Rcn Prasarana

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/21/2019 Rcn Prasarana

    1/17

    4-1

    RTRW Provinsi Papua Barat

    L a o r a n R e n c a n a

    2008 - 2028

    4.2. RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM PRASARANA WILAYAH

    Rencana pengembangan sistem prasarana wilayah bertujuan untuk:

    (1) Meningkatkan posisi Papua Barat menjadi kawasan yang lebih kompetitif dan

    memiliki daya saing dengan wilayah-wilayah lain di NKRI.

    (2) Mendukung pemerataan pertumbuhan ekonomi wilayah.

    (3) Membuka keterisolasian antar wilayah.

    4.2.1. Rencana Pengembangan Sistem Transportasi

    Pembangunan infrastruktur transportasi mempunyai peran penting dalam pengembangan

    suatu wilayah serta mendukung pertumbuhan sektor-sektor lain. Ketersediaan

    aksesibilitas ataupun keterjangkauan pelayanan infrastruktur transportasi dapat lebih

    mempererat dukungan antar wilayah maupun pemerataan pembangunan antar wilayah.

    Provinsi Papua Barat merupakan wilayah strategis di bagian Timur Indonesia serta

    mempunyai potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang perlu

    dikembangkan secara terpadu dan didukung oleh tersedianya pelayanan infrastruktur

    transportasi yang dapat menjangkau keseluruh wilayah provinsi. Masih terbatasnya

    ketersediaan pelayanan infrastruktur transportasi di Provinsi Papua Barat merupakan

    kendala terbesar bagi pembangunan tersebut sehingga diperlukan suatu komitmen dan

    rencana aksi pembangunan infrastruktur transportasi yang diharapkan mempercepat

    pembangunan wilayah tersebut secara terpadu.

    1. Kebijakan Transportasi Darat

    a. Mengembangkan jaringan transportasi;

    b. Membuka akses daerah terisolir;

    c. Meningkatkan aksesibitas kawasan andalan;

    d. Mendukung pemanfaatan potensi dan keunggulan wilayah;

    e. Mendukung sistem integrasi antarmoda transportasi;

    f. Meningkatkan keselamatan transportasi;

    2. Kebijakan Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyebrangan

    a. Kelancaran koleksi, distribusi dan mobilitas;

    b. Aksesibilitas antara kawasan andalan dan kawasan sub regional dan kawasan

    internasional;

    c. Meningkatkan volume perdagangan melalui pelabuhan-pelabuhan;

    d. Pengembangan jaringan prasarana pelabuhan laut dengan memperhatikan

    tatanan kepelabuhanan nasional;

  • 7/21/2019 Rcn Prasarana

    2/17

    4-2

    RTRW Provinsi Papua Barat

    L a o r a n R e n c a n a

    2008 - 2028

    e. Pengembangan jaringan lalu-lintas angkutan laut untuk menjangkau kota-kota di

    sepanjang garis pantai;

    f. Pengembangan keselamatan dan keamanan pelayaran.

    3. Kebijakan Transportasi Udara

    a. Memantapkan, fungsi bandar udara pusat penyebaran di Provinsi Papua dan

    Provinsi Papua Barat;

    b. Mendukung pengembangan potensi pariwisata;

    c. Membuka dan memantapkan jalur internasional;

    d. Pengembangan jalur Selatan yang masih terisolir dan terbatas prasarana jalan

    dan laut.

    4. Rencana Pengembangan Infrastruktur Transportasi Darat, Laut dan Udara adalah:

    a. Mengembangkan sistem jaringan arteri primer sebagai penghubung antar PKN

    dan antara PKN dan PKW.

    b. Mengembangkan jalan kolektor primer sebagai penghubung antar PKW, antara

    PKW dengan PKL.

    c. Mengembangkan jaringan transportasi laut sebagai penghubung kota-kota

    sepanjang pantai.

    d. Mengembangkan jaringan transportasi udara yang berfungsi sebagai

    penghubung dan pembuka keterisolasian kota-kota di wilayah pedalaman.

    e. Mengembangkan transportasi terpadu dalam rangka mendukung pengembangan

    PKN.

    f. Mengembangkan pelabuhan dan bandar udara untuk mendukung PKN dan

    PKW.

