Bangun 1Interior Kapal 1Teknik Niaga 1Nautika Niaga 1
ANALISA STAKEHOLDERSPihak Pemerintah :
Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo, Sub Dinas Menengah Umum Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten (BAPPEKAB) Sidoarjo, Subdin
Kesejahteraan Rakyat dan Pemasyarakatan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sidoarjo, komisi D. Dinas Perindustrian dan perdagangan Kabupaten Sidoarjo.,Subdin Industri Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Sidoarjo, Subdin Pelatihan dan Produktivitas
Pihak Swasta : Pelaku Industri diKabupaten Sidoarjo
Masyarakat :
Dewan Guru/Kepala Sekolah
Hasil ANALISA Delphi
Analisa variable-variabel pengembangan program keahlian SMK Pada tahap pertama dibuat dua pertanyaan,yaitu :
Apakah faktor-faktor pengaruh ketidaksesuaian program keahlian SMK terhadap potensi industri di Kabupaten Sidoarjo didasarkan pada variabel sebagai berikut
4. Ketersediaan sarana pendidikan yang meliputi peralatan dan media pembelajaran
5. Katersediaan prasarana yang meliputi ketersediaan ruang laboratorium dan ruang praktek siswa
6. Biaya operasional termasuk diantaranya biaya untuk keperluan praktek dan pengadaan alat serta biaya operasional sekolah termasuk penggajian guru/pengajar, dll
7. Kompetensi tenaga pengajar dilihat dari tingkat pendidikan dan skill sesuai dengan kompetensi yang diajarkan
8. Hubungan kerjasama dengan industri dalam pemagangan siswa, uji kompetensi sekolah dan bantuan tenaga pengajar ahli/guru tamu dari industri
9. Potensi daerah merupakan program keahlian yang ada apakah telah memenuhi kebutuhan oleh industri
10. Kebijakan pemerintah merupakan peran pemerintah dalam pembinaan hubungan industri dan pengawasan tenaga kerja
Hasil Ekplorasi Delphi I
Dari Hasil ekplorasi Delphi I diperoleh :Faktor-Faktor Yang Berpengaruh terhadap Ketidaksesuaian Program Keahlian SMK di Kabupaten Sidoarjo adalah :
Aspek Fisik1. Sarana Pendidikan SMK2. Prasarana Pendidikan SMK3. Biaya Operasional SMk
Aspek Non Fisik1. Kompetensi Tenaga Pendidik2. Hubungan SMK dengan Industri3. Potensi Daerah (Program Keahlian)
HasilEkplorasiDelphi I
No Variabel Sub Variabel Indikator
Aspek fisik
1
Ketersediaan sarana pendidikan
Jumlah peralatan Jumlah peralatan yang tersedia kurang memenuhi kebutuhan siswa
Kondisi peralatan Sebagian besar peralatan SMK teknologi industri yang ada, kondisinya mengalami ketertinggalan teknologi
2
Ketersediaan prasarana pendidikan
Ruang laboratorium
Terdapat ruang laboratorium untuk kebutuhan belajar siswa diantaranya laboratorium IPA dan komputer
Ruang praktek Terdapat ruang praktek yang sesuai dengan program keahlian
3
Biaya operasional pendidikan
Biaya praktek siswa
Tingginya biaya yang dikeluarkan untuk keperluan praktek
Biaya tenaga pendidik
Kebutuhan sekolah untuk menggaji tenaga pengajar bagi sekolah swasta
Biaya operasional
sekolah Biaya yang dikeluarkan untuk biaya operasional sekolah seperti perbaikan gedung, laboratorium sangat tinggi
Aspek Non Fisik
1
Kompetensi tenaga pengajar
Pendidikan guru Kualifikasi guru minimal S1 atau D4 sesuai dengan bidang keahlian yang diajarkan
Skill guru Guru belum sesuai dengan kompetensi bidang yang diajarkan
2
Hubungan kerjasama dengan Industri
PSG siswa Terdapat tempat magang siswa di Industri/lembaga tidak sesuai dengan program keahlian siswa
