1
24 | Pop Riset RABU, 6 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA Denny Parsaulian Sinaga P ERUBAHAN iklim menjadi topik yang hangat belakangan ini. Dampaknya yang cenderung destruktif seper- ti banjir, tanah longsor, dan gem pa bumi serta rusaknya ekosistem menarik minat para ilmuwan untuk mengupasnya lebih dalam. Selain itu, akibat perubah- an iklim, cuaca menjadi tidak me nentu. Di wilayah yang me miliki dua musim (hujan dan kemarau), misalnya, saat musim hujan terjadi kemarau yang berkepanjangan. Atau sebaliknya, selalu hujan saat musim kemarau. Perubahan iklim juga meng- akibatkan gelombang laut ting- gi tidak seperti biasanya sehing- ga menghambat transportasi orang maupun barang. Akibat- nya, kerugian besar pun tidak terelakkan. Perubahan iklim membuat kita bertanya, jika iklim telah berubah, jadi bagaimana sebe- narnya iklim sebelumnya? Para peneliti yang meng- geluti bidang dendrochronology telah berusaha mencari jawaban untuk pertanyaan di atas. Riset dendrochronology telah dilaku- kan untuk mengetahui dinami- ka cuaca dan hutan lewat riset tree-ring (cincin pohon). Penelitian ini mengambil data dari fakta bahwa pohon yang bisa hidup bertahun-tahun telah merekam data lingkungan seki- tarnya. Data-data itu terekam dalam pertumbuhan lingkaran radialnya dan struktur cincin Perubahan struktur cincin pada sebuah pohon yang hidup bertahun-tahun bisa memberi jawaban soal perubahan iklim. Rekonstruksi Iklim lewat Cincin Pohon pohon. Struktur cincin pohon itu berubah-ubah setiap waktu seiring dengan perubahan cuaca dan iklim sekitarnya. Perubahan strukturnya itu adalah jawaban atas pertanya- an yang ingin kita ketahui di sekitar pepohonan itu. Teruta- ma soal iklim dan faktor ling- kungan lainnya seperti apakah pohon atau hutan itu pernah mengalami kebakaran dan banjir, serta polusi. Melalui riset ini dapat di- rekonstruksi tampilan ling- kungan itu di masa lalu. “Kita bisa mengetahui kira-kira wi- layah itu tadinya digenangi air atau tidak. Kita juga dapat memperkirakan proses apa saja yang telah dialami lingkungan yang diteliti,” jelas Kepala dan Pendiri LabDendro Fakultas Kehutanan dan Manajemen Ekologi (FEM) Universitas Wageningen, Dr Ute Sass- Klaassen, beberapa waktu lalu saat Media Indonesia mengun- jungi laboratoriumnya di Wa- geningen, Belanda. Semua data tentang itu, me- nurut Ute, dapat dikumpulkan dari cincin pohon yang ada di lokasi studi. “Struktur cincin yang reng- gang menunjukkan bahwa saat itu lokasi lingkungan pohon mengalami curah hujan yang tinggi. Sebaliknya yang sempit sedang panas,” jelas Ute (lihat grafis). Grafis itu menunjukkan iklim delapan tahun terakhir dari po- hon oak yang sedang diteliti. Sampel yang diteliti tidak ha- rus berupa lempeng sehingga pohon yang jadi sampel tidak harus ditebang pula. “Kami menggunakan alat khusus untuk mengambil sam- pel dari pohon tertentu. Tidak mungkin kami menebang po- hon tua untuk mendapat sam- pel cincin pohon kan?” ujar Ute. Banyak manfaat LabDendro dimulai pada 1994 oleh Dr Franco Bion- di di Scripps Institution of Oceanography-UC San Diego. Pada 2005, laboratorium yang sama didirikan di Universitas Wageningen pada 2005. Hingga saat ini, riset dendro- chronology telah dilakukan untuk mengetahui dinamika cuaca dan hutan. Lokasi tem- pat studi dilakukan antara lain Alaska hingga Meksiko, termasuk Great Basin di Ame- rika Utara sebagai fokus uta- manya. Riset cincin pohon juga dapat memberi jawaban bagi pelbagai bidang riset. Dendrochronology telah diaplikasikan sebagai alat untuk mengumpulkan data arkeologi dan ilmu sejarah. Juga dapat digunakan dalam ilmu lingkungan. Semua data survei yang komprehensif tentang den- drochronology terekam dalam international tree-ring data base (ITRDB). ITRDB menyimpan ribuan kronologi pohon yang siap diunduh.(M-1) denny@ mediaindonesia.com WWW.FEM.WUR.NL STAF LAB: Kepala LabDendro Universitas Wageningen Dr Ute Sass-Klaassen (ketiga dari kanan) berpose dengan beberapa staf laboratorium yang memperlihatkan potongan kayu tua. Kami menggunakan alat khusus untuk mengambil sampel dari pohon tertentu.” Dr Ute Sass-Klaassen Kepala dan Pendiri LabDendro Fakultas Kehutanan dan Manajemen Ekologi (FEM) Universitas Wageningen OLAH GRAFIS: FREDY

RABU, 6 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA Rekonstruksi Iklim ... filetree-ring (cincin pohon). Penelitian ini mengambil data dari fakta bahwa pohon yang bisa hidup bertahun-tahun telah

  • Upload
    lehanh

  • View
    214

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

24 | Pop Riset RABU, 6 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA

Denny Parsaulian Sinaga

PERUBAHAN iklim menjadi topik yang hangat belakangan ini. Dampaknya yang

cenderung destruktif seper-ti banjir, tanah longsor, dan gem pa bumi serta rusaknya ekosistem menarik minat para ilmuwan untuk mengupasnya lebih dalam.

