8
 Universitas Gadjah Mada 1 BAB II RADIASI PENGION Salah satu bidang penting yang berhubungan dengan keselamatan radiasi pengukuran besaran fisis radiasi terhadap berbagai jenis radiasi dan sumber radiasi. Untuk itu perlu perlu pengetahuan tentang radiasi, sumber radiasi dan besaran radiasi. A. Radiasi Pada awalnya yang dimaksud dengan radiasi adalah gelombang elektromagnetik. Dalam perkernbangannya, yang dimaksud dengan radiasi adalah pancaran energi. Oleh karenari’ya pancaran energi tersebut tidak hanya energi foton tetapi termasuk energi kinetik suatu materi, sehingga radiasi dapat berupa pancaran foton atau partikel. Berdasarkan jenis radiasi, radiasi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu gelombang elektromagneti k, partikel tidak bermuatan, dan partikel bermuatan. Radiasi juga dapat dibedakan berdasarkan kemampuan mengionkan materi yang dilaluiny a, yaitu : 1. Radiasi pengion : radiasi yang dapat mengionkan materi yang dilaluinya. Yang masuk dalam kelompok ini adalah foton dengan panjang gelombang < 1 nm atau setara dengan energi 12 eV, dan radiasi yang berupa partikel antara lain alfa, netron, dan beta. 2. Radiasi no n pengion : radiasi y ang tidak termasuk kel ompok radiasi p engion, yaitu foton yang panjang gelombang < 1 nm, misalnya gelombang radio, dan sinar matahari (Tsoulfanadis). Dalam pembahasan selanjutnya yang dimaksud dengan radiasi adalah radiasi pengion. Sumber radiasi dapat berupa zat radioaktif atau dengan alat misalnya pesawat sinar-x, akselerator electron dan lain sebagainya. Karakteristik radiasi nuklir yang banyak dikenal dirinci dalam Tabel II.1. Tabel II.1. Karakteristik Radiasi Nuklir Jenis Symbol Muatan relative Massa rihat (sma) Energy rihat (MeV) Umur rerata (detik) Netron Proton Deuteron  Alfa Positron Electron, beta n  p d α β + ,e +  β - ,e -  0 1 1 2 1 -1 1.008982 1.007593 2.014187 4.002777 0.000549 0.000549 939.507 938.213 1 875.500 3 727.160 0.510976 0.5 10976 1. 01 3 10 Stabil Stabil Stabil Stabil Stabil

Radiasi Pengion

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp

Citation preview

  • Universitas Gadjah Mada 1

    BAB II

    RADIASI PENGION

    Salah satu bidang penting yang berhubungan dengan keselamatan radiasi

    pengukuran besaran fisis radiasi terhadap berbagai jenis radiasi dan sumber radiasi. Untuk

    itu perlu perlu pengetahuan tentang radiasi, sumber radiasi dan besaran radiasi.

    A. Radiasi

    Pada awalnya yang dimaksud dengan radiasi adalah gelombang elektromagnetik.

    Dalam perkernbangannya, yang dimaksud dengan radiasi adalah pancaran energi. Oleh

    karenariya pancaran energi tersebut tidak hanya energi foton tetapi termasuk energi

    kinetik suatu materi, sehingga radiasi dapat berupa pancaran foton atau partikel.

    Berdasarkan jenis radiasi, radiasi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu gelombang

    elektromagnetik, partikel tidak bermuatan, dan partikel bermuatan.

    Radiasi juga dapat dibedakan berdasarkan kemampuan mengionkan materi yang

    dilaluinya, yaitu :

    1. Radiasi pengion : radiasi yang dapat mengionkan materi yang dilaluinya. Yang

    masuk dalam kelompok ini adalah foton dengan panjang gelombang < 1 nm atau

    setara dengan energi 12 eV, dan radiasi yang berupa partikel antara lain alfa, netron,

    dan beta.