Uji kompetensi Uji kompetensi sekolah dilakukan oleh pihak industri
Pengajar dari industri
Adanya guru tamu/bantu dari industri ke sekolah
3 Potensi daerah Kebutuhan
industri Program keahlian yang ada belum memenuhi dengan kebutuhan industri
No Faktor Pendapat Responden (S/TS)
1 2 3 4 5 6 7
1 1.1 Perbandingan antara jumlah peralatan dengan jumlah siswa tidak seimbang S S S S S S S
1.2 Peralatan praktek/perabot ketinggalan zaman, tidak mengikuti teknologi yang termutakhir S S S S S S S
2 2.1 Ruang laboratorium dasar yaitu laboratorium IPA maupun computer kurang lengkap/tidak ada
TS S S S S TS S
2.2 Ruang praktek sebagai tempat praktek siswa untuk meningkatkan keahliannya kurang memenuhi persyaratan kerja
S S S S S S S
3 3.1 Tingginya biaya yang diperlukan untuk biaya praktek TS S S TS TS S S
3.2 Besarnya biaya operasional sekolah terutama sekolah swasta untuk keperluan penggajian guru dan perbaikan gedung
TS TS S TS TS TS S
4 4.1 Kualifikasi guru minimal lulusan S1 atau D4 dan sesuai dengan bidang keahlian yang diajarkan
TS S S S S TS S
4.2 Kemampuan guru dalam mengajar tidak hanya teori tetapi juga praktek S S S S S S S
5 5.1 Kepedulian pihak industri bekerjasama dengan
SMK sehingga pemagangan siswa sesuai dengan kompetensinya
TS S S S S TS TS
5.2 Kerjasama industri dalam uji kompetensi agar
dapat merubah stigma masyarakat terhadap program keahlian yang ada
S TS TS S S S S
5.3 Kurang adanya kerjasama industri dalam
mengajar ke sekolah yang berhubungan dengan dunia industri secara langsung
S S S S S S S
6 6.1 Program keahlian yang ada di SMK kurang
memenuhi kebutuhan industri S TS S S S S S
HasilEkplorasiDelphi II
HasilEkplorasiDelphi III
No FaktorPendapat Responden (S/TS)
1 2 3 4 5 6 7
11.1
Perbandingan antara jumlah peralatan dengan jumlah siswa tidak seimbang S S S S S S S
1.2
Peralatan praktek/perabot ketinggalan zaman, tidak mengikuti teknologi yang termutakhir S S S S S S S
2
2.1
Ruang laboratorium dasar yaitu laboratorium IPA maupun computer kurang lengkap/tidak ada
TS S TS S S S S
2.2
Ruang praktek sebagai tempat praktek siswa untuk meningkatkan keahliannya kurang memenuhi persyaratan kerja
S S S S S S S
33.1
Tingginya biaya yang diperlukan untuk biaya praktekS S S S S S S
3.2
Besarnya biaya operasional sekolah terutama sekolah swasta untuk keperluan penggajian guru dan perbaikan gedung
TS TS TS TS TS TS S
4
4.1
Kualifikasi guru minimal lulusan S1 atau D4 dan sesuai dengan bidang keahlian yang diajarkan
S S S S S S S
4.2
Kemampuan guru dalam mengajar tidak hanya teori tetapi juga praktekS S S S S S S
5
5.1 Kepedulian pihak industri bekerjasama dengan SMK sehingga pemagangan siswa sesuai dengan kompetensinya
S S S S S S S
5.2 Kerjasama industri dalam uji kompetensi agar dapat merubah stigma masyarakat terhadap program keahlian yang ada
TS TS TS TS S TS S
5.3 Kurang adanya kerjasama industri dalam mengajar ke sekolah yang berhubungan dengan dunia industri secara langsung
S S S S S S S
6
6.1 Program keahlian yang ada di SMK kurang memenuhi kebutuhan industriS S S S S S S
77.1 Minat masyarakat terhadap program yang ada TS S S S S S S
7.1
Adanya UPJ sekolah sebagai sarana tempat praktek siswaS S S S S S S
Faktor YangMempengaru
hiKetidaksesuai
nProgramKeahlian
SMKdengan
potensiindustri diKabupatenSidoajo
No Variabel Sub Variabel Indikator
Aspek fisik
1
Ketersediaan sarana pendidikan