    A. Konsep Pengembangan

    Fungsi sarana transportasi adalah untuk melayani perpindahan manusia dan barang dari

    suatu tempat ke tempat lain serta menjembatani keterkaitan fungsional antar kegiatan

    sosial ekonomi di dalam wilayah Papua Barat maupun dengan wilayah tetangga yang

    berhubungan.

    Tujuan dan Sasaran Pengembangan Sistem Transportasi

    Tujuan pengembangan tata ruang di Provinsi Papua Barat adalah untuk memantapkan

    posisi Papua Barat di kancah nasional dengan menjadi provinsi yang kompetitif dan juga

    disertai dengan pemerataan pertumbuhan ekonomi di setiap wilayah di dalam Papua

    Barat.

  • 7/21/2019 Rcn Prasarana

    3/17

    4-3

    RTRW Provinsi Papua Barat

    L a o r a n R e n c a n a

    2008 - 2028

    Untuk itu tujuan pengembangan sistem transportasi di Papua Barat agar sejalan dengan

    tujuan pengembangan tata ruangnya adalah sebagai berikut:

    1. Tujuan untuk meningkatkan posisi Papua Barat menjadi kawasan yang lebih

    kompetitif dan memiliki daya saing dengan wilayah-wilayah lain di NKRI yang

    meliputi: Menunjang kegiatan ekspor impor Papua Barat dengan wilayah lainnya.

    Menunjang sektor-sektor utama di Papua Barat yaitu perikanan tangkap,

    kehutanan, dan pertambangan penggalian.

    2. Tujuan untuk mendukung pemerataan pertumbuhan ekonomi wilayah.

    Meningkatkan hubungan antar kota-kota dalam Papua Barat yang mendukung

    pembentukan struktur ruang Papua Barat.

    Memperlancar arus distribusi barang dan jasa.

    3. Membuka keterisolasian wilayah.

    Meningkatkan aksesibilitas wilayah.

    Menghubungkan pergerakan antar wilayah.

    Pola Hubungan Sistem Kegiatan

    Kondisi umum wilayah, penduduk, dan pelayanan transportasi adalah sebagai berikut:

    1. Kondisi topografi yang berupa. pegunungan di bagian tengah dan daerah dataran

    yang luas berupa rawa di wilayah pantai;

    2. Jumlah penduduk kurang lebih 70% penduduk hidup di pedesaan/kampung dan

    pegunungan tengah yang terpencil;

    3. Wilayah Papua Barat mempunyai potensi sumberdaya alam yang sangat besar;

    4. Mengembangkan transportasi keperintisan untuk wilayah pedalaman dan terpencil;

    5. Mempercepat dan memperlancar pergerakan penumpang dan barang;

    6. Angkutan barang baik melalui kapal Ro-Ro maupun kapal konvensional;

    7. Angkutan komoditas khusus dengan moda transportasi udara;

    8. Memperhatikan aspek keterpaduan ekonomi, keadilan dan negara kesatuan.

    Pola hubungan sistem kegiatan diperlukan agar tujuan pengembangan sistem tranportasi

    dapat tercapai. Struktur ruang yang ada saat ini belum mendukung sistem kota-kota yang

    fungsional sehingga menghambat pertumbuhan ekonomi dalam wilayah-wilayah di

    Papua Barat. Beberapa wilayah di dalam Papua Barat saat ini hanya bisa dituju dengan

    moda transportasi laut atau udara dikarenakan karakteristik fisik dari Papua Barat. Untuk

    itu, pola hubungan sistem kegiatan berupa pola pengembangan sistem transportasi yang

    terpadu dalam satu kesatuan sistem transportasi darat, laut, dan udara, dan terintegrasi

    dengan tata ruang wilayah Papua Barat.