    2. Radiasi non pengion : radiasi yang tidak termasuk kelompok radiasi pengion, yaitu

    foton yang panjang gelombang < 1 nm, misalnya gelombang radio, dan sinar

    matahari (Tsoulfanadis).

    Dalam pembahasan selanjutnya yang dimaksud dengan radiasi adalah radiasi

    pengion. Sumber radiasi dapat berupa zat radioaktif atau dengan alat misalnya pesawat

    sinar-x, akselerator electron dan lain sebagainya. Karakteristik radiasi nuklir yang banyak

    dikenal dirinci dalam Tabel II.1.

    Tabel II.1. Karakteristik Radiasi Nuklir

    Jenis Symbol Muatan relative

    Massa rihat (sma)

    Energy rihat (MeV)

    Umur rerata (detik)

    Netron

    Proton

    Deuteron

    Alfa

    Positron

    Electron, beta

    n

    p

    d

    +,e+

    -,e-

    0

    1

    1

    2

    1

    -1

    1.008982

    1.007593

    2.014187

    4.002777

    0.000549

    0.000549

    939.507

    938.213

    1 875.500

    3 727.160

    0.510976

    0.5 10976

    1.013 103

    Stabil

    Stabil

    Stabil

    Stabil

    Stabil

  • Universitas Gadjah Mada 2

    Muon

    Pion

    Kaon

    Gama

    Sianr-x

    Neutrino

    Hasil belah

    Ringan

    Berat

    K

    x

    v

    1

    1

    1

    0

    ~20

    ~22

    0.114

    0.150

    0.531

    ~0

    ~95

    ~139

    105.655

    139.59

    493.9

    0

    0

    ~0

    2,212 10-6

    2,55 10-8

    1,224 10-8

    Stabil

    Stabil

    Stabil

    Sumber : (Prce,1958)

    B. Interaksi radiasi dengan materi

    Pada prinsipnya proses interaksi radiasi dengan materi adalah proses

    perpindahan energi radiasi ke materi yang dilaluinya. Untuk maksud terebut radiasi dapat

    dikelompokkan menjadi tiga yaitu partikel bermuatan, partikel tidak bermuatan, dan

    gelombang elektromagnetik.

    1. Partikel bermuatan

    Interaksi pertikel bermuatan dengan materi dibedakan menjadi 2 yaitu:

    a. interaksi tumbukan dengan elektron orbital yang mengakibatkan proses ionisasi dan

    eksitasi. lonisasi terjadi jika electron memperoleh energi yang cukup untuk

    meninggalkan atom menjadi partikel bebas.

    b. Interaksi dengan muatan inti yang rnengakibatkan pengerernan kecepatan partikel

    yang mengakibatkan pelepasan sinar x. Intensitas sinar-x berbanding lurus dengan

    percepatan partikel

    Persamaan (1) tersebut menunjukkan bahwa:

    a. Untuk 2 partikel meleawati medium yang sama maka partkel yang ringan akan

    rnenghasikan jurnlg foton sinar-x yang lebih banyak.

    b. Untuk partikel yang sarna melewati 2 medium yang nomor atomnya berbeda maka

    partikel yang melewati medium yang nomor atomnya lebih besar akan rnenghasilkan

    sinar-x yang lebih banyak.

    Pada proses interaksi dengan materi terjadi perpindahan energi dan radiasi ke

    medium, sehinga akhimya radiasi tersebut akan berhenti. Sehubungan dengan ha!

    tersebut besaran penting terkait dengan interaksi pertikel bermuatan dengan materi

  • Universitas Gadjah Mada 3

    adalah jangkau panjang lintasan maksimum partikel bermuatan. Satuan jangkau dapat

    dinyatakan dengan satuan panjang ( cm, m) atau satuan ketebaalan (g/cm2, kg/m2).