Jumlah peralatan
Jumlah peralatan yang tersedia kurang memenuhi kebutuhan siswa
Kondisi peralatan
Sebagian besar peralatan SMK teknologi industri yang ada, kondisinya mengalami ketertinggalan teknologi
2
Ketersediaan prasarana pendidikan
Ruang laboratorium
Terdapat ruang laboratorium untuk kebutuhan belajar siswa diantaranya laboratorium IPA dan komputer
Ruang praktek Terdapat ruang praktek yang sesuai dengan program keahlian
3 Biaya operasional pendidikan
Biaya praktek siswa
Tingginya biaya yang dikeluarkan untuk keperluan praktek
Aspek Non Fisik
1
Kompetensi tenaga pengajar
Pendidikan guru Kualifikasi guru minimal S1 atau D4 sesuai dengan bidang keahlian yang diajarkan
Skill guru Guru belum sesuai dengan kompetensi bidang yang diajarkan
2
Hubungan kerjasama dengan Industri
PSG siswa Terdapat tempat magang siswa di Industri/lembaga tidak sesuai dengan program keahlian siswa
Pengajar dari industri
Adanya guru tamu/bantu dari industri ke sekolah
3 Potensi daerah Kebutuhan
industri Program keahlian yang ada belum memenuhi dengan kebutuhan industri
NO NAMA SEKOLAH Kecamatan Skor Klasifikasi 1 SMK NEGERI 3 Sidoarjo 92,56 Sesuai 2 SMK MUHAMMADIYAH 2 Taman 84,60 Sesuai 3 SMK NEGERI 1 Sidoarjo Sidoarjo 83,16 Sesuai 4 SMK KRIAN 1 Krian 79,75 Sesuai 5 SMK SENOPATI Sedati 79,75 Sesuai 6 SMK PANERBANGAN Sedati 79,71 Sesuai 7 SMK YPM 8 Sidoarjo 76,71 Sesuai 8 SMK DHARMA SISWA 1 Waru 75,95 Sesuai 9 SMK TRISAKTI TULANGAN Tulangan 75,95 Sesuai
10 SMK PERSATUAN 2 Tulangan 75,95 Sesuai 11 SMK YPM 7 Tarik 75,95 Sesuai 12 SMK YPM 4 Taman 75,95 Sesuai 13 SMK YPM 1 Taman 74,63 Sesuai 14 SMK ANTARTIKA 1 Buduran 73,67 Sesuai 15 SMK PGRI 1 Sidoarjo 72,97 Sesuai 16 SMK NEGERI 2 Buduran Buduran 71,49 Sesuai 17 SMK YPM 3 Taman 67,15 Tidak Sesuai 18 SMK PGRI 2 Sidoarjo 66,52 Tidak Sesuai 19 SMK KRIAN 2 Krian 65,52 Tidak Sesuai 20 SMK DHARMA WIRAWAN Tanggulangin 62,11 Tidak Sesuai 21 SMK YOS SUDARSO 2 Sidoarjo 61,10 Tidak Sesuai 22 SMK NUSANTARA Porong 57,02 Tidak Sesuai 23 SMK TRI SAKTI SIDOARJO Sidoarjo 56,85 Tidak Sesuai 24 SMK DIPONEGORO Sidoarjo 54,68 Tidak Sesuai 25 SMK ANTARTIKA 2 Buduran 54,68 Tidak Sesuai 26 SMK DHARMA SISWA 2 Waru 53,95 Tidak Sesuai 27 SMK BHAYANGKARI Waru 53,95 Tidak Sesuai 28 SMK PGRI 3 Sidoarjo 53,95 Tidak Sesuai 29 SMK ISLAM TARUNA 1 Krembung 53,95 Tidak Sesuai 30 SMK PEMUDA Krian 53,95 Tidak Sesuai 31 SMK PGRI 4 Waru 51,75 Tidak Sesuai 32 SMK TPI Gedangan 49,71 Tidak Sesuai 33 SMK WARU Waru 49,55 Tidak Sesuai 34 SMK BINA TARUNA Tulangan 46,78 Tidak Sesuai 35 SMK JAWAHIRUL ULUM Jabon 45,30 Tidak Sesuai 36 SMK A.YANI Balongbendo 42,24 Tidak Sesuai
1. Faktor-Faktor pengaruh ketidaksesuaian program keahlian SMK jurusan Teknologi industry terhadap sector industry di Kabupaten Sidoarjo dengan anlisa Delphi terhadap 7 responden, yaitu terdiri dari dua aspek, fisik dan non fisik. Aspek fisik meliputi (1)Saran praktek terbatas jumlahnya dan kondisinya ketinggalan teknologi, (2) Ketersediaan prasarana yang minimal, (3) Mahalnya biaya untuk peralatan praktek. Sedangkan Aspek non fisik meliputi (1) Profesionalisme guru SMK jurusan teknologi industri di Kabupaten Sidoarjo masih rendah,(2) Praktek kerja siswa di Industri tidak sesuai dengan kompetensi bidang keahlian siswa, (3) Adanya program keahlian SMK yang mengikuti trends di masyarakat seperti program keahlian multimedia.