  • 7/21/2019 Rcn Prasarana

    4/17

    4-4

    RTRW Provinsi Papua Barat

    L a o r a n R e n c a n a

    2008 - 2028

    B. Rencana Transportasi Darat

    Rencana Jalan

    Pembangunan transportasi darat diprioritaskan pada:

    1. Pembangunan prasarana jalan dan fasilitas keselamatan transportasi jalan

    terkait dengan penanganan 11 (sebelas) ruas jalan strategis yaitu ruas-ruas:Sorong-Klamono-Ayamaru-Maruni, Manokwari-Maruni-Mameh-Bintuni, Sorong-

    Makbon-Mega, Fak-Fak-Hurimber-Bomberay;

    2. Pembangunan fasilitas keselamatan transportasi jalan terkait dengan

    penanganan ruas-ruas lain dalam rangka membuka isolasi dan pengembangan

    daerah potensi baru;

    3. Pengembangan simpul jaringan transportasi jalan untuk terminal penumpang

    Tipe A, diutamakan pada kota-kota yang berfungsi sebagai Pusat Kegiatan

    Nasional (PKN) atau kota-kota lain yang memiliki permintaan tinggi untuk

    pergerakan penumpang antar kota, dan antar provinsi.

    Untuk itu rencana jaringan jalan yang dapat diterapkan untuk mendukung struktur

    ruang wilayah dengan tetap memperhatikan kondisi eksisting fisik di Papua Barat

    adalah sebagai berikut:

    1. Pembangunan Jalan Arteri Primer:

    a. Ruas Jalan Teminabuan-Kota Sorong (perbaikan).

    b. Ruas Jalan Bintuni-Kota Sorong melalui Teminabuan.

    c. Ruas Jalan Kota Sorong-Klamono, Kambuaya, Kebar, Mubrani, Prafi,

    Maruni-Manokwari (perbaikan).

    2. Pembangunan Jalan Arteri Sekunder:

    a. Ruas Jalan Teminabuan-Manokwari (perbaikan).

    b. Ruas Jalan Bintuni-Manokwari (melalui Manokwari-Maruni-Mameh-

    Bintuni).

    c. Ruas Jalan Manokwari-Maruni-Granbari-Ransiiki-Mameh.

    3. Pembangunan Jalan Kolektor Primer:

    a. Ruas Jalan Sorong-Makbon.

    b. Ruas Jalan Kambuaya (Ayamaru)-Teminabuan.

    c. Ruas Jalan Sorong-Seget.

    d. Ruas Jalan Manokwari-Mubrani.

    e. Ruas Jalan Mameh-Bintuni.

    f. Ruas Jalan Fak Fak-Hurimber-Kokas.

    g. Ruas Jalan Fak Fak-Torea-Werba-Siboru.

    h. Ruas Jalan Hurimber-Baham-Bomberai.

  • 7/21/2019 Rcn Prasarana

    5/17

  • 7/21/2019 Rcn Prasarana

    6/17

    4-6

    RTRW Provinsi Papua Barat

    L a o r a n R e n c a n a

    2008 - 2028

    Rencana transportasi laut di Papua Barat memiliki peranan penting dan untuk itu

    rencananya adalah sebagai berikut :

    1. Rencana peningkatan hubungan dalam skala nasional.

    a. Pengembangan Pelabuhan Internasional di Sorong. Mendorong Fungsi

    Sorong Sebagai PKN.

    b. Pembangunan Pelabuhan Nasional Manokwari dan Kaimana.

    Mendorong fungsi kedua wilayah ini sebagai PKW.

    c. Pembangunan dermaga penumpang/barang untuk mendukung simpul

    penyeberangan lintas provinsi.

    2. Rencana pengembangan pelabuhan umum, dan pelabuhan khusus.

    a. Rencana Pelabuhan umum.

    Pembangunan Pelabuhan Arar di Sorong diarahkan menjadi

    pelabuhan internasional dengan fungsi sebagai pelabuhan utama

    sekunder. Pembangunan Pelabuhan Nasional di Manokwari dan Kaimana

    dengan fungsi sebagai pelabuhan utama tersier.

    b. Rencana pengembangan pelabuhan umum sebagaimana dimaksud di

    atas meliputi:

    Pengembangan Pelabuhan Manokwari yang mempunyai fungsi

    pelabuhan pengumpan primer dan Oransbari yang mempunyai

    fungsi pelabuhan pengumpan sekunder.