    Berikut persamaan semi empiris jangkau partikel alfa di udara sebagai fungsi

    energi kinetiknya pata tekanan dan temperatur normal:

    Untuk menentukan jangkau pada medium lain, maka digunakan hukum Bragg-

    Kleeman :

    1 adalah densitas dan A adalah berat atom. Untuk campuran maka berat efektif

    dapat dihitung dengan persamaan berikut:

    dalam hal ini w1 adalah fraksi berat atom komponen campuran

    Untuk jangkau electron, dapat digunakan persamaan semiempiris yang

    dikembangkan oleh Tabata, Ito, dan Okabe ( Persamaan ITO), untuk energi 0,3 keV

    sampai dengan 30 MeV..

  • Universitas Gadjah Mada 4

    Jika medium merupakan campuran maka Zef dan Aef dihitung dengan persamaan

    berikut :

    Dalam hal ini w1 adalah fraksi berat atom komponen campuran.

    2. Partikel tidak bermuatan (netron)

    Interaksi netron dengan materi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu hamburan

    dan serapan. Interaksi serapan akan mengakibatkan reaksi tranformasi nuklir atara

    lain pembentukan inti senyawa yang diikuti dengan pembelahan (yang disebut reaksi

    fisi atau pembelahan) dan atau pelepasan radiasi (yang sering disebut reaksi

    tangkapan.).

    Peluang terjadinya interaksi individual masing-masing nuklida dengan netron

    dinyatakan dengan tampang mikroskopik yang dinyatakan dengan satuan luas,

    biasanya baru, yang mana 1 barn = 10-24 cm2. Tampang mikroskopik dapat diartikan

    sebagai peleang terjadinya interaksi dengan netron persatuan luas.

    Di samping tampang mikroskopik didifinisikan tampang makroskopik, yaitu

    peluang terjadinya interaksi persatuan panjang lintasan netron. Hubungan tampang

    makroskopik dengan tampang mikroskopik dapat dituliskan sebagai berikut:

    Dalam hal ini adalah tampang makroskopik, adalah tampang mikroskopik,

    dan NA adalah tetapan Avogadro.

    Dengan menggunakan besaran tampang makroskopik maka laju reaksi

    persatuan volume adalah hasil kali tampang makroskopik dengan jumlah netron yang

    menembus per satuan luas per satuan waktu atau dapat ditulis dengan persamaan

    berikut:

    Dalam ini R adalah laju reaksi, dan adalah fluks netron. Contoh data

    tampang mikroskopik nuklida dapat dilihat pada Tabel 2.2.

  • Universitas Gadjah Mada 5

    Tabel 2.2. Tampang Mikroskopik Nuklida

    Nama Z Simbol A

    Tampang Mikroskopik (Barn)

    Hamburan Jenis

    Reaksi

    Energi Netron

    0,0253

    eV

    Integral

    Resonansi

    2

    Mev

    Hydrogen

    Carbon

    Boron

    Uranium

    1

    6

    5

    92

    H

    C

    B

    U

    1

    2

    3

    10

    11

    235

    238

    20,4

    3,4

    1,5

    4,75

    3,6

    2,2

    3,9

    13,8

    238

    (n, )

    (n, )

    (n, )

    (n, )

    (n, )

    (n, )

    (n, f)

    (n, )

    (n, f)

    0,33

    0,00053

    0,0034

    759

    3837

    0,0055

    98,6

    582,2

    2,70

    0

    0,0015

    341

    1722

    144

    275

    275

    0

    0,4

    0,008

    0,1

    1,3

    0,054

    0,55

    3. Gelombang elektromagnetik

    Radiasi yang berupa gelombang elektromagnetik yang banyak di kenal

    adalah radiasi gama dan sinar-x. Interasi foton gengan materi daoat dikelompokkan

    menjadi 3 yaitu

    a. Efek foto listrik. Terjadi tumbukan dengan electron orbital, yang mana seluruh