2. Kesesuaian program keahlian SMK jurusan teknologi industry di Kabupaten Sidoarjo sangat tergantung pada kondisi masing-masing SMK. Hasil analisa kesesuaian program keahlian SMK diperoleh dua klasifikasi SMK, yaitu terdapat 16 SMK dengan 29 program keahlian dan 6 jenis program keahlian yang “sesuai”, dan 20 SMK dengan 11 program keahlian dan 3 jenis program keahlian di Kabupaten Sidoarjo yang “tidak sesuai”
Konsep Pengembangan SMKa. Program keahlian klasifikasi SMK yang sesuai adalah : Untuk faktor Tenaga Pendidik, konsepnya adalah meningkatkan jumlah
tenaga pengajar yang berasal dari tenaga profesional atau praktisi dunia industri dan meningkatkan kualitas/skill tenaga pengajar melalui pelatihan/magang di industri dan berasal dari tenaga pengajar yang berasal dari tenaga profesional atau praktisi dunia industri.
Untuk Faktor saran dan prasarana konsepnya adalah meningkatkan hubungan dengan industry melalui pelatihan maupun praktek kerja siswa.
Untuk Faktor biaya operasional, konsepnya adalah mengembangkan Unit Produksi Jasa sekolah sebagai sarana untuk meminimalkan biaya praktek siswa
Untuk faktor hubungan kerjasama dengan industry melalui konsep meningkatkan hubungan yang sinergis dan saling menguntungkan dan juga dilakukan regulasi (peraturan) yang mempunyai kekuatan bagi kedua pihak. Dengan adanya kerjasama yang baik terhadap industri, siswa akan lebih mudah terserap oleh industri, karena industri sudah mengetahui keterampilan siswa pada saat prakerin.
Untuk faktor Potensi Daerah konsepnya dengan melalui konsep Re-Engineering SMK dengan pembukaan program keahlian SMK berdasarkan potensi industri pengolahan setelah sebelumnya dilakukan analisis/studi kelayakan terlebih dahulu terhadap minat masyarakat mengenai pemilihan program keahlian
3. Konsep Pengembangan SMKb. Program keahlian klasifikasi SMK yang tidak sesuai Untuk faktor Tenaga Pendidik, konsepnya adalah meningkatkan
jumlah tenaga pengajar yang berasal dari tenaga profesional atau praktisi dunia industri dan meningkatkan kualitas/skill tenaga pengajar melalui pelatihan/magang di industri
Untuk Faktor saran dan prasarana konsepnya adalah meningkatkan hubungan dengan industry melalui pelatihan maupun praktek kerja siswa.
Untuk Faktor biaya operasional, konsepnya adalah membuka Unit Produksi Jasa sekolah sebagai sarana untuk meminimalkan biaya praktek siswa
Untuk faktor hubungan kerjasama dengan industry melalui konsep menjalin hubungan yang sinergis dan saling menguntungkan dan juga dilakukan regulasi (peraturan) yang mempunyai kekuatan bagi kedua pihak. Dengan adanya kerjasama yang baik terhadap industri, siswa akan lebih mudah terserap oleh industri, karena industri sudah mengetahui keterampilan siswa pada saat prakerin.
Untuk faktor Potensi Daerah konsepnya melakukan analisis/studi kelayakan terlebih dahulu terhadap minat masyarakat mengenai pemilihan program keahlian
Saran Dalam pengembangan SMK yang mengarah pada potensi ekonomi
tertentu harus dilakukan kajian lebih lanjut mengenai aspek-aspek yang terkait dengan potensi industri sehingga program keahlian yang dikembangkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan yang ada di masyarakat.
Meningkatkan pembinaan hubungan SMKdengan Industri, yang lebih mendorong pembentukan berjanjian kerja bersama di perusahaan yang mempunyai kekuatan hukum.
Mohon Saran & Masukannya