    Pelabuhan Waisior dan Windesi di Kabupaten Teluk Wondama yang

    mempunyai fungsi pelabuhan pengumpan sekunder.

    Pelabuhan Sorong yang mempunyai fungsi pelabuhan pengumpan

    primer, sedangkan pelabuhan Fatanlap, Klamono, Makbon, Mega,

    Seget, Sele, Susunu, Salawati, Sailolof, Muarana mempunyai fungsi

    pelabuhan pengumpan sekunder di Sorong, Bomberay yang

    mempunyai fungsi pelabuhan pengumpan primer, sedangkan Fak

    Fak, Kokas, P.Adi, Karas, Adijaya di Fak-Fak mempunyai fungsi

    pelabuhan pengumpan sekunder.

    Pelabuhan Kaimana yang mempunyai fungsi pelabuhan pengumpan

    primer, sedangkan Kalobo, Kangka, Kasim dan Etna mempunyai

    fungsi pelabuhan pengumpan sekunder di Kaimana, Kabare,

    Saonek, Saokorem di Raja Ampat dengan fungsi sebagai pelabuhan

    pengumpan sekunder.

    Pelabuhan Teminabuan yang mempunyai fungsi pelabuhan

    pengumpan primer, Waigama, Inanwatan di Kabupaten Sorong

  • 7/21/2019 Rcn Prasarana

    7/17

    4-7

    RTRW Provinsi Papua Barat

    L a o r a n R e n c a n a

    2008 - 2028

    Selatan, Babo, Bintuni di Kabupaten Teluk Bintuni yang mempunyai

    fungsi pelabuhan pengumpan sekunder.

    c. Transportasi laut sebagai pendukung sistem kota-kota dalam struktur

    ruang wilayah.

    Pembangunan dermaga/pelabuhan lokal di distrik padat permukiman danatau kepulauan terpencil di Kabupaten Raja Ampat. Antara lain: Misool,

    Misool Timur Selatan, Waigeo Barat.

    d. Selain pengaturan pada tatanan kepelabuhan, jaringan transportasi laut

    juga mengatur hal-hal yang terkait dengan alur lintas penyeberangan.

    Berdasarkan Pasal 24 ayat 3, disebutkan bahwa lintas penyeberangan

    terdiri dari:

    Lintas penyeberangan antar provinsi yang menghubungkan

    antarjaringan jalan nasional dan antarjaringan jalur kereta api

    antarprovinsi;

    Lintas penyeberangan antar negara yang menghubungkan

    antarjaringan jalan pada kawasan perbatasan;

    Lintas penyeberangan lintas kabupaten/kota yang menghubungkan

    antarjaringan jalan provinsi dan jaringan jalur kereta api dalam

    provinsi; dan

    Lintas pelabuhan penyeberangan dalam kabupaten/kota yang

    menghubungkan antarjaringan jalan kabupaten/kota dan jaringan

    jalur kereta api dalam kabupaten/kota.

    Lintas penyeberangan tersebut membentuk jaringan penyeberangan

    sabuk utara, sabuk tengah, sabuk selatan, dan penghubung sabuk dalam

    wilayah nasional. Wilayah Provinsi Papua Barat terrmasuk ke dalam

    lintas penyeberangan sabuk utara yang merupakan lintas

    penyeberangan antarprovinsi dan terdiri dari lintas Bitung-Ternate-

    Patani-Sorong, Manokwari-Biak-Jayapura. Untuk lintasan antar

    kabupaten/kota di Provinsi Papua Barat pada saat ini sudah terlayani

    dengan baik, namun perlu adanya penambahan frekuensi lintas antar

    kabupaten/kota tersebut agar terjadi peningkatan pelayanan mengingat

    perhubungan laut merupakan alernatif yang paling memungkinkanapabila terjadi kerusakan pada trasnportasi darat dan pengembangan

    transportasi udara yang belum memadai.