Selain itu, akibat perubah-an iklim, cuaca menjadi tidak me nentu. Di wilayah yang me miliki dua musim (hujan dan kemarau), misalnya, saat musim hujan terjadi kemarau yang berkepanjangan. Atau sebaliknya, selalu hujan saat musim kemarau.

Perubahan iklim juga meng-akibatkan gelombang laut ting-gi tidak seperti biasanya sehing-

ga menghambat transportasi orang maupun barang. Akibat-nya, kerugian besar pun tidak terelakkan.

Perubahan iklim membuat kita bertanya, jika iklim telah berubah, jadi bagaimana sebe-narnya iklim sebelumnya?

Para peneliti yang meng-geluti bidang dendrochronology telah berusaha mencari jawaban untuk pertanyaan di atas. Riset dendrochronology telah dilaku-kan untuk mengetahui dinami-ka cuaca dan hutan lewat riset tree-ring (cincin pohon).

Penelitian ini mengambil data dari fakta bahwa pohon yang bisa hidup bertahun-tahun telah merekam data ling kungan seki-tarnya. Data-data itu terekam dalam pertumbuhan lingkaran radialnya dan struktur cincin

Perubahan struktur cincin pada sebuah pohon yang hidup bertahun-tahun bisa memberi jawaban soal perubahan iklim.

Rekonstruksi Iklim lewat Cincin Pohon

pohon.Struktur cincin pohon itu

berubah-ubah setiap waktu seiring dengan perubahan cuaca dan iklim sekitarnya.

Perubahan strukturnya itu adalah jawaban atas pertanya-an yang ingin kita ketahui di sekitar pepohonan itu. Teruta-ma soal iklim dan faktor ling-kungan lainnya seperti apakah pohon atau hutan itu pernah mengalami kebakaran dan banjir, serta polusi.

Melalui riset ini dapat di-rekonstruksi tampilan ling-kungan itu di masa lalu. “Kita bisa mengetahui kira-kira wi-la yah itu tadinya digenangi air atau tidak. Kita juga dapat memperkirakan proses apa saja yang telah dialami lingkungan yang diteliti,” jelas Kepala dan

Pendiri LabDendro Fakultas Kehutanan dan Manajemen Ekologi (FEM) Universitas Wageningen, Dr Ute Sass-Klaassen, beberapa waktu lalu saat Media Indonesia mengun-jungi laboratoriumnya di Wa-geningen, Belanda.

Semua data tentang itu, me-nurut Ute, dapat dikumpulkan dari cincin pohon yang ada di lokasi studi.

“Struktur cincin yang reng-gang menunjukkan bahwa saat itu lokasi ling ku ng an pohon mengalami curah hujan yang tinggi. Sebaliknya yang sempit sedang panas,” jelas Ute (lihat grafi s).

Grafi s itu menunjukkan iklim delapan tahun terakhir dari po-hon oak yang sedang diteliti. Sampel yang diteliti tidak ha-

rus berupa lempeng sehingga pohon yang jadi sampel tidak harus ditebang pula.

“Kami menggunakan alat khusus untuk mengambil sam-pel dari pohon tertentu. Tidak mungkin kami menebang po-hon tua untuk mendapat sam-pel cincin pohon kan?” ujar Ute.

Banyak manfaatLabDendro dimulai pada

1994 oleh Dr Franco Bion-di di Scripps Institution of Oceano graphy-UC San Diego. Pada 2005, laboratorium yang sama didirikan di Universitas Wageningen pada 2005.

Hingga saat ini, riset dendro-chronology telah dilakukan un tuk mengetahui dinamika cuaca dan hutan. Lokasi tem-

pat studi dilakukan antara lain Alaska hingga Meksiko, ter masuk Great Basin di Ame-rika Utara sebagai fokus uta-manya.

Riset cincin pohon juga dapat memberi jawaban bagi pelbagai bidang riset. Dendrochronology telah diaplikasikan sebagai alat untuk mengumpulkan data arkeologi dan ilmu sejarah. Ju ga dapat digunakan dalam il mu lingkungan.

Semua data survei yang kom prehensif tentang den-drochronology terekam dalam international tree-ring data base (ITRDB). ITRDB menyimpan ribuan kronologi pohon yang siap diunduh.(M-1)

[email protected]

WWW.FEM.WUR.NL

STAF LAB: Kepala LabDendro Universitas Wageningen Dr Ute Sass-Klaassen (ketiga dari kanan) berpose dengan beberapa staf laboratorium yang memperlihatkan potongan kayu tua.

Kami menggunakan alat khusus untuk mengambil sampel dari pohon tertentu.”

Dr Ute Sass-Klaassen Kepala dan Pendiri LabDendro Fakultas Kehutanan dan Manajemen Ekologi (FEM) Universitas Wageningen

OLAH GRAFIS: FREDY