    energi foton dipindahkan ke pada electron sehingga elektron tersebut

    terpelanting, sehingga energi kinetik elektronter pelanting sama dengan energi

    foton dikurangi energi ikat electron orbital tersebut. Probabilitas interaksi foto

    listrik disebut koefisien foto listrik (t) atau tampang foto elektrik

    b. Hamburan Compton. Terjadi tumbukan dengan electron orbital, yang mana

    sebagian energi foton dipindahkan ke pada electron sehingga elektron tersebut

    terpelanting, sehingga energi kinetik electron ter pelanting sama dengan energi

    foton dikurangi energi foton terhambur dan energi ikat electron orbital tersebut.

    Probabilitas interaksi hamburan Compton disebut koefisien hamburan Compton

    (a) atau tampang hamburan Compton.

    c. Produksi Pasangan. Terjadi interaksi foton dengan medan muatan intl sehingga

    terbentuk pasangan negatron dan positron yang terhambur dengan arah yang

    berlawanan. Interaksi tersebut dapat terjadi jika energi foton lebih besar

    disbanding 2 masa rihat electron. Positron yang terbentuk akan bertemu electron

    bebas sehingga terjadi proses anihilasi. Probabilitas interaksi produksi pasangan

    disebut koefisien produksi pasangan (ic) atau tampang produksi pasangan.

  • Universitas Gadjah Mada 6

    Ketiga jenis interaksi foton dengan materi tersebut akan mengakibatkan

    penurunan intensitas foton dan perpindahan energi foton ke materi. Probabilitas total

    interaksi (t) disebut koefisien atenuasi, sehingga dapat di tulis:

    Secara fisik, koefisien atenuasi adalah probabilitas interaksi persatuan

    panjang. Koefien atenuasi dapat dinyatakan dengan koefisien atenuasi massa

    Interaksi tersebut di atas akan menurunkan fluks foton yang hubungan

    matematikanya dapat ditulis sbb:

    Dalam hal ini adalah fluks foton dan x adalah tebal materi, maka jika

    persamaan di atas diselesaikan, untuk berkas sejaajar akan diperoleh hubungan:

    Faktor e-x pada persamaan di atas dapat diartikan sebagai probabilitas dapat

    menembus (tidak berinteraksi) materi dengan tebal x. Jarak rerata interaksi atau

    disebut jarak pukul rata (t) dapat ditentukan dengan persaaaamaan berikut:

    Persamaan tersbut menunjukkan bahwa jarak pukul rata adalah kebalikan

    koefisien atenuasi total.

    C. Sumber radiasi

    Sumber radiasi dapat berupa alat atau zat radioaktif. Sumber radiasi yang

    berupa alat, akan mengemisikan radiasi pada sata alt tersebut dioperasikan, sebagai

    contoh pesawat sinai-x. Pesawat sinar-x tersebut mengemisikan sinar-x yang

    merupakan hash interaksi electron cepat dengan materi target, yang mengakibatkan

  • Universitas Gadjah Mada 7

    proses pembentukan sinar abar yang spectrum energinya kontinue. Kuat sumber

    radiasi dapat diatur sesuai dengan spesifikasi alat.

    Berbeda dengan sumber radiasi berbentuk alat, sumber radiasi berupa zat

    radioaktif akan mengemisikan radiasi terus menerus balk saat digunakan maupun

    tidak digunakan. Radionuklida mempunyal umur paro tertentu dan akan

    mengemisikankan jells radiasi dan energi yang tertentua, sehingga spectrum energi

    yang diemisikan diskrit, tetapi kuat sumber akan menurun dengan waktu tergantung

    umur paronya. Contoh sumber radiasi berupa zat radioaktif antara lain 60Co, 137Cs,

    dan 252Cf. Informasi jenis dan energi radiasi suatu radionukllda dapat diperoleh dan

    tabel nuklida atau skema peluruhan.

    Gambar 2.1. Skema Peluruhan 60Co