  • 7/21/2019 Rcn Prasarana

    8/17

    4-8

    RTRW Provinsi Papua Barat

    L a o r a n R e n c a n a

    2008 - 2028

    Gambar 4.2 Peta Arahan Pengembangan Transportasi Darat

  • 7/21/2019 Rcn Prasarana

    9/17

    4-9

    RTRW Provinsi Papua Barat

    L a o r a n R e n c a n a

    2008 - 2028

    Gambar 4.3 Peta Arahan Pengembangan Transportasi Laut

  • 7/21/2019 Rcn Prasarana

    10/17

    4-10

    RTRW Provinsi Papua Barat

    L a o r a n R e n c a n a

    2008 - 2028

    D. Rencana Transportasi Udara

    Pembangunan Transportasi Udara diprioritaskan pada:

    1. Bandar udara pusat penyebaran dengan skala pelayanan tersier untuk

    pengembangan wilayah dengan prioritas tinggi di Rendani-Manokwari, danDomine Eduard Osok-Sorong;

    2. Bandar udara pusat penyebaran dengan skala pelayanan tersier untuk

    pengembangan wilayah dengan prioritas sedang di Waisai;

    3. Bandar udara bukan pusat penyebaran untuk pengembangan wilayah dengan

    prioritas sedang di Torea-Fak Fak, Utarom, Bintuni, Wasior, Babo, Anggi,

    Kebar, Ransiki, Inanwatan, Teminabuan, Ayawasi, Kambuaya (Ayamaru),

    Werur.

    Pembangunan fasilitas transportasi udara akan dilakukan di setiap wilayah di

    Papua Barat dengan perincian sebagai berikut:

    1. Pembangunan lapangan udara bukan pusat penyebaran untuk

    pengembangan wilayah dengan prioritas sedang: Torea-Fak Fak, Bintuni,

    Wasior, Babo, Anggi, Kebar, Ransiki, Inanwatan, Teminabuan, Ayawasi,

    Ayamaru (Kambuaya);

    2. Pembangunan lapangan udara perintis untuk angkutan kepulauan: Wilayah

    Raja Ampat, Wilayah Teluk Wondama.

    Pengaturan rencana ruang udara didasarkan pada kawasan keselamatan operasi

    penerbangan sebagaimana dijelaskan pada tabel dan gambar berikut:

    Tabel 4.1

    Pengaturan Rencana Ruang Udara Berdasarkan Kawasan Keselamatan OperasiPenerbangan

    Kawasan Keselamatan OperasiPenerbangan

    Definisi

    Permukaan Pendekatan dan LepasLandas

    Permukaan di bawah lintasan pesawat udarasetelah lepas landas atau akan mendarat,yaitu sejauh 15 km dari ujung landasandengan kemiringan 2%

    Kawasan Kemungkinan Bahaya

    Kecelakaan

    Bagian dari kawasan Pendekatan dan Lepas

    Landas, yaitu sejauh 3 km dari ujung landasan

    Permukaan Transisi Bidang miring sejajar poros landasan sampai315 m dari sisi landasan, dengan kemiringan14,3% sampai memotong PermukaanHorizontal Dalam

    Permukaan Horizontal Dalam Bidang datar di atas dan di sekitar bandaradengan radius 4 m dari ujunglandasan/permukaan utama dengan ketinggian+51 m di atas ketinggian ambang landasan

  • 7/21/2019 Rcn Prasarana

    11/17

    4-11

    RTRW Provinsi Papua Barat

    L a o r a n R e n c a n a

    2008 - 2028

    Kawasan Keselamatan OperasiPenerbangan

    Definisi

    yang ditetapkan, yaitu ambang landasan 29dengan ketinggian +731,783 m dpl, sehinggaketinggian Permukaan Horizontal Dalam iniadalah +782,783 m dpl

    Permukaan Kerucut Bidang miring antara jarak 4 km sampai 6 kmdari ujung landasan/ permukaan utama,dengan kemiringan 5%, yang meng-hubungkan tepi luar Permukaan HorizontalDalam dengan tepi Dalam Permukaan HorizontalLuar

    Permukaan Horizontal Luar Bidang datar di sekitar bandara dengan radiusmulai dari 6 km sampai 15 km dari ujunglandasan, dengan ketinggian +156 m di atasketinggian ambang landasan atau ketinggian+887,783 m dpl

    Gambar 4.4 Ilustrasi Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan

  • 7/21/2019 Rcn Prasarana

    12/17

    4-12

    RTRW Provinsi Papua Barat

    L a o r a n R e n c a n a

    2008 - 2028

    4.2.2. Rencana Pengembangan Sistem Prasarana Pengairan

    Pengembangan sistem prasarana pengairan diarahkan untuk:

    1. Meningkatkan ketersediaan air baku yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai sektor

    untuk seluruh wilayah melalui pembangunan waduk-waduk pada kawasan yangsecara hidrologis, geologis, dan topografis memungkinkan. Secara khusus, dalam

    jangka pendek sektor-sektor yang mendapat prioritas dalam pelayanan prasarana

    pengairan adalah sektor perdesaan untuk mendukung kegiatan pertanian dan

    pertambangan dan sektor perkotaan untuk mendukung kegiatan industri pengolahan.

    2. Pembangunan waduk-waduk diarahkan untuk fungsi konservasi ekosistem,

    pengendalian banjir, serta untuk menyuplai ke kawasan-kawasan strategis terdekat

    seperti daerah kawasan industri, kawasan budidaya pertanian unggulan, kawasan

    pertambangan dan kota-kota pusat kegiatan.

    3. Pengamanan daerah dataran tengah yang juga merupakan daerah potensial air

    bawah tanah serta daerah aliran sungai utama melalui langkah-langkah pelestarian

    kawasan, pengamanan kawasan penyangga, pelestarian dan pengamanan

    sumberdaya air, pencegahan erosi, dan pencegahan pencemaran air.

    Mengembangkan jaringan irigasi yang diprioritaskan di dataran tengah Kepala Burung

    untuk mendukung wilayah pengembangan Sorong pada khususnya dan wilayah

    pengembangan Manokwari pada umumnya dan di dataran selatan untuk mendukung

    wilayah pengembangan Fak Fak.

  • 7/21/2019 Rcn Prasarana

    13/17

    4-13

    RTRW Provinsi Papua Barat

    L a o r a n R e n c a n a

    2008 - 2028

    Gambar 4.5 Peta Arahan Pengembangan Transportasi Udara

  • 7/21/2019 Rcn Prasarana

    14/17

    4-14

    RTRW Provinsi Papua Barat

    L a o r a n R e n c a n a

    2008 - 2028

    4.2.3. Rencana Pengembangan Sistem Prasarana Energi

    Rencana pengembangan sistem prasarana energi diarahkan untuk:

    1. Meningkatkan ketersediaan energi/listrik untuk mendukung kegiatan permukiman dan

    sistem aktivitas pada sentra-sentra produksi melalui kebijakan pengembanganprasarana listrik/energi.

    2. Mengembangkan sumber-sumber energi baru guna mengantisipasi sulitnya

    pemenuhan energi listrik (krisis listrik) di masa depan akibat kenaikan bahan bakar

    minyak. Sumber energi yang potensial dan sesuai dengan karakteristik wilayah

    Provinsi Papua Barat yang tersebar dan tidak kompak adalah batubara, tenaga air

    (pembangkit listrik mikro hidro), gelombang, dan nuklir.

    3. Memberikan peluang dengan menyediakan perangkat insentif yang dapat menarik

    investor/swasta untuk membangun sumber energi baru dengan tetap menjaga

    kelestarian lingkungan.

    4. Memberikan peluang dan insentif kepada swadaya masyarakat untuk membangun

    pembangkit-pembangkit listrik skala kecil misalnya dengan pemanfaatan sumber

    tenaga air, sumber tenaga matahari, ombak dan sebagainya.

    Arahan pengembangan sistem energi terutama listrik diarahkan sesuai dengan

    kebutuhan pengembangannya, dalam sistem pengembangan energi listrik nasional untuk

    Provinsi Papua Barat terdiri dari jaringan transmisi tenaga listrik 150 KV yang melintas di

    Kota Sorong, Kabupaten Sorong, Kabupaten Manokwari, serta Kabupaten Fak Fak.

    4.2.4. Rencana Pengembangan Sistem Prasarana Telekomunikasi

    Adapun rencana pengembangan sistem prasarana telekomunikasi di Provinsi Papua

    Barat dapat diuraikan sebagai berikut:

    1. Mempertahankan dan memelihara jaringan telekomunikasi melalui integrasi dengan

    sistem komunikasi lain dan dengan sistem permukiman.

    2. Mengembangkan jaringan komunikasi dengan cara:

    a. Mengembangkan prasarana dan sarana telekomunikasi untuk meningkatkan

    keterkaitan antar wilayah di Provinsi Papua Barat.

    b. Mengembangkan jaringan telekomunikasi sampai ke desa-desa terutama Desa

    Pusat Pertumbuhan (DPP) dalam rangka meningkatkan keterkaitan kota-desa.

    3. Mengembangkan jaringan telekomunikasi untuk mendukung pengembangan kota-

    kota dan kawasan-kawasan prioritas.

  • 7/21/2019 Rcn Prasarana

    15/17

    4-15

    RTRW Provinsi Papua Barat

    L a o r a n R e n c a n a

    2008 - 2028

    Gambar 4.6 Peta Arahan Pengembangan Pengairan

  • 7/21/2019 Rcn Prasarana

    16/17

    4-16

    RTRW Provinsi Papua Barat

    L a o r a n R e n c a n a

    2008 - 2028

    Rencana pembangunan sistem jaringan telekomunikasi sebagaimana dimaksud antara

    lain:

    a. Pengembangan sistem jaringan telekomunikasi untuk melayani PKN, PKW, PKSN,

    PKL dan kawasan strategis di Provinsi Papua Barat untuk meningkatkan

    kemudahan pelayanan telekomunikasi bagi dunia usaha dan masyarakat.b. Pengembangan sistem jaringan telekomunikasi pada kawasan yang tersebar dan

    terpencil baik di dataran maupun pulau-pulau kecil di Provinsi Papua Barat,

    sehingga komunikasi tetap berjalan, utamanya pada kawasan perbatasan dan

    kawasan prioritas.

    c. Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan satelit dalam mendorong

    pengembangan sistem prasarana telekomunikasi.

    d. Pengembangan sistem jaringan telekomunikasi untuk mengantisipasi terjadinya

    bencana alam.

    Secara umum rencana penembangan sistem telekomunikasi untuk Papua Barat

    diterapkan dengan jaringan mikro digital yang melintasi seluruh kabupaten/kota di

    Provinsi Papua Barat.

    4.2.5. Rencana Pengembangan Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan

    Adapun rencana pengembangan sistem prasarana pengelolaan lingkungan di Provinsi

    Papua Barat dapat diuraikan sebagai berikut:

    1. Meningkatkan prasarana pengelolaan lingkungan untuk mendukung kegiatan

    permukiman dan sistem aktivitas pada sentra-sentra produksi melalui kebijakan

    pengembangan prasarana lingkungan.

    2. Mengembangkan prasarana lingkungan dengan cara:

    a. Pengembangan TPA untuk melayani kota besar seperti Sorong dan

    Manokwari.

    b. Pengelolaan limbah rumah tangga dengan sistem terpadu.

    c. Pengelolaan limbah industri dan pertambangan dengan memperhatikan

    kualitas lingkungan.

    3. Pengembangan pengawasan terhadap pengelolaan limbah industri dan

    pertambangan.

    4. Penegakan hukum yang tegas bagi pengelolaan limbah industri dan pertambangan

    yang tidak sesuai dengan standar dan ketentuan yang berlaku.

  • 7/21/2019 Rcn Prasarana

    17/17

    4 17

    RTRW Provinsi Papua Barat

    L a o r a n R e n c a n a

    2008 - 2028

    Gambar 4.7 Peta Arahan Pengembangan Listrik dan Telekomunikasi