52
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL DIAH LESTARI ; “ Kita mulai merasakan adanya hubungan langsung antara kesehatan dengan keadaan lingkungan di sekitar kita “ RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan Perspektif Jangka Menengah “ RBAW ; “ Escherichia coli (E. coli) adalah bakteri yang sering ditemukan dalam usus manusia dan hewan berdarah panas “

RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

  • Upload
    lamminh

  • View
    228

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

DIAH LESTARI ; “ Kita mulai merasakan adanya hubungan langsung antara kesehatan dengan

keadaan lingkungan di sekitar kita “

RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan Perspektif Jangka Menengah “

RBAW ; “ Escherichia coli (E. coli) adalah bakteri yang sering ditemukan dalam usus manusia

dan hewan berdarah panas “

Page 2: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 2 Buletin INFO KESPEL

S istem penganggaran Nega-

ra kita harus bersifat terin-

tegrasi dan lebih responsif yang

dapat memfasi l i tasi upaya

memenuhi tuntutan peningkatan

kinerja sehingga tercipta kualitas

layanan yang lebih efektif dan

pemanfaatan sumber daya lebih

efisien. Oleh karena itu, penera-

pan prinsip perencanaan dan

penganggaran harus diarahkan

pada penganggaran terpadu,

dan penganggaran berbasis

kinerja yang ditujukan untuk men-

dukung upaya mencapai tujuan.

Kunci perubahan yang diamanat-

kan oleh Undang – undang

Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara meliputi aspek

penting : Penerapan Pendekatan

Pelanggaran dengan …..

B erdasarkan Permenkes 356

tahun 2008 tentang Oragan-

isasi dan Tata Kerja Kantor

Kesehatan Pelabuhan, maka

kegiatan penanganan WNIO dari

Arab Saudi dengan KM. Labobar di

Pelabuhan Tanjung Priok pada 4

Mei 2011 menjadi salah satu bentuk

pengabdian rakyat sesuai dengan

v i s i dan mi s i Kementer ian

Kesehatan RI.

Alur perjalanan KM. Labobar dari

Pelabuhan Tanjung ke Jeddah

Arab Saudi dan kembali ke

Pelabuhan Tanjung Priok sebagai

berikut :

KM. Labobar berangkat dari

Pelabuhan Tanjung Priok pada

tanggal 10 April 2011 dengan

membawa tim penanganan WNIO

yang terdiri dari tenaga kesehatan,

TNI POLRI dan petugas lainnya

Headline ….

Buletin INFO KESPEL Volume VI edisi 2

ATENSI

RAMBU KEGIATAN TERINTEGRASI

Oleh :RAISSEKKI, SKM, MM, Halaman ……. 4

RUANG TU

PEMIMPIN PROFESIONAL Oleh : Irene Kusumastuti, SE, Halaman ……. 6

RUANG PKSE

Selintas tentang :

Penanganan Kedatangan WNI Overstayer Dari

Arab Saudi Dengan KM. Labobar Di Terminal

Penumpang Nusantara Pura II Pelabuhan

Tanjung Priok Tanggal 4 Mei 2011 Oleh :RBAW, Halaman ……. 18

RUANG PRL

HASIL PERTEMUAN SOSIALISASI PELABUHAN

SEHAT

Oleh : Diah lestari (Kepala Bidang Pengendali-an Risiko Lingkungan), Halaman ……. 13

HUBUNGAN TIMBAL BALIK LINGKUNGAN DAN

KESEHATAN

(SUATU CARA UNTUK MEMAHAMI LINGKUNGAN

KITA)

Oleh : Diah Lestari, Halaman ……. 17

RUANG UKLW

GANGUAN PELIHAT WARNA (BUTA WARNA)

(sambungan Vol. VI edisi 1)

Oleh : Oleh : dr. Hj.Endriana Svieta Lubis, MKK,

Halaman … 21

TEKNOLOGI dan INFORMASI

10 Hal Yang Perlu Dilakukan Dalam Pelaksa-

naan IHR 2005

Oleh : Fery Anthony, Halaman ……. 26

BEBERAPA SUMBER RADIOAKTIF DI SEKITAR KITA

Oleh : Roswitha Kusuma Wardhani, Halaman ……. 32

SERBA SERBI

HINDARI !!!

STRESS BERKEPANJANGAN

Oleh : Roswitha Kusuma Wardhani,

Halaman ……. 34

JEJARING KERJA dan KEMITRAAN

EXECUTIVE SUMARY PERTEMUAN JEJARING

KERJA DAN KEMITRAAN KEKARANTINAAN

DAN SAURVEILANS EPIDEMIOLOGI Oleh : RBAW, Halaman ……. 37

FLORA dan FAUNA

KUNYIT dan CACING TANAH

Oleh : Ny. BERTHA M. PASOLANG, S.os,

Halaman …….42

KAJIAN dan DIKLAT

Pelatihan bagi pejabat structural pada UPT

guna memenuhi standar Kompetensi yang

telah ditetapkan Oleh RBAW, Halaman ……. 44

Sudah Waktunya mendigitalkan laporan

kegiatan,

Oleh : Nana Mulyana, Halaman ……. 46

ANEKA PERISTIWA

Enterohaemorrhagic Escherichia coli (EHEC) Oleh :RBAW, Halaman ……. 47

RELAKSASI

TAHUKAH ANDA?

Oleh : HENDRA KUSUMAWARDHANA, Halaman ……. 50

Cover Belakang

Pelatihan Pengambilan Specimen Kesehatan

Lingkungan bagi petugas KKP

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I TANJUNG PRIOK

Cover

Buletin Vol. VI edisi 2

Tim Penerbit Buletin Info Kesehatan Pelabuhan

PELINDUNG /

PENASEHAT :

Kepala Kantor

Kesehatan Pelabuhan

Kelas I Tanjung Priok

Raissekki, SKM.MM.

Redaksi menerima sumbangan artikel,

laporan, reportase, saduran, karikatur,

sajak – sajak ataupun karya sastra lain

dan foto – foto yang berkaitan dengan

program kesehatan pelabuhan. Redaksi

memberikan kesempatan ini pada para

kolega KKP, institusi kesehatan unit

pusat dan daerah serta seluruh

pembaca di seluruh Indonesia untuk

berpartisipasi dalam penulisan Buletin

Info Kesehatan Pelabuhan.

Tanggapan dan komentar dari para

pembaca bisa dikirm lewat pos ke

alamat redaksi atau melalui email. Kami

berharap komentar untuk kemajuan

bulletin pada masa yang akan datang.

Halaman ……………….. 4 Halaman ……………….. 8 Halaman ……………….. 13

Diterbitkan oleh :

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

KELAS I TANJUNG PRIOK DITJEN PP & PL KEMENTERIAN KESEHATAN

REPUBLIK INDONESIA

DEWAN REDAKSI : Ketua, RBA. Widjonarko,SKM.M.Kes. Anggota Redaktur : Drs.Wilpren Gultom,MM. Rosyid Ridlo Prayogo,SE,MKM. Ikron, SKM,MKM. Agus Syah FH,SKM,MKM dr.Trio Toufik Edwin Fitri Nurhayati EDITOR : Nana Mulyana,SKM. Lussi Soraya. Dian Puspa Riana,SKM. Desain Grafis & Photografer : Yulia Daru Tantri Kusrini Sekertariat : Nursamah,S.Sos Evi Maria

Alamat :

Jl. Raya pelabuhan No.17 -

Tanjung Priok, Jakarta Utara,

Telepon : (021) 43931045,

4373266.,

Faximile : (021) 4373265,

Webblog: http://

kkptanjungpriok.blogspot.com.

E-mail :

[email protected]

P elabuhan Tanjung Priok

merupakan salah satu

pelabuhan umum yang tersibuk di

Indonesia, dimana 65 % total arus

barang secara nasional diangkut

melalui Pelabuhan ini. Disamping

sebagai tempat aktifitas lalu lintas

barang, orang dan alat angkut

dari dan keluar negeri, Pelabuhan

Tanjung Priok juga merupakan

salah satu pintu masuk suatu

Negara (show windows) sangat

berpotensi besar menjadi sumber

infeksi atau sumber kontaminsi

yang merupakan risiko bagi

kesehatan masyarakat, penyeba-

ran penyakit, pencemaran ling-

kungan serta gangguan kea-

manan dan ketertiban. Wilayah

pelabuhan merupakan wilayah

perairan dan daratan (Ring be-

waking) yang dipergunakan

DAFTAR ISI

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I

Tanjung Priok dengan Stake Holder

Page 3: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 3 Buletin INFO KESPEL

PENGANTAR REDAKSI

B uletin Info Kesehatan Pelabuhan ini merupakan buletin Volume VI edisi 2

yang diterbitkan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok.

Buletin ini merupakan wahana informasi bagi insan pelabuhan dalam

mengembangkan potensi diri guna mendukung pelaksanaan program kesehatan,

khususnya bagi para pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan di seluruh Indonesia.

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan berisi informasi hasil kegiatan pelaksanaan

program, kajian – kajian, pengembangan teknologi, peningkatan sumber daya

manusia melalui pelatihan, naskah – naskah ilmiah, dan karya – karya seni serta

peristiwa – peristiwa terkini lainya, bahkan informasi kesehatan tradisional. Topik –

topiknya yakni Atensi, Ruang TU, Ruang PKSE, Ruang PRL, Ruang UKLW, Teknologi

dan informasi, Serba serbi, Jejaring kerja dan kemitraan, Flora dan fauna, Kajian dan

Diklat, Aneka peristiwa serta Relaksasi

Redaksi menerima sumbangan artikel, laporan, reportase, saduran, karikatur,

sajak – sajak ataupun karya sastra lain dan foto – foto yang berkaitan dengan

program kesehatan pelabuhan. Redaksi memberikan kesempatan ini pada para

kolega KKP, institusi kesehatan unit pusat dan daerah serta seluruh pembaca di

seluruh Indonesia untuk berpartisipasi dalam penulisan Buletin Info Kesehatan

Pelabuhan.

Dewan redaksi mengajak para pembaca buletin ini untuk melaju dengan

kecepatan optimal dalam meningkatkan jejaring informasi guna mencapai kinerja

yang kita inginkan. Untuk membaca langsung buletin info kesehatan pelabuhan

melalui media komunikasi elektronik bisa berkunjung langsung di http://

buletinkkptanjungpriok.blogspot.com/. Kritik dan saran kami nantikan.

Selamat bekerja dan sukses selalu

Dewan Redaksi

PERTEMUAN

JEJARING DAN KEMITRAAN PENGENDALIAN PENYAKIT IMS & HIV/AIDS

BULAN MARET 2011

Page 4: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 4 Buletin INFO KESPEL

ATENSI

K unci perubahan yang diamanatkan oleh Undang

– undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keu-

angan Negara meliputi aspek penting : Penerapan Pen-

dekatan Pelanggaran dengan Perspektif Jangka Menen-

gah, Penerapan Penganggaran Secara Terpadu, dan

Penerapan Penganggaran Berdasarkan Kinerja.

Memperhatikan kunci perubahan dalam Penerapan

Penganggaran Secara Terpadu maka pelaksanaan pro-

gram harus dievaluasi untuk menghilangkan program

dan ataupun kegiatan yang tumpang tindih, dan untuk

membuat sasaran program lebih transparan serta dapat

diukur.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka dalam penyusu-

nan penganggaran harus sesuai dengan Peraturan

Pemerintah nomor 21 tahun 2004 tentang Penyusunan

Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara /

Lembaga. Peraturan Pemerintah tersebut harus dipa-

hami oleh setuap Instansi Pemerintah ataupun Satuan

Kerja, khususnya para Kepala Kantor Kesehatan

Pelabuhan. Beberapa hal yang perlu dipahami, secara

ringkas diuraikan sebagai berikut :

Pasal 3 :

(1) RKA-KL terdiri dari rencana kerja Kementerian

Negara/Lembaga dan anggaran yang diperlukan

untuk melaksanakan rencana kerja tersebut.

(2) Di dalam rencana kerja sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1), diuraikan visi, misi, tujuan, ke-

bijakan, program, hasil yang diharapkan, kegiatan,

keluaran yang diharapkan.

(3) Di dalam anggaran yang diperlukan sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1), diuraikan biaya

(4) untuk masing-masing program dan kegiatan untuk

tahun anggaran yang direncanakan yang

(5) dirinci menurut jenis belanja, prakiraan maju untuk

tahun berikutnya, serta sumber dan sasaran penda-

patan Kementerian Negara/Lembaga yang ber-

sangkutan.

(6) RKA-KL sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

meliputi seluruh kegiatan satuan kerja di lingkungan

Kementerian Negara/Lembaga termasuk kegiatan

dalam rangka dekonsentrasi dan tugas pembantu-

an

Pasal 4 :

RKA-KL disusun dengan menggunakan pendekatan se-

bagai berikut:

a) Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah;

b) Penganggaran Terpadu;

c) Penganggaran berbasis kinerja

Pasal 6, ayat 1 :

(1) Penyusunan anggaran terpadu dilakukan dengan

mengintegrasikan seluruh proses perencanaan dan

penganggaran di lingkungan Kementerian Nega-

ra/Lembaga untuk menghasilkan dokumen RKA-KL

dengan klasifikasi anggaran belanja menurut or-

ganisasi, fungsi, program, kegiatan, dan jenis bel-

anja.

(2) Keterpaduan rencana penganggaran ini harus di-

tuangkan dalam sebuah matrik secara terinci

sesuai tugas pokok dan fungsi institusi dan keterkai-

tannya dengan institusi lain.

Pasal 7 :

(1) Penyusunan anggaran berbasis kinerja dilakukan

dengan memperhatikan keterkaitan antara pen-

danaan dengan keluaran dan hasil yang diharap-

kan termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan

keluaran tersebut.

RAMBU KEGIATAN TERINTEGRASI

Oleh :

RAISSEKKI, SKM, MM

Sistem penganggaran Negara kita harus bersifat terintegrasi dan lebih responsif yang dapat memfasili-

tasi upaya memenuhi tuntutan peningkatan kinerja sehingga tercipta kualitas layanan yang lebih

efektif dan pemanfaatan sumber daya lebih efisien. Oleh karena itu, penerapan prinsip perencanaan

dan penganggaran harus diarahkan pada penganggaran terpadu, dan penganggaran berbasis kiner-

ja yang ditujukan untuk mendukung upaya mencapai tujuan

Page 5: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL

(2) Dalam penyusunan anggaran berbasis kinerja di-

perlukan indikator kinerja, standar biaya, dan eval-

uasi kinerja dari setiap program dan jenis kegiatan.

(3) Tingkat kegiatan yang direncanakan dan standar

biaya yang ditetapkan pada permulaan siklus ta-

hunan penyusunan anggaran menjadi dasar untuk

menentukan anggaran untuk tahun anggaran

yang direncanakan dan prakiraan maju bagi pro-

gram yang bersangkutan.

(4) Menteri Keuangan menetapkan standar biaya,

baik yang bersifat umum maupun yang bersifat

khusus bagi Pemerintah Pusat setelah berkoordinasi

dengan Kementerian Negara/Lembaga terkait.

Penyusunan rencana penganggaran (RKAKL) harus ber-

dasarkan stantar biaya umum dan biaya khusus yang

ditetapkan oleh ) Menteri Keuangan.

Semoga para kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan me-

mahami rambu – rambu penyusunan rencana pengang-

garan secara tepat. Selamat bekarja

Page 6: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 6 Buletin INFO KESPEL

RUANG TU

Pemimpin harus mampu mempengaruhi orang

lain untuk bekerjasama sesuai dengan rencana demi

tercapainya tujuan institusi. Oleh karena itu, pemimpin

memegang peranan penting dalam penyelenggaraan

tugas pokok dan fungsi institusi yang dipimpinnya. Ken-

yataan menunjukkan bahwa banyak sekali kita temukan

institusi yang stagnan bahkan bangkrut sebagai akibat

dari penyelenggaraan kepemimpinan yang tidak profes-

sional.

Syukurlah apabila institusi yang stagnan tersebut adalah

institusi pemerintah sehingga baik buruknya hampir tidak

pernah diukur bahkan apabila diukurpun, ukurannyapun

tidak jelas.

Apabila institusi swasta??Niscaya, . . . bangkrut.

Indikator kinerja institusi harus jelas, cara pengukurannya

juga harus obyektif dan jelas. Selanjutnya, pengangkatan

pemimpinnya harus sesuai dengan kompetensi jabatan

serta kriteria lain yang jelas dan obyektif (itupun kalau

ada aspek legal institusi tentang kompetensi jabatan dan

kriteria lain tentang pengangkatan dalam suatru jab-

atan)

Memang benar bahwa memimpin itu tidaklah mudah.

Kenyataan juga menunjukkan bahwa tidak semua

orang yang menduduki jabatan sebagai pemimpin

memiliki kemampuan untuk memimpin atau sebaliknya

banyak orang yang memiliki kemampuan memimpin

tetapi tidak mendapat kesempatan untuk menjadi pem-

impin dalam arti yang sebenarnya.

Bagaimana menjadi pemimpin yang professional

dan bagaimana memilih pemimpin yang berkemampu-

an professional?

Penulis mengajukan 5 (lima) TIPS pemimpin profesional :

1. bekerja lebih keras daripada bawahannya karena

dia seorang adalah panutan bawahannya.

2. Berhubungan dengan bawahannya dengan prinsip

saling menguntungkan dan beranggapan bahwa

bawahannya adalah mitra kerja

3. Memiliki kemampuan emosional yang efektif bila

dihadapkan pada suatu masalah

4. Mendelegasikan pekerjaan agar dapat mencapai

tujuan institusi seefisien mungkin.

5. Menunjukkan rasa apresiasi terhadap pekerjaan

anak buahnya (memberi ganjaran atas hasil kerja

yang baik ataupun yang buruk)

Mengenai cara memilih pimpinan yang professional,

dibawah ini disajikan sepotong aturan pengangkatan

Pegawai Negeri Sipildalam suatu jabatan struktural.

Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam jab-

atan struktural harus sesuai dengan persyaratan

yang ditetapkan dalam peraturan perundangan

yang berlaku.Pengangkatannya dilaksanakan ber-

dasarkan prinsip profesionalisme sesuai dengan

kompetensi, prestasi kerja, dan jenjang pangkat

yang ditetapkan untuk jabatan itu serta syarat

obyektif lainnya tanpa membedakan jenis kelamin,

suku, agama, ras atau golongan.

Persyaratan PNS yang akan diangkat dalam jab-

a t a n s t r u k t u r a l , a n t a r a l a i n :

Berstatus Pegawai Negeri Sipil, serendah-

rendahnya memiliki pangkat satu tingkat dibawah

jenjang pangkat yang ditentukan, memiliki kualifi-

kasi dan tingkat pendidikan yang ditentukan,

semua unsur penilaian prestasi kerja bernilai baik

dalam dua tahun terakhir, memiliki kompetensi jab-

atan yang diperlukan, sehat jasmani dan rohani.

Selain persyaratan tersebut, Pejabat Pembina

Kepegawaian perlu memperhatikan faktor : seniori-

tas dalam kepangkatan, usia, pendidikan dan

pelatihan (DIKLAT) Jabatan, pengalaman.

Kupasan :

Semua yang diangkat dalam jabatan structural

adalah Pegawai Negeri Sipil (jelas)

serendah - rendahnya memiliki pangkat satu ting-

kat dibawah jenjang pangkat yang ditentukan

(jelas)

memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan yang

ditentukan (jelas)

memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan yang

ditentukan (jelas)

semua unsur penilaian prestasi kerja bernilai baik

dalam dua tahun terakhir (jelas memakai Daftar

Penilaian Pekerjaan Pegawai /DP3, namun unsur

penilaian ini belum dijabarkan secara lebih

operasional. Nah, sudah tepatkah ?).

memiliki kompetensi jabatan yang diperlukan

(jelas, namun . . . apakah sudah ada ketetapan

yang memuat tentang kompetensi tiap jabatan

PEMIMPIN PROFESIONAL

Oleh : Irene Kusumastuti, SE

Page 7: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 7 Buletin INFO KESPEL

dalam unit organisasi ? Misalnya dalam bentuk

Permen atau sejenisnya)

sehat jasmani dan rohani (jelas)

senioritas dalam kepangkatan (jelas, namun ken-

yataan menunjukkan banyak yang berpangkat

“jenderal” tetapi berotak “Kopral”. Kenapa?

Penilaian pekerjaan yang tidak tepat )

usia, pendidikan dan pelatihan (DIKLAT) Jabatan

(jelas)

pengalaman (jelas, namun harus dijabarkan lebih

lanjut)

Apabila hal tersebut sudah bagus, maka secara otomatis

akan tergambar Peta Kepegawaian tiap unit organisasi

dibawahnya tanpa mencomot kiri – kanan, tanpa kesu-

l i tan m em i l ih p em im p in un i t o r gan i sa s i

d i b a w a h n y a . D e n g a n k a t a l a i n b a h -

wa :Pengangkatannya dilaksanakan berdasarkan prinsip

profesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja,

dan jenjang pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu

serta syarat obyektif lainnya tanpa membedakan jenis

kelamin, suku, agama, ras atau golongan.

Profeciat . . . !

Kalimat yang tidak perlu terlontar adalah Pemimpin

professional tidak minta dan tidak memilihkarena ken-

yataan kita lihat bersama bahwa pemimpin politis kita . . .

. sebagian besar professional . . profesional segala bi-

dang . . . . .

Pemimpin bangsa pada jaman Orde Baru

Soeharto mengemukakan tentang pemimpin bermoral

Panca Sila adalah sebagai berikut :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa, yaitu kesadaran be-

ragama dan beriman teguh

2. Hing ngarso sung tulodo, yaitu memberi suri-

tauladan yang baik di hadapan anak buah.

3. Hing madyo mangun karso, yaitu bergiat dan

menggugah semangat di tengah-tengah masyara-

kat (anak buah).

4. Tut Wuri handayani, yaitu memberi pengaruh baik

dan mendorong dari belakang kepada anak buah.

5. Waspodo purbo wiseso, yaitu mengawasi dan

berani mengoreksi anak buah.

6. Ambeg paromo arto, yaitu memilih dengan tepat

mana yang harus didahulukan.

7. Prasojo, yaitu bertingkah laku yang sederhana dan

tidak berlebih-lebihan

8. Satyo, yaitu sikap loyal timbal balik dari atasan ter-

hadap bawahan, dari bawahan terhadap atasan

dan juga ke samping.

9. Hemat, yaitu kesadaran dan kemampuan membat-

asi penggunaan dan pengeluaran segala sesuatu

untuk keperluan yang benar-benar penting.

10. Sifat terbuka, yaitu kemauan, kerelaan, keikhlasan,

dan keberanian untuk mempertanggung jawab-

kan tindakan-tindakannya.

11. Penerusan, yaitu kemauan, kerelaan, dan keikhla-

san untuk pada saatnya menyerahkan tugas dan

tanggung jawab serta kedudukan kepada gen-

erasi muda guna diteruskannya.

Page 8: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 8 Buletin INFO KESPEL

RUANG PKSE

Latar Belakang Kegiatan

Berdasarkan Permenkes 356 tahun 2008 tentang

Oraganisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan,

maka kegiatan penanganan WNIO dari Arab Saudi

dengan KM. Labobar di Pelabuhan Tanjung Priok pada 4

Mei 2011 menjadi salah satu bentuk pengabdian rakyat

sesuai dengan visi dan misi Kementerian Kesehatan RI.

Alur perjalanan KM. Labobar dari Pelabuhan Tan-

jung ke Jeddah Arab Saudi dan kembali ke Pelabuhan

Tanjung Priok sebagai berikut :

KM. Labobar berangkat dari Pelabuhan Tanjung Priok

pada tanggal 10 April 2011 dengan membawa tim pe-

nanganan WNIO yang terdiri dari tenaga kesehatan, TNI

POLRI dan petugas lainnya yang terkait berjumlah 67

orang

KM. Labobar Tiba di Jeddah Arab Saudi pada tanggal

20April 2011 dan berangkat dari Jeddah Arab Saudi

menuju Tanjung Priok pada tanggal 22 April 2011 Jam

23.48 (Waktu Setempat)dan rencana akan singgah ter-

lebih dahulu di Pelabuhan Teluk Bayur Padang pada

tanggal 02 Mei 2011 Jam 09.30 WIB. Proses In Out Clear-

ance Kapal dalam karantina sesuai dengan UU RI No. 1

Tahun 1962 tentang Karantina laut dari Jeddah Arab Sau-

di dilakukan di Pelabuhan Teluk Bayur Padang dan

berangkat dari Pelabuhan Teluk Bayur pada tanggal 02

Mei 2011 jam 22.00 WIB dengan membawa penumpang

sebanyak 2349 WNIO dengan rincian sebagai berikut :

a. Laki-laki dewasa : 29 orang

b. Perempuan dewasa : 2148 orang, diantaranya

terdapat Ibu Hamil sebanyak 123 orang

c. Bayi dan Anak : 172 orang

Kronologis

Kondisi kesehatan WNIO dari Arab Saudi yang dilakukan

penanganan kesehatan oleh Tim Kesehatan Kementeri-

an Kesehatan RI selama dalam perjalanan dengan KM.

Labobar dari Jeddah Arab Saudi menuju Tanjung Priok

sebagai berikut :

1. Informasi Tgl 23 April 2011

KM. Labobar berangkat dari Jeddah Arab Saudi

menuju Tanjung Priok pada tanggal 22 April 2011

Jam 23.48 waktu setempat.

Pelayanan kesehatan di Poliklinik KM. Labobar dimu-

lai pada tanggal 23 April 2011

Jumlah kunjungan pasien yang berobat di Poliklinik

KM. Labobar pada tanggal 22 April 2011 sebanyak

255 pasien

2. Informasi Tgl 24 April 2011

Jumlah kunjungan pasien yang berobat di Poliklinik

KM. Labobar pada tanggal 23 April 2011 sebanyak

116 pasien

Total jumlah kunjungan pasien yang berobat di Poli-

klinik KM. Labobar pada sampai dengan tanggal 24

April 2011 sebanyak 371 pasien.

3. Informasi Tgl 25 April 2011

Jumlah kunjungan pasien yang berobat di Poliklinik

KM. Labobar pada tanggal 25 April 2011 sebanyak

103 pasien.

Total jumlah kunjungan pasien yang berobat di Poli-

klinik KM. Labobar sampai dengan tanggal 25 April

2011 sebanyak 639 pasien.

4. Informasi Tgl 26 April 2011

Jumlah kunjungan pasien yang berobat di Poliklinik

KM. Labobar pada tanggal 26 April 2011 sebanyak

204 pasien.

5. Informasi Tgl 27 April 2011

Total jumlah kunjungan pasien yang berobat di Poli-

klinik KM. Labobar sampai dengan tanggal 27 April

2011 sebanyak 946 pasien.

6. Informasi Tgl 28 April 2011

Total jumlah kunjungan pasien yang berobat di Poli-

klinik KM. Labobar sampai dengan tanggal 28 April

2011 sebanyak 1159 orang pasien.

7. Informasi Tgl 29 April 2011Total jumlah kunjungan

pasien yang berobat di Poliklinik KM. Labobar sam-

Penanganan Kedatangan WNI Overstayer Dari Arab Saudi

Dengan KM. Labobar Di Terminal Penumpang Nusantara Pura II

Pelabuhan Tanjung Priok Tanggal 4 Mei 2011

Selintas tentang :

Page 9: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 9 Buletin INFO KESPEL

pai dengan tanggal 29 April 2011 sebanyak 1321

pasien.

8. Informasi Tgl 30 April 2011

Total jumlah kunjungan pasien yang berobat di Poli-

klinik KM. Labobar sampai dengan tanggal 30 April

2011 sebanyak 1398 pasien.

9. Informasi Tgl 01 Mei 2011

Jumlah kunjungan pasien yang berobat di Poliklinik

KM. Labobar pada tanggal 01 Mei 2011 sebanyak 90

pasien.

10. Informasi Tgl 02 Mei 2011

KM. Labobar singgah di Pelabuhan Teluk Bayur pada

hari Senin tanggal 02 Mei 2011 jam 09.30 WIB

Jumlah kunjungan pasien yang berobat di Poliklinik KM.

Labobar pada tanggal 02 Mei 2011 sebanyak 113 pasien

dan tanggal tanggal 03 Mei 2011 sebanyak 120 pasien.

Total jumlah kunjungan pasien yang berobat di Poliklinik

KM. Labobar sampai dengan tanggal 02 Mei 2011

sebanyak 1643 pasien. KM. Labobar berangkat dari

Pelabuhan Teluk Bayur pada hari Senin tanggal 02 Mei

2011 jam 22.00 WIB

Informasi Tgl 03 Mei 2011

Total jumlah kunjungan pasien yang berobat di Poli-

klinik KM. Labobar sampai dengan tanggal 03 Mei

2011 sebanyak 1876 pasien yang terdiri dari 124 pasien

laki-laki dan 1752 pasien perempuan.

Gambaran umum

WNIO Berdasarkan Asal/ Pro-

pinsi WNIO yang tiba di

Pelabuhan Tanjung Priok pa-

da tanggal 4 Mei 2011 ber-

jumlah 2.352 orang dari 18

propinsi di Indonesia.

Dari grafik diatas diperoleh

gambaran bahwa WNIO dari

Arab Saudi yang kembali ke

Indonesia dengan KM. La-

bobar sebanyak 2352 orang,

dimana sebanyak 1228 orang

(52,2%) berasal dari Propinsi

Jawa Barat.

Jumlah WNIO Dari Arab Saudi

Yang Tiba Dengan KM Labobar Menurut Asal

Propinsi

No. Propinsi Jumlah Persentase (%)

1 SUMSEL 6 0,26

2 JAMBI 1 0,04

3 LAMPUNG 37 1,58

4 BANTEN 144 6,12

5 DKI 14 0,6

6 JABAR 1228 52,2

7 JATENG 222 9,5

8 JATIM 372 15,8

9 NTB 181 7,7

10 NTT 13 0,5

11 KALSEL 56 2,3

12 KALBAR 29 1,2

13 KALTENG 4 0,2

14 SULSEL 28 1,2

15 SULBAR 3 0,1

16 SULTRA 4 0,2

17 SULTENG 8 0,4

18 MALUKU 2 0,1

2352 100 Jumlah

Page 10: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 10 Buletin INFO KESPEL

WNIO Berdasarkan Kelompok Umur

Distribusi WNIO dari Arab Saudi sebagian besar merupa-

kan kelompok umur dewasa sebanyak 2163 orang (92%),

sedangkan untuk kelompok bayi sebanyak 96 orang (4%)

dan untuk kelompok anak sebanyak 93 orang (4%).

Total kunjungan berobat pasien di KM. Labobar selama

dalam perjalanan sebanyak 1876 pasien yang terdiri dari

124 pasien laki-laki dan 1752 pasien perempuan.

Gambaran penanganan kesehatan WNIO

Penanganan WNIO yang mengalami gangguan

kesehatan dilakukan pelayanan kesehatan semaksimal

mungkin. Untuk kasus-kasus yang membutuhkan pe-

nanganan khusus dilakukan rujukan ke rumah sakit ru-

jukan terdekat sesuai dengan kondisi gangguan

kesehatannya.

Jumlah WNIO Dari Arab Saudi Dengan KM. Labobar

Menurut Kelompok Umur

No. Kelompok Umur Jumlah Persentase (%)

1 Dewasa 2163 92

2 Anak 93 4

3 Bayi 96 4

2352 100 Jumlah

No. Jenis Kelamin Jumlah Pasien Persentase (%)

1 Laki-Laki 9 20

2 Perempuan 36 80

45 100 Jumlah

Jumlah Pasien WNIO Dari Arab Saudi Yang Berobat

di Poliklinik KKP Kelas I Tanjung Priok

Berdasarkan Jenis Kelamin

Berikut ini adalah data kunjungan Pasien WNIO ke Poli-

klinik KKP Kelas I Tanjung Priok yang ada di Terminal

Penumpang Nusantara Pura II.

Jumlah WNIO yang Berobat di Poliklinik KKP Kelas I Tan-

jung Priok, Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah WNIO yang berobat di Poliklinik KKP Kelas I Tan-

jung Priok yang berada di terminal penumpang Nusan-

tara Pura II sebanyak 45 orang. Sebagian besar berjenis

kelamin perempuan sebanyak 36 orang (80%).

No. Kelompok Umur Jumlah Pasien Persentase

(%)

1 * 0 - <1 Thn 5 11,1

2 * 1 Thn - 4 Thn 7 15,6

3 * 5 Thn - 14 Thn 2 4,4

4 * 15 Thn - 24 Thn 3 6,7

5 * 25 Thn - 44 Thn 26 57,8

6 * 45 Thn - 64 Thn 2 4,4

7 * >65 Thn 0 0

45 100 Jumlah

Berdasarkan Kelompok Umur

Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa pasien

WNIO yang berobat di Poliklinik KKP Kelas I Tanjung

Priok yang berada di terminal penumpang Nusantara

Pura II seluruhnya berjumlah 45 orang. Sebagian be-

sar adalah kelompok usia 25 – 44 tahun sebanyak 26

Kunjungan Pasien WNIO Dari Arab Saudi

Di Poliklinik KKP Kelas I Tanjung Priok

Berdasarkan Kelompok Umur

Page 11: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 11 Buletin INFO KESPEL

Dari grafik di atas diketahui bahwa pasien WNIO yang

dirujuk sebagian besar dirujuk ke RSUD Koja sebanyak

11 orang (44 orang), Rumah Sakit Persahabatan

sebanyak 9 orang (36%), Rumah Sakit Harapan Kita

sebanyak 3 orang (12%), Rumah Sakit Sulianti Saroso

sebanyak 1 orang (4%) dan Rumah Sakit Polri (dr.

Sukamto) sebanyak 1 orang (4%). Pasien yang mening-

gal karena gagal ginjal dalam perjalanan dirujuk ke Ru-

mah Sakit Polri (dr. Sukamto).

orang (57,8%), sedangkan kelompok Lansia (>65 ta-

hun) tidak ada (0%).

Selain pasien yang berobat ke Poliklinik KKP Kelas I

Tanjung Priok, ada 25 orang passien yang dirujuk ke

Beberapa rumah sakit karena kondisi gangguan

kesehatan yang berat.

Berikut ini adalah data rujukan pasien WNIO dari Arab

Saudi dengan KM. Labobar pada tanggal 4 Mei 2011.

Jumlah WNIO Yang Dirujuk Ke Rumah Sakit

Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari gambar di atas diketahui bahwa sebagian besar

pasien yang dirujuk ke rumah sakit adalah berjenis ke-

lamin perempuan sebanyak 21 orang (84%) dan untuk

berjenis kelamin laki-laki sebanyak 4 orang (16%). Ru-

mah sakit rujukan pasien WNIO berada di sekitar atau

dekat dengan Pelabuhan Tanjung Priok dengan klasifi-

kasi sesuai dengan kebutuhan dan diagnosa pasien.

Berikut ini adalah data pasien WNIO berdasarkan jenis

rumah sakit rujukannya pada tanggal 4 Mei 2011.

No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

1 Laki-laki 4 16

2 Perempuan 21 84

25 100 Jumlah

Jumlah Pasien WNIO Yang Dirujuk Ke Rumah Sakit

Menurut Jenis Kelamin

Berdasarkan Jenis Rumah Sakit Rujukannya

Jumlah Pasien WNIO Dari Arab Saudi Yang Dirujuk

Ke Beberapa Rumah Sakit Menurut Jenis Kelamin

No. Rumah Sakit

Rujukan

Jenis Kelamin Persentase

(%) Laki-laki Perempu-

an

1 RSUD Koja 1 10 11 44

2 RS. Persahabatan 2 7 9 36

3 RS. Harapan Kita 0 3 3 12

4 RSPI. Sulianti

Saroso

1 0 1 4

5 RS. Polri 0 1 1 4

Jumlah 4 21 25 100

Page 12: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 12 Buletin INFO KESPEL

WNIO yang dirujuk Ke Rumah Sakit Menurut Diagnosa

Dari grafik di atas dapat dideskripsikan bahwa pasien

yang dirujuk ke rumah sakit sebagian besar dengan di-

agnosa Post Stroke yaitu sebanyak 6 orang (24%).

Ringkasan

1. Jumlah WNIO yang tiba di Pelabuhan Tanjung Pri-

ok sebanyak 2.352 orang

2. Jumlah pasien WNIO yang dirujuk ke rumah sakit

sebanyak 25 orang.

3. Jumlah WNIO yang meninggal dalam perjalanan

berjumlah 1 orang karena gagal ginjal.

4. Jumlah WNIO yang melahirkan sebanyak 4 orang.

5. Jumlah WNIO yang tiba di pelabuhan Tanjung Pri-

ok sebagian besar berasal dari daerah Jawa Barat

sebanyak 1.228 orang (52,2%).

6. Tujuan kepulangan WNIO tersebar di 18 Propinsi.

Demikian sekilas tentang kegiatan

penenganan WNIO dari Arab Saudi dengan KM. Labobar

dapat dijadikan pengalaman dalam penanganan

WNIO/ TKI ilegal di periode yang akan datang. (RBAW)

No. Diagnosa Jumlah Persentase

(%)

1 Penyakit Jantung 4 16

2 Post Stroke 6 24

3 Gagal Ginjal Akut 3 12

4 Ikterik 2 8

5 Ca. Cervix 1 4

6 Ketuban Pecah Dini

(KPD) 1 4

7 Hiperemisis Gravidarum 1 4

8 Post Partum 1 4

9 Kolik Abdomen 1 4

10 Penyakit Paru ( Asma +

Distress Resp. ) 2 8

11 Campak 1 4

12 TBC 2 8

25 100 Jumlah

Jumlah Pasien WNIO Dari Arab Saudi

Yang Dirujuk Ke Rumah Sakit Menurut hasil Diagnosa

Page 13: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 13 Buletin INFO KESPEL

RUANG PRL

B elum lama ini Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)

Kelas I Tanjung Priok bekerjasama dengan Admin-

istrator Pelabuhan Utama Tanjung Priok dan PT

(Persero) Pelabuhan Indonesia II cab. Tanjung Priok, me-

nyelenggarakan Sosialisasi Pelabuhan sehat dengan te-

ma “ Perspektif Pembangunan Pelabuhan Sehat Berwa-

wasan Kesehatan dan Ekonomi”. Pertemuan dil-

aksanakan di Hotel Grand Cempaka Jakarta, 29 Juli

2010.

Tujuan pertemuan adalah tersosialisasinya konsep

pelabuhan sehat untuk mewujudkan kawasan

pelabuhan yang bersih, aman, nyaman dan sehat.

Alasan Kegiatan Dilaksanakan :

1. Pelabuhan Tanjung Priok merupakan salah satu

pelabuhan umum yang tersibuk di Indonesia, di-

mana 65 % total arus barang secara nasional di-

angkut melalui Pelabuhan ini. Disamping sebagai

tempat aktifitas lalu lintas barang, orang dan alat

angkut dari dan keluar negeri, Pelabuhan Tanjung

Priok juga merupakan salah satu pintu masuk suatu

Negara (show windows) sangat berpotensi besar

menjadi sumber infeksi atau sumber kontaminsi

yang merupakan risiko bagi kesehatan masyara-

kat, penyebaran penyakit, pencemaran ling-

kungan serta gangguan keamanan dan keterti-

ban.

2. Wilayah pelabuhan merupakan wilayah perairan

dan daratan (Ring bewaking) yang dipergunakan

secara langsung untuk kegiatan pelabuhan dan

menjamin kesehatan pelayaran sesuai yang dia-

manatkan dalam International Health Regulation

(IHR) 2005, yaitu untuk menghindarkan kerugian

akibat pembatasan larangan perjalanan dan

perdagangan karena masalah kesehatan

masyarakat.

3. Pelabuhan sebagai tempat kegiatan pemerinta-

han dan kegiatan ekonomi dan industry, tempat

kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang

atau bongkar muat barang diperlukan kondisi kea-

manan dan ketertiban

4. Melaksanakan public health response yaitu

mencegah, melindungi, dan mengendalikan ter-

jadinya penyebaran penyakit secara international

untuk menghindari implikasi dari PHEIC, yaitu :

Dampak negative dari ekonomi yang hebat

terhadap tourisme, perdagangan dan perjal-

anan.

Implikasi social, penderitaan manusia baik

secara fisik maupun psikologi.

Gangguan terhadap kehidupan normal

Ancaman terhadap kesehatan dan system

kesejahteraan masyarakat. Sehingga diper-

lukan suatu kondisi kawasan pelabuhan yang

bersih, aman, nyaman dan sehat.

Penyelenggaraan pelabuhan sehat bukan hanya meru-

pakan tangungjawab dari sektor kesehatan saja, tetapi

juga merupakan tanggungjawab semua sektor yang

berada di wilayah pelabuhan. Oleh karena itu dalam

rangka mewujudkan kawasan pelabuhan Tanjung Priok

yang bersih, aman, nyaman dan sehat diperlukan suatu

upaya kerjasama lintas program, lintas sector dan stake-

holder untuk melaksanakan public health respon yaitu

mencegah, melindungi dan mengendalikan terjadinya

penyebaran penyakit secara international yang dapat

meresahkan dunia.

Peserta pertemuan sosialisasi pelabuhan sehat dihadiri

oleh lintas sector, lintas program dan stakeholder yang

ada dikawasan pelabuhan Tanjung Priok dan konsultan

dari WHO. Peserta pertemuan lintas sector, program dan

stakeholder, diantaranya adalah :

KPU Bea Cukai

Kantor Imugrasi Kelas I tanjung Priok

Polres Pelabuhan Tanjung Priok

Balai Besar Karantina Tumbuhan dan Hewan Tanjung

Priok

HASIL PERTEMUAN SOSIALISASI PELABUHAN SEHAT

Oleh :Diah lestari

(Kepala Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan)

Page 14: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 14 Buletin INFO KESPEL

Stasiun Karantina Ikan Kelas I Tanjung Priok

Lantamal Tanjung Priok

Terminal Penumpang Nusantara II Tanjung Priok

Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara

Koperasi Tenaga Kerja Bongkar Muat

PT. Jakarta International Container Terminal

Kawasan Berikat Nusantara Tanjung Priok

PT Bogasari

PT. DOK Kodya Bahari dan PT.DOK Daya Radar Uta-

ma

Unit Terminal Peti Kemas

PT. Multi Terminal Indonesia

Assosiasi Pengusaha Bongkar Muat Indonesia

PT. Pengerukan Indonesia

Paguyuban TPM

Narasumber dan materi yang disampaikan dalam per-

temuan sosialisasi pelabuhan sehat, diantaranya ada-

lah :

Direktur Penyehatan Lingkungan, Ditjen PP&PL, ten-

tang Kebijakan Kementerian Kesehatan Dalam

Penyelenggaraan Pelabuhan Sehat

Administrator Pelabuhan Utama Tanjung Priok, Gen-

eral Manager PT (Persero) Pelindo II, Cabang Tan-

jung Priok, Ketua DPC INSA JAYA Tanjung Priok,

menyampaikan peran masing-masing dalam

mensukseskan pelabuhan sehat.

DR. dr. Hariadi Wibisono MPH, NPO/IHR-WHO Indo-

nesia, Penerapan IHR dalam Penanggulangan dan

Cegah Tangkal PHEIC

Prof. DR.dr. Umar Fahmi Achmadi, MPH, Guru besar

Unv. Indonesia, Pendekatan Pembangunan

Pelabuhan Berwawasan Kesehatan.

Sambutan sekapur sirih dari walikota Jakarta Utara

mengawali pertemuan sosialisasi pelabuhan sehat. Da-

lam sambutannya bahwa Pelabuhan Tanjung Priok

secara geografis terletak di wilayah Jakarta Utara,

mewujudkan pelabuhan sehat Tanjung priok sejalan

dengan pencanangan kota sehat di wilayah Jakarta

Utara, yaitu suatu pendekatan untuk meningkatkan

kesehatan masyarakat dengan mendorong terciptanya

kualitas lingkungan fisik, sosial, budaya dan produktifitas,

serta perekonomian yang sesuai dengan kebutuhan

wilayah perkotaan.

Sambutan pengarahan oleh Dirjen PP&PL, Kementerian

Kesehatan, dan beliau sekaligus berkenan membuka

pertemuan sosialisasi pelabuhan sehat. Dalam sambutan

pengarahan disampaikan bahwa Indonesia sebagai

Negara anggota dan Kementerian Kesehatan sebagai

IHR focal point wajib melaksanakan tuntutan yang dia-

manatkan dalam IHR 2005, bahwa :

a. Negara anggota wajib menjamin bahwa kapal,

container international harus bebas dari kontami-

nasi, sumber infeksi, vector dan reservoir.

b. Negara harus menjamin bahwa pelabuhan/peti

kemas terbebas dari kontaminasi, sumber infeksi,

vector dan reservoir

c. Setiap pelabuhan peti kemas diharapkan tersedia

fasilitas inspeksi dan isolasi container. Ditjen PP&PL

Narasumber pertemuan sosialisasi pelabuhan

sehat.

Dirjen PP&PL dalam sambutannya juga menyampaikan

bahwa pada dasarnya penyelenggaraan pelabuhan

sehat merupakan implementasi dari IHR 2005, yaitu men-

ciptakan kondisi pelabuhan yang bersih, aman, nyaman

dan sehat yang harus dijaga terus-menerus dan berke-

lanjutan untuk komunitas pelabuhan (pekerja dan

masyarakat). Lebih lanjut dalam sambutannya, beliau

mengharapkan dari pertemuan sosialisasi ini adanya

pemahaman yang sama tentang konsep pelabuhan

sehat, dan adanya kesepakatan penerapan program

serta adanya dukungan politis (legalitas, penda-

naan,teknis) dari pengambil kebijakan, dan dalam waktu

secepat mungkin penyelenggaraan pelabuhan sehat

dapat terealisasi dimulai dari pembentukan tim Pembina,

tim teknis dan forum-forum yang ada di pelabuhan Tan-

jung Priok.

Output atau keluaran yang diharapkan dari pertemuan

sosialisasi ini adalah :

Adanya pemahaman yang sama tentang konsep

pelabuhan sehat

Diperolehnya kesepakatan untuk melaksanakan,

menerapkan dan mengembangkan program

pelabuhan sehat

Diperolehnya kesepakatan pemahaman tentang

peran dan fungsi masing-masing

Diperolehnya dukungan politis dari pengambil ke-

bijakan dalam bentuk aspek legalitas, teknis dan

pendanaan

Page 15: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 15 Buletin INFO KESPEL

Tersusunya rencana tindak lanjut dari program

pelabuhan sehat di wilayah Pelabuhan Tanjung

Priok.

Akhir dari pertemuan sosialisasi ini adalah Penyampaikan

Butir-Butir Isi Kesepakan Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang

disampaikan dan ditandatangani bersama sebagai per-

wakilan dari peserta pertemuan sosialisasi oleh Kepala

Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) kelas I Tanjung Priok,

Administrator Pelabuhan Utama Tanjung Priok, General

Manager PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II Cab. Tan-

jung Priok dan DPC INSA JAYA.

Butir- butir isi Kesepakatan Rencana Tindak Lanjut Penye-

lenggaraan Pelabuhan Sehat Pelabuhan Tanjung Priok

adalah , sbb :

1. Adanya kesepakatan bahwa penyelenggaraan

pelabuhan sehat Tanjung Priok sangat penting

untuk dilaksanakan dari semua sektor yang ada

dikawasan pelabuhan Tanjung Priok baik dari sektor

kesehatan dan non kesehatan baik dari

kementerian /lembaga maupun dari lembaga non

pemerintah ( Pelindo, Insa, APBMI dll), pada bulan

September 2010.

2. Adanya pemahaman yang sama tentang konsep

pelabuhan sehat.

3. Adanya kesepakatan untuk, mewujudkan,

melaksanakan, menerapkan dan mengembangkan

program pelabuhan Tanjung Priok sehat.

4. Adanya kesepakatan pemahaman tentang peran

dan fungsi dalam penyelenggaraan pelabuhan

sehat sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing

-masing instansi dan berperan secara aktif dalam

setiap tahapan atau proses kegiatan.

5. Perlu adanya dukungan politis dari pengambil

kebijakan dalam bentuk aspek legalitas, teknis dan

pendanaan

6. Perlu dibentuknya kelembagaan tim Pembina dan

tim teknis yang akan dibentuk pada bulan

September 2010

7. Perlu terbentuknya kelembagaan forum / pokja/

gugus tugas dari pekerja dan masyarakat,

perusahaan, jasa, assosiasi dan semua perwakilan

komunitas pelabuhan dengan pelindung ADPEL

dan PELINDO serta sekertariat ……………. ( KKP)

dengan harapan dapat segera dikeluarkannya SK

forum Pelabuhan Sehat oleh ADPEL Utama Tg. Priok

dan Pelindo (ADPELINDO).

8. Perlu disusunnya rencana kerja dari forum / pokja/

gugus tugas yang berkesinambungan.

9. Perlu adanya pertemuan rutin forum yang waktunya

disepakat i bersama, misalnya……………..

(pertemuan rutin setiap 3 bulan sekali)

10. Diperolehnya nilai / kondisi kawasan pelabuhan

yang bersih, aman, nyaman dan sehat

11. Tercapainya peningkatan kemampuan sumber

daya manusia dalam penyelenggaraan pelabuhan

sehat

12. Tercapainya peningkatan kesadaran komunitas

pelabuhan untuk turut menciptakan kondisi

pelabuhan sehat

13. Tersedianya kelengkapan infrastruktur serta sarana

dan prasarana yang diperlukan oleh komunitas

pelabuhan

14. Terbentuknya komitmen dengan komunitas

pelabuhan untuk peningkatan kegiatan yang

terintegrasi

15. Diperolehnya hasil monitoring dan evaluasi secara

terus menerus dan berkelanjutan terhadap

kemajuan yang dicapai sehingga program

pelabuhan sehat menjadi sukses dan

bersinambungan.

Page 16: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 16 Buletin INFO KESPEL

Page 17: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 17 Buletin INFO KESPEL

Pendahuluan

Istilah lingkungan secara sederhana adalah sekelil-

ing.Udara yang kita hirup, pohon-pohon dan bunga

yang kita kagumi, air yang kita minum, langit yang kita

pandangi, dan orang-orang yang tinggal di dekat kita

seluruhnya adalah bagian dari lingkungan kita. Faktor-

faktor fisik seperti udara, air, tanah, iklim, panas, cahaya,

suara bising, perumahan, radiasi, reruntuhan, faktor-

faktor biologis adalah seluruh jenis tanaman dan hewan

termasuk manusia, kondisi social dimana kita tinggal ter-

masuk adat-istiadat, kebudayaan, agama, kebiasaan,

pendapatan, teknologi, ekonomi, politik juga termasuk

lingkungan. Jadi lingkungan adalah hubungan yang kon-

stan antara mahluk hidup dan faktor-faktor fisik, biologis

dan social.

Lingkungan terus mengalami perubahan yang sangat

cepat. Populasi meningkat, pekerjaan manual berganti

mesin-mesin dan komputerisasi.Kehidupan beberapa

tahun lalu mengalami perubahan dan berbeda pada

saat ini, yang memerlukan ruang dan sumber daya alam

untuk mendukung perubahan. Perubahan-perubahan

tersebut dapat bersifat positif seperti perubahan teknolo-

gi transportasi dan komunikasi yang menbuat jarak antar

Negara/benua terasa lebih dekat, dan juga perubahan

yang bersifat negative. Kehidupan modern telah

mempengaruhi kondisi alam dan membawa beberapa

factor risiko ke dalam lingkungan kita. Udara yang kita

hirup terkontaminasi oleh asap kendaraan, asap pabrik,

air yang diminum terkontaminasi kotoran baik dari aliran

sungai maupun dari danau, dan ketenangan yang

pernah kita rasakan seperti kehidupan di pedesaan su-

dah terganggu oleh kebisingan, area yang hijau karena

banyaknya tumbuhan sudah berubah dengan gedung-

gedung pencakar langit, dan berkurangnya keane-

karagaman flora dan fauna.

Lingkungan Kita

Kalau kita perhatikan lingkungan yang ada disekitar kita,

akhir-akhir ini hampir di setiap daerah mengalami banjir

setiap musim hujan dan mengalami kekeringan setiap

musim kemarau, tanah longsor, pemusnahan hutan,

pembuangan limbah, cuaca ekstrim, ketersediaan air

bersih yang semakin menipis, dan perubahan-perubahan

lainnya yang kita rasakan. Apakah kita setuju perubahan

yang kita rasakan saat ini adalah suatu penurunan ?

Bagaimana dengan kesehatan, apakah mengalami

peningkatan atau penurunan ? Dengan adanya penya-

kit baru yang muncul pada lima tahun terakhir ini.

Permasalahan baru mulai sering timbul menganggu ke-

hidupan masyarakat. Kita mulai merasakan adanya hub-

ungan langsung antara kesehatan dengan keadaan

lingkungan di sekitar kita. Misalnya dengan peningkatan

polusi pada tingkat yang mengkhawatirkan, maka per-

masalahan kesehatan bertambah, dan penyakit yang

muncul pada saat ini berhubungan secara langsung

dengan menurunnya keadaan lingkungan juga

menganggu keseimbangan ekologis.

Polutan Lingkungan

Sumber kekayaan alam seperti air, udara, tanah dan

biosfer memainkan peran yang penting dalam memen-

uhi kebutuhan manusia yang diinginkan.Kemakmuran,

kekayaan dan pembangunan manusia seluruhnya san-

gat berhubungan dengan keadaan lingkungan diseki-

tarnya. Degradasi yang terjadi pada komponen ling-

kungan (udara, air, tanah, biosfer) akan memberi efek

buruk pada kesehatan individu karena munculnya ber-

macam polutan.

Penggunaan sumber-sumber kekayaan alam secara be-

sar-besaran menganggu keseimbangan ekologi dan

menimbulkan ketidakseimbangan aliran pertukaran ener-

gy dan materi antara komponen dan lingkungan. Ketid-

akseimbangan tersebut akan menimbulkan adanya pe-

rubahan lingkungan secara global yang mengarah pa-

da kerusakan alam (natural hazard), meningkatnya fe-

nomena iklim (climatic phenomena) seperti banjir, ke-

laparan, hujan asam, kebakaran hutan dan diikuti efek

HUBUNGAN TIMBAL BALIK LINGKUNGAN DAN KESEHATAN

(SUATU CARA UNTUK MEMAHAMI LINGKUNGAN KITA)

Oleh : Diah Lestari

Page 18: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 18 Buletin INFO KESPEL

buruk terhadap kesehatan manusia. Tabel di bawah

merupakan tren penggunaan sumber daya alam yang

mempengaruhi lingkungan.

pneumonia, penyakit pernapasan akut dan kanker paru-

paru.

Lingkungan Dan Dampaknya Bagi Kesehatan

Difinisi kesehatan menurut WHO adalah, kesejahteraan

fisik, mental dan social dan tidak hanya ketiadaan pen-

yakit atau kelemahan yang memungkinkan orang untuk

menjalani kehidupan produktif secara ekonomi dan ber-

masyarakat.

Faktor-faktor penentu kesehatan yang memberikan andil

terhadap pemeliharaan kesehatan manusia antara lain :

Faktor biologis, yaitu susunan gen kita. Penyakit seperti

diabetes, tekanan darah tinggi dll.

1. Kebiasaan seperti merokok, alcohol, diet ketat dll

2. Timbulnya penyakit seperti darah tinggi, kege-

mukan, paru-paru, dll

3. Faktor lingkungan seperti udara, air, perumahan,

penanganan limbah.

4. Faktor social ekonomi dan social budaya seperti

kemiskinan, diet anak-anak, wanita hamil dll

5. Penanganan sanitasi, penanganan air, makanan

dan kotoran manusia.

6. Faktor lain yang juga ikut berpengaruh yaitu usia,

ilmu dan teknologi, informasi dan komunikasi, hak

asasi manusia.

Faktor utama penyebab penyakit seperti organisme atau

bakteri memasuki tubuh, atau interaksi berbagai factor.

Sebagai contoh diare yang disebabkan karena bakteri

POLUTAN HUBUNGAN DENGAN LINGKUNGAN

Penggunaan pupuk Polusi air

Penggunaan batu bara Polusi udara dan perubahan iklim

Produksi minyak Polusi udara dan perubahan iklim

Produksi gas alam Perubahan iklim

Produksi CFC Penipisan lapisan ozon

Populasi manusia Perubahan pola penggunaan tanah

Gudang senjata nuklir Global security

Sumber : Vital sign, 1995,World Watch Institute

(www.worldwatch.org)

Kita harus mengetahui bahwa lingkungan juga memiliki

kapasitas pertahanan untuk mengurangi konsentrasi polu-

tan.Sebagai contoh, aliran air dari hulu ke sungai mempu-

nyai batas beban menerima konsentrasi polutan di

bawah batas ambang, dan memiliki kemampuan self

purification. Menurut WHO, polutan dapat dibagi menjadi

polutan local dan global.

Polutan lokal adalah zat yang konsentrasinya melampaui

ambang batas tingkat konsentrasi dalam sejumlah air,

tanah atau udara. Sebagai contoh, kehadiran Nox, VOCs

dan aerosol di udara akan masuk pada polutan kelas ini.

Polutan Global adalah zat yang tingkat kepadatanya/

konsentrasinya bertambah di udara, air atau tanah dari

tahun ke tahun.Sebagai contoh, ancaman pemanasan

global, penipisan ozon stratosferis akibat meningkatnya

CO2 dan CFC secara terus menerus.

Organisasi kesehatan dunia WHO telah memperkirakan

kontribusi sejumlah factor risiko peningkatan penyakit dan

polusi udara dalam ruang tertutup sebagai factor risiko

paling penting yang dianggap bertanggung jawab ter-

hadap penyakit yang bersifat global. Secara global, polu-

si udara dalam ruang tertutup dari penggunaan bahan

bakar padat dapat mengakibatkan kematian akibat

Page 19: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 19 Buletin INFO KESPEL

Tipe-tipe Utama Polutan Udara dan Sumbernya

Tabel dibawah ini untuk memberi gambaran hubungan antara polutan dan sumber-sumbernya.

Pengelompokan

Polutan

Komponen

di Dalamnya Sumber

Oksida karbon (COx) Karbon dioksida (CO2)

Karbon monoksida (CO)

Pembakaran batubara, minyak dan bahan bakar

lain untuk menghasilkan energy, produksi pabrik dan

transportasi, pembakaran biomassa, kebakaran hu-

tan

Oksida sulfur (SOx) Sulfur dioksida (SO2)

Sulfur trioksida (SO3)

Pembakaran sulfur yang mengandung bahan bakar

seperti batu bara, minyak peleburan biji untuk

ekstraksi logam, ekstraksi minyak tanah, penyulingan

minyak tanah, pembuatan kertas, municipal incin-

eration.

Oksida nitrogen (NOx) Nitrit oksida (NO)

Nitrogen dioksida (NO2)

Penggunaan minyak tanah, diesel untuk transportasi,

pembakaran batu bara, produk dalam pembuatan

pupuk, pembakaran biomassa.

Hidrokarbon (HCs)

atau campuran or-

ganic (Volatile Organ-

ic compound) (VOCs)

Metan (CH4)

Butan (C4H10)

Etilen (C2H4)

Benzena (C6H6)

Benzopiren (C20H12)

Evaporasi bensin dari kendaraan, karburator, pem-

bakaran bahan bakar fosil, biomasa, pembakaran

limbah kota, aktifitas mikroba pada saluran air, pros-

es industry dengan menggunakan bahan pelarut.

Suspended particulate

matter (SPM)

Debu, tanah, garam sulfat,

tetesan asam sulfur,logam

(seperti timah, besi, krom, dll),

partikel karbon, silica, dan

asbes.

Pembakaran bahan bakar, angkutan kendaraan,

pembangunan gedung, penambangan, pemeca-

han batu, pembangkit panas bumi, proses industry,

kebakaran hutan, pembakaran limbah.

Senyawa anorganis

lain

Hidrogen sulfide (H2S), timah,

merkuri dll.

Industri kimia, minyak, sumur/mata air, penyulingan,

pembakaran, limbah kota, pembuatan kertas,

pupuk, cat, keramik.

Liquid droplets Asam sulfur (H2SO4), asam

nitrat (HNO3), minyak pestis-

ida seperti DDT dan malasi

Reaksi polutan di atmosfer, penyemprotan pestisida

dan insektisida, penyulingan minyak.

Oksidan fotokimiawi Ozon (O3), peroksi asil nitrat

(PAN), formaldehid (CH2O),

asetaldehid (C2H4O), hidrgen

peroksida (H2O2), hidroksil

radikal (OH)

Reaksi fotokimiawi di atmosfir yang melibatkan hidro-

karbon, oksida nitrogen dan sinar matahari

Page 20: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 20 Buletin INFO KESPEL

dan factor lain seperti kekebalan tubuh, higienitas. Con-

toh lain, penyakit liver sebagai agen penyebab seperti

sejarah keluarga, perokok, alcohol, stress, dll. Faktor ini

merupakan factor dengan risiko tinggi.

Sejumlah tekanan pada lingkungan seperti pertamba-

han penduduk, pembagian sumber daya alam yang

tidak seimbang, perkembangan teknologi adalah mem-

bawa sejumlah risiko kesehatan. Tabel di bawah adalah

factor-faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan.

Kualitas lingkungan merupakan factor penentu yang

penting baik langsung maupun tidak langsung untuk

kesehatan manusia. Di Negara berkembang populasi

berisiko karena pengaruh hazard kesehatan lingkungan

termasuk persediaan air yang tidak aman dan sanitasi

yang jelek, kualitas rumah yang buruk, makanan rendah

gizi dan meratanya vector yang menyebarkan penyakit.

Risiko Kesehatan Lingkungan

Adalah setiap factor lingkungan, tunggal atau campu-

ran, bertentangan dengan fungsi fisiologi normal tubuh

kita dan menimbulkan ketidakmampuan, penyakit atau

kematian.Risiko kesehatan dapat terjadi dalam jangka

pendek yaitu risiko dalam hitungan hari atau minggu dan

akibatnya hanya sementara dan dapat disem-

buhkan.Contoh, alergi kulit karena bersentuhan bahan

kimia.Risiko kesehatan jangka panjang, berlangsung ber-

bulan-bulan dan bertahun-tahun karena terpapar bahan

berbahaya selama jangka panjang dan terus-

menerus.Biasanya efek penyakit tidak dapat dikembali-

kan dan kronis.Contoh, terpapar berbagai jenis debu,

efek penyakit seperti pneumoconiosis, penumpukan

secara bertahap timbal dari lalu lintas yang padat yang

merusak semua organ tubuh.

Tabel di bawah sumber-sumber bahaya lingkungan

Kesimpulan :

Pengertian kesehatan relatife, tergantung cara pandang

individu. Pengertian menurut WHO adalah kondisi fisik

dan social yang komplet tidak hanya ketiadaan penyakit

atau kelemahan agar manusia dapat menjalankan

hidupnya secara produktif.

Faktor penentu kesehatan adalah biologis,kebiasaan,

lingkungan, social, ekonomi, social budaya, dan system

kesehatan dan factor penentu lainnya, umur, jenis ke-

lamin, hak asasi.

Faktor lingkungan mempunyai peranan penting dalam

pemeliharaan kesehatan dan perkembangan penyakit,

yaitu fisik, kimia, biologi, psikologi dan factor lain. Faktor

ini bias terjadi dengan sendirinya atau rekasi dengan fac-

tor lain. Risiko bahaya lingkungan bias sementara, jangka

pendek, menengah dan penjang.Bahaya dapat

berdampak langsung atau tidak langsung terhadap

kesehatan.

Reff :

Park, K, “Concept of Health and Disease” In Park’s Pre-

ventive and social Medicine, 14th

Edn, Jabalpur, Banarsiddas Bhanot, 2001.

WHO Regional Office for Europe, “Burden of Diseases Atti-

butable to Selected environmental factor and

Injuries Among Europe’s Children and adolescent

“, Environmental Burden of Diseases Series, 2004

Artikel ini ditulis pada saat menempuh perjalanan Jakar-

ta-Semarang cuti liburan IdulFitri 1431H bersama anak-

anakku Gian dan Ganang. Ide timbul karena kepri-

hatinan melihat kerusakan lingkungan dan dipertajam

dari beberapa referensi, (diah lestari).

Faktor Psikososial

Stress, jabatan,

pendapatan,hubungan

teman kerja, teman-

teman dan keluarga

Faktor lain

Situasi, emosional, pengaruh

obat-obatan

FAKTOR BIOLOGI

FAKTOR KIMIA

FAKTOR FISIK

Air

Penyakit

karena

bakteri

spt :

Udara

NOx,- infeksi

Sosial

Me ludah

SUTanah

Cacing,

Hewan

Anjing –

rabies

Nyamuk –

Radiasi

Sinar UV

Page 21: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 21 Buletin INFO KESPEL

RUANG UKLW

2.Penyebab lain yang didapat

(Acquired)

Shaken Baby Sindrome (sindrome

ini menyebabkan kerusakan pa-

da retina dan otak, sehingga

juga dapat menyebaban buta

warna).Kecelakaan dan trauma

lain terhadap retina dan otak.

Sinar Ultra Violet (saat tidak

menggunakan alat pelindung

diri).Banyak kerusakan karena

sinar UV ini terjdi saat kanak-

kanak dan bentuk dari degen-

erasi retina ini menyebabkan

kebutaan .

Obat tertentu seperti Viagra dan

tamoxifen (obat yang direse-

pkan untuk mencegah kanker

payudara) dapat mengubah

p e n g l i h a t a n t e r h a d a p

warna.Namun hal ini sangat ja-

rang ditemui.

Penyakit mata yang parah

dapat juga menyebabkan buta

warna.Penyakit degeneratif ter-

tentu dapat mempengaruhi reti-

na mata dan membatasi ke-

mampuan untuk melihat warna

kuning dan biru.Gangguan pa-

da syaraf optic juga dapat men-

gurangi kemampuan dalam

membedakan warna.Hal ini

dapat terjadi karena proses

peradangan atau kekurangan

vitamin A.Sedangkan katarak

juga dapat menutupi pan-

dangan sehingga sulit untuk

membedakan warna yang ber-

GANGGUAN PENGLIHATAN WARNA

(BUTA WARNA) Oleh : dr. Hj.Endriana Svieta Lubis, MKK

Lanjutan dari Volume VI edisi 1 halaman .................... 40

beda.

Gejala dan Tanda

Mereka yang menderita buta

warna sejak lahir sering tidak

m en yadar i ha l i n i .B ia san ya

orang di sekitar mereka lah yang

mengetahui kelainan tersebut.

Sebagian besar mengalami buta

warna ringan, oleh karena itu

butuh ber tahun-tahun untuk

menyadarinya. Hal diatas bukan-

lah kondisi yang serius dan benar

-benar baru dirasakan dampak-

nya bila mereka ingin menjadi

seorang pilot, supir dan designer

interior.

Pada mereka dengan kelainan ini

maka beberapa warna tertentu ter-

lihat hanya berwarna abu-abu atau

dua warna yang terlihat berbeda

pada orang normal, maka akan sa-

ma/serupa pada mereka dengan

buta warna.

Klasifikasi Buta Warna

Berdasarkan Etiologi: Defisiensi

gangguan warna dapat di klasifikasi-

kan sebagai didapat aau diturunk-

an.

Didapat

Diturunkan: terdapat 3 tipe yang

gangguan penglihaan warna

yang diturunkan atau didapat :

monochrom, dichrom, dan

anomalous trichromacy.

Monocromacy: dikenal sebagai

“buta warna total” adalah ketid-

akmampuan untuk mengenal i

warna, disebabkan karena defek sel

cone atau tidak ada. Monochroma-

cy timbul ketika 2 atau semua ketiga

pigmen cone hilang dan warna dan

terangnya penglihatan berkurang

menjadi 1 dimensi.

Rod monochro (achromatopsia)

adalah gangguan yang jarang

dan ketidakmampuan non pro-

gresif untuk mengenali warna

sebagai akiba dari hilangnya

atau tidak berfungsinya cone

retina. Hal ini berhubungan

d e n g a n s e n s i t i v i t a s c a

(photophobia),nistagmus, dan

buruknya penglihatan.

Monocromacy cone adalah ke-

lainan yang jarang, buta warna

total, yang disertai dengan

penglihatan mata relatif normal,

elektroretinogram, dan el -

ektrooculogram.

Dichromacy adalah gangguang

penglihatan warna sedang – berat

yang mana satu dari 3 warna dasar

tidak ada atau tidak berfungsi. Hal

ini diturunkan dengan terkait sex -

l inked, mempengaruhi laki-laki

secara predominan. Dichromacy

imbul ketika salah satu dari pigmen

cone hilang dan warna berkurang

menjadi 2 dimensi.

Protanopia adalah tipe

defisiensi penglihatan warna

yang berat disebabkan oleh

kehilangan komplit dari fotorese-

Page 22: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 22 Buletin INFO KESPEL

por retina merah. Hal ini meru-

pakan bentuk dari dicho-

matisma yang mana merah

akan tampak gelap, hal ini

terkait keturunan, sex -linked,

dan timbul 1% dari seluruh laki-

laki.

D e u t e r a n o p i a : a d a l a h

gangguan penglihatan warna

yang mana potoresepor hijau di

retina tidak ada secara mode-

rat mempengaruhi discriminasi

merah – hijau. Merupakan ben-

tuk dichromatisasi yang mana

hanya terdapat 2 cone pigmen

hal ini terkait keturunan, sex -

linked, dan timbul 1% dari se-

luruh laki-laki.

T r i t a n o p i a g a n g g u a n

penglihatan warna yang amat

jarang yang mana hanya 2 pig-

men cone yang ada dan

hilangnya reseptor retina biru

secara total.

Anomali Trichromacy adalah tipe

yang umum dar i gangguan

penglihatan warna yang diturunkan,

timbul ketika salah satu 3 pigmen

cone berubah dari spectral snesiivi-

tasnya. Hal ini menyebabkan ketid-

akseimbangan, dar ipada ke-

hilangan, dari trichromacy (normal

penglihatan 3 dimensi)

Protanomali adalah gangguan

penglihatan wanra yang ringan,

yang mana perubahan sensitivi-

tas spectral dari reseptor retina

merah (dekat dengan respon

resepor hijau ) menghasilkan

gangguan pada merah-hijau

hue discrimination. hal ini terkait

keturunan, sex -linked, dan tim-

bul 1% dari seluruh laki-laki. Sering

diturunkan dari ibu ke anak.

Deuteranomali, disebabkan oleh

pergeseran yang sama pada

resepor retina hijau, yang sejauh

ini merupakan tipe yang paling

u m u m d a r i g a n g g u a n

penglihatan warna, secara rin-

gan berpengaruh pada merah-

hijau hue discriminasi pada 5%

laki-laki, hal ini diturunkan dan

terkait sex-linked.

Tritanomaly adalah gangguan

penglihatan warna yang arang,

diurunkan,berefek pada biru-

kuning hue discriminasion.

Berdasarkan Penampakan Klinis

berdasarkan penampakan klinis, bu-

ta warna dapat dibagi menjadi total

atau parsial. Buta warna total lebih

sedikit dibandingkan dari buta

warna sebagian. Terdapa 2 tipe

mayor dari buta warna keduanya

memiliki gangguan dalam mengenal

antara merah dan hijau. Dan juga

kesulitan mengenal antara biru dan

kuning.

Buta warn total

Buta warna sebagian

Merah -Hijau

Dichromasi (protanopia

dan deuteranopia)

Anomalous trichromasi

(Protanomaly dan deuter-

anomaly)

Biru – Kuning

Dichromasi (trianopia)

Anomalous trichromasi

(Tritanomali)

Defisiensi Penglihatan warna Kon-

genital

defisiensi penglihatan warna ongeni-

tal dibagi berdasarkan nomor dari

warna utama yang dibutuhkan un-

tuk menyesuaikan sampel yang

diberikan pada spektrum yang ter-

lihat.

Monochromacy

Monochromasi adalah kondisi dalam

mempunyai hanya 1 chanel untuk

memberitahukan informasi tentang

warna. Monochromats memil iki

ketidakmapuan kompl it untuk

mengenali warna apapun dan

menerima hanya variasi pada

penenarnagn. Hal ini timbul dalam 2

bentuk utama:

1. Monochromasy Batang : biasa

disebut Achromatopsia, di-

mana retina tidak mengan-

dung sel kerucut, sehingga pa-

da penambahan dari absensi

disrciminasi warna, pandangan

dalam cahaya intensitas nor-

mal adalah sulit.Meskipun ja-

rang secara normal, achroma-

topsia cukup umum pada pu-

lau pingelap, bagian dari

negara pohnpei, negara feder-

asi Micronesia, dimana hal ini

dikenal sebagai maskun.:

mengenai 1/12 populasi disana

memilikinya. Pulau ini dihancur-

kan oleh badai pada abad 18,

dan satu dari sedikit laki-laki

yang bertahan hidup memba-

wa gen untuk achromatop-

sia,populasinya sekrang ini ada

beberapa ribu, yang mana

sekitar 30% membawa gen ini.

2. Monochromasi Kerucut. Adalah

kond is i dar i mempunyai

keduanya batang dan kerucut,

tetapi hanya sejenis kerucut.

Monokromat kerucut dapat

memiliki bentuk penglihatan

yang baik pada level cahaya

normal harian. Tetapi tidak

Page 23: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 23 Buletin INFO KESPEL

mampu untuk mengenal i

warna. Monokromasi kerucut

biru (X chromosome) disebab-

kan oleh absensi kerucut L dan

M. ini di encode ditempat

yang sama dengan buta

warna merah-hijau, pada kro-

mosom X. puncak sensitivitas

spektral adalah pada regio biru

dari spektrum penglihatan

(dek at 440nm ). M er ek a

umumnya menunjukan Nystag-

mus (mata bergerak-gerak),

photofobia (sensiivitas cahaya),

p e n u r u n a n k e t a j a m a n

pengl ihatan, dan miopia

Diagnosis

Tes Ishihara merupakan tes yang

banyak dipakai untuk mengetahui

lkelainan ini.Tes ini terdiri dari bebera-

pa serial gambar spot berwarna

, terutama untuk mendiagnosa ke-

lainan akibat defisiensi warna merah-

hijau.

Sebuah gambar (biasanya satu atau

lebih angka) berupa sejumlah spot

deengan warna berbeda , yang

dapat dilihat olh mereka dengan

penglihatan warna noral, namun

tidak buat mereka yang mengalami

buta warna parsial. Tes ini penuh

berisi dengan aneka gabar dengan

latar belakang kombinasi warna

dan mampu mendiagnosa saat

adanya buta warna parsial. Anoma-

loscope, juga dapat digunakan un-

tuk mendiagnosa anomali trikromat.

Namun demikian, tes ishihara hanya

berisi sejumlah angka tertentu dan

oleh karenanya kurang bermanfaat

untuk anak-anak yang belum bisa

membaca angka. Sering dikatakan

bahwa penting untuk mengidentifi-

kasi masalah buta warna sedini

mungkin dan menjelaskan nya kepa-

da anak-anak untuk mencegah

kemungkinan yang terjadi serta

adanya trauma psikologis.Untuk

alasan inilah kini berkembang tes

p engl iha tan w ar na dengan

menggunakan bermacam simbol

(lingkaran, persegi panjang, gambar

mobil dan lain-lain)

Normal

Protanope

Deuteranope

Tritanope

This is how numbers look to a dichro-

mate (only two photopigments) on a

color vision test. *Tritan is not includ-

ed because it is extremely rare.

Normal

Protanope

Page 24: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 24 Buletin INFO KESPEL

Manajemen Terapi

Secara umum tidak ada terapi atau

pengobatan untuk menyembuhkan

k e l a i n a n i n i . N a m u n

demikian ,beberapa jenis filter warna

dan lensa kontak dapat membantu

seseorang dengan buta warna un-

tuk membedakan bermacam warna

dengan lebih baik. Optometrist

dapat menyuplai suatu lensa kontak

tunggal berwarna merah untuk dipa-

kai pada mata yang dominan.Hal ini

dapat memungkinkan si pemakai

untuk melewati tes buta warna untuk

peker jaan ter tentu.Efek dar i

pemakaian alat ini adalah seperti

menggunakan kacamata 3 dimensi

biru/merah dan dapat dipakai un-

tuk”melewati” panjang gelombang

tertentu.Sebagai tambahan, pro-

gram software di komputer telah

dikembangkan untuk membantu

mereka dengan kesulitan mem-

bedakan warna. Desktop gnome

menyediakan akses buta warna

dengan menggunakan gnome-mag

dan software tertentu.

Prognosis

Kelainan buta warna yang diturunk-

an biasanya tidak akan berubah

sepanjang hidup mereka. Se-

dangkan mereka yang mengalami

buta warna setelah lahir,bergantung

p ada m asal ah yan g m e n-

dasarinya.Sebagai contoh, bila buta

warna terjadi karena obat terten-

tu ,maka bila pengobatannya dihen-

tikan penglihatan warna bisa kem-

bali normal.

RINGKASAN

Buta warna adalah kondisi di-

mana seseorang tidak dapat mem-

bedakan adanya perbedaan

warna, bukannya tidak bisa melihat

warna sama sekal i .Def i s iens i

penglihatan warna sebenarnya

merupakan istilah yang lebih tepat

untuk kondisi ini.

Buta warna merupakan kelainan

yang diturunkan.Lebih banyak pria

yang mengalami hal ini dibanding

Deutanope

This is how numbers look to an

anomalous trichromate (three pho-

topigments, one pigment is just a

little off) on a color vision test. The

defect is not as severe compared to

a dichromate. In fact, some of the

test numbers can be seen by an

anomalous trichromate.

Normal

Protanomaly

Deuteronomaly

Page 25: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 25 Buletin INFO KESPEL

para wanita.

Selain itu kelainan ini juga bisa

didapat (acquired) karena pen-

yakit mata lain, peradangan

syaraf optic, trauma yang me-

nyebabkan kerusakan retina dan

otak serta obat tertentu.

Terdapat beberapa jenis buta

warna yaitu :

Buta warna total

Buta warna parsial

Tidak ada terapi atau penyem-

buhan untuk buta warna ini,

kecuali bila berkaitan dengan

penyakit mata yang lain

D i a g n o s a d e n g a n

menggunakan tes ishihara

This is how objects look to a dichro-

mate

Normal

Protanope

Deuteronope

Color Normal

Dichromat

Color Normal

Dichromat

Dichromat

Color Normal

MATA DUITAN

Page 26: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 26 Buletin INFO KESPEL

Dalam pertemuan Majelis Kesehatan Dunia tahun

2005 telah merekomendasikan Peraturan Kesehatan

Internasional 2005 (International Health Regulation-IHR)

menggantikan IHR-1969, karena pengawasan penyakit di

pintu masuk suatu Negara sudah dianggap kurang

efektif sehingga kemungkinan terjadinya penyebaran

penyakit menular antar Negara masih berlangsung.

Salah satu perubahan mendasar dalam orientasi

berfikir dari IHR-1969 menjadi IHR-2005 adalah perubahan

pengendalian kemungkinan penyebaran suatu penyakit

melalui perbatasan, menjadi pengendalian

kemungkinan penyebaran suatu penyakit di sumber

penyakit. Oleh karena itu dalam IHR-2005 sangat

ditekankan pentingnya penguatan Surveilans disemua

tingkatan; kerjasama antar negara meliputi informasi dan

komunikasi bila terjadi situasi kedaruratan kesehatan

masyarakat yang menjadi perhatian Internasional (Public

Health Emergency of International Concern-PHEIC);

menunjuk National Focal Point disetiap Negara; serta

pengawasan di pintu keluar masuk suatu Negara melalui

bandara, pelabuhan maupun lintas batas darat.

IHR : tujuan, ruang lingkup, prinsip dan konsep-konsep

Peraturan Kesehatan Internasional (2005)

(selanjutnya disebut "IHR" atau "Peraturan") adalah

perjanjian internasional yang mengikat secara

hukum di 194 negara (Negara-negara Anggota),

termasuk semua negara anggota WHO. Definisi

"tujuan dan lingkup IHR adalah "untuk mencegah,

melindungi, mengendalikan dan memberikan respon

kesehatan masyarakat terhadap penyebaran pen-

yakit secara internasional dengan cara yang sesuai

dan terbatas pada risiko kesehatan masyarakat serta

menghindari hambatan yang tidak perlu terhadap

lalu lintas dan perdagangan internasional ". Sejak

mulai berlaku pada tanggal 15 Juni 2007, IHR ber-

tujuan melindungi masyarakat global dari risiko

kesehatan masyarakat dan keadaan darurat yang

melintasi perbatasan internasional. Kegiatan ini dil-

aksanakan secara konsisten berdasarkan hukum in-

ternasional dan perjanjian lainnya; pelaksanaannya

harus "menghormati martabat, hak asasi manusia

dan kebebasan fundamental manusia" dan

"dipandu dengan tujuan aplikasi universal guna

melindungi semua orang di dunia dari penyebaran

penyakit secara internasional ".

Ruang lingkup IHR yang luas dan inklusif berke-

naan dengan kesehatan masyarakat dan memiliki

aplikasi untuk memaksimalkan probabilitas seperti

kejadian serius yang dapat menimbulkan konsekuen-

si internasional guna diidentifikasi secara dini dan

penilaian segera dilaporkan oleh Negara-negara

Anggota ke WHO. Peraturan bertujuan untuk mem-

berikan kerangka kerja hukum dalam deteksi,

pencegahan dan pengendalian risiko kesehatan

masyarakat pada sumbernya, sebelum menyebar

melintasi batas, melalui tindakan kerja sama antar

Negara dan WHO.

Pemberitahuan yang diperlukan dalam IHR

"kejadian yang dapat menimbulkan keadaan da-

rurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian

internasional". Dalam hal ini, definisi yang luas dari

"kejadian", "penyakit" dan "risiko kesehatan masyara-

kat" dalam IHR adalah kewajiban membangun sur-

veilans bagi Negara Anggota dan WHO. "Penyakit"

berarti "atau kondisi medis penyakit, terlepas dari asal

atau sumber, yang dapat membahayakan bagi

manusia". Istilah "kejadian" ini secara luas didefinisikan

sebagai "manifestasi dari penyakit atau suatu kejadi-

an yang meningkatkan potensi penyakit". "Risiko

kesehatan masyarakat" mengacu pada

"kemungkinan suatu peristiwa yang mungkin ber-

pengaruh buruk terhadap kesehatan populasi manu-

sia, dengan penekanan dapat menyebar secara

internasional atau mungkin serius datangnya dan

mengandung bahaya langsung". Sebuah

kedaruratan kesehatan masyarakat yang menjadi

10 Hal Yang Perlu Dilakukan Dalam Pelaksanaan IHR 2005

Oleh : Fery Anthony

TEKNOLOGI & INFORMASI

Page 27: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 27 Buletin INFO KESPEL

perhatian internasional (PHEIC) didefinisikan sebagai

"sebuah kejadian luar biasa yang menimbulkan risiko

kesehatan masyarakat negara lain melalui penyeba-

ran penyakit secara internasional dan berpotensi

memerlukan respons internasional yang terkoordina-

si". Sehingga, kejadian yang berpotensi menjadi per-

hatian internasional, mewajibkan Negara Anggota

untuk memberitahukan ke WHO, mulai dari asal atau

sumber timbulnya penyakit menular.

Dalam IHR secara eksplisit memungkinkan WHO

memperhitungkan informasi dari sumber selain pem-

beritahuan resmi dan berkonsultasi, penilaian, untuk

mencari verifikasi kejadian tertentu dari Negara Ang-

gota yang bersangkutan. Tanggung jawab untuk

melaksanakan IHR terletak pada Negara Anggota

dan WHO secara bersama-sama. Dalam rangka

merespon kejadian, atau menanggapi risiko

kesehatan masyarakat dan keadaan darurat, Nega-

ra Anggota harus memiliki kapasitas untuk

mendeteksi kejadian itu melalui peningkatan survei-

lans nasional dan respon infrastruktur. Negara-negara

Anggota diwajibkan bekerja sama secara aktif satu

sama lain, bersama dengan WHO, untuk memobi-

lisasi sumber daya keuangan guna memfasilitasi

pelaksanaan IHR. Atas permintaan, WHO membantu

negara-negara berkembang dalam memobilisasi

sumber daya keuangan dan menyediakan

dukungan teknis guna membangun, memperkuat

dan memelihara kapasitas yang ditetapkan dalam

Lampiran 1 dari Peraturan ini.

2. Memperbarui peraturan perundang-undangan

nasional

Kerangka hukum yang memadai diperlukan Negara

Anggota guna mendukung semua kegiatan IHR di

setiap negara. Di beberapa negara, IHR memberikan

pengaruh dalam yurisdiksi domestik dan hukum

nasional yang mengharuskan pihak berwenang

mengadopsi sebagian pelaksanaan undang-undang

atau seluruh hak dan kewajiban yang relevan bagi

Negara Anggota. Namun, revisi undang-undang

yang baru mungkin tidak secara tegas disyaratkan

satu implementasi atau lebih ketentuan dalam IHR

dalam sistem hukum sebuah negara, revisi beberapa

undang-undang, peraturan atau instrumen lain

masih dapat dipertimbangkan secara efisien, efektif

atau cara yang lebih menguntungkan oleh negara

dalam rangka memfasilitasi kinerja pelaksanaan IHR.

Selain itu, dari sudut pandang kebijakan,

pelaksanaan undang-undang dapat berfungsi

melembagakan dan memperkuat peran operasi dan

kapasitas IHR Negara Anggota, serta kemampuan

untuk melaksanakan hak-hak tertentu yang

tercantum dalam Peraturan ini. Manfaat potensial

lebih lanjut dari undang-undang tersebut adalah

dapat memfasilitasi koordinasi yang diperlukan

antara entitas yang terlibat dalam pelaksanaan

yang berkesinambungan. Untuk alasan ini, Negara

Anggota harus mempertimbangkan IHR guna menilai

relevan undang-undang yang ada untuk

menentukan apakah mungkin cocok untuk revisi

dalam rangka memfasilitasi dan efisien pelaksanaan

penuh dari Peraturan ini.

3. Mengenal berbagi realitas dan kebutuhan koordinasi

pertahanan kolektif

Diakui bahwa globalisasi membawa serta tantangan

baru dan kesempatan penyebaran penyakit secara

internasional adalah titik awal untuk merevisi IHR

(1969). Pada tahun 2003, akhir pengendalian wabah

SARS pemerintah-pemerintah di dunia yakin akan

kebutuhan koordinasi pertahanan kolektif dengan

munculnya ancaman terhadap kesehatan

masyarakat, memberikan dorongan yang diperlukan

untuk menyelesaikan proses revisi.

Kerangka hukum IHR mendukung pendekatan

inovatif yang ada dalam deteksi kejadian global dan

respon terhadap risiko kesehatan masyarakat dan

keadaan darurat. Peraturan saat ini dibangun di atas

fondasi pendahulu mereka, IHR (1969), dan terutama

berdasarkan pengalaman dari WHO dan Negara-

negara Anggota dalam sistem surveilans nasional,

intelijen epidemi, verifikasi, penilaian risiko, waspada

wabah, dan koordinasi respon internasional, yang

semuanya merupakan bagian dari dekade lama

tugas WHO untuk meningkatkan kesehatan

keamanan masyarakal global.

Berbeda dengan IHR (1969), Peraturan saat ini

mempunyai cakupan yang luas, menggunakan

berbagai informasi dan menekankan tindakan

Page 28: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 28 Buletin INFO KESPEL

kolaborasi antara Negara Anggota dan WHO dalam

identifikasi dan penilaian kejadian serta respon

terhadap risiko kesehatan masyarakat dalam

keadaan darurat. WHO berkoordinasi dalam

merespon keadaan darurat kesehatan masyarakat

yang menjadi perhatian internasional, tindakan

maksimum diganti dengan rekomendasi resmi dan

spesifik konteks-tindakan kesehatan, disesuaikan

dengan ancaman aktual yang dihadapi.

4. Mengamati dan melaporkan kemajuan pelaksanaan

IHR

Negara-negara Anggota dan WHO sama-sama

diwajibkan untuk melaporkan kepada Majelis

Kesehatan Dunia tentang pelaksanaan IHR. Sampai

saat ini, persyaratan ini telah dipenuhi melalui

pelaporan tahunan oleh Sekretariat WHO guna

mengatur badan-badan tersebut. Dengan

menggunakan informasi yang dikumpulkan melalui

kuesioner, Sekretariat WHO telah meringkas kegiatan

yang dilakukan oleh negara-negara untuk

melaksanakan IHR tersebut. Hal ini untuk

mengantisipasi bahwa, di masa depan, data ini akan

dikumpulkan dengan menggunakan indikator-

indikator tertentu yang saat ini sedang

dikembangkan. Selain itu, dalam IHR, Departemen

Koordinasi bekerja sama dengan Kantor WHO

Wilayah dan departemen terkait lainnya,

melaporkan program kerja ke WHO guna

mendukung pelaksanaan IHR.

5. Pemberitahuan, laporan, konsultasi dan permintaan

verifikasi oleh WHO

IHR menggambarkan unsur-unsur prosedur utama

pemberitahuan yang harus diikuti oleh Negara-

negara Anggota dan WHO dalam hal berbagi

informasi yang berkaitan dengan kejadian.

Hubungan komunikasi secaraa resmi di bawah IHR

dilakukan antara National IHR Focal Point dan

regional WHO IHR Contact Point, keduanya secara

resmi ditunjuk dan dibutuhkan selama 24-jam sehari,

7 hari seminggu.

Dalam IHR (2005) menyebutkan tiga cara di mana

Negara-negara Anggota dapat melakukan

komunikasi terkait kerjadian kepada WHO :

Pemberitahuan - Dalam IHR, Negara Anggota wajib

memberitahukan kepada WHO semua kejadian

yang dinilai kemungkinan merupakan suatu PHEIC,

dengan mempertimbangkan konteks di mana

sebuah peristiwa terjadi. Pemberitahuan ini harus

dilaporkan dalam waktu 24 jam penilaian oleh

negara menggunakan instrumen keputusan dalam

Lampiran 2 dari Peraturan ini. Instrumen keputusan ini

mengidentifikasi empat kriteria Negara Anggota

harus mengikuti penilaian tentang peristiwa dalam

wilayah mereka dan keputusan mereka, apakah

peristiwa ini harus dilaporkan ke WHO :

Apakah kejadian berdampak serius terhadap

kesehatan masyarakat?

Apakah kejadian tidak biasa atau tak terduga?

Apakah ada risiko penyebaran internasional yang

signifikan?

Apakah ada risiko pembatasan perjalanan dan

perdagangan internasional yang signifikan?

Pemberitahuan harus diikuti dengan komunikasi terus

menerus mengenai informasi kesehatan masyarakat

secara rinci tentang kejadian, termasuk, jika

memungkinkan, definisi kasus, hasil laboratorium,

sumber dan jenis risiko, jumlah kasus dan kematian,

kondisi yang mempengaruhi penyebaran penyakit

dan tindakan kesehatan yang dilakukan.

Konsultasi - Dalam kasus di mana Negara Anggota

tidak dapat menyelesaikan penilaian definitif

menggunakan algoritme pada Lampiran 2, Negara

Anggota memiliki pilihan eksplisit berkonsultasi

dengan WHO dan meminta saran evaluasi, penilaian

dan tindakan tepat yang harus dilakukan.

Laporan Lain - Negara Anggota harus memberitahu

WHO melalui National IHR Focal Point dalam waktu

24 jam setelah memperoleh bukti adanya risiko

kesehatan masyarakat yang teridentifikasi di luar

wilayahnya yang dapat menyebabkan penyebaran

penyakit internasional, seperti kasus manifestasi

manusia yang berasal dari ekspor atau impor, vektor

yang membawa infeksi atau kontaminasi, atau

barang yang terkontaminasi.

Selain ketiga jenis komunikasi di atas, Negara

Anggota yang disyaratkan dalam IHR untuk

merespon Permintaan WHO untuk Verifikasi. WHO

memiliki wewenang untuk mendapatkan verifikasi

Page 29: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 29 Buletin INFO KESPEL

dari Negara Anggota mengenai laporan tidak resmi

atau komunikasi, yang diterima dari berbagai

sumber, tentang kejadian yang timbul di dalam

wilayah mereka yang mungkin merupakan PHEIC;

laporan ini awalnya ditinjau oleh WHO sebelum

menerbitkan permintaan verifikasi. Negara Anggota

harus menjawab permintaan verifikasi dari WHO

dalam waktu 24 jam dan memberikan informasi

kesehatan masyarakat tentang status kejadian dan

pemberitahuan harus didiikuti dengan komunikasi

terus menerus secara rinci dan akurat mengenai

informasi kesehatan masyarakat yang tersedia.

6. Memahami peranan WHO dalam deteksi kejadian

internasional, penilaian bersama dan tanggapan

IHR mengamanatkan WHO untuk mengelola

respon internasional terhadap kejadian akut dan

risiko kesehatan masyarakat, termasuk keadaan

darurat kesehatan masyarakat yang menjadi

perhatian internasional. Peraturan ini mewajibkan

WHO untuk melakukan pengawasan umum, dan

menetapkan prosedur khusus bagi Negara Anggota

yang bersangkutan dan WHO berkolaborasi dalam

penilaian dan pengendalian kejadian risiko

kesehatan masyarakat, bahkan sebelum kejadian

tersebut resmi diberitahukan kepada WHO.

Pada tingkat internasional, WHO setiap saat

menganalisis kejadian kesehatan masyarakat

dengan menggunakan pengetahuan teknis,

pemahaman tentang konteks situasi dan

operasional, dan persyaratan komunikasi risiko untuk

menilai risiko kesehatan masyarakat sesuai dengan

mandat WHO dalam IHR tersebut. Untuk lebih

memperkuat kewaspadaan internasional dan

kemampuan respon, WHO telah mengembangkan

peningkatan manajemen-sistem kejadian dan

standar operasional prosedur. Fungsi manajemen-

sistem ini berbasis-web sebagai tempat

penyimpanan resmi semua informasi yang relevan

mengenai suatu kejadian yang dapat menimbulkan

keadaan darurat kesehatan masyarakat yang

menjadi perhatian internasional. WHO memfasilitasi

komunikasi dengan Focal Point Nasional IHR,

lembaga-lembaga teknis dan mitra, dan

menyediakan informasi kesehatan masyarakat yang

tepat guna untuk manajemen kejadian dan risiko.

Informasi yang berkaitan dengan risiko

kesehatan masyarakat diberitahukan atau

dilaporkan ke WHO dan secara bersama-sama dinilai

dengan Negara Anggota yang terkena dampak

untuk memastikan sifat dan tingkat risiko, potensi

penyebaran penyakit internasional dan gangguan

perjalanan dan perdagangan, respon yang tepat

dan strategi pencegahan.

Dalam rangka untuk memenuhi kewajiban IHR

dan untuk memfasilitasi pertukaran informasi antara

Organisasi dan Negara-Negara Anggota, WHO telah

membentuk Situs Informasi kejadian IHR. Situs ini

dapat diakses Nasional IHR Focal Points dan dalam

situs ini menyediakan informasi yang terkini mengenai

kejadian kesehatan masyarakat yang sedang

berlangsung yang menjadi perhatian internasional.

7. Partisipasi dalam penentuan PHEIC dan penerbitan

rekomendasi WHO

Penentuan PHEIC dan penerbitan rekomendasi

WHO yang telah dilakukan oleh Direktur Jenderal

jarang terjadi. Memang, sejak berlakunya IHR ini

pada tanggal 15 Juni 2007 hanya satu kali

rekomendasi yang dikeluarkan. Selain itu sangat

penting bagi Negara-negara Anggota IHR untuk

menyadari proses yang mungkin mempengaruhi hak

mereka ketika berkonsultasi dan memaparkan

pandangan mereka. Jika diperlukan aksi global

dalam memberikan respon kesehatan masyarakat

guna mencegah atau mengendalikan penyebaran

penyakit secara internasional, di dalam IHR Direktur

Jenderal WHO diberi wewenang untuk menentukan

bahwa kejadian ini merupakan sebuah PHEIC. Pada

kesempatan tersebut, IHR Komite Darurat

memberikan pandangan kepada Direktur Jenderal

mengenai rekomendasi sementara yang sesuai dan

memerlukan tindakan kesehatan yang paling umum

untuk menanggapi keadaan darurat. Komite Darurat

juga akan memberikan saran, pada kasus di mana

Negara Anggota yang bersangkutan mungkin tidak

setuju telah terjadi PHEIC. Rekomendasi sementara

yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal terhadap

Negara Anggota yang tidak terkena dampak untuk

Page 30: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 30 Buletin INFO KESPEL

mencegah atau mengurangi penyebaran penyakit

secara internasional dan menghindari hambatan

yang tidak perlu bagi lalu lintas internasional.

8. Meningkatkan respon dan kapasitas surveilans

nasional

Aspek fundamental lain dari IHR adalah

kewajiban bagi semua Negara Anggota untuk

mengembangkan, memperkuat dan menjaga

kapasitas inti kesehatan masyarakat dengan

surveilans dan respon. Untuk bisa mendeteksi,

menilai, memberitahukan dan melaporkan kejadian

dan merespon terhadap risiko kesehatan masyarakat

dalam keadaan darurat yang menjadi perhatian

internasional, Pihak Anggota harus memenuhi

persyaratan yang diuraikan dalam Lampiran 1A dari

IHR (2005). Pada Lampiran 1A menguraikan kapasitas

inti di tingkat lokal (masyarakat), tingkat nasional,

termasuk di tingkat internasional, penilaian semua

laporan peristiwa yang mendesak dalam waktu 48

jam dan segera melaporkan kepada WHO melalui

National IHR Focal Point, jika diperlukan.

IHR mensyaratkan setiap Negara Anggota,

dengan dukungan WHO, untuk memenuhi

kebutuhan pengawasan dan kapasitas inti respon

"sesegera mungkin", tetapi tidak lebih dari lima tahun

setelah tanggal berlakunya bagi negara itu. IHR

sebagaimana ditentukan melakukan proses dua

tahap untuk membantu Negara-Negara Anggota

guna merencanakan pelaksanaan kesehatan

masyarakat yang sesuai dengan kapasitas

kewajibannya. Pada tahap pertama, dari 15 Juni

2007 sampai dengan 15 Juni 2009, Negara-negara

Anggota harus menilai kemampuan struktur nasional

yang ada dan sumber daya untuk memenuhi

kapasitas inti pengawasan dan persyaratan respon.

Penilaian ini harus mengarah pada pengembangan

dan pelaksanaan rencana aksi nasional.

Sebagaimana ditentukan dalam IHR, WHO harus

mendukung penilaian ini dan memberikan

bimbingan terhadap perencanaan nasional dan

memperkuat kapasitas pelaksanaan rencana ini.

Pada tahap kedua sejak 15 Juni 2009 hingga tanggal

15 Juni 2012, rencana aksi nasional yang diharapkan

dapat dilaksanakan oleh setiap negara untuk

memastikan bahwa adanya kapasitas inti yang

relevan dan berfungsi di seluruh negeri dan/atau

wilayah. Negara Anggota yang mengalami kesulitan

dalam mengimplementasikan rencana mereka

dapat meminta jangka waktu dua tahun tambahan

hingga 15 Juni 2014 guna memenuhi kewajiban

mereka seperti yang tecantum dalam Lampiran 1A.

Atas dasar kebutuhan yang relevan, perpanjangan

dua tahun dapat diperoleh. Dalam keadaan luar

biasa, dan didukung oleh rencana implementasi

yang baru, Direktur Jenderal WHO dapat

member ikan Negara Anggota indiv idu

perpanjangan lebih lanjut dan tidak melebihi dua

tahun untuk memenuhi kewajibannya.

9. Meningkatkan keamanan kesehatan masyarakat di

pelabuhan bandara dan perlintasan darat

Di pintu masuk Internasional, baik darat, laut atau

udara, diberikan kesempatan untuk menerapkan

tindakan guna mencegah penyebaran penyakit

secara internasional. Untuk alasan ini, ketentuan

dalam penanganan aspek ini dalam IHR (1969) telah

diperbarui dalam IHR (2005) dan juga telah

disertakan beberapa ketentuan baru. Ketika

menerapkan langkah IHR yang terkait dengan

kesehatan misalnya, wisatawan internasional,

mereka harus diperlakukan dengan hormat dan

sopan, dengan mempertimbangkan jenis kelamin,

sosial budaya, etnis dan agama. Mereka harus

diberikan makanan yang layak, air, akomodasi dan

perawatan medis jika dikarantina, diisolasi, tindakan

kesehatan masyarakat atau medis lainnya dan

dalam pelaksanaannya tunduk di bawah IHR (2005).

Negara-negara Anggota diminta untuk

menunjuk bandara, pelabuhan dan perlintasan

darat internasional dengan mengembangkan

kapasitas kesehatan masyarakat tertentu dalam

menerapkan langkah yang diperlukan untuk

mengelola berbagai risiko kesehatan masyarakat.

Kapasitas ini meliputi akses terhadap pelayanan

medis yang sesuai (dengan fasilitas diagnostik), alat

transportasi orang sakit, tenaga terlatih untuk

memeriksa kapal, pesawat terbang dan alat angkut

lainnya, pemeliharaan lingkungan yang sehat serta

Page 31: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 31 Buletin INFO KESPEL

memastikan rencana dan fasilitas dalam

menerapkan langkah-langkah darurat karantina.

10. Sosialisasi IHR dan penggunaan dokumen kesehatan

di pintu masuk

Dalam pelaksanaan IHR ini menggunakan

berbagai dokumen kesehatan di pelabuhan,

bandara dan perlintasan darat. Kegagalan oleh

Negara-negara Anggota mengenai penggunaan

dokumen-dokumen dalam operasi sehari-hari dapat

menyebabkan hambatan yang tidak perlu bagi lalu

lintas internasional.

Model Sertifikat Bebas Pengawasan Sanitasi Kapal/

Sertifikat Pengawasan Sanitasi Kapal (Ship Sanitation

Control Exemption Certificate/Ship Sanitation Control

Certificate atau SSCEC/SSCC)

Sertifikat Bebas Hapus Tikus/Sertifikat Hapus Tikus

(Deratting Exemption Certificate/Deratting

Certificate atau DEC/DC) yang sempit lingkupnya

telah digantikan dengan Sertifikat Bebas

Pengawasan Sanitasi Kapal/Sertifikat Pengawasan

Sanitasi Kapal (SSCEC/SSCC) pada tanggal 15 Juni

2007.

Model Maritim Deklarasi Kesehatan (Maritime

Declaration of Health atau MDH)

Maritim deklarasi kesehatan mencerminkan

ruang lingkup yang lebih luas dari IHR dan sesuai

dengan standar teknis dan terminologi.

Model Sertifikat Internasional Vaksinasi Atau

Profilaksis Menggantikan Sertifikat Internasional

Vaksinasi atau Vaksinasi Ulang Terhadap Penyakit

Demam Kuning

Demam Kuning adalah penyakit khusus yang

hanya ditetapkan oleh IHR dan bukti vaksinasi atau

profilaksis mungkin diperlukan pelancong sebagai

syarat masuk ke suatu Negara. "Sertifikat international

vaksinasi atau vaksinasi ulang terhadap demam

kuning" diganti oleh "sertifikat Internasional vaksinasi

atau profilaksis" (ICV). Dokter yang mengeluarkan

sertifikat harus mencatat perbedaan utama dari

sertifikat lama dengan menetapkan secara tertulis

penyakit pada tempat yang telah disediakan dan

sertifikat yang dikeluarkan adalah demam kuning.

Dalam ICV tidak berisi referensi ke pusat vaksinansi

yang ditunjuk.

Deklarasi Kesehatan Pesawat Umum (General

Declaration atau Gendec)

Dokumen ini merupakan bagian dari Organisasi

Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), sebuah

lembaga dalam PBB. Dokumen ini secara periodik

ditinjau oleh Negara Anggota ICAO, dan secara

historis, untuk tujuan praktis, diperbanyak pada

lampiran IHR. Deklarasi revisi Juli 2007 yang diadopsi

oleh ICAO telah disalin pada edisi kedua 2008 dalam

IHR (2005).

Page 32: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 32 Buletin INFO KESPEL

T ahukah anda bahwa dalam kehidupan kita sehari

– hari dikelilingi oleh lautan radioaktif? Namun

demikian, anda jangan takut tetapi kita harus selalu

lebih berhati – hati.

Kenapa kita terlalu takut dengan dampak radiasi nuklir

oleh meledaknya Perusahaan Listrik Tenaga Nuklir di Fu-

kushima – Jepang? Padahal di sekitar kita justru banyak

sekali sumber radiasi yang harus diwaspadai.

Semua penumpang pesawat yang berasl dari Negara

Jepang diukur ada atau tidaknya kontaminasi radiasinya,

media masa menyorot hal itu, semuanya kebakaran

jenggot. Memang benar bahwa kita harus selalu waspa-

da namun kita harus tahu bahwa belum ada pernyataan

dari Badan Keshatan Dunia bahwa dmpak nuklir di Je-

pang itu belum merupakan masalah kedaruratan

kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia. TITIK !!!

Kita memiliki utusan tenaga professional dan konsultan

yang bekerja pada Badan Kesehatan Dunia tersebut,

kita punya Badan Pengawas Tenaga Nuklir yang mam-

pu bekerja sebagai intelejen nuklir tanpa harus membuat

resah masyarakat.

Justru sumber radioaktif yang berada di sekitar ke-

hidupan kita sehari – hari inilah yang perlu diwaspadai.

Benda - benda alami maupun buatan manusia,

peralatan – peralatan yang kita gunakan sehari – hari,

lantas siapa yang peduli ??? Early Worning System yang

disingkat seperti nama sebuah momok EWORS atau

dengan kata lain system kewaspadaan dini terhadap

bahaya dampak radiasi ini harus dikelola dengan baik

oleh institusi pemerintah ataupun institusi independen

yang berfungsi sebagai pengkaji maupun sebagai

pengawas.gar ataupun dicium. Radiasi adalah panca-

ran energy melalui suatu materi atau ruang dalam ben-

tuk panas, partikel atau gelombang elektromagnetig /

cahaya (foton) dari sumber radiasi. Indera manusia tidak

bisa mendeteksi radiasi. Ada dua macam radiasi, yakni

Radiasi Pengion dan Radiasi Non Pengion.

Radiasi pengion yakni radiasi yang apabila menumbuk

atau menabrak suatu matri akan muncul partikel bermu-

atan listrik yang disebut ion, sebagai sontoh : alpha, beta,

neutron, proton, gamma dan X-Rays. Sedangkan Radiasi

non pengion yakni radiasi yang tidak dapat men-

imbulkan ionisasi, sebagai contoh : gelombang radio,

televise, microwave, infra merah, electron energy ren-

dah.

Radiasi tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, diden

Marilah kita simak beberapa benda – benda yang

disinyalir sebagai sumber radiasi :

1. Handphone

Pada era ini, hampir seluruh laipisan masyarakat telah

memiliki telepon tangan (handphone). Anak sekolah,

mahasiswa, pegawai negeri ataupun swasta, bahkan

pemulungpun telah mempunyai handphone. Hebat

bangsa kita ini. Tanpa kita sadari bahwa handphone

ini juga merupakan sumber radiasi (non pengion)

yang harus kita waspadai.

2. Televisi

Hampir seluruh rumah tangga anak bangsa ini mem-

iliki Televisi juga, bik di daerah perkotaan maupun di

pedesaan. Tampaknya televise sudah menjadi kebu-

tuhan pokok masyarakat Indonesia pada umumnya

karena hiburan dan informasi apapun dapat di-

peroleh dengan cara visual yang menarik. Tanpa kita

sadari bahwa televisi ini juga merupakan sumber radi-

asi (non pengion) yang harus kita waspadai.

BEBERAPA SUMBER RADIOAKTIF DI SEKITAR KITA

Oleh : Roswitha Kusuma Wardhani

Page 33: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 33 Buletin INFO KESPEL

3. Radio

Walaupun radio secara tersendiri sudah jarang dimi-

nati masyarakat, namun radio yang menjadi satu

dengan handphone, radio yang menjadi satu

dengan televise, radio yang menjadi satu dengan

tape recorder baik yang berada dalam mobil atau-

pun dalam rumah masih banyak diminati oleh

masyarakat Indonesia bahkan siaran radiopun masih

kuat keberadaannya. Tanpa kita sadari juga bahwa

radio ini juga merupakan sumber radiasi (non pen-

gion) yang harus kita waspadai.

4. Ubin

Lantai (lantai) rumah yang dari batuan kerak bumi

sangat digemari masyarakat karena terkesan mewah

dan mahal harganya seperti marmer dan sejenisnya.

Tanpa kita sadari juga bahwa ubin jenis tersebut juga

merupakan sumber radiasi (pengion) yang harus kita

waspadai karena radiasi Thoron (Rn 220) ataupun Ra-

don (Rn 222). Akhirnya orang berduit semakin

bingung membuat rumah mewah yang bebas radiasi

yang membahayakan manusia, tetapi tidak perlu

khawatir . . . rumah mewah yang bebas radiasi yakni

rumah yang terbuat dari bahan kayu.

5. Mata cincin

Mata cincin yang kita pakai sehari – hari kebanyakan

terbuat dari batuan kerak bumi seperti jenis phyrus,

pasir mas, batu giok, crystal swarov, safir, dan lain –

lain. Tanpa kita sadari juga bahwa mata cincin jenis –

jenis tersebut juga merupakan sumber radiasi

(pengion) yang harus kita waspadai

Pemakaian sinar rontgen (X-rays)

Sinar rontgen dipakai dalam dunia kedokteran guna

pemeriksaan kesehatan yang diharapkan justru tidak

menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan

manusia. Oleh sebab itu, pemakaian alat ini berada

dibawah pengawasan Badan Pengawas Tenaga

Nuklir.

6. Pemakaian sinar rontgen (X-rays)

Sinar rontgen dipakai dalam dunia kedokteran guna

pemeriksaan kesehatan yang diharapkan justru tidak

menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan

manusia. Oleh sebab itu, pemakaian alat ini berada

dibawah pengawasan Badan Pengawas Tenaga

Nuklir.

7. Dan lain – lain benda ataupun peralatan yang berada

di sekitar kita, termasuk upaya pengobatan, dian-

taranya untuk pengobatan kanker yakni chemo tera-

py.

Page 34: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 34 Buletin INFO KESPEL

SERBA SERBI

Stres pada era kompetitif ini merupakan hal yang sering

terjadi yang tidak terpisahkan dari kehidupan bahkan

hampir setiap hari orang bergelut dengan stress. Konsdisi

mental yang tertekan, jangan dibiarkan sampai

berkepanjangan karena akan merugikan dan dapat

membahayakan kesehatan fisik kita.

Pekerjaan dan tugas yang menumpuk

Pekerjaan kantor ataupun tugas – tugas sekolah dan lain

– lain yang menumpuk walaupun sudah berusaha

bekerja lewat waktu dan dengan upaya maksimal

namun belum juga dapat segera menuntaskan

pekerjaan. Hal ini akan membuat kita menjadi stress

karena kondisi fisik kita yang terbatas karena membuat

kita penat, pusing tujuh keliling, tidak berdaya, dan lain –

lain.

Bisnis yang penuh tekanan

Bisnis pada era ini penuh variasi dan tekanan dari pihak

manapun, mulai dari bisnis jualan kopi seduh di pinggir

jalan sampai pada bisnis yang menghasilkan keuntungan

milyard. Jualan kopi seduh di pinggir jalan harus

mengeluarkan uang keamanan dan lain – lain mulai dari

bayar uang ke preman yang berkuasa di area sekitar

jualan, uang ke RT atau RW, sampai bayar uang retribusi

jualan ke Pemda. Pelaku bisnis milyard seperti toko atau

rumah makan harus mengeluarkan uang keamanan dan

lain – lain mulai dari bayar uang ke preman yang

berkuasa di area sekitar jualan, uang ke RT atau RW,

uang keramain yang dihitung per kursi, sampai bayar

uang retribusi jualan ke Pemda, sedangkan para

perusahaan jasa, selain harus membayar terhadap

oknom – oknom tersebut diatas namun juga harus

membawa upeti buat para pemberi perintah pekerjaan

dan para pembuat kebijakan, dan lain – lain. Hal ini bisa

membuat kita menjadi stress karena banyaknya masalah

yang dihadapi, belum lagi dalam menghitung

keuntungan yang semakin menipis bahkan bisa

membuat perusahaan pailit dan bangkrut.

Kehilangan orang atau benda yang kita sayangi

Orang dewasa yang kehilangan orang dewasa yang

disayangi dapat membuat kita patah secara berlarut –

larut tanpa ada pemecahan masalahnya, apalagi

apabila seorang anak kecil yang kehilangan orang yang

disayanginya.

Kondisi ini bukan hanya berlaku pada perempuan

dewasa saja namun juga dapat berlaku pada laki – laki

dewasa yang kehilangan pacar atau pasangan

hidupnya. Mungkin ditinggalkan oleh karena kematian

ataupun karena pasangan hidupnya memperoleh

pasangan hidup yang lain. Apabila hal ini tidak segera

dipecahkan masalahnya maka secara berlarut – larut

HINDARI !!!

STRESS BERKEPANJANGAN Oleh : Roswitha Kusuma Wardhani

Page 35: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 35 Buletin INFO KESPEL

akan menyebabkan stress yang berkepanjangan yang

dapat membahayakan kesehatan fisik kita, apalagi

apabila hal ini menimpa pada diri seorang anak kecil

yang kehilangan orang tuanya. Kehilangan orang yang

kita sayangi oleh sebab kematian memanglah tidak ada

pemecahan masalahnya secara langsung sehingga

perlu kita mengambil langkah pemecahan masalah

terbaik.

Bisa separah apakah dampak stres? Karena kondisi

mental dan emosi seseorang mempengaruhi kesehatan

fisiknya, stres parah dapat menyebabkan sakit fisik

bahkan meninggal. Bagaimana stres dapat berakibat

sefatal itu? Semakin lama seseorang tidak dapat

mengatasi stres dengan baik maka dampak

akumulatifnya akan semakin besar yang kemunculannya

di permukaan tanpa terduga. Orang yang tampaknya

tenang dan kalem dalam menghadapi masalah, juga

bisa menjadi korban stress ini karena ketenangan yang

tampak pada raut muka tidaklah mewakili kondisi mental

yang sesungguhnya. Hal ini juga berlaku terhadap orang

yang lebih ekspresif, merekapun bisa terkena dampak

dari stres.

Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa stres

terkait dengan berbagai penyakit orang modern, seperti

jantung, tekanan darah tinggi, stroke, kanker, fungsi re-

produksi dan penyakit lain. Sistem syaraf manusia akan

merespon tekanan mental sehingga otak melepaskan

hormone kortisol yang membanjiri aliran darah namun

respon tersebut tidak banyak berguna sehingga berdam-

pak stress jangka pendek. Apabila hal ini terjadi secara

terus menerus dan berkepanjangan maka dapat men-

imbulkan masalah yang berdampak pada rusaknya

fungsi tubuh terutama sistem syaraf menjadi lelah, tidak

mampu memberi respon apapun dan fungsi control

menjadi tidak terkendali.

Beberapa penyakit akibat stress yang berkepanjangan.

1. Gangguan syaraf : pada saat stres, sinyal otak

memicu kelenjar adrenal untuk melepaskan

berbagai bahan kimia alami (adrenalin dan korti-

sol) ke otak. Tingginya bahan kimia tersebut

dapat mengganggu fungsi syaraf yang mengaki-

batkan berbagai penyakit syaraf.

2. Gangguan reproduksi : Pada laki – laki, stress

dapat menimbulkan impotensi. Sedangkan apa

perempuan, stress bisa memperpanjang atau

memperpendek siklus menstruasi dan membuat

menstruasi lebih sakit.

3. Gangguan pernafasan : Pada kondisi stres yang

tinggi, cenderung bernafas lebih cepat. Hal ini

bisa memicu sesak nafas dan membuat tubuh

lebih rentan terhadap virus.

4. Gangguan kardiovaskuler : stres cenderung mem-

buat jantung berdetak lebih cepat dan tekanan

darah meningkat. Apabila stres berlangsung

berkepanjangan, bisa berpengaruh terhadap

pembuluh darah dan peningkatan kadar kolester-

ol sehingga berisiko tinggi terhadap terjadinya

penyakit jantung dan stroke

Dan lain – lain.

Page 36: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 36 Buletin INFO KESPEL

Bagaimana cara menghindari stress berkepanjangan?

Mudah saja!!! Pada saat kita terkena tekanan mental

jangka pendek yang menyebabkan kita stress, segeralah

mengantisipasi tekanan mental tersebut agar tidak ter-

jadi berulang – ulang dan berkepanjangan yang dapat

membahayakan kesehatan fisik kita.

Caranya? Pecahkan masalah secara jitu, jangan me-

mecahkan masalah dengan cara membuat masalah

yang baru, keluar dari lingkaran setan masalah,

menghindar dan lari dari masalah yang berulang, selan-

jutnya ambil kekuasaan dan buat perubahan. Seder-

hana, bukan?!

PHOTO KEGIATAN PERTEMUAN JEJARING KERJA DAN KEMITRAAN KEKARANTINAAN

DAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

Page 37: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 37 Buletin INFO KESPEL

JEJARING & KEMITRAAN

Dunia saat ini dihadapkan pada era globalisasi

yang ditandai dengan semakin majunya dunia teknologi

dalam bidang informasi dan transportasi. Kemajuan

teknologi informasi dan transportasi telah mampu mem-

buka sekat – sekat yang membatasi penduduk untuk

melakukan mobilisasi. Pemanfaatan teknologi oleh

manusia kian meningkat tetapi ironisnya justru manusia

dihadapkan pada berbagai masalah, terutama masalah

yang berkaitan dengan kesehatan manusia.

Ancaman global kian mengancam, adanya

New Emerging Desease : Influenza A (H1N1), SARS, Nipah

Virus, Paragoniasis Pulmonallis, Ebola, Hanta Fever.

Disamping itu juga adanya Emerging disease antara lain

HIV/AIDS, Dengue Haemoragig Fever, Japanese B,

Encephalitis, Chikungunya, Cholera, Salmonellosis,

malaria dan TBC. Sedangkan Re emerging desease

antara lain : Pes, Filariasis, Scrub thypus, Anthrax, dan

Rabies juga menunjukan peningkatan lagi.

IHR 2005 yang telah diberlakukan sejak 15 Juni

2007 menekankan pentingnya peningkatan

pengawasan yang ketat di pintu masuk negara.

Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan terbesar

dan tersibuk di Indonesia yang merupakan pintu

gerbang keluar masuknya barang maupun orang, baik

awak kapal maupun penumpang yang berasal dari

dalam maupun luar negeri dan juga sekaligus sebagai

pintu keluar maupun masuknya penyakit beserta faktor

risikonya, baik yang terbawa melalui kapal, barang,

barang bawaan lainnya, dan pelaku perjalanan yaitu

awak kapal dan penumpang.

Berdasarkan Permenkes RI No. 356 Tahun 2008

Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan

Pelabuhan, bahwa KKP sebagai Unit Pelaksana Teknis di

Lingkungan Kementerian Kesehatan yang berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Dirjen PP & PL,

mempunyai tugas melaksanakan pencegahan masuk

dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah. Dan

salah satu fungsi yang dilaksanakan yaitu kekarantinaan.

Pelaksanaan kekarantinaan di pelabuhan akan berjalan

maksimal dengan adanya dukungan dan kerjasama

dengan lintas program, lintas sektor dan stake holder

terkait di wilayah Pelabuhan Tanjung Priok.

Untuk itu Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I

Tanjung Priok selalu membangun kerjasama dengan

lintas program, lintas sektor dan stake holder terkait di

wilayah pelabuhan dalam bidang kekarantinaan dan

surveilens epidemiologi. Upaya kerjasama tersebut di-

wujudkan melalui pertemuan jejaring kerja dan

kemitraan kekarantinaan dan surveilans epidemiologi

yang dilaksanakan pada tanggal 24 – 26 Februari 2011

di Resort Prima Cipayung, Bogor – Jawa Barat.

TUJUAN

Tujuan umum pertemuan ini yakni membangun dan

meningkatkan sinergisme kerjasama serta dukungan

lintas sector dan stake holder dalam pelaksanaan kekar-

antinaan dan surveilans epidemiologi di wilayah

Pelabuhan Tanjung Priok dalam mewujudkan cegah

tangkal penyakit beserta faktor risikonya.

Tujuan khusus pertemuan ini antara lain, yakni

a. Diketahuinya peran masing-masing instansi yang

ada di pelabuhan dalam Pelaksanaan

Kekarantinaan dan Surveilans Epidemiologi di

wilayah Pelabuhan Tanjung Priok

b. Diketahuinya kegiatan Pengendalian Karantina

dan Surveilans Epidemiologi KKP kelas I Tanjung

Priok

c. Diketahuinya kebutuhan kapasitas inti IHR dalam

pengendalian Kedaruratan Kesehatan Masyarakat

di wilayah Pelabuhan Tanjung Priok

d. Adanya kesepakatan bersama dari para peserta

dalam mendukung pelaksanaan kekarantinaan

dan surveilans epidemiologi di wilayah Pelabuhan

Tanjung Priok

EXECUTIVE SUMARY

PERTEMUAN JEJARING KERJA DAN KEMITRAAN KEKARANTINAAN

DAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

Page 38: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 38 Buletin INFO KESPEL

POKOK BAHASAN

Peran Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok

dalam Pelaksanaan Kekarantinaan dan Surveilans

Epidemiologi di wilayah Pelabuhan Tanjung Priok

Peran Kantor Syahbandar Kelas Utama Tanjung Priok

dalam Pelaksanaan Kekarantinaan dan Surveilans

Epidemiologi di wilayah Pelabuhan Tanjung Priok

Peran PT. (Persero) PELINDO II Cabang Tanjung Priok

dalam Pelaksanaan Kekarantinaan dan Surveilans

Epidemiologi di wilayah Pelabuhan Tanjung Priok

Peran DPC INSA JAYA dalam Pelaksanaan

Kekarantinaan dan Surveilans Epidemiologi di

wilayah Pelabuhan Tanjung Priok

Kebutuhan Kapasitas Inti IHR dalam Pengendalian

Kedaruratan Kesehatan Masyarakat di wilayah

Pelabuhan Tanjung Priok

PESERTA

Peserta berasal dari instansi lintas program, lintas sektor

serta stake holder terkait dengan jumlah peserta

sebanyak 30 (tiga puluh) peserta.

MEKANISME

Mekanisme dalam penyelenggaraan jejaring kerja ini

dilaksanakan dengan cara : Ceramah, Tanya jawab dan

Diskusi (Rountable Discussion)

WAKTU DAN TEMPAT

Pertemuan Jejaring kerja dan Kemitraan Kekarantinaan

dan Surveilans Epidemiologi ini dilaksanakan pada tang-

gal 24 – 26 Februari 2011 di Resort Prima Cipayung, Pun-

cak, Bogor – Jawa Barat.

HASIL PERTEMUAN

Berdasarkan hasil masukan dari para narasumber dan

para peserta pertemuan Jejaring kerja dan kemitraan

Kekarantinaan dan Surveilens Epidemiologi, yakni Instansi

Lintas Sektor terkait di wilayah Pelabuhan Tanjung Priok,

Institusi Sarana Pelayanan Kesehatan terkait di wilayah

Pelabuhan Tanjung Priok dan sekitarnya, Asosiasi DPC

INSA Jaya serta Sektor Swasta yaitu perusahaan pe-

layaran yang beroperasi di wilayah Pelabuhan Tanjung

Priok menyepakati, sebagai berikut :

1. Bahwa narasumber dan peserta pertemuan siap men-

dukung kegiatan kekarantinaan dan surveilens epide-

miologi dalam mencegah masuk keluarnya penyakit

beserta faktor risikonya melalui Pelabuhan Tanjung

Priok

2. Bahwa narasumber dan peserta pertemuan siap men-

dukung kegiatan kekarantinaan dan Surveilens Epide-

miologi sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya,

yakni dalam hal :

a. Kantor Syahbandar Kelas Utama Tanjung Priok :

Penyelenggaraan fungsi fasilitasi koordinasi da-

lam pengawasan kapal, khususnya kapal da-

lam karantina

Penyelenggaraan In – Out Clearance Syahban-

dar menunggu atas dasar In – Out Clearance

dari Kantor Kesehatan Pelabuhan

Penyiapan daftar kontak person dan siap da-

lam penyelenggaraan Koordinasi dan komu-

nikasi informasi sesuai fungsinya dalam pelaksa-

naan kekarantinaan dan surveilans epidemiolo-

gi sesuai amanat IHR 2005.

Pemenuhan kapasitas inti dalam kondisi rutin

maupun dalam kondisi kedaruratan kesehatan

masyarakat yang meresahkan dunia sesuai

amanat IHR 2005

b. Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok :

Penyelenggaraan fungsi fasilitasi koordinasi in-

stansi teknis terkait dalam pelaksanaan Kekar-

antinaan dan Surveilans Epidemiologi di Wila-

yah Pelabuhan Tanjung Priok

Penyelenggaraan fungsi fasilitasi koordinasi in-

stansi teknis terkait, khususnya Instansi Sarana

Pelayanan Kesehatan di wilayah Pelabuhan

Tanjung Priok dan sekitarnya dalam pelaksa-

naan kegiatan Surveilens Epidemiologi.

Penyiapan daftar kontak person dan siap da-

lam penyelenggaraan Koordinasi dan komu-

nikasi informasi sesuai fungsinya dalam pelaksa-

naan kekarantinaan dan surveilans epidemiolo-

gi sesuai amanat IHR 2005.

Pemenuhan kapasitas inti dalam kondisi rutin

maupun dalam kondisi kedaruratan kesehatan

masyarakat yang meresahkan dunia sesuai

amanat IHR 2005

Page 39: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 39 Buletin INFO KESPEL

c. Kantor Imigrasi Tanjung Priok :

Penyelenggaraan koordinasi dengan KKP

Kelas I Tanjung Priok dalam pemeriksaan

penumpang dan awak kapal

Penyiapan daftar kontak person dan siap

dalam penyelenggaraan Koordinasi dan

komunikasi informasi sesuai fungsinya dalam

pelaksanaan kekarantinaan dan surveilans

epidemiologi sesuai amanat IHR 2005.

Pemenuhan kapasitas inti dalam kondisi

rutin maupun dalam kondisi kedaruratan

kesehatan masyarakat yang meresahkan

dunia sesuai amanat IHR 2005

d. PT (Persero) PELINDO II Cabang Tanjung Priok :

Dukungan fasilitas sesuai kebutuhan kekar-

antinaan kesehatan dalam pengawasan

kapal dalam karantina, dilaksanakan bersa-

ma – sama dengan Divisi Kepanduan

Dukungan fasilitas pelayanan kesehatan di

Terminal Penumpang serta dalam pe-

nanganan kasus kesakitan, kecelakaan,

kematian di atas kapal dan pelabuhan

Berperan serta dalam pengawasan masuk

keluarnya orang dan barang

Penyiapan daftar kontak person dan siap

dalam penyelenggaraan Koordinasi dan

komunikasi informasi sesuai fungsinya dalam

penerapan kekarantinaan dan surveilans

epidemiologi sesuai amanat IHR 2005.

Pemenuhan kapasitas inti dalam kondisi

rutin maupun dalam kondisi kedaruratan

kesehatan masyarakat yang meresahkan

dunia sesuai amanat IHR 2005

e. KPU Bea Cukai Tanjung Priok :

Operasional fungsi di Lapangan berkoordi-

nasi dengan KKP Kelas I Tanjung Priok da-

lam pengawasan masuk keluarnya komodi-

ti OMKABA (Obat, Makanan, Alat

Kesehatan dan Bahan Adiktif)

Operasional Klinik, secara rutin melaporkan

data kesakitan bulanan, dengan format LB

1 (ICD 10) dan bila ada penambahan kasus

kesakitan beberapa jenis penyakit sesuai

IHR 2005, melaporkan laporan wabah 1 X 24

Jam (W1)

Penyiapan daftar kontak person dan siap

dalam penyelenggaraan Koordinasi dan

komunikasi informasi sesuai fungsinya dalam

pelaksanaan kekarantinaan dan surveilans

epidemiologi sesuai amanat IHR 2005.

Pemenuhan kapasitas inti dalam kondisi

rutin maupun dalam kondisi kedaruratan

kesehatan masyarakat yang meresahkan

dunia sesuai amanat IHR 2005

f. DPC Insa Jaya Tanjung Priok dan Perusahaan

Jasa Pelayaran (PT. Samudera Indonesis, PT.

Pertamina Tongkang, PT Admiral Line, PT. NYK

Line, PT Gesuri Lloyd) :

Menyampaikan laporan kedatangan dan

keberangkatan kapal, baik dari dalam

maupun dari luar negeri

Meningkatkan koordinasi dalam fasilitasi

antara regulator dan Perusahaan Jasa Pe-

layaran

Berperan serta dalam penyebarluasan in-

formasi tentang kekarantinaan dan survei-

lans epidemiologi kepada seluruh anggota

DPC Insa Jaya

Meningkatkan dan mempercepat

pelaporan secara On - Line dalam penye-

lenggaraan INA PORT – NET

Penyiapan daftar kontak person dan siap

dalam penyelenggaraan Koordinasi dan

komunikasi informasi sesuai fungsinya dalam

pelaksanaan kekarantinaan dan surveilans

epidemiologi sesuai amanat IHR 2005.

Pemenuhan kapasitas inti dalam kondisi

rutin maupun dalam kondisi kedaruratan

kesehatan masyarakat yang meresahkan

dunia sesuai amanat IHR 2005

g. Perusahaan Pest Control & Fumigasi (PT. Sarana

Gama Sejahter, CV. Pisbo Jaya )

Fasilitasi dukungan penyelenggaraan tinda-

kan kekaraantinaan kapal

Page 40: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 40 Buletin INFO KESPEL

Penerapan pelaksanaan Pest Control dan

Fumigasi kapal secara baik dan benar

Penyiapan daftar kontak person dan siap

dalam penyelenggaraan Koordinasi dan

komunikasi informasi sesuai fungsinya dalam

pelaksanaan kekarantinaan dan surveilans

epidemiologi sesuai amanat IHR 2005.

Pemenuhan kapasitas inti dalam kondisi

rutin maupun dalam kondisi kedaruratan

kesehatan masyarakat yang meresahkan

dunia sesuai amanat IHR 2005

h. Rumah Sakit (RSPI. Sulianti Saroso, RSUD Kodja,

RS. Port Medical Centre)

Menerima rujukan kasus kecelakaan,

kesakitan, kematian dan masalah

kesehatan lain dari Pelabuhan.

Penyiapan daftar kontak person dan siap

dalam penyelenggaraan Koordinasi dan

komunikasi informasi sesuai fungsinya dalam

pelaksanaan kekarantinaan dan surveilans

epidemiologi sesuai amanat IHR 2005.

Pemenuhan kapasitas inti dalam kondisi

rutin maupun dalam kondisi kedaruratan

kesehatan masyarakat yang meresahkan

dunia sesuai amanat IHR 2005

i. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas

Cilincing, Puskesmas Penjaringan I, Puskesmas

Pluit, Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok,

Puskesmas Ancol)

Melaporkan data kesakitan bulanan,

dengan format LB 1 (ICD 10) ke KKP Kelas I

Tanjung Priok

Melaporkan adanya penambahan kasus

kesakitan beberapa jenis penyakit sesuai IHR

2005 dalam bentuk laporan wabah 1 X 24

Jam (W1) ke KKP Kelas I Tanjung Priok

Penyiapan daftar kontak person dan siap

dalam penyelenggaraan Koordinasi dan

komunikasi informasi sesuai fungsinya dalam

pelaksanaan kekarantinaan dan suveilans

epiemiologi sesuai amanat IHR 2005.

Pemenuhan kapasitas inti dalam kondisi

rutin maupun dalam kondisi kedaruratan

kesehatan masyarakat yang meresahkan

dunia sesuai amanat IHR 2005

j. Adpel Kepulauan Seribau

Penyelenggaraan koordinasi instansi teknis

dalam pelaksanaan Tupoksi di wilayah

Kepulauan Seribu, khususnya di Pelabuhan

khusus Lepas Pantai Cinta Terminal /

CNOOC 114, Widuri terminal dan Arjuna ter-

minal dan pulau pabelokan

Penyelenggaraan koordinasi tentang

pengawasan kapal dalam karantina oleh

KKP di Pelabuhan khusus Pulau Pabelokan

akan lebih ditindaklanjuti secara bersama

Penyiapan daftar kontak person dan siap

dalam penyelenggaraan Koordinasi dan

komunikasi informasi sesuai fungsinya dalam

pelaksanaan kekarantinaan dan surveilans

epidemiologi sesuai amanat IHR 2005.

Pemenuhan kapasitas inti dalam kondisi

rutin maupun dalam kondisi kedaruratan

kesehatan masyarakat yang meresahkan

dunia sesuai amanat IHR 2005

k. Dinas Kesehatan Propinsi DKI

Berkoordinasi dalam penyelenggaraan sis-

tem Surveilans Epidemiologi dengan KKP

Kelas I Tanjung Priok

Fasilitasi dalam penanganan rujukan kasus

kecelakaan, kesakitan, kematian dan masa-

lah kesehatan lain dari Pelabuhan

Penyiapan daftar kontak person dan siap

dalam penyelenggaraan Koordinasi dan

komunikasi informasi sesuai fungsinya dalam

pelaksanaan kekarantinaan dan surveilans

epidemiologi sesuai amanat IHR 2005.

Pemenuhan kapasitas inti dalam kondisi

rutin maupun dalam kondisi kedaruratan

kesehatan masyarakat yang meresahkan

dunia sesuai amanat IHR 2005

Page 41: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 41 Buletin INFO KESPEL

l. KKP Kelas I Tanjung Priok

Berkoordinasi dengan Lintas sektor dan stake

Holder dalam pelaksanaan kekarantinaan dan

surveilans epidemiologi

Memberikan Certificate of Pratique secara On

– Line (INA PORT – NET) pada kapal yang da-

tang dari luar negeri sehat dan memberikan

Certificate of Pratique diatas kapal pada kapal

yang datang dari negara terjangkit penyakit

tertentu.

Penyebarluasan informasi bidang kesehatan

terkini kepada lintas sektor dan stake holder

Menyampaikan umpan balik laporan bulanan

data kesakitan dari Sarana Pelayanan

Kesehatan di Pelabuhan dan sekitarnya

Penyiapan daftar kontak person dan siap da-

lam penyelenggaraan Koordinasi dan komu-

nikasi informasi sesuai fungsinya dalam

pelaksanaan kekarantinaan dan surveilans

epidemiologi sesuai amanat IHR 2005.

Pemenuhan kapasitas inti dalam kondisi rutin

maupun dalam kondisi kedaruratan kesehatan

masyarakat yang meresahkan dunia sesuai

amanat IHR 2005

m. Bahwa pemenuhan kebutuhan kapasitas inti

sesuai International Health Regulatian (IHR) 2005

akan dilaksanakan secara terkoordinir dan ber-

tahap sesuai kemampuan sumberdaya instansi

terkait.

n. Bahwa selanjutnya Rencana Tindak Lanjut

kegiatan Kekarantinaan dan Surveilens Epidemi-

ologi akan disusun dan disepakati dalam bentuk

matrik urutan prioritas dalam jangka pendek

Semoga informasi hasil pertemuan jejaring kerja dan

kemitraan Kekarantinaan dan Surveilens Epidemiologi ini

dapat bermanfaat bagi semua yang terlibat dan bagi

para pembaca. (RBAW)

Page 42: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 42 Buletin INFO KESPEL

FLORA & FAUNA

Kunyit

Kunyit merupakan tanaman perdu bersifat tahunan yang

dapat tumbuh subur di daerah tropis bahkan sering kita

temukan tumbuh liar di hutan semak belukar. Tanaman

ini dapat dipakai sebagai bumbu dapur dan obat bagi

keluarga yang dapat ditanam di kebun ataupun di hala-

man rumah. Tanaman kunyit tumbuh bercabang

dengan tinggi sekitar 50 cm, dengan batang semu, te-

gak, bulat, berwarna hijau pucat atau kekuning –

kuningan dan tersusun dari pelepah daun (agak lunak).

Berbunga majemuk yang berambut dan bersisik dari

pucuk batang semu, panjang sekitar 10 cm.

Lauk pauk yang memakai bumbu kunyit dan disukai oleh

sebagian besar bangsa Indonesia, antara lain ayam kare

atau kari ayam sedang beberapa masakan juga

menggugakan kunyit sebagai pewarna kuning. Klasifi-

kasinya yakni Divisio : Spermatophyta, Sub-diviso : Angio-

spermae, Kelas : Monocotyledoneae, Ordo : Zingiber-

ales, Famili : Zungiberaceae, Genus : Curcuma, Spe-

cies : Curcuma domestica Val.

Khasiat kunyit

Kunyit mempunyai sejenis bahan aktif yang disebut Cur-

cumin, dalam jumlah yang banyak, unsur tersebut mam-

pu mampu untuk mencegah peradangan. Curcumin

juga mampu melawan kanser yang bertindak menetral-

kan radikal bebas dan menjadi antioksidan untuk

memusnahkan radikal bebas penyebab utama muncul-

nya sel kanser.

Di daerah Jawa, kunyit banyak digunakan sebagai

ramuan jamu karena berkhasiat menyejukkan, mem-

bersihkan, mengeringkan, menghilangkan gatal, dan

menyembuhkan kesemutan.

Disamping itu, kunyit itu juga bermanfaat sebagai anti

inflamasi, anti oksidan, anti mikroba, anti tumor, dan

menurunkan kadar lemak darah dan kolesterol, serta

sebagai pembersih darah.

Manfaat lain kunyit

Manfaat lain, yaitu sebagai bahan obat tradisional, ba-

han baku industri jamu dan kosmetik, bahan bumbu

masak, peternakan dll. Selain itu kunyit juga dipakai se-

bagai pembersih bagian dalam badan dan memper-

cantikk kulit.

KUNYIT dan CACING TANAH

Oleh :

Ny. BERTHA M. PASOLANG, S.os

Page 43: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 43 Buletin INFO KESPEL

CACING TANAH

Cacing tanah merupakan binatang melata yang hidup

didalam tanah, mempunyai bentuk tubuh pipih dan

biasaanya bewarna merah, merah kuningan, merah

pucat bahkan ada yang merah kehijauan. Struktur

cacing tanah berbentuk bulat dan bersegmen dan her-

maprodit (menyimpan dan membebaskan sperma dan

ovari) Mulut cacing tanah, bersambung terus hingga ke

duburnya tanpa bahagian perantara.

Walaupun cacing tanah mempunyai dua organ

pembiakan, namun masih memerlukan pasangan untuk

pemindahan sperma dan telur. Persenyawaan cacing

menghasilkan cocoon. Badan cacing tanah bisa

tumbuh dan sambung kembali seperti semula jika

terputus atau cedera pada bahagian segmennya, na-

mun juga bergantung pada tahap kecederaannya. Be-

berapa hasil penelitian menyatakan bahwa dalam tubuh

cacing tanah mengandung lebih dari 40 protein yang

antimikroba. Oleh karena itu tidak heran bila di pasaran

pengobatan tradisional terdengar berita bahwa ada

obat – obatan yang berasal dari bubuk tubuh cacing

yang dikeringkan dan dimasukkan dalam kapsul.

Manfaat

Ampai saat ini belum ada referensi tentang manfaat

cacing tanah untuk obat – obatan bagi kesehatan

manusia selain untuk pengurai tanah sehingga tanah

menjadi subur

Page 44: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 44 Buletin INFO KESPEL

KAJIAN & DIKLAT

Dalam kehidupan kita sehari – hari

sering kita dengar adanya anekdot

lucu : “Pangkat Jenderal tapi otak

Kopral”, ada lagi : “Pangkat Kopral

tapi Duit Jenderal” yang maksud

lurusnya “karena pangkatnya Jen-

deral maka diangkat menjadi Pim-

pinan instansi padahal otaknya

NOL, akhirnya kinerja instansi

Mandeg ataupun NOL”, demikian

juga “karena kedekatannya,

s e o r a n g b e r p a n g k a t I I I A

menduduki jabatan tertentu yang

mengakibatkan kerugian negara

milyaran rupiah”. Guna mem-

peroleh orang yang tepat pada

tempat yang tepat (The Right Man

on The Right Place) perlu adanya

standar baku atau pedoman yang

memuat tentang penilaian kompe-

tensi seseorang untuk menempati

posisi tertentu pada jabatan

struktural.

Kompetensi merupakan kemampu-

an dan karakteristik yang dimiliki

oleh seorang berupa penge-

tahuan, keterampilan, dan sikap

perilaku yang diperlukan pada tu-

gas jabatannya sehingga orang

tersebut dapat melaksanakan tu-

gasnya secara profesional, efektif

dan efisien. Kompetensi seorang

pejabat struktural, khususnya pe-

jabat structural dibawah kemen-

terian kesehatan diatur dalam

Permenkes nomor : 971/MENKES/

PER/XI/2009 tentang Standar Kom-

p etens i P e jab at S t r uk tu r a l

Kesehatan. Kompetensi yang harus di-

miliki oleh Pejabat struktural Kesehatan

meliputi kompetensi dasar, kompetensi

bidang dan kompetensi khusus.

Kompetensi Dasar adalah kompe-

tensi yang wajib dimiliki oleh setiap pe-

jabat structural, meliputi Integritas;

Kepemimpinan; P erencanaan;

Penganggaran; Pengorganisasian; Ker-

jasama; dan Fleksibel. Kompetensi Bi-

dang adalah kompetensi yang diper-

lukan oleh setiap pejabat struktural

sesuai dengan bidang pekerjaan yang

menjadi tanggung jawabnya, meliputi

Orientasi pada pelayanan; Orientasi

pada kualitas; Berpikir analitis; Berpikir

konseptual; Keahlian tehnikal, manajeri-

al, dan profesional; dan Inovasi. Kom-

petensi Khusus adalah kompetensi yang

harus dimiliki oleh pejabat struktural da-

lam mengemban tugas pokok dan

fungsinya sesuai dengan jabatan dan

kedudukannya, meliputi Pendidikan;

Pelatihan; dan/atau Pengalaman jab-

PELATIHAN BAGI PEJABAT STRUKTURAL PADA UPT UPT

GUNA MEMENUHI STANDAR KOMPETENSI YANG TELAH DITETAPKAN

atan.

Permenkes ini masih membutuhkan

petunjuk pelaksanaannya yang

menguraikan secara rinci setiap

parameter pada kompetensi dasar,

kmpetensi bidang dan kompetensi

khusus tersebut diatas, karena bila

tanpa rincian akan berdampak san-

gat subyektif. Untuk memperoleh

ketiga kompetensi ini sangat perlu

dilakukan adanya sertifikasi pelati-

han yang terakreditasi selain pen-

didikan yang telah dimiliki sebagai

kompetensi khusus (latar belakang

pendidikan) yang telah dimiliki. Se-

lanjutnya, unit manakah yang

mempunyai tugas pokok dan fungsi

dalam menguraikan setiap param-

eter pada ketiga kompetensi terse-

but? Silakan membaca Permenkes

1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang

organisasi dan Tata Kerja Kementeri-

an Kesehatan.

Untuk l eb ih jel asnya,

dibawah ini dimuat tentang petikan

– petikan penting yang selayaknya

diketahui oleh para Pegawai Negeri

Sipil pada kementerian Kesehatan

sebagai bahan pemikiran tentang

sudah memenuhi azas inikah dalam

penentuan “The Right Man on The

Right Place?”

Pasal 2

Ruang lingkup Peraturan Menteri ini

meliputi kualifikasi dan standar kom-

petensi pejabat struktural di Rumah

Sakit, Dinas Kesehatan, Puskesmas

dan UPT / UPTD.

Page 45: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 45 Buletin INFO KESPEL

Pasal 3

(1) Pengangkatan pegawai ke

dalam suatu jabatan struktural

kesehatan dilakukan setelah me-

menuhi persyaratan kualifikasi serta

standar kompetensi jabatan yang

akan dipangkunya melalui proses

rekruitmen dan seleksi sesuai pera-

turan perundang-undangan.

(2) Persyaratan kualifikasi se-

bagaimana dimaksud pada ayat

(1) dilaksanakan sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan.

(3) Standar kompetensi jabatan

sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) meliputi kompetensi dasar, kom-

petensi bidang dan kompetensi

khusus.

Pasal 4

(1) Kompetensi Dasar harus dimiliki

oleh Pejabat Struktural sesuai ke-

tentuan peraturan perundang-

undangan.

(2) Kompetensi Bidang didapat me-

lalui pendidikan dan pelatihan

teknis dan fungsional kesehatan

sesuai dengan bidang pekerjaann-

ya

(3) Kompetensi Khusus harus dimiliki

oleh pejabat struktural dalam

mengemban tugas pokok dan

fungsinya sesuai dengan jabatan

dan kedudukannya.

Pasal 5

Kompetensi dasar sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)

meliputi:

a. Integritas;

b. Kepemimpinan;

c. Perencanaan;

d. Penganggaran;

e. Pengorganisasian;

f. Kerjasama; dan

g. Fleksibel.

Pasal 6

Kompetensi Bidang sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2)

meliputi:

a. Orientasi pada pelayanan;

b. Orientasi pada kualitas;

c. Berpikir analitis;

d. Berpikir konseptual;

e. Keahlian tehnikal, manajerial, dan

profesional; dan

f. Inovasi.

Pasal 7

Kompetensi Khusus sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3)

meliputi:

a. Pendidikan;

b. Pelatihan; dan/atau

c. Pengalaman jabatan.

Pasal 23

(1) Kepala UPT/UPTD berlatar

belakang pendidikan tenaga medis

atau Sarjana Kesehatan dengan

pendidikan Sarjana Strata 2 di bi-

dang kesehatan.

(2) Kepala UPT/UPTD telah mengikuti

pelatihan Rencana Strategis, Pelati-

han teknis dibidangnya, Kepemimpi-

nan, dan Sistem Informasi Mana-

jemen Kesehatan.

Info bagi seorang dokter :

Pasal 8

Komp etensi p e jabat s t ruk tura l

kesehatan yang diatur dalam pera-

turan ini adalah kompetensi khusus.

Pasal 10

(1) Direktur Rumah Sakit harus seorang

tenaga medis yang mempunyai ke-

mampuan dan keahlian di bidang pe-

rumahsakitan.

(2)Direktur Rumah Sakit telah mengikuti

pelatihan perumahsakitan meliputi

Kepemimpinan, Kewirausahaan,

Rencana Strategis Bisnis, Rencana Aksi

Strategis, Rencana Implementasi dan

Rencana Tahunan, Tatakelola Rumah

Sakit, Standar Pelayanan Minimal, Sis-

tem Akuntabilitas, Sistem Remunerasi

Rumah Sakit, Pengelolaan Sumber

Daya Manusia.

Info bagi sarjana strata 2 bidang

kesehatan :

Pasal 12

(1) Wakil Direktur Administrasi Umum

berlatar belakang pendidikan Sarjana

dengan pendidikan Sarjana Strata 2

(dua) bidang Kesehatan.

(2) Wakil Direktur Administrasi Umum

telah mengikuti pelatihan Kepemimpi-

nan dan Kewirausahaan, Rencana Aksi

Strategis, Rencana Implementasi dan

Rencana Tahunan, Sistem Rekruitment

Pegawai, dan Sistem Remunerasi.

Pasal 14

(1) Wakil Direktur Sumber Daya Manusia

berlatar belakang pendidikan Sarjana

dengan pendidikan Sarjana Strata 2

(dua) bidang kesehatan.

(2) Wakil Direktur Sumber Daya Manusia

telah mengikuti pelatihan Kepemimpi-

nan dan Kewirausahaan, Rencana Aksi

Strategis, Rencana Implementasi dan

Rencana Tahunan, Sistem Rekruitment

Pegawai, dan Sistem Remunerasi.

Pasal 19

(1) Kepala dan Sekretaris Dinas

Page 46: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 46 Buletin INFO KESPEL

Kesehatan berlatar belakang pendidikan Sarjana

Kesehatan dengan pendidikan Sarjana Strata 2 di bi-

dang Kesehatan Masyarakat.

(2) Kepala dan Sekretaris telah mengikuti pelatihan meli-

puti Kepemimpinan, Rencana Strategis, Sistem Mana-

jemen Informasi Kesehatan, Pengembangan Komunitas,

Surveilans, Epidemiologi, dan Manajemen Bencana, serta

Early Warning Outbreak Recognition System (EWORS).

Info bagi seorang sarjana ekonomi atau akuntasi :

Pasal 13

(1) Wakil Direktur Keuangan berlatar belakang pendidi-

kan paling sedikit Sarjana Ekonomi atau Akuntansi.

(2) Wakil Direktur Keuangan telah mengikuti pelatihan

Rencana Aksi Strategi, Rencana Implementation dan

Rencana Tahunan, Laporan Pokok Keuangan, Akuntansi,

Rencana Bisnis Anggaran, dan Sistem Informasi

Pertanyaannya saat ini adalah apakah Permenkes terse-

but sudak diterapkan secara konsisten ataukah belum?

Selamat berburu . . . .! (RBAW)

Kompetensi si penembak jitu

P erkembangan teknologi yang begitu cepat pada

saat sekarang seharunya diikuti pula oleh pro-

gram berbasis kepemerintahan untuk mengikutinya,

baik secara kebijakan local ataupun didalam pen-

gusulan anggaran pada tiap tahunnya. Contoh yang

paling relevan untuk dilaksanakan adalah membuat

aplikasi pelaporan kegiatan ditingkat pelaksanana

kegiatan dilapangan atau kegiatan dasar kegiatan.

Walaupun sudah tersedia aplikasi yang disediakan

oleh departemen di atasnya tetapi perbedaan

kepentingan hasil akhir dari kegiatan sangat sulit untuk

digabung dengan kegiatan unit pelaksana teknis sep-

erti Kantor Kesehatan Pelabuhan.

Setiap hasil kegiatan yang dilaksanakan setiap hari

dengan rekapan bulannya hanya bisa diinput data

secara manual dengan aplikasi exels begitupula dida-

lam pembuat grafik kegiatannya. Sehingga jika pimpi-

nan meminta secara tiba tiba hasil kegiatan yang

ada hanyalah setumpuk laporan berupa angka dan

grafik. Bagaimana dengan situasi lapangan sebenar

nya seperti penentuan lokasi faktor risiko yang tinggi

dalam peta secara akurat. Memang secara kasat

mata dan daya inggatan sebagai petugas lapangan

tidak diragukan tetapi secara akademik itu bisa diper-

tanggungjawabkan ? Tentunya tidak.

Penggunaan aplikasi pengolahan data memang

banyak jenisnya baik gratis atau tidak seperti Mi-

crosoft Access, Open office bass, epi-info, SPSS dan

terakhir adalah aplikasi pemprograman baik Visual

Basic atau yang lainnya. Kendalanya adalah apakah

SDM yang tersedia cukup dan dipandang cakap un-

tuk menggunakan aplikasi tersebut. Jangankan SDM

dengan pendidikan dari menengah ke bawah yang

memiliki pendidikan tinggipun masih banyak yang

belum mampu. Ikatan lebihnya adalah bagaimana

meraka yang memiliki jabatan fungsional dengan

pengolah data sederhana dan menengah jika ap-

likasi yang disediakan tidak mempermudah dalam

pengolahan data.

Selain pengolahan data secara digital adalah

laporan kegiatan tahunan dan kegiatan besar lainnya

masih menggunakan cara lama atau tradisional yaitu

menggumpulan hasil kegiatan dan penyimpulkan di

dalam sebuah buku laporan sehingga lemari arsip

pelaporan setiap tahunnya akan semakin bertambah.

Selain perawatnya tidak mudah ditambah dengan

kondisi alam yang tidak mendukung seperti banjir,

udara air laut, kebakaran, kutu buku, debu dan lain

lainnya.

Untuk pengadaan aplikasi pengolah data sesuai

kepentingan di KKP tentunya Kita hanya bisa

menunggu terus menunggu kapan sosialisasi tersebut

dapat terwujud yang tidak lepas dari kebijkan pimpi-

nan. Tetapi mendigitalkan laporan tanpa harus

menunggu kebijakan, karena penyelamatan data

tidak akan bisa dipecahkan oleh kebijakan tetapi

kreatifitaslah yang menentukan. Tanpa tambahan

dana juga tanpa penggunaan aplikasi bajakan

semuanya bisa terwujud. Mulai sekarang setiap pen-

getikan laporan kegiatan gunakan openoffice dan

rubalah menjadi format pdf dan disimpan dalam me-

dia penyimpan anti virus yaitu dalam keping CD.

SUDAH WAKTUNYA MENDIGITALKAN LAPORAN KEGIATAN Oleh : Nana Mulyana

Page 47: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 47 Buletin INFO KESPEL

ANEKA PERISTIWA

P ada akhir Mei 2011 terjadi

K e j a d i a n L u a r B i a s a

(Outbreak) Entero Haemorrhagic

Escherichia Coli, awal muncul di

wilayah Eropa yakni mulai di Nega-

ra Jerman. Escherichia coli (E. coli)

adalah bakteri yang sering

ditemukan dalam usus manusia

dan hewan berdarah panas.

Kebanyakan strain E. coli tidak

berbahaya., namun seperti E. coli

enterohaemorrhagic (EHEC), dapat

menyebabkan penyakit bawaan

makanan yang berat.

EHEC menghasilkan racun,

yang dikenal sebagai verotoxins

atau racun Shiga-seperti karena

kemiripan dengan racun yang

dihasilkan oleh Shigella Shigella.

EHEC dapat hidup pada suhu mulai

dari dari 7 ° C sampai 50 ° C,

dengan suhu optimum 37 ° C.

Beberapa EHEC dapat tumbuh

dalam makanan asam, sampai pH

4,4, dan dalam makanan dengan

aktivitas air minimum (Aw) dari 0,95.

Cara mematikannya yakni dengan

cara memasak makanan sampai

semua bagian mencapai suhu 70 °

C atau lebih tinggi.

Gejala penyakit yang

disebabkan oleh EHEC antara lain

kram perut dan diare yang

mungkin sampai pada diare

berdarah (kol itis hemoragik),

demam dan muntah juga dapat

terjadi. Masa inkubasi dapat

berkisar dari tiga sampai delapan

hari, dengan rata – rata tiga

sampai empat hari. Kebanyakan

pasien sembuh dalam 10 hari, tapi

dalam proporsi kecil pasien (terutama

anak – anak dan orang tua), infeksi

dapat mengakibatkan penyakit yang

mengancam nyawa, seperti sindrom

uremik hemolitik (HUS). HUS ditandai

dengan gagal ginjal akut, anemia

hemol itik dan trombositopenia.

Diperkirakan sekitar 10% pasien

dengan in fek s i EHEC dap at

mengembang menjadi HUS, dengan

tingkat fatalitas kasus berkisar antara

3% sampai 5%. Secara keseluruhan,

HUS adalah penyebab paling umum

dari gagal ginjal akut pada anak –

anak. HUS dapat menyebabkan

komplikasi neurologis (seperti kejang,

stroke dan koma).

Kejadian infeksi EHEC bervariasi

menurut kelompok umur, dengan ke-

jadian tertinggi kasus yang dilaporkan

terjadi pada anak usia di bawah 15

tahun (0,7 kasus per 100 000 di Ameri-

ka Ser ikat). Keadaan car r ier

asimtomatik telah dilaporkan, dimana

individu tidak menunjukkan tanda –

tanda klinis penyakit namun mampu

menginfeksi orang lain. Lamanya ek-

skresi EHEC adalah sekitar satu

minggu atau kurang pada orang de-

wasa tetapi dapat lebih lama pada

anak – anak.

Update ke 1(pertama) WHO pada

tanggal 31 Mei 2011 terjadfi di Negara

Jerman, Austria, Denmark, Belanda,

Norwegia, Spanyol, Swedia, Swiss dan

Inggris dengan jumlah kasus EHEC

sebanyak 843 kasus tanpa adanya

kematian dan HUS 400 kasus juga tid-

ak ada kematian. Pada Update ke 2

ENTEROHAEMORRHAGIC ESCHERICHIA COLI (EHEC)

(kedua) menyebar sampai ke

sepuluh Negara dengan jumlah ka-

sus EHEC sebanyak 1.115 kasus

dengan kematian sebanyak 7 orang

dan sebanyak HUS 499 kasus

dengan kematian sebanyak 9

orang.

Sedangkan Update terakhir pada

bulan Juni 2011 yakni Update ke 27

(dua puluh tujuh) tanggal 30 Juni

2011, menyebar sampai ke 16

(enam belas) Negara dengan

jumlah kasus EHEC sebanyak 3.189

kasus dengan kematian sebanyak

17 orang dan HUS sebanyak 884 ka-

sus dengan kematian sebanyak 32

orang. Mengerikan, bukan ??!!

Page 48: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 48 Buletin INFO KESPEL

Secara lebih rinci per Update disajikan sebagai berikut.

(RBAW)

No Negara

HUS EHEC Total

Jumlah

Kasus

Jumlah

Kematian

Jumlah

Kasus Jumlah

Kematian Kasus Kematian

1 Germany 373 0 796 0 1169 0

2

Austria, Den-

mark, Nether-

lands, Nor-

way, Spain,

Sweden, Swit-

zerland, and

United King-

dom

27 0 47 0 74 0

Total 400 0 843 0 1243 0

Distribusi Jumlah Kasus KLB HUS dan

EHEC Menurut Negara

Update 1 Pada Tanggal 31 Mei 2011

No Negara

HUS EHEC Total

Jumlah

Kasus

Jumlah

Kematian

Jumlah

Kasus

Jumlah

Kematian Kasus Kematian

1 Germany 470 9 1064 6 1534 15

2 Austria 0 2 2 0

3 Denmark 7 7 14 0

4 France 0 6 6 0

5 Netherlands 4 4 8 0

6 Norway 0 1 1 0

7 Spain 1 0 1 0

8 Sweden 15 28 1 43 1

9 Switzerland 0 2 2 0

10 United

Kingdom 2 1 3 0

Total 499 9 1115 7 1614 16

Page 49: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 49 Buletin INFO KESPEL

Distribusi Jumlah Kasus KLB HUS dan EHEC Menurut Negara

Update 27 Pada Tanggal 30 Juni 2011

No Negara

HUS EHEC Total Jumlah

Jumlah Kasus Jumlah Kematian Jumlah Kasus Kematian Kasus Kematian

1 Germany 841 30 3110 17 3951 47

2 Austria 1 0 4 0 5 0

3 Czech Republic 0 0 1 0 1 0

4 Denmark 9 0 14 0 23 0

5 France 0 0 2 0 2 0

6 Greece 0 0 1 0 1 0

7 Luxemburg 1 0 1 0 2 0

8 Netherlands 4 0 7 0 11 0

9 Norway 0 0 1 0 1 0

10 Poland 2 0 1 0 3 0

11 Spain 1 0 1 0 2 0

12 Sweden 18 1 35 0 53 1

13 Switzerland 0 0 5 0 5 0

14 United Kingdom 3 0 3 0 6 0

15 USA 4 1 2 0 6 1

16 Canada 0 0 1 0 1 0

Total 884 32 3189 17 4073 49

Page 50: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 50 Buletin INFO KESPEL

P ada saat ini hampir di seluruh pelosok Tanah Air

ini dapat kita jumpai tempat – tempat hiburan

karaoke, baik di daerah perkotaan maupun di

pedesaan, baik berupa gedung besar maupun berupa

gedung yang sederhana, bahkan sebagian rumah tang-

ga juga memiliki perangkat elektronik untuk berkaraoke

ria.

Apakah hal ini membuktikan bahwa masyarakat kita

memiliki kesenangan berkaraoke?

Kenyataan menunjukkan benar adanya, apalagi

menghadapi hari raya apapun dapat dilihat di perem-

patan jalan banyak sekali pengemis dadakan yang

fisiknya terlihat sehat dan kuat, ramai menjadi

pengamen dijalan dan tidak sedikit yang agak maksa

dalam meminta uang

Yang dapat dipastikan yakni masyarakat kita memiliki

kesenangan dan memiliki potensi untuk bernyanyi,

bahkan saat di kamar mandipun sering terdengar lan-

tunan lagu.

Awalnya, Karaoke berasal dari bahasa Jepang yaitu KA-

RA (dari kata karappo) yang berarti kosong dan OKE

(dari kata okesutura atau orkestra).

Meskipun pada awalnya hanya sekadar hiburan untuk

melepas kepenatan, kini karaoke telah menjadi salah

satu bagian yang dianggap mempunyai andil dalam

perkembangan dunia musik. Bagaimana tidak? Dengan

penyiapan sound system karaoke yang bagus maka se-

tiap orang tanpa harus mempunyai suara bagus bisa

langsung merasakan menjadi penyanyi sungguhan kare-

na mereka menyanyi diiringi musik yang sama dengan

yang dinyanyikan oleh penyanyi aslinya.

Perkembangan teknologi juga turut mengambil bagian

dalam mendukung perkembangan karaoke. Mulai dari

bentuk rekaman kaset berkembang kemudian dalam

bentuk CD, DVD dan dengan adanya teknologi home

karaoke set, aktivitas bernyanyi ini tidak hanya bisa dini-

kmati di tempat – tempat tertentu, tapi juga di rumah

tangga.

Kasempatan ini segera diambil oleh para pelaku bisnis

untuk mengembangkan usahanya, mereka saling ber-

laga agar bisnisnya semakin menanjak dan

menghasilkan keuntungan yang sebesar – besarnya

dengan cara yang lebih menarik yakni juga disediakan

berbagai macam makanan dan minuman, disediakan

pemandu lagu yang cantik – cantik bagi para

pengunjung pria yang datang dan pemandu lagu yang

ganteng – ganteng bagi para pengunjung wanita yang

datang, dan lain – lain paket yang menarik bagi para

pengunjung. Tidak sedikit tempat karaoke yang dipan-

dang dengan mata sebelah dan cibiran bibir oleh adan-

ya paket – paket mesum yang ditawarkan sehingga ter-

bentuk persepsi bahwa tempat hiburan karaoke itu iden-

tik dengan tempat mesum. Para hidung belang, baik Om

Senang ataupun Tante Girang juga mengambil kesem-

patan ini, mereka memilih tempat – tempat karaoke

yang menyediakan paket – paket yang sesuai dengan

selera mereka, seperti paket pemandu lagu yang

sekaligus “making love”, dan lain – lain.

Dibawah ini beberapa lirik lagu keroncong, dangdut dan

pop Indonesia dan barat, silakan menyimak.

“ARYATI”

Aryati…

Dikau mawar asuhan rembulan

Aryati…

Dikau gemilang seni pujaan

Dosakah hamba mimpi berkasih dengan tuan

Ujung jarimu kucium mesra tadi malam

Dosakah hamba memuja dikau dalam mimpi

Hanya dalam mimpi

Aryati…

Dikau mawar di taman khayalku

Tak mungkin dikau terpetik daku

Walaupun demikian nasibku

TAHUKAH ANDA? Oleh :

HENDRA KUSUMAWARDHANA

RELAKSASI

Page 51: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 51 Buletin INFO KESPEL

Namun aku bahagia

Seribu satu malam

“TIDAK SEMUA LAKI – LAKI”

Tidak semua

laki-laki…

bersalah padamu

Contohnya aku

mau mencintaimu

Tapi mengapa

engkau masih ragu

Memang api yang kubawa

tak sebesar harapanmu

tapi mampu…

untuk menerangi

jiwamu yang sunyi

Reff:

Tidak semua

laki-laki…

bersalah padamu

Contohnya aku

mau mencintaimu

Tapi mengapa

engkau masih ragu

Hari ini…

aku bersumpah

akan kubuka pintu hatimu

Hari ini…

aku bersumpah

izinkanlah aku untuk mencintaimu

Kar’na tanpamu

apapun ku tak mau

Dia yang kucinta

pasti dia yang kusayang

Back to Reff:

Tidak semua

laki-laki…

bersalah padamu

Contohnya aku

mau mencintaimu

Tapi mengapa

engkau masih ragu

“ANDAIKAN KAU DATANG”

Hm…hm…hm…

Terlalu indah dilupakan

Terlalu sedih dikenangkan

Setelah aku jauh berjalan

Dan kau ku tinggalkan

Betapa hatiku bersedih

Mengenang kasih dan sayangmu

Setulus pesanmu kepadaku

Engkau kan menunggu

Andaikan kau datang kembali

Jawaban apa yang kan ku beri

Adakah cara yang kau temui

Untuk kita kembali lagi

Bersinarlah bulan purnama

Seindah serta tulus cintanya

Bersinarlah terus sampai nanti

Lagu ini…ku…akhiri

Na…na…na…

Na…na…na…

“WHEN I NEED YOU”

When I need you

Just close my eyes and I’m with you

And all that I so want to give you

Its only a heart beat away

When I need love

I hold out my hands and I touch love

I never knew there was so much love

Keeping me warm night and day

Miles and miles of empty space in

Between us

A telephone can’t take the place of

your

Smile

But you know I won’t be traveling

Forever

Its cold out, but hold out and do like I

do

When I need you

Just close my eyes and I’m with you

And all that I so want to give you

babe

Its only a heartbeat away

It’s not easy when the road is your

driver

Honey, that’s a heavy load that we

bear

But you know I wont be traveling a

Lifetime

It’s cold out but hold out and do like

I do

Oh I need you

When I need you

I hold out my hands and I touch love

I never knew there was so much love

Keeping me warm night and day

When I need you

Just close my eyes and I’m with you

And all that I so want to give you

Its only a heart beat away

My Way

And now, the end is near;

And so I face the final curtain.

My friend, I’ll say it clear,

I’ll state my case, of which I’m

certain.

I’ve lived a life that’s full.

I’ve traveled each and ev’ry

highway;

And more, much more than this,

I did it my way.

Regrets, I’ve had a few;

But then again, too few to mention.

I did what I had to do

And saw it through without

exemption.

I planned each charted course;

Each careful step along the byway,

But more, much more than this,

I did it my way.

Yes, there were times, I’m sure you

knew

When I bit off more than I could

chew.

But through it all, when there was

doubt,

I ate it up and spit it out.

I faced it all and I stood tall;

And did it my way.

I’ve loved, I’ve laughed and cried.

I’ve had my fill; my share of losing.

And now, as tears subside,

I find it all so amusing.

To think I did all that;

And may I say - not in a shy way,

No, oh no not me,

I did it my way.

For what is a man, what has he got?

If not himself, then he has naught.

To say the things he truly feels;

And not the words of one who kneels.

The record shows I took the blows -

And did it my way!

Page 52: RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan ... · Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL (2) Dalam penyusunan anggaran berbasis

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 52 Buletin INFO KESPEL