Upload
ngotruc
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
RANCANGAN AWAL
RENCANA STRATEGIS
(RENSTRA) 2012 - 2017
DINAS KEHUTANAN ACEH
DINAS KEHUTANAN ACEH Jln. Jenderal Sudirman No. 21 Banda Aceh
2 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
Kata Pengantar
Upaya sungguh-sungguh terhadap Rehabilitasi Hutan dan Lahan Perlindungan dan
Konservasi Sumber DHya hutan serta Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan dalam
Program Bidang Kehutanan merupakan unsur utama yang akan dirasakan oleh masyarakat
dalam mewujudkan visi dari Pemerintahan Aceh Tahun 2012 - 2017 yaitu Terwujudnya
perubahan yang fundamental di Aceh dalam segala sektor kehidupan masyarakat Aceh dan
pemerintahan, yang menjunjung tinggi asas transparansi dan akuntabilitas bagi
terbentuknya suatu pemerintahan Aceh yang bebas dari praktik korupsi dan penyalahgunaan
kekuasaan, sehingga pada Tahun 2017 Aceh akan tumbuh menjadi negeri makmur yang
berkeadilan dan adil dalam kemakmuran. Untuk mewujudkan hal tersebut bidang Kehutanan
harus melakukan perbaikan
Rencana Strategis (Renstra) merupakan satu tahapan rencana pembangunan yang
harus disusun oleh semua tingkatan pemerintahan. Pemerintah Aceh dalam hal ini sudah
mempunyai RPJM Aceh periode 2007-2012 yang ditetapkan dengan Peraturan Gubernur
Aceh Nomor 21 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh
(RPJMA) 2007-2012 dan telah direvisi melalui Peraturan Gubernur Aceh Nomor 26 tahun
2010 tanggal 1 Mei 2010. Dinas Kehutanan Aceh sebagai perangkat kerja daerah
Pemerintahan Aceh juga melakukan penyesuaian yang berorientasi pada VISI dan MISI
Pemerintah Aceh yang sudah dilakukan dalam RPJMA tersebut.
Renstra Dinas Kehutanan Aceh ini merupakan dokumen perencanaan yang bersifat
indikatif dan memuat berbagai program pembangunan Bidang Kehutanan yang akan
dilaksanakan langsung oleh semua Jajaran di Dinas Kehutanan Aceh pada kurun waktu
Tahun 2012-2017, dengan penekanan pada pencapaian sasaran Prioritas Daerah Aceh
(RPJMA 2012-2017) dan Prioritas Nasional (RENSTRA Kementerian Kehutanan 2010-2014),
Standar Pelayanan Minimal (SPM), dan Millenium Development Goals (MDG’s) serta RPJP
Bidang Kehutanan Aceh 2010 – 2025.
3 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
Melalui kesempatan ini saya mengajak semua Jajaran lingkup Dinas Kehutanan Aceh
untuk saling bahu-membahu dalam menyelenggarakan pembangunan Kehutanan di Aceh.
Semoga upaya kita mendapat rahmad, hidayah dan ridho-Nya, Amin.
Banda Aceh, Juli 2013
Kepala Dinas Kehutanan
Ir. HUSAINI SYAMAUN, MM Nip. 19600515 198703 1 008
4 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
DAFTAR ISI
Hal KATA PENGANTAR 1 DAFTAR ISI 4 BAB I PENDAHULUAN 5 1.1. Latar Belakang 5 1.2. Landasan Hukum 7 1.3. Maksud dan Tujuan 9 1.4. Sistematika Penulisan 9 BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KEHUTANAN ACEH 14 2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi 14 2.2. Sumberdaya Dinas Kehutanan 48 2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Kehutanan 50 2.4. Tantangan dan Peluang Peengembangan Pembangunan Pelayanan
Dinas Kehutanan 52
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 55 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Pelayanan 55
3.2. Telaahaan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih
58
3.3. Telaahan Rencana K/L dan Renstra 60 3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 62 3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis 65 BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 68 4.1. Visi dan Misi Dinas Kehutanan Aceh 68 4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Kehutanan Aceh 69 4.3. Strategi dan Kebijakan Dinas Kehutanan Aceh 69 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF 72
5.1. Rencana Program dan Kegiatan Menurut RPJMA 72 5.2. Rencana Program dan Kegiatan Menurut Teknis Bidang Kehutanan 73 BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS KESEHATAN YANG MENGACU
KEPADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMA 81
BAB VII PENUTUP 84
5 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
A. UMUM 1.1 Latar Belakang
Rencana Strategis Dinas Kehutanan Aceh, selanjutnya disebut “RENSTRA”
adalah dokumen perencanaan strategis yang memuat rencana pembangunan
Kehutanan di Aceh untuk lima tahun kedepan (2012-2017). Merupakan proses
sistimatis yang berkelanjutan dari pembuatan keputusan yang berisiko dengan
memanfaatkan sebanyak-banyaknya pengetahuan antisipatif dan pengorganisasian
secara sistimatis. Di dalamnya terkandung visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi
serta arahan kebijakan pembangunan yang dijabarkan melalui program dan kegiatan
yang akan dilaksanakan untuk memecahkan dan mengatasi berbagai permasalahan
secara terencana dan bertahap. RENSTRA lebih diarahkan pada program-program
prioritas dan program daerah lainnya dengan pembiayaan yang bersumber pada
APBN maupun dari APBA.
Ciri sumberdaya hutan yang penting adalah peran gandanya sebagai sistem
penunjang kehidupan. Hutan tropika merupakan paru-paru dunia dan sumber
keragaman hayati yang tinggi. Peran tersebut menyebabkan relatif tingginya
kepentingan berbagai pihak terhadap pelestarian sumberdaya hutan.
Khusus bagi Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dengan adanya Undang-
undang Nomor 18 Tahun 2001 merupakan titik awal bagi provinsi ini untuk mengatur
dan mengelola sumberdaya alam serta pemanfaatannya secara lebih baik dan
“mandiri” bagi kemakmuran rakyat di Aceh dalam kerangka pembangunan nasional.
Undang-undang tersebut menempatkan titik berat Otonomi pada Provinsi yang
pelaksanaannya diletakkan pada daerah Kabupaten dan Kota. Kekhususan ini
memberikan kesempatan dalam merumuskan kebijakan pengelolaan sumberdaya
hutan berada pada tingkat Provinsi dengan tetap mengakomodir kepentingan daerah
Kabupaten/Kota.
Menyusul terbitnya UU Nomor 18 Tahun 2001 telah ditetapkan sejumlah
Qanun (Peraturan Daerah), diantaranya Qanun Kehutanan dan Qanun Perizinan
PPEENNDDAAHHUULLUUAANN I
6 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
Kehutanan. Qanun–qanun ini merumuskan kembali ruang lingkup pengurusan hutan
di Provinsi Aceh dan pembagian kewenangan Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam
bidang kehutanan, dengan mengacu kepada UU Nomor 41 tahun 1999 tentang
Kehutanan.
Seiring dengan perkembangan lingkungan sosial, politik, ekonomi dan
budaya maka pembangunan kehutanan memerlukan perubahan paradigma secara
mendasar. Perubahan paradigma pembangunan kehutanan pada dasarnya
merupakan pergeseran pengelolaan hutan, yaitu dari state based menjadi
community based, dari timber based management menjadi forest resources based
management.
Dengan demikian paradigma baru pembangunan kehutanan ke depan
adalah pengelolaan hutan yang berbasis pada masyarakat (community based
forest resources management) Secara ringkas, pengelolaan sumberdaya hutan
kini dan masa depan lebih mempertimbangkan keseimbangan antara aspek
ekonomi, ekologi dan sosial masyarakat sebagai ultimate beneficiaries
pembangunan.
Dilain sisi, usaha Kehutanan telah memberikan sumbangan yang cukup
berarti dalam penerimaan devisa negara, sumber ekonomi daerah sekaligus sumber
pendapatan masyarakat yang digolongkan kedalam aspek ekonomi. Sedangkan
aspek sosialnya, usaha Kehutanan telah mampu menyerap tenaga kerja dimana
secara langsung telah mampu mengatasi pengangguran. Usaha Kehutanan juga
mendukung kelestarian sumber daya alam, seperti pelestarian sumber daya air,
penyediaan oksigen dan mencegah degradasi lahan. Berbagai komoditi Kehutanan
seperti Jabon, Sengon, Mahoni, Pinus, Jati, Rotan , Cendana, Gaharu dan lain-lain
menjadi sumber kehidupan dan incaran/rebutan bagi negara-negara Eropa dan Asia
Timur. Kenyataan tersebut memberikan suatu pemahaman, bahwa usaha Kehutanan
sangat berkaitan langsung dengan aspek ekonomi, sosial masyarakat dan
lingkungan.
Proses Tahapan Penyusunan Renstra SKPD terdiri dari dua tahap yaitu tahap
perumusan rancangan Renstra SKPD dan tahap penyajian rancangan Renstra SKPD.
7 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
Tahapan penyusunan rancangan Renstra SKPD dapat digambarkan dalam bagan alir
sebagai berikut :
Bagan Alir Penyusunan Rancangan Renstra SKPD Provinsi
1.2 Landasan Hukum
Renstra Dinas Kehutanan Aceh Tahun 2012-2017 ini disusun dengan landasan :
1. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor
VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan;
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Aceh;
3. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2000 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 2 tahun 2000 tentang
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang;
4. Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
5. Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Anggaran;
6. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang
Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua Undang-undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
8 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Pusat dan Pemerintahan Daerah;
9. Undang-Undang Nomor 11 tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh;
10. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;
11. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;
12. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 79 tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan
dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,
dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada
Masyarakat;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
16. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional;
17. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Tugas dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan Gubernur sebagai Wakil
Pemerintah di Wilayah Provinsi;
18. Peraturan Pemerintah Nomor 83 Tahun 2010 tentang Pelimpahan
Kewenangan Pemerintah kepada Dewan Kawasan Sabang;
19. Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 2010 tentang Kerjasama Pemerintah
Aceh dengan Lembaga atau Badan di Luar Negeri;
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Program
Kegiatan SKPD
22. Qanun Aceh Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pengelolan Keuangan Aceh;
23. Qanun Aceh Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pengalokasian Tambahan Dana
9 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi dan Penggunaan Dana Otonomi Khusus.
24. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 73 Tahun 2012 Tentang Pembentukan
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas pada Dinas
Kehutanan dan Perkebunan Aceh.
25. Qanun Aceh Nomor 15 Tahun 2012 tentang perubahan atas Qanun Aceh No.
5 Tahun 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas, Lembaga
Teknis, Lembaga Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
1.3 Maksud dan Tujuan
A. Maksud
- Sebagai arahan kebijakan dan strategi pembangunan Kehutanan di
Aceh dan rujukan dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP) Kepala Dinas Kehutanan Aceh.
- Mensinergiskan seluruh kemampuan dan potensi sumberdaya manusia
yang ada dengan sumberdaya lainnya untuk menjawab tuntutan
perkembangan pembangunan Kehutanan dalam konstelasi dengan
tatanan regional, nasional maupun global.
B. Tujuan
- Tercapainya koordinasi dan harmonisasi perencanaan pembangunan
Kehutanan di Aceh yang holistik, terintegrasi, efisiensi dan efektif serta
memudahkan pelaksanaan program-program yang direncanakan
selama lima tahun kedepan dan memudahkan evaluasi terhadap
program-program yang ada.
- Agar pengelolaan sumberdaya hutan dan kebun di Aceh menjadi satu
kesatuan yang berkelanjutan dalam suatu ekosistem.
1.4 Sistematika Penulisan
Kerangka pokok bahasan Renstra Dinas Kehutanan Aceh Tahun 2012-2017
adalah meliputi telaahan terhadap lingkungan organisasi Dinas Kehutanan Aceh, baik
internal maupun eksternal, perumusan visi dan misi, tujuan dan sasaran dari
kegiatan organisasi dimasa yang akan datang, strategi dalam pencapaian tujuan dan
10 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
sasaran yang telah ditetapkan, serta indikator-indikator untuk mengukur kemajuan
kinerja organisasi.
Adapun sistematika penyusunannya adalah sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
Berisi uraian tentang latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan,
serta sistematika penulisan.
BAB II. GAMBARAN PELAYANAN SKPA
Dalam Bab ini diuraikan tentang tugas, fungsi dan struktur organisasi SKPA,
Sumber Daya SKPA, Kinerja Pelayanan SKPA serta Tantangan dan Peluang
Pembangunan Pelayanan SKPA dari kelembagaan Dinas Kehutanan terutama
dalam kebijakan dibidang perencanaan pembangunan serta tugas pokok dan
fungsinya.
BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
Berisi tentang Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Pelayanan SKPA, Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah Terpilih, Telaahan Renstra K/L dan Renstra, Telaahan
Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis serta
Penentuan Isu-isu Strategis.
BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBUJAKAN
Dalam bab ini berisi tentang rumusan Visi, Misi dan Sasaran Dinas Kehutanan
Aceh dan memaparkan tentang rumusan kebijakan dan strategi.
BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
Menjelaskan tentang rencana program dan kegiatan yang akan dilaksanakan
Dinas Kehutanan Aceh termasuk didalamnya menyangkut indikator,
kelompok sasaran dan pendanaan indikatif.
11 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
BAB VI. INDIKATOR KINERJA SKPA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN
SASARAN RPJM
Menjelaskan tentang indikator kinerja Dinas Kehutanan untuk mewujudkan
target kinerja yang dapat dipertanggungjawabkan tingkat capaian kinerja
dalam jangka menengah dan jangka panjang.
.B. KONDISI SAAT INI
Saat ini kawasan hutan di Aceh meliputi areal kurang lebih 3.549.813 Ha
termasuk kawasan hutan dan perairan di wilayah Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam (Kepmenhutbun No. 170/Kpts-II/2000) Dalam rangka mempertahankan
ekosistem dan keanekaragaman hayati sampai dengan tahun 2000 pemerintah
telah menetapkan Kawasan Suaka Alam yang terbagi menjadi Cagar Alam : 16.940
ha dan Suaka Margasatwa : 102.370 Ha, Kawasan Pelestarian Alam terbagi dalam
Taman Nasional : 623.987 Ha, Taman Wisata Alam terdiri dari Taman Wisata Alam
(Darat : 16.412 Ha, Perairan : 214.100 Ha) dan Taman Hutan Raya seluas 6.220
Ha, juga terdapat Taman Buru seluas 86.704 Ha, Kawasan Hutan Lindung seluas
1.844.500 Ha serta Hutan Produksi yang terdiri dari Hutan Produksi Terbatas :
37.300 Ha dan Hutan Produksi Tetap : 601.280 Ha. Berdasarkan uraian diatas
dapat diketahui bahwa Pola ruang wilayah Aceh terdiri dari kawasan lindung seluas
2.708.550 Ha (47,7%) dan Kawasan Budidaya seluas 2.934.602 Ha (52,3%). Hutan
Aceh pada tahun 2008 seluas 3.523.925 Ha (60,37%) dan pada tahun 2010 seluas
2.291.080 ha (40,36%). Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi pengurangan luas
kawasan hutan (deforestasi) sebesar 20,01%. Terjadinya deforestasi akibat adanya
kebijakan yang lebih mementingkan aspek ekonomi dari pada aspek lingkungan
untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi. Selain itu, faktor perilaku manusia
juga menjadi permasalahan utama dalam kerusakan lingkungan, dimana sering
sekali menganggap sungai dan sepadan sungai sebagai tempat pembuangan
sampah dan kegiatan usaha pertnian yang dapat mengakibatkan penyempitan,
sedimentasi dan penurunan kualitas air.
Berdasarkan data Tahun 2007 Luas lahan kritis di Provinsi Aceh seluas
4459.469,28 ha dengan kategori kritis seluas 393.025,63 ha dan sangat kritis
12 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
seluas 66.443,65 ha. Pada tahun 2011 luas lahan kritis di provinsi Aceh mengalami
peningkatan mencapai 460.099,76 ha, dengan kategori kritis seluas 393.397,03 ha
dan sangat kritis seluas 66.702,73 ha. upaya yang telah dilakukan untuk
mengurangi lahan kritis yaitu melalui penanaman satu miliar pohon (OMOT). Pada
tahun 2011, melalui penanaman pada kegiatan penghijauan sebanyak 24.886.789
batang dan penanaman reboisasi sebanyak 3.808.598 batang
Pembangunan yang tidak terpadu (fragmented) selama ini telah berakibat
perubahan drastis negatif terhadap kondisi lingkungan sumber daya alam.
Eksploitasi sumber daya alam tidak terbarukan (pertambangan mineral, batubara,
migas, dan galian C) telah mengubah bentang alam tanpa terkendali. Terlebih lagi
sumber daya alam terbarukan oleh deforestasi intensif (legal and illegal logging)
untuk pembangunan fisik infrastruktur, transportasi, industri, perkebunan,
pertanian, telah mengakibatkan penyusutan drastis tutupan vegetasi hutan
terutama di Daerah Aliran Sungai (DAS) dan punahnya keanekaragaman hayati.
Aceh merupakan wilayah dengan kondisi alam yang kompleks sehingga
menjadikannya sebagai salah satu daerah berpotensi tinggi terhadap bencana,
khususnya bencana alam. Tingkat resiko bencana alam yang terjadi setiap tahunnya
sangat tinggi, terutama bencana banjir dan kekeringan. Sangat terbatasnya investasi
infrastruktur tampungan penyimpanan air, telah berdampak pada keseimbangan
hidrologi DAS, fluktuasi debit air di sungai menjadi sangat besar terutama pada
musim hujan terjadi bencana banjir dan tanah longsor, sedangkan pada musim
kemarau terjadi kekeringan dan kebakaran hutan.
Kecenderungan penurunan produksi kayu bulat dari hutan alam telah memacu
peningkatan pengelolaan hutan tanaman dan hutan rakyat. Hal ini ditandai dengan
semakin meningkatnya produksi kayu dari hutan tanaman dan hutan rakyat. Hutan
rakyat di propinsi aceh seluas 11.632 ha, yang tersebar di 23 kabupaten/kota.
Potensi kayu jenis perdagangan di Propinsi Aceh baik di Cagar Alam, Suaka
Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Taman Wisata Alam, Taman
Buru, Hutan Lindung, Hutan Produksi Tetap dan Hutan Produksi mencapai 59,19 juta
m3. Hutan Tanaman Rakyat yang sudah mendapat IUPHHK-HTR di Propinsi Aceh
sebanyak 3 unit yaitu 1 unit di Kabupaten Bireun (Kopwan Seulanga Aneuk
Nanggroe) dan 2 unit di Kabupaten Aceh Utara (Kop. Tuah Nanggroe Aceh 811 Ha)
13 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
melalui (SK.282/Menhut-II/2009 Tgl13 Mei 2009), Kop. Ikapeda 1.155 Ha
(SK.721/Menhut-II/2009 Tgl19 Oktober 2009). Usulan Pencadangan areal di Provinsi
Aceh Seluas 3.667 Ha sedangkan luas areal yang sudah di keluarkan SK
Pencadangan oleh Menteri Kehutanan seluas 10.884 Ha dengan jenis tanaman
Jabon, Mahoni, Sengon. Produksi kayu bulat di provinsi NAD pada tahun 2012
berjumlah 185.358,48 m3, yang berasal dari 3 sumber yaitu IUPHHK pada HTI, Izin
Pemanfaatan Kayu (IPK), Hutan Rakyat, Kayu perkebunan dan hasil lelang. Masing-
masing produksinya yaitu IUPHHK pada HTI sebanyak 8.043,81 m3, IPK sebanyak
2.196,33 m3, kayu perkebunan 169.348,50 m3, dan hasil lelang 475,98 m3. HHBK
yang dikembangkan di Propinsi NAD yaitu rotan produksinya mencapai 90.590 kg,
Cendana 14.000 kg, dan Arang kayu 155.000 kg.
Untuk memperkuat upaya-upaya perlindungan hutan dalam priode tahun 2007
s/d 2008 telah dilakukan rekruitmen Pamhut sebanyak 2000 Orang yang mempunyai
tugas pengamanan hutan dan pencegahan perambahan hutan (Ilegal Logging).
Pemanfaatan jasa lingkungan dari kawasan hutan khususnya untuk kegiatan wisata
alam sudah lama dikembangkan di Aceh, hal ini didukung dengan keberadaan
berbagai potensi yang ada antara lain : Cagar Alam Pinus Strain Aceh (16.940 Ha)di
Kabupaten Aceh Besar, Cagar Alam Serbajadi (300 Ha) Kabupaten Aceh Tamiang,
Swaka Margasatwa Rawa Singkil (102.370 Ha)di Kabupaten Aceh Singkil, Taman
Hutan Raya (TAHURA) Po Cut Meurah Intan (6.300 Ha) di Kabupaten Aceh Besar,
Taman Nasional Gunung Leuser (623.987 Ha) di Kabupaten Aceh Tenggara, Taman
Wisata Alam Iboih (1.200 Ha) di Kota Sabang, Taman Wisata Alam Kepulauan
Banyak (16.200 Ha) di Kabupaten Aceh Singkil, Taman Wisata Alam Lhok Asan (PLG
: 112 Ha) di Kabupaten Aceh Utara, Taman Buru Lingga Isaq (86.704 Ha) di
Kabupaten Aceh Tengah.
14 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPA
Dinas Kehutanan Aceh adalah perangkat daerah sebagai unsur pelaksana
Pemerintah Aceh dibidang Kehutanan, terbentuk berdasarkan Qanun Aceh
Nomor 15 Tahun 2012 tentang perubahan atas Qanun Aceh No. 5 Tahun 2007
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas, Lembaga Teknis, Lembaga
Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, dengan susunan organisasi terdiri
dari :
1. a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat;
c. Bidang Program dan Pelaporan;
d. Bidang Planologi Kehutanan;
e. Bidang Bina Usaha Kehutanan;
f. Bidang Perlindungan & Rehabilitasi Hutan;
j. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD);
k. Kelompok Jabatan Fungsional;
2. Sekretariat terdiri dari :
a. Sub Bagian Umum;
b. Sub Bagian Kepegawain dan Tata Laksana;
c. Sub Bagian Keuangan;
3. Bidang Program dan Pelaporan terdiri dari :
a. Seksi Data dan Informasi;
b. Seksi Penyusunan Program;
c. Seksi Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan;
4. Bidang Planologi Kehutanan, terdiri dari :
a. Seksi Inventarisasi dan Perencanaan Hutan;
b. Seksi Penatagunaan Kawasan Hutan;
c. Seksi Perpetaan & Pemantapan Kawasan Hutan;
GGAAMMBBAARRAANN PPEELLAAYYAANNAANN SSKKPPAA II
15 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
5. Bidang Bina Usaha Kehutanan, terdiri dari :
a. Seksi Usaha Pemanfaatan Hutan;
b. Seksi Pemungutan dan Pengolahan Hasil Hutan;
c. Seksi Pengujian dan Peredaran Hasil Hutan;
6. Bidang Perlindungan, Rehabilitasi Lahan terdiri dari :
a. Seksi Perlindungan Hutan;
b. Seksi Kawasan Lindung dan Konservasi;
a. Seksi Rehabiitasi Hutan dan lahan;
Dinas Kehutanan Aceh mempunyai tugas melaksanakan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan di Bidang Kehutanan, untuk melaksanakan tugas di
maksud, Dinas Kehutanan mempunyai fungsi :
1. Pelaksanaan Urusan Ketatausahaan Dinas;
2. Penyusunan program kerja tahunan, jangka menegah dan jangka panjang;
3. Perumusan kebijakan teknis, sesuai Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku;
4. Penyelenggaraan tugas Kehutanan termasuk perizinan dan pelayanan umum
lintas Kab/Kota;
5. Pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan
tugas di bidang Kehutanan; dan Pembinaan Unit Pelaksanaan Teknis Dinas
Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud diatas, Dinas Kehutanan
mempunyai kewenangan :
1. Menyelenggarakan urusan di bidang Kehutanan yang bersifat lintas
kabupaten/kota serta kewenangan yang tidak atau belum dapat dilaksanakan
oleh kabupaten/kota;
2. Menyusun pedoman dan Menyelenggarakan Inventarisasi dan pemetaan hutan
dan Kehutanan;
3. Menyelengarakan penunjukan dan pengamanan batas hutan produksi dan
hutan lindung;
4. Menyusun pedoman dan menyelenggarakan tata batas hutan, rekonstruksi dan
penataan batas kawasan hutan produksi dan hutan lindung;
16 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
5. Menyusun pedoman pembentukan dan penyediaan dukungan pengelolaan
wilayah taman hutan raya;
6. Menyusun rencana makro Kehutanan lintas Kabupaten/Kota;
7. Menyelengarakan koordinasi pengelolaan hutan berdasarkan unit pengelolaan
daerah aliran sungai;
8. Menyusun pedoman penyelenggaraan pengurusan erosi, sedimentasi,
produktivitas lahan pada daerah aliran sungai lintas Kabupaten/Kota.
9. Menyelenggarakan perizinan lintas Kabupaten/Kota meliputi pemanfaatan hasil
hutan, pemanfaatan flora dan fauna yang tidak dilindungi, pengolahan hasil
hutan dan Kehutanan;
10. Melaksanakan pengawasan perbenihan, pupuk, pestisida, alat dan mesin di
bidang Kehutanan;
11. Melaksanakan pengamatan, peramalan organisme tumbuhan penggangu dan
pengendalian hama terpadu tanaman Kehutanan;
12. Menyelenggarakan dan mengawasi kegiatan rehabilitasi, reklamasi, sistem
silvikulture, budidaya dan pengolahan;
13. Menyelengarakan pengelolaan taman hutan raya lintas Kabupaten/Kota;
14. Menetapkan pedoman untuk penentuan tarif pungutan hasil hutan bukan kayu
lintas Kabupaten/Kota;
15. Menetapkan kawasan serta perubahan fungsi dan status hutan dalam rangka
perencanaan tata ruang provinsi berdasarkan kesepakatan antara provinsi dan
kabupaten/kota;
16. Melaksanakan perlindungan dan pengamanan hutan dan Kehutanan pada
kawasan lintas kabupaten/kota.
17. Menyediakan dukungan penyelenggarakan pendidikan dan pelatihan teknis
penelitian dan pengembangan terapan bidang Kehutanan;
18. Menerapkan standar pelayanan minimal dalam bidang Kehutanan yang wajib
dilaksanakan oleh Kabupaten/Kota;
19. Menata alokasi sumber daya manusia di bidang Kehutanan;
20. Menetapkan standar pembibitan/perbenihan dan pengaturan penggunaan benih
unggul;
21. Melakukan produksi ekspor komoditas Kehutanan unggulan daerah provinsi;
17 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
22. Menyelenggarakan pembentukan dan perwilayahan areal Kehutanan lintas
kabupaten/kota;
23. Menyusun perwilayahan, desain, pengendalian lahan dan industri primer di
bidang Kehutanan lintas kabupaten/kota;
24. Melaksanakan pengamatan, penelitian, peramalan organisme pengganggu
tanaman dan pengendalian hama dan penyakit; dan
25. Menyediakan dukungan kerjasama antar kabupaten/kota dibidang Kehutanan.
Sesuai dengan Peraturan Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 18
Tahun 2008 Tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Pemangku Jabatan Struktural
di lingkungan Dinas-Dinas Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, bahagian
ke sebelas, pasal 70 ayat (1) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang
berada di bawah dan bertanggungjawab kepada kepala Dinas; ayat (2) Bidang-
Bidang dipimpin oleh seorang kepala bidang yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya; ayat (3)
Sub Bahagian-Sub Bahagian dipimpin oleh seorang kepala Sub Bahagian yang
berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris sesuai dengan Bidang
Tugasnya; dan ayat (4) Seksi-seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang Berada
di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang sesuai dengan Bidang
Tugasnya;
Susunan Organisasi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) telah terbentuk berdasarkan
Peraturan Gubernur Aceh Nomor 20 Tahun 20132 Tentang Pembentukan Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas pada Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Aceh terdiri dari :
a. UPTD Hutan Aceh Wilayah I; Berkedudukan di Kabupaten Aceh Besar,
Wilayahnya meliputi Kota Banda Aceh, Kota Sabang, Kabupaten Aceh Besar
dan Kabupaten Pidie
b. UPTD Hutan Aceh Wilayah II; Berkedudukan di Kabupaten Bireuen dengan
wilayah kerja meliputi Kabupaten Pidie Jaya, Kabupaten Bireuen, Kota
18 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
Lhokseumawe, Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Bener Meriah dan
Kabupaten Aceh Tengah
c. UPTD Hutan Aceh Wilayah III; berkedudukan di Kabupaten Aceh Timur dengan
wilayah kerja meliputi Kota Langsa, Kabupaten Aceh Timur dan kabupaten
Aceh Tamiang.
d. UPTD Hutan Aceh Wilayah IV ; berkedudukan di Aceh Tenggara dengan
wilayah kerja meliputi Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Aceh Tenggara, Kota
Subulusalam dan Kabupaten Aceh Singkil.
e. UPTD Hutan Aceh Wilayah V berkedudukan di Aceh Selatan dengan wilayah
kerja meliputi Kabupaten Aceh Selatan, Kabupaten Aceh Barat Daya dan
Kabupaten Simeulue
f. UPTD Hutan Aceh Wilayah VI berkedudukan di Aceh Barat dengan wilayah
kerja meliputi Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Aceh Barat dan Kabupaten
Nagan Raya
h. UPTD Kesatuan Pengelolaan Hutan Taman Hutan Raya Pocut Meurah Intan;,
berkedudukan di Saree kabupaten Aceh Besar dengan wilayah kerja meliputi
kelompok Hutan Seulawah Agam dan kelompok Hutan Seulawang Inoeng yang
di tunjuk atau di tetapkan sebagai kawasan Tahura Pocut Meurah Intan.
Sampai dengan tanggal 1 Juli 2012, Unit Organisasi yang telah terisi pejabat
struktural dan staf penunjang adalah :
1. UPTD Kesatuan Pengelolaan Hutan Taman Hutan Raya Pocut Meurah Intan;
2. UPTD Hutan Aceh Wilayah I baru terisi hanya kepala UPTD, sedangkan Kepala
Seksi dan Staf Penunjang belum terisi.
Susunan Organisasi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD), Tugas dan
Fungsinya sebagai berikut :
1. UPTD Hutan Aceh Wilayah I, terdiri dari :
.a. Kepala UPTD;
b. Sub Bagian Tata Usaha;
c. Seksi Pengelolaan dan Pembinaan Kawasan;
d. Seksi Perlindungan Hutan dan Konsrevasi Alam; dan
e. Kelompok Jabatan Fungsional
19 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
UPTD Hutan Aceh Wilayah I merupakan perangkat teknis operasional dan
teknis penunjang pada Dinas Kehutanan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, di
pimpin oleh seorang Kepala UPTD yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Dinas. Sub Bagian Tata Usaha seorang Kepala Sub Bagian Tata
Usaha yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala UPTD. Seksi-
seksi dipimpin oleh seorang kepala seksi yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada kepala UPTD.
Tugas UPTD Hutan Aceh Wilayah I mempunyai tugas menjabarakan
kebijakan kehutanan Pemerintah Aceh dan melaksanakan sebagian kegiatan
teknis operasional dan teknis penunjang di bidang penyelenggaraan pengelolaan
hutan yang meliputi pengorganisian, tata hutan dan penyusunan rencana
pengelolaan hutan, pemanfataan hutan dan penggunaan kawasan hutan,
Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, perlindungan hutan dan konservasi alam,
pengendalian dan pengawasan, serta mengelola hutan aceh sesuai dengan status
dan fungsi pokok kawasan hutan dalam wilayah kerjanya.
Fungsi UPTD Hutan Aceh Wilayah I adalah :
a. penyusunan rencana pengelolaan hutan dalam wilayah kerjanya;
b. pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan;
c. pelaksanaan pembinaan pemanfaatan hutan;
d. pelaksanaan pembinaan penggunaan kawasan hutan;
e. pelaksanaan rehabilitasi hutan dan lahan;
f. pelaksanaan perlindungan hutan dan konservasi alam;
g. pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat;
h. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan;
i. pelaksanaan pengkajian peluang investasi dan usaha sektor kehutanan pada
wilayah kerjanya; dan
j. pelaksanaan pengendalian dan pengawasan.
20 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
Kepala UPTD Hutan Aceh Wilayah I mempunyai tugas memimpin UPTD dalam
menjabarkan kebijakan kehutanan Pemerintah Aceh dan melaksanakan sebagian
kegiatan teknis operasional dan teknis penunjang di bidang penyelenggaraan
pengelolaan hutan yang meliputi pengorganisasian, tata hutan dan penyusunan
rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan,
rehabilitasi dan reklamasi hutan, perlindungan hutan dan konservasi alam,
pengendalian dan pengawasan, serta mengelola hutan Aceh sesuai dengan status
dan fungsi pokok kawasan hutan dalam wilayah kerjanya.
Fungsi Kepala UPTD Hutan Aceh Wilayah I adalah :
a. pengendalian teknis penyusunan rencana pengelolaan hutan dalam wilayah
kerjanya;
b. pengendalian dan pembinaan teknis urusan ketatausahaan dan
kerumahtanggaan;
c. pengendalian dan pengawasan teknis pemanfaatan hutan;
d. pengendalian dan pengawasan teknis penggunaan kawasan hutan;
e. pengendalian dan pengawasan teknis rehabilitasi hutan dan lahan;
f. pengendalian dan pengawasan teknis perlindungan hutan dan konservasi
alam;
g. pembinaan teknis kegiatan penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat;
h. pembinaan dan pengendalian teknis monitoring, evaluasi dan pelaporan;
i. pengkoordinasian dan kerjasama teknis pengkajian peluang investasi dan
usaha sektor kehutanan pada wilayah kerjanya;
j. pengendalian dan pengawasan teknis pengelolaan hutan Aceh wilayah I; dan
k. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas.
Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan koordinasi penyusunan
program kerja UPTD, pengelolaan urusan umum, rumah tangga, perlengkapan,
keuangan, kepegawaian, hubungan masyarakat, perpustakaan dan pelayanan
administrasi di lingkungan UPTD.
21 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
Fungsi Sub Bagian Tata Usaha adalah :
a. pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian, keuangan, peralatan,
perlengkapan, kerumahtanggaan, kehumasan, dokumentasi dan
perpustakaan;
b. pelaksanaan keorganisasian dan ketatalaksanaan;
c. pelaksanaan penyusunan program kerja, perencanaan, rencana anggaran dan
pelaporan;
d. pelaksanaan penyiapan data, informasi, dan penyelenggaraan Inventarisasi
aset; dan
e. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala UPTD.
Seksi Pengelolaan dan Pembinaan Kawasan mempunyai tugas pengawasan
perizinan kehutanan, inventarisasi sumberdaya hutan, perpetaan hutan, produksi
kehutanan, penatausahaan hasil hutan, rehabilitasi hutan dan lahan, pembinaan
silvikultur, serta pemberdayaan masyarakat.
Fungsi Seksi Pengelolaan dan Pembinaan Kawasan adalah :
a. pelaksanaan kegiatan pengawasan dan pembinaan kegiatan perizinan
kehutanan;
b. pelaksanaan kegiatan inventarisasi hutan;
c. pelaksanaan kegiatan pengukuran dan pemetaan hutan;
d. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi perkembangan luas dan tutupan
kawasan hutan;
e. pelaksanaan penatausahaan hasil hutan;
f. pelaksanaan pengendalian bahan baku industri primer hasil hutan;
g. pelaksanaan peningkatan produksi hasil hutan;
h. pelaksanaan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan;
i. pelaksanaan pengembangan hutan tanaman;
j. pelaksanaan pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan;
k. pelaksanaan kegiatan silvikultur dan budidaya tanaman kehutanan;
l. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan
m. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh kepala UPTD.
22 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
Seksi Perlindungan dan Konservasi Alam mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
pencegahan dan membatasi kerusakan hutan dan hasil hutan, kawasan hutan,
kebakaran hutan, perambahan kawasan hutan, penebangan liar (illegal logging),
peredaran dan perdagangan hasil hutan illegal, penggunaan kawasan hutan
secara tidak sah, penguasaan dan perdagangan flora dan fauna yang dilindungi,
serta pelanggaran tindak pidana bidang kehutanan.
Fungsi Seksi Perlindungan dan Konservasi Alam adalah :
a. pelaksanaan pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan, gangguan
ternak, perambahan dan okupasi kawasan hutan, penebangan hutan dan
peredaran hasil hutan tidak sah;
b. pelaksanaan perlindungan dan pengamanan pemanfaatan hutan;
c. pelaksanaan pengawasan tertib peredaran hasil hutan;
d. pelaksanaan peningkatan pemanfaatan jasa lingkungan dan wisata alam;
e. pelaksanaan sosialisasi peraturan perundang-undangan kehutanan;
f. pelaksanaan koordinasi dan pencegahan gangguan keamanan hutan dan
kebakaran hutan;
g. pelaksanaan upaya preventif, pre-emtif, dan represif dalam perlindungan dan
pengamanan hutan;
h. pelaksanaan koordinasi dengn instansi penegak hukum dan instansi terkait
dalam upaya perlindungan dan pengamanan hutan;
i. pelaksanaan penegakan hukum kehutanan;
j. pelaksanaan kerjasama dan koordinasi dengan polisi kehutanan;
k. pelaksanaan kerjasama dan koordinasi dengan Penyidik Pegawai Negeri Sipil
(PPNS) kehutanan dan pengaman hutan partisipatif;
l. pelaksanaan pembinaan kelompok pecinta lingkungan dan konservasi alam;
m. pelaksanaan teknis pemantauan dan pengamanan batas kawasan hutan;
n. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan
o. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala UPTD.
23 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
2. UPTD Hutan Aceh Wilayah II, terdiri dari :
.a. Kepala UPTD;
b. Sub Bagian Tata Usaha;
c. Seksi Pengelolaan dan Pembinaan Kawasan;
d. Seksi Perlindungan Hutan dan Konsrevasi Alam; dan
e. Kelompok Jabatan Fungsional
UPTD Hutan Aceh Wilayah II merupakan perangkat teknis operasional dan
teknis penunjang pada Dinas Kehutanan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, di
pimpin oleh seorang Kepala UPTD yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Dinas. Sub Bagian Tata Usaha seorang Kepala Sub Bagian Tata
Usaha yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala UPTD. Seksi-
seksi dipimpin oleh seorang kepala seksi yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada kepala UPTD.
Tugas UPTD Hutan Aceh Wilayah II mempunyai tugas menjabarakan
kebijakan kehutanan Pemerintah Aceh dan melaksanakan sebagian kegiatan
teknis operasional dan teknis penunjang di bidang penyelenggaraan pengelolaan
hutan yang meliputi pengorganisian, tata hutan dan penyusunan rencana
pengelolaan hutan, pemanfataan hutan dan penggunaan kawasan hutan,
Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, perlindungan hutan dan konservasi alam,
pengendalian dan pengawasan, serta mengelola hutan aceh sesuai dengan status
dan fungsi pokok kawasan hutan dalam wilayah kerjanya.
Fungsi UPTD Hutan Aceh Wilayah II adalah :
a. penyusunan rencana pengelolaan hutan dalam wilayah kerjanya;
b. pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan;
c. pelaksanaan pembinaan pemanfaatan hutan;
d. pelaksanaan pembinaan penggunaan kawasan hutan;
e. pelaksanaan rehabilitasi hutan dan lahan;
f. pelaksanaan perlindungan hutan dan konservasi alam;
g. pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat;
24 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
h. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan;
i. pelaksanaan pengkajian peluang investasi dan usaha sektor kehutanan
pada wilayah kerjanya; dan
j. pelaksanaan pengendalian dan pengawasan.
Kepala UPTD Hutan Aceh Wilayah II mempunyai tugas memimpin UPTD
dalam menjabarkan kebijakan kehutanan Pemerintah Aceh dan melaksanakan
sebagian kegiatan teknis operasional dan teknis penunjang di bidang
penyelenggaraan pengelolaan hutan yang meliputi pengorganisasian, tata hutan
dan penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan dan
penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi dan reklamasi hutan, perlindungan hutan
dan konservasi alam, pengendalian dan pengawasan, serta mengelola hutan Aceh
sesuai dengan status dan fungsi pokok kawasan hutan dalam wilayah kerjanya.
Fungsi Kepala UPTD Hutan Aceh Wilayah II adalah :
a. pengendalian teknis penyusunan rencana pengelolaan hutan dalam wilayah
kerjanya;
b. pengendalian dan pembinaan teknis urusan ketatausahaan dan
kerumahtanggaan;
c. pengendalian dan pengawasan teknis pemanfaatan hutan;
d. pengendalian dan pengawasan teknis penggunaan kawasan hutan;
e. pengendalian dan pengawasan teknis rehabilitasi hutan dan lahan;
f. pengendalian dan pengawasan teknis perlindungan hutan dan konservasi
alam;
g. pembinaan teknis kegiatan penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat;
h. pembinaan dan pengendalian teknis monitoring, evaluasi dan pelaporan;
i. pengkoordinasian dan kerjasama teknis pengkajian peluang investasi dan
usaha sektor kehutanan pada wilayah kerjanya;
j. pengendalian dan pengawasan teknis pengelolaan hutan Aceh wilayah II;
dan
25 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
k. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala
Dinas.
Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan koordinasi penyusunan
program kerja UPTD, pengelolaan urusan umum, rumah tangga, perlengkapan,
keuangan, kepegawaian, hubungan masyarakat, perpustakaan dan pelayanan
administrasi di lingkungan UPTD.
Fungsi Sub Bagian Tata Usaha adalah :
a. pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian, keuangan, peralatan,
perlengkapan, kerumahtanggaan, kehumasan, dokumentasi dan
perpustakaan;
b. pelaksanaan keorganisasian dan ketatalaksanaan;
c. pelaksanaan penyusunan program kerja, perencanaan, rencana anggaran
dan pelaporan;
d. pelaksanaan penyiapan data, informasi, dan penyelenggaraan
Inventarisasi aset; dan
e. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala
UPTD.
Seksi Pengelolaan dan Pembinaan Kawasan mempunyai tugas pengawasan
perizinan kehutanan, inventarisasi sumberdaya hutan, perpetaan hutan, produksi
kehutanan, penatausahaan hasil hutan, rehabilitasi hutan dan lahan, pembinaan
silvikultur, serta pemberdayaan masyarakat.
Fungsi Seksi Pengelolaan dan Pembinaan Kawasan adalah :
a. pelaksanaan kegiatan pengawasan dan pembinaan kegiatan perizinan
kehutanan;
b. pelaksanaan kegiatan inventarisasi hutan;
c. pelaksanaan kegiatan pengukuran dan pemetaan hutan;
26 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
d. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi perkembangan luas dan tutupan
kawasan hutan;
e. pelaksanaan penatausahaan hasil hutan;
f. pelaksanaan pengendalian bahan baku industri primer hasil hutan;
g. pelaksanaan peningkatan produksi hasil hutan;
h. pelaksanaan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan;
i. pelaksanaan pengembangan hutan tanaman;
j. pelaksanaan pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan;
k. pelaksanaan kegiatan silvikultur dan budidaya tanaman kehutanan;
l. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan
m. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh kepala UPTD.
Seksi Perlindungan dan Konservasi Alam mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
pencegahan dan membatasi kerusakan hutan dan hasil hutan, kawasan hutan,
kebakaran hutan, perambahan kawasan hutan, penebangan liar (illegal logging),
peredaran dan perdagangan hasil hutan illegal, penggunaan kawasan hutan
secara tidak sah, penguasaan dan perdagangan flora dan fauna yang dilindungi,
serta pelanggaran tindak pidana bidang kehutanan.
Fungsi Seksi Perlindungan dan Konservasi Alam adalah :
a. pelaksanaan pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan,
gangguan ternak, perambahan dan okupasi kawasan hutan,
penebangan hutan dan peredaran hasil hutan tidak sah;
b. pelaksanaan perlindungan dan pengamanan pemanfaatan hutan;
c. pelaksanaan pengawasan tertib peredaran hasil hutan;
d. pelaksanaan peningkatan pemanfaatan jasa lingkungan dan wisata
alam;
e. pelaksanaan sosialisasi peraturan perundang-undangan kehutanan;
f. pelaksanaan koordinasi dan pencegahan gangguan keamanan hutan
dan kebakaran hutan;
g. pelaksanaan upaya preventif, pre-emtif, dan represif dalam
perlindungan dan pengamanan hutan;
27 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
h. pelaksanaan koordinasi dengn instansi penegak hukum dan instansi
terkait dalam upaya perlindungan dan pengamanan hutan;
i. pelaksanaan penegakan hukum kehutanan;
j. pelaksanaan kerjasama dan koordinasi dengan polisi kehutanan;
k. pelaksanaan kerjasama dan koordinasi dengan Penyidik Pegawai Negeri
Sipil (PPNS) kehutanan dan pengaman hutan partisipatif;
l. pelaksanaan pembinaan kelompok pecinta lingkungan dan konservasi
alam;
m. pelaksanaan teknis pemantauan dan pengamanan batas kawasan
hutan;
n. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan
o. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala
UPTD.
‘3. UPTD Hutan Aceh Wilayah III, terdiri dari :
. a. Kepala UPTD;
. b. Sub Bagian Tata Usaha;
c. Seksi Pengelolaan dan Pembinaan Kawasan;
d. Seksi Perlindungan Hutan dan Konsrevasi Alam; dan
e. Kelompok Jabatan Fungsional
UPTD Hutan Aceh Wilayah III merupakan perangkat teknis operasional dan
teknis penunjang pada Dinas Kehutanan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, di
pimpin oleh seorang Kepala UPTD yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Dinas. Sub Bagian Tata Usaha seorang Kepala Sub Bagian Tata
Usaha yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala UPTD. Seksi-
seksi dipimpin oleh seorang kepala seksi yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada kepala UPTD.
Tugas UPTD Hutan Aceh Wilayah III mempunyai tugas menjabarakan
kebijakan kehutanan Pemerintah Aceh dan melaksanakan sebagian kegiatan
28 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
teknis operasional dan teknis penunjang di bidang penyelenggaraan pengelolaan
hutan yang meliputi pengorganisian, tata hutan dan penyusunan rencana
pengelolaan hutan, pemanfataan hutan dan penggunaan kawasan hutan,
Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, perlindungan hutan dan konservasi alam,
pengendalian dan pengawasan, serta mengelola hutan aceh sesuai dengan status
dan fungsi pokok kawasan hutan dalam wilayah kerjanya.
Fungsi UPTD Hutan Aceh Wilayah III adalah :
a. penyusunan rencana pengelolaan hutan dalam wilayah kerjanya;
b. pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan;
c. pelaksanaan pembinaan pemanfaatan hutan;
d. pelaksanaan pembinaan penggunaan kawasan hutan;
e. pelaksanaan rehabilitasi hutan dan lahan;
f. pelaksanaan perlindungan hutan dan konservasi alam;
g. pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat;
h. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan;
i. pelaksanaan pengkajian peluang investasi dan usaha sektor kehutanan pada
wilayah kerjanya; dan
j. pelaksanaan pengendalian dan pengawasan.
Kepala UPTD Hutan Aceh Wilayah III mempunyai tugas memimpin UPTD
dalam menjabarkan kebijakan kehutanan Pemerintah Aceh dan melaksanakan
sebagian kegiatan teknis operasional dan teknis penunjang di bidang
penyelenggaraan pengelolaan hutan yang meliputi pengorganisasian, tata hutan
dan penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan dan
penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi dan reklamasi hutan, perlindungan hutan
dan konservasi alam, pengendalian dan pengawasan, serta mengelola hutan Aceh
sesuai dengan status dan fungsi pokok kawasan hutan dalam wilayah kerjanya.
Fungsi Kepala UPTD Hutan Aceh Wilayah III adalah :
a. pengendalian teknis penyusunan rencana pengelolaan hutan dalam wilayah
kerjanya;
29 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
b. pengendalian dan pembinaan teknis urusan ketatausahaan dan
kerumahtanggaan;
c. pengendalian dan pengawasan teknis pemanfaatan hutan;
d. pengendalian dan pengawasan teknis penggunaan kawasan hutan;
e. pengendalian dan pengawasan teknis rehabilitasi hutan dan lahan;
f. pengendalian dan pengawasan teknis perlindungan hutan dan konservasi
alam;
g. pembinaan teknis kegiatan penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat;
h. pembinaan dan pengendalian teknis monitoring, evaluasi dan pelaporan;
i. pengkoordinasian dan kerjasama teknis pengkajian peluang investasi dan
usaha sektor kehutanan pada wilayah kerjanya;
j. pengendalian dan pengawasan teknis pengelolaan hutan Aceh wilayah III;
dan
k. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala
Dinas.
Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan koordinasi penyusunan
program kerja UPTD, pengelolaan urusan umum, rumah tangga, perlengkapan,
keuangan, kepegawaian, hubungan masyarakat, perpustakaan dan pelayanan
administrasi di lingkungan UPTD.
Fungsi Sub Bagian Tata Usaha adalah :
a. pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian, keuangan, peralatan,
perlengkapan, kerumahtanggaan, kehumasan, dokumentasi dan
perpustakaan;
b. pelaksanaan keorganisasian dan ketatalaksanaan;
c. pelaksanaan penyusunan program kerja, perencanaan, rencana anggaran
dan pelaporan;
d. pelaksanaan penyiapan data, informasi, dan penyelenggaraan
Inventarisasi aset; dan
30 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
e. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala
UPTD.
Seksi Pengelolaan dan Pembinaan Kawasan mempunyai tugas pengawasan
perizinan kehutanan, inventarisasi sumberdaya hutan, perpetaan hutan, produksi
kehutanan, penatausahaan hasil hutan, rehabilitasi hutan dan lahan, pembinaan
silvikultur, serta pemberdayaan masyarakat.
Fungsi Seksi Pengelolaan dan Pembinaan Kawasan adalah :
a. pelaksanaan kegiatan pengawasan dan pembinaan kegiatan perizinan
kehutanan;
b. pelaksanaan kegiatan inventarisasi hutan;
c. pelaksanaan kegiatan pengukuran dan pemetaan hutan;
d. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi perkembangan luas dan tutupan
kawasan hutan;
e. pelaksanaan penatausahaan hasil hutan;
f. pelaksanaan pengendalian bahan baku industri primer hasil hutan;
g. pelaksanaan peningkatan produksi hasil hutan;
h. pelaksanaan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan;
i. pelaksanaan pengembangan hutan tanaman;
j. pelaksanaan pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan;
k. pelaksanaan kegiatan silvikultur dan budidaya tanaman kehutanan;
l. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan
m. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh kepala UPTD.
Seksi Perlindungan dan Konservasi Alam mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
pencegahan dan membatasi kerusakan hutan dan hasil hutan, kawasan hutan,
kebakaran hutan, perambahan kawasan hutan, penebangan liar (illegal logging),
peredaran dan perdagangan hasil hutan illegal, penggunaan kawasan hutan
secara tidak sah, penguasaan dan perdagangan flora dan fauna yang dilindungi,
serta pelanggaran tindak pidana bidang kehutanan.
31 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
Fungsi Seksi Perlindungan dan Konservasi Alam adalah :
a. pelaksanaan pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan, gangguan
ternak, perambahan dan okupasi kawasan hutan, penebangan hutan dan
peredaran hasil hutan tidak sah;
b. pelaksanaan perlindungan dan pengamanan pemanfaatan hutan;
c. pelaksanaan pengawasan tertib peredaran hasil hutan;
d. pelaksanaan peningkatan pemanfaatan jasa lingkungan dan wisata alam;
e. pelaksanaan sosialisasi peraturan perundang-undangan kehutanan;
f. pelaksanaan koordinasi dan pencegahan gangguan keamanan hutan dan
kebakaran hutan;
g. pelaksanaan upaya preventif, pre-emtif, dan represif dalam perlindungan dan
pengamanan hutan;
h. pelaksanaan koordinasi dengn instansi penegak hukum dan instansi terkait
dalam upaya perlindungan dan pengamanan hutan;
i. pelaksanaan penegakan hukum kehutanan;
j. pelaksanaan kerjasama dan koordinasi dengan polisi kehutanan;
k. pelaksanaan kerjasama dan koordinasi dengan Penyidik Pegawai Negeri Sipil
(PPNS) kehutanan dan pengaman hutan partisipatif;
l. pelaksanaan pembinaan kelompok pecinta lingkungan dan konservasi alam;
m. pelaksanaan teknis pemantauan dan pengamanan batas kawasan hutan;
n. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan
o. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala UPTD.
‘4. UPTD Hutan Aceh Wilayah IV, terdiri dari :
. a. Kepala UPTD;
. b. Sub Bagian Tata Usaha;
. c. Seksi Pengelolaan dan Pembinaan Kawasan;
d. Seksi Perlindungan Hutan dan Konsrevasi Alam; dan
e. Kelompok Jabatan Fungsional
32 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
UPTD Hutan Aceh Wilayah IV merupakan perangkat teknis operasional dan
teknis penunjang pada Dinas Kehutanan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, di
pimpin oleh seorang Kepala UPTD yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Dinas. Sub Bagian Tata Usaha seorang Kepala Sub Bagian Tata
Usaha yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala UPTD. Seksi-
seksi dipimpin oleh seorang kepala seksi yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada kepala UPTD.
Tugas UPTD Hutan Aceh Wilayah IV mempunyai tugas menjabarakan
kebijakan kehutanan Pemerintah Aceh dan melaksanakan sebagian kegiatan
teknis operasional dan teknis penunjang di bidang penyelenggaraan pengelolaan
hutan yang meliputi pengorganisian, tata hutan dan penyusunan rencana
pengelolaan hutan, pemanfataan hutan dan penggunaan kawasan hutan,
Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, perlindungan hutan dan konservasi alam,
pengendalian dan pengawasan, serta mengelola hutan aceh sesuai dengan status
dan fungsi pokok kawasan hutan dalam wilayah kerjanya.
Fungsi UPTD Hutan Aceh Wilayah IV adalah :
a. penyusunan rencana pengelolaan hutan dalam wilayah kerjanya;
b. pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan;
c. pelaksanaan pembinaan pemanfaatan hutan;
d. pelaksanaan pembinaan penggunaan kawasan hutan;
e. pelaksanaan rehabilitasi hutan dan lahan;
f. pelaksanaan perlindungan hutan dan konservasi alam;
g. pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat;
h. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan;
i. pelaksanaan pengkajian peluang investasi dan usaha sektor kehutanan pada
wilayah kerjanya; dan
j. pelaksanaan pengendalian dan pengawasan.
33 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
Kepala UPTD Hutan Aceh Wilayah IV mempunyai tugas memimpin UPTD
dalam menjabarkan kebijakan kehutanan Pemerintah Aceh dan melaksanakan
sebagian kegiatan teknis operasional dan teknis penunjang di bidang
penyelenggaraan pengelolaan hutan yang meliputi pengorganisasian, tata hutan
dan penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan dan
penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi dan reklamasi hutan, perlindungan hutan
dan konservasi alam, pengendalian dan pengawasan, serta mengelola hutan Aceh
sesuai dengan status dan fungsi pokok kawasan hutan dalam wilayah kerjanya.
Fungsi Kepala UPTD Hutan Aceh Wilayah IV adalah :
a. pengendalian teknis penyusunan rencana pengelolaan hutan dalam wilayah
kerjanya;
b. pengendalian dan pembinaan teknis urusan ketatausahaan dan
kerumahtanggaan;
c. pengendalian dan pengawasan teknis pemanfaatan hutan;
d. pengendalian dan pengawasan teknis penggunaan kawasan hutan;
e. pengendalian dan pengawasan teknis rehabilitasi hutan dan lahan;
f. pengendalian dan pengawasan teknis perlindungan hutan dan konservasi
alam;
g. pembinaan teknis kegiatan penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat;
h. pembinaan dan pengendalian teknis monitoring, evaluasi dan pelaporan;
i. pengkoordinasian dan kerjasama teknis pengkajian peluang investasi dan
usaha sektor kehutanan pada wilayah kerjanya;
j. pengendalian dan pengawasan teknis pengelolaan hutan Aceh wilayah IV; dan
k. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas.
Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan koordinasi penyusunan
program kerja UPTD, pengelolaan urusan umum, rumah tangga, perlengkapan,
keuangan, kepegawaian, hubungan masyarakat, perpustakaan dan pelayanan
administrasi di lingkungan UPTD.
Fungsi Sub Bagian Tata Usaha adalah :
34 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
a. pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian, keuangan, peralatan,
perlengkapan, kerumahtanggaan, kehumasan, dokumentasi dan
perpustakaan;
b. pelaksanaan keorganisasian dan ketatalaksanaan;
c. pelaksanaan penyusunan program kerja, perencanaan, rencana anggaran dan
pelaporan;
d. pelaksanaan penyiapan data, informasi, dan penyelenggaraan Inventarisasi
aset; dan
e. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala UPTD.
Seksi Pengelolaan dan Pembinaan Kawasan mempunyai tugas pengawasan
perizinan kehutanan, inventarisasi sumberdaya hutan, perpetaan hutan, produksi
kehutanan, penatausahaan hasil hutan, rehabilitasi hutan dan lahan, pembinaan
silvikultur, serta pemberdayaan masyarakat.
Fungsi Seksi Pengelolaan dan Pembinaan Kawasan adalah :
a. pelaksanaan kegiatan pengawasan dan pembinaan kegiatan perizinan
kehutanan;
b. pelaksanaan kegiatan inventarisasi hutan;
c. pelaksanaan kegiatan pengukuran dan pemetaan hutan;
d. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi perkembangan luas dan tutupan
kawasan hutan;
e. pelaksanaan penatausahaan hasil hutan;
f. pelaksanaan pengendalian bahan baku industri primer hasil hutan;
g. pelaksanaan peningkatan produksi hasil hutan;
h. pelaksanaan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan;
i. pelaksanaan pengembangan hutan tanaman;
j. pelaksanaan pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan;
k. pelaksanaan kegiatan silvikultur dan budidaya tanaman kehutanan;
l. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan
m. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh kepala UPTD.
35 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
Seksi Perlindungan dan Konservasi Alam mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
pencegahan dan membatasi kerusakan hutan dan hasil hutan, kawasan hutan,
kebakaran hutan, perambahan kawasan hutan, penebangan liar (illegal logging),
peredaran dan perdagangan hasil hutan illegal, penggunaan kawasan hutan
secara tidak sah, penguasaan dan perdagangan flora dan fauna yang dilindungi,
serta pelanggaran tindak pidana bidang kehutanan.
Fungsi Seksi Perlindungan dan Konservasi Alam adalah :
a. pelaksanaan pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan, gangguan
ternak, perambahan dan okupasi kawasan hutan, penebangan hutan dan
peredaran hasil hutan tidak sah;
b. pelaksanaan perlindungan dan pengamanan pemanfaatan hutan;
c. pelaksanaan pengawasan tertib peredaran hasil hutan;
d. pelaksanaan peningkatan pemanfaatan jasa lingkungan dan wisata alam;
e. pelaksanaan sosialisasi peraturan perundang-undangan kehutanan;
f. pelaksanaan koordinasi dan pencegahan gangguan keamanan hutan dan
kebakaran hutan;
g. pelaksanaan upaya preventif, pre-emtif, dan represif dalam perlindungan dan
pengamanan hutan;
h. pelaksanaan koordinasi dengn instansi penegak hukum dan instansi terkait
dalam upaya perlindungan dan pengamanan hutan;
i. pelaksanaan penegakan hukum kehutanan;
j. pelaksanaan kerjasama dan koordinasi dengan polisi kehutanan;
k. pelaksanaan kerjasama dan koordinasi dengan Penyidik Pegawai Negeri Sipil
(PPNS) kehutanan dan pengaman hutan partisipatif;
l. pelaksanaan pembinaan kelompok pecinta lingkungan dan konservasi alam;
m. pelaksanaan teknis pemantauan dan pengamanan batas kawasan hutan;
n. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan
o. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala UPTD
36 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
5. UPTD Hutan Aceh Wilayah V, terdiri dari :
. a. Kepala UPTD;
. b. Sub Bagian Tata Usaha;
. c. Seksi Pengelolaan dan Pembinaan Kawasan;
f. Seksi Perlindungan Hutan dan Konsrevasi Alam; dan
g. Kelompok Jabatan Fungsional
UPTD Hutan Aceh Wilayah V merupakan perangkat teknis operasional dan
teknis penunjang pada Dinas Kehutanan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, di
pimpin oleh seorang Kepala UPTD yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Dinas. Sub Bagian Tata Usaha seorang Kepala Sub Bagian Tata
Usaha yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala UPTD. Seksi-
seksi dipimpin oleh seorang kepala seksi yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada kepala UPTD.
Tugas UPTD Hutan Aceh Wilayah V mempunyai tugas menjabarakan
kebijakan kehutanan Pemerintah Aceh dan melaksanakan sebagian kegiatan
teknis operasional dan teknis penunjang di bidang penyelenggaraan pengelolaan
hutan yang meliputi pengorganisian, tata hutan dan penyusunan rencana
pengelolaan hutan, pemanfataan hutan dan penggunaan kawasan hutan,
Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, perlindungan hutan dan konservasi alam,
pengendalian dan pengawasan, serta mengelola hutan aceh sesuai dengan status
dan fungsi pokok kawasan hutan dalam wilayah kerjanya.
Fungsi UPTD Hutan Aceh Wilayah V adalah :
a. penyusunan rencana pengelolaan hutan dalam wilayah kerjanya;
b. pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan;
c. pelaksanaan pembinaan pemanfaatan hutan;
d. pelaksanaan pembinaan penggunaan kawasan hutan;
e. pelaksanaan rehabilitasi hutan dan lahan;
f. pelaksanaan perlindungan hutan dan konservasi alam;
g. pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat;
37 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
h. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan;
i. pelaksanaan pengkajian peluang investasi dan usaha sektor kehutanan pada
wilayah kerjanya; dan
j. pelaksanaan pengendalian dan pengawasan.
Kepala UPTD Hutan Aceh Wilayah V mempunyai tugas memimpin UPTD dalam
menjabarkan kebijakan kehutanan Pemerintah Aceh dan melaksanakan sebagian
kegiatan teknis operasional dan teknis penunjang di bidang penyelenggaraan
pengelolaan hutan yang meliputi pengorganisasian, tata hutan dan penyusunan
rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan,
rehabilitasi dan reklamasi hutan, perlindungan hutan dan konservasi alam,
pengendalian dan pengawasan, serta mengelola hutan Aceh sesuai dengan status
dan fungsi pokok kawasan hutan dalam wilayah kerjanya.
Fungsi Kepala UPTD Hutan Aceh Wilayah V adalah :
b. pengendalian teknis penyusunan rencana pengelolaan hutan dalam wilayah
kerjanya;
c. pengendalian dan pembinaan teknis urusan ketatausahaan dan
kerumahtanggaan;
d. pengendalian dan pengawasan teknis pemanfaatan hutan;
e. pengendalian dan pengawasan teknis penggunaan kawasan hutan;
f. pengendalian dan pengawasan teknis rehabilitasi hutan dan lahan;
g. pengendalian dan pengawasan teknis perlindungan hutan dan konservasi
alam;
h. pembinaan teknis kegiatan penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat;
i. pembinaan dan pengendalian teknis monitoring, evaluasi dan pelaporan;
j. pengkoordinasian dan kerjasama teknis pengkajian peluang investasi dan
usaha sektor kehutanan pada wilayah kerjanya;
k. pengendalian dan pengawasan teknis pengelolaan hutan Aceh wilayah IV; dan
l. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas.
38 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan koordinasi penyusunan
program kerja UPTD, pengelolaan urusan umum, rumah tangga, perlengkapan,
keuangan, kepegawaian, hubungan masyarakat, perpustakaan dan pelayanan
administrasi di lingkungan UPTD.
Fungsi Sub Bagian Tata Usaha adalah :
a. pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian, keuangan, peralatan,
perlengkapan, kerumahtanggaan, kehumasan, dokumentasi dan
perpustakaan;
b. pelaksanaan keorganisasian dan ketatalaksanaan;
c. pelaksanaan penyusunan program kerja, perencanaan, rencana anggaran dan
pelaporan;
d. pelaksanaan penyiapan data, informasi, dan penyelenggaraan Inventarisasi
aset; dan
e. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala UPTD.
Seksi Pengelolaan dan Pembinaan Kawasan mempunyai tugas pengawasan
perizinan kehutanan, inventarisasi sumberdaya hutan, perpetaan hutan, produksi
kehutanan, penatausahaan hasil hutan, rehabilitasi hutan dan lahan, pembinaan
silvikultur, serta pemberdayaan masyarakat.
Fungsi Seksi Pengelolaan dan Pembinaan Kawasan adalah :
a. pelaksanaan kegiatan pengawasan dan pembinaan kegiatan perizinan
kehutanan;
b. pelaksanaan kegiatan inventarisasi hutan;
c. pelaksanaan kegiatan pengukuran dan pemetaan hutan;
d. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi perkembangan luas dan tutupan
kawasan hutan;
e. pelaksanaan penatausahaan hasil hutan;
f. pelaksanaan pengendalian bahan baku industri primer hasil hutan;
g. pelaksanaan peningkatan produksi hasil hutan;
h. pelaksanaan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan;
39 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
i. pelaksanaan pengembangan hutan tanaman;
j. pelaksanaan pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan;
k. pelaksanaan kegiatan silvikultur dan budidaya tanaman kehutanan;
l. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan
m. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh kepala UPTD.
Seksi Perlindungan dan Konservasi Alam mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
pencegahan dan membatasi kerusakan hutan dan hasil hutan, kawasan hutan,
kebakaran hutan, perambahan kawasan hutan, penebangan liar (illegal logging),
peredaran dan perdagangan hasil hutan illegal, penggunaan kawasan hutan
secara tidak sah, penguasaan dan perdagangan flora dan fauna yang dilindungi,
serta pelanggaran tindak pidana bidang kehutanan.
Fungsi Seksi Perlindungan dan Konservasi Alam adalah :
a. pelaksanaan pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan, gangguan
ternak, perambahan dan okupasi kawasan hutan, penebangan hutan dan
peredaran hasil hutan tidak sah;
b. pelaksanaan perlindungan dan pengamanan pemanfaatan hutan;
c. pelaksanaan pengawasan tertib peredaran hasil hutan;
d. pelaksanaan peningkatan pemanfaatan jasa lingkungan dan wisata alam;
e. pelaksanaan sosialisasi peraturan perundang-undangan kehutanan;
f. pelaksanaan koordinasi dan pencegahan gangguan keamanan hutan dan
kebakaran hutan;
g. pelaksanaan upaya preventif, pre-emtif, dan represif dalam perlindungan dan
pengamanan hutan;
h. pelaksanaan koordinasi dengn instansi penegak hukum dan instansi terkait
dalam upaya perlindungan dan pengamanan hutan;
i. pelaksanaan penegakan hukum kehutanan;
j. pelaksanaan kerjasama dan koordinasi dengan polisi kehutanan;
k. pelaksanaan kerjasama dan koordinasi dengan Penyidik Pegawai Negeri Sipil
(PPNS) kehutanan dan pengaman hutan partisipatif;
l. pelaksanaan pembinaan kelompok pecinta lingkungan dan konservasi alam;
40 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
m. pelaksanaan teknis pemantauan dan pengamanan batas kawasan hutan;
n. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan
o. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala UPTD
6. UPTD Hutan Aceh Wilayah VI, terdiri dari :
. a. Kepala UPTD;
. b. Sub Bagian Tata Usaha;
. c. Seksi Pengelolaan dan Pembinaan Kawasan;
h. Seksi Perlindungan Hutan dan Konsrevasi Alam; dan
i. Kelompok Jabatan Fungsional
UPTD Hutan Aceh Wilayah VI merupakan perangkat teknis operasional dan
teknis penunjang pada Dinas Kehutanan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, di
pimpin oleh seorang Kepala UPTD yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Dinas. Sub Bagian Tata Usaha seorang Kepala Sub Bagian Tata
Usaha yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala UPTD. Seksi-
seksi dipimpin oleh seorang kepala seksi yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada kepala UPTD.
Tugas UPTD Hutan Aceh Wilayah VI mempunyai tugas menjabarakan
kebijakan kehutanan Pemerintah Aceh dan melaksanakan sebagian kegiatan
teknis operasional dan teknis penunjang di bidang penyelenggaraan pengelolaan
hutan yang meliputi pengorganisian, tata hutan dan penyusunan rencana
pengelolaan hutan, pemanfataan hutan dan penggunaan kawasan hutan,
Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, perlindungan hutan dan konservasi alam,
pengendalian dan pengawasan, serta mengelola hutan aceh sesuai dengan status
dan fungsi pokok kawasan hutan dalam wilayah kerjanya.
Fungsi UPTD Hutan Aceh Wilayah VI adalah :
a. penyusunan rencana pengelolaan hutan dalam wilayah kerjanya;
b. pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan;
41 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
c. pelaksanaan pembinaan pemanfaatan hutan;
d. pelaksanaan pembinaan penggunaan kawasan hutan;
e. pelaksanaan rehabilitasi hutan dan lahan;
f. pelaksanaan perlindungan hutan dan konservasi alam;
g. pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat;
h. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan;
i. pelaksanaan pengkajian peluang investasi dan usaha sektor kehutanan pada
wilayah kerjanya; dan
j. pelaksanaan pengendalian dan pengawasan.
Kepala UPTD Hutan Aceh Wilayah VI mempunyai tugas memimpin UPTD
dalam menjabarkan kebijakan kehutanan Pemerintah Aceh dan melaksanakan
sebagian kegiatan teknis operasional dan teknis penunjang di bidang
penyelenggaraan pengelolaan hutan yang meliputi pengorganisasian, tata hutan
dan penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan dan
penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi dan reklamasi hutan, perlindungan hutan
dan konservasi alam, pengendalian dan pengawasan, serta mengelola hutan Aceh
sesuai dengan status dan fungsi pokok kawasan hutan dalam wilayah kerjanya.
Fungsi Kepala UPTD Hutan Aceh Wilayah VI adalah :
a. pengendalian teknis penyusunan rencana pengelolaan hutan dalam wilayah
kerjanya;
b. pengendalian dan pembinaan teknis urusan ketatausahaan dan
kerumahtanggaan;
c. pengendalian dan pengawasan teknis pemanfaatan hutan;
d. pengendalian dan pengawasan teknis penggunaan kawasan hutan;
e. pengendalian dan pengawasan teknis rehabilitasi hutan dan lahan;
f. pengendalian dan pengawasan teknis perlindungan hutan dan konservasi
alam;
g. pembinaan teknis kegiatan penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat;
h. pembinaan dan pengendalian teknis monitoring, evaluasi dan pelaporan;
42 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
i. pengkoordinasian dan kerjasama teknis pengkajian peluang investasi dan
usaha sektor kehutanan pada wilayah kerjanya;
j. pengendalian dan pengawasan teknis pengelolaan hutan Aceh wilayah VI; dan
k. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas.
Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan koordinasi penyusunan
program kerja UPTD, pengelolaan urusan umum, rumah tangga, perlengkapan,
keuangan, kepegawaian, hubungan masyarakat, perpustakaan dan pelayanan
administrasi di lingkungan UPTD.
Fungsi Sub Bagian Tata Usaha adalah :
a. pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian, keuangan, peralatan,
perlengkapan, kerumahtanggaan, kehumasan, dokumentasi dan
perpustakaan;
b. pelaksanaan keorganisasian dan ketatalaksanaan;
c. pelaksanaan penyusunan program kerja, perencanaan, rencana anggaran dan
pelaporan;
d. pelaksanaan penyiapan data, informasi, dan penyelenggaraan Inventarisasi
aset; dan
e. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala UPTD.
Seksi Pengelolaan dan Pembinaan Kawasan mempunyai tugas pengawasan
perizinan kehutanan, inventarisasi sumberdaya hutan, perpetaan hutan, produksi
kehutanan, penatausahaan hasil hutan, rehabilitasi hutan dan lahan, pembinaan
silvikultur, serta pemberdayaan masyarakat.
Fungsi Seksi Pengelolaan dan Pembinaan Kawasan adalah :
a. pelaksanaan kegiatan pengawasan dan pembinaan kegiatan perizinan
kehutanan;
b. pelaksanaan kegiatan inventarisasi hutan;
c. pelaksanaan kegiatan pengukuran dan pemetaan hutan;
43 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
d. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi perkembangan luas dan tutupan
kawasan hutan;
e. pelaksanaan penatausahaan hasil hutan;
f. pelaksanaan pengendalian bahan baku industri primer hasil hutan;
g. pelaksanaan peningkatan produksi hasil hutan;
h. pelaksanaan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan;
i. pelaksanaan pengembangan hutan tanaman;
j. pelaksanaan pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan;
k. pelaksanaan kegiatan silvikultur dan budidaya tanaman kehutanan;
l. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan
m. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh kepala UPTD.
Seksi Perlindungan dan Konservasi Alam mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
pencegahan dan membatasi kerusakan hutan dan hasil hutan, kawasan hutan,
kebakaran hutan, perambahan kawasan hutan, penebangan liar (illegal logging),
peredaran dan perdagangan hasil hutan illegal, penggunaan kawasan hutan
secara tidak sah, penguasaan dan perdagangan flora dan fauna yang dilindungi,
serta pelanggaran tindak pidana bidang kehutanan.
Fungsi Seksi Perlindungan dan Konservasi Alam adalah :
a. pelaksanaan pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan, gangguan
ternak, perambahan dan okupasi kawasan hutan, penebangan hutan dan
peredaran hasil hutan tidak sah;
b. pelaksanaan perlindungan dan pengamanan pemanfaatan hutan;
c. pelaksanaan pengawasan tertib peredaran hasil hutan;
d. pelaksanaan peningkatan pemanfaatan jasa lingkungan dan wisata alam;
e. pelaksanaan sosialisasi peraturan perundang-undangan kehutanan;
f. pelaksanaan koordinasi dan pencegahan gangguan keamanan hutan dan
kebakaran hutan;
g. pelaksanaan upaya preventif, pre-emtif, dan represif dalam perlindungan
dan pengamanan hutan;
44 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
h. pelaksanaan koordinasi dengn instansi penegak hukum dan instansi terkait
dalam upaya perlindungan dan pengamanan hutan;
i. pelaksanaan penegakan hukum kehutanan;
j. pelaksanaan kerjasama dan koordinasi dengan polisi kehutanan;
k. pelaksanaan kerjasama dan koordinasi dengan Penyidik Pegawai Negeri
Sipil (PPNS) kehutanan dan pengaman hutan partisipatif;
l. pelaksanaan pembinaan kelompok pecinta lingkungan dan konservasi
alam;
m. pelaksanaan teknis pemantauan dan pengamanan batas kawasan hutan;
n. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan
o. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala
UPTD
‘7. Susunan Organisasi UPTD Kesatuan Pengelolaan Taman Hutan Raya Pocut Meurah
Intan, terdiri dari :
a. Kepala UPTD;
b. Sub Bagian Tata Usaha;
c. Seksi Pengembangan dan Pemanfaatan;
d. Seksi Pengamanan dan Keanekaragaman Hayati; dan
e. Kelompok jabatan Fungsional.
UPTD Kesatuan Pengelolaan Taman Hutan Raya Pocut Meurah Intan
merupakan perangkat teknis operasional dan teknis penunjang pada Dinas
Kehutanan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, di pimpin oleh seorang Kepala UPTD
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Sub Bagian
Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian Tata Usaha yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada kepala UPTD. Seksi-seksi dipimpin oleh
seorang kepala seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala
UPTD.
UPTD Kesatuan Pengelolaan Taman Hutan Raya Pocut Meurah Intan mempunyai
tugas melaksanakan melaksanakan sebahagian kegiatan teknis operasional dan atau
45 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
kegiatan teknis penunjang di bidang pengelolaan dan pengembangan taman hutan
raya meliputi perencanaan, pengembangan, pengorganisasian, pelaksanaan
pengendalian dan pengawasan.
Fungsi UPTD Kesatuan Pengelolaan Taman Hutan Raya Pocut Meurah Intan
adalah :
a. penyusunan rencana pengelolaan dan pengembangan taman hutan raya;
b. pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan;
c. pelaksanaan pelestarian keanekaragaman hayati dan ekosistemnya;
d. pelaksanaan peningkatan pemanfaatan jasa lingkungan dan wisata alam;
e. pelaksanaan pembinaan kegiatan rehabilitasi hutan;
f. pelaksanaan perlindungan dan pengamanan kawasan;
g. pelaksanaan pembinaan dan pemanfaatan zona-zona dalam taman hutan raya
untuk kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan penunjang
budidaya, pariwisata dan rekreasi alam;
h. pelaksanaan koordinasi investasi dan kolaborasi pengembangan dan
pengelolaan taman hutan raya;
i. pelaksanaan koordinasi pengelolaan dengan instansi dan lembaga terkait;
j. pelaksanaan pengelolaan habitat dan penangkaran satwa liar;
k. pelaksanaan pemberdayaan masyarakat sekitar; dan
l. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan.
Kepala UPTD Kesatuan Pengelolaan Hutan Taman Hutan Raya Pocut Meurah
Intan mempunyai tugas memimpin UPTD dalam melaksanakan kegiatan
berdasarkan peraturan perundang-undangan dan kebijakan pemerintah di bidang
pengelolaan Taman Hutan Raya Pocut Meurah Intan yang meliputi kegiatan
perencanaan dan pengembangan, pengorganisasian, pelaksanaan pengendalian
dan pengawasan dalam wilayah kerjanya.
46 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
Fungsi Kepala UPTD Kesatuan Pengelolaan Hutan Taman Hutan Raya Pocut
Meurah Intan adalah :
a. pengendalian teknis urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan;
b. pengendalian dan pembinaan teknis penyusunan rencana pengelolaan taman
hutan raya;
c. pengendalian dan pembinaan teknispengelolaan dan pemanfaatan taman
hutan raya;
d. pengendalian dan pembinaan teknisperlindungan dan pengamanan hutan;
e. pengendalian dan pengkoordinasian teknis investasi pengembangan dan
pengelolaan;
f. pembinaan teknis pemberdayaan masyarakat;
g. pembinaan dan pengendalian teknis kegiatan monitoring, evaluasi dan
pelaporan; dan
h. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas.
Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan koordinasi penyusunan
program kerja UPTD, pengelolaan urusan umum, rumah tangga, perlengkapan,
keuangan, kepegawaian, hubungan masyarakat, perpustakaan dan pelayanan
administrasi di lingkungan UPTD.
Fungsi Sub Bagian Tata Usaha adalah :
a. pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian, keuangan, peralatan,
perlengkapan, kerumahtanggaan, kehumasan, dokumentasi dan
perpustakaan;
b. pelaksanaan keorganisasian dan ketatalaksanaan;
c. pelaksanaan penyusunan program kerja, perencanaan, rencana anggaran dan
pelaporan;
d. pelaksanaan penyiapan data, informasi, dan penyelenggaraan Inventarisasi
aset; dan
e. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala UPTD.
47 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
Seksi Pengembangan dan Pemanfaatan mempunyai tugas melaksanakan
inventarisasidan pengembangan potensi sumber daya hutan, perencanaan
pengelolaan kawasan taman hutan raya, penatagunaan kawasan, pengukuran dan
pemetaan.
Fungsi Seksi Pengembangan dan Pemanfaatan adalah :
a. pelaksanaan penyusunan rencana pengelolaan dan pengembangan taman
hutan raya;
b. pelaksanaan kegiatan rehabilitasi hutan;
c. pelaksanaan pemanfaatan zona-zona dalam taman hutan raya untuk
kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, penunjang budidaya,
pariwisata dan rekreasi alam;
d. pelaksanaan koordinasi investasi pengembangan dan pengelolaan taman
hutan raya;
e. pelaksanaan koordinasi pengelolaan dengan instansi dan lembaga terkait;
f. pelaksanaan pengelolaan habitat dan penangkaran satwa liar;
g. pelaksanaan pemberdayaan masyarakat;
h. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan
i. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala UPTD.
Seksi Pengamanan dan Keanekaragaman Hayati mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan pencegahan dan membatasi kerusakan hutan dan hasil
hutan, kawasan Tahura, kebakaran hutan, perambahan, illegal logging, peredaran
dan perdagangan hasil hutan illegal, penggunaan kawasan hutan secara tidak sah,
penguasaan dan perdagangan flora dan fauna yang dilindungi, serta pelanggaran
tindak pidana bidang kehutanan.
Fungsi Seksi Pengamanan dan Keanekaragaman Hayati adalah :
a. pelaksanaan pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan, gangguan
ternak, perambahan dan okupasi kawasan hutan, penebangan hutan dan
peredaran hasil hutan tidak sah;
b. pelaksanaan pembinaan, perlindungan dan pengamanan pemanfaatan hutan;
c. pelaksanaan pelestarian keanekaragaman hayati dan ekosistemnya;
48 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
d. pelaksanaan pengawasan tertib peredaran hasil hutan;
e. pelaksanaan sosialisasi peraturan perundang-undangan kehutanan;
f. pelaksanaan koordinasi dan pencegahan gangguan keamanan hutan dan
kebakaran hutan;
g. pelaksanaan peningkatan pemanfaatan jasa lingkungan dan wisata alam;
h. pelaksanaan upaya preventif, pre-emtif, dan represif dalam perlindungan dan
pengamanan hutan;
i. pelaksanaan koordinasi dengan instansi penegak hukum dan instansi terkait
dalam upaya perlindungan dan pengamanan hutan;
j. pelaksanaan penegakan hukum kehutanan;
k. pelaksanaan kerjasama dan koordinasi dengan polisi kehutanan;
l. pelaksanaan kerjasama dan koordinasi dengan Penyidik Pegawai Negeri Sipil
(PPNS) kehutanan dan pengaman hutan partisipatif;
m. pelaksanaan pembinaan kelompok pecinta lingkungan dan konservasi alam;
n. pelaksanaan pembinaan, pemantauan dan pengamanan batas kawasan hutan;
o. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan
p. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh kepala UPTD.
Struktur Organisasi Dinas Kehutanan (terlampir)
2.2 Sumber Daya SKPA
Sumber daya manusia Dinas Kehutanan Aceh per 1 Juli 2012 sebanyak 479.
Rincian pegawai menurut pendidikan, golongan kepegawaain dan Jabatan Struktural
serta Fungsional dapat dilihat pada Tabel 1, Tabel 2 dan Tabel 3.
Tabel 2.2.1. KUALIFIKASI PENDIDIKAN PEGAWAI
No Kualifikasi SDM Jenjang Pendidikan Jumlah SD SLTP SLTA D-1 D-2 D-3 S-1 S-2 S-3
1 Pegawai Negeri Sipil - - - - - - - - - - Dinas 1 2 57 3 82 22 167 UPTD 4 10 1 15
2 Tenaga Honorer/Kontrak
- - - - - -
3 Tenaga Dari Luar (outsourcing)
- - - - - - - - - -
Jumlah 1 2 61 3 - - 92 23 - 182
49 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
Tabel 2.2.2. JUMLAH SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
No Kualifikasi SDM Golongan Kepegawaian Jumlah I II III IV 1 Pegawai Negeri Sipil 1 43 130 8 182 2 Tenaga Honorer/Kontrak - - - - 50 3 Tenaga Dari Luar
(outsourcing) - - - - -
Jumlah 1 43 130 8 232
Tabel 2.2.3. JABATAN STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL
No. Jabatan ESELONEERING FUNGSIONAL I II III IV 1 Kepala Dinas - 1 - - 1 2 Sekretaris - - 1 - 1 3 Kepala Bidang - - 5 - 5 4 Kasubbag/Seksi - - - 18 18 5. Fungsional - - 1 - 1
Jumlah - 1 7 18 26
Untuk Asset/Modal, Dinas Kehutanan Aceh per 9 Juli 2012 memiliki asset
berupa peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, Asset
tetap lainnya dan Kontruksi dalam jaringan dengan rincian dapat dilihat seperti tabel
di bawah ini yaitu :
Tabel 2.2.4. Rekapitulasi Barang Daerah Dinas Kehutanan Aceh
No Urut
Gol
Kode
Barang
Nama Bidang Barang
Nilai Asset Tahun
2008-2012
Jumlah Asset Tahun 2008-20012
Ket
1 2 3 4 5 6 7 1 01 TANAH 01 Tanah 8.796.634.200 139 Unit
2 02 PERALATAN DAN MESIN 02 m. Alat-alat Besar 430.950.000 8 Unit 03 n. Alat-alat
Angkutan 10.944.820.500 571 Unit
04 o. Alat-alat bengkel dan alat ukur
322.579.500 12 Unit
05 p. Alat-alat Pertanian/ peternakan
1.692.677.900 23 unit
06 q. Alat-alat Kantor dan Rumah 4.233.315.600 296 Unit
50 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
Tangga 07 r. Alat-alat Studio dan
Komunikasi 1.385.159.150 53 Unit
08 s. Alat-alat Kedokteran - - 09 t. Alat-alat Laboratorium - - 10 u. Alat-alat Keamanan - -
3 03 GEDUNG DAN BANGUNAN 11 a. Bangunan Gedung 13.441.859.613 213 Unit 12 b. Bangunan Monumen - -
4 04 JALAN, IRIGASI DAN JARINGAN
13 a. Jalan dan Jembatan 484.147.000 2 Paket 14 b. Bangunan Air/Irigasi - - 15 c. Instalasi 521.935.400 13Paket 16 d. Jaringan 237.469.000 3 Paket
5 05 ASSET TETAP LAINNYA 17 a. Buku Perpustakaan 167.498.900 6 Paket 18 b. Barang Bercorak - - 19 c. Hewan ternak dan
Tumbuhan - -
20 d. Bantuan Lain-lain Pembangunan Ekonomi Masyarakat
-
-
6 06 KONTRUKSI DLM PEKERJAAN
21 a. Kontruksi dlm pekerjaan 578.298.200 2 Unit JUMLAH 43.680.505.963 1.341
2.3 Kinerja Pelayanan SKPA
Berbagai upaya Pembangunan Kehutanan yang telah dilaksanakan melalui
program kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya sampai dengan saat ini
telah menghasilkan perubahan dalam rangka meningkatkan perekonomian
masyarakat. Program dan kegiatan utama antara lain :
1. Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan :
a. Kegiatan Pengembangan Hasil Hutan Non Kayu dengan Penyediaan
bibit gaharu untuk konservasi dan pengembangan hutan rakyat pada 3
Kabupaten seluas 70 Ha/35.088 Btg.
b. Kegiatan Pengembangan Hutan Tanaman dan Hutan Alam dengan
penyediaan bibit tanaman hutan rakyat seluas 518 Ha/259.262 Btg.
51 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
c. Kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan dengan frekuensi rapat
koordinasi dengan Kab/Kota sebanyak 2 Kali.
2. Program Rehabiitasi Hutan dan Lahan :
a. Kegiatan Pembinaan, pengendalian dan pengawasan gerakan
rehabilitasi hutan dan lahan dengan luas kawasan DAS yang
direhabilitasi seluas 637 Ha/318.858 Btg.
3. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan :
a. Kegiatan Pengembangan taman Hutan Raya Pocut Meurah Intan
dengan luas rehabilitasi hutan dan lahan seluas 56 Ha/35.004 Btg.
b. Pembinaan PAMHUT, Pengamanan Hutan dan Pengendalian Kawasan
Hutan dengan 100 % mantapnya status fungsi dan penggunaan
kawasan hutan. rekrutmen pamhut yang dilaksanakan mulai tahun
2007 1.000 orang dan tahun 2008 sebanyak 1.000 orang. Sampai
dengan tahun 2013 jumlah personil pamhut sebanyak 1.870 orang
yang tersebar di 22 kabupaten kota. Adapun Personil pamhut tugasnya
adalah melakukan pengamanan hutan dan pencegahan perambahan
hutan.
c. Operasi Pengamanan dan Pengawasan Taman Hutan Raya yang
dikhususkan untuk memperkuat upaya-upaya perlindungan
pengamanan di Kawasan Konservasi.
d. Pengelolaan Kawasan Lindung, Pengamanan dan Perlindungan Hutan
dan Hasil Hutan. Yang bertujuan untuk Pemeliharaan kawasan
konservasi, Hutan lindung dan keanekaragam hayati, dan fungsi
ekosistem khusus seperti wilayah daerah aliran sungai (DAS), Trumbu
karang, dan Hutan Bakau dan Pengawasan terhadap sumber daya alam
yang berlebihan.
52 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
.4. Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan
.a. Kegiatan Pemantapan dan Pengendalian Kawasan Hutan dengan 100
% mantapnya status fungsi dan penggunaan kawasan hutan.
.b. Kegiatan Identifikasi Perambahan Kawasan Hutan dan Potensi
Pengembangan Hutan dengan output Teridentifikasinya Perambahan
Kawasan Hutan dan potensi pengembangan hutan data dan peta di 15
lokasi.
.c. Kegiatan Penyusunan Neraca Sumber Daya Hutan, Statistik dan
Laporan Kondisi Hutan dengan tersusunnya Dokumen Data Statistik
Kehutanan sebagai acuan kebijakan dalam pembaungan kehutanan 1
Laporan..
2.4 Tantangan dan Peluang Pembangunan Pelayanan SKPA
Berdasarkan kajian dalam lima tahun tantangan dan peluangan pembangunan
pelayanan SKPA Dinas Kehutanan Aceh yaitu :
A. Tantangan
‘1. Pemberantasan pencurian kayu di hutan negara dan perdagangan
kayu illegal.
‘2. Revitalisasi sektor Kehutanan.
‘3. Rehabilitasi dan konservasi sumberdaya hutan.
‘4. Pemberdayaan ekonomi masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan
hutan dan Kehutanan.
‘5. Pemantapan kawasan hutan.
‘6. Pengembangan Komoditas Kehutanan
7. Peningkatan kemampuan SDM Kehutanan
8. Penumbuhan kemitraan usaha
9. Pengembangan kelembagaan
10. Investasi usaha Kehutanan
53 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
B. Peluang
Untuk 5 (lima) tahun ke depan pembangunan Kehutanan di Aceh lebih
ditekankan pada aspek-aspek keadilan, demokrasi, partisipasi dan
transparansi serta peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di
bidang Kehutanan. Hal inilah yang ingin dicoba untuk diwujudkan dalam
paradigma baru pengelolaan hutan dan kebun mendatang di Aceh.
Berdasarkan pengamatan terhadap kondisi internal dan eksternal
organisasi, meliputi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang
(opportunities) dan ancaman (threats) yang diidentifikasi strategi dalam
pencapaian visi dan misi dan sasaran pengembangan Dinas Kehutanan
Aceh yaitu :
Tabel 2.4.1. Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Acaman
Faktor Internal Faktor Ekstenal
Kekuatan (S)
Kelemahan (W)
1. Memiliki kewenangan dalam pengurusan hutan
2. Kepastian Pembiayaan dari APBA dan APBN
3. Kawasan Hutan Yang Luas dengan Keanekaragam Hayatu yang tinggi
4. Tersedianya sarana dan Prasana Kawasan Hutan (Gedung, Kenderaan dan Perlengkapan lainnya.
5. Peraturan Perundangan dalam Pengurusan Hutan
1. Laju Deporetasi dan Deklarasi yang cukup tinggi, Luasnya Lahan Kritis dan LOA serta masih banyaknya Hospot, Pebenangan Liar dan TSP Illegal.
2. Resiko Investasi yang tinggi karena jangka Waktu Yang Panjang
3. Produksi Kayu dari hutan Alam Yang Cenderung Turun
4. Kapasitas SDM dalam Pengelolaan Hutan Masih Rendah
5. Ekosistim Tropika Yang Unik dan Rapuh serta Remote Area
Peluang (O) 1. Tumbuhnya Investasi
Alam, Hutan Tanaman dan Indusrti
2. Lapangan Kerja dsi Sektor Kehutanan Cenderung Meningkat
3. Semakin Tingginya Komitmen Terhadap
Strategis (S-O) 1. Revitalisasi Pemanfaatan
Hutan dan Industri Kehutanan 2. Meningkatnya Kemandirian
Masyarakat Dalam Pengelolaan Hutan
3. Mendorong Investasi dalam Usaha Membina Kehutanan
4. Pengembangan
Strategis (W-O) 1. Rehabilitasi Hutan dan
Peningkatan Daya Dukung DAS
2. Revitalisasi Industri Kehutanan
3. Reformasi Birokrasi 4. Penyediaan Insentif dan
Kemudahaan dalam usaha
54 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
Pengurusan Hutan dari Dinas Kehutanan/Lembanga Lain.
4. Pendanaaan APBA dan APBn semakin Berorientasi Terhadap Kinerja
5. Dana dan Bantua Dalam Negeri untuk Membantu pengurusan Hutan
Keanekaragaman Hayati dan Meningkatnya HHBK dan TSL
5. Peningkatan Pendanaan Pembangunan
Dibidang Kehutanan
Ancaman (T) 1. Komplik Lahan dan
Tekanan terhadap Kawasan Konservasi Semakin Menganggu Peran Hutan Sebagai Penyangga Kehidupan dan Menimbulkan Fragmentasi Habitat Satwa
2. Pemekaran Wilayah Yang Membutuhkan Penyediaan Lahan
3. Tingginya Jumlah Penduduk Yang Tertinggal Disekitar Hutan
4. Ketidakseimbangan Antara kebutuhan Konsusmsi dan Penyediaan Produk Hasil Hutan
5. Pengelolaan DAS dan kelembagaan Pengelolaan DAS Masih lemah
Strategis (S-T) 1. Pemantapan Kawasan Hutan
untuk menjamin Pengelolaan Hutan Lestari
2. Pemantapan kawasan Untuk Menjamin Pengelolaan Hutan Lestari
3. Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistimnya
4. Pemuatan Kapasitas Daerah 5. Kabupate/Kota dalam
Pengelolaan Hutan 6. Pengamanan Hutan dan
Penanggulangan Kebakaran Hutan
7. Desentralisasi Kehutanan.
Strategis (W-T) 1. Penguatan Kelembagaan
Kehutanan 2. Pemberdayaan
Masyarakat Sekitar Hutan 3. Rasionalisasi Luas
kawasan Hutan 4. Peningkatan Kasitas
Penegak Hukum dalam Penangulangan Gangguan Kawasan Hutan
55 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPA A. Permasalahan
1. Degradasi hutan antara lain disebabkan oleh pengelolaan hutan yang tidak
tepat, pembukaan kawasan hutan dalam skala besar, perubahan peruntukan
kawasan hutan baik legal maupun illegal, over cutting dan illegal logging,
perambahan, okupasi lahan dan kebakaran hutan maupun bencana alam.
Pada aspek sosial-ekonomi masyarakat lokal, dampak kegiatan pengusahaan
hutan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya tidak
cukup nyata. Kondisi tersebut menjadi tekanan yang menyebabkan sulit
tercapainya pengelolaan hutan secara lestari.
2. Pembangunan Kehutanan yang telah dilakukan secara partial dimasa lalu
terbukti belum seluruhnya mampu untuk meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan petani. Oleh karena itu pembangunan Kehutanan kedepan
haruslah dilakukan dengan pendekatan Biofisik pada suatu kawasan
pengembangan yang dilakukan secara simultan dengan melibatkan berbagai
petani dan stakeholder terkait atau dilakukan secara terpadu.
3. Saat ini Kesenjangan bahan baku merupakan masalah besar yang sangat
berpengaruh terhadap kelestarian sumberdaya hutan. Kekurangan bahan
baku untuk industri pengolahan kayu telah mendorong banyaknya
penebangan melebihi ketentuan (overcuting) maupun penebangan ilegal.
Sementara itu upaya pengembangan sumber bahan baku dengan membangun
hutan tanaman tidak sesuai dengan target yang ditetapkan, sehingga belum
dapat diandalkan sebagai sumber bahan baku. Pengembangan alternatif
pemenuhan kebutuhan bahan baku kayu dari hutan rakyat akan merupakan
salah satu opsi yang strategis. Selain itu, Kebakaran hutan merupakan
IISSUU--IISSUU SSTTRRAATTEEGGIISS BBEERRDDAASSAARRKKAANN TTUUGGAASS DDAANN FFUUNNGGSSII
III
56 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
masalah besar yang secara signifikan mengancam pula kelestarian
sumberdaya hutan, sementara penanganannya belum berjalan baik. Kondisi
ini pun tidak terlepas dari lemahnya sistem pengawasan yang diakibatkan oleh
orientasi pada produksi kayu dan kurang memperhatikan kelestarian
sumberdaya hutan sebagai indikator kinerja.
4. Adanya musibah bencana alam dan tsunami di Nanggroe Aceh Darusslam
pada akhir tahun 2004 juga telah memperbesar degradasi kawasan lindung
daerah pesisir dan jumlah lahan kebun yang sebelumnya memang telah
berada dalam kondisi yang relatif kritis akibat “tekanan penduduk” untuk
berbagai keperluan. Sumberdaya alam berupa hutan mangrove sebagian
besar telah rusak dan bahkan hilang sehingga akan berdampak negatif bagi
kualitas lingkungan.
‘6. Pada aspek sumberdaya manusia dan sarana Kehutanan, jumlah aparatur
Kehutanan baik di Provinsi maupun di Daerah, relatif sangat kurang memadai
jika dibandingkan dengan luasan kawasan hutan dan kebun yang ada.
Tabel. 3.1.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi SKPA
Dinas Kehutanan Provinsi Aceh
Aspek Kajian Capaian/Kondisi Saat ini
Standar yang
Digunakan
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan
Pelayanan SKPD
INTERNAL (KEWENANGAN SKPD)
EKSTERNAL (DILUAR
KEWENANGAN SKPD)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Masih belum dilakukan pengukuhan tata batas seluas 1.427 Km, dan Masih belum dilaksanakannya batas fungsi seluas 1.744 Km.
1. Telah dilaksanakan tata batas sepanjang 3.625 Km.
2. Telah dilaksanakan batas fungsi seluas 578 Km.
Rehabilitasi hutan dan lahan kritis
Kurangnya sarana dan prasarana pengelolaan kawasan hutan dan kepastian pembiayaan.
Konflik Lahan dan Tekanan terhadap kawasan konservasi semakin menganggu peran hutan sebagai penyangga kehidupan.
Birokrasi dan kapasitas SDM dalam Bidang Keplanologian masih rendah.
.2.Maraknya perambahan kawasan hutan
Perambahan kawasan hutan yang dilakukan untuk berbagai
Kerusakan kawasan hutan
Kurangnya kepastian hukum dan status kawasan hutan yang jelas.
Pemekaran wilayah, kebutuhan lapangan kerja yang
57 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
Aspek Kajian Capaian/Kondisi Saat ini
Standar yang
Digunakan
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan
Pelayanan SKPD
INTERNAL (KEWENANGAN SKPD)
EKSTERNAL (DILUAR
KEWENANGAN SKPD)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) kepentingan baik untuk areal kebun, ilegal loging, perumahan, dan perkampungan masyarakat.
membutuhkan penyediaan lahan.
3. Perlu adanya peningkatan pengelolaan hasil hutan kayu dan non kayu yang baik dan lestari sehingga dapat memberikan manfaat untuk peningkatan kesejahteraan rakyat.
Produksi hasil hutan non kayu cendrung turun sehingga diperlukan optimalisasi aneka fungsi hutan dan ekosistem termasuk perairannya
Kontribusi sub sektor kehutanan terhadap PDRB (PSDH/DR)
Masih kurangnya data dan informasi menyangkut kelembagaan hasil hutan non kayu.
Tanaman kehutanan masih dianggap belum memiliki prospek yang baik guna meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Belum terbentuknya Lembaga Pengelolaan pada Tingkat Tapak yang berbasis DAS dan masyarakat lokal
4. Ketersediaan kayu legal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sangat terbatas
Peningkatan lahan kritis pasca Tsunami dan pembalakan liar serta kebakaran hutan sehingga diperlukan Rehabiliatasi Hutan dan lahan
Sumber kayu legal saat ini hanya berasal dari land clearing, izin pemungutan kayu dan kayu milik masyarakat tidak sebanding dengan tingginya permintaan bahan baku kayu..Sehingga menimbulkan dampak pemenuhan pasokan secara ilegal. Deforestasi akibat kebijakan yang lebih mementingkan aspek ekonomi dari aspek lingkungan serta prilaku manusia
Kontribusi sub sektor kehutanan terhadap PDRB (PSDH/DR
Belum adanya PP yaitu turunan dari UUPA No. 11 Tahun 2006, sehingga sulit mengimplementasikan norma, standar, prosedur dlm pelaksanaan bidang kehutanan di aceh.
Belum adanya keyakinan yg kuat masyarakat terhadap pemanfaatan ekonomi tanaman kehutanan, sulitnya mekanisme utk memanen dan memasarkan tanaman kehutanan. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga hutan agar tetap lestari
IUPHHK-HTI dan HTR serta izin IPHHK-HA harus lebih di optimalkan sehingga pengelolaan hutan secara lestari dpt dilaksanakan.
58 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
Aspek Kajian Capaian/Kondisi Saat ini
Standar yang
Digunakan
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan
Pelayanan SKPD
INTERNAL (KEWENANGAN SKPD)
EKSTERNAL (DILUAR
KEWENANGAN SKPD)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kurangnya komitmen dinas /lembaga lain dalam pengelolaan hutan dan bantuan dana dalam negri untuk membantu pengurusan hutan
Perlunya perubahan pola tata ruang aceh akibat adanya perubahan peruntukan tata guna lahan
Perlunya adanya penetapan batas kawasan hutan baik kawasan lindung, dan kawasan budidaya
Kerusakan kawasan hutan
Keterbatasan teknologi yang digunakan sehingga masih ada alokasi ruang yang tidak sesuai dengan fungsinya.
Tidak ada kesepahaman masyarakat baik hulu dan hilir tentang pemahaman tata ruang wilayah
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Menelaah visi, misi, dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah
terpilih ditujukan untuk memahami arah pembangunan yang akan dilaksanakan
selama kepemimpinan kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih serta
untuk mengidentifikasi faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan
Dinas Kehutanan yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi kepala
daerah dan wakil kepala daerah tersebut.
VISI : Aceh yang bermartabat sejahtera berkeadilan dan mandiri
berlansakan Undang-undang Pemerintah Aceh sebagai wujud MoU
Helsinki.
MISI : 1. Memperbaiki tata kelola Pemerintah Aceh yang amanah melalui
implementasi dan penyelesaian turunan UUPA untuk menjaga
perdamaian yang abadi.
1. Menerapkan nilai-nilai budaya Aceh dan Nilai-nilai Dinul Islam di
semua sektor kehidupan masyarakat.
59 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
2. Memperkuat struktur ekonomi dan kualitas sumber daya manusia.
3. Melaksanakan Pembangunan Aceh yang proposional, terintegrasi dan
berkelanjutan.
4. Mewujudkan peningkatan nilai tambah produksi masyarakat dan
optimalisasi pemanfaatan SDA.
Di dalam mensernergikan misi yang ada di Dinas Kehutanan Aceh selaras
dengan misi ke 3 yaitu memperkuat struktur ekonomi dan sumber daya
manusia.
Program Prioritas Pemerintah Aceh Tahun 2012-2017
1. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan
2. Pelaksanaan Nilai- nilai Dinul Islam, Sosial, Adat dan Budaya
3. Peningkatan Ketahanan Pangan dan Nilai Tambah Produk Pertanian
4. Pengurangan Kemiskinan dan Pengangguran
5. Peningkatan dan Optimalisasi Pembangunan Infrastruktur yang Terintegrasi
6. Peningkatan Mutu Pendidikan
7. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
8. Optimalisasi Pemanfaatan Sumber Daya Alam Berkelanjutan
9. Bina Keberlanjutan Perdamaian
10. Peningkatan Kualitas Lingkungan dan Pengurangan Resiko Bencana
11. Perencanaan dan Penganggaran yang Responsive Gender dan Berbasis
Pada Pemenuhan Hak Anak.
Di dalam mensernergikan misi yang ada di Dinas Kehutanan Aceh selaras
dengan misi ke 3 yaitu memperkuat struktur ekonomi dan sumber daya
manusia dan sesuai dengan program prioritas pemerintah aceh tahun 2012-
2017 untuk bidang kehutanan program prioritas 9 yaitu peningkatan kualitas
lingkungan dan pengurangan resiko bencana.
Hasil identifikasi tentang faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan
Dinas Kehutanan yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi kepala
60 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
daerah dan wakil kepala daerah terpilih ini juga akan menjadi input bagi
perumusan isu-isu strategis pelayanan Dinas Kehutanan Aceh.
Oleh karena itu, issu-issu yang dirumuskan tidak saja berdasarkan tinjauan
terhadap kesenjangan pelayanan, tetapi juga berdasarkan kebutuhan
pengelolaan faktor-faktor agar dapat berkontribusi dalam pencapaian visi dan
misi kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih.
3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra
Telaahan terhadap Renstra Kementerian Kehutanan dan Renstra Kehutanan
SKPD kabupaten/kota, diperlukan dalam upaya menyusun daftar faktor
penghambat dan pendorong pelayanan Dinas Kehutanan Aceh yang akan
mempengaruhi penanganan permasalahan yang telah diidentifikasi.
A. Langkah Strategis Kebijakan Prioritas Pembangunan Kehutanan :
Kebijakan Program Kegiatan
1. Pemantapan kawasan
hutan
Program
Perencanaan Makro
bidang Kehutanan
dan Pemantapan
Kawasan hutan
Penyusunan Rencana Makro Kawasan
Pembangunan KPH Pengukuhan Kawasan
Hutan Inventarisasi dan
Pemantauan Sumber Daya Hutan
Pengendalian Penggunaan kawasan Hutan untuk pembangunan di luar kegiatan kehutanan
Penyiapan Pemantapan Kawasan Hutan
2. Rehabilitasi hutan dan
peningkatan daya
dukung DAS
Program
peningkatan fungsi
dan Daya Dukung
Daerah Aliran
Sungai (DAS)
Berbasis
Pemberdayaan
Pengembangan Perbenihan Tanaman Hutan
Pembinaan Penyelenggaraan Pengelolaan DAS
Pengembangan Perhutanan Sosial
Penyelenggaraan Rehabilitasi Hutan dan
61 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
Masyarakat Lahan dan Reklamasi Hutan
Perencanaan, penyelenggaraan RHL, Pengembanagan Kelembagaan dan evaluasi DAS
Perencanaan, pengembangan kelembagaan dan evaluasi hutan manggrove
Penyelenggaraan perbenihan tanaman hutan
Pengembangan persuteraan alam
3. Pengamanan hutan
dan pengendalian
kebakaran hutan
Program konservasi
dan
keanekaragaman
hayati dan
perlindungan hutan
Penyidikan dan pengamanan hutan
Pengendalian kebakaran hutan
Pengembangan dan pengelolaan TN
Pengembangan pengelolaan KSDA
4. Revitalisasi
pemanfaatan hutan
dan industri kehutanan
Program
Peningkatan Usaha
Kehutanan
Perencanaan Pemanfaatan dan peningkatan usaha kawasan hutan
Peningkatan Usaha Hutan Alam
Peningkatan usaha hutan tanaman
Peningkatan tertib peredaran hasil hutan dan iuran kehutanan
Peningkatan Usaha Industri primer kehutanan
5. Pemberdayaan
Masyarakat sekitar
hutan
Program
Penyuluhan dan
Pengembangan
SDM Kehutanan
Pengembangan Penyuluhan Kehutanan
Pelayanan penyuluh kehutanan
62 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
A. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah
Tujuan dan sasaran RTRW, struktur dan pola ruang, indikasi program
pemanfaatan ruang jangka menengah Provinsi Aceh memiliki beragam
kekayaan sumberdaya alam antara lain minyak dan gas bumi, pertanian,
industri, perkebunan, perikanan darat dan laut, pertambangan umum yang
memiliki potensi untuk dikembangkan sesuai dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah Aceh.
Tabel 3.4.1. Hasil Telaahan Pola Ruang Wilayah
No Rencana Pola Ruang
Pola ruang
saat ini (ha)
Indikasi program pemanfaatan ruang pada
periode perencanaan berkenaan
Pengaruh rencana Pola
ruang terhadap kebutuhan pelayanan
SKPD
Arahan lokasi
pengembangan
pelayanan SKPD
1 2 3 4 5 6 1. Kawasan
Lindung (darat + perairan)
2.848.820 -Pengukuhan dan pemantapan batas kawasan lindung -perlindungan dan pengamanan hutan -Rehabilitasi hutan dan lahan pada daerah aliran sungai -Peningkatan koordinasi dalam pengelolaan kawasan konservasi -Pengembangan pengelolaan kawasan lindung secara kolaboratif -Pengembangan potensi jasa ekosistem -Meminimalisir konflik tenurial
-Percepatan proses pengukuhan kawasan hutan. -Pembentukan unit pengelolaan pada tingkat tapak. -peningkatan kapasitas sumber daya manusia pengelola kehutanan. -Pemenuhan sarana, prasarana dan pendanaan secara proporsional. -Review dan rencana perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan secara
-Cagar Alam : 2 Kabupaten/kota. -Taman Nasional : 5 Kabupaten/kota - Suaka Marga Satwa: 3 Kabupaten/kota -Taman Buru : 1 Kabupaten/kota - Hutan Lindung : 21 Kabupaten/kota
63 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
dengan (merubah peruntukan, enclave) untuk mengakomodir keberadaan masyarakat, proyek dan rencana program pemerintah yang berada didalam kawasan hutan
parsial dan integrasi melalui RTRWA
2. Kawasan Budidaya
‘a.Kehutanan 713.239 -Optimalisasi pemanfaatan hutan produksi secara lestari -pengembangan potensi jasa ekosistem hutan -Pelibatan dan penyadaran masyarakat secara aktif dan partisifatif dalam pengelolaan kawasan hutan -Meminimalisir konflik tenurial dengan (merubah peruntukan, enclave) untuk mengakomodir keberadaan masyarakat, proyek dan rencana program pemerintah yang berada didalam kawasan hutan
-Percepatan proses pengukuhan kawasan hutan. -Pembentukan unit pengelolaan pada tingkat tapak. -peningkatan kapasitas sumber daya manusia pengelola kehutanan. -Pemenuhan sarana, prasarana dan pendanaan secara proporsional. -Review dan rencana perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan secara parsial dan integrasi melalui RTRWA
-Hutan Produksi : 19 kabupaten/kota -Rencana penetapan Aceh sebagai tuan penyelenggaraan PON XX tahun 2020 membutuhkan lahan ±2.900 ha pada Hutan Produksi tetap.
‘b.Non
Kehutanan
2.325.797 -Pemanfaatan kawasan budidaya secara berkelanjutan melalui penerapan teknologi ramah lingkungan
-Pelibatan institusi lintas sektoral dalam proses perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi
64 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
-Intensifikasi pengembangan dan pemanfaatan kawasan budidaya -Penerapan wajib izin lingkungan terhadap perizinan pemanfaatan kawasan budidaya yang berdampak penting dan memiliki cakupan yang luas
terhadap pemanfaatan kawasan budidaya. -Penegakan hukum yang terkait dengan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup
B. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Topografi wilayah Aceh beragam tergolong ke dalam wilayah datar hingga
bergunung.Wilayah dengan topografi daerah datar dan landai sekitar 32 persen
dari luas wilayah, sedangkan berbukit hingga bergunung mencapai sekitar 68
persen dari luas wilayah.Daerah dengan topografi bergunung terdapat di
bagian tengah Aceh yang merupakan gugusan pegunungan bukit barisan dan
daerah dengan topografi berbukit dan landai terdapat dibagian utara dan timur
Aceh.
Berdasarkan kelas topografi wilayah yang ditunjukkan Gambar 2.3, Provinsi
Aceh yang memiliki topografi datar (< 8 m) tersebar di sebagian besar
sepanjang pantai barat – selatan dan pantai utara – timur seluas 2.795.650,22
Ha; dataran landai (8 – 15%) tersebar di antara pegunungan Seulawah dengan
Sungai Krueng Aceh, di bagian tengah kabupaten/kota yang berada di wilayah
barat – selatan dan pantai utara – timur dengan luas 1.209.573,1 Ha; agak
curam (16 - 25 %) seluas 1.276.759,5 Ha hingga curam (26 – 40%) dengan
luas 219.599,85 Ha tersebar di daerah tengah; dan wilayah sangat curam (>
65 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
40%) dengan total luas 175.498,3 Ha merupakan punggung pegunungan
Seulawah, gunung Leuser, dan bahu dari sungai-sungai.
Sebaran ketinggian/elevasi daratan wilayah diukur menurut selang ketinggian
rata – rata 125 m dari permukaan air laut. Berdasarkan Gambar 2.3 beberapa
wilayah memiliki empat level ketinggian: 1) Dengan ketinggian 0 - 125 m dpl
berada di Banda Aceh dan sebagian Aceh Besar, hampir seluruh bagian
Simeulue, Sabang, dan pulo Aceh, serta sebagian besar pesisir Aceh; pada
bagian Barat, Selatan dan Timur Aceh bentuk dataran ini cenderung lebih
lebar; 2) Daerah dengan ketinggian 125 – 1.000 m dpl terdapat diseluruh
kabupaten/kota kecuali Kota Banda Aceh, Kota langsa, dan Pulo Aceh; 3)
Daerah berketinggian 1.000 – 2.000 m dpl mulai terlihat ke tengah, dimana
daerah yang dominan adalah kabupaten : Pidie, Aceh Tengah, Bener Meriah,
Gayo Lues, dan Aceh Tenggara; 4) Daerah paling tinggi dihitung > 2.000 m dpl
berada didaerah sekitar Gunung Peut Sagoe, Gunung Bur Ni Telong dan
Geureudong, dan pegunungan Leuser.
3.5 Penentuan Isu-isu Strategis
Sesuai dengan arahan fungsi hutan aceh sesuai dengan SK. Gubernur No. 19
Tahun 1999, Tanggal 19 Mei 1999 dan Surat Keputusan Menteri Kehutanan
Nomor 170/KPTS-II/2000 bahwa kawasan hutan di wilayah daratan Aceh yang
luasnya mencapai 3.335.613 ha merupakan modal pembangunan yang sangat
penting dan strategis. Peran hutan ini bukan hanya penting bagi
pengembangan sektor Kehutanan sendiri tetapi juga dibutuhkan untuk
kelangsungan pembangunan sektor-sektor lain seperti pertanian, perhubungan,
pemukiman, dan sebagainya.
Disadari sampai saat ini fungsi hutan sebagai mata rantai kehidupan belum
mendapat penilaian yang wajar. Publik pada umumnya masih menilai hutan
hanya sebagai penghasil kayu dan penyedia lahan untuk berbagai keperluan.
Multifungsi hutan serta forward dan backward linkages kehutanan yang sangat
panjang dan luas belum mendapat tempat yang semestinya. Hal ini misalnya
66 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
terlihat dari proporsi anggaran pembangunan Kehutanan yang masih sangat
terbatas.
Persepsi yang cenderung undervalued tersebut telah menyebabkan banyak
kawasan hutan yang mengalami degradasi. Oleh karena itu upaya
memantapkan batas kawasan hutan, meningkatkan rehabilitasi hutan serta
perlindungan hutan dan konservasi lingkungan menjadi sangat penting.
Pemantapan batas kawasan hutan perlu dilakukan karena menjadi titik tolak
bagi kepastian hukum berbagai kegiatan, baik yang dilakukan oleh dunia usaha
maupun kegiatan pembangunan pemerintah. Tanpa adanya kepastian batas
kawasan hutan pengelolaan hutan secara lestari mustahil dapat diwujudkan.
Oleh karena itu upaya melakukan pemeliharaan dan rekonstruksi batas
kawasan hutan serta penataan batas kawasan hutan menjadi kegiatan utama
yang harus dilakukan.
Begitu juga dengan upaya merehabilitasi hutan, perlu dilakukan lebih cepat dari
laju degradasinya sehingga hasilnya dapat lebih nyata. Berdasarkan data yang
ada saat ini, menunjukkan bahwa indikasi kawasan hutan yang perlu
direhabilitasi adalah seluas 1.626.800 ha, baik yang berada di dalam kawasan
maupun di luar kawasan hutan . Kondisi ini memerlukan adanya komitmen
yang kuat dari semua pihak.
Degradasi hutan antara lain disebabkan oleh kegiatan illegal logging,
perambahan kawasan hutan, pemukiman, okupasi oleh berbagai pihak,
pemekaran wilayah kabupaten, kebakaran hutan maupun bencana alam. Hal
ini juga terkondisikan oleh kurangnya personil pengamanan hutan, terbatasnya
sarana pengamanan hutan, anggaran yang minimalis, masih lemahnya
koordinasi antar lembaga, kemiskinan masyarakat di sekitar kawasan hutan,
tidak ditaatinya tata ruang yang ada, serta lemahnya penegakan hukum.
Semua ini memerlukan penanganan yang sinergis dan berkelanjutan.
Berbagai upaya pembangunan dibidang Kehutanan telah dilaksanakan untuk
memulihkan ekonomi rakyat yang semakin terpuruk sebagai akibat dari krisis
multi dimensi yang melanda hampir seluruh wilayah Aceh.
Adanya musibah bencana alam gempa dan tsunami di Aceh telah memperbesar
67 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
degradasi kawasan lindung daerah pesisir yang sebelumnya memang telah
berada dalam kondisi yang relatif kritis akibat tekanan penduduk untuk
berbagai keperluan. Sumberdaya alam berupa hutan mangrove yang sangat
penting bagi untuk perlindungan manusia dan kehidupan biota pesisir ini
sebagian besar telah rusak dan bahkan telah hilang dari habitatnya.
Berbagai kondisi tersebut di atas pada tahun 2012-2017 akan diupayakan dapat
ditangani melalui berbagai program dan kegiatan sesuai dengan paradigma
baru pengelolaan hutan.
68 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
4.1 Visi dan Misi SKPA
Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat, telah
ditetapkan oleh pendahulu kita dalam UUD 1945 Pasal 33. Hal ini juga ditegaskan
dalam UU No. 41 tahun 1999.
Hutan sebagai salah satu sumber kekayaan alam selama ini pemanfaatannya
hanya berorientasi pada eksploitasi kayu. Pengelolaan hutan sekarang dan ke depan
tidak lagi hanya bertumpu pada kayu tapi resources management yang berbasis
masyarakat (community based forest resources management). Hal ini berarti seluruh
potensi sumberdaya hutan hasil hutan baik kayu, non-kayu dan kebun maupun jasa
lingkungan harus dimanfaatkan secara optimal.
Selain itu adanya kebutuhan kayu yang sangat besar yang tidak tercukupi
oleh penyedia (supply) kayu yang legal menjadi masalah besar yang sangat
berpengaruh terhadap kelestarian sumberdaya hutan. Kekurangan bahan baku untuk
industri pengolahan kayu ini telah mendorong banyaknya penebangan ilegal.
Sementara itu upaya pengembangan sumber bahan baku dengan membangun hutan
tanaman belum terlaksana sebagaimana diharapkan, sehingga belum dapat
diandalkan sebagai sumber bahan baku. Pengembangan hutan tanaman ini harus
terus didorong karena inilah andalan untuk pemenuhan kebutuhan kayu di masa
depan.
Ancaman lain terhadap hutan adalah kebakaran hutan yang terjadi di
beberapa tempat yang hampir terjadi secara priodik setiap tahun, baik karena
kegiatan pembersihan lahan Kehutanan/pertanian, kegiatan peternakan lepas dan
sebagainya. Kondisi ini pun tidak terlepas dari lemahnya kesadaran masyarakat
terhadap arti penting dari hutan.
VVIISSII,, MMIISSII DDAANN SSAASSAARRAANN,, SSTTRRAATTEEGGIISS,, DDAANN KKEEBBIIJJAAKKAANN
IV
69 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
Hutan selain dapat dimanfaatkan juga harus dilindungi. Berbagai kekayaan
sumberdaya alam yang terdapat di dalam hutan bukan hanya dapat dimanfaatkan
untuk keperluan saat ini tetapi juga merupakan aset potensial untuk kehidupan
generasi yang akan datang. Oleh karena itu upaya-upaya perlindungan hutan
senantiasa harus tetap dilakukan.
I. Visi
Melibatkan masyarakat secara luas. Inilah visi pembangunan Kehutanan ke depan di
Aceh.Dengan memahami konteks permasalahan yang ada serta kondisi ideal yang
ingin diwujudkan, maka visi pengelolaan hutan dan Kehutanan di Aceh dirumuskan
sebagai “Hutan Lestari, Rakyat Aceh Sejahtera”.
II. Misi
Untuk mencapai cita-cita sebagaimana tergambar dalam visi yang ditetapkan di atas
ditetapkan misi sebagai berikut :
1. Menjamin keberadaan hutan.
2. Mengoptimalkan fungsi konservasi, lindung, dan produksi kayu.
3. Meningkatkan daya dukung Catchment Area Melalui Manajemen DAS.
4. Mengoptimalkan distribusi manfaat yang berkeadilan dan berkelanjutan.
5. Membangun kawasan sentra produksi dan sistem agribisnis yang bermuara ke agroindustri.
4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPA
Berdasarkan Visi dan Misi Dinas Kehutanan Aceh, maka dapat dijelaskan tujuan
dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Kehutanan Aceh (tabel terlampir)
4.3 Strategi dan Kebijakan SKPA
4.3.1 Strategi Pembangunan Kehutanan
Berdasarkan hasil identifikasi faktor kekuatan, peluang, kendala dan
tantangan, diperoleh alternatif-alternatif strategi jangka menengah pembangunan
kehutanan Aceh sebagai berikut : Adapun kebijakan stratejik daerah dalam
70 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
pengelolaan Kehutanan di Provinsi Aceh Darussalam adalah sebagai berikut :
Melakukan revisi tata ruang sesuai kebutuhan pembangunan berimbang
(ekologi, ekonomi dan sosial)
Meninjau kembali status luas dan izin konsesi hutan
Merasionalisasi industri kayu sesuai dengan ketersediaan bahan baku
Pengembangan hasil hutan non kayu
Penataan kembali lembaga dan tata hubungan kerja pengelolaan hutan aceh
Reorientasi prioritas lokasi penanaman (RHL)
Mengupayakan berbagai sumber dana (APBK, APBA, APBN, Donor, Karbon
Market, dll)
Mengembangkan hutan tanaman (HTI/HTR, Hutan Rakyat) dan kebun.
Penegakan hukum
Penerapan sistem pengamanan hutan menjadi lebih efisien dan efektif
Menambah jumlah jagawana dan rekruitment Polhut Kontrak
Penertiban peralatan eksploitasi
Melakukan restrukturisasi kelembagaan dan penyelenggaraan pengelolaan
hutan dan Kehutanan.
Memantapkan pengurusan hutan dan Kehutanan berdasarkan Undang-
Undang No. 11 Tahun 2006.
Kunci keberhasilan dalam pembangunan Kehutanan dipengaruhi oleh faktor-
faktor positif internal (kekuatan) ketersediaan sumberdaya manusia,
manajemen dan organisasi kelembagaan, sedangkan faktor positif eksternal
(peluang) yaitu faktor yang mampu mendukung sehingga pencapaian tujuan
dan sasaran organisasi maksimal. Faktor-faktor pendukung tersebut
dioptimalkan dengan memperhatikan juga faktor negatif, baik internal
(kelemahan) maupun eksternal (tantangan).
3.5.1 Kebijakan Pembangunan Kehutanan
Untuk mencapai sasaran pembangunan jangka menengah sebagaimana
diuraikan sebelumnya, Dinas Kehutanan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
menetapkan 12 (dua belas) Kebijakan Prioritas periode 2009 (Prioritas Kebijakan
71 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
Pembangunan Nasional) :
1. Pemberantasan pencurian kayu di hutan negara dan perdagangan kayu
illegal.
2. Revitalisasi sektor Kehutanan.
3. Rehabilitasi dan konservasi sumberdaya hutan.
4. Pemberdayaan ekonomi masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan
dan Kehutanan.
5. Pemantapan kawasan hutan.
6. Pengembangan Komoditas Kehutanan
7. Peningkatan kemampuan SDM Kehutanan
8. Penumbuhan kemitraan usaha
9. Pengembangan kelembagaan
10. Investasi usaha Kehutanan
11. Peningkatan dukungan terhadap ketahanan pangan
12. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup
72 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
A. Program
Untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan Dinas Kehutanan Aceh
maka pada Tahun 2012-2007 ditetapkan 11 (sebelas) program utama sebagai
berikut :
1. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan
2. Pelaksanaan Nilai- nilai Dinul Islam, Sosial, Adat dan Budaya
3. Peningkatan Ketahanan Pangan dan Nilai Tambah Produk Pertanian
4. Pengurangan Kemiskinan dan Pengangguran
5. Peningkatan dan Optimalisasi Pembangunan Infrastruktur yang Terintegrasi
6. Peningkatan Mutu Pendidikan
7. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
8. Optimalisasi Pemanfaatan Sumber Daya Alam Berkelanjutan
9. Bina Keberlanjutan Perdamaian
10. Peningkatan Kualitas Lingkungan dan Pengurangan Resiko Bencana
11. Perencanaan dan Penganggaran yang Responsive Gender dan Berbasis
Pada Pemenuhan Hak Anak.
Pada dasarnya sembilan jenis program diatas bersifat saling melengkapi.
Sebagai contoh, program Rehabilitasi Hutan dan Lahan serta Program Perlindungan
dan Konservasi Sumber Daya Hutan beberapa kegiatannya dilakukan dengan
sekaligus bertujuan untuk mendukung pembangunan bidang ekonomi baik untuk
jangka pendek maupun jangka panjang. Bentuk kegiatan disesuaikan dengan daya
dukung lingkungan/ekosistem alamiah kawasan berdasarkan kepentingan sosial
ekonomi masyarakat sekitar dan pembangunan daerah.
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM DDAANN KKEEGGIIAATTAANN,, IINNDDIIKKAATTOORR KKIINNEERRJJAA,, KKEELLOOMMPPOOKK SSAASSAARRAANN DDAANN PPEENNDDAANNAAAANN IINNDDIIKKAATTIIFF
V
73 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
Sembilan Program Utama Kehutanan di atas mendukung 5 (lima) Prioritas
Pembangunan Daerah, sebagai berikut :
Pembangunan Ekonomi
Pembangunan Pendidikan
Pembangunan Kesehatan
Pembangunan Infrastruktur
Pembangunan Sosial Keagamaan dan Penanggulangan Kemiskinan
B. Kegiatan
Adapun tujuan, justifikasi dari kegiatan pokok masing-masing Program
Utama Kehutanan tersebut adalah :
1. Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan
Tujuan :
Memantapkan batas kawasan hutan dan melakukan tata guna hutan sebagai
prakondisi untuk pengelolaan hutan secara lestari.
Justifikasi :
Mantapnya batas kawasan hutan baik secara de jure maupun de facto
merupakan prasyarat untuk terwujudnya pengelolaan hutan secara lestari
Pemantapan batas kawasan hutan dilakukan melalui kegiatan pengukuhan
kawasan hutan yang meliputi kegiatan penunjukan kawasan hutan,
penataan batas kawasan hutan, pemetaan kawasan hutan dan penetapan
kawasan hutan.
Perencanaan dan tata guna hutan perlu dilakukan dalam rangka
mewujudkan pengelolaan hutan secara lestari dengan didukung oleh data
potensi sumber daya hutan yang akurat, kualitas tenaga teknis kehutanan
yang baik dan teknologi yang modern
Kegiatan pokok antara lain :
1. Pemantapan dan pengendalian kawasan hutan
2. Penyusunan Neraca Sumber Daya Hutan (NSDH)
3. Penyusunan rencana kehutanan
4. Pengukuhan dan penatagunaan batas kawasan hutan
74 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
5. Pembentukan wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH)
6. Identifikasi perambahan kawasan hutan
7. Inventarisasi Sumber Daya Hutan
8. Penyiapan tata ruang hutan provinsi
9. Pengembangan Sistem Informasi Assessment Pembangunan Kehutanan
(SIAPHUT)
10. Pengukuran dan pemetaan hutan
2. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Tujuan :
Memperbaiki kawasan lindung pantai serta membuka peluang usaha
masyarakat sekitar dan peningkatan daya dukung DAS.
Justifikasi :
Luasnya kawasan hutan mangrove yang rusak pasca musibah tsunami
sehingga perlu dilakukan rehabilitasi agar dampak negatif terhadap kualitas
lahan dan air tanah dapat diminimalisir.
Degradasi hutan mangrove sebelum tsunami terjadi karena tingginya
tekanan penduduk terhadap hutan mangrove antara lain berupa konversi
hutan untuk usaha tambak dan pemenuhan kebutuhan bahan kayu.
Ekosistem mangrove dan hutan pantai bersifat kompleks dan hanya dapat
pulih dalam jangka panjang (± 35 tahun) sehingga diperlukan upaya
penelitian, monitoring dan evaluasi.
Luasnya kawasan hutan dan lahan kritis yang perlu direhabilitasi yang
tersebar pada semua tipe dan fungsi hutan.
Tingginya opportunity cost untuk membiarkan lahan rusak karena dampak
eksternalitas (banjir, erosi, kualitas udara) yang sangat besar, baik dampak
on-site maupun off-site.
Peranan sumberdaya hutan sebagai sistem penyangga kehidupan dan
sebagai penyerap karbon dan penghasil oksigen memiliki potensi dalam
perdagangan karbon.
75 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
Kegiatan pokok antara lain :
1. Pembinaan, pengendalian dan pengawasan Rehabilitasi Hutan dan Lahan
2. Pengembangan pemanfaatan wisata alam
3. Pengembangan mangrove center
4. Pengembangan kualitas SDM dan kapasitas kelompok
5. Pembuatan persemaian induk
6. Monitoring dan pengawasan pelaksanaan program dan kegiatan
7. Rehabilitasi hutan dan lahan
8. Pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar hutan
9. Pengembangan hutan pendidikan Sekolah Tinggi Ilmu Kehutanan
10. Penguatan kelembagaan staf Dinas Kehutanan
11. Pengawasan/supervisi kegiatan
12. pengembangan perbenihan
13. Pengelolaan Taman Nasional
14. Pengelolaan KSA/KPA/TB
15. Pengendalian kebakaran hutan
16. Pengelolan Keanekaragaman hayati
17. Pengelolaan hutan lindung
18. Pemanfaatan produk TSL dan jasa lingkungan
19. Penelitian dan pengembangan kehutanan
20. Sistem penunjang kelitbangan dan penerapan hasil litbang kehutanan
21. Pengembangan Diklat Kehutanan
22. Pengembangan penyuluhan kehutanan
23. Standarisasi produk barang dan jasa kehutanan
24. Pengelolaan DAS
25. Pengembangan rencana dan penganggaran pembangunan kehutanan
26. pengembangan informasi kehutanan
27. Koordinasi penyelenggaraan reboisasi dan penghijauan hutan
28. Penanaman pohon pada kawasan hutan industri dan hutan wisata
29. Pemeliharaan kawasan hutan industri dan hutan wisata
76 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
3. Program Pemantapan Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan.
Tujuan :
Meningkatkan pemanfaatan potensi sumberdaya hutan produksi, peluang usaha
masyarakat potensi produksi bahan kayu rakyat.
Justifikasi :
Pemanfaatan hutan produksi masih belum maksimal terlihat dari
produktivitas lahan dan nilai tambah yang masih relatif rendah.
Peran masyarakat masih relatif terbatas sehingga perlu peningkatan
kapasitas Usaha Kecil Menengah (UKM) dan kualitas produk.
Pengelolaan kawasan hutan produksi belum optimal sehingga perlu
dilakukan pembentukan kesatuan pengelolaan dan pengembangan hutan
tanaman.
Partisipasi dalam memelihara dan melindungi hutan belum terorganisir
secara optimal, sehingga perlu adanya upaya pengamanan hutan oleh
masyarakat sebagai tatanan hukum adat gampong.
Pemenuhan kekurangan bahan baku kayu dari hutan alam masih sangat
terbatas sehingga perlu dilakukan peningkatan produksi kayu dari hutan
rakyat.
Produk hutan masih terbatas antara lain pada komoditi kayu dan olahan
tingkat pertama. Jenis kayu yang dikenal dan dimanfaatkan masih jauh dari
potensi yang sebenarnya dimiliki. Pemanfaatan hasil hutan masih belum
optimal.
Kegiatan pokok antara lain :
1. Pengembangan hasil hutan non kayu
2. Pengelolaan dan pemanfaatan hutan
3. Perencanaan dan penyiapan unit kelola pemanfaatan hutan produksi
4. Pengembangan pengelolaan pemanfaatan hutan alam
5. Pengembangan pengelolaan pemanfaatan hutan tanaman
6. Pengembangan industri dan pemasaran hasil hutan
7. Pengendalian peredaran hasil hutan dan optimalisasi PNBP
77 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
8. Pengelolaan hutan produksi alam yang tidak dibebani hak/ijin pemanfaatan
9. Pengelolaan (pemanfaatan) hutan produksi alam
10. Restrukturisasi industri primer kehutanan
11. Penertiban Tata Usaha Hasil Hutan
12. Penyusunan rencana kehutanan
13. Pembangunan UPTD DAS
14. Pengembangan pemanfaatan HHBK
15. Pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar kawasan hutan
16. Pengembangan hutan gampong
4. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan
Tujuan:
Mengamankan dan meningkatkan kualitas sumber daya hutan serta mendukung
usaha jasa wisata alam untuk pengembangan usaha masyarakat dan
perekonomian daerah.
Justifikasi :
Status kawasan hutan masih belum mantap, sehingga menimbulkan
permasalahan hukum
Kerusakan kawasan lindung akibat penjarahan, okupasi masyarakat dan
bencana alam masih belum tertangani dengan baik.
Kawasan Pelestarian Alam Daerah (Tahura) belum didayagunakan secara
optimal untuk berbagai kegiatan pariwisata, pendidikan, pelatihan, budaya
dan pengembangan budidaya.
Masih terjadinya penjarahan hasil hutan dan kebakaran hutan yang belum
dapat ditangani secara tuntas.
Banyaknya potensi plasma nutfah yang belum teridentifikasi
penggunaannya, sehingga tingkat pemanfaatannya masih rendah.
Potensi ekowisata belum berkembang dengan baik.
Kegiatan pokok antara lain :
1. Penyuluhan kesadaran masyarakat mengenai dampak perusakan hutan
78 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
2. Kegiatan pengembangan Taman Hutan Raya Pocut Meurah Intan
3. Kegiatan pengelolaan kawasan lindung, pengamanan dan perlindungan
hutan dan hasil hutan
4. Rekruitmen tenaga Polhut dan masyarakat (Reintegrasi) dan operasi
pemberantasan illegal logging
5. Perlindungan dan pengamanan hutan
6. Pengelolaan Taman Nasional dan kawasan konservasi lainnya (KSA/KPA/TB)
dan hutan lindung
7. Perencanaan dan pengendalian pengelolaan kawasan konservasi
8. Peningkatan kapasitas kelembagaan pengelolaan SDAH dan ekosistemnya
9. Pengadaan peralatan pengamanan hutan
10. Pemberdayaan pawang uteun
11. Penyiapan kelembagaan Provinsi konservasi
12. Pengamanan kawasan hutan
13. Pengembangan hutan rakyat dan hutan tanaman rakyat
14. Pengembangan daerah penyangga di sekitar kawasan konservasi
15. Pengembangan RHL swadaya
16. Pengembangan hutan kemasyarakatan
17. Pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan
18. Sosialisasi pencegahan dan dampak kebakaran hutan dan lahan
19. Bimbingan teknis pengendalian kebakaran hutan dan lahan
20. Penanggulangan kebakaran hutan dan lahan
5. Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Daerah
Tujuan :
Pemantapan desentralisasi pengelolaan hutan di Aceh. Menata perangkat
peraturan perundangan daerah/qanun, mengembangkan profesionalisme dan
kualitas sumberdaya manusia kehutanan beserta peningkatan sarana dan
prasarana kerjanya.
Justifikasi :
Dalam rangka pelaksanaan otonomi khusus, diperlukan pengaturan
kewenangan dalam pengelolaan hutan yang ditetapkan ke dalam qanun.
79 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
Untuk menyelenggarakan pengurusan kehutanan di Aceh berdasarkan
otonomi khusus dimaksud, diperlukan restrukturisasi organisasi Dinas
Kehutanan dan pengembangannya.
Profesionalisme SDM sebagai faktor penting dalam pengelolaan hutan
belum sepenuhnya tersedia dalam jumlah yang mencukupi.
Pembangunan kehutanan perlu dilandasi oleh hasil-hasil riset. Peningkatan
peran riset memerlukan upaya reposisi, revitalisasi dan refungsionalisasi
serta integrasi dengan institusi penelitian dan pengembangan serta dengan
organisasi Pemerintah Daerah.
Sarana dan prasarana kerja yang ada masih belum memadai untuk
menunjang iklim kerja yang baik.
Kegiatan pokok antara lain :
1. Pendidikan dan pelatihan formal
2. Sosialisasi peraturan perundang-undangan
Pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran sangat bergantung pada sejauh
mana program dan kegiatan dirancang setepat mungkin dan selanjutnya
dilaksanakan secara konsisten.
Program dan kegiatan Dinas Kehutanan Aceh Tahun 2012-2017 dirancang
dengan mengacu pada tugas pokok dan fungsi, visi, misi, tujuan dan sasaran yang
dicanangkan serta kemampuan pengerahan sumber daya organisasi. Penetapan jenis
program dan kegiatan juga memperhatikan berbagai pendekatan sebagaimana
diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang sistem
perencanaan pembangunan nasional yakni pendekatan politis, dengan mengacu
pada visi misi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah terpilih yang telah dirumuskan
dalam RPJMA, pendekatan teknokratis, pendekatan partisipatif serta botom/up-top
down, sesuai dengan kebutuhan riil masyarakat Aceh.
80 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
Program dan kegiatan Dinas Kehutanan yang disertai dengan kondisi
kinerja pada awal periode perencanaan dan capaian yang ditargetkan pada akhir
periode perencanaan disajikan dalam Tabel 5.1.
Sedangkan kinerja tahunan selama 5 tahun disajikan dalam Tabel 5.2.
(Terlampir).
81 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
Untuk mengimplementasikan sebelas (11) program prioritas Pemerintah Aceh
yang dicabarkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh (RPJMA
2012-2017) terdiri dari : 1). Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan 2).
Pelaksanaan Nilai- nilai Dinul Islam, Sosial, Adat dan Budaya 3). Peningkatan
Ketahanan Pangan dan Nilai Tambah Produk Pertanian 4). Pengurangan Kemiskinan
dan Pengangguran 5). Peningkatan dan Optimalisasi Pembangunan Infrastruktur
yang Terintegrasi 6). Peningkatan Mutu Pendidikan 7). Pelayanan Kesehatan
Masyarakat 8). Optimalisasi Pemanfaatan Sumber Daya Alam Berkelanjutan 9). Bina
Keberlanjutan Perdamaian 10). Peningkatan Kualitas Lingkungan dan Pengurangan
Resiko Bencana 11). Perencanaan dan Penganggaran yang Responsive Gender dan
Berbasis Pada Pemenuhan Hak Anak.
Dari 11 Program Prioritas Pemerintah Aceh yang terkait langsung dengan Dinas
Kehutanan Aceh yaitu Program Prioritas ke-10. Program Prioritas Aceh ke-10
dilaksanakan melalui Pemulihan Kawasan dan Rehabilitasi Lahan Kritis, 1000 Ha.
Perlindungan terhadap kelestarian lingkungan dan eksploitasi sumber daya alam
yang berlebihan dilaksanakan melalui pemeliharaan kawasan konservasi 853.533 Ha,
hutan lindung 1.844.500 Ha, keanekaragaman hayati dan fungsi ekosistem khusus,
seperti wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) 5.730.547 Ha/21 Kabupaten-kota,
Pengelolaan DAS di Provinsi Aceh telah ditentukan Prioritas penanganan DAS melalui
Kepmenhut Nomor. 284/Kpts-II/1999, yaitu : 2 DAS Prioritas I, 3 DAS Prioritas II, 10
DAS Prioritas III, sebagai berikut :
IINNDDIIKKAATTOORR KKIINNEERRJJAA SSKKPPAA YYAANNGG MMEENNGGAACCUU PPAADDAA TTUUJJUUAANN DDAANN SSAASSAARRAANN RRPPJJMM
VI
82 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
Tabel 6.1. Satuan Wilayah Pengelolaan DAS berdasarkan Urutan Proritas
Untuk luas Taman Wisata Alam (TWA) Laut 214.100 Ha, dan Pengawasan Konsesi
Izin Kehutanan 179 Industri serta terhadap eksploitasi sumber daya alam yang
berbeda izin.
Program Peningkatan Kualitas Lingkungan dan Pengurangan Resiko Bencana
A. Perlindungan terhadap kelestarian lingkungan dan eksploitasi sumber daya
alam yang berlebihan dengan melaksanakan pemeliharaan kawasan
konservasi, hutan lindung, keanekaragaman hayati dan fungsi ekosistem
khusus, seperti wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS), trumbu karang, hutan
bakau. Pengawasan terhadap eksploitasi sumber daya alam yang berbeda.
1. Program pemanfaatan potensi sumber daya hutan
Indikatornya : Berkembangnya pemanfaatan dan pengayaan sumber daya
hutan non kayu dan pemberdayaan masyarakat melalui pemanfaatan hasil
hutan non kayu, Berkembangnya hutan tanaman dan hutan tanaman
rakyat, pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar hutan
a). Pengembangan hutan tanaman
b). Pengembangan hasil hutan non kayu
No Nama SWP DAS Luas (Ha) Urutan Prioritas1 Krueng Aceh 172.370 I2 Krueng Peusangan 235.975 I3 Krueng Pase 234.808 II4 Krueng Baro 215.226 II5 Krueng Meureudu 215.000 II6 Krueng Jambo Aye 485.955 III7 Krueng Sabee-Geupu 301.566 III8 Krueng Teunom-Woyla 513.784 III9 Krueng Singkil 857.255 III
10 Krueng Tripe Batee 537.248 III11 Krueng Kluet 612.801 III12 Krueng Peureulak Tamiang 798.895 III13 Krueng Merbau 350.909 III14 P. Simeuleu 178.755 III15 P. Weh 20.000 III
JUMLAH 5.730.547
83 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
c). Pembinaan dan pengendalian peredaran industri hasil hutan
d). Monitoring Evaluasi dan Pelaporan
2. Program rehabilitasi hutan dan lahan
Indikatornya : Terarahnya /terawasinya dan terlaksanya kegiatan
rehabilitasi hutan dan lahan
a). Pembinaan, pengendalian dan pengawasan gerakan rehabilitasi hutan
dan lahan
3. Program perlindungan dan konservasi sumber daya hutan
Indikator : Meningkatnya kualitas lingkungan dan sumber daya hutan,
tertanganinya kasus-kasus gangguan terhadap hutan
a). Pengembangan Taman Hutan Raya Pocut Meurah Intan
b). Pembinaan PAMHUT, pengamanan Hutan dan Operasi Ilegal Logging.
c). Pengelolaan Kawasan Lindung, Pengamanan dan Perlindungan Hutan
dan Hasil Hutan
d). Operasi Pengamanan dan Pengawasan Taman Hutan Raya
4. Program perencanaan dan pengembangan hutan
Indikatornya : Terwujudnya kepastian hukum batas kawasan hutan dan
manfaat hutan bagi masyarakat, terjaganya kelestarian hutan dan
berkembangnya pola pengelolaan hutan
a). Pemantapan dan pengendalian kawasan hutan
b). Identifikasi perambahan kawasan dan potensi pengembangan hutan.
c). Penyusunan Neraca Sumber Daya Hutan, Statistik dan Laporan Kondisi
Hutan
84 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
Penyusunan Renstra Dinas Kehutanan tahun 2012-2017 ini merupakan yang
berisi visi, misi dan tujuan organisasi Dinas Kehutanan pada periode 2012-2017
untuk 5 (lima) tahun baik yang telah dilaksanakan maupun sedang dan akan
dilaksanakan yang mengacu pada RPJM Aceh tahun 2012-2017. Hasil penyesuaian
dan evaluasi Rencana Strategi Dinas Kehutanan Aceh 2012 -2017 ini merupakan
penjabaran dari visi, misi dan program Gubernur dan Wakil Gubernur hasil Pilkada
yang dilangsungkan secara langsung Tahun 2012 dan penjebaran dari visi, misi dan
Program Kementerian Kehutanan dan Kementerian Pertanian Republik Indonesia
tahun 2010 - 2015.
Keberhasilan pelaksanaan Renstra periode 2012-2017 sangat ditentukan oleh
kesiapan kelembagaan, ketatalaksanaan, SDM dan sumber pendanaannya serta
komitmen semua pimpinan dan staf Dinas Kehutanan Aceh. Renstra Dinas
Kehutanan Aceh ini harus dijadikan acuan kerja bagi unit-unit kerja di Dinas
Kehutanan Aceh sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.
Diharapkan semua unit kerja dapat melaksanakannya dengan akuntabel serta
senantiasa berorientasi pada peningkatan kinerja (better performance) lembaga, unit
kerja dan kinerja pegawai.
Rumusan isu strategi, visi, misi, kebijakan dan program dalam dokumen ini
merupakan hasil dari sebuah proses yang melibatkan hampir seluruh unsur di Dinas
Kehutanan Aceh dan stakeholder yang memiliki kepedulian dan tanggungjawab
terhadap pembangunan kesehatan di Aceh. Rumusan program dan indikator
keberhasilannya telah diupayakan untuk memenuhi nilai operasional dan diharapkan
dapat diadopsi sebagai program yang perlu dibiayai baik oleh APBN, APBN-P, APBA,
APBD Kab/Kota dan unsure Donor dan NGO’s/LSM lainnya.
Rencana program Dinas Kehutanan Aceh ini sudah lazim disusun dalam
rencana kerja tahunan program bidang kehutanan dan bidang Kehutanan. Terdapat
2 (dua) hal yang merupakan ciri khas sebuah rencana strategis yaitu (a) visi, misi
PPEENNUUTTUUPP
VII
85 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
dan program prioritas serta (b) isu strategis yang diharapkan mewarnai rencana dan
pelaksanaan masing-masing program. Oleh Sebab itu internalisasi Visi, Misi dan Nilai-
nilai serta pemahaman akan isu-isu strategis menjadi syarat pokok efektifitas
rencana strategis ini. Selain itu perlu disampaikan bahwa rencana staregis ini
bukanlah harga mati, terdapat kata “strategis” yang bermakna responsive terhadap
perubahan lingkungan. Kalau lingkungan berubah secara signifikan, maka rencana
strategis ini perlu dilakukan peninjauan ulang.
Semoga rencana strategis Dinas Kehutanan Aceh 2012 -2017 ini dapat
menjadi pertimbangan dalam setiap upaya pembangunan dalam sistem peningkatan
ketahanan pangan dan nilai tambah produk pertanian serta peningkatan kualitas
lingkungan dan pengurangan resiko bencana di daerah Aceh.
ram dan kegiatan Dinas Kehutanan Aceh Tahun 20012-2017 dirancang
dengan mengacu
pada tugas pokok dan fungsi, visi, misi, tujuan dan sasaran yang
dicanangkan serta
86 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
L a m p i r a n pengerahan
sumber daya organisasi. Penetapan jenis prgram dan kegiatan juga memperhatikan
berbagai pendekatan sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional yakni pendekatan
politis, dengan mengacu pada visi misi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah terpilih
yang telah dirumuskan dalam RPJMA, pendekatan teknokratis, pendekatan
partisipatif serta botom/up-top down, sesuai dengan kebutuhan riil masyarakat Aceh.
Program dan kegiatan Dinas Kehutanan yang disertai dengan kondisi kinerja pada
awal periode perencanaan dan capaian yang ditargetkan pada akhir periode
perencanaan disajikan dalam Tabel 5.1. Sedangkan kinerja tahunan selama 5 tahun
disajikan dalam Tabel 5.2.(Terlampir). BAB VII PENUTUP
Penyusunan Revisi Renstra Dinas Kesehatan tahun 2007-2012 ini merupakan revisi Renstra Dinas Kesehatan yang berisi visi, misi dan tujuan organisasi Dinas Kesehatan pada periode 2007-2012 untuk 5 (lima) tahun baik yang telah dilaksanakan maupun sedang dan akan dilaksanakan yang mengacu pada revisi RPJM Aceh tahun 2007-2012. Hasil penyesuaian dan evaluasi Rencana Strategi Dinas Kesehatan Aceh 2007 -2012 ini merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Gubernur dan Wakil Gubernur hasil Pilkada yang dilangsungkan secara langsung Tahun 2006 dan penjebaran dari visi, misi dan Program Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2010 - 2015.
87 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
Keberhasilan pelaksanaan Renstra periode 2007-2012 sangat ditentukan oleh kesiapan kelembagaan, ketatalaksanaan, SDM dan sumber pendanaannya serta komitmen semua pimpinan dan staf Dinas Kesehatan Aceh. Renstra Dinas Kesehatan Aceh ini harus dijadikan acuan kerja bagi unit-unit kerja di Dinas Kesehatan Aceh sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Diharapkan semua unit kerja dapat melaksanakannya dengan akuntabel serta senantiasa berorientasi pada peningkatan kinerja (better performance) lembaga, unit kerja dan kinerja pegawai. Rumusan isu strategi, visi, misi, kebijakan dan program dalam dokumen ini merupakan hasil dari sebuah proses yang melibatkan hampir seluruh unsur di Dinas Kesehatan Aceh dan stakeholder yang memiliki kepedulian dan tanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di Aceh. Rumusan program dan indikator keberhasilannya telah diupayakan untuk memenuhi nilai operasional dan diharapkan dapat diadopsi sebagai program yang perlu dibiayai baik oleh APBN, APBN-P, APBA, APBD Kab/Kota dan unsure Donor dan NGO’s/LSM lainnya. Apabila hasil penyesuaian Rencana Stategis Dinas Kesehatan Aceh priode 2012 - 2017 ini sudah habis masa berlakunya dan Gubernur/Wakil Gubernur berikutnya belum terpilih, maka pada masa vakum ini arah kegiatan Dinas Kesehatan Aceh masih berpedoman dokumen ini. Renstra Dinkes Aceh ini akan dipakai sampai Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih berikut sudah dilantik. Rencana program Dinas kesehatan ini pada umumnya sudah baku, baik jenis maupun intervensi yang perlu dilakukan dalam masing-masing program tersebut. Rencana program tersebut sudah lazim disusun dalam rencana kerja tahunan program kesehatan. Terdapat 2 (dua) hal yang merupakan ciri khas sebuah rencana strategis yaitu (a) visi, misi dan nilai-nilai serta (b) isu strategis yang diharapkan mewarnai rencana dan pelaksanaan masing-masing program. Oleh Sebab itu internalisasi Visi, Misi dan Nilai-nilai serta pemahaman akan isu-isu strategis menjadi syarat pokok efektifitas rencana strategis ini. Selain itu perlu disampaikan bahwa rencana staregis ini bukanlah harga mati, terdapat kata “strategis” yang bermakna responsive terhadap perubahan lingkungan. Kalau lingkungan berubah secara signifikan, maka rencana strategis ini perlu dilakukan peninjauan ulang.
Prioritas pembangunan bidang kesehatan adalah penyediaan prasarana dan sarana kesehatan yang berkualitas sehingga pelayanan dasar dan rujukan dapat diakses seluruh masyarakat, serta peningkatan mutu layanan kesehatan. Ketersediaan prasarana dan sarana kesehatan yang memadai akan meningkatkan angka indeks pembangunan manusia (IPM) Aceh yang ditunjukkan dengan meningkatnya usia harapan hidup (UHH), menurunnya angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian Ibu (AKI). Dalam periode ini pembangunan kesehatan juga ditujukan untuk mencapai tujuan pembangunan milenium (Millenium Development
88 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh
Goals-MDGs) yaitu yang terkait dengan kesehatan ibu dan anak; pencegahan penyakit menular, khususnya HIV-AIDS dan malaria; serta mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat.
Semoga rencana strategis Dinas Kesehatan Aceh 2007 -2012 ini dapat menjadi pertimbangan dalam setiap upaya pembangunan sistem kesehatan daerah Aceh.
BAB VII
PENUTUP
Penyusunan Revisi Renstra Dinas Kesehatan tahun 2007-2012 ini merupakan revisi Renstra Dinas Kesehatan yang berisi visi, misi dan tujuan organisasi Dinas Kesehatan pada periode 2007-2012 untuk 5 (lima) tahun baik yang telah dilaksanakan maupun sedang dan akan dilaksanakan yang mengacu pada revisi RPJM Aceh tahun 2007-2012. Hasil penyesuaian dan evaluasi Rencana Strategi Dinas Kesehatan Aceh 2007 -2012 ini merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Gubernur dan Wakil Gubernur hasil Pilkada yang dilangsungkan secara langsung Tahun 2006 dan penjebaran dari visi, misi dan Program Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2010 - 2015.
Keberhasilan pelaksanaan Renstra periode 2007-2012 sangat ditentukan oleh kesiapan kelembagaan, ketatalaksanaan, SDM dan sumber pendanaannya serta komitmen semua pimpinan dan staf Dinas Kesehatan Aceh. Renstra Dinas Kesehatan Aceh ini harus dijadikan acuan kerja bagi unit-unit kerja di Dinas Kesehatan Aceh sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Diharapkan semua unit kerja dapat melaksanakannya dengan akuntabel serta senantiasa berorientasi pada peningkatan kinerja (better performance) lembaga, unit kerja dan kinerja pegawai. Rumusan isu strategi, visi, misi, kebijakan dan program dalam dokumen ini merupakan hasil dari sebuah proses yang melibatkan hampir seluruh unsur di Dinas Kesehatan Aceh dan stakeholder yang memiliki kepedulian dan tanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di Aceh. Rumusan program dan indikator keberhasilannya telah diupayakan untuk memenuhi nilai operasional dan diharapkan dapat diadopsi sebagai program yang perlu dibiayai baik oleh APBN, APBN-P, APBA, APBD Kab/Kota dan unsure Donor dan NGO’s/LSM lainnya. Apabila hasil penyesuaian Rencana Stategis Dinas Kesehatan Aceh priode 2012 - 2017 ini sudah habis masa berlakunya dan Gubernur/Wakil Gubernur berikutnya belum terpilih, maka pada masa vakum ini arah kegiatan Dinas Kesehatan Aceh masih berpedoman dokumen ini. Renstra Dinkes Aceh ini akan dipakai sampai Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih berikut sudah dilantik. Rencana program Dinas kesehatan ini pada umumnya sudah baku, baik jenis maupun intervensi yang perlu dilakukan dalam masing-masing program tersebut. Rencana program tersebut sudah lazim disusun dalam rencana kerja tahunan program kesehatan. Terdapat 2 (dua) hal yang merupakan ciri khas sebuah rencana
Draft Awal Rencana Strategis Dinas Kehutanan Aceh 2012-2017 2
strategis yaitu (a) visi, misi dan nilai-nilai serta (b) isu strategis yang diharapkan mewarnai rencana dan pelaksanaan masing-masing program. Oleh Sebab itu internalisasi Visi, Misi dan Nilai-nilai serta pemahaman akan isu-isu strategis menjadi syarat pokok efektifitas rencana strategis ini. Selain itu perlu disampaikan bahwa rencana staregis ini bukanlah harga mati, terdapat kata “strategis” yang bermakna responsive terhadap perubahan lingkungan. Kalau lingkungan berubah secara signifikan, maka rencana strategis ini perlu dilakukan peninjauan ulang.
Prioritas pembangunan bidang kesehatan adalah penyediaan prasarana dan sarana kesehatan yang berkualitas sehingga pelayanan dasar dan rujukan dapat diakses seluruh masyarakat, serta peningkatan mutu layanan kesehatan. Ketersediaan prasarana dan sarana kesehatan yang memadai akan meningkatkan angka indeks pembangunan manusia (IPM) Aceh yang ditunjukkan dengan meningkatnya usia harapan hidup (UHH), menurunnya angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian Ibu (AKI). Dalam periode ini pembangunan kesehatan juga ditujukan untuk mencapai tujuan pembangunan milenium (Millenium Development Goals-MDGs) yaitu yang terkait dengan kesehatan ibu dan anak; pencegahan penyakit menular, khususnya HIV-AIDS dan malaria; serta mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat.
Semoga rencana strategis Dinas Kesehatan Aceh 2007 -2012 ini dapat menjadi pertimbangan dalam setiap upaya pembangunan sistem kesehatan daerah Aceh.
Volume Satuan Volume Satuan Rp Volume Satuan Rp Volume Satuan Rp Volume Satuan Rp Volume Satuan Rp Volume Satuan Rp
(3) (6) (8) (10) (12) (14) (16) (17)
2 HUTBUN
2 02 01
5 1 Terbayarnya gaji dan tunjangan pegawai
1 Thn 1 Thn 39.215 1 Thn 47.058 1 Thn 56.470 1 Thn 67.764 1 Thn 81.317 5 Thn 291.825
5 2 BLTerlaksananya Administrasi Perkantoran
1 Thn 1 Thn 264.212 1 Thn 317.054 1 Thn 380.465 1 Thn 456.558 1 Thn 547.869 5 Thn 1.966.157
1 Thn 1 Thn 10.499 1 Thn 12.599 1 Thn 15.118 1 Thn 18.142 1 Thn 21.771 5 Thn 78.129
2 02 01 15
2 02 01 15 02 a). Pengembangan Hutan TanamanTerlaksananya Pengembangan Hutan Tanaman
2.628 Ha 470 Ha 4.701 517 Ha 5.172 569 Ha 626 626 Ha 688 688 Ha 757 2.870 Ha 11.944
- Bibit Jabon 660 Ha 145 Ha 1.452 160 Ha 1.597 176 Ha 193 193 Ha 213 213 Ha 234 886 Ha 3.689 - Bibit Sengon 546 Ha 120 Ha 1.201 132 Ha 1.321 145 Ha 160 160 Ha 176 176 Ha 193 733 Ha 3.052 - Bibit Mahoni 360 Ha 79 Ha 792 87 Ha 871 96 Ha 105 105 Ha 116 116 Ha 128 484 Ha 2.012
Tabel T-III.D.2.
Indikasi Rencana Program Prioritas yang Disertai Kebutuhan Pendanaan Provinsi Aceh
Dalam Rp. 000.000.
Kode Bidang UrusanPemerintahan
dan Program Prioritas Pembangunan/kegiatan
Indikator Kinerja Program (Output)
Kondisi Kinerja Awal RPJM Aceh
Tahun 2012
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
SKPD PENANGGUNG
JAWAB
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMA
(1) (2) (4) (5) (7) (9) (11) (13) 15= 5+7+9+11+13
URUSAN PILIHAN
KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN
BTL
APARATUR
Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan
- Bibit Mahoni 360 Ha 79 Ha 792 87 Ha 871 96 Ha 105 105 Ha 116 116 Ha 128 484 Ha 2.012 - Bibit Sentang 388 Ha 85 Ha 854 94 Ha 939 103 Ha 114 114 Ha 125 125 Ha 137 521 Ha 2.169 - Bibit Bayu 101 Ha - - - - - - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - Bibit Rotan 12 Ha - - - - - - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - Bibit Alpukat 24 Ha - - - - - - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - Bibit Kayu Manis 73 Ha - - - - - - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - Bibit Cendana 30 Ha - - - - - - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - Bibit Pinus 3 Ha - - - - - - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - Bibit Karet 105 Ha 23 Ha 231 25 Ha 254 28 Ha 31 31 Ha 34 34 Ha 37 141 Ha 587 - Bibit Kemiri 35 Ha - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - Bibit Duku 20 Ha 4 Ha 44 5 Ha 48 5 Ha 6 6 Ha 6 6 Ha 7 27 Ha 112 - Bibit Jati 58 Ha 13 Ha 128 14 Ha 140 15 Ha 17 17 Ha 19 19 Ha 21 78 Ha 324 - Bibit Durian 213 Ha - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 -
2 02 01 15 03 b). Pengembangan Hasil Hutan Non KayuTerlaksananya Hasil Hutan Non Kayu
442 Ha 101 Ha 1.010 111 Ha 1.111 122 Ha 1.222 134 Ha 1.344 148 Ha 1.478 616 Ha 6.164
- Bibit Gaharu 124 Ha 29 Ha 285 31 Ha 314 35 Ha 345 38 Ha 380 42 Ha 418 174 Ha 1.741 - Bibit Rambutan 2 Ha - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Bibit Rotan 58 Ha 13 Ha 133 15 Ha 147 16 Ha 161 18 Ha 178 20 Ha 195 81 Ha 814 - Bibit Rabung Batu Lebah 4 Ha 1 Ha 9 1 Ha 10 1 Ha 11 1 Ha 12 1 Ha 13 6 Ha 56 - Bibit Jernang 75 Ha 17 Ha 173 19 Ha 190 21 Ha 209 23 Ha 230 25 Ha 253 105 Ha 1.053 - Bibit Angsana 1 Ha - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Bibit Jeruk Nipis 15 Ha 3 Ha 35 4 Ha 38 4 Ha 42 5 Ha 46 5 Ha 51 21 Ha 211 - Bibit Jeruk Citroen 12 Ha 3 Ha 28 3 Ha 30 3 Ha 33 4 Ha 37 4 Ha 40 17 Ha 169 - Bibit Asam Glugur 15 Ha 3 Ha 35 4 Ha 38 4 Ha 42 5 Ha 46 5 Ha 51 21 Ha 211 - Bibit Cendana 26 Ha 6 Ha 60 7 Ha 66 7 Ha 72 8 Ha 80 9 Ha 88 37 Ha 365 - Bibit Rumbia 100 Ha 23 Ha 230 25 Ha 253 28 Ha 278 31 Ha 306 34 Ha 337 140 Ha 1.404 - Bibit Bambu 10 Ha 2 Ha 23 3 Ha 25 3 Ha 28 3 Ha 31 3 Ha 34 14 Ha 140
c). Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Tersusunnya LAKIP, LPPD, LKPJ dan Terevaluasinya Kegiatan Pembangunan Kehutanan
3 Keg 3 Kegiatan 300 3 Keg 360 3 Keg 372 3 Keg 446 3 Keg 535 3 Keg 2.013
2 02 01 15 13 d).Pembinaan dan Pengendalian Peredaran Industri Hasil Hutan
Tertipnya peredaran industri hasil hutan
219 Industri 263 Industri 250 315 Industri 300 378 Industri 360 454 Industri 432 545 Industri 518 10 Industri 1.860 2 02 01 15 13 d).
Industri Hasil Hutan hasil hutan
2 02 01 16 Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Volume Satuan Volume Satuan Rp Volume Satuan Rp Volume Satuan Rp Volume Satuan Rp Volume Satuan Rp Volume Satuan Rp
(3) (6) (8) (10) (12) (14) (16) (17)
Kode Bidang UrusanPemerintahan
dan Program Prioritas Pembangunan/kegiatan
Indikator Kinerja Program (Output)
Kondisi Kinerja Awal RPJM Aceh
Tahun 2012
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
SKPD PENANGGUNG
JAWAB
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMA
(1) (2) (4) (5) (7) (9) (11) (13) 15= 5+7+9+11+13
2 02 01 16 05 b). Pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Terbangunannya Tanaman Hutan pada DAS Prioritas dan Tersedianya - Bibit Kehutanan
1.415 Ha 276 Ha 5.238 327 Ha 6.222 350 Ha 6.653 405 Ha 7.687 448 Ha 8.513 1.806 Ha 34.313
- Bibit Pinus Merkusii 53,20 Ha 12 Ha 232 13 Ha 256 15 Ha 281 16 Ha 309 18 Ha 340 75 Ha 1.419 - Bibit Jemblang 32,50 Ha - Ha - 8 Ha 152 - Ha - 11 Ha 209 12 Ha 230 31 Ha 591 - Bibit Rambutan 6,50 Ha - Ha - 3 Ha 57 3 Ha 63 4 Ha 69 4 Ha 76 14 Ha 265 - Bibit Trembesi 18,50 Ha - Ha - 5 Ha 89 - Ha - 6 Ha 114 7 Ha 125 17 Ha 328 - Bibit Mahoni 187,65 Ha 43 Ha 820 47 Ha 902 52 Ha 992 57 Ha 1.091 63 Ha 1.201 263 Ha 5.006 - Bibit Sengon 64,25 Ha 15 Ha 281 16 Ha 309 18 Ha 340 20 Ha 374 22 Ha 411 90 Ha 1.714 - Bibit Meranti 11,50 Ha - Ha - 1 Ha 19 2 Ha 38 - Ha - 3 Ha 57 6 Ha 114 - Bibit Durian 64,65 Ha 15 Ha 283 16 Ha 311 18 Ha 342 20 Ha 376 22 Ha 414 91 Ha 1.725 - Bibit Pulai 0,25 Ha 1 Ha 19 1 Ha 21 1 Ha 23 1 Ha 25 1 Ha 28 6 Ha 116 - Bibit Jati 64,15 Ha 15 Ha 280 16 Ha 308 18 Ha 339 20 Ha 373 22 Ha 410 90 Ha 1.711 - Bibit Soga 28,00 Ha - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Bibit Pinus 35,50 Ha 8 Ha 155 9 Ha 171 10 Ha 188 11 Ha 206 12 Ha 227 50 Ha 947 - Bibit Bambu 18,50 Ha - Ha - 3 Ha 57 3 Ha 63 4 Ha 69 4 Ha 76 14 Ha 265 - Bibit Beringin 34,50 Ha - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Bibit Sentang 507,90 Ha 117 Ha 2.220 128 Ha 2.441 141 Ha 2.686 155 Ha 2.954 171 Ha 3.250 713 Ha 13.550 - Bibit Cemara Laut 51,00 Ha - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Bibit Kemiri 11,00 Ha - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Bibit Petai Papan 7,50 Ha - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Bibit Ketapang 0,50 Ha 1 Ha 19 1 Ha 21 1 Ha 23 1 Ha 25 1 Ha 28 6 Ha 116 - Bibit Jabon 35,00 Ha 8 Ha 153 9 Ha 168 10 Ha 185 11 Ha 204 12 Ha 224 49 Ha 934 - Bibit Jengkol 26,75 Ha - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Bibit Mangrove 156,00 Ha 36 Ha 682 39 Ha 750 43 Ha 825 48 Ha 907 53 Ha 998 219 Ha 4.162 - Bibit Mangga 2 Ha 38 4 Ha 76 6 Ha 114 10 Ha 190 11 Ha 209 33 Ha 627 - Bibit MPTS 3 Ha 57 6 Ha 114 8 Ha 152 10 Ha 190 11 Ha 209 38 Ha 722
2 02 01 17
2 02 01 17 16 a).Pengembangan Taman Hutan Raya Pocut Meurah Intan
Perlindungan dan Pengamanan Hutan
110 Ha 29 Ha 560 32 Ha 616 36 Ha 678 39 Ha 746 43 Ha 820 180 Ha 3.421
- Bibit Pinus 2,5 Ha 1 Ha 11 1 Ha 12 1 Ha 13 1 Ha 15 1 Ha 16 4 Ha 67 - Bambu Pagar 0,5 Ha 1 Ha 19 1 Ha 21 1 Ha 23 1 Ha 25 1 Ha 28 6 Ha 116 - Rabung Batu Lebah 0,3 Ha 1 Ha 19 1 Ha 21 1 Ha 23 1 Ha 25 1 Ha 28 6 Ha 116 - Bibit Angsana 1 Ha 1 Ha 19 1 Ha 21 1 Ha 23 1 Ha 25 1 Ha 28 6 Ha 116 - Bibit Kaliandra 1 Ha 1 Ha 19 1 Ha 21 1 Ha 23 1 Ha 25 1 Ha 28 6 Ha 116 - Bibit Gamal 1 Ha 1 Ha 19 1 Ha 21 1 Ha 23 1 Ha 25 1 Ha 28 6 Ha 116 - Bibit Sentang 48 Ha 11 Ha 210 12 Ha 231 13 Ha 254 15 Ha 279 16 Ha 307 67 Ha 1.281 - Bibit Durian 7 Ha 2 Ha 31 2 Ha 34 2 Ha 37 2 Ha 41 2 Ha 45 10 Ha 187 - Bibit Meranti 15,5 Ha 4 Ha 68 4 Ha 75 4 Ha 82 5 Ha 90 5 Ha 99 22 Ha 414 - Bibit Jabon 9 Ha 2 Ha 39 2 Ha 43 3 Ha 48 3 Ha 52 3 Ha 58 13 Ha 240 - Bibit Cendana 7 Ha 2 Ha 31 2 Ha 34 2 Ha 37 2 Ha 41 2 Ha 45 10 Ha 187 - Bibit Rambutan 5 Ha 1 Ha 22 1 Ha 24 1 Ha 26 2 Ha 29 2 Ha 32 7 Ha 133 - Bibit Mangga 6,5 Ha 1 Ha 28 2 Ha 31 2 Ha 34 2 Ha 38 2 Ha 42 9 Ha 173 - Bibit Suren 6 Ha 1 Ha 26 2 Ha 29 2 Ha 32 2 Ha 35 2 Ha 38 8 Ha 160
2 02 01 17 18 b).Pembinaan PAMHUT,Pengamanan hutan dan operasi ilegal logging
Perlindungan dan Pengamanan Hutan, pembinaan Pamhut, Evaluasi dan Monitoring perambahan hutan
1.902/23
Orang/ Kab./Kota
1.902/23
Orang/ Kab./Kota
39.660 1.902/23
Orang/ Kab./Ko
ta
40.160 1.902/23
Orang/ Kab./Ko
ta
40.660 1.902/23
Orang/ Kab./Ko
ta
41.160 1.902/23
Orang/ Kab./Ko
ta
41.660 1.902/23
Orang/ Kab./Ko
ta
203.298
2 02 01 20
a).Penyusunan Neraca Sumber Daya Hutan, Statistik dan laporan Kondisi Hutan
Tersusunya data-data statistik kehutanan
2 Keg 2 Keg 150 2 Keg 180 2 Keg 216 2 Keg 259 2 Keg 311 2 Keg 1.116
2 02 01 20 07 b). Pemantapan dan Pengendalian Kawasan HutanTerwujudnya letak batas kawasan hutan di lapangan
462 Km 133 Km 1.992 153 Km 2.291 176 Km 2.635 202 Km 3.030 232 Km 3.485 896 Km 13.433
2 02 01 20 09 c).Identifikasi Perambahan Kawasan dan Potensi Pengembangan Hutan
Terwujudnya kepastian perizinan penggunaan kawasan
45 Lokasi 20 Lokasi 480 20 Lokasi 576 20 Lokasi 691 20 Lokasi 829 20 Lokasi 995 20 Lokasi 3.572
Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan
Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan
2 02 01 20 09 c).Pengembangan Hutan
perizinan penggunaan kawasan hutan untuk kegiatan non kehutanan
2 02 01 21 Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
Volume Satuan Volume Satuan Rp Volume Satuan Rp Volume Satuan Rp Volume Satuan Rp Volume Satuan Rp Volume Satuan Rp
(3) (6) (8) (10) (12) (14) (16) (17)
Kode Bidang UrusanPemerintahan
dan Program Prioritas Pembangunan/kegiatan
Indikator Kinerja Program (Output)
Kondisi Kinerja Awal RPJM Aceh
Tahun 2012
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
SKPD PENANGGUNG
JAWAB
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMA
(1) (2) (4) (5) (7) (9) (11) (13) 15= 5+7+9+11+13
2 02 01 21 03 a). Peningkatan Kemampuan Lembaga petaniTerlaksananya penguatan kelembagaan petani
10 Klp 350 12 Klp 462 15 Klp 578 18 Klp 693 20 Klp 770 75 Klp 2.853
2 02 01 21 13 b). Pemeliharaan Tanaman Perkebunan RakyatTerpeliharannya lahan perkebunan rakyat
17.758 Ha 1.750 Ha 11.125 2.750 Ha 20.125 3.250 Ha 27.250 3.750 Ha 35.225 4.400 Ha 45.750 15.900 Ha 139.475
- Kelapa Sawit 12.592 Ha 500 Ha 3.000 1.000 Ha 7.000 750 Ha 6.000 800 Ha 7.200 900 Ha 9.000 3.950 Ha 32.200 - Karet 3.803 Ha 500 Ha 3.250 750 Ha 5.625 1.000 Ha 8.500 1.200 Ha 11.400 1.500 Ha 15.750 4.950 Ha 44.525 - Kakao 1.363 Ha 750 Ha 4.875 1.000 Ha 7.500 1.500 Ha 12.750 1.750 Ha 16.625 2.000 Ha 21.000 7.000 Ha 62.750
2 02 01 22 Program Peningkatan Ketahanan Pangan
2 02 01 22 31 a). Monitoring, Evaluasi dan PelaporanLAKIP, LKPD, LKPJ, rapat evaluasi
3 Paket 20 Kab 1.204 20 Kab 1.445 20 Kab 1.734 20 Kab 2.081 20 Kab 2.497 20 Kab 8.961
2 02 01 23
2 02 01 23 07 a).Promosi Atas Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan
Bangunan Stand Pameran 2 Stand 100 % 500 100 % 750 100 % 800 100 % 850 100 % 900 100 % 3.800
b).Peningkatan dan pengawasan usaha perkebunan besar
Terlaksananya Pengawasan dan Pembinaan usaha Perkebunan Besar
20 Kab 500 20 Kab 750 20 Kab 800 20 Kab 850 20 Kab 1.000 20 Kab 3.900
2 02 01 24
2 02 01 24 11 a).Pengendalian dan Pemantapan Alih Teknologi dan Pengendalian Hama Terpadu (PHT)
Pengendalian gulma pada karet, pala, kelapa sawit, kakao
6 Komoditi
Mutu hasil keragaman, Produk 127 Kebun 152 Kebun 1.314 183 Kebun 1.577 219 Kebun 1.892 263 Kebun 2.271 316 Kebun 2.725 316 Kebun 9.779
Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Pekebunan
Program Peningkatan Penerapan Teknologi Perkebunan
2 02 01 24 12 b).Peningkatan Sumber Daya Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan
Mutu hasil keragaman, Produk perkebunan, Penilaian Klasifikasi Perkebunan
127 Kebun 152 Kebun 1.314 183 Kebun 1.577 219 Kebun 1.892 263 Kebun 2.271 316 Kebun 2.725 316 Kebun 9.779
b).Kajian Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan
Terlaksananya Kajian Pengendalian Hama dan penyakit Tanaman Perkebunan
1 Paket 150 1 Paket 180 1 Paket 216 1 Paket 259 1 Paket 311 1 Paket 1.116
2 02 01 25
2 02 01 25 07 a).Pengawasan, Peredaran Benih /- Bibit dan Peralatan Mesin Perkebunan
Terlaksananya sertifikasi pengawasan, Peredaran Benih/- Bibit dan Sarana Peralatan Mesin Perkebunan
1 Paket 500 1 Paket 550 1 Paket 600 1 Paket 650 1 Paket 700 1 Paket 3.000
2 02 01 25 12 a).Pengolahan dan pemuntakhiran data statistik serta penyusunan Profil kehutanan perkebunan
Perjalanan luar daerah 100 % 20 Kab 400 20 Kab 450 20 Kab 500 20 Kab 550 20 Kab 600 20 Kab 2.500
2 02 01 25 26 b). Pembangunan Kebun Kelapa Sawit Rakyat - Kebun kelapa sawit 17.367 Ha 2.100 Ha 23.100 2.550 Ha 30.600 3.100 Ha 40.300 3.500 Ha 49.000 3.800 Ha 57.000 15.050 Ha 200.000
2 02 01 25 34 c).Rehabilitasi dan Pengembangan Tanaman Perkebunan Rakyat
Berkembangnya dan terpeliharanya lahan
26.166 Ha 4.100 Ha 28.350 4.350 Ha 32.225 4.750 Ha 37.438 5.250 Ha 44.300 5.750 Ha 51.575 24.200 Ha 193.888
- Bibit Kakao 3.534 Ha 700 Ha 5.250 700 Ha 5.600 725 Ha 6.163 750 Ha 6.750 750 Ha 7.125 3.625 Ha 30.888 - Bibit Pala 4.859 Ha 350 Ha 1.400 400 Ha 1.800 475 Ha 2.375 450 Ha 2.475 450 Ha 2.700 2.125 Ha 10.750 - Bibit Cengkeh 1.079 Ha 700 Ha 4.900 600 Ha 4.500 650 Ha 5.200 800 Ha 6.800 950 Ha 8.550 3.700 Ha 29.950 - Bibit Kopi 16.245 Ha 1.000 Ha 6.000 1.100 Ha 7.150 1.200 Ha 8.400 1.300 Ha 9.750 1.400 Ha 11.200 6.000 Ha 42.500 - Bibit Kelapa Dalam 449 Ha 1.350 Ha 10.800 1.550 Ha 13.175 1.700 Ha 15.300 1.950 Ha 18.525 2.200 Ha 22.000 8.750 Ha 79.800
2 02 01 25 35 d).Pengembangan Usaha Perbenihan, Penyediaan Bibit dan Pengawasan Peredaran Benih Perkebunan
Terlaksananya Pembinaan dan Pengembagan usaha perbenihan, Penyediaan - Bibit dan Sarana Produksi
4 Ha
2 02 01 25 e).Pembinaan dan Pengembangan Usaha Perbenihan, Penyediaan - Bibit dan Sarana Produksi
Terlaksananya Pembinaan dan Pengembagan usaha perbenihan, Penyediaan - Bibit dan Sarana Produksi (Kopi)
700 Ha 7.700 800 Ha 9.600 850 Ha 11.050 900 Ha 12.150 950 Ha 13.300 4.200 Ha 53.800
2 02 01 25 38 f). Pembangunan Kebun Karet RakyatTerbangunnya kebun karet 135.212 Ha 2.400 Ha 31.200 2.750 Ha 38.500 3.250 Ha 48.750 3.400 Ha 54.400 3.450 Ha 58.650 15.250 Ha 231.500
Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan
2 02 01 25 38 f). Pembangunan Kebun Karet RakyatTerbangunnya kebun karet rakyat
135.212 Ha 2.400 Ha 31.200 2.750 Ha 38.500 3.250 Ha 48.750 3.400 Ha 54.400 3.450 Ha 58.650 15.250 Ha 231.500
2 02 01 25 39 g). Pembangunan Kebun Kakao RakyatTerbangunnyakebun kakao rakyat
29.609 Ha 2.450 Ha 31.850 2.750 Ha 38.500 3.000 Ha 45.000 3.300 Ha 52.800 3.250 Ha 55.250 14.750 Ha 223.400
Volume Satuan Volume Satuan Rp Volume Satuan Rp Volume Satuan Rp Volume Satuan Rp Volume Satuan Rp Volume Satuan Rp
(3) (6) (8) (10) (12) (14) (16) (17)
Kode Bidang UrusanPemerintahan
dan Program Prioritas Pembangunan/kegiatan
Indikator Kinerja Program (Output)
Kondisi Kinerja Awal RPJM Aceh
Tahun 2012
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
SKPD PENANGGUNG
JAWAB
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMA
(1) (2) (4) (5) (7) (9) (11) (13) 15= 5+7+9+11+13
h).Pengendalian Organisme Penggangu Tanaman Perkebunan
Terlaksanya Pengendalian Organisme Penggangu Tanaman Perkebunan
3 Komoditi 1.000 4 Komoditi
1.300 4 Komoditi
1.500 5 Komoditi
1.750 6 Komoditi
2.000 6 Komoditi
7.550
Jumlah total 4.091.973
64.282
377,5 27.309
Ir. FAKHRUDDINPembina Utama Madya
19530507 198212 1 002
Banda Aceh, April 2012Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Volume Satuan Volume Satuan Rp Volume Satuan Rp Volume Satuan Rp Volume Satuan Rp Volume Satuan Rp Volume Satuan Rp
(3) (6) (8) (10) (12) (14) (16) (17)
2 HUTBUN
2 02 01
5 1 Terbayarnya gaji dan tunjangan pegawai
1 Thn 1 Thn 39.215 1 Thn 47.058 1 Thn 56.470 1 Thn 67.764 1 Thn 81.317 5 Thn 291.825
5 2 BLTerlaksananya Administrasi Perkantoran
1 Thn 1 Thn 72.927 1 Thn 87.513 1 Thn 105.015 1 Thn 126.018 1 Thn 151.222 5 Thn 542.696
1 Thn 1 Thn 10.499 1 Thn 12.599 1 Thn 15.118 1 Thn 18.142 1 Thn 21.771 5 Thn 78.129
2 02 01 15
2 02 01 15 02 a). Pengembangan Hutan TanamanTerlaksananya Pengembangan Hutan Tanaman
2.628 Ha 470 Ha 4.701 517 Ha 5.172 569 Ha 626 626 Ha 688 688 Ha 757 2.870 Ha 11.944
- Bibit Jabon 660 Ha 145 Ha 1.452 160 Ha 1.597 176 Ha 193 193 Ha 213 213 Ha 234 886 Ha 3.689
15= 5+7+9+11+13
Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan
URUSAN PILIHAN
KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN
BTL
APARATUR
(1) (2) (4) (5) (7) (9)
Tabel T-III.D.2.
Indikasi Rencana Program Prioritas yang Disertai Kebutuhan Pendanaan Provinsi Aceh
Dalam Rp. 000.000.
Kode Bidang UrusanPemerintahan
dan Program Prioritas Pembangunan/kegiatan
Indikator Kinerja Program (Output)
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMA
Kondisi Kinerja Awal RPJM Aceh
Tahun 2012
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
SKPD PENANGGUNG
JAWAB
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017
(11) (13)
- Bibit Jabon 660 Ha 145 Ha 1.452 160 Ha 1.597 176 Ha 193 193 Ha 213 213 Ha 234 886 Ha 3.689 - Bibit Sengon 546 Ha 120 Ha 1.201 132 Ha 1.321 145 Ha 160 160 Ha 176 176 Ha 193 733 Ha 3.052 - Bibit Mahoni 360 Ha 79 Ha 792 87 Ha 871 96 Ha 105 105 Ha 116 116 Ha 128 484 Ha 2.012 - Bibit Sentang 388 Ha 85 Ha 854 94 Ha 939 103 Ha 114 114 Ha 125 125 Ha 137 521 Ha 2.169 - Bibit Bayu 101 Ha - - - - - - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - Bibit Rotan 12 Ha - - - - - - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - Bibit Alpukat 24 Ha - - - - - - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - Bibit Kayu Manis 73 Ha - - - - - - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - Bibit Cendana 30 Ha - - - - - - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - Bibit Pinus 3 Ha - - - - - - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - Bibit Karet 105 Ha 23 Ha 231 25 Ha 254 28 Ha 31 31 Ha 34 34 Ha 37 141 Ha 587 - Bibit Kemiri 35 Ha - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - Bibit Duku 20 Ha 4 Ha 44 5 Ha 48 5 Ha 6 6 Ha 6 6 Ha 7 27 Ha 112 - Bibit Jati 58 Ha 13 Ha 128 14 Ha 140 15 Ha 17 17 Ha 19 19 Ha 21 78 Ha 324 - Bibit Durian 213 Ha - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 -
2 02 01 15 03 b). Pengembangan Hasil Hutan Non KayuTerlaksananya Hasil Hutan Non Kayu
442 Ha 101 Ha 1.010 111 Ha 1.111 122 Ha 1.222 134 Ha 1.344 148 Ha 1.478 616 Ha 6.164
- Bibit Gaharu 124 Ha 29 Ha 285 31 Ha 314 35 Ha 345 38 Ha 380 42 Ha 418 174 Ha 1.741 - Bibit Rambutan 2 Ha - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Bibit Rotan 58 Ha 13 Ha 133 15 Ha 147 16 Ha 161 18 Ha 178 20 Ha 195 81 Ha 814 - Bibit Rabung Batu Lebah 4 Ha 1 Ha 9 1 Ha 10 1 Ha 11 1 Ha 12 1 Ha 13 6 Ha 56 - Bibit Jernang 75 Ha 17 Ha 173 19 Ha 190 21 Ha 209 23 Ha 230 25 Ha 253 105 Ha 1.053 - Bibit Angsana 1 Ha - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Bibit Jeruk Nipis 15 Ha 3 Ha 35 4 Ha 38 4 Ha 42 5 Ha 46 5 Ha 51 21 Ha 211 - Bibit Jeruk Citroen 12 Ha 3 Ha 28 3 Ha 30 3 Ha 33 4 Ha 37 4 Ha 40 17 Ha 169 - Bibit Asam Glugur 15 Ha 3 Ha 35 4 Ha 38 4 Ha 42 5 Ha 46 5 Ha 51 21 Ha 211 - Bibit Cendana 26 Ha 6 Ha 60 7 Ha 66 7 Ha 72 8 Ha 80 9 Ha 88 37 Ha 365 - Bibit Rumbia 100 Ha 23 Ha 230 25 Ha 253 28 Ha 278 31 Ha 306 34 Ha 337 140 Ha 1.404 - Bibit Bambu 10 Ha 2 Ha 23 3 Ha 25 3 Ha 28 3 Ha 31 3 Ha 34 14 Ha 140
c). Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Tersusunnya LAKIP, LPPD, LKPJ dan Terevaluasinya Kegiatan Pembangunan Kehutanan
3 Keg 3 Kegiatan 300 3 Keg 360 3 Keg 372 3 Keg 446 3 Keg 535 3 Keg 2.013
Volume Satuan Volume Satuan Rp Volume Satuan Rp Volume Satuan Rp Volume Satuan Rp Volume Satuan Rp Volume Satuan Rp
(3) (6) (8) (10) (12) (14) (16) (17)15= 5+7+9+11+13 (1) (2) (4) (5) (7) (9)
Kode Bidang UrusanPemerintahan
dan Program Prioritas Pembangunan/kegiatan
Indikator Kinerja Program (Output)
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMA
Kondisi Kinerja Awal RPJM Aceh
Tahun 2012
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
SKPD PENANGGUNG
JAWAB
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017
(11) (13)
2 02 01 15 13 d).Pembinaan dan Pengendalian Peredaran Industri Hasil Hutan
Tertipnya peredaran industri hasil hutan
219 Industri 179 Industri 250 197 Industri 300 217 Industri 360 239 Industri 432 263 Industri 518 263 Industri 1.860
2 02 01 16 Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan
2 02 01 16 05 b). Pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Terbangunannya Tanaman Hutan pada DAS Prioritas dan Tersedianya - Bibit Kehutanan
1.415 Ha 276 Ha 5.238 327 Ha 6.222 350 Ha 6.653 405 Ha 7.687 448 Ha 8.513 1.806 Ha 34.313
- Bibit Pinus Merkusii 53,20 Ha 12 Ha 232 13 Ha 256 15 Ha 281 16 Ha 309 18 Ha 340 75 Ha 1.419 - Bibit Jemblang 32,50 Ha - Ha - 8 Ha 152 - Ha - 11 Ha 209 12 Ha 230 31 Ha 591 - Bibit Rambutan 6,50 Ha - Ha - 3 Ha 57 3 Ha 63 4 Ha 69 4 Ha 76 14 Ha 265 - Bibit Trembesi 18,50 Ha - Ha - 5 Ha 89 - Ha - 6 Ha 114 7 Ha 125 17 Ha 328 - Bibit Mahoni 187,65 Ha 43 Ha 820 47 Ha 902 52 Ha 992 57 Ha 1.091 63 Ha 1.201 263 Ha 5.006 - Bibit Sengon 64,25 Ha 15 Ha 281 16 Ha 309 18 Ha 340 20 Ha 374 22 Ha 411 90 Ha 1.714 - Bibit Meranti 11,50 Ha - Ha - 1 Ha 19 2 Ha 38 - Ha - 3 Ha 57 6 Ha 114 - Bibit Durian 64,65 Ha 15 Ha 283 16 Ha 311 18 Ha 342 20 Ha 376 22 Ha 414 91 Ha 1.725 - Bibit Pulai 0,25 Ha 1 Ha 19 1 Ha 21 1 Ha 23 1 Ha 25 1 Ha 28 6 Ha 116 - Bibit Jati 64,15 Ha 15 Ha 280 16 Ha 308 18 Ha 339 20 Ha 373 22 Ha 410 90 Ha 1.711 - Bibit Soga 28,00 Ha - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Bibit Pinus 35,50 Ha 8 Ha 155 9 Ha 171 10 Ha 188 11 Ha 206 12 Ha 227 50 Ha 947 - Bibit Bambu 18,50 Ha - Ha - 3 Ha 57 3 Ha 63 4 Ha 69 4 Ha 76 14 Ha 265 - Bibit Beringin 34,50 Ha - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Bibit Sentang 507,90 Ha 117 Ha 2.220 128 Ha 2.441 141 Ha 2.686 155 Ha 2.954 171 Ha 3.250 713 Ha 13.550 - Bibit Cemara Laut 51,00 Ha - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Bibit Kemiri 11,00 Ha - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Bibit Petai Papan 7,50 Ha - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Bibit Petai Papan 7,50 Ha - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Bibit Ketapang 0,50 Ha 1 Ha 19 1 Ha 21 1 Ha 23 1 Ha 25 1 Ha 28 6 Ha 116 - Bibit Jabon 35,00 Ha 8 Ha 153 9 Ha 168 10 Ha 185 11 Ha 204 12 Ha 224 49 Ha 934 - Bibit Jengkol 26,75 Ha - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Bibit Mangrove 156,00 Ha 36 Ha 682 39 Ha 750 43 Ha 825 48 Ha 907 53 Ha 998 219 Ha 4.162 - Bibit Mangga 2 Ha 38 4 Ha 76 6 Ha 114 10 Ha 190 11 Ha 209 33 Ha 627 - Bibit MPTS 3 Ha 57 6 Ha 114 8 Ha 152 10 Ha 190 11 Ha 209 38 Ha 722
2 02 01 17
2 02 01 17 16 a).Pengembangan Taman Hutan Raya Pocut Meurah Intan
Perlindungan dan Pengamanan Hutan
110 Ha 29 Ha 560 32 Ha 616 36 Ha 678 39 Ha 746 43 Ha 820 180 Ha 3.421
- Bibit Pinus 2,5 Ha 1 Ha 11 1 Ha 12 1 Ha 13 1 Ha 15 1 Ha 16 4 Ha 67 - Bambu Pagar 0,5 Ha 1 Ha 19 1 Ha 21 1 Ha 23 1 Ha 25 1 Ha 28 6 Ha 116 - Rabung Batu Lebah 0,3 Ha 1 Ha 19 1 Ha 21 1 Ha 23 1 Ha 25 1 Ha 28 6 Ha 116 - Bibit Angsana 1 Ha 1 Ha 19 1 Ha 21 1 Ha 23 1 Ha 25 1 Ha 28 6 Ha 116 - Bibit Kaliandra 1 Ha 1 Ha 19 1 Ha 21 1 Ha 23 1 Ha 25 1 Ha 28 6 Ha 116 - Bibit Gamal 1 Ha 1 Ha 19 1 Ha 21 1 Ha 23 1 Ha 25 1 Ha 28 6 Ha 116 - Bibit Sentang 48 Ha 11 Ha 210 12 Ha 231 13 Ha 254 15 Ha 279 16 Ha 307 67 Ha 1.281 - Bibit Durian 7 Ha 2 Ha 31 2 Ha 34 2 Ha 37 2 Ha 41 2 Ha 45 10 Ha 187 - Bibit Meranti 15,5 Ha 4 Ha 68 4 Ha 75 4 Ha 82 5 Ha 90 5 Ha 99 22 Ha 414 - Bibit Jabon 9 Ha 2 Ha 39 2 Ha 43 3 Ha 48 3 Ha 52 3 Ha 58 13 Ha 240 - Bibit Cendana 7 Ha 2 Ha 31 2 Ha 34 2 Ha 37 2 Ha 41 2 Ha 45 10 Ha 187 - Bibit Rambutan 5 Ha 1 Ha 22 1 Ha 24 1 Ha 26 2 Ha 29 2 Ha 32 7 Ha 133 - Bibit Mangga 6,5 Ha 1 Ha 28 2 Ha 31 2 Ha 34 2 Ha 38 2 Ha 42 9 Ha 173 - Bibit Suren 6 Ha 1 Ha 26 2 Ha 29 2 Ha 32 2 Ha 35 2 Ha 38 8 Ha 160
2 02 01 17 18 b).Pembinaan PAMHUT,Pengamanan hutan dan operasi ilegal logging
Perlindungan dan Pengamanan Hutan, pembinaan Pamhut, Evaluasi dan Monitoring perambahan hutan
1.902/23
Orang/ Kab./Kota
1.870 Orang/ Kab./Kota
39.660 1.870 Orang/ Kab./Ko
ta
40.160 1.870 Orang/ Kab./Ko
ta
40.660 1.870 Orang/ Kab./Ko
ta
41.160 1.870 Orang/ Kab./Ko
ta
41.660 1.870 Orang/ Kab./Ko
ta
203.298
Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan
Volume Satuan Volume Satuan Rp Volume Satuan Rp Volume Satuan Rp Volume Satuan Rp Volume Satuan Rp Volume Satuan Rp
(3) (6) (8) (10) (12) (14) (16) (17)15= 5+7+9+11+13 (1) (2) (4) (5) (7) (9)
Kode Bidang UrusanPemerintahan
dan Program Prioritas Pembangunan/kegiatan
Indikator Kinerja Program (Output)
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMA
Kondisi Kinerja Awal RPJM Aceh
Tahun 2012
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
SKPD PENANGGUNG
JAWAB
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017
(11) (13)
c).Pengelolaan Kawasan Lindung, Pengamanan dan Perlindungan Hutan dan Hasil Hutan
Terkelolanya Kawasan Lindung Pengamanan dan Perlindungan hutan dan Hasil Hutan
1 Paket 250 1 Paket 300 1 Paket 360 1 Paket 432 1 Paket 1.342
2 02 01 20
a).Penyusunan Neraca Sumber Daya Hutan, Statistik dan laporan Kondisi Hutan
Tersusunya data-data statistik kehutanan
2 Keg 2 Keg 150 2 Keg 180 2 Keg 216 2 Keg 259 2 Keg 311 2 Keg 1.116
2 02 01 20 07 b). Pemantapan dan Pengendalian Kawasan HutanTerwujudnya letak batas kawasan hutan di lapangan
462 Km 133 Km 1.992 153 Km 2.291 176 Km 2.635 202 Km 3.030 232 Km 3.485 896 Km 13.433
2 02 01 20 09 c).Identifikasi Perambahan Kawasan dan Potensi Pengembangan Hutan
Terwujudnya kepastian perizinan penggunaan kawasan hutan untuk kegiatan non kehutanan
45 Lokasi 20 Lokasi 480 20 Lokasi 576 20 Lokasi 691 20 Lokasi 829 20 Lokasi 995 20 Lokasi 3.572
Jumlah total 1.250.969
64.282
377,5 27.309
Ir. Husaini Syamaun, MMPembina Utama Madya
Banda Aceh, Maret 2013
Kepala Dinas Kehutanan
Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan
Pembina Utama Madya19600515 198703 1 008
Volume Satuan Volume Satuan Rp Volume Satuan Rp Volume Satuan Rp Volume
Satuan Rp Volume Satuan Rp Volume Satuan Rp
(3) (6) (8) (10) (12) (14) (16) (17)
2 HUT
2 02 01
5 1 Terbayarnya gaji dan tunjangan pegawai
1 Thn 1 Thn 39.215 1 Thn 47.058 1 Thn 56.470 1 Thn 67.764 1 Thn 81.317 5 Thn 291.825
5 2 BLTerlaksananya Administrasi Perkantoran
1 Thn 1 Thn 72.927 1 Thn 87.513 1 Thn 105.015 1 Thn 126.018 1 Thn 151.222 5 Thn 542.696
1 Thn 1 Thn 10.499 1 Thn 12.599 1 Thn 15.118 1 Thn 18.142 1 Thn 21.771 5 Thn 78.129
2 02 01 15
2 02 01 15 02 a). Pengembangan Hutan TanamanTerlaksananya Pengembangan Hutan Tanaman
2.628 Ha 470 Ha 4.701 517 Ha 5.172 569 Ha 626 626 Ha 688 688 Ha 757 2.870 Btg 11.944
- Bibit Jabon 660 Ha 145 Ha 1.452 160 Ha 1.597 176 Ha 193 193 Ha 213 213 Ha 234 886 Ha 3.689 - Bibit Sengon 546 Ha 120 Ha 1.201 132 Ha 1.321 145 Ha 160 160 Ha 176 176 Ha 193 733 Ha 3.052 - Bibit Mahoni 360 Ha 79 Ha 792 87 Ha 871 96 Ha 105 105 Ha 116 116 Ha 128 484 Ha 2.012 - Bibit Sentang 388 Ha 85 Ha 854 94 Ha 939 103 Ha 114 114 Ha 125 125 Ha 137 521 Ha 2.169 - Bibit Bayu 101 Ha - - - - - - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 -
Tabel T-III.D.2.
Indikasi Rencana Program Prioritas yang Disertai Kebutuhan Pendanaan Provinsi Aceh
Dalam Rp. 000.000.
Kode Bidang UrusanPemerintahan
dan Program Prioritas Pembangunan/kegiatan
Indikator Kinerja Program (Output)
Kondisi Kinerja Awal RPJM Aceh
Tahun 2012
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
SKPD PENANG
GUNG JAWAB
Tahun 2013 Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMA
(1) (2) (4) (5) (7)
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017
(13) 15= 5+7+9+11+13
URUSAN PILIHAN
KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN
(9) (11)
BTL
APARATUR
Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan
- Bibit Bayu 101 Ha - - - - - - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - Bibit Rotan 12 Ha - - - - - - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - Bibit Alpukat 24 Ha - - - - - - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - Bibit Kayu Manis 73 Ha - - - - - - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - Bibit Cendana 30 Ha - - - - - - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - Bibit Pinus 3 Ha - - - - - - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - Bibit Karet 105 Ha 23 Ha 231 25 Ha 254 28 Ha 31 31 Ha 34 34 Ha 37 141 Ha 587 - Bibit Kemiri 35 Ha - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - Bibit Duku 20 Ha 4 Ha 44 5 Ha 48 5 Ha 6 6 Ha 6 6 Ha 7 27 Ha 112 - Bibit Jati 58 Ha 13 Ha 128 14 Ha 140 15 Ha 17 17 Ha 19 19 Ha 21 78 Ha 324 - Bibit Durian 213 Ha - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 -
2 02 01 15 03 b). Pengembangan Hasil Hutan Non KayuTerlaksananya Hasil Hutan Non Kayu
442 Ha 101 Ha 1.010 111 Ha 1.111 122 Ha 1.222 134 Ha 1.344 148 Ha 1.478 616 Ha 6.164
- Bibit Gaharu 124 Ha 29 Ha 285 31 Ha 314 35 Ha 345 38 Ha 380 42 Ha 418 174 Ha 1.741 - Bibit Rambutan 2 Ha - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Bibit Rotan 58 Ha 13 Ha 133 15 Ha 147 16 Ha 161 18 Ha 178 20 Ha 195 81 Ha 814 - Bibit Rabung Batu Lebah 4 Ha 1 Ha 9 1 Ha 10 1 Ha 11 1 Ha 12 1 Ha 13 6 Ha 56 - Bibit Jernang 75 Ha 17 Ha 173 19 Ha 190 21 Ha 209 23 Ha 230 25 Ha 253 105 Ha 1.053 - Bibit Angsana 1 Ha - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Bibit Jeruk Nipis 15 Ha 3 Ha 35 4 Ha 38 4 Ha 42 5 Ha 46 5 Ha 51 21 Ha 211 - Bibit Jeruk Citroen 12 Ha 3 Ha 28 3 Ha 30 3 Ha 33 4 Ha 37 4 Ha 40 17 Ha 169 - Bibit Asam Glugur 15 Ha 3 Ha 35 4 Ha 38 4 Ha 42 5 Ha 46 5 Ha 51 21 Ha 211 - Bibit Cendana 26 Ha 6 Ha 60 7 Ha 66 7 Ha 72 8 Ha 80 9 Ha 88 37 Ha 365 - Bibit Rumbia 100 Ha 23 Ha 230 25 Ha 253 28 Ha 278 31 Ha 306 34 Ha 337 140 Ha 1.404 - Bibit Bambu 10 Ha 2 Ha 23 3 Ha 25 3 Ha 28 3 Ha 31 3 Ha 34 14 Ha 140
2 02 01 15 13 c).Pembinaan dan Pengendalian Peredaran Industri Hasil Hutan
Tertipnya peredaran industri hasil hutan
219 Industri 263 Industri 250 315 Industri 300 378 Industri 360 454 Industri 432 545 Industri 518 10 Industri 1.860
2 02 01 16 Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan
2 02 01 16 05 a). Pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Terbangunannya Tanaman Hutan pada DAS Prioritas dan Tersedianya - Bibit Kehutanan
1.415 Ha 276 Ha 5.238 327 Ha 6.222 350 Ha 6.653 405 Ha 7.687 448 Ha 8.513 1.806 Ha 34.313
- Bibit Pinus Merkusii 53,20 Ha 12 Ha 232 13 Ha 256 15 Ha 281 16 Ha 309 18 Ha 340 75 Ha 1.419
Volume Satuan Volume Satuan Rp Volume Satuan Rp Volume Satuan Rp Volume
Satuan Rp Volume Satuan Rp Volume Satuan Rp
(3) (6) (8) (10) (12) (14) (16) (17)
Kode Bidang UrusanPemerintahan
dan Program Prioritas Pembangunan/kegiatan
Indikator Kinerja Program (Output)
Kondisi Kinerja Awal RPJM Aceh
Tahun 2012
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
SKPD PENANG
GUNG JAWAB
Tahun 2013 Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMA
(1) (2) (4) (5) (7)
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017
(13) 15= 5+7+9+11+13(9) (11)
- Bibit Jemblang 32,50 Ha - Ha - 8 Ha 152 - Ha - 11 Ha 209 12 Ha 230 31 Ha 591 - Bibit Rambutan 6,50 Ha - Ha - 3 Ha 57 3 Ha 63 4 Ha 69 4 Ha 76 14 Ha 265 - Bibit Trembesi 18,50 Ha - Ha - 5 Ha 89 - Ha - 6 Ha 114 7 Ha 125 17 Ha 328 - Bibit Mahoni 187,65 Ha 43 Ha 820 47 Ha 902 52 Ha 992 57 Ha 1.091 63 Ha 1.201 263 Ha 5.006 - Bibit Sengon 64,25 Ha 15 Ha 281 16 Ha 309 18 Ha 340 20 Ha 374 22 Ha 411 90 Ha 1.714 - Bibit Meranti 11,50 Ha - Ha - 1 Ha 19 2 Ha 38 - Ha - 3 Ha 57 6 Ha 114 - Bibit Durian 64,65 Ha 15 Ha 283 16 Ha 311 18 Ha 342 20 Ha 376 22 Ha 414 91 Ha 1.725 - Bibit Pulai 0,25 Ha 1 Ha 19 1 Ha 21 1 Ha 23 1 Ha 25 1 Ha 28 6 Ha 116 - Bibit Jati 64,15 Ha 15 Ha 280 16 Ha 308 18 Ha 339 20 Ha 373 22 Ha 410 90 Ha 1.711 - Bibit Soga 28,00 Ha - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Bibit Pinus 35,50 Ha 8 Ha 155 9 Ha 171 10 Ha 188 11 Ha 206 12 Ha 227 50 Ha 947 - Bibit Bambu 18,50 Ha - Ha - 3 Ha 57 3 Ha 63 4 Ha 69 4 Ha 76 14 Ha 265 - Bibit Beringin 34,50 Ha - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Bibit Sentang 507,90 Ha 117 Ha 2.220 128 Ha 2.441 141 Ha 2.686 155 Ha 2.954 171 Ha 3.250 713 Ha 13.550 - Bibit Cemara Laut 51,00 Ha - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Bibit Kemiri 11,00 Ha - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Bibit Petai Papan 7,50 Ha - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Bibit Ketapang 0,50 Ha 1 Ha 19 1 Ha 21 1 Ha 23 1 Ha 25 1 Ha 28 6 Ha 116 - Bibit Jabon 35,00 Ha 8 Ha 153 9 Ha 168 10 Ha 185 11 Ha 204 12 Ha 224 49 Ha 934 - Bibit Jengkol 26,75 Ha - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Ha - - Bibit Mangrove 156,00 Ha 36 Ha 682 39 Ha 750 43 Ha 825 48 Ha 907 53 Ha 998 219 Ha 4.162 - Bibit Mangga 2 Ha 38 4 Ha 76 6 Ha 114 10 Ha 190 11 Ha 209 33 Ha 627 - Bibit MPTS 3 Ha 57 6 Ha 114 8 Ha 152 10 Ha 190 11 Ha 209 38 Ha 722
2 02 01 17
2 02 01 17 16 a).Pengembangan Taman Hutan Raya Pocut Meurah Intan
Perlindungan dan Pengamanan Hutan
110 Ha 29 Ha 560 32 Ha 616 36 Ha 678 39 Ha 746 43 Ha 820 180 Ha 3.421
- Bibit Pinus 2,5 Ha 1 Ha 11 1 Ha 12 1 Ha 13 1 Ha 15 1 Ha 16 4 Ha 67 - Bambu Pagar 0,5 Ha 1 Ha 19 1 Ha 21 1 Ha 23 1 Ha 25 1 Ha 28 6 Ha 116 - Rabung Batu Lebah 0,3 Ha 1 Ha 19 1 Ha 21 1 Ha 23 1 Ha 25 1 Ha 28 6 Ha 116
Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan
- Rabung Batu Lebah 0,3 Ha 1 Ha 19 1 Ha 21 1 Ha 23 1 Ha 25 1 Ha 28 6 Ha 116 - Bibit Angsana 1 Ha 1 Ha 19 1 Ha 21 1 Ha 23 1 Ha 25 1 Ha 28 6 Ha 116 - Bibit Kaliandra 1 Ha 1 Ha 19 1 Ha 21 1 Ha 23 1 Ha 25 1 Ha 28 6 Ha 116 - Bibit Gamal 1 Ha 1 Ha 19 1 Ha 21 1 Ha 23 1 Ha 25 1 Ha 28 6 Ha 116 - Bibit Sentang 48 Ha 11 Ha 210 12 Ha 231 13 Ha 254 15 Ha 279 16 Ha 307 67 Ha 1.281 - Bibit Durian 7 Ha 2 Ha 31 2 Ha 34 2 Ha 37 2 Ha 41 2 Ha 45 10 Ha 187 - Bibit Meranti 15,5 Ha 4 Ha 68 4 Ha 75 4 Ha 82 5 Ha 90 5 Ha 99 22 Ha 414 - Bibit Jabon 9 Ha 2 Ha 39 2 Ha 43 3 Ha 48 3 Ha 52 3 Ha 58 13 Ha 240 - Bibit Cendana 7 Ha 2 Ha 31 2 Ha 34 2 Ha 37 2 Ha 41 2 Ha 45 10 Ha 187 - Bibit Rambutan 5 Ha 1 Ha 22 1 Ha 24 1 Ha 26 2 Ha 29 2 Ha 32 7 Ha 133 - Bibit Mangga 6,5 Ha 1 Ha 28 2 Ha 31 2 Ha 34 2 Ha 38 2 Ha 42 9 Ha 173 - Bibit Suren 6 Ha 1 Ha 26 2 Ha 29 2 Ha 32 2 Ha 35 2 Ha 38 8 Ha 160
2 02 01 17 18 b).Pembinaan PAMHUT,Pengamanan hutan dan operasi ilegal logging
Perlindungan dan Pengamanan Hutan, pembinaan Pamhut, Evaluasi dan Monitoring perambahan hutan
1.902/23
Orang/ Kab./Kota
1.902/23
Orang/ Kab./Kota
39.660 1.902/23
Orang/ Kab./Ko
ta
40.160 1.902/23
Orang/ Kab./Ko
ta
40.660 1.902/23
Orang/ Kab./Ko
ta
41.160 1.902/23
Orang/ Kab./Ko
ta
41.660 1.902/23
Orang/ Kab./Ko
ta
203.298
2 02 01 20
2 02 01 20 07 a). Pemantapan dan Pengendalian Kawasan HutanTerwujudnya letak batas kawasan hutan di lapangan
462 Km 133 Km 1.992 153 Km 2.291 176 Km 2.635 202 Km 3.030 232 Km 3.485 896 Km 13.433
2 02 01 20 09 b).Identifikasi Perambahan Kawasan dan Potensi Pengembangan Hutan
Terwujudnya kepastian perizinan penggunaan kawasan hutan untuk kegiatan non kehutanan
45 Lokasi 20 Lokasi 480 20 Lokasi 576 20 Lokasi 691 20 Lokasi 829 20 Lokasi 995 20 Lokasi 3.572
Jumlah total 1.246.498
64.282
Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan
STRUKTUR ORGANISASI DINAS KEHUTANAN ACEH
Qanun Aceh Nomor 15 tahun 2012 Tentang: Perubahan Atas Qanun Aceh Nomor 5 tahun 2007 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas,Lembaga Teknis,Lembaga daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Kepala Dinas
Ir. Husaini Syamaun, MM Pembina Utama Madya (IV/d) Nip. 19600515 198703 1 008
Seksi Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Khaidir, SP,.MP Penata TK.I (III/d)
Nip. 19731209 200003 1 001
Seksi Data dan Informasi
Andi Erlita, S,Hut,.MM Penata Tk.I (III/d)
Nip. 19690624 199203 2 002
Seksi Penyusunan Program
Ir.Marhainy Martin Penata Tk.I (III/d)
Nip. 19610813 199403 2 001
Bidang Perlindungan dan rehabilitasi Lahan
Jamaluddin, S.Hut,M.Si Penata Tk.I (III/d)
Nip. 19580306 198301 1 001
Bidang Bina Usaha Kehutanan
Alfuadi,BScF,SP Penata Tk.I (III/d)
Nip. 19580310 198703 1 004
Bidang Planologi Kehutanan
Ir. Saminuddin B.Tou,.M.Si Pembina Tk.I (IV/b)
Nip. 19610131 199102 1 001
Seksi Inventarisasi dan Perencanaan Hutan
M. Zulhasridsyah,S.Hut,.Menv.Mgmt Penata (III/c)
Nip. 19710530 200212 1 002
Bidang Program dan Pelaporan
Kariamansyah, S.Hut,.MP Penata Tk.I (III/d)
Nip. 19731011 200504 1 001
Sub Bagian Keuangan
Yusriani,SE Penata Tk.I (III/d)
Nip. 19750809 199903 2 002
Sub Bagian Kepegawaian dan TL
Fahrizal, S.Sos Penata (III/c)
Nip. 19620222 198901 1 002
Sub Bagian Umum
Andi, SE Penata Tk.I (III/d)
Nip. 19621231 198812 1 004
Sekretariat
Win Rima Putra, S.Hut Pembina
Nip. 19670915 199703 1 004
Seksi Perlindungan Hutan
Muharys, SP Penata (III/c)
Nip. 19580727 198603 1 007
Seksi Pengujian dan Peredaran Hasil Hutan
Edi Marzuki,S.Hut Penata (III/c)
Nip. 19690329 200212 1 002
Seksi Pemungutan dan pengolahan Hasil Hutan
Naharuddin,S.Hut,.M.Si Penata Tk.I (III/d)
Nip. 19720519 200003 1 003
Seksi Usaha Pemanfaatan Hutan
Jumadil Akhir,S.Hut,.M.Si Penata (III/c)
Nip. 19730808 200604 1 001
Seksi Perpetaan dan Pemantapan Kawasan Hutan
Syafaruddin, SP Penata TK.I (III/d)
Nip. 19580828 198602 1 004
Seksi Penatagunaan Kawasan Hutan
Usman, SP Penata Tk.I (III/d)
Nip. 19601231 198901 1 003
Seksi Pemantauan,Evaluasi dan Pelaporan
Anas Mahmudi,S.Hut,MMA Penata Tk.I (III/d)
Nip. 19721007 1999903 1 004
Seksi Kawasan Lindung dan Konservasi
Sulaiman,S.Hut,.M.Si Penata (III/c)
Nip. 19750707 200604 1 007
UPTD KPH DAS Wil 1
Azhari Mauny Pembina (IV/a)
Nip. 19580613 198712 1 001
UPTD KPH Tahura PMI
Amri Samadi,S.Hut,.M.Si Penata TK.I (III/d)
Nip. 19730412 200003 1 005
Kelompok Jabatan Fungsional