77
TUGAS AKHIR (609502A) RANCANG BANGUN SISTEM SCADA WEB MULTIPLATFORM PADA PLC UNTUK TEMPERATURE CONTROLLER DAN RECORDER MAHDI BRAHMANTA AJI NRP. 0915040065 DOSEN PEMBIMBING : EDY SETIAWAN, S.T.,M.T. II MUNADHIF, S.ST.,M.T. PROGRAM STUDI D4 TEKNIK OTOMASI JURUSAN TEKNIK KELISTRIKAN KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA SURABAYA 2019

RANCANG BANGUN SISTEM SCADA WEB MULTIPLATFORM …repository.ppns.ac.id/2446/1/0915040065 - Mahdi Brahmanta... · 2019. 12. 3. · i tugas akhir (609502a) rancang bangun sistem scada

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • i

    TUGAS AKHIR (609502A)

    RANCANG BANGUN SISTEM SCADA WEB MULTIPLATFORM PADA PLC UNTUK TEMPERATURE CONTROLLER DAN RECORDER

    MAHDI BRAHMANTA AJI

    NRP. 0915040065

    DOSEN PEMBIMBING :

    EDY SETIAWAN, S.T.,M.T.

    II MUNADHIF, S.ST.,M.T.

    PROGRAM STUDI D4 TEKNIK OTOMASI

    JURUSAN TEKNIK KELISTRIKAN KAPAL

    POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

    SURABAYA

    2019

  • i

    TUGAS AKHIR (609502A)

    RANCANG BANGUN SISTEM SCADA WEB MULTIPLATFORM PADA PLC UNTUK TEMPERATURE CONTROLLER DAN RECORDER

    MAHDI BRAHMANTA AJI

    NRP. 0915040065

    DOSEN PEMBIMBING :

    EDY SETIAWAN, S.T.,M.T.

    II MUNADHIF, S.ST.,M.T.

    PROGRAM STUDI D4 TEKNIK OTOMASI

    JURUSAN TEKNIK KELISTRIKAN KAPAL

    POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

    SURABAYA

    2019

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

    PERNYATAAN KEASLIAN

  • vi

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang senantiasa

    melimpahkan rahmat dan ridho-Nya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini sebagai

    salah satu syarat kelulusan dari Prodi D4 Teknik Otomasi PPNS.

    Dengan segala hormat dan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa dalam

    menyelesaikan setiap proses pengerjaan dan penyusunan tugas akhir ini tidak lepas

    dari peran berbagai pihak yang telah memberikan saran/masukan, kritik, bantuan,

    bimbingan, dan semangat. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis ingin

    mengucapkan terima kasih khususnya kepada:

    1. Abi, Umi, dan adik-adik yang tak pernah putus memberikan semangat dan

    do’a kepada penulis.

    2. Bapak Ir. Eko Julianto, M.Sc., FRINA. selaku Direktur Politeknik

    Perkapalan Negeri Surabaya.

    3. Bapak Moh. Basuki Rahmat, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik

    Kelistrikan Kapal

    4. Bapak Edy Setiawan, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing 1 yang sabar

    dalam membimbingan, memberikan kritik/saran, motivasi, semangat,

    ilmu yang telah ditularkan selama pengerjaan dan penyusunan tugas

    akhir, serta kesempatan yang di berikan kepada penulis untuk mengikuti

    sidang Tugas Akhir.

    5. Bapak Ii Munadhif S.ST.,M.T. selaku Dosen Pembimbing 2 yang telah

    menemani, membimbing, dan memberikan semangat selama pengerjaan

    dan penyusunan tugas akhir ini.

    6. Seluruh Staf dan Karyawan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.

    7. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Kelistrikan Kapal PPNS yang telah

    memberikan ilmu selama penulis melaksanakan studi.

    8. Teman baikku Bhakti Anantya Wicaksono, Romy Arief Budiman, Febri

    Yohan Rizaldi, dan Moh. Yanni Fikri yang selalu memberikan semangat

  • viii

    dan berkenan penulis repotkan selama pengerjaan dan penyusunan tugas

    akhir ini.

    9. Mas Fajar yang telah sabar mengajarkan teknik las untuk pembuatan

    mekanik yang di gunakan penulis dalam tugas akhir ini.

    10. Kawan-kawan kos Update 2 dan kos Alfamart yang rela saya repotkan

    selama pengerjaan dan penyusunan tugas akhir ini.

    11. Seluruh teman D4 Teknik Otomasi angkatan 2015 yang dari maba hingga

    saat ini telah berjuang bersama untuk menyelesaikan studi demi meraih

    gelar sarjana.

    Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih yang kepada pihak-pihak yang

    terlibat dalam penyusunan tugas akhir ini, semoga ALLAH SWT selalu

    melimpahkan rahmat kepasa kita semua. Amin.

    Penulis,

    Mahdi Brahmanta Aji

  • ix

  • x

    RANCANG BANGUN SISTEM SCADA WEB

    MULTIPLATFORM PADA PLC UNTUK TEMPERATURE

    CONTROLLER DAN RECORDER

    Mahdi Brahmanta Aji

    ABSTRAK

    Pada bidang industri komunikasi tak hanya antar dua orang, bisa juga orang

    dengan mesin. Komunikasi antara manusia dengan mesin pada industri sangatlah

    penting. Dengan adanya komunikasi tersebut orang atau manusia dapat mengontrol

    dan memantau kinerja mesin pada industri. Pada mesin terdapat Programmable

    Logic Controller (PLC) yang berfungsi sebagai controller dari mesin tersebut. Dan

    untuk pengguna terdapat tampilan antarmuka Human Machine Interface (HMI)

    untuk mengoperasikan mesin tersebut. Sekarang semua itu menjadi satu dalam

    Supervisory Control and Data Acquisition (SCADA). Dalam industri penggunaan

    SCADA sangatlah penting. Karena dengan adanya SCADA memungkinkan

    pengontrolan beberapa sistem bisa terpusat. Yang menjadikan pengawasan dan

    pengontrolan menjadi lebih mudah. Data-data dari proses yang di lakukan industri

    juga dapat terpantau dengan baik karena sudah terpusat. Oleh karena itu penulis

    mengambil judul “Rancang Bangun Sistem SCADA Web Multiplatform Pada PLC

    untuk Temperature Controller dan Recorder”. Yang diharapkan nantinya dapat

    mempermudah pengawasan plant pada industri. Dengan hasil perbedaan

    pembacaan sensor water level 0%, perbedaan pembacaan sensor suhu 0,22%, dan

    waktu yang di butuhkan pemanas untuk mencapai set point selama 165 menit.

    Kata Kunci : SCADA Web, Multiplatform, PLC

  • xi

  • xii

    PROTOTYPE SCADA WEB MULTIPLATFORM SYSTEM ON

    PLC FOR TEMPERATURE CONTROLLER AND RECORDER

    Mahdi Brahmanta Aji

    ABSTRACT

    In the field of communication industry not only between two people, it can

    also be people with machines. Communication between humans and machines in

    industry is very important. With this communication people or humans can control

    and monitor the performance of machines in the industry. On the machine there is

    a Programmable Logic Controller (PLC) which functions as the controller of the

    machine. And for the user there is a Human Machine Interface (HMI) interface to

    operate the machine. Now all of that becomes one in the Supervisory Control and

    Data Acquisition (SCADA). In the industry the use of SCADA is very important.

    Because the existence of SCADA allows control of multiple systems can be

    centralized. Which makes supervision and control easier. The data from the process

    carried out by the industry can also be monitored properly because it is centralized.

    Therefore, the writer takes the title "Design and Build SCADA Web Multiplatform

    System on PLC for Temperature Controller and Recorder". It is hoped that later it

    can facilitate plant supervision in the industry. With the results of the difference in

    water level sensor readings of 0%, the difference in temperature sensor readings of

    0.22%, and the time needed for the heater to reach the set point for 165 minutes.

    Keyword : SCADA Web, Multiplatform, PLC

  • xiii

  • xiv

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL .......................................................................................... i

    LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii

    PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................... v

    KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

    ABSTRAK .............................................................................................................. x

    ABSTRACT ........................................................................................................... xii

    DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiv

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xviii

    DAFTAR TABEL ................................................................................................ xx

    BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

    1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2

    1.3 Tujuan ........................................................................................................ 2

    1.4 Batasan Masalah ........................................................................................ 2

    1.5 Manfaat ....................................................................................................... 2

    1.6 Sistematika Penulisan ................................................................................. 3

    ~Halaman ini sengaja di kosongkan ~ .................................................................... 4

    BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 5

    2.1 Ketel Uap ................................................................................................... 5

    2.2 SCADA ..................................................................................................... 6

    2.3 Modbus ...................................................................................................... 7

    2.4 Programmable Logic Controller ............................................................... 7

    2.4.1 Struktur Dasar PLC ....................................................................... 8

    2.5 Aplikasi Visual Studio IDE ..................................................................... 10

    2.6 Router ...................................................................................................... 10

    2.7 Sensor Suhu ............................................................................................. 11

    2.8 Water Level Sensor .................................................................................. 13

    2.9 Control Valve .......................................................................................... 14

    2.10 Heater ...................................................................................................... 14

    BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 15

    3.1 Alur Penelitian ......................................................................................... 15

    3.3.1 Tahap Identifikasi Awal .............................................................. 16

  • xv

    3.2 Konsep Sistem ........................................................................................ 17

    3.3 Diagram Sistem ....................................................................................... 18

    3.3.1 Diagram Fungsional Kontrol....................................................... 18

    3.3.2 Diagram Blok Kontrol................................................................. 19

    3.3.3 Flowchart Sistem ......................................................................... 20

    3.4 Analisa Kebutuhan Sistem ...................................................................... 20

    3.5 Metode Penelitian ................................................................................... 22

    ~Halaman ini sengaja di kosongkan ~ .................................................................. 24

    BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 25

    4.1 Perancangan Hardware ........................................................................... 25

    4.1.1 Perancangan konfigurasi PLC...................................................... 25

    4.1.2 Perancangan Sensor PT100 ......................................................... 28

    4.1.3 Perancangan sensor Water level .................................................. 29

    4.1.4 Perancangan control valve ......................................................... 30

    4.1.5 Perancangan Heater .................................................................... 31

    4.1.6 Perancangan Motor pompa ......................................................... 31

    4.2 Perancangan Mekanik ............................................................................. 32

    4.3 Perancangan Software ............................................................................. 33

    4.3.1 Perancangan tampilan Web ......................................................... 33

    4.3.2 Software kontrol .......................................................................... 34

    4.3.3 Flowchart Pengendalian Sistem .................................................. 34

    4.4 Pengujian Hardware ............................................................................... 35

    4.4.1 Pengujian sensor PT100 .............................................................. 35

    4.4.2 Pengujian sensor Water Level ..................................................... 36

    4.4.3 Pengujian Aktuator Motor Pompa .............................................. 40

    4.4.4 Pengujian Aktuator Valve ........................................................... 41

    4.4.5 Pengujian Aktuator Heater ......................................................... 42

    4.5 Pengujian Sistem ..................................................................................... 44

    4.5.1 Pengujian Sistem Pemanas .......................................................... 44

    4.5.2 Pengujian Sistem SCADA .......................................................... 48

    ~Halaman ini sengaja di kosongkan ~ .................................................................. 52

  • xvi

    BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 53

    5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 53

    5.2 Saran ......................................................................................................... 53

    ~Halaman ini sengaja di kosongkan ~ .................................................................. 54

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 55

  • xvii

  • xviii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2. 1 PLC Omron ( www.idiamart.com ) .................................................. 10

    Gambar 2. 2 Router (www.tp-link.com )............................................................... 11

    Gambar 2. 3 Sensor PT100 (www.pixsys.net) ..................................................... 13

    Gambar 2. 4 Implementasi sensor level (Suwarna et al., 2018) ............................ 13

    Gambar 2. 5 Control Valve (www.kitomaindonesia.com) .................................... 14

    Gambar 2. 6 Elemen Heater (directIndustry) ........................................................ 14

    Gambar 3. 1 Diagram Alur Penelitian……………………………………........... 15

    Gambar 3. 2 Konsep Blok Sistem ......................................................................... 17

    Gambar 3. 3 Diagram Fungsional Kontrol ............................................................ 18

    Gambar 3. 4 Konsep Blok Sistem ......................................................................... 19

    Gambar 3. 5 Diagram blok kontrol suhu ............................................................... 19

    Gambar 3. 6 Flowchart Sistem .............................................................................. 20

    Gambar 3. 7 Rancangan Metode penelitian........................................................... 22

    Gambar 3. 8 Penempatan sensor PT100 ................................................................ 23

    Gambar 3. 9 Penempatan aktuator Heater............................................................. 23

    Gambar 4. 1 Wiring diagram PLC ........................................................................ 25

    Gambar 4. 2 Rangkaian sensor PT100 dengan PLC ............................................. 29

    Gambar 4. 3 Perancangan sensor Water level ....................................................... 29

    Gambar 4. 4 Perancangan control valve ................................................................ 30

    Gambar 4. 5 Perancangan Heater .......................................................................... 31

    Gambar 4. 6 Perancangan Motor pompa ............................................................... 32

    Gambar 4. 7 Perancangan mekanik ....................................................................... 32

    Gambar 4. 8 Desain interface Web ....................................................................... 33

    Gambar 4. 9 Flowchart Pengendalian Sistem ....................................................... 34

    Gambar 4. 10 Rangkaian pengujian sensor PT100 tanpa transmitter ................... 35

    Gambar 4. 11 Rangkaian pengujian sensor PT100 dengan transmitter ................ 36

    Gambar 4. 12 Rangkaian sensor Water level ......................................................... 37

    Gambar 4. 13 Flowchart Sensor Water level ........................................................ 37

    Gambar 4. 14 Sensor Water level kondisi level 1 .................................................. 38

    file:///E:/Bismillah%20Lulus%202019/INSYALLAH%20FIX.docx%23_Toc19171567file:///E:/Bismillah%20Lulus%202019/INSYALLAH%20FIX.docx%23_Toc19171569

  • xix

    Gambar 4. 15 Sensor Water level kondisi level 2 ................................................. 38

    Gambar 4. 16 Sensor Water level kondisi level 3 ................................................. 38

    Gambar 4. 17 Sensor Water level kondisi level 4 ................................................. 39

    Gambar 4. 18 Sensor Water level kondisi level 5 ................................................. 39

    Gambar 4. 19 Flochart Pengujian pompa ............................................................. 40

    Gambar 4. 20 Pengujian pompa ON ..................................................................... 40

    Gambar 4. 21 Pengujian pompa OFF .................................................................... 41

    Gambar 4. 22 Flowchart Pengujian Valve ............................................................ 42

    Gambar 4. 23 Flowchart Pengujian Heater .......................................................... 43

    Gambar 4. 24 Pengujian Heater ON ..................................................................... 43

    Gambar 4. 25 Pengujian Heater OFF ................................................................... 43

    Gambar 4. 26 Tampilan level ON pada Omron .................................................... 49

    Gambar 4. 27 Tampilan level ON pada Mitsubishi .............................................. 49

    Gambar 4. 28 Tampilan sebelum terkoneksi pada Omron ................................... 50

    Gambar 4. 29 Tampilan setelah terkoneksi pada Omron ..................................... 50

    Gambar 4. 30 Tampilan sebelum terkoneksi pada Mitsubishi ............................. 51

    Gambar 4. 31 Tampilan sesudah terkoneksi pada Mitsubishi.............................. 51

  • xx

    DAFTAR TABEL

    Tabel 4. 1 Keterangan Wiring Diagram Sistem Keseluruhan ............................... 26

    Tabel 4. 2 Konfigurasi PLC Omron ...................................................................... 26

    Tabel 4. 3 Tabel lanjutan konfigurasi PLC Omron ............................................... 27

    Tabel 4. 4 Keterangan Tabel konfigurasi PLC Omron .......................................... 27

    Tabel 4. 5 Konfigurasi PLC Mitsubishi FX5U...................................................... 27

    Tabel 4. 6 Keterangan Tabel konfigurasi PLC Mitsubishi FX5U ......................... 28

    Tabel 4. 7 Rancangan panjang probe water level sensor ....................................... 30

    Tabel 4. 8 Spesifikasi mekanik .............................................................................. 33

    Tabel 4. 9 Pengujian PT100 tanpa transmitter ...................................................... 35

    Tabel 4. 10 Pengujian PT100 dengan transmitter .................................................. 36

    Tabel 4. 11 Panjang probe water level sensor ....................................................... 37

    Tabel 4. 12 Hasil pengujian sensor water level ..................................................... 39

    Tabel 4. 13 Hasil pengujian motor pompa ............................................................ 41

    Tabel 4. 14 Hasil pengujian valve ......................................................................... 42

    Tabel 4. 15 Hasil pengujian heater ........................................................................ 44

    Tabel 4. 16 Perubahan suhu air terhadap waktu .................................................... 44

    Tabel 4. 17 Tabel lanjutan perubahan suhu air terhadap waktu ............................ 45

    Tabel 4. 18 Tabel lanjutan perubahan suhu air terhadap waktu ............................ 46

    Tabel 4. 19 Tabel lanjutan perubahan suhu air terhadap waktu ............................ 47

    Tabel 4. 20 Tabel lanjutan perubahan suhu air terhadap waktu ............................ 48

    Tabel 4. 21 Tabel hasil pembacaan suhu pada tampilan SCADA ......................... 48

    Tabel 4. 22 Tabel hasil pembacaan waterlevel pada tampilan SCADA ................ 49

  • 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Dewasa ini komunikasi menjadi sangat penting. Tak terkecuali pada bidang

    industri. Pada bidang industri komunikasi tak hanya antar dua orang, bisa juga

    orang dengan mesin. Komunikasi antara manusia dengan mesin pada industri

    sangatlah penting. Dengan adanya komunikasi tersebut orang atau manusia dapat

    mengontrol dan memantau kinerja mesin pada industri. Pada mesin terdapat

    Programmable Logic Controller (PLC) yang berfungsi sebagai controller dari

    mesin tersebut. Fungsi dari PLC berevolusi dari tahun ke tahun yang pada awalnya

    hanya menggantikan fungsi relay kontrol menjadi memiliki beberapa fungsi

    tambahan seperti motion kontrol, proses kontrol, distributive control system, dan

    complex networking juga sudah ditambahkan ke daftar fungsi PLC. Sedangkan

    untuk pengguna terdapat tampilan antarmuka Human Machine Interface (HMI)

    untuk mengoperasikan mesin tersebut. Dari hasil pengamatan penulis saat masa on

    the job training, masih banyak industri yang hanya menggunakan HMI. Hal

    tersebut mengharuskan operator mencatat data proses industri di setiap plant atau

    mesinnya. Dan petugas yang bertugas sebagai penghimpun data harus menunggu

    data dari lapangan. Hal ini mengakibatkan jeda waktu yang terlalu lama dalam

    penyampaian data dan memungkinkan adanya data yang kurang akurat.

    Dengan adanya perkembangan zaman, semua itu menjadi satu dalam

    Supervisory Control and Data Acquisition (SCADA). Dalam industri penggunaan

    SCADA sangatlah penting. Karena dengan adanya SCADA memungkinkan

    pengontrolan beberapa sistem bisa terpusat. Yang menjadikan pengawasan dan

    pengontrolan menjadi lebih mudah. Data-data dari proses yang di lakukan industri

    juga dapat terpantau dengan baik karena sudah terpusat. Data tersebut juga dapat

    tersimpan dan dapat di akses kembali, sebagai acuan dan perbandingan untuk

    proses selanjutnya pada industri.

    Dari beberapa penjabaran diatas yang mendasari penulis merancang dan

    membuat tugas akhir “ Rancang Bangun Sistem SCADA Web Multiplatform Pada

  • 2

    PLC untuk Temperature Controller dan Recorder ”. Sistem ini akan di gunakan

    untuk pengawasan, kontrol, dan akuisisi data pada ketel uap sebagai objeknya. Pada

    Sistem pemanas air tersebut terdapat beberapa komponen utama yang akan

    ditampilkan pada tampilan SCADA yaitu Temperature, Level air, serta Valve.

    Dalam tugas akhir ini, penulis memfokuskan penelitian pada sistem SCADA Web

    Multiplatform.

    1.2 Rumusan Masalah

    Rumusan masalah pada penelitian ini antara lain :

    1. Bagaimana implementasi rancang bangun Sistem SCADA Web

    Multiplatform Pada PLC untuk Temperature Controller dan Recorder?

    2. Bagaimana implementasi Multiplatform pada SCADA berbasis Web ?

    3. Bagaimana implemensi komunikasi pada rancang Sistem SCADA Web Multi

    Platform ?

    1.3 Tujuan

    Tujuan dalam penelitian ini antara lain :

    1. Mengimplenmentasikan rancang sistem SCADA Web Multi Platform pada

    PLC.

    2. Mengimplementasikan multiplatform pada SCADA berbasis Web

    3. Mengimplementasikan Komunikasi pada sistem SCADA Web Multi

    Platform pada PLC.

    1.4 Batasan Masalah

    Batasan masalah dalam penelitian ini antara lain:

    1. Plant yang dibuat hanya berupa prototype.

    2. Fokus penelitian tugas akhir ini pada SCADA web multiplatform pada PLC.

    1.5 Manfaat

    Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai pertimbangan pengembangan

    teknologi otomasi kepada perusahaan. Serta diharapkan mampu mempermudah

    pengawasan, kontrol, dan akuisisi data pada industri khususnya pada temperature

    controller dan recorder ketel uap.

  • 3

    1.6 Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan Tugas Akhir ini merupakan urutan dari tiap bab

    termasuk isi atau sub babnya yang terdiri dari:

    BAB 1 PENDAHULUAN

    Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

    pembuatan Tugas Akhir, batasan masalah, manfaat dari Tugas Akhir dan

    sistematika penulisan Tugas Akhir.

    BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

    Pada bab ini berisi tentang teori – teori penunjang dan penjelasan literatur –

    literatur yang akan dibutuhkan dalam pembuatan rancang bangun Tugas Akhir ini

    antara lain literatur Ketel Uap, juga menjelaskan literatur Supervisory Control and

    Data Acquisition , Modbus, Programmable Logic Controller, sensor Water Level,

    sensor PT100, Heater. Dan bab ini berisi literatur tentang software yang nanti akan

    digunakan, antara lain CX Programmer, TIA Portal, dan Microsoft Visual Studio.

    BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

    Pada bab ini berisi tentang tahapan – tahapan pengerjaan Tugas Akhir, mulai

    tahap identifikasi masalah, studi literatur, analisa kebutuhan dan perancangan

    sistem, perencanaan sampai pembuatan hardware, software, uji coba, Analisa hasil

    dan pembahasan serta pembuatan laporan.

    BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS

    Pada bab ini berisi tentang pembahasan dan analisis sampai dengan pengujian

    dari hardware dan software yang digunakan dalam tugas akhir ini secara

    keseluruhan. Pengujian yang dilakukan antara lain pengujian sensor water level,

    sensor suhu PT100, aktuator motor pompa air, valve 12 VDC, heater, software

    Visual Basic IDE.

    BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

    Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari pembahasan

    keseluruhan, untuk menyempurnakan Tugas Akhir yang telah dibuat.

  • 4

    ~Halaman ini sengaja di kosongkan ~

  • 5

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    Pada bab ini akan dijelaskan tentang Tinjauan Pustaka yang bertujuan untuk

    mempermudah dalam pengerjaan Tugas Akhir ini. Pada bab ini berisi penjelasan

    tentang software, hardware, dan metode yang digunakan. Penjelasan pada bab

    Tinjauan Pustaka ini akan dijelaskan secara berurutan.

    2.1 Ketel Uap

    Ketel Uap adalah alat untuk menghasilkan uap air, yang akan digunakan untuk

    pemanasan atau tenaga gerak. Bahan bakar pendidih bermacam-macam dari yang

    populer batubara dan minyak bakar, sampai listrik, gas, biomasa, nuklir dan lain-

    lain. Bejana pada suatu ketel uap biasanya terbuat dari baja (steel /alloy steel), atau

    awalnya dari besi tempa. Baja stainless sebenarnya tidak disarankan (oleh ASME

    Boiler Code) untuk digunakan pada bagian-bagian yang basah dari ketel uap

    modern, tetapi seringkali digunakan pada bagian super heater yang tidak akan

    terpapar ke cairan ketel uap.Tembaga atau kuningan sering digunakan karena lebih

    muddah di-pabrikasi untuk ketel uap ukuran kecil. Sejarahnya, tembaga sering

    digunakan untuk peti api (firebox)(terutama untuk lokomotif uap air, karena

    kemudahannya dibentuk dan pengantar panas yang tinggi; namun, saat ini, harga

    tembaga yang tinggi menjadi pilihan yang tidak ekonomis dan lebih murah

    menggunakan material pengganti (seperti baja).

    Untuk kebanyakan ketel uap Victorian, hanya menggukaan besi tempa

    kualitas paling tinggi, yang dirakit menggunakan keling (rivet). Kualitas yang

    tinggi dari lembaran dan kecocokan untuk kehandalan yang tinggi digunakan pada

    aplikasi yang kritikal, seperti ketel uap tekanan tinggi. Pada abad 20, untuk

    praktisnya disain bergerak kearah penggunaan baja, di mana lebih kuat dan lebih

    murah, dengan konstruksi las, yang lebih cepat dan sedikit pekerja. Besi tuang (cast

    iron)digunakan untuk bejana pemanas untuk pemanas air. Walaupun suatu pemanas

    biasanya disebut "pendidih" (boiler), karena tujuannya adalah untuk membuat air

    panas, bukan uap air, karena dioperasikan pada tekanan rendah dan menghindari

    https://id.wikipedia.org/wiki/Uap_airhttps://id.wikipedia.org/wiki/Batubarahttps://id.wikipedia.org/wiki/Listrik

  • 6

    pendidihan sebenarnya. Kerapuhan dari besi tuang menjadikannya tidak cocok

    untuk ketel uap tekanan tinggi

    2.2 SCADA

    SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) adalah suatu sistem untuk

    melakukan pengawasan, pengendalian dan akuisisi data. Beberapa komponen

    SCADA yaitu:

    1. Operator, melakukan fungsi pengawasan untuk operasi system dari jarak

    jauh.

    2. HMI (Human Modul Interface), menyajikan data ke operator dan

    memberikan input kontrol dalam suatu tampilan.

    3. Master Station (Master Terminal Unit – MTU), merupakan komputer yang

    digunakan sebagai pengolah pusat dari sistem SCADA. Unit master ini

    menyajikan data ke operator melalui HMI, mengumpulkan data dari lokasi

    jauh, dan mengirimkan sinyal kendali untuk situs yang jauh.

    4. Jaringan komunikasi, Sistem komunikasi diperlukan untuk

    menghubungkan antara field device, PLC, dan MTU. Komunikasi bisa

    melalui internet, jaringan nirkabel atau kabel.

    5. Remote Terminal Unit (RTU), Merupakan unit-unit “komputer” kecil,

    sebuah unit yang dilengkapi dengan sistem mandiri seperti sebuah

    komputer, yang ditempatkan pada lokasi dan tempat-tempat tertentu di

    lapangan. RTU bertindak sebagai pengumpul data lokal yang

    mendapatkan datanya dari sensor-sensor dan mengirimkan perintah

    langsung ke peralatan di lapangan.

    Pada sistem SCADA terdiri dari beberapa RTU yang berfungsi untuk

    mengumpulkan data dari suatu plant yang dikendalikan, lalu mengirimkannya ke

    MTU melalu suatu jaringan komunikasi. MTU berfungsi untuk menampilkan data

    yang diperoleh kepada operator dan memungkinkan untuk melakukan pengendalian

    dari jarak jauh.

  • 7

    2.3 Modbus

    Modbus adalah protokol komunikasi serial yang diterbitkan oleh Modicon pada

    1979 untuk diaplikasikan pada PLC. Kemudian protokol ini telah menjadi standar

    protokol komunikasi di industri, dan sekarang Modbus merupakan protokol

    komunikasi dua-arah yang paling umum digunakan sebagai media penghubung

    dengan perangkat industri atau media elektronik lainnya dengan komputer. Alasan

    utama penggunaan Modbus secara ekstensif sebagai protokol komunikasi adalah:

    Modbus diterbitkan sebagai open protocol dan bebas royalti

    Modbus relatif mudah untuk digabungkan dengan jaringan industri

    Modbus melakukan transfer data “raw bits” atau “words” tanpa membatasi jenis

    vendor atau jenis merk pabrikan perangkat industri yang digunakan.

    Komunikasi dengan menggunakan Protokol Modbus bisa melalui perantara port

    serial (RS232, RS-485, FO), bisa juga melalui Ethernet (LAN) dan jaringan lainnya

    yang mendukung protokol Internet. Keseluruhan Modbus TCP/IP Application Data

    Unit (ADU) dikemas menjadi data standar TCP frame dan dikirim melalui TCP port

    502 yang secara spesifik sudah dipesan/ditentukan untuk aplikasi Modbus. Modbus

    TCP/IP clients dan servers mengirim dan menerima data melalui port 502.

    2.4 Programmable Logic Controller

    Programmable Logic Controller (PLC) merupakan suatu peralatan kontrol

    yang dapat di program untuk mengontrol proses atau operasi mesin. Kontrol

    program dari PLC adalah menganalisa sinyal input kemudian mengatur keadaan

    output sesuai keinginan pemakai. Keadaan input PLC digunakan dan disimpan

    dalam memory dimana PLC melakukan instruksi logika yang di program pada

    keadaan inputnya. Peralatan input dapat berupa sensor, push button pada panel

    kontrol, limit switch atau peralatan lainnya dimana dapat menghasilkan suatu sinyal

    yang dapat masuk ke dalam PLC. Peralatan output dapat berupa switch yang

    menyalakan lampu indikator, relay yang menggerakkan motor atau peralatan lain

    yang dapat digerakkan oleh sinyal output dari PLC.

    Pada PLC terdapat mikroprosesor untuk memonitor keadaan dari peralatan

    input untuk kemudian di analisa sesuai dengan kebutuhan perencana (programmer)

  • 8

    untuk mengontrol keadaan output. Sinyal input diberikan kedalam dua input card

    pada PLC yaitu analog input card dan digital input card. Setiap input mempunyai

    alamat tertentu, sehingga untuk mendeteksinya mikroprosesor memanggil

    berdasarkan alamatnya. Banyaknya input yang dapat diproses tergantung dari jenis

    PLC-nya. Sedangkan untuk sinyal output yang di keluarkan plc sesuai dengan

    program yang dibuat oleh pemakai berdasarkan analisa keadaan input. Pada PLC

    juga terdapat dua jenis output card , analog output card dan digital output card.

    Setiap output card mempunyai alamat tersendiri dan diproses oleh mikroprosesor

    menurut alamatnya. Pada PLC juga terdapat internal input dan output untuk proses

    dalam PLC sesuai dengan kebutuhan program. Dimana internal input dan output ini

    hanya digunakan sebagai flag dalam proses. Di dalam PLC juga dipersiapkan timer

    yang dapat dibuat dalam konfigurasi on delai, off delai, on timer, off timer dan lain-

    lain sesuai dengan program yang akan dibuat. Untuk proses timer tersebut, PLC

    memanggil berdasarkan alamatnya.

    2.4.1 Struktur Dasar PLC

    Berikut merupakan struktur dasar pada PLC beserta penjelasannya :

    1. Central Prosesing Unit ( CPU )

    CPU berfungsi untuk mengontrol dan mengawasi semua

    pengoperasian dalam PLC, melaksanakan program yang tersimpan

    didalam memory. CPU juga memproses dan menghitung waktu

    memonitor waktu pelaksanaan perangkat lunak dan menerjemahkan

    program perantara yang berisi logika dan waktu yang dibutuhkan

    untuk komunikasi data dengan pemrograman.

    2. Memory

    Memory yang terdapat pada PLC berfungsi untuk menyimpan

    program dan memberikan lokasi-lokasi dimana hasil perhitungan

    dapat disimpan didalamnya. PLC menggunakan peralatan memory

    semi konduktor seperti RAM ( Random Acces Memory ), ROM (

    Read Only Memory ), dan PROM ( Programmable Read Only

    Memory). RAM mempunyai waktu akases yang cepat dan program-

    program yang terdapat didalamnya dapat diprogram ulang sesuai

  • 9

    keninginan pemakainya. RAM disebut juga sebagai volatile memory,

    makhsudnya program-program yang dapat mudah hilang jika supply

    listrik padam. Dengan demikian untuk mengatasi supply listrik yang

    padam tersebut maka diberi supply cadangan daya listrik berupa

    baterai yang disimpan pada RAM.

    3. Input/output

    Sebagaimana PLC yang dierncanakan untuk mengontrol sebuah

    proses atau operasi mesin, maka peran modul input/output sangat

    penting karena modul ini merupakan perantara antara perangkat

    kontrol dengan CPU. Suatu peralatan yang dihubungkan ke PLC

    dimana mengirim suatu sinyal ke PLC dinamakan peralatan input.

    Sinyal masuk kedalam PLC melalui terminal atau kaki-kai

    penghubung pada unit. Tempat dimana sinyal memasuki PLC

    dinamakan input poin, input poin ini memberikan suatu lokasi pada

    memory dimana mewakili mewakili keadaannya, lokasi memory ini

    dinamakan input bit. Ada juga output bit di dalam memory dimana

    diberikan oleh output poin pada unit, sinyal output dikirim ke

    peralatan output. Setiap input/output memiliki alamat dan nomor

    urutan khusu yang digunakan selama membuat program untuk

    memonitor satu persatu aktivitas input dan output di dalam program.

    Indikasi urutan status dari input output ditandai Light Emiting Diode

    ( LED ) pada PLC atau modul input/output, hal ini dimakhsudkan

    untuk memudahkan pengcekan proses pengoperasian input/output

    dari PLC itu sendiri.

    4. Power Supply

    PLC dapat beroprasi bila mendapat supply daya listrik. Power

    supply merubah tegangan input menjadi tegangan listrik yang

    dibutuhkan PLC. Dengan kata lain sebuah suplay daya listrik

    mengkonversikan suplai daya PLN ( 220 V ) ke daya yang

    dibutuhkan PLC

  • 10

    Berikut adalah contoh gambar plc yang akan di gunakan penulis dalam Tugas Akhir

    seperti pada gambar yang di tunjukkan pada gambar 2.1 dibawah.

    2.5 Aplikasi Visual Studio IDE

    Microsoft Visual Studio adalah sebuah alat untuk mengembangkan dan

    membangun aplikasi yang bergerak di atas sistem .NET Framework, dengan

    menggunakan bahasa BASIC. Dengan menggunakan alat ini,

    para programmer dapat membangun aplikasi Windows Forms,

    Aplikasi web berbasis ASP.NET, dan juga aplikasi command-line. Alat ini dapat

    diperoleh secara terpisah dari beberapa produk lainnya (seperti Microsift Visual

    C++, Visual C#, atau Visual J#), atau juga dapat diperoleh secara terpadu

    dalam Microsoft Visual Studio .NET. Bahasa Visual Basic .NET sendiri menganut

    paradigma bahasa pemrograman berorientasi objek yang dapat dilihat sebagai

    evolusi dari Microsoft Visual Basic versi sebelumnya yang diimplementasikan di

    atas .NET Framework. Peluncurannya mengundang kontroversi, mengingat banyak

    sekali perubahan yang dilakukan oleh Microsoft, dan versi baru ini tidak

    kompatibel dengan versi terdahul

    2.6 Router

    Router adalah sebuah alat yang mengirimkan paket data melalui

    sebuah jaringan atau Internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang

    dikenal sebagai penghalaan. Proses penghalaan terjadi pada lapisan 3 (Lapisan

    jaringan seperti Internet Protocol) dari protokol tumpukan (stack protocol) tujuh-

    lapis OSI. Router berfungsi sebagai penghubung 2 jaringan atau lebih untuk

    meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Router berbeda

    Gambar 2. 1 PLC Omron ( www.idiamart.com, 2017 )

    https://id.wikipedia.org/wiki/Paket_jaringanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Datahttps://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan_komputerhttps://id.wikipedia.org/wiki/Internethttps://id.wikipedia.org/wiki/Routinghttps://id.wikipedia.org/wiki/Lapisan_jaringanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Lapisan_jaringanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Internet_Protocolhttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Protokol_tumpukan&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Model_OSIhttps://id.wikipedia.org/wiki/Model_OSIhttp://www.idiamart.com/

  • 11

    dengan switch. Switch merupakan penghubung beberapa alat untuk membentuk

    suatu Local Area Network (LAN). Sebagai ilustrasi perbedaan fungsi

    dari router dan switch, switch merupakan suatu jalan, sedangkan router merupakan

    penghubung antar jalan. Masing-masing rumah berada pada jalan yang memiliki

    alamat dalam suatu urutan tertentu. Dengan cara yang sama, switch

    menghubungkan berbagai macam alat, dimana masing-masing alat memiliki alamat

    IP sendiri pada sebuah LAN. Berikut adalah gambar router yang akan di gunakan,

    seperti yang di tunjukkan oleh Gambar 2.2

    Gambar 2. 2 Router (www.tp-link.com, 2016 ).

    2.7 Sensor Suhu

    Sensor suhu atau Temperature Sensors adalah suatu komponen yang dapat

    mengubah besaran panas menjadi besaran listrik sehingga dapat mendeteksi gejala

    perubahan suhu pada obyek tertentu. Sensor suhu melakukan pengukuran terhadap

    jumlah energi panas/dingin yang dihasilkan oleh suatu obyek sehingga

    memungkinkan kita untuk mengetahui atau mendeteksi gejala perubahan-

    perubahan suhu tersebut dalam bentuk output analog maupun digital. Sensor suhu

    mempunyai beberapa jenis, yaitu:

    a. Termostat ( Thermostat )

    Thermostat adalah jenis sensor suhu kontak ( contact temperature

    sensor ) yang menggunakan prinsip Electro-Mechanical. Thermostat

    pada dasarnya terdiri dari dua jenis logam yang berbeda. Dua jenis

    logam tersebut kemudian ditempel sehingga membentuk Bi-Metallic

    strip. Bi-Metallic strip tersebut akan bengkok jika mendapatkan suhu

    https://id.wikipedia.org/wiki/Switch_jaringanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Local_Area_Networkhttps://id.wikipedia.org/wiki/Jalanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Rumahhttps://id.wikipedia.org/wiki/Alamat_IPhttps://id.wikipedia.org/wiki/Alamat_IPhttps://id.wikipedia.org/wiki/LAN

  • 12

    tertentu sehingga bergerak memutuskan atau menyambungkan

    sirkuit ( ON/OFF ).

    b. Thermistor

    Thermistor adalah komponen elektronika yang nilai resistansinya

    dipengaruhi oleh suhu. Thermistor pada dasarnya terdiri dari 2 jenis

    yaitu PTC ( Positive Temperature Coefficient ) yang nilai

    resistansinya akan meningkat tinggi ketika suhunya tinggi dan NTC

    ( Negative Temperature Coefficient ) yang nilai resistansinya akan

    menurun jiaka suhu meningkat tinggi.

    c. Resistive Temperature Detector ( RTD )

    Resisistive Temperature Detector atau disingkat RTD memiliki

    fungsi fungsi yang sama dengan Thermistor jenis PTC yaitu dapat

    mengubah energi listrik menjadi hambatan listrik yang sebanding

    dengan perubahan suhu. Namun RTD lebih presisi dan memiliki

    keakurasian yang lebih tinggi jika dibanding dengan Thermistor

    PTC.

    d. Thermocouple

    Tehrmocouple adalah salah satu jenis sensor suhu yang paling sering

    digunakan, hal ini dikarenakan rentang suhu operasional

    thermocouple yaitu berkisar -200°C hingga lebih dari 2000°C dengan

    harga yang relatif rendah. Thermocouple pada dasarnya adalah

    sensor suhu Thermo-Electric yang terdiri dari dua persimpangan (

    junction ) logam yang berbeda. Salah satu Logam di Thermocouple

    dijaga di suhu yang tetap ( konstan ) yang berfungsi sebagai junction

    referensi sedangkan satunya lagi dikenakan suhu panas yang akan

    dideteksi. Dengan adanya perbedaan suhu di dua persimpangan

    tesebut, rangkaian akan menghasilkan tegangan listrik tertentu yang

    nilainya sebanding dengan suhu sumber panas.

  • 13

    Pada tugas akhir ini penulis menggunakan sensor suhu PT100 seperti yang di

    tujukkan pada Gambar 2.3 berikut.

    Sensor RTD PT100 terbuat dari logam platinum. Platinum adalah logam

    mulia dan memiliki performa yang baik pada rentang temperature yang luas

    (Andrews & Wells, 2013). Disebut PT100 karena sensor ini memiliki impedansi

    100 Ω pada suhu 0° C dan sekitar 0,385 Ω perubahan resistansi tiap 1° C perubahan

    suhu.

    2.8 Water Level Sensor

    Water level sensor / senor ketinggian air adalah sensor yang di gunakan untuk

    mengukur ketinggian air pada suatu plant. sebuah alat yang dapat

    memudahkan pengidentifikasian level air di dalam penampungan air. Fungsi

    utama dari Water Level Control untuk mengontrol kinerja pompa. Pada tugas akhir

    ini penulis menggunakan water level sensor seperti yang di tunjukkan pada Gambar

    2.4 berikut.

    Gambar 2. 4 Implementasi sensor level (Suwarna et al., 2018)

    Gambar 2. 3 Sensor PT100 (www.pixsys.net, 2019)

    https://www.alatuji.com/kategori/286/water-levelhttp://www.pixsys.net/

  • 14

    Sensor level yang digunakan terbuat dari as stainless yang memiliki panjang

    yang berbeda beda dan akan dihubungkan ke input plc.

    2.9 Control Valve

    Control Valve adalah katup yang digerakan oleh energi listrik melalui

    solenoida, mempunyai kumparan sebagai penggeraknya yang berfungsi untuk

    menggerakan piston yang dapat digerakan oleh arus AC maupun DC, solenoid

    valve pneumatic atau katup (valve) solenoida mempunyai lubang keluaran, lubang

    masukan dan lubang exhaust. Lubang masukan, berfungsi sebagai terminal / tempat

    udara bertekanan masuk atau supply (service unit). Gamabar 2.5 merupakan

    Control valve yang akan di gunakan penulis sebagai pengatur air yang masuk pada

    tangki.

    Gambar 2. 5 Control Valve (www.kitomaindonesia.com, 2019)

    2.10 Heater

    Heater atau pemanas merupakan komponen utama dalam memanaskan

    evaporator. Dalam praktiknya banyak sekali ditemukan berbagai macam pemanas

    yang digunakan pada industri seperti pemanas yang menggunakan elemen pemanas

    dan dengan memanfaatkan udara panas dari pada sistem boiler (Prasetyo, 2015).

    Pada dasarnya pemanas yang digunakan dalam tugas akhir ini menggunakan

    elemen pemanas biasa tipe finned heater dengan tegangan kerja 220 V dan daya

    500 W yang ditunjukkan pada gambar 2.6

    Gambar 2. 6 Elemen Heater (directIndustry, 2017)

    http://www.kitomaindonesia.com/

  • 15

    BAB 3

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Alur Penelitian

    Dalam bab ini akan menjelaskan langkah-langkah tugas akhir untuk

    memecahkan permasalahan yang ada, sehingga proses penelitian tugas akhir ini

    dapat berjalan sesuai tujuan. Alur Penelitian pada tugas akhir ini, ditunjukan

    flowchart pada gambar 3.1

    Mulai

    Identifikasi

    masalah dan

    studiliteratur

    Analisa kebutuhan

    sistem

    Desain dan

    perencanaan alat

    Pembuatan

    hardware

    Apakah sudah

    dilakukan?

    A

    A

    Pembuatan software

    Apakah sudah

    dilakukan?

    Integrasi hardware

    dan software

    Apakah sudah

    dilakukan?

    Analisa dan

    penulisan

    laporan

    Selesai

    Tidak

    Tidak

    Tidak

    Ya

    Ya

    Ya

    Gambar 3. 1 Diagram Alur Penelitian

  • 16

    Berdasarkan flowchart Alur penelitian pada gambar 3.1 dapat dijelaskan

    bahwasanya penelitian Tugas Akhir ini dimulai dengan mengidentifikasi

    permasalahan dari lingkungan sekitar, baik berupa permasalahan yang ada di

    industri maupun di masyarakat. Dari beberapa permasalahan tersebut dipilih mana

    yang dapat diangkat di Tugas Akhir dengan melakukan kajian studi pustaka dari

    literatur yang sudah ada. Setelah identifikasi masalah selesai dilanjutkan ke proses

    menganalisa berbegai kebutuhan sistem yang diperlukan, baik berupa hardware,

    software, dan mekanik, kemudian dilanjutkan dengan melakukan perancangan

    hardware dan mekanik sesuai konsep tersebut. Setelah perancangan plant selesai

    dilanjutkan dengan pembuatan berbagai aplikasi yang diperlukan sebagai

    monitoring dan kontroling dari kinerja alat tersebut. Setelah hardware, software dan

    mekanik selesai, perlu dilakukan integrasi antara komponen dan komponen

    penunjangnya supaya sistem dapat diijalankan. Setelah alat dapat bekerja sesuai

    proses yang sudah ditentukan dan dapat termonitori dengan jelas maka perlu

    dilakukan analisa dan pembahasan mengenai kinerja plant tersebut supaya dapat

    diketahui berbagai permasalahan dan penyelesaian dari plant.

    Berdasarkan Flowchart Alur Penelitian diatas, dapat dijelaskan di uraian

    berikut :

    3.3.1 Tahap Identifikasi Awal

    Tahap identifikasi merupakan langkah awal dalam pelaksanan

    penelitian sehingga dapat dilakukan identifikasi permasalahan serta tujuan

    yang akan dicapai. Adapun isi dari tahap ini digambarkan sebagai berikut.

    a. Identifikasi masalah

    Pada tahap ini dilakukan identifikasi beberapa permasalahan yang di

    dapatkan pada saat melakukan pengamatan sehingga dapat dilakukan

    sebuah penelitian. Masalah yang terjadi pada keberagaman merk PLC

    yang ada pada industri. Selain itu masih banyaknya industri yang hanya

    menggunakan HMI untuk pengawasan dan pengoperasian plan

    menyebabkan kurang akuratnya data yang terecord. Dari beberapa

    masalah diatas yang mendasari penulis mengambil judul sebagai tugas

  • 17

    akhir yaitu “ Rancang Bangun Sistem SCADA Web Multiplatform Pada

    PLC untuk Temperature Controller dan Recorder ” .

    b. Penetapan Tujuan dan Rumusan Manfaat Penelitian

    Pada tahap ini dilakukan penetapan tujuan apa yang ingin dicapai dan

    manfaatnya bagi pihak terkait serta bagi penelitian selanjutnya. Tahap ini

    sebagai dasar tentang apa yang akan dilakukan selama penelitian.

    Rumusan masalah ini adalah berkaitan dengan pembuatan Sistem SCADA

    Web Multiplatform Pada PLC untuk Temperature Controller dan

    Recorder. Oleh sebab itu tujuan dari penelitian ini untuk menjaga suhu

    ruang agar stabil sesuai set point serta kontrol terpusat pada sistem boiler.

    c. Studie Literature

    Studi literature akan dilakukan untuk pemahaman konsep, teori, dan

    teknologi yang akan digunakan dapat berupa referensi dari internet, paper,

    e-book, serta dokumentasi dari komponen teknologi yang akan digunakan.

    Sebelum melangkah ke dalam pengerjaan sistem dari tugas akhir ini hal

    yang perlu dilakukan adalah observasi, karena dengan melakukan

    observasi terlebih dahulu dapat mempermudah apa saja yang dilakukan

    dalam membuat tugas akhir. Dalam observasi dapat mengetahui kondisi

    nyata di industri tentang semua yang berhubungan dengan rumusan

    masalah yang telah di tentukan dalam tugas akhir ini.

    3.2 Konsep Sistem

    ProsesInput Output

    User

    Gambar 3. 2 Konsep Blok Sistem

  • 18

    Berdasarkan Gambar 3.2 dapat dijelaskan bahwa dalam sebuah sistem terdapat

    konsep blok sistem yang digunakan pada perancangan sistem. Pada konsep blok

    sistem tersebut digambarkan bahwa di dalam sistem terdapat 2 besaran fisik sebagai

    input yang berupa suhu, ketinggian air. Kedua input tersebut akan mengirim data

    masukan yang diperoleh dari proses pemanasan air dan pengisian penampung air

    menuju PLC untuk dilakukan proses pengolahan data. Selanjutnya hasil

    pengolahan data digunakan sebagai data masukan untuk proses pengendalian

    actuator sebagai output. Kemudian sistem tersebut dapat terpantau oleh operator

    melalui interface yang terdapat pada PC sehingga dapat mempermudah pekerjaan

    operator baik dalam pengendalian actuator.

    3.3 Diagram Sistem

    3.3.1 Diagram Fungsional Kontrol

    Gambar 3. 3 Diagram Fungsional Kontrol

    Berdasarkan Gambar 3.3 di jelaskan pada saat pengisian air, sensor

    water level akan menyala mengukur ketinggian air yang di masukkan.

    Setelah ketinggian air sesuai, maka pemanas air akan bekerja bersamaan

    dengan sensor termokopel PT100 mendeteksi suhu awal dari air. Dan ketika

    pembacaan suhu air sudah sesuai set point maka pemanas air akan off. Lalu

  • 19

    valve 2 akan membuka untuk mengeluarkan air yang sudah di panaskan

    sesuai set point tersebut. Semua data dan kondisi yang akan di monitoring

    dalam PC menggunakan web.

    3.3.2 Diagram Blok Kontrol

    Gambar 3. 4 Konsep Blok Sistem

    Berdasarkan gambar 3.4 Diagram Blok Sistem Kontrol untuk

    ketinggian air pada ketel uap. Penggunaan Kontrol Programmable Logic

    Controller akan mengatur buka tutup Controlvalve. Hasil pengontrolan ini

    akan didapatkan nilai pembacaan Sensor Water level yang akan diolah oleh

    Programmable Logic Controller.

    Gambar 3. 5 Diagram blok kontrol suhu

    Berdasarkan Gambar 3.5 Blok Sistem Kontrol suhu untuk

    pengaturan suhu dan pada ketel uap. Programmable Logic Controller akan

    mengatur Panas Heater hasil dari pengontrolan ini akan didapat nilai

  • 20

    pembacaan Sensor Termokopel PT100 yang akan diolah oleh

    Programmable Logic Controller

    3.3.3 Flowchart Sistem

    Mulai

    Input Set Point

    Input Air

    Pembacaan sensor

    suhu dan perebusan

    air

    Apakah suhu air sudah

    sesuai?

    Control Valve 2

    membuka

    Selesai

    Ya

    Tidak

    Apakah level air sudah

    sesuai?

    Ya

    Tidak

    A

    A

    Gambar 3. 6 Flowchart Sistem

    Berdasarkan Gambar 3.6 Flowchart Sistem ketika sistem di mulai

    dan setelah mengimputkan set point, control valve 1 akan membuka untuk

    mengisi tangki dengan air. Apabila level air sudah sesuai, maka proses akan

    berlanjut pada perebusan air serta pembacaan sensor suhu. Setelah suhu

    sesuai dengan set point, maka control valve 2 akan membuka dan air akan

    di alirkan keluar dari tangki dan di distribusikan sesuai kebutuhan. Apabila

    suhu belum sesuai set point maka heater akan terus hidup untuk

    memanaskan air hingga sesuai dengan set point.

    3.4 Analisa Kebutuhan Sistem

    Analisis kebutuhan sistem bertujuan untuk merancang sistem dengan

    memperhitungan kebutuhan yang diperlukan. Berdasarkan diagram sistem yang

  • 21

    telah dibuat, pada tahapan ini dilakukan analisis terhadap data dan teknologi yang

    akan digunakan. Data yang dibutuhkan adalah data temperatur dan ketinggian air

    yang digunakan pada prototype. Selain itu juga dilakukan analisis tentang teknologi

    apa saja yang dibutuhkan untuk membangun sistem pada prototype ini. Kebutuhan

    teknologi yang dibutuhkan diantaranya:

    1. Sensor suhu PT100

    Pada sistem ini di butuhkan sensor pembaca temperatur yang berfungsi

    sebagai monitoring suhu pada ketel uap. Hasil dari pembacaan sensor tersebut akan

    digunakan sebagai acuan dalam proses pengendalian.

    2. Sensor water level

    Pada sistem ini di butuhkan sensor untuk mengetahui ketinggian air yang

    ada di dalam ketel uap. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah ketinggian air

    yang ada di dalam ketel uap sudah sesuai atau belum. Hasil dari pembacaan sensor

    tersebut akan di gunakan sebagai acuan dalam proses pengendalian.

    3. PLC Omron & Siemens

    Programmable Logic Controller merupakan mikrokontroler yang berfungsi

    sebagai otak dari sistem yang dibuat. Programmable Logic Controller bertugas

    sebagai pengolah data yang di peroleh dari sensor. Setalah data diolah maka akan

    didapatkan suatu keputusan untuk menjalankan aktuator agar tercapai setpoint dari

    sistem yang dibangun.

    4. Elemen pemanas

    Elemen pemanas merupakan salah satu aktuator yang di gunakan pada tugas

    akhir penulis. Elemen pemanas digunakan untuk memanaskan air yang ada dalam

    ketel sehingga dapat mencapai set point yang telah di tentukan sebelumnya.

    5. Control valve

    Control valve merupakan aktuator yang di gunakan pada tugas akhir penulis.

    Control valve sediri di gunakan sebagai pemutus aliran air dan sebagai penahan

    agar air dalam ketel tidak keluar. Control valve akan bekerja setelah mendapat

    signal dari output plc.

    Dengan tersedianya kebutuhan sistem, diharapkan dapat mempermudah dan

    efisiensi dalam proses perancangan serta pembuatan sistem.

  • 22

    3.5 Metode Penelitian

    Metode penelitian yang digunakan pada pengerjaan tugas akhir ini

    menggunakan Metode Eksperimental, yang dapat di jelaskan sebagai berikut :

    Gambar 3. 7 Rancangan Metode penelitian

    Peletakan sensor PT100 pada ketel uap diletakkan diatas dari posisi

    pemanas/heater seperti yang di tunjukkan pada Gambar 3.8. Dikarenakan apabila

    posisi peletakan sensor PT100 terlalu dengan heater panas akan lebih cepat

    merambat pada sensor PT100 yang mengakibatkan perubahan suhu terlihat cepat.

    Sedang jika sensor PT100 tersebut diletakkan di atas heater diharapkan pembacaan

    sensor PT100 lebih maksimal, akurat, dan presisi. Pengambilan data dilakukan

    langsung pada plant mekanik, untuk membuktikan tingkat keakurasian dari sensor

    PT100 digunakan thermometer non contact / infrared themometer dengan range -

    50 sampai 900 derajat celcius. Untuk proses pengkalibrasian dengan cara

    menembakkan sinar laser pada plant tempat pada bagian titik pusat penguapan.

    Hasil pembacaan sensor PT100 dibandingkan dengan hasil pengukuran

    thermometer non contact / infrared thermometer, maka dari hasil pembandingan

    tersebut didapat presentase error dari sensor PT100.

  • 23

    Gambar 3. 8 Penempatan sensor PT100

    1. Sensor Water Level

    Sensor Water Level pada merupakan sensor . Karena sesuai fungsinya

    sensor Water Level untuk mengukur ketinggian air. Pengambilan data langsung

    pada plant mekanik, untuk membuktikan keakurasian dari sensor Water Level

    yang telah di buat digunakan penggaris sebagai pembanding dalam pengukuran

    ketinggian air yang ada dalam ketel.

    2. Heater

    Heater diletakkan pada ketel uap yang digunakan untuk memanaskan air

    yang terdapat dalam ketel seperti yang di tunjukkan pada Gambar 3.9.

    Penempatan heater ini diletakkan mendekati dasar dari ketel. Pengambilan data

    dilakukan langsung pada plant mekanik, untuk membuktikan keakurasian

    heater digunakan thermometer non contact / infrared thermometer yang telah

    digabungkan oleh stopwatch agar mengetahui berapa jam heater mencapai set

    point.

    Gambar 3. 9 Penempatan aktuator Heater

    Sensor

    PT100

    Heater/Pemanas

  • 24

    ~Halaman ini sengaja di kosongkan ~

  • 25

    BAB 4

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Perancangan Hardware

    Perancangan hardware elektronika (baik sensor, kontroler, maupun aktuator)

    dirancang sedemikian rupa dengan penggunaan sensor untuk pembacaan data input,

    penggunan kontroler dan aktuator yang digunakan untuk mengatur output sesuai

    dengan set point. Perancangan hardware ini meliputi perancangan sensor

    temperatur PT100, sensor water level , motor pompa, heater dan control valve.

    4.1.1 Perancangan konfigurasi PLC

    Pada tugas akhir ini penulis menggunakan dua PLC dengan tipe yang

    berbeda yaitu PLC Omron CJ2M CPU 31dan PLC Mitsubishi FX5U dengan

    gambar wiring diagram serta konfigurasi seperti pada gambar 4.1 tabel 4.1,

    4.2, 4.3, 4.4, 4.5, 4.6 , dan 4.7 berikut.

    +

    -

    Motor

    Pompa

    +

    -

    Heater

    +

    -

    Valve

    +

    -

    Valve

    +

    -

    Relay

    +

    -

    Relay

    +

    -

    Relay

    +

    -

    Relay

    Output

    Input

    Output

    Input

    24 +

    24 -

    L

    N

    COMI:0.02 I:0.03 I:0.04 I:0.05 I:0.06 X2 X3 X4 X5 X6 COM

    Q:1.01Q:1.02Q:1.06Q:1.08 Y1Y2Y6Y8

    +

    --Sensor PT00

    -

    +

    24

    +2

    4 -

    A 5

    A 6

    +-

    Ana

    log

    Input

    Ana

    log

    Input

    13

    14

    13

    14

    13

    14

    13

    14

    Gambar 4. 1 Wiring diagram PLC

  • 26

    Tabel 4. 1 Keterangan Wiring Diagram Sistem Keseluruhan

    No Nama Keterangan

    1 L dan N Supplay arus AC

    2 24 v + 24v - Output supply DC

    3 Input Input Digital

    4 Output Output Digital

    Pada wiring hardware terdapat beberapa komponen yang terpasang

    pada sistem perancangan tugas akhir ini, yaitu:

    1. 2 PLC

    2. Relay 24V DC

    3. Power Supply 24 VDC

    4. Motor pompa

    5. Sensor Water level

    6. Sensor PT100

    7. Valve

    8. Heater

    Pada wiring diagram panel tugas akhir keseluruhan yang ditunjukkan

    pada gambar 4.1 terdapat 1 unit Power Supply 24VDC yang terdiri dari L, N,

    G, V+, V-. Pin L dan N terhubung pada stop kontak AC, kemudian pada pin

    V+ dan V- akan disambungkan ke output digunakan untuk suplay Relay 24V

    DC, selain itu pin V+ dan V- digunakan untuk suplay Valve. L dan N

    digunakan untuk power Heater, Motor pompa, dan PLC.

    Tabel 4. 2 Konfigurasi PLC Omron

    No. Tagname Sensor Aktuator I Q Analog

    In

    1 On - Button 0.00 - -

    2 Valve - Valve - 1.00 -

    3 Level 1 Probe - 0.02 - -

    4 Level 2 Probe - 0.03 - -

    5 Level 3 Probe - 0.04 - -

    6 Level 4 Probe - 0.05 - -

    7 Level 5 Probe - 0.06 - -

    8 Out Level 1 - Lamp - 1.01 -

    9 Out Level 2 - Lamp - 1.02 -

    10 Out Level 3 - Lamp - 1.03 -

    11 Out Level 4 - Lamp - 1.04 -

  • 27

    Tabel 4. 3 Tabel lanjutan konfigurasi PLC Omron

    No. Tagname Sensor Aktuator I Q Analog

    In

    12 Out Level 5 - Lamp - 1.05 -

    13 Heater - Heater - 1.06 -

    14 Valve 2 - Valve - 1.08 -

    Tabel 4. 4 Keterangan Tabel konfigurasi PLC Omron

    No. Nama Keterangan

    1 On Digunakan untuk menjalankan plan

    2 Level 1 Input indikator ketinggian air 20%

    3 Level 2 Input indikator ketinggian air 40%

    4 Level 3 Input indikator ketinggian air 60%

    5 Level 4 Input indikator ketinggian air 80%

    6 Level 5 Input indikator ketinggian air 100%

    7 Out Level 1 Output indikator ketinggian air 20%

    8 Out Level 2 Output indikator ketinggian air 40%

    9 Out Level 3 Output indikator ketinggian air 60%

    10 Out Level 4 Output indikator ketinggian air 100%

    11 Heater Pemanas air

    12 Valve Valve DC 12V

    Pada tabel 4.2 & 4.3 tersebut menunjukkan konfigurasi PLC dan

    penjelasan name yang di gunakan penulis pada perancangan PLC Omron

    CJ2M terdapat pada tabel 4.4.

    Tabel 4. 5 Konfigurasi PLC Mitsubishi FX5U

    No. Tagname Sensor Aktuator X Y Analog

    In

    1 On - Button 0 - -

    2 Valve - Valve - 0 -

    3 Level 1 Probe - 2 - -

    4 Level 2 Probe - 3 - -

    5 Level 3 Probe - 4 - -

    6 Level 4 Probe - 5 - -

    7 Level 5 Probe - 6 - -

    8 Out Level 1 - Lamp - 1 -

    9 Out Level 2 - Lamp - 2 -

    10 Out Level 3 - Lamp - 3 -

    11 Out Level 4 - Lamp - 4 -

    12 Out Level 5 - Lamp - 5 -

    13 Heater - Heater - 6 -

    14 Valve 2 - Valve - 8 -

  • 28

    Tabel 4. 6 Keterangan Tabel konfigurasi PLC Mitsubishi FX5U

    No. Nama Keterangan

    1 On Digunakan untuk menjalankan plan

    2 Level 1 Input indikator ketinggian air 20%

    3 Level 2 Input indikator ketinggian air 40%

    4 Level 3 Input indikator ketinggian air 60%

    5 Level 4 Input indikator ketinggian air 80%

    6 Level 5 Input indikator ketinggian air 100%

    7 Out Level 1 Output indikator ketinggian air 20%

    8 Out Level 2 Output indikator ketinggian air 40%

    9 Out Level 3 Output indikator ketinggian air 60%

    10 Out Level 4 Output indikator ketinggian air 100%

    11 Heater Pemanas air

    12 Valve Valve DC 12V

    Pada tabel 4.5 menunjukkan konfigurasi PLC dan penjelasan name

    yang di gunakan penulis pada perancangan PLC Mitsubishi FX5U terdapat

    pada tabel 4.6.

    4.1.2 Perancangan Sensor PT100

    Penempatan sensor temperatur terletak di dalam Tangki ketel uap

    bersama dengan heater di bawahnya. Pemanasan yang dilakukan oleh heater

    akan mengakibatkan perubahan suhu pada tetes gula yang selanjutnya akan

    dibaca oleh sensor temperatur dan diteruskan ke PLC. Seperti yang di

    tunjukkan pada Gambar 4.2. Pengambilan data dilakukan langsung pada

    plant mekanik, untuk membuktikan keakurasian dari sensor RTD PT100

    digunakan thermometer gun yang telah terkalibrasi sebagai pemvalidasi

    sensor. Thermometer gun mengukur temperatur dengan menembakkan sinar

    laser pada cairan tetes gula yang dipanaskan oleh heater. Untuk pengujian

    sensor temperatur RTD PT100 dilakukan dengan menganalisis hasil analog

    output dari sensor ke PLC kemudian dilakukan scaling ke satuan derajat

    celcius. Hasil pembacaan sensor temperatur RTD PT100 dibandingkan

    dengan hasil pengukuran thermometer gun, dari hasil pembandingan

    tersebut didapat presentase error dari RTD PT100.

  • 29

    Gambar 4. 2 Rangkaian sensor PT100 dengan PLC

    4.1.3 Perancangan sensor Water level

    Pada penelitian ini menggunakan sensor water level seperti pada

    Gambar 4.3

    Gambar 4. 3 Perancangan sensor Water level

    Pada sensor water level yang digunakan pada penelitian ini terdapat

    6 probe yang mana untuk 5 probe di hubungkan langsung dengan input

    digital PLC sebagai input dan 1 probe di hubungkan dengan 24 - VDC.

  • 30

    Masing masing probe mempunyai panjang yang berbeda sepeti yang di

    tunjukkan pada tabel 4.7 dibawah ini.

    Tabel 4. 7 Rancangan panjang probe water level sensor

    No Probe Panjang (cm)

    1 Positive 35

    2 Level 1 30

    3 Level 2 25

    4 Level 3 20

    5 Level 4 15

    6 Level 5 10

    4.1.4 Perancangan control valve

    Control valve diletakkan pada bagian atas dan samping bawah

    tangki yang bertujuan untuk mengeluarkan air yang terdapat di dalam

    tangki setelah air mengalami proses pemanasan dan sudah mencapai suhu

    yang sesuai dengan set point.

    Gambar 4. 4 Perancangan control valve

    Gambar 4.4 diatas menunjukkan wiring antara valve, relay dan PLC.

    Pada tugas besar ini digunakan valve 220 V AC sehingga membutuhkan

  • 31

    bantuan relay 24 V DC untuk memutus supply pada valve sehingga dapat

    dikendalikan dengan PLC.

    4.1.5 Perancangan Heater

    Heater diletakkan didalam Tangki bersama dengan sensor

    temperatur. Pada Tugas Akhir ini heater digunakan untuk memanaskan air

    yang berada pada tangki hingga mencapai suhu yang di harapkan.

    Gambar 4. 5 Perancangan Heater

    Gambar 4.5 diatas menunjukkan wiring antara Heater, relay dan

    PLC. Pada tugas besar ini digunakan valve 220 V AC sehingga

    membutuhkan bantuan relay 24 V DC untuk memutus supply pada Heater

    sehingga dapat dikendalikan dengan PLC.

    4.1.6 Perancangan Motor pompa

    Pada penelitian ini di gunakan motor pompa sebagai aktuator. Motor

    pompa berfungsi untuk memompa air masuk ke dalam tangki sampai kodisi

    tangki terisi sesuai dengan yang diharapkan. Setelah itu pompa akan

    otomatis mati.

  • 32

    Gambar 4. 6 Perancangan Motor pompa

    Gambar 4.6 diatas menunjukkan wiring antara Motor pompa, relay

    dan PLC. Pada tugas besar ini digunakan pompa 220 V AC sehingga

    membutuhkan bantuan relay 24 V DC untuk memutus supply pada Motor

    pompa sehingga dapat dikendalikan dengan PLC.

    4.2 Perancangan Mekanik

    Pada perancangan mekanik ini penulis merancang mekanik yang akan di

    gunakan pada penelitian seperti pada Gambar 4.7

    Gambar 4. 7 Perancangan mekanik

  • 33

    Pada mekanik tersebut terdapat tangki sebagai penampung air dan

    didalamnya terdapat satu pemanas air, satu sensor PT100, serta water level sensor.

    Dilengkapi dengan adanya dua valve sebagai pintu keluar masuk nya air, satu motor

    pompa untuk memompa air masuk kedalam tangki, serta adanya panel box yang

    berfungsi untuk penempatan PLC dan komponen pendukung nya. Dengan

    spesifikasi seperti pada tabel 4.8 dibawah ini.

    Tabel 4. 8 Spesifikasi mekanik

    Volume Tangki Air Panel Box

    20 liter 40cm x 30cm x 50cm

    4.3 Perancangan Software

    Pada tahap ini yang dilakukan adalah membuat program monitoring pada

    Web menggunakan software visual studio dan program kontrol pada software GX

    Works 3 serta CX Programmer.

    4.3.1 Perancangan tampilan Web

    Dalam perancangan ini dilakukan pembuatan program dan desain

    tampilan semenarik mungkin dan sejelas mungkin agar lebih mempermudah

    pemahaman dalam melakukan monitoring pada ketel uap. Berikut Gambar

    4.8 ini merupakan tampilan interface menggunakan web.

    Gambar 4. 8 Desain interface Web

  • 34

    4.3.2 Software kontrol

    Perancangan dan pembuatan program ini bertujuan untuk proses

    pengendalian dari sistem dalam Tugas Akhir ini. Sehingga dapat dilakukan

    komunikasi antara PC dan Prototype, serta dapat mengintegrasikan input

    dan output melalui komunikasi modbus.

    4.3.3 Flowchart Pengendalian Sistem

    Pada gambar 4.9 akan ditunjukkan Flowchart Pengendalian Sistem

    dari prototype Tugas Akhir.

    Gambar 4. 9 Flowchart Pengendalian Sistem

  • 35

    4.4 Pengujian Hardware

    Pada pengujian hardware ini berisi tentang hasil pengujian setiap komponen

    hardware prototipe Tugas Akhir dan kemudian menganalisanya.

    4.4.1 Pengujian sensor PT100

    Pada pengujian sensor PT100 ini penulis menguji dengan dua tahap.

    Tahap pertama pengujian sensor PT100 tanpa menggunakan transmitter,

    dan pada tahap kedua pengujian sensor PT00dengan menggunakan

    transmitter.

    Gambar 4. 10 Rangkaian pengujian sensor PT100 tanpa transmitter

    Gambar 4.10 merupakan gambar rangkaian pengujian sensor PT100

    tanpa menggunakan transmitter dimana hasil pengujiannya ditunjukkan

    pada tabel 4.9 berikut.

    Tabel 4. 9 Pengujian PT100 tanpa transmitter

    No Suhu (℃) R PT100 (Ω) R Ideal (Ω) Error (%)

    1 30 109,2 111,55 2,35

    2 40 113,9 115,4 1,5

    3 50 117,2 119,25 2,05

    4 60 121,5 123,1 1,6

    5 70 125,3 126,95 1,65

    6 80 128,2 130,8 2,6

    Rata-rata Error 1,95

  • 36

    Dari tabel 4.9 dapat di ketahui error rata-rata pada pengujian sensor

    PT100 tanpa menggunakan transmitter sebesar 1,95%.

    Gambar 4. 11 Rangkaian pengujian sensor PT100 dengan transmitter

    Gambar 4.11 merupakan gambar rangkaian pengujian sensor PT100

    dengan menggunakan transmitter dimana hasil pengujiannya ditunjukkan

    pada tabel 4.10 berikut.

    Tabel 4. 10 Pengujian PT100 dengan transmitter

    No Suhu (℃) Tegangan ideal

    ( Volt )

    Hasil pengukuran

    AVO Meter ( Volt )

    Error (%)

    1 30 2 1,98 0,02

    2 40 2,66 2,64 0,02

    3 50 3,33 3,33 0

    4 60 4 4,01 0,01

    5 70 4,66 4,65 0,01

    6 80 5,33 5,32 0,01

    Rata-rata Error 0,011

    Dari tabel 4.10 dapat di ketahui bahwa error rata-rata pada

    pengujian sensor PT100 dengan menggunakan transmitter sebesar 0,011%.

    4.4.2 Pengujian sensor Water Level

    Pada sensor water level yang digunakan pada penelitian ini terdapat

    6 probe yang mana untuk 5 probe di hubungkan langsung dengan input

    digital PLC sebagai input dan 1 probe di hubungkan dengan 24 + VDC.

    Masing masing probe mempunyai panjang yang berbeda sepeti yang di

    tunjukkan pada tabel 4.11 serta gambar 4.12 dan 4.13 berikut ini.

  • 37

    Gambar 4. 12 Rangkaian sensor Water level

    Tabel 4. 11 Panjang probe water level sensor

    No Probe Panjang (cm)

    1 Positive 35

    2 1 30

    3 2 25

    4 3 20

    5 4 15

    6 5 10

    Gambar 4. 13 Flowchart Sensor Water level

  • 38

    Dari gambar 4.12 dan 4.13 serta tabel 4.11 ketika tangki terisi maka

    indikator lampu yang ada pada PLC akan menyala berurutan hingga tangki

    terisi penuh. Seperti pada hasil percobaan dari sensor water level yang di

    tunjukkan gambar 4.13 hingga 4.17 serta tabel 4.12 dibawah ini.

    Gambar 4. 14 Sensor Water level kondisi level 1

    Gambar 4. 15 Sensor Water level kondisi level 2

    Gambar 4. 16 Sensor Water level kondisi level 3

  • 39

    Gambar 4. 17 Sensor Water level kondisi level 4

    Gambar 4. 18 Sensor Water level kondisi level 5

    Tabel 4. 12 Hasil pengujian sensor water level

    No Kondisi Indikator

    1 2 3 4 5

    1 0 OFF OFF OFF OFF OFF

    2 Level 1 ON OFF OFF OFF OFF

    3 Level 2 ON ON OFF OFF OFF

    4 Level 3 ON ON ON OFF OFF

    5 Level 4 ON ON ON ON OFF

    6 Level 5 ON ON ON ON ON

    Dari tabel tersebut dapat dijelaskan ketika kondisi 0 merupakan

    kondisi dimana tangki belum terisi air sama sekali. Lalu air akan

    dimasukkan terus-menerus hingga mencapai kondisi Level 5 yang

    merupakan kondisi dimana tangki telah terisi penuh.

  • 40

    4.4.3 Pengujian Aktuator Motor Pompa

    Dalam Tugas Akhir ini motor pompa digunakan untuk menyalurkan

    air ke tangki. Pada pengujian motor pompa ini membutuhkan input tegangan

    AC 220V dan bantuan relay sebagai penyalur dan pemutus tegangan.

    Gambar 4.19, 4.20, dan 4.21 merupakan flowchart dan hasil percobaan

    motor pompa yang telah dilakukan oleh penulis.

    Gambar 4. 19 Flochart Pengujian pompa

    Gambar 4. 20 Pengujian pompa ON

  • 41

    Gambar 4. 21 Pengujian pompa OFF

    Tabel 4. 13 Hasil pengujian motor pompa

    No Tegangan Relay Kondisi Motor

    pompa

    1 220 V Aktif ON

    2 0 V Off OFF

    Tabel 4.13 merupakan hasil pengujian aktuator motor pompa

    dengan perantara relay. Diketahui pada saat kondisi motor pompa ON

    memiliki tegangan sebesar 220 V dan pada saat kondisi motor pompa OFF

    memiliki tegangan 0 V. Dari kondisi tangki kosong hingga penuh, motor

    pompa membutuhkan waktu 149 detik.

    4.4.4 Pengujian Aktuator Valve

    Dalam Tugas Akhir ini valve digunakan untuk menyalurkan air ke

    tangki mulai dari level air pada level terendah hingga level air berada pada

    level tertinggi. Valve akan terus membuka hingga level air mencapai kondisi

    tertinggi, setelah level air berada pada level tertinggi barulah valve akan

    menutup. Pada pengujian valve ini membutuhkan input tegangan 12V DC

    dan bantuan relay sebagai penyalur dan pemutus tegangan. Gambar 4.22 dan

    tabel 4.14 merupakan flowchart dan hasil pengujian aktuator valve dengan

    perantara relay. Diketahui pada saat kondisi valve membuka memiliki

    tegangan sebesar 12 V dan pada saat kondisi valve menutup memiliki

    tegangan 0 V.

  • 42

    Gambar 4. 22 Flowchart Pengujian Valve

    Tabel 4. 14 Hasil pengujian valve

    No Tegangan Relay Kondisi valve

    1 12 V Aktif Membuka

    2 0 V Off Menutup

    4.4.5 Pengujian Aktuator Heater

    Dalam Tugas Akhir ini penulis menggunakan heater 2000 Watt.

    Heater digunakan untuk memanaskan air dalam tangki dari suhu awal

    hingga mencapai set point yang telah di tentukan. Pada pengujian ini heater

    membutuhkan input tegangan AC 220V, selain itu terdapat relay yang

    berfungsi sebagai penyalur dan pemutus tegangan yang akan dialirkan pada

    heater, serta sebagai perantara perintah dari output PLC yang apabila suhu

    belum mencapai set point akan memberikan perintah On pada heater dan

    apabila suhu telah mencapai set point yang telah ditentukan maka output

    PLC akan memberi perintah Off pada heater seperti yang di tunjukkan pada

    Gambar 4.23 dan 4.24, dan 4.25.

  • 43

    Gambar 4. 23 Flowchart Pengujian Heater

    Gambar 4. 24 Pengujian Heater ON

    Gambar 4. 25 Pengujian Heater OFF

  • 44

    Pada gambar diatas dapat di jelaskan ketika kondisi level air

    tertinggi, maka heater akan ON. Dan heater akan OFF ketika suhu yang

    terbaca sudah sesuai dengan set point.

    Tabel 4. 15 Hasil pengujian heater

    No Tegangan Relay Kondisi Heater

    1 220 V Aktif ON

    2 0 V Off OFF

    Tabel 4.15 merupakan hasil pengujian actuator heater dengan

    perantara relay. Diketahui pada saat kondisi heater ON memiliki tegangan

    sebesar 220 V dan pada saat kondisi heater OFF memiliki tegangan 0 V.

    Pada pengujian alat, heater dapat mencapai set point dalam 165 menit.

    4.5 Pengujian Sistem

    Pengujian sistem merupakan pengujian keseluruhan sistem yang telah

    menjadi satu kesatuan, baik hardware maupun software. Pengujian ini bertujuan

    untuk memastikan bahwa rancangan sistem yang telah dibuat dapat berjalan dengan

    baik sesuai tujuan yang ingin dicapai.

    4.5.1 Pengujian Sistem Pemanas

    Pada tabel 4.16 hingga 4.20 ditunjukkan data pengujian respon

    perubahan suhu air terhadap waktu sampling. Pada pengujian ini dilakukan

    secara langsung dengan mekanik dari prototipe tugas akhir dengan

    keterangan T0 adalah suhu awal, T1 adalah suhu yang di tuju, dan waktu

    adalah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu yang di tuju.

    Tabel 4. 16 Perubahan suhu air terhadap waktu

    T0 (℃) T1 (℃) Waktu

    28,3 29,4

    Waktu yang di butuhkan dari

    T0 mencapai T1

    (1 Menit )

    29,4 30,3

    30,3 30,7

    30,7 31,2

    31,2 31,6

    31,6 31,8

    31,8 32,1

    32,1 32,4

    32,4 32,6

    32,6 33,1

    33,1 33,5

  • 45

    Tabel 4. 17 Tabel lanjutan perubahan suhu air terhadap waktu

    T0 (℃) T1 (℃) Waktu

    33,5 33,7

    33,7 34,1

    34,1 34,4

    34,4 34,8

    34,8 35,2

    35,2 35,5

    35,5 35,8

    35,8 35,9

    35,9 36,6

    36,6 36,9

    36,9 37,1

    37,1 37,3

    37,3 37,8

    37,8 37,9

    37,9 38,3

    38,3 39,1

    39,1 39,2

    39,2 39,2

    39,2 39,7

    39,7 40,0

    40,0 40,7

    40,7 40,9

    40,9 41,0

    41,0 41,5

    41,5 41,7

    41,7 42,2

    42,2 42,8

    42,8 43,0

    43,0 43,5

    43,5 43,7

    43,7 44,0

    44,0 44,5

    44,5 44,8

    44,8 45,1

    45,1 45,2

    45,2 45,8

    45,8 46,0

    46,0 46,2

    46,2 46,5

    46,5 46,9

    46,9 47,2

    47,2 47,5

    47,5 47,8

    47,8 48,3

    48,3 48,6

    48,6 48,9

    48,9 49,2

    49,2 49,5

    Waktu yang di butuhkan

    dari T0 mencapai T1

    (1 Menit )

  • 46

    Tabel 4. 18 Tabel lanjutan perubahan suhu air terhadap waktu

    T0 (℃) T1 (℃) Waktu

    49,5 49,9

    49,9 50,2

    50,2 50,5

    50,5 50,9

    50,9 51,0

    51,0 51,5

    51,5 51,8

    51,8 52,2

    52,2 52,4

    52,4 52,6

    52,6 53,0

    53,0 53,6

    53,6 53,8

    53,8 54,1

    54,1 54,3

    54,3 54,9

    54,9 55,3

    55,3 55,6

    55,6 55,9

    55,9 56,0

    56,0 56,4

    56,4 56,8

    56,8 57,0

    57,0 57,0

    57,0 57,5

    57,5 57,8

    57,8 57,9

    57,9 58,5

    58,5 58,7

    58,7 59,1

    59,1 59,3

    59,3 59,5

    59,5 59,9

    59,9 60,2

    60,2 60,5

    60,5 60,7

    60,7 61,0

    61,0 61,4

    61,4 61,5

    61,5 61,7

    61,7 62,1

    62,1 62,7

    62,7 62,9

    62,9 63,1

    63,1 63,3

    63,3 63,8

    63,8 64,0

    64,0 64,3

    Waktu yang di butuhkan

    dari T0 mencapai T1

    (1 Menit )

  • 47

    Tabel 4. 19 Tabel lanjutan perubahan suhu air terhadap waktu

    T0 (℃) T1 (℃) Waktu

    64,3 64,5

    64,5 64,8

    64,8 65,1

    65,1 65,4

    65,4 65,6

    65,6 65,8

    65,8 66,2

    66,2 66,5

    66,5 66,8

    66,8 67,1

    67,1 67,6

    67,6 67,7

    67,7 68,0

    68,0 68,3

    68,3 68,6

    68,6 68,9

    68,9 69,1

    69,1 69,4

    69,4 69,7

    69,7 70,1

    70,1 70,3

    70,3 70,5

    70,5 70,8

    70,8 71,2

    71,2 71,4

    71,4 71,6

    71,6 72,0

    72,0 72,4

    72,4 72,5

    72,5 72,8

    72,8 73,0

    73,0 73,0

    73,0 73,3

    73,3 73,6

    73,6 73,9

    73,9 74,1

    74,1 74,5

    74,5 74,8

    74,8 75,0

    75,0 75,3

    75,3 75,5

    75,5 75,8

    75,8 76,1

    76,1 76,3

    76,3 76,7

    76,7 76,9

    76,9 77,1

    77,1 77,4

    Waktu yang di butuhkan

    dari T0 mencapai T1

    (1 Menit )

  • 48

    Tabel 4. 20 Tabel lanjutan perubahan suhu air terhadap waktu

    T0 (℃) T1 (℃) Waktu

    77,4 77,7

    77,7 77,9

    77,9 78,2

    78,2 78,5

    78,5 78,9

    78,9 79,2

    79,2 79,6

    79,6 79,9

    79,9 80,0

    Dari tabel diatas setiap menit terdapat perubahan suhu yang berbeda-

    beda dan dibutuhkan waktu 165 menit untuk mencapai setpoint. Pada

    pengujian ini kenaikan suhu berbeda-beda tiap menitnya dikarenakan

    ketidakseimbangan volume air dan output pemanasan dari elemen heater.

    Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa pembacaan suhu mengacu pada waktu

    per menit perubahan suhu tersebut.

    4.5.2 Pengujian Sistem SCADA

    Pada pengujian Sistem SCADA ini dilakukan dengan

    membandingkan hasil tampilan dari kedua PLC, yang selanjutnya akan

    diambil prosentase perbedaan hasil tampilan pada setiap PLC. Pada tabel

    4.21 berikut merupakan hasil pembacaan suhu dan gambar 4.26, 4.27 serta

    tabel 4.22 merupakan gambar dan tabel hasil pengujian dan hasil pengujian

    waterlevel yang di tampilkan pada SCADA yang telah dibuat. Degan

    perhitungan prosentase.

    (𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑡𝑎𝑚𝑝𝑖𝑙𝑎𝑛 𝑂𝑚𝑟𝑜𝑛 − 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑡𝑎𝑚𝑝𝑖𝑙𝑎𝑛 𝑚𝑖𝑡𝑠𝑢𝑏𝑖𝑠ℎ𝑖) 𝑥 100%

    Tabel 4. 21 Tabel hasil pembacaan suhu pada tampilan SCADA

    No Omron (oC) Mitsubishi (oC) Prosentase perbedaan

    pembacaan (%)

    1 43,7 43,9 0,2

    2 44,0 44,1 0,1

    3 44,2 44,5 0,3

    4 44,5 44,7 0,2

    5 44,8 45 0,2

    6 45,1 45,4 0,3

    7 45,3 45,6 0,3

    Rata-rata perbedaan pembacaan (%) 0,22

    Waktu yang di butuhkan

    dari T0 mencapai T1

    (1 Menit )

  • 49

    Gambar 4. 26 Tampilan level ON pada Omron

    Gambar 4. 27 Tampilan level ON pada Mitsubishi

    Tabel 4. 22 Tabel hasil pembacaan waterlevel pada tampilan SCADA

    No Kondisi level

    ketinggian air

    Omron Mitsubishi Prosentase

    perbedaan

    pembacaan (%)

    1 Level 1 ON ON 0

    2 Level 2 ON ON 0

    3 Level 3 ON ON 0

    4 Level 4 ON ON 0

    5 Level 5 ON ON 0

    Rata-rata perbedaan pembacaan (%) 0

    Dari tabel diatas terdapat perbedaan hasil tampilan suhu sebesar

    0,22% antara tampilan suhu dari Omron dan Mitsubishi, hal ini di sebabkan

    karena tampilan yang harus selalu di refresh pada saat proses berlangsung,

  • 50

    agar tampilan dapat terus berubah sesuai data yang ada di database. Serta

    perbedaan pembacaan waterlevel sebesar 0% antara tampilan waterlevel

    dari Omron dan Mitsubishi.

    4.5.2 Pengujian Sistem Koneksi

    Pada pengujian sistem koneksi ini bertujuan untuk menguji koneksi

    PLC dengan tampilan melalui perantara program visual basic yang telah di

    buat. Pada gambar 4.28 hingga 4.31 merupakan gambar pengujian koneksi

    dengan memasukkan IP address yang ada pada tiap PLC. Pada gambar

    tersebut di tampilkan sebelum dan sesudah PLC terkoneksi.

    Gambar 4. 28 Tampilan sebelum terkoneksi pada Omron

    Gambar 4. 29 Tampilan setelah terkoneksi pada Omron

  • 51

    Gambar 4. 30 Tampilan sebelum terkoneksi pada Mitsubishi

    Gambar 4. 31 Tampilan sesudah terkoneksi pada Mitsubishi

    Dari gambar hasil pengujian tersebut untuk mengkoneksikan PLC

    dengan tampilan melalui perantara software visual basic kita harus

    menginputkan IP address yang ada pada tiap PLC. Untuk koneksi tiap PLC

    dengan tampilan telah tercapai dengan tingkat keberhasilan 100%. Pada saat

    PLC Omron terkoneksi dengan tampilan, koneksi PLC Mitsubishi dengan

    tampilan harus terputus. Begitu juga sebaliknya pada saat PLC Mitsubishi

    terkoneksi dengan tampilan, koneksi PLC Omron dengan tampilan harus

    terputus.

  • 52

    ~Halaman ini sengaja di kosongkan ~

  • 53

    BAB 5

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Bab ini merupakan tahapan akhir dari penelitian Tugas Akhir yang berisi

    tentang kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan saran untuk

    pengembangan penelitian berikutnya berdasarkan topik Tugas Akhir ini.

    5.1 Kesimpulan

    1. Dari sistem yang telah di buat, SCADA Web pada dua PLC yang digunakan

    telah terealisai dengan hasil uji tampilan suhu serta waterlevel pada

    SCADA. Dengan rata-rata prosentase perbedaan pembacaan suhu sebesar

    0,22% dan waterlevel sebesar 0% .

    2. Implementasi komunikasi telah tercapai dengan tingkat keberhasilan 100%

    pada tiap PLC.

    3. Implementasi Multiplatform pada SCADA berbasi Web telah terealisasi

    dengan hasil uji tampilan suhu serta waterlevel pada SCADA. Dengan rata-

    rata prosentase perbedaan pembacaan suhu sebesar 0,22% dan waterlevel

    sebesar 0% .

    5.2 Saran

    1. Pemilihan PLC dengan komunikasi yang tepat dapat mempermudah dalam

    pengerjaan komunikasi pada PLC dengan web.

    2. Untuk selanjutnya dapat menggunakan database realtime agar tampilan

    web dapat dibuat lebih menarik dan lebih menunjukkan proses real plan

    yang sedang berjalan.

    Pemanas pada tangki dapat di tambah agar waktu yang di butuhkan untuk

    mencapai set point lebih singkat.

  • 54

    ~Halaman ini sengaja di kosongkan ~

  • 55

    DAFTAR PUSTAKA

    Andrews, R., & Wells, C. (2014). 3-Wire RTD Measurement System Reference

    Design, -200 C to 850 C. Texas Instruments.

    Bailey, D., & Wright, E. (2003). Practical SCADA for Industry. Practical SCADA

    for Industry, 223–231. https://doi.org/10.1016/B978-075065805-8/50004-0

    Control valve. (2019). Retrivied January 12, (2019), From

    www.kitomaindonesia.com.

    "Code Cases of the ASME Boiler and Pressure Vessel Code". ASME. Archived

    from the original on 18 July 2012. Retrieved 7 November 2011.

    Elemen Heater. (2017). Retrivied January 12, (2019), From directIndustry.

    Hadi. (2013). Modbus TCP Sample VB. Retrieved March 2018, from Hadi

    SCADA: http://hadiscada.blogspot.com

    Hary Gunarto, (2006). Introduction to Visual Basic .NET Programming, Tech

    Publication, Singapore.

    PLC. (2017). Retrivied January 12, (2019), From www.idiamart.com.

    Prasetyo, Dwi Budi. 2015. Perancangan Miniatur Sistem Kendali Dan Monitoring

    Suhu Tangki Berpengaduk Menggunakan PLC dan Labview Dengan

    Metode Fuzzy Mamdani (Tugas Akhir