173
xv RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH RAWAN BANJIR BERBASIS WEB ( STUDI KASUS: KABUPATEN SERANG, BANTEN ) Oleh: IBADURRAHMAN ASSHIDDIQI 108093000063 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013 M / 1434 H

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

xv

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL

WILAYAH RAWAN BANJIR BERBASIS WEB

( STUDI KASUS: KABUPATEN SERANG, BANTEN )

Oleh:

IBADURRAHMAN ASSHIDDIQI

108093000063

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013 M / 1434 H

Page 2: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

xvi

Page 3: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

xvii

Page 4: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

xviii

Page 5: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

xix

Page 6: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

xx

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 4 Februari 2013

Ibadurrahman Asshiddiqi

Nim: 108093000063

Page 7: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

xxi

ABSTRAK

IBADURRAHMAN ASSHIDDIQI, Rancang Bangun Sistem Informasi Spasial

Wilayah Rawan Banjir. Studi Kasus : Kabupaten Serang, Banten (Dibawah

Bimbingan BAKRI LA KATJONG dan QURROTUL AINI)

Banjir merupakan kata yang populer di Indonesia, khususnya pada musim hujan,

mengingat hampir semua kota di Indonesia mengalami bencana banjir,yang

bahkan cenderung meningkat tiap tahunnya, baik frekuensinya, luasannya,

kedalamannya, maupun durasinya. Banjir yang terjadi akan menimbulkan

kerugian, baik itu kerugian materi maupun kerugian jiwa. Dengan curah hujan

yang cukup tinggi, kabupaten serang termasuk kedalam wilayah yang berpotensi

untuk terjadinya banjir. Ada beberapa Faktor yang mempengaruhi suatu daerah

dapat dikatakan kedalam wilayah rawan banjir, yaitu dari tingkat curah hujan

yang tinggi, kontur dari daerah tersebut serta daerah aliran sungai (das). Penelitian

ini bertujuan untuk merancang serta membangun SIG itu sendiri. Adapun studi

kasus dari penelitian ini adalah peta wilayah rawan banjir berbasis web dengan

wilayah kabupaten serang. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan

harapan dapat meningkatkan kewaspadaan masyarakat mengenai bencana banjir.

Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah, peta yang dihasilkan dapat

memberikan informasi mengenai wilayah rawan banjir yang berada di kabupaten

serang serta informasi yang ditampilkan dapat disampaikan secara interaktif

berbasis web dengan kemampuan Sistem Informasi Geografis. Dengan bantuan

SIG, dapat memudahkan dalam menganalisa dan pengambilan keputusan.

OpenGeo Suite Merupakan sebuah framework yang dapat menampilkan,

menyajikan serta memberikan fitur yang interaktif terhadap peta yang akan

disajikan sesuai dengan kebutuhan. Sistem informasi spasial wilayah rawan banjir

berbasis web ini dibangun dengan menggunakan metode pengembangan sistem

RAD, dengan tools UML dan perangkat lunak OpenGeo Suite. Dengan adanya

Sistem Informasi Spasial Wilayah Rawan Banjir Berbasis Web dapat memberikan

informasi tentang wilayah yang rawan akan bencana banjir serta dapat

meminimalisir kerugian maupun dampak yang dihasilkan oleh bencana banjir.

Kata Kunci: OpenGeo Suite, banjir, curah hujan, das, kontur, SIG, V Bab + 116

Halaman + 41 Gambar + 15 Tabel + Daftar Pustaka + Lampiran, 2013

Page 8: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

xxii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat

dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini dengan lancar. Shalawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada

junjungan baginda Nabi Muhammad S.A.W beserta keluarga dan sahabatnya,

semoga kita menjadi pengikutnya yang kelak mendapatkan syafa’at di akhirat

kelak. Amin .

Adapun judul penulsan skripsi ini adalah “Rancang Bangun Sistem

Informasi Spasial Wilayah Rawan Banjir Berbasis Web ( Studi Kasus :

Kabupaten Serang, Banten ) “. Pada penulisan skripsi ini penulis menyadari

masih belum sempurna, mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman

penulis.

Selama penulisan skripsi ini penulis menyadari banyak pihak yang

memberikan dukungan , bimbingan, pengarahan dan bantuan kepada penulis.

Oleh karena itu, izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan ilmiah ini, terutama kepada :

1. Bapak Dr.Ir. Syopiansyah Jaya Putra, MSIS selaku Dekan Fakultas Sains

dan Teknologi.

2. Ibu Nur Aeni Hidayah sebagai Ketua Program Studi Sistem Informasi.

Page 9: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

xxiii

3. Bapak Bakri La Katjong, MT, M.Kom selaku dosen pembimbing, yang

telah memberikan segala daya dan upaya untuk memudahkan penulis

dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Qurrotul Aini, MT selaku dosen pembimbing, yang dengan sabar serta

perhatian memberikan masukan kepada penulis.

5. Para Staff BNPB, yang dengan bijaksana telah membantu penulis dalam

mendapatkan segala informasi serta data yang dibutuhkan dalam penelitian

ini.

6. Bapak Mulyanto Darmawan dari Bakosurtanal yang dengan ikhlas serta

kerendahan hatinya membantu dalam menyediakan data - data peta.

7. Kedua Orang Tua ku (Embay Sobariah & Amrullah) yang tidak pernah

lepas berdoa mendukung penulis untuk bisa menyelesaikan penelitian ini,

serta terima kasih untuk segala materi yang selama ini diberikan hingga

akhir. Adik-adikku (Muhammad Iqbal & Ratu Permata Karimah) yang

telah banyak membantu dalam penulisan skripsi ini.

8. Semua pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung yang

penulis tidak bisa sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dan ketulusan yang

telah diberikan kepada penulis.

Jakarta, 4 Februari 2013

Ibadurrahman Asshiddiqi

Page 10: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

xxiv

LEMBAR PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat

dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini dengan lancar. Shalawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada

junjungan baginda Nabi Muhammad S.A.W beserta keluarga dan sahabatnya,

semoga kita menjadi pengikutnya yang kelak mendapatkan syafa’at di akhirat

kelak. Amin .

Selama penulisan skripsi ini penulis menyadari banyak pihak yang

memberikan dukungan, bimbingan, pengarahan dan bantuan kepada penulis. Oleh

karena itu, izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu penulis dalam penulisan skripsi ini, terutama kepada:

1. Al-Habib Taufik Bin Muhammad Boftem yang telah memberikan nasehat,

semangat, serta motifasi dan doa kepada penulis

2. Spesial untuk Ziyadah Fitriana (Ndut) yang selalu menemani penulis dalam

menyelesaikan skripsi, membantu serta memberikan semangat dan

perhatiannya kepada penulis

3. All base SIB dan GIS 2008 untuk canda, tawa, serta semangatnya

Akhir kata terima kasih atas segala bantuan dan keceriaannya yang selalu

teringat di benak penulis.

Jakarta, 4 Februari 2013

Ibadurrahman Asshiddiqi

Page 11: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

xxv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN ....................................................................... iv

ABSTRAK ................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ............................................................................... vi

LEMBAR PERSEMBAHAN … ................................................................... viii

DAFTAR ISI ............................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xv

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... ............................................................................. xix

DAFTAR SIMBOL ... ................................................................................... xx

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................... ... 4

1.3 Batasan Masalah ......................................................................... 5

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 5

1.4.1 Tujuan Penelitian................................................................. 5

1.4.2 Manfaat Penelitian............................................................... 6

1.5 Metode Penelitian dan Penelitian Sebelumnya ............................ 8

1.5.1 Metode Pengumpulan Data................................................. 8

Page 12: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

xxvi

1.5.2 Metode Pengembangan Sistem............................................ 8

1.5.3 Penelitian Sebelumnya ……………………………………. 9

1.6 Sistematika Penulisan ................................................................ 10

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis (GIS) ........................ 11

2.1.1 Konsep Dasar Sistem ........................................................ 11

2.1.2 Konsep Dasar Informasi .................................................... 12

2.1.3 Konsep Dasar Sistem Informasi ........................................ 12

2.1.4 Geografis ............................................................................. 13

2.2 Sistem Informasi Geografis .......... ............................................. 14

2.2.1 Definisi SIG ..................................................................... 14

2.2.2 Komponen SIG ................................................................... 16

2.2.3 Kemampuan SIG …. .......................................................... 17

2.3 Data ………………………………………………..……………. 18

2.3.1 Data dan Informasi Geografis ........................................... 18

2.3.2 Jenis Data Pada Sistem Informasi Geografis ..................... 19

2.3.3 Model Data Sistem Informasi Geografis ... ........................ 20

2.3.3.1 Titik (Point) …..... ................................................ 21

2.3.3.2 Garis (Line) ………………….. ............................. 21

2.3.3.3 Poligon (Area) ………….. .................................... 21

2.3.4 Peta dan Pemetaan ................ ........................................... 22

2.3.4.1 Pengertian Peta …… ............................................. 22

Page 13: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

xxvii

2.3.4.2 Jenis-jenis Peta ………………………….. ............ 22

2.3.4.3 Skala Peta …. ....................................................... 23

2.4 Konsep Dasar SIG Berbasis Web ................................................ 24

2.4.1 Arsitektur Umum Aplikasi Pemetaan di Web ................... 26

2.5 Konsep Dasar Pengembangan Sistem Informasi ......................... 28

2.5.1 Konsep Dasar Pengembangan Sistem ................................. 28

2.5.2 Pengembangan Sistem dengan RAD ................................ 29

2.5.2.1 Konsep Dasar RAD .............................................. 29

2.5.2.2 Tiga Fase Dalam RAD ….. ................................... 29

2.5.2.3 Keuntungan Menggunakan RAD .. ........................ 30

2.6 Konsep Dasar UML ................................................................ 31

2.6.1 Definisi UML .................................. ................................. 31

2.6.2 Diagram UML ................................................................. 31

2.6.3 Sistem Manajemen Basis Data ......................................... 35

2.6.4 Basis Data ................................................................... 36

2.6.5 Model Basis Data Relasional ............................................ 37

2.7 Pendekatan Dalam Membangun Sistem Informasi ..................... 38

2.7.1 Perangkat Lunak dalam Pembuatan Sistem ...................... 38

2.7.2 PostgreSQL dan PostGIS .................................................. 38

2.7.3 ArcGIS ............. ................................................................ 40

2.7.4 MySQL ......... ................................................................... 43

2.7.5 OpenGeo Suite . ................................................................ 43

2.7.5.1 OpenGeo Arsitektur ............................................. 44

Page 14: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

xxviii

2.7.5.2 OpenGeo Suite Enterprise dan Community .......... 45

2.7.5.3 Komponen OpenGeo Suite .................................... 46

2.7.6 Adobe Dreamweaver ......................................................... 50

2.7.7 Internet ............................................................................. 50

2.7.8 PHP ... ............................................................................... 51

2.8 Analisis Data .............................................................. .................. 52

2.8.1 Pengertian Bencana .......................................................... 52

2.8.2 Penanggulangan Bencana ................................................. 53

2.8.3 Banjir ................................................................................ 53

2.8.3.1 Pengertian Banjir .................................................. 53

2.8.3.2 Pengertian Rawan Banjir ....................................... 53

2.8.3.3 Penyebab Banjir .................................................... 54

2.8.3.4 Klasifikasi Wilayah Rawan Banjir......................... 56

2.8.3.5 Kawasan Potensi Banjir ........................................ 57

2.8.4 Definisi Hujan .................................................................... 58

2.8.4.1 Definisi Curah Hujan ............................................ 59

2.8.4.2 Klasifikasi Hujan .................................................. 59

2.8.4.3 Pola Umum Curah Hujan ...................................... 60

2.9 Parameter yang digunakan .......................................................... 61

2.9.1 Daerah Aliran Sungai (DAS) ............................................. 61

2.9.2 Curah Hujan Tahunan ........................................................ 61

2.9.3 Kontur Tanah ..................................................................... 62

2.10 Penentuan Bobot Pada Parameter ...... ..................................... 66

Page 15: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

xxix

2.10.1 Penentuan Skor Pada Parameter ..................................... 67

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 68

3.2 Bahan dan Perangkat Penelitian ................................................. 68

3.2.1 Bahan ............................................................................. 68

3.2.2 Perangkat ...................................................................... 69

3.2.3 Tahap Penelitian ............................................................ 70

3.3 Metode Pengumpulan Data ...................................................... 72

3.3.1 Studi Literatur ............................................................... 72

3.3.2 Observasi ........................................................................ 72

3.3.3 Wawancara ..................................................................... 73

3.4 Metode Pengembangan Sistem ................................................ 73

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Requirement Planning ................................................................ 78

4.1.1 Profil BPBD ..................................................................... 78

4.1.1.1 Fungsi Organisasi ............................................... 78

4.1.1.2 Struktur Organisasi .............................................. 80

4.1.2 Tahap Identifikasi Sistem ................................................. 84

4.1.2.1 Identifikasi Kebutuhan ......................................... 84

4.1.2.2 Identifikasi Masalah .............................................. 84

4.1.2.3 Tujuan Pengembangan Sistem ............................... 85

Page 16: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

xxx

4.1.3 Sistem Yang Berjalan ....................................................... 85

4.1.4 Sistem Yang Diusulkan .................................................... 86

4.2 Tahap Perancangan Proses ....................................................... 86

4.2.1 Use Case Diagram ........................................................... 87

4.2.2 Activity Diagram ........................................................... 91

4.2.3 Sequence Diagram .......................................................... 92

4.2.4 Statechart Diagram .......................................................... 99

4.2.5 Class Diagram … ............................................................. 102

4.2.5 Rancangan Interface ........................................................ 102

4.2.6 Pemrograman ................................................................. 108

4.2.7 Pengujian ........................................................................ 108

4.2.8 Evaluasi Sistem .............................................................. 110

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ............................................................................ 112

5.2 Saran ................................................................................... 112

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 113

Page 17: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

xxxi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Rata-rata Curah Hujan Bulanan Kabupaten Serang …. …………… 3

Gambar 1.2 Tahapan Metode RAD (Rapid Application Development) ………. 9

Gambar 2.1 Komponen SIG ……………………………………………………. 16

Gambar 2.2 Skala Grafik ……………………………………………………….. 24

Gambar 2.3 Arsitektur umum aplikasi peta berbasis web ……………………… 26

Gambar 2.4 Thin Vs Thick system pada Client Server ………………………… 28

Gambar 2.5 Fase di dalam RAD ……………………………………………….. 30

Gambar 2.6 Diagram Model Use Case ................................................................ 32

Gambar 2.7 Tampilan komponen work space ArcMap pada ArcGIS ………..... 42

Gambar 2.8 Tampilan Dashboard dari OpenGeo Suite ……………………….. 44

Gambar 2.9 Arsitektur Standar OpenGeo ……………………………………… 45

Gambar 2.10 Tampilan PostGIS Admin pada OpenGeo Suite ………………... 46

Gambar 2.11 Tampilan Aplikasi Web GeoServer ……………………………... 48

Gambar 2.12 Tampilan Aplikasi Web GeoEditor ……………………………… 48

Gambar 2.13 Tampilan aplikasi Web Styler …………………………………… 49

Gambar 2.14 Tampilan aplikasi Web GeoExplorer …………………………… 50

Gambar 2.15 Alur Php …………………………………………………………. 52

Gambar 2.16 Pembentukan garis kontur dengan membuat proyeksi tegak garis

perpotongan bidang mendatar dengan permukaan bumi …………… 64

Gambar 2.17 Kerapatan garis kontur pada daerah curam dan daerah landai ... 65

Gambar 2.18 Kerapatan garis kontur pada daerah sangan curam ……………. 65

Page 18: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

xxxii

Gambar 2.19 Kerapatan garis kontur pada curah dan punggung bukit ……….. 65

Gambar 2.20 Kerapatan garis kontur pada bukit dan cekungan ……………… 66

Gambar 3.1 Alur Kegiatan Penelitian …………………………………….. …..71

Gambar 4.1 Struktur Organisasi BPBD Kabupaten Serang ............................... 80

Gambar 4.2 Use Case Diagram SIG Wilayah Rawan Banjir …………………. 87

Gambar 4.3 Activity Diagram SIG Wilayah Rawan Banjir …………………… 91

Gambar 4.4 Sequence Diagram Terima Data …………………………………. 92

Gambar 4.5 Sequence Diagram Import Shape File …………………………… 93

Gambar 4.6 Sequence Diagram Login GeoServer ……………………………. 94

Gambar 4.7 Sequence Diagram Import dan Publish Data ……………………. 95

Gambar 4.8 Sequence Diagram Login GeoExplorer ………………………….. 96

Gambar 4.9 Sequence Diagram Membengun Peta ……………………………. 97

Gambar 4.10 Sequence Diagram Menampilkan Web Rawan Banjir …………. 98

Gambar 4.11 Statechart Diagram Import to PostGIS ………………………… 99

Gambar 4.12 Statechart Diagram Publish Data ……………………………… 100

Gambar 4.13 Statechart Diagram Membangun Peta …………………………..101

Gambar 4.14 Class Diagram …………………………………………………..102

Gambar 4.15 Halaman Layer Utama / Index …………………………………. 103

Gambar 4.16 Halaman Layer Visi & Misi ……………………………………. 103

Gambar 4.17 Halaman Layer Gallery ………………………………………… 104

Gambar 4.18 Halaman Layer Peta ……………………………………………. 104

Gambar 4.19 Halaman Layer Chat …………………………………………… 105

Gambar 4.20 Halaman Layer Help ………………………………………….... 105

Page 19: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

xxxiii

Gambar 4.21 Halaman Dashboard Admin …………………………………….106

Gambar 4.22 Halaman Data Store ……………………………………………..106

Gambar 4.23 Halaman Edit Peta ………………………………………………107

Gambar 4.24 Halaman Edit Style Peta ………………………………………...107

Page 20: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

78

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Data Curah Hujan Tahunan ………………………………………… 2

Tabel 1.2. Perbandingan Penelitian Sebelumnya …………………. …………... 9

Tabel 2.1. Perangkat Lunak Pendukung PostGIS ……………………………… 39

Tabel 2.2. Spesifikasi Pengguna OpenGeo Suite ……………………………… 46

Tabel 2.3. Klasifikasi Daerah Rawan Banjir …………………………………... 56

Tabel 2.4. Skoring Parameter Curah Hujan Tahunan (BMG) ………………… 62

Tabel 2.5. Penentuan Bobot pada Parameter ………………………………….. 67

Tabel 4.1 Spesifikasi Use Case Membuat Peta rawan banjir …………………. 87

Tabel 4.2 Spesifikasi Use Case Menambahkan data, peta dan konfigurasi layer.88

Tabel 4.3 Spesifikasi Use Case Mengedit database, polygon, line pada peta ... 88

Tabel 4.4 Spesifikasi Use Case Mengedit Style Peta …………………………..89

Tabel 4.5 Spesifikasi Use Case Informasi Wilayah Rawan Banjir …………...90

Tabel 4.6 Tabel pengujian metode Black Box ..................................................109

Tabel 4.7 Tabel pengujian metode White Box pada perangkat keras ................110

Tabel 4.8 Tabel pengujian metode White Box pada perangkat lunak ………….110

Page 21: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

79

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. Wawancara

Lampiran B. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana No 8 Tahun

2011 tentang Standardisasi Data Kebencanaan

Lampiran C.

Lampiran D.

Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana No 4 Tahun

2008 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana

Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana No 3 Tahun

2008 tentang Pedoman Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana

Daerah

Lampiran E. Print Out Source Code Sistem Informasi Geografis Peta Prakiraan

Daerah Penangkapan Ikan Berbasis Web (Studi Kasus: Kawasan

Wilayah Maluku Papua)

Lampiran F.

Lampiran G

Print Out Graphic User Interfaces (GUI) Rancang Bangun Sistem

Informasi Spasial Wilayah Rawan Banjir Berbasis Web (Studi Kasus:

Kabupaten Serang, Banten)

Surat Menyurat

Page 22: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

80

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kabupaten serang merupakan wilayah yang mempunyai curah hujan yang

cukup tinggi, yaitu berkisar 3,92 mm/ hari. Kabupaten Serang memiliki luas

wilayah 1.724,09 km². Secara geografis terletak pada posisi koordinat antara

105º7' - 105º22' Bujur Timur dan 5º50' - 6º21' Lintang Selatan. Kabupaten Serang

merupakan wilayah dataran rendah dan pegunungan dengan ketinggian antara 0

sampai 1.778 m di atas permukaan laut. Fisiografi Kabupaten Serang dari arah

utara ke selatan terdiri dari wilayah rawa pasang surut, rawa musiman, dataran,

perbukitan dan pegunungan. Bagian utara merupakan wilayah yang datar dan

tersebar luas sampai ke pantai, kecuali sekitar Gunung Sawi, Gunung Terbang

dan Gunung Batusipat. Bagian selatan sampai ke barat, Kabupaten Serang

berbukit dan bergunung antara lain sekitar Gunung Kencana, Gurung Karang dan

Gunung Gede.

Page 23: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

81

Data dari BMKG menunjukkan bahwa iklim di wilayah Kabupaten Serang

termasuk tropis dengan musim hujan antara November–April dan musim kemarau

antara Mei–Oktober. Curah hujan rata-rata 3,92 mm/hari, serta dari aspek

geologis, geografis dan morfologis, Kabupaten Serang merupakan salah satu

kawasan yang rawan terhadap bencana banjir. Berdasarkan data curah hujan di

Kabupaten Serang menunjukkan bahwa Kabupaten Serang berpotensi menjadi

wilayah rawan banjir. Data curah hujan kabupaten serang dapat dilihat pada Tabel

1.1 serta pada Gambar 1.1

Tabel 1.1 Data Curah Hujan Tahunan

KECAMATAN HUJAN_THN

Anyar 88

Baros 132

Bojonegara 94

Carenang 104

Cikande 42

Cikeusal 35

Cilegon 109

Cinangka 166

Ciomas 160

Cipocok Jaya 76

Ciruas 124

Ciwandan 54

Kasemen 64

Kopo 20

Kragilan 87

Kramatwatu 96

Mancak 79

Pabuaran 120

Padarincang 232

Pamarayan 157

Petir 54

Pontang 70

Pulo Merak 89

Serang 67

Tantakan 110

Page 24: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

82

Gambar 1.1. Rata-rata Curah Hujan Bulanan Kabupaten Serang

Tingginya tingkat curah hujan serta buruknya drainase yang ada, tidak

mampunya daerah aliran sungai menampung jumlah air yang mengalir dapat

menyebabkan banjir maupun genangan air, terlebih kondisi kontur tanah cukup

landai yang dapat mengakibatkan air hujan tidak dapat mengalir dengan

semestinya. Pentingnya penanggulangan masalah banjir tidak hanya dilakukan

dengan cara konvensional. Dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi (IPTEK) yang semakin pesat sekarang ini, perlu adanya Sumber Daya

Manusia (SDM) yang memiliki daya saing tinggi, menguasai IPTEK khususnya

dalam bidang teknologi serta memiliki wawasan IT, terutama bisa mengatasi

masalah banjir dengan bantuan analisa spasial yang sekarang ini sering disebut

dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) serta dengan bantuan Web dalam hal

penyampaian informasi menjadi lebih bermanfaat.

Tirtayasa 35

Walantaka 134

Waringinkurung 86

Cibeber 120

Curug 50

Page 25: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

83

SIG merupakan sebuah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk

menyimpan, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan kembali informasi–

informasi geografis atau keruangan dengan bantuan data atribut dan data spasial.

Saat sekarang ini SIG berkembang sangat pesat, banyak terapan ilmu memakai

manfaat dari sistem informasi itu sendiri. Dalam bidang Geologi dan bencana

alam, manfaat dari SIG dapat membantu user menganalisa area atau wilayah

mana saja yang rawan bencana banjir. Hal ini sangat berguna bagi penulis

khususnya, pemerintah sebagai pembuat keputusan dan masyarakat pada

umumnya dalam menganalisis dan melihat informasi tentang daerah penyebaran,

serta dampak yang diakibatkan oleh bencana banjir.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlu dibuat wilayah rawan banjir

berbasis Sistem Informasi Geografis yang mampu membantu kebutuhan para

pemegang kebijakan. Keputusan yang lebih cepat dan akurat diharapkan dapat

diambil oleh para pemegang kebijakan dengan terdapatnya database berbasis

Sistem Informasi Geografis yang informatif. Untuk memperkecil ruang lingkup

penelitian maka penyusunan informasi hanya dilakukan untuk wilayah rawan

banjir di Kabupaten Serang. Maka penulis memilih judul penelitian “Rancang

Bangun Sistem Informasi Spasial Wilayah Rawan Banjir Berbasis Web (Studi

Kasus: Kabupaten Serang, Banten)”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan sebelumnya, maka permasalahan yang diajukan adalah:

Page 26: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

84

1. Bagaimana merancang dan membangun sistem informasi spasial berbasis

Web wilayah rawan banjir di Kabupaten Serang?

2. Bagaimana menyajikan informasi spasial dan nonspasial wilayah rawan

banjir kepada masyarakat?

1.3. Batasan Masalah

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penulis membatasi kegiatan pada:

1. Analisis Spasial penyebaran wilayah rawan banjir di Kabupaten Serang,

Banten dengan menggunakan Sistem Informasi Geografi yang

diintegrasikan dengan Analisa Spasial Multi Kriteria hanya dibatasi pada

kriteria ataupun parameter seperti Daerah Aliran Sungai, Kontur, serta

Curah hujan tahunan.

2. Aplikasi yang dipakai yaitu ArcView, ArcGIS dan OpenGeo Suite.

ArcView dan ArcGIS yang berisikan informasi dan atribut serta data–data

tentang banjir dengan menggunakan parameter seperti peta administrasi

Kabupaten Serang, Banten, data curah hujan tahunan, landuse serta kontur

tanah. Sementara OpenGeo berfungsi sebagai antarmuka dalam hal

penyampaian informasi geografis berbasis Web.

3. Metode pengembangan sistem menggunakan metode RAD (Rapid

Application Development)–UML.

4. Tahapan pembangunan sistem hanya sampai pada tahap pengujian sistem

dan tidak sampai pada tahap operasional dan pemeliharaan sistem.

Page 27: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

85

1.4. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah:

1.4.1. Tujuan Penelitian

1. Terwujudnya sebuah Sistem Informasi Spasial Wilayah Rawan Banjir

yang dapat memberikan kemudahan kepada semua pihak agar dapat

mengetahui informasi mengenai wilayah rawan banjir pada Kabupaten

Serang, Banten.

2. Memberikan informasi wilayah rawan banjir yang diharapkan dapat

meningkatkan kewaspadaan bagi masyarakat sekitar sehingga dapat

mengantisipasi terjadinya banjir di kemudian hari.

1.4.2. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

a. Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Strata Satu (S1)

Sistem Informasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

b. Kesempatan dalam menerapkan ilmu-ilmu yang diperoleh selama

perkuliahan.

c. Bagi masyarakat umum mendapatkan informasi mengenai wilayah

yang merupakan rawan banjir.

2. Bagi Universitas

a. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmunya

dan sebagai bahan evaluasi.

Page 28: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

86

b. Memberikan gambaran tentang kesiapan mahasiswa dalam

menghadapi dunia kerja yang sebenarnya.

c. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam studi

lebih lanjut oleh peneliti lainnya.

3. Instansi dan Pemerintah

3.1. Bagi BNPB

a. Dengan dibangunnya sistem informasi spasial berbasis web ini,

dapat membantu memudahkan pemerintah pusat dalam memantau

situasi serta perkembangan yang berada di daerah-daerah di

Indonesia.

b. Memperoleh data-data mengenai wilayah yang termasuk kedalam

kategori rawan banjir.

3.2. Bagi BPBD

a. Dengan dibangunnya sistem informasi spasial berbasis web ini,

dapat membantu memudahkan pemerintah Kabupaten Serang

khususnya BPBD untuk memberikan informasi daerah yang

merupakan wilayah rawan banjir dalam bentuk data spasial berupa

peta.

b. Dapat menjadi sebuah pertimbangan bagi pemerintah Kabupaten

untuk melakukan kebijakan-kebijakan terkait penanganan wilayah

rawan banjir.

Page 29: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

87

4. Bagi Masyarakat Umum

a. Memberikan informasi spasial kepada masyarakat akan daerah

rawan banjir pada wilayah di Kabupaten Serang

b. Dapat menjadi sebuah perkiraan bagi masyarakat umum khususnya

masyarakat di Kabupaten Serang untuk meningkatkan

kewaspadaan ketika musim penghujan datang.

1.5. Metode Penelitian dan Penelitian Sebelumnya

Pada penulisan skripsi ini diperlukan data dan informasi yang lengkap

guna mendukung penelitian, metodologi tersebut yaitu :

1.5.1. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis menggunakan metode

observasi, wawancara dan literature. Adapun tiga metode tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a) Observasi

Pengumpulan informasi dengan cara pengamatan atau peninjauan

langsung terhadap wilayah rawan banjir

b) Wawancara

Melakukan wawancara kepada Staff BPBD Kabupaten Serang.

c) Studi Literatur

Mengumpulkan data-data sekunder dan menelaah data yang

diperoleh dari perpustakaan atau pustaka baik berupa artikel, buku,

Page 30: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

88

majalah, jurnal, maupun sumber informasi lainnya yang ada

kaitannya dengan permasalahan yang akan dibahas.

1.5.2. Metode Pengembangan Sistem

Dalam perancangan sistem ini, penulis menerapkan metode RAD (Rapid

Application Development), tahapan RAD dapat dijelaskan pada Gambar 1.2

Gambar 1.2 Tahapan Metode RAD (Rapid Application Development)

RAD merupakan metodologi dengan pendekatan Object Oriented (OO)

menggunakan notasi Unified Modelling Language (UML).

1.5.3. Penelitian Sebelumnya

Perbandingan antara yang dilakukan dengan sebelumnya dapat dilihat

pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2 Perbandingan Penelitian Sebelumnya Penelitian Judul Penelitian Tujuan Metode Hasil

Gatot

Irianto, PhD

(2002)

Peta Wilayah

Rawan Banjir

dan Genangan

- Peringatan dini akan bencana

banjir

- Sebagai bentuk laporan

pemerintah

Survei dan

Wawancara

(responden)

- Zonasi wilayah rawan/endemic

kebanjiran dan genangan secara

akurat

- Penyusunan Strategi alokasi

bantuan tanggap darurat

- Kecenderungan perubahan

magnitude banjir dan genangan

dalam das akibat perubahan

lahan

Trihono

Kadri

Penerapan Sistem

Informasi

- Integrasi SIG dengan model

Hidrolika Sungai

Survey dan

Wawancara

- Memprediksi volume limpasan

dan aliran puncak banjir melalui

Page 31: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

89

(2007) Geografis Dalam

Untuk Mereduksi

Kerugian Akibat

Banjir

kondisi langsung permukaan

tanah pada hujan dengan periode

ulang

Murdiyanto

(2010)

Simulasi Daerah

Banjir

Menggunakan

Sistem Informasi

Geografis di

Kabupaten

Sragen

- Bagaimana merancang dan

membuat website simulasi

daerah banjir menggunakan

sistem informasi geografis di

kabupaten sragen sebagai

model acuan untuk

penanggulangan banjir..

Survei dan

Wawancara

(responden)

- Mensimulasikan genangangan air

yang berada pada desa-desa di

selatan sungai bengawan solo

berdasarkan kontur tanah

- Pencarian rute terpendek jalan

yang tidak terkena banjir

D. Mioc et

all (2008)

Early Warning

and Mapping For

Flood Disaster

- Monitoring bencana banjir

serta memetakan wilayah

rawan banjir melalui citra

satelit

Library

Research

- Memetakan wilayah rawan banjir

dengan data citra satelit sebagai

perbandingan agar dapat

memberikan peringatan dini

tentang wilayah rawan banjir

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam skripsi ini, pembahasan yang penulis sajikan terbagi dalam lima

bab, yang secara singkat akan diuraikan sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisi uraian tentang latar belakang penulisan skripsi, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang dapat dari

penelitian ini.

BAB II: LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang dasar-dasar teori yang digunakan untuk mendukung

penelitian ini dan menguraikan pengertian untuk pembahasan pada bab

selanjutnya.

BAB III: METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang pembahasan hasil penelitian yang dibuat dan

menyajikan dalam bentuk grafik serta gambar.

BAB IV: PEMBAHASAN

Page 32: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

90

Bab ini menguraikan tentang pembahasan hasil penelitian yang dibuat dan

menyajikannya dalam bentuk grafik serta gambar.

BAB V: PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian dan saran yang

direkomendasikan untuk pengembangan lebih lanjut.

BAB II

LANDASAN TEORI

Page 33: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

91

2.1. Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis (GIS)

2.1.1. Konsep Dasar Sistem

Sistem menurut Jogiyanto (2005) memiliki definisi suatu kumpulan dari

elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Elemen-

elemen yang saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk suatu

kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem dapat tercapai. Elemen-elemen yang

dimaksud merupakan definisi yang lebih luas.

Sistem menurut Prahasta (2005) dapat di definisikan sebagai sekumpulan

objek, ide, berikut saling keterhubungannya (inter-relasi) dalam mencapai tujuan

atau sasaran bersama. Lebih detail lagi Rober dan Michael di dalam Prahasta

(2005) menyatakan sistem sebagai kumpulan elemen-elemen yang saling

berinteraksi membentuk kesatuan, dalam interaksi yang kuat maupun lemah

dengan pembatas yang jelas.

Selanjutnya dalam Wikipedia, sistem berasal dari bahasa Latin (systēma)

dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau

elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi

atau energi. Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah

sekumpulan benda yang memiliki hubungan diantara mereka.

Dari pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa sistem memiliki

pengertian sekumpulan objek, elemen-elemen, komponen-komponen yang saling

terkait dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.

2.1.2. Konsep Dasar Informasi

Page 34: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

92

Menurut Jogianto (2005), memiliki definisi suatu data yang diolah menjadi

bentuk yang lebih berguna dan lebih bermanfaat bagi penggunanya. Pengertian

lain mengenai informasi menurut Kadir dalam Prahasta (2005) adalah data yang

telah diorganisasikan ke dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan seseorang,

manajer, staf, atau orang lain di dalam suatu organisasi atau perusahaan.

Menurut Jogiyanto (2005), informasi bersumber dari berbagai macam

data. Data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian

dan kesatuan nyata. Informasi pada saat ini memiliki peran yang penting untuk

mengambil suatu keputusan, karena informasi menjadi bahan pertimbangan dan

masukan yang digunakan oleh para pengambil keputusan dalam membuat suatu

kebijakan-kebijakan (keputusan) di dalam organisasi.

Dari pengertian tersebut diambil kesimpulan bahwa informasi merupakan

data yang telah diproses (diolah) menjadi bentuk yang lebih berguna dan

bermanfaat bagi penerimanya atau penggunanya untuk mengambil suatu

keputusan. Data sendiri pun merupakan bahan untuk membentuk suatu informasi.

2.1.3 Konsep Dasar Sistem Informasi

Sistem informasi menurut Leitch dan Davids dalam Jogiyanto (2005)

adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan

pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat menejerial dan kegiatan

strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-

laporan yang diperlukan.

Page 35: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

93

Sedangkan menurut Budihar dalam Prahasta (2005), adalah suatu sistem

manusia-mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi

operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam organisasi.

Kesimpulan dari berbagai definisi/pengertian mengenai sistem informasi

adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk pengambilan keputusan

berdasarkan informasi dari data-data yang telah diolah sebelumnya.

2.1.4. Geografis

Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan

dan perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas

permukaan bumi. Kata geografi berasal dari Bahasa Yunani yaitu gêo (" bumi ")

dan graphein ("menulis", atau "menjelaskan"). Dengan semakin berkembangnya

konsep dan cakupan geografi, maka geografi dapat diartikan sebagai suatu

cakupan studi mengenai permukaan bumi terutama dalam hal keanekaragaman

area permukaan bumi dan hubungannya sebagai tempat tinggal manusia.

Menurut Prahasta (2005), Geografis memiliki istilah lain, yaitu spasial

(keruangan) dan Geospasial. Ketiga istilah ini memiliki pengertian yang sama di

dalam konteks SIG. Penggunaan kata “Geografis” mengandung pengertian suatu

persoalan mengenai bumi: permukaan dua atau tiga dimensi. Dari pengertian

tersebut, dapat disimpulkan bahwa Geografi merupakan suatu ilmu yang

mempelajari masalah-masalah bumi secara luas dalam hubungannya dengan

keruangan.

2.2. Sistem Informasi Geografis (SIG)

2.2.1. Definisi SIG

Page 36: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

94

Pada dasarnya, istilah sistem informasi geografis merupakan gabungan

dari tiga unsur pokok: sistem, informasi, dan geografis. Dengan melihat unsur-

unsur pokoknya, maka jelas SIG merupakan salah satu sistem informasi dan SIG

merupakan suatu sistem yang menekankan pada unsur ”Informasi Geografis”.

Penggunaan kata Geografis” mengandung pengertian suatu persoalan mengenai

bumi: permukaan dua atau tiga dimensi. Istilah ”Informasi Geografis”

mengandung pengertian informasi mengenai keterangan-keterangan (atribut) yang

terdapat di permukaan bumi yang posisinya diberikan atau diketahui. Dengan

memperhatikan pengertian Sistem Informasi, maka SIG merupakan ”suatu

kesatuan formal yang terdiri atas berbagai sumber daya fisik dan logika yang

berkenaan dengan objek-objek yang terdapat di permukaan bumi”.

Dalam Prahasta (2005), terdapat berbagai macam pengertian mengenai

SIG. Antara lain menurut Arronoff dalam Prahasta (2005) mendefinisikan SIG

sebagai suatu sistem yang berbasiskan komputer yang digunakan untuk

menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografis. SIG dirancang

untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena

dimana lokasi geografis merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk

dianalisis. Dengan demikian, SIG merupakan sistem komputer yang memiliki

empat kemampuan berikut dalam menangani data yang bereferensi geografis: (a)

masukan, (b) manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data), (c) analisis

dan manipulasi data dan (d) keluaran.

Menurut Basic dalam Prahasta (2005) SIG adalah kombinasi perangkat

keras dan perangkat lunak komputer yang memungkinkan untuk mengelola

Page 37: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

95

(manage), menganalisa, memetakan informasi spasial berikut data atributnya (data

deskriptif) dengan akurasi kartografi.

SIG merupakan sejenis perangkat lunak yang dapat digunakan untuk

pemasukkan, penyimpanan, manipulasi, menampilkan dan keluaran informasi

geografis berikut atribut-atributnya. Berikut subsistem dalam SIG :

1. Data Masukan : subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan, mempersiapkan

data spasial dan atribut dari berbagai sumber dan bertanggung jawab dalam

mengkonversi format data-data aslinya ke dalam format yang dapat digunakan

oleh SIG.

2. Data Keluaran : subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran

seluruh atau sebagian basisdata baik dalam bentuk file komputer maupun

dokumentasi seperti: tabel, grafik, peta dan lain-lain.

3. Data Manajemen : subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun

atribut ke dalam sebuah basisdata sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil,

diupdate, dan diedit.

4. Data Manipulasi dan Analisis : subsistem ini menentukan informasi-informasi

yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan

manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang

diharapkan.

Dari pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa SIG merupakan

suatu sistem yang menggunakan komputer untuk memasukkan, mengelola

(penyimpanan dan pemanggilan data), manipulasi dan analisis, serta menyajikan

Page 38: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

96

informasi secara geografis berikut dengan deskripsi dari keadaan geografis suatu

wilayah untuk digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan.

2.2.2. Komponen SIG

Menurut Gistus dalam Prahasta (2005), komponen SIG dibagi menjadi

empat komponen, di antaranya perangkat keras, manajemen, data dan informasi,

serta perangkat lunak.

Gambar 2.1 Komponen SIG

Keterangan:

1. Perangkat Keras : perangkat keras yang sering digunakan untuk SIG adalah

komputer (PC), mouse, digitizer, printer, plotter dan scanner.

2. Perangkat Lunak : SIG juga merupakan sistem perangkat lunak yang tersusun

secara modular dimana basisdata memegang peranan kunci. Setiap subsistem

diimplementasikan dengan menggunakan perangkat lunak yang terdiri dari

beberapa modul.

3. Data dan Informasi Geografi : SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data

dan informasi yang diperlukan baik secara tidak langsung dengan cara meng-

importnya dari perangkat-perangkat lunak SIG yang lain maupun secara

Dat

a

SIG

Manajemen

Perangkat

Keras

Data dan

Informasi Geografis

Perangkat Lunak

Page 39: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

97

langsung dengan cara mendijitasi data spasialnya dari peta dan memasukkan

data atributnya dari tabel-tabel dan laporan dengan menggunakan keyboard.

4. Manajemen : suatu proyek SIG akan berhasil jika dimanage dengan baik dan

dikerjakan oleh orang-orang memiliki keahlian yang tepat pada semua

tingkatan.

Komponen perangkat keras dalam SIG yang umum digunakan adalah

CPU, RAM, storage, input device, output device, dan peripheral lainnya.

Sedangkan komponen perangkat lunak, merupakan suatu sistem untuk mengolah

data dan informasi geografis, seperti ERDAS, ArcView, MapInfo dan lain-lain.

Data dan Informasi, merupakan data atribut dari tabel-tabel dan laporan

yang digunakan, dan manajemen merupakan komponen yang berkaitan dengan

perkembangan dan penguasaan teknologi. Kombinasi yang benar antara keempat

komponen utama ini akan menentukan kesuksesan suatu proyek pengembangan

Sistem Informasi Geografis.

2.2.3. Kemampuan SIG

Berdasarkan dari berbagai macam pengertian mengenai SIG, dapat dilihat

secara eskplisit mengenai kemampuan SIG. Berikut adalah kemampuan-

kemampuan SIG menurut Prahasta (2005) yang diambil dari beberapa definisi

mengenai SIG:

a. Memasukkan dan mengumpulkan data geografis

b. Mengintegrasikan data geografis

c. Memeriksa, meng-update (meng-edit) data geografis

d. Menyimpan dan memanggil kembali data geografis

Page 40: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

98

e. Merepresentasikan atau menampilkan data geografis

f. Mengelola data geografis

g. Memanipulasi data geografis

h. Menganalisa data geografis

i. Menghasilkan keluaran (output) data geografis dalam bentuk-bentuk: peta

tematik (view dan layout), tabel, grafik (chart) laporan (report), dan lainnya

baik dalam bentuk hardcopy maupun softcopy.

2.3. Data

Data adalah bahasa, mathematical, dan simbol-simbol pengganti lain yang

disepakati oleh umum dalam menggambarkan objek, manusia, peristiwa, aktivitas,

konsep dan objek-objek penting lainnya. (Prahasta, 2005).

2.3.1. Data dan Informasi Geografis

SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data dan informasi yang

diperlukan baik secara tidak langsung dengan cara meng-importnya dari

perangkat–perangkat lunak yang lain maupun secara langsung dengan cara

mendigitasi data spasialnya dari peta dan memasukkan data atributnya dari table-

tabel dan laporan dengan menggunakan keyboard.

Berikut ini diungkapkan beberapa alasan dasar mengenai kebutuhan SIG

di antaranya:

1. Penanganan data geospasial sangat buruk

2. Peta dan statistik sangat cepat kadaluarsa

3. Data dan informasi sering tidak akurat

Page 41: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

99

4. Tidak ada pelayanan penyediaan data

5. Tidak ada pertukaran data.

Fungsi-fungsi dari Sistem Informasi Geografis (SIG) antara lain:

1. Sistem Informasi Geografis sebagai bank data geografis

2. Sistem Informasi Geografis sebagai sarana bantu pengambilan keputusan

3. Sistem Informasi Geografis sebagai sarana pengendalian operasional dan

pemantauan.

2.3.2. Jenis Data Pada Sistem Informasi Geografis

Menurut Aranof (1989) data dalam SIG dikelompokkan dalam dua

kategori yaitu data spasial (keruangan) dan data non-spasial (atribut). Penjelasan

dari masing-masing jenis data tersebut adalah sebagai berikut:

a. Data Spasial

Data spasial adalah data mengenai tata ruang (menyangkut titik

koordinat). Setiap bagian dari data tersebut selain memberikan gambaran

tentang suatu fenomena, juga selalu dapat memberikan informasi mengenai

lokasi dan juga persebaran dari fenomena tersebut dalam suatu ruang

(wilayah). Yang termasuk kedalam data spasial adalah data raster dan vektor.

Model data raster (organisasi sel) adalah model data yang berupa

image. Model data raster akan disimpan dalam bentuk grid, dimana setiap grid

mewakili data tertentu. Dalam struktur data raster nilai setiap parameter yang

dibahas dibangun untuk setiap sel dalam suatu ruang yang teratur.

Model data vektor adalah model data yang didefinisikan dalam suatu

bentuk titik, garis, poligon dan sejenisnya. Model data vektor digunakan untuk

Page 42: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

100

obyek yang memerlukan posisi akurat. Pendekatannya adalah meletakkan

posisi akurat titik, garis, dan poligon yang digunakan untuk menggambarkan

obyek. Model vektor mengasumsikan posisi koordinat secara matematis

dengan tepat.

b. Data Non Spasial (Data Atribut)

Data non spasial adalah data yang mendeskripsikan data grafis yang

berisi data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif misalnya data jumlah

penduduk, jumlah taman, jumlah rumah sakit, dan sebagainya. Data kualitatif

misalnya nama, alamat, nama jalan, dan sebagainya.

Data atribut akan tersimpan dalam bentuk tabel, yang kemudian

disebut dengan data tabular. Data ini disimpan dalam bentuk tabel didalam

database dan dapat di join-kan pada peta dengan pola titik tertentu atau simbol

tertentu.

Dalam mengelola data dan informasi atribut didalam SIG tidak

semudah yang kita bayangkan, untuk melakukanya diperlukan pemahaman

yang baik mengenai konsep-konsep sistem manajemen basisdata (Database

Management System–DBMS).

2.3.3 Model Data Sistem Informasi Geografis

Menurut Barus (1999), Semua fitur pada muka bumi bisa di

representasikan oleh tiga identitas yaitu: titik, garis dan poligon. Fitur-fitur beserta

atributnya dikumpulkan dalam satuan-satuan yang disebut layer. Sungai,

bangunan, jalan, laut, batas administrasi merupakan contoh-contoh layer.

2.3.3.1Titik (Point)

Page 43: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

101

Objek titik dalam peta mempunyai makna mewakili lokasi dan tidak ke

unsur lain. Tetapi kenampakan yang tidak berdimensi ini akan berbeda jika

dilakukan pembesaran, yang berarti menjadi objek area. Dalam hal ini ukuran

skala pengamatan pemetaan akan mempengaruhi penampilan ukuran objek dalam

database. Pada skala tertentu kelompok objek tertentu akan hilang untuk

penyimpanan dalam database.

2.3.3.2.Garis (Line)

Objek garis (juga diistilahkan dengan ujung, lengkungan, dan polyline)

dalam kehidupan antara lain jalur jalan, pipa, yang muncul terpisah dan tidak

berkaitan satu dengan yang lainnya. Walaupun demikian unsur garis tersebut

merupakan unsur kelompok yang lebih besar, misalnya aliran sungai kecil dapat

dikaitkan dengan sungai yang lebih besar hingga akhirnya dalam ruang lingkup

daerah sungai. Ada beberapa sifat yang perlu diperhatikan mengenai sifat objek

garis ini antara lain: panjang (misalnya untuk jarak), kelengkungan (untuk

sungai), dan orientasi (untuk sumber daya mineral)

2.3.3.3.Poligon (Area)

Objek poligon (area) dapat diidentifikasi untuk objek yang alami dan

buatan manusia, yang berarti keberadaan objek tidak dikaitkan dengan tinggi. Unit

spasial poligon dapat bersifat alami seperti danau, pulau atau tipe tanah, atau

buatan seperti batas kecamatan. Batas-batas ini dapat tidak jelas, mempunyai

banyak sifat, berubah sesuai waktu, bervariasi sesuai definisi, dan dapat juga tidak

dapat diamati langsung. Unit poligon ini penting untuk studi sosial-ekonomi,

inventaris sumber daya alam dan penggunaan lahan. Sifat-sifat yang dikaitkan

Page 44: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

102

dengan unsur area antara lain adalah perkembangan area, ukuran keliling, daerah

tumpang tindih, dan lain-lain.

2.3.4. Peta dan Pemetaan

2.3.4.1Pengertian Peta

Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal

2005) Peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi

lingkungan, merupakan sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan

keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan.

2.3.4.2.Jenis-jenis Peta

Peta dapat diklasifikasikan menurut jenis, skala, fungsi, dan macam

persoalan (maksud dan tujuan), jenis-jenis peta tersebut dapat digolongkan

seperti:

1. Menurut Jenisnya:

1. Peta foto adalah peta yang dihasilkan dari mosaik foto udara atau ortofoto

yang dilengkapi garis kontur, nama, dan legenda. Peta ini meliputi peta

foto yang sudah direktifikasi dan peta ortofoto.

2. Peta garis adalah peta yang menyajikan detil alam dan buatan manusia

dalam bentuk titik, garis, dan luasan. Peta ini terdiri atas peta topografi dan

peta tematik.

2. Menurut Skalanya

1. Peta skala besar (1:50.000 atau lebih kecil, misalnya 1:25.000).

2. Peta skala kecil (1:500.000 atau lebih besar).

Page 45: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

103

3. Menurut Fungsinya

1. Peta umum, yang antara lain memuat jalan, bangunan, batas wilayah, garis

pantai, dan elevasi. Peta umum skala besar dikenal sebagai peta topografi,

sedangkan yang berskala kecil berupa atlas.

2. Peta tematik, yang menunjukkan hubungan ruang dalam bentuk atribut

tunggal atau hubungan atribut.

3. Kart, yang didesain untuk keperluan navigasi, nautical dan aeronautical.

4. Menurut Macam Persoalan, adapun peta yang dapat diklasifikasikan menurut

macam persoalan (maksud dan tujuan), antara lain meliputi: peta kadaster,

peta geologi, peta tanah, peta ekonomi, peta kependudukan, peta iklim, dan

peta tata guna tanah.

2.3.4.3. Skala Peta

Skala peta adalah perbandingan jarak antara dua titik sembarangan di peta

dengan jarak horisontal kedua titik tersebut di permukaan bumi (dengan satuan

ukuran yang sama). (Arham, 2008)

1. Skala numeris

Digambarkan dalam bentuk 1 : 50.000 (numeric skala) atau 1/ 50.000.

Artinya 1 satuan panjang di peta sama dengan 50.000 satuan panjang di

lapangan misalkan 1 cm di peta sama dengan 50.000 cm (0.5 km) di

lapangan.

2. Skala dengan kalimat

Biasanya digunakan untuk peta – peta buatan Inggris atau negara – negara

bekas jajahan. Bentuknya adalah 1 inch to 1 mile (1 : 63.660).

Page 46: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

104

3. Skala grafis

Skala yang menampilkan suatu garis dengan beberapa satuan jarak yang

menyatakan suatu jarak pada tiap satuan jarak tertentu.

Gambar 2.2 Skala Grafik

Macam-macam peta berdasarkan skala peta di antaranya :

1. Peta skala sangat besar > 1:10.000

2. Peta skala besar 1:10.000 < 1:100.000

3. Peta skala sedang 1:100.000 - < 1:1.000.000

4. Peta skala kecil >= 1:1.000.000

2.4. Konsep Dasar SIG Berbasis Web

Website merupakan bentuk aplikasi sistem informasi terdistribusi yang

berbasis hypertext dengan menggunakan konsep hyperlink. Website juga

merupakan aplikasi jaringan yang mendukung terlaksananya HTTP (Hypertext

Transfer Protocol) dalam suatu jaringan internet.

Sedangkan aplikasi sistem informasi geografis yang dapat dijalankan

dalam web browser baik yang berada pada satu jaringan gelobal (internet)

Page 47: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

105

maupun yang hanya berbasis jaringan lokal (intranet) namun memiliki dan

terkonfigurasi pada jaringan web server dikenal dengan WebGIS atau SIG

berbasis web. SIG berbasis web mendukung penggunaan aplikasi web dalam

melakukan operasi SIG. SIG berbasis web terdiri atas beberapa komponen yang

saling terkait, dan gabungan antara desain grafis, pemetaan, peta digital dengan

analisis spasial, pemrograman komputer dan database (Prahasta 2007).

Menurut Prahasta (2007), SIG berbasis web memiliki beberapa kelebihan

dan kelemahan, yaitu:

A. Kelebihan:

1. Penempatan data terpusat pada satu tempat.

2. Biaya pengadaan hardware dan software menjadi lebih murah.

3. Lebih mudah digunakan (user friendly).

4. Adanya akses yang luas terhadap data dan fungsi.

B. Kelemahan:

1. Cepat lambatnya suatu akses bergantung pada spesifikasi komputer yang

dimiliki baik pada server maupun client. Selain itu juga bergantung pada

koneksitas internet, traffic web site, dan efisiensi data.

2. Resolusi atau tampilan monitor (display) perlu diatur agar sesuai dengan

tampilan web.

2.4.1. Arsitektur Umum Aplikasi Pemetaan di Web

Bentuk umum arsitektur aplikasi berbasis peta di web dapat di lihat pada

Gambar 2.3

Page 48: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

106

Gambar 2.3. Arsitektur umum aplikasi peta berbasis web

Pada gambar di atas, interaksi antara klien dengan server berdasar

scenario request dan respon. Web browser di sisi klien mengirim request ke

server web. Karena server web tidak memiliki kemampuan pemrosesan peta,

maka request berkaitan dengan pemrosesan peta akan diteruskan oleh server web

server ke server aplikasi dan Mapserver. Hasil pemrosesan akan dikembalikan

lagi melalui server web, terbungkus dalam bentuk format HTML atau applet.

Arsitektur aplikasi pemetaan di web dibagi menjadi dua pendekatan

sebagai berikut:

Thin Client

Thin client adalah sebuah komputer client yang bergantung pada server

untuk melakukan pengolahan data, dapat berupa dedicated thin client terminal

atau PC biasa yang menggunakan perangkat lunak thin client untuk mengirim

input keyboard dan mouse ke server dan menerima output dari server ke layar

thin client tersebut. Thin client tidak memproses data apapun, melainkan hanya

proses user interface (UI) saja. Data hasil pemrosesan kemudian dikirim ke klien

dalam format standar HTML, yang di dalamnya terdapat file gambar dalam format

standar (misalnya GIF, PNG, maupun JPG) sehingga dapat dilihat menggunakan

Page 49: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

107

sembarang web browser. Kelemahan utama pendekatan ini adalah

keterbatasannya interaksi dengan user yang kurang fleksibel

Thick Client

Pada pendekatan ini, pemrosesan data dilakukan di sisi klien

menggunakan beberapa teknologi seperti kontrol ActiveX2 atau applet. Kontrol

ActiveX atau applet akan dijalankan di klien untuk memungkinkan web browser

menangani format data yang tidak dapat ditangani oleh web browser dengan

kemampuan standar. Dengan adanya pemrosesan di klien, maka transfer data

antara klien dengan web server akan berkurang. Tidak seperti pada pendekatan

thin client, data akan dikirim ke klien dalam bentuk data vektor yang

disederhanakan. Pemrosesan dan penggambaran kembali akan dilakukan di sisi

klien. Dengan cara demikian, pengembang aplikasi dapat lebih fleksibel dalam

menentukan prosedur interaksi aplikasi dengan user. Kelemahan dari pendekatan

ini, harus ada tambahan aplikasi yang dipasang di komputer klien (kontrol

ActiveX atau applet tadi).

Pemrosesan data dilakukan di sisi client, data dikirim dari server ke client

dalam bentuk data vektor yang disederhanakan. Pemrosesan dan penggambaran

kembali dilakukan di sisi client. Cara ini menjadikan user dapat berinteraksi lebih

interaktif dan fleksibel.

Page 50: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

108

Gambar 2.4 Thin Vs Thick sistem pada Client Server

2.5. Konsep Dasar Pengembangan Sistem Informasi

2.5.1. Konsep Dasar Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem informasi sering disebut sebagai proses

pengembangan sistem (System Development Process). Dalam mengembangkan

suatu sistem tentunya harus mampu didukung oleh personal-personal yang

kompeten di bidangnya (Jogiyanto, 2005).

Proses pengembangan sistem terdiri dari proses standar atau langkah yang

dapat digunakan pada semua proyek pengembangan sistem. Meskipun proses

bisnis pada masing-masing organisasi berbeda, mereka memiliki karakteristik

umum yang sama, yaitu kebanyakan proses poengembangan sistem pada

organisasi mengikuti pendekatan problem-solving. Berikut ini adalah langkah

problem-solving secara umum:

1. Mengidentifikasi masalah

2. Memahami dan menganalisis masalah

3. Mengidentifikasi solusi yang diharapkan

4. Mengidentifikasi solusi alternatif dan memilih solusi yang tebaik

Page 51: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

109

5. Merancang solusi yang telah dipilih

6. Mengimplementasikan solusi yang telah dipilih

7. Mengevaluasi hasil (jika masalah tidak terpecahkan, kembali ke langkah 1

dan 2). (Whitten, 2004)

Pengembangan sistem (System Development) dapat berarti menyusun

suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan

atau memperbaiki sistem yang telah ada. (Jogiyanto, 2000)

2.5.2. Pengembangan Sistem dengan RAD (Rapid Application Development)

2.5.2.1.Konsep Dasar Rapid Application Development (RAD)

Rapid Application Development adalah suatu pendekatan berorientasi

objek terhadap pengembangan sistem yang mencakup suatu metode

pengembangan serta perangkat-perangkat lunak (Kendall dan Kendall, 2003).

Rapid Application Development (RAD) menggunakan pemodelan berorientasi

objek.

2.5.2.2.Tiga Fase dalam RAD

Tiga fase dalam RAD yaitu: (Kendall dan Kendall, 2003)

1. Requirement Planning

Dalam tahap ini akan diketahui apa saja yang menjadi kebutuhan sistem yaitu

dengan mengidentifikasi kebutuhan informasi dan masalah yang dihadapi

untuk menentukan tujuan, batasan-batasan sistem, kendala dan juga alternatif

pemecahan masalah. Analisis digunakan untuk mengetahui perilaku sistem

dan juga untuk mengetahui aktifitas apa saja yang ada dalam sistem tersebut.

Page 52: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

110

2. Workshop Design

Tahap ini mengidentifikasi solusi alternatif dan memilih solusi yang terbaik.

Kemudian membuat desain proses bisnis dan desain pemrograman untuk data-

data yang telah didapatkan dan dimodelkan dalam arsitektur sistem informasi.

3. Implementation

Setelah Workshop Design dilakukan, selanjutnya sistem diimplementasi

(coding) ke dalam bentuk yang dimengerti oleh mesin yang diwujudkan dalam

bentuk program atau unit program. Tahap implementasi sistem merupakan

tahap meletakkan sistem supaya siap untuk dioperasikan. Software yang

digunakan adalah software Web server, bahasa pemrograman dan tools

perangkat lunak untuk database. Selain itu juga membutuhkan Software untuk

desain interface dan software-software untuk editor, kemudian mengevaluasi

sistem informasi yang telah dibuat.

Requirement Planning Design Workshop Implementation

Gambar 2.5. Fase di dalam RAD

2.5.2.3.Keuntungan Menggunakan RAD

Menurut (McLeod, R. & Schell, G. 2007) ada beberapa keuntungan dalam

pengembangan sistem dengan menggunakan RAD adalah sebagai berikut:

a. Proses pengiriman menjadi lebih mudah, hal ini dikarenakan proses

pembuatan lebih banyak menggunakan potongan-potongan script.

Identified

Objectives and

Informations

Requirement

Work With

Users to

Design

System

Build The

System

Introduced

The New

System

Page 53: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

111

b. Mudah untuk diamati karena menggunakan model prototype, sehingga user

lebih mengerti sistem yang dikembangkan.

c. Lebih fleksibel karena pengembang dapat melakukan proses desain ulang

pada saat yang bersamaan.

d. Keterlibatan user semakin meningkat karena merupakan bagian dari tim

secara keseluruhan.

e. Mempercepat waktu pengembangan sistem secara keseluruhan karena

cenderung mengabaikan kualitas.

f. Tampilan yang lebih standar dan nyaman dengan bantuan software-software

pendukung.

2.6. Konsep Dasar Unified Modelling Language (UML)

2.6.1. Definisi UML

Menurut Whitten (2004), UML adalah suatu konvensi pemodelan yang

digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah system piranti lunak

yang terkait dengan objek. UML juga merupakan sebuah pendekatan model untuk

(1) mempelajari objek-objek yang ada untuk melihat apakah objek tersebut dapat

digunakan kembali atau dimodifikasi yang akan digabungkan dengan objek yang

ada untuk membuat aplikasi bisnis.

2.6.2. Diagram UML

UML menawarkan diagram yang dikelompokkan menjadi lima perspektif

berbeda untuk memodelkan suatu sistem. Diagram UML menyajikan perspektif

Page 54: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

112

yang berbeda mengenai sistem informasi. Bagian berikut menjelaskan berbagai

diagram UML beserta pengertiannya (Whitten, 2004).

a. Use Case Diagram

Use Case Diagram adalah diagram yang menggambarkan interaksi antara

sistem dengan sistem eksternal dan pengguna. Dengan kata lain, secara grafis

menggambarkan siapa yang akan menggunakan sistem dan dengan cara apa

pengguna mengharapkan untuk berinteraksi dengan sistem (Whitten, 2004)

System

Use Case 1

Use Case 2

Use Case 3

Actor 1

Actor 3

Actor 2

Gambar 2.6. Diagram Model Use Case

Sebuah use case diagram melukiskan :

1. Actor

Actor merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan pengguna

aplikasi atau apapun yang berinteraksi dengan sistem untuk mengolah

informasi. Actor bisa berupa orang, hardware atau sistem informasi lain yang

berinteraksi dengan use case.

2. Use Case

Use case menggambarkan fungsi sistem dari perspektif user eksternal dengan

cara yang mereka pahami. Use case dibuat berdasarkan proses-proses yang

Page 55: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

113

dilakukan untuk kepentingan actor untuk menggambarkan apa yang dikerjakan

oleh aplikasi, bukan bagaimana aplikasi mengerjakannya (logical).

3. Relationship

Relationship dilukiskan sebagai garis lurus antara dua simbol pada use case

diagram. Makna dari relationship berbeda, tergantung pada bagaimana garis

lurus digambarkan dan apa jenis simbol yang dihubungkan. Berikut ini adalah

perbedaan relationship pada use case diagram :

a) Association

Association merupakan relationship antara actor dengan use case,

digambarkan sebagai sebuah garis lurus tanpa putus antara actor dan use case.

b) Extends

Extends digunakan untuk menggambarkan hubungan antara use case yang

menunjukkan bahwa satu use case merupakan fungsionalitas dari use case

yang lain jika kondisi atau syarat tertentu terpenuhi.

c) Uses (Includes)

Hubungan uses menggambarkan bahwa satu use case seluruhnya meliputi

fungsionalitas dari use case lainnya

d) Depends On

Hubungan depends on sangat membantu untuk mengetahui use case mana yang

memiliki ketergantungan pada use case lainnya yang bertujuan untuk

menentukan urutan dalam pengembangan use case.

Page 56: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

114

e) Inheritance

Hubungan inheritance terjadi ketika dua atau lebih actor menggunakan use

case yang sama. Setiap use case pada use case diagram dijelaskan secara detail

pada documenting abstract and extension use case narrative. (Whitten, 2004)

b. Use Case Narrative

Deskripsi tekstual kegiatan bisnis dan bagaimana pengguna akan berinteraksi

dengan sistem dalam menyelesaikan suatu tugas. Berbeda degnan use case

diagram, use case desain sistem menggunakan sebuah narasi dari pandangan

pengguna sistem, use case desain sistem lebih bersifat percakapan (dialog)

c. Activity Diagram

Secara grafis digunakan untuk menggambarkan rangkaian aliran aktivitas

baik proses bisnis atau use case. Diagram ini juga dapat digunakan untuk

memodelkan action yang akan dilakukan saat sebuah operasi di eksekusi dan

memodelkan hasil dari action tersebut.

d. Class Diagram

Diagram ini menunjukkan kelas objek yang menyusun sistem juga hubungan

antara kelas tersebut. Class diagram mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam

sistem dan berbagai macam hubungan interaksi diantara mereka.

e. Sequence Diagram

Secara grafis menggambarkan bagaimana objek berinteraksi dengan satu

sama lain melalui pesan pada eksekusi sebuah use case atau operasi. Diagram ini

mengilustrasikan bagaimana pesan terkirim dan diterima diantara objek.

Page 57: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

115

f. Statechart Diagram

Digunakan untuk memodelkan behavior objek khusus yang dinamis.

Diagram ini mengilustrasikan siklus hidup objek, berbagai keadaan yang dapat

diasumsikan oleh objek dan event-event yang menyebabkan objek beralih dari

satu state ke state lain.

2.6.3. Sistem Manajemen Basis Data

Sistem Manajemen Basis-Data (Data Base Management System/ DBMS)

adalah perangkat lunak sistem yang memungkinkan para pemakai membuat,

memelihara, mengontrol, dan mengakses basis data dengan cara praktis dan

efisien. DBMS dapat digunakan untuk mengakomodasikan berbagai macam

pemakai yang memiliki kebutuhan akses yang berbeda-beda. DBMS pada

umumnya menyediakan fasilitas atau fitur-fitur yang memungkinkan data dapat

diakses dengan mudah, aman, dan cepat. Beberapa fitur yang secara umum

tersedia adalah:

Keamanan : DBMS menyediakan sistem pengamanan data sehingga tidak

mudah diakses oleh orang yang tidak memiliki hak akses.

Independensi : DBMS menjamin independensi antara data dan program,

data tidak bergantung pada program yang meng-akses-nya, karena struktur

data-nya dirancang berdasarkan kebutuhan informasi, bukan berdasarkan

struktur program. Sebaliknya program juga tidak bergantung pada data,

sehingga walaupun struktur data diubah, program tidak perlu berubah.

Konkruensi/ data sharing : data dapat diakses secara bersamaan oleh

beberapa pengguna karena manajemen data dilaksanakan oleh DBMS.

Page 58: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

116

Integritas : DBMS mengelola file-file data serta relasi-nya dengan tujuan

agar data selalu dalam keadaan valid dan konsisten

Pemulihan : DBMS menyediakan fasilitas untuk memulihkan kembali file-

file data ke keadaan semula sebelum terjadi-nya kesalahan (error) atau

gangguan baik kesalahan perangkat keras maupun kegagalan perangkat

lunak.

Kamus/ katalog sistem : DBMS menyediakan fasilitas kamus data atau

katalog sistem yang menjelaskan deskripsi dari field-field data yang

terkandung dalam basisdata.

Perangkat Produktivitas : DBMS menyediakan sejumlah perangkat

produktivitas sehingga memudahkan para pengguna untuk menarik manfaat

dari database, misalnya report generator (pembangkit laporan) dan query

generator (pembangkit query/ pencarian informasi).

Menurut Prahasta (2004). DBMS adalah tempat penyimpanan data beserta

user interface-nya yang dipersiapkan untuk memanipulasi dan administrasi

basisdata. Dengan demikian, menurut sumber ini, DBMS juga dianggap sebagai

sistem perangkat lunak.

2.6.4. Basis Data

Menurut Kendall dan Kendall (2003), basis data tidak hanya merupakan

kumpulan file, basis data adalah pusat sumber data yang dipakai oleh banyak

pemakai untuk berbagai aplikasi. Inti dari basis data adalah Database

Management System (DBMS), yang membolehkan pembuatan, modifikasi dan

pembaharuan basis data, mendapatkan kembali data, dan membuat laporan.

Page 59: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

117

Tujuan basis data:

1. Memastikan bahwa data dapat dipakai di antara pemakai untuk berbagai

aplikasi

2. Memelihara data baik keakuratan maupun kekonsistenannya

3. Memastikan bahwa semua data yang diperlukan untuk aplikasi sekarang dan

yang akan datang akan disediakan dengan cepat

4. Membolehkan basis data untuk berkembang dan kebutuhan pemakai untuk

berkembang

5. Membolehkan pemakai untuk membangun pandangan personalnya tentang

data tanpa memperhatikan cara data disimpan secara fisik.

2.6.5. Model Basis Data Relasional

Sebagai model basis data yang paling terkenal dan sering

diimplementasikan didalam DBMS, model relasional sangat banyak digunakan di

dalam sistem perangkat lunak SIG. Beberapa diantara DBMS yang menggunakan

model basis data relasional adalah (Prahasta 2009):

1. Dbase (*.dbf) – digunakan dalam ArcView GIS beserta beberapa perangkat

lunak SIG lainnya yang berbasiskan data spasial berformat shapefile.

2. INFO – digunakan dalam Arc/Info.

3. Oracle – digunakan oleh Arc/Info, Geovision, dan lainnya.

4. Empress – digunakan oleh System/9.

Page 60: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

118

2.7. Pendekatan Dalam Membangun Sistem Informasi

2.7.1.Perangkat Lunak dalam Pembuatan Sistem

Menurut Hariyanto (2008) dalam arti sempit perangkat lunak adalah

program yang dijalankan di suatu pemroses. Perangkat lunak dalam arti lebih luas

terdiri dari program-program yang di-eksekusi komputer dalam beraneka ukuran

dan arsitektur, dokumen-dokumen berupa hard-copy dan bentuk-bentuk maya,

dan data berupa angka-angka dan teks juga representasi informasi gambar, video,

dan audio.

Pada saat ini, sudah banyak tersedia (baik yan komersial maupun yang non-

komersial (open source) tool atau perangkat lunak yang berfungsi baik hanya

sebagai ”map server” di dalam (arsitektur) aplikasi web maupun sekedar

pendukung dalam menampilkan unsur-unsur spasial yang terdapat di dalam view

kedalam aplikasi browser internet. Perangkat lunak tersebut dengan masing-

masing karakter yang khas

2.7.2. PostgreSQL dan PostGIS

Menurut Obe dan Hsu (2011) PostgreSQL adalah suatu sistem manajemen

hubungan obek dalam suatu basis data atau lebih dikenal dengan Object-

Relational Database Management System (ORDBMS). PostGreSQL pertama kali

dikembangkan oleh Barkly, University of California pada tahun 1982. Saat ini

PostGreSQL berada di bawah lisensi BSM-style dan dikembangkan secara gratis

oleh berbagai komunitas database di seluruh dunia.

PostgreSQL memiliki ketangguhan dan kemampuan pengolahan data yang

cukup baik sehingga sistem basis data ini banyak digunakan untuk pembanguna

Page 61: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

119

database baik berbasis web maupun berbasis desktop. PostgreSQL dapat diunduh

secara gratis melalui situs http://www.postgresql.org.

Kelebihan lain dari PostgreSQL adalah adanya ekstensi yang mampu

mendukung spesifikasi penggunaan yang beragam. Salah satu ekstensi dari

PostgreSQL adalah PostGIS. PostGIS merupakan ekstensi yang mampu

mendukung pengelolaan data spasial atau berbasis keruangan untuk aplikasi

sistem informasi geografis. Dijelaskan pula bahwa PostGIS merupakan DBMS

yang didukung oleh tiga kelebihan dari pada PostgreSQL di antaranya: spatial

types, indexes, dan functions.

PostGIS telah menjadi basis data spasial yang digunakan secara luas oleh

para penggunanya. PostGIS juga menjadi program penyimpanan data nomor tiga

yang selalu mengalami perkembangan dengan sangat baik. PostGIS didukung

pula oleh beberapa perangkat lunak open source dan berbayar dari sisi server

maupun desktop. Berikut adalah tabel perangkat lunak yang mendukung

penggunaan PostGIS:

Tabel 2.1. Perangkat Lunak Pendukung PostGIS

Open/Free Closed/Proprietary

Loading/Extracting

Shp2Pgsql

ogr2ogr

Dxf2PostGIS

Web-Based

Mapserver

Loading/Extracting

Safe FME Desktop

Translator/Converter

Web-Based

Ionic Red Spider (now ERDAS)

Cadcorp GeognoSIS

Page 62: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

120

GeoServer (Java-based WFS / WMS -

server )

SharpMap SDK - for ASP.NET 2.0

MapGuide Open source (using FDO)

Desktop

uDig

QGIS

mezoGIS

OpenJUMP

OpenEV

SharpMap SDK for Microsoft.NET 2.0

ZigGIS for ArcGIS/ArcObjects.NET

GvSIG

GRASS

Iwan Mapserver

MapDotNet Server

MapGuide Enterprise (using FDO)

ESRI ArcGIS Server 9.3+

Desktop

Cadcorp SIS

Microimages TNTmips GIS

ESRI ArcGIS 9.3+

Manifold

GeoConcept

MapInfo (v10)

AutoCAD Map 3D (using FDO)

2.7.3. ArcGIS

Berdasarkan ESRI Development, perangkat lunak ArcGIS merupakan

perangkat lunak SIG yang baru dari ESRI, yang memungkinkan user dalam

memanfaatkan data dari berbagai format data. Dengan ArcGIS user dapat

memanfaatkan fungsi desktop maupun jaringan dan dapat memakai fungsi pada

level ArcView, ArcEditor, ArcInfo dengan fasilitas ArcMap, ArcCatalog dan

ArcToolbox.

Page 63: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

121

ArcGIS merupakan sistem yang lengkap untuk pembuatan, pelayanan dan

penggunaan informasi geografis. Software GIS ini merupakan koleksi yang

terpadu untuk membangun atau membuat sistem informasi geografis yang

lengkap sesuai kebutuhan, dalam desktop, server, web. Apapun kebutuhan analisis

keruangan, mengatur data spasial yang banyak atau menghasilkan peta-peta yang

secara kartografi terpenuhi sebagai pembuat keputusan, ArcGIS bisa digunakan

sebagai salah satu dasar untuk semua kebutuhan Sistem Informasi yang bersifat

Geografis. Fitur yang terdapat dalam ArcGIS mendukung fungsi-fungsi ArcGIS

seperti manage data, analisa, display dan pembuatan peta.

ArcGIS merupakan perangkat lunak Sistem Informasi Geografis (SIG)

berbasis sistem operasi Windows yang dikembangkan oleh ESRI (GCAN 2007).

ArcGIS terdiri dari ArcMap, ArcCatalog, ArcGlobe, ArcReader, dan ArcScene.

Berikut adalah penjelasan dari masing-masing bagian ArcGIS diatas:

a. ArcMap merupakan bagian dari perangkat lunak ArcGIS yang dapat

melakukan pengolahan data, menampilkan data, pembuatan peta dan cetak

peta.

b. ArcCatalog merupakan bagian dari perangkat lunak ArcGIS yang berfungsi

sebagai katalog data, pembaca file, pengaturan sistem koordinat dan

metadata.

c. ArcGlobe merupakan bagian dari perangkat lunak ArcGIS yang mendukung

visualisasi multiresolusi data global dalam tampilan 3D .

Page 64: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

122

d. ArcReader merupakan bagian dari perangkat lunak ArcGIS yang

memudahkan pengguna ketika harus menampilkan, explore, dan mencetak

data.

Berikut adalah komponen work space ArcMap pada perangkat lunak ArcGIS.

Gambar 2.7. Tampilan komponen work space ArcMap pada ArcGIS

1. Menu Bar

Sekumpulan menu utama Adobe Illustrator seperti File, Edit, dll.

2. Tool Bar & Option Bar

Tool Bar adalah sekumpulan tool yang digunakan untuk mengolah elemen

grafis, sedangkan Option Bar adalah Sekumpulan properti/pengaturan untuk

objek yang aktif.

3. Tabel of Content

Sekumpulan objek yang tersusun menjadi layer di dalam ArcMap.

4. Data Frame

Sebagai area kerja dari ArcMap.

Page 65: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

123

2.7.4. MySQL

Menurut Sidik (2003), MySQL dikembangkan oleh sebuah perusahaan

Swedia bernama MySQL AB, yang pada saat itu bernama TcX Data Konsult AB

sekitar tahun 1994-1995. MySQL sudah ada sejak 1979. MySQL termasuk jenis

RDBMS (Relational Database Management System). MySQL digunakan oleh

banyak portal-portal internet sebagai basis data dari informasi yang ditampilkan

pada situs web. Kepopuleran MySQL dimungkinkan karena kemudahannya untuk

digunakan, cepat secara kinerja query, dan mencukupi untuk kebutuhan basis data

perusahaan-perusahaan skala menengah dan kecil. Istilah seperti tabel, baris, dan

kolom tetap digunakan dalam MySQL. Sebuah basis data yang terdapat pada

MySQL mengandung satu atau beberapa tabel yang terdiri dari sejumlah baris dan

kolom.

2.7.5. OpenGeo Suite

OpenGeo Suite adalah salah satu dari perangkat lunak open source

pengembangan dan pengorganisasian sistem informasi geografis berbasis web.

OpenGeo Suite terdiri dari PostGIS sebagai DBMS, GeoServer yang merupakan

server yang menghubungkan database dengan sistem, GeoWebCache sebagai

accelerator yang mengintegrasikan kebutuhan mengenai skala peta yang akan

digunakan, OpenLayers sebagai map controls untuk melihat dan melakukan

editing terhadap tampilan peta bebasis Javascript, dan GeoExt geospatial web

yang memberikan kemudahan dalam pembuatan tampilan web GIS (OpenGeo

2009). Berikut adalah tampilan dashboard dari OpenGeo Suite.

Page 66: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

124

Gambar 2.8. Tampilan Dashboard dari OpenGeo Suite

2.7.5.1.OpenGeo Arsitektur

Dengan menggunakan OpenGeo kita dapat menciptakan sebuah arsitektur

web yang saling terhubung satu sama lain. Arsitektur OpenGeo dapat melayani

konfigurasi data dari database, dapat menyimpan dan memanipulasi data

menggunakan algoritma yang sebelumnya hanya tersedia pada perangkat lunak

GIS yang mahal, dan dapat membangun aplikasi desktop yang dapat diakses

melalui web browser.

Arsitektur OpenGeo terdiri atas lima komponen open source yakni,

penyimpanan: PostGIS/ PostgreSQL database spasial, aplikasi server: GeoServer,

aplikasi cache: GeoWebCache, kerangka antarmuka pengguna: GeoExt/ ExtJS,

user interface komponen peta: OpenLayers. Berikut adalah gambaran standar dari

arsitektur OpenGeo:

Page 67: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

125

Gambar 2.9. Arsitektur Standar OpenGeo

Di bagian bawah arsitektur OpenGeo terdapat database (PostGIS) atau file

berbasis sistem penyimpanan, di tengahnya terdapat (GeoServer dan

GeoWebCache), dan ada lapisan user interface di bagian atas (OpenLayers dan

GeoExt).

2.7.5.2.OpenGeo Suite Enterprise Edition dan Community Edition

OpenGeo memiliki dua tipe edisi yang berbeda, yakni Enterprise Edition

(edisi berbayar) dan Community Edition (edisi tidak berbayar). Adapun spesifikasi

pengguna dari kedua edisi OpenGeo Suite tersebut dapat dilihat dalam tabel

berikut

Page 68: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

126

Tabel 2.2. Spesifikasi Pengguna OpenGeo Suite

OpenGeo Suite Enterprise Edition OpenGeo Suite Comminity Edition

Direkomendasikan bagi organisasi yang

mencari jaminan perangkat lunak open

source komersial dengan kemampuan

yang terjamin dengan harga yang

terjangkau.

Direkomendasikan bagi organisasi yang

membutuhkan kontak langsung dengan

ahli perangkat lunak, pelatihan, dan

konsultasi.

Direkomendasikan bagi pengguna yang

menginginkan kenyamanan dengan

paket installer yang mudah.

Direkomendasikan bagi organisasi yang

membutuhkan waktu respon tercepat

pada saat terdapat laporan bug.

Direkomendasikan bagi Pengembang

dan pengguna dengan keahlian teknis.

Direkomendasikan bagi mereka yang

nyaman bekerja langsung dengan

komunitas open source.

Direkomendasikan bagi mereka yang

nyaman dengan segala hal yang baru,

dengan fitur tidak didukung, atau belum

teruji.

Bagus untuk pengguna yang memiliki

waktu yang cukup dan keahlian untuk

mengeksplorasi segala kemungkinan

yang bisa didapat dengan OpenGeo

Suite.

2.7.5.3.Komponen OpenGeo Suite

Berikut ini adalah komponen-komponen yang terdapat di dalam OpenGeo

Suite yang berperan sebagai penunjang dari Sistem Informasi Wilayah Rawan

Banjir dari sisi server (OpenGeo 2009):

1. PostGIS

Page 69: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

127

PostGIS adalah perluasan ke sistem object-relational database PostgreSQL

yang memungkinkan obyek GIS (Sistem Informasi Geografis) untuk

disimpan dalam database. PostGIS didukung dengan indeks keruangan

GiST-based R-Tree yang berfungsi menganalisis dan pengolahan objek GIS.

Gambar 2.10. Tampilan PostGIS Admin pada OpenGeo Suite

2. GeoServer

GeoServer merupakan perangkat lunak server open source yang ditulis

dalam bahasa pemrograman Javascript yang memungkinkan pengguna untuk

berbagi dan mengedit data geospasial. Dirancang untuk interoperabilitas,

sehingga mampu menerbitkan data dari sumber data utama spasial.

Page 70: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

128

Gambar 2.11 Tampilan Aplikasi Web GeoServer

3. GeoEditor

GeoEditor adalah aplikasi JavaScript berbasis web untuk mengedit fitur

geografis. Toolset GeoEditor meminimalkan biaya pengembangan data dan

pemeliharaan tanpa mengorbankan integritas data. Dengan aplikasi ini, Anda

dapat mengedit semua jenis data vektor, termasuk atribut, ketika disajikan

melalui Layanan Fitur Web (WFS) protokol.

Gambar 2.12 Tampilan Aplikasi Web GeoEditor

4. Styler

Page 71: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

129

Styler memberikan kemudahan dalam proses styling GIS untuk web. Styler

memungkinkan pengguna untuk membuat peta dengan tampilan dan nuansa

aplikasi yang dibutuhkan. Pengguna diberikan kemudahan karena pada

prosesnya tidak lagi harus berhubungan dengan kode XML secara langsung.

Dibangun sepenuhnya dengan JavaScript dan memanfaatkan OpenLayers

dan GeoExt, penekanan Styler pada standar terbuka dan desain fleksibel

membuat proses perancangan peta yang Anda inginkan terasa lebih mudah

dan efisien.

Gambar 2.13 Tampilan Aplikasi Web Styler

5. GeoExplorer

GeoExplorer adalah aplikasi web yang disediakan untuk penyusunan dan

publish peta. Segala kemudahan yang ada di dalamnya menjadikan proses

finishing pembuatan web GIS terasa lebih cepat. GeoExplorer juga

mendukung pengintegrasian dengan peta host seperti Google Maps, Open

Street Map dan Google Earth.

Page 72: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

130

Gambar 2.14 Tampilan Aplikasi Web GeoExplorer

2.7.6. Adobe Dreamweaver

Menurut Ruvalcaba (2002) dreamweaver adalah editor WYSIWYG (atau

dalam istilah yang lebih sederhana, sebuah editor ”apa yang anda lihat itulah yang

anda dapat”). Macromedia Dreamweaver merupakan program penyunting

halaman web.

Macromedia Dreamweaver termasuk editor profesional untuk

perancangan, pengkodean, pengembangan website, halaman web, dan aplikasi

web. Dreamweaver menyediakan tools yang sangat membantu dalam pembuatan

web yang powerfull. Berbagai fitur visual editing pada Dreamweaver membantu

membuat halaman web dengan cepat tanpa harus menuliskan satu baris kode.

2.7.7. Internet

Secara etiomologis, Internet berasal dari bahasa inggris yakni inter berarti

antar dan net berarti jaringan sehingga dapat diartikan hubungan antar jaringan.

Internet adalah suatu media informasi komputer global yang terhubung dengan

jaringan–jaringan komputer lokal maupun regional. Internet sebagai media

Page 73: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

131

transportasi untuk penyimpanan informasi dalam file atau dokumen pada

komputer lainnya. Internet digolongkan sebagai media komunikasi internasional

dalam penggunaan servis komputer.

Sedangkan menurut pakar internet Onno. W. Purbo, “Internet dengan

berbagai aplikasinya seperti Web, VoIP, E-Mail pada dasarnya merupakan media

yang digunakan untuk mengefesiensikan proses komunikasi”

2.7.8. PHP

PHP (akronim dari PHP Hypertext Preprocessor) yang merupakan bahasa

pemrogramman berbasis web yang memiliki kemampuan untuk memproses data

dinamis. Berbeda dengan HTML yang hanya bias menampilkan konten statis,

PHP bisa berinteraksi dengan database, file dan folder, sehingga membuat PHP

bisa menampilkan konten yang dinamis dari sebuah website. Blog, Toko Online,

CMS, Forum, dan Website Social Networking adalah contoh aplikasi web yang

bisa dibuat oleh PHP.

PHP adalah bahasa scripting, bukan bahasa tag-based seperti HTML. PHP

termasuk bahasa yang cross-platform, ini artinya PHP bisa berjalan pada sistem

operasi yang berbeda-beda (Windows, Linux, ataupun Mac). Program PHP ditulis

dalam file plain text (teks biasa) dan

mempunyai akhiran “.php”.

PHP dikatakan sebagai sebuah server-side embedded script language

artinya sintaks-sintaks dan perintah yang kita berikan akan sepenuhnya dijalankan

oleh server tetapi disertakan pada halaman HTML biasa. Aplikasi-aplikasi yang

Page 74: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

132

dibangun oleh PHP pada umumnya akan memberikan hasil pada web browser,

tetapi prosesnya secara keseluruhan dijalankan di server.

Pada prinsipnya server akan bekerja apabila ada permintaan dari client.

Dalam hal ini client menggunakan kode-kode PHP untuk mengirimkan

permintaan ke server (dapat dilihat pada gambar dibawah). Ketika menggunakan

PHP sebagai server-side embedded script language maka server akan melakukan

hal-hal sebagai berikut :

Membaca permintaan dari client/browser

Mencari halaman/page di server

Melakukan instruksi yang diberikan oleh PHP untuk melakukan modifikasi

pada halaman/page.

Mengirim kembali halaman tersebut kepada client melalui internet atau

intranet

Gambar 2.15 Alur Php

2.8. Analisis Data

2.8.1. Pengertian Bencana

Menurut BAKORNAS (Badan Koordinasi Nasional) (2007), Bencana

adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, manusia

dan atau keduanya yang mengakibatkan korban penderitaan manusia, kerugian

Page 75: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

133

harta benda, kerusakan sarana prasarana dan fasilitas umum serta menimbulkan

gangguan terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat.

2.8.2. Penanggulangan Bencana

Adalah segala upaya dan kegiatan yang dilakukan, meliputi kegiatan

pencegahan, penjinakan (mitigasi) dan kesiap-siagaan pada saat terjadi bencana,

rehabilitasi dan rekonstruksi pada saat setelah bencana terjadi.

2.8.3. Banjir

2.8.3.1 Pengertian Banjir

Banjir adalah genangan yang terjadi akibat curah hujan yang tidak

sepenuhnya mampu diserap ke dalam tanah serta akibat terhambatnya aliran pada

saluran pembuangan baik alami maupun hasil perbuatan manusia.

Banjir adalah aliran air di permukaan tanah yang relative tinggi dan tidak

dapat ditampung oleh saluran drainase atau sungai, sehingga melimpah ke kanan

dan kiri serta menimbulkan genangan / aliran dalam jumlah yang melebihi normal

dan mengakibatkan kerugian pada manusia.

Sedangkan menurut Dinas Perhubungan Umum (DPU) (2005), pengertian

Banjir adalah suatu keadaan aliran sungai di mana permukaan airnya lebih tinggi

daripada lahan bagian atas dari tebing sungai (bantaran sungai) atau dalam

pengertian umum dapat dikatakan bahwa debit yang terjadi lebih besar daripada

debit normal, walau tidak sampai meluap.

2.8.3.2 Pengertian Rawan Banjir

Menurut DPU rawan banjir adalah daerah atau suatu wilayah yang

mempunyai potensi besar terhadap bahaya banjir atau terjadinya genangan–

Page 76: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

134

genangan air. Potensi tersebut dapat dilihat dari kondisi resapan, kontur daerah,

curah hujan, kondisi saluran–saluran air, jenis kegiatan yang ada serta tingkat

kepadatan penduduknya. Daerah rawan banjir adalah kawasan yang potensial

untuk dilanda banjir yang diindikasikan dengan frekuensi terjadinya banjir

(pernah atau berulang kali).

2.8.3.3.Penyebab Banjir

Menurut Kodoatie dan Sugiyanto (2002) banjir dan genangan yang terjadi

di suatu lokasi diakibatkan antara lain oleh sebab–sebab berikut ini :

1. Perubahan tata guna lahan (land use) di Daerah Aliran Sungai (DAS).

2. Pembuangan sampah.

3. Erosi dan sedimentasi.

4. Kawasan kumuh di sepanjang sungai/ drainase.

5. Perencanaan system pengendali banjir tidak tepat.

6. Curah hujan.

7. Pengaruh fisiografis atau geofisik sungai.

8. Kapasitas sungai dan drainase yang tidak memadai.

9. Pengaruh air pasang.

10. Penurunan tanah dan rob.

11. Tidak berfungsinya sistem drainase lahan.

12. Bendung dan bangunan air.

13. Kerusakan bangunan pengendali banjir.

Page 77: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

135

Bilamana diklasifikasikan oleh tindakan manusia dan yang disebabkan

oleh alam maka penyebab di atas dapat disusun sebagai berikut. Yang termasuk

sebab–sebab banjir karena tindakan manusia adalah:

1. Perubahan tata guna lahan (land use).

2. Pembuangan sampah.

3. Kawasan kumuh di sepanjang sungai/ drainase.

4. Perencanaan sistem pengendali banjir tidak tepat.

5. Penurunan tanah atau rob.

6. Tidak berfungsinya drainase lahan.

7. Bendung dan bangunan air.

8. Kerusakan bangunan pengendali banjir.

Yang termasuk sebab–sebab alami di antaranya adalah :

1. Erosi dan sedimentasi.

2. Curah hujan.

3. Pengaruh fisiografi/ geofisik sungai.

4. Kapasitas sungai dan drainase yang tidak memadai.

5. Pengaruh air pasang.

6. Penurunan tanah atau rob.

7. Drainase lahan.

Ada 4 strategi dasar menurut Grigg (1996) untuk pengelolaan daerah

banjir yang meliputi :

1. Modifikasi kerentanan dan kerugian banjir (penentuan zona atau pengaturan

tata guna lahan).

Page 78: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

136

2. Pengaturan peningkatan kapasitas alam untuk dijaga kelestariannya seperti

penghijauan

3. Modifikasi dampak banjr dengan penggunaan teknik mitigasi seperti asuransi,

penghindaran banjir (flood proofing).

4. Modifikasi banjir yang terjadi (pengurangan) dengan bangunan pengontrol

(waduk) atau normalisasi sungai.

2.8.3.4.Klasifikasi Wilayah Rawan Banjir

Pengklasifikasian daerah rawan bencana banjir dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 2.3. Klasifikasi Daerah Rawan Banjir.

NO Klasifikasi Keterangan

1 Sangat Rawan Daerah atau kawaswan yang dilanda banjir jika setiap

terjadi hujan dengan volume kecil hingga besar serta

banjir kiriman dari hulu akan selalu kebanjiran.

2 Rawan Derah atau kawasan yang dilanda banjir dan diindikasikan

dengan frekuensi terjadinya banjir (pernah atau berulang

kali)

3 Agak Rawan Daerah atau kawasan jika setiap terjadinya hujan volume

besar dan terjadi apabila ada banjir besar saja

4 Potensial Rawan Daerah atau kawasan yang dilanda banjir dengan

persentase sangat kecil jika terjadi hujan dengan intensitas

sangat besar

5 Tidak Rawan Daerah atau kawasan yang tidak akan pernah banjir

Sumber: BNPB

Page 79: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

137

Adapun daerah yang bias dikatakan rawan mungkin bias terjadi dengan

belum adanya sistem pengendalian banjir. Seperti belum adanya tanggul, pompa

air serta topografi yang mudah tempat air tergenang.

2.8.3.5.Kawasan Potensi Banjir

1. Daerah Pesisir / Pantai

Daerah pesisir pantai menjadi rawan banjir desebabkan daerah tersebut

merupakan dataran rendah yang elevasi muka tanahnya lebih rendah atau sama

dengan elevasi air laut pasang rata–rata (Mean Sea Level / MSL), dan menjadi

tempat bermuaranya sungai – sungai, apalagi bila ditambah dengan dimungkinkan

terjadinya badai angin topan di daerah tersebut.

2. Daerah Dataran Banjir (Floodplain Area)

Daerah dataran banjir (floodplain area) adalah daerah dataran rendah di

kiri dan kanan alur sungai, yang elevasi muka tanahnya sangat landai dan relatif

datar, sehingga aliran air menuju sungai sangat lambat, yang mengakibatkan

daerah tersebut rawan terhadap banjir, baik oleh luapan air sungai maupun karena

hujan lokal di daerah tersebut.

3. Daerah Sempadan Sungai

Daerah Sempadan Sungai merupakan daerah rawan bencana banjir yang

disebabkan oleh pola pemanfaatan ruang budi daya untuk hunia dan kegiatan

tertentu.

4. Daerah Cekungan

Daerah cekungan merupakan daerah yang relative cukup luas baik di

daerah dataran rendah maupun dataran tinggi (hulu sungai) dapat menjadi daerah

Page 80: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

138

rawan bencana banjir, bila penataan kawasan atau ruang tidak terkendali dan

mempunyai sistem drainase yang kurang memadai.

2.8.4. Definisi Hujan

Menurut BMKG hujan adalah jatuhnya hydrometeor yang berupa partikel-

partikel air dengan diameter 0.5 mm atau lebih. Jika jatuhnya sampai ketanah

maka disebut hujan, akan tetapi apabila jatuhannya tidak dapat mencapai tanah

karena menguap lagi maka jatuhan tersebut disebut Virga. Hujan juga dapat

didefinisikan dengan uap yang mengkondensasi dan jatuh ketanah dalam

rangkaian proses hidrologi.

Hujan merupakan salah satu bentuk presipitasi uap air yang berasal dari

awan yang terdapat di atmosfer. Bentuk presipitasi lainnya adalah salju dan es.

Untuk dapat terjadinya hujan diperlukan titik-titik kondensasi, amoniak, debu dan

asam belerang. Titik-titik kondensasi ini mempunyai sifat dapat mengambil uap

air dari udara. Satuan curah hujan selalu dinyatakan dalam satuan millimeter atau

inchi namun untuk di Indonesia satuan curah hujan yang digunakan adalah dalam

satuan millimeter (mm).

Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam

tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah

hujan 1 (satu) milimeter artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang

datar tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air sebanyak satu

liter.

Page 81: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

139

Intensitas hujan adalah banyaknya curah hujan persatuan jangka waktu

tertentu. Apabila dikatakan intensitasnya besar berarti hujan lebat dan kondisi ini

sangat berbahaya karena berdampak dapat menimbulkan banjir, longsor dan efek

negatif terhadap tanaman.

2.8.4.1.Definisi Curah Hujan

Pengertian curah hujan menurut kamus istilah meteorologi adalah tebal

lapisan curahan air hujan yang jatuh (kalau hujan berupa salju atau es, merupakan

tebal lapisan air salju atau es), yang terkumpul di atas permukaan datar, tanpa

adanya penambahan atau pengurangan terhadap air hujan itu.

Curah hujan di suatu daerah tidaklah selalu sama dengan di daerah lain.

Ada suatu daerah yang pada akhir tahun hujannya mulai meningkat tinggi dan

mencapai puncaknya dan pertengahan tahun mencapai titik terendahnya.

Sebaliknya, di daerah lain pada akhir tahun hujannya mencapai titik terendah,

sedangkan pada pertengahan tahun mencapai titik tertingginya.

2.8.4.2.Klasifikasi Hujan

1. BMKG

Didalam BBMG wilayah II terdapat dua klasifikasi tentang curah hujan per

bulan yang digunakan, yaitu menurut Oldeman :

a. Bulan Basah (Curah hujan > 200 mm)

b. Bulan Lembab (Curah hujan berkisar antara 100-200 mm)

c. Bulan Kering (Curah hujan kurang dari < 100 mm)

Dan klasifikasi menurut Boenma, yaitu :

1. Bulan Basah (Curah hujan > 150 mm)

Page 82: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

140

2. Bulan Kering (Curah hujan < 150 mm)

(Sumber : Data Primer)

2.8.4.3.Pola Umum Curah Hujan

Pola umum curah hujan di Indonesia antara lain dipengaruhi oleh letak

geografis. Secara rinci, pola umum hujan di Indonesia dapat diuraikan sebagai

berikut:

1. Pantai sebelah barat setiap pulau memperoleh jumlah hujan selalu lebih

banyak daripada pantai sebelah timur.

2. Curah hujan di Indonesia bagian barat lebih besar daripada Indonesia bagian

timur. Sebagai contoh, deretan pulau-pulau Jawa, Bali, NTB dan NTT yang

dihubungkan oleh selat-selat sempit, jumlah curah hujan yang terbanyak

adalah Jawa Barat.

3. Curah hujan juga bertambah sesuai dengan ketinggian tempat. Curah hujan

umumnya berada pada ketinggian antara 600–900 m di atas permukaan laut.

4. Di daerah pedalaman, di semua pulau musim hujan jatuh pada musim

pancaroba. Demikian juga halnya di daerah rawa-rawa yang besar.

Saat mulai turunnya hujan bergeser dari barat ke timur, seperti :

a. Pantai barat pulau Sumatera sampai Bengkulu mendapat hujan terbanyak pada

bulan November.

b. Lampung–Bangka yang letaknya ke timur mendapat hujan terbanyak pada

bulan Desember.

c. Jawa bagian utara, Bali, NTB dan NTT pada bulan Januari–Februari.

Page 83: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

141

d. Di Sulawesi Selatan bagian timur, Sulawesi Tenggara dan Maluku Tengah,

musim hujannya berbeda, yaitu bulan Mei–Juni. Pada saat itu, daerah lain

sedang mengalami musim kering. Batas daerah hujan di Indonesia barat dan

timur terletak pada kira-kira 1200 Bujur Timur.

Rata-rata curah hujan di Indonesia setiap tahunnya tidak sama, namun

masih tergolong cukup banyak, yaitu rata-rata 2000–3000 mm/tahun. Begitu pula

antara tempat yang satu dengan tempat yang lain rata-rata curah hujannya tidak

sama.

2.9. Parameter yang digunakan

2.9.1. Daerah Aliran Sungai (DAS)

Daerah aliran sungai (DAS) adalah keseluruhan daerah kuasa (regime)

sungai yang menjadi alur pengatur (drainage) utama. Pengertian DAS sepadan

dengan istilah dalam bahasa inggris drainage basin, drainage area, atau river

basin. Sehingga batas DAS merupakan garis bayangan sepanjang punggung

pegunungan atau tebing/bukit yang memisahkan sistim aliran yang satu dari yang

lainnya. Dari pengertian ini suatu DAS terdiri atas dua bagian utama daerah tadah

(catchment area) yang membentuk daerah hulu dan daerah penyaluran air yang

berada di bawah daerah tadah.

2.9.2. Curah Hujan Tahunan

Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam

tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah

hujan 1 (satu) milimeter artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang

Page 84: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

142

datar tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air sebanyak satu

liter.

Potensi Banjir yang terjadi belakangan ini ditentukan oleh curah hujan.

Perubahan iklim menyebabkan pula hujan berubah di mana saat ini hujan yang

terjadi mempunyai waktu yang pendek tetapi intensitasnya tinggi. Akibat keadaan

ini saluran–saluran air yang ada sekarang ini tidak mampu lagi menampung

besarnya aliran air di permukaan.

Jadi yang dilihat hanya melihat sebesar apakah curah hujan melebihi

batasan kondisi banjir suatu tempat, serta meliputi data pendampingnya

bagaimana daya perembesannya air hujan terhadap permukaan tanah.

Data curah hujan tahunan ini didapatkan dari pos pemantau hujan yang

ada di beberapa titik di Kabupaten Serang, Banten. Berikut ini adalah tabel

mengenai scoring parameter pada curah hujan menurut BMG.

Tabel 2.4. Skoring Parameter Curah Hujan Tahunan (BMG)

No Kriteria (mm3 = millimeter kubik) Skor

1 > 281 5

2 211 – 280 4

3 141 – 210 3

4 71 – 140 2

5 <70 1

2.9.3. Kontur Tanah

Menurut Heywood (2002), kontur adalah sebuah garis pada peta topografi

yang menghubungkan titik-titik dari ketinggian yang sama dan biasanya

Page 85: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

143

digunakan untuk mewakili bentuk dari permukaan bumi. Nama lain dari garis

kontur adalah garis tranches, garis tinggi dan garis lengkung horizontal. Garis

kontur + 25 m, artinya garis kontur ini menghubungkan titik-titik yang

mempunyai ketinggian sama + 25 m terhadap referensi tinggi tertentu. Garis

kontur dapat dibentuk dengan membuat proyeksi tegak garis-garis perpotongan

bidang mendatar dengan permukaan bumi ke bidang mendatar peta. Karena peta

umumnya dibuat dengan skala tertentu, maka bentuk garis kontur juga akan

mengalami pengecilan sesuai skala peta. Dengan memahami bentuk-bentuk

tampilan garis kontur pada peta, maka dapat diketahui bentuk ketinggian

permukaan tanah, yang selanjutnya dengan bantuan pengetahuan lainnya bisa

diinterpretasikan pula informasi tentang bumi lainnya.

Garis kontur (Contour–line) adalah garis khayal pada peta yang

menghubungkan titik–titik dengan ketinggian yang sama. Garis kontur disajikan

di atas peta untuk memperlihatkan naik turunnya keadaan permukaan tanah, juga

untuk memberikan informasi slope (kemiringan tanah rata–rata), irisan profil

memanjang permukaan tana terhadap jalur proyek (bangunan) dan perhitungan

galian serta timbunan (cut and fill) permukaan tanah asli terhadap ketinggian

vertikal garis proyek atau bangunan. Gambaran dari garis kontur dapat dilihat

pada gambar 2.16–2.20

Page 86: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

144

Gambar 2.16. Pembentukan garis kontur dengan membuat proyeksi tegak garis

perpotongan bidang mendatar dengan permukaan bumi

Adapun sifat-sifat dari garis kontur ini adalah sebagai berikut:

a. Garis-garis kontur saling melingkari satu sama lain dan tidak akan saling

berpotongan.

b. Pada daerah yang curam garis kontur lebih rapat dan pada daerah yang landai

lebih jarang.

c. Pada daerah yang sangat curam, garis-garis kontur membentuk satu garis.

d. Garis kontur pada curah yang sempit membentuk huruf V yang menghadap ke

bagian yang lebih rendah. Garis kontur pada punggung bukit yang tajam

membentuk huruf V yang menghadap ke bagian yang lebih tinggi.

e. Garis kontur pada suatu punggung bukit yang membentuk sudut 90° dengan

kemiringan maksimumnya, akan membentuk huruf U menghadap ke bagian

yang lebih tinggi.

f. Garis kontur pada bukit atau cekungan membentuk garis-garis kontur yang

menutup-melingkar.

Page 87: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

145

g. Garis kontur harus menutup pada dirinya sendiri.

h. Dua garis kontur yang mempunyai ketinggian sama tidak dapat dihubungkan

dan dilanjutkan menjadi satu garis kontur.

Gambar 2.17 Kerapatan garis kontur pada daerah curam dan daerah landai

Gambar 2.18 Kerapatan garis kontur pada daerah sangan curam

Gambar 2.19 Kerapatan garis kontur pada curah dan punggung bukit

Page 88: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

146

Gambar 2.20 Kerapatan garis kontur pada bukit dan cekungan

2.10. Penentuan Bobot Pada Parameter

Faktor yang diperlukan dalam penentuan bobot ini adalah mencari

parameter apa yang paling berpengaruh terjadinya banjir. Dalam hal ini di

Kabupaten Serang, Banten, curah hujan menjadi faktor yang paling penting,

karena kurangnya daerah resapan air akan berpengaruh terjadinya banjir, dan

dilanjutkan dengan curah hujan yang tinggi serta kemiringan yang landai akan

menyebabkan daerah tersebut bisa dikatakan daerah yang sangat rawan banjir.

Pengaruh curah hujan yang cukup tinggi terhadap terjadinya banjir, maka

parameter ini memiliki nilai bobot yang paling tinggi (3) dibandingkan dengan

parameter lain, sedangkan kontur tanah memiliki bobot (2) karena pengaruhnya

terhadap banjir berada di bawah parameter curah hujan, dan daerah aliran sungai

mempunyai bobot (1) karena pengaruhnya terhadap banjir paling kecil

dibandingkan dua parameter lainnya. Berikut ini adalah tabel 2.5 yang

menerangkan tentang penentuan bobot pada tiap parameter.

Page 89: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

147

Tabel 2.5. Penentuan Bobot pada Parameter (BMKG)

Parameter Bobot

Curah Hujan Tahunan 3

Kontur Tanah 2

Daerah Aliran Sungai 1

2.10.1. Penentuan Skor Pada Parameter

Pengolahan data dilakukan untuk mengetahui penyebaran daerah rawan

banjir dengan menentukan klasifikasi–klasifikasi yaitu sangat rawan, rawan, agak

rawan, potensial rawan, tidak rawan. Dengan menggunakan parameter

penggunaan lahan, curah hujan tahunan, kemiringan tempat. Pengolahan data

yang dahulu dilakukan adalah menentukan parameter dengan memberikan skor

pada kriteria yang ada dalam parameter. Yaitu dengan menggunakan metode

ranking (ranking method), nilai tersebut adalah antara 1–5, di mana 5 merupakan

nilai kerawanan tertinggi dan 1 merupakan nilai kerawanan terendah tergantung

pada skor pada masing–masing kriteria. 1 adalah paling sedikit pengaruhnya dan 5

adalah faktor yang paling utama (Pramojanee et al: 2001).

Penentuan skor :

5 : Sangat Rawan

4 : Rawan

3 : Agak Rawan

2 : Potensial Rawan

1 : Tidak Rawan

Page 90: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

148

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini membahas mengenai metodologi yang digunakan di dalam proses

penelitian hingga pada pengembangan sistem, di awali dengan gambaran umum

penelitian, metode pengumpulan data, hingga sampai pada metode pengembangan sistem.

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Berikut adalah deskripsi lokasi dan waktu penelitian dalam melakukan penelitian

untuk merancang dan membangun sistem informasi spasial wilayah rawan banjir (Studi

kasus: Kabupaten Serang, Banten):

Lokasi penelitian : Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

Waktu Penelitian : 5 April 2012 s.d selesai

Alamat : Jl. Ir. H. Juanda No. 36 Jakarta Pusat

3.2. Bahan dan Perangkat Penelitaian

3.2.1. Bahan

Page 91: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

149

Dalam perancangan dan pembangunan sistem informasi spasial wilayah rawan

banjir berbasis web (Studi kasus: Kabupaten Serang, Banten), bahan yang digunakan

adalah:

1. Data spasial berupa Administrasi kabupaten serang, kontur kabupaten serang, Peta

Genangan kab serang, serta DAS dengan proyeksi geografi (longitude latitude), skala

1:200.000 dan dengan koordinat UTM yang diperoleh dari Kementrian Pekerjaan

Umum (DAS), Peta Administrasi Kabupaten Serang (BMKG), serta Kontur

Kabupaten Serang (BAKOSURTANAL)

2. Data non spasial (tabular) berupa data Curah hujan tahunan terhitung dari tahun 1990

sampai 2008 yang berasal dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika

(BMKG) serta data pendukung lainnya untuk proses analisis data.

3.2.2. Perangkat

Perangkat yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini yaitu satu buah PC,

dengan spesifikasi sebagai berikut:

1. Perangkat keras:

a. Processor 2.40 GHz

b. Memory 4 GB

c. Monitor 14” resolusi 1366 x 768

d. Harddisk 320 GB

2. Perangkat Lunak:

a. Operating System: Windows 7

b. Spatial Package: Aplikasi ArcGIS 9.3, Arcview 3.3

c. Web Package:

1. Adobe Dreamweaver CS4

2. OpenGeo Suite 2.5

Page 92: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

150

d. DBMS package: PostgreSQL dan PostGIS

3.2.3. Tahapan Penelitian

Penelitian ini dimulai dengan tahapan pengumpulan data dan identifikasi

kebutuhan pengguna. Pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka, observasi di

BNPB dan BMKG. Sedangkan identifikasi pengguna dilakukan untuk kebutuhan

pengguna terhadap sistem yang sedang dirancang. Setelah tahapa ini selesai, penelitian

dilanjutkan ke tahapan perancangan SIG berbasis web dengan menggunakan OpenGeo

Suite. SIG berbasis web ini kemudian akan menampilkan wilayah rawan banjir yang

berada di kabupaten serang. Yang telah dikonversi ke format basis data spasial PostGIS.

Hasil akhir dari seluruh proses tahapan ini adalah SIG berbasis web yang menampilkan

wilayah rawan banjir untuk kawasan kabupaten serang. Gambar 3.1 berikut adalah

gambaran tahapan dari alur kegiatan pada penelitian perancangan dan pembangunan

sistem informasi spasial wilayah rawan banjir.

Page 93: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

151

Pengumpulan Data dan

Identifikasi Kebutuhan

Pengguna

Mulai

Perancangan SIG

Berbasis Web

dengan OpenGeo

Suite

Pembobotan

Interpolate

GridBuffer

D

Data Curah

Hujan Tahunan &

Titik Pos Hujan

*.dbf

Kontur tanah kab

serang *.shp

Data Peta

DAS *.shp

Peta kontur

*.shp

Rancangan SIG

Berbasis Web

Overlay

Konversi ke

Format *.sql

Peta Rawan

Banjir pada

daerah

aliran sungai

*.shp

D

Peta Curah

Hujan Tahunan

*.shp

Basisdata spasial

dengan PostGIS

Peta Rawan

Banjir *.shp

SIG Berbasis Web

Testing

Selesai

Gambar 3.1. Alur Kegiatan Penelitian

Page 94: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

152

3.3. Metode Pengumpulan Data

Dalam menyusun skripsi ini diperlukan data-data informasi yang lengkap sebagai

bahan yang dapat mendukung kebenaran materi yang disampaikan. Oleh karena itu

sebelum melakukan penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan riset dari data-data yang

memiliki hubungan dengan penelitian ini, serta mengumpulkan data tersebut dengan

metode:

3.3.1. Studi Literatur

Pada tahap ini, dilakukan pengumpulan referensi yang dijadikan sebagai acuan

dalam perancangan sistem informasi spasial wilayah rawan banjir. Referensi-referensi

tersebut berasal dari buku-buku pegangan maupun publikasi hasil penelitian (baik cetak

maupun web) yang berhubungan dengan sistem informasi spasial wilayah rawan banjir.

Terdapat pula lampiran Peraturan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Republik

Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana

dalam hal standardisasi data kebencanaan serta Undang–undang Nomor 24 Tahun 2007

tentang Penanggulangan Bencana (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2007

Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723).

3.3.2. Observasi

Metode observasi yang dilakikan adalah observasi partisipatif, Yaitu dengan

mencoba melibatkan diri pada situasi tertentu. Hal ini dilakukan agar pemrolehan data

dan informasi menjadi lebih mudah.

Dalam kegiatan ini diperoleh data-data sekunder yang nantinya akan dibutuhkan

di dalam pengembangan sistem.

3.3.3. Wawancara

Page 95: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

153

Metode wawancara yang digunakan adalah metode terstruktur. Tujuan dari

wawancara yang dilakukan oleh penulis adalah untuk mengetahui prosedur dan kegiatan

pengolahan data yang selama ini dilakukan. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui

sejauh mana kinerja dari sistem yang bejalan sampai saat ini dan jika ada keinginan untuk

mengembangkan, seperti apa sistem yang diinginkan oleh pihak BPBD dalam

menginformasikan wilayah Rawan Banjir ke depan. Wawancara dilakukan dengan staff

bagian BPBD. Hasil wawancara terdapat di lampiran A

3.3.4. Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang penulis gunakan untuk mengembangkan

sistem ini yaitu metode pengembangan RAD (Rapid Application Development).

Sedangkan tools yang digunakan adalah notasi UML (Unified Modelling Language)

menggunakan teori Whitten yang merupakan pemodelan berorientasi objek. Metode RAD

terdiri dari tiga fase pengembangan yaitu :

1) Reqcuirement Planning

Dalam fase ini terdiri dari dua tahap yaitu :

1.1 Pengumpulan data dan syarat-syarat informasi, yaitu tahap mengumpulkan data-

data hasil observasi dan wawancara untuk dapat mempermudah dalam

identifikasi sistem, diantaranya yaitu :

a. Profil BPBD

Data mengenai sejarah berdirinya BPBD, Visi Misi BPBD dan Struktur

Organisasi yang ada di BPBD.

b. Data mengenai sistem yang berjalan.

Berisi data dan informasi mengenai sistem yang digunakan oleh BPBD

dalam menginformasikan wilayah rawan banjir.

Page 96: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

154

1.2 Identifikasi Sistem untuk Menyelesaikan Masalah di BPBD yaitu:

a. Identifikasi masalah pada sistem yang lama.

Tahap dimana analyst melakukan analisa dan identifikasi masalah apa saja

yang dihadapi dengan menggunakan sistem yang lama.

b. Identifikasi tujuan sistem yang baru

Tahap mengidentifikasi apa saja tujuan yang ingin dicapai dengan sistem

yang baru untuk menyelesaikan atau mengatasi masalah yang ada pada

penggunaan sistem yang lama.

c. Identifikasi kebutuhan sistem yang baru

Tahap mengidentifikasi kebutuhan apa saja yang diperlukan untuk

membangun sistem yang baru. Kebutuhan inputnya, kebutuhan proses dan

kebutuhan output yang diinginkan berupa informasi wilayah rawan banjir.

2) Workshop Design

Fase ini dilakukan untuk merancang sistem baru yang dapat menyelesaikan

masalah-masalah yang ada pada proses menginformasikan wilayah rawan banjir.

Tahapan yang dilakukan dalam fase ini meliputi :

2.1 Tahap Perancangan Proses

Tahap ini terdiri dari perancangan diagram-diagram dari sistem yang dibuat

yaitu diagram use case, activity diagram, dan sequence diagram.

a. Use Case Diagram,

Use case diagram menggambarkan interaksi antara user (pengguna)

sebuah sistem dengan sistemnya sendiri melalui sebuah cerita bagaimana

sebuah sistem dipakai

Page 97: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

155

b. Class Diagram

Class diagram mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam sistem dan

berbagai macam hubungan interaksi diantara mereka.

c. Activity Diagram

Merupakan teknik untuk mendiskripsikan logika prosedural, proses bisnis

dan aliran kerja. Activity diagram memiliki peran seperti halnya flowchart,

akan tetapi perbedaannya activity diagram bisa mendukung perilaku

paralel sedangkan flowchart tidak bisa.

d. Sequence Diagram

Digunakan untuk menggambarkan perilaku pada sebuah scenario.

Scenario adalah urutan langkah-langkah yang menerangkan antara

pengguna dan sistem dimana setiap scenario menggambarkan urutan

kejadian.

e. Statechart Diagram

Digunakann untuk memodelkan behavior objek khusus yang dinamis.

2.2 Tahap Perancangan User Interface

Tahap ini merupakan tahap merancang tampilanan antar muka yang digunakan

user untuk berinteraksi dengan sistem informasi geografis berbasis web.

3) Implementation

Page 98: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

156

Setelah workshop design dilakukan, selanjutnya sistem diimplementasikan ke

dalam bentuk yang dimengerti oleh mesin yang diwujudkan dalam bentuk program

atau unit program. Fase ini tediri dari dua tahap yaitu:

a. Tahap persiapan data, pada penelitian ini data yang telah terkumpul disesuaikan

terlebih dahulu format serta tipe datanya. Hal ini dilakukan agar data dapat dioleh

lebih lanjut dengan perangkat lunak yang telah ditentukan.

b. Tahap pembangunan sistem, diawali dengan meng-input seluruh data spasial ke

dalam database PostGIS, kemudian dilanjutkan dengan meng-import data spasial

yang berada pada database PostGIS ke dalam geoserver, mengatur susunan layer

pada peta, meng-export peta hingga menjadi web GIS (seluruh proses ini dilakukan

dengan terlebih dahulu menjalankan dashboard OpenGeo Suite), dan diakhiri

dengan meng-capture serta menyusunnya hingga menjadi tampilan animasi dengan

menggunakan bahasa pemrograman java script.

c. Tahap Pengujian Sistem, untuk menjamin sistem dapat berjalan dengan optimal.

Pengujian sistem dilakukan dengan menggunakan metode black box. Dalam tahap

ini digunakan XAMPP yang meliputi Apache sebagai web server untuk

menjalankan web html yang menjadi pengantar dari sisem informasi geografis

yang di buat.

Page 99: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

157

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Requirement Planning

4.1.1 Profil BPBD

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) adalah salah satu wadah

pelaksanaan kegiatan–kegiatan BNPB yang terdapat di daerah–daerah, bertujuan untuk

lebih terfokus pada daerah yang menjadi bagiannya masing–masing dalam hal

penanggulangan bencana, pemberian bantuan bencana, maupun penyampaian informasi

bencana. Adapun visi dan misi dari BPBD Kabupaten Serang adalah sebagai berikut:

a. Visi

Ketangguhan bangsa dalam menghadapi bencana

Page 100: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

158

b. Misi

1. Melindungi bangsa dari ancaman bencana melalui pengurangan risiko

2. Membangun sistem penanggulangan bencana yang handal

3. Menyelenggarakan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu,

terkoordinir, dan menyeluruh.

4.1.1.1Fungsi Organisasi

Fungsi dari BPBD adalah sebagai berikut:

1. Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan

bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat,

rehabilitasi, serta rekonstruksi secara adil dan setara.

2. Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan

penanggulangan bencana berdasarkan peraturan perundang– undangan.

3. Menyusun, menetapkan dan menginformasikan peta rawan bencana.

4. Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana.

5. Melaksanakan penyelenggaraan penanggulangan bencana daerah.

6. Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Walikota

setiap bulan dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat

bencana.

7. Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang.

8. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

9. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang–

undangan.

Page 101: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

159

4.1.1.2 Struktur Organisasi

Page 102: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

160

Struktur organisasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah dapat dilihat

pada gambar 4.1 :

Gambar 4.1 Struktur Organisasi BPBD Kabupaten Serang

Adapun Struktur Organisasi BPBD Kabupaten Serang adalah :

Page 103: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

161

1. Kepala Pelaksana

1) Kepala pelaksana melaksanakan sistem pengendalian intern di

lingkungan masing–masing

2) Kepala pelaksana bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan

bawahan dan memberikan pengarahan serta petunjuk bagi pelaksanaan

tugas bawahan.

3) Kepala pelaksana dalam melaksanakan tugas, melakukan pembinaan,

pengawasan dan memberikan sangsi terhadap pelanggaran yang di

lakukan oleh aparatur satuan organisasi dibawahnya sesuai peraturan

perundang – undangan.

2. Kepala Sekretariat

Mempunyai tugas mengkoordinasikan perencanaan, pembinaan dan

pengendalian terhadap program, administrasi dan sumber daya dan kerjasama.

1. Pengkoordinasian, sinkronisasi dan integrasi program perencanaan dan

perumusan kebijakan di lingkungan BPBD

2. Pembinaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan, hukum dan

peraturan perundang–undangan, organisasi, tata laksana, peningkatan

kapasitas sumber daya manusia, keuangan, perlengkapan dan rumah

tangga

3. Pembinaan dan pelaksanaan hubungan masyarakat dan protocol

4. Fasilitas pelaksanaan tugas dan fungsi unsur pengarah penanggulangan

bencana

5. Pengumpulan data dan informasi penanggulangan bencana

6. Pengkoordinasian dalam penyusunan laporan penanggulangan bencana.

3. Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan

Page 104: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

162

Mempunyai tugas membantu Kepala pelaksana dalam mengkoordinasikan dan

melaksanakan kebijakan di bidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada

prabencana serta pemberdayaan masyarakat.

1. Perumusan kebijakan di bidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan

pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat

2. Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan,

mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan

masyarakat

3. Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi atau lembaga terkait di

bidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta

pemberdayaan masyarakat

4. Pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan

kebijakan di bidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada

prabencana serta pemberdayaan masyarakat

4. Seksi Kedaruratan dan Logistik

Mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan

penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat dan dukungan logistik.

1. Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada saat

tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan logistik.

2. Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan

bencana pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan

logistik.

Page 105: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

163

3. Komando pelaksanaan penanggulangan bencana pada saat tanggap

darurat

4. Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada

saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan logistik.

5. Pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan

kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat,

penanganan pengungsi dan dukungan logistik.

5. Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan

penanggulangan bencana pada pasca bencana

1. Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pasca

bencana

2. Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan

bencana pada pasca bencana

3. Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada

pasca bencana

4. Pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan

kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pasca bencana.

4.1.2 Tahap Identifikasi Sistem Untuk Menyelesaikan Masalah

4.1.2.1 Identifikasi Kebutuhan

Mengidentifikasi kebutuhan merupakan langkah awal pada tahap perencanaan

sistem. Dari hasil penelitian diperoleh kebutuhan yang diharapkan, diantaranya adalah:

Page 106: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

164

1. Kebutuhan akan sistem pendistribusian informasi yang dapat

mengintegrasikan data spasial (peta vektor dan citra digital), atribut

(tabel sistem basis data), dan properties penting dalam bentuk lainnya.

2. Sistem informasi yang dirancang diharapkan dapat tersaji secara

interaktif, mudah, efektif, dan efisien dalam penggunaannya.

3. Diharapkan sistem yang dirancang tidak hanya dapat digunakan oleh

para pegawai BPBD tetapi juga bisa dilihat oleh masyarakat luas.

4.1.2.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dilakukan pada sistem yang berjalan selama ini. Adapun

hasil dari identifikasi adalah sebagai berikut:

1. Output berupa data yang dihasilkan dari pemantauan melalui media

massa dan hanya terdokumentasi sebagai dokumen file baik berupa

hardcopy dan softcopy.

2. Pendistribusian informasi wilayah rawan banjir masih secara manual.

3. Adapun pendistribusian data melaui web milik BPBD hanya mampu

memberikan dalam format text.

4.1.2.3 Tujuan Pengembangan Sistem

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan

tujuan dari pengembangan sistem adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan sistem memberikan informasi wilayah rawan banjir (dalam

kasus ini adalah kabupaten serang) secara tekstual maupun spasial.

2. Kemampuan sistem dalam memvisualisasikan informasi wilayah rawan

banjir tersebut ke dalam bentuk tampilan web spasial yang representatif

dan mudah dalam penggunaannya.

3. Mempermudah pendistribusian informasi ke masyarakat luas

Page 107: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

165

4.1.3 Sistem Yang Berjalan

Setelah melihat berbagai kebutuhan yang didapat dari hasil penelitian yang

dilakukan penulis dalam menganalisa beberapa masalah pada sistem yang ada, terdapat

beberapa kelemahan, diantaranya adalah :

1. Data yang terdapat pada BPBD masih berupa data mentah yang belum

maksimal

2. Tidak adanya data spasial sebagai visualisasi data lokasi-lokasi wilayah

rawan banjir.

3. Terbatasnya informasi yang diberikan kepada masyarakat.

4.1.4 Sistem yang Diusulkan

Solusi yang ditawarkan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut adalah

dengan menerapkan pengembangan sistem informasi geografis wilayah rawan banjir

berbasis web. Berikut adalah fungsi-fungsi yang diusulkan di dalam sistem informasi

geografis wilayah rawan banjir berbasis web:

1. Memberikan informasi wilayah rawan banjir baik secara tabular maupun

spasial.

2. Dapat memvisualisasikan hasil pengolahan dan analisis wilayah rawan

banjir dalam bentuk tampilan peta yang representatif dan interaktif.

3. Adanya fungsi editing yang memungkinkan pengguna dari sisi server

untuk melakukan input dan manipulasi data dengan leluasa.

4. Menggunakan OPENGEO SUITE sebagai frame work, dengan harapan

sistem yang dihasilkan dapat dioperasikan dengan mudah.

Page 108: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

166

5. Memberikan informasi lebih terperinci kepada masyarakat mengenai

wilayah rawan banjir

4.2 Tahap Perancangan Proses

Tahap perancangan sistem bertujuan untuk mencari hasil optimal dari SIG

berbasis web yang akan dibangun dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang telah

disampaikan dalam tahapan perencanaan dan analisis. Dalam tahap ini digunakan

beberapa tools (alat) untuk mendeskripsikan rancangan sistem yang diusulkan, diatarnya

adalah pada gambar 4.2 sampai dengan gambar 4.12:

4.2.1 Use Case Diagram

Gambar 4.2 Use Case Diagram SIG Wilayah Rawan Banjir

Mengedit database, polygon, line

pada peta (from Use Cases)

Menambahkan data, peta,

konfigurasi layer (form Use Cases)

<<uses>>

Print/Download (from include Use

Cases)

User Public

Mengedit Style pada Peta (from

Use Cases)

<<uses>>

Admin

Membuat Peta Rawan Banjir

<<uses>>

Informasi Wilayah Rawan Banjir

(from Use Cases)

<<extend>>

BPBD (form

Actors)

Page 109: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

167

Spesifikasi Use Case Diagram Wilayah Rawan Banjir dapat dilihat pada tabel

4.1- 4.5

Tabel 4.1 Spesifikasi UseCase Membuat Peta rawan banjir

Spesification Description

Use Case Name Membuat Peta rawan banjir

Actor BPBD

Brief Description Membuat Peta rawan banjir

Scenario Use case ini menggambarkan ketika actor membuat peta

wilayah rawan banjir terbaru untuk selanjutnya akan di

tambahkan kedalam sistem

Event 1. Actor membuat peta wilayah rawan banjir

2. Actor menyimpan data di sistem

Post Condition peta wilayah rawan banjir disimpan sistem

Tabel 4.2 Spesifikasi Use Case Menambahkan data, peta dan konfigurasi layer

Spesification Description

Use Case Name Menambahkan data, peta dan konfigurasi layer

Actor Admin

Brief Description Menambahkan data, peta dan konfigurasi layer

Scenario Use case ini menggambarkan Admin menambahkan data, peta

serta konfigurasi layer kedalam sistem

Page 110: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

168

Event Actor Menambahkan data, peta dan konfigurasi layer

Post Condition Penambahan data, peta dan konfigurasi layer berhasil.

Tabel 4.3 Spesifikasi Use Case Mengedit database, polygon, line pada peta

Spesification Description

Use Case Name Mengedit database, polygon, line pada peta

Actor Admin

Brief Description Mengedit database, polygon, line pada peta

Scenario Use case ini menggambarkan ketika actor mengedit database,

polygon, line pada sistem

Event 1. Actor menyimpan data / peta wilayah rawan banjir ke

dalam directory masing-masing

2. Actor mengedit database peta, baik polygon maupun

line yang baru ke dalam DBMS (PostGIS)

3. Penempatan database peta ke DBMS (PostGIS) berhasil

4. Actor menempatkan database peta dalam server

(GeoServer)

5. Penempatan database ke dalam server (GeoServer)

berhasil

Post Condition Pengeditan database, polygon, line pada peta berhasil dilakukan

Tabel 4.4 Spesifikasi Use Case Mengedit Style Peta

Spesification Description

Page 111: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

169

Use Case Name Mengedit Style Peta

Actor Admin

Brief Description Mengedit style peta dengan menggunakan data peta yang

terdapat pada server (GeoServer)

Scenario Use case ini menggambarkan ketika actor mengedit style peta

agar urutan peta tepat serta dapat ditampilkan ke dalam web

Event 1. Actor melakukan pengurutan peta

2. Actor melakukan pewarnaan peta sesuai dengan

standarisasi dari BNPB

3. Actor meng-export tampilan peta

Post Condition Tampilan peta selesai dibuat

Tabel 4.5 Spesifikasi Use Case Informasi Wilayah Rawan Banjir

Spesification Description

Use Case Name Informasi Wilayah Rawan Banjir

Actor User Public

Brief Description Actor melihat serta menerima informasi mengenai wilayah

rawan banjir dengan menggunakan alat bantu (tools) yang telah

disediakan

Scenario Use case ini menggambarkan ketika actor men gakses web gis

yang berisikan informasi mengenai wilayah rawan banjir

Page 112: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

170

Event 1. Actor memilih / mengklik menu peta pada web gis

2. Sistem menampilkan tampilan web GIS wilayah rawan

banjir

3. Actor menggunakan alat bantu (tools) yang tersedia

4. Sistem menerima akses dan menyampaikan informasi

yang diinginkan

Post Condition Informasi mengenai Wilayah Rawan Banjir berhasil diperoleh

4.2.2 Activity Diagram

Page 113: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

171

Gambar 4.3 Activity Diagram SIG Wilayah Rawan Banjir

BPBD

Membuat Peta

Rawan Banjir

Memberikan Data Peta

Rawan Banjir

Menambahkan data /

peta kedalam sistem

Mengedit Database,

Polygon, line pada peta

Mengedit Style

Peta

Menampilkan Informasi

Wilayah Rawan Banjir

Informasi Wilayah

Rawan Banjir

Lihat

Peta Rawan

Banjir

Print Peta HelpBantuan

Admin User Public

Ya

Tidak

Page 114: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

172

4.2.3 Sequence Diagram

Gambar 4.4 Sequence Diagram Terima Data

: Sub Bidang Pengawasan

dan Kebencanaan

Con Terima

Data

Data Directory: BPBD

2.1 Simpan (Peta Rawan Banjir)

1. Memberikan Data Peta Rawan Banjir

2. Kirim Peta Rawan Banjir

2.2 Tersimpan (Peta Rawan Banjir)

2.1.1 Tersimpan (Peta Rawan Banjir)

Page 115: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

173

Gambar 4.5 Sequence Diagram Import Shape File

Tampilan Dashboard

Open Geo SuiteTampilan Shape File to

PostGIS Importer

Con Import

Shape File

Peta Rawan

banjir

:BPBD

8. Kirim (peta rawan banjir)

13. Kirim Pesan (Gagal)

14. Kirim Pesan (Gagal)

16. Kirim Pesan (Berhasil)

17. Kirim Pesan (Berhasil)

20. Kirim (Configuration Detail)

21. Import (Configuration Detail)

22. Kirim Pesan (Gagal)

23. Kirim Pesan (Gagal)

25. Kirim Pesan (Berhasil)

26. Kirim Pesan (Berhasil)

1. Tampilan Dashboard ()

2. Start ()3. Starting ()

4. Starting (Berhasil)

5. Klik PostGIS import Shape File ()

6. Tampilan Shape File to PostGIS Importe ()

7. Tentukan Peta Rawan Banjir

9. Input Connection Detail ()

10. Kirim (Connection Detail)11. Test Connection (Connection Detail)

12. Test Connection (Connection Detail)

15. Kirim Pesan Gagal

18. Kirim Pesan (Berhasil)

19. Input Configuration Detail ()

24. Kirim Pesan (Gagal)

27. Kirim Pesan Berhasil ()

Page 116: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

174

Tampilan Dashboard

Open Geo Suite

Tampilan Geo

Server

Con Login Admin:Admin

6. Tampilkan Geo Server ()

9. Cek Login (Username, Password) 10. Cek Login (Username, Password)

11. Kirim Pesan (Gagal)

12. Kirim Pesan (Gagal)

14. Kirim Pesan (Berhasil)

15. Kirim Pesan (Berhasil)

1. Tampilan Dashboard ()

2. Start ()

3. Starting ()

4. Starting (Berhasil)

5. Klik GeoServer Configure ()

7. Login (Username, Password)

8. Kirim Login (Username, Password)

13. Kirim Pesan (Gagal)

16. Kirim Pesan (Berhasil)

Page 117: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

175

Gambar 4.6 Sequence Diagram Login GeoServer

Page 118: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

176

Gambar 4.7 Sequence Diagram Import dan Publish Data

Tampilan Geo

Server

Con Import dan

Publish Data

Peta Rawan

Banjir

: Admin

6. Kirim Data (Data Connection)

7. Cek Validasi (Data Connection)

8. Cek Validasi (Data Connection)

9. Kirim Pesan (Gagal)

10. Kirim Pesan (Gagal)

12. Kirim Pesan (Valid)

13. Kirim Pesan (Valid)

18. Kirim Data (Data Configuration)

22. Kirim Data Publishing

23. Cek Validasi (Data Configuration, Data Publishing)

24. Kirim Pesan (Gagal)

26. Simpan Data (Valid)

27. Kirim Pesan (Berhasil)

28. Kirim Pesan (Berhasil)

1. Klik Import Data ()

2. Tampilan Form Import From Data Source ()

3. Klik PostGIS

4. Tampilkan Form Create PostGIS Connection ()

5. Input Data Connection ()

11. Kirim Pesan (Gagal)

14. Kirim Pesan (Valid)

15. Klik Publish Data ()

16. Tampilkan Form Configuration ()

17. Input Data Configuration ()

19. Klik Publish ()

20. Tampilkan Form Publishing ()

21. Input Data Publishing ()

25. Kirim Pesan (Gagal)

29. Kirim Pesan (Berhasil)

Page 119: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

177

Gambar 4.8 Sequence Diagram Login GeoExplorer

Tampilan Dashboard

OpenGeo Suite

Tampilan Geo

Explorer

Con Login Admin: Admin

8. Kirim Login (Username, Password)

14. Kirim Pesan (Berhasil)

1. Tampilkan Dashboard ()

2. Start ()3. Starting ()

4. Starting Berhasil

5. Klik Geo Explorer Launch ()6. Tampilkan Geo Explorer ()

7. Login (Username, Password)

9. Cek Login (Username, Password)10. Cek Login (Username, Password)

11. Kirim Pesan (Gagal)12. Kirim Pesan (Gagal)

13. Kirim Pesan (Gagal)

15. Kirim Pesan (Berhasil)

16. Kirim Pesan (Berhasil)

Page 120: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

178

Tampilkan Geo

Explorer

Con Membangun

Peta

Peta Rawan

Banjir

: Admin

11. Kirim Pilihan (Tools)

12. Add (Tools)

13. Preview (Tools)

15. Publish (URL)

16. Kirim Pesan (URL)

17. Kirim Pesan (URL)

1. Klik Add Layers ()

2. Tampilkan Jendela Available Layers ()

3. Pilih Layers () 4. Kirim Pilihan (Layers)5. Add (Layers)

6. Preview (Layers)

7. Preview (Layers)

8. Klik Export Map ()

9. Tampilkan Jendela Export Map ()

14. Preview (Tools)

18. Kirim Pesan (URL)

Page 121: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

179

Gambar 4.9 Sequence Diagram Membengun Peta

Gambar 4.10 Sequence Diagram Menampilkan Web Rawan Banjir

Con Tampilkan Web

Rawan Banjir

Con Gunakan Web

Rawan Banjir

Peta Rawan

Banjir

: User Public

1. Mengunjungi Web Rawan Banjir ()

2. Klik Menu Peta ()

3. Tampilkan Web Rawan Banjir ()4. Klik Layer Switcher ()

5. Pilih Layer Peta ()

6. Tampilkan Peta ()

Page 122: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

180

4.2.4 Statechart Diagram

Page 123: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

181

Gambar 4.11 Statechart Diagram Import to PostGIS

Dashboard

OpenGeo Suite

Jendela Import

ShapeFile

PostGIS

Configurati

on

Import

Berhasil

/ Klik Import Shapefile

/ Pilih Shapefile

/ Import

/ Login

Page 124: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

182

Dashboard

OpenGeo Suite

Web

GeoServer

Homepage

GeoServer

/ Klik Geo Server Configuration

Input from Data

Source

PostGIS

/ Klik Import Data

/ Klik PostGIS

Daftar Shapefile yang ada pada

Database yang DItentukan

Shapefile

Publish

/ Login

/ Pilih Shapefile

/ Publish Shapefile

Page 125: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

183

Gambar 4.12 Statechart Diagram Publish Data

Page 126: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

184

Dashboard

OpenGeo Suite

Web

GeoExplorer

Homepage

GeoExplorer

Jendela Available

Layers

/ Klik GeoExplorer Launch

/ Klik Add Layers

Susunan

Layers

Peta Wilayah

Rawan Banjir

/ Pilih Layer Peta Curah hujan, Kontur, dan Das

/ Export Map

/ Login

Page 127: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

185

Gambar 4.13 Statechart Diagram Membangun Peta

Page 128: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

308

4.2.5 Class Diagram

Gambar 4.14 Class Diagram

4.2.6 Rancangan Interface SIS Wilayah Rawan banjir

Sebagain besar tampilan interface dari sistem ini adalah bawaan dari perangkat

lunak OpenGeo Suite yang telah menyediakan kemudahan di dalam pengelolaan dan

pengolahan data dari sisi server. Oleh karena itu, penelitian ini hanya memanfaatkan

sistem yang telah diberikan oleh OpenGeo Suite. Di bawah ini adalah gambaran

Graphical User Interface (GUI) dari sistem yang akan di bangun.

1. Desain Antar Muka User

a) Rancangan Layar Home (Layar Utama / Index).

Page 129: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

309

Gambar 4.15 Halaman Layer Utama / Index

b) Rancangan Layer Visi & Misi

Gambar 4.16 Halaman Layer Visi & Misi

Page 130: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

310

c) Rancangan Layer Gallery

Gambar 4.17 Halaman Layer Gallery

d) Rancangan Layer Peta

Gambar 4.18 Halaman Layer Peta

Page 131: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

311

e) Rancangan Layer Chat

Gambar 4.19 Halaman Layer Chat

f) Rancangan Layer Help

Gambar 4.20 Halaman Layer Help

Page 132: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

312

g) Rancangan Dashboard Admin

Gambar 4.21 Halaman Dashboard Admin

h) Rancangan Data Store

Gambar 4.22 Halaman Data Store

Page 133: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

313

i) Rancangan Edit Peta

Gambar 4.23 Halaman Edit Peta

j) Rancangan Edit Style Peta

Gambar 4.24 Halaman Edit Style Peta

Page 134: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

314

4.2.6 Pemrograman (coding)

Pada tahap ini merupakan salah satu tahap yang disebut dengan implemetasi

perangkat lunak atau coding. Tahap mengimplementasikan hasil rancangan ke dalam

baris-baris kode program yang dimengerti oleh komputer.

Dalam perancangan aplikasi spasial ini terdapat bebebrapa langkah pembuatan

program ( coding ) diantaranya yaitu :

1. Pembuatan peta dengan menggunakan arcview 3.3 disertai dengan

atribut dari masing-masing peta yang telah di dapat dari berbagai

instansi.

2. Pembuatan data spasial dengan format (.xml) dilakukan

berdasarkan data-data spasial (.shp) dengan menggunakan

framework OpenGeo Suite.

3. Pembuatan webgis wilayah rawan banjir.

4. Pembuatan web dengan menggunakan perangkat lunak perangkat

lunak Macromedia Dreamweaver MX 2004, Notepad ++ untuk

source code program dilampirkan pada halaman lampiran.

4.2.8 Pengujian

Dalam pengujian sistem dapat dilakukan dengan metode Black Box dan White

Box

a. Metode Black Box

Metode ujicoba black box memfokuskan pada keperluan fungsional dari

software. Karena itu ujicoba black box memungkinkan pengembang software untuk

membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional

Page 135: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

315

suatu program. Di bawah ini merupakan beberapa contoh tabel dari hasil uji coba

menggunakan metode black box.

Tabel 4.6 Tabel pengujian metode Black Box

N

o

Rancangan Input /

Output

Hasil yang diharapkan

1

.

Membuka Program Masuk ke dalam Menu Utama

2

.

Klik Menu Home →

index

Menampilkan Menu Utama

3 Klik Menu Visi &

Misi

Menampilkan Halaman Visi & Misi

3

.

Klik Menu Gallery Menampilkan Gambar – gambar kegiatan

BPBD

4

.

Klik Menu Peta Menampilkan Peta wilayah rawan bajir

5

.

Klik Menu Chat Menampilkan interface chatting

6 Klik Menu Help Menampilkan informasi bantuan

mengenai tools yang ada pada menu peta

Page 136: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

316

b. Metode White Box

Pada tahap white box ini dilakukan terhadap sistem dengan memperhatikan

source code dan struktur internal software untuk mengidentifikasi bagian dalam suatu

software.

Tabel 4.7 Tabel pengujian metode White Box pada perangkat keras

Spesifikasi Perangkat Keras

Prosesor Kecepatan 2,40 Ghz

Memori 2038 Mb

Ukuran Harddisk Sisa kapasitas kosong 20 Gb

Kartu VGA 512 Mb

Tabel 4.8 Tabel pengujian metode White Box pada perangkat lunak

Spesifikasi Perangkat Lunak

Sistem Operasi WindowsVista Home Premium,

Windows7 dan Windows XP Profesional

2002 SP2

Browser Mozila Firefox, Google Chrome,

opera, dan flock

Hasil Baik

Page 137: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

317

4.2.9 Evaluasi Sistem

Setelah dilakukan pengujian tahapan selanjutnya adalah melakukan evaluasi

sistem oleh user dalam hal ini administrator selaku pengguna sistem dari sisi server.

Evaluasi dilakukan setelah peneliti melakuan demo aplikasi terlebih dahulu kemudian

user mencoba aplikasi secara penuh dan diakhiri dengan pemberian tanggapan oleh user.

Secara garis besar poin-poin hasil dari evaluasi yang dilakukan dengan user diantaranya

adalah:

1. Aplikasi secara prinsip dapat diterapkan dalam menyajikan informasi

bencana banjir namun belum dapat dikatakan optimal.

2. Pengaplikasiannya diharapkan dilakukan minimal oleh user yang family

ar dengan sistem terkomputerisasi.

Page 138: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

318

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah diuraikan di bab sebelumnya, maka dapat

disimpulkan bahwa:

a. Sistem Informasi Spasial dibangun menggunakan sistem WebBase dengan

menggunakan OpenGeo Suite yang didukung oleh teknologi PHP dan

MySQL serta tools extension seperti Spatial Analyst, X Tools, Surface,

Interpolate Grid serta Geoprocessing yang memudahkan pemerintah

maupun user/ masyarakat dalam mendapatkan informasi mengenai

wilayah rawan banjir di Kabupaten Serang.

b. Sistem Informasi Spasial wilayah rawan banjir berbasis web ini dapat

menunjang dalam hal penanganan wilayah–wilayah yang rawan akan

bencana banjir di wilayah Kabupaten Serang.

5.2 Saran

Page 139: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

319

Adapun saran yang kiranya dapat membantu untuk membuat aplikasi ini

menjadi lebih baik adalah sebagai berikut:

a) Untuk pengembangan selanjutnya, agar aplikasi ini dapat terhubung

dengan citra satelit melalui media mobile/ handset untuk memudahkan

dalam hal mengakses web wilayah rawan banjir kapanpun dan

dimanapun.

DAFTAR PUSTAKA

Aranof S. 1989. Geographic Information Systems: a management perspective.

WDL Publications. Ottawa Canada

Arham, Zainul. 2008. Modul Kuliah Sistem Informasi Geografis. Jakarta.

Aziz, M. ST dan Pujiono, S. 2006. SIG Berbasis Dekstop dan Web. Gava Media.

Yogyakarta

Bakosurtanal. 2005. Peta Rupa Bumi Lembar Kabupaten Serang. Cibinong

Barus, B. 1999. Sistem Informasi Geografis Menggunakan ArcView GIS.

Bandung

BNPB. 2004. Data dan Informasi Bencana. Jakarta

Page 140: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

320

Fahmudin Agus dan Widianto (2004). Petunjuk Praktik Konservasi Tanah

Pertanian Lahan Kering “. Bogor: World Agroforestry Centre ICRAF

Southeast Asia.

Hariyanto B. 2008. Dasar Informatika dan Ilmu Komputer. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hidayat. Rahmad. 2008. Skripsi. analisa spasial penyebaran daerah rawan bencana

banjir studi kasus DKI Jakarta. Jakarta

Irianto. Gatot. 2002. Peta Wilayah Rawan Banjir dan Genangan. Jakarta.

Jogiyanto. 2000. Dasar Ilmu Komputer. Yogyakarta: Andi

Jogiyanto. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi

Kadir. Abdul . 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi

Kadri. Trihono. 2007. Penerapan Sistem Informasi Geografis dalam untuk

Mereduksi Kerugian Akibat Banjir. Yogyakarta

Kendall. K. Julie E. Kendall. 2003. Analisa dan Perancangan Sistem. Jakarta: PT

Prenhallindo

Kodoatie, J.R dan Sugiyanto. 2002. Banjir, Beberapa Masalah dan Metode

Pengendaliannya Dalam Perspektif Lingkungan. Pustaka Pelajar,

Yogyakarta

Malczewiski. Jacek. 1999. GIS and Multicriteria Decision Analisys. New York : John

wiley & sons, inc.

Manalu, Johannes, Kustiyo, I Made Parsa dan Surlan. 2005. Pembuatan Kontur

dari Data DEM SRTM untuk Inventarisasi Sumber Daya Alam. ITS

Mcleod, R., & Schell, G. (2007).Management Information Systems. 10 th Edition.

New Jersey:Pearson Prentice Hall.

Page 141: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

321

Mioc, D, Nickerson, et al. 2008. Early Warning And Mapping For Flood

Disaster. Beijing

OpenGeo Product. 2010. Tutorial OpenGeo Suite.

Peraturan Daerah Kabupaten Serang No 10 Tahun 2011 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Kabupaten Serang.

Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana No 4 Tahun 2008

tentang Rencana Penanggulangan Bencana

Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana No 8 Tahun 2011

tentang Standardisasi Data Kebencanaan

Prahasta E. 2001. Sistem Informasi Geografis : konsep – konsep dasar informasi

geografis. Bandung: Informatika bandung

Prahasta E. 2002. SIstem Informasi Geografis: Tutorial ArcView. Bandung. Informatika

Bandung

Prahasta E. 2004. SIstem Informasi Geografis: Tools dan Plug-ins. Bandung. Informatika

Bandung

Prahasta E. 2005. Konsep-konsep Dasar SIstem Informasi Geografis. Bandung

Informatika

Prahasta E. 2007. SIstem Informasi Geografis: Tutorial ArcView. Bandung. Informatika

Bandung

Prahasta E. 2009. Sistem Informasi Geografis Konsep-konsep Dasar (Perspektif

Geodesi & Geomatika). Bandung: Informatika.

Puspitawati, Lilis. 2008. Metode, Tahap-tahap dan Analisis pengembangan sistem

informasi. Jakarta

Ruvalcaba, Zak. 2002. Penuntun 10 menit Macromedia Dreamweaver 4. Zak

Ruvalcaba

Page 142: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

322

Sanjaya H. 2005. Membangun WebGIS yang portable dengan ALOV Map.

Sidik, B. MySQL. Bandung: Informatika. 2005

Siswoko, Dipl. HE. Ir. 2002. Banjir, Masalah banjir dan upaya mengatasinya.

http://www.turatea-berita.blogspot.com.

Skelton, Sarah and Panda, S Sudhansu. 2009. Geo-Spatial Technology use to

model flooding potential in chestatee river watershed. University of

Georgia.

Whitten, Jetfery L. (2004). Metode Desain & Analisis Sistem Edisi 6. ANDI &

Mc Graw Hill Education. Yogyakarta.

Wibowo, Agus. 2005. Aplikasi SIG untuk Kesesuaian Lahan Tambak. Jeneponto

Workshop III - Banten Province Environmental Strategy (BPES) – WJEMP

LINK

Anonim.http://andisaputra50.blogspot.com/2011/01/tugas-makalah-sistem-manajemen-

basis.html. Diakses tanggal 23 Juni 2012: 05.30 PM

Anonim. http://blog.persimpangan.com/blog/2007/08/09/pengertian-mysql/. Diakses

tanggal 23 Juni 2012: 06.05 PM

Anonim.http://www.geoplane.com/downloads/Receiver_Manuals/Mapping/GeoExplorer

%20II%20Operation%20Manual.pdf. Diakses tanggal 25 Juni 2012: 12.30 PM

Anonim. http://www.geoplane.com/trimble/pdfs/geoexplorer3.pdf. Diakses tanggal 13

Agustus 2012: 08.00 PM

La An. 2007. Faktor penyebab banjir. http://mbojo.wordpress.com Diakses tanggal 16

Oktober 2012: 09.40 PM

Page 143: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

323

LAMPIRAN A

WAWANCARA

Page 144: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

324

WAWANCARA

Narasumber : Ibu Rahmawati

Jabatan : Staff Data Pencemaran Lingkungan

Penanya : Siti Halimatusya’diyah

Tanggal : 15 Mei 2011

Tema : Prosedur sistem dan data yang ada.

Tujuan : Mengetahui sistem yang berjalan dalam mengelola data -

data industri serta pencemaran yang dimiliki oleh BPLH

Hasil Wawancara :

Penanya : Di bagian data pencemaran lingkungan ini apa saja yang

menjadi lingkupnya ?

Narasumber : Bagian data pencemaran ini khusus bagian yang menangani

pemantauan terhadap keadaan lingkungan serta pencemaran

yang terjadi di Jakarta baik berasal dari udara maupun air yang

di hasilkan dari industri dan kendaraan.

Penanya : Apakah BPLH dalam pemantauan ini sifatnya independen

atau bekerja sama dengan pihak lain ?

Narasumber : Dalam pemantauan ini BPLH melakukan secara independen,

seperti industri yang tidak terikat oleh departemen

perindustrian, karena disini BPLH memiliki kewenangan yang

Page 145: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

325

berbeda oleh karena itu data - data yang dimiliki oleh BPLH

pun merupakan data-data yang khusus dalam pemantauan

BPLH dan tidak bersifat nasional.

Penanya : Bagaimana untuk pemantauan industri - industri yang ada di

BPLH?

Narasumber : Untuk saat ini BPLH masih melakukan perbaikan - perbaikan

terhadap industri yang berada dalam pemantauan BPLH, masih

ada beberapa industri di DKI Jakarta yang belum masuk dalam

pemantauan ini, industri - industri melakukan pelaporan kepada

BPLH dalam satu tahun sebanyak dua kali yaitu setiap 6 bulan

sekali.

Penanya : Apa saja yang menjadi pemantauan industri - industri tersebut ?

Narasumber : Dari pihak BPLH akan mengirimkan berupa form industri

sebagai pelaporan bahwa industri tersebut masih berjalan, form

industri tersebut berisikan detail keterangan perusahaan tersebut

serta berisi tentang pemantauan data pencemaran terhadap baku

emisi bahan - bahan kimia yang dihasilkan oleh cerobong -

cerobong yang dimiliki perusahaan. Industri melakukan

pengecekan terhadap bahan kimia yang dihasilkan berdasarkan

standart yang telah ditetapkan.

Penanya : Standar apa yang digunakan BPLH dan bagaimana proses dari

pengukuran tersebut ?

Page 146: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

326

Narasumber : Ada beberapa standart yang digunakan diantaranya SK Gubernur

DKI Jakarta No.670 / 2000 , Peraturan Menteri No. 7 / 2007 dan

Keputusan – 03 / BAPEDAL / 09 / 1995 ini merupakan standart

baku mutu terhadap nilai baku emisi terhadap beberapa bahan

kimia. Prosedurnya adalah BPLH memberikan form pengukuran

bahan kimia sesuai dengan standart yang sudah ditetapkan untuk

masing-masing industri, kemudian hasil pengukuran itu akan

diverifikasi oleh bagian data pencemaran untuk melihat apakah

hasil pengukuran tersebut sesuai dengan baku mutu atau melebihi.

Penanya : Bagaimana user mengetahui informasi hasil data - data tersebut ?

Narasumber : Selama ini data - data tersebut hanya tersimpan dalam data-data

bagian pencemaran, dan industri serta instansi yang mengetahui

informasi data - data tersebut, sehinggaa belum ada penyampaian

informasi secara umum. Serta dalam pendataan ini masih bersifat

manual.

Penanya : Adakah sampai saat ini data-data tersebut tervisualisasikan

sehingga memudahkan dalam pemantauan data ?

Narasumber : belum ada visualisasi terhadap data - data titik tersebut,masih

murni dalam bentuk berkas saja.

Intisari wawancara

Berdasarkan dari pertanyaan - pertanyaan tersebut, maka penulis menyimpulkan

bahwa sistem yang berjalan masih dilakukan secara manual dan tidak adanya

Page 147: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

327

pendokumentasian hasil output yang baik, sehingga masyarakat atau pihak yang

menjadi sasaran penerima output tersebut kesulitan mendapatkan informasi

tentang data - data rawan bencana banjir.

Berdasarkan hal tersebut, diperlukan sebuah sistem yang dapat dijadikan

tempat untuk mengumpulkan, menganalisis dan mengvisualisasikan hasil dari

data - data bencana banjir tersebut.

Page 148: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

328

LAMPIRAN B

PERATURAN KEPALA BNPB NO 8

TAHUN 2011

Page 149: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

329

LAMPIRAN C

PERATURAN KEPALA BNPB NO 4

TAHUN 2008

Page 150: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

330

LAMPIRAN D

SOURCE CODE PROGRAM

Page 151: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

308

SOURCE CODE

Index

<!DOCTYPE html PUBLIC "-//W3C//DTD XHTML

1.0 Strict//EN"

"http://www.w3.org/TR/xhtml1/DTD/xhtml1-

strict.dtd">

<html xmlns="http://www.w3.org/1999/xhtml">

<head>

<meta http-equiv="content-type" content="text/html;

charset=utf-8" />

<title>BPBD Serang</title>

<meta name="keywords" content="" />

<meta name="description" content="" />

<link href="style.css" rel="stylesheet" type="text/css"

media="screen" />

<link rel="icon" href="gallery/images/bpbd.ico">

<script type="text/javascript"

src="http://www.google.com/jsapi"></script>

<script type="text/javascript">google.load("elements",

"1", {packages: "transliteration"});</script>

<script type="text/javascript"

src="http://www.google.com/cse/t13n?form=cse-

search-

box&t13n_langs=pa%2Car%2Cml%2Cen%2Ckn%2Cs

r%2Csa%2Cne%2Chi%2Cru%2Cgu%2Cmr%2Cta%2C

ti%2Cfa"></script>

<script type="text/javascript"

src="http://www.google.com/coop/cse/brand?form=cse-

search-box&amp;lang=en"></script>

</head>

<body>

<div id="wrapper">

<div id="logo">

<h1>Badan Penanggulangan

Bencana Daerah</h1>

<p><em> Kabupaten

Serang</em></p>

</div>

<hr />

<!-- end #logo -->

<div id="header">

<div id="menu">

<ul>

<li

class="current_page_item"><a href="index.php"

class="first">Home</a></li>

<li><a

href="visi_misi.php">Visi & Misi</a></li>

<li><a

href="gallery.php">Gallery</a></li>

<li><a

href="Peta.php">Peta</a></li>

<li></li>

<li><a

href="komentar/chat.php">Chat</a></li>

<li><a href="help.php">Help</a></li>

</ul>

</div>

<!-- end #menu -->

<div id="search">

<form

action="http://www.google.com/cse" id="cse-search-

box">

<div>

<input type="hidden" name="cx" value="partner-

pub-2069536687365993:9998642887" />

<input type="hidden" name="ie" value="UTF-8" />

<input type="text" name="q" size="27" />

<input type="submit" name="sa" value="Search" />

</div>

</form>

</div>

<!-- end #search -->

</div>

<!-- end #header -->

Page 152: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

309

<!-- end #header-wrapper -->

<div id="page">

<div id="page-bgtop">

<div id="sidebar">

<ul>

<li>

<h2>Facebook</h2>

<iframe

src="https://www.facebook.com/bnpb.indonesia"

scrolling="no" frameborder="0"

style="border:none; width:168px; height:180px" >

target="_blank"</iframe>

</li>

<li>

<h2>Partners</h2>

<ul>

<li><a href="http://www.bmkg.go.id"

target="_blank"><img src="images/link/logo-

bmkg_70_90.png" /></a></li>

<li><a href="http://www.bnpb.go.id"

target="_blank"><img

src="images/link/bnpb_74_74.jpg" width="86"

/></a></li>

<li><a href="http://bantenprov.go.id"

target="_blank"><img src="images/link/logo-

banten_110_50.jpg" /></a></li>

<li><a href="http://bpbdbanten.org/"

target="_blank"><img src="images/link/logopng-

bpbdbnten_200_40.png" width="170" /></a></li>

<li><a

href="http://www.taganabanten.com/"

target="_blank"><img src="images/link/head-

1ok_170_50.jpg" /></a></li>

</ul>

</li>

</ul>

</div>

<!-- end #sidebar -->

<div id="content">

<div class="post1">

<h2

class="title"><a href="#">Selamat Datang Di Website

BPBD Kab. Serang</a>

</h2>

<div

class="entry">

<p>Dengan

memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT,

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Serang

sebagai badan yang bergerak dalam penyelenggaraan

penanganan bencana baik pra-bencana, Tanggap

Darurat dan pasca bencana, telah mewujudkan suatu

program dan kegiatan sebagai bahan informasi dalam

bentuk website.</p>

<p> Website

ini di susun sebagai bahan kajian Badan Nasional

Penanggulangan Bencana (BNPB) yang nantinya

diharapkan menjadi tolak ukur kebijakan yang akan

diberikan pada BPBD Kabupaten Serang propinsi

Banten sehingga dalam kiprahnya dapat memberikan

pelayanan yang maksimal terhadap masyarakat yang

membutuhkannya.</p>

<p> Semoga

tujuan dan harapan kami untuk mewujudkan pelayanan

prima terhadap masyarakat akan segera tercapai,

amin.</p>

</div>

</div>

<div class="post">

<h2

class="title">Listrik Padam 3 Hari, Korban Banjir di

Serang Kewalahan</a></h2>

<p>&nbsp;</p>

<div class="entry">

<p><span

class="news">SERANG - Warga korban banjir di dua

Page 153: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

310

RW di Desa Undar Andir, Kecamatan Kragilan,

Kabupaten Serang, Banten, mengeluh listrik yang

dipadamkan sejak Sabtu 14 Januari lalu, hingga hari ini

belum menyala. Padahal air sudah surut.</span>

</p>

<p><span

class="news"><a href="berita_tes.php"

class="more">Read More »</a></span></p>

</div>

</div>

<div class="post">

<h2

class="title">Banjir Serang, Tiga Orang

Tewas</a></h2>

<p>&nbsp;</p>

<div class="entry">

<p>Liputan6.com,

Serang: Badan Penangulangan Bencana Daerah Banten

mencatat, sedikitnya 10 ribu warga dievakuasi dalam

musibah banjir di Serang, Banten. Tiga di antaranya

meninggal dunia. Dua pengungsi mengalami luka

berat.</p>

<a href="berita2.php" class="more">Read

More »</a>

</div>

</div>

</div>

<!-- end #content -->

<div id="sidebar">

<ul>

<li>

<h2>Twitter</h2>

<script charset="utf-8"

src="http://widgets.twimg.com/j/2/widget.js"></script>

<script>

new TWTR.Widget({

version: 2,

type: 'profile',

rpp: 2,

interval: 30000,

width: 'auto',

height: 300,

theme: {

shell: {

background: '#333333',

color: '#ffffff'

},

tweets: {

background: '#000000',

color: '#ffffff',

links: '#4aed05'

}

},

features: {

scrollbar: false,

loop: false,

live: false,

behavior: 'all'

}

}).render().setUser('BNPB_Indonesia').start();

</script>

</li>

<li>

<h2>Partners</h2>

<ul>

<li><a

href="http://www.rickyswebtemplates.com"

target="_blank"><img src="images/link/logo.jpg"

width="145" height="40" /></a></li>

<li><a href="http://google.co.id"

target="_blank"><img

Page 154: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

311

src="images/link/Google_mette_in_palio_10_Galaxy_

Nexus_ma_non_in_Italia_6.jpg" width="145"

height="40" /></a></li>

<li><a

href="https://www.facebook.com/bnpb.indonesia"

target="_blank"><img src="images/link/images.jpg"

width="86" height="46" /></a></li>

<li><a

href="https://twitter.com/bnpb_indonesia"

target="_blank"><img src="images/link/images (1).jpg"

width="84" height="61" /></a></li>

<li><a href="http://basarnas.go.id"

target="_blank"><img

src="images/link/banner_link_anim.jpg" width="126"

height="55" /></a></li>

</ul>

</li>

</ul>

</div>

<!-- end #sidebar -->

<div style="clear:

both;">&nbsp;</div>

</div>

</div>

<!-- end #page -->

<div id="footer-bgcontent">

<div id="footer">

<p>Copyright 2012 bpbdserang.

All rights reserved. </p>

</div>

</div>

<!-- end #footer -->

</div>

</body>

</html>

Visi & Misi

<!DOCTYPE html PUBLIC "-//W3C//DTD XHTML

1.0 Strict//EN"

"http://www.w3.org/TR/xhtml1/DTD/xhtml1-

strict.dtd">

<html xmlns="http://www.w3.org/1999/xhtml">

<head>

<link rel="icon" href="gallery/images/bpbd.ico">

<meta http-equiv="content-type" content="text/html;

charset=utf-8" />

<title>BPBD Serang</title>

<meta name="keywords" content="" />

<meta name="description" content="" />

<link href="style.css" rel="stylesheet" type="text/css"

media="screen" />

<meta http-equiv="Content-Type" content="text/html;

charset=iso-8859-1" />

<link rel="stylesheet"

href="gallery/css/jd.gallery.css" type="text/css"

media="screen" charset="utf-8" />

<script

src="gallery/scripts/mootools-1.2.1-core-yc.js"

type="text/javascript"></script>

<script

src="gallery/scripts/mootools-1.2-more.js"

type="text/javascript"></script>

<script

src="gallery/scripts/jd.gallery.js"

type="text/javascript"></script>

<script

src="gallery/scripts/jd.gallery.transitions.js"

type="text/javascript"></script>

<script type="text/javascript"

src="http://www.google.com/jsapi"></script>

<script type="text/javascript">google.load("elements",

"1", {packages: "transliteration"});</script>

<script type="text/javascript"

src="http://www.google.com/cse/t13n?form=cse-

search-

box&t13n_langs=pa%2Car%2Cml%2Cen%2Ckn%2Cs

r%2Csa%2Cne%2Chi%2Cru%2Cgu%2Cmr%2Cta%2C

ti%2Cfa"></script>

Page 155: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

312

<script type="text/javascript"

src="http://www.google.com/coop/cse/brand?form=cse-

search-box&amp;lang=en"></script>

</head>

<body>

<div id="wrapper">

<div id="logo">

<h1>Badan Penanggulangan

Bencana Daerah</h1>

<p><em> Kabupaten

Serang</em></p>

</div>

<hr />

<!-- end #logo -->

<div id="header">

<div id="menu">

<ul>

<li><a

href="index.php" class="first">Home</a></li>

<li

class="current_page_item"><a

href="visi_misi.php">Visi & Misi</a></li>

<li ><a

href="gallery.php">Gallery</a></li>

<li><a

href="Peta.php">Peta</a></li>

<li></li>

<li><a

href="komentar/chat.php">Chat</a></li>

<li><a href="help.php">Help</a></li>

</ul>

</div>

<!-- end #menu -->

<div id="search">

<form

action="http://www.google.com/cse" id="cse-search-

box">

<div>

<input type="hidden" name="cx" value="partner-

pub-2069536687365993:9998642887" />

<input type="hidden" name="ie" value="UTF-8" />

<input type="text" name="q" size="27" />

<input type="submit" name="sa" value="Search" />

</div>

</form>

</div>

<!-- end #search -->

</div>

<!-- end #header -->

<!-- end #header-wrapper -->

<div id="page">

<div id="page-bgtop">

<div id="sidebar">

<ul>

<li>

<h2>Facebook</h2>

<iframe

src="https://www.facebook.com/bnpb.indonesia"

scrolling="no" frameborder="0"

style="border:none; width:168px; height:180px" >

target="_blank"</iframe>

</li>

<li>

<h2>Partners</h2>

<ul>

<li><a href="http://www.bmkg.go.id"

target="_blank"><img src="images/link/logo-

bmkg_70_90.png" /></a></li>

Page 156: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

313

<li><a href="http://www.bnpb.go.id"

target="_blank"><img

src="images/link/bnpb_74_74.jpg" width="86"

/></a></li>

<li><a href="http://bantenprov.go.id"

target="_blank"><img src="images/link/logo-

banten_110_50.jpg" /></a></li>

<li><a href="http://bpbdbanten.org/"

target="_blank"><img src="images/link/logopng-

bpbdbnten_200_40.png" width="170" /></a></li>

<li><a

href="http://www.taganabanten.com/"

target="_blank"><img src="images/link/head-

1ok_170_50.jpg" /></a></li>

</ul>

</li>

</ul>

</div>

<!-- end #sidebar -->

<div id="content">

<div class="post1">

<h2>Visi

&amp; Misi BPBD Kabupaten Serang</h2>

<div class="entry">

<ul>

<p>&nbsp;</p>

<p><h2>VISI</h2></p>

<p>&nbsp;</p>

<ul>

<li><h3>Terwujudnya SKPD yang handal

bencana sebagai landasan memperlancar terwujudnya

kota serang yang global dan

berwawasan

lingkungan yang madani</h3>

</li>

</ul></ul>

<ul>

<p>&nbsp;</p>

<p><h2>MISI</h2></p>

<p>&nbsp;</p>

<ul>

<li><h3>Mencegah Terjadinya

Bencana</h3></li>

<li><h3>Cepat merespon saat terjadinya

bencana</h3></li>

<li><h3>Sigap memulihkan situasi pasca

terjadinya bencana</h3></li>

</ul></ul>

</ul>

</div>

</div>

</div>

<!-- end #content -->

<div id="sidebar">

<ul>

<li>

<h2>Twitter</h2>

<script

charset="utf-8"

src="http://widgets.twimg.com/j/2/widget.js"></script>

<script>

new TWTR.Widget({

version: 2,

type: 'profile',

rpp: 2,

interval: 30000,

width: 'auto',

height: 300,

theme: {

Page 157: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

314

shell: {

background: '#333333',

color: '#ffffff'

},

tweets: {

background: '#000000',

color: '#ffffff',

links: '#4aed05'

}

},

features: {

scrollbar: false,

loop: false,

live: false,

behavior: 'all'

}

}).render().setUser('BNPB_Indonesia').start();

</script>

</li>

<li>

<h2>Partners</h2>

<ul>

<li><a

href="http://www.rickyswebtemplates.com"

target="_blank"><img src="images/link/logo.jpg"

width="145" height="40" /></a></li>

<li><a href="http://google.co.id"

target="_blank"><img

src="images/link/Google_mette_in_palio_10_Galaxy_

Nexus_ma_non_in_Italia_6.jpg" width="145"

height="40" /></a></li>

<li><a

href="https://www.facebook.com/bnpb.indonesia"

target="_blank"><img src="images/link/images.jpg"

width="86" height="46" /></a></li>

<li><a

href="https://twitter.com/bnpb_indonesia"

target="_blank"><img src="images/link/images (1).jpg"

width="84" height="61" /></a></li>

<li><a href="http://basarnas.go.id"

target="_blank"><img

src="images/link/banner_link_anim.jpg" width="126"

height="55" /></a></li>

</ul>

</li>

</ul>

</div>

<!-- end #sidebar -->

<div style="clear:

both;">&nbsp;</div>

</div>

</div>

<!-- end #page -->

<div id="footer-bgcontent">

<div id="footer">

<p>Copyright 2012 bpbdserang.

All rights reserved. </p>

</div>

</div>

<!-- end #footer -->

</div>

</body>

</html>

Dashboard. Php

<?php

session_start();

include "koneksi.php";

error_reporting(0);

Page 158: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

315

if (empty($_SESSION['username']) AND

empty($_SESSION['password'])){include "form.php";}

else{

?>

<!DOCTYPE html PUBLIC "-//W3C//DTD XHTML

1.0 Transitional//EN"

"http://www.w3.org/TR/xhtml1/DTD/xhtml1-

transitional.dtd">

<html xmlns="http://www.w3.org/1999/xhtml">

<head>

<meta http-equiv="Content-Type" content="text/html;

charset=utf-8" />

<title>Dashboard - Admin Template</title>

<link rel="stylesheet" type="text/css"

href="css/theme.css" />

<link rel="stylesheet" type="text/css"

href="css/style.css" />

<script>

var StyleFile = "theme" + document.cookie.charAt(6)

+ ".css";

document.writeln('<link rel="stylesheet"

type="text/css" href="css/' + StyleFile + '">');

</script>

<!--[if IE]>

<link rel="stylesheet" type="text/css" href="css/ie-

sucks.css" />

<![endif]-->

</head>

<body>

<div id="container">

<div id="header">

<h2> Admin Area</h2>

<div id="topmenu">

<ul>

<li class="current"><a

href="dashboard.php">Dashboard</a></li>

<li><a href="peta.html">Edit Peta</a></li>

</ul>

</div>

</div>

<div id="top-panel">

<div id="panel" >

<?php

$sql = mysql_query("SELECT * FROM tadmin

WHERE id_admin = '$_SESSION[id_admin]'");

while ($data = mysql_fetch_array($sql))

{

$username = $data['username'];

}

?>

<h2>Selamat Datang <?php echo "$username";

?>!</h2>

<?php

if ($_SESSION[level] == "super_admin") { echo

"Kamu login sebagai Super Admin <a href='logout.php'

title='Keluar!'>Keluar</a>"; }

if ($_SESSION[level] == "admin"){echo "Kamu login

sebagai admin <a href='logout.php'

title='Keluar!'>Keluar</a>";}

if ($_SESSION[level] == "user"){echo "Kamu login

sebagai user <a href='logout.php'

title='Keluar!'>Keluar</a>";}

if ($_SESSION[level] == ""){echo "Kamu tidak

memiliki akses kesini!";}

?>

</div>

</div>

<div id="wrapper">

<div id="content">

<div id="rightnow">

Page 159: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

316

<p

class="youhave">Laporan Sementara Data Grafik dari

hasil Analisis<strong></strong>

</p>

</div>

<div id="infowrap">

<div id="infobox">

<h3>Graphics Sebaran Kejadian

Bencana</h3>

<p><img src="img/grafik.jpg"

width="360" height="279" /></p>

</div>

<div id="infobox" class="margin-left">

<h3>Graphic Perbandingan Jumlah

Bencana </h3>

<p><img src="img/grapic.jpg" alt="a"

width="372" height="282" /></p>

</div>

</div>

</div>

<div id="sidebar">

<ul>

<li><h3><a href="dashboard.php"

class="house">Dashboard</a></h3>

</li

><li>

<h3><a href="users.html"

class="manage">Edit Peta</a></h3>

</li>

</ul>

</div>

</div>

<div id="footer">

<div id="credits">

Copyright by <a

href="http://www.bloganje.com">Bloganje</a> Edited

By Diqza

</div>

<div id="styleswitcher">

</div><br />

</div>

</div>

</body>

</html>

<?php } ?>

Chat. Php

<?

<!DOCTYPE html PUBLIC "-//W3C//DTD XHTML

1.0 Strict//EN"

"http://www.w3.org/TR/xhtml1/DTD/xhtml1-

strict.dtd">

<html xmlns="http://www.w3.org/1999/xhtml">

<head>

<meta http-equiv="content-type" content="text/html;

charset=utf-8" />

<title>BPBD Serang</title>

<meta name="keywords" content="" />

<meta name="description" content="" />

<link rel="icon" href="gallery/images/bpbd.ico">

<link href="style.css" rel="stylesheet" type="text/css"

media="screen" />

<script language="JavaScript1.2">

<!--

/*

Page 160: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

317

Screen resolution detecter script: By JavaScript Kit

(www.javascriptkit.com) More free scripts here! Note:

Credit must stay intact for use.

*/

var correctwidth=1024

var correctheight=768

if

(screen.width<correctwidth||screen.height<correctheight

)

document.write("This webpage is bested viewed with

screen resolution "+correctwidth+"*"+correctheight+"

or above. Your current resolution is

"+screen.width+"*"+screen.height+". If possible, please

change the resolution!")

//-->

</script>

<script type="text/javascript">google.load("elements",

"1", {packages: "transliteration"});</script>

<script type="text/javascript"

src="http://www.google.com/cse/t13n?form=cse-

search-

box&t13n_langs=pa%2Car%2Cml%2Cen%2Ckn%2Cs

r%2Csa%2Cne%2Chi%2Cru%2Cgu%2Cmr%2Cta%2C

ti%2Cfa"></script>

<script type="text/javascript"

src="http://www.google.com/coop/cse/brand?form=cse-

search-box&amp;lang=en"></script>

</head>

<body>

<div id="wrapper">

<div id="logo">

<h1>Badan Penanggulangan

Bencana Daerah<span></span></h1>

<p><em> Kabupaten

Serang</em></p>

</div>

<hr />

<!-- end #logo -->

<div id="header">

<div id="menu">

<ul>

<li><a

href="index.php">Home</a></li>

<li><a

href="visi_misi.php">Visi & Misi</a></li>

<li><a

href="gallery.php">Gallery</a></li>

<li

class="current_page_item"><a

href="Peta.php">Peta</a></li>

<li></li>

<li><a

href="komentar/chat.php">Chat</a></li>

<li><a href="help.php">Help</a></li>

</ul>

</div>

<!-- end #menu -->

<div id="search">

<form

action="http://www.google.com/cse" id="cse-search-

box">

<div>

<input type="hidden" name="cx" value="partner-

pub-2069536687365993:9998642887" />

<input type="hidden" name="ie" value="UTF-8" />

<input type="text" name="q" size="27" />

<input type="submit" name="sa" value="Search" />

</div>

</form>

</div>

<!-- end #search -->

</div>

<!-- end #header -->

Page 161: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

318

<!-- end #header-wrapper -->

<div id="page">

<div id="page-bgtop">

<iframe style="border: none;" height="750"

width="920"

src="http://localhost:8080/geoexplorer/viewer/#maps/4"

></iframe>

<!-- end #sidebar -->

<!-- end #content -->

<!-- end #sidebar -->

<div style="clear:

both;">&nbsp;</div>

</div>

</div>

<!-- end #page -->

<div id="footer-bgcontent">

<div id="footer">

<p>Copyright 2012 bpbdserang.

All rights reserved. </p>

</div>

</div>

<!-- end #footer -->

</div>

</body>

</html>

?>

Page 162: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

309

LAMPIRAN E

GUI

Page 163: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

310

LAMPIRAN

TAMPILAN APLIKASI

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL

WILAYAH RAWAN BANJIR BERBASIS WEB

( STUDI KASUS: KABUPATEN SERANG, BANTEN )

Page 164: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

311

Page 165: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

1

ACCOUNT USER

1. Halaman Utama User

2. Halaman Visi dan Misi

3. Halaman Gallery

4. Halaman Peta

5. Halaman Chat

6. Halaman Help

Page 166: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

2

7. Halaman Login

8. Halaman Admin

9. Halaman Data Store

10. Halaman Edit Peta

11. Halaman Edit Style Peta

Page 167: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

2

LAMPIRAN F

SURAT

Page 168: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

3

Page 169: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

4

Page 170: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

5

Page 171: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

6

Page 172: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

7

Page 173: RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL WILAYAH